Download - ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

Transcript
Page 1: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN

GERAKAN 30 SEPTEMBER DALAM BUKU LAPORAN

MENDALAM TEMPO SARWO EDHIE DAN MISTERI 1965

SKRIPSI

Skripsi Ini Disampaikan sebagai Bagian dari Persyaratan

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom.)

Eldo Christoffel Rafael

11140110081

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

KONSENTRASI MULTIMEDIA JOURNALISM

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA

TANGERANG

2015

Page 2: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

i

PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya ilmiah yang

saya kerjakan sendiri bukan plagiat dari karya ilmiah yang pernah ditulis orang

atau lembaga lain. Semua karya ilmiah orang atau lembaga lain dirujuk dalam

skripsi ini telah disebutkan sumber kutipannya serta dicantumkan dalam Daftar

Pustaka.

Jika di kemudian hari terbukti ditemukan kecurangan/ penyimpangan

dalam pengerjaan skripsi ini, maka saya bersedia menerima konsekuensi

dinyatakan TIDAK LULUS untuk mata kuliah Skripsi yang telah saya tempuh.

Tangerang, 25 Januari 2015

Eldo Christoffel Rafael

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 3: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

ii

Skripsi dengan judul

Analisis Isi Naratif Peristiwa Penumpasan Gerakan 30 September Dalam Buku

Laporan Mendalam Tempo Sarwo Edhie dan Misteri 1965

oleh

Eldo Christoffel Rafael

telah diujikan pada hari Rabu, tanggal 4 Februari 2015,

pukul 08.30 s.d. 10.00 dan dinyatakan lulus

dengan susunan penguji sebagai berikut.

Ketua Sidang Penguji Ahli

Adi Wibowo Octavianto. S.Sos., M.si. F.X. Lilik Dwi Mardijanto. S.S.,M.A.

Dosen Pembimbing

Ambang Priyonggo, S.S., M.A.

Disahkan oleh

Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi - UMN

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 4: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

iii

ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN GERAKAN

30 SEPTEMBER DALAM BUKU LAPORAN MENDALAM

TEMPO SARWO EDHIE DAN MISTERI 1965

ABSTRAK

Oleh: Eldo Christoffel Rafael

Hal yang diangkat dalam judul ini adalah bagaimana konstruksi narasi

peristiwa penumpasan Gerakan 30 September pada buku laporan mendalam

Tempo Sarwo Edhie dan Misteri 1965. Tujuan penelitian adalah untuk

mengetahui konstruksi narasi peristiwa penumpasan Gerakan 30 September pada

buku laporan mendalam Tempo Sarwo Edhie dan Misteri 1965.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif

dengan paradigma konstruktivis dan menggunakan analisis naratif Vladimir Propp

guna mengungkap gambaran fungsi karakter pada narasi.

Hasil penelitian ditemukan bahwa struktur narasi yang disajikan oleh Tempo

memuat tahap gangguan menuju upaya memperbaiki gangguan. Dari struktur

narasi itu, terlihat dalam berita peristiwa Gerakan 30 September 1965, Tempo

ingin menunjukkan bahwa tokoh Sarwo Edhie adalah orang yang melakukan

perbuatan baik. Sebab, ia berhasil menemukan Jenderal Ahmad Yani yang hilang

dan menumpas Gerakan 30 September dari Jakarta, Jawa Tengah dan Bali.

Sedangkan, Letnan Kolonel Untung yang mengkomandoi Gerakan 30 September

1965 berperan sebagai penjahat yang menggangu keamanan.

Keyword: Naratif, Sarwo Edhie, Propp, Gerakan 30 September

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 5: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

iv

Roma 5:4-5

karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu

menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan

tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.

Bagi Orangtua Terkasih

Serta Mereka Yang Masih Memperjuangkan

Hak Asasi Manusia

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 6: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

v

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur pada Tuhan atas berkat dan karunianya

yang diberikan, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan tujuan

untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi.

Dukungan semangat dan doa yang telah diberikan pada penulis dalam

mengerjakan skripsi ini membuat penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak terutama kepada:

1. Rizet Benyamin Rafael dan Sofia Adelina Vera Mooy, orang tua dan kedua

kakak, Elva Paulina Yustisia Rafael dan Yulia Wehelmina yang telah memberikan

dukungan moril, materiil dan doa yang tidak ada hentinya untuk penulis.

2. Ambang Priyonggo, S.S., M.A. selaku dosen pembimbing yang selama satu

semester penuh memberikan arahan dan bimbingan pada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

3. Fx Lilik Dwi Mardijanto. S.S.,M.A. selaku penguji ahli yang telah memberikan

banyak arahan agar skripsi ini dapat menjadi lebih baik.

4. Adi Wibowo Octavianto. S.Sos., M.si selaku ketua sidang yang telah memberikan

banyak arahan agar skripsi ini dapat menjadi lebih baik.

5. Immanuel Widjaja, Yoan Helen Letsoin, Nindya Putri, Ivana Natasha, sahabat-

sahabat penulis yang memberikan dukungan dan semangat dari awal pembuatan

hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Teman-teman seperjuangan di UMN, khususnya Jurnalistik 2011, Joshua

Gunadhi, Jason Leonardo, Reynaldo Oktavianus, dan semuanya yang membantu

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 7: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

vi

yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa

persaudaraan kita.

7. Teman-teman di Majalah Ultimagz, Kevin Ivander, Sintia Astarina, Desy Hartini,

Patric Rio Romualdo Batubara, yang telah mendukung semangat dan moral

penulis agar tetap skeptis, kritis dan semangat dalam proses pembuatan skripsi.

8. Teman-teman seperjuangan skripsi, Gisela Niken, Nicko Purnomo, Didit

Abdillah, Aloysius Primasyah, Ignatius Fajar Santoso, Hana Krisviana yang telah

bersama mengerjakan skripsi.

9. Teman-teman di Dormitory Universitas Multimedia Nusantara, Jeremy, Timothy,

Yohanes yang menjadi sahabat dan membawa suasana rumah kedua bagi penulis.

10. Teman-teman pemuda di GKI Gading Serpong karena doa dan dukungannya,

penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

Penulis

Eldo Christoffel Rafael

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 8: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

vii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ............................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii

ABSTRAK ....................................................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

BAB I: PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 5

1.4 Kegunaan Penelitian .............................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 6

2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 6

2.2 Media dan Konstruksi Realitas .................................................................. 11

2.3 Konstruksi Sosial Media Massa ................................................................. 13

2.4 Narasi ......................................................................................................... 15

2.5 Jurnalisme dan Naratif ............................................................................... 17

2.6 Analisis Naratif .......................................................................................... 20

2.7 Kerangka Pemikiran ................................................................................... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 25

3.1 Jenis dan Sifat Penelitian ........................................................................... 25

3.2 Metode Penelitian....................................................................................... 28

3.3 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 28

3.4 Unit Analisis Data ...................................................................................... 29

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 9: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

viii

3.5 Teknik Analisis Data .................................................................................. 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 38

4.1 Gambaran Umum Tentang Tempo............................................................. 38

4.2 Gambaran Umum Tentang Buku Sarwo Edhie dan Misteri 1965 ............. 40

4.3 Hasil Penelitian .......................................................................................... 42

4.3.1 Berita 1 ............................................................................................... 42

4.3.2 Berita 2 .............................................................................................. 69

4.3.3 Berita 3 ............................................................................................... 86

4.4. Pembahasan ............................................................................................... 96

4.4.1 Cerita dan Plot .................................................................................... 96

4.4.2 Fungsi dan Karakter Narasi ............................................................... 101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 106

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 106

5.2 Saran ........................................................................................................... 108

Daftar Pustaka .................................................................................................. 109

Lampiran .......................................................................................................... 112

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 10: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 9

Tabel 3.1 Fungsi Narasi Propp .............................................................................. 32

Tabel 3.2 Karakter Dalam Narasi Propp ............................................................... 36

Tabel 4.1 Plot Dalam Narasi Berita Manuver Komandan Baret Merah ............... 44

Tabel 4.2 Fungsi Narasi Propp Dalam Berita Manuver Komandan Baret Merah 58

Tabel 4.3.Karakter dalam Narasi Berita Manuver Komandan Baret Merah ......... 68

Tabel 4.4 Plot Berita Menumpas Sampai ke Akarnya .......................................... 71

Tabel 4.5.Fungsi Narasi Pada Berita Menumpas Sampai ke Akarnya ................. 78

Tabel 4.6. Karakter dalam Narasi Menumpas Sampai ke Akarnya ...................... 85

Tabel 4.7 Plot Berita Tak Ada Tentara, Pemuda pun Jadi .................................... 87

Tabel 4.8 Fungsi Narasi Berita Tak Ada Tentara, Pemuda pun Jadi .................... 90

Tabel 4.9 Karakter dalam Tak Ada Tentara, Pemuda pun Jadi ............................ 95

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 11: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Berita adalah sesuatu yang nyata (Ishwara, 2005: 52). Dalam menuliskan

berita yang kompleks, seorang wartawan tetap harus menyajikan suatu fakta yang

nyata. Dalam menyajikan fakta berita yang kompleks, seorang wartawan

mempunyai cara untuk menyajikan berita yang panjang secara mendalam.

Di dalam dunia jurnalistik ada beragam cara untuk menyajikan berita yang

panjang secara mendalam. Salah satunya adalah dengan membuat laporan

mendalam. Laporan mendalam biasanya disajikan panjang lebar yang berhenti

pada pemetaan masalah. Menurut Laksono (2009: 18), laporan mendalam

merupakan laporan yang menjelaskan bagaimana dan mengapa peristiwa terjadi.

Agar memudahkan pembaca untuk mengetahui bagaimana peristiwa

terjadi, laporan mendalam dibuat secara naratif. Laporan mendalam yang naratif

adalah reportase yang dikerjakan mendalam, penulisan dilakukan dengan gaya

sastrawi, sehingga hasilnya enak dibaca (Harsono, 2008:vii).

Menurut Tom Wolfe dan E.W Johnson dalam Harsono (2008: viii),

reportase ini berbeda dengan gaya laporan mendalam biasa. Sebab reportase ini

menggunakan gaya bertutur adegan (scene by scene construction), reportase yang

menyeluruh (immersion reporting), menggunakan sudut pandang orang ketiga

(third person point of view) serta penuh dengan detail.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 12: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

2

Gaya bertutur adegan berarti seorang reporter hadir dalam peristiwa yang

dimaksud dan membangun sebuah peristiwa yang dilihatnya menjadikannya suatu

bahan penulisan yang deskriptif. Peristiwa itu secara diliput secara menyeluruh;

berarti melibatkan banyak wawancara, pengecekan tempat dan memuat latar

belakang peristiwa tersebut. Dalam penulisannya, reporter menceritakan

tulisannya dengan sudut pandang orang ketiga agar bisa mendudukan siapa yang

menjadi orang–orang yang terlibat dalam reportase tersebut. Penulisan juga dibuat

secara mendetail untuk mengungkapkan status sosial seseorang atau gaya

hidupnya.

Salah satu media di Indonesia yang sering melakukan laporan mendalam

dengan gaya naratif adalah Majalah Tempo. Salah satu laporan mendalamnya

dengan gaya naratif ada dalam liputan khusus berjudul Sarwo Edhie dan Misteri

1965. Tempo sendiri menerbitkan edisi Sarwo Edhie dan Misteri 1965 pada 7-11

November 2011.

Dalam laporannya ini, Sarwo Edhie Purnomo digambarkan sebagai

Komandan Resimen Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang berperan penting

dalam rangkaian peristiwa sepanjang tahun 1965-1966. Dalam laporan

mendalamnya, Tempo menceritakan bahwa Gerakan 30 September adalah gerakan

yang disiarkan oleh Letnal Kolonel Untung pada 1 Oktober 1965 di Radio

Republik Indonesia. Selain itu, Untung juga mengabarkan dibentuknya Dewan

Revolusi. Mengetahui kabar tersebut, Angkatan Darat termasuk Sarwo Edhie

menyimpulkan adanya kudeta yang terjadi.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 13: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

3

Ditemukannya jenazah para jenderal dan perwira pertama Angkatan Darat

di Lubang Buaya termasuk Jenderal Ahmad Yani, sahabat Sarwo Edhie membuat

asumsi bahwa dalang situasi ini adalah Untung dan para PKI yang dekat

dengannya. Mengetahui sahabatnya mati, Sarwo kemudian dimanfaatkan oleh

Soeharto untuk menumpas Gerakan 30 September yang dituduh didalangi Partai

Komunis Indonesia (PKI). Sarwo yang menggenggam pasukan elit RPKAD

punya kuasa untuk memerintah pasukannya menumpas PKI. Dari situasi tersebut,

militer mulai melakukan gerakan perburuan dan penumpasan para oknum yang

yang bertanggung jawab atas peristiwa itu yang dicurigai adalah PKI. Dari

penumpasan itulah yang menjadi titik awal namanya menjadi melambung

Laporan tentang Sarwo Edhie ini kemudian diterbitkan menjadi tokoh

perdana dalam seri biografi para perwira militer yang dinilai mengubah perjalanan

negara Indonesia. Ia dinilai oleh Tempo mempunyai peran sentral dalam

pemberangusan Partai Komunis Indonesia (PKI) pasca Gerakan 30 September

1965 (G30S). Tempo pertama kali menerbitkan buku tentang Sarwo Edhie ini

pada bulan Juni 2012. Selanjutnya, di bulan April 2014, Tempo kembali

menerbitkan buku mertua Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini.

Pada dasarnya media mampu mengkonstruksi realitas. Gaye Tuchman

menyatakan bahwa berita merupakan konstruksi realitas sosial (Severin &

Tankard, 2009: 400). Di dalam laporan mendalam Sarwo Edhie dan Misteri 1695,

Tempo menggambarkan sosok Sarwo Edhie adalah tokoh yang berhasil

menumpas PKI pada masa 1965.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 14: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

4

Narasi tidak hanya menggambarkan isi cerita tersebut tapi juga terdapat

karakter. Dengan adanya karakter, pembuat cerita dapat leluasa menuangkan

maksud gagasannya. Chatman (1978: 19) menyebutkan setiap narasi memiliki dua

bagian: sebuah cerita, isi atau rangkaian peristiwa (tindakan, kejadian), ditambah

dengan apa yang disebut sebagai eksisten (karakter) dan wacana. Narasi Tempo

tentang Sarwo Edhie ini, mendudukkan karakter-karakter yang terlibat di

lingkungan Sarwo Edhie, pada masa penumpasan anggota PKI di tahun 1965.

Berdasarkan paparan di atas, penelitian ini akan berfokus untuk melihat

konstruksi narasi peristiwa penumpasan Gerakan 30 September pada Tempo yang

terdapat dalam buku Sarwo Edhie dan Misteri 1965. Bagaimana Tempo

mengkonstruksi realitas sosial dengan menggunakan laporan mendalam yang

naratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka

peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir Propp.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang akan diteliti dalam laporan mendalam Sarwo Edhie di

Tempo Edisi Khusus: Sarwo Edhie dan Misteri 1965 sebagai berikut:

- Bagaimana konstruksi narasi peristiwa penumpasan Gerakan 30

September pada buku laporan mendalam Tempo Sarwo Edhie dan Misteri

1965?

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 15: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

5

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui konstruksi narasi

peristiwa penumpasan Gerakan 30 September pada buku laporan mendalam

Tempo Sarwo Edhie dan Misteri 1965.

1.4 KEGUNAAN PENELITIAN

Kegunaan penelitian sendiri terbagi atas dua jenis yakni:

a) Kegunaan Teoritis

Diharapkan dari penelitian ini dapat berguna untuk membantu keilmuan

jurnalistik untuk dapat melihat mengenai konsep struktur narasi, fungsi dan

karakter dalam sebuah teks berita laporan mendalam berbentuk narasi. Penelitian

ini juga menjadi sumbangan pemikiran untuk menganalisis teks media khususnya

yang naratif.

b) Kegunaan Praktis

Sedangkan untuk kegunaan praktisnya, penelitian diharapkan mampu membantu

khalayak memahami bagaimana pengetahuan, makna, nilai diproduksi dan

disebarkan dalam masyarakat melalui media massa. Selain itu, memungkinkan

melihat media mampu mengkonstruksi suatu realitas lewat beritanya.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 16: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

6

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Dari hasil penelusuran, peneliti menemukan dua penelitian terdahulu

yang menggunakan metode penelitian naratif. Penelitian tersebut berasal dari

dua universitas berbeda yang menganalisis konstruksi narasi pada berita yang

dilakukan oleh media. Kedua penelitian ini yang jadi landasan referensi bagi

peneliti.

Penelitian pertama milik Sepdian Anindyajati, mahasiswa program studi

ilmu komunikasi, jurusan jurnalistik, Universitas Multimedia Nusantara. Skripsi

ini berjudul ―Analisis Naratif Pengungkapan Kasus Pembunuhan Sisca Yofie

Dalam Majalah Tempo dan Detik‖.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah keseluruhan teks berita

mengenai kasus Sisca Yofie yang ada dalam Majalah Tempo ―Setelah Rudi

Siapa Terciprat‖ edisi 19 Agustus-25 Agustus 2013 dan Majalah Detik versi

digital edisi 91 ―Tanda Tanya Pembunuhan Sisca‖ dengan berfokus pada

struktur kisah atau narasi. Penelitian ini memiliki kesamaan teori yang

digunakan dalam analisisnya yakni konsep fungsi dan karakter yang

dikemukakan oleh Vladimir Propp. Dalam penelitian ini, fungsi dan karakter

dilihat dari narasi dua media, yakni majalah Tempo dan Detik. Sedangkan

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 17: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

7

nantinya peneliti hanya akan membedah satu media, yakni buku Tempo untuk

melihat fungsi dan karakter pada narasinya.

Tujuan dari penelitian ini sendiri untuk mengetahui bagaimana karakter

Fransiesca Yofie dalam peristiwa pembunuhan Sisca Yofie di Majalah Tempo

dan Majalah Detik yang disampaikan melalui narasi beritanya. Sisca Yofie

sendiri adalah seorang perempuan yang ditemukan tewas terbunuh di Bandung.

Meski pembunuh seorang manajer perusahan multifinance Sisca Yofie telah

tertangkap, namun kasus tersebut masih mengundang tanda tanya besar bagi

masyarakat. Terlebih adanya hubungan khusus antara Komisaris Polisi

Albertus Eko Budiharto dengan Sisca Yofie. Majalah Tempo dan Majalah Detik

kemudian yang menyajikan peristiwa ini dalam bentuk feature narasi.

Peneliti selanjutnya menggunakan teknik analisis naratif Vladimir

Propp. Setelah diketahui struktur luar dalam sebuah narasi yang menggunakan

teori Propp, berikutnya akan diketahui struktur dalam dengan menggunakan

teori oposisi biner gagasan dari Levi-Strauss.

Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa dalam Majalah Tempo,

Sisca masuk dalam karakter putri yang berusaha diselamatkan oleh pahlawan,

polisi. Dalam narasi majalah Tempo Sisca ditempatkan sebagai korban yang

dalam terminologi Propp disebut sebagai putri. Karakter putri adalah orang yang

mengalami perlakuan buruk secara langsung dari penjahat, Ade dan Wawan.

Dalam narasi Tempo, terlihat di paragraf dua dimana kejadian saat

Wawan dan Ade mulai menganiaya Sisca dengan membekap kemudian

membacok kepala Sisca. Setelah itu, Sisca diseret oleh kedua tersangka. Dalam

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 18: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

8

narasi Tempo juga digambarkan, di akhir, pahlawan berhasil menangkap

penjahat dan kedoknya pun terbuka. Polisi menyatakan bahwa Wawan dan Ade

merupakan penjahat.

Sedangkan dalam narasi berita majalah Detik, sosok Sisca

ditempatkansebagai penjahat karena majalah Detik mengungkap lebih dalam

faktor penyebab pembunuhan, yakni hubungan gelap antara Sisca dan Kompol

Eko. Bagi majalah Detik, kematian Sisca akibat pembunuhan ini bisa saja

disebabkan oleh tindakannya di masa lampau yang mengganggu rumah tangga

Eko dan Dita. Dalam fungsi Propp, karakter penjahat adalah orang atau sosok

yang membentuk komplikasi atau konflik dalam narasi.

Penelitian kedua adalah milik Raymundus Rikang Rinangga Widya.

Mahasiswa dari ilmu komunikasi Universitas Atmajaya Yogyakarta. Penelitian

ini berjudul Drama Tragedi Trisakti 1998: Analisis Struktur Naratif Seymour

Chatman Pada Laporan Utama Majalah Gatra 23 Mei 1998 ―Bau Mesiu dan

Amis Darah di Trisakti‖.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyusupan unsur

dramatis dalam pemberitaan Tragedi Trisakti 1998 Laporan Utama Gatra ―Bau

Mesiu dan Amis Darah Di Trisakti‖ berdasarkan elemen cerita dan wacana kritis

yang menyusun kerangka teks berita. Bahan penelitiannya berasal dari teks

berita ‗Bau Mesiu dan Amis Darah di Trisakti‘yang dimuat di Majalah Gatra

edisi 23 Mei 1998. Proses pengumpulan data pada penelitian ini dibagi menjadi

dua bagian, yakni pada tahapan cerita dan tahapan wacana kritis. Pada tahapan

cerita, peneliti menggunakan pendekatan naratologi struktural Seymour

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 19: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

9

Chatman. Sedangkan pada tahap wacana kritis, mengacu pada pendekatan Teun

van Dijk.

Peneliti memilih menggunakan teknik pembedahan karakter model

Algirdas Greimas. Teknik ini dipilih oleh peneliti karena ada keuntungan yang

diperoleh dengan memakai model ini yakni adanya keterhubungan antar aktan

dan tidak mengharuskan posisi aktan diisi oleh karakter dalam wujud manusia

atau fisik. Sedangkan penulis membedah karakter lewat analisis fungsi narasi

Vladimir Propp karena analisanya pada karakter lebih mendetail.

Hasil penelitian pada tahapan cerita, elemen alur/plot, kontingensi,

kernels (cerita inti) dan satellite (cerita pendamping), karakter, waktu

penceritaan, dan latar cerita berkontribusi untuk memberikan sentuhan dramatis

dalam teks berita. Pada bagian cerita, elemen alur/plot, kontingensi, kernels

(cerita inti) dan satellite (cerita pendamping), karakter, waktu penceritaan, dan

latar cerita berkontribusi untuk memberikan sentuhan dramatis dalam teks

berita. Sedangkan pada penelitian ini, penulis fokus menganalisa bagian struktur

narasi pada narasi berita. Dari struktur narasi tersebut, akan terlihat

penggambaran fungsi narasi dan karakter pada berita.

Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu

Peneliti Sepdian Anindyajati, ilmu

komunikasi, Universitas

Multimedia Nusantara,

2014.

Raymundus Rikang Rinangga

Widya, ilmu komunikasi

Universitas Atmajaya

Yogyakarta, 2013.

Judul Analisis Naratif

Pengungkapan Kasus

Pembunuhan Sisca Yofie

Dalam Majalah Tempo dan

Drama Tragedi Trisakti 1998:

Analisis Struktur Naratif

Seymour Chatman Pada Laporan

Utama Majalah Gatra 23 Mei

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 20: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

10

Detik

1998 ―Bau Mesiu dan Amis

Darah di Trisakti‖.

Tujuan

Penelitian

Tujuan dari penelitian ini

sendiri untuk mengetahui

bagaimana karakter

Fransiesca Yofie dalam

peristiwa pembunuhan Sisca

di Majalah Tempo dan

Majalah Detik yang

disampaikan melalui narasi

beritanya.

Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui penyusupan

unsur dramatis dalam

pemberitaan Tragedi Trisakti

1998 Laporan Utama Gatra ―Bau

Mesiu dan Amis Darah Di

Trisakti‖ berdasarkan elemen

story dan discourse yang

menyusun kerangka teks berita.

Teori yang

digunakan

Analisa fungsi dan karakter

pada narasi Vladimir Propp

Analisa Struktur Naratif

Seymour Chatman dan Analisis

Wacana T. Van Dijk yang

menggunakan teknik

pembedahan karakter dengan

model teori Algirdas Greimas.

Metode

Penelitian

Metode Penelitian Kualitatif Metode Penelitian Kualitatif

Hasil

Penelitian

Majalah Tempo, Sisca

masuk dalam karakter putri

yang berusaha diselamatkan

oleh pahlawan, polisi.

Dalam narasi majalah

Tempo Sisca ditempatkan

sebagai korban yang dalam

terminologi Propp disebut

sebagai putri.

Sedangkan dalam narasi

berita majalah Detik, sosok

Sisca ditempatkan sebagai

penjahat karena majalah

Detik mengungkap lebih

dalam faktor penyebab

pembunuhan.

Hasil penelitian pada level story,

elemen alur/plot, kontingensi,

kernels (cerita inti) dan

satellite (cerita pendamping),

karakter, waktu penceritaan, dan

setting cerita berkontribusi untuk

memberikan sentuhan dramatis

dalam teks berita.

Perbedaan Menganalisa dan

membandingkan fungsi

karakter di dua media yang

berbeda yakni Tempo dan

Detik. Sedangkan penulis

meneliti satu media yaitu

Tempo.

Menganalisa struktur story

(cerita) pada narasi

menggunakan teori Seymour

Chatman dan dalam menganalisa

level discourse peneliti

menggunakan teori Van Dijk

untuk membedahnya.

Dalam membedah karakternya

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 21: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

11

peneliti menggunakan model

penelitian Algidar Greimass.

Sedangkan penulis menganalisa

struktur narasi Todorov dan

membedah fungsi karakter pada

narasi menggunakan analisa

Vladimir Propp.

2.2 Media dan Konstruksi Realitas

Media texts tell stories; they have a narrative. Narratives are about story

telling and storymeaning (Burton, 2005:54).

Teks dalam media bercerita yang mempunyai unsur narasi. Narasi disini

bermaksud untuk memberitahukan cerita dan memberikan makna dalam cerita

tersebut. Dari hal tersebut maka dalam sebuah teks media memiliki makna

tertentu dan akhirnya makna yang dimasukkan oleh media itu masuk ke benak

pikiran pembaca.

Helen Fulton dalam bukunya ―Narrative and Media‖ mengatakan bahwa

tiap jenis media memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi minat pembaca

pada narasi cerita yang dibangun oleh media itu sendiri (Fulton, 2005:4).

Konstruksi yang dibangun oleh media itu bisa terjadi lewat bahasa yang

digunakan oleh media.

Dalam media massa, keberadaan bahasa tidak hanya menggambarkan

realitas, melainkan bisa menentukan gambaran yang akan muncul di benak

orang (Sobur, 2001:90). Tulisan yang dibuat oleh wartawan akan dibuat oleh

akan mampu mempengaruhi gambaran audiens akan suatu realitas peristiwa.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 22: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

12

Pada hakitatnya pekerjaan media adalah mengkonstruksikan realitas.

Sobur (2001:87) menjelaskan bahwa isi media adalah hasil dari para pekerja

media mengkonstruksikan berbagai realitas yang dipilihnya. Oleh karena itu, isi

media yang dikerjakan tersebut merupakan hasil konstruksi realitas dengan

bahasa sebagai perangkat dasarnya. Bahasa menjadi alat merepresentasikan

realitas, namun juga bisa menentukan relief seperti apa yang akan diciptakan

oleh bahasa tentang realitas tersebut (Sobur, 2001:88). Akibatnya, media massa

punya peluang yang sangat besar untuk mempengaruhi makna dan gambaran

yang dihasilkan dari realitas yang dikonstruksinya. Realitas-realitas sosial yang

dibangun oleh media itu akhirnya dianggap menjadi suatu kebenaran oleh

masyarakat.

Paul Watson mengingatkan bahwa konsep kebenaran yang di media

massa bukanlah kebenaran sejati, tetapi sesuatu yang dianggap masyarakat

sebagai kebenaran (Sobur, 2001:87). Literasi media wajib dimiliki oleh audiens

agar melihat realitas sosial yang dimiliki media itu bukanlah kebenaran yang

tunggal. Pesan yang dibangun oleh media tidak selalu nampak seperti apa

adanya karena ada konstruksi yang dibangun oleh media agar masyarakat

percaya. Sesuai dengan uraian diatas makin menjelaskan kuatnya pengaruh hasil

tulisan di dalam media. Namun patut dicermati, hasil tulisan yang dibangun di

dalam media itu semua hanyalah konstruksi realitas yang sengaja dibangun oleh

media.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 23: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

13

2.3 Konstruksi Sosial Media Massa

Teori konstruksi sosial Peter L Berger mengalami pergeseran

ketika masyarakat Amerika berubah menjadi modern. Teori konstruksi

sosial mengalami pergeseran setelah media massa masuk ke dalam proses

dialetik. Sehingga teori tersebut biasa disebut konstruksi sosial di media

massa. Hampir sama dengan proses subyektifikasi, objektifikasi dan

internalisasi, teori ini juga memiliki tahapan. Prosesnya adalah sebagai

berikut (Bungin: 2007: 184-189):

1) Tahap Menyiapkan Materi Konstruksi

Menyiapkan materi konstruksi sosial media massa adalah tugas

redaksi media massa,tugas itu didistribusikan pada desk editor yang ada

disetiap media media massa. Ada hal penting dalam penyiapan materi

konstruksi sosial media massa. Pertama, keberpihakan media massa

kepada kapitalisme. Media massa dijadikan alat pemilik modal sebagai

mesin pencari uang. Kedua, keberpihakan semu kepada msayarakt.

Bnetunya adalah empati, simpati dan parisipasi kepada masyarakat yang

ujugnnya untuk menjual berita dan menaikan rating untuk kepentingan

kapitalis. Ketiga, keberpihakan kepada kepentingan umum. Bentuknya

2) Tahap Sebaran Konstruksi

Tahap ini memiliki konsep bahwa semua informasi harus sampai

pada khalayak berdasarkan agenda media. Apa yang dianggap penting

oleh media, menjadi penting pula bagi pemirsa atau pembaca. Tahap ini

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 24: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

14

menggunakkan komunikasi satu arah, dimana media menyodorkan

informasi kepada konsumen.

3) Tahap Pembentukan Konstruksi

Dalam tahap ini berlangsung melalui

a) Konstruksi pembenaran sebagai suatu bentuk konstruksi

media massa yang terbangun di masyarakat yang cenderung

membenarkan apa yang tersaji di media massa sebagai

realitas kebenaran.

b) Tahap kedua adalah kesediaan dikonstruksi oleh media

masa yaitu sikap generik dari tahap pertama.

c) Tahap ketiga adalah menjadikan konsumsi media massa

sebagai pilihan konsumtif, di mana seseorang secara

terbiasa tergantung pada media massa

Selain itu, media massa juga mampu mengkonstruksi citra.

Bangunan konstruksi citra yang dibngun oleh media mssa

terbentuk dalam dua model, good news dan model bad

news. Model good news adalah sebuhah konstruksi yang

cenderung mengkonstruksi suatu pemberitaan sebagai

pemberitaan yang baik. Sedangkan model bad news adalah

sebuah konstruksi yang cenderung mengkonstruksi

kejelekan atau memberi citra buruk pada objek pemberitaan

sehinga terkesan lebih buruk dan lebih jahat dari

sesungguhnya sifat buruk dan jahat yang ada pada objek

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 25: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

15

pemberitaan itu sendiri

4) Tahap Konfirmasi

Konfirmasai adalah tahapan ketika media massa maupun pembaca

dan pemirsa memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya

untuk terlibat dalam tahap pembentukan konstruksi.

2.4 Narasi

“Stories are the connective tissue of the human race” (Kathrine

Lanpher dalam Banaszynski, 2007:5) Turun temurun nenek moyang kita

menyebarkan cerita masa lalu agar kaum penerusnya bisa melanjutkan hidup

lebih baik. Cerita menjadi jalan penyambung bagi nenek moyang untuk

mengisahkan kehidupan mereka di masa lalu kepada penerusnya.

Banaszynski (2007:5) kemudian kembali mengutip pernyataan Tomas

Alex Tizon tentang mengapa manusia membutuhkan cerita. Menurutnya cerita

membentuk pengalaman dan memungkinkan kita dapat menjalani kehidupan.

Tanpanya, semua akan berjalan berbeda. Semua tak akan berarti apa-apa.

Cara bercerita manusia pun beragam jenis. Mulai dari novel, film, lagu,

lukisan, iklan, esai, biografi dan berita. Cohan (1988:2) mengatakan bahwa

setiap peristiwa yang dialami manusia akan diceritakan dengan berbagai sarana

media. Tak hanya dari berbagai jenis media. Porter mengutip pernyataan

Barthes, yang mengatakan bahwa narasi hadir dalam tiap waktu dan tempat

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 26: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

16

dalam sejarah manusia. Semua kelas dan kelompok sosial dalam manusia

memiliki narasi sendiri (Abbot, 1981:2). Hal ini menguatkan bahwa dalam

kehidupannya, manusia sangat dekat dengan bercerita. Tiap orang akan

menceritakan pengalaman kehidupan mereka lewat narasi cerita.

Ryan (2007:23) mengutip beberapa pendapat para ahli naratif mengenai

definisi narasi. Salah satunya, Genette menyebutnya narasi adalah representasi

dari sebuah peristiwa atau rangkaian peristiwa-peristiwa). Sedangkan Porter

Abbott mendefinisikan narasi adalah representasi dari peristiwa-peristiwa,

memasukkan cerita dan wacana naratif. Cerita disini berarti peristiwa-peristiwa

atau rangkaian peristiwa (tindakan). Oleh karena itu sebuah teks dapat disebut

narasi bila terdapat peristiwa atau rangkaian peristiwa didalamnya.

Menurut Eriyanto terdapat empat unsur penting dalam narasi. Ada cerita,

alur (plot), waktu dan ruang Sebuah narasi pada dasarnya adalah peristiwa yang

utuh (dari awal hingga akhir) yang biasa disebut juga cerita (Eriyanto, 2013: 16).

Alur (plot) sendiri merupakan bagian yang eksplisit dalam cerita. Cerita sendiri

adalah peristiwa yang utuh, yang sesungguhnya, dari awal hingga akhir.

Sebuah narasi tidak mungkin juga memasukan seluruh waktu yang

sesungguhnya ke dalam teks. Peristiwa yang terjadi belasan tahun biasa

disajikan dalam beberapa halaman dalam teks berita. Ada tiga aspek penting

dalam waktu, yakni durasi, urutan peristiwa dan frekuensi peristiwa ditampilkan.

Durasi adalah waktu dari peristiwa. Urutan adalah rangkaian peristiwa satu

dengan peristiwa yang lain sehingga membentuk suatu narasi. Frekuensi

merupakan berapa kali suatu peristiwa yang sama ditampilkan.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 27: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

17

Selain waktu, aspek terakhir dalam narasi adalah ruang. Ruang sendiri

ada tiga perbedaan. Ada ruang cerita, ruang alur dan ruang teks. Ruang alur

adalah ruang disajikan secara eksplisit dalam sebuah narasi. Ruang teks adalah

ruang yang tidak hanya disajikan eksplit tetatapi juga ditampilakn keasliannya

dalam narasi. Terakhir, ruang cerita adalah ruang yang tidak hanya disajikan

secara eksplisit dalam narasi, tetapi khalayak juga bisa membayangkan tempat

tersebut lewat hubungan sebab akibat atau kaitan antar satu tokoh dengan tokoh

lain dalam narasi.

Karakter menjadi unsur yang tak kalah penting dalam narasi. Herman

(2005:67) mengutip Rimmon-Kenan yang menyatakan bahwa ada tiga metode

membedah karakter dalam teks narasi. Pertama, sebuah karakter dapat dilihat

secara langsung. Hal ini dapat dilihat dari psikologis dan penampilan luar.

Kedua, karakter dapat dilihat secara tidak langsung dalam teks. Caranya dapat

dilihat dengan hal-hal yang berhubungan dengan tindakan, penampilan fisik, dan

lingkungan sekitar karakter tersebut. Ketiga, karakter dapat dideskripsikan

secara analogi.

2.5 Jurnalisme dan Naratif

Bell menyatakan journalists do not write articles; journalists write

stories (Jurnalis tidak menulis artikel; jurnalis menulis cerita). Jika mengambil

intisari dari kutipan tersebut, maka tidak ada bentuk jurnalistik tanpa ada

maksud untuk menceritakan sesuatu. Sebagai bentuk awal dalam komunikasi

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 28: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

18

sendiri itulah, seni untuk bercerita menjadi suatu hal yang penting dalam

jurnalisme naratif (Berning, 2011: 15).

Salah satu cara untuk menjelaskan peristiwa yang kompleks adalah

dengan gaya naratif. Maka dari itu peristiwa itu dituturkan dengan gaya

bercerita. Jurnalisme naratif merupakan bentuk penulisan nonfiksi yang paling

canggih, terutama dalam kontrol atas fakta, teknik pengisahan, penataan adegan,

pelukisan karakter yang multi-dimensi dan dalam kemampuannya menghadirkan

suara (Kurnia, 2001: 149). Cara pengisahan naratif memperhatikan awal, tengah

dan akhir laporan serta plot yang dibangun oleh action dan dialog seperti cerita

pendek. Penyampaiannya yang naratif menuntut kemampuan untuk

mengisahkan drama dan konflik. Tidak hanya menyampaikan apa yang terjadi.

Robert Vare oleh (Harsono, 2008: xiii) mengatakan ada tujuh hal

penting dalam penulisan jurnalisme naratif. Penulis harus menulis dengan fakta

yang benar, tulisannya harus mempunyai konflik, karakter, emosi, memilik

perjalanan waktu, dan memiliki unsur kebaruan.

Menurut Sims (1995: 3), jurnalime naratif adalah laporan yang

mendalam, menggunakan teknik naratif yang membebaskan maksud dari

penulis, tetapi dengan standar akurasi yang tinggi. M.V Kamath oleh (Kurnia,

2009: 288) mengatakan bahwa laporan mendalam bertujuan untuk membuat

pembaca tahu mengenai seluruh aspek yang terjadi pada sebuah subjek dari

kepastian informasi yang diberikan, termasuk latar belakang dan atmosfernya.

Reportasenya bisa mewawancarai orang banyak dan memakan waktu yang lama.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 29: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

19

Tulisannya mampu memberikan sisi lain dari sebuah cerita yang sudah pernah

ada dan bahkan ceritanya bisa berujung cerita yang ironis.

Jurnalisme naratif sendiri memang biasanya menceritakan orang

terkemuka atau selebriti (Sims, 1995: 3). Tapi tak menutup kemungkinan bahwa

cerita tersebut lahir dari pengalaman atau perasaan dari orang-orang biasa. Sebab

cerita dari orang biasa itu jurnalis dapat memberikan unsur ketegangan yang

sebenarnya dalam sebuah cerita yang dibangunnya. Di dalam narasi orang-

orang itu dapat disebut dengan karakter.

Unsur karakter dalam narasi sangat berpengaruh bagi pembaca

jurnalisme naratif. Jon Franklin mengatakan saat akan memasuki isi dalam

cerita, pembaca pasti akan mendalaminya melalui karakter utama. Karakter

tersebut bisa pahlawan atau sebaliknya (Kramer & Wendy Call, 2007: 126).

Terlebih bila dalam penulisan profil karakter tersebut. Jacui Banszynski

mengungkap bahwa dalam menulis profil, penulis harus memperhatikan orang

dan tempat; bagamaimana menempatkan karakter, mendeskripsikan secara fisik

(Kramer & Wendy Call, 2007: 66).

Jurnalisme ini menyediakan peluang kepada penulis untuk

mengeksplorasi kemampuan menceritakan kisahnya (Kurnia, 2001:169). Dalam

bentuk terbaiknya, naratif menjangkau pengisahan tentang ketakutan dan

kekesalan orang di masa lalu, yang menjadi nyata ketika dikisahkan. Namun,

sekaligus mengenalkan pembaca bahwa kisah itu sangat dekat dengan

keseharian hidupnya sendiri.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 30: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

20

2.6 Analisis Naratif

Stokes (2006:73) mengatakan analisis naratif adalah sebuah cara yang

kuat untuk menjelajahi teks media. Khususnya untuk menganlisa teks media

yang naratif. Dalam analisis naratif, kita mengambil keseluruhan teks sebagai

objek analisis, berfokus pada struktur kisah atau narasi (Stokes, 2006:72).

Analisis naratif pada dasarnya adalah analisis mengenai cara dan struktur berita

dari suatu teks. Menggunakan analisis naratif untuk analisis teks berita media

pada dasarnya meneempatkan teks berita layaknya cerita. Di dalam berita

terdapat struktur bercerita, alur (plot), sudut penggambaran, hingga karakter atau

penokohan.

Salah satu pendekatan kunci pada analisis naratif bersumber dari karya

Vladimir Propp. Ia adalah antropolog yang mempelajari sejarah dongeng (folk

tale) lokal di Rusia di akhir abad sembilan belas dan awal abad dua puluh.

Semua dongeng, menurut Propp memiliki unsur yang sama, yang dilabelinya

sebagai "fungsi-fungsi". Masing-masing karakter menunjukan sebuah fungsi

dalam narasi, dan dapat didefinisikan sesuai peranan ini. Penelitian Propp

kemudian ditulis dalam buku yang diterbitkan tahun 1958 ke dalam bahasa

Inggris dengan judul Morphology of the Folktale (Propp, 1968:1).

Karakter dan fungsi yang dikenalkan oleh Propp ternyata tidak hanya

berlaku untuk cerita rakyat Rusia, tetapi juga semua cerita rakyat, baik klasik

maupun modern di dunia (Eriyanto, 2013:66). Analisis Propp (1968:3) berguna

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 31: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

21

untuk menganalisis struktur tulisan (seperti novel dan drama). Dari sini analisis

Propp berguna mengatakan untuk mengetahui cerita, sastra dan media massa.

Propp menemukan 31 fungsi narasi, dimulai dari ketidakhadiran,

pelarangan, kekerasan, pengintaian,pengiriman, tipu daya, keterlibatan,

kejahatan atau kekurangan, mediasi, tindakan balasan, keberangkatan, fungsi

pertama seorang penolong, reaksi dari pahlawan, resep dari dukun/paranormal,

pemindahan ruang, perjuangan, cap, kemenangan, pembubaran, kembali,

pengejaran, pertolongan, kedatangan tidak dikenal, tidak bisa mengklaim, tugas

berat, solusi, pengenalan, pemaparan, perubahan rupa, hukuman, dan berakhir

dengan pernikahan (Eriyanto, 2013: 67).

Setelah ditemukan semua fungsi tersebut akan ditemukan tujuh karakter

dalam suatu narasi. Karakter tersebut akan menjalankan fungsi tertentu dalam

narasi. Pertama, penjahat yang merupakan sosok membentuk konflik dalam

narasi. Kedua, penderma (donor) yang menolong pahlawan dengan memberikan

sesuatu bisa berupa benda, informasi yang berdampak bagi pahlawan untuk

menyeelsaikan masalah pada narasi. Ketiga, penolong (helper) yang membantu

secara langsung pahlawan untuk mengalahkan penjahat untuk mengembalikan

situasi normal. Keempat, putri (princess) dan ayah (father). Dalam narasi,

karakter putri adalah orang yang mengalami hal buruk dari penjahat. Sedangkan

ayah (father) umumnya adalah raja yang berduka atas nasib putri yang

diperlakukan oleh penjahat. Kelima, pengirim (dispatcher) yang digambarkan

dalam narasi sebagai orang yang mengirim pahlawan untuk menyelesaikan tugas

dalam melawan penjahat. Keenam, pahlawan (hero) yang di dalam narasi adalah

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 32: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

22

orang yang mengembalikan situasi kacau akibat kehadiran penjahat menjadi

normal. Ketujuh, pahlawan palsu (false hero), yang merupakan sosok yang pada

awal narasi digambarkan membantu pahlawan, tetapi di akhir cerita terbongkar

kedoknya adalah seorang penjahat.

Sedangkan menurut Algidar Greimass fungsi tersebut bisa

disederhanakan menjadi enam peran yang disebutnya aktan (Eriyanto, 2013:97).

Aktan tersebut berfungsi untuk mengarahkan jalannya cerita. Keenam peran

tersebut digambarkan sebagai, subjek, objek, pengirim, penerima, pendukung,

penghalang. Dari fungsi karakter dalam sebuah narasi, secara sederhana dapat

dibagi dalam tiga relasi struktural. Pertama, relasi struktural antara subjek versus

objek. Kedua, relasi antara pengirim versus penerima. Ketiga, relasi struktural

antara pendukung versus penghambat.

Fungsi narasi serta karakter dalam narasi yang dikemukakan oleh kedua

tokoh ini sama. Hanya fungsi narasi dan karakter Propp lebih mendetail dan

Greimass dapat melihat hubungan antar karakter pada narasi tersebut. Penelitian

ini menggunakan analisis fungsi dan karakter narasi Propp karena kompleksnya

plot yang disajikan dalam teks. Dengan banyaknya karakter yang muncul,

analisis fungsi narasi dan karakter yang diteliti akan lebih tajam.

Selain fungsi narasi dan karakter, ahli sastra dan budaya asal Bulgaria,

Tzvetan Todorov mengajukan gagasan mengenai struktur narasi. Tanpa disadari

atau tidak pembuat teks menyusun teks ke dalam susunan atau struktur tertentu.

Pembaca pun otomatis akan membaca narasi berdasarkan struktur tersebut. Bagi

Todorov, narasi adalah apa yang dikatakan, karenanya mempunyai urutan

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 33: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

23

kronologis, motif dan plot, dan hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa

(Eriyanto, 2013: 46). Struktur narasi diawali dengan sebuah keseimbangan

(ekuilibrium). Dalam keseimbangan itu tiba-tiba muncul sebuah gangguan yang

dilakukan akibat dari tindakan tokoh tertentu. Setelah gangguan berhasil

diselesaikan, narasi diakhiri oleh upaya menghentikan gangguan sehingga

keseimbangan (ekuilibrium) tercipta kembali.

Eriyanto (2013: 10) mengungkapkan ada empat kelebihan dalam analisis

naratif. Pertama, analisis naratif membantu kita memahami bagaimana

pengetahuan, makna, dan nilai diproduksi dan disebarkan dalam masyarakat.

Kedua, memahami, bagaiaman dunia sosial dan poltik diceritakan dalam

pandangan tertentu yang dapat membantu kita mengetahui kekuatan dan nilai

sosial yang dominan dalam masyarakat. Ketiga, analisis naratif memungkinan

kita menyeldiiki hal-hal yang tersembunyi dan laten dari suatu teks media.

Keempat, analisis naratif merefleksikan kontinuitas dan perubahan komunikasi.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 34: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

24

2.7 Kerangka Pemikiran

Penumpasan Gerakan 30 September

1965

Tempo Sarwo Edhie dan Misteri

1965

Konstruksi narasi peristiwa penumpasan

Gerakan 30 September

Analisis Fungsi Karakter pada

narasi (Vladimir Propp)

Plot pada struktur

narasi (Todorov)

Analisis Naratif

Tahap

Keseimbangan

Tahap

Gangguan

31 Fungsi

Narasi

7 Fungsi

Karakter

Tahap upaya memperbaiki

gangguan

menuju

keseimbangan

baru

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 35: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sifat Penelitian

Penelitian ini berjenis kualitatif dan bersifat deskriptif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode alamiah (Moleong, 2010: 6).

Dalam penelitian kualitatif, periset ikut aktif ambil bagian dalam

menentukan jenis data yang diinginkan (Kriyantono, 2006: 57). Periset menjadi

instrumen riset yang terjun langsung ke lapangan. Desain penelitian dapat berubah

atau disesuaikan dengan perkembangan riset. Oleh karena itu riset ini bersifat

subjektif dan hasilnya kasuistik bukan untuk digeneralisasikan.

Sifat penelitian ini adalah deskriptif. Tujuan penelitian yang bersifat

deskriptif untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai

situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang

menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai

suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi,

ataupun fenomena tertentu (Bungin, 2007:68). Oleh karena itu dalam penelitian

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 36: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

26

kualitatif, peneliti harus menjelaskan fenomena secara mendalam melalui

pengumpulan data yang mendalam pula.

Pada penelitian yang dilakukan, peneliti menggunakan paradigma

konstruktivis. Paradigma ini memiliki pandangan tersendiri terhadap media dan

teks berita. Menurut sosiolog Peter L. Berger, manusia dan masyarakat

merupakan produk yang dialektis, dinamis, dan plural secara terus menerus.

Mereka membentuk realitas dan menyusun institusi dan norma yang ada

(Eriyanto, 2002:15).

Pendekatan konstruksionis mempunyai penilaian sendiri bagaimana media,

wartawan, dan berita dilihat. Fakta atau peristiwa adalah hasil konstruksi. Dalam

pandangan ini fakta atau peristiwa adalah hasil konstruksi dan realitas bersifat

subjektif. Konsep subjektif wartawan menghadirkan suatu realitas. Kebenaran

suatu fakta bersifat relatif, berlaku sesuai konteks tertentu. Pandangan kedua,

media adalah agen kontruksi pesan . Lewat bahasa yang digunakan, media dapat

berperan mendefinisikan aktor dan peristiwa.

Ada karateristik penting dari paradigma konstruktivis pada analisis teks

berita (Eriyanto, 2002:47). Pertama, pendekatan konstruksionis menekankan pada

politik pemaknaaan dan proses bagaimana seseorang membuat gambaran tentang

realitas. Makna tidaklah absolut, melainkan aktif sesuai dengan apa yang

ditafsirkan seseorang dalam pesannya. Kedua, pendekatan ini memeriksa

bagaimana pembentukan pesan dari sisi komunikator, dan dalam sisi penerima ia

memeriksa bagaimana konstruksi makna individu ketika menerima pesan. Pesan

menyusun citra tertentu dalam menggambarkan realitas.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 37: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

27

Secara lebih mendetail, Kriyantono (2009: 51-52) menjelaskan bahwa paradigma

konstruktivis dapat dijelaskan dalam empat dimensi :

1) Ontologis.

Realitas merupakan hasil konstruksi mental dari individu pelaku sosial,

sehingga realitas dipahami secara beragam dan dipengaruhi oleh

pengalaman, konteks, dan waktu. Realitas adalah adalah hasil konstruksi

mental dari individu pelaku sosial, sehingga realitas dipahami secara

beragam dan dipengaruhi oleh pengalaman, konteks, dan waktu.

2) Epistemologis:

Pemahaman tentang suatu realitas atau temuan suatu penelitian

merupakan produk interaksi antara peneliti dengan yang diteliti. Peneliti

dan objek atau realitas yang diteliti merupakan kesatuan realitas yang

tidak terpisahkan.

3) Aksiologis: Nilai, etika dan pilihan moral merupakan bagian tak

terpisahkan dari suatu penelitian. Peneliti sebagai passionate participant,

fasilitator yang menjembatani keragaman subjektivitias pelaku sosial.

Tujuan penelitian: rekonstruksi realitas sosial secara dialektis antara

peneliti dengan pelaku sosial yang diteliti.

4) Metodologis: Reflective/Dialectial. Menekankan empati, dan interaksi

dialektis antara peneliti-responden untuk merekonstruksi realtias yang

diteliti, melalui metode-metode kualitatif seperti observasi partisipan.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 38: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

28

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis isi teks media,

khususnya teks media yang naratif. Peneliti menggunakan analisis teks naratif

untuk dapat memahami bagaimana makna, nilai diproduksi serta disebarkan lewat

media massa dalam narasi beritanya.

Analisis teks naratif juga digunakan sebagai pendekatan untuk menganalisis

isi teks media. Dalam analisis naratif, kita mengambil keseluruhan teks sebagai

objek analisis, berfokus pada struktur kisah atau narasi (Stokes, 2006:72). Analisis

naratif pada dasarnya adalah analisis mengenai cara dan struktur berita dari suatu

teks. Menggunakan analisis naratif untuk analisis teks berita media pada dasarnya

meneempatkan teks berita layaknya cerita. Di dalam berita terdapat struktur

bercerita, alur (plot), sudut penggambaran, hingga karakter atau penokohan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data,

yaitu dengan teknik sampel. Dengan cara mengambil sebagian dari suatu populasi

untuk diteliti, yang ciri-ciri dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau

menggambarkan ciri-ciri dan keberadaan populasi yang sebenarnya. Untuk

menghasilkan sampel yang baik, maka data tersebut haruslah objektif (sesuai

dengan kenyataan yang sebenarnya), representatif (mewakili keadaan yang

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 39: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

29

sebenarnya), variasinya kecil, tepat waktu, dan relevan untuk menjawab persoalan

yang sedang menjadi pokok bahasan (Sugiarto, dkk., 2001:2-7).

Peneliti menggunakan teknik sampling purposif (purposive sampling).

Peneliti memakai teknik sampel bertujuan atau purposive sampling (Moleong,

2010:224) bukan sampel acak, karena dalam penelitian kualitatif tidak dikenal

sampel acak. Maksud dari sampling ini ialah menggali informasi yang akan

menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul.

Sampling yang dilaksanakan dengan cara ini berdasarkan keputusan

subjektif peneliti yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pada

caranya, peneliti memilih teks yang akan dianalisis yang sesuai dengan tujuan

penelitian, yakni narasi memuat tentang penumpasan Gerakan 30 September.

Peneliti kemudian memilih sub-bab di dalam buku Tempo Sarwo Edhie dan

Misteri 1965 yang memuat narasi penumpasan gerakan 30 September 1965.

Peneliti kemudian fokus untuk meneliti gambaran narasi yang dibangun oleh

Tempo tersebut. Teknik ini dipilih untuk riset yang lebih mengutamakan

kedalaman data daripada untuk tujuan representatif yang dapat digeneralisasikan

(Kriyantono, 2006:159).

3.4 Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah tiga berita yang ada dalam buku Tempo

Sarwo Edhie dan Misteri 1965 yang berfokus pada tujuan penelitian.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 40: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

30

Berikut sub-bab pemberitaan yang dimuat pada buku Tempo Sarwo Edhie

dan Misteri 1965 mengenai penumpasan Gerakan 30 September:

1) Bab Jejak Darah Sang Pembasmi dengan judul Manuver Komandan Baret

Merah pada halaman 1-10.

2) Bab Jejak Darah Sang Pembasmi dengan judul Menumpas Sampai ke

Akarnya pada halaman 11-17.

3) Bab Jejak Darah Sang Pembasmi, dengan judul Tak Ada Tentara, Pemuda

Pun Jadi pada halaman 18-21.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah analisis naratif.Pertama

peneliti membedah struktur narasinya terlebih dahulu. Seornag ahli sastra

Tzevetan Todorov mempunyai gagasan mengenai struktur dari suatu narasi.

Menurut Todorov, suatu narasi mempunyai struktur dari awal hingga akhir. Narasi

dimulai dari dari sebuah keteraturan, kondisi masyarakat yang tertib. Keteraturan

tersebut kemudian berubah menjadi kekacaauan akibat tindakan dari seorang

tokoh. Narasi diakhiri dengan kembalinya keteraturan.

Setelah struktur narasi, fungsi narasi pada kakter akan dibedah oleh penulis.

Salah satu pendekatan kunci untuk membedah karakter analisis naratif Vladimir

Propp. Propp adalah seorang antropolog yang mempelajari sejarah cerita

rakyat/dongeng di Rusia. Menurut Propp, semua dongeng memiliki unsur-unsur

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 41: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

31

yang sama, yang dilabelinya sebagai ―fungsi-fungsi‖. Masing-masing karakter

menunjukkan sebuah fungsi dalam narasi dan dapat didefinisikan sesuai

peranannya (Stokes, 2006: 73).

Fungsi dikonseptualisasikan oleh Propp lewat dua aspek. Pertama, tindakan

dari karakter tersebut dalam narasi. Perbedaan antara tindakan dari satu karakter

dengan karakter lain. Masing-masing tindakan itu nantinya akan membentuk

makna tertentu yang ingin disampaikan oleh pembuat cerita. Kedua, akibat dari

tindakan dalam narasi. Tindakan dari karakter kakan mempengaruhi karakter lain

dalam narasi.

Model analisis Propp dapat diterapkan pada kisah apa pun. Dengan syarat

identifikasi karakter-karakter kunci dan klasifikasi karakter-karakter yang

mengacu pada skema Propp. Analisis Propp berguna untuk menganalisis struktur

sastra (seperti novel dan drama), komik, gambar gerak dan plot televisi, dan lain

sebagainya. Dalam memahami keterkaitan antara cerita rakyat dan sastra, dan

antara cerita rakyat dan media massa (Propp, 1968:4). Lewat analisis naratif, kita

menempatkan berita tidak ubahnya seperti sebuah novel, puisi, cerpen atau cerita

rakyat. Di dalamnya terdapat jalan cerita, plot, karakter, dan penokohan (Eriyanto,

2013:9).

Di dalam narasi terdapat karakter yaitu tokoh yang memiliki sifat tertentu.

Dengan adanya karakter akan memudahkan pencerita mengungkapkan

gagasannya (Eriyanto, 2013:65), Maka, seorang peneliti Vladimir Propp

menyusun karakter yang hampir selalu ditemukan dalam setiap narasi. Propp

menemukan bahwa dalam setiap narasi mempunyai masing-masing karakter yang

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 42: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

32

menempati fungsi masing-masing sehingganarasi menjadi utuh (Eriyanto,

2013:66). Fungsi ini dilihat dalam dua aspek yaitu tindakan dari karakter tersebut

dalam narasi serta akibat dari tindakan dalam narasi. Menurut Propp setidaknya

ada 31 fungsi yang terdapat dalam narasi sebagai berikut.

Tabel 3.1Fungsi Narasi-Propp

No Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi

Α Situasi awal Anggota keluarga atau sosok pahlawan

diperkenalkan. Pahlawan sering kali

digambarkan sebagai orang biasa

1. Β Ketidakhadiran

(Absensi)

Salah seorang anggota keluarga tidak

berada di rumah. Dalam banyak cerita, ini

menjadi awal dari sebuah malapetaka.

Dunia yang teratur tiba-tiba terlihat

menjadi kacau

2. Γ Pelarangan

(penghalangan)

Larangan yang ditujukan kepada

pahlawan. Pahlawan diperingatkan agar

tidak melakukan suatu tindakan (Jangan ke

sana, jangan melakukan ini itu dan

sebagainya)

3. Γ Kekerasan Larangan dilanggar. Pahlawan melanggar

larangan. Ini umumnya menjadi pintu

masuk hadirnya penjahat ke dalam cerita,

meskipun tidak selalu menghadapi

pahlawan. Mungkin mereka menyerang

keluarga sementara pahlawan sedang pergi

4. E Pengintaian Penjahat melakukan usaha pengintaian.

Penjahat membuat sebuah upaya

pengintaian (misalnya mencoba untuk

menemukan anak-anak/permata,dll).

Penjahat kerap kali menyamar, sebagai

cara mencari informasi yang berharga atau

mencoba untuk secara aktif menangkap

seseorang. Mereka dapat berbicara dengan

anggota keluarga yang lugu agar membuka

rahasia

5. Ζ Pengiriman Penjahat menerima informasi mengenai

korban. Para penjahat memperoleh

beberapa bentuk informasi, misalnya

mengenai pahlawan atau korban, informasi

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 43: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

33

lain juga diperoleh , misalnya tentang peta

atau lokasi harta karun

6. Η Tipu Daya Penjahat berusaha menipu korbannya.

Penjahat mencoba menipu korban untuk

menguasai korban atau barang-barang

korban (tipu daya; penjahat menyamar,

mencoba untuk memenangkan

kepercayaan dari korban). Para penjahat

menggunakkan berbagai cara untuk

menipu pahlawan atau korban. Misalnya

menyamar, penangkapan korban,

menculik, dan sebagainya

7. θ Keterlibatan Korban tertipu, tanpa disadari membantu

musuhnya. Korban tertipu oleh penipuan,

tanpa disadari membantu musuh. Tipu

daya dari penjahat bekera dan pahlawan

atau korban masuk dalam perangkat yang

dibuat oleh penjahat. Dalam banyak cerita

ini bisa berupa memberikan penjahat

informasi yang penting (peta, tempat

rahasia, gua persembunyian, senjata

magis)

8. A Kejahatan Penjahat melukai anggota keluarga

pahlawan. Tindakan penjahat

menyebabkan kerugian/ cedera pada

anggota keluara (dengan penculikan,

pencurian, menyebabkan hilangnya

seseorang, melakukan pembunuhan,

melemparkan mantra kepada seseorang,

memenjarakan/menahan seseorang,

mengancam perkawinan paksa, melakukan

siksaan). Atau seorang anggota keluarga

tidak memiliki sesuatu atau menginginkan

sesuatu. Ada dua pilihan untuk fungsi ini,

salah satu atau kedua yang mungkin

muncul dalam cerita. Pada pilihan

pertama, penjahat menyebabkan beberapa

jenis bahaya, misalnya membawa pergi

korban atau benda magis tertentu yang

menjadi penyebab satu bencana besar.

Pada pilihan kedua, keluarga berada dalam

situasi bahaya atau kekurangan, yang

apabila tidak ditolong bisa menyebabkan

kematian

9. B Mediasi Terjadi keadaan yang malang, pahlawan

dikirim untuk mengejar dan menumpas

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 44: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

34

penjahat. Pahlawan menemukan kondisi

yang mengenaskan (misalnya menemui

anggota keluarga yang dibawa lari

penjahat, orang yang tidak berdosa

terbunuh dsb)

10. C Tindakan Balasan Seseorang setuju untuk melakukan aksi

balasan. Pahlawan bertekad untuk

menghentikan penjahat. Pahlawan

memutuskan bertindak untuk mengatasi

kekacauan, misalnya menemukan benda

magis, menyelamatkan mereka yang

ditangkap atau mengalahkan penjahat. Ini

adalah saat yang menentukan karena

keputusan yang diambil akan menentukan

masa depan. Biasanya dalam bagian ini

kerap ada pertentangan apakah menyerah

ataukah memutuskan untuk melakukan

balasan kepada penjahat

11. Keberangkatan Pahlawan meninggalkan rumah. Pahlawan

memutuskan untuk mengejar penjahat dan

menghentikan kekacauan

12. D Fungsi pertama

seorang penolong

Pahlawan mendapat ujian dan menerima

pertolongan dari orang pintar

(dukun/paranormal). Pahlawan pertama

kali kalah (menerima serangan, terluka,

tidak bisa menemukan kelemahan

penjahat, terluka). Pahlawan bertemu

dengan orang pintar yang memberi benda-

benda magis agar bisa mengalahkan

penjahat

13. E Reaksi dari

pahlawan

Penolong bereaksi terhadap penolong

masa depannya. Pahlawan berekasi

terhadap bantuan dari penolong seperti

membebaskan tawanan, mendamaikan

pihak yang berselisih, menggunakkan

kekuatan musuh terhadap dirinya dan

sebagainya

14. F Resep dari

dukun/paranormal

Pahlawan belajar menggunakkan magis

(kekuatan supra natural) yang bisa

menghindari dari kesulitan besar.

Pahlawan mendapat kekuatan magis dari

paranormal. Kekuatan itu bisa didapat

dengan makan/minum ramuan tertentu,

bertapa, menggunakkan alat tertentu

(cincin, pedang dan sebagainya)

15. G Pemindahan Pahlawan mengarah pada objek yang

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 45: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

35

ruang diselidiki. Pahlawan dikirimkan ke lokasi

di mana objek berada, tempat di mana

tawanan ditahan

16. H Perjuangan Pahlawan dan penjahat bertarung secara

langsung. Pahlawan bertemu dengan

penjahat, bertarung secara langsung,

hidup, dan mati

17. J Cap Pahlawan mulai dikenali kepahlawannya.

Pahlawan menunjukkan kepahlawanannya,

menggunakkan cincin atau pedan yang

menentukan kemenangan. Atau naik

naga/kuda, di mana hanya orang tertentu

yang dapat mengendalikan binatang

tersebut.

18. I Kemenangan Penjahat dikalahkan. Pahlawan berhasil

mengalahkan penjahat. Penjahat terbunuh,

menyerah.

19. K Pembubaran Kemalangan dan kesulitan berhasil

dihilangkan. Kemenangan membawa awal

baru yang baik. Tawanan bisa dibebaskan,

orang yang terbunuh bisa dihidupkan

kembali

20. Kembali Pahlawan kembali dari tugas. Pahlawan

kembali dari peperangan, bersiap untuk

kembali ke rumah

21. Pr Pengejaran Penjahat melakukan pembalasan,

pahlawan dikejar. Penjahat atau pengikut

penjahat tidak terima dengan kekalahan.

Melakukan pengejaran terhadap pahlawan,

merusak nama baik pahlawan

22. Rs Pertolongan Pahlawan ditolong dari pengejaran.

Pahlawan diselamatkan oleh seseorang

dari pengejaran, disembunyikan,

diselamatkan nyawanya

23. O Kedatangan tidak

dikenal

Pahlawan tidak dikenal, pulang ke rumah

atau ke negeri lain yang tidak dikenal.

Pahlawan tidak dikenali kehadirannya, tiba

di rumah atau di negara lain

24. L Tidak bisa

mengklaim

Pahlawan palsu hadir tanpa mendapatkan

kepahlawannya. Muncul pahlawan palsu,

mengaku mengalahkan penjahat

25. M Tugas berat Tugas berat ditawarkan kepada pahlawan.

Pahlawan diberikan ujian untuk

membuktikan dirinya asli, misalnya uji

kekuatan, pertarungan hidup mati dengan

pahlawan palsu

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 46: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

36

26. N Solusi Tugas diselesaikan. Pahlawan lolos dari

ujian, bisa membuktikan dirinya adalah

pahlawan asli

27. R Pengenalan Pahlawan dikenali. Pahlawan asli dikenali

dengan tanda yang melekat pada dirinya

(tanda-tanda tubuh, keterampilan khusu

yang hanya dipunyai orang tertentu)

28. Ex Pemaparan Kedok terbuka: penjahat dan pahlawan

palsi. Kedok pahlawan palsu terbuka.

Pahlawan palsu menampilkan dirinya

sebagai sosok yang jahat

29. T Perubahan rupa Pahlawan mendapatkan penampilan baru.

Pahlawan tampil dengan wajah baru,

pakaian baru. Dibebaskan dari matra atau

kutukan, menjadi pangeran tampan atau

puteri cantik

30. U Hukuman Pahlawan dihukum. Penjahat dihukum.

Penjahat mengalami depresi, gila, berubah

menjadi jelek

31. W Pernikahan Pahlawan menikah dan memperoleh tahta.

Pahlawan menikah dengan putrid raja.

Naik tahta. (menjadi raja baru, mendapat

posisi baru di kerajaan seperti panglima

perang atau penasehat kerajaan)

Sumber : Eriyanto, 2013:66-71

Dari 31 fungsi tersebut, ada 7 karakter dalam suatu narasi. Masing-masing

karakter menjalankan fungsi tertenu dalam narasi atau cerita. Berikut 7 karakter

dalam narasi.

Tabel 3.2 Karakter Dalam Narasi Propp

Karakter Simbol Fungsi Deskripsi

Penjahat A, H, Pr Melawan pahlawan.

Donor D, F Menolong pahlawan dengan

kekuatan magis

Penolong G, K, Rs, N, T Membantu pahlawan

menyelesaikan tugas berat.

Putri

Ayah sang

M, J, Ex, U, W Mencari calon suami

Memberikan tugas berat

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 47: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

37

putri

Pengirim B Mengirim pahlawan menjalankan

misi.

Pahlawan C, E, W Mencari sesuatu dan menjalankan

misi.

Pahlawan

palsu

C, E, L Mengklaim sebagai pahlawan,

tetapi kedok terbuka.

Sumber : Eriyanto, 2013 :72

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 48: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

38

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Tempo

Di Indonesia, majalah berita Tempo adalah yang pertama yang

menggunakan gaya penyajian sastra dalam jurnalisme. Menurut situs resmi

Tempo korporat.tempo.co, Goenawan Mohamad dan kawan-kawan pada tahun

1969 berangan-angan untuk membuat majalah mingguan. Di antara para pendiri

dan pengelola awal, terdapat nama seperti Goenawan Mohamad, Fikri Jufri,

Christianto Wibisono, dan Usamah. Alhasil, terbitlah majalah berita mingguan

bernama Ekspres. Namun sayangnya majalah ini tidak bertahan lama. Terjadi

perpecahan akibat perbedaan prinsip antara jaran redaksi dan pihak pemilik modal

utama yang membuat Goenawan cs keluar dari Ekspres pada 1970.

Pada saat itu, Majalah Djaja milik Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota

(DKI) Jakarta sedang mengalami masalah. Harjoko Trisnadi, pengelola majalah

tersebut menghadapi masalah besar karena majalahnya macet terbit. Menghadapi

kondisi tersebut, karyawan Djaja menulis surat kepada Gubernur DKI saat itu, Ali

Sadikin, minta agar Djaja diswastakan dan dikelola Yayasan Jaya Raya--sebuah

yayasan yang berada di bawah Pemerintah DKI. Lalu terjadi rembugan tripartite

antara Yayasan Jaya Raya-yang dipimpin Ir. Ciputra-orang-orang bekas majalah

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 49: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

39

Ekspres, dan orang-orang bekas majalah Djaja. Disepakatilah berdirinya majalah

Tempo di bawah PT. Grafiti Pers sebagai penerbitnya.

Nama Tempo sendiri menurut Goenawan, Pemimpin Redaksi Tempo saat

itu dipilih karena mudah diucapkan terutama oleh para pengecer. Dianggap cocok

pula dengan sifat media berkala mingguan. Majalah ini juga dianggap mirip

dengan majalah berita terbitan Amerika Serikat, Time. Tempo pun akhirnya terbit

pada 6 Maret 1971.

Sejak berdiri, Tempo terus memegang prinsip kebebasan berpendapat.

Pandangan Goenawan Mohammad tetap konsisten sampai sekarang. Meskipun isi

kebijakan redaksi menjadi lebih kompromi agar tetap hidup dalam pemerintahan

otoriter. Steele (2005:19) menguraikan ungkapan Goenawan Mohamad bahwa

tugas seorang wartawan tempo ialah mencari kebenaran. Menurutnya dalam

keberagaman bangsa Indonesia, kemarahan pembaca dapat mudah muncul bila

informasi seperti opini dan data tidak lengkap. Goenawan juga mengungkapkan

reporter Tempo diharapkan untuk terus mendapat berbagai pandangan dari

beragam sumber dalam mencari kebenaran berita. Sebab menurutnya informasi

yang sedikit dapat memicu perdebatan yang bisa menuai konflik di antara

masyarakat yang multikultur seperti di Indonesia.

Dalam menjalankan praktik jurnalistiknya pada era Orde Baru, Tempo

menggunakan strategi untuk tetap bisa bertahan di era pembredelan (Steele,

2005:87). Di beberapa kasus, wartawan Tempo menggunakan cara naratif untuk

mempertanyakan kebijakan yang diungkapkan oleh pejabat. Semnetara itu mereka

menggunakan norma jurnalistik yang menyatakan harus ―cover both sides‖ pada

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 50: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

40

setiap pemberitaannya. Dalam situsnya pula dijelaskan bahwa peliputan berita

yang jujur dan berimbang, serta tulisan yang disajikan dalam prosa yang menarik

serta jenaka. Walaupun sudah dua kali Tempo dibredel karena dianggap terlalu

tajam mengkritik rezim Orde Baru. Sejak Soeharto lengser, orang-orang bekas

Majalah Tempo yang tadinya tercerai berai akhirnya berkumpul kembali. Mereka

kemudian memutuskan untuk menerbitkan majalah Tempo kembali. Hasilnya

Majalah Tempo hadir kembali untuk mengusung nilai jurnalisme investigasi.

Artinya, media ini berusaha untuk menyajikan kabar di balik berita dengan

mengintip dan membongkar apa yang selama ini disembunyikan dari mata publik.

4.2 Gambaran tentang Buku Sarwo Edhie dan Misteri 1965

Biografi tentang Sarwo Edhie ini sendiri diterbitkan pertama kali oleh

Majalah Tempo pada 13 November 2011. Kemudian di bulan Juni 2012, Tempo

menerbitkan kembali liputan khusus mengenai Sarwo Edhie dan Misteri 1965

dengan format buku pada bulan Juni 2012. April 2014, buku ini dicetak lagi oleh

Kepustakaan Populer Gramedia. Liputan Sarwo Edhie ini merupakan produk

berita sejarah populer yang menarasikan tokoh Jenderal RPKAD saat

pembantaian yang terjadi pasca Gerakan 30 September. Figur Jenderal Letnan

Jenderal Sarwo Edhie Wibowo adalah figur kunci, posisi tentara sebagai mesin

politik Orde Baru. Tempo berusaha membongkar sisi kehidupan mereka yang

dibingkai dalam biografi tokoh militer.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 51: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

41

Seri ini diterbitkan menggantikan seri ―Orang Kiri Indonesia‖ yang sudah terbit

empat kali sejak 2007. Empat tokoh kiri sebelumnya yakni DN Aidit, Sjam

Kamaruzaman, Njoto dan Musso cukup menggambarkan dinamika dan cerita di

balik layar seputar peristiwaMadiun 1948 dan Gerakan 30 Septemberr 1965. Kini

Tempo beralih pada babak berikutnya. Masa awal kemenangan TNI Angkatan

Darat atas Partai Komunis Indonesia dan zaman ketika Orde Baru dimulai.

Sebagai Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD)

Sarwo Edhie adalah dalang di balik gerak cepat pasukan khusus memukul basis-

basis PKI di Jawa dan Bali. Dia ada di garis depan, melakukan dan menyaksikan

sendiri pembantaian massal ratusan ribu anggota dan simpatisan PKI.

Dia yang mengusulkan dan memimpin rekruitmen dan pelatihan pemuda

sipil sebagai garda terdepan operasi penumpasan komunis. Operasi kilat yang

melumpuhkan salah satu partai politik terbesar di Indonesia kala itu. Pada masa

itu Sarwo Edhie adalah musuh utama Partai Komunis. Dia menjadi tokoh sentral

dalam peristiwa pemberangusan Partai Komunis Indonesia (PKI) pasca Gerakan

30 September 1965. Tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa tersebut akan

diteliti dalam narasi beritanya pada buku Sarwo Edhie dan Misteri 1965 yang

dibuat oleh Tempo ini.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 52: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

42

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1 Berita 1

Bab : Jejak Berdarah Sang Pembasmi

Sub Judul : Manuver Komandan Baret Merah

Plot

Dalam berita Manuver Komandan Baret Merah mempunyai tahapan struktur

narasi yakni: gangguan upaya memperbaiki gangguan. Tahap gangguan terjadi

saat Sarwo Edhie diberitahu terjadi penculikan dan penembakan yang dialami

oleh Ahmad Yani. Setelah mengetahui hal tersebut dari ajudannya Subardi, ia pun

berusaha membantu mencari Jenderal Ahmad Yani lewat pasukan Resimen Para

Komando Angkatan (RPKAD). Tahap gangguan terjadi lagi saat Letnan Kolonel

Untung menyiarkan Gerakan 30 September di Radio Republik Indonesia (RRI)

dan pembentukan Revolusi. Disimpulkan bahwa terjadi kudeta di tubuh angkatan

darat yang diduga berkolaborasi dengan Partai Komunis Indonesia.

Tahap upaya memperbaiki gangguan pun terjadi. Sarwo menghadap

Soeharto untuk mencari bantuan. Soeharto akhirnya memerintahkan tentaranya

untuk bergerak menyerbu RRI dan Kantor Telekomunikasi yang saat itu dikuasai

oleh Pemuda Rakyat—organisasi kepemudaan Partai Komunis Indonesia.

Kemenangan mudah berhasil diraih. Dua kantor komunikasi tersebut dapat diraih

kembali di tangan Angkatan Darat Indonesia yang dipimpin oleh Soeharto.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 53: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

43

Jumat malam, Sukarno beserta sejumlah pejabat negara dilarikan dari

Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma ke Istana Bogor. Pada saat bersamaan, di

Markas Kostrad, Sarwo menunggu perintah. Soeharto belum memutuskan waktu

penyerangan. Akhirnya, Sarwo menyerobot masuk ruang Panglima. Di dalamnya

sudah ada Menteri Koordinator Pertahanan Jenderal Abdul Haris Nasution. Saat

itu terjadi konflik di Halim Perdanakusuma. Diputuskan bahwa Sarwo bergerak

ke Halim untuk meredakan konflik di Halim Perdanakusuma.

Sarwo segera bermanuver. Untuk mengecoh musuh, pasukan kavaleri

bergerak sepanjang malam di dalam kota. Regu lain masuk secara diam-diam dari

arah Klender. Tepat pukul 06.00, semua kompi bergerak ke area lapangan udara.

Kurang dari seperempat jam, Halim dikuasai tanpa perlawanan berarti

Sekitar pukul 10.00, Sarwo berangkat ke Halim. Ia hendak menemui

Sukarno. Informasi yang ia terima, Presiden masih di sana. Mayor Santosa

menyarankan atasannya itu melalui Klender, jalur yang sudah disterilkan. Namun,

dengan alasan mengejar waktu, Sarwo akan lewat Pondok Gede. Di perjalanan ke

Halim, Sarwo Edhie dihadang dan terjadi kontak senjata antara aparat tentara.

Sarwo dan pasukannya kemudian menyingkir ke Pos Komando di Pondok

Gede. Di sana, dia bertemu dengan perwira tinggi Angkatan Udara. Dari mereka

ia mendapat informasi, Sukarno sudah di Bogor. Maka mereka terbang ke Istana

Bogor dengan helikopter kepresidenan. Sarwo akhirnya bertemu Sukarno dan saat

itu pula Soekarno menitipkan surat kepada Sarwo yang isinya pesan untuk

pemberhentian kontak senjata antara tentara.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 54: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

44

3 Oktober pagi anggota polisi bernama Sukitman ditemukan oleh RPKAD

dan Resimen Tjakrabirawa di Lubang Buaya. Sukitman sebelumnya diculik oleh

tentara namun berhasil melarikan diri. Saat ditemukan awalnya ia tak mau

memberitahu lokasi para jenderal yang hilang. Namun setelah Sarwo Edhie

memintanya pentingnya untuk segera memberitahu lokasi para jenderal yang

hilang, ia pun memberitahunya ada di lubang buaya. Saat ditemukan jenazah yang

berada di dalam sumur terjadi penundaan penggalian lubang mayat oleh Sarwo

Edhie. Selain butuh tabung agar tak terkena gas beracun, Sarwo menyuruh

pengangkatan ditunda karena Soeharto akan menyaksikan keesokan harinya.

Berikut adalah tabel cerita dan plot sub judul Manuver Komandan Baret

Merah. Cerita adalah urutan kronologis kejadian yang disusun berdasarkan urutan

waktu. Maka dari itu di tabel cerita menceritakan perguliran kasus berdasarkan

urutan waktu, sedangkan plot adalah urutan adegan yang disusun di dalam buku.

Plot tidak mengikuti urutan waktu sehingga diperbolehkan untuk menggunakan

alur seperti maju mundur.

Tabel 4.1 Plot Dalam Narasi Berita Manuver Komandan Baret Merah

No Cerita No Plot

1 Jenderal Yani ditembak dan

dibawa oleh sekelompok

tentara pada menjelang subuh

1 Oktober 1965. Kejadian itu

diketahui oleh Mayor

Subardi.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 55: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

45

2 Di jalan Iskandarsyah,

Sukitman anggota Kepolisian

Sektor Kebayoran Baru

diringkus dan sekelompok

militer dan dibawa ke Lubang

Buaya. Dia berhasil lolos dan

bersembunyi di kolong truk

yang terparkir di depan

rumah, hingga tertidur pulas.

3 Subardi melapor kejadian

yang menimpa Ahmad Yani

ke Panglima Daerah Militer

Jakarta Raya Mayor Jenderal

Umar Wirahadikusumah.

Umar kemudian

memberitahukan kepada

Subardi untuk pergi ke Sarwo

Edhie Wibowo. Dipilihnya

Sarwo karena ia adalah

Komandan Resimen Para

Komando Angkatan Darat

(RPKAD) dan juga punya

hubungan erat dengan Ahmad

Yani.

4 Subardi menuju ke kediaman

Sarwo Edhie. Ia bertemu

dengan Kristiani Herawati,

anak Sarwo Edhie. Ia

meminta memanggil Sarwo

Edhie.

4 Subardi menuju ke kediaman

Sarwo Edhie. Ia bertemu dengan

Kristiani Herawati, anak Sarwo

Edhie. Ia memintanya memanggil

Sarwo Edhie.

5 Subardi bertemu Sarwo. Ia

kemudian menceritakan

musibah yang dialami oleh

Jenderal Ahmad Yani.

5 Subardi bertemu Sarwo. Ia

kemudian menceritakan musibah

yang dialami oleh Jenderal

Ahmad Yani.

6 Subardi lalu meminta tolong

kepada Sarwo Edhie untuk

mencari Ahmad Yani. Hal ini

dilandasi karena faktor

kedekatan Sarwo dan Yani

yang sudah seperti kakak-

adik. Seperti diutarakan oleh

Umar Wirahadikusumah

1 Jenderal Yani ditembak dan

dibawa oleh sekelompok tentara

pada menjelang subuh 1 Oktober

1965. Kejadian itu diketahui oleh

Mayor Subardi.

7 Setelah mengetahui kabar

dari Subardi, Sarwo Edhie

yang berpangkat Kolonel

6 Subardi lalu meminta tolong

kepada Sarwo Edhie untuk

mencari Ahmad Yani. Hal ini

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 56: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

46

mengumpulkan perwira

RPKAD sekaligus

menghimpun kekuatan yang

dimilikinya. Sarwo kemudian

memerintahkan kepada

Komandan Batalion I Mayor

Chalimi Imam Santosa untuk

menarik pasukan yang

mengikuti latihan upacara

peringatan Hari ABRI di

Senayan.

dilandasi karena faktor kedekatan

Sarwo dan Yani yang sudah

seperti kakak-adik. Seperti

diutarakan oleh Umar

Wirahadikusumah

8 Setiba di Cijantung, pasukan

RPKAD membentuk pertahan

melingkar menghadap jalan

Jakarta-Bogor.

3 Subardi melapor kejadian yang

menimpa Ahmad Yani ke

Panglima Daerah Militer Jakarta

Raya Mayor Jenderal Umar

Wirahadikusumah. Umar

kemudian memberitahukan

kepada Subardi untuk pergi ke

Sarwo Edhie Wibowo. Dipilihnya

Sarwo karena ia adalah

Komandan Resimen Para

Komando Angkatan Darat

(RPKAD) dan juga punya

hubungan erat dengan Ahmad

Yani.

9 Pukul tujuh pagi, Letnan

Kolonel Untung menyiarkan

Gerakan 30 September di

Radio Republik Indonesia

(RRI) dan pembentukan

Dewan Revolusi.

Disimpulkan bahwa terjadi

kudeta.

7 Setelah mengetahui kabar dari

Subardi, Sarwo Edhie yang

berpangkat Kolonel

mengumpulkan perwira RPKAD

sekaligus menghimpun kekuatan

yang dimilikinya. Sarwo

kemudian memerintahkan kepada

Komandan Batalion I Mayor

Chalimi Imam Santosa untuk

menarik pasukan yang mengikuti

latihan upacara peringatan Hari

ABRI di Senayan.

10 Kapten Herman Sarens

Sudiro datang naik panser.

Membawa surat, Herman

mengaku diperintah Panglima

Komando Cadangan Strategis

Angkatan Darat Mayor

Jenderal Soeharto

8 Setiba di Cijantung, pasukan

RPKAD membentuk pertahan

melingkar menghadap jalan

Jakarta-Bogor.

11 Sarwo tak percaya begitu 9 Pukul tujuh pagi, Letnan Kolonel

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 57: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

47

saja. Walau surat itu terlihat

asli, ia tak yakin Soeharto

dalam kondisi selamat.

Dalam benaknya, bisa jadi

surat itu dibuat di bawah

tekanan. Karena itu, dia

melucuti Herman.

Untung menyiarkan Gerakan 30

September di Radio Republik

Indonesia (RRI) dan pembentukan

Revolusi. Disimpulkan bahwa

terjadi kudeta.

12 Sekitar sejam kemudian,

Kapten Daryono, perwira

yang dikirim ke Kostrad,

kembali. Ia membenarkan

Herman utusan Soeharto.

Sarwo dan Herman kemudian

berangkat menemui Soeharto.

10 Kapten Herman Sarens Sudiro

datang naik panser. Membawa

surat, Herman mengaku

diperintah Panglima Komando

Cadangan Strategis Angkatan

Darat Mayor Jenderal Soeharto.

13 Bambang Widjanarko

bertemu Soeharto di Markas

Kostrad. Ia mencari Mayor

Jenderal Pranoto

Reksosamodro, Asisten III

Panglima Angkatan Darat.

11 Sarwo tak percaya begitu saja.

Walau surat itu terlihat asli, ia tak

yakin Soeharto dalam kondisi

selamat. Dalam benaknya, bisa

jadi surat itu dibuat di bawah

tekanan. Karena itu, dia melucuti

Herman.

14 Sarwo dan Soeharto

membahas situasi. Sarwo

mempunyai pasukan siap

bergerak mengamankan

tempat vital. Hingga pukul

satu, belum ada komando

melancarkan aksi.

12 Sekitar sejam kemudian, Kapten

Daryono, perwira yang dikirim ke

Kostrad, kembali. Ia

membenarkan Herman utusan

Soeharto. Sarwo dan Herman

kemudian berangkat menemui

Soeharto.

15 Tanpa setahu Soeharto,

Sarwo memerintahkan

pasukan baret merahnya

bergerak ke Kostrad.

Perjalanan ke Kostrad tak

dapat rintangan dan mereka

mengambil posisi siaga.

14 Sarwo dan Soeharto membahas

situasi. Sarwo mempunyai

pasukan siap bergerak

mengamankan tempat vital.

Hingga pukul satu, belum ada

komando melancarkan aksi.

16 Sore harinya, Soeharto

akhirnya memerintahkan

untuk bergerak menyerbu

Radio Republik Indonesia

(RRI) dan Kantor

Telekomunikasi yang saat itu

dikuasai oleh Pemuda

Rakyat—organisasi

kepemudaan Partai Komunis

15 Tanpa setahu Soeharto, Sarwo

memerintahkan pasukan baret

merahnya bergerak ke Kostrad.

Perjalanan ke Kostrad tak dapat

rintangan dan mereka mengambil

posisi siaga.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 58: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

48

Indonesia. Batalion

454/Diponegoro dan

530/Brawijaya, yang menjaga

kedua tempat itu, telah

menyingkir terlebih dahulu.

17 Kompi Tanjung ditugasi

merebut RRI sedangkan

kompi Urip menguasai kantor

Telekomunikasi. Letnan Dua

Sintong Panjaitan memimpin

satu peleton menyerbu RRI.

16 Sore harinya, Soeharto akhirnya

memerintahkan untuk bergerak

menyerbu Radio Republik

Indonesia (RRI) dan Kantor

Telekomunikasi yang saat itu

dikuasai oleh Pemuda Rakyat—

organisasi kepemudaan Partai

Komunis Indonesia. Batalion

454/Diponegoro dan

530/Brawijaya, yang menjaga

kedua tempat itu, telah

menyingkir terlebih dahulu.

18 Saat sampai di sasaran anak

buahnya melepaskan tiga

tembakan. Mendengar

letusan, para anggota Pemuda

Rakyat lari dan tak berapa

lama RRI berhasil diambil

alih.

17 Kompi Tanjung ditugasi merebut

RRI sedangkan kompi Urip

menguasai kantor

Telekomunikasi. Letnan Dua

Sintong Panjaitan memimpin satu

peleton menyerbu RRI

19 Keberhasilan itu dilaporkan

ke Sarwo yang memantau

dari Markas Kostrad bersama

Feisal Tanjung.

18 .Saat sampai di sasaran anak

buahnya melepaskan tiga

tembakan. Mendengar letusan,

para anggota Pemuda Rakyat lari

dan tak berapa lama RRI berhasil

diambil alih.

20 Sarwo membentak Sintong,

yang menyatakan bahwa

laporannya tidak benar dan

menyatakan untuk

menangkap semua orang di

RRI. Rupanya, Sarwo masih

mendengar siaran RRI, yang

memutarkan tape recorder.

19 Keberhasilan itu dilaporkan ke

Sarwo yang memantau dari

Markas Kostrad bersama Feisal

Tanjung.

21 Kepala Pusat Penerangan

Angkatan Darat Jenderal Ibnu

Soebroto membacakan pidato

tertulis Soeharto dan

disiarkan di RRI.

20 Sarwo membentak Sintong, yang

menyatakan bahwa laporannya

tidak benar dan menyatakan untuk

menangkap semua orang di RRI.

Rupanya, Sarwo masih

mendengar siaran RRI, yang

memutarkan tape recorder.

22 Rapat di Halim, yang dihadiri 21 Kepala Pusat Penerangan

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 59: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

49

petinggi negara. Diputuskan,

Pranoto diangkat sebagai

penjabat Panglima Angkatan

Darat. Namun Soeharto

menolak keputusan itu.

Angkatan Darat Jenderal Ibnu

Soebroto membacakan pidato

tertulis Soeharto dan disiarkan di

RRI.

23 Ada ancaman yang ditujukan

untuk Soekarno agar

meninggalkan Halim. Pesan

ancaman disampaikan oleh

Bambang Widjanarko.

24 Jumat, 23.30. Beriringan, tiga

kendaraan meninggalkan Halim

menuju Istana Bogor. Mobil

pertama membawa Panglima

Kepolisian Jenderal Soetjipto

Joedodihardjo. Di belakangnya

menyusul mobil biru bernomor B-

3739, dinaiki Presiden Sukarno,

Wakil Perdana Menteri Dr

Leimena, dan Kolonel Bambang

Widjanarko. Kendaraan paling

akhir membawa Komandan

Resimen Cakrabirawa Brigadir

Jenderal Mochamad Sabur dan

wakilnya, Kolonel Maulwi

Saelan.

24 Jumat, 23.30. Beriringan, tiga

kendaraan meninggalkan

Halim menuju Istana Bogor.

Mobil pertama membawa

Panglima Kepolisian Jenderal

Soetjipto Joedodihardjo. Di

belakangnya menyusul mobil

biru bernomor B-3739,

dinaiki Presiden Sukarno,

Wakil Perdana Menteri Dr

Leimena, dan Kolonel

Bambang Widjanarko.

Kendaraan paling akhir

membawa Komandan

Resimen Cakrabirawa

Brigadir Jenderal Mochamad

Sabur dan wakilnya, Kolonel

Maulwi Saelan.

23 Ada ancaman yang ditujukan

untuk Soekarno agar

meninggalkan Halim. Pesan

ancaman disampaikan oleh

Bambang Widjanarko.

25 Pada saat bersamaan, di

Markas Kostrad, Sarwo

menunggu perintah. Soeharto

belum memutuskan waktu

penyerangan. Akhirnya,

Sarwo menyerobot masuk

ruang Panglima. Di dalam

13 Bambang Widjanarko bertemu

Soeharto di Markas Kostrad. Ia

mencari Mayor Jenderal Pranoto

Reksosamodro, Asisten III

Panglima Angkatan Darat.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 60: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

50

sudah ada Menteri

Koordinator Pertahanan

Jenderal Abdul Haris

Nasution. Diputuskan bahwa

Sarwo bergerak ke Halim

untuk meredakan konflik di

Halim Perdanakusuma.

26 Sarwo segera bermanuver.

Untuk mengecoh musuh,

pasukan kavaleri bergerak

sepanjang malam di dalam

kota. Regu lain masuk secara

diam-diam dari arah Klender.

Tepat pukul 06.00, semua

kompi bergerak ke area

lapangan udara. Kurang dari

seperempat jam, Halim

dikuasai tanpa perlawanan

berarti.

22 Rapat di Halim, yang dihadiri

petinggi negara. Diputuskan,

Pranoto diangkat sebagai penjabat

Panglima Angkatan Darat. Namun

Soeharto menolak keputusan itu.

27 Sekitar pukul 10.00, Sarwo

berangkat ke Halim. Ia

hendak menemui Sukarno.

Informasi yang ia terima,

Presiden masih di sana.

Mayor Santosa menyarankan

atasannya itu melalui

Klender, jalur yang sudah

disterilkan. Namun, dengan

alasan mengejar waktu,

Sarwo akan lewat Pondok

Gede. Di perjalanan ke Halim

Sarwo Edhie dihadang dan

terjadi kontak senjata antara

aparat tentara.

25 Pada saat bersamaan, di Markas

Kostrad, Sarwo menunggu

perintah. Soeharto belum

memutuskan waktu penyerangan.

Akhirnya, Sarwo menyerobot

masuk ruang Panglima. Di dalam

sudah ada Menteri Koordinator

Pertahanan Jenderal Abdul Haris

Nasution. Diputuskan bahwa

Sarwo bergerak ke Halim untuk

meredakan konflik di Halim

Perdanakusuma.

28 Sarwo dan pasukannya lalu

menyingkir ke Pos Komando

di Pondok Gede. Di sana, dia

bertemu dengan beberapa

perwira tinggi Angkatan

Udara, seperti Laksamana

Muda Sri Mulyono

Herlambang dan Komodor

Dewanto. Dari mereka,

Sarwo mendapat informasi,

Sukarno sudah di Bogor.

26 Sarwo segera bermanuver. Untuk

mengecoh musuh, pasukan

kavaleri bergerak sepanjang

malam di dalam kota. Regu lain

masuk secara diam-diam dari arah

Klender. Tepat pukul 06.00,

semua kompi bergerak ke area

lapangan udara. Kurang dari

seperempat jam, Halim dikuasai

tanpa perlawanan berarti.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 61: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

51

Maka mereka terbang ke

Istana Bogor dengan

helikopter kepresidenan

Sikorsky S-61.

29 Di Bogor, Sarwo bertemu

dengan Sukarno.Dari

pertemuan itu, Sarwo Edhie

kecewa terhadap Sukarno,

yang menganggap remeh

hilangnya sejumlah jenderal.

Menurut Sukarno, hal itu

hanya sebuah riak kecil

dalam revolusi.

27 Sekitar pukul 10.00, Sarwo

berangkat ke Halim. Ia hendak

menemui Sukarno. Informasi

yang ia terima, Presiden masih di

sana. Mayor Santosa

menyarankan atasannya itu

melalui Klender, jalur yang sudah

disterilkan. Namun, dengan alasan

mengejar waktu, Sarwo akan

lewat Pondok Gede. Di perjalanan

ke Halim Sarwo Edhie dihadang

dan terjadi kontak senjata antara

aparat tentara.

30 Soekarno menugaskan Sarwo

untuk menghentikan kontak

senjata. Dengan membawa

surat Sukarno, Sarwo kembali

ke Halim dan memerintahkan

baku tembak disudahi.

28 Sarwo dan pasukannya lalu

menyingkir ke Pos Komando di

Pondok Gede. Di sana, dia

bertemu dengan beberapa perwira

tinggi Angkatan Udara, seperti

Laksamana Muda Sri Mulyono

Herlambang dan Komodor

Dewanto. Dari mereka, Sarwo

mendapat informasi, Sukarno

sudah di Bogor. Maka mereka

terbang ke Istana Bogor dengan

helikopter kepresidenan Sikorsky

S-61.

31 3 Oktober pagi seorang polisi

bernama Sukitman ditemukan

oleh RPKAD dan Resimen

Tjakrabirawa berada di

Lubang Buaya.

29 Di Bogor, Sarwo bertemu dengan

Sukarno.Dari pertemuan itu,

Sarwo Edhie kecewa terhadap

Sukarno, yang menganggap

remeh hilangnya sejumlah

jenderal. Menurut Sukarno, hal itu

hanya sebuah riak kecil dalam

revolusi.

32 Pasukan khusus yang sedang

mencari para jenderal itu

membawa Sukitman ke

Cijantung untuk dilaporkan

ke Sarwo Edhie. Awalnya,

dia menolak menceritakan

pengalamannya tiga hari

terakhir. Namun, setelah

30 Soekarno menugaskan Sarwo

untuk menghentikan kontak

senjata. Dengan membawa surat

Sukarno, Sarwo kembali ke Halim

dan memerintahkan baku tembak

disudahi.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 62: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

52

Sarwo meyakinkan bahwa

banyak yang bergantung

padanya, Sukitman

membeberkan lokasi markas

PKI di Lubang Buaya.

33 Berdasarkan petunjuk

Sukitman, Sintong dan anak

buahnya menemukan tanah

gembur yang mencurigakan.

Setelah digali, ternyata

tempat itu sumur tua. Pada

kedalaman sepuluh meter,

mereka menemukan potongan

kaki, lalu terkuaklah

keberadaan para jenderal

yang hilang.

36 Sejarawan Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia, Asvi

Warman Adam mengatakan

bahwa kejadian pertemuan Sarwo

dan Soekarno mengawali

perseteruan terpendam antara

Soeharto dan Sarwo. Pengamat

milimiter Salim Said juga melihat

ketidaksukaan Soeharto atas

pertemuan Sarwo dan Bung

Karno

34 Menjelang sore, rencana

pengangkatan jenazah

dihentikan. Selain butuh

tabung oksigen agar tak

terkena gas beracun, Sarwo

menyuruh pengangkatan

ditunda karena Pangkostrad

Soeharto akan menyaksikan

keesokan harinya.

31 3 Oktober pagi seorang polisi

bernama Sukitman ditemukan

oleh RPKAD dan Resimen

Tjakrabirawa berada di Lubang

Buaya.

35 Setelah memberi instruksi

penundaan, Sarwo mendapat

gambaran apa yang menimpa

Jenderal Yani. Ia pulang ke

rumanhya larut malam.

2 Di jalan Iskandarsyah, Sukitman

anggota Kepolisian Sektor

Kebayoran Baru diringkus dan

sekelompok militer dan dibawa ke

Lubang Buaya. Dia berhasil lolos

dan bersembunyi di kolong truk

yang terparkir di depan rumah,

hingga tertidur pulas.

36 Sejarawan Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia, Asvi

Warman Adam mengatakan

bahwa kejadian pertemuan

Sarwo dan Soekarno

mengawali perseteruan

terpendam antara Soeharto

dan Sarwo. Pengamat

milimiter Salim Said juga

melihat ketidaksukaan

Soeharto atas pertemuan

Sarwo dan Bung Karno

32 Pasukan khusus yang sedang

mencari para jenderal itu

membawa Sukitman ke Cijantung

untuk dilaporkan ke Sarwo Edhie.

Awalnya, dia menolak

menceritakan pengalamannya tiga

hari terakhir. Namun, setelah

Sarwo meyakinkan bahwa banyak

yang bergantung padanya,

Sukitman membeberkan lokasi

markas PKI di Lubang Buaya.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 63: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

53

37 Menurut Maulwi Saelan

dalam biografinya, lokasi

sumur Lubang Buaya

ditemukan bersama antara

pasukan RPKAD dan

Cakrabirawa. Pendapat ini

dibantah Sintong Panjaitan

yang menyatakan bahwa

hanya pasukannya yang

menemukan jenazah tersebut.

33 Berdasarkan petunjuk Sukitman,

Sintong dan anak buahnya

menemukan tanah gembur yang

mencurigakan. Setelah digali,

ternyata tempat itu sumur tua.

Pada kedalaman sepuluh meter,

mereka menemukan potongan

kaki, lalu terkuaklah keberadaan

para jenderal yang hilang..

38 Menurut Maulwi, Resimen

Cakrabirawa melapor ke

Presiden Sukarno setelah

mendapat informasi dari

Sukitman. Sukarno kemudian

menyuruh mencari jenderal

yang diculik.

34 Menjelang sore, rencana

pengangkatan jenazah dihentikan.

Selain butuh tabung oksigen agar

tak terkena gas beracun, Sarwo

menyuruh pengangkatan ditunda

karena Pangkostrad Soeharto akan

menyaksikan keesokan harinya.

39 Menurut Rais Rabin, sahabat

Sarwo sejak mengikuti

pendidikan militer di

Australian Army Staf

College, Yani Sarwo-seperti

kakak adik. Menurutnya,

karena hubungan itulah yang

mendorong Sarwo bergerak.

37 Menurut Maulwi Saelan dalam

biografinya, lokasi sumur Lubang

Buaya ditemukan bersama antara

pasukan RPKAD dan

Cakrabirawa. Pendapat ini

dibantah Sintong Panjaitan yang

menyatakan bahwa hanya

pasukannya yang menemukan

jenazah tersebut 38 Menurut Maulwi, Resimen

Cakrabirawa melapor ke Presiden

Sukarno setelah mendapat

informasi dari Sukitman. Sukarno

kemudian menyuruh mencari

jenderal yang diculik. 35 Setelah memberi instruksi

penundaan, Sarwo mendapat

gambaran apa yang menimpa

Jenderal Yani. Ia pulang ke

rumanhya larut malam. 39 Menurut Rais Rabin, sahabat

Sarwo sejak mengikuti pendidikan

militer di Australian Army Staf

College, Yani Sarwo-seperti

kakak adik. Menurutnya, karena

hubungan itulah yang mendorong

Sarwo bergerak.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 64: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

54

Fungsi dan Karakter Narasi

Sebuah teks berita juga memiliki karakter dan fungsinya masing-masing.

Penelitian ini akan menggunakan karakter beserta fungsinya menurut Vladimir

Propp. Dalam narasi berita Manuver Komandan Baret Merah tidak semua 31

fungsi narasi yang diidentifikasi oleh Propp terdapat dalam narasi berita Manuver

Komandan Baret Merah. Situasi awal (α) sosok pahlawan diperkenalkan. Situasi

awal saat anak Sarwo diperkenalkan Subardi menuju ke kediaman Sarwo Edhie.

Ia bertemu dengan Kristiani Herawati, anak Sarwo Edhie. Ia memintanya

memanggil Sarwo Edhie.

Fungsi berikutnya yang muncul yakni tahapan kejahatan (A). Fungsi ini

memiliki deskripsi saat penjahat melukai anggota keluarga pahlawan. Tindakan

penjahat ini menyebabkan kerugian pada anggota keluarga dengan menculik. Hal

ini terjadi saat Jenderal Ahmad Yani ditembak dan dibawa oleh sekelompok

tentara pada menjelang subuh 1 Oktober 1965. Kejadian itu diketahui oleh Mayor

Subardi.

Fungsi mediasi (B) berarti terjadi keadaan yang malang, pahlawan dikirim

untuk mengejar dan menumpas penjahat. Dalam hal ini Sarwo menerima kabar

yang malang dari Mayor Subardi bahwa Jenderal Ahmad Yani ditembak dan

dibawa oleh sekelompok tentara menjelang subuh. Karena dilandasi kedekatannya

dengan Ahmad Yani, Subardi meminta tolong kepadanya Sarwo untuk mencari

Jenderal Ahmad Yani. Dengan bantuan pasukan RPKAD ia berusaha mencari

Ahmad Yano dan dalang penculikan. Meletusnya pembentukan dewan revolusi

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 65: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

55

membuka tabir bahwa ada konflik antara angkatan darat yang disokong oleh

Partai Komunis Indonesia.

Berikutnya adalah Fungsi keberangkatan (↑) . Dalam deskripsinya fungsi ini

berarti pahlawan meninggalkan rumah. Pahlawan memutuskan untuk mengejar

penjahat dan menghentikan kekacauan. Setelah mengetahui kabar dari Subardi,

Sarwo Edhie yang berpangkat Kolonel mengumpulkan perwira RPKAD

sekaligus menghimpun kekuatan yang dimilikinya. Sarwo kemudian

memerintahkan kepada Komandan Batalion I Mayor Chalimi Imam Santosa untuk

menarik pasukan yang mengikuti latihan upacara peringatan Hari ABRI di

Senayan.

Plot berlanjut ke fungsi tindakan balasan (C). Fungsi ini berarti seseorang

setuju untuk melakukan aksi balasan. Pahlawan bertekad untuk menghentikan

penjahat. Setelah dari siang Sarwo beserta pasukan RPKAD menunggu perintah

untuk mengamankan tempat vital yang diserang oleh Dewan Revolusi. Sore

harinya, Soeharto akhirnya memerintahkan untuk bergerak menyerbu Radio

Republik Indonesia (RRI) dan Kantor Telekomunikasi yang saat itu dikuasai oleh

Pemuda Rakyat—organisasi kepemudaan Partai Komunis Indonesia. Sebelumnya,

batalion 454/Diponegoro dan 530/Brawijaya, yang menjaga kedua tempat itu,

telah menyingkir terlebih dahulu.

Fungsi selanjutnya adalah fungsi pertama seorang penolong (D). Di mana

pahlawan mendapat ujian dan menerima pertolongan dari orang pintar

(dukun/paranormal). Tempo menggambarkan bahwa tahapan ini terjadi saat

Kompi Tanjung ditugasi merebut RRI sedangkan kompi Urip menguasai kantor

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 66: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

56

Telekomunikasi. Letnan Dua Sintong Panjaitan memimpin satu peleton menyerbu

RRI. Posisinya ia membantu Sarwo untuk segera merebut RRI yang saat itu

dikuasai oleh anggota Pemuda Rakyat. Saat sampai di sasaran anak buahnya

melepaskan tiga tembakan. Mendengar letusan, para anggota Pemuda Rakyat lari

dan RRI berhasil diambil alih. Ini menandakan plot narasi masuk ke tahap

kemenangan (I).

Fungsi berlanjut ke mediasi (B). Berarti terjadi keadaan malang, pahlawan

dikirim untuk mengejar dan menumpas penjahat. Pada saat ada ancaman konflik

di Halim, Sarwo menunggu perintah. Soeharto belum memutuskan waktu

penyerangan. Akhirnya, Sarwo menyerobot masuk ruang Panglima. Di dalam

sudah ada Menteri Koordinator Pertahanan Jenderal Abdul Haris Nasution.

Akhirnya, diputuskan bahwa Sarwo bergerak ke Halim untuk meredakan konflik

di Halim.

Berikutnya, fungsi perjuangan (H) di mana pahlawan dan penjahat

bertarung secara langsung. muncul saat Sarwo segera bermanuver. Untuk

mengecoh musuh, pasukan kavaleri bergerak sepanjang malam di dalam kota.

Regu lain masuk secara diam-diam dari arah Klender. Tepat pukul 06.00, semua

kompi bergerak ke area lapangan udara. Kurang dari seperempat jam, Halim

dikuasai tanpa perlawanan berarti.

Fungsi perjuangan (H) juga muncul kemabali saat Sarwo berangkat ke

Halim karena hendak menemui Sukarno. Informasi yang ia terima, Presiden masih

di sana. Mayor Santosa menyarankan atasannya itu melalui Klender, jalur yang

sudah disterilkan. Namun, dengan alasan mengejar waktu, Sarwo akan lewat

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 67: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

57

Pondok Gede. Di perjalanan ke Halim Sarwo Edhie dihadang dan terjadi kontak

senjata antara aparat tentara.

Narasi berlanjut ke fungsi pertama dari seorang penolong (D). Pahlawan

mendapat ujian dan menerima pertolongan dari orang pintar. Diceritakan

Soekarno menugaskan Sarwo untuk menghentikan kontak senjata. Dengan

membawa surat Sukarno, Sarwo kembali ke Halim dan memerintahkan baku

tembak disudahi.

Kemudian plot masuk ke babak pemindahan ruang (G). Di fungsi ini,

pahlawan mengarah pada objek yang diteliti. Pahlawan dikirimkan ke lokasi di

mana tawanan berada. Dalam narasi, pasukan RPKAD dan Resimen Tjakrabirawa

menemukan seorang polisi bernama Sukitman. Ia salah seorang yang diculik pada

saat malam 30 September 1965. Pasukan khusus yang sedang mencari para

jenderal itu membawa Sukitman ke Cijantung untuk dilaporkan ke Sarwo Edhie.

Awalnya, dia menolak menceritakan pengalamannya tiga hari terakhir. Namun,

setelah Sarwo meyakinkan bahwa banyak yang bergantung padanya, Sukitman

membeberkan lokasi markas PKI di Lubang Buaya.

Narasi berlanjut ke fungsi kembali (↓) yang mempunyai deskripsi pahlawan

kembali dari tugas. Setelah memberi instruksi penundaan, Sarwo mendapat

gambaran apa yang menimpa Jenderal Yani. Ia pulang ke rumanhya larut malam.

Seluruh fungsi karakter tersebut dapat dilihat dengan tabel sebagai berikut

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 68: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

58

Tabel 4.2 Fungsi Narasi Propp Dalam Berita Manuver Komandan Baret Merah

Plot Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi

Subardi menuju ke

kediaman Sarwo Edhie. Ia

bertemu dengan Kristiani

Herawati, anak Sarwo

Edhie. Ia memintanya

memanggil Sarwo Edhie.

α Situasi Awal Anggota keluarga

atau sosok

pahlawan

diperkenalkan

Subardi bertemu Sarwo. Ia

kemudian menceritakan

musibah yang dialami oleh

Jenderal Ahmad Yani.

Jenderal Yani ditembak

dan dibawa oleh

sekelompok tentara pada

menjelang subuh 1

Oktober 1965. Kejadian

itu diketahui oleh Mayor

Subardi.

A Kejahatan/Keku

rangan

Penjahat melukai

angggota keluarga

pahlawan

Subardi lalu meminta

tolong kepada Sarwo

Edhie untuk mencari

Ahmad Yani. Hal ini

dilandasi karena faktor

kedekatan Sarwo dan Yani

yang sudah seperti kakak-

adik. Seperti diutarakan

oleh Umar

Wirahadikusumah.

B Mediasi Teerjadi keadaan

yang malang,

pahlawan dikirim

untuk mengejar dan

menumpas

penjahat.

Subardi melapor kejadian

yang menimpa Ahmad

Yani ke Panglima Daerah

Militer Jakarta Raya

Mayor Jenderal Umar

Wirahadikusumah. Umar

kemudian

memberitahukan kepada

Subardi untuk pergi ke

Sarwo Edhie Wibowo.

Dipilihnya Sarwo karena

ia adalah Komandan

Resimen Para Komando

Angkatan Darat (RPKAD)

dan juga punya hubungan

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 69: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

59

erat dengan Ahmad Yani.

Setelah mengetahui kabar

dari Subardi, Sarwo Edhie

yang berpangkat Kolonel

mengumpulkan perwira

RPKAD sekaligus

menghimpun kekuatan

yang dimilikinya. Sarwo

kemudian memerintahkan

kepada Komandan

Batalion I Mayor Chalimi

Imam Santosa untuk

menarik pasukan yang

mengikuti latihan upacara

peringatan Hari ABRI di

Senayan.

↑ Keberangkatan Pahlawan

meninggalkan

rumah. Pahlawan

memutuskan untuk

mengejar penjahat

dan menghentikan

kekacauan.

Setiba di Cijantung,

pasukan RPKAD

membentuk pertahan

melingkar menghadap

jalan Jakarta-Bogor.

Pukul tujuh pagi, Letnan

Kolonel Untung

menyiarkan Gerakan 30

September di Radio

Republik Indonesia (RRI)

dan pembentukan

Revolusi. Disimpulkan

bahwa terjadi kudeta.

Kapten Herman Sarens

Sudiro datang naik panser.

Membawa surat, Herman

mengaku diperintah

Panglima Komando

Cadangan Strategis

Angkatan Darat Mayor

Jenderal Soeharto.

Sarwo tak percaya begitu

saja. Walau surat itu

terlihat asli, ia tak yakin

Soeharto dalam kondisi

selamat. Dalam benaknya,

bisa jadi surat itu dibuat di

bawah tekanan. Karena itu,

dia melucuti Herman.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 70: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

60

Sekitar sejam kemudian,

Kapten Daryono, perwira

yang dikirim ke Kostrad,

kembali. Ia membenarkan

Herman utusan Soeharto.

Sarwo dan Herman

kemudian berangkat

menemui Soeharto

Sarwo dan Soeharto

membahas situasi. Sarwo

mempunyai pasukan siap

bergerak mengamankan

tempat vital. Hingga pukul

satu, belum ada komando

melancarkan aksi.

Tanpa setahu Soeharto,

Sarwo memerintahkan

pasukan baret merahnya

bergerak ke Kostrad.

Perjalanan ke Kostrad tak

dapat rintangan dan

mereka mengambil posisi

siaga.

Sore harinya, Soeharto

akhirnya memerintahkan

untuk bergerak menyerbu

Radio Republik Indonesia

(RRI) dan Kantor

Telekomunikasi yang saat

itu dikuasai oleh Pemuda

Rakyat—organisasi

kepemudaan Partai

Komunis Indonesia.

Batalion 454/Diponegoro

dan 530/Brawijaya, yang

menjaga kedua tempat itu,

telah menyingkir terlebih

dahulu.

C Tindakan

Balasan

Seseorang setuju

untuk melakukan

aksi balasan.

Pahlawan bertekad

untuk

menghentikan

penjahat.

Kompi Tanjung ditugasi

merebut RRI sedangkan

kompi Urip menguasai

kantor Telekomunikasi.

Letnan Dua Sintong

Panjaitan memimpin satu

D Fungsi Pertama

seorang

penolong

Pahlawan

mendapat ujian dan

menerima

pertolongan dari

orang pintar.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 71: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

61

peleton menyerbu RRI.

Saat sampai di sasaran

anak buahnya melepaskan

tiga tembakan

Mendengar letusan, para

anggota Pemuda Rakyat

lari dan tak berapa lama

RRI berhasil diambil alih.

I Kemenangan Penjahat

dikalahkan

Keberhasilan itu

dilaporkan ke Sarwo yang

memantau dari Markas

Kostrad bersama Feisal

Tanjung.

Sarwo membentak

Sintong, yang menyatakan

bahwa laporannya tidak

benar dan menyatakan

untuk menangkap semua

orang di RRI. Rupanya,

Sarwo masih mendengar

siaran RRI, yang

memutarkan tape

recorder.

Kepala Pusat Penerangan

Angkatan Darat Jenderal

Ibnu Soebroto

membacakan pidato

tertulis Soeharto dan

disiarkan di RRI.

Jumat, 23.30. Beriringan,

tiga kendaraan

meninggalkan Halim

menuju Istana Bogor.

Mobil pertama membawa

Panglima Kepolisian

Jenderal Soetjipto

Joedodihardjo. Di

belakangnya menyusul

mobil biru bernomor B-

3739, dinaiki Presiden

Sukarno, Wakil Perdana

Menteri Dr Leimena, dan

Kolonel Bambang

Widjanarko. Kendaraan

paling akhir membawa

Komandan Resimen

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 72: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

62

Cakrabirawa Brigadir

Jenderal Mochamad Sabur

dan wakilnya, Kolonel

Maulwi Saelan.

Ada ancaman yang

ditujukan untuk Soekarno

agar meninggalkan Halim.

Pesan ancaman

disampaikan oleh

Bambang Widjanarko.

Bambang Widjanarko

bertemu Soeharto di

Markas Kostrad. Ia

mencari Mayor Jenderal

Pranoto Reksosamodro,

Asisten III Panglima

Angkatan Darat.

Rapat di Halim, yang

dihadiri petinggi negara.

Diputuskan, Pranoto

diangkat sebagai penjabat

Panglima Angkatan Darat.

Namun Soeharto menolak

keputusan itu.

Pada saat bersamaan, di

Markas Kostrad, Sarwo

menunggu perintah.

Soeharto belum

memutuskan waktu

penyerangan. Akhirnya,

Sarwo menyerobot masuk

ruang Panglima. Di dalam

sudah ada Menteri

Koordinator Pertahanan

Jenderal Abdul Haris

Nasution. Diputuskan

bahwa Sarwo bergerak ke

Halim untuk meredakan

konflik di Halim

Perdanakusuma.

B Mediasi Terjadi keadaan

malang, pahalwan

dikirim untuk

mengejar dan

menumpas

penjahat.

Sarwo segera bermanuver.

Untuk mengecoh musuh,

pasukan kavaleri bergerak

sepanjang malam di dalam

kota. Regu lain masuk

H Perjuangan Pahlawan dan

penjahat bertarung

secara langsung

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 73: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

63

secara diam-diam dari arah

Klender. Tepat pukul

06.00, semua kompi

bergerak ke area lapangan

udara. Kurang dari

seperempat jam, Halim

dikuasai tanpa perlawanan

berarti.

Sekitar pukul 10.00,

Sarwo berangkat ke

Halim. Ia hendak menemui

Sukarno. Informasi yang ia

terima, Presiden masih di

sana. Mayor Santosa

menyarankan atasannya itu

melalui Klender, jalur

yang sudah disterilkan.

Namun, dengan alasan

mengejar waktu, Sarwo

akan lewat Pondok Gede.

Di perjalanan ke Halim

Sarwo Edhie dihadang dan

terjadi kontak senjata

antara aparat tentara.

H Perjuangan Pahlawan dan

penjahat bertarung

secara langsung

Sarwo dan pasukannya

lalu menyingkir ke Pos

Komando di Pondok Gede.

Di sana, dia bertemu

dengan beberapa perwira

tinggi Angkatan Udara,

seperti Laksamana Muda

Sri Mulyono Herlambang

dan Komodor Dewanto.

Dari mereka, Sarwo

mendapat informasi,

Sukarno sudah di Bogor.

Maka mereka terbang ke

Istana Bogor dengan

helikopter kepresidenan

Sikorsky S-61.

Di Bogor, Sarwo bertemu

dengan Sukarno.Dari

pertemuan itu, Sarwo

Edhie kecewa terhadap

Sukarno, yang

menganggap remeh

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 74: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

64

hilangnya sejumlah

jenderal. Menurut

Sukarno, hal itu hanya

sebuah riak kecil dalam

revolusi.

Soekarno menugaskan

Sarwo untuk

menghentikan kontak

senjata. Dengan membawa

surat Sukarno, Sarwo

kembali ke Halim dan

memerintahkan baku

tembak disudahi.

D Fungsi Pertama

dari Seorang

Penolong

Pahlawan

mendapat ujian dan

menerima

pertolongan dari

orang pintar.

Sejarawan Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia,

Asvi Warman Adam

mengatakan bahwa

kejadian pertemuan Sarwo

dan Soekarno mengawali

perseteruan terpendam

antara Soeharto dan

Sarwo. Pengamat

milimiter Salim Said juga

melihat ketidaksukaan

Soeharto atas pertemuan

Sarwo dan Bung Karno

3 Oktober pagi seorang

polisi bernama Sukitman

ditemukan oleh RPKAD

dan Resimen Tjakrabirawa

berada di Lubang Buaya.

Di jalan Iskandarsyah,

Sukitman anggota

Kepolisian Sektor

Kebayoran Baru diringkus

dan sekelompok militer

dan dibawa ke Lubang

Buaya. Dia berhasil lolos

dan bersembunyi di

kolong truk yang terparkir

di depan rumah, hingga

tertidur pulas.

Pasukan khusus yang

sedang mencari para

jenderal itu membawa

G Pemindahan

Ruang

Pahlawan

mengarah pada

objek yang

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 75: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

65

Sukitman ke Cijantung

untuk dilaporkan ke Sarwo

Edhie. Awalnya, dia

menolak menceritakan

pengalamannya tiga hari

terakhir. Namun, setelah

Sarwo meyakinkan bahwa

banyak yang bergantung

padanya, Sukitman

membeberkan lokasi

markas PKI di Lubang

Buaya.

diselidiki.

Berdasarkan petunjuk

Sukitman, Sintong dan

anak buahnya menemukan

tanah gembur yang

mencurigakan. Setelah

digali, ternyata tempat itu

sumur tua. Pada

kedalaman sepuluh meter,

mereka menemukan

potongan kaki, lalu

terkuaklah keberadaan

para jenderal yang hilang.

Menurut Maulwi Saelan

dalam biografinya, lokasi

sumur Lubang Buaya

ditemukan bersama antara

pasukan RPKAD dan

Cakrabirawa. Pendapat ini

dibantah Sintong Panjaitan

yang menyatakan bahwa

hanya pasukannya yang

menemukan jenazah

tersebut

Menurut Maulwi, Resimen

Cakrabirawa melapor ke

Presiden Sukarno setelah

mendapat informasi dari

Sukitman. Sukarno

kemudian menyuruh

mencari jenderal yang

diculik.

Setelah memberi instruksi

penundaan, Sarwo

mendapat gambaran apa

↓ Kembali Pahlawan Kembali

Dari Tugas

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 76: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

66

yang menimpa Jenderal

Yani. Ia pulang ke

rumanhya larut malam.

Menurut Rais Rabin,

sahabat Sarwo sejak

mengikuti pendidikan

militer di Australian Army

Staf College, Yani Sarwo-

seperti kakak adik.

Menurutnya, karena

hubungan itulah yang

mendorong Sarwo

bergerak.

Berdasarkan analisis fungsi narasi Propp, terdapat empat karakter di dalam

berita Manuver Komandan Baret Merah yang digambarkan dalam buku Sarwo

Edhie dan Misteri 1965. Karakter penjahat diperankan oleh Letnal Kolonel

Untung, Partai Komunis Indonesia (PKI), dan simpatisannya. Dalam hal ini

tentara yang berafiliasi dengan partai ini. Dalam narasi beritanya, mereka selalu

berperan untuk melawan pahlawan. Pertama, tentara menembak dan menculik

Jenderal Ahmad Yani. Kemudian deklarasi terbentuknya Dewan Revolusi dan

siaran akan gerakan 30 September 1965 makin menyuarakan tantangan kepada

pahlawan untuk berkonfrontrasi secara langsung. Penjahat bertemu pahlawan

secara langsung di narasi saat mereka bertemu di Radio Republik Indonesia.

Karakter pengirim muncul pertama, yang tugasnya mengirim pahlawan

menjalankan misi. Dalam plot narasi ini terjadi saat Mayor Subardi meminta

tolong Sarwo untuk mencari Ahmad Yani. Karakter pengirim juga diperankan

oleh Soeharto mengirim Sarwo yang mempunyai tentara RPKAD untuk

menumpas PKI dan mencari para Jenderal yang hilang. Posisinya sebagai

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 77: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

67

Panglima Kostrad berpangakat Mayor Jenderal mempunyai wewenang tinggi

untuk mengamankan situasi yang berantakan pasca Gerakan 30 September.

Karakter pahlawan dalam narasi ini adalah Sarwo Edhie. Mencari sesuatu

dan menjalankan misi. Dalam narasi ini Sarwo diperintahkan untuk mencari

Jenderal Ahmad Yani yang diculik dan menjalankan misi menumpas tentara yang

terafiliasi dengan PKI.

Karakter Penolong diperankan oleh Kompi Urip dan Kompi Tanjung

bersama ditugasi merebut RRI dan Kantor Telekomunikasi. Karakter penolong

pada narasi pada dasarnya membantu pahlawan menyelesaikan tugas berat. Disini

ada peran Letnan Dua Sintong Panjaitan yang berhasil membantu Sarwo merebut

RRI dari Pemuda Rakyat.

Karakter donor (Penderma) yang berarti karakter menolong dengan

kekuatan magic (supernatural). Dalam narasi berita ini diperankan oleh dua orang.

Pertama donor diperankan saat Feisal Tanjung, Kompi Urip, dan Sintong

Panjaitan bersama membantu Sarwo menumpas Partai Komunis Indonesia dan

simpatisannya. Mereka bertujuan merebut kembali Kantor Telekomunikasi dan

Radio Republik Indonesia.

Karakater donor ini diperankan Soekarno menolong Sarwo untuk

meredakan konflik di Halim. Kekuatan yang dimiliki diketahui saat ia

memberikan surat yang punya kuasa untuk meredam konflik di Halim. Surat ini

membantu Sarwo untuk meredakan konflik antar tentara yang terjadi di Halim.

Berikut tabel penjelasan karakter dan fungsi dalam teks dalam berita Manuver

Komandan Baret Merah.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 78: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

68

Tabel 4.3 Karakter dalam Narasi Berita Manuver Komandan Baret Merah

Karakter Tokoh Fungsi Dalam Teks

Penjahat Letnan Kolonel Untung,

Tentara yang ikut dalam

Dewan Revolusi, simpatisan

PKI, Pemuda Rakyat

(Organisasi kepemudaan

Partai Komunis Indonesia

Melawan Pahlawan. Pada narasi

Letnan Kolonel Untung, dibantu

dengan tentara dan Partai Komunis

Indonesia mendeklarasikan Dewan

Revolusi dan Gerakan 30

September. Mereka ingin terjadi

revolusi yang diawali dengan

pengambilan kekuaasaan negara

dan tentara. Dengan cara menculik

Jenderal Ahmad Yani.

Penjahat juga diperankan oleh

anggota Pemuda Rakyat saat

mereka menguasai RRI dan kantor

telekomunikasi.

Pahlawan Sarwo Edhie Wibowo Mencari sesuatu dan menjalankan

misi. Dalam narasi ini Sarwo

diperintahkan untuk mencari

Jenderal Ahmad Yani yang diculik

dan menjalankan misi menumpas

tentara yang terafiliasi dengan PKI.

Penolong Sukitman Membantu pahlawan

menyelesaikan tugas berat. Dalam

hal ini Sukitman membeberkan

tempat lokasi di mana para jenderal

yang diculik oleh tentara dan

simpatisan komunis.

Pengirim Mayor Subardi, Soeharto Mengirim pahlawan menjalankan

misi. Dalam plot narasi ini terjadi

saat Mayor Subari meminta tolong

Sarwo untuk mencari Ahmad Yani.

Soeharto mengirim Sarwo yang

mempunyai tentara RPKAD untuk

menumpas PKI dan mencari para

Jenderal yang hilang. Posisinya

sebagai Panglima Kostrad

berpangakat Mayor Jenderal

mempunyai wewenang tinggi

untuk mengamankan situasi yang

berantakan pasca gerakan 30

September.

Donor Letnan Dua Sintong Menolong dengan kekuatan magic

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 79: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

69

(Penderma) Panjaitan beserta peletonnya

dan Soekarno

(supernatural). Kompi Tanjung

ditugasi merebut RRI sedangkan

kompi Urip menguasai kantor

Telekomunikasi. Letnan Dua

Sintong Panjaitan beserta

peletonnya berhasil membantu

Sarwo Edhie merebut RRI.

Soekarno menolong Sar\wo untuk

meredakan konflik di Halim. Ia

memberikan surat yang punya

kuasa untuk meredam konflik di

Halim.

4.3.2 Berita 2

Bab : Jejak Darah Sang Pembasmi.

Judul : Menumpas Sampai Ke Akarnya.

Dalam plot yang digambarkan dalam narasi berita Menumpas Sampai ke

Akarnya terlihat mengikuti tahapan narasi sebagai berikut : gangguan upaya

memperbaiki gangguan ekuilibrium. Tahap gangguan dimulai saat deklarasi

Dewan Revolusi oleh Letnan Kolonel Untung di Radio Republik Indonesia yang

membuat beberapa daerah bergolak. Salah satunya di Jawa Tengah, militer

pendukung Gerakan 30 September membuat bergerak. Asisten Intelijen Komando

Daerah Militer VII/Diponegoro Kolonel Suherman bersama Kolonel Marjono

(kepala personel) dan Letkol Usman Sastrodibroto (Kepala Biro Hubungan Sipil-

Militer) menguasai Kodam VII/Diponegoro). Panglima Kodam Mayor Jenderal

Surjosumpeno sempat ditangkap, tapi berhasil kabur, kemudian menuju ke

Magelang, Jawa Tengah. Suherman kemudian mengumumkan pengambil alihan

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 80: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

70

komando di Kodam dan pembentukan Dewan Revolusi Jawa Tengah lewat RRI

Semarang. 5 Oktober 1965, semua unit berhasil di bawah kendali Surjosumpeno.

Upaya memperbaiki gangguan dimulai saat kabar permasalahan di Jawa

Tengah didengar oleh Soeharto di Jakarta. Soeharto kemudian mengumumkan

pembatalan pengumuman Untung (Dewan Revolusi). Soeharto pun mengerahkan

pasukan RPKAD di bawah Sarwo Edhie untuk membantu Surjosumpeno di Jawa

Tengah. Di Jawa Tengah, Surjosumpeno bergerak. Ia berhasil merebut lima dari

tujuh batalion infanteri. Sebelumnya, batalion tersebut terafiliasi mendukung

Gerakan 30 September 1965. Soeharto pun mengerahkan pasukan RPKAD di

bawah Sarwo Edhie untuk membantu Surjosumpeno di Jawa Tengah. Mulai dari

Semarang dilanjutkan ke kota-kota lain di Jawa Tengah, Sarwo dan RPKAD

meredam gerakan massa pendukung komunis militer .Menghadapi gerakan para

pendukung komunis non militer, selain dengan selebaran, Sarwo Edhie juga

banyak bernegosiasi dengan masyarakat untuk bersama menumpas PKI. Sarwo

memutuskan mendorong warga sipil antikomunis membantu. Bantuan tersebut

lewat pelatihan singkat dari RPKAD dan kemudian melepas masyarakat untuk

menumpas komunis. 7 Desember Sarwo dan RPKAD tiba di Denpasar, Bali.

Dengan kedatangan RPKAD, masyarakat Bali seolah-olah mendapat izin

membasmi PKI.

Masuk ke tahap ekuilibrium pada saat akhir Desember, Jawa Tengah

dianggap sudah bersih dari PKI. 31 Desember pasukan RPKAD yang bertugas di

Jawa Tengah mulai ditarik pulang ke Jakarta. Mereka menutup tugas dengan

semacam ―parade kemenangan‖ di seluruh daerah operasinya di Jawa Tengah.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 81: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

71

Berikut adalah tabel cerita dan plot berita Menumpas Sampai Ke Akarnya.

Cerita adalah urutan kronologis kejadian yang disusun berdasarkan urutan waktu.

Maka dari itu di tabel cerita menceritakan perguliran kasus berdasarkan urutan

waktu, sedangkan plot adalah urutan adegan yang disusun di dalam buku. Plot

tidak mengikuti urutan waktu sehingga diperbolehkan untuk menggunakan alur

seperti maju mundur.

Tabel 4.4 Plot Berita Menumpas Sampai Ke Akarnya

No Cerita No Plot

1. Deklarasi Dewan Revolusi oleh

Letnan Kolonel Untung di

Radio Republik Indonesia

membuat beberapa daerah

bergolak.

2. 1 Oktober 1965 malam, Mayor

Jenderal Soeharto dan

perangkatnya menguasai

situasi, penangkapan orang-

orang PKI dan simpatisannya

mulai marak.

2 1 Oktober 1965 malam, Mayor

Jenderal Soeharto dan perangkatnya

menguasai situasi yang bergolak,

penangkapan orang-orang PKI dan

simpatisannya mulai marak.

3. Sarwo Edhie mengatakan di

daerah pedesaan Jawa Tengah,

mereka yang menentang

komunis, diculik dan dan

rumahnya dibakar.

28 Empat sanak saudara Sumarso

Sumarso, pengurus PKI di

Semarang hilang ditelan massa.

Sumarso mengaku massa

dikoordinasi oleh tentara.

4. Militer pendukung Gerakan 30

September juga bergerak.

Asisten Intelijen Komando

Daerah Militer VII/Diponegoro

Kolonel Suherman bersama

Kolonel Marjono (kepala

personel) dan letkol Usman

Sastrodibroto (kepala biro

hubungan sipil-militer)

menguasai Kodam

VII/Diponegoro).

29 Sumarso sendiri selamat karena

tentara yang memimpin

penangkapan melindunginya dari

amukan massa.

5. Panglima Kodam Mayor

Jenderal Surjosumpeno sempat

24 Korban berjatuhan akibat peristiwa

Gerakan 30 September di berbagai

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 82: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

72

ditangkap, tapi berhasil kabur,

kemudian menuju ke

Magelang, Jawa Tengah.

tempat di Indonesia. Jumlahnya

sendiri sampai sekarang masih tidak

jelas. Kolonel Sarwo Edhie

Wibowo, Komandan Resimen Para

Komando Angkatan Darat

(RPKAD) dan pasukannya, yang

bertugas di Jawa dan Bali mendapat

sorotan.

6. Suherman kemudian

mengumumkan pengambil

alihan komando di Kodam dan

pembentukan Dewan Revolusi

Jawa Tengah lewat RRI

Semarang.

25 Desember 1965, Presiden Sukarno

membentuk Komisi Pencari Fakta,

yang dipimpin Menteri Dalam

Negeri, Mayjen Soemarno.

Hasilnya angka resmi korban

hingga Desember adalah 80 ribu.

7. Di Yogyakarta, Mayor

Muljono gagal membujuk

Komandan Resor Militer 72

Kolonel Katamso agar

mendukung Untung. Katamso

dan wakilnya, Letkol Sugiono,

ditangkap.

26 Namun angka itu tidak diyakini

oleh Sukarno. Ia bertanya langsung

kepada salah satu anggota Komisi,

Oei Tjoe Tat. Oei mencatat

jumlahnya bisa sekitar lima sampai

enam kali lipat.

8. Malam harinya, berita di Jawa

Tengah didengar di Jakarta.

Soeharto mengumumkan

pembatalan pengumuman

Untung (Dewan Revolusi).

27 Sintong Panjaitan yang pada masa

itu ikut beroperasi di Jawa Tengah

menolak angka tersebut. Ia juga

menegaskan bukan RPKAD yang

membunuh melainkan masyarakat

9. Seruan Soeharto disambut

masyarakat anti-PKI di Jawa

Timur, dan mulailah

penyerangan terhadap orang

PKI.

1 Deklarasi Dewan Revolusi oleh

Letnan Kolonel Untung di Radio

Republik Indonesia membuat

beberapa daerah bergolak.

10. Di Jawa Tengah,

Surjosumpeno bergerak. Ia

berhasil merebut lima dari

tujuh batalion infanteri.

Sebelumnya, batalion tersebut

terafiliasi mendukung Gerakan

30 September 1965.

3 Sarwo Edhie mengatakan di daerah

pedesaan Jawa Tengah, mereka

yang menentang komunis, diculik

dan dan rumahnya dibakar

11. 5 Oktober 1965, semua unit

berhasil dibawah kendali

Surjosumpeno.

4 Militer pendukung Gerakan 30

September juga bergerak. Asisten

Intelijen Komando Daerah Militer

VII/Diponegoro Kolonel Suherman

bersama Kolonel Marjono (kepala

personel) dan Letkol Usman

Sastrodibroto (kepala biro

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 83: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

73

hubungan sipil-militer) menguasai

Kodam VII/Diponegoro).

12. Soeharto pun mengerahkan

pasukan RPKAD di bawah

Sarwo Edhie untuk membantu

Surjosumpeno di Jawa Tengah.

5 Panglima Kodam Mayor Jenderal

Surjosumpeno sempat ditangkap,

tapi berhasil kabur, kemudian

menuju ke Magelang, Jawa Tengah.

13. 19 Oktober, batalion RPKAD

dari Jakarta mulai beroperasi di

Semarang. Massa ikut bergerak

membakari gedung milik PKI,

juga milik warga keturunan

Tionghoa.

6 Suherman kemudian

mengumumkan pengambil alihan

komando di Kodam dan

pembentukan Dewan Revolusi Jawa

Tengah lewat RRI Semarang.

14. 20 Oktober, Katamso dan

Letkol Sugiono ditemukan

meninggal di sekitar

Kentungan.

7 Di Yogyakarta, Mayor Muljono

gagal membujuk Komandan Resor

Militer 72 Kolonel Katamso agar

mendukung Untung. Katamso dan

wakilnya, Letkol Sugiono,

ditangkap.

15. 21 Oktober malam, pasukan

RPKAD bergerak ke

Magelang.

14 20 Oktober, Katamso dan Letkol

Sugiono ditemukan meninggal di

sekitar Kentungan.

16. 23 Oktober, Saat menghadiri

pemakaman Katamso dan

Sugiono Sarwo mendapat

informasi, massa komunis di

sepanjang jalan Yogya-Solo.

8 Malam harinya, berita di Jawa

Tengah didengar di Jakarta.

Soeharto mengumumkan

pembatalan pengumuman Untung

(Dewan Revolusi).

17. Sarwo juga bergerak ke Solo

dan melumpuhkan aksi mogok

Serikat Buruh Kereta Api di

Stasiun Balapan.

9 Seruan Soeharto disambut

masyarakat anti-PKI di Jawa Timur,

dan mulailah penyerangan terhadap

orang PKI.

18. Menghadapi gerakan para

pendukung komunis non

militer, selain dengan

selebaran, Sarwo Edhie juga

banyak bernegosiasi dengan

masyarakat untuk bersama

menumpas PKI.

10 Di Jawa Tengah, Surjosumpeno

bergerak. Ia berhasil merebut lima

dari tujuh batalion infanteri.

Sebelumnya, batalion tersebut

terafiliasi mendukung Gerakan 30

September 1965.

19. 26 Oktober Jawa Tengah

dinyatakan darurat perang,

Sarwo Edhie membentuk

Gabungan Staf Keamanan,

meminta tambahan pasukan.

Tapi ditolak.

11 5 Oktober 1965, semua unit berhasil

dibawah kendali Surjosumpeno.

20. Sarwo memutuskan mendorong

warga sipil antikomunis

membantu. Bantuan tersebut

12 Soeharto pun mengerahkan pasukan

RPKAD di bawah Sarwo Edhie

untuk membantu Surjosumpeno di

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 84: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

74

lewat pelatihan singkat dari

RPKAD dan kemudian

melepas masyarakat untuk

menumpas komunis.

Jawa Tengah.

21. 7 Desember Sarwo dan

RPKAD tiba di Denpasar,

Bali. Dengan kedatangan

RPKAD, masyarakat Bali

seolah-olah mendapat izin

membasmi PKI.

13 19 Oktober, batalion RPKAD dari

Jakarta mulai beroperasi di

Semarang. Massa ikut bergerak

membakari gedung milik PKI, juga

milik warga keturunan Tionghoa.

22. Akhir Desember, Jawa Tengah

dianggap sudah bersih dari

PKI. Feisal Tanjung kemudian

diminta untuk membantu

menumpas PKI di Jawa Timur.

15 21 Oktober malam, pasukan

RPKAD bergerak ke Magelang.

23. 31 Desember pasukan RPKAD

yang bertugas di Jawa Tengah

mulai ditarik pulang ke Jakarta.

Mereka menutup tugas dengan

semacam ―parade

kemenangan‖ di seluruh daerah

operasinya di Jawa Tengah.

16 23 Oktober, Saat menghadiri

pemakaman Katamso dan Sugiono

Sarwo mendapat informasi, massa

komunis di sepanjang jalan Yogya-

Solo. Ia bergerak ke solo dan

melumpuhkan aksi mogok Serikat

Buruh Kereta Api di Stasiun

Balapan.

24. Korban berjatuhan akibat

peristiwa Gerakan 30

September di berbagai tempat

di Indonesia. Jumlahnya sendiri

sampai sekarang masih tidak

jelas. Kolonel Sarwo Edhie

Wibowo, Komandan Resimen

Para Komando Angkatan Darat

(RPKAD) dan pasukannya,

yang bertugas di Jawa dan Bali

mendapat sorotan.

17 Sarwo juga bergerak ke Solo dan

melumpuhkan aksi mogok Serikat

Buruh Kereta Api di Stasiun

Balapan.

25. Desember 1965, Presiden

Sukarno membentuk Komisi

Pencari Fakta, yang dipimpin

Menteri Dalam Negeri, Mayjen

Soemarno. Hasilnya angka

resmi korban hingga Desember

adalah 80 ribu.

18 Menghadapi gerakan para

pendukung komunis non militer,

selain dengan selebaran, Sarwo

Edhie juga banyak bernegosiasi

dengan masyarakat untuk bersama

menumpas PKI.

26. Namun angka itu tidak diyakini

oleh Sukarno. Ia bertanya

langsung kepada salah satu

anggota Komisi, Oei Tjoe Tat.

Oei mencatat jumlahnya bisa

19 26 Oktober Jawa Tengah

dinyatakan darurat perang, Sarwo

Edhie membentuk Gabungan Staf

Keamanan, meminta tambahan

pasukan. Tapi ditolak.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 85: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

75

sekitar lima sampai enam kali

lipat.

27. Sintong Panjaitan yang pada

masa itu ikut beroperasi di

Jawa Tengah menolak angka

tersebut. Ia juga menegaskan

bukan RPKAD yang

membunuh melainkan

masyarakat.

20 Sarwo memutuskan mendorong

warga sipil antikomunis membantu.

Bantuan tersebut lewat pelatihan

singkat dari RPKAD dan kemudian

melepas masyarakat untuk

menumpas komunis.

28. Empat sanak saudara Sumarso

Sumarso, pengurus PKI di

Semarang hilang ditelan massa.

Sumarso mengaku massa

dikoordinasi oleh tentara.

30 Yoso Dumeri Faizin, bekas anggota

Barisan Ansor Serbaguna, setelah

dilatih, ia dan teman-temannya

diperintah melakukan operasi

penangkapan orang yang dianggap

anggota PKI. Semua dalam

komando RPKAD atau tentara dari

Korem.

29. Sumarso sendiri selamat karena

tentara yang memimpin

penangkapan melindunginya

dari amukan massa.

31 Daud Sinjal, wartawan harian

Angkatan Bersenjata, yang bersama

RPKAD di Jawa Tengah mengaku

melihat ada massa yang langsung

membunuhi. Namun ia tidak

melihat RPKAD membunuhi.

30. Yoso Dumeri Faizin, bekas

anggota Barisan Ansor

Serbaguna, setelah dilatih, ia

dan teman-temannya diperintah

melakukan operasi

penangkapan orang yang

dianggap anggota PKI. Semua

dalam komando RPKAD atau

tentara dari Korem.

22 Akhir Desember, Jawa Tengah

dianggap sudah bersih dari PKI.

Feisal Tanjung kemudian diminta

untuk membantu menumpas PKI di

Jawa Timur.

31. Daud Sinjal, wartawan harian

Angkatan Bersenjata, yang

bersama RPKAD di Jawa

Tengah mengaku melihat ada

massa yang langsung

membunuhi. Namun ia tidak

melihat RPKAD membunuhi.

21 7 Desember Sarwo dan RPKAD

tiba di Denpasar, Bali. Dengan

kedatangan RPKAD, masyarakat

Bali seolah-olah mendapat izin

membasmi PKI..

32. Douglas Kammen, pengajar di

Departemen Studi Asia

Tenggara National University

of Singapore, mengatakan

tujuan kedatangan RPKAD ke

Bali untuk mengendalikan

masyarakat atas pengaruh PKI

32 Douglas Kammen, pengajar di

Departemen Studi Asia Tenggara

National University of Singapore,

mengatakan tujuan kedatangan

RPKAD ke Bali untuk

mengendalikan masyarakat atas

pengaruh PKI seperti yang

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 86: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

76

seperti yang dilakukan di Jawa

Tengah.

dilakukan di Jawa Tengah.

23 31 Desember pasukan RPKAD

yang bertugas di Jawa Tengah

mulai ditarik pulang ke Jakarta.

Mereka menutup tugas dengan

semacam ―parade kemenangan‖ di

seluruh daerah operasinya di Jawa

Tengah.

Sebuah teks berita juga memiliki karakter dan fungsinya masing-masing.

Penelitian ini akan menggunakan karakter beserta fungsinya menurut Vladimir

Propp. Dalam narasi berita Menumpas Sampai ke Akarnya tidak semua 31 fungsi

narasi yang diidentifikasi oleh Propp terdapat dalam narasi berita Menumpas

Sampai ke Akarnya. Situasi awal (α) diawali 1 Oktober 1965 malam, Mayor

Jenderal Soeharto dan perangkatnya menguasai situasi yang bergolak,

penangkapan orang-orang PKI dan simpatisannya mulai marak.

Fungsi berikutnya adalah kejahatan (C), yakni penjahat melukai anggota

keluarga pahlawan. Tindakan penjahat menyebabkan kerugian/cedera pada

anggota keluarga. Sarwo Edhie mengatakan di daerah pedesaan Jawa Tengah,

mereka yang menentang komunis, diculik dan dan rumahnya dibakar.

Tindakan kejahatan/kekurangan (C) yang dilakukan penjahat juga terjadi di

Yogyakarta. Mayor Muljono gagal membujuk Komandan Resor Militer 72

Kolonel Katamso agar mendukung Untung. Katamso dan wakilnya, Letkol

Sugiono, ditangkap.

Mendengar kabar berita di Jawa Tengah, Soeharto mengumumkan

pembatalaan pengumuman Letkol Untung yang menyatakan Gerakan 30

September dan Dewan Revolusi. Ini sudah memasuki tahapan Tindakan balasan

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 87: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

77

(C). adalah seseorang setuju untuk melakukan aksi balasan. Pahlawan bertekad

untuk menghentikan penjahat. Malam harinya, berita di Jawa Tengah didengar di

Jakarta. Soeharto mengumumkan pembatalan pengumuman Untung (Dewan

Revolusi).

Kemudian, fungsi pertama seorang penolong (D) muncul. Fungsi ini

berarti pahlawan mendapat ujian dan menerima pertolongan dari orang pintar.

Dalam narasi ini saat seruan Soeharto disambut masyarakat anti-PKI di Jawa

Timur, dan mulailah penyerangan terhadap orang PKI.

Selanjutnya, fungsi pemindahan ruang (G) yang berarti pahlawan mengarah

pada objek yang diselidiki. Pahlawan dikirimkan ke lokasi di mana objek berada.

Fungsi ini terdapat saat Soeharto pun mengerahkan pasukan RPKAD di bawah

Sarwo Edhie untuk membantu Surjosumpeno di Jawa Tengah.

Berikutnya muncul fungsi resep dari dukun/paranormal (F). Fungsi ini

punya pengertian bahwa pahlawan belajar menggunakan magis (kekuatan

supranatural) yang bisa menghindari kesulitan besar. Dari hal tersebut, pahlawan

mendapat kekuatan magis dari paranormal. Kekuatan itu bisa didapat dengan

makan/ minum ramuan tertentu. Sarwo memutuskan mendorong warga sipil anti-

komunis membantu. Bantuan tersebut lewat pelatihan singkat dari RPKAD dan

kemudian melepas masyarakat untuk menumpas komunis.

Narasi ditutup dengan fungsi kemenangan (I) yakni penjahat dikalahkan.

Pahlawan berhasil mengalahkan penjahat. Dalam narasi fungsi ini muncul saat 31

Desember pasukan RPKAD yang bertugas di Jawa Tengah mulai ditarik pulang

ke Jakarta. Terlihat dalam narasi muncul plot mereka (tentara) menutup tugas

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 88: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

78

dengan semacam ―parade kemenangan‖ di seluruh daerah operasinya di Jawa

Tengah.

Tabel 4.5 Fungsi Narasi Pada Berita Menumpas Sampai ke Akarnya

Plot Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi

1 Oktober 1965

malam, Mayor

Jenderal Soeharto

dan perangkatnya

menguasai situasi

yang bergolak,

penangkapan orang-

orang PKI dan

simpatisannya mulai

marak.

α Situasi Awal Pahlawan

diperkenalkan

Empat sanak saudara

Sumarso Sumarso,

pengurus PKI di

Semarang hilang

ditelan massa.

Sumarso mengaku

massa dikoordinasi

oleh tentara.

Sumarso sendiri

selamat karena

tentara yang

memimpin

penangkapan

melindunginya dari

amukan massa.

Korban berjatuhan

akibat peristiwa

Gerakan 30

September di

berbagai tempat di

Indonesia.

Jumlahnya sendiri

sampai sekarang

masih tidak jelas.

Kolonel Sarwo Edhie

Wibowo, Komandan

Resimen Para

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 89: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

79

Komando Angkatan

Darat (RPKAD) dan

pasukannya, yang

bertugas di Jawa dan

Bali mendapat

sorotan.

Desember 1965,

Presiden Sukarno

membentuk Komisi

Pencari Fakta, yang

dipimpin Menteri

Dalam Negeri,

Mayjen Soemarno.

Hasilnya angka

resmi korban hingga

Desember adalah 80

ribu.

Namun angka itu

tidak diyakini oleh

Sukarno. Ia bertanya

langsung kepada

salah satu anggota

Komisi, Oei Tjoe

Tat. Oei mencatat

jumlahnya bisa

sekitar lima sampai

enam kali lipat.

Sintong Panjaitan

yang pada masa itu

ikut beroperasi di

Jawa Tengah

menolak angka

tersebut. Ia juga

menegaskan bukan

RPKAD yang

membunuh

melainkan

masyarakat

Deklarasi Dewan

Revolusi oleh Letnan

Kolonel Untung di

Radio Republik

Indonesia membuat

beberapa daerah

bergolak.

Sarwo Edhie

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 90: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

80

mengatakan di

daerah pedesaan

Jawa Tengah,

mereka yang

menentang komunis,

diculik dan dan

rumahnya dibakar

Militer pendukung

Gerakan 30

September juga

bergerak. Asisten

Intelijen Komando

Daerah Militer

VII/Diponegoro

Kolonel Suherman

bersama Kolonel

Marjono (kepala

personel) dan Letkol

Usman Sastrodibroto

(kepala biro

hubungan sipil-

militer) menguasai

Kodam

VII/Diponegoro).

Panglima Kodam

Mayor Jenderal

Surjosumpeno

sempat ditangkap,

tapi berhasil kabur,

kemudian menuju ke

Magelang, Jawa

Tengah.

Suherman kemudian

mengumumkan

pengambil alihan

komando di Kodam

dan pembentukan

Dewan Revolusi

Jawa Tengah lewat

RRI Semarang.

Di Yogyakarta,

Mayor Muljono

gagal membujuk

Komandan Resor

Militer 72 Kolonel

Katamso agar

A Kejahatan/Kekurangan Penjahat melukai

anggota keluarga

pahlawan. Tindakan

penjahat menyebabkan

kerugian/cedera pada

anggota keluarga.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 91: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

81

mendukung Untung.

Katamso dan

wakilnya, Letkol

Sugiono, ditangkap.

20 Oktober, Katamso

dan Letkol Sugiono

ditemukan

meninggal di sekitar

Kentungan.

Malam harinya,

berita di Jawa

Tengah didengar di

Jakarta. Soeharto

mengumumkan

pembatalan

pengumuman

Untung (Dewan

Revolusi).

C Tindakan balasan Seseorang setuju untuk

melakukan aksi

balasan. Pahlawan

bertekad untuk

menghentikan

penjahat.

Seruan Soeharto

disambut masyarakat

anti-PKI di Jawa

Timur, dan mulailah

penyerangan

terhadap orang PKI.

D Fungsi Pertama

seorang penolong

Pahlawan mendapat

ujian dan menerima

pertolongan dari orang

pintar

Di Jawa Tengah,

Surjosumpeno

bergerak. Ia berhasil

merebut lima dari

tujuh batalion

infanteri.

Sebelumnya,

batalion tersebut

terafiliasi

mendukung Gerakan

30 September 1965.

5 Oktober 1965,

semua unit berhasil

dibawah kendali

Surjosumpeno.

Soeharto pun

mengerahkan

pasukan RPKAD di

bawah Sarwo Edhie

untuk membantu

Surjosumpeno di

Jawa Tengah.

G Pemindahan Ruang Pahlawan mengarah

pada objek yang

diselidiki. Pahlawan

dikirimkan ke lokasi di

mana objek berada.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 92: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

82

19 Oktober, batalion

RPKAD dari Jakarta

mulai beroperasi di

Semarang. Massa

ikut bergerak

membakari gedung

milik PKI, juga milik

warga keturunan

Tionghoa.

21 Oktober malam,

pasukan RPKAD

bergerak ke

Magelang.

23 Oktober, Saat

menghadiri

pemakaman Katamso

dan Sugiono Sarwo

mendapat informasi,

massa komunis di

sepanjang jalan

Yogya-Solo.

Sarwo bergerak ke

Solo dan

melumpuhkan aksi

mogok Serikat Buruh

Kereta Api di Stasiun

Balapan.

Menghadapi gerakan

para pendukung

komunis non militer,

selain dengan

selebaran, Sarwo

Edhie juga banyak

bernegosiasi dengan

masyarakat untuk

bersama menumpas

PKI.

26 Oktober Jawa

Tengah dinyatakan

darurat perang,

Sarwo Edhie

membentuk

Gabungan Staf

Keamanan, meminta

tambahan pasukan.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 93: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

83

Tapi ditolak.

Sarwo memutuskan

mendorong warga

sipil anti-komunis

membantu. Bantuan

tersebut lewat

pelatihan singkat dari

RPKAD dan

kemudian melepas

masyarakat untuk

menumpas komunis.

F Resep dari

dukun/paranormal

Pahlawan belajar

menggunakan magis

(kekuatan supra

natural) yang bisa

menghindari kesulitan

besar. Pahlawan

mendapat kekautan

magis dari paranormal.

Kekuatan itu bisa

didapat dengan makan/

minum ramuan tretenu

Yoso Dumeri Faizin,

bekas anggota

Barisan Ansor

Serbaguna, setelah

dilatih, ia dan teman-

temannya diperintah

melakukan operasi

penangkapan orang

yang dianggap

anggota PKI. Semua

dalam komando

RPKAD atau tentara

dari Korem.

Daud Sinjal,

wartawan harian

Angkatan Bersenjata,

yang bersama

RPKAD di Jawa

Tengah mengaku

melihat ada massa

yang langsung

membunuhi. Namun

ia tidak melihat

RPKAD

membunuhi.

Akhir Desember,

Jawa Tengah

dianggap sudah

bersih dari PKI.

Feisal Tanjung

kemudian diminta

untuk membantu

menumpas PKI di

Jawa Timur.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 94: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

84

7 Desember Sarwo

dan RPKAD tiba di

Denpasar, Bali.

Dengan kedatangan

RPKAD, masyarakat

Bali seolah-olah

mendapat izin

membasmi PKI.

Douglas Kammen,

pengajar di

Departemen Studi

Asia Tenggara

National University

of Singapore,

mengatakan tujuan

kedatangan RPKAD

ke Bali untuk

mengendalikan

masyarakat atas

pengaruh PKI seperti

yang dilakukan di

Jawa Tengah.

31 Desember

pasukan RPKAD

yang bertugas di

Jawa Tengah mulai

ditarik pulang ke

Jakarta. Mereka

menutup tugas

dengan semacam

―parade

kemenangan‖ di

seluruh daerah

operasinya di Jawa

Tengah.

I Kemenangan Penjahat dikalahkan.

Pahlawan berhasil

mengalahkan penjahat.

Penjahat terbunuh,

menyerah.

Berdasarkan analisis fungsi narasi Propp, terdapat empat karakter di dalam

berita Menumpas Sampai ke Akarnya yang digambarkan dalam buku Sarwo

Edhie dan Misteri 1965. Karakter penjahat diperankan oleh Letnal Kolonel

Untung, Partai Komunis Indonesia (PKI), dan simpatisannya.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 95: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

85

Karakter pengirim muncul pertama, Mayor Muljono, Mereka (Masyarakat

penentang Komunis). Di Yogyakarta, Mayor Muljono gagal membujuk

Komandan Resor Militer 72 Kolonel Katamso agar mendukung Untung. Katamso

dan wakilnya, Letkol Sugiono, ditangkap.Sarwo Edhie mengatakan bahwa mereka

yakni masyarakatyang menentang komunis, diculik dan dan rumahnya dibakar.

Karakter pahlawan yang mencari sesuatu dan menjalankan misi. Di narasi

ini Soeharto berperan untuk mencari sumber masalah di Jawa Tengah. Untuk

menjalankan misinya ia mengerahkan pasukan RPKAD di bawah Sarwo Edhie

untuk membantu Surjosumpeno di Jawa Tengah.

Karakter penolong diperankan oleh tentara dan RPKAD.. Tugasnya

membantu pahlawan menyelesaikan tugas berat. Disini ada tentara RPKAD dan

Karakter donor (Penderma) diperankan oleh Sarwo Edhie. Menolong

pahlawan dengan kekuatan magic. Sarwo memutuskan mendorong warga sipil

anti-komunis membantu. Bantuan tersebut lewat pelatihan singkat dari RPKAD

dan kemudian melepas masyarakat untuk menumpas komunis

Tabel 4.6 Karakter Pada Narasi Berita Menumpas Sampai ke Akarnya

Karakter Tokoh Fungsi Dalam Teks

Penjahat Mayor Muljono, Mereka

Masyarakat penentang

Komunis

Melawan Pahlawan.

Di Yogyakarta, Mayor Muljono

gagal membujuk Komandan

Resor Militer 72 Kolonel

Katamso agar mendukung

Untung. Katamso dan wakilnya,

Letkol Sugiono, ditangkap.

Sarwo Edhie mengatakan di

daerah pedesaan Jawa Tengah,

mereka yang menentang

komunis, diculik dan dan

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 96: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

86

rumahnya dibakar

Pahlawan Soeharto Mencari sesuatu dan

menjalankan misi.

Soeharto pun mengerahkan

pasukan RPKAD di bawah

Sarwo Edhie untuk membantu

Surjosumpeno di Jawa Tengah.

Penolong Pasukan RPKAD di bawah

kepemimpinan Sarwo

Edhie

Membantu pahlawan

menyelesaikan tugas berat.

Soeharto pun mengerahkan

pasukan RPKAD di bawah

Sarwo Edhie untuk membantu

Surjosumpeno di Jawa Tengah.

Donor

(Penderma)

Sarwo Edhie Menolong pahlawan dengan

kekuatan magic.

Sarwo memutuskan mendorong

warga sipil anti-komunis

membantu. Bantuan tersebut

lewat pelatihan singkat dari

RPKAD dan kemudian melepas

masyarakat untuk menumpas

komunis

4.3.2 Berita 3

Jejak Darah Sang Pembasmi

Judul : Tak Ada Tentara, Pemuda Pun Jadi

Struktur narasi pada berita Tak Ada Tentara, Pemuda Pun Jadi mengikuti

pola struktur narasi sebagai berikut: gangguan upaya memperbaiki gangguan.

Tahap gangguan saat 20 Oktober 1965 Panglima Kodam Diponegoro Brigen

Surjosumpeno memutuskan untuk membekukan semua kegiatan PKI dan

organisasi massanya. Hal ini memicu situasi keamanan memburuk, keputusannya

membuat daerah basis pendukung PKI bergolak. Kerusuhan pecah di beberapa

kota. Hari itu santer beredar kabar bahwa ribuan orang komunis mulai berkumpul,

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 97: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

87

menutup jalan Solo-Yogyakarta deengan menebang pohon dan memutus saluran

telepon. Kerusuhan pecah di beberapa kota. Serikat buruh melakukan mogok

massal. Pabrik dan jalur transportasi lumpuh.

Upaya memperbaiki gangguan Sarwo Edhie dan pasukannya bergerak cepat

dari kota ke kota, memadamkan api yang terus menjalar. Sepekan di Jawa

Tengah, Sarwo menghubungi markas besarnya di Jakarta, meminta menambah

pasukan. Tidak dapat tambahan pasukan. Karena sebagian besar tentara belum

ditarik pulang dari Kalimantan dan Sumatera, setelah diminta bersiap menyerbu

Malaysia. Saat itulah Sarwo meminta ijin melatih rakyat sipil untuk mengimbangi

massa terorganisasi PKI.

Berikut adalah tabel cerita dan plot berita Tak Ada Tentara, Pemuda pun

Jadi. Cerita adalah urutan kronologis kejadian yang disusun berdasarkan urutan

waktu. Maka dari itu di tabel cerita menceritakan perguliran kasus berdasarkan

urutan waktu, sedangkan plot adalah urutan adegan yang disusun di dalam buku.

Plot tidak mengikuti urutan waktu sehingga diperbolehkan untuk menggunakan

alur seperti maju mundur.

Tabel 4.7 Plot Berita Tak Ada Tentara, Pemuda Pun Jadi.

No Cerita No Plot

1 19 Oktober Kolonel Sarwo

Edhie dan Resimen Para

Komando Angkatan Darat

(RPKAD) tiba di Semarang.

1 19 Oktober Kolonel Sarwo Edhie

dan Resimen Para Komando

Angkatan Darat (RPKAD) tiba di

Semarang. 2 20 Oktober 1965 Panglima

Kodam Diponegoro Brigen

Surjosumpeno memutuskan

untuk membekukan semua

kegiatan PKI dan organisasi

2 20 Oktober 1965 Panglima Kodam

Diponegoro Brigen Surjosumpeno

memutuskan untuk membekukan

semua kegiatan PKI dan organisasi

massanya.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 98: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

88

massanya. 3 Situasi keamanan memburuk,

keputusan Surjosumpeno

membuat daerah basis

pendukung PKI bergolak.

3 Situasi keamanan memburuk,

keputusan Surjosumpeno membuat

daerah basis pendukung PKI

bergolak. 4 Kerusuhan pecah di beberapa

kota. Hari itu santer beredar

kabar bahwa ribuan orang

komunis mulai berkumpul,

menutup jalan Solo-

Yogyakarta deengan

menebang pohon dan memutus

saluran telepon. Kerusuhan

pecah di beberapa kota. Serikat

buruh melakukan mogok

massal. Pabrik dan jalur

transportasi lumpuh.

4 Kerusuhan pecah di beberapa kota.

Hari itu santer beredar kabar

bahwa ribuan orang komunis mulai

berkumpul, menutup jalan Solo-

Yogyakarta deengan menebang

pohon dan memutus saluran

telepon. Kerusuhan pecah di

beberapa kota. Serikat buruh

melakukan mogok massal. Pabrik

dan jalur transportasi lumpuh.

5 Sarwo Edhie dan pasukannya

bergerak cepat dari kota ke

kota, memadamkan api yang

terus menjalar.

5 Sarwo Edhie dan pasukannya

bergerak cepat dari kota ke kota,

memadamkan api yang terus

menjalar. 6 Sepekan di Jawa Tengah,

Sarwo menghubungi Markas

Besar TNI di Jakarta, meminta

menambah pasukan.

6 Sepekan di Jawa Tengah, Sarwo

menghubungi Markas Besar TNI di

Jakarta, meminta menambah

pasukan.

7 Tidak dapat tambahan

pasukan. Karena sebagian

besar tentara belum ditarik

pulang dari Kalimantan dan

Sumatera, setelah diminta

bersiap menyerbu Malaysia.

7 Tidak dapat tambahan pasukan.

Karena sebagian besar tentara

belum ditarik pulang dari

Kalimantan dan Sumatera, setelah

diminta bersiap menyerbu

Malaysia.

8 Saat itulah Sarwo meminta ijin

melatih rakyat sipil untuk

mengimbangi massa

terorganisasi PKI. Markas

besar yang mengirim pasukan

di Jakarta menyetujui usulnya.

8 Saat itulah Sarwo meminta ijin

melatih rakyat sipil untuk

mengimbangi massa terorganisasi

PKI. Markas besar yang mengirim

pasukan di Jakarta menyetujui

usulnya. 9 Akhir Oktober 1965,

gelombang pertama pelatihan

militer untuk pemuda dan

rakyat sipil dimulai. Pelatihan

ini diajarkan di kampus,

kemudian para milisi ini

dilepas ke lapangan. Lapangan

9 Akhir Oktober 1965, gelombang

pertama pelatihan militer untuk

pemuda dan rakyat sipil dimulai.

Pelatihan ini diajarkan di kampus,

kemudian para milisi ini dilepas ke

lapangan. Lapangan itu yakni desa-

desa, membawa daftar orang PKI

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 99: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

89

itu yakni desa-desa, membawa

daftar orang PKI yang harus

ditangkap.

yang harus ditangkap.

10 Harold Crouch, penulis buku

Militer dan Politik di Indonesia

mengatakan bahwa puluhan

ribu orang yang ditangkap

karena diduga PKI disortir

siapa yang aktivis dan anggota

pasif di penjara dan kamp

tahanan. Aktivis PKI

umumnya dieksekusi,

sementara anggota pasif

dipenjarakan

11 Yoso Dumeri Faizin, salah satu

pemuda yang tergabung dalam

anggota arisan Ansor Serbaguna Ia

mendapat pelatihan militer.

11 Yoso Dumeri Faizin, salah

satu pemuda yang tergabung

dalam anggota arisan Ansor

Serbaguna Ia mendapat

pelatihan militer.

12 Pelatih RPKAD mengatakan

kepada barisan pemuda yang ikut

pelatihan bahwa PKI itu berbahaya

menegaskan bahwa PKI anti-

Tuhan dan berencana membunuh

para ulama dan kiai Nahdlatul

Ulama. 12 Pelatih RPKAD mengatakan

kepada barisan pemuda yang

ikut pelatihan bahwa PKI itu

berbahaya menegaskan bahwa

PKI anti-Tuhan dan berencana

membunuh para ulama dan

kiai Nahdlatul Ulama.

13 Sebulan berlatih di kampus, para

misi ini dilepas ke lapangan.

Mereka dituasi ke desa membawa

daftar orang PKI yang harus

ditangkap.

13 Sebulan berlatih di kampus,

para misi ini dilepas ke

lapangan. Mereka dituasi ke

desa membawa daftar orang

PKI yang harus ditangkap.

14 Penugasan diatur agar anggota

milis tak perlu menggerebek

desanya sendiri. Daftar target

operasi dibagikan oleh RPKAD.

14 Penugasan diatur agar anggota

milis tak perlu menggerebek

desanya sendiri. Daftar target

operasi dibagikan oleh

RPKAD.

15 Ada pantauan dari tentara dari

komando resor militer atau rayon

militer setiap ada operasi

penangkapan yang dilakukan oleh

gerakan masyarakat yang

tergabung dalam kompi pelatihan

penumpas PKI. 15 Ada pantauan dari tentara dari

komando resor militer atau

rayon militer setiap ada operasi

penangkapan yang dilakukan

oleh gerakan masyarakat yang

10 Harold Crouch, penulis buku

Militer dan Politik di Indonesia

mengatakan bahwa puluhan ribu

orang yang ditangkap karena

diduga PKI disortir siapa yang

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 100: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

90

tergabung dalam kompi

pelatihan penumpas PKI.

aktivis dan anggota pasif di penjara

dan kamp tahanan. Aktivis PKI

umumnya dieksekusi, sementara

anggota pasif dipenjarakan

Dalam narasi berita berita Tak Ada Tentara, Pemuda Pun Jadi, ada

sejumlah fungsi karakter dalam narasi. Situasi awal (α) saat Kolonel Sarwo Edhie

dan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) tiba di Semarang. Situasi

keamanan yang makin memburuk setelah keputusan Surjosumpeno membuat

daerah basis pendukugn PKI bergolak. Sarwo Edhie dan pasukannya bergerak

cepat dari kota ke kota, memadamkan api yang terus menjalar.

Fungsi narasi berikutnya yakni pemindahan ruang (G). Pada fungsi ini

pahlawan mengarah ke objek yang diselidiki. Dalam plot, fungsi ini muncul

saatSarwo Edhie dan pasukannya bergerak cepat dari kota ke kota, memadamkan

api yang terus menjalar.

Setelah itu plot beralih ke fungsi pertama dari penolong (D). Pahlawan

mendapat ujian dan menerima pertolongan dari orang pintar (dukun/paranormal).

Pada saat itu Sarwo meminta ijin melatih rakyat sipil untuk mengimbangi massa

terorganisasi PKI. Markas besar yang mengirim pasukan di Jakarta menyetujui

usulnya. Berikut tabel selengkapnya tentang fungsi narasi pada berita Tak Ada

Tentara, Pemuda Pun Jadi.

Tabel 4.8 Fungsi Narasi Pada Berita Tak Ada Tentara, Pemuda Pun Jadi

Plot Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi

19 Oktober Sarwo

Edhie dan pasukan

RPKAD tiba di

α Situasi Awal Anggota atau sosok

keluarga

diperkenalkan.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 101: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

91

Semarang.

20 Oktober 1965

Panglima Kodam

Diponegoro Brigen

Surjosumpeno

memutuskan untuk

membekukan semua

kegiatan PKI dan

organisasi

massanya.

Situasi keamanan

memburuk,

keputusan

Surjosumpeno

membuat daerah

basis pendukung

PKI bergolak.

Kerusuhan pecah di

beberapa kota. Hari

itu santer beredar

kabar bahwa ribuan

orang komunis

mulai berkumpul,

menutup jalan Solo-

Yogyakarta deengan

menebang pohon

dan memutus

saluran telepon.

Serikat buruh

melakukan mogok

massal. Pabrik dan

jalur transportasi

lumpuh.

A Kejahatan/Kekurangan Penjahat melukai

anggota keluarga

pahlawan. Tindakan

penjahat

menyebabkan

kerugian pada

anggota keluarga.

Sarwo Edhie dan

pasukannya

bergerak cepat dari

kota ke kota,

memadamkan api

yang terus menjalar.

G Pemindahan Ruang Pahlawan mengarah

ke objek yang

diselidiki.

Sepekan di Jawa

Tengah, Sarwo

menghubungi

Markas Besar TNI

di Jakarta, meminta

menambah pasukan.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 102: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

92

Tidak dapat

tambahan pasukan.

Karena sebagian

besar tentara belum

ditarik pulang dari

Kalimantan dan

Sumatera, setelah

diminta bersiap

menyerbu Malaysia.

Saat itulah Sarwo

meminta ijin

melatih rakyat sipil

untuk mengimbangi

massa terorganisasi

PKI. Markas besar

yang mengirim

pasukan di Jakarta

menyetujui usulnya.

D Fungsi Pertama dari

Penolong

Pahlawan mendapat

ujian dan menerima

pertolongan dari

orang pintar

(dukun/paranormal)

Akhir Oktober

1965, gelombang

pertama pelatihan

militer untuk

pemuda dan rakyat

sipil dimulai.

Pelatihan ini

diajarkan di

kampus, kemudian

para milisi ini

dilepas ke lapangan.

Lapangan itu yakni

desa-desa,

membawa daftar

orang PKI yang

harus ditangkap.

Yoso Dumeri

Faizin, salah satu

pemuda yang

tergabung dalam

anggota arisan

Ansor Serbaguna Ia

mendapat pelatihan

militer.

Pelatih RPKAD

mengatakan kepada

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 103: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

93

barisan pemuda

yang ikut pelatihan

bahwa PKI itu

berbahaya

menegaskan bahwa

PKI anti-Tuhan dan

berencana

membunuh para

ulama dan kiai

Nahdlatul Ulama.

Sebulan berlatih di

kampus, para misi

ini dilepas ke

lapangan. Mereka

dituasi ke desa

membawa daftar

orang PKI yang

harus ditangkap.

Penugasan diatur

agar anggota milisi

tak perlu

menggerebek

desanya sendiri.

Daftar target operasi

dibagikan oleh

RPKAD.

Ada pantauan dari

tentara dari

komando resor

militer atau rayon

militer setiap ada

operasi

penangkapan yang

dilakukan oleh

gerakan masyarakat

yang tergabung

dalam kompi

pelatihan penumpas

PKI.

Harold Crouch,

penulis buku Militer

dan Politik di

Indonesia

mengatakan bahwa

puluhan ribu orang

yang ditangkap

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 104: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

94

karena diduga PKI

disortir siapa yang

aktivis dan anggota

pasif di penjara dan

kamp tahanan.

Aktivis PKI

umumnya

dieksekusi,

sementara anggota

pasif dipenjarakan

Berdasarkan analisis fungsi narasi Propp, terdapat empat karakter di dalam

berita Menumpas Sampai ke Akarnya yang digambarkan dalam buku Sarwo

Edhie dan Misteri 1965. Karakter penjahat diperankan oleh Kader Partai

Komunis Indonesia dan ribuan orang yang komunis. Hal ini dilandasi karena

mereka membuat kerusuhan pecah di beberapa kota. Ribuan orang komunis mulai

berkumpul, menutup jalan Solo-Yogyakarta dengan menebang pohon dan

memutus saluran telepon. Serikat buruh melakukan mogok massal. Pabrik dan

jalur transportasi lumpuh.

Dalam situasi tersebut muncul karakter pahlawan yang di dalam narasi ini

adalah Sarwo Edhie. Saat itu Sarwo Edhie dan RPKAD tiba di Semarang. Ia dan

pasukannya bergerak untuk memadamkan kerusuhan yang diakibatkan massa

terorganisasi PKI.

Jumlah tentara RPKAD dengan massa yang terorganisasi PKI tidak

seimbang. Sarwo kemudian meminta tambahan pasukan namun tak dikabulkan.

Kemudian muncul ide Sarwo untuk memberi pelatihan pemuda. Pelatihan ini

kemudian membuahkan hasil banyaknya pemuda yang ikut latihan militer.

Sejumlah pemuda yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Ansor, Komando

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 105: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

95

Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhamaddiyah, dan Pemuda Marhaen dari Partai

Nasional Indonesia ikut dalam pelatihan. Mereka jadi karakter penolong bagi

pahlawan pada narasi berita ini. Pelatihan ini membuahkan hasil agar masyarakat

sipil ikut terlibat dalam penangkapan daftar orang PKI yang masuk daftar target

operasi yang dibagikan oleh RPKAD. Berikut tabel lengkapnya tentang karakter

dan fungsinya dalam teks.

Tabel 4.9 Karakter Pada Berita Tak Ada Tentara, Pemuda Pun Jadi

Karakter Tokoh Fungsi Dalam Teks

Penjahat Massa yang teroganisasi

PKI.

Kerusuhan pecah di beberapa

kota. Ribuan orang komunis

mulai berkumpul, menutup jalan

Solo-Yogyakarta dengan

menebang pohon dan memutus

saluran telepon. Serikat buruh

melakukan mogok massal. Pabrik

dan jalur transportasi lumpuh.

Pahlawan Sarwo Edhie dan RPKAD Sarwo Edhie dan RPKAD tiba di

Semarang. Ia dan pasukannya

bergerak untuk memadamkan

kerusuhan yang diakibatkan

massa teroganisasi PKI.

Penolong Pemuda yang ikut latihan

militer. Gerakan Pemuda

Ansor, Komando

Kesiapsiagaan Angkatan

Muda Muhamaddiyah, dan

Pemuda Marhaen dari

Partai Nasional Indonesia.

Pelatihan ini membuahkan hasil

agar masyarakat sipil ikut terlibat

dalam penangkapan daftar orang

PKI yang masuk daftar target

operasi yang dibagikan oleh

RPKAD.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 106: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

96

4.4 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis terhadap tiga artikel berita dari buku Sarwo

Edhie dan Misteri 1965 terdapat plot, fungsi narasi dan karakter seperti yang

disebutkan oleh Vladimir Propp. Analisis tersebut membantu melihat bagaimana

penggambaran karakter dibentuk. Fungsi-fungsi yang terdapat dalam narasi berita

tersebut dapat dikatakan sebagai struktur luar dari sebuah narasi. Dari struktur

narasi tersebut muncul fungsi narasi dan karakter pada peristiwa penumpasan

Gerakan 30 September ke dalam dua karakter utama, yakni kepahlawanan versus

kejahatan

4.4.1 Cerita dan Plot

Menurut Eriyanto (2013:16) ada dua perbedaan mendasar antara cerita dan

plot. Cerita adalah peristiwa yang utuh dari awal hingga akhir. Sementara plot

adalah peristiwa yang secara eksplisit ditampilkan dalam teks. Narasi dalam buku

Sarwo Edhie dan Misteri 1965 juga mengalami perbedaan antara apa yang ada di

dalam cerita dengan plot yang dipaparkan oleh buku itu.

Pada plot berita Manuver Komandan Baret Merah, narasi langsung

diawali dengan lead ―menguasai pasukan khusus, Sarwo Edhie bergerak cepat

mengendalikan Jakarta. Dimanfaatkan Soeharto melibas Gerakan 30 September‖.

Hal ini menggambarkan bahwa Sarwo adalah orang yang menjadi tokoh sentral

dalam narasi berita. Peristiwa kemalangan yang dialami oleh Jenderal Ahmad

Yani memicu reaksi Sarwo Edhie untuk mencari pelakunya dan menumpasnya.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 107: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

97

Dari hal tersebut muncul penggambaran bahwa Sarwo akan mengemban tugas

membereskan perkara ini.

Apalagi dengan ditambahnya plot Gerakan 30 September dan

pembentukan Dewan Revolusi yang dideklarasikan oleh Letkol Untung semakin

menguatkan bahwa Sarwo adalah orang satu-satunya yang bisa menyelesaikan

masalah ini. Ia yang merupakan Komandan Resimen Para Komando Angkatan

Darat (RPKAD) memiliki kekuatan untuk melawan gerakan Untung tersebut.

Dukungan untuk secepatnya menumpas Gerakan 30 September ini

disambut oleh Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Mayor

Jenderal Soeharto. Gabungan kedua pemimpin ini berhasil menumpas massa PKI

di RRI dan Kantor Telekomunikasi. Soeharto pun sempat mengirim Sarwo

meredam konflik antara tentara di Halim Perdanakusuma. Sarwo Edhie dengan

mudah menguasai tanpa perlawanan berarti.

Narasi berlanjut saat Sarwo Edhie diberitahu terjadi penculikan dan

penembakan yang dialami oleh Ahmad Yani. Setelah mengetahui hal tersebut dari

ajudannya Subardi, ia pun berusaha membantu mencari Jenderal Ahmad Yani

lewat pasukan Resimen Para Komando Angkatan (RPKAD). Tahap gangguan

terjadi lagi saat Letnan Kolonel Untung menyiarkan Gerakan 30 September di

Radio Republik Indonesia (RRI) dan pembentukan Revolusi. Disimpulkan bahwa

terjadi kudeta di tubuh angkatan darat yang diduga berkolaborasi dengan Partai

Komunis Indonesia.

Plot berlanjut saat Sarwo menghadap Soeharto untuk mencari bantuan.

Soeharto akhirnya memerintahkan tentaranya untuk bergerak menyerbu RRI dan

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 108: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

98

Kantor Telekomunikasi yang saat itu dikuasai oleh Pemuda Rakyat—organisasi

kepemudaan Partai Komunis Indonesia. Kemenangan mudah berhasil diraih. Dua

kantor komunikasi tersebut dapat diraih kembali di tangan Angkatan Darat

Indonesia yang dipimpin oleh Soeharto.

Narasi berlanjut saat Sukarno dilarikan dari Pangkalan Udara Halim

Perdanakusuma ke Istana Bogor beserta sejumlah pejabat negara. Sarwo Edhie

berusaha mengamankan kontak senjata antara aparat tentara yang terjadi di Halim.

Ia pun bertemu Sukarno dan saat itu pula Sukarno menitipkan surat untuk

pemberhentian kontak senjata antara tentara supaya pertempuran pun reda.

Kepahlawanan Sarwo menyelesaikan konflik yang terjadi semakin terbuktikan.

Narasi berita ini ditutup pada saat 3 Oktober pagi anggota polisi bernama

Sukitman ditemukan oleh RPKAD dan Resimen Tjakrabirawa di Lubang Buaya.

Sukitman sebelumnya diculik oleh tentara namun berhasil melarikan diri. Saat

ditemukan awalnya ia tak mau memberitahu lokasi para jenderal yang hilang.

Namun setelah Sarwo Edhie memintanya pentingnya untuk segera memberitahu

lokasi para jenderal yang hilang, ia pun memberitahunya ada di Lubang Buaya.

Saat ditemukan jenazah yang berada di dalam sumur terjadi penundaan

penggalian lubang mayat oleh Sarwo Edhie. Selain butuh tabung agar tak terkena

gas beracun, Sarwo menyuruh pengangkatan ditunda karena Soeharto akan

menyaksikan keesokan harinya.

Dalam narasi berita Menumpas Sampai ke Akarnya plot dimulai saat Dewan

Revolusi oleh Letnan Kolonel Untung di Radio Republik Indonesia yang

membuat beberapa daerah bergolak. Salah satunya di Jawa Tengah, militer

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 109: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

99

pendukung Gerakan 30 September membuat bergerak. Asisten Intelijen Komando

Daerah Militer VII/Diponegoro Kolonel Suherman bersama Kolonel Marjono

(kepala personel) dan Letkol Usman Sastrodibroto (Kepala Biro Hubungan Sipil-

Militer) menguasai Kodam VII/Diponegoro. Panglima Kodam Mayor Jenderal

Surjosumpeno sempat ditangkap, tapi berhasil kabur menuju ke Magelang, Jawa

Tengah. Suherman kemudian mengumumkan pengambilalihan komando di

Kodam dan pembentukan Dewan Revolusi Jawa Tengah lewat RRI Semarang. 5

Oktober 1965, semua unit berhasil di bawah kendali Surjosumpeno.

Permasalahan di Jawa Tengah didengar kabarnya di Jakarta. Soeharto

kemudian mengumumkan pembatalan pengumuman Untung (Dewan Revolusi).

Demi menekan menjalarnya pemberontakan ia mengerahkan pasukan RPKAD di

bawah Sarwo Edhie untuk membantu Surjosumpeno di Jawa Tengah. Di Jawa

Tengah, Surjosumpeno bergerak. Ia berhasil merebut lima dari tujuh batalion

infanteri. Sebelumnya, batalion tersebut terafiliasi mendukung Gerakan 30

September 1965. Mulai dari Semarang dilanjutkan ke kota-kota di Jawa Tengah

Sarwo dan RPKAD meredam gerakan massa pendukung komunis militer.

Menghadapi gerakan para pendukung komunis non-militer, selain dengan

selebaran informasi, Sarwo Edhie juga banyak bernegosiasi dengan masyarakat

untuk bersama menumpas PKI. Sarwo memutuskan mendorong warga sipil anti-

komunis membantu. Bantuan tersebut lewat pelatihan singkat dari RPKAD dan

kemudian melepas masyarakat untuk menumpas komunis. 7 Desember Sarwo dan

RPKAD tiba di Denpasar, Bali. Dengan kedatangan RPKAD, masyarakat Bali

seolah-olah mendapat izin membasmi PKI.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 110: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

100

Narasi ini ditutup saat akhir Desember, Jawa Tengah dianggap sudah bersih

dari PKI. 31 Desember pasukan RPKAD yang bertugas di Jawa Tengah mulai

ditarik pulang ke Jakarta. Mereka menutup tugas dengan semacam ―parade

kemenangan‖ di seluruh daerah operasinya di Jawa Tengah.

Pada plot berita Tak Ada Tentara, Pemuda Pun Jadi digambarkan bahwa

Sarwo adalah pahlawan yang berhasil menemukan cara untuk menumpas

masyarakat sipil pendukung PKI di beberapa kota di Jawa Tengah. Plot dimulai

saat 20 Oktober 1965, Panglima Kodam Diponegoro Brigen Surjosumpeno

memutuskan untuk membekukan semua kegiatan PKI dan organisasi massanya.

Hal ini memicu situasi keamanan memburuk, keputusannya membuat daerah basis

pendukung PKI bergolak. Kerusuhan pecah di beberapa kota. Hari itu santer

beredar kabar bahwa ribuan orang komunis mulai berkumpul, menutup jalan

Solo-Yogyakarta deengan menebang pohon dan memutus saluran telepon.

Kerusuhan pecah di beberapa kota. Serikat buruh melakukan mogok massal.

Pabrik dan jalur transportasi lumpuh.

Plot kemudian berlanjut saat Sarwo Edhie dan pasukannya bergerak cepat

dari kota ke kota, memadamkan api yang terus menjalar. Sepekan di Jawa

Tengah, Sarwo menghubungi markas besarnya di Jakarta, meminta menambah

pasukan. Tidak dapat tambahan pasukan. Karena sebagian besar tentara belum

ditarik pulang dari Kalimantan dan Sumatera, setelah diminta bersiap menyerbu

Malaysia. Saat itulah Sarwo meminta ijin melatih rakyat sipil untuk mengimbangi

massa terorganisasi PKI.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 111: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

101

4.4.2 Fungsi dan Karakter Narasi

Dari plot berita mengenai peristiwa Gerakan 30 September di Sarwo Edhie

dan Misteri 1965, ada sejumlah karakter dalam narasi. Karakter tersebut

ditemukan setelah penulis mengurai fungsi narasi dalam plot yang sudah dibuat

oleh pembuat berita. Penggambaran fungsi narasi pada berita tersebut membentuk

gambaran karakter.

Dari narasi berita mengenai peristiwa Gerakan 30 September 1965 di buku

Sarwo Edhie Wibowo dan Misteri 1965, ada sejumlah fungsi karakter dalam

narasi. Menurut Propp tidak semua fungsi narasi yang diidentifikasi oleh Propp

terdapat dalam narasi tiga berita yang diteliti oleh penulis.

Pertama, ada karakter pahlawan. Pada narasi berita Manuver Komandan

Baret Merah karakter pahlawan diperankan oleh Sarwo Edhie. Pahlawan dalam

fungsi narasi Propp berarti tokoh itu adalah orang yang mencari sesuatu dan

menjalankan misi. Dalam narasi ini muncul saat Sarwo diperintahkan untuk

mencari Jenderal Ahmad Yani yang diculik dan menjalankan misi menumpas

tentara yang terafiliasi dengan PKI.

Selanjutnya adalah karakter pengirim. Pengirim adalah tokoh yang

mengirim pahlawan menjalankan misi. Dalam narasi muncul saat informasi awal

tentang kejadian yang menimpa Ahmad Yani diketahui Mayor Subardi. Pada

narasi, Subardi mengirim Sarwo untuk mencari Ahmad Yani dan Soeharto

mengirim Sarwo yang mempunyai tentara RPKAD untuk menumpas PKI serta

mencari para Jenderal yang hilang.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 112: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

102

Karakter pengirim juga muncul pada narasi. Karakter pengirim adalah tokoh

yang mengirim pahlawan menjalankan misi. Dalam plot, narasi ini terjadi saat

Mayor Subardi meminta tolong Sarwo untuk mencari Ahmad Yani yang

dinyatakan ditembak dibawa oleh tentara yang tidak dikenal. Soeharto mengirim

Sarwo yang mempunyai tentara RPKAD untuk menumpas PKI dan mencari para

Jenderal yang hilang. Posisinya sebagai Panglima Kostrad berpangkat Mayor

Jenderal mempunyai wewenang tinggi untuk mengamankan situasi yang kacau

pasca Gerakan 30 September disiarkan.

Muncul karakter penolong membantu pahlawan menyelesaikan tugas berat.

Disini pahlawan yaitu Soeharto, meminta tolong pada Resimen Komando Para

Angkatan Darat (RPKAD) untuk membantunya dalam menyelesaikan konflik

antara Letkol Untung dan simpatisan komunis, serta mencari tahu keberadaan

Jenderal Ahmad Yani. Dalam pencarian Ahmad Yani, RPKAD bertemu dengan

Sukitman. Suktiman juga merupakan karakter penolong. Sebab, tokohnya

membeberkan tempat lokasi di mana para jenderal yang diculik oleh tentara dan

simpatisan komunis.

Donor (Penderma) Menolong dengan kekuatan magic (supernatural).

Kompi Tanjung ditugasi merebut RRI sedangkan kompi Urip menguasai kantor

Telekomunikasi. Letnan Dua Sintong Panjaitan beserta peletonnya berhasil

membantu Sarwo Edhie merebut RRI. Soekarno juga menjadi tokoh donor

(penderma) saat menolong Sarwo untuk meredakan konflik di Halim. Ia

memberikan surat yang punya kuasa untuk meredam konflik di Halim.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 113: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

103

Dalam berita kedua berjudul Menumpas Sampai ke Akarnya. Karakter

Soeharto yang menjadi tokoh pahlawannya. Melihat situasi konflik di beberapa

kota akibat Gerakan 30 September 1965 yang diumumkan oleh Letkol Untung.

Soeharto pun mengerahkan pasukan RPKAD di bawah Sarwo Edhie untuk

membantu Surjosumpeno di Jawa Tengah. Saat itu di Jawa Tengah ada situasi

tanggap darurat yang mengharuskan Sarwo yang memimpin pasukan RPKAD

untuk segera membantu Surjosumpeno agar tidak terjadi penyebaran konflik yang

makin meluas.

Sedangkan Kolonel Untung, dibantu dengan tentara dan Partai Komunis

Indonesia mendeklarasikan Dewan Revolusi dan Gerakan 30 September berperan

sebagai penjahat. Karakter penjahat didapat karena mereka ingin terjadi revolusi

yang diawali dengan pengambilan kekuaasaan negara dan tentara. Dengan cara

menculik Jenderal Ahmad Yani. Penjahat juga diperankan oleh anggota Pemuda

Rakyat saat mereka menguasai RRI dan kantor telekomunikasi.

Sarwo diperhadapkan dengan tokoh penjahat yakni Letnan Kolonel Untung,

Tentara yang ikut dalam Dewan Revolusi, simpatisan PKI, Pemuda Rakyat

(Organisasi kepemudaan Partai Komunis Indonesia). Dalam narasi Letkol Untung

dan tentaranya menggagas Dewan Revolusi ingin terjadi perombakan pada dalam

negeri yang diawali dengan pengambilan kekuasaan negara lewat

pengambilalihan kepemimpinan tentara. Tahap awalnya menculik Jenderal

Ahmad Yani yang notabene merupakan Jenderal Angkatan Darat. Tempo

menggambarkan bahwa Letkol Untung dan Gerakan 30 September merupakan

orang yang bertanggung jawab atas hilangnya Jenderal Ahmad Yani. Karakter

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 114: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

104

penjahat juga diperankan oleh anggota Pemuda Rakyat saat mereka menguasai

RRI dan kantor telekomunikasi. Sarwo diperhadapkan juga pada oknum tentara

yang terlibat konflik di Halim.

Karakter penjahat diperankan oleh Mayor Muljono dan masyarakat

penentang Komunis. Sebab ulah Mayor Mulyono menyebabkan Katamso dan

wakilnya, Letkol Sugiono ditangkap dan kemudian dibunuh, sebab mayatnya

ditemukan 19 hari kemudian oleh Sarwo Edhie. Sarwo Edhie mengatakan di

daerah pedesaan Jawa Tengah, ―mereka yakni orang yang menentang komunis,

diculik dan dan rumahnya dibakar‖ ini menandakan ada aksi pemberontakan yang

terjadi di antara masyarakat.

Soeharto pun mengerahkan pasukan RPKAD di bawah Sarwo Edhie untuk

membantu Surjosumpeno di Jawa Tengah. Karakter penolong diperankan oleh

RPKAD yakni membantu pahlawan menyelesaikan tugas berat. Dengan bantuan

RPKAD untuk menumpas komunis, situasi di kota-kota Jawa Tengah hingga Bali

bisa diamankan dan kembali ke titik kesimbanan.

Karakter donor (Penderma) diperankan oleh Sarwo Edhie. Karakter derma

berarti menolong pahlawan dengan kekuatan magic.Sarwo memutuskan

mendorong warga sipil anti-komunis membantu. Bantuan tersebut lewat pelatihan

singkat dari RPKAD dan kemudian melepas masyarakat untuk menumpas

komunis.

Pada narasi Tak Ada Tentara,Pemuda pun Jadi itu paragraf dimulai saat

Sarwo Edhie dan RPKAD tiba di Semarang. Kemunculannya di Semarang

digambarkan Tempo menjadi pahlawan. Sebab Ia dan pasukannya bergerak untuk

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 115: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

105

memadamkan kerusuhan yang diakibatkan massa teroganisasi PKI/ Pemuda yang

ikut latihan militer. .

Karakter penjahat disini adalah massa yang teroganisasi PKI. Kerusuhan

pecah di beberapa kota. Ribuan orang komunis mulai berkumpul, menutup jalan

Solo-Yogyakarta dengan menebang pohon dan memutus saluran telepon. Serikat

buruh melakukan mogok massal. Pabrik dan jalur transportasi lumpuh.

Penolong diperankan oleh anggota Gerakan Pemuda Ansor, Komando

Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhamaddiyah, dan Pemuda Marhaen dari Partai

Nasional Indonesia. Pelatihan ini membuahkan hasil agar masyarakat sipil ikut

terlibat dalam penangkapan daftar orang PKI yang masuk daftar target operasi

yang dibagikan oleh RPKAD.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 116: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

106

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari narasi berita tentang penumpasan Gerakan 30 September 1965 pada

laporan berita mendalam Sarwo Edhie dan Gerakan 1965 terdapat penggambaran

karakter yang berbeda-beda pada narasinya. Pada struktur narasinya, Tempo lebih

banyak menggambarkan struktur narasi dari gangguan menuju upaya

memperbaiki gangguan. Dari struktur narasi tersebut muncul fungsi narasi dan

karakter pada peristiwa penumpasan Gerakan 30 September ke dalam dua

karakter utama, yakni kepahlawanan versus kejahatan

Pertama penggambaran karakter kepahlawanan digambarkan oleh Sarwo

Edhie berperan sebagai pahlawan pada saat ia berhasil menumpas Gerakan 30

September 1965. Ia juga digambarkan sebagai pahlawan karena berhasil mencari

Ahmad Yani. Ditambah ia berhasil meredakan konflik di Jawa Tengah dan Bali

dengan bantuan RPKAD serta elemen golongan masyarakat anti komunis. ‗

Selain Sarwo, ada karakter Soeharto yang berperan sebagai pengirim. Ia

menjadi pengirim saat ia meminta Sarwo dan pasukan Resimen Komando Para

Angkatan Darat (RPKAD) unnntuk membantu menyelesaikan konflik antara

Gerakan 30 Septmber yang digagas Letnan Kolonel Untung dan mencari tahu

lokasi keberadaan Jenderal Ahmad Yani.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 117: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

107

Sedangkan dalam berita kedua, tokoh Soeharto menjadi pahlawan. Melihat

situasi konflik di beberapa kota akibat Gerakan 30 September 1965 dan

pembentukan Dewan Revolusi yang digagas oleh Letnan Kolonel Untung.

Soeharto langsung berperan menjadi pahlawan untuk menyelesaikan konflik

tersebut. Dalam menjalankan misinya, ia meminta tolong pasukan RPKAD di

bawah Sarwo Edhie untuk membantu Surjosumpeno yang saat itu dalam situasi

genting di Jawa Tengah. Tokoh Sarwo Edhie kemudian berubah menjadi donor

(pendermaa) saat ia berhasil mendapat ide untuk melatih organisasi Gerakan

Pemuda untuk menumpas masyarakat sipil pembela Partai Komunis Indonesia.

Sedangkan karakter penjahat diperankan oleh Letkol Untung, simpatisan

PKI dan masyarakat sipil yang dicap komunis. Dalam ketiga berita tersebut,

secara konsisten karakter yang dianggap penjahat adalah mereka. Tokoh Letkol

untung menjadi penjahat karena ia yang mengumumkan Gerakan 30 September

1965 dan dibentuknya Dewan Revolusi. Hal ini menuai reaksi bahwa ia yang

bertanggung jawab atas hilangnya Jenderal Ahmad Yani dan adanya kudeta dari

tentara khususnya Angkatan Darat. Dampak dari pengumuman Letnan Kolonel

Untung juga yang membuat massa yang teroganisasi PKI juga menjadi karakter

penjahat. Sebab mereka ikut membantu menyerang masyarakat penentang

komunis.

Dapat disimpulkan bahwa pemnbingkaian media terhadap suatu berita tidak

hanya terdapat pada framing saja. Namun, pengkarakterisasi tokoh dapat menjadi

salah satu cara untuk menyampaikan pesan sikap media terhadap narasi. Dalam

peristiwa penumpasan Gerakan 30 September 1965, terlihat dalam narasi

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 118: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

108

beritanya Tempo ingin menunjukkan bahwa tokoh Sarwo Edhie berperan sebagai

orang baik karena berhasil menemukan Jenderal Ahmad Yani yang hilang dan

berhasil menumpas Gerakan 30 September dari Jakarta, Jawa Tengah dan Bali.

Sedangkan Letnan Kolonel Untung yang mengkomandoi Gerakan 30 September

1965 berperan sebagai penjahat yang menggangu keamanan.

5.2 Saran

Saran peneliti kepada peneliti selanjutnya agar dilakukan penelitian lanjutan

menggunakan metode analisis naratif yang lain untuk membandingkan dengan

penelitian ini. Selain itu, juga bisa dilakukan dengan menggabungkan metode

analisis teks seperti framing maupun analisis wacana kritis sehingga dapat

menghasilkan penelitian yang lebih komprehensif.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 119: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

109

DAFTAR PUSTAKA

BUKU DAN SKRIPSI

Abbot, H. Porter. 1981. The Cambridge Introduction to Narrative. Chigago: The

University of Chigago Press.

Anindyajati, Sepdian. 2014. ―Analisis Naratif Pengungkapan Kasus Pembunuhan

Sisca Yofie Dalam Majalah Tempo dan Detik‖. Skripsi. Tangerang.

Universitas Multimedia Nusantara

Banaszynski, Jacqui. 2007. ―Stories Matter‖ in Kramer, Mark and Wendy Call.

Telling True Stories: A nonfiction writer’s guide from the Nieman

Foundation in Harvard University. New York. Penguin Group.

Berning, Norra. 2011. Narrative Means to Journalistic End. Institute for

Journalism and Communications, University of Hamburg

Burton, Graeme. 2005. Media and Society:Critical perspectives. Glasgow. Bell &

Bain Ltd

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Chatman, Seymour. 1978. Story and Discourse: Narrative Structure in Fiction

and Film. Ithaca: Cornell University Press.

Cohan, Steven and Linda M. Shires. 1988. Telling Stories: A Theoritical

Analysisis of Narrative Fiction. London:L Sage Publication.

Eriyanto. 2002. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media.

Yogyakarta: LkiS.

Eriyanto. 2013. Analisis Naratif: Dasar-dasar dan Penerapannya dalam Analisis

Teks berita Media. Kencana Media Group. Jakarta.

Fulton, Hellen dkk. 2005. Narrative and Media. Cambridge: Cambridge

University Press.

Harsono, Andreas dan Budi Setiyono. 2008. Jurnalisme Sastrawi. Jakarta.

Kepustakaan Populer Kompas Gramedia.

Herman, David. 2007. The Cambridge Companion to Narrative. Cambridge

University Press. New York.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 120: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

110

Herman, Luc. Bart Vervaeck. 2005. Handbook of Narrative Analysis. University

of Nebraska Press. Lincoln and London.

Ishwara, Luwi. 2005. Catatan-catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Kompas.

Kramer, Mark and Wendy Call. 2007. Telling True Stories: A nonfiction writer’s

guide from the Nieman Foundation in Harvard University. New York.

Penguin Group.

Kurnia, Septiawan Santana. 2009. Jurnalisme Investigasi. Jakarta. Yayasan Obor

Indonesia.

Kurnia, Septiawan Santana. 2001. Jurnalisme Sastra. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Kriyantono, Rachmat. Teknis Praktis Riset Komunikasi. 2006. Jakarta: Kencana

Pranada Media Group.

Laksono, Dandhy Dwi. 2009. Jurnalisme Investigasi Trik dan Pengalaman Para

Wartawan Indonesia Membuat Liputan Investigasi di Media Cetak, Radio ,

dan Televisi. Bandung: PT Mizan Pustaka.

Moleong, Lexi. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Propp, Vladimir. 1968. Morphology of Folktale. The American Folklore Society

and Indiana University.

Ryan, Marie-Laurie. 2007. ―Toward a definition of a narrative‖ in Herman, David.

The Cambridge Companion to Narrative. Cambridge University Press. New

York

Seri Buku Tempo Sarwo Edhie dan Misteri 1965. 2014. Kepustakaan Populer

Gramedia. Jakarta.

Sims, Norman and Mark Kramer. 1995. Literary Journalism. New York.

Ballantine Books.

Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Offset.

Stokes, Jane. 2006. How to do Media and Cultural Studies: Panduan untuk

Melaksanakan Kajian Media dan Budaya. Yogyakarta. Bentang.

Sugiarto, Dergibson Siagian, Lasmono Tri Sunaryanto, dkk. 2001. Teknik

Sampling. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 121: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

111

Steele, Janet. Wars Within: the story of Tempo, an independent magazine in

Soeharto’s Indonesia. Jakarta: PT Equinox Publishing Indonesia.

Tuchman, Gaye. 1978. Making News: A Study in The Construction of

Reality.New York: The Free Press.

Severin, Werner and James W Tankard, Jr. 2009. Teori Komunikas: Sejarah,

Metode, & Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta: Kencana.

Widya, Raymundus Rikang Rinangga. 2013. Drama Tragedi Trisakti 1998:

Analisis Struktur Naratif Seymour Chatman Pada Laporan Utama Majalah

GATRA 23 Mei 1998 ―Bau Mesiu dan Amis Darah di Trisakti‖. Skripsi.

Yogyakarta. Universitas Atmajaya .

WEBSITE

www.korporat.tempo.co (12/12/2014)

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015

Page 122: ANALISIS ISI NARATIF PERISTIWA PENUMPASAN ... FINAL.pdfnaratif. Untuk menganalisis fungsi karakter dalam struktur narasi tersebut maka peneliti menggunakan teknik analisis Vladimir

112

LAMPIRAN

Analisis isi..., Eldo Christoffel Rafael, FIKOM UMN, 2015