ANALISA SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM) PADA
PENYAMBUNGAN PLAT (Al-Al) (Cu-Al) (Cu-CuZn) MENGGUNAKAN
METODE FRICTION STIR WELDING SINGLE SIDE
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Teknik Mesin Fakultas Teknik
Oleh:
DWI FAJAR KURNIAWAWAN
D 200 120 148
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ANALISA SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM) PADA PENYAMBUNGAN
PLAT (Al-Al) (Cu-Al) (Cu-CuZn) MENGGUNAKAN METODE FRICTION STIR
WELDING SINGLE SIDE
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
DWI FAJAR KURNIAWAN
D 200 120 148
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen Pembimbing
Ir. Bibit Sugito, M.T
ii
HALAMAN PENGESAHAN
ANALISA SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM) PADA PENYAMBUNGAN
PLAT (Al-Al) (Cu-Al) (Cu-CuZn) MENGGUNAKAN METODE FRICTION STIR
WELDING SINGLE SIDE
Oleh:
DWI FAJAR KURNIAWAN
D 200 120 148
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Selasa, 13 Agustus 2019
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji :
1. Ir. Bibit Sugito, MT (………………….)
(Ketua Dewan Penguji)
2. Patna Partono, ST, MT (………………….)
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Ir. Agus Hariyanto, MT (………………….)
(Anggota II Dewan Penguji)
Dekan,
iii
Ir. H. Sri Sunarjono, MT. Ph.D.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam
daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan
saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 13 Agustus 2019
Penulis
DWI FAJAR KURNIAWAN
D 200 120 148
ANALISA SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM) PADA
PENYAMBUNGAN PLAT (Al-Al) (Cu-Al) (Cu-CuZn) MENGGUNAKAN
METODE FRICTION STIR WELDING SINGLE SIDE
Abstrak
Proses penyambungan logam dengan teknik pengelasan banyak diaplikasikan di industri
transportasi seperti otomotif, perkapalan, kereta api dan pesawat terbang. Dalam
perjalanannya sambungan las mengalami beberapa koreksi penyempurnaan dan hal ini
dapat dicapai dengan perkembangan teknologi las yang pesat sekarang ini. Salah satu
jenis proses las yang relatif baru adalah friction stir welding (FSW). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui proses serta hasil karakteristik yang terjadi pada saat
pengelasan metode metode friction stir welding (FSW) single side dengan variasi
material sambunagan aluminium dengan alumunium, tembaga dengan aluminium, dan
tembaga dengan kuningan, pengujian di lakukan dengan menggunakan pengujian
scanning electron microscopy (SEM). Pengelasan pada penelitian ini menggunakan
material aluminium, tembaga dan kuningan, sambungan menggunakan butt joint,
parameter yang digunakan adalah kecepatan putar 1250 rpm, kecepatan pemakanan 12.5
mm/menit. Analisa dilakukan dengan melihat kekuatan sambungan, hasil pengelasan
dibandingkan dengan pengelasan lainnya. Hasil pengujian ini menunjukan hasil
karakteristik permukaan yang halus dan pada sambungan sama jenis dan kurang halus
pada sambungan beda jenis, dari hasil foto SEM teridentifikasi adanya cacat produk
yaitu void, crack dan porosity. Unsur komposisi yang terbentuk masih didominisi oleh
base metal material yaitu Al, Cu dan CuZn.
Kata Kunci: FSW, SEM, Beda Material, Komposisi Kimia
Abstract
The process of connecting metals with welding techniques is widely applied in the
transportation industry such as automotive, shipping, railways and airplanes. In the
course of the weld connection there are some corrective corrections and this can be
achieved with the rapid development of welding technology today. One type of welding
process that is relatively new is friction stir welding (FSW). This study aims to
determine the process and characteristic results that occur when welding a single side
method of friction stir welding (FSW) with variations of aluminum shielding material
with aluminum, copper and aluminum, and copper with brass, testing is done using
scanning electron microscopy testing (SEM). Welding in this study uses aluminum,
copper and brass material, the connection uses a butt joint, the parameters used are the
rotational speed of 1250 rpm, the feed speed is 12.5 mm / minute. Analysis is done by
looking at the strength of the connection, the results of welding compared to other
welding. The results of this test show the results of the characteristics of the smooth
surface and on the joints of the same type and less smooth on the joints of different
types, from the results of SEM photos identified product defects namely void, crack and
2
porosity. The composition elements formed are still dominated by base metal materials,
namely Al, Cu and CuZn.
Keywords: FSW, SEM, Different Materials, Chemical Composition
1. PENDAHULUAN
Semakin luas penggunaan las dalam penyambungan yang mempengaruhi kebutuhan
penggunaan teknologi las. Teknologi pengelasan terbagi dalam beberapa jenis. Salah
satu jenis proses las yang relatif baru adalah Friction Stir Welding (FSW). FSW sendiri
ditemukan oleh Wayne Thomas di The Welding Institute (TWI) pada tahun 1991 dan
mendapat aplikasi paten pertama di United Kingdom pada bulan Desember 1991.
Secara umum FSW memiliki beberapa keuntungan dibanding las konvensional
atau las fusion (lebur) seperti las busur (arc welding). Keuntungan FSW tersebut antara
lain adalah mengurangi percikan api, tidak terbentuk porositas, tidak menggunakan gas
apapun dalam proses las, tidak ada perubahan volume material secara signifikan,
persiapan pengelasan yang sederhana, tidak membutuhkan logam pengisi dan tidak
menghasilkan asap dampak lingkungan yang negatif (Esmaeili dkk, 2011).
Salah satu pemanfaatan teknologi FSW saat ini adalah untuk pengelasan
sambungan logam yang berbeda jenis (dissimilar). Penyambungan logam yang berbeda,
seperti aluminium dengan baja, aluminium dengan magnesium, aluminium dengan
tembaga, dan baja dengan nikel, mampu memaksimalkan kemampuan terbaik yang
dimiliki kedua material. Banyak penggunaan di pembangkit tenaga, kebutuhan militer,
dan industri listrik yang mudah untuk menggabungkan material yang berbeda
(dissimilar) dengan berbagai cara pengelasan lebur dan metode pengelasan padat, hal ini
dilakukan untuk mengurangi berat, peningkatan ketahanan korosi, dan keuletan yang
tinggi. Solidification defects, intermetallic compound dan penggunaan panas tinggi telah
membuat prosedur peleburan (fusion) tidak atraktif untuk penggabungan material yang
berbeda. Prosedur pengelasan FSW dapat menurunkan atau menghilangkan cacat yang
disebabkan oleh pelelehan seperti, porosity, residual thermal stresses dan impurities,
karena saat temperatur pengelasan dalam proses ini lebih rendah dari pada titik leleh
logam dasar (Esmaeili dkk, 2011).
Scanning Electron Microscopy (SEM) adalah sebuah mikroskop elektron yang
didesain untuk mengamati permukaan objek solid secara langsung, SEM memiliki
perbesaran 10 - 3.000.000 kali, depth of field 4 - 0.4 mm dan resolusi sebesar 1 - 10 nm.
3
Kombinasi dari perbesaran yang tinggi, depth of field yang besar, resolusi yang baik,
kemampuan untuk mengetahui komposisi dan informasi kristalografi membuat SEM
banyak digunakan untuk keperluan penelitian dan industry (Prasetyo, 2011).
Penelitian ini akan ditujukan untuk mengetahui lebih jelas mengenai struktur
mikro sambungan las material non fero (sejenis dan tidak sejenis) yaitu antara
alumunium dengan alumuniaum, tembaga dengan alumunium, dan tembaga dengan
kuningan. Untuk mengetahuin struktur mikro pengujian ini akan menggunakan
pengujian SEM (Scanning Electron Microscopy) dan EDX. Diharapkan dari proses
FSW ini didapat kesimpulan bagaimana pengaruh material yang disambung terhadap
struktur mikronya.
2. METODE
2.1 Alat Penelitian
Alat Pengelasan : Mesin Milling dan Tool Joint
Alat Bantu : Jangka sorong, mesin potong, kikir, gergaji, cekam, amplas,
Infrared
Pyrometer, kain, resin dan catalys, cairan etsa, mistar dan
spidol.
Alat pengujian : Alat uji Scanning Electron Microscopy (SEM) yang dilengkapi
dengan system Energi Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDX)
model
SU3500.
2.2 Bahan Penelitian
Material : Aluminium, Tembaga, Kuningan
Tool Joint : Baja VCN (AISI 4340)
2.3 Tempat Penelitian
Tempat Penelitian : Laboratorium Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Laboratorium Logam Politeknik Manufaktur Ceper
Klaten Laboratorium Solo Technopark, Laboratorium Terpadu
LIPI Yogyakarta.
4
2.4 Proses Penelitian
a. Persiapan
Melakukan persiapan dengan membuat ataupun meminjam alat yang akan
digunakan pada saat proses penelitian, yaitu : pencekam material, tool joint dan
mesin milling serta alat penunjangnya. Membeli material yang akan digunakan
saat penelitian yaitu : material aluminium, tembaga dan kuningan.
b. Pengelasan
Proses penelitian menggunakan parameter yang sudah ditentukan, sebagai
berikut:
Parameter pengelasan
- Rotation speed : 1250 Rpm
- Feeding : 12.5 mm/menit
- Kemiringan tool : 1°
- Depth plunge : 1.4 mm
c. Pengerjaan lanjut spesimen
Hasil pengelasan dibuat sesuai dengan standar yang digunakan, yaitu :
- Pengujian Scanning Elctron Microscopy (SEM) ASTM E2809.
d. Melakukan pengujian dengan menggunakan standar yang sudah ditentukan.
e. Hasil pengujian mengambil data serta mencatatnya untuk dilakukan proses analisa
dan pembahasan lebih lanjut.
5
2.5 Diagram Alir Penelitian
Gambar 1. Diagram alir penelitian
Proses Pengelasan
Material
Al-Cu
Material
Al-Al
Material
Cu-CuZn
Mulai
Studi pustaka dan Studi Lapangan
Persiapan Bahan dan Alat
Pembuatan Spesimen Pengujian
Uji SEM (Scanning Electron Microscopy) Dan EDX (Energy Dispersive X-ray Spectroscopy)
ASTM E2809
Hasil Pengujian
Analisa dan Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
Uji Komposisi Kimia
Tidak
Berhasil
6
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengelasan FSW
Hasil penelitian ini, proses pengelasan dilakukan menggunakan 3 material
yang berbeda. Hasil penelitian dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Parameter :
Material : Non Fero
Rotation speed : 1250 Rpm
Feed rate : 12.5 mm/menit
Tilt angle : 1°
Depth plunge : 1.4 mm
1) Pengelasan Material Al (Aluminium) dengan Al (Aluminium)
Hasil pengelasan :
Permukaan halus
Pengelasan stabil
Suhu pengelasan ± 130˚ C
Gambar 2. Hasil pengelasan aluminium dengan aluminium
2) Pengelasan Cu (Tembaga) dengan Al (Aluminium)
Hasil pengelasan :
Permukaan kurang halus
Pengelasan stabil
Suhu pengelasan ± 180˚ C
7
Gambar 3. Hasil pengelasan tembaga dengan aluminium
3) Pengelasan Cu (Tembaga) dengan CuZn (Kuningan)
Hasil pengelasan :
Permukaan kurang halus
Pengelasan kurang stabil
Suhu pengelasan ± 300˚ C
Gambar 4. Hasil pengelasan tembaga dengan kuningan
3.2 Hasil Pengujian SEM dam EDX
Pengujian SEM (Scanning Electron Microscope) dan EDX (Energy Dispersive
X-Ray) dilakukan di Laboratorium LIPI Yogyakarta. Pengujian struktur mikro
ini dilakukan untuk mengamati perubahan struktur pada material hasil
pengelasan karena pengaruh panas yang terjadi pada saat proses pengelasan
friction stir welding. Selain itu dengan EDX juga dapat mengetahui unsur –
unsur apa saja yang berada khususnya pada area base metal dan sambungan.
3.2.1 Analisis Hasil Pengujian SEM dan EDX pada pengelasan FSW antara Al
(Aluminium) dan Al (Aluminium)
Gambar 5. Mikrograf SEM dari sambungan pengelasan FSW antara Al-Al
8
Gambar 5. menunjukkan hasil pemindaian dengan SEM sambungan las FSW
antara Al-Al dengan pebesaran mencapai 5000 kali. Pada perbesaran ini teridikasi
terdapat cacat berupa rongga pada sambungan las FSW di karenakan pin tool pada saat
digunakan belum mendapatkan suhu yang dapat meleburkan aluminium tersebut,
namun stelah mendpatkan suhu yg di inginkan ± 130˚ C (rata-rata) permukaan halus
dan permukaan stabil. Selain itu juga adanya porositas yang terbentuk di sekitar
permukaan sambungan las, hal tersebut dikarenakan udara terperangkap pada material
tersebut pada saat pengelasan berlangsung. Pada hasil SEM ini tidak terindikasi adanya
unsur lain selain Al, lebih jelas nya dapat di lihat pada hasil EDX.
Gambar 6. Mikrograf SEM untuk line analysis sambungan FSW antara Al-Al
Gambar 6. menunjukkan dimana dari line analysis EDX diambil, kandungan Al
pure 100%, seperti di tunjukkan pada hasil EDX (tabel 1.) menunjukkan kandungan Al
murni 100% di karenakan sambungan ini satu unsur material, tidak ada perubahan unsur
yang terjadi pada saat pengelasan akibat suhu yang berubah.
Tabel 1. Hasil line analysis EDX untuk sambungan las FSW antara Al - Al
Element Weight % Atomic % Error % Net Int.
Al 100 100 1,39 2254,12
9
Gambar 7. Line analysis sambungan las FSW antara Al - Al
3.2.2 Analisis Hasil Pengujian SEM dan EDX pada pengelasan FSW antara Cu
(Tembaga) dengan Al (Aluminium)
Gambar 8. Mikrograf SEM dari sambungan pengelasan FSW antara Cu - Al
Dari gambar 8. menunjukkan hasil uji SEM pada material hasil pengelasan
dari sambungan las FSW antara Cu dengan Al, dari hasil foto SEM teridentifikasi
bahwa pengelasan antara Cu dengan Al berhasil dilakukan hal tersebut di buktikan
dengan adanya daerah difusi antara unsur CU dan AL, namun dari gambar 8. juga
terlihat adanya cacat produk yang terjadi diantaranya kotoran yang terperangkap
pada sambungan las, crack (keretakan pada sambungan) terjadinya crack
10
dikarenakan pada saaat proses pengelasan terjadinya panas yang berlebih akibat gaya
gesek antara tool pin dengan material disebabkan titik leleh antara Cu dan AL
berbeda serta di dorong oleh faktor pendinginan, dan voids (porositas) terjadi karena
adanya udara yang terperangkap di material hasil pengelasan. Pada base metal Cu
terdapat garis melintang yang terjadi pada proses preparasi sebelum pengujian SEM
di lakukan. Pada hasil SEM ini terindikasi adanya unsur lain selain Al dan Cu, lebih
jelas nya dapat di lihat pada hasil EDX.
Gambar 9. Mikrograf SEM untuk line analysis pengelasan FSW Cu - Al
Gambar 9. menunjukkan dimana proses dari line analysis EDX dengan perbesaran
5000 kali. Kandungan unsur pada specimen pengelasan FSW antara tembaga dan
aluminium dapat kita lihat dari hasil EDX (tabel 2.) di mana menunjukkan Al dengan
unsur terbanyak yaitu 71,18% atom sedangkan unsur Cu hanya 15,86% atom di
karenakan saat pengelasan unsur Al lebih cepat meleleh dari pada Cu jadi kandungan
pada HAZ lebih bnyak Al. Pada sambungan ini pula terdapan unsur lain yang terdeteksi
yaitu O mencapai 12,96% atom.
Tabel 2. Hasil line analysis EDX untuk sambungan las FSW antara Cu – Al
Element Weight % Atomic % Error % Net Int.
O 6,61 12,96 7,71 90,01
Al 61,25 71,18 4,62 1273,18
Cu 32,14 15,86 4,14 65,29
11
Gambar 10. Line analysis sambungan las FSW antara Cu - Al
3.2.3 Analisis Hasil Pengujian SEM dan EDX pada pengelasan FSW antara Cu
(Tembaga) dan CuZn (Kuningan)
Gambar 11. Mikrograf SEM dari sambungan pengelasan FSW antara Cu - CuZn
Di lihat pada gambar 11. merupakan sambungan las FSW antara tembaga dan
kuningan, dari uji SEM tersebut didapat info pengelasan antara Cu dengan CuZn
berhasil di lakukan hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya daerah difusi pada
12
daerah stir zone antara unsur Cu dan CuZn. Pada foto SEM tersebut dapat kita lihat
terdapat garis melintang dikarenakan proses preparasi sebelum melakukan pengujian,
saat di lakukan pengujian pada ukuran 5000 kali terlihat adanya oksidasi pada material
tersebut dan teridentifikasi bahwa material beda unsur antara Cu dan CuZn ketika
dilakukan pengelasan FSW dapat tersambung dengan baik tidak dan terdapat cacat
produk crack ataupun voids. Hasil SEM ini terindikasi adanya unsur lain selain Cu dan
CuZn, lebih jelas nya dapat di lihat pada hasil EDX.
Gambar 12. Mikrograf SEM untuk line analysis dari sambungan pengelasan FSW
antara Cu - CuZn
Pada gambar 12. menunjukkan dimana proses dari line analysis EDX di ambil
yaitu pada perbesaran 5000 kali, line analysis diambil pada titik sambungan (HAZ)
pengelasan dimana pada sambungan itu terdapan unsur unsur yang tetap dan berubah di
karenakan proses pengelasan FSW. Unsur-unsur yang terkandung pada sambungan
tembaga dan kuningan di dominasi oleh Cu, sebesar Cu = 76.42% atom, kandungan
dari Cu yang besar di pengaruhi oleh dua base metal tembaga dan kuningan yang
memiliki unsur Cu yang sama, unsur lain dari kuningan (CuZn) Zn pada titik line
analysis terdeteksi sebesar Zn = 16.07% atom, unsur lain yang terdapat pada
sambungan material beda jenis terdapat O = 16.71% atom.
13
Tabel 3. Hasil line analysis EDX untuk sambungan las FSW antara Cu - CuZn
Element Weight % Atomic % Error % Net Int.
O 4,78 16,71 7,63 95,84
Cu 76,42 67,22 3,56 221,59
Zn 18,79 16,07 5,56 40
Gambar 13. Line analysis sambungan las FSW antara Cu-CuZn
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1) Dari proses pengelasan friciton stir welding single side diperoleh hasil
karakteristik permukaan yang halus dapat dilihat pada sambungan sama jenis Al-
Al, namun pada sambungan beda jenis Cu-Al dan Cu-CuZn kurang halus di
karenakan perbedaan suhu titik lebur antara kedua material, hal ini pun
berpenaruh pada saat ketiga specimen dilakukan proses pengelasan dengan
menggunakan parameter rotation speed 1250 Rpm dan feed rate 12.5 mm/menit
materal Cu-CuZn pada proses pengelasan kurang stabil, menyebabkan tool joint
tergerus dan meja kerja tersendat,berbeda dengan Al-Al dan Cu-Al proses
pengelasan stabil.
2) Hasil foto SEM pada pengelasan Al-Al, Cu-Al, dan Cu-CuZn terlihat adanya
pencampuran material dan berhasil namun dari ketiga material terdapat cacat
produk void, crack dan oksidasi. Pada sambungan Al-Al teridentifikasi adanya
14
cacat produk di antaranya porosity yang terdapat di sekitar heat affected zone
(HAZ), dan pada sambungan Cu-Al adanya garis lintang, crack, dan porosity.
Sementara pada sambungan Cu-CuZn hanya terdapat garis lintang preparasi dan
oksidasi yang terlihat.
3) Komposisi unsur kimia yang terbentuk pada material hasil pengelasan FSW untuk
sambungan sama jenies Al-Al pure 100% atom Aluminium, pada sambungan Cu-Al
terdapat unsur terbnyak Al= 71,18% atom, Cu= 15,86% atom, dan terdapat unsur baru
O mencapai 12,96% atom, dan sambungan las Cu-CuZn didominasi unsur Cu= 76,42%
atom, Zn=16,07% atom dan terdapan unsur O= 16,71% atom. Terdapat unsur baru O di
karenakan pada saat melakukan pengelasan terdapat udara yang terperangkap pada
sambungan.
4.2 Saran
Pada penelitian ini, bahwa masih banyak terdapat kekurangan. Oleh sebab itu
penulis memberikan beberapasaran:
1) Mendalami dan mempelajari lebih banyak tentang FSW, dengan mencari
referensi yang banyak tentang pengujian yang akan dilakukan.
2) Dalam menjalankan praktek waktu pengelasan alat dan bahan harus
dipersiapkan dan membuat bahan cadangan yang lebih.
3) Untuk tool joint yang digunakan lebih baik dilakukan treatmen terlebih dahulu
karena akan meningkatkan nilai kekerasan pada permukaan tool joint itu
sendiri.
4) Selalu mensetting jalur pengelasan terlebih dahulu sebelum melakukan
pengelasan untuk memastikan tool joint sesuai jalur pengelasan.
5) Dari hasil pengelasan bila perlu mengulangi lagi untuk mendapatkan hasil yang
terbaik supaya mempermudah dalam mendapatkan data hasil pengujian yang
akan dilakukan selanjutnya.
6) Mematuhi aturan pada laboratorium dan K3.
DAFTAR PUSTAKA
ASM Handbook Vol 9, 2004, Metallography And Microstructure, ASM International.
Esmaeili, A., Givi, M.K. Besharati., Rajani, H.R. Zareie., 2011, A Metallurgical and
Mechanical Study on Dissimilar Friction Stir welding of Aluminum 1050 to Brass
(CuZn30).
ESAB, Friciton Stir Welding Technical Handbook, www.esab.com
15
Fujii, H., Cui, L., Maedadkk, M., 2006, Effect Of Tool Shape On Mechanical Properties
and Microstructure Of Friction Stir Welded Allumunium Alloys, Materials
Science and Engineering A 419: 25–31.
Goldstein, J., Newbury, D.E., dkk, 2003, Scanning Electron Microscopy and X-Ray
Microanalysis, edisi ketiga, New York
https://www.springer.com/gp/book/9780306472923
Hartanto, 2018, Analisis struktur mikro dan kekuatan pada penyambungan plat Cu-Cu,
Cu-CuZn dan Cu-Al menggunakan metode friction stir welding single slide, Tugas
Akhir S-1, Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
http://eprints.ums.ac.id/68261/11/NASKAH%20PUBLIKASI-22.pdf
Mishra, R.S., Ma, Y.z, 2005, Friction Stir Welding And Processing Materials
Science and Engineering, R 50: 1–78.
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0927796X05000768
Mishra, R.S., dan Mahoney, M.W., 2007 Friction stir welding And Processing Material
Science and Engineering,
Prasetyo, Y. 2011. Scanning Electron Microscopy (SEM) dan Optical Emission
Spectroscopy(OES).
https://yudiprasetyo53.wordpress.com/2011/11/07/scanning-electron-microscope-sem-
dan-optical-emission-spectroscope-oes/ (diakses 13 Maret 2019)
Wiryosumarto, H., Okumura, T., 1994,Teknologi Pengelasan Logam, Cetakan Ke-6,
PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Zhang , Q.Z ., Gong ,W.B., and Liu, w.,2014, Microstructure and mechanical
properties of dissimilar Al−Cu joints by friction stir welding.
Top Related