i
ANALISIS PENGELOLAAN PRODUK DEPOSITO
MUDHARABAH PADA BANK BNI SYARIAH FATMAWATI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.kom.I)
Oleh:
FAKHRI ISMANUDIN
NIM :1110053000038
KONSENTRASI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
ii
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul Analisis Pengelolaan Produk Deposito Mudharabah pada
Bank BNI Syariah Fatmawati Jakarta, telah diujikan dalam sidang munaqasah
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada Rabu,18 Maret 2015 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Program Studi
Manajemen Dakwah.
Jakarta,18 Maret 2015
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Drs.Cecep Castrawijaya, MA H.Mulkanasir, BA, S. Pd, MM
NIP.19670818199803 1 002 NIP.19550101 198302 1 001
Penguji I Penguji II
Suparto, M.Ed, Ph. D Drs.Sugiharto, MA
NIP.19710330 199803 1 004 NIP.19660806 199603 1 001
Pembimbing
Drs.H.Hasanudin Ibnu Hibban,MA
NIP.19660605 199403 1 005
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan pada penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Jika dikemudian hari saya terbuka bahwa penulisan ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,18 Maret 2015
Fakhri Ismanudin
v
ABSTRAK
Fakhri Ismanudin (11100530000380), Analisis Pengelolaan Produk Deposito
Mudharabah Pada Bank BNI Syariah Fatmawati. Program Studi
Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Di
bawah Bimbingan Drs. Hasanudin Ibnu Hibban, MA.
Suatu hal yang menarik yang di tawarkan kepada calon nasabah terhadap
produk deposito mudharabah. Hal ini mendorong Bank sebagai lembaga
penghimpunan dan penyaluran dana mempunyai peran dalam pengembangan serta
pengelolaan dari produk deposito mudharabah, nilai investasi yang
menguntungkan serta iming-iming hadiah yang ditawarkan kepada calon nasabah
membuat daya tarik tersendiri bagi para nasabah, sehingga dunia perbankan baik
perbankan Konvensional ataupun perbankan Syariah berlomba mengembangkan
inovasi pemasaran masing-masing. Tingkat keuntungan yang diperoleh nasabah
sangat berpengaruh terhadap jumlah deposito yang diinvestasikan, kemudian
jangka waktu yang disimpan, ini menjadi salah satu perhitungan keuntungan yang
akan ditawarkan bagi para nasabah.
Perumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana
strategi penghimpunan, sistem pengelolaan serta nisbah keuntungan nasabah pada
produk deposito mudharabah Bank BNI Syariah Fatmawati Jakarta Selatan. Dari
perumusan masalah tersebut maka diketahui hasil atau kesimpulan yang akan
dibahas. Manfaat dari penelitian ini secara akademis adalah sebagai wawasan atau
pengetahuan bagi mahasiswa pada produk penghimpunan dana deposito
mudharabah dan manfaat secara praktis adalah dapat menjadi masukan dan
evaluasi pengembangan system penghimpunan, pengelolaan dan penyaluran bagi
lembaga yang bersangkutan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
kualitatif dengan menggunakan analisa deskriptif kualitatif.
Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa dalam penghimpunan dana produk
deposito mudharabah dapat dibagi kepada 2 jenis penghimpunan. Pertama
penghimpunan dana secara perorangan dan kedua penghimpunan dana secara
lembaga/perusahaaan atau organisasi. Untuk stategi pemasaran produk dapat
menggunakan 6 sistem pemasaran, pertama melalui brosur, kedua melalui Online,
ketiga melalui Open table, keempat melalui direct sell, kelima melalui pamflet,
keenam melalui media, untuk system penyaluran dibagi 2 jenis penyaluran.
Pertama penyaluran utama dan kedua penyaluran lainnya. Adapun untuk system
tehnik bagi hasil menunjukan system yang digunakan pada BNI Syariah
Fatmawati adalah system profit sharing.
Kata Kunci : Penghimpunan, Deposito Mudharabah, Pengelolaan.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
sebaik-baiknya, meskipun masih terdapat banyak kekurangan. Shalawat serta
iringan salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW,
yang telah member petunjuk kepada umatnya menuju kehidupan yang bahagia
didunia dan akhirat.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya banyak campur
tangan orang-orang di sekitar penulis yang memberikan bantuan. Ucapan rasa
hormat yang setinggi-tingginya dan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada orang tua saya, bapak Hamdan dan ibu Titi Johaningsih, atas dorongan
serta kasih sayang meraka penulis bisa menyelesaiakan tugas skripsi ini dengan
baik. Serta kepedulian teman-teman, sahabat, saudara yang telah memberikan
bantuan baik berupa dukungan moril, kritik, masukan dorongan dan nasehat,
semangat, dukungan financial maupun sumbangan pemikiran dalam penulisan
skripsi ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulisan menghaturkan terima
kasih kepada :
1. Dr.Arief Subhan, MA selaku Dekan, Dr.Suparto, M. Ed, MA selaku Wakil
Dekan I, Drs. Jumroni, M. Si selaku Wakil Dekan II, Dr. H. Sunandar, MA
selaku Wakil Dekan III Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
vii
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA dan Mulkannasir, BA. Spd. MM selaku Ketua
dan Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya yang telah
melayani penulis dalam administrasi perkuliahan dan skripsi
3. Drs.Hasanuddin, MA selaku pembimbing skripsi yang bersedia meluangkan
waktu dan tenaganya untuk membimbing,memberi motivasi, semangat, arahan
serta kritikan dan saran bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
4. Kepada tim penguji sidang munaqasyah: Suparto, M. Ed. Ph. D Selaku
Penguji 1, serta Drs. Sugiharto, MA Selaku penguji II terima kasih penulis
ucapkan atas bimbingan serta arahannya
5. Drs.Hasanuddin, MA selaku pembimbing skripsi yang bersedia meluangkan
waktu dan tenaganya untuk membimbing,memberi motivasi, semangat, arahan
serta kritikan dan saran bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini
6. Kepada tim penguji sidang munaqasyah: Suparto, M. Ed. Ph. D Selaku
Penguji 1, serta Drs. Sugiharto, MA Selaku penguji II terima kasih penulis
ucapkan atas bimbingan serta arahannya.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Jurusan Manajemen Dakwah yang
telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis di bangku kuliah.
viii
8. Kepada segenap keluarga besar Forum UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa)
periode 2013-2014 , yang telah mendorong dan memotivasi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
9. Keluarga besar AKM (Asosiasi Kopersi Mahasiswa) dan Kopindo (Koperasi
Pemuda Indonesia) yang telah membantu dan mendorong agar menyemangati
penulis dalam penyelesaian skripsi ini,khususnya korwil DKI Kopindo,Resky
Alam Gasalba, dan Rahmawati
10. Kepada sahabat-sahabat Manajemen Dakwah, Rofii, Eko, Kariza, Azis,
Nining, Mila, dkk serta sahabat koperasi mahasiswa Fajar, Sundari, Maidah,
Fauzi, Bayu dan anggota kopma lainnya serta team korwil Kopindo,
Rahmawati, Reski terima kasih yang telah memberikan semangat kepada
penulis yang tak henti-hentinya untuk menyelesaikan skripsi
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan skirpsi ini. Semoga Allah memberikan
balasan kebaikan yang berlipat atas seluruh bantuan dan amal baik yang telah
diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Selain itu, rasa syukur
khususnya kepada Allah SWT. Semoga senantiasa memberikan hidayah serta
inayahnya kepada seluruh hamba-Nya dan semoga kita semua diberkahi oleh-
Nya.Amin.
Jakarta,18 Maret 2015
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 7
D. Meteodologi Penelitian ............................................................... 8
E. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 11
F. Sistematika Penulisan ................................................................ 12
BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PENGELOLAAN DAN
DEPOSITO MUDHARABAH
A. Pengelolaan ................................................................................ 14
1. Pengertian Pengelolaan dana ............................................... 14
2. Ruang Lingkup Pengelolaan ................................................ 17
a. Penghimpunan ............................................................... 17
b. Penghimpunan Dana Prinsip Wadiah ............................ 18
c. Penghimpunan Dana Prinsip Mudharabah .................... 19
B. Deposito Mudharabah ................................................................ 35
1. Pengertian Deposito Mudharabah ........................................ 35
2. Pengertian Mudharabah ....................................................... 37
3. Rukun Deposito Mudharabah .............................................. 39
4. Karakteristik Mudharabah .................................................. 39
5. Landasan Hukum ................................................................. 40
x
6. Mekanisme Deposito Mudharabah ...................................... 41
7. Prinsip Deposito Mudharabah ............................................. 42
8. Metode Bagi Hasil Deposito Mudharabah .......................... 45
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG BNI SYARIAH
FATMAWATI
A. Sejarah Singkat BNI Syariah ..................................................... 55
B. Visi dan Misi .............................................................................. 57
C. Struktur Organisasi .................................................................... 58
D. Produk dan Jasa ......................................................................... 61
BAB IV ANALISIS PENGELOLAAN PRODUK DEPOSITO
MUDHARABAH
A. Penghimpunan Dana .................................................................. 69
1. Penghimpunan Menurut Jenisnya ........................................ 69
a. Penghimpunan Dana Pihak Pribadi ............................... 69
b. Penghimpunan Dana Pihak Perusahaan ......................... 70
2. Strategi Pemasaran Produk .................................................. 70
a. Strategi Penghimpunan Dana Melalui Brosur ............... 70
b. Strategi Penghimpunan Dana Melalui Online ............... 71
c. Strategi Open Table (Buka Stand) ................................. 71
d. Direct Sell ...................................................................... 72
e. Pamflet ........................................................................... 72
f. Media ............................................................................. 72
3. Sistem Pengelolaam Dana ................................................... 73
B. Penyaluran ................................................................................. 74
1. Penyaluran Utama ................................................................ 74
2. Penyaluran Lainnya ............................................................. 74
3. Objek/Tempat ...................................................................... 80
4. Target Penyaluran .............................................................. 81
xi
C. Tehnik Perhitungan Bagi Hasil .................................................. 82
1. Sistem Bagi Hasil Bank Dengan Nasabah ......................... 82
2. Proses Perhitungan Bagi Hasil ............................................. 83
3. Faktor Yang Mempengaruhi Bagi Hasil ............................. 84
4. Faktor Pendapatan Prinsip Bagi Hasil ................................. 84
5. Analisis ................................................................................ 88
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 90
B. Saran .......................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mengapa harus menabung di Bank Islam? Mengapa tidak menabung di
Bank Konvensional yang lebih pasti memberikan gambaran berapa jumlah
uang yang akan diterima dan bertambah setiap bulannya, dan ditambah lagi
kemungkinan iming-iming atau peluang berupa hadiah yang menarik. Inilah
pertanyaan yang mendasar yang sepatutnya dapat dipahami oleh setiap orang
yang hendak menyimpan uangnya di Bank.
Bank Islam menerapkan sistem bagi hasil (mudharabah) kepada
nasabah yang menabungkan uangnya di Bank. Artinya, nasabah tidak akan
pernah dapat menghitung dengan pasti berapa jumlah uangnya yang akan
bertambah setiap bulannya bila mereka telah menabung dalam jumlah tertentu,
namun nasabah dapat mengetahui porsi atau bagian yang menjadi haknya dan
berapa porsi yang menjadi hak pihak Bank Islam1.
Bank adalah lembaga keuangan yang pokok tugasnya menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat. Selain itu
Bank juga memberikan jasa keuangan, pembayaran pembiayaan lainnya.
Sebagai lembaga keuangan yang mendapat kepercayaan masyarakat atas
dananya. Bank berusaha semaksimal mungkin melakukan daya tarik (insentif)
ekonomi berupa bunga tinggi, bonus serta hadiah yang menarik. Berbagai
1Veitzal Rivai dan Ariviyan Arifin. Islamic Banking Sistem Bank Islam bukan hanya solusi
menghadapi krisis namun solusi dalam menghadapi persoalan perbankan dan ekonomi global.
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 219
2
langkah dilakukan oleh Bank dengan tujuan menghimpun dana masyarakat
yang salah satunya adalah dengan meningkatkan jumlah nasabah.2
Tingkat kecenderungan manusia terhadap nilai investasi sangat
berpengaruh terhadap nilai keuntungan yang akan di dapat oleh nasabah,
selain Bank sebagai tempat menabung, serta penyimpanan uang, Bank juga
bisa menjadi suatu lembaga yang dapat meningkatkan nilai investasi nasabah.
Dalam dunia perbankan terdapat macam-macam produk dan
pembiayaan, baik itu produk pembiayaan, tabungan, bahkan sampai dengan
pinjaman. Hal ini selain perbankan sebagai fungsi di atas. Terdapat salah satu
fungsi perbankan dalam jasanya, yakni pengelolaan dana nasabah. Salah satu
bentuk produk pengelolaan dana dalam perbankan adalah produk deposito.
Baik itu produk deposito Konvensional ataupun deposito mudharbah
keduanya merupakan produk pengelolaan dana yang dikelola oleh Bank.
Melalui produk deposito inilah masyarakat dapat mengupayakan dalam
pemanfaat dana yang mereka miliki untuk diinvestasikan dan dikelola dalam
jangka waktu tertentu guna memperoleh manfaat yang dihasilkan dari dana
nasabah yang dititipkan oleh Bank untuk dikelola. Keuntungan yang diperoleh
oleh Bank inilah dari dana yang dikelola untuk usaha yang akan dibagi
hasilkan sesuai akad di awal deposito mudharabah adalah salah satu produk
penghimpunan dana yang dikelola oleh Bank untuk disalurkan kepada mitra
usaha yang membutuhkan modal lebih, dan hasil keuntungan yang diperoleh
oleh perusahaan tersebut dalam jangka waktu yang disepakati dilaporkan
2 Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah Dari Teori Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press,
2001), Cet ke-1 , h. 129
3
kepada pihak Bank, dan hasil keuntungan dana tersebut akan diberikan kepada
nasabah sesuai akad, serta deposito yang dia berikan kepada pihak Bank.
Untuk menghilangkan bentuk kekhawatiran yang muncul dalam
bentuk usaha, maka pemilik modal menetapkan persyaratan administratif
khususnya pada transaksi pembiayaan seperti keabsahan surat-surat,
penggunaan modal, transaksi jaminan dan kebutuhan lainnya. Pemilik modal
juga terkadang menetapkan kompensasi bagi setiap penundaan pembayaran
dan garansi bagi setiap peminjaman. Bagaimanapun pemilik modal
membutuhkan uang konpensasi sebagai simpanan cadangan dan biaya
operasional.
Menurut Syafi’i, konsep Mudharabah tidak mengenal adanya jaminan
meski bermaksud untuk menuntut pengusaha agar berhati-hati dalam
melakukan aktivitas usahanya dan sebagai kepercayaan untuk melakukan
semua ketentuan yang sesuai dengan persetujuan kontrak sebelumnya. Jika
jaminan tetap diberlakukan, maka akan menyebabkan rusak dan berubahnya
sistem transaksi mudharabah, karena pada prinsipnya pembiayaan
mudharabah tidak perlu dan tidak boleh mensyaratkan adanya agunan sebagai
jaminan sebagaimana dalam akad syirkah lainnya.3Mudharabah adalah suatu
transaksi pembiayaan berdasarkan kepercayaan. Kepercayaan merupakan
unsur terpenting dalam transaksi akad mudharabah, yaitu kepercayaan dari
pemilik modal kepada pengelola.
3 Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah Dari Teori Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press,
2001), Cet ke-1 , h. 129
4
Dalam transaksi mudharabah secara umum, tidak boleh adanya
jaminan yang disertakan oleh pemilik modal dan ia tidak boleh ikut campur
dalam pengelolaan usaha yang notabennya dibiayai oleh pemilik modal itu
sendiri. Jika hal demikian ini terjadi, maka perjanjian mudharabah menjadi
batal dan tidak berlaku.4Hal ini sesuai dengan transaksi pembiayaan
mudharabah yang didasarkan atau saling percaya.
Dalam mudharabah berlaku azas saling percaya, artinya baik pemilik
modal maupun pengelola keduanya harus sama-sama menghadapi resiko yang
timbul dari sesuatu yang dilakukan dalam usaha. Dengan demikian, keharusan
pemberian jaminan oleh pengelola kepada pemilik modal dapat dipahami
bahwa yang menanggung resiko hanya pengelola apabila terjadi suatu
kerugian, sedangkan pemilik modal akan terbebas dari tanggung jawab
kerugian tersebut karena terdapat sumber untuk menutupi resiko yaitu berupa
hasil penjualan jaminan pengelola modal5.
Selain giro dan tabungan, produk perbankan Syariah lainnya yang
termasuk produk penghimpunan dana adalah deposito. Berdasarkan UUD No.
10 tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan deposito berjangka
adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-
waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan Bank yang
bersangkutan.
4 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Nuhayatul Muqtasid, (Semarang: Toha Putra, 1989), h. 178
5 Wahbah al-Zuhailly, Al-Fiqh Al-Islam wa Adillatuhu, (Damaskus:Daar Al-Fikr, 1989), cat ke-5
h. 193
5
Adapun yang dimaksud dengan deposito Syariah adalah deposito yang
dijalankan berdasarkan prinsip Syariah.Dalam hal ini Dewan Syariah nasional
MUI telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa deposito yang
dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah.6
Dalam hal ini Bank Syariah bertindak sebagai Mudharib (pengelola
dana) sedangkan nasabah bertindak sebagai shohibul mal (pemilik dana).
Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, Bank Syariah dapat melakukan
berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah serta
dapat mengembangkannya, termasuk melakukan akad mudharabah dengan
pihak ketiga.
Dengan demikian Bank Syariah dalam kapasitasnya sebagai mudharib
memiliki sifat sebagai wali amanah, yakni harus berhati- hati atau kebijakan
dalam beritikad baik dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang timbul
akibat kesalahan atau kelalaiannya. Disamping itu Bank Syariah juga
bertindak sebagai kuasa dalam usaha bisnis pemilik dana yang diharapkan
dapat memperoleh keuntungan seoptimal mungkin tanpa melanggar berbagai
aturan Syariah.
Dari hasil pengelolaan dana mudarabah, Bank Syariah akan
membagihasilkan kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah
disepakati dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. Dalam mengelola
dana tersebut, Bank tidak bertanggung jawab terhadap kerugian yang bukan
disebabkan karena kelalaiannya. Namun apabila yang terjadi adalah
6 Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 03/DSN-MUI/IV/2000
6
mismanagement (salah urus), Bank bertanggung jawab penuh terhadap
kerugian tersebut.
Bank BNI Syariah Fatmawati salah satu yang merupakan Bank Syariah
dalam kegiatannya memberikan pelayanan produk dan jasa dalam lalu lintas
pembayaran berdasarkan prinsip Syariah. Bank BNI Syariah Fatmawati juga
merupakah Kantor Pusat di Cabang Jakarta Selatan yang mana bertanggung
jawab terhadap 6 KCP yang ada di Jakarta Selatan. Adanya fungsi pengawas
BNI Syariah Fatmawati ini dimaksudkan agar manajemen dapat mengawasi
sistem deposito mudharabah ini agar sesuai dengan perjanjian akad.
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka peneliti tertarik
untuk meneliti BNI Syariah, dengan mengambil judul “Analisis Pengelolaan
Produk Deposito Mudharabah BNI Syariah Fatmawati’’.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini diberikan pembatasan masalah dengan
maksud agar hasil yang dicapai akan memberikan pemahaman yang sesuai
dengan tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah
analisis pengelolaan produk deposito mudharabah pada Bank BNI Syariah
Fatmawati.
2. Perumusan Masalah
Masalah pokok penelitian dispesifikasi dalam rumusan pertanyaan-
pertanyaan penelitian, pada berikut ini:
7
A. Bagaimana strategi penghimpunan dana deposito mudharabah BNI
Syariah Fatmawati?
B. Bagaimana penyaluran produk deposito mudharabah pada BNI
Syariah Fatmawati?
C. Bagaimana mekanisme bagi hasil produk deposito mudharabah BNI
SyariahFatmawati?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui strategi penghimpunan dana pada produk deposito
mudharabah.
2) Untuk mengetahui sistem penyaluran dana yang dialurkan untuk
penyaluran pembiayaan apa saja.
3) Untuk mengetahui nisbah keuntungan yang diinvestasikan pada produk
deposito mudharabah.
b. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan untuk:
1) Manfaat Teoritis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan
ilmu bagi civitas akademik pendidikan khususnya tentang lembaga
perbankan Syariah dengan penilaian dan pengawasan internal
perusahanan.
2) Manfaat Praktis
8
a) Bagi Penulis
Untuk menerapkan ilmu yang telah di dapat masa selama
perkuliahan dan untuk memperluas wawasan tentang pengawas
Bank Syariah terhadap pengelolaan dana deposito Syariah.
b) Bagi Peneliti Selanjutnya
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana
pengetahuan mengenai ekonomi Syariah bagi peneliti selanjutnya
yang tertarik untuk meneliti tentang pentingnya manajemen
pengelolaan dana dan manajemen resiko.
c) Bagi Lembaga Perbankan Syariah
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat membantu BNI
Syariah terhadapa hambatan suatu pekerjaan.
D. Metodologi Penelitian
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dan jenis data yang
diperlukan maka penelitian ini menggunakan bentuk penelitian yang deskirptif
kualitatif dengan cara menggunakan mengenai kenyataan empiris dari objek
yang dijadikan penelitian.
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan penelitian adalah deskriptif-kualitatif
serta data-data pendukung seperti buku-buku tertulis dan
sebagaianya.Yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu
keadaan atau sifat seperti apa adanya. Jadi penelitian ini dilaksakan untuk
9
memastikan atau menggambarkan ciri-ciri atau karakteristik dari objek
yang diteliti.
2. Sumber Data
a. Primer yakni sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber,
pertama melalui wawancara. Pada penelitian ini penulis melakukan
wawancara kepada pihak internal dan staff pengurus Bank BNI
Syariah Fatmawati yang dianggap dapat memberikan informasi yang
berkaitan dengan penelitian ini.
b. Sekunder yakni sumber data yang diperoleh dari laporan-laporan yang
dikeluarkan Bank BNI Syriah serta diperoleh dari laporan-laporan
yang dikeluarkan Bank BNI Syariah serta diperoleh dari literature
kepustakaan, seperti buku-buku, majalah, koran, serta sumber lainnya
yang berkaitan dengan materi penelitian ini.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini ialah Bank BNI Syariah Fatmawati.
Sedangkan objek penelitian ini adalah manajer, karyawan, nasabah dan
mitra kerjasama usaha Bank BNI Syariah Fatmawati.
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini berada di Jl. RS.Fatmawati No. 30 C-D,
Cilandak, Jakarta Selatan. Sedangkan untuk waktu penelitiannya
menghabiskan waktu selama 7 bulan sejak tanggal 26 Mei 2014 sampai
dengan tanggal 26 November 2014.
10
5. Metode Pengumpulan Dana
Adapun tehnik pengumpulan data menggunakan metode yang
bersumber kepada penelitian dilapangan dengan menggunakan:
a. Interview (Wawancara), yaitu salah satu cara untuk memperoleh data
melalui informasi yang didengarnya oleh panca indera pendengaran,
yang sebelumnya ditanyakan terlebih dahulu kepada informan.7
Peneliti akan mewawancarai manajer, nasabah, karyawan dan mitra
usaha BNI Syariah Fatmawati sebagai sample yang dapat menjabarkan
isu permasalahan yang menyangkut penelitian.
b. Observasi, yaitu penelitian mengadakan pengamatan secara langsung
terhadap objek penelitian secara informal (proses silaturahmi)8.
c. Dokumentasi, yaitu tehnik pengumpulan data berdasarkan data-data
yang tidak langsung dapat berbentuk foto dan arsip (dokumen) yang
berisikan data-data dari BNI Syariah Fatmawati yang dijadikan objek
penelitian.
6. Teknik Analisa Data
Dalam menganalisa data, penulis menggunakan metode analisa
deskriptif kualitatif terhadap analisis produk deposito Syariah terhadap
manajemen pengelolaan dana pada Bank BNI Syariah Fatmawati, yaitu
suatu teknik anilisa data dimana penulis terlebih dahulu memaparkan
semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan secara sistematis
7 Nurul Hayati, Meteodologi Penelitian Dakwah Dengan Pendekatan Kualitatif, (UIN Press ,
2006), cet Ket -1, h. 39 8 Sutrisna Hadi, Penelitian Research, (Yogyakarta: Penerbit Fakultas Fisikologi Universitas Gajah
Mada, 1981) cet ke -2, h. 137
11
kemudian diklarifikasikan untuk dianalisis sesuai dengan perumusan
masalah dan tujuan penelitian, untuk selanjutnya disajikan dalam bentuk
laporan ilmiah dengan berpedoman pada buku pedoman penulisan karya
ilmiah.
7. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan yang digunakan berpedoman pada buku
pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) Tim
Penulis Hamid Nasuhi dkk. Diterbitkan oleh CeQDA UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Cetakan II,April 2007.9
9Hamid Nasuhi dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Skripsi,Tesis, dan Disertasi) Diterbitkan
oleh CeQDAUIN Syarif Hidayatullah Jakarta Cetakan ii, April 2007
12
E. Tinjauan Pustaka
Beberapa penelitian mengenai analisis produk deposito mudharabah
terhadap manajemen pengelolaan dana pada Bank BNI Syariah Fatmawati.
Beberapa penelitian tersebut antara lain:
1. Rizki Rizkia, Pengaruh bagi hasil terhadap jumlah dana deposito Syariah
Mudharabah yang ada pada Bank Syariah Mandiri, Jakarta: Program Studi
Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta 2010. Di sini penulis berbeda dengan apa yang
dibahas oleh skripsi pendahuluan ini karena pada skirpsi pendahuluan ini
dibahas tentang bagaimana mekanisme bagi hasil pada Bank Syariah
Mandiri, serta untuk mengetahui pengaruh bagi hasil terhadap jumlah dana
Deposito Syariah Mudharabah yang ada pada Bank Syariah Mandiri.
2. Indra Tri Septia, Strategi Penghimpunan Zakat di BPRS Amanah Umah
Leuwiliang Bogor. Program Studi Manajemen Dakwah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2014. Disini Penulis berbeda dengan skripsi
terdahulu karena penulis pada skripsi ini lebih membahas strategi BPRS
dalam menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat.
3. Muhamad Lutfi, Pengaruh Imbalan Bagi Hasil Terhadap Simpanan
Nasabah (Deposito Mudharabah): Studi Pada Bank Syariah Bukopin,
Jakarta 2010. Disini penulis berbeda dengan studi pendahuluan yang
terdahulu karena penulis pada skripsi ini lebih membahas tentang untuk
mengetahui pengaruh imbalan bagi hasil terhadap simpanan masyarakat
13
pada Bank Syariah Bukopin, serta untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh antar keduanya.
F. Sistimatika Penulisan
Sistimatika penulisan yang dipergunakan dalam skripsi ini terdiri dari
5 (lima) bab, memiliki kandungan atau isi yang saling berkaitan dalam proses
penelitian dan untuk analisa hasil penelitian dilapangan, berikut adalah ulasan
mengenai isi dari tiap bab tersebut. Berikut ini akan diuraikan sistematika
penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari: latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka
teoritik, metode penelitian, dan sistimatika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI TENTANGANALISIS PENGELOLAAN
DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANKBNISYARIAH
FATMAWATI
Dalam bab ini berisikan kajian kepustakaan mengenai: Pengertian
pengelolaan, penghimpunan dana, penyaluran dana, tehnik bagi
hasil dana, pengertian deposito mudharabah.
BAB III GAMBARAN UMUM BNISYARIAH FATMAWATI
Bab ini membahas tentang profil PT Bank BNI Syariah Fatmawati
yakni terdiri dari, sejarah berdirinya, visi dan misi serta produk
Bank BNI Syariah, profil KCP Jakarta Selatan BNI Syariah.
14
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang analisis pengelolaan produk deposito
mudharabah pada Bank BNI Syariah Fatmawati.
BAB V PENUTUP
Memuat tentang kesimpulan hasil penelitian serta saran sekiranya
berguna bagi perkembangan Bank BNI Syariah Fatmawati.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengelolaan
1. Pengertian Pengelolaan Dana
Pengelolaan adalah suatu keahlian yang diperlukan untuk
memimpin, mengatur, menggerakkan waktu, ruang, manusia, dan dana
untuk mencapai tujuan tertentu10
. Pengelolaan merupakan upaya untuk
mengurangi terjadinya kemungkinan risiko terhadap lingkungan hidup
berupa terjadinya pencemaran atau perusakan lingkungan hidup,
mengingat bahan berbahaya dan beracun mempunyai potensi yang cukup
besar untuk menimbulkan efek negatif.
Pengelolaan dana adalah funds management yaitu pengelolaan
dana sendiri dan dana eksternal yang diperoleh dari lembaga lain dengan
tujuan untuk memaksimalkan keuntungan (untung) dengan tetap
memelihara kecukupan likuiditas dan keamanan dalam melakukan
investasi. Pengaturan tata kelola perusahaan Bank Syariah kebanyakan
diambil dari perusahaan pemegang saham Konvensional.11
Konfigurasi ini
mengarah pada pembagian hak dan tanggung jawab yang pada dasarnya
menyerahkan pengendalian pada pemegang saham. Akan tetapi, sistem
keuangan Syariah menimbulkan tantangan unik bagi tata kelola
10
http// kamus bahasa Indonesia.org/pengelolaan/mirip.Di akses pada tanggal 26 Juli 2014 11
http//www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/pengelolaan dana.aspx. Di akses pada tanggal 26
Juli 2014
15
perusahaan. Khususnya terdapat dua masalah yang membutuhkan
penanganan khusus. Pertama, berkisar kepada kebutuhan untuk
menyakinkan kepada para pemangku kepentingan bahwa kegiatan
keuangan Bank Syariah adalah untuk memenuhi keinginan pemangku
Syariah. Dibutuhkan mekanisme untuk menjaga dan membuat mereka
merasa aman dari akibat yang mungkin muncul. Peran ini dimainkan oleh
dewan Syariah untuk memastikan kepatuhan terhadap hukum Islam.
Kedua, berkisar pada kebutuhan pemangku kepentingan untuk
diyakinkan bahwa Bank Syariah yang menggunakan kepentingan
keuangan mereka untuk efesien, stabil dan dapat dipercaya dalam jasa
keuangan. Praktiknya deposan dan peminjam harus diyakinkan bahwa
Bank Syariah berurusan dengan liabilitas dan asset yang kompetitif serta
menawarkan trade-off pengambilan risiko yang dapat diterima oleh klien
mereka
Model tata kelola berdasarkan pemangku kepentingan menurut
pandangan pemangku kepentingan mengenai tata kelola berdasarkan
prinsip-prinsip Islam tentang kelestarian hak milik dan kesucian
perjanjian. Dengan demikian, model tata kelola perusahaan terdiri atas tiga
prinsip Islam sebagai berikut:
a. Pemangku hak milik individual, badan hukum (perusahaan), dan
masyarakat.
b. Pentingnya kewajiban kontrak, secara eksplisit maupun emplisit,
diantara pelaku perekonomian.
16
c. Rancangan sistem insentif untuk menegakkan aturan syariat dan
menjaga tatanan sosial.
Lembaga keuangan sebagai pemangku kepentingan dalam
pengaturan tata kelola internal perusahaan biasanya didorong oleh
eksternal yang menetapkan kerangka kerja yang mengatur kegiatan usaha
dan memberikan informasi yang diperlukan untuk pengawasan resmi dan
swasta. Pengaturan eksternal ini berhubungan dengan kerangka kerja
kehati-hatian hukum dan peraturan yang mengatur kegiatan Bank Syariah
secara infrastruktur yang memungkinkan pengawasannya. Lembaga
keuangan Syariah memegang asset berdasarkan perjanjian kemitraan, yang
mengubah mereka menjadi pemangku kepentingan dalam usaha yang
mereka biayai. Adapun aspek yang akan dapat menimbulkan tantangan
bagi tata kelola perusahaan diantaranya:
1) Aset-aset Bank Syariah terdiri dari instrument pembagian laba dan rugi
mirip dengan mudharabah dan musyarakah.
2) Karena sistem keuangan Syariah menekankan instrument berbasis
kemitraan, partisipasi Bank Syariah dalam hal tata kelola sangat
penting memperluas tanggung jawab dan akuntabilitas manajemen
serta para pengambil keputusan.
3) Tata kelola perusahaan yang buruk dapat mengakibatkan biaya yang
besar.
17
2. Ruang Lingkup Pengelolaan
a. Penghimpunan
Pengertian penghimpunan menurut bahasa adalah sama seperti
penggalangan dana. Menurut Istilah penghimpunan merupakan suatu
upaya atau proses kegiatan dalam rangka menghimpun dana serta
sumber daya lainnya dari masyarakat, baik individu ,kelompok,
organisasi yang akan disalurkan dan digunakan untuk
mustahik.12
Sebagai lembaga financial intermediary, salah satu
kegiatan utama Bank adalah melakukan penghimpunan dana. Secara
umum penghimpunan dana dapat diartikan sebagai aktivitas
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian terhadap dana yang
diperoleh dari masyarakat. Dalam prinsip mudharabah yang
melakukan perhitungan distribusi hasil usaha adalah mudharib atau
pengelola dana,karena salah satu karakteristik prinsip mudharabah
adalah pekerjaan sepenuhnya diserahkan kepada mudharib (pengelola
dana) dan pemilik dana tidak boleh ikut campur dalam pengelolaan
dana mudharabah,sehingga yang mengetahui hasil usaha adalah
mudharib. Oleh karena itu yang melakukan perhitungan distribusi hasil
usaha adalah mudharib. Apabila Bank Syariah melakukan perhitungan
distribusi hasil usaha terkait erat dengan dana yang dihimpun,
khususnya dana yang dihimpun dengan prinsip mudharabah. Untuk
mengetahui prinsip-prinsip penghimpunan dana Bank Syariah akan
12
Manajemen Pengelolaan zakat, Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jendral Bimbingan
Masyarakat Departemen Agama RI, 2009, h. 65
18
dibahas dua prinsip penghimpunan dana BankSyariah, yaitu prinsip
wadiah dan prinsip mudharabah.13
b. Penghimpunan Dana Prinsip Wadiah
Wadiah dapat diartikan sebagai titipan dari satu pihak ke pihak
yang lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja si penyimpan menghendakinya.Tujuan dari
perjanjian tersebut adalah untuk menjaga keselamatan barang itu dari
kehilangan, kemusnahan, kecurian dan sebagainya. Wadiah dibagi atas
dua, yaitu wadiah yad-dhamanah dan wadiah yad-amanah. Wadiah
yad-dhamanah adalah titipan yang selama belum dikembalikan kepada
penitip dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan. Apabila dari hasil
pemanfaatan diperoleh keuntungan, maka seluruhnya menjadi hak
penerima titipan. Prinsip titipan wadiah yad-dhamanah adalah
penerima tidak boleh memanfaatkan barang titipan tersebut sampai si
penitip mengambil kembali titipannya.14
Barang yang dimaksud disini
adalah suatu yang berharga seperti uang, dokumen, surat berharga dan
barang lainnya menurut agama Islam.
Adapun rukun yang harus dipenuhi dalam transaksi dengan
prinsip wadiah adalah sebagai berikut15
:
1) Barang yang dititipkan
13
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan. (Jakarta: Penerbit Salemba Empat., 2000), h. 19.
14
Rizal Yaya,dkk., Akutansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer. (Jakarta:
Salemba Empat, 2013), h.59
15Wiroso.Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta:PT Gramedia
Widiiasarana Indonesia, 2005), h. 20
19
2) Orang yang penitipkan/penitip
3) Orang yang menerima titipan
4) Ijab qobul
Bank sebagai penerima titipan tidak ada kewajiban untuk
memberikan imbalan dan Bank Syariah dapat mengenakan biaya
penitipan barang tersebut. Jadi Bank Syariah tidak pernah berbagi hasil
dengan pemilik dana prinsip wadiah dan pemberian bonus atau
imbalan kepada pemilik dana wadiah merupakan kebijakan Bank
Syariah itu sendiri sehingga dalam praktik Bank Syariah satu dengan
yang lain tidak sama.
c. Penghimpunan dana prinsip mudharabah
Penghimpunan dana yang terkait langsung dengan perhitungan
distribusi hasil usaha adalah penghimpunan dana yang menggunakan
prinsip atau akad mudharabah (mudharabah mutlaqah atau investasi
tidak terkait) karena Bank Syariah menjalankan prinsip bagi hasil
investasi dengan pemilik dana mudharabah ini16
.
Dalam transaksi dengan prinsip mudharabah harus dipenuhi
prinsip mudharabah meliputi, yaitu:
1) Shohibul maal/rabbullmal (pemilik dana/nasabah)
2) Mudharib (pengelola dana/pengusaha/Bank)
3) Amal (usaha/pekerjaan)
4) Ijab Qabul
16
Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta: PT Gramedia
Widiiasarana Indonesia, 2005), h. 32
20
Penghimpunan dana yang terkait dengan perhitungan distribusi
hasil usaha adalah penghimpunan dana yang mempergunakan prinsip
mudharabah yang diaplikasikan oleh Bank Syariah dalam produk
deposito mudharabah dan pembiayaan musyarakah. Lain halnya
kedudukan Bank Syariah sebagai agen dalam dana mudharabah. Jadi
sebelum dilakukan pembahasan penghimpunan dana dengan prinsip
mudharabah secara rinci hendaknya diketahui terlebih dahulu
kedudukan Bank dalam mudharabah.
Penghimpunan dana di Bank Syariah agak berbeda dengan
yang terdapat di perbankan konvensional. Jika kita diperbankan
Konvensional hanya dikenal tiga jenis yakni: Giro,Tabungan dan
Deposito.Maka di Bank Syariah produk penghimpunan dana terbagi
menjadi dua, yaitu produk dana simpanan dan produk dana investasi.
Perbedaan keduanya terletak pada motif dasar nasabah.17
Produk dana simpanan dibuat untuk nasabah dengan motif
sebagai simpanan saja, tanpa memiliki niat untuk memperoleh return
(Hasil investasi) tertentu. Sedangkan produk dana investasi dengan
mengharapkan return tertentu.18
Adapun masalah penghimpunan dana ada beberapa sistem yang
diperlukan diantaranya:
17
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta: Penerbit Zikrul
Hikam, 2003), h. 93 18
Lukman Dendawijaya. Manajemen Perbankan. (Jakarta: Penerbit Salemba Empat.2000), h. 94
21
1. Strategi Mobilisasi Dana
Special 1.Proyek tertentu Bank
Project 4.Penyaluran Dana Mudharib
5.Bagi Hasil (pengelola)
6.Bagi Hasil
2.Hubungi Investor
3.Invest Dana
Investor/Pemilik Dana
Dalam investasi dengan menggunakan konsep mudharabah
muqayyadah pihak Bank terikat dengan ketentuan-ketentuan yang
telah ditetapkan oleh shohibul maal, misalnya: a) Jenis Investasi b)
Waktu dan tempat. Produk special investmentbased on restricated
mudharabah ini sangat sesuai dengan special high networth
individual atau company yang memiliki kecenderungan investasi
khusus.
Disamping itu, special investment merupakan suatu modus
funding and financing, sekaligus yang sangat cocok pada saat krisis
dan sektor perbankan mengalami kerugian yang menyeluruh.
Dengan special investment, investor tertentu tidak perlu
menanggung overhead Bank yang terlalu besar karena seluruh
dananya masuk ke proyek khusus dengan return dan cost yang
dihitung khusus pula.
22
2. Prinsip Penghimpunan Dana
Penghimpunan dana yang terkait langsung dengan
distribusi hasil usaha adalah penghimpunan dana yang
mempergunakan prinsip akad mudharabah (mudharabah
mutlaqah/investasi tidak terikat) karena Bank Syariah menjalankan
prinsip bagi hasil dengan pemilik dana mudharabah ini.
3. Sumber Dana
Pada dasarnya, dilihat dari sumbernya, dana Bank Syariah
terdiri atas:
a) Modal
b) Titipan
c) Investasi
Adapun Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a) Modal
Modal adalah dana yang diserahkan oleh pemilik (owner).Pada
akhir periode tahun buku, setelah dihitung keuntungan yang
didapat pada tahun tersebut, pemilik modal akan memperoleh
bagian dari usaha yang biasa dikenal dengan deviden. Dana
modal dapat digunakan untuk pembelian gedung, tanah,
perlengkapan dan sebagainya yang secara langsung
menghasilkan (ficed asset/non earning asset). Selain itu, modal
juga dapat digunakan untuk hal-hal yang produktif, yaitu
disalurkan menjadi pembiayaan. Pembiayaan yang berasal dari
23
modal, hasilnya tentu saja bagi pemilik modal, tidak dibagikan
kepada pemilik dana lainnya.
b) Titipan
Salah satu prinsip yang digunakan Bank Syariah dalam
memobilisasi dana adalah dengan menggunakan prinsip titipan.
Adapun akad yang sesuai dengan prinsip ini adalah Al-Wadiah.
Al-Wadiah merupakan titipan murni yang setiap saat dapat
diambil jika pemiliknya menghendaki. Secara umum terdapat
dua jenis wadiah: wadiah yad al-amanah dan wadiah yad adh-
dhamanah.
c) Investasi
Prinsip lain yang digunakan adalah prinsip investasi. Akad
yang sesuai dengan prinsip ini adalah mudharabah. Tujuan dari
mudharabah adalah kerja sama antar pemilik dana shahibul
maal) dan pengelola dana (mudharabah), dalam hal ini Bank.
4. Fungsi dan Tujuan Penghimpunan Dana
a) Fungsi Penghimpunan Dana
Pertumbuhan setiap Bank sangat dipengaruhi oleh
perkembangan kemampuan menghimpun dana masyarakat,
baik berskala kecil maupun besar dengan masa pengendapan
yang memadai. Tanpa dana yang cukup operasional Bank akan
terhambat, dan pada akhirnya eksistensi Bank akan kehilangan
24
fungsinya. Oleh karena itu, penghimpunan dana oleh Bank
berfungsi untuk:
1) Penyimpanan harta atau asset berharga
2) Pengelola investasi yang baik
3) Pemenuhan kebutuhan cash out dalam pembiayaan
4) Meningkatkan kemampuan likuiditasBank
5) Melakukan perluasan usaha atau ekspansi usaha
6) Penambahan sarana dan prasarana baru
7) Biaya kegiatan operasional Bank.19
b) Tujuan Penghimpunan Dana
Adapun tujuan penghimpunan dana oleh Bank adalah;
1) Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat
risiko yang rendah.
2) Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga
agar posisi likuiditas tetap aman.20
5. Manajemen Sumber Dana
Sumber dana yang terlihat pada sisi passive neraca atau
yang disebut pula manajemen passive adalah suatu proses dimana
Bank berusaha mengembangkan sumber-sumber dana yang non
tradisional melalui pinjaman dipasar uang atau menerbitkan
19
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Penerbit Pustaka Alfabet, 2005),
h. 46 20
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Penerbit Pustaka Alfabet, 2005),
h. 51
25
instrument utang untuk digunakan secara menguntungkan terutama
untuk memenuhi alokasi yang produktif.
Secara umum manajemen passive mencakup aktivitas
didalam rangka mengumpulkan dana dari masyarakat dan sumber
lainnya dan menetapkan kompensasi tersebut sesuai dengan yang
diinginkan/dibutuhkan. Dalam arti sempit manajemen passive
diartikan dengan kebutuhan likuiditas, yaitu aktiva mencari dana
pada waktu yang diperlukan.
Sumber dana yang terbesar berasal dari dana masyarakat
disamping sumber dana lainnya yang berasal dari pinjaman dan
modal sendiri. Sumber dana pihak ketiga seperti giro, tabungan dan
deposito lazim juga disebut sumber dana tradisional21
.
Tujuan manajemen dana antara lain:
a) Mendapatkan profit yang maksimal bagi pemegang saham
b) Menyediakan aktiva lancar dan kas yang mencukupi
c) Menyediakan cadangan apabila kas tidak mencukupi
d) Memenuni kebutuhan masyarakat untuk kredit
e) Mengelola kegiatan Bank secara hati-hati, karena berkaitan
dengan pengelolaan dana masyarakat.
d. Penyaluran Dana
1. Pengertian Pembiayaan
21
Veitzal Rivai dan Ariviyan Arifin. Islamic Banking Sistem Bank Islam bukan hanya solusi
menghadapi krisis namun solusi dalam menghadapi persoalan perbankan dan ekonomi global.
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 578
26
Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam/meminjam antara Bank atau lembaga
keuangan lainnya dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil.22
Kualitas pembiayaan sangat berpengaruh terhadap
efektivitas pendapatan yang diharapkan. Oleh karena itu kualitas
ini harus dijaga, agar jangan sampai menjadi pembiayaan
bermasalah, yang akibatnya bukan saja menyebabkan tidak
efektifnya pendapatan tetapi lebih dari itu dapat menyebabkan
kerugian Bank karena tidak terbayarnya kembali dana Bank yang
ditanamkan dalam pembiayaan itu. Faktor-faktor penyebab
masalah harus dihilangkan, dan syarat-syarat yang sempurna
merupakan bagian terpenting dalam proses pemberian pembiayaan.
Dengan kata lain prinsip kehati-hatian harus menjadi perhatian
utama dalam manajemen pembiayaan.
Pembiayaan dalam Bank Islam adalah penyediaan dana
atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:
a) Transaksi sewa dalam bentuk ijarah atau sewa perpindahan hak
milik dalam bentuk ijarah muthahiyah bit tamlik.
22
Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 122
27
b) Transaksi jual beli dalam piutang murabahah, salam dan
istishna.
c) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk qardh.
d) Transaksi multijasa dengan menggunakan akad ijarah atau
kafalah.
Dengan demikian dalam praktiknya pembiayaan adalah:
a) Penyerahan nilai ekonomi sekarang atas kepercayaan dengan
harapan mendapatkan kembali suatu nilai ekonomi yang sama
dikemudian hari.
b) Suatu tindakan atas dasar perjanjian dimana dalam perjanjian
tersebut terdapat jasa dan balas jasa yang keduanya dipisahkan
oleh unsur waktu.
c) Pembiayaan adalah suatu hak, dengan hak mana seorang dapat
menggunakannya untuk tujuan tertentu, dalam batas waktu dan
pertimbangan tertentu pula.
2. Unsur-unsur Pembiayaan
a) Adanya dua pihak, yaitu pemberi pembiayaan (shohibul maal)
dan penerima pembiayaan (mudharib). Hubungan pemberi
pembiaayan dan penerima merupakan hubungan kerjasama
yang saling menguntungkan.
b) Adanya kepercayaan shohibul maal kepada mudharib yang
didasarkan atas prestasi atau potensi mudharabah.
28
c) Adanya persetujuan, berupa kesepakatan antara shohibul maal
dengan pihak lain yang berjanji membayar dari mudharib
kepada shohibul maal.
d) Adanya penyerahan barang, jasa atau uang dari shohibul maal
kepada mudharib.
e) Adanya unsur waktu. Unsur waktu merupakan unsur esensial
pembiayaan
f) Adanya unsur resiko baik dari pihak shohibul maal ataupun
pihak mudharib.
3. Tujuan Pembiaayaan
a) Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari
pembiayaan berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil
yang diperoleh dari usaha yang dikelola bersama nasabah.
b) Safety, Keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan
harus benar-benar terjamin tujuannya dan tanpa hambatan.
4. Fungsi Pembiayaan
a) Pembiayaan dapat meningkatkan daya guna dari modal/uang
b) Pembiayaan meningkatkan daya guna suatu barang
c) Pembiayaan meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
d) Pembiayaan menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat
e) Pembiayaan sebagai alat stabilitas ekonomi
29
f) Pembiayaan sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan
nasional
g) Pembiayaan sebagai alat hubungan ekonomi internasional.
5. Prinsip-prinsip Pembiayaan
a) Al Mudharabah
b) Al Musyarakah
c) Jual Beli
d) Sewa menyewa (Ijarah IMBT)
6. Batas Maksimal Penyertaan Modal
Adanya ketentuan tentang batas maksimum penyertaan
modal Bank Islam dalam aktivitas pembiayaan, menunjukan sifat
unik Bank Islam dalam kaitan pembiayaan. Keunikan tersebut
adalah bahwa Bank Islam dapat memiliki rasio pembiayaan
mencapai financing deposit rasio (FDR) diatas 100% yaitu paling
tinggi 110%.23
Kebijakan dalam penentuan profit margin dan nisbah bagi
hasil diantaranya:
a. Komposisi Pendanaan
b. Tingkat Persaingan
c. Resiko Pembiayaan
d. Jenis Nasabah
e. Kondisi Perekonomian
23
Veitzal Rivai dan Ariviyan Arifin.Islamic Banking Sistem Bank Islam bukan hanya solusi
menghadapi krisis namun solusi dalam menghadapi persoalan perBankan dan ekonomi global.
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 783
30
7. Tingkat Keuntungan yang diharapkan Bank
Dalam praktiknya terdapat beberapa pola dalam
menentukan dana penyaluran yang akan memperoleh pendapatan
tersebut, antara lain:
a. Melakukan pembagian penyaluran utama dan penyaluran
lainnya
Dalam menentukan kelompok penyaluran dana
utama dan penyaluran lainnya ini pun terdapat beberapa pola
yang dipergunakan yaitu ada yang menentukan penyaluran
utama hanya prinsip bagi hasil (mudharabah dan musyarakah)
dan prinsip jual saja (mudharabah,salam dan istishna) dan ada
yang ditambah dengan prinsip ijarah.
Asumsi yang dipergunakan adalah sumber dana yang
diterima diprioritaskan penyalurannya pada kelompok
penyaluran utama sehingga pendapatan yang akan di
bagihasilkan pun dari pendapatan penyaluran utama. Apabila
terdapat kelebihan sumber dana yang disalurkan pada
penyaluran sekunder, baru pendapatan dari penyaluran
sekunder tersebut dibagihasilkan sebesar porsi dana yang
dipergunakan. Sedangkan penyaluran sekunder adalah
penyaluran selain penyaluran utama dan tidak melanggar
prinsip-prinsip Syariah, misalnya penyaluran pada sertifikat
wadiah Bank Indonesia (SWBI) atau sertifikat investasi
31
mudharabah antar Bank (SIMA). Dalam beberapa alokasi yang
penyaluran dan pendapatan dalam penyaluran utama dan
penyaluran lainnya menurut Wiroso dalam bukunya
dialokasikan untuk hal-hal dibawah ini, tercantum pada tabel
1.1.dan tabel 1.2.
Tabel 1.1
Alokasi dana Penyaluran dan Pendapatan utama BankSyariah
Penyaluran Pendapatan
Prinsip Bagi Hasil
Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan Musyarakah
3.000.000
2.000.000
400.000
200.000
Sub total 5.000.000 600.000
Prinsip jual beli
Murabahah
Salam dan Salam Paralel
Istishna dan Istishna Pr
2.000.000
1.000.000
1.000.000
250.000
100.000
50.000
Sub total 4.000.000 400.000
Prinsip Ijarah (Sewa)
Ijarah dan IMB
1.000.000
200.000
Sub total 1.000.000 200.000
Total Penyaluran Utama 10.000.000 1.200.000
Tabel 1.2
Alokasi penyaluran dana dan pendapatan lainnya BankSyariah
Penyaluran Pendapatan
Lainnya
Sertifikat IMA
Sertifikat Wadiah BI
2.500.000
2.500.000
5.000.000
200.000
100.000
300.000
Total Penyaluran Utama 5.000.000 300.000
32
e. Tehnik Perhitungan Bagi Hasil
1. Bagi Hasil
Bank Islam harus mampu mengelola sumber pendapatan
dan beban pendapatannya secara maksimal agar mampu mencapai
tingkat keuntungan secara optimal.Upaya optimalisasi pendapatan
tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu memberdayakan
asset produktif yang dimiliki. Dan dapat pula dilakukan dengan
cara menekan segala biaya, terutama beban pendapatan kepada
pihak ketiga akibat diterimanya dana amanah masyarakat dengan
menggunakan konsep wadiahmaupun akibat dikelolanya dana
investasi masyarakat melalui konsep mudharabah.
Proses penentuan hasil sewa maupun hasil margin yang
diharapkan biasanya ditentukan oleh pihak shohibul maal (Bank),
begitu juga menentukan tingkat bonus yang diberikan terhadap
wadiah dilakukan oleh shohibul maal (Bank). Namun proses
penentuan tingkat bagi hasil diperlukan kesepakatan kedua belah
pihak, yang terungkap dalam nisbah bagi hasil24
.
Proses penentuan nisbah bagi hasil dalam Bank Islam
hampir sama dengan proses penghitungan pembiayaan dana dan
perhitungan tingkat bunga pembiayaan pada Bank Konvensional.
Namun dengan penekanan berbeda, karena Bank Konvensional
24
Veitzal Rivai dan Ariviyan Arifin.Islamic Banking Sistem Bank Islam bukan hanya solusi
menghadapi krisis namun solusi dalam menghadapi persoalan perbankan dan ekonomi global.
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010) ,h. 799
33
berbasiskan biaya sedangkan Bank Islam berbasiskan pendapatan,
perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1
Perbedaan sistem perhitungan sistem konvensional dan sistem syariah
Berbasis Biaya Berbasis Pendapatan
1. Ditentukan di muka
2. Hasil lebih mudah ditentukan
3. Hasilnya mudah diperkirakan
4. Tanpa memperhatikan proses
pemanfaatan dana
5. Tidak tersirat keadilan, karena
beban resiko tidak sebanding
1. Ditentukan di belakang
2. Hasilnya lebih sulit ditemukan
3. Hasilnya susah diperkirakan
4. Pemanfaatan dana harus sesuai
dengan prosesnya
5. Menekankan keadilan melalui
pembagian resiko sesuai
kesepakatan.
Bagi hasil adalah bentuk return (perolehan aktivitas usaha)
dari kontrak investasi dari waktu ke waktu, tidak pasti dan tidak
tetap pada Bank Islam. Besar kecilnya perolehan kembali
tergantung pada hasil usaha yang benar-benar diperoleh
BankIslam.25
a) Faktor-faktor yang mempengaruhi bagi hasil
1. Faktor Langsung
Diantara faktor-faktor langsung (direct factors) yang
mempengaruhi perhitungan bagi hasil adalah investment
rate, jumlah dana yang tersedia, dan nisbah bagi hasil
(profit sharing ratio).
25
Veitzal Rivai dan Ariviyan Arifin.Islamic Banking Sistem Bank Islam bukan hanya solusi
menghadapi krisis namun solusi dalam menghadapi persoalan perBankan dan ekonomi global.
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 799
34
Investment rate merupakan persentase aktual dana yang
diinvestasikan dari total dana. Jika Bank menentukan
investment rate sebesar 80 persen, hal ini berarti 20 persen
dari total dana dialokasikan untuk memenuhi likuiditas.
Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan merupakan
jumlah dana dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk
diinvestasikan. Dana tersebut dapat dihitung dengan
menggunakan salah satu metode ini:
a. rata-rata saldo minimum bulanan
b. rata-rata total saldo harian
Investment rate dikalikan dengan jumlah dana yang
tersedia untuk diinvestasikan, akan menghasilkan
jumlah dana aktual yang digunakan.
c. Nisbah (profit sharing ratio) Salah satu ciri al-
mudharabah adalah nisbah yang harus ditentukan dan
disetujui pada awal perjanjian.
Nisbah antara satu Bank dan Bank lainnya dapat
berbeda.
Nisbah juga dapat berbeda dari waktu ke waktu
dalam satu Bank, misalnya deposito 1 bulan, 3
bulan, dan 12 bulan.
35
Nisbah juga dapat berbeda antara satu account dan
account lainnya sesuai dengan besaranya dana dan
jatuh temponya.
2. Faktor Tidak Langsung
a. Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya
mudharabah
b. Bank dan nasabah melakukan sharing dalam
pendapatan dan biaya (profit and sharing) pendapatan
yang dibagihasilkan merupakan pendapatan yang
diterima setelah dikurangi biaya-biaya.
c. Jika semua biaya ditanggung Bank, hal ini disebut
revenue sharing
b) Kebijakan akunting (prinsip dan metode akunting)
1. Bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh
berjalannya aktifitas yang diterapkan, terutama hubungan
dengan pengakuan pendapatan dan biaya.
Perbedaan bagi hasil deposito nudharabah antara Bank
Syariah dan Bank Konvensional. Adapun perbedaan antara
nisbah bagi hasil Bank umum dan Bank Konvensional
dapat dilihat dalam tabel 2.2 dibawah ini:
36
Tabel 2.2
Perbedaan nisbah bagi hasil Bank umum dan BankSyariah
BANK SYARIAH BANK KONVENSIONAL
Besar kecilnya bagi hasil yang diperoleh
deposan bergantung pada:
1) Pendapatan Bank
2) Nisbah bagi hasil antara nasabah dan
Bank
3) Nominal deposito nasabah
4) Rata-rata saldo deposito untuk jangka
waktu tertentu yang ada pada Bank
5) Jangka waktu deposito karena
berpengaruh pada lamanya investasi
Besar kecilnya bunga yang
diperoleh deposan bergantung
pada:
1) Tingkat bunga yang
berlaku
2) Nominal deposito
3) Jangka waktu deposito
B. Deposito Mudharabah
1. Pengertian Deposito Mudharabah
Menurut UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan Syariah,
deposito adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad
lain yang tidak bertentangan dengan prinsip Syariah yang penarikannya
hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara
nasabah penyimpanan dana dan Bank Syariah atau Unit Usaha Syariah
(UUS).
Berdasarkan Fatwa DSN MUI Nomor 3 Tahun 2000 tentang
mudharabah menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan berdasarkan
prinsip Syariah adalah deposito dengan menggunakan prinsip
mudharabah.26
Selain giro dan tabungan, produk perbankan Syariah
lainnya yang termasuk produk penghimpunan dana adalah deposito.
26
Kautsar Riza Salman. Akutansi Perbankan Syariah Berbasis PSAK Syariah. (Jakarta: Penerbit
Akademia., 2012), h.133
37
Dalam hal ini Bank Syariah bertindak sebagai mudharib (pengelola
dana), sedangkan nasabah bertindak sebagai shohibul mal (pemilik dana).
Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, Bank Syariah dapat melakukan
berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah
serta dapat mengembangkannya, termasuk melakukan akad mudharabah
dengan pihak ketiga.
Dengan demikian Bank Syariah dalam kapasitasnya sebagai
mudharib memiliki sifat sebagai wali amanah, yakni harus berhati-hati
atau kebijakan dalam beritikad baik dan bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang timbul akibat kesalahan atau kelalaiannya. Disamping itu
Bank Syariah juga bertindak sebagai kuasa dalam usaha bisnis pemilik
dana yang diharapkan dapat memperoleh keuntungan seoptimal mungkin
tanpa melanggar berbagai aturan Syariah
Dari hasil pengelolaan dana mudharabah, Bank Syariah akan
membagihasilkan kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah
disepakati dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. Dalam
mengelola dana tersebut, Bank tidak bertanggung jawab terhadap kerugian
yang bukan disebabkan karena kelalaiannya. Namun apabila yang terjadi
adalah mismanagement (salah urus), Bank bertanggung jawab penuh
terhadap kerugian tersebut.
Deposito mudharabah merupakan simpanan dana dengan akad
mudharabah, dimana pemilik dana (Shohibul maal) mempercayakan
dananya untuk dikelola Bank (mudharib) dengan bagi hasil sesuai nisbah
38
yang disepakati bersama. Dalam kapasitasnya sebagai Mudharib Bank
Syariah dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan
dengan prinsip Syariah. Serta mengembangkannya, termasuk melakukan
akad mudhrabah dengan pihak ketiga.
2. Pengertian Mudharabah
Istilah mudharabah merupakan istilah yang paling banyak
digunakan oleh Bank-Bank Islam. Prinsip ini juga dikenal sebagai
“qiradh” atau “muqarradah”27
. Mudharabah adalah perjanjian atas suatu
jenis perkongsian dimana pihak pertama (shohibul maal) menyediakan
dana dan pihak kedua (mudharib) bertanggung jawab atas usaha. Akad
mudharabah dalam pembiayaan adalah akad kerjasama suatu usaha antara
pihak pertama (malik, shohibul maal, atau Bank Syariah) yang
menyediakan seluruh modal dan pihak kedua (amil, mudharib, atau
nasabah) yang bertindak selaku pengelola dana dengan membagi
keuntungan usaha sesai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam akad,
sedangkan kerugian ditanggung sepenuhnya oleh Bank Syariah kecuali
pihak kedua.28
Keuntungan usaha dibagikan sesuai dengan nisbah porsi
bagi hasil yang telah disepakati bersama sejak awal maka kalau rugi
shohibulmaal akan kehilangan sebagian imbalan dari hasil kerja keras dan
managerial skill selama proyek berlangsung.
27
Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta:PT Gramedia
Widiiasarana Indonesia, 2005), h. 33 28
Andri Soemitra, BANK LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH. (Jakarta: Penerbit kencana Prenada
Media Group, 2009), h.81
39
Imam Saraksi, salah satu seorang pakar memberikan definisi
mudharabah dan keterangan sebagai berikut. “Perkataaan mudharabah
diambil dari pada perkataan” darb (usaha) diatas bumi. Dinamakan
demikian karena mudharib (pengguna modal orang lain) berhak untuk
bekerja sama bagi hasil atas jerih payah dan usahanya. Selain
mendapatkan keuntungan ia juga berhak atas menggunakan modal dan
menentukan tujuannya sendiri. Orang-orang Madinah memanggil kontrak
jenis ini sebagai “muqaradah” dimana perkataan ini diambil dari perkataan
“qard” berarti “menyerahkan” dalam hal ini pemilik modal akan
menyerahkan hak atas modalnya kepada amil (pengguna modal).
Mudharabah disebut juga qiradh yang berarti “memutuskan” dalam hal
ini si pemilik uang itu telah memutuskan untuk menyerahkan sebilangan
uangnya untuk diperdagangkannya berupa barang-barang dan memutuskan
sekalian sebagian dari keuntungannya bagi pihak kedua orang yang
berakad qiradh ini.29
Menurut istilah Syarak mudharabah dikenal sebagai
suatu akad atau perjanjian atas sekian uang untuk dipertindakkan oleh amil
(pengusaha) dalam perdagangan, kemudian keuntungannya dibagikan
diantara keduanya menurut syarat-syarat yang ditetapkan terlebih dahulu,
baik dengan sama rata maupun dengan kelebihan yang satu atas yang lain.
Tujuan akad mudharabah adalah supaya ada kerjasama kemitraan antara
pemilik harta yang tidak ada pengalaman berusaha sendiri dalam lapangan
perniagaan, perindustrian dan sebagainya dengan orang yang
29
.Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta: Penerbit
Grasindo 2005), h. 28
40
berpengalaman di bidang tersebut tapi tidak punya modal. Ini merupakan
salah satu langkah untuk menghindari menyia-nyiakan modal pemilik
harta dan menyia-nyiakan keahlian tenaga ahli yang tidak mempunyai
modal untuk memanfaatkan keahlian mereka30
.
3. Rukun Deposito Mudharabah
Dalam transaksi dengan prinsip mudharabah harus dipenuhi rukun
mudharabah meliputi, yaitu:
a) Pemilik barang yang menyerahkan barang-barangnya.
b) Orang yang berkerja, yaitu mengelola barang yang diterima pemilik
barang.
c) mal, yaitu harta pokok atau modal.
d) Amal, yaitu pekerjaan pengelolaan harta.
e) Keuntungan.31
4. Karakteristik Mudharabah
Kedua pihak yang mengadakan kontrak antara pemilik dana dan
mudharib akan menentukan kapasitas baik sebagai nasabah maupun
pemilik. Di dalam akad tercantum pernyataan yang harus dilakukan kedua
belah pihak yang mengadakan kontrak dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Didalam perjanjian tersebut harus dinyatakan secara tersurat maupun
tersirat mengenai tujuan kontrak.
30
Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2005), h. 35
31 Hendi Suhendi. Fiqih Muamalah Membahas Ekonomi Islam, Kedudukan Harta, Hak Milik, Jual
Beli, Bunga Bank dan Riba, Musyarakah, Ijarah, Dan Sebagainya. (Jakarta:PT Raja Grafindo,
2002), h. 139
41
b) Penawaran dan penerimaan harus disepakati kedua belah pihak di
dalam kontrak tersebut.
c) Maksud penawaran dan penerimaan merupakan suatu kesatuan
informasi yang sama penjelasannya32
.
5. Landasan Hukum
Landasan Syariah tentang deposito mudharabah
a) Firman Allah Q.S Annisa 4:29
Artinya:Hai orang-orang yang beriman,janganlah kalian memakan
(mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil,kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela diantaramu.
b) Al-Hadist
:
Di riwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin
Abdul Muthalib jika memberikan dana ke mitra usahanya secara
mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa
mengarungilautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli
ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang bersangkutan
bertanggung jawab atas dana tersebut. Di sampaikanlah syarat-syarat
tersebut kepada Rasulullah SAW. Dan Rasululah pun
membolehkannya. (HR Thabrani).
c) Ijma
32
Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta: PT Gramedia
Widiiasarana Indonesia, 2005), h. 38
42
Imam Zailai33
telah menyatakan bahwa para sahabat telah
berkomitmen terhadap legitimasi pengolahan harta yatim secara
mudharabah. Kesepakatan para sahabat ini sejalan dengan hadist yang
dikutip Abu Ubaid.34
d) Qiyas
Transaksi mudharabah diqiyaskan kepada transaksi musaqah.
e) Kaidah Fiqih
Pada dasarnya, semua bentuk muammalah boleh dilakukan
kecuali ada dalil yang mengharamkan.
f) Para Ulama
Bahwa dalam kenyataan banyak orang mempunyai harta
namun tidak mempunyai kepandaian dalam usaha
memproduktifkannya sementara itu tidak sedikit pula orang yang tidak
memiliki harta namun ia memiliki kemampuan dalam
memproduktifkannya, oleh karenanya diperlukan kerjasama diantara
kedua pihak.
6. Mekanisme Deposito Mudharabah
Mudharabah muqayadah atau disebut juga dengan istilah
restricated mudharabah/specified mudharabah adalah kebalikan dari
mudharabah muthlaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha,
waktu atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali
33
Nasbu ar-Rayah IV, hlm. 13. 34
Kitab al-Amwal hlm. 454.
43
mencerminkan kecenderungan umum si shohibul maal dalam memasuki
jenis dunia usaha.
Mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan
dan pendanaan. Pada sisi penghimpunan dana, Al-Mudharabah diterapkan
pada:
a. Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan
khusus, seperti tabungan haji, tabungan kurban, deposito biasa dan
sebagainya.
b. Deposito Spesial (special investment), dimana dana yang dititipkan
nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya murabbahah saja atau
ijarah saja.
Adapun pada sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk:
a. Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa.
b. Investasi khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat
yang telah ditetapkan oleh shohibul maal.
7. Prinsip Deposito Mudharabah
Prinsip mudharabah diaplikasikan pada produk tabungan
berjangka dan deposito berjangka. Berdasarkan kewenangan yang
diberikan pihak penyimpan dana,prinsip mudharabah dibagi menjadi dua
yaitu35
:
a. Mudharabah mutlaqah atau URIA (Unrestried Investment Account)
b. Mudharabah muqayyadah atau RIA (Restricted Investment Account)
35
Adiwarman A. Karim.. Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan. (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2004), h.109
44
Macam-macam Prinsip Deposito Mudharabah
a) Mudharabah Mutlaqah
Dalam mudharabah mutlaqah, tidak ada pembatasan bagi Bank
dalam menggunakan dana yang dihimpun. Nasabah tidak memberikan
persyaratan apapun kepada Bank, ke bisnis apa dana yang disimpannya
itu hendak disalurkan, atau menetapkan penggunaan akad-akad
tertentu. Jadi Bank memiliki kebebasan penuh untuk menyalurkan
dana URIA ini ke bisnis manapun yang diperkirakan menguntungkan.
Dari penerapan mudharabah mutlaqah ini dikembangkan
produk tabungan dan deposito, sehingga terdapat dua jenis
penghimpunan dana yaitu: tabungan mudharabah dan deposito
mudharabah.
Ketentuan umum dalam produk ini adalah:
Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai
nisbah dan tata cara pemberitahuan keuntungan dan pembagian
keuntungan secara resiko yang dapat ditimbulkan dari penyimpanan
dana. Apabila telah tercapai kesepakatan,maka hal tersebut harus
dicantumkan dalam akad:
1) Untuk tabungan mudharabah, Bank dapat memberikan buku
tabungan sebagai bukti penyimpanan, serta kartu ATM dan alat
penarikan lainnya kepada penabung. Untuk deposito mudharabah,
Bank wajib memberikan sertifikat atau tanda penyimpanan (bilyet)
deposito kepada deposan.
45
2) Tabungan Mudharabah dapat diambil setiap saat oleh penabung
sesuai dengan perjanjian yang disepakati, namun tidak
diperkenankan mengalami saldo negatif.
3) Deposito mudharabah hanya dapat dicairkan sesuai jangka waktu
yang telah disepakati. Deposito yang diperpanjang, setelah jatuh
tempo akan diberlakukan sama seperti deposito baru, tetapi bila
pada akad sudah dicantumkan perpanjangan otomatis maka tidak
perlu akad baru.
4) Ketentuan-ketentuan yang lain yang berkaitan dengan tabungan
dan deposito tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
prinsip Syariah.
b) Mudharabah Muqayyadah (RIA)
Berbeda halnya dengan deposito Mudharabah Mutlaqah
(URIA), dalam deposito Mudharabah Muqayyadah (RIA), pemilik
dana memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada Bank
Syariah dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan dengan
tempat, cara, maupun objek investasinya. Dengan kata lain, Bank
Syariah tidak mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam
menginvestasikan dana RIA ini ke berbagai sektor bisnis yang
diperkirakan akan memperoleh keuntungan36
.
8. Metode Bagi Hasil Deposito Mudharabah
36
Adiwarman A.Karim. Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan. (Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada, 2004), h. 110
46
a. Prinsip Bagi Hasil (Revenue Sharing)
Dari pengamatan yang dilakukan saat ini lembaga keuangan
Syariah,baik Bank Umum Syariah,Bank Konvensional yang
mempunyai cabang Syariah,Bank Perkereditan Rakyat Syariah
(BPRS),dan Baitul Maal Wa Tanwil (BMT) di Indonesia, dalam
melakukan distribusi usaha antara pemilik dana dengan lembaga
keuangan Syariah sebagai mudharib masih menggunakan prinsip bagi
hasil (revenue sharing) belum ada yang menggunakan metode
pembagian laba (profit sharing). Distribusi hasil usaha berdasarkan
prinsip bagi hasil (revenue sharing)37
, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan diantaranya:
1) Pendapatan Operasi Utama
Pendapatan operasi utama Bank Syariah adalah pendapatan
dari penyaluran dana pada investasi yang dibenarkan Syariah yaitu
pendapatan penyaluran dana prinsip jual beli (murabahah istishna
dan istishna parallel, salam dan salam paralel), pendapatan
penyaluran dana dengan prinsip bagi hasil (pembiayaan
mudharabah, pembiayaan musyarakah) pendapatan penyaluran
dana dengan prinsip ujroh (ijarah dan ijarah muntahiya bittamlik)
serta pendapatan penyaluran lain sesuai dengan prinsip Syariah.
Jadi, pendapatan operasi utama Bank yariah inilah yang
akandibagikan kepada shohibul maal (pemilik dana) atau sebagai
37
Wiroso. Penghimpunan dana distribusi hasil usaha Bank Syariah. (Jakarta: Penerbit Grasindo,
2005), h. 120
47
unsur dalam perhitungan distribusi hasil usaha. Besarnya
pendapatan yang dibagihasilkan dalam perhitungan distribusi hasil
usaha dengan prinsip bagi hasil (revenue sharing) ini adalah
pendapatan dari pengelolaan dana (penyaluran) sebesar porsi dana
mudharabah (investasi tidak terikat) yang dihimpun tanpa adanya
pengurangan beban-beban yang dikeluarkan oleh Bank Syariah.
2) Hak pihak ketiga atas bagi hasil investasi tidak terikat
Merupakan porsi bagi hasil dari hasil usaha (pendapatan)
yang diserahkan oleh Bank Syariah kepada pemilik dana
mudharabah mutlaqah (investasi tidak terikat). Penentuan besarnya
bagi hasil dari hasil usaha (pendapatan) yang diserahkan kepada
pemilik dana investasi tidak terikat tersebut dilakukan dalam
perhitungan distribusi hasil usaha yang sering disebut dengan profit
distribution38
.
3) Pendapatan operasi lainnya
Pada praktiknya dalam penyaluran dana Bank Syariah
mengenakan fee administrasi atas penyaluran tersebut yang
besarnya disepakati antara Bank sebagai pemilik dana (mudharib).
Oleh Bank Syariah pendapatan fee admisnistrasi tersebut menjadi
milik Bank sendiri karena pendapatan tersebut merupakan upah
38
Wiroso. Penghimpunan dana distribusi hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta: Penerbit Grasindo,
2005), h. 120
48
administrasi yang dilakukan oleh Bank Syariah sehingga
pendapatan tersebut bukan sebagai unsur distribusi hasil usaha39
.
4) Beban Operasi
Dalam pembagian hasil usaha dengan prinsip bagi hasil
(revenue sharing) semua beban yang dikeluarkan oleh Bank
Syariah sebagai mudharib, baik beban yang untuk kepentingan
Bank Syariah sendiri maupun kepentingan pengelolaan dana
mudharabah, seperti beban tenaga kerja, beban umum dan
administrasi, beban operasi lainnya ditanggung oleh Bank Syariah
sebagai mudharib.
b. Prinsip Bagi Untung (Profit Sharing)
Penerapan distribusi hasil usaha dengan prinsip bagi untung
(profit sharing) bukanlah hal yang mudah, karena dalam pelaksanaan
sangat diperlukan adanya kesiapan semua pihak. Pihak deposan harus
siap menerima bagian kerugian apabila dalam pengelolaan dana
mudharabah mengalami kerugian yang bukan akibat dari kelalaian
mudharib sehingga uang yang diinvestasikan pada Bank Syariah
menjadi berkurang40
. Di lain pihak, BankSyariah sendiri harus secara
jujur dan transparan menyampaikan beban-beban yang akan
ditanggung dalam pengelolaan dana mudharabah, seperti membuat
dan menentukan dengan tegas dan jelas beban yang akan dibebankan
39
Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta:PT Grasindo
Widiiasarana Indonesia, 2005), h. 121 40
Wiroso. Penghimpunan dana distribusi hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta: Penerbit Grasindo.
2005), h. 122
49
dalam pengelolaan dana mudharabah baik beban langsung maupun
beban tidak langsung. Selain itu, Bank Syariah juga harus tertib
administrasi sehingga tidak ada kesalahan dalam pengadministrasian
dan juga dalam perhitungan unsur-unsur distribusi hasil usaha yang
dapat berakibat adanya kesalahan perhitungan hasil usaha yang
diberikan kepada shohibul maal41
.
Apabila Bank Syariah menerapkan pembagian hasil usaha
berdasarkan prinsip bagi untung (profit sharing), Bank Syariah harus
membuat dua laporan laba rugi yang terpisah, yaitu laporan laba rugi
Bank sebagai institusi keuangan sendiri dan laporan pengelolaan dana
mudharabah dimana Bank sebagai mudharib (pengelola dana).Dalam
laporan laba rugi Bank sebagai pengelola danamudharabah,
keuntungan (pendapatan di kurangi dengan beban-beban) atas
pengelolaan dana mudharabah inilah yang akan dipergunakan sebagai
dasar dalam perhitungan distribusi hasil usaha, dan apabila
pengelolaan tersebut mengalami kerugian dan bukan karena kelalaian
mudharib (Bank) maka kerugian tersebut dibebankan kepada pemilik
dana (deposan). Adapun laporannya terbagi menjadi 2 bagian:
1) Laporan hasil usaha mudharabah (Bank sebagai mudharib)
Laporan hasil usaha mudharabah ini dibuat sebagai
pertanggungjawaban Bank Syariah dalam mengelola dana
mudharabah mutlaqah yang telah dipercayakan shohibul maal
41
Wiroso. Penghimpunan dana distribusi hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta: Penerbit Grasindo,
2005), h. 124
50
(deposan) kepada Bank Syariah sebagai mudharib. Dalam laporan
ini dihitung pendapatan dari pengelolaan dana mudharabah
dikurangi beban yang benar-benar menjadi beban dana
mudharabah, yang pada akhirnya akan diperoleh keuntumgan atau
kerugian dalam pengelolaan dana mudharabah. Keuntungan
pengelolaan dana mudharabah ini yang dipergunakan sebagai
dasar perhitungan distribusi hasil usaha dengan prinsip bagi untung
(profit sharing). Dalam laporan hasil usaha mudharabah, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:
a) Pendapatan operasi utama42
Pendapatan operasi utama perhitungannya sama dengan
perhitungan distribusi hasil usaha yang mempergunakan prinsip
revenue sharing. Pendapatan operasi utama Bank Syariah
adalah pendapatan dari penyaluran dana pada investasi yang
dibenarkan Syariah yaitu pendapatan penyaluran dana yang
dilakukan dengan prinsip jual beli (murabahah, istishna dan
istishna parallel, salam dan salam parallel), pendapatan
penyaluran dana yang dilakukan dengan prinsip bagi hasil
(pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah)
pendapatan penyaluran dana yang dilakukan dengan prinsip
ujroh (ijarah dan ijarah muthahiyah bittamlik), serta
42
Wiroso. Penghimpunan dana distribusi hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta: Penerbit Grasindo,
2005), h. 124
51
pendapatan penyaluran lain sesuai dengan prinsip syariah43
.Jadi
pendapatan operasi utama Bank Syariah inilah yang akan
dibagikan kepada shohibul maal (pemilik dana
mudharabahmutlaqah). Besarnya pendapatan yang dibagikan
dalam pembagian hasil usaha pada prinsip bagi untung (profit
sharing) ini adalah pendapatan (revenue) dari pengelolaan dana
(penyaluran) sebesar porsi dari dana mudharabah (investasi
tidak terikat) yang dihimpun. Adapun pengeluaran yang mesti
dikeluarkan diantaranya:
1. Beban Mudharabah
Dalam pembagian hasil usaha dengan prinsip bagi
untung (profit sharing), Bank Syariah harus dapat
memisahkan beban yang menjadi tanggungan Bank Syariah
sendiri dan beban yang akan dibebankan pada pengelola
dana mudharabah. Bank Syariah harus menentukan dengan
tegas dan jelas beban-beban yang akan dipergunakan
sebagai pengurangan pendapatan pengelolaan dana
mudharabah, baik beban tenaga kerja, beban umum
administrasi dan beban lainnya untuk disampaikan kepada
shohibul maal sehingga mengetahuinya.
2. Laba/rugi mudharabah
43
Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta: PT Gramedia
Widiiasarana Indonesia, 2005), h. 124
52
Pendapatan operasi utama di kurangi dengan beban
mudharabah inilah yang akan menghasilkan laba atau
rugi44
. Jika dalam pengelolaan mudhrabah tersebut
mendapatkan keuntungan (laba) maka laba inilah yang akan
dibagihasilkan dengan pemilik dana (diperhitungkan
sebagai unsur perhitungan distribusi hasil usaha) dimana
sebagian diserahkan kepada pemilik dana investasi tidak
terikat dan sebagian menjadi milik Bank Syariah.
b) Laporan laba rugi Bank Syariah (Bank sebagai institusi
keuangan Syariah)
Laporan yang lain harus dibuat oleh Bank Syariah
adalah laporan laba rugi yang merupakan pertanggungjawaban
Bank Syariah dalam menjalankan institusi keuangan Bank
Syariah tersebut. Data-data yang ada dalam laporan tersebut
adalah data-data untuk kepentingan Bank Syariah sendiri dalam
mengelola institusi keuangan Syariah, khususnya beban-beban
yang dikeluarkan oleh Bank Syariah dan data-data yang telah
diperhitungkan dalam pembuatan laporan pengelolaan dana
mudharabah. Bank sebagai mudharib tidak dibenarkan
dipergunakan dalam penyusunan laporan laba rugi Bank
sebagai institusi keuangan Syariah harus benar-benar dijaga
44
Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah.(Jakarta: PT Grasindo
Widiiasarana Indonesia, 2005), h. 126
53
adanya satu data yang dipergunakan untuk membuat dua
laporan pada kepentingan yang berbeda.
Dalam laporan laba rugi ini, beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain:
a) Pendapatan Bank sebagai mudharib
Pendapatan yang ada pada laporan ini adalah bagian
pendapatan atas pengelolaan dana mudharabah yang
diperoleh Bank Syariah dan pendapatan penyaluran yang
menjadi milik Bank Syariah sendiri seperti pendapatan
penyaluran yang berasal dari prinsip wadiah dari bagian
modal Bank Syariah sendiri.
b) Pendapatan operasi lainnya
Pendapatan operasi ini adalah pendapatan yang sama,
dengan pendapatan operasi lainnya dalam prinsip bagi
hasil. Sedangkan apabila Bank Syariah mempergunakan
prinsip distribusi hasil usaha dengan pembagian hasil
(revenue sharing) maka semua beban yang dikeluarkan
oleh Bank Syariah menjadi tanggungan Bank Syariah
sendiri sehingga tidak diperhitungkan dalam unsur
distribusi hasil usaha45
.
c) Beban Operasi
45
Wiroso. Penghimpunan dana distribusi hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta: PT Gramedia
Widiiasarana Indonesia. 2005), h.128
54
Beban-beban dalam laporan adalah beban-beban yang
dikeluarkan oleh Bank Syariah sebagai institusi keuangan
Syariah sendri tidak ada kaitannya dengan pengelolaan
dana mudharabah, baik beban tenaga kerja, beban umum
dan administrasi serta beban-beban lainnya.
Untuk mengetahui beberapa dana yang dihimpun yang
di alokasikan untuk penyaluran dana dan beberapa porsi
pendapatan yang akan dibagihasilkan tersebut dilakukan
perhitungan dengan menggunakan “Tabel Alokasi Sumber
Dana dan Pendapatan” dibawah ini lihat tabel 3.146
Tabel 3.1 Alokasi Sumber Dana dan Pendapatan
Jenis Kelompok Dana Saldo
rata-rata
Harian
Pendapatan
Penyaluran
Alokasi
dana
usaha
Porsi
pendapatan
hasil
Usaha
A B C D
Sumber dana
Tab Mudharabh
Dep Mudharabah
Lain Mudharabah
Total Sumber Dana
Penyaluran Dana
Peny Bagi Hasil
Peny Jual Beli
Peny Ijarah
Penyaluran Lainnya
Total Peny Dana
Total
SRKD 1
SRKD 2
SRKD 3
TSSD
SRPD 1
SRPD 2
SRPD 3
SRPD 4
TSPD
HUPD 1
HUPD 2
HUPD 3
HUPD 4
THUPD
ASSD
PHUD
46
Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta:PT Grasindo
Widiiasarana Indonesia, 2005), h. 130
55
Keterangan :
SRKD : Saldo rata-rata Harian Jenis Kelompok Dana
TSSD : Total Saldo Rata-rata Sumber Dana (Total Saldo Rata-rata
Penyaluran Dana)
SRPD : Saldo Rata-rata kelompok Penyaluran Dana
TSPD : Total saldo Rata-rata Kelompok Penyaluran Dana (Total Saldo
rata-rata Penyaluran Dana
HUPD : Hasil Usaha Penyaluran Dana (Pendapatan Penyaluran Dana yang
diterima kas oleh Bank)
THUB : Total Hasil Usaha Penyaluran Dana (Pendapatan penyaluran
danayang diterima kas oleh Bank)
ASSD : Alokasi sumber dana yang digunakan untuk penyaluran dana (jika
perhitungan ini hanya dana mudharabah saja maka jumlahnya
sama denga total saldo Rata-rata kelompok Dana (TSSD) tetapi
jika wadiah diikutsertakan dalam perhitungan maka jumlahnya
berbeda dengan TSSD)
55
BAB III
GAMBARAN UMUM BNI SYARIAH FATMAWATI
A. Sejarah Singkat BNI Syariah
Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem
perbankan Syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil,
transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap
sistem perbankan yang lebih adil47
. Dengan berlandaskan pada Undang-
undang No.10 Tahun 1998, pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit
Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang,
Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Bank BNI Syariah mulai masuk pasar
Syariah pada bulan April tahun 2000.48
Selanjutnya UUS BNI terus
berkembang menjadi 28 kantor cabang dan 31 kantor cabang pembantu.
Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan Syariah di
Kantor Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih kurang
1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam pelaksanaan
operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap
aspek Syariah. Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai
oleh KH. Ma’ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian
dari DPS sehingga telah memenuhi aturan Syariah.
47
http//www.bnisyariah.co.id. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2014 48
Muhammad. BANK SYARIAH, problem dan prospek perkembangan di Indonesia.
(Yogyakarta:Penerbit Graha Ilmu, .2005), h. 98
56
Di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa
status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana
tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI
Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan
Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang
kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang surat
berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap
pengembangan perbankan Syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap
keunggulan produk perbankan Syariah juga semakin meningkat. September
2013 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 64 Kantor Cabang, 161 Kantor
Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 16 Payment
Point.
Perlu diketahui pula sebelum perbankan Syariah muncul diawal tahun
2000 an, kita sudah mengenal beberapa jenis Bank Konvensional yang sudah
lama berdiri, tetapi dengan seiring perkembangan zaman dan pengetahuan
masyarakat tentang perbankan Syariah dan segala jenis produk, sistem dan
aturan yang sejalan dengan yang diajarkan oleh agama Islam. Maka banyak
pula masyarakat yang pindah dan menggunakan sistem keuangan perbankan
Syariah, karena selain lebih aman dan jelas, BankSyariah juga menawarkan
pelayanan yang sesuai dengan syariat dan ketentuan Islam.49
49
Wawancara dengan Hermawan selaku Manajer Penyelia Umum BNI Syariah Fatmawati. Pada
Tangal 20 September 2014
57
Pada tahun 2001 Bank BNI Syariah mulai didirikan di beberapa
Negara Indonesia termasuk di daerah Fatmawati ini, dengan menjadi kantor
kepala cabang daerah Jakarta Selatan BNI Fatmawati juga bertanggung jawab
terhadap Kantor Pembantu Cabang yang tersebar dibeberapa daerah
khususnya Jakarta Selatan, sedangkan untuk kantor pusat BNI Syariah sendiri
berada di Jl.Sudirman Jakarta Pusat.
B. Visi dan Misi50
1. Visi BNI Syariah
Menjadi Bank Syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam
layanan dan kinerja dengan menjalankan bisnis sesuai kaidah sehingga
insyallah membawa berkah.
2. Misi BNI Syariah
a) Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada
kelestarian lingkungan.
b) Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan
Syariah.
c) Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
d) Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk
berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.
e) Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.
50
http//www.bni syariah.co.id. Di akses Pada tanggal 8 Oktober 2014
58
3. Nilai-nilai
Amanah, profesional, teguh, komitmen dan bertanggungjawab,
jujur, adil dan dapat dipercaya.
Tujuan
a. Memberikan yang terbaik sesuai kaidah.
b. Berkomitmen menyinari anda dengan prodak-prodak unggulan.
c. Sebuah komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik.
d. Menjauhkan masyarakat dari jeratan rentenir.
e. Komitmen untuk dekat di hati anda (nasabah).
C. Struktur Organisasi
1. Kepengurusan51
Pengurus merupakan pemegang kekuasaan atau mandat dari rapat
anggota dan bertindak sebagai pelaksana dari keputusan dan kebijakan
yang dihasilkan dan ditetapkan oleh rapat anggota. Pengurus juga
bertindak sebagai pelaksana pengendali (controller) dari seluruh aktivitas
manajemen yang yang dilaksanakan di BNI Syariah Kantor Cabang
Fatmawati sebagaimana fungsi dan kewenangannya sebagai pengurus,
adapun pertanggung jawabannya atas seluruh kerja dan akibat yang timbul
dilaporkan pada Rapat Anggota Tahunan ( RAT ) telah dipilih melalui
poses pemilihan yang demokratis, maka susunan kepengurusan BNI
Syariah Cabang Fatmawati 2012-2014 sebagai berikut:
51
Wawancara dengan Hermawan Manajer Penyelia Umum BNI Syariah Fatmawati Pada Tangal
20 September 2014
59
Branch Manager : M. Syarif
Operasional Manajer Pemasaran : Ervita
Oprasional Manajer Penyelia : Bambang Sutopo
Pemasan Dana : Luana
Pemasaran Pembiayaan : A. Mubarok
Penyelia Collection : Joko Sutrisno
Penyelia Operation : Iis Aprianti
Penyelia Processing : Wahyudi Hidayat
Penyelia Umum : Ermawan
a. Dewan Pengawas
BNI Syariah Kantor Cabang Fatmawati merupakan organisasi
atau lembaga yang menjalankan pola Syariah, maka telah menjadi
keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS).
Ketua : KH. Ma’ruf Amin
Anggota : Hasanudin
b. Manajemen
Sebagai bentuk pelaksanaan majanemen, fungsi staffing
menjadi bagian yang tak terpisahkan, penempatan dengan rekruitmen
karyawan atau pegawai diputuskan pada komite personalia dengan
melihat pada kebutuhan pada sumber daya yang dibutuhkan.Untuk
melihat komposisi manajemen di Bank BNI Syariah, bisa dilihat pada
tabel 4.1.
60
Tabel 4.1 Data Pengurus Operasional BNISyariah Fatmawati
No Jabatan
1 Branch Manager M. Syarif
2 Operasional Manajer Pemasaran Ervita
3 Operasional Manajer Penyelia Bambang Sutopo
4 Pemasan Dana Luana
5 Pemasaran Pembiayaan A. Mubarok
6 Penyelia Collection Joko Sutrisno
7 Penyelia Operation Iis Aprianti
8 Penyelia Processing Wahyudi Hidayat
9 Penyelia Umum Ermawan
c. Keanggotaan
Keanggotaan BNI Syariah Kantor Cabang Fatmawati dari
tahun ketahun mengalami peningkatan, ini dapat diartikan bahwa BNI
Syariah Kantor Cabang Fatmawati terus mendapat kepercayaan dari
masyarakat. Keanggotaan dalam BNI Syariah terbagi kedalam tiga
kriteria yaitu Branch Manager, Operasional Manajer Pemasaran,
Operasional Manajer Penyelia Umum. Untuk menjadi anggota harus
memenuhi persyaratan-persyaratan dan seleksi yang ketat dan salah
satu persyaratannya adalah sudah menjadi calon anggota BNI Syariah
Kantor Cabang sedangkan untuk menjadi calon anggota BNI Syariah
Kantor Cabang Fatmawati cukup dengan mengisi formulir
permohonan menjadi anggota dan melengkapi persyaratan administrasi
yang ditetapkan dan membuka rekening tabungan di BNI Syariah
Kantor Cabang Fatmawati.
d. Pendidikan dan Pelatihan
BNI Syariah sangat menyadari bahwa pendidikan dan pelatihan
sangat penting untuk dilaksanakan, karena dengan hal tersebut,
61
kualitas dan profesionalisme karyawan dapat terus ditingkatkan
sehingga produktivitas kerja maasing-masing karyawan diharapkan
akan lebih baik. Adapun pendidikan dan pelatihan yang sudah
dilaksanakan lebih bersifat Managerial serta Up-Grading untuk
karyawan. Kegiatan sosial BNI Syariah Kantor Cabang Fatmawati
selain menjalankan fungsi bisnisnya, juga tidak melupakan fungsi
sosial tersebut seperti santunan anak yatim, pengajian rutin bulanan,
bakti sosial, qurban untuk lingkungan dan aktivitas-aktivitas sosial
lainnya.
D. Produk dan Jasa
Pada prinsipnya BNI Syariah Kantor Cabang Fatmawati menarik dana
dari anggota dan calon anggota dengan menggunakan 2 akad yaitu wadiah dan
mudharabah52
.
1. Dengan Akad Wadiah
Simpanan anggota pada Bank dengan akad wadiah/titipan dan
simpanan tersebut dapat digunakan oleh untuk kegiatan usaha Bank,
dengan ketentuan penyimpanan tidak mendapatkan bagi hasil atas
penyimpanan dananya, tetapi bisa dikompensasi dengan imbalan bonus
yang besar, bonus ditentukan sesuai kebijakan Bank.
52
http//www.bni syariah.co.id. Diakses Pada tanggal 8 Oktober 2014
62
2. Dengan Akad Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara pemilik dana dan
pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha, laba dibagi atas dasar
nisbah bagi hasil menurut kesepakatan kedua belah pihak, sedangkan bila
terjadi kerugian akan ditanggung oleh si pemilik dana kecuali disebabkan
oleh misconduct, negligence atauviolation oleh pengelola dana.
Produk-produk pembiyaan dan jasa yang ditawarkan oleh Bank
BNI Syariah:
a) BNI iB Giro (IDR & USD)
Giro Syariah merupakan produk yang memberikan segala kemudahan
bertransaksi Giro yang menggunakan prinsip Wadiah Yadh
Dhamanah. Giro Syariah mendukung usaha customer dengan
kemudahan on-line pada cabang-cabang BNI di seluruh Indonesia.
b) Tabungan iB Plus
Tabungan iB Plus (Tabungan Syariah Plus) adalah tabungan yang
dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Mutlaqah. Dengan prinsip
ini tabungan anda akan diinvestasikan secara produktif dalam investasi
yang halal sesuai dengan prinsip Syariah. Keuntungan dari investasi
akan dibagihasilkan antara anda dan Bank sesuai dengan nisbah yang
disepakati diawal pembukaan rekening tabungan.Manfaat yang
diperoleh:
1) Bagi hasil yang kompetitif.
2) Saldo dibawah saldo minimum tetap mendapat bagi hasil.
63
3) Kemudahan setor dan tarik on-line real time di seluruh kantor
cabang
4) Dapat digunakan sebagai jaminan pembiayaan.
5) Mendapatkan fasilitas layanan:
Kartu debit untuk berbelanja di merchant maestro/mastercard
di seluruh dunia.
SMS Banking, yaitu layanan inquiry dan transaksi perbankan
melalui SMS secara cepat dan mudah.
BNI Internet Banking, berupa layanan informasi transaksi
transfer, pembayaran berbagai tagihan rutin seperti telepon,
handphone, zakat, kartu kredit , listrik, maupun pembelian tiket
dan pulsa, yang dapat dilakukan dengan media internet.
3. BNI iB Tapenas
Merencanakan dan mempersiapkan dana pendidikan sedini
mungkin untuk buah hati adalah sebuah tindakan bijaksana. BNI Syariah
membantu masyarakat untuk menyiapkan pendidikan melalui BNI iB
Tapenas. Dengan setoran sesuai kemampuan dan perlindungan asuransi,
BNI iB Tapenas dapat membantu masyarakat mewujudkan rencana masa
depan keluarga yang lebih baik.
Keunggulan
a) Bagi hasil kompetitif, lebih tinggi dibanding tabungan biasa
b) Jangka waktu tabungan 1 sampai dengan 18 tahun
c) Manfaat asuransi hingga Rp 750 juta.
64
d) Asuransi bebas premi untuk program Otomatis
e) Perlindungan asuransi jiwa plus asuransi kesehatan
f) Jika terjadi resiko kematian atau cacat tetap total pada penabung, maka
setoran bulanan akan dilanjutkan oleh perusahaan asuransi hingga
jatuh tempo
g) Setoran bulanan sesuai dengan kemampuan Anda, mulai dari Rp
100.000 sampai Rp 5 juta per bulan.
h) Setoran bulanan dapat didebet langsung dari rekening Tabungan iB
Plus, Tabungan iB Prima, BNI iB Giro, BNI Taplus, BNI Taplus
Utama atau BNI Giro Anda.
4. BNI iB Deposito
BNI iB Deposito diperuntukkan bagi mereka yang ingin memiliki
investasi berjangka yang menguntungkan dan menenangkan.
Menggunakan prinsip Mudharabah Mutlaqah , BNI iB Deposito
mengelola dana masyarakat dengan cara disalurkan untuk pembiayaan
usaha produktif maupun pembiayaan konsumtif yang halal dan bermanfaat
untuk kemaslahatan umat.
Keunggulan
a) Dapat diperpanjang secara otomatis
b) Bagi hasil yang kompetitif setiap bulannya
c) Investasi disalurkan untuk pembiayaan di sektor yang halal
d) Dapat digunakan sebagai jaminan pembiayaan
65
Persyaratan.
a) Menyerahkan fotokopi identitas diri (KTP, Paspor)
b) Setoran awal minimum Rp 1.000.000
c) Menandatangani perjanjian nisbah bagi hasil
d) Nasabah melalui proses KYC (Know Your Customer)
e) Mengisi formulir pembukaan rekening dan formulir KYC verifikasi
atas kebenaran data.
5. BNI iB Haji
BNI Syariah memahami bahwa setiap muslim bercita-cita
menunaikan ibadah setidaknya sekali seumur hidup. BNI iB Haji dari BNI
Syariah merupakan produk tabungan yang dikhususkan untuk memenuhi
Ongkos Naik Haji (ONH) yang dikelola secara aman dan bersih sesuai
Syariah. BNI iB Haji telah tergabung dalam layanan online SISKOHAT
(Sistem Koordinasi Haji Terpadu) yang memungkinkan jamaah haji
memperoleh kepastian porsi dari Departemen Agama pada saat jumlah
tabungan telah memenuhi persyaratan. Manfaat yang diperoleh antara lain:
1) Bebas biaya administrasi.
2) Calon haji ditutup asuransi kecelakaan diri dan kematian.
3) Dapat melakukan setoran di seluruh cabang BNI (on-line).
4) Setoran ringan.
5) On-Line dengan Siskohat.
6) Memperoleh bagi hasil yang menarik.
66
7) Fasilitas autodebet untuk setoran bulanan.
8) Pembukaan rekening dapat dilakukan di lebih 600 Kantor Cabang BNI
(OfficeChanelling).
Persyaratan:
1) Menyerahkan fotokopi identitas diri (KTP, Paspor)
2) Setoran awal minimum Rp 500.000
3) Menandatangani perjanjian nisbah bagi hasil
4) Nasabah melalui proses KYC (Know Your Customer): mengisi
formulir pembukaan rekening dan formulir KYC verifikasi atas
kebenaran data.
Adapum macam-macam produk pembiayaan di Bank BNI Syariah
diantaranya:
a) Pembiayaan Modal Kerja
Pembiayaan modal kerja dengan akad Mudharabah/Musyarakah
plafond dapat diberikan sampai dengan 5 tahun atau dapat
diperpanjang setiap tahun. Adapun macam-macamnya diantaranya:
b) Pembiayaan Investasi
Pembiayaan investasi memiliki jangka waktu maksimal 7 tahun
dengan angsuran kewajiban tetap selama periode pembiayaan sehingga
terbebas dari fluktuasi suku bunga pasar.
6. Pembiayaan Beragunan Tunai (Cash Collateral Financing)
67
Pembiayaan beragunan tunai merupakan jenis pembiayaan yang
memungkinkan investor memperoleh pembiayaan dengan menjaminkan
agunan dalam bentuk tunai yaitu deposito ataupun giro.
7. Pembiayaan Pola Kerjasama
BNI Syariah merupakan pembiayaan melalui pola kerjasama dengan
multifinance, sekuritas dan asuransi Syariah.
a) Produk Pembiayaan
Produk pembiayaan yang ditawarkan BNI Syariah kantor cabang
Fatmawati kepada calon anggota dan masyarakat terdiri dari:
8. Dengan Akad Kerjasama dan Bagi Hasil
a. Pembiayaan Mudharabah
Adalah akad kerjasama permodalan usaha dimana Bank
sebagai pemilik modal (Shahibul Maal) menyetorkan modalnya
kepada anggota dan calon anggota sebagai pengusaha (Mudharib)
untuk secara leluasa menggunakan modal tersebut untuk melakukan
kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan Syariah, pembagian
keuntungan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan nisbah
(proporsi bagi hasil) dan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal
(Bank/shahibul maal) sepanjang kerugian tersebut bukan merupakan
kelalaian penerima pembiyaan (anggota dan calon anggota/Mudharib).
b. Pembiayaan Musyarakah
Adalah akad kejasama usaha antara Bank dengan satu pihak
atau beberapa pihak sebagai pemilik modal pada usaha tertentu, untuk
68
mengembangkan modal dan melakukan usaha bersama dalam bentuk
kemitraan dengan nisbah bagi hasil yang sesuai kesepakatan para
pihak, sedangkan kerugian ditanggung secara proporsional sesuai
dengan kontribusi modal.
9. Dengan Akad Jual Beli
Adapun tagihan atas transaksi penjualan barang dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati
pihak penjual (Bank) dengan pembeli (anggota dan calon anggota) untuk
melunasi kewajiban sesuai jangka waktu tertentu disertai dengan
pembayaran imbalan berupa keuntungan (margin) yang disepakati dimuka
sesuai akad.
10. Dengan Akad Sewa
Adalah taguhan akad sewa menyewa suatu barang antara Muajir
(Lessor/Penyewa) dengan Musta’jir (Lessel/yang menyewakan) atas
Ma’jur (Objek Sewa) untuk mendapatkan imbalan atas barang yang
disewakan.
69
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Penghimpunan Dana
1. Penghimpunan Menurut Jenisnya
Penghimpunan dana merupakan salah satu bentuk tanggung jawab
Bank terhadap kebermanfaatan suatu nilai uang agar dimaksimalkan untuk
mencapai suatu nilai ekonomi, yang bertujuan agar mendapatkan suatu
keuntungan yang lebih dari kebermanfaatan uang tersebut demi meningkat
perekonomian. Maka dari itu Bank melakukan pemberdayaan dari
penghimpunan dana serta menyalurkannya kepada suatu pembiayaan yang
dibutuhkan kepada masyarakat.
Dalam tinjau dari sistem penghimpunan dananya Bank BNI
Syariah Fatmawati menghimpun pendanaan kepada 2 katagori, yakni:
a. Penghimpunan Dana Pihak Pribadi
Penulis mendapatkan informasi bahwa pengelolaan dana
deposito mudharabah secara pribadi, lebih banyak diminati
dibandingkan pihak perusahaan, karena sistem yang lebih mudah dan
juga keuntungan yang menjanjikan serta waktu yang relatif dapat
membuat pihak nasabah mempunyai pilihan terhadap nilai investasi
yang akan dibuka pada produk deposito mudharabah,hal ini juga
didukung dengan adanya sistem spesial nisbah kepada pihak deposan
secara pribadi yang membuka deposito sebesar Rp.1.000.000.000 yang
70
mana spesial nisbah ini adalah suatu bentuk rekomendasi dari pihak
BNI pusat terkait pemberian special nisbah bagi hasil terhadap
deposan53
b. Penghimpunan Dana Pihak Perusahaan
Penulis menjelaskan bahwa penghimpunan dana deposito pihak
perusahaan lebih sulit dalam sistem biroksasi dan administrasi baik
dari pihak perusahaan itu sendiri ataupun pihak Bank, namun pihak
perusahaan juga mendapatkan sistem special nisbah kepada perusahaan
jika pihak perusahaam membuka deposito Rp.5.000.000.000 dimana
sistem yang ditawarkan Bank BNI Syariah juga sama.
Dengan tetap berpedoman pada peraturan BI serta dewan
Syariah Bank BNI Syariah melakukan sistem strategi pemasaran dalam
penghimpunan dana terhadap calon nasabah dengan cara, seperti
berikut:
2. Strategi Pemasaran Produk
a. Stategi Penghimpunan Dana Melalui Brosur
Dalam upaya meningkatkan kualitas pemasaran produk
deposito mudharabah, Bank BNI Syariah melalui salah satunya
membuat brosur terkait penjelasan produk deposito mudharabah ini.
Hal ini dilakukan agar nasabah dapat mendapatkan keterangan yang
lebih jelas dan terperinci dalam brosur, serta mendapatkan informasi
yang tepat dan akurat agar calon nasabah bisa mempercayakan system
53
Wawancara dengan Nadia selaku karyawan penanggung jawab terhadap produk deposito
mudharabah BNI Syariah.Fatmawati. Pada tanggal 23 Sepember 2014
71
pengelolaan keuangannya kepada pihak Bank, agar dapat disalurkan
kepada pihak yang membutuhkan serta dapat menguntungkan semua
pihak.
b. Strategi Penghimpunan Dana Melalui Online
Demi melakukan persaingan di era modern ini,pihak Bank
melakukan motivasi dengan melakukan sistem pemasaran online, baik
melalui internet, mobile Banking, aplikasi khusus, demi mendapatkan
ruang strategis bagi semua produk diperbankan agar dapat menarik
minat calon nasabah. Dengan sistem online ini pula pihak Bank juga
dapat mengetahui kekurangan serta kelebihan yang diterapkan oleh
manajemen demi mencapai target pendapatan Bank yang tiap
tahunnya dilakukan evaluasi demi memenuhi kebutuhan di
masyarakat.
c. Strategi Open Table (Buka Stand)
Bank bersama seluruh pegawai membuka peluang
memperkenalkan kepada masyarakat tentang produk serta ingin lebih
menjelaskan kepada masyarakat umum, ini merupakan program
pembukaan stand dibeberapa tempat agar mendapatkan penjelasan
lebih lanjut bagi masyarakat, umumnya stand yang dibuka lebih
kepada tempat-tempat strategis dimasyarakat,seperti mal, kampus,
pasar, tempat hiburan, dan sebagainya. Hal ini agar menjadikan Bank
BNI Syariah lebih dekat kemasyarakat serta memberikan ruang
terbuka terkait penjelasan produk yang ada.
72
d. Direct Sell
Sistem pemasaran ini dilakukan oleh pihak Bank BNI Syariah
yakni menjelaskan langsung terhadap perusahaan-perusahaan agar
dapat menggunakan jasa serta produk BNI Syariah. Di dalamnya Bank
akan menjelasakan secara detail dan rinci tentang kebermanfaatan
suatu produk yang ada didalamnya.
e. Pamflet
Pemasaran produk semacam ini umumnya dilakukan oleh
semua pihak dalam ke ikut sertaan dalam suatu event, atau sponsor.
Dimana dalam suatu event pihak event akan dapat memberikan ruang
atau tempat bagi sponsor agar memperkenalkan produk mereka bagi
pengikut acara tersebut.
f. Media
Menurut wawancara dengan bapak Kamil selaku staff pembiayaan,
media adalah salah satu bentuk bentuk promosi pihak Bank BNI
Syariah terhadap pengenalan masing-masing produk yang ada didalam
Bank BNI Syariah ini, dengan melihat dari target pencapaian
keberhasilan serta pendapatan keuntungan pertahunnya, membuat
Bank BNI Syariah lebih berusaha memasarkan secara besar-besar baik
itu media tv, media cetak, radio, dan sebagainya..54
54
Wawancara dengan Kamil selaku karyawan penanggung jawab produk pembiayaan BNI Syariah.
Fatmawati.Pada Tanggal 22 Sepember 2014
73
3. Sistem Pengelolaan Dana
Operasional Bank BNI Syariah selain menggunakan modal sendiri,
juga menghimpun dana dari masyarakat dengan menggunakan prinsip
wadiah (titipan) dan Mudharabah (bagi hasil) dalam bentuk tabungan, giro
dan deposito, selanjutnya dana tersebut disalurkan kembali ke masyarakat
dalam bentuk pembiayaan dengan menggunakan prinsip murabahah (jual
beli), mudharabah (bagi hasil), musyarakah (partnership), Ijarah (sewa),
salam, istishna, dan lain-lain.
Masyarakat menempatkan dana dalam bentuk wadiah dengan
maksud agar Bank menjaga dananya dan setiap saat dana tersebut bisa
diambil, sehingga dana wadiah ini tidak memberikan bagi hasil atas hasil
pengelolaan, namun Bank bertanggungjawab penuh atas dana tersebut.
Dana dalam bentuk mudharabah adalah merupakan bentuk investasi yang
dipercayakan pemilik dana kepada Bank agar melakukan investasi disektor
menguntungkan sehingga hasil yang diperoleh dapat dibagihasilkan sesuai
nisbah disepakati di awal55
.
Menurut nasabah yang bernama Muslihat Isna selaku pengurus
koperasi yang menjadi nasabah deposito mengatakan jumlah dana yang di
investasikan untuk membuka deposito ketika itu adalah Rp.5.000.00 untuk
jangka waktu satu bulan, hanya mendapatkan keuntungan sebesar
Rp.27.500, hal ini tidak jauh berbeda dengan sistem pembukaan tabungan
berjangka, inilah yang menjadi perlu penilaian penting jika dana deposito
55
Veitzal Rivai.dan Ariviyan Arifin.Islamic BankingSistem Bank Islam bukan hanya solusi
menghadapi krisis namun solusi dalam menghadapi persoalan perBankan dan ekonomi global.
(Jakarta. Bumi Aksara. 2010), h.802
74
itu sangat berpengaruh besar terhadap jumlah nilai investasi yang
dititipkan oleh nasabah,semakin besar nasabah menitipkan uangnya
semakin besar juga keuntungan yang akan didapat,namun berkaitan erat
dengan lama waktu penyimpanan, ini adalah 2 hal yang tidak dapat
dipisahkan dalam prinsip deposito mudharabah.
B. Penyaluran
Dalam hal penyaluran pembiayaan dana deposito mudharabah Bank
melakukan penentuan katagori kelompok penyaluran dana utama dan
penyaluran lainnya, ini pun terdapat beberapa pola yang dipergunakan yaitu
ada yang menentukan penyaluran utama hanya prinsip bagi hasil (mudharabah
dan musyarakah) dan prinsip jual saja (mudharabah, salam dan istishna) dan
ada yang ditambah dengan prinsip ijarah.
1. Penyaluran Utama
Penyaluran utama yang dilakukan oleh Bank BNI Syariah
umumnya dilakukan terhadap produk-produk pembiayaan yang ada dalam
produk BNI Syariah. Pada pola penyaluran yang dilakukan oleh pihak
Bank BNI Syariah terhadap produk pembiayaan produktif dapat dilakukan
penyaluran kepada pembiayaan-pembiayaan.
2. Penyaluran Lainnya
Dalam pelaksanaan programnya sistem penyaluran lainnya dapat
dilakukan kepada aspek yang bisa disalurkan, kepada pembiayaan
operasional Bank. Pada pemanfaatan keuangan deposito mudharabah ini
75
dapat pula digunakan sebagai biaya operasional kebutuhan internal Bank,
mulai dari pembiayaan perbaikan mesin fotocopy, perbaikan kendaraan
operasional, penambahan inventaris, dan sebagainya. Hal ini diungkapkan
menurut bapak Dimas selaku bagian pembiayaan, keuangan deposito
mudharabah nasabah bisa dimanfaatkan sebagai biaya operasional yang
mana, hasil keuntungan Bank nantinya akan dibagikan kepada nasabah,
hal ini sudah menjadi suatu manajemen resiko Bank, dimana pihak Bank
juga ditargetkan untuk mencapai keuntungan perusahaan56
.
Penyaluran yang dilakukan oleh Bank BNI Syariah Fatmawati
terdiri atas 2 prinsip penyaluran terhadap:
a. Pembiayaan Produktif
b. Pembiayaan Konsumtif
Pada pola penyaluran yang dilakukan oleh pihak Bank BNI Syariah
terhadap produk pembiayaan produktif dapat dilakukan penyaluran kepada
pembiayaan-pembiayaan seperti: pembiayaan koperasi, pembiayaan modal
kerja, pembiayaan tunas ib hasanah, wirausaha ib hasanah, usaha kecil ib
hasanah.57
1) Pembiayaan Koperasi
Pogram pemberdayaan pembiayaan koperasi ini adalah bertujuan
untuk meningkatkan kesejahtraan anggota, serta meningkatkan daya
saing dalam bisnis agar koperasi dapat mengembangkan diri demi
56
Wawancara dengan Dimasselaku karyawan penanggung jawabpenyaluran pembiayaan pada BNI
Syariah. Fatmawati.Pada Tanggal 22 Sepember 2014
57Wawancara dengan Dinda selaku karyawan penanggung jawab terhadap produk deposito
mudharabah BNI Syariah. Fatmawati.Pada Tanggal 22 Sepember 2014
76
terciptanya suatu nilai ekonomi kerakyatan yang didukung oleh unsur-
unsur kebutuhan anggotanya. Agar koperasi dapat meningkatkan dan
mengembangkan usahanya demi kesejahteraan anggota khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
2) Pembiayaan Modal Kerja
Program pembiayaan modal kerja adalah suatu produk pinjaman lunak
yang diberikan oleh Bank terhadap penambahan fasilitas serta
pinjaman modal yang dapat memperlancar usaha para calon nasabah.
Adapun jenis sistem yang dilakukan Bank BNI Syariah Fatmawati
diantaranya:
a) Bagi Hasil
Kebutuhan modal kerja usaha yang beragam, seperti untuk
membayar tenaga kerja, rekening listrik, air dan bahan baku, dan
sebagainya. Dapat dipenuhi dengan pembiayaan berakadkan bagi
hasil mudharabah. Sebagai contoh, usaha rumah makan, usaha
bengkel, usaha warung, dan sebagainya.
b) Jual-Beli
Kebutuhan modal kerja usaha perdagangan untuk membiayai
barang dagangan dapat dipenuhi dengan akad bagi hasil
mudharabah. Dengan jual-beli kebutuhan modal pedagang
terpenuhi dengan harga tetap dengan meminimalisir resiko.
Diantara produk-produk nya:
77
1. Pembiayaan Tunas IbHasanah
Tunas Usaha Ib Hasanah (TUS) adalah pembiayaan modal
kerja dan atau investasi yang diberikan untuk usaha produktif
yang flexsibel namun dengan prinsip Syariah dalam rangka
mendukung pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 6 tahun
2007.
2. Pembiayaan Wirausaha IbHasanah
Wirausaha Ib Hasanah (WUS) adalah fasilitas pembiayaan
produktif yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
pembiayaan usaha-usaha produktif (modal kerja dan investasi)
yang tidak bertentangan dengan Syariah dan ketentuan
peraturan perundangan yang berlaku.
3. Pembiayaan Usaha kecil IbHasanah
Usaha Kecil Ib Hasanah adalah pembiayaan Syariah yang
digunakan untuk tujuan produktif (modal kerja maupun
investasi) kepada pengusaha kecil berdasarkan prinsip-prinsip
pembiayaan Syariah.
c) Pembiayaan Konsumtif
Dalam pola pembiayaan konsumtif dilakukan menjadi 7
pembiayaan, yaitu pembiaayaan Oto iB Hasanah, pembiayaan
Multi Ib Hasanah, pembiayaan Griya iB Hasanah,pembiayaan
78
Fleksi iB Hasanah,pembiayaan Haji iB Hasanah, pembiayaan Cash
Collateral Finance, pembiayaan Qard beragunan emas.58
:
Adapun ragam jenis pembiayaan konsumtif diantaranya:
1) Pembiyaan Oto Ib Hasanah
Adalah fasilitas pembiayaan konsumtif dengan akad
murabahah yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk
membeli kendaraan bermotor baik roda empat maupun roda
dua dengan agunan kendaraan bermotor yang dibiayai.
2) Pembiayaan Multi Ib Hasanah
Multiguna Ib Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif
yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk membeli
barang kebutuhan konsumtif dengan agunan berupa tanah dan
bangunan atas nama nasabah yang berstatus SHM atau SHGB
(Rumah, Ruko, Rukan), bukan barang yang dibiayai,yang
ditujukan untuk kalangan profesional dan pegawai aktif yang
memiliki sumber pembayaran kembali dari penghasilan tetap
dan tidak bertentangan dengan undang-undang/hukum yang
berlaku serta tidak termasuk kategori yang diharamkan Syariah
Islam.
3) Pembiayaan Griya Ib Hasanah
Pembiayaan Griya iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan
konsumtif dengan menggunakan Akad Murabahah (Jual Beli)
58
Karnaen A. Perwaraatmadja dan Hendri Tanjung.Bank Syariah teori, praktik dan peranannya.
(Jakarta: Penerbit Calestial Publishing. 2007), h. 131
79
yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk membeli atau
membangun rumah tinggal, yang disesuaikan dengan
kebutuhan pembiayaan dan kemampuan masing-masing calon
nasabah.
4) Pembiayaan Fleksi Ib Hasanah
Pembiayaan konsumtif dengan Akad Murabahah dan Ijarah
bagi pegawai/karyawan suatu Perusahaan/Lembaga/Instansi
untuk pembelian barang dan penggunaan jasa yang tidak
bertentangan dengan Undang-undang/Hukum yang berlaku
serta tidak termasuk kategori yang diharamkan Syariah Islam.
5) Pembiayaan Haji Ib Hasanah
Fasilitas pembiayaan konsumtif yang ditujukan kepada nasabah
untuk memenuhi kebutuhan biaya setoran awal biaya
penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) yang ditentukan oleh
Departemen Agama, untuk mendapatkan nomor porsi Haji
dengan menggunakan Akad Qardh dan Ijarah.
6) Pembiayaan Cash Collateral Finance
Pembiayaan dengan akad murabahah dan ijarah yang di jamin
dengan cash, yaitu dijamin dengan simpanan dalam bentuk
deposito, giro, dan tabungan yang di terbitkan BNI Syariah.
7) Pembiayaan Qard Beragunan Emas
Penyerahan hak penguasaan secara fisik atas harta/barang
berharga berupa emas (lantakan dan atau perhiasan) dari
80
nasabah kepada Bank sebagai agunan atas pembiayaan yang
diterima oleh nasabah.
3. Objek/Tempat
Dilihat dari beberapa unsur pembiayaan yang sudah dijelaskan
maka penulis menilai bahwa aspek atau tempat yang disalurkan
pembiayaannya kepada 4 pola,seperti:
a) Objek Jual-Beli
Menurut bapak Kamil, selaku bagian penyaluran pembiayaan, objek
pembiayaan yang disalurkan, adalah pola jual-beli seperti, toko
kelontong, warung makan, usaha bengkel, dan sebagainya.Yang
merupakan secara umum dapat dipenuhi dengan pembiayaan pola jual-
beli dengan akad murabahah. Karena dengan akad ini Bank Syariah
dapat memenuhi keinginan nasabah dengan membeli asset yang
dibutuhkan nasabah dari supplier dan kemudian dijual kembali kepada
nasabah dengan mengambil margin keuntungan yang diinginkan59
.
b) Objek investasi
Kebutuhan investasi secara umum dapat dipenuhi dengan pola bagi
hasil dengan akad mudharabah, sebagai contoh pabrik baru, usaha
baru, perluasan usaha, dan sebagainya. Hal ini mendorong agar Bank
Syariah serta pengusaha berbagi resiko yang saling menguntungkan
dan adil. Menurut bapak Kamil hal ini dapat mendorong Bank agar
59
Wawancara dengan Kamil selaku karyawan penanggung jawab terhadap penyaluran
pembiayaan pada BNI Syariah. Fatmawati. Pada Tanggal 22 Sepember 2014
81
secara aktif dalam kegiatan usaha dan mengurangi resiko yang akan
ditimbulkan bagi nasabah.
c) Objek sewa
Pada saat nilai kebutuhan investasi sangat tinggi dan memerlukan
waktu lama untuk memproduksinya secara umum tidak dilakukan
dengan cara bagi hasil. Menurut bapak Dimas selaku pegawai
penyaluran pembiayaan kebutuhan investasi yang tinggi atau
kebutuhannya tidak terjangkau maka dapat dipenuhi dengan
pembiayaan pola akad sewa, Sebagai contoh:Pembiayaan alat-alat
industri, mesin-mesin pertanian, dan sebagainya.
d) Objek Pinjaman
Pada saat nasabah membutuhkan keuangan yang lebih demi memenuhi
kebutuhan yang cepat,maka Bank memberikan sistem akad pola
pinjaman. Menurut bapak Dimas, akad pinjaman ini dibutuhkan oleh
nasabah di saat ingin melunasi. Seperti pinjaman agunan motor,
pembiayaan KPR,dan sebagainya60
.
4. Target Penyaluran
Adapun target penyaluran dari setiap pembiayaan ditentukan oleh
pihak Bank, pada tahun ini pihak BNI Syariah menargetkan 48 Miliyar
dalam penyaluran pembiayaan yang dibagikan kepada 4 orang yang
bertanggung jawab terhadap masalah pembiayaan,setiap orang
60
Wawancara dengan Dimas selaku karyawan penanggung jawab penyaluran pembiayaan pada
BNI Syariah. Fatmawati.Pada Tanggal 22 Sepember 2014
82
mendapatkan target tahunan sebesar 2 miliyar/tahun.Untuk mencapai
target penyaluran pembiayaan. Adapun tiap tahunnya Bank mempunyai
targetan yang besar dalam pencapaian kinerja dalam penyaluran
pembiaayaan.
C. Tehnik Perhitungan Bagi Hasil Deposito Mudharabah
1. Sistem Bagi Hasil Nasabah Dengan Bank
Sistem bagi hasil deposito mudharabah yang diterapkan oleh BNI
Syariah Fatmawati adalah menggunakan sistem profit sharing. Sistem ini
mempunyai pengertian bahwa adanya pembagian hasil, penghasilan
pendapatan antara shohibul maal (nasabah) dengan mudharib (BNI
Syariah). Bentuk kerjasama antara shohibul maal dan mudharib
cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha,
waktu dan daerah bisnis61
.
Dalam pembagian hasil, BNI Syariah mempunyai standar nominal
pembukaan rekening deposito untuk setiap nasabah, yaitu minimal
Rp.1.000.000 untuk perorangan dan Rp.5.000.000 untuk perusahaan.Untuk
di bawah standar tersebut nasabah tidak mendapatkan bagi hasil setiap
bulannya.
Pembagian hasil yang diberikan oleh Bank BNI Syariah Fatmawati
sebagai mudharib (pengelola modal) dilakukan melalui proses perhitungan
bagi hasil dengan akad mudharabah mutlaqah.
61
M. Syafii Antonio, Bank Syariah dari teori ke praktik (Jakarta: Gema Insani Press, 2001). h, 97
83
2. Proses Perhitungan Bagi Hasil
Dalam perhitungan bagi hasil langkah-langkah awal dalam
penentuan bagi hasil adalah:
a. Penetapan nisbah bagi hasil untuk deposito mudharabah sebesar 49% :
51%, jadi 49% untuk shohibul maal (nasabah) dan 51% untuk
mudharib (Bank).
b. Menghitung saldo rata-rata tabungan masing-masing nasabah. Adapun
contoh perhitungannya adalah seperti dibawah ini:
5.000.000 x e.q fallen -20%(Pajak)= Rp.265.500
1 Bulan
c. Menghitung total saldo rata-rata harian deposito mudharabah
d. Menghitung jumlah pendapatan BNI Syariah.Pendapatan BNI Syariah
diperoleh keuntungan dari produk pembiayaan. Dan penghitungan
pendapatan menggunakan sistemprofit sharing yaitu pendapatan yang
dibagihasilkan kepada nasabah setelah dilakukan pengeluaran biaya-
biaya operasional yakni pendapatan Bank yang akan dibagikan
dihitung berdasarkan pendapatan bersih.62
Dengan mengetahui hasil akhir dari empat langkah diatas, maka
proses perhitungan bagi hasil BNI Syariah Fatmawati adalah rumus
perhitungan bagi hasil.
62
Wawancara dengan Nadia selaku karyawan penanggung jawab produk deposito mudharabah.
Pada tanggal 12 November 2014
84
3. Faktor Yang Mempengaruhi Bagi Hasil
Dalam deposito mudharabah adalah jumlah dana yang tersedia
untuk di investasikan/di depositokan, dimana dengan menggunakan
metode rata-rata harian (instrument rate), selain itu pendapatan Bank,
nisbah bagi hasil antara nasabah dan Bank, nominal deposito
nasabah,jangka waktu deposito berpengaruh terhadap jumlah investasi dan
bagi hasil yang berlaku. Dengan demikian, di BNI Syariah Fatmawati
dalam memperhitungkan presentase bagi hasil juga mempertimbangkan
jangka waktu transaksi deposito. Nisbah pada deposito mudharabah
kurang berpengaruh terhadap presentase bagi hasil, karena nisbah bagi
hasil antara BNI Syariah dan nasabah sebesar 49% : 51%,akan tetapi
keuntungan dalam deposito mudharabah ini adalah pembebasan biaya
dalam segi administrasi bulanan.
Penentuan nisbah bagi dan perhitungan bagi hasil pada deposito
mudharabah di BNI Syariah didasarkan pada:
a. Besarnya nisbah didasarkan atas kesepakatan bersama
b. Perhitungan bagi hasil akan dilakukan atas dasar saldo rata-rata
c. Bagi hasil akan dibayarkan setiap bulannya
d. Pajak atas deposito akan dipotong dari bagi hasil sesuai dengan
ketentuan.
4. Faktor Pendapatan Prinsip Bagi Hasil
Faktor yang dipakai BNI Syariah Fatmawati adalah profit sharing,
dimana pendapatan atau keuntungan dibagikan kepada nasabah
85
pendapatan yang sudah dikurangi dengan biaya-biaya operasional.
Pendapatan BNI Syariah Fatmawati adalah keuntungan dari produk
pembiayaan.Penentuan besar kecilnya bagi hasil secara tidak langsung
dipengaruhi oleh berjalannya aktivitas yang diterapkan BNI Syariah secara
keseluruhan.
Dari hasil wawancara dengan Nadia selaku staff dana deposito
mudharabah, BNI Syariah tidak memberikan standar maksimal
penghimpunan dana deposito,baik perorangan maupun perusahaan.Namun
pihak Bank akan memberikan pengajuan khusus kepada nasabah,baik
perorangan maupun perusahaan, yang membuka deposito diatas
Rp.1.000.000.000 bagi perorangan, dan Rp.5.000.000.000 bagi perusahaan
yakni spesial nisbah, yang bisa mencapai 15% untuk nasabah dan 85%
untuk BNI Syariah63
.
Dalam kebijakannya BNI Syariah juga tidak memberikan potongan
biaya administrasi tiap bulannya, dan dapat dilakukan perpanjangan secara
otomatis ataupun keuntungan dari hasil tutup buku deposito mudharabah
dapat dikonfersikan ke rekening tabungan si nasabah.
Dari keseluruhan aspek-aspek dalam deposito mudharabah di BNI
Syariah Fatmawati, dapat terlihat dalam tabel 4.2 dibawah ini64
.
63
Wawancara dengan Nadia selaku karyawan penanggung jawab terhadap produk deposito
mudharabah BNI Syariah. Fatmawati.Pada Tanggal 22 Sepember 2014
64Wawancara dengan Nadia, Selaku selaku karyawan penanggung jawab produk deposito
mudharabah. Pada tanggal 27 September 2014
86
Tabel 4.2 Aspek Deposito Mudharabah BankBNISyariah
Aspek Deposito Mudharabah
1.Transaksi
Prinsip atau akad
Fasilitas
Setoran
Penutupan
Mudharabah Mutlaqah
Bilyet Deposito
Awal
Ketika jatuh tempo
2.Bagi Hasil
Sistem
Nisbah
Perhitungan
Syarat perolehan
Profit Sharing
49% : 51%
Menggunakan saldo rata-rata
harian
MinimalRp.1.000.000/perorangan
dan Rp.5.000.000/Perusahaan
3.Distribusi
Waktu
Pembagian
Tiap akhir bulam
Penambahan di saldo bilyet
deposito mudharabah
4.Faktor yang mempengaruhi
Jumlah dana yang ada, pendapatan
Bank, nisbah bagi hasil antara
deposan dan Bank, jangka waktu
tabungan berpengaruh pada
lamanya investasi.
Hasil penelitian di BNI Syariah Fatmawati menunjukan sistem
perhitungan bagi hasil yang digunakan adalah system profit sharing.
Mengemukakan system profit sharing adalah pembagian keuntungan
pengelolaan dana yang dilakukan oleh Bank BNI Syariah Fatmawati
setelah dilakukan pemotongan biaya-biaya operasional atau dihitung dari
pendapatan bersih, serta menggunakan akad mudharabah mutlaqah dalam
hal ini Bank Syariah mengelola dana yang disalurkan oleh pihak ketiga
untuk proyek yang bersifat produktif dan konsumtif, halal, dan
menguntungkan, serta memenuhi unsur Syariah. Hasil keuntungannya
87
akan dibagikan kepada pemilik dana sesuai dengan akad nisbah bagi hasil
yang disepakati.
Agustianto (2009) menjelaskan bahwa sistem bagi hasi profit
sharing adalah pembagian keuntungan dilakukan setelah dilakukan
pemotongan biaya-biaya operasional atau dilakukan secara hasil dari
keuntungan bersih.
Proses pendistribusian pendapatan dilakukan setelah
memperhitungkan biaya operasional yang ditanggung oleh Bank. Biaya
pendapatan yang didistribusikan adalah pendapatan atas investasi
dana,termasuk fee atau komisi dana yang diberikan oleh Bank, setelah
pendapatan tersebut dipotong untuk alokasi biaya-biaya operasional.
Rata-rata nasabah Bank pada produk deposito mudharabah
mempunyai prosentasi nibah bagi hasil lihat tabel 4.3 dibawah ini65
.
Tabel 4.3 Porsi Nibah Bagi Hasil Deposito Mudharabah
Jenis Produk Nisbah
Deposito iB Hasanah IDR 1 bulan 49% : 51%
Deposito iB Hasanah IDR 3 bulan 51% : 49%
Deposito iB Hasanah IDR 6 bulan 53% : 47%
Deposito iB Hasanah IDR 12 bulan 55% : 45%
Deposito iB Hasanah USD (seluruh Jk. Waktu) 15% : 85%
49% : 51%
49% : 51%
51% : 49%
53% : 47%
55% : 45%
15% : 85%
65
Tabel Neraca Bank BNI Syariah Fatmawati pada tanggal 27 September 2014
88
Angka nisbah bagi hasil merupakan angka hasil negosiasi antara
shohibul maal dan mudharib dengan mempertimbangkan dengan potensi
dari proyek yang akan dibiayai. Faktor-faktor penentu nisbah adalah
unsur-unsur iwad dari proyek itu sendiri yaitu resiko, nilai kerja atau usaha
dan tanggungan. Jadi angka nisbah bukanlah merupakan angka keramat
yang tidak diketahui asal-usulnya melainkan suatu angka rasional yang
disepakati bersama dengan mempertimbangkan proyek yang akan dibiayai
dari berbagai sisi.
5. Analisis
Dalam penghimpunan dana Bank BNISyariah Fatmawati, penulis
ingin menyampaikan bahwa disini antara tugas kantor pusat BNI Syariah,
dengan kantor cabang BNI Syariah lainnya, hendaknya membagi
tugas,serta penjelas yang jelas dalam sistem pengelolaan yang dilakukan
kedua belah pihak, baik terkait pengalokasian dana, penyaluran, dan bagi
hasil. Terbukti ketika diminta penjelasan terhadap proses pengelolaan dana
oleh pusat, Bank BNI Syariah cabang, hanya melakukan pengelolaan dana
dana yang terbatas sedangkan untuk selebihnya dikelola pada BNI Syariah
Pusat. Namun secara gambaran umum penghimpunan dana dari
masyarakat untuk dikelola dan di investasikan dengan baik Bank BNI
Syariah sudah cukup baik dalam sistem pengelolaannya. Sedangkan untuk
BNI Syariah cabang hendaknya menggunakan tata kelola keuangan dana
deposito mudharabah ini jelas dalam pembagian keuntungan keseluruhan
89
Bank, nasabah serta penerima modal. Sehingga semua jelas sesuai dengan
hasil keuntungan yang akan dibagihasilkan.
Dalam sistem penyalurannya terhadap pembiayaan sudah cukup
baik disalurkan kepada aspek-aspek produk pembiayaan serta,biaya
operasional Bank dengan menggunakan akad mudharabah atau bagi hasil.
Secara fakta alokasi penyaluran dana tepat sesuai kebutuhan operasional
terhadap kebutuhan produk pembiayaan lainnya, yang mana dapat
suntikan dana dari dana yang dihimpun Bank, melalui dana-dana nasabah.
Dalam sistem bagi hasil sudah cukup baik, terbukti dari sistem
penghimpunan yang dilakukan perorangan atau perusahaan sudah dapat
terlihat perbedaan yang jelas. Nisbah bagi hasil yang ditawarkan pun
terhadap nasabah sudah cukup adil, karena sudah memperhitungkan terkait
dari aspek, jumlah,waktu, dan keuntungan. Hal ini dapat mendorong agar
baik individu atau perusahaan agar dapat mengalokasikan dana mereka
demi hal-hal yang produktif serta aman dan lebih menguntungkan.
90
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan judul skripsi
“Analisis pengelolaan dana deposito mudharabah pada Bank BNI Syariah
Fatmawati’’ maka kesimpulannya yakni:
1. Berdasarkan sistem penghimpunan serta pemasaran yang dilakukan oleh
Bank BNI Syariah Fatmawati ini, yakni sistem penghimpuan dana secara
perorangan dan perusahaan.Adapun pola strategi pemasaran yang
dilakukan oleh Bank BNI Syariah Fatmawati ini adalah, (1). Pemasaran
secara brosur. ( 2). Pemasran secara online. (3). Pemasaran secara open
table (buka stand). (4). Pemasaran secara langsung terhadap perusahaan
atau direct sell. (5). Pemasaran menggunakan pamflet atau spanduk
6).Pemasaran melalui media-media.
2. Berdasarkan sistem penyaluran terhadap pembiayan-pembiayaan yang
dilakukan oleh Bank BNI Syariah Fatmawati yakni terdapat 2 jenis
penyaluran yakni 1). Penyaluran utama yakni terhadap produk-produk
pembiayaan yang ada didalam BNI Syariah ini, baik pembiayaan produktif
ataupun pembiayaan konsumtif.Adapun terhadap pembiayaan produktif
yang disalurkan yakni: 1). Pembiayaan koperasi 2). Pembiayaan modal
kerja. Adapun contoh produknya yakni 1). Tunas Ib Hasanah 2).
Wirausuha Ib Hasanah 3). Usaha kecil Ib Hasanah. Serta adapun untuk
91
produk konsumtif pada produk pembiayaan BNISyariah diantaranya: 1).
Oto Ib Hasanah 2). Multi Ib Hasanah 3). Griya Ib Hasanah
4). Fleksi Ib Hasanah 5). Haji Ib Hasanah 6). Cash Collateral Finance
7).Qard Beragunan Emas.
3. Berdasarkan bagi hasil yang telah di sepakati di akad adapun tabel nisbah
bagi hasil sudah jelas bahwa bagi hasil antar Bank nasabah dapat
diketahui melalui tabel 4.2.Adapun akad yang digunakan produk deposito
mudharabah BNI Syariah Fatmawati adalah akad Mudharabah dengan
sistem profit sharing. Secara keseluruhan, pendapatan nasabah setelah
memperoleh nisbah bagi hasil mengalami peningkatan,ini menunjukkan
bahwa produk deposito mudharabah sangat efektif terhadap peningkatan
pendapatan usaha nasabah.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan judul skripsi
“Analisis Pengelolaan Produk Deposito Mudharabah Pada Bank BNI Syariah
Fatmawati” yaitu:
1. Bagi PT Bank BNI Syariah diharapkan dapat lebih mengembangkan
produk deposito mudharabah khususnya pemyaluran pembiayaan untuk
sektor usaha kecil,mikro dan makro mengingat sektor tersebut
berkontribusi besar terhadap perkembangan ekonomi. Diharapkan juga
agar lebih berinovasi dalam akad pembiayaan, tidak hanya menggunakan
akad mudharabah, apalagi saat ini Bank BNI Syariah sudah melakukan
92
pemasaran-pemasaran produk dengan berbagai cara, diharapkan dalam
penghimpunan dan penyaluran produk deposito mudharabah ini dapat
disalurkan dan dimanfaatkan kedalam segenap aspek produktif dan
konsumtif yang menguntungkan nasabah, Bank serta pihak penerima
dana,agar semua dapat menerima dengan nisbah yang disepakati.
2. Bagi pemerintah diharapkan dapat mempermudah persyaratan, dan
birokrasi dalam memperbaiki mekanisme atau tata cara penyaluran dana
terhadap program pembiayaan bagi masyarakat agar lebih mudah dan
berdaya guna demi peningkatan UMKM yang ada di Indonesia. Selain itu,
margin nisbah bagi hasil yang ditetapkan juga masih terbilang tinggi.
Diharapkan agar pada pengaturan peraturan BI, serta Dewan Syariah,
diharapkan margin bagi hasil dapat dibuat seimbang mungkin agar tidak
terdapat perbedaan pendapat, terhadap pemahan nasabah terkait sistem
yang dilakukan Bank BNI Syariah, dan apabila memungkinkan untuk
besaran pinjaman pembiayaan tertentu dapat dibebaskan sepenuhnya dari
jaminan dan tidak terlalu mengambil keuntungan yang terlalu besar, demi
membantu mendorong usaha masyarakat.
3. Bagi masyarakat umum, agar mempersiapkan segala hal sebaik mungkin
sehingga mengerti tata cara prosedur alur pembiayaan pada Bank. Agar
dalam mengajukan bantuan pinjaman atau keuangan yang dibutuhkan agar
memperhatikan syarat dan ketentuan yang sudah disepakati antar kedua
belah pihak.
92
DAFTAR PUSTAKA
Referensi:
Ascaraya. Akad dan Produk Bank Syariah. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2007)
Adiwarman A.Karim..Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan.(Jakarta:PT Raja
Grafindo Persada, 2004).
Abu Ubayd Al-Qasim Ibn Sallam. Economic System of Islam Kitab al-Amwal .
(Damaskus : Garnet Publishing Ltd., The Center for Muslim Contribution to
Civilization. 2005)
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 03/DSN-MUI/IV/2000.
Hamid Nasuhi dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah,(Skripsi,Tesis, dan
Disertasi) Diterbitkan oleh CeQDAUIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Cetakan ii, April 2007
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Nuhayatul Muqtasid, (Semarang: Toha
Putra,1989)
Jamaludin Abi Muhammad Abdillah Ibnu Yussuf.Takhrij Al- Hadist Nasbu ar-
Rayah IV. (Beirut: Daar al-kutub al-ilmiyyah).
Kamaen A.Perwaraatmadja dan Hendra Tandjung. Bank Syariah,teori, praktik
dan peranannya. (Jakarta: Penerbit Calestrical Publishing, 2007).
Kautsar Riza Salman. Akutansi Perbankan Syariah Berbasis PSAK Syariah.
(Jakarta: Penerbit Akademia, 2012).
Lukman Denda Wijaya. Manajemen Perbankan. (Jakarta: Penerbit Salemba
Empat. 2000).
Muhammad Syafi’I Antonio dan Zainul Arifin.Dasar-dasar Manajemen Bank
Syariah. (Jakarta: Penerbit Azkia Publisher, 2000).
Manajemen Pengelolaan zakat, Direktorat Pemberdayaan Zakart, Direktorat
Jendral Bimbingan Masyarakat Departemen Agama RI, 2009.
Nurul Hayati, Meteodologi Penelitian Dakwah Dengan Pendekatan Kualitatif,
(UIN Press 2006), cet Ket -1.
Rizal Yaya, Aji Erlangga Martawireja, Ahim Abdurrahim. Akutansi Perbankan Syariah
Teori dan Praktik Kontemporer. (Jakarta: Salemba Empat, 2013).
93
Sutrisna Hadi, Penelitian Research. (Yogyakarta: Penerbit Fakultas Fisikologi
Universitas Gajah Mada, 1981), cet ke -2.
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta:
Penerbit Zikrul Hikam, 2003).
Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah.
(Jakarta: Penerbit Grasindo, 2005).
Veitzal Rivai dan Ariviyan Arifin. Islamic Banking Sistem Bank Islam bukan
hanya solusi menghadapi krisis namun solusi dalam menghadapi
persoalan perbankan dan ekonomi global.(Jakarta: Penerbit Bumi Aksara,
2010).
Wahbah al-Zuhailly, Al-Fiqh Al-Islam wa Adillatuhu (Damaskus: Daar Al-Fikr,
1989),cat ke-5
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Pustaka Alvabet,
2006).
94
BUKTI WAWANCARA
NARASUMBER : Nadia, Ermawan, Kamil, Dimas, Dinda
JABATAN : Karyawan
Hari,Tanggal : 22-23 September 2014,12 dan 22 November 2014.
Tempat : BNI Syariah Fatmawati
P : Sudah berapa lamakah produk deposito mudhrabah di BNI Syariah ini
dipasarkan?
J : Produk deposito mudharabah ini sudah dipasarkan sejak tahun 2001
semenjak BNI Syariah ini sudah berdiri menjadi perusahan.
P : Ada berapa jumlah nasabah deposito mudharabah dalam 1 tahun ?
J : Ada sekitar 1.700 orang dalam setahun.yang membuka deposito
mudharabah ini
P : Dari aspek manakah yang terbanyak dari perorangan atau perusahaan
dalam menggunakan produk deposito mudharabah ini ?
J : Kebanyakan pengguna produk deposito mudharabah perorangan 70% :
30 % dibandingkan perusahaan.
P : Kemana sajakah aliran dana dana penyaluran dana deposito mudharabah
dialirkan ?
J : Aliran dana dialirkan kepada bentuk-bentuk pembiayaan yang ada
diperbankan, seperti pembiayaan KPR, peminjaman modal, usaha,
pembiayaan angsuran pinjaman, dan sebagainya.
95
P : Menurut keterangan jika deposan menyimpan dananya lebih besar,
apakah pihak nasabah berhak menentukan jumlah bagi hasilnya ?
J : Dalam prakteknya sebenarnya nasabah bukan menentukan jumlah
besaran bagi hasilnya tetapi pusat memberikan rekomendasi untuk
memberikan spesial nisbah yang menyimpan dananya di Bank, kalau
untuk perorangan diatas 1 milyar sedangkan untuk perusahaan diatas 5
milyar itu sudah dapat merasakan spesial bagi hasil.
P : Apakah dalam penyerahan bagi hasil deposito mudharabah ini dikenakan
pajak ?
J : Di akhir jatuh tempo nasabah itu biasanya Bank sudah memotong bagi
hasil Bank sebesar 20%
P : Dalam perbankan Konvensional saat ini sedang terjadi persaingan suku
bunga deposito demi menarik nasabah, apakah dalam BNI Syariah terjadi
persaingan bagi hasil yang tinggi dengan Bank Syariah lainnya?
J : Pada perbankan Konvensional memang terdapat persaingan suku bunga
yang tinggi demi menarik nasabah, tetapi umumnya Bank Konvensional
memberikan bunga sebesar 7 % dalam setahun, adapun persaingan dalam
dunia perbankan Syariah jarang terjadi karena Bank BNI Syariah
berkomitmen agar selalu menjadi Bank yang sehat, halnya tergantung
kepada strategi pemasarannya saja yang berbeda.
P : Apakah terdapat perbedaan bagi hasil antara sistem deposito
mudharabah dengan tabungan berjangka lainnya ?
96
J : Umumnya kalau tabungan berjangka dalam 1 tahun 55 % : 45% dan juga
dikenakan biaya sebesar Rp.500/bulan ,sedangkan deposito mudharabah
prosentase bagi hasilnya bisa mencapai 60 % : 40 % dalam setahun dan
tidak ada biaya tambahan lainnya.
P : Mengapa sistem rate bagi hasil deposito mudharabah selalu berubah-
ubah?
J : Untuk sistem rate bagi hasilnya sebenarnya tidak berubah tetapi memang
terkadang keuntungan harianya berbeda-beda dan juga dilihat dari bulan
yang bersangkutam, kalau keuntungan Bank lagi haus maka keuntungan
akan naik, tetapi lagi turun maka keuntungan sedikit.
P : Bagaima cara-cara pembukaan deposito mudharabah bagi nasabah
J : Pertama nasabah mendaftar kepada costumer service, selanjutnya
nasabah akan diberikan bilyet yang tertera waktu jatuh temponya, ketika
jatuh tempo nasabah berhak mencairkan dananya ataupun diperpanjang
secara otomatis.
P : Bagaimana pola perhitungan jumlah perhitungan bagi hasil deposito
mudharabah ?
J : Pola penghitungan jumlah penempatan x equefalen -20 % : 12 bulan
P : Bagaimana pola penyaluran kepada produk pembiayaan-pembiayaan
dikatagorikan?
J : Katagori pola pembiayaan yang disalurkan dari dana deposito nasabah
yakni ada pola pembiayaan produktif dan pembiayaan konsumtif.
97
Jakarta, 23 September 2014
Yang di wawancarai
Nadia
P : Bagaimana pemasaran untuk dapat menghasilkan pencapaian target
keuntungan?
J : Adapun upaya pemasaran untuk dapat mencapai target keuntungan
berusaha memasarkan secara besar-besaran seperti di media TV, media
cetak, radio, dan sebagainya.
P : Pada pembiayaan apa sajakah yang disalurkan dari penghimpunan dana
deposito mudharabah.
J : Katagori pola pembiayaan yang disalurkan dari dana deposito
mudharabah yakni ada pola pembiayaan produktif dan pembiayaan
konsumtif.
P : Pada objek apa sajakah pembiayaan ini disalurkan?
J : Untuk objek-objek yang disalurkan terdiri atas 4 objek,
(1).Objek jual-beli. (2). Objek investasi. (3). Objek sewa. (4). Objek
pinjaman.
P : Untuk penyaluran pada objek jual-beli contohnya seperti apa saja?
J : Contoh objek penyaluran jual-beli seperti took kelontong, warung makan,
usaha bengkel
98
P : Untuk penyaluran pada objek investasi contohnya seperti apa saja?
J : Contoh objek penyaluran pada objek investasi seperti pabrik baru, usaha
baru, perluasan usaha.
Jakarta, 22 September 2014
Yang di wawancarai
Kamil
P : Pada tahun berapakah Bank BNI Syariah Fatmawati didirikan ?
J : Bank BNI Syariah Fatmawati didirikan pada tahun 2001
P : Bank cabang mana sajakah yang di bawahi dari Bank BNI Syariah
Fatmawati selaku kantor pembantu cabang Jakarta Selatan ?
J : Adapun Bank yang di bawahi Bank BNI Syariah Fatmawati selaku
kantor pembantu cabang yakni Bank BNI Syariah Cabang Cilandak, BNI
Syariah Cabang UMJ, BNI Syariah Cabang UIN, BNI Syariah Cabang
Kalibata, BNI Syariah Cabang Tebet, BNI Syariah Cabang Blok M.
P : Siapa sajakah para pengurus operasional BNI Syariah ini?
J : Branch Manager (BM): M. Syarif, Operasional Manajer Pemasaran:
Ervita, Oprasional Manajer Penyelia: Bambang Sutopo, Pemasan Dana:
Luana, Pemasaran Pembiayaan: A. Mubarok, Penyelia Collection: Joko
Sutrisno,Penyelia Operation: Iis Aprianti, Penyelia Processing: Wahyudi
Hidayat, Penyelia Umum: Ermawan
99
Jakarta, 22 September 2014
Yang di wawancarai
Ermawan
P : Apakah biaya operasional Bank dapat menggunakan dari biaya produk
penghimpunan dana deposito mudharabah ini?
J : Adapun penggunakan biaya operasional produk penghimpunan dana
deposito mudharabah ini dapat dimanfaatkan untuk biaya penyaluran
lainnya, salah satunya seperti biaya operasional Bank.
P : Apakah ini tidak menjadi suatu manajemen resiko terhadap Bank jika
pembiayaan dana deposito mudharabah ini di alokasikan pada biaya
operasional pula?
J : Ini merupakan suatu manajemen resiko Bank dimana Bank juga
ditargetkan untuk mencapai target keuntungan perusahaan.
P : Untuk penyaluran pada objek investasi contohnya seperti apa saja?
J : Contoh objek penyaluran pada objek sewa seperti kebutuhan alat-alat
industri, mesin-mesin pertanian.
P : Untuk penyaluran pada objek pinjaman contohnya seperti apa saja?
J : Contoh objek penyaluran pada objek pinjaman seperti pinjaman agunan
motor, pembiayaan KPR.
100
Jakarta, 22 September 2014
Yang di wawancarai
Dimas
P : Pada pembiayaan apa sajakah produk penghimpunan dana deposito
mudharabah ini disalurkan?
J : Produk-produk yang disalurkan pembiayaannya umumnya kepada
pembiayaan produktif dan juga pembiayaan komsumtif, adapun contoh
pembiayaan produktif seperti pembiayaan Koperasi, pembiayaan modal
kerja, pembiayaan tunas Ib Hasanah, pembiayaan Wirausaha Ib Hasanah
dan pembiayaan kecil Ib Hasanah. Untuk pembiayaan konsumtifnya
seperti pembiayaan Oto Ib Hasanah, Pembiayaan Multi Ib Hasanah,
pembiayaan Griya Ib Hasanah, pembiayaan fleksi Ib Hasanah,
pembiayaan Haji Ib Hasanah, pembiayaan Cash Colleteral Finance,
pembiayaan Qard beragunan emas.
Jakarta, 23 September 2014
Yang di wawancarai
Dinda
101
102
103
104
Top Related