ANALISIS KINERJA PEMASARAN BMT DALAM PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DENGAN METODE ANP (ANALYTIC NETWORK PROCESS)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Oleh:
NUR ADHARI QOSASIH
NIM : 1112046100118
PROGAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/ 2019 M
ii
LEⅣIBAR PERNYATAAN
Yang bcrtanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya:
つ4
り,
Nama :Nur Adhan QOSasih
: 1112046100118NIM
Tempat Tanggal Lahir: Kebumen, 29 mei2019
Fakllltas/Prodi : Ekonomi dan Bisnis/ Perbankan Syariah
Skripsi ini adalah hasil asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatr.rllah Jakarta.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan inr telah sa.va
canfumkan sesuai dengan ketentuan dan pedoman dari Fakultas Ekonorni
dan Bismis dn Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarla
Jika kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya ash
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarla.
1112046100118
LEMBAR PENGESAHAN
Hari ini telah dilaksnakan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
Nur Adhari Qosasih
I I 120461001 18
Perbankan Syariah
Analisis Kineq'a Pernasaran BMT Dalam Pemberdayaan
Masyarakat Dengan Metode ANP (Artolytic l{ehvork
Process)
1. Nallla
2.NIM
3 Ju■lsan
イ Judul Smpsi
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan sefia kemamplran yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satr-r syarat untuk
memperoleh gelar Sa4ana Ekonomi (S E ) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarla, 09 Juli 2019
PANITIA UJIAN:
Ketr-ra
Sekretaris
Pernbimbing
Penguji I
Penguji II
AM.Hasall Ali、 M.A.NIP.197512012005011005
Dr.AbduⅡaul Lc.,M.A.
NIP 197312152005011002
Dr.Moぬ .Bula。五 Muslim、 Lc.、 M.A.(_.… .多
INIP.197606262009011013
Dr So,an Rizal、 S.E"M SiNIP 197604302011011002
Mu′min Roup,MANIP.197004161997031004
..:…… …
‐ .)
:………)
ブ脅「 …… .)
(… …1.…
に_制.…→
:.ィ鷲
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Nur Adhari Qosasih
Tempat/ Tanggal Lahir : Kebumen, 29 Mei 1993
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Koja rt 005/03 Kel. Cisalak Pasar, Kec.
Cimanggis, Kota Depok, 16953
Status : Menikah
No. HP : 085310740418
Email : [email protected]
B. Pendidikan Formal
1. SDN 3 Cisalak Pasar (Lulus 2005)
2. MTs Al-Zaytun Indramayu (Lulus 2008)
3. MA Al-Zaytun Indramayu (Lulus 2011)
4. SI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Lulus 2019)
C. Pengalaman Organisasi dan Kerelawanan
1. Kordinator Al-Zaytun Tennis Club (2010-2011)
2. Sahabat Ramadhan dan THK Dompet Dhuafa (2014-2018)
3. Relawan Global Qurban ACT (2018)
4. Relawan Jabar Juara (2017-2018)
5. Relawan Indonesia Maju (2018-2019)
vi
ABSTRACT
NUR ADHARI QOSASIH, NIM 1112046100118. "Analysis of BMTMarketing Performance in Community Empowerment with ANP (NetworkAnalytical Process). Sharia Banking Study Program, Faculty of Economics andBusiness, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 1440 H / 2019AD, Number of pages 89 + Apendix 19 pages.
This study aims to explain the constraints, solutions and strategies inmarketing BMT (case study of KSU BMT UMJ Ciputat) in communityempowerment using the ANP (Analytical Network Network) method. The schemein the framework is divided into six clusters, namely aspects, internal constraints,external constraints, internal solutions, external solutions, and strategies.
The research conducted is a descriptive qualitative research with in-depthinterview methods and ANP (Analytical Network Process) method which is aqualitative approach that is non parametric non-bayesian, for the decision makingprocess with a general framework without making assumptions.
The results of this study indicate that BMT marketing conical in two mainobstacles, namely internal aspects and external aspects. Internal aspects are furtherdivided into two main obstacles namely internal BMT (capital requirements) andhuman resources (performance incentives). External aspects are divided into twomain obstacles namely competition between industries (BMT) and bargainingpower of service buyers (customers / partners). In line with the constraints,solutions that are prioritized based on internal aspects include, Internal BMT(displaying a good brand identity, making supporting policies) and humanresources (performance incentives that can have a positive influence).
In addition to this also, solutions regarding external aspects include,competition solutions between the BMT industry (increasing cooperation withrelated companies) and focus on the share of buyers (customers / partners) thatcan be worked on (massive promotion) Strategies to support the success of KSUmarketing BMT UMJ Ciputat in empowerment with a combined priority sequenceis through strengthening capital, improving the quality of human resources,effective promotion, mapping market segments, and improving advice andsupporting technology.
Keywords : ANP, BMT, Empowerment, Marketing, PerformanceAdvisor : Dr. Moch. Bukhori Muslim, Lc., M.A.
References : 1987-2019
vii
ABSTRAK
NUR ADHARI QOSASIH, NIM 1112046100118, “Analisis Kinerja PemasaranBMT dalam Pemberdayaan Masyarakat dengan Metode ANP (Analityc NetworkProcces). Progam Studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1440 H/ 2019 M, Jumlahhalaman 89 + Lampiran 19 halaman.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kendala, solusi serta strategi padapemasaran BMT (studi kasus KSU BMT UMJ Ciputat) dalam pemberdayaanmasyarakat dengan metode ANP (Analityc Network Process). Adapun skema dalamkerangka kerjanya terbagi dalam enam cluster, yakni aspek, kendala internal, kendalaeksternal, solusi internal, solusi eksternal, serta strategi.
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metodewawancara mendalam serta metode ANP (Analityc Network Process) yaknipendekatan kualitatif yang bersifat non parametrik non bayesian, untuk prosespengambilan keputusan dengan kerangka kerja umum tanpa membuat asumsi-asumsi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemasaran BMT mengerucut pada duakendala utama, yakni aspek internal dan aspek eksternal. Aspek Internal terbagi lagimenjadi dua kendala utama yakni internal BMT (kebutuhan modal) dan sumber dayamanusia (insentif kinerja). Aspek Eksternal terbagi menjadi dua kendala utama yaknipersaingan antar industri (BMT) dan daya tawar pembeli jasa (nasabah/mitra).Sejalan dengan kendala, maka solusi yang lebih diprioritaskan berdasarkan aspekinternal meliputi, Internal BMT (menampilkan identitas merek yang bagus, membuatkebijakan pendukung) dan sumber daya manusia (insentif kinerja yang dapatmemberi pengaruh positif).
Di samping ini juga, solusi berkenaan dengan aspek eksternal meliputi, solusipersaingan antar industri BMT (memperbanyak kerjasama dengan perusahaan terkait)dan fokus kepada pangsa pembeli (nasabah/mitra) yang bisa digarap (promosi yangmasif) Strategi yang dilakukan untuk mendukung suksesnya pemasaran KSU BMTUMJ Ciputat dalam pemberdayaan dengan urutan prioritas gabungan adalah melaluipenguatan permodalan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, promosi efektif,pemetaan segmen pasar, dan peningkatan saran dan teknologi pendukung.
Kata Kunci : ANP, BMT, Kinerja, Pemasaran, PemberdayaanPembimbing : Dr. Moch. Bukhori Muslim, Lc., M.A.
Daftar Pustaka : 1987-2019
viii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala, karena berkah,
rahmat dan karunia –Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Kinerja Pemasaran BMT dalam Pemberdayaan Masyarakat dengan Metode
ANP (Analityc Network Process)”. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada
baginda Nabi Muhammad Shallallah ‘Alayhi Wasallam, yang telah menghantarkan
manusia ke jaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Dibalik selesainya skripsi ini, terdapat orang-orang yang selalu mendukung
penulis baik dari segi materil maupun moril. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang terkait demi
selesainya skripsi ini. Penulis mempersembahkan ucapan terima kasih tersebut
kepada:
1. Bapak Dr. Ahmad Tholabi, Kharlie, S.H., MA., M.H. Selaku Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A. selaku Ketua Progam Studi Muammalat dan
Bapak Dr. Adurrauf, Lc., M.A. selaku Sekertaris Progam Studi Muammalat
3. Bapak Moch. Bukhori Muslim, M.A. selaku dosen pembimbing yang telah
sepenuh hati membimbing penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.
Terima kasih atas masukan, arahan dan perhatiannya selama penulis
menyusun skripsi ini.
ix
4. Kepada seluruh Dekanat dan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah berbagi ilmu dan pengalaman kepada penulis
selama menjadi mahasiswa aktif di Fakultas Syariah dan Hukum yang pada
akhirnya passing out di Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
5. Kepada Ibu, Bapak, Nenek, Kakek, Adik-adik, Mertua dan Istri tercinta serta
segenap sahabat seperjuangan di mana pun berada yang telah memberikan
semangat, motivasi, cinta serta do’anya kepada penulis dalam proses
penyusunan skripsi ini.
6. Rekan-rekan mahasiswa Perbankan Syariah tahun 2012 yang telah berjuang
dan berdiskusi bersama dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Terakhir kepada seluruh pihak baik individu maupun kelompok yang tak bisa
penulis sebutkan satu persatu, rasa hormat dan terima kasih selalu tercurah
kepada kalian yang telah memberikan semangat, bantuan dan doa kepada
penulis.
Jakarta, 26 Juni 2019
Penulis
Nur Adhari Qosasih
NIM.1112046100118
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........... ....................................................................... ....................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... ....................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................... ....................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... ....................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... ....................... v
ABSTRACT .......................... ....................................................................... ....................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI........................................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1B. Identifikasi Masalah .................................................................................................. 10C. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................................................ 11D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................................. 12E. Teknik Penulisan....................................................................................................... 13F. Kerangka Penulisan................................................................................................... 13G. Sistematika Penulisan ............................................................................................... 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................... 17
A. Konsep Kinerja pada Organisasi ............................................................................... 17B. Konsep Baitul Mal Wa At Tamwil ........................................................................... 29C. Penelitian Terdahulu ................................................................................................. 48
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................... 51
A. Jenis dan Sumber Data .............................................................................................. 51B. Teknik Pengumpulan Data........................................................................................ 51C. Objek Penelitian ........................................................................................................ 52
xi
D. Metode Analisis Data................................................................................................ 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 64
A. Gambaran Umum KSU BMT UMJ .......................................................................... 64B. Visi dan Misi ............................................................................................................. 66C. Struktur Organisasi Periode 2016-2019.................................................................... 66D. Budaya Kerja............................................................................................................. 68E. Produk dan Jasa Pelayanan ....................................................................................... 68F. Perkembangan Aset dan Penghimpunan Dana ......................................................... 70G. Hasil dan Analisis ..................................................................................................... 74
BAB V PENUTUP............................................................................................................... 84
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 84B. Rekomendasi ............................................................................................................ 85
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 87
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................................. 90
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Iktisar Pencapaian Kinerja KSU BMT UMJ......................................................... 6
Tabel 1.2 Rasio Keuangan KSU BMT UMJ......................................................................... 7
Tabel 2.1 Studi Terdahulu..................................................................................................... 47
Tabel 4.1 Perkembangan Aset KSU BMT UMJ................................................................... 71
Tabel 4.2 Perkembangan Funding KSU BMT UMJ............................................................. 72
Tabel 4.3 Perkembangan Jumlah Mitra KSU BMT UMJ..................................................... 72
Tabel 4.4 Perkembangan Jumlah Saldo dari tiap Produk KSU BMT UMJ.......................... 74
Tabel 4.5 Daftar Nama Narasumber ANP ............................................................................ 77
Tabel 4.6 Hasil Analisis Kendala Internal dan Solusi Internal ............................................. 80
Tabel 4.7 Hasil Analisis Strategi dengan Metode ANP........................................................ 83
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Perkembangan Penghimpunan Dana KSU BMT UMJ ..................................... 8
Gambar 1.2 Perkembangan Penyaluran Dana KSU BMT UMJ ........................................... 9
Gambar 1.3 Kerangka Penelitian .......................................................................................... 15
Gambar 2.1 Skema Model Lima Kekuatan (Five Forces Model)......................................... 25
Gambar 2.2 Skema Bai’ al-Murabahah................................................................................ 34
Gambar 2.3 Skema Bai’ Al-Istishna...................................................................................... 38
Gambar 2.4 Skema Perjanjian Musyarakah.......................................................................... 42
Gambar 2.5 Skema Perjanjian Mudharabah ......................................................................... 45
Gambar 4.1 Struktur Pengurus KSU BMT UMJ Periode 2016-2019................................... 67
Gambar 4.2 Struktur Pengurus KSU BMT UMJ Periode 2016-2019................................... 67
Gambar 4.3 Grafik Jumlah Mitra KSU BMT UMJ .............................................................. 73
Gambar 4.4 Skema Penelitian Analisis Kinerja Pemasaran KSU BMT UMJCiputat dalam Pemberdayaan Masyarakat dengan metode ANP.......................................... 76
Gambar 4.5 Kerangka-Kerangka Identifikasi Kendala, Solusi dan Strategi TerkaitAnalisis Kinerja Pemasaran KSU BMT UMJ Ciputat.......................................................... 78
Gambar 4.4 Hasil Analisis Kendala Eksternal dan Solusi Eksternal .................................... 82
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam mengembangkan usahanya, suatu BMT atau koperasi memerlukan
pengelolaan manajemen yang benar-benar tepat dan matang guna memasarkan
produk jasanya agar diterima oleh masyarakat di sekitar BMT atau Koperasi tersebut.
Dalam hal ini, tujuan utama dari pendirian BMT atau Koperasi biasanya dijadikan
semboyan atau motto BMT untuk menjalankan usaha tersebut. Di dalam manajemen
strategi suatu BMT, terdapat perencanaan strategi yang berorientasi pada jangkauan
masa yang jauh ke depan (visi)1, yang kemudian ditetapkan sebagai keputusan
pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar) agar suatu BMT
memungkinkan berinteraksi secara efektif (misi) dalam menghasilkan produk
jasa/layanan yang berkualitas sebagai implementasi dari tujuan didirikannya BMT
tersebut.
Strategi sebagai suatu manajemen memiliki komponen utama, yang pertama
yakni perencanaan strategi yang unsur-unsur utamanya ialah visi, misi, tujuan serta
strategi utama organisasi. Komponen yang kedua ialah perencanaan operasional yang
unsur-unsurnya meliputi sasaran-sasaran dan tujuan operasional, pelaksanaan fungsi-
fungsi manajemen berupa fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi
1 Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik cet 2 (Jakarta: GemaInsani, 2005), h. 92.
2
penganggaran, kebijaksanaan situsional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi
kontrol, evaluasi serta umpan balik.2
Adapun orientasi manajemen strategi yang biasa dipakai oleh perusahaan-
perusahaan memiliki 3 ciri yakni manajemen strategi yang berorientasi kepada
keunggulan produk, kemudian orientasi terhadap keunggulan operasional, serta
manajemen strategi yang berorientasi terhadap keunggulan pelayanan, dalam hal ini
biasanya mengutamakan pelayanan yang prima terhadap pelanggan. Manajemen
strategi tersebut dapat sekali diterapkan oleh BMT sesuai dengan kebijakan yang
diambil dalam rapat anggota3.
Kebijakan yang diambil oleh BMT beiasanya dipengaruhi oleh banyak faktor
yang penentuan pengambilan keputusannya dilakukan pada rapat anggota tahunan.
Hal ini dikarenakan BMT banyak yang berbadan hukum koperasi, baik koperasi serba
usaha, koperasi jasa keuangan syariah, ataupun koperasi simpan pinjam masih tetap
mengikuti aturan perkoperasian di Indonesia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan yang diambil oleh suatu BMT
yang juga merupakan elemen penting dari kebijakan diantaranya ialah masalah yang
akan diatasi oleh kebijakan, cara untuk mengatasi masalah tersebut, tujuan yang ingin
2 Uswatun, Artikel Manajemen Strategi, diakses tanggal 23 Februari 2017, dari situshttps://uswatun037.wordpress.com/2010/06/26/3/3 Hendrojogi, Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h.147.
3
dicapai, kepentingan yang diinginkan, actor yang melakukan, perangkat untuk
melaksanakan kebijakan, serta aturan untuk menggunakan perangkat tersebut.4
Dalam ruang lingkup BMT, kebijakan bukan hanya apa yang tertulis di dalam
aturan organisasi, tetapi bisa merupakan refleksi dari struktur dan fungsi
kepengurusan BMT tersebut. Aturan dan ketetapan organisasi berisi batasan, hak dan
kewajiban, serta aturan lainnya yang sifatnya mengikat bagi anggotanya, yang
sebenarnya merupakan implementasi dari strategi pengembangan usaha BMT.
Implementasi tersebut tidaklah selalu berjalan mulus, seperti jalan tol luar
kota , terkadang tetap memiliki lubang atau kerikil kecil yang berserakan, hal ini juga
terjadi dalam BMT, selalu ada kendala dalam pengembangan usahanya. Kendala
tersebut dapat terjadi dari dalam organisasi ataupun dari luar.
Kendala-kendala tersebut sangatlah mempengaruhi orientasi pengembangan
usaha BMT, terlebih lagi bila BMT tersebut belum mahir dalam mengatasinya.
Kendala ataupun masalah yang sering terjadi pada BMT biasanya terkait akumulasi
kebutuhan dana masyarakat yang belum bisa dipenuhi BMT, hal ini terkadang
menjadi celah bagi rentenir untuk memberikan pinjaman modal yang relatife lebih
mudah mekanismenya meskipun berbunga tinggi.
Kendala lainnya tidak semua nasabah yang mengajukan pembiayaan terhadap
BMT memiliki tanggung jawab yang tinggi, sehingga terjadi pembiayaan yang
bermasalah. Di samping itu pula dikarenakan banyaknya BMT disekitar wilayah,
4 Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009),h. 36.
4
menimbulkan persaingan yang tidak sehat dan tidak islami antar BMT sehingga
semangat gotong royong dan persatuan yang merupakan ciri koperasi menjadi nihil.
Di balik itu semua, tidak dipungkiri pula masalah SDM syariah masih menjadi
kendala bagi banyak BMT, sehingga menjadikan keuntungan dan bisnis menjadi
prioritas utama. Dan masalah yang hampir terjadi di semua BMT saat ini adalah
ketimpangan fungsi utama BMT, yakni sebagai Bait al- Mal, dan Bait at Tamwil.
Kendala –kendala tersebut sebenarnya wajar dihadapi bila BMT akan
melakukan pengembangan usaha, karena memang pengembangan usaha kearah yang
lebih baik selalu disertai dengan risiko yang semakin besar dihadapi. Dalam kasus ini,
salah satu BMT yang sedang mencoba mengembangkan usahanya ialah KSU BMT
UMJ, Ciputat Kota Tangerang Selatan.
BMT yang berkantor di lantai dasar samping gedung rektorat UMJ5 ini
memiliki tujuan utama yang tertuang dalam visinya yakni membangun koperasi serba
usaha yang bermartabat dan islami dalam mengembangkan ekeonomi rakyat.
Karenanya, BMT ini secara tidak langsung dituntut untuk selalu berkemabang kearah
yang baik serta dalam koridor syariah demi terwujudnya pembangunan ekonomi
rakyat tersebut.
Ide pembangunan ekonomi rakyat sebenarnya sudah ada sejak era kolonial
Belanda. Tokoh yang saat itu gemar menyuarakan hal ini melalui banyak coretannya
yakni Bapak Koperasi Indonesia, Bung Hatta. Di saat itu ekonomi rakyat yang
merupakan ekonomi kaum pribumi atau ekonomi penduduk Indonesia mengalami
5 Company Profile KSU BMT UMJ
5
kemerosotan dan penindasan oleh kolonial Belanda. Bahkan sedemikian dalamnya
kegusarannya, pada tahun 1934 beliau kembali menyuarakan aspirasinya melalui
artikel yang tertuang dalam judul Ekonomi Rakyat dalam Bahaya (Hatta: 1954). Hal
ini yang kemudian menginspirasinya untuk terjun langsung ke arena politik.
Menurut pandangan Bung Hatta, untuk memperbaiki ekonomi rakyat adalah
yang paling mungkin dengan cara mengusir penjajah dari bumi pertiwi. Kemudian
setelah beliau menjadi wakil preseiden RI kala itu, aksi nyata beliau ini mulai telihat
dengan cara perwujudan koperasi salah satu. Jadi ekonomi rakyat dan koperasi
merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan. Hal ini pula yang dijadikan oleh
KSU BMT UMJ sebagai implementasi tujuan pendiriannya yang dituangkan dalam
visinya.
Berbicara tentang implementasi kinerja KSU BMT UMJ, hampir tiap tahun
mengacu data tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 ini selalu mengalami
peningkatan. Adapun yang perlu diberi catatan ialah penuruan jumlah aktiva tetap
pada tahun 2013 sebesar Rp. 110.756.578,- menjadi Rp. 65.772.000,- pada tahun
2014.
Penurunan jumlah aktiva tetap ternyata diikuti juga oleh penurunan jumah SHU
bersih yang dibagikan di tahun berbeda. Tercatat pada tahun 2012 jumlah SHU bersih
yang diberikan adalah sebanyak Rp. 80.978.410,- dengan jumlah anggota sebanyak
36 orang, jumlah ini mengalami penurunan di tahun 2013 yakni sebanyak Rp.
51.532.778 dengan jumlah anggota sebanyak 32. Data tersebut bisa kita lihat pada
tabel 1.1 tentang iktisar pencapaian kinerja KSU BMT UMJ.
6
Tabel 1.1
Iktisar Pencapaian Kinerja KSU BMT UMJ6
Iktisar Kinerja Tahun 2012
(Saldo Rp)
Tahun 2013
(Saldo Rp)
Tahun 2014
(Saldo Rp)
Tahun 2015
(Saldo Rp)
Jumlah Asset 1.389.737.638 1.686.931.113 1.942.214.324 2.239.716.961
Tabungan MAKAH 449.396.102 625.710.961 749.451.715 901.793.682
Deposito Madani 194.000.000 241.500.000 248.100.000 257.000.000
Pembiayaan 1.807.244.031 1.909.508.000 1.589.732.310 2.255.198.331
NPF 127.307.765 97.347.881 74.381.424 160.396.344
PPAP yang dibentuk 1.500.000 7.500.000 15.400.000 27.600.000
Permodalan Sendiri 309.760.194 370.992.155 343.041.648 393.760.245
Aktiva Tetap 99.465.996 110.756.578 65.772.000 302.289.600
AP Aktiva Tetap 19.807.469 25.726.554 25.726.554 38.612.024
Total Pendapatan 366.706.167 454.002.669 572.376.950 604.183.724
Total Biaya 309.368.680 361.899.853 469.907.685 392.413.126
L/R sebelum Zakat
dan Pajak
57.337.487 92.102.816 105.420.523 143.771.638
SHU Bersih 80.978.410 51.532.778 96.745.496 134.211.430
Anggota 36 32 39 63
Jumlah Rekening 573 709 876 1208
6 Company Profile KSU BMT UMJ
7
Selain penurunan diatas, ada hal positif tentang penurunan pembiayaan yang
kurang sehat (NPF). Tercatat tiap tahun jumlahnya semakin menurun, meskipun
jumlah aset yang dimiliki terus meningkat. Sebagaimana pada tabel 1.2 tentang rasio
keuangan KSU BMT UMJ, jumlah NPF di tahun 2012 persesntasenya sebsesar 11.35
% , tahun 2013 sebesar 7,87 %, tahun 2014 menjadi 5%, dan tahun 2015 sebesar 7%.
Ini adalah pencapaian positif selama 4 tahun.
Pencapaian positif ini masih ternyata masih ada catatan. Tingkat keefektivan
aset, modal dengan pengembalian modal yang relatif masih rendah. Misal dari jumlah
ROA yang selama 4 tahun ini dibawah 10 %, dan ROE dibawah 40%. Adapun untuk
FDR yang hampir selama 4 tahun ini selalu diatas 100%, sebuah pencapaian yang
sangat bagus.
Tabel 1.2
Rasio Keuangan KSU BMT UMJ7
Jenis Rasio Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
FDR 104% 94% 159% 195%
Profitabilitas 5% 7% 6,1% 6%
ROE 17% 22% 28% 34%
ROA 4% 5% 5% 6%
BOPO 81% 78% 82% 65%
NPF Gross 11,35% 7,87% 5% 7%
7 Company Profile KSU BMT UMJ
8
Pencapaian lainnya ialah pencapaian penghimpunan dana KSU BMT UMJ yang
yang selalu mengalami kenaikan dari tahun 2013 sampai tahun 2014. Hal ini bisa
dilihat dalam gambar 1.1 berikut ini:8
Gambar 1.1
Perkembangan Penghimpunan Dana KSU BMT UMJ
Kemudian, pencapaian penyaluran dana BMT UMJ tahun 2014 ymengalami
penurunan dibanding tahun 2014, yakni sebesar Rp. 2.571.175.445,- menurun sebesar
8 Company Profile KSU BMT UMJ
9
Rp. 2.255.198.331,- pada tahun 2015. Untuk lebih jelasnya bisa kita lihat pada
gambar 1.2 berikut ini:9
Gambar 1.2
Perkembangan Penyaluran Dana KSU BMT UMJ
Bila kita amati dari tabel iktisar kinerja,rasio keuangan, gambar
penghimpunan dana, dan penyaluran dana KSU BMT UMJ, bisa disimpulkan bahwa
banyak pencapaian positif yang telah dicapai oleh BMT ini, namun catatan yang perlu
digaris bawahi adalah terkait tingkat keuntungan dan pengembalian modal yang
masih relatif sangat rendah. Nah, faktor yang bisa menentukan hasil tersebut ialah
salah satuya strategi pemasaran. Menurut Porter masalah ini bisa dilihat oleh lima
9 Company Profile KSU BMT UMJ
10
indikator yakni persaingan antar pesaing dalam industri yang sama, kemudian
ancaman untuk memasuki pasar bagi pendatang baru, ancaman barang subtitusi, daya
tawar pembeli, serta daya tawar penjual. Kemudian pendekatan analisis priorits
keputusan oleh kesepakatan para pakar dan praktisi (Analytic Network Process) bisa
menjadi solusi refrensi evaluasi kinerja pemasaran KSU BMT UMJ. Hal inilah yang
sebenarnya dapat dijadikan acuan untuk menganalisis masalah yang terjadi pada KSU
BMT UMJ ini.
Maka dari itu, peneliti tertarik untuk mengangkat masalah ini kedalam
penelitian skripsi. Tema yang peneliti akan angkat adalah “ANALISIS KINERJA
PEMASARAN BMT DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN
METODE ANP (ANALYTIC NETWORK PROCESS)”
B. Identifikasi Masalah
Setelah melakukan indepth interview untuk proses analisis kinerja pemasaran
KSU BMT UMJ dalam mengembangkan pemberdayaan ekonomi masyarakat
dengan metode ANP (Analityc Network Process), membuahkan enam buah cluster
utama yaitu:10
1) Aspek
2) Kendala Internal
3) Kendala Eksternal
4) Solusi Internal
10 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Ekonomi Islam, h.227.
11
5) Solusi Eksternal
6) Strategi
Cluster Aspek memiliki dua elemen, cluster Kendala Internal dan Eksternal
yang masing-masing memiliki tiga elemen, Solusi Internal dan Eksternal memiliki
masing-masing tiga elemen, dan Strategi memiliki lima elemen
C. Pembatasan dan Perumusan masalah
Agar penelitian lebih terarah pada tujuannya, maka penulis perlu untuk
membuat batasan-masalah-masalahnya, yakni:
1. Penelitian ini dilakukan di KSU BMT UMJ Ciputat
2. Penelitian ini difokuskan pada masalah terkait kinerja pemasaran
KSU BMT UMJ Ciputat dalam pemberdayaan msyarakat dengan
metode ANP (Analityc Network Procces).
3. Metode Analisis yang digunakan ialah dengan metode ANP
(Analytic Network Process).
Penulis merumuskan beberapa hal yang perlu dikemukakan, di antaranya:
1. Apa saja kendala yang muncul pada proses pemasaran KSU
BMT UMJ Ciputat dalam pemberdayaan msyarakat dengan
metode ANP (Analityc Network Procces)?
2. Solusi apa yang dibutuhkan untuk mengatasi kendala pemasaran
KSU BMT UMJ Ciputat dalam pemberdayaan msyarakat dengan
metode ANP (Analityc Network Procces)?
12
3. Strategi apa yang perlu diprioritaskan untuk mendukung
pemasaran KSU BMT UMJ Ciputat dalam pemberdayaan
msyarakat dengan metode ANP (Analityc Network Procces)?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk turut serta memberikan
kontribusi terhadap, wacana, pemikiran, kajian, dan praktik lembaga keuangan mikro
syariah yang sedang berlangsung. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi kendala pemasaran KSU
BMT UMJ Ciputat dalam pemberdayaan msyarakat dengan metode
ANP (Analityc Network Procces).
2. Untuk mengetahui Solusi apa saja yang dibutuhkan untuk mengatasi
kendala pemasaran KSU BMT UMJ Ciputat dalam pemberdayaan
msyarakat dengan metode ANP (Analityc Network Procces).
3. Untuk mengetahui Strategi apa saja yang perlu diprioritaskan untuk
mendukung pemasaran KSU BMT UMJ Ciputat dalam pemberdayaan
masyarakat dengan metode ANP (Analityc Network Procces).
Manfaat yang diharapkan oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan, serta pengalaman dalam menganalisis kinerja pemasaran
13
KSU BMT UMJ Ciputat dalam pemberdayaan masyarakat dengan
metode ANP (Analityc Network Process).
2. Bagi praktisi, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi data untuk
kepentingan pengembangan usaha Lembaga Keuangan Mikro Syariah
di Indonesia.
3. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan
informasi yang bisa menanmbah wawasan kelimuan terkait Lembaga
Keuangan Mikro Syariah di Indonesia.
E. Teknik Penulisan
Teknik penulisan yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan buku
panduan penelitian yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
2012.
F. Kerangka Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian analytic network
process(ANP). Adapun fokusnya ialah untuk mencari sebenarnya apa kendala,
kemudian solusi serta strategi yang tepat dalam menganalisis kinerja pemasaran KSU
BMT UMJ.
ANP sangat cocok digunakan untuk penentuan sebuah keputusan atau strategi
karena ANP dapat menghasilkan bobot penilaian terhadap kriteria keputusan yang
ditawarkan. Nah, strategi ini mengacu pada kendala serta solusi yang dihasilkan oleh
kesepakatan para pakar dan praktisi yang terkait dalam penelitian.
14
Dalam ANP menggunakan sumber data primer, yang diperoleh melalui kajian
pustaka atau wawancara mendalam. Tinjauan pustaka berfungsi untuk
mengumpulkan data yang bersifat teori dan akan diverifikasi melalui wawancara
mendalam oleh pakar atau praktisi.
Kemudian dilanjutkan dengan pengisian kuesioner oleh pakar dan praktisi
yang sudah ditentukan oleh peneliti. Setelah pengumpulan data selesai, maka
selanjutnya adalah tahap analisis data dengan tahapan metode ANP yaitu pertama
dengan melakukan pairwise comparison (perbandingan pasangan) antar kriteria.
Untuk dapat menghasilkan nilai eigen vektor, yang nantinya akan dihitung
dengan pola perhitungan matriks untuk dapat menemukan nilai consistency index dan
consistency ratio. Setelah itu akan menghasilkan nilai yang disebut bobot prioritas
atau nilai priorita antar kriteria.
Begitu pula dengan perhitungan strategi yang ditawarkan tetap melalui proses
yang sebelumnya terlebih dahulu, hanya saja ditambahkan perhitungan formula
additive negative untuk dapat menghasilkan prioritas strategi yang tepat.
Setelah itu semua, maka dapatlah kita tarik kesimpulan dari hasil yang
didapat, kendala apa yang sebenarnya terjadi, kemudia solusi apa yang lebih cocok,
serta strategi apa yang harus diprioritaskan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 1.3 tentang kerangka penelitian.
15
Gambar 1.3
Kerangka Penelitian
16
G. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran secara sederhana agar memudahkan
penulisan skripsi ini, maka disusun sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab
dengan rincian sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini memuat tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka
konseptual, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini membahas teori-teori yang berkaitan dengan strategi, pengembangan,
kendala, Lembaga Keuangan Mikro Syariah serta Pemberdayaan Ekonomi.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai metode penelitian yang akan
digunakan untuk menganalisis kinerja pemasaran KSU BMT UMJ Ciputat dalam
pemberdayaan masyarakat.
BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN
Bab ini memuat analisis penelitian terkait kinerja pemasaran KSU BMT UMJ
dalam dalam pemberdayaan masyarakat.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan penelitian dan saran-saran berdasarkan permasalahan
penelitian.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kinerja pada Organisasi
1. Pengertian Kinerja
Kinerja dapat melibatkan beberapa unsur yang diantaranya adalah: hasil- hasil
fungsi pekerjaan, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi
karyawan/pegawai, seperti motivasi, kecapkapan, persepsi peranan; pencapaian
tujuan organisasi/perusahaan; dalam periode waktu tertentu. Berdasarkan dari semua
keterlibatan unsur tersebut, pengertian kinerja adalah sebagai hasil fungsi
pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode
waktu tertentu.1
Kata kinerja (noun) dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti sesuatu yang
dicapai/prestasi yang diperlihatkan kemampuan kerja.2 Kata kinerja menunjukkan
suatu hasil perilaku kualitatif dan kuantitatif yang terpilih.
Definisi kinerja menurut para ahli, diantaranya Stolovitch Keeps seperti yang
dikutip Veithzal Rivai dan Ahmad Fawzi mengatakan kinerja sebagai seperangkat
hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan suatu
pekerjaan yang diminta. Sedangkan menurut Griffin kinerja merupakan salah satu
1 Moh. Pabundu Tika. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, Cet ke-I, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2006), h. 121. 2 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. Ke-2 (Jakarta: Balai
Pustaka , 2002)
18
kumpulan total dari kerja yang ada pada diri pekerja. Menurut Donnelly, Gibson, dan
Ivan Cevich, kinerja merujuk pada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas
serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik
jika tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan baik.3
Dari definisi di atas jika kinerja dikaitkan dengan performance sebagai kata
benda (noun) dimana salah satu entrinya adalah hasil dari suatu pekerjaan (thing
done), maka pengertian performance atau kinerja adalah suatu hasil kerja yang dapat
dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan
perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan
moral atau etika.
Maka dapat disimpulkan, bahwa pada hakikatnya kinerja merupakan prestasi
yang dicapai perusahaan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar dan
kriteria yang ditetapkan. Tolak ukur atau performance standart sendiri memiliki
pengertian “daerah atau wilayah kerja jabatan atau unit kerja perusahaan yang dapat
diterima atau ditolak terkait dengan upaya perusahaan untuk mencapai visi dan
misinya”.4
Dalam kerangka kerja analisis pemasaran jasa dengan pendekatan Dramagtury
jasa atau services dan barang atau Goods, mungkin bisa dikatakan sama karena
3 Veithzal Rivai dan Ahmad Fawzi Mohd. Basri, Performance Appraisal Sistem yang Tepat Untuk
Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya saing Perusahaan, Cet ke-1, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2005), h. 14. 4 Jiwo Wugu dan Hartanto Brotoharsojo, Merit System, Cet ke-I, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003), h. 53.
19
keduanya sama-sama dibutuhkan konsumen. Namun dalam melakukan kegiatan
transaksi bisa berbeda-beda dan juga dilihat dari segi kebutuhannya dan fungsi dari
keduanya. Hal yang paling penting adalah unsur-unsur yang ada dalam pemasaran
jasa (services marketing), dimana dalam services ada dua aspek penting yaitu aspek
sosial (social aspects) dan aspek fisik (physical aspects) yang sangat berpengaruh
terhadap kepuasan konsumen.
Menurut Goffman, seperti yang dikutip Rambat Lupiyoadi mengatakan bahwa
melalui penggunaan metafor kinerja/penampilan drama melihat struktur interaksi
sosial yang muncul saat seseorang hadir sebagai orang lain. Performance atau
penampilan, dalam sebuah drama sangat diperlukan karena sifatnya menghibur serta
memberikan kepuasan secara tidak langsung ke dalam diri seseorang sehingga
dibutuhkan kinerja yang baik antara satu dengan yang lain, yaitu elemen-elemen yang
ada dalam sebuah drama. Hampir sama dengan services yang menyangkut kedua
aspek sebelumnya yaitu social dan physical. Dalam services dibutuhkan penampilan
atau juga kinerja yang baik agar setiap hal yang dilakukan akan diterima dengan puas.
Jadi, semuanya kembali lagi ke asal, yaitu seorang aktor harus mampu memberikan
pemanpilan terbaiknya kepada penonton. Sama halnya dalam bidang jasa, dimana
seorang penjual harus benar-benar memberikan service kepada konsumen dengan
sebaik-baiknya. Intinya adalah memberikan kepuasan.5
5 Rambat, Manajemen Pemasaran Jasa; Teori dan Praktik, h.12.
20
2. Evaluasi Kinerja
Strategi pemasaran harus tanggap pada kondisi yang berubah-ubah. Setelah
diimplementasikan, evaluasi dan pengendalian terus mempertahankan strategi berada
dalam sasarannya dan menunjukan kapan penyesuaian dibutuhkan. Evaluasi strategis
menuntut informasi untuk mengukur kinerja dan kemudian mengambil tindakan yang
perlu untuk mempertahankan hasilnya tetap berada pada jalurnya. Eksekutif
pemasaran perlu terus menerus memonitor kinerja dan kalau perlu merevisi
strateginya karena perubahan-perubahan kondisi.6
Ada beberapa definisi tentang evaluasi seperti yang dikemukakan para ahli dalam
tulisan yang mereka buat. Umar Husein mengatakan evaluasi sebagai suatu proses
untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah
dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertantu untuk
mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang
telah dikerjakan itu dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.7
Salah satu cara untuk mengetahui kinerja perusahaan adalah dari sisi bagaimana
manajemen perusahaan merespon kondisi internal dan eksternalnya, yang dengan
tolok ukur tertentu dapat diketahui berapa tingkat turbulensinya dan berapa tingkat
perusahaan mampu mengantisipasinya.
6 David W. Cravens, Pemasaran Strategis. Jilid.II,terjemahan, (Jakarta: Erlangga), h. 159. 7 Husein Umar, .Evaluasi Kinerja Perusahaa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), h..37.
21
Seperti yang dikutip Husein Umar dari Igor Ansoff dan EdwardJ.Mc Donnell,
mengatakan kinerja potensial perusahaan dikatakan optimal bila tiga kondisi berikut
terpenuhi:
a. Agresivitas strategi perusahaan harus sesuai dengan turbulensi
lingkungannya.
1) Agresivitas strategi dicirikan oleh tingkat discountinuity dan dimensi
waktu respon perusahaan. Tingkat discountinuity berkisar dari tanpa
perubahan ke perubahan incremental, lalu keperubahan discountinous
yang dapat dideteksi sampai kepada perubahan kreatif yang sulit
dideteksi. Sedangkan dimensi waktu respon perusahaan adalah
ketepatan waktu pengenalan produk baru relatif terhadap produk
sejenis yang muncu di pasaran. Ketepatan waktu berkisar dari reaktif,
lalu ke inovatif sampai ke kreatif.
2) Turbulensi lingkungan, merupakan kumpulan ukuran dari suatu
perubahan (changeability) dan keterdugaan (predictability) atas
lingkungan perusahaan. Changeabilty terdiri atas kompleksitas
lingkungan dan bauran relatif dari tantangan berlanjut yang dihadapi
perusahaan dalam lingkungannya. Predictability terdiri atas kecepatan
perubahan, yaitu resiko kecepatan dimana tantangan berganti dalam
lingkungan dengan kecepatan merespons perusahaan; kejelasan masa
22
depan, di mana ketepatan dan kesesuaian informasi tentang masa
depan berperan penting.
b. Daya tangkap perusahaan harus sesuai dengan agresivitas strateginya.
Daya tanggap perusahaan dimulai dari level 1, yaitu custodial, dimana daya
tanggap perusahaan cenderung pasif, level 2, production, dimana perusahaan
mengutamakan orientasi pada produksi. Level 3, yaitu marketing dimana
perusahaan berorientasi ke pasar, level 4, dikatakan strategic, dimana
perusahaan dimotovasi oleh lingkungan yang lebih luas dan level 5, yaitu
fleksible yaitu perusahaan yang kreatif, yang menghasilkan perubahan yang
orisinal.
c. Komponen kemampuan perusahaan harus saling mendukung satu dengan
lainnya.
Kemampuan perusahaan adalah kemampuan untuk menerapkan sikap yang
akan mengoptimalkan pencapaian tujuan jangka pendek dan jangka panjang
perusahaan. Komponen kemampuan perusahaan tersebut dilihat dari beberapa
sisi, yaitu:
1) Iklim, yaitu tingkat kemampuan untuk merespons,
2) Kompetensi, yaitu kesanggupan perusahaan untuk merespons
pesaing, dan
3) Kapasitas, yaitu jumlah yang dapat direspon perusahaan.
23
Evaluasi tindakan pemasaran dan hasilnya sangat penting untuk mempertahankan
kinerja agar tetap sejalan dengan tujuannya.Bidang-bidang evaluasi meliputi
pemantauan lingkungan, analisis pasar produk, evaluasi program pemasaran, dan
penilaian efektifitas kompnen-komponen bauran-pemasaran spesifik seperti
periklanan. Evaluasi berusaha untuk:
a. Mencari peluang-peluang baru atau menghindarkan ancaman-ancaman.
b. Mempertahankan kinerja agar tetap sejalan dengan harapan manajemen.
c. Memecahkan masalah-masalah spesifik.
3. Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak
lain.8
Ahli manajemen terkemuka Peter Ducker, seperti yang dikutip Kotler
mengatakan orang dapat mengasumsikan bahwa akan selalu ada kebutuhan akan
penjualan. Akan tetapi tujuan pemasaran bukan semata-mata untuk memperluas
penjualan kemana-mana. Tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami
pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan
dan selanjutnya menjual dirinya sendiri. Idealnya pemasaran hendaknya
menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk membeli. Semua yang dibutuhkan
selanjutnya adalah produsen menyediakan produk dan jasa itu.
8 Philip Kotlerdan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Jilid I, ( Jakarta: Erlangga, 2008), h. 5.
24
Dengan demikian jelas bahwa proses penjualan bukan puncak dari proses
pemasaran, melainkan sebagai bagian dari proses penciptaan pelanggan yang akan
bersedia membeli produk atau jasa tersebut.
Bagian pemasaran (marketing) yang menangani customer mempunyai dua peran:
pertama sebagai konseptor dan kedua sebagai implementator atau pelaksana fungsi.
Sebagai konseptor, bagian marketing merupakan “driving force” perusahaan, sebab
bagian marketing menentukan markets, customers, dan product perusahaan. Dapat
dikatakan “scope of the business” ditentukan oleh marketing. Sebagai implementator,
bagian pemasaran bertanggung jawab atas fungsi-fungsi yang berhubungan dengan
markets, customers, dan products.9
Pelanggan mementingkan manfaat atau value apa yang didapat dari apa yang
dikeluarkan. Sebagai salah satu elemen value, brand atau merk adalah value indicator
yang harus terus menerus diperkuat oleh strategi servis sebagai contact point utama
yang berhubungan dengan pelanggan. Servis bukan sekedar layanan pascajual,
layanan prajual, ataupun sebatas layanan selama penjualan. Servis bukan kategori
bisnis, tetapi setiap bisnis harus dianggap merupakan service business. Pelanggan
tidak lagi hanya memperhatikan produk yang ditawarkan, tetapi juga bagaimana cara
perusahaan menawarkannya, misalnya, apakah berkenan di hatinya atau tidak.10
4. Analisis Struktur Kekuatan Persaingan
9Robert B Widjaya, A Market Driven Corporate Strategy, Cet ke-I, (Jakarta: Tira Pustaka, 2004), h. 7. 10 Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung,: Mizan Pustaka,
2006), Cet 2, h. 147.
25
Didalam teori persaingan kita mengenal ada suatu teori dari Michael Porter yang
sangat terkenal pada saat menganalisis persaingan atau competition analysis. Teori
tersebut sangat terkenal dengan istilah Porter Five Forces Model.11 Intinya
sebenarnya Porter menilai bahwa perusahaan secara nyata tidak hanya bersaing
dengan perusahaan yang ada dalam industri saat ini. Analisis yang biasa digunakan
sebuah perusahaan adalah siapa pesaing langsung perusahaan tersebut dan akhirnya
mereka terjebak dalam ”competitor oriented ”, sehingga tidak mempunyai visi pasar
yang jelas. Dalam five forces model digambarkan bahwa kita juga bersaing dengan
pesaing potensial kita, yaitu mereka yang akan masuk, para pemasok atau suplier,para
pembeli atau konsumen, dan produsen produk-produk pengganti. Lima kekuatan
tersebut menurut Porter dapat dilihat pada skema berikut:
Gambar 2.1
Skema Model Lima Kekuatan (Five Forces Model)
Keterangannya:
11 Mudrajad Kuncoro, Ekonomika Industri Indonesia: Menuju Negara Industri Baru 2030,
(Yogyakarta: Andi, 2007), h.. 160.
26
a. Persaingan antar pesaing dalam industry yang sama(rivalry among
competitors). Menurut Porter, faktor persaingan dalam industry yang
sama inilah yang menjadi pusat kekuatan persaingan. Misalnya dalam
industry perbankan Bank BRI Syariah bersaing dengan Bank Syariah
Mandiri, atau Bank BCA bersaing dengan Bank Mnadiri serta Bank
BRI. Semakin tinggi tingkat persaingan tersebut maka akan
menghasilkan tingkat profitabilitas yang tinggi pula. Namun hal ini
dapat pula mnyebabkan profitabilitas perusahaan menurun. Intensitas
persaingan bergantung pada beberapa faktor diantaranya adalah:
1) Pertumbuhan industry (industry growth)
2) Biaya tetap dan biaya penyimpanan (fixed and strong cost)
3) Deferensiasi produk (product differences)
4) Identitas merek (brand identity)
5) Biaya pengalihan ke barang lain (switching cost)
6) Konsentrasi dan keseimbangan (consentrate and balance)
7) Informasi yang kompleks (informational complexity)
8) Keberagaman pesaing (diversity of competitors)
9) Halangan keluar (exit barriers)
b. Ancaman untuk memasuki pasar bagi pendatang baru (threat of entry).
Secara makro, datangnya pemain baru akan membuat persaingan
semakin ketat dan akhirnya berujung pada penurunan keuntungan yang
diterima bagi semua perusahaan. Misalnya awal munculnya
27
perusahaan jasas transportasi online seperti gojek dan grab bike pada
mulanya memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan dan
mitranya. Namun seiring berjalannya waktu munculah perusahaan lain
semacam uber motor, blue jek dan taxi motor lainnya memberikan
dampak yang signifikan bagi perusahaan serta mitra kerjanya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi mudah-sulitnya rintangan
memasuki suatu industry ialah:
1) Skala ekonomi (economies of scale)
2) Diferensiasi produk (proprietary products differences)
3) Identitas merek (brand identity)
4) Biaya pengalihan (switching cost)
5) Kebutuhan modal (capital requirements)
6) Akses terhadap distribusi (acces to distributions).
Keunggulan biaya absolute (absolute cost adventage)
7) Kebijakan pemerintah (government policy)
8) Reaksi pesaing (expected retalitation)
c. Ancaman barang subtitusi (threat of substitutions). Barang subtitusi
merupakan barang atau jasa yang dapat menggantikan produk sejenis.
Misalnya layanan pos kilat digantikan dengan layanan tiki atau juga
yang terbaru layanan dari perusahaan gojek bernama go-box. Faktor-
faktro yang menjelaskan ancaman distribusi diantaranya:
28
1) Harga relative dalam kinerja barang subtitusi (relative price
performance of substitutions)
2) Biaya mengalihkan ke produk lain (switching cost)
3) Kecenderungan pembeli untuk mensubtitusi (buyers propensity
to substitute)
d. Daya tawar pembeli (bargaining power of buyers). Daya tawar
pembeli menjadi rendah bila ketiadaan barang subtitusi, sehingga mau
tidak mau pembeli hanya memiliki satu opsi penawaran produk.
Adapun penjelasan terkait daya tawar pembeli dapat dilihat dari faktor-
faktor berikut:
1) Pangsa pembeli yang besar.
2) Biaya mengalihkan ke produk lain yang relatif kecil.
3) Banyaknya produk subtitusi.Tidak atau minimnya
diferensiasi produk
e. Daya tawar penjual (bargaining power of suppliers). Penyedia input
memiliki daya tawar yang tinggi bila perusahaan menjadi satu-satunya
penyedia bahan baku bagi perusahaan lain yang membutuhkan
inputnya. Artinya, penyedia input dalam hal ini memonopoli, baik
harga maupun kualitas barang. Berikut ini adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi kuat tidaknya kekuatan daya tawar penyedia produk
(suppliers):
29
1) Industri pemasok hanya didominasi oleh sedikit
perusahaan.
2) Produk pemasok hanya memiliki sedikit pengganti barang
subtitusi
3) Pembeli bukan merupakan pelanggan yang penting bagi
pemasok
4) Produk pemasok merupakan produk yang penting bagi
pembeli
5) Produk pemasok dideferensiasikan
6) Produk pemasok memiliki biaya pengalihan yang tinggi
7) Pemasok memiliki ancaman integrasi ke depan yang kuat
B. Konsep Baitul Mal Wa At Tamwil
1. Pengertian BMT
Baitul Maal Wat Tamwil ialah lembaga swadaya masyarakat dalam
artinya, didirikan dan dikembangkan oleh masyarakat.Dalam awal pendirian
ini biasanya memakai sumber daya serta modal dari masyarakat itu
sendiri.12Namun dalam perkembangannya pendirian ini juga dibantu dari
modal pihak luar yang bersifat konsepsional atau stimulan yang biasanya
berasal dari lembaga-lembaga yang peduli terkait pemberdayaan ekonomi
menengah kebawah, tapi disisi lain juga, BMT menjadi wadah penghimpun
zakat, infak serta sedekah.
12 M. Amin Azis, Kegigihan Sang Perintis (Jakarta, MAA Institute, 2007), h. 4.
30
2. Peran dan Fungsi BMT
Peran BMT pada dasarnya ialah melaksanakn dua jenis kegiatan, yakni
sebagai Bait Al-Mal, BMT menerima titipan zakat, infak, sedekah dan wakaf
serta menyalurkannya sesuai aturan dan kepercayaan yang diberikan.
Sedangkan sebagai Bait At Tamwil, BMT berperan mengembangkan usaha-
usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas pengusaha
UMKM dengan mendorong kegiatan funding dan menunjang financing.13
Fungsi BMT sebagai Bait Al-Mal yakni sebagai pengemban amanah,
serupa dengan amil zakat, menyalurkan dana secara langsung kepada pihak-
pihak yang paling berhak dan membutuhkan. Cara penyalurannya pun
disesuaikan dengan produk yang digulirkan, ada yang secara hibah, pinjaman
murni (qordhul hasan) dan pembiayaan yang tentunya dengan metode
pendampingan usaha.
Fungsi BMT sebagai Bait At-Tamwil yakni sebagai suatu lembaga
keuangan mikro syariah yang melakukan upaya penghimpunan dana
berdasarkan prinsip syariah. Prinsip syariah dalam hal ini yang sering
digunakan ialah prinsip bagi hasil yang baik, adil baik dalam penghimpunan
maupun penyaluran dana.
13 Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009) h.
85-86
31
3. Karakteristik BMT
Karakter dari Baitul Mal Wat Tamwil ialah terlihat dari fakta yang
paling menonjol, yakni keberhasilannya dalam penyaluran dana berupa
pembiayaan yang diberikan kepada anggota dan nasabah (mitra). BMT
berhasil menjangkau pihak-pihak yang selama ini dapat dikategorikan pihak-
pihak yang tidak mempunyai akses ke pembiayaan oleh perbankan
(unbankable).
Hal tersebut tidak terlepas dari upaya peningkatan profesinalisme oleh
BMT dengan melakukan berbagai inovasi kegiatan usaha dan produk usaha.
Sesuai kondisi lapangan masing-masing, BMT berkreasi menciptakan
bentuk, nama, dan jenis kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana. BMT
memakai brand yang biasanya diambil dari slogan atau ciri khas mereka
yang biasanya diilhami oleh kondisi masyarakat yang dilayani.14
4. Produk-produk BMT
1) Ba’i Murabahah
Ba’i Murabahah adalah salah satu jasa pembiayaan yang dilakukan
untuk jual beli secara tangguh, dengan kelebihan keuntungan yang
disebut margin.15 Dalam proses yang dilakukan antara BMT dengan
anggotanya, BMT memberikan dana kepada anggota untuk dibelikan
barang kepada distributor, yang nantinya dananya dikembalikan kepada
14 Awalil Rizky, BMT: Fakta dan Prospek, h. 9 15 Fatwa DSN-MUI No 04 tahun 2000.
32
BMT oleh anggotanya dengan cara dicicil, yang sudah ditambah dengan
selisih harga antara total harga penjualan dikurangi harga barang oleh
distributor, yang hal ini disebut margin keuntungan.
Dalam pengertian lain bai’ al-murabahah adalah jual beli barang
pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.16 Dalam
bai’ al-murabahah, penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli
dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.
Misalnya, pedagang eceran membeli komputer dari grosir dengan harga
Rp 10.000.000,00, kemudian ia menambahkan keuntungan sebesar Rp
750.000,00 dan ia menjual kepada si pembeli dengan harga
10.750.000,00. Pada umumnya, si pedagang eceran tidak akan memesan
dari grosir sebelum ada pesanan dari calon pembeli dan mereka sudah
menyepakati tentang lama pembiayaan, besar keuntungan yang akan
diambil pedagang eceran, serta besarnya angsuran kalau memang akan
dibayar secara angsuran.
Bai’ al-murabahah dapat dilakukan untuk pembelian secara
pemesanan dan biasa disebut sebagai murabahah kepada pemesan
pembelian (KPP).Dalam kitab al-Umm, Imam Syafi’i menamai transaksi
16 Muhammad Ibn Ahmad Ibnu Muhammad Ibn Rusyd, (Beirut: Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul
Muqtashid Darul-Qalam, 1988), vol. II, h. 216
33
sejenis ini dengan istilah al-aamir bisy-syira.17Adapun landasan
syariahnya tercantum dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 27518
لك بأنهم قالوا با ل يقومون إل كما يقوم الذي يتخبطه الشيطان من المس ذ الذين يأكلون الر
با فمن جاءه موعظة من رب ه فانتهى فله ما سلف م الر البيع وحر با وأحل الل إنما البيع مثل الر
ئك أصحاب النار هم فيها خالدون ومن عاد فأول وأمره إلى الل
Artinya:
"Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri, melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang
demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba.
Padahal, Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba.
Barang siapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti,
maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka
mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (QS. Al-
Baqarah:275)
17 Sami Hasan Ahmad Hamoud, Tathwiir al=A’mal al-Mash-rafiyyah bima Yattafiqu ways-Syariah al-
Islamiyah (Amman: Matbaatu asy-Syarq wa Maktabatuha, 1982) 18Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 275
34
Gambar 2.2
Skema Bai’ al-Murabahah19
1. Negosiasi & persyaratan
2. Akad Jual Beli
6. Bayar
5. terima barang & dokumen
3.Beli barang 4. Kirim
2) Ba’i Istishna
Ba’i Istishna ialah akad jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang
disepakati antara pemesan (pembeli, mustashni’) dan penjual (pembuat,
shani’);20 Dalam hal ini BMT berposisi sebagai pihak yang memberikan
pembiayaan kepada pemesan yakni anggota kepada produsen. Dan
pengembalian uangnya oleh anggota kepada BMT diberikan secara
dicicil, dengan tamabahan margin keuntungan.Ba’i Istishna biasanya
pembayaran bisa tunai diawal atau diakhir, dan barangnya bukan
19 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Gema Insani (Depok:2001), h.
107 20Fatwa DSN-MUI No 06 tahun 2000.
Nasabah
/Mitra Bank /BMT
Suplier / penjual
35
komoditas, di masa kini pembiayaan ini banyak digunakan dalam proses
proyek properti atau pembuatan bangunan lainnya.
Bai’ Al-Istishna merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan
pembuat barang. Dalam kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan
dari pembeli. Pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain untuk
membuat atau membeli barang menurut spesifikasi yang telah disepakati
dan menjualnya kepada pembeli akhir. Kedua belah pihak bersepakat atas
harga serta sistem pembayaran, apakah pembayaran dilakukan di muka,
melalui cicilan, atau ditangguhkan sampai suatu waktu pada masa yang
akan datang.21
Menurut jumhur fuqaha, bai’ al-istishna merupaka suatu jenis khusus
dari akad bai’ as-salam.Biasanya, jenis ini dipergunakan di bidang
manufaktur. Dengan demikian, ketentuan bai’ al-istishna mengikuti
ketentuan dan aturan akad bai’ as-salam. 22
Dalam literatur fiqih klasik, masalah istishna mulai mencuat setelah
menjadi bahan bahasan mazhab Hanafi seperti yang dikemukakan dalam
Majallat al-Ahkam al-Adliya. Akademi Fiqih Islami pun menjadikan
masalah ini sebagai salah satu bahasan khusus. Karena itu, kajian akad
bai’ al-istishna ini didasarkan pada ketentuan yang dikembangkan oleh
21 Abu Bakar Ibn Mas’ud al-Kasani, al-Bada’I was-Sana’I fi Tartib al-Shara’I (Beirut: Darul-Kitab al-
Arabi), edisi ke-2 22 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Gema Insani (Depok:2001), h.
113
36
fiqih Hanafi, dan perkembangan fiqih selanjutnya dilakukan fuqaha
kontemporer.
Mengingat bai’ al-istishna merupakan lanjutan dari bai’ as-salam
maka secara umum landasan syariah yang berlaku pada bai’ s-salam juga
berlaku pada bai’ al-istishna. Sesungguhpun demikian, para ulama
membahas lebih lanjut keabsahan bai’ al-istishna dengan penjelasan
berikut.
Menurut mazhab Hanafi, bai’ al-istishna termasuk akad yang
dilarang karena bertentangan dengan semangat bai’ secara qiyas. Mereka
mendasarkan pada argumentasi bahwa pokok kontrak penjualan harus ada
dan dimiliki oleh penjual, sedangkan dalam istishna, pokok kontrak itu
belum ada atau tidak dimiliki penjual. Meskipun demikian, mazhab
Hanafi menyetujui kontrak istishna atas dasar istishna karena alasan-
alasan berikut ini.23
1) Masyarakat telah mempraktikan bai’ al-istshna secara luas
dan terus menerus tanpa ada keberatan sama sekali. Hal
demikian menjadikan bai’ al-istishna sebagai kasus ijma atau
konsesus umum.
2) Di dalam syariah dimungkinkan adanya penyimpangan
terhadap qiyas berdasarkan ijma ulama.
23 Abdurrahman al-Jaziri, al-Fiqh ala Madzahib al-Arba’ah (Beirut: Daarul-Qalam), vol II h. 202
37
3) Keberadaan bai’ al-istishna didasarkan atas kebutuhan
masyarakat. Banyak orang seringkali memerlukan barang
yang tidak tersedia di pasar sehingga mereka cenderung
melakukan kontrak agar orang lain membuatkan barang untuk
mereka.
4) Bai’al-istishna sah sesuai dengan aturan umum mengenai
kebolehan kontrak selama tidak bertentangan dengan nash
atau aturan syariah.
Sebagian fuqaha kontemporer berpendapat bahwa bai’ al-aistishna
adalah sah atas dasar qiyas dan aturan umum syariah karena itu memang
jual beli biasa dan si penjual akan mampu mengadakan barang tersebut
pada saat penyerahan. Demikian juga kemungkinan terjadi perselisihan
atas jenis dan kualitas barang dapat diminimalkan dengan percantuman
spesifikasi dan ukuran-ukuran serta bahan material pembuatan barang
tersebut.
38
Gambar 2.3
Skema Bai’ Al-istishna24
1. pesan
2.beli
3. jual
3) Prinsip Sewa (Ijarah)
Sewa atau dalam istilah syariahnya yakni Al- Ijarah berasal dari kata
Al-Ajru yang berarti Al ‘Iwadhu (ganti).Menurut pengertian syara’, Al
Ijarah ialah suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan
pergantian.25 Adapun landasan syariahnya tercantum pada Al-Qur’an
Surat Al-Baqarah ayat 233:26
ضاعة يتم أن أراد لمن كاملين حولين أولدهن يرضعن والوالدات له المولود وعلى الر
بولده له مولود ول بولدها والدة تضار ل وسعها إل نفس تكلف ل بالمعروف وكسوتهن رزقهن
لك مثل الوارث وعلى أردتم وإن عليهما جناح فل وتشاور منهما تراض عن فصال أرادا فإن ذ
24 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Gema Insani (Depok:2001), h..
115 25 Sayyid Sabiq, Fikih Sunah 13,(Jakarta, PT Al Ma’arif,1987), h..7 26 Al-Qur’an Surat Al=Baqarah ayat 233
Nasabah
Konsumen
pembeli
Produsen
pembuat
Bank
penjual/
BMT
39
قواوات بالمعروف آتيتم ما سلمتم إذا عليكم جناح فل أولدكم تسترضعوا أن أن واعلموا الل بما الل
بصير تعملون
Artinya:
"Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun
penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah
menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut.
Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya. Janganlah seorang
ibu menderita karena anaknya dan jangan pula seorang ayah (menderita)
karena anaknya. Ahli waris pun (berkewajiban) seperti itu pula. Apabila
keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan permusyawaratan
antara keduanya, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu
ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa
bagimu memberikan pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah
kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan." (QS. Al-Baqarah:233)
4) Prinsip Bagi Hasil
1) Musyarakah
Pembiayaan Musyarakah ialahpembiayaan berdasarkanakad
kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usahatertentu, di
mana masing-masing pihak memberikan kontribusidana dengan
ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akanditanggung bersama
40
sesuai dengan kesepakatan.27Keunggulan yang ada dalam akad ini
ialah adanya kebersamaan dan kedialan baik dalam pembagian
keuntungan ataupun kerugian.Dalam hal ini BMT memberikan
penyertaan modal kepada usaha yang dijalankan oleh anggotanya
yang keuntungan dan kerugiannya dibagi bersama sesuai
kesepakatan.
Al-musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau
lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana (atau amal/expertise) dengan
kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung
bersama sesuai dengan kesepakatan.28Adapun untuk landasan
syariahnya tercantum dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 12:29
بع فلكم ولد لهن كان فإن ولد لهن يكن لم إن أزواجكم ترك ما نصف ولكم ا الر مم
بع ولهن دين أو بها يوصين وصية بعد من تركن ا الر فإن ولد لكم يكن لم إن تركتم مم
ا الثمن فلهن ولد لكم كان رجل كان وإن دين أو بها توصون وصية بعد من تركتم مم
أو كللة يورث لك من أكثر كانوا فإن السدس منهما واحد فلكل أخت أو أخ وله امرأة ذ
من وصية مضار غير دين أو بها يوصى وصية بعد من الثلث في شركاء فهم الل والل
حليم عليم
27Fatwa DSN-MUI No 08 tahun 2000. 28 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Gema Insani (Depok:2001), h. 90 29 Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 12
41
Artinya:
"Dan bagianmu (suami-suami) adalah seperdua dari harta
yang ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai
anak. Jika mereka (istri-istrimu) itu mempunyai anak, maka kamu
mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya setelah
(dipenuhi) wasiat yang mereka buat atau (dan setelah dibayar)
utangnya. Para istri memperoleh seperempat harta yang kamu
tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu
mempunyai anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari
harta yang kamu tinggalkan (setelah dipenuhi) wasiat yang kamu
buat atau (dan setelah dibayar) utang-utangmu. Jika seseorang
meninggal, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak
meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi
mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu) atau seorang
saudara perempuan (seibu), maka bagi masing-masing dari kedua
jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara
seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersama-sama dalam
bagian yang sepertiga itu, setelah (dipenuhi wasiat) yang
dibuatnya atau (dan setelah dibayar) utangnya dengan tidak
menyusahkan (kepada ahli waris). Demikianlah ketentuan Allah.
Allah Maha Mengetahui, Maha Penyantun." (QS. An-Nisa':12)
42
Gambar 2.4
Skema Perjanjian Musyarakah30
2) Mudharabah
Pembiayaan Mudharabah ialah akad kerjasama suatu usaha
antara dua pihak di mana pihak pertama (malik, shahib al-mal,
LKMS) menyediakan seluruh modal, sedang pihak kedua (‘amil,
mudharib, nasabah) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan
30 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Gema Insani (Depok:2001), h. 94
Nasabah Parsial:
Asset Value
Bank Syariah Parsial
Pembiayaan
Proyek
Usaha
Bagi hasil keuntungan sesuai porsi kontribusi
modal (nisbah)
Keuntungan
43
usaha dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan
dalam kontrak; yang dilakukan sesuai dengan prinsip syariah.31
Mudharabah adalah prinsip dasar yang paling banyak
digunakan dalam pembiayaan syariah. BMT memposisikan diri
sebagai shohibul mal (di dalam konteks pembaiayaan) sedangkan
anggota merupakan mudharib yang memposisikan diri sebagai
pihak yang mengelola dana. Adapun keuntungan dan kerugian dari
pengelolaan usaha tersebut dibagi berdua sesuai kesepakatan yang
tertuang di dalam akad.
Secara harfiah Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti
memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih
tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam
menjalankan usaha.32
Secara teknis, al-Mudharabah adalah akad kerja sama usaha
antara dua pihak di mana pihak pertama (shahibul maal)
menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi
pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila
rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan
akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan
31 Fatwa DSN-MUI No 07 tahun 2000. 32 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Gema Insani (Depok:2001), hal.
95
44
karena kecurangan atau kelalaian si pengelola harus bertanggung
jawab atas kerugian tersebut.33
Adapun landasan syariah dari akad mudharabah tercantum
dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 198:34
فاذكروا عرفات من أفضتم فإذا رب كم من فضل تبتغوا أن جناح عليكم يس الل
ال ين لمن قبله من كنتم وإن هداكم كما واذكروه الحرام المشعر عند الض
Artinya:
"Bukanlah suatu dosa bagimu mencari karunia dari
Tuhanmu. Maka apabila kamu bertolak dari 'Arafah, berzikirlah
kepada Allah di Masy'aril Haram. Dan berzikirlah kepada-Nya
sebagaimana Dia telah memberi petunjuk kepadamu, sekalipun
sebelumnya kamu benar-benar termasuk orang yang tidak tahu."
(QS. Al-Baqarah:198)
33 Ahmad asy-Syarbasyi, al-Mu’jam al-Iqtisad al-Islami (Beirut: Dar Alamil Kutub, 1987). 34 Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 198
45
Gambar 2.5
Skema Perjanjian Mudharabah35
Perjanjian Bagi Hasil
Modal
100%
Pengambilan Modal
5) Qardh (Pinjaman)
Salah satu sarana peningkatan perekonomian yang dapat dilakukan
oleh LKMS adalah penyaluran dana melalui prinsip al-Qardh,
AlQardadalahpemberianhartakepadaoranglainyangdapatditagih atau
diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan
imbalan. Dalam literatur fiqh klasik, qard dikategorikandalam
35 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Gema Insani (Depok:2001), h. 98
Nasabah
(Mudharib)
Bank (Shahibul
maal)/BMT
Proyek / Usaha
Pembagian
Keuntungan
Modal
Keahlian/
ketrampil
an
46
akadtathawwuatausalingmembantudanbukantransaksi komersial.36 Qardh
adalah akad tamlik, tidak sah kecuali orang yangboleh(secara
hukum)menggunakanhartadantidaksahapabilatidakadaijabkabulseperti
akad jual beli.
Dana Qardh yang dipakai oleh BMT biasanya merupakan dana Zakat
infak atau sedekah yang biasanya hanya kriteria tertentu yang berhak
mendapatkan pembiayaan ini, dalam hal ini seperti golongan masyarakat
menengah kebawah yang miskin, sehingga dengan diberikan pinjaman,
diharapkan dapat membuka usaha sehingga kedepannya dapat
meningkatkan tingkat ekonominya. Adapun untuk dasar hukum Qardh ini
tercantum dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 282:37
ى فاكتبوه يا أيها الذين آمنوا إذا تداينتم بدين إلى أجل مسم
Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang-
piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. “
(QS. Al-Baqarah:282)
5. Landasan Kerja BMT
Landasan kerja BMT saat ini masih mengacu kepada regulasi tentang
LKM system syariah yakni Keputusan Menteri Negara Kopersai dan Usaha
36Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: EKONISIA Kampes Fakultas
Ekonomi UII, 2003), h. 74
37 Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 282
47
Kecil dan Menengah RI Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang petunjuk
pelaksanaan KJKS, di samping juga tetap tunduk pada Undang-Undang
Koperasi Nomor 25 tahun 1992 dan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995
tentang usaha kecil. Untuk memperkuat permodalan, dikeluarkan Peraturan
menteri Negara Koperasi dan UKM RI Nomor 10/Per/M/KUKM/VI/2006
tentang petunjuk teknis Progam Pembiayaan Produktif Koperasi dan Usaha
Mikro (P3KUM) Pola Syariah.38
6. Tujuan Pengembangan BMT
Tujuan pengembangan BMT biasanya adalah implementasi dari visi dan
misi BMT tersebut. Salah satu dari tujuan pengembangan BMT yang
berbadan Hukum Koperasi Serba Usaha ialah:39
1) Yang utamanya, membangun Koperasi Serba Usaha Terkemuka,
Modern, dan Islami dalam mengembangkan ekonomi rakyat.
2) Meningkatkan Kualitas sumber daya manusia yang bermartabat
dan mandiri.
3) Memperjuangkan peningkatan harkat dan social ekonomi
anggota dan karyawan koperasi serta masyarakat.
4) Mengelola Portofolio Bisnis anggota dengan semangat
kekeluargaan dan berdaya saing.
38 Company Profile KSU BMT UMJ 39 Company Profile KSU BMT UMJ
48
5) Menjadi media efektif dalam membangun silaturahmi sesame
anggota KSU dari pihak-pihak yang terkait.
C. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Studi Terdahulu
No. Nama dan Tahun Judul Hasil Penelitian
1. Aryo Agung
Saputro (Skripsi
FSH, UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta) 2010 M
Strategi pelayanan
pengembangan
UKM pada KJKS
Ar Rahmah Cinere
KJKS Ar Rahmah menggunakan
strategi pelayan dan pengembangan
UKM dengan cara sistem jemput
bola yang dihasilkan dari penerapan
strategi analisa pasar yang dijadikan
target.
2. Ahmad Fitroh
Rizoi (Skripsi
FSH, UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta) 2011 M
Strategi dan
kendala
pengembangan
usaha KJKS ( studi
kasus pada
Koperasi Mitra
Indonesia di Kota
Cileungsi,
KJKS Mitra Indonesia dalam proses
mengembangkan usahanya telah
berhasil mengatasi berbagai kendala
yang dihadapi dengan cara membuat
perencanaan strategi yang tepat dan
efektif sehingga KJKS Mitra
Indonesia mengalami perkembangan
yang cukup signifikan dilihat
49
Kabupaten Bogor) beberapa indikator yang
representative seperti peningkatan 10
cabang KJKS ini.
3. Yoshida Murry
(Skripsi FSH,
UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta) 2014 M
Analisis Kebijakan
dan Pengembangan
KJKS ( studi pada
Dinas Koperasi dan
UKM Kota
Tangerang Selatan)
Pembinaan dan pengembangan yang
dilakukan oleh Dinas Koperasi dan
UKM dalam mengembngkan KJKS
dengan cara melakukan klegiatan
dan progam, baik jangka pendek
maupun jangka panjang yaitu dengan
cara bekerja sama dengan lembaga
lain, berbagai pihak, antar daerah
dan dengan cara melakukan
sosialisasi pelatihan, pembinaan,
serta pendataan KJKS.
4. Najibul Millah
(Skripsi FSH,
UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta) 2008 M
Strategi Pusat
Koperasi Syariah
dalam upaya
pengembangan
Koperasi Primer
Syariah
Strategi yang dilakukan Puskopsyah
kepada koperasi-koperasi primer
syariah sebagai mitranya ialah
dengan cara melakukan sosialisasi
dalam bentuk pengajian, manajer
operasional dan keuangan
melakukan analisa pembiayaan,
50
koperasi primer membuat
permohonan pembiayaan Usaha
Ekonomi Rumah Tangga.
5. Abrista Devi
(Jurnal) 2012 M
Analisis Faktor-
Faktor yang
Mempengaruhi
Tidak
Diterapkannya
Pembiayaan Alad
Bay Al-Salam di
Bank Syariah di
Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi
tidak diterapkannya pembiayaan
salam pada bank syariah di indonesia
ialah aspek internal perbankan
(orientasi bisnis, jaringan terbatas),
SDM perbankan (orientasi pada
target, menghindari risiko), otoritas
(kurang kebijakan pendukung,
kurang kebijakan pemerintah), dan
nasabah (petani kecil tidak bankable)
51
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan pimpinan KSU
BMT UMJ Ciputat, adapun untuk data sekunder diperoleh dari dokumen-
dokumen arsip dari BMT tersebut.
B. Teknik Pengumpulan Data
1. Studi Kepustakaan (Library Research).
Studi kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan dan
membaca buku-buku dari beberapa literatur, jurnal ilmiah, dan
bahan-bahan yang berkaitan dan mendukung skripsi ini.
2. Studi Lapangan (Field Research)
Untuk memperoleh data menggunakan metode studi lapangan,
penulis menggunakan teknik sebagai berikut:
a. Observasi
Obervasi dilakukan dengan cara pengamatan
langsung di KSU BMT UMJ Ciputat untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian ini.
52
b. Wawancara
Penulis melakukan wawancara langsung terhadap
pihak-pihak yang terkait dengan KSU BMT UMJ
Ciputat yang dianggap kompeten dan representatife
dengan tema penelitian yang dibahas sehingga
memperoleh data yang diinginkan.
c. Studi Dokumenter
Studi ini dilakukan dengan cara mengumpulkan
dan mempelajari dokumen-dokumen KSU BMT UMJ
Ciputat yang berhubungan dengan tema penelitian
skripsi ini.
C. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menjadikan KSU BMT UMJ Ciputat
sebagai objek yang akan diteliti.
D. Metode Analisis Data
1) Analisis Deskriptif
Penelitian skripsi ini menggunakan metode deskriptif kualitatif
yaitu penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif,1 yakni suatu
gambaran atau lukisan secara sistematik, faktual dan akurat mengenai
1 Lexy Moleong, Metode Penelitian kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1997)
53
fakta-fakta dan sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang
diselidiki.2
Adapun metode analisis yang dipakai adalah menggunakan
metode Analytic Network Process (ANP) yaitu analisis yang sering
digunakan untuk meramalkan sesuatu di masa depan, kaitan dalam
penelitian ini adalah analisis kinerja pemasaran BMT (studi kasus
KSU BMT UMJ).dalam pemberdayaan masyarakat menggunaan
metode ANP (Analytic Network Process)
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif dan Analytic Network Process (ANP). Analisis deskriptif
dilakukan melalui penyajian rangkuman hasil survey dan identifikasi
dalam bentuk tabulasi dan/atau grafik.
Dengan analisis ini akan digambarkan kondisi pengambilan
keputusan di KSU BMT UMJ Ciputat, Tangerang Selatan pada saat
ini. Sedangkan ANP digunakan sebagai instrumen untuk menentukan
prioritas kebijakan dalam menentukan strategi pemasarannya. Pada
tahap ini peneliti memberikan gambaran hasil dari pengujian setelah
dilakukan analisa menggunakan metode ANP dengan bantuan
perangkat lunak SuperDecisions dan Microsoft Excel.
2 Moh. Nazir, Metode Peneltian, (Jakarta: Gahlia Indonesia, 2003)
54
2) Metode ANP
a. Konsep Analytic Network Process (ANP)
Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan
metode penelitian Analytic Network Process (ANP). ANP
merupakan pendekatan kualitatif yang bersifat non parametrik
non bayesian, untuk proses pengambilan keputusan dengan
kerangka kerja umum tanpa membuat asumsi-asumsi.3 ANP
memiliki asumsi yang paling sedikit karena model yang
dibuat dalam ANP sesuai dengan kenyataan yang ada, diambil
dari teori kajian pustaka pendapat dan ide dari pakar dan
praktisi yang betul-betul menguasai masalah yang diangkat4.
Sehingga metodologi penelitian ANP sangat cocok untuk
penelitian dengan pendekatan kualitatif-kuantitatif. Metode ini
adalah pengembangan metode dari Analytic Hierarchy
Process (AHP). ANP merupakan pendekatan baru dalam
proses pengambilan keputusan yang memberikan kerangka
kerja umum dalam memperlakukan keputusan-keputusan
tanpa membuat asumsi asumsi tentang independensi elemen-
3 Ascarya, “Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif”, Dalam Seminar
Intern Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas Trisakti 27 Januari 2005, (Jakarta: Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia), h. 3.4 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Ekonomi Islam, h.212.
55
elemen pada level yang lebih tinggi dari elemen-elemen
dalam suatu level5.
Penelitian dengan metodologi ANP terdiri dari tiga
langkah, yakni6: Pertama, melalui kuesioner dan interview
mendalam dengan akademisi, pakar, dan praktisi untuk
memahami sepenuhnya masalah yang terjadi dan
mengindentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
tersebut. Dalam hal ini penulis memulai penelitian dengan
berdiskusi dengan para pakar ekonomi islam dan praktisi
BMT UMJ. Kedua, hasil dari tahapan pertama digunakan
untuk mengembangkan jaringan ANP dan kuesioner yang
relevan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dari para
ahli dan praktisi. Dalam proses ini penulis menghasilkan
enam buah elemen/cluster sebagai bahan kuisioner yakni
aspek, kendala internal, kendala eksternal, solusi internal,
solusi eksternal, serta strategi. Ketiga, analisis ANP
diterapkan untuk menetapkan solusi alternatif prioritas dan
strategi kebijakan yang optimal.
5 Ascarya, “Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif”,(Jakarta:Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia), h.4.
6 Ascarya, “The Lack Of Profit And Loss Sharing In Indonesia’s Islamic Banks: Revisited”,Jurnal, Review of Indonesia Economic and Business Studies, Vol.1, No. 1, 2010, h.1.
56
Konsep utama dalam ANP adalah pengaruh (influence),
sementara konsep utama dalam AHP adalah preferensi
(preference). AHP dengan asumsi dependensinya tentang
klaster dan elemen merupakan kasus khusus dari ANP7.
Hierarki memiliki tujuan (goal) atau titik sumber (source
node) serta criteria dan sub kriteria atau titik tumpahan
(sink node). Bentuknya berupa strukturlinear dari atas ke
bawah tanpa adanya timbal balik (feedback) dari level
terendah ke level diatasnya.
Terdapat dua jenis keterkaitan pada metode ANP, yaitu:
(1) keterkaitan dalam satu set elemen (inner dependence),
artinya elemen dalam suatu komponen/cluster dapat
mempengaruhi elemen lain dalam komponen/cluster yang
sama, dan (2) keterkaitan antar elemen yang berbeda (outer
dependence), artinya elemen dalam suatu komponen/cluster
dapat mempengaruhi elemen lain dalam komponen/cluster
yang berbeda dengan memperhatikan setiap kriteria8.
Seperti halnya Analytical Hierarchy Process (AHP),
ANP juga menggunakan skala rasio. Prioritas-prioritas
7 Ascarya, “Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif”,(Jakarta:Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia), h. 4.
8 Ascarya, “Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif”, (Jakarta :
Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia), h. 3.
57
dalam skala rasio merupakan angka fundamental yang
memungkinkan untuk dilakukannya perhitungan operasi
aritmetika dasar, seperti penambahan dan pengurangan
dalam skala yang sama, perkalian dan pembagian dari skala
yang berbeda, dan mengkombinasikan keduanya dengan
pembobotan yang sesuai dan menambahkan skala yang
berbeda untuk memperoleh skala satu dimensi. Perlu
diingat bahwa skala rasio juga merupakan skala absolut.
Kedua skala tersebut diperoleh dari pairwise comparison
“pembandingan sepasang-sepasang” dengan menggunakan
judgements atau rasio dominasi pasangan dengan
menggunakan pengukuran aktual.
Dalam hal penggunaan judgements, dalam AHP
seseorang bertanya: ”Mana yang lebih disukai atau lebih
penting?”, sementara dalam ANP seseorang bertanya:
“Mana yang mempunyai pengaruh lebih besar?”.
Pertanyaan terakhir jelas memerlukan observasi faktual dan
pengetahuan untuk menghasilkan jawaban-jawaban yang
valid, yang membuat pertanyaan kedua lebih obyektif
daripada pertanyaan pertama.
58
b. Landasan ANP
ANP merupakan metodologi dengan pendekatan
kualitatif dimana data yang digunakan untuk dijadikan bahan
analisis tidak tersedia, sehingga harus mencari data secara
primer9. ANP memiliki empat aksioma yang menjadi landasan
teori, antara lain10:
1) Resiprokal, aksioma ini menyatakan bahwa jika
PC (EA,EB) adalah nilai pembandingan
pasangan dari elemen A dan B, dilihat dari
elemen induknya C, yang menunjukkan berapa
kali lebih banyak elemen A memiliki apa yang
dimiliki elemen B, maka PC (EB,EA) = 1/ Pc
(EA,EB). Misalkan, jika A lima kali lebih besar
dari B, maka B besarnya 1/5 dari besar A.
2) Homogenitas, menyatakan bahwa elemen-
elemen yang dibandingkan dalam struktur
kerangka ANP sebaiknya tidak memiliki
perbedaan terlalu besar, yang dapat menyebabkan
lebih besarnya kesalahan dalam menentukan
9 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, h. 219.10 Aam Slamet Rusydiana dan Abrista Devi, “Analytic Network Process : Pengantar Teori
dan Aplikasi”, Bogor : Smart Publishing, 2013, h.16.
59
penilaian elemen pendukung yang mempengaruhi
keputusan.
3) Prioritas Yaitu pembobotan secara absolut
dengan menggunakan skala interval (0.1) dan
sebagai ukuran dominasi relatif.
4) Dependence Condition, diasumsikan bahwa
susunan dapat dikomposisikan ke dalam
komponenkomponen yang membentuk bagian
berupa cluster. Berdasarkan penjelasan diatas,
penulis menyimpulkan bahwa terdapat empat
landasan yang menjadi dasar dalam penerapan
metode analytic network process, yakni :
resiprokal, homogenitas, prioritas, dan
dependence condition.
c. Prinsip Dasar ANP
Prinsip-prinsip dasar ANP terbagi menjadi 3, yaitu
dekomposisi, penilaian komparasi (comparative judgement),
dan komposisi hierarkis (sistesis) dari prioritas11.
Penjelasan lebih lengkap ketiga prinsip dasar tersebut
adalah sebagai berikut12:
11 Ascarya, “Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif
(Jakarta:Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia), h. 8.
60
1) Prinsip Dekomposisi diterapkan untuk menstrukturkan
masalah yang kompleks menjadi kerangka hierarki atau
jaringan cluster, sub cluster, subsub cluster, dan
seterusnya. Dekomposisi adalah memodelkan masalah
ke dalam kerangka ANP.
2) Prinsip penilaian komparasi diterapkan untuk
membangun pembandingan pasangan (pairwise
comparison) dari semua kombinasi elemen-elemen
dalam cluster dilihat dari cluster induknya.
Pembandingan pasangan ini digunakan untuk
mendapatkan prioritas lokal dari elemen-elemen dalam
suatu cluster dilihat dari cluster induknya.
3) Prinsip komposisi hierarkies atau sintesis diterapkan
untuk mengalikan prioritas lokal dari elemen-elemen
dalam cluster dengan prioritas global dari elemen induk,
yang akan menghasilkan prioritas global seluruh
hierarki dan menjumlahkannya untuk menghasilkan
prioritas global untuk elemen level terendah (biasanya
merupakan alternatif). Berdasarkan penjabaran diatas,
maka penulis menyimpulkan bahwa terdapat tiga prinsip
12 Ascarya, “Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif”,(Jakarta: Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia), h. 8.
61
yang harus diketahui oleh peneliti dalam menggunakan
metode analytic network process, yakni : prinsip
dekomposisi, prinsip penilaian komparasi, dan prinsip
komposisi hierarkies.
d. Konsistensi Dalam ANP
Dalam menentukan prioritas dalam analisis jaringan
pada ANP adalah dengan melalui pembandingan pasangan
antara satu kriteria dengan kriteria lain. Semakin banyak
kriteria yang dibandingkan maka akan semakin besar
kemungkinan terjadinya inkonsistensi (tidak konsisten) dalam
melakukan perbandingan, sedangkan syarat yang harus
dipenuhi adalah memenuhi transitivitas. Contoh transitivitas
adalah sebagai berikut :
Jika memiliki 3 kriteria (X1, X2, X3) yang akan
dibandingkan satu sama lain, maka13:
Jika X1 > X2 dan X2 > X3, maka X1 > X3 sehingga
jika X1 = 2X2 dan X1 > 4X3, maka 2X2 > 4X3
Ketika membandingkan satu kriteria, pasti tidak akan
mengharapkan adanya hubungan intransitif. Namun dalam
membandingkan masalah yang memiliki banyak kriteria,
hampir tidak mungkin untuk tidak mendapatkan adanya
13 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, h. 224.
62
hubungan intransitif14. Sebagai contoh sederhana dari
persamaan diatas misalnya, jika seorang guru private diberi
pilihan beberapa penawaran insentif di Lembaga Private
dimana ada penawaran insentif yang berbeda di masing-
masing lembaga, maka insentif menjadi faktor penentu. Dan
faktor lain seperti prestise dari lembaga tersebut menjadi
pertimbangan.
e. Fungsi Utama ANP
ANP memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai berikut15:
1) Menstruktur kompleksitas
ANP mampu menstruktur kompleksitas
permasalahan secara hierarkis kedalam cluster-cluster
yang homogen dari faktor-faktor.
2) Pengumpulan dalam skala rasio
Dalam metodologi ANP menggunakan
pengukuran skala rasio yang diyakini paling akurat
dalam mengukur faktor-faktor yang membentuk
hierarki. Level pengukuran dari terendah ke tertinggi
adalah nominal, ordinal, interval dan rasio.
14 Ascarya, “Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif”,(Jakarta: Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia), h. 10.
15 Ascarya, “Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif”,(Jakarta: Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia), h.8.
63
Pengukuran rasio diperlukan untuk mencerminkan
proporsi..
3) Sintesis
Sintesis merupakan kebalikan dari analisis. Jika
analisis berarti mengurai entitas material atau abstrak
ke dalam elemen-elemennya, maka sintesis berarti
menyatukan semua bagian menjadi satu kesatuan.
Berdasarkan penjabaran diatas, maka penulis
menyimpulkan bahwa metode analytic network
process memiliki lima fungsi utama, yaitu :
menstruktur kompelksitas, pengumpulan dalam skala
rasio, dan sistesis. Dengan demikian ANP sangat tepat
digunakan dalam penelitian ini, sifatnya yang objektif
dan melibatkan pandangan pakar dan praktisi akan
menghasilkan keputusan yang tepat. Dan tidak hanya
berdasarkan pada satu sudut pandang saja, sehingga
akan lebih kuat dasar untuk mengambil keputusan
tersebut.
64
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum KSU BMT UMJ
Pendirian KSU BMT-UMJ diawali dengan rapat pembentukan oleh 36 dosen
civitas akademika UMJ sekitar awal bulan april 2008. Selanjutnya, akta pendirian
KSU BMT-UMJ dengan nomor 69 diterbitkan tanggal 14 april 2008 oleh notaris
yang ditunjuk Kementrian Koperasi dan UKM, H. Rizul Sudarmadi, SH.
Kemuadian pada tanggal 6 juni 2008, Kementrian Koperasi dan UKM
mengesahkan akta pendirian dan sekaligus memberikan nomor badan hukum
770/BH/Meneg/.I/2008.1
Dalam rangka mempersiapkan operasionalisasi KSU BMT UMJ, maka pada
awal bulan Mei 2008 selama sebulan penuh yiga oarng calon karyawan terseleksi
setelah melaksanakan progam magang di BMT Mujahidin dan BMT Al-
Munawwarah. Kemudian, mulai awal bulan Juli 2008, semua persiapan launching
kegiatan KSU BMT UMJ sudah dimulai. Saat ini KSU BMT UMJ berkantor di
ruang seluas kurang lebih 12 m persegi, di lantai dasar samping gedung Rektorat
UMJ dengan nomor telepon (021) 32425400. Perangkat kerja relative cukup
tersedia, mulai dari blangko/ formulir untuk berbagai jenis transaksi sesuai
dengan produk yang akan ditawarkan, sampai dengan brangkas dan tiga buah
computer beserta dua printernya.2
1 Company Profile KSU BMT UMJ2 Company Profile KSU BMT UMJ
65
Alasan dipilihnya model koperasi serba usaha yang disingkat KSU ini
dikarenakan melalui bentuk KSU ini dapat dilakukan berbagai aktifitas usaha
ekonomi termasuk simpan-pinjam dan dapat dijadikan sebagai wadah organisasi
yang berbadan hukum bagi KSU BMT UMJ. Berbeda dengan halnya koperasi
biasa, sampai saat ini belum ada ketentuan hokum yang pasti mengenai auran
wajib terkait badan hukum suatu BMT. Oleh karenanya, BMT bisa memilih
bentuk badan hokum koperasi, PT, CV atau badan usaha lainnya yang memiliki
landasan hokum tersendiri.
Kemudian sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Modal KSU BMT UMJ
terdiri atas modal internal dan modal eksternal. Modal internal terdiri dari
simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan, donasi, dan hibah. Sedangkan modal
eksternal berasal dari anggota, anggota luar biasa, calon anggota, koperasi lain,
lembaga keuangan (bank dan nonbank) serta sumber dana lain yang sah sesuai
hokum yang berlaku di Indonesia.
Mulai tanggal 18 Juni 2008, likuiditas KSU BMT UMJ adalah sebesar Rp
117.000.000,-. Jumlah ini berasal dari simpanan pokok 10 orang anggota/pendiri
sebesar Rp 42.000.000,- dan pinjaman modal dalam bentuk modal penyertaan
yang berasal dari kontrisbusi 4 orang anggota/pendiri sebesar Rp 75.000.000,-.3
3 Company Profile KSU BMT UMJ
66
B. Visi dan Misi
Visi KSU BMT UMJ adalah membangun koperasi serba usaha terkemuka
modern, dan islami dalam mengembangkan ekonomi rakyat. Adapun misinya
ialah:4
1. Meningkatkan kualitas sumber daya insane yang bermartabat dan
mandiri.
2. Memperjuangkan peningkatan harkat social ekonomi anggota
dan karyawan koperasi serta masyarakat.
3. Mengelola portofolio bisnis anggota dengan semangat
kekeluargaan dan berdaya saing.
4. Menjadi media yang efektif dalam membangun silaturrahmi
sesama anggota KSU BMT UMJ dan para pihak yang terkait.
KSU BMT UMJ memiliki motto yakni member manfaat
membawa mashlahat.
C. Struktur Organisasi Periode 2016-2019
Struktur organisasi KSU BMT UMJ adalah susunan yang terdiri dari Dewan
Syariah, kemudian Pengawas serta Pengurus. Setelah itu barulah Pengelola.
Adapun susunanannya sebagai berikut:5
4 Company Profile KSU BMT UMJ5 Company Profile KSU BMT UMJ
67
Gambar 4.1
Struktur Pengurus KSU BMT UMJ Periode 2016-2019
Gambar 4.2
Struktur Pengelola KSU BMT UMJ Periode 2016-2019
68
D. Budaya Kerja
Dalam rangka mewujudkan visi, misi serta tujuan, KSU BMT UMJ
mengembangkan budaya kerja dengan komitmen kepada :
1. Menciptakan rasa loyalitas yang tinggi, sehingga tercipta rasa
saling memiliki.
2. Minciptakan rasa empati/peduli yang tinggi kepada lembaga,
anggota dan pengelola.
3. Pengelolaan lembaga yang bersih yang amanah.
4. Menciptakan suasana kerja yang harmonis, nyaman dan kondusif
guna meningkatkan kinerja sumber daya manusia.
5. Memberikan pelayanan kepada anggota untuk dapat mandiri
dengan rasa aman, disiplin dan menjadikan yang utama.
6. Semua poin-poin budaya kerja tersebut terangkup dalam budaya
kerja lebah yang menghassilkan madu.
E. Produk dan Jasa Pelayanan
Produk penghimpunan dan penyalaruran dana KSU BMT UMJ terdiri dari:
1) Tabungan dan Simpanan
2) Tabungan Mekkah (manfaat penuh berkah)
3) BUNGKESMAS
Bungkesmas adalah sebuah inovasi produk
simpanan/tabungan kesehatan masyarakat yang memadukan
unsure tabungan dan asuransi perlindungan kesehatan melalui
69
BMT UMJ, yang difasilitasi oleh Social Trust Fund UIN Syarif
Hidayatullah, yang didesain khusus untuk meringankan kondisi
keuangan pada saat terkena saat musibah.
Tujuan Bungkesmas adalah:
a. Mengedukasi masyarakat agar gemar menabung
sebagai motivasi tyang diharapkan memberikan
peningkatan terhadap produktivitas kerjanya.
b. Mengedukasi masyarakat agar menyiapkan
tabungan sebagai wadah jaminan/asuransi
kesehatan ataupun kecelakaan.
c. Melengkapi [progam jaminan kesehatan yang sudah
ada.
d. Dengan menjadi pemilik tabungan Bungkesmas
maka masyarakat kecil dapat memiliki stabilitas
keuangan (melalui tabungan dan asuransi
kesehatan, kecelakaan, kematiaan).
Syarat-syarat untuk menjadi peserta Bungkesmas adalah:
a) WNI berusia 17-64 tahun.
b) Menabung minimal Rp 2.000,-/ hari.
c) Menyerahkan kelengkapan dokumen
4) SIMAPAN
5) SAHARA
70
6) SAPITRI
7) TAFAKUR
8) TAWAMAH
9) Deposito Madani (mashlahat dalam berinvestasi
Deposito ini memiliki jangka waktu 3 bulan, 6 bulan, serta
12 bulan.
10) Produk Pembiayaan
a) Jual Beli : Akad yang dipakai ialah
akad Ba’I Murabahah.
b) Sewa Jasa : Akad yang dipakai ialah
akad Ijarah Multijasa.
c) Kerjasama : Akad yang dipakai ialah
akad Mudharabah dan Musyarakah.
d) Pinjaman Kebajikan : Akad yang dipakai ialah
akad Al-Qardh dan Hiwalah
F. Perkembangan Aset dan Penghimpunan Dana
Adapun perkembangan Aset yang dimiliki oleh KSU BMT UMJ per 31
Desember 2014 mencapai Rp 1.942.214.324,-, terjadi kenaikan sebesar 15%
atau Rp 255.2832.211,- dari tahun sebelumnya yakni tahun 2013, dengan
asset Rp 1.686.931.113,-. Seperti yang gterlihat pada table berikut:
71
Tabel 4.1
Perkembangan Aset KSU BMT UMJ
Aset 2014 Aset 2013 Kenaikan Pencapaian Target
Rp 1.942.214.324,- Rp 1.686.931.113,- Rp 255.2832.211,- 15%
Perkembangan Penghimpunan Dana (Funding). Penghimpunan dan
KSU BMT UMJ meliputi:
1) Simpanan Sukarela, dengan nama produk Tabungan Makah (manfaat
penuh berkah).
2) Simpanan Berjangka, dengan nama produk Deposito Madani (manfaat
dalam berinvestasi).
3) Pembiayaan yang diterima, baik dari lembahga keuangan maupun
perorangan (linkage progam).
4) Simpanan Wadiah (simpanan penjaminan mitra pembiayaan)
Pencapaian target penghimpunan dana KSU BMT UMJ yang
direncanakan tahun 2014 naik menjadi Rp 1.800.000.000,- atau naik sebesar
Rp. 207.506.812,- (43%) dari target yang direncanakan. Hal ini bisa dlilihat
dalam tabel berikut :
72
Tabel 4.2
Perkembangan Funding KSU BMT UMJ
Untuk rincian jumlah mitra berdasarkan rekeningnya, bisa kita lihat dibawah ini.
Tabel 4.3
Perkembangan Jumlah Mitra KSU BMT UMJ
No Jenis Produk 2010 2011 2012 2013 2014
1 Simapan 245 391 517 640 767
2 Sahara 7 10 11 24 29
3 Sapitri 10 18 21 14 16
3 Tafaqur 10 10 13 14 18
5 Tawamah 2 3 4 6 6
6 Bungkesmas 6 28
7 Deposito 3 3 7 5 12
Jumlah Rekening 277 435 573 709 876
Funding 2014 Target 2014 Funding 2013 Pencapaian Target
Rp 1.523.445.770,- Rp 1.800.000.000,- Rp 1.315.938.958,- 43%
73
Gambar 4.3
Grafik Jumlah Mitra KSU BMT UMJ
Adapun untuk rincian jumlah saldo rekening tiap masing-masing produk ialah
sebagai berikut (dalam kurs rupiah):
0100200300400500600700800900
1000
JumlahMitra
Tahun 2010
JumlahMitra
Tahun 2011
JumlahMitra
Tahun 2012
JumlahMitra
Tahun 2013
JumlahMitra
Tahun 2014
Grafik Jumlah Mitra KSU BMT UMJ Tahun2010-2014
Grafik Jumlah Mitra KSU BMTUMJ Tahun 2010-2014
74
Tabel 4.4
Perkembangan Jumlah Saldo dari tiap Produk KSU BMT UMJ
No Jenis
Produk
2010 2011 2012 2013 2014
1 Simapan 203.008.814 239.272.069 382.100.258 525.844.627 610.181.135
2 Sahara 1.919.715 7.611.621 8.409.029 7.619.974 9.731.254
3 Sapitri 2.151.411 9.369.411 3.509.657 4.069.266 3.754.988
4 Tafaqur 1.336.776 2.398.339 2.524.970 5.999.786 14.560.136
5 Tawa-
mah
1.483.648 1.089.713 349.426 9.769.129 2.452.062
6 Bung-
kesmas
- - - 260.176,21 12.910.284
7 Deposito 125.000.000 173.000.000 194.000.000 241.500.000 248.100.000
Jumlah
Saldo
334.900.367 432.741.154 590.893.342 795.062.960 901.689.863
G. Hasil dan Analisis
1. Identifikasi Masalah
Setelah melakukan indepth interview untuk proses analisis
kinerja pemasaran KSU BMT UMJ dalam mengembangkan
75
pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan metode ANP (Analityc
Network Process), membuahkan enam buah cluster utama yaitu:6
1) Aspek
2) Kendala Internal
3) Kendala Eksternal
4) Solusi Internal
5) Solusi Eksternal
6) Strategi
Cluster Aspek memiliki dua elemen, cluster Kendala Internal
dan Eksternal yang masing-masing memiliki tiga elemen, Solusi
Internal dan Eksternal memiliki masing-masing tiga elemen, dan
Strategi memiliki lima elemen
Sementara itu gambar 4.3 menggambarkan tentang kerangka
ANP berdasarkan kerangka kerja. Kerangka Identifikasi Kendala,
Solusi dan Strategi terkait Analisis Kinerja Pemasaran KSU BMT UMJ
Ciputat dalam Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat sebagai
berikut pada gambar 4.2:
6 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Ekonomi Islam, h.227.
76
Gambar 4.4
Skema Penelitian Analisis Kinerja Pemasaran KSU BMT UMJ Ciputat dalam
Pemberdayaan Masyarakat dengan metode ANP (Analityc Network Procces).
77
Narasumber ialah mereka yang terdiri dari para pakar, praktisi
dan aktifis yang bergerak di bidang koperasi/BMT. Rinciannya
sebagai berikut.
Tabel 4.5
Daftar Nama Narasumber ANPNo Nama Profesi
1 Dr. Nurhasanah, M.Ag. Pakar/Kaprodi Magister Ekonomi Syariah
2 Mukhtiar, SE,I., MM Dosen/Praktisi BMT
3 Syaiful Bahri, S.E.,Sy Praktisi BMT
4 Syifa Nisfiyani, S.E.,Sy Praktisi BMT
5 Navthalia, S.E Praktisi BMT
6 Aniek Rezayantie, S.E Aktifis Koperasi
78
Gambar 4.5
Kerangka Kerangka Identifikasi Kendala, Solusi dan Strategi terkait Analisis Kinerja Pemasaran KSU BMT UMJ
Ciputat dalam Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat ANP
79
2. Menentukan Prioritas Kendala Utama
Mengacu pada metodologi yang digunakan, yakni ANP untuk
melihat skala prioritas menurut kalangan pakar dan praktisi BMT,
maka hasilnya dapat dilihat pada uraian berikut:
a) Analisis Aspek
Kendala yang terjadi dalam proses pemasaran KSU
BMT UMJ yakni terbagi dua, kendala internal (0,51) dan
kendala eksternal (0,49). Pakar dan Praktisi sependapat bahwa
kendala utama adalah kedua aspek tersebut
b) Analisis Kendala Internal dan Solusi Internal
Pada kendala internal yang menjadi penghambat
pemasaran KSU BMT UMJ adalah internal BMT (0,42).
Sudah saatnya pihak internal BMT melakukan reformasi
kebijakan baru dengan melahirkan produk-produk syariah
yang lebih pro terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat
yang sangat menjangkau kebutuhan ekonomi mitra.
Kendala kedua ialah pada sumber daya manusia BMT
(0,32). Kebijakan Internal juga harus di dukung oleh SDM
yang memadai dan memiliki kreatifitas lebih. Sedangkan
untuk solusi internal yang lebih diprioritaskan untuk dibenahi
ialah internal BMT (0, 43), sedangkan prioritas kedua ialah
80
solusi SDM (0,31) dan terkahir ialah solusi teknis pemasaran
(0,26).
Tabel 4.6
Hasil Analisis Kendala Internal dan Solusi Internal
Kendala internalRata-
rataSolusi Internal
Rata-
rata
Internal BMT 0,42 S/Internal BMT 0,43
Deferensiasi produk 0,25 Memperbanyak deferensiasi produk 0,25
Identitas merek 0,25 Menampilkan identitas merek yang bagus 0,33
Kebutuhan Modal 0,33 Kebutuhan Modal yang terpenuhi 0,25
Kebijakan Pemerintah 0,25 Membuat kebijakan pendukung 0,33
Sumber Daya
Manusia0,32 S/Sumber Daya Manusia 0,31
Pemahaman terhadap
produk0,25 Pemahaman terhadap produk yang baik 0,25
Loyalitas/kesetiaan 0,25 Loyalitas/kesetiaan yang tinggi terhadap BMT 0,25
Budaya Kerja 0,25 Budaya Kerja yang baik 0,25
Insentif Kinerja 0,29Insentif/Kinerja yang dapat memberi pengaruh
positif0,27
Teknis Pemasaran 0,25 S/Teknis Pemasaran 0,26
Proses Eksekusi 0,2 Proses eksekusi efektif 0,2
Biaya Operasional 0,25 Biaya operasional yang cukup 0,2
Risiko yang dihadapi 0,25 Risiko yang dihadapi terselesaikan dengan baik 0,2
Teknologi pendukung 0,25 Teknologi pendukung sangat memadai 0,2
81
c. Analisis Kendala Eksternal dan Solusi Eksternal
Kendala eksternal utama pada pemasaran KSU BMT
UMJ ialah persaingan antar BMT (0,39). Dalam Hal ini
persaingan bukan hanya antar BMT, namun dengan lembaga
keuangan lainnya, baik koperasi dan Bank. Kemudian diikuti
oleh daya tawar mitra (0, 34)
Adapun untuk solusi ekternal utama ialah yang paling
diprioritaskan yakni persaingan antar BMT (0,45) dengan cara
memperbanyak kerjasama dengan para lembaga keuangan
lainnya (0, 41). kemudian solusi eksternal lainnya ialah daya
tawar mitra dengan cara meningkatkan promosi yang masif
(0,4). Untuk lebih detailnya akan ditampilkan pada gambar di
bawah ini.
82
Gambar 4.6
Hasil Analisis Kendala Ekternal dan Solusi Internal dengan Metode ANP
d. Analisis Strategi
Berdasarkan kompleksitas kendala, solusi yang
didapatkan dalam analisis pemasaran KSU BMT UMJ dalam
pemberdayaan masyarakat, menurut hasil analisis dari
kesepakatan para pakar dan praktisi ialah penguatan
permodalan (0,45) kemudian peningkatan SDM (0,43) dan
83
selanjutnya promosi yang efektif (0,39). Rincian detailnya
sebagai berikut.
Tabel 4.7
Hasil Analisis Strategi dengan Metode ANP
Strategi Rata-Rata
Pemetaan segmen pasar 0,35
Peningkatan Kualitas SDM 0,43
Peningkatan sarana dan teknologi pendukung 0,3
Penguatan permodalan 0,45
Promosi Efektif 0,39
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan analisa faktor-faktor analisis kinerja pemasaran
BMT (Studi kasus KSU BMT UMJ Ciputat) dalam pemberdayaan masyarakat
dengan metode ANP (Analityc Network Process), berikut dapat ditarik beberapa
kesimpulan mengenai pembahasan ini.
1. Kendala pada pemasaran KSU BMT UMJ dalam pemberdayaan masyarakat
dengan metode ANP (Analityc Network Process) mengerucut pada dua
kendala utama, yakni aspek internal dan aspek eksternal. Aspek Internal
terbagi lagi menjadi dua kendala utama yakni internal BMT (kebutuhan
modal, nilai 0,33) dan sumber daya manusia (insentif kinerja, nilai 0,29).
Aspek Eksternal terbagi menjadi dua kendala utama yakni persaingan antar
industri (BMT) nilai 0,39 dan daya tawar pembeli jasa (nasabah/mitra)
nilainya 0,34.
2. Sejalan dengan kendala, maka solusi yang lebih diprioritaskan berdasarkan
aspek internal meliputi, Internal BMT nilai 0,43 (menampilkan identitas
merek yang bagus, membuat kebijakan pendukung) dan sumber daya
manusia nilai 0,31 (insentif kinerja yang dapat memberi pengaruh positif).
Di samping ini juga, solusi berkenaan dengan aspek eksternal meliputi,
85
solusi persaingan antar industri BMT nilai 0,39 (memperbanyak kerjasama
dengan perusahaan terkait) dan fokus kepada pangsa pembeli nilai 0,4
(nasabah/mitra) yang bisa digarap (promosi yang masif)
3. Strategi yang dilakukan untuk mendukung suksesnya pemasaran KSU BMT
UMJ Ciputat dalam pemberdayaan dengan urutan prioritas gabungan adalah
melalui penguatan permodalan, peningkatan kualitas sumber daya manusia,
promosi efektif, pemetaan segmen pasar, dan peningkatan saran dan
teknologi pendukung.
B. Rekomendasi
1. Kendala dalam pemasaran KSU BMT UMJ Ciputat dalam pemberdayaan
masyarakat meliputi internal BMT dan sumber daya manusia, Bagi para
SDM KSU BMT UMJ hendaknya membuat kebijakan pendukung yang
dapat menghasilkan brand atau identitas merek yang bagus sehingga dapat
meningkatkan permodalan BMT sehingga semakin meningkatkan usaha
dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. Komitmen ini dapat diwujudkan
melalui promosi yang efektif bisa melalui media sosial yang saat ini sangat
booming dan relatif murah serta dapat tepat sesuai target pemasaran.
2. Bagi pemerintah hendaknya turut memiliki andil dan mendukung dalam
mewujudkan pertumbuhan keuangan mikro syariah yang sangat membantu
memberdayakan ekonomi masyarakat menengah kebawah. Baik dari
Pemerintah, praktisi dan akademisi hendaknya melakukan strategi progam
sosialisasi, edukasi dan komunikasi kepada calon mitra/nasabah, karena
86
progam sosialisasi ini dapat dilakukan oleh pihak internal dan ekternal,
terlebih dengan adanya media sosial, promosi dapat dilakukan semakin
efektif.
3. Pemerintah seharusnya mengucurkan kredit usaha rakyat (KUR) dengan
memberikan porsi langsung kepada BMT untuk menambah permodalan,
sehingga pemberdayaan ekonomi masyarakat menengah kebawah semakin
tumbuh dan berkembang lebih pesat lagi.
87
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran Al-Karim
Company Profile KSU BMT UMJ
Fatwa DSN-MUI No 04 tahun 2000.
Fatwa DSN-MUI No 05 tahun 2000.
Fatwa DSN-MUI No 06 tahun 2000.
Al-Jaziri, Abdurrahman, Al-Fiqh ala Madzahib al-Arba’ah, Beirut: Daarul-Qalam,
vol II
Al-Kasani, Abu Bakar Ibn Mas’ud, Al-Bada’I was-Sana’I fi Tartib al-Shara’I
Beirut: Darul-Kitab al-Arabi, edisi ke-2
Amalia, Euis, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2009
Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Depok: Gema
Insani, 2001
Ascarya, “Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif”,
Dalam Seminar Intern Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi di
Universitas Trisakti 27 Januari 2005, Jakarta : Pusat Pendidikan dan
Kebanksentralan Bank Indonesia.
Asy-Syarbasyi, Ahmad, Al-Mu’jam al-Iqtisad al-Islami Beirut: Dar Alamil Kutub,
1987
Azis, M. Amin, Kegigihan Sang Perintis, Jakarta, MAA Institute, 2007
Cravens, David W, Pemasaran Strategis. Jilid.II,terjemahan, Jakarta: Erlangga
Hafidhuddin, Didin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik cet
2, Jakarta: Gema Insani, 2005
Hamoud, Sami Hasan Ahmad, Tathwiir al-A’mal al-Mash-rafiyyah bima
Yattafiqu ways-Syariah al-Islamiyah, Amman: Matbaatu asy-Syarq wa
Maktabatuha, 1982
Hendrojogi, Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007
88
Kartajaya, Hermawan, dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing,
Bandung,: Mizan Pustaka, 2006, Cet 2.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Jilid I, Jakarta:
Erlangga, 2008
Kuncoro, Mudrajad, Ekonomika Industri Indonesia: Menuju Negara Industri Baru
2030, Yogyakarta: Andi, 2007
Moleong, Lexy, Metode Penelitian kualitatif , Bandung: Remaja Rosda Karya,
1997
Nazir, Moh., Metode Peneltian, Jakarta: Gahlia Indonesia, 2003
Rambat, Manajemen Pemasaran Jasa; Teori dan Praktik
Rivai , Veithzal, dan Ahmad Fawzi Mohd. Basri, Performance Appraisal Sistem
yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya
saing Perusahaan, Cet ke-1, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005
Rizky, Awalil, BMT: Fakta dan Prospek
Rusyd, Muhammad Ibn Ahmad Ibnu Muhammad Ibn, Beirut: Bidayatul Mujtahid
wa Nihayatul Muqtashid Darul-Qalam, 1988, vol. II.
Rusydiana, Aam Slamet dan Abrista Devi, “Analytic Network Process : Pengantar
Teori dan Aplikasi”, Bogor : Smart Publishing, 2013
Sabiq, Sayyid, Fikih Sunah 13, Jakarta, PT Al Ma’arif, 1987
Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: EKONISIA
Kampes Fakultas Ekonomi UII, 2003)
Tanjung, Hendri dan Abrista Devi, Metodologi Ekonomi Islam.
Tika. Pabundu Moh., Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan,
Cet ke-I, Jakarta: Bumi Aksara, 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. Ke-2,
Jakarta: Balai Pustaka, 2002
Umar, Husein, Evaluasi Kinerja Perusahaa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2005
Uswatun, Artikel Manajemen Strategi, diakses tanggal 23 Februari 2017, dari
situs https://uswatun037.wordpress.com
Widjaya, Robert B, A Market Driven Corporate Strategy, Cet ke-I, Jakarta: Tira
89
Pustaka, 2004
Wugu, Jiwo dan Hartanto Brotoharsojo, Merit System, Cet ke-I, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2003
90
LAMPIRAN-LAMPIRAN
91
Kuisioner
Analisis Kinerja Pemasaran BMT dalam Pemberdayaan
Masyarakat dengan Metode ANP (Analityc Network Process)
Assalamualaikum Wr. Wb.
Responden Yang Terhormat,
Saya Nur adhari Qosasih adalah mahasiswa progam studi Muammalat Fakultas
Syariah dan Hukum (Passing out Perbankan Syariah FEB) semester 14 yang sedang
meneliti tentang “Analisis Kinerja Pemasaran BMT dalam Pemberdayaan Masyarakat
dengan metode ANP (Analityc Network Process)”
Dalam penelitian ini saya membutuhkan data primer dari responden yang merupakan
Akademisi, pakar ataupun praktisi dari BMT yang bersangkutan. Oleh karenanya,
saya memohon segala dukungan dan kerja sama dari saudara/I guna membantu
berpartisipasi dalam mengisi kuisioner ANP ini. Atas kerja samanya saya ucapkan
terima kasih.
Data Responden
Nama lengkap (plus gelar) :
Jabatan/keahlian :
Instansi :
92
FORM KUESIONER
(Analisis Kinerja Pemasaran KSU BMT UMJ dalam Pemberdayaan Masyarakat)
Mohon dicentang (V) di kolom sesuai dengan jawaban.Angka 9 dalam skala verbal
berarti amat sangat besar pengaruhnya.
Tahap 1
Petunjuk penilaian KPI
Perbandingan skala penilaian verbal dan skala numerik
Skala Penilaian Verbal Skala Numerik
Amat sangat lebih besar pengaruhnya 9
8
Sangat lebih besar pengaruhnya 7
6
Lebih besar pengaruhnya 5
4
Sedikit lebih besar pengaruhnya 3
2
Sama besar pengaruhnya 1
93
Dalam mengambil menganalisis kinerja pemasaran KSU BMT UMJ dalam
pemberdayaan masyarakat manakah dari KPI dibawah ini yang lebih penting:
KPI(key performance indicator) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kendala Internal BMT
Melihat aspek ini dapat dijadikan varibel untuk
menganalisis kinerja Pemasaran KSU BMT UMJ,
baik mencakup Internal BMT, Sumber daya
manusia, ataupun teknis pemasaran
Kendala Ekternal
Mempertimbangkan aspek yang muncul dari luar
sebagai bahan analisis, baik itu persaingan antar
BMT ancaman produk yang serupa, ataupun daya
tawar nasabah.
Solusi Internal BMT
Solusi yang dihasilkan untuk mengatasi kendala-
kendala baik itu dari internal BMT, Sumber daya
manusia, maupun teknis pemasarannya.
Solusi Ekternal BMT
Solusi dalam menghadapi kendala-kendala eksternal
BMT, yang meliputi persaingan antar BMT,
BPRS/BUS, serta anacaman produk serupa dan daya
tawar pembeli(nasabah/).
A. Berdasarkan Kendala Internal BMT, mana diantara berikut yang lebih
penting sebagai bahan analisis Pemasaran KSU BMT UMJ dalam
pemberdayaan masyarakat:
94
KPI 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Internal BMT
Meliputi Diferensiasi produk, Identitas merek,
Kebutuhan Modal, Kebijakan Pemerintah
Sumber Daya Manusia
Meliputi Pemahaman terhadap produk,
Loyalitas/kesetiaan, Budaya Kerja, Insentif/Kinerja
Teknis Pemasaran
Meliputi Proses Eksekusi, Biaya Operasional, Risiko
yang dihadapi, Teknologi pendukung
B. Berdasarkan Kendala Eksternal BMT, mana diantara berikut yang lebih
penting sebagai bahan analisis Pemasaran KSU BMT UMJ dalam
pemberdayaan masyarakat:
KPI 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Persaingan Industri (BMT)
Persaingan antar BMT dalam menjalankan proses
pemasaran baik itu dalam hal funding ataupun
financing.
Ancaman barang subtitusi
Mencangkup semua produk yang dapat
menggantikan produk BMt itu sendiri yang
dihailkan oleh BMT lain.
Daya tawar pembeli jasa (nasabah/mitra)
Kemampuan nasabah untuk memakai jasa baik
funding ataupun financing.
95
C. Berdasarkan Solusi Internal BMT, mana diantara berikut yang lebih
penting sebagai bahan analisis Pemasaran KSU BMT UMJ dalam
pemberdayaan masyarakat:
KPI 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Internal BMT
Meliputi memperbanyak deferensiasi produk,
menampilkan identitas merek yang bagus,
kebutuhan Modal yang terpenuhi, membuat
kebijakan pendukung.
Sumber Daya Manusia
Meliputi Pemahaman terhadap produk yang baik,
Loyalitas/kesetiaan yang tinggi terhadap BMT,
Budaya Kerja yang baik, Insentif/Kinerja yang dapat
memberi pengaruh positif
Teknis Pemasaran
MeliputiProses eksekusi efektif, Biaya operasional
yang cukup, Risiko yang dihadapi terselesaikan
dengan baik, Teknologi pendukung sangat memadai
D. Berdasarkan Solusi Eksternal BMT, mana diantara berikut yang lebih
penting sebagai bahan analisis Pemasaran KSU BMT UMJ dalam
pemberdayaan masyarakat:
KPI 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Persaingan Industri (BMT)
Memperbanyak kerja sama dengan banyak
perusahaan terlkait, Memperbanyak deferensiasi
produk, Mempromosikan merek/brand, Fokus
96
segmentasi pasar sesuai dengan tujuan umum BMT
Ancaman barang subtitusi
Meperkecil harga produk dengan barang
subtitusiMemperbesar manfaat produk,
Memperkecil kecenderungan pembeli untuk
mensubtitusi
Daya tawar pembeli jasa (nasabah/mitra)
Fokus kepada pangsa pembeli (nasabah/mitra) yang
bisa digarap, Promosi yang masif, Memerbarui
keunggulan produk
A.1 Berdasarkan Internal BMT (kendala), mana diantara berikut yang lebih
penting sebagai bahan analisis Pemasaran KSU BMT UMJ dalam
pemberdayaan masyarakat:
KPI(key performance indicator) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Deferensiasi produk
Produk yang beragam sesuai dengan kebutuhan
Identitas merek
Merek yang ditampilkan memberikan kesain positif
atau negative
Kebutuhan Modal
Terpenuhi dengan baik atau sebaliknya
Kebijakan pemerintah
Mematuhi/ didukung dengan kebijakan yang ada
97
A.2 Berdasarkan Sumber daya manusia (kendala), mana diantara berikut yang
lebih penting sebagai bahan analisis Pemasaran KSU BMT UMJ dalam
pemberdayaan masyarakat:
KPI(key performance indicator) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tingkat Pemahaman terhadap produk
Kemampuan menawarkan produk
Kesetiaan/loyalitas
Tingkat kefokus dalam mengembangkan perusahaan
Budaya kerja
Sistem kerja yang digunakan
Insentif/Kinerja
Orientasi pencapaian target
A.3 Berdasarkan Teknis Pemasaran (kendala), mana diantara berikut yang
lebih penting sebagai bahan analisis Pemasaran KSU BMT UMJ dalam
pemberdayaan masyarakat:
KPI(key performance indicator) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Proses eksekusi
Kecepatan dalam mengambil langkah kongkrit
Biaya Operasional
Tingkat keefektifan dalam memakai biaya
operasional
Risiko yang dihadapi
Tingkat kesulitan di lapangan
Teknologi pendukung
Tersedia atau tidak sarana yang memadai
98
B.1 Berdasarkan Persaingan Industri BMT (kendala), mana diantara berikut
yang lebih penting sebagai bahan analisis Pemasaran KSU BMT UMJ dalam
pemberdayaan masyarakat:
KPI(key performance indicator) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pertumbuhan Industri (BMT)
Deferensiasi produk
Identitas merek
Konsentrasi dan keseimbangan
Keberagaman Pesaing (BMT)
B.2 Berdasarkan Ancaman barang subtitusi (kendala), mana diantara berikut
yang lebih penting sebagai bahan analisis Pemasaran KSU BMT UMJ dalam
pemberdayaan masyarakat:
KPI(key performance indicator) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Harga relatif dengan barang subtitusi
Biaya Mengalihkan ke produk lain
Kecenderungan pembeli untuk mensubtitusi
B.3 Berdasarkan Ancaman barang subtitusi (kendala), mana diantara berikut
yang lebih penting sebagai bahan analisis Pemasaran KSU BMT UMJ dalam
pemberdayaan masyarakat:
KPI(key performance indicator) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pangsa pembeli (nasabah/mitra) yang besar
Biaya mengalihkan ke produk lain yang relatif
lebih kecil
99
Banyaknya produk subtitusi
Deferensiasi Produk
C.1 Berdasarkan Internal BMT(solusi), mana diantara berikut yang lebih
penting sebagai bahan analisis Pemasaran KSU BMT UMJ dalam
pemberdayaan masyarakat:
KPI(key performance indicator) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Memperbanyak deferensiasi produk
Menampilkan identitas merek yang bagus
Kebutuhan Modal yang terpenuhi
Membuat kebijakan pendukung
C.2 Berdasarkan Sumber daya manusia (solusi), mana diantara berikut yang
lebih penting sebagai bahan analisis Pemasaran KSU BMT UMJ dalam
pemberdayaan masyarakat:
KPI(key performance indicator) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pemahaman terhadap produk yang baik
Loyalitas/kesetiaan yang tinggi terhadap BMT
Budaya Kerja yang baik
Insentif/Kinerja yang dapat memberi pengaruh
positif
C.3 Berdasarkan Teknis Pemasaran (solusi), mana diantara berikut yang lebih
penting sebagai bahan analisis Pemasaran KSU BMT UMJ dalam
pemberdayaan masyarakat:
100
KPI(key performance indicator) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Proses eksekusi efektif
Biaya operasional yang cukup
Risiko yang dihadapi terselesaikan dengan baik
Teknologi pendukung sangat memadai
D.1 Berdasarkan Persaingan Industri BMT (solusi), mana diantara berikut yang
lebih penting sebagai bahan analisis Pemasaran KSU BMT UMJ dalam
pemberdayaan masyarakat:
KPI(key performance indicator) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Memperbanyak kerja sama dengan banyak
perusahaan terlkait
Memperbanyak deferensiasi produk
Mempromosikan merek/brand
Fokus segmentasi pasar sesuai dengan tujuan
umum BMT
D.2 Berdasarkan Ancaman barang subtitusi (solusi), mana diantara berikut
yang lebih penting sebagai bahan analisis Pemasaran KSU BMT UMJ dalam
pemberdayaan masyarakat:
KPI(key performance indicator) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meperkecil harga produk dengan barang
subtitusi
Memperbesar manfaat produk
101
Memperkecil kecenderungan pembeli untuk
mensubtitusi
D.3 Berdasarkan daya tawar pembeli jasa/nasabah/mitra BMT (solusi), mana
diantara berikut yang lebih penting sebagai bahan analisis Pemasaran KSU
BMT UMJ dalam pemberdayaan masyarakat:
KPI(key performance indicator) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Fokus kepada pangsa pembeli (nasabah/mitra)
yang bisa digarap
Promosi yang masif
Memerbarui keunggulan produk
Tahap 2
Dalam mengambil menganalisis kinerja pemasaran KSU BMT UMJ dalam
pemberdayaan masyarakat manakah dari KPI dibawah ini alternative yang
diambil:
KPI(key performance indicator) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Strategi Internal
Meliputi Pemetaan segmen pasar, Peningkatan
Kualitas SDM, Peningkatan sarana dan teknologi
pendukung, Penguatan permodalan
Strategi Eksternal
Meliputi Promosi Efektif, Deferensiasi Produk,
Memperbanyak jaringan
102
E. Berdasarkan Strategi Internal BMT, mana diantara berikut yang lebih
penting sebagai bahan alternative analisis Pemasaran KSU BMT UMJ dalam
pemberdayaan masyarakat:
KPI(key performance indicator) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pemetaan segmen pasar
Peningkatan Kualitas SDM
Peningkatan sarana dan teknologi pendukung
Penguatan permodalan
F. Berdasarkan Strategi Eksternal BMT, mana diantara berikut yang lebih
penting sebagai bahan alternative analisis Pemasaran KSU BMT UMJ dalam
pemberdayaan masyarakat:
KPI(key performance indicator) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Promosi Efektif
Deferensiasi Produk
Memperbanyak jaringan
Terima kasih banyak untuk segala partistipasinya, semoga data ini memberikan
manfaat dan keberkahan bagi semua pihak yang berkepentingan.
Jazakumullah Khairon Katsiiron
103
Kolom Saran & Masukan
TTD
104
105
106
107
Lampiran ANP
Skema ANP
Narasumber ANP
No Nama Narasumber Profesi
1 Dr. Nurhasanah, M.Ag. Pakar/Kaprodi Magister Ekonomi Syariah
2 Mukhtiar, SE,I., MM Dosen/Praktisi BMT
3 Syaiful Bahri, S.E.,Sy Praktisi BMT
4 Aniek Rezayantie, S.E Aktifis Koperasi
108
Hasil ANP
Top Related