ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI MIZONE
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN
MINUMAN ISOTONIK OLEH MAHASISWA STRATA-1
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Oleh
AL HUSNA
H24070010
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
RINGKASAN
Al Husna. H24070010. Analisis Efektivitas Iklan Televisi Mizone dalam
Pengambilan Keputusan Pembelian Minuman Isotonik oleh Mahasiswa Strata-1
Institut Pertanian Bogor. Dibawah bimbingan Abdul Basith dan R. Dikky
Indrawan.
Tingginya persaingan di industri minuman isotonik, produsen minuman
isotonik Mizone merancang berbagai strategi pemasaran, salah satunya melalui
iklan televisi. Besarnya biaya iklan televisi tidak selalu efektif mempengaruhi
tingkat penjualan serta kompetisi diantara pesaing yang ada. Untuk itu penelitian
mengenai efektivitas iklan minuman isotonik Mizone dan faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap minuman isotonik perlu
dilakukan. Tujuan penelitian ini yaitu: (1) Mengetahui efektivitas pesan iklan
dalam iklan Mizone dapat terkomunikasikan kepada konsumen; (2) Mengetahui
faktor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam keputusan pembelian
minuman isotonik.
Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari-Maret 2011 dengan
mengambil data primer dari kuesioner yang dibagikan kepada 100 orang
mahasiswa strata-1 Institut Pertanian Bogor Darmaga sebagai responden.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur terdahulu dan dari media
internet. Analisis data yang digunakan oleh Consumer Decision Model dan
analisis Canonical Correlation dengan bantuan MINITAB 14, SPSS 17.00 for
Windows, Ms Excel dan STATISTICA 9.
Berdasarkan hasil analisis Consumer Decision Model diketahui bahwa
pesan iklan yang ingin disampaikan oleh produsen minuman isotonik Mizone
melalui iklan televisi versi “City” berpengaruh terhadap variabel-variabel yang
diukur pada Consumer Decision Model sampai dengan variabel pembelian nyata.
Pesan iklan Mizone versi “City” efektif dalam mempengaruhi kepercayaan
konsumen dan sikap konsumen sehingga menimbulkan niat beli konsumen untuk
melakukan pembelian nyata terhadap produk Mizone. Pengenalan merek Mizone
melalui iklan televisi tidak efektif mempengaruhi kepercayaan konsumen dan
sikap konsumen sehingga tidak dapat menimbulkan niat beli apalagi pembelian
nyata konsumen terhadap produk Mizone.
Hasil analisis berdasarkan korelasi kanonik menghasilkan tiga faktor yang
berpengaruh pada pembelian nyata konsumen terhadap minuman isotonik, yaitu
faktor merek (-0,703) , media informasi (0,521) dan gaya hidup (0,521).
ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI MIZONE
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN MINUMAN
ISOTONIK OLEH MAHASISWA STRATA-1
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
Pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
AL HUSNA
H24070010
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
Judul Skripsi : Analisis Efektivitas Iklan Televisi Mizone dalam Pengambilan
Keputusan Pembelian Minuman Isotonik oleh Mahasiswa
Strata-1 Institut Pertanian Bogor
Nama : Al Husna
NIM : H24070010
Menyetujui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
(Ir. Abdul Basith, MS) (R. Dikky Indrawan, SP. MM)
195707091985031006
Mengetahui:
Ketua Departemen,
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc.)
196101231986011002
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Al Husna dilahirkan pada tanggal 19 April 1990 di Bandung, anak pertama
dari lima bersaudara pasangan Bapak H. Ir. Waryo dan Ibu Hj. Imas Siti Jenab
Amd. Ia menempuh pendidikan formal pada Sekolah Dasar Negeri Kamasan 1
Banjaran Bandung tahun 1996 dan lulus pada tahun 2002. Kemudian melanjutkan
pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Insan Kamil Bogor, tamat pada
tahun 2005. Dan menamatkan pendidikan menengah atas dengan mengikuti
program Akselerasi pada Sekolah Menengah Atas Insan Kamil Bogor pada tahun
2007.
Pada tahun 2007, Ia diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur
USMI (Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor) dan diterima di
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen dengan supporting
course. Pada masa perkuliahan, ia aktif dalam berbagai kegiatan kepanitiaan dan
organisasi mahasiswa. Mahasiswi ini bergabung sebagai anggota tari saman
Bungong Puteh periode 2008-2009. Pada tahun 2009 ia berpartisipasi dalam
kepanitiaan acara dari Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Manajemen (BEM FEM) sebagai Staf Konsumsi Sport dan Kreasi Budaya
Populer (Sportakuler) 2009. Ia juga turut dipercaya sebagai Ketua Divisi
Bendahara Malam Keakraban (Makrab) Manajemen 2009.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
curahan rahmat-Nya dan bimbingan-Nya sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul Analisis Efektivitas Iklan Televisi Mizone
dalam mempengaruhi keputusan pembelian minuman isotonik pada mahasiswa
strata-1 Institut Pertanian Bogor. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas iklan Mizone dalam iklan dapat terkomunikasikan kepada
khalayak, menganalisis pengaruh iklan televisi Mizone dalam mempengaruhi
keputusan pembelian minuman isotonik dan mengetahui faktor-faktor yang
menjadi pertimbangan konsumen dalam keputusan pembelian minuman isotonik,
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor.
Bogor, 29 April 2011
iv
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji dan syukur dipanjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
curahan rahmat-Nya dan bimbingan-Nya sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul Analisis Efektivitas Iklan Televisi Mizone
dalam mempengaruhi keputusan pembelian minuman isotonik pada mahasiswa
strata-1 Institut Pertanian Bogor sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa dukungan, bantuan dan kerja sama
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ir. Abdul Basith, MS dan R. Dikky Indrawan, SP, MM selaku dosen
pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan, saran, inspirasi, pengarahan, dan semangat dalam penyusunan
skripsi ini.
2. Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc. selaku dosen penguji sidang yang telah
bersedia meluangkan waktunya menjadi penguji sidang dan memberikan
bimbingan, serta saran dalam penulisan skripsi ini.
3. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. selaku Ketua Departemen Manajemen,
FEM IPB.
4. Seluruh staf pendidik dan staf kependidikan Departemen Manajemen, FEM
IPB yang telah memfasilitasi segala keperluan kuliah dan birokrasi yang
harus diselesaikan penulis.
5. Kedua orang tua, H.Waryo dan Hj. Imas Siti Jenab yang selalu mencurahkan
kasih sayang, dukungan, serta do’a yang tiada henti bagi anak-anaknya.
6. Adik-adik tercinta Al Hasna, Husni Abdullah, Avie Alhasanah dan Sayyidah
Nafisah, atas segala keceriaan dan support yang diberikan.
7. Keluarga dari mama dan papa atas segala perhatian, do’a serta support yang
diberikan.
8. Sahabat Slytherine dan Lacoste: Serly Virgiola, Maria Ulfah, Kharisma,
Iradati zahra, Yodia Admiraldi, Arlan Adinata, Adi Febrian, Fikhy Endriaz,
v
Duta El amin dan Chris Immanuel yang selalu ada untuk berbagi suka dan
duka.
9. Edvan Gunawan yang telah mewarnai kehidupan penulis serta memberikan
kesabaran, dukungan dan semangat kepada penulis.
10. Septiani , Rafina Sita Nesia, Finotia Astari, Nure Baheshti, Astria Hernisa, Al
Hana, Riksa Aditya untuk persahabatannya dan semangat serta dukungan
yang selalu diberikan.
11. Teman-teman seperjuangan Syifa Ratna, Indry Astriyani, Rosi Arca dan Irma
Yuliawati yang selalu bersama dalam masa-masa sulit pengerjaan skripsi ini.
12. Teman-teman satu bimbingan Anisa Utami, As’syifa, Edward Heumasse,
Ghazali Ramadhani dan Subki Rifa’i atas dukungan, do’a serta kerjasamanya.
13. Mevi, Meida, Putri Handayani, Fahrurozi, Gery, Elis atas dukungan dan
bantuannya dalam pengerjaan skripsi ini, serta rekan-rekan Manajemen 44
lainnya yang telah memberikan kenangan indah dan kebersamaan selama
masa perkuliahan.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis percaya bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan agar dapat menjadi lebih baik.
Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat manfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan memberikan kemaslahatan bagi orang lain.
Bogor, 29 April 2011
vi
vii
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP ................................................................................. iii
KATA PENGANTAR............................................................................. iv
UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................... v
DAFTAR ISI............................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR............................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xi
I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 4
1.4. Ruang Lingkup Penelitian...................................................... 5
1.5. Manfaat Penelitian ................................................................. 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 6
2.1. Pengertian Pemasaran ............................................................ 6
2.2. Komunikasi Pemasaran.......................................................... 6
2.3. Periklanan............................................................................... 7
2.3.1 Iklan yang Efektif.......................................................... 8
2.3.2 Tujuan Iklan .................................................................. 9
2.3.3 Fungsi Iklan................................................................... 11
2.3.4 Pesan Iklan .................................................................... 12
2.4. Media Televisi........................................................................ 12
2.4.1 Keunggulan-Keunggulan Iklan Televisi ....................... 13
2.4.2 Kelemahan-Kelemahan Iklan Televisi.......................... 14
2.5. Perilaku Konsumen ................................................................ 15
2.6. Keputusan Pembelian............................................................. 18
2.7. Consumer Decision Model..................................................... 19
2.8. Tinjauan Penelitian Terdahulu ............................................... 23
III. METODE PENELITIAN ............................................................. 25
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian.............................................. 25
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 27
3.3. Pengumpulan Data ................................................................. 27
3.4. Metode Penarikan Sampel dan Jumlah Sampel ..................... 27
3.5. Pengujian Kuesioner .............................................................. 28
3.5.1 Uji Validitas .................................................................. 28
3.5.2 Uji Reliabilitas .............................................................. 29
3.6. Pengolahan Data dan Analisis Data ....................................... 30
3.6.1 Consumer Decision Model............................................ 30
viii
3.6.2 Analisis Korelasi Kanonik ............................................ 35
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................... 38
4.1. Gambaran Umum Produk ...................................................... 38
4.2. Gambaran Umum Iklan Televisi Mizone versi “City” .......... 39
4.3. Karakteristik Responden ........................................................ 40
4.4. Analisis Efektivitas Iklan Televisi Mizone versi “City”........ 47
4.4.1 Hasil Analisis Pengaruh Variabel Pesan Iklan (F),
Pengenalan Merek (B), Kepercayaan Konsumen (C)
dan Sikap Konsumen (A) Secara langsung................ 47
4.4.2 Hasil Analisis Pengaruh Variabel Pengenalan Merek
(B), Kepercayaan Konsumen (C), Sikap Konsumen
(A) dan Niat Beli (I) Secara langsung........................ 52
4.4.3 Hasil Analisis Pengaruh Variabel Pesan Iklan (F),
Pengenalan Merek (B), Kepercayaan Konsumen (C)
dan Sikap Konsumen (A) Secara Tidak langsung...... 58
4.4.4 Hasil Analisis Pengaruh Variabel Kepercayaan
Konsumen (C) dan Sikap Konsumen (A) terhadap
Variabel Niat Beli (I) Secara Tidak langsung ............ 59
4.4.5 Hasil Analisis Pengaruh Variabel Niat Beli (I)
Terhadap Pembelian Nyata (P) Secara Langsung ...... 60
4.4.6 Hasil Analisis Pengaruh Variabel Antara................... 62
4.4.7 Hasil Analisis Consumer Decision Model ................. 65
4.5. Analisis Korelasi Kanonikal .................................................. 68
4.5.1 Matriks Korelasi ......................................................... 68
4.5.2 Korelasi Kanonik........................................................ 73
4.5.3 Bobot Kanonik ........................................................... 73
4.5.4 Beban Kanonik........................................................... 76
4.6. Implikasi Manajerial .............................................................. 76
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 79
1. Kesimpulan... ..................................................................................... 79
2. Saran............... ................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 81
LAMPIRAN.......................................... ................................................. 83
ix
DAFTAR TABEL
No. ..................................................................................... Halaman
1. Daftar Minuman Isotonik................................................................... 2
2. Tabulasi silang antara aktivitas dengan konsumsi per bulan............. 42
3. Frekuensi menonton iklan televisi Mizone sebelum dan
sesudah membeli Mizone................................................................... 45
4. Hasil analisis regresi linier F, B, C dan A secara langsung............... 48
5. Hasil analisis regresi metode stepwise F, B, C dan A........................ 50
6. Hasil analisis regresi linier B, C, A dan I secara langsung................ 53
7. Hasil analisis regresi metode stepwise B, C, A dan I ........................ 55
8. Hasil analisis regresi linier F, B, C dan A secara tidak langsung ..... 59
9. Hasil analisis regresi linier C, A dan I secara tidak langsung............ 60
10. Hasil analisis regresi linier I dan P secara langsung.......................... 61
11. Hasil analisis regresi metode stepwise I dan P .................................. 62
12. Hasil analisis regresi pengaruh variabel antara.................................. 63
13. Matriks korelasi antar peubah dependen (Y) dengan peubah
independen (X) ................................................................................. 69
14. Matriks korelasi antar peubah dependen (Y)..................................... 72
15. Bobot kanonik dan beban kanonik..................................................... 75
16. Implikasi Manajerial .......................................................................... 77
x
DAFTAR GAMBAR
No. ..................................................................................... Halaman
1. Model perilaku pengambilan keputusan konsumen........................... 16
2. Tahap-tahap antara evaluasi pembelian dengan keputusan
pembelian...... .................................................................................... 19
3. Consumer Decision Model................................................................. 19
4. Kerangka pemikiran penelitian.......................................................... 26
5. Tampilan potongan iklan Mizone versi “City”.................................. 39
6. Karakteristik jenis kelamin mahasiswa.............................................. 40
7. Karakteristik pengeluaran mahasiswa ............................................... 41
8. Karakteristik aktivitas mahasiswa ..................................................... 41
9. Konsumsi minuman isotonik mahasiswa per bulan........................... 42
10. Tempat pembelian mahasiswa ........................................................... 43
11. Rekan mahasiswa membeli minuman isotonik.................................. 43
12. Pilihan minuman isotonik mahasiswa................................................ 44
13. Jam menonton televisi mahasiswa..................................................... 44
14. Acara televisi yang sering disaksikan oleh mahasiswa ..................... 46
15. Stasiun televisi yang sering disaksikan oleh mahasiswa ................... 46
16. Hasil Consumer Decision Model untuk minuman isotonik Mizone.. 67
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No. .....................................................................................Halaman
1. Hasil uji validitas dan reliabilitas ......................................................... 84
2. Kuesioner penelitian............................................................................. 88
3. Hasil pengolahan data regresi untuk Consumer Decision Model ........ 93
4. Korelasi antar peubah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen...................................................................................... ....... 109
5. Hasil Canonical Correlations .............................................................. 110
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan industri minuman ringan di Indonesia tumbuh dengan
pesat dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini terbukti semakin banyaknya
jenis produk minuman yang ditemukan di pasaran. Dapat dilihat dari
pertumbuhan industri minuman pada skala menengah tahun 2010 sebesar 15
persen lebih tinggi dari industri minuman pada skala besar atau kecil.
Industri skala besar sulit tumbuh lebih dari 5 persen karena situasi pasar
tidak sepesat di skala menengah. Perkembangan industri minuman didorong
oleh tingginya tren pengembangan pengemasan seperti gelas, botol, dan
tetrapak. Tren ini terjadi hingga meningkatkan pertumbuhan ke sektor
industri kecil1.
Menurut Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM), klasifikasi
minuman ringan ada 6 jenis, yaitu minuman sari buah, berkarbonasi, Air
Minum Dalam Kemasan (AMDK), teh siap saji, kopi dan susu siap saji,
serta minuman isotonik/energi. Peluang pengembangan minuman ringan di
Indonesia tinggi karena konsumsi minuman ringan di Indonesia masih
rendah. Konsumsi minuman berkarbonasi di Indonesia masih 33 Liter
perkapita pertahun dan AMDK 53 liter perkapita, sedangkan konsumsi
minuman ringan lainnya lebih rendah lagi. Oleh karena itu industri
minuman ringan masih mempunyai peluang untuk mengembangkan lebih
luas dengan meningkatkan daya saing produk minuman2.
Salah satu produk minuman yang bersaing yaitu minuman isotonik.
Minuman isotonik merupakan minuman ringan pengganti cairan tubuh
untuk kesehatan. Kandungan minuman isotonik terdiri dari 98 persen berupa
air dan 2 persen lainnya berupa ion Natrium Klorida, Kalium Fosfat,
Magnesium Sitrat, dan Kalsium Laktat. Fungsi ion-ion ini dapat mengganti
elektrolit tubuh yang hilang. Khasiat dari minuman isotonik adalah dapat
segera mengganti cairan tubuh yang hilang dengan bahasa trennya
menggantikan ion atau elektrolit tubuh3. Industri minuman isotonik dapat
meraih konsumen dengan promosi minuman kesehatan sehingga dapat
1Target Omset Industri Mamin Dikerek Jadi Rp620 triliun. 2010.
http://www.kabarbisnis.com/life-style/industri.html [9 Desember 2010]2 Industri Minuman Ringan Masih Terbuka. 2009. http://www.foodreview.biz/login/preview.php
[9 Desember 2010]3 Pengaruh Minuman Isotonik Terhadap Manusia. 2009. http://apriliano.blogspot.com [9 Desember
2010]
2
menarik perhatian konsumen. Setelah konsumen memahami apa itu
isotonik, pasar isotonik tumbuh dengan pesat market value pada tahun 2005
dan tahun 2006 melesat menyentuh angka 1,2 triliun (Swa, Agustus 2007).
Dan pasar isotonik pada tahun sebelumnya cenderung mengalami kenaikan,
tahun 2006 23,55 persen hingga kuartal 3 tahun 2007 sebesar 32,04 persen
(Nielsen Media Research, 2007).
Tabel 1. Daftar Minuman Isotonik
Brands Produsen Kemasan Target Market
Kino Sweat Group Kino Sachet SES BC
SES BC
Mari Sweat PT Ulam Tiba
HalimSachet Anak-anak
SES ABC
Optima Sweat PT Navika
BaverageCan Dewasa
SES ABC
Mizone PT Tirta Investama
(Group Danone)Botol Pet
Can
Dewasa
SES ABC
Pocari Sweat PT Amerta Indah
OtsukaBotol Pet
Sachet
Dewasa
SES ABC
Viton PT Tempo food Can Dewasa
SES ABC
Vitazone PT Tirta
Freashindo JayaBotol Pet
Can
Dewasa
SES ABC
Powerade
Isotonik
PT Coca Cola
IndonesiaBotol Pet Dewasa
Sumber : http://agungdsp.wordpress.com4
Persaingan diantara industri minuman isotonik dapat dilihat pada
Tabel 1 berbagai macam minuman isotonik dengan target market yang
berbeda dari masing-masing produsen. Masing-masing produsen
mempunyai strategi untuk memimpin market minuman isotonik. Produk
minuman isotonik yang kemasan kaleng “Pocari Sweat” yang diproduksi PT
Amerta Indah Otsuka (AIO) merupakan pemimpin pasar minuman isotonik,
Pocari yang masuk ke pasar sejak 1989, dianggap sebagai pionir. Penjualan
Pocari tumbuh 30 persen sampai 40 persen pada tahun 2008.
Menurut Prayugo dalam SWA (2009), kapasitas produksi Pocari saat
ini sudah digunakan 90 persen sedangkan total produksi Pocari di atas 100
4 Prospek Industri Minuman Isotonik di Indonesia. 2009. http://agungdsp.wordpress.com [4
Desember 2010]
3
juta liter tiap tahun. Tahun lalu produksi Pocari sekitar 170 juta liter.
Menurutnya, jika perusahaan Pocari Sweat ingin terus tumbuh dan semakin
besar harus memperhatikan dua hal: pertumbuhan user dan pemakaian
usage. Usaha meningkatkan usage berarti harus meningkatkan distribusinya.
Sedangkan untuk meningkatkan user, berarti harus terus melakukan edukasi
melalui media yang tahun lalu total bujetnya mencapai sekitar Rp. 30
milyar. Berdasarkan data Nielsen Media tahun 2008, belanja iklan Pocari
Sweat mencapai Rp. 46,7 milyar menurun dibandingkan dengan tahun 2007
sebesar Rp. 63,7 milyar (nilai dihitung berdasarkan nilai rate card dari
media).
Menurut Patrisia Marlina dalam Prayugo (2009), Manajer Mizone
dari PT Tirta Investama (Group Danone) dari tahun 2005 PT Tirta Ivestama
berbisnis di minuman isotonik, Mizone berada di posisi kedua. Menurutnya
agar Mizone sukses di persaingan harus memperhatikan product, price,
promotion dan place (4P). Mizone menyasar semua target market dari mulai
pelajar, pedagang, ibu rumah tangga, pekerja dan sebagainya. Dalam
komunikasi pemasaran, Mizone menggunakan pelajar (mahasiswa) dan
eksekutif muda. Dalam iklannya pun yang digunakan dua segmen itu
sebagai target inti Mizone. Perusahaan Mizone ingin menyeimbangkan
body, mind dan soul konsumen. Dalam iklan-iklan Mizone, salah satunya
iklan tahun 2010 Mizone City, Mizone selalu menyampaikan tidak
sepanjang hari orang mengalami saat-saat menyenangkan. Agar tetap selalu
fresh, Mizone menjadi solusinya.
Dilihat dari belanja iklan (Suryadi, 2009), Mizone tergolong paling
agresif dibanding produk isotonik lainnya. Nielsen Media mencatat pada
tahun 2008 belanja iklan produk Mizone mencapai Rp. 105,5 milyar.
Sedangkan belanja iklan tahun sebelumnya lebih besar mencapai Rp. 119,3
milyar. Bandingkan dengan belanja iklan Pocari Sweat tahun lalu hanya Rp.
46,73 milyar, Vitazone Rp. 29,14 milyar ( tahun 2007 mencapai Rp. 33,46
milyar) serta Powerade 32,82 milyar (tahun 2007 mencapai Rp. 53,86
milyar).
4
Berdasarkan data belanja iklan diatas, bahwa pada tahun 2007 para
produsen minuman isotonik bersaing dalam iklan, nilai belanja iklannya
tergolong tinggi. Sedangkan pada tahun 2008, para produsen mengurangi
bujet iklan masing-masing. Dari hal ini dapat dianalisis mengenai efektivitas
iklan dalam pengambilan keputusan pembelian minuman isotonik pada
produk Mizone karena tingkat belanja iklan paling tinggi dari produk
minuman isotonik lainnya.
1.2. Perumusan Masalah
Iklan televisi Mizone merupakan salah satu bentuk promosi kepada
masyarakat yang dilakukan Danone Aqua untuk mencapai tujuan peningkatan
penjualan produk Mizone. Tingginya biaya yang dikeluarkan untuk
pembuatan dan penayangan iklan televisi yang tidak selalu mampu mengubah
penjualan ikut meningkat serta banyaknya jumlah pesaing yang ada. Sehingga
perlu ditinjau mengenai efektivitas iklan televisi terhadap keputusan
pembelian konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
pembelian minuman isotonik. Selanjutnya, Danone Aqua dapat merancang
bauran promosi yang saling menguatkan untuk peningkatan penjualan produk
Mizone.
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini :
1. Apakah iklan televisi mampu mengkomunikasikan pesan dengan efektif
pada konsumen?
2. Faktor apa yang menjadi pertimbangan konsumen dalam pembelian
minuman isotonik?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan diatas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui efektivitas pesan dalam iklan Mizone dapat
terkomunikasikan kepada konsumen.
2. Mengetahui faktor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam
keputusan pembelian minuman isotonik.
5
1.4. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini terbatas pada menganalisis
efektivitas iklan televisi Mizone terhadap keputusan pembelian minuman
isotonik oleh mahasiswa strata-1 Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini
terbatas pada area Institut Pertanian Bogor Dramaga, karena Institut Pertanian
Bogor memiliki mahasiswa yang terdiri dari beragam usia, aktivitas, tingkat
pendapatan dan kelas sosial yang berbeda-beda. Dari beragamnya jenis
mahasiswa tersebut terdapat target pasar yang sesuai dengan target pasar
produk Mizone yang akan diteliti yang juga penonton iklan televisi Mizone.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk melihat
tanggapan konsumen terhadap penayangan iklan televisi Mizone dan
mempengaruhi keputusan pembelian serta faktor apa saja yang
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk Mizone.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan referensi bagi perusahaan yang terkait untuk mengetahui
seberapa efektifkah iklan yang diterapkan sehingga dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi perusahaan untuk menerapkan strategi promosi
periklanan selanjutnya.
2. Sebagai sumber pengetahuan bagi masyarakat umum.
3. Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut dan diharapkan
menambah pengetahuan dibidang pemasaran khususnya dibidang
periklanan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2004). Menurut Kasali (2003), pemasaran
sebagai suatu proses perencanaan dan eksekusi, mulai dari tahap konsepsi,
penetapan harga, promosi, hingga distribusi barang-barang, ide-ide, dan jasa-
jasa untuk melakukan pertukaran yang memuaskan individu dan lembaga-
lembaga. Jefkins (1997), menyebutkan bahwa pemasaran merupakan proses
manajemen yang bertanggung jawab terhadap identifikasi, antisipasi, serta
pemenuhan kebutuhan konsumen, dan dalam waktu bersamaan, menciptakan
keuntungan bagi perusahaan.
Neil dalam Kasali (2003), proses pemasaran itu dikombinasikan
dalam kegiatan segmentasi dan positioning. Segmentasi pasar harus
dilakukan sejak awal, yaitu ketika proses pertama dimulai, pada analisi
peluang pasar. Sedangkan positioning produk dilakukan setelah perusahaan
melakukan targeting, yaitu memilih segmen yang potensial untuk dilayani.
Jika kedua hal tersebut telah dirumuskan dengan baik, maka strategi bauran
pemasaran dapat dilakukan untuk mencapai optimisasi produk. Hasil akhirnya
adalah sebuah forcesting penjualan yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan.
2.2. Komunikasi Pemasaran
Komunikasi Pemasaran adalah suatu kegiatan komunikasi yang
bertujuan menyampaikan pesan kepada konsumen dengan menggunakan
berbagai media, dengan harapan agar komunikasi dapat menghasilkan tiga
tahap perubahan, yaitu perubahan pengetahuan, perubahan sikap, perubahan
tindakan yang dikehendaki dan agar tujuan perusahaan tercapai dengan
peningkatan pendapatan atau pembelian produk yang ditawarkan (Kennedy
dan Soemanagara, 2006). Menurut Shimp (2003), komunikasi pemasaran
7
mempresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek,
yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang
disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya.
Terdapat lima bentuk utama dari komunikasi pemasaran (Durianto,
2003), yaitu :
1. Advertising (Periklanan) adalah semua bentuk penyajian nonpersonal,
promosi, dan ide tentang barang atau jasa yang dibayar oleh suatu
sponsor.
2. Sales Promotion (Promosi Penjualan) adalah berbagai macam bentuk
insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan konsumen untuk
mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
3. Public Relations (Hubungan Masyarakat dan Publisitas) adalah berbagai
macam program untuk memelihara, menciptakan, dan mengembangkan
citra perusahaan atau merek sebuah produk.
4. Personal Selling (Penjualan secara Pribadi) adalah interaksi langsung
dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan melakukan presentasi,
menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan.
5. Direct Marketing (Pemasaran Langsung) adalah penggunaan surat,
telepon, faksimili, e-mail, dan alat komunikasi nonpersonal lainnya untuk
melakukan komunikasi secara langsung agar mendapat tanggapan
langsung dari pelanggan dan calon pelanggan.
2.3. Periklanan
Menurut Durianto (2003), pengertian iklan secara komprehensif
adalah semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide,
barang, atau jasa secara nonpersonal yang dibayar oleh sponsor tertentu.
Secara umum, iklan berwujud penyajian informasi nonpersonal tentang suatu
produk, merek, perusahaan, atau toko yang dijalankan dengan kompensasi
biaya tertentu. Dengan demikian, iklan merupakan suatu proses komunikasi
yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil
tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan. Iklan ditujukan
untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, dan
citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek. Tujuan ini
8
bermuara pada upaya mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli.
Meskipun tidak berdampak langsung pada pembelian, iklan menjadi sarana
untuk membantu pemasaran yang efektif dalam menjalin komunikasi antara
perusahaan dan konsumen, dan sebagai upaya perusahaan dalam menghadapi
pesaing.
Menurut Jefkins (1997), periklanan merupakan pesan-pesan penjualan
yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling
potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya semurah-
murahnya. Kehidupan dunia modern saat ini sangat bergantung pada iklan.
Tanpa iklan, para produsen dan distributor tidak akan dapat menjual
barangnya. Sedangkan sisi lain, para pembeli tidak akan cukup informasi
mengenai produk-produk barang dan jasa yang tersedia di pasaran. Secara
garis besar, iklan suatu produk dapat digolongkan ke dalam tujuh kategori,
yaitu :
1. Iklan konsumen,
2. Iklan bisnis ke bisnis atau iklan antarbisnis,
3. Iklan perdagangan,
4. Iklan eceran,
5. Iklan keuangan,
6. Iklan langsung, dan
7. Iklan lowongan kerja.
2.3.1 Iklan yang Efektif
Menurut Shimp (2003), iklan disebut efektif apabila ia mencapai
tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pengiklan. Iklan yang baik
(efektif) memuaskan beberapa pertimbangan berikut ini :
1. Iklan harus memperpanjang suara strategi pemasaran. Iklan bisa
jadi efektif hanya bila cocok dengan elemen lain dari strategi
komunikasi pemasaran yang diarahkan dengan baik dan
terintegrasi.
2. Periklanan yang efektif harus menyertakan sudut pandang
konsumen. Para konsumen membeli manfaat-manfaat produk,
bukan atribut/lambangnya. Oleh karena itu, iklan harus dinyatakan
9
dengan cara yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan,
keinginannya, serta apa yang dinilai oleh konsumen daripada
pemasar.
3. Periklanan yang efektif harus persuasif. Persuasi biasanya terjadi
ketika produk yang diiklankan dapat memberikan keuntungan
tambahan bagi konsumen.
4. Iklan harus menemukan cara yang unik untuk menerobos
kerumunan iklan. Para pengiklan secara kontinyu berkompetensi
dengan para pesaingnya dalam menarik perhatian konsumen. Ini
bukan tugas mudah karena sudah terlalu banyak iklan di media
cetak, media elektronik, serta sumber-sumber informasi lainnya
yang tersedia setiap hari ke hadapan konsumen.
5. Iklan yang baik tidak pernah menjanjikan lebih dari apa yang bisa
diberikan. Intinya adalah menerangkan dengan apa adanya, baik
dalam pengertian etika serta dalam pengertian bisnis yang cerdas.
6. Iklan yang baik mencegah ide kreatif dari strategi yang berlebihan.
Tujuan iklan adalah mempersuasi dan mempengaruhi; tujuannya
bukan membagus-baguskan yang bagus dan melucu-lucukan yang
lucu. Penggunaan humor yang tidak efektif mengakibatkan orang-
orang hanya akan ingat pada humornya saja, tetapi melupakan
pesannya.
2.3.2 Tujuan Iklan
Berbagai perusahaan menjalankan aktivitas periklanan dengan
tujuan yang berbeda-beda dan berkaitan dengan keadaan perusahaan itu
sendiri, serta struktur persaingan di pasar. Secara umum, tujuan
periklanan mengacu pada keputusan perusahaan tentang penetapan
sasaran pasar, penentuan posisi pasar, dan marketing mix (Durianto,
2003). Secara umum, perusahaan mengiklankan produknya adalah
dalam rangka :
1. Menciptakan kesadaran pada suatu merek di benak konsumen.
Brand awareness yang tinggi merupakan kunci pembuka untuk
tercapainya brand equity yang kuat. Pemasar seharusnya menyadari
10
bahwa tanpa brand awareness yang tinggi, sulit untuk
mendapatkan pangsa pasar yang tinggi.
2. Mengkomunikasikan informasi kepada konsumen mengenai atribut
dan manfaat suatu merek.
3. Mengembangkan atau mengubah citra atau personalitas sebuah
merek. Sebuah merek terkadang mengalami dilusi sehingga perlu
diperbaiki citranya. Yang dapat dilakukan adalah melalui iklan.
4. Mengasosiasikan suatu merek dengan perasaan serta emosi.
Tujuannya, agar ada hubungan emosi antara konsumen dan suatu
merek.
5. Menciptakan norma-norma kelompok.
6. Mengendapkan perilaku. Perilaku konsumen dapat dibentuk lewat
iklan.
7. Mengarahkan konsumen untuk membeli produknya dan
mempertahankan market power perusahaan. Iklan sangat powerfull
dalam meningkatkan power suatu merek di pasaran. tetapi, iklan
bukan “everything”, karena keberhasilan suatu merek di pasaran
tidak hanya tergantung pada iklannya.
8. Menarik calon konsumen menjadi “konsumen yang loyal” dalam
jangka waktu tertentu.
9. Mengembangkan sikap positif calon konsumen yang diharapkan
dapat menjadi pembeli potensial di masa yang akan datang.
Menurut Kotler (2005), tujuan periklanan yang berkaitan dengan
sasarannya dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Iklan untuk memberi informasi (informative) kepada khalayak
tentang seluk beluk suatu produk. Biasanya, iklan yang dilakukan
dengan cara ini dilakukan secara besar-besaran pada tahap awal
peluncuran suatu jenis produk dengan tujuan membentuk
permintaan awal. Pada umumnya, iklan yang bersifat informative
digunakan untuk merek yang siklus kehidupannya berada pada
tahap perkenalan (introduction stage).
11
2. Iklan yang membujuk (persuasive), dilakukan dalam tahap
kompetitif. Tujuannya adalah membentuk permintaan selektif
merek tertentu. Dalam hal ini perusahaan melakukan persuasi tidak
langsung dengan memberikan informasi tentang kelebihan produk
yang dikemas sedemikian rupa sehingga menimbulkan perasaan
menyenangkan yang akan mengubah pikiran orang untuk
melakukan tindakan pembelian. Iklan yang baik tidak hanya
mampu mendorong atau mempengaruhi perilaku pembelian
konsumen tetapi juga memfasilitasi proses pembelian. Pada
umumnya iklan yang bersifat persuasive ini digunakan untuk
merek yang siklus kehidupannya pada tahap pertumbuhan (growth
stage).
3. Iklan untuk mengingatkan (reminding), yaitu untuk menyegarkan
informasi yang pernah diterima masyarakat. Iklan jenis ini sangat
penting bagi produk yang sudah mapan. Bentuk iklan jenis ini
adalah iklan penguat yang bertujuan meyakinkan pembeli sekarang
bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar. Umumnya,
iklan jenis ini digunakan pada fase kedewasaan suatu merek.
2.3.3 Fungsi Iklan
Secara umum, periklanan dihargai karena dikenal sebagai
pelaksana beragam fungsi komunikasi yang penting bagi perusahaan
bisnis dan organisasi lainnya. Adapun fungsi iklan ialah sebagai berikut
(Shimp, 2003) :
1. Memberi Informasi (Informing)
Periklanan membuat konsumen sadar (aware) akan merek-merek
baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek,
serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif.
2. Mempersuasi (Persuading)
Iklan yang efektif akan mampu mempersuasi (membujuk)
pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan.
3. Mengingatkan (Reminding)
12
Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan
para konsumen. Periklanan yang efektif juga meningkatkan minat
konsumen terhadap merek yang sudah ada dan pembelian sebuah
merek yang mungkin tidak akan dipilihnya.
4. Memberi nilai tambah (Adding value)
Periklanan memberi nilai tambah pada merek dengan
mempengaruhi persepsi konsumen. Periklanan yang efektif
menyebabkan merek dipandang sebagai lebih elegan, lebih gaya,
lebih bergengsi, dan bisa lebih unggul dari tawaran pesaing.
Terdapat tiga cara mendasar dimana perusahaan bisa memberi nilai
tambah bagi penawaran-penawaran mereka, yaitu inovasi,
penyempurnaan kualitas, atau mengubah persepsi konsumen.
5. Mendampingi (Assisting)
Iklan berperan sebagai pendamping yang memfasilitasi upaya-
upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran.
Iklan digunakan sebagai alat komunikasi untuk meluncurkan
promosi-promosi penjualan seperti kupon-kupon dan undian serta
upaya penarikan perhatian berbagai perangkat promosi penjualan
tersebut.
2.3.4 Pesan Iklan
Menurut Durianto (2003), pesan iklan efektif dapat berperan
lebih penting bagi keberhasilan iklan daripada jumlah anggaran yang
besar. Pesan iklan yang disampaikan berkaitan dengan What to say atau
apa yang ingin dikomunikasikan pada konsumen dan How to say atau
Bagaimana mengkomunikasikan kepada konsumen. Kotler (2005),
menyebutkan bahwa pesan yang baik biasanya berfokus pada satu
tawaran penjualan inti. Dan menyarankan agar pesan diberi peringkat
berdasarkan tingkat kesukaan, keeksklusifan, dan keterpercayaan.
2.4. Media televisi
Televisi merupakan media audiovisual yang canggih. Dengan
menggunakan dua elemen kekuatan sekaligus yaitu audio dan visual
menjadikan televisi sebagai media promosi. Sebuah tayangan iklan dalam
13
satu menit saja dapat disaksikan serentak oleh puluhan juta bahkan ratusan
ribuan juta pasang mata diseluruh dunia. Iklan melalui televisi memang
mempunyai efek yang luar biasa dibandingkan dengan melalui media lainnya.
Dengan menggunakan media televisi, perusahaan dapat mendemonstrasikan
bagaimana suatu produk dapat bekerja dan manfaat dari produk tersebut bagi
konsumen. Menurut Suwasono (2002), televisi merupakan media yang sangat
efektif untuk berkomunikasi secara realistis. Media televisi memungkinkan
pemasar untuk membidik pangsa pasar atau target audience secara luas
dengan segmentasi yang berbeda.
2.4.1 Keunggulan-keunggulan Iklan Televisi
Beberapa kelebihan iklan televisi menurut Jefkins (1997) antara
lain :
1. Kesan realistik.
Karena sifatnya yang visual, dan merupakan kombinasi warna-
warna, suara dan gerakan, maka iklan-iklan televisi nampak begitu
hidup dan nyata. Dengan kelebihan ini para pengiklan dapat
menunjukkan dan memamerkan kelebihan atau keunggulan
produknya secara detil. Sekalipun ingatan konsumen terhadap apa
yang telah diiklankan selalu timbul tenggelam, namun iklan visual
akan menancapkan kesan yang sangat dalam, sehingga para
konsumen begitu melihat produknya, akan segera teringat iklannya
di televisi. Pengaruh ini dapat diperkuat lagi, jika pembuatan
iklannya dilakukan dengan teknologi grafis.
2. Masyarakat lebih tanggap.
Karena iklan di televisi disiarkan di rumah-rumah dalam suasana
yang serba santai atau rekreatif, maka masyarakat lebih siap untuk
memberikan perhatian. Perhatian terhadap iklan televisi akan
semakin besar, jika materinya dibuat dengan standar teknis yang
tinggi, dan atau menggunakan tokoh-tokoh ternama sebagai
pemerannya.
3. Repetisi atau Pengulangan.
14
Iklan televisi bisa ditayangkan hingga beberapa kali dalam sehari
sampai dipandang cukup bermanfaat yang memungkinkan
sejumlah masyarakat untuk menyaksikannya, dan dalam frekuensi
yang cukup sehingga pengaruh iklan itu bangkit.
4. Adanya pemilahan area siaran (zoning) dan jaringan kerja
(networking) yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat.
Seorang pengiklan dapat menggunakan satu atau kombinasi banyak
stasiun televisi sekaligus untuk memuat iklannya. Bahkan ia bisa
saja membuat jaringan kerja dengan semua stasiun televisi,
sehingga iklannya akan ditayangkan oleh semua stasiun TV secara
serentak.
5. Ideal bagi para pedagang eceran.
Iklan televisi dapat menjangkau kalangan pedagang eceran
sebaiknya ia menjangkau konsumen. Selain karena para pedagang
eceran juga suka menonton televisi memang sangat membantu
usaha mereka, bahkan seolah-olah iklan itu ditujukan semata-mata
kepada mereka. Pedagang eceran tahu jika sesuatu diiklankan di
televisi, maka permintaan konsumen atas barang yang telah
diiklankan itu akan meningkat sehingga stok dagangan mereka
akan jauh lebih mudah terjual.
6. Terkait erat dengan media lain
Tayangan iklan televisi mungkin saja terlupakan begitu cepat,
tetapi kelemahan ini bisa diatasi dengan memadukannya pada
wahana iklan lain. Jika konsumen memerlukan informasi lebih
lanjut, atau perlu dijabarkan lebih lanjut. Iklan televisi itu bisa
dipadukan dengan iklan di majalah-majalah mingguan, khususnya
majalah yang mengulas acara-acara televisi. Iklan pendukung itu,
bisa pula dimuat disurat kabar.
2.4.2 Kelemahan-kelemahan Iklan Televisi
Iklan televisi selain memiliki kelebihan-kelebihan, diliputi oleh
berbagai kelemahan dan keterbatasan. Kelemahan-kelemahan itu antara
lain (Durianto, 2003) :
15
1. Biaya tinggi.
Biaya iklan untuk menjangkau setiap orang relatif lebih rendah.
Biaya absolut beriklan di televisi adalah tinggi.
2. Masyarakat yang tidak selektif.
Pemirsa televisi banyak dan luas. Iklan yang ditampilkan di
televisi mungkin menjangkau pasar yang tidak tepat dan tidak
selektif.
3. Kesulitan teknis.
Jadwal tayang iklan di televisi tidak mudah diubah sehingga
seringkali tidak fleksibel. Kebutuhan pengiklan yang mendesak
dalam menghadapi event-event tertentu, sering kali pihak
pengiklan akan menghadapi kesulitan teknis untuk mengubah
jadwal maupun jam tayang.
2.5. Perilaku Konsumen
Engel (1994), mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan
yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului
dan menyusuli tindakan ini. Menurut Sumarwan (2004), perilaku konsumen
adalah semua kegiatan, tindakan serta proses psikologis yang mendorong
tindakan tersebut pada saat sebelum melakukan hal-hal diatas atau kegiatan
mengevaluasi.
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen
yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan individu, dan proses psikologis
(Engel, 1994) seperti yang terlihat pada Gambar 1.
1. Pengaruh lingkungan
Konsumen hidup di dalam lingkungan yang kompleks.
perilaku proses keputusan mereka dipengaruhi oleh budaya, kelas
sosial, pengaruh pribadi, keluarga, dan situasi. Budaya, seperti
digunakan di dalam studi perilaku konsumen, mengacu pada nilai,
gagasan, artefak, dan simbol-simbol lain yang bermakna yang
16
membantu individu untuk berkomunikasi, melakukan penafsiran dan
evaluasi sebagai anggota masyarakat.
Gambar 1. Model Perilaku Pengambilan keputusan Konsumen dan
Pengaruh-Pengaruh terhadap-nya (Engel, 1994)
Kelas sosial adalah pembagian di dalam masyarakat yang
terdiri dari individu-individu yang berbagi nilai, minat, dan perilaku
yang sama. Mereka dibedakan oleh perbedaan status sosioekonomi
yang berjajar dari yang rendah hingga yang tinggi. Status kelas sosial
kerap menghasilkan bentuk-bentuk perilaku konsumen yang berbeda.
Pengaruh pribadi, sebagai konsumen, perilaku kita kerap
dipengaruhi oleh mereka yang berhubungan erat dengan kita. Kita
mungkin berespon terhadap tekanan yang dirasakan untuk
menyesuaikan diri dengan norma dan harapan yang diberikan oleh
orang lain. Kita pun menghargi orang-orang di sekeliling kita untuk
nasihat mereka mengenai pilihan pembelian. Pengaruh pribadi adalah
subjek yang paling penting.
Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih
orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan, atau adopsi dan
tinggal bersama. Keluarga kerap merupakan unit pengambilan
keputusan utama dengan pola peranan dan fungsi yang kompleks dan
bervariasi.
Perbedaan Individu
Sumber Daya Konsumen,
Motivasi & Keterlibatan
Pengetahuan
Sikap
Kepribadian, Gaya hidup,
Demografi
PengaruhLingkungan
Budaya
Kelas Sosial
Pengaruh Pribadi
Keluarga
Situasi
Proses Psikologis
Pengolahan
Pembelajaran
Perubahan
Sikap/Perilaku
Proses Keputusan
Pengenalan
kebutuhan Evaluasi
Alternatif
Pembelian
Hasil
17
Situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari
faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas
dari karakteristik konsumen dan karakteristik objek.
2. Perbedaan individu
Perbedaan yang ada pada setiap individu menyebabkan
berbedanya setiap perilaku pada masing-masing konsumen. Menurut
Engel (1994) terdapat lima atribut penting yang menyebabkan
konsumen berbeda dalam perilaku yaitu sumber daya konsumen,
motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap serta kepribadian, gaya
hidup dan demografi.
Sumber Daya Konsumen terdiri dari waktu, uang dan perhatian
(penerimaan informasi dan kemampuan pengolahan). Ketiga sumber
daya ini menjadi dasar dalam setiap situasi pengambilan keputusan.
Keterbatasan sumberdaya yang dimiliki menjadi pertimbangan uatama
dalam pengambilan keputusan pembelian.
Motivasi merupakan suatu dorongan dari dalam diri seorang
untuk memenuhi kebutuhannya dan memperoleh kepuasan dari
pemenuhan kebutuhan tersebut. Perilaku yang termotivasi disebabkan
oleh pengaktifan kebutuhan atau pengenalan kebutuhan. kebutuhan
diaktifkan ketika ada ketidakcocokan antara kondisi yang diinginkan
dengan kondisi aktual. Keterlibatan merupakan refleksi dari motivasi
yang kuat di dalam bentuk relevansi pribadi yang sangat dirasakan
dari suatu produk atau jasa di dalam konteks tertentu.
Pengetahuan dapat didefinisikan secara sederhana sebagai
informasi yang disimpan di dalam ingatan. Pengetahuan konsumen
mencakup informasi, seperti ketersediaan produk, diaman dan kapan
harus membeli, dan bagaimana cara menggunakan produk.
Sikap didefinisikan sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang
memungkinkan orang berespons dengan cara menguntungkan atau
tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau
alternatif yang diberikan. Sikap diekspresikan ketika seseorang suka
atau tidak suka terhadap suatu objek.
18
Kepribadian pada perilaku konsumen mendefinisikan sebagai
respons yang konsisten terhadap stimulus lingkungan. Gaya hidup
merupakan pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta
uang. Demografi mendeskripsikan pasar konsumen dalam usia,
pendapatan, dan pendidikan.
3. Proses psikologis
Ada tiga komponen dalam proses psikologis menurut Engel
(1994) dalam memahami perilaku konsumen yaitu pengolahan
informasi, pembelajaran, perubahan sikap/perilaku.
Pengolahan informasi menyampaikan cara-cara dimana
informasi ditransformasikan, dikurangi, dirinci, disimpan, didapatkan
kembali, dan digunakan. Pembelajaran merupakan suatu proses
dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan,
sikap, dan atau perilaku. Mempengaruhi dengan menghasilkan
perubahan sikap dan atau perilaku merupakan suatu tantangan bagi
perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
2.6. Keputusan Pembelian
Menurut Kotler (2004), dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk
preferensi merek-merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin
membentuk niat untuk membeli suatu produk yang paling disukai. Namun
ada dua faktor yang berada diantara niat pembelian dan keputusan pembelian
(Gambar 2).
Faktor pertama adalah sikap orang lain. sejauh mana sikap orang lain
mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal
yaitu intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai
konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.
Preferensi seorang pembeli terhadap suatu merek akan meningkat jika
seseorang yang ia sukai juga sangat menyukai merek yang sama. Pengaruh
orang lain menjadi rumit saat beberapa orang yang dekat dengan pembeli
memiliki pendapat yang berlawanan dan pembeli ingin menyenangkan
mereka semua.
19
Gambar 2. Tahap-tahap antara Evaluasi Pembelian dan Keputusan
Pembelian (Kotler, 2004)
Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat
muncul dan mengubah niat pembelian. Keputusan konsumen untuk
memodifikasi, menunda, atau menghindari suatu keputusan pembelian sangat
dipengaruhi oleh risiko yang dirasakan. Besarnya risiko yang dirasakan
berbeda-beda menurut besarnya uang yang dipertaruhkan, besarnya kepastian
atribut, dan besarnya kepercayaan diri konsumen. Pemasar harus memahami
faktor-faktor yang menimbulkan perasaan adanya risiko dalam diri konsumen
dan memberikan informasi serta dukungan untuk mengurangi risiko yang
dirasakan (Kotler, 2004).
2.7. Consumer Decision Model
Menurut Zuraida L dan Uswatun (2001) Consumer Decision Model
(CDM) merupakan suatu model yang dapat digunakan untuk mengukur
efektivitas iklan yang mengandung enam variabel yang saling berhubungan,
meliputi: Pesan Iklan (F, finding information), Pengenalan Merek (B, brand
cognition), Kepercayaan Konsumen (C, confidence), Sikap Konsumen (A,
Attitude), Niat Beli (I, intention) dan Pembelian nyata (P, purchase),
sebagaimana terlihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Consumer Decision Model (Zuraida L, 2003)
Evaluasi
alternatif
Niat
Pembelian
Sikap orang lain
Faktor situasi
yang tidak
terantisipasi
Keputusan
pembelian
F
A
B I
C
P
20
Alur model tersebut berawal dari konsumen yang menerima informasi
atau pesan iklan (F). Informasi yang diterima dapat menyebabkan tiga
kemungkinan pengaruh yang dimulai dari pengenalan merek oleh konsumen
(B) atau dari informasi yang dapat langsung menambah perbendaharaan
pikiran konsumen sebagai tingkat kepercayaan (C). Atau dari informasi itu
yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen menunjukkan yang
akan membentuk sikap (A). Kemudian, dari pengenalan merek (B) dievaluasi
apakah pengenalan tersebut sesuai dengan keinginan dan kebutuhan,
kemudian membentuk sikap (A), serta menambah tingkat kepercayaan (C).
Pengenalan merek mempunyai sumbangan berupa penguatan terhadap sikap
dan keyakinan konsumen terhadap merek yang ditawarkan, sehingga
diharapkan mampu menimbulkan niat beli (I) konsumen. Hal ini tentu saja
akan mampu mempengaruhi konsumen untuk melakukan suatu pembelian
nyata (P).
Menurut Howard A. dalam Durianto (2003) Ada enam variabel dalam
Consumer Decision Model, yaitu sebagai berikut:
1. Pesan Iklan (Information)
Pesan dalam iklan seharusnya menyatakan sesuatu yang
dibutuhkan dan penting dalam suatu produk, menginformasikan sesuatu
yang ekslusif yang tidak ada pada produk lain sejenis, dapat dipercaya,
dan dapat dibuktikan. Informasi dalam pesan iklan dapat diberikan
melalui brosur, surat kabar, radio, televisi, internet, pemberitahuan antar
pribadi yang merupakan sumber informasi bagi calon pembeli, ataupun
media lainnya. Pesan iklan yang ideal menurut Kotler (2005), harus
mampu menarik perhatian (attention), mempertahankan ketertarikan
(interest), membangkitkan keinginan (desire), dan menggerakkan
tindakan (action).
Pesan iklan dalam Consumer Decision Model (CDM) merupakan
variabel penentu dari keenam variabel. Pesan iklan dapat disampaikan
dalam bentuk angka, huruf, ataupun kalimat yang dapat menjalankan
suatu sistem. Pesan iklan adalah seperti pendorong, maksudnya suatu
kegiatan yang menunjukkan segala kebutuhan calon pembeli.
21
Consumer Decision Model (CDM) menunjukkan bahwa pesan
iklan (informasi) dapat menyebabkan calon pembeli mengenal suatu
merek, mengevaluasi merek-merek yang dibutuhkan calon pembeli,
menentukan sikap dan mengukur seberapa besar kepuasan konsumen
terhadap suatu merek serta atribut-atribut lainnya suatu produk.
2. Pengenalan Merek (Brand Recognition)
Pengenalan merek (B) merupakan ukuran brand awareness
responden. Pengenalan merek sangat penting untuk mengetahui sampai
tingkat mana para pembeli mengetahui ciri-ciri suatu merek. Pengenalan
ini memungkinkan terbentuknya sikap terhadap merek atau
meningkatkan keyakinan konsumen pada suatu merek. Pengenalan merek
terkait dengan tingkat pengenalan pembeli akan ciri atau keistimewaan
produk dibandingkan produk-produk sejenis lainnya. Dalam hal ini,
pengenalan merek merupakan pengenalan atribut merek secara fisik,
seperti warna, ukuran, dan bentuk, sehingga kemasan dan desain produk
sangat penting.
3. Sikap Konsumen (Attitude)
Sikap konsumen merupakan elemen kedua dari elemen-elemen
yang membentuk kesan merek. sikap konsumen terhadap merek dapat
diartikan sebagai penyampaian apa yang diharapkan pembeli agar dapat
memuaskan kebutuhan pembeli. Oleh karena itu, sikap konsumen dapat
memacu keinginan atau niat untuk membeli produk. Sikap konsumen
terhadap merek dapat timbul setelah konsumen mengenali suatu merek
atau langsung mendengar pesan iklan (informasi) yang disampaikan
produsen.
Kemampuan iklan untuk menciptakan sikap yang mendukung
terhadap produk sering bergantung pada sikap konsumen. Iklan yang
diminati atau dievaluasi secara menguntungkan dapat menghasilkan
sikap yang lebih positif terhadap produk. Iklan yang tidak diminati dapat
mengurangi minat pembelian produk. Suatu penelitian berulang-ulang
menunjukkan bahwa sikap terhadap suatu iklan dapat berfungsi sebagai
22
peramal yang signifikan atas sikap terhadap suatu produk. Hal ini
dikemukakan oleh Engel (1994).
4. Kepercayaan Konsumen (Confidence)
Kepercayaan konsumen adalah bagaimana pembeli dapat yakin
akan keputusan mereka terhadap suatu merek, apakah produk tersebut
dapat memuakan kebutuhan konsumen atau tidak. Kepercayaan
konsumen dapat meningkat jika calon pembeli sudah mendapat
keterangan yang jelas yang didapat konsumen dari pesan iklan
(informasi) yang ditayangkan di televisi secara berulang-ulang, brosur,
pemasaran langsung, dan lainnya.
Kepercayaan konsumen terhadap suatu merek akan terus
meningkat jika yang diperkirakan konsumen dapat dijelaskan dan
digambarkan melalui keterbatasan merek lain. Dalam hal ini, pesan iklan
yang disampaikan relatif konsisten dan sesuai dengan apa yang sudah
disampaikan dan diketahui oleh konsumen suatu merek.
5. Niat Beli (Intention)
Niat untuk membeli merupakan sesuatu yang berhubungan
dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa
banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Niat beli
merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana
pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Pengetahuan akan
niat beli sangat diperlukan para pemasar untuk mengetahui niat
konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksi perilaku
konsumen di masa mendatang.
6. Pembelian Nyata (Purchase)
Pembelian nyata merupakan saat konsumen membayar atau
membuat surat hutang dalam jumlah tertentu untuk membeli suatu
produk pada waktu tertentu. Pembelian nyata muncul karena konsumen
sudah mempunyai niat untuk membeli suatu produk. Pembelian nyata
merupakan sasaran akhir Consumer Decision Model (CDM), baik untuk
konsumen yang baru pertama kali membeli ataupun untuk konsumen
yang melakukan pembelian ulang.
23
2.8. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Ramadhan (2006), dalam penelitiannya tentang analisis efektivitas
iklan semen Holcim PT Holcim Indonesia Tbk. pada media televisi bahwa
hasil pengukuran efektivitas iklan menunjukkan hasil yang baik. Sebagian
besar responden telah mengetahui hadirnya merek semen Holcim pada pasar
semen nasional. Responden memberikan respon dan sikap yang positif
terhadap iklan semen Holcim. Berdasarkan hasil analisis dengan
menggunakan metode EPIC model, dapat disimpulkan bahwa iklan semen
Holcim dinilai efektif ditinjau dari keempat dimensinya yaitu empati,
persuasi, dampak dan komunikasi. Begitu juga halnya dengan hasil analisis
yang menggunakan metode Direct Rating Method (DRM), dapat disimpulkan
bahwa iklan semen Holcim dinilai efektif dilihat dari kelima dimensinya yaitu
perhatian, pemahaman, aspek kognitif, aspek afektif dan sikap responden
terhadap iklan.
Sinaga (2007), dalam penelitiannya tentang efektivitas iklan televisi
sabun Lux dalam mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian produk
sabun mandi oleh mahasiswi program strata-1 IPB, iklan sabun Lux hanya
bernilai efektif tetapi belum menampakkan kinerja yang maksimal. Hal ini
dilihat dari analisis EPIC model yang dilakukan. Iklan sabun Lux berhasil
memperkenalkan produknya dan cukup menarik perhatian. Selain itu,
tayangan iklan televisi sabun Lux selama ini lebih disukai dibanding dengan
iklan produk yang sejenis. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan
direct rating method, iklan sabun Lux dikategorikan sebagai iklan yang baik.
Maksudnya iklan sabun Lux memang disukai dan mampu menarik perhatian
khalayak, namun belum terlalu berhasil dalam mempengaruhi keputusan
pembelian sabun mandi oleh konsumen. Atribut yang mempengaruhi
konsumen dalam keputusan pembelian sabun mandi adalah warna dan aroma
sabun yang variatif, kemasan yang menarik dengan ketersediaan berbagai
ukuran dan bentuk kemasan, harga yang sesuai, merek yang dikenal dengan
baik, pengaruh dari keluarga, harapan atas manfaat yang diperoleh dari
produk, serta kesesuaian dengan jenis kulit.
24
Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2010) mengenai analisis
efektivitas iklan televisi deodoran pria Axe dan faktor-faktor yang
mempengaruhi niat beli deodoran khusus pria pada konsumen (studi kasus
pengunjung pria supermall Karawaci). Berdasarkan analisis Consumer
Decision Model diketahui bahwa iklan televisi deodoran spray Axe yang
telah ditayangkan mampu mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan
oleh produsen deodoran Axe dengan efektif kepada konsumen. Pesan iklan
yang ingin disampaikan oleh produsen deodoran spray Axe melalui iklan
televisi versi “Call Me” berpengaruh terhadap variabel-variabel yang diukur
pada Consumer Decision Model sampai dengan variabel Niat Beli. Variabel
Pesan Iklan (F) mempunyai pengaruh langsung terhadap variabel Pengenalan
Merek (B), Kepercayaan Konsumen (C), dan variabel Sikap Konsumen (A).
Variabel Kepercayaan Konsumen (C) dan variabel Sikap Konsumen (A)
tersebut, baik secara bersama-sama maupun secara parsial memiliki pengaruh
langsung terhadap variabel Niat Beli (I). Begitu pula, variabel Pesan Iklan (F)
memiliki pengaruh tidak langsung terhadap variabel Kepercayaan Konsumen
(C) melalui variabel antara, yaitu Pengenalan Merek (B). Pesan Iklan (F) juga
memiliki pengaruh tidak langsung terhadap Sikap Konsumen (A) melalui
variabel Pengenalan Merek (B) sebagai variabel antara. Terakhir, variabel
Pesan Iklan (F) memiliki pengaruh tidak langsung terhadap Niat Beli (I)
melalui dua variabel antara, yaitu variabel Kepercayaan Konsumen (C) dan
variabel Sikap Konsumen (A). Hasil analisis berdasarkan korelasi kanonik
menghasilkan tiga faktor yang paling berpengaruh terhadap niat beli
konsumen untuk membeli deodoran yaitu faktor keluarga (-0,618), wiraniaga
(-0,519), dan suasan tempat pembelian (-0,508).
III. METODELOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Industri minuman isotonik kini semakin berkembang. Selain itu
banyak produsen isotonik yang masuk dunia bisnis sehingga menghasilkan
persaingan diantara produsen minuman isotonik. Semua produsen merancang
sedemikian strategi pemasaran agar menjadi minuman isotonik yang digemari
dan diminati konsumen. Dalam menghadapi pesaingan tersebut, produsen
minuman isotonik Mizone merancang berbagai strategi pemasaran dengan
media komunikasi pemasaran, salah satunya melalui iklan.
Iklan merupakan bagian yang mendapatkan perhatian khusus, baik
oleh produsen bisnis maupun oleh konsumen yang menerimanya. Produsen
Mizone membuat iklan dengan tujuan untuk memperkenalkan produknya
kepada konsumen serta mencapai target penjualannya. Oleh sebab itu,
produsen Mizone berusaha merancang strategi iklan yang terbaik dan efektif
guna menerobos kerumunan iklan yang lalu-lalang diberbagai media. Salah
satunya iklan yang dirancang oleh produsen Mizone yaitu melalui media
televisi. Iklan televisi memiliki kekuatan yang mampu memberikan pengaruh
dan dampak komunikasi yang kuat karena mengandalkan audio, visual, dan
gerak. Iklan melalui media televisi merupakan alternatif komunikasi
pemasaran yang sangat menarik untuk dibicarakan.
Tujuan iklan pada akhirnya untuk meningkatkan perubahan sikap dan
perilaku konsumen, yaitu tindakan yang diinginkan produsen. Perubahan
sikap dan perilaku konsumen ini yang akan mempengaruhi keputusan
pembelian. Keputusan pembelian konsumen didasarkan pada pembelian nyata
konsumen, lalu dipengaruhi oleh lingkungan, perbedaan individu dan proses
psikologis. Untuk itu perlu diadakan penelitian mengenai efektivitas iklan
Mizone dalam keputusan pembelian minuman isotonik. Sehingga produsen
Mizone mengetahui hasil dari rancangan komunikasi pemasaran melalui iklan
televisi tersebut.
Penelitian ini menggunakan dua analisis, yaitu Consumer Decision
Model yang digunakan untuk mengetahui efektivitas iklan televisi Mizone,
26
serta analisis Canonical Correlation untuk menganalisis faktor yang menjadi
pertimbangan dalam pembelian nyata minuman isotonik oleh konsumen.
Selanjutnya, hasil yang didapatkan dalam penelitian ini dapat menjadi saran
atau rekomendasi bagi produsen Mizone dalam merancang strategi
komunikasi pemasaran. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat dalam
Gambar 4.
Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian
Faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku
konsumen
Persaingan Industri Minuman
Isotonik
Strategi Komunikasi
Pemasaran
Iklan Televisi
Pengukuran Efektivitas
Iklan Televisi Mizone
Hasil
Efektif
Keputusan Pembelian
Tidak Efektif
Saran
Consumer Decision Model
Canonical Correlation
27
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih adalah di lingkungan kampus Institut
Pertanian Bogor yang berlokasi di Kecamatan Dramaga. Pemilihan lokasi
penelitian ditentukan kesengajaan (purposive). Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011.
3.3. Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada
responden, yaitu mahasiswa strata-1 Institut Pertanian Bogor. Data primer ini
digunakan untuk mendapatkan data aktual yang dibutuhkan dalam penelitian.
Data sekunder diperoleh dari media internet, jurnal, buku-buku serta skripsi
dari perpustakaan. Data sekunder ini digunakan untuk membantu dan
mendukung data primer yang didapatkan.
3.4. Metode Penarikan Sampel dan Jumlah Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa strata-1 Institut
Pertanian Bogor yang mengkonsumsi Mizone atau pernah melihat iklan
televisi Mizone. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah non-
probability sampling merupakan suatu prosedur penarikan sampel yang
bersifat subjektif, yang probabilitas pemilihan elemen-elemen populasi tidak
dapat ditentukan. Hal ini disebabkan setiap elemen populasi tidak memiliki
peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Hermawan, 2003). Teknik
non-probability sampling yang digunakan adalah metode convenience
sampling yaitu untuk mendapatkan unit sampel menurut keinginan peneliti
dan kemudahan dalam memperoleh responden (Kuncoro, 2003).
Untuk penentuan jumlah sampel yang digunakan rumus Slovin.
Pemakaian rumus Slovin dapat dianggap sesuai karena dapat memperlihatkan
batas kesalahan yang tidak dapat digunakan pada ukuran populasi. Sehingga
berdasarkan rumus Slovin, jumlah sampel yang dipilih dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
=1 + ²
………………………..(1)
28
Di mana :
n = jumlah sampel yang dipilih
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, dalam penelitian ini nilainya
ditentukan sebesar 10%.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Direktorat Administrasi
Pendidikan IPB Dramaga Bogor, jumlah mahasiswa strata-1 yang aktif di IPB
berjumlah 14483 orang (N) per Desember 2010, maka
=( . )²
=.
= 99.330 100
Jumlah responden yang diambil minimal sebanyak 100 responden.
Pengisian kuesioner dilakukan sendiri oleh responden dengan pengawasan
dari peneliti. Apabila responden merasa kurang mengerti dengan pertanyaan
dan pernyataan yang diajukan, maka responden langsung bertanya kepada
peneliti.
3.5. Pengujian Kuesioner
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas digunakan untuk menguji kuesioner
yang digunakan. Hal ini dilakukan agar kuesioner yang digunakan memang
akurat dan layak untuk disebar kepada responden. Uji validitas dilakukan
untuk melihat hubungan diantara masing-masing pertanyaan, sehingga
memiliki keterkaitan yang erat diantaranya. Sedangkan uji reliabilitas
dilakukan agar semua pertanyaan tersebut sesuai dengan kenyataan yang
terjadi di lapangan. Pengujian kuesioner dilakukan dengan bantuan program
Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 17 dan Microsoft Excel
2007.
3.5.1 Uji Validitas
Menurut Umar (2005), uji validitas menunjukkan sejauh mana
alat pengukur itu dapat mengukur hal yang akan diukur. Langkah-
langkah dalam menguji validitas kuesioner adalah sebagai berikut :
a. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur.
29
b. Melakukan uji coba skala pengukuran pada sejumlah responden.
Jumlah responden untuk uji coba adalah 30 orang.
c. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
d. Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan
skor tiap-tiap pertanyaan dengan menggunakan rumus teknik
korelasi product moment pearson, sebagai berikut :
Keterangan :
= Koefisien validitas yang dicari
n = Jumlah responden
X = Skor masing- masing pertanyaan dari tiap responden
Y = Skor total semua pertanyaan dari tiap responden
Data dikatakan valid apabila nilai korelasi hitung data tersebut
melebihi nilai korelasi tabelnya. Jika rhitung positif, dan rhitung lebih besar
daripada nilai rtabel, maka butir pertanyaan atau variabel tersebut
dikatakan valid. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa semua
pertanyaan pada kuesioner sebanyak 51 butir terbukti valid, dimana
korelasi hitung data melebihi nilai korelasiss tabel (Lampiran 2).
3.5.2 Uji Reliabilitas
Menurut Umar (2005), reliabilitas adalah istilah yang dipakai
untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif
konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Pengujian
reliabilitas yang digunakan yaitu teknik Cronbach. Dalam penelitian
ini, uji reliabilitas menggunakan pendekatan Alpha dengan rumus
sebagai berikut :
Dimana :
Reliabilitas instrumen
= Banyak butir pertanyaan
= Jumlah ragam total
30
∑ = Jumlah ragam butir
Nilai Cronbach’s Alpha dapat dihitung dengan bantuan software
SPSS Ver.17.0. Setelah itu, reliabilitas suatu konstruk variabel
dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,60.
Hasil uji reliabel pada pertanyaan kuesioner diperoleh hasil alpha
hitung 0,973 dan 0,892 maka kuesioner terbukti andal (Lampiran 2).
3.6. Pengolahan dan Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif dengan
menggunakan pendekatan konsep-konsep manajemen pemasaran yang ada.
3.6.1 Consumer Decision Model (CDM)
Model dengan enam peubah yang saling berhubungan, yaitu
Pesan Iklan (F, finding information), Pengenalan Merek (B, brand
recognition), Kepercayaan Konsumen (C, confidence), Sikap
Konsumen (A, attitude), Niat Beli (I, intention) dan Pembelian Nyata
(P, purchase) dianalisis dengan menggunakan regresi linier baik yang
sederhana maupun berganda. Regresi linier digunakan untuk melihat
hubungan antar variabel satu dengan lainnya.
Untuk mengetahui efektivitas iklan dengan menggunakan CDM
digunakan analisis bentuk hubungan dan analisis keeratan hubungan.
Pengaruh langsung variabel independen terhadap variabel dependen
ditelusuri dengan analisis regresi. Analisis regresi yang digunakan
memperhatikan prinsip parsimony, yaitu semakin sederhana suatu
model semakin bagus model tersebut, dan dengan pertimbangan
efisiensi dan kemudahan pemahaman model tersebut dari sisi pengguna
(Durianto, 2003). Model populasi yang digunakan adalah :
Y = + β X + ε …………………………….(4)
dalam hal ini :
Y = Variabel dependent
X = Variabel independent
= Intercept model
β = Parameter regresi
ε = error term
31
Pada persamaan tersebut akan dianalisis persamaan regresi
sederhana antara variabel pesan iklan (F) dengan pengenalan merek (B),
pesan iklan (F) dengan kepercayaan konsumen (C), pesan iklan (F)
dengan sikap konsumen (A). Pada ketiga persamaan tersebut, variabel
pesan iklan (F) menjadi variabel independen dan variabel B, C, dan A
menjadi variabel dependen. Persamaan regresi berikutnya adalah
persamaan regresi antara variabel pengenalan merek (B) dengan
kepercayaan konsumen (C), pengenalan merek (B) dengan sikap
konsumen (A), dengan variabel B sebagai variabel independen dan
variabel C dan A sebagai variabel dependen. Persamaan keenam adalah
variabel C menjadi variabel dependen dan variabel F dan B menjadi
variabel independen. Persamaan ketujuh adalah variabel A menjadi
variabel dependen dan variabel F dan B menjadi variabel independen.
Persamaan berikutnya yang akan dianalisis adalah persamaan regresi
sederhana antara variabel niat beli (I) dengan kepercayaan konsumen
(C), dan niat beli (I) dengan sikap konsumen (A). Persamaan kesepuluh,
variabel I menjadi variabel dependen dan variabel C dan A menjadi
variabel independen. Persamaan regresi berikutnya yang akan dianalisis
adalah persamaan regresi antara variabel pembelian nyata (P) dengan
variabel niat beli (I). Pada persamaan terakhir, variabel P menjadi
variabel dependen dan variabel I menjadi variabel independen.
Pembentukan model dan pengujian signifikansi variabel
independen terhadap variabel dependen dilakukan melalui pendekatan
OLS method (Ordinary Least Square Method). Prinsip metode ini
meminimumkan selisih kuadrat antara Y observasi dengan Y dugaan.
Model sampel untuk regresi linier sederhana adalah :
Y = + bX ……………………………..(5)
Dimana :
a = penduga bagi intersep (α )
b = penduga bagi koefisien regresi (β )
dengan menggunakan OLS, nilai a dan b diperoleh dari :
32
b =(∑XY) − (∑X)(∑Y)
(∑X ) − (∑X)²……………………(6)
=∑Y − b(∑X)
………………………..………(7)
Untuk menguji nilai parameter regresi, apakah sama dengan nilai
tertentu, digunakan uji t. Hipotesis nol dan hipotesis tandingannya
ditentukan sebagai berikut :
H01 : β i = 0 (variabel independen tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap variabel dependen)
H01 : β i ≠ 0 (variabel independen memiliki pengaruh signifikan
terhadap variabel dependen)
Setiap nilai koefisien regresi dapat dihitung nilai t-nya, sebagai berikut :
t =β k − β k
………………………………(8)
Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan ttabel. Bila,nilai thitung
> ttable, berarti pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen signifikan. Dalam penelitian ini digunakan alat bantu
MINITAB ver14. Kriteria signifikansi dilihat dari perbandingan nilai
signifikansi yang diperoleh dengan α . Jika nilai signifikansi lebih kecil
daripada nilai α yang digunakan, dinyatakan sebagai pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen hasilnya signifikan, dan jika
yang terjadi sebaliknya maka hasilnya tidak signifikan. Nilai α yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5%.
Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji hubungan
antara variabel pesan iklan (F), pengenalan merek (B), dan kepercayaan
konsumen (C), dimana kepercayaan konsumen bertindak sebagai
variabel dependen sedangkan variabel pesan iklan (F) dan pengenalan
merek (B) bertindak sebagai variabel independen. Dan menguji
hubungan antara variabel pesan iklan (F), pengenalan merek (B), dan
sikap konsumen (A), dimana sikap konsumen bertindak sebagai
variabel dependen sedangkan variabel pesan iklan (F) dan pengenalan
merek (B) bertindak sebagai variabel independen. Terakhir, menguji
hubungan antara variabel kepercayaan konsumen (C), sikap konsumen
33
(A), dan niat beli konsumen (I), dimana niat beli konsumen bertindak
sebagai variabel dependen sedangkan variabel kepercayaan (C) dan
sikap konsumen (A) bertindak sebagai variabel independen. Persamaan
dalam model regresi linear berganda yang menunjukkan hubungan
antar variabel dependen (Y) dengan variabel independennya (Xi) adalah
sebagai berikut :
Y= + b1X1+b2X2.......................................................(9)
Dimana :
Y = variabel dependen
a = konstanta
b1 dan b2 = koefisien regresi variabel independen
X1 dan X2 = variabel independen
Mengetahui apakah suatu persamaan regresi yang dihasilkan
baik untuk mengestimasi nilai variabel dependen, maka perlu dilakukan
uji simultan (uji F) dan uji parsial (uji t). Uji simultan bertujuan untuk
mengetahui apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh
yang sama terhadap variabel dependen. Pengujian terhadap pengaruh
variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap
perubahan nilai variabel dependen dilakukan melalui pengujian
terhadap besarnya perubahan nilai variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh perubahan nilai semua variabel independen. Langkah
pertama dalam melakukan uji simultan adalah menentukan perumusan
hipotesis. Hipotesis nol dan hipotesis tandingannya ditentukan sebagai
berikut :
H02 : β i = 0 (X1 dan X2 secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap Y)
H02 : β i ≠ 0 (X1 dan X2 secara bersama-sama memiliki pengaruh
signifikan terhadap Y)
Kemudian menentukan nilai Fhitung dengan menggunakan rumus :
F=²/ ( )
( )/ ( )………………………………(10)
Dimana :
R² = Koefisien determinasi
34
k = jumlah variabel
n = jumlah sampel
Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan
antara nilai Fhitung dengan nilai Ftabel sesuai dengan tingkat signifikansi
yang digunakan. Jika Fhitung lebih kecil daripada Ftabel atau p-value lebih
besar dibandingkan dengan nilai α yang digunakan, maka keputusannya
adalah menerima daerah penerimaan hipotesis nol (H0). Artinya, secara
statistik dapat dibuktikan bahwa semua variabel independen (X1 dan
X2) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai
Fhitung lebih besar daripada nilai Ftabel atau p-value lebih kecil
dibandingkan dengan nilai α yang digunakan, maka keputusannya
adalah menolak H0 dan menerima Ha. Artinya, secara statistik data yang
digunakan membuktikan bahwa semua variabel independen (X1 dan X2)
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Uji parsial bertujuan untuk memastikan apakah variabel
independen yang terdapat dalam persamaan tersebut secara individu
berpengaruh terhadap nilai variabel dependen. Caranya adalah dengan
melakukan pengujian terhadap koefisien regresi setiap variabel
independen. Langkah pertama dalam melakukan uji parsial adalah
menentukan perumusan hipotesis. Hipotesis nol dan hipotesis
tandingannya ditentukan sebagai berikut :
H03 : β i = 0 (X1 tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Y)
Ha3 : β i ≠ 0 (X1 memiliki pengaruh signifikan terhadap Y)
H04 : β i = 0 (X2 tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Y)
Ha4 : β i ≠ 0 (X2 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Y)
Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai t untuk setiap
koefisien regresi dengan menggunakan rumus (8) yang telah disebutkan
di atas. Hasil thitung yang diperoleh dibandingkan dengan ttabel. Jika thitung
suatu koefisien regresi lebih kecil daripada ttabel atau p-value lebih besar
dibandingkan dengan nilai α yang digunakan, maka keputusannya
adalah menerima H0. Artinya koefisien regresi variabel independen,
yaitu X1 dan X2 tersebut tidak berpengaruh terhadap nilai variabel
35
dependen (Y). Sedangkan jika pada pengujian terhadap suatu koefisien
regresi, thitung lebih besar daripada nilai ttabel atau p-value lebih kecil
dibandingkan dengan nilai α yang digunakan, maka keputusannya
adalah menolak H0 dan menerima Ha. Artinya koefisien regresi variabel
independen (X1 dan X2) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y).
Mengetahui pernyataan variabel independen mana yang paling
berpengaruh terhadap variabel dependen digunakan analisis regresi
dengan metode stepwise. Regresi stepwise melibatkan dua jenis proses
yaitu: forward selection dan backward elimination. Teknik ini
dilakukan melalui beberapa tahapan. Pada masing-masing tahapan,
akan diputuskan variabel mana yang merupakan prediktor terbaik untuk
dimasukkan ke dalam model. Variabel ditentukan berdasarkan uji-F,
variabel ditambahkan ke dalam model selama nilai p-valuenya kurang
dari nilai kritik α . Kemudian variabel dengan nilai p-value lebih dari
nilai kritik α akan dihilangkan. Proses ini dilakukan terus menerus
hingga tidak ada lagi variabel yang memenuhi kriteria untuk
ditambahkan atau dihilangkan.
Mengetahui signifikansi peran variabel antara digunakan
koefisien determinasi. Koefisien determinasi menunjukkan besarnya
sumbangan variabel independen terhadap variabel dependen. Bila
variabel tersebut memiliki koefisien determinasi lebih besar daripada
koefisien determinasi kedua variabel lainnya, maka variabel tersebut
berkedudukan sebagai variabel antara.
3.6.2 Analisis Korelasi Kanonik
Analisis korelasi kanonik merupakan teknik statistika yang
digunakan untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi hubungan
diantara dua gugus peubah. Dalam penelitian ini yang menjadi gugus
peubah dependen (Y) adalah pembelian nyata konsumen pada minuman
isotonik dan yang menjadi gugus peubah independen adalah faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen. Analisis ini dilakukan untuk
mencari faktor perilaku konsumen apa saja yang mempengaruhi
pembelian nyata konsumen pada minuman isotonik yang diamati
36
berdasarkan lima peubah pembelian nyata, yaitu pembelian nyata
modern (Y1), pembelian nyata kesan (Y2), pembelian nyata karakter
(Y3), pembelian nyata mudah (Y4), dan pembelian nyata singkat (Y5).
Faktor perilaku konsumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari dua puluh satu variabel, yaitu status sosial (X1), teman (X2),
keluarga (X3), banyak aktivitas (X4), wiraniaga (X5), besar pengeluaran
(X6), jenis aktivitas (X7), variasi rasa (X8), bentuk kemasan (X9),
ukuran kemasan (X10), harga (X11), merek (X12), manfaat
mengkonsumsi (X13), pengetahuan atribut (X14), pengetahuan tempat
pembelian (X15), kepercayaan (X16), kepribadian (X17), gaya hidup
(X18), iklan (X19), media informasi (X20), dan pengalaman (X21).
Prinsip dari metode ini yaitu membentuk suatu kombinasi linier
dari setiap gugus peubah (dependen dan independen) sedemikian
sehingga korelasi diantara kedua gugus peubah tersebut menjadi
maksimum. Nilai korelasi kanonikal didapat dari operasi aritmatika
matriks korelasi kedua himpunan variabel (variat kanonikal).
Interpretasi koefisien variat kanonikal, dapat dilihat pada bobot
kanonikal (canonical weights) dan beban kanonikal (canonical
loadings). Bobot kanonikal merupakan koefisien kanonik yang telah
dibakukan, dapat diinterpretasikan sebagai besarnya kontribusi variabel
asal terhadap variat kanonikal. Semakin besar nilai koefisien ini
menyatakan semakin besar kontribusi variabel yang bersangkutan
terhadap variat kanonikal. Muatan kanonikal dapat dihitung dari
korelasi antara variabel asal dengan masing-masing variabel
kanoniknya. Semakin besar nilai loading atau muatan mencerminkan
semakin dekat hubungan fungsi kanonik yang bersangkutan dengan
variabel asal. Canonical loadings variabel independen diperoleh dengan
rumus sebagai berikut :
RXW = RXXAZ.................................................................(11)
Sedangkan canonical loadings variabel dependen diperoleh
dengan rumus sebagai berikut :
RYV = RYYBZ .................................................................(12)
37
Menentukan fungsi kanonik yang dianggap cukup dalam
menerangkan struktur hubungan Y dan X dilihat dari koefisien
Rsquare. Nilai ini didapat dengan mengkuadratkan korelasi kanonik
atau dapat dinotasikan sebagai berikut :
= ………………………………………………(13)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Produk
Mizone merupakan minuman isotonik bernutrisi yang diproduksi
oleh Danone Aqua. Pertama kali diluncurkan pada 27 September 2005 di
Surabaya. Danone Aqua melihat potensi pasar dengan memanfaatkan negara
Indonesia yang beriklim tropis dengan aktivitas penduduk yang sehari-
harinya padat dan sangat berpotensi dalam menyebabkan tubuh kehilangan
cairan. Kehilangan cairan sebesar 2 persen dapat menurunkan konsentrasi dan
stamina tubuh kita. Oleh karena itu Mizone hadir di Indonesia sebagai sebuah
inovasi baru dalam kategori minuman isotonik. Produk Mizone sudah
terkenal di Australia, New Zealand, dan Cina.
Mizone memiliki empat varian rasa yang berbeda, yaitu orange lime,
passion fruite, lychee lemon dan apple guava. Mizone mengandung
Hydromaxx yaitu vitamin B1, B3, B6, dan B12 untuk membantu metabolisme
karbohidrat menjadi energi, vitamin C, sebagai antioksidan untuk menjaga
kehidupan sel dalam tubuh, dan elektrolit untuk menggantikan mineral yang
hilang akibat pengeluaran keringat. Bahan dasar Mizone menggunakan air
mineral Aqua dan sari buah alami melalui proses kristalisasi. Harga Mizone
yang sangat ekonomis dan kompetitif yaitu Rp 2500 / botol dengan volume
500 mL mampu membidik kebutuhan konsumen di semua kalangan,
khususnya usia 18-35 tahun yang dalam kehidupannya penuh dengan
aktivitas.
Pada November 2006 Mizone dilanda krisis karena tidak
mencantumkan salah satu bahan pengawet (natrium benzoat) dalam
kemasannya. BPOM memberikan tenggang waktu hingga Desember 2006
agar Mizone menarik produknya dari pasaran dan memperbaiki label pada
kemasan. Pada saat itu, Mizone sudah beredar di 30 depo, 50 distributor dan 1
juta outlet di seluruh Indonesia. Penjualan turun drastis sedikitnya Rp 35
miliar perhari. Untuk mengembalikan kepercayaan konsumen, Mizone
melakukan edukasi kepada konsumen melalui promosi baik below the line
maupun above the line.1
1 Strategi Pemasaran Minuman Isotonik Mizone. 2009. http://haryadhaagustian.wordpress.com [26Februari 2011]
39
4.2. Gambaran Umum Iklan Televisi Mizone versi “City”
Iklan televisi Mizone versi “City” merupakan iklan yang diluncurkan
oleh Danone Aqua pada 6 September 2010 untuk mempromosikan empat
varian rasa dari Mizone yaitu orange lime, passion fruite, lychee lemon dan
apple guava. Iklan ini menggambarkan kehidupan di perkotaaan dengan
menampilkan aktivitas mahasiswa di kampus, aktivitas eksekutif muda di
kantor serta polisi yang sedang beraktivitas mengatur lalu lintas kota. Dengan
iringan jingle iklan yang berjudul “Love Today” – MIKA dan gerakan menari
yang unik menunjukkan bahwa mereka yang memiliki aktivitas yang padat
tetap terlihat segar dan bersemangat karena mengkonsumsi Mizone dengan
berbeda varian rasa. Iklan Mizone versi “City” mempromosikan produk
Mizone sebagai minuman isotonik untuk orang yang melakukan aktivitas
yang tinggi sesuai dengan pesan iklan pada iklan televisi Mizone versi “City”
ini bahwa Mizone dapat membuat “badan, fikiran, semangat OK lagi”.
5
6
Gambar 5. Tampilan potongan iklan Mizone versi “City”
(http://www.youtube.com/watch, 20 September 2010)
40
4.3. Karakteristik Responden
Informasi karakteristik responden diperoleh dari mahasiswa strata-1
Institut Pertanian Bogor yang memenuhi kriteria yaitu pernah melihat dan
mengetahui iklan televisi minuman isotonik Mizone versi “City”.
Berdasarkan karakterisktik jenis kelamin, hasil survey dapat dilihat pada
Gambar 6 bahwa 70 persen mahasiswa yang menonton iklan televisi Mizone
versi “City” adalah perempuan dan sisanya sebanyak 30 persen adalah laki-
laki. Karena data yang telah diperoleh dari pihak institusi kampus
memperlihatkan bahwa dari seluruh jumlah mahasiswa IPB yang masih aktif,
jumlah perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki (58,25 persen),
sehingga lebih banyak mahasiswa perempuan yang pada penelitian ini
daripada laki-laki. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa penonton iklan
lebih banyak mahasiswi daripada mahasiswa.
Gambar 6. Karakteristik jenis kelamin mahasiswa
Karakteristik pengeluaran responden mahasiswa dalam satu bulan
dibagi menjadi lima kelas yaitu pengeluaran pertama kurang dari Rp 500.000;
Rp 500.000 – Rp 1.000.000; Rp 1.000.001 – Rp 1.500.000; Rp 1.500.001 –
Rp 2.000.000 dan lebih dari Rp 2.000.000 dapat dilihat pada Gambar 7.
Mahasiswa yang memiliki pengeluaran Rp 500.0000 – Rp 1.000.000 (64
persen) merupakan kelas pengeluaran yang paling banyak dimiliki oleh
mahasiswa strata-1 Institut Pertanian Bogor. Sedangkan mahasiswa yang
memiliki pengeluaran Rp 1.500.001 – Rp 2.000.000 dan lebih dari Rp
2.000.000 persentase terkecil, masing–masing sebanyak 4 persen.
70%
30%Perempuan
Laki-Laki
Gambar
Karakteristik
aktivitas yaitu aktivi
aktivitas organisasi. S
lima aktivitas, yaitu
olahraga, aktivitas kul
melakukan semua a
mayoritas mahasiswa
organisasi sebesar
memiliki persentase
Dengan kata lain ma
yang ada di kampus I
Gam
Hasil studi
mahasiswa mengkons
sebanyak 28 perse
17%
4%
38%
bar 7. Karakteristik pengeluaran mahasiswa
ik aktivitas responden mahasiswa terdiri da
ktivitas kuliah, aktivitas olahraga, aktivitas ke
i. Survey pada mahasiswa pilihan aktivitas di ba
itu hanya melakukan aktivitas kuliah, aktivitas
kuliah dan keagamaan, aktivitas kuliah dan orga
aktivitas. Hasil studi mahasiswa menunjukka
swa strata-1 Institut Pertanian Bogor melakuka
r 38 persen (Gambar 8). Aktivitas mahas
se terkecil yaitu aktivitas keagamaan sebesar
mahasiswa strata-1 IPB lebih aktif pada kegiatan
pus IPB.
ambar 8. Karakteristik aktivitas mahasiswa
udi pada mahasiswa menunjukkan bahwa
konsumsi minuman isotonik satu kali dalam
rsen dapat dilihat pada Gambar 9. Mahasi
11%
64%
17%
4% 4%
< Rp. 500.000
Rp 500.000 - Rp 1.000.000
Rp 1.000.001 - Rp 1.500.000
Rp 1.500.001 - Rp 2.000.000
> Rp 2.000.000
37%
15%
3%
7% Kuliah
Olahraga
Keagamaan
Organisasi
Semua aktivita
41
dari empat
keagamaan,
bagi menjadi
as kuliah dan
organisasi, dan
ukkan bahwa
kukan aktivitas
hasiswa yang
sar 3 persen.
tan organisasi
a mayoritas
lam sebulan
hasiswa yang
p 1.000.000
p 1.500.000
p 2.000.000
itas
mengkonsumsi minum
persen. Dan mahasis
kali dalam sebulan
aktivitas yang dilakuk
Gambar 9. Kon
Hasil tabula
isotonik perbulan dapa
yang melakukan akt
mengkonsumsi minum
Sedangkan aktivitas
dengan konsumsi isot
Tabel 2. Tabulasi silan
Aktivitas
Kuliah saja
Olahraga
Keagamaan
Organisasi
Semua aktivitas
Total (%)
Koefisien Korelasi Ran
Pada aktivit
dengan mengkonsum
keagamaan persentas
minuman isotonik 1
sebulan. Nilai koefi
10%
11%
24%
inuman isotonik dua kali dalam sebulan seba
siswa yang mengkonsumsi minuman isotonik l
n sebanyak 24 persen, hal ini terkait dengan
kukan oleh mahasiswa di kampus Institut Pertani
onsumsi minuman isotonik per bulan mahasiswa
bulasi silang antara aktivitas dengan konsumsi
dapat dilihat pada Tabel 2, menunjukkan bahwa
aktivitas kuliah saja memiliki persentase pali
inuman isotonik 1 kali per bulan sebesar 17
tas olahraga persentase paling banyak sebasar
isotonik > 4 kali dalam sebulan.
lang antara aktivitas dengan konsumsi per bu
Konsumsi per bulan (%)
1 kali 2 kali 3 kali 4 kali > 4 kali
17 10 2 2 6
2 3 2 0 8
1 0 0 0 2
6 12 6 9 5
2 2 0 0 3
28 27 10 11 24
Rank Spearman : 0,206
ivitas organisasi persentase terbesar sebanyak
konsumsi isotonik 2 kali dalam sebulan. Dan
ntase paling kecil yaitu sebesar 1 persen untuk
k 1 kali sebulan dan 2 persen konsumsi > 4
koefisien korelasi rank Spearman sebesar 0,206,
28%
27%10%
24% 1 kali / bulan
2 kali / bulan
3 kali / bulan
4 kali / bulan
> 4 kali / bul
42
sebanyak 27
k lebih dari 4
ngan banyaknya
anian Bogor.
wa
si minuman
a mahasiswa
paling banyak
r 17 persen.
sar 8 persen
bulan
Total
(%)ali
37
15
3
38
7
100
ak 12 persen
an aktivitas
untuk konsumsi
4 kali dalam
0,206, artinya
bulan
bulan
bulan
bulan
bulan
keterkaitan antara akt
sebesar 0,206. Da
mahasiswa dapat m
rendah.
Hasil surve
mahasiswa membeli
dilihat pada Gambar
kampus Institut Per
mahasiswa serta ke
minuman isotonik di
sebanyak 12 persen.
Gamba
Hasil surve
mayoritas mahasiswa
Mahasiswa yang me
persen. Mahasiswa
sebesar 7 persen da
minuman isotonik be
Gambar 11. Re
37%
aktivitas dengan konsumsi per bulan memiliki
Dapat disimpulkan bahwa dengan beragam
mengkonsumsi lebih banyak meskipun hubun
urvey pada mahasiswa menunjukkan bahwa
beli minuman isotonik di minimarket sebesar 73 pe
bar 10. Hal ini karena ada beberapa minimarke
Pertanian Bogor dan juga dekat dengan tempa
kenyamanan tempat pembelian. Mahasiswa
k di supermarket sebanyak 15 persen, membeli
n.
mbar 10. Tempat pembelian mahasiswa
urvey dapat dilihat pada Gambar 11 menunjukka
swa membeli minuman isotonik sendiri sebesar
membeli minuman isotonik bersama teman se
a yang membeli minuman isotonik bersama
dan persentasi terkecil yaitu mahasiswa yang
k bersama pacar sebesar 2 persen.
11. Rekan mahasiswa membeli minuman isotonik
12%
73%
15%Warung
Minimarket
Supermarket
54%37%
7% 2%
Sendiri
Teman
Keluarga
Pacar
43
liki hubungan
am aktivitas
hubungannya
a mayoritas
73 persen dapat
ket di sekitar
mpat tinggal
wa membeli
beli di warung
ukkan bahwa
ar 54 persen.
sebanyak 37
ma keluarga
ang membeli
onik
ga
Hasil survey
persediaan Mizone ti
beralih memilih untuk
sebanyak 73 persen
memilih membeli Mi
membeli Vitazone se
Powerade sebanyak 1
cenderung beralih pa
pembelian yang bera
digemari konusmen
minuman isotonik lai
Gambar 1
Hasil surve
mahasiswa menonton
paling kecil pada ma
sebesar 6 persen. Ha
tinggal sehingga wakt
Gambar
73%
22%
0%
20%
40%
60%
80%
Pocari
Sweat
Miz
vey pada mahasiswa apabila ingin membeli Mi
one tidak tersedia menunjukkan bahwa mayoritas
untuk membeli minuman isotonik lain yaitu Poc
en dapat dilihat pada Gambar 12. Mahasiswa
Mizone sebanyak 22 persen. Dan mahasiswa yna
sebanyak 2 persen, Fatigon Hydro sebanyak 2
k 1 persen. Dari hal ini dapat disimpulkan maha
h pada Pocari Sweat apabila Mizone tidak tersedi
berarti bahwa Pocari Sweat minuman isotonik ya
en minuman isotonik dibandingkan dengan M
k lainnya.
r 12. Pilihan minuman isotonik mahasiswa
urvey dapat dilihat pada Gambar 13 bahwa
nonton televisi 1-3 jam per hari sebesar 58 persen.
mahasiswa yang menonton televisi lebih dari 6 ja
Hal ini karena mahasiswa memiliki aktivitas dil
aktu menonton televisi hanya 1-3 jam per hari.
bar 13. Jam menonton televisi mahasiswa
22%
2% 2% 1%
izone Vitazone Fatigon
Hydro
Powerade
Pilihan Mi
Isotonik
58%
36%
6%
1-3 jam
3-5 jam
6 jam
44
Mizone tetapi
as mahasiswa
Pocari Sweat
a yang tetap
ynag memilih
k 2 persen dan
hasiswa lebih
edia di tempat
k yang banyak
n Mizone dan
a mayoritas
n. Persentase
6 jam per hari
diluar tempat
i.
Minuman
45
Hasil survey dapat dilihat pada Tabel 3, bahwa frekuensi mahasiswa
menonton iklan televisi Mizone 1 kali/hari sebelum membeli Mizone
sebanyak 22 persen dan sesudah membeli 25 persen, hal ini menunjukkan
peningkatan frekuensi mahasiswa menonton iklan televisi Mizone sebanyak 3
persen. Frekuensi mahasiswa menonton iklan televisi Mizone 2 kali/hari,
sebelum membeli Mizone sebanyak 31 persen dan sesudah membeli 37
persen, mengalami peningkatan yang lebih besar dari frekuensi 1 kali/hari
yaitu sebanyak 6 persen.
Tabel 3. Frekuensi menonton iklan televisi Mizone sebelum dan
sesudah membeli Mizone
Frekuensi menonton
iklan televisi
Mizone/hari
Sebelum membeli
(%)
Sesudah membeli
%)
1 kali 22 25
2 kali 31 37
3 kali 21 15
4 kali 8 7
> 4 kali (sering) 5 4
Jarang 13 12
Total (%) 100 100
Frekuensi mahasiswa menonton 3 kali/hari, sebelum membeli Mizone
sebanyak 21 persen dan sesudahnya sebanyak 15 persen, memiliki
peningkatan yang sama dengan frekuensi 2 kali/hari yaitu sebanyak 6 persen.
Frekuensi mahasiswa menonton iklan televisi Mizone 4 kali/hari sebanyak 8
persen dan sesudahnya sebanyak 7 persen, mengalami penurunan frekuensi
menonton sebanyak 1 persen. Frekuensi mahasiswa menonton iklan televisi
Mizone > 4 kali/hari (sering), sebelum membeli Mizone sebanyak 5 persen
dan sesudahnya 4 persen. Begitu pun dengan frekuensi mahasiswa yang
jarang menonton iklan Mizone dalam sehari mengalami penurunan sebanyak
1 persen yaitu sebelum membeli Mizone sebanyak 13 persen dan sesudah
membeli sebanyak 12 persen. Kesimpulan bahwa Frekuensi menonton iklan
televisi Mizone yang memiliki persentase tertinggi yaitu mahasiswa yang
menonton iklan 2 kali dalam sehari sebelum membeli Mizone maupun
sesudah membeli Mizone.
Hasil survey menyatakan bahwa mahasiswa sering menyaksikan acara
televisi hiburan dengan persentase terbesar sebanyak 74 persen (Gambar 14).
46
Mahasiswa yang menyaksikan berita sebanyak 16 persen dan Olahraga
sebanyak 7 persen. Persentase paling kecil mahasiswa menyaksikan sinetron
dan program anak-anak masing masing sebanyak 1 persen dan 2 persen. Hal
ini dapat dijadikan pertimbangan bagi produsen Mizone untuk menayangkan
iklan televisi Mizone lebih intens pada acara hiburan ditelevisi karena
mahasiswa paling banyak menyaksikan acara hiburan dibanding acara televisi
lainnya.
Gambar 14. Acara televisi yang sering disaksikan oleh mahasiswa
Hasil survey pada mahasiswa Institut Pertanian Bogor menyatakan
bahwa stasiun televisi yang paling sering disaksikan oleh mahasiswa adalah
Trans TV sebanyak 49 persen (Gambar 15). Stasiun televisi yang paling
sedikit disaksikan yaitu TV kabel sebanyak 2 persen karena sebagian besar
mahasiswa tidak memasang TV kabel. Hal ini juga dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi produsen Mizone untuk lebih banyak menayangkan iklan
Mizone pada stasiun televisi Trans TV yang paling sering disaksikan oleh
mahasiswa yang hampir mendominasi stasiun televisi.
Gambar 15. Stasiun televisi paling sering disaksikan oleh mahasiswa
16%
74%
7%1% 2%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Berita Hiburan Olahraga Sinetron anak-anak
Acara Televisi
49%
7% 8% 10% 11%7% 6%
2%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Trans
TV
Trans
7
TV
One
SCTV RCTI Metro
TV
Global
TV
TV
Kabel
Stasiun Televisi
47
4.4. Analisis Efektivitas Iklan Televisi Mizone versi “City”
Analisis mengenai efektivitas iklan pada televisi penting untuk
dilakukan mengingat besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen
untuk menayangkan iklan tersebut berulang-ulang sehingga perlu diketahui
apakah pesan iklan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh
konsumen. Dan efektivitas iklan untuk menunjukkan efektivitas bauran
promosi, sejauh mana iklan cukup efektif dan memerlukan bauran promosi
lainnya. Hal ini perlu dilakukan sebagai bahan pertimbangan dalam
merumuskan strategi komunikasi pemasaran selanjutnya oleh produsen.
Penelitian ini mengukur efektivitas iklan televisi dengan
menggunakan Consumer Decision Model (CDM). CDM adalah suatu model
dengan variabel yang saling berhubungan, yaitu pesan iklan (F, finding
information), pengenalan merek (B, brand recognition), kepercayaan
konsumen (C, confidence), sikap konsumen (A, attitude), niat beli (I,
intention), dan pembelian nyata (P, purchase). Model ini menggunakan
analisis bentuk hubungan dan analisis keeratan hubungan. Pengaruh langsung
dan tidak langsung suatu variabel independen terhadap variabel dependen
ditelusuri dengan analisis regresi.
Efektivitas iklan televisi Mizone ini mengukur apakah pesan dari iklan
Mizone dapat mempengaruhi sampai variabel pembelian nyata konsumen
secara serempak maupun parsial. Pengukuran efektivitas iklan televisi
Mizone versi “City” ini di analisis dengan regresi linier yang dibantu dengan
software MINITAB 14. Dengan menginput data yang telah yang
dinormalisasi dari kuesioner yang telah diisi oleh responden yaitu mahasiswa
strata-1 Institut Pertanian Bogor yang merupakan konsumen minuman
isotonik.
4.4.1 Hasil Analisis Pengaruh Variabel Pesan Iklan (F), Pengenalan
Merek (B), Kepercayaan Konsumen (C) dan Sikap Konsumen (A)
Secara angsung
Hasil analisis regresi linier Consumer Decision Model pada
Tabel 4 menunjukkan pengaruh antara variabel pesan iklan terhadap
pengenalan merek memberikan informasi bahwa koefisien pesan iklan
(F) bernilai 0,762 mengimplikasikan setiap penambahan pesan iklan
48
sebesar 1 bobot, pengenalan merek yang dialami penonton iklan
televisi Mizone akan meningkat sebanyak 0,762. Dengan demikian,
penambahan frekuensi iklan pada televisi dapat meningkatkan
pengenalan merek oleh penonton iklan televisi Mizone.
Hasil perhitungan menunjukkan nilai koefisien korelasi (R)
pada persamaan ini adalah sebesar 0,720. Koefisien determinan (R
Square) menunjukkan bahwa variabel pesan iklan memberikan
pengaruh sebesar 51,9 persen terhadap pengenalan merek. Atau
dengan kata lain dapat dikatakan bahwa variasi pengenalan merek
yang dialami penonton iklan televisi Mizone dapat dijelaskan sebesar
51,9 persen oleh variabel pesan iklan. Sisa sebesar 48,1 persen yang
tidak dapat dijelaskan oleh pesan iklan, berarti dijelaskan oleh faktor
lain diluar model. Hal ini dapat disebabkan konsumen telah mengenal
merek Mizone dari media lain atau informasi dari konsumen lain.
Tabel 4. Hasil regresi linier F, B, C dan A secara langsung
Variabel
Regresi
Persamaan
Regresi
thitung &
p-value
Fhitung &
p-value
R R2
Interpretasi
Hipotesis
F-B B = 3,65 +
0,762 F
10,28* &
0,000
105,68**
& 0,000
0,720 0,519 H01 ditolak
F-C C = 5,62 +
0,625 F
5,99* &
0,000
35,89**
& 0,000
0,518 0,268 H01 ditolak
F-A A = 2,79 +
0,665 F
6,55* &
0,000
42,86**
& 0,000
0,552 0,304 H01 ditolak
* signifikan karena thitung > ttabel (1,987) & p-value ≤ alpha (0,05)
** signifikan karena Fhitung > Ftabel (3,949) & p-value ≤ alpha (0,05)
Nilai pesan iklan (F) sebesar 0,625 dapat diartikan bahwa
setiap penambahan pesan iklan sebesar satu bobot, maka kepercayaan
konsumen akan meningkat sebesar 0,625. Oleh karena itu, adanya
penambahan frekuensi iklan dapat mengakibatkan bertambahnya
kepercayaan penonton iklan terhadap merek Mizone secara positif.
Hasil perhitungan menunjukkan nilai koefisien korelasi dari
persamaan regresi adalah sebesar 0,518. Nilai koefisien determinasi
(R2) sebesar 0,268, artinya adalah variabel pesan iklan (F)
memberikan pengaruh sebesar 26,8 persen terhadap kepercayaan
konsumen (C).
49
Hasil analisis pengaruh antara variabel pesan iklan dan
kepercayaan konsumen memberikan informasi bahwa mahasiswa
sebagai penonton iklan televisi Mizone versi “City” memiliki
kepercayaan secara positif terhadap produk minuman isotonik Mizone
akibat adanya pesan iklan melalui media televisi. Kepercayaan yang
dialami oleh konsumen tergantung dari pengetahuan atau informasi
yang dimiliki oleh konsumen mengenai suatu produk. Pengetahuan
atau informasi tersebut dapat konsumen temui melalui pesan iklan
yang disampaikan oleh produsen melalui iklan televisi yang
ditayangkan secara berulang-ulang. Penonton televisi yang tertarik
melihat iklan Mizone di televisi akan memperhatikan iklan tersebut
kemudian mengolah informasi yang disampaikan melalui iklan dan
kemudian akan menyimpan informasi tersebut pada memori jangka
panjangnya. Pengetahuan yang dimilikinya ini akan menyebabkan
kepercayaan terhadap merek Mizone.
Hasil analisis regresi linier pengaruh variabel pesan iklan
terhadap sikap konsumen bahwa nilai pesan iklan (F) sebesar 0,665
artinya adalah dengan adanya penambahan frekuensi penayangan
iklan televisi Mizone versi “City” sebesar satu satuan, maka sikap
konsumen juga akan meningkat secara positif. Persamaan regresi yang
terbentuk memiliki nilai korelasi sebesar 0,552. Nilai koefisien
determinasi (R2) yang didapat adalah sebesar 0,304. Artinya variasi
sikap konsumen yang terjadi dapat dijelaskan sebesar 30,4 persen oleh
variabel Pesan Iklan. Sisa sebesar 69,6 persen yang tidak dapat
dijelaskan oleh pesan iklan, berarti dijelaskan oleh faktor lain diluar
model. Mahasiswa sebagai penonton iklan televisi Mizone
menimbulkan suatu sikap konsumen secara positif maupun negatif
terhadap produk minuman isotonik Mizone akibat adanya pesan iklan
melalui media televisi. Durasi penayangan pesan iklan pada televisi
singkat dan berulang-ulang dapat mempengaruhi sikap konsumen
terhadap minuman isotonik Mizone. Perhitungan lengkap dari hasil
analisis data ini dapat dilihat pada Lampiran 3.
50
Tabel 5. Hasil analisis regresi metode stepwise F, B, C dan A
Variabel Pernyataan variabel
yang berpengaruh
Koefisien
regresi
thitung p-value
F – B F. Karakter
F. Modern
F.Mudah diingat
F.Durasi Singkat
1,22
1,10
0,81
0,65
4,66
4,28
3,03
2,70
0,000*
0,000*
0,038*
0,008*
F – C F. Karakter
F. Mudah diingat
1,30
1,08
3,62
2,87
0,000*
0,005*
F – A F. Karakter
F. Mudah diingat
1,98
0,09
5,92
2,72
0,000*
0,008*
*signifikan p-value < alpha 0,05
Berdasarkan hasil analisis regresi antara variabel pengenalan
merek (B) dengan pernyataan-pernyataan variabel pesan iklan (F)
dengan menggunakan metode stepwise dapat dilihat pada Tabel 5.
Diketahui bahwa pernyataan pesan iklan Mizone yang mencerminkan
karakter yang aktif dan segar paling berpengaruh pada pengenalan
merek karena memiliki koefisien regresi paling besar dari pernyataan
lainnya. Hal ini dapat diartikan bahwa produsen Mizone berhasil
membangun kesadaran merek konsumen mahasiswa dengan
menampilkan pesan iklan yang mencerminkan karakter yang aktif dan
segar. Iklan televisi yang menampilkan para pemuda pemudi dan
pekerja kantoran serta polisi yang aktif melakukan gerakan menari
setelah mengkonsumsi Mizone merupakan hal yang mencerminkan
karakter yang aktif dan segar dan mampu menarik perhatian
mahasiswa yang menjadi penonton televisi untuk melihat,
memperhatikan iklan tersebut, dan berakibat pada pengenalan
minuman isotonik Mizone. Pernyataan yang tidak berpengaruh secara
signifikan adalah pesan iklan Mizone versi “City” yang mampu
menimbulkan kesan produk Mizone yang dapat membuat segar
kembali setelah meminumnya. Berdasarkan hal tersebut bahwa pesan
iklan tersebut yang menimbulkan kesan produk Mizone dapat
membuat segar kembali setelah meminumnya kurang berhasil
membangun pengenalan merek pada konsumen.
51
Hasil serupa dapat dilihat pada hasil analisis regresi yang
dilakukan antara variabel kepercayaan konsumen dengan pernyataan-
pernyataan variabel pesan iklan yang memberikan informasi bahwa
dua pernyataan variabel pesan iklan berpengaruh secara signifikan
terhadap kepercayaan konsumen. Tiga pernyataan lainnya tidak
berpengaruh terhadap kepercayaan konsumen. Pernyataan yang
berpengaruh adalah pesan iklan Mizone versi “City” menampilkan
karakter merek Mizone yang aktif dan segar serta pesan iklan mudah
diingat. Pernyataan pesan iklan yang paling berpengaruh terhadap
kepercayaan konsumen adalah pesan iklan Mizone versi “City”
menampilkan karakter yang aktif dan segar. Hal ini dapat diketahui
berdasarkan nilai koefisien paling tinggi pada persamaan regresi, yaitu
sebesar 1,30. Pesan iklan Mizone yang menekankan pada efek
Minuman isotonik yang dikonsumsi dapat membuat segar dan aktif
kembali yang ditampilkan melalui pesan iklan yang ditayangkan pada
televisi mudah diingat oleh mahasiswa sebagai penonton iklan mizone
sehingga mampu membangun kepercayaan mahasiswa sebagai
penonton iklan televisi Mizone versi “City” terhadap produk Mizone
itu sendiri. Sedangkan pernyataan yang tidak berpengaruh terhadap
kepercayaan mahasiswa sebagai konsumen minuman isotonik adalah
pesan iklan yang menampilkan gaya hidup modern; pesan iklan yang
memberi kesan produk Mizone dapat membuat segar kembali setelah
meminumnya dan pesan iklan yang singkat. Ketiga hal tersebut belum
cukup mampu membangun kepercayaan mahasiswa terhadap merek
yang diiklankan yaitu produk minuman isotonik Mizone.
Berdasarkan hasil analisis regresi antara variabel sikap
konsumen dengan pernyataan pesan iklan dengan menggunakan
metode stepwise, diketahui terdapat dua hal yang mempengaruhi sikap
konsumen dari pesan iklan Mizone yang ditayangkan, sedangkan tiga
hal lainnya tidak berpengaruh secara signifikan. Pesan iklan Mizone
yang menyampaikan karakter produk Mizone yang aktif dan segar
memiliki pengaruh yang paling besar terhadap sikap yang dirasakan
52
mahasiswa sebagai penonton iklan televisi Mizone versi “City”. Hal
ini dapat diketahui dari nilai koefisien terbesar dari persamaan regresi
yang dihasilkan, yaitu senilai 1,98. Selanjutnya adalah pesan iklan
yang mudah diingat berpengaruh secara signifikan terhadap sikap
konsumen yang terjadi. Berarti, kedua hal yang disampaikan melalui
pesan iklan Mizone versi “City” diatas mampu mempengaruhi sikap
konsumen, baik secara positif maupun secara negatif terhadap produk
minuman isotonik Mizone. Hal yang tidak berpengaruh dari pesan
iklan terhadap sikap konsumen yaitu pesan iklan yang mencerminkan
gaya hidup modern; pesan iklan yang menampilkan kesan minuman
isotonik Mizone dapat membuat segar kembali setelah meminumnya
dan pesan iklan yang singkat penayangannya yang memiliki p-value
yang lebih besar dari nilai alpha yang digunakan (p-value lebih besar
dari 0,05). Artinya, ketiga hal tersebut tidak mempengaruhi konsumen
dalam menyukai, baik iklan maupun produk Mizone itu sendiri.
Perhitungan lengkap dari hasil analisis data ini dapat dilihat pada
Lampiran 3.
4.4.2 Hasil Analisis Pengaruh Variabel Pengenalan Merek (B),
Kepercayaan Konsumen (C), Sikap Konsumen (A) dan Niat Beli
(I) Secara Langsung
Hasil analisis regresi pengaruh antara variabel pengenalan
merek dan kepercayaan konsumen pada Tabel 6 memberikan
informasi bahwa koefisien pengenalan merek sebesar 0,612
mengindikasikan bahwa jika terjadi kenaikan pengenalan merek
Mizone sebesar satu bobot, maka kepercayaan penonton iklan televisi
Mizone versi “City” secara positif juga akan meningkat. Nilai
koefisien determinasi (R2) yang diperoleh dari persamaan regresi
adalah sebesar 0,288, berarti keragaman kepercayaan penonton iklan
televisi Mizone versi “City” (C) terhadap merek Mizone dapat
dijelaskan oleh variabel pengenalan merek (B) sebesar 28,8% persen.
Sisa sebesar 71,2 persen yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel
pengenalan merek, berarti dijelaskan oleh faktor lain. Hal ini
53
dikarenakan konsumen dapat mengenal merek Mizone dari media lain
seperti majalah, internet, social media ataupun dari konsumen lain.
Tabel 6. Hasil regresi linier B, C, A dan I secara langsung
Variabel
Regresi
Persamaan
Regresi
thitung &
p-value
Fhitung &
p-value
R R2
Interpretasi
Hipotesis
B-C C = 6,06 +
0,612 B
6,30* &
0,000
39,73**
& 0,000
0,573 0,288 H01 ditolak
B-A A = 2,44 +
0,701 B
7,73* &
0,000
59,83**
& 0,000
0,616 0,379 H01 ditolak
C-I I = 1,93 +
0,930 C
10,03* &
0,000
100,57**
& 0,000
0,712 0,506 H01 ditolak
A-I I = 4,53
+0,727 A
8,56* &
0,000
73,23**
& 0,000
0,654 0,428 H01 ditolak
* signifikan karena thitung > ttabel (1,987) & p-value ≤ alpha (0,05)
** signifikan karena Fhitung > Ftabel (3,949) & p-value ≤ alpha (0,05)
Merek suatu produk akan memudahkan bagi konsumen untuk
mengidentifikasi produk atau jasa. Kepercayaan akan terjadi setelah
adanya pengetahuan mengenai atribut produk. Pengenalan merek yang
positif dari suatu produk oleh konsumen dapat menimbulkan
kepercayaan konsumen yang positif juga terhadap merek produk
tersebut. Adanya pengaruh positif antara variabel pengenalan merek
dengan kepercayaan konsumen pada iklan televisi Mizone versi
“City” yang terjadi menunjukkan bahwa konsumen terlebih dahulu
mengenali merek Mizone melalui iklan televisi yang ditayangkan,
yang pada akhirnya menimbulkan kepercayaan terhadap merek
Mizone. Dengan adanya pengenalan merek Mizone tersebut, penonton
iklan televisi Mizone dapat membedakan merek minuman isotonik
Mizone terhadap merek minuman isotonik lainnya.
Hasil regresi linier pengaruh antar variabel pengenalan merek
dan sikap konsumen menghasilkan nilai koefisien variabel pengenalan
merek sebesar 0,701 dapat diartikan bahwa setiap terjadi penambahan
pengenalan merek Mizone sebesar satu bobot, maka sikap konsumen
akan meningkat sebesar 0,701. Oleh karena itu, adanya upaya
peningkatan pengenalan merek melalui iklan televisi yang sering
muncul dapat mengakibatkan bertambahnya sikap konsumen secara
54
positif. Diketahui bahwa nilai koefisien determinasi (R2) dari
persamaan regresi yang didapat adalah sebesar 0,379. Artinya adalah
variasi sikap penonton iklan televisi Mizone versi “City” yang terjadi
dapat dijelaskan sebesar 37,9 persen oleh pengenalan merek Mizone
yang dirasakan. Sisa sebesar 62,1 persen tidak dapat dijelaskan oleh
pesan dari iklan televisi Mizone versi “City” melainkan faktor lain
diluar model ini. Faktor lain diluar model bahwa konsumen telah
memiliki sikap yang lebih terhadap merek minuman isotonik lain yang
lebih dikenal sebelum menonton iklan televisi Mizone versi “City”
dan konsumen hanya menyukai jingle iklan dari iklan televisi Mizone
saja daripada mengenal merek Mizone itu sendiri.
Hasil regresi linier pengaruh variabel kepercayaan konsumen
dan niat beli menghasilkan nilai koefisien kepercayaan konsumen (C)
sebesar 0,790 artinya adalah setiap penambahan kepercayaan terhadap
merek Mizone sebesar satu bobot, maka niat beli yang dirasakan
penonton iklan televisi Mizone versi “City” akan meningkat sebesar
0,790. Oleh karena itu, adanya upaya peningkatan kepercayaan
konsumen melalui penayangan iklan dapat menambah niat beli
konsumen secara positif. Nilai koefisien korelasi dari persamaan
regresi yang terbentuk adalah sebesar 0,712. Nilai koefisien
determinasi (R2) antara variabel kepercayaan konsumen dengan
varibel niat beli adalah sebesar 0,506. Artinya adalah variasi niat beli
yang dirasakan oleh penonton iklan televisi Mizone versi “City” dapat
dijelaskan sebesar 50,6 persen oleh variabel kepercayaan konsumen.
Berdasarkan nilai koefisien kepercayaan konsumen bahwa iklan
Mizone dapat mempengaruhi kepercayaan konsumen sehingga
konsumen pun membentuk suatu niat beli konsumen pada produk
Mizone.
Hasil pengaruh variabel sikap konsumen terhadap niat beli
yang menghasilkan nilai koefisien sikap konsumen sebesar 0,727,
menyatakan bahwa setiap penambahan sikap konsumen terhadap iklan
televisi Mizone sebesar satu bobot, maka niat beli yang dirasakan
55
konsumen untuk minuman isotonik Mizone akan meningkat sebanyak
0,727. Dengan demikian, upaya peningkatan sikap konsumen melalui
iklan televisi Mizone dapat meningkatkan niat beli oleh konsumen
untuk produk Mizone. Nilai koefisien korelasi adalah sebesar 0,654.
Nilai koefisien determinasi (R2) dari persamaan regresi yang didapat
adalah sebesar 0,428. Artinya adalah variasi niat beli yang dirasakan
oleh penonton iklan televisi Mizone dapat dijelaskan sebesar 42,8
persen oleh sikap konsumen. Produsen Mizone berhasil menayangkan
iklan yang membentuk niat beli konsumen karena sikap positif
konsumen terhadap produk Mizone.
Analisis regresi antara variabel kepercayaan konsumen dengan
pernyataan-pernyataan variabel pengenalan merek dengan
menggunakan metode stepwise seperti yang terlihat pada Tabel 7,
memberikan informasi bahwa terdapat dua pernyataan variabel
pengenalan merek yang mempengaruhi kepercayaan konsumen secara
langsung, sedangkan tiga pernyataan lainnya tidak berpengaruh secara
signifikan karena memiliki p-value yang lebih besar dari nilai
signifikansi yang digunakan (p-value lebih besar dari 0,05).
Tabel 7. Hasil analisis regresi metode stepwise B, C, A dan I
Variabel Pernyataan variabel
yang berpengaruh
Koefisien
regresi
thitung p-value
B - C B. Karakter
B. Durasi singkat
1,63
0,99
4,61
2,91
0,000*
0,004*
B - A B. Karakter
B. Modern
1,88
0,93
5,25
2,70
0,000*
0,008*
C - I C. Kesan
C. Modern
C. Durasi singkat
1,67
1,22
0,79
4,13
3,15
2,15
0,000*
0,002*
0,034*
A - I A. Modern
A. Mudah diingat
1,86
1,71
5,53
5,08
0,000*
0,002*
*signifikan p-value < alpha 0,05
Dua pernyataan variabel pengenalan merek yang
mempengaruhi kepercayaan konsumen adalah konsumen mengenali
merek Mizone yang memiliki karakter produk Mizone yang aktif dan
segar dan konsumen kenal dengan merek Mizone dengan durasi
penayangan iklan yang singkat. Pengenalan merek yang dirasakan
56
oleh konsumen melalui dua hal tersebut di atas berpengaruh langsung
terhadap kepercayaan konsumen. Pengenalan konsumen atas merek
Mizone yang memiliki pesan yang mencerminkan gaya hidup modern;
pesan yang mencerminkan kesan merek Mizone yang membuat segar
kembali setelah meminumnya dan pesan yang mudah diingat ternyata
tidak mempengaruhi kepercayaan konsumen yang terjadi.
Analisis regresi antara variabel sikap konsumen dengan
pernyataan-pernyataan variabel pengenalan merek dengan
menggunakan metode stepwise, didapatkan hasil bahwa terdapat dua
pernyataan variabel pengenalan merek yang mempengaruhi sikap
konsumen secara signifikan terhadap sikap penonton iklan televisi
Mizone yang terjadi, baik itu secara positif maupun negatif,
sedangkan tiga pernyataan lainnya tidak berpengaruh secara signifikan
karena memiliki p-value diatas nilai alpha yang digunakan.
Pernyataan variabel pengenalan merek yang berpengaruh secara
signifikan adalah pengenalan merek Mizone terhadap karakter produk
Mizone yang aktif dan segar dan pengenalan merek Mizone terhadap
iklan yang mencerminkan gaya hidup yang modern. Pengenalan
merek yang dirasakan oleh konsumen melalui dua hal tersebut di atas
berpengaruh langsung terhadap sikap konsumen. Dari pernyataan
variabel pengenalan merek tersebut terdapat pernyataan yang paling
mempengaruhi, dilihat dari nilai koefisien persamaan regresi yang
paling tinggi, yaitu pengenalan merek Mizone terhadap karakter
produk yang dapat membuat segar kembali setelah meminumnya.
Pengenalan konsumen atas merek Mizone yang memiliki pesan yang
mencerminkan kesan merek Mizone yang membuat segar kembali
setelah meminumnya; pesan yang mudah diingat dan pesan yang
durasi penayangannya singkat ternyata tidak mempengaruhi sikap
konsumen yang terjadi.
Analisis regersi antara variabel niat beli dengan pernyataan-
pernyataan variabel kepercayaan konsumen dilakukan untuk
mendapatkan informasi mengenai pernyataan-pernyataan variabel
57
kepercayaan konsumen mana yang mempengaruhi niat beli secara
signifikan. Menunjukkan bahwa hanya terdapat tiga pernyataan
variabel kepercayaan konsumen yang berpengaruh secara signifikan
terhadap niat konsumen unuk membeli produk Mizone, dua
pernyataan lainnya ternyata tidak berpengaruh terhadap niat beli
konsumen untuk produk Mizone. Pernyataan-pernyataan yang
berpengaruh adalah kepercayaan konsumen terhadap kesan yang
ditampilkan iklan Mizone bahwa dapat membuat segar kembali
setelah meminumnya; kepercayaan konsumen terhadap pesan iklan
yang menampilkan gaya hidup modern dan kepercayaan konsumen
terhadap durasi penayangan iklan Mizone yang singkat. Pernyataan-
pernyataan tersebut memiliki nilai koefisien persamaan regresi
berturut-turut, yaitu 1,67; 1,22 dan 0,79. Sementara kedua pernyataan
variabel kepercayaan konsumen yang tidak berpengaruh terhadap niat
beli adalah kepercayaan konsumen terhadap karakter produk Mizone
yang aktif dan segar dan kepercayaan konsumen terhadap pesan iklan
Mizone yang mudah diingat. Kedua pernyataan variabel kepercayaan
yang dirasakan konsumen tersebut tidak mempengaruhi niat
konsumen untuk membeli produk Mizone atau tidak.
Hasil analisis regresi antara variabel niat beli dengan
pernyataan-pernyataan variabel sikap konsumen yang dilakukan
menunjukkan bahwa terdapat dua pernyataan variabel sikap konsumen
yang mempengaruhi niat beli merek Mizone secara signifikan dan
hanya terdapat tiga pernyataan yang tidak berpengaruh secara
signifikan. Pernyataan-pernyataan yang berpengaruh secara signifikan
adalah sikap positif konsumen terhadap produk Mizone yang
mencerminkan gaya hidup modern dan kesukaan konsumen terhadap
pesan iklan yang mudah diingat. Sikap positif konsumen terhadap
produk Mizone yang mencerminkan gaya hidup modern memiliki
pengaruh paling besar dengan nilai koefisien persamaan regresi
sebesar 1,86. Sedangkan pernyataan sikap konsumen yang tidak
berpengaruh terhadap niat beli adalah sikap konsumen terhadap
58
produk Mizone yang memberi kesan produk Mizone dapat membuat
segar kembali setelah meminumnya; sikap konsumen terhadap produk
Mizone yang memiliki karakter yang aktif dan segar; dan sikap
konsumen terhadap produk Mizone yang durasi penayangan iklannya
singkat. Artinya, ketiga pernyataan tersebut tidak menjadi
pertimbangan bagi penonton iklan televisi Mizone versi “City” untuk
membeli atau tidak membeli produk Mizone. Perhitungan lengkap
dari hasil analisis data ini dapat dilihat pada Lampiran 3.
4.4.3 Hasil Analisis Pengaruh Variabel Pesan Iklan (F), Pengenalan
Merek (B), Kepercayaan Konsumen (C), dan Sikap Konsumen
(A) Secara Tidak Langsung
Hasil regresi linier pengaruh variabel pesan iklan (F) dan
pengenalan merek (B) terhadap kepercayaan merek (C) dapat dilihat
pada Tabel 8, menghasilkan nilai koefisien F sebesar 0,328,
menyatakan bahwa setiap penambahan pesan iklan televisi Mizone
terhadap merek Mizone sebesar satu bobot, maka bobot kepercayaan
konsumen untuk merek Mizone akan meningkat sebanyak 0,328. Nilai
koefisien B sebesar 0,389 menyatakan bahwa setiap peningkatan
pengenalan merek sebesar satu bobot, maka bobot kepercayaan
konsumen untuk membeli minuman isotonik Mizone akan bertambah
sebesar 0,389 satuan.
Nilai koefisien korelasi yang didapat dari hasil regresi adalah
sebesar 0,569. Nilai koefisien determinasi (R2) dari persamaan regresi
adalah sebesar 0,324; artinya adalah variasi kepercayaan konsumen
untuk merek Mizone oleh penonton iklan televisi Mizone yang terjadi
dapat dijelaskan sebesar 32,4 persen oleh variabel pesan iklan dan
pengenalan merek. Pesan iklan televisi Mizone versi “City” dan
pengenalan merek mempengaruhi kepercayaan mahasiswa sebagai
konsumen minuman isotonik secara serempak maupun parsial.
Produsen Mizone berhasil menyampaikan pesan dan merek Mizone
melalui media televisi sehingga membentuk kepercayaan konsumen
sebanyak koefisien regresi dari variabel pesan iklan (F) dan koefisien
regresi pengenalan merek (B).
59
Tabel 8. Hasil analisis regresi linier F, B, C dan A secara tidak
langsungVariabel
Regresi
Persamaan
Regresi
thitung &
p-value
Fhitung &
p-value
R R2
Interpretasi
Hipotesis
FB - C C = 4,20 +
0,328 F +
0,389 B
F: 2,62*
& 0,026
B: 2,83*
& 0,006
23,25**
dan
0,000
0,569 0,324 H02 ditolak
H03 & H04 ditolak
(berpengaruh secara
parsial)
FB -A A = 0,90 +
0,271 F +
0,517 B
F: 1,99*
& 0,050
B: 4,01*
& 0,000
32,79**
dan
0,000
0,635 0,403 H02 ditolak
H03 & H04 ditolak
(berpengaruh secara
parsial)
* signifikan karena thitung > ttabel (1,987) & p-value ≤ alpha (0,05)
** signifikan karena Fhitung > Ftabel (3,949) & p-value ≤ alpha (0,05)
Begitu pula serupa dengan hasil regresi pengaruh variabel
pesan iklan dan pengenalan merek terhadap sikap menunjukkan
bahwa Nilai koefisien F sebesar 0,271, menyatakan bahwa setiap
penambahan pesan iklan televisi Mizone terhadap merek Mizone
sebesar satu bobot, maka bobot sikap konsumen untuk merek Mizone
akan meningkat sebanyak 0,271. Nilai koefisien B sebesar 0,517
menyatakan bahwa setiap peningkatan pengenalan merek sebesar satu
bobot, maka bobot sikap konsumen terhadap minuman isotonik
Mizone akan bertambah sebesar 0,517 satuan.
Nilai koefisien korelasi yang didapat dari hasil regresi adalah
sebesar 0,635. Nilai koefisien determinasi (R2) dari persamaan regresi
adalah sebesar 0,403; artinya adalah variasi sikap konsumen untuk
merek Mizone oleh penonton iklan televisi Mizone versi “City” yang
terjadi dapat dijelaskan sebesar 40,3 persen oleh variabel pesan iklan
dan pengenalan merek. Iklan Mizone versi “City” menyampaikan
pesan dan mengenalkan merek Mizone mempengaruhi suatu sikap
konsumen terhadap produk Mizone secara serempak maupun parsial.
Perhitungan lengkap dari hasil analisis data ini dapat dilihat pada
Lampiran 3.
4.4.4 Hasil Analisis Pengaruh Variabel Kepercayaan Konsumen (C) dan
Sikap Konsumen (A) terhadap Variabel Niat Beli (I)
Analisis regresi linier berganda antara variabel kepercayaan
konsumen dengan variabel sikap konsumen terhadap niat beli dilihat
Tabel 9, menghasilkan nilai koefisien kepercayaan merek (C) sebesar
60
0,555, menyatakan bahwa setiap penambahan kepercayaan penonton
iklan televisi Mizone terhadap merek Mizone sebesar satu bobot,
maka bobot niat beli konsumen untuk merek Mizone akan meningkat
sebanyak 0,555. Nilai koefisien sikap konsumen (A) sebesar 0,328
menyatakan bahwa setiap peningkatan sikap konsumen sebesar satu
bobot, maka bobot niat untuk membeli minuman isotonik Mizone
akan bertambah sebesar 0,328 satuan. Nilai koefisien korelasi yang
didapat dari hasil regresi adalah sebesar 0,741. Nilai koefisien
determinasi (R2) dari persamaan regresi adalah sebesar 0,549; artinya
adalah variasi niat beli untuk merek Mizone oleh penonton iklan
televisi Mizone versi “City” yang terjadi dapat dijelaskan sebesar 54,9
persen oleh variabel kepercayaan dan sikap konsumen. Sehingga
kepercayaan konsumen dan sikap konsumen memiliki pengaruh yang
signifikan baik secara serempak maupun parsial terhadap niat beli
produk Mizone. Perhitungan lengkap dari hasil analisis data ini dapat
dilihat pada Lampiran 3.
Tabel 9. Hasil analisis regresi linier C, A dan I secara tidak
langsungVariabel
Regresi
Persamaan
Regresi
thitung &
p-value
Fhitung & p-
value
R R2
Interpretasi
Hipotesis
CA-I I = 1,14 +
0,555 C +
0,328 A
C:5,10*
& 0,000
A:3,01*
& 0,003
58,93**
dan
0,000
0,741 0,549 H02 ditolak
H03 & H04
ditolak
(berpengaruh
secara parsial)
* signifikan karena thitung > ttabel (1,987) & p-value ≤ alpha (0,05)
** signifikan karena Fhitung > Ftabel (3,949) & p-value ≤ alpha (0,05)
4.4.5 Hasil Analisis Pengaruh Variabel Niat Beli (I) Terhadap Variabel
Pembelian Nyata (P) Secara langsung
Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana antara
variabel niat beli dan pembelian nyata pada Tabel 10, maka diperoleh
nilai koefisien I (niat beli) sebesar 0,815, menyatakan bahwa setiap
penambahan niat beli terhadap iklan televisi Mizone sebesar satu
bobot, maka pembelian nyata yang dilakukan konsumen untuk
membeli minuman isotonik Mizone akan meningkat sebanyak 0,815.
Dengan demikian, upaya peningkatan niat beli melalui iklan televisi
61
Mizone dapat meningkatkan pembelian nyata oleh konsumen untuk
produk Mizone.
Tabel 10. Hasil analisis regresi linier I dan P secara langsung
Variabel
Regresi
Persamaan
Regresi
thitung &
p-value
Fhitung &
p-value
R R2
Interpretasi
Hipotesis
I-P P = 2,81 +
0,815 I
I: 16,93*
& 0,000
286,47**
dan
0,000
0,863 0,745 H01 ditolak
* signifikan karena thitung > ttabel (1,987) & p-value ≤ alpha (0,05)
** signifikan karena Fhitung > Ftabel (3,949) & p-value ≤ alpha (0,05)
Nilai koefisien korelasi yang didapat dari hasil regresi adalah
sebesar 0,863. Nilai koefisien determinasi (R2) dari persamaan regresi
adalah sebesar 0,745, artinya adalah variasi pembelian nyata untuk
merek Mizone oleh penonton iklan televisi Mizone yang terjadi dapat
dijelaskan sebesar 74,5 persen oleh variabel niat beli. Pesan iklan pada
iklan televisi Mizone dapat membentuk niat beli konsumen yang kuat
terhadap produk Mizone sehingga konsumen membeli Mizone.
Pengaruh niat terhahap pembelian nyata pada persamaan ini memiliki
pengaruh yang paling besar diantara persamaan yang lainnya.
Hasil analisis regresi antara variabel pembelian nyata dengan
pernyataan-pernyataan variabel niat beli yang dilakukan menunjukkan
bahwa terdapat empat pernyataan variabel niat beli yang
mempengaruhi pembelian nyata merek Mizone secara signifikan dan
hanya terdapat satu pernyataan yang tidak berpengaruh secara
signifikan. Pernyataan-pernyataan yang berpengaruh secara signifikan
seperti yang dapat dilihat pada Tabel 11 adalah niat konsumen untuk
membeli minuman isotonik Mizone yang memiliki karakter yang aktif
dan segar; niat konsumen untuk membeli minuman isotonik Mizone
yang memiliki pesan iklan yang mudah diingat; niat konsumen untuk
membeli minuman isotonik Mizone yang durasi penayangan iklannya
singkat dan niat konsumen untuk membeli minuman isotonik Mizone
yang mencerminkan gaya hidup modern.
Niat konsumen untuk membeli minuman isotonik Mizone yang
memiliki karakter yang aktif dan segar memiliki pengaruh paling
besar dengan nilai koefisien persamaan regresi sebesar 1,24.
62
Sedangkan pernyataan pembelian nyata yang tidak berpengaruh
terhadap pembelian nyata adalah niat konsumen untuk membeli
minuman isotonik Mizone yang memberi kesan produk Mizone dapat
membuat segar kembali setelah meminumnya. Artinya, pernyataan
tersebut tidak menjadi pertimbangan bagi penonton iklan televisi
Mizone versi “City” untuk membeli produk Mizone. Perhitungan
lengkap dari hasil analisis data ini dapat dilihat pada Lampiran 3.
Tabel 11. Hasil analisis regresi metode stepwise I dan P
Variabel Pernyataan variabel
yang berpengaruh
Koefisien
regresi
thitung p-value
I - P I. Karakter
I. Mudah diingat
I. Durasi singkat
I. Modern
1,24
1,06
0,91
0,84
4,47
3,34
3,26
2,97
0,000*
0,001*
0,002*
0,004*
*signifikan p-value < alpha 0,05
4.4.6 Hasil Analisis Pengaruh Variabel Antara
Pembuktian ada tidaknya variabel antara, digunakan alat bantu
koefisien determinasi (R2). Suatu variabel akan dinyatakan sebagai
variabel antara jika koefisien determinasi dari suatu variabel terhadap
variabel antara tersebut lebih besar daripada nilai koefisien
determinasi dari variabel termaksud ke variabel akhir.
Variabel kepercayaan konsumen (C) dapat diketahui sebagai
variabel antara pesan iklan dengan niat beli (I) dibutuhkan alat bantu
koefisien determinasi antara variabel pesan iklan (F) terhadap variabel
niat beli (I) itu sendiri, maka dilakukan analisis regresi sederhana
antara variabel pesan iklan (F) terhadap variabel niat beli (I). Pada
Lampiran 3 dapat dilihat nilai koefisien korelasi antara variabel pesan
iklan (F) dengan variabel niat beli (I) adalah sebesar 0,337. Nilai
koefisien determinasi antara kedua variabel tersebut adalah sebesar
0,114, artinya bahwa niat penonton iklan televisi Mizone versi “City”
dapat dijelaskan oleh variabel pesan iklan sebesar 11,4 persen. Pada
Tabel 12, diketahui nilai R2
FC sama dengan 0,268 dan R2
CI sama
dengan 0,506. Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut terlihat
bahwa nilai R2
FC lebih besar daripada nilai R2
FI dan nilai R2
FC
lebih kecil daripada nilai R2
CI . Dengan demikian, variabel
63
kepercayaan konsumen (C) memperkuat pengaruh antara variabel
pesan iklan (F) terhadap variabel niat beli (I). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel kepercayaan konsumen (C) bertindak
sebagai variabel antara pesan iklan (F) terhadap variabel niat beli (I).
Tabel 12. Hasil analisis regresi pengaruh variabel antara
Variabel Koefisien Determinasi (R2) Arti
F – C - I R2
FI = 0,114
R2
FC = 0,268
R2
CI = 0,506
R2
FI < R2
FC < R2
CI
C Merupakan Variabel Antara
F – A - I R2
FI = 0,114
R2
FA = 0,304
R2
AI = 0,428
R2
FI < R2
FA < R2
AI
A Merupakan Variabel Antara
F – B - C R2
FC = 0,268
R2
FB = 0,519
R2
BC = 0,288
R2
FC < R2
FB >R2
BC
B bukan Merupakan Variabel
Antara
F – B - A R2
FA = 0,304
R2
FB = 0,519
R2
BA = 0,379
R2
FA < R2
FB >R2
BA
B bukan Merupakan Variabel
Antara
C – I – P R2
CP = 0,485
R2
CI = 0,506
R2
IP = 0,745
R2
CP < R2
CI < R2
IP
I Merupakan Variabel Antara
A – I - P R2
AP = 0,460
R2
AI = 0,428
R2
IP = 0,745
R2
AP >R2
AI < R2
IP
I bukan Merupakan Variabel
Antara
Hasil analisis regresi sederhana yang menguji pengaruh antara
variabel pesan iklan (F) terhadap variabel niat beli (I) melalui sikap
konsumen (A) yang diduga sebagai variabel antara diperoleh hasil
koefisien determinasi R2
FI sama dengan 0,114; R2
FA sama dengan
0,304 dan R2
AI sama dengan 0,428 (Tabel 12). Berdasarkan hasil
yang diperoleh tersebut diketahui bahwa R2
FA lebih besar nilainya
daripada R2
FI dan R2
FA lebih kecil daripada nilai R2
AI, yang berarti
bahwa variabel sikap konsumen (A) memperkuat pengaruh antara
variabel pesan iklan (F) terhadap variabel niat beli (I). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel sikap konsumen (A) memang benar
64
bertindak sebagai variabel antara pesan iklan (F) terhadap variabel
niat beli (I).
Hasil yang serupa juga ditunjukkan pada hasil analisis regresi
sederhana antara variabel pesan iklan (F) terhadap kepercayaan
konsumen (C) melalui variabel pengenalan merek (B). Pada Tabel 12
dapat dilihat nilai koefisien determinasi yang diperoleh R2
FC sama
dengan 0,268; R2
FB sama dengan 0,519 dan R2
BC sama dengan
0,288. Nilai koefisien determinasi menunjukkan bahwa nilai R2
FB
lebih besar daripada nilai R2
FC dan nilai R2
FB lebih besar daripada
nilai R2
BC. Hal ini menunjukkan variabel pengenalan merek (B)
tidak mempengaruhi pengaruh antara variabel pesan iklan (F) terhadap
variabel kepercayaan konsumen (C). Oleh karena itu, variabel
pengenalan merek (B) bukan sebagai variabel antara pesan iklan (F)
terhadap variabel kepercayaan konsumen (C).
Pengenalan merek (B) juga bukan sebagai variabel antara
pesan iklan (F) terhadap variabel sikap konsumen (A). Hal ini dapat
dilihat dari koefisien determinasi yang diperoleh dari analisis regresi
linier. Pada Tabel 12 diketahui koefisien determinasi yang diperoleh
adalah R2
FA sama dengan 0,304; R2
FB sama dengan 0,519 dan R2
BA sama dengan 0,379. Variabel pengenalan merek (B) dapat
dinyatakan sebagai variabel antara, apabila nilai R2
FB lebih besar dari
R2
FA serta nilai R2
FB lebih kecil dari R2
BA. Koefisien determinasi
yang diperoleh tidak memenuhi syarat tersebut karena nilai R2
FB
lebih besar dari R2
BA, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengenalan
merek (B) bukan sebagai variabel antara pesan iklan (F) terhadap
variabel sikap konsumen (A).
Variabel niat beli (I) bertindak sebagai variabel antara
kepercayaan konsumen (C) terhadap variabel pembelian nyata (P) Hal
ini dapat dilihat dari koefisien determinasi yang diperoleh dari analisis
regresi linier. Pada Tabel 12 diketahui koefisien determinasi yang
diperoleh adalah R2
CP sama dengan 0,485, R2
CI sama dengan 0,506,
dan R2
IP sama dengan 0,745. Variabel niat beli (I) dapat dinyatakan
65
sebagai variabel antara, apabila nilai R2
CI lebih besar dari R2
CP
serta nilai R2
CI lebih kecil dari R2
IP. Koefisien determinasi yang
diperoleh telah memenuhi syarat tersebut, sehingga dapat disimpulkan
bahwa niat beli (I) bertindak sebagai variabel antara kepercayaan
konsumen (C) terhadap variabel pembelian nyata (P).
Hasil yang serupa juga ditunjukkan pada hasil analisis regresi
sederhana antara variabel sikap konsumen (A) terhadap variabel
pembelian nyata (P) melalui variabel niat beli (I). Pada Tabel 12
diketahui koefisien determinasi yang diperoleh adalah R2
AP sama
dengan 0,460; R2
AI sama dengan 0,428 dan R2
IP sama dengan 0,745.
Variabel niat beli (I) dapat dinyatakan sebagai variabel antara, apabila
nilai R2
AI lebih besar daripada nilai R2
AP. Koefisien determinasi
yang diperoleh tidak memenuhi syarat tersebut karena R2
AI lebih
kecil daripada nilai R2
AP , sehingga dapat disimpulkan bahwa niat
beli (I) bukan bertindak sebagai variabel antara sikap konsumen (A)
terhadap variabel pembelian nyata (P).
4.4.7 Hasil Analisis Consumer Decision Model (CDM)
Hasil analisis regresi linier yang dilakukan untuk seluruh
mahasiswa menunjukkan bahwa seluruh variabel mempunyai
hubungan yang signifikan dengan keseluruhan nilai korelasi di atas
0,5. Variabel yang bertindak sebagai variabel antara dalam penelitian
mengenai iklan minuman isotonik televisi Mizone ini adalah variabel
kepercayaan konsumen (C), variabel sikap konsumen (A), dan niat
beli (I).
Berdasarkan hasil analisis regresi dan pengaruh antara variabel
untuk produk minuman isotonik Mizone, maka diketahui bahwa
variabel pesan iklan (F) mempunyai pengaruh langsung terhadap
variabel pengenalan merek (B), kepercayaan konsumen (C), dan
variabel sikap konsumen (A). Variabel pengenalan merek (B)
memiliki pengaruh langsung terhadap dua variabel, yaitu variabel
kepercayaan konsumen (C) dan variabel sikap konsumen (A).
Variabel kepercayaan konsumen (C) dan variabel sikap konsumen (A)
66
tersebut, baik secara bersama-sama maupun secara parsial memiliki
pengaruh langsung terhadap variabel niat beli (I). Variabel niat beli (I)
memiliki pengaruh langsung terhadap pembelian nyata (P). Dari hasil
regresi menunjukkan bahwa variabel pengenalan merek (B) bukan
merupakan variabel antara sehingga variabel pesan iklan (F) tidak
mempengaruhi variabel kepercayaan konsumen (C) secara tidak
langsung. Begitu pula dengan variabel pesan iklan (F) tidak
mempengaruhi variabel sikap konsumen (A) secara tidak langsung,
karena variabel pengenalan merek (B) bukan sebagai variabel antara.
Pesan iklan (F) memiliki pengaruh tidak langsung terhadap niat beli
(I) melalui dua variabel antara, yaitu variabel kepercayaan konsumen
(C) dan variabel sikap konsumen (A). Terakhir, kepercayaan
konsumen (C) memiliki pengaruh tidak langsung terhadap pembelian
nyata melalui variabel antara, yaitu variabel niat beli (I). Sedangkan
sikap konsumen (A) tidak mempengaruhi pembelian nyata (P) secara
tidak langsung, karena niat beli (I) bukan sebagai variabel antara.
Variabel pengenalan merek (B) bukan merupakan variabel
antara sehingga pesan iklan televisi Mizone versi “City” tidak dapat
mempengaruhi kepercayaan konsumen melalui pengenalan merek,
akan tetapi konsumen memiliki kepercayaan secara langsung yang
dipengaruhi oleh iklan Mizone tersebut. Hal ini terjadi karena
konsumen telah mengenal merek Mizone dari media informasi lain.
Ketika konsumen sudah memiliki kepercayaan yang membentuk suatu
niat beli sehingga konsumen membeli minuman isotonik Mizone
berarti variabel kepercayaan konsumen (C) dapat mempengaruhi
variabel pembelian nyata (P) melalui variabel niat beli (I) karena
variabel niat beli (I) merupakan variabel antara yang dapat dilihat
pada Gambar 16. Dapat disimpulkan bahwa pada jalur ini iklan
televisi Mizone versi “City” dapat mempengaruhi pembelian nyata
secara efektif melalui variabel kepercayaan merek dan niat beli.
Pesan iklan televisi Mizone tidak dapat mempengaruhi sikap
konsumen (A) melalui pengenalan merek (B) secara tidak langsung
67
karena variabel pengenalan merek (B) bukan merupakan variabel
antara. Akan tetapi pesan pada Iklan Mizone versi “City” dapat
mempengaruhi sikap konsumen secara langsung. Hal ini terjadi karena
konsumen telah mengetahui merek Mizone dari media informasi lain.
Namun sikap konsumen tersebut tidak dapat membangun keinginan
membeli minuman isotonik Mizone yaitu pembelian nyata (P) melalui
variabel niat beli (I) karena pada model ini variabel niat beli (I) bukan
merupakan variabel antara. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada
jalur ini iklan televisi Mizone versi “City” tidak dapat mempengaruhi
sampai konsumen membeli Mizone melalui jalur variabel sikap
konsumen dan niat beli. Berarti iklan televisi Mizone hanya dapat
mempengaruhi sampai sikap konsumen saja. Hal ini dapat terjadi
karena konsumen telah mengenal merek Mizone dari media informasi
lain, lalu konsumen hanya memiliki sikap tertarik pada iklan Mizone
nya saja tidak sampai membeli Mizone. Begitu pun dengan jingle
iklannya yang menarik perhatian konsumen karena hangat didengar
sudah lebih dikenal oleh konsumen.
Gambar 16. Hasil Consumer Decision Model (CDM) untuk minuman
isotonik Mizone
Pesan iklan yang ingin disampaikan oleh produsen minuman
isotonik Mizone melalui iklan televisi versi “City” berpengaruh
terhadap variabel-variabel yang diukur pada Consumer Decision
Model sampai dengan variabel pembelian nyata seperti yang terlihat
pada Gambar 16. Sehingga dapat dikatakan bahwa iklan televisi
minuman isotonik Mizone yang telah ditayangkan tersebut mampu
Berpengaruh secara langsung
Tidak berpengaruh secara tidak langsung
F
A
B I
C
P
68
mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan oleh produsen
Mizone dengan efektif kepada konsumen melalui tiga variabel
perantara, yaitu variabel kepercayaan konsumen (C), variabel sikap
konsumen (A) dan niat beli (I).
4.5. Analisis Korelasi Kanonik
Analisis korelasi kanonik dilakukan untuk mengetahui hubungan
antara gugus peubah bebas dengan gugus peubah tak bebas secara serempak.
Peubah-peubah yang digunakan sebagai gugus peubah terikat (dependen)
adalah peubah-peubah pembelian nyata oleh konsumen yang terdiri dari lima
peubah, yaitu pembelian nyata modern (Y1), pembelian nyata kesan (Y2),
pembelian nyata karakter (Y3), pembelian nyata mudah (Y4), dan pembelian
nyata singkat (Y5). Gugus peubah independen atau bebas dalam penelitian ini
didasarkan pada teori perilaku konsumen yang ada mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku konsumen dan penelitian terdahulu dengan
topik yang sesuai yang telah disesuaikan dengan karakteristik produk yang
diteliti yaitu produk minuman isotonik Mizone. Peubah independen yang
akan dianalisis dalam penelitian ini berjumlah 21 variabel, yaitu status sosial
(X1), teman (X2), keluarga (X3), banyak aktivitas (X4), wiraniaga (X5), besar
pengeluaran (X6), jenis aktivitas (X7), variasi rasa (X8), bentuk kemasan (X9),
ukuran kemasan (X10), harga (X11), merek (X12), manfaat mengkonsumsi
(X13), pengetahuan atribut (X14), pengetahuan tempat pembelian (X15),
kepercayaan (X16), kepribadian (X17), gaya hidup (X18), iklan (X19), media
informasi (X20), dan pengalaman (X21).
4.5.1 Matriks Korelasi
Korelasi antara masing-masing gugus peubah independen (X),
korelasi antar masing-masing gugus peubah dependen (Y), dan korelasi
antara gugus peubah dependen (Y) dengan gugus peubah independen
(X) dapat dilihat pada Lampiran 4.
1. Korelasi antara peubah-peubah faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen (X) dengan peubah
pembelian nyata konsumen (Y)
69
Hubungan linier antar peubah-peubah dependen (Y), yaitu
pembelian nyata konsumen dengan peubah independen (X), yaitu
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dapat dilihat
pada Tabel 14. Nilai korelasi antara pembelian nyata minuman
isotonik oleh konsumen dengan faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen yang didapatkan menunjukkan nilai kurang dari
0,5. Hal ini dapat dikatakan bahwa hubungan antara gugus peubah
independen (X) dengan gugus peubah dependen (Y) secara umum
adalah lemah.
Tabel 13. Matriks korelasi antar peubah dependen (Y) dengan
peubah independen (X)
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
X1 0,297 0,212 0,205 0,103 0,091
X2 0,130 0,135 0,235 0,244 0,161
X3 0,112 0,073 0,077 0,062 0,073
X4 0,250 0,320 0,339 0,134 0,185
X5 0,313 0,135 0,122 0,294 0,199
X6 0,262 0,238 0,206 0,173 0,129
X7 0,205 0,117 0,212 0,078 0,115
X8 0,229 0,170 0,109 0,183 0,189
X9 0,229 0,259 0,262 0,204 0,271
X10 0,201 0,328 0,340 0,225 0,259
X11 0,087 0,212 0,122 0,174 0,162
X12 -0,053 -0,098 -0,026 0,067 0,193
X13 0,030 0,294 0,174 0,035 0,083
X14 0,139 0,265 0,191 0,079 0,024
X15 0,308 0,174 0,235 0,174 0,179
X16 0,234 0,270 0,370 0,106 0,146
X17 0,258 0,352 0,273 0,251 0,230
X18 0,408 0,381 0,418 0,156 0,133
X19 0,341 0,360 0,339 0,317 0,162
X20 0,394 0,439 0,384 0,251 0,170
X21 0,120 0,204 0,206 0,027 0,072
Pembelian nyata modern (Y1) konsumen minuman isotonik
memiliki hubungan yang rendah dengan semua faktor, yang paling
dekat hanya dengan faktor gaya hidup (X18) dan faktor media
informasi (X20) dengan nilai korelasi secara berturut-turut adalah
0,408 dan 0,394; sedangkan yang paling lemah adalah dengan
faktor harga (X11), merek (X12) dan manfaat mengkonsumsi (X13)
70
yang memiliki nilai korelasi 0,087; - 0,053; dan 0,030. Pembelian
nyata kesan (Y2) memiliki hubungan paling dekat dengan faktor
media informasi (X20) dengan nilai korelasi sebesar 0,439;
hubungan paling lemah adalah dengan faktor keluarga (X3) dan
merek (X12) yang memiliki nilai korelasi 0,073 dan -0,098.
Pembelian nyata karakter (Y3) memiliki hubungan paling
dekat dengan faktor gaya hidup (X18) dengan nilai korelasi 0,418
dan memiliki hubungan paling lemah dengan faktor keluarga (X3)
dan merek (X12) yang memiliki nilai korelasi 0,077 dan -0,026.
Pembelian nyata mudah (Y4) memiliki hubungan paling dekat
dengan faktor wiraniaga (X5) dan iklan (X19) yang memiliki nilai
korelasi 0,294 dan 0,317; hubungan paling lemah adalah dengan
faktor keluarga (X3), jenis aktivitas (X7), merek (X12), manfaat
mengkonsumsi (X13), pengetahuan atribut (X14) dan pengalaman
(X21) yang seluruhnya memiliki nilai korelasi dibawah 0,1. Peubah
pembelian nyata singkat (Y5) memiliki korelasi yang paling dekat
dengan faktor bentuk kemasan (X9) yang memiliki nilai korelasi
sebesar 0,271; hubungan paling lemah adalah dengan faktor status
mahasiswa (X1), keluarga (X3), manfaat mengkonsumsi (X13),
pengetahuan atribut (X14) dan pengalaman (X21) yang seluruhnya
memiliki nilai korelasi dibawah 0,1.
Dari hasil korelasi, jika dianalisis secara keseluruhan pada
gugus peubah dependen (Y) dan independen (X), maka pembelian
nyata konsumen yang paling memiliki hubungan dengan faktor
yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah pembelian nyata
kesan (Y2) dengan faktor media informasi (X20) yang memiliki
nilai korelasi sebesar 0,439; artinya bahwa peran media informasi
memiliki arti penting bagi konsumen minuman isotonik dalam
mempengaruhi pembelian nyata khususnya dalam menciptakan
kesan bahwa minuman isotonik yang ditawarkan mampu
memberikan manfaat sesuai dengan yang diharapkan konsumen.
71
2. Korelasi antar peubah faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen (X)
Pasangan peubah bebas yang memiliki hubungan kuat pada
konsumen minuman isotonik adalah antara peubah iklan (X19)
dengan media informasi (X20) dengan nilai korelasi sebesar 0,796
yang dapat dilihat pada Lampiran 4. Kedua peubah tersebut
memang saling menguatkan dalam pelaksanaannya, karena iklan
membutuhkan media informasi untuk menyebarluaskan pesan iklan
yang ingin disampaikan oleh produsen kepada konsumen minuman
isotonik. Nilai korelasi yang diperoleh dari kedua peubah tersebut
memiliki nilai lebih dari 0,5 sehingga korelasi diantara kedua
peubah tersebut dapat dikatakan cukup kuat.
Peubah manfaat mengkonsumsi (X13) memiliki korelasi
yang cukup kuat dengan peubah pengetahuan atribut (X14) sebesar
0,694. Dalam penelitian ini, konsumen mempertimbangkan
manfaat minuman isotonik yang akan mereka konsumsi serta
pengetahuan atribut minuman isotonik (bentuk, ukuran dan rasa)
sesuai dengan selera konsumen, sehingga kedua peubah tersebut
memiliki korelasi yang cukup kuat. Peubah ukuran kemasan (X10)
juga berkorelasi cukup kuat dengan peubah harga (X11) dengan
nilai korelasi sebesar 0,596. Ukuran kemasan yang besar dengan
harga minuman isotonik yang cukup terjangkau akan berpengaruh
pada keputusan konsumen dalam pembelian minuman isotonik. Hal
ini sesuai dengan hasil korelasi yang cukup kuat yang didapatkan
dari kedua peubah tersebut. Peubah pengetahuan tempat pembelian
(X15) memiliki korelasi yang cukup kuat dengan kepercayaan (X16)
dengan nilai korelasi sebesar 0,568. Hal tersebut dapat dijelaskan,
karena kepercayaan konsumen terhadap minuman isotonik
disesuaikan dengan pengetahuan tempat pembelian. Jika konsumen
memiliki persepsi yang positif mengenai tempat pembelian
tersebut, maka tingkat kepercayaan pada minuman isotonik pun
meningkat.
72
3. Korelasi antar peubah pembelian nyata konsumen (Y)
Pembelian nyata minuman isotonik oleh konsumen yang
memiliki pesan iklan yang memberikan kesan dapat membuat segar
kembali setelah meminumnya (Y2) memiliki korelasi yang paling
kuat dengan pembelian nyata minuman isotonik oleh konsumen
yang memiliki pesan iklan yang menampilkan karakter merek
Mizone yang aktif dan segar (Y3), yaitu sebesar 0,755 yang dapat
dilihat pada Tabel 15. Pembelian nyata minuman isotonik oleh
konsumen yang memiliki pesan iklan mudah diingat (Y4) memiliki
hubungan yang kuat dengan pembelian nyata minuman isotonik
oleh konsumen yang mampu menampilkan pesan iklan yang
singkat (Y5), yaitu sebesar 0,726. Pembelian nyata minuman
isotonik oleh konsumen yang mencerminkan gaya hidup modern
(Y1) memiliki hubungan yang kuat dengan pembelian nyata
minuman isotonik oleh konsumen yang memberi kesan bahwa
dapat segar kembali setelah meminumnya (Y2), pembelian nyata
karakter (Y3), dan pembelian nyata mudah (Y4) dengan masing-
masing nilai korelasi sebesar 0,596; 0,692 dan 0,420.
Tabel 14. Matriks korelasi antar peubah dependen (Y)
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
Y1 1,000000 0,595928 0,691531 0,419872 0,350083
Y2 0,595928 1,000000 0,755286 0,534702 0,409954
Y3 0,691531 0,755286 1,000000 0,461799 0,383922
Y4 0,419872 0,534702 0,461799 1,000000 0,725748
Y5 0,350083 0,409954 0,383922 0,725748 1,000000
Seluruh nilai korelasi antara peubah pembelian nyata
minuman isotonik oleh konsumen (Y) memiliki nilai di atas 0,3
dengan arah korelasi positif, artinya korelasi antara peubah
pembelian nyata konsumen cukup kuat dan searah, meningkatnya
nilai salah satu peubah pembelian nyata konsumen berarti bahwa
peubah pembelian nyata konsumen lainnya juga meningkat, begitu
pula sebaliknya bila nilai salah satu peubah pembelian nyata
konsumen menurun maka peubah pembelian nyata konsumen lain
juga menurun.
73
4.5.2 Korelasi Kanonik
Hasil analisis korelasi kanonik yang dilakukan dengan
menggunakan bantuan program STATISTICA 8 menghasilkan fungsi
kanonik yang memiliki nilai korelasi maksimum dan menghasilkan
persamaan sebagai berikut :
X* = 0,045860X1 - 0,036671X2 - 0,109890X3 + 0,292203X4 -
0,168157X5 - 0,173060X6 - 0,000166X7 - 0,154053X8 -
0,164438X9 + 0,130898X10 + 0,173291X11 - 0,703556X12 +
0,247235X13 + 0,069175X14 - 0,241148X15 + 0,398509X16 +
0,208367X17 + 0,513838X18 - 0,145670X19 + 0,481305X20 -
0,033013X21
Y* = - 0,047054Y1 + 0,889787Y2 + 0,378416Y3 - 0,345653Y4 -
0,177449Y5
Nilai korelasi yang dihasilkan dari persamaan diatas adalah
sebesar 0,769. Untuk dapat melihat seberapa besar niat beli (Y) dapat
dijelaskan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
(X) digunakan nilai R2. Berdasarkan hasil pengolahan, nilai R
2yang
didapat adalah sebesar 0,5914. Artinya adalah variasi gugus peubah
pembelian nyata konsumen yang dapat dijelaskan oleh gugus peubah
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sebesar
59,14 persen, sisanya sebesar 40,86 persen dijelaskan oleh faktor diluar
model yang digunakan. Perhitungan lengkap dari hasil analisis data ini
dapat dilihat pada Lampiran 5.
4.5.3 Bobot Kanonik
Besarnya bobot kanonik untuk masing-masing peubah asal yang
membentuk fungsi kanonik dapat dilihat pada Tabel 16. Faktor-faktor
perilaku konsumen (X) yang memiliki bobot kanonik cukup besar
(diatas 0,5) dianggap mampu menjelaskan keragaman pembelian nyata
minuman isotonik yang terjadi dan sebaliknya.
Berdasarkan interpretasi terhadap bobot kanonik diperoleh
bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap pembelian nyata
minuman isotonik oleh konsumen adalah peubah merek (X12) yang
74
memiliki bobot sebesar -0,703556 karena hanya peubah tersebut yang
memiliki nilai bobot kanonik diatas 0,5. Artinya merek memiliki peran
penting dalam menjelaskan keragaman pembelian nyata minuman
isotonik yang terjadi. Hal ini dapat dijelaskan karena merek merupakan
kelompok acuan primer yang paling berpengaruh dalam perilaku
konsumen. Dalam penelitian ini, mahasiswa yang membeli minuman
isotonik sangat mempertimbangkan merek minuman isotonik yang akan
mereka beli. Karena biasanya mahasiswa ingin mengikuti trend merek
yang sedang populer dikalangannya. Dengan mengikuti trend mereka
akan terlihat populer dengan kata lain mengikuti gaya hidup masa kini.
Misalnya saja saat ini sedang trend mengkonsumsi minuman isotonik.
Dengan berbagai macam minuman isotonik yang ada di pasaran, lalu
ada salah satu merek minuman isotonik yang populer dengan berbagai
varian produk yang ditawarkan, harga yang cukup terjangkau, iklan
merek tersebut menarik serta mudah diingat dan banyak konsumen
yang mengkonsumsi sehingga konsumen lain pun tertarik untuk
membeli produk minuman isotonik dengan merek tersebut. Hal ini
membuktikan bahwa suatu merek akan menjadi bahan pertimbangan
bagi konsumen untuk memutuskan suatu barang yang akan dibeli.
Berdasarkan interpretasi terhadap bobot kanonik diperoleh
bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap pembelian nyata
minuman isotonik oleh konsumen adalah peubah merek (X12) yang
memiliki bobot sebesar -0,703556 karena hanya peubah tersebut yang
memiliki nilai bobot kanonik diatas 0,5. Artinya merek memiliki peran
penting dalam menjelaskan keragaman pembelian nyata minuman
isotonik yang terjadi. Hal ini dapat dijelaskan karena merek merupakan
kelompok acuan primer yang paling berpengaruh dalam perilaku
konsumen. Dalam penelitian ini, mahasiswa yang membeli minuman
isotonik sangat mempertimbangkan merek minuman isotonik yang akan
mereka beli. Karena biasanya mahasiswa ingin mengikuti trend merek
yang sedang populer dikalangannya. Dengan mengikuti trend mereka
akan terlihat populer dengan kata lain mengikuti gaya hidup masa kini.
75
Misalnya saja saat ini sedang trend mengkonsumsi minuman isotonik.
Dengan berbagai macam minuman isotonik yang ada di pasaran, lalu
ada salah satu merek minuman isotonik yang populer dengan berbagai
varian produk yang ditawarkan, harga yang cukup terjangkau, iklan
merek tersebut menarik serta mudah diingat dan banyak konsumen
yang mengkonsumsi sehingga konsumen lain pun tertarik untuk
membeli produk minuman isotonik dengan merek tersebut. Hal ini
membuktikan bahwa suatu merek akan menjadi bahan pertimbangan
bagi konsumen untuk memutuskan suatu barang yang akan dibeli.
Tabel 15. Bobot kanonik dan beban kanonik
Variabel Bobot Kanonik Beban Kanonik
A. Peubah Bebas
X1 0,045860 0,261572
X2 -0,036671 0,116797
X3 -0,109890 0,070366
X4 0,292203 0,419416
X5 -0,168157 0,018782
X6 -0,173060 0,253847
X7 -0,000166 0,165266
X8 -0,154053 0,109917
X9 -0,164438 0,260724
X10 0,130898 0,373797
X11 0,173291 0,184177
X12 -0,703556 -0,198166
X13 0,247235 0,388973
X14 0,069175 0,351043
X15 -0,241148 0,179682
X16 0,398509 0,399862
X17 0,208367 0,360565
X18 0,513838 0,520822
X19 -0,145670 0,383906
X20 0,481305 0,521048
X21 -0,033013 0,301575
B. Peubak Tak Bebas
Y1 -0,047054 0,537630
Y2 0,889787 0,889992
Y3 0,378416 0,790171
Y4 -0,345653 0,156330
Y5 -0,177449 0,065275
Faktor keluarga (X3), banyak aktivitas (X4), wiraniaga (X5),
besar pengeluaran (X6), variasi rasa (X8), bentuk kemasan (X9), ukuran
kemasan (X10), harga (X11), manfaat mengkonsumsi (X13), pengetahuan
76
tempat pembelian (X15), kepercayaan (X16), kepribadian (X17), gaya
hidup (X18), iklan (X19) dan faktor media informasi (X20) turut memiliki
pengaruh terhadap pembelian nyata konsumen.
4.5.4 Beban Kanonik
Penelusuran lebih lanjut pada beban kanonik menunjukkan
bahwa faktor perilaku konsumen yang paling berpengaruh terhadap
pembelian nyata minuman isotonik oleh konsumen adalah faktor media
informasi (X20) dan gaya hidup (X18). Peubah media informasi memiliki
nilai loading yang terbesar (0,521048). Artinya peubah media informasi
merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap pembelian nyata.
Hal tersebut terjadi karena minuman isotonik merupakan barang
konsumsi yang memiliki tingkat keterlibatan tinggi, konsumen ingin
mencari informasi mengenai karakteristik minuman isotonik yang akan
dibeli. Informasi yang dibutuhkan konsumen tersebar diberbagai media.
Secara umum, konsumen minuman isotonik mendapatkan informasi
mengenai merek minuman isotonik yang tersedia di pasar dari sumber
komersial, terutama iklan. Dalam kasus ini konsumen banyak mendapat
informasi dari berbagai media informasi termasuk iklan.
Faktor gaya hidup juga berpengaruh terhadap pembelian nyata
minuman isotonik oleh konsumen. Hal tersebut dapat dijelaskan karena
sebagian besar konsumen mengkonsumsi minuman isotonik saat
melakukan suatu aktivitas tertentu. Dalam penelitian ini, mahasiswa
yang banyak mengkonsumsi minuman isotonik yang melakukan
aktivitas kuliah, organisasi, serta olahraga. Hal ini membuktikan bahwa
mahasiswa sebagai konsumen minuman isotonik mengikuti gaya hidup
masa kini dengan berbagai informasi dari media mengenai minuman
isotonik.
4.6. Implikasi Manajerial
Kebijakan pemasaran yang dilakukan oleh produsen Mizone
sebaiknya memperhatikan efektivitas iklan televisi Mizone yang ditayangkan
dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian nyata konsumen terhadap
produk minuman isotonik. Produsen Mizone perlu melakukan perencanaan
77
kegiatan pemasaran yang akan dilakukan, bagaimana pelaksanaannya, serta
pengendalian terhadap pelaksanaan kebijakan pemasaran tersebut.
Tabel 16. Implikasi Manajerial
Perencanaan Pelaksanaan Pengendalian
1. Mempertimbangkan
aspek merek, gaya
hidup, dan media
informasi dalam
pembuatan
iklannya.
2. Meningkatkan
pembelian nyata
pemirsa televisi
pada produk
Mizone.
3. Merancang bauran
promosi lainnya,
seperti promosi
penjualan,
hubungan
masyarakat,
penjualan secara
pribadi, pemasaran
langsung untuk
meningkatkan
pembelian nyata
konsumen pada
produk Mizone.
1. Pesan iklan yang di
informasikan melalui media
informasi harus menonjolkan
merek Mizone itu sendiri
seperti dalam penyebutan,
situasi dan jingle iklan yang
mudah mengingat merek
Mizone.
2. Iklan Mizone menampilkan
aktivitas sehari-hari yang
mencerminkan gaya hidup
konsumen, misalnya pada
mahasiswa aktivitas organisasi,
olahraga dan kuliah.
3. Pesan iklan sering ditampilkan
pada stasiun televisi yang
sering disaksikan pemirsa yaitu
Trans TV dan di acara televisi
yang banyak di gemari pemirsa
yaitu acara hiburan.
4. Melakukan bauran promosi
lainnya seperti kegiatan
sponsorship event, memberi
potongan harga, hadiah, bonus
tertentu untuk sejumlah
pembelian tertentu serta
wiraniaga di tempat pembelian.
1. Memperhatikan sampai
sejauh mana iklan yang
ditayangkan mampu
mempengaruhi pembelian
nyata konsumen pada
minuman isotonik Mizone
dan apakah media
informasi mengenai
Mizone mampu membuat
persepsi yang tepat pada
konsumen sesuai dengan
pesan iklan yang ada.
Apabila terdapat
kelemahan atau
kekurangan dalam
pelaksanaan, maka hal
tersebut segera dievaluasi
dan merancang kebijakan
pemasaran yang baru agar
tujuan perusahaan
tercapai.
2. Memperhatikan sejauh
mana bauran promosi
lainnya yang dilakukan
mampu mempengaruhi
pembelian nyata
konsumen pada minuman
isotonik Mizone. Apabila
terdapat kelemahan atau
kekurangan dalam
pelaksanaan, maka hal
tersebut segera dievaluasi
dan merancang kebijakan
pemasaran yang baru agar
tujuan perusahaan
tercapai.
Iklan televisi minuman isotonik Mizone versi “City” merupakan
media yang digunakan untuk mempengaruhi pembelian nyata konsumen pada
konsumen belum cukup efektif berpengaruh secara keseluruhan. Hal ini dapat
dibuktikan dengan hasil yang diperoleh melalui Consumer Decision Model.
Pesan iklan yang disampaikan produsen Mizone melalui iklan televisi
memiliki pengaruh yang signifikan dan efektif terhadap pembelian nyata
Mizone oleh penonton iklan tersebut melalui variabel kepercayaan konsumen
dan niat beli. Namun, berdasarkan analisis korelasi kanonik, faktor yang
78
paling berpengaruh terhadap pembelian nyata minuman isotonik konsumen
adalah faktor merek, gaya hidup, dan media informasi.
Hal tersebut menunjukkan bahwa merek, gaya hidup, dan media
informasi mampu memberikan keyakinan konsumen terhadap iklan yang
ditayangkan. Sehingga, hal yang sebaiknya dilakukan oleh produsen Mizone
dalam melakukan perencanaan, pelaksaanan, dan pengendalian pemasaran
adalah dengan mempertimbangkan ketiga aspek tersebut dalam pembuatan
iklannya sehingga mampu meningkatkan pembelian nyata penonton televisi
terhadap produk Mizone. Iklan akan semakin efektif jika ketiga faktor
tersebut dapat dikaitkan dengan iklan televisi yang ditayangkan.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan dan pembahasan mengenai efektifitas iklan
televisi minuman isotonik Mizone versi “City” dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pembelian nyata konsumen terhadap minuman isotonik, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan menggunakan Consumer Decision Model (CDM), diketahui
bahwa pesan iklan yang ingin disampaikan oleh produsen minuman
isotonik Mizone berpengaruh terhadap variabel-variabel yang diukur pada
Consumer Decision Model sampai dengan variabel Pembelian Nyata (P).
Pesan iklan Mizone versi “City” efektif dalam mempengaruhi kepercayaan
konsumen dan sikap konsumen sehingga menimbulkan niat beli konsumen
untuk melakukan pembelian nyata terhadap produk Mizone. Pengenalan
merek Mizone melalui iklan televisi tidak efektif mempengaruhi
kepercayaan konsumen dan sikap konsumen sehingga tidak dapat
menimbulkan niat beli apalagi pembelian nyata konsumen terhadap
produk Mizone.
2. Faktor yang paling berpengaruh terhadap pembelian nyata minuman
isotonik oleh konsumen berdasarkan pada analisis bobot kanonik dan
beban kanonik pada analisis korelasi kanonik adalah faktor merek, gaya
hidup, dan media informasi.
2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil analisis yang telah
dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Mengingat bahwa iklan-iklan produk Mizone mempunyai pengaruh
signifikan terhadap pembelian nyata konsumen, maka produsen Mizone
sebaiknya terus mempertahankan iklan-iklannya yang mampu menarik
perhatian konsumen tersebut dan terus berkreasi dalam menciptakan iklan
yang kreatif sehingga nantinya juga dapat disukai dan mampu menarik
perhatian konsumen.
80
2. Dalam upaya mempengaruhi pembelian nyata produk Mizone, produsen
Mizone sebaiknya memperhatikan tiga faktor yang paling mempengaruhi
pembelian nyata konsumen terhadap minuman isotonik. Faktor tersebut
adalah merek, gaya hidup dan media informasi.
3. Untuk penelitian selanjutnya, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai analisis kegiatan promosi dengan menggunakan alat analisis
yang berbeda. Selain itu, jumlah populasi yang dipilih sebaiknya
ditentukan dalam jumlah yang lebih besar lagi, misalnya dengan memilih
populasi di Kota Bogor. Penelitian dapat juga dilakukan dengan memilih
bauran komunikasi lainnya atau dengan mengikuti kegiatan promosi yang
dilakukan oleh Danone Aqua itu sendiri.
4. Pembahasan pada penelitian selanjutnya, sebaiknya berdasarkan gender
agar dapat mengetahui adakah perbedaan faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian pada laki-laki dan perempuan.
DAFTAR PUSTAKA
Durianto, dkk. 2003. Invasi Pasar dengan Iklan yang Efektif. Gramedia Pustaka
Indonesia, Jakarta.
Engel, James F, Roger D. Blackweel, and Paul W. Winiard. 1994. Consumer
Behaviour 6th ed, jilid 1 (terjemahan). Binarupa Aksara, Jakarta.
Hermawan, A. 2003. Pedoman Praktis Metodologi Penelitian Bisnis. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universita Trisakti, Jakarta.
Jefkins, F. 1997. Erlangga, Jakarta.
Kasali, R. 1992. Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasi di Indonesia.
Pustaka Utama Grafiti, Jakarta.
Kennedy, John E. dan R. Darmawan Soemanagara. 2006. Marketing
Communication. PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.
Kotler, P. 2004. Marketing Management. Indeks, Jakarta.
Kotler, P. 2005. Marketing Management. Indeks, Jakarta.
Kuncoro, M. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga, Jakarta.
Ramadhan, M. N. 2006. Analisis Iklan Semen Holcim PT Holcim Indonesia Tbk
pada Media Televisi. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manjemen, Institut
Pertanian, Bogor.
Santoso, S. 2010. Statistik Multivariat. PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Sari, S. D. P. 2010. Analisi Efektivitas Iklan Televisi Deodoran Pria Axe dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Niat Beli Deodoran Khusus Pria pada
Konsumen. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manjemen, Institut Pertanian,
Bogor.
Shimp, T. A. 2003. Advertising Promotion & Supplement Aspect of Integrated
Marketing communications 5th ed, Jilid 1 (terjemahan). Erlangga, Jakarta.
Sinaga, S. S. 2008. Efektivitas Iklan Televisi Sabun Lux dalam Mempengaruhi
Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Sabun Mandi oleh Mahasiswi
Program Strata-1 Institut Pertanian Bogor. Skripsi Fakultas Ekonomi dan
Manjemen, Institut Pertanian, Bogor.
Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Ghalia Indonesia, Jakarta.
82
Umar, H. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Zuraida, L. dan Uswatun. 2001. Analisis Efektivitas Iklan Rinso, Soklin dan
Attack dengan Menggunakan Consumer Decision Model (CDM).
Usahawan, 4: pp.3-8.
IRAN
LAMPIRAN
84
Lampiran 1. Hasil uji validitas dan reliabilitas
Hasil uji validitas dan reliabilitas efektivitas iklan televisi
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
Var00001 0.588** 0.001
Var00002 0.806** 0.000
Var00003 0.646** 0.000
Var00004 0.651** 0.000
Var00005 0.461* 0.010
Var00006 0.745** 0.000
Var00007 0.849** 0.000
Var00008 0.866** 0.000
Var00009 0.696** 0.000
Var00010 0.529** 0.003
Var00011 0.775** 0.000
Var00012 0.860** 0.000
Var00013 0.878** 0.000
Var00014 0.774** 0.000
Var00015 0.626** 0.000
Var00016 0.805** 0.000
Var00017 0.860** 0.000
Var00018 0.830** 0.000
Var00019 0.766** 0.000
Var00020 0.617** 0.000
Var00021 0.784** 0.000
Var00022 0.847** 0.000
Var00023 0.870** 0.000
Var00024 0.864** 0.000
Var00025 0.768** 0.000
Var00026 0.706** 0.000
Var00027 0.746** 0.000
Var00028 0.752** 0.000
Var00029 0.839** 0.000
Var00030 0.753** 0.000
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
85
Lanjutan Lampiran 1.
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach’s Alpha N of Items
.973 30
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda
0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
86
Lanjutan Lampiran 1.
Hasil uji validitas dan reliabilitas faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
Var00001 0.631** 0.000
Var00002 0.446* 0.014
Var00003 0.455* 0.012
Var00004 0.579** 0.001
Var00005 0.362* 0.049
Var00006 0.690** 0.000
Var00007 0.586** 0.001
Var00008 0.443* 0.014
Var00009 0.651** 0.000
Var00010 0.432* 0.017
Var00011 0.519** 0.003
Var00012 0.542** 0.002
Var00013 0.538** 0.002
Var00014 0.621** 0.000
Var00015 0.683** 0.000
Var00016 0.685** 0.000
Var00017 0.700** 0.000
Var00018 0.672** 0.000
Var00019 0.550** 0.002
Var00020 0.487** 0.006
Var00021 0.596** 0.001
*Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
87
Lanjutan Lampiran 1.
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach’s Alpha N of Items
.892 21
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda
0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
88
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian
Kuesioner ini digunakan sebagai bahan untuk penyusunan skripsi mengenai
“ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI MIZONE DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN MINUMAN ISOTONIK OLEH
MAHASISWA STRATA-1 INSTITUT PERTANIAN BOGOR”
Oleh : Al Husna (H24070010)
Mahasiswa Departemen Manajemen, Fakultas ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Peneliti mengharapkan kesediaan Saudara/i untuk dapat meluangkan waktu dalam
mengisi kuesioner ini secara lengkap dan benar agar tercapai hasil yang akurat. Semua
kerahasiaan responden akan terjaga atas bantuan dan partisipasinya diucapkan terima
kasih.
A. Identitas Responden
Nama : No. Hp :
Fakultas/Departemen :
B. Screening(Petunjuk: pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan kondisi
Anda)
1. Apakah Anda pernah melihat Iklan “Mizone City” di televisi?
a. Ya b. Tidak
(jika menjawab tidak, wawancara berhenti sampai di sini)
C. Karakteristik Responden(Petunjuk: pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan kondisi
Anda)
2. Jenis Kelamin Anda?
a. Perempuan b. Laki-laki
3. Berapakah pengeluaran Anda setiap bulan?
a. <Rp. 500.000 d. Rp. 1.500.001 – Rp.
2.000.000
b. Rp. 500.001 – Rp. 1.000.000 e. >Rp. 2.000.000
c. Rp. 1.000.001 – Rp. 1.500.000
4. Apakah aktivitas Anda di Kampus selain kuliah?
a. Kuliah saja d. Aktifis Organisasi
b. Aktifis Olahraga e. Semua pilihan
c. Aktifis Keagamaan
5. Berapa kalikah Anda membeli minuman isotonik dalam sebulan?
a. 1 kali d. 4 kali
b. 2 kali e. >4 kali
c. 3 kali
No. Kuesioner :
89
6. Di manakah biasanya Anda membeli minuman isotonik tersebut?
a. Warung d. Supermarket
b. Pasar tradisional e. Lainnya, ______________
c. Minimarket
7. Bersama siapa Anda membeli minuman isotonik tersebut?
a. Sendiri d. Pacar
b. Teman e. Lainnya, ______________
c. Keluarga
8. Jika persediaan Mizone tidak ada saat Anda ingin membeli, apakah Anda
membeli minuman isotonik lain?
a. Ya b. Tidak
9. Jika Ya, minuman isotonik apa yang Anda beli? ______________
10. Berapa lamakah Anda menonton televisi dalam sehari?
a. 1-3 jam b. 4-5 jam c. > 6 jam
11. Berapa sering Anda menonton iklan TV Mizone sebelum membeli?
a. 1 kali/hari d. 4 kali/hari
b. 2 kali/hari e. Lainnya, ______________
c. 3 kali/hari
12. Berapa sering Anda menonton iklan TV Mizone sesudah membeli?
a. 1 kali/hari d. 4 kali/hari
b. 2 kali/hari e. Lainnya, ______________
c. 3 kali/hari
13. Acara TV apa yang sering Anda saksikan?
a. Berita d. Sinetron
b. Hiburan (music, infotaintment, kuliner, travelling, talk show)
c. Olahraga e. Program anak-anak
14. Stasiun TV yang sering Anda saksikan? ______________
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
Dibawah ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
pembelian minuman isotonik. Menurut pendapat Anda, sejauh mana faktor-
faktor di bawah ini mempengaruhi Anda dalam keputusan membeli minuman
isotonik.
Petunjuk : isilah/berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan
Anda berdasarkan keterangan pilihan berikut :
1 = Sangat Tidak Mempengaruhi (STM) 4 = Mempengaruhi (M)
2 = Tidak Mempengaruhi (TM) 5 = Sangat Mempengaruhi (SM)
3 = Cukup Mempengaruhi (CM)
No. Faktor –faktor yang mempengaruhi 1 2 3 4 5
Pengaruh Lingkungan
1. Status Anda sebagai mahasiswa mempengaruhi Anda
dalam pembelian minuman isotonik
2. Dalam membeli minuman isotonik, Anda dipengaruhi
oleh saran dari teman/sahabat/pacar
3. Dalam membeli minuman isotonik, Anda dipengaruhi
oleh Saran dan kebiasaan keluarga
4. Banyaknya aktivitas di kampus mempengaruhi Anda
dalam membeli minuman isotonik
5. Wiraniaga/spg di tempat pembelian mempengaruhi
Anda dalam membeli minuman isotonik
90
Perbedaan Individu
6. Keputusan membeli minuman isotonik dipengaruhi
oleh besarnya pengeluaran Anda
7. Aktivitas Anda mempengaruhi keputusan membeli
minuman isotonik
8. Variasi rasa yang tersedia mempengaruhi Anda dalam
membeli minuman isotonik
9. Bentuk kemasan yang menarik mempengaruhi Anda
dalam membeli minuman isotonik
10. Ukuran kemasan yang tersedia mempengaruhi Anda
dalam membeli minuman isotonik
11. Harga mempengaruhi Anda dalam membeli minuman
isotonik
12. Merek mempengaruhi Anda dalam membeli minuman
isotonik
13. Manfaat mengkonsumsi minuman isotonik
mempengaruhi Anda dalam membeli minuman
isotonik
14. Atribut produk (bentuk, kemasan, rasa)
mempengaruhi Anda dalam keputusan membeli
minuman isotonik
15. Pengetahuan tempat pembelian produk mempengaruhi
Anda dalam keputusan membeli minuman isotonik
16. Kepercayaan terhadap merek Mizone mempengaruhi
Anda dalam membeli minuman isotonik
17. Kepribadian Anda mempengaruhi dalam keputusan
membeli minuman isotonik
18. Anda dipengaruhi oleh gaya hidup Anda dalam
membeli minuman isotonik
Proses Psikologi
19. Anda dipengaruhi oleh iklan dalam membeli
minuman isotonik
20. Media informasi seperti televisi/ majalah/ internet
mempengaruhi Anda dalam membeli minuman
isotonik
21. Pengalaman mengkonsumsi minuman isotonik
sebelumnya mempengaruhi Anda dalam keputusan
membeli minuman isotonik
E. Efektivitas Iklan
Petunjuk : Beri tanda (√) pada jawaban yang sesuai pendapat Andaberdasarkan keterangan pilihan berikut :
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 4 = Setuju (S)
2 = Tidak Setuju (TS) 5 = Sangat Setuju (SS)
3 = Cukup (C)
No. Pernyataan 1 2 3 4 5
1. Pesan Iklan
Pesan iklan Mizone versi “City” mencerminkan
91
gaya hidup modern
2. Pesan iklan Mizone versi “City” memberi kesan
bahwa dapat membuat segar kembali setelah
meminumnya
3. Pesan iklan Mizone versi “City” menampilkan
karakter merek Mizone yang aktif dan segar
4. Pesan iklan Mizone versi “City” mudah diingat
5. Pesan iklan Mizone versi “City” memiliki durasi
penayangan yang singkat
6. Pengenalan Merek
Saya kenal iklan Mizone yang mencerminkan
gaya hidup modern
7. Saya kenal iklan Mizone yang memberi kesan
produk Mizone dapat membuat segar kembali
setelah meminumnya
8. Saya kenal iklan Mizone yang menampilkan
karakter produk Mizone yang aktif dan segar
9. Saya kenal iklan Mizone yang pesan iklannya
mudah diingat
10. Saya kenal iklan Mizone yang durasi penayangan
iklannya singkat
11. Kepercayaan Merek
Saya percaya pada produk Mizone yang
mencerminkan gaya hidup modern
12. Saya percaya pada produk Mizone yang memberi
kesan produk Mizone dapat membuat segar
kembali setelah meminumnya
13. Saya percaya pada produk Mizone yang
menampilkan karakter merek yang aktif dan segar
14. Saya percaya pada produk Mizone yang pesan
iklannya mudah diingat
15. Saya percaya pada produk Mizone yang durasi
penayangan iklannya singkat
16. Sikap KonsumenSaya suka produk Mizone yang mencerminkan
gaya hidup modern
17. Saya suka produk Mizone yang memberi kesan
produk Mizone dapat membuat segar kembali
setelah meminumnya
18. Saya suka produk Mizone yang menampilkan
karakter merek yang aktif dan segar
19. Saya suka produk Mizone yang pesan iklannya
mudah diingat
20. Saya suka produk Mizone yang durasi penayangan
iklannya singkat
21. Niat beliSaya berniat membeli produk Mizone yang
mencerminkan gaya hidup modern
22. Saya berniat membeli produk Mizone yang
memberi kesan produk Mizone dapat membuat
segar kembali setelah meminumnya
92
23. Saya berniat membeli produk Mizone yang
menampilkan karakter merek yang aktif dan segar
24. Saya berniat mmbeli produk Mizone yang pesan
iklannya mudah diingat
25. Saya berniat membeli produk Mizone yang durasi
penayangan iklannya singkat
26. Pembelian NyataSaya membeli produk Mizone yang
mencerminkan gaya hidup modern
27. Saya membeli produk Mizone yang memberi
kesan produk Mizone dapat membuat segar
kembali setelah meminumnya
28. Saya membeli produk Mizone yang menampilkan
karakter merek yang aktif dan segar
29. Saya membeli produk Mizone yang pesan
iklannya mudah diingat
30. Saya membeli produk Mizone yang durasi
penayangan iklannya singkat
☺ TERIMA KASIH ATAS KERJA SAMA ANDA☺
93
Lampiran 3. Hasil pengolahan data regresi untuk Consumer Decision Model
Regression Analysis: B versus F
The regression equation is
B = 3,65 + 0,762 F
Predictor Coef SE Coef T P
Constant 3,652 1,278 2,86 0,005
F 0,76240 0,07416 10,28 0,000
S = 2,18716 R-Sq = 51,9% R-Sq(adj) = 51,4%
Analysis of Variance
Source DF SS MS F P
Regression 1 505,56 505,56 105,68 0,000
Residual Error 98 468,80 4,78
Total 99 974,36
Correlations: F; B
Pearson correlation of F and B = 0,720
P-Value = 0,000
Residual
Pe
rce
nt
86420-2-4-6-8
99,9
99
95
90
80
7060504030
20
10
5
1
0,1
Normal Probability Plot of the Residuals(response is B)
Regression Analysis: C versus F
The regression equation is
C = 5,62 + 0,625 F
Predictor Coef SE Coef T P
Constant 5,619 1,797 3,13 0,002
F 0,6247 0,1043 5,99 0,000
S = 3,07544 R-Sq = 26,8% R-Sq(adj) = 26,1%
94
Lanjutan lampiran 3.
Analysis of Variance
Source DF SS MS F P
Regression 1 339,47 339,47 35,89 0,000
Residual Error 98 926,91 9,46
Total 99 1266,39
Correlations: C; F
Pearson correlation of C and F = 0,518
P-Value = 0,000
Residual
Pe
rce
nt
1050-5-10
99,9
99
95
90
80
7060504030
20
10
5
1
0,1
Normal Probability Plot of the Residuals(response is C)
Regression Analysis: A versus F
The regression equation is
A = 2,79 + 0,665 F
Predictor Coef SE Coef T P
Constant 2,786 1,749 1,59 0,115
F 0,6647 0,1015 6,55 0,000
S = 2,99439 R-Sq = 30,4% R-Sq(adj) = 29,7%
Analysis of Variance
Source DF SS MS F P
Regression 1 384,34 384,34 42,86 0,000
Residual Error 98 878,71 8,97
Total 99 1263,04
Correlations: A; F
Pearson correlation of A and F = 0,552
P-Value = 0,000
95
Lanjutan Lampiran 3.
Residual
Pe
rce
nt
1050-5-10
99,9
99
95
90
80
7060504030
20
10
5
1
0,1
Normal Probability Plot of the Residuals(response is A)
Regression Analysis: C versus B
The regression equation is
C = 6,06 + 0,612 B
Predictor Coef SE Coef T P
Constant 6,064 1,640 3,70 0,000
B 0,61232 0,09714 6,30 0,000
S = 3,03225 R-Sq = 28,8% R-Sq(adj) = 28,1%
Analysis of Variance
Source DF SS MS F P
Regression 1 365,32 365,32 39,73 0,000
Residual Error 98 901,07 9,19
Total 99 1266,39
Correlations: C; B
Pearson correlation of C and B = 0,537
P-Value = 0,000
Residual
Pe
rce
nt
1050-5-10
99,9
99
95
90
80
7060504030
20
10
5
1
0,1
Normal Probability Plot of the Residuals(response is C)
96
Lanjutan Lampiran 3.
Regression Analysis: A versus B
The regression equation is
A = 2,44 + 0,701 B
Predictor Coef SE Coef T P
Constant 2,438 1,530 1,59 0,114
B 0,70099 0,09063 7,73 0,000
S = 2,82888 R-Sq = 37,9% R-Sq(adj) = 37,3%
Analysis of Variance
Source DF SS MS F P
Regression 1 478,79 478,79 59,83 0,000
Residual Error 98 784,25 8,00
Total 99 1263,04
Correlations: A; B
Pearson correlation of A and B = 0,616
P-Value = 0,000
Residual
Pe
rce
nt
1050-5-10
99,9
99
95
90
80
7060504030
20
10
5
1
0,1
Normal Probability Plot of the Residuals(response is A)
Regression Analysis: I versus C
The regression equation is
I = 1,93 + 0,790 C
Predictor Coef SE Coef T P
Constant 1,935 1,309 1,48 0,143
C 0,79020 0,07880 10,03 0,000
S = 2,80403 R-Sq = 50,6% R-Sq(adj) = 50,1%
Analysis of Variance
97
Lanjutan Lampiran 3.
Source DF SS MS F P
Regression 1 790,76 790,76 100,57 0,000
Residual Error 98 770,53 7,86
Total 99 1561,29
Correlations: I; C
Pearson correlation of I and C = 0,712
P-Value = 0,000
Regression Analysis: P versus I
The regression equation is
P = 2,81 + 0,815 I
Predictor Coef SE Coef T P
Constant 2,8085 0,7355 3,82 0,000
I 0,81491 0,04815 16,93 0,000
S = 1,90244 R-Sq = 74,5% R-Sq(adj) = 74,3%
Analysis of Variance
Source DF SS MS F P
Regression 1 1036,8 1036,8 286,47 0,000
Residual Error 98 354,7 3,6
Total 99 1391,5
Correlations: P; I
Pearson correlation of P and I = 0,863
P-Value = 0,000
Residual
Pe
rce
nt
1050-5-10
99,9
99
95
90
80
7060504030
20
10
5
1
0,1
Normal Probability Plot of the Residuals(response is I)
98
Lanjutan Lampiran 3.
Residual
Pe
rce
nt
5,02,50,0-2,5-5,0-7,5
99,9
99
95
90
80
7060504030
20
10
5
1
0,1
Normal Probability Plot of the Residuals(response is P)
Regression Analysis: I versus C; A
The regression equation is
I = 1,14 + 0,555 C + 0,328 A
Predictor Coef SE Coef T P
Constant 1,138 1,286 0,89 0,378
C 0,5550 0,1089 5,10 0,000
A 0,3279 0,1090 3,01 0,003
S = 2,69563 R-Sq = 54,9% R-Sq(adj) = 53,9%
Analysis of Variance
Source DF SS MS F P
Regression 2 856,45 428,22 58,93 0,000
Residual Error 97 704,84 7,27
Total 99 1561,29
Correlations: I; C; A
I C
C 0,712
0,000
A 0,654 0,718
0,000 0,000
99
Lanjutan Lampiran 3.
Residual
Pe
rce
nt
5,02,50,0-2,5-5,0
99,9
99
95
90
80
7060504030
20
10
5
1
0,1
Normal Probability Plot of the Residuals(response is I)
Residual
Fre
qu
en
cy
630-3-6-9
25
20
15
10
5
0
Histogram of the Residuals(response is I)
Fit ted Value
Re
sid
ua
l
252015105
10
5
0
-5
-10
Residuals Versus the Fitted Values(response is I)
100
Lanjutan Lampiran 3.
Regression Analysis: A versus F; B
The regression equation is
A = 0,90 + 0,271 F + 0,517 B
Predictor Coef SE Coef T P
Constant 0,899 1,695 0,53 0,597
F 0,2708 0,1362 1,99 0,050
B 0,5167 0,1287 4,01 0,000
S = 2,78723 R-Sq = 40,3% R-Sq(adj) = 39,1%
Analysis of Variance
Source DF SS MS F P
Regression 2 509,49 254,74 32,79 0,000
Residual Error 97 753,56 7,77
Total 99 1263,04
Correlations: A; F; B
A F
F 0,552
0,000
B 0,616 0,720
0,000 0,000
Residual
Pe
rce
nt
1050-5-10
99,9
99
95
90
80
7060504030
20
10
5
1
0,1
Normal Probability Plot of the Residuals(response is A)
101
Lanjutan Lampiran 3.
Residual
Fre
qu
en
cy
630-3-6-9
25
20
15
10
5
0
Histogram of the Residuals(response is A)
Fit ted Value
Re
sid
ua
l
222018161412108
5,0
2,5
0,0
-2,5
-5,0
-7,5
-10,0
-12,5
Residuals Versus the Fitted Values(response is A)
Regression Analysis: C versus F; B
The regression equation is
C = 4,20 + 0,328 F + 0,389 B
Predictor Coef SE Coef T P
Constant 4,199 1,806 2,32 0,022
F 0,3282 0,1452 2,26 0,026
B 0,3890 0,1372 2,83 0,006
S = 2,97063 R-Sq = 32,4% R-Sq(adj) = 31,0%
Analysis of Variance
Source DF SS MS F P
Regression 2 410,40 205,20 23,25 0,000
Residual Error 97 855,99 8,82
Total 99 1266,39
102
Lanjutan Lampiran 3.
Correlations: C; F; BC F
F 0,518
0,000
B 0,537 0,720
0,000 0,000
Residual
Pe
rce
nt
1050-5-10
99,9
99
95
90
80
7060504030
20
10
5
1
0,1
Normal Probability Plot of the Residuals(response is C)
Residual
Fre
qu
en
cy
6420-2-4-6
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Histogram of the Residuals(response is C)
Fit ted Value
Re
sid
ua
l
2422201816141210
8
6
4
2
0
-2
-4
-6
-8
Residuals Versus the Fitted Values(response is C)
103
Lanjutan Lampiran 3.Regression Analysis: I versus F
The regression equation is
I = 7,09 + 0,452 F
Predictor Coef SE Coef T P
Constant 7,086 2,195 3,23 0,002
F 0,4518 0,1274 3,55 0,001
S = 3,75762 R-Sq = 11,4% R-Sq(adj) = 10,5%
Analysis of Variance
Source DF SS MS F P
Regression 1 177,56 177,56 12,58 0,001
Residual Error 98 1383,73 14,12
Total 99 1561,29
Correlations: I; F
Pearson correlation of I and F = 0,337
P-Value = 0,001
Regression Analysis: P versus C
The regression equation is
P = 2,99 + 0,730 C
Predictor Coef SE Coef T P
Constant 2,993 1,263 2,37 0,020
C 0,72973 0,07602 9,60 0,000
S = 2,70515 R-Sq = 48,5% R-Sq(adj) = 47,9%
Analysis of Variance
Source DF SS MS F P
Regression 1 674,35 674,35 92,15 0,000
Residual Error 98 717,15 7,32
Total 99 1391,50
Correlations: C; P
Pearson correlation of C and P = 0,696
P-Value = 0,000
Regression Analysis: P versus A
The regression equation is
P = 4,81 + 0,712 A
Predictor Coef SE Coef T P
Constant 4,815 1,131 4,26 0,000
A 0,71201 0,07790 9,14 0,000
S = 2,76861 R-Sq = 46,0% R-Sq(adj) = 45,5%
104
Lanjutan Lampiran 3.Analysis of Variance
Source DF SS MS F P
Regression 1 640,31 640,31 83,53 0,000
Residual Error 98 751,19 7,67
Total 99 1391,50
Correlations: A; P
Pearson correlation of A and P = 0,678
P-Value = 0,000
Stepwise Regression: B versus Fmodern; Fkesan; ...
Alpha-to-Enter: 0,15 Alpha-to-Remove: 0,15
Response is B on 5 predictors, with N = 100
Step 1 2 3 4
Constant 9,527 5,901 4,756 3,511
Fkarakter 1,93 1,54 1,33 1,22
T-Value 6,61 5,73 5,01 4,66
P-Value 0,000 0,000 0,000 0,000
Fmodern 1,38 1,11 1,10
T-Value 5,30 4,22 4,28
P-Value 0,000 0,000 0,000
Fmudah diingat 0,84 0,81
T-Value 3,05 3,03
P-Value 0,003 0,003
Fdurasi 0,65
T-Value 2,70
P-Value 0,008
S 2,62 2,32 2,23 2,16
R-Sq 30,84 46,38 51,12 54,61
R-Sq(adj) 30,14 45,27 49,59 52,70
Mallows C-p 47,3 17,1 9,3 4,1
Stepwise Regression: C versus Fmodern; Fkesan; ...
Alpha-to-Enter: 0,15 Alpha-to-Remove: 0,15
Response is C on 5 predictors, with N = 100
Step 1 2 3
Constant 9,894 7,110 6,058
Fkarakter 1,73 1,30 1,21
T-Value 4,80 3,62 3,33
P-Value 0,000 0,000 0,001
105
Lanjutan Lampiran 3.Fmudah diingat 1,27 1,08
T-Value 3,56 2,87
P-Value 0,001 0,005
Fmodern 0,56
T-Value 1,55
P-Value 0,123
S 3,23 3,06 3,04
R-Sq 19,04 28,38 30,14
R-Sq(adj) 18,21 26,90 27,95
Mallows C-p 13,1 2,5 2,2
Stepwise Regression: A versus Fmodern; Fkesan; ...
Alpha-to-Enter: 0,15 Alpha-to-Remove: 0,15
Response is A on 5 predictors, with N = 100
Step 1 2 3
Constant 5,707 3,731 2,647
Fkarakter 2,28 1,98 1,88
T-Value 7,00 5,92 5,60
P-Value 0,000 0,000 0,000
Fmudah diingat 0,90 0,70
T-Value 2,72 2,03
P-Value 0,008 0,045
Fmodern 0,58
T-Value 1,73
P-Value 0,087
S 2,93 2,84 2,81
R-Sq 33,31 38,03 39,90
R-Sq(adj) 32,63 36,76 38,03
Mallows C-p 8,6 3,2 2,3
Stepwise Regression: C versus Bmodern; Bkesan; ...
Alpha-to-Enter: 0,15 Alpha-to-Remove: 0,15
Response is C on 5 predictors, with N = 100
Step 1 2 3
Constant 10,221 7,259 6,144
Bkarakter 1,76 1,63 1,26
T-Value 4,81 4,61 3,10
P-Value 0,000 0,000 0,003
Bdurasi singkat 0,99 0,91
T-Value 2,91 2,69
106
Lanjutan Lampiran 3.
P-Value 0,004 0,008
Bkesan 0,72
T-Value 1,79
P-Value 0,077
S 3,23 3,12 3,08
R-Sq 19,10 25,59 27,99
R-Sq(adj) 18,27 24,06 25,74
Mallows C-p 11,8 5,1 3,9
Stepwise Regression: A versus Bmodern; Bkesan; ...
Alpha-to-Enter: 0,15 Alpha-to-Remove: 0,15
Response is A on 5 predictors, with N = 100
Step 1 2 3
Constant 6,241 5,172 4,166
Bkarakter 2,29 1,88 1,52
T-Value 6,88 5,25 3,78
P-Value 0,000 0,000 0,000
Bmodern 0,93 0,89
T-Value 2,70 2,61
P-Value 0,008 0,011
Bmudah diingat 0,68
T-Value 1,83
P-Value 0,070
S 2,95 2,86 2,82
R-Sq 32,56 37,27 39,39
R-Sq(adj) 31,87 35,97 37,49
Mallows C-p 11,2 5,7 4,4
Stepwise Regression: I versus Cmodern; Ckesan; ...
Alpha-to-Enter: 0,15 Alpha-to-Remove: 0,15
Response is I on 5 predictors, with N = 100
Step 1 2 3 4
Constant 6,449 3,768 3,114 2,520
Ckesan 2,78 1,97 1,67 1,19
T-Value 8,31 5,07 4,13 2,34
P-Value 0,000 0,000 0,000 0,021
Cmodern 1,40 1,22 1,19
T-Value 3,63 3,15 3,09
P-Value 0,000 0,002 0,003
Cdurasi singkat 0,79 0,76
T-Value 2,15 2,08
P-Value 0,034 0,040
107
Lanjutan Lampiran 3.
Ckarakter 0,71
T-Value 1,55
P-Value 0,124
S 3,06 2,88 2,83 2,81
R-Sq 41,35 48,36 50,73 51,95
R-Sq(adj) 40,75 47,30 49,19 49,93
Mallows C-p 19,6 7,8 5,1 4,7
Stepwise Regression: I versus Amodern; Akesan; ...
Alpha-to-Enter: 0,15 Alpha-to-Remove: 0,15
Response is I on 5 predictors, with N = 100
Step 1 2 3
Constant 8,781 5,320 4,671
Amodern 2,49 1,86 1,59
T-Value 7,14 5,53 4,26
P-Value 0,000 0,000 0,000
Amudah diingat 1,71 1,45
T-Value 5,08 3,91
P-Value 0,000 0,000
Akesan 0,67
T-Value 1,58
P-Value 0,116
S 3,24 2,89 2,87
R-Sq 34,20 48,03 49,36
R-Sq(adj) 33,53 46,96 47,77
Mallows C-p 27,4 3,5 3,0
Stepwise Regression: P versus Imodern; Ikesan; ...
Alpha-to-Enter: 0,15 Alpha-to-Remove: 0,15
Response is P on 5 predictors, with N = 100
Step 1 2 3 4
Constant 5,989 3,868 3,178 2,841
Imudah 2,96 1,94 1,41 1,06
T-Value 11,37 6,84 4,62 3,34
P-Value 0,000 0,000 0,000 0,001
Ikarakter 1,69 1,45 1,24
T-Value 5,92 5,22 4,47
P-Value 0,000 0,000 0,000
Idurasi singkat 1,02 0,91
T-Value 3,54 3,26
P-Value 0,001 0,002
Imodern 0,84
T-Value 2,97
108
Lanjutan Lampiran 3.
P-Value 0,004
S 2,47 2,13 2,02 1,94
R-Sq 56,88 68,33 71,98 74,36
R-Sq(adj) 56,44 67,68 71,11 73,28
Mallows C-p 65,4 24,5 12,8 6,0
109
Lampiran 4. Korelasi antar peubah faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen (X)
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10
X1 1,000 -0,063 0,044 0,376 0,211 0,395 0,269 0,136 0,233 0,168
X2 -0,063 1,000 0,436 0,279 0,305 0,083 0,134 0,272 0,163 0,262
X3 0,044 0,436 1,000 0,318 0,259 0,072 0,106 0,177 0,192 0,094
X4 0,376 0,279 0,318 1,000 0,231 0,415 0,622 0,374 0,308 0,463
X5 0,211 0,305 0,259 0,231 1,000 0,221 0,214 0,333 0,241 0,076
X6 0,395 0,083 0,072 0,415 0,221 1,000 0,484 0,397 0,389 0,342
X7 0,269 0,134 0,106 0,622 0,214 0,484 1,000 0,413 0,251 0,442
X8 0,136 0,272 0,177 0,374 0,333 0,397 0,413 1,000 0,457 0,344
X9 0,233 0,163 0,192 0,308 0,241 0,389 0,251 0,457 1,000 0,481
X10 0,168 0,262 0,094 0,463 0,076 0,342 0,442 0,344 0,481 1,000
X11 0,302 0,049 0,089 0,313 0,212 0,556 0,383 0,485 0,463 0,596
X12 0,283 -0,037 0,177 0,304 0,077 0,274 0,429 0,206 0,172 0,326
X13 0,104 0,137 0,066 0,306 -0,006 0,126 0,335 0,284 0,382 0,391
X14 0,016 0,205 0,129 0,255 0,096 0,257 0,271 0,416 0,369 0,307
X15 0,226 0,084 0,209 0,314 0,309 0,380 0,377 0,224 0,350 0,235
X16 0,118 0,062 0,140 0,287 0,141 0,284 0,311 0,273 0,366 0,314
X17 0,339 0,103 0,228 0,204 0,358 0,419 0,151 0,166 0,265 0,303
X18 0,434 0,049 0,293 0,495 0,227 0,439 0,382 0,236 0,266 0,290
X19 0,333 0,271 0,329 0,386 0,293 0,378 0,222 0,382 0,385 0,223
X20 0,288 0,262 0,276 0,238 0,316 0,411 0,157 0,316 0,412 0,190
X21 0,202 -0,084 0,025 0,411 0,044 0,405 0,473 0,372 0,248 0,231
X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X110
X1 0,302 0,283 0,104 0,016 0,226 0,118 0,339 0,434 0,333 0,288
X2 0,049 -0,037 0,137 0,205 0,084 0,062 0,103 0,049 0,271 0,262
X3 0,089 0,177 0,066 0,129 0,209 0,140 0,228 0,293 0,329 0,276
X4 0,313 0,304 0,306 0,255 0,314 0,287 0,204 0,495 0,386 0,238
X5 0,212 0,077 -0,006 0,096 0,309 0,141 0,358 0,227 0,293 0,316
X6 0,556 0,274 0,126 0,257 0,380 0,284 0,419 0,439 0,378 0,411
X7 0,383 0,429 0,335 0,271 0,377 0,311 0,151 0,382 0,222 0,157
X8 0,485 0,206 0,284 0,416 0,224 0,273 0,166 0,236 0,382 0,316
X9 0,463 0,172 0,382 0,369 0,350 0,366 0,265 0,266 0,385 0,412
X10 0,596 0,326 0,391 0,307 0,235 0,314 0,303 0,290 0,223 0,190
X11 1,000 0,395 0,312 0,278 0,289 0,235 0,373 0,250 0,287 0,256
X12 0,395 1,000 0,327 0,200 0,289 0,304 0,283 0,420 0,308 0,136
X13 0,312 0,327 1,000 0,694 0,319 0,383 0,175 0,173 0,219 0,220
X14 0,278 0,200 0,694 1,000 0,384 0,457 0,196 0,187 0,227 0,235
X15 0,289 0,289 0,319 0,384 1,000 0,568 0,404 0,336 0,256 0,281
X16 0,235 0,304 0,383 0,457 0,568 1,000 0,212 0,251 0,284 0,266
X17 0,373 0,283 0,175 0,196 0,404 0,212 1,000 0,479 0,250 0,320
X18 0,250 0,420 0,173 0,187 0,336 0,251 0,479 1,000 0,532 0,418
X19 0,287 0,308 0,219 0,227 0,256 0,284 0,250 0,532 1,000 0,796
X20 0,256 0,136 0,220 0,235 0,281 0,266 0,320 0,418 0,796 1,000
X21 0,243 0,318 0,335 0,363 0,310 0,368 0,155 0,404 0,237 0,305
110
Lampiran 5. Hasil Canonical Correlation
Canonical Analysis Summary (Spreadsheet1) Canonical R: ,76861 Chi²(105)=179,17p=,00001
Left - Set Right - Set
No. of variables 5 21
Variance extracted 100,000% 32,8776%
Total redundancy 36,5607% 11,5743%
Variables: 1 Y1 X1
2 Y2 X2
3 Y3 X3
4 Y4 X4
5 Y5 X5
6 X6
7 X7
8 X8
9 X9
10 X10
11 X11
12 X12
13 X13
14 X14
15 X15
16 X16
17 X17
18 X18
19 X19
20 X20
21 X21
Chi-Square Tests with Successive Roots Removed (Spreadsheet1)
Canonicl - R Canonicl - R-sqr. Chi-sqr. df p Lambda - Prime
0 0,768606 0,590755 179,1677 105 0,000009 0,123005
1 0,604634 0,365582 102,7785 80 0,044324 0,300566
2 0,534012 0,285169 63,8720 57 0,248076 0,473766
3 0,455951 0,207892 35,1689 36 0,507965 0,662767
4 0,404089 0,163288 15,2425 17 0,578023 0,836712
111
Lanjutan Lampiran 5.
Plot of Canonical Correlations
1 2 3 4 5
Number of Canonical Roots
0,0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
Va
lue
Canonical Variables: Var. 1 (left set) by 1 (right set)
-3 -2 -1 0 1 2 3 4
Left set
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
Rig
ht s
et
112
Lanjutan Lampiran 5.
Factor Structure, left set (Spreadsheet1)
Root 1 Root 2 Root 3 Root 4 Root 5
Y1 0,537630 0,774065 0,171743 -0,270244 -0,096180
Y2 0,889992 0,144140 -0,029149 0,108444 -0,417767
Y3 0,790171 0,228420 0,561932 0,050065 -0,071968
Y4 0,156330 0,442942 0,291986 0,459057 -0,695251
Y5 0,065275 0,141813 0,437877 -0,171998 -0,868509
Factor Structure, right set (Spreadsheet1)
Root 1 Root 2 Root 3 Root 4 Root 5
X1 0,261572 0,337984 0,007377 -0,213472 -0,086931
X2 0,116797 0,158711 0,429378 0,321848 -0,190144
X3 0,070366 0,131956 0,048872 -0,099588 -0,111713
X4 0,419416 0,046984 0,249734 -0,181083 -0,249264
X5 0,018782 0,622180 0,040987 0,038208 -0,394072
X6 0,253847 0,301987 0,014449 -0,038930 -0,240624
X7 0,165266 0,180305 0,303457 -0,198225 -0,014268
X8 0,109917 0,323650 -0,039631 -0,156640 -0,434434
X9 0,260724 0,118998 0,257414 -0,181809 -0,492315
X10 0,373797 -0,005364 0,333865 -0,002095 -0,462749
X11 0,184177 0,014710 -0,026488 0,097099 -0,469994
X12 -0,198166 -0,075461 0,327179 -0,168946 -0,340246
X13 0,388973 -0,292991 -0,100051 -0,026216 -0,313736
X14 0,351043 0,022649 -0,101864 0,088381 -0,101372
X15 0,179682 0,384580 0,240434 -0,195151 -0,186715
X16 0,399862 0,027787 0,418409 -0,128829 -0,043728
X17 0,360565 0,183056 0,044854 0,013003 -0,531143
X18 0,520822 0,320503 0,201828 -0,183391 -0,051002
X19 0,383906 0,417941 0,111720 0,284077 -0,293845
X20 0,521048 0,354625 0,030237 0,014326 -0,305260
X21 0,301575 -0,072828 0,113937 -0,134236 -0,072562
113
Lanjutan Lampiran 5.
Canonical Weights, left set (Spreadsheet1)
Root 1 Root 2 Root 3 Root 4 Root 5
Y1 -0,047054 1,181628 -0,33399 -0,67685 0,155057
Y2 0,889787 -0,443962 -1,14269 -0,02220 -0,577330
Y3 0,378416 -0,403500 1,46699 0,30065 0,642630
Y4 -0,345653 0,683123 0,06737 1,36555 -0,150900
Y5 -0,177449 -0,430715 0,41114 -1,03242 -0,823318
Canonical Weights, right set (Spreadsheet1)
Root 1 Root 2 Root 3 Root 4 Root 5
X1 0,045860 0,306092 -0,075655 -0,184022 0,243947
X2 -0,036671 -0,119180 0,768319 0,487375 0,100787
X3 -0,109890 0,005973 -0,389716 -0,243226 0,125666
X4 0,292203 -0,460406 0,022211 -0,310751 -0,380189
X5 -0,168157 0,439272 -0,172526 0,110698 -0,268225
X6 -0,173060 0,146547 -0,353072 0,003523 -0,097357
X7 -0,000166 0,213698 0,271385 0,028846 0,559967
X8 -0,154053 0,319852 -0,318272 -0,614268 -0,358361
X9 -0,164438 -0,145119 0,485860 -0,216432 -0,226478
X10 0,130898 0,330691 0,034681 -0,028727 -0,286691
X11 0,173291 -0,404035 -0,083472 0,494057 0,123050
X12 -0,703556 -0,201327 0,399633 -0,337596 -0,411676
X13 0,247235 -0,448650 -0,543338 -0,088027 -0,360858
X14 0,069175 0,256871 -0,211768 0,283221 0,413728
X15 -0,241148 0,474506 0,073383 -0,179918 -0,066628
X16 0,398509 -0,238901 0,467621 -0,064193 0,285589
X17 0,208367 -0,207135 0,023304 0,263883 -0,490541
X18 0,513838 0,176479 0,164888 -0,327015 0,503764
X19 -0,145670 0,397195 -0,033891 1,459221 -0,080320
X20 0,481305 -0,081655 -0,093845 -0,956143 -0,084207
X21 -0,033013 -0,242749 0,130083 0,376983 -0,014204
Top Related