AKTIVITAS DAKWAH KH. MUHAMMAD AMIN NOER
DI PONDOK PESANTREN ATTAQWA PUSAT PUTRA
UJUNG HARAPAN BAHAGIA BEKASI
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Serjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
AHMAD FAUZI
NIM : 109051000163
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
r
AKTIVITAS DAKWAH KH. MUHAMMAD AMIN NOER
DI PONDOK PESANTREN ATTAQWA PUSAT PUTRA
UJUNG HARAPAN BAHAGIA BEKASI
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperolehGelar Serjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
AHMAD FAUZINIM: 109051000163
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 Ht20t3 M
720807 200312 I 003
#I
PENGESAHAN PESERTA UJIAN
Skripsi berjudul Aktivitas Dakrvah KH. Muhammad Amin Noer Di Pondok
Pesantren Attaqrva Pusat Putra Ujung Harapan Bahagia Bekasi, telah
diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakartapada hari Selasa, 1 Oktober 2013. Skripsi ini
diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Serjana Komunikasi Islam
(S.Kom.I.) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam'
Jakarta, I Oktober 2013
Fanitia Sidang Nlunaqasyah
Sekertaris Sidans
Anggota
Penguji I Penguji 2
zal. LK. IVIA0428 199303 r 402 6 199703 2 402
6 199703 2 002 t97207 2.00701 2
NIP. 19720807 200312 | 003
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya, yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata Satu
(S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang digunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan tiruan hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 1 Oktober 2013
Ahmad Fauzi
i
ABSTRAK
Ahmad Fauzi
109051000163
Aktivitas Dakwah KH. Muhammad Amin Noer di Pondok Pesantren Attaqwa
Pusat Putra, Ujung Harapan Bahagia Bekasi
KH. Muhammad Amin Noer adalah seorang ulama yang mengabdikan
hidupnya dalam dakwah di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra Ujung Harapan
Bahagia Bekasi. Beliau dilahirkan di Bekasi, pada usia remaja beliau sudah dapat
menghafal Al-Qur’an dan beberapa hadits shahih. Beliau merupakan seorang kyai
yang sangat memegang peranan penting di daerah Bekasi terutama dalam
menentukan keberhasilan berdirinya sebuah pesantren, seperti yang beliau pimpin
sekarang. Beliau pun aktif dalam beberapa lembaga, yang salah satunya adalah
MUI (Majlis Ulama Indonesia) yang menaungi seluruh ulama di Indonesia.
Batasan dan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
aktivitas dakwah KH. Muhammad Amin Noer di Pondok Pesantren Attaqwa?
Materi dan pesan apa saja yang digunakan KH. Muhammad Amin Noer dalam
aktivitas dakwahnya di Pondok Pesantren Attaqwa? Dan apa saja faktor
penghambat dan pendukung KH. Muhammad Amin Noer dalam aktivitas
dakwahnya di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra Ujung Harapan Bahagia
Bekasi?
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif.
Dan tekhik pengumpulan data yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu
dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Penulis mengambarkan aktivitas
dakwah, materi dan pesan dakwah, dan faktor pendukung dan penghambat KH.
Muhammad Amin Noer di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra Ujung Harapan
Bahagia Bekasi.
Hasil dalam penelitian ini adalah KH. Muhammad Amin Noer dalam
dakwahnya di Pondok Pesantren Attaqwa merupakan upaya dalam
mengembangkan pengetahuan keagamaan yang benar, dengan menggunakan
metode bi Al-Lisan, bi Al-hal, bi Al-qalam, dan ditambah dengan menggunakan
metode bi Al-hikmah, Mau’idzhtil hasanah dan Al-mujadallah billati hiya ahsana.
Ditambah lagi dengan mahabatullah yang beliau praktekan dalam kehidupan
sehari-harinya, seperti kultum setiap subuh, pengajian mingguan, pengajian
bulanan, mengkaji kitab fiqih dan sunnah, serta ceramah dalam setiap acara besar
keagamaan di tempat-tempat lain.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa terucap kepada Allah SWT dari
lisan manusia yang taat kepada – Nya, yang masih memberikan kesempatan
kepada peneliti untuk beribadah kepada- Nya dan untuk bersholawat kepada
kekasih-Nya, serta dengan izin-Nya pula peneliti dapat menyelesaikan penelitian
skripsi ini yang berjudul Aktivitas Dakwah KH. Muhammad Amin Noer Di
Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra Ujung Harapan Bahagia Bekasi.
Sholawat serta salam senantiasa terucap kepada manusia yang mulia, yang
baik ucapannya, yang luhur budi pekertinya, yang tidak pernah lelah untuk
mengajak umatnya kepada jalan yang benar serta yang akan menyelamatkan
umatnya di dunia dan di akhirat beliau adalah Syyidina muhammad SAW Ibnu
Abdillah Ibni Abdul Muthalib.
Dengan akhirnya skripsi ini dapat selesai dengan baik. Berbagai rintangan
penulisan hadapi dalam proses penulisan ini, tetapi itu semua dapat terkendali
karena sebuah kerja keras dan doa yang selalu dipanjatkan. Penulis mengucapkan
beribu-ribu terimakasih terhadap kedua orang tua karena doa dan semangatnya
yang tiada henti-hentinya, begitu pun untuk saudara dan adik-adiku yang tercinta,
yang kerap kali memberi kesenangan ketika penulis merasa kurang baik.
Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
penulisan skripsi ini, diantaranya adalah:
1. Dr. Arif Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu
Komunikasi, kepada Drs. Wahidin Saputra, M.A selaku pudek I,
Drs. Mahmud Jalal, M.A selaku pudek II, Drs. Study Rizal LK, M.A
selaku pudek III di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Kepada ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi Drs. Jumroni. M.Si dan sekertaris Umi Musyarofah,
M.A.
iii
3. H. Zakaria, M.A selaku dosen pembimbing, yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan arahan dan
petunujuk pada setiap proses penulisan skripsi ini.
4. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan dedikasinya sebagai pengajar yang telah memberikan
berbagai arahan dan bimbingan kepada mahasiswa selama masa
perkuliahan.
5. Segenap staf perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
membantu menyediakan buku-buku tentang judul yang penulis teliti.
6. Kepada ketua Yayasan Attaqwa KH. Muhammad Amin Noer, dan Para
Dewan Guru-Guru Attaqwa yang telah senantiasa meluangkan waktunya
untuk membimbing penulisan dalam proses penelitiannya.
7. Keluarga besar KPI Angkatan 2009. Khususnya teman-teman KPI E
Angkatan 2009 yang selalu mengingatkan penulis untuk selalu
bersemangat dalam proses penulisan skripsi ini, yang selalu memberikan
canda dan tawa.
8. Teman-teman KKN Cibitung Kulon Kec. Pamijahan, Kab. Bogor, kang
Asep Dedi Permana, dkk.
9. Buat HMI serta FKMA, sebagai wadah yang dapat menampung setiap
kegelisahan yang kerap kali menderu dan keberadaannya dapat
menghilangkan kejenuhan yang datang.
10. Kepada teman merbot Musollah Al-Hidayah bang Agus, Mang Usin, dan
para pedagang kaki lima di pasar minggu Jakarta selatan, yang tak henti-
hentinya memberikan semangat kepada penulis.
11. Serta seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penulisan skripsi
ini secara langsung atau pun tidak langsung.
Penulis menyadari betul bahwa penulisan skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan, tetapi walau bagaimana pun penulis berusaha untuk
memberikan yang terbaik dari ketidak sempurnaan yang ada. Dengan
demikian segala saran dan kritik yang tertuju pada penulisan ini, penulis
iv
terima dengan lapang dada dan ikhlas. Semoga Allah dapat membalas
segala kebaikan yang penulis terima, amin yaa robbal’alamiin. Terima
Kasih.
Jakarta, 1 Oktober 2013
Ahmad fauzi
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................... 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 5
D. Manfaaat Penelitian .......................................................................... 6
E. Metodologi Penelitian ...................................................................... 7
F. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 9
G. Sistematika Penulisan .................................................................... 10
BAB II. KERANGKA TEORITIS
A. Pengertian Aktivitas ....................................................................... 13
B. Konsep Dakwah ............................................................................. 15
1. Pengertian dan Tujuan Dakwah ............................................... 15
2. Materi dan Metode Dakwah ..................................................... 18
3. Pengertian Da’I ........................................................................ 23
C. Pondok Pesantren ........................................................................... 25
1. Pengertian Pesantren ................................................................ 25
2. Elemen Pesantren ..................................................................... 26
3. Bentuk-bentuk Pondok Pesantren ............................................ 30
vi
BAB III. PROFIL KH. MUHAMMAD AMIN NOER DAN PONDOK
PESANTREN ATTAQWA
A. Riwayat Hidup KH. Muhammad Amin Noer ................................ 34
1. Latar Belakang Keluarga KH. Muhammad Amin Noer .......... 34
2. Latar Belakang Pendidikan KH. Muhammad Amin Noer ....... 35
3. Pengalaman Organisasi KH. Muhammad Amin Noer ............. 37
B. Lingkungan Sosial, Budaya dan Agama
KH. Muhammad Amin Noer ......................................................... 38
1. Kehidupan Sosial KH. Muhammad Amin Noer ...................... 38
2. Kehidupan Budaya KH. Muhammad Amin Noer .................... 39
3. Kehidupan Agama KH. Muhammad Amin Noer .................... 39
C. Gambaran Umum Pondok Pesantren
Attaqwa Pusat Putra Ujung Harapan Bahagia Bekasi ................... 40
1. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Attaqwa ............................ 40
2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Attaqwa ................................ 44
3. Program Kurikulum Pondok Pesantren
Attaqwa Pusat Putra ................................................................. 46
a. Pengembangan Potensi ....................................................... 46
b. Tenaga Pendidik ................................................................. 47
c. Ekstrakulikuler ................................................................... 47
d. Fasilitas .............................................................................. 48
e. Keunggulan ........................................................................ 49
4. Kegiatan dan Akitivitas Santri Pondok
Pesantren Attaqwa ................................................................... 49
vii
BAB IV. ANALISIS AKTIVITAS DAKWAH KH. MUHAMMAD AMIN
NOER DI PONDOK PESANTREN ATTAQWA PUSAT
PUTRA UJUNG HARAPAN BAHAGIA BEKASI
A. Aktivitas Dakwah KH. Muhammad Amin Noer di
Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra Ujung
Harapan Bahagia Bekasi ................................................................ 51
B. Materi dan Isi Pesan Dakwah KH. Muhammad
Amin Noer di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra Ujung Harapan
Bahagia Bekasi ............................................................................... 63
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Dakwah KH. Muhammad Amin
Noer di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra Ujung Harapan
Bahagia Bekasi ............................................................................... 64
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 68
B. Saran .............................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 71
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebuah metode belajar dalam Islam dengan berbagi ilmu ke yang lain
merupakan suatu pendalaman menuju aktivitas sebuah dakwah, yang mana telah
dicontohkan oleh Rasullullah kepada kaumnya dengan pedoman Al-Qur’an dan
As-Sunnah.
Ajaran Islam melalui Al-Qur’an dan As-sunnah telah menetapkan dakwah
sebagi bagian dari doktrin Islam. Sebagai doktrin, dakwah sebagai kewajiban
yang dibebankan kepada pemeluknya. Tidak seorang individu muslim pun yang
terbebas dari kewajiban berdakwah. Setiap orang yang telah mengikrarkan
kesaksian ( Syahadat ) bahwa tiada tuhan selain Allah, maka ia terkait dengan
suatu tugas dari kewajiban untuk melakukan dakwah.1
Dakwah adalah sebuah aktivitas penyampaian ajaran Islam yang sangat
dibutuhkan manusia. Karena dakwah merupakan proses mengajak manusia
dengan kebijakan kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan Yang
Maha Esa. Untuk kemaslahatan dan ke bahagiaan di dunia dan akhirat.2 Dasar
dakwah adalah amar makruf dan nahi munkar, sedangkan tujuanya ialah
islamisasi dalam kehidupan manusia, pribadi dan masyarakat.3
1Irfan Hielmy, Dakwah Bil Hikmah ( Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2002)Cet, Ke-1, hal: 1.
2Ali Aziz, Ilmu Dakwah ( Jakarta: Pedoman Jaya, 2004 ), Cet. Ke-1. Hal: 3.
3Firdaus, Panji-Panji Dakwah, ( Jakarta: Pedoman Jaya, 1991 ), Cet Ke-1, hal: 4.
2
Artinya: Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa
yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang
musyrik. (Q.S Al-Hijr: 94)
Adapun dalil Sunnah Rasulullah SAW. Yang menunjukan kewajiban
berdakwah ialah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim di bawah ini :
“Siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah dia
mengubahnya dengan tangannya. Apabila dia tidak mampu, maka dengan
lisannya. Apabila dia tidak mampu juga, maka dengan hatinya, Itulah
iman yang terlemah.(HR. Muslim)4
Untuk itulah seorang mubaligh tidak hanya dituntut untuk memiliki
kemampuan dan kepandaian dalam pengetahuan, tetapi juga dituntut untuk
memiliki kemampuan dan kepandaian dalam peranan dakwah untuk
menyampaikan misi dakwahnya, seperti dakwah melalui ucapan bi al-lisan,
dakwah melalui perbuatan bi al-hall, dan dakwah melalui tulisan bi al-qalam.
Dalam aktivitas dakwah, peran ulama mempunyai peranan penting dan
menentukan suatu keberhasilan seorang da’i untuk menyampaikan kebenaran
dalam agama Islam, dan harus memiliki kepandaian dan kemampuan untuk
menyampaikan pada mad’u dan diterima dengan baik. Kegagalan pelaksanaan
dakwah yang sering terjadi disebabkan ketidak pahaman dan kurang telitinya
seorang da’i dalam strategi berdakwah.
4 Di ambil dari Hadis yang diriwayatkan oleh,Imam Muslim (HR. Muslim)
3
Kegiatan tersebut memanglah bukan hal yang mudah yang harus
dilakukan seorang da’i. Tindakan kita akan banyak menemui tantangan dan
halangan dalam melaksanakan kegiatan dakwah. Allah SWT berjanji akan
memberikan ganjaran pahala yang berlimpah bagi yang menempuhnya.
Islam adalah agama yang di dalamnya terdapat ajaran untuk melaksanakan
dakwah baik secara berkelompok maupun perorangan dan aktivitas atau usaha
yang dilakukan secara sadar dan sengaja dalam upaya meningkatkan taraf dan tata
nilai hidup manusia dengan berlandasan ketentuan Allah SWT dan Rasulullah
SAW.5
KH. Muhammad Amin Noer adalah sosok da’i yang terbilang sukses
dalam penyampaian dakwahnya. Sistem penyampaian pun yang cukup baik ,
beliau dapat merekrut begitu banyak kalangan mad’u dari berbagai status. Selain
dari pada itu, beliau pun berhasil menyampaikan dakwahnya melalui Majlis Ilmu,
terjun kemasyarakat dalam berdakwah, melalui radio attaqwa 104.6 FM dan
bidang pendidikan, yaitu tepatnya di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra yang
berada di Kelurahan Ujung Harapan, Kecamatan Babelan, Kota Bekasi. Karena
beliau adalah seorang pendiri, pengasuh dan pembina Pondok Pesantren tersebut.
Pondok Pesantren Attaqwa Pusat adalah Pondok Pesantren begitu luas
cabangnya, sehingga mencapai 120 cabang, dan luas tanahnya 30 hektar, akan
tetapi diumurnya sekarang sudah mencapai lima puluh tahun sudah cukup lama
berdirinya. Pondok Pesantren Attaqwa Pusat telah meluaskan kader umat yang
5Alwisral Imam Zaidal, Strategi Dakwah, ( Jakarta: Kalam Mulia, 2005 ), Cet. Ke- 2.
4
berguna bagi kemaslahatan umat, paham dengan kitab yang biasa di pelajari oleh
pondok pesantren Salafiah dan cukup pandai dalam berbahasa Arab dan Inggris
yang biasa sistem ini di gunakan oleh Pondok Pesantren Modern karena dengan
kesehariannya di Pondok Pesantren menggunakan bahasa tersebut. Semua sistem
itu berjalan atas asuhan KH. Muhammad Amin Noer.
Selain aktivitas dakwah beliau di Pondok Pesantren, beliau pun aktif di
berbagai organisasi ulama dan organisasi Islam yang salah satunya yaitu sebagai
ketua MUI bekasi. Selain seorang pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren beliau
juga memiliki aktivitas dakwah lain, yaitu beliau memiliki trevel haji dan umroh
yang setiap dua bulan sekali minimal membrangkatkan satu kloter umroh, dan
setiap tahun juga memberangkatkan para haji dan beliaulah yang memimpinya
langsung.6
Berdasarkan pembahasan dan alasan sebagaimana yang telah diuraikan di
atas dan dikuatkan juga oleh pernyataan bahwa aktivitas dakwah adalah suatu
kegiatan menyampaikan ajaran islam yang dibutuhkan manusia dengan harus
bersifat aktual, faktual, dan kontekstual secara rutinitas dan berkelanjutan, oleh
sebab itu penulis tertarik untuk membahas lebih mendalam tentang peranan
aktivitas dakwah beliau di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat yang menggabungkan
sistem pengajaran salafiah dengan sistem modern dan dengan metode apa yang
beliau gunakan. Maka penulis tertarik untuk mengkaji dan meneliti dan
mengangkat judul tentang “Aktivitas Dakwah K.H. Muhammad Amin Noer.
di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra Ujung Harapan Bahagia Bekasi”.
6 Mengambil Buku Panduan, Sejarah Singkat Kiyai dan Ponpes Attaqwa. Cet .2 . Hal. 12.
5
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari bias dalam bahasan, penulis membatasi penelitian
ini pada aktivitas dakwah KH. Muhammad Amin Noer di Pondok Pesantren
Attaqwa Pusat Putra Ujung Harapan Bahagia Bekasi.
2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana Aktivitas Dakwah K.H. Muhammad Amin Noer di Pondok
Pesantren Attaqwa Pusat Putra Ujung Harapan Bahagia Bekasi ?
2. Materi dan pesan dakwah apa saja yang di gunakan KH. Muhammad Amin
Noer dalam aktivitas dakwahnya di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra
Ujung Harapan Bahagia Bekasi?
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat KH. Muhammad Amin Noer
dalam aktivitas dakwahnya di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra
Ujung Harapan Bahagia Bekasi?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dan kegunaan penelitian adalah:
a. Untuk mengetahui Aktivitas Dakwah KH. Muhammad Amin Noer. MA di
Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra Ujung Harapan Bahagia Bekasi.
6
b. Untuk mengetahui materi dan pesan apa yang digunakan KH. Muhammad
Amin Noer. MA dalam aktivitas dakwahnya di Pondok Pesantren Attaqwa
Pusat Putra Ujung Harapan Bahagia Bekasi.
c. Untuk mengetahui pendukung dan penghambat KH. Muhammad Amin Noer.
MA dalam aktivitasnya dakwahnya di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra
Ujung Harapan Bahagia Bekasi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Peneliti diharapkan menambah wawasan yang luas mengenai tekhnik-
tekhnik dakwah juga pemikiran dakwah KH. Muhammad Amin Noer. Begitu
juga menambah wacana positif dalam rangkaian menerapkan suatu bentuk
pemikiran K.H Muhammad Amin Noer yang disesuikan dengan kemajuan
teknologi, hal ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya
mahasiswa untuk terus mengembangkan dan memberikan sumbangan yang
cukup bernilai dalam pengembangan dakwah yang aktual.
2. Manfaat Praktis
Peneliti berharap dapat menambah wawasan sebagai pengetahuan
terhadap aktivitas dakwah KH. Muhammad Amin Noer dalam membawa umat
khususnya kaum muslimin dapat mengambil hikmah menurut ajaran Islam.
Serta memberikan kontribusi bagi para mubaliqh dalam mengembangkan
dakwah Islam khususnya di Pondok Pesantren.
7
E. Metodologi Penelitian
1. Metode dan pendekatan penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan ( filed research )
dengan pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orangdan perilakuyang diamati.7
2. Subjek dan Objek
Dalam penelitian ini subjek yang diteliti adalah aktivitas dakwah.
Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah KH. Muhammad Amin
Noer di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat.
3. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah
deskriptif analitik. Deskriptif adalah gambaran tentang suatu masyarakat atau
suatu kelompok tertentu, atau gambaran suatu gejala, hubungan antara dua
gejala atau lebih. Sedangkan analitik berarti uraian, hanya memaparkan situasi
atau peristiwa dalam penyelesaian skripsi, data diperoleh melalui observasi,
wawancara, dokumentasi, telaah kepustakaan.
a. Observasi
Observasi pada penelitian ini meliputi kegiatan memperhatikan
suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Dalam artian
penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, rekam gambar dan rekam
7Lexy. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007 ), Cet. Ke- 33, Edisi, hal. 4.
8
suara. Penulisan akan mengamati, mencatat dan menggambarkan aktivitas
dakwah KH. Muahammad Amin Noer yang bertempat di Ujung Harapan
Bahagia Bekasi, maka instrumen penelitiannya adalah peneliti itu sendiri
karena ia menjadi segalanya dan keseluruhan proses penelitian.8
b. Interview/ Wawancara
Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara, yaitu proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan tanya jawab,
dengan menggunakan alat panduan wawancara. Wawancara adalah teknik
dalam upaya menghimpun data yang akurat untuk keperluan melakukan
proses pemecahan masalah tertentu yang sesuai dengan data.9 Data yang
diperoleh dengan teknik ini adalah dengan cara wawancara dan tanya
jawab dengan bertatap muka langsung dengan KH. Muahammad Amin
Noer. MA, dan penulis juga memerlukan masukan-masukan kepada guru-
guru di pondok pesantren attaqwa yaitu, KH. Ahmad Masillah. M.Pd, dan
ustdz H. Rojuddin Basro.lc tentang aktivitas dakwah KH. Muhammad
Amin Noer .MA.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mengambil data yang diperoleh melalui
dokumen-dokumen.pengumpulan data ini diperoleh dari dokumen-
dokumen yang berupa catatan formal, dan dengan mengumpulan serta
menelaah beberapa leteratur baik berupa buku-buku, catatan-catatan, serta
gambar, dan dokumen yangberhubungan dengan objek yang akan diteliti.
8Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , h. 168.
9Wardi Bachtiar, Metode Penelitian Ilmu Dakwah, ( Jakarta: Logos, 1997 ), Cet. Ke- 1,
hal. 72.
9
Dan profil KH. Muhammad Amin Noer, sering dipanggil Muhammad Al-
Amin itu lah nama yang diberikan oleh orang tuanya yaitu KH. Noer Alie,
beliau dilahirkan di bekasi pada tanggal 03 Oktober 1947 M tempat di
kampung ujung malang yang sekarang berubah menjadi ujung harapan
anak ke- 3 dari 9 bersaudara (dari yang hidup) ini merupakan anak dari
pasangan KH. Noer Alie dan Hj. Siti Rohmah pada awalnya beliau
merupakan anak ke-6 dari 12 bersaudara, namun empat orang diantara
saudara-saudaranya telah meninggal.
d. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Maret sampai bulan Juni
2013. Dengan tempat penelitian dilakukan dikediaman rumah KH.
Muhammad Amin Noer, di pondok pesantren attaqwa putra ujung harapan
bahagia bekasi.
F. Tinjauan Pustaka
Setelah penulis amati dan telusuri, baik di perpustakaan utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan juga di perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan ternyata tidaka ada satu pun
skripsi yang membahas KH. Muhammad Amin Noer, MA. Tetapi penulis
menemukan ada skripsi yang mengangkat judul sama yang membahas
permasalahan seputar aktivitas dakwah seperti judul:
10
1. “Aktivitas Dakwah Bi- Al-Lisan Ustadz Muhammad Fauzi” Skripsi ini secara
garis besar membahas tentang kegiatan dan aktivitas dakwah dengan lisan
(ceramah agama) dari Ustadz Muhammad Fauzi, dibuat pada tahun 2007.
2. “Kiprah K.H. Ahmad Ismail Ibrohim Dalam Dakwah Bil Hal di Kelurahan
Ciracas, Jakarta Timur” oleh Nur Sofian Chotib pada tahun 2007. Skripsi ini
secara garis besar membahas tentang kegiatan dan aktivitas dakwah dengan
perbuatan.
Melalui beberapa judul penelitian di atas, dapat terlihat jelas bahwa
penelitian yang peneliti angkat memiliki perbuatan dan penelitian sebelumnya,
karena penulis membahas kegiatan dan aktivitas dakwah di Pondok Pesantren.
Oleh karena itu, tidak ditemukan objek kajian yang sama dengan penulis, baik
dalam kapasitasnyasebagai Da’i atau meneliti tentang pondok pesantren.
G. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
Merupakan bab pendahuluan yang bersisikan tentang permasalahan
yang meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan
masalah, dan rumusan masalah, penelitian yang meliputi persyaratan
penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bingkai konsep
dan metodologi penelitian meliputi konsep, metodologi penelitian, dan
tinjauan pustaka, serta sistematika penulisan.
11
BAB II : Tinjauan Teoritis
Merupakan landasan teoritis tentang dakwah yang didalamnya meliputi
pengertian Aktivitas Dakwah, Konsep Dakwah yang merincikan prinsip
dan metodologi dakwah, materi dakwah, pesan dakwah dan juga
definisi da’i serta pengertian dari pondok pesantren.
BAB III : Sekilas Tentang Profil K.H. Muhammad Amin Noer, MA di
Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra Ujung Harapan Bahagia
Bekasi
Sekilas Tentang Profil K.H. Muhammad Amin Noer, MA yang
mencakup, Riwayat Hidup K.H. Muhammad Amin Noer, MA,
Pendidikan dan Karya-Karya K.H. Muhammad Amin Noer, MA,
perjalanan Dakwah K.H. Muhammad Amin Noer, MA, serta sekilas
tentang profil pondok pesantren Attaqwa Pusat Putra Ujung Harapan
Bahagia Bekasi.
BAB IV : Analisis Aktivitas Dakwah K.H. Muhammad Amin Noer, Ma di
Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra Ujung Harapan Bahagia
Bekasi
Membahas tentang Aktivitas Dakwah K.H. Muhammad Amin Noer,
MA, pesan dan isi Dakwah K.H. Muhammad Amin Noer, MA, faktor
pendukung dan juga penghambat Dakwah K.H. Muhammad Amin
Noer, MA di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat PutraUjung Harapan
Bahagia Bekasi
12
BAB V : Penutup
Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari penulis menenai
hal yang telah dibahas oleh penulis dalam penelitian ini.
13
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Pengertian Aktivitas
DalamKamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas diartikan sebagai segala
bentuk keaktifan dan kegiatan atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan
dalam tiap bagian di dalam perusahaan atau lembaga.1 Sementara dalam Kamus
Lengkap Psikologi, aktivitas diartikan sebagai bentuk kesibukan, kegiatan dapat
dikatakan gerakan atau tingkah laku organisame.2
Dalam Kamus Psikologi, Dali Gulo mendefinisikan aktivitas sebagai
istilah umum yang dikaitkan dengan keadaan selalu bergerak, eksplorasi dan
berbagai respon lainnya terhadap rangsangan kegiatan.3
Sedangkan dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, kata aktivitas berasal
dari bahasa inggris activity, dan berasal dari bahasa latin aktivitus, yang berarti
aktif atau tindakan, yaitu bertindak, yaitu bertindak pada diri setiap eksistensi atau
makhluk yang membuat atau menghasilkan sesuatu, dengan aktivitas memadai
bahwa hubungan khusus manusia dengan dunia. Manusia bertindak sebagai
subjek, alam sebagai objek. Manusia mengalih wujudkan dan mengelolah alam.
1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h.20 2Jemes P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2004), h. 9. 3Dali Gulo, Kamus Psychologi, (Bandung: Tonis), cet-1, h. 3
14
Berkat aktivitas atau kerjanya, manusia mengangkat dirinya dari dunia dan
bersifat khas sesuai dengan ciri dan kebutuhannya.4
Lebih lanjut dijelaskan dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, ada dua
jenis aktivitas : aktivitas eksternal dan aktivitas internal. Aktivitas eksternal terjadi
jika operasi manusia terhadap objek-objek menggunakan lengan, tangan, jari-jari,
dan kaki, sedangkan aktivitas internal menggunakan tindakan mental bentuk
gambar-gambar dinamis. Aktivitas internal merencanakan aktivitas eksternal.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali aktivitas, kegiatan, atau
kesibukan yang dilakukan manusia. Namun, berarti atau tindakan kegiatan
tersebut bergantung pada individunya. Karena sebenarnya aktivitas bukan hanya
sekedar kegiatan, melainkan dipandang sebagai usaha untuk mencapai atau
memenuhi kebutuhan.
Dengan demikian, aktivitas merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan
oleh manusia, baik individu maupun kelompok, dalam rangka usaha untuk
mencapai suatu tujuan dalam memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan yang bersifat
pribadi maupun kebutuhan bersama.
Menurut Ilmu Sosiologi, aktivitas diartikan sebagai segala bentuk kegiatan
yang ada di masyarakat seperti: gotong royong atau kerja bakti. Kegiatan-kegiatan
4Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Kamus Besar Ilmu
Pengetahuan, Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara, 1997), Cet, Ke-1.h. 25
15
itu disebut dengan istilah aktivitas-aktivitas sosial, baik yang berdasarkan
hubungan tentang ataupun kekerabatan.5
Dengan demikian, dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan
bahwasanya aktivitas merupakan segala bentuk yang berhubungan dengan
kegiatan atau tindakan yang dilakukan oleh manusia. Kegiatan itu mencakup
kegiatan individu, sosial, budaya, bahkan kegiatan keagamaan.
Dakwah merupakan sebuah kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh
manusia (umat Islam) untuk mengajak ke sesuatu hal yang baik atau menyeru
kepada kebenaran. Jadi, aktivitas dakwah yaitu segala bentuk kegiatan atau
tindakan manusia yang berhubungan dengan keagamaan dan menyerukan kepada
kebaikan dan kebenaran agar tercapai tujuan dakwah.
B. Konsep Dakwah
1. Pengertian dan Tujuan Dakwah
Pengertian dakwah dalam buku ensiklopedi Islam, kata dakwah adalah
kata dasar atau masdar. Kata kerjanya adalah da’a yang mempunyai arti
memanggil, menyeru, atau mengajak. Setiap gerakan yang bersifat menyeru,
atau mengajak, dan memanggil orang untuk beriman dan taat pada perintah
Allah SWT. Sesuai garis kaidah, syariat, dan akhlak Islamiyah.6
Awal kata da’a ini bisa diartikan dengan bermacam-macam arti,
tergantung pada pemakaiannya dalam kalimat. Misalnya da’ahu dapat
5Sajogyo dan Pujiati Sajogyo, Sosiologi Pedesaan: Kumpulan Bacaan, (Yogyakarta:
Gajah Mada University Press, 1999) cet ke-12, h. 28. 6Ensiklopedi Islam ( Jakarta: Ichtiar Can Hoeve, 1999 ),h.280
16
diartikan memanggil atau menyeru ia akan dia. Sedangkan da’alahu dapat
diartikan mendoakan dia baginya.7
Menurut pendapat para ulama Basrah, dasar pengambilan data dakwah
itu adalah dari kata mashdar yakni da’watan yang artinya panggilan.
Sedangkan menurut ulama kufah perkataan dakwah itu diambil dari akar kata
da’aa yang artinya memanggil.8
Pengertian dakwah diatas bisa diartikan secara etimologi, sedangkan
terminology mengandung arti yang luas dan beraneka ragam, dalam hal ini
banyak ilmuan dakwah yang mengimplementasikan pemikirannya yang
menghasilkan definisi bahkan teori terhadap istilah dakwah, antara lain:
M. Quraish Shihab, mengartikan dakwah sebagai seruan atau ajakan
kepada keinsyafan , atau usaha dalam mengubah situasi yang lebih baik ( dari
yang awalnya berprilaku buruk sampai kepada arah yang lebih baik ) dan
sempurna. Baik kepada pribadi maupun kepada masyarakat, dan dakwah
seharusnya berperan dalam pelaksanaan ajaran Islam secara lebih menyeluruh
dalam berbagai aspek kehidupan.9
Sedangkan Thoha Yahya Umar, membagi pengertian dakwah menjadi
dua bagian yakni dakwah secara umum dan khusus. Pengertian dakwah secara
umum menurut beliau adalah ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara dan
tuntutan bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia penganut,
menyetujui melaksanakan suatu ideologi pendapat pekerjaan tertentu. Lalu
7Alwisral Imam Zaidal, Strategi Dakwah ( Jakarta: Kalam Mulia, 2005 ),Cet.ke-2.h:1
8Nazaruddin, Publistik dan Dakwah ( Jakarta: Airlangga, 1974 ), h:87
9Qurais Shihab, Membumikan Al-Quran: Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan
Masyarakat, ( Bandung: Mizan 1998 ), Cet, Ke-17 h.194
17
pengertian dakwah secara khusus menurut beliau ialah mengajak manusia
dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah tuhan
untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat.10
Lalu pengertian dakwah menurut H.M Arifin ialah suatu ajakan baik
dalam bentuk lisan , tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan
secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara
individual maupun secara kelompok, agar timbul dengan sendirinya suatu
pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran
agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya tanpa adanya unsur-unsur
paksaan.11
Syeikh Ali Makhfud dalam kitabnya yang berjudul Hidayat Al-
Mursyidin mengartikan dakwah sebagai mendorong manusia agar berbuat
kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuru mereka untuk berbuat kebajikan
dan melarang mereka dari perbuatan munkar agar mereka mendapat
kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Menurut A. Hasjmy, Dakwah Islamiyyah yaitu mengajak orang lain
untuk menyakini dan mengamalkan aqidah dan syariah Islamiyyah yang
terlebih dahulu telah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah sendiri.12
Menurut pendapat penulis dakwah itu mengajak, membawa,
membimbing kejalan yang Allah Ridhoi serta apa yang disampaikan oleh
seorang pendakwah hrus kita jalani dalam kehidupan kita sehari-hari.
10
Alwisral Imam Zaidal, Strategi Dakwah ( Jakarta: Kalam Mulia, 2005 ), Cet. Ke-2.h.3 11
H.M. Arifin, psikologi Dakwah Suatu Pengantar study, ( Jakarta: Bumi Askara, 2000 ),
Cet. Ke-5. H:6 12
A. Hasjmy, Dustur Dakwah Menurut Al-Quran ( Jakarta:Bulan Bintang, 1884 ) hal:18
18
Secara umum tujuan dakwah adalah terwujudnya kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup manusia di dunia dan di akhirat yang diridhai oleh Allah
SWT.
Menurut A. Rosyad Shaleh, dalam Manajemen Dakwah tujuan dakwah
dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Tujuan Utama Dakwah
Tujuan utama dakwah adalah nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai atau
diperoleh oleh keseluruhan tindakan dakwah. Untuk tercapainya tujuan
utama inilah maka semua penyusun rencana dan tindakan dakwahharus
ditujukan dan diarahkan agar terwujudnya kebahagiaan hidup manusia di
dunia dan di akhirat yang diridhai Allah SWT. Tujuan utama ini masih
bersifat umum karena masih memerlukan penjabaran agar kebahagiaan
manusia di dunia dan di akhirat ini bisa tercapai dan terwujud.
b. Tujuan Departemental Dakwah
Tujuan departemental dakwah ialah tujuan perantara. Sebagai perantara,
tujuan departemental berintikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan
kebahagiaan dan kesejahteraan yang diridhai Allah SWT, masing-masing
sesuai dengan segi dan bidangnya.13
2. Materi dan Metode Dakwah
Materi dakwah (Maddah Ad-Da’wah) adalah pesan-pesan dakwah
Islam atau segala sesuatu yang harus disampaikan subjek kepada objek
13
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah ( Jakarta: Amjah, 2009 ), Cet ke-1, hal: 59-65
19
dakwah, yaitu keseluruhan ajaran agama Islam yang ada di dalam kitabullah
maupun sunah Rasulnya.14
Pesan-pesan dakwah yang disampaikan kepada
objek dakwah adalah pesan yang berisi ajaran Islam. Dalam istilah komunikasi,
materi dakwah atauMaddah Ad-Da’wah disebut dengan istilah massage.15
Menurut Barmawi Umari, materi dakwah Islam, antara lain: 16
1. Akidah, menyebarkan dan menanamkan aqidah Islamiyyah berpangkal dari
rukun iman yang prinsipil dan segala princiannya.
2. Akhlak, menerangkan mengenai akhlak mahmudah dan
akhlakmadzmumah dengan segala dasar, hasil dan segala akibatnya, diikuti
oleh contoh-contoh yang telah pernah berlaku dalam sejarah.
3. Ahkam, menjelaskan aneka hukum meliputi soal-soal : ibadah, Al-alwud
as- syahsiah, muamalat yang wajib diamalkan oleh setiap muslim.
4. Ukhuawah, menggambarkan persaudaraan yang dikehendaki oleh Islam
antara penganutnya sendiri, serta sikap Islam terhadap agama lain.
5. Pendidik,melukiskan sistem pendidikan model Islam yang telah
dipraktekan oleh tokoh-tokoh pendidik Islam di masa sekarang.
6. Social, mengemukakan solidaritas menurut tuntunan agama Islam, tolong
menolong, kerukunan hidup sesuai ajaran Al-Quran dan hadist.
7. Kebudayaan, menggambarkan perilaku kebudayaan yang tidak
bertentangan dengan norma-norma agama, mengingat pertumbuhan
14
Hafi Hansori, Pemahan Dan Pengamalan Dakwah ( Surabaya: Al-Ikhlas,1993 ) hal:
140 15
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah, 2009 ) hal: 88 16
Barmawi Umar, Azas-Azas Ilmu Dakwah ( Solo:CV Ramadhani, 1987 ) hal:57-58
20
kebudayaan dengan sifat asimilasi dan akulturasi sesuai dengan ruang dan
waktu.
8. Kemasyarakatan, menguraikan kontruksi masyarakat yang berisi ajaran
Islam, dengan tujuan keadilan dan kemakmuran bersama.
9. Amar ma’ruf, mengajak manusia untuk berbuat baik guna memperoleh
sa’adah fi ad-darain ( kebahagiaan di dunia dan akhirat )
10. Nahi munkar, melarang manusia dari perbuatan jahat terhindar dari mala
petaka yang akan menimpa manusia di dunia dan akhirat.
Sementara Quraish Shihab, mengatakan pokok-pokok materi dakwah
itu tercemin dalam tiga hal, yaitu :
1. Memaparkan ide-ide agama sehingga dapat menggambarkan gairah
generasi muda untuk mengetahui hakikatnya melalui partisipasi positif
mereka.
2. Sumbangan agama ditujukan kepada masyarakat luas yang sedang
membangun, khususnya dibidang sosial, ekonomi dan budaya.
3. Studi tentang pokok-pokok agama yang menjadikan landasan bersama
demi mewujudkan kerjasama antara agama tanpa mengabaikan identitas
masing-masing.17
Selanjutnya pengertian metode dakwah secara etomologi, metode
berasal dari yunani, metodos yang artinya cara atau jalan. Jadi, metode dakwah
17
Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran ( Bandung: Mizan, 1993 ) hal:200
21
adalah jalan atau cara untuk mencapai tujuan dakwah yang dilaksanakan secara
efektif dan efisien.18
Sedangkan metode dakwah menurut Drs. Abdul Kadir Munsyi ialah
cara untuk menyampaikan sesuatu atau juga cara yang dipakai atau digunaklan
untuk memberikan dakwah. Metode ini penting untuk mengantarkan kepada
tujuan yang ingin dicapai. Lalu menurut Drs. Salahuddin Sanusi, metode
berasal dari Methodus yang artinya “ jalan ke metode yang telah mendapatkan
pengertian yang diterima oleh umum yaitu cara-cara, prosedur atau rentetan
gerak usaha tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Metode dakwah ialah cara –
cara penyampaian ajaran Islam kepada individu, kelompok ataupun masyarakat
supaya ajaran itu dengan cepat dimiliki, diyakini serta di jalankan.19
Abdul
Karim Zaidan menjelaskan metode dakwah adalah suatu ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan cara penyampaian (Tabligh) dan berusaha
melenyapkan gangguan – gangguan yang akan merintangi.20
K. H. Syamsuri Siddiq menjelaskan metode berasal dari bahasa latin,
Methodos artinya “ Cara” atau cara bekerja, di indonesia sering dibaca metode.
Logis juga bersal dari bahasa latin artinya “ Ilmu”, lalu menjadi kata majemuk
“ Methologi artinya ilmu cara bekerja” jadi methologi dakwah dapat diartikan
sebagai ilmu cara berdakwah.21
18
H. Masdar Helmy, Dakwah Dalam Alam Pembangunan ( Semarang: CV Toha Putra,
1973 ) hal:21 19
Alwisral Imam Zaidallah, Strategi Dakwah ( Jakarta: Kalam Mulia, 2005 ), Cet, Ke-2,
hal.71 20
Abdul Karim Zaidan, Ushulud Dakwah ( Baghdad: Darul Amar Al-Khathan, 1975 )
hal.6 21
H. Syamsuri Siddiq, Dakwah Dan Tekhnik Berkhotbah, ( Bandung: Al-Ma’arif, 1981 )
hal.13
22
Abdurrahman A-Roisi, mengemukakan beberapa metode yang bisa
diterapkan dalam berdakwah, antara lain:
a. Dakwah bil Hikmah. Yang mana mempunyai pengertian perkataan yang
benar, lurus dan disertai dengan penggunaan dalil – dalil yang menyatakan
akan kebenaran dan menghilangkan keraguan.
b. Dakwah bil Mau’idzatil Hasanah. Tutur kata yang baik penuh kelembutan
yang dapat menyentuh hati, selaras dengan ajaran – ajaran Al-Quran dan
tidak membebani manusia, kecuali dengan kemampuan sendiri.
c. Dakwah bil Mujadalah. Bertukar pikiran dengan cara yang terbaik dalam
upaya menguak tentang kebenaran yang dapat diambil nilai kebenaranya
secara utuh, terutama hal ini yang berhubungan dengan nilai Islam, juga
dapat diaplikasikan di dalam kehidupan sehari di masyarakat.22
Dari pendapat diatas dapat diambil pengertian bahwa, metode dakwah
adalah cara – cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i (Komunikator)
kepada mad’uuntuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih
sayang.23
Hal ini mengandung arti bahwa pendapat dakwah harus bertempu
pada suatu pandangan human oriented menempatkan penghargaan yang mulia
atas diri manusia.24
Beberapa pemahaman mengenai ragam metode, ternyata semuanya
merujuk kepada landasan pokok, yakni Al-Quran dan Al-Hadits sehingga
22
Abdurrahman Ar-Roisi, Laju Zaman Menentang Dakwah, ( Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1993 ), h.3 23
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, ( Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997 ), Cet, Ke-1,
hal.43 24
M. Munir, Metode Dakwah, ( Jakarta: Kencana, 2009 ), Cet, Ke-3, hal.7
23
apapun bentuk yang digunakan atau yang dipakai tidak satu pun yang keluar
dari pokoknya yang utama tersebut, dipahami pula bahwasanya penerapan
metode akan lebih mengena pada objek sasaranya.
3. Pengertian Da’i
Subjek dakwah adalah orang-orang yang melakukan dakwah, yaitu
orang yang berusaha mengubah situasi sesuai dengan ketentuan – ketentuan
Allah SWT, baik secara individu ataupun kelompok (Organisasi) sekaligus
sebagai pemberi informasi dan pembawa visi dan misi atau lebih jelas disebut
da’i.25
Da’i merupakan salah satu unsur penting dalam proses dakwah. Sebagai
pelaku dan penggerak kegiatan dakwah, da’i menjadi salah satu faktor penentu
keberhasilan dan kegagalan dakwah. Da;i identik dengan dakwah itu sendiri.
Da’i adalah sebutan bagi orang yang berdakwah, artinya orang yang mengajak
untuk kebaikan menuju jalan keIslaman.26
Menurut Abdul Al-Badi Saqar, tidak ada bedanya dakwah dengan da’i.
Diantara keduanya tidak boleh ada kontradiksi. Bagi beliau da’i adalah arsitek ,
pembina dan pengembang masyarakat. Da’i bukan aktor atau pemain
sandiwara yang hanya mengejar penghargaan. Sebagai arsitek dan pengembang
25
M. Hafi Ashari, Pemahaman Dan Pengalaman Dakwah, ( Surabaya: Al-Ikhlas,1993 )
Hal: 311 26
Hasanuddin,Manajemen Dakwah, ( Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005 ), Cet, Ke-1,
hal.57
24
sosial, da’i harus melakukan rekayasa sosial dan melakukan perbuatan,
khususnya mengubah mental manusia dengan metode yang tepat.27
Secara umum dapat dikatakan bahwa da’i adalah pelaksana dari
berdakwah baik laki – laki maupun perempuan yang mempunyai kewajiban
untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat Islam di dunia. Da’i
merupakan unsur yang terpenting dalam menunjang eksitensi dakwah, bahkan
da’i identik dengan dakwah itu sendiri.28
Selanjutnya seorang da’i menurut Yusuf Qardlawi harus melengkapi
diri dengan tiga senjata, yaitu senjata iman (silah al-iman), akhlak mulia
(akhlak al-karimah), ilmu pengetahuan dan wawasan. Senjata iman dan akhlak
menurut Yusuf Qardlwi sebagai bekal spiritual, sedangkan ilmu dan wawasan
disebut sebagai bekal intelektual. Jadi secara umum seorang dai harus
melengkapi dari dua bekal tersebut, yaitu bekal spiritual dan intelektual.
Menurutnya ada enam wawasan intelektual yang harus dimiliki oleh seorang
da’i. Pertama wawasan Islam, meliputi Al-Quran, Al-Sunnah, fiqih dan ushul
fikqih, tasawuf, dan nizham Islam. Kedua wawasan sejarah, dari proide
klasik, pertengahan, sampai hingga moderen. Ketiga yaitu sastra dan bahasa.
Kempat adalah ilmu-ilmu sosial dan humaniora, meliputi sosiologi,
antropologi, psikologi, filsafat, dan etika. Kelima adalah ilmu pengetahuan dan
teknologi. Keenam adalah wawasan perkembangan – perkembangan dunia
konteporer, meliputi perkembangan dunia Islam, dunia barat, perkembangan
27
Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Syaid Kuthub, ( Jakarta: Penamadani,2006 ), Cet ke-1,
hal.369 28
Ibid.
25
agama dan madzhab – madzhab pemikiran, serta perkembangan pergerakan
Islam kontemporer.29
C. Pondok Pesantren
1. Pengrtian Pesantren
Menurut Clifford Geertz yang dikuti oleh Yasmadi, pesantren bila
dirunut dari bentuk kata, berasal dari kata santri dengan diapit awalan pe- dan
akhiran – an ini mengindikasikan pesantren sebagai tempat tinggal para
santri.30
Sedangkan kata “ santri”, menurut Nurcholis Majhid kata santri ini
bisa dilihat dari dua pendapat.31
Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa
santri berasal dari perkataan sastri, sebuah kata dari bahasa sansakerta yang
artinya melek huruf, pendapat ini didasarkan pada kaum santri adalah kelas
literary bagi orang jawa yang berusaha mendalami agama melalui kitab – kitab
bertulisan dan berbahasa arab. Sedangkan menurut Zamakhsyari Dhofier, kata
santri berasal dari bahasa India yang berarti orang – orang yang tahu buku –
buku suci agama Hindu, 32
atau seorang serjanah ahli kitab suci agama Hindu.
Atau secara umum dapat diartikan buku – buku suci agama atau buku tentang
pengetahuan umum.
29
Ibid. 30
Clifford Geertz, Abangan Santri, Priyai Dalam Pandangan Masyarakat Jawa,
terj.Aswab Mahasin ( Judul Asli: The Religion Of Jave ),Cet.Ke-2, (Jakarta: Dunia Pustaka
Jaya,1983),hal.268 31
Nurcholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren, Sebuah Potret Perjalanan,(Jakarta:
Paramadina, 1997) hal.19-20 32
Zamakhsyarai Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Kiyai,
(Jakarta:LP3ES, 1994), Cet.Ke-6.hal.18
26
Kedua, pendapat yang menyatakan bahwa perkataan santri
sesungguhnya bersal dari bahasa jawa, dari kata “cantrik”, berarti seseorang
yang selalu mengikuti seorang guru kemana gurunya pergi menetap.33
Di Indonesia sebutan pesantren lebih populer disebut pondok pesantren,
berbeda dengan pesantren, pondok berasal dari bahasa arab yaitu funduq, yang
berarti asrama, rumah dan tempat tinggal sederhana.34
Dari pengetahuan terminologi pesantren secara historis kultural lahir
dari budaya indonesia. Menurut Nurcholis Madjid pesantren tidak hanya
mengandung makna keIslaman, namun juga mengandung makna keaslian
Indonesia. Sebab, cikal bakal pesantren sudah ada sejak masa hindu-budha, dan
Islam datang dan tinggal meneruskan, melestarikan, dan mengIslamkannya.35
Pesantren disamping sebuah asrama atau tempat tinggal santri, juga
menjadi sebuah lembaga pengembangan studi keIslaman, dimana banyak ilmu
agama baik dibidang fiqih, nahwu, sharaf dan ilmu lainya di kaji dan didalami
pemahamannya untuk kemudian dibawa pada masyarakat melalui santrinya
sebagai duta pesantren. Hal ini menjadi nilai tambah bagi keberadaan pesantren
ditengah semakin berkembangnya dunia pendidikan di Indonesia.
2. Elemen Pesantren
Pesantren sebagai lembaga pendidikan, memilki elemen yang tidak bisa
dipisahkan satu dengan lainya adapun elemen dari pesantren tersebut meliputi
33
Yasmadi, Modernisasi Pesantren; Kritik Nurcholis Madjid Terhadap Pendidikan Islam
Tradisional, (jakarta: PT Ciputat Press,2005), Cet.Ke-2 34
Hasbullah,Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia; Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan
Perkembangan, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 1996), h. 138 35
Yasmadi,Moderenisasi Pesantren; Kritik Nurcholis Madjid Terhadap Pendidikan Islam
Tradisional, hal.62
27
kiyai, santri, pondok, masjid dan pengajar kitab-kitab klasik atau sering disebut
kita kuning.36
M. Arifin mengklisifikasikan perangkat pesantren meliputi pelaku
pesantren seperti kiyai, santri. Perangkat keras pesantren meliputi asrama,
pondok, masjid dan sebagainya. Dan perangkat lunak lainya seperti tujuan,
kurikulum, metode pengajaran, evaluasi dan alat – alat penunjang pendidikan
lainnya.37
Adapun mengenai elemen pesantren yang disebutkan diatas, akan
dibicarakan sebagai berikut :
a. Kiyai
Kiyai atau pengasuh pondok pesantren merupakan elemen yang
sangata esensial bagi suatu pesantren. Rata-rata pesantren di jawa dan
madura menjadi sosok yang sangat berpengaruh, kharismatik, dan
berwibawa, sehingga amat disegani oleh masyarakat dilingkungan
pesantren. Disamping itu, kiyai pondok pesantren biasanya juga sekaligus
sebagai pendiri dari pesantren yang bersangkutan. Oleh karena itu sangat
relevan jika dalam perkembangannya, kiayi menjadi sosok yang sangat
berperan penting bagi pesantren.
Menurut Zamakhsyari Dhofier, perkataan kiayi dalam bahasa jawa
dipakai untuk tiga jenis gelar yang berbeda. Pertama sebagai gelar
penghormatan bagi barang-barang yang dianggap sakti dan kramat,
36
Amin Haedari, Abdullah Hanif dkk, Masa Depan Pesantren .Dalam Tantangan
Modernisasi dan Tantangan Kompleksitas Global.(Jakarta:IRD PRESS. 2004) Cet. Ke-1 37
M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum ( Jakarta:Bina Aksara,1995
)Cet.Ke-3, hal.257
28
misalnya Kiyai Garuda Kencana dipakai sebagai sebutan Kereta Emas
yang ada di kraton Yogyakarta. Kedua sebagai gelar kehormatan bagi
orang-orang tua pada umumnya. Ketiga sebagai gelar yang diberikan oleh
masyarakat kepada orang ahli agama Islam yang memiliki atau menjadi
pemimpin pesantren, didalam hal ini pengertian ketiga disebut sebagai
acuan bagi pengertian kiyai yakni sebagai apresiasi masyarakat kepada
seorang pimpinan pesantren.
b. Pondok
Sesuai dengan pengertian pondok pesantren yang telah
dikemukakan di awal, pondok bisa didefinisikan sebagai asrama atau
tempat tinggal para santri, sarana yang berada di sekitar komplek
pesantren, seperti rumah kiayi, tempat pengajian, dan ruang bagi kegiatan
agama lainnya yang dipergunakan oleh pihak pesantren. Pondok kemudian
menjadi sebuah ciri khas bagi pesantren yang membedakannya dengan
sistem pendidikan lainnya.
Pondok menjadi rumah bagi santri, untuk kalangan pesantren
tradisional pondok atau (asrama) tidak hanya berfungsi sebagai tempat
untuk tidur bagi santri namun juga digunakan sebagai tempat memasak
dan mengaji sesama santri. Berdeda dengan pesantren modern yang
menggunakan pondok hanya untuk tempat tidur, karena kegiatan makan
diberikan fasilitas kantin.
29
c. Masjid
Masjid pada masa nabi menjadi pusat kegiatan agama, maka dalam
hal ini pesantren yang diasuh oleh kiayi yang menurut sistem yang
dilakukan nabi menjadi masjid sebagai tempat pusat kegiatan, berupa
kegiatan kajian agama seperti pengajian, musyamarah, sehubungan
dengan itu pula umat Islam dimanapun berada selalu menjadikan masjid
sebagai pusat kegiatan mereka khususnya yang berkaitan dengan agama
misalnya, untuk perkumpulan (Musyawarah), kajian agama Islam dan lain
sebagainya.
d. Santri
Santri adalah siswa dari sebuah pondok pesantren, seperti telah
dibahas diawal pembahasan, pada umumnya santri terbagi ke dalam dua
kategori. Pertama, santri mukim, yaitu murid – murid yang berasal dari
daerah yang jauh dari pesantren dan menetap di pesantren tersebut. Tradisi
bagi santri yang telah lama atau lebih senior biasanya memikul tanggung
jawab mengajarkan santri junior tentang kitab menengah dan dasar,
tentunya setelah ditunjuk oleh pihak pengurus bahkan kiayi yang
bersangkutan penuh untuk mengurus dan membimbingnya. Kedua, santri
kalaong atau PP (pulang pergi), yaitu santri yang bersal dari desa sekitar
pesantren, mereka tidak menetap di pesantren mereka berada dipesantren
hanya bila ada tugas pesantren atau kegiatan pesantren saja. Apabila
30
sebuah pondok pesantren memiliki santri mukim lebih banyak, maka
pesantren tersebut dikategorikan pesantren besar.38
e. Pengajaran Kitab Kuning
Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional, telah
mengajarkan kitab – kitab klasik, khususnya kitab – kitab karangan
Mazhab Syafi’iyah. Pengajaran kitab – kitab kuning berbahasa arab tanpa
syakal atau sering disebut kitab Gundul, kitab kuning ini satu – satunya
metode yang secara formal diajarkan dalam komunitas pesantren di
Indonesia.
3. Bentuk-Bentuk Pondok Pesantren
Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan tradisional dalam
perkembangannya dikelompokan menjadi beberapa bentuk. Pembagian ini
berdasarkan karakteristik pengajaran dan penyampaian yang dilaksanakan oleh
pondok pesantren tersebut.
Dalam penyelenggaraan sistem pengajaran dan pembinaannya pondok
pesantren dewasa ini dapat digolongkan kepada tiga bentuk, yaitu:
a. Pondok Pesantren Tradisional
Pondok pesantren tradisional adalah lembaga pendidikan dan
pengajaran agama Islam yang pada umumnya pendidikan dan pengajaran
tersebut diberikan dengan cara non klasikal (sistem bandongan dan
sorogan) dimana seorang kiayi mengajar santri-santrinya berdasarkan
kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa arab oleh ulama-ulama besar sejak
38
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kiyai,
(Jakarta: LP3ES, 1986) hal.51-52, Cet, II
31
abad pertengahan, sedangkan santri biasanya tinggal didalam pondok atau
asrama dalam pesantren tersebut.
Pesantren model ini masih memegang teguh penyampaiannya
dengan pola tradisional dalam mengajarkan nilai-nilai Islam. Cara-cara
yang digunakan telah turun temurun dipraktekan. Ilmu yang dipelajari
umumnya sama disemua pesantren model ini, demikian juga kitab yang
dikaji, perbedaan hanya terletak pada kadar ilmu yang dimiliki oleh kiayi
pada tiap pesantren.39
Ciri lain dari pesantren model ini adalah
kemutlakan kiayi sebagai pemegang kekuasaan dan penentu kepuasan dan
manajemen pun biasanya menggunakan manajemen keluarga, hal seperti
ini bisa saja terjadi pada pesantren model ini.
b. Pondok Pesantren Tradisional Modern
Pesantren model ini adalah lembaga pendidikan dan pengajaran
agama Islam yang menggabungkan sistem madrasi (klasikal)40
yang
mengarah kepada sistem atau pola modern dari segi pengajaran dan
penyampaiannya. Ciri pesantren model ini adalah peran seorang kiayi
tidak mutlak lagi, akan tetapi telah ada pembagian tugas diantaranya
pengasuh dan pembinanya.
Dari segi pengajarannya disamping menggunakan cara-cara
tradisional (sistem sorogan, bandongan wetonan) juga memakai sistem
modern (sistem pembagian kelas) dengan menggunakan tingkatan-
tingkatankemampuan santri. Pesantren ini juga mengadakan kegiatan
39
Sudjuko Prasadjo, Profil Pesantren, (Jakarta: P3M,1982), hal.90 40
Masdar F. Mas’ud, Direktori Pesantren, (Jakarta: P3M, 1986), hal: 76
32
pendidikan formal untuk memberikan keseimbangan antara tuntunan
duniawi dan ukhrowi.
c. Pondok Pesantren Modern
Pesantren modern adalah pesantren yang menggunakan sistem
modern (baru) dari segi pengajaran materinya.41
Ciri-ciri pesantren ini
adalah :
1. Memakai cara diskusi dan tanya jawab dalam setiap penyampaian
materinya.42
2. Adanya pendidikan kemasyarakatan, segenap pelajar berlatih
memperhatikan dan mengerjakan hal-hal yang nantinya akan dialami
oleh mereka dalam masyarakat ketika mereka berbaur dengan
masyarakat, mengenai hal-hal yang nanti akan dijumpai masyarakat
mengenai pelajaran mereka.43
3. Adanya organisasi pelajar yang mengatur aktivitas mereka, segala
sesuatu mengenai kehidupan mereka diatur dan diselenggarakan
sendiri oleh mereka dengan cara demokrasi, gotong royong dan dalam
suasana ukhuwah yang dalam, tapi itu juga tidak terlepas dari
bimbingan dan pengawasan pengasuh-pengasuh atau pembina-
pembinanya.44
4. Ada organisasi pelajar yang bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang berhubungan dengan kehidupan dan kegiatan sehari-hari, tata
41
Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Depag,1992/1993),hal:928 42
J.L. Mursell, Succesful Teaching, disusun ole Nasution M.A, “Mengajar Dengan
Khusus” (Bandung: I Jemmars, tth), hal:28 43
Ibid, hal.229. 44
Ibid, hal. 932.
33
tertib, disiplin. Masing-masing dapat diutarakan pendapat dan
dilakukan kegiatan kesiswaan yang terkait dengan sistem pendidikan
dan pengajaran yang telah ditetapkan.
Adapun peran dan fungsi pondok pesantren sendiri berkembang dari
masa ke masa. Pada taraf yang paling awal, pondok pesantren ternyata tidak
banyak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan namun juga menjadi
pusat penyiaran agama Islam.
Sebagai lembaga pendidikan pondok pesantren menyelenggarakan
pendidikan keagamaan, pada perkembangan selanjutnya pendidikan pondok
pesantren membuka lembaga pendidikan formal, baik yang berfasilitas dengan
pendidikan agama maupun dengan pendidikan umum, atau sekuler.45
45
Anas Madhuri, Pesantren dan Pengembangan Ekonomi Ummat ( Surabaya,
Departemen Agama, 2002 ), Cet Ke-1 h.18
34
BAB III
PROFIL KH. MUHAMMAD AMIN NOER DI PONDOK PESANTREN
ATTAQWA PUSAT PUTRA UJUNG HARAPAN BAHAGIA BEKASI
A. Riwayat Hidup KH. Muhammad Amin Noer
1. Latar Belakang Keluarga KH. Muhammad Amin Noer
Muhammad Amin atau Muhammad Al-Amin, adalah nama yang
diberikan Oleh orang tuanya yaitu, Al- Maghfurlah KH. Noer Alie kepadanya
sewaktu kecil, orang tuanya sosok kiyai besar yang dijuluki Singa Karawang
Bekasi, dan orang tuanya mendapatkan gelar Pahlawan Nasional, KH.
Muhammad Amin Noer dilahirkan di Bekasi pada tanggal 03 Oktober 1947 M
tempatnya di Ujung Malang yang sekarang telah berubah nama menjadi Ujung
Harapan . Kh. Muhammad Amin Noer ini anak ke 3 dari 9 bersaudara ( dari
yang hidup ) ini merupakan anak dari pasangan KH. Noer Alie dan Hj.Siti
Rohmah yang pada awalnya beliau merupakan anak ke 6 dari 12 bersaudara,
namun empat orang diantara saudara-saudaranya telah mendahuluinya.1 KH.
Muhammad Amin Noer telah menikah dengan Hj. Khodijah Zein di karuniai 9
anak yaitu:
1. H. Nururrohman
2. H. Muhammad Adib Sholeh
3. H. Ahmad kamil
4. H. Muhammad Wasi’
1 Hasil Wawancara oleh KH. Muhammad Amin Noer, (Bekasi: 23 April 2013)
35
5. Hj. Siti Sawa
6. Hj. Nur Baliya Hasannah
7. Nur Ali
8. Khaidir Ali
9. Reza Zainal Musthofa
KH. Muhammmad Amin Noer mempunyai moto hidupnya adalah “
Hidup ini semata untuk mengabdi dan mencari ridha Allah SWT” dan beliau
lah terus memperjuangkan agama Islam biar Umat yang ada di wilayah ujung
harapan bahagia bekasi ini bisa di jaga oleh allah dan dilindungi dari mara
bahaya bencana. KH. Muhammad Amin Noer terus membela agama dan
mengabdi kepada masyarakat agar masyarakat bisa dijalan Allah yang benar. 2
2. Latar Belakang Pendidikan KH. Muhammad Amin Noer
Pendidikan KH. Muhammad Amin Noer pada awalnya adalah ketika
beliau masuk sekolah SRI (Sekolah Rakyat Islam), karena dahulu belum ada
sekolah TK (Taman Kanak-Kanak) maka beliau masuk sekolah SRI yang
merupakan sederajat dengan SD (Sekolah Dasar). Belum sempat tamat
pendidikan KH. Muhammad Amin Noer pertamanya ini pada saat kelas 5
(Lima) beliau langsung dipindahkan oleh orang tuanya Al- Maghfurlah KH.
Noer Alie, untuk menghafal Alquran bersama tiga orang lainnya yaitu:
a. H. Abd. Aziz Zean
b. H. Sya’roni
2Hasil Wawancara oleh KH. Muhammad Amin Noer, (Bekasi: 23 April 2013),hari selasa,
jam 09.00-10.00 wib.
36
c. H. Abd. Mughni
Beliau menjalankan perintah yang diberikan kepada Al-Maghfurlah
untuk menghafal Alquran. Belum sempat selesai pun ditengah perjalanan
menghafal, beliau memutuskan untuk berhenti menghafal dikarenakan kendala
tidak fokus menghafal.
Tugas menghafal pun berlalu, beliau langsung meneruskan
pendidikannya masuk ke Pondok Pesantren Attaqwa dab bergabung dengan
santri-santri yang senior. Di Pesantren ini pun tidak lama, beliau langsung
memindahkan pendidikannya ke Yogyakarta dan langsung menempati sekolah
MMT (Madrasah Menengah Tinggi) yang sederajat dengan SMA (Sekolah
Menengah Atas) pada tahun 1963 M s/d 1965 M.
Selama tiga tahun beliau di MMT beliau langsung melanjutkan bidang
studinya di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang sekarang telah berubah
menjadi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sampai tahun 1968 M. Pada tahun
1968 M beliau meluluskan studinya dan pulang kampung halaman, di
kampung halaman beliau di panggil untuk mengajar di Pondok Pesantren
Attaqwa, selama kerang lebih dua tahun beliau mengajar di ponpes Attaqwa.
Pada tahun 1970 M, beliau peraih juara 1 MTQ Quran Se-ASEAN di
cairo ini, berangkat meninggalkan kampung halaman menuju pendidikannya ke
Al- Azhar Cairo Mesir untuk melanjutkan studinya s2 nya dan kembali pulang
ke kampung halaman pada tahun 1979 M, tak mau kalah dalam hal Organisasi
37
selama menjadi pelajar Mesirbeliaupun pernah menjabat sebagai sekertaris PPI
(persatuan pelajar Cairo) Mesir.
3. Pengalaman Organisasi KH. Muhammad Amin Noer
Di dalam Organisasi KH. Muhammad Amin Noer tidak mau kalah
dengan yang lain didalam bidang organisasi, beliau pernah menjadi sekertaris
PPI (persatuan pelajar Cairo Mesir). Dan sepulang dari Cairo Mesir, pada
tahun 1980 M s/d 1986 M beliau diangkat menjadi kepala Madrasah Attaqwa
Putri Albagiatus Sholihat karena pada waktu itu belum ada tingkatan MTs
(Madrasah Tsanawiyah) dan MA (Madrasah Aliyah) maka dinamakan
Albaqiyatu Sholihat. Pada tahun 1986 M, Ponpes Albaqiyatu Sholihat berubah
menjadi tingkatan MTs dan MA, pada saat itu pula kepala Madrasah masih
dijabati oleh beliau serta sebagai Pimpinan Pondok Pesantren Attaqwa Pusat
Putra Ujung Harapan Bahagia Bekasi pada tahun 1987 M, sekarang di
alihkan kepada adiknya sebagai Pimpinan Pondok Pesantren Attaqwa Pusat
Putra Ujung Harapan Bahagia bekasi.
Kemudian pada tahun 1994 beliau diangkat menjadi ketua BKSPPI
Bogor, dan pada tahun itu pula beliau diangkat menjadi ketua Yayasan
Attaqwa, Pimpinan Pengurus Attaqwa, dan Dewan Masjid Attaqwa sampai
saat ini.
Di samping itu pula pada tahun 2006 M beliau dilantik menjadi ketua
MUI (Majlis Ulama Indonesia) Kab. Bekasi hingga tahun 2011 M beliau
dilantik kembali untuk yang kedua kalinya sebagai ketua MUI Kab. Bekasi
38
sampai tahun 2016 M, selama dua periode inilah beliau menjabat sebagai ketua
MUI Kab. Bekasi.
Hasil wawancara beliau berpesan” kita ini harus banyak menyadari
bahwa tujuan hidup kita untuk mengabdi dan mencari bekal sebanyak-
banyaknya untuk di akhirat jangan sampai umur kita terbuang sia-sia hanya
untuk kepentingan dunia saja. Dan sebagai manusia harus betul-betul bisa
memanfaatkan waktu untuk beramal dan mengamalkannya kepada manusia
agar hidup kita bermanfaat untuk diri kita dan untuk orang lain sebagaimana
sabda nabi “Khoirunnaas „anfa‟uhum innaas” sebaik-baik manusia adalah
yang paling bermanfaat untuk orang lain”. Manusia mengalahkan makhluk
yang lemah, namun disamping kelemahan itu manusia Allah berikan kelebihan
masing-masing berupa ilmu pengetahuan dan lain-lain, begitulah pesan beliau
ketika di minta kepada masyarakat.3
B. Lingkungan Sosial, Budaya dan Agama KH. Muhammad Amin Noer
1. Kehidupan Sosial KH. Muhammad Amin Noer
Dari daerah yang pernah beliau tempati selama pendidikannya, ternyata
banyak membawa pengaruh yang tidak sedikit, disamping ilmu agama yang
beliau dapatkan juga banyak ilmu pengetahuan. Proses sosialisasi juga banyak
memberikan sumbangsih kearah pemikirannya dalam bermasyarakat. Karena
kepandaiannya beliau dalam bidang dakwah sejak masa remaja, menjadikan
3Wawancara Pribadi Oleh Kiyai, (Bekasi: 24 April 2013), hari rabu, jam 14.00-15.00 wib.
39
beliau dapat bersosialisasi kepada banyak kalangan, baik kepada para pemuda,
orang tua, para alim ulama bahkan aparat ke pemerintahan.
2. Kehidupan Budaya KH. Muhammad Amin Noer
Di sekitar lingkungan beliau tinggal saat itu di keluarga yang kental
agama yaitu ulama besar di bekasi KH. Noer Alie orang tuanya sosok ulama
yang di segani oleh masyarakat bekasi dan orang tuanya mendapatkan gelar
Pahlawan Nasional, dan KH. Muhammad Amin Noer saat ini sangat kental
pada budaya betawi, budaya itu pun budaya yang di turunkan oleh orang tua
beliau, jadi secara otomatis dalam kehidupan budaya di lingkungan sekitar
tidak begitu sulit, salah satu bukti beliau sangat bisa akrab dengan budaya
sekitar yang masih aktif, dan juga beliau lah memimpin pengajian bapak-bapak
pada malam minggu bertempat di masjid pondok pesantren attaqwa pusat putra
ujung harapan bahagia bekasi.
3. Kehidupan Agama, KH. Muhammad Amin Noer
Penduduk kelurahan ujung harapan, kecamatan babelan, kabupaten
bekasi atau khususnya di sekitar perkomplekan pondok pesantren attaqwa
tempat tinggal KH. Muhammad Amin Noer. Merupakan penduduk yang
mayoritas Islam, kehidupan beragama di tengah-tengah masyarakat sangat
penting karena agama merupakan unsur mutlak dalam mencapai keadaan
masyarakat yang aman dan nyaman serta damai dan tentram dalam membina
masyarakat di kehidupan sehari-hari.
40
Berawal dari seorang pemuda yang memiliki latar belakang keluarga
yang agamis, KH. Muhammad Amin Noer, mudah selalu mendapatkan ibadah
kepada teman-teman sebayannya, seperti contoh, setiap beliau bermain bola
dengan teman-teman sebayanya diwaktu senggang pada sore hari, bila
mendengar suara adzan pasti beliau mengajak teman-teman sebayanya
bergegas mandi dan menuju masjid untuk solat magrib dan mengaji di pondok,
dan KH. Muhammad Amin Noer mempunyai kelebihan suara yang bagus dan
beliau lah yang mengajarkan teman-teman sebayanya karena beliau lah sangat
pintar dan bagus atau indah dalam membaca Al-Quran, dan beliau lah tidak
canggung untuk mengajarkanya, teman-temannya pun senang diajarkan kepada
beliau.
Inti dan tujuan dari agama ilahi yang shahih adalah, menyuru kepada
kemerdekaan manusia secara totalitas, semenjak keberadaannya dibumi, agama
ini menyurukan kemerdekaan dan persatuan, ia mengajurkan untuk maju dalam
setiap sektor dan agama tetap eksis bertahan.4
C. Gambaran Umum Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra Ujung Harapan
Bahagia Bekasi
1. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Attaqwa PusatPutra
Sebuah pesantren yang letaknya di sebelah utara Pulau Jawa
(E.107º01º9.3",S 6º11º21.3"). Sebuah pesantren yang kini telah berusia
4Mengutip Buku Panduan Attaqwa yang berjudul, Sejarah Attaqwa,(Bekasi: Cetakan
Attaqwa), Hal. 1-8
41
setengah abad lebih. Ia dikenal dengan nama Pondok Pesantren Attaqwa Putra.
Lembaga pendidikan ini didirikan pada tahun 1940 oleh Almarhum
Almaghfurlah K.H. Noer 'Ali, Sang Singa Kerawang Bekasi. Saat itu, Lembaga
pendidikan tersebut belum memiliki nama khusus, melainkan sebuah pesantren
di daerah Ujungharapan. Pada tahun 1956 barulah Lembaga Pendidikan ini
diresmikan, meskipun masih menggunakan nama Yayasan P3 (Pembangunan,
Pemeliharaan dan Pertolongan Islam (YP3) dan secara keseluruhan-baik putra
maupun putri-berubah nama menjadi Pondok Pesantren Attaqwa, sekitar tahun
1986.
Pondok Pesantren Attaqwa Putra ini yang dipimpin saat ini oleh K.H.
Muhammad Amin Noer, MA (anak ke-3 Almarhum Al- maghfurlah K.H.
Noer 'Ali), juga menekankan pentingnya ibadah dan kegiatan rohani, seperti
maulid, tahlil, dzikir. Karena bagaimanapun juga sunnah-sunnah yang pernah
ditanam dan dipupuk oleh K.H. Noer 'Ali harus tetap dipertahankan dan
dilazimkan.
Saat ini, Pondok Pesantren Attaqwa menerapkan 3 sistem –penjurusan–
yang ditawarkan kepada santri baru ketika tes masuk.
1. Ulama
2. Tahfdzul Qur'an
3. Pemograman (MAK, IPA & IPS)
Hal ini diharapkan agar santri-sejak usia dini-mampu lebih optimal dan
menguasi bidang spesifikasinya sehingga kualitas santri benar-benar maksimal.
42
Jumlah santri saat ini sekitar 1000 orang santri yang datang dari
JABODETABEK, hingga dari luar pulau jawa, semisal dari kalimantan dll.
Sedangkan jumlah tenaga pengajar adalah lulusan alumni Attaqwa luar negeri
dan dalam negeri, ada juga tenaga pengajar tambahan yang direkrut dari non
alumni, khususnya tenaga pengajar yang memiliki kemampuan di bidang
pelajaran ilmu eksak.5
Pondok Pesantren Attaqwa "Be A Magnet School With Green
School". Green School adalah program jurusan baru yang kini telah disediakan
oleh Attaqwa dengan berbagai macam jurusan. Di antaranya adalah jurusan
yang merupakan reformasi baru bagi kemajuan Attaqwa, dimana seorang santri
tidak hanya mampu menguasai kitab kuning saja, melainkan mampu bersaing
di dunia Sains dan Teknologi.
Attaqwa kini memiliki satu buah gedung yang megah yang dilengkapi
dengan laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biologi,
laboratorium bahasa dan laboratorium komputer yang berakseskan internet.
Selain itu, gedung tersebut juga dilengkapi dengan sarana dan prasarana
penunjang yang lengkap berupa satu buah bengkel praktek untuk jurusan
lokomotif.
Dengan adanya gedung tersebut, Attaqwa diharapkan menjadi magnet
school bagi masyarakat, serta sekolah-sekolah lain, mampu menghasilkan
siswa-siswa yang berguna dimasyarakat. Dengan adanya gedung ini, Attaqwa
nantinya mampu mencetak para alumni yang ahli di bidang ilmu-ilmu eksak,
5 Panduan Buku Singkat Sejarah Ponpes Attaqwa, Cet 2, Hal.21.
43
tidak hanya mampu membaca kitab kuning saja, tetapi lebih dari itu para
alumni juga mampu mengusai ilmu-ilmu keduniaan lainnya semacam ilmu
sains dan teknologi, yang sangat dibutuhkan pada zaman globalisasi sekarang
ini.
Sejauh ini, Pondok Pesantren Attaqwa Putra sedang memepersiapkan
perubahannya dari pesantren tradisional ke modern. Salah satu upaya yang
sedang ditempuh adalah dengan melengkapi sarana dan prasarana yang
semuanya dapat dijumpai di dalam gedung tersebut. Gedung hijau rencanannya
akan digunakan sebagai media untuk mengembangkan bakat siswa siswa pada
ilmu-ilmu umum seperti sains dan teknologi. Selain itu, bertujuan pula untuk
membentuk generasi intelektual muslim di dalam bidang ilmu eksak.
Perlu diketahui bahwa Attaqwa sebenarnya dari dahulu sudah modern.
Indikasinya adalah adanya pendidikan yang besifat klasikal, adanya AD-ART,
dan pembagian job masing-masing guru bidang studi dengan sedikit mismatch,
serta organisasi yang mempunyai kewenangan dalam tugas, sebagai
pengembangan madrasah itu sendiri. Dan sekarang, Attaqwa lebih berupaya
untuk meningkatkan kualitas para pelajarnya yang nantinya bisa diterima di
berbagai perguruan tinggi favorit, karena belum lama ini, perguruan-perguruan
tinggi seperti UIN, UGM, ITS, IPB berencana memberikan beasiswa kepada
para santri Attaqwa yang mempunyai kemampuan dalam bidang eksak.
Konsep awal yang akan diterapkan oleh Attaqwa untuk memenuhi
semua itu adalah dengan berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas para
44
guru sehingga matching di bidangnya. Dengan demikian, para pelajar akan
mampu menangkap apa yang dijelaskan dengan mudah dan tepat.6
2. Visi dan Misi Serta Struktur Organisasi Pondok Pesantren Attaqwa Pusat
Putra
VISI
“Ikhlas, Berdzikir, Berfikir dan Beramal”
MISI
Membina, mengembangkan dan memelihara masyarakat madani yang
ikhlas, berdzikir, berfikir dan beramal shaleh melalui pendidikan, dakwah,
kegiatan ekonomi dan social, dalam menuju “Baldatun thayyibatun wa
rabbun ghafur”.
Struktur Organisasi
Pondok Pesantren Attaqwa Putra memiliki struktur organisasi yang
lengkap. Dipimpin oleh seorang pimpinan pondok, dan membawahi
Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Baik Madrasah Tsanawiyah
maupun Madrasah Aliyah memiliki struktur organisasi yang otonom dan
terpisah, namun tetap berada di bawah tanggungjawab Pimpinan Pondok.
Adapun perincian struktur organisasi Pondok Pesantren Attaqwa Putra adalah
sebagai berikut:
6Wawancara Pribadi oleh Irfan Zaky, (Bekasi:24 April 2013), jam 16.00-17.00
wib.bertempat di Ponpes Attaqwa.
45
Pelindung : PimpinanPerguruanAttaqwa
PimpinanPondok : KH. MUHAMMAD AMIN NOER,MA
MADRASAH TSANAWIYAH :
Kepala Madrasah Tsanawiyah : DRS. KH. MAWARDI HM, MPD
BidangKurikulum : H. A. JUBAIR DASUKI, S.AG
Kepala Tata Usaha : H. ABD. GHOFUR ROUF, S.AG
Staff TU. Bid.Keuangan : ABD. WADUD, S.PD.I
Staff TU. Bid.Kepegawaian&Kesiswaan: DADANG HAWARI, S.PD.I
Staff TU. Bid.AdministrasidanPersuratan: NURHASAN JURJANI, S.PD.I
WK. Bid. BP/BK : H. NASRUDDIN NATSIR, S.AG
WK. Bid. Kesiswaan : AANG KUNAIFI, S.PD.I
Sarana&Prasarana/Humas : KAMALUDDIN FASHYA, S.AG
MADRASAH ALIYAH :
Kepala Madrasah Aliyah :H.AHMAD MASILLA, LC.,MMPD
BidangKurikulum :H.ASEPSOFYANHARIRI, LC.M.PD.I
Kepala Tata Usaha : HAMIM ABD. HAMID, S.PD.I
Staff TU. Bid.Keuangan : MIRWAN NIJAN, S.PD.I
Staff TU. Bid.Kepegawaian&Kesiswaan : ABD. MUIZ, S.PD.I
Staff TU. Bid.AdministrasidanPersuratan: M. IRFAN ZAKI, S.PD.I
WK. Bid. BP/BK : AHMAD GHOZI, S.PS.I
46
WK. Bid. Kesiswaan : H. ROJUDDIN BASHROH, LC
Sarana&Prasarana/Humas : AFUD SYARIFUDDIN, S.Ked
3. Program Kurikulum Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra
Kurikulum Pondok Pesantren Attaqwa Putra adalah Integrated
Curicullum, yaitu kurikulum perpadauan antara kurikulum Depag, Diknas dan
internasional yang berafiliasi ke Timur Tengah, dengan Integrated Curicullum,
siswa diharapkan dapat melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi, baik di
dalam maupun diluar negeri dan dapat hidup berkembang dalam membangun
Masyarakat.7
a. Pengembangan Potensi
Penanaman nilai-nilai dasar agama, moral, budi pekerti, sosial,
emosional dan kemandirian melalui pembiasaan dan praktek kehidupan
sehari-hari yang terimplementasikan diseluruh layanan pendidikan.
Pengembangan potensi dasar setiap siswa dioptimalkan dengan
pemahaman kecerdasan majemuk (multiple intelegent). Sehingga
perkembangan logika, interpersonal, bahasa, seni, kinestetik, visual,
naturalistik dan eksistensialistik dapat berkembang secara optimal.
Program potensi kepemimpinan siswa melalui berbagai kegiatan
Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK), Dauroh, Organisasi PPA, Dewan
Perwakilan Kelas (DPK) dan lain-lain.
7Wawancara Pribadi oleh Guru Rojuddin Basroh, (Bekasi: 24 April 2013),jam 09-00-
10.00 wib, bertempat dirumah pribadi.
47
b. Tenaga Pendidik
Pondok Pesantren Attaqwa Putra diasuh oleh tenaga pendidik yang
berkualifikasi S1 dan S2 baik dalam negeri seperti UIN, UNJ, UNISMA,
UIJ, STAIA, STAISA, PTA, LIPIA, maupun luar negeri seperti Al-Azhar
Kairo, Damaskus Syiria, Islamabad, Pakistan dan lain-lain yang ahli
dibidang pendidikan.
c. Ekstrakurikuler
- Kegiatan-kegiatan
1. Muhadharah 3 bahasa (latihan berpidato)
2. Pramuka
3. Tae Kwon Do
4. Marawis
5. Hadroh
6. Marching Band
7. Amsilati
8. Paskibra
9. Pentas Seni Santri
10. Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK)
11. Sidang Pleno
12. Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ)
13. Jamtaqwa
14. Kemah Wisata
48
- Lembaga Penunjang
1. Organisasi Santri Persatuan Pelajar Attaqwa (PPA)
2. Dewan Perwakilan Kelas (DPK)
3. Bengkel Teater Attaqwa (BETA)
4. Lembaga Ilmu Al-Qur’an Attaqwa (LIQA)
5. Lembaga Retorika Dakwah Attaqwa (LEKDA)
6. Lembaga Jurnalistik Attaqwa (LJA)
7. Lembaga Kaligrafi Attaqwa (LKA)
8. Dewan Kerja Ambalan (DKA)
d. Fasilitas
1. Ruang Belajar
2. Lab. Komputer
3. Lab. Bahasa
4. Lab. Biologi
5. Lab. Fisika
6. Lab. Kimia
7. Lab. Otomotif
8. Ruang Multimedia
9. Perpustakaan
10. Aula Serbaguna
11. Masjid
12. Sarana Olahraga
13. Kantin
49
14. Laundry
15. Asrama Santri
16. Depot Air
17. Poskestren
18. Koperasi Pelajar
19. Wartel
e. Keunggulan
1. Fullday School
2. Penguasaan sains dan teknologi, life skill dan ilmu agama
3. Penguasaan Bahasa Arab & Inggris
4. Penguasaan Tahfidzul Qur’an & Hadis
4. Kegiatan dan Aktivitas Santri Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra
Ujung Harapan Bahagia Bekasi
Pondok Pesantren Attaqwa putra memiliki aktifitas dan kegiatan yang
bernuansa kolaborasi antara pendidikan modern dan tradisional, pendidikan
timur tengah dan dalam negeri. Disamping tuntunan Almarhum Almaghfurlah
K.H. Noer 'Ali juga merupakan tuntutan masyarakat sekitar agar Pondok
Pesantren Attaqwa mampu menciptakan sistem yang seimbang, antara
penanaman nilai-nilai agamis dan kebutuhan di era globalisasi. Oleh karena itu,
aktifitas santri sehari-haripun baik kegiatan formal (kulikuler) maupun non
formal (ekstrakulikuler) memuat kedua unsur tersebut, ilmu agama dan ilmu
umum.
50
Aktifitas santri dimulai pada pukul 04.00 dini hari untuk melaksanakan
"Qiyamullail" dilanjutkan dengan shalat subuh berjama'ah dan pengajian di
pagi hari sampai jam 6 pagi. Namun pada hari-hari terntentu, ada program
bahasa (muhadatsah), yang dilaksakana 2 kali dalam setiap minggunya,
tahfidul qur'an, dll. dilaksanakan juga pada pagi hari.8
Untuk kegiatan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dibagi dengan dua
waktu, KBM pagi hari dimulai dari jam 7 sampai dengan jam 12.30 dan KBM
siang hari dimulai dari jam 14.30 sampai jam 15.30.
Sedangkan untuk kegiatan non formal (ekstrakulikuler) dimulai dari
ba'da ashar (sekitar jam: 16.00) sampai jam 22.00 malam, seperti: Muhadlarah
3 bahasa (Bahasa Arab, Bahasa Inggrus dan Bahasa Indonesia), kursus
komputer, machine (bengkel), rethorika (pidato), qira'at, puisi, artistik
(keterampilan) kalighrafi, dekorasi, menyablon, musik (marching band,
gambus, marawis, rebana dll), elektronika, pelatihan jurnalistik dsb.
8 Wawancara pribadi Oleh Guru Masilah, M,Pd (Bekasi:24 April 2013), jam 14.00-15.00,
bertempat dirumah pribadi.
51
BAB IV
ANALISIS AKTIVITAS DAKWAH KH. MUHAMMAD AMIN NOER, MA
DI PONDOK PESANTREN ATTAQWA PUSAT PUTRA UJUNG
HARAPAN BAHAGIA BEKASI
A. Akitivitas Dakwah KH. Muhammad Amin Noer di Pondok Pesantren
Attaqwa Pusat Putra Ujung Harapan Bahagia Bekasi
Dapat dikatakan Islam adalah agama dakwah artinya agama yang selalu
mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah.
Dakwah Islam adalah tugas suci yang dibebankan kepada setiap muslim di mana
saja ia berada, sebagaiman dalam Al-quran dan As-Sunnah Rasulullah SAW.
Kewajiban dakwah menyurukan dan menyampaikan agama Islam kepada
masyarakat.1 Dalam proses pengertian dakwah itu sendiri merupakan proses yang
berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah dalam rangka
mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk kejalan allah, dan secara bertahap
menuju pada kehidupan yang Islami.2 Dakwah adalah menyuru, mengajak,
memanggil manusia agar beriman dan taat kepada Allah SWT. Untuk taat itu
tentu saja berarti harus ada perubahan, merubah orang dari keadaan yang apa
adanya kepada keadaan yang seharusnya menurut Allah dan Rasul-nya. Jadi,
dakwah itu, ingin mengubah orang dari keadaan tidak beriman menjadi beriman,
keadaan tidak taat menjadi taat dan seterusnya, kalau dilihat dari sisi ini maka,
1 M. Munir, Metode Dakwah. (Jakarta: Kencana, 2009), Cet-3 hal.5
2Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama,1997), Cet-1 hal.12
52
dakwah itu sebenarnya makin lama makin berat, karena dakwah itu dituntut
semakin meluaskan wilayah dakwah. Maksudnya, dakwah itu harus tersebar
kemana-mana. Di mana ada manusia disitu harus ada dakwah, bukan hanya
dimana ada orang Islam tapi di mana ada manusia disitu harus ada dakwah. Itu
artinya, kalau melihat pada aspek penyebaran, di mana ada muslim saja itu belum
tentu ada dakwah disitu secara baik, meskipun seseorang tidak tahu berapa
sebenarnya perbandingan yang dibutuhkan, antara jumlah muslim dengan jumlah
da’i.
KH. Muhammad Amin Noer adalah sosok seorang da’i yang tidak pernah
lelah terhadap aktivitas dakwahnya beliau, khususnya di Pondok Pesantren
Attaqwa yang beliau pimpin tersebut. Aktivitas dakwah beliau secara umum
sangat total baik lahir maupun batin untuk kejayaan Islam melalui Pondok
Pesantren Attaqwa ini, dan secara khususnya pun tidak kalah baiknya, sepertri
contoh sesibuk apapun beliau selalu berusaha minimal sekali dan seminggu
langsung memberi materi ilmu dengan pembelajaran kitab kepada santri-
santrinya. Selayaknya pengasuh dan pimpinan pondok pesantren pada umumnya
yaitu sebagai suri tauladan yang baik pada semua santri, karena akhlak yang baik
adalah modal seseorang agar menjadi orang yang sukses dihari kelak nanti. Dari
kesibukan beliau diluar pesantren seperti ceramah dan keaktifan beliau di Majlis
Ulama Indonesia ( MUI ) yang sampai sekarang masih dipercayainya beliau
sebagai ketua MUI Bekasi, akan tetapi dari kesibukan itu beliau usahakan untuk
menyisikan waktu untuk memimpin pengajaran kepada santri-santrinya dan para
masyarakat yaitu pada hari jum’at ba’da solat subuh dan malam minggu dia
53
mengajarkan kitab kuning kepada jama’ahnya, ketika ada waktuy kosong KH.
Muhammad Amin Noer sempat mengelilingi dan mengkontrol para santri-
santrinya yang ada di pondok pesantren Attaqwa serta mengkontrol
masyarakatnya, agar masyarakat setempat menjadi baik dengan akhlak kepada
sesama muslim.3
Metode dakwah Islam menurut perspektif Al-quran dan Al-sunnah yaitu
keras dan juga menyejukan. Yang dimaksud kerasa yaitu tegas baik dalam
dakwah bi al lisan, bi al risalah,firman Allah SWT. Berikut ini:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, Barang siapa di antara kamu yang
murtad dari agama, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu yang Allah
mencintai mereka dan merekapun mencintainya, yang bersikap lemah lembut
terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang – orang
kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang
3KH. Muhammad Amin Noer, Wawancara Pribadai, (Bekasi: 23 April 2013), jam 09.00-
10.00 wib, dirumh pribadi.
54
yang suka mencela, itulah karenia Allah, diberikan –Nya kepada siapa yang
dikehendaki –Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha
mengetahui. (Al-Maidah: 54)
Bila kita menyaksikan pola dakwah Rasullulahsebelum tiba masa Hijriyah,
tidak pernah menyuru umatnya sendiri atau ahli kitab dengan sebutan orang-
orang kafir, musyrik atau munafik, melainkan dengan seruan yang sama dengan
dirinya yaa ayyuhan naas, “wahai manusia” atau yaa qoummi, “wahai kaumku”.4
Dari pengertian tersebutdapat di artikan bahwa Rasulullah selalu lemah lembut
kepada umatnya, hal itu yang digunakan oleh KH. Muhammad Amin Noer dalam
aktifitas dakwahnya khususnya di pondok pesantren Attaqwa. Sosok beliau adalah
penyayang dan sabar, beliaupun sangat perhatian dan antusias kepada santrinya.
Dan beliau adalah sosok orang yang pantang menyerah dalam kehidupannya. Dan
beliau pun sangat dihormati oleh seluruh warga sekitar dan beliau sosok yang
tidak kenal lelah khususnya dalam berdakwah. Beliau adalah sosok Ulama yang
cinta atas ilmu dan senang mengembangkan atau mengamalkan ilmu itu
sendirinya serta sabar dalam membina umat dan kepada santri-santrinya.5
Aktivitas dakwah yang dilakukan KH. Muhammad Amin Noer kepada
masyarakat secara umum dan kepada santri-santrinya secara khusus merupakan
upaya dalam mengembangkan pengetahuan keagamaan yang benar yaitu yang
berdasarkan Al-Quran dan Sunnah agar ummat dan para santrinya maupun
mengahapi massa depan yang lebih baik di dunia maupun diakhirat. Karena
4Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, Juli 2009), hal, 50
5 Wawancara Pribadi Oleh Ust Mirwan, (Bekasi: 23 April 2013).
55
menurut beliau seorang da’i yang mempunyai peranan penting bagi Mad’unya
harus memilki ilmu agama yang mumpuni agar ajaran yang diberikan berdasarkan
Al-Quran dan Sunnah sehingga layak di katakan seorang da’I atau pendakwah.
Bentuk aktifitas dakwah KH. Muhammad Amin Noer di Pondok Pesantren
Attaqwa yaitu:
1. Pengajian kitab-kitab Kuning kepada Santri
Pondok Pesantren Attaqwa seperti yang di jelaskan sebelumnya adalah
pondok pesantren yang mengadopsi sistem pembelajaran salafiah dan modern
atau juga disebut tradisional modern yaitu yang menjadikan selain terhadap
organisasi santri yang ada di attaqwa, memakai cara diskusi dan Tanya Jawab
dalam setiap penyampaian materinya, dan adanya pendidikan kemasyarakatan,
para santri juga menggunakan kitab – kitab kuning yang disebutkan
sebelumnya dalam pembelajarannya seperti yang digunakan pondok pesantren
sallaf dan tradisional.
Setiap senin dan kamis setelah solat Subuh beliau selalu memberikan
siraman rohani dan juga materi agama kepada para santri-santrinya. Dalam
pembelajaran kitab kuning beliau menggunakan metode Al- Mujadalah Billati
Hiya Ahsanatau diskusi bukan menggunakan metode ceramah, karena dari
metode diskusi ini beliau mengetahui sampai mana pengetahuan para santri-
santrinya dalam memahami ilmu dari kitab yang dipelajarinya.6
6Penulis Mengutip Ketika Saat Mengikuti Pengajian Pada Tanggal 8 April 2013 dan
tanggal 9 April 2013.
56
2. Peringatan Hari Besar
Umat islam di Indonesia sudah tradisi setiap peringatan hari besar Islam
secara seksama mengadakan upacara yang diadakan berbagai tempat, baik
yang bersifat pengajian, tablik akbar, acara maulid, maupun selametan. Hal
ini serupa juga dilakukan KH. Muhammad Amin Noer di Pondok Pesantren
Attaqwa, setiap hari besar beliau selalu diisi dengan pengajian keagamaan dan
tablik akbar yang dihadiri oleh berbagai aparatur pemerintahan, alim ulama,
para habib, masyarakat setempatdan para santri Pondok Pesantren Attaqwa.
Hari – hari besar Islam yang dipernah diperingati dan menjadi acara rutinitas
tahunan masyarakat pun berbondong-bondong menghadiri acara maulid yang
ada di Masjid Ponpes Attaqwa, serta santri-santri pun sangat antusias dengan
acara besar Islam yang di adakan pada tahun baru Hijriah yang jatuh pada
tanggal 1 muharram, peringatan maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh
pada tanggal 12 Rabiul awal, peringat5an Isra’ Mi’raj nabi Muhammad SAW
yang jatuh pada tanggal 27 rajab, dan hari-hari besar Islam lainnya.
3. Pengajian Mingguan Ibu-Ibu
Pengajian ibu-ibu yang dilaksanakan setiap hari minggu siang setelah
sholat dzuhur sampai dengan sebelum ashar yang tepatnya dari jam 13.00-
15.00 yang dipimpin oleh beliau, bertempat dimasji Pondok Pesantren Attaqwa
Pusat Putra Ujung Harapan Bahagia Bekasi. Pengajian tersebut umum untuk
semua kalangan, baik ibu-ibu yang bekerja maupun ibu rumah tangga. Dan
kenapa di ambil pada dari minggu dikarenakan minggu adalah waktu libur bagi
57
yang bekerja, oleh karena itu mereka yang tidak sempat mengaji pada hari-hari
kerja tetapi mereka dapat menyempatkan waktu mengaji pada hari minggu.
Materi yang diberikan kepada para jamaahnya yang ibu-ibu yaitu
masalah fiqih, yangberhubungan dengan masalah sehari-hari, tentang masalah
keluarga, berbuat baik kepada orang lain atau akhlakkul karimah, dan resiko
dosa di dunia dan ganjarannya dihari kelak nanti.
Rujukan dalam dakwah yang beliau gunakan secara umum ialah Al-
Quran dan Hadits sebagai pedoman untuk rujukan isi dakwah beliau, dan
secara khususnya beliau menggunakan kitab Fathul Qurib untuk materi fiqih,
Riyadusholihin untuk materi hadits dan Nashaihul ibad untuk materi akhlak.
Ibu-ibu yang mengikuti pengajian beliau dalam setiap bulannya mengalami
penambahan jamaah, sampai dengan sekarang jumlahnya lebih dari 80 orang
jama’ah, terusnya bertambah jamaah di karenakan selama KH. Muhammad
Amin Noer melakukan pelatihan haji beliau selalu berpesan setelah pulang dari
tanah suci nanti sebisa mungkin mengikuti pengajian mingguan di Pondok
Pesantren Attaqwa untuk menambah ilmu dan terus terjalin silaturrahmi yang
baik.7
4. Pengajian Mingguan Bapak-Bapak
Pengajian bapak-bapak di laksanakan pada malam minggu mulai dari
ba’da Isya yaitu jam 19.00-21.00 dan bertempat di Masjid Pondok Pesantren
Attaqwa, dalam materi yang digunakan dalam pengajian ini salah satunya
7Hasil Observasi Penulis Saat Mengikuti pengajian pada tanggal 12 April 2013 bertempat
di masjid Ponpes Attaqwa Ujung harapan bekasi .
58
iyalah tentang fiqih, tentang nasihat-nasihat dan tidak ketinggalan tentang
akhlak. Dan secara isi yang digunakan KH. Muhammad Amin Noer dalam
ceramahnya untuk pengajian bersama jama’ah bapak-bapak ini tidak jauh
berbeda dengan ibu-ibu, yaitu secara khusus diambil dari Al-quran dan Al-
Hadits, dan secara umum diambil dari kitab-kitab salafiyah. Jumlah jama’ah
pengajian bapak-bapak ini yang di pimpin langsung oleh KH. Muhammad
Amin Noer ini berjumlah 40 orang dan di perkirakan akan selalu bertambah.8
Dalam suatu bentuk aktivitas dakwah, metode merupakan suatu bagian
yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu aktivitas dakwah. Penggunaan
metode – metode tersebut tergantung pada bentuk-bentuk kegiatan dakwah yang
digunakan dan siapa yang menjadi mad’u pada aktivitas dakwah tersebut. Oleh
karena itu KH. Muhammad Amin Noer pada aktivitas dakwahnya beliau selalu
menggunakan metode dakwah yang orentasinya bersumber pada isi pendekatan
terhadap mad’unya. Dengan demikian hasil dari observasi penelitian membagi
tiga jenis metode dakwah yang digunakan KH. Muhammad amin Noer dalam
aktivitas dakwahnya berdasarkan pendekatan mad’u yaitu:
a. Metode Al-Hikmah (Kebijaksanaan)
Dalam dakwah beliau tidak hanya menyampaikan suatu materi pada
mad’unya melainkan beliau juga mempunyai jati diri yang begitu rendah hati
untuk menyampaikan suatu materi, sifat beliau juga bukan hanya saja rendah
hati melainkan sosok pribadi yang begitu bijaksana terhadap lingkungan yang
8Hasil Observasi penulis saat mengikuti pengajian pada tanggal 20 April tempat di masjid
Ponpes Attaqwa ujung harapan bekasi.
59
ada di sekitarnya yaitu keluarga beliau, tetapi bukan saja pada keluarga
melaikan juga pada semua santri-santrinya, para jama’ahnya dan warga
masyarakat sekitar. Beliau selalu tidak gegabah dalam memutuskan sesuatu
yaitu dengan cara perlahan dan lembut tidak langsung memaksa dan juga
memberikan contoh yang baik pada santri-santrinya.9
b. Metode Mau’idzhatil Hasannah ( Nasihat Yang Baik )
KH. Muhammad Amin Noer pada penyampaian dakwahnya banyak
disukai oleh santri-santrinya dan para jama’ahnya, selain karena retorika
penyampaiannya yang baik beliau juga selalu memberikan contoh dan
suritauladan yang baik sesuai apa yangb beliau sampaikan pada ceramah-
ceramahnya. Beliau juga selalu memberikan nasihat-nasihat yang baik, penuh
perhatian, dan selalu memberikan motivasi kepada santri-santrinya. Beliau juga
selalu memberikan pengertian yang mudah dan masuk di akal dan perlahan,
dengan kata – kata yang lembut dan nasihat baik yang mudah diterima.
c. Metode Al-Mujadalah Billati Hiya Ahsan ( Berdiskusi )
Dakwah yang dilakukan oleh KH. Muhammad Amin Noer tidak hanya
berbicara dipodium saja tanpa adanya suatu keterlibatan mad’u untuk
menyampaikan aspirasinya atau hal yang belum di mengertinya. Beliau ketika
berdakwah selalu memberikan kesempatan pada mad’unya disela-sela pada
saat berdakwah dengan pembahasan materi yang sedang dibahas. Walau
setelah selesai pengajian bila mana ada santri atau jama’ahnya yang ingin
9Wawancara Pribadi,Ust Irfan Zaky, (Bekasi: 24 April 2013).
60
bertanya dengan senang hati beliau menjelaskan sampai dengan si penanya
mengerti dengan apa yang ia tidak mengerti.10
Selain itu metode aktivitas dakwah pendekatan pada mad’u, KH.
Muhammad Amin Noer juga melakukan metode dakwah pendekatan pada
aktivitasnya beliau sendiri, metode tersebut terdiri dari tiga macam bentuk yaitu:
1) Metode Dakwah Bi Al-Lisan ( Perkataan )
Metode ini adalah yang sangat sering digunakan oleh KH. Muhammad
Amin Noer dalam melakukan aktivitas dakwahnya yaitu pada saat
berceramaah, diskusi dan sebagainya, karena dengan metode ini beliau bisa
menyampaikan informasi atau pesan dakwahnya melalui perkataan “Tabligh”
atau berkomunikasi langsung dengan mad’unya.
2) Metode Dakwah Bi Al-Hal ( Persuasif atau Perbuatan )
Secara umum bila mana seseorang sudah dinilai oleh masyarakat umum
sebagai seorang ulama berarti orang tersebut harus melakukan perbuatan baik
yang dapat diterima dan di ikuti oleh masyarakat baik itu perbuatan yang
disengaja maupun tidak disengaja dan harus lah berlandasan hati yang bersih
dan ikhlas karena Allah SWT maha tahu, oleh karena itu beliau mempunyai
contoh dan suri tauladan yang baik kepada para santri, para guru serta para
jama’ahnya. Dan menjadi seorang Kyai yang dapat kita serap atau pahami
pengajarannya, dermawan, bersahajah, rendah hati dan bersosialisasi.11
10
Wawancara Oleh Badrutammam, santri Ponpes Attaqwa, kelas 3 aliyah (Bekasi: 11
April 2013). 11
Wawancara Pribadi Oleh Kiyai, (Bekasi: 24 April 2013).
61
3) Metode Dakwah bi Al-qolam ( tulisan )
Seperti yang dijelaskan sebelumnya dalam perjalanan dakwah KH.
Muhammad Amin Noer, beliau bukanlah salah satu seorang Da’i yang terfokus
berdakwah dengan Bi’al Qolam atau dapat diartikan berdakwah dengan tulisan,
beliau adalah sosok seorang Da’i yang terfokus pada Bi’al Lisan atau dapat
diartikan berdakwah dengan ucapan, dan dakwah Bi’al Hal atau dapat
diartikan berdakwah dengan perbuatan dan berdakwah lewat konsep
pendidikan yaitu salah satunya beliau mendirikan Pondok Pesantren Attaqwa.
Akan tetapi sampai saat ini ada beberapa karya tulis yang beliau tulis yaitu
buku Nahwu tentang I’rob serta yang mebaca para santri-santrinya.12
Dalam konteks melaksanakan tugas dakwah untuk menjadikan
kepribadian individu yang kokoh, tengguh, serta utuh, sehingga pada akhirnya
dapat diterima oleh masyarakat luas demi untuk keselamatan dunia akhirat dan
juga dapat mengembangkan pondok pesantren attaqwa yang terus berkembang
dan dapat bersaing dalam dunia pendidikan Islam maupun umum. Hal ini tidak
terlepas dari sebuah tahapan yang harus dilakukan oleh KH. Muhammad Amin
Noer secara terus menerus, terprogram, kerja keras, ikhlas dan penuh kesabaran.
Adapun tahapan-tahapan yang di tempuh KH. Muhammad Amin Noer yaitu:
a) Menjadi Figur Teladan
Sebuah Pondok Pesantren Attaqwa berdiri megah pada saat ini, berawal
pada sebuah lembaga yang bernama SR ( sekolah rakyat ) beliau berdakwah
12
Wawancara Pribadi Oleh Guru Rojuddin Basroh, (Bekasi: 23 April 2013). Bertempat di
Rumah Pribadi.
62
pada teman sebayanya dengan mengajarkan berbagai ilmu agama yang beliau
pelajari sewaktu beliau pesantren. Awal kepercayaan masyarakat dan teman-
temannya sebanyanya sewaktu itu berawal dari figur keteladanan beliau,
sampai saat ini pun para orang tua santri tidak ragu memasuki anaknya di
pondok pesantren attaqwa karena sudah percaya dengan figur orang tuanya
yaitu KH. Noer Alie atau figur KH. Muhammad Amin Noer sebagai contoh
dan panutan bagi santri-santrinya.
b) Berdakwah dengan ilmu pengetahuan
Banyak pada saat itu ustad atau penceramah yang berdakwah hanya
menonjolkan retorika yang lucu tidak membosankan akan tetapi tanpa isi,
hanya menjual popularitas saja, tanpa ilmu pengetahuan yang memadai dan
sebagainya, akan tetapi KH. Muhammad Amin Noer dengan pemahamanya
pada kitab-kitab terdahulu atau kitab kuning dan senangnya membaca dan tidak
bosan-bosannya terus dan menerus menimba dan mencari ilmu agama Allah
yang menjadikan beliau seorang penceramah yang baik segi ilmu pengetahuan
dalam ceramahnya.
c) Berbicara dengan baik
Dalam berdakwah harus memberikan contoh yang baik, seperti halnya
perkataan dalam penyampaian dan juga perkataan pada kehidupan sehari-hari,
begitu pun halnya yang dilakukan KH. Muhammad Amin Noer yang selalu
berbicara dengan penuh kesopan santun dan bertutur sapa.
63
B. Materi dan Isi pesan dakwah KH. Muhammad Amin Noer di pondok
pesantren Attaqwa pusat putra ujung harapan bahagia bekasi
Dalam berdakwah seorang da’i haruslah di katakan pandai dalam memilih
materi dan isi dakwah yang mereka sampaikan karena sangat mempengaruhi
jama’ah dan mad’u itu sendiri. Maddah Ad-Da’wah atau materi dakwah pada
dasarnya bersumber pada dua sember pokok ajaran Islam. Kedua sumber tersebut
adalah Al-quran dan Hadist.13
Istilah materi dakwah dipandang lebih tepat untuk
menjelaskan isi dakwah dari dakwah yang di sampaikan. Pada prinsipnya, materi
apapun dapat menjadi isi dakwah selama tidak bertentangan dengan sumber
utamanya, yaitu Al-Quran dan Hadist. Semua pokok ajaran Islam tersebut di
sebutkan secara global dalam Al-Quran, sedangkan dalilnya dijelaskan dalam
hadist.14
Untuk memahami kedua sumber pesan atau materi dakwah tersebut, di
butuhkan pengetahuan yang mendalam tentang dasar-dasar dari materi dakwah
tersebut, antara lain Ushul Fiqih, Ilmu Tafsir, Kitab-kitab terdahulu dan
sebagainya.15
Secara konseptual pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada
tujuan dakwah yang hendak dicapai. Namun, secara global materi dakwah dapat
diklasifikasikan menjadi tiga pokok yaitu masalah keimanan (aqidah), masalah
keIslaman ( syariat ) dan masalah budi pekerti ( aqhlakul karimah ). Pada
dasarnya materi dakwah dapat disesuaikan ketika seorang da’i menyampaikan
materi dakwahnya kepada mad’u ( objek ). Pokok – pokok materi dakwah yang
disampaikan juga harus melihat situasi dan kondisi mad’u sebagai penerima
13
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, juli 2009), Hal, 88 14
Muhammad Ali Azis, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, Maret 2009) Cet-2 Hal: 319 15
Wawancara Pribadi, Guru Masilah, M.Pd, (Bekasi: 24 April 2013)
64
dakwah. Dengan demikian, pesan-pesan dakwah yang berisi materi dakwah
tersebut dapat diterima dengan baik oleh penerima dakwah. Dan pada akhirnya
materi dakwah yang disampaikan tersebut, bisa diamalkan dan dipraktikan oleh
penerima dakwah dalam kehidupan sehari-hari.
Materi dakwah KH. Muhammad Amin Noer secara isi diambil dari kitab-
kitab salafiyah seperti Nashaihul ibad, Riyadus Sholihin, Risalatul Muawanah,
Mukhtasor Jiddan dan kitab-kitab kuning lainnya yang berisikan secara umum
tentang ketauhidan. Kaidah-kaidah agama Islam, tentang Fiqih dan juga beliau
selalu mengingatkan kepada seluruh santri-santrinya agar menjaga akhlak yang
baik, jadi peneliti menyimpulkan untuk secara umum materi dakwah KH.
Muhammad Amin Noer Khususnya di pondok pesantren Attaqwa kepada para
santri-santrinya menggunakan kitab-kitab kuning yang berdasarkan atas dasar Al-
Quran dan Hadist yang mana isi kitab-kitab tersebut mengulas tentang aqidah,
syariat dan akhlakul karimah.16
C. Faktor Pendukung dan Penghambat KH. Muhammad Amin Noer dalam
Aktivitas Dakwahnya di Pondok Pesantren Attaqwa
Faktor pendukung dari luar ( eksternal ) yang beliau rasakan untuk dakwah
di pondok pesantren attaqwa ini adalah semenjak awal cikal bakalnya pesantren
ini berdiri, sampai saat ini Allah selalu membuka pintu rizkinya, maksudnya
sumbangsih dan kepedulian baik atas nama individu, instansi swasta dan instansi
pemerintahan sangan banyak membantu berdirinya pondok pesantren attaqwa
16
Wawancara Pribadi Oleh, Guru Rojuddin Basroh, Lc, (Bekasi: 22 April 2013).
65
yang dahulu hanya sebuah sekolah Diniyah sekarang menjadi Ponpes Attaqwa
pusat putra yang mempunyai 3 lantai madrasah Stanawiyah dan 2 lantai untuk
aliyah, dan gedung aula yang megah dan masijd Attaqwa yang sangat luas serta
mempunya cabang yang begitu banyak, dan MIA mempunya 3 lantai. Dan
mempunyai 2 lapangan sarana olah raga yang cukup luas , serat kantor yayasan
yang indah di lihat mata serta perpustakaan yang sangat kumplit dengan buku-
buku dan kitab-kitab lainnya, yang saat ini Ponpes Attaqwa untuk aliyah MAK
(madrrasah aliyah keagamaan), IPA (ilmu pengetahuan alam), IPS (ilmu
pengetahuan sosial) serta sarana konputer, teknologi, otomotif, elektronik, dan
lain sebagainya.dan sarana yang cukup lengkap yang membuat santri merasa
nyaman tinggal di Ponpes Attaqwa. Dan sebagaimana besar borang tua
menitipkan anakanya di Ponpes ini untuk di didik menjadi anak yang berakhlak
mulia dan menerima segala peraturan yang ada dan menerima hukuman yang ada
membuat sistem pengajaran berjalan dengan baik dan lancar. KH. Muhammad
Amin Noer pun selalu menggunakan kitab – kitab kuning dalam pembelajaran di
Ponpes agar santri lebih memahami konteks Islam yang hakiki, dikarenakan
kebanyakan buku-buku Islam saat ini sudah banyak menggunakan logika.17
Setelah melakukan analisis deskriptif di ketahui kekuatan atau pendukung
dakwah yang di miliki KH. Muhammad Amin Noer di Ponpes Attaqwa dari segi
internal yaitu latar belakang beliau yang agamis, karena beliau anak dari ulama
besar KH. Noer Alie beliau adalah ulama yang cukup dikenal oleh orang bekasi
yang dijuluki (singa karawan bekasi) serang beliau mendapat gelar (pahlawan
17
Wawancara Pribadi Oleh Kiyai Sendiri, (Bekasi: 23 April 2013).
66
nasional), pendidikan beliau sejak bangku sekolah menengah pertama sampai
sekolah menengah atas beliau di pondok pesantren. Dan setelah itu beliau
langsung keluar negeri untuk melanjutkan kuliahnya ke Al-azhar (Choiro mesir),
setelah pulang ketanah asalnya beliau fokus dengan berdakwah kepada
masyarakat setempat, sejak remaja beliau sudah berdakwah sampai sekarang
masyarakat percaya dengan dakwah KH. Muhammad Amin Noer dan ddorong
dengan akhlak yang baik serta keilmuannya sangat luar biasa serta dikuatkan
mempunyai Ponpes Attaqwa yang beliau jalankan sehingga dakwah beliau
berkembang sampai sekarang.
Hambatan-hambatan dari luar ( ekstrenal ) yaitu kurangnya informasi yang
kurang meluas dari luar dan sistem informasinya di dunia maya kurang
berkembang untuk mempromosikan Ponpes Attaqwa, serta lambatnya teknologi
didalamnya itu lah hambatanya sampai sekarang, dan untuk hambatan – hambatan
dari dalam ( Internal ) yaitu beliau sendiri dikarenakan selain beliau ketua yayasan
attaqwa pusat serta pengasuh Ponpes Attaqwa dan beliau memilki bimbingan haji
dan umroh di KBIH Attaqwa yang selalu menjadi pemandu haji dan umroh serta
sekarang diserahkan kepada anaknya yaitu H. Adibun Sholeh. Dan kesibukan
beliau sebagai ketua MUI bekasi (majlis ulama Indonesia) sejak tahun 2006
sampai sekarang, dari kesibukan beliau itu untuk sementara beliau tidak mengajar
dan mengasuh para santri-santrinya Cuma memegang yayasan Attaqwa, di tambah
lagi materi yang digunakan dalam sistem pembelajaran santri selalu berubah-ubah
dari setiap taahunnya.
67
Sedangkan untuk menanggulangi hambatan-hambatan yang bersifat
eksternal maupun internal yang telah disebutkan diatas, KH. Muhammad Amin
Noer berusaha memberikan pengertian kepada jama’ah pengajian ibu-ibu dan
bapak-bapak dan juaga para santri-santrinya bahwa, aktivitas kegiatan dakwahnya
yang dilakukannya adalah semata-mata untuk melakukan perintah Allah SWT
yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an yaitu untuk melaksanakan amar ma’ruf
nahi munkar.
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan, penulis dapat mengambil
kesimpulan, yakni sebagai berikut:
1. Aktivitas dakwah K.H. Muhammad Amin Noer di Pondok Pesantren Attaqwa
pusat putra ujung harapan bahagia bekasi adalah aktivitas dakwahnya memakai
verbal dan non verbal, untuk menyampaikan pesan dakwahnya kepada santi-
santrinya secara menyeluruh serta mudah di tangkap dan di mengerti kepada
santri di pondok pesantren attaqwa pusat putra ujung harapan bahagia bekasi.1
2. Teknik dakwaahnya memakai deskriptif analitik, yaitu tentang gambaran
tentang masyarakat serta para santri-santrinya, ketika kyai sedang berdakwah
memakai metode nasihat yang baik atau (Metode mau’idzhasatil Hasannah),
penyampaian dakwahnya banyak di sukai oleh santrinya dan para jama’ahnya,
selain karena retorika penyampaiannya yang baik beliau juga selalu
memberikan contoh suritauladan yang baik sesuai dengan beliau sampaikan,
beliau juga memberikan nasihat-nasihat yang baik, penuh perhatian dan kasih
sayang kepada santri-santri yang ada di pondok pesantren attaqwa, dan
memakai kata-kata yang lembut serta nasihat yang baik dan mudah di terima.
3. Dalam aktivitas dakwah, peran ulama mempunyai peranan penting dan
menentukan suatu keberhasilan seseorang da’i untuk menyampaikan kebenaran
1Wawancara Pribadi Oleh Kiyai , ( Bekasi, 23 April 2013), hari selasa, jam 09.00-10.00
wib.
69
dalam agama Islam, dan harus memiliki kepandaian dan kemampuan untuk
menyampaikan pada mad’u dan diterima dengan baik. Kegagalan pelaksanaan
dawah pun sering terjadi di sebabkan ketidak pahaman dan kurang telitinya
seorang da’idalam strategi dakwahnya.
4. Pengertian dakwah dalam buku ensiklopedi Islam, kata dakwah adalah kata
dasar atau masdar, kata kerjanya adalah da’a yang mempunya arti memanggil,
menyeru, atau mengajak, setiap gerakan yang bersifat menyeru, atau mengajak,
dan memanggil orang untuk beriman dan taat pada perintah Allah SWT. Sesuai
garis kaidah, syariat dan akhlak Islamiayah.2
Menurut M.Quraish Shihab, mengartikan dakwah sebagai seruan atau
ajakan kepada keinsyafan, atau usaha mengubah dalam situasi yang lebih
baik ( dari yang awalnya berperilaku buruk sampai kepada arah yang lebih
baik ) dan sempurna. Baik kepada pribadi maupun kepada masyarakat, dan
dakwah seharusnya berperan dalam pelaksanan ajaran Islam secara lebih
menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan.3
B. Saran – saran
1. Kepada pondok pesantren saya berterima kasih kepada guru-guru yang sudah
memberikan peluang untuk penelitian skripsi say, dan saya berpesan kepada
pihak lembaga harus tanamkan nilai ilam dan Islamnya serta akhlakul
karimahnya agar santri-santrinya mempunyai kader – kader pendakwah yang
banyak untuk meluruskan masyakat kejalan yang benar.
2 Ensiklopedia Islam, (Jakarta: Ichtiar Can Hoeve, 1999). H.280
3 Qurais Shihab, Membumikan Al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat, ( Bandung:Mizan 1998 ), Cet, Ke-17 h.194
70
2. Dan kepada orang tua santri harus dukung terus kepada anak anaknya untuk
menimba ilmu sebanyak banyaknya di pondok pesantren attaqwa pusat putra
ujung harapan bahagia bekasi, agar kelak nanti menjadi orang yang sukses
dunia dan akhirat.
3. Untuk masa yang akan datang diharapkan terjadinya perkembangan yang lebih
pesat kader kader dakwah yang ada di pondok pesantren attaqwa puasat putra,
yang berkualitas untuk membimbing masyarakat.
71
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas, 2000.
Amin, Samsul Munir. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amjah, 2009.
Arifin, H.M. Psikologi Dakwah Pengantar Study. Jakarta: Bumi Askara, 2000.
Ar-Roisi, Abdurrohman. Laju Zaman Menentang Dakwah. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1993.
Azis, Ali. Ilmu Dakwah. Jakarta: Pedoman Jaya, 2004.
Bachtiar, wardi. Metode Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos, 1997.
Chaplin, James P. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT.Raja Grapindo Persada,
2004.
Dagun, Save M. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Lembaga Pengkajian
kebudayaan Nusantara, 1997.
Dhofier, Zamakhsyarai. Tradisi Pesantren. Studi Tentang Pandangan Kiyai.
Jakarta: LP3ES, 1994.
Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ichtiar Can Hoeve, 1999.
Geertz, Clifford. Abangan santri, Priyai Dalam Pandangan Masyarakat Jawa.
Terj. Aswab Mahasin.(Judul Asli: The Religion Of Jave). Jakarta: Pustaka
Jaya, 1983.
Gulo, Dali. Kamus Psychologi. Bandung: Tonis, Cet 1. H.3.
Haedari, Amin. Abdullah Hanif DKK. Masa Depan Pesantren Tentang
Modernisasi dan Kompleksitas Global. Jakarta: IRD Press, 2004.
Hakim, Lukman. Pemikiran dan Aktivitas Dakwah K.H. Adnan. Skripsi Jurusan
KPI. UIN Jakarta, 2010.
Hansori, hafi. Pemahan dan Pengamalan Dakwah. Surabaya: Al-Ikhlas, 1993.
Hasanuddin, Manajemen Dakwah. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Lintas Sejarah Pertumbuhan
dan Perkembangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.
Hasjamy, A. Dustur Dakwah Menurut Al-Qur’an. Jakarta: Bulan Bintang, 1884.
Helmy, H. Masdar. Dakwah Dalam Alam Pembangunan. Semarang: CV Toha
Putra, 1973.
72
Hielmy, Irfan. Dakwah Bil Hikmah. Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2002.
Ismail, Ilyas. Paradigma Dakwah Syahid kutub. Jakarta: Pena Madani, 2006.
Madhuri, Anas. Pesantren dan Pembangunan Ekonomi Umat. Surabaya:
Departemen Agama, 2002.
Madjid, Nurcholis. Bilik-Bilik Pesantren Sebuah potret Perjalanan. Jakarta:
Paramadina, 1997.
Mas’ud, Masdar F. Direktori Pesantren. Jakarta: PBM, 1986.
Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007.
Munir, M. Metode Dakwah. Jakarta: Kencana, 2009.
Mursell, J.L. Succesful Teaching. Di Susun Oleh Nasution M.A, mengajar dengan
khusus. Bandung: 1 jemmars, TTH.
Nazaruddin, Pulistik dan Dakwah. Jakarta: Air Langga, 1974.
Prasadjo, Subjuko. Profil Pesantren. Jakarta: P3M, 1982.
Sajogyo, Pujiyati. Sosiologi Pedesaan. Kumpulan bacaan. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press, 1999.
Shihab, Qurais. Membumikan Al-qur’an. Bandung: Mizan, 1998.
Siddiq, H. Syamsuri. Dakwah dan Tekhnik Berkhutbah. Bandung: Al-Ma’arif,
1981.
Tasmara, Toto. Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997.
Yasmadi, Modernisasi Pesantren. Jakarta: PT Ciputat Press, 2005.
Zaidal, Alwisral Imam. Strategi Dakwah. Jakarta: Kalam Mulia, 2005.
Zaidan, Abdul Karim. Ushuludin Dakwah. Baghdadi: Darul Amar Al-khothan,
1975.
73
MENGAMBIL SUMBER DARI WAWANCARA GURU-GURU
Noer, K.H. Muhammad Amin. Wawancara Pribadi. Bekasi: 23-24 April, 2013.
Jam 09.00-11.00 dan 14.00-16.00 wib.
Mirwan, Wawancara Pribadi. Bekasi: 23 April, 2013. Jam 09.00-10.00 wib.
Zaky, irfan. Wawancara Pribadi. Bekasi: 24 April, 2013. Jam 16.00-17.00 wib.
Basroh, Rojuddin. LC. Wawancara Pribadi. Bekasi: 24 April, 2013. Jam 09.00-
10.00 wib. Bertempat dirumah pribadi.
Badruttamam, Santri Ponpes Attaqwa Kelas 3 Aliyah. Bekasi: 11 April, 2013
Masillah, M.pd. Wawancara pribadi. Bekasi: 24 April, 2013. Jam 14.00-15.00
wib. Bertempat dirumah pribadi.
Hasil Observasi, penulis saat mengikuti pengajian pada tanggal.8-9 April, 2013.
Hasil Observasi, penulis saat mengikuti pengajian di masjid pada tanggal. 12
April, 2013.
,vI
S#frrl[ffi"qg|fuYAYASAN ATTAQWA i:Ujungharapan Bahagia, Babelan - Bekasi 17612P.O. gOX 134 Bekasi 17000E-mail : [email protected] :021 - 89132256
Akte Notaris :Soedi4a, SH. No. 16/17 Desember 1986
SIJRAT KETERANGANo/40
Nomor:....{/P erg. N AT lIXl?} | 3
Kenla Yayasan Attaqwa dengan ini menerangkan bahwa:
Nama : Ahmad Fauzi
NIM :109051000163
Fakultas : llmu Dakwah Dan Ilmu komunikasi
Jurusan : Komwrikasi Dan Penyiaran Islam
Telah melaksanakan penelitian dalarn rangka memenuhi persyaratan Skripsi yang
berjudul:
o'Aktivitas Dakwah K.H. Muhammad Amin Noer, M.A. Di Pondok Pesantren
Attaqwa Pusat Putra Ujung Harapan Bahagia Bekasi" yang dilaksanakan pada
tanggal 1 Maret sampai bulan Jtrni 2013.
Demikian surat keterangan ini kami berikan untuk dapat dipergunakan sebagat
rnestinya.
Bekasi, 2l Septernber 2413
ua Yayasan Attaqwa
M.A.
rKEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAICWAH DAN ILMU KOMUNIKASITelepon/Fax : (021) 7 432728 / 7 4703580
Jl, Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia Website: www.fdkuinjakarta.ac.id, E-mail : [email protected]
Jakarta, [OApril 20t3
Kepada Yth.H. Zakaria, MA.Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan llmu KomunikasiUIN Svarif Hidavatullah Jakarta
Nomor : Un.Ol/F5iKM.01 3&6 0 ?-t-zOttLamp : l (satu)br , rndelHal : Bimbingan Skripsi
Assalamu'alaikum Wr.
Bersama ini kamiFakultas Ilmu Dakwahberikut,
NamaNIMJurusan/SemesterJudul Skripsi
Ternbusan :l. Dekan1. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)lakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
wb.sampaikan sebuah out line skripsi yang diajukan oleh mahasiswa
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai
Ahmad Fauzi1 090s 1 000 1 63Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) / VIIIAktivitas Dakwah KH. Muhammad Amin Noer, MA'
di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra (Ujung Harapan
Bahagia Bekasi).
Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalam
penyusunan dan penyelesaian skripsinya pada waktu yang tidak terlalu lama.
Demikian, atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih'
Wassalamu' alaikum Wr. Wb.
tu Dekan Bidane Akademik
*5
ahidinI
an.De
DN
Saputra, MAree603 1 001 1
i w w w w ,iwwww
t9700903
{ -
Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia
KEMENTERIAN AGAMA' UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTAFAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
Telepon/Fax : (021) 7 a32728 / 7 4703580lVebsite: rvwr'.fdkuinjakarta.ac.id, E-nrail : [email protected]
^ / 'Nomor : Un.01/F5/KM.01.3/3/S-/-\ t}0t3Lamp. : -FIal : PermohonanPenelit ianAVawancara
Jakarta, {.ft April 2013
NamaNIMJurusan/Semester
Tembusan:l. Pembantu Dekan Bidang Akademik2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPl)Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmr"r Komunikasi
Kepada Yth.KH. Muhammad Amin Noer, MA.di Tempat
Assalamu' al aikum Wr. Wb.
Dengan ini kami sampaikan bahwa mahasiswa Fakultas Ilmu Daklvah IlmuKomunikasi UIN Svarif Hidavatullah Jakarta di bawah ini :
: Ahmad Fauzi:109051000163: Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) / VIII
bermaksud melaksanakan penelitian/wawancara berjudul Aktivitas Dalcwah KH.Muhammad Amin Noer MA. di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra (UjungHarapan Bahagia Bekasi), dalam rangka persiapan penulisan skripsi (Pra-Skripsi).
Sehubungan dengan itu kami memohon kepada Bapak/lbuiSdr. kiranya berkenanmenerima/mengizinkan mahasiswa kami tersebut dalam rangka pelaksanaan kegiatandimaksud.
Demikian, atas perhatian dan perkenannya kami mengucapkan terima kasih.
Was salctmu' al aikunt Wr. Wb.
I 004
Dekan,
Subhan, MA0 l 10 199303
,{
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASITelepon/ Fax : (021) 7 +32728 / 7 4203550
Jlt Ir' H' Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia websire; m.fclkuinjakarta.ac.id, E-mail; [email protected]
Nomor : Un.01/F5/KM.0l 3tfuF+V D0t3Lamp . : - t (
FIal : 'PermohonanPenelit ian/Warvancara
Jakarta,@ April2013
Kepada Yth.Kepala Sekolah MA Attaqlya Pusat putradi Tempat
Assalamu' alaikunt Wr. Wb.
Dengan ini kami sampaikan bahwa mahasisrva Fakultas Ilmu Dakwah IlmuKomunikasi UIN Syarif Flidayatullah Jakarta di bawah ini :
: Ahmad Fauzi:109051000163: Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) / VIII
bermaksud melaksanakan penelitian/wawancara berjudul Akrivitas Dcil*vsh KH.Muhammad Amin Noer MA. di Pondok Pesantren Attoqwa Pusat Ptttra (tJjrmgIlarapan Bahagia Bekasi), dalam rangka persiapan penulisan skripsi (Pra-Skripsi).
Sehubungan dengan itu kami memohon kepada Bapak/lbu/Sdr. kiranya berkepanmenerima/mengizinkan mahasiswa kami tersebut dalam rangka pelaksanaan kegiatandimaksud.
Demikian, atas perhatian dan perkenannya kami mengucapkan terima kasih.
Wassalamu' alaikum Wr. IVb.
Dekan,
1004y
NamaNIMJurusan/Semester
Tembusan:1. Pembantu Dekan Bidang Akademik2. Ketua Jurusan Komunikasi dan penviaran Islam (KpI)Fakultas llmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
f Subhan. MA1 10 199303
HASIL WAWANCARA
Aktivitas Dakwah KH. Muhammad Amin Noer Di Pondok Pesantren
Attaqwa Pusat Putra Ujung Harapan Bahagia Bekasi
Pertanyaan kepada KH. Muhammad Amin Noer, MA
1. Bagaimana latar belakang riwayat hidup kyai?
Saya dulu di panggil Muhammadul Amin atau Muhammad Al-Amin,
adalah nama yang diberikan kepada orang tuanya yaitu, Al-Maghfurlah KH.
Noer Alie kepadanya sewaktu kecil, orang tuanya sosok kiyai besar yang dijuluki
Singa Karawang bekasi, dan orang tuanya mendapatkan gelar Pahlawan Nasional,
KH. Muhammad Amin Noer dilahirkan di bekasi pada tanggal 03 Oktober 1947
M tempatnya di ujungmalang yang sekarang telah berubah nama menjadi
ujungharapan . Kh. Muhammad Amin Noer ini anak ke 3 dari 9 bersaudara ( dari
yang hidup ) ini merupakan anak dari pasangan KH. Noer Alie dan Hj.Siti
Rohmah yang pada awalnya beliau merupakan anak ke 6 dari 12 bersaudara,
namun empat orang diantara saudara-saudaranya telah mendahuluinya.
2. Bagaimana latar belakang organisasi kyai?
Di dalam Organisasi saya KH. Muhammad Amin Noer tidak mau kalah
dengan yang lain didalam bidang organisasi, beliau pernah menjadi sekertaris PPI
( persatuan pelajar Cairo Mesir ). Dan sepulang dari Cairo Mesir, pada tahun 1980
M s/d 1986 M beliau diangkat menjadi kepala Madrasah Attaqwa Putri Albagiatus
Sholihat karena pada waktu itu belum ada tingkatan MTs ( Madrasah Tsanawiyah
) dan MA ( Madrasah Aliyah ) maka dinamakan Albaqiyatu Sholihat. Pada tahun
1986 M, Ponpes Albaqiyatu Sholihat berubah menjadi tingkatan MTs dan MA,
pada saat itu pula kepala Madrasah masih dijabati oleh beliau serta sebagai
Pimpinan Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra Ujung Harapan Bahagia Bekasi
pada tahun 1987 M, sekarang di alihkan kepada adiknya sebagai Pimpinan
Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra Ujung Harapan Bahagia bekasi.
3. Bagaimana latar yayasan pondok pesantren attaqwa?
Yayasan Attaqwa adalah pengganti nama dan pelanjut Yayasan
Pembangunan, Pemeliharaan dan Pertolongan Islam (YP3) yang didirikan oleh
Al-Marhum Almaghfurlah KH. Noer Ali pada tahun 1956. Tiga puluh tahun
kemudian, tepatnya pada 17 Desember 1986 Yayasan ini diganti namanya dengan
Yayasan Attaqwa dan sekaligus dilakukan regenerasi pengurusnya.
Inisiatif mendirikan Yayasan ini pada dasarnya untuk mengayomi usaha-
usaha yang dilakukan dan dicita-citakan oleh Bapak KH. Noer Ali. Semenjak
tahun 1940, setelah beliau kembali dari menuntut ilmu pengetahuan di Makkah
Al- Mukaramah di mana beliau berusaha mendirikan lembaga-lembaga
pendidikan dan melakukan usaha-usaha bidang kemasyarakatan dan kesejahteraan
umat. Untuk mengkoordinasikan kegiatan inilah beliau membentuk sebuah panitia
yang dinamakan dengan Panitia Pembangunan, Pemeliharaan dan Pertolongan
Islam yang merupakan cikal bakal dari Yayasan P3.
Pertanyaan kepada guru Jailani
a. Bagaimana sosok K.H. Muhammad Amin Noer menurut guru?
Sosok kyai sangat luar biasa dan sangat cerdas untuk mengambil sikap
dalam urusan kepemimpinan dan tegas untuk masalah apapun yang dia pegang.
b. Bagaimana menurut guru aktivitas dakwah K.H. Muhammad Amin Noer di
pondok pesantren attaqwa pusat putra ujung harapan bahagia bekasi?
Menurut saya aktivitas kyai itu sangat aktif dan cepat di tanggap kepada
santrinya dan kyai itu bisa memberikan motivasi kepada guru dan para santri-
santrinya.
c. Apa materi dan isi pesan dakwah K.H. Muhammad amin Noer di pondok
pesantren attaqwa pusat putra ujung harapan bahagia bekasi, menurut guru
bagaimana?
Kyai itu untuk menyampaikan materi dan isi pesannya begitu simpel dan
praktis mudah di mengerti jadi santri nya sangat senang kalau kyai sedang
ceramah ada humornya.
d. Faktor pendukung apa saja dalam aktivitas dakwah K.H. Muhammad Amin
Noer di pondok pesantren attaqwa pusat putra, menurut guru?
Kalau faktor pendukung si sangat banyak sekali, dari pihak luar dan dalam
untuk memajukan pondok pesantren attaqwa, dan juga pendukung dari wali santri,
dari guru-gurunya juga , dan para aparat pemerintahan sangat mendukung, dan
santri pun sangat mendukung sekali untuk aktivitas dakwah kyai.
e. Faktor penghambat dakwah K.H. Muhammad Amin Noer di Pondok
pesantren attaqwa pusat putra, menurut guru bagaimana faktor
penghambatnya?
Kurangnya untuk publikasi ke media maya, serta memiliki kelemahan di
dalam teknologi baru mempunyai radio saja, jadi lambat untuk berdakwah di
pondok pesantren attaqwa putra.
f. Bagaimana kehidupan sosial, budaya dan agama K.H. Muhammad Amin
Noer, M.A di pondok pesantren attaqwa pusat putra, menurut guru?
Menurut saya kehidupan sosial budaya dan agama kyai itu sangat luar biasa
dia bisa mengayomi masyarakat agar masyarakat khususnya di wilayah ujung
harapan bahagia bekasi, untuk kejalan yang benar serta budaya pun beliau sangat
kental dengan berdakwah ala betawinya, serta agama pun kyai dari keturunan
ulama besar serta menurunkan sosok orang tuanya kediri kyai, memberikan
pencerahan dan meluruskan masyarakat kejalan yang benar.
g. Apakah sudah efektif metode dakwah yang digunakan kyai di pondok
pesantren attaqwa, menurut guru?
Didalam metode dakwahnya sudah efektif serta bisa membawa santrinya
kejalan yang benar dan memberikan motivasi yang luar biasa,untuk terus
menimba ilmu dengan banyak serta bisa memberkan suatu kenyamanan ketika
kyai sedang berceramah.
h. Menurut guru, apakah kekurangan dan kelebihan kyai dalam berdakwah?
Yang saya tahu kekurangan kyai itu tidak mempunya stitus di dunia maya
jadi masyarakat pun kurang mengetahui serta melebihi di dalam berkomunikasi ke
publik itu yang beliau jaga.
Kalau kelebihanya kyai yaitu ketika berdakwah sangat luar biasa, dan
intonasi retorikanya sangat bagus sekali untuk di dengarkan dan ketika kyai
sedang berdakwah mudah di mengerti.
Mengetahui,
ra
LAMPIRAN.LAMPIRA}''I
KH. MUHAMMAD AMIN NOER MA
FOTO LEBARAN DIRUMAH KH. MUHAMMAD AMIN NOER M.A
PERESMIAN MUSOLAH CABA}IG AT.TAQWA OLEH KH.lvftlHAMMAD AMIN NOER M'A
DEWA}IGURU-GuRUBER,SILAHTURAHIVIIDIRUMAHKH.MUHAMMADAMINNOERM.A
DEWAN GURU.GURU BERSILAHTURAHMI DIRUMAH KH. MUHAMMAD AMIN NOER M.A
Top Related