ANALISIS MARGIN LABA BERSIH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PADA
USAHA PABRIK TAHU RESTU KABUPATEN ENREKANG
SKRIPSI
OLEH SATRIANI
105731133216
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020
ii
HALAMAN JUDUL ANALISIS MARGIN LABA BERSIH TERHADAP
PENINGKATAN PENDAPATAN PADA USAHA PABRIK TAHU RESTU
KABUPATEN ENREKANG
SKRIPSI
Oleh
SATRIANI
105731133216
Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Akuntansi pada
Universitas Muhammadiyah Makassar
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Moto:
Melihat seseorang yang berada di atas kita merupakan suatu motivasi diri dan
melihat ke bawah merupakan pembawaan rasa syukur kita kepada Allah yang
Dia berikan kepada kita.
Persembahan:
Kupersembahkan untuk:
➢ Kedua Orang Tua
➢ Keluarga Tercinta
➢ Dosen Jurusan Akuntansi
➢ Teman-Teman
➢ Almamaterku
vii
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.
Shalawat dan salam tak lupa saya kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW
beserta para keluarga,sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang
tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Margin Laba
Bersih Terhadap Peningkatan Pendapatan Pada Usaha Pabrik Tahu Restu
Kabupaten Enrekang”
Skripsi yang saya tulis ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama saya sampaikan ucapan terim kasih kepada
kedua orang tua saya bapak Kenek dan ibu Naik, yang senantiasa memberikan
harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan
saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan
semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala
pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan
saya dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada saya
menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
Saya menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan
dengan hormat kepada:
viii
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar,
2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar,
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak., CA.CSP, selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar,
4. Ibu Muryani Arsal SE., MM. Ak. CA, selaku pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga
Skripsi selesai dengan baik.
5. Bapak Faidul Adzim SE., M.Si, selaku pembimbing II yang telah berkenan
membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya
kepada saya selama mengikuti kuliah.
7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar
8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Akuntansi Angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit
bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis
9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu
yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya
sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya
ix
para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan
kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.
Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr Wb.
Makassar, 31 Oktober 2020
SATRIANI
x
ABSTRAK
Satriani, 2020. Analisis Margin Laba Bersih Terhadap Peningkatan
Pendapatan Pada Usaha Pabrik Tahu Restu Kabupaten Enrekang. Skripsi
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing l Muryani Arsal dan
Pembimbing ll Faidul Adzim.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peningkatan Pendapatan Pada
Usaha Pabrik Tahu Restu Di Kabupaten Enrekang Di Tinjau Dari Analisis Margin
Laba. Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif, jenis data yang digunakan yaitu
kuantitatif dengan menggunakan data primer, yaitu berupa data yang di
kumpulkan langsung oleh peneliti mengenai kinerja keuangan berdasarkan
dengan rasio profitabilitas dengan net profit margin pada usaha pabrik tahu
Restu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Net Profit Margin untuk usaha
pabrik tahu Restu mengalami kenaikan trend pada tahun 2017 hal ini disebabkan
karena kenaikan presentase pendapatan lebih besar dari presentase kenaikan
biaya operasi, Net Profit Margin usaha pabrik tahu Restu tahun 2018 cenderung
stabil serta mengalami kenaikan dan penurunan namun tidak terlalu banyak dan
Net Profit Margin usaha pabrik tahu Restu pada tahun 2019 mengalami tren
kenaikan.
Kata Kunci: Net Profit Margin, Pendapatan
xi
ABSTRACT
Satriani, 2020. Analisys of Net Profit Margin on Increased Income in the
Restu Tofu Factory Business of Enrekang Regency. Thesis Accounting Study
Program Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of
Makassar. Supervised by Supervisor l Muryani Arsal and Supervised ll Faidul
Adziem.
This study aims to determine the increase in income in the tofu factory
business in Enrekang Regency in terms of profit margin analisys. This type of
research is descriptive quantitative, the type of data used is quantitative by using
primary data, namely in the form of data collected directly by researchers
regarding financial performance based on the ratio of profitability to net profit
margin in the Restu tofu factory business. The results of this study indicate that
the Net Profit Margin for the Restu tofu factory business has experienced an
increase in the percentange of increase in trend in 2017 this is due to the
increase in the percentage of income is greater than the percentage of increase
in operating costs, the Net Profit Margin of the Restu tofu factory business in
2018 trens to be stable ang has increased and decreased but not too much and
The Net Profit Margin of Restu’s tofu factory in 2019 is experiencing an upward
tend.
Keyboard: Net Profit Margin, Income.
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ....................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ............................................................... x
ABSTRACT ................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 6
A. Pengertian Laporan Keuangan ..................................................... 6
B. Analisis Rasio Keuangan .............................................................. 18
C. Rasio Profitabilitas......................................................................... 34
D. Net Profit Margin ........................................................................... 37
xiii
E. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 41
F. Kerangka Konseptual .................................................................... 45
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 47
A. Jenis Penelitian ............................................................................. 47
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ...................................................... 47
C. Populasi Dan Sampel .................................................................... 47
D. Sumber Data ................................................................................. 48
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 48
F. Analisis Data ................................................................................. 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 50
A. Gambaran Umum ........................................................................... 50
B. Hasil Penelitian .............................................................................. 54
C. Pembahasan .................................................................................. 59
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 62
A. Simpulan ........................................................................................ 62
B. Saran ............................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 63
LAMPIRAN ...................................................................................................... 65
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 44
Tabel 4.1 Laba Bersih Usaha Pabrik Tahu Restu 2017 -2019 55
Tabel 4.2 Data Penjualan Usaha Pabrik Tahu Tahun 2017-2019 56
Tabel 4.3 Data Biaya Usaha Pabrik Tahu Restu Tahun 2017-2019 57
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 46
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Net Profit Margin terrmasuk ke dalam salah satu jenis kelompok rasio
profitabilitas atau diartikan sebagai rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat keuntungan dari bisnis yang sedang dijalankan oleh suatu
perusahaan. Analisis net profit margin ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui seberapa besar laba yang diperoleh perusahaan terhadap hasil
penjualan bersihnya. Net profit margin atau margin laba bersih merupakan
perbandingan total jumlah laba bersih dengan total jumlah pendapatan
perusahaan.
Net profit margin adalah perbandingan laba bersih dan penjualan.
Semakin besar net profit margin, maka kinerja perusahaan akan semakin
produktif, sehingga akan meningkatkan pendapatan pada perusahaan
tersebut (Dini dan Indarti,2010). Rasio ini menunjukkan berapa besar
presentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar
rasio ini, maka dianggap semakin besar kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan laba yang tinggi. Hubungan antara laba bersih sisa pajak dan
penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam
mengendalikanperusahaanuntuk menghasilkan margin tertentu sebagai
kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan
modalnya.Hasil dari perhitungan mencerminkan keuntungan netto per rupiah
penjualan.
2
Makin besar net profit margin maka perusahaan semakin sehat. Jika net
profit margin kecil maka jika ada penurunan harga maka profit makin kecil
dan bisa merugi. Untuk melihat kinerja perusahaan, biasanya
membandingkan net profit margin dalam beberapa tahun berturut-turut. Dari
data ini jika angkanya naik kita bisa menganalisa pendapatan apa yang naik
ataukah beban apa yang turun. Sebaliknnya jika angkanya menurun, kita
dapat menganalisa pendapatan apa yang menurun atau pengeluaran apa
yang naik yang menyebabkan profit tergerogoti.
Untuk membandingkan kinerja satu perusahaan dengan perusahaan
yang lain dalam industri yang sama, kita dapat menggunakan net profit
margin sebagai benchmark. Kita dapat belajar apa yang dilakukan pesaing
kita dalam meningkatkan pendapatannya ataupun mengurangi beban
perusahaan. Net profit margin ini menggambarkan efisiensi kerja
perusahaan. Dari net profit margin ini kita mengetahui beberapa keuntungan
yang didapatkan dari setiap rupiah yang kita dapatkan pada penjualan yang
kita lakukan (Novia, 2015).
Pada dasarnya tujuan utama dalam berbisnis adalah mendapatkan
keuntungan. Terutama keuntungan bersih diperoleh setelah perusahaan
membukukan pendapatan dikurangi beban. Tentu saja keuntungan itu bisa
diperoleh apabila pendapatan bisa lebih besar dari pada beban secara
keseluruhan. Net profit margin juga digunakan untuk menentukan mana
perusahaan yang dengan pendapatan tertentu berhasil menghasilkan laba
bersih maksimal. Demikianlah, pembuktian bahwa perusahaan yang menarik
adalahyang memiliki margin laba lebih tinggi. Karena dengan margin tinggi,
dapat dikatakan bahwa perusahaan sangat efisien dalam operasinya. Selain
3
itu, margin laba tinggi juga akan membantu perusahaan menghasilkan laba
bersih, meskipun penjualan perusahaan sedang menurun.
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan
operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan,
karena dari laba perusahaan akan diketahui kemampuan perusahaan dalam
pemenuhan kewajiban bagi parwa investornya dan juga merupakan elemen
penting dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prosfeknya
pada masa akan mendatang (Faturrahman, 2015).
Tingkat profitabilitas perusahaan dapat di lihat dari laporan keuangan secara
periodik di up date sebagai salah satu kewajiban perusahaan. Laporan
keuangan menyediakan informasi dana mentah berupa angka-angka yang
dapat di analisis lebih lanjut.
Setiap perusahaan perlu mengetahui cara menghitung keuntungan
untuk mendapatkan informasi berapa besar keuntungan yang telah
diperoleh. Begitu pula dengan perhitungan margin laba bersih. Perhitungan
net profit margin ini difungsikan untuk mengukur keberhasilan keseluruhan
penjualan dari suatu perusahaan. Apabila net profit margin yang diperoleh
tinggi, maka menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah menggunakan
biaya dengan baik sehingga mendapatkan penghasilan pendapatan yang
lebih tinggi.
Hasil penelitian Osin Tompodung (2014) mengenai Analisis Net Profit
Margin pada Usaha Laundry di Kota Manado mendapati net profit margin
berpengaruh terhadap perusahaan dalam meningkatkan usahanya,.
Penelitian ini menunjukkan bahwa net profit margin dapat menjadi salah satu
tolak ukur dalam menilai tingkat kesuksesan perusahaan.
4
Usaha pabrik tahu Restu yang ada di Kabupaten Enrekang merupakan
jenis usaha dengan segala keterbatasan dan kendala yang dihadapi,
termasuk keterbatasan bahan baku yang di impor dari luar, menyebabkan
produksi tahu-tempe tidak berjalan dengan lancar sesuai yang direncanakan.
Oleh karenanya peneliti mencoba untuk mengetahui apakah pendapatan
pada usaha Pabrik Tahu Restu Kabupaten Enrekang mengalami
peningkatan atau penurunan pendapatan dengan menganalisis margin laba
bersihnya, dengan mengambil judul “Analisis Margin Laba Bersih Terhadap
Peningkatan Pendapatan Pada Usaha Pabrik Tahu Restu Kabupaten
Enrekang”.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
yang menjadi pokok permasalahan penelitian ini yaitu:
1. Apakah terdapat peningkatan pendapatan pada Pabrik Tahu Restu di
Kabupaten Enrekang di tinjau dari analisis margin laba bersihnya?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui peningkatan pendapatan pada Pabrik Tahu Restu di
Kabupaten Enrekang di tinjau dari analisis margin laba bersih.
5
D. Manfaat Peneltian
Manfaat dalam penelitian ini diharapkan menjadi:
1. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk mengembangkan
keilmuan khususnya di bidang Akuntansi, sebagai bahan referensi atau
rujukan, dan tambahan pustaka pada perpustakaan Unismuh Makassar.
2. Bagi manajemen agar diperhatikan lagi megenai cara produksi dan
pemasarannya, dan diharapkan untuk penelitian selanjutnya untuk
memberikan penjelasan mengenai Analisis Net Profit Margin Terhadap
Peningkatan Pendapatan, sehingga nantinya dapat melakukan
pengkajian yang lebih mendalam dengan cara mengkaji ata
menganalisis yang lain selain dalam penelitian ini.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Laporan keuangan
Menurut Standar Akuntnasi Keuangan (SAK) 2017, laporan keuangan
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai macam
cara misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan
dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan. Secara umum laporan keuangana dalah catatan
informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang
dapat digunakan untuk menggambarkan kenerja perusahaa tersebut.
Di sisi lain Farid dan Siswanto (2011) laporan keuangan merupakan
informasi yang diharapkan mampu memberikan bantuan kepada pengguna
untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat financial.
Lebih lanjut Munawir (2010) menyatakan laporan keuangan merupakan
alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan
posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang
bersangkutan. Dengan begitu laporan keuangan diharapkan akan membantu
bagi para pengguna (users) untuk membuat keputusan ekonomi yang
bersifat financial.
Secara lebih tegas Sofyan Assauri (2016) “laporan keuangan
merupakan laporan pertanggungjawaban manajemen sumber daya yang
dipercayakan kepadanya. Ini sejalan yang dikemukakan oleh Farid Harianto
7
dan Siswanto Sudomo (2011) yakni “laporan keuangan juga menunjukkan
apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau
pertanggungjawaban manajamen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya.” Pihak manajemen memegang peranan penting dalam membuat
laporan keuangan untuk dapat dipahami oleh pihak yang berkepentingan.Ini
ditekankan lebih lanjut oleh Sofyan Assauri bahwa “dalam laporan terdapat
informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan.
1. Kegunaan laporan Keuangan
Berdasarkan konsep keuangan maka laporan keuangan sangat
diperlukan untuk mengukur hasil usaha dan perkembangan perusahaan
dari waktu ke waktu dan untuk mengetahui sudah sejauh mana
perusahaan mencapai tujuannya. Bahwa laporan keuangan pada
dasarnya merupakan hasil proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas
suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
data atau aktivitas perusahaan tersebut. Sehingga laporan keuangan
memegang peranan yang luas dan mempunyai suatu posisi yang
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.
Standar akuntansi keuangan memberikan pengertian tentang
laporan keuangan yaitu, Ikatan Akuntnas Indonesia menjelaskan bahwa
“laporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba laporan
perubahan posisi keuangan (misalnya, laporan arus kas, atau laporan
arus dana), catatan dan laporan lain seperti materi penjelasan yamg
merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Menurut Gibson
pengguna laporan keuangan adalah “Acompany’s managers,
8
stockholders, bondholders, security, analiysts, suppliers, lending
institutions, employees, labor unios, regulatory, authorities, and general
public. They use the financial report to make decisions.”
Dapat dipahami bahwa dengan adanya laporan keuangan yang
disediakan oleh pihak manajemen perusahaan maka sangat membantu
pihak pemegang saham dalam proses pengambilan keputusan. Seperti
keinginan perusahaan untuk melakukan Righ issue, artinya penjualan
saham yang diprioritaskan kepada pemilik saham lama untuk
membelinya. Sehingga berdasarkan laporan keuangan yang diperoleh
dan tersajikan, maka investor atau pemilik saham perusahaan akan bisa
menganalisis bagaimana kondisi perusahaan serta prospek perusahaan
nantinya khusus dari segi kemampuan profitabilitas dan dividen yang
akan dihasilkan.
Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwasanya laporan
keuangan sangat berguna dalam melihat suatu keadaan perusahaan,
baik kondisi pada saat ini maupun dijadikan sebagai alat prediksi untuk
kondisi dimasa yang akan mendatang (forecast analyzing).
2. Sifat laporan keuangan
Laporan keuangan dipersiapkan untuk dibuat dengan maksud untuk
memberikan gambaran atau laporan kemajuan (Progress Report)
secara periodik yang dilakukan oleh pihak management yang
bersangkutan. Jadi laporan keuangan adalah bersifat bersifat historis
serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan
terdiri dari data- data yang merupakan hasil suatu kombinasi antara:
9
a. Fakta yang telah dicatat (recorded fact)
Fakta yang telah dicatat, bahwa laporan keuangan dibuat
atas dasar fakta dan catatan akuntansi, barang dagang, hutang
mauoun aktiva tetap dalam suatu perusahaan.
b. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi
(accounting convention and postulate), Prinsip-prinsip dan
kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting
convention and postulate), ini berarti bahwa data ang dicatat itu
didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan
tertentu ang merupakan prinsip-prinsip akuntansi lajim hal ini
menunjukkan dalam memudahkan pencatatan untuk
keseragaman.
c. Pendapat pribadi (personal judgment).
Pendapat pribadi bahwa walaupun pencatatan transaksi
akuntansi yang telah diatur oleh konveksi-konveksi atau dalil-
dalil dasar yang telah ditetapkan menjadi standar praktek
pembukuan, namun penggunaan dari konveksi-konveksi dan
dalil-dalil dasar tergantung dari akuntan atau manajemen suatu
perusahaanan bersangkutan.
Fakta yang telah dicatat dalam laporan keuangan ini
disusun atau dibuat berdasarkan kenyataan yang sebenarnya
atau atas dasar fakta dari catatan akuntans. Fakta ini diambil
dari kejadian atau peristiwa akuntansi di waktu masa lalu,
seperti dari tahun-tahun sebelumnya. Fakta yang telah dicatat
dari pos-pos ang ada di dalam laporan keuangan dinatakan
10
dalam harga pada saat terjadinya transaksi. Contohnya, jumlah
uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang
\isimpan di Bank, jumlah persediaan, jumlah piutang, jumlah
tanah, jumlah utang, serta jumlah komponen laporan keuangan
lainnya. Berarti segala sesuatu bercermin dalam laporan
keuangan merupakan fakta historis yang dimiliki perusahaan.
Oleh karena itu, pencatatan dari laporan keuangan perusahaan
menunjukkan keuangan perusahaan berdasarkan catatan
historis dari peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di masa
lampau, artinya ada jumlah pos-pos keuangan yang tidak
tercatat, seperti adana pesanan yang tidak dipenuhi atau
kontrak penjualan maupun pembelian distujui didalam pos-pos
itu dinyatakan dalam harga-pada waktu terjadi peristiwa(at
original cost).
Dengan kata lain sifat laporan keuangan tidak dapat
dilakukan dengan kehendak pemilik ataupun manajemen, tetapi
harus melalui tata cara atau prosedur yang sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang dapat mencerminkan posisi
keuangan dari suatu perusahaan dalam kondisi perekonomian
yang paling akhir, karena segala sesuatu yang bersifat historis.
Hal ini menunjukkan beberapa hal yang dapat membawa akibat
terhadap posisi keuangan perusahaan tidak dicatat dalam
pencatatan akuntansi atau tidak nampak dalam laporan
keuangan misalnnya, adanya pesanan yang tidak dapat
dipenuhi, berbagai kontrak pembelian/pejualan yang telah
11
disetujui dan adanya hak-hak patent yang masih dalam
pengurusan.
Prinsip dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan dalam
akuntansi, berarti data yang telah dicatat berdasarkan pada
prosedur maupun anggaran-anggaran tertentu yang merupakan
prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, hal ini dilakukan dengan
tujuan memudahkan pencataan atau untuk keseragaman.
Misalnya cara mengalokasikan biaya untuk persediaan alat
tulis.
Menurut laporan yang konvensionil pos semacam ini
dinilai menurut harga belinya. Untuk penentuan piutang,
menurut metode atau peraturan yang konvensionil adalah
berdasarkan jumlah yang akan direalisir.
Pendapat pribadi dalam perusahaan akan tetap sebagai
suatu yang going concern atau kontinuitas usaha, konsep ini
menganggap bahwa perusahaan akan berjalan terus;
konsekwensinya bahwa jumlah-jumlah yang tercantum dalam
laporan merupakan nilai-nilai untuk perusahan yang masih
berjalan yang didasarkan pada nilai atau harga pada saat
terjadinya peristiwa tersebut. Jumlah uang yang tercantum
dalam laporan keuangan bukanlah nilai realisasi jika aktiva itu
dijual atau dilikwidir.
Daya beli dari uang dianggap tetap, stabil atau konstan,
walaupun hal ini bertentangan dengan kenyataan namun
akuntansi mencatat semua transaksi atau peristiwa dalam
12
jumlah uangnya dan tidak mengadakan perbedaan antara nilai-
nilai dari berbagai tahun.
Anggapan, prinsip atau konsep-konsep lain yang ada
dasarnya untuk expedisi atau mempermudah pelaksanaan
pencatatan akuntansi misalnya konsep konservatip, konsep
biaya unit pengukuran, konsistensi dan lain sebagainya.
Pendapat pribadi (personal judgment), dimaksudkan
bahwa, walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh
konveksi-konveksi atau dalil-dalil dasar yang telah ditetapkan
menjadi standar praktek pembukuan, namun penggunaan dari
konvensi-konvensi dan dalil dasar ini dari pada akuntan atau
management perusahaan yang bersangkutan. Judgment atau
pendapat ini tergantung kepada kemampuan atau integritas
pembuatannya yang dikombinasikan dengan fakta yang
tercatat dalam pembukuan dan kebiasaan serta dalil-dalil dasar
akuntansi yang telah disetujui akan digunakan didalam
beberapa hal. Misalnya cara-cara atau metode untuk menaksir
piutang yang tidak akan ditagih, dan penetuan beban
penyusutan serta penentuan umur dari suatu aktiva tetap akan
sangat tergantung pada pendapat pribadi managementnya dan
berdasar pengalaman masa lalu. Juga misalnya dalam
menetukan nilai persediaan, pada prinsipnya dinilai
berdasarkan harga pokoknya (lebih rendah dari harga pasar),
namun management akuntan penyusunh laporan itu dapat
memlih atau menentukan harga pokok yang mana yang akan
13
dipakai, apakah berdasarkan first in first out dimana barang
yang masuk pertama dianggap sebagai yang dikeluarkan
pertama atau last in first out dimana barang yang masuk
terakhir dianggap yang dikeluarkan lebih dahulu atau dengan
metode rata-rata.
Suatu hal yang penting yaitu bahwa baik prosedur,
anggapan-anggapan, kebiasan-kebiasan maupun pendapat
pribadi yang telah digunakan haruslah dipertahankan secara
terus menerus atau secara konsisten dari tahun ketahun.
Namun dalam hal ini tidak berarti bahwa prisedur, kebiasan
maupun pendapat pribadi yang digunakan tidak boleh dirubah,
tetapi kalau suatu ketika management ingin merubah prosedur,
kebiasaan atau pendapat pribadi yang telah dipakai, harus
dijelaskan di dalam laporan keuangannya mereka yang
membaca laporan itu dapat mengetahui dengan jelas dasar
mana yang sesungguhnya digunakan dalam laporan keuangan
yang bersangkutan, dan laporan keuangan yang dibuat secara
priodik itu dapat diperbandingkan. Karena kalau dasar yang
digunakan sudah berlainan tanpa sepengetahuan yang akan
menganalisa dan menginterpretasikan maka kesimpilan yang
diperoleh akan keliru.
d. Keterbatasan laporan keuangan
Dengan mengikat atau memperhatikan sifat-sifat laporan
keuangan tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
14
bahwa laporan keuangan itu mempunyai beberapa
keterbatasan antara lain:
1) Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada
dasarnya merupakan interim report (laporan yang dibuat
antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan
bukan merupakan laporan yang final. Karena itu semua
jumlah-jumlah atau hal yang dilaporkan dalam laporan
keuangan tidak menunjukkan nilai likuidasi atau realisasi
dimana dalam interim report ini terdapat/terkandung
pendapat-pendapat pribadi (personal jugdment) yang
telah dilakukan oleh akuntan atau management yang
bersangkutan.
2) Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah
yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi
sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai
yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. Laporan
keuangan dibuat berdasarkan konsep going concer atau
anggapan bahwa perusahaan akan berjalan terus
sehingga aktiva tetap dinilai berdasarkan nilai-nilai
historis atau harga perolehannya dan pengurangannya
dilakukan terhadap aktiva tetap tersebut sebesar
akumulasi depresiasinya. Karena itu angka yang
tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan
nilai buku (book value) yang belum tentu sama dengan
harga pasr sekarang maupun nilai gantinya.
15
3) Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil
pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari
berbagai waktu atau tanggal yang lalu dimana daya beli
(poerhasing) uang tersebut semakin menurun,
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,
sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan
dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau
mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin
kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang
tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat
harga-harga. Jadi suatu analisa dengan perbandingan
data beberapa tahun tanpa membuat penyusuaian
terhadap perubahan tingkat harga akan diperoleh
kesimpulan yang keliru (misleading).
4) Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai
faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan
keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut
tidak dapat dinyatakan dengansatuan uang
(dikwantifisir); misalnya reputasi dan prestasi
perusahaan, adanya beberapa pesanan yang tidak
dapat dipenuhi atau adanya kontrak-kontrak pembelian
maupun penjualan yang telah disetujui, kemampuan
serta integritas manager dan sebagainya.
16
Dalam prinsip-prinsip akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia,jakarta 1974 hal 14) secara terperinci menjelaskan
tentang sifat dan keterbatasan laporan keuangan sebagai berikut:
Laporan keuangan ialah laporan yang bersifat sejarah, yang
tidak lain merupakan laporan atas kejadian-kejadian yang telah
lewat, maka terdapat keterbatasan dalam kegunaanya, misalnya
untuk maksud-maksud investasi, sebabnya adalah bahwa data-data
yang disajikan oleh akuntansi semata-mata hanya didasarkan atas
“cost” (yang bersifat historis) dan bukan hak kekayaan pemegang
saham berupa aktiva bersih prusahaan yang dinyatakan dalam
harga pokok historis dengan harga saham-saham yang di bursa.
Di samping itu bila dihubungkan dengan kepentingan para
investor umumnya maka terdapat dua hal yang bertentangan yakni :
1. Laporan keuangan adalah pencerminan dari hal-hal
lampau, sedangkan para investor perorientasi pada masa
mendatang dalam mengambil keputusan-keputusan
ekonomi. Jadi jelasnya laporan keuangan itu hanya sekedar
menjadi petunjuk arah mengenai turun naiknya harga
saham, yakni dari:
a. Sebagai catatan dari hasil yang telah lalu seperti
ternyata dalam laporan keuangan.
b. Sampai seberapa jauh modal yang ditanam seperti
tampak pada neraca itu dapat digunakan untuk
mempertahankan sepenuhnya bahkan penambah
keuntungan yang lalu itu dikemudian hari.
17
Betapapun laporan keuangan itu dapat membantu, namun
masih diperlukan ramalan-ramalan oleh para investor sebagai
berikut:
1. Laporan keuangan itu bersifat umum, dan bukan untuk
memenuhi keperluan tiap-tiap pemakai. Data-data yang
sajikan dalam laporan keuangan itu berkaitan satu sama
lain secara pundamentil, misalnya posisi keuangan dengan
perubahannya yang tercermin kepada perhitungan rugi-
laba. Kejadian-kejadian dalam perusahaan di olah dalam
bentuk data-data yang digolong-golongkan, dijumlahkan,
diikhtisarkan, pengukurannya dinyatakan dalam satuan
uang (rupiah) dan dengan dasar penilain tertentu (misalnya
nilai yang diharapkan untuk dapat direalisir bagi piutang,
nilai yang terendah antara harga pokok dengan harga
pasar bagi persediaan, dan bergerak) nilai ini sama sekali
tidak dimasukkan sebagai nilai kontan dari aktiva ataupun
nilai likuidasinya.
2. Laporan keuangan itu sebagai hasil dari pemakaian stelsel
timbulnya hak dan kewajiban dalam akuntansi. Dalam
proses penyusunan tidak dapat dilepaskan dari penaksiran-
penaksiran dan pertimbangan-pertimbangan, namun
demikian hal yang dinyatakan dalam laporan dapat di uji
melalui bukti-bukti ataupun cara-cara perhitungan yang
mauk akal.
18
3. Laporan keuangan itu bersifat konservatif dalam sifanya
menghadapi ketidakpastian, peristiwa-peristiwa yang tidak
menguntungkan secara diperhitungkan kerugiannya; harta,
m,kekayaan bersih dan pendapat bersih selalu dihitung
dalam nilainya yang paling rendah.
4. Laporan keuangan itu lebih menekankan bagaimana
keadaan sebenarnya peristiwa-peristiwa itu dilihat dari
sudut ekonomi daripada berpegang pada formulirnya.
5. Laporan keuangan ini menggunakan istilah-istilah tehnis,
dalam hubungan ini sering kedapatan istilah-istilah yang
umum dipakai diberikan pengertian yang khusus, dilain
pihak laporan keuangan itu mengikuti kelaziman-kelaziman
dan perkembangan dunia usaha.
Jadi bagi mereka yang tidak bisa atau tidalk
memahami akuntansi atau pembukuan tentu akan
menganggapa bahwa laporan keuagan itu merupakan
suatudaftar yang merupakan atau yang berdasarkan fakta-
fakta yang memperlihatkan nilai dari perusahaan secara
keseluruhan dengan pasti dan tepat sesuai dengan kondisi
ekonomi pada saat itu.
B. Analisis Rasio Keuangan
1. Definisi Analisis Rasio
Rasio dapat dipahami sebagai hasil yang diperoleh antara satu
jumlah yang lainnya. Rasio sendiri menurut Joel G. Siegel dan Jae K.
Shim merupakan hubungan antara satu jumlah dengan jumlah lainnya.
19
Dimana Agnes Sawir menambahkan perbandingan tersebut dapat
memberikan gambaran relatif tentang kondisi keuangan dan prestasi
perusahaan.
Secara sederhana rasio (ratio) di sebut dengan perbandingan
jumlah, dari satu jumlah dengan jumlah lainnya itulah dilihat
perbandingannya dengan harapan nantinya akan ditemukan jawaban
selanjutnya itu dijadikan bahan kajian untuk dianalisis dan diputuskan.
Penggunaan kata rasio ini sangat fleksibel penempatannya, dimana itu
sangat dipengaruhi oleh apa dan dimana rasio itu dipergunakan yaitu
disesuaikan dengan wilayah keilmuannya.
Rasio keuangan atau financial ratio ini sangat penting gunanya
untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Bagi
investor jangka pendek dan menegah pada umumnya lebih banyak
tertarik kepada kondisi keuangan jangka pendek dan kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen yang memadai. Informasi tersebut
dapat diketahui dengan cara yang lebih sederhana yaitu dengan
menghitung rasio-rasio keuangan yang sesuai dengan keinginan.
Secara jangka panjang rasio keuangan juga dipakai dan dijadikan
sebagai acuan dalam menganalisis kondisi kinerja suatu perusahaan,
misalnya kondisi kinerja perusahaan selama 12 (dua belas) tahun untuk
kemudian prediksi selama 10 sampai dengan 12 tahun ke depan,
namun analisa seperti itu jarang dilakukan. Alasannya adalah belum
tentu kondisi stabilitas selama 10 sampai dengan 12 tahun ke depan
sama seperti 12 tahun yang lalu. Dalam penilaian suatu kondisi
20
keuangan seperti kondisi mikro dan makro ekonomi baik yang terjadi di
tingkat domestik dan internasional.
Analisis rasio keuangan sendiri dimulai dengan laporan keuangan
dasar yaitu neraca (balancesheet), perhitungan rugi laba (income
statement), dan laporan arus kas (cash flow statement). Perhitungan
rasio keuangan akan menjadi lebih jelas jika dihubungkan antara lain
dengan menggunakan pola historis perusahaan tersebut, yang dilihat
perhitungan pada sejumlah tahun guna menetukan apakah perusahaan
membaik atau memburuk, atau melakukan perbandingan dengan
perusahaan lain dalam industri yang sama.
Menurut Munawir (2010), analisis laporan keuangan adalah
analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau
mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan
(trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta
perkembangan perusahaan yang bersangkutan.
Analisis rasio adalah teknik yang dikembangkan dalam analisis
laporan keuangan (Prihadi, 2010). Seorang analisis perlu mengenali
laporan keuangan dengan beberapa teknik dasar. Rasio keuangan
sangat populer dalam diskusi manajemen sehari-hari terutama rasio
profitabilitas.
Menurut Harahap dan Sofyan (2015), analisis laporan keuangan
adalah mengurangi pos-pos laporan keuangan (financial
statement)menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yan bersifat signifikan atau yang mempunyai makna
antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data
21
nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih
dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang
tepat.
Menurut Prastowo (2015), analisis laporan keuangan merupakan
suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu
evalusai posisis keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa
sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan
estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi keuangan
dan kinerja perusahaan dimasa mendatang.
Menurut Hery (2015),analisis laporan keuangan merupakan suatu
proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya
dan menelaah masing-masing dari unsur tersebur guna memperoleh
pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan
itu sendiri.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
analisis laporan keuangan ada lah suatu analisis yang dilakukan untuk
melihat pada suatu keadaan keuangan perusahaan, bagaimana
pencapaian keberhasilan perusahaan masa lalu, saat ini, dan prediksi di
masa mendatang, analisis laporan keuangan tersebut akan digunakan
dasar pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Adapun pengguna analisis laporan keuangan dapat di bagi
menjadi 2 untuk pihak internal dan pihak eksternal sebagai berikut:
22
1. Pihak internal
a. Management
Memberikan informasi yang akan digunakan sebagai
pengambilan keputusan perusahaan, melakukan evaluasi
kinerja keuangan perusahaan yang sedang berjalan,
melakukan pengontrolan pada usaha yang sedang
berjalan, melakukan pengontrolan pada usaha yang
sedang berjalan, melakukan perencanaan usaha kedepan.
b. Karyawan
Memberi informasi yang akan memberikan gambaran
bagi karyawan akan balas jasa dantersedianya
kesempatan kerja dan jenjang karir yang jelas.
2. Pihak eksternal
a. Pemegang saham
Memberikan informasi yang digunakan pemegang
saham untuk pemgambilan keputusan pada resiko modal
yang telah ditanamkan dalam perusahaan.
b. Kreditur/pemberi pinjaman
Memberi informasi yang menunjukkan kemampuan
perusahaan membayar hutang beserta bunganya dengan
tepat aktu untuk menentukan besar batas pinjaman, bunga
dan jangka waktu yang diberikan.
c. Supplier
Memberikan informasi yang menunjukkan
kemampuan perusahaan membayar hutang jangka
23
pendek, hal ini akan dapat membantu supplier untuk
menentukan jumlah piutang yang diberikan dan
jangkawaktunya.
d. Pemerintah
Memberi informasi seberapa besar kemampuan
perusahaan dalam membayar pajak.
e. Konsumen
Memberi informasi yang berhubungan kelangsungan
perusahaan, terutama untuk konsumen yang mempunyai
hubungan jangka panjang.
2. Hubungan Rasio Keuangan Dengan Kinerja Keuangan
Menurut Warsidi dan Bambang (2010), “Analisis rasio keuangan
merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan
berbagai hubungan dan indikator keuangan, yamg ditujukan untuk
menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi
dimasa lalu dan membantu menggambarkan trend pole perubahan
tersebut, untuk kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat
pada perusahaan yang bersangkutan.
Dari pendapat di atas dapat dimengerti bahwa rasio keuangan dan
kinerja perusahaan mempunyai hubungan yang erat. Rasio keuangan
ada banyak jumlahnya dan setiap rasio itu mempunyai kegunaannya
masing-masing. Bagi investor ia akan melihat rasio dengan penggunaan
yang paling sesuai dengan analisis yang akan ia lakukan. Jika rasio
tersebut tidak mempresentasikan tujuan dari analisis yang ia lakukan
maka rasio tersebut tidak akan dipergunakan, karena dalam konsep
24
keuangan dengan namanya fleksibelitas, artinya rumus atau berbagai
bentuk formula yang dipergunakan haruslah disesuaikan dengan kasus
yang diteliti.
Karena kita tidak bisa menganalisasikan seluruh rumus yang ada
adalah cocok pada semua kasus yang diteliti. Atau dalam istilah pakar
keuangan bahwa pasar adalah laboratorium yang paling bagus untuk
menguji segala kemampuan dan analisa yang dimiliki, maka segala
kepemilikan formula dan berbagai pemikiran yang kita miliki akan
terbukti pada saat kita menguji di pasar, seperti profit atau rugikah yang
akan terjadi nantinya.
3. Manfaat Analisis Rasio Keuangan
Adapun manfaat yang bisa diambil dengan dipergunakannya rasio
keuangan, yaitu:
a. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan
sebagai alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan.
b. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak
manajemen sebagai rujukan untuk membuat perencanaan.
c. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk
mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif
keuangan.
d. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor
dapat digunakan untuk memperkirakan potensi resiko yang
akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan
kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok
pinjaman.
25
e. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian
bagi pihak stakeholder organisasi.
4. Keuntungan Analisis Rasio Keuangan
Menurut Sofyan Harahap (2015) analisa rasio mempunyai
keunggulan sebagai berikut:
a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang
lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi
yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score).
e. Menstandardisasi size perusahaan.
f. Lebih muda memperbandingkan perusahaan dengan
perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan
secara periodik atau time series.
g. Lebih muda melihat trend perusahaan serta melakukan
prediksi di masa yang akan mendatang.
Dipergunakannya analisis rasio keuangan dalam melihat suatu
perusahaan akan memberikan gambaran tentang keadaan perusahaan
dan dapat dijadikan sebagai alat prediksi bagi perusahaan tersebut di
masa yang akan mendatang. Ini dikarenakan rasio juga memungkinkan
manajer keuangan memperkirakan bagaimana memperoleh kebutuhan
dana, serta seberapa besar dana sanggup diperoleh.
26
5. Kelemahan Analisis Rasio Keuangan
Adapun beberapa kelemahan dengan dipergunakannya analisa
secara rasio keuangan yaitu:
a. Pengguna rasio keuangan akan memberikan pengukuran
yang ralatif terhadap kondisi suatu perusahaan. Sisi relatif di
sini yang dimaksud bahwa seperti yang dikemukakan oleh
Helfert dimana rasio-rasio keuangan bukanlah kriteria mutlak.
Pada kenyataanya, analisis rasio keuangan hanyalah suatu
titik awal dalam analisis keuangan perusahaan.
b. Analisis rasio keuangan hanya dapat dijadikan sebagai
peringatan awal dan bukan kesimpulan akhir. Ini sebaimana
yang dikatakan oleh Friedlob dan Plewa menyebutkan analisis
rasio tidak memberikan banyak jawaban kecuali menyediakan
rambu-rambu tentang apa yang seharusnya diharapkan.
c. Setiap data yang diperoleh yang dipergunakan dalam
menganalisis adalah bersumber dari laporan keuangan
perusahaan. Maka sangat memungkinkan data yang diperoleh
tersebut adalah data yang angka-angkanya tidak memiliki
tingkat keakuratan yang tinggi, dengan alasan mungkin saja
data-data tersebut diubah dan disesuaikan berdasarkan
kebutuhan. Ini dapat dipahami jika dua buah perusahaan yang
dijadikan perbandingan dalam suatu penelitian yang dilakukan
maka pengkajian haruslah dilakukan dengan melihat dasar
perhitungan yang digunakan perusahaanj. Seperti jika
perusahaan mempergunakan tahun fiskal yang berbeda dan
27
jika faktor musiman merupakan pengaruh yang penting
sehingga ini nantinya akan mempunyai pengaruh pada rasio-
rasio perbandingan yang dipergunakan dalam penelitian
tersebut.
d. Pengukuran rasio keuangan banyak yang bersifat artificial.
Artificial di sini artinya perhitungan rasio keuangan tersebut
dilakukan oleh manusia, dan setiap pihak memiliki pandangan
yang berbeda-beda dalam menempatkan ukuran dan
terutama justifikasi dipergunakannya rasio-rasio tersebut.
Dimana kadang kala justifikasi penggunaan rasio tersebut
sering tidak mampu secara maksimal menjawab kasus-kasus
yang di analisis.
Informasi yang dipergunakan untuk menganalisis rasio keuangan
berasal dari informasi yang terdapat pada laporan keuangan adalah
dibuat oleh akuntan, karena itu mekanisme sistem informasi yang
dipakai sangat mempengaruhi terbentuknya laporan keuangan tersebut.
Karena itu kondisi-kondisi yang terjadi memungkinkan terjadinya bias
danterbukti memiliki banyak kelemahan dan bias karena:
a. Sistem informasi adalah transaction-oriented
b. Profit akuntansi (dan pengukuran-pengukuran yang berbasis
profit lainnya) sangat tergantung pada pilihan metode
pengukuran.
c. Profit akuntansi diturunkan dari aturan-aturan pengukuran
sering kali conservatively-biased.
28
d. Perhitungan profit, mengesampingkan beberapa economic
values dan perubahan-perubahan nilai yang menurut akuntan
tidak dapat diukur secara akurat dan objektif.
e. Kendati laba akuntansi memperhitungkan biaya modal
pinjaman (cost of debt) namun mengesampingkan biaya modal
sendiri (cost of equity).
f. Laba akuntansi mengesampingkan unsur/faktor risiko dan
perubahannya; seperti tingkat inflasi, nilai tukar rupiah terhadap
dollar (kurs).
6. Solusi Dalam Mengatasi Kelemahan Rasio Keuangan
Ada beberapa solusi yang bisa diberikan dalam rangka mengatasi
permasalahan dalam bidang rasio keuangan ini, yaitu:
a. Rasio keuangan adalah sebuah formula yang dipakai sebagai alat
pengujian, karena formula maka bisa saja hasil yang diperoleh
belum tentu benar-benar sesuai untuk dijadikan alat prediksi.
Sehingga dibutuhkan pendekatan lain untuk melihat
permasalahan itu secara lebih terang yaitu dengan melihat kondisi
non keuangan, seperti kondisi kualitas SDM karyawan dan
manajer perusahaan baik di bidang administrasi,
pemasaran,produksi dan keuangan.
b. Hasil perhitungan yang telah dilakukan kemudian dilakukan atau
diadakan reconcilition atas berbagai bentuk perbedaan pokok
tersebut. Arti dipergunakannya rekonsiliasi di sini adalah
menyesuaikan perbedaan antara pos dan mencari apa yang
menyebabkan perbedaan itu terjadi. Perbedaan-perbedaan itu
29
kemudian dilakukan analisa yang mendalam untuk mengetahui
apa penyebabnya, dan kemudian penyebab itu dicarikan
solusinya.
c. Bagi seorang manajer keuangan diperlukan pemahaman yang
mendalam serta prinsip kehati-hatian (prudential principle) dalam
proses pengambilan keputusannya. Bila analisis yang dilakukan
adalah memberikan suatu gambaran dimana pola perusahaan
yang menyimpang dari norma industri, maka hal ini merupakan
gejala adanya masalah dan perlu dilakukan analisis dan penelitian
lebih lanjut. Secara sederhana ini seperti jika suatu rasio
perputaran persediaan yang tinggi bisa menunjukkan adanya
kekurangan persediaan yang serius dan besar kemungkinan
terjadi kehabisan persediaan.
Sebagai tambahan informasi bagi pihak financial analysis dalam
mempergunakan rasio keuangan sebagai alat analisis keuangan, dan
ternyata di sana ditemukan berbagai hasil yang berbeda-beda. Maka dari
hasil tersebut ada hal bijak yang harus dipahami dan dan dipegang oleh
finance analysis tersebut yaitu, sebagaimana dikatakan oleh Jumingan di
bawah ini.
Variasi kondisi keuangan dan hasil usaha dari suatu perusahaan
dengan perusahaan lainnya mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut.
a. Perbedaan letak geografis yang membawa perbedaan dalam
tingkat harga dan biaya usaha.
30
b. Perbedaan dalam pemilikan aktiva tetap, ada yang memiliki sendiri
ada yang menyewa. Perbedaan dalam besar kecilnya investasi
dalam harta kekayaan tidak digunakan dalam hubungannya dengan
operasi reguler.
c. Perbedaan dalam tingkat harga yang dicerminkan dalam pos-pos
aktiva lancar.
d. Perbedaan dalam umur harta kekayaan yang dimiliki, ada yang baru
ada yang lama
e. Perbedaan dalam banyaknya jenis barang yang diproduksi hanya
apakah hanya memproduksi satu jenis produk atau banyak jenis
produk.
f. Perbedaan dalam tingkat kapasitas pabrik. Berproduksi dengan
tingkat kapasitas tinggi atau rendah.
g. Perbedaan dalam penilaian (FIFO,LIFO,, metode rata-rata
tertimbang, atau model lain).
h. Perbedaan dalam kebijaksanaan pembelian bahan dasar.
i. Perbedaan dalam kebijaksanaan menentukan tingkat persediaan
(banyak atau sedikit).
j. Perbedaan dalam kebijaksanaan penjualan barang dagangan (tunai
atau kredit).
k. Perbedaan kebijaksanaan saluran permasaran. Menjual produk
kepada pembeli tunggal, kepada banyak pedagang besar,
pedagang kecil, atau langsung kepada konsumen.
31
l. Perbedaan dalam banyak sedikitnya utang jangka panjang. Juga
perbedaan dalam struktur permodalan, sumber dananya banyak
berasal dari pinjaman atau dari modalsendiri.
m. Kebijaksanaan dalam pembayaran dividen.
n. Perbedaan dalam sistem akuntansi dan prosedur akuntansi,
termasuk penggolongan pos-pos laporan keuangan, periode
akuntansi, dan metode penyusutan.
7. Cara Menganalisis Rasio Keuangan
Menurut Farah Margaretha (2014) Penganalisaan rasio keuangan
ada beberapa cara, di antaranya:
a. Analisis horizontal / trend analysis, yaitu membandingkan rasio-
rasio keuangan perusahaan dari tahun-tahun yang lalu dengan
tujuan agar dapat dilihat tren dari rasio-rasio perusahaan
selama kurun waktu tertentu.
b. Analisis vertikal, yaitu membandingkan data rasio keuangan
perusahaan dengan rasio semacam dari perusahaan lain yang
sejenis atau industri untuk waktu yang sama.
c. The du pont chartberupa bagan yang dirancang untuk
memperlihatkan hubungan abtara ROI, asset turnover dan profit
margin.
Riyanto (2010) menyatakan dalam mengadakan analisis rasio
keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan 2 macam cara
pembandingan yaitu:
a. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-
rasio dari waktu-waktu yang lalu (rasio historis) atau dengan
32
rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang
dari perusahaan yang sama. Dengan cara pembanding ini akan
dapat diketahui perubahan-perubahan dari rasio tersebut dari
tahun-tahun. Kalau diketahui perubahan dari angka rasio
tersebut maka dapatlah diambil kesimpulan mengenai tendensi
atau kecenderungan keadaan keuangan serta hasil operasi
perusahaan yang bersngkutan.
b. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan
rasio-rasio semacam dari perusahaan lainnya yang sejenis atau
industi (rasio industri/rasio standar) untuk waktu yang sama.
Dengan cara ini akan dapat diketahui apakah perusahaan yang
bersangkutan dalam aspek keuangan tertentu berada di atas
rata-rata industri, berada dalam rata-rata atau letah di bawah
rata-rata industri.
Analisis rasio merupakan salah satu alat analisis keuangan yang
paling populer dan banyak digunakan. Meskipun perhitunhan rasio
hanyalah merupakan operasi aritmatika sederhana, namun hasilnya
memerlukan interpretasi yang tidak mudah. Agar hasil perhitungan
rasio menjadi bermakna, sebuah rasio baiknya mengacuh pada
hubungan ekonomis yang penting. Rasio harus di interpretasikan
dengan hati-hati karena faktor-faktor yang mempengaruhi pembilang
dapat berkolerasi dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penyebut.
Sebagai contoh, perusahaan dapat saja memperbaiki rasio beban
operasional terhadap penjualan dengan mengurangi biaya yang
sesungguhnya dapat meningkatkan penjualan dimasa yang akan
33
datang, seperti biaya inovasi pengurangan jenis biaya ini, meskipun
memiliki dampak baik terhadap profitabilitas jangka pendek, namun
dapat berdampak buruk bagi penjualan dimasa mendatang (prospek
jangka panjang). Kita harus menginterpretasikan perubahan tersebut
secara tepat dan hati-hati. Lebih lanjut, perhitungan rasio akan menjadi
bermanfaat apabila diinterpretasikan dalam perbandingan dengan
rasio tahun sebelumnya, atau dengan standar yang ditentukan
sebelumnya, atau dengan rasio pesaing.
8. Macam-Macam Analisis Rasio
Menurut hanafi dan Halim (2009), analisis rasio dikelompokkan ke
dalam 4 macam kategori, yaitu:
a. Rasio likuidasi
Rasio yang mengukur perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendek dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif
terhadap hutang lancarnya.
b. Rasio aktivitas
Rasio yang mrngukur sejauh mana efektifitas penggunaan
aset dengan melihat aktivitas aset. Rasio aktivitas terdiri dari 4
macam, yaitu:
1) Rata-rata umur piutang
2) Perputaran persediaan
3) Perputaran aktiva tetap
4) Perputaran total aktiva
34
c. Rasio solvabilitas
Rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio
solvabilitas terdiri dari 4 macam, yaitu:
1) Rasio total hutang terhadap total asset
2) Rasio hutang modal saham
3) Rasio times interest earned
4) Rasio fixed charges coverage
d. Rasio Profitabilitas
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan,
aset, dan modal saham yang tertentu. Rasio profitabilitas terdiri
atas 3 macam, yaitu:
1) Profit Margin
2) Return On Total Asset (ROA)
3) Return On Equity (ROE)
C. Rasio Profitabilitas
1. Pengertian profitabilitas
Tujuan akhir yang ingin dicapai perusahaan yang terpenting
adalah memperoleh keuntungan atau laba yang maksimal, di samping
hal-hal lainnya. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang
telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan
pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan
investasi baru. Oleh karena itu, manajemen perusahaan dalam
praktiknya dituntut harus mampu untuk memenuhi target yang telah
35
ditetapkan. Artinya, besarnya keuntungan haruslah dicapai sesuai
dengan yang diharapkan dan bukan berarti asal untung.untuk mengukur
tingkat keuntungan suatu perusahaan,digunakan rasio keuntungan atau
rasioprofitabilitas.
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi. Intinya dalam penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi
perusahaan.
Pengguna rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan
menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di
laporan keuangan, terutama laporan keuangan neracadan laporan laba
rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi.
Tujuanya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang
waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari
penyebab perubahan tersebut.
Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja
manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektif atau
tidak. Jika berhasil mencapai target yang telah ditentukan, mereka telah
bisa dikatakan berhasil mencapai target untuk periode atau beberapa
periode. Namun, sebaliknya jika tidak berhasil atau gagal mencapai
target yang telah ditentukan, ini akan menjadi pelajaran oleh manajemen
untuk periode ke depan. Kegagalan ini harus diselidiki dimana letak
kesalahan dan kelemahannya sehingga kejadian tersebut tidak terulang.
36
Kemudian, kegagalan atau keberhasilan dapat dijadikan ebagai bahan
acuan untuk perencanaan laba ke depan, sekaligus kemungkinan untuk
menggantikan manajemen yang baru terutama setelah manajemen laba
mengalami kegagalan. Oleh karena itu, rasio ini sering disebut salah
satu alat ukur kinerja manajemen.
2. Tujuan dan manfaat rasio profitabilitas
Rasio profitabilitas memiliki tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi
pihak di luar perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan
atau kepentingan dengan perusahaan.
Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun
bagi pihak luar perusahaan, yaitu:
a. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh
perusahan dalam satu periode tertentu
b. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya
dengan tahun sekarang
c. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu
d. Untuk menilai besarnya laba bersih sebelum pajak sengan
modal sendiri
e. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang
digunakan modal pinjaman maupun modal sendiri.
f. Dan tujuan lainnya
Sementara itu, manfaat yang diperoleh adalah untuk:
a. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan
dalam satu periode
37
b. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya
dengan tahun sekarang
c. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu
d. Mengetahui besarnyalaba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri.
e. Mengetahui seluruh produktivitas dari dana perusahaan yang
digunakan baik modal sendiri maupun pinjaman
f. Manfaat lainnya.
D. Net Profit Margin atau margin laba bersih
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat meningkatkan
keuntungan atau laba. Laba terbagi menjadi dua yaitu laba bersih dan laba
usaha. Laba bersih dapat diketahui dengan cara mengurangi laba usaha dan
dengan pajak. Sedangkan laba usaha dapat diketahui dengan cara
mengurangi total penjualan dengan biaya-biaya dalam proses produksi dan
operasinya. Dengan adanya laba usaha maka penjualan dapat mengukur
tingkat keuntungan yang dicapai dihubungkan dengan penjualan atau yang
dikenal dengan istilah profit margin.
Menurut Riyanto (2010) profit margin yaitu perbandingan antara net
operating income dengan net sales.
Munawir (2010) profit margin mengukur tingkat keuntungan yang dapat
dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya.
Hery (2016) net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur besarnya persentase laba bersih atas penjualan bersih. Rasio ini
dihitung dengan membagi laba bersih terhadap penjualan bersih. Untuk
menentukan laba bersih dapat dihasilkan dengan cara laba sebelum pajak
38
penghasilan dikurang dengan beban pajak penghasilan. Laba sebelum pajak
penghasilan dapat dihitung dengan cara laba operasional ditambah dengan
pendapatan dan keuantungan lainnya, lalu dikurang dengan beban dan
kerugian lainnya pada perusahaan.
Apabila suatu perusahaan memperoleh margin laba bersih atau net
profit margin dengan jumlah presentase yang tinggi, maka laba bersih yang
dihasilkan dari penjualan bersih dari suatu perusahaan tinggi. Hal ini
disebabkan karena tingginya laba sebelum pajak penghasilan dari suatu
perusahaan tersebut. Begitupun sebaliknya, apabila suatu perusahaan
memperoleh Margin Laba Bersih atau Net Profit Margin dengan jumlah
persentase yang rendah, maka laba bersih yang dihasilkan dari penjualan
bersih dari suatu perusahaan juga rendah. Hal ini disebabkan karena
rendahnya laba sebelumpajak penghasilan dari suatu perusahaan tesebut.
Sugiono dang Untung (2016) Net Profit Margin/Retun On Sales (ROS)
merupakan rasio ini menunjukkan berapa besar keuntungan bersih yang
diperoleh perusuhaan. Jika profit margin labasuatu perusahan lebih rendah
rata-rata industrinya, maka hal ini dapat disebabkan oleh harga jual
perusahaan lebih rendah dari pada perusahan pesaing, ataupun kedua-
duanya. Apabila perusahaan memiliki rasio NPM 3,33% artinya dalam Rp. 1
atas penjualan, suatu perusahaan atau usaha kecil tersebut dapat
memperoleh Rp. 0,33 laba bersih.
Dari beberapa pengertian di ata s, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang dapat digunakan untuk
mengetahui seberapa besar keuntungan yang diperoleh dari penjualan
39
bersih suatu perusahaan atau usaha-usaha kecil dapat dihitung dengan cara
laba bersih dibagi dengan penjualan bersih.
Rumus Net profit Margin atau Margin Laba Bersih
𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ =Laba bersih
Penjualan bersih X100%
Bila suatu perusahan memiliki besaran persentase Margin Laba Bersih
atau Net Profit Margin (NPM) lebih dari 10%, maka sudah dianggap sangat
baik.
1. Unsur- Unsur Net Profit Margin
Suwardjono (2008) mendefinisikan laba sebagai imbalan atas
usaha perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba
merupakan kelebihan pendapatan di atas biaya (biaya total yang
melekat kegiatan produksi dan penyerahan barang dan jasa). Laba
adalah satu hal yang paling penting dalam sebuah perusahaan.
Laba terdiri atas beberapa jenis, yaitu:
2. Laba Kotor
Laba kotor merupakan penjualan bersih dikurangi harga pokok
penjualan. Oleh karena itu laba kotor merupakan nilai lebih yang
diperoleh perusahaan atas hasil penjualan yang diterima dari harga
pokok barang yang dijual. Dengan meningkatkan penjualan ataupun
menurunnya biaya produksi, maka pencapaian laba kotor akan
maksimal.
3. Laba operasi
Laba operasi atau laba usaha merupakan selisih antara laba
bruto dan biaya usaha atau selisih antara hasil penjualan bersih
40
dengan harga pokok penjualan dan biaya operasi jadi, laba operasi
merupakan pendapatan bersih dari operasi yang dilakukan.
4. Laba bersih
Laba bersih (net Income) adalah selisih lebih semua
pendapatan dan keuntungan terhadap semua biaya dan kerugian .
jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal.
5. Laba ditahan
Laba ditahan merupakan jumlah kumulatif laba bersih dari
sebuah perseroan terbatas dikurangi distribusi laba (income
distribution) yang dilakukan.
a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Net Profit Margin
Terdapat beberapa faktor yang menjadi pengaruh terhadap Net
Profit Margin suatu perusahaan, yaitu diantaranya adalah sebagai
berikut:
1) Penjualan
2) Laba kotor
3) Laba sebelum pajak (EBT)
4) Keuntungan setelah pajak
5) Laba bersih (Netr Profit)
6) Penghasilan sebelum bunga, pajak, amortisasi (EBITDA)
7) Laba operasional (EBIT)
8) Penghasilan tidak distribusikan (RE)
b. Tujuan Perhitungan Net Profit Margin(NPM)
Tujuan dilakukannya perhitungan terhadap Net Profit Margin
yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, perusahaan adalah untuk
41
menentukan tingkat kebersihan dari keseluruhan bisnis yang
dijalankan oleh suatu perusahaan. (Ulia Kumalasari, 2019).
Tujuan perhitungan margin laba bersih adalah untuk mengukur
keberhasilan keseluruhan bisnis suatu perusahaan. Margin Laba
Bersih (Net Profit Margin) yang tinggi menunjukkan perusahaan
menekankan harga produknya dengan benar dan berhasil
mengendalikan biaya dengan baik. Rasio Net Profit Margin ini akan
sangat berguna apabila membandingkan profitabilitas pesaing di
industri yang sama karena memiliki lingkungan bisnis dan basis
pelanggan yang sama serta memiliki struktur biaya yang hampir sama.
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan
dan selanjutnya untuk menemukan inspirasi baru untuk penelitian
selanjutnya di samping itu kajian terdahulu membantu penelitian dalam
memposisikan penelitian serta menunjukkan orsinalitas dari penelitian.
Penelitian ini tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu
yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun
hasil-hasil penelitian yang dijadikan perbandingan tidak terlepas dari topik
peneliitianyaitu analisis margin laba bersih.
Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan Osin Tompodung
(2014) dimana melakukan penelitian mengenai analisis net profit margin
pada usaha laundry di kota Manado. Menunjukkan Berapa besar persentase
pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar
rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba cukup tinggi. Hasilnya untuk meningkatkan perolehan
42
laba net profit margin sebagai salah satu tolak ukur dalam menilai tingkat
kesuksesan suatu perusahaan dalam melakukan usahanya dan penelitian ini
juga menunjukkan bahwa net profit margin berpengaruh terhadap
perusahaan dalam meningkatkan usahaanya.
Gulo et al (2019) mengenai pengaruh margin laba bersih, rasio lancar
dan perputaran total aktiva terhadap harga saham pada perusahaan sektor
consumer goods industry yang terdaftar di Indonesia stock exchange.
Dengah hasil margin laba bersih berpengaruh secara parsial dan signifikan
terhadap harga saham pada perusahaan sektor consumer goods industy
yang terdaftar di Indonesia stock exchange.
Sari Nuzullina Rahmadhani (2019) pengaruh margin laba bersih dan
pengembalian atas ekuitas terhadap harga saham perusahaan industri
barang komsumsi. Semakin besar margin laba bersih maka akan
menunjukkan kinerja perusahaan yang produktif untuk memperoleh laba
yang tinggi melalui tingkat penjualan tertentu serta kemampuan perusahaan
yang baik dalam menekan biaya-biaya operasionalnya. Hasil menunjukkan
bahwa margin laba bersih dan pengembalian atas ekuitas yang ditentukan
ekuitas secara besama-sama bepengaruh signifikan terhadap harga saham.
Martha dan Sitompul (2019) faktor-faktor yang mempengaruhi margin
laba bersih perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di bursa
efek Indonesia. Menggunakan perhitungan current ratio, debt to equity ratio,
total asset turnover. Hasilnya current ratio tidak berpengaruh terhadap net
profit margin sedangkan debt to equity ratio dan total asset turnover
berpengaruh terhadap net profit margin.
43
Hasmirati dan Akuba (2020) dampak Return On Asset (ROA), Returrn
On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) pada harga saham PT.
Gudang Garam Tbk. Menggunakan laporan keuangan peusahaan sebagai
tolak ukur mengevaluasi posisi keuangan perusahaan dan menggunakan
metode analisis profitabilitas, meliputi: laba atas ekuitas (ROE), laba atas
asset (ROA), dan tingkat laba bersih (NPM) dari harga saham.hasilnya
pengembalian asset, laba atas ekuitas dan margin laba bersih memiliki
dampak positif dan signifikan terhadap harga saham, pengembalian asset
negatif yang berdampak terus-menerus terhadap haga saham,
pengembalian ekuitas memiliki dampak positif parisal dan merger tetapi tidak
memiliki dapmpak signifikan pada harga saham, dan margin laba bersih
negatif memiliki sedikit efek pada harg saham PT. Gudang garam terdaftar di
bursa efek Indonesia.
Situmorangan dan Anggaraeni (2015) analisis pengaruh return on asset
dan net profit margin terhadap income smoothing pada kelompok industri
properti yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Memberikan bukti empiris
tentang pengaruh return on asset dan net profit margin terhadap kinerja
keuangan. Dengan hasil return on asset dan net profit margin berpengaruh
terhadap income smoothing pada perusahaan properti yang terdaftar di
bursa efek Indonesia.
Hasil penelitian terdahulu tersebut dapat diringkaskan dan ditunjukkan
pada tabel 2.1
44
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
No Nama Penulis, Nama Jurnal Dan Tahun Jurnal
Metode Yang Digunakan
Hasil Penelitian
1. Tompodung,Osin, Jurnal
EMBA, 2014.
Kuantitatif net profit margin
berpengaruh terhadap
perusahaan dalam
meningkatkan
usahanya karena net
profit margin
merupakan salah satu
tolak ukur dalam
menilai tingkat
kesuksean
perusahaan.
2.
Gulo et al, Jurnal Global
Manajemen. 2019.
Kuantitatif Margin laba bersih
berpengaruh secara
parsial dan dan
signifikan terhadap
harga saham pada
perusahaan sektor
consumer goods
industry yang terdaftar
di Indonesia stock
exchange
3. Sari Nuzullina
Rahmadhani Jurnal
Akuntansi dan Bisnis.
2019
Asosiatif Kausal Margin laba bersih dan
pengambilan atas
ekuitas secara
bersama-sama
berpengaruh signifikan
terhadap harga saham
45
4. Martha dan SItopul, Jurnal
Akuntansi dan Bisnis.
2019.
Kuantitatif current ratio tidak
berpengaruh terhadap
net profit margin
sedangkan debt to
equity ratio dan total
asset turnover
berpengaruh terhadap
net profit margin pada
perusahaan otomotif
dan komponenya yang
tedaftar di bursa efek
Indonesia
5. Hasmirati dan Akuba, Jurnal Manajemen Bisnis. 2020
Kuantitatif Net profit margin tidak
berpengaruh pada
harga saham.
6.
Situmorangan dan
Anggaraeni. 2015.
Kuantitatif
Return On Asset(ROA)
dan Net Profit margin
(NPM) secara bersama
–sama berpengaruh
terhadap income
smoothing pada
perusahaan property
yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Sumber : hasil kompilasi berbagai jurnal
F. Kerangka Konseptual
Kerangka konsep dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
peningkatan pendapatan pada Usaha Pabrik Tahu Restu Kabupaten
Enrekang menggunakan analisis margin laba bersih, karena margin laba
bersih merupakan salah satu indikator untuk melihat apakah suatu
perusahaan mengalami peningkatan atau penurunan pendapatan dalam
satu periode. Berdasarkan hal inilah maka kerangka konseptual penelitian ini
dibuat dan dapat dilihat pada gambar 2.1
46
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Laporan Keuangan
Usaha Tahu Restu
Kabupaten Enrekang
Net Profit margin
Peningkatan Pendapatan
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif
kuantitatif. Menurut Danang (2016) penelitian kuantitatif adalah analisis yang
menggunakan rumus-rumus statistik yang disesuaikan judul penelitian dan
rumusan masalah, untuk perhitungan angka-angka dalam rangka
menganalisis data yang diperoleh.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pabrik Tahu Restu Pasui Kecamatan Buntu
Batu, Kabupaten Enrekang, sedangkan penelitian ini dilakukan selama
kurang lebih 2 bulan setelah seminar proposal dilaksanakan yaitu dimulai
dari bulan juni 2020 hingga bulan juli 2020.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Wirawan (2010), mengatakan bahwa populasi adalah kumpulan
dari seluruh elemen (unit atau individu) sejenis yang dibedakan menjadi
objek penyelidikan/penelitian. Dalam suatu penelitian populasi
sepenuhnya ditentukan oleh peneliti. Populasi harus diberikan batasan
yang tegas. Populasi dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan
pada usaha Pabrik Tahu Restu di Pasui Kecamatan Buntu Batu
Kabupaten Enrekang.
48
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diteliti. Berdasarkan populasi yang ada, maka dipilih sampel dengan
menggunakan laporan keuangan untuk tiga periode (2017-2019).
D. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder. Data sekunder yaitu
data yang diperoleh langsung dari sumbernya berupa laporan dari pemilik
perusahaan, buku pustaka yang berkaitan dengan masalah penelitian dan
internet.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
data sekunder yang berupa observasi dan dokumentasi. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
pengamatan secara langsung pada pabrik tahu Restu.
2. Dokumentasi, yaitu peneliti mengumpulkan data melalui dokumen-
dokumen yang menyangkut data yang akan diteliti.
F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif dengan melihat
trend selama tiga tahun yaitu dari tahun 2017-2019, artinya data laporan
yang diperoleh dari pemilik perusahaan kemudian diolah sedemikian rupa
sehingga memberikan data yang sistematis, faktual dan akurat mengenai
permasalahan yang diteliti. Teknik analisis deskriptif yang digunakan untuk
menganalisis data yaitu dengan cara:
49
Net Profit Margin:
𝑁𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
penjualan bersihx100%
Semakin tinggi nilai rasio ini, semakin baik karena dianggap kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Industri tahu Restu adalah pabrik yang bergerak dibidang memproduksi
tahu. Industri ini telah mendapatkan izin dari badan pengawasan obat dan
makanan (BPOM) yang diatur dalam undang-undang sebagai syarat
pendirian industri dibidang pangan. Lokasinya berada di Desa Pasui,
Kecamatan Buntu Batu, Kabupaten Enrekang. Industri ini telah berdiri
kurang lebih 20 tahun sejak 2000 pada saat itu jumlah tenaga kerjanya terdiri
dari 5 orang dan semakin berkembangnya industri ini memiliki jumlah
karyawan 26 orang di akibatkan banyaknya jumlah permintaan konsumen
saat ini sehingga mengakibatkan pertambahan jumlah karyawan.
Sejak berdirinya hingga saat ini industri tahu terus mengalami
peningkatan produksinya meskipun sempat jatuh bangun pada awal mula
pendiriannya. Awalnya industri tahu ini dibangun masih dalam skala kecil
atau dapat disebut industri rumah tangga yang hanya memiliki beberapa
karyawan saja, pengelolahanyapun dikelola sendiri oleh Risnang selaku
pemilik.
Namun lama kelamaan seiring makin banyaknya konsumen, industri
tahu ini menjadi semakin besar dan memiliki banyak karyawan. Pemilikpun
tidak lagi mengelola secara langsung, akan tetapi menggaji karyawan untuk
mengatur keuangan dan pengawasan.
Saat ini, dalam setiap produksinya, industri tahu Restu penghasilan
standar Rp.120.000.000.
51
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi perusahaan merupakan gambaran
skematis tentang hubungan kerja sama yang ada dalam
perusahaan ataupun organisasi untuk mencapai sasaran. Struktur
organisasi ini menggambarkan pembagian kerja, garis-garis
wewenang, pembatasan tugas dan tanggungjawab dari unit-unit
organisasi yang ada dalam satu perusahaan. Adapun struktur
organisasi pada industri tahu Restu yaitu terdiri dari:
a. Pemilik
Pemilik adalah pemegang saham atau pemilik modal
sepenuhnya yang mempunyai kewenangan terbesar
dalam pengambil keputusan serta memiliki hak penuh
untuk mengendalikan industrinya.
b. Pengelola
Pengelola bertugas sebagai tangan kanan dari
pemilik dalam segala urusan serta dapat pula
menggantikan pemilik apabila sedang berhalangan.
Bagian ini juga bertanggung jawab atas semua jalannya
proses produksi.
c. Administrasi
Bertugas dalam pengelolaah keuangan industri tahu
serta bertugas membuat laporan bulanan atas
pengeluaran, pemasukan dan pendapatan industri tahu.
d. Pengawasan
52
Pengawasan bertugas mengawasi jalannya proses
produksi agar proses produksi terkendali dengan baik,
selain itu menjaga bahan baku didalam gudang agar tidak
hilang dan menyimpan ampas dari proses produksi yang
nantinya akan dijual kembali.
e. Bagian Pemasaran
Bagian ini dapat dikatakan sebagai perantara antara
produsen dengan konsumen, dimana bagian pemasaran
betugas untuk memasarkan hasil produksi ke toko-toko
dan mengantarkan tahu yang telah jadi kepada para
konsumen tetap di berbagai desa.
f. Bagian Produksi
Bagian produksi dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Bagian pencucian dan perendaman
Pembuatan tahu membutuhkan bahan baku
yakni kedelai. Sebelum mengelola kedelai untuk di
proses menjadi tahu , kedelai perlu dicuci hingga
bersih dan kemudian di rendam kedalam air selama
beberapa menit untuk memastikan bahan baku yang
digunakan bersih yang dimana bagian ini bertanggung
jawab atas kualitas kedelai yang nantinya dimasak
menjadi bahan baku.
53
2. Bagian penggilingan
Bagian penggilingan bertugas untuk menggiling
kedelai sampai halus dengan menggunakan mesin
penggilingan agar dapat diolah atau dicetak menjadi
tahu.
3. Bagian perebusan dan penyaringan
Bagian ini bertugas untuk merebus kedelai yang telah
digiling hingga matang dan kemudian dilakukan
penyaringan untuk memisahkan sari-sari kedelai dari
ampasnnya.
4. Bagian pencetakan
Bagian pencetakan bertugas untuk mencetak adonan
tahu yang telah disaring yang kemudian didiamkan
selama beberapa menit hingga menjadi tahu.
5. Bagian pemotongan
Bagian pemotongan adalah bagian dari tahap terakhir
pembuatan tahu dimana tahu yang telah jadi dalam
cetakan dipotong sesuai ukuran tahu yang telah
ditetapkan dan lalu diletakkan kedalam tong tahu untuk
dijual kepada konsumen.
54
B. Hasil Penelitian
Data yang diambil dari penelitian ini adalah Analisis Margin Laba Bersih
Terhadap Peningkatan Pendapatan Pada Pabrik Tahu Restu Di Enrekang.
Teknik analisis deskriptif dengan menggunakan analisis rasio keuangan
yaitu Net Profit Margin, artinya data yang diperoleh di lapangan diolah
sedemikian rupa sehingga memberikan data yang sistematis, faktual dan
akurat mengenai permasalahan yang diteliti. Teknik analisis deskriptif yang
digunakan untuk menganalisis data yaitu dengan cara:
Net Profit Margin:
𝑁𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
penjualan bersihx100%
55
1. Data Laba Bersih
Data laba bersih dari Usaha Pabrik Restu pada tahun dari tahun 2017-2019
dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Laba Bersih Usaha Pabrik Tahu Restu Tahun 2017-2019
NO
Bulan
LABA BERSIH
2017 2018 2019
1 Januari Rp. 21.300.000 Rp. 40.000.000 Rp. 70.175.000
2 Februari Rp. 21.570.000 Rp. 41.000.000 Rp. 74.000.000
3 Maret Rp. 30.000.000 Rp. 41.150.000 Rp. 79.000.000
4 April Rp. 36.000.000 Rp. 39.750.000 Rp. 85.300.000
5 Mei Rp. 36.450.000 Rp. 40.357.000 Rp. 85.640.000
6 Juni Rp. 39.210.000 Rp. 40.835.000 Rp. 92.000.000
7 Juli Rp. 42.150.000 Rp. 43.050.000 Rp. 98.500.000
8 Agustus Rp. 45.027.000 Rp. 47.000.000 Rp. 101.000.000
9 September Rp. 49.000.000 Rp. 43.050.000 Rp. 112.000.000
10 Oktober Rp. 49.000.500 Rp. 50.179.000 Rp. 120.000.000
11 November Rp. 49.790.000 Rp. 51.000.500 Rp. 132.003.000
12 Desember Rp. 49.000.000 Rp. 50.000.000 Rp. 150.000.000
Jumlah Rp. 468.117.500 Rp. 527.442.000 Rp. 1.199.618.000
Sumber : Pabrik Tahu Restu
Berdasarkan data yang diperoleh dari Usaha Pabrik Tahu Restu tahun
2017-2019, laba bersih yang diperoleh mengalami peningkatan dari tahun 2017-
2019. Dan mengalami peningkatan drastis pada tahun 2019. Hal ini berarti
perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam menghasilkan laba.
56
Data Penjualan dari Usaha Pabrik Restu pada 2017-2019 dapat dilihat pada
tabel 4.2
Tabel 4.2 Data Penjualan Pabrik Tahu Restu Tahun 2017-2019
NO
Bulan
PENJUALAN
2017 2018 2019
1 Januari Rp. 484.882.000 Rp. 503.582.000 Rp. 543.777.000
2 Februari Rp. 486.157.000 Rp. 505.578.000 Rp. 551.613.000
3 Maret Rp. 503.597.000 Rp. 505.742.000 Rp. 559.737.000
4 April Rp. 512.602.000 Rp. 503.580.000 Rp. 566.102.000
5 Mei Rp. 517.119.000 Rp. 504.270.000 Rp. 567257.000
6 Juni Rp. 525.827.000 Rp. 514.442.000 Rp. 574.602.000
7 Juli Rp. 529.771.300 Rp. 521.943.000 Rp. 583.117.000
8 Agustus Rp. 533.804.000 Rp. 528.620.000 Rp. 586.002.000
9 September Rp. 537.805.500 Rp. 506.632.000 Rp. 605.626.000
10 Oktober Rp. 536.372.000 Rp. 529.781.000 Rp. 619.627.000
11 November Rp. 538.949.000 Rp. 534.602.500 Rp. 632.633.000
12 Desember Rp. 541.262.000 Rp. 513.582.000 Rp. 663.632.000
Jumlah Rp. 6.248.147.800 Rp. 6.172.363.500 Rp. 7.053.725.000
Sumber : Pabrik Tahu Restu
Berdasarkan data yang diperoleh dari Usaha Pabrik Tahu Restu tahun
2018, penjualan yang diperoleh mengalami peningkatan di tahun 2017,
Kemudian mengalami penurunan di tahun 2018. Pada tahun 2019 penjualan
mengalami peningkatan drastis. Hal ini berarti perusahaan memiliki kemampuan
yang kurang stabil, disebabkan karena naiknya harga bahan baku sehingga
pengeluaran juga bertambah.
57
Data Biaya-Biaya dari Usaha Pabrik Restu pada tahun tahun 2017-2019 dapat
dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Data Biaya-Biaya Pabrik Tahu Restu Tahun 2017-2019
NO
Bulan
BIAYA
2017 2018 2019
1 Januari Rp. 463.582.000 Rp. 463.582.000 Rp. 473.630.000
2 Februari Rp. 464.589.000 Rp. 464.587.000 Rp. 477.613.000
3 Maret Rp. 473.597.000 Rp. 464.592.000 Rp. 480.737.000
4 April Rp. 476.602.000 Rp. 463.830.000 Rp. 480.802.000
5 Mei Rp. 480.669.000 Rp. 463.913.000 Rp. 481.617.000
6 Juni Rp. 486.617.000 Rp. 473.607.000 Rp. 482.602.000
7 Juli Rp. 487.621.000 Rp. 478.843.000 Rp. 484.617.000
8 Agustus Rp. 488.777.000 Rp. 481.620.000 Rp. 485.002.000
9 September Rp. 488.805.000 Rp. 463.582.000 Rp. 493.626.000
10 Oktober Rp. 486.582.000 Rp. 479.602.000 Rp. 499.627.000
11 November Rp. 489.949.000 Rp. 483.602.000 Rp. 500.630.000
12 Desember Rp. 492.642.000 Rp. 463.582.000 Rp. 513.632.000
Jumlah Rp. 5.780.032.000 Rp. 5.644.942.000 Rp. 5.854.135.000
Sumber : Pabrik Tahu Restu
Berdasarkan data yang diperoleh dari Usaha Pabrik Tahu Restu tahun
2017-2019, data biaya-biaya yang diperoleh mengalami peningkatan 2017. Dan
mengalami penurunan pada tahun 2018. Kemudian mengalami kenaikan pada
tahun 2019. Hal ini terlihat dari adanya kenaikan dan penurunan di tahun 2018,
disebabkan oleh naik turunnya pendapatan yang diterima oleh usaha pabrik tahu.
Hal ini berarti perusahaan memiliki kemampuan yang kurang stabil.
58
Perhitungan Net Profit Margin dengan menggunakan rumus :
𝑁𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
penjualan bersih x100%
Perhitungan Net Profit Margin pada usaha Pabrik Tahu Restu pada tahun 2017-
2019, sebagai berikut :
Net Profit Margin Usaha Pabrik Tahu Restu Tahun 2017
Net Profit Margin =468.117.800
6.248.147.800 x100%
= 7,50%
Net Profit Margin Usaha Pabrik Tahu Restu Tahun 2018
Net Profit Margin =527.442.000
6.172.363.500 x100%
= 8,54%
Net Profit Margin Usaha Pabrik Tahu Restu Tahun 2019
Net Profit Margin =1.199.618.000
7.053.725.000 x100%
= 17%
Perkembangan Net Profit Margin Usaha Tahu Restu sangat baik yaitu
berkisaran mulai dari 7,38% hingga 17% artinya kemampuan dalam memperoleh
laba bersih pada pabrik tahu itu dikatakan sangat baik.
59
C. PEMBAHASAN
Net profit margin dari usaha pabrik tahu restu tahun 2017, adalah
7,50%. Pada bulan januari net profit margin dari usaha pabrik tahu restu
adalah 4,40%. Pada bulan februari net profit margin usaha pabrik tahu adalah
sebesar 4,43%. Di bulan maret net profit margin dari usaha pabrik tahu
mengalami peningkatan menjadi 5,96%. Begitupun pada bulan April menjadi
7,02%, pada bulan mei yaitu sebesar 7,04%. Pada bulan juni net profit margin
sebesar 7,56% yang diakibatkan oleh peningkatan pendapatan biaya
sehingga mempengaruhi net profit margin.
Net profit pada bulan juli adalah sebesar 7,96%. Pada bulan agustus
2017 yaitu net profit margin sebesar 8,43%. Bulan september net profit margin
menigkat menjadi 9,11% akibat adanya peningkatan pendapatan usaha pabrik
tahu restu. Oktober 2017 meningkat menjadi 9,21%. Dan bulan november
2017 net profit margin mengalami penurunan menjadi 9,09%. Pada bulan
desember net profit margin masih mengalami penurunan menjadi 8,99%.
Pertumbuhan net profit margin tersebut menunjukkan bahwa net profit
margin tersebut menunjukkan net profit margin dari usaha pabrik tahu masih
dalam tingkat stabil yaitu net profit margin berkisaran antara 4-9%. Artinya
dapat dikatakan bahwa kemampuan memperoleh laba bersih dari usaha
pabrik tahu restu secara keseluruhan baik.
Usaha pabrik tahu restu tahun 2018 adalah sebesar 8,54%. pada bulan
januari memiliki rasio net profit margin sebesar 7,94%. Pada bulan februari
2018 net profit margin mengalami peningkatan menjadi 8,10%. pada bulan
maret 2018 net profit margin adalah sebesar 8,13% hal tersebut diakibatkan
karena peningkatan pendapatan. Penurunan terjadi pada bulan April 2018
60
yaitu net profit margin menurun menjadi 7,90%. Hal tersebut terjadi karena
kenaikan bahan baku dari. Pada bulan mei net profit margin sebesar 8%.
Net profit margin bulan juni masih menurun menjadi 7,93%, kemudian
meningkat menjadi 8,26% pada bulan juli. Dengan adanya peningkatan terus
menerus pendapatan pada bulan agustus mengakibatkan net profit margin
dari usaha pabrik tahu restu meningkat lagi menjadi 8,90%. dan menurun lagi
pada bulan September 2018 menjadi 8,50%. pada bulan oktober net profit
margin pada usaha pabrik tahu restu meningkat kembali menjadi 9,48% dan
meningkat lagi pada bulan November mejadi 9,53%. Dan pada bulan
desember masih mengalami peningkatan menjadi 9,73%.
Pertumbuhan net profi margin dapat dilihat adanya fluktuasi atau naik
turunnya net profit margin dari usaha pabrik tahu restu. Hal ini terlihat dari
adanya kenaikan serta penurunan di setiap bulannya. Hal tersebut
disebabkan oleh naik turunnya pendapatan perbulan yang diterima usaha
pabrik tahu restu.
Net profit margin dari usaha pabrik tahu restu tahun 2019 adalah 17%.
Pada bulan januari memiliki net profit margin sebesar 12,90% dan pada bulan
februari mengalami peningkatan menjadi 13,41%. pada bulan maret 2019 net
profit margin mengalami peningkatan menjadi 14,11% dan terus mengalami
kenaikan menjadi 15,07% akibat adanya peningkatan pendapatan pada bulan
April. Net profit margin usaha pabrik tahu restu adalah 15,1% pada bulan mei
dan mengalami kenaikan menjadi 16,01% pada bulan juni.
Net profit margin pada bulan juli naik menjadi 16,90% dikarenakan
pendapatan mengalami kenaikan. net profit margin pada bulan agustus juga
mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya menjadi 17,23%. namun pada
61
bulan September peningkatan yang tinggi menjadi 18,50% dan mengalami
peningkatan lagi sebesar 19,35% pada bulan oktober 2019. Pada bulan
November net profit margin naik menjadi 20,87%. dan pada bulan desember
2019 ini menjadi 22,60%. menunjukkan bahwa net profit margin dari usaha
pabrik tahu adalah stabil, hal ini terlihat dari jarak yang paling rendah adalah
12-22%. Jarak tidak terlalu jauh. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
usaha pabrik tahu restu dalam memperoleh laba stabil selama 2019.
Hasil penelitian ini mendukung pernyataan Osin Tompodung (2014)
dalam penelitiannya untuk selalu meningkatkan perolehan net profit margin
sebagai salah satu tolak ukur dalam menilai tingkat kesuksesan suatu
perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya. Dan juga memiliki
persamaan dengan Gulo (2019) dalam penelitiannya bahwa net profit margin
berpengaruh terhadap perusahaan dalam meningkatkan usahanya karena net
profit margin merupakan salah satu tolak ukur dalam menilai tingkat
kesuksesan perusahaan.
62
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat
ditarik kesimpulan bahwa :
1. Net Profit Margin untuk usaha pabrik tahu Restu mengalami kenaikan
trend pada tahun 2017 hal ini disebabkan karena kenaikan
presentase pendapatan lebih besar dari presentase kenaikan biaya
operasi.
2. Net Profit Margin usaha pabrik tahu Restu tahun 2018 cenderung
stabil . serta mengalami kenaikan dan penurunan namun tidak terlalu
banyak.
3. Net Profit Margin usaha pabrik tahu Restu pada tahun 2019
mengalami tren kenaikan. Usaha pabrik tahu Restu ini memiliki rata-
rata net profit margin paling tinggi dari tahun sebelumnya.
B. Saran
1. Mengingat trend kenaikan pada Net Profit Margin Usaha Pabrik Tahu
Restu maka harus dipertahankan dan selalu memperhatikan
pendapatan dan biaya-biaya yang dikeluarkan pada pabrik tahu
Restu.
2. Pada tahun 2017-2019 agar selalu memperhatikan pendapatan Dan
biaya agar net profit margin usaha pabrik tahu selalu dalam keadaan
stabil seperti bulan sebelumnya.
63
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofyan. 2016. Manajemen Operasi produksi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Situmorangang dan Anggaraeni. 2015. Analisis pengaruh return on asset dan net profit margin terhadap income smoothing pada kelompok industri properti yang terdaftar di bursa efek Indonesia.
Bambang, Riyanto. 2010. Analisis Laporan Keuangan.jakarta: PT Raja Grafindo.
Farid dan Siswanto. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Hanafi dan Halim. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Harahap dan Sofyan. 2015. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Center For Academic Publishing Service.
Margaretha,Farah. 2014. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: PT Dian Rakyat.
Munawir, S. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Munawir,S. 2016. Analisis laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Prihadi, Toto. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Gramedia.
Sugiono dan Untung. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Graafindo
Sunyoto, Danang. 2011. Metodologi Penelitian Ekonomi. Yogyakarta:CAPS.
Sunyoto, Danang. 2016. Metode Penelitian Akuntansi. Bandung : PT.Refika Aditama.
Sugiyono. 2015. Metode Kenelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.
Warsidi dan Bambang. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: AMP YKPN.
Wirawan. 2010. Konflik Dan Manajemen konflik (Teori, Aplikasi Dan Penelitian). Jakarta: Salemba Humanika.
Dini dan Indarti. 2010. Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Retrurn On Assets (ROA) Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Yang Terdaftar Dalam Indeks Emiten LQ45. Semarang.
64
Gulo et al. 2019. Pengaruh Margin Laba Bersih, Rasio Lancar Dan Perputaran Total Aktiva Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Consumer Goods Insdusty Yang Terdaftar Di Indonesia Stock Exchange. Jurnal Global Manajemen,Vol 8,57-69.
Hasmirati dan Kuba. 2020. Dampak Return Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) Pada Harga Saham PT. Gudang Garam TBK. Jurnal Manajemen Bisnis vol.7(1),25-31.
Martha dan Sitompul. 2019. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Margin Laba Bersih Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akutansi Dan Bisnis:Jurnal Program Studi Akuntansi, 5(1): 34-40.
Rahmadhani, S. N. 2019. Perngaruh Margin Laba Bersih Dan Pengambilan Atas Ekuitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Barang Komsumsi. Jurnal Akuntansi Dan Bisnis: Jurnal Program Studi Akuntansi ,5(2):170-175
Sholihati. 2016. Analisis Trend Atas Laporan Keuangan Unit Usaha Syariah PT. AIA Financial. Surabaya.
Tompodung, Osin. 2014. Analisis Net Profit Margin pada Usaha Laundry Di Kota Manado. Jurnal EMBA, 2(2),1-9.
(https://www.proweb.co.id/artikel/akuntansi/net_profit_magin.html)
(http://sayangsurgaku.blogspot.com/2015/03/proposal-faturrahman.html/m).
(https://rumus.co.id/rumus-net-profit-margin)
65
L
A
M
P
I
R
A
N
66
LAMPIRAN 1
67
68
69
DATA BIAYA USAHA PABRIK TAHU RESTU TAHUN 2017
No Bulan Kedelai
Listrik
Bahan Bakar
Cuka
Kanji
Ragi
Gaji
Karyawan
Lainnya
1 Jan 400.000.000 3.000.000 9.000.000 42.000 180.000 360.000 48.500.000 2.500.000
2 Feb 401.000.000 3.000.000 9.000.000 42.000 187.000 360.000 48.500.000 2.500.000
3 Mar 410.000.000 3.000.000 9.000.000 42.000 195.000 360.000 48.500.000 2.500.000
4 Apr 413.000.000 3.000.000 9.000.000 42.000 200.000 360.000 48.500.000 2.500.000
5 Mei 417.060.000 3.000.000 9.000.000 42.000 207.000 360.000 48.500.000 2.500.000
6 Jun 423.000.000 3.000.000 9.000.000 42.000 215.000 360.000 48.500.000 2.500.000
7 Jul 424.000.000 3.000.000 9.000.000 42.000 219.000 360.000 48.500.000 2.500.000
8 Aug 425.150.000 3.000.000 9.000.000 42.000 225.000 360.000 48.500.000 2.500.000
9 Sep 425.173.000 3.000.000 9.000.000 42.000 230.000 360.000 48.500.000 2.500.000
10 Okt 423.000.000 3.000.000 9.000.000 42.000 180.000 360.000 48.500.000 2.500.000
11 Nov 426.310.000 3.000.000 9.000.000 42.000 237.000 360.000 48.500.000 2.500.000
12 Des 429.000.00 3.000.000 9.000.000 42.000 240.000 360.000 48.500.000 2.500.000
Jumlah 5.780.032.000
Sumber : Pabrik Tahu Restu`
70
DATA BIAYA USAHA PABRIK TAHU RESTU TAHUN 2018
No Bulan Kedelai
Listrik
Bahan Bakar
Cuka
Kanji
Ragi
Gaji
Karyawan
Lainnya
1 Jan
3.000.000 9.000.000 42.000 180.000 360.000 48.500.000 2.500.000
2 Feb 401.000.000 3.000.000 9.000.000 42.000 185.000 360.000 48.500.000 2.500.000
3 Mar 401.000.000 3.000.000 9.000.000 42.000 190.000 360.000 48.500.000 2.500.000
4 Apr 400.232.000 3.000.000 9.000.000 42.000 196.000 360.000 48.500.000 2.500.000
5 Mei 400.311.000 3.000.000 9.000.000 42.000 200.000 360.000 48.500.000 2.500.000
6 Jun 412.005.000 3.000.000 9.000.000 42.000 200.000 360.000 48.500.000 2.500.000
7 Jul 415.230.000 3.000.000 9.000.000 42.000 211.000 360.000 48.500.000 2.500.000
8 Aug 418.000.000 3.000.000 9.000.000 42.000 218.000 360.000 48.500.000 2.500.000
9 Sep 400.000.000 3.000.000 9.000.000 42.000 180.000 360.000 48.500.000 2.500.000
10 Okt 416.000.000 3.000.000 9.000.000 42.000 200.000 360.000 48.500.000 2.500.000
11 Nov 420.000.000 3.000.000 9.000.000 42.000 200.000 360.000 48.500.000 2.500.000
12 Des 400.000.000 3.000.000 9.000.000 42.000 180.000 360.000 48.500.000 2.500.000
Jumlah 5.644.942.000
Sumber : Pabrik Tahu Restu
71
DATA BIAYA USAHA PABRIK TAHU RESTU TAHUN 2019
No Bulan Kedelai
Listrik
Bahan Bakar
Cuka
Kanji
Ragi
Gaji
Karyawan
Lainnya
1 Jan 410.000.000 3.000.000 9.000.000 42.000 200.000 360.000 48.500.000 2.500.000
2 Feb 414.000.000 3.000.000 9.000.000 42.000 211.000 360.000 48.500.000 2.500.000
3 Mar 417.124.000 3.000.000 9.000.000 42.000 211.000 360.000 48.500.000 2.500.000
4 Apr 417.200.000 3.000.000 9.000.000 42.000 200.000 360.000 48.500.000 2.500.000
5 Mei 418.000.000 3.000.000 9.000.000 42.000 215.000 360.000 48.500.000 2.500.000
6 Jun 419.000.000 3.000.000 9.000.000 42.000 200.000 360.000 48.500.000 2.500.000
7 Jul 421.015.000 3.000.000 9.000.000 42.000 200.000 360.000 48.500.000 2.500.000
8 Aug 421.400.000 3.000.000 9.000.000 42.000 200.000 360.000 48.500.000 2.500.000
9 Sep 430.000.000 3.000.000 9.000.000 42.000 224.000 360.000 48.500.000 2.500.000
10 Okt 436.000.000 3.000.000 9.000.000 42.000 225.000 360.000 48.500.000 2.500.000
11 Nov 437.000.000 3.000.000 9.000.000 42.000 228.000 360.000 48.500.000 2.500.000
12 Des 450.000.000 3.000.000 9.000.000 42.000 230.000 360.000 48.500.000 2.500.000
Jumlah 5.854.135.000
Sumber : Pabrik Tahu Restu
72
D
O
K
U
M
E
N
T
A
S
I
73
74
75
76
77
BIOGRAFI PENULIS
Satriani, lahir di Rante Lemo, Desa Latimojong
Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang
Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 09
September 1998 dari pasangan Ayahanda
Kenek dan Ibunda Naik. Penulis merupakan
anak tunggal. Pendidikan Formal Penulis dimulai
pada jenjang Sekolah Dasar di SD Negeri 77
Rante Lemo dan lulus pada tahun 2010, kemudian melanjutkan Pendidikan ke
jenjang Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri SATAP 5 Baraka dan lulus
pada tahun 2013, kemudian Pendidikan dilanjutkan kembali ke tingkat Sekolah
Menengah Atas di SMA Negeri 1 Pasui lulus pada tahun 2016, setelah lulus dari
SMA Negeri 1 Pasui Penulis melanjutkan Studi S1 pada tahun 2016 di Perguruan
Tinggi Swasta ternama di Sulawesi Selatan yaitu Universitas Muhammadiyah
Makassar (UNISMUH) dan mengambil konsentrasi Program Studi Akuntansi
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Top Related