perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KPRI
DI KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN 2009
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi
Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
SRI WINDARTI
NIM. F1106047
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul :
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KPRI
DI KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN 2009
Surakarta, 28 Juni 2010
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
(Drs.Wahyu Agung Setyo,M.Si)
NIP. 196505221992031002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan.
Surakarta, Agustus 2010
Tim Penguji Skripsi
1. Dra. Nunung Sri Mulyani sebagai Ketua Penguji (…………… )
NIP. 195808051986012001
2. Drs. Wahyu Agung Setyo,M.Si sebagai Pembimbing (…………....)
NIP. 196505221992031002
3. Drs. Supriyono,M.Si sebagai Anggota Penguji (…………. . )
NIP. 196002211986011001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini aku persembahkan kepada:
Allah SWT yang telah memberi petunjuk dan kekuatan
untuk menyelesaikan amanah ini
Karya sederhana ini aku hadiahkan kepada :
1. Orang Tuaku Terutama Ibuku
2. Mbah kakung dan Mbah Putri
3. Tunang
4. Sahabat-sahabatku
5. Almamaterku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN MOTTO
”Barang siapa mengurangi satu kesulitan saudaranya sewaktu di dunia, maka Allah akan
mengurangi kesulitan-kesulitannya pada hari qiyamat kelak ”.
(Al-Hadits)
”Jika sebuah tali itu sudah sangat mengencang, itu tandanya akan putus. Jika malam
sudah gelap gulita, tandanya bahwa kegelapan akan segera lenyap. Jika sebuah masalah
itu sudah sangat menghimpit, itu tandanya akan ada jalan keluar. Dan sesungguhnya satu
kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan. Ini semua adalah hukum
Allah”
( A’idh Al-Qorni)
” Boleh jadi suatu perkara itu tampak buruk bagimu, tapi pada akhirnya ia membuatmu
senang. Ibarat awan yang pada mulanya petir dan kilat, namun berikutnya adalah hujan
yang membawa kesejukan”
(A’idh Al-Qorni)
”Kebahagiaan itu terdapat pada pengorbanan, menahan keinginan pribadi, pencurahan
segala upaya, dan mencegah semua bahaya, serta jauh dari sifat egoisme dan balas dendam”
(A’idh Al-Qorni
Hidup dan nasib bisa tampak berantakan, misterius, fantastis, dan sporadis. Namun, setiap
elemennya adalah subsistem keteraturan dari sebuah holistic yang sempurna. Menerima
kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada hal sekecil apapun terjadi karena
kebetulan. Ini fakta yang tak terbantahkan. _Edensor_
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasi Usaha (SHU) Pda KPRI di Kabupaten
Wonogiri”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana
Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini banyak sekali kendala yang penulis hadapi. Namun
berkat arahan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati dan ketulusan yang mendalam
penulis manghaturkan terima kasih kepada :
1. Drs.Wahyu Agung Setyo,M.Si selaku pembimbing yang dengan arif dan bijak telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing dan memberikan masukan
yang berarti dalam penyusunan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Bambang Sutopo. M.Com, Ak , selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Dwi Prasetyani, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
beserta staff dan karyawan yang telah memberikan ilmu, bimbingan, arahan dan
pelayanan kepada penulis.
6. Keluargaku yang senantiasa selalu mendoakan, memberi dorongan dan bimbingan
kepada penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7. Tunang yang selalu menemani, menyayangi dan menjagaku dalam suka maupun duka
8. Teman-teman Ekonomi Pembangunan angkatan 2006 Non Reguler dan semua sahabatku
terimakasih atas segala bantuan dan dukungannya.
9. Teman-teman kost Cinta Damai kalian adalah keluarga keduaku.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara langsung maupun
tidak atas bantuannya kepada penulis hingga terselesaikannya penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Penulis
mengharapkan kritik dan saran sebagai bahan perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Agustus 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
ABSTRAKSI.......................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. v
MOTTO .................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................ vi
DAFTAR ISI ........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xii
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Perumusan Masalah................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 10
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori .......................................................................... 11
1. Pengertian Koperasi ............................................................ 11
2. Tujuan, Fungsi dan Peran Koperasi Indonesia ................... 12
3. Jenis-jenis Koperasi di Indonesia........................................ 15
4. Dimensi Partisipasi ............................................................. 17
5. Keberhasilan Usaha Koperasi ............................................. 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6. Modal Koperasi ................................................................... 21
7. Daya Saing Koperasi........................................................... 24
8. Koperasi Pegawai Negeri .................................................... 25
9. Keanggotaan Koperasi. ....................................................... 26
10. Pengurus koperasi dan Tanggung jawabnya....................... 31
11. Hubungan Antara Partisipasi Anggota
dengan Keberhasilan Usaha............................................... 36
12. Sisa Hasil Usaha................................................................. 38
B. Penelitian Terdahulu ................................................................. 40
C. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ........................................... 41
1. Kerangka Pemikiran............................................................ 41
2. Hipotesis Penelitian ............................................................ 44
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 46
B. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 46
C. Teknik Pengambilan Sampel dan Ukuran Sampel .................... 46
D. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 47
E. Definisi Operasional Variabel ................................................... 48
F. Metode Analisis Data ................................................................ 51
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian ...................................................... 59
B. Analisis Deskriptif..................................................................... 74
C. Deskriptif Variabel Penelitian.................................................... 76
D. Hasil Analisis Data.................................................................... 81
E. Pengujian Asumsi Klasik........................................................... 86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
F. Pembahasan Hasil Penelitian..................................................... 88
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 91
B. Saran .......................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran……………………………………….. 44
3.1 Daerah Kritis Uji t…………………………………………………. 55
3.2 Daerah Kritis Uji F………………………………………………… 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
4.1 Pembagian Wilayah Adminitrasi Kab. Wonogiri
Tahun 2008....................................................................................... 63
4.2 Penduduk Kabupaten Wonogiri Hasi Regrestasi
diperinci Per Kec. Akhir Tahun 2004-2008…………………………65
4.3 Luas Panen Rata-Rata Produksi dan Produksi Bahan
Makanan diperinci Per Kec. Di Kab.Wonogiri Tahun 2008...............69
4.4 Jumlah Koperasi di Kab. Wonogiri…………………………………75
4.5 Jumlah SHU KPN di Kab. Wonogiri……………………………….76
4.6 Jumlah Modal Sendiri KPN di Kab.
Wonogiri…………………………………………………………….77
4.7 Jumlah Modal Pinjaman KPN di Kab.
Wonogiri ……………………………………………………………78
4.8 Jumlah Partisipasi Usaha Anggota KPN
Di Kab. Wonogiri…………………….……………………………..79
4.9 Jumlah Anggota KPN di Kab. Wonogiri…………………………….80
4.10 Jumlah Pengurus KPN di Kab.
Wonogiri…………………….………………………………………81
4.11 Hasil Regresi Linear Berganda…………………….……………….82
4.12 Hasil Uji t…………………….……………………………………...84
4.13 Hasil Uji Multikoliearitas…………………….………………………86
4.14 Hasil Uji Heteroskesidas……………………………………………..87
4.15 Uji Autokorelasi……………………
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAKSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
SISA HASIL USAHA (SHU)PADA KPRI
DI KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN 2009
Sri Windarti
(NIM. F1106047)
Penelitian ini bertujuan utuk mengetahui apakah variabel-variabel variabel-variabel
jumlah modal sendiri, jumlah modal pinjaman, jumlah partisipasi usaha anggota, jumlah
anggota, dan jumlah pengurus koperasi terhadap besarnya jumlah Sisa Hasil Usaha
Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Wonogiri. Sehubungan dengan tujuan tersebut
diajukan lima hipotesis, pertama diduga jumlah modal sendiri berpengaruh positif dan
signifikan terhadap besarnya SHU koperasi, kedua diduga jumlah modal pinjaman
berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya SHU koperasi, ketiga diduga jumlah
partisipasi usaha anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya SHU
koperasi, keempat diduga jumlah anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap
besarnya SHU koperasi, kelima jumlah pengurus koperasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap besarnya SHU koperasi.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Data berupa data sekunder yang di
dapat dari Pusat Koperasi Pegawai Negeri. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah
40 Koperasi Pegawai Negeri dengan teknik simple random sampling atau pengambilan
sampel secara acak sederhana. Metode pengujian statistik antara lain uji t, uji f, dan uji R2
serta uji ekonometrika (multikolinearitas, heteroskedatisitas, autokorelasi). Peneliti
menggunakan signifikan pada tingkat 5%.
Kesimpulan penelitian ini adalah variabel modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi
usaha anggota, dan jumlah pengurus koperasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
besarnya SHU pada Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Wonogiri. Dan variabel
jumlah anggota tidak berpengaruh positif terhadap besarnya SHU pada Koperasi Pegawai
Negeri di Kabupaten Wonogiri
Saran peneliti berdasarkan penelitian adalah: Jumlah modal sendiri, jumlah modal
pinjaman, jumlah partisipasi usaha anggota , jumlah pengurus koperasi berpengaruh
signifikan terhadap SHU, oleh karena itu bagi koperasi diharapkan mampu meningkatkan
Summber Daya Manusianya terutama dalam pengelolaan koperasi dengan meningkatkan
variabel modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota , pengurus koperasi agar
SHU meningkat. Dan jumlah anggota tidak berpengaruh signifikan terhadap SHU.
Koperasi diharapkan untuk selalu meningkatkan penndapatan sehingga biaya operasional
meningkatkan dan keuntungan meningkat.
Kata Kunci: modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi anggota, anggota, pengurus
koperasi, SHU
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang tumbuh
dikalangan masyarakat sebagai pendorong tumbuhnya perekonomian
nasional. Koperasi ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional
dalam rangkaian mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur.
Koperasi sekaligus juga sebagai soko guru perekonomian di Indonesia.
Menurut UU No 25 Tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azaz kekeluargaan. Sedangkan
prinsip-prinsip koperasi menurut UU No 25 Tahun 1992 adalah
keanggotaan bersifat sukarela, pengelolaan dilakuakan secara demokratis,
pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa
usaha masing-masing anggota, pemberian balas jasa yang terbatas pada
modal, kemandirian.
Koperasi sebagai badan usaha mempunyai karekter tersendiri,
karakter khusus yang dimiliki koperasi inilah yang membedakan koperasi
dengan bentuk badan usaha lain. Dalam kegiatan usahanya koperasi tidak
hanya berorientasi dalam mencari keuntungan saja melainkan berorientasi
pada manfaat. Pada dasarnya tujuan koperasi ialah mensejahterakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
anggota khususnya, dan mensejahterakan masyarakat pada umumnya.
Tetapi dalam usaha-usahanya koperasi harus tetap memperoleh hasil yang
layak. Sehingga pada akhir periode usahanya diharapkan dan ditargetkan
menghasilakan sisa hasil usaha.
Keuntungan dalam koperasi disebut dengan sisa hasil usaha.
Menurut UU No 25 Tahun 1992 Pasal 45 ayat 1 bahwa sisa hasil usaha
merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku
dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam
tahun buku yang bersangkutan. Sisa hasil usaha setelah dikurangi dana
cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan
oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk
keperluan pendidikan koperasi dan keperluan koperasi, sesuai dengan
keputusan rapat anggota.
Rapat anggota memiliki kedudukan tertinggi dalam koperasi.
Setiap anggota memiliki hak dan kewajiban yang sama. Partisipasi aktif
dalam rapat anggota sangat diperlukan dengan cara hadir dalam RAT,
berpartisipasi dalam pemilihan penggurus sehingga dapat terpilih pengurus
yang tepat.
Pembangunan koperasi di Indonesia sebagai wadah ekonomi rakyat
diharapkan dapat turut serta dalam mengurai berbagai ketimpangan
ekonomi, melaksanakan pemerataan untuk mencapai pertumbuhan yang
menyeluruh, menghapus ketergantungan ekonomi kelompok miskin dan
menghapus kemiskinan. Koperasi mempunyai keunggulan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
melaksanakanya dengan meminimalisir pola hubungan atas bawah dalam
struktur organisasinya.
Anggota koperasi dapat mandiri dan lebih berkembang secara
individu maupun secara bersama-sama sehubungan dengan aktifnya
partisipasi menyeluruh dari anggotanya. Keadaan ini mengembangkan
kopersi menjadi badan usaha yang mandiri, tangguh dan efisien sehingga
mampu menghadapi berbagi problem ekonomi. Sumbangan koperasi
harus ditingkatkan agar pemerataan pendapatan dan pengetasan
kemiskinan dapat terwujud.
Pemerataan yang diharapkan bukanlah suatu jenis pemerataan yang
hanya mengambil dari satu golongan untuk kemudian didistribusikan
kepada golongan masyarakat yang lainnya. Namun lebih pada peningkatan
produktifitas dan episien, pemeratan informasi skala ekonomi yang dapat
tercipta apabila seseorangmenjadi anggota koperasi (M. Amin Aziz,
1987:76). Dimana selain menjadi pengguna jasa otomatis menjadi pemilik
koperasi.
Koperasi memerlukan peran aktif pada anggotanya dalam segala
kegiatan koperasi untuk dapat berkembang atas kekuatan sendiri. Peran
aktif tersebut tercipta apabila terdapat perasaan memiliki sehingga secara
efektif dapat mengambil keputusan koperasi. Para anggota juga berhak
dan harus mampu menjalankan pengawasan atas jalannya usaha koperasi
(K. Tjilik Suwito,dkk, 1991:18).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Salah satu bentuk peran serta anggota di dalam koperasi yaitu
dalam hal penanaman modal di koperasi. Karena sebagai badan usaha
memerlukan modal. Besar kecilnya lapangan usaha koperasi juga
memerlukan sejumlah modal harus dihimpun baik dari anggota maupun
sumber lain. Faktor modal dalam usaha koperasi adalah salah satu saran
yang turut menentukan majunya koperasi modal adalah suatu sarana yang
berguna untuk produksi lebih lanjut. Modal diperoleh dari anngota, bukan
anggota, pemerintah, badan usaha, koperasi lain, dan bank. Modal dari
anggota sendiri berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan
sukarela, dan modal yang terbentuk dari cadangan berbagai kegiatan yang
dilakukan koperasi dalam usaha pencarian dana.
Jenis koperasi yang ditentukan berdasarkan kesamaan kegiatan dan
kepentingan ekonomi anggotanya. Untuk memisah-misahkan koperasi
serba heterogen satu sama lainnya, bias digunakan berbagai kriteria seperti
lapangan usaha, tempat tinggal para anggota, golongan, fungsi ekonomi
maupun propesi para anggotanya. Khusus dalan hal profesi, (Revrisond
Baswir, 1997:103) mengartikannya sebagai suatu jenis pekerjaan yang
dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keahlian atau kecakapan
tertentu dan juga berdasarkan kode ektik tertentu. Maka berdasarkan
profesi anggotanya koperasi dapat dibedakan antara lain menjadi koperasi
karyawan, koperasi pegawai, koperasi anggota darat, koperasi mahasisiwa,
koperasi pedagang pasar, dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Koperasi-koperasi yang dibentuk oleh golongan-golongan
fungsional sebagai pegawai negeri yang dikenal dengan nama koperasi
pegawai negeri (KPN) yang terdapat di Indonesia. Para anggota KPN
adalah golongan masyarakat yang mempunyai pendapatan tetap dan relatif
sedang atau rendah sehingga perjuangan KPN diarahkan untuk minimal
dapat mempertahankan tingkat kehidupan anggotanya sebagai suatu
landasan pangkal tolak untuk meningkatkan taraf hidup mereka dan secara
maksimal dapat memperbaiki kualitas hidup anggota-anggotanya (Sumitro
Joyohadikusumo dan Sri Edi Swasono, 1985:286)
Besarnya SHU yang diperoleh koperasi setiap tahunnya juga
sebagai pertanda bahwa koperasi telah dikelola dengan baik dan
professional. Pengelolaan yang profesional memerlukan sistem
pertanggung jawaban yang baik dari anggota, pengurus bahkan manajer.
Semakin besar SHU yang diperoleh koperasi akan meningkatkan
kesejahteraan para anggotanya dan masyarakat pada umumya.
SHU sangat tergantung dari besarnya modal yang berhasil
dihimpun oleh koperasi untuk menjalankan usahanya. Modal koperasi
terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal
dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Sedangkan
modal pinjaman dapat berasal dari anggota, koperasi lain, bank dan lembaga
keuangan lain, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, sumber lain
yang sah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Dengan partisipasi yang aktif akan berdampak dalam
perkembangan koperasi yang positif. Partisipasi anggota meliputi
berbagai bidang, yaitu partisipasi dalam aktifitas koperasi, modal dan
dalam penggunaan jasa usaha koperasi. Bidang aktifitas koperasi,
anggota berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan pengambilan
keputusan yang diselenggarakan melalui rapat-rapat anggota maupun di
luar rapat anggota. Bidang modal koperasi, anggota koperasi aktif turut
serta menanggung beban modal koperasi, hal itu bisa dilakukan dengan
membayar simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela.
Bidang jasa usaha koperasi, anggota sebagai pengguna dari setiap
kegiatan usaha koperasi, di sini anggota koperasi sebagai konsumen
bahkan pelanggan dari kegiatan usaha koperasi. Dalam berpartisipasi
terhadap koperasi dalam bidang jasa koperasi dengan cara anggota sering
menggunakn berbagai jasa atau unit usaha yang disediakan oleh koperasi.
Perolahan sisa hasil usaha setiap tahun bagi koperasi menjadi
sangat penting, karena sebagian dari SHU tersebut disisihkan sebagai
cadangan yang akan memperkuat koperasi itu sendiri. Partisipasi yang
aktif dari semua anggota koperasi terhadap semua kegiatan koperasi
diharapkan dapat memperoleh sisa hasil usaha yang dari tahun ke tahun
terus meningkat. Sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi merupakan
salah satu daya tarik bagi seseorang untuk menjadi anggota koperasi
tersebut dan akan mendorong anggota yang berpartisipasi pasif menjadi
anggota yang aktif. Hal itu disebabkan anggota yang berpartisipasi aktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
akan mendapatkan jasa yang lebih dari pembagian S i s a H a s i l
Usaha (SHU) koperai tersebut.
KPRI (Koperasi Pegawai Republik Indonesia) adalah koperasi yang
anggotanya terdiri dari para pegawai negeri Republik Indonesia dalam suatu
daerah kerja. Partisipasi anggota diharapkan dapat perpengaruh dengan
perolehan sisa hasil usaha. Sebagian besar KPRI dalam mengelola usahanya
lebih mengutamakan menggunakan modal sendiri daripada modal
pinjaman. Hal ini dikarenakan KPRI belum memperhatikan struktur
modal yang sesuai, sedangkan struktur modal yang efektif memungkinkan
adanya kemudahan dalam pengumpulan modal tambahan bila diperlukan.
Mengingat semakin pesat persaingan dalam pasar global, yang
pada akhirnya menuntut koperasi untuk ikut ambil bagian didalamya. Oleh
karena itu bukan tidak mungkin lambat laun kebutuhan para anggota
koperasi dan masyarakat pada umumnya semakin meningkat. Untuk
mengantisipasi hal tersebut koperasi perlu memperbesar volume
usaha yang pastinya akan membutuhkan tambahan modal cukup besar.
Dan kebutuhan akan tambahan modal tersebut dapat dipenuhi dengan
pinjaman dari pihak luar.
Pengumpulan modal yang berhasil dilakukan koperasi , baik
modal sendiri maupun modal pinjaman secara bersama-sama akan
digunakan untuk menggerakan kegiatan usaha. Kedua sumber modal
tersebut mendukung keberhasilan usaha koperasi dengan posisinya
masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Apabila KPRI menggunakan modal pinjaman lebih besar
dalam menjalankan usahanya, maka akan sangat merugikan. Sebab beban
bunga yang lebih besar dari keuntungan yang diperoleh akan memperkecil
SHU, sehingga pada akhirnya akan berdampak buruk pada kesehatan
keuangan koperasi. Maka dari itu KPRI harus benar-benar memperhatikan
struktur finansial dan struktur modal yang tepat dalam
Kegiatan usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)
meliputi usaha simpan pinjam dan pertokoan. Koperasi akan selalu
berusaha untuk mensejahterakan anggotanya, salah satunya melalui
pembagian SHU pada anggotanya. Salah satu cara untuk mensukseskan
koperasi perlu adanya peran serta anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
Maka penelitian dilakukan di Koperasi Pegawai Republik
Indonesia (KPRI) Kabupaten Wonogiri. Hal yang mendasari peneliti
melakukan penelitian di Koperasi Pegawai Republik Indonesia
(KPRI) Kabupaten Wonogiri yang relatif termasuk kota kecil perlu
adanya peran serta masyarakat terpelajar untuk mengembangkannya
khususnya dalam bidang koperasi. Pada Pusat Koperasi Pegawai republik
Indonesia (PKPRI) Kabupaten Wonogiri keanggotakan sebanyak 90 KPRI
dengan jumlah perorangan sebanyak 13.207 orang dan sampel untuk
penelitian ini berjumlah 40 KPRI di Kabupaten Wonogiri .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka judul
penelitian ini ialah “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KPRI DI
KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2009.”
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh modal sendiri terhadap besarnya Sisa Hasil
Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri?
2. Bagaimana pengaruh modal pinjaman terhadap besarnya Sisa Hasil
Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri?
3. Bagaimana pengaruh partisipasi usaha anggota terhadap besarnya Sisa
Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri?
4. Bagaimana pengaruh jumlah anggota terhadap besarnya Sisa Hasil
Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri?
5. Bagaimana pengaruh jumlah pengurus terhadap besarnya Sisa Hasil
Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri?
C. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka tujuan yang akan
dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh modal sendiri terhadap besarnya Sisa
Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2. Untuk mengetahui pengaruh modal pinjaman terhadap besarnya Sisa
Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri.
3. Untuk memgetahui pengaruh partisipasi usaha anggota terhadap
besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri.
4. Untuk mengetahui pengaruh jumlah anggota terhadap besarnya Sisa
Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri.
5. Untuk mengetahui pengaruh jumlah pengurus terhadap besarnya Sisa
Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri.
D. MANFAAT PENELITIAN
a) Manfaat Teoritis
1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan
manfaat dalam pengembangan koperasi terutama masalah SHU.
2. Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan bagi penulis
3. Untuk membuktikan pentingnya dalam perolehan SHU pada KPRI
b) Manfaat Praktis
1. Diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan
bagi KPRI di Kabupaten Wonogiri untuk meningkatkan perolehan
Sisa Hasil Usaha (SHU).
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi koperasi dalam menyusun strategi
untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Koperasi
Koperasi berasal dari bahasa latin coopere atau dalam bahasa Inggris
disebut cooperation. Co berarti bersama dan operation berarti bekerja atau
berusaha (to operate) (Suwandi, 1982:10). Pengertian koperasi dilihat dari
sudut pandang menurut beberapa tokoh, diantaranya (Firdaus, 2002:39) :
a. Margono Djojohadikoesoemo
Koperasi adalah perkumpulan manusia seorang-seorang yang dengan
sukanya sendiri hendak bekerja bersama untuk memajukan
ekonominya.
b. Soeriaatmadja
Koperasi adalah suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar
persamaan derajat sebagai manusia, dengan tidak memandang halauan
agama dan politik secara sukarela masuk untuk sekedar memenuhi
kebutuhan bersama yang bersifat kebendaaan atas tanggungan
bersama.
c. Marvin A. Schaars
Koperasi adalah suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan
dikendalikan oleh anggota yang juga pelanggannya dan dioperasikan
oleh mereka dan untuk mereka atas dasar nir laba atau atas dasar biaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
d. Undang-undang No.12 Tahun 1967 Tentang Pokok-pokok
Perkoperasian (Panji, 1998:4)
Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak
sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi
yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan.
e. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian (Atmaji,
2007:6)
Koperasi Indonesia adalah suatu badan usaha yang beranggotakan
orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan segala
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas bisa ditarik suatu
kesimpulan, koperasi sebagai suatu gerakan ekonomi rakyat,
beranggotakan orang-perorangan atau badan-badan hukum koperasi yang
mempunyai landasan serta menggunakan asas kekeluargaan.
2. Tujuan, Fungsi dan Peran Koperasi Indonesia
Tujuan koperasi dapat dilihat dalam Bab II pasal 3 Undang-undang
No. 25 tahun 1992. Menurut pasal tersebut, koperasi Indonesia bertujuan
sebagai berikut :
“Koperasi Indonesia bertujuan memajukan kesejahteraan anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun
tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
yang maju, adil, dan makmur berlandaskan pancasila dan Undang-undang
Dasar 1945.”
Dari pernyataan tersebut, menurut Baswir (1997:48) dapat ditarik
kesimpulan bahwa koperasi Indonesia bertujuan untuk :
a. Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya
b. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat, dan
c. Ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional.
Dari pasal tiga tersebut, jelas bahwa tujuan dari koperasi adalah
untuk memajukan kesejahteraan anggota, setelah itu baru masyarakat.
Karena anggota koperasi juga merupakan anggota masyarakat, berarti
peningkatan taraf hidup anggota juga berarti peningkatan taraf hidup
masyarakat yang bertahap (Firdaus, 2002:43).
Koperasi sebagai suatu lembaga ekonomi rakyat selalu berupaya
untuk memacu kesejahteraan sosial masyarakat. Koperasi sebagai sebuah
lembaga tentu memiliki beberapa fungsi dan peranan. Dalam Bab III
bagian pertama dari pasal 4 Undang-undang No. 25 tahun 1992 terdapat
uraian tentang fungsi dan peran lembaga koperasi, antara lain sebagai
berikut (Firdaus, 2002:43-44) :
a. Koperasi dapat mengurangi tingkat pengangguran.
Dengan adanya koperasi, diharapkan dapat menyerap tenaga kerja
untuk mengelola koperasi.
b. Koperasi dapat mengembangkan kegiatan usaha masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Misalnya KUD di bidang pertanian, dapat membantu untuk
menyediakan alat-alat pertanian dengan harga yang lebih murah
sehingga petani bisa meningkatkan usahanya.
c. Koperasi dapat berperan ikut meningkatkan pendidikan rakyat,
terutama pendidikan di bidang perkoperasian dan dunia usaha.
Pendidikan yang diberikan oleh koperasi kepada para anggotanya,
diharapkan bisa diamalkan pengetahuannya kepada masyarakat
sekitar.
d. Koperasi dapat berperan serta sebagai alat perjuangan ekonomi.
Koperasi harus bisa mandiri dan tidak terlalu tergantung kepada
pemerintah, serta koperasi harus mampu bersaing dengan badan
usaha yang lain.
e. Koperasi Indonesia dapat berperan serta untuk menciptakan
demokrasi ekonomi.
Demokrasi ekonomi berdasar Pancasila menekankan adanya peran
aktif masyarakat dalam pembangunan.
Diatas telah disebutkan bahwa tujuan koperasi adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan anggota. Namun bagaimana cara mengukur
kesejahteraan anggota? Kesejahteraan anggota bermakna sangat luas.
Selain itu, kesejahteraan anggota relatif alias berbeda ukurannya antara
satu orang dengan orang lainnya. Namun karena anggota adalah seorang
manusia, maka kesejahteraan akan terus dicari hingga semaksimalnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Sebagai sebuah lembaga ekonomi, koperasi juga mempunyai
peranan-peranan tertentu. Adapun beberapa peranan koperasi menurut
Anoraga, (1998:163) antara lain :
a. Koperasi berperan dalam meningkatkan produksi mewujudkan
pendapatan yang adi dan makmur yang merata.
b. Mengatur penggunaan sumber-sumber secara efektif yang
diberikan oleh pemerintah pusat dan untuk memobilisasikan
sumber-sumber lokal setempat desa secara cukup dalam proses
pembangunan.
c. Memberikan input-input produksi dan pelayanan yang diperlukan
oleh para anggotanya maupun mengelola input-input dan
pelayanan yang berasal dari berbagai saluran dalam sistem
lembaga.
d. Meningkatkan kemampuan para anggotanya dalam berorganisasi
secara efektif.
e. Terakhir, koperasi dapat berperan sebagai penghubung antara
penduduk dengan lembaga-lembaga nasional yang menguasai
sumber-sumber dan kebijakan.
3. Jenis-jenis Koperasi di Indonesia
Menurut pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1959 tentang
Perkembangan Gerakan Koperasi, pengertian dari penjenisan koperasi
adalah pembedaan koperasi yang didasarkan pada golongan dan fungsi
ekonomi. Dalam peraturan pemerintah tersebut, penjenisan koperasi lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
ditekankan pada lapangan usaha atau tempat tinggal para anggota suatu
koperasi (Hendrojogi, 1998:50). Berdasarkan hal tersebut, menurut pasal 3
PP No. 60 Tahun 1959 maka terdapatBerdasarkan pasal 16 Undang-
undang nomor 25 Tahun 1992, jenis koperasi di Indonesia ada 2, yaitu
koperasi berdasarkan kebutuhan dan efisiensi serta koperasi berdasarkan
golongan fungsional. Dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah
kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggotanya.
Jenis koperasi tersebut antara lain :
Berdasarkan kebutuhan dan efisiensi dalam ekonomi sesuai dengan
sejarah timbulnya gerakan koperasi :
a. Koperasi konsumsi
b. Koperasi kredit
c. Koperasi produksi
d. Koperasi jasa
e. Koperasi distribusi (pemasaran)
Sedangkan jenis koperasi yang satunya menurut pasal 16 Undang-
undang nomor 25 Tahun 1992, adalah di dasarkan pada golongan
fungsionalnya. Koperasi-koperasi tersebut antara lain :
a. Koperasi angkatan darat (Kopad)
b. Koperasi angkatan laut (Kopal)
c. Koperasi angkatan udara (Kopau)
d. Koperasi angkatan kepolisian (Koppol)
e. Koperasi pegawai negeri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
f. Koperasi pensiunan angkatan darat
g. Koperasi pensiunan
h. Koperasi karyawan
i. Koperasi sekolah
Penjenisan koperasi diatas hanya sebagian kecil saja, masih banyak
lagi penjenisan koperasi yang didasarkan bukan pada golongan fungsional
dan kebutuhan ekonomi anggotanya.
4. Dimensi Partisipasi
Partisipasi dari anggota adalah unsur utama dalam memacu kegiatan
dan untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam sebuah koperasi
(Mutis, 2004:93). Melihat dari pernyataan tersebut, berarti peranan
partisipasi anggota sangat besar pengaruhnya bagi kemajuan sebuah
koperasi. Apabila ditinjau dari sudut pandang anggota perorangan, dimensi
partisipasi itu mempunyai keterkaitan sebagai berikut (Hanel, 1985 : 68-
70) :
a. Para anggota perorangan berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan suatu
perusahaan koperasi yang secara efisien menunjang kepentingannya.
b. Para anggota harus menyetujui dan harus digerakkan melalui
ketentuan-ketentuan organisasi, untuk berperan serta dalam membiayai
perusahaan koperasi.
c. Hal itu berarti para anggota (harus) memiliki hak dan kemungkinan
serta termotivasi dan sanggup berpartisipasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Disini akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian partisipasi anggota
koperasi. Pengertian partisipasi menurut FAO (Forestry/Fishery and
Agriculture Organization) dalam Prihatinigtas Saptorini (2004:26) antara
lain :
a. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam
perubahan yang ditentukannya sendiri
b. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri,
kehidupan, dan lingkungan mereka.
c. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif yang mengandung arti
bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan
mengungkapkan kebebasannya untuk meletakkan hal itu.
Selain yang telah disebutkan diatas, partisipasi anggota koperasi
dapat diartikan sebagai suatu proses dimana sekelompok orang (anggota)
menemukan dan mengimplementasikan ide-ide atau gagasan koperasi
(Nasrudin, 2004:16). Pengertian partisipasi menurut Davis & Newstrom
dalam Daerobi (1992:7) adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang
pada situasi kelompok yang mendorongnya untuk ikut mengambil bagian
terhadap pencapaian tujuan kelompok serta ikut bertanggung jawab atas
tercapainya tujuan tersebut. Sedangkan pengertian partisipasi dari kamus
istilah yang terdapat dalam website Departemen Koperasi, partisipasi
adalah 1) keterlibatan mental dan emosional individu dalam situasi
kelompok yang mendorongnya memberi sumbangan terhadap tujuan
kelompok serta membagi tanggung jawab bersama mereka, 2) keterlibatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
ego atau diri sendiri dan tidak sekedar keterlibatan secara fisik saja tetapi
terlibat secara keseluruhan termasuk pikiran, perasaan dan kemauan. Pada
dasarnya, keberhasilan usaha suatu koperasi sangat tergantung dari
partisipasi anggotanya. Hal ini sesuai dengan yang telah dikemukakan
Mutis (2004:93) bahwa partisipasi anggota merupakan unsur utama dalam
memacu kegiatan dan untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam
koperasi. Koperasi sebagai business entity dan social entity dibentuk oleh
anggota-anggota untuk menggapai manfaat tertentu melalui partisipasi.
Oleh karena itu, koperasi harus memiliki kegiatan-kegiatan tertentu untuk
menjabarkan bentuk-bentuk partisipasi dan memacu manfaat bersama,
ketika berbagai manfaat diperoleh melalui upaya-upaya bersama para
anggota.
Menurut Jochen Ropke dalam Nasrudin (2004:16) partisipasi
anggota koperasi meliputi tiga aspek, yaitu:
a. Anggota berpartisipasi dalam memberikan kontribusi atau
menggerakkan sumber-sumber dayanya.
b. Anggota berpartisipasi dalam pengambilan keputusan (perencanaan,
implementasi/pelaksanaan dan evaluasi).
c. Anggota berpartisipasi dalam pengambilan/pembagian keuntungan.
Koperasi harus memiliki atau mengembangkan satu keuntungan
komparatif, yaitu mampu memberikan jasa dengan keuntungan yang
kurang lebih sama dengan para pesaing koperasi (uji koperasi).
Keuntungan komparatif ini, menurut para ahli berasal dari keuntungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
biaya transaksi, pengurangan ketidakpastian, kepercayaan, keterkaitan,
dsb. Oleh karena itu, penguasaan wawasan dan pengetahuan
kewirausahaan sangat diperlukan (Ropke, 1995:46).
5. Keberhasilan Usaha Koperasi
Keberhasilan usaha koperasi juga bisa dilihat dari tingkat
solvabilitas, rentabilitas dan likuiditas. Supaya keberhasilan usaha koperasi
bisa dicapai, maka partisipasi anggota koperasi perlu ditingkatkan. Disini
terdapat beberapa faktor yang dianggap dapat mempengaruhi keberhasilan
koperasi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah (Mutis, 1992:92-93) :
a. Adanya perasaan kelompok yang kuat.
b. Latihan yang berkesinambungan bagi calon anggota dan anggota.
c. Kunjungan ke lapangan dari para penggerak koperasi yang
berkesinambungan, dialog informal dengan anggota setempat.
d. Para anggota membuat rencana koperasi.
e. Para anggota dirangsang untuk mengetahui masalah-masalah
koperasi, keadaan-keadaan keterbatasan keuangan, kebutuhan dan
kemajuannya.
f. Kesalahan-kesalahan koperasi di masa lampau menjadi tantangan
bagi para anggota koperasi dan pengurus.
g. Menanamkan dan mempertahankan sikap-sikap mental yang baru
yang berhubungan dengan aneka simpanan, pemberian pinjaman dan
aspek-aspek lain untuk bekerjasama dalam koperasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
6. Modal Koperasi
Menurut pasal 41 Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian, modal sebuah koperasi berasal dari modal sendiri dan
modal luar, serta modal penyertaan. Modal sendiri dari koperasi adalah
modal yang menanggung resiko. Modal ini didapat dari simpanan pokok,
simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Simpanan pokok adalah
sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota
kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak
bisa diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.
Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus
sama yang wajib dibayarkan oleh anggota koperasi dalam waktu dan
kesempatan tertentu. Sama seperti simpanan pokok, simpanan wajib tidak
bisa diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa
hasil usaha, yang ditujukan untuk memupuk modal sendiri sertauntuk
memutup kerugian koperasi bila perlu. Hibah adalah transfer atau
pemberian dana dari pihak yang lain secara gratis, yaitu koperasi tidak
mempunyai kewajiban untuk membayar kembali baik itu berupa pokok
ataupun jasa. Modal luar koperasi berasal dari pinjaman-pinjaman. Modal
pinjaman koperasi adalah sejumlah modal yang diperoleh dari pinjaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Modal pinjaman ini bisa diperoleh dari :
a. Pinjaman yang diperoleh dari anggota, termasuk calon anggota yang
memenuhi syarat.
b. Pinjaman dari koperasi lain atau anggotanya dengan berdasarkan
perjanjian kerjasama.
c. Pinjaman dari bank dan lembaga keuangan yang lainnya.
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya berdasar ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
e. Sumber lain yang sah, adalah pinjaman dari bukan anggota yang
dilakukan tidak melalui penawaran secara umum.
Modal penyertaan adalah modal yang berasal dari pemerintah atau
dari masyarakat dalam bentuk investasi. Para pemilik modal penyertaan
tidak mempunyai kekuasaan dalam rapat anggota serta dalam penentuan
kebijakan koperasi secara keseluruhan. Pemilik modal penyertaan hanya
dilibatkan dalam pengelolaan usaha koperasi serta pengawasan usaha
investasinya, sesuai perjanjian dengan koperasi.
Menurut Djoko Sutjiptadi dalam Nasrudin (2004:20), terdapat
beberapa alasan tentang pentingnya pengaturan permodalan koperasi,
yaitu: Pertama, modal koperasi akan selalu dibutuhkan selama usaha
koperasi masih bisa beroperasi. Modal koperasi inilah yang akan terus
menerus berputar di dalam kegiatan usaha koperasi. Pengeluaran-
pengeluaran untuk pembelian, pembayaran upah buruh atau gaji karyawan,
akan kembali lagi menjadi uang kas melalui hasil penjualan yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
digunakan lagi untuk belanja pembelian, upah buruh, pembayaran gaji
karyawan pada periode kerja berikutnya. Kedua, modal koperasi
merupakan suatu alat untuk mengukur likuiditas usaha koperasi. Hal ini
berarti modal koperasi bisa digunakan sebagai alat untuk mengetahui
kemampuan usaha suatu koperasi dalam memenuhi kewajiban finansial
yang harus segera dipenuhi. Jika koperasi mampu memenuhi kewajiban
finansial/keuangannya, maka koperasi bisa dinyatakan likuid atau lancar.
Ketiga, Pengaturan modal koperasi dapat membantu pinjaman dalam
penyusunan rencana-rencana usaha koperasi pada waktu yang akan datang
dengan lebih baik dari waktu sebelumnya.
Unsur-unsur permodalan dalam koperasi harus diperhatikan dalam
hal jumlah dan perputarannya karena ini berpengaruh dalam kelangsungan
usaha koperasi. Dalam hal ini, akan diperlihatkan aliran modal koperasi.
Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam pengelolaan modal koperasi
adalah sebagai berikut:
a. Uang kas
b. Surat berharga
c. Piutang-piutang dagang
d. Penyediaan barang dagangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Gambar 2.1
Perputaran Modal Koperasi
Pada awalnya, koperasi memiliki sejumlah modal berupa kas. Kas ini
selanjutnya dipergunakan untuk pembelian bahan baku dan bahan
pembantu. Bahan baku dan bahan pembantu ini ada yang langsung dijual
dan ada juga yang dipakai sebagai persediaan, dimana nantinya juga akan
dijual. Hasil penjualan berupa uang kas, akan dipergunakan untuk
membeli bahan baku dan bahan pembantu lagi. Kurang lebih demikianlah
siklus perputaran modal koperasi berlangsung.
7. Daya Saing Koperasi
Untuk menjaga agar koperasi tetap bisa eksis atau bertahan di
tengah-tengah masyarakat dan agar koperasi tidak ditinggalkan oleh para
anggotanya, maka koperasi harus mempunyai keunggulan khusus.
Keunggulan khusus dari koperasi yaitu bahwa anggota koperasi bisa
menjadi pemilik sekaligus menjadi pelanggannya. Agar koperasi menjadi
Kas
Kas
Beli bahan
baku & bahan
pembantu
Jual bahan
baku & bahan
pembantu
Persediaan bahan
baku & bahan
pembantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
salah satu alternatif yang menarik bagi para anggotanya maka ada baiknya
koperasi:
a. Koperasi harus bisa menghasilkan paling tidak sama dengan yang
dihasilkan seperti pesaing koperasi yang lain (non koperasi) dan
koperasi harus bisa memberikan keuntungan kepada anggota.
b. Walau koperasi memenangkan persaingan dengan badan usaha non
koperasi tersebut, tetapi para anggota tak dapat berpartisipasi dalam
keunggulan tersebut sehingga anggota tidak mempunyai rasa
ketertarikan lagi sebagai anggota aktif dari koperasi (Ropke,
1996:56).
8. Koperasi Pegawai Negeri (KPN)
Pengertian koperasi pegawai menurut Muhammad Firdaus dan Agus
Edhi Susanto (2002:68) adalah koperasi yang anggota-anggotanya setiap
orang mempunyai kesamaan dalam hal aktivitas atau pekerjaannya.
Koperasi pegawai negeri seringkali disebut koperasi pegawai
republik Indonesia. Untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan suatu
kondisi maka pada tanggal 4 April 1995, nama induk koperasi pegawai
negeri RI diganti. Perubahan nama KPN atau Koperasi Pegawai Negeri
berubah menjadi KPRI atau Koperasi Pegawai Republik Indonesia, sejak
tanggal tersebut.
Ukuran keberhasilan suatu koperasi berkaitan dengan efisien
ekonomis, kestabilan keuangan dan prestasi usaha KPN yang terletak pada
keberhasilan dalam melayani kebutuhan anggotanya sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
kesejahteraan atau kemampuan ekonominya meningkat. Jika ada
keuntungan anggotalah yang pertama-tama merasakan manfaatnya.
Sedangakan keuntungan yang diperoleh koperasi adalah hasil dari
kegiataan pelayanan kepada anggota yng dikelola secara efisien dan
profesional.
Hal ini bukan berti koperasi tidak mementingkan keuntungan,
keuntungan tetap penting karena dengan keuntungan ini koperasu dapat
memperluas usahanya serta meningkatkan mutu produksi dan jasa
pelayanan kepada anggotanya. Sebagai badan usaha koperasi tetap harus
meningkatkan keuntungan (dalam hal ini adalah Sisa Hasil usaha) yang
orientasi pada kepentingan ekonomi anngotanya.
Ada kalanya modal koperasi yang berasal dari modal sendiri dan dari
modal luar masih kurang, sehingga untuk menambah modal, sebagian
keuntungan dari koperasi tidak dibagikan kepada anggota melainkan
disimpan sebagai cadangan. Jika modalnya sudah cukup besar maka
pemberian kredit kepada anggota juga ada kemungkinan untuk
diperbanyak. Keberadaan koperasi pegawai negeri juga harus diadakan
pengawasan atas penggunaan uangnya, agar penyelewengan bisa dihindari.
9. Keanggotaan Koperasi
Di dalam koperasi, anggota-anggotanya mempunyai hak sebagai
pemilik serba bias menjalankan sebagai pelanggan dan pemakai. Hal
ini sering disebut sebagai prinsip identitas ganda. Prinsip identitas
ganda merupakan pola perilaku utama dalam koperasi. Menurut pasal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
17 ayat (1) UU No 25/1992 menyebutkan bahwa anggota koperasi
adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Berdasarkan UU
tersebut, maka anggota koperasi memiliki identitas ganda atau dual
identity. Prinsip identitas ganda inilah yang membedakan antara
koperasi dengan badan usaha yang lain.
Prinsip identitas ganda ini pertama kali diperkenalkan oleh Alfred
Hanel, seorang guru besar dari Marburg, Jerman. Menurut Hanel,
prinsip identitas ganda melihat anggota koperasi berperan sekaligus
dua macam, sebagai pemilik dan sebagai pelanggan. Sebagai pemilik,
anggota koperasi harus aktif dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT)
dan anggota koperasi sebagai pelanggan, mereka harus rajin untuk
mengkonsumsi barang dan jasa koperasi yang telah disediakan untuk
anggotanya. Sebagai pemilik, anggota juga harus ikut berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan, ikut memilih pengurus koperasi,
membayar simpanan-simpanan yang telah ditetapkan, mengajukan
berbagai usul dan saran-saran serta ikut menikmati hasil koperasi
(Soewardi, 1995:11).
Proses pertumbuhan dari prinsip identitas ganda terjadi secara
berangsur-angsur alias bertahap sedikit demi sedikit. Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhinya bisa berupa faktor internal maupun
faktor eksternal. Faktor internal ini bisa berupa pengaruh
kepemimpinan koperasi dan pengaruh pergaulan dengan sesama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
anggota koperasi. Adapun faktor eksternal misalnya, ada pemaksaan
untuk berlangganan kepada koperasi.
Perilaku anggota koperasi sebagai pelanggan dipengaruhi oleh
(Soewardi, 1995:49) :
a. Letak tempat pelayanan koperasi
b. Cara-cara melayani anggota
c. Harga barang-barang dan jasa yang disediakan
Menurut faktor eksternal, adanya alternatif lain dari koperasi
seperti memberi harga yang lebih murah agar anggota mau membeli di
koperasi. Perilaku anggota koperasi sebagai pemilik, mempunyai
hubungan yang lebih kompleks. Sebagai pemilik, anggota koperasi
mempunyai hak dan kewajiban. Anggota koperasi mempunyai hak untuk
memilih pengurus dan Badan Pemeriksa, serta ikut ambil bagian dalam
proses pengambilan keputusan. Dari hal tersebut, harus dicari bagaimana
upaya-upaya kita untuk memajukan perkoperasian Indonesia dengan
melihat dari sisi anggota koperasi sebagai pemilik dan anggota sebagai
pemakai terhadap keberhasilan usaha koperasi.
Dalam suatu organisasi yang memiliki karakteristik suatu
kelembagan seperti koperasi, dipihak yang satu keberadaan anggota adalah
sebagai pemilik kewajiban memberikan kontribusi kepada organisasinya.
Dipihak lain anggota sebagai pemakai mempunyai hak untuk memperoleh
insentif atau manfaat dari organisasi koperasi. Dengan kedua tersebut,
anggota koperasi mempunyai kedudukan sentral dalam koperasi sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
suatu kelembagaan ekonomi. Dilihat dari pengertian dasar, sifat, ciri
keanggotaan dan hak serta kewajiban anggota dalam organisasi koperasi,
maka kedudukan anggota dapat diuraikan, menjadi:
a. Pemilik, pemakai sekaligus pemegang kekuasaan tertinggi dalam
organisasi koperasi (melalui Rapat Anggota Tahunan).
b. Orang-orang yang mempunyai kesepakatan berdasrkan kesadaran
rasional dan utuh yang secara bersama-sama memenuhi
kepentingan ekonomi dan sosial mereka, baik sebagai konsumen,
sebagai produsen, maupun sebagai anggota masyarakat yang hidup
dan berinteraksi dalam suatu komunal.
c. Keanggotaannya bersifat sukarela dan terbuka untuk setiap warga
negara memenuhi persyaratan-syaratan spesifikasi koperasinya.
d. Keanggotaan melekat pada diri pribadi orang-orangnya,(1)
memiliki senasib dalam upaya memenuhi kepentingan ekonomi
dan sosialnya, (2) memiliki keyakinan bahwa hanya
bergabungbersama-sama akan dapat diselesaikan, (3) memiliki
kesamaan dalam jenis kepentingan ekonominya.
e. Keanggotaanya koperasi merupakan keputusan berdasarkan tingkat
kesadaran rasional dari orang-orangyang: (1) merasa cocok bila
mereka kegiatan tolong menolong khususnya dalam bidang
ekonomi, (2) merasa kuat bila mereka bersatu menjadi anggota
koperasi, (3) merasa tigdak perlu bersaing dengan kegiatan usaha
koperasinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka. Keinginan untuk
masuk menjadi anggota dan keluar tergantung pada kemauan setiap
anggota. Namun demikian, keanggotaan seseorang akan berakhir bila:
a. Meninggal dunia
Bila seseorang telah meninggal, maka status keanggotaanya
berakhir pada saat ia meninggal dan tidak biasa dialihkan kepada
ahli warisnya.
b. Minta berhenti atas kehendak sendiri
Bila seseorang mengajukan permintaan secara tertulis kepada
pengurus untuk berhenti menjadi anggota, maka permintaan
tersebut akan dibicarakan dalam rapat pengurus dan sekaligus akan
ditentukan mengenai pengambilan simpanan-simpanannya di
dalam koperasi, yaitu setelah dikurangi kewajibannya yang
mungkin belum dilunasi. Bila keadaan tidak memungkinkan, maka
pengembalian simpanan-simpanan itu akan ditentukan oleh
pengurus menurut tata cara yang tidak merugikan koperasi dengan
memperhatikan pula kepentingan anggota yang berhenti tersebut.
c. Diberhentikan karena tidak memenuhi syarat keanggotaan
Sebagai misal, jika seorang anggota koperasi berganti mata
pencarian, maka keanggotaannya dapat berakhir pada saat itu juga.
Demikian pula bila ia pindah alamat sehingga keluar dari daerah
kerja koperasi tang bersangkutan. Sebagaimana ditentukan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
anggaran dasar koperasi, maka keanggotaannya dapat dinyatakan
gugur.
d. Dipecat karena tidak memenuhi syarat kewajiban sebagai anggota
Bila seseorang anggota tidak memenuhi kewajibannya, misalnya
tidak menbayar simpanan wajib yang telah ditetapkan didalam
anggaran dasar, dan sengaja untuk merugikan koperasi, maka
anggota tersebut bisa dihapuskan status keanggotaanya (Revrisond
baswir 1997:135).
10. Pengurus Koperasi dan Tanggung Jawabnya
Dalam organisasi koperasi Rapat Anggota memegang kekuasaan
kekuasaan tertinggi jika dilihat dari system manajemen koperasi. Hal
ini dapat dimengerti sebab anggota adalah pemilik koperasi. Seperti
dijelaskan di muka bahwa tujuan utama operasi di Indonesia adalah
sebagai alat pembangunan dan untuk memenuhi kepentingan para
anggota yaitu kebutuhan yang sangat mendeasak. Dengan demikian
pembangunan koperasi di Indonesia mempunyai tujuan ganda. Di satu
pihak bertujuan memperjuangkan pemenuhan kebutuhan anggota dan
di lain pihak sebagai alat untuk menjalankan kebijaksanaan pemerintah
dalam menjalankan pembangunan. Kedudukan koperasi seperti ini
menghendaki pengurus harus dapat menjalankan tugasnya dengan
baik. Disatu pihak sebagai wakil anggota dan dipihak lain sebagai alat
untuk mencapai program pembangunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Dalam sistem manajemen koperasi di Indonesia, anggota sebagai
pemilik tidak mungkin dapat melaksanaan pelaksanaan pengelolaan
sendiri karena selain jumlah anggota yang terlalu banyak juga karena
tempat tinggal mereka yang terpencar-pencar. Oleh karena itu untuk
dapat mengelola usaha koperasi secara efektif anggota koperasi
memilih beberapa orang wakilnya yang dapat dipercayakan untuk
menangani hal tersebut. Wakil anggota yang dapat dipercayakan untuk
mengelola usaha koperasi itu lebih dikenal eengan istilah pengurus,
sedangkan wakil anggota yang melakukan pengawasan terhadap
jalanya usah koperasi disebut sebagai Badan Pemeriksa. Pengurus
mengelola koperasi dengan tujuan untuk memenuhi kepentingan para
anggota ynag diwakilinya. Yang dijadikan sebagai dasar oleh pengurus
untuk menjalankan pengelolaan usaha adalah keputusan Rapat
Anggota yaitu merumuskan tujuan, sasaran antara yang dijabarkan ke
dalam berbagai rencana pokok. Untuk setiap sasaran antara harus
dijabarkan lagi ke dalam berbagai rebcana yang bersifat pelaksanaan.
Pengurus sebagai wakil anggota bertindak untuk dan atas nama
anggota. Oleh sebab itu, pengurus seharusnya berasal dari kalangan
anggota yang benar-benar menghayati aspirasi para anggota dan benar-
benar mengerti apa yang dikehendaki oleh para anggota sebagai
pemilik koperasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Dalam Rapat Anggota, anggota memilih pengurus untuk mengelola
usaha koperasi yang dapat mencerminkan keinginan seluruh anggota.
Pengurus yang dipilih merupakan satu kesatuan yang terdiri dari
beberapa orang. Di antara pengurus tersebut yang biasa disebut
“pengurus lengkap” atau “ pengurus pleno” adalah orang-orang yang
diserahi tanggung jawab khusus yang dala dunia perkoperasian disebut
pengurus yang berkantor (officers).
Para pengurus yang diserahi tanggung jawab khusus ini pada
koperasi yang ada di Indonesia melakukan kegaitan-kegiatan yang
lebih bersifat pengoperasian (operational) selaku wakil pengurus
lengkap. Pengurus yang menjalankan tugas operasi itu dikelompokan
ke dalam berbagai fungsi. Pada umumnya pembagian pekerjaan yang
didasarkan pada fungsi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Ketua Umum
Tugas Ketua Umum adalah memimpin rapat baik rapat pengurus
maupun rapat yang lain. Selain itu ketua umum juga menjalankan
tugas-tugas lain yaitu sebagai berikut.
1) Menandatangani semua perjanjian, kontrak dan surat lainya
bersama sekertaris.
2) Bersama sekertaris menandatangani semua buku daftar anggota/
buku anggota sebagai tanda syahnya seseorang sebagai anggota
koperasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
3) Bersama sekertaris menandatangani surat-surat berharga dan
untuk bersama koperasi.
4) Melaksanakan semua tugas pimpinan organisasi seperti yang
ditetapkan bersama baik dalam rapat anggota maupun dalam
rapat pengurus.
Untuk penandatangan surat berharga atau suatu yang sangat
penting, rapat anggota dapat menentukan lain tidak berlaku rumus-
rumus yang tersebut di atas. Sedangkan untuk penandatanganan surat
berharga atau cek yang bertujuan untuk kemajuan usaha sampai batas
jumlah tertentu dapat didelegasikan pada menejer.
2. Wakil Ketua
Tugas utama wakil ketua adalah mewakili ketua umum pada saat
ketua umum tidak dapat menjalankan pada waktu bertindak sebagai
ketua pada ketua umum tidak dapat menjalankan tugasnya wakil-wakil
memperoleh wewenang dan tanggung jawab penuh sebaagio ketua. Di
samping itu rapat anggota dapat memberikan tugas khusus kepada
wakil ketua.
3. Sekretaris
Tugas utama Sekretaris adalah mencatat semua pembicaraan dan
keputusan pertemuaan rapat,baik Rapat Anggota maupun rapat
pengurus. Selain itu juga melakukan korespodensi yang sangat penting
menyangkut koperasi. Adapun tugas sekertaris secara terperinci dapat
dikemukakan sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
1. Sekertaris harus menyampaikan setiap pernyataan perusahaan
kepada siapa pun tepat pada waktunya dan sesuai dengan
kegunaanya.
2. Menyimpan seluruh arsip perusahaan dan hanya dapat
menunjukannya pada saat diperlukan.
3. Menyimpan stempel perusahaan dan hanya dengan
persetujuannya saja stempel tersebut dapat di gunakan.
4. Menyimpan seluruh dokumen dan alamat selurauh anggota
koperasi agar dapat dengan mudah menghubunginya setiap saat
di perlukan baik langsung maupun melalui pos. Perubahan
alamat anggota harus diketahui sekertaris.
5. Menyimpan secara teratur dan berkesinambungan seluruh
Keputusa Rapat, perubahan-perubahan keputusan, kebijksanaan,
undang-undang, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Koperasi.
6. Melakuakan pekerjaan administrasi perusahaan
Tugas sekertaris banyak berhubungan dengan tugas yang sifatnya
administrative. Meskipun demikian fungsi Sekertaris sifatnya dinamis
karena dapat mendorong kegiatan dan bukan menantikan atau
menerima tugas dari pihak lain. Dalam organisasi yang baik Sekertaris
menjadi penggerak atau motor operasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
4. Bendahara
Tugas seorang bendahara adalah yang berkaitan dengan masalah
keuangan. Oleh sebab itu semua masalah keuangan perusahaan harus
diketahui oleh bendahara. Tugas Bendahara secara terperinci dapat di
kemukakan sebagai berikut.
1. Bertanggung jawab atas seluruh keuangan dan surat-surat
berharga perusahaan.
2. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, semua tanda terima,
pinjaman, dan bukti-bukti lainnya seperti penyimpanan dan
bukti pembayaran harus diketahui oleh Bendahara.
3. Semua tugas dan tanggung jawab Bendahara harus sesuai yang
di bebankan oleh pengurus dan dengan peraturan-peraturan
yang berlaku.
Mengenai penandatangan cek atau pengambilan uang dari bank
dan sebagainya, dalam batas jumlah tertentu dapat didelegasikan selain
kepada manajer juga dapat didelegasikan wewenangnya kepada kepala
bagian keuangan ( Revrisond baswir 1997:178).
11. Hubungan Antara Partisipasi Anggota dengan Keberhasilan
Usaha
Partisipasi anggota adalah hal yang penting dalam praktek
berkoperasi. Tanpa partisipasi anggota, koperasi tidak akan bisa
berkembang dengan baik. Ukuran partisipasi suatu anggota dapat dilihat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
dari seberapa jauh ia mengetahui pengetahuan tentang koperasi, manfaat-
manfaat yang bisa diperoleh dari berkoperasi, kesadarannya untuk sering
membeli dari koperasi dan menjual ke koperasi, atau menyimpan uang ke
koperasi dan meminjam uang dari koperasi, serta dalam hal rapat anggota.
Terdapat beberapa faktor negatif yang dianggap penyebab
berkurangnya partisipasi atau tingkat partisipasi anggota rendah. Faktor-
faktor tersebut antara lain (Mutis, 1992:93-95) :
a. Kurangnya pendidikan anggota.
b. Adanya pengalaman dan praktek-praktek koperasi yang buruk di
masa lalu.
c. Ketidakcakapan pengurus koperasi dalam menata pembukuan
d. Kurangnya penyebaran informasi yang berkaitan tentang penampilan
koperasi seperti neraca, biaya-biaya, dan sebagainya.
e. Kurangnya rencana pengembangan profesional untuk mengimbangi
perkembangan dinamika kebutuhan para anggota koperasi.
Selain faktor-faktor tersebut, persepsi anggota terhadap koperasi juga
memberikan pengaruh yang besar terhadap tingkat partisipasi anggota
koperasi. Jika anggota koperasi memiliki persepsi yang positif terhadap
koperasi maka kemungkinan besar partisipasi anggota terhadap koperasi
akan lebih tinggi daripada anggota koperasi yang mempunyai persepsi
negatif terhadap koperasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
12. Sisa Hasil Usaha
Sebagai suatu badan usaha, koperasi di dalam menjalankan
kegiatan usahanya tentu saja menghendaki untuk mendapatkan
keuntungan atau sisa hasil usaha. Jika koperasi bisa mendapatkan sisa
hasil usaha yang cukup banyak, maka sisa hasil usaha tersebut dapat
di sisihkan sebagian untuk cadangan kopersi, yang selanjutnya bisa
dipergunakan untuk menambah modal koperasi. Apabila modal
koperasi bertambah besar, maka dengan sendirinya lingkup usaha
koperasi akan bertambah besar pula.
Sisa hasil usaha koperasi adalah pendapatan koperasi yang
diperoleh satu tahun buku seletah dikurangi dengan penyusutan dan
biaya-biaya dari tahun buku yang bersangkutan (M. Tohar, 1999 : 22).
Sumber sisa hasil usaha diperoleh dari jasa pelayanan kepada anggota
maupun bukan anggota koperasi.
Sisa hasil usaha mungkin tidak dibagi habis, karena pembagian sisa
hasil usaha dalam koperasi terbatas sesuai dengan tingkat bunga
bank pemerintah. Atau, mungkin juga terjadi, rapat anggota
memutuskan sisa hasil usaha tahun buku yang bersangkutan tetap
tinggal dalam rekening simpanan masing-masinganggota. Sisa hasil
usaha yang tidak dibagi ini digunakan untuk pemupukan modal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan
untuk anggota dibagi untuk :
a. Cadangan koperasi.
b. Anggota sebanding dengan jasa yang diberikan.
c. Dana pengurus.
d. Dana pegawai atau karyawan.
e. Dana pendidikan koperasi.
f. Dana sosial
g. Dana pembangunan daerah kerja. (Ninik Widiyanti, 1991 :157) Sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan
buka anggota dibagi untuk :
a. Cadangan koperasi
b. Dana pengurus
c. Dana pegawai/ karyawan
d. Dana pendidikan
e. Dana sosial
f. Dana pembangunan daerah kerja.(Ninik Widiyanti,1991:157)
Komponen-kopmponen tersebut diatas sebelum dicairkan, disajikan
sebagai kewajiban lancardalam neraca koperasi. Sedangkan cadangan
koperai merupakan sisa hasil usaha yang tidak dibagikan dan digunakan
untuk memupuk modal koperasi dan menutup kerugian dalam koperasi.
Undang-Undang koperasi Nomor 25 tahun 1992 pasal 5,
menjelaskan bahwa pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
sebanding dengan besarnya jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing
anggota koperasi kepada koperasinya. Artinya, dalam pembagian sisa hasil
usaha koperasi kepada para anggota ini tidak semata-mata melihat besar/
kecilnya modal yang dimasukan / diserahkan anggota koperasi melainkan
harus sebanding atau seimbang dengan transaksi usaha dan partisipasi
modal yang diberikan anggota kepada koperasinya. Penetapan
besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta besarnya
keperluan lain ditetapkan dalam rapat anggota.
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dana-dana yang
berasal dari pembagian sisa hasil usaha koperasi selama belum
dimanfaatkan digolongkan sebagai kewajiban lancar koperasi. Pembagian
sisa hasil usaha kopersi kepada anggotanya berdasarkan jasa atau
sumbangsih anggota koperasi terhadap koperasinya.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang berkaitan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi SHU, yaitu penelitian yang
dilakukan oleh:
1. Novi Hasti Anggraini tahun 2009 dalam skripsinya yang berjudul:
“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha
Koperasi Pegawai Negeri Di Kota Surakarta Tahun 2007”.
Bahwa variabel jumlah anggota dari koperasi memiliki pengaruh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
positif terhadap SHU namun variabel modal sendiri dan modal
pinjaman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap SHU.
2. Nasrudin pada tahun 2006 dalam skripsinya yang berjudul: “
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Anggota
Koperasi Shuttle Cock di Surakarta 2006”. Bahwa variabel modal
sendiri, modal pinjaman dari koperasi dan tenaga kerja memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pendapatan
pengerajin Shuttle Cock namun variabel pengalaman usaha tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan pengrajin
Shuttle Cock.
3. Andika Ari Prabowa pada tahun 2008 dalam skripsinya yang
berjudul: “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengambilan Kredit pada Koperasi (Studi Kasus KUD Karya
Bhakti dan KPRI Ngudi Rahayu) di Kabupaten Sukoharjo. Hasil
analisis menunjukan bahwa tingkat pendidikan, pendapatan,
simpanan berpengaruh negative terhadap pengambilan kredit pada
koperasi di Kabupaten Sukoharjo.
C. Kerangka Pemikiran
Perilaku masyarakat dalam menghadapi usaha koperasi sat ini ada
banyak macamnya. Ada yang cenderung memanfaatkan koperasi sebagai
suatu lembaga kredit, lalu sebagai pemindah kebutuhan akan barang-
barang konsumsi, ada pula yang memanfaatkan sebagai tempat
penyimpanan dana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Koperasi sendiri memiliki dua tujuan dalam usahanya, yaitu
meningkatkan kondisi sosial ekonomi anggotanya dan mengumpulkan
keuntungan yang dinantinya akan dikembalikan keanggotanya.
SHU di dalam sebuah koperasi mendapat tempat yang penting
dalam menunjang kinerjanya. Hampir seluruh anggota selalu
mengharapkan nominal SHU yang akan diterima selalu tinggi, yang
menentukan bahwa rentabilitas koperasi tersebut juga tinggi. Di lain
pihak keaktifan anggota dalam bidang-bidang usaha koperasi turut
menunjukkan peningkatan pemahaman dan kesadaran anggota koperasi
dalam mengembangkan usaha koperasi tersebut sekaligus mengefektifkan
kinerja koperasi tersebut.
Jumlah modal sendiri yang tinggi menentukan jumlah SHU yang
akan diperoleh koperasi semakin tinggi pula. Karena dana yang bias
digunakan sebagai modal koperasi juga semakin banyak dan bias
dimanfaatkan dengan lebih optimal.
Modal yang dari luar koperasi hendaknya terus ditingkatkan karena
dana yang disediakan dapat menjadi tambahan untuk modal koperasi
dalam usahanya.
Tingkat partisipasi usaha anggota yang tinggi dalam permodalan
akan mengakibatkan volume usaha koperasi meningkat sehingga
keberhasilan usaha bisa dicapai. Begitu pula dalam hal partisipasi usaha
anggota terhadap pembelian jika anggota ’membeli’ atau memakai jasa
yang disediakan koperasi (anggota jika meminjam uang dari koperasi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
bukan badan usaha lain) maka keuntungan yang dihasilkan juga akan
dikembalikan kepada anggota dalam bentuk SHU, selain itu tingkat
perputaran modal juga tinggi sehingga keberhasilan usaha dapat tercapai.
Tingkat partisipasi usaha anggota dalam hal penjualan juga harus
meningkat agar keberhasilan usaha koperasi juga meningkat, karena pada
dasarnya, tabungan koperasi digunakan sebagai suatu modal bagi koperasi
tersebut.
Besarnya SHU mampu dihimpun koperasi ditentukan oleh
banyaknya anggota. Dengan anggapan bahwa faktor lainnya tetap,
apabila jumlah anggota tinggi maka besarnya SHU juga akan semakin
besar, karena semakin banyak anggota maka transaksi yang bias
dilakukan di koperasipun akan semakin banyak.
Dengan peran sebagai pengurus yang dipercaya untuk mengelola
usaha koperasi agar berjalan dengan baik. Oleh sebab itu, pengurus
seharusnya berasal dari kalangan anggota yang benar-benar menghayati
aspirasi para anggota dan benar-benar mengerti apa yang dikehendaki
oleh para anggota sebagai pemilik koperasi. Sehingga besar SHU dapat
dipengaruhi oleh jumlah pengurus. Apabila pengurus koperasi dapat
menjalankan usaha koperasi denngan baik maka SHU akan meningkat
pula.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Berikut ini skema kerangka pemikiran dalam penelitian:
mmmmmmmmm
D. Hipotesis
1. Diduga modal sendiri berpengaruh positif terhadap besarnya Sisa
Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri.
2. Diduga modal pinjaman berpengaruh positif terhadap besarnya Sisa
Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri.
3. Diduga partisipasi usaha anggota berpengaruh positif terhadap
besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri.
4. Diduga jumlah anggota berpengaruh positif terhadap besarnya Sisa
Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri.
Modal sendiri
(X1)
Modal pinjaman
(X2)
Partisipasi usaha
anggota
(X3)
Jumlah anggota
(X4)
Sisa Hasil
Usaha (SHU)
(Y)
Jumlah
Pengurus
(X5)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
5. Diduga jumlah pengurus berpengaruh positif terhadap besarnya Sisa
Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengambil ruang lingkup koperasi-koperasi negeri di
Kabupaten Wonogiri dengan pertimbangan masih dalam jangkuan
penelitian. Penulisan dilakukan dengan mencari data sekunder tentang
Koperasi Pegawai Negeri yang menjadi sempel dalam penelitian ini.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Sumber data yang digunakan dari koperasi-koperasi yang
berada di Kabupaten Wonogiri. Selain itu, data sekunder ini juga
diperoleh dari instansi pemerintahan seperti Dinas Koperasi dan Usaha
Kecil Menengah, Biro Pusat Statistik, dan kajian Pustaka yang berkaitan
erat dengan penelitian ini.
C. Teknik Pengambilan Sampel dan Ukuran Sampel
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik
simple random sampling atau pengambilan sampel secara acak sederhana.
Pengambilan sampel secara acak adalah suatu metode pemilihan ukuran
sampel dari suatu populasi di mana setiap anggota populasi mempunyai
peluang yang sama dan semua kemungkinan penggabungannya yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
diseleksi sebagai sampel mempunyai peluang yang sama (Weirsma dalam
Sevilla, 1993:163). Pemilihan pengambilan sampel dengan teknik simple
random sampling harus diketahui terlebih dahulu jumlah populasinya.
Menurut Gay dalam Sevilla et. all (1993:163), terdapat ukuran
minimum untuk sampel yang akan diambil. Adapun beberapa ukuran
minimum yang dalam beberapa penelitian berdasarkan tipenya yaitu,
penelitian deskriptif menggunakan 10 persen dari ukuran populasinya,
untuk penelitian korelasi menggunakan 30 subjek, penelitian kausal
komparatif (ex post facto) memakai 15 subjek per kelompok, dan
penelitian eksperimen sebanyak 15 subjek per kelompok.
Pada tahun 2009, jumlah populasi koperasi pegawai negeri di
Kabupaten Wonogiri menurut Dinas Koperasi dan UKM sebanyak 90 unit
koperasi yang masih aktif. Berdasarkan pernyataan Gay tersebut, maka
mengambil sampel sebanyak 40 koperasi.
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk kepentingan penelitian ini,
mengggunakan metode analisis deskriptif dan studi kepustakaan
1. Metode Deskriptif
Menurut Gay dalam Sevilla et. all (1993:71), metode penelitian
deskriptif diartikan sebagai kegiatan yang meliputi pengumpulan
data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari
pokok suatu penelitian.
2. Studi Kepustakaan
Teknik ini merupakan suatu cara dalam mendapatkan kelengkapan
data yang dibutuhkan seperti dari buku, koran, dan artikel yang
berhubungan dengan topik penelitian ini. Bahan-bahan di atas
dapat diperoleh baik di perpustakaan maupun di internet.
3. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung
terhadap obyek yang diteliti yaitu koperasi pegawai negeri yang
berada pada PKPRI di Kabupaten Wonogiri.
E. Definisi Operasional Variabel
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y), yaitu:
1) Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen (Y) dari penelitian ini adalah Sisa Hasil Usaha
(SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri. Sisa Hasil usaha sangat
berpengaruh penting dalam keberhasilan pada KPRI di kabupataen
Wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2) Variabel Independen (X)
Variabel independen (X) dari penelitian ini adalah:
a) Modal sendiri
Modal sendiri dari koperasi adalah modal yang menanggung
resiko. Modal ini didapat dari simpanan pokok, simpanan
wajib, dana cadangan dan hibah.
b) Modal pinjaman
Modal pinjaman dari koperasi adalah pinjaman dari anggota,
pinjaman dari koperasi lain atau anggotanya dengan
berdasarkan perjanjian kerjasama, Pinjaman dari bank dan
lembaga keuangan yang lainnya,penerbitan obligasi dan surat
hutang lainnya berdasar ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.Sumber lain yang sah, adalah pinjaman dari bukan
anggota yang dilakukan tidak melalui penawaran secara
umum.
c) Partisipasi usaha anggota
Pada dasarnya, keberhasilan usaha suatu koperasi sangat
tergantung dari partisipasi anggotanya. Hal ini sesuai dengan
yang telah dikemukakan Mutis (2004:93) bahwa partisipasi
anggota merupakan unsur utama dalam memacu kegiatan dan
untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam koperasi.
Koperasi sebagai business entity dan social entity dibentuk
oleh anggota-anggota untuk menggapai manfaat tertentu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
melalui partisipasi. Oleh karena itu, koperasi harus memiliki
kegiatan-kegiatan tertentu untuk menjabarkan bentuk-bentuk
partisipasi dan memacu manfaat bersama, ketika berbagai
manfaat diperoleh melalui upaya-upaya bersama para
anggota.
d) Jumlah anggota
Dalam suatu organisasi yang memiliki karakteristik suatu
kelembagan seperti koperasi, dipihak yang satu keberadaan
anggota adalah sebagai pemilik kewajiban memberikan
kontribusi kepada organisasinya. Dipihak lain anggota
sebagai pemakai mempunyai hak untuk memperoleh insentif
atau manfaat dari organisasi koperasi
e) Jumlah pengurus
Oleh karena itu untuk dapat mengelola usaha koperasi secara
efektif anggota koperasi memilih beberapa orang wakilnya
yang dapat dipercayakan untuk menangani hal tersebut.
Wakil anggota yang dapat dipercayakan untuk mengelola
usaha koperasi itu lebih dikenal eengan istilah pengurus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
F. Metode analisis Data
Untuk menguji apakah variable independen mempengaruhi
variable dependen sebagaimana dikemukakan dalam hipotesis maka
penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Menurut
Sugiyono regresi linier berganda adalah suatu teknik analisis yang
digunakan untuk mengetahui pengaruh variable bebas terhadap variable
terkat.
Persamaan regresi linier berganda tersebut sebagai berikut:
SHU = β0+ β1MS1 + β2MP2 + β3 PUA3 + β4JA4 +β5JP5+Ut
Dimana:
SHU = Sisa Hasil Usaha (SHU)
MS1 = modal sendiri
MP2 = modal pinjaman
PUA3 = partisipasi usaha anggota
JA4 = jumlah anggota
JP5 = jumlah pengurus
Ut = Variabel pengganggu
1. Uji Asumsi Klasik
a. Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan suatu keadaan dimana terdapatnya lebih
dari satu hubungan linier pasti antara beberapa / semua variabel
independen dari model regresi (Gujarati, 1995 : 320 dalam Soma Ghofur,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
2008: ). Salah satu asumsi model klasik yang menjelaskan ada tidaknya
hubungan antara beberapa / semua variabel dalam model regresi. Jika
dalam model terdapat multikolinier, maka model tersebut memiliki
kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat diukur
dengan ketepatan tinggi.
Salah satu metode untuk mengetahui ada tidaknya multikolinier adalah
menggunakan pengujian dengan metode Klein. Metode ini
membandingkan nilai korelasi setiap variabel penjelas ( 2r xi, xj) dengan
nilai koefisien determinasi ( 2R y, xi, xj,… xn). Jika 2R y, xi, xj,…xn <
2r xi, xj, maka terjadi masalah multikolinier dalam model, sedangkan jika
danilai 2R y, xi, xj,…xn > 2r xi, xj. Maka tidak terjadi masalah
multikolinear.
b. Heteroskedastisitas
Asumsi dari model regresi linier klasik adalah kesalahan penggangu
mempunyai variasi yang sama. Apabila asumsi tersebut tidak terpenuhi
maka akan terjadi heteroskedastisitas, yaitu suatu keadaan dimana variasi
dari kesalahan penggangu tidak sama untuk semua nilai variabel bebas.
Terdapat beberapa metode yang dipergunakan untuk mendeteksi
heteroskedastisitas dalam model empiris yaitu Uji Park, Uji Glejser, Uji
white, dan Uji Breusch Pagan – Godfeg. Pengujian heteroskedastisitas
dalam penelitian ini akan menggunakan uji White.
Dalam uji White ditawarkan 2 jenis pengujian, yaitu: White
heteroskedastisitas (no cross term) dan white heteroskedastisitas (cross
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
term). Untuk penelitian ini digunakan pengujian white heteroskedastisitas
(no cross term) disebabkan banyak menggunakan variabel bebas. Jika nilai
probabilitas dari semua variabel lebih besar nilai taraf signifikansi 5 %,
maka pada model tersebut tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
Sebaliknya, jika nilai probabilitas dari semua variabel kurang atau lebih
kecil dari nilai taraf signifikansi 5 %, maka pada model tersebut terdapat
masalah heteroskedastisitas (Insukindro et. Al. 2003 : 201).
c. Autokorelasi
Autokoreasi adalah suatu keadaan diman kesalahan variabel
penggangu pada suatu periode tertentu berkorelasi dengan kesalahan
penggangu periode lain. Asusi ini untuk eneaskan bahwa nilai variabel
dependen hanya diterangkan (secara sistematis) oleh variabel independen
dan bukan oleh variabel gangguan (Gujarati, 1995 : 401).
2. Uji statistik
Proses analisa yang akan dilakukan melalui pengujian variabel-
variabel independen yang meliputi uji t (uji individual), uji F (uji
bersama-sama), dan uji R² (uji koefisien determinasi).
a. Uji t (uji secara individu)
Uji t ini merupakan pengujian variabel-variabel secara individu,
dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh masing-masing
variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen, dengan
beranggapan variabel independen lain tetap / konstan. Langkah-langkah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
pengujian t test adalah sebagai berikut (Gujarati, 1995: 119 dalam
Hariawan Rahwanto, 2007: 51):
i. Menentukan hipotesisnya
a) 0:H 1
Berarti suatu variabel independen secara individu tidak
berpengaruh terhadap variabel dependent.
b) 0:Ha 1
Berarti suatu variabel independen secara individu berpengaruh
terhadap variabel dependen.
ii. Melakukan perhitungan nilai t sebagai berikut:
a) Nilai t table = KN;t 2/ …………………………….... (3.1)
Keterangan:
: derajat signifikansi
N : jumlah sample (banyaknya observasi)
K : banyaknya parameter
b) Nilai t hit =)(Se i
i
……………………………………… (3.2)
Keterangan:
i : koefisien regresi
)(Se i : standard error koefisien regresi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
iii. Kriteria pengujian
Gambar 3.1 Daerah Kritis Uji t
Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak
KN;t 2/ KN;t 2/
iv. Kesimpulan
a. Apabila nilai – t table < t hit < t table, maka Ho diterima.
Artinya variabel Independen tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen secara signifikan.
b. Apabia nilai t hit > +t table atau t hit < -t table, maka Ho
ditolak.
Artinya variabel independen mampu mempengaruhi variabel
dependen secara signifikan.
b. Uji f (Uji bersama-sama)
Uji f ini merupakan pengujian bersama-sama variabel independen
yang dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen secara
bersama-sama terhadp variabel dependen secara signifikan. Langkah-
langkah pengujian adalah sebagai berikut (Gujarati, 1995 : 134 dalam
Soma Ghofur, 2008 : ) :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
i. Menentukan Hipotesis
a) 0:Ho 4321
Berarti, semua variabel independen secara individu tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
b) 0:Ha 4321
Berarti, semua variabel independen secara individu berpengaruh
terhadap variabel dependen.
ii. Melakukan perhitungan nilai F sebagai berikut:
a) Nilai F table = F KN;1K; ………………………… (3.3)
Keterangan:
N : jumlah sample / data
K : banyaknya parameter
b) Nilai F hitung = )KN)(R1(
)1K/(R2
2
……………………….. (3.4)
Keterangan :
2R : Koefisien determinasi
N : jumlah observasi/ sample
K : banyaknya variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
iii. Kriteria pengujian
Gambar 3.2 Daerah Kritis Uji F
Ho diterima
Ho ditolak
)kN;1K;(F
iv. Kesimpulan
a) Apabila nilai F hit < F table, maka Ho diterima dan Ha ditolak,
artinya variabel independen secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen secara signifikan.
b) Apabila nilai F hit > F table, maka Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel dependen secara signifikan.
3. Nilai R2 (Goodness of Fit)
Nilai 2R untuk mengetahui berapa persen variasi variabel
dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Uji ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik dalam analisis
regresi, yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi ( 2R )
antara nol dan satu (0 < 2R < 1). Jika koefisien determinasi 0, artinya
variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen, atau
dengan kata lain model tersebut tidak menjelaskan sedikitpun variasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
dalam variabel tidak bebas. Sedangkan koefisien determinan mendekati
1, artinya variabel independen semakin mepengaruhi variabel
dependen, atau dengan kata lain model dikatakan lebih baik apabila
koefisien determinasinya mendekati 1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambar Objek Penelitian
1. Keadaan Geografis
Kab.Wonogiri dengan luas daerah 182.236,02 ha berada 32 km di
sebelah selatan Kota Solo,sementara jarak ke ibukota propinsi (Kota
Semarang) sejauh 133 km. Dengan wilayah dataran, pegunungan
maupun pantai. Wilayah pegunungan memanjang dari sisi selatan
sampai ke timur yang juga wilayah yang berbatasan dengan Provinsi
Jawa Timur. Disamping itu di sisi selatan juga memiliki wilayah pantai
Samudera Indonesia. Sekaligus letak kecamatan terjauh yaitu
Kab.Paranggupito dari ibukota kabupaten sejauh 68 km,kecamatan
terdekat dengan ibukota kabupaten adalah Kec.Selogiri.
Kec. Puhpelem yang memiliki luas wilayah 3.162 ha yang
sekaligus merupakan kecamatan tersempit wilayahnya, sedangkan
kecamatan yang paling luas adalah Kec.Pracimantoro. Sementara
Kec.Karangtengah adalah kecamatan yang paling tinggi lokasinya
yang berada pada ketinggian ±600 m diatas permukaan air laut dan
yang paling rendah adalah Kec.Selogiri.
Jenis macam tanah ada beberapa mulai dari litosol, regosol, sampai
dengan grumusol beserta asosiasi perubahannya. Dan ternyata juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
dari bahan induk yang beranekaragam pula dari endapan, batuan
maupun volkan.
Kondisi tanah demikian mengakibatkan aneka penggunaan tanah
yang berbeda pula, dari catatan Dinas Pertanian tahun 2008 diperoleh
bahwa penggunaan tanah untuk tegalan sebesar 37,55 % sedangkan
untuk sawah hanya sebesar 17,70 % saja. Dan yang digunakan sebagai
hutan 12,65 % baik hutan Negara maupun hutan rakyat.
Dari catatan meteorologi diketahui bahwa curah hujan tertinggi
terjadi pada bulan Februari 2008 yaitu 4554 mm dengan 16 hari hujan.
Suhu udara rata-rata tertinggi terjadi pada bulan April (27,69ºC ) dan
kelembaban tertinggi terjadi pada bulan Desember (90,50ºC) dan
terendah pada bulan Mei (84,83ºC).
2. Keadaan Alam Kabupaten Wonogiri
1. Letak
Kabupaten Wonogiri terletak pada garis lintang 7º32’ - 8º15’
Lintang Selatan dan garis bujur 110º41’ - 111º18’ Bujur Timur.
Keadaan alamnya sebagian besar terdiri dari pegunungan yang berbatu
gamping, terutama di bagian Selatan, termasuk jajaran Pegunungan
Seribu yang merupakan mata air dari Bengawan Solo.
2. Iklim
Wonogiri beriklim Tropis, mempunyai 2 musim penghujan dan
kemarau dengan temperatur rata-rata 24ºC - 32ºC.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
3. Batas Daerah
Sebelah Selatan : Kab. Pacitan (jawa Timur) dan Samudera
Indonesia.
Sebelah Utara : Kab. Sukoharjo dan Kab. Karanganyar.
Sebelah Timur : Kab. Karanganyar dan Kab.Ponorogo
(Jawa Timur).
Sebelah Barat : Daerah Istimewa Yogyakarta.
4. Luas Daerah
Menurut Evaluasi penggunaan tanah (EPT) Sensus Pertanian bulan
Maret 1983 seluas : 182.236,0236 ha.
5. Jarak Jauh dari Wonogiri ke :
Kota Surakarta : 32km
Kabupaten Sukoharjo : 17km
Kabupaten Klaten : 67km
Kabupaten Boyolali : 55km
Kabupaten Sragen : 49km
Kabupaten Karanganyar : 49km
Kota Semarang : 133km
3. Pemerintahan
Kab. Wonogiri terbagi menjadi 25 kecamatan dengan jumlah desa /
kelurahan 294 desa / kelurahan, terdiri dari 251 desa dan 43 kelurahan.
Kecamatan dengan desa / kelurahan terbanyak adalah Kec.
Pracimantoro sebanyak 18 desa / kel, sedangkan paling sedikit adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Kec. Karangtengah dengan 5 desa/kel. Ada 3 kecamatan yang tidak
memiliki kelurahan yaitu Kecamatan Baturetno, Karangtengan dan
Paranggupito.
Jumlah Pegawai Negeri yang tercatat oleh dinas/ instansi baik
dinas/ instansi Pemerintahan Kab. Wonogiri maupun pusat sebanyak
13.900 orang. Dengan jumlah pegawai Golongan III menempati porsi
terbesar dan paling sedikit adalah Golongan I.
Komposisi jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
terbesar ditempati oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dengan
jumlah wakil sebanyak 24 orang.
Pada tahun 2008 DPRd Kab. Wonogiri menghasilkan Perda
sebanyak 14 peraturan lebih banyak dari tahun 2007 yang sebanyak 12
peraturan.
Dibidang Perlindungan Masyarakat (Linmas) jumlah kekuatan
yang ada adalah 16.502 sama dengan tahun 2007. Untuk mendukung
upaya Sistem Keamanan Lingkungan yang memadai di Kab. Wonogiri
telah berdiri Pos keamanan Lingkungan (Poskamling) sebanyak 3.405
dari jumlah dusun sebanyak 2.306.
Selama tahun 2008 jumlah pasar umum tercatat sebanyak 28 dan
pasar desa 68 buah. Adapun pasar hewan ada 9 tempat, meskipun
pengelolaan pasar hewan tersebut menyatu dengan pasar umum. Total
jumlah pedagang di kios dan los sebanyak 12.160 pedagang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
menempati areal seluas 70.346 m2
sedangkan yang tidak ber-KTP
(pasar) ada 3.079 pedagang.
Permohonan sertifikat tanah yang diselesaikan sebanyak 27.839
dari 28.571 permohonan yang masuk pada tahun 2008. Sampai dengan
tahun 2008 ini tanah yang bersertifikat sebanyak 511.582 persil.
Dengan jumlah sertifikat hak milik 500.777.
Tabel 4.1
Pembagian Wilayah Adminitrasi Kab. Wonogiri Keadaan
Tahun 2008
Kecamatan Desa Kelurahan Jumlah
Desa/Kel
Pracimantoro 17 1 18 Paranggupito 8 - 8 Giritontro 5 2 7 Giriwoyo 14 2 16
Batuwarno 7 1 8 Karangtengah 5 - 5 Tirtomoyo 12 2 14 Nguntoronadi 9 2 11 Baturetno 13 - 13 Eromoko 13 2 15 Wuryantoro 6 2 8 Manyaran 5 2 7 Selogiri 10 1 11 Wonogiri 9 6 15 Ngadirejo 9 2 11 Sidoharjo 10 2 12 Jatiroto 13 2 15 Kismantoro 8 2 10 Purwantoro 13 2 15 Bulukerto 9 1 10 Puhpelem 5 1 6 Slogohimo 15 2 17 Jatisrono 15 2 17 Jatipurno 9 2 11 Girimarto 12 2 14 Jumlah 251 43 294
Sumber : BPS Kab.Wonogiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
4. Penduduk dan Tenaga Kerja
Dari Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil jumlah penduduk
menurut registrasi yang ada sbanyak 1.212.677 jiwa pada tahun 2008
bertambah dari 1.181.114 jiwa. Dari jumlah penduduk akhir tahun
2008 tersebut 609.159 laki-laki dan 603.518 perempuan. Sementara
Warga Negara Asing yang tercatat hanya 1 orang. Penduduk terbanyak
tercatat di Kec. Wonogiri (93.511 jiwa). Dari jumlah penduduk akhir
tahun 2008 yang tercatat maka tingkat kepadatan penduduk per
kilometer adalah 665 jiwa.
Jumlah kelahiran tahun 2008 tercatat sebanyak 11.986 dan
kematian 3.919 jiwa jumlah kematian lebih rendah daripada tahun
sebelumnya. Dengan demikian pertumbuhan penduduk sebesar 31.563
atau 2.67%, lebih kecil dari pertumbuhan penduduk tahun sebelumnya.
Jumlah kepala keluarga yang tercatat adalah 407.629 KK maka rata-
rata jiwa per KK adalah 3,0.
Di sektor ketenagakerjaan terdaftar pencari kerja tertinggi di bulan
November 2008 sebanyak 2.099 orang dan terendah pada bulan
Februari sebanyak 211 orang. Sementara pencari kerja yang
dihapuskan paling tinggi di bulan November sebanyak 3.531 orang.
Dari jumlah perusahaan yang tercatat di Dinas Tenaga Kerja
sebanyak 356 perusahaan dengan 35 unit kerja SPSI.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Tabel 4.2
PENDUDUK KABUPATEN WONOGIRI
HASIL REGISTRASI DIPERINCI PER KECAMATAN
AKHIR TAHUN 2004 – 2008
Kecamatan 2004 2005 2006 2007 2008
1.Pracimantoro 66,636 66,791 67,311 73,668 75,165
2.Paranggupito 20,889 21,013 21,089 20,608 21,032
3.Giritontro 24,726 24,782 24,816 24,617 25,872
4.Giriwoyo 47,186 47,138 47,171 49,030 49,805
5.Batuwarno 21,439 21,541 21,797 21,318 21,821
6.Karangtengah 24,492 24,608 24,742 24,423 25,289
7.Tirtomoyo 56,431 56,649 56,860 62,013 63,283
8.Nguntoronadi 27,906 27,959 28,091 28,832 29,049
9.Baturetno 51,233 51,302 51,557 55,680 56,861
10.Eromoko 49,220 49,340 49,521 50,858 51,885
11.Wuryantoro 31,291 31,306 31,342 32,584 33,118
12.Manyaran 41,774 41,647 41,703 42,915 43,730
13.Selogiri 53,892 54,126 54,703 57,558 59,643
14.Wonogiri 86,480 87,190 87,793 89,885 93,511
15.Ngadirojo 59,146 59,497 59,888 64,918 67,539
16.Sidoharjo 47,284 47,480 47,800 49,265 50,380
17.Jatiroto 42,893 43,085 43,530 45,391 46,546
18.Kismantoro 39,458 39,603 39,883 42,842 44,058
19.Purwantoro 58,734 58,936 59,318 60,748 62,683
20.Bulukerto 35,944 36,070 36,230 37,139 37,816
21.Puhpelem 21,107 21,144 21,260 22,385 23,131
22.Slogohimo 53,270 53,628 53,896 58,288 59,492
23.Jatisrono 67,056 67,511 67,908 70,489 72,842
24.Jatipurno 40,051 40,346 40,666 43,483 44,755
25.Girimarto 48,577 48,762 49,032 52,177 53,371
Kab.Wonogiri 1,117,115 1,121,454 1,127,907 1,181,114 1,212,677
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
5. Sosial
Dinas Pendidikan mencatat bahwa jumlah murid SD/MI 93.348
orang dengan jumlah sekolah sebanyak 849 SD/MI negeri maupun
swasta. Rasio guru murid SD sebesar 13. Jumlah SLTP/MTS baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
negeri maupun swasta tahun 2008 sebanyak 134 menampung murid
44.625 murid.
Di bidang kesejahteraan sosial tercatat bahwa jumlah penderita
cacat sebanyak 7.780 orang baik cacat tubuh,rungu,wicara,netra
maupun mental.
Sarana layanan kesehatan dasar tersedia di 34 Puskesmas yang
tersebar di 25 kecamatan. Dengan jumlah dokter umum sebanyak 74
orang, bidan 280 orang dan petugas kesehatan lainnya. Disamping
layanan rujukan di Rumah Sakit yang menyediakan 450 tempat tidur
dengan jumlah pasien mondok 24.968 orang baik di RS negeri maupun
swasta.
Sebanyak 352 balita di Kab. Wonogiri mengalami gizi buruk. Dari
jumlah ibu hamil yang tercatat di Dinas Kesehatan ternyata 8,65%
diantaranya mengalami KEK (kekurangan Energi Kronis).
Di bidang penegakan hukum tercatat perkara yang diselesaikan
oleh Pengadilan Negeri Wonogiri sebanyak 18.907 perkara dengan
jumlah terdakwa/tertuduh 308 orang. SEmentara Acara Pemeriksaan
oleh Kejaksaaan Negeri yang masuk semua dapat diselesaikan yaitu
untuk biasa 208,pelanggaran 9.962 dengan korupsi 3 kasus. Tambahan
narapidana tahun 2007 sebanyak 263 orang.,lebih tinggi dari tahun
sebelumnya 248 orang. Kejahatan paling sering terjadi adalah
pencurian berat dan perjudian sebanyak 51 kali yang dilaporkan/
ditemukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Dari sejumlah 878 kasus cerai di Kab. Wonogiri disebabkan oleh
tidak tanggungjawabnya pasangan sebanyak 564.
Dari seluruh akta yang dikeluarkan oleh Pencatatan Sipil diperoleh
pemasukan sebesar 423.122 (ribuan rupiah), lebih tinggi dari
penerimaan tahun 2007 sebesar 287.862 (ribuan rupiah). Sementara
KTP yang diterbitkan sebanyak 162.734 lembar dan Kartu Keluarga
(KK) sebanyak 60.023 lembar.
Dinas KB KS dan Pemberdayaan Perempuan mencatat bahwa
tahun 2008, 82,85% Pasangan Usia Subur (PUS) menjadi peserta KB
aktif dan 62,30% diantaranya merupakan peserta KB mandiri.
Disamping itu Dinas KB KS dan Pemberdayaan Perempuan juga
mencatat jumlah keluarga pra-KS sebesar 23,14% dari seluruh jumlah
KK yang tercatat 317.790.
Di bidang kebersihan Kab. Wonogiri volume sampah per harinya
adalah 270 m2
, yang dilayani oleh 154 petugas kebersihan. Dengan
komposisi tertinggi berasal dari sampah organic 38,50% disusul
sampah plastic 20,25%.
6. Pertaniaan
Rata-rata produksi padi sawah tahun 2008 mengalami kenaikan
dari 53,90 kw/ha menjadi 56,09 kw/ha dan padi gogo dari 31,20 kw/ha
menjadi 32,89 kw/ha. Sedangkan untuk palawija mengalami
penurunan rata-rata produksinya untuk masing-masing komoditi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Ketersediaan pangan untuk padi dan jagung di Kab. Wonogiri
surplus masing-masing sebesar 58.484 ton padi dan 232.985 ton
jagung. Dari scoring Ketahanan pangan Kab. Wonogiri masih dalam
kategori aman (hijau) meskipun di 1 kecamatan dalam kategori merah.
Untuk tanaman hortikultura buah-buahan terjadi kenaikan produksi
antara lain alpokad,sirsak, dan nanas dibandingkan tahun 2007.
Sementara untuk sayuran jumlah produksi bervariasi untuk masing-
masing komoditi ada yang naik dan ada pula yang turun. Kenaikan
tinggi terjadi pada kacang panjang dari 11.390 kw menjadi 14.990 kw,
demikian juga cabe,bayam dan kubis.
Produksi tanaman perkebunan tahun 2008 bervariasi pertumbuhan
beberapa tanaman meningkat produksinya ada juga yang turun ada
pula yang relatif tetap, sebagai contoh cengkeh mengalami penurunan
menjadi 1.282 ton dari 2.511 ton sedangkan tebu mengalami kenaikan
dari 1.559 ton tahun 2007 menjadi 2.819 ton.
Jumlah populasi ternak meningkat, peningkatan populasi ternak
terjadi pada ternak sapid an kambing/ domba. Sedangkan untuk unggas
kenaikan terjadi pada ayam sayur dan ayam ras potong. Produksi
daging meningkat sebagai contoh daging sapi dari 5.794.169 kg tahun
2007 menjadi 6.154.176 kg.
Di sub sektor perikanan tahun 2008 tercatat jumlah produksi benih
mencapai 4,9 juta ekor. Produksi ikan lauk dari pemeliharaan
mencapai 1.157 ton dan dari hasil penangkapan sebesar 977 ton.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Lahan kritis yang dicatat oleh Dinas Pengairan, Energi dan Sumber
Daya Alam sebesar 34.598 ha lebih kecil dari tahun sebelumnya yang
sebesar 43.826 ha yang tersebar di 25 kecamatan. Dan Kecamatan
Batuwarno memiliki luas lahan kritis terbesar yaitu 32.159 ha.
Tabel 4.3
LUAS PANEN RATA-RATA PRODUKSI DAN PRODUKSI
BAHAN MAKANAN DIPERINCI PER KECAMATAN
DI KAB. WONOGIRI TAHUN 2008
Kecamatan
Padi Sawah Padi Gogo
Luas
panen
(ha)
Rata-
rata
(kw/ha)
Produksi
(kw)
Luas
panen
(ha)
Rata-
rata
(kw/ha)
Produksi
(kw)
1.Pracimantoro 776 48,93 37.970 3.464 30,26 104.821
2.Paranggupito - - 0 1.882 29,13 54.823
3.Giritontro 114 33,91 3.886 1.500 34,91 52.365
4.Giriwoyo 2.035 56,09 114.133 1.898 35,8 67.948
5.Batuwarno 739 53,22 39.330 870 42,15 36.671
6.Karangtengah 867 60,29 52.267 427 31,2 13.322
7.Tirtomoyo 3.163 57,99 183.407 - - 0
8.Nguntoronadi 1.221 27,64 33.744 552 32,21 17.780
9.Baturetno 2.201 68,78 151.374 - - 0
10.Eromoko 1.794 50,99 91.476 1.025 32,35 33.159
11.Wuryantoro 1.906 44,50 84.817 50 34,85 1.743
12.Manyaran 1.404 44,86 62.983 176 33,25 5.852
13.Selogiri 3.866 57,89 223.803 65 29,05 1.888
14.Wonogiri 1.659 57,81 95.907 165 29,16 4.811
15.Ngadirojo 3.197 46,72 149.348 16 34,16 547
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
lanjutan
16.Sidoharjo 2.135 63,70 136.000 344 30,44 10.471
17.Jatiroto 345 60,38 20.829 19 32,50 618
18.Kismantoro 1.200 63,31 75.972 67 31,63 2.119
19.Purwantoro 1.953 59,40 115.998 25 36,99 925
20.Bulukerto 1.611 67,84 109.282 - - 0
21.Puhpelem 2.759 43,43 119.814 - - 0
22.Slogohimo 1.025 44,26 45.370 407 39,59 16.113
23.Jatisrono 3.767 63,42 238.903 - - 0
24.Jatipurno 2.182 66,15 144.339 5 35,26 176
25.Girimarto 1.681 68,15 114.560 - - 0
Jumlah 2008 43.600 56,09 2.445.492 12.957 32,89 426.151
Jumlah 2007 45.015 53,90 2.435.101 13.081 31,20 392.294
Jumlah 2006 46.351 53,60 2.484.411 12.232 30,81 376.868
Jumlah 2005 38.944 59,85 2.330.767 12.630 31,06 392.264
Jumlah 2004 44.356 53,47 2.371.652 12.480 31,64 394.887
Sumber : Dinas Pertanian Kab. Wonogiri
7. Indusrti, Listrik,Air Minum dan Konstruksi
Jumlah industri sedang dan besar yang dicatat oleh BPS di Kab.
Wonogiri sebanyak 21 usaha. Yang dimaksud dengan industri sedang
adalah pengolahan yang mempekerjakan karyawan 20-99 orang dan
industri besar yang mempekerjakan 100 orang atau lebih. Industri
besar hanya dijumpai di Kec.Wonogiri dan Selogiri.
Pengguna jasa industry listrik di Kab. Wonogiri berkembang
dengan jumlah pelanggan yang tercatat di PLN Cabang Wonogiri
maupun Jatisrono sebanyak 197.058 dan total pamakaian 172.074.537
kwh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Jumlah air yang disalurkan ke pelanggan sebanyak 20.352 adalah
sebesar 4.312.959 m3
untuk 17 kecamatan yang tersedia layanan air
bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum Kab. Wonogiri.
Dari konstruksi jalan yang dikelola oleh Bina Marga Surakarta
Selatan tercatat 9,39 km jalan aspal dengan kondisi kritis, sisanya
mantap sepanjang 186,392 km. Dengan jumlah jembatan sebanyak 182
dan gorong-gorong 597. Ruas jalan Wonogiri – Biting merupakan ruas
jalan dengan jumlah jembatan dan gorong-gorong terbanyak.
Sedangkan ruas jalan Manyaran-Watukelir justru tidak ada jembatan
dan gorong-gorong.
Dinas Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Pertambangan (LHKP)
mencatat selama tahun 2008 produksi terbesar jenis bahan galian C
adalah batu kalsit (361.700 m3
) yang menyerap 69 tenaga kerja,
dengan luas areal penggalian 20.960 ha.
8. Perdagangan
Penerbitan SIUP untuk tahun 2008 didominasi oleh perusahaan
kecil sebanyak 857 usaha dari 901 usaha.
Nilai ekspor tahun 2008 sebesar 48.998.872,556 juta rupiah.
Didominasi oleh ekspor mebel kayu dengan Negara tujuan Eropa,
Denmark, Jerman, dan Hongkong. Baru kemudian disusul ekspor
gaplek ke negara Cina.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Jumlah alat ukur dan timbangan yang ditera ulang tahun 2008
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang sebanyak 25.230
menjadi 31.052.
Pengadaan barang dan penyaluran beberapa barang di Kabupaten
Wonogiri untuk masing-masing komoditi dan bulan berbeda volume
penyediaan dan penyalurannya. Tahun 2008 minyak tanah paling
banyak disalurkan pada bulan September dan Januari yaitu masing-
masing sebanyak 2.195.000 liter dan 2.160.000 liter. Dan paling
sedikit di bulan Desember.
Penyaluran premium di SPBU paling banyak di bulan Oktober
2008 dengan jumlah premium disalurkan sebanyak 4.808.983 liter dan
yang paling sedikit disalurkan pada bulan Februari dengan jumlah
yang disalurkan 3.374.730 liter.
Sedangkan untuk penyaluran Solar oleh SPBU tertinggi pada bulan
Juli 2008 dengan total penyaluran 2.032.296 liter dan paling rendah
pada bulan Februari sebanyak 1.459.198 liter.
Sementara penyaluran Semen yang tercatat tertinggi pada bulan
September 2008 sebanyak 11.403 ton dan terendah bulan Februari
sebanyak 3.668 ton semen.
9. Transportasi dan Komunikasi
Panjang jalan aspal di Kabupaten Wonogiri selama tahun 2008
tidak mengalami penambahan (801,49 km) dengan kondisi baik 623,19
km.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Jumlah pengusaha maupun armada angkutan penumpang tahun
2008 mengalami penurunan. Jumlah armada bus AKDP sebanyak 249
dan AKAP sebanyak 497 bus. Dari jumlah bus tersebut paling banyak
dijumpai di Kec. Ngadirojo dan Kec. Wonogiri.
Selain bus angkutan penumpang lain yang ada di Kab. Wonogiri
adalah kereta api, dari catatan PT.KAI yang beroperasi di Kab.
Wonogiri tahun 2008 penumpang yang diangkut 14.861 penumpang.
Lalulintas surat pos tahun 2008 mencapai 241.531 baik dikirim
maupun diterima, sebanyak 69 surat dikirim ke luar negeri. Sementara
lalulintas paket pos pada tahun yang sama dikirim sebanyak 882 buah
dan tidak ada yang dikirim ke luar negeri, sedangkan yang diterima
sejumlah 1.136 paket.
Tahun 2008 Kantor Pos Wonogiri mencatat jumlah wesel yang
diterima sebanyak Rp. 49.778.601.413,-. Nilai wesel diterima paling
tinggi pada bulan September sebesar Rp. 7.562.789.861,- dan paling
rendah bulan Februari, sedangkan wesel yang dikirim hanya Rp.
12.532.690.032,-.
10. Hotel dan Pariwisata
Dari catatan BPS bahwa ada 19 hotel / losmen/ penginapan yang
beroperasi di Kab. Wonogiri, 1 diantaranya berada di Kec. Baturetno,
2 di Kecamatan Selogiri dan yang lain berada di Kec. Wonogiri.
Potensi objek wisata menyebar di seluruh Kab. Wonogiri mulai
dari objek wisata rekreasi, pegunungan sampai dengan pantai. Namun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
sampai dengan tahun 2008 hanya 4 objek wisata yang dikelola untuk
menambah pandapatan asli daerah. Keempat lokasi/ objek wisata
tersebut adalah Objek Wisata gajahmungkur (Sendang), Kayangan-
Tirtomoyo, Goa Putri Pracimantoro dan Sendang Siwani Selogiri.
Dari objek wisata yang sudah dikelola jumlah pengunjung
sebanyak 235.239 orang dengan nilai karcis Rp. 536.929.000,-.
11. Keuangan dan Harga-Harga
Dari Buku Perhitungan APBD Kab. Wonogiri tahun 2008 tercatat
bahwa Pendapatan sebesar 841.402 juta rupiah dan Belanja sebesar
846.336 juta rupiah.
Sumber penerimaan terbesar dari APBD kab. Wonogiri masih
bersumber dari Pendapatan transfer yang mencapai 83,89 %,
sedangkan sumber Pendapatan Asli Daerah hanya 6,43 % saja sisanya
dari penerimaan lainnya. Dari dana perimbangan 84,85 % berasal dari
Dana Alokasi Umum.
Indeks umum harga 9 bahan pokok yang dicatat oleh BPS selama
tahun 2008 cukup stabil, tidak ada kenaikan harga yang begitu
menonjol.
Dari catatan Bank Indonesia bahwa, jumlah simpanan masyarakat
Wonogiri terbesar pada bulan Desember 2008 sebesar 1.090.365 juta
rupiah. Sementara jumlah simpanan terendah pada bulan januari
sebesar 895.584 juta rupiah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Di lain pihak kredit Usaha Mikro kecil dan menengah (UMKM)
yang disalurkan selama tahun 2008 tertinggi terjadi pada bulan
Desember sebesar 1.360.291 juta rupiah dan yang paling rendah pada
bulan Januari.
Tabel 4.4
Jumlah Koperasi di Kab. Wonogiri pada Tahun 2009
No Koperasi Jumlah
Koperasi Jumlah Anggota SHU
1 Koperasi RT 6.912 352.975 22.269.449
2 Koperasi Kovensional 21 11.287 893.171.153
3 Koperasi Syariah 50 43.141 1.353.638.697
4 KUD 25 95.514 744.315.799
5 KPRI 90 13.207 3.590.738.437
6 KSU 45 6.848 1.007.166.924
7 Koperasi Pensiunan 12 3.103 152.080.734
8 KOPPAS 11 3.579 133.376.519
9 KOPKAR 14 2.571 366.478.368
10 KOPWAN 12 1.922 172.154.090
11 Koperasi lain-lainnya 26 5.532 430.906.372
Jumlah 7218 539.679 8.866.296.542 Sumber: diperindag dan UMKM, Kab. Wonogiri
B. Analisis Deskriptif
Berdasarkan data sekunder yang telah diperoleh, selanjutnya
dilakukan perhitungan kuantitatif untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh-pengaruh antara variabel bebas (independent variable) dengan
variabel terikat (dependent variable). Model analisis yang digunakan
adalah model regresi linear berganda. Melalui model tersebut akan dapat
dievaluasi dan diketahui pengaruh variabel-variabel independent yang
terdiri dari modal dendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
jumlah anggota, dan jumlah pengurus terhadap variabel dependen yaitu
Sisa Hasil Usaha (SHU).
Menurut Sugiyono (2006) analisis deskriptif merupakan analisis
yang digunakan untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan/
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud untuk membuat suatu kesimpulan yang berlaku umum atau
generalisasi. Karakteristik sampel di sini adalah modal sendiri, modal
pimjaman, partisipasi usaha anggota, jumlah anggota, dan jumlah
pengurus koperasi besarnya SHU koperasi tersebut.
C. Deskriptif Variabel Penelitian
a. Sisa Hasil Usaha
SHU yang didapat dari selisih pendapatan koperasi setelah
dipergunakan untuk memenuhi seluruh biaya operasional organisasi
koperasi seringkali ditafsirkan sebagai tujuan utama koperasi. Padahal
selain itu, masih ada tujuan lain yang lebih penting yaitu kesejahteraan
ekonomi dan sosial anggotanya
Tabel 4.5
Jumlah SHU KPN di Kab. Wonogiri Tahun 2009
No Jumlah Sisa Hasil Usaha koperasi Presentase
1 1jt-19,99jt 18 45%
2 20jt-38,99jt 9 22,5%
3 39jt-57,99jt 5 12,5%
4 58jt-76,99jt 1 2,5%
5 >77jt 7 17,5%
Jumlah 40 100% Sumber data: diolah data sekunder 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Dari tabel diatas terlihat koperasi dengan SHU yang paling banyak
>77jt keatas terdapat pada 7 koperasi. Hal ini dikarenakan modal
usaha mereka yang tinggi, sehingga biasa menghasilkan SHU yang
tinggi pula. Sedangkan koperasi yang memiliki SHU terendah ada 18
koperasi atau sekitar 45% dari keseluruhan sampel. Sehingga SHU
pada tahun 2009 masih kecil atau rendah peningkatan SHU sangat
kurang.
b. Modal sendiri
Modal sendiri koperasi berasal dari simpanan pokok, simpanan
wajib,dana cadangan dan hibah. Sehingga maksimal mungkin sumber
yang bisa digali dananya akan terus diupayakan oleh koperasi demi
kelancaran dan keberhasilan usaha koperasi tersebut.
Tabel 4.6
Jumlah Modal Sendiri KPN di Kab. Wonogiri Tahun 2009
No Jumlah modal sendiri Koperasi Presentase
1 10jt-99,99jt 6 15%
2 100jt-189,99jt 8 20%
3 190jt-279,99jt 4 10%
4 280jt-369,99jt 2 5%
5 >370jt 20 50%
Jumlah 40 100% Sumber data: diolah data sekunder 2009
Dari data diatas koperasi yang memiliki modal sendiri 10jt-99,99jt
ada 6 koperasi dengan presentase 15%. Dan koperasi yang
mempunyai modal sendiri yang paling banyak yaitu sekitar 50% atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
terdapat 20 koperasi. Sehingga banyak koperasi pegawai negeri yang
memiliki modal sendiri >370jt.
c. Modal Pinjaman
Modal pinjaman koperasi berasal dari hutang kepada anggota,
hutang koperasi lainnya, bank, dan lembaga keuangan lainnya, obligasi
dan sumber lainnya yang sah. Sehingga maksimal mungkin sumber
yang bisa digali dananya akan terus diupayakan oleh koperasi demi
kelancaran dan keberhasilan usaha koperasi tersebut.
Tabel 4.7
Jumlah Modal Pinjaman KPN di Kab. Wonogiri Tahun 2009
No Jumlah modal pinjaman koperasi Presentase
1 10jt-99,99jt 10 25%
2 100jt-189,99jt 10 25%
3 190jt-279,99jt 6 15%
4 280jt-369,99jt 2 5%
5 >370jt 12 30%
Jumlah 40 100% Sumber data: diolah data sekunder 2009
Dari data diatas koperasi yang memiliki modal pinjaman 10jt-
99,99jt ada 10 koperasi dengan persentase 25%. Dan koperasi yang
mempunyai modal pinjaman paling banyak yaitu sekitar 30% atau
terdapat 12 koperasi. Sehingga banyak koperasi yang memiliki modal
pinjaman >370jt.
d. Partisipasi Usaha Anggota
Partisipasi usaha anggota koperasi berasal dari piutang anggota
atau simpan pinjam anggota. Sehingga partisipasi usaha anggota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
tersebut maksimal mungkin peran aktif dalam simpan pinjamnya maka
keberhasilan usaha koperasi akan lancar.
Tabel 4.8
Jumlah Partisipasi Usaha Anggota KPN di Kab Wonogiri
No Jumlah partisipasi Usaha Anggota Frekuensi Presentase
1 50jt-249,99jt 6 15%
2 250jt-449,99jt 7 17,5%
3 450jt-649,99jt 7 17,5%
4 650jt-849,99jt 1 2,5%
5 >850jt 19 47,5%
Jumlah 40 100% Sumber data: diolah data sekunder 2009
Dari data diatas koperasi yang memiliki partisipasi usaha anggota
50jt-249,99jt juta rupiah ada 6 koperasi dengan persentase 15%. Dan
koperasi yang mempunyai partisipasi usaha anggota paling banyak
yaitu sekitar 47,5% atau terdapat 19 koperasi. Sehingga partisipasi
usaha pada KPN di Kab. Wonogiri sangat meningkat.
e. Jumlah Anggota
Jumlah anggota Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Wonogiri
antara satu dengan yang lain tentulah beda tergantung dari besar
kecilnya instansi terkait. Semakin besar lingkup instansi yang menjadi
naungan koperasi tersebut, maka jumlah anggotapun juga semakin
banyak. Sebaliknya apabila instansi tersebut hanya kecil maka
anggota yang tergantung di dalam koperasi tersebut juga sedikit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Tabel 4.9
Jumlah Anggota KPN di Kab. Wonogiri
No Jumlah anggota koperasi persentase
1 31-90 18 45%
2 91-150 5 12,5%
3 151-210 5 12,5%
4 211-270 8 20%
5 >271 4 10%
Jumlah 40 100% Sumber data: data diolah data sekunder 2009
Dari tabel diatas terlihat koperasi dengan jumlah anggota paling
banyak yaitu dengan anggota >271 orang dengan hanya terdapat 3
koperasi. Hal ini dikarenakan instansi tempat mereka bekerja
kemungkinan merupakan instansi yang besar, sehingga bisa memiliki
anggota diatas>271 orang. Instansi tersebut misalnya saja kantor
pemerintahan daerah setempat, sedangkan koperasi yang memiliki
anggota 31-90 orang ada 18 koperasi dari keseluruhan sampel. Dan
KPN di Kab. Wonogiri koperasi kecil masih banyak sehingga anggota
yang ada masuk masih sedikit.
a. Jumlah pengurus
Jumlah pengurus Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Wonogiri
antara satu dengan yang lain tentulah beda tergantung dari besar
kecilnya instansi terkait. Semakin besar lingkup instansi yang menjadi
naungan koperasi tersebut, maka jumlah penguruspun juga semakin
banyak. Sebaliknya apabila instansi tersebut hanya kecil maka
pengurus yang tergantung di dalam koperasi tersebut juga sedikit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Tabel 4.10
Jumlah Pengurus KPN di Kab. Wonogiri
No Jumlah pengurus koperasi persentase
1 1-3 5 12,5%
2 4-6 19 47,5%
3 7-9 11 27,5%
4 10-12 3 7,5%
5 >13 2 5%
Jumlah 40 100% Sumber data: data diolah data sekunder 2009
Dari tabel diatas terlihat koperasi dengan jumlah pengurus paling
banyak yaitu dengan pengurus >13 orang dengan hanya terdapat 2
koperasi. Hal ini dikarenakan instansi tempat mereka bekerja
kemungkinan merupakan instansi yang besar, sehingga bisa memiliki
pengurus diatas >13 orang. Instansi tersebut misalnya saja kantor
pemerintahan daerah setempat, sedangkan koperasi yang memiliki
pengurus 1-3 orang ada 5 koperasi dari keseluruhan sampel.
D. Hasil Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
ada tidaknya pengaruh modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha
anggota, jumlah anggota, dan jumlah pengurus terhadap SHU. Analisis ini
dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil
analisis dapat dilihat sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Tabel 4.11
Rangkuman Hasil Regresi Linier Berganda
Dependent Variable: SHU Method: Least Squares Date: 06/17/10 Time: 08:36 Sample: 1 40 Included observations: 40
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2.58E+08 1.11E+08 2.317160 0.0266 MS 0.061654 0.029044 2.122813 0.0411 MP 0.556256 0.038083 14.60658 0.0000 PUA 0.170337 0.053572 3.179562 0.0031 JA -213042.0 593284.9 -0.359089 0.7217 JP 52691566 23511238 2.241123 0.0317
R-squared 0.913190 Mean dependent var 1.95E+08
Adjusted R-squared 0.900424 S.D. dependent var 8.11E+08
S.E. of regression 2.56E+08 Akaike info criterion 41.69716 Sum squared resid 2.23E+18 Schwarz criterion 41.95050 Log likelihood -827.9433 F-statistic 71.53242 Durbin-Watson stat 1.687625 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: diolah dari data sekunder 2009
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil pengolahan data untuk regresi linier berganda dengan
menggunakan program eviews dapat di lihat pada tabel1.5 diatas. Dari
tabel tersebut dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai
berikut:
SHU =2,58+ 0,061654 MS1 + 0,556256 MP2 + 0,170337 PUA3 –
213042,0 JA4+ 52691566 JP5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Dari persamaan regresi linier berganda diatas dapat diuraikan
sebagai berikut:
a) Nilai konstan bernilai positif, hal ini menunjukan bahwa apabila
variabel modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota,
dan jumlah anggota konstan, maka SHU sebesar 2,58.
b) Koefisien regresi parsial variabel modal sendiri bernilai positif dan
signifikan pada level 5% yaitu, 0,061654 hal ini menunjukan jika
modal sendiri naik maka SHU akan naik dengan asumsi variabel
lainnya konstan.
c) Koefisien regresi parsial variabel modal pinjaman bernilai positif
dan signifikan pada level 5% yaitu, 0,556256 hal ini menunjukan
jika modal pinjaman naik maka SHU akan naik dengan asumsi
variabel lainnya konstan.
d) Koefisien regresi parsial variabel partisipasi usaha anggota bernilai
positif dan signifikan pada level 5% yaitu, 0,170337 hal ini
menunjukan jika partisipasi usaha anggota turun maka SHU akan
turun dengan asumsi variabel lainnya konstan.
e) Koefisien regresi parsial variabel jumlah anggota bernilai negatif
dan signifikan pada level 5% yaitu, -213042,0 hal ini menunjukan
jika jumlah anggota turun maka SHU akan turun dengan asumsi
variabel lainnya konstan.
f) Koefisien regresi parsial variabel jumlah pengurus bernilai positif
dan signifikan pada level 5% yaitu, 52691566 hal ini menunjukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
jika jumlah pengurus naik maka SHU akan naik dengan asumsi
variabel lainnya konstan.
b. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-
masing variabel independen secara individu. Pengujian regresi
digunakan pengujian dua arah (two tailed test) dengan menggunakan α =
5% yaitu berarti bahwa tingkat keyakinan adalah sebesar 95%. Hal ini
perhitungan uji dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.12
Rangkuman Hasil Uji t
variabel t hitung P value
signifikan
kesimpulan
Modal sendiri 2.122813 0.0411 Ho ditolak
Modal pinjaman 14.60658 0.0000 Ho ditolak
Partisipasi usaha
anggota
3.179562 0.0031 Ho ditolak
Jumlah anggota -0.359089 0.7217 Ho diterima
Jumlah pengurus 2.241123 0.0317 Ho ditolak Sumber: data diolah., data sekunder 2009
Dari hasil uji t pada tabel 4.9 di atas diperoleh hasil bahwa
variabel modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota, dan
jumlah pengurus mempunyai nilai probabilitas signifikan level bawah
0,05 yaitu 0,0411 (modal sendiri), 0,0000 (modal pinjaman), 0,0031
(partisipasi usaha anggota), dan 0,0317 (jumlah pengurus) berarti P <
0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya variabel modal sendiri ,
modal pinjaman, partsipasi usaha anggota, dan jumlah pengurus
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap SHU.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Dan variabel jumlah anggota mempunyai nilai probabilitas
signifikan level di atas 0,05 yaitu 0.7217 (jumlah anggota), berarti P >
0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya jumlah anggota tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap SHU.
c. Uji F (secara bersama-sama)
Uji F adalah untuk mengetahui apakah modal sendiri, modal
pinjaman, partisipasi usaha anggota, jumlah anggota, dan jumlah
pengurus secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap SHU. Dari hasil analisis diperoleh nilai Fhitung sebesar 71.53242
dengan probabilitas signifikan level sebesar 0.000000, karena nilai
probabilitas Ftabel 2,57 lebih kecil dari 0,05. Maka H0 ditolak dan Ha
diterima, dengan demikian terbukti bahwa ada pengaruh yang signifikan
dari modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota, jumlah
anggota, dan jumlah pengurus serta bersama-sama terhadap SHU.
d. Koefisien Determinasi (R2)
Hasil perhitungan untuk nilai R2 dengan bantuan program Eview,
dari analisis regresi linier berganda diperoleh angka koefisien determinasi
atau R2 0.9132. hai ini berarti 91,32% variabel SHU dijelaskan oleh
variabel modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota,
jumlah anggota, dan jumlah pengurus. Sementara sisanya sebesar 8,68%
diterangkan oleh faktor lain yang tidak ikut terobservasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
E. Pengujian Asumsi Klasik
1) Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas terindikasi apabila terdapat hubungan linier diantara
variabel independen yang digunakan dalam model. Metode untuk
menguji adanya multikolinearitas menggunakan uji klein. Hasil
analisis menunjukkan bahwa R2 semua antara variabel independen
dibawah R2 model pertama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa R
2
model pertama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas dalam model regresi sehingga model tersebut reliable
sebagai dasar analisis. Hasil yang diperioleh dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.13
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel dependen r
2 Tanda R
2 Kesimpulan
Modal Sendiri 0,430755 < 0,913190 Tidak ada
muitikolinearitas
Modal Pinjaman 0,349732 < 0,913190 Tidak ada
muitikolinearitas
Partisipasi Usaha
Anggota
0,898937 < 0,913190 Tidak ada
muitikolinearitas
Jumlah anggota 0,905050 < 0,913190 Tidak ada
muitikolinearitas
Jumlah Pengurus 0,737592 < 0,913190 Tidak ada
muitikolinearitas Sumber: data diolah., data sekunder 2009
2) Uji Heteroskesidas
Heteroskedastisitas muncul dalam fungsi regresi dengan
varian yang tidak sama, sehingga penaksir OLS tidak efisien baik
dalam sampel kecil maupun besar (tapi masih tidak biasa dan
konsisten). Pengujian terhadap ada tidaknya heteroskedastisitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
dalam model empirik di lakukan dengan uji LM ARC. Kriteria
pengujian adalah dengan membandingkan nilai Obs*R squared <
x2
tabel, maka tidak signifikan, berarti bahwa tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas.
Tabel 4.14
Hasil Uji Heteroskesidas
White Heteroskedasticity Test:
F-statistic 1.431468 Probability 0.216108 Obs*R-squared 13.21924 Probability 0.211671
Sumber: data diolah., data sekunder 2009
Dari tabel tersebut terlihat bahwa Obs*R squared dengan
nilai 13,21924< x2 tabel 18,307, berarti dalam model penelitian ini
tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
3) Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi diantara anggota-
anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam
rangkaian waktu (seperti pada data time series) atau yang tersusun
dalam rangkaian ruang (Gujarati, 1995). Adanya korelasi antara
variabel gangguan sehingga penaksir tidak lagi efisien baik dalam
sampel kecil maupun sampel besar. Pengujian dilakukan dengan
metode Breusch-Godfrey Test, dengan kriteria pengujian sebagai
berikut: jika BG(n-p)*R2 < x
2 tabel, maka tidak signifikan, berarti
bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi. Disamping itu juga
dapat kita lihat dari probabilitasnya, jika probabilitas > ,
maka model terhindar dari masalah autokorelasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Tabel 4.15
Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 1.035176 Probability 0.316348 Obs*R-squared 1.216595 Probability 0.270030
Sumber data: diolah data sekunder 2009
Dari hasil autokorelasi diketahui bahwa (n-p)ObsR squared
(R2) dengan nilai 1,216595< 18,307, berarti dalam model
penelitian ini tidak terjadi masalah autokorelasi. Dilihat dari
probabilitasnya juga lebih besar dari 0,05 (tidak signifikan)
berarti model terhindar dari masalah autokorelasi.
F. Pembahasan Hasil Penelitian
a) Pengaruh Modal Sendiri terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)
Modal sendiri berpengaruh positif dan signifikan terhadap SHU.
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai koefisien modal sendiri sebesar
0,061654 dengan probabilitas 0,0411 pada tingkat signifikasi 5%, yang
dapat diartikan bahwa setiap peningkatan 1000 rupiah modal sendiri akan
mengakibatkan peningkatan SHU pada koperasi sebesar 616,54 rupiah.
Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa modal sendiri, diperoleh dari
simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah untuk
mendorong peningkatan SHU. Sehingga modal sendiri akan meningkat
maka SHU pada KPN tersebut juga akan meningkat. Maka modal sendiri
perlu ditingkatkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
b) Pengaruh Modal Pinjaman terhadap Sisa Hasil Usaha
Modal pinjaman berpengaruh positif dan signifikan terhadap SHU.
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai koefisien modal pinjaman sebesar
0,556256 dengan probabilitas 0,0000 pada tingkat signifikasi 5%, yang
dapat diartikan bahwa setiap peningkatan 1000 rupiah modal pinjaman
akan mengakibatkan peningkatan SHU sebesar 556,256 rupiah. Hasil
penelitian ini, menunjukkan bahwa modal sendiri, diperoleh dari hutang
dari anggota, hutang dari koperasi lain, obligasi, bank, dan dari sumber
yang lain yang sah untuk mendorong peningkatan SHU. Sehingga modal
pinjaman koperasi perlu ditingkatkan agar KPN memiliki SHU yang
optimal.
c) Pengaruh Partisipasi Usaha Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha
Partisipasi Usaha Anggota berpengaruh positif dan signifikan
terhadap SHU. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai koefisien partisipasi
usaha anggota sebesar 0,170337 dengan probabilitas 0.0031 pada tingkat
signifikasi 5%, yang dapat diartikan bahwa setiap peningkatan 1000 rupiah
partisipasi usaha anggota maka SHU akan meningkat
sebesar170,337rupiah. Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa partisipasi
usaha, diperoleh dari piutang anggota. Sehingga semakin banyak piutang
anggota maka akan meningkat pula SHU.
d) Pengaruh Jumlah Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Jumlah anggota tidak berpengaruh signifikan terhadap SHU.
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai koefisien jumlah anggota sebesar -
213042.0 dengan probabilitas 0.7217 pada tingkat signifikasi 5%, yang
dapat diartikan bahwa setiap penurunan 1 orang jumlah anggota tidak
mempengaruhi peningkatan SHU. Pada KPN di kabupaten Wonogiri
kurang diminati oleh anggota mungkin kualitas yang diberikan anggota
kurang diperhatikan.
e) Pengaruh Jumlah Pengurus terhadap Sisa Hasil Usaha
Jumlah pengurus berpengaruh positif dan signifikan terhadap SHU.
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai koefisien jumlah anggota sebesar
52691566 dengan probabilitas 0.0317 pada tingkat signifikasi 5%, yang
dapat diartikan bahwa setiap peningkatan 1 orang jumlah pengurus
mempengaruhi peningkatan SHU. Karena pengurus koperasi sangat
berperan aktif dalam mengelola usaha koperasi. Dan pengurus koperasi
haruslah dilengkapi agar dapat mengelola usaha koperasi ditingkatkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota, jumlah
anggoata, dan jumlah pengurus terhadap SHU. Berdasarkan hasil analisis
pada bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Koefisien regresi variabel modal sendiri bernilai positif dan signifikan
pada level 5% yaitu sebesar 0,061654, hal ini menunjukan bahwa jika
modal sendiri meningkat maka SHU akan naik dengan asumsi variabel
lainnya konstan. Modal sendiri berpengaruh signifikan terhadap SHU,
hal ini ditunjukan oleh nilai signifikan sebesar 0,0411 (P > 0,05),
berarti hipotesis pertama yang menyatakan “diduga modal sendiri
berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya SHU koperasi”,
terbukti. Besarnya SHU yang mampu dihimpun koperasi ditentukan
oleh besarnya modal sendiri. Dengan anggapan bahwa faktor yang
lain tetap, apabila modal sendiri meningkat maka besarnya SHU juga
akan besar pula, karena semakin banyak transaksi usaha yang terjadi di
koperasi tersebut.
2. Koefisien regresi variabel modal pinjaman bernilai positif dan
signifikan pada level 5% yaitu sebesar 0,556256, hal ini menunjukan
bahwa jika modal pinjaman meningkat maka SHU akan naik dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
asumsi variabel lainnya konstan. Modal pinjaman berpengaruh
signifikan terhadap SHU, hal ini ditunjukan oleh nilai signifikan
sebesar 0,0000 (P > 0,05), berarti hipotesis kedua yang menyatakan
“diduga modal pinjaman berpengaruh positif dan signifikan terhadap
besarnya SHU koperasi”, terbukti. Besarnya SHU yang mampu
dihimpun koperasi ditentukan oleh besarnya modal sendiri. Dengan
anggapan bahwa faktor yang lain tetap, apabila modal pinjaman
meningkat maka besarnya SHU juga akan besar pula, karena semakin
banyak transaksi usaha yang terjadi di koperasi.
3. Koefisien regresi variabel partisipasi usaha anggota bernilai positif dan
signifikan pada level 5% yaitu sebesar 0,170337, hal ini menunjukan
bahwa jika partisipasi usaha anggota meningkat maka SHU akan naik
dengan asumsi variabel lainnya konstan. Partisipasi usaha anggota
berpengaruh signifikan terhadap SHU, hal ini ditunjukan oleh nilai
signifikan sebesar 0.0031 (P > 0,05), berarti hipotesis ketiga yang
menyatakan “diduga partisipasi usaha anggota berpengaruh positif dan
signifikan terhadap besarnya SHU koperasi”, terbukti.partisipasi usaha
anggota yang tinggi menentukan jumlah SHU yang dihasilkan. Karena
partisipasi usaha anggota berjalan dengan seoptimal mungkin demi
mencapai tujuan koperasi. Dimana partisipasi usaha anggota tersebut
yang tersedia dapat digunakan untuk kepentingan koperasi dan
anggota.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
4. Koefisien regresi variabel jumlah anggota bernilai positif dan signifikan
pada level 5% yaitu sebesar -213042,0, hal ini menunjukan bahwa jika
jumlah anggota meningkat maka SHU akan naik dengan asumsi
variabel lainnya konstan. Jumlah anggota berpengaruh signifikan
terhadap SHU, hal ini ditunjukan oleh nilai signifikan sebesar 0,7217
(P > 0,05), berarti hipotesis keempat yang menyatakan “diduga jumlah
anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya SHU
koperasi”, tidak terbukti. Jumlah anggota yang tinggi tidak akan
menentukan jumlah SHU yang dihasilkan.
5. Koefisien regresi variabel jumlah pengurus bernilai positif dan
signifikan pada level 5% yaitu sebesar 52691566, hal ini menunjukan
bahwa jika jumlah pengurus meningkat maka SHU akan naik dengan
asumsi variabel lainnya konstan. Jumlah pengurus berpengaruh
signifikan terhadap SHU, hal ini ditunjukan oleh nilai signifikan
sebesar 0,0317 (P > 0,05), berarti hipotesis ketiga yang menyatakan
“diduga jumlah pengurus berpengaruh positif dan signifikan terhadap
besarnya SHU koperasi”, terbukti. Jumlah pengurus yang lengkap
menentukan jumlah SHU yang dihasilkan. Karena pengurus koperasi
yang lengkap dan cakap dalam mengelola koperasi maka usaha
koperasi akan menjadi maju.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
6. Melihat dari uji R2 ternyata masih memiliki variabel lain diluar model
yang turut mempengaruhi atau menerangkan variabel independen
sekitar 8,68% variabel lain masih bisa menerangkan selain dari
variabel modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota,
jumlah anggota, dan jumlah pengurus.
B. SARAN
1. Jumlah modal sendiri berpengaruh positif dan signifikan terhadap SHU,
sehungga pendisikan bagi pengurus ditingkatkan untuk dapat mengelola
modal sendiri dan mengajak para anggota untuk tetap membayar
simpanan pokok dan simpanan wajib. Sehingga modal sendiri dapat
dimanfaatkan seoptimal mungkin dan akhirnya dengan dana yang besar
perputaran dananya pun juga semakin luas yaitu digunakan untuk
modal usaha unit-unit usaha lainnya dan perputaran roda ekonomi
koperasi dan tidak hanya mengendap di koperasi tersebut.
2. Jumlah modal pinjaman berpengaruh positif terhadap SHU, oleh karena
itu koperasi untuk meningkatkan pendapatan dapat dilakukan dengan
menambah variabel modal pinjaman agar SHU meningkat. Koperasi
diharapkan mampu meningkatkan sumber daya manusianya, terutama
pengelolaan koperasinya. Sehingga dengan dana yang tersedia dapat
dimanfaatkan seoptimal mungkin bagi anggotanya dan kepentingan
bersama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
3. Jumlah partisipasi usaha anggota berpengaruh positif terhadap SHU.
Dalam partisipasi usaha anggota sangat perlu di dalam koperasi
sehingga ikut aktif di dalam kegiatan koperasi . dan dalam partisipasi
usaha anggota dengan meningkatkan jumlah piutang anggota dalam
koperasi tersebut. Sehingga dengan simpan pinjam semakin meningkat
dapat meningkatkan pendapatan koperasi maka SHU yang diperoleh
dapat meningkat.
4. Jumlah anggota tidak berpengaruh signifikan terhadap SHU. Jumlah
anggota sangat perlu di dalam koperasi karena peran anggota dalam
pengelolaan sangat penting. Maka KPN di Kabupaten Wonogiri dalam
pengambilan bunga haruslah sangat rendah dibandingkan badan usaha
lainnya. Sehingga anggota aktif di dalam simpan pinjam mka SHU
akan meningkat
5. Jumlah pengurus berpengaruh positif terhadap SHU. Sehingga jumlah
pengurus harus dilengkapi. Pengelola koperasi baik itu kominsaris,
direksi, maupun pengurus haruslah memiliki potensi yang besar atau
kecakapan yang layak dimiliki oleh seorang praktisi koperasi. Hal ini
juga berkenan dengan kinerja koperasi agar mencapai titik optimal
sesuai dengan kinerja koperasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
DAFTAR PUSTAKA
Agraini, Novi Hasti. 2009.” Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa
Hasil Usaha Koperasi Pegawai Negeri Di Kota Surakarta Tahun 2007”.
Skripsi Fakultas Ekonomi Sebelas Maret Surakarta. Tidak dipublikasikan.
Aziz, Amin. 1987. Perkoperasian Indonesia. Yogyakarta: BPFE
Baswir, Revrisond. 1997. Koperasi Indonesia. Yogyakarta : BPFE
Chaniago, Arifinal. 1984. Perekonomiaan Indonesia. Bandung: Angkasa
Departemen Koperasi. Undang-Undang Republik Indonesia No.25 Tahun 1992.
Tentang Perekonomian
Djoyohadikusumo, Sumitro. 1985. Peranan Koperasi Pegawai Negeri Dalam
Perekonomian Indonesia. Jakarta: UI Press
Fakultas Ekonomi. 2003. Modul Laboratorium Ekonometrika. Fakultas
Ekonomi. Universitas Sebelas Maret
Gujarati, Damodar dan Sumarno Zein. 1991. Ekonometrika Dasar. Jakarta:
Erlangga
Hendrojogi. 1998. Koperasi : Azas-azas, Teori dan Praktek. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada IKOPIN. 1996. Stardard Khusus Akuntasi Untuk
Koperasi
Kartasapoetra. 1995. Praktek Pengelolaan Koperasi. Jakarta : PT Asdi
Mahasatya
-----------------. 2001. Koperasi Indonesia Yang Berdasarkan Pancasila Dan
UUD 1945. Jakarta : PT Asdi Mahasatya
Kuncoro, Mudrajad, PH.D. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi.
Jakarta: Erlangga
Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto. 2002. Perkoperasian : Sejarah,
Teori dan Praktek. Jakarta : Ghalia Indonesia
Mutis, Thoby. 1992. Pengembangan Koperasi : Kumpulan Karangan. Jakarta :
Gramedia Widiasarana Indonesia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Nasrudin. 2006. ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Anggota Koperasi Produksi Shuttlecocks Di Surakarta”. Skripsi,
Fakultas Ekonomi UNS, tidak dipublikasikan
Pandji Anoraga & Ninik Widiyanti. 1995. Manajemen Koperasi. Jakarta :
Pustaka Jaya
----------------------------------------------. 1998. Dinamika Koperasi. Jakarta :
Rineka Cipta
Prabowo, Andika Ari. 2008.” Anlisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pengambilan Kredit Pada Koperasi (Studi di Kasus KUD Karya Bhakti
dan KPRI Ngudi Rahayu) Di Kabupaten Sukoharjo”. Skripsi, Fakultas
Ekonomi UNS, tidak dipublikasikan
Ropke, Jochen. 2003. Ekonomi Koperasi : Teori dan Manajemen. Jakarta :
Salemba Empat
------------------. 1996. Teori Ekonomi Koperasi. Bandung : Unpad
------------------. 1995. Kewirausahaan Koperasi. Bandung : IKOPIN
Schaar, Marvin A. Cooperations, Principles and Practice. Coperative
Ext.Programes, University of Wiscounsin, Madison, 1971
Sevilla, G. Consuello, et all. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI
Press
Suwandi, Ima. 1982. Koperasi : Organisasi Ekonomi Yang Berwatak Sosial.
Jakarta : Bhratara Karya Aksara
Soewardi, Herman. 1995. Filsafat Koperasi atau Cooperativism. Bandung :
IKOPIN
Swasono, Sri Edi. 1987. Koperasi di dalam Orde Ekonomi Indonesia. Jakarta :
Ikrar Mandiriabadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Top Related