ANALISIS JENIS KALIMAT
PADA KARANGAN GURU-GURU SD MAHAKAM ULU
KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh:
Herningdyah Cahyaning Ratri
NIM: 121224035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS JENIS KALIMAT
PADA KARANGAN GURU-GURU SD MAHAKAM ULU
KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh:
Herningdyah Cahyaning Ratri
NIM: 121224035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
ANALISIS JENIS KALIMAT
PADA KARANGAN GURU‐ GURU SD MAI・ IAKAM ULU
KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2015
Dosen
Dr.B
第¨
Dosen Pembimbing II
Dr.Y.Kamin,卜〔.Pd. Pada tanggal, 20 Febmari 2017
Februari 2017
¬
TN15か:忙
Telah disetuiui oleh:
I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
ANALISIS Л NIS KALIMAT
PADA KARANGAN GURU‐ GURU SD MAIIIAKAM ULU
KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2015
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Ratri
Nama
Ketua
Sekretaris
Anggota I
Anggota2
Anggota 3
Dr.
Dr.R。
Yogyakarta, 28 Februari
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Sanata Dharma
‐7 卿 . ̈L( .M.Pd.
Rohandi,Ph.D.
¬PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya perembahkan untuk:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan memberikan pertolongan tepat pada
waktu-Nya.
2. Orang tua tercinta, bapak Heru Sigit Cahyanto dan Ibu Sri Budiningsih serta Bapak
Ardi Suryanto dan Ibu Pandom Triasati yang selalu mendoakan dan memberikan
semangat.
3. Prodi PBSI Universitas Sanata Dharma sebagai tempat untuk menuntut ilmu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTO
Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu
(Lukas 21:19)
Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam
doa (Roma 12:12)
-Ora et Labora-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah dsebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 28 Februari 2017
Penulis
Herningdyah C.R.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Herningdyah Cahyaning Ratri
Nomor Mahasiswa : 121224035
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul Analisis Jenis Kalimat
pada Karangan Guru-Guru SD Mahakam Ulu Kalimantan Timur Tahun 2015.
Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma
hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 28 Februari 2017
Saya yang menyatakan,
Herningdyah Cahyaning Ratri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Ratri, Herningdyah Cahyaning. 2017. Analisis Jenis Kalimat pada Karangan Guru-
Guru SD Mahakam Ulu Kalimantan Timur Tahun 2015. Skripsi. Yogyakarta:
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini mengkaji jenis kalimat dalam karangan guru-guru SD Mahakam
Ulu, Kalimantan Timur, pada tahun 2015. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan:
(1) jenis kalimat berdasarkan jumlah klausa dan (2) jenis kalimat berdasarkan bentuk
sintaksis pada karangan guru-guru SD Mahakam Ulu Kalimantan Timur.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian
ini adalah jenis kalimat berdasarkan jumlah klausa dan bentuk sintaksis. Sumber data
penelitian ini adalah karangan tentang lingkungan yang dibuat para guru SD
Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. pengumpulan data dilakukan dengan
mengumpulkan dokumen berupa karangan. Tahap analisis data berupa identifikasi,
klasifikasi, dan interpretasi.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan menjadi dua hal. 1) Berdasarkan
jumlah klausa, jenis kalimat yang digunakan pada karangan guru-guru SD Mahakam
Ulu, Kalimantan Timur berupa kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat
tunggal ada empat jenis, yakni kalimat tunggal dengan predikat verba, nomina,
adjektiva dan numeral. Sementara itu, kalimat majemuk ada tiga tipe, yakni kalimat
majemuk setara, bertingkat, dan campuran. 2) Berdasarkan bentuk sintaksis, jenis
kalimat yang digunakan pada karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan
Timur adalah kalimat deklaratif, kalimat imperatif, dan kalimat interogatif.
Implikasi penelitian ini adalah kemampuan menulis guru-guru SD Mahakam
Ulu sudah baik tetapi dapat ditingkatkan dalam penggunaan jenis kalimat terutama
pada kalimat tunggal dengan predikat frasa preposisional, kalimat majemuk setara
konjungsi penanda pemilihan, majemuk bertingkat anak kalimat pengandaian,
pembandingan, cara, alat dan perkecualian serta kalimat eksklamatif. Oleh sebab itu,
sebaiknya para guru khususnya guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur
mempelajari berbagai macam jenis kalimat secara lebih mendalam dengan berbagai
pelatihan.
Kata Kunci: Kalimat, Jenis Kalimat dan Karangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Ratri, Herningdyah Cahyaning. 2017. An Analysis of Type of Sentence Used in
Essays Written by Elementary Teachers of Mahakam Ulu, East Kalimantan
2015. A Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Study
Program, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma
University.
This research analyzed the type of sentence used in essays written by
Elementary Teachers of Mahakam Ulu, east Kalimantan in 2015. This research was
aimed to describe: (1) type of sentence based on the amount of clause on essays
written by Elementary Teachers of Mahakam Ulu and (2) type of sentence based on
the form of syntax on essays written by Elementary Teachers of Mahakam Ulu, East
Kalimantan.
The research was a qualitative descriptive research. The object of the research
was type of sentence based on the amount of clause and the form of syntax. The
sources of this research was essays about environment written by elementary teachers
of Mahakam Ulu, East Kalimantan. The technique to collect the data was conducted
by using documentation method. The stages of data analysis were identification,
classification, and interpretation.
The result of the research can be concluded be two things. 1) Based on the
number of clauses, the teachers of SD Mahakam Ulu, East Borneo used the simple
and complex sentences in the written essays. There were four types of simple
sentence, simple sentence with verb, noun, adjective, and numerals predicate.
Furthermore, there were three types of complex sentence, compound sentence,
complex sentence, and compound-complex sentence. 2) Based on the form of syntax,
type of sentence used in essays written by Elementary Teachers of Mahakam Ulu,
east Kalimantan were declarative sentence, imperative sentence, and interrogative
sentence.
The implication of this research was the writing ability of Elementary
Teachers Mahakam Ulu are good but can be improved on the use of type of sentence,
especially in the simple sentence with phrases prepositionalpredicate,compound
sentence equivalent conjunctions marker election , compound, comparison , way ,
tools and the exception and eksklamative sentence. Therefore, it is better for the
Elementary teachers in Mahakam Ulu, east Kalimantan to have a depth training in
various type of sentence.
Keywords: Sentence, Essay, and A type of sentence
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Jenis Kalimat pada
Karangan Guru-Guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kaimantan Timur Tahun 2015
dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Kelancaran dan keberhasilan proses pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini
tentunya tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak.
Oleh sebab itu, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia.
3. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing pertama yang telah
bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing, memberikan
saran, serta kritikan yang membangun dalam proses penyusunan skripsi ini.
4. Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku dosen kedua yang telah bersedia meluangkan
waktu dan pikirannya untuk membimbing, memberikan saran, motivasi dan
kritikan yang membangun dalam proses penyusunan skripsi ini.
5. Septina Krismawati, S.S, M.A selaku triangulator yang telah bersedia
meluangkan waktu dan pikirannya untuk menvalidasi hasil analisis data dalam
penelitian ini.
6. Segenap dosen Prodi PBSI, dosen MKU, dan dosen MKK yang telah mendidik
dan membimbing penulis selama mengikuti kuliah.
7. Robertus Marsidiq, selaku staf sekretariat Prodi PBSI yang selama ini telah
banyak membantu dan memberi kemudahan dalam administrasi yang diperlukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Orang tua terkasih, bapak Heru Sigit Cahyanto dan Ibu Sri Budiningsih serta
Bapak Ardi Suryanto dan Ibu Pandom Triasati yang selalu mendoakan dan
memberikan semangat.
9. Kakak tercinta, Putri Hambawani Setyaningrum dan Dyah Ayu Wikandari yang
selalu mendengarkan keluh kesah dan memberikan semangat selama proses
penulisan skripsi ini.
10. Nety Putri Perdani, Maria Magdalena Damar Isti Nugraheni, Francisca Dewi
Wulansari, Brigitta Swaselia Kasita, dan Septian Purnomo Aji teman kelompok
skripsi payung yang sudah menyemangati, berbagi waktu dan pikiran selama
penulisan skripsi ini.
11. Karmelia Galih Runti Sari, Yuhacim Titto S, Hendra Sigalingging, Natalia
Harsanti, Romo Margareta Dina yang selalu memberikan bantuan doa, semangat,
dan perhatian kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman mahasiswa PBSI angkatan 2012 yang tidak dapat disebutkan satu
per satu yang telah bersama menjalani dinamika belajar di PBSI USD selama
empat tahun ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimakasih atas
dukungannya kepada penulis.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Namun,
penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk para peneliti selanjutnya
terutama dalam bidang pendidikan.
Yogyakarta, 28 Februari 2017
Penulis,
Herningdyah Cahyaning Ratri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
HALAMAN MOTO ...................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 4
1.5 Batasan Istilah ...................................................................................... 5
1.6 Sistematika Penyajian .......................................................................... 6
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN ................................................................ 7
2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 7
2.2 Landasan Teori .................................................................................... 9
2.2.1 Kalimat ............................................................................................. 9
2.2.1.1 Bagian-Bagian Kalimat ................................................................. 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.2.1.2 Fungsi Sintaksis Unsur Kalimat .................................................... 13
2.2.1.3 Pola Kalimat ................................................................................. 18
2.2.1.4 Jenis Kalimat ................................................................................. 20
2.2.2 Karangan .......................................................................................... 35
2.2.3 Kompetensi Guru Sekolah Dasar (SD) ............................................ 39
2.2.4 Kerangka Berpikir ............................................................................ 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 43
3.1 Jenis Penelitian .................................................................................... 43
3.2 Data dan Sumber Data ........................................................................ 44
3.3 Objek Penelitian .................................................................................. 45
3.4 Instrumen Penelitian ........................................................................... 45
3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 46
3.6 Teknik Analisis Data ........................................................................... 47
3.7 Triangulasi .......................................................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 50
4.1 Deskripsi Data ..................................................................................... 50
4.1.1 Data Kalimat Berdasarkan Jumlah Klausa....................................... 51
4.1.1.1 Kalimat Tunggal dengan Predikat Nomina ................................... 53
4.1.1.2 Kalimat Tunggal dengan Predikat Verba ...................................... 53
4.1.1.3 Kalimat Tunggal dengan Predikat Adjektiva ................................ 54
4.1.1.4 Kalimat Tunggal dengan Predikat Numeral.................................. 54
4.1.1.5 Kalimat Majemuk Setara .............................................................. 54
4.1.1.6 Kalimat Majemuk Bertingkat........................................................ 55
4.1.1.1.7 Kalimat Majemuk Campuran ..................................................... 55
4.1.2 Data Kalimat Berdasarkan Bentuk Sintaksis ................................... 56
4.1.2.1 Kalimat Deklaratif......................................................................... 57
4.1.2.2 Kalimat Imperatif .......................................................................... 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4.1.2.3 Kalimat Interogatif ........................................................................ 58
4.2. Analisis Data ...................................................................................... 58
4.2.1 Jenis Kalimat berdasarkan Jumlah Klausa ....................................... 58
4.2.1.1 Kalimat Tunggal ........................................................................... 59
4.2.1.2 Kalimat Majemuk ......................................................................... 68
4.2.2 Jenis Kalimat berdasarkan Bentuk Sintaksis ................................... 84
4.2.2.1 Kalimat Deklaratif......................................................................... 84
4.2.2.2 Kalimat Imperatif .......................................................................... 86
4.2.2.3 Kalimat Interogatif ........................................................................ 87
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 88
4.3.1 Jenis Kalimat berdasarkan Jumlah Klausa ....................................... 88
4.3.2 Jenis Kalimat berdasarkan Bentuk Sintaksis ................................... 93
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 97
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 97
5.2 Implikasi Hasil Penelitian ................................................................. 99
5.3 Saran ................................................................................................. 100
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 102
LAMPIRAN
BIOGRAFI PENULIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perbedaan Objek dan Pelengkap ......................................................... 17
Tabel 2 Pola-Pola Kalimat Dasar ..................................................................... 19
Tabel 3 Nama Guru dan Judul Karangan ......................................................... 44
Tabel 4 Kode Fungsi Sintaksis ......................................................................... 48
Tabel 5 Kode Penomoran Karangan ............................................................... 48
Tabel 6 Data Kalimat berdasarkan Jumlah Klausa ......................................... 52
Tabel 7 Data Kalimat berdasarkan Bentuk Sintaksis ...................................... 56
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Jenis-Jenis Kalimat ............................................................................ 21
Bagan 2 Hubungan Koordinasi Kalimat .......................................................... 28
Bagan 3 Hubungan Subordinasi Kalimat ......................................................... 30
Bagan 4 Hubungan Antarklausa dalam Kalimat Majemuk Campuran ............ 32
Bagan 5 Alur Kerangka Berpikir ..................................................................... 42
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Panduan Analisis .......................................................................... 104
Lampiran 2 Hasil Analisis Data dan Triangulasi ............................................. 107
Lampiran 3 Karangan Guru ............................................................................ 196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia karang-mengarang sudah tidak asing lagi bagi pendidikan di
Indonesia dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Para pelajar sudah
terbiasa belajar mengenai karangan. Buku-buku pelajaran pun termasuk dalam
wujud karangan. Karangan yang dipelajari dari mulai tataran sekolah dasar hingga
tataran perguruan tinggi merupakan salah satu hasil kegiatan menulis.
Menurut The Liang Gie (1992: 17), karangan adalah bentuk gagasan
seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca.
Dalam proses membuat karangan diperlukan media untuk membawa gagasan dari
pikiran penulis kepada pihak pembaca. Gagasan itu diwujudkan ke dalam bentuk
kata-kata yang dirangkai menjadi ungkapan atau frasa, beberapa frasa digabung
menjadi anak kalimat dan anak kalimat-anak kalimat itu membangun kalimat
yang utuh. Kalimat-kalimat yang disusun menjadi paragraf-paragraf yang padu
nantinya akan berkembang menjadi sebuah karangan.
Hasan Alwi, dkk (2010: 317) mengatakan bahwa kalimat merupakan
satuan bahasa terkecil dalam bentuk lisan maupun tulisan dan digunakan untuk
mengungkapkan pikiran secara utuh. Hal ini menunjukkan bahwa kalimat
merupakan unsur penting untuk membuat karangan. Untuk membuat karangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
yang padu, seseorang harus menyusun karangan itu dengan kalimat yang baik dan
benar.
Sebuah kalimat yang baik dan benar tentunya memiliki struktur yang baik
dan benar pula. Struktur kalimat dalam bahasa Indonesia berkaitan dengan unsur
subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan (K). Menurut Hasan Alwi
(dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, 2010: 328), kalimat yang baik harus
memiliki sekurang-kurangnya konstituen pengisi unsur subjek dan predikat.
Kehadiran konstituen lainnya ditentukan oleh kedua konstituen tersebut.
Pengetahuan tentang struktur kalimat itu dapat menjadi dasar seseorang
menentukan jenis-jenis kalimat yang akan dibuat. Pengetahuan tentang jenis
kalimat juga perlu dikuasai oleh seorang penulis agar ia dapat memvariasikan
jenis-jenis kalimat itu dalam karangannya. Menurut Abdul Chaer (2009: 45), jenis
kalimat dapat dibagi menjadi tiga golongan yakni, berdasarkan kategori
klausanya, berdasarkan jumlah klausanya, dan berdasarkan modusnya.
Jenis kalimat merupakan salah satu hal penting dalam pengembangan
kalimat yang harus dikuasai oleh para guru bahasa dalam mengajarkan
keterampilan menulis, khususnya menulis karangan. Salah satu faktor penentu
keberhasilan pelajar terletak pada kemampuan mengajar guru bahasa Indonesia
dalam menulis karangan.
Banyak faktor yang melatarbelakangi guru bahasa tidak optimal dalam
memberikan materi pengajaran kepada siswa atau pelajar. Salah satunya adalah
terbatasnya jumlah guru pada sekolah itu. Keterbatasan ini menyebabkan guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
yang tidak memiliki kemampuan dalam bidang studi tertentu harus mengajarkan
bahasa Indonesia di kelas. Akibat dari hal itu adalah banyak kekeliruan dan
keterbatasan dalam menyampaikan materi pelajaran kepada anak didik.
Keterbatasan jumlah pendidik banyak dialami sekolah-sekolah yang
terletak di daerah terpencil. Permasalahan seperti fenomena tersebut dialami juga
oleh guru-guru SD di daerah Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Daerah Mahakam
Ulu merupakan daerah baru di Kalimantan Timur. Daerah baru ini masih dalam
taraf pembangunan dalam berbagai bidang diantaranya dalam bidang pendidikan.
Sebuah situs di internet (disdik.kaltimprov.go.id) menunjukkan bahwa sumber
daya guru di sana masih terbatas jumlahnya. Oleh sebab itu, masih banyak guru
yang merangkap mengajar pada bidang yang tidak sesuai dengan keahliannya.
Guru dengan latar belakang yang tidak sesuai dengan mata pelajaran bahasa
Indonesia kemungkinan sangat terbatas mengajarkan bahasa Indonesia kepada
para pendidiknya. Hal inilah yang mungkin menimbulkan kekeliruan-kekeliruan
berbahasa, termasuk dalam menulis karangan. Untuk itulah, dalam penelitian ini,
peneliti ingin melihat kemampuan guru-guru dalam memahami bahasa Indonesia,
khususnya dalam keterampilan menulis karangan.
Penulis meneliti kalimat pada karangan guru-guru SD Kabupaten
Mahakam Ulu, Kalimantan Timur dari segi sintaksis dengan fokus penelitian pada
faktor-faktor gramatikalnya saja. Peneliti ingin melihat penggunaan jenis kalimat
bahasa Indonesia dalam karangan mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut.
a. Apa sajakah jenis kalimat berdasarkan jumlah klausa pada karangan
yang digunakan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan
Timur?
b. Apa sajakah jenis kalimat berdasarkan bentuk sintaksis pada karangan
yang digunakan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan
Timur?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Mendeskripsikan jenis kalimat berdasarkan jumlah klausa pada
karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu.
b. Mendeskripsikan jenis kalimat berdasarkan bentuk sintaksis pada
karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi dunia
pendidikan khususnya para guru sekolah dasar (SD), tentang penggunaan kalimat
bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Dengan pemahaman tentang kalimat
yang baik dan benar, para guru dapat menyampaikan materi pembelajaran
terutama mata pelajaran bahasa Indonesia dengan benar. Bagi peneliti lain,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan penelitian selanjutnya terutama
dalam bidang sintaksis tentang jenis kalimat bahasa Indonesia.
1.5 Batasan Istilah
a. Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan
yang mengungkapkan pikiran yang utuh, (TBBBI, 2010: 317).
b. Fungsi Sintaksis Unsur Kalimat
Fungsi sintaksis unsur kalimat merupakan hubungan atau relasi
gramatikal unsur-unsur kalimat. Unsur-unsur kalimat meliputi subjek (S),
predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (K), (Khairah,
2014: 113).
c. Pola Kalimat
Pola kalimat adalah konsep sintaksis yang mencakup konstruksi-
konstruksi kalimat. (Kamus Linguistik, 2008: 196)
d. Jenis Kalimat
Jenis kalimat merupakan pengelompokan atau pengklasifikasian kalimat
berdasarkan unsur-unsur kalimatnya (TBBBI, 2010: 343).
e. Karangan
Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis
yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca (The Liang Gie, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.6 Sistematika Penyajian
Penyajian penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab I berisi pendahuluan.
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian.
Bab II berisi landasan teori. Bab ini menguraikan penelitian yang relevan
dan kajian teori. Bab III berisi metodologi penelitian. Bab ini menguraikan jenis
penelitian, data dan sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian, dan teknik analisis data. Bab IV berisi hasil penelitian dan
pembahasan. Bab ini menguraikan data, hasil penelitian dan pembahasan hasil
penelitian. Bab V berisi bagian penutup, bagian ini akan dipaparkan kesimpulan,
implikasi, dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
STUDI KEPUSTAKAAN
2.1 Penelitian Terdahulu
Ada tiga penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu (a) penelitian
Galih Puji Haryanto (2015), (b) penelitian Zahrulia Arina Rinanda (2012), dan
(c) penelitian B. Bobby Prasetya Nugraha (2010). Penelitian Galih Puji Haryanto
berjudul Analisis Struktur Kalimat dan Struktur Paragraf serta Pola
Pengembangannya pada Wacana Undang-Undang tentang Pendidikan. Penelitian
tersebut menganalisis 45 kalimat dengan tiga macam pola struktur, yaitu S-P-K,
P-K-Pel berjumlah 28 kalimat; K,(S)-P-O-K berjumlah 7 buah kalimat; K-S-P-
Konj.-P-K dan (K)-(S)-P-O-O1-O2-O3-O4-O5, P-O berjumlah 5 kalimat. Dari
ketiga struktur itu, struktur S-P-K, P-K-Pel paling banyak terdapat dalam undang-
undang pendidikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Zahrulia Arina Rinanda berjudul Analisis
Struktur Kalimat pada Wacana Iklan Brosur Provider Telekomunikasi. Ada dua
kesimpulan dalam penelitian tersebut pertama, kalimat pada wacana iklan brosur
provider telekomunikasi digolongkan menjadi empat jenis kalimat, yakni (a)
kalimat tunggal dan majemuk, (b) kalimat deklaratif dan imperatif, (c) kalimat
lengkap dan taklengkap, (d) kalimat biasa dan inversi. Kedua, struktur kalimat
pada wacana iklan brosur provider telekomunikasi digolongkan menjadi dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
struktur, pertama yakni struktur kalimat tunggal dan kedua struktur kalimat
majemuk.
Penelitian B. Bobby Prasetya Nugraha berjudul Struktur Kalimat dalam
Kolom “Liputan Khusus” Majalah Sekolah Bikar SMA Stella Duce II Yogyakarta.
Penelitian itu mencakup analisis struktur kalimat dan analisis kelengkapan unsur
kalimat. Penelitian tersebut mengambil empat buah majalah sebagai objek
penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam kolom “Liputan Khusus”
terdapat kalimat dengan beberapa struktur, yaitu kalimat tunggal, kalimat
majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat dan kalimat yang tidak memiliki
kejelasan struktur. Dari beberapa jenis kalimat tersebut, dari kolom majalah itu
paling banyak ditemukan kalimat tunggal, yakni 107 kalimat. Peneliti juga
menemukan kalimat yang strukturnya tidak lengkap dalam kalimat tunggal dan
kalimat majemuk, baik majemuk setara maupun majemuk bertingkat. Kalimat-
kalimat pada kolom majalah Bikar tersebut kebanyakan memiliki kekurangan
pada unsur S (subjek), P (predikat), atau S (subjek) dan P (predikat).
Penelitian analisis jenis kalimat pada karangan guru-guru SD Mahakam
Ulu ini masih relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh ketiga peneliti di
atas. Ketiga penelitian itu juga dilakukan di bidang sintaksis yang berkaitan
dengan struktur kalimat. Namun, penelitian ini dikhususkan pada analisis struktur
kalimat pada karangan bidang pendidikan karena peneliti melihat bahasan
penelitian tentang struktur kalimat di kalangan pendidikan khususnya guru-guru
SD di Kalimantan Timur masih terbatas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2.2 Landasan Teori
Penelitian ini menggunakan teori yang dianggap relevan dan dapat
mendukung temuan sehingga dapat memperkuat penelitian yang dilakukan. Teori
yang dimaksud adalah kalimat, jenis kalimat, jenis karangan, dan kompetensi guru
sekolah dasar (SD).
2.2.1 Kalimat
Dalam sintaksis, hal yang dikaji meliputi frasa, klausa, kalimat, dan
wacana. Namun, penelitian ini hanya akan mengkaji kalimat. Kalimat akan
dianalisis dari segi jenisnya yang dipakai dalam karangan guru-guru SD
Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Hasan Alwi, dkk (dalam TBBBI,
2010:317) menjelaskan bahwa kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud
lisan maupun tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam bentuk
lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut disela jeda,
dan diakhiri dengan intonasi bunyi diikuti oleh kesenyapan. Dalam wujud tulisan
(Latin), kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.),
tanda tanya (?), atau tanda seru (!), sementara itu di dalamnya disertakan pula
tanda koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan spasi.
Ramlan (2005: 21) menuturkan bahwa kalimat ada yang terdiri dari satu
kata, dua kata, atau tiga kata. Sesungguhnya yang menentukan satuan kalimat
bukannya banyaknya unsur, melainkan intonasinya. Setiap satuan kalimat dibatasi
oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Miftaful Khairah (2014: 146) berpendapat bahwa kalimat bisa dibentuk
oleh kata, frasa, dan klausa. Satuan bahasa dapat dikategorikan sebagai kalimat
atau bukan, tidak bergantung pada banyaknya kata, melainkan pada intonasi final
dan keutuhan makna. Dengan demikian, terdapat dua hal penting berkenaan
dengan konsep kalimat, yaitu konstituen dasar dan intonasi final. Miftaful Khairah
(2014: 147) menjelaskan bahwa konstituen dasar kalimat biasanya berupa klausa
karena di dalam klausa sudah terdapat fungsi internal bahasa, yaitu fungsi
semantik, fungsi sintaksis, dan fungsi pragmatiknya. Fungsi-fungsi ini
membangun keutuhan makna sebuah klausa. Jika sebuah klausa diberi tanda baca
atau intonasi final, terbentuklah sebuah kalimat yang lengkap. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa kalimat itu merupakan satuan bahasa terkecil dari tataran
analisis bahasa. Dalam pembentukannya, kalimat tidak ditentukan oleh banyak
sedikitnya unsur kata yang membentuknya, tetapi oleh intonasi final dan keutuhan
makna yang akan disampaikan.
2.2.1.1 Bagian-Bagian Kalimat
Hasan Alwi, (2010: 318) mengatakan bahwa dilihat dari bentuknya,
kalimat dapat dirumuskan sebagai konstruksi sintaksis terbesar yang terdiri atas
dua kata atau lebih. Antara kalimat dan kata terdapat dua satuan antara, yaitu frasa
dan klausa. Klausa merupakan satuan sintaksis yang terdiri dari dua kata atau
lebih yang mengandung unsur predikasi, sedangkan frasa adalah satuan sintaksis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak mengandung unsur predikasi.
Keduanya masih termasuk ke dalam satuan tata bahasa.
Kalimat dalam banyak hal tidak berbeda dengan klausa. Keduanya sama-
sama memiliki unsur predikasi. Dilihat dari segi struktur internalnya, kalimat dan
klausa terdiri atas unsur predikat dan subjek dengan atau tanpa objek, pelengkap
atau keterangan. Perbedaan antara klausa dan kalimat hanya terdapat bagaimana
cara pandang dari kedua bentuk itu. Contoh-contoh di bawah ini dapat
memperjelas uraian tentang klausa dan kalimat.
(1) a. dia pandai (S + P) b. Dia pandai.
(2) a. anak itu makan kue (S + P + O) b. Anak itu makan kue.
(3) a. beliau memakai baju warna biru (S+ P + O + Pel) b. Beliau memakai baju warna biru.
Bentuk (1)a, (2)a, (3)a di atas sering diacu sebagai klausa karena terdiri
atas unsur-unsur predikasi sekurang-kurangnya unsur (S-P) tetapi tidak
memperhatikan intonasi dan tanda baca. Namun, kutipan (1)b, (2)b, (3)b dapat
dikatakan kalimat karena memperhatikan unsur-unsur predikasi dengan intonasi
atau tanda baca akhir.
Menurut Alwi, dkk (2010: 321), kalimat minimal terdiri atas unsur subjek
dan predikat. Kedua unsur kalimat itu merupakan unsur yang wajib hadir. Di
samping kedua unsur itu, ada kata atau kelompok kata yang kehadirannya dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dihilangkan tanpa mempengaruhi arti dari suatu kalimat. Perhatikanlah contoh
kalimat di bawah ini!
(4) Saya bertemu Andi kemarin di parkiran.
Kalimat (4) di atas terdiri atas lima konstituen, yaitu 1) saya, 2) bertemu,
3) Andi, 4) kemarin, dan 5) di parkiran. Dari kelima konstituen kalimat itu, hanya
kemarin dan di parkiran yang dapat dihilangkan tanpa mengubah arti atau makna
kalimat itu. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dibedakan antara unsur wajib
dan unsur takwajib (manasuka). Unsur wajib terdiri dari konstituen yang tidak
dapat dihilangkan, karena jika dihilangkan akan mempengaruhi arti atau makna
kalimat. Sebaliknya, unsur takwajib terdiri atas konstituen yang dapat dihilangkan
atau manasuka. Pada umumnya, unsur keterangan pada kalimat termasuk dalam
unsur takwajib, seperti contoh di atas. Namun, pada situasi tertentu, unsur
keterangan itu harus hadir, karena sangat berpengaruh terhadap keutuhan makna
kalimat. Contoh di bawah ini menunjukkan bahwa unsur keterangan justru harus
hadir dalam sebuah kalimat.
(5) Dia menuju ke pasar. (6) *Dia menuju.
Bentuk ke pasar tidak dapat dihilangkan karena kalimat tersebut menjadi
tidak memiliki konteks pembicaraan, sehingga kalimat tersebut tidak dapat
ditafsirkan atau tidak memiliki makna. Contoh di bawah ini akan memperjelas
peran unsur keterangan dalam sebuah kalimat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
(7) Paman tinggal di Bandung. (8) *Paman tinggal.
Jika dilihat, kalimat (8) terasa ambigu dibanding dengan kalimat (7) yang
diikuti keterangan tempat di Bandung. Kata tinggal pada kalimat (8) bermakna
ambigu, yakni tinggal yang berarti diam atau tinggal dalam arti berdomisili.
Berbeda dengan kalimat (7) yang diikuti dengan keterangan tempat, yang berarti
Paman berdomisili di Bandung. Kedua contoh di atas membuktikan bahwa dalam
situasi tertentu konstituen atau unsur tak wajib (manasuka) dapat berubah menjadi
konstituen wajib hadir.
2.2.1.2 Fungsi Sintaksis Unsur-Unsur Kalimat
Menurut Miftaful Khairah (2014: 113), fungsi sintaksis unsur kalimat
berhubungan dengan relasi gramatikal suatu klausa. Fungsi sintaksis suatu kalimat
meliputi S (subjek) – P (predikat) – O (objek) – Pel (pelengkap) – K (keterangan).
Meskipun fungsi-fungsi sintaksis dalam suatu kalimat tidak harus muncul secara
bersamaan, kadang dalam penulisan sebuah kalimat masih sering dijumpai
kesalahan urutan fungsi-fungsi kalimat itu. Uraian di bawah ini akan membahas
fungsi subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan secara berturut-turut.
A. Subjek
Menurut Hasan Alwi, dkk (2010: 334), subjek merupakan fungsi sintaksis
terpenting yang kedua setelah predikat. Dalam sebuah kalimat majemuk fungsi
subjek dapat dilesapkan tanpa mengubah struktur gramatikalnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Subjek merupakan bentuk gramatikal di dalam klausa yang berpotensi
berperan sebagai pelaku, pengalaman, ukuran, peruntung dan pokok (Khairah,
2014:125). Pada umumnya, subjek berupa nomina, frasa nomina, atau pronomina.
Contoh kalimat beserta kategori kata, peran dan fungsinya akan diuraikan di
bawah ini.
(9) Semua saudaraku berkumpul. S/FN/pelaku P
(10) Perang itu membuat fobia korbannya. S/FN/pngalaman P O
(11) Ia mendapat nilai bagus. S/pronomina/peruntung P O
Fungsi subjek pada kalimat (9), (10), dan (11) dapat ditempati oleh
kategori kata selain nomina, seperti frasa nomina dan pronomina. Subjek dalam
kalimat (9) berlaku sebagai pelaku, subjek pada kalimat (10) berperan sebagai
pengalaman, dan subjek dalam kalimat (11) berperan sebagai peruntung. Widjono
Hs (2007: 148) menjelaskan unsur subjek memiliki ciri-ciri, yakni 1) dapat
diketahui dari jawaban apa atau siapa, 2) subjek dapat disertai dengan pewatas
yang, dan 3) subjek tidak didahului dengan preposisi.
B. Predikat
Predikat merupakan bentuk gramatikal di dalam kalimat yang berpotensi
berperan sebagai perbuatan, proses, keadaan, pengalamaan, relasional,
eksistensial, posisi, lokasi, kuantitas, dan identitas (Khairah, 2014 : 113). Predikat
kalimat biasanya berupa frasa verbal atau fasa adjektival. Pada kalimat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
berpola S – P, predikat dapat berupa frasa nominal, frasa numeralia, atau frasa
preposisional (Alwi, 2010 : 333). Perhatikan contoh di bawah ini!
(12) Ibuku guru bahasa Inggris (P=FN) (13) Kakaknya tiga (P=FNum) (14) Adik sedang ke sekolah (P=FPrep) (15) Andi sedang bermain (P=FV) (16) Siswa itu pintar sekali (FAdj)
Kalimat (12) hingga (16) menunjukkan bahwa unsur predikat tidak hanya
dapat diisi oleh verba atau frasa verba, tetapi juga dapat diisi oleh kategori kata
apapun sesuai dengan konteks kalimatnya. Widjono Hs (2007: 148) menguraikan
bahwa unsur predikat memiliki ciri-ciri, yakni 1) dapat diketahui dari jawaban
mengapa atau bagaimana, 2) predikat tidak bisa disertai dengan pewatas yang,
3) subjek dapat didahului dengan kata adalah, ialah, yaitu, dan yakni, dan 4)
subjek dapat didahului dengan keterangan modalitas.
C. Objek
Objek merupakan bentuk gramatikal di dalam klausa yang berpotensi
berperan sebagai sasaran, hasil, dan peruntung (Khairah, 2014: 128). Sementara
itu, Alwi, dkk (2010: 335) juga menjelaskan bahwa kehadiran objek dituntut oleh
predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif. Verba aktif transitif
biasanya ditandai dengan afiks meng-, meng-kan, meng-i, memper-kan, dan
memper-i. Jadi, kehadiran objek berfungsi untuk melengkapi predikat berupa aktif
transitif. Objek pada kalimat aktif transitif akan menjadi subjek jika kalimat itu
dipasifkan. Objek biasanya berupa nomina atau frasa nomina. Perhatikanlah
contoh di bawah ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
(17) Ibu memberikan.
(18) Ibu memberikan uang saku kepada Andi. S P(transitif) O K
Jika dilihat kalimat (17) dan (18), unsur objek sangat berperan ketika
predikatnya berupa aktif transitif. Kalimat (17) tersebut sudah terdiri dari
sekurang-kurangnya subjek dan predikat, tetapi kalimat tersebut belum cukup
jelas maksudnya. Kalimat tersebut masih memerlukan objek untuk memperjelas
makna kalimat itu. Unsur objek tersebut akan menentukan sasaran dari subjek dan
predikat. Oleh karena itu, kalimat (18) dapat dikatakan kalimat yang utuh.
D. Pelengkap
Pelengkap merupakan bentuk gramatikal dalam klausa yang
kedudukannya hampir mirip dengan objek (TBBBI, 2010: 336 ). Perannya pun
hampir sama dengan objek, yakni sebagai sasaran, hasil, jangkauan identitas, dan
ukuran. Pelengkap sering berwujud nomina dan menempati posisi setelah predikat
yang berupa verba. Hal inilah yang sering membingungkan antara objek dan
pelengkap, karena keduanya sama-sama dapat menempati posisi setelah predikat.
Bagan di bawah ini akan menunjukkan persamaan dan perbedaan antara objek dan
pelengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Tabel 1. Perbedaan Objek dan Pelengkap (TBBBI, 2010 : 336)
Objek Pelengkap
Berwujud frasa nominal atau klausa. (19) Contoh: Badai Tsunami
melanda Jepang.
Berwujud frasa nominal, frasa adjektival, frasa verbal atau klausa.
(20) Saksi itu berkata jujur (Adj) (21) Artis itu pandai menari (V)
Berada langsung di belakang predikat. Contoh:
(22) Hakim itu memberikan S P tersangka beberapa pilihan.
O Pel
Berada langsung di belakang predikat jika tak ada objek (contoh a) dan jika ada objek berada langsung di belakang objek itu (contoh b). Contoh:
(23) Negara harus berlandaskan hukum.
(24) Ahmad menuliskan adiknya S P O surat. Pel
Menjadi subjek setelah pemasifan kalimat. Contoh:
(25) Jepang dilanda bencana banjir S P O
Tidak dapat menjadi pelengkap setelah pemasifan kalimat. Contoh:
(26) *Hukum harus dilandaskan negara
Dapat diganti dengan pronomina -nya. Contoh :
(27) Presiden memanggil Menteri Pertanian
(28) Presiden memanggilnya.
Tidak dapat diganti dengan –nya. Contoh:
(29) Presiden bertemu beberapa menteri.
(30) *Presiden bertemunya.
E. Keterangan
Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling
mudah berpindah letaknya (TBBBI, 2010: 337). Keterangan dapat berada di akhir,
di awal, bahkan di tengah kalimat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Menurut Khairah (2014:131), keterangan berfungsi memberikan
penjelasan tambahan bagi unsur inti. Oleh karena itu, dalam struktur kalimat,
keterangan termasuk unsur periferal atau tambahan. Letaknya pun paling mudah
untuk berpindah. Konstituen keterangan, biasanya berupa frasa nominal, frasa
preposisional, atau frasa adverbial. Perhatikan contoh di bawah ini!
(31) Dia memotong rambutnya kemarin. (Ket.Waktu) (32) Kemarin dia memotong rambutnya. (33) Dia kemarin memotong rambutnya.
Kata kemarin dalam kalimat (31), (32), dan (33) merupakan unsur
keterangan yang tidak terikat. Maksudnya adalah kata kemarin dapat berubah-
ubah letaknya baik di depan subjek, di belakang subjek maupun di belakang
objek.
2.2.1.3 Pola Kalimat
Harimurti Kridalaksana (dalam Kamus Linguistik, 2008:196) mengatakan
bahwa pola kalimat merupakan konsep sintaksis yang mencakup konstruksi-
konstruksi pembentuk kalimat itu. Adanya pola kalimat itu memudahkan penulis
dalam membuat kalimat yang benar secara gramatikal. Selain itu, pola kalimat
dapat menyederhanakan berbagai kalimat agar mudah dipahami.
Hasan Alwi, dkk (dalam TBBBI, 2010: 326) mengatakan bahwa kalimat
dasar adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa, unsur-unsurnya lengkap,
susunan unsur-unsurnya menurut urutan paling umum dan tidak mengandung
pertanyaan atau pengingkaran. Dengan kata lain, kalimat dasar tersebut identik
dengan kalimat tunggal deklaratif afirmatif yang urutan unsur-unsurnya paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
lazim. Urutan unsur-unsur tersebut adalah S-P-(O)-(Pel)-(K) dengan catatan
bahwa unsur objek, pelengkap, dan keterangan yang ditulis di antara tanda kurung
tidak selalu hadir. Hasan Alwi, dkk (2010: 329) memaparkan bahwa umumnya
ada enam pola kalimat dasar yang dapat diturunkan dari pola S-P-(O)-(Pel)-(K).
Pola kalimat dasar tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Pola-Pola Kalimat Dasar Fungsi
Tipe
Subjek Predikat Objek Pelengkap Keterangan
S-P Dina Mandi - - -
S-P-O Tito Membeli Bola - -
S-P-Pel Dia Menjadi - ketua kelas -
S-P-Ket Saya Bermain - - di halaman
S-P-O-Pel Ibu membelikan Adik Baju -
S-P-O-Ket Ayah menjemput Tono - di sekolah
Dalam pengembangannya, suatu kalimat dasar itu dapat berubah sesuai
dengan konteksnya, sehingga dapat berubah bentuk menjadi kalimat majemuk
setara, kalimat majemuk bertingkat, ataupun kalimat majemuk campuran. Ada
pula kalimat yang unsur-unsurnya atau fungsi sintaksinya tidak selalu hadir
bersamaan, paling tidak ada konstituen subjek dan predikat. Konstituen lainnya
banyak ditentukan oleh konstituen pengisi predikat.
Pada umumnya, banyak dari kalimat yang ditemukan urutan unsurnya
berbeda dengan urutan kelima fungsi sintaksis di atas, terutama yang menyangkut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
letak keterangan dan letak predikat terhadap subjek kalimat. Keterangan memiliki
banyak jenis dan letaknya dapat berpindah-pindah di dalam kalimat, baik di awal,
tengah maupun di akhir kalimat. Banyak juga kalimat yang predikatnya
mendahului subjek kalimat.
Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia bisa dikatakan mengikuti pola S-P-
(O)-(Pel)-(K). Namun, ada satu pola kalimat dalam bahasa Indonesia yang
predikatnya selalu mendahului subjek. Perhatikan contoh di bawah ini.
(34) Ada pencuri di halaman itu. (35) Demikianlah hasil rapat hari ini.
Verba ada dan demikianlah pada kalimat (34) dan (35) terletak di depan
nomina. Dengan kata lain, urutan fungsinya adalah P-S-(O)-(Pel)-(Ket). Namun,
susunan itu dapat diubah kembali menjadi urutan fungsi biasa yakni subjek
mendahului predikat. Kalimat-kalimat yang predikatnya mendahului subjek
tersebut disebut kalimat inversi (TBBBI, 2010: 372).
2.2.1.4 Jenis Kalimat
Menurut Hasan Alwi (dalam TBBBI 2010: 343), jenis kalimat dapat
digolongkan menjadi empat, yaitu 1) jenis kalimat berdasar jumlah klausa,
2) jenis kalimat berdasar bentuk sintaksis, 3) jenis kalimat berdasar kelengkapan
unsur, dan juga 4) jenis kalimat berdasar urutan fungsi sintaksis. Dari keempat
jenis kalimat di atas, hanya akan dibahas dua jenis kalimat, yakni kalimat
berdasarkan jumlah klausanya dan berdasarkan bentuk atau kategori sintaksisnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Berdasarkan jumlah klausanya, kalimat dapat digolongkan menjadi
kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Hasan Alwi,dkk (2010: 343) menuturkan
bahwa kalimat tunggal dapat dibeda-bedakan lagi berdasarkan kategori
predikatnya menjadi lima golongan yakni 1) kalimat berpredikat verba, 2) kalimat
berpredikat adjektiva, 3) kalimat berpredikat nomina dan pronomina, 4) kalimat
berpredikat numeral, dan 5) kalimat berpredikat frasa preposisional.
Kalimat majemuk juga dapat dibedakan lagi menjadi kalimat majemuk
setara dan kalimat majemuk bertingkat. Menurut bentuknya atau kategori
sintaksisnya, kalimat dapat pula digolongkan menjadi kalimat deklaratif, kalimat
imperatif, kalimat interogatif , dan kalimat ekslamatif (Alwi, dkk, 2010: 344).
Bagan 1. Jenis-jenis Kalimat
\
Jenis Kalimat
Jumlah Klausa
Tunggal
Majemuk
Bentuk/Kategori Sintaksis
Deklaratif
Imperatif
Interogatif
Eksklamatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
A. Kalimat berdasarkan Jumlah Klausa
Jenis kalimat dapat digolongkan berdasarkan jumlah klausanya.
Berdasarkan jumlah klausanya, kalimat dapat dibagi atas kalimat tunggal dan
kalimat majemuk.
1) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Hal itu
berarti bahwa konstituen untuk setiap unsur kalimat, seperti S dan P hanya ada
satu. Dalam kalimat tunggal tentu ada unsur wajib yang diperlukan. Di samping
itu, tidak menutup kemungkinan jika ada unsur-unsur manasuka yang
ditambahkan di dalamnya, seperti keterangan, pelengkap, dan objek. Dengan
demikian, kalimat tunggal tidak selalu berwujud pendek. Perhatikanlah contoh
berikut!
(36) Toni akan pergi. (37) Mereka akan membentuk kelompok belajar. (38) Guru Bahasa Indonesia kami akan dikirim ke luar negeri. (39) Pekerjaan Anwar mengurus tanaman di kebun raya Bogor.
Contoh kalimat (36) hanya memiliki satu unsur subjek (Toni) dan satu
unsur predikat (akan pergi). Kalimat (37) lebih lengkap karena ada unsur objek.
Meskipun demikian, setiap unsurnya hanya ada satu. Kalimat (38) dan (39) juga
hanya memiliki unsur wajib, yakni S dan P dan disertai unsur manasuka seperti O,
Pel dan K, tetapi semua unsurnya hanya ada satu, baik berupa kata maupun frasa.
Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi menjadi kalimat
berpredikat verba, kalimat berpredikat adjektiva, kalimat berpredikat nomina,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
kalimat berpredikat numeral, dan kalimat berpredikat frasa preposisional. Di
bawah ini akan dijelaskan jenis-jenis kalimat berdasarkan jumlah klausa itu.
a. Kalimat Berpredikat Verba
Menurut TBBBI (2010 : 345), kalimat berpredikat verba dapat dibagi
pula menjadi kalimat taktransitif, kalimat ekatransitif, dan kalimat dwitransitif.
Kalimat ekatransitif dan kalimat dwitransitif merupakan bagian dari kalimat
transitif.
Kalimat tidak transitif adalah kalimat yang tidak memiliki objek dan
tidak memiliki pelengkap. Kalimat tersebut hanya memiliki dua unsur wajib, yaitu
S dan P. Biasanya predikatnya dengan prefiks ber- atau meng-. Namun, kalimat
itu dapat dilengkapi oleh unsur keterangan tempat, waktu, cara ataupun alat.
Contoh-contoh kalimat yang menggunakan predikat tak transitif dapat dilihat pada
kutipan (40), (41), serta (42) ini.
(40) Bu Dina sedang berbelanja. (41) Padi itu telah menguning. (42) Samiun belum datang sejak tadi pagi.
Kalimat ekatransitif adalah kalimat yang berobjek tetapi tidak
berpelengkap. Kalimat tersebut memiliki tiga unsur wajib yaitu subjek, predikat,
dan objek. Dari segi makna semua verba ekatransitif memiliki makna perbuatan.
Di bawah ini merupakan contoh-contoh kalimat yang menggunakan predikat
ekatransitif.
(43) Pemerintah akan memasok semua kebutuhan Lebaran. (44) Nilai UAN menentukan kelulusan para siswa kelas IX.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Kalimat dwitransitif adalah kalimat yang predikatnya dapat
mengungkapkan hubungan tiga wujud. Maksudnya adalah satu predikat dapat
menentukan unsur-unsur yang mengikutinya dengan makna yang berbeda pula.
Contoh-contoh kalimat yang menggunakan predikat dwitransitif dapat dilihat pada
kalimat (45), (46), dan (47) ini.
(45) Ida sedang mencari pekerjaan. (46) Ida sedang mencarikan pekerjaan. (47) Ida sedang mencarikan adiknya pekerjaan.
Dari kalimat (45), dapat dijelaskan yang mencari pekerjaan adalah Ida.
jika ditambahkannya sufiks –kan pada predikat mencari, kalimat (46) berubah
makna menjadi Ida mencari pekerjaan untuk orang lain. Kalimat (47) terdapat
objek dan pelengkap yang berdiri di belakang verba dan semakin jelas bahwa
makna yang dimaksud adalah Ida mencari pekerjaan untuk adiknya.
b. Kalimat Berpredikat Ajektiva
Menurut TBBBI (2010, 357), kalimat berpredikat adjektiva adalah
kalimat statif. Kalimat statif kadang menggunakan verba untuk memisahkan
subjek dengan predikatnya apabila subjek atau predikatnya sama-sama panjang.
Perhatikan contoh berikut!
(48) Gerakan badan penari pendet itu adalah anggun dan mempesona.
Kata adalah dalam kalimat (48) dapat digunakan untuk memisahkan
subjek, yakni gerakan badan penari pendet itu dan predikat yang berupa anggun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
dan mempesona. Kata adalah dapat digunakan jika subjek atau predikat atau
keduanya sama-sama panjang.
c. Kalimat Berpredikat Nomina
Dua nomina yang dijejerkan atau frasa nomina dapat menjadi kalimat
apabila syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi (TBBBI, 2010: 358). Syarat
untuk kedua unsur itu penting. Jika tidak terpenuhi, jejeran nomina tadi tidak
dapat membentuk kalimat. Perhatikan contoh berikut!
(49) Buku cetakan Bandung itu. . . (50) Buku itu cetakan Bandung.
Urutan kata seperti pada contoh (49) tersebut membentuk satu frasa dan
bukan kalimat, karena cetakan Bandung merupakan pewatas (pembatas) dan
bukan predikat. Sebaliknya, contoh (50) dapat disebut kalimat karena penanda
batas itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa, yakni buku itu sebagai subjek
dan cetakan Bandung sebagai predikat.
d. Kalimat Berpredikat Numeralia
Selain macam-macam kalimat berpredikat verbal, adjektival, nominal,
ada pula kalimat yang berpredikat numeral atau frasa numeral. Perhatikanlah
contoh berikut!
(51) Anaknya banyak. (52) Bekalnya hanya sedikit. (53) Tinggi pohon itu lebih dari tiga meter.
Contoh (51) dan (52) menunjukkan bahwa kalimat dengan predikat
numeralia (kata bilangan) tak tentu (banyak dan sedikit) tidak dapat diikuti kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
penggolongan. Sebaliknya, kalimat (53) menunjukkan predikat yang berupa
numeralia tentu dapat diikuti penggolongan seperti orang, ekor, buah, dan wajib
diikuti ukuran seperti meter (TBBBI, 2010: 360).
e. Kalimat Berpredikat Frasa Preposisional
Predikat kalimat dalam bahasa Indonesia juga dapat berupa frasa
preposisional. Contoh-contoh kalimat di bawah ini menggunakan predikat
berfrasa preposisi.
(54) Ibu sedang ke pasar. (55) Andi sedang di sekolah. (56) Kue itu untuk Bagus. (57) Rumah saya di antara rumah Bela dan Ani.
Tidak semua frasa preposisi dapat dijadikan sebagai predikat kalimat.
Kalimat-kalimat di bawah ini terasa tidak pas jika tidak disertai verba.
(58) Toko itu sepanjang malam. (59) Toni dengan Andi. (60) Tas itu kepada Aji.
Kalimat (58), (59), dan (60) di atas menunjukkan bahwa tidak semua
frasa preposisi dapat menduduki fungsi predikat. Frasa sepanjang malam, dengan
Andi, kepada Aji meskipun merupakan frasa preposisi tetapi tidak dapat menjadi
predikat, sehingga kalimat-kalimat tersebut tidak memiliki makna.
2) Kalimat Majemuk
Menurut Ramlan (2005: 43), kalimat majemuk adalah kalimat yang
terdiri dari dua klausa atau lebih antara klausa yang satu dan yang lain saling
berhubungan. Umumnya, ahli bahasa membagi hubungan dua klausa itu ke dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dua jenis, yakni koordinasi (majemuk setara) dan subordinasi (majemuk
bertingkat).
a. Kalimat Majemuk Setara
Hubungan koordinasi dalam suatu kalimat biasa disebut dengan kalimat
majemuk setara. Hubungan koordinasi menggabungkan dua klausa atau lebih
yang masing-masing mempunyai kedudukan yang setara dalam struktur
konstituen kalimat (Alwi dalam TBBBI, 2010: 392). Maksudnya di sini adalah
hubungan antarklausa tersebut tidak saling terikat atau bergantung satu sama lain.
Klausa yang satu tidak bergantung dengan klausa yang lain, karena klausa yang
satu bukanlah bagian dari klausa yang lain. Hubungan koordinasi dalam suatu
kalimat tersebut dapat dilihat pada contoh di bawah ini.
(61) Stres akan memicu ketegangan di otak. (62) Stres membuat energi otak habis (63) Stres akan memicu ketegangan di otak dan membuat energi otak
habis.
Kalimat (63) di atas terdiri dari dua klausa yang tidak saling terikat,
yakni klausa (61) dan klausa (62) dan dihubungkan dengan konjungsi dan.
Kalimat (62) juga terjadi pelesapan (penghilangan salah satu unsur kalimat) yakni
unsur subjek pada klausa kedua setelah digabungkan, agar kalimat lebih efektif.
Untuk lebih jelas, di bawah ini terdapat bagan tentang hubungan koordinasi
kalimat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Bagan 2. Hubungan Koordinasi Kalimat
Bagan di atas menunjukkan bahwa konjungtor tidak termasuk ke dalam
klausa mana pun, tetapi merupakan konstituen tersendiri. Kedudukan klausa yang
satu dengan klausa yang lain juga terlihat sejajar. Hal itu berarti klausa yang satu
tidak menjadi bagian dari klausa yang lain. Alwi, dkk (2010: 398), menjelaskan
bahwa ada beberapa konjungtor untuk menyusun hubungan koordinasi, yaitu
sebagai berikut.
“dan, atau, tetapi, serta, lalu, kemudian lagipula, hanya, padahal, sedangkan, baik... maupun..., tidak... tetapi..., bukan(nya)... melainkan...”
Ramlan (2008: 40) membagi beberapa konjungtor koordinasi dalam
beberapa golongan berdasarkan sifat hubungannya. Ada lima golongan
konjungtor koordinatif jika dilihat dari hubungan semantisnya.
(a) Konjungsi yang menandai pertalian semantik penjumlahan: dan, dan lagi, lagi pula, dan serta. (b) Konjungsi yang menandai pertalian semantik pemilihan: atau. (c) Konjungsi yang menandai pertalian semantikperurutan: kemudian
dan lalu. (d) Konjungsi yang menandai pertalian semantik lebih: bahkan.
Kalimat
Klausa Konjungtor Klausa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
(e) Konjungsi yang menandai pertalian semantik perlawanan: tetapi. akan tetapi, melainkan, namun, padahal, sebalikmya, sedangkan, dan sedang.
b. Kalimat Majemuk Bertingkat
Hubungan subordinasi dalam suatu kalimat biasa disebut kalimat
majemuk bertingkat. Hubungan subordinasi menggabungkan dua klausa atau
lebih secara bertingkat (TBBBI, 2010: 398). Maksudnya, salah satu klausanya
menjadi bagian dari klausa yang lain. Jadi, klausa-klausa yang disusun dalam
kalimat majemuk dengan cara subordinasi itu tidak memiliki kedudukan yang
setara atau dengan kata lain hubungan subordinasi menunjukkan hubungan yang
hierarkis. Hubungan subordinasi dalam suatu kalimat tersebut dapat dilihat pada
contoh di bawah ini.
(64) Candi Gedung Songo itu menjadi mutiara kehidupan (klausa bawahan).
(65) Candi Gedung Songo menjadi sumber nafkah bagi masyarakat sekitarnya.
(66) Candi Gedung Songo menjadi mutiara kehidupan karena menjadi sumber nafkah bagi masyarakat sekitarnya.
Kalimat (66) di atas terlihat ada penggabungan dua klausa yang saling
terikat, yakni klausa (64) dan klausa (65), di mana klausa (64) menjadi klausa
utama dan klausa (65) menjadi klausa bawahan dengan konjungtor karena.
Berikut bagan tentang hubungan antarklausa dalam hubungan subordinasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Bagan 3. Hubungan Subordinasi Kalimat
Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa klausa 2 berkedudukan sebagai
konstituen klausa 1 atau bagian dari klausa 1. Klausa 2 yang berkedudukan
sebagai konstituen klausa 1 disebut klausa subordinatif, sedangkan klausa 1 meru-
pakan tempat dilekatkannya klausa, disebut juga klausa utama.
Menurut Alwi, dkk (2010: 400), ada sepuluh jenis konjungtor
subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat. Kesepuluh klausa itu akan
dijabarkan pada uraian di bawah ini.
(a) Konjungsi waktu : setelah, sesudah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sewaktu, sementara, seraya, selagi, selama, sehingga, sampai.
(b) Konjungsi syarat : jika, kalau, asalkan, bila, manakala. (c) Konjungsi pengandaian : andaikan, seandainya, andaikata, sekiranya. (d) Konjungsi tujuan : agar, supaya. (e) Konsesif: biar(pun), meski(pun), sungguh(pun), sekalipun,
walau(pun), kendati(pun). (f) Konjungsi pembandingan atau kemiripan: seakan-akan, seolah-olah,
sebagaimana, seperti, sebagai, bagaikan, laksana, daripada, alih-alih, ibarat.
(g) Konjungsi sebab atau alasan: sebab, karena, oleh karena. (h) Konjungsi hasil atau akibat : sehingga, sampai(-sampai). (i) Konjungsi cara: dengan, tanpa. (j) Konjungsi alat: dengan, tanpa.
Kalimat
Klausa 1
Klausa 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Ramlan (2008: 45) menambahkan tiga konjungtor subordinatif yang
belum dijelaskan dalam TBBBI (2010) tersebut. Ketiga konjungtor subordinatif
itu dapat dilihat pada uraian di bawah ini.
(a) Konjungsi isi atau komplemen: bahwa. (b) Konjungsi perkecualian: kecuali. (c) Konjungsi penjumlahan: selain dan di samping.
c. Kalimat Majemuk Kompleks (Campuran)
Selain kedua bentuk kalimat majemuk di atas, masih ada satu bentuk
kalimat majemuk, yakni kalimat majemuk kompleks. Menurut Chaer (2011:
347), kalimat majemuk kompleks adalah kalimat yang terdiri dari tiga atau lebih
klausa. Kalimat tersebut ada yang berhubungan secara koordinatif (setara) dan
ada yang berhubungan secara subordinatif (bertingkat). Penggabungannya
biasanya dibantu dengan berbagai kata penghubung baik koordinatif maupun
subordinatif. Kalimat majemuk kompleks ini biasa disebut dengan kalimat
majemuk campuran. Perhatikan contoh berikut!
(66) Untuk pendakian gunung besok pagi, hal pertama yang harus
diperhatikan adalah kondisi fisik dan hal kedua adalah bekal makanan.
Kalimat (66) di atas merupakan kalimat majemuk kompleks karena
tersusun dari klausa bertingkat dan klausa setara. Klausa bertingkat pada kalimat
di atas menduduki fungsi subjek, yakni pada klausa hal pertama yang harus
diperhatikan. Frasa hal pertama diperluas dengan konjungsi yang lalu diikuti
dengan fungsi predikat harus diperhatikan. Klausa setara pada kalimat di atas,
yakni ditandai dengan konjungsi dan lalu dilanjutkan dengan fungsi subjek pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
frasa hal kedua, predikat pada kata adalah, dan pelengkap pada frasa bekal
makanan. Bagan di bawah ini menunjukkan hubungan antarkalimat majemuk
campuran.
Bagan 4. Hubungan Antarklausa dalam Kalimat Majemuk Campuran
B. Kalimat berdasar Bentuk Sintaksis
Berdasarkan bentuk sintaksis, kalimat dibagi atas 1) kalimat deklaratif
atau kalimat berita, 2) kalimat imperatif atau kalimat perintah, 3) kalimat
interogatif atau kalimat tanya, dan 4) kalimat eksklamatif atau kalimat seru
(TBBBI, 2010: 360). Keempat jenis kalimat tersebut akan dipaparkan pada uraian
berikut ini.
1) Kalimat Berita (Deklaratif)
Menurut Alwi, dkk (2010: 284), kalimat berita berfungsi untuk
memberitahukan sesuatu kepada orang lain sehingga tanggapan yang diharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
berupa perhatian dari mitra tutur. Kadang respons atau bentuk dari perhatian itu
jawaban “ya” dari mitra tutur. Di samping itu, dalam kalimat berita tidak terdapat
kata-kata tanya seperti apa, siapa, di mana, mengapa, dan kata-kata ajakan seperti
mari, ayo, kata persilakan silakan, serta kata larangang jangan. Dalam bentuk
tulisan, kalimat berita diakhiri dengan tanda titik (.) sedangkan dalam bentuk lisan
diakhiri dengan nada menurun.
2) Kalimat Perintah (Imperatif)
Menurut Chaer (2011:356), kalimat perintah adalah kalimat yang
dibentuk untuk mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan. Dalam bentuk
tulisnya, kalimat perintah atau kalimat imperatif biasanya diakhiri dengan tanda
seru (!). Sementara itu, dalam bentuk lisan, intonasi ditandai dengan nada rendah
diakhir tuturan. Ada tiga jenis kalimat imperatif, yaitu kalimat perintah, kalimat
larangan, dan kalimat seruan. Pada TBBBI (2010), kalimat seruan tergolong pada
kalimat eksklamatif.
3) Kalimat Tanya (Interogatif)
Kalimat tanya adalah kalimat yang berfungsi untuk mengharapkan reaksi
atau jawaban dari seseorang (Chaer, 2011: 350). Kalimat ini secara formal
ditandai dengan kehadiran kata tanya seperti apa, siapa, kapan, bagaimana, dan
mengapa. Kalimat ini memiliki pola intonasi yang berbeda dengan pola intonasi
kalimat berita. Perbedaan pola intonasi itu terutama terletak pada nada akhirnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Pada intonasi kalimat berita, bernada akhir turun, sedangkan pada kalimat tanya
bernada akhir naik.
4) Kalimat Eksklamatif
Kalimat eksklamatif atau kalimat seru, secara formal ditandai dengan
kata alangkah, betapa atau bukan main pada kalimat berpredikat adjektiva.
Kalimat eksklamatif ini berfungsi untuk menyatakaan perasaan kagum atau heran.
Menurut TBBBI (2010: 371), cara pembentukan kalimat eksklamatif sebagai
berikut.
a) Balikkan urutan unsur kalimat dari S-P ke P-S. b) Tambahkan partikel –nya pada (adjektiva) P. c) Tambahkan kata (seru) alangkah, betapa, bukan main di depan P jika dianggap
perlu. Agar lebih jelas, di bawah ini terdapat beberapa contoh kalimat
eksklamatif. Perhatikan contoh di bawah ini!
(67) Pergaulan mereka bebas. (68) a. Bebas pergaulan mereka
b. Bebasnya pergaulan mereka! c. Alangkah bebasnya pergaulan mereka!
Kalimat (67) di atas merupakan kalimat deklaratif, tetapi dapat
dikembangkan menjadi kalimat eksklamatif (68)a, (68)b, dan (68)c. Contoh
kalimat (68)a di atas menggunakan cara membalik urutan fungsi S-P menjadi P-S,
sehingga predikat bebas berada di awal kalimat. Contoh kalimat (68)b
menggunakan cara menambahkan partikel–nya di belakang predikat adjektif
bebas. Kalimat (68)c menggunakan cara menambahkan kata seru alangkah di
depan predikat bebasnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2.2.2 Karangan
Karangan merupakan hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa
tulis yang dapat dibaca atau dimengerti oleh pembaca (Gie, 1992:23). Karangan
secara umum dapat digolongkan menjadi lima jenis, yakni karangan narasi,
deskripsi, eksposisi, argumentasi, perusasi.
Narasi merupakan salah satu bentuk wacana yang berisi cerita. Narasi pada
umumnya bertujuan menggerakan aspek emosi pembaca. Dengan narasi,
penerima (pembaca) dapat membentuk citra imajinasi (Rani, dkk, 2006: 45).
Narasi memiliki unsur-unsur cerita yang penting seperti unsur waktu,
pelaku, dan peristiwa (Rani, dkk, 2006 : 45). Perhatikan contoh berikut ini!
(69) Pada bulan Januari 1946, ada sebuah kapal penumpang bertolak dari kota Surabaya menuju Jakarta. Di antaranya ada sejumlah penumpang yang merupakan sukarelawan perang berasal dari Jakarta. Mereka dikirim satuannya untuk mempertahankan kota Surabaya. Tidak jauh dari mulut Selat Madura kapal tersebut meledak dan tenggelam beserta seluruh isinya (Keraf dalam Argumentasi dan Narasi, 2007).
Unsur waktu pada kutipan di atas muncul di awal kalimat, yakni pada
bulan Januari 1946. Sementara itu, unsur pelaku pada kutipan di atas adalah
sejumlah penumpang yang merupakan sukarelawan perang. Unsur yang tidak
kalah penting dalam kutipan (69) di atas adalah unsur peristiwa. Peristiwa yang
diceritakan dalam kutipan di atas adalah kapal yang mengangkut sejumlah
sukarelawan perang dari Jakarta meledak dan tenggelam di Selat Madura.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar pembaca percaya dan akhirnya
bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis (Keraf, 2007: 3). Dalam
karangan argumentasi, penulis menggunakan fakta-fakta atau bukti-bukti untuk
memperkuat pendapatnya apakah suatu hal itu benar atau tidak. Fakta-fakta
tersebut dapat menjadi dasar penulis untuk berpikir kritis dan logis, karena dasar
sebuah tulisan yang bersifat argumentatif, yakni berpikir kritis dan logis. Untuk
memperjelas uraian tersebut, di bawah ini disajikan kutipan paragraf argumentasi.
(70) Saat ini sampah berserakan di mana-mana. Hal ini dapat kita lihat di sekeliling kita. Sampah-sampah tersebut biasanya berasal dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan malas membuang sampah pada tempatnya. Sampah yang berkumpul itu menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga dapat membuat polusi udara. Selain itu, tumpukan sampah tersebut menjadi sarang berkembangbiaknya berbahaya. Sumber penyakit itu akan terbawa dengan udara sehingga akan terhirup oleh kita. Akibatnya, kita akan menjadi sakit dan tentunya juga akan menular kepada orang lain yang ada di sekitar kita (www.kelasindonesia.com).
Kutipan (70) di atas merupakan paragraf argumentasi sebab-akibat.
Paragraf tersebut dalam pengembangannya berasal dari suatu permasalahan yang
diawali dengan sebab-sebab terjadinya permasalahan itu. Setelah itu, paragraf
tersebut mengarah pada suatu kesimpulan yang berisi pendapat dengan bentuk
akibat yang ditimbulkan dari sebab-sebab yang telah diuraikan sebelumnya.
Menurut Keraf (2007: 118), karangan persuasi bertujuan untuk
meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki
penulis/pembicara pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang. Persuasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
tidak mengambil bentuk paksaan terhadap orang yang menerimanya, tetapi
berupaya untuk merangsang pembaca mengambil tindakan sesuai dengan yang
diinginkan penulis. Upaya-upaya tersebut biasanya berupa bukti-bukti meskipun
bukti tersebut tidak setegas seperti yang dilakukan oleh karangan argumentasi.
Semua bentuk argumentasi biasanya menggunakan pendekatan emotif, yaitu
berusaha membangkitkan emosi para pembaca. Contoh paragraf persuasi dapat
dilihat pada kutipan (71) ini.
(71) Tubuh kita sangat membutuhkan berbagai macam vitamin dan mineral yang berguna bagi kebutuhan hidup kita. Vitamin dan mineral tersebut banyak terdapat pada makanan-makanan yang bergizi, seperti buah, daging, susu, sayuran dan kacang-kacangan. Jika kebutuhan vitamin dan mineral tercukupi, maka kita menjadi sehat dan tidak mudah sakit. Sebaliknya, jika kita kekurangan vitamin dan mineral maka tubuh kita akan mudah terserang penyakit. Oleh karena itu, agar tubuh selalu sehat, makanlah makanan-makanan yang bergizi. Selain itu, janganlah lupa untuk mengimbanginya dengan olahraga secara teratur (www.prbahasaindonesia.com).
Kutipan (71) di atas menunjukkan bahwa penulis ingin mempengaruhi
pembaca dengan cara memaparkan bukti-bukti tentang tubuh manusia
membutuhkan berbagai macam vitamin dan mineral. Penulis juga memaparkan
akibat seseorang jika kekurangan vitamin dan mineral. Bukti-bukti pada paragraf
persuasi bertujuan untuk membangkitkan emosi pembaca. Selain dengan bukti-
bukti, penulis juga memberikan kalimat persuasif atau ajakan agar pembaca mau
makan makanan bergizi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Eksposisi atau pemaparan adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika
yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang
dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian
tersebut (Keraf, 1982: 3). Bila dibandingkan dengan bentuk karangan lainnya,
seperti argumentasi, deskripsi, dan narasi, pada dasarnya semua bentuk karangan
itu bertujuan memperluas pengetahuan seseorang. Namun, tujuan yang paling
menonjol pada karangan eksposisi adalah memperluas pandangan atau
pengetahuan pembaca sedangkan karangan lainnya menonjolkan aspek yang lain.
Contoh kalimat eksposisi dapat dilihat pada kutipan (72) ini.
(72) Para penjual makanan mengeluhkan kenaikan harga BBM. Pasalnya,naiknya harga BBM membuat bahan-bahan baku naik. Alhasil, para penjual harus menyiasati hal ini dengan memperkecil porsi atau menaikkan harga makanan yang mereka jual (www.belajarbahasaindonesia.com).
Hal yang paling ditonjolkan pada paragraf (72) di atas adalah tujuannya
untuk memperluas pemahaman pembaca dengan memaparkan ide pokok
pengarang. Ide pokok yang dipaparkan pada kutipan di atas adalah para penjual
makanan mengeluhkan harga BBM yang mempengaruhi kenaikan bahan-bahan
baku.
Deskripsi merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha
para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang
dibicarakan (Keraf, 1982: 93). Dalam deskripsi, penulis memindahkan kesan-
kesannya, memindahkan hasil pengamatan, dan perasaannya pada pembaca. Ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
menyampaikan sifat dan semua perincian wujud yang dapat ditemukan pada
obyek tersebut. Perhatikan contoh kalimat deskripsi berikut!
(73) Pemandangan pantai Pangandaran sangat memesona. Di sebelah kanan terlihat perbukitan yang memanjang. Sementara itu, di sisi kiri terdapat perkampungan nelayan dengan beraneka perahu tradisional. Pantai ini pun banyak dipenuhi kios cinderamata, penginapan, dan toko kelontong. Bagi para wisatawan yang ingin mengabadikan momen bersama keluarga, pantai Pangandaran sangat tepat sebagai tempat tujuan wisata air (www.slideshare.net).
Kutipan paragraf deskripsi (73) di atas bertujuan untuk memberikan
perincian-perincian berupa pemandangan pantai pangandaran. Pengarang
memerinci pemandangan pantai itu dengan cara menuliskan hasil pengamatannya
pada objek tersebut. Hasil pengamatan yang dapat dilihat pada kutipan (73)
tersebut adalah pantai pangandaran dibatasi oleh perbukitan yang memanjang di
sebelah kanannya. Sebelah kiri pantai tersebut adalah perkampungan nelayan.
Rincian-rincian letak objek tersebut merupakan salah satu contoh paragraf
deskripsi.
2.2.3 Kompetensi Guru Sekolah Dasar (SD)
Berdasarkan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat
(10) dinyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru
atau dosen dalam melakukan tugas keprofesionalan. Menguasai mata pelajaran
bahasa Indonesia adalah salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh
guru SD terutama guru kelas. Mata pelajaran bahasa Indonesia untuk SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
merupakan mata pelajaran wajib diajarkan. Salah satunya adalah pengetahuan
tentang mata pelajaran bahasa Indonesia. Dalam pembelajarannya, salah satu
komponen pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar adalah keterampilan
menulis. Guru harus siap dan memiliki wawasan yang baik dalam mengajarkan
mata pelajaran bahasa Indonesia terlebih tentang menulis.
2.2.4 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir penelitian ini adalah sebagai berikut.
Kajian teori pada penelitian ini adalah jenis kalimat berdasarkan jumlah
klausa dan berdasarkan bentuk sintaksis dalam karangan. Jenis kalimat
berdasarkan jumlah klausa dan bentuk sintaksis menggunakan teori dari Alwi
dalam TBBBI. Hal ini karena teori dari Alwi dirasa lebih relevan dengan data
yang akan dianalisis yang berupa kalimat daripada teori lain.
Menurut Alwi, dkk dalam TBBBI (2010: 317), kalimat adalah satuan
bahasa terkecil dalam wujud lisan maupun tulisan yang mengungkapkan pikiran
secara utuh. Dalam bentuk lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan
keras lembut disela jeda, serta diakhiri dengan intonasi bunyi diikuti oleh
kesenyapan. Dalam wujud tulisan (Latin), kalimat dimulai dengan huruf kapital
dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!). Sementara
itu, di dalam kalimat itu disertakan pula tanda koma (,), titik dua (:), tanda pisah
(-), dan spasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Kalimat dapat digolongkan menjadi beberapa jenis. Menurut TBBBI ada
empat penggolongan kalimat antara lain, yakni penggolongan kalimat berdasarkan
jumlah klausa dan bentuk sintaksisnya. Berdasarkan jumlah klausa kalimat
dibedakan menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat majemuk
dapat digolongkan lagi menjadi kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk
bertingkat. Kalimat juga dapat digolongkan berdasarkan bentuk sintaksisnya,
yakni kalimat berita (deklaratif), kalimat tanya (interogatif), kalimat perintah
(imperatif), dan kalimat seru (eksklamatif).
Penelitian ini mencari jenis kalimat dalam wacana bidang pendidikan,
secara khusus pada karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu. Berikut
dipaparkan alur berpikir dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Bagan 5. Alur Kerangka Berpikir
KARANGAN GURU-GURU SEKOLAH DASAR
KABUPATEN MAHAKAM ULU, KALIMANTAN TIMUR
Proses Berpikir
JENIS KALIMAT
Alwi, dkk (2010) berpendapat bahwa berdasarkan jumlah klausa kalimat dibedakan menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat majemuk dapat digolongkan lagi menjadi kalimat
Alwi, dkk (2010) berpendapat bahwa berdasarkan bentuk sintaksis kalimat dibedakan menjadi kalimat berita (deklaratif), kalimat tanya (interogatif), kalimat perintah
Analisis Hasil
Kesimpulan
KLASIFIKASI
Kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini
termasuk dalam penelitian deskriptif karena penelitian ini mendeskripsikan jenis
kalimat dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan
Timur. Hal ini selaras dengan pendapat Moleong (2006:11) bahwa penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang menggunakan kata-kata dan gambar (bukan
angka-angka) sebagai datanya. Dengan demikian, laporan penelitian nantinya
berisi kutipan-kutipan data yang berupa kalimat-kalimat untuk memberi gambaran
penyajian laporan tersebut. Arikunto (2006: 10) berpendapat bahwa penelitian
deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat keadaan sementara objek yang
diamati pada saat penelitian.
Menurut Moleong (2006: 6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
peneliti misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan. Penelitian ini
termasuk dalam penelitian kualitatif karena data yang diperoleh adalah 20
karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Objek
penelitiannya berkaitan dengan fenomena atau kasus kebahasaan yang
diwujudkan dalam bentuk karangan dan hasil analisis data dipaparkan dalam
bentuk uraian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
3.2 Data dan Sumber Data
Arikunto (2006: 129) memaparkan bahwa sumber data adalah subjek dari
mana data dapat diperoleh. Sumber data penelitian ini adalah 20 karangan guru-
guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur pada tahun 2015. Data
yang dianalisis berupa kalimat pada karangan-karangan tersebut. Berikut ini
dipaparkan nama dan judul karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan
Timur.
Tabel 3. Nama Guru dan Judul Karangan
No Nama Judul Jenis Karangan Asal Sekolah
1 Antonius Anyeq Lingkungan Eksposisi SDN 002 Ujoh Bilang
2 Antonius Bunsu Lingkungan Narasi SDN 004 Noha Silat, Kec. Long Apari
3 Albertus Hajang Lingkungan Persuasi SDN 008 Mandak Besar
4 Donatus Dia Jagalah Kebersihan
Eksposisi SDN 001 Lahan
5 Eka Saptha Bahaya Banjir Narasi SDN 001 Ujoh Bilang
6 Havui Larah, S.Pd
Buanglah Sampah Pada Tempatnya
Persuasi SDN 005 Long Lunuk
7 Jumsaber Oang Lingkungan Narasi SDN 003 Long Penareh
8 Laan Lenjau Lingkungan Narasi SDN 004 Datah Bilang
9 Leris Uluk, S.Pd, SD
Lingkungan Narasi SDN 004 Datah Bilang
10 Marta Hibau Lingkungan Rumahku
Eksposisi SDN 003 Long Bangun
11 Martha Tukau Luhau
Lingkungan Narasi SDN 008 Mahakam Teboq Ilir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
12 Monika H. Lingkungan Narasi SDN 008 Mamahak Besar
13 Muhamad Nasir Lingkungan Eksposisi SDN 002 Muara Hatah
14 Natalia Hong Lingkungan Narasi SDN 002 Datah Bilang
15 P. Jaang Ajat Lingkungan Eksposisi SDN 002 Long Pahangai
16 Teofilius Ledok (Tidak ada judul) Persuasi SDN 001 Tiong Bu’u
17 Theresia Hipui Lingkungan Narasi SDN 007 Mahakam Teboq
18 Theresia Novi Partiwi B.
Lingkungan Narasi SDN 001 Long Hubung
19 Luhung Huvat Menciptakan Lingkungan Sehat
Eksposisi SDN 003 Long Tuyoq
20 Ester Ms Libe Akibat Banjir Narasi SDN 011 Long Hurai
3.3 Objek Penelitian
Objek penelitian ini ada dua, yakni jenis kalimat berdasarkan jumlah
klausa dan jenis kalimat berdasarkan bentuk sintaksis. Kedua objek penelitian
tersebut terdapat dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu,
Kalimantan Timur.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti
itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Moleong (2006: 9) bahwa ciri khas
peneliti sebagai instrumen penelitian, yakni peran serta peneliti tersebut. Dalam
suatu penelitian, peneliti dapat mengamati secara langsung objek yang akan
ditelitinya. Peneliti dapat berhubungan langsung dengan data dan mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
memahami serta menilai bentuk dari interaksi di lapangan. Maksudnya adalah
peneliti mampu melihat bagaimana kondisi di lapangan yang sebenarnya. Peneliti
sendiri melakukan pengamatan dengan cara membaca karangan kedua puluh guru-
guru SD se-Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
Moleong (2006: 168) menjelaskan bahwa kedudukan peneliti dalam
penelitian kualitatif cukup rumit. Peneliti sekaligus merupakan perencana,
pelaksana pengumpulan data, analis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi
pelapor penelitiannya.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan metode
dokumentasi. Hal ini sesuai dengan teori Arikunto (1996: 234) bahwa metode
dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, dan sebagainya. Sugiyono (2009: 329)
berpendapat bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi karena karangan
guru-guru SD Mahakam Ulu termasuk dalam dokumen yang berbentuk tulisan.
Pengumpulan data dilakukan melalui empat tahap. Tahapan pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Peneliti mengumpulkan 20 karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam
Ulu, Kalimantan Timur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
b. Peneliti membaca dan mengidentifikasi kalimat-kalimat dalam 20 karangan
berdasarkan jumlah klausa dan bentuk sintaksis.
c. Peneliti mencatat kalimat-kalimat tersebut berdasarkan klasifikasi yang telah
ditentukan menggunakan komputer.
d. Peneliti memberi kode untuk masing-masing data kalimat.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan metode agih.
Sudaryanto (2015: 18) berpendapat bahwa alat penentu dalam metode agih ini
jelas selalu berupa bagian dari bahasa yang berkaitan dengan objek sasaran
penelitian itu sendiri, seperti kata, fungsi sintaksis, klausa, silabe kata, dan lain-
lain. Pada penelitian karangan guru-guru SD Mahakam Ulu ini, alat untuk
menganalisis datanya adalah bagian atau unsur bahasa yang menjadi objek
penelitian, yakni unsur-unsur kalimat yang disebut klausa dan pola dasar klausa
serta bentuk-bentuk sintaksis kalimat.
Metode agih ini memiliki dua teknik, yakni teknik dasar dan teknik
lanjutan. Penelitian analisis struktur kalimat dan penalaran karangan guru-guru
SD Mahakam Ulu ini menggunakan teknik dasar, yakni teknik bagi unsur
langsung. Disebut demikian karena cara yang digunakan untuk menganalisis data
dalam karangan ialah membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa unsur
sintaksis. Analisis data tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.
a. Data yang telah ditulis pada kolom-kolom diberi kode berdasarkan jenis
kalimatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
b. Peneliti menganalisis kalimat berdasarkan jumlah klausanya, seperti mengacu
pada teori tentang klausa yang dijelaskan oleh Alwi (dalam TBBBI,
2010: 319).
c. Peneliti juga menganalisis kalimat berdasarkan bentuk sintaksis, seperti
mengacu pada teori tentang bentuk sintaksis kalimat yang dijelaskan oleh
Alwi (dalam TBBBI, 2010: 360 ).
d. Peneliti membuat kesimpulan berdasarkan langkah (b) dan (c) tersebut.
e. Peneliti meminta triangulasi hasil analisis ini kepada ahli.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengkodean dalam analisis
kalimat. Manfaat pengkodean adalah semakin memudahkan peneliti dan pembaca
dalam mengamati jenis-jenis kalimat yang ada pada karangan. Berikut ini
dipaparkan pengkodean yang digunakan oleh peneliti dalam tabel 4 dan 5 di
bawah ini.
Tabel 4. Kode Fungsi Sintaksis Tabel 5. Kode Penomoran Karangan
Contoh penggunaan kode penomoran karangan: kode (Kr1.P1.K1) menunjukkan
karangan nomor urut pertama, pada paragraf pertama dan pada kalimat pertama.
S = Subjek P = Predikat O = Objek Pel = Pelengkap K= Keterangan
Kr (1) Karangan (1) P (1) Paragraf (1) K (1) Kalimat (1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3.7 Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu (Moelong, 2006: 330). Setelah peneliti
menyelesaikan analisis data, peneliti harus melakukan triangulasi. Jadi, peneliti
melakukan pengecekan keabsahan data kepada ahli. Peneliti melakukan
triangulasi kepada dua orang triangulator, yaitu Dr. Y. Karmin, M.Pd. dan Septina
Krismawati, S.S., M.A. Setelah peneliti memperoleh data yang valid, peneliti
dapat segera menyajikan data dalam bentuk deskripsi kata-kata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini terdiri atas tiga bagian, yaitu deskripsi data, analisis data, dan
pembahasan. Bagian pertama, peneliti menguraikan data penelitian. Bagian kedua,
peneliti menjelaskan hasil temuan dari analisis data berdasarkan kedua rumusan
masalah, yaitu (1) jenis kalimat berdasarkan jumlah klausa yang digunakan guru-
guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, dan (2) jenis kalimat berdasarkan
bentuk sintaksis yang digunakan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
Bagian ketiga, peneliti membahas temuan penelitian dalam konteks teori yang
dianut dan penelitian yang sejenis.
4.1 Deskripsi Data
Data penelitian ini berupa kalimat-kalimat yang dihasilkan para guru SD
Mahakam Ulu pada karangan mereka. Kalimat yang dari segi jumlah klausanya
disebut sebagai kalimat tunggal dan majemuk serta kalimat yang dari segi bentuk
sintaksisnya disebut sebagai kalimat deklaratif, interogatif, dan imperatif. Dari
20 karangan para guru ditemukan 188 kalimat yang dapat diambil sebagai data
penelitan. Adapun rincian kalimat pada karangan guru-guru SD Mahakam Ulu
adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
4.1.1 Data Kalimat berdasarkan Jumlah Klausa
Berdasarkan jumlah klausa, data kalimat yang terdiri dari satu klausa
berupa kalimat tunggal berpredikat nomina, kalimat tunggal berpredikat verba,
kalimat tunggal berpredikat adjektiva, dan kalimat tunggal berpredikat numeral.
Sementara itu, data kalimat yang memiliki dua atau lebih klausa berupa kalimat
majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.
Berdasarkan perhitungan, peneliti menemukan kalimat tunggal sebanyak
105 buah kalimat dengan rincian: (1) kalimat tunggal berpredikat nomina
sebanyak 2 buah kalimat, (2) kalimat tunggal berpredikat verba sebanyak
100 buah kalimat, (3) kalimat tunggal berpredikat adjektiva sebanyak 2 buah
kalimat, dan (4) kalimat tunggal dengan frasa numeral sebanyak 1 buah kalimat.
sedangkan kalimat majemuk dalam karangan guru-guru SD Mahakam Ulu
berjumlah 83 buah kalimat dengan rincian : (1) kalimat majemuk setara sebanyak
23 kaimat, (2) kalimat majemuk bertingkat sebanyak 51 kalimat, dan majemuk
campuran sebanyak 9 kalimat. Peneliti merinci hasil yang ditemukan di dalam
Tabel 3 mengenai data kalimat berdasarkan jumlah klausa dan contoh kalimat
yang dimaksud.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 6
Data Kalimat berdasarkan Jumlah Klausa
Kr Kalimat Tunggal dengan Predikat Kalimat Majemuk V N Adj F.Prep Num MS MB MC
1 4 3 1 2 2 1 1 1 1 3 4 2 4 4 1 5 1 5 8 3 6 4 2 7 5 5 1 8 4 1 3 9 1 1 3 10 3 1 3 1 11 4 1 1 2 12 13 3 5 13 3 2 14 13 1 1 1 3 15 4 1 16 4 2 17 2 2 1 18 7 1 3 1 19 8 2 1 20 3 4 7 2 Jumlah 100 2 2 - 1 23 51 9
Keterangan Kr : Karangan N : Nomina MS : Majemuk Setara V : Verba MB : Majemuk Bertingkat Adj : Adjektiva MC : Majemuk Campuran F.Prep : Frasa Preposisional
Num : Numerial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Peneliti mencantumkan contoh kalimat tunggal dan majemuk. Contoh data
kalimat tunggal dapat diamati pada kutipan (1) hingga (4), yaitu kalimat tunggal
dengan predikat frasa nomina, frasa verba, frasa adjektiva, dan frasa numeral.
Contoh data kalimat majemuk dapat diamati pada kutipan (5) hingga (7), yaitu
kalimat majemuk setara, majemuk bertingkat, dan majemuk campuran.
4.1.1.1 Kalimat Tunggal dengan Predikat Nomina
Data yang berupa kalimat tunggal dengan predikat frasa nominal dapat dicermati
pada kutipan (74) berikut ini.
(74) Hutanlah yang menyediakan sumber makanan bagi kita. (Kr 14.1.4)
Kalimat (74) di atas merupakan kalimat tunggal yang ditemukan dalam
karangan para guru SD Mahakam Ulu. Jumlah kalimat tunggal berpredikat
nomina yang ditemukan peneliti sebanyak dua buah kalimat, termasuk data
kalimat di atas.
4.1.1.2 Kalimat Tunggal dengan Predikat Verba
Data yang berupa kalimat tunggal dengan predikat frasa verbal dapat diamati pada
kutipan (75) berikut ini.
(75) Hutan tidak lagi menjadi tempat hidup para tumbuhan dan binatang (Kr 14.2.1)
Kalimat (75) di atas merupakan kalimat tunggal. Jumlah kalimat tunggal
berpredikat verba yang ditemukan peneliti sebanyak 100 kalimat, termasuk data
kalimat di atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
4.1.1.3 Kalimat Tunggal dengan Predikat Adjektiva
Data yang berupa kalimat tunggal dengan predikat adjektiva dapat dicermati pada
kutipan (76) berikut ini.
(76) Dahulu hutan kami sangat lestari dan indah (Kr 14.1.1)
Kalimat (76) di atas merupakan kalimat tunggal. Jumlah kalimat tunggal
berpredikat adjektiva yang ditemukan peneliti sebanyak dua kalimat, termasuk
data kalimat di atas.
4.1.1.4 Kalimat Tunggal dengan Predikat Numeral
Data yang berupa kalimat tunggal dengan predikat frasa numeral dapat dilihat
pada kutipan (77) berikut ini
(77) Di Indonesia masih banyak masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat (Kr 2.1.1)
Contoh kalimat (77) di atas merupakan kalimat tunggal. Jumlah kalimat
tunggal berpredikat frasa numeral yang ditemukan peneliti sebanyak satu kalimat,
termasuk data kalimat di atas.
4.1.1.5 Kalimat Majemuk Setara
Data yang berupa kalimat majemuk setara dapat dicermati pada kutipan (76) di
bawah ini.
(76) Kebiasaan buruk dengan membuang sampah sembarangan sudah tak akan asing lagi, bahkan seakan sudah terbiasa lingkungan kotor sudah menjadi ciri khas warga kota (Kr 1.1.1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Kalimat (76) di atas merupakan kalimat majemuk setara dengan tipe lebih.
Jumlah kalimat majemuk setara pada karangan para guru SD Mahakam Ulu
sebanyak 23 kalimat.
4.1.1.6 Kalimat Majemuk Bertingkat
Data yang berupa kalimat majemuk bertingkat dapat dicermati pada kutipan
(77) di bawah ini.
(77) Sampah sebaiknya dibuang di tempat pembuangan sampah agar tidak menimbulkan banyak masalah pada lingkungan. (Kr 6.1.2)
Kalimat (77) di atas merupakan kalimat majemuk bertingkat dengan tipe
tujuan. Jumlah kalimat majemuk bertingkat pada karangan para guru SD
Mahakam Ulu sebanyak 51 kalimat.
4.1.1.7 Kalimat Majemuk Campuran
Data yang berupa kalimat majemuk campuran dapat dicermati pada kutipan
(78) di bawah ini.
(78) Apabila sampah dibuang ke dalam parit, saluran-saluran air akan tersumbat dan akan menyebabkan banjir. (Kr 3.2.2)
Contoh kalimat (78) di atas merupakan kalimat yang terdiri dari tiga
klausa dengan hubungan koordinatif-subordinatif. Jumlah kalimat majemuk
bertingkat yang ditemukan peneliti sebanyak sembilan kalimat, termasuk salah
satunya data kalimat di atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
4.1.2 Data Kalimat berdasarkan Bentuk Sintaksis
Berdasarkan bentuk sintaksis, kalimat dapat diklasifikasikan menjadi
empat jenis, yakni kalimat deklaratif, kalimat imperatif, kalimat interogatif dan
kalimat eksklamatif. Berdasarkan perhitungan, peneliti menemukan 188 kalimat.
Adapun perincian jenis kalimat berdasarkan bentuk sintaksis dapat dilihat pada
Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 7 Data Kalimat berdasarkan Bentuk Sintaksis Kr KD K.Im Kin K.Eks 1 8 2 2 7 3 5 1 4 10 1 5 11 6 6 7 11 8 8 9 5 10 8 11 8 12 21 13 6 14 17 1 1 15 5 16 3 2 1 17 5 18 12 19 11 20 16
Jumlah 183 5 4 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Keterangan Kr : Karangan K.In : Kalimat Interogatif KD : Kalimat Deklaratif K.Eks : Kalimat Eksklamatif K.Im : Kalimat Imperatif
Berdasarkan tabel 4 di atas, peneliti dapat mengetahui bahwa dari empat
kategori kalimat yang ditentukan, hanya ada tiga jenis kalimat. Ketiga jenis
kalimat tersebut adalah kalimat deklaratif, interogatif, dan imperatif. Hal ini dapat
dilihat dari jumlah kalimat yang ada pada karangan guru-guru tersebut, yakni
penggunaan kalimat deklaratif sebanyak 183 buah kalimat, penggunaan kalimat
imperatif sebanyak 5 buah kalimat, dan penggunaan kalimat interogatif sebanyak
4 buah kalimat. Berdasarkan data tersebut, frekuensi kalimat yang sering muncul
adalah kalimat deklaratif. Berikut ini akan dipaparkan contoh-contoh kalimat
berdasarkan bentuk sintaksis.
4.1.2.1 Kalimat Deklaratif
Data yang berupa kalimat deklaratif dapat dicermati pada kutipan (79) di bawah
ini.
(79) Membuang sampah sembarangan juga akan menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti: diare, demam berdarah, tipus, dan lain-lain. (Kr.3.3.1)
Kalimat (79) di atas termasuk dalam kalimat deklaratif. Jumlah kalimat
deklaratif yang ditemukan peneliti sebanyak 183 buah kalimat, termasuk kalimat
di atas.
4.1.2.2 Kalimat Imperatif
Data yang berupa kalimat imperatif dapat dicermati pada kutipan (80) di bawah
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
(80) Maka hendaklah kita bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya serta sampah yang dapat didaur ulang dapat digunakan untuk keperluan dan penghasilan hidup. (Kr 16.3.2)
Kalimat (80) di atas merupakan kalimat yang berisi perintah ajakan.
Jumlah kalimat imperatif yang ditemukan peneliti sebanyak lima data, termasuk
kalimat di atas.
4.1.2.3 Kalimat Interogatif
Data yang berupa kalimat interogatif dapat dicermati pada kutipan (81) di bawah
ini.
(81) Mengapa ada kata-kata tersebut dan apa tujuannya? (Kr 16.1.3)
Kalimat (81) di atas merupakan kalimat yang berisi pertanyaan Jumlah
kalimat interogatif yang ditemukan peneliti sebanyak empat kalimat, termasuk
kalimat di atas.
4.2 Analisis Data
Analisis data dilakukan berdasarkan jumlah klausa dan berdasarkan bentuk
sintaksis. Berikut ini diuraikan analisis data beserta contohnya yang dibagi
berdasarkan jumlah klausa dan bentuk sintaksis kalimat dalam karangan para guru
SD Mahakam Ulu.
4.2.1 Jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Klausa
Berdasarkan jumlah klausa, kalimat dapat dibagi menjadi dua yakni
kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kedua jenis kalimat ini digunakan guru-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur dalam karangannya. Berikut ini
pemaparan hasil analisis terhadap kedua jenis kalimat tersebut.
4.2.1.1 Kalimat Tunggal
Dalam karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, kalimat
tunggal paling banyak digunakan. Dalam karangan guru-guru tersebut, terdapat
empat jenis kalimat tunggal, yakni (a) kalimat tunggal dengan predikat verba,
(b) kalimat tunggal dengan predikat nomina, (c) kalimat tunggal dengan predikat
adjektiva dan (d) kalimat tunggal dengan predikat numeralia.
A. Kalimat Tunggal dengan Predikat Verba
Kalimat tunggal dengan predikat verbal dalam karangan guru-guru SD
Mahakam Ulu, Kalimantan Timur muncul sebanyak 100 kali. Dari 100 kalimat
itu, guru-guru menggunakan enam pola kalimat dasar. Keenam kalimat dasar yang
digunakan guru-guru tersebut yakni 1) S-P, 2) S-P-O, 3) S-P-Pel, 4) S-P-K, 5) S-
P-O-Pel, dan 6) S-P-O-K. Berikut ini contoh kalimat tunggal dengan predikat
frasa verba.
1) Pola Dasar S-P
Data yang berupa kalimat tunggal berpredikat frasa verbal dengan pola S-P dapat
dicermati pada kutipan (82) dan (83) di bawah ini.
(82) Kebiasaan buruk ini sudah diperingati (Kr 5.1.5) S P (83) Yang pertama adalah menjaga kebersihan diri sendiri (Kr 4.2.1) S P
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Kalimat (82) dan (83) ini hanya terdiri dari satu klausa dengan unsur
pengisi subjek (S) dan predikat (P). Unsur subjek pada kalimat (82) diisi oleh
frasa nomina kebiasaan buruk ini dan unsur predikat diisi dengan frasa verbal
intransitif sudah diperingati. Kalimat (82) ini disebut kalimat tunggal karena
hanya mengandung satu klausa. Unsur subjek pada kalimat (83) di atas diisi oleh
frasa nomina yang pertama sedangkan unsur predikatnya diisi dengan frasa verba
menjaga kebersihan diri sendiri. Kata adalah dalam kalimat (83) hanya berfungsi
untuk mengawali unsur predikat. Pola kalimat dasar seperti pada contoh (82) dan
(83) dapat ditemukan juga pada lampiran dengan kode (Kr 7.5.2), (Kr 12.4.2), (Kr
13.3.2), (Kr 14.4.2) (Kr 19.1.1), dan (Kr 20.2.1)
2) Pola Dasar S-P-O
Data yang berupa kalimat tunggal berpredikat verba dengan pola S-P-O dapat
dicermati pada kutipan (84) dan (85) di bawah ini.
(84) Sampah yang dibuang tidak pada tempatnya akan menyebabkan S P
terserangnya berbagai penyakit (Kr 6.1.3). O (85) Air yang tergenang mengapa dapat menimbulkan penyakit? S kt tanya P O (Kr 1.3.4)
Kalimat (84) ini terdiri dari satu klausa dengan unsur pengisi subjek (S)
predikat (P) dan objek (O). Unsur subjek diisi oleh frasa nomina sampah yang
dibuang tidak pada tempatnya dan unsur predikat diisi dengan frasa verba aktif
transitif akan menyebabkan. Predikat dengan verba aktif transitif membutuhkan
kehadiran objek. Objek pada kalimat (84) diisi dengan frasa nomina terserangnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
berbagai penyakit. Objek ini pada bentuk pasif dapat berubah posisi menjadi
subjek. Kalimat (85) memiliki struktur yang sama dengan kalimat (84). Unsur
pengisi subjek pada kalimat (85) diisi oleh frasa nomina dan predikatnya diisi
dengan frasa verba sedangkan objeknya diisi dengan nomina. Pola dasar tidak
hanya berbentuk deklaratif atau berita tetapi juga bisa berbentuk kalimat
interogatif seperti kalimat (85). Kalimat (84) dan (85) ini disebut kalimat tunggal
karena hanya mengandung satu klausa. Pola kalimat dasar seperti pada contoh
kedua kalimat di atas dapat ditemukan juga pada lampiran dengan kode (Kr
5.1.1), (Kr 5.1.2), (Kr 8.3.1), (Kr 12. 1.2), (Kr 12.1.4), dan (Kr 14.4.4).
3) Pola Dasar S-P-Pel
Data yang berupa kalimat tunggal berpredikat verba dengan pola S-P-Pel dapat
dicermati pada kutipan di bawah ini.
(86) Hutan tidak lagi menjadi tempat hidup para tumbuhan dan binatang S P Pel (Kr 14.3.2)
(87) Sampah organik bisa kita olah menjadi hal yang berguna untuk S P Pel lingkungan rumah (Kr 10.1.3) Ket peruntukan
Kalimat (86) ini terdiri dari satu klausa dengan unsur pengisi subjek (S)
predikat (P) dan pelengkap (Pel). Unsur subjek diisi oleh nomina hutan dan unsur
predikat diisi dengan frasa verba intransitif tidak lagi menjadi. Predikat dengan
verba intransitif biasanya dapat diikuti oleh unsur pelengkap. Berbeda dengan
objek, pelengkap pada bentuk pasif tidak bisa berubah menjadi subjek. Pelengkap
pada kalimat (86), yakni tempat hidup tumbuhan dan binatang. Kalimat (86) ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
disebut kalimat tunggal karena hanya mengandung satu klausa. Kalimat (87)
merupakan perluasan dari pola dasar S-P-Pel. Perluasan pola kalimat dasar ini
diperluas dengan unsur keterangan peruntukan yakni untuk lingkungan rumah.
Pola kalimat dasar seperti pada contoh (86) dan (87) dapat ditemukan juga pada
lampiran dengan kode (14.2.3), (Kr 15. 3.1), (Kr 16.3.1), (Kr 18.2.2), (Kr 19.2.2 )
dan (Kr 19.3.1).
4) Pola Dasar S-P-K
Data yang berupa kalimat tunggal berpredikat verbal dengan pola S-P-K dapat
dicermati pada kutipan di bawah ini.
(88) Sumber penyakitpun terdapat pada penumpukan sampah, limbah S P Ket tempat
pabrik hingga pada air yang tergenang (Kr 1.3.3)
(89) Bukan hanya itu, lingkungan kotorpun terdapat di pemukiman padat, Konj S P Ket tempat
padat pabrik, padat pariwisata serta kontrakan sekalipun (Kr 1.2.1) Kalimat (88) ini terdiri dari satu klausa dengan unsur pengisi subjek (S)
predikat (P) dan keterangan (Ket). Unsur subjek diisi oleh frasa nomina sumber
penyakitpun dan unsur predikat diisi dengan frasa verba intransitif terdapat.
Keterangan pada kalimat (88) yakni pada penumpukan sampah. . . . . Kalimat
(89) ini juga memiliki struktur yang sama dengan kalimat (88). Pola kalimat
(89) yakni K-S-P-K. Unsur subjek pada kalimat (89) diisi dengan frasa nomina
sedangkan unsur predikat diisi dengan frasa verba serta unsur objek diisi dengan
frasa preposisi. Kalimat (88) dan (89) ini disebut kalimat tunggal karena hanya
mengandung satu klausa. Pola kalimat dasar seperti pada contoh (88) dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
(89) dapat ditemukan juga pada lampiran dengan kode (Kr 2.2.1a), (Kr 5.2.3), (Kr
6.1.1), (Kr 6.3.1), (Kr 7.5.1), (Kr 9.2.1a), (Kr 12.1.3), (Kr12.4.3), (14.4.5) (Kr
15.3.2), (Kr 11.2.4), dan (Kr 19.4.4).
5) Pola Dasar S-P-O-Pel
Data yang berupa kalimat tunggal berpredikat verbal dengan pola S-P-O-Pel dapat
dicermati pada kutipan di bawah ini.
(90) Menjaga kebersihan diri sendiri seperti mandi dua kali sehari, S
memotong kuku dan menggosok gigi akan membuat tubuh kita selalu P O Pel
bersih (Kr 4.2.2)
(91) Membuang sampah sembarangan juga akan menimbulkan berbagai S P O
macam penyakit seperti diare, demam berdarah, tipus dan lain-lain Pel (Kr 3.3.1)
Kalimat (90) dan (91) ini terdiri dari satu klausa dengan unsur pengisi
subjek (S) predikat (P), objek (O) dan pelengkap (Pel). Unsur subjek pada kalimat
(90) dan (91) diisi oleh frasa verba yang dinominalkan yakni menjaga kebersihan
diri sendiri. . . dan membuang sampah sembarangan. Masing-masing unsur
predikat kalimat (90) dan (91) diisi dengan frasa verba aktif transitif akan
membuat dan juga akan menimbulkan. Unsur objek dan pelengkap pada masing-
masing kalimat dapat hadir bersamaan setelah unsur predikat. Pola kalimat dasar
seperti pada contoh (90) dan (91) ini dapat ditemukan juga pada lampiran dengan
kode (Kr 4.3.2) dan (Kr 10.3.2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
6) Pola Dasar S-P-O K
Data yang berupa kalimat tunggal berpredikat verbal dengan pola S-P-O-K dapat
dicermati pada kutipan di bawah ini.
(92) Untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih, indah dan sehat, kita Ket peruntukan S
harus membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan P O Ket tempat (Kr 3.1.1) (93) Seringkali Baim membuang sampah di sembarang tempat (Kr 5.1.3) Ket waktu S P O Ket tempat (94) Akibat dari kejadian tersebut banyak hal buruk menimpa-nya Ket akibat S P O (Kr5.3.1)
Kalimat (92), (93), dan (94) ini terdiri dari satu klausa dengan unsur
pengisi subjek (S) predikat (P), objek (O), dan keterangan (Ket). Pada kalimat
(22), unsur subjek diisi pronomina kita dan unsur predikat diisi dengan frasa verba
aktif transitif harus membuang. Predikat aktif transitif dapat diikuti objek yakni
sampah. Letak unsur keterangan paling fleksibel di antara unsur-unsur lain karena
keterangan dapat hadir mendahului subjek ataupun setelah objek. Dalam kalimat
(92) unsur keterangan hadir di awal dan di akhir kalimat, yakni keterangan
peruntukan dan keterangan tempat. Hal ini dapat dilihat pula pada kalimat (93)
dan (94). Unsur keterangan muncul di awal kalimat pada kalimat (93) dan (94).
Meskipun demikian, hal itu tidak mengubah pola dasar kalimatnya. Pola kalimat
dasar seperti pada contoh (92), (93) dan (94) dapat ditemukan juga pada lampiran
dengan kode (Kr 8.1.1), (Kr 12.2.5), (Kr 16.1.1), (Kr 17.1.2), (Kr18.1.5), (Kr
18.2.3), (Kr 12.1.5), (Kr 1.3.5), (Kr 19.1.2), dan (Kr 19.4.5).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
7) Pola Kalimat Inversi
Selain keenam pola dasar kalimat yang telah disebutkan, ada satu pola
kalimat dalam bahasa Indonesia yang berbeda dengan pola kalimat dasar
sebelumnya. Secara umum, pola kalimat dalam bahasa Indonesia yakni subjek,
predikat, objek (jika ada), dan, pelengkap (jika ada). Akan tetapi, ada satu pola
kalimat yang predikatnya selalu mendahului subjek. Pola kalimat ini dalam
TBBBI (2010: 282) disebut sebagai kalimat inversi. Kalimat pada karangan guru-
guru SD Mahakam Ulu ada yang menggunakan pola inversi. Kalimat tersebut
dipaparkan pada kalimat berikut ini.
(95) Di sanalah terdapat ribuan jenis tumbuhan dan binatang yang saling Ket tempat P S
hidup berdampingan (Kr 14.1.2)
Kalimat (95) di atas menunjukkan bahwa unsur predikat terdapat terletak
di muka nomina. Dengan kata lain, urutan fungsinya adalah predikat dahulu lalu
subjek mengikutinya. Dua unsur inti di atas juga dapat diikuti dengan unsur lain
seperti contoh di atas. Keterangan tempat hadir sebelum predikat. Hal ini tidak
menjadi masalah karena sifat unsur keterangan yang fleksibel. Fenomena seperti
kalimat (95) di atas dapat ditemukan dalam lapiran dengan kode (Kr 5.2.1), (Kr
10.1.2), (Kr 11.1.1), dan (16.1.3).
B. Kalimat Tunggal dengan Predikat Nomina
Data yang berupa kalimat tunggal dengan frasa nominal ditemukan
berjumlah dua kalimat. Kedua kalimat tersebut berpola P-S dan P-S-K. Kalimat
tersebut dipaparkan pada kutipan (96) dan (97) di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
1) Pola dasar P-S (Inversi)
(96) Demikian cara hidup bersih yang bermanfaat yang bisa kita P S
dapatkan(Kr 4.4.1)
2) Pola Dasar P-S-K (Inversi) (97) Hutanlah yang menyediakan sumber makanan bagi kita (Kr 14.1.4)
P S Ket peruntukan
Kalimat (96) terdiri dari P dan S. Hal ini menunjukkan kalimat tersebut
hanya memiliki satu klausa. Unsur pengisi predikat pada kalimat tersebut
berbentuk pronomina (nomina) yakni demikian. Kalimat (97) pun hanya
memiliki satu klausa dengan struktur predikat (P)- subjek (S)- keterangan (K).
Kalimat (97) ini menunjukkan bahwa unsur pengisi predikat berupa nomina. Pada
umumnya, urutannya adalah frasa nomina yang pertama merupakan subjek dan
frasa nomina kedua adalah predikat. Namun, kalimat tersebut terdapat kata hutan
yang dibubuhi partikel –lah. Oleh karena itu, kata hutanlah menjadi predikat. Hal
ini disebabkan karena dalam struktur bahasa Indonesia secara keseluruhan partikel
–lah umumnya menandai predikat (TBBBI, 2010:359). Kedua kalimat tunggal di
atas merupakan kalimat inversi di mana unsur predikat mendahului unsur subjek.
C. Kalimat Tunggal dengan Predikat Adjektiva
Data yang berupa kalimat tunggal dengan frasa adjektival ditemukan
berjumlah dua kalimat. Kedua kalimat tersebut berpola S-P-K. Kalimat tersebut
dipaparkan pada kutipan (98) dan (99) sebagai berikut.
(98) Lingkungan hidup seperti air dan hutan di sekitar kampung sangatlah S Ket tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
teduh dan nyaman (Kr 11.2.3) P (99) Dahulu hutan kami sangat lestari dan indah (Kr 14.1.1) Ket waktu S P
Kalimat (98) terdiri dari S, K dan P. Hal ini menunjukkan kalimat tersebut
hanya memiliki satu klausa. Unsur pengisi predikat pada kalimat tersebut
berbentuk frasa adjektival yakni teduh dan nyaman. Kalimat (99) terdiri dari K,
S dan P dengan unsur pengisi predikatnya berbentuk frasa adjektival, yakni
sangat lestari dan indah. Meskipun unsur-unsur dua kalimat di atas tidak sama
susunannya, kedua kalimat tersebut memiliki unsur yang sama yakni subjek (S),
predikat (P) dan keterangan (Ket).
D. Kalimat Tunggal dengan Predikat Numeral
Data yang berupa kalimat tunggal dengan predikat numeral ditemukan
berjumlah satu kalimat. Kalimat itu berpola K-P-S-K. Kalimat tersebut
dipaparkan pada kutipan (100) di bawah ini.
(100) Di Indonesia masih banyak masyarakat yang membuang sampah di Ket tempat P S
sembarang tempat (Kr 2.1.1) Ket tempat
Kalimat (100) terdiri dari K, P, S dan K. Hal ini menunjukkan kalimat
tersebut hanya memiliki satu klausa. Unsur pengisi predikat pada kalimat tersebut
berbentuk frasa numeral, yakni masih banyak. Frasa numeral pada kalimat
(100) termasuk frasa numeral taktentu, sehingga tidak dapat diikuti kata
penggolong (TBBBI, 2010: 360). Kalimat tunggal di atas merupakan kalimat
inversi di mana unsur predikat mendahului unsur subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
4.2.1.2 Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih.
Dalam karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, kalimat
majemuk banyak digunakan. Ada tiga jenis kalimat majemuk berdasarkan
hubungan antarklausanya yakni (a) kalimat majemuk setara, (b)kalimat majemuk
bertingkat, dan (c) kalimat majemuk campuran.
A. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara memiliki hubungan koordinasi ataupun hubungan
setara antarklausanya, baik tanpa maupun menggunakan konjungsi. Jika
digolongkan berdasarkan konjungsinya, kalimat pada karangan tersebut hanya
menggunakan empat jenis konjungsi. Keempat jenis konjungsi tersebut adalah
konjungsi penanda penjumlahan, perlawanan, lebih, dan perurutan. Penggunaan
kalimat majemuk setara dalam karangan guru-guru SD Mahakam Ulu yakni,
sebanyak 23 kalimat. Berikut ini dipaparkan contoh kalimat majemuk setara
berdasarkan hubungan penanda konjungsinya.
1) Majemuk setara dengan pertalian semantik penjumlahan
Data yang berupa kalimat majemuk setara dengan pertalian semantik
penjumlahan ditemukan berjumlah delapan kalimat. Contoh kalimat itu
dipaparkan pada kutipan (101) dan (102) di bawah ini.
(101) Maka semoga ke depan kita akan semakin sadar dan tidak ada lagi Modalitas S P Konj P
masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat apalagi S Ket tempat di sungai. (Kr 2.3.3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
(102) Musim kemarau telah berlalu dan musim hujan pun menghadang di S P Konj S P
depan mata. (Kr 20.2.2) Ket tempat
Kalimat (101) dan (102) memperlihatkan bahwa kalimat tersebut memiliki
dua klausa yang digabungkan menjadi sebuah kalimat yang setara. Kedua klausa
pada masing-masing kalimat tersebut dihubungkan dengan konjungsi koordinatif.
Kedua kalimat tersebut disebut kalimat majemuk setara. Kalimat (101) terbentuk
dari klausa dengan struktur S-P dan P-S-K sedangkan kalimat (102) terbentuk dari
klausa dengan struktur S-P dan S-P-K. Kedua kalimat di atas dihubungkan dengan
konjungsi pertalian penjumlahan, yakni dan. Oleh karena itu, hubungan
antarklausa pada kalimat (101) dan (102) adalah penjumlahan. Pola kalimat
majemuk setara seperti pada kedua contoh di atas dapat ditemukan juga pada
lampiran dengan kode (Kr 9.3.1), (Kr 10.3.1), (Kr 16.1.3), (Kr 16.3.2), (Kr
20.1.1a), dan (Kr 20.2.2).
2) Majemuk setara dengan pertalian semantik perlawanan
Peneliti menemukan enam buah kalimat majemuk setara dengan pertalian
semantik perlawanan. Contoh kalimat itu dipaparkan pada kalimat di bawah ini.
(103) Penyakit tak datang dengan sendirinya melainkan (penyakit) dari S P Ket cara Konj (S) P lingkungan yang kotor (Kr 1.3.1)
(104) Banyak orang mengklaim dirinya pecinta lingkungan hidup tetapi S P O Konj bila berhadapan dengan sampah nyalinya tak dapat berbuat banyak Ket P Ket cara S P (Kr 19.4.1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Kalimat (103) dan (104) memperlihatkan bahwa kalimat tersebut memiliki
dua klausa yang digabungkan menjadi sebuah kalimat yang setara. Kedua klausa
pada masing-masing kalimat tersebut dihubungkan dengan konjungsi koordinatif.
Kedua kalimat tersebut disebut kalimat majemuk setara. Kalimat (103) terbentuk
dari klausa dengan struktur S-P dan S-P sedangkan kalimat (104) terbentuk dari
klausa dengan struktur S-P-O dan K-P-K-S-P. Kedua kalimat di atas dihubungkan
dengan konjungsi pertalian perlawanan yakni melainkan dan tetapi. Dengan
demikian, hubungan antarklausa pada kalimat (103) dan (104) adalah perlawanan.
Pola kalimat majemuk setara seperti pada contoh (103) dan (104) di atas dapat
ditemukan juga pada lampiran dengan kode (Kr 12.2.4), (Kr 17.1.1), (17.1.3), dan
(19.4,2).
3) Majemuk setara dengan pertalian semantik lebih
Data yang berupa kalimat majemuk setara dengan pertalian semantik lebih
ditemukan berjumlah dua kalimat. Kedua kalimat itu dipaparkan pada kutipan
(105) dan (106) di bawah ini.
(105) Kebiasaan buruk dengan membuang sampah sembarangan sudah tak S Ket cara P asing lagi bahkan seakan sudah terbiasa lingkungan kotor sudah menjadi konj P S P ciri khas warga kota (Kr1.1.1) Pel (106) Sumber penyakit dapat tumbuh dengan cepat bahkan dahsyat S P Ket cara Konj P berkembangnya (Kr 1.3.2) S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Kalimat (105) dan (106) memperlihatkan bahwa kalimat tersebut memiliki
dua klausa yang digabungkan menjadi sebuah kalimat yang setara. Kedua klausa
pada masing-masing kalimat tersebut dihubungkan dengan konjungsi koordinatif.
Kedua kalimat tersebut disebut kalimat majemuk setara. Kalimat (105) terbentuk
dari klausa dengan struktur S-K-P dan P-S-P-Pel, sedangkan kalimat (106)
terbentuk dari klausa dengan struktur S-P-K dan P-S. Kedua kalimat di atas
dihubungkan dengan konjungsi pertalian lebih, yakni bahkan. Hubungan pertalian
lebih maksudnya adalah klausa pertama kalimat tersebut mendapatkan penegasan
dari klausa kedua.
4) Majemuk setara dengan pertalian semantik perurutan
Data yang berupa kalimat majemuk setara dengan pertalian semantik
penjumlahan ditemukan berjumlah satu kalimat. Kalimat itu dipaparkan pada
kutipan (107) di bawah ini.
(107) Andi berhenti sejenak lalu (Andi) berpikir (Kr18.1.3) S P K.wkt Konj (S) P
Kalimat (107) memperlihatkan bahwa kalimat tersebut memiliki dua
klausa yang digabungkan menjadi sebuah kalimat yang setara. Kedua klausa pada
kalimat (107) tersebut dihubungkan dengan konjungsi koordinatif. Kedua kalimat
tersebut disebut kalimat majemuk setara. Kalimat (107) terbentuk dari klausa
dengan struktur S-P-K dan S-P. Kalimat di atas dihubungkan dengan konjungsi
pertalian perurutan yakni lalu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
5) Majemuk setara tanpa konjungsi
Peneliti menemukan empat buah kalimat majemuk setara tanpa konjungsi.
Contoh kalimat itu dipaparkan pada kutipan di bawah ini.
(108) Hujan berlangsung sangat lama, air sungaipun mulai meluap S P Ket waktu S P (Kr12.3.2)
(39) Lukman duduk termenung di atas atap rumahnya, melepaskan S P Pel Ket tempat P pandangannya ke sekeliling (Kr12.4.1) O Ket arah
Kalimat (108) dan (109) adalah kalimat majemuk setara, karena terdiri dari
dua klausa atau lebih yang digabungkan menjadi sebuah kalimat tetapi tidak
dihubungkan dengan konjungsi. antarklausa pada kedua kalimat tersebut
dihubungkan dengan tanda baca koma. Kalimat (108) terbentuk dari dua klausa
dengan struktur S-P-K dan S-P. Kalimat (109) terbentuk dari dua klausa dengan
struktur S-P-Pel-K dan (S)-P-O-K. Pada kalimat (109), unsur subjek klausa kedua
dapat dilesapkan karena unsur subjeknya sama dengan subjek klausa pertama. Hal
ini biasa ditemui pada hubungan koordinatif ataupun subordinatif jika subjek
klausa kedua sama dengan subjek klausa pertama. Kedua klausa tersebut tidak
dihubungkan dengan konjungsi tetapi dihubungkan dengan tanda baca koma (,).
Pola kalimat majemuk setara seperti pada contoh (108) dan (109) di atas dapat
ditemukan juga pada lampiran dengan kode (Kr 8.3.3) dan (Kr 20.1.5).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
B. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang memiliki hubungan
antarklausa tidak sederajat yang biasanya disebut dengan hubungan subordinatif.
Dalam kalimat majemuk bertingkat, ada satu klausa yang menjadi bagian dari
klausa yang lain. Kalimat majemuk bertingkat disusun berdasarkan jenis anak
klausanya. Kalimat majemuk bertingkat ada 13 macam. Pada karangan guru-guru
SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, kalimat majemuk bertingkat hanya ada
delapan macam. Delapan jenis anak kalimat tersebut, yakni anak klausa dengan
keterangan akibat, komplementasi, waktu, sebab, syarat, tujuan, penjumlahan dan
konsesif. Berikut ini contoh kalmat majemuk bertingkat.
1) Kalimat Majemuk Bertingkat dengan Anak Klausa Pengganti Keterangan
Akibat
Data yang berupa kalimat majemuk bertingkat dengan anak klausa
pengganti keterangan akibat ditemukan berjumlah 13 kalimat. Contoh kalimat itu
dipaparkan pada kutipan (110), (111) dan (112) di bawah ini.
(110) Habislah sumber daya di dalam hutan sehingga kini manusia tidak bisa P S Ket tempat Konj Ket S P
memanfaatkan lagi (Kr 14.3.5) Ket akibat (111) Sebagian dari mereka ikut punah akibat kehilangan tempat tinggal S P Konj P S (Kr14. 3.3) Ket akibat (112) Di Indonesia masih banyak masyarakat kurang memperhatikan tempat Ket tempat S P O
membuang sampah sehingga ada sungai yang tercemar oleh sampah (Kr 9.1.1) Konj P S Ket.agentif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Kalimat (110), (111), dan (112) merupakan kalimat majemuk bertingkat.
Hal ini dapat dilihat dari dua klausa yang saling berhubungan secara subordinatif.
Dua klausa yang saling berhubungan secara subordinatif ini menunjukkan klausa
yang satu terikat dengan klausa yang lain. Dengan kata lain, klausa yang satu
merupakan anak klausa dari klausa induk.
Kalimat (110), (111), dan (112) merupakan kalimat majemuk bertingkat
dengan anak klausa pengganti keterangan akibat. Hal ini dapat dilihat dari
konjungsi yang digunakan pada ketiga kalimat tersebut. Kalimat (110) dan
(112) menggunakan konjungsi sehingga untuk menghubungkan dua klausanya
sedangkan kalimat (111) menggunakan konjungsi akibat untuk menghubungkan
dua klausanya. Kalimat (110), (111), dan (112) masing-masing memiliki struktur
atau pola yakni P-S-K 𝐾𝐾−𝑆−𝑃, S-P
𝐾𝑃−𝑆
, dan K-S-P-O 𝐾𝑃−𝑆−𝐾. Struktur ketiga
kalimat di atas hanya merupakan pengembangan dari pola kalimat dasar. Pola-
pola kalimat dasar yang digabungkan dapat berkembang menjadi kalimat
majemuk, baik majemuk setara, majemuk bertingkat maupun campuran sesuai
dengan konjungsinya. Pola kalimat majemuk bertingkat seperti pada contoh
(110), (111), dan (112) di atas dapat ditemukan juga pada lampiran dengan kode
(1.1.3), (8.1.4), (8.3.2), (9.1.1), (9.1.2), (10.2.2), (11.3.3), (14.3.5), (15.1.2), dan
(19.3.4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
2) Kalimat Majemuk Bertingkat dengan Anak Klausa Pengganti Keterangan Isi
Data yang berupa kalimat majemuk bertingkat dengan anak klausa
pengganti keterangan komplemen ditemukan berjumlah enam kalimat. Contoh
kalimat itu dipaparkan pada kutipan (113) dan (114) di bawah ini.
(113) Jelas sekali manusia begitu paham bahwa membuang sampah Ket S P Konj S Ket komplemen
sembarangan dapat menyebabkan terjadi banjir (Kr 7.2.2) P Pel
(114) Ayah selalu menceritakan kepada anak-anak dan cucu-cucunya S P Ket tujuan
bahwa dulu kehidupan masyarakat sangatlah mudah (Kr11.2.2) Konj Ket S P
Kalimat (113) dan (114) merupakan kalimat majemuk bertingkat dengan
anak klausa pengganti keterangan komplemen atau isi. Hal ini dapat dilihat dari
konjungsi yang digunakan pada kedua kalimat tersebut. Kalimat (113) dan (114)
menggunakan konjungsi bahwa untuk menghubungkan dua klausanya. Kalimat
(113) dan (114) masing-masing memiliki pola, yakni K-S-P-K 𝐾𝑆−𝑃−𝑃𝑒𝑙 dan S-
P−𝐾 𝐾𝐾−𝑆−𝑃. Struktur kalimat (43) dan (44) hanya merupakan pengembangan
dari pola kalimat dasar. Pola-pola kalimat dasar yang digabungkan dapat
berkembang menjadi kalimat majemuk baik majemuk setara, majemuk bertingkat
maupun campuran sesuai dengan konjungsinya. Pola kalimat majemuk bertingkat
seperti pada contoh (113) dan (114) di atas dapat ditemukan juga pada lampiran
dengan kode (2.1.2), (7.2.2), (11.2.2), dan (18.1.6).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
3) Kalimat Majemuk Bertingkat dengan Anak Klausa Pengganti Keterangan
Waktu
Data yang berupa kalimat majemuk bertingkat dengan anak klausa
pengganti keterangan waktu ditemukan berjumlah sembilan kalimat. Contoh
kalimat itu dipaparkan pada kutipan di bawah ini.
(115) Ketika membuang sampah, Baim hanya membuang sampah di selokan Konj P O S P O Ket Ket waktu
depan rumahnya (Kr5.1.4) tempat
(116) Usai mengambi air, Lukman pun kembali ke rumah (Kr 12.2.6) Konj P O S P Ket tujuan
Kalimat (115) dan (116) merupakan kalimat majemuk bertingkat dengan
anak klausa pengganti keterangan waktu. Hal ini dapat dilihat dari konjungsi yang
digunakan pada kedua kalimat tersebut. Kalimat (115) dan (116) menggunakan
konjungsi ketika dan usai untuk menghubungkan dua klausanya. Kata usai
memiliki padanan kata dengan kata setelah, sehingga usai dapat dikategorikan
sebagai konjungsi waktu. Kalimat (115) dan (116) masing-masing memiliki pola,
yakni 𝐾
(𝑆)−𝑃−𝑂S-P-O-K dan
𝐾(𝑆)−𝑃−𝑂
S-P-K. Subjek anak klausa pada kalimat
(115) dan (116) tidak dihadirkan. Subjek tersebut dapat dilesapkan jika subjek
anak klausa sama dengan subjek induk klausanya. Struktur kedua kalimat di atas
hanya merupakan pengembangan dari pola kalimat dasar. Pola-pola kalimat dasar
yang digabungkan dapat berkembang menjadi kalimat majemuk baik majemuk
setara, majemuk bertingkat ataupun campuran sesuai dengan konjungsinya. Pola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
kalimat majemuk bertingkat seperti pada contoh (115) dan (116) di atas dapat
ditemukan juga pada lampiran dengan kode (7.4.1), (12.2.6), (12.3.1), (13.2.2),
(20.2.3), (20.3.2) dan (20.3.5).
4) Kalimat Majemuk Bertingkat dengan Anak Klausa Pengganti Keterangan
Sebab
Data yang berupa kalimat majemuk bertingkat dengan anak klausa
pengganti keterangan sebab ditemukan berjumlah tiga kalimat. Contoh kalimat itu
dipaparkan pada kutipan (117) dan (118) di bawah ini.
(117) Baim harus terbaring lemas di rumah sakit karena terkena penyakit S P Ket tempat Konj P Pel diare dan demam berdarah. (Kr 5.3.4)
(118) Permasalahan-permasalahan tersebut timbul karena ulah manusia S P Konj S
tidak mampu berterimakasih atas nikmat yang telah alam ini berikan. P Pel
Ket sebab (Kr 7.1.2)
Kalimat (117) dan (118) merupakan kalimat majemuk bertingkat dengan
anak klausa pengganti keterangan sebab. Hal ini dapat dilihat dari konjungsi yang
digunakan pada kedua kalimat tersebut. Kedua kalimat tersebut menggunakan
konjungsi karena untuk menghubungkan dua klausanya. Kalimat-kalimat itu
masing-masing memiliki pola yakni S-P-K 𝐾
(𝑆)−𝑃−𝑃𝑒𝑙 serta S-P
𝐾𝑆−𝑃−𝑃𝑒𝑙
.
Subjek anak klausa pada kalimat (117) tidak dihadirkan. Subjek tersebut dapat
dilesapkan jika subjek anak klausa sama dengan subjek induk klausanya. Struktur
kalimat (117) dan (118) hanya merupakan pengembangan dari pola kalimat dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Pola-pola kalimat dasar yang digabungkan dapat berkembang menjadi kalimat
majemuk baik majemuk setara, majemuk bertingkat maupun campuran sesuai
dengan konjungsinya. Pola kalimat majemuk bertingkat seperti pada kedua contoh
di atas dapat ditemukan juga pada lampiran dengan kode (20.1.1b).
5) Kalimat Majemuk Bertingkat dengan Anak Klausa Pengganti Keterangan
Syarat
Data yang berupa kalimat majemuk bertingkat dengan anak klausa
pengganti keterangan syarat ditemukan berjumlah dua kalimat. Kedua kalimat itu
dipaparkan pada kutipan (119) dan (120) di bawah ini.
(119) Jika hal tersebut dibiarkan terus-menerus maka seluruh komponen Konj S P Pel S Ket syarat
hidup yang ada di dalam air akan mati akibat air yang sudah tercemar P Ket.akibat (Kr 7.3.2)
(120) Jika kita membuang sampah sembarangan maka kita semua akan Konj S P O Pel S P Ket syarat
terkena dampaknya yaitu banjir. (Kr 8.1.3) Pel
Kalimat (119) dan (120) merupakan kalimat majemuk bertingkat dengan
anak klausa pengganti keterangan syarat. Hal ini dapat dilihat dari konjungsi yang
digunakan pada kedua kalimat tersebut. Kalimat (119) dan (120) menggunakan
konjungsi jika untuk menghubungkan dua klausanya. Adanya konjungsi maka
pada kedua kalimat di atas dapat dihilangkan. Penggunaan konjungsi lebih dari
satu pada dua klausa majemuk bertingkat akan membuat kerancuan. Hal ini
disebabkan klausa yang diawali dengan konjungsi merupakan anak klausa. Jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
masing-masing klausa dalam satu kalimat diawali dengan konjungsi, kalimat
tersebut tidak memiliki induk klausa. Kalimat (119) dan (120) masing-masing
memiliki pola kalimat yakni 𝐾
𝑆−𝑃−𝑃𝑒𝑙S-P-K serta
𝐾𝑆−𝑃−𝑂−𝑃𝑒𝑙
S-P-Pel.
Kalimat (119) dan (120) hanya merupakan pengembangan dari pola kalimat dasar.
6) Kalimat Majemuk Bertingkat dengan Anak Klausa Pengganti Keterangan
Tujuan
Data yang berupa kalimat majemuk bertingkat dengan anak klausa
pengganti keterangan tujuan ditemukan berjumlah tujuh kalimat. Contoh kalimat
itu dipaparkan pada kutipan di bawah ini.
(121) Sampah sebaiknya dibuang di tempat pembuangan sampah agar S P Ket tempat Konj
tidak menimbulkan banyak masalah pada lingkungan. (Kr 6.1.2) P O Ket tempat
Ket tujuan
(122) Sampah tidak berguna atau tidak berfungsi ditanam di dalam tanah S P Ket tempat
supaya tidak mencemari lingkungan (Kr 10.2.1) konj P O
Ket tujuan
Kalimat (121) dan (122) merupakan kalimat majemuk bertingkat dengan
anak klausa pengganti keterangan tujuan. Hal ini dapat dilihat dari konjungsi yang
digunakan pada kedua kalimat tersebut. Kalimat (121) menggunakan konjungsi
karena dan kalimat (122) menggunakan konjungsi supaya untuk menghubungkan
dua klausanya. Kalimat (121) dan (122) masing-masing memiliki pola kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
yakni, S-P-K 𝐾
(𝑆)−𝑃−𝑂−𝐾 serta S-P-K
𝐾(𝑆)−𝑃−𝑂
. Subjek anak klausa pada
kalimat (121) dan (122) tidak dihadirkan. Subjek tersebut dapat dilesapkan jika
subjek anak klausa sama dengan subjek induk klausanya. Pola kedua kalimat
tersebut hanya merupakan pengembangan dari pola kalimat dasar. Pola-pola
kalimat dasar yang digabungkan dapat berkembang menjadi kalimat majemuk,
baik majemuk setara, majemuk bertingkat maupun campuran sesuai dengan
konjungsinya. Pola kalimat majemuk bertingkat seperti pada kedua contoh di atas
dapat ditemukan juga pada lampiran dengan kode (4.4.2), (6.2.2), (20.1.2),
(12.4.4), dan (13.3.1).
7) Kalimat Majemuk Bertingkat dengan Anak Klausa Pengganti Keterangan
Penjumlahan
Data yang berupa kalimat majemuk bertingkat dengan anak klausa
pengganti keterangan penjumlahan ditemukan berjumlah dua kalimat. Contoh
kalimat itu dipaparkan pada kutipan (123) di bawah ini
(123) Selain menjadi tempat tinggal para tumbuhan dan binatang, hutan Konj P Pel S Ket penjumlahan
juga merupakan sumber utama bagi kehidupan manusia. (Kr 14.1.3) P Ket peruntukan Kalimat (123) merupakan kalimat majemuk bertingkat dengan anak klausa
pengganti keterangan penjumlahan .Hal ini dapat dilihat dari konjungsi yang
digunakan pada kedua kalimat tersebut. Kalimat (123) menggunakan konjungsi
selain untuk menghubungkan dua klausanya. Kalimat (123) memiliki pola kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
yakni 𝐾
(𝑆)−𝑃−𝑃𝑒𝑙 S-P-K. Subjek anak klausa pada kalimat (123) tidak
dihadirkan. Subjek tersebut dapat dilesapkan jika subjek anak klausa sama dengan
subjek induk klausanya. Kalimat (123) hanya merupakan pengembangan dari pola
kalimat dasar. Pola kalimat majemuk bertingkat seperti pada contoh kalimat di
atas dapat ditemukan juga pada lampiran dengan kode (Kr4.3.1).
8) Kalimat Majemuk Bertingkat dengan Anak Klausa Pengganti Keterangan
Konsesif
Peneliti menemukan satu kalimat majemuk bertingkat dengan anak klausa
pengganti keterangan konsesif dalam karangan para guru. Kalimat tersebut
dipaparkan pada kalimat (124) di bawah ini.
(124) Hingga sekarang ini masih banyak masyarakat belum memahami Ket waktu S P
betapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan walaupun mereka O Konj S
sudah mengetahui akibat dari perbuatan yang tidak menjaga P O lingkungan. (Kr 18.3.2)
Kalimat (124) merupakan kalimat majemuk bertingkat dengan anak klausa
pengganti keterangan konsesif. Hal ini dapat dilihat dari konjungsi yang
digunakan pada kedua kalimat tersebut. Kalimat (124) menggunakan konjungsi
walaupun untuk menghubungkan dua klausanya. Kalimat (124) memiliki pola
yakni, K-S-P-O 𝐾
𝑆−𝑃−𝑂. Kalimat (124) ini hanya merupakan pengembangan dari
pola kalimat dasar. Pola-pola kalimat dasar yang digabungkan dapat berkembang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
menjadi kalimat majemuk, baik majemuk setara, majemuk bertingkat maupun
campuran sesuai dengan konjungsinya.
C. Kalimat Majemuk Campuran
Penggunaan kalimat majemuk campuran pada karangan guru-guru SD
Mahakam Ulu, Kalimantan Timur tidak terlalu banyak dibandingkan dengan
kedua jenis kalimat majemuk yang lain. Penggunaan kalimat majemuk campuran
pada karangan guru-guru SD Mahakam Ulu ditemukan sebanyak sembilan
kalimat. Kalimat majemuk campuran merupakan gabungan dari kalimat majemuk
setara dan kalimat majemuk bertingkat. Pada karangan guru-guru SD Mahakam
Ulu, masih ada penggunaan konjungsi yang keliru sehingga mengakibatkan tidak
adanya induk klausa. Berikut ini contoh kalimat majemuk campuran pada
karangan guru-guru SD Mahakam Ulu.
(125) Ketika datang musim penghujan, meluaplah sampah-sampah yang Konj P S P S
bertumpuk di sugai, di selokan dan di parit-parit dan itu mengakibatkan banjir(Kr2.2.1) Konj S P
O (126) Sehingga jika kebersihan telah didapat, maka tubuh kita akan menjadi Konj S P S P
sehat dan tidak akan mudah terserang penyakit (Kr4.2.3) Pel Konj P Pel
(127) Sampah organik diolah menjadi pupuk, digunakan untuk tanaman di S P Pel P Ket peruntukan
sekitar rumah supaya lingkungan rumah tetap hijau (Kr 10.1.4) Konj S P
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Kalimat (125) di atas memiliki tiga klausa dengan dua hubungan.
Hubungan yang pertama adalah hubungan subordinatif (bertingkat) antara anak
klausa pengisi keterangan waktu dan induk kalausanya. Anak klausa pengganti
keterangan waktu pada kalimat (125) memiliki unsur predikat dan subjek. Hal ini
ditandai dengan adanya konjungsi subordinatif ketika di awal klausa. Induk klausa
pada kalimat (125) juga memiliki hubungan koordinatif (setara) dengan ditandai
dengan konjungsi koordinatif dan. Kalimat majemuk campuran juga merupakan
pengembangan dari pola kalimat dasar yang lebih kompleks. Pola majemuk
campuran dikatakan lebih kompleks karena dalam satu kalimat ada dua hubungan
yakni, hubungan subordinatif dan koordinatif. Pola kalimat (125) ini adalah 𝐾
𝑃− 𝑆
P-S, S-P-O.
Lazimnya pada sebuah kalimat majemuk bertingkat, klausa yang didahului
dengan konjungsi subordinatif merupakan anak klausa. Namun, pada kalimat
(126) ini, konjungsi subordinatifnya ada tiga. Hal ini menyebabkan kebingungan
untuk memilih induk klausa. Harus ada penghilangan dua konjungsi untuk
menentukan induk klausanya sehingga konjungsi maka dan sehingga harus
dihilangkan. Jika kedua konjungsi tersebut sudah dihilangkan, induk klausa pada
kalimat (126) menjadi tubuh kita akan menjadi sehat. Anak klausa pada kalimat
(126) menjadi kebersihan telah didiapat dengan diawali konjungsi subordinatif
jika. Kalimat (126) juga terdapat hubungan koordinatif antarinduk klausa dengan
ditandai konjungsi dan. Kalimat tersebut juga hanya pengembangan dari pola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
kalimat dasar. Pola kalimat (1266) di atas adalah 𝐾𝑆−𝑃
S-P-Pel, (S)-P-Pel. Pada
kalimat (126), subjek klausa kedua hubungan koordinatif mengalami pelesapan
karena subjek klausanya sama dengan subjek klausa sebelumnya.
Kalimat (127) di atas memiliki tiga klausa dengan dua hubungan.
Hubungan yang pertama adalah hubungan koordinatif (setara) dan dihubungkan
dengan tanda hubung koma (,). Pada kalimat (127) salah satu klausanya
mengalami perluasan unsur keterangan tujuan. Perluasan unsur keterangan pada
kalimat (127) di atas diawali dengan konjungsi supaya. Kalimat (127) tersebut
juga hanya pengembangan dari pola kalimat dasar. Pola kalimat (127) di atas
adalah S-P-Pel, (S)-P-K 𝐾𝑆−𝑃
. Fenomena seperti kutipan (55), (56), dan (57)
dapat dilihat pada lampiran dengan kode (Kr 3.2.1), (Kr 3.2.2), (Kr 7.3.1), (Kr
18.1.4), (20.3.3b) dan (Kr 20.3.4)
4.2.2 Jenis Kalimat Berdasarkan Bentuk Sintaksis
Berdasarkan bentuk sintaksisnya, kalimat dapat digolongkan menjadi
empat jenis, yakni kalimat deklaratif, imperatif, interogatif, dan eksklamatif.
Namun, hanya ada tiga jenis kalimat pada karangan guru-guru SD Mahakam Ulu.
Tiga jenis kalimat itu adalah kalimat deklaratif, interogatif, dan imperatif.
4.2.2.1 Kalimat Deklaratif
Sesuai dengan namanya, kalimat deklaratif atau kalimat berita berfungsi
untuk memberikan informasi atau berita kepada orang lain. Dalam bentuk tulisan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
kalimat berita diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik(.).
Kalimat deklaratif tersebut paling banyak digunakan oleh guru-guru SD Mahakam
Ulu pada karangannya. Berikut ini contoh kalimat deklaratif.
(128) Kurang lebih dua puluh tahun yang lalu di pedalaman Kalimantan Timur terdapat sebuah desa kecil yang terletak di pinggir perairan sungai Mahakam yaitu kampung Mamahak Teboq yang sangat nyaman, aman dan indah. (Kr11.1.1)
(129) Selain menjaga kebersihan tubuh, menjaga keberihan lingkungan
juga sangat penting di lakukan. (Kr4.3.1)
(130) Baim harus terbaring lemas di rumah sakit karena terkena penyakit diare dan demam berdarah. (Kr 5.3.4)
Masing-masing contoh kalimat di atas mengandung informasi. Informasi
yang terkandung di dalam kalimat (128) adalah di pedalaman Kalimantan Timur
terdapat desa yang nyaman, aman dan indah. Desa itu sudah ada di pedalaman
Kalimantan Timur sejak kurang lebih dua puluh tahun yang lalu. Desa itu
bernama Mamahak Teboq. Kalimat (129) juga mengandung informasi menjaga
kebersihan lingkungan sama pentingnya dengan menjaga kebersihan tubuh.
Sementara itu, kalimat (130) juga megandung informasi Baim sedang sakit
demam berdarah dan dia dirawat di rumah sakit.
Kalimat (128), (129) dan (130) di atas menyatakan bahwa kalimat
deklaratif atau kalimat berita berfungsi memberitahukan sesuatu kepada orang
lain. Sebagai kalimat deklaratif, ketiga kalimat di atas sudah disebut sebagai
kalimat deklaratif yang baik. Hal ini ditunjukkan dari segi strukturnya kalimat ini
diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik (.), sedangkan
dari segi isinya kalimat ini sudah memberikan informasi yang jelas dan sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
mengandung gagasan pokok dalam setiap kalimat. Kalimat-kalimat pada karangan
para guru sebagian besar merupakan pola kalimat deklaratif. Pola-pola tersebut
dapat dilihat pada lampiran antara lain dengan kode (Kr 1.1.1), (Kr 1.1.3), (8.1.2),
dan (12.1.2).
4.2.2.2 Kalimat Imperatif
Kalimat imperatif pada karangan guru-guru SD Mahakam Ulu tidak terlalu
banyak digunakan. Ada lima kalimat imperatif pada karangan guru-guru SD
Mahakam Ulu. Berikut ini contoh kalimat imperatif dalam karangan guru-guru
SD Mahakam Ulu.
(131) Jangan membuang sampah sembarangan, seperti ke kali atau sungai atau ke dalam parit. (Kr3.1.2)
(132) Oleh karena itu, marilah kita semua menjaga kebersihan baik kebersihan diri maupun kebersihan lingkungan agar kita menjadi sehat dan terhindar dari penyakit yang mengancam. (Kr4.4.2)
(133)Marilah kita bersahabat kembali dengan mereka demi keberlangsungan hidup kita dn anak cucu kita kelak. (14.4.5)
Sesuai dengan namanya, kalimat imperatif atau kalimat perintah berfungsi
untuk memberikan perintah kepada seseorang. Kalimat imperatif atau perintah
dapat dibagi mejadi enam golongan, yakni kalimat perintah biasa, kalimat
perintah halus, permohonan, ajakan (harapan), larangan dan pembiaran.
Berdasarkan penggolongan tersebut, kalimat (131) berisi kalimat imperatif
larangan. Hal ini dapat diketahui dari adanya kata larangan jangan pada awal
kalimat. Kalimat (132) dan (133) termasuk dalam kalimat perintah ajakan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
harapan. Hal ini dapat dilihat dari adanya kata modalitas marilah pada masing-
masing kalimat.
Lazimnya kalimat imperatif juga ditandai dengan adanya tanda baca seru
di akhir kalimat (!), tetapi pada kalimat (131), (132) dan (133), tanda baca yang
digunakan adalah titik (.). Hal ini tidak menjadi masalah karena sudah ada kata
modalitas yang dipakai sebagai penanda kalimat imperatif dan isinya juga bersifat
perintah (imperatif) pola kalimat imperatif juga dapat dilihat pada lampiran
dengan kode (16.1.1) dan (16.3.2).
4.2.2.3 Kalimat Interogatif
Kalimat interogatif adalah kalimat yang berisi pertanyaan. Secara formal,
kalimat interogatif biasanya ditandai dengan adanya kata tanya apa, siapa,
bagaimana, di mana, mengapa dan kapan serta pada akhir kalimat terdapat tanda
baca tanya (?). Kalimat interogatif pada karangan guru-guru SD Mahakam Ulu
paling sedikit digunakan. Ada empat kalimat interogatif pada karangan guru-guru
SD Mahakam Ulu. Berikut ini contoh kalimat interogatif dalam karangan guru-
guru SD Mahakam Ulu.
(134) Bagaimana tidak? (Kr 1.1.2)
(135) Mengapa ada kata-kata tersebut dan apa tujuannya? (Kr 16.1.3)
Kalimat (134) tersebut sebenarnya belum dapat dikatakan sebagai kalimat
tanya, karena subjek dan predikatnya belum ada atau dengan kata lain inti dari
pertanyaannya tidak ada. Kalimat (134) tersebut sebenarnya hanya berfungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
menghubungkan kalimat sebelumnya dengan kalimat sesudahnya yakni kebiasaan
buruk membuang sampah sembarangan sudah tidak asing lagi bagi warga kota
dengan seperti masih banyak (sampah) berserakan di lingkungan.
Berbeda dengan kalimat (134), kalimat (135) sudah dapat dikatakan
sebagai kalimat interogatif yang baik karena ada inti pertanyaanya yakni
menanyakan keberadaan kata-kata yang dimaksud dan tujuan kata-kata tersebut.
Secara formal, kalimat (135) sudah benar. Penulis bisa memvarisikan kalimat
tanya menggunakan kata tanya mengapa dan apa. Penulis juga sudah
memberikan tanda baca tanya (?) dengan benar di akhir kalimat. Pola kalimat
interogatif itu juga dapat dilihat pada lampiran dengan kode (Kr 1.1.4) dan
(14.4.3)
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1 Jenis Kalimat berdasarkan Jumlah Klausa
Peneliti menemukan jenis kalimat berdasarkan jumlah klausa dan bentuk
sintaksis. Jenis kalimat berdasarkan jumlah klausa yang digunakan guru-guru SD
Mahakam Ulu pada karangannya yakni kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
Jika dilihat dari unsur pengisi predikatnya, kalimat tunggal pada karangan tersebut
berjenis kalimat tunggal dengan predikat frasa verbal dengan pola dasar S-P, S-P-
O, S-P-Pel, S-P-K, S-P-O-Pel dan S-P-O-K. Kalimat tunggal dengan predikat
nomina memiliki pola P-S dan P-S-K. Kedua jenis kalimat tunggal dengan pola P-
S dan P-S-K tersebut disebut dengan pola kalimat inversi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Kalimat tunggal dengan predikat adjektival memiliki pola kalimat dasar S-
P-K sedangkan kalimat tunggal dengan predikat frasa numeral hanya memiliki
pola K-P-S-K. Jika dilihat dari urutan unsur-unsurnya, unsur keterangan dalam
kalimat dapat diletakkan di awal kalimat, tengah maupun akhir kalimat bahkan
dalam beberapa kalimat unsur keterangan dapat dilesapkan tanpa mengubah arti.
Hal ini menunjukkan bahwa unsur keterangan merupakan unsur yang bersifat
manasuka atau tidak wajib hadir dalam sebuah struktur kalimat.
Penelitian ini relevan dengan teori yang dikemukakan oleh Alwi, dkk pada
TBBBI (2010). Menurut Alwi,dkk dalam TBBBI (2010: 345), kalimat tunggal
dapat dibagi menjadi kalimat berpredikat verba, kalimat berpredikat adjektiva,
kalimat berpredikat nominal, kalimat berpredikat numeral, dan kalimat
berpredikat frasa preposisional.
Namun, ada satu jenis kalimat tunggal yang tidak ditemukan oleh peneliti
pada karangan para guru. Dari perbandingan tersebut, guru-guru tidak
menggunakan jenis kalimat tunggal dengan predikat frasa preposisional. Hal ini
disebabkan tidak semua kalimat tunggal dengan frasa preposisional dapat
digunakan sebagai unsur pengisi predikat. Jika merujuk pada TBBBI (2010), frasa
preposisional pengisi predikat hanya digunakan pada pola kalimat dasar S-P
berbeda dengan frasa lainnya yang bisa digunakan pada pola kalimat dasar
manapun. Hal ini menunjukkan kalimat tunggal dengan frasa preposisional
penggunaanya lebih terbatas dibandingkan dengan jenis kalimat tunggal lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Di samping itu, peran frasa preposisional atau preposisi dalam bahasa
Indonesia adalah sebagai penanda hubungan tempat, peruntukan, sebab, kesertaan
atau cara, pelaku, waktu, ihwal, dan milik. Dalam karangan para guru, hubungan
tersebut digunakan pada unsur keterangan. Oleh karena itu, bisa jadi para guru SD
Mahakam Ulu, masih terbatas menggunakan frasa preposisional sebagai unsur
pengisi predikat dibandingkan sebagai unsur pengisi keterangan.
Kalimat majemuk ditemukan dalam karangan guru-guru SD Mahakam
Ulu. Jenis kalimat majemuk itu adalah kalimat majemuk setara, kalimat majemuk
bertingkat dan kalimat majemuk campuran. Jika digolongkan berdasarkan
konjungsinya, kalimat majemuk setara pada karangan tersebut hanya
menggunakan empat jenis konjungsi. Keempat jenis konjungsi tersebut adalah
konjungsi penanda penjumlahan, konjungsi penanda perlawanan, konjungsi
penanda lebih, dan konjungsi penanda perurutan. Selain keempat konjungsi
tersebut, ada kalimat yang tidak dihubungkan dengan konjungsi. Pola atau
struktur pada keempat jenis kalimat majemuk tersebut hanya berupa
pengembangan dari keenam pola kalimat dasar yang sudah ada. Pola-pola yang
ditemukan pada kalimat majemuk setara tersebut, antara lain S-P-K,P-S; S-P-K,S-
P-K; S-P-K,S-P dan S-P-Pel-K,(S)-P-O-K.
Kalimat majemuk bertingkat juga dapat digolongkan berdasarkan anak
klausa pengganti keterangannya. Ada delapan jenis kalimat majemuk bertingkat
berdasarkan anak klausanya. Kedelapan jenis kalimat majemuk bertingkat tersebut
adalah anak klausa dengan keterangan akibat, isi, waktu, sebab, syarat, tujuan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
penjumlahan dan konsesif. Pola yang ditemukan pada kalimat majemuk bertingkat
tersebut antara lain K-S-P-K 𝐾𝑆−𝑃−𝑃𝑒𝑙, P-S-K 𝐾
𝐾−𝑆−𝑃, S-P𝐾𝑃−𝑆
, dan K-S-P-
O 𝐾𝑃−𝑆−𝐾.
Kalimat majemuk campuran juga dapat ditemukan pada karangan para
guru SD Mahakam Ulu. Jenis dan pola kalimat majemuk campuran paling
kompleks daripada kalimat majemuk yang lain. Jenis dan pola kalimat majemuk
campuran tersebut dikatakan kompleks karena menghubungkan hubungan
koordinatif dan subordinatif (setara dan bertingkat) dalam suatu kalimat. Jenis
dalam kalimat majemuk campuran antara lain kalimat majemuk campuran
hubungan waktu-penjumlahan, hubungan syarat-penjumlahan, hubungan tujuan-
penjumlahan. Pola kalimat campuran juga merupakan pengembangan dari pola
kalimat dasar. Pola pada kalimat majemuk campuran tersebut antara lain 𝐾𝑃−𝑆
P-
S, S-P-O; 𝐾𝑆−𝑃
S-P-Pel, (S)-P-Pel; dan S-P-Pel, (S)-P-K 𝐾𝑆−𝑃
.
Penelitian ini relevan dengan teori yang dikemukakan oleh Ramlan
(2005). Menurut Ramlan (2005: 43), kalimat majemuk atau kalimat luas adalah
kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih. Klausa-klausa pada kalimat
majemuk tersebut dihubungkan dengan konjungsi yang sesuai. Umumnya, ahli
bahasa membagi hubungan dua klausa itu ke dalam dua jenis yakni koordinasi
(majemuk setara) dan subordinasi (majemuk bertingkat).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Ramlan (2008) menegaskan majemuk setara dapat digolongkan
berdasarkan kata penghubungnya atau konjungsinya. Menurut Ramlan (2010), ada
lima macam hubungan dalam majemuk setara yakni hubungan penjumlahan,
pemilihan, perurutan, lebih, perlawanan atau pertentangan. Menurut Alwi,dkk
dalam TBBBI (2010) majemuk bertingkat salah satunya juga dapat digolongkan
berdasarkan anak klausa pengganti keterangannya. Menurut Hasan Alwi, dkk
(2010: 400), hubungan majemuk bertingkat terdiri dari anak klausa dengan
keterangan waktu, syarat, pengandaian, tujuan, konsesif, pembandingan, sebab,
akibat, cara dan alat. Penambahan hubungan majemuk bertingkat juga dilakukan
oleh Ramlan (2008) yakni anak klausa dengan keterangan komplemen,
perkecualian dan penambahan.
Selain kedua jenis kalimat itu, Chaer (2011: 347) juga menambahkan ada
jenis kalimat yang memiliki beberapa klausa. Klausa-klausa dalam satu kalimat
itu merupakan campuran dari struktur kalimat majemuk setara dan kalimat
majemuk bertingkat. Jenis kalimat tersebut biasa disebut majemuk campuran.
Berdasarkan perbandingan tersebut, jenis kalimat majemuk setara yang
tidak ditemukan pada karangan para guru yakni kalimat majemuk setara dengan
konjungsi penanda pemilihan. Jenis kalimat majemuk bertingkat yang tidak
terdapat pada karangan guru-guru tersebut juga meliputi anak klausa dengan
keterangan pengandaian, pembandingan, cara, alat dan perkecualian. Hal itu
menunjukkan para guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur kurang menguasai
penggunaan konjungsi penanda pemilihan pada kalimat majemuk setara dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
konjungsi penanda pengandaian, pembandingan, cara, alat dan perkecualian pada
kalimat majemuk bertingkat.
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Galih Puji Haryanto (2015) dengan judul Analisis Struktur
Kalimat dan Struktur Paragraf serta Pola Pengembangannya pada Wacana
Undang-Undang tentang Pendidikan dan B. Bobby Prasetya Nugraha dengan
judul Struktur Kalimat dalam Kolom “Liputan Khusus” Majalah Sekolah Bikar
SMA Stella Duce II Yogyakarta. Persamaan penelitian ini adalah kalimat tunggal
paling banyak digunakan pada karangan para guru SD Mahakam Ulu maupun
pada kolom majalah Bikar. Perbedaan penelitian ini terletak pada jenis kalimat
yang ditemukan. Pada karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, jenis kalimat yang
digunakan lebih banyak dari jenis kalimat yang ada pada undang-undang tentang
pendidikan. Undang-undang pendidikan tersebut hanya menggunakan tiga jenis
kalimat dengan pola S-P-K, P-K-Pel berjumlah 28 kalimat; K,(S)-P-O-K
berjumlah tujuh buah kalimat; K-S-P-Konj.-P-K dan (K)-(S)-P-O-O1-O2-O3-O4-
O5, P-O berjumlah lima kalimat. Maka dari itu, posisi peneliti dalam penelitian
ini adalah mengukuhkan dan melengkapi penelitian Galih Puji Haryanto
(2015) dan Bobby Prasetyo (2010).
4.3.2 Jenis Kalimat berdasarkan Bentuk Sintaksis
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, kalimat-kalimat
pada karangan para guru juga dapat dikelompokkan menurut bentuk sintaksis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
menurut bentuk sintaksisnya, ada tiga jenis kalimat pada karangan para guru
yakni, kalimat deklaratif, kalimat imperatif dan kalimat interogatif.
Kalimat deklaratif atau kalimat berita pada karangan guru-guru SD
Mahakam Ulu sudah digunakan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dari segi
strukturnya kalimat ini diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
baca titik (.), sedangkan dari segi isinya kalimat ini sudah memberikan informasi
yang jelas dan sudah mengandung gagasan pokok yang jelas dalam setiap kalimat.
Berdasarkan data yang ditemukan, kalimat deklaratif paling sering
muncul daripada kalimat imperatif dan interogatif bahkan hampir seluruh
karangan guru-guru tersebut menggunakan kalimat deklaratif. Hal ini sejalan
dengan jenis karangan yang digunakan para guru SD Mahakam Ulu. Dari 20
karangan para guru, sebagian besar karangan itu merupakan karangan narasi dan
eksposisi. Karangan narasi bertujuan untuk menceritakan suatu peristiwa
sedangkan eksposisi bertujuan untuk menjelaskan atau menguraikan sesuatu.
Tentu saja, kalimat yang digunakan pun adalah kalimat-kalimat yang bisa
mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu atau peristiwa itu. Dalam karangan
narasi dan eksposisi, penulis tidak meminta respons dari pembaca, sehingga
kalimat-kalimat yang digunakan bersifat informatif saja. Oleh karena itu, para
guru SD Mahakam Ulu dalam membuat karangannya lebih memilih kalimat-
kalimat berisi informatif yakni kalimat deklaratif.
Kalimat imperatif atau kalimat perintah pada karangan guru-guru SD
Mahakam Ulu sudah digunakan dengan baik. Berdasarkan isinya, para guru dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
menggunakan kalimat imperatif ajakan dan imperatif larangan. Hal ini
menunjukkan adanya variasi dalam karangan mereka, meskipun pada strukturnya,
kalimat imperatif tidak menggunakan tanda baca yang tepat. Tanda baca yang
digunakan adalah tanda baca untuk kalimat deklaratif yakni titik dan bukan tanda
seru (!). Ketidaktepatan penggunaan tanda baca imperatif menunjukkan guru-
guru tersebut masih bingung untuk membedakan tanda baca dalam
penggunaannya merangkai kalimat deklaratif atau imperatif.
Kalimat interogatif atau kalimat tanya pada karangan guru-guru SD
Mahakam Ulu paling sedikit digunakan dibanding dengan kalimat deklaratif dan
imperatif. Hanya ada empat kalimat interogatif dari jumlah keseluruhan kalimat.
Penggunaan kalimat interogatif masih kurang tepat digunakan oleh guru-guru SD
Mahakam Ulu tersebut. Hal ini tampak pada contoh kalimat berkode (Kr 1.1.3)
berikut ini.
(136)“Bagaimana tidak?” (Kr 1.1.3)
Kalimat (136) tersebut belum bisa dikatakan sebagai kalimat interogatif
karena informasi yang akan disampaikan tidak ada. Kalimat tersebut sebenarnya
hanya berfungsi menghubungkan kalimat sebelumnya dengan kalimat sesudahnya
tanpa adanya informasi yang disampaiakan pada kalimat (Kr 1.1.3). Hal ini sudah
dijelaskan pada paparan subbab 4.2 di atas.
Penelitian tentang jenis kalimat berdasarkan bentuk sintaksis ini relevan
dengan Alwi,dkk dalam TBBBI (2010). Menurut Alwi, dkk (2010:360), kalimat
dapat dibagi menjadi empat golongan berdasarkan bentuk sintaksisnya. Keempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
jenis kalimat tersebut yakni kalimat deklaratif, imperatif, interogatif dan
eksklamatif. Pada karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur
hanya ada tiga jenis kalimat saja yakni deklaratif, imperatif dan interogatif.
Penggunaan kalimat berita pada karangan guru-guru SD Mahakam Ulu sangat
mendominasi dari pada jenis kalimat lain. Hal ini menunjukkan kurangnya variasi
dalam karangan guru-guru tersebut. Variasi kalimat dari segi makna sangat
dibutuhkan dalam sebuah karangan agar karangan lebih menarik untuk dibaca.
Penelitian ini juga memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Zahrulia Arina Rinanda (2012) dengan judul Analisis
Struktur Kalimat pada Wacana Iklan Brosur Provider Telekomunikasi. Hasil
penelitian Zahrulia Arina Rinanda adalah penelitian ini meneliti ragam kalimat
berdasarkan bentuknya. Namun, pada temuannya, penelitian Zahrulia Arina
Rinanda ini hanya menemukan kalimat imperatif dan deklaratif pada data
kalimatnya sedangkan penelitian ini menemukan tiga jenis kalimat yakni kalimat
imperatif, kalimat deklaratif dan kalimat interogatif. Dari segi bentuknya,
penggunaan kalimat pada karangan guru-guru SD Mahakam Ulu lebih variatif
daripada penggunaan kalimat pada wacana iklan brosur provider tersebut. Maka
dari itu, posisi peneliti dalam penelitian ini adalah mengukuhkan dan melengkapi
penelitian Zahrulia Arina Rinanda (2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
BAB V
PENUTUP
Pada bab penutup ini peneliti menguraikan tiga hal. Uraian tersebut
meliputi (1) kesimpulan hasil analisis, (2) implikasi hasil penelitian, dan (3) saran.
Berikut ini peneliti akan memaparkan masing-masing subbab.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data tentang jenis kalimat pada karangan guru-guru
SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, peneliti dapat mengambil kesimpulan.
Pertama, berdasarkan jumlah klausa, kalimat yang digunakan pada karangan
guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur adalah kalimat tunggal dan
kalimat majemuk. Menurut predikatnya, ada empat jenis kalimat tunggal yang
digunakan dalam karangan tersebut. Keempat jenis kalimat tunggal itu adalah
kalimat tunggal dengan predikat verba, kalimat tunggal dengan predikat nomina,
kalimat tunggal dengan predikat adjektiva dan kalimat tunggal dengan predikat
numeral. Sementara itu, pola kalimat dasar yang terdapat di dalam karangan itu,
yakni S-P, S-P-O, S-P-Pel, S-P-K, S-P-O-Pel serta S-P-O-K.
Kalimat majemuk yang digunakan dalam karangan guru-guru SD
Mahakam Ulu itu ada tiga jenis, yakni kalimat majemuk setara, kalimat majemuk
bertingkat, dan kalimat majemuk campuran. Kalimat majemuk setara pada
karangan itu hanya menggunakan empat jenis konjungsi. Keempat jenis konjungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
tersebut adalah konjungsi penanda penjumlahan, konjungsi penanda perlawanan,
konjungsi penanda lebih, dan konjungsi penanda perurutan. Selain keempat
konjungsi tersebut, ada kalimat yang tidak dihubungkan dengan konjungsi. Pola-
pola yang ditemukan pada kalimat majemuk setara tersebut, antara lain S-P-K,P-
S; S-P-K,S-P-K; S-P-K,S-P dan S-P-Pel-K,(S)-P-O-K.
Ada delapan jenis kalimat majemuk bertingkat berdasarkan anak
klausanya. Kedelapan jenis kalimat majemuk bertingkat tersebut adalah kalimat
majemuk bertingkat dengan anak klausa pengganti keterangan akibat, isi, waktu,
sebab, syarat, tujuan, penjumlahan dan konsesif. Pola yang ditemukan pada
kalimat majemuk bertingkat tersebut, antara lain K-S-P-K 𝐾𝑆−𝑃−𝑃𝑒𝑙
, P-S-
K 𝐾𝐾−𝑆−𝑃, S-P
𝐾𝑃−𝑆
, dan K-S-P-O 𝐾𝑃−𝑆−𝐾.
Kalimat majemuk campuran juga dapat ditemukan pada karangan para
guru SD Mahakam Ulu. Jenis dalam kalimat majemuk campuran antara lain
kalimat majemuk campuran hubungan waktu-penjumlahan, hubungan syarat-
penjumlahan, dan hubungan tujuan-penjumlahan. Pola kalimat campuran juga
merupakan pengembangan dari pola kalimat dasar. Pola pada kalimat majemuk
campuran tersebut antara lain 𝐾𝑃−𝑆
P-S, S-P-O; 𝐾𝑆−𝑃
S-P-Pel, (S)-P-Pel dan S-P-
Pel,(S)-P-K 𝐾𝑆−𝑃
. Kalimat yang paling banyak digunakan antara kalimat majemuk
dan kalimat tunggal dalam karangan guru-guru tersebut, yakni kalimat tunggal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Kedua, berdasarkan bentuk sintaksis, kalimat yang digunakan pada
karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur adalah kalimat dengan
jenis deklaratif, imperatif, dan interogatif. Dalam membuat karangan, guru-guru
memiliki kecenderungan menggunakan kalimat deklaratif daripada dua jenis
kalimat yang lainnya.
5.2 Implikasi Hasil Penelitian
Kalimat yang digunakan oleh guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan
Timur pada karangannya kurang beragam. Kalimat-kalimat yang digunakan oleh
para guru tersebut cenderung menggunakan salah satu jenis kalimat saja.
Berdasarkan jumlah klausa, para guru cenderung menggunakan kalimat tunggal
dengan predikat verba.
Kalimat tunggal yang tidak ada pada karangan guru adalah kalimat tunggal
dengan predikat frasa preposisional sedangkan pada kalimat majemuk, para guru
tidak menggunakan kalimat majemuk setara konjungsi penanda pemilihan serta
pada kalimat majemuk bertingkat tidak menggunakan kalimat majemuk bertingkat
anak kalimat pengandaian, pembandingan, cara, alat dan perkecualian. Hal ini
membuat karangan para guru menjadi tidak bervariasi dalam bentuk tulisan
sehingga pembaca menjadi bosan dalam memahami pesan atau informasi yang
disampaikan.
Berdasarkan bentuk sintaksisnya, kalimat yang banyak digunakan oleh
guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur adalah kalimat deklaratif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Kalimat deklaratif yang terdapat pada karangan guru-guru SD Mahakam Ulu,
Kalimantan Timur. Hal ini membuat karangan para guru menjadi tidak bervariasi,
sehingga pembaca menjadi bosan dalam memahami pesan atau informasi yang
disampaikan.
Dari hasil penelitian ini, peneliti mendapatkan gambaran tentang
kemampuan menulis guru-guru SD Mahakam Ulu. Kemampuan menulis guru-
guru SD Mahakam Ulu masih belum maksimal dalam penggunaan jenis kalimat
terutama pada kalimat tunggal dengan predikat frasa preposisional, kalimat
majemuk setara konjungsi penanda pemilihan, majemuk bertingkat anak kalimat
pengandaian, pembandingan, cara, alat dan perkecualian serta kalimat
eksklamatif. Kemampuan menulis guru tentu akan mempengaruhi pemahaman
siswa dalam hal kemampuan menulis. Oleh sebab itu, sebaiknya para guru
khususnya guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur mempelajari berbagai
macam jenis kalimat secara lebih mendalam.
5.3 Saran
Berdasarkan temuan data, hasil analisis dan kesimpulan, peneliti dapat
memberi saran kepada para guru, khususnya, guru-guru di Mahakam Ulu
Kalimantan Timur. Sejalan dengan temuan peneliti di atas, guru-guru SD
Mahakam Ulu sebaiknya lebih giat mengasah kemampuan dalam hal keterampilan
menulis dengan memperhatikan jenis kalimat berdasarkan jumlah klausa dan
bentuk sintaksis terutama untuk kalimat tunggal dengan predikat frasa
preposisional, kalimat majemuk setara konjungsi penanda pemilihan, majemuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
bertingkat anak kalimat pengandaian, pembandingan, cara, alat dan perkecualian
serta kalimat eksklamatif agar para siswa dapat memperkaya wawasannya tentang
keterampilan menulis.
Bagi calon pendidik, memahami teori dasar kemampuan menulis terutama
berkaitan tentang struktur dan jenis kalimat sangatlah penting. Hal ini
dimaksudkan agar para siswa dapat menulis dengan baik berdasarkan struktur dan
jenis kalimatnya. Pengungkapan ide yang baik sangat bergantung dari
kemampuan menulis para siswa, sehinggga ada baiknya calon guru memahami
penggunaan struktur dan jenis kalimat dengan tepat.
Berdasarkan hasil temuan penelitian ini, Peneliti lain juga dapat
melakukan penelitian lanjutan. Penelitian lanjutan yang dimaksud seperti jenis-
jenis kalimat berdasarkan kelengkapan unsur dan susunan objek dan predikatnya
pada karangan para siswa, kesalahan struktur kalimat dalam abstrak skripsi
mahasiswa, kalimat efektif pada karangan para guru, dan lain sebagainya. Dengan
demikian, hasil penelitian selanjutnya dapat memperkuat hasil penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta.
_____________. 2011. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Edisi
Revisi.Jakarta: Rineka Cipta. _____________. 2002. Pengantar Dunia Karang-Mengarang. Yogyakarta:
Liberty bekerja sama dengan Balai Bimbingan. Keraf, Gorys. 1982. Eksposisi dan Deskripsi. Jakarta: Gramedia. _____________. 2007. Argumentasi dan Narasi Komposisi Lanjutan III. Jakarta: Gramedia. Khairah, Miftahul dan Sakura Ridwan. 2014. Sintaksis (Memahami Satuan
Kalimat Perspektif Fungsi). Jakarta: Bumi Aksara.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik Edisi Ke-4. Jakarta: Gramedia. Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi).
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ramlan, M. 2005. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: CV.Karyono. Ramlan, M. 2008. Kalimat, Konjungsi, dan Preposisi Bahasa Indonesia dalam
Penulisan Karangan Ilmiah.Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Rani, Abdul. 2006. Analisis Wacana Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayu Media Publishing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Sugiyono.2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. The Liang Gie. 1992. Pengantar Dunia Karang-Mengarang. Yogyakarta: Liberty
bekerja sama dengan Balai Bimbingan. Widjono, Hs. 2007. Bahasa Indonesia-Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. www.disdik.kaltimprov.go.id diakses pada 20 Juni 2016. www.belajarbahasaindonesia.com diakses pada 20 Februari 2016. www.kelasindonesia.com diakses pada 20 Juli 2016 www.prbahasaindonesia.com diakses pada 20 Juli 2016 www.slideshare.net diakses pada 20 Juli 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PANDUAN ANALISIS UNSUR KALIMAT
(TBBBI, 2010 dan Widjono, Hs, 2007)
Ciri-ciri
Subjek (S) Predikat (P) Objek (O) Pelengkap (Pel) Keterangan (K) 1. Subjek di dalam
klausa berpotensi berperan sebagai pelaku, pengalaman, ukuran, peruntung dan pokok.
2. Pada umumnya, subjek berupa nomina, frasa nomina, atau pronomina.
3. subjek dapat diketahui
dari jawaban atas pertanyaan siapa atau apa.
1. Predikat berpotensi berperan sebagai perbuatan, proses, keadaan, pengalamaan, relasional, eksistensial, posisi, lokasi, kuantitas, dan identitas.
2. predikat dapat berupa frasa verbal, fasa adjektifal, frasa nominal, frasa numeral, atau frasa preposisional.
3. predikat dapat
diketahui dari jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana.
1. Objek di dalam klausa berpotensi berperan sebagai sasaran, hasil, dan peruntung.
2. Kehadiran objek berfungsi untuk melengkapi predikat berupa aktif transitif.
3. Letak objek selalu
setelah predikat.
4. Objek dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.
5. Objek biasanya
berupa nomina, frasa nomina atau klausa.
1. Pelengkap dalam klausa kedudukannya hampir sama dengan objek.
2. Pelengkap berwujud frasa nominal, frasa adjectiva, frasa verbal atau klausa.
3. Letak pelengkap
berada langsung di belakang predikat jika tak ada objek dan jika ada objek berada langsung di belakang objek itu.
4. Pelengkap tidak
dapat menjadi subjek setelah pemasifan kalimat.
1. Keterangan berfungsi memberikan penjelasan tambahan bagi unsur inti.
2. Keterangan dapat
berada di akhir, di awal, bahkan di tengah kalimat.
3. Konstituen
keterangan, biasanya berupa frasa nominal, frasa preposisional, atau frasa adverbial.
4. Keterangan bersifat
manasuka (kehadirannya tidak wajib).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PANDUAN ANALISIS JENIS KALIMAT
(TBBBI, 2010 dan Widjono, Hs, 2007)
Ciri-ciri
Jumlah Klausa Bentuk Sintaksis Tunggal Majemuk setara Majemuk
bertingkat Majemuk
Campuran Deklaratif Imperatif Interogatif Eksklamatif
1. Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa.
2. Setiap unsur
kalimat, seperti S dan P hanya ada satu pada kalimat tunggal.
3. Kalimat tunggal
hanya mengandung satu informasi.
4. Kalimat tunggal
tidak harus berbentuk pendek.
1. Kalimat majemuk setara terdiri dari dua klausa atau lebih.
2. Dua klausa atau lebih dalam kalimat majemuk setara kedudukannya sama karena klausa satu bukan bagian dari klausa yang lain.
3. Klausa-klausa
dalam kalimat majemuk setara dihubungkan dengan konjungtor koordinatif.
4. Konjungtor
koordinatif.
1. Kalimat majemuk setara terdiri dari dua klausa atau lebih.
2. Klausa-klausa dalam majemuk bertingkat kedudukannya tidak sama karena klausa satu merupakan bagian dari klausa yang lain.
3. Klausa-klausa
dalam kalimat majemuk setara dihubungkan dengan konjungtor subordinatif.
1. Kalimat majemuk setara terdiri dari lebih dari dua klausa.
2. Klausa-klausa dalam kalimat majemuk campuran ada yang hubungannya koordinatif dan subordinatif.
3. Klausa-klausa
dalam kalimat majemuk campuran dihubungkan dengan konjungtor subordinatif-koordinatif atau koordinatif-subordinatif.
1. Kalimat deklaratif berfungsi atau berisi pernyataan atau pemberitaan.
2. Kalimat deklaratif dapat berbentuk inversi, aktif atau pasif.
3. Bentuk tulisan
kalimat berita diakhiri dengan tanda titik (.) sedangkan dalam bentuk lisan diakhiri dengan nada menurun.
1. Intonasi yang ditandai nada rendah di akhir tuturan dan tanda seru(!) pada akhir tulisan.
2. Pemakaian partikel penegas, penghalus, ajakan, harapan, permohonan dan larangan.
3. Susunannya
inversi sehingga tidak selalu terungkap pola S-P.
4. Pelaku
tindakan tidak selalu hadir.
1. Kalimat tanya berfungsi untuk menanyakan sesuatu.
2. Kalimat ini
ditandai dengan kehadiran kata tanya seperti apa, siapa, kapan, bagaimana, dan mengapa.
3. Kalimat ini
ditandai dengan tanda tanya (?) pada bahasa tulis dan intonasi turun pada bahasa lisan.
1. Kalimat eksklamatif secara formal ditandai dengan kata alangkah, betapa atau bukan main pada kalimat berpredikat adjektival.
2. Biasa digunakan untuk menyatakaan perasaan kagum atau heran.
3. Kalimat ini ditandai
dengan tanda seru (!)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Konjungsi Subordinatif dan Koordinatif
TBBBI, 2010 dan Ramlan, 2008)
Koordinatif Subordinatif a) Konjungsi penjumlahan : dan, lagi pula,
dan lagi, serta. b) Konjungi pemilihan : atau. c) Konjungsi perurutan : kemudian dan lalu. d) Konjungsi lebih : bahkan. e) Konjungsi perlawanan : tetapi,
melainkan, namun, padahal, sebaliknya, sedangkan.
a) Konjungsi waktu : setelah, sesudah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sewaktu, sementara, seraya, selagi, selama, sehingga, sampai.
b) Konjungsi syarat : jika, kalau, asalkan, bila, manakala.
c) Konjungsi pengandaian : andaikan, seandainya, andaikata, sekiranya.
d) Konjungsi tujuan : agar, supaya. e) Konsesif: biar(pun), meski(pun),
sungguh(pun), sekalipun, walau(pun), kendati(pun).
f) Konjungsi pembandingan atau kemiripan: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, bagaikan, laksana, daripada, alih-alih, ibarat, sama...dengan...
g) Konjungsi sebab atau alasan: sebab, karena, oleh karena.
h) Konjungsi hasil atau akibat : sehingga, sampai(-sampai), maka.
i) Konjungsi cara: dengan, tanpa. j) Konjungsi alat: dengan, tanpa. k) Konjungsi isi: bahwa l) Konjungsi perkecualian : kecuali m) Konjungsi penjumlahan : selain dan di
samping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
KARANGAN 1
Analisis Struktur Kalimat Triangulator I Triangulator II
No Kode Data Berdasarkan Jumlah Klausa Berdasarkan Bentuk Sintaksis Setuju Tidak
Setuju
Setuju Tidak
Setuju Unsur Pola Jenis Unsur Jenis
1. P1.K1 Kebiasaan buruk/
dengan membuang
sampah
sembarangan/
sudah tak akan
asing lagi/, bahkan
seakan sudah
terbiasa/
lingkungan kotor/
sudah menjadi ciri
khas/ warga kota.
S: kebiasaan
buruk (FN;
pokok)
Ket cara: dengan
membuang
sampah
sembarangan
(Fprep;cara)
P: sudah tak akan
asing lagi (FV;
keadaan).
Konj: bahkan
P: seakan sudah
terbiasa (FV;
keadaan)
S: lingkungan
kotor (FN;
pokok)
P: sudah menjadi
ciri khas (FV;
keadaan;
taktransitif)
Pel: warga kota
(FN; sasaran)
S-K-P, P-S-P-Pel
Majemuk setara
Kalimat ini
memiliki
dua klausa
dan dua
informasi
Kedua
klausa
dihubung-
kan dengan
konjungsi
koordinatif
bahkan.
Kalimat ini
berfungsi
memberitahu-
kan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhiri dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
2. P1.K2 Bagaimana tidak? (tidak
mengandung
unsur S-P-O-K)
Kalimat ini hanya
berupa frasa karena
tidak ada unsur
wajib sekurang-
kurangnya S-P
- - Interogatif √ √
3. P1.K3 Seperti masih
banyak berserakan/
di lingkungan,
P: seperti masih
banyak
berserakan
P-K-P-S
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
berfungsi
menyatakan suatu
Deklaratif
√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
terlebih di sungai/
terlihat jelas/
banyak sampah,
hingga/ hitam
pekat/ warna air/
adanya pencemaran
limbah.
(sampah) (FV;
keadaan)
perbuatan)
K. tempat: di
lingkungan
(Fprep)
P: terlihat jelas
(FV;eksistensial)
S: banyak
sampah (FN;
pokok)
Konj: hingga
P: hitam pekat
(Fadj;
eksistensial)
P: hitam pekat
(Fadj;
eksistensial)
S: warna air
adanya
pencemaran
limbah (FN;
pokok)
- Kalimat ini
memiliki
tiga klausa
dan tiga
informasi.
- Ketiganya
dihubung-
kan dengan
tanda baca
koma (,)
untuk
hubungan
koordinasi
dan
konjungsi
sehingga
untuk
hubungan
subordinatif.
peristiwa.
- Kalimat ini
diakhiri dengan
tanda titik (.)
4. P2.K1 Bukan hanya itu/
lingkungan kotor
pun/ terdapat/ di
pemukiman padat,
padat pabrik, padat
pariwisata, serta
kontrakan sekali.
Konj: bukan
hanya itu
S: lingkungan
kotor (FN;
pokok)
P: terdapat (V;
eksistensial;
taktransitif)
Ket tempat: di
pemukiman
padat. . . (Fprep)
S-P-K
Tunggal
- Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini
berfungsi
memberitahu-
kan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhiri dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
5. P2.K2 Bagaimana tidak? (tidak
mengandung
unsur S-P-O-K)
Kalimat ini hanya
berupa frasa karena
tidak ada unsur
- - √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
wajib sekurang-
kurangnya S-P
6. P3.K1 Penyakit/ tak
datang/ dengan
sendirinya/
melainkan/ dari
lingkungan yang
kotor.
S: penyakit
(N; pelaku)
P: tak datang
(FV; perbuatan)
Ket cara: dengan
sendirinya
(Fprep)
Konj: melainkan
(S): penyakit (N;
pelaku)
P: dari
lingkungan yang
kotor (Fprep;
eksistensial)
S-P-K, (S)-P
Majemuk setara
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
dan dua
informasi.
Dihubungka
n dengan
konjungsi
koordinatif
melainkan
yang
terletak
diantara
kedua
klausa.
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
7. P3.K2 Sumber penyakit/
dapat tumbuh/
dengan cepat/
bahkan dahsyat
berkembangnya.
S: sumber
penyakit (FN;
pokok )
P: dapat tumbuh
(FV; perbuatan;
taktransitif)
Ket cara : dengan
cepat (Fprep)
Konj: bahkan
P: dahsyat
(Fadj;keadaan)
S:berkembang-
nya (N;pokok)
S-P-K, P-S
Majemuk setara
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
dan dua
informasi.
Dihubungka
n dengan
konjungsi
koordinatif
bahkan
yang
terletak
diantara
kedua
klausa.
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
8. P3.K3 Sumber
penyakitpun/
terdapat/ pada
penumpukan
sampah, limbah
pabrik, hingga pada
air yang tergenang.
S: sumber
penyakitpun
(FN; pokok)
P: terdapat (V;
eksistensial;
taktransitif)
Ket tempat : pada
penumpukan . . .
. (Fprep)
S-P-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini
berisi harapam
akan sesuatu.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
9. P3.K4 Air yang
tergenang/
(kenapa)/ dapat
menimbulkan/
penyakit?
S: air yang
tergenang (FN;
pengalaman)
Kata tanya :
kenapa
P: dapat
menimbulkan
(FV;perbuatan;
transitif)
O: penyakit (N;
sasaran)
S-P-O
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini
berisi harapam
akan sesuatu.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
10. P3.K5 Air yang terlalu
lama tergenang/
dapat merangsang/
serangga nyamuk
/untuk dapat
berkembang biak/
dengan cepat.
S: air yang
terlalu. . . (FN;
pengalaman)
P: dapat
merangsang (FV;
perbuatan;
transitif )
O: serangga
nyamuk (FN;
sasaran)
Ket peruntukan :
untuk
dapat
berkembang biak
Ket cara: dengan
cepat (Fprep)
S-P-O-K-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini
berisi harapam
akan sesuatu.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
KARANGAN 2
Analisis Struktur Kalimat Triangulator I Triangulator II
No Tidak
Setuju
Setuju Tidak Setuju Berdasarkan Bentuk Sintaksis Setuju Tidak
Setuju
Setuju Tidak
Setuju Unsur Pola Jenis Unsur Jenis
11. P1.K1 Di Indonesia/
masih banyak/
masyarakat yang
membuang
sampah di
sembarang
tempat.
Ket tempat :di
indonesia (Fprep)
P: masih banyak
(Fnum; kuantitas;
taktransitif)
S: masyarakat
yang membuang
sampah
di sembarang
tempat (FN;
pelaku)
K-P-S
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini
berisi harapam
akan sesuatu.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
12. P1.K2 Akibat
ketidaksadaran
dari masyarakat
yang membuang
sampah di
sembarang
tempat, seperti di
selokan, parit,
dan sungai,
/semuanya itu/
tanpa kita
(di)sadari/
bahwa itu
semua/ akan
berakibat/
negarif /bagi kita
dan juga
masyarakat.
Ket hal: akibat
ketidaksadaran dari
masyarakat yang
membuang sampah
di sembarang
tempat. . . (FN;
pokok)
S: semuanya itu
(FN)
P: tanpa kita (di)
sadari (FV;
perbuatan)
Konj isi: bahwa
S: itu semua (FN;
pokok)
P: akan berakibat
(FV;perbuatan)
K-S-P
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
dan dua
informasi.
Keduanya
dihubung-kan
dengan
konjungsi
subordinatif
bahwa yang
terletak
diawal klausa
(mendahului
klausa anak)
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Pel: negatif
Ket peruntukan:
bagi kita dan juga
masyarakat (Fprep)
13. P2.K1 Sampah
menumpuk di
selokan, parit,
dan sungai,
ketika datang
musim
penghujan maka
meluaplah
sampah-sampah
yang bertumpuk
di sungai di
selokan dan di
parit-parit dan
itu mengakibat-
kan banjir.
Seharusnya klausa
sampah menumpuk
di selokan, parit
dan sungai (dapat
berdiri sendiri
sebagai kalimat
yang utuh, karena
kalimat ini
mengandung dua
ide kalimat,
sehingga harus
dipecah).
Kalimat 1
S: Sampah (N;
pokok)
P: menumpuk
(V;keadaan )
Ket tempat: di
selokan, parit, dan
sungai (Fprep)
Kalimat 2
Konj: ketika
P: datang (V;
keadaan)
S: musim
penghujan (FN;
pokok)
P: meluaplah (V;
Kalimat 1
S-P-K
Kalimat 2
,P-S,S-P-O
Kalimat 1
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat 2
Majemuk
campuran
Kalimat ini
terdiri dari
tiga klausa
dan tiga
informasi.
Ketiganya
dihubung-kan
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
keadaan)
S: sampah-sampah
yang bertumpuk di
sungai di selokan
dan di parit-parit
(FN; pokok)
Konj: dan
S: itu (N; pokok)
P: mengakibatkan
(V; perbuatan)
O: banjir (N;
sasaran)
dengan
konjungsi
subordinatif
ketika dan
konjungsi
koordinatif
dan .
14. P3.K1 menumpuknya
sampah di sungai
dan parit-parit/
juga
mengakibat-kan
tumbuh dan
berkembang/
jentik-jentik
nyamuk.
S: menumpuknya
sampah di sungai
dan parit parit
(klausa; pokok)
P: juga
mengakibatkan
tumbuh dan
berkembang (FV;
perbuatan; transitif)
O: jentik-jentik
nyamuk (FN;
sasaran)
S-P-O
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
15. P3.K2 Tanpa kita(di)
sadari dari ulah
kita/ maka kita
sendiri yang
menanggung
akibatnya//.
Tidak mengandung
unsur S-P
Tidak mengandung
unsur S-P
Frasa ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Fras ini diakhir
kalimat ditandai
dengan tanda
titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
16. P3.K3 Maka semoga
kedepan/ kita/
akan semakin
sadar/ dan tidak
ada lagi/
masyarakat yang
membuang
sampah/ di
sembarang
tempat apalagi di
sungai.
Konj : maka
K: semoga ke
depan (Fprep)
S: kita (N;pelaku )
P: akan semakin
sadar (FV;
perbuatan)
Konj: dan
P: tidak ada lagi
(FV; keadaan)
S: masyarakat yang
. . .(FN; Pelaku)
K: di sembarang
tempat(Fprep)
K-S-P, P-S-K
Majemuk setara
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
dan dua
informasi.
Keduanya
ditandai
dengan
kehadiran
konjungsi
koordinatif
dan yang
terletak
diantara
kedua klausa.
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
KARANGAN 3
Analisis Struktur Kalimat Triangulator I Triangulator II
No Kode Data Berdasarkan Jumlah Klausa Berdasarkan Bentuk Sintaksis Setuju Tidak
Setuju
Setuju Tidak
Setuju Unsur Pola Jenis Unsur Jenis
17. P1.K1 Untuk menjaga
Lingkungan agar
tetap bersih,
indah dan sehat/
kita/ harus
membuang/
sampah/ pada
tempat yang
sudah
disediakan//.
Ket peruntukan :
untuk menjaga
lingkungan . . .
(Fprep)
S: kita (Pronomina;
pelaku )
P: harus membuang
(FV; perbuatan;
transitif)
O: sampah (FN;
sasaran)
Ket tempat berada:
pada tempat yang
sudah disediakan
(Fprep)
K-S-P-O-K Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari satu
klausa dan satu
informasi.
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
18. P1.K2 Jangan
membuang/
sampah/
sembarangan,/
seperti kekali
atau sungai atau
kedalam parit//.
Jangan: kata
larangan
(S): tidak
dihadirkan
P: membuang (V;
perbuatan;
transitif)
O: sampah (N;
sasaran)
Pel: sembarangan
(N; sasaran)
Ket tempat tujuan:
seperti ke kali atau
sungai atau ke
(S)-P-O-Pel-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari satu
klausa dan satu
informasi.
Kalimat ini
diakhiri dengan
tanda seru (!)
Kalimat ini
menyatakan
kalimat larangan
dengan kata
larangan jangan
Imperatif
√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
dalam
(Fprep)
19. P2.K1 (Apabila) kita/
membuang/
sampah/
kedalam sungai
atau kali/ akan
membuat polusi/,
(sehingga) ikan-
ikan/ akan mati/,
dan terjadi
pendangkalan/
terhadap kali
tersebut.
Konj: apabila
S: kita
(pronomina;
pelaku)
P: membuang (V;
perbuatan;
transitif)
O: sampah (N;
sasaran)
Ket: ke dalam
sungai atau kali
(Fprep)
P: akan membuat
(FV; keadaan)
O: polusi
(N;sasaran)
Konj: sehingga
S: ikan-ikan (N;
pokok)
P: akan mati dan
terjadi
pendangkalan (FV;
perbuatan)
Ket: terhadap kali
tersebut (Fprep)
,
P-O
Majemuk
campuran tanpa
ada subjek pad
induk klaus
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
dan dua
informasi.
Kedua klausa
dihubungkan
dengan
konjungsi
subordinatif
apabila dan
sehingga.
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
20. P2.K2 Demikian juga
apabila/ sampah/
dibuang/ ke
dalam parit/,
Struktur pada
kalimat ini rancu,
sehingga harus
ditata ulang
P, (S)-P-O
Majemuk
campuran,
Kalimat ini
terdiri dari
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Deklaratif
√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
(sampah) akan
menyebabkan/
banjir/ sebab/
pada saat musim
hujan/ tiba/,
saluran-saluran
air/ akan
tersumbat/ dan
terjadilah banjir.
menjadi
“apabila sampah
dibuang ke dalam
parit, saluran-
saluran air akan
tersumbat dan akan
menyebabkan
banjir.”
unsur
Konj antarkalimat:
demikian juga
Konj : apabila
S: sampah (N;
pokok)
P: dibuang (V;
perbuatan)
K tempat tujuan: ke
dalam parit
(Fprep),
S: saluran-saluran
air (FN; pokok)
P: akan tersumbat
(FV;keadaan)
Konj : dan
(S): sampah (N;
pokok)
P: akan
menyebabkan (FV;
perbuatan;transitif)
O: banjir (N; hasil)
tiga klausa
dan tiga
informasi.
Kalimat ini
dikatakan
sebagai
majemuk
campuran
karena
terdapat
konjungsi
koordinatif
dan untuk
menandai
hubungan
koordinasi
dan
konjungsi
subordinatif
apabila yang
mengawali
anak klausa
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
21. P3.K1 Membuang
sampah
sembarangan/
S: membuang
sampah
sembarangan (FV;
S-P-O-Pel
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari satu
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
Deklaratif
√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
juga akan
menimbulkan/
berbagai macam
penyakit/,
seperti: diare,
demam berdarah,
tipus, dan lain-
lain/.
pokok)
P: juga akan
menimbulkan (FV;
perbuatan; transitif
)
O: berbagai macam
penyakit (FN;
hasil)
Pel: seperti: diare,
demam berdarah,
tipus, dan lain-lain
(FN)
klausa dan satu
informasi.
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
22. P3.K2 Oleh karena itu,/
untuk menjaga
kesehatan/
buanglah/
sampah pada
tempatnya.
Konj: oleh karena
itu
Ket: untuk
menjaga kesehatan
(FPrep;
peruntukan)
P: buanglah (V;
perbuatan)
S: sampah (N;
pokok)
Ket tempat tujuan:
pada tempatnya
(Fprep)
K-P-S-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari satu
klausa dan satu
informasi.
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
KARANGAN 4
Analisis Struktur Kalimat Triangulator I Triangulator II
No Kode Data Berdasarkan Jumlah Klausa Berdasarkan Bentuk Sintaksis Setuju Tidak
Setuju
Setuju Tidak
Setuju Unsur Pola Jenis Unsur Jenis
23. P1.K1 Kebersihan/
adalah/ suatu
keadaan/
dimana tak ada/
sampah/
berserakan di
mana-mana.
S: kebersihan (N;
pokok)
P: adalah (V;
identitas;
taktransitif)
Pel: suatu keadaan
(N; sasaran)
Konj: di mana
P: tak ada (FV;
keadaan)
S: sampah (N;
pokok)
P: berserakan (V;
keadaan)
Ket tempat: di
mana-mana (Fprep)
S-P
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
dan dua
informasi.
Kedua klausa
dihubungkan
dengan
konjungsi
subordinatif
di mana.
Kalimat ini
berisi
pernyataan
suatu peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
24. P1.K2 Kebersihan/
sangatlah
penting untuk
dilakukan/,
(karena)
kebersihan/
akan menjaga
/kita/ dari
ancaman-
ancaman
penyakit.
S: kebersihan (N;
pokok)
P: sangatlah penting
(FV; perbuatan)
Ket peruntukan:
untuk dilakukan
(Fprep)
Konj sebab: karena
S: kebersihan (N;
pokok)
P: akan menjaga
(FV: perbuatan)
S-P-K
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
dan dua
informasi.
Keduanya
digabungkan
oleh
konjungsi
subordinatif
karena
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
O: kita
(Pronomina;
sasaran)
Ket asal: dari
ancaman-ancaman.
. . (Fprep)
25. P1.K3 Ada beberapa
cara/ yang bisa
dilakukan/
untuk
mendapatkan/
kebersihan.
P: ada (V: keadaan)
S:beberapa cara
yang bisa dilakukan
(FN; pokok)
Ket peruntukan:
untuk mendapatkan
kebersihan (Fprep)
P-S-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu informasi
dan satu
kalausa.
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
26. P2.K1 Yang pertama
adalah menjaga
kebersihan diri
sendiri.
S: yang pertama
(Fnumeral; ukuran)
P: adalah menjaga
kebersihan diri
sendiri (FV;
perbuatan)
S-P Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari satu
klausa dan satu
informasi.
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
27. P2.K2 Menjaga
kebersihan diri
sendiri seperti
mandi dua kali
sehari ,
memotong kuku
dan menggosok
gigi/akan
membuat/ tubuh
kita/ selalu
bersih.
S: menjaga
kebersihan diri
sendiri seperti
mandi dua kali
sehari. . . (FV;
pokok)
P: akan membuat
(FV; perbuatan;
transitif)
O: tubuh kita (FN;
sasaran)
Pel: selalu bersih
(FN; hasil)
S-P-O-Pel
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
28. 2.3 Sehingga jika/
kebersihan/
telah didapat,
maka/ tubuh
kita/ akan
menjadi sehat/
dan tidak akan
mudah
terserang/oleh
penyakit.
Konj: jika
S: kebersihan (N;
pokok)
P: telah didapat
(FV; keadaan),
S: tubuh kita (FN;
pokok)
P: akan menjadi
sehat (FV;
keadaan)
Konj: dan
(S): tubuh kita (FN;
pokok)
P: tidak akan
mudah terserang
(FV; keadaan)
Ket agentif: oleh
penyakit (Fprep)
S-P, (S)-P-K
.
Majemuk
campuran
Kalimat ini
terdiri daritiga
klausa dan
tiga informasi.
Klausa yang
memiliki
hubungan
subordinatif
dihubung-kan
oleh
konjungsi jika
dan klausa
yang memiliki
hubungan
koordinatif
dihubung-kan
oleh
konjungsi dan
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
29. P3.K1 Selain menjaga
kebersihan
tubuh/,
menjaga/
kebersihan
lingkungan
tempat tinggal/
juga sangat
penting
dilakukan.
Konj: selain
P: menjaga (V;
perbuatan )
O: kebersihan tubuh
(N; sasaran)
S: menjaga
kebersihan
lingkungan tempat
tinggal (klausa;
pokok)
P: juga sangat
penting dilakukan
(FV; perbuatan)
S-P
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
dan dua
informasi.
Kalimat ini
dikatakan
sebagai
majemuk
bertingkat
karena
terdapat
konjungsi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
subordinatif
selain yang
terletak di
awal klausa
30. 3.2 Membersihkan
seisi rumah dan
lingkungan
sekitar/ akan
membuat/
lingkungan/
menjadi bersih
dan tidak
menjadi/ sarang/
bagi penyakit
untuk tumbuh
dan
berkembang.
S: membersihkan
seisi rumah dan
lingkungan sekitar
(FV; pokok)
P: akan membuat
(FV; perbuatan;
transitif)
O: lingkungan
menjadi bersih dan
tidak menjadi
sarang (FN; hasil)
Pel: bagi penyakit
untuk tumbuh dan
berkembang
(Fprep; sasaran)
S-P-O-Pel
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
31. 3.3 Ada/ beberapa
cara yang dapat
dilakukan/
untuk menjaga/
kebersihan
lingkungan kita
seperti,
mengubur
barang-barang
bekas, menguras
bak mandi dan
menutup semua
sumber air/
sehingga
P: ada (V;
eksistensi)
S: beberapa cara
yang dapat
dilakukakan (FN;
pokok)
Ket peruntukan:
untuk menjaga
kebersihan (Fprep;
perbuatan)
Pel : seperti. . .
(FN; hasil)
Konj: sehingga
P-S-K-Pel
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari dua
klausa dan
dihubungkan
oleh konjugsi
subordinatif
sehingga
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
nyamuk/ tidak
bisa
berkembang
biak/ di sana.
S: nyamuk (N;
pelaku)
P: tidak bisa
berkembang biak
(FV; perbuatan)
K: di sana (Fprep;
tempat)
32. 4.1 Demikian cara
hidup bersih
yang bermanfaat
yang kita bisa
dapatkan.
P: demikian
S: cara hidup bersih
yang bermanfaat
yang kita
(FN; pokok)
P-S
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
33. 4.2 Oleh karena itu,
marilah/ kita
semua/
menjaga/
kebersihan /baik
kebersihan diri
maupun
kebersihan
lingkungan/
agar/ kita/
menjadi sehat/
dan terhindar/
dari penyakit
yang
mengancam.
Konj: oleh karena
itu
ajakan: marilah (V;
perbuatan)
S: kita semua (FN;
pelaku)
P: menjaga (V;
perbuatan)
O: kebersihan (N;
sasaran)
Pel: baik kebersihan
diri maupun
kebersihan. . . .
(FN; sasaran)
Konj: agar
S: kita (Pronomina;
pelaku)
P: menjadi sehat
S-P-O-Pel
Majemuk
Kalimat ini
terdiri dari dua
klausa dan
dihubungkan
oleh konjugsi
subordinatif
agar
Kalimat ini
berisi ajakan,
ditandai dengan
kata marilah
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Imperatif
√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
dan terhindar
(FV; keadaan)
Pel: dari penyakit
yang mengancam
(Fprep; sasaran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
KARANGAN 5
Analisis Struktur Kalimat Triangulator I Triangulator II
No Kode Data Berdasarkan Jumlah Klausa Berdasarkan Bentuk Sintaksis Setuju Tidak
Setuju
Setuju Tidak
Setuju Unsur Pola Jenis Unsur Jenis
34. P1.K1 Aku/ mempunyai/
seorang teman/
yang bernama
Baim.
S: aku
(pronomina;
pelaku)
P: mempunyai (V;
keadaan;
transitif)
O: seorang teman
yang
bernama Baim
(FN; peruntung)
S-P-O
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
35. P1.K2 Baim/ memiliki/
kebiasaan buruk
yang dilakukan.
S: Baim (N;
pelaku)
P: memiliki (V;
keadaan;
transitif)
O: kebiasaan
buruk
yang dilakukan
(FN; sasaran)
S-P-O
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
36. P1.K3 Seringkali/ Baim/
membuang/
sampah/ di
sembarangan
tempat.
Ket waktu:
seringkali (N;
waktu)
S: Baim (N;
pelaku)
P: membuang (V;
perbuatan)
O: sampah (N;
sasaran)
Ket tempat: di
K-S-P-O-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
sembarang tempat
(Fprep; tempat)
37. P1.K4 Ketika/
membuang
sampah, Baim/
hanya membuang/
sampah/ di
selokan depan
rumahnya.
Konj waktu:
ketika
(S): Baim (N:
pelaku)
P: membuang (V;
perbuatan)
O: sampah (N;
sasaran)
S: Baim (N;
pelaku)
P: hanya
membuang (FV;
perbuatan;
transitif)
O: sampah (N;
sasaran)
Ket tempat: di
selokan depan
rumahnya (Fprep;
tempat)
( ) S-P-O-Ket
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
dan
dihubungka
n oleh
konjugsi
subordinatif
ketika
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
38. P1.K5 Kebiasaan buruk
ini/ sudah
diperingati.
S: kebiasaan
buruk ini (FN;
pokok)
P: sudah
diperingati (FV;
perbuatan)
S-P Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
39. P2.K1 Suatu hari/ terjadi/
musim hujan yang
berkepanjangan.
Ket waktu: suatu
hari (FN; waktu)
P: terjadi (V;
K-P-S Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Deklaratif
√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
keadaan)
S: musim hujan
yang
berkepanjangan
(FN;
pengalaman)
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
40 P2.K2 Akibat ulah Baim/
kampungnya/
mengalami
/Banjir Bandang.
Ket akibat: akibat
ulah Baim
(Fprep; keadaan)
S: Kampungnya
(N; pokok)
P: mengalami (V;
keadaan)
O: banjir bandang
(FN; hasil)
K-S-P-O
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
41. P2.K3 Keadaan ini/
berlangsung/
cukup parah
S: keadaan ini
(FN;
pengalaman)
P: berlangsung
(V; keadaan;
taktransitif)
Ket perihal:
cukup parah
(Fadj; hasil)
S-P-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
42. P3.K1 Akibat dari
kejadian tersebut/,
banyak hal buruk/
menimpanya//.
K: Akibat dari
kejadia tersebut
(Fprep)
S: banyak hal
buruk (FN;
pengalaman)
P: menimpa(V;
keadaan)
O: -nya
K-S-P-O
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
(pronomina;sasar
an)
43. 3.2 Diantaranya
adalah seluruh
harta bendanya
rusak akibat
banjir, kegiatan
lainnya lumpuh
total.
S: diantaranya (N;
pokok)
P: adalah seluruh
harta bendanya
rusak
Ket akibat: akibat
banjir (Fprep)
S: kegiatan
lainnya (FN;
pengalaman)
P: lumpuh total
(FV; keadaan)
S
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
dan dua
informasi.
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
44. 3.4 Baim/ harus
terbaring lemas/
di rumah sakit/
karena/ terkena/
penyakit/ diare
dan demam
berdarah.
S: Baim (N;
pelaku)
P: harus terbaring
lemas (FV;
perbuatan)
Ket tempat: di
rumah sakit
(Fprep; tempat)
Konj: karena
P: terkena (V;
keadaan;
taktransitif)
Pel: penyakit (N;
hasil)
S-P ( )
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
yang
dihubungka
n dengan
konjungsi
subordinatif
karena
dengan anak
kalimat
“terkena
penyakit”.
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
KARANGAN 6
Analisis Struktur Kalimat Triangulator I Triangulator II
No Kode Data Berdasarkan Jumlah Klausa Berdasarkan Bentuk Sintaksis Setuju Tidak
Setuju
Setuju Tidak
Setuju Unsur Pola Jenis Unsur Jenis
45. 1.1 Membuang/
sampah/ di
sembarang
tempat/ akan
berakibat tidak
baik/ bagi
kesehatan tubuh
dan lingkungan.
S: membuang
sampah di
sembarang tempat
(FV; pokok)
P: akan berakibat
tidak baik (FV;
keadaan)
Ket peruntukan:
bagi kesehatan
tubuh dan
lingkungan
(Fprep)
S-P-K
Tunggal
Kalimat
ini terdiri
dari satu
klausa
dan satu
informasi
.
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
46. 1.2 Sampah/
sebaiknya
dibuang/ di
tempat
pembuangan
sampah/ agar/
tidak
menimbulkan/
banyak masalah/
pada lingkungan.
S: sampah (N;
pokok)
P: sebaiknya
dibuang (FV;
perbuatan)
Ket tempat: di
tempat
pembuangan
sampah (Fprep;
tempat)
Konj: agar
(S): sampah
P: tidak
menimbulkan
(FV; perbuatan)
O: banyak
S-P ( )
Majemuk
bertingkat
Kalimat
ini terdiri
dari dua
klausa
yang
dihubungk
an dengan
konjungsi
subordinat
if agar.
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
masalah (FN;
hasil)
Ket: pada
lingkungan
(Fprep)
47. 1.3 Sampah yang
dibuang tidak
pada tempatnya/
akan/
menyebabkan
terserang/
berbagai penyakit
S: Sampah
yang dibuang
tidak pada
tempatnya (FN;
pokok)
P:akan
menyebabkan
(FV; keadaan;
transitif)
O: berbagai
penyakit (FN;
hasil)
S-P-O
Tunggal
Kalimat
ini terdiri
dari satu
klausa
dan satu
informasi
.
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
48. 2.1 Untuk menjaga/
lingkungan agar
tetap bersih dan
terhindar dari
berbagai macam
penyakit,/
Sampah/ harus
dibuang/ pada
tempatnya.
Ket peruntukan:
Untuk menjaga
lingkungan agar
tetap bersih dan
terhinda dari
berbagai . . .
(Fprep)
S: sampah (N;
pokok)
P: harus dibuang
(FV; perbuatan)
K: pada
tempatnya
(Fprep; tempat)
K-S-P-K Tunggal
Kalimat
ini terdiri
dari satu
klausa
dan satu
informasi
.
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
49. 2.2 Kesadaran akan
pentingnya
Ket perihal:
kesadaran akan . . K-S-P
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
lingkungan bersih
dan sehat bebas
dari sampah
/masyarakat/
harus disiplin/
dalam menangani
sampah/ agar/
tidak menjadi/
sumber penyakit.
. bebas dari
sampah S:
masyarakat (N;
pokok)
P: harus disiplin
(FV; perbuatan)
K: dalam
menangani
sampah (fprep)
Konj : agar
P:tidak menjadi
(FV; keadaan;
taktransitif)
S : sumber
penyakit (FN;
hasil)
Kalimat
ini terdiri
dari dua
klausa dan
dihubung
kan
dengan
konjungsi
subordinat
if agar
yang
berada di
antara
kedua
klausa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
50. 3.1 Kebersihan
lingkungan/ harus
dijaga/ bersama
/dengan kesadaran
masyarakat akan
hidup sehat dan
nyaman
S:kebersihan
lingkungan (FN;
pokok)
P:harus dijaga
(FV; perbuatan;
taktransitif)
Ket perihal:
bersama dengan
kesadaran
masyarakat akan
hidup dan
nyaman.(FN;
sasaran)
S-P-K
Tunggal
Kalimat
ini terdiri
dari satu
klausa
dan satu
informasi
.
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
KARANGAN 7
Analisis Struktur Kalimat Triangulator I Triangulator II
No Kode Data Berdasarkan Jumlah Klausa Berdasarkan Bentuk Sintaksis Setuju Tidak
Setuju
Setuju Tidak
Setuju Unsur Pola Jenis Unsur Jenis
51. P1.K1 Dalam
bermasyarakat/
kita/ sering
dihadapkan/ pada
suatu
permasalahan
alam yang terjadi/
di lingkungan
sekitar kita.
Ket tempat :
dalam
bermasyarakat
(Fprep)
S: kita
(Pronomina;
pelaku)
P: sering
dihadapkan (FV;
keadaan)
K: pada suatu
permasalahan
yang terjadi
di lingk sekitar
kita (Fprep)
K-S-P-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
52. P1.K2 Permasalahan-
permasalahan
tersebut/ timbul/
karena ulah
manusia/ tidak
mampu berterima
kasih/ atas nikmat
yang telah alam
ini berikan.
S: permasalahan-
permasalahan
tersebut
(FN;pokok)
P: timbul (V;
keadaan)
Ket sebab
Konj : Karena
S: ulah manusia
(FN; pokok)
P: tidak mampu
berterimakasih
S-P
Majemuk
bertingkat
Kalimat
ini terdiri
dari dua
klausa,
dimana
anak
klausa
diawali
dengan
kehadiran
konjungsi
subordinat
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
(FV; perbuatan;
taktransitif)
Pel : atas nikmat .
. . (Fprep;
sasaran)
if karena.
53. P1.K3 Manusia/ pada
dasarnya tidak
pernah
puas/dengan apa
yang sudah ada /
maka pada
akhirnya/
manusia/ tidak
pernah sadar
bahwa hal yang
dilakukan
berdampak sangat
fatal bagi
kehidupan.
S: manusia (N;
pelaku)
Ket cara: pada
dasarnya (Fprep)
P: tidak pernah
puas (FV;
keadaan)
Ket cara: dengan
apa yang sudah
ada (Fprep)
Konj: maka
Ket: pada
akhirnya (Fprep)
S: manusia (N;
pelaku)
P: tidak pernah
sadar (FV;
keadaan)
Ket isi/ perihal:
bahwa hal yang
dilakukan
berdampak sangat
fatal
bagi kehidupan
S-K-P
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa.
Hubungan
subordinatif
ditandai
dengan
konjungsi
maka.
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
54. P2.K1 Dari sekian
banyak kegiatan
manusia/ yang
sering merusak
/lingkungan dan
Ket asal: dari
sekian banyak
kegiatan. . .
yang sering
merusak
K-S-P
Tunggal
Kalimat
ini terdiri
dari satu
klausa
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
alam/,
pembuangan
sampah tidak
pada tempatnya/
merupakan/ salah
satu hal terburuk
yang dilakukan.
lingkungan dan
alam (Fprep;
asal)
S:pembuangan
sampah. . .
(FN;pokok)
P: merupakan
salah satu hal. . .
(FV; identitas;
taktransitif)
dan satu
informasi
.
tanda titik (.)
55. P2.K2 Jelas sekali/
manusia/ begitu
paham/ bahwa
membuang/
sampah/
sembarangan/
dapat
menyebabkan/
terjadi banjir.
Ket : jelas sekali
(Fadj)
S: manusia (FN,
pokok)
P: begitu paham
(FV; perbuatan)
Pelengkap
Konj: bahwa
S: membuang
sampah
sembarangan (FV;
pokok)
P: dapat
menyebabkan
(FV; keadaan)
O: terjadi banjir
(FN; hasil)
K-S-P
Majemuk
bertingkat
Kalimat
ini terdiri
dari dua
klausa,
dimana
anak
klausa
diawali
dengan
kehadiran
konjungsi
subordina
tif bahwa
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
56. P3.K1 Semakin sering/
manusia/
membuang/
sampah/
sembarangan atau
K: semakin sering
(FN; intensitas)
S: manusia(FN;
pokok)
P: membuang (V;
perbuatan)
K-S-P-O
Majemuk
campuran
Kalimat ini
terdiri dari
tiga klausa,
dimana ada
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
tidak pada
tempatnya/ maka/
semakin banyak/
sampah/ yang
akan menumpuk/
dan pada akhirnya
/siklus air
tersumbat.
O: sampah (N;
sasaran)
K: sembarangan
( N; tempat)
Konj: maka
K: semakin
banyak (FN)
S: sampah yang
akan menumpuk
(FN; pokok)
Konj: dan
Ket waktu: pada
akhirnya (Fprep)
S: siklus air (FN;
pokok)
P: tersumbat (V;
keadaan)
klausa anak
dan klausa
induk.
Hubungan
subordinatif
ditandai
dengan
konjungsi
maka
Hubungan
koordinatif
ditandai
dengan
konjungsi
dan
tanda titik (.)
57. P3.K2 Jika hal tersebut/
dibiarkan/ terus
menerus/ maka/
seluruh komponen
hidup yang ada/ di
dalam air/ akan
mati/ akibat air
yang sudah
tercemar.
Ket syarat: jika
S: hal tersebut
(FN; pokok)
P: dibiarkan (V;
keadaan)
K: terus menerus
(Adj)
S: seluruh
komponen (FN;
pokok)
Ket tempat: di
dalam air (Fprep)
P: akan mati (FV;
keadaan;
taktransiif)
Ket perihal:
akibat air yang
sudah tercemar
S-K-P-K
Majemuk
bertingkat
Kalimat
ini terdiri
dari dua
klausa,
dimana
anak
klausa
ditandai
dengan
kehadiran
konjungsi
subordina
tif jika
(anak
klausa
berada di
awal).
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
58. P4.K1 Hal terburuk yang
terjadi akibat
tersumbatnya air
karena sampah/
ialah ketika hujan
turun maka akan
menyebabkan
terjadinya banjir.
S: Hal terburuk
yang terjadi
akibat
tersumbatnya air
karena sampah
(FN; pengalaman)
P: ialah
Ket waktu
Konj: ketika
S: hujan turun
P: akan
menyebabkan
O: terjadinya
banjir
S
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
59. P4.K2 Adanya/ banjir/
sangat berdampak
buruk/ bagi
manusia,
misalnya rumah/
terendam/ air
banjir/,
lingkungan/
menjadi/ kotor
serta berdampak
buruk /bagi
kesehatan
manusia.
S: adanya banjir
(FN; pokok)
P: sangat
berdampak buruk
(FV; keadaan)
Ket: bagi
manusia(Fprep),
Pel: misalnya
rumah terendam
S-P-K-Pel Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
60. P5.K1 Banjir/ biasanya
sangat identik
/dengan
timbulnya
berbagai
pemyakit/
S: banjir (N;
pengalaman)
P: biasanya sangat
identik (FV;
keadaan)
K: dengan
timbulnya
S-P-K
Tunggal
Kalimat
ini terdiri
dari satu
klausa dan
satu
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
berbagai penyakit
(Fprep)
informasi.
61. P5.K2 Penyakit /yang
sering timbul/
dikala banjir/
yaitu /DBD,
malaria, penyakit
gatal-gatal, diare,
muntaber,
cacar,dll
S: penyakit
yang sering
timbul di kala
banjir (FN;
pengalaman)
P: yaitu DBD,
malaria. . . . (FN;
keadaan)
S-P
Tunggal
Kalimat
ini terdiri
dari satu
klausa dan
satu
informasi.
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
KARANGAN 8
Analisis Struktur Kalimat Triangulator I Triangulator II
No Kode Data Berdasarkan Jumlah Klausa Berdasarkan Bentuk Sintaksis Setuju Alasan Setuju Alasan
Unsur Pola Jenis Unsur Jenis
62. P1.K1 Di mana-mana/
kita/ sering melihat/
tulisan,/ baik
dipinggir jalan,
maupun di Sekolah,
di Kantor, bahkan
di rumah kita
sekalipun.
Ket: di mana-
mana (Fprep;
tempat)
S: kita
(pronomina;
pelaku)
P: sering melihat
(FV; perbuatan;
transitif)
O: tulisan (N;
sasaran)
Ket: baik
dipinggir jalan . . .
(Fprep)
K-S-P-O-Ket
Tunggal
Kalimat
ini terdiri
dari satu
klausa dan
satu
informasi.
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
63. P1.K2 Ada tulisan /yang
membuat /kita/
sadar dan harus
dipikirkan/ akibat
perbuatan tersebut/
yaitu dilarang/
membuang/ sampah
/sembarangan.
P: ada (V;
eksistensi)
S: tulisan yang
membuat (FN;
pokok)
Pel: kita sadar dan
harus dipikirkan
(FV; perbuatan;
taktransitif)
P: yaitu dilarang
membuang....
(FV; perbuatan;
taktransitif)
P-S-P Majemuk
bertingkat
Kalimat
ini terdiri
dari dua
klausa,
dimana
anak
klausa
ditandai
dengan
kehadiran
konjungsi
subordina
tif akibat.
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
64. P1.K3 Jika kita/
membuang/
sampah/
Ket syarat
Konj: jika
S: kita
S-P-O-
Pel
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
sembarangan,
maka/ kita semua/
akan terkena/
dampaknya yaitu
banjir.
(Pronomina;
pelaku)
P: membuang
(V;perbuatanl
transitif)
O: sampah (N;
sasaran)
Pel: sembarangan
(N)
S: kita semua
(FN; pelaku)
P: akan terkena
(FV; keadaan;
taktransitif)
O: dampaknya,
yaitu (N;hasil)
Pel: banjir (FN;
hasil)
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa,
dimana anak
klausa
ditandai
dengan
kehadiran
konjungsi
subordinatif
syarat
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
65. P1.K4 Selokan-selokan
air/ tersumbat/,
sehingga air hujan/
tidak lancar
mengalir/,
terjadilah/
genangang air/
meluap /hingga
ketinggian yang
tidak diduga/
masyarakat.
S: selokan-
selokan air (FN;
pokok)
P: tersumbat (V;
keadaan)
Konj: sehingga
S: air hujan (FN;
pokok)
P: tidak lancar
mengalir(FV;
keadaan)
P: terjadilah
S: genangan air
meluap
hingga ketinggian
yang tidak diduga
masyarakat
(Fprep)
S-P
Majemuk
campuran
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
66. P2.K1 Dengan adanya
banjir/, warga
/terpaksa
mengungsi/ ke atas
atap rumah/
Ket : dengan
adanya banjir
(Fprep)
S: warga(N;
pelaku)
P: terpaksa
mengungsi (FV;
perbuatan)
Ket : ke atas atap
rumah (Fprep)
K-S-P-K
Tunggal
Kalimat
ini terdiri
dari satu
klausa dan
satu
informasi.
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
67. P3.K1 Dampak banjir/
dapat membawa/
wabah penyakit,
seperti diare atau
penyakit malaria.
S: dampak banjir
(FN; pengalaman)
P: dapat
membawa (FV;
perbuatan;
transitif)
O: wabah
penyakit seperti . .
. (FN;hasil)
S-P-O
Tunggal
Kalimat
ini terdiri
dari satu
klausa dan
satu
informasi.
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
68. P3.K2 Akibat genangan
air/ dapat membuat/
lingkungan/ jadi
kotor, sehingga
membuat/ rasa
udara/ tidak sedap
dan segar.
S: akibat
genangan air (FN;
pokok)
P: dapat membuat
(FV; perbuatan)
O: lingkungan
jadi kotor (FN;
hasil)
Ket akibat
Konj: sehingga
P: membuat (V;
perbuatan )
O: rasa udara
tidak sedap dan. .
. (FN; hasil)
S-P-O
( )
Majemuk
bertingkat
Kalimat
ini terdiri
dari dua
klausa,
dimana
anak
klausa
ditandai
dengan
kehadiran
konjungsi
subordina
t
sehingga
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
69. P3.K3 Jadi semoga/ kita/
tidak kena/ musibah
Kata harapan
(seru): jadi
semoga
S-P-Pel, P-S-P-K
Majemuk
setara
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
banjir/, diharapkan/
pada semua warga/
sadar/ akan akibat
atau dampak
membuang sampah
sembarangan.
S: kita
(pronomina;
pelaku)
P: tidak kena (FV;
keadaan)
Pel: musibah
banjir, (FN;
sasaran)
P: diharapkan (V;
perbuatan)
S: pada semua
warga
(FN;pelaku)
P: sadar (V;
perbuatan)
K: akan akibat. . .
(Fprep)
Kalimat
ini terdiri
dari dua
klausa,
dimana
anak
klausa
ditandai
dengan
kehadiran
tanda
baca (,)
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
KARANGAN 9
Analisis Struktur Kalimat Triangulator I Triangulator II
No Kode Data Berdasarkan Jumlah Klausa Berdasarkan Bentuk Sintaksis Setuju Tidak
Setuju
Setuju Tidak
Setuju Unsur Pola Jenis Unsur Jenis
70. P1.K1 Di Indonesia/
masih banyak
masyarakat/
kurang
memperhatikan/
tempat
membuang
sampah/
sehingga ada/
sungai yang
tercemar/ oleh
sampah.
Ket tempat : di
Indonesia (Fprep)
S: masih banyak
masyarakat (FN;
pokok)
P: kurang
memperhatikan (FV;
perbuatan; transitif)
O: tempat
membuang sampah
(FN; sasaran)
Ket akibat
Konj: sehingga
P: ada (V; eksistensi)
S: sungai yang
tercemar
(FN;pengalaman)
K:oleh sampah
(Fprep)
K-S-P-O
Majemuk
bertingkat
Kalimat
ini terdiri
dari dua
klausa
yang
dihubung-
kan
dengan
konjungsi
akibat
sehingga
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
71. P1.K2 Akibat
membuang
sampah
sembarangan
atau tidak
membuang
sampah pada
tempatnya
sehingga di
Tidak memilki unsur
subjek.
(S)
P: Akibat
membuang sampah
sembarangan atau
tidak membuang
sampah ...(Fprep;
(S)
Majemuk
bertingkat
Kalimat
ini terdiri
dari dua
klausa
yang
dihubung-
kan
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
selokan, parit
dan sungai
semuanya itu
tanpa kita sadari
akan membawa
dampak negatif
bagi
masyarakat.
keadaan)
Konj: sehingga
Ket tempat: di
selokan, parit dan
sungai (Fprep)
S: semuanaya itu
(FN; pokok)
P: tanpa kita sadari
akan membawa
dampak negatif (FV;
keadaan)
Ket untuk: bagi
masyarakat (Fprep)
dengan
konjungsi
akibat
sehingga
72. P2.K1 Sampah/
menumpuk/ di
selokan, parit
dan sungai/
ketika datang/
musim hujan/
maka
meluaplah/
sampah-sampah
yang
bertumpukan/ di
selokan, parit-
parit dan sungai/
maka terjadilah/
banjir
Kalimat 1
S: sampah (N;
pokok)
P: menumpuk (V;
keadaan)
Ket: di selokan, parit
dan sungai (Fprep)
Kalimat 2
K waktu: ketika
datang
musim hujan (
Fprep)
maka
P: meluaplah (V;
keadaan)
S: sampah-sampah.
(FN; pokok)
Ket: di selokan . . .
(Fprep)
Kalimat 1
S-P-K
Kalimat 2
K-P-S
Kalimat 1
Tunggal
Kalimat
ini terdiri
dari satu
klausa dan
satu
informasi.
Kalimat 2
Majemuk
bertingkat
Kalimat
ini terdiri
dari dua
klausa
yang
dihubung-
kan
dengan
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif
Deklaratif
√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Konj: maka
P: terjadilah (V;
keadaan)
S: banjir (N; pokok)
konjungsi
akibat
maka.
73. P3.K1 dari
penumpukan
sampah/ di
sungai dan
diparit-parit itu
juga/
mengakibatkan
tumbuh dan
berkembang
jentik-jentik
nyamuk dan
/akibat nyamuk
tersebut,/ bisa
terserang/
penyakit demam
berdarah (DBD)
masyarakat
yang ada di
sekitar / yang
berdomisili
disitu.
S: penumpukan
sampah (FN; pokok)
K: di sungai. .
(Fprep)
P:mengakibatkan
tumbuh dan. . .(FV;
keadaan)
Pel: jentik-jentik. .
(FN; hasil)
Konj: dan
K: akibat nyamuk
(Fprep)
(S): masyarakat yang
ada di sekitar yang
berdomisili disitu
(FN; pokok)
P: bisa terserang (FV;
keadaan)
Pel: penyakit. . . (FN;
hasil)
S-K-P, K-S-P-Pel
Majemuk
setara
Kalimat
ini terdiri
dari tiga
klausa.
Ketiga
klausa
kedudukan
-nya setara
dan
ditandai
dengan
kehadiran
konjungsi
koordinatif
dan
Kalimat ini berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
KARANGAN 10
Analisis Struktur Kalimat Triangulator I Triangulator II
No Kode Data Berdasarkan Jumlah Klausa Berdasarkan Bentuk Sintaksis Setuju Tidak
Setuju
Setuju Tidak
Setuju Unsur Pola Jenis Unsur Jenis
74. P1.K1 Lingkungan
tempat tinggal
kita/
merupakan/ hal
yang tidak
terlepas/ dari
masyarakat
banyak atau
khalayak
ramai,/ dimana
kesadaran
masing-masing
anggota rumah/
berbeda/ antara
yang satu
dengan yang
lain.
S: lingkungan tempat
tinggal kita (FN;
pokok)
P: merupakan (V;
keadaan; taktransitif)
Pel: hal yang tidak
terlepas (FN; hasil)
K: dari masyarakat
banyak . . (Fprep)
konj: dimana
S: kesadaran masing-
masing. . .(FN;
pokok)
P: berbeda (V;
keadaan; taktransitif)
Pel: antara yang satu
dengan yang lain
(FN; sasaran)
S-P-Pel
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
yang
dihubung-
kan dengan
konjungsi
dimana
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
75. P1.K2 Supaya tercapai
Lingkungan
rumah yang
sehat/ perlu
ditanamkan/
rasa cinta
lingkungan/
kepada anak
sejak masih
balita dan
Ket syarat: supaya
tercapai. . (Fprep)
P: perlu ditanamkan
(FV;perbuatan)
S: rasa cinta
lingkungan (FN;
pokok)
Ket tujuan : kepada
anak sejak. . (Fprep)
K-P-S-K
Tunggal
Hanya
memiliki
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
selanjutnya
masa anak-
anak.
76. P1.K3 Sampah
organik/ bisa
kita olah
menjadi/ hal
yang berguna
untuk
lingkungan
rumah.
S: sampah organik
(FN; pokok)
P: bisa kita olah
menjadi
(FV;perbuatan;
taktransitif )
Pel: hal yang berguna
(FN; hasil)
Ket peruntukan:
untuk lingkungan
rumah (Fprep)
S-P-Pel-K
Tunggal
Kalimat ini
hanya
memiliki
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
77. P1.K4 Sampah
organik/ diolah
menjadi/
pupuk/,
digunakan
untuk tanaman/
disekitar
rumah/ supaya
lingkungan
rumah/ tetap
hijau.
S: sampah organik
(FN; pokok)
P: diolah menjai (V;
perbuatan;
taktransitif)
Pel: pupuk (N; hasil)
P: digunakan (V;
perbuatan)
K: untuk tanaman
(Fprep)
Konj:supaya
S: lingkungan rumah
(FN; pokok)
P: tetap hijau (Fadj;
identitas)
S-P-Pel, P
Majemuk
campuran
Kalimat ini
memiliki
tiga klausa
dan
memiliki
hubungan
koordinatif
dan
subordinati
f
Hubungan
koordinatif
dihubungk
an dengan
tanda baca
koma (,)
dan
hubungan
subordinatf
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
ditandai
dengan
konjungsi
supaya
78. P2.K1 Sampah tidak
berguna atau
tidak berfungsi/
ditanam/ di
dalam tanah,/
supaya tidak
mencemari/
Lingkungan.
S: sampah tidak
berguna..(FN; pokok)
P: ditanam (V;
perbuatan;
taktransitif)
K: di dalam tanah
(Fprep)
Konj : supaya
(S): sampah (N;
pokok)
P: tidak mencemari
(FV; keadaan)
O: lingkungan (N;
sasaran)
S-P
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
yang
dihubung-
kan dengan
konjungsi
supaya
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
79. P2.K2 Lingkungan
yang tercemar/
menyebabkan
timbulnya/
berbagai
penyakit salah
satu akibat,
membuang
sampah
sembarangan
berakibat parit
got meluap
terjadi
penumpukan
sampah
S: lingkungan yang
tercemar (FN; pokok)
P: menyebabkan
timbulnya (FV;
keadaan; transitif)
O: berbagai penyakit
salah satu akibat,
membuang sampah
(FN; hasil)
Konj : sehingga
Ket waktu: waktu
musim hujan (FN)
S: air sungai (FN;
pokok)
S-P-O
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
yang
dihubung-
kan dengan
konjungsi
sehingga
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
disungai,
sungaipun
menjadi
dangkal/sehing
ga waktu
musim hujan
/air sungai/
tidak bisa
tertampung/
dengan semana
mestinya.
P: tidak bisa
tertampung (FV;
keadaan)
Ket cara: dengan
sebagaimana
msetinya (Fprep)
80. P3.K1 Akibat semua
itu/ banjir/
melanda/
perkampung-
an/ dan
rumahpun/
menjadi bulan-
bunan/ air
tergenang.
P: akibat semua itu
(Fprep; keadaan)
S: banjir (FN; pokok)
P: melanda (FV;
keadaan)
O: perkampungan (N;
sasaran)
Konj: dan
S: rumahpun (N;
pokok)
P: menjadi bulan-
bulanan (FV;
keadaan; taktransitif)
Pel: air tergenang
(FN; sasaran)
P-S-P-O, S-P-Pel
Majemuk setara
Kalimat ini
terdiri dari
tiga klausa.
Ketiga
klausa
kedudukan-
nya setara
dan ditandai
dengan
kehadiran
konjungsi
koordinatif
dan
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
81. P3.K2 Semuanya ini/
menyebab-kan/
penyakit/ salah
satunya diare
dll.
S: semuanya ini (FN;
pokok)
P: menyebabkan (V;
keadaan; transitif)
O: penyakit (N; hasil)
Pel: salah satunya
diare.dll (FN; hasil)
S-P-O-Pel
Tunggal
Kalimat ini
hanya memiliki
satu informasi
dan satu klausa
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
`KARANGAN 11
Analisis Struktur Kalimat Triangulator I Triangulator II
No Kode Data Brdasarkan Jumlah Klausa Berdaarkan Bentuk Sintaksis Setuju Tidak
Setuju
Setuju Tidak
Setuju Unsur Pola Jenis Unsur Jenis
82. P1.K1 Kurang lebih
dua puluh tahun
yang lalu di
pedalaman
Kalimantan
Timur/
terdapat/
sebuah desa
kecil/ yang
terletak/ di
pinggir perairan
sungai
Mahakam/
yaitu/ kampung
Mamahak
Teboq yang
sangat-sangat
nyaman, aman,
dan indah.
Ket waktu : kurang
lebih dua puluh tahun
. . (FN)
Ket tempat: di
pedalaman . . .
(Fprep)
P: terdapat (V;
keadaan)
S: sebuah desa kecil
yang terletak di
pinggir. . . yaitu
kampung Mamahak
Teboq yang sangat
nyaman (FN;
pengalaman)
K-K-P-S
Tunggal
Kalimat ini
hanya memiliki
satu informasi
dan satu klausa
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
83. P2.K1 Sekarang/ kisah
desaku/ yang
nyaman, aman
dan indah itu/
telah menjadi/
dongeng
sebelum tidur/
oleh ayahku
tercinta.
Ket waktu : sekarang
(N)
S: kisah desaku
yang aman. . (FN;
pengalaman)
P: telah menjadi (FV;
keadaan)
Pel: dongeng sebelum
tidur (FN; hasil)
K-S-P-Pel-K
Tunggal
Kalimat ini
hanya memiliki
satu informasi
dan satu klausa
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Ket agentif: oleh
ayahku tercinta
(Fprep)
84. P2.K2 Ayah/ selalu
menceritakan/
kepada anak-
anak dan cucu-
cucunya/ bahwa
dulu,/
kehidupan
masyarakat/
sangatlah
mudah.
S: Ayah (N; pelaku)
P: selalu
menceritakan (FV;
perbuatan)
Ket untuk: kepada
anak-anak dan cucu-
cucunya (Fprep)
Objek
Konj: bahwa
Ket waktu: dulu (N)
S: keidupan
masyarakat (FN;
pengalaman)
P: sangatlah mudah
(FV; keadaan)
S-P-K
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
yang
dihubung-
kan dengan
konjungsi
bahwa.
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
85. P2.K3 Lingkungan
hidup seperti air
dan hutan/ di
sekitar
kampung/
sangatlah teduh
dan nyaman.
S: lingkungan hidup
seperti air dan hutan
(FN; pengalaman)
Ket tempat: di sekitar
kampung (Fprep)
P: sangatlah teduh
dan nyaman (FV;
keadaan)
S-K-P
Tunggal
Kalimat ini
hanya memiliki
satu informasi
dan satu klausa
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
86. P2.K3 Semua warga
kampung/
sangat aktif/
dalam menjaga
kebersihan
kampung dan
S: semua warga
kampung (FN;
pelaku)
P: sangat aktif (FV;
perbuatan)
Ket cara: dalam
S-P-K
Tunggal
Kalimat ini
hanya memiliki
satu informasi
dan satu klausa
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
kelestarian
hutannya yang
sangat hijau,
rimbun dan
teduh tempat
segala hewan-
hewan
berteduh.
menjaga . . . tempat
segala hewan-hewan
berteduh (Fprep)
tanda titik (.)
87 P3.K1 Namun
sekarang
kurang lebih
lima tahun
terakhir ini/
telah datang/
orang-orang
tidak kami
kenal
sebelumnya/
untuk
mengambil dan
merusak semua
kekayaan alam
yang kami
miliki: tanah,
hutan, Emas,
batu bara, batu
koral, pasir, dan
kayu.
Konj : namun
Ket waktu: sekarang
kurang lebih . . .(FN)
P: telah datang (FV;
perbuatan)
S: orang-orang tidak
kami kenal
sebelumnya (FN;
pelaku)
K: untuk mengambil
dan merusak. . .
(Fprep)
K-P-S-K
Tunggal
Kalimat ini
hanya memiliki
satu informasi
dan satu klausa
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
88. P3.K2 Kayu yang
kami miliki/
diambil/ dengan
cara membuka
perusahaan
S: kayu yang kami
miliki (FN; pokok)
P: diambil (V;
perbuatan)
K: dengan cara
S-P-K, S , S-P Majemuk setara
Kalimat ini
hanya
memiliki
dua klausa,
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
yang berujung
pada
pembabatan
dan
pengrusakan
terhadap hutan
secara besar-
besaran/
Namun (tetapi)
ujungnya selalu
masyarakat/
yang disalahkan
dan inilah
buktinya kabut
asap pun
menutupi alam
ini.
membuka perusaaan.
. . (Kprep)
Konj: tetapi
S: ujungnya selalu
masyarakat yang
disalahkan (FN;
pokok)
Konj: dan
S:: inilah buktinya
kabut asap pun
P: menutupi alam ini
meskipun
setelah
konjungsi
tetapi
terdapat
unsur
kalimat,
tetapi itu
bukan klausa
melainkan
frasa.
Keduanya
ditandai
dengan
konjungsi
koordinatif
dan
ditandai dengan
tanda titik (.)
89. P3.K3 Banjir/ juga
datang
melanda/
sehingga segala
macam
penyakit/
datang/ tiba-
tiba.
S: banjir (N;
pengalaman)
P: juga datang
melanda (FV;
keadaan)
Ket akibat
konj: sehingga
S: segala macam
penyakit (FN;
pengalaman)
P: datang (V;
keadaan)
K: tiba-tiba (N;
waktu)
S-P
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
yang
kedudukann
ya
bertingkat.
Keduanya
dihubungkan
dengan
konjungsi
subordinatif
sehingga
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
KARANGAN 12
Analisis Struktur Kalimat Triangulator I Triangulator II
No Kode Data Brdasarkan Jumlah Klausa Berdaarkan Bentuk Sintaksis Setuju Tidak
Setuju
Setuju Tidak
Setuju Unsur Pola Jenis Unsur Jenis
90 P1.K1 Kala itu/di
suatu desa/,
mentari/
belum bangun/
dari
peraduannya.
Ket waktu: kala itu
(FN; waktu)
Ket tempat: di suatu
desa (Fprep; tempat)
S: mentari (N; pokok)
P: belum bangun
(FV; perbuatan)
Ket tempat : dari
peraduannya (Fprep;
tempat)
K-K-S-P-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
tidak
memiliki
konjungsi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
91 P1.K2 Ayam-ayam
jago
pun/belum
melakukan/
tugasnya.
S: ayam-ayam jago
pun (FN; pokok)
P: belum melakukan
(FV; perbuatan;
transitif)
O: tugasnya (N;
sasaran)
S-P-O
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
tidak
memiliki
konjungsi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
92 P1.K3 Namun,
Lukman/ telah
keluar/ dari
rumahnya.
konj: namun
S:Lukman (N;
pelaku)
P: telah keluar (FV;
perbuatan)
Ket tempat asal: dari
rumahnya (Fprep;
tempat)
S-P-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
93 P1.K4 Hembusan S: Hembusan angin S-P-O Tunggal
Kalimat ini
berisi
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
angin pagi
yang dingin/
berusaha
membekukann
ya/.
yang dingin (FN;
pokok)
P: berusaha
membekukan (FV;
perbuatan)
O: -nya
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
94 P1.K5 Tangannya
yang kekar/
telah
memegang/
sebuah ember/
hendak
menimba/ air.
S: tangannya yang
kekar (FN; pokok)
P: telah memegang
(FV; perbuatan;
transitif)
O: sebuah ember
(FN)
K : hendak menimba
air
S-P-O-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
95 P2.K1 Pada saat/
Lukman/
melangkahkan
/ kakinya/
menuju/ ke
sungai/,
langkahnya/
terhenti/ oleh
suatu
pemandangan
yang tidak
mengenakkan.
Ket waktu: pada saat
(Fprep)
S: Lukman (N;
pelaku)
P: melangkahkan (V;
perbuatan; transitif)
O: kakinya (N;
sasaran)
Ket tempat tujuan:
menuju ke sungai
(FN)
S: langkahnya(N;
pokok)
P: terhenti (N;
perbuatan;
taktransitif)
Pel: oleh suatu
S-P-Pel
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
yang
kedudukann
ya
bertingkat.
Keduanya
dihubungkan
dengan
tanda baca
koma (,)
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
pemandangan yang . .
.(Fprep)
96 P2.K2 Dilihatnya/
Pak Hadi yang
dengan
seenaknya saja
membuang/sa
mpah/ke
sungai.
P: dilihatnya(V;
perbuatan)
S: pak Hadi yang
dengan seenaknya
saja membuang
sampah ke sungai
(FN; pokok)
P-S
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
97 P2.K3 Tanpa rasa
berdosa dan
bersalah/ pak
Hadi pun/
berlalu/ dari
pandangannya
.
Ket cara: tanpa rasa
berdosa. . . (FN)
S: pak Hadi pun (N;
pelaku)
P: berlalu (V;
perbuatan)
Pel: begitu saja (FN;
sasaran)
K-S-P-Pel
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
98 P2.K4 Lukman/ ingin
sekali
menegur/ pak
Hadi/, namun
pak Hadi/
berlalu/ begitu
cepat.
S: Lukman (N;
pelaku)
P: ingin sekali
menegur (FV;
perbuatan; transitif)
O: pak Hadi (N;
sasaran )
Konj: namun
S: pak Hadi (N;
pelaku)
P: berlalu (V;
perbuatan;
taktransitif)
Ket cara: begitu cepat
(FN; cara)
S-P-O, S-P-K
Majemuk setara
Kalimat ini
hanya
memiliki
dua klausa,
Kedua
kalimat
dihubungkan
dengan
konjungsi
koordinatif
namun
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
99 P2.K5 Lukman/ S: Lukman (N; S-P-O-K-K Tunggal
Kalimat ini
berisi
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
kembali
melanjutkan/
langkah
kakinya/
menuju/
sungai/ untuk
mengambil/
air/.
pelaku)
P: kembali
melanjutkan
(FV;perbuatan;
taktransitif )
Pel: langkah kakinya
(FN; sasaran)
Ket tempat: menuju
sungai (FN; tempat)
Ket peruntukan
:untuk mengambil air
(Fprep)
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
100 P2.K6 Usai
mengambil/
air/ Lukman
pun/
kembali/ke
rumah.
Ket waktu
konj: usai (setelah )
P: mengambil (V;
perbuatan; transitif)
O: air (N; sasaran)
S: Lukman pun (N;
pelaku)
P: kembali (V;
perbuatan)
Ket tujuan tempat:
ke rumah (Fprep)
( ) s-P-K
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
yang
kedudukann
ya
bertingkat.
Keduanya
dihubungkan
dengan
konjungsi
subordinatif
usai
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
101 P3.K1 Setelah
beberapa
saat/Lukman/
beristirahat/ di
teras
rumahnya/
tiba-tiba
hujanpun/
Keterangan waktu
Konj : setelah
beberapa saat
S: Lukman (N;
pelaku)
P: beristirahat (V;
pebuatan)
K: di teras rumahnya
K-S-P-K
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
yang
kedudukann
ya
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
turun/ dengan
derasnya/,
yang disertai/
angin
kencang.
(Fprep; tempat)
K: tiba-tiba(N; cara)
S: hujanpun (N;
pokok)
P: turun (V; keadaan)
K: dengan derasnya. .
. (Fprep; cara)
bertingkat.
Keduanya
dihubungkan
dengan
konjungsi
subordinatif
setelah
beberapa
saat
102 P3.K2 Hujan/
berlangsung/
sangat lama,/
air sungaipun/
mulai meluap.
S: hujan (N; pokok)
P: berlangsung (V;
keadaan)
K: sangat lama (FN;
waktu)
S: air sungaipun (FN;
pokok)
P: mulai meluap (FV;
keadaan)
S-P-K, S-P
Majemuk setara
Kalimat ini
hanya
memiliki
dua klausa,
Kedua
kalimat
dihubungkan
dengan
tanda baca
koma (,)
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
103 P3.K3 Rumah
Lukman/ yang
terletak /tidak
jauh/ dari
pinggir
sungai/ lama-
kelamaan/
tenggelam/
oleh luapan air
sungai.
S: rumah lukman
yang terletak tidak
jauh dari pinggir
sungai (FN; pokok)
Ket waktu: lama-
kelamaan (FN)
P: tenggelam (V;
keadaan)
Ket agentif: oleh air
sungai (Fprep)
S-K-P-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
104 P3.K4 Lukman/
sangat sedih/
dengan
musibah /yang
menimpanya
S: Lukman (N;
pelaku)
P: sangat sedih (FV;
perbuatan)
Ket peserta: dengan
S-P-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
dan warga /di
desanya.
musibah yang
menimpanya dan
warga di desanya
(Fprep)
informasi
ditandai dengan
tanda titik (.)
105 P3.K5 Dalam sekejap
saja/ desanya /
tergenang/
oleh luapan air
sungai bak
pulau di
tengah lautan.
Ket waktu: dalam
sekejap saja (Fprep)
S: desanya (N;
pokok)
P: tergenang (V;
keadaan)
Pelengkap: oleh
luapan air sungai . . .
(Fprep)
K-S-P-Pel
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
106 P4.K1 Lukman/
duduk
termenung/ di
atas atap
rumahnya/
melepaskan/
pandangannya
/ke sekeliling.
S: Lukman (N;
pelaku)
P: duduk (V;
perbuatan)
Pel: termenung
Ket tempat: di atas
atap rumahnya
(Fprep)
(S): Lukman
P: melepaskan (V;
perbuatan)
O: pandangannya
Ket tujuan: ke
sekeliling (Fprep)
S-P-Pel-K,(S)-P-O-K
Majemuk setara
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
107 P4.K2 Hatinya/
sedih.
S: hatinya (N; pokok)
P: sedih (V; keadaan)
S-P
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
informasi
ditandai dengan
tanda titik (.)
108 P4.K3 Dalam
hatinya/ (dia)/
menggerutu.
Ket tempat: dalam
hatinya (Fprep)
(S): dia (N; pelaku)
P: menggerutu (V;
perbuatan)
K-(S)-P
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
109 P4.K4 Kapankah/
manusia/
mempunyai/
kesadaran/
agar tidak
membuang/
sampah lagi/
ke sungai?
Kata tanya :
kapankah
S: manusia (N;
pelaku)
P: mempunyai (V;
perbuatan)
O: kesadaran (N;
sasaran)
Ket tujuan
konj: agar
(S): manusia
P: tidak membuang
(FV; perbuatan;
taktransitif)
Pel: sampah lagi (FN;
sasaran)
K: ke sungai (Fprep;
tempat)
S-P-O
( )
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
yang
kedudukann
ya
bertingkat.
Keduanya
dihubungkan
dengan
konjungsi
subordinatif
agar
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
110 P4.K5 Inilah salah
satu akibat/
yang sering
terjadi/ jika
kita/ sering
membuang/
S: Inilah salah satu
akibat yang sering
terjadi (FN; pokok)
Konj: jika
S: kita (Pron; pelaku)
P: sering membuang
S-S-P-O
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
yang
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
sampah/ ke
sungai yang
mengakibat-
kan
tersumbatnya
aliran sungai
sehingga
menyebabkan
banjir.
(FV; perbuatan;
transitif)
O: sampah (N;
sasaran)
K: ke sungai . . .
(Fprep; tujuan)
P: sehingga
menyebabkan (V;
keadaan; transitif)
O: banjir (N; hasil)
kedudukann
ya
bertingkat.
Keduanya
dihubungkan
dengan
konjungsi
subordinatif
sehingga
tanda titik (.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
KARANGAN 13
Analisis Struktur Kalimat Triangulator I Triangulator II
No Kode Data Brdasarkan Jumlah Klausa Berdaarkan Bentuk Sintaksis Setuju Tidak
setuju
Setuju Tidak
setuju Unsur Pola Jenis Unsur Jenis
111. P1.K1 Di Indonesia
sering/ kita/
mendengar/
dari televisi,
koran dan
radio.
Ket tempat : di
Indonesia (Fprep)
Ket intensitas: sering
S: kita (Pron; pelaku)
P: mendengar (V;
perbuatan)
Ket asal : dari
televisi... (Fprep)
K-K-S-P-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
112 P1.K2 Tentang
bencana banjir
yang melanda
di
perkampungan
bahkan di
perkotaan
yang struktur
daratan
lendah.
Pelengkap : Tentang
bencana banjir yang
melanda di
perkampungan
bahkan di perkotaan
yang struktur daratan
lendah.
Pelengkap (tidak
berpola)
Bentuk P1.K2 belum
dapat disebut kalimat,
karena hanya ada
unsur pelengkap saja.
Pelengkap pada bentuk
P1.K2 berwujud frasa
nomina.
- - - √ √
113 P2.K1 Banjir/ terjadi
diakibatkan/
oleh sampah-
sampah warga/
yang
tertampung/ di
sungai atau
pun di kali-
kali perkotaan.
S: banjir (N;
pengalaman)
P: terjadi diakibatkan
(FV; keadaan)
Pel: oleh sampah-
sampah warga yang
tertampung (Fprep)
Ket tempat : di sungai
atau pun di kali-kali
perkotaan (Fprep)
S-P-Pel-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
114 P2.K2 air/ sulit
mengalir/
dengan
sempurna/,
hingga air
dalam parit
pun meluas.
S: air (N; pokok)
P: sulit mengalir (FV;
keadaan)
Ket cara: dengan
sempurna
Ket batas akhir/
waktu:
Konj: hingga
S: air dalam parit pun
(FN; pokok)
P: meluas (V;
keadaan)
S-P-K
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
yang
kedudukann
ya
bertingkat.
Keduanya
dihubungkan
dengan
konjungsi
subordinatif
hingga
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
115 P3.K1 Jadi
pemerintah
kota/ memberi
himbauan/
kepada
masyarakat/
agar
berpartisipasi/
dalam
menjaga/
lingkungan/
dengan
membersihkan
parit-parit/ di
lingkungan
perumahan.
S: pemerintah kota
(FN; pelaku)
P: memberi (V;
perbuatan; transitif)
O: himbauan
(N;sasaran)
Ket peruntukkan:
kepada masyarakat
(FN; sasaran)
Ket. kegunaan
Konj: agar
(S): masyarakat (N;
pelaku)
P: berpartisipasi (V;
perbuatan)
Ket. perihal: dalam
menjaga lingkungan
Ket cara: dengan
membersihkan parit
S-P-O-K
( )
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
yang
kedudukann
ya
bertingkat.
Keduanya
dihubungkan
dengan
konjungsi
subordinatif
agar
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
parit di lingkungan . .
. (Fprep)
116. P3.K2 Membuang
sampah pada
tempatnya,
mengangkat
sampah dari
sungai dan
pemerintah
memberi dan
mengajak
masyarakat
mengolah
limbah
sampah
menjadi kreasi
yang dapat
dimanfaatkan
S: Membuang
sampah pada
tempatnya,
mengangkat sampah
dari sungai dan
pemerintah memberi
dan mengajak
masyarakat mengolah
limbah sampah
(FV;pokok)
P: menjadi kreasi
yang dapat
dimanfaatkan (FV;
keadaan)
S-P
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
KARANGAN 14
Analisis Struktur Kalimat Triangulator I Triangulator II
No Kode Data Brdasarkan Jumlah Klausa Berdaarkan Bentuk Sintaksis Setuju Tidak
Setuju
Setuju Tidak
Setuju Unsur Pola Jenis Unsur Jenis
117. P1.K1 Dahulu/ hutan
kami/ sangat
lestari/ dan
indah.
K: dahulu (N; waktu)
S: hutan kami (FN;
pokok)
P: sangat lestari dan
indah (FV; keadaan)
K-S-P
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
118. P1.K2 Di sanalah/
terdapat/
ribuan jenis
tumbuhan/ dan
binatang/ yang
saling hidup
berdampingan.
K: di sanalah (Fprep)
P: terdapat (V;
keadaan)
S: ribuan jenis hewan
dan binatang yang
saling hidup
berdampingan (FN;
pokok)
K-P-S
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
119. P1.K3 Selain menjadi
tempat tinggal
para tumbuhan
dan binatang/,
hutan/ juga
merupakan/
sumber utama/
bagi
kehidupan
manusia.
Ket penjumlahan
Konj penjumlahan:
selain
P: menjadi (V;
keadaan)
S: tempat
tinggal...(FN; pokok)
Pel: para tumbuhan
dan hewan (FN;
hasil)
S: hutan (N; pokok)
P: juga merupakan
(FV; keadaan;
S-P-Pel-K
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
yang
kedudukann
ya
bertingkat.
Keduanya
dihubungkan
dengan
konjungsi
subordinatif
selain
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
taktransitif)
Pel: sumber utama
(FN; sasaran)
Ket tujuan: bagi
kehidupan manusia
(Fprep)
120. P1.K4 Hutanlah
yang
menyediakan/
sumber
makanan/ bagi
kita.
P: hutanlah
yang menyediakan
(FN; pokok)
S: sumber makanan
(FN; keadaan)
Ket tujuan: bagi
kita(Fprep)
P-S-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
121. P1.K5 Binatang dan
tumbuhan
yang ada di
sana/ menjadi
sumber
makanan/
tidak terbatas/
bagi kita.
S: binatang dan
tumbuhan yang ada
di sana (FN; pokok)
P: menjadi sumber
makanan (FV;
keadaan;taktransitif)
Pel: tidak terbatas
(Fadj; sasaran)
Ket peruntukan: bagi
kita (Fprep)
S-P-Pel-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
122. P2.K1 Namun, kini/
hutan/ telah
kehilangan/
kelestariannya.
Ket waktu: kini (N;
waktu)
S: hutan (N; pokok)
P: telah kehilangan
(FV; keadaan)
Pel: kelestariannya
(N; hasil)
K-S-P-Pel
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
123. P2.K2 Mereka/ telah
hancur bahkan
hilang/ dengan
S: mereka (Pron;
pokok)
P: telah hancur
S-P-K-Pel
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
beralih fungsi/
menjadi/
perkebunan
dan
pemukiman
penduduk.
bahkan. hilang (FV;
keadaan; taktransitif
)
Ket cara: dengan
beralih fungsi
Pel: menjadi
perkebunan dan. . .
(FN; hasil)
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
124. P2.K3 Hal ini/
disebabkan/
oleh manusia-
manusia rakus.
S: hal ini (FN; pokok)
P: disebabkan (V;
keadaan)
Pel: oleh manusia-
manusia rakus
(Fprep)
S-P-Pel
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
125. P2.K4 Mereka
dengan
keinginan
yang tidak
bisa
dibendung/
menebang/
pohon dan
membunuh/
binatang-
binatang
S: mereka
Ket cara: dengan
keinginan
yang tidak bisa
dibendung (FN;
pelaku)
P: menebang (V;
perbuatan)
O: pohon (N;
sasaran)
(S): mereka (Pron;
pelaku)
P: dan membunuh
(V; perbuatan)
O: binatang-binatang
(N; sasaran)
S-K-P-O, (S)-P-O
Majemuk setara
Kalimat ini
hanya
memiliki
dua klausa,
Kedua
kalimat
dihubungkan
dengan
konjungsi
koordinatif
dan
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
126. P3.K1 Akibat dari Ket akibat: akibat
dari itu
K-K-S-P-Pel
Tunggal
Kalimat ini
berisi
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
itu/ saat ini/
hutan/ telah
kehilangan/
fungsinya.
Ket waktu: saat ini
(FN)
S: hutan (N; pokok)
P: telah kehilangan
(FV; keadaan;
taktransitif)
Pel: fungsinya(N;
sasaran)
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
127. P3.K2 Hutan/ tidak
lagi menjadi/
tempat hidup
para tumbuhan
dan binatang.
S: hutan (N; pokok)
P: tidak lagi menjadi
(FV; keadaan;
taktransitif)
Pel: tempat hidup
para tumbuhan dan
binatang (FN;
sasaran)
S-P-Pel
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
128. P3.K3 Sebagian dari
mereka/ ikut
punah/ akibat
kehilangan
tempat tinggal.
S: sebagian dari
mereka (FN; pokok)
P: ikut punah (FV;
keadaan; taktransitif)
Ket akibat: akibat
P:kehilangan
S:tempat tinggal (FN;
sasaran)
S-P
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
dan dua
informasi.
Kedua
klausa
dihubungka
n dengan
konjungsi
subordinatif
akibat
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
129. P3.K4 Hutan/ juga
kini/ tidak bisa
lagi
menyediakan/
sumber
makanan/ bagi
manusia.
S: hutan (N; pokok)
K: juga kini (FN;
waktu)
P: tidak bisa lagi
menyediakan (FV;
keadaan; transitif)
O: sumber makanan
(FN; sasaran)
K: bagi manusia
S-K-P-O-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
(Fprep; agentif)
130. P3.K5 Habislah/
sumber daya/
di dalam
hutan/
sehingga kini/
manusia/ tidak
bisa
memanfaatkan
lagi.
P: habislah (V;
keadaan)
S: sumber daya (FN;
pokok)
K: di dalam hutan
(Fprep; tempat)
Konj: sehingga
Ket waktu: kini (N)
S: manusia (N;
pelaku)
P: memanfaatkan lagi
(FV; perbuatan)
P-S
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
yang
kedudukann
ya
bertingkat.
Keduanya
dihubungkan
dengan
konjungsi
subordinatif
sehingga
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
131. P4.K1 Kini/ hutan/
seakan marah/
kepada
manusia.
K: kini (N; waktu)
S: hutan (N; pokok)
P: seakan marah (FV;
keadaan)
K: kepada manusia
(Fprep; peruntukan)
K-S-P-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
132. P4.K2 Mereka/ tidak
mau lagi
bersahabat.
S: mereka (Pron;
pelaku)
P: tidak mau lagi
bersahabat (FV;
perbuatan)
S-P
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
133. P4.K3 Akibatnya
terjadilah/
bencana-
bencana alam
yang
P: akibatnya
terjadilah (FV;
keadaan)
S: bencana-bencana
alam yang
P-S-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
mengerikan
seperti tanah
longsor dan
kekeringan/ di
mana-mana.
mengerikan
seperti tanah dan
kekekringan (FN;
pokok)
Ket tempat: di mana-
mana (Fprep)
dan satu
informasi
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
134. P4.K4 Tidakkah/
kita/ sering
mendengar/
jeritan mereka.
Kata tanya: tidakkah
S: kita (Pron; pelaku)
P: sering mendengar
(FV; perbuatan;
transitif)
O: jeritan mereka
(FN; sasaran)
S-P-O
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi kalimat
seruan dengan
kata tanya
tidakkah
Kalimat ini
diakhiri dengan
ditandai dengan
tanda titik (.)
Interogatif √ √
135. P4.K5 Marilah/ kita/
bersahabat
kembali/
dengan
mereka/ demi
keberlangsung
an/ hidup kita
dan anak cucu
kita/ kelak.
Kata perintah (halus):
marilah
S: kita (Pron; pelaku)
P: bersahabat kembali
(FV; perbuatan)
Ket cara: dengan
mereka
demi
keberlangsungan
hidup kita .. kelak
(Fprep; hubungan)
S-P-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
permohonan
dengan kata
perintah/
permintaan
marilah
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Imperatif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
KARANGAN 15
Analisis Struktur Kalimat Triangulator I Triangulator II
No Kode Data Brdasarkan Jumlah Klausa Berdaarkan Bentuk Sintaksis Setuju Tidak
Setuju
Setuju Tidak
Setuju Unsur Pola Jenis Unsur Jenis
136. P1.K1 Lingkungan/
merupakan/
istana pertama
tempat
manusia
menaruh
kehidupannya.
S: lingkungan (N;
pokok)
P: merupakan istana
pertama (V; identitas;
taktransitif)
Pel: tempat manusia
menaruh
kehidupannya(FN;
sasaran)
S-P-Pel
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
137. P1.K2 Namun
banyak
manusia/
belum
menyadari/
lingkungannya
/, sehingga/
perbuatan
manusia yang
sering
merusak
lingkungan/
yang tidak ia
sadari akan
kejadian yang
timbul/ atas
tindakannya
terhadap
lingkungan
S: banyak manusia
(FN; pelaku)
P: belum menyadari
(FV;perbuatan;
transitif)
O: lingkungannya (N;
sasaran)
Ket akibat
Konj: sehingga
S: perbuatan manusia
sering yang sering
merusak lingkungan
(FN; pokok)
P: timbul (V;
keadaan)
Ket: atas tindakannya
terhadap lingkungan
(Fprep)
* Ada, unsur kalimat
yang sebaiknya
dihilangkan, agar
kalimatnya memiliki
S-P
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
yang
kedudukann
ya
bertingkat.
Keduanya
dihubungkan
dengan
konjungsi
subordinatif
sehingga
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
makna.
138. P2.K1 Membabat
hutan untuk
mengambil
kayu, dengan
tidak
bertanggung
jawab,
sehingga
terjadi banjir
yang melanda
di mana-mana
daerah
Indonesia
yang korban
harta benda
bahkan nyawa,
wabah
penyakit
/menyerang/
warga.
S: Membabat hutan
untuk mengambil
kayu, dengan tidak
bertanggung jawab,
sehingga terjadi
banjir yang melanda
di mana-mana daerah
Indonesia yang
korban harta benda
bahkan nyawa,
S:wabah penyakit (N;
pokok)
P : menyerang (V;
keadaan; transitif)
O:warga (N; sasaran)
S, S-P-O
Unsur sebelum
“wabah penyakit”
belum dapat disebut
sebagai klausa karena
tidak mengandung
unsur S-P
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
139. P3.K1 Memahami
tentang
lingkungan/
dilaksanakan/
oleh sebagian
orang.
S: memahami
tentang lingkungan
(FV; pokok)
P: dilaksanakan
(V;keadaan )
Pel: oleh manusia
(Fprep)
S-P-Pel
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
140. P3.K2 Mudah-
mudahan
manusia/
sadar/ akan
modalitas: mudah-
mudahan
S: manusia (N;
pelaku)
P: sadar (V;
S-P-K-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
lingkungan/
yang sering
mengancam/
manusia akibat
perbuatan
manusia
sendiri.
perbuatan;
taktransitif)
Ket perihal: akan
lingkungan yang
sering mengancam
manusia . . (Fprep)
Ket akibat: akibat
perbuatan. . .
dan satu
informasi
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
KARANGAN 16
Analisis Struktur Kalimat Triangulator I Triangulator II
No Kode Data Brdasarkan Jumlah Klausa Berdaarkan Bentuk Sintaksis Setuju Tidak
Setuju
Setuju Tidak
Setuju Unsur Pola Jenis Unsur Jenis
141 P1.K1 Dilarang
membuang/sam-
pah/
sembarangan!
(S) : dapat dilesapkan
P: dilarang
membuang (FV;
perbuatan )
O: sampah (N;
sasaran)
Ket tempat :
sembarangan (N;
sasaran)
(S)-P-O-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
permohonan
dengan kata
perintah
dilarang
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Imperatif √ √
142 P1.K2 Anda/ tentunya
sering
membaca/ tanda
larangan
tersebut/ bukan?
S: anda (pron;
pelaku)
P: tentunya sering
membaca (FV;
perbuatan; transitif)
Ket perihal: tanda
larangan tersebut
(FN; sasaran)
Kt tanya : bukan
S-P-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
143 P1.K3 Mengapa/ ada/
kata-kata
larangan
tersebut dan/
apa/ tujuannya.
?
Kt Tanya : mengapa
P: ada (V; keadaan;
taktransitif)
S: kata-kata larangan
tersebut (FN; pokok)
Kt tanya: apa
(S): dilesapkan
P: tujuannya? (N;
keadaan)
P-S, P-(S)
Majemuk setara
Kalimat ini
hanya
memiliki
dua klausa
Kedua
kalimat
dihubungkan
dengan
konjungsi
koordinatif
dan
Kalimat ini
berisi
pertanyaan.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda tanya (?)
interogatif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
144 P1.K4 Tujuannya/
adalah/ kita/
diajak/ untuk
bersama-sama
menjaga
kebersihan
bersama/ dan
agar
lingkungan/
kita/ selalu
bersih dan enak
dipandang, dan
sehat/ untuk
kehidupan kita.
S: Tujuannya (N;
pokok)
P: adalah (V;
identitas; taktransitif)
Pel: kita diajak untuk
bersama. . . (FN;
sasaran)
Konj: dan
S: lingkungan kita
(FN; pokok)
P: selalu bersih. .
(FV; keadaan)
S-P-Pel, S-P
Majemuk setara
Kalimat ini
hanya
memiliki
dua klausa
Kedua
kalimat
dihubungkan
dengan
konjungsi
koordinatif
dan
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
145 P3.K1 Ada pun
dampak yang
sering terjadi
setelah kurang
perhatian kita
tentang
kebersihan
lingkungan/
adalah/timbulny
a berbagai
macam jenis
penyakit seperti
diare, gatal-
gatal, demam,
dan berbagai
macam penyakit
lainnya.
S: adapun dampak
yang. .(FN; pokok)
P: adalah (V;
identitas;taktransitif)
Pel: timbulnya. . .
(FN; sasaran)
S-P-Pel
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
146 P3.K2 Maka
hendaklah/ kita
modalitas : maka
hendaklah
S: kita bersama-sama
S-P-Pel-K, S-P-K
Majemuk setara
Kalimat ini
Kalimat ini
berisi
permohonan
Imperatif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
bersama-sama/
menjaga/
kebersihan
lingkungan/
dengan
membuang
sampah pada
tempatnya/ serta
sampah yang
dapat didaur
ulang/ dapat
digunakan/
untuk keperluan
dan penghasilan
hidup.
(FN; pelaku)
P: menjaga (V;
perbuatan)
Pel: kebersihan
lingkungan
(FN;sasaran )
Ket cara: dengan
membuang sampah
pada tempatnya
(Fprep)
Konj : serta
S: sampah yang
dapat didaur ulang
(FN; pokok)
P: dapat digunakan
(FV; keadaan)
Ket peruntukkan:
untuk keperluan dan
penghasilan hidup
(Fprep )
hanya
memiliki
dua klausa
Kedua
kalimat
dihubungkan
dengan
konjungsi
koordinatif
serta
dengan kata
perintah
hendaklah
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
KARANGAN 17
Analisis Struktur Kalimat Triangulator I Triangulator II
No Kode Data Brdasarkan Jumlah Klausa Berdaarkan Bentuk Sintaksis S/TS Alasan S/TS Alasan
Unsur Pola Jenis Unsur Jenis
147 P1.K1 Suatu sore/
Anto/ disuruh/
ibunya/
membuang/
sampah/ di
tempat
pembuangan
sampah/, tapi
Anto/ ternyata
membuang/
sampah itu/ di
tempat yang
bukan tempat
pembuangan
sampah.
Ket waktu: suatu sore
(FN)
S: Anto (N; pokok)
P : disuruh (V;
keadaan)
Pel: ibunya (N;
sasaran)
P: membuang (V;
perbuatan)
O: sampah (N;
sasaran)
Ket tempat: di tempat
pembuangan. . (FN;
tempat)
Konj: tapi
S: Anto (N; pelaku)
P: ternyata
membuang (FV;
perbuatan)
Ol: sampah itu (FN;
sasaran)
Ket tempat: di tempat
yang bukan . . . (FN)
K-S-P-Pel-P-O-K,
S-P-O-K
Majemuk setara
Kalimat ini
hanya
memiliki
dua klaus
Kedua
kalimat
dihubungkan
dengan
konjungsi
koordinatif
tapi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
148 P1.K2 Anto/
membuang/
sampah/ di
pinggir jalan.
S: Anto (N; pelaku)
P: membuang (V;
perbuatan; transitif)
O: sampah (N;
sasaran)
Ket tempat: di
S-P-O-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
pinggir jalan (FN) tanda titik (.)
149 P1.K3 Padahal di situ/
ada/ tulisan
berupa larangan
yaitu “dilarang
membuang
sampah
sembarangan”,/
tetapi Anto/
malah
melanggar/
aturan itu.
Konj: padahal
Ket tempat: di situ
(Fprep)
P: ada (V; keadaan;
taktransitif)
S: tulisan berupa
larangan yaitu
dilarang . . . (FN;
pokok)
Konj: tetapi
S: Anto (N; pelaku)
P: malah melanggar
(FV; perbuatan)
O: aturan itu (FN;
sasaran)
K-P-S, S-P-O
Majemuk setara
Kalimat ini
hanya
memiliki
dua klaus
Kedua
kalimat
dihubungkan
dengan
konjungsi
koordinatif
tetapi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
150 P2.K1 Akibat dari
lingkungan yang
kotor/ karena
pembuangan
sampah yang
tidak pada
tempatnya/cuaca
pun/ menjadi
/kotor.
Ket: akibat dari
lingkungan . . .
(Fprep)
S: cuacapun (N;
pokok)
P: menjadi (V;
keadaan; taktransitif)
Pel: kotor (adj;
sasaran)
K-S-P-Pel
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
151 P3.K2 Cuaca /yang
kotor itu/
mengakibatkan/
banyak
penduduk/
sakit.
S: cuaca yang kotor
(FN; pokok)
P: mengakibatkan (V;
keadaan)
O: banyak penduduk
(FN;sasaran)
S-P
Pel
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
dan dua
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Pel: sakit (FN; hasil) informasi
Pada unsur
objek
terdapat
unsur S-P
tanda titik (.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
KARANGAN 18
Analisis Struktur Kalimat Triangulator I Triangulator I
No Kode Data Brdasarkan Jumlah Klausa Berdaarkan Bentuk Sintaksis Setuju Tidak
Setuju
Setuju Tidak
Setuju Unsur Pola Jenis Unsur Jenis
152 P1.K1 Pada suatu hari/
Andi/
diperintahkan/
Ibunya/ untuk
pergi membuang
sampah di
tempat
pembuangan
sampah.
Ket waktu: pada
suatu hari (Fprep)
S: Andi (N; pokok)
P: diperintahkan (V;
keadaan)
Pel: ibunya
Ket peruntukkan:
untuk membuang
sampah di tempat . . .
(Fprep;
peruntukkan)
K-S-P-Pel-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
153 P1.K2 Andi pun/
bergegas
mengambil/
sampah itu,/ tapi
pada saat/ Andi/
ingin
membuang/
sampah,/
Andi/melihat/ada
sungai.
S: Andi pun (FN;
pelaku)
P: bergegas
mengambil (FV;
perbuatan)
O: sampah itu (FN;
sasaran)
Konj: tapi
Ket waktu: pada saat
(FN)
S: Andi (N; pelaku)
P: ingin membuang
(FV; perbuatan)
O: sampah (N;
sasaran)
S: Andi (N; pelaku)
S-P-O,
S-P-O
Majemuk
campuran
Kalimat ini
memiliki
tiga klausa
Klausa
pertama dan
kedua
dihubungkan
dengan
konjungsi
koordinatif
tetapi
unsur
keterangan
pada klausa
kedua
mengandung
klausa anak
S-P-O
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
P: melihat ada (FV;
perbuatan)
O: sungai (N;
sasaran)
154 P1.K3 Andi/ berhenti
sejenak/ lalu
berpikir
S: Andi (N; pelaku)
P: berhenti (V;
perbuatan)
Ket waktu: sejenak
(N)
Konj: lalu
(S): Andi (N; pelaku)
subjek dilesapkan
P: berpikir (V;
perbuatan)
S-P-K, (S)-P
Majemuk setara
Kalimat ini
hanya
memiliki
dua klausa
Kedua
kalimat
dihubungkan
dengan
konjungsi
koordinatif
tapi dan
tanda baca
koma (,)
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
155 P1.K4 “Daripada/ saya/
jauh-jauh/
membuang
sampah/ lebih
baik buang/
disini saja.”
Ket perihal
Konj: daripada
S: saya (Pron;
pelaku)
Ket jarak: jauh-jauh
(N)
P: membuang (V;
perbuatan; transitif)
O: sampah (N;
sasaran)
Konj: lebih baik
(S): saya (Pron;
pelaku)
P: buang (V;
perbuatan;
(S)-P-K
.
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
dan dua
informasi.
Kedua
kalimat
dihubungka
n dengan
konjungsi
subordinatif
lebh baik. . .
dari pada
yang
terletak
diantara
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
taktransitif)
Ket tempat : di sini
saja (Fprep)
klausa
156 P1.K5 Andi pun/
menuangkan/
sampah itu/ di
sungai tersebut.
S: Andi pun (FN;
pelaku)
P: menuangkan (V;
perbuatan)
O: sampah itu
(FN;sasaran)
Ket tempat: di sungai
tersebut (Fprep)
S-P-O-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
157 P1.K6 Padahal di
pinggir sungai/
ada/ sebuah
papan/ yang
bertuliskan
larangan/ bahwa
tidak boleh
membuang
sampah di sungai
tersebut.
Ket tempat: padahal
di pinggir sungai
(Fprep)
P: ada (V; keadaan;
taktransitif)
S: sebuah papan
yang bertuliskan
larangan (FN; pokok)
Konj: bahwa
(S): dapat dilesapkan
P: tidak boleh
membuang
(FV;perbuatan;
transitif )
O: sampah (N;
sasaran)
Ket tempat: di sungai
tersebut (Fprep)
K-P
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
dan dua
informasi.
Kedua
kalimat
dihubungka
n oleh
konjungsi
subordinatif
bahwa yang
terletak
diantara
klausa
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
158 P1.K7 Karena sudah
menjadi/
S: Karena sudah
menjadi kebiasaan
Tidak berpola
Tunggal
Kalimat
Kalimat tanpa
subjekt ini berisi
pernyataan suatu
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
kebiasaan/
warga/ di sana/
tidak
mempunyai rasa
prihatin/
terhadap
lingkungan/
ahirnya
berdampak
buruk/ bagi
semua warganya.
warga di sana tidak
mempunyai rasa
prihatin terhadap
lingkungan (bukan
subjek karena
diawali dengan
preposisi, jika kata
“karena”dihilangkan
dapat menjadi
subjek)
P: ahirnya
berdampak buruk
(FV; keadaan)
Ket peruntukan: bagi
semua warganya.
(Fprep)
tanpa subjek
ini terdiri
dari satu
klausa dan
satu
informasi.
peristiwa.
Kalimat tanpa
subjek ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
159 P2.K1 Warga/ sangat
sering tertimpa/
banjir
S: warga (N; pokok)
Ket intensitas: sangat
sering
P: tertimpa
(V;keadaan;
taktransitif)
Pel: banjir (N;
sasaran)
S-K-P-Pel
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
160 P2.K2 Rumah dan
segalanya/
terlelap/ oleh
banjir
S: rumah dan
segalanya (FN;
pokok)
P: terlelap
(terendam) (V;
keadaan)
Pel: oleh banjir
S-P-Pel
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
(Fprep)
161 P2.K3 Pada saat itu/
warga/ hanya
bisa
merenungkan
dan meratapi/
nasib/ di daerah
mereka.
Ket waktu: pada saat
itu (Fprep)
S: warga (N; pelaku)
P: hanya bisa
merenungkan dan . .
.(FV; perbuatan)
O: nasib
Ket tempat: di daerah
mereka (Fprep)
K-S-P-O-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
162 P3.K1 Akibat yang
sangat fatal/
banyak warga/
diserang/
penyakit/, baik
anak-anak
maupun orang
dewasa.
Ket akibat: akibat
yang sangat fatal
S: banyak warga
(FN; pokok)
P: diserang (V;
keadaan)
Pel: penyakit (N;
sasaran)
Ket perihal:baik
anak-anak maupun
orang dewasa.
Ket-S-P-Pel-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
163 P3.K2 Namun hingga
sekarang ini/
masih banyak
masyarakat/
belum
memahami/
betapa
pentingnya
menjaga
kebersihan
lingkungan/
Konj: Namun
Ket waktu: hingga
sekarang ini (FN)
S: masih banyak
masyarakat (FN;
pelaku)
P: belum memahami
(FV; perbuatan;
transitif)
O: betapa
pentingnya/ menjaga
K-S-P
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
dan dua
informasi.
Kalimat ini
dikatakan
sebagai
majemuk
bertingkat
√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
walaupun
Mereka/ sudah
mengetahui
/akibat dari
perbuatan yang
tidak menjaga
kebersihan
lingkungan . .
kebersihan
lingkungan (FN;
sasaran)
Konj: walaupun
S: mereka (Pron;
pelaku)
P: sudah mengetahui
(FV; perbuatan;
transitif)
O: akibat dari
perbuatan yang tidak
menjaga kebersihan
lingkungan . . (FN;
hasil)
karena
terdapat
konjungsi
subordinatif
walaupun
yang
terletak
diantara
klausa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
KARANGAN 19
Analisis Struktur Kalimat Triangulator I Triangulator II
No Kode Tidak Setuju Brdasarkan Jumlah Klausa Berdaarkan Bentuk Sintaksis Setuju Tidak
Setuju
Setuju Tidak
Setuju Unsur Pola Jenis Unsur Jenis
164 P1.K1 Lingkungan
sehat, bersih dan
asoi/ adalah
/idaman setiap
manusia.
S: lingkungan sehat. .
. (FN; pokok)
P: adalah idaman
setiap manusia (FV;
identitas; taktransitif)
S-P
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
165 P1.K2 Karena
lingkungan yang
sehat dan
bersih/ akan
memberikan/
hal yang sehat
dan positif pula/
bagi kita.
S: karena lingkungan
yang sehat dan bersih
(dapat disebut subjek
jika kata “karena
dihilangkan”
P: akan memberikan
(FV; perbuatan;
transitif)
O: hal yang sehat dan
positif pula (FN;
sasaran)
Ket peruntukan: bagi
kita (Fprep)
S-P-O-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
166 P2.K2 Apakah/ kita/
sudah
bertanggung
jawab/ dengan
diri kita sendiri
dan dengan
orang lain?
K. Tanya : apakah
S: kita (pron; pelaku)
P: sudah
bertanggung
jawab (FV;
perbuatan)
Pel: dengan kita
sendiri . .(Fprep)
S-P-Pel
.
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
167 P3.K1 Meningkatnya
kebutuhan
manusia
terhadap hal-hal
yang praktis,/
ternyata tanpa
disadari dampak
dari kebutuhan
itu pula yang
pelan tapi pasti
menambah
beban sampah
itu sendiri.
S: Meningkatnya
kebutuhan manusia
terhadap hal-hal yang
praktis (FV; pokok)
P: ternyata tanpa
disadari (FV;
keadaan)
Pel: dampak dari
kebutuhan itu pula
yang pelan tapi pasti
menambah beban
sampah itu sendiri
(FN; hasil)
S-P-Pel Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
168 P3.K2 Tempat
minuman,
makanan
bahkan sandang
dan pangan/
juga
berkontrusi/
untuk
menambah
lengkapnya
pembuangan
sampah
sembarangan.
S: tempat minuman,
makanan. . .(FN;
pokok)
P: juga berkontruksi
(FV; keadaan)
Pel: untuk
menambah. . .
(Fprep)
S-P-Pel
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
169 P3.K4 Yang lebih
ironis lagi
karena kita/
tidak memiliki
rasa kepedulian/
terhadap
S: Yang lebih ironis
lagi karena kita (FN;
pokok)
P: tidak memiliki rasa
kepedulian (FV;
keadaan)
S-P-Pel
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
dan dua
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
kebersihan
lingkungan
masing-masing,
sehingga/ parit
(got), bantaran
sungai, pinggir
jalan, bahakan
sungai/ menjadi/
tong sampah
terindah/ bagi
kita.
Pel: terhadap
kebersihan
lingkungan masing-
masing (Fprep)
Ket akibat
Konj: sehingga
S: parit (got),
bantaran sungai,
pinggir jalan,
bahakan sungai (FN;
pokok)
P: menjadi (V;
keadaan; taktransitif)
Pel: tong ampah
terindah (FN;
sasaran)
Ket peruntukkan:
bagi kita (Fprep)
informasi.
Kalimat ini
dikatakan
sebagai
majemuk
bertingkat
karena
terdapat
konjungsi
subordinatif
sehingga
yang
terletak
diantara
klausa
tanda titik (.)
170 P4.K1 Banyak orang/
mengklaim/
dirinya pecinta
lingkungan
hidup,/ tetapi
bila/
berhadapan/
dengan
sampah,/
nyalinya/ tak
dapat berbuat
banyak.
S: banyak orang
P: mengklaim
Pel: dirinya pecinta
lingkungan hidup
Konj: tetapi
Ket waktu: bila
P: berhadapan
K: dengan sampah
S: nyalinya
P: tak dapat berbuat
banyak
S-P-Pel, K-P-K-S-P
Majemuk setara
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
dan dua
informasi
Kalimat ini
dikatakan
sebagai
majemuk
bertingkat
karena
terdapat
konjungsi
koordinatif
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
tetapi yang
terletak
diantara
klausa
171 P4.K2 Saat musim
kemarau/
sampah/ bukan
hal yang
dipermasalahka
n/, tetapi bila
musim hujan
tiba/ kita/ mulai
uring-uringan.
K: saat musim
kemarau
S: sampah
P: bukan hal yang
dipermasalahkan
Konj: tetapi
Ket waktu: bila
musim hujan tiba
S: kita
P: mulai uring-
uringan . . .
K-S-P, K-S-P
Majemuk Setara
Kalimat ini
terdiri dari
dua klausa
dan dua
informasi
Kalimat ini
dikatakan
sebagai
majemuk
bertingkat
karena
terdapat
konjungsi
koordinatif
tetapi yang
terletak
diantara
klausa
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
172 P4.K3 Sebaliknya
masalah sampah
atau kebersihan
lingkungan itu/
menjadi
tanggung jawab/
pribadi/ untuk
mau bersahabat
dengan
lingkungan.
Konj : sebaliknya
S: masalah sampah
atau kebersihan
lingkungan itu
P: menjadi tanggung
jawab
Pel: pribadi
K: untuk mau . .
S-P-Pel-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
173 P4.K4 Dengan
bersahabat,/
K: dengan bersahabat
S: kitapun
K-S-P
Tunggal
Kalimat ini
berisi
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
kitapun/ saling
menghargai dan
saling
berkontribusi
positif.
P: saling menghargai
dan saling
berkontribusi positif
. Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
174 P4.K5 Masing-masing
pribadi/
memiliki
kesadaran/
untuk bersikap
bijak dengan
kebersihan
lingkungan.
S: masing-masing
pribadi (FN; pokok)
P: memiliki (V;
keadaan; transitif)
O: kesadaran (N;
hasil)
K: untuk bersikap
bijak dengan . .
.(Fprep)
S-P-O-K
Tunggal
Kalimat ini
terdiri dari
satu klausa
dan satu
informasi.
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
KARANGAN 20
Analisis Struktur Kalimat Triangulator I Triangulator II
No Kode Data Brdasarkan Jumlah Klausa Berdaarkan Bentuk Sintaksis Setuju Tidak
Setuju
Setuju Tidak
Setuju Unsur Pola Jenis Unsur Jenis
175 P1.K1 Hari Jumat yang
lalu/, ketika
saya/ pulang/
dari sekolah/
dan melewati/
jembatan keci
yang membatasi
desaku dengan
desa tetangga,/
tiba-tiba/
langkah kakiku/
terhenti/ karena
melihat/ Deni,
teman
sekelasku/
membuang/
sampah/ di
Sungai Belawan
yang merupakan
Sumber air
bersih bagi
kami.
Kalimat 1
Ket waktu: Hari
Jumat yang lalu
S: ketika saya
P: pulang
Ket tempat: dari
sekolah
Konj: dan
P: melewati
O: jembatan keci
yang membatasi
desaku dengan desa
tetangga.
Kalimat 2
Ket cara: Tiba-tiba
S: langkah kakiku
P:terhenti
Kon: karena
(S): aku
P: melihat/
O: Deni, teman
sekelasku/
membuang/ sampah/
di Sungai Belawan
yang merupakan
Sumber air bersih
bagi kami.
Kalimat ini dapat
dipecah menjadi dua
kalimat karena
mengandung ide pokok
lebih dari satu.
Kalimat 1
S-P-K, (S)-P-O
Kalimat 2
S
( )
Kalimat 1
Majemuk setara
Kalimat 2
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
176 P1.K2 Padahal, kami/
di sekolah/
selalu
dinasehati/ oleh
guru kami/ agar
S: kami
K:di sekolah
P: selalu dinasehati
Ket agentif: oleh guru
kami
S-K-P
( )
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
tidak
membuang/
sampah/ di
sembarang
tempat.
Konj: agar
(S): kami
P:tidak membuang
O: sampah
K: di sembarang
tempat
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
177 P1.K3 Seketika/ saya/
berteriak/
menghentikan/
tindakan Deni
tersebut.
Ket cara: seketika
S: saya
P: berteriak
menghentikan
Pel: tindakan Deni
tersebut
K-S-P-Pel
Tunggal Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
178 P1.K4 Tetapi Deni/
malah
menjawab/,
“biarkan saja/
nanti/ juga akan
hanyut terbawa/
arus sungai”.
Konj: tetapi
S: Deni
P: malah menjawab
(S):dapat dilesapkan
P:biarkan saja
Ket waktu: nanti
P: juga akan hanyut
terbawa
Pel: arus sungai
S
( )
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
memiliki
dua klausa.
Klausa
bawahan
terdapat
pada unsur
predikat
pada induk
klausa.
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
179 P1.K5 Saya/ hanya
bisa menghela
nafas panjang/
melihat/
kejadian
tersebut/,
melihat/ sampah
– sampah itu/
hanyut/ pelan
S: saya
P: hanya bisa
O: menghela nafas
Pel: panjang
(S): saya
P: melihat
O: kejadian tersebut,
S-P-O-Pel, (S)-P-O,
(S)-P-Pel-K-Pel-K
Majemuk setara Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
tapi pasti
/hanyut dan
mulai
tenggelam/ ke
dasar sungai.
(S): saya
P: melihat
O: sampah-sampah
itu
Pel: hanyut dan mulai
tenggelam
Ket tujuan: ke dasar
sungai
180 P2.K1 Ternyata apa
yang saya
takutkan/ benar-
benar terjadi.
S: ternyata apa yang
saya takutkan
P: benar-benar terjadi
S-P
Tunggal Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhir kalimat
ditandai dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
181 P2.K2 Musim
Kemarau/ telah
berlalu/ dan
musim hujan
pun/
menghadang/ di
hadapan mata.
S: musim kemarau
P: telah berlalu Kon:
dan
S: musim hujanpun
P: menghadang
K: di depan mata
S-P,S-P-K
Majemuk setara Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhiri dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
182 P2.K3 Semenjak
pulang dari
sekolah dan
sampai di
rumah/,
hujanpun/ turun
membasahi/
bumi/ dengan
deras disertai
kilat yang
menyambar-
Ket waktu: semenjak
. . . sampai di rumah
S: hujanpun
P: turun membasahi
Pel: bumi
Ket cara: dengan
deras disertai. . .
( ) S-P-Pel-
K
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhiri dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
nyambar.
183 P2.K4 Kira-kira dua
jam berlalu/,
terlihat jelas/
Sungai
Balawan/ mulai
tinggi
menggenangi/
halaman rumah
para warga/ dan
tampaklah/
sampah-sampah
yang
mengapung/ di
permukaan air/,
menyumbat/
aliran parit.
Ket waktu: kira-kira
dua jam. . .
P: terlihat jelas
S: sungai Balawan
P: mulai tinggi
menggenangi
O: halaman rumah . .
.
Konj: dan
P: tampaklah
S: sampah-sampah
yang mengapung
di permukaan air
P: menyumbat
Pel: aliran parit
K-P-S-P-O, P-S-P-Pel
Majemuk setara Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhiri dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
184 P3.K1 Dua hari/ desa
kami/ terendam/
banjir/ yang
sangat
mengerikan.
Ket waktu: dua hari
S: desa kami
P: terendam
Pel: banjir yang
sangat mengerikan
K-S-P-Pel
Tunggal Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhiri dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
185 P3.K2 Setelah
sungainya/
surut/, kami/
mulai
membersihkan/
rumah dan
lingkungan
sekitar.
Ket waktu
Konj : setelah
S: sungainya
P: surut
S: kami
P: mulai
membersihkan
Pel: rumah dan
lingkungan sekitar
S-P-Pel
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhiri dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
186 P3.K3 Tetapi sungguh
menyedihkan/
ketika Saya/
sedang
membantu/
orang tua/
membersihkan
rumah,/ tiba-tiba
Boni/ datang
berlari
mendekati/ saya
dan
mengatakan/
Deni/ sakit dan
sekarang sudah
dibawa ke
rumah sakit.
(Kalimat ini dapat
dipecah menjadi dua)
Kalimat 1
P: sungguh
menyedihkan
Ket waktu: ketika
S: saya
P: sedang membantu
O: orang tua
P: membersihkan O:
rumah
Ket waktu: tiba-tiba
S: boni
P: datang berlari
mendekati
Pel: saya
Kalimat 2
Konj: dan
(S): boni
P: mengatakan
O: deni
Pel: sakit. . .
Kalimat ini dapat dibagi
menjadi dua
Kalimat 1
P
, K-S-
P-O
Kalimat 2
(S)
Kalimat 1
Majemuk
campuran
Kalimat 2
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhiri tanda
titik (.)
Deklaratif √ √
187 P3.K4 Secepat kilat/
saya/
membersihkan/
badan/ dan
mengajak /Boni
menjenguk/
Deni di Rumah
Sakit,/ baru
kami/
K: secepat kilat
S: saya
P: membersihkan
O: badan
P: dan mengajak
O: Boni
P: menjenguk
O: Deni
K: di RS
K-S-P-O, P-O-P-O-K,
S
Majemuk
campuran
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhiri dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
mengetahui/
bahwa Deni/
terserang/
penyakit
muntaber
S: kami
P: mengetahui
Konj: bahwa S:Deni
P: terserang
Pel: penyakit
muntaber
188 P3.K5 Setelah
beberapa hari/
diopname/ di
rumah sakit/,
Denipun/
diperbolehkan/
pulang.
Ket waktu
Konj: setelah
Ket waktu:beberapa
hari
(S): Deni
P: diopname
Ket tempat: di rumah
sakit
S: Denipun
P: diperbolehkan
Pel: pulang
( ) S-P-Pel
Majemuk
bertingkat
Kalimat ini
berisi
pernyataan suatu
peristiwa.
Kalimat ini
diakhiri dengan
tanda titik (.)
Deklaratif √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
BIOGRAFI PENULIS
Herningdyah Cahyaning Ratri lahir di Gunungkidul pada
tanggal 20 Agustus 1993. Ia menempuh pendidikan di
SD Negeri Semanu, lulus pada tahun 2006. Ia
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Wonosari
pada tahun 2009. Pendidikan menengah atas ia tempuh
di SMA Negeri 1 Wonosari, lulus pada tahun 2012.
Setelah itu, ia menempuh Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Sebagai tugas akhir, ia menulis skripsi
dengan judul “Analisis Jenis Kalimat pada Karangan Guru-Guru SD Kabupaten
Mahakam Ulu, Kalimantan Timur Tahun 2015”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related