Download - Agama tauhid

Transcript
Page 1: Agama tauhid
Page 2: Agama tauhid

ANISATUL JAMILAH - ITNA NURHALISA - BELLA SUGANDI NURUL SAFITRI - PUTRI SAADAH - SITI FATIMAH - NUR LAILI

AISYAH

Dibimbing oleh :Ibu Hadiawati Rahmi S.Ag

Page 3: Agama tauhid

Hasil Eksperimen• Saat anda bangun tidur pernahkah anda sadar siapa yang telah

menghidupkan anda kembali • Apakah anda selalu membaca doa setelah bangun tidur• Pernahkah anda berfikir alasan apa anda hari ini masih di izinkan untuk

hidup kembali• Apakah anda memperbaharui syahadat anda setiap hari• Dengan cara apa?• Apakah anda selalu memasang niat di setiap perbuatan yang anda

lakukan?• Pernahkah anda sadar bahwa anda selalu dalam intaian oleh yang maha

melihat?• Sebelum tidur pernah kah anda memasang niat mengenai apa yang akan

anda lakukan saat anda bangun nanti?

Page 4: Agama tauhid

POKOK PEMBAHASAN

Mengenal Tuhan Menurut Filsafat Barat

•Thomas Aquinas (henological argument) yang mengemukakan 5 argumen

Mengenal Tuhan Menurut Filsafat Islam

•Dalil kebaharuan•Dalil kemungkinan

Tauhidullah

•Rububiyyah•Uluhiyyah•Asma wa sifat•Tingkatan Manusia

ma’rifatullah

•Pengertian •ciri•Urgensi dan sarana•tingkatan

Page 5: Agama tauhid

Mengenal Tuhan Perspektif Filsafat Barat

Pembuktian mengenai adanya Tuhan yang dilontarkan Thomas Aquinas bisa disebut

juga Henological Argument. Hal ini didasarkan atas keyakinannya bahwa Tuhan

adalah awal dan akhir segala kebijakan. Semua realitas itu dibimbing Tuhan. Tanpa bimbingan Tuhan manusia

tidak mengetahui apa-apa. Keberadaan Tuhan itu, menurutnya dapat diketahui oleh akal. Untuk

membuktikan pendapatnya itu, ia menunujukkan lima argumen sebagai berikut

Pertama argumen gerak.

Argumen ini diangkat dari sifat alam dan segala sesuatu yang ada di dalamnya yang selalu bergerak. Setiap yang bergerak pasti digerakkan oleh sesuatu yang lain. Sebab tidak mungkin suatu potensialitas bergerak tanpa ada penyebabnya; dan penyebab itu tidak mungkin ada pada dirinya sendiri. Menjawab persoalan ini Aquinas mengatakan bahwa justru karena itulah maka harus ada penggerak pertama, yaitu penggerak yang tidak digerakkan oleh yang lain, itulah Tuhan.

2 argumen sebab yang mencukupi.

Di dunia ini tidak ada sesuatu yang mempunyai sebab pada dirinya sendiri. Karena bila demikian ia mesti menjadi lebih dulu dari dirinya. Sedangkan itu tidak mungkin. Dalam kenyataannya yang ada adalah rangkaian sebab dan musabab. Artinya, menurut Aquinas bila tidak ada sebab pertama tentu tidak akan ada rangkaian sebab tersebut, dan itu berarti tidak akan ada apa-apa. Sedangkan kenyataannya; “apa-apa itu ada”. Berarti memang ada sebab pertama, ialah Tuhan.

Ketiga argumen kemungkinan dan

keharusan.

kenyataan bahwa alam dan isinya ini dimulai dari tidak ada, lalu muncul, berkembang, rusak dan menghilang. Konsekwensinya alam ini tidak mungkin selalu ada, karena ada dan tidak ada tidak mungkin menjadi sifat sesuatu sekaligus dalam waktu yang sama. Kenyataannya alam dan isinya itu ada, Berarti harus ada sesuatu yang ada, karena tidak mungkin muncul yang ada itu apabila ada pertama tidak ada. Ada pertama itu harus ada karena alam dan isinya itu kenyataannya ada. Yang ada pertama itu Dialah Tuhan.

Keempat argumen tingkatan.

Isi alam ini memiliki tingkatan, dalam hal keindahan, kebaikan, dan sebagainya. Misalnya ada yang indah, lebih indah, dan terindah. Tinggi, lebih tinggi, dan tertinggi atau maha tinggi. Tingkatan tertinggi menjadi sebab adanya tindakan di bawahnya. Begitu juga tentang ada. Tuhan memiliki sifat ada yang tertinggi. “Ada” yang ada di bawahnya disebabkan oleh ada yang tertinggi tersebut.

Kelima argumen

keteraturan alam.

Isi alam dari jenis yang tidak berakal, kenyataannya dapat bergerak menuju tujuan tertentu secara teratur, dan pada umumnya berhasil mencapai tujuannya. Padahal mereka itu tidak mempunyai pengetahuan tentang tujuan tersebut. Berarti ada sesuatu di luar dirinya yang mengatur itu semua. Karena sesuatu yang tidak berakal tidak mungkin dapat mencapai tujuan, tanpa ada yang mengaturnya. Sesuatu yang mengatur alam dan isinya itu harus ada, harus berakal, dan harus berpengetahuan. Itulah Tuhan.

Page 6: Agama tauhid

Mengenal Tuhan Perspektif Filsafat Islam

Dalil Kebaharuan

(Dalil al-Huduts)

Dalil Kebaharuan (Dalil al-Huduts) yang pada dasarnya menekankan kesementaraan alam semesta, , “ kata Majid Fakhry, “ialah dengan cara menunjukkan bahwa alam yang mereka definisikan sebagai segala sesuatu selain Tuhan, itu terdiri dari atom-atom dan aksiden-aksiden. Aksiden-aksiden tersebut dikenal dengan ‘ardlyaitu bahwa semua benda mengalami perubahan keadaan yang bermacam-macam, baik yang berupa bentuk, warna, gerakan, bergantian, surut dan perubahan-perubahan lainnya. Setiap aksiden hanya bisa bertahan sesaat, dan harus dicipta secara terus menerus oleh Tuhan yang menciptakan dan menghancurkan semuanya.“Sebagaimana mekanisme tubuh manusia yang teratur dan mulus mengisyaratkan pada adanya seorang administrator cerdas yang tak nampak, yang disebut jiwa, demikian juga mekanisme alam semesta yang teratur dan serasi yang mengisyaratkan adanya seorang administrator gaib yang maha gaib, yaitu : Tuhan

Dalil Kemungkinan

(Dalil Al-Imkan) argumen kita kali ini, terfokus pada argumen dari kontingensi atau

memungkinkan, dari mana adanya wujud niscaya Tuhan dapat secara logis disimpulkan. Maksudnya : “Argumen ari kemungkinan menyatakan bahwa suatu wujud yang mungkin tidak bias dengan sendirinya – karena kontingensi berarti menggantung falam keseimbangan antara ada dan tiada karena itu (ia) membutuhkan sebuah sebab yang akan mengubah keseimbangan tersebut ke arah yang ada.

Page 7: Agama tauhid

Tauhid

Pengertian Tauhid Rububiyyah

Tauhid Uluhiyyah

Tauhid Asma wa Sifat

PENGERTIAN Tauhid menurut bahasa adalah meng-Esakan.

Sedangkan menurut syariat adalah meyakini keesaan Allah dalam sesuatu hal yang merupakan Kekhususan bagi-Nya. ( Rububiyyah, uluhiyyah dan asma wa sifat )

Adapun yang disebut ilmu tauhid adalah ilmu yang membicarakan tentang akidah atau kepercayaan kepada Allah dengan didasarkan pada dalil-dalil yang benar.

Tauhid Rububiyahyaitu mengesakan Allah dalam segala PERBUATAN-NYA, dengan meyakini bahwa Dia sendiri yang menciptakan segenap makhluk-Nya. Dan alam semesta ini diatur oleh Mudabbir (Pengelola), Pengendali Tunggal, Tak disekutui oleh siapa dan apapun dalam pengelolaan-Nya. Allah menciptakan semua makhluk-Nya di atas fitrah pengakuan terhadap rububiyah-Nya.

Dalil :“Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam” (Q.S. Al-Fatihah : 1)

Tauhid Uluhiyah.Tauhid Uluhiyah yaitu IBADAH. Tauhid Uluhiyah adalah mengesakan Allah dengan perbuatan para hamba berdasarkan niat taqarrub yang disyariatkan seperti doa, nadzar, kurban, raja’ (pengharapan), takut, tawakal, raghbah (senang), rahbah (takut), dan inabah (kembali atau taubat). karena tauhid uluhiyah merupakan pondasi dan asas tempat dibangunnya seluruh amal. Juga disebut sebagai tauhid ibadah karena ubudiyah adalah sifat ‘abd (makhluknya) yang wajib menyembah Allah secara ikhlas, karena ketergantungan mereka kepada-Nya.

“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” (Q.S. Al-Baqarah : 163)

Tauhid Asma’ Wa Sifat yaitu beriman kepada NAMA-NAMA ALLAH DAN SIFAT-SIFAT-NYA, sebagaimana yang diterangkan dalam Al Qur’an dan Sunah Rasul-Nya“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (Q.S. Asy-Syuura : 11Sifat-sifat Allah dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

`Sifat Dzatiyah yaitu sifat yang senantiasa melekat dengan-Nya. Sifat ini berpisah dengan dzat-Nya. Seperti berilmu, kuasa atau mampu, mendengar, bijaksana, melihat, dll.

`Sifat Fi’liyah adalah sifat yang Dia perbuat jika berkehendak. Seperti bersemayam di atas ‘Arasy, turun ke langit dunia ketika tinggal sepertiga akhir malam, dan dating pada Hari Kiamat.

Page 8: Agama tauhid

Tingkatan Manusia

3. ihsan

2. iman

1. islam

1. IslamIslam menurut bahasa adalah masuk dalam kedamaian. Sedangkan menurut syara’, Islam berarti pasrah kepada Allah, bertauhid dan tunduk kepada-Nya, taat, dan membebaskan diri dari syirik dan pengikutnya.

ImanIman menurut bahasa berarti membenarkan disertai percaya dan amanah. Sedangkan menurut syara’, iman berarti pernyataan dengan lisan, keyakinan dalam hati, dan perbuatan dengan anggota badan.

Ihsan menurut bahasa berarti kebaikan, yakni segala sesuatu yang menyenangkan dan terpuji

Ihsan itu mengandung kesempurnaan ikhlas kepada Allah dan perbuatan baik yang dicintai oleh Allah”.

Rasulullah menjadikan din itu adalah Islam, Iman, dan Ihsan.

Maka jelaslah bahwa din itu bertingkat, dan sebagian

tingkatannya lebih tinggi dari yang lainnya. Tingkatan yang

pertama adalah Islam, tingkatan yang kedua adalah

Iman, dan tingkatan yang paling tinggi adalah Ihsan.

Page 9: Agama tauhid

Ma’rifatullah

Pengertian Ma’rifatullah

Ma’rifatullah berasal dari kata Ma’rifat dan Allah, Ma’rifat artinya mengetahui atau mengenal,

jadi Ma’rifatullah berarti juga mengenal Allah swt.

Ma’rifatullah yang dimaksudkan oleh ahlul ma’rifah (orang-orang yang mengenali Allah) adalah ilmu yang membuat seseorang

melakukan apa yang menjadi kewajiban bagi dirinya dan konsekuensi pengenalannya”.

CIRI – CIRI MA’RIFAT

Seseorang dianggap ma’rifatullah (mengenal Allah) jika ia telah mengenali1. asma’ (nama) Allah2. sifat Allah dan3. af’al (perbuatan) Allah

Kemudian dengan bekal pengetahuan itu, ia menunjukkan :1. SIKAP SHIDIQ (BENAR) dalam ber –mu’amalah (bekerja) 2. IKHLAS dalam niatan dan tujuan hidup yakni hanya karena Allah,3. PEMBERSIHAN DIRI DARI AKHLAK-AKHLAK TERCELA dan kotoran-kotoran jiwa yang membuatnya bertentangan dengan kehendak Allah SWT4. SABAR/MENERIMA PEMBERLAKUAN HUKUM/ATURAN ALLAH ATAS DIRINYA5. BERDA’WAH/ mengajak orang lain mengikuti kebenaran agamanya6. MEMBERSIHKAN DA’WAHNYA itu dari pengaruh perasaan, logika dan subyektifitas siapapun. Ia hanya menyerukan ajaran agama seperti yang pernah diajarkan Rasulullah

Urgensi Ma’rifat

a. Ma’rifatullah adalah puncak kesadaran yang akan menentukan perjalanan hidup manusia selanjutnya.

b. Ma’rifatullah adalah asas (landasan) perjalanan ruhiyyah (spiritual) manusia secara keseluruhan.

c. Dari Ma’rifatullah inilah manusia terdorong untuk mengenali para nabi dan rasul, untuk mempelajari cara terbaik mendekatkan diri kepada Allah.

d. Dari Ma’rifatullah ini manusia akan mengenali kehidupan di luar alam materi, seperti Malaikat, jin dan ruh.

e. Dari Ma’rifatullah inilah manusia mengetahui perjalanan hidupnya, dan bahkan akhir dari kehidupan ini.

Sarana Ma’rifat

A. Akal sehat Akal sehat yang merenungkan ciptaan Allah. b. Para RasulPara Rasul yang membawa kitab-kitab yang berisi penjelasan sejelas-jelasnya tentang ma’rifatullah dan konsekuensi-konsekuensinya.c. Asma dan Sifat AllahMengenali asma (nama) dan sifat Allah disertai dengan perenungan makna dan pengaruhnya bagi kehidupan ini menjadi sarana untuk mengenali Allah.

Cara inilah yang telah Allah gunakan untuk memperkenalkan diri kepada makhluk-Nya. Dengan asma dan sifat ini terbuka jendela bagi manusia untuk mengenali Allah lebih dekat lagi. Asma dan sifat Allah akan menggerakkan dan membuka hati manusia untuk menyaksikan dengan seksama pancaran cahaya Allah.

Page 10: Agama tauhid

Tingkatan Keimanan

(ilmul yakin)

(ainul Yakin)

(Haqqul Yakin)

Page 11: Agama tauhid

Video Pertumbuhan

Page 12: Agama tauhid

Video proses pergantian siang dan malam

Page 14: Agama tauhid

Question

Sebutkan judul argumen Thomas Aquinas....

Sebutkan 2 dalil ketuhanan perspektif Islam..,...Sebutkan 3 tingktan keimanan....,...,....Sebutkan 3 tingkatan manusia...,....,....Sebutkan 3 macam Tauhid....,....,....

Page 15: Agama tauhid