ANALISIS KESALAHAN DIKSI RUBRIK OPINI
SURAT KABAR BATAM POS EDISI MARET 2013
ARTIKEL E-JOURNAL
Oleh
HARIS PANDIAR
NIM 090388201119
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2013
SURAT PERI\-YATAAN TIDAK PLAGIAT
Yang bertanda tangan di bawah ini:nama
NIMkelas
semester
tahun akaderntU angkatanjudul skripsi
Haris Pandiar
090388201 r19B2VIII20a9/ III (Tiga)
Analisis Kesalahan Diksi Rubrik Opini Surat
Kabar Batam Pos Edisi Maret 2013
aJ.
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Karya tulis saya ini, adalah asli dan belum pemah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik Sarjana baik di Universitas Maritim Raja AliHaji maupun di perguruan tinggi lain;
2. Karya tulis ini mumi gagasan, dan penelitian saya sendiri tanpa bantuan
pihak lain, kecuali arahan dad Tim Pembimbing;
Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat orang lain yang
telah ditulis atau dipublikasikan, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acu{ul dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka;
Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar ymg diperoleh
karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan noflna yang berlaku diperguruan tinggi ini dan sesuai dengan peraturan perundangan-perundangan
yang berlaku.
4.
PERSETUJUAN PENERBITAN ARTIKEL E-TOURNAL
Judul A*ikel
Nama Penyusun
NIM
Jurusan
Tanggal Lulus Ujian Skripsi
Telah memenuhi syarat untuk
Analisis Kesalahan Diksi Rubdk Opid Surat Kabar Brram
Pos Edisi Maret 2013
Haris Pandiar
090388201 1 19
Pendidikan Bahasa dan Sasta Indonesia
15 Juli 2013
diunggah ke e-journal.
Tanjungpinang, fl{ Juli 20 I 3
)
Drs. W iman, M.Pd.NIPY 7 107000s
mbing 1,
WDrs. H. Said Barakbatr Ali, M.M.NIPY
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Babasa dan Sastra Indonesia
, S.Pd., M.Hum.
PENGESAHAN DOSEN PENGUJI
Mahasiswa yang bersangkutan telah selesai diuji dan lulus ujian skripsinama : Haris Pandiarhari : Senintanggal : l5juli 2013judul Skripsi : Analisis Kesalahan Diksi Rubrik Opini Surat Kabar Batam Pos
Edisi Maret2A1,3
PANITIA PENGUJI
Ketua : Drs. H. Said Barakbah A1i, M.M.
Sekretaris : Drs. Wagiman, M.Pd.
Anggota : 1. Muhammad Candra, S.Pd., M.Ed.
2.Dra. t!f. Isnaini Leo Shanty, h,I-Pd.
Tanjungpinang 15 Juli 2013
FAKULTAS KEGTIRUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIYERSITAS MARITM RAJA ALI HATI
Malik, M.Pd.198601 1002
Analisis Kesalahan Diksi Rubrik Opini Surat Kabar Batam Pos Edisi Maret 2013
oleh Haris Pandiar. Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia. Pembimbing
1: Drs. H. Said Barakbah Ali, M.M. Pembimbing 2: Drs. Wagiman, M.Pd.
Abstrak
Tujuan utama dalam penelitian ini untuk mengetahui Kesalahan Diksi Rubrik Opini Surat
Kabar Batam Pos Edisi Maret 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif kualitatif. Penulis harus memiliki kemampuan untuk mentransfer
pemikiran-pemikiran dengan cara yang mudah diterima komunikan yaitu dengan
menggunakan diksi yang tepat dan sesuai. Penggunaan kata ilmiah/kata kajian di Surat
Kabar merupakan kesalahan diksi. Komunikator/penulis harus memiliki kepekaan terhadap
situasi dan kondisi saat berkomunikasi serta harus mempunyai perbendaharaan kata yang
memadai. Komunikator/penulis harus melatih dirinya untuk selalu memperhatikan unsur
5W+1H dalam berkomunikasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada
Rubrik Opini Surat Kabar Batam Pos Edisi Maret 2013 terdapat 324 kata ilmiah/kata
kajian yang merupakan kesalahan diksi yang dilakukan penulis.
Kata Kunci: Analisis, Kesalahan, Diksi.
Abstract
The main objective in this study to determine Diction Errors Opinion Rubric Batam Pos
Newspaper edition in March 2013. The method used in this research is descriptive
qualitative method. Writers must have the ability to transfer thoughts in an easy way is to
use a communicant received proper diction and appropriate. The use of scientific
words/word study in an error Newspapers diction. Communicator/writer should have the
sensitivity to the situation and communicate the current state and must have an adequate
vocabulary. Communicator/writer should train themselves to always pay attention to the
elements 5W +1H in communication. Based on the results of this study concluded that the
rubric Opinion Batam Pos Newspaper Edition March 2013 there were 324 scientific
word/word study is a diction error on the author.
Keywords: Analysis, Error, Diction.
I. Pendahuluan
Bahasa memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari
yakni berfungsi sebagai alat komunikasi. Menurut Abdul Chaer dan Leoni (2004: 13)
bahasa itu bersufat dinamis, maksudnya, bahasa itu tidak terlepas dari berbagai
kemungkinan perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Bahasa merupakan kebutuhan
manusia tanpa bahasa manusia tidak bisa berkembang, sehingga setiap orang berusaha
terus-menerus untuk meningkatkan kemampuan berbahasa yang mereka miliki misalnya
dengan memperbanyak perbendaharaan kata melalui gemar membaca. Salah satu motif
yang mendorong seseorang untuk terus meningkatkan kemampuan berbahasa adalah untuk
mempermudah berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Sebab manusia
merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam menjalankan kehidupan,
maka sangat mustahil seseorang mampu membangun hubungan yang harmonis tanpa
interaksi dan komunikasi yang baik. Oleh karena itu, peneliti merasa sangat penting sekali
untuk meneliti tentang kemampuan berbahasa seseorang khususnya kemampuan dalam
menulis dengan meperhatikan ketepatan dan kesesuaian diksi.
Kemampuan berbahasa yang seharusnya dimiliki seseorang itu sangat kompleks
dan komprehensif. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Tarigan (2008 :1) bahwa
keterampilan berbahasa itu meliputi empat komponen dasar misalnya; kemampuan
menyimak, kemampuan berbicara, kemampuan membaca, dan kemampuan menulis.
Empat keterampilan berbahasa ini merupakan satu-kesatuan yang utuh dan saling
mempengaruhi. Tidak ada kegiatan berbahasa tanpa mengunakan salah satu dari empat
keterampilan tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita temui wujud konkret
penggunaan empat komponen keterampilan berbahasa di atas, bahkan secara disadari
maupun tidak diri kita sendiri sering melakukannya dalam berbagai situasi dan kondisi saat
berkomunikasi untuk berbagai keperluan.
Namun demikian, seringkali apa yang kita ucapkan belum mampu diterima oleh
pembaca/pendengar sebagaimana maksud yang sebenarnya yang ingin kita sampaikan
kepada pembaca/pendengar sebagai seorang penulis atau pembicara. Bahkan tak jarang
mendapat respons yang tak sesuai dengan harapan kita sebagai komunikator. Inilah
sebagian dari contoh permasalahan penggunaan bahasa dalam kehidupan bermasyarakat.
Dengan memperhatikan realitas tersebut ketertarikan peneliti untuk memperhatikan dan
meneliti aspek kebahasaan ini semakin memuncak akhirnya dengan mengharapkan rahmat
Allah SWT, peneliti menetapkan untuk meneliti permasalahan kebahasaan bahasa
Indonesia. Dengan harapan untuk memperkaya pengetahuan peneliti tentang keterampilan
bahasa Indonesia dan juga untuk memperoleh predikat sebagai Sarjana Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia.
Tidak ada satupun bangsa yang mampu bertahan dan berkembang tanpa
menggunakan bahasa, masyarakat primitif (pedesaan) sekalipun memilki bahasa dalam
pergaulan mereka sehari-hari sesuai dengan kebudayaan yang mereka miliki. Manusia
hidup dalam keragaman adat-istiadat (budaya), suku, agama, dan bangsa setiap golongan
memiliki ciri tersendiri yang membedakan dengan golongan yang lain. Perkembangan ilmu
pengetahuan dalam bidang informasi dan teknologi memberikan pengaruh yang besar
terhadap perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai alat komunikasi, terutama bahasa
Indonesia yang merupakan bahasa persatuan. Untuk mempermudah berinteraksi dan
berkomunikasi di tengah perkembangan ilmu pengetahuan manusia membutuhkan
kecerdasan dalam berbahasa baik secara verbal maupun nonverbal yang sesuai dan tepat
sehingga komunikasi akan efektif dan efisien. Faktor yang menyebabkan komunikasi tidak
efektif; komunikator/penulis tidak memiliki perbendaharaan kata yang memadai, penulis
tidak mampu menggunakan diksi yang tepat dan sesuai, penulis terlalu banyak
menggunakan kata kajian/kata ilmiah, dan tidak peka terhadap situasi dan kondisi.
Tujuan yang ingin peneliti capai dalam penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikaan kesalahan diksi yang terjadi pada Rubrik Opini Surat Kabar Batam Pos
Edisi Maret 2013. Untuk mendeskripsikan penggunaan diksi yang tidak tepat. Untuk
mendeskripsikan diksi yang tepat sebagai pengganti kesalahan diksi tersebut. Menurut
Lamuddin Finoza (2010:129) pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya
memilih kata tertentu untuk dipakai dalam membuat kalimat, alinea, atau wacana.
Penelitian yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Riana Liati Nova (2011)
dengan judul Skripsi “Analisis Pilihan Kata/Diksi Iklan Koran Batam Pos”, penelitian yang
dilakukan oleh Arfina Hanum (2011) dengan judul Skripsi “Analisis Makna Kata Dan
Jenis Kalimat Iklan Harian Umum Haluan Kepri”, dan penelitian Deni Andrianto (2012)
dengan judul Skripsi “Studi Komparatif Pilihan Kata Dan Penggunaan Huruf Kapital
Dalam Surat Resmi Sekolah Menengah Kejuruan Maitreawira Kota Tanjungpinang”
2. Pembahasan
Setelah melakukan penelitian secara intensif dapat peneliti kemukakan sebagian
diantara hasil penelitian sebagai berikut. Pada Rubrik Opini Surat Kabar Batam Pos Edisi
Maret 2013 terdapat kesalahan penggunaan diksi berupa kata ilmiah/kata kajian sebanyak
324 kata diantaranya: dekadensi, menderivasikan, skill, merevisi, etos, mengaplikasikan,
persepsi, fenomena, liberal, mayoritas, energik, mendelegasikan, multidimensi, birokrasi,
perekrutan, spektrum, hegemonik, konservatif, ortodoks, prosedur, doktrin, produk,
institusi, pasca, orasi, rekomendasi, terindikasi, perspektif, direformasi, imparsial, permisif,
solidaritas, mengeksploitasi, diprediksi, implikasi, implementasi, momentum, negosiasi,
konsisten, merepresentasikan, berinisiatif, kontroversi, atensi, logika, heterogen, sentral,
referensi, riset, totalitas, publik, komitmen, logis, formula, propaganda, penetrasi, utopia,
potensi, berkompetisi,, ekspresi, popularitas, dieksplor, dinamika, monoton, signifikan,
filosofi, kredibilitas, integritas, dan lain-lain. Kata-kata ilmiah/kata kajian di atas
seharusnya diganti dengan kata populer diantaranya seperti kemerosotan, menelusuri,
keahlian, memperbaiki, semagat, menerapkan, pemahaman, peristiwa, bebas, sebagian
besar, bersemangat, mempersiapkan, berbagai bidang, pemerintahan, pengangkatan,
rangkaian, yang berkuasa, kolot, perhatian, akal sehat, beragam suku, pusat, rujukan,
penelitian, keseluruhan, dan lain-lain sehingga pembaca mudah memahami isi opini yang
ditulis.
Menurut Gorys Keraf (2009: 103) dikatakan bahwa gunakanlah kata-kata ilmiah
dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi yang umum hendaknya penulis dan
pembicara menggunakan kata populer. Sejalan dengan pendapat Gorys Keraf, Sabarti
Akhadiah dkk (2008: 88) menyatakan bahwa kelompok kata kajian hanya dikenal dam
dipergunakan secara terbatas dalam kesempatan-kesmpatan tertentu. Kata-kata ini adalah
kata-kata yang dipergunakan oleh para ilmuan atau kelompok profesi tertentu dalam
makalah atau perbicsngsn khusus. Banyak diantara kata-kata jenis ini merupakan kata
serapan atau kata asing (Latin, Yunani, Inggris). Berdasarkan dari teori tersebut, maka
penggunaan kata-kata ilmiah/kata kajian pada tulisan opini di Surat Kabar merupakan
kesalahan diksi. Sebab tidak semua pembaca yang mengetahui makna dari kata ilmiah/kat
kajian secara tepat dan akurat, sehingga mereka tidak bisa memahami maksud atau pesan
yang ingin disampaikan penulis. Oleh karena itu, demi menghindari kesalahpahaman
dalam memaknai maksud dalam sebuah tulisan, penulis harus menghindari penggunaan
kata ilmiah/kata kajian dan menggantinya dengan kata populer sehingga maksud yang
ingin penulis sampaikan dapat diterima pembaca. Penulis opini harus menyadari bahwa
pembaca Surat Kabar dalah masyarakat heterogen. Untuk lebih jelas perhatikan sebagian
diantara pembahasan hasil penelitian berikut ini.
Surat Kabar Batam Pos Edisi 1 Maret 2013 Kata-kata yang dicetak miring
merupakan kata ilmiah/kata kajian. Penggunaan kata tersebut di Surat Kabar tidak tepat
dan tidak sesuai oleh karenanya diganti dengan kata kata populer seperti yang bergaris
bawah sebagai beikut: Sebagai contoh diantara kesalahan penggunaan diksi pada edisi 1
Maret yaitu penggunaan kata dekadensi, mendoktrin, persepsi, dan mengaplikasikan
sebagai berikut: 1. „‟Banyak faktor yang melandasi dan mendorong dekadensi kehidupan
umat Islam di era moderen sekarang ini.‟‟ Diksi yang seharusnya dipakai adalah seperti
yang digaris bawahi berikut ini. „‟Banyak faktor yang melandasi dan mendorong
kemerosotan kehidupan umat Islam di era moderen sekarang ini.‟‟. 2. „‟Inilah yang
mendoktrin rakyat agar tidak berani melakukan apapun meskipun sudah jelas para
pemimpinnya curang dan munafik.‟‟ Diksi yang seharusnya dipakai adalah seperti yang
bergaris bawah berikut ini. inilah yang mengajarkan rakyat agar tidak berani melakukan
apapun meskipun sudah jelas para pemimpnnya curang dan munafik.”. 3.
„‟Permasalahannya, banyak diantara kita yang sering misunderstanding (salah persepsi)
dalam menafsirkan dan mengaplikasikan bentuk tawakal tersebut.‟‟ Diksi yang seharusnya
dipakai adalah seperti yang bergaris bawah berikut ini “Permasalahannya, banyak diantara
kita yang sering misunderstanding (salah pemahaman) dalam menafsirkan dan menerapkan
bentuk tawakal tersebut.”
Surat Kabar Batam Pos Edisi 2 Maret 2013 Sebagai contoh diantara kesalahan
penggunaan diksi pada edisi 2 Maret yaitu penggunaan kata multdimensi, birokrasi,
perekrutan sebagai berikut: 1. “Sebab, krisis multidimensi di Indonesia disebabkan oleh
maraknya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) Yang sangat parah dan sangat sulit
diperbaiki serta terus merusak kehidupan masyarakat.” Diksi yang seharusnya dipakai
adalah seperti yang bergaris bawah berikut ini. “Sebab, krisis berbagai bidang di Indonesia
disebabkan oleh maraknya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang parah dan sangat
sulit diperbaiki serta terus merusak kehidupan masyarakat.”. 2. “Di birokrasi terjadi suap
menyuap baik dalam penentuan proyek maupu dalam perekrutan dan promosi pegawai
negeri atau pejabat yang ada dalam pemerintahan.” Diksi yang seharusnya dipakai adalah
seperti yang bergaris bawah berikut ini. “Di pemerintahan terjadi suap menyuap baik
dalam penentuan proyek maupun penempatan dan promosi pegawai negeri atau pejabat
yang ada dalam pemerintahan,”.
4. Simpulan dan Rekomendasi
Setelah peneliti melakukan serangkaian proses dalam penelitian ini, maka dapat
peneliti buat simpulan penelitian sebagai berikut: Di Surat Kabar Batam Pos Edisi
khususnya pada Rubrik Opini Edisi Maret 2013 terdapat 324 kata yang merupakan
kesalahan diksi. 324 kata yang merupakan kesalahan diksi tersebut berupa kata ilmiah/kata
kajian. Diksi yang tepat dan sesuai digunakan dalam rubrik opini surat kabar tidak
menggunakan kata ilmiah/kata kajian.
Adapun saran yang ingin peneliti sampaikan adalah sebagai berikut: Penulis opini
harus menyadari bahwa pembaca Surat Kabar adalah masyarakat heterogen. Oleh
karenanya penggunaan kata ilmiah/kata kajian harus dihindari jika tetap ingin
menggunakan kata ilmiah/kata kajian, maka penulis harus memberikan padanan makna
kata ilmiah/kata kajian tersebut. Penulis harus mampu mentransfer pemikiran-pemikiran
yang cerdas kepada pembaca dengan menggunakan diksi yang tepat dan sesuai. Khusus
untuktulisan yang dikonsumsi masyarakat umum (Surat Kabar) hendaknya penulis
menggunakan kata-kata populer supaya mudah dipahami pembaca. Penulis jangan
menggunakan kata ilmiah/kata kajian terlalu banyak meskipun disertai dengan
penjelasannya. Karea halaman yang tersedia pada rubrik opini terbatas sehingga tidak bisa
menuangkan pemikiran-pemikiran serat dikahwatirkan terjadi pemborosan kata. Semua
Surat Kabar harus menerbitkan tulisan-tulisan opini yangsemakin berkualitas baik dari segi
substansi/isi maupun penyampaiannya. Karena opini yng ditulis di Surat Kabar memiliki
peranan yang besar dalam mencerdaskan masyarakat.
Daftar Pustaka
Akhadiah, Sabarti. dkk. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Ardianto, Elvinaro. dkk. 2007. Komunikasi Massa. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Chear, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenelan Awal. Jakarta: PT
RINEKA CIPTA.
Chear, Abdul. 2007. Leksikologi & Leksikografi Indonesia. Jakarta: PT RINEKA
CIPTA.
Djojosuroto, Kinayati dan M.L.A Sumaryati. 2010. Prinsip-Prisip Dasar Penelitian
Bahasa dan Sastra. Bandung: Nuansa.
Fanani, Achmad dan Khusnul Khotimah,. 2012. EYD Panduan Cerdas dan Lengkap
Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: PT. Buku Seru.
Finoza, Lamuddin. 2010. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia.
Hayon, Josep. 2003. Membaca Dan Menulis Wacana. Jakarta: STORIA GRAFIKA.
Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Keempat. 2008. Jakarta: Balai Pustaka.
Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Baru. 2008. Jakarta: PT MEDIA PUSTAKA
PHONIX.
Keraf, Gorys. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Malik, Abdul dan Isnaini Leo Shanty. 2003. Kemahiran Menulis. Pekanbaru: UNRI Press.
Marahimin, Ismail. 2009. Menulis Secara Populer. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.
Maryaeni. 2012. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sobur, Alex. 2009. Analisis Teks Media. Bandung: Rosda.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: CV.
Alfabeta.
Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.
Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Tarigan, Hendry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Top Related