ALOKASI LABA ATAU RUGI KEPADA PARA SEKUTU
Laba atau rugi dialokasikan kepada para sekutu pada setiap akhir periode sesuai dengan perjanjian dalam persekutuan. Terdapat beragam rencana distribusi laba atau rugi, kebanyakan persekutuan menggunakan satu atau lebih metode distribusi yaitu:
1. Rasio yang ditetapkan sebelumnya (preselected ratio)2. Bunga atas saldo modal (interest on capital balance)3. Gaji kepada sekutu4. Bonus kepada sekutu
Ilustrasi Alokasi Laba
Selama tahun 2011, persekutuan AB memperoleh pendapatan Rp45.000.000 dan beban Rp35.000.000, sehingga menghasilkan laba Rp10.000.000 pada tahun tersebut. Aldi masih memiliki saldo modal Rp20.000.000 selama tahun berjalan, tetapi investasi modal Bayu selama tahun berjalan berubah-ubah sebagai berikut.
Tanggal Debit Kredit Saldo
1 Januari Rp10.000.0001 Mei Rp3.000.000 7.000.0001 September Rp500.000 7.500.0001 November 1.000.000 6.500.00031 Desember 6.500.000
Nilai debit sebesar Rp300.000 dan Rp1.000.000 dicatat dalam akunpenarikan Bayu, sedangkan tambahan investasi dikredit kea kun modalnya.
Rasio Pembagian Laba secara Arbitrer
Aldi dan Bayu dapat saja menyetujui laba dengan rasio yang tidak ada hubungannya dengan saldo modal atau kondisi operasional persekutuan. Misalnya para sekutu setuju untuk membagi laba atau rugi dengan rasio 60 persen untuk Aldi dan 40 persen untuk Bayu. Table berikut menunjukan bagaimana laba netto didistribusikan menggunakan rasio 3:2.
Aldi Bayu Total
Persentase pembagian laba 60% 40% 100%Laba neto Rp10.000.000Alokasi 60:40 Rp6.000.000 Rp4.000.000 (10.000.000)Total Rp6.000.000 Rp4.000.000 0
Table diatas menggambarkan bagaimana laba netto didistribusikan kea kun modal para sekutu. Distribusi secara actual diselesaikan dengan menutup akun ikhtisar laba rugi. Selain itu, akun penarikan ditutup kepada akun modal pada akhir periode.
31 Desember 2011
Modal, Bayu Rp4.000.000Penarikan—Bayu Rp4.000.000
Menutup penarikan oleh Bayu
Pendapatan Rp45.000.000Beban RP35.000.000Ikhtisar Laba Rugi 10.000.000
Menutup pendapatan dan beban
Ikhtisar Laba Rugi Rp10.000.000Modal, Aldi Rp6.000.000Modal, Bayu 4.000.000
Mendistribusikan laba berdasarkan perjanjian
Bunga atas Saldo Modal
Perjanjian persekutuan dapat memberikan bunga atas saldo modal sekutu sebagai bagian dari distribusi laba. Contohnya, jumlah yang akan didistribusikan dapat berbeda secara signifikan tergantung kepada apakah bung dihitung dari saldo awal modal, saldo akhir modal, atau rata-rata saldo modal selama satu periode. Sebagian besar provisi untuk bunga atas modal menyatakan menggunakan rata-rata tertimbang saldo modal. Metode ini secara eksplisit mengakui kurun waktu dari tingkat modal selama satu periode. Misalnya rata-rata tertimbang saldo modal Bayu untuk tahun 2011 dihitung sebagai berikut:
Tanggal Debit Kredit Saldo Jumlah Bln Bulan x Saldo
1 Januari Rp10.000.000 4 Rp40.000.0001 Mei Rp3.000.000 7.000.000 4 28.000.0001 September Rp500.000 7.500.000 2 15.000.0001 November 1.000.000 6.500.000 2 13.000.000Total 12 Rp96.000.000Rata-rata modal Rp 8.000.000
Jika Aldi dan Bayu setuju menggunakan bunga 15 persen atas rata-rata tertimbang saldo modal dengan sisal aba yang akan didistribusikan pada rasio 60:40, maka distribusi laba Rp10.000.000 akan dihitung sebagai berikut.
Aldi Bayu Total
Persentase laba 60% 40% 100%Rata-rata modal Rp20.000.000 Rp8.000.000Laba neto Rp10.000.000Bunga atas modal 3.000.000 1.200.000 (4.200.000)Sisa laba Rp 5.800.000Alokasi 60:40 3.480.000 2.320.000 (5.800.000)Total Rp 6.840.000 Rp3.520.000 0
Gaji
Gaji yang dibayarkan kepada sekutu sering kali termasuk di dalam rencana distribusi laba untuk mengakui dan memberikan kompensasi atas perbedaan jasa yang diberikan masing-masing sekutu kepada persekutuan.
Untuk menghitung gaji para sekutu, misalnya perjanjian persekutuan menyatakan bahwa gaji yang dibayarkan ke Aldi sejumlah Rp2.000.000 dan Bayu Rp5.000.000. Sisanya akan dibagikan dengan dasar distribusi laba/rugi 60:40. Distribusi laba dihitung sebagai berikut.
Aldi Bayu Total
Persentase laba 60% 40% 100%Laba neto Rp10.000.000Gaji Rp2.000.000 Rp5.000.000 (7.000.000)Sisa laba 3.000.000Alokasi 60:40 1.800.000 1.200.000 (3.000.000)Total Rp3.800.000 Rp6.200.000 0
Bonus
Bonus terkadang digunakan sebagai alat untuk memberikan kompensasi tambahan kepada sekutu yang memberikan jasa kepada persekutuan. Misalnya, bonus sebesar 10 persen dari laba akan dikredit pada modal Bayu jika laba melebihi Rp5.000.000 sebelum dibagikan dengan distribusi laba. Dalam kasus 1, bonus dihitung sebagai persentase dari laba sebelum dikurangi bonus. Dalam kasus 2 bonus dihitung sebagai persentase dari laba setelah dikurangi bonus.
Kasus 1:
Bonus = X% (NI – MIN)
Di mana: X% =persentase bonusNI =laba neto sebelum bonusMIN =jumlah minimum laba sebelum bonus
Bonus = 0,10 (Rp10.000.000 – Rp5.000.000) = Rp500.000
Kasus 2:
Bonus =X% (NI – MIN – Bonus)=0,10 (Rp10.000.000 – Rp5.000.000 – Bonus)=0,10 (Rp5.000.000 – Bonus)=Rp500.000 – 0,10Bonus
0,10Bonus =Rp500.000Bonus =Rp454.545
Distribusi laba neto berdasarkan kasus 2 dihitung sebgai berikut:
Aldi Bayu Total
Persentase laba 60% 40% 100%Laba neto Rp10.000.000Bonus untuk sekutu Rp454.545 (454.545)Sisa laba Rp 9.545.454)Alokasi 60:40 Rp5.727.273 Rp3.818.182 (9.545.454)Total Rp5.727.273 Rp4.272.727 Rp 0
Alokasi Laba dengan Dasar Bertahap
perjanjian persekutuan laba memuat kombinasi dari beberapa prosedur alokasi yang akan digunakan untuk distribusi laba. Misalnya, perjanjian laba atau rugi persekutuan AB menyatakan alokasi dengan metode berikut.
1. Bungan 15 persen dari rata-rata tertimbang saldo modal
2. Gaji sebesar Rp2.000.000 untuk Aldi dan Rp5.000.000 untuk Bayu
3. Bonus 10 persen akan dibayarkan kepada Bayu jika laba persekutuan melebihi Rp5.000.000 sebelum dikurangi bonu, gaji dan bunga atas saldo mmodal.
4. Jika ada sisa akan dialokasikan 60 persen untuk Aldi dan 40 persen untuk Bayu
Berikut ini merupaka distribusi laba/rugi dengan dasar bertahap berdasarkan informasi tambahan di atas.
Aldi Bayu Total
Persentase laba 60% 40% 100%Rata-rata modal Rp20.000.000 Rp8.000.000Laba neto Rp10.000.000Langkah 1:Bunga atas rata-rata modal (15%) Rp 3.000.000 Rp1.200.000 (4.200.000)
Sisa setelah langkah 1 Rp 5.800.000Langkah 2:Gaji Rp 2.000.000 Rp5.000.000 (7.000.000)
Defisit setelah langkah 2 Rp (1.200.000)Langkah 3:Bonus Rp 500.000 (500.000)
Defisit setelah langkah 3 Rp (1.700.000)Langkah 4:Alokasi 60:40 Rp(1020.000) Rp (680.000) Rp 1.700.000Total Rp3.980.000 Rp6.020.000 Rp 0
Dalam kasus ini, dua langkah distribusi pertama menghasilkan deficit. Perjanjian persekutuan AB menyatakan seluruh proses distribusi laba harus diselesaikan dan deficit yang timbul dibagikan dengan rasio laba atau rugi. Perjanjian persekutuan juga dapat menyatakan proses distribusi dihentikan pada tahap mana pun apabila terjadi deficit.
Metode Alokasi Laba Khusus
Beberapa persekutuan mendistribusikan laba neto dengan dasar lain. Misalnya, kebanyakan kantor akuntan public mendistribusikan laba dengan dasar “unit” persekutuan. Seorang sekutu baru memperoleh sejumlah unit dan tambahan unit yang ditugaskan oleh komite kompensasi dengan cara memperoleh klien baru, menyediakan persekutuan dengan keahlian di industry tertentu. Bertugas sebagai managing partner, atau menerima berbagai tanggung jawab lainnya.
Persekutuan lain bias membuat rencana distribusi laba yang mencerminkan laba dari persekutuan. Misalnya, beberapa persekutuan dokter gigi dan medis mengalokasikan laba berdasarkan tagihan atau jasa. Kriteria lain bisa berdasarkan ukuran klien, tahun bekerja diperusahaan, atau posisi sekutu di perusahaan. Keuntungan dari bentuk usaha persekutuan adalah fleksibilitas dalam mendistribusikan laba kepada sekutu.
Top Related