Download - ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RUMAH SAKIT ...

Transcript
Page 1: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RUMAH SAKIT ...

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam

Volume 9(2) Oktober 2021, hlm. 91-111

P-ISSN: 2338-2783 | E-ISSN: 2549-3876 DOI: https://doi.org/10.35836/jakis.v9i2.223

Diterima: 05/02/2021 Direvisi: 17/08/2021 Disetujui: 01/10/2021

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA

RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA DALAM

PANDANGAN MAQASHID SYARIAH

Susi Susanti*, Ahmad Baehaqi, Muhammad Asmeldi Firman Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI

Jl. Raya Bojongsari No. 63, Depok, Jawa Barat 16517

Email: [email protected]*

ABSTRACT

This study aims to analyze the application of environmental accounting in the Hajj

public hospital in the view of maqashid sharia. The hospital which is the object of this

research is RSU Haji Surabaya. This study uses a qualitative analysis method and a

literature study approach. Sources of data use secondary data, namely in the form of journal literature and the official hospital website. Based on the research results, it is

known that RSU Haji has implemented environmental accounting by issuing

environmental costs. Costs incurred related to waste management at RSU Haji

Surabaya consist of water costs, decoration service fees, cleaning service fees, waste management costs, building and building maintenance costs and road maintenance,

irrigation, installation and network costs. The implication of environmental

accounting at RSU Haji Surabaya is an implementation of objectives in maqashid

sharia. Expenditures for maintaining the environment and buildings and treating hospital waste as a form of implementation of the goals of hifzdul nafs or protecting

the soul and hifdzul bi'ah or protecting the environment, where the hospital prioritizes

the comfort of patients and also the community around the hospital. In addition, the

costs for providing facilities and infrastructure related to the provision of prayer rooms, wudlu places and separate bathrooms are the implementation of hifdzul dein or

guarding religion.

Keywords: Environmental Accounting, Waste, Hospital, Maqashid Syariah

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan akuntansi lingkungan di rumah

sakit umum haji dalam pandangan maqashid syariah. Rumah sakit yang menjadi objek

penelitian ini adalah RSU Haji Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode analisis

kualitatif dan pendekatan studi literatur. Sumber data menggunakan data sekunder yaitu berupa literatur jurnal dan website resmi rumah sakit. Berdasarkan hasil

penelitian diketahui bahwa RSU Haji telah menerapkan akuntansi lingkungan dengan

mengeluarkan biaya-biaya lingkungan. Biaya yang dikeluarkan terkait pengelolaan

limbah di RSU Haji Surabaya terdiri dari biaya air, biaya jasa dekorasi, biaya jasa kebersihan, biaya pengelolaan sampah, biaya pemeliharaan gedung dan gedung serta

pemeliharaan jalan, irigasi, instalasi dan biaya jaringan. Penerapan akuntansi

lingkungan di RSU Haji Surabaya merupakan implementasi tujuan maqashid syariah.

Pengeluaran untuk memelihara lingkungan dan bangunan serta mengolah limbah rumah sakit sebagai wujud pelaksanaan tujuan hifzdul nafs atau menjaga jiwa dan

hifdzul bi'ah atau menjaga lingkungan, di mana rumah sakit mengutamakan

Page 2: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RUMAH SAKIT ...

92 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam Vol. 9, No. 2 (Oktober 2021)

kenyamanan pasien dan juga masyarakat sekitar RSU. Selain itu, biaya penyediaan

sarana dan prasarana seperti mushola, tempat wudlu dan kamar mandi terpisah

merupakan pelaksanaan hifdzul diin atau menjaga agama.

Kata kunci: Akuntansi Lingkungan, Sampah, Rumah Sakit, Maqasid Syariah

1. PENDAHULUAN

Pencemaran lingkungan yang terjadi di Indonesia sudah mencapai pada tahap

yang menghawatirkan. Lingkungan semakin tercemari oleh limbah yang

dihasilkan dari aktivitas industri baik itu pabrik, rumah sakit, dan hotel. Hal

ini kemudian menjadi dorongan pembentukan Asosiasi Pengendali

Pencemaran Lingkungan (APPLI) pada tanggal 10 Desember 2008. Esensi

sebuah industri adalah hubungan timbal balik dari lingkungan masyarakat

kepada industri dalam hal ini tidak dapat dipisahkan (Irawan, 2016).

Sebuah industri dikatakan memiliki kepedulian terhadap permasalahan

lingkungan, jika suatu perusahaan memiliki perhatian dan mampu

menyelesaikan persoalan yang terjadi. Salah satunya adalah dukungan

terhadap lingkungan. Seringkali usaha meningkatkan produktivitas dan

efisiensi mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan, berupa pencemaran

udara, air, dan pengurangan fungsi tanah. Hal tersebut menimbulkan dampak

yang sangat buruk pada lingkungan, bahkan berakibat rusaknya alam

(Sakdiyah, 2017).

Faktor yang menyebabkan kerusakan alam itu sendiri terbagi menjadi

dua, yakni akibat peristiwa alam dan akibat ulah manusia. Faktor kerusakan

lingkungan disebabkan oleh peristiwa alam seperti halnya letusan gunung

berapi, longsor, gempa bumi, banjir bandang dan kemarau panjang.

Sedangkan kerusakan alam yang disebabkan oleh ulah manusia diantaranya

adalah degradasi alam dan pencemaran lingkungan (Ikhsan, 2008).

Kerusakan alam dapat diminimalisir dengan menghindari terjadinya

degradasi dan pencemaran lingkungan oleh manusia. Jika manusia tidak

melakukan hal- hal yang bersifat merusak, maka alam akan terjaga

kelestarian nya. Saat ini telah muncul kesadaran dan upaya dari berbagai

bidang untuk menanggulangi dan menemukan solusi atas permasalahan

lingkungan ini, dan salah satunya adalah dari sisi akuntansi, yaitu akuntansi

lingkungan (Burhany, 2014).

Akuntansi Lingkungan sendiri mulai berkembang dan berperan dalam

meningkatkan nilai perusahaan. Banyak penelitian yang dilakukan berkaitan

dengan tema akuntansi lingkungan. Penelitian ini umumnya dilakukan di

negara maju, sedangkan untuk negara berkembang khususnya Indonesia

sudah mulai ditingkatkan akhir-akhir ini. Penelitian yang dilakukan di negara

maju contohnya Australia, mengenai penyediaan informasi lingkungan bagi

perusahaan dan pengungkapan informasi lingkungan dalam laporan tahunan

pemerintah pusat yang berperan dalam operasi perusahaan (Utama, 2016). Sebagaimana diketahui akuntansi lingkungan sangat dibutuhkan oleh

setiap perusahaan, dikarenakan penggunaan konsep akuntansi lingkungan

bagi perusahaan dapat mendorong kemampuan untuk meminimalisasi

Page 3: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RUMAH SAKIT ...

Susanti, Baehaqi & Firman: Analisis Penerapan Akuntansi Lingkungan Pada Rumah Sakit... 93

persoalan- persoalan lingkungan yang dihadapinya. Banyak industri besar

dan jasa yang kini menerapkan akuntansi lingkungan, agar dapat

meningkatkan efisiensi pengelolaan lingkungan dengan melakukan penilaian

kegiatan lingkungan dari sudut pandang biaya dan manfaat atau efek

(Windasari & Herumurti, 2010).

Tidak hanya industri pabrik atau pertambangan yang memiliki peran

merusak lingkungan, namun organisasi nirlaba/nonlaba juga berpeluang

merusak lingkungan seperti rumah sakit. Sebuah rumah sakit harus

mempunyai kemampuan pelayanan medis dan harus melakukan pengelolaan

limbah yang dihasilkan. Konsep rumah sakit yang berwawasan lingkungan

lebih diarahkan pada penggunaan air yang efektif dan efisien, penggunaan

energi listrik yang efisien, serta pengelolaan limbah cair yang berwawasan

lingkungan (Noviani & Aminah, 2014).

Setiap rumah sakit baik itu rumah sakit islam ataupun rumah sakit

umum akan mengedepankan unsur ketuhanan. Dimana rumah sakit meimiliki

tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan antar item didalamnya dan

memperlakukannya dengan sama. Lako (2004) menjelaskan sebuah

pengertian mengenai teori triple bottom line bahwa pelaporan yang

menyajikan informasi tentang kinerja ekonomi (profit), lingkungan (planet),

dan sosial (people) dari suatu entitas perusahaan. Tujuannya agar stakeholder

bisa mendapat informasi yang lebih komprehensif untuk menilai kinerja,

risiko, dan prospek bisnis, serta kelangsungan hidup suatu perusahaan.

Hamidi & Worthington, (2018) mengembangkan teori triple bottom

ini menjadi 4P, yakni profit (kinerja ekonomi), planet (lingkungan), people

(sosial) dan prophet (kenabian). Hal ini sesuai dengan prinsip yang dimiliki

oleh rumah sakit, yaitu berpedoman pada nilai-nilai ketuhanan. Beberapa

rumah sakit yang berlabel Islam menerapkan system tersebut, salah satunya

yaitu rumah sakit Islam Surakarta (Sunawi, 2012). Dan dari segi sudut

pandang hukum Islam sendiri bahwa nilai-nilai etis yang mampu

menyadarkan manusia untuk selalu ramah lingkungan adalah surah al-

Rum:41. Allah mempermaklumkan bahwa manusia adalah makhluk yang

paling bertanggungjawab bila terjadi kerusakan dibumi. Masalah kerusakan

lingkungan ini juga dijelaskan dalam Q.S: Ar-Rum (30:41)

Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan

karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka

merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka

kembali (ke jalan yang benar).”

Kedudukan manusia di muka bumi ini sebagai khalifah Allah, yang

diberi tugas untuk memelihara dan melestarikan alam, mengambil manfaat,

serta mengelola kekayaan alamnya sehingga terwujud kedamaian dan

kesejahteraan manusia. Dalam kegiatan apapun manusia dituntut untuk

menjaga keselamatan diri sendiri maupun orang lain dalam, termasuk

didalamnya adalah lingkungan hidup tempat dimana manusia tinggal.

Keduanya memiliki hubungan erat, dimana jika kerusakan alam terjadi maka

makhluk hidup yang tinggal didalam nya pun akan terancam. Oleh karena itu,

Page 4: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RUMAH SAKIT ...

94 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam Vol. 9, No. 2 (Oktober 2021)

memperhatikan lingkungan hidup dan menjaga kelestariannya juga termasuk

pada maslahat yang mesti didapatkan (Dedi, 2016).

Berkaitan dengan hal itu, rumah sakit dituntut untuk memberikan

pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat

menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bermutu

adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa

layanan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta

penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah

ditetapkan. Menciptakan lingkungan yang sehat seharusnya menjadi salah

satu misi organisasi yang bergerak di bidang kesehatan. Sehingga penerapan

akuntansi dan manajemen lingkungan menjadi tuntutan penting yang harus

dilakukan (Noviani & Aminah, 2014). Berkembangnya rumah sakit baik itu milik pemerintah ataupun swasta

yang dalam pelaksanaan operasinya menimbulkan kerusakan ekosistem

karena adanya limbah medis dan non medis yang tentu memerlukan alokasi

biaya penanganan khusus (Noviani & Aminah, 2014). Dimana saat ini rumah

sakit telah menerapkan akuntansi lingkungan, sebagai upaya mengendalian

kerusakan lingkungan. Saat ini banyak sekali penelitian terkait penerapan

green accounting atau yang lebih kita kenal dengan akuntansi lingkungan di

rumah sakit umum, islam maupun syariah (Islamey, 2016) dan juga

penerapan akuntansi lingkungan dalam global warming (Martusa, 2009),

namun penelitian mengenai penerapan akuntansi lingkungan dan mengenai

pandangan maqshid syariah dalam implemetasi belum banyak dilakukan.

Sehingga hal inilah yang mendorong penulis untuk memberikan analisis lebih

mendalam mengenai peneraan akuntansi lingkungan di rumah sakit umum

haji Surabaya dalam pandangan maqashid syariah.

2. TELAAH TEORITIS

2.1. TEORI LEGITIMASI

Teori legitimasi (Legitimasi Theory) merupakan suatu hal yang penting

dalam sebuah perusahaan, terdapat batasan-batasan yang ditekankan oleh

norma-norma serta nilai-nilai sosial dan reaksi atas hal itu menjadi penting

sebagai pendorong suatu perusahaan untuk melakukan analisis terhadap

perilaku organisasi dengan memperhatikan lingkungan. Legitimasi juga

dianggap penting karena legitimasi masyarakat kepada sebuah perusahaan

menjadi faktor yang strategis bagi perkembangan perusahaan kedepannya

(Bangun & Sunarni, 2014).

Implikasi teori legitimasi terhadap pertanggungjawaban perusahaan

terkait permasalahan lingkungan hidup yaitu bahwa pengungkapan tanggung

jawab sosial dilakukan perusahaan dalam upayanya untuk mendapatkan

legitimasi dari komunitas dimana perusahaan itu berada. Legitimasi ini pada

tahapan berikutnya akan mengamankan perusahaan dari hal-hal yang tidak

diinginkan. Lebih jauh lagi legitimasi ini akan meningkatkan reputasi

Page 5: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RUMAH SAKIT ...

Susanti, Baehaqi & Firman: Analisis Penerapan Akuntansi Lingkungan Pada Rumah Sakit... 95

perusahaan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada nilai perusahaan

tersebut (Musyarofah, 2013).

2.2 TEORI STAKEHOLDER

Teori stakeholder meliputi pengungkapan informasi keuangan, sosial, dan

lingkungan merupakan dialog antara perusahaan dengan stakeholdernya dan

menyediakan informasi mengenai aktivitas perusahaan yang dapat mengubah

persepsi dan ekspektasi (Adam & McNicholas, 2007).

Stakeholder dan organisasi saling mempengaruhi, hal ini dapat dilihat

dari hubungan sosial keduanya yang berbentuk responsibilitas dan

akuntabilitas. Kondisi tersebut menciptakan sebuah hubungan timbal balik

antara perusahaan dan para stakeholder. Hal ini berarti perusahaan harus

melaksankan peranannya secara dua arah yaitu untuk memenuhi kebutuhan

perusahaan itu sendiri maupun stakeholders. Karena perusahaan bukanlah

entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, namun harus

memberikan manfaat stakeholdernya (pemegang saham, kreditor, konsumen,

supplier, pemerintah, masyarakat, analisi dan pihak lain). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwasan nya teori stakeholders merupakan suatu terori

yang mengatakan bahwa keberadaan sebuah perusahaan sangat dipengaruhi

oleh dukungan yang diberikan stakeholder kepada perusahaan tersebut, baik

dari internal maupun eksternal dengan berbagai latar belakang kepentingan

yang berbeda dari setiap stakeholders yang ada (Lindawati & Puspita, 2015).

2.3 AKUNTANSI LINGKUNGAN

Menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accounting) dalam

buletinnya, Akuntansi didefinisikan sebagai berikut: “Accounting is the art of

recording, classifying and summarizing in a significant manner and in the

term of money, transaction and event which are and part, at least of financial

character and interpreting the result there of (AICPA,1997).

US EPA (United States Environmental Protection Agency)

menambahkan bahwa istilah akuntansi lingkungan di bagi menjadi dua.

Pertama, akuntansi lingkungan merupakan biaya yang secara langsung

berdampak pada perusahaan secara menyeluruh (disebut dengan istilah

“biaya pribadi”). Kedua, akuntansi lingkungan juga meliputi biya-biaya

individu, masyarakat maupun lingkungan suatu perusahaan yang tidak dapat

dipertanggung jawabkan. Akuntansi lingkungan juga didefinisikan sebagai

pencegahan, pengurangan, dan atau penghindaran dampak terhadap

lingkungan, bergerak dari beberapa kesempatan, dimulai dari perbaikan

kembali kejadiankejadian yang menimbulkan bencana atas kegiatan-kegiatan

tersebut (Ikhsan, 2008).

Kehadiran akuntansi lingkungan adalah untuk menyempurnakan atau

menutupi keterbatasan/kelemahan yang terjadi dalam praktek akuntansi saat

ini. Dalam sistem akuntansi lingkungan, manajemen harus

mengidentifikasikan, mengklasifikasikan, mengukur dan mengungkapkan

biaya-biaya lingkungan, serta mengevaluasi kinerja manajemen/pengolahan

Page 6: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RUMAH SAKIT ...

96 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam Vol. 9, No. 2 (Oktober 2021)

lingkungan secara berkelanjutan untuk mendukung pengambilan keputusan

manajerial (Sambharakreshna, 2009).

2.4 RUMAH SAKIT UMUM

Rumah sakit menurut WHO yang dimuat dalam WHO (World Health

Organization) Technical Report series No. 122/1957 yang berbunyi :

“Rumah Sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan

kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan kesehatan paripurna, kuratif

dan preventif kepada masyarakat, serta pelayanan rawat jalan yang

diberikannya guna menjangkau keluarga di rumah” (Bastian, 2008).

Dalam menyelenggarakan pelayanannya, masing-masing rumah sakit

baik itu Rumah Sakit Umum ataupun Rumah Sakit Khusus memiliki misi

yaitu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh

masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah

sakit berdasarkan Undang- Undang Nomor 44 tahun 2009 yaitu melakukan

upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna yang

mengutamakan penyembuhan dan pemulihan, yang dilaksanakan secara

serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan

upaya rujukan, selain itu tugasnya juga memberikan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna (Setya, 2017).

Adapun izin operasional merupakan izin yang diberikan kepada

pengelola rumah sakit untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Izin

operasional pada rumah sakit hanya berlaku untuk jangka waktu 5 tahun dan

dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan (Sari, Faridah, &

Setiawan, 2017).

2.5 RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA

Menurut pemerintah daerah Jawa Timur rumah sakit umum haji Surabaya

adalah rumah sakit milik pemerintah yang didirikan berkenaan peristiwa

yang menimpa para jamaah haji Indonesia di terowongan Mina pada tahun

1990 dan meiliki peran meningkatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan

tugas pokok dan fungsinya (Piranti, 2019).

2.6 MAQASHID SYARIAH

Secara bahasa, Maqashid al-syari'ah tersusun dari dua kata, maqashid dan

syari'ah. Kata maqashid merupakan bentuk jamak dari kata maqsid yang

memiliki arti tuntutan, kesengajaan atau tujuan. Sedang kata syari’ah secara

bahasa devinisinya adalah “jalan menuju air”. Secara istilah, maqashid al-

syari’ah merupakan al-ma’ani allati syuri’at laha al-ahkam (kandungan nilai

yang menjadi tujuan pensyariatan hukum). Jadi maqashid al-syari’ah

merupakan tujuantujuan yang hendak dicapai dari sebuah penetapan hukum

(Cahyani, 2014).

Dapat dipahami secara sederhana bahwa pengertian maqashid

syariah adalah tujuan-tujuan, nilai-nilai, ataupun maknamakna yang hendak

dicapai dari sebuah penetapan hukum yang dipelihara oleh syara' dalam

seluruh hukumnya atau sebagian besar hukumnya, dapat juga dikatakan

Page 7: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RUMAH SAKIT ...

Susanti, Baehaqi & Firman: Analisis Penerapan Akuntansi Lingkungan Pada Rumah Sakit... 97

bahwasanya maqashid syariah adalah tujuan akhir dari syari'at dan rahasia-

rahasia yang diletakkan oleh syara' pada semua hukumnya (Pranata &

Laela, 2020).

Maqashid syariah yang dapat diterapkan dalam pelayanan kesehatan

di rumah sakit adalah1;1. Penjagaan agama (hifz ad-diin) terkandung dalam

QS. Al Anbiya’:107 (yang menjelaskan tentang kerahmatan), QS. Al Maidah:

32 (yang menjelaskan tentang tanggung jawab memelihara kehidupan

manusia) dan QS. Ali Imran:110 (yang menjelaskan tentang ummat Isam

sebagai ummat terbaik), 2. Penjagaan jiwa (hifz an-nafs) terkandung dalam

QS. At Taubah: 108 (yang menjelaskan Integration and Interconnection of

Sciences “The Reflection of Islam Kaffah” tentang kecintaan Allah terhadap

orang-orang yang menjaga kebersihan). 3. Penjagaan akal (hifz al-‘aql)

terkandung dalam QS. Al Isra: 36 (yang menjelaskan tentang larangan

mengikuti sesuatu apabila tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu). 4.

Penjagaan keturunan (hifz an-nasl) terkandung dalam QS. Al Mukminun: 12-

17 (menerangkan tentang proses terbentuknya manusia), QS. Al Baqoroh:

233 (menerangkan tentang pelaksanaan pemberian ASI dan perencanaan

kelahiran) , dan 5. Penjagaan harta (hifz al-mal) terkandung dalam

HR.Muslim tentang pengelolaan syariah manajemen akuntansi dan keuangan

syariah (Sulistiadi & Rahayu, 2016).

3. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan

pendekatan studi literatur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

penerapan akuntansi lingkungan dalam pandangan maqashid syariah di RSU

Haji Surabaya. Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah data

sekunder yaitu literature terdahulu dan website resmi rumah sakit.Penelitian

menggunakan analisis kualitatif dan studi literature, analisis data dimulai dari

proses pengamatan dokumen, yaitu dokumen yang berasal dari penelitian

terdahulu dan laporan akuntansi lingkungan di rumah sakit.

Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya adalah rumah sakit milik

Pemerintah propinsi Jawa Timur yang didirikan berkenaan peristiwa yang

menimpa para Jamaah Haji Indonesia di terowongan Mina pada tahun 1990.

Dengan adanya bantuan dana dari Pemerintah Arab Saudi dan dilanjutkan

dengan biaya dari Pemerintah propinsi Jawa Timur, berhasil dibangun

gedung beserta fasilitasnya yang resmi dibuka pada tanggal 17 April 1993,

sebagai RSU tipe C. Pada tahun 1998 berkembang menjadi RSU tipe B Non

Pendidikan dan pada tanggal 30 Oktober 2008 sesuai SK, RSU Haji Surabaya

berubah status menjadi RSU tipe B Pendidikan.

Page 8: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RUMAH SAKIT ...

98 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam Vol. 9, No. 2 (Oktober 2021)

4. HASIL DAN DISKUSI

4.1 LIMBAH HASIL KEGIATAN OPERASIONAL RUMAH SAKIT UMUM HAJI

SURABAYA

Limbah yang dihasilkan dari kegiatan operational di Rumah Sakit umum haji

Surabaya terbagi dalam dua bentuk yaitu limbah cair dan limbah padat.

Limbah cair di rumah sakit ini berasal dari semua air buangan termasuk tinja,

limbah cair domestik berupa buangan kamar dari rumah sakit yang mungkin

mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun, dan radioaktif serta

darah yang berbahaya bagi kesehatan. Jenis limbah cair rumah sakit terdiri

dari berbagai macam aktivitas yaitu pelayanan mandi, cuci, kakus pasien

yang berupa limbah cair dalam kamar mandi dan pencucian peralatan yang

digunakan, limbah pengobatan/perawatan klinis terutama berasal dari

kegiatan pencucian ginjal dan pencucian peralatan dan limbah dari ruangan

operasi (Fitri, 2014).

Sementara untuk limbah padat berasal dari limbah medis dan non

medis. Limbah medis padat terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi,

limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi,

limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan dan limbah dengan

kandungan logam berat yang tinggi. Prosedurnya yaitu mengumpulkan

sampah dari kamar-kamar pasien, Koridor dan Nurse Station menggunakan

troli khusus yang tertutup (Pujiati, 2004).

4.2 PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT

1. Limbah Cair

Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya mengolah limbah cair yang

dihasilkan dengan IPAL lumpur aktif. Kapasitas pengolahan maksimal yang

di desain sebesar 200 m3/ hari dengan beban BOD maksimal 0,96 kg BOD5/

m3.hari (Manual Operation Sewage Water Treatmet Plan, 1995). Data hasil

analisa limbah pada tahun 2011 sampai 2013 didapatkan 80% efluen air

limbah tidak memenuhi baku mutu. Konsentrasi COD mencapai 108,9 mg/l,

BOD 36,5 mg/l, TSS 31 mg/l, NH3 Bebas 0,54 mg/l, Phosphat 35,8 mg/l.

Sedangkan baku mutu limbah cair bagi kegiatan rumah sakit yaitu

konsentrasi COD maksimal 80 mg/l, BOD 30 mg/l, TSS 50 mg/l, NH3 Bebas

0,1 mg/l, dan Phosphat 2 mg/l .

Sistem IPAL RSU Haji Surabaya terdiri dari bak equalisasi, bak

lumpur aktif, sedimentasi, klorinasi, dan kolam kontrol. Hingga saat ini

belum diketahui secara pasti penyebab menurunnya kualitas efluen air limbah

sehingga belum dapat dilakukan tindakan yang tepat untuk mengoptimalkan

kualitas efluen air limbah agar memenuhi baku mutu yang ditetapkan

(Suparmadja, 2015).

Dalam upaya pemantauan kualitas efluen limbah cair, RSU Haji

Surabaya melakukan analisa rutin setiap triwulan yang dilakukan oleh

laboratorium bersertifikat KAN dan diketahui bahwasannya kualitas efluen

yang melebihi baku mutu. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan

kinerja IPAL Lumpur Aktif RSU Haji Surabaya yang ditandai dengan

Page 9: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RUMAH SAKIT ...

Susanti, Baehaqi & Firman: Analisis Penerapan Akuntansi Lingkungan Pada Rumah Sakit... 99

penurunan kualitas efluen limbah cair yang melebihi baku mutu pada setiap

periode pemeriksaan (Said, 2008).

Pada tahap awal, limbah cair RSU Haji Surabaya dialirkan menuju

bak equalisasi, bak ini berfungsi untuk mengatur debit air limbah agar

konstan. Limbah dari bak equalisasi air limbah dipompa ke bak lumpur aktif,

di dalam bak ini air limbah dihembus dengan udara dari blower. Hal ini

bertujuan agar bakteri dalam air limbah dapat melakukan metabolisme untuk

mengurai bahan organik. Energi hasil penguraian bahan organik digunakan

bakteri untuk proses pertumbuhan dan pembentukan sel baru. Dengan

demikian di dalam bak aerasi akan tumbuh biomassa dengan jumlah yang

besar, dan biomassa inilah yang akan mengurai bahan organik di dalam air

limbah. Dari bak lumpur aktif ini air limbah yang bercampur dengan

biomassa dialirkan ke bak pengendap akhir untuk dipisahkan (Suparmadja,

2015).

2. Limbah Padat

Rumah sakit umum Haji Surabaya mengahasilkan dua jenis limbah padat

yaitu limbah padat medis dan limbah padat non-medis. Adapun ruangan yang

menghasilkan sampah padat medis dan non - medis sekaligus adalah ruang

Bedah Sentral, Rontgent, Rehabilitasi Medik, Unit Gawat Darurat (UGD),

Unit Perawatan Intensif atau Intensive Care Unit (ICU), Patologi, Ruang

Jenazah, Laboratorium, Rawat Inap, Pavilyun, Poliklinik, dan Instalasi

Farmasi. Sedangkan sumber sampah non-medis saja adalah Ruang Tunggu,

Instalasi Dapur/Gizi, Kantin, Kantor Administrasi, dan halaman Rumah

Sakit (Pujiati, 2004).

Secara umum, jenis sampah medis yang paling banyak ditemukan

adalah jarum suntik, kateter, kapas, dan selang infus. Sedangkan sampah non-

medis yang paling banyak ditemukan adalah makanan sisa (nasi), potongan

sayur, dan plastik pembungkus. Produksi sampah padat dari Rumah Sakit

Umum Haji Surabaya rata-rata per hari mencapai 51,06 kg (0,34 M 3 ) untuk

sampah padat medis dan 192,07 kg (1,01 M 3 ) untuk sampah padat non-

medis. Sumber penghasil sampah medis terbanyak adalah Unit Gawat

Darurat (UGD) yaitu sebesar 12,76 kg (0,05 M3 ). Sedangkan penghasil

sampah non-medis terbesar adalah Pavilyun yaitu sebesar 31,99 kg (0,09 M 3

) (Triana & Keman, 2006).

Pengelolaan sampah padat medis dan non -medis dikelola oleh

karyawan Rumah Sakit Umum Haji Surabaya yang bertanggungjawab atas

kebersihan ruang kantor, UGD, ICU, Rehabilitasi Medik, Farmasi,

Laboratorium, Ruang Rontgent, Laundry dan Kamar Jenazah. Pengelolaan

sampah dibantu oleh karyawan dari rekanan cleaning service dan karyawan

dari CV. Guna Adi Graha yang bertanggung jawab kebersihan unit perawatan

dan sekitarnya, karyawan dari Bali Dunia yang bertanggung- jawab

kebersihan unit rawat jalan (poliklinik) dan sekitarnya, karyawan lain dari

Integrated Service Solution (ISS) yang bertanggung jawab kebersihan unit

pavilyun. Karyawan dari berbagai instalasi dan CV sudah mencukupi untuk

pengelolaan sampah di rumah sakit ini (RSU Haji Surabaya, 2003).

Page 10: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RUMAH SAKIT ...

100 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam Vol. 9, No. 2 (Oktober 2021)

Tahapan pengelolaan sampah padat medis dan non-medis di Rumah

Sakit Umum Haji Surabaya adalah (1) penimbunan, meliputi aktivitas

penampungan sampah padat di bak sampah; (2) penyimpanan sementara,

untuk sampah padat medis dan non-medis harus terpisah; (3) pengumpulan,

sebaiknya tidak dilakukan dalam waktu yang terlalu lama dan dilakukan

setelah 2/3 bak sampak terisi penuh; (4) pengangkutan, sebaiknya dilakukan

sebelum aktivitas rumah sakit dimulai pada pagi hari, sehingga tidak

mengganggu aktivitas utama rumah sakit; (5)pengolahan dan pemanfaatan

kembali, dilakukan hanya pada sampah yang dapat dimanfaat kan dan diolah

kembali; dan (6) pemusnahan akhir, untuk sampah padat medis dibakar di

insinerator oleh petugas pengelola sampah rumah sakit dalam waktu yang

tidak terlalu lama, dan untuk sampah padat non medis dilakukan oleh petugas

dari Dinas Kebersihan Kota Surabaya (Ditjen PPM dan PLP, 2002).

Pemusnahan akhir sampah padat medis dan non -medis dilakukan

secara terpisah. Sampah padat medis dimusn ahkan dalam insinerator,

dilakukan 2-3 hari sekali tergantung jumlah sampah padat medis yang

dihasilkan. Pembakaran dilakukan pada jam 16.00 untuk menghindari

gangguan pada aktivitas rumah sakit pada pagi harinya. Tinggi cerobong

insinerator masih lebih rendah dari gedung bertingkat yang ada di sekitarnya.

Sayangnya suhu pembakaran insinerator hanya mencapai 800o C, sehingga

residu pembakaran ada yang masih dalam bentuk utuh seperti botol, kaca dan

jarum suntik. Residu pembakaran ditanam dalam lubang pembuangan ukuran

2,5 x 1,5 x 2,5 M 3 (Sulistyorini, 2005).

Pengolahan limbah medis maupun non medis dalam rumah sakit yang

baik bertujuan untuk menciptakan lingkungan rumah sakit bersih, nyaman

dan terbebas dari pencemaran karena penumpukan sampah. Kenyamanan

bagi pasien dan masyarakat merupakan prioritas bagi rumah sakit, sehingga

sustainibilitiy sebuah institusi tidak terancam, hal ini membuktikan nilai soial

perusahaan dan nilai social masyarakat berjalan selaras. pengelolaan limbah

adalah bukti bagi rumah sakit umum Haji Surabaya sebagai salah satu rumah

sakit yang memperhatikan tujuan dalam maqashid syariah yaitu hifdzul bi’ah

atau menjaga lingkungan (Busriyanti, 2016).

4.3 AKUNTANSI LINGKUNGAN DI RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA

Pentingnya akuntansi lingkungan pada dasarnya menuntut kesadaran penuh

perusahaan-perusahaan maupun organisasi lainnya yang telah mengambil

manfaat dari lingkungan (Burhany, 2014).

Implementasi akuntansi lingkungan ditujukan untuk menghasilkan

informasi yang berkaitan dengan lingkungan. Dengan demikian maka bagi

perusahaan yang menerapkan akuntansi lingkungan akan ada tambahan biaya

untuk menghasilkan informasi itu. Penting bagi perusahaan-perusahaan atau

organisasi lainnya agar dapat meningkatkan usaha dalam mempertimbangkan

konservasi lingkungan secara berkelanjutan (Suaryana, 2011).

Akuntansi lingkungan menurut pihak rumah sakit adalah biaya yang

timbul dari kegiatan operasional rumah sakit yang bertujuan untuk untuk

mengelola dan mencegah terjadinya kerusakan, di lingkungan rumah sakit,

baik itu limbah maupun taman. Biaya ini keluarkan jika terjadi kerusakan

Page 11: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RUMAH SAKIT ...

Susanti, Baehaqi & Firman: Analisis Penerapan Akuntansi Lingkungan Pada Rumah Sakit... 101

ataupun untuk mencegah terjadinya limbah yang dihasilkan dari aktifitas

rumah sakit. Seperti biaya cleaning service yang setiap saat membersihkan

area rumah sakit untuk menjaga kenyamanan pengunjung maupun pasien.

Biaya yang dikeluarkan pihak Rumah sakit dikelompokkan kedalam laporan

keuangan rumah sakit, yang meliputi biaya- biaya pengolahan limbah dan

pengelolaan lingkungan rumah sakit (Bangun & Sunarni, 2014).

Penerapan akuntansi lingkungan pada RSU Haji Surabaya ditunjukan

pada tabel Tabel 1.

Tabel 1. Pemerintah Provinsi Jawa Timur Laporan Realisasi Anggaran Tahun

Anggaran 2019

Urusan Pemerintahan : ( 102 ) Kesehatan

Organisasi : ( 0500 ) Rumah Sakit Haji Surabaya

No

Uraian

Jumlah (Jutaan Rp) Bertambah

(Berkurang)

Anggaran

Setelah

Perubahan

Realisasi (Jutaan Rp) %

1 2 3 4 5(=4-3) 6

2.1 Belanja 343.149 299.506 -43.643 -

12,72

2.1.1 Belanja pegawai 107.516 101.479 -6.036 -5,61

2.1.2 Belanja barang & jasa 180.237 155.210 -25.027 -

13,89

2.2 Belanja modal 55.397 42.816 -12.580 -

22,71

2.2.2 Belanja modal peralatan &

mesin 54.897 42.349 -12.547

-

22,85

2.2.4 Belanja modal jalan, irirgasi &

jaringan 500 467 -33 -6,60

Sumber: https://rsuhaji.jatimprov.go.id

Berdasarkan laporan keuangan rumah sakit haji tahun 2019 disebutkan

bahwasan nya anggaran untuk biaya lingkungan ditunjuk dengan dikelurkan

nya biaya jalan, irigasi dan jaringan. Rincian mengenai biaya pengolahan

sampah, cleaning service, pemeliharaan geduang dan bangunan, serta

pemeliharaan jalan, irigasi, instalasi dan jaringan dijelaskan dalam catatan

atas laporan keuangan (CALK).

Tabel 2. Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana

Kode Rek Uraian

Jumlah (Jutaan

Rp)

Bertambah

(berkurang)

Anggaran

Setelah

perubahan

Realisasi (Jutaan Rp) %

1 2 3 4 5 6

5.2.2.03.05 Belanja Langganan

Multimedia 396 374 (22) 94,38

02.031

Pemeliharaan Peralatan

dan Kelengkapan Sarana

dan Prasarana

4.500 4.272 (228) 94,93

5.2.2 BELANJA BARANG 4.500 4.272 (228.295.81 94,93

Page 12: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RUMAH SAKIT ...

102 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam Vol. 9, No. 2 (Oktober 2021)

Kode Rek Uraian

Jumlah (Jutaan

Rp)

Bertambah

(berkurang)

Anggaran

Setelah

perubahan

Realisasi (Jutaan Rp) %

1 2 3 4 5 6

DAN JASA 8,00)

5.2.2.03.18 Belanja Jasa Dekorasi 75 75 (0) 99,60

5.2.2.03.20 Belanja Jasa Cleaning

Service 4.092 3.880 (212) 94,82

5.2.2.03.26 Biaya Pengelolaan

Sampah 167 164 (3) 98,20

5.2.2.03.03 Belanja Pemeliharaan

Gedung dan Bangunan 10 8

(2)

83,27

5.2.2.20.04

Belanja Pemeliharaan

Jalan, Irigasi, Instalasi

dan Jaringan

156 144 (12) 92,62

5.2.2.2.03.0

2 Belanja Air 653 615 (37) 94,35

5.2.2.03.03 Belanja Listrik 2.981 2.876 (105) 96.48

Sumber: https://rsuhaji.jatimprov.go.id

Realisasi untuk kegiatan penyediaan peralatan dan kelengakapan

sarana dan prasarana sudah mencapai 95,44% jika dibandingakan dengan

anggaran belanja rumah sakit untuk penyediaan/peningkatan/pe meliharaan

sarana/ prasarana fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yaitu sebesar 5.000.000.000,00, hal

ini menunjukan bahwa lebih dari 90% anggaran belanja rumah sakit

digunakan untuk belanja barang dan jasa kepentingan lingkungan.

Berdasarkan laporan dalam CALK rumah sakit umum Haji Surabaya sangat

mengutamakan kebersihan lingkungan dan impelementasi nilai sosial rumah

rumah sakit kepada para pasien. Hal ini merupakan salah bentuk penerpan

nilai yang ada dalam maqashid syariah yaitu hifdzul nafs atau menjaga jiwa

(Sulistiadi & Rahayu, 2016). Sesuai dengan perlakuan dalam akuntansi, RSU

Haji Surabaya melakukan proses pencatatan yaitu meliputi: Identifikasi,

Pengakuan, Pencatatan, Penyajian dan Pengungkapan (Ahmad, 2012).

1. Pengidentifikasian

Pengidentifikasian merupakan tahap awal dari tahapan siklus akuntansi,

dengan melakukan identifikasi terhadap transaksi-transaksi bisnis yang

dilakukan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu. Pertama kali rumah

sakit menetukan biaya lingkungan untuk pengelolaan biaya penanggulangan

yang terjadi dalam kegiatan operasional yaitu mengidentifikasi dampak

negatifnya (Agustia, 2010). Rumah sakit umum Haji Surabaya

mengidentifikasikan semua kegiatan medis dan non medis yang memiliki

potensi menimbulkan pengaruh lingkungan dan mengalokasikan biaya untuk

pengelolaan lingkungannya.

Adapun biaya- biaya yang dikeluarkan oleh pihak rumah sakit terdiri

dari biaya air, biaya IPAL, biaya jasa dekorasi, biaya cleaning service, biaya

pengelolaan sampah, biaya pemeliharaan gedung dan bangunan dan biaya

pemeliharaan jalan, irigasi, instalasi dan jaringan. Adapula biaya listrik,

Page 13: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RUMAH SAKIT ...

Susanti, Baehaqi & Firman: Analisis Penerapan Akuntansi Lingkungan Pada Rumah Sakit... 103

tetapi biaya listrik diakumulasikan ke dalam biaya listrik secara keseluruhan

dengan biaya listrik rumah sakit secara umum, karena tidak dimungkinkan

untuk menghitung biaya listrik secara tersendiri.

Rumah Sakit mengidentifikasi biaya yang timbul selama pengelolaan

limbah. Proses pengidentifikasian disesuaikan dengan kebijakan rumah sakit.

Tidak adanya standar yang mengatur secara khusus mengenai perlakuan

biaya yang telah dikeluarkan untuk pengelolaan efek negatif dari sisa hasil

operasional perusahaan, maka sudah tepat jika rumah sakit dalam

mengidentifikasi transaksi terkait pengelolaan limbah dan melaporkan biaya-

biaya atas pengelolaan limbah ke dalam laporan operasional rumah sakit

(Bangun & Sunarni, 2014).

2. Pengakuan

Pengakuan biaya dalam rekening dilakukan pada saat menerima manfaat dari

sejumlah nilai yang telah dikeluarkan. Rumah sakit Umum Surabaya

menggunakan metode akrual basis yaitu mengakui sebagai biaya apabila

sudah memberikan manfaat bagi Rumah Sakit. Pengakuan biaya dari

kegiatan pengelolaan limbah dinyatakan dalam satuan rupiah dan

dicantumkan dalam laporan operasional rumah sakit, sehingga diharapkan

dapat memberikan informasi yang relevan, andal, dapat dibandingkan, dan

dapat dipahami para pengguna laporan keuangan (Sari, 2017).

Rumah sakit umum haji Surabaya sudah melakukan proses akuntansi

sesuai dengan tahapan yang ada. Mengenai pengakuan biaya pengolahan

limbah, pihak rumah sakit memasukannya ke dalam biaya operasional.

Pencatatan dilakukan oleh operator SIMBADA serta fungsi akuntansi yang

selanjutnya dilakukan rekonsiliasi setiap triwulan.

3. Pengukuran

Pihak Rumah sakit umum Haji Surabaya dalam mengukur biaya pengelolaan

limbah adalah menggunakan satuan moneter. Kusumawati & Sudarsono

(2015) mengungkapkan bahwasannya pengukuran (measurement) adalah

penentuan jumlah rupiah yang harus diletakkan pada suatu objek yang

terlibat dalam suatu transaksi keuangan, dan dijadikan data dasar dalam

penyusunan statemen keuangan. Sampai saat ini pengukuran terkait dengan

biaya lingkungan belum ditetapkan standar pengukurannya. Sehingga

pengukuran biaya lingkungan lebih berdasarkan pada kebijakan yang ada

disuatu perusahaan.

4. Penyajian

Rumah umum Haji Surabaya menyajikan biaya lingkungan bersamaan

dengan biaya yang berhubungan dengan pengelolaan limbah. Penyajian

tersebut dilakukan bersama sebagai sub-sub biaya operasional. Sehingga

penyajian terkait kegiatan pengelolaan limbah tersebut akan memudahkan

para pembaca laporan keuangan untuk memahami dan membandingkan

kinerja yang dicapai.

Oleh karena itu, rumah sakit juga perlu untuk membuat akun khusus

untuk biaya pengelolaan limbah dalam laporan keuangannya, sehingga akan

memudahkan dalam menelusuri setiap biaya yang dikeluarkan dan nantinya

Page 14: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RUMAH SAKIT ...

104 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam Vol. 9, No. 2 (Oktober 2021)

diharapkan pihak pengguna/pembaca laporan keuangan, baik internal

maupun eksternal memiliki kepercayaan bahwa rumah sakit telah mengelola

limbahnya dengan baik, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya biaya khusus

terkait pengelolaan limbah, sehingga akan memudahkan mengetahui kinerja

rumah sakit. Hal ini juga menjadi suatu kelebihan bagi sebuah rumah sakit,

karena tidak semua rumah mencatatnya dalam akun khusus.

5. Pengungkapan

Pengungkapan merupakan tahap terakhir dari proses perlakuan akuntansi.

Pengungkapan dalam akuntansi lingkungan merupakan jenis pengungkapan

suka rela, berkaitan dengan masalah bahwa suatu informasi keuangan sebuah

instansi seperti di rumah sakit diungkapkan atau tidak. Namun kegiatan

pengelolaan limbah rumah sakit perlu untuk diungkapkan terutama terkait

transaksi yang dilakukan, sehingga nantinya akan memberikan informasi

yang berguna bagi para stakeholders, terlebih dalam laporan keuangan yang

disajikan (Widialoka, 2017).

Pengungkapan sama halnya seperti penyempurnaan dalam proses

akuntansi biaya lingkungan. Biaya yang timbul dari kegiatan pengelolaan

limbah oleh rumah sakit, diungkapkan ke laporan operasional. Pengungkapan

tersebut bermanfaat untuk mengetahui setiap transaksi yang terjadi selama

kegiatan pengelolaan limbah rumah sakit.

Dapat diketahui pada dasarnya Rumah umum Haji Surabaya sudah

melakukan proses penerapan akuntansi lingkugan dengan baik, hal itu dapat

terlihat dari banyaknya anggaran belanja rumah sakit yang diperuntukan

untuk proses perbaikan lingkungan rumah sakit. Hal ini juga diungkapkan

dalam laporan keuangan rumah sakit.

4.4 TANGGUNG JAWAB SOSIAL RUMAH SAKIT

Tanggung jawab sosial merupakan suatu manifestasi kepedulian lingkungan

terhadap tanggung jawab sosial dari perusahaan. Pertanggung jawaban sosial

timbul jika organisasi mempunyai tanggung jawab terhadap masalah sosial

dan lingkungan disekitamya. Kemajuan teknologi mendorong adanya

kerjasama antara pemerintah dan perusahaan untuk terus menjaga kelestarian

lingkungan dan sekitarnya agar keberadaan faktor- faktor sumber daya

ekonomis dapat terus dijaga kelestariannya (Trisnawati, 2014).

Setiap organisasi atau perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa

sebagai output atas kegiatan operasionalnya otomatis memiliki tanggung

jawab terhadap lingkungan di sekitar perusahaan (Lindawati & Puspita,

2015).

Masyarakat adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam

menjamin keberlangsungan kegiatan operasional rumah sakit. Pelayanan

kesehatan rumah sakit semata-mata dilakukan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat terkait kesehatan. Oleh karena itu rumah sakit secara tidak

langsung memiliki tanggung jawab tersendiri bagi masyarakat. Tanggung

jawab yang dimaksud adalah bagaimana organisasi tersebut

mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan sekitar perusahaan (Adni,

Susilo, & Prasetya, 2014).

Page 15: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RUMAH SAKIT ...

Susanti, Baehaqi & Firman: Analisis Penerapan Akuntansi Lingkungan Pada Rumah Sakit... 105

Dalam menunaikan tanggung jawab tersebut rumah sakit umum haji

Surabaya melakukan segala upaya yang terbaik untuk menciptakan

kenyamanan bagi pasien dan staf rumah sakit. Salah satu upaya tersebut

adalah menjaga lingkungan rumah sakit agar tetap bersih dan terjaga. Selain

merupakan kewajiban yang harus ditunaikan, hal ini juga sebagai bentuk

tanggung jawab rumah sakit terhadap masyarakat sekitar (Kusuma, Asmeri,

& Begawati, 2010).

Tanggung jawab sosial juga menjadi salah bentuk kepedulian rumah

sakit. Kepedulian tersebut dapat ditunjukan dalam beberapa hal seperti

menjaga lingkungan, jaminan kerja, hak asasi manusia, interaksi dan

keterlibatan perusahaan dengan masyarakat. Termasuk didalamnya

menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang kemudahan bagi pasien

dan pekerja rumah sakit. Sebagai rumah sakit Islam tentu saja fasilitas berupa

tempat beribadah, tempat beristirahat, kamar mandi yang terpisah antara

wanita dan pria dan perlengkapan penunjang lainnya disediakan oleh pihak

rumah sakit. Hal ini menunjukan bahwa rumah sakit umum haji Surabaya

mengutamakan nilai- nilai dalam Maqashid Syariah yaitu hifdzul diin atau

menjaga agama (Busriyanti, 2016).

Tangguang jawab sosial didalam rumah sakit umum haji Surabaya

juga ditunjukan dengan adanya pengeluaran biaya untuk program pembinaan

lingkungan sosial. Rincian mengenai biaya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rincian Program Pembinaan Lingkungan Sosial

Kode Rek Uraian

Jumlah (Jutaan

Rp)

Bertambah

(Berkurang)

Anggaran

Setelah

perubahan

Realisasi (Jutaan Rp) %

1 2 3 4 5 6

4.3 Program pembinaaaan

lingkungan sosial 5.000 4.912 -88 98,25

43.006

Penyediaan/peningkatan

/pemel iharaan sarana/

prasarana fasilitas

kesehatan yang

bekerjasama dengan

Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial

Kesehatan

5.000 4.912 -88 98,25

5.2.2.20.0

2

Belanja Pemeliharaan

Peralatan dan Mesin 5.000 4.912 -88 98,25

Sumber: htpps://rsuhaji.jatimprov.go.id

4.5 PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN DI RSU HAJI SURABAYA

Untuk pengolahan limbah dari kegiatan operasional, rumah sakit perlu

mengalokasikan biaya didalamnya. Perhitungan biaya dalam penanganan

limbah tersebut diperlukan adanya perlakuan akuntansi yangtersistematis

secara benar. Perlakuan terhadap masalah penanganan limbah hasil

operasional perusahaan ini menjadi sangat penting dalam kaitannya sebagai

Page 16: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RUMAH SAKIT ...

106 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam Vol. 9, No. 2 (Oktober 2021)

sebuah kontrol dan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungannya.

Akuntansi lingkungan merupakan bidang ilmu akuntansi yang berfungsi

untuk mengidentifikasikan, mengakui, mengukur, menilai, menyajikan dan

mengungkapkan akuntansi lingkungan. Dalam hal ini pencemaran dan

limbah produksi yang merupakan salah satu contoh dampak negatif dari

operasional rumah sakit yang membutuhkan sistem akuntansi lingkungan

sebagai pengendali terhadap pertanggung jawaban rumah sakit (Sari, 2017).

Penerapan akuntansi lingkungan di rumah sakit umum haji Surabaya

dibuktikan dengan adanya pos- pos biaya yang dikeluarkan oleh rumah sakit

untuk pengelolaan lingkungan, gedung dan bangunan serta pengelolaan

limbah rumah sakit. Prosedur tetap (protap) yangberhubungan dengan

penge-lolaan sampah padat medis dan non-medis yang dimiliki oleh

RumahSakit Umum Haji Surabaya adalah Protap Penanganan

LimbahMedis, Protap Pembuangan Limbah Medis Benda Tajam, Protap

Pembuangan Limbah Non-medis dan Protap Pengoperasian

Insinerator (Triana dan Keman, 2006).

Anggaran belanja rumah sakit untuk program peningkatan sarana dan

prasarana aparatur Rp. 8.707.050.900,00, yang terbgai dalam beberapa pos

belanja yaitu belanja barang dan jasa sebesar Rp. 4.207.050.900,00, termasuk

didalamnya belanja air, listrik, jasa cleaning service, pengelolaan sampah,

pemeliharaan Gedung dan bangunan, jasa dekorasi, dan belanja pemeliharaan

jalan, irigasi, instalasi dan jaringan, serta biaya program pembinaan sosial

sebsar Rp. 4.912.435.062,00. Akuntansi lingkungan menjadi sangat penting

bagi bagi setiap perusahaan atau instansi, karena hal ini akan berdampak pada

kecendrengunan keberpihakan masyarakat sehingga akan berpengaruh

terhadap citra sebuah perusahaan (Debora & Ismail, 2013).

4.6 IMPLEMENTASI MAQASHID SYARIAH DI RSU HAJI SURABAYA

Pengelolaan limbah di rumah sakit umum Haji Surabaya adalah salah satu

upaya untuk penyelarasan nilai sosial sebuah institusi dengan nilai sosial

masyarakat dengan upaya mengurangi volume atau bahaya limbah melalui

proses fisika atau kimia. Dalam upaya pengelolaan limbah upaya pertama

yang dilakukan adalah mengurangi volume bahaya limbah yang dikeluarkan

ke lingkungan yang meliputi upaya mengurangi limbah pada sumbernya

(Bapedal, 2004). Perwujudan pengolahan limbah rumah sakit sudah

dijalankan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan, hal ini dibuktikan

dengan adanya kerjasama pemerintah setempat, perusahaan incinerator yang

telah memiliki izin operasi dan pengelolaan lingkungan rumah sakit yang

bersih dan nyaman. Hal ini merupakan implementasi dari tujuan maqashid

yaitu hifdzul bi’ah atau menjaga lingkungan (Busriyanti, 2016).

Sebagai salah satu rumah sakit haji, RSU Haji Surabaya memenuhi

hak para pasien yang merupakan bentuk pelayanan rumah sakit yaitu

memberikan pelayanan kebersihan secara personal maupun lingkungan,

adanya pembersihan lingkungan akan taman, ruanganruangan pada rumah

sakit dan tentu saja pada ruangan pasien agar kebersihan lingkungan terjaga

dan memberikan dampak positif kepada pasien baik yang dalam keadaan

rawat inap ataupun rawat jalan yang sedang berobat di rumah sakit.

Page 17: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RUMAH SAKIT ...

Susanti, Baehaqi & Firman: Analisis Penerapan Akuntansi Lingkungan Pada Rumah Sakit... 107

Kebersihan akan kamar kecil (WC) merupakan hal yang paling isu pada

setiap tempat yang dikunjungi, karena merupakan sebuah tempat yang sangat

kursial untuk ditentukan bagaimana keadaan pelayanan dengan hanya melihat

kebersihan kamar kecil pada tempat tersebut (Sunawi, 2012).

Selain hal tersebut sebagai salah satu rumah sakit islam, tentu

penyediaan fasilitas dan sarana ibadah menjadi hal yang harus diberikan.

Fasilitas-fasilitas inilah memudahkan untuk umat muslim yang sedang berada

di rumah sakit khususnya yang berpredikat Islami, pelayanan akan orang

yang berkunjung dan keluarganya memberikan amenity atau rasa nyaman

dan aman. Bukan hanya masjid, pelayanan parkir yang dapat dipercaya dan

memberikan rasa aman pun meningkatkan kepuasan pasien dan keluarganya,

dan serta adanya akses yang mudah untuk berbelanja seperti halnya

supermarket ataupun wartel. Rumah sakit umum haji Surabaya menyedikan

fasilitas penunjang pasien seperti sarana ibadah, kamar mandi yang terpisah

antara wanita dan laki-laki, adanya ruang tertutup untuk ibu menyusui serta

ruang istirahat adalah bentuk tanggung jawab sosial rumah sakit yang harus

dilaksanakan dan merupakan perwujudan dari maqashid syariah yaitu hifdul

diin atau menjaga agama (Dedi, 2016).

5. SIMPULAN

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui penerapan akuntansi

lingkungan di RSU Haji Surabaya dalam pandangan maqashid syariah.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwasannya rumah sakit umum Haji

Surabaya sudah menerapkan akuntansi lingkungan dan sudah melakukan

tahapan perlakuan akuntansi untuk biaya pengelolaan limbah. Biaya yang

timbul terkait pengelolaan limbah di RSU Haji Surabaya terdiri dari biaya air,

biaya jasa dekorasi, biaya cleaning service, biaya pengelolaan sampah, biaya

pemeliharaan gedung dan bangunan dan biaya pemeliharaan jalan, irigasi,

instalansi dan jaringan.

Penerapan akuntansi lingkungan di RSU Haji Surabaya merupakan

implementasi tujuan dalam maqashid syariah. Pengeluaran biaya

pemeliharaan lingkungan dan bangunan serta biaya pengolahan limbah

rumah sakit sebagai wujud penerapan atas tujuan hifzdul nafs atau menjaga

jiwa dan hifdzul bi’ah atau menjaga lingkungan, dimana rumah sakit sangat

memprioritaskan kenyamanan pasien dan juga masyarakat sekitar rumah

sakit. Selain itu biaya untuk penyediaan fasilitas dan sarana prasana terkait

penyediaan ruang ibadah, tempat wudlu dan kamar mandi terpisah adalah

implementasi dari hifdzul diin atau menjaga agama.

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini antara lain: (1) Sumber data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang diperoleh

dari jurnal penelitian terdahulu dan website resmi rumah sakit dan tanpa

adanya proses wawancara atau observasi langsung. (2) Pada penelitian ini,

penulis hanya menggunakan data laporan keuangan satu rumah sakit saja,

sehingga belum menggambarkan bagaimana penerapan akuntansi lingkungan

pada rumah sakir di Indonesia secara keseluruhan.

Page 18: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RUMAH SAKIT ...

108 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam Vol. 9, No. 2 (Oktober 2021)

6. DAFTAR PUSTAKA

Adams, C. A., & McNicholas, P. (2007). Making a Difference : Sustainability

Reporting Accountability and Organizational Changed. Accounting and

Auditing Journal, 20(3), 382–402.

Adni, annisa B., Susilo, H., & Prasetya, A. (2014). Audit Manajemen pada

Fungsi Sumber Daya Manusia ( Studi pada Fungsi Pengembangan

Organisasi , Rekrutmen-Seleksi-Orientasi ,. Jurnal Administrasi Bisnis,

Vol.13(No.1), 1–10.

Agustia, D. (2010). Pelaporan Biaya Lingkungan Sebagai Alat Bantu Bagi

Pengambilan Keputusan Yang Berkaitan Dengan Pengelolaan

Lingkungan. AKRUAL: Jurnal Akuntansi, 1(2), 190.

https://doi.org/10.26740/jaj.v1n2.p190-214

Ahmad, A. (2012). Envirowment Accounting and Reporting Practises :

Significance and Issues : A Case from Bangladeshi Companies. Global

Journal of Management and Business Research, 12(14), 118–127.

Bangun, R. N., & Sunarni, C. W. (2014). Pelaporan Biaya Lingkungan dan

Penilaian Kinerja Lingkungan ( Studi kasus PT Tanjungenim Lestarsi

Pulp and Paper ). Jurnal Ilmiah Akuntansi, 66(03), 37–39.

Bapedal. Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit, Keputusan

Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-58/MENLH/12/1995

(2004).

Bastian, I. (2008). Akuntansi Kesehatan. (S. Saat & W. Hardani, Eds.) (1st

ed.). Jakarta: Erlangga.

Burhany, D. I. (2014). Pengaruh Implementasi Akuntansi Lingkungan

Terhadap Kinerja Lingkungan dan Pengungkapan Informasi

Lingkungan (Studi pada Perusahaan Pertambahan Umum yang

Mnegikuti PROKER Periode 2008-2009). In Proceedings SNEB (pp.

1–8).

Busriyanti. (2016). Islam dan lingkungan hidup studi terhadapa fiqh al-bi’ah

sebagai solusi pelestarian ekosistem dalam perspektif Maqashid

Syariah. Jurnal Fenomena, 15(2), 259–280.

Cahyani, I. (2014). Teori dan Aplikasi Maqashid Al-Syariah. Jurnal Al-

Qadāu, 1(2).

Debora, M. F., & Ismail, M. (2013). Implikasi Akuntansi Lingkungan Serta

Etika Bisnis Sebagai Faktor Pendukung Keberlangsungan Perusahaan

di Indonesia. Jurnal Akuntansiku, 1(1), 1–15.

Dedi, S. (2016). Perluasan Teori Maqashid Al-Syari ’ ah : Kaji Ulang

Wacana Hifdz Al-’Ummah A.Djuzuli. Jurnal Hukum Islam, 1(1), 45–

61.

Ditjen PPM dan PLP. (2002). Program Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia.

Page 19: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RUMAH SAKIT ...

Susanti, Baehaqi & Firman: Analisis Penerapan Akuntansi Lingkungan Pada Rumah Sakit... 109

Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Fitri, N. (2014). Analisis Penerapan Akuntansi Lingkungan terhadap

Pengelolaan Limbah. Artikel Mahasiswa, 1–7.

Hamidi, M. L., & Worthington, A. C. (2018). Perbankan Sosial Islam :

Langkah ke Depan. Jurnal Ekonomi Malaysia, 52(1), 179–190.

Ikhsan, A. (2008). Pengenalan Akuntansi Lingkungan (1st ed.). Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Irawan, A. (2016). Pencemaran lingkungan (Studi pada PG Gempolkrep

Mojokerto Periode 2013-2015). Jurnal Admininstrasi Bisnis, 40(1), 97–

104.

Islamey, F. E. (2016). Perlakuan Akuntansi Lingkungan Terhadap

Pengelolaan Limbah pada Rumah Sakit Paru Jember. Jurnal Fakultas

Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jember, 1(7), 1–20.

Kusuma, A., Asmeri, R., & Begawati, N. (2010). Limbah Dan Tanggung

Jawab Sosial Pada Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi. Jurnal

Angga, 4.0(1), 1–15.

Kusumawati, T., & Sudarsono. (2015). Perlakuan Akuntansi Atas

Pengelolaan Limbah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R. Koesma

Tuban. In Artikel Ilmiah Mahasiswa (pp. 1–6).

Lako, A. (2004). Kepemimpinan dan Kinerja Organisasi : Isu, Teori, dan

Solusi (Cetakan Pe, Vol. 8). Yogyakarta: penerbit andi.

Lindawati, A. S. L., & Puspita, M. E. (2015). Corporate Social

Responsibility: Implikasi Stakeholder dan Legitimacy Gap dalam

Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi Multiparadigma,

01(04), 157–174. https://doi.org/10.18202/jamal.2015.04.6013

Martusa, R. (2009). Peranan Environmental Accounting terhadap Global

Warming. Jurnal Akuntansi, 1(2), 164–179.

Musyarofah, S. (2013). Analisis Penerapan Green Accounting Di Kota

Semarang. Accounting Analysis Journal, 2(3), 352–359.

https://doi.org/10.15294/aaj.v2i3.2855

Noviani, & Aminah. (2014). Analisis Penerapan Akuntansi Lingkungan di

Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan,

5(2), 1–16.

Piranti, K. (2019). Analisis Kepuasan Pasien Di Instalasi Rawat Inap Rumah

Sakit Umum (Rsu) Haji Surabaya Berdasarkan Dimensi Mutu

Dabholkar. The Indonesian Journal of Public Health.

https://doi.org/10.20473/ijph.v14i2.2019.161-174

Pranata, M. W., & Laela, S. F. (2020). Board Characteristic, Good Corporate

Governance and Maqȃshid Performance in Islamic Banking. Journal of

Islamic Monetary Economics and …, 6(2), 1–24.

Page 20: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RUMAH SAKIT ...

110 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam Vol. 9, No. 2 (Oktober 2021)

Pujiati. (2004). Upaya Peningkatan Pengelolaan Limbah Padat Berdasarkan

Hasil Evaluasi Penerapan Protap : Studi Kasus Pengelolaan Limbah

Padat Rumah Sakit Dr. Iskak Kabupaten Tulungagung). Jurnal Thesis

UNAIR, 2(4).

RSU Haji Surabaya. (2003). Menebar Senyum dan Salam dalam Pelayanan.

Surabaya: Rumah Sakit Umum Haji Surabaya.

Said. (2008). Pengolahan Air Limbah Dengan Biakan Tersuspensi.

Sakdiyah, H. (2017). Analisis Penerapan Environmental Managemental

Accounting (EMA) Pada RSUD DR. H. Slamet Martodjirjo

Pamekasan. Jural Performance Bisnis Dan Akuntansi, 5(1), 1–18.

Sambharakreshna, Y. (2009). Akuntansi Lingkungan Dan Akuntansi

Manajemen Lingkungan : Suatu Komponen Dasar Strategi Bisnis.

Jurnal Infestasi, 5(1), 1–21.

Sari, M., Faridah, & Setiawan, L. (2017). Aanalisis penerapan akuntansi

lingkungan pada rumah sakit umu daerah daya Makassar. Jurnal Riset

Edisi XII, 3(001), 42–54.

Setya, E. R. (2017). Farmasi Rumah Sakit. Sleman: CV Budi Utama.

Suaryana, A. (2011). Implementasi Akuntansi Sosial dan Lingkungan di

Indonesia. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Bisnis, 1–26.

Sulistiadi, W., & Rahayu, S. (2016). Potensi Penerapan Maqashid Syariah

Dalam Rumah Sakit Syariah Di Indonesia. Batusangkar International

Conference 1 : Integration and Interconnection of Sciences “The

Reflection of Islam Kaffah,” 2(10), 683–690.

Sulistyorini. (2005). Pengelolaan Sampah Dengan Menjadikannya Kompos.

Jurnal Kesehatan Lingkungan, 2(1), 77–84.

Sunawi. (2012). Konsep Pelayanan Islami di Rumah Sakit ; Tinjauan

Aplikasi di Rumah Sakit Islam Surakarta.

Suparmadja, A. (2015). Kinerja IPAL Rumah Sakit Menggunakan Metode

Fault Tree Analysis (FTA). Jurnal Reposiitory ITStory ITS, 4(1).

Triana, N., & Keman, S. (2006). Evaluasi Pengelolaan Sampah Padat di

Rumah Sakit Umum Haji Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan,

3(1), 21–34.

Trisnawati, R. (2014). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage,

Ukuran Dewan Komisaris dan Kepemilikan Manajerial Terhadap

Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Industri

Perbankan di Indonesia. Seminar Nasional Dan Call For Paper,

6(October), 27–32.

Utama, A. A. G. S. (2016). Akuntansi lingkungan sebagai suatu sistem

informasi : Studi pada Perusahaan gas Negara (PGN). Jurnal Bisnis

Dan Manajemen, 6(4), 89–100. https://doi.org/10.15408/ess.v6i1.3123

Page 21: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RUMAH SAKIT ...

Susanti, Baehaqi & Firman: Analisis Penerapan Akuntansi Lingkungan Pada Rumah Sakit... 111

Widialoka, M. (2017). Penerapan akuntansi lingkungan pada pengelolaan

limbah rumah sakit jember klinik. Repository Universitas

Muhammadiyah Jember, 3(03), 1–13.

Windasari, D., & Herumurti, W. (2010). Pengelolaan Limbah B3 Medis

Rumah Sakit Khusus di Surabaya Pusat dan Selatan. Jurnal Teknik

Lingkungan ITS, 2(340), 1–11.