AGAMA ISLAM, BUDAYA, SENI, FILSAFAT DAN IPTEK
Disusun Oleh :
HOME GROUP 4
Alisha Safira 1406602362
Amalia Aisyah 1406529582
Deyana Lutfita Kanos 1406570594
Ludi Jalaludin 1406529531
Nadhifa Varania 1406602545
Riza Amalia 1406564566
Siti Annissa Andrani 1406529891
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan, karena berkat rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Agama Islam,
Budaya, Seni, Filsafat dan IPTEK”.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan,
dan bimbingan dari orang-orang di sekitar kami, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi
dapat teratasi.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada :
1. Bapak DR. KH Zakky Mubarak, MA selaku fasilitator Mata Kuliah MPK Agama
2. Rekan-rekan di Kelas E MPK Agama Islam FMIPA Universitas Indonesia
3. Kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta
pengertian yang besar kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini
Makalah yang kami sajikan, berdasarkan peninjauan dari berbagai sumber
informasi, referensi dan sumber bacaan. Semoga dengan pembuatan makalah ini dapat
menambah lebih banyak wawasan dan menjadi sumbangan pemikiran kepada para
pembaca. Kami sadar makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing dan pembaca untuk perbaikan
dimasa yang akan datang.
Akhir kata, penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal
pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini
sebagai ibadah, Amiin YRA.
Depok, Mei 2015
Tim Penulis
ABSTRAK
Islam merupakan agama yang luas dan fleksibel. Islam mempelajari banyak hal. Kajian ilmu dalam islam tidak hanya pada inti ajaran islam itu sendiri, melainkan juga pada ilmu lain yang relevan terhadap ajaran islam. Semua aspek dan hal dalam kehidupan manusia diatur oleh islam. Cakupan kajian islam sangatlah luas karena tidak ada satupun hal yang tidak diatur dan dibahas dalam islam, mulai dari keindahan dalam hal ini seni dan budaya, ilmu pengetahuan, hingga cara berpikir dengan filsafat. Islam agama yang mencintai keindahan sehingga dalam islam terdapat aspek hubungan islam dengan seni dan budaya.. Namun hal ini perlu dipikirkan secara lebih mendasar, logis dan menyeluruh sehingga perkembangan yang terjadi tidak bertentangan dengan inti ajaran islam.
Kata kunci: Agama Islam, Budaya, Filsafat, Iptek dan Seni
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada abad sekarang ini merupakan abad kemajuan akan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) dan seni yang sangatlah memberikan dampak bagi kehidupan umat
manusia. Manusia sebaiknya mampu menghadapi derasnya arus perkembangan IPTEK
saat ini.
Peran Islam dalam perkembangan iptek ada dua. Pertama, menjadikan Aqidah
Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang seharusnya dimiliki
umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Paradigma Islam ini
menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa’idah fikriyah)
bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber
segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu
pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima
dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh
diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai
standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah
yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar manfaat
(pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini mengatur,
bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan halal-haram
(hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek jika telah
dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek dan telah diharamkan
oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walaupun ia
menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh
perdaban barat satu abad terakhir ini sangat mencengangkan. Kesejahteraan dan
kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan iptek modern
membuat orang lalu mengagumi dan meniru- niru gaya hidup barat tanpa dibarengi
sikap selektif trhadap dampak negatif yang diakibatkanya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diangkat pada pembahasan makalah ini adalah :
1. Apa pengertian, ruang lingkup budaya dan seni?
2. Bagaimana perspektif al-Quran dan al-Sunnah tentang budaya dan seni?
3. Bagaimana konsep pengembangan budaya dan seni dalam Islam?
4. Apa pengertian dan ruang lingkup filsafat?
5. Bagaimana perspektif al-Quran dan al-Sunnah tentang Filsafat dan kegunaan
filsafat dalam pemikiran Islam
6. Apa motivasi Islam dalam pengembangan Iptek dan perspektif al-Quran dan al-
Sunnah tentang Iptek
7. Bagaimana konsep pengembangan Iptek?
C. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian dan ruang lingkup budaya, seni, filsafat dan Iptek,
perspektif al-Quran dan al-Sunnah dalam memandang hal tersebut serta konsep
pengembangannya.
D. Metode Penulisan
Penulis memakai metode studi literatur dan kepustakaan. Referensi makalah ini
bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari media media lain seperti e-book, web,
blog, dan perangkat media massa yang diambil dari internet.
E. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan,
dan bab penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar belakang, rumusan
makalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Sedangkan bab
pembahasan dibagi berdasarkan subbab yang berkaitan dengan Agama Islam, Budaya,
Seni, Filsafat dan IPTEK. Terakhir, bab penutup terdiri atas kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Apa pengertian, ruang lingkup budaya dan seni?
Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta budhaya yaitu bentuk jamak
dari budhi yang berarti budi atau akal.
Kebudayaan mengandung pengertian meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni,
moral, hukum, dan adat istiadat dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota
masyarakat (Munandar Soelaiman, 1992 dalam Zakky Mubarak, 2010).
Bentuk kebudayaan selalu ditentukan oleh nilai-nilai kehidupan yang diyakini
dandirasakan oleh pembentuk kebudayaan tersebut. Kebudayaan yang berdasarkan pada
nilai-nilai Islam disebut kebudayaan Islam. Dalam pandangan ajaran Islam, aktivitas
kebudayaan manusia harus memperoleh bimbingan agama yang diwahyukan oleh Allah
SWT melalui para Nabi dan RasulNya. Akal dan fikiran manusia tidak mampu
menentukan semua kebaikan/keburukan, karena itu banyak hal yang dianggap baik oleh
akal pikiran ternyata buruk menurut agama. Dengan demikian, agar kebudayaan terlepas
dari jalan yang sesat maka harus dilandasi oleh ajaran agama.
Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang menekankan pada persoalan nilai
kehidupan. Seni merupakan ekspresi dari jiwa yang halus dan indah yang lahir dari
bagian yang terdalam dari jiwa menusia. Dorongan tersebut merupakan naluri manusia/
fitrah yang dianugerahkan Tuhan. Seni dikaitkan dengan keindahan, bagus, cantik, elok,
molek, dan sebagainya.
B. Bagaimana perspektif al-Quran dan al-Sunnah tentang budaya dan seni?
Islam sebagai agama Rahmatan Lil Alamin juga menjadi salah satu bagian dari
perkembangan budaya dan seni. Banyak seni yang memasukkan nilai-nilai islam dalam
karya seninya, misalnya seni kaligrafi, nasyid, dan lainnya. Dalam setiap karya yang
dihasilkan, nilai-nilai Islam yang juga merupakan sebagai syiar Islam di kehidupan
bermasyarakat. Budaya pun berkembang dengan nilai-nilai Islam didalamnya.
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu beramal dan berkarya, untuk
selalu menggunakan pikiran yang diberikan Allah untuk mengolah alam dunia ini
menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan manusia. Dengan demikian, Islam
telah berperan sebagai pendorong manusia untuk “berbudaya“. Dan dalam satu waktu
Islamlah yang meletakkan kaidah, norma dan pedoman.
Agama Islam mendukung kesenian selama tidak melenceng dari nilai-nilai
agama. Sebaliknya apabila seni itu bertentangan dengan ajaran agama dilarang secera
keras. Kesenian dalam islam diwujudkan dalam seni bangunan, arsitektur, lukis, ukir,
suara, tari dan berbagai macam seni lainnya. Apabila seni membawa manfaat bagi
manusia, memperindah hidup dan hiasannya yang dibenarkan agama, mengabadikan
nilai-nilai luhur dan menyucikannya, serta mengembangkan serta memperhalus rasa
keindahan dalam jiwa manusia, maka sunnah Nabi mendukung, tidak menentangnya..
C. Bagaimana konsep pengembangan budaya dan seni dalam Islam?
Nilai-nilai kebudayaan Islam yang ada harus terus dikembangkan dan diterapkan
dalam kehidupan bermasyarakat sangat banyak, pada kajian ini akan dibahas beberapa
hal yang dianggap sangat penting dan relevan dalam kehidupan masa kini, yaitu:
1. Bersikap Ikhlas
Dalam mengembangkan kebudayaan dan peradaban, manusia muslim diarahkan
agar melakukannya dengan ikhlas karena Allah SWT dan diarahkan agar memberikan
manfaat yang besar bagi hidup dan kehidupan umat manusia.
2. Berorientasi Ibadah
Ikrar yang terdapat dalam doa iftitah, mengantarkan setiap muslim agar
melakukan berbagai kegiatannya dengan berorientasi pada ibadah, baik ibadah mahdhah
maupun ibadah sosial. Dalam melakukan aktivitasnya diarahkan agar melaksanakan
kegiatannya untuk hal yang lebih bermakna.
3. Bekerja Secara Profesional
Bekerja secara profesional dan memiliki etos kerja yang tinggi merupakan
perwujudan dari ajaran Islam yang terdapat dalam ayat-ayat al-Qur’an dengan perintah
bekerja secara baik dengan etos kerja yang tinggi dan mengarah pada profesionalisme.
4. Kejujuran dalam Berbagai Aspek Kehidupan
Kejujuran merupakan sikap terpuji yang harus dimiliki oleh setiap orang agar
tidak terjadi hal-hal yang merugikan. Kejujuran amat dibutuhkan dalam segala aspek
diantaranya ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
5. Berpikir Rasional dan Filosofis
Salah satu ciri berpikir filosofis adalah kritis dan argumentatif. Berpikir kritis
adalah berpikir yang dilakukan secara aktif, argumentatif, dam mempertimbangkan
apakah sesuatu itu bisa diterima atau ditolak. Dengan berpikir rasional dan filosofis,
akan mengantarkan seseorang bersikap arif, dan memiliki wawasan yang luas.
6. Bersikap Obyektif
Pengembangan kebudayaan yang ditekankan pada sains, teknologi dan seni
harus diarahkan pada kondisi yang obyektif secara maksimal. Setiap kegiatan harus
dilakukan seobyektif mungkin, sehingga memberikan manfaat yang lebih menyeluruh.
D. Apa pengertian dan ruang lingkup filsafat?
Istilah filsafat bisa ditinjau dari dua segi, semantik dan praktis. Segi semantik
perkataan filsafat berasal dari kata Arab falsafah, yang berasal dari bahasa Yunani,
philosophia yang berarti philos = cinta, suka (loving) dan Sophia = pengetahuan,
hikmah (wisdom). Jadi philosopia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada
kebenaran. Maksudnya, setiap orang yang berfilsafah akan menjadi bijaksana. Orang
yang cinta kepada pengetahuan disebut philosopher dalam bahasa Arab disebut failasuf.
Dari segi praktis filsafat berarti alam pikiran atau alam berfikir. Berfilsafat artinya
berpikir. Namun tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat maknanya berpikir
secara mendalam dan sungguh-sungguh.
Menurut Robert Ackerman filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan
kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap
kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat
ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara actual..
Pada dasarnya , setiap ilmu memiliki dua macam objek , yaitu objek material
dan objek formal. Filsafat sebagai proses berpikir yang sistematis dan adil juga
memiliki objek material dan objek formal. Objek material filsafat adalah segala yang
ada mencakup ada yang tampak dan ada yang tidak tampak.
Objek material filsafat atas tiga bagian, yaitu yang ada dalam alam empiris, yang ada
dalam pikiran, dan yang ada dalam kemungkinan.
Pada bagian lain dikatakan bahwa filsafat dalam usahanya mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan pokok yang kita ajukan harus memperhatikan hasil-hasil ilmu
pengetahuan. Ilmu pengetahuan dalam usahnya menemukan rahasia kodrat alam
haruslah mengetahui anggapan kefilsafatan mengenai alam kodrat tersebut.
E. Bagaimana perspektif al-Quran dan al-Sunnah tentang Filsafat dan
kegunaan filsafat dalam pemikiran Islam
Alquran adalah kitab petunjuk dan sekaligus sebagai mukjizat terbesar bagi
kebutuhan hidup manusia yang diturunkan untuk memberikan bimbingan dan petunjuk
kepada umat manusia yang dapat dijadikan pedoman dalam pengembangan ilmu dan
pengetahuan dan teknologi dakam rangka meningkatkan keimanan dan kesejahteraan
umat manusia. Dari segi pengetahuan, al quran merupakan peletak landasan filosofi
manusia dalam memandang dan memahami alam semesta. Sedangkan al sunnah yang
merupakan tafsian dari al quran di dalamnya terdapat hadis yang menjelaskan lebih rinci
terhadap ayat ayat al quran yang menjadi sumber ilmu pengetahuan.
Perkembangan iptek membawa dampak positif dan negatif kepada manusia. Jika
manusia menyalahgunakan iptek maka manusia tersebut akan terjerumus ke dalam
dampak yang negatif. Maka dari itu ajaran islam memiliki peran yang sangat penting
dalam membimbing manusia menuju ke jalan yang benar. Sehingga menjadikan aqidah
islam dan syariah islam sebagai landasan pemikiran bagi iptek.
Kesimpulanya, menurut perspektif islam, ilmu pengetahuan yang sesuai dengan
aqidah dan telah di sahkan syariah islam dapat diterima,diamalkan dan dikembangkan,
sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan.
Sebagaimana diketahui bahwa manusia adalah sebagai khalifah di alam. Sebagai
khalifah, berkah berupa akal untuk berpikir. Perkembangan pemikiran filsafat dalam
dunia Islam telah menghasilkan berbagai macam alternatif jawaban terhadap berbagai
macam pertanyaan hakiki problema hidup dan kehidupan manusia. Ijtihad adalah
menggunakan segenap daya akal dan potensi manusia wilainnya untuk mencari
kebenaran dan mengambil kebijaksanaan dengan bimbingan Al-Quran dan Surah Nabi
SAW.
MusthafaAbd.Al-Raziq menyatakan bahwa al-ijitihadu bi al-ra
‘yihuwabidayatu al-nadhari al-‘aqli, ijtihad dengan menggunakan daya kemampuan akal
merupakan dasar dan terbentuknya pola pikir rasional. Metode ijtihad sebagai metode
khas filsafat. Islam memang telah mengalami perkembangan dan para ulama serta
filosof Islam menggunakannya secara bervariasi. Pada dasarnya ijtihad bersumber pada
Al-Quran sebagai wahyu Allah dan Al-Sunah sebagai penjelasan dan penjabarannya,
tetapi para ulama dan filosof Islam berbeda-beda dalam cara penggunaannya sebagai
sumber pemikiran dan ijtihadnya. Oleh karenaitu, penafsiran terhadap Al Quran pun
dapat berkembang. Sedangkan kalangan Ahlu al-Sunah pada umumnya berpandangan
bahwa hakikat Al-Quran adalah kalamullah yang qadim (abadi). Ijtihad hanya
diperbolehkan selama tidak menyentuh hal-hal yang sudah tercantum dalam Al-Quran
dan sudah dijelaskan dalam Al-Sunah. Dari uraian di atas tampak jelas bahwa dalam
filsafat Islam telah berkembang metode-metode filosofis dan aliran-aliran filsafat yang
beranekaragam, yang kesemuanya memberikan arah dan mempengaruhi jalannya
pertumbuhan dan perkembangan umat Islam, baik secara individual maupun secara
ijtima’i (dalam arti umat islam). Dengan kata lain, metode dan sistem serta aliran
filsafat Islam tersebu tmempengaruhi, bahkan mengarahkan jalannya pendidikan di
kalangan umat Islam.
Dalam Al-Quran, Allah sering menberikan anjuran-anjuran yang keras agar
manusia menggunakan akalnya secara efektif untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Jadi, selain kita diharuskan mengikuti petunjuk dari perintah Allah, juga diwajibkan
mematuhi petunjuk dan perintah dengan mencontoh Rasulullah SAW. Jika kita
menggunakan filsafat dalam pemikiran, seharusnya kita mematuhi perintah Allah dan
menjauhi larangannya-Nya, karena kita sendiri sudah diajarkan mengenai akibat
melakukan hal-hal yang buruk. Hal ini menunjukkan masih banyak muslim yang belum
menggunakan filsafat dalam pemikirannya tentang Islam.
F. Apa motivasi Islam dalam pengembangan Iptek dan perspektif al-Quran
dan al-Sunnah tentang Iptek
Peran agama dalam sejarah kebudayaan manusia sangat berpengaruh. Kuat atau
lemahnya peranan suatu agama dalam kebudayaan umat manusia, sangat bergantung
pada kemampuan dari para juru dakwahnya. Abad modern yang mengutamakan ilmu
pengetahuan seperti sekarang ini, ditandai dengan pemikiran rasional dan filosofis serta
kemajuan-kemajuan luar biasa di bidang sains dan teknologi, akan meninggalkan ajaran
agama yang tidak menghargai akal fikiran, tidak mengarahkan umatnya untuk mencapai
ilmu pengetahuan. Sebaliknya, agama yang mengajarkan umatnya agar menggunakan
akal dan fikirannya semaksimal mungkin, memerintahkan untuk meraih ilmu
pengetahuan dan mengarah pada keluhuran akhalak, akan diterima dengan baik oleh
masyarakat modern.
Ilmu berasal dari bahasa Arab ‘alima = mengetahui, mengerti. Ilmu menurut
pandangan Islam adalah tiang, pondasi bagi kebangkitan suatu bangsa, sarana untuk
mencapai kemajuan baik bagi individu ataupun kelompok masyarakat. Al-Qur’an turut
mengarahkan umat manusia dalam menuntut ilmu, menggunakan akal dan fikiran,
menghargai tulis menulis, membaca, penelitian dan mengarahkan umat manusia pada
keluhuran akhlak dan budi pekerti.
Ilmu pengetahuan menyediakan suatu cara dalam menyingkap kehebatan dalam
ciptaan Allah sehingga pengetahuan ini dapat disampaikan kepada seluruh umat
manusia. Di dalam firman Allah pada Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 31, Allah
mengajarkan kepada Adam mengenai sifat-sifat alam, bagaimana alam berperilaku.
Islam adalah agama yang menggunakan akal dan hati nurani. Manusia memahami
kebenaran yang diberitakan oleh agama dengan menggunakan kearifan, serta menarik
kesimpulan dari alam sekitar dengan hati nurani. Allah menyeru manusia untuk
merenungi dan meneliti tanda-tanda penciptaan di sekeliling mereka. Barang siapa yang
menyelidiki hakikat, cara kerja alam semesta, makhluk hidup dan benda mati,
memikirkan serta meneliti apa yang ada disekelilingnya akan sampai pada pengetahuan
tentang kearifan, ilmu tanpa tara, serta kekuasaan dari Allah SWT.
Sebagai kitab yang berisi petunjuk dan pedoman yang lengkap untuk memimpin
seluruh segi kehidupan manusia, Al-Qur’an juga mengandung ayat-ayat yang dapat
dijadikan pedoman dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka
mempertebal keimanan dan meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Banyak ayat-
ayat Al-Qur’an yang memberikan petunjuk kepada manusia tentang masalah-masalah
ilmiah. Menurut DR. Dawud al-Aththar dalam kitabnya Mu’jaz Ulum Al-Qur’an
mengatakan bahwa di dunia ini tidak ada kitab yang bisa menandingi Al-Qur’an, yang
menunjukkan jalan kepada ilmu, lalu mengembangkan, meneguhkan, serta mendorong
manusia untuk berkarya, melakukan penemuan, penelitian, penyelidikan, memuliakan
para ilmuwan, mengangkat derajat mereka, baik ilmu tentang agama, aqidah, ibadah
ataupun ilmu kesehatan, ilmu bumi, dan lainnya yang dicanangkan oleh ayat-ayat Al-
Qur’an. Hal ini bertujuan memberi petunjuk kepada manusia mengenai masalah-
masalah ilmiah, seperti yang terdapat dalam firman Allah SWT pada Al-Qur’an surat
Luqman ayat 10-11 dan juga surgat Yasin ayat 40. Oleh sebab itu, setiap ilmuwan harus
melakukan usaha terus-menerus untuk mengkaji Al-Qur’an, dalam tujuannya
melakukan penelitian terhadap alam semesta. Dengan demikian, Al-Qur’an merupakan
sumber ilmu pengetahuan yang harus terus diteliti dan dikembangkan, sehingga
melahirkan berbagai disiplin ilmu yang islami.
Al-Sunnah yang terdiri dari ucapan, perbuatan, dan ketetapan Nabi SAW yang
berkaitan dengan hukum, merupakan penjelasan atau tafsir dari Al-Qur’an sehingga
menjadi sumber ilmu pengetahuan. Sebagai contoh, persoalan yang berhubungan
dengan lingkungan hidup, dijumpai dalam hadis yang menjelaskan dalam aspek
kebersihan, kesehatan, pemeliharaan lingkungan hidup, usaha penghijauan, perhatian
terhadap kekayaan hewani dan pelestarian jenis-jenis alam hayati dari kepunahan.
Manusia diperintahkan membaca, meneliti segala peristiwa dalam alam semesta,
kemudian menganalisis, memilih dan memilah, untuk selanjutnya mengambil
kesimpulan-kesimpulan yang bisa dipahami secara nyata. Dari kegiatan tersebut
melahirkan berbagai macam disiplin ilmu yang dikembangkan secara luas di berbagai
belahan dunia. Cabang ilmu seperti matematika, geografi, humaniora, kedokteran dan
lainnya adalah merupakan hasil penelitian terhadap alam semesta.
G. Bagaimana konsep pengembangan Iptek
Agama islam adalah agama yang sangat memperhatikan ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan timbul berdasarkan sunatullah dari rasa ingin mengetahui akan sesuatu.
Islam mendorong umatnya agar terus menuntut ilmu dalam segala aspek kehidupan.
Islam adalah agama yang selalu sesuai dengan perkembangan zaman dan dapat
diterapkan dalam segala tempat. Allah memerintahkan hamba-Nya melalui ayat Al-
Qur’an untuk terus meningkatkan kemampuan ilmiahnya. Rasulullah dalam sabdanya
menyatakan: “Ada dua keinginan yang tidak pernah terpuaskan, yaitu keinginan untuk
mencari ilmu dan mencari harta. (M. Quraihs Shihab, 1996: 447).
Pengetahuan dalam pandangan Islam, baik yang diperoleh dengan ilmu
pengetahuan maupun yang berasal dari wahyu Illahi melalui agama, keduanya berasal
dan bersumber dari Allah s.w.t., pengetahuan apapun yang dimiliki manusia, semua
bersal dari karunia Allah s.w.t. hal ini bisa dipahami dari ayat al-Quran yang
menjelaskan firman Allah, ketika Allah s.w.t. mengajarkan kepada Adam berbagai
macam ilmu pengetahuan dialam semesta, dengan firman-Nya:
Ilmu pengetahuan menyediakan suatu cara untuk meneliti alam semesta dan
segala isinya guna menyingkap kehebatan Allah, sehingga pengetahuan tersebut dapat
disampaikan pada seluruh manusia. Dengan demikian agama mendorong ilmu
pengetahuan, menjadikannya sebagai alat untuk mempelajari seluk-beluk ciptaan
Tuhan.
Islam mengajarkan hidup yg dinamis, menghargai akal pikiran melalui
pengembangan IPTEK, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan
spiritual, menghargai waktu, bersifat terbuka, mengutamakan persaudaraan dan sikap-
sikap positif lainnya. Anugerah terbesar yg sangat berharga bagi umat Islam adalah Al
Qur’an. Keluarbiasaan Al Qur’an itu terletak pada aspek-aspek di dalamnya antara lain
bahasa & gaya bahasanya, substansinya, jangkauannya yg tiada terbatas, dan
multifungsinya bagi umat manusia. Banyak hikmah yg dapat di ambil dari Al Qur’an
Al Qur’an mempunyai multifungsi bagi umat manusia, yg terlihat pada ayat-
ayatnya dan dikuatkan oleh hadits, yang menyebutkan bahwa Al Qur’an adalah sebagai
berikut:
Pedoman hidup yg harus dipegang erat oleh kaum muslimin
Petunjuk bagi umat manusia
Pembeda antara yang benar dan yang salah
Bacaan utama yang bernilai ibadah
Inspirator dan pemacu terhadap kemajuan IPTEK
Rahmat bagi orang-orang mukmin
Pemberi peringatan bagi orang-orang yg lalai
Dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi sudah semakin berkembang. Di era
globalisasi seperti sekarang ini, manusia memang perlu mengembangkan IPTEK dalam
kehidupan yang semakin modern. Perkembangan IPTEK dapat memperbaiki kualitas
hidup manusia. Berbagai sarana modern industri, komuikasi dan transportasi, misalnya
terbukti sangat bermanfaat. Namun, di sisi lain IPTEK tidak jarang berdampak negatif
karena merugikan dan membahayakan kehidupan manusia.
Disinilah peran Al Qur’an menjadi sangat penting dengan menjadikan Al Qur’an
sebagai pedoman hidup agar tidak terjerumus pada hal-hal negatif sebagai dampak
berkembangnya IPTEK. Al Qur’an dan agama harus senantiasa kita jadikan sebagai
tuntunan untuk menjalani kehidupan. Jika manusia menjadikan aqidah islam sebagai
landasan IPTEK, bukan berarti bahwa konsep IPTEK wajib bersumber kepada Al
Qur’an dan Al-Hadits namun harus didasarkan pada ayat tertentu dalam Al Qur’an,
tetapi yg dimaksud adalah konsep IPTEK wajib berstandar pada Al-Qur’an dan Al-
Hadits. IPTEK tidak boleh bertentangan dengan Al Qur’an.
Terhambatnya kemajuan umat Islam di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
saat ini disebabkan umat Islam tidak memahami konsep dan mengoptimalkan fungsinya
sebagai khalifah di Bumi. Seharusnya, dengan memahami konsep dan fungsinya sebagai
khalifah di Bumi, umat Islam mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam rangka menguasai dan memanfaatkan alam demi kebahagiaan di dunia dan
akhirat. Terlebih lagi, umat Islam adalah umat pilihan Allah yang dianugerahi iman dan
petunjuk berupa Al Quran dan sunnah rasul.
BAB III
Penutup
A. KESIMPULAN
Agama islam adalah agama yang sangat memperhatikan ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan timbul berdasarkan sunatullah dari rasa ingin mengetahui akan sesuatu.
Islam mendorong umatnya agar terus menuntut ilmu dalam segala aspek kehidupan.
Islam adalah agama yang selalu sesuai dengan perkembangan zaman dan dapat
diterapkan dalam segala tempat. Allah memerintahkan hamba-Nya melalui ayat Al-
Qur’an untuk terus meningkatkan kemampuan ilmiahnya.
Ilmu pengetahuan menyediakan cara dalam menyingkap kehebatan ciptaan
Allah sehingga pengetahuan ini dapat disampaikan kepada seluruh umat manusia.
Sehingga manusia hendaknya memahami kebenaran yang diberitakan oleh agama
dengan menggunakan kearifan, serta menarik kesimpulan dari alam sekitar dengan hati
nurani.
B. SARAN
Diharapkan dengan tebentuknya makalah ini, pembaca memahami bagaimana
Agama Islam menyikapi perkembangan Ilmu pengetahuan, Teknologi, seni dan filsafat.
Karena semakin berkembangnya zaman, keberadaan Iptek dan seni sangat
berpengaruh terhadap kepribadian hidup manusia. Untuk itu diperlukan pedoman yang
berfungsi sebagai pengendali akan adanya perubahan dalam kehidupan manusia pada
zaman sekarang ini.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Zakky. 2007. Menjadi Cendekiawan Muslim. Jakarta: PT Magenta
Bhakti Guna.
https://alshafa.wordpress.com/2011/06/16/konsep-pengembangan-IPTEK-
dalam-islam-2/ (diunduh pada 1 mei 2015)
http://gurutrenggalek.blogspot.com H.A Mustofa, 2004, Filsafat Islam, hal. 9
http://filsafat-ilmu.blogspot.com H.A Mustofa, 2004, Filsafat Islam, hal. 9
http://gurutrenggalek.blogspot.com H.A Mustofa, 2004, Filsafat Islam, hal. 14
Al- Maududi, Abdul A’la. Islmaic Way Of Life, (Terjemahan).
Islam SebagaiPandanganHidup. SinarBaru, Bandung, 1983.
Ahmad, Sa’adMursa. Dr, Tathawwaur Al-fikry al-Tarbawy, Matabi’ Sabjal Al-
Arabi, Kairo, 1975.
Al-abrasy, Mohammad Athiyyah.Dr, At-Tarbiyah Al-Islamiyah (Terjemah Prof.
H. Bustami A. GanidanDjoharBachry. LisDasar-DasarpokokPendidikan Islam,
BulanBintang, Jakarta 1974
Top Related