Download - An Ense Fali

Transcript
Page 1: An Ense Fali

askep anencephaly

BAB IPENDAHULUAN

A.      Latar  Belakang

Tiap tahunnya 4.130 bayi di Amerika lahir dengan cacat tabung saraf dan hampir 1.200-nya

meninggal. Setelah fortifikasi, terjadi penurunan tiap tahunnya, menjadi 3.000 bayi, dengan 840

kematian. Demikian hasil penelitian dari Pusat Pencegahan dan Pengawasan Penyakit Amerika

(CDC). Kasus spina bifida sendiri turun menjadi 31 persen, dan anensefalus turun menjadi 16

persen.

Anensefalus ialah otak yang tidak berkembang sempurna disebabkan karena kegagalan dari

tabung saraf untuk menutup pada bagian ujung atasnya yang dapat mengakibatkan keguguran,

janin mati dalam kandungan atau bayi yang mati setelah dilahirkan.

Untuk pencegahannya diberikan asam folat 400 mikrogram sehari pada wanita usia subur

atau selambat-lambatnya pada wanita yang sedang hamil pada awal trimester pertama (3 bulan

pertama) dimana merupakan saat-saat terpenting pembentukan tabung saraf. Pemberian dapat

berupa suplemen atau asam folat yang dapat ditemukan dalam makanan dan minuman seperti

susu, sereal dan lain-lain.

Penurunan kasus ini akan lebih besar lagi bila lebih banyak wanita usia subur yang

mengkonsumsi asam folat sedini mungkin sebelum pembuahan terjadi. Karena pembentukan

tabung saraf dimulai pada awal trimester pertama maka banyak di antara ibu-ibu yang tidak

menyadari bila mereka telah hamil dan harus segera mendapat asupan asam folat. Saat ini di

Amerika baru sekitar 30 – 35 persen wanita usia subur subur yang mengkonsumsi asam folat.

BAB IIPEMBAHASAN

A.KONSEP TEORI

A.       DEFINISI

Anensefalus adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak tidak

terbentuk. Anensefalus adalah suatu kelainan tabung saraf (suatu kelainan yang terjadi pada awal

perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk otak dan korda

spinalis).

Page 2: An Ense Fali

Anencephaly adalah cacat perkembangan serius dari sistem saraf pusat di mana otak dan

tengkorak kubah yang terlalu cacat. Cerebrum dan cerebellum berkurang atau tidak ada, namun

otak belakang hadir. Anencephaly adalah bagian dari spektrum defek tabung saraf (NTD). Cacat

ini terjadi jika tabung saraf gagal menutup selama minggu keempat ketiga untuk pembangunan,

yang menyebabkan hilangnya janin, lahir mati, atau kematian neonatus.

Anencephaly, seperti bentuk lain dari NTDs, umumnya mengikuti pola transmisi

multifaktorial, dengan interaksi beberapa gen serta faktor lingkungan, meskipun baik gen

maupun faktor lingkungan yang baik ditandai. Dalam beberapa kasus, anencephaly mungkin

disebabkan oleh kelainan kromosom, atau mungkin menjadi bagian dari proses yang lebih

kompleks yang melibatkan gen tunggal cacat atau gangguan pada membran ketuban.

Anencephaly dapat dideteksi sebelum lahir dengan ultrasonografi dan pertama mungkin dicurigai

sebagai hasil dari tes peningkatan serum ibu alfa-fetoprotein (MSAFP) penyaringan. Asam folat

telah terbukti menjadi agen pencegahan mujarab yang mengurangi potensi risiko anencephaly

dan NTDs lain dengan sekitar dua pertiga.

B.       ETIOLOGI

Anensefalus terjadi jika tabung saraf sebelah atas gagal menutup, tetapi penyebabnya

yang pasti tidak diketahui. Penelitian menunjukkan kemungkinan anensefalus berhubungan

dengan racun di lingkungan juga kadar asam folat yang rendah dalam darah. Anensefalus

ditemukan pada 3,6-4,6 dari 10.000 bayi baru lahir. Faktor resiko terjadinya anensefalus adalah:

- Riwayat anensefalus pada kehamilan sebelumnya

- Kadar asam folat yang rendah.

Resiko terjadinya anensefalus bisa dikurangi dengan cara meningkatkan asupan asam folat

minimal 3 bulan sebelum hamil dan selama kehamilan bulan pertama.

C.      GEJALA

Ibu : polihidramnion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak)

Pada Bayi :

- Bayi tidak memiliki tulang tengkorak

-Bayi tidak memiliki otak (hemisfer serebri dan serebelum)

- Bayi kelainan pada gambaran wajah

- Bayi kelainan jantung.

Page 3: An Ense Fali

D.      

Asam Folat Rendah

Genetik

PATOFISIOLOGI

Kerusakan pada Jaringan Pembentuk Otak dan Korda Spinalis

Anenchepalitis

Tidak Ada Otak/ Tempurung Otak

Kelainan Jantung

Gangguan Perfusi Jaringan

Resiko Terjadinya Infeksi

Gangguan penurunan curah jantung

Kematian

 

Page 4: An Ense Fali

Dalam embrio manusia normal, lempeng saraf muncul sekitar 18 hari setelah pembuahan.

Selama minggu keempat pembangunan, lempeng saraf invaginates sepanjang garis tengah

embrio untuk membentuk alur saraf. Tabung saraf dibentuk sebagai penutupan alur saraf

berlangsung dari tengah ke ujung di kedua arah, dengan penyelesaian antara hari 24 untuk akhir

hari tengkorak dan 26 untuk akhir caudal. Gangguan dari proses penutupan yang normal

menimbulkan NTDs. Anencephaly hasil dari kegagalan penutupan tabung saraf pada akhir

tengkorak embrio berkembang. Tidak adanya otak dan calvaria mungkin parsial atau lengkap.

Kebanyakan kasus anencephaly mengikuti pola pewarisan multifaktorial, dengan

interaksi beberapa gen serta faktor lingkungan. Gen-gen tertentu yang paling penting dalam

NTDs belum diidentifikasi, meskipun gen yang terlibat dalam metabolisme folat diyakini

penting. Satu gen tersebut, methylenetetrahydrofolate reduktase (MTHFR), telah terbukti

berhubungan dengan risiko NTDs. Pada tahun 2007, suatu gen kedua, membran terkait protein

signaling kompleks yang disebut VANGL1, juga terbukti berhubungan dengan risiko cacat

tabung saraf.

Berbagai faktor lingkungan tampaknya berpengaruh dalam penutupan tabung saraf.

Paling menonjol, asam folat dan folates alami lainnya memiliki efek pencegahan yang kuat.

Antimetabolites Folat, diabetes ibu, obesitas ibu, mikotoksin dalam makanan jagung yang

terkontaminasi, arsen, dan hipertermia dalam pengembangan awal telah diidentifikasi sebagai

stresor yang meningkatkan risiko NTDs, termasuk anencephaly.

E.       MANIFESTASI KLINIS

Gejala klinis sangat bervariasi, tergantung malformasi serebral yang terjadi, termasuk

hidrosefalus dan banyaknya jaringan otak yang mengalami displasia dan masuk ke dalam

kantung encephalocele. Jika hanya mengandung meningen saja, prognosisnya lebih baik dan

dapat berkembang normal. Gejala-gejala sehubungan dengan malformasi otak adalah mental

retardasi, ataxia spastik, kejang, buta dan gangguan gerakan bola mata. Sebenarnya diagnosis

perinatal dapat ditegakkan dengan pemeriksaan USG, alfa feto protein cairan amnion dan serum

ibu.

Page 5: An Ense Fali

Hampir semua encephalocele memerlukan intervensi bedah saraf, kecuali massanya

terlalu besar dan dijumpai mikrosefali yang jelas. Bila mungkin, tindalan bedah sedini mungkin

untuk menghindari infeksi, apalagi bila ditemui kulit yang tidak utuh dan perlukaan di kepala.

Pada neonatus apabila dijumpai ulkus pada encephalocele atau tidak terjadi kebocoran

cairan serebrospinal, operasi segera dilakukan. Pada encephalocele yang ditutupi kulit kepala

yang baik, operasi dapat ditunda sampai keadaan anak stabil. Tujuan operasi adalah menutup

defek (watertight dural closure), eksisi masa otak yang herniai serta memelihara fungsi otak.

F.        PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah:

        Kadar asam lemak dalam serum ibu hamil

        Amniosentesis (untuk mengetahui adanya peningkatan kadar alfa-fetoprotein)

        Kadar alfa-fetoprotein meningkat (menunjukkan adanya kelainan tabung saraf)

        Kadar estriol pada air kemih ibu

        USG.

Bayi yang menderita anensefalus tidak akan bertahan, mereka lahir dalam keadaan

meninggal.

G.      PENCEGAHAN

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah cacat bawaan. Inilah beberapa di 

antaranya:

a.       Wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kelainan cacat bawaan hendaknya lebih

waspada karena bisa diturunkan secara genetik. “Lakukan konseling genetik sebelum hamil”.

b.      Usahakan untuk tidak hamil jika usia ibu sudah mencapai 40 tahun.

c.       Lakukan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care yang rutin, dan usahakan untuk melakukan

USG minimal tiap trimester.

d.      Jalani pola hidup sehat. Hentikan kebiasaan merokok dan hindari asap rokok, selain juga alkohol

dan narkoba karena dapat menghambat pertumbuhan janin serta memperbesar peluang terjadinya

kelainan kongenital dan keguguran. Kelainan kongenital adalah penyebab keguguran yang paling

besar, misalnya jika paru-paru janin tidak dapat berkembang sempurna.

e.       Penuhi kebutuhan akan asam folat. Dalam pemeriksaan, dokter akan memberi suplemen asam

folat ini.

Page 6: An Ense Fali

f.       Hindari asupan vitamin A berdosis tinggi. Vitamin A termasuk jenis vitamin yang tak larut

dalam air, tapi larut dalam lemak. Jadi, bila kelebihan akan tertimbun dalam tubuh. Dampaknya

antara lain janin mengalami urogenital abnomali (terdapat gangguan sistem kencing dalam

kelamin), mikrosefali (ukuran kepala kecil), terdapat gangguan kelenjar adrenal.

g.      Jangan minum sembarang obat, baik yang belum ataupun sudah diketahui memberi efek buruk

terhadap janin.

h.      Pilih makanan dan masakan yang sehat. Salah satunya, hindari daging yang dimasak setengah

matang (steak atau sate). Dikhawatirkan, daging itu masih membawa kuman penyakit yang

membahayakan janin dan ibunya.

i.        Kalau ada infeksi, obatilah segera : terutama infeksi TORCH (TOksoplasma, Rubela,

Citomegalo, dan Herpes). Paling baik, lakukan tes TORCH pada saat kehamilan masih

direncanakan, bukan setelah terjadinya pembuahan. Jika ibu diketahui sedang terinfeksi,

pengobatan bisa langsung dilakukan.

H.      ANJURAN

             Dianjurkan setiap wanita usia subur yang telah menikah untuk mengkonsumsi

multivitamin yang mengandung 400 mcg asam folat setiap harinya. Sedang wanita yang pernah

melahirkan anak dengan cacat tabung saraf sebelumnya, dianjurkan untuk mengkonsumsi asam

folat yang lebih tinggi yaitu 4 mg saat sebelum hamil dan selama kehamilannya.

Tidak mengkonsumsi alkohol samasekali selama kehamilannya. Alkohol dapat

menimbulkan fetal alcohol syndrome (FAS), yaitu suatu kondisi dimana anak mengalami

gangguan perkembangan, paras wajah yang tidak normal dan gangguan dari sistem saraf pusat.

Saat kehamilan, dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium yang disebut dengan Alpha

Feto-Protein (AFP) untuk melihat adanya kelainan janin, seperti spina bifida dan anensefalus.

Selain itu, tindakan lebih lanjut dapat digunakan dengan mengambil sampel villi korealis dari

janin dan cairan ketuban (amniosentesis), bagi wanita hamil yang telah berusia di atas 35 tahun,

atau pada wanita yang berisiko tinggi melahirkan bayi cacat.

Yang tidak kalah pentingnya adalah melakukan asuhan antenatal secara teratur.

Konsultasikan dengan dokter mengenai penyakit yang Anda derita seperti diabetes, epilepsi

(ayan) dan lainnya, juga obat-obat yang pernah Anda konsumsi selama kehamilan.

ASUHAN KEPERAWATAN

Page 7: An Ense Fali

1.    PENGKAJIAN

a.    Data biografi

b.    Riwayat Kesehatan

1)   Penyakit yang pernah diderita (terutama penyakit infeksi)

2)   Riwayat imunisasi.

3)   Riwayat tumbuh kembang

Tahap pertumbuhan dan perkembangan untuk anak usia 12 sampai 18 bulan menurut

Soetjiningsih (1995) :

(1)      Tahap pertumbuhan :

a)    Perkiraan berat badan ideal untuk usia 1 tahun dengan menggunakan rumus “umur (tahun) x 2 +

8” = 10 kg.

b)   Perkiraan tinggi badan untuk umur 1 tahun = 75 cm.

c)    Perkiraan jumlah pertumbuhan gigi untuk anak usia 1 tahun yaitu sebanyak 6 – 8 gigi.

d)   Lingkar lengan atas ideal untuk anak usia 1 tahun = 16 cm.

(2)      Tahap perkembangan :

a)    Berjalan dan mengeksplorasikan rumah serta sekeliling rumah.

b)   Menyusun 2 – 3 kotak.

c)    Dapat mengucapkan 5 – 10 kata.

d)   Memperlihat rasa cemburu dan rasa bersaing.

(3)      Penilaian perkembangan berdasarkan Test Denver.

a)    Motorik kasar : berdiri sendiri, berjalan dengan baik, membungkuk dan berdiri, berjalan

mundur.

b)   Motorik halus : mencorat – coret, menaruh kubus di cangkir

c)    Bahasa : mengucapkan 3 kata.

d)   Sosial : bermain bola, menirukan gerakan, minum dari cangkir, menggunakan sendok / garpu.

4) Riwayat pemberian makan.

5) Riwayat kesehatan lingkungan : kebersihan lingkungan tempat tinggal, sumber air bersih,

ventilasi.

c.    Pemeriksaan fisik

a)    Perubahan pada gambaran wajah

Page 8: An Ense Fali

b)   Tidak terbentuknya tempurung otak atau otak

c)    CRT > 3 detik

d)   Takikardia

e)    TD 

2.    DIAGNOSA

1)   Resiko terjadinya infeksi b/d tidak adanya tempurung otak

2)   Penurunan curah jantung b/d adanya defek struktur jantung

3)   Perubahan perfusi jaringan perifer b/d berkurangnya aliran darah ke seluruh jaringan

3.    PERENCANAAN

1)        DX 1: Resiko terjadinya infeksi b/d tidak adanya tempurung otak

Tujuan             :   Infeksi tidak terjadi

Kriteria hasil    :  - Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi seperti : suhu tubuh meningkat,

leukosit meningkat

Intervensi :

a)    Berikan istirahat yang cukup

R/    Dengan istirahat yang cukup dapat meningkatkan kondisi fisik sehingga diharapkan daya

tahan tubuh lebih baik

b)   Kaji tanda-tanda infeksi (adanya peningkatan suhu tubuh, leukosit meningkat)

R/    Dengan mengetahui tanda-tanda infeksi secara dini, infeksi dapat segera ditangani

c)    Berikan nutrisi yang seimbang

R/    Nutrisi yang seimbang dapat meningkatkan daya tahan tubuh pasien

d)   Hindari kontak langsung dengan pasien yang mengalami infeksi

R/    Dapat meningkatkan resiko anak terkena infeksi nasokomal

2)        DX 2:  Penurunan curah jantung b/d adanya defek struktur jantung

Tujuan             :   Perbaikan curah jantung

Kriteria hasil   :   -     Tekanan darah, nadi dalam batas normal

                       -     Tidak terjadi perubahan perfusi jaringan perifer

Intervensi :

a)    Monitor nadi dan tekanan darah

Page 9: An Ense Fali

R/    Nadi yang meningkat dan tekanan darah yang menurun dapat menunjukkan adanya

penurunan curah jantung

b)   Kaji adanya perubahan perfusi jaringan perifer

R/    Untuk mengetahui apakah pasien mengalami sianosis

c)    Cegah peningkatan suhu

R/    Suhu yang meningkat menyebabkan kebutuhan akan O2 juga meningkat

d)   Delegatif dalam pemberian terapi Linoxin

R/    Terapi Linoxin dapat membantu memperbaiki curah hujan

3)        DX 3:  Perubahan perfusi jaringan perifer b/d berkurangnya aliran darah ke seluruh jaringan

Tujuan             :   Perfusi jaringan kembali normal

Kriteria hasil    :   -     Pasien tidak mengalami sianosis

-      Kulit pasien tidak pucat

-      Kapiler refill kembali < 3 detik

Intervensi :

a)    Kaji adanya sianosis

R/    Mengetahui adanya sianosis atau tidak pada pasien sehingga dapat dilakukan tindakan yang

tepat

b)   Batasi aktivitas pasien

R/    Aktivitas pasien dapat meningkatkan kebutuhan oksigen

c)    Berikan terapi O2 pada pasien

R/    Apabila kebutuhan O2 terpenuhi maka sianosis dapat diatasi

d)   Kaji kapiler refill pada pasien

R/    Menunjukkan adanya kecukupan O2 pada tingkat jaringan

4.    IMPLEMENTASI

Implementasi keperawatan adalah tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana

tindakan keperawatan.

Implementasi adalah tahap ketiga dari proses keperawatan dimana rencana keperwatan

dilaksanakan, melaksanakan / aktivitas yang lebih ditentukan.

5.    EVALUASI

Evaluasi keperawatan dibuat berdasarkan dari rencana tujuan.

Page 10: An Ense Fali

BAB 3PENUTUP

Kesimpulan

Anensefalus adalah suatu kelainan tabung saraf (suatu kelainan yang terjadi pada awal

perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk otak dan korda

spinalis). Resiko terjadinya anensefalus bisa dikurangi dengan cara meningkatkan asupan asam

folat minimal 3 bulan sebelum hamil dan selama kehamilan bulan pertama. 

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba , Candranita Manuaba, dan Fajar Manuaba. 2008. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC :

Jakarta.

Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 5 Vol. 13 Nelson

Patofisiologi Untuk Keperawatan dr. Jan Tambayang

Diagnosa Keperawatan, edisi 8 Lynda Juall Carpenito

DEFINISIANENSEFALUS adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak tidak terbentuk. Anensefalus merupakan suatu kelainan tabung saraf (suatu kelainan yang terjadi pada awal perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk otak dan korda spinalis).

ETIOLOGIAnensefalus terjadi jika tabung saraf sebelah atas gagal menutup, tetapi penyebabnya yang pasti tidak diketahui. Penelitian menunjukkan kemungkinan anensefalus berhubungan dengan racun di lingkungan, juga kadar asam folat yang rendah dalam darah. Anensefalus ditemukan pada 3,6-4,6 dari 10.000 bayi baru lahir.Faktor resiko terjadinya anensefalus adalah:

      riwayat anensefalus pada kehamilan sebelumnya      kadar asam folat yang rendah

Resiko terjadinya anensefalus bisa dikurangi dengan cara meningkatkan asupan asam folat minimal 3 bulan sebelum hamil dan selama kehamilan bulan pertama.

GEJALA

Page 11: An Ense Fali

·                Pada ibu: polihidramnion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak)·                Pada bayi:-               Tidak memiliki tulang tengkorak-               Tidak memiliki otak (hemisfer serebri dan serebelum)-               Kelainan pada gambaran wajah-               Kelainan jantung

PEMERIKSAAN      ·         Kadar asam lemak dalam serum ibu hamil·         Amniosentesis (untuk mengetahui adanya peningkatan kadar alfa-fetoprotein·         Kadar alfa-fetoprotein meningkat (menunjukkan adanya kelainan tabung saraf)·         Kadar estriol pada air kemih ibu·         Usg.

Bayi yang menderita anensefalus tidak akan bertahan, mereka lahir dalam keadaan meninggal atau akan meninggal dalam waktu beberapa hari setelah lahir.

PENCEGAHANAda beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah cacat bawaan. Inilah beberapa

di  antaranya:·                Wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kelainan cacat bawaan hendaknya lebih

waspada karena bisa diturunkan secara genetik. “Lakukan konseling genetik sebelum hamil”.·                Usahakan untuk tidak hamil jika usia ibu sudah mencapai 40 tahun.·                Lakukan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care yang rutin, dan usahakan untuk

melakukan USG minimal tiap trimester.·                Jalani pola hidup sehat. Hentikan kebiasaan merokok dan hindari asap rokok, selain juga

alkohol dan narkoba karena dapat menghambat pertumbuhan janin serta memperbesar peluang terjadinya kelainan kongenital dan keguguran. Kelainan kongenital adalah penyebab keguguran yang paling besar, misalnya jika paru-paru janin tidak dapat berkembang sempurna.

·                Penuhi kebutuhan akan asam folat. Dalam pemeriksaan, dokter akan memberi suplemen asam folat ini.

·                Hindari asupan vitamin A berdosis tinggi. Vitamin A termasuk jenis vitamin yang tak larut dalam air, tapi larut dalam lemak. Jadi, bila kelebihan akan tertimbun dalam tubuh. Dampaknya antara lain janin mengalami urogenital abnomali (terdapat gangguan sistem kencing dalam kelamin), mikrosefali (ukuran kepala kecil), terdapat gangguan kelenjar adrenal.

·                Jangan minum sembarang obat, baik yang belum ataupun sudah diketahui memberi efek buruk terhadap janin.

·                Pilih makanan dan masakan yang sehat. Salah satunya, hindari daging yang dimasak setengah matang (steak atau sate). Dikhawatirkan, daging itu masih membawa kuman penyakit yang membahayakan janin dan ibunya.

·                Kalau ada infeksi, obatilah segera : terutama infeksi TORCH (TOksoplasma, Rubela, Citomegalo, dan Herpes). Paling baik, lakukan tes TORCH pada saat kehamilan masih

Page 12: An Ense Fali

direncanakan, bukan setelah terjadinya pembuahan. Jika ibu diketahui sedang terinfeksi, pengobatan bisa langsung dilakukan.

ANJURAN    Dianjurkan setiap wanita usia subur yang telah menikah untuk mengkonsumsi multivitamin yang mengandung 400 mcg asam folat setiap harinya. Sedang wanita yang pernah melahirkan anak dengan cacat tabung saraf sebelumnya, dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat yang lebih tinggi yaitu 4 mg saat sebelum hamil dan selama kehamilannya.

Tidak mengkonsumsi alkohol samasekali selama kehamilannya. Alkohol dapat menimbulkan fetal alcohol syndrome (FAS), yaitu suatu kondisi dimana anak mengalami gangguan perkembangan, paras wajah yang tidak normal dan gangguan dari sistem saraf pusat.Saat kehamilan, dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium yang disebut dengan Alpha Feto-Protein (AFP) untuk melihat adanya kelainan janin, seperti spina bifida dan anensefalus. Selain itu, tindakan lebih lanjut dapat digunakan dengan mengambil sampel villi korealis dari janin dan cairan ketuban (amniosentesis), bagi wanita hamil yang telah berusia di atas 35 tahun, atau pada wanita yang berisiko tinggi melahirkan bayi cacat.

Yang tidak kalah pentingnya adalah melakukan asuhan antenatal secara teratur. Konsultasikan dengan dokter mengenai penyakit yang Anda derita seperti diabetes, epilepsi (ayan) dan lainnya, juga obat-obat yang pernah Anda konsumsi selama kehamilan.

KASUSBerdasarkan  pemeriksaan : Dr. H. ANANDIA YUSKA, SpOGPENTING NYA KONTROL SELAMA MASA KEHAMILAN !!!

Kemaren sore, tanggal 20 Januari 2009 seperti biasa saya melakukan operasi seksio sesaria terhadap seorang ibu berumur 26 tahun. Ini merupakan kehamilan ke 3, dengan 1 orang anak yang hidup dan 1 kali dilakukan kuret tanggal 13 Februari 2008. Setelah dilakukan kuret bulan Februari ini, si ibu tidak pernah muncul lagi untuk kontrol ulang.

Tetapi, tiba-tiba kemaren si ibu datang lagi untuk periksa ke Poli Kebidanan di tempat saya bekerja dengan keadaan sedang hamil lagi. Seperti biasa, saya lakukan anamnesa (tanya jawab) dan saya dapatkan, ternyata si ibu sudah terlambat 21 hari dari taksiran tanggal persalinannya yaitu tanggal 30 Desember 2008. Setelah saya tanyakan kenapa baru sekarang kontrol lagi, si ibu dan suami nya dengan enteng nya menjawab : ” dok, kalo di kampung saya, sudah biasa terlambat dari tanggal persalinan. Malah, ada yang sampe 11 – 12 bulan hamilnya. Ini saja, saya disuruh lagi untuk kontrol ulang ke “tenaga kesehatan” 1 minggu lagi “.

Hhhmmmm…., dijaman yang sudah maju ini, kok masih ada ya yang bangga dengan kesalahan dan ketidaktahuan yang ada didirinya…. Dan yang lebih parah lagi, kok ya si “tenaga kesehatan” ini, yang sudah tahu dengan pasti taksiran tanggal persalinan si ibu ( 30 Desember 2008 ), tidak menganjurkan untuk memeriksakan si ibu ke sarana kesehatan yang lebih baik, minimal untuk dilakukan pemeriksaan USG.

Page 13: An Ense Fali

Sewaktu saya melakukan pemeriksaan rutin USG, semua organ pada janin normal. Kaki, tangan, jantung…semuanya normal. Dan dari USG saya dapatkan janin berjenis kelamin perempuan. Tetapi, perasaan saya tidak enak…. Saya tidak menemukan gambaran tulang kepala janin !

Setelah dijelaskan ke si ibu dan suami nya, bahwa kemungkinan si janin ada kelainan dan juga sudah lewat 21 hari dari tanggal taksiran persalinan, diputuskan untuk melakukan operasi seksio sesaria.

Ternyata, apa yang membuat perasaan saya yang tidak enak itu terbukti. Yang saya temukan sewaktu operasi…begitu miris dihati saya dan tim operasi saya di kamar operasi. Si ibu mengandung bayi ANENSEFALUS !!!

Kalau saja si ibu dari awal kehamilannya sudah melakukan pemeriksaan rutin USG, kelainan ini dapat kita deteksi dari awal kehamilan. Dan kalaulah Anensefalus ini kita temukan pada kehamilan 11 minggu tentu bayinya bisa kita keluarkan (Terminasi Kehamilan), itupun atas permintaan dan persetujuan si ibu dan keluarganya, tapi sekarang kehamilannya sudah cukup bulan bahkan lewat dari tanggal taksiran persalinannya.