PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI ASAM BASA
BERORIENTASI
BAGI SISWA KELAS VII DI MTs SUNAN BARMAWI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
i
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI ASAM BASA
BERORIENTASI CHEMOENTREPRENEURSHIP
BAGI SISWA KELAS VII DI MTs SUNAN BARMAWI
KABUPATEN DEMAK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Ilmu Pendidikan Kimia
Oleh:
ATIK HIMMATUL AFIFAH
NIM. 063711008
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI ASAM BASA
CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP)
BAGI SISWA KELAS VII DI MTs SUNAN BARMAWI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Atik Himmatul Afifah
NIM : 063711008
Jurusan/Progam Studi : Tadris Kimia
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 30 Mei 2011
Saya yang menyatakan,
Atik Himmatul Afifah
NIM: 063711008
iii
iv
v
vi
MOTTO
… 3 āχÎ) ©! $# Ÿω ç�Éi� tó ム$ tΒ BΘ öθ s)Î/ 4 ®L ym (#ρç�Éi�tó ム$ tΒ öΝÍκŦà�Ρr' Î/ …
“ Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.(QS: Ar-Raa’d: 11) “.1
1 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Semarang: PT Kumudasmoro
Grafindo, 1994).
vii
PERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati dan dengan iringan doa,
skripsi ini saya persembahkan kepada:
Ayah dan Ibunda tercinta
Dan Adik-adikku tersayang
viii
ABSTRAK
Judul : "Pengembangan Bahan Ajar Materi Asam Basa Berorientasi
Chemoentrepreneurship (CEP) Bagi Siswa Kelas VII Di MTs
Sunan Barmawi Kabupaten Demak".
Penulis : Atik Himmatul Afifah
Nim : 063711008
Penelitian ini berangkat dari adanya keterbatasan buku paket IPA Terpadu
kelas VII di MTs Sunan Barmawi, sehingga dalam pembagian buku paket tersebut
kurang merata untuk siswa. Untuk mengurangi masalah tersebut peneliti mencoba
membuat produk menggunakan metode Research and development (R&D), yakni
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan
menguji keefektifan produk tersebut. Rumusan masalah penelitian ini adalah
bagaimana susunan bahan ajar materi asam basa berorientasi
chemoentrepreneurship (CEP) dan seberapa besar tingkat efektivitas bahan ajar
materi asam basa berorientasi chemoentrepreneurship (CEP) pada siswa kelas
VII dalam materi pokok asam basa di MTs Sunan Barmawi kabupaten Demak.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar materi
asam basa berorientasi chemoentrepreneurship (CEP) dan untuk mengetahui
efektivitas penerapan bahan ajar materi asam basa berorientasi
chemoentrepreneurship (CEP) kelas VII MTs Sunan Barmawi. Populasi
penelitian ini terdiri dari 3 kelas yang tiap kelas berjumlah sekitar 38-40 siswa..
Sampel yang digunakan adalah kelas VIIB yang berjumlah 38 siswa yang diambil
secara random. Pada uji coba pertama digunakan responden yang berjumlah 6
siswa dan 40 siswa di kelas VIIC sebagai ujicoba kelas besar karena di kelas ini
peserta didiknya kurang aktif dalam pembelajaran di kelas.
Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel input adalah
pengembangan bahan ajar materi asam basa berorientasi chemoentrepreneurship
(CEP), dan variabel output yaitu hasil belajar siswa pada materi pokok asam
basa. Metode pengumpulan data menggunakan teknik tes, dokumentasi, dan
observasi. Metode analisis data menggunakan metode statistik deskriptif karena
data berupa kualitatif dan kuantitatif.
Berdasarkan hasil penelitian Pengembangan Bahan Ajar Materi Asam
Basa Berorientasi Chemoentrepreneurship (CEP) Bagi Siswa Kelas VII Di MTs
Sunan Barmawi Kabupaten Demak dapat disimpulkan kemampuan ranah kognitif
kelas kecil rata-rata nilai postest adalah 65,83 sedangkan kelas besar rata-rata nilai
postest adalah 74,70. Berdasarkan hasil angket ranah afektif dan hasil observasi
ranah psikomorik dapat disimpulkan bahan ajar materi asam basa berorientasi
chemoentrepreneurship (CEP) di kelas kecil maupun kelas besar dapat dikatakan
efektif karena rata-rata prosentase ranah afektif dan psikomotorik sebesar 75%
dengan kategori baik. Berdasarkan hasil keseluruhan skor total dapat disimpulkan
bahwa “Pengembangan Bahan Ajar Materi Asam Basa Berorientasi
Chemoentrepreneurship (CEP) Bagi Siswa Kelas VII Di Mts Sunan Barmawi
Kabupaten Demak pada kelas kecil maupun kelas besar adalah efektif”
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Assalamu`alaikum Wr. Wb,
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat, nikmat, taufiq dan hidayah-Nya.
Sholawat dan salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa risalah islam yang penuh dengan
pengetahuan, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita baik di dunia maupun di
akhirat. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
"Pengembangan Bahan Ajar Materi Asam Basa Berorientasi
Chemoentrepreneurship (CEP) Bagi Siswa Kelas VII Di MTs Sunan Barmawi
Kabupaten Demak".yang merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna
memperoleh gelar kesarjanaan dari Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
Penulis merasa yakin bahwa dalam susunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Hal ini disebabkan keterbatasan penulis. Untuk itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan penulisan skripsi ini baik berupa nasehat, saran, dan sebagainya
ataupun secara materiil dan spirituil.
Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada
semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam
bentuk apapun yang sangat besar artinya bagi peneliti. Ucapan terima kasih
terutama penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Suja’i, M. Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
2. Ibu Atik Rahmawati, M. Si selaku ketua Prodi Kimia IAIN Walisongo
Semarang.
3. Ibu Ratih Rizqi Nirwana, M. Pd selaku dosen pembimbing I dan Bapak Dr H.
Hamdani Mu’in, M. Ag selaku dosen Pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
x
4. Segenap Bapak dan Ibu dosen beserta karyawan di lingkungan Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai
pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Bapak Drs. H Mahfudhon S. Ag selaku Kepala Sekolah MTs Sunan
Barmawi, dan Ali Mashudi selaku guru pembimbing penelitian yang telah
banyak membantu menyelesaikan riset, sehingga data yang dibutuhkan dapat
terkumpul dengan cukup.
6. Teman-teman Tadris Kimia angkatan 2006, canda tawa, sedih dan duka kita
bersama (Alsum, Kifa, Tholib, Nujum imut, Fifi, Ahmadi, Qubes, Pak Po,
Sugi, Devi tidak lupa Mb. Ifa, Mojes, Sopek, Pepi, Jenx Fish, Ajis, Akyuni,
Bang Aril, Canti).
7. Teman-teman Tim PPL di MAN 1 Semarang dan Tim KKN Posko 39
Tlogorejo, Bu Endang, Bu Khot, serta keluarga besar Mbah Rayi, terima
kasih atas kebersamaan yang telah kita lalui bersama walaupun hanya
sebentar tapi bagiku sangat mengesankan.
Kepada mereka penulis tidak dapat memberikan balasan apa-apa selain
ucapan terima kasih dan iringan do’a semoga allah SWT membalas semua amal
kebaikan mereka dengan sebaik-baik balasan.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum
mencapai kesempurnaan. Namun demikian penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Semarang, 30 Mei 2011
Penulis,
Atik Himmatul Afifah
NIM: 063711008
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................... ii
PENGESAHAN ................................................................................................ iii
NOTA PEMBIMBING ...................................................................................... iv
MOTTO ............................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................. vii
ABSTRAK ........................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5
C. Pembatasan Istilah ..................................................................... 5
D. Perumusan Masalah .................................................................. 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 8
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ........................................................................... 10
B. Kajian Teoritik ........................................................................... 11
1. Belajar .................................................................................. 11
1.1 Pengertian Belajar .......................................................... 11
1.2 Hasil Belajar ................................................................... 13
1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar .................... 17
2. Bahan Ajar ........................................................................... 17
2.1 Pengertian Bahan Ajar ................................................... 17
2.2 Jenis-Jenis Bahan Ajar ................................................... 18
2.3 Prinsip-Prinsip Dalam Memilih Bahan Ajar .................. 22
2.4 Manfaat Bahan Ajar ....................................................... 22
xii
2.5 Keunggulan Dan Keterbatasan Bahan Ajar Berupa
Modul ................................................................................... 23
3. Pembelajaran Berorientasi Chemoentrepreneurship (CEP) . 24
3.1 Pengertian Pembelajaran Chemoentrepreneurship
(CEP) .................................................................................... 24
3.2 Pembelajaran Kontekstual ............................................. 26
4. Materi Asam Basa ................................................................ 29
4.1 Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar ................. 29
4.2 Konsep Asam Basa ........................................................ 30
4.3 Sifat-Sifat Asam Basa .................................................... 33
4.4 Indikator Asam Basa ...................................................... 33
4.5 Derajat Keasaman (pH) .................................................. 35
C. Rumusan Hipotesis .................................................................... 37
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 38
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 40
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 42
D. Variabel dan Indikator Penelitian .............................................. 42
E. Pengumpulan Data Penelitian .................................................... 47
F. Analisis Data Penelitian ............................................................. 48
BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................... 55
1. Kondisi Sebelum Penelitian ................................................ 55
2. Tahap Penelitian .................................................................. 56
3. Tahap Evaluasi .................................................................... 59
B. Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis ..................................... 63
1. Analisis Data Tahap Awal ................................................... 63
2. Analisis Data Tahap Akhir .................................................. 65
xiii
C. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 72
D. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 81
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................... 82
B. Saran .......................................................................................... 83
C. Penutup ..................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,
akan tetapi sistem pendidikan yang diberlakukan selama ini belum dapat
memenuhi harapan dari tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam UU
No. 20 tahun 2003 pasal 3, yaitu:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”1
Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti “memberikan,
menanamkan, menumbuhkan” nilai-nilai pada peserta didik. Pendidikan
berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya, yaitu
pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya ke
arah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya.2 Oleh karena itu
perkembangan di bidang pendidikan pada hakikatnya mencerdaskan dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satunya dengan
meningkatkan pembelajaran.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-
unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.3 Pembelajaran yang baik dan
efektif adalah yang mampu memberikan kemudahan belajar kepada siswa
1 Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm.
139. 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 3-4. 3 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke7,
hlm. 57.
2
secara adil dan merata, sehingga mereka dapat mengembangkan potensinya
secara optimal.4
Berkaitan dengan pembelajaran di sekolah saat ini yang berlaku adalah
KTSP. Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) terdiri dari tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus.5
Dengan diberlakukannya KTSP, maka proses pembelajaran mulai
ditingkatkan dengan menggunakan berbagai pendekatan yang lebih
menekankan pada kompetensi peserta didik, yang mencakup pengetahuan,
keterampilan, serta aktivitas peserta didik dalam berfikir dan bertindak.
KTSP menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan formal
(persekolahan). Perubahan tersebut harus diikuti oleh guru yang bertanggung
jawab atas penyelenggaraan pembelajaran di sekolah (di dalam kelas maupun
di luar kelas),6 khususnya menyangkut masalah pembelajaran IPA. Para pakar
pendidikan berpendapat bahwa penguasaan siswa di Indonesia terhadap mata
pelajaran IPA masih tertinggal dengan peserta didik di negara-negara lain.
Hal ini ditandai antara lain, berupa daya serap IPA sangat rendah, yang salah
satu penyebabnya adalah kurang tertariknya siswa terhadap IPA.7 Disamping
itu juga patut dicermati bahwa IPA di sekolah umumnya dipelajari dengan
pendekatan konvensional, sehingga walaupun siswa dapat nilai tinggi, namun
hakekatnya siswa tidak mendapatkan pengetahuan dan pengertian IPA itu
sendiri.
Pada pembelajaran IPA terpadu di MTs Sunan Barmawi, terdapat
beberapa permasalahan yang ditemui siswa, terutama pada materi asam basa.
Selain mengalami kesulitan dalam materi yang diajarkan. Siswa juga kurang
aktif dalam proses pembelajaran dikarenakan siswa terbiasa menerima
4 E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: Remaja RosdaKarya, 2008), Cet. Ke7, hlm. 28. 5 Mimin Haryati, Model & Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta:
Gaung Persada Press, 2007), hlm. 1. 6 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif: Konsep, Landasan, Dan
Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010), Ed. Pertama, Cet. Ke2, hlm.7-8. 7 Etty Sofyatiningrum, Panduan Pengajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata
Pelajaran Kimia, (Jakarta: CV. Irfandi Putra, 2003), hlm. 152.
3
pelajaran dengan metode ceramah. Karena guru tersebut cuma berpedoman
pada buku paket IPA yang diterbitkan oleh pemerintah kota (Pemkot) dan
lembar kerja siswa (LKS) yang digunakan sebagai bahan acuan. Para siswa
yang ditanyai pendapatnya mengenai penggunaan buku paket IPA tersebut
oleh peneliti, kebanyakan mereka menjawab kurang puas, dan juga kurang
menarik sehingga minat membaca siswa pun menjadi berkurang. Karena
buku paket IPA tersebut masih gabungan dari ilmu IPA yang lainnya.
Berdasarkan observasi awal peneliti, pembelajaran di MTs Sunan Barmawi
telah berjalan lancar dan baik, namun masih banyak siswa yang beranggapan
bahwa pelajaran IPA terpadu sukar dipahami, bersifat abstrak, membosankan
sehingga tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan dalam memahaminya,
apalagi kelas VII. Bagi mereka IPA terpadu merupakan pelajaran baru.
Maka dari itu dalam pembelajaran IPA terpadu dibutuhkan bahan ajar
yang tepat dan efektif agar siswa memperoleh gambaran yang jelas dan detail
terkait materi yang sedang dipelajari. Bahan ajar merupakan salah satu
komponen dalam sistem pembelajaran yang memegang peranan penting
dalam membantu siswa untuk mencapai indikator-indikator yang telah
ditetapkan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar.8 Bahan ajar
harus dirancang sedemikian menarik agar membuat siswa sebagai peserta
didik akan lebih bersemangat untuk membacanya.
Pendekatan pembelajaran kimia chemoentrepreneurship (CEP) adalah
pendekatan pembelajaran kimia yang dikembangkan dengan mengaitkan
langsung pada obyek nyata atau fenomena di sekitar kehidupan manusia
sebagai peserta didik, sehingga selain mendidik dengan pendekatan
pembelajaran chemoentrepreneurship (CEP) ini memungkinkan peserta didik
dapat mempelajari proses pengolahan suatu bahan menjadi produk yang
bermanfaat, bernilai ekonomi dan memotivasi untuk berwirausaha.9 Melalui
8 Mimin Haryati, Model & Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 9.
9 Supartono, Upaya Peningkatan Hasil Belajar dan Kreativitas Siswa SMA Melalui
Pembelajaran Kimia Dengan Pendekatan Chemoentrepreneurship (CEP), Seminar Nasional
Kimia Dan Pendidikan Kimia 2006, (Semarang: FMIPA UNNES, 2006), hlm. 67.
4
pembelajaran dengan pendekatan chemoentrepreneurship (CEP) yang
merupakan pendekatan pembelajaran kimia yang dikaitkan dengan objek
nyata, maka diharapkan pula siswa akan menjadi lebih paham terhadap
pelajaran kimia yang cenderung abstrak. Dengan pendekatan ini pengajaran
kimia akan lebih menyenangkan dan memberi kesempatan pada siswa untuk
mengoptimalkan potensinya agar menghasilkan produk. Bila siswa sudah
terbiasa dengan kondisi belajar yang demikian, tidak menutup kemungkinan
akan memotivasi siswa untuk berwirausaha10. Dengan landasan tersebut,
pendekatan chemoentrepreneurship (CEP) menuntut potensi peserta didik
untuk belajar secara maksimal sehingga mampu menampilkan kompetensi
tertentu. Proses belajar siswa tidak lagi berorientasi kepada banyaknya materi
pelajaran kimianya (subject-matter oriented), tetapi lebih berorientasi kepada
kecakapan yang dapat ditampilkan oleh peserta didik (life-skil oriented).
Dengan pendekatan pembelajaran yang demikian sejumlah peserta didik
terfokus perhatianya dan termotivasi untuk mengetahui lebih jauh serta hasil
belajarnya terjadi lebih bermakna.
Berdasarkan masalah di atas, langkah yang perlu diambil peneliti adalah
dengan menciptakan bahan ajar kimia berorientasi chemoentrepreneurship.
Bahan ajar kimia ini berbentuk modul yang disusun oleh peneliti agar dapat
membantu memberikan informasi yang lebih jelas dan sistematis kepada
siswa dan pada akhirnya dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Sedangkan
pendekatan pembelajaran chemoentrepreneurship yang menuntut potensi
siswa untuk belajar secara maksimal sehingga mampu menampilkan
kompetensi tertentu. Maka, perlu kiranya untuk melakukan penelitian dengan
judul “PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI ASAM BASA
BERORIENTASI CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP) BAGI SISWA
KELAS VII DI MTS SUNAN BARMAWI KABUPATEN DEMAK”.
10 Supartono, Upaya Peningkatan Hasil Belajar dan Kreativitas Siswa SMA Melalui
Pembelajaran Kimia Dengan Pendekatan Chemoentrepreneurship (CEP), Seminar Nasional
Kimia Dan Pendidikan Kimia 2006, hlm. 68.
5
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan paparan pemikiran diatas maka permasalahan di MTs
Sunan Barmawi sebagai berikut:
1. Inovasi dalam pengembangan bahan ajar di MTs Sunan Barmawi menjadi
sangat penting sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan.
2. Input siswa MTs Sunan Barmawi memiliki latar belakang variatif sehingga
memerlukan proses tranformasi ilmu yang efektif dan efisien untuk
meningkatkan hasil pembelajaran.
3. Kegiatan praktikum materi asam basa yang selama ini belum ada yang
menuntun siswa menjadi kreatif serta berminat wirausaha
(entrepreneurship) maka memerlukan pembelajaran yang berorientasi
chemoentrepreneurship (CEP).
C. PEMBATASAN MASALAH
Untuk mendapatkan pemahaman yang jelas terhadap judul skripsi di
atas, dan tidak terjadi kesalahpahaman dalam pembahasan, maka penulis
perlu menegaskan beberapa istilah yang perlu mendapatkan pembatasan
antara lain:
1. Bahan ajar
Secara sederhana sumber belajar dapat dirumuskan sebagai segala
sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam
memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan, dalam proses belajar mengajar.11 Bahan ajar merupakan
bagian dari sumber belajar. Bahan adalah sesuatu yang mengandung
pesan pembelajaran, baik yang diniati secara khusus seperti film,
pendidikan, peta, grafik, buku paket dan yang biasanya disebut media
pembelajaran (instructional media).12
11 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Implementasi, dan
Inovasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), Cet Ke11, hlm. 48. 12 E. Mulyasa, Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), Cet Ke3, hlm. 157.
6
Bahan ajar atau materi pembelajaran (Instructional Materials)
secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang
telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri
dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan
sikap atau nilai.13 Pada penelitian ini, bahan ajar materi pokok asam basa
berupa modul yang disusun oleh peneliti dengan menggunakan konsep
yang lebih sistematis dan ringkas supaya materi lebih mudah dipahami,
terdapat gambar supaya siswa menjadi tertarik membacanya.
2. Chemoentrepreneurship (CEP)
Chemoentrepreneurship (CEP) adalah suatu pendekatan
pembelajaran kimia yang konstekstual yaitu pendekatan pembelajaran
kimia yang dikaitkan dengan objek nyata.14 Sehingga siswa akan lebih
memahami materi pelajaran kimia yang riil. Karena dalam proses
belajarnya siswa banyak disuguhi teori yang dikaitkan dengan peristiwa
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian output yang diperoleh
dari model pembelajaran semacam ini salah satunya adalah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Hasil belajar
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.
Maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.15 Sedangkan menurut
Muhibbin Syah, belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan
unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenjang pendidikan.16 Ini
berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu
amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa.
13 Mimin Haryati, Model & Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 10.
14 Supartono, Upaya Peningkatan Hasil Belajar dan Kreativitas Siswa SMA Melalui
Pembelajaran Kimia Dengan Pendekatan Chemoentrepreneurship (CEP), Seminar Nasional
Kimia Dan Pendidikan Kimia 2006, hlm. 67. 15 Dimyati dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002),
Cet Ke2, hlm. 7. 16 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000), Cet Ke5, hlm. 89.
7
Hasil belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajarnya.17 Hasil belajar atau tujuan
pendidikan yang ingin dicapai dikategorikan menjadi tiga bidang yakni
bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan
dengan sikap dan nilai) serta bidang psikomotor (kemampuan atau
keterampilan bertindak dan berperilaku).18 Hasil belajar dalam penelitian
ini difokuskan pada semua bidang.
4. Materi asam basa
Secara umum, zat dibagi menjadi 2 macam, yaitu asam dan basa.
Asam dan basa diindikasikan oleh ahli kimia berupa sifat-sifat larutan air.
Asam adalah zat kimia yang dalam air melepaskan ion hidrogen (H+)
Dan ion asamnya. Zat yang mempunyai sifat berlawanan dengan asam
disebut basa. Zat ini dalam air melepaskan ion hidroksida (OH-) dan ion
basanya.
Konsep-konsep asam basa ada berbagai macam, diantaranya:
a. Asam Basa Arrhenius
Asam adalah zat yang melarutkan ke dalam air untuk memberikan
ion-ion H+ dan basa merupakan zat yang melarut kedalam air untuk
memberikan ion-ion OH-.
b. Asam Basa Bronsted-Lowry
Asam ialah donor proton sedangkan basa merupakan penerima
atau akseptor proton.
c. Asam Basa Lewis
Asam diindikasikan sebagai spesi apa saja yang bertindak sebagai
penerima pasangan elektron dalam reaksi kimia, dan basa
didefinisikan sebagai donor pasangan elektron.19
17 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya 2009), Cet Ke13, hlm. 22. 18 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2009), hlm. 49. 19 Charles W Keenan, dkk, Ilmu Kimia Untuk Universitas Jilid 1, Terj. Aloysius Hadyana
Pudjaatmaka, (Jakarta: Erlangga, Tt), ed. Ke6, hlm. 427.
8
Untuk membatasi salah penafsiran maka di penelitian ini akan
dibahas sifat zat asam dan basa,cara mengenali sifat asam basa dengan
menggunakan indikator, macam-macam bahan yang mempunyai sifat
asam dan basa, cara mengukur pH.
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahan yang menjadi bahan pengkajian dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah susunan bahan ajar materi asam basa berorientasi
Chemoentrepreneurship (CEP) bagi siswa kelas VII di MTs Sunan
Barmawi?
2. Seberapa besar efektivitas bahan ajar materi asam basa yang berorientasi
Chemoentrepreneurship (CEP) bagi siswa kelas VII di MTs Sunan
Barmawi?
E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan
sebelumnya, tujuan dari penelitian ini adalah
1) Untuk mengetahui susunan bahan ajar materi asam basa berorientasi
Chemoentrepreneurship (CEP) di MTs Sunan Barmawi siswa kelas
VII.
2) Untuk mengetahui besarnya efektivitas bahan ajar materi asam basa
yang berorientasi Chemoentrepreneurship (CEP) bagi siswa kelas
VII di MTs Sunan Barmawi.
9
2. MANFAAT PENELITIAN
Sedangkan hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Siswa
a. Meningkatnya keaktifan siswa dalam mempelajari bahan ajar
tersebut.
b. Meningkatnya hasil belajar siswa tentang materi asam basa.
c. Tumbuhnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran.
2. Guru
a. Dapat diperoleh suatu perangkat pembelajaran yang mampu
melibatkan siswa secara aktif serta menjadikannya kreatif dan
berminat Entrepreneurship.
b. Dapat menambah kreativitas untuk meningkatkan sistem
pembelajaran.
3. Bagi sekolah
a. Memberikan sumbangan kepada sekolah dalam rangka perbaikan
pembelajaran khususnya bagi tempat penelitian dan sekolah lain
pada umumnya.
b. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa yang lebih bermakna
dalam pembelajaran kimia.
c. Menumbuhkan minat Entrepreneurship bagi siwa di MTs Sunan
Barmawi.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KAJIAN PUSTAKA
Untuk mempermudah penyusunan skripsi, peneliti akan
mendeskripsikan beberapa karya yang mempunyai relevansi dengan judul
skripsi ini. Adapun karya-karya tersebut yaitu:
1. Skripsi berjudul “Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa dalam
Pembelajaran Kimia Pokok Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
melalui Pendekatan Chemoentrepreneurship (CEP) di kelas XI IPA SMA
Pondok Modern Selamat Kendal” oleh Ariyatun (2009). Di dalamnya
berisi tentang pendekatan CEP yang dapat melatih siswa lebih aktif,
memotivasi siswa untuk berwirausaha, menyediakan alternatif
pembelajaran kimia dalam mengembangkan motivasi dan kreatifitas
pembelajaran.1
2. Skripsi berjudul “Pengaruh Penerapan Pendekatan Pembelajaran
Chemoentrepreneurship (CEP) terhadap Hasil Belajar Praktikum Zat
Aditif Makanan pada Mahasiswa IAIN Walisongo Tadris Kimia 2008-
2009” oleh Sumanah (2009). Di dalamnya berisi tentang pendekatan
chemoentrepreneurship yang dapat meningkatkan hasil belajar
mahasiswa.2
3. Tesis berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis
Chemoentrepreneurship (CEP) Pada Mata Kuliah Kimia Bahan Makanan
Mahasiswa Tadris (Pendidikan) Kimia IAIN Walisongo” oleh Suwahono,
M. Pd (2009). Penelitian ini menggunakan metode Research and
Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk
1 Ariyatun, Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Kimia Pokok
Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan melalui Pendekatan Chemoentrepreneurship (CEP) di
kelas XI IPA SMA Pondok Modern Selamat Kendal, (Semarang: IAIN Walisongo Semarang,
2009), hlm. V. 2 Sumanah, Pengaruh Penerapan Pendekatan Pembelajaran Chemoentrepreneurship
(CEP) terhadap Hasil Belajar Praktikum Zat Aditif Makanan pada Mahasiswa IAIN Walisongo
Tadris Kimia 2008-2009, (Semarang: IAIN Walisongo Semarang, 2009), hlm. V.
11
menghasilkan produk rancangan pembelajaran, dan menguji keefektifan
produk tersebut. Di dalamnya berisi tentang pendekatan CEP yang dapat
melatih mahasiswa lebih aktif, memotivasi mahasiswa untuk berwirausaha
dalam mengembangkan motivasi dan kreatifitas pembelajaran.3
Beberapa skipsi di atas menjelaskan bentuk pendekatan
chemoentrepreneurship yang sejenis dengan kajian skripsi ini akan tetapi
terdapat perbedaan yang jelas antara lain: obyek, penerapan, dan materi pokok
yang berbeda sehingga hasil atau bentuk yang diperoleh dalam penelitian ini
akan berbeda.
B. KERANGKA TEORITIK
1. Belajar
1.1 Pengertian Belajar
Kegiatan belajar sesungguhnya dilakukan oleh semua
makhluk hidup, mulai dari bentuk kehidupan yang sederhana sampai
dengan yang kompleks.4 Belajar merupakan kewajiban bagi setiap
orang yang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam
rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Hal ini dinyatakan
dalam Al Quran, surat Al Mujadalah ayat 11:
$pκ š‰r' ‾≈ tƒ tÏ% ©!$# (# þθãΖ tΒ#u #sŒ Î) Ÿ≅Š Ï% öΝ ä3s9 (#θßs¡¡x� s? †Îû ħÎ=≈ yfyϑ ø9 $# (#θßs|¡øù$$sù Ëx |¡ø� tƒ ª! $#
öΝ ä3s9 ( #sŒ Î) uρ Ÿ≅Š Ï% (#ρâ“ à±Σ $# (#ρâ“ à±Σ $$sù Æìsùö� tƒ ª! $# tÏ% ©!$# (#θãΖ tΒ# u öΝ ä3Ζ ÏΒ tÏ% ©!$# uρ (#θè?ρé& zΟ ù= Ïèø9 $#
;M≈ y_u‘ yŠ 4 ª! $# uρ $yϑ Î/ tβθè= yϑ ÷ès? ×��Î7 yz ∩⊇⊇∪
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
3 Suwahono, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Chemoentrepreneurship
(CEP) Pada Mata Kuliah Kimia Bahan Makanan Mahasiswa Tadris (Pendidikan) Kimia IAIN
Walisongo, (Semarang:UPT UNNES, 2009), hlm. ii. 4 Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008) Cet Ke2, hlm. 106.
12
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan. (Q.S Al Mujadalah: 11)٥
Jerome Brunner dalam Trianto mengemukakan bahwa belajar adalah
suatu proses aktif dimana siswa membangun (mengkonstruksikan)
pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman/ pengetahuan yang
sudah dimilikinya.6 Sedangkan pandangan Anthony Robbins,
mendefinisikan belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara
sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan)
yang baru. Dalam pandangan konstruktivisme belajar bukanlah semata-
mata mentransfer pengetahuan yang ada diluar dirinya, tetapi belajar
lebih pada bagaimana otak memproses dan menginterpretasikan
pengalaman yang baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
pola pikir pada diri seseorang berkat adanya pengalaman. pengalaman
yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya.7 Belajar
menurut teori konstruktivisme adalah membangun pengetahuan sedikit
demi sedikit, yang kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang
terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep-konsep
atau kaidah yang siap untuk diambil atau diingat. Manusia harus
mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui
pengalaman nyata.8
Menurut Morgan dalam bukunya "Introduction to Psychology" yang
dikutip dari Ngalim purwanto, Belajar dapat diartikan sebagai perubahan
5 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Semarang: PT Kumudasmoro
Grafindo, 1994), hlm. 910-911. 6 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif: Konsep, Landasan, Dan
Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010), Ed Pertama, Cet. Ke2, hlm.15-16. 7 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009), hlm.155. 8 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-ruzz
Media, 2010), Cet. Ke3, hlm. 116.
13
tingkah laku yang relatif tetap yang terjadi sebagai akibat dari
pengalaman atau latihan.9
Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan
tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-
aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Ketika seseorang
melakukan sesuatu, tentu dia mempunyai tujuan, begitu juga belajar.
Tujuan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi 3 bidang yakni
bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan
dengan sikap dan nilai) serta bidang psikomotor (kemampuan/
keterampilan bertindak/ berperilaku).10
Jadi belajar merupakan suatu
perubahan tingkah laku yang dialami seseorang yang disebabkan oleh
pengalaman yang berupa peningkatan kinerja, pembenahan pemikiran
atau penemuan konsep-konsep dan cara-cara yang baru yang meliputi
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Sehingga seseorang yang telah
mengalami proses belajar akan memperoleh hasil berupa kemampuan
terhadap sesuatu yang menjadi hasil belajar.
1.2 Hasil Belajar
Penilaian pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui perkembangan
hasil belajar peserta didik dan hasil mengajar guru. Menurut Sudjana,
hasil belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya. Tingkah laku sebagai hasil belajar
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.11
Perubahan aspek-
aspek perilaku sebagai hasil belajar tergantung pada apa yang dipelajari
oleh pembelajar. Oleh karena itu, apabila pembelajaran mempelajari
9 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), Cet.
Ke13, hlm. 84. 10
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2009), hlm. 49. 11
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), Cet. Ke13, hlm. 22.
14
pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh
adalah berupa penguasaan konsep.
Bloom dalam Sudjana menggolongkan hasil belajar dalam tiga ranah
yaitu ranah kognitif, ranah efektif dan ranah psikomotorik.
a. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Ranah kognitif dapat dilihat
dari kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.
1) Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan mengingat kembali
hal-hal yang telah dipelajari.
2) Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan menangkap
makna atau arti suatu hal. Kemampuan pemahaman dapat
dijabarkan menjadi tiga, yaitu:
a. Menerjemahkan (translation)
Menerjemahkan di sini bukan saja pengalihan (translation)
arti dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain. Dapat juga
dari konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model
simbolik untuk mempermudah siswa mempelajarinya. Kata
kerja operasional yang digunakan adalah menerjemahkan,
mengubah, mengilustrasikan, dan sebagainya.
b. Menginterpretasi (interpretation)
Kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan. Ini
adalah kemempuan untuk mengenal dan memahami.
c. Mengekstrapolasi (extrapolation)
Kemampuan ini menuntun intelektual yang tinggi. Kata
kerja operasional yang dipakai untuk mengukur kemampuan ini
adalah memperhitungkan, memprakirakan, menyimpulkan,
meramalkan, membedakan, menentukan, mengisi dan menarik
kesimpulan.12
12
Daryanto, Evaluasi Pendidikan: Komponen MKDK, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), Cet
Ke5, hlm. 106-108.
15
3) Penerapan (application) adalah kesanggupan seseorang untuk
menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara
ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-
teori dan sebagainya.13
4) Analisis (analysis) adalah usaha memilah suatu integritas
menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas
hierarkinya dan atau susunannya. Dengan analisis diharapkan
seseorang mempunyai pemahaman yng komprehensif dan
dapat memilah integritas menjadi bahan-bahan yang terpadu
untuk hal memahami proses, cara bekerjanya, dan
sistematikanya.14
5) Sintesis (synthesis) adalah kemampuan untuk memadukan
bagian-bagian menjadi satu keseluruhan yang berarti.
6) Penilaian (evaluation) adalah kemampuan memberi harga
sesuatu hal berdasarkan kriteria tertentu.15
b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari
lima aspek, yaitu: penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,
organisasi dan internalisasi.
Ada beberapa tingkatan aspek afektif sebagai tujuan dan
aspek hasil belajar. Tingkatan tersebut dimulai dari tingkat yang
dasar atau sederhana sampai tingkatan yang kompleks yaitu:
1) Receiving/ attending, yakni semacam kepekaan dalam
menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang pada
siswa, baik dalam bentuk masalah, situasi, gejala.
2) Responding atau jawaban. Yakni reaksi yang diberikan
seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar.
13
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008),
hlm. 51. 14
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hlm. 27. 15
M Sobry Sutikno, Belajar Dan Pembelajaran: Upaya Kreatif Dalam Mewujudkan
Pembelajaran Yang Berhasil, (Bandung: Prospect, 2009), Cet. Ke5, hlm.82.
16
3) Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan
kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi.
4) Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam satu sistem
organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan
nilai lain dan kemantapan, dan prioritas nilai yang telah
dimilikinya.
5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai yakni keterpaduan
dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.16
c. Ranah psikomotorik berkaitan dengan hasil belajar keterampilan
(skill) dan kemampuan bertindak dan sikap. Yang
mengklasifikasikan hasil belajar psikomotorik menjadi enam:
persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan
kompleks dan kreativitas.
1) Persepsi (Perception) adalah kemampuan membedakan suatu
gejala dengan gejala lain.
2) Kesiapan (Set) adalah kemampuan menempatkan diri untuk
memulai suatu gerakan.
3) Gerakan Terbimbing (Guided respons) adalah kemampuan
melakukan gerakan meniru model yang dicontohkan.
4) Gerakan Terbiasa (Mechanism) adalah kemampuan
melakukan gerakan tanpa ada model.
5) Gerakan kompleks (Adaptation) adalah kemampuan
melakukan serangkaian gerakan dengan cara, urutan dan
irama yang tepat.
6) Kreativitas (Origination) adalah kemampuan menciptakan
gerakan-gerakan yang ada menjadi kombinasi gerakan yang
baru orisinal.17
16
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, hlm. 53-54. 17
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 53.
17
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya dari satu aspek potensi siswa saja.
Berdasarkan aspek hasil belajar diatas maka hasil belajar
mencakup tiga aspek yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan
ranah psikomotorik. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah hasil yang telah dicapai oleh peserta didik dalam proses
belajar mengajar.
1.3 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Perolehan hasil belajar antar siswa tidak sama karena banyak
faktor yang mempengaruhi proses belajar. Secara garis besar, faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar dapat
dikelompokkan menjadi dua macam, yakni:
a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan
fisiologis dan psikologis
1) Keadaan fisiologis meliputi panca indera dan kondisi jasmani
yang melatarbelakangi aktivitas belajar seperti gizi yang
cukup dan lain-lain. Menurut Syah panca indera yang
dominan adalah indera pendengaran dan penglihatan. Daya
pendengaran dan penglihatan yang rendah, umpamanya, akan
menyulitkan sensory register dalam menyerap item-item
informasi yang bersifat echoic dan iconic (gema dan citra).18
2) Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang
dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor
psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah
motivasi, minat, dan sikap.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu keadaan/kondisi
lingkungan di sekitar siswa. Faktor eksternal meliputi lingkungan
sosial dan nonsosial.
18
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Jakarta: PT Remaja
Rosdakarya, 2000), Cet. Ke5, hlm. 133-137.
18
1) Lingkungan sosial meliputi lingkungan sekolah seperti guru,
para staf administrasi dan teman-teman sekelas dan
lingkungan sosial siswa seperti masyarakat dan tetanga juga
teman-teman sepermainan serta lingkungan keluarga.
2) Lingkungan nonsosial meliputi gedung sekolah dan letaknya,
rumah tempat keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar,
keadaan cuaca, dan waktu belajar siswa.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis
upaya belajar siswa yang melipuiti strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari
materi-materi pelajaran.19
2. Bahan Ajar
2.1 Pengertian Bahan Ajar
Sebelum melaksanakan proses pembelajaran maka seorang
guru berkewajiban membuat dan menyediakan materi pembelajaran.
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus diajarkan oleh guru
dan dipelajari siswa sebagai sarana untuk mencapai indikator-
indikator yang telah ditetapkan dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar.20
Bahan ajar yang dimaksud bisa berupa bahan
tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari
suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis
sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi
secara utuh dan terpadu.
19 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran, hlm. 19-28.
20 Mimin Haryati, Model & Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta:
Gaung Persada Press, 2007), hlm. 1.
19
2.2 Jenis-jenis Bahan Ajar
Jenis bahan ajar harus disesuaikan dulu dengan kurikulumnya
dan setelah itu dibuat rancangan pembelajaran, sehingga tercipta
lingkungan yang memungkinkan siswa belajar dengan baik. Bentuk
bahan ajar dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
a. Bahan ajar pandang (visual) terdiri atas bahan cetak (printed)
seperti hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur,
leaflet, wallchart, foto/ gambar, dan non cetak.21
1) Hand out adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seseorang
guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Hand out
biasanya diambilkan dari beberapa literatur yang memiliki
relevansi dengan materi yang diajarkan yang harus dikuasai
oleh peserta didik. Hand out dapat diperoleh dengan berbagai
cara, antara lain dengan downloud dari internet, atau
menyadur dari sebuah buku.
2) Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu
pengetahuan. Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang
berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap
kurikulum dalam bentuk tertulis.
3) Modul merupakan sebuah buku yang ditulis dengan tujuan
agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau
dengan bimbingan guru, oleh karena itu modul harus berisi
tentang petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi
materi pelajaran, informasi pendukung, latihan soal, petunjuk
kerja, evaluasi dan balikan terhadap hasil evaluasi.
4) Brosur merupakan bahan informasi tertulis mengenai suatu
masalah yang disusun secara bersistem atau cetakan yang
hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid.
Brosur dapat menjadi bahan ajar yang menarik karena
21
Sofan Amri dan Lif Khoiru Ahmadi, Konstruksi Pengembangan Pembelajaran
Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum, (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya,
2010), hlm.161.
20
bentuknya praktis. Agar brosur tidak terlalu banyak
sebaliknya hanya memuat atau kompetensi dasar saja.
Ilustrasi dalam brosur akan menambah daya tarik siswa
untuk menggunakannya.
5) Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang
dilipat tapi tidak dijahit. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus
memuat materi yang dapat menggiring peserta didik untuk
menguasai satu atau lebih kompetensi dasar.
6) Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-
lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh
peserta didik. Keuntungan adanya lembar kegiatan adalah
memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, bagi
siswa akan belajar secara mandiri dan belajar memahami dan
menjelaskan suatu tugas tertulis.
7) Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus
atau proses atau grafik yang bermakna menunjukkan posisi
tertentu. Wallchart masuk dalam kategori alat bantu
mengajar, namun dalam hal ini Wallchart didesain sebagai
bahan ajar.
8) Foto/ gambar sebagai bahan ajar diperlukan satu rancangan
yang baik agar setelah selesai melihat sebuah atau
serangkaian foto/ gambar siswa dapat melakukan sesuatu
dasar.22
b. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam,
dan compact disk audio.
1) Kaset/ piringan hitam/ compact disk
Media kaset dapat menyimpan suara yang dapat
diperdengarkan secara berulang-ulang kepada peserta didik
yang menggunakannya sebagai bahan ajar. Bahan ajar kaset
22
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. Ke5, hlm. 175-181.
21
biasanya digunakan untuk pembelajaran bahasa atau
pelajaran musik.
2) Radio
Radio broadcasting adalah media dengar yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Progam radio dapat
dirancang sebagai bahan ajar.
c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact
disk/ film dan orang/ nara sumber.
1) Video/ film
Progam video/ film biasanya disebut sebagai alat bantu
pandang dengar (audio visual aids/ audio visual media).
Umumnya progam video telah dibuat dalam rancangan
lengkap, sehingga setiap akhir dari penayangan video siswa
dapat menguasai satu atau lebih kompetensi dasar.
2) Orang/ nara sumber
Orang sebagai sumber belajar dapat juga dikatakan
sebagai bahan ajar yang dapat dipandang dan didengar,
karena dengan orang seseorang dapat belajar misalnya karena
orang tersebut memiliki keterampilan khusus. Dalam
menggunakan orang sebagai bahan ajar tidak dapat berdiri
sendiri melainkan harus dikombinasikan dengan bahan
tertulis.
d. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material)
seperti CAI (computer assisted instruction), compact disk (CD),
multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web
(web based learning material).23
23
Sofan Amri dan Lif Khoiru Ahmadi, Konstruksi Pengembangan Pembelajaran
Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum, hlm. 161.
22
2.3 Prinsip-prinsip dalam Memilih Bahan Ajar
Ada beberapa banyak yang perlu diperhatikan dalam memilih
bahan ajar atau materi pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam memilih
materi pembelajaran meliputi prinsip relevansi, konsistensi dan
kecukupan.
a. Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan
memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Misalnya, jika kompetensi yang diharapkan
dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi
pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta atau gubahan
hafalan.
b. Prinsip konsistensi artinya adanya ketegasan antara bahan ajar
dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa.
Misalkan Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat
macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus
meliputi empat macam.
c. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya
cukup memadai dalam membantu siswa mengusai kompetensi
dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak
boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya,
jika terlalu banyak akan menbuang-buang waktu dan tenaga yang
tidak perlu untuk mempelajarinya.24
2.4 Manfaat Bahan Ajar
Bahan ajar sangat banyak manfaatnya bagi peserta didik, oleh
karena itu harus disusun secara bagus. Manfaatnya bagi peserta didik
sebagai berikut.
24
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/03/04/pengembangan-bahan-ajar-2/comment-
page-1/ - comments. Diakses pada 8 februari 2010.
23
1. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
2. Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi
ketergantungan terhadap kehadiran guru.
3. Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi
yang harus dikuasainya.25
2.5 Keunggulan dan Keterbatasan Bahan Ajar berupa modul
Menurut E. Mulyasa, ada beberapa keunggulan dari bahan
ajar berupa modul, diantaranya adalah:
a. Berfokus pada kemampuan individual peserta didik, karena pada
hakekatnya mereka memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri
dan lebih bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.
b. Adanya kontrol terhadap hasil belajar mengenai penggunaan
standar kompetensi dalam setiap modul yang harus dicapai oleh
peserta didik.
c. Relevansi kurikulum ditunjukkan dengan adanya tujuan dan cara
pencapaiannya, sehingga peserta didik dapat mengetahui
keterkaitan antara pembelajaran dan hasil yang akan
diperolehnya.
Disamping keunggulan, modul juga memiliki keterbatasan
antara lain:
a. Penyusunan modul yang baik membutuhkan keahlian tertentu.
Sukses atau gagalnya modul tergantung pada penyusunnya.
b. Sulit menentukan proses penjadwalan dan kelulusan, serta
membutuhkan manajemen pendidikan yang sangat berbeda dari
pembelajaran konvensional.
c. Dukungan pembelajaran berupa sumber belajar, pada umumnya
cukup mahal, karena setiap peserta didik harus mencarinya
sendiri.26
25
Sofan Amri dan Lif Khoiru Ahmadi, Konstruksi Pengembangan Pembelajaran
Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum, hlm. 160. 26 E Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, Implementasi, dan
Inovasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. Ke11, hlm. 46-47.
24
3. Pembelajaran Berorientasi Chemoentrepreneurship (CEP)
3.1 Pengertian Pembelajaran Chemoentrepreneurship (CEP)
Kata “wirausaha” atau “wiraswasta” dalam bahasa Indonesia
adalah padanan kata bahasa prancis entrepreneur yang sudah dikenal
sejak abad 17. Kata “wirausaha” merupakan gabungan kata wira
(=gagah berani, perkasa) dan usaha. Jadi wirausaha berarti orang
yang gagah berani atau perkasa dalam usaha.27
Dalam instruksi
presiden (Inpres) nomor 4 tahun 1995 tanggal 30 juni 1995 tentang
gerakan nasional memasyarakatkan dan membudayakan
kewirausahaan, dikemukakan bahwa:
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan
kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau
kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan,
menetapkan cara kerja, tehnologi dan produksi baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan
yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih
besar.28
Istilah kewirausahaan dari terjemahan entrepreneurship, yang
dapat diartikan sebagai the backbone of economy, yaitu syaraf pusat
perekonomian atau sebagai tailbone of economy, yaitu pengendali
perekonomian suatu bangsa.29
Secara etimologi, kewirausahaan
merupakan nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-
up phase) atau suatu proses dalam mengerjakan suatu yang baru
(creative) dan sesuatu yang berbeda (innovative). Sebagaimana
firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 261.
27
Benedicta Prihatin Dwi Riyanti, Kewirausahaan Dari Sudut Pandang Psikologi
Kepribadian, (Jakarta: PT Grasindo, 2003). hlm. 21. 28
Eman Suherman, Desain Pembelajaran Kewirausahaan, (Bandung: Alfabeta, 2008),
hlm. 6-7. 29
Suryana, Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses, (Jakarta:
Salemba Empat, 2003), hlm. 10.
25
ã≅ sWΒ tÏ% ©!$# tβθ à)Ï�ΖムóΟ ßγ s9≡ uθ øΒ r& ’ Îû È≅‹Î6 y™ «!$# È≅sVyϑx. >π ¬6 ym ôMtF u;/Ρr& yìö7y™
Ÿ≅Î/$ uΖy™ ’Îû Èe≅ä. 7' s#ç7 /Ψß™ èπs$($ ÏiΒ 7π¬6 ym 3 ª!$#uρ ß#Ïè≈ ŸÒ ムyϑÏ9 â !$ t±o„ 3 ª!$#uρ ììÅ™≡ uρ
íΟŠÎ=tæ ∩⊄∉⊇∪
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa
dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada
tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan
(ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha
luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”.30
Menurut Supartono, konsep pendekatan
chemoentrepreneurship (CEP) adalah suatu pendekatan
pembelajaran kimia yang kontekstual yaitu pendekatan pembelajaran
kimia dikaitkan dengan objek nyata sehingga selain mendidik,
dengan pendekatan CEP ini memungkinkan peserta didik dapat
mempelajari proses pengolahan suatu bahan menjadi produk yang
bermanfaat, bernilai ekonomi dan menumbuhkan semangat
berwirausaha.31
Dengan pendekatan CEP ini pelajaran kimia akan
lebih menyenangkan dan memberi kesempatan peserta didik untuk
mengoptimalkan potensinya agar menghasilkan suatu produk. Bila
peserta didik sudah terbiasa dengan kondisi belajar yang demikian,
tidak menutup kemungkinan peserta akan termotivasi untuk
berwirausaha.
Hal ini berarti dengan adanya pendekatan CEP dalam
pembelajaran, siswa akan lebih memahami materi pelajaran kimia
secara riil. Karena dalam proses belajar, siswa banyak disuguhi teori
yang dikaitkan dengan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari baik
30
Departemen agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, hlm. 65. 31
Supartono, Upaya Peningkatan Hasil Belajar dan Kreativitas Siswa SMA Melalui
Pembelajaran Kimia Dengan Pendekatan Chemoentrepreneurship (CEP), Seminar Nasional
Kimia Dan Pendidikan Kimia 2006, (Semarang: FMIPA UNNES, 2006), hlm. 68.
26
melalui inagurasi praktikum yang bermuatan life skill maupun
melalui diskusi-diskusi formal yang dapat memicu daya pikir siswa.
Pendekatan chemoentrepreneurship (CEP) termasuk salah
satu pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning)
yang menbantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya
dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam
kehidupan sehari-hari.
3.2 Pembelajaran Kontekstual
Contextual Teaching And Learning (CTL) adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses
keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang
dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata
sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan mereka.32
Pendekatan pembelajaran kontekstual memiliki tujuh
komponen utama. Yaitu konstruktivisme (constructivism),
menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar
(learning comunity), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan
Penilaian yang sebenarnya (authentic assesment).33
a. Konstruktivisme (constructivisme)
Konstruktivisme adalah pandangan yang menyatakan
bahwa pengetahuan di bangun sedikit demi sedikit dari konteks
yang terbatas, siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan belajar
yang bermakna.34
32
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Jakarta: Kencana,2008), Cet. Ke3, hlm. 109. 33
Baharuddin Dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran, hlm. 138. 34
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif: Konsep, Landasan, Dan
Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hlm. 113.
27
b. Bertanya (questioning)
Bertanya komponen ini merupakan strategi pembelajaran
kontekstual. Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan
menjawab pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi
dari keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab
pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam
berfikir.35
Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan
guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan
berfikir siswa. Sebagaimana firman Allah SWT. Dalam Q.s An-
Nahl ayat 43 yang berbunyi:36
!$tΒ uρ $uΖ ù= y™ö‘ r& ∅ÏΒ y7 Î= ö6s% āωÎ) Zω% y Í‘ û ÇrθœΡ öΝ Íκ ö� s9Î) 4 (#þθè= t↔ ó¡sù Ÿ≅ ÷δ r& Ì� ø.Ïe%!$# βÎ) óΟçGΨ ä.
Ÿω tβθçΗ s>÷ès?
“Dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-
orang lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka; Maka
bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan
jika kamu tidak mengetahui”.
c. Menemukan (inquiry)
Menemukan (inquiry) merupakan bagian inti dari
kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual yang berpendapat
bahwa pengetahuan dan ketrampilan diperoleh siswa diharapkan
bukan hasil dari menemukan sendiri. Guru harus merancang
kegiatan yang merujuk pada kegiatan yang menemukan, apapun
materi yang diajarkannya. Semua mata pelajaran dapat
menggunakan pendekatan inquiry. Kata kunci dari strategi
inquiry adalah “siswa menemukan sendiri”.37
35
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, hlm.
120. 36
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, hlm. 408. 37
Kusnandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendididkan
(KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Rajawali Grafindo Persada, 2009), hlm.
309.
28
d. Masyarakat belajar (learning comunity)
Konsep learning comunity menyarankan agar hasil
belajar sebaiknya diperoleh dari kerja sama dengan orang lain.
Hal ini berarti hasil belajar bisa diperoleh dengan sharing antar
teman, antar kelompok dan antara yang tahu kepada yang tidak
tahu, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.38
Selain itu juga membiasakan diri bahwa semua kegiatan
akan lebih berhasil jika dilakukan bersama-sama walaupun pada
akhirnya tanggung jawab tetap harus dimiliki secara perorangan.
Sebagaimana dalam firman Allah SWT. Dalam Q.s Arrad ayat
11 yang berbunyi:39
āχÎ) ©! $# Ÿω ç�Éi�tó ム$ tΒ BΘ öθ s)Î/ 4 ®Lym (#ρç�Éi� tó ム$tΒ öΝÍκŦ à�Ρr' Î/
“Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu
kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada
diri mereka sendiri”.
e. Pemodelan (modeling)
Pemodelan atau modeling adalah proses pembelajaran
dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat di tiru
oleh setiap siswa.40
Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan
satu-satunya model. Pemodelan dapat dirancang dengan
melibatkan siswa, seseorang bisa ditunjuk untuk memodelkan
sesuatu berdasarkan pengalaman yang diketahuinya.
f. Refleksi (reflection)
Adalah cara berfikir tentang apa yang baru saja dipelajari
atau dilakukan. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian,
aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima. Realisasi dari
refleksi dapat berupa jurnal/catatan, diskusi atau pertanyaan
langsung.
38
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif: Konsep, Landasan, Dan
Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hlm. 116. 39
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, hlm. 370. 40
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, hlm.
121.
29
g. Penilaian yang sebenarnya (authentic assesment)
Yang dimaksud adalah penilaian yang mengukur semua
aspek pembelajaran baik proses, kinerja maupun hasil yang
diperoleh, yang dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran
berlangsung. Penilaian ditekankan pada kedalaman pengetahuan
dan keahlian bukan keluasannya.
Pada dasarnya pengetahuan tidak dapat dipisahkan menjadi
fakta yang terpisah-pisah, tetapi mencerminkan ketrampilan yang
dapat diterapkan. Melalui pembelajaran dengan pendekatan
chemoentrepreneurship (CEP) yang berdasar pada pembelajaran
kontekstual, ilmu kimia dikaitkan dengan gejala-gejala nyata yang
ada dilingkungan sekitar siswa. Dengan pendekatan
chemoentrepreneurship (CEP) ini memungkinkan siswa untuk
menerapkan ketrampilan yang mereka miliki karena mereka dapat
mempelajari proses pengolahan bahan menjadi suatu produk yang
bermanfaat dan bernilai ekonomi sehingga dapat memotivasi untuk
berwirausaha.41
4. Materi Asam Basa
4.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Dalam KTSP SMP/MTs, mata pelajaran IPA terpadu
mencakup pelajaran Biologi, Fisika dan Kimia pada materi asam,
basa dan garam standar kompetensi, kompetensi dasar dan
indikatornya adalah sebagai berikut:
Standar Kompetensi : Memahami klasifikasi zat.
Kompetensi Dasar : 1. Mengelompokkan sifat larutan asam,
larutan basa, dan larutan garam
melalui alat dan indikator yang tepat.
41
Supartono, Upaya Peningkatan Hasil Belajar dan Kreativitas Siswa SMA Melalui
Pembelajaran Kimia Dengan Pendekatan Chemoentrepreneurship (CEP), Seminar Nasional
Kimia Dan Pendidikan Kimia 2006, hlm. 65.
30
2. Melakukan percobaan sederhana
dengan bahan-bahan yang diperoleh
dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator : 1. Mengidentifikasi sifat asam, basa, dan
garam dengan menggunakan
indikator yang sesuai.
2. Mengelompokkan bahan-bahan yang
ada di lingkungan sekitar kita
berdasarkan sifat asam, basa, dan
garam.
3. Menggunakan alat atau bahan untuk
menentukan zat bersifat asam atau
basa.
4. Mengidentifikasi sifat asam dan basa
pada bahan makanan.
4.2 Konsep Asam Basa
Asam dan basa (alkali) sudah dikenal sejak zaman dahulu.
Istilah asam berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka.
Sedangkan istilah alkali diambil dari bahasa Arab yang berarti abu.
Juga sudah diketahui bahwa reaksi antara asam dan basa (netralisasi)
yaitu garam.
Beberapa contoh asam dan basa yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya rasa asam dari cuka dan jeruk
berasal dari asam yang dikandungnya yaitu asam cuka dan asam
sitrat. Asam askorbat berasal dari vitamin c, sedangkan asam sulfat
dalam baterai mobil yang berada pada industri kimia. Basa yang
penting antaranya adalah ammonia, terdapat dalam zat pembersih di
rumah tangga, natrium hidroksida terdapat pada pembersih oven.
31
Konsep keasaman dan kebasaan dalam kimia sangat beragam
sehingga asam dan basa didefinisikan berulang kali dengan berbagai
cara. Beberapa ahli menyatakan pendapatnya masing-masing
berdasarkan hasil temuannya. Misalnya Lavoisier (1777)
menyatakan bahwa semua asam akan selalu mengandung unsur dasar
oksigen. Davy menyatakan bahwa asam mengandung unsur dasar
hidrogen. Berdasarkan penelitian para ahli Kimia, dijelaskan
beberapa teori-teori tentang asam basa, yaitu:
a. Teori Arrhenius
Pada tahun 1884, ilmuwan Swedia bernama Svante
Arrhenius mengemukakan pengertian asam basa berdasarkan
reaksi ionisasi. Teori Svante Arrhenius (1884) menyatakan asam
sebagai zat yang jika dilarutkan dalam pelarut air terurai
menghasilkan ion hidrogen (H+), misalnya HCl.
HCl(aq) H+
(aq) + Cl- (aq)
Sedangkan basa jika terurai menghasilkan ion hidroksida
(OH-), misalnya NaOH.
NaOH(aq) Na+ (aq + OH
- (aq)
Reaksi antara asam dan basa yaitu reaksi netralisasi, dapat
ditunjukkan dengan reaksi berikut:
Persamaan reaksi lengkap : HCl + NaOH NaCl + H2O asam basa garam air
Persamaan reaksi ion: H+ + Cl
- + Na
+ + OH
- Na
+ + Cl
- + H2O
asam basa garam air
Persamaan reaksi ion bersih : H+ + OH
- H2O
Persamaan reaksi ion bersih ini merupakan gambaran
yang tepat dari reaksi netralisasi menurut teori Arrhenius. Hal ini
menghasilkan pokok penting suatu reaksi netralisasi meliputi
penggabungan ion hidrogen dan ion hidroksida untuk
menghasilkan air.
32
b. Teori Bronsted-Lowry
Menurut Teori Bronsted-Lowry (1923), suatu asam
merupakan donor proton dan suatu basa sebagai akseptor
(penerima) proton.42
Jadi dalam air, setiap zat yang meninggikan
konsentrasi proton terhidrasi (H3O+) yang disebabkan oleh
otodisosiasi air adalah asam, dan setiap zat yang menurunkan
konsentrasi tersebut adalah basa, karena itu ion tersebut
bergabung dengan proton mengurangi konsentrasi H3O+.
seperti ditunjukkan dalam reaksi berikut:
NH4+ + NH2
- NH3 + NH3
asam 1 basa 2 asam 2 basa 1
asam basa konjugasi
asam basa konjugasi
Keterangan: basa (1) disebut basa konjugat dari asam (1), begitu
juga asam (2) adalah asam konjugat dari basa (2).
c. Teori Lewis
G. N. Lewis menyatakan bahwa asam merupakan
penerima pasangan elektron dan basa sebagai donor (pemberi)
pasangan elektron.43
Asam adalah zat yang mempunyai orbital
yang belum penuh dan kekurangan elektron, sedangkan basa
adalah yang memiliki pasangan elektron yang dapat digunakan
bersama.44
Contoh: reaksi pembentukan air sebagai berikut:
H
H+ +
-O - H O – H
Akseptor elektron Donor elektron
42
Ralph H. Petrucci, Kimia Dasar, Jilid 2, terj. Suminar Achmadi, (Jakarta: Erlangga,
1987), Cet. Ke4, hlm. 260-261. 43
F Albert Cotton dan Geoffrey Wilkinson, Kimia Anorganik Dasar, terj. Sahati Suharto
(Jakarta: UI-Press, 2009), hlm.193-195 44
Ralph H. Petrucci, Kimia Dasar, Jilid 2, hlm. 263.
33
4.3 Sifat-sifat Asam Basa
Beberapa sifat asam sebagai berikut.
a. Bereaksi dengan logam-logam tertentu yang menghasilkan gas-
gas hidrogen. Reaksi yang khas adalah antara asam klorida
dengan magnesium.
b. Bereaksi dengan lakmus biru dan mengubahnya menjadi merah.
c. Bereaksi dengan batu kapur (karbonat) dan soda kue (bikarbonat)
menghasilkan karbon dioksida.
Beberapa sifat basa sebagai berikut.
a. Terasa licin: misalnya sabun.
b. Bereaksi dengan minyak dan lemak.
c. Bereaksi dengan kertas lakmus dan mengubahnya menjadi biru.
d. Bereaksi dengan asam menghasilkan garam.45
4.4 Indikator Asam Basa
Sifat asam basa dapat diketahui dengan menggunakan
indikator. Suatu indikator asam-basa adalah suatu senyawa organik
yang berubah warna dengan berubahnya pH.46
Indikator asam basa
biasanya dibuat dalam bentuk larutan (dalam air, etanol). Pada titrasi
asam basa sejumlah kecil larutan indikator ditambahkan dalam
larutan yang sedang dititrasi. Bentuk lain, kertas berpori direndam ke
dalam larutan indikator, kemudian dikeringkan. Jika kertas ini
dibasahi dengan larutan yang sedang diuji akan terjadi perubahan
warna. Senyawa yang paling sering dijumpai di laboratorium adalah
kertas lakmus. Lakmus adalah zat kimia yang mempunyai warna
biru dalam larutan basa dan merah dalam larutan asam.47
Ada dua
45 John T. Moore Ed. D, Kimia For Dummies, (Bandung: Pakar Raya, 2007), Cet. 1, hlm.
193-196. 46
Ralp J. Fessenden & Joan S. Fessenden, Kimia Organik jilid 2, terj. Aloysius Hadyana
Putjaatmaka, (Jakarta: Erlangga, 1999), Edisi ketiga, hlm. 450. 47
James E. Brady, Kimia Universitas Asas & Struktur Jilid 1, terj. Sukmariah Maun, dkk
(Jakarta: Binarupa Aksara, 1999), Edisi Ke5, hlm. 179.
34
jenis kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Gambar
lakmus merah dan biru dapat dilihat pada gambar 2.1. berikut:
Gambar 2.1.
Lakmus Merah dan Lakmus Biru
Apabila lakmus dicelupkan ke dalam suatu larutan, maka
warna lakmus akan berubah sesuai dengan sifat larutan tersebut. Bila
senyawa tersebut bersifat asam, maka akan mengubah warna lakmus
biru menjadi merah. Dan sebaliknya apabila suatu larutan bersifat
basa, maka larutan tersebut akan mengubah warna lakmus merah
menjadi biru. Perubahan warna lakmus merah menjadi biru dalam
larutan asam maupun basa dapat dilihat pada gambar 2.2. berikut:
Gambar 2.2.
Untuk membedakan perubahan kertas lakmus dalam keadaan
asam dan basa. Dapat disimpulkan di dalam Tabel. 2.1, sebagai
berikut:
Tabel 2.1. Perubahan kertas lakmus dalam keadaan asam dan basa
Kertas Lakmus Asam Basa Netral
Merah
Biru
Merah
Merah
Biru
Biru
Merah
Biru
lakmus merah �
lakmus berubah�
ASAM BASA
lakmus berubah�
lakmus biru �
35
Selain kertas lakmus juga dapat menggunakan larutan
indikator asam basa untuk membedakan larutan asam basa. Larutan
indikator asam basa adalah zat kimia yang mempunyai warna
berbeda dalam larutan asam dan larutan basa. beberapa larutan
indikator asam basa dapat dilihat di Tabel 2.2, sebagai berikut:
Tabel 2.2. Beberapa larutan indikator asam basa.48
Indikator asam basa Trayek pH Warna yang dihasilkan dalam
Larutan asam Larutan basa
Biru timol
Kuning metil
Biru bromofenol
Merah metil
Biru bromtimol
Lakmus
Merah kresol
Fenolftalein
Timolftalein
Trinitrobensena
1,2 – 2, 8
2,0 – 3,0
3,0 – 4,6
4,2 – 6,3
6,0 – 7,6
6,0– 8,0
7,2 – 8,8
8,3 – 10,1
10,0 -12,0
12,0– 13,0
Merah
Merah
Kuning
Merah
Kuning
Merah
Kuning
Tak berwarna
Kuning
Tak berwarna
Kuning
Kuning
Biru
Kuning
Biru
Biru
Merah
Merah muda
Ungu
jingga
4.5 Derajat keasaman (pH)
Kekuatan asam basa dapat dinyatakan dalam bentuk angka
yang dikenal dengan istilah pH (power of hidrogen). Perbedaan
tingkat keasaman dapat terjadi karena perbedaan konsentrasi. Selain
itu, tingkat keasaman juga bergantung pada jenis asamnya. Tingkat
keasaman lazim dinyatakan dengan skala pH. Skala pH berkisar dari
0 hingga 14 dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Larutan asam mempunyai pH < 7.
b. Larutan basa mempunyai pH > 7.
c. Larutan netral mempunyai pH = 7.49
48
Crys Fajar Partana, dkk, Kimia Dasar 2, (Yogyakarta: UNY, 2003), hlm. 36.
36
Mengingat bahwa harga Kw = 10-14
, maka H+ dan OH
- dalam
larutan air berkisar dari 1M sampai dengan 10-14
M. Oleh Sorensen
(1909), memperkenalkan eksponen ion hidrogen (pH), yang
didefinisikan sebagai berikut:50
pH = -log [H+]= log
1
�H�� atau [H
+]= 10
-pH
Untuk mempermudah pernyataan konsentrasi yang
menpunyai range besar dipergunakan minus logaritma, diantaranya:
Untuk – log x ditulis px
Untuk – log [H+] ditulis pH
Untuk – log [OH-] ditulis pOH
Untuk log Kw ditulis pKw
bila harga Kw untuk air pada 25oC, harga Kw = 10
-14.
Maka,
pKw = -log 10-14
pKw = 14
Sehingga, -log Kw = -log [H+] [OH
-]
atau
-log Kw = -log [H+] + {-log [OH
-]}
pKw = pH + pOH
Di dalam larutan netral [H+]=[OH
-]= 10
-7m, dan pH= pOH=7.
Selanjutnya dikatakan bahwa untuk larutan netral pH=7. Untuk
larutan asam [H+] lebih besar daripada [OH
-], maka pH larutan lebih
kecil dari 7. Dan larutan basa konsentrasi [H+] lebih kecil daripada
[OH-], sehingga pH larutan lebih besar dari 7.
49
David W. Oxtoby, dkk, Prinsip-Prinsip Kimia Modern, (Jakarta: Erlangga, 2001), Ed.
Ke4. Jilid. 1, hlm. 297. 50
Ralph H. Petrucci, Kimia Dasar, hlm. 269-270.
37
C. RUMUSAN HIPOTESIS
Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang berarti di bawah dan “thesa”
yang berarti kebenaran. Maka hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban
yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti
melalui data yang terkumpul.51
Sehubungan dengan pengertian hipotesis
tersebut, maka hipotesis yang penulis ajukan adalah:
1. Penerapan susunan bahan ajar materi asam basa berorientasi
Chemoentrepreneurship (CEP) dapat meningkatkan hasil belajar bagi
siswa kelas VII di MTs Sunan Barmawi.
2. Bahan ajar materi asam basa berorientasi Chemoentrepreneurship (CEP)
efektif digunakan bagi siswa kelas VII di MTs Sunan Barmawi.
51
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2006), Cet. Ke13, hlm. 71.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Menurut Prof. Dr. Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan
tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan
tertentu sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan
mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.1 Penelitian kali ini
merupakan jenis penelitian pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya
Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk rancangan pembelajaran, dan menguji keefektifan
produk tersebut.2
Penelitian ini dititik beratkan pada pola pengembangan bahan ajar
melalui pendekatan Chemoentreprenuership. Penelitian ini akan dilakukan
menggunakan desain yang diadaptasi dari model pengembangan pengajaran
yang di desain Sugiyono yang termodifikasi. Adapun tahapan penelitiannya
adalah sebagai berikut.
Uraian Tahapan Penelitian
1. Tahap Pertama
Penelitian diawali dengan menganalisis secara teoritis kebutuhan siswa
sesuai dengan tingkat perkembangan berfikirnya. Tahap ini dilakukan
dengan observasi yang dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
2. Tahap Kedua
Tahap selanjutnya yaitu menganalisis kurikulum yang digunakan pada
pembelajaran kimia dan mendeskripsikan fasilitas pendukung
pembelajaran pendidikan kimia di MTs Sunan Barmawi kabupaten
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. Ke6, hlm. 6. 2 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2008), Cet. Ke5. hlm, 297.
39
Demak. Langkah ini dilakukan dengan berbagai cara diantaranya :
dokumentasi, observasi, dan wawancara.
3. Tahap Ketiga
Selanjutnya analisis kemampuan atau tingkah kecerdasan yang dimiliki
siswa yang menjadi subjek penelitian ini. Tahap ini dilakukan dengan
instrumen tes serta wawancara.
4. Tahap Keempat
Pembuatan bahan ajar berorientasi chemoentrepreneurship (CEP) pada
materi asam basa.
5. Tahap Kelima
Selanjutnya bahan ajar berorientasi chemoentrepreneurship (CEP)
dievaluasi oleh pakar (pakar dibidang materi dan pakar ahli dibidang
chemoentrepreneurship).
6. Tahap Keenam
Bahan ajar berorientasi chemoentrepreneurship (CEP) yang telah direvisi
dan telah disetujui oleh pakar.
7. Tahap Ketujuh
Bahan ajar berorientasi chemoentrepreneurship (CEP) yang telah direvisi
dan divalidasi selanjutnya diuji cobakan kepada kelompok kelompok yang
terbatas, uji coba pertama dilakukan kepada 6 orang siswa kelas VIIB MTs
Sunan Barmawi. Uji coba pertama digunakan untuk menyempurnakan
bahan ajar berorientasi chemoentrepreneurship (CEP) sebelum dilakukan
uji coba yang kedua. Pada tahap ini pula dapat dilakukan pengujian
efektivitas penggunaan bahan ajar di kelas kecil.
8. Tahap Kedelapan
Revisi bahan ajar berorientasi chemoentrepreneurship berdasarkan hasil
uji coba dan didapatkan bahan ajar berorientasi chemoentrepreneurship
dengan kategori baik atau bahan ajar berorientasi chemoentrepreneurship
cukup efektif untuk di terapkan.
40
9. Tahap Kesembilan
Bahan ajar berorientasi chemoentrepreneurship (CEP) yang telah
divalidasi dan revisi dapat di implementasikan kepada 40 orang siswa
kelas VIIC MTs Sunan Barmawi, dan diamati perubahan yang terjadi baik
itu pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
10. Tahap Kesepuluh
Didapatkan hasil penelitian.
Desain penelitian tersebut terdiri dari sepuluh langkah yang dinyatakan
dalam bentuk bagan pada Gambar 3.1 dibawah ini.
B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN.
1. Tempat penelitian
Penelitian ini berlokasi di MTs Sunan Barmawi kabupaten Demak.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Tanggal 6 September s.d. 26
November 2010.
41
Langkah 1
Langkah 3 Langkah 2
Langkah 4
Langkah 5
Langkah 6
Langkah 8
Langkah 9
Langkah 7
Langkah 10 Langkah 8
Gambar 3.1 Bagan Desain Penelitian
Kebutuhan siswa
(secara teoritis)
Identifikasi kemampuan subyek
penelitian Analisis kurikulum sains dan
ketersediaan fasilitas
Pembuatan bahan ajar
berorientasi CEP
Evaluasi bahan ajar
oleh pakar.
Bahan ajar yang telah
diperbaiki
Uji Coba
(kelas kecil)
Bahan ajar yang telah teruji
(kategori baik)
Penerapan
(kelas besar)
Aspek Kognitif Aspek Afektif Aspek Psikomotor
Hasil
Revisi bahan ajar hasil
Uji Coba (kelas kecil).
42
C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
1. Populasi
Menurut Ibnu Hadjar, populasi adalah kelompok besar individu
yang mempunyai karakteristik umum yang sama.3 Sedangkan menurut
Arikunto Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua peserta didik kelas VII semester 1 MTs Sunan
Barmawi yang terdiri dari 122 peserta didik yang terbagi dalam 3 kelas,
tiap-tiap kelas terdiri dari 38 sampai 42 peserta didik.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti.4 Penelitian
pengembangan pembelajaran ini menggunakan sampel kelas VIIB MTs
dengan 6 siswa dipilih sebagai kelas uji coba pertama (kelas kecil), dan
kelas VIIC sebanyak 40 siswa sebagai kelas besar atau kelas uji coba
kedua.
D. VARIABEL DAN INDIKATOR PENELITIAN
a. Variabel Penelitian
Untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang menjadi fokus
penelitian kuantitatif, pusat studi hampir sepenuhnya pada variabel. Studi
tentang variabel tersebut dilakukan secara individual (terisolasi dari variabel
lain) atau secara stimulan (dikaitkan dengan variabel lain) untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih luas. Variabel adalah gejala yang
dipersoalkan. Gejala bersifat membedakan satu unsur populasi dengan unsur
yang lain.5 Sebagaimana judul yang tertera pada bagian awal skripsi dalam
penelitian pengembangan ini terdapat 2 variabel. Variabel dalam penelitian
ini adalah :
3 Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 133. 4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), Cet. Ke13, hlm. 130-131. 5 Purwanto, Instrumen Penelitian Sosial Dan Pendidikan Pengembangan Dan
Pemanfaatan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 45.
43
1. Variabel input
Variabel input dalam penelitian ini adalah bahan ajar berorientasi
chemoentrepreneurship (CEP). Bahan ajar tersebut dikembangkan dan
diterapkan di dalam kelas kecil terlebih dahulu yang kemudian akan di
dalam kelas besar.
2. Variabel output
Variabel output dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa
pada materi pokok asam basa, dengan bahan ajar berorientasi
chemoentrepreneurship (CEP) yang diterapkan pada materi pokok asam
basa. Setelah bahan ajar berorientasi chemoentrepreneurship (CEP) di
terapkan pada materi asam basa, kemudian dapat dihitung efektivitas
penerapan bahan ajar tersebut.
b. Indikator Penelitian
Indikator keberhasilan pengembangan dapat dilihat dari 3 aspek
yaitu aspek kognitif, afektif, psikomotor. Efektivitas model pembelajaran
pada penelitian ini ditentukan oleh beberapa indikator berikut. Penelitian
dilakukan pada kelas kecil dan kelas besar, berikut kriteria keberhasilan
tiap kelasnya.
1) Banyaknya siswa yang mengalami ketuntasan belajar ranah kognitif
dengan nilai minimal 70, untuk mengetahui apakah keberhasilan belajar
tersebut tercapai atau tidak, maka menurut Djamarah dinyatakan
ketentuan keberhasilan belajar mengajar dibagi atas beberapa taraf,
yaitu:
a) Istimewa/ maksimal : Apabila seluruh bahan pelajaran yang
diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa
100%.
b) Baik sekali/ optimal : Apabila sebagian besar 76% - 99%
bahan pelajaran yang diajarkan dapat
dikuasai oleh siswa.
44
c) Baik/ minimal : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan
hanya 60% - 75% saja dikuasai oleh
siswa.
d) Kurang : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan
kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.6
Maka dapat dikatakan efektif terhadap hasil belajar siswa
pada aspek kognitif, jika siswa mengalami ketuntasan belajar
minimal 70 secara individu, sehingga dapat dikategorikan efektif di
kelas kecil maupun di kelas besar sebagai berikut:
Kelas Kecil
6 siswa : Sangat efektif
5 siswa : Efektif
4 siswa : Cukup efektif
Kurang dari 3 siswa : Kurang efektif
Kelas Besar
40 siswa : Sangat efektif
30 - 39 siswa : Efektif
24 - 29 siswa : Cukup efektif
Kurang dari 24 siswa : Kurang efektif
2) Banyaknya siswa yang termasuk dalam kategori tinggi dan sangat
tinggi dilihat dari ranah afektif (nilai 70) diakhir pembelajaran.
Penilaian afektif siswa menggunakan analisis rata-rata dan analisis
nilai. Analisis nilai dapat dilihat dengan rumus distribusi nilai, yaitu:7
NP = �
�� X 100%
6 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006), Cet. Ketiga. hlm, 107. 7 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. Ke11, hlm. 102.
45
Keterangan:
NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan.
R = skor mentah yang diperoleh siswa.
SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100 = bilangan tetap.
Untuk penentuan efektifitas ditetapkan nilai 75% katagori
baik, berdasarkan hasil tersebut ditetapkan kriteria efektifitas pada
aspek afektif sebagai berikut:
a. Istimewa/ maksimal : Apabila dapat dikuasai oleh siswa 100%.
b. Baik sekali/ optimal :Apabila sebagian besar 76% - 99%
dapat dikuasai oleh siswa.
c. Baik/ minimal :Apabila hanya 60% - 75% dikuasai siswa.
d. Kurang :Apabila kurang dari 60% dikuasai siswa.8
Maka dapat dikatakan efektif terhadap hasil belajar aspek
afektif siswa di kelas kecil maupun di kelas besar berdasarkan
kategori dibawah ini:
Kelas Kecil
6 siswa : Sangat efektif
5 siswa : Efektif
4 siswa : Cukup efektif
Kurang dari 3 siswa : Kurang efektif
Kelas Besar
40 siswa : Sangat efektif
30 - 39 siswa : Efektif
24 - 29 siswa : Cukup efektif
Kurang dari 24 siswa : Kurang efektif
3) Banyaknya siswa yang termasuk dalam kategori tinggi dan sangat
tinggi dilihat dari ranah psikomotorik (nilai 70) diakhir pembelajaran.
Adapun Penilaian psikomotik siswa dianalisis secara deskriptif
kualitatif dengan menggunakan persentase:
8 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, hlm. 107.
46
NP=�
�� X 100%
Untuk penentuan efektifitas ditetapkan nilai 75% katagori baik,
berdasarkan hasil tersebut ditetapkan kriteria efektifitas sebagai berikut:
a. Istimewa/ maksimal:Apabila dapat dikuasai siswa 100%.
b. Baik sekali/ optimal:Apabila sebagian besar 76% - 99%
dapat dikuasai oleh siswa.
c. Baik/ minimal :Apabila hanya 60% - 75% dikuasai siswa.
d. Kurang :Apabila kurang dari 60% dikuasai siswa.
Maka dapat dikatakan efektif terhadap hasil belajar siswa pada
aspek psikomotorik di kelas kecil maupun di kelas besar berdasarkan
kategori dibawah ini:
Kelas Kecil
6 siswa : Sangat efektif
5 siswa : Efektif
4 siswa : Cukup efektif
Kurang dari 3 siswa : Kurang efektif
Kelas Besar
40 siswa : Sangat efektif
30 - 39 siswa : Efektif
24 - 29 siswa : Cukup efektif
Kurang dari 24 siswa : Kurang efektif
4) Skor total efektivitas pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar
materi asam basa berorientasi Chemoentrepreneurship dari ketiga aspek
diatas adalah
10 – 12 : Sangat efektif
7 – 9 : Efektif
4 – 6 : Cukup efektif
1 – 3 : Tidak efektif
47
E. PENGUMPULAN DATA PENELITIAN
Dalam bagian ini, akan dibahas mengenai bagaimana cara
pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti. Adapun metode yang
digunakan peneliti dalam teknik pengumpulan datanya, sebagai berikut:
1. Metode pengumpulan data
a. Metode Observasi
Metode observasi cara yang paling efektif adalah
melengkapinya dengan blanko pengamatan sebagai instrumen. Format
yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang
digambarkan akan terjadi. Dalam penelitian kali ini observasinya
dilakukan pada aspek psikomotorik dengan mengamati jalannya
kegiatan praktikum yang ada pada kelas kecil dan kelas besar.
b. Metode Dokumentasi
Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkripsi, buku-buku, surat kabar, majalah, prasati, notulen,
rapat, agenda dan sebagainya.9 Metode ini digunakan untuk
mendapatkan daftar siswa dan nilai mata pelajaran IPA pada kelas VII.
c. Metode Tes
Tes merupakan instrumen atau alat untuk mengukur perilaku
atau kinerja (performance) seseorang. Alat ukur tersebut berupa
serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada masing-masing subjek
yang menuntut pemenuhan tugas-tugas kognitif (cognitive tasks).10
Dalam penelitian ini metode tes dilakukan dengan:
1) Memberikan tes awal (pretest) yang sama pada kelas kecil dan
kelas besar untuk mengukur keadaan awal siswa.
2) Setelah materi selesai disampaikan, maka siswa pada kedua
kelompok kelas diberi tes akhir (posttest) yang sama untuk
mengukur hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan.
9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 229-231.
10 Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, hlm.
173.
48
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Sebelum pembelajaran berlangsung dilakukan uji coba soal terlebih
dahulu Pada siswa yang sudah pernah mendapatkan pembelajaran
materi asam basa sebelumnya.
b. Uji coba soal-soal tes siswa dilakukan pada awal dan akhir pertemuan
untuk mengetahui respon aspek kognitif siswa terhadap pembelajaran.
c. Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian
1) Instrumen berupa soal-soal untuk mengungkap hasil belajar siswa
(aspek kognitif) setelah mengikuti proses pembelajaran.
2) Instrumen untuk mengungkap ranah afektif siswa berupa angket
dan psikomotorik siswa berupa lembar observasi.
3) Instrumen untuk mengungkap efektivitas bahan ajar berorientasi
chemoentrepreneurship.
F. ANALISIS DATA PENELITIAN
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan, yaitu
diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis. Karena
datanya kualitatif dan kuantitatif, maka metode analisis data menggunakan
metode deskriptif dan statistik.11
Cara mendeskripsikan data kuantitatif dan
kualitatif dapat digunakan dengan menggunakan tehnik statistik deskriptif.
Tujuan dilakukan analisis deskriptif dengan menggunakan tehnik stastistika
adalah untuk meringkas data menjadi lebih mudah dilihat dan dimengerti.
1. Analisis Butir Soal
a) Analisis Validitas
Validitas digunakan untuk menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai
validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah.
Untuk menghitung validitas menggunakan rumus korelasi,
rumus korelasi yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal dengan
11
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, hlm. 333.
49
sebutan rumus korelasi product moment, dengan rumus sebagai
berikut:12
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑
∑∑ ∑−−
−=
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Jumlah siswa
∑ X = Jumlah skor item nomor 1
∑Y = Jumlah skor total
∑ XY = Jumlah hasil kali perkalian antara X dan Y
Setelah dihitung, kemudian hasil rxy yang didapat dibandingkan
dengan harga tabel r product moment. Harga rtabel dapat dihitung
dengan taraf signifikansi 5% dan N sesuai dengan jumlah siswa. Jika
rxy > rtabel maka dapat dinyatakan butir soal tersebut valid.
Berdasarkan uji coba soal yang telah dilaksanakan, diperoleh
rtabel 0,304. Hasil uji coba dari 50 soal yang valid dapat dilihat pada
Tabel 3.1. berikut:
Tabel 3.1 Hasil Perhitungan validitas Butir Soal
N0 Kriteria Nomor Soal Jumlah
1 Valid
1, 2, 3, 4, 5, 9, 10, 11, 13, 15, 18, 19, 20,
21, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34,
35, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46,
47, 49, 50.
39
2 Tidak
valid 6, 7, 8, 12, 14, 16, 17, 22, 25, 32, 36. 11
Adapun perhitungan validitas soal selengkapnya terdapat pada
Lampiran 8.
b) Reliabilitas
Reliabilitas instrumen adalah ketepatan alat evaluasi dalam
mengukur. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan
12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 168-170.
50
tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Reliabilitas
digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Untuk perhitungan reliabilitas dalam
penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut:13
−
−
= ∑2
2
111 S
pqS
k
kr
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
p = Proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
q = Proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (q =
1-p)
∑ pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q
k = Jumlah butir soal
S2 = Varian total
Rumus varian:
( )
N
N
xx
S∑ ∑−
=
2
2
2
Setelah dihitung, kemudian hasil r11 yang didapat dibandingkan
dengan harga r product moment. Harga rtabel dihitung dengan taraf
signifikansi 5% dan kesesuai dengan jumlah butir soal. Jika r11 ≥ rtabel,
maka dapat dinyatakan butir soal tersebut reliabel. Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh bahwa r11 = 0,954. Sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa instrument tersebut reliabel. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9.
13
Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip Dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), hlm. 49.
51
c) Tingkat Kesukaran Soal
Rumus yang digunakan untuk mengetahui kesukaran soal
adalah:
JS
BP =
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyak peserta didik yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh peserta didik peserta tes
Klasifikasi tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut:
IK = 0.00 : Butir soal terlalu sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 : Butir soal sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 : Butir soal sedang
0,70 < IK ≤ 1 : Butir soal mudah
IK = 1 : Butir soal terlalu mudah
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien indeks butir soal
diperoleh hasil seperti pada Tabel 3.2. berikut:
Tabel 3.2. Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal
No Kriteria Nomor Soal Jumlah
1 Sukar 10, 27.
2
2 Sedang
3, 5, 6, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19,
21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 33,
34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 43, 44, 45, 46,
47, 48, 49, 50.
42
3 Mudah 1, 2, 3, 9, 20, 42. 6
Perhitungan tingkat kesukaran soal selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 10.
d) Daya Pembeda Soal
Dalam penelitian ini untuk mencari daya pembeda digunakan
metode split half yaitu membagi kelompok yang dites menjadi dua
bagian, kelompok pandai atau kelompok atas dan kelompok kurang
52
pandai atau kelompok bawah. Angka yang menunjukkan daya
pembeda disebut indeks diskriminasi14
, menggunakan rumus:
B
B
A
A
J
B
J
BD −=
Keterangan:
D = Daya beda soal
BA = Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
BB = Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar
JA = Jumlah kelompok atas
JB = Jumlah kelompok bawah
Klasifikasi indeks daya beda soal adalah sebagai berIkut:
D = 0.00 - 0,20 : Daya beda jelek
D = 0,02 - 0,40 : Daya beda cukup
D = 0,40 - 0,70 : Daya beda baik
D = 0,70 - 1,00 : Daya beda baik sekali
D = negatif, semuanya tidak baik.
Berdasarkan hasil perhitungan daya beda butir soal diperoleh
hasil sebagai berikut pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal
No Kriteria Nomor Soal Jumlah
1 Sangat jelek 7, 8, 12, 16, 22. 5
2 Jelek 6, 9, 14, 20, 23, 32, 36, 48. 8
3 Cukup
2, 4, 5, 10, 11, 17, 19, 21, 25, 26, 27, 28, 30,
31, 33, 34, 38, 39, 40, 41, 45, 46, 49. 23
4 Baik 1, 3, 15, 18, 24, 29, 35, 37, 42, 43, 44, 47, 50. 13
5 Baik Sekali 13. 1
Perhitungan daya pembeda soal selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 11.
14 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
Cet. Ke10, hlm. 208-213.
53
2. Uji Validasi Data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh berdistribusi normal ataukah tidak. Uji ini digunakan apabila
peneliti ingin mengetahui ada atau tidaknya perbedaan proporsi subjek,
objek, kejadian, dan lain- lain. Pengujiannya menggunakan rumus Chi
kuadrat. Rumus yang dipakai adalah:
( )∑=
−=
k
i i
ii
E
EO
1
2
2χ
Keterangan:
2χ = Normalitas sampel
Oi = Frekuensi hasil pengamatan
Ei = Frekuensi harapan
k = Banyaknya kelas interval
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa
sampel penelitian berangkat dari kondisi yang sama, yang selanjutnya
untuk menentukan statistik yang akan digunakan dalam pengujian
hipotesis. Uji homogenitas disebut juga dengan uji kesamaan varians.
Hipotesis yang dilakukan dalam uji homogenitas adalah sebagai
berikut:
Ho : 2
2
2
1 σσ =
Ha : 2
2
2
1 σσ ≠
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Keterangan:
2
1σ : Varians nilai data awal kelas sampel
2
2σ : Varians nilai data awal kelas pembanding
54
Homogenitas data awal dapat dianalisis dengan menggunakan
statistik F, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
iliansterkec
rianterbesaFhitung
var
var=
c. Uji Hipotesis
Hipotesis akan diuji menggunakan tehnik t-tes, apabila dari
hasil pengujian diperoleh p value atau signifikan kurang dari 0,05
dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan yang signifikan hasil belajar
siswa yang dilihat dari hasil instrumens yang diisi siswa.
Setelah itu hipotesis yang telah dibuat diuji signifikannya
dengan analisis t-test. Teknik t-test disebut juga t-score. Pada dasarnya
t-score tidak lain adalah z-score. Hanya saja di sini tidak lagi
menghadapi distribusi angka kasar, melainkan distribusi perbedaan
mean.15
Dengan rumus t-test sebagai berikut
−+
−
−=−
11 2
2
2
1
2
1
21
N
SD
N
SD
XXtestt
Keterangan:
t = t-skor
1X = Mean pada distribusi sampel kelas eksperimen
2X = Mean pada distribusi sampel kelas pembanding
2
1SD = Nilai varian pada distribusi sampel kelas eksperimen
2
2SD = Nilai varian pada distribusi sampel kelas pembanding
N1 = Jumlah individu pada sampel kelas eksperimen
N2 = Jumlah individu pada sampel kelas pembanding
15
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: PT. Tarsito, 2001), Cet. 6, hlm. 241- 273.
55
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. DESKRIPSI DATA HASIL PENELITIAN
1. Kondisi Sebelum Penelitian
MTs Sunan Barmawi Demak merupakan salah satu Madrasah
Tsanawiyah yang terdapat di kota Demak. Dari hasil observasi awal,
kondisi peserta didik MTs Sunan Barmawi dalam proses pembelajaran
cenderung pasif. Peserta didik tidak dituntut untuk belajar secara aktif dan
mandiri. Peserta didik terbiasa mendengarkan penjelasan dari pendidik,
menulis hasil pembelajaran dan bertanya. Namun, peserta didik yang dapat
bertanya kepada gurunya pun hanya beberapa siswa saja. Dan terkadang
hanya peserta didik yang sama yang dapat mengajukan pertanyaan. Dari
kondisi pembelajaran yang demikian, tentu saja dapat berdampak pada
hasil belajar yang diperoleh. Terlihat hanya beberapa peserta didik yang
dapat memenuhi standar nilai yang ditentukan.
Mencermati dari permasalahan diatas, peserta didik membutuhkan
suatu pembelajaran yang aktif, pembelajaran yang dapat menyatukan
ketiga aspek dalam pembelajaran yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan
aspek psikomotorik terutama pada materi asam dan basa. Dimana pada
materi ini tidak terdapat perhitungan-perhitungan yang memerlukan
penalaran logis dan konsep abstrak. Siswa tentu akan merasa bosan jika
pembelajaran bersifat monoton, sehingga siswa tidak termotivasi untuk
aktif mencari informasi sendiri, karena kegiatan siswa saat pembelajaran
hanya duduk, dengar dan mencatat apa saja yang dikatakan oleh gurunya.
Oleh karena itu, penelitian ini mencoba memberi alternatif pembelajaran
yang menggunakan media bahan ajar. Media yang digunakan disesuaikan
dengan materi asam dan basa. Sehingga dalam pembelajaran ini,
diharapkan akan membangkitkan motivasi peserta didik karena media
56
bahan ajar akan memberikan gambaran tentang materi asam dan basa,
yang kemudian pembelajaran tersebut disertai dengan praktikum.
Praktikum inilah akan memperjelas lagi konsep yang telah diterima oleh
setiap peserta didik. Peserta didik dapat mengalami secara langsung,
mengikuti proses, mengamati prosesnya dan dapat menganalisis hasil yang
telah diperoleh.
2. Tahap Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan bahan ajar kimia
sebagai media pembelajaran pada materi asam dan basa dapat
meningkatkan hasil belajar kimia kelas VII MTs Sunan Barmawi.
Pelaksanaan pembelajaran di MTs Sunan Barmawi, meliputi tahap berikut:
a. Tahap Persiapan
Bentuk penelitian ini adalah penelitian pengembangan, dimana
dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 kelas yaitu kelas kecil dan kelas
besar. Penelitian ini dilaksanakan melalui dua kali ujicoba yang telah
dilaksanakan dengan tahapan perencanaan desain, validasi desain,
perbaikan desain, serta ujicoba. Sebelum penelitian berlangsung
peneliti menyusun instrument tes yang akan digunakan seperti
menyusun 50 butir soal yang digunakan untuk mengetahui aspek
kognitif peserta didik yang diteliti, silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran, menyusun angket, lembar observasi, tanggapan peserta
didik terhadap bahan ajar yang telah diajukan kepada tim ahli.
Pengujian pertama dilakukan pada kelas kecil yang terdiri dari 6 siswa
yang dilaksanakan pada tanggal 6 September 2010, kemudian setelah
berhasil akan diimplementasikan di kelas besar setelah mendapat
persetujuan dari tim ahli.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan di dua kelas yaitu kelas
VIIB untuk kelas kecil dan VIIC untuk kelas besar. Tahapan
pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat adalah Tabel 4.1 berikut :
57
Tabel 4.1 Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan Materi Kelas Kecil Kelas Besar
Pertama
Kedua
Ketiga
Asam dan basa Pretest
Pelaksanaan
pembelajaran
menggunakan media
bahan ajar dalam
jumlah 6 siswa.
Pembelajaran
menggunakan metode
demonstrasi.
Pretest
Pelaksanaan
pembelajaran
menggunakan
media bahan ajar
yang sudah diuji
coba dikelas kecil.
Pembelajaran
menggunakan
metode
demonstrasi,
kemudian diskusi
secara kelompok.
Keempat Praktikum
menumbuhkan
minat
entrepreneurship
Pembelajaran
mengunakan
praktikum.
Pembelajaran
mengunakan
praktikum dengan
modul yang telah
dikembangkan dari
kelas kecil.
Kelima Evaluasi Evaluasi Evaluasi
Dari tabel tahapan pelaksanaan pembelajaran pada kelas besar
dan kelas kecil diatas dapat dijabarkan sebagai berikut :
1) Proses Pembelajaran Pada Kelas Kecil
Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kecil dimulai pada
tanggal 9 Oktober pada pertemuan pertama dan kedua. Langkah-
langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
a) Pretest.
b) Setiap peserta didik mendapatkan satu modul bahan ajar.
58
c) Peserta didik menyimak dengan seksama materi yang
dijelaskan oleh guru melalui modul bahan ajar tersebut.
d) Peserta didik membuat catatan materi penting dari hasil
penyimakan tersebut.
e) Masing-masing anggota saling bertukar informasi dari hasil
catatannya masing-masing.
f) Masing-masing anggota menambah pengetahuannya dengan
saling bertanya kepada anggota yang lain.
g) Masing-masing peserta didik memaparkan hasil diskusinya
masing-masing kepada semua kelas.
Pada pertemuan ketiga di kelas kecil, kegiatan
pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
a) Masing-masing peserta didik berkumpul dengan kelompoknya
masing-masing.
b) Peserta didik menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan
untuk praktikum asam dan basa.
c) Peserta didik menyiapkan petunjuk praktikum, yang akan
menjadi panduan pada saat praktikum berlangsung.
d) Masing-masing kelompok memulai praktikum dengan menguji
satu persatu bahan yang akan diuji (air sabun, cuka, air garam,
soda kue, sampo, vitamin C) dengan menggunakan kertas
lakmus biru dan lakmus merah.
e) Masing-masing saling bekerja sama dengan baik.
f) Masing-masing anggota mencatat hasil dari praktikum.
g) Masing-masing kelompok membersihkan bahan dan alat yang
telah digunakan.
h) Masing-masing kelompok membuat laporan dari hasil
praktikum.
59
Pada pertemuan keempat di kelas kecil, kegiatan
pembelajaran menggunakan metode praktikum dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
a) Masing-masing peserta didik berkumpul dengan kelompoknya
masing-masing.
b) Peserta didik menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan
untuk praktikum asam dan basa untuk menumbuhkan minat
entrepreneurship (Kelompok 1 membuat selai jeruk, sedangkan
kelompok 2 membuat sabun colek).
c) Peserta didik menyiapkan petunjuk praktikum, yang akan
menjadi panduan pada saat praktikum berlangsung.
d) Masing-masing anggota mencatat hasil dari praktikum.
e) Masing-masing kelompok membersihkan bahan dan alat yang
telah digunakan.
f) Masing-masing kelompok membuat laporan dari hasil
praktikum dan saling bertukar pendapat.
Pada pertemuan kelima, pembelajaran diisi dengan evaluasi
yang dapat mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah
dilakukan.
2) Proses Pembelajaran Pada Kelas Besar
Pertemuan pertama pada kelas besar dilaksanakan pada 18
Oktober 2010. Kegiatan pembelajaran pada kelas besar
menggunakan langkah-langkah pembelajaran sama seperti pada
kelas kecil dengan jumlah siswa 40 dengan menggunakan bahan
ajar yang dikembangkan dari kelas kecil dan selajutnya telah
direvisi dan divalidasi oleh tim ahli.
c. Tahap Evaluasi
Tujuan diadakannya evaluasi adalah untuk mengetahui sejuah
mana tingkat penguasaan peserta didik dalam menguasai materi setelah
proses pembelajaran berlangsung.
60
1) Data Nilai Pretest Kelas Kecil
Dari hasil penelitian pada kelas kecil sebelum
dimanfaatkannya media bahan ajar sebagai media pembelajaran
nilai maksimal yang diperoleh = 46, sedangkan nilai terendah
diperoleh = 16. Rentang nilai (R) = 30, sedangkan banyaknya kelas
(k) diambil 4 kelas dan panjang kelas (P) adalah 7 kelas. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2. Daftar Distribusi Nilai Pretest Kelas Kecil
Kelas fi
16 – 23 2
24 – 31 2
32 – 39 0
40 – 47 2
Jumlah 6
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar
perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat dilihat di Lampiran
15.
2) Data Nilai Pretest Kelas Besar
Sebelum aktifitas pembelajaran dilakukan, tes dilakukan
untuk mengetahui perbandingan dengan kelas kecil. Hasil
penelitian pada kelas besar tersebut memiliki nilai maksimal yang
diperoleh = 63, sedangkan nilai terendah diperoleh = 17. Rentang
nilai (R) = 46, sedangkan banyaknya kelas (k) diambil 6 kelas dan
panjang kelas (P) adalah 7,6 atau 8 kelas. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut.
61
Tabel 4.3. Daftar Distribusi Nilai Pretest Kelas Besar
Kelas fi
17 – 25 8
26 – 34 9
35 – 43 15
44 – 52 5
53 – 61 2
62 – 70 1
Jumlah 40
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas dari tabel
diatas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat
dilihat di Lampiran 15.
3) Data Nilai Posttest Kelas Kecil
Data ini diperoleh pada kelas kecil setelah proses
pembelajaran berlangsung, dimana dalam proses pembelajaran
memanfaatkan media bahan ajar sebagai media pembelajaran. Dari
data inilah akan membuktikan efektif atau tidaknya media bahan
ajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar. media bahan
ajar akan dianggap efektif apabila hasil pembelajaran antara kelas
kecil dengan kelas besar lebih jauh perbandingannya.
Hasil penelitian pada kelas kecil nilai maksimal yang
diperoleh = 74, sedangkan nilai terendah diperoleh = 50. Rentang
nilai (R) = 24, sedangkan banyaknya kelas (k) diambil 4 kelas dan
panjang kelas (P) adalah 6,5 atau 6 kelas. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4. Daftar Distribusi Nilai Posttest Kelas Kecil
Kelas fi
50 – 56 1
57 – 63 1
64 – 70 2
71 – 77 2
Jumlah 6
62
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas dari tabel
diatas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat
dilihat di Lampiran 22.
4) Data Nilai Posttest Kelas Besar
Hasil pembelajaran di kelas besar diperoleh data yang
inilah yang akan menjadi perbandingan dengan kelas kecil. Dari
hasil penelitian setelah proses pembelajaran dilakukan pada kelas
besar ini diperoleh bahwa nilai maksimal yang diperoleh = 93,
sedangkan nilai terendah diperoleh = 56. Rentang nilai (R) = 37,
sedangkan banyaknya kelas (k) diambil 6 kelas dan panjang kelas
(P) adalah 6 kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
4.5 berikut :
Tabel 4.5. Daftar Distribusi Nilai Posttest Kelas Besar
Kelas fi
53 – 59 3
60 – 66 8
67 – 73 10
74 – 80 13
81 – 87 3
88 – 94 2
Jumlah 40
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas dari tabel
frekuensi diatas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi
tersebut dapat dilihat di Lampiran 22. Perhitungan dari hasil t-test
yang diperoleh kelas kecil dan kelas besar, menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan. Dimana, nilai tertinggi dari test pada
kelas kecil mencapai 74, sedangkan pada kelas besar mencapai 93.
5) Data Observasi Aspek Psikomotorik Peserta didik Kelas Kecil Dan
Kelas Besar
Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk
mengetahui aktivitas peserta didik yang merupakan salah satu hasil
belajar pada aspek psikomotorik. Data observasi diperoleh dari
aktivitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dengan metode
63
eksperimen. Metode eksperimen dalam pembelajaran diaplikasikan
dengan kegiatan praktikum asam dan basa. Baik kelas kecil
maupun kelas besar menggunakan pembelajaran dengan metode
eksperimen dengan langkah-langkah yang digunakan sama. Rata-
rata nilai di kelas kecil pada praktikum pertama sebesar 73,33 dan
praktikum keduanya sebesar 75,33. Sedangkan nilai rata-rata di
kelas besar pada praktikum pertama sebesar 74,85 dan praktikum
keduanya sebesar 76,20.
6) Data Angket Aspek Afektif Peserta didik
Data Angket Aspek Afektif dapat pula diperoleh dari
angket belajar peserta didik untuk aspek afektif. Rata-rata nilai
afektif siswa di kelas kecil sebesar 67 sedangkan di kelas besar
sebesar 71. Pada aspek ini pun menjadi salah satu ukuran berhasil
tidaknya suatu pembelajaran, sebab dalam proses pembelajaran
tidak hanya pada sisi kognitif saja. Namun, hasil belajar mencakup
tiga aspek yang berperan didalamnya yang diantaranya yaitu aspek
psikomotorik dan aspek afektif.
7) Data Tanggapan Terhadap bahan ajar
Penelitian ini mengkaji bahan ajar yang dimanfaatkan
untuk media pembelajaran. Dan untuk mengetahui efektif atau
tidaknya bahan ajar dalam pembelajaran. Dari hasil dikelas kecil
inilah, yang akan mengungkap keefektifan dari media tersebut.
B. ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
Analisis data berperan penting dalam suatu penelitian. Dalam
penelitian ini, analisis data dapat meliputi :
1. Analisis Data Tahap Awal (Data Pretest)
Analisis awal dilakukan setelah proses belajar mengajar
berlangsung. Data yang telah diperoleh pada kelas kecil dan kelas besar
kemudian dianalisis untuk mengetahui normalitas, homogenitas, dan
kesamaan di antara dua rata-rata kelas.
64
a. Uji Normalitas (Data Pretest)
Uji normalitas data pretest dilakukan untuk mengetahui
normalnya sebaran peserta didik sebelum mendapat perlakuan. Rumus
yang digunakan adalah chi kuadrat. Dengan kriteria pengujian adalah
tolak Ho χ2
hitung ≥ χ2
tabel untuk taraf nyata α =0,05 dan dk = 6 - 1 dan
terima Ho χ2
hitung < χ2
tabel. Hasil uji normalitas data pretest kelas besar
dan kelas kecil dapat dilihat Tabel 4.6
Tabel 4.6. Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Pretest Kelas Kecil Dan Kelas Besar
No Kelas Kemampuan χ2 hitung χ
2 tabel Ket
1. Kecil Pretest 7,6015 7,81 Normal
2. Besar Pretest 10,430 11,1 Normal
Terdistribusi normal, tidak adanya perbedaan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 16 dan Lampiran 17.
b. Uji Homogenitas (Data Pretest)
Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui suatu kelas
bersifat homogen. Pengujian homogenitas data dilakukan dengan Uji
Varians. Suatu populasi dikatakan homogen jika F hitung < F tabel. Data
perhitungan varians, dapat dilihat pada Tabel 4.7. berikut.
Tabel 4.7. Sumber Data Perhitungan Varians (Data Pretest)
Sumber Variasi Kelas kecil Kelas besar
Jumlah 176 1423
n 6 40
X 29,333 35,575
Varians (s2) 151,467 123,994
Standart deviasi (s) 12,307 11,135
Dari data diatas, maka dapat dihitung dengan rumus uji varian,
berikut :
= 151,467 /123,994
= 1,222
iliansterkec
ariansterbesFhitung
var
var=
65
Untuk a = 5% dengan dengan dkpembilang = nb- 1 = 40 - 1 = 39 dan
dkpenyebut = nk – 1 = 6 - 1 = 5 ddiperoleh F tabeL = 4,46. Karena F hitung < F
tabel maka dapat disimpulkan data yang diuji umtuk pretest antara kelas
kecil dan kelas besar adalah homogen atau mempunyai varians yang
sama. Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat secara terperinci pada
Lampiran 18.
c. Pengujian Hipotesis (Data Pretest)
Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk menuji hipotesis
sehingga dapat diketahui adanya perbedaan diantara dua rata-rata kelas
yaitu dikelas kecil dan kelas besar. Rata-rata kedua kelas dikatakan
tidak berbeda apabila -ttabel < thitung < ttabel. Ringkasan analisis uji t-test
dapat dilihat pada Tabel 4.8. sebagai berikut.
Tabel 4.8. Ringkasan Analisis Uji t-test (Data Pretest) Sumber Variasi Kelas kecil Kelas besar
Jumlah 176 1423
n 6 40
X 29,333 35,575
Varians (s2) 151,467 123,994
Standart deviasi (s) 12,307 11,135
Dari perhitungan diperoleh =1,265 dan ttabel = 2,000,
dengan taraf signifikansi α= 5%, dk = n1 + n2 – 2 = 40 + 6 - 2 = 44
dengan peluang = 1 - α = 1 - 0,05 = 0,95. Maka, dapat disimpulkan
bahwa berada pada daerah penerimaan Ho artinya tidak adanya
perbedaan diantara dua rata-rata, artinya kedua data sama. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 19.
2. Analisis Data Tahap Akhir (Data Posttest)
a. Uji Normalitas (Data Posttest)
Uji normalitas data posttest dilakukan untuk mengetahui
normalnya sebaran peserta didik setelah mendapat perlakuan. Rumus
yang digunakan adalah chi kuadrat. Dengan kriteria pengujian adalah
tolak Ho χ2
hitung ≥ χ2
tabel untuk taraf nyata α =0,05 dan dk = 6 - 1 dan
hitungt
hitungt
66
terima Ho χ2
hitung < χ2
tabel. Hasil uji normalitas data posttest kelas
besar dan kelas kecil dapat dilihat Tabel 4.9. sebagai berikut.
Tabel 4.9. Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Posttest Kelas Kecil Dan Kelas
Besar
No Kelas Kemampuan χ2 hitung χ
2 tabel Ket
1. Kecil Posttest 5,4122 7,81 Normal
2. Besar Posttest 4,4783 11,1 Normal
Dari data pada tabel di atas, maka kedua data terdistribusi
normal. Untuk lebih perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 23
dan Lampiran 24.
b. Uji Homogenitas (Data Posttest)
Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui suatu kelas
bersifat homogen. Pengujian homogenitas data dilakukan dengan Uji
Varians. Suatu populasi dikatakan homogen jika F hitung < F tabel. Data
perhitungan varians, dapat dilihat pada Tabel 4.10. sebagai berikut.
Tabel 4.10 Sumber Data Perhitungan Varians (Data Posttest)
Sumber variasi Kelas Kecil Kelas Besar
Jumlah 595 2988
n 6 40
65,833 74,700
Varians (s2) 77,767 85,549
Standart deviasi (s) 8,819 9,249
Dari data diatas, maka dapat dihitung dengan rumus uji varian,
berikut :
= 85,549/77,767
= 1,100
Untuk a = 5% dengan dengan dkpembilang = nb- 1 = 40 - 1 = 39 dan
dkpenyebut = nk – 1 = 6 - 1 = 5 ddiperoleh F tabeL = 4,46. Karena F hitung < F
tabel maka dapat disimpulkan data yang diuji umtuk posttest antara
kelas kecil dan kelas besar adalah homogen atau mempunyai varians
iliansterkec
ariansterbesFhitung
var
var=
67
yang sama. Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat secara terperinci
pada Lampiran 25.
c. Pengujian Hipotesis (Data Posttest)
Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk menguji hipotesis
sehingga dapat diketahui adanya perbedaan diantara dua rata-rata kelas
yaitu dikelas kecil dan kelas besar. Rata-rata kedua kelas dikatakan
tidak berbeda apabila -ttabel < thitung < ttabel. Ringkasan analisis uji t-test
dapat dilihat pada Tabel 4.11. sebagai berikut.
Tabel 4.11 Ringkasan Analisis Uji t-test (Data Posttest)
Sumber variasi Kelas Kecil Kelas Besar
Jumlah 595 2988
n 6 40
65,833 74,700
Varians (s2) 77,767 85,549
Standart deviasi (s) 8,819 9,249
Dari perhitungan diperoleh thitung=2,207 dan ttabel = 1,68 dengan
taraf signifikansi α= 5%, dk = n1 + n2 – 2 = 40 + 6 - 2 = 44 dengan
peluang = 1 - α = 1 - 0,05 = 0,95. Maka, dapat disimpulkan bahwa
berada pada daerah penerimaan Ha atau didaerah penolakan Ho artinya
adanya perbedaan diantara dua rata-rata, artinya kedua data tidak sama.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 26.
d. Analisis Data Observasi Aspek Psikomotorik
Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk
mengetahui aktivitas peserta didik dalam materi asam dan basa. Data
ini diambil ketika peserta didik melakukan pembelajaran dengan
praktikum, baik dikelas kecil maupun dikelas besar. Praktikum inilah
yang akan memperlihatkan aktifitas peserta didik dalam
mengaplikasikan materi yang telah didapatkan baik di kelas kecil
maupun di kelas besar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
4.12 sebagai berikut.
68
Tabel 4.12. Rekapitulasi observasi psikomotorik peserta didik
Kelas Praktikum 1 Praktikum 2
Kecil 73,33 75,33
Besar 74,85 76,20
Untuk lebih jelasnya rekapitulasi jumlah skor observasi ranah
psikomotorik kelas kecil dan kelas besar dapat dilihat pada Lampiran
29 dan Lampiran 30.
e. Analisis Data Angket Aspek Afektif
Dalam penelitian ini metode angket digunakan untuk
mengetahui aktivitas siswa yang merupakan hasil belajar siswa ranah
afektif. Untuk data hasil penelitian aspek afektif di kelas kecil nilai
yang dicapai 404. Dengan jumlah peserta didik 6 dan jumlah seluruh
soal ada 20 soal, sehingga terdapat 120 jumlah seluruhnya sedangkan
tiap soal terdapat 5 kategori. Oleh karena itu, dengan menggunakan
rumus persentase jawaban tanggapan peserta didik, data dapat dihitung
sebagai berikut.
NP = × 100
= 67%
Sedangkan data dari hasil penelitian pada aspek afektif di kelas
besar mencapai nilai rata-rata 2836. Dengan jumlah soal 20, jumlah
peserta didik 40 siswa dan terdapat 5 kategori yang sama. Oleh karena
itu, ada 800 jumlah seluruhnya, dengan menggunakan rumus yang
sama dapat dihitung sebagai berikut.
NP = × 100
= 71 %
69
Dari perhitungan diatas, hasilnya dapat dikategorikan dengan
menggunakan pedoman penilaian yang tercantum pada Tabel 4.13.
sebagai berikut.
Tabel 4.13. Pedoman Penilaian
Tingkat
Penguasaan
Nilai
Huruf
Bobot Predikat
100 %
76 – 99 %
60 – 75 %
≤ 60 %
A
B
C
D
4
3
2
1
Istimewa
Baik sekali
Baik
Kurang
Hasil penelitian pada aspek afektif di kelas kecil dan kelas
besar dapat dirangkum pada Tabel 4.14. berikut.
Tabel 4.14. Rekapitulasi Angket Aspek Afektif Peserta Didik
No. Kelas Jumlah % Kriteria
1 Kecil 404 67 Baik
2 Besar 2836 71 Baik
Jumlah 3240
Untuk lebih jelasnya rekapitulasi jumlah skor observasi ranah
psikomotorik kelas kecil dan kelas besar dapat dilihat pada Lampiran
32 dan Lampiran 33.
f. Analisis data angket tanggapan terhadap bahan ajar berorientasi
chemoentrepreneurship
Penelitian ini mengkaji bahan ajar yang dimanfaatkan untuk
media pembelajaran dan untuk mengetahui efektif atau tidaknya bahan
ajar dalam pembelajaran. Dari kelas kecil inilah yang akan
mengungkap keefektifan dari media tersebut. Dari hasil penelitian,
didapat rata-rata nilai 409. Dengan jumlah 6 peserta didik sedang
jumlah 20 soal terdapat 5 kategori. Oleh karena itu, dengan
menggunakan rumus persentase jawaban tanggapan peserta didik, data
dapat dihitung sebagai berikut.
70
NP = × 100
= 68%
Dari hasil tersebut, dapat dikategorikan dengan pedoman
penilaian yaitu baik. Sedangkan pada kelas besar didapat rata-rata nilai
2959. Dengan jumlah 40 peserta didik sedang jumlah 20 soal terdapat
5 kategori. Oleh karena itu, dengan menggunakan rumus persentase
jawaban tanggapan peserta didik, data dapat dihitung sebagai berikut.
NP = × 100
= 74%
Untuk lebih jelasnya, perhitungan dari tanggapan terhadap
bahan ajar dapat dilihat pada Lampiran 35 dan lampiran 36.
g. Analisis deskriptif efektivitas
Analisis keefektifan bertujuan untuk mengetahui apakah
pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar materi asam basa
berorientasi chemoentrepreneurship ini cukup efektif atau tidak. Hasil
analisis keefektifan pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar
materi asam basa berorientasi chemoentrepreneurship dapat dilihat
dari hasil belajar ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik
yang berupa presentase rata-rata dari ketiganya. Dengan demikian skor
total efektivitas pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar materi
asam basa berorientasi chemoentrepreneurship dari ketiga aspek diatas
dapat dilihat pada Tabel 4.15 dan Tabel 4.16 sebagai berikut.
71
1. Perhitungan analisa keefektifan pembelajaran pada kelas kecil
dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut.
Tabel 4.15 Skor total keefektifan pada kelas kecil
Aspek
Kognitif
Afektif
Psikomotorik
Banyaknya siswa
dengan nilai 70.
3
2
6
Kriteria
Kurang efektif
Kurang efektif
Sangat efektif
Pembelajaran pada kelas kecil pada aspek kognitif, siswa
yang mendapat nilai 70 ada 3 siswa, pada aspek afektif, siswa yang
mendapat nilai 70 hanya ada 2 siswa dengan kriteria kurang afektif.
Sedangkan pada aspek psikomotorik semuanya tuntas dengan
kategori sangat efektif. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar materi asam basa
berorientasi chemoentrepreneurship terhadap ketiga hasil belajar
siswa pada kelas kecil adalah cukup efektif.
2. Perhitungan analisa keefektifan pembelajaran pada kelas besar
dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut.
Tabel 4.16 Skor total keefektifan pada kelas besar
Aspek
Kognitif
Afektif
Psikomotorik
Banyaknya siswa
dengan nilai 70.
28
28
37
Kriteria
Cukup efektif
Cukup efektif
Efektif
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa di kelas besar pada
pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar materi asam basa
72
berorientasi chemoentrepreneurship terhadap ketiga hasil belajar
siswa pada kelas besar dikategorikan efektif.
C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Penelitian ini berangkat dari adanya keterbatasan buku paket IPA
Terpadu kelas VII di MTs Sunan Barmawi, sehingga dalam pembagian buku
paket tersebut kurang merata untuk siswa. Untuk mengurangi masalah tersebut
peneliti mencoba membuat produk menggunakan metode Research and
development (R&D), yakni metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.1
Produk dalam pengembangan ini adalah bahan ajar materi asam basa
berorientasi chemoentrepreneurship (CEP). Pada kelas kecil maupun kelas
besar diberikan bahan ajar materi asam basa berorientasi
chemoentrepreneurship (CEP) yang telah divalidasi oleh tim ahli. Penelitian
ini dilakukan pada tanggal 6 September s/d 28 November 2010. Di mana
penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu yang terdiri atas 6 siswa di kelas
VIIB sebagai kelas kecil dan sebanyak 40 siswa di kelas VIIC sebagai kelas
besar.
Tahap pertama studi pendahuluan merupakan tahap awal atau
persiapan untuk pengembangan. Tahap ini terdiri atas 3 langkah pertama yaitu
studi kepustakaan, kedua survey lapangan dan ketiga penyusunan produk
awal. Setelah tahap demi tahap dilakukan, kemudian barulah membuat produk
yang masih kasar. Kemudian produk tersebut didiskusikan bersama tim ahli
(Suwahono M. Pd, Ratih Rizqi Nirwana, M. Pd, Dr. H. Hamdani Mu’in, M.
Ag dan Ali Mashudi). Dalam kegiatan diskusi ini, tim ahli memberikan
masukan-masukan. Beberapa masukan masukannya adalah belum ada tulisan
standar kompetensi dan kompetensi dasar, belum mencantumkan daftar isi,
jika menampilkan gambar harus ada sumbernya. Guna untuk penyempurnaan
rancangan produk selanjutnya. Berdasarkan masukan-masukan tersebut
1 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008),
Cet. Ke5, hlm. 297.
73
peneliti merevisi kembali agar menjadi produk yang lebih baik. Kemudian
hasilnya didiskusikan kembali bersama tim ahli. Maka selanjutnya dilakukan
uji coba pertama (kelas kecil) di sekolah.
Selesai kegiatan pada tahap pertama studi pendahuluan, kegiatan
dilanjutkan dengan tahapan kedua (uji coba pengembangan produk). Dalam
tahap ini ada dua langkah, langkah pertama melakukan uji coba terbatas (kelas
kecil) dan langkah kedua uji coba lebih luas (kelas besar). Dalam uji coba di
di kelas kecil ini mengambil sampel di kelas VIIB sebanyak 6 siswa (siswa-
siswa tersebut memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda yaitu tinggi,
sedang dan rendah), sebelum siswa menerima produk, siswa diberi soal pretest
untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
a. Uji coba terbatas
Dalam uji coba terbatas atau disebut kelas kecil ini mengambil
sampel di kelas VIIB sebanyak 6 siswa, sebelum siswa menerima produk,
siswa diberi soal pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
Selama kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan pengamatan dan
pencatatan juga respon, aktivitas dan kemajuan-kemajuan yang dicapai
siswa. Setelah beberapa pertemuan, peneliti memberikan soal postest dan
angket untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mendapat produk
bahan ajar tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh, disimpulkan bahwa
tanggapan siswa terhadap bahan ajar sebesar 68% dengan predikat baik.
Berdasarkan data tersebut peneliti mengadakan penyempurnaan terakhir
sebelum uji coba lebih luas (kelas besar).
b. Uji coba lebih luas
Selama kegiatan pembelajaran di kelas kecil, peneliti melakukan
pengamatan dan pencatatan terhadap siswa. Pada proses pembelajaran di
kelas kecil masih ada peserta didik yang belum mencapai indikator
ketuntasan. Hal ini karena pada uji coba kelas kecil peserta didik kurang
optimal, belum merata, hanya sebagian peserta didik yang aktif di saat
proses pembelajaran. Peserta didik yang belum aktif dalam pembelajaran
disebabkan mereka mungkin merasa malu, grogi takut bertanya dan
74
menjawab serta kurang percaya diri untuk berpendapat mengemukakan
konsep asam dan basa. Alhasil di kelas kecil tanggapan siswa terhadap
bahan ajar sebesar 68% dengan predikat baik. Ini menandakan uji coba
produk harus diimplementasikan di kelas besar yaitu uji coba lebih luas
dilakukan dengan sampel yang lebih banyak di kelas VIIC sebanyak 40
siswa. Bahan ajar yang telah disempurnakan tersebut digandakan sesuai
dengan subjek uji coba kedua. Selama pelaksanaan pembelajaran di kelas
besar sama persis yang dilakukan di kelas kecil, dan memperoleh data
sebesar 74% dengan predikat baik.
Dalam pelaksanaan antara kedua kelas tersebut (kelas kecil dan
kelas besar) diberi pretest dan setelah selesai mempelajari semuanya
diberikan posttest. Hasilnya dibandingkan antara hasil pretest dan postest
pada kelas kecil dan kelas besar. Perbedaan signifikan antara kedua kelas
tersebut menunjukkan adanya pengaruh dalam penggunaan bahan ajar.
1. Nilai Kemampuan Awal (Nilai Pretest)
Sebelum penelitian dilakukan kedua kelas, kelas kecil dan kelas
besar terlebih dahulu dilakukan perlakuan yaitu pretest. Pada kelas
kecil didapat nilai rata-rata kelas sebesar 29,33 dan kelas besar sebesar
35,58. Dari perhitungan yang telah diperoleh bahwa kedua kelas
terdistribusi secara normal dan homogen, analisis tersebut dapat
dilihat pada Lampiran 16 dan Lampiran 17. Hal ini membuktikan
bahwa dalam pemilihan kelas tidak terpaut pada kelas tertentu.
Kemudian dilakukan pengujian t-test yang dapat dilihat pada
Lampiran 19. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan diantara dua
rata-rata kelas yaitu di kelas kecil dan kelas besar. Rata-rata kedua
kelas dikatakan tidak berbeda apabila -ttabel < thitung < ttabel. Dari hasil
perhitungan diperoleh thitung =1,265 dan ttabel = 2,000, dengan taraf
signifikansi α= 5%, dk = n1 + n2 – 2 = 40 + 6 - 2 =44 dengan peluang
= 1 - α = 1 - 0,05 = 0,95. Maka, dapat disimpulkan bahwa thitung
berada pada daerah penerimaan Ho artinya tidak adanya perbedaan
diantara dua rata-rata, artinya kedua data sama.
75
2. Nilai Kemampuan Akhir (Nilai Posttest)
Hasil penelitian ini diperoleh setelah penelitian dilakukan. Pada
kelas kecil maupun kelas besar menggunakan bahan ajar dalam proses
belajar mengajar. Setelah data posttest diperoleh kemudian dilakukan
pengujian normalitas dan homogenitas kembali. Setelah kedua data
normal, dapat dilakukan perlakuan berikutnya yaitu mengujian dengan
uji t-test. Dimana dengan uji t-test, dapat diketahui perbedaan diantara
kedua kelas tersebut. Dari perhitungan diperoleh thitung = 4,4783 dan
ttabel = 11,1, dengan taraf signifikansi α= 5%, dk = n1 + n2 – 2 = 40 +
6 - 2 = 44 dengan peluang = 1 - α = 1 - 0,05 = 0,95. Maka, dapat
disimpulkan bahwa thitung berada pada daerah penerimaan Ha atau
didaerah penolakan Ho artinya adanya perbedaan diantara dua rata-
rata. Selain itu dapat dilihat melalui rata-rata di kelas kecil sebesar
65,83 yang tuntas sebanyak 4 siswa dan rata-rata di kelas besar
sebesar 74,70 yang tuntas belajar sebanyak 35 siswa. Dalam
pembelajaran ini terjadi perbedaan nilai-nilai karena adanya beberapa
perbaikan yang dilakukan, karena setiap siswa sudah mempunyai
bahan ajar yang dapat dibawa kemanapun. Ini memudahkan siswa
untuk gemar belajar.
3. Analisis Data Observasi Aspek Psikomotorik
Dalam penelitian ini disamping menggunakan metode tes juga
menggunakan metode obsevasi. Metode obsevasi digunakan untuk
mengetahui aktivitas peserta didik yang merupakan salah satu dari
hasil belajar pada aspek psikomotorik. Metode obsevasi dalam
pembelajaran diaplikasikan dengan kegiatan praktikum pertama yaitu
mengidentifikasi bahan dengan menggunakan kertas lakmus (lakmus
merah dan biru) dan praktikum kedua adalah praktikum yang
menumbuhkan minat entrepreneur bagi peserta didik. Peningkatan
aktivitas psikomotorik siswa dapat dilihat pada Gambar 4.1. berikut:
76
Gambar 4.1. Skor Ranah Psikomotorik
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa observasi yang diperoleh
di kelas kecil dan di kelas besar meningkat, hal ini terbukti
dipraktikum kedua nilai rata-rata aktivitas psikomotorik lebih tinggi
dibandingkan praktikum yang pertama. Karena pada praktikum kedua
ini peserta didik lebih aktif, kreatif dan menyenangkan.
4. Analisis Data Angket Aspek Afektif
Pada aspek ini juga menjadi salah satu ukuran berhasil tidaknya
suatu pembelajaran, sebab dalam proses pembelajaran tidak hanya
pada sisi kognitif saja. Namun, hasil belajar mencakup 3 aspek yang
berperan didalamnya yang diantaranya yaitu aspek psikomotorik dan
aspek afektif. Dalam aspek ini digunakan angket untuk memperoleh
data belajar peserta didik didalam aspek afektif. Ranah afektif diambil
dari proses pembelajaran di dalam kelas. Dari data angket dalam
proses pembelajaran IPA terpadu pada kelas kecil dan kelas besar
mengalami peningkatan. Peningkatan ranah afektif siswa dapat dilihat
pada Gambar 4.2. berikut:
77
Gambar 4.2. Skor Ranah Afektif
Hal ini terbukti dengan peningkatan nilai rata-rata aktivitas afektif
di kelas kecil sebesar 67% dengan kategori baik. Sedangkan rata-rata
aktivitas afektif di kelas besar sebesar 71% dengan kategori baik.
5. Analisis data angket tanggapan terhadap bahan ajar berorientasi
chemoentrepreneurship
Pada akhir pembelajaran siswa kecil maupun kelas besar diberi
angket. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tanggapan siswa
terhadap bahan ajar chemoentrepreneurship tersebut. Tanggapan
terhadap bahan ajar chemoentrepreneurship dapat dilihat pada
Gambar 4.3. berikut:
Gambar 4.3. Tanggapan Siswa Terhadap Bahan Ajar
78
Berdasarkan hasil prosentase angket tanggapan terhadap bahan
ajar chemoentrepreneurship didapatkan nilai rata-rata siswa di kelas
kecil sebesar 68% dan termasuk dalam kategori baik. Sedangkan nilai
rata-rata siswa di kelas besar sebesar 74% dan termasuk dalam
kategori baik.
Pada awalnya bahan ajar chemoentrepreneurship hanya tersusun
atas:1. Judul
2. Daftar Isi
3. Kata Pengantar
4. Materi Asam Basa
a. Sifat Zat Asam Basa
b. Indikator Asam Basa
c. Tingkat Keasaman (pH)
d. Aplikasi Asam Basa Dalam Kehidupan Sehari-Hari
e. Daftar Istilah
f. Soal-Soal
5. Daftar Pustaka
. Pada proses pembelajaran di kelas kecil masih ada peserta didik
yang belum mencapai indikator ketuntasan. Hal ini karena pada uji
coba kelas kecil peserta didik kurang optimal, belum merata, hanya
sebagian peserta didik yang aktif di saat proses pembelajaran. Peserta
didik yang belum aktif dalam pembelajaran disebabkan mereka
mungkin merasa malu, grogi takut bertanya dan menjawab serta
kurang percaya diri untuk berpendapat mengemukakan konsep asam
dan basa. Di samping itu, pada saat praktikum masih ada peserta didik
yang kesulitan merumuskan hasil praktikum dan kerjasama kelompok
rendah. Selain faktor tersebut, kurang optimalnya peserta didik di
kelas kecil terbiasa memperoleh materi pelajaran dengan
mendengarkan ceramah dari guru. Kebiasaan tersebut tidaklah mudah
untuk diubah oleh peserta didik, apalagi pada bahan ajar materi asam
basa tersebut benar-benar ditekankan pada siswa untuk belajar secara
79
mandiri. Kekurangseriusan beberapa peserta didik pada kegiatan
pembelajaran disebabkan kurangnya perhatian yang mempengaruhi
konsentrasi dan sikap peserta didik pada proses pembelajaran.
Berdasarkan kekurangan di atas, peneliti merevisi bahan ajar
tersebut untuk perbaikan di kelas besar dengan cara guru menciptakan
suasana terbuka yang dapat mengundang peserta didik untuk
berpendapat mengemukakan konsep asam dan basa. Yang susunannya
menjadi:
1. Judul
2. Daftar Isi
3. Kata Pengantar
4. Standar Isi 2006
5. Materi Asam Basa
a. Sifat Zat Asam Basa
b. Indikator Asam Basa
c. Tingkat Keasaman (pH)
d. Aplikasi Asam Basa Dalam Kehidupan Sehari-Hari
e. Inovasi Chemoentrepreneurship (CEP)
f. Rangkuman
g. Daftar Istilah
h. Soal-Soal
6. Daftar Pustaka
Di kelas besar pencapaian dari ketiga aspek belajar tersebut
semuanya meningkat (bisa dilihat di gambar) Sebagian peserta didik
sudah terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan peserta didik lebih
tertib dalam kegiatan praktikum, meskipun peserta didik masih
membutuhkan bimbingan guru pada saat melakukan praktikum dan
menyusun laporan praktikum.
Berdasarkan hasil pengamatan di kelas kecil dan kelas besar
ternyata dari ketiga aspek belajar peserta didik yaitu aspek kognitif,
aspek psikomotorik, aspek afektif mengalami peningkatan. Maka
80
diperoleh hasil belajar pada aspek kognitif mengalami peningkatan
nilai rata-rata sebesar 65,83 di kelas kecil menjadi 74,70 pada kelas
besar. Hasil belajar pada aspek afektif di kelas kecil diperoleh 67%
kemudian meningkat sebesar 71% di kelas besar, sedangkan hasil
belajar pada aspek psikomotorik diperoleh nilai rata-rata sebesar 75,33
di kelas kecil dan meningkat sebesar 76,20 dengan kategori baik
sekali. Adanya peningkatan dari tiap-tiap aspek peserta didik dalam
proses pembelajaran dari kelas kecil ke kelas besar dikarenakan
peserta didik memperoleh hal-hal baru yang menarik dan tidak
menjenuhkan sebab adanya bahan ajar berorientasi
chemoentrepreneurship peserta didik dituntut aktif belajar secara
mandiri. Karena peserta didik dapat memproses pengalaman
belajarnya menjadi sesuatu yang bermakna di kehidupan nyata
(konstektual).
Secara umum, hasil belajar pada ketiga aspek pada kelas kecil
maupun dikelas besar sudah mengalami kenaikan. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa tertarik dengan pembelajaran dengan
menggunakan media. Media pembelajaran sangat berperan dalam hal
perolehan konsep dan ketrampilan siswa dalam memahami pelajaran,
terutama dalam hal ini adalah pelajaran IPA terpadu pada materi
pokok asam basa. Dimana materi ini tidak terdapat perhitungan yang
memerlukan penawaran logis dan konsep abstrak. Siswa tentu akan
merasa bosan jika pembelajarannya bersifat monoton, sehingga siswa
tidak termotivasi untuk aktif mencari informasi sendiri, karena
kegiatan siswa saat pembelajaran hanya duduk, mendengar dan
mencatat apa saja yang dikatakan oleh gurunya. Dengan adanya media
pembelajaran kimia khususnya materi pokok asam basa dapat
menciptakan suasana pembelajaran menjadi menyenangkan sehingga
peserta didik tidak merasa bosan dalam menerima. Selain itu dengan
menggunakan media bahan ajar chemoentrepreneurship akan
membantu siswa mengingat lebih baik, menghemat waktu, belajar
81
lebih mudah, lebih cepat serta efisien. Karena siswa hanya tinggal
melihat bahan ajar chemoentrepreneurship.
D. KETERBATASAN PENELITIAN
Meskipun dalam penelitian ini sudah dilaksanakan seoptimal mungkin,
namun peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini terdapat kesalahan dan
kekurangan. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan-keterbatasan yang
dihadapi, yaitu antara lain :
1. Keterbatasan Waktu
Dalam penelitian ini, waktu penelitian yang tersedia sangat
terbatas. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti berusaha
memaksimalkan waktu yang tersedia. Sehingga data-data yang diperlukan
dapat terpenuhi.
2. Keterbatasan Materi dan Tempat
Materi penelitian ini terbatas pada materi asam dan basa dengan
tempat penelitian di MTs Sunan Barmawi. Hal ini tentunya menjadi
keterbatasan, sebab hasil penelitian yang diperoleh akan berbeda jika
materi penelitian dan tempat penelitian pun berbeda.
3. Keterbatasan Kemampuan
Penelitian tidak lepas dari pengetahuaan, oleh karena itu peneliti
menyadari keterbatasan kemampuan khususnya pengetahuan ilmiah.
Namun, peneliti sudah berusaha semaksimal untuk menjalankan penelitian
ini sesuai dengan kemampuan dan bimbingan dari dosen pembimbing.
82
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dengan melihat hasil penelitian yang telah dibahas mengenai
"Pengembangan Bahan Ajar Materi Asam Basa Berorientasi
Chemoentrepreneurship (CEP) Bagi Siswa VII Di Mts Sunan Barmawi
Kabupaten Demak”, maka dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian ini
sebagai berikut.
1. Media pembelajaran Bahan Ajar Materi Asam Basa Berorientasi
Chemoentrepreneurship (CEP) tersusun atas:
1. Judul
2. Daftar Isi
3. Kata Pengantar
4. Standar Isi 2006
5. Materi Asam Basa
a. Sifat Zat Asam Basa
b. Indikator Asam Basa
c. Tingkat Keasaman (pH)
d. Aplikasi Asam Basa Dalam Kehidupan Sehari-Hari
e. Inovasi Chemoentrepreneurship (CEP)
f. Rangkuman
g. Daftar Istilah
h. Soal-Soal
6. Daftar Pustaka
2. Berdasarkan hasil perhitungan skor total maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran menggunakan bahwa Bahan Ajar Materi Asam Basa
berorientasi Chemoentrepreneurship (CEP) pada kelas kecil adalah cukup
efektif, sedangkan pada kelas besar dengan kategori efektif.
83
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah disajikan maka
selanjutnya peneliti menyampaikan saran-saran yang kiranya dapat
memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang terkait atas hasil penelitian ini.
Adapun saran-saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Bagi para pendidik, khususnya bidang studi ilmu IPA terpadu hendaknya
mampu memilih cara atau pendekatan pembelajaran yang tepat dalam
menyajikan materi pelajaran IPA Terpadu melalui kegiatan belajar
mengajar, mengingat sangat kompleknya materi bidang studi IPA terpadu.
Dengan demikian hasil belajar siswa dapat dicapai secara optimal sesuai
dengan potensi yang dimiliki.
2. Pihak Sekolah dapat menyediakan sarana prasarana yang mendukung agar
proses belajar mengajar dapat berjalan efektif dan kondusif.
3. Perlu adanya pengembangan penelitian lebih lanjut untuk menguji
keefektifan bahan ajar berorientasi Chemoentrepreneurship (CEP) pada
mata pelajaran yang lainnya atau materi yang beragam.
C. PENUTUP
Berkat petunjuk dan pertolongan Allah SWT, penulisan skripsi ini dapat
selesai walaupun banyak menemui kesulitan dan memerlukan tenaga yang
relatif banyak terutama dalam proses pengumpulan data. Akhirnya hanya
kepada Allah penulis memohon rahmat dan hidayah-Nya. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan dan Lif Khoiru Ahmadi, Konstruksi Pengembangan Pembelajaran
Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum, Jakarta: PT
Prestasi Pustakaraya, 2010.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Cet. Ke13,
Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.
________________, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2009.
Ariyatun, Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Kimia
Pokok Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan melalui Pendekatan
Chemoentrepreneurship (CEP) di kelas XI IPA SMA Pondok Modern
Selamat Kendal, Semarang: IAIN Walisongo Semarang, 2009.
Baharuddin, dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Cet. Ke3,
Jogjakarta: AR-RUZZ Media, 2010.
Brady, James E., Kimia Universitas Asas & Struktur Jilid 1, Edisi Ke5, Jakarta:
Binarupa Aksara, 1999.
Cotton, Albert F dan Geoffrey Wilkinson, , Kimia Anorganik Dasar, Jakarta: UI-
Press, 2009.
Crys, Fajar Partana, dkk, Kimia Dasar 2, Yogyakarta: UNY, 2003.
Daryanto, Evaluasi Pendidikan: Komponen MKDK, Cet. Ke5, Jakarta: Rineka
Cipta, 2008.
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Semarang: PT
Kumudasmoro Grafindo, 1994.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan zain, Strategi Belajar Mengajar, Cet. Ke3,
Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Dwi Riyanti, Benedicta Prihatin, Kewirausahaan Dari Sudut Pandang Psikologi
Kepribadian, Jakarta: PT Grasindo, 2003.
Dwi Suyanti, Retno, Strategi Pembelajaran Kimia, Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010.
Fessenden, Ralp J dan Joan S. Fessenden, Kimia Organik, Jilid 2, Edisi Ke3, terj.
Aloysius Hadyana Putjaatmaka, Jakarta: Erlangga, 1999.
Hadjar, Ibnu, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Cet. Ke7, Jakarta: Bumi Aksara,
2008.
___________, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Cet. Ke2, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2008.
Haryati, Mimin, Model & Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan,
Jakarta: Gaung Persada Press, 2007.
Kusnandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendididkan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: PT
Rajawali Grafindo Persada, 2009.
Keenan, Charles W. dkk. Ilmu Kimia Untuk Universitas Jilid 1, Ed. Ke6, Terj.
Aloysius Hadyana Pudjaatmaka, Jakarta: Erlangga, Tt.
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru, Cet. Ke5, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008.
Mudjiono, dan Dimyati, Belajar Dan Pembelajaran, Cet. Ke2 , Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2002.
Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, Cet. Ke7, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.
___________, Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru, Cet. Ke3 ,Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2008.
___________, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik,
Implementasi, dan Inovasi, Cet Ke11, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2008.
Moore Ed. D, John T., Kimia For Dummies, Cet. Ke1, Bandung: Pakar Raya,
2007.
Oxtoby, David W. dkk, Prinsip-Prinsip Kimia Modern, Ed. Ke4. Jilid. 1, Jakarta:
Erlangga, 2001.
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Cet. Ke13, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1996.
_______________, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Cet. Ke11,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002.
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Petrucci, Ralph H. Kimia Dasar, Jilid 2, Cet. Ke4, terj. Suminar Achmadi,
Jakarta: Erlangga, 1987.
Sanjaya, Wina, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Cet. Ke3, Jakarta: Kencana, 2008.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Cet. Ke5 ,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000.
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2009.
_____________, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Cet. Ke13 , Bandung:
PT Remaja Rosdakarya 2009.
Sudrajat,Ahmad,http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/03/04/pengembangan
-bahan-ajar-2/comment-page-1/- comments. Diakses pada 8 februari 2010.
Sudjana, Metode Statistika, Cet. Ke6 , Bandung: PT. Tarsito, 2001.
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2008.
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Cet. Ke5, Bandung:
Alfabeta, 2008.
_________, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D), Cet. Ke6, Bandung: Alfabeta, 2008.
Suherman, Eman, Desain Pembelajaran Kewirausahaan, Bandung: Alfabeta,
2008.
Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, Jakarta: Bumi Aksara,
2009.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2009.
Sumanah, Pengaruh Penerapan Pendekatan Pembelajaran
Chemoentrepreneurship (CEP) terhadap Hasil Belajar Praktikum Zat
Aditif Makanan pada Mahasiswa IAIN Walisongo Tadris Kimia 2008-
2009, Semarang: IAIN Walisongo Semarang, 2009.
Supartono, Upaya Peningkatan Hasil Belajar dan Kreativitas Siswa SMA Melalui
Pembelajaran Kimia Dengan Pendekatan Chemoentrepreneurship (CEP),
Seminar Nasional Kimia Dan Pendidikan Kimia 2006, Semarang: FMIPA
UNNES, 2006.
Suryana, Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses,
Jakarta: Salemba Empat, 2003.
Sutikno, Sobry M, Belajar dan Pembelajaran Upaya Kreatif Dalam Mewujudkan
Pembelajaran Yang Berhasil, Cet. Ke5, Bandung: Prospect, 2009.
Suwahono, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis
Chemoentrepreneurship (CEP) Pada Mata Kuliah Kimia Bahan Makanan
Mahasiswa Tadris (Pendidikan) Kimia IAIN Walisongo, Semarang:UPT
UNNES, 2009.
Sofyatiningrum, Etty, Panduan Pengajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi
Mata Pelajaran Kimia, Jakarta: CV. Irfandi Putra, 2003.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif: Konsep, Landasan,
Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), Ed Pertama, Cet. Ke2, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2010.
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perubahan Kertas Lakmus Dalam Keadaan Asam Dan Basa ....... 34
2.2 Beberapa Larutan Indikator Asam Dan Basa ................................ 35
3.1 Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal ......................................... 49
3.2 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal ............................ 51
3.3 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal ......................................... 52
4.1 Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran............................................... 57
4.2 Daftar Distribusi Nilai Pretest Kelas Kecil ................................... 60
4.3 Daftar Distribusi Nilai Pretest Kelas Besar .................................. 61
4.4 Daftar Distribusi Nilai Postest Kelas Kecil ................................... 61
4.5 Daftar Distribusi Nilai Postest Kelas Besar ................................... 62
4.6 Daftar Uji Chi Kuadrat Pretest Kelas Kecil dan Kelas Besar ........ 64
4.7 Sumber Data Perhitungan Varian (Data Pretest) ......................... 64
4.8 Ringkasan Analisis Uji T-Test (Data Pretest) ................................ 65
4.9 Daftar Uji Chi Kuadrat Postest Kelas Kecil Dan Kelas Besar ....... 66
4.10 Sumber Data Perhitungan Varian (Data Postest) ......................... 66
4.11 Ringkasan Analisis Uji T-Test (Data Postest) .............................. 67
4.12 Rekapitulasi Hasil Observasi Psokomotorik ................................ 68
4.13 Pedoman Penilaian ....................................................................... 69
4.14 Rekapitulasi Aspek Afektif Peserta Didik.................................... 69
4.15 Perhitungan Analisa Keefektifan Kelas Kecil .............................. 71
4.16 Perhitungan Analisa Keefektifan Kelas Besar ............................. 71
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lakmus Merah dan Lakmus Biru ............................................. 34
2.2 Perubahan Warna Lakmus Merah Menjadi Biru Dalam Larutan
Asam maupun Basa .................................................................. 34
3.1 Bagan Desain Penelitian .......................................................... 41
4.1 Grafik Prosentase Ranah Psikomotorik .................................. 76
4.2 Grafik Prosentase Ranah Afektif ............................................. 77
4.3 Grafik Tanggapan Siswa Terhadap Bahan Ajar ....................... 77
DAFTAR LAMPIRAN
1. Silabus ......................................................................................................... 84
2. Rpp Kelas Kecil .......................................................................................... 86
3. Rpp Kelas Besar .......................................................................................... 97
4. Kisi-kisi Soal Uji Coba ............................................................................... 108
5. Soal Uji Coba .............................................................................................. 109
6. Kunci Jawaban Soal Uji Coba..................................................................... 117
7. Analisis Hasil Soal Uji Coba....................................................................... 118
8. Analisis Validitas Soal ................................................................................ 122
9. Analisis Reliabilitas Soal ............................................................................ 123
10. Analisis Tingkat Kesukaran Soal ................................................................ 124
11. Analisis Daya Pembeda Soal ...................................................................... 125
12. Daftar Nama Responden ............................................................................. 126
13. Soal Pre Test ............................................................................................... 127
14. Kunci Jawaban Pre Test .............................................................................. 132
15. Data Nilai Pre Test Dan Post Test Kelas Kecil an Kelas Besar .................. 133
16. Analisis Uji Normalitas Nilai Pre Test Kelas Kecil .................................... 135
17. Analisis Uji Normalitas Nilai Pre Test Kelas Besar ................................... 136
18. Analisis Homogenitas Nilai Pre Test ......................................................... 137
19. Analisis Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pre Test ......................................... 138
20. Soal Post Test .............................................................................................. 139
21. Kunci Jawaban Post Test ............................................................................ 144
22. Data Nilai Pre Test Dan Post Test Kelas Kecil an Kelas Besar .................. 145
23. Analisis Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas Kecil .................................. 147
24. Analisis Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas Besar .................................. 148
25. Analisis Homogenitas Nilai Post Test........................................................ 149
26. Analisis Uji Perbedaan Dua Rata-rata Post Test ......................................... 150
27. Daftar Kelompok Kelas Kecil dan Kelas Besar .......................................... 151
28. Kriteria Penilaian Aspek Psikomotorik Dan Petunjuk Praktikum .............. 152
29. Rekapitulasi Observasi Psikomotorik Di Kelas Kecil ................................ 158
30. Rekapitulasi Observasi Psikomotorik Di Kelas Besar ................................ 160
31. Lembar Angket Afektif Siswa .................................................................... 166
32. Rekapitulasi Nilai Afektif Siswa Di Kelas Kecil ........................................ 169
33. Rekapitulasi Nilai Afektif Siswa Di Kelas Besar ....................................... 171
34. Lembar Tanggapan Siswa Terhadap Bahan Ajar........................................ 173
35. Rekapitulasi Nilai Tanggapan Siswa Terhadap Bahan Ajar Kelas Kecil ... 176
36. Rekapitulasi Nilai Tanggapan Siswa Terhadap Bahan Ajar Kelas Besar ... 178
37. Surat Keterangan SPSS
38. Surat Penunjukkan Pembimbing Skripsi
39. Surat Penelitian
40. Surat Hasil Penelitian
41. Surat Keterangan Ektra Kurikuler
42. Piagam Kkn
43. Piagam Passka
44. Riwayat Hidup
Lampiran 1
SILABUS
Nama Sekolah : MTs Sunan Barmawi
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/Semester : VII/1
Standar Kompetensi : 2. Memahami klasifikasi zat
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu
Alat/Bahan/ Sumber
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
2.1 Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat.
• Identifikasi dan Sifat Asam dan Basa.
• Menjelaskan pengertian asam dan basa, serta menyebutkan sifat-sifat asam dan basa.
• Menanyakan tentang peristiwa yang berkaitan dengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari.
• Melakukan diskusi kelas untuk menyebutkan dan mengelompokkan ke dalam jenis larutan zat yang termasuk asam dan basa.
• Mendefinisikan asam dan basa.
• Menyebutkan sifat-sifat
asam dan basa.
• Mengelompokkan
bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar kita berdasarkan sifat asam dan basa.
Jenis tagihan:
Tugas individu
Tugas kelompok
Ulangan
Bentuk
tagihan:
Performans
Laporan tertulis
- Tes tertulis Pengamatan keaktifan
10 jam
pelajaran
Buku:
Bahan ajar
materi asam
basa.
Alat/Bahan:
Plat tetes, kertas lakmus merah dan biru, bahan asam dan basa.
• Melakukan percobaan untuk menunjukkan zat yang termasuk asam, basa dengan menggunakan indikator yang baku (kertas lakmus biru dan merah).
• Mengerjakan kuis tertulis yang disampaikan secara lisan.
• Melakukan praktikum
cara membuat sabun mandi dan membuat selai jeruk, untuk menumbuhkan jiwa entrepreneur.
• Menggunakan alat atau bahan untuk menentukan zat bersifat asam atau basa.
• Mengidentifikasi sifat asam dan basa.dengan menggunakan indikator yang sesuai.
• Melakukan praktikum
sederhana untuk menumbuhkan jiwa entrepreneur.
dalam diskusi dan tanya jawab.
- Pengamatan kinerja keterampilan peragaan dan percobaan
- Presentasi di depan kelas
- kuis
Semarang, Oktober 2010
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru IPA terpadu
(H Mahfudhon S. Ag) (Ali Masyhudi)
NIP.19570128 198203 1 003 NIP. ....................
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1
(KELAS KECIL)
Nama Sekolah : MTs Sunan Barmawi
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas /Semester : VII/ 1
Alokasi Waktu : 1X40 Menit
Standar Kompetensi : Memahami klasifikasi zat Kompetensi Dasar : Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat. A. Indikator
1. Mendefinisikan asam dan basa.
2. Menyebutkan sifat-sifat asam dan basa.
3. Mengelompokkan bahan-bahan yang ada dilingkungan sekitar kita
berdasarkan sifat asam dan basa.
B. Tujuan
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa dapat:
1. Mengidentifikasikan asam dan basa.
2. Menyebutkan sifat-sifat asam dan basa.
3. Mengelompokkan bahan-bahan yang ada dilingkungan sekitar kita
berdasarkan sifat asam dan basa.
C. Materi Pokok
Identifikasi dan sifat asam dan basa.
D. Metode Pendekatan
Dengan pendekatan chemoentrepreneurship.
E. Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan Pertama: (1 jam pelajaran)
1. Kegiatan Awal (Apersepsi)
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan
menanyakan presensi siswa.
b. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan dilanjutkan dengan
memperkenalkan diri.
c. Guru menjelaskan prosedur pre test.
2. Kegiatan Inti
a. Guru membagikan soal pre test materi asam basa. Pre test digunakan
untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum mendapatkan
pembelajaran.
b. Siswa mengerjakan lembar pre test.
c. Siswa mengumpulkan lembar jawaban pre test.
d. Guru memperkenalkan materi asam basa secara global, serta
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
e. Guru membagikan “bahan ajar materi asam basa berorientasi
chemoentrepreneurship” kepada siswa, untuk mempelajari di rumah,
sebagai bekal untuk pertemuan selanjutnya.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru membentuk kelompok diskusi untuk persiapan pertemuan
selanjutnya.
b. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
F. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
Soal dan Lembar jawab pre test.
G. Penilaian
Tes tetulis.
Semarang, 9 Oktober 2010
Guru IPA Peneliti Ali Masyhudi Atik Himmatul Afifah
Mengetahui Kepala Sekolah
Drs. H Mahfudhon
NIP.19570128 198203 1 003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 2
(KELAS KECIL)
Nama Sekolah : MTs Sunan Barmawi
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas /Semester : VII/ 1
Alokasi Waktu : 2X40 Menit
Standar Kompetensi : Memahami klasifikasi zat Kompetensi Dasar : Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat. A. Indikator
1. Mendefinisikan asam dan basa.
2. Menyebutkan sifat-sifat asam dan basa.
3. Mengelompokkan bahan-bahan yang ada dilingkungan sekitar kita
berdasarkan sifat asam dan basa.
B. Tujuan
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa dapat:
1. Mengidentifikasikan asam dan basa.
2. Menyebutkan sifat-sifat asam dan basa.
3. Mengelompokkan bahan-bahan yang ada dilingkungan sekitar kita
berdasarkan sifat asam dan basa.
C. Materi Pokok
Identifikasi dan sifat asam dan basa.
D. Metode Pendekatan
Dengan pendekatan chemoentrepreneurship.
E. Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan Kedua: (2 jam pelajaran)
1. Kegiatan Awal (Apersepsi)
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan
menanyakan presensi siswa.
b. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan dilanjutkan dengan
melakukan Tanya jawab tentang pengetahuan awal siswa tentang
bahan-bahan disekitar kita atau bahan kimia yang termasuk asam dan
basa (sabun termasuk asam atau basa).
2. Kegiatan Inti
a. Siswa diminta menjelaskan pengertian asam dan basa yang mereka
ketahui.
b. Guru menjelaskan pengertian asam basa dan sifat-sifatnya.
c. Guru menanyakan contoh-contoh bahan kimia buatan dan alami yang
berguna dan berbahaya dalam kehidupan sehari-hari.
d. Guru melakukan apersepsi dengan cara memberikan contoh-contoh
yang ada dilingkungan sekitar dan membawa bahan-bahan seperti
cuka, tomat, soda kue, air garam, vitamin C, untuk dilihatkan kepada
siswa.
e. Guru mengkondisikan siswa agar berkumpul kekelompoknya masing-
masing.
f. Siswa melakukan diskusi kelompok tentang pengelompokan dan
menyebutkan zat atau bahan yang termasuk ke dalam asam dan basa.
g. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas.
h. Guru memberikan tugas kepada siswa agar menyiapkan alat dan bahan
yang diperlukan untuk kegiatan praktikum pada pertemuan berikutnya,
sekaligus memberikan pengarahan.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan.
b. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
F. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
Alat dan bahan : White boad, spidol, bahan-bahan asam basa, dll.
Sumber belajar : Bahan ajar materi asam basa.
G. Penilaian
1. Presentasi di depan kelas.
2. Bentuk instrumen : Pilihan ganda.
No SOAL Nilai
1. 2. 3. 4. 5.
Zat yang dalam air melepaskan ion hidrogen disebut... a. Asam b. Basa c. Netral d. Garam
Salah satu sifat dari asam adalah… a. Bisa menetralkan asam b. Bereaksi dengan lemak dan minyak c. Mengubah warna lakmus biru menjadi merah d. Mempunyai rasa asin
Zat yang dalam air melepaskan ion hidroksida disebut... a. Asam c. Netral b. Basa d. Garam
Yang termasuk sifat basa adalah… a. Dapat melarutkan logam b. Bereaksi dengan lemak dan minyak c. Mengubah warna lakmus biru menjadi merah d. Mempunyai rasa masam
Diketahui ionisasi dalam air NaOH Na+ + OH- Pernyataan persamaan diatas menyatakan….
a. Asam b. Basa c. Garam d. Nertal
Jumlah 5x20 = 100
Semarang, 11 Oktober 2010 Guru IPA Peneliti Ali Masyhudi Atik Himmatul Afifah
Mengetahui Kepala Sekolah
Drs. H Mahfudhon
NIP.19570128 198203 1 003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 3
(KELAS KECIL)
Nama Sekolah : MTs Sunan Barmawi
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas /Semester : VII/ 1
Alokasi Waktu : 4X40 Menit
Standar Kompetensi : Memahami klasifikasi zat Kompetensi Dasar : Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat. A. Indikator
1. Menggunakan alat atau bahan untuk menentukan zat bersifat asam atau
basa.
2. Mengidentifikasi sifat asam dan basa dengan menggunakan indikator yang
sesuai.
B. Tujuan
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa dapat:
1. Menggunakan alat atau bahan untuk menentukan zat bersifat asam atau
basa.
2. Mengidentifikasi sifat asam dan basa dengan menggunakan indikator yang
sesuai
C. Materi Pokok
Identifikasi dan sifat asam dan basa.
D. Metode Pendekatan
Dengan pendekatan chemoentrepreneurship.
E. Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan Ketiga: (2 jam pelajaran)
1. Kegiatan Awal (Apersepsi)
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan
menanyakan presensi siswa.
b. Guru memeriksa kelengkapan pembelajaran dan menyiapkan alat-alat
praktikum.
c. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi ini
dan memberikan contoh aplikasi materi asam basa dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Kegiatan inti
a. Masing-masing siswa diberi permasalahan untuk mengelompokkan
berbagai jenis larutan berdasarkan asam dan basa dengan
menggunakan kertas lakmus biru maupun merah.
b. Kemudian setiap siswa mengerjakan bagian mereka masing-masing.
c. Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenai bahan yang sudah
dikerjakannya. Dalam kegiatan ini, siswa bisa saling melengkapi dan
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
d. Berdasarkan hasil praktikum siswa dapat mengelompokkan larutan
asam dan basa berdasarkan sifat asam dan basa. siswa melaporkan
hasil percobaan kepada guru dan melaporkan kesulitan yang dihadapi..
e. Guru dan siswa menarik kesimpulan dari hasil percobaan tadi.
3. Kegiatan akhir
a. Guru melakukan umpan balik terhadap kompetensi yang telah
dipelajari siswa dengan memberikan kuis.
b. Selanjutnya guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan
pemberian kuis secara lisan untuk mengetahui ketercapaian indikator.
Pertemuan Keempat: (2 jam pelajaran)
1. Kegiatan awal
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapakan salam dan
menanyakan presensi siswa.
b. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi ini
untuk mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat
menimbulkan jiwa entrepreneur pada siswa agar menjadi bekal
dikemudian hari.
c. Guru menjelaskan prosedur praktikum dan membagikan lembar
praktikum.
2. Kegiatan inti
a. Guru mengelompokkan siswa menjadi 2 kelompok (kelompok 1,
praktikum membuat sabun colek dan sedangkan kelompok 2,
praktikum membuat selai jeruk).
b. Siswa melakukan praktikum sesuai bagiannya masing-masing,
sedangkan guru membimbing.
c. Salah satu anggota kelompok melaporkan hasil praktikum pada guru.
d. Guru meminta salah satu perwakilan anggota kelompok praktikum
untuk mempresentasikan hasil praktikumnya didepan kelas.
3. Kegiatan penutup
a. Guru membubarkan kelompok yang dibentuk dan mempersilahkan
siswa kembali ketempat duduk masing-masing.
b. Guru menginformasikan untuk pertemuan selanjutnya ada post tes,
untuk kiranya siswa belajar di rumah.
c. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
F. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Alat dan bahan : White boad, spidol, bahan-bahan membuat sabun dan
selai, kertas lakmus, dll.
Sumber belajar : Bahan ajar materi asam basa.
G. Penilaian
1. Pengamatan aktifitas siswa dalam pembelajaran melalui Tanya jawab.
2. Presentasi di depan kelas.
3. Pengamatan kinerja ketrampilan siswa dalam melakukan praktikum serta
penilaian sikap.
4. Kuis
Contoh kuis
1. Sebagian besar buah-buahan bersifat asam (benar atau salah).
2. Sabun cuci termasuk (asam atau basa).
3. Cuka trmasuk……….
4. Kertas lakmus merah dimasuki dalam basa akan berwarna……
5. Air termasuk dalam (asam, basa atau netral)
Jawaban kuis
1. Benar
2. Basa
3. Asam
4. Biru
5. Netral
Semarang, 16 Oktober 2010 Guru IPA Peneliti Ali Masyhudi Atik Himmatul Afifah
Mengetahui Kepala Sekolah
Drs. H Mahfudhon
NIP.19570128 198203 1 003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 4
(KELAS KECIL)
Nama Sekolah : MTs Sunan Barmawi
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas /Semester : VII/ 1
Alokasi Waktu : 1X40 Menit
Standar Kompetensi : Memahami klasifikasi zat Kompetensi Dasar : Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat. A. Indikator
1. Mendefinisikan asam dan basa.
2. Menyebutkan sifat-sifat asam dan basa.
3. Mengelompokkan bahan-bahan yang ada dilingkungan sekitar kita
berdasarkan sifat asam dan basa.
4. Menggunakan alat atau bahan untuk menentukan zat bersifat asam atau
basa.
5. Mengidentifikasi sifat asam dan basa dengan menggunakan indikator yang
sesuai.
B. Tujuan
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa dapat:
1. Mendefinisikan asam dan basa.
2. Menyebutkan sifat-sifat asam dan basa.
3. Mengelompokkan bahan-bahan yang ada dilingkungan sekitar kita
berdasarkan sifat asam dan basa.
4. Menggunakan alat atau bahan untuk menentukan zat bersifat asam atau
basa.
5. Mengidentifikasi sifat asam dan basa dengan menggunakan indikator yang
sesuai.
C. Materi Pokok
Asam dan basa.
D. Metode Pendekatan
Dengan pendekatan chemoentrepreneurship.
E. Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan Kelima: (1 jam pelajaran)
1. Kegiatan Awal (Apersepsi)
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan
menanyakan presensi siswa.
b. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan dilanjutkan dengan
memperkenalkan diri.
c. Guru menjelaskan prosedur pos test.
2. Kegiatan Inti
a. Guru membagikan soal post test materi termokimia. Post test
digunakan untuk mengetahui pengetahuan siswa setelah mendapatkan
pembelajaran.
b. Siswa mengerjakan lembar pos test.
c. Siswa mengumpulkan lembar jawaban pos test.
3. Kegiatan Akhir
Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
F. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
Soal dan Lembar jawab pos test.
G. Penilaian
Tes tetulis
Semarang, 18 Oktober 2010
Guru IPA Peneliti Ali Masyhudi Atik Himmatul Afifah
Mengetahui Kepala Sekolah
Drs. H Mahfudhon
NIP.19570128 198203 1 003
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1
(KELAS BESAR)
Nama Sekolah : MTs Sunan Barmawi
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas /Semester : VII/ 1
Alokasi Waktu : 1X40 Menit
Standar Kompetensi : Memahami klasifikasi zat Kompetensi Dasar : Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat. A. Indikator
1. Mendefinisikan asam dan basa.
2. Menyebutkan sifat-sifat asam dan basa.
3. Mengelompokkan bahan-bahan yang ada dilingkungan sekitar kita
berdasarkan sifat asam dan basa.
B. Tujuan
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa dapat:
1. Mengidentifikasikan asam dan basa.
2. Menyebutkan sifat-sifat asam dan basa.
3. Mengelompokkan bahan-bahan yang ada dilingkungan sekitar kita
berdasarkan sifat asam dan basa.
C. Materi Pokok
Identifikasi dan sifat asam dan basa.
D. Metode Pendekatan
Dengan pendekatan chemoentrepreneurship.
E. Langkah-Langkah Kegiatan
Pertemuan Pertama: (1 jam pelajaran)
1. Kegiatan Awal (Apersepsi)
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan
menanyakan presensi siswa.
b. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan dilanjutkan dengan
memperkenalkan diri.
c. Guru menjelaskan prosedur pre test.
2. Kegiatan Inti
a. Guru membagikan soal pre test materi asam basa. Pre test digunakan
untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum mendapatkan
pembelajaran.
b. Siswa mengerjakan lembar pre test.
c. Siswa mengumpulkan lembar jawaban pre test.
d. Guru memperkenalkan materi asam basa secara global, serta
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
e. Guru membagikan “bahan ajar materi asam basa berorientasi
chemoentrepreneurship” kepada siswa, untuk mempelajari di rumah,
sebagai bekal untuk pertemuan selanjutnya.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru membentuk kelompok diskusi untuk persiapan pertemuan
selanjutnya.
b. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
F. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Soal dan Lembar jawab pre test.
G. Penilaian
Tes tetulis
Semarang, 5 November 2010
Guru IPA Peneliti Ali Masyhudi Atik Himmatul Afifah
Mengetahui
Kepala Sekolah
Drs. H Mahfudhon
NIP.19570128 198203 1 003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 2
(KELAS BESAR)
Nama Sekolah : MTs Sunan Barmawi
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas /Semester : VII/ 1
Alokasi Waktu : 2X40 Menit
Standar Kompetensi : Memahami klasifikasi zat Kompetensi Dasar : Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat. A. Indikator
1. Mendefinisikan asam dan basa.
2. Menyebutkan sifat-sifat asam dan basa.
3. Mengelompokkan bahan-bahan yang ada dilingkungan sekitar kita
berdasarkan sifat asam dan basa.
B. Tujuan
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa dapat:
1. Mengidentifikasikan asam dan basa.
2. Menyebutkan sifat-sifat asam dan basa.
3. Mengelompokkan bahan-bahan yang ada dilingkungan sekitar kita
berdasarkan sifat asam dan basa.
C. Materi Pokok
Identifikasi dan sifat asam dan basa.
D. Metode Pendekatan
Dengan pendekatan chemoentrepreneurship.
E. Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan Kedua: (2 jam pelajaran)
1. Kegiatan Awal (Apersepsi)
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan
menanyakan presensi siswa.
b. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan dilanjutkan dengan
melakukan Tanya jawab tentang pengetahuan awal siswa tentang
bahan-bahan disekitar kita atau bahan kimia yang termasuk asam dan
basa (sabun termasuk asam atau basa).
2. Kegiatan Inti
a. Siswa diminta menjelaskan pengertian asam dan basa yang mereka
ketahui.
b. Guru menjelaskan pengertian asam basa dan sifat-sifatnya.
c. Guru menanyakan contoh-contoh bahan kimia buatan dan alami yang
berguna dan berbahaya dalam kehidupan sehari-hari.
d. Guru melakukan apersepsi dengan cara memberikan contoh-contoh
yang ada dilingkungan sekitar dan membawa bahan-bahan seperti
cuka, tomat, soda kue, air garam, vitamin C, untuk dilihatkan kepada
siswa.
e. Guru mengkondisikan siswa agar berkumpul kekelompoknya masing-
masing.
f. Siswa melakukan diskusi kelompok tentang pengelompokan dan
menyebutkan zat atau bahan yang termasuk ke dalam asam dan basa.
g. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas.
h. Guru memberikan tugas kepada siswa agar menyiapkan alat dan bahan
yang diperlukan untuk kegiatan praktikum pada pertemuan berikutnya,
sekaligus memberikan pengarahan.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan.
b. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
F. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
Alat dan bahan : White boad, spidol, bahan-bahan asam basa, dll.
Sumber belajar : Bahan ajar materi asam basa.
G. Penilaian
1. Presentasi di depan kelas.
2. Bentuk instrumen : Pilihan ganda.
No SOAL Nilai
1. 2. 3. 4. 5.
Zat yang dalam air melepaskan ion hidrogen disebut... A. Asam B. Basa C. Netral D. Garam
Salah satu sifat dari asam adalah… A. Bisa menetralkan asam B. Bereaksi dengan lemak dan minyak C. Mengubah warna lakmus biru menjadi merah D. Mempunyai rasa asin
Zat yang dalam air melepaskan ion hidroksida disebut... A. Asam c. Netral B. Basa d. Garam
Yang termasuk sifat basa adalah… A. Dapat melarutkan logam B. Bereaksi dengan lemak dan minyak C. Mengubah warna lakmus biru menjadi merah D. Mempunyai rasa masam
Diketahui ionisasi dalam air NaOH Na+ + OH- Pernyataan persamaan diatas menyatakan….
A. Asam B. Basa C. Garam D. Nertal
Jumlah 5x20 = 100
Semarang, 6 November 2010 Guru IPA Peneliti Ali Masyhudi Atik Himmatul Afifah
Mengetahui
Kepala Sekolah
Drs. H Mahfudhon
NIP.19570128 198203 1 003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 3
(KELAS BESAR)
Nama Sekolah : MTs Sunan Barmawi
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas /Semester : VII/ 1
Alokasi Waktu : 4X40 Menit
Standar Kompetensi : Memahami klasifikasi zat Kompetensi Dasar : Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat. A. Indikator
1. Menggunakan alat atau bahan untuk menentukan zat bersifat asam atau
basa.
2. Mengidentifikasi sifat asam dan basa dengan menggunakan indikator yang
sesuai.
B. Tujuan
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa dapat:
1. Menggunakan alat atau bahan untuk menentukan zat bersifat asam atau
basa.
2. Mengidentifikasi sifat asam dan basa dengan menggunakan indikator yang
sesuai.
C. Materi Pokok
Identifikasi dan sifat asam dan basa.
D. Metode Pendekatan
Dengan pendekatan chemoentrepreneurship.
E. Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan Ketiga: (2 jam pelajaran)
1. Kegiatan Awal (Apersepsi)
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan
menanyakan presensi siswa.
b. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi ini
dan memberikan contoh aplikasi materi asam basa dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Guru mempersiapkan bahan dan alat asam basa untuk praktikum
Mengidentifikasi asam dan basa dengan meggunakan kertas lakmus.
2. Kegiatan inti
a. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok, sesuai dengan jumlah siswa
sebanyak 40 orang, siswa dibagi menjadi 5 kelompok, dengan jumlah
siswa tiap kelompoknya adalah 8 orang.
b. Dalam satu kelompok, bahan yang telah diberikan dibagi lagi sesuai
dengan jumlah anggota kelompok. Setiap siswa dalam kelompok
mendapatkan satu bagian dari masalah yang akan didiskusikan untuk
mengelompokkan berbagai jenis larutan berdasarkan asam dan basa
dengan menggunakan kertas lakmus merah maupun biru.
c. Setiap siswa mengerjakan bagian mereka masing-masing.
d. Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenal bahan yang telah
dikerjakan. Dalam kegiatan ini, siswa bisa saling melengkapi dan
berinteraksi antara satu dengan lainnya.
e. Berdasarkan hasil praktikum siswa mengelompokkan larutan asam dan
basa berdasarkan sifat asam dan basa. Kegiatan diakhiri dengan diskusi
mengenai topik yang sudah dibahas dengan metode diskusi antar
kelompok.
f. Guru meminta salah satu perwakilan anggota kelompok untuk
mempresentasikan hasil percobaan didepan kelas.
g. Guru dan siswa menarik kesimpulan dari hasil percobaan tadi.
3. Kegiatan akhir
a. Guru membubarkan kelompok yang dibentuk dan mempersilahkan
siswa kembali ketempat duduk masing-masing.
b. Selanjutnya guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan
pemberian kuis secara lisan untuk mengetahui ketercapaian indikator.
Pertemuan Keempat: (2 jam pelajaran)
1. Kegiatan awal
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapakan salam dan
menanyakan presensi siswa.
b. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi ini
untuk mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat
menimbulkan jiwa entrepreneur pada siswa agar menjadi bekal
dikemudian hari.
c. Guru menjelaskan prosedur praktikum dan membagikan lembar
praktikum.
2. Kegiatan inti
a. Guru mengelompokkan siswa menjadi 6 kelompok (kelompok 1, 2, 3
praktikum membuat sabun colek dan sedangkan kelompok 4, 5, 6
praktikum membuat selai jeruk).
b. Siswa melakukan praktikum sesuai bagiannya masing-masing,
sedangkan guru membimbing.
c. Salah satu anggota kelompok melaporkan hasil praktikum pada guru.
d. Guru meminta salah satu perwakilan anggota kelompok praktikum
untuk mempresentasikan hasil praktikumnya didepan kelas.
3. Kegiatan penutup
a. Guru membubarkan kelompok yang dibentuk dan mempersilahkan
siswa kembali ketempat duduk masing-masing.
b. Guru menginformasikan untuk pertemuan selanjutnya ada post tes,
untuk kiranya siswa belajar di rumah.
c. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
F. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Alat dan bahan: White boad, spidol, bahan-bahan membuat sabun dan selai, kertas
lakmus, dll.
Sumber belajar : Bahan ajar materi asam basa.
G. Penilaian
1. Pengamatan aktifitas siswa dalam pembelajaran melalui Tanya jawab.
2. Presentasi di depan kelas.
3. Pengamatan kinerja ketrampilan siswa dalam melakukan praktikum serta
penilaian sikap.
4. Kuis
Contoh kuis
1. Sebagian besar buah-buahan bersifat asam (benar atau salah).
2. Sabun cuci termasuk (asam atau basa).
3. Cuka termasuk……….
4. Kertas lakmus merah dimasuki dalam basa akan berwarna……
5. Air termasuk dalam (asam, basa atau netral)
Jawaban kuis
1. Benar
2. Basa
3. Asam
4. Biru
5. Netral
Semarang, 12 November 2010 Guru IPA Peneliti Ali Masyhudi Atik Himmatul Afifah
Mengetahui Kepala Sekolah
Drs. H Mahfudhon
NIP.19570128 198203 1 003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 4
(KELAS BESAR)
Nama Sekolah : MTs Sunan Barmawi
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas /Semester : VII/ 1
Alokasi Waktu : 1X40 Menit
Standar Kompetensi : Memahami klasifikasi zat Kompetensi Dasar : Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat. A. Indikator
1. Mendefinisikan asam dan basa.
2. Menyebutkan sifat-sifat asam dan basa.
3. Mengelompokkan bahan-bahan yang ada dilingkungan sekitar kita
berdasarkan sifat asam dan basa.
4. Menggunakan alat atau bahan untuk menentukan zat bersifat asam atau
basa.
5. Mengidentifikasi sifat asam dan basa dengan menggunakan indikator yang
sesuai.
B. Tujuan
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa dapat:
1. Mendefinisikan asam dan basa.
2. Menyebutkan sifat-sifat asam dan basa.
3. Mengelompokkan bahan-bahan yang ada dilingkungan sekitar kita
berdasarkan sifat asam dan basa.
4. Menggunakan alat atau bahan untuk menentukan zat bersifat asam atau
basa.
5. Mengidentifikasi sifat asam dan basa dengan menggunakan indikator yang
sesuai.
C. Materi Pokok
Asam dan basa.
D. Metode Pendekatan
Dengan pendekatan chemoentrepreneurship.
E. Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan Kelima: (1 jam pelajaran)
1. Kegiatan Awal (Apersepsi)
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan
menanyakan presensi siswa.
b. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan dilanjutkan dengan
memperkenalkan diri.
c. Guru menjelaskan prosedur pos test.
2. Kegiatan Inti
a. Guru membagikan soal post test materi termokimia. Post test
digunakan untuk mengetahui pengetahuan siswa setelah mendapatkan
pembelajaran.
b. Siswa mengerjakan lembar pos test.
c. Siswa mengumpulkan lembar jawaban pos test.
3. Kegiatan Akhir
Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
F. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
Soal dan Lembar jawab pos test.
G. Penilaian
Tes tetulis
Semarang, 26 November 2010
Guru IPA Peneliti Ali Masyhudi Atik Himmatul Afifah
Mengetahui
Kepala Sekolah
Drs. H Mahfudhon
NIP.19570128 198203 1 003
Lampiran 4
KISI-KISI SOAL UJI COBA
Satuan Pendidikan : MTs Sunan Barmawi Mata Pelajaran : IPA Terpadu Tahun Ajaran : 2010/ 2011 Standar Kompetensi: Memahami klasifikasi zat
Kompetensi dasar indikator Jenjang soal dan penyebarannya Jumlah soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat.
1. Mendefinisikan asam dan basa
2. Menyebutkan sifat-sifat asam basa.
3. Mengelompokkan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar kita berdasarkan sifat asam dan basa.
4. Menggunakan alat atau bahan untuk menentukan zat bersifat asam atau basa.
5. Mengidentifikasi sifat asam dan basa.dengan menggunakan indikator yang sesuai.
1, 2, 49. 17, 18, 34, 43, 44. 7, 12, 14, 37, 46, 47, 48. 28, 30, 45
3, 4, 11, 26, 42. 5, 8. 24, 31. 15, 16. 22.
13, 33, 36. 20, 21. 27, 32. 38, 39, 40.
19, 35, 41. 6, 50. 9, 10, 25, 29. 23.
14 4
13
11 8
Jumlah 18 12 10 10 50 Persentase 36% 24% 20% 20% 100%
Lampiran 5
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/ Semester : VII/ Ganjil
Materi Pokok : Asam dan Basa
Waktu : 80 Menit
Petunjuk mengerjakan 1. Sebelum mengerjakan soal, tulislah identitas diri anda pada lembar
jawaban yang tersedia. 2. Soal terdiri dari pilihan ganda. 3. Bacalah dan perhatikan soal dengan baik sebelum mengerjakan. 4. Jawaban dikerjakan dilembar jawaban yang telah disediakan. 5. Waktu yang tersedia 80 menit. 6. Gunakan waktu sebaik mungkin, sesuai yang telah disediakan. 7. Kerjakan soal sendiri dengan tenang. 8. Bacalah dengan teliti petunjuk cara mengerjakan soal. 9. Berdoalah semoga sukses.
SOAL UJI COBA
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda (X) pada
huruf a, b, c, atau d pada lembar jawab yang tersedia.
1. Menurut Arrhenius asam adalah….. a. Zat dalam air melepaskan ion hidrogen (H+) b. Zat dalam air melepaskan ion hidroksida (OH-) c. Zat yang bersifat pahit d. Zat yang bersifat netral
2. Basa disebut juga dengan… a. Alkali b. Sabun c. Penetral d. Garam
3. Asam klorida mempunyai sifat asam. Jika asam klorida dimasukkan dalam air akan terurai menjadi…. a. H2O dan Cl- b. H3O
+ dan Cl- c. H+, OH- dan Cl- d. H+ dan Cl-
4. Natrium hidroksida mempunyai sifat basa. Bila dilarutkan dalam air akan terurai menjadi….. a. Na+ dan OH- b. 2 Na+ dan OH-
c. H2O dan Cl- d. 3 Na+ dan OH-
5. Dari berbagai sifat larutan: 1) Mempunyai rasa asam 2) Korosif terhadap logam 3) Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
Yang merupakan sifat larutan asam adalah…..
a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 2 dan 3 d. 1, 2 dan 3
6. Diketahui pH dari berbagai bahan sebagai berikut. Larutan pH Getah lambung 1, 2 Jus tomat 4, 1 Darah 7, 4 Pasta gigi 9, 9
Jika bahan-bahan diatas disusun berdasarkan tingkat keasamanya, dimulai dari yang paling asam, maka urutan yang benar adalah…. a. Pasta gigi - darah – jus tomat - getah lambung b. Getah lambung - jus tomat - darah - pasta gigi c. Jus tomat - getah lambung - darah - pasta gigi d. Jus tomat - pasta gigi - getah lambung - darah
7. Diantara indikator pH berikut, 1) Kertas lakmus 2) Indikator universal 3) pH- meter Yang dapat digunakan untuk menentukan pH larutan adalah…. a. 1, 2 dan 3 b. 1 dan 2 c. 2 dan 3 d. 3 saja
8. Diantara sifat-sifat berikut: 1) Korosif terhadap kulit 2) Mengubah kertas lakmus biru menjadi merah 3) Bereaksi dengan lemak Yang merupakan sifat umum basa adalah…. a. 1, 2 dan 3 b. 1 dan 2 c. 1 dan 3 d. 2 dan 3
9. Jeruk dikenal dengan rasa masamnya, karena kebanyakan
jeruk mengandung….
a. Asam malat b. Asam sitrat c. Asam tartat d. Asam asetat
10. Produk sabun disamping mempunyai pH berkisar antara…. a. 1 – 3 b. 2 – 7 c. 5 – 8 d. 8 – 9
11. Asam bromida mempunyai sifat asam, apabila didalam air akan terurai menjadi…. a. H+ dan Br- b. H2O dan Br- c. H3O
+ dan Br- d. H+, OH- dan Br-
12. Suatu larutan mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah. Dapat disimpulkan bahwa…. a. Larutan bersifat asam b. Larutan bersifat basa c. Larutan bersifat netral d. Sifat larutan belum dapat dipastikan
13. Diketahui beberapa senyawa sebagai berikut H2SO4, HNO3, CH3COOH, HCOOH. Senyawa tersebut yang merupakan asam organik adalah a. HCOOH b. CH3COOH c. HNO3 d. H2SO4
14. Warna kertas lakmus dalam larutan yang bersifat asam adalah…. a. Merah b. Biru c. Hijau d. kuning
15. Suatu larutan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru. Dapat disimpulkan bahwa…. a. Larutan bersifat netral b. Larutan bersifat basa c. Larutan bersifat asam d. Sifat larutan belum dapat dipastikan
16. Suatu indikator berwarna biru dalam air kapur. Indikator itu akan berwarna biru juga dalam…. a. Asam cuka b. Air jeruk c. Air sabun
d. Coca cola 17. Zat atau bahan berikut ini yang bersifat asam, kecuali….
a. Air abu b. Air hujan c. Minuman bergelembung d. Getah lambung
18. Bahan-bahan berikut yang bersifat basa, kecuali…. a. Sabun cuci b. Cuka dapur c. Cairan karbol d. Sabun mandi
19. Untuk lahan pertanian atau kebun, tanah yang baik adalah yang sedikit asam, yaitu pH 6,5 hingga 7. Jika tanah yang terlalu asam dapat dinetralkan dengan menambahkan… a. Kalsium hidroksida b. Natrium hidroksida c. Ammonium hidroksida d. Magnesium hidroksida
20. Cuka sering kali dipakai sebagai bahan tambahan pada mie dan bakso. Cuka mengandung asam…. a. Asam sulfat b. Asam asetat c. Asam laktat d. Asam salisilat
21. Zat-zat berikut ini yang mempunyai pH paling tinggi adalah…. a. Asam sitrat b. Asam sulfat c. Asam nitrat d. Asam klorida
22. Larutan NaOH jika ditetesi kunyit akan berwarna…. a. Hijau b. Kuning c. Merah d. biru
23. Air hujan biasanya bersifat asam dengan pH sekitar 6. Hal itu terjadi karena karbon dioksida yang terdapat dalam udara sebagian larut dalam air hujan menghasilkan asam karbonat, sedangkan hujan asam mempunyai pH …….. a. Lebih rendah dari 7 b. Antara 5,6 – 7 c. Lebih rendah dari 5,6 d. Lebih tinggi dari 5,6
24. Penggunaan abu gosok untuk mencuci piring antara lain karena abu gosok bersifat……. a. Asam
b. Basa c. Netral d. Mudah berbuih
25. Penambahan kapur pada lahan gambut dimaksudkan untuk……. a. Menambah kesuburan tanah b. Menaikkan pH tanah c. Menurunkan pH tanah d. Mengeraskan tanah
26. Asam anorganik merupakan asam yang berasal dari…. a. Makhluk tidak hidup b. Makhluk hidup c. Makhluk ghaib d. basa
27. Suatu indikator memberi warna biru dalam larutan.... a. Air cuka b. Air putih c. Air kapur d. Air jeruk
28. Alat pengukur pH yang paling akurat adalah……. a. Perasan kunyit b. pH meter c. Kertas lakmus d. fenolftalein
29. Natrium hidroksida (NaOH) termasuk basa, yang berfungsi untuk…. a. Menetralkan tanah yang terlalu asam b. Pembuatan sabun c. Merusak serat kain d. Menyebabkan lubang pada kulit
30. Fenolftalein dapat mengubah warna dalam larutan yang mempunyai pH…. a. 1 b. 5 c. 7 d. 9
31. Asam klorida yang berlebihan dalam lambung dapat dinetralkan dengan obat mag. Umumnya obat mag mengandung…. a. NaOH b. KOH c. Mg(OH)2 d. Cu(OH)2
32. Ada bermacam macam indikator alami yaitu kunyit, bunga pacar air, umbi bit, kol merah. Berikut ini merupakan jenis indikator alami dan perubahan warnanya. Pertanyaan yang paling tepat adalah… a. Umbi bit berwarna biru dalam larutan asam b. Kunyit berwarna kuning dalam larutan basa
c. Kunyit berwarna merah dalam larutan asam d. Bunga pacar air berwarna merah dalam larutan basa
33. Asam laktat, asam kaproat, asam sulfat, asam fosfat. Diantara semua zat itu, mana yang termasuk ke dalam asam organik adalah…. a. Asam laktat dan asam kaproat b. Asam laktat dan asam sulfat c. Asam laktat dan asam fosfat d. Asam kaproat dan asam sulfat
34. Minuman bersoda seperti gambar disamping mengandung asam…. a. Asam klorida b. Asam askorbat c. Asam karbonat d. Asam sulfat
35. Hujan asam terjadi karena udara tercemar oleh oksida-oksida yang bersifat
asam, khususnya oksida belerang (SO2 dan SO3) dan oksida nitrogen (NO2). Oleh karena itu Hujan asam dapat menimbulkan kerugian, kecuali…. a. Merusak tumbuhan (hutan) b. Mengurangi kesuburan tanah c. Merusak tanaman d. Menghidupkan biota air
36. Asam nitrat berfungsi dalam pembuatan pupuk dan bahan peledak. Rumus kimia dari asam nitrat adalah…. a. HCl b. H2SO4 c. HNO3 d. H3PO4
37. Kunyit merupakan indikator…. a. Indikator buatan b. Indikator alami c. Indikator universal d. Indikator netral
38. Larutan asam mempunyai pH…. a. kurang dari 7 b. lebih dari 7 c. sama dengan 7 d. pH 0 hingga 14
39. Reaksi penetralan terjadi antara….
a. Asam dengan garam b. Asam dengan basa c. Basa dengan logam d. Logam dengan garam
40. Hasil reaksi penetralan adalah….a. Asam dan basab. Air dan logamc. Logam dan garamd. Garam dan air
41.
42. Cuka sering kali digunakan sebagai bahan tambahan pada mie bakso. Cuka bersifat…..a. Basa b. Asam c. Netral d. Garam
43. Sabun berfungsi untuk melarutkan lemak dan minyak waktu mandi, sabun merupakan bahan yang bersifat….a. Basa b. Asam c. Netral d. Garam
44. Contoh asam yang dijumpai dalam kehidupan seharia. Asam sulfat, kalsium hidroksida dan asam sitratb. Alumunium hidroksida, magnesium hidroksida, dan natrium hidroksidac. Asam sulfat, asam malat dan asam sitratd. Asam sitrat, asam benzoat, dan natrium hidroksida
45. Sifat larutan dapat ditunjukkan dengan menggunakan….a. Pewarna b. Penetralan c. Indikator asam basad. Gelas kimia
46. Berikut termasuk indikator alami, yaitu….a. Bunga sepatu dan kunyitb. Jahe dan lengkuasc. Jahe dan kulit manggisd. Lengkuas dan kunyit
47. Larutan bersifat basa jika….
reaksi penetralan adalah…. Asam dan basa Air dan logam Logam dan garam Garam dan air
Kadang kala lambung memproduksi terlalu banyak asam, karena keadaaan ini dapat mengganggu pencernaan. Ini disebabkan getah lambung mengandung…. a. Asam klorida b. Asam sulfat c. Asam nitrat d. Asam etanoat
sering kali digunakan sebagai bahan tambahan pada mie bakso. Cuka bersifat…..
berfungsi untuk melarutkan lemak dan minyak waktu mandi, sabun merupakan bahan yang bersifat….
asam yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah….sulfat, kalsium hidroksida dan asam sitrat
Alumunium hidroksida, magnesium hidroksida, dan natrium hidroksidaAsam sulfat, asam malat dan asam sitrat Asam sitrat, asam benzoat, dan natrium hidroksida
larutan dapat ditunjukkan dengan menggunakan….
Indikator asam basa
termasuk indikator alami, yaitu…. Bunga sepatu dan kunyit Jahe dan lengkuas Jahe dan kulit manggis Lengkuas dan kunyit
bersifat basa jika….
Kadang kala lambung memproduksi terlalu banyak asam, karena keadaaan ini dapat mengganggu pencernaan. Ini disebabkan getah lambung
sering kali digunakan sebagai bahan tambahan pada mie ayam maupun
berfungsi untuk melarutkan lemak dan minyak waktu mandi, sabun
hari adalah….
Alumunium hidroksida, magnesium hidroksida, dan natrium hidroksida
a. pH = 7 b. pH > 7 c. pH < 7 d. pH = 0
48. Sifat kebasaan ditunjukkan oleh perubahan warna indikator alami dan buatan, yang berwarna…. a. Kemerahan b. Kebiruan/ kehijauan c. Keunguan d. Kehitaman
49. Nama dari asam yang mempunyai rumus molekul H2SO4 adalah…. a. Asam klorida b. Asam sulfat c. Asam asetat d. Asam sitrat
50. Ibu membuat kue menggunakan soda kue, tujuannya agar…. a. Kue lebih mengembang b. Kue cepat basi c. Kue menjadi pahit d. Kue menjadi asin
SELAMAT MENGERJAKAN
Lampiran 6
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
1. A
2. C
3. B
4. B
5. D
6. C
7. A
8. A
9. C
10. D
11. C
12. B
13. A
14. B
15. D
16. A
17. B
18. A
19. C
20. C
21. A
22. B
23. B
24. B
25. A
26. A
27. C
28. B
29. B
30. D
31. C
32. A
33. A
34. C
35. D
36. C
37. B
38. A
39. B
40. D
41. A
42. B
43. A
44. C
45. C
46. A
47. B
48. B
49. B
50. A
Rumus:
Kriteria:
Butir soal valid jika rXY > r tabelBerikut perhitungan validitas butir untuk no 1, untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama.
No Kode 1 UC-40
2 UC-15
3 UC-18
4 UC-35
5 UC-25
6 UC-31
7 UC-36
8 UC-20
9 UC-22
10 UC-33
11 UC-34
12 UC-39
13 UC-03
14 UC-11
15 UC-19
16 UC-32
17 UC-38
18 UC-02
19 UC-12
20 UC-23
21 UC-27
22 UC-42
23 UC-01
24 UC-17
25 UC-37
26 UC-08
27 UC-09
28 UC-13
29 UC-24
30 UC-07
31 UC-14
32 UC-21
33 UC-29
34 UC-28
35 UC-30
36 UC-16
37 UC-10
38 UC-04
39 UC-41
40 UC-06
41 UC-26
42 UC-05
Σ
rxy =
= 0,489
Pada α = 5% dengan n = 42 diperoleh r
Karena rXY tidak dapat dibandingkan dengan r
Perhitungan Validitas Test
tabel
erhitungan validitas butir untuk no 1, untuk butir soal yang lain dihitung dengan
X Y X2 Y
2
1 47 1 2209
1 45 1 2025
1 43 1 1849
1 42 1 1764
1 42 1 1764
1 42 1 1764
1 40 1 1600
1 38 1 1444
1 36 1 1296
1 34 1 1156
1 33 1 1089
1 33 1 1089
1 32 1 1024
1 31 1 961
1 31 1 961
1 30 1 900
1 30 1 900
1 30 1 900
1 30 1 900
1 29 1 841
1 27 1 729
1 26 1 676
0 25 0 625
1 24 1 576
1 24 1 576
1 24 1 576
1 23 1 529
1 22 1 484
1 21 1 441
0 21 0 441
0 21 0 441
1 21 1 441
0 21 0 441
0 20 0 400
1 18 1 324
1 18 1 324
0 18 0 324
0 17 0 289
1 17 1 289
0 15 0 225
0 14 0 196
1 10 1 100
33 1165 33 35883
42 993 33 1165
42 33 33 2 42 35883
= 5% dengan n = 42 diperoleh r tabel = 0,304
tidak dapat dibandingkan dengan r tabel, maka soal no 1 valid
erhitungan validitas butir untuk no 1, untuk butir soal yang lain dihitung dengan
XY 47
45
43
42
42
42
40
38
36
34
33
33
32
31
31
30
30
30
30
29
27
26
0
24
24
24
23
22
21
0
0
21
0
0
18
18
0
0
17
0
0
10
35883 993
1165 2
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
Rumus
Keterangan:
P : Tingkat kesukaran
B : Jumlah siswa yang menjawab benar
Js : Jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes
Kriteria
Interval P Kriteria
0,00 < IK < 0,30 Sukar
0,30 < IK < 0,70 Sedang
0,70 < IK < 1,00 Mudah
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
Kelompok Atas Kelompok Bawah
No Kode Skor No Kode Skor
1 UC-32 1 1 UC-07 1
2 UC-01 1 2 UC-08 0
3 UC-29 1 3 UC-12 1
4 UC-02 1 4 UC-15 1
5 UC-40 1 5 UC-17 1
6 UC-42 1 6 UC-19 1
7 UC-39 1 7 UC-20 1
8 UC-35 1 8 UC-23 1
9 UC-16 1 9 UC-24 0
10 UC-21 1 10 UC-25 0
11 UC-10 1 11 UC-33 1
12 UC-28 1 12 UC-38 0
13 UC-14 1 13 UC-22 0
14 UC-06 1 14 UC-41 1
15 UC-31 1 15 UC-05 1
16 UC-11 1 16 UC-26 0
17 UC-18 1 17 UC-03 0
18 UC-37 1 18 UC-13 1
19 UC-04 1 19 UC-34 0
20 UC-27 1 20 UC-36 0
21 UC-09 1 21 UC-30 1
Jumlah 21 Jumlah 12
P = 21 + 12
42
= 0,79
Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai tingkat kesukaran yang mudah
JS
B P =
Perhitungan Reliabilitas Test
Rumus:
Keterangan:
k : Banyaknya butir soal
Σpq : Jumlah dari pq
s2 : Varians total
Kriteria
Apabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel.
Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh:
Σpq = pq1 +
= 0,1684
= 11,3192
S2 =
35883
r11
=
50
50 1
= 0,954
Pada α = 5% dengan k = 50 diperoleh r tabel =
Karena r11 > rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel
Perhitungan Reliabilitas Test
Banyaknya butir soal
, maka instrumen tersebut reliabel.
Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh:
pq2 + pq3 + . . .+ pq40
+ 0,1389 + 0,2409 + . . .+
1165
2
= 174,770
50
50
174,770 11,319
174,770
= 5% dengan k = 50 diperoleh r tabel = 0,279
, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel
0,2296
0,279
Rumus
Keterangan:
D : Daya Pembeda
BA : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
BB : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JA : Banyaknya siswa pada kelompok atas
JB : Banyaknya siswa pada kelompok bawah
Kriteria
Interval DP
DP <
0,00 < DP <
0,20 < DP <
0,40 < DP <
0,70 < DP <
Perhitungan
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
Kelompok Atas
No Kode 1 UC-32
2 UC-01
3 UC-29
4 UC-02
5 UC-40
6 UC-42
7 UC-39
8 UC-35
9 UC-16
10 UC-21
11 UC-10
12 UC-28
13 UC-14
14 UC-06
15 UC-31
16 UC-11
17 UC-18
18 UC-37
19 UC-04
20 UC-27
21 UC-09
Jumlah
DP =
= 0,43
Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai daya pembeda baik
Perhitungan Daya Pembeda Soal
Daya Pembeda
Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
Banyaknya siswa pada kelompok atas
Banyaknya siswa pada kelompok bawah
Interval DP
< 0,00
< 0,20
< 0,40
< 0,70
< 1,00
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
Kelompok Atas
Skor 1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
21
21
12
21 21
Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai daya pembeda baik
Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
Kriteria
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat Baik
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang
Kelompok Bawah
No Kode Skor 1 UC-07 1
2 UC-08 0
3 UC-12 1
4 UC-15 1
5 UC-17 1
6 UC-19 1
7 UC-20 1
8 UC-23 1
9 UC-24 0
10 UC-25 0
11 UC-33 1
12 UC-38 0
13 UC-22 0
14 UC-41 1
15 UC-05 1
16 UC-26 0
17 UC-03 0
18 UC-13 1
19 UC-34 0
20 UC-36 0
21 UC-30 1
Jumlah 12
12
21
Lampiran 12
DAFTAR NAMA SISWA KELAS KECIL
NO NAMA JENIS KELAMIN 1 2 3 4 5 6
Livia Wati Lailatul Falasifa Mastianah Uswatun Khasanah Heni Hidayati Muhammad Irfan Aziz
P P P P P L
DAFTAR NAMA SISWA KELAS 7C (KELAS BESAR)
NO NAMA JENIS KELAMIN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Ahmad Arif Ahmad Fawaid Alhikam Ahmad Safari Ahmad Syihabudin Ayu Wulan Sari Dian Noviana Dinda Susilowati Evi Erviani Fitriana Galang Panji Ahmad Ika Nur Rofiqoh Imron Rosyadi Laili Hestianah Lia Candra Ningsih Tya Wahyu Wulan Ningrum Lutfi Ghozali Maslakah Miftahatun Nadhiroh Mohammad Zulian Karfinas Muazanah Muhammad Fajril Anwar Muhammad Khabib Muhammad Khoirudin Asyifa Muhammad Abidin Muhammad Bahauddin Muhammad Iskandar Dzulqurnain Muhammad Madrikzanudin Musaidah Nadhifatul Fajriyah Najiyyulah Muna Nur Nandiyah Nur Sanusi Shofi Rini Ita Sari Rokhani Shofatun Nikmah Siti Nurkanah Siti Zulaifah Surya Wardana Usfuriyah Zilmatul Ulya
L L L L P P P P P L P L P P P L P P L P L L L L L L L P P P P L P L P P L P P P
Lampiran 13
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/ Semester : VII/ Ganjil
Materi Pokok : Asam dan Basa
Waktu : 80 Menit
SOAL PRE-TES
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d pada
lembar jawab yang tersedia.
51. Menurut Arrhenius asam adalah….. a. Zat dalam air melepaskan ion hidrogen (H+) b. Zat dalam air melepaskan ion hidroksida (OH- c. Zat yang bersifat pahit d. Zat yang bersifat netral
52. Basa disebut juga dengan… e. Alkali f. Sabun g. Penetral h. garam
53. Asam klorida mempunyai sifat asam. Jika asam klorida dimasukkan dalam air akan terurai menjadi…. e. H2O dan Cl- f. H3O
+ dan Cl- g. H+, OH- dan Cl- h. H+ dan Cl-
54. Natrium hidroksida mempunyai sifat basa. Bila dilarutkan dalam air akan terurai menjadi….. e. Na+ dan OH- f. 2 Na+ dan OH- g. H2O dan Cl- h. 3 Na+ dan OH-
55. Diantara indikator pH berikut, 4) Kertas lakmus 5) Indikator universal 6) pH- meter Yang dapat digunakan untuk menentukan pH larutan adalah…. e. 1, 2 dan 3 f. 1 dan 2 g. 2 dan 3 h. 3 saja
56. Produk sabun dibawah ini mempunyai pH berkisar antara….
e. 1 – 3 f. 2 – 7 g. 5 – 8 h. 8 – 9
57. Asam bromida mempunyai sifat asam, apabila didalam air akan terurai menjadi….
e. H+ dan Br- f. H2O dan Br- g. H3O
+ dan Br- h. H+, OH- dan Br-
58. Diketahui beberapa senyawa sebagai berikut H2SO4, HNO3, CH3COOH, HCOOH. Senyawa tersebut yang merupakan asam organik adalah e. HCOOH f. CH3COOH g. HNO3 h. H2SO4
59. Suatu larutan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru. Dapat disimpulkan bahwa…. e. Larutan bersifat netral f. Larutan bersifat basa g. Larutan bersifat asam h. Sifat larutan belum dapat dipastikan
60. Bahan-bahan berikut yang bersifat basa, kecuali…. e. Sabun cuci f. Cuka dapur g. Cairan karbol h. Sabun mandi
61. Untuk lahan pertanian atau kebun, tanah yang baik adalah yang sedikit asam, yaitu pH 6,5 hingga 7. Jika tanah yang terlalu asam dapat dinetralkan dengan menambahkan… e. Kalsium hidroksida f. Natrium hidroksida g. Ammonium hidroksida h. Magnesium hidroksida
62. Zat-zat berikut ini yang mempunyai pH paling tinggi adalah…. e. Asam sitrat f. Asam sulfat g. Asam nitrat h. Asam klorida
63. Penggunaan abu gosok untuk mencuci piring antara lain karena abu gosok bersifat……. e. Asam f. Basa g. Netral h. Mudah berbuih
64. Asam anorganik merupakan asam yang berasal dari…. e. Makhluk tidak hidup f. Makhluk hidup g. Makhluk ghaib h. basa
65. Suatu indikator memberi warna biru dalam larutan.... a. Air cuka b. Air putih c. Air kapur d. Air jeruk
66. Alat pengukur pH yang paling akurat adalah……. e. Perasan kunyit f. pH meter g. Kertas lakmus h. fenolftalein
67. Natrium hidroksida (NaOH) termasuk basa, yang berfungsi untuk…. e. Menetralkan tanah yang terlalu asam f. Pembuatan sabun g. Merusak serat kain h. Menyebabkan lubang pada kulit
68. Fenolftalein dapat mengubah warna dalam larutan yang mempunyai pH…. e. 1
f. 5 g. 7 h. 9
69. Asam klorida yang berlebihan dalam lambung dapat dinetralkan dengan obat mag. Umumnya obat mag mengandung…. e. NaOH f. KOH g. Mg(OH)2 h. Cu(OH)2
70. Asam laktat, asam kaproat, asam sulfat, asam fosfat. Diantara semua zat itu, mana yang termasuk ke dalam asam organik adalah…. e. Asam laktat dan asam kaproat f. Asam laktat dan asam sulfat g. Asam laktat dan asam fosfat h. Asam kaproat dan asam sulfat
71. Minuman bersoda seperti gambar dibawah ini mengandung asam…. e. Asam klorida f. Asam askorbat g. Asam karbonat h. Asam sulfat
72. Hujan asam terjadi karena udara tercemar oleh oksida-oksida yang bersifat asam, khususnya oksida belerang (SO2 dan SO3) dan oksida nitrogen (NO2). Oleh karena itu Hujan asam dapat menimbulkan kerugian, kecuali…. e. Merusak tumbuhan (hutan) f. Mengurangi kesuburan tanah g. Merusak tanaman h. Menghidupkan biota air
73. Kunyit merupakan indikator…. e. Indikator buatan f. Indikator alami g. Indikator universal h. Indikator netral
74. Larutan asam mempunyai pH….
e. kurang dari 7 f. lebih dari 7 g. sama dengan 7 h. pH 0 hingga 14
75. Cuka sering kali digunakan sebagai bahan tambahan pada mie ayam maupun bakso. Cuka bersifat….. e. Basa f. Asam g. Netral h. Garam
76. Sabun berfungsi untuk melarutkan lemak dan minyak waktu mandi, sabun merupakan bahan yang bersifat…. e. Basa f. Asam g. Netral h. Garam
77. Sifat larutan dapat ditunjukkan dengan menggunakan…. e. Pewarna f. Penetralan g. Indikator asam basa
h. Gelas kimia 78. Berikut termasuk indikator alami, yaitu….
e. Bunga sepatu dan kunyit f. Jahe dan lengkuas g. Jahe dan kulit manggis h. Lengkuas dan kunyit
79. Larutan bersifat basa jika…. e. pH = 7 f. pH > 7 g. pH < 7 h. pH = 0
80. Ibu membuat kue menggunakan soda kue, tujuannya agar…. a. Kue lebih mengembang b. Kue cepat basi c. Kue menjadi pahit d. Kue menjadi asin
SELAMAT MENGERJAKAN
Lampiran 14
KUNCI JAWABAN SOAL PRETEST
1. A
2. A
3. D
4. A
5. A
6. D
7. A
8. A
9. B
10. B
11. A
12. A
13. B
14. A
15. C
16. B
17. B
18. D
19. C
20. A
21. C
22. D
23. B
24. A
25. B
26. A
27. C
28. A
29. B
30. A
KELAS
KECIL
NO NAMA PRE TES POST TES GAIN
1 Heni Hidayati 18 62 44
2 Lailatul Falasifa 16 50 34
3 Livia Wati 42 67 25
4 Mastianah 28 72 44
5 Muhammad Irfan Azis 26 70 44
6 Uswatun Khasanah 46 74 28
S 176 395 219
N2 6 6 6
X1 29,33333 65,83333 36,5
S I2 151,4667 77,76667 75,9
S I 12,30718 8,818541 8,712061
Uji Normalitas Nilai Pre
Hipotesis
Ho: Data berdistribusi normal
H1: Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis
= ∑
Kriterian yanng digunakan
diterima jika
H0 =
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal =
Nilai minimal =
Rentang nilai (R) = 63-17
Banyaknya kelas (k) = 1+ 3,3 log 40
Panjang kelas (P) =
Kelas
17 – 25
26 – 34
35 – 43 15
44 – 52
53 – 61
62 – 70
Jumlah 40
S2 =
= 36,075
S2 =
S2 = 122,0712
S = 11,04858
Daftar nilai frekuensi observasi kelas besar
Kelas Bk
17 – 25
26 – 34
∑∑
i
ii
f
f χ
( ))1(
22
−
−∑ ∑nn
ffn iiii χχ
Uji Normalitas Nilai Pre Test
Kelas Besar
=
63
17
17 = 46 1+ 3,3 log
= 6,286798 = 6 kelas
= 7,6666667
fi Xi Xi2 fi.Xi fi.Xi
2
8 21 441 168 3528
9 30 900 270 8100
15 39 1521 585 22815
5 48 2304 240 11520
2 57 3249 114 6498
1 66 4356 66 4356
40 12771 1443 56817
nilai frekuensi observasi kelas besar
Bk Zi P(Zi) Luas
Daerah fh
16,50 -1,77 -0,462
0,1310 5,2411
25,50 -0,96 -0,331
0,2741 10,9629
34,50 -0,14 -0,057
2
3528
8100
22815
11520
6498
4356
56817
fo
5,2411 8 1,4522
10,9629 9 0,3515
35 – 43 0,1925 7,7016 15 6,9163
43,50 0,67 0,249
44 – 52 0,1822 7,2889 5 0,7188
52,50 1,49 0,431
53 – 61 0,0579 2,3147 2 0,0428
61,50 2,30 0,489
62 – 70 0,0098 0,3909 1 0,9490
70,50 3,12 0,499
χ²hitung = 10,4306
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh χ² tabel = 11,1
Karena X² < X² tabel, maka data tersebut berdistribusi normal
Uji Normalitas Nilai Post Test
Hipotesis
Ho: Data berdistribusi normal
H1: Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis
= ∑
Kriterian yanng digunakan
diterima jika
H0 =
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal =
Nilai minimal =
Rentang nilai (R) = 89 - 53
Banyaknya kelas (k) = 1+ 3,3 log 40
Panjang kelas (P) = 34 / 6
Kelas
53 – 59
60 – 66
67 – 73 12
74 – 80
81 – 87
88 – 94
Jumlah 40
S2 =
= 72,45
S2 =
S2 = 76,76667
S = 8,761659
Daftar nilai frekuensi observasi kelas besar
Kelas Bk
53 – 59
60 – 66
67 – 73
∑∑
i
ii
f
f χ
()1(
2
−
−∑ ∑nn
ffn iiii χχ
Uji Normalitas Nilai Post Test
Kelas besar
=
93
56
53 = 37 1+ 3,3 log
= 6,286798 = 6 kelas
34 / 6 = 6,1666667
fi Xi Xi2 fi.Xi fi.Xi
2
2 56 3136 112 6272
9 63 3969 567 35721
12 70 4900 840 58800
8 77 5929 616 47432
8 84 7056 672 56448
1 91 8281 91 8281
40 33271 2898 212954
frekuensi observasi kelas besar
Bk Zi P(Zi) Luas
Daerah fh
52,50 -2,28 -0,489
0,0583 2,3322
59,50 -1,48 -0,430
0,1788 7,1536
66,50 -0,68 -0,251
0,2038 8,1506
73,50 0,12 0,048
)2
i
2
6272
35721
58800
47432
56448
8281
212954
fo
2,3322 2 0,0473
7,1536 9 0,4766
8,1506 12 1,8180
74 – 80 0,2732 10,9279 8 0,7845
80,50 0,92 0,321
81 – 87 0,1362 5,4473 8 1,1963
87,50 1,72 0,457
88 – 94 0,0370 1,4800 1 0,1557
94,50 2,52 0,494
χ²hitung = 4,4783
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh χ² tabel = 11,1
Karena X² < X² tabel, maka data tersebut berdistribusi normal
Hipotesis
Ho: Data berdistribusi normal
H1: Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis
Kriterian yanng digunakan
diterima jika
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal
Nilai minimal
Rentang nilai (R)
Banyaknya kelas (k)
Panjang kelas (P)
Tabel distribusi nilai pos test kelas kecil
Kelas fi
50 – 56 1
57 – 63 1
64 – 70 2
71 – 77 2
Jumlah 6
X2 =
S2 =
9*39113
S2 = 27,90278
S = 5,282308
Daftar nilai frekuensi observasi kelas kecil
Kelas Bk
49,50
50 – 56
56,50
57 – 63
63,50
64 – 70
70,50
71 – 77
77,50
∑n
∑∑
i
i
f
f χ
X
Uji Normalitas Nilai Post Test
Kelas Kecil
= 74
= 50
= 76-50 = 24
= 1 + 3,3 log 6 =
= 6,5
i Xi Xi fi.Xi fi.Xi2
1 53 2809 53 2809
1 60 3600 60 3600
2 67 4489 134 8978
2 74 5476 148 10952
6 16374 395 26339
= 395
= 65,833333 6
9*39113 - (589)2
9(9 - 1)
27,90278
5,282308
Bk Zi P(Zi) Luas
Daerah Ei
49,50 -3,09 -0,499
0,0376 0,2258
56,50 -1,77 -0,461
0,2907 1,7443
63,50 -0,44 -0,171
0,1408 0,8451
70,50 0,88 0,312
0,1749 1,0494
77,50 2,21 0,486
( ))1(
22
−
− ∑nn
ff iiii χχ
i
iχ
oH tabelhitung22 χχ <
24
3,568 = 4 kelas
Oi
1 2,6550567
1 0,3176157
2 1,5783308
2 0,8611679
( )
i
ii
E
EO2
−
χ²hitung
5,4122
Untuk α = 5%, dengan dk = 4 - 1 = 3 diperoleh 7,81
Karena , maka data tersebut berdistribusi normal
tabelhitung22 χχ <
tabel2χ
Hipotesis
Ho: Data berdistribusi normal
H1: Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis
Kriterian yanng digunakan
diterima jika
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal
Nilai minimal
Rentang nilai (R)
Banyaknya kelas (k)
Panjang kelas (P)
Tabel distribusi nilai pre test kelas Kecil
Kelas fi
16 – 23 2
24 – 31 2
32 – 39 0
40 – 47 2
Jumlah 6
X2 =
S2 =
9*39113
S2 = 49,77778
S = 7,055337
Daftar nilai frekuensi observasi kelas kecil
Kelas Bk
15,50
16 – 23
23,50
24 – 31
31,50
32 – 39
39,50
40 – 47
47,50
∑n
∑∑
i
i
f
f χ
X
Uji Normalitas Nilai Pre Test
Kelas Kecil
= 46
= 16
= 46-16 = 30
= 1 + 3,3 log 6 =
= 7,5
Xi Xi fi.Xi fi.Xi2
19,5 380,25 39 760,5
27,5 756,25 55 1512,5
35,5 1260,25 0 0
43,5 1892,25 87 3784,5
4289 181 6057,5
= 181
= 30,166667 6
9*39113 - (589)2
9(9 - 1)
49,77778
7,055337
Bk Zi P(Zi) Luas
Daerah Ei
15,50 -2,08 -0,481
0,1535 0,9212
23,50 -0,94 -0,328
0,4026 2,4156
31,50 0,19 0,075
0,3321 1,9927
39,50 1,32 0,407
0,0859 0,5156
47,50 2,46 0,493
( ))1(
22
−
− ∑nn
ff iiii χχ
i
iχ
oH tabelhitung22 χχ <
30
3,568 = 4 kelas
Oi
2 1,2633374
2 0,071493
0 1,99269
2 4,2739401
( )
i
ii
E
EO2
−
χ²hitung
7,6015
Untuk α = 5%, dengan dk = 4 - 1 = 3 diperoleh 7,81
Karena , maka data tersebut berdistribusi normal
tabelhitung22 χχ <
tabel2χ
PRE TEST
Sumber data
Sumber variasi
Jumlah
n
X
Varians (s2)
Standart deviasi (s)
Perhitungan
S2
S2
S
Dengan taraf signifikansi α= 5%, dk = n1+n22=
Peluang = 1 - α = 1 - 0,05 =0,95
Karena berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata
hitungt
hitungt
hitungt
hitungt
UJI KESAMAAN DUA RATA-RATA
PRE TEST ANTARA KELAS BESAR DAN KELAS KECIL
Sumber variasi Kelas Besar
1423
40
35,575
123,994
Standart deviasi (s) 11,135
=
=
= 127,116 = 11,275
= =
= 6,242
4,936
= 1,265
Dengan taraf signifikansi α= 5%, dk = n1+n2-
dari daftar distribusi t didapat
-
2,00 1,265 2,00
Karena berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata
( ) ( )2
11
21
222
11
−+
−+−
nn
SnSn
ANTARA KELAS BESAR DAN KELAS KECIL
Kelas Besar Kelas Kecil
1423 176
40 6
35,575 29,333
123,994 151,467
11,135 12,307
= (40-1) . 123,994 + (6-
1) .
40 + 6-2
= 35,575 - 29,333
11,275
1 + 1
40 6
40 +6-2 =44 dari daftar distribusi t
2,00
Karena berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata pretest dari kedua kelas.
2
POST TEST ANTARA
Sumber data
Sumber variasi
Jumlah
n
X
Varians (s2)
Standart deviasi (s)
Perhitungan
S2 =
S2 = 84,664
S = 9,201
=
=
8,867
4,028
= 2,201
Dengan taraf signifikansi α= 5%, dk = n1+n2
Peluang = 1 - α = 1 - 0,05 =0,95
Karena berada pada daerah penolakan Ho atau daerah penerimaan Ha, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rapost test dari kedua kelas.
( 11 −n
hitungt
hitungt
hitungt
hitungt
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA
POST TEST ANTARA KELAS BESAR DAN KELAS KECIL
Kelas Besar
2988
40
74,700
85,549
9,249
= (40-1) .
84,664
9,201
=
74,700
9,201
8,867
4,028
2,201
Dengan taraf signifikansi α= 5%, dk = n1+n2-2= 40 +6-2 = 44 dari daftar distribusi t didapat
Daerah penerimaan
Ho
1,680 2,201
Karena berada pada daerah penolakan Ho atau daerah penerimaan Ha, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan ra
) ( )2
11
21
222
21
−+
−+
nn
SnS
KELAS BESAR DAN KELAS KECIL
Kelas Kecil
395
6
65,833
77,767
8,819
85,549 +
(6-1) . 77,767
40 + 6 -2
- 65,833
1 +
1
40 6
1,68
Karena berada pada daerah penolakan Ho atau daerah penerimaan Ha, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan ra
=tabelt
PRE TEST ANTARA KELAS BESAR DAN KELAS KECIL
Sumber data
Sumber variasi
Jumlah n
X
Varians (s2) Standart deviasi (s)
Untuk a = 5% dengan dk = k-1 = 40-1 = 39 diperoleh F
Karena < maka homogen
iliansterkec
ariansterbesFhitung var
var=
hitungFtabelF
UJI HOMOGENITAS
PRE TEST ANTARA KELAS BESAR DAN KELAS KECIL
kelas besar
1423 40
35,575
123,994 11,135
= 151,467 =
123,994
1 = 39 diperoleh Ftabel = 4,46 Karena < maka homogen
PRE TEST ANTARA KELAS BESAR DAN KELAS KECIL
Kelas kecil
176 6
29,333
151,467 12,307
1,222
POST TES ANTARA KELAS BESAR DAN KELAS KECIL
Sumber data
Sumber variasi
Jumlah n
X
Varians (s2) Standart deviasi (s)
Untuk a = 5% dengan dk = k-1 = 40-1 = 39 diperoleh F
Karena < maka homogen
iliansterkec
ariansterbesFhitung var
var=
hitungFtabelF
UJI HOMOGENITAS
POST TES ANTARA KELAS BESAR DAN KELAS KECIL
Sumber variasi Kelompok kelas besar
2988 40
74,700
85,549 Standart deviasi (s) 9,249
= 85,549
77,767
1 = 39 diperoleh Ftabel = 4,46 Karena < maka homogen
POST TES ANTARA KELAS BESAR DAN KELAS KECIL
Kelompok kelas besar Kelompok kecil
62 6
65,833
77,767 8,819
85,549 =
1,100
77,767
Lampiran 20
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/ Semester : VII/ Ganjil
Materi Pokok : Asam dan Basa
Waktu : 80 Menit
SOAL POST-TES
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d pada
lembar jawab yang tersedia.
81. Basa disebut juga dengan… a. Alkali b. Sabun c. Penetral d. Garam
82. Asam klorida mempunyai sifat asam. Jika asam klorida dimasukkan dalam air akan terurai menjadi…. i. H2O dan Cl- j. H3O
+ dan Cl- k. H+, OH- dan Cl- l. H+ dan Cl-
83. Dari berbagai sifat larutan: 4) Mempunyai rasa asam 5) Korosif terhadap logam 6) Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
Yang merupakan sifat larutan asam adalah…..
e. 1 dan 2 f. 1 dan 3 g. 2 dan 3 h. 1, 2 dan 3
84. Produk sabun dibawah ini mempunyai pH berkisar antara…. i. 1 – 3 j. 2 – 7 k. 5 – 8 l. 8 – 9
85. Diketahui beberapa senyawa sebagai berikut H2SO4, HNO3, CH3COOH, HCOOH. Senyawa tersebut yang merupakan asam organik adalah i. HCOOH j. CH3COOH k. HNO3 l. H2SO4
86. Suatu larutan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru. Dapat disimpulkan bahwa…. i. Larutan bersifat netral j. Larutan bersifat basa k. Larutan bersifat asam l. Sifat larutan belum dapat dipastikan
87. Bahan-bahan berikut yang bersifat basa, kecuali…. i. Sabun cuci j. Cuka dapur k. Cairan karbol l. Sabun mandi
88. Untuk lahan pertanian atau kebun, tanah yang baik adalah yang sedikit asam, yaitu pH 6,5 hingga 7. Jika tanah yang terlalu asam dapat dinetralkan dengan menambahkan… i. Kalsium hidroksida j. Natrium hidroksida k. Ammonium hidroksida l. Magnesium hidroksida
89. Zat-zat berikut ini yang mempunyai pH paling tinggi adalah…. i. Asam sitrat j. Asam sulfat k. Asam nitrat l. Asam klorida
90. Penggunaan abu gosok untuk mencuci piring antara lain karena abu gosok bersifat……. i. Asam j. Basa k. Netral l. Mudah berbuih
91. Asam anorganik merupakan asam yang berasal dari…. i. Makhluk tidak hidup j. Makhluk hidup k. Makhluk ghaib l. basa
92. Suatu indikator memberi warna biru dalam larutan.... e. Air cuka f. Air putih g. Air kapur h. Air jeruk
93. Alat pengukur pH yang paling akurat adalah……. i. Perasan kunyit j. pH meter k. Kertas lakmus l. fenolftalein
94. Natrium hidroksida (NaOH) termasuk basa, yang berfungsi untuk…. i. Menetralkan tanah yang terlalu asam j. Pembuatan sabun k. Merusak serat kain l. Menyebabkan lubang pada kulit
95. Fenolftalein dapat mengubah warna dalam larutan yang mempunyai pH…. i. 1 j. 5 k. 7 l. 9
96. Asam klorida yang berlebihan dalam lambung dapat dinetralkan dengan obat mag. Umumnya obat mag mengandung…. i. NaOH j. KOH k. Mg(OH)2 l. Cu(OH)2
97. Asam laktat, asam kaproat, asam sulfat, asam fosfat. Diantara semua zat itu, mana yang termasuk ke dalam asam organik adalah…. i. Asam laktat dan asam kaproat j. Asam laktat dan asam sulfat k. Asam laktat dan asam fosfat l. Asam kaproat dan asam sulfat
98. Minuman bersoda seperti gambar disamping mengandung asam….a. Asam klorida b. Asam askorbatc. Asam karbonatd. Asam sulfat e.
99. Hujan asam terjadi karena udara tercemar oleh oksidabelerang (SO2 dan SO3) dan oksida nitrogen (NOkerugian, kecuali…. i. Merusak tumbuhan (hutan) j. Mengurangi kesuburan tanah k. Merusak tanaman l. Menghidupkan biota air
100. Kunyit merupakan indikator…. i. Indikator buatanj. Indikator alamik. Indikator universall. Indikator netral
101. Reaksi penetralan terjadi antara….e. Asam dengan garam f. Asam dengan basa g. Basa dengan logam h. Logam dengan garam
102. Hasil reaksi penetralan adalah…. e. Asam dan basa f. Air dan logam g. Logam dan garam h. Garam dan air
103. Kadang kala lambung memproduksi terlalu banyak asam, karena keadaaanpencernaan. Ini disebabkan getah lambung mengandung…. e. Asam klorida f. Asam sulfat g. Asam nitrat h. Asam etanoat
104. Cuka sering kali digunakan sebagai bahan tambahan pada mie ayam maupun bakso. Cuka bersifat…..i. Basa j. Asam k. Netral l. Garam
105. Sabun berfungsi untuk melarutkan lemak dan minyak waktu mandi, sabun merupakan bahan yang bersifat…. i. Basa j. Asam k. Netral l. Garam
106. Contoh asam yang dijumpai dalam kehidupan seharie. Asam sulfat, kalsium hidroksida dan asam sitratf. Alumunium hidroksida, magnesium hidroksida, dan natrium hidroksidag. Asam sulfat, asam malat dan asam sitrat
bersoda seperti gambar disamping mengandung asam….
Asam askorbat Asam karbonat
Hujan asam terjadi karena udara tercemar oleh oksida-oksida yang bersifat asam, khususnya oksida ) dan oksida nitrogen (NO2). Oleh karena itu Hujan asam dapat menimbulkan
Indikator buatan Indikator alami Indikator universal Indikator netral
penetralan terjadi antara….
Kadang kala lambung memproduksi terlalu banyak asam, karena keadaaan ini dapat mengganggu pencernaan. Ini disebabkan getah lambung mengandung….
sering kali digunakan sebagai bahan tambahan pada mie ayam maupun bakso. Cuka bersifat…..
berfungsi untuk melarutkan lemak dan minyak waktu mandi, sabun merupakan bahan yang
asam yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah…. Asam sulfat, kalsium hidroksida dan asam sitrat
nesium hidroksida, dan natrium hidroksida Asam sulfat, asam malat dan asam sitrat
bersoda seperti gambar disamping mengandung asam….
oksida yang bersifat asam, khususnya oksida asam dapat menimbulkan
ini dapat mengganggu
sering kali digunakan sebagai bahan tambahan pada mie ayam maupun bakso. Cuka bersifat…..
berfungsi untuk melarutkan lemak dan minyak waktu mandi, sabun merupakan bahan yang
h. Asam sitrat, asam benzoat, dan natrium hidroksida 107. Sifat larutan dapat ditunjukkan dengan menggunakan….
i. Pewarna j. Penetralan k. Indikator asam basa l. Gelas kimia
108. Berikut termasuk indikator alami, yaitu….
i. Bunga sepatu dan kunyit j. Jahe dan lengkuas k. Jahe dan kulit manggis l. Lengkuas dan kunyit
109. Larutan bersifat basa jika…. i. pH = 7 j. pH > 7 k. pH < 7 l. pH = 0
110. Nama dari asam yang mempunyai rumus molekul H2SO4 adalah…. e. Asam klorida f. Asam sulfat g. Asam asetat h. Asam sitrat
Lampiran 21
KUNCI JAWABAN SOAL POST TEST
1. A
2. D
3. A
4. D
5. A
6. B
7. B
8. A
9. A
10. B
11. A
12. C
13. B
14. B
15. D
16. C
17. A
18. C
19. D
20. B
21. B
22. D
23. A
24. B
25. A
26. C
27. C
28. A
29. B
30. B
Lampiran 28
KRITERIA PENILAIAN PSIKOMOTORIK
No Aspek penilaian Skor Kriteria penskoran
1 Kecakapan bertanya didalam praktik
1 Tidak pernah bertanya pada guru. 2 Bertanya pada guru 1 kali setiap praktikum. 3 Bertanya pada guru 2 kali setiap praktikum. 4 Bertanya pada guru 3 kali setiap praktikum. 5 Bertanya pada guru 4 kali setiap praktikum.
2 Memiliki langkah penyelesaian masalah buatan sendiri
1 Tidak memiliki langkah penyelesaikan masalah. 2 Memiliki langkah penyelesaian masalah tetapi masih dibantu guru. 3 Memiliki langkah penyelesaian masalah buatan sendiri tetapi masih banyak
kesalahan karena kurang sesuai dengan masalah yang ada. 4 Memiliki langkah penyelesaian masalah buatan sendiri dengan benar tetapi
masih dibantu guru. 5 Memiliki langkah penyelesaian masalah buatan sendiri dengan benar.
3 Mencari dan menganalisis data yang diketahui
1 Tidak dapat mencari dan menganalisis data yang diketahui. 2 Dapat mencari dan menganalisis data yang diketahui tetapi masih banyak
kesalahan. 3 Dapat mencari dan menganalisis data yang diketahui dengan benar tetapi
masih kurang sesuai. 4 Dapat mencari dan menganalisis data yang diketahui dengan benar tetapi
dibantu dengan guru. 5 Dapat mencari dan menganalisis data yang diketahui dengan benar.
4 Mempunyai daya imajinasi
1 Tidak mempunyai daya imajinasi. 2 Mempunyai daya imajinasi dengan melontarkan hal-hal baru yang aneh,
penuh khayalan yang sesuai dengan masalah yang ada (1 kali disetiap praktikum).
3 Mempunyai daya imajinasi dengan melontarkan hal-hal baru yang aneh, penuh khayalan yang sesuai dengan masalah yang ada (2 kali disetiap praktikum).
4 Mempunyai daya imajinasi dengan melontarkan hal-hal baru yang aneh, penuh khayalan yang sesuai dengan masalah yang ada (3 kali disetiap praktikum).
5 Mempunyai daya imajinasi dengan melontarkan hal-hal baru yang aneh, penuh khayalan yang sesuai dengan masalah yang ada (4 kali disetiap praktikum).
5 Orisinil dalam mengungkapkan gagasan dalam penyelesaian masalah
1 Tidak Orisinil dalam mengungkapkan gagasan dalam penyelesaian masalah. 2 Orisinil dalam mengungkapkan gagasan dalam penyelesaian masalah dengan
melontarkan ide, gagasan, pemecahan, cara kerja yang tidak lazim (1 kali disetiap praktikum).
3 Orisinil dalam mengungkapkan gagasan dalam penyelesaian masalah dengan melontarkan ide, gagasan, pemecahan, cara kerja yang tidak lazim (2 kali disetiap praktikum).
4 Orisinil dalam mengungkapkan gagasan dalam penyelesaian masalah dengan melontarkan ide, gagasan, pemecahan, cara kerja yang tidak lazim (3 kali disetiap praktikum).
5 Orisinil dalam mengungkapkan gagasan dalam penyelesaian masalah dengan melontarkan ide, gagasan, pemecahan, cara kerja yang tidak lazim (4 kali disetiap praktikum).
PETUNJUK PRAKTIKUM
PEMBUATAN SABUN COLEK
A. TUJUAN
Setelah mempraktekkan praktikum ini, diharapkan siswa dapat membuat sabun colek sendiri.
B. LANDASAN TEORI
Sabun colek adalah salah satu contoh dari basa. Sabun merupakan garam logam alkali (biasanya
disebut garam natrium) dari asam lemak dan minyak dari bahan alam yang disebut trigliserida. Lemak dan
minyak mempunyai dua jenis ikatan, yaitu ikatan jenuh dan ikatan tak jenuh dengan atom karbon 8-12
yang diberikatan ester dengan gliserin. Secara umum, reaksi antara kaustik dengan gliserol menghasilkan
gliserol dan sabun yang disebut dengan saponifikasi. Setiap minyak dan lemak mengandung asam-asam
lemak yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut menyebabkan sabun yang terbentuk mempunyai sifat yang
berbeda. Minyak dengan kandungan asam lemak rantai pendek dan ikatan tak jenuh akan menghasilkan
sabun cair. Sedangkan rantai panjang dan jenuh mengahasilkan sabun yang tak larut pada suhu kamar.
Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau lemak alami. Surfaktan
mempunyai struktur bipolar. Bagian kepala bersifat hidrofilik dan bagian ekor bersifat hidrofobik. Karena
sifat inilah sabun mampu mengangkat kotoran (biasanya lemak) dari badan dan pakaian. Jika dilihat dari
harga, sabun colek ini harganya lebih murah dibanding sabun cair.
C. ALAT DAN BAHAN
BAHAN-BAHAN YANG DIPERLUKAN
� Caustik soda 45gr
� Air 150cc
� STTP 45gr
� Soda ash 150gr(ditambah air 150cc dan CMC 30gr)
� ABS 300gr
� Parfum 3cc
� Serpuhan pewarna 1cc
D. CARA KERJA
1. Caostik soda, air dingin, bahan pewarna dicampur dan diaduk-aduk sampai merata.
2. Campurkan STTP dan air dingin, campuran ini terpisah dari campuran pertama tadi. Pengadukan
agak lama karena STTP sulit larut.
3. Campuran ketiga adalah Soda Ash dan air diaduk sampai larut kemudian bubuhkan CMC sambil
terus diaduk-aduk hingga menjadi seperti bubur agar-agar.
4. Campuran pertama dan kedua dicampurkan dan terus diaduk-aduk hingga merata, setelah merata
masukkan campuran ketiga dan aduk terus.
5. Tuangkan ABS pada campuran tersebut lalu diaduk, pengadukkan harus tekun,teliti, dan sempurna.
Oleh reaksi kimia cairan tersebut berubah menjadi cream.
6. Setelah cream menjadi dingin, bubuhkan parfum sambil diaduk agar wanginya merata ke seluruh
cream yang di buat.
7. Sabun Deterjen siap untuk dikemas dan dipakai.
PETUNJUK PRAKTIKUM
PEMBUATAN SELAI JERUK
A. TUJUAN
Setelah mempraktekkan praktikum ini, diharapkan siswa dapat membuat selai jeruk sendiri.
B. LANDASAN TEORI
Jeruk atau limau adalah sebuah tumbuhan berbunga anggota marga citrus dari suku rutaceae (suku
jeruk-jerukan). Anggotanya berbentuk pohon dengan buah yang berdaging dengan rasa masam yang segar,
meskipun banyak diantara anggotanya yang memiliki rasa manis. Rasa masam berasal dari kandungan
asam sitrat yang memang menjadi terkandung pada semua anggotanya.
Sebutan “jeruk” kadang-kadang juga disematkan pada beberapa anggota marga lain yang masih
berkerabat dalam suku yang sama. Asal jeruk adalah dari asia timur dan asia tenggara, membentuk sebuah
busur yang membentang dari jepang terus keselatan hingga kemudian membelok kebarat ke arah india
bagian timur. Jeruk manis dan sitrun (lemon) berasal dari asia timur, sedangkan jeruk bali, jeruk nipis dan
jeruk purut berasal dari asia tenggara.
Banyak anggota jeruk dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan pangan, wewangian, maupun
industry. Buah jeruk adalah sumber vitamin C.
C. ALAT DAN BAHAN
Bahan: Alat:
- 750 cc air jeruk sunkis - Panci
- 300 gram gula pasir - Kompor
- 250 gram pepaya muda parut halus - Pengaduk
- 2 sendok teh asam sitrun
D. CARA KERJA
• Masak semua bahan hingga mengental sambil diaduk. Tambahkan kulit jeruk aduk dan masak
sebentar.
• Masukkan dalam botol selai yang telah bersih.
HASIL PENGAMATAN ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA
KELAS BESAR PERTEMUAN PERTAMA
NO KELOMPOK NAMA A B C D E JUMLAH NILAI KRITERIA 1 1 BP-01 4 4 4 5 3 20 80 baik sekali
2 BP-02 4 4 3 4 4 19 76 baik sekali 3 BP-03 4 4 4 4 3 19 76 baik sekali 4 BP-04 4 4 4 3 5 20 80 baik sekali 5 BP-05 4 3 3 4 3 17 68 baik 6 2 BP-06 5 4 4 3 4 20 80 baik sekali 7 BP-07 5 4 3 4 3 19 76 baik sekali
8 BP-08 4 4 4 3 4 19 76 baik sekali 9 BP-09 3 3 4 4 3 17 68 baik
10 BP-10 3 4 3 4 4 18 72 baik 11 3 BP-11 4 4 4 4 3 19 76 baik sekali 12 BP-12 4 3 4 4 4 19 76 baik sekali 13 BP-13 4 4 5 3 4 20 80 baik sekali
14 BP-14 4 4 5 4 4 21 84 baik sekali 15 BP-15 4 3 4 3 4 18 72 baik 16 4 BP-16 4 4 4 3 4 19 76 baik sekali 17 BP-17 4 4 3 4 4 19 76 baik sekali 18 BP-18 4 4 3 5 4 20 80 baik sekali 19 BP-19 4 4 4 3 4 19 76 baik sekali
20 BP-20 4 4 3 4 4 19 76 baik sekali 21 5 BP-21 4 3 4 4 3 18 72 baik 22 BP-22 4 3 4 3 5 19 76 baik sekali 23 BP-23 4 4 3 4 4 19 76 baik sekali 24 BP-24 3 4 5 4 4 20 80 baik sekali 25 BP-25 4 4 4 4 3 19 76 baik sekali
26 6 BP-26 3 4 4 3 3 17 68 baik 27 BP-27 4 3 4 4 3 18 72 baik 28 BP-28 3 3 3 4 4 17 68 baik 29 BP-29 4 3 3 3 4 17 68 baik 30 BP-30 3 4 4 4 3 18 72 baik 31 7 BP-31 5 4 3 3 3 18 72 baik
32 BP-32 3 3 4 5 4 19 76 baik sekali 33 BP-33 4 4 4 3 3 18 72 baik 34 BP-34 3 5 3 4 4 19 76 baik sekali 35 BP-35 3 3 4 4 3 17 68 baik 36 8 BP-36 4 5 4 4 3 20 80 baik sekali 37 BP-37 3 4 4 4 4 19 76 baik sekali
38 BP-38 4 3 4 3 4 18 72 baik 39 BP-39 3 4 4 4 4 19 76 baik sekali 40 BP-40 4 4 3 3 4 18 72 baik JUMLAH 152 150 150 149 147 748 2992
PENCAPAIAN % 76 75 75 74,5 73,5 KETERANGAN baik sekali baik baik baik baik
OBSERVER 1: MUZAROAH KETERANGAN 100%= ISTIMEWA 60% - 75%=BAIK 76% - 99%= BAIK SEKALI < 60%= kurang
HASIL PENGAMATAN ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA
KELAS BESAR PERTEMUAN PERTAMA
NO KELOMPOK NAMA A B C D E JUMLAH NILA
I KRITERIA 1 1 BP-01 4 4 4 4 4 20 80 baik sekali 2 BP-02 4 4 5 3 4 20 80 baik sekali 3 BP-03 4 4 4 4 3 19 76 baik sekali 4 BP-04 3 4 4 3 5 19 76 baik sekali
5 BP-05 4 3 4 4 4 19 76 baik sekali 6 2 BP-06 4 4 4 3 4 19 76 baik sekali 7 BP-07 3 4 4 4 3 18 72 baik 8 BP-08 4 4 4 4 4 20 80 baik sekali 9 BP-09 4 4 4 4 3 19 76 baik sekali
10 BP-10 4 4 4 4 3 19 76 baik sekali
11 3 BP-11 3 4 4 4 3 18 72 baik 12 BP-12 3 3 4 3 4 17 68 baik 13 BP-13 4 5 4 4 4 21 84 baik sekali 14 BP-14 4 4 4 4 4 20 80 baik sekali 15 BP-15 4 4 4 4 4 20 80 baik sekali 16 4 BP-16 4 4 4 4 4 20 80 baik sekali
17 BP-17 3 4 4 4 4 19 76 baik sekali 18 BP-18 4 4 4 3 4 19 76 baik sekali 19 BP-19 3 4 4 2 3 16 64 baik 20 BP-20 4 4 5 4 4 21 84 baik sekali 21 5 BP-21 3 4 4 4 3 18 72 baik 22 BP-22 4 3 4 4 4 19 76 baik sekali
23 BP-23 4 4 3 4 4 19 76 baik sekali 24 BP-24 3 4 3 4 3 17 68 baik 25 BP-25 4 4 4 3 4 19 76 baik sekali 26 6 BP-26 4 3 4 4 3 18 72 baik 27 BP-27 4 3 4 4 3 18 72 baik 28 BP-28 3 4 3 4 4 18 72 baik
29 BP-29 4 3 4 3 3 17 68 baik 30 BP-30 3 3 4 4 4 18 72 baik 31 7 BP-31 5 4 3 3 3 18 72 baik 32 BP-32 4 3 4 4 4 19 76 baik sekali 33 BP-33 4 3 4 4 4 19 76 baik sekali 34 BP-34 3 3 3 4 4 17 68 baik
35 BP-35 4 3 4 4 3 18 72 baik 36 8 BP-36 4 5 3 4 4 20 80 baik sekali 37 BP-37 3 4 4 3 4 18 72 baik 38 BP-38 4 3 3 3 4 17 68 baik 39 BP-39 4 4 4 4 3 19 76 baik sekali 40 BP-40 4 4 4 4 4 20 80 baik sekali
JUMLAH 149 150 155 148 147 749 2996 PENCAPAIAN % 74,5 75 77,5 74 73,5 KETERANGAN baik baik baik sekali baik baik
OBSERVER 2: ALI MASHUDI
HASIL PENGAMATAN ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA
KELAS BESAR PERTEMUAN KEDUA
NO KELOMPOK NAMA A B C D E JUMLAH NILA
I KRITERI
A
1 1 BP-01 4 5 4 4 4 21 84 baik
sekali
2 BP-02 4 4 4 5 4 21 84 baik
sekali
3 BP-03 3 4 5 4 4 20 80 baik
sekali 4 BP-04 4 4 3 4 3 18 72 baik
5 BP-05 4 4 4 4 4 20 80 baik
sekali
6 2 BP-06 4 4 4 3 5 20 80 baik
sekali
7 BP-07 5 4 4 4 3 20 80 baik
sekali
8 BP-08 4 4 4 4 4 20 80 baik
sekali
9 BP-09 4 5 4 4 4 21 84 baik
sekali 10 BP-10 3 4 4 4 3 18 72 baik
11 3 BP-11 3 4 4 4 4 19 76 baik
sekali
12 BP-12 4 4 4 5 4 21 84 baik
sekali
13 BP-13 4 4 4 4 4 20 80 baik
sekali
14 BP-14 4 4 4 5 4 21 84 baik
sekali
15 BP-15 4 4 4 4 4 20 80 baik
sekali 16 4 BP-16 4 4 4 3 3 18 72 baik
17 BP-17 3 4 4 5 4 20 80 baik
sekali
18 BP-18 4 4 4 4 5 21 84 baik
sekali 19 BP-19 3 4 4 4 3 18 72 baik 20 BP-20 4 4 3 3 4 18 72 baik
21 5 BP-21 3 4 4 4 4 19 76 baik
sekali
22 BP-22 4 4 4 4 4 20 80 baik
sekali
23 BP-23 4 4 4 4 5 21 84 baik
sekali
24 BP-24 4 4 3 4 4 19 76 baik
sekali
25 BP-25 4 4 4 3 4 19 76 baik
sekali
26 6 BP-26 4 3 4 4 5 20 80 baik
sekali
27 BP-27 4 3 4 4 4 19 76 baik
sekali 28 BP-28 3 3 3 4 4 17 68 baik
29 BP-29 4 3 4 4 4 19 76 baik
sekali
30 BP-30 3 3 4 3 3 16 64 baik 31 7 BP-31 5 4 3 3 4 19 76 baik
sekali
32 BP-32 3 4 4 4 4 19 76 baik
sekali 33 BP-33 4 3 3 3 4 17 68 baik 34 BP-34 3 3 4 4 4 18 72 baik
35 BP-35 4 3 4 5 3 19 76 baik
sekali
36 8 BP-36 4 5 3 4 4 20 80 baik
sekali 37 BP-37 3 4 4 4 3 18 72 baik
38 BP-38 4 3 4 3 4 18 72 baik 39 BP-39 3 4 4 3 3 17 68 baik 40 BP-40 3 4 3 3 3 16 64 baik
JUMLA
H 149 154 153 155 154 765 3060 PENCAPAIA
N % 74,5 77 76,5 77,5 77
KETERANGAN baik baik
sekali baik
sekali baik
sekali baik
sekali
OBSERVER 1: MUZAROAH HASIL PENGAMATAN ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA
KELAS BESAR PERTEMUAN KEDUA
NO KELOMPOK NAMA A B C D E
JUMLAH
NILAI
KRITERIA
1 1 BP-01 4 4 4 4 4 20 80 baik sekali 2 BP-02 4 4 4 4 4 20 80 baik sekali 3 BP-03 4 4 5 4 4 21 84 baik sekali 4 BP-04 3 4 4 3 5 19 76 baik sekali 5 BP-05 4 4 3 4 5 20 80 baik sekali 6 2 BP-06 4 4 4 3 4 19 76 baik sekali
7 BP-07 3 3 4 4 4 18 72 baik 8 BP-08 4 4 4 4 5 21 84 baik sekali 9 BP-09 4 4 4 4 3 19 76 baik sekali 10 BP-10 3 4 4 4 3 18 72 baik 11 3 BP-11 3 4 4 4 4 19 76 baik sekali 12 BP-12 3 4 4 4 4 19 76 baik sekali 13 BP-13 4 4 3 5 4 20 80 baik sekali 14 BP-14 4 4 4 4 3 19 76 baik sekali 15 BP-15 4 4 5 4 5 22 88 baik sekali 16 4 BP-16 4 4 4 3 4 19 76 baik sekali 17 BP-17 4 4 4 4 4 20 80 baik sekali 18 BP-18 4 4 4 3 3 18 72 baik 19 BP-19 3 4 4 2 4 17 68 baik 20 BP-20 4 5 5 3 4 21 84 baik sekali 2 5 BP-21 3 3 4 4 3 17 68 baik
1
22 BP-22 4 3 4 4 4 19 76 baik sekali 23 BP-23 3 4 4 3 4 18 72 baik 24 BP-24 3 4 3 4 3 17 68 baik 25 BP-25 4 4 3 4 4 19 76 baik sekali 26 6 BP-26 4 3 4 4 4 19 76 baik sekali 27 BP-27 4 4 4 4 3 19 76 baik sekali 28 BP-28 3 3 3 4 3 16 64 baik 29 BP-29 4 4 4 4 4 20 80 baik sekali 30 BP-30 4 3 4 3 4 18 72 baik 31 7 BP-31 5 4 3 3 5 20 80 baik sekali 32 BP-32 4 4 4 4 4 20 80 baik sekali 33 BP-33 4 3 3 3 4 17 68 baik 34 BP-34 4 4 3 4 3 18 72 baik 35 BP-35 4 3 4 4 3 18 72 baik 36 8 BP-36 4 5 3 3 4 19 76 baik sekali 37 BP-37 3 4 4 4 4 19 76 baik sekali 38 BP-38 4 3 4 4 4 19 76 baik sekali 39 BP-39 3 4 4 4 4 19 76 baik sekali 40 BP-40 4 4 3 4 4 19 76 baik sekali
JUMLA
H 149 153 153 149 155 759 3036 PENCAPAIA
N % 74,5 76,5 76,5
74,5 77,5
KETERANGAN baik
baik sekali
baik sekali
baik
baik sekali
OBSERVER 2: ALI MASHUDI
ANGKET
BAHAN
AJAR
KELAS
KECIL
NO KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 KB-01 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3
2 KB-02 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3
3 KB-03 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
4 KB-04 4 4 4 3 4 2 4 2 2 4
5 KB-05 4 2 4 3 3 3 4 2 3 3
6 KB-06 4 4 4 2 4 2 4 2 3 4
JUMLAH 21 20 23 17 20 16 21 15 16 20
PROSENTASE 87,5 83,333333 95,8333333 70,833 83,333333 66,667 87,5 62,5 66,667 83,333333
KETERANGAN
BAIK
SEKALI
BAIK
SEKALI
BAIK
SEKALI BAIK
BAIK
SEKALI BAIK
BAIK
SEKALI BAIK BAIK
BAIK
SEKALI
ANGKET
BAHAN
AJAR
KELAS
BESAR
NO KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 BB-01 4 2 4 3 3 2 4 3 3
2 BB-02 3 4 4 3 3 3 4 2 4
3 BB-03 4 4 3 2 3 2 3 3 3
4 BB-04 3 4 3 3 3 2 3 3 2
5 BB-05 3 3 3 4 3 4 4 2 3
6 BB-06 3 4 4 2 1 4 1 3 2
7 BB-07 4 4 3 3 2 4 4 2 3
8 BB-08 4 3 3 2 4 2 3 2 4
9 BB-09 4 4 4 2 4 2 4 2 2
10 BB-10 4 4 4 2 4 2 3 2 1
11 BB-11 4 3 2 3 4 3 3 4 2
12 BB-12 2 4 3 1 3 3 3 3 2
13 BB-13 4 4 4 2 4 2 4 2 1
14 BB-14 3 4 3 2 4 2 4 2 1
15 BB-15 4 4 4 2 4 1 4 2 3
16 BB-16 4 4 4 3 3 4 4 2 4
17 BB-17 4 4 3 2 4 2 4 3 2
18 BB-18 4 4 4 3 4 1 3 2 2
19 BB-19 3 4 4 1 4 2 3 2 2
20 BB-20 3 4 3 2 4 4 3 2 3
21 BB-21 4 2 4 3 3 2 4 3 2
22 BB-22 3 4 3 2 4 3 3 2 3
23 BB-23 4 4 4 2 3 2 4 2 1
24 BB-24 4 3 3 2 4 3 4 2 2
25 BB-25 3 4 4 3 1 2 3 2 4
26 BB-26 4 4 4 2 4 1 4 2 2
27 BB-27 4 4 4 2 3 2 4 2 1
28 BB-28 3 4 3 3 4 2 3 4 3
29 BB-29 4 4 4 2 4 1 4 2 2
30 BB-30 4 4 4 3 4 2 4 2 2
31 BB-31 4 4 3 3 4 2 3 2 3
32 BB-32 4 3 4 3 3 3 4 3 2
33 BB-33 4 4 3 3 4 2 3 3 3
34 BB-34 3 4 3 3 3 3 3 3 2
35 BB-35 3 4 4 2 4 1 3 2 3
36 BB-36 3 3 3 2 3 3 3 3 2
37 BB-37 4 4 3 3 4 4 3 2 3
38 BB-38 4 2 3 2 3 4 2 3 2
39 BB-39 4 3 4 2 4 2 4 3 3
40 BB-40 4 4 3 3 3 3 3 2 3
JUMLAH 145 147 139 97 137 98 136 97 97
PROSENTASE 90,625 91,875 86,875 60,625 85,625 61,25 85 60,625 60,625 86,875
KETERANGAN
BAIK
SEKALI
BAIK
SEKALI
BAIK
SEKALI
BAIK
SEKALI
BAIK
SEKALI BAIK SEKALI
BAIK
SEKALI
BAIK
SEKALI
BAIK
SEKALI SEKALI
Lampiran 31
KISI-KISI ANGKET RANAH AFEKTIF SISWA
Variabel Sub
Variabel
INDIKATOR NO. SOAL JUMLAH
SOAL Positif Negatif Hasil Belajar Ranah Afektif
Intrinsik Ekstrinsik
1. Adanya hasrat dan keinginan belajar kimia.
2. Adanya kebutuhan dalam belajar kimia.
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan dalam mempelajari kimia
1. Adanya inovasi
bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran kimia sehingga materi lebih mudah dipahami.
2. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
3. Adanya lingkungan belajar yang kondusif selama pembelajaran kimia berlangsung.
1, 8
2
4, 14
9, 13
10
17, 20
3, 11
5
6, 15
7
12
16, 18, 19.
4
2
4
3
2
5
Jumlah 10 10 20
ANGKET AFEKTIF SISWA
NAMA :
KELAS / NO. ABSEN :
Petunjuk pengisian
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya
2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar saudara
3. Baca dengan seksama petunjuk dan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini sebelum anda mengisi
4. pilih satu kriteria yang sesuai dengan kenyataan yang anda lihat dengan cara memberi (√) “cek” pada
salah satu kriteria skor
5. tanyakanlah jika ada kesulitan
Keterangan :
SS : Sangat setuju
S : Setuju
N : Netral/Tidak punya pendapat
TS : Tidak setuju
STS : Sangat tidak setuju
No Pertanyaan SS S N TS STS
1. Saya sangat senang belajar kimia
karena menarik.
2. Saya belajar kimia apabila ada tugas
3 Saya tidak suka belajar kimia karena
sangat rumit.
4. Saya giat belajar kimia agar dapat
meraih cita-cita.
5. Saya belajar kimia jika guru
memberikan nilai yang baik.
6. Saya belajar kimia jika menghadapi
ujian akhir.
7. Saya tidak tertarik belajar kimia karena
media yang diterapkan tidak inovatif.
8. Saya belajar kimia dengan sungguh-
sungguh secara rutin.
9. Saya tertarik belajar kimia dengan
media yang diterapkan.
10. Saya senang belajar kimia karena
adanya praktikum.
11. Saya malas belajar rutin dan teratur
pelajaran kimia
12. Saya malas belajar kimia dengan
praktikum karena hanya membuang
waktu.
13. Saya tertarik belajar kimia dengan alat
peraga yang digunakan dalam
pembelajaran.
14. Saya mempelajari kimia untuk
diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
15. Saya tidak senang belajar kimia karena
tidak ada manfaatnya.
16. Saya malas belajar kimia karena guru
tidak dapat menjelaskan materi dengan
jelas
17. Saya tertarik belajar kimia karena guru
penjelasan guru sangat aplikatif
18. Saya bosan belajar kimia karena guru
tidak aplikatif sehingga materi sulit
dipahami.
19. Saya malas mencari informasi yang
berhubungan dengan materi kimia
melalui referensi-referensi lain.
20. Saya bersemangat belajar kimia
dengan praktikum karena memberikan
gambaran yang nyata mengenai materi.
Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa Terhadap Bahan ajar berorientasi chemoentrepreneurship
kelas besar
No Responden Soal
jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Ahmad Arif 5 4 5 5 5 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 4 5 5 73 2 Ahmad Fawaid Alhikam 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 5 5 74 3 Ahmad Safari 3 4 1 1 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 72 4 Ahmad Syihabudin 2 4 5 2 4 2 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 78 5 Ayuk Wulan Sari 3 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 77 6 Dian Noviana 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 72 7 Dinda Susilowati 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 74 8 Evi Erviani 5 4 4 2 4 2 3 3 4 3 3 2 5 4 4 4 3 4 3 4 70 9 Fitriana 3 3 4 2 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 77
10 Galang Panji Ahmad 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 5 4 4 4 5 4 3 4 4 5 78 11 Ika Nur Rofiqoh 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 5 4 3 4 3 73 12 Imron Rosyadi 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 5 4 75 13 Laili Hestianah 4 4 5 2 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78 14 Lia Candra Ningsih 5 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 5 5 2 3 3 3 3 70 15 Tya Wahyu Wulan Ningrum 2 4 4 4 4 5 3 2 5 4 4 3 4 4 3 4 5 2 4 3 73 16 Lutfi Ghozi 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 80 17 Maslakah 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 5 5 3 4 4 5 3 3 5 4 75 18 Miftahatun Nadhiroh 4 2 2 4 4 3 2 4 5 5 5 4 4 3 3 2 4 5 4 5 74 19 M Zulian Karfinas 3 4 4 5 4 2 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 3 84 20 Muazanah 3 4 4 3 3 3 3 3 5 5 5 3 4 4 4 4 3 3 4 3 73 21 M Fajril Anwar 4 3 2 4 3 2 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 4 74 22 M Khabib 3 2 5 2 5 4 4 4 4 2 2 4 4 3 3 2 4 5 2 4 68 23 M Khoirudin Asyifa 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 76 24 M Abidin 4 2 2 5 4 3 3 4 5 5 5 5 4 3 3 2 4 5 4 2 74 25 M Bahaudin 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 5 75 26 M Iskandar Dzulkarnain 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 4 5 4 4 3 5 3 3 5 87 27 M Madrikzanudin 4 4 5 2 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79 28 Musaidah 4 4 5 2 2 2 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 74 29 Nadhifatul Fajriyah 3 4 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 3 3 4 3 76 30 Najiyyullah Muna 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 72 31 Nur Nandiyah 4 4 3 4 3 4 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 71 32 Nur Sanusi Shofi 2 2 4 2 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 74 33 Rini Ita Sari 4 3 2 4 5 4 4 4 4 2 2 4 4 3 2 2 4 4 3 4 68 34 Rokhani 5 4 3 3 4 3 2 4 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 4 4 61 35 Shofatun Nikmah 3 3 4 2 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 73 36 Siti Nurkanah 3 4 5 5 4 3 4 4 4 4 5 5 5 3 4 4 5 4 5 4 84
37 Siti Zulaifah 3 4 4 2 4 2 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 76 38 Surya Wardana 3 3 3 5 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 66 39 Usfuriyah 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 61 40 Zilmatul Ilya 3 4 5 3 4 4 4 3 5 5 3 3 4 5 3 4 3 4 3 3 75
Jumlah 139 142 149 133 161 131 146 146 164 156 153 148 155 144 145 142 142 151 163 154
Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa Terhadap Bahan ajar berorientasi chemoentrepreneurship
No Skor Angket 1 2
1 5 25 5 2 4 48 96 3 3 60 33 4 2 6 8 5 1 0 0
Jumlah 139 142
Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa Terhadap Bahan ajar berorientasi chemoentrepreneurship
No Skor Angket 1 2
1 5 5 1 2 4 12 24 3 3 20 11 4 2 3 4 5 1 0 0
Jumlah Siswa 40 40
Rumus Persentase Jawaban Tanggapan Siswa:
NP =
NP = (2959/ (800*5))*100% = 74%
Kategori Rata - rata
Tingkat Penguasaan
Nilai Huruf Bobot Predikat
100% A 4 ISTIMEWA 76 - 99 % B 3 BAIK SEKALI60 - 75 % C 2 BAIK
< 60% D 1 KURANG
Dari hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa tanggapan siswa 74 % terhadap bahan ajar pada predikat baik
Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa Terhadap Bahan ajar berorientasi chemoentrepreneurship
Soal 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
50 35 40 15 15 0 65 40 35 20 30 15 60 48 104 52 92 108 76 96 88 96 100 76 30 27 15 48 33 36 21 12 24 24 21 51 8 22 2 16 6 2 2 8 6 8 4 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
149 133 161 131 146 146 164 156 153 148 155 144
Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa Terhadap Bahan ajar berorientasi chemoentrepreneurship
Soal 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
10 7 8 3 3 0 13 8 7 4 6 3 15 12 26 13 23 27 19 24 22 24 25 19 10 9 5 16 11 12 7 4 8 8 7 17 4 11 1 8 3 1 1 4 3 4 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
BAIK SEKALI
Dari hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa tanggapan siswa 74 % terhadap bahan ajar pada predikat baik
Jumlah 15 16 17 18 19 20 10 10 15 15 55 40 535 100 100 72 104 88 76 1680 27 18 42 30 18 36 606 8 14 6 2 2 2 134 0 0 2 0 0 0 4 145 142 137 151 163 154 2959
Jumlah 15 16 17 18 19 20 2 2 3 3 11 8 107 25 25 18 26 22 19 420 9 6 14 10 6 12 202 4 7 3 1 1 1 67 0 0 2 0 0 0 4 40 40 40 40 40 40 800
Lampiran 34
KISI-KISI TANGGAPAN TERHADAP BAHAN AJAR
Variabel Sub
Variabel
INDIKATOR NO. SOAL JUMLAH
SOAL Positif Negatif Bahan Ajar
A. Intrinsik B. Ekstrinsik
4. Pesan yang disampaikan melalui bahan ajar sesuai dengan materi yang diajarkan.
5. Bahan ajar yang diterapkan sangat aplikatif dan disertai dengan contoh-contoh yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
6. Bahan ajar yang diterapkan disertai dengan percobaan.
4. Bahan ajar yang
diterapkan sesuai dengan kebutuhan belajar masa kini.
5. Adanya perlengkapan yang mendukung pemakaian bahan ajar.
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif selama pembelajaran kimia berlangsung.
5
2, 4
9, 10
12, 15
11
19, 16
3
1, 6
7, 8
13, 14
20
17, 18
2
4
4
4
2
4
Jumlah 10 10 20
TANGGAPAN TERHADAP BAHAN AJAR
NAMA :
KELAS / NO. ABSEN :
Petunjuk pengisian
6. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya
7. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar saudara
8. Baca dengan seksama petunjuk dan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini sebelum anda mengisi
9. pilih satu kreteria yang sesuai dengan kenyataan yang anda lihat dengan cara memberi (√) “cek” pada
salah satu kreteria sekor
10. tanyakanlah jika ada kesulitan
Keterangan :
SS : Sangat setuju
S : Setuju
N : Netral/Tidak punya pendapat
TS : Tidak setuju
STS : Sangat tidak setuju
No Pertanyaan SS S N TS STS
1. Bahan ajar yang diterapkan sangat membosankan
2. Bahan ajar yang diterapkan sangat menarik
3 Pesan yang disampaikan melalui Bahan ajar tidak sesuai dengan materi yang diajarkan.
4. Bahan ajar yang diterapkan disertai dengan penjelasan yang mudah dipahami.
5.
Pesan yang disampaikan melalui Bahan ajar memacu keingintahuan yang besar.
6. Pesan yang disampaikan melalui Bahan ajar sulit untuk dipahami.
7. Bahan ajar yang diterapkan tidak menambah semangat belajar.
8. Pesan yang disampaikan tidak aplikatif sehingga menurunkan motivasi belajar.
9. Bahan ajar yang diberikan disertai dengan percobaan sehingga mempermudah siswa dalam memahami materi.
10. Bahan ajar yang diberikan sangat aplikatif dengan contoh-contoh yang
mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
11. Adanya perlengkapan pendukung sehingga bahan ajar dapat dijadikan media pembelajaran.
12. Bahan ajar merupakan alternatif media yang mempermudah guru dalam menyampaikan materi kepada siswa.
13. Bahan ajar yang diterapkan ketinggalan zaman.
14. Bahan ajar tidak efektif jika digunakan dalam proses belajar karena bersifat abstrak.
15. Bahan ajar yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar sangat inovatif.
16. Bahan ajar membuat kondisi kelas aktif sehingga memberikan pengalaman baru bagi siswa.
17. Bahan ajar yang diberikan membuat kondisi kelas tidak kondusif.
18. Bahan ajar membuat siswa tidak mandiri dalam mencari sumber belajar yang lain.
19. Bahan ajar memberikan langkah awal bagi siswa dalam memperluas pengetahuannya tentang asam dan basa.
20. Bahan ajar sulit untuk diterapkan karena membutuhkan perlengkapan yang rumit.
IPA TERPADU
KIMIA MTs dan SMP
KELAS VII SEMESTER GANJIL
BERORIENTASI
CHEMISTRY 2010
DAFTAR ISI………………………………………………. 1
KATA PENGANTAR…………………………………….. 2
STANDAR ISI 2006………………………………………. 3
ASAM BASA
A. Sifat zat asam basa…………………………………. 5
B. Indikator asam basa………………………………… 13
C. Tingkat keasaman (pH)…………………………….. 21
D. Aplikasi asam basa
dalam kehidupan sehari-hari………………………... 24
E. Soal-soal……………………………………………. 38
DAFTAR PUSTAKA…………………………………….. 43
BAHAN AJAR
BERORIENTASI CHEMOENTREPRENEURSHIP
Disusun oleh:
ATIK HIMMATUL AFIFAH
063711008
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………. 1
KATA PENGANTAR…………………………………….. 2
STANDAR ISI 2006………………………………………. 3
Sifat zat asam basa…………………………………. 5
Indikator asam basa………………………………… 13
Tingkat keasaman (pH)…………………………….. 21
hari………………………... 24
soal……………………………………………. 38
DAFTAR PUSTAKA…………………………………….. 43
BAHAN AJAR
KATA PENGANTAR
Melalui peraturan menteri pendidikan nasional N0 22 dan 23 tahun 2006, pemerintah telah menetapkan
diberlakukannya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang dikenal pula dengan kurikulum 2006.
Dalam kurikulum 2006 tersebut, pemerintah menetapkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD),
sedangkan indikator serta materi pembelajaran yang mencerminkan keluasan dan kedalaman materi diserahkan
kepada guru/ sekolah. Dengan demikian peluang sekolah untuk menyesuaikan pembelajaran dengan keadaan
dan kebutuhan siswa ditingkat satuan pendidikan menjadi lebih terbuka. Bahan ajar berorientasi ini saya susun
berdasarkan SK dan KD yang ditentukan dalam kurikulum 2006. Materi yang saya sajikan lebih dari cukup
untuk mencapainya semua kompetensi tersebut, sehingga guru dapat menyesuaikan sesuai kebutuhannya.
Semoga bahan ajar ini dapat membantu proses pembelajaran IPA di MTs. Saya sangat mengharap kritik dan
saran dari semua pihak yang sekiranya dapat saya gunakan untuk perbaikan pada edisi berikutnya. Untuk itu,
saya mengucapkan banyak terima kasih. Semoga segala upaya kita dalam melayani ilmu pengetahuan mendapat
berkat dari tuhan yang maha esa. Amin.
STANDAR ISI 2006
Sekolah: MTs
Mata pelajaran: Kimia
Kelas: VII
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Memahami klasifikasi
zat
1.1 mengelompokkan sifat larutan asam,
larutan basa, dan larutan garam melalui
alat dan indikator yang tepat.
1.2 Melakukan percobaan sederhana
dengan bahan-bahan yang diperoleh
dalam kehidupan sehari-hari.
1.3 Menjelaskan nama unsur dan rumus
kimia sederhana.
1.4 Membandingkan sifat unsur, senyawa,
dan campuran.
ASAM BASA
Bayoesunaryo.wordpress.com
Kita tahu bahwa jeruk mempunyai rasa asam, sel
bersifat asam, seperti lemon, apel, belimbing, cuka. Apakah pembawa sifat asam itu? Bagaimana cara kita
mengenali sifat-sifat asam basa tersebut agar dapat menggunakannya dengan aman? Sifat apa sajakah
dimiliki oleh asam basa tersebut?
Kita mengenal empat rasa, yaitu asam, pahit, asin, dan manis, bukan? Rasa asam terkait dengan suatu zat yang
dalam ilmu kimia digolongkan sebagai asam.Semua bahan yang mempunyai rasa asam memang mengandung
asam.Contohnya, jeruk nipis mengandung asam sitrun, cuka mengandung asam asetat, dan belimbing
mengandung asam oksalat. Sedangkan rasa pahit terkait dengan bahan lain yang digolongkan sebagai basa.
Namun, tidak semua rasa yang mempunyai rasa pahit merupakan basa.Con
hari yaitu kapur sirih, sabun, deterjen.Basa dapat dikatakan sebagai lawan asam.
Dalam bab ini, kita akan membahas tentang asam basa. Yaitu tentang pengertian asam dan basa serta sifat
sifatnya, cara menunjukkan asam dan bas
berkaitan dengan asam dan basa dalam kehidupan sehari
A. Sifat zat asam basa
Secara umum, zat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu asam dan basa. Kata asam
latin acidus yang berarti rasa asam. Asam adalah zat kimia yang dalam air melepaskan ion hidrogen (H
ion asamnya.Sedangkan basa merupakan zat yang mempunyai sifat berlawanan dengan asam.Zat ini dalam air
melepaskan ion hidroksida (OH-) dan ion basanya.Basa yang larut dalam air disebut alkali.Penetralan terjadi
karena ion hidrogen dan ion hidroksida bereaksi untuk menghasilkan air.
Bagaimanakah sifat-sifat zat asam dan basa?Pelajari materi berikut ini agar kalian mengetahui jawa
1) Sifat zat asam
Zat yang terdapat dalam air melepaskan ion hidrogen yang bermuatan positif (H
dilarutkan dalam air, asam terurai dan melepaskan ion hidrogen.Ion hidrogen tersebut kemudian bergabung atau
berikatan dengan air (H2O) membentuk ion hidronium yang bermuatan positif (H
Setelah mempelajari
materi ini, kamu akan
mengetahui tentang:
a. Sifat-sifat asam
basa
b. Cara menunjukkan
asam dan basa
c. Penentuan tingkat
keasaman
ASAM BASA
Kita tahu bahwa jeruk mempunyai rasa asam, selain jeruk, masih banyak buah lain dan bahan kimia yang
bersifat asam, seperti lemon, apel, belimbing, cuka. Apakah pembawa sifat asam itu? Bagaimana cara kita
sifat asam basa tersebut agar dapat menggunakannya dengan aman? Sifat apa sajakah
Kita mengenal empat rasa, yaitu asam, pahit, asin, dan manis, bukan? Rasa asam terkait dengan suatu zat yang
dalam ilmu kimia digolongkan sebagai asam.Semua bahan yang mempunyai rasa asam memang mengandung
hnya, jeruk nipis mengandung asam sitrun, cuka mengandung asam asetat, dan belimbing
mengandung asam oksalat. Sedangkan rasa pahit terkait dengan bahan lain yang digolongkan sebagai basa.
Namun, tidak semua rasa yang mempunyai rasa pahit merupakan basa.Contoh basa dalam kehidupan sehari
hari yaitu kapur sirih, sabun, deterjen.Basa dapat dikatakan sebagai lawan asam.
Dalam bab ini, kita akan membahas tentang asam basa. Yaitu tentang pengertian asam dan basa serta sifat
sifatnya, cara menunjukkan asam dan basa, cara mengukur tingkat keasaman (pH), serta beberapa aspek yang
berkaitan dengan asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari.
Secara umum, zat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu asam dan basa. Kata asam
yang berarti rasa asam. Asam adalah zat kimia yang dalam air melepaskan ion hidrogen (H
ion asamnya.Sedangkan basa merupakan zat yang mempunyai sifat berlawanan dengan asam.Zat ini dalam air
) dan ion basanya.Basa yang larut dalam air disebut alkali.Penetralan terjadi
karena ion hidrogen dan ion hidroksida bereaksi untuk menghasilkan air.
sifat zat asam dan basa?Pelajari materi berikut ini agar kalian mengetahui jawa
Zat yang terdapat dalam air melepaskan ion hidrogen yang bermuatan positif (H
dilarutkan dalam air, asam terurai dan melepaskan ion hidrogen.Ion hidrogen tersebut kemudian bergabung atau
O) membentuk ion hidronium yang bermuatan positif (H3O
ain jeruk, masih banyak buah lain dan bahan kimia yang
bersifat asam, seperti lemon, apel, belimbing, cuka. Apakah pembawa sifat asam itu? Bagaimana cara kita
sifat asam basa tersebut agar dapat menggunakannya dengan aman? Sifat apa sajakah yang
Kita mengenal empat rasa, yaitu asam, pahit, asin, dan manis, bukan? Rasa asam terkait dengan suatu zat yang
dalam ilmu kimia digolongkan sebagai asam.Semua bahan yang mempunyai rasa asam memang mengandung
hnya, jeruk nipis mengandung asam sitrun, cuka mengandung asam asetat, dan belimbing
mengandung asam oksalat. Sedangkan rasa pahit terkait dengan bahan lain yang digolongkan sebagai basa.
toh basa dalam kehidupan sehari-
Dalam bab ini, kita akan membahas tentang asam basa. Yaitu tentang pengertian asam dan basa serta sifat-
a, cara mengukur tingkat keasaman (pH), serta beberapa aspek yang
Secara umum, zat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu asam dan basa. Kata asam (acid) berasal dari bahasa
yang berarti rasa asam. Asam adalah zat kimia yang dalam air melepaskan ion hidrogen (H+) dan
ion asamnya.Sedangkan basa merupakan zat yang mempunyai sifat berlawanan dengan asam.Zat ini dalam air
) dan ion basanya.Basa yang larut dalam air disebut alkali.Penetralan terjadi
sifat zat asam dan basa?Pelajari materi berikut ini agar kalian mengetahui jawabannya.
Zat yang terdapat dalam air melepaskan ion hidrogen yang bermuatan positif (H+) disebut asam.Apabila
dilarutkan dalam air, asam terurai dan melepaskan ion hidrogen.Ion hidrogen tersebut kemudian bergabung atau
O+).
H++ H2O H3O+
Beberapa Sifat zat asam, antara lain:
a. Asam mempunyai rasa masam.
b. Asam mengubah warna lakmus biru menjadi merah.
c. Larutan Asam bersifat korosif, dapat melarutkan berbagai jenis logam, misalnya logam
zink dan magnesium. Jika logam zink dicampurkan dengan asam, misalnya asam sulfat,
maka logam itu akan larut dan dihasilkan gas hidrogen. Gas hidrogen tidak berwarna,
tidak berbau, dan merupakan gas yang sangat ringan. Keberadaan gas ini dapat
ditunjukkan dari letupannya karena mudah terbakar.
d. Asam dapat melarutkan batu kapur menghasilkan gas karbon dioksida. Reaksi ini
berperan pada pembentukan gua kapur.
e. Larutan asam dapat menghantarkan arus listrik. Terjadinya hantaran listrik ini
disebabkan ion-ion dalam larutan asam dapat membawa muatan listrik, seperti
baterai dan aki memanfaatkan larutan asam untuk menghantarkan arus listrik.
Asam dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu asam organik dan asam mineral.Asam organik biasanya
berupa asam lemah dan tidak terlalu korosif.Asam ini terdapat secara alami dan mudah kita temukan di sekitar
kita, misalnya dalam buah-buahan yang sering kita makan dan juga tubuh hewan peliharaan.
Tabel jenis asam organik.
Nama Rumus kimia Sumber
Asam sitrat C6H8O7 Jeruk Asam malat C4H6O5 Apel
Asam tartarat C4H6O6 Anggur Asam butirat C4H6O2 Mentega Asam kaproat C4H12O2 Kambing Asam askorbat C6H6O6 Vitamin C
Asam asetat C2H4O2 Cuka
Asam mineral umumnya berupa asam kuat dan sangat korosif.Jenis asam ini tidak terdapat secara langsung
dialam, tetapi sengaja dibuat untuk keperluan tertentu.Asam mineral mempunyai molekul yang lebih sederhana
dibandingkan asam organik.
Tabel asam mineral
Nama Rumus Kimia
Asam sulfit H2SO3 Asam sulfat H2SO4 Asam nitrat HNO3
Asam klorida HCL Asam fosfat H3PO4
Rasa masam pada
makanan seperti
limau disebabkan
oleh asam. Asam
bersifat lemah namun
akan menyengat bila
menyentuh kulit yang
luka. Asam kuat
seperti asam sulfat
dalam aki, sangat
berbahaya karena
dapat membakar.
seluruh senyawa
asam mengandung
hidrogen. Senyawa
asam larut didalam
air dan menghasilkan
partikel-partikel yang
Mengetahui saja tidaklah cukup,
kita harus menerapkannya.
Berkemauan saja tidaklah cukup,
kita harus melakukannya. (Johann
Wolfgang Von Goethe)
Asam ada
2 yaitu
asam
organik
dan asam
mineral
INGAT, jangan
sekali-kali
mencicipi
larutan kimia
karena sangat
Kegiatan Cep
Mengetahui sifat zat asam dalam berbagai bahan makanan.
Larutan asam mempunyai rasa yang masam.Kandunganasam dalam suatu
makanan dapat diketahui melalui rasanya (ujiorganoliptik).
Apa yang kalian perlukan?
a. Minyak kelapa
b. kecap
c. Larutan cuka
d. Air jeruk nipis
e. Buah belimbing
Apa yang harus kalian lakukan?
a. Cicipilah masing-masing bahan tersebut.
b. Catat setiap rasa dari masing bahan.
2) Sifat zat basa
Zat yang dalamair dapat melepaskan ion hidroksida (OH-) disebut basa. Jika zat yang bersifat basa dilarutkan
dalam air, ion hidroksida dalam molekul basa akan terurai. Contohnya natrium hidroksida, apabila dilarutkan
dalam air akan terurai menjadi ion natrium dan ion hidroksida (OH-). Ion hidroksida (OH-) ini dapat bereaksi
kuat dengan berbagai zat pengotor seperti debu, lemak atau minyak. Oleh karena itu,basa digunakan pada bahan
pembersih seperti sabun.
Beberapa sifat basa sebagai berikut:
a. Basa mempunyai rasa pahit.
b. Basa mengubah lakmus merah menjadi biru.
c. Basa bereaksi dengan lemak (khususnya basa kuat) membentuk sabun. Karena sabun dapat
melarutkan lemak dan minyak.
d. Basa menetralkan sifat asam.
e. Basa bersifat korosif, khususnya basa-basa kuat. Basa kuat seperti natrium hidroksida, yang
digunakan dalam pembuatan sabun dan cairan pembersih alat-alat dapur. natrium hidroksida akan
terasa perih jika mengenai kulit. Basa seperti itu dapat bereaksi dan merusak kulit.
sarikartika99.word
press.com
dwimaya.blogspot.c
o
cmelor.blogspot.co
m
Taukah kamu??
Jeruk limau dan jeruk lainnya terasa masam karena
mengandung asam sitrat.Asam sitrat digunakan untuk menambah
rasa tajam pada makanan dan minuman bersoda. Buah jeruk
juga mengandung asam lainnya yang disebut asam askorbat atau
vaitamin c, penting untuk kesehatan kulit dan gusi.
Beberapa contoh jenis basa yang sering digunakan dalam kehidupan sehari
NamaBasa Rumus
Natrium hidroksida NaOH
Kalium hidroksida KOH
Ammonium
hidroksida
NH4
Kalsium hidroksida Ca(OH)
Betulkah asam menyebabkan besi berkarat
1. Sediakan: 1 botol minuman ringan, lima buah paku,
2. Tuangkan minuman ringan ke dalam gelas (kurang lebih setengah gelas).
3. Masukkan paku ke dalam gelas.
4. Amati peristiwa yang terjadi.
5. Diamkam selama satu hari, amati perubahan yang terjadi.
6. a.Apa yang terjadi saat paku dimasukkan dalam gelas
minuman ringan?
b.Perubahan apa yang terjadi setelah paku direndam dalam minuman ringan selama 1 hari?
c.Jelaskan penyebab kedua peristiwa di atas?
B. Indikator asam basa
Kita dapat menentukan suatu larutan bersifat asam, basa dengan cara mencicipi (uji
itu tidak benar dianjurkan. Bukan saja berbahaya, tetapi juga tidak valid. Bagaimana cara yang benar dan
untuk mengenali asam basa?
Mengalami kegagalan memang menyulitkan
tetapi itu lebih baik daripada tidak pernah
mencoba sama sekali.(Theodore Roosevelt)
TUGAS BERVISI CEP
Asam dan basa kuat sangat beracun, korosif dan
dapat menyebabkan kebakaran sehingga wadah
penyimpanannya ditandai memberikan informasi
tentang cara menggunakan bahan tersebut dengan
aman.
Simbol tersebut biasanya tertera pada wadah yang
Beberapa contoh jenis basa yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Rumus Ionisasi dalam air
NaOH NaOH Na++ OH-
KOH KOH K++ OH-
4OH NH4OH NH4++ OH-
Ca(OH)2 Ca(OH)2 Ca2++ 2 OH-
Betulkah asam menyebabkan besi berkarat
Sediakan: 1 botol minuman ringan, lima buah paku, satu buah gelas.
Tuangkan minuman ringan ke dalam gelas (kurang lebih setengah gelas).
Masukkan paku ke dalam gelas.
Diamkam selama satu hari, amati perubahan yang terjadi.
a.Apa yang terjadi saat paku dimasukkan dalam gelas berisi
b.Perubahan apa yang terjadi setelah paku direndam dalam minuman ringan selama 1 hari?
c.Jelaskan penyebab kedua peristiwa di atas?
Kita dapat menentukan suatu larutan bersifat asam, basa dengan cara mencicipi (uji
itu tidak benar dianjurkan. Bukan saja berbahaya, tetapi juga tidak valid. Bagaimana cara yang benar dan
Mengalami kegagalan memang menyulitkan,
tetapi itu lebih baik daripada tidak pernah
mencoba sama sekali.(Theodore Roosevelt)
TUGAS BERVISI CEP
Asam dan basa kuat sangat beracun, korosif dan
dapat menyebabkan kebakaran sehingga wadah
yimpanannya ditandai memberikan informasi
tentang cara menggunakan bahan tersebut dengan
Simbol tersebut biasanya tertera pada wadah yang
b.Perubahan apa yang terjadi setelah paku direndam dalam minuman ringan selama 1 hari?
Kita dapat menentukan suatu larutan bersifat asam, basa dengan cara mencicipi (uji organoliptik). Namun, cara
itu tidak benar dianjurkan. Bukan saja berbahaya, tetapi juga tidak valid. Bagaimana cara yang benar dan aman
Sifat asam basa dapat diketahui dengan menggunakan indikator.Indikator adalah zat yang digunakan untuk
menunjukkan suatu larutan bersifat asam atau basa.Indikator ini meliputi indikator universal, indikator alami,
dan indikator buatan.
1. Indikator universal
Kalian mungkin sering mendengar tentang sampo atau sabun dengan ph seimbang.pH adalah ukuran keasaman
atau kebasaan suatu larutan. pH mempunyai skala dari 1 hingga 14. Larutan yang bersifat asam mempunyai ph
kurang dari 7, semakin kuat tingkat keasaman suatu larutan, nilai pH larutan tersebut semakin rendah. Larutan
dengan pH=0 mempunyai sifat yang sangat asam, misalnya asam klorida. Larutan dengan pH=7 dikatakan
mempunyai pH netral, yang berarti tidak bersifat asam maupun ba
yang bersifat basa mempunyai pH diatas 7.Semakin kuat tingkat kebasaan suatu larutan, nilai pH larutan
tersebut semakin tinggi. Larutan dengan pH=14 mempunyai sifat sangat basa, misalnya natrium hidroksida
(NaOH).
kimia.upi.edu mediaindonesia.com
Bagaimana cara membedakan sifat asam basa dari suatu larutan berdasarkan skala pH? Sifat asam basa suatu
larutan dapat diketahui dengan kertas indikator universal. Caranya dengan mencelupkan kertas indikator
universal kedalam larutan yang akan diuji. Perub
dicocokkan dengan warna yang tertera dalam kemasan kertas indikator yang mencantumkan harga pH, warna
sesuai antara kertas indikator dengan kemasannya, menunjukkan besarnya pH larutan tersebut.
2. Indikator alami
Indikator alami berasal dari ekstrak atau sari beberapa jenis bunga, misalnya bunga pacar air, kol merah, bunga
sepatu, bunga nusa indah, dan umbi-umbian (misalnya kunyit).Indikator alami diatas dapat dibuat dengan cara
menghaluskan bunga atau kunyit, kemudian dilarutkan dalam air bersih dan disaring hingga diperoleh
ekstraknya.
Macam-macam indikator alami
deyaleonitachem.blogspot.com yos-blokimia.blogspot.com
dengan menggunakan indikator.Indikator adalah zat yang digunakan untuk
menunjukkan suatu larutan bersifat asam atau basa.Indikator ini meliputi indikator universal, indikator alami,
Kalian mungkin sering mendengar tentang sampo atau sabun dengan ph seimbang.pH adalah ukuran keasaman
atau kebasaan suatu larutan. pH mempunyai skala dari 1 hingga 14. Larutan yang bersifat asam mempunyai ph
emakin kuat tingkat keasaman suatu larutan, nilai pH larutan tersebut semakin rendah. Larutan
dengan pH=0 mempunyai sifat yang sangat asam, misalnya asam klorida. Larutan dengan pH=7 dikatakan
mempunyai pH netral, yang berarti tidak bersifat asam maupun basa, contohnya air murni. Sebaliknya, larutan
yang bersifat basa mempunyai pH diatas 7.Semakin kuat tingkat kebasaan suatu larutan, nilai pH larutan
tersebut semakin tinggi. Larutan dengan pH=14 mempunyai sifat sangat basa, misalnya natrium hidroksida
kimia.upi.edu mediaindonesia.com
Bagaimana cara membedakan sifat asam basa dari suatu larutan berdasarkan skala pH? Sifat asam basa suatu
larutan dapat diketahui dengan kertas indikator universal. Caranya dengan mencelupkan kertas indikator
universal kedalam larutan yang akan diuji. Perubahan warna yang ditunjukkan pada kertas indikator universal
dicocokkan dengan warna yang tertera dalam kemasan kertas indikator yang mencantumkan harga pH, warna
sesuai antara kertas indikator dengan kemasannya, menunjukkan besarnya pH larutan tersebut.
Indikator alami berasal dari ekstrak atau sari beberapa jenis bunga, misalnya bunga pacar air, kol merah, bunga
umbian (misalnya kunyit).Indikator alami diatas dapat dibuat dengan cara
u kunyit, kemudian dilarutkan dalam air bersih dan disaring hingga diperoleh
blokimia.blogspot.com
dengan menggunakan indikator.Indikator adalah zat yang digunakan untuk
menunjukkan suatu larutan bersifat asam atau basa.Indikator ini meliputi indikator universal, indikator alami,
Kalian mungkin sering mendengar tentang sampo atau sabun dengan ph seimbang.pH adalah ukuran keasaman
atau kebasaan suatu larutan. pH mempunyai skala dari 1 hingga 14. Larutan yang bersifat asam mempunyai ph
emakin kuat tingkat keasaman suatu larutan, nilai pH larutan tersebut semakin rendah. Larutan
dengan pH=0 mempunyai sifat yang sangat asam, misalnya asam klorida. Larutan dengan pH=7 dikatakan
sa, contohnya air murni. Sebaliknya, larutan
yang bersifat basa mempunyai pH diatas 7.Semakin kuat tingkat kebasaan suatu larutan, nilai pH larutan
tersebut semakin tinggi. Larutan dengan pH=14 mempunyai sifat sangat basa, misalnya natrium hidroksida
Bagaimana cara membedakan sifat asam basa dari suatu larutan berdasarkan skala pH? Sifat asam basa suatu
larutan dapat diketahui dengan kertas indikator universal. Caranya dengan mencelupkan kertas indikator
ahan warna yang ditunjukkan pada kertas indikator universal
dicocokkan dengan warna yang tertera dalam kemasan kertas indikator yang mencantumkan harga pH, warna
sesuai antara kertas indikator dengan kemasannya, menunjukkan besarnya pH larutan tersebut.
Indikator alami berasal dari ekstrak atau sari beberapa jenis bunga, misalnya bunga pacar air, kol merah, bunga
umbian (misalnya kunyit).Indikator alami diatas dapat dibuat dengan cara
u kunyit, kemudian dilarutkan dalam air bersih dan disaring hingga diperoleh
Berbagai indikator alami dan perubahan warnanya
Zat indikator alami Perubahan warna asam Perubahan warna basa
Kunyit Kuning Merah
Kol merah merah kuning
Bunga pacar air merah kuning
Bunga sepatu merah kuning
Bunga nusa indah merah kuning
Mengetahui sifat larutan menggunakan indikator alami
a. Apa yang kalian perlukan?
� Cuka
� Air kapur Ca(OH)2
� Soda atau natrium hidroksida NaOH
� Deterjen
� Vitamin c
� Kunyit atau bunga sepatu
� Pipet tetes
� Plat tetes
b. Apa yang harus kalian lakukan?
� Buatlah larutan indikator alami (bahan yang digunakan sesuai yang terdapat di lingkungan).
� Ambil beberapa tetes bahan, masukkan keplat tetes.
� Tambahkan dua tetes larutan indikator ke dalam masing-masing bahan.
� Amati perubahan yang terjadi.
c. Apa yang kalian peroleh?
Catatlah hasil pengamatan kalian dalam tabel berikut.
Zat indikator:……………
Bahan Warna bahan setelah ditetesi indikator
Sifat zat
Cuka …………….. ……… Air kapur Ca(OH)2 …………….. ……… Soda atau natrium hidroksida NaOH
…………….. ………
Deterjen …………….. ………
AKTIVITAS
Vitamin c d. Aplikasi dan analisis
� Bahan-bahan apa sajakah yang memberikan perubahan warna setelah ditetesi indikator?
� Adakah bahan yang tidak berubah warna saat diuji? Sebutkan?
� Berdasarkan perubahan warna setelah ditetesi indikator, bagaimanakah sifat dari masing
masing bahan yang diuji?
Apa kesimpulan dari aktivitas di atas? Tuliskan laporan hasil kegiatan ini dan persentasikan di kelas.
3. Indikator buatan
Indikator buatan mempunyai tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan Indikator alami. Indikator
buatan yang lazim digunakan adalah kertas lakmus.Kertas lakmus terdiri dari dua macam, yaitu lakmus merah
dan biru.Perubahan warna kertas lakmus dalam
dibawah ini.
Kertas lakmus Asam
Merah Merah
biru merah
Selain kertas lakmus, terdapat indikator buatan lainnya yang juga dapat
asam basa suatu larutan.
Jenis indikator buatan dan perubahan warnanya.
No Indikator Trayek ph
1 Fenolftaleine 8,3
2 Bromtymol biru 6,0
3 Kertas lakmus 4,5
4 Metil merah 4,4
5 Metal jingga 3,1
Jangkauan pH larutan yang ditunjukkan oleh perubahan warna indikator disebut trayek pH.Indikator
yang telah dijelaskan hanya menunjukkan perubahan warna dalam larutan asam basa dan netral tanpa
menunjukkan harga pH.Jadi besarnya ph hanya sebagai hasil perkiraan sesuai trayek pH
sekarang ini dibuat pHmeter yaitu suatu a
lebih akurat dan mudah daripada menggunakan indikator lainnya.
…………….. ………
bahan apa sajakah yang memberikan perubahan warna setelah ditetesi indikator?
Adakah bahan yang tidak berubah warna saat diuji? Sebutkan?
Berdasarkan perubahan warna setelah ditetesi indikator, bagaimanakah sifat dari masing
masing bahan yang diuji?
Apa kesimpulan dari aktivitas di atas? Tuliskan laporan hasil kegiatan ini dan persentasikan di kelas.
Indikator buatan mempunyai tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan Indikator alami. Indikator
buatan yang lazim digunakan adalah kertas lakmus.Kertas lakmus terdiri dari dua macam, yaitu lakmus merah
dan biru.Perubahan warna kertas lakmus dalam larutan asam, basa, atau netral dapat dilihat dalam tabel
Asam basa Netral
Merah Biru Merah
merah Biru biru
yos-blokimia.blogspot.com Selain kertas lakmus, terdapat indikator buatan lainnya yang juga dapat digunakan untuk menentukan sifat
Jenis indikator buatan dan perubahan warnanya.
Trayek ph Perubahan warna
8,3-10,0 Tak berwarna kemerah
6,0-7,6 Kuning ke biru
4,5-8,3 Merah ke kuning
4,4-6,2 Merah ke kuning
3,1-4,4 Merah ke kuning
Jangkauan pH larutan yang ditunjukkan oleh perubahan warna indikator disebut trayek pH.Indikator
yang telah dijelaskan hanya menunjukkan perubahan warna dalam larutan asam basa dan netral tanpa
menunjukkan harga pH.Jadi besarnya ph hanya sebagai hasil perkiraan sesuai trayek pH
sekarang ini dibuat pHmeter yaitu suatu alat yang dapat menunjukkan ph suatu larutan secara langsung.Cara ini
lebih akurat dan mudah daripada menggunakan indikator lainnya.
bahan apa sajakah yang memberikan perubahan warna setelah ditetesi indikator?
Berdasarkan perubahan warna setelah ditetesi indikator, bagaimanakah sifat dari masing-
Apa kesimpulan dari aktivitas di atas? Tuliskan laporan hasil kegiatan ini dan persentasikan di kelas.
Indikator buatan mempunyai tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan Indikator alami. Indikator
buatan yang lazim digunakan adalah kertas lakmus.Kertas lakmus terdiri dari dua macam, yaitu lakmus merah
larutan asam, basa, atau netral dapat dilihat dalam tabel
digunakan untuk menentukan sifat
Jangkauan pH larutan yang ditunjukkan oleh perubahan warna indikator disebut trayek pH.Indikator- indikator
yang telah dijelaskan hanya menunjukkan perubahan warna dalam larutan asam basa dan netral tanpa
menunjukkan harga pH.Jadi besarnya ph hanya sebagai hasil perkiraan sesuai trayek pH-nya.Oleh karena itu,
lat yang dapat menunjukkan ph suatu larutan secara langsung.Cara ini
ishma.files.wordpress.com
pH meter bekerja dengan cara mencatat konsentrasi ion hidrogen di dalam larutan. Konsentrasi ion hidrogen
tersebut diubah menjadi nilai pH yang ditampilkan dalam alat pengukur pH digital (pH meter).
C. Tingkat keasaman (pH)
Larutan asam mempunyai tingkat keasaman yang keasaman yang berbeda-beda.Perbedaan tingkat keasaman
dapat terjadi karena perbedaan kepekatannya.Ketika kita makan bakmi atau bakso, kita menambahkan cuka
untuk menambah keasamannya.Selain karena kepekatan, tingkat keasaman juga bergantung pada jenis
asamnya.Asam sulfat 5% jauh lebih asam dari pada asam cuka, jus lemon jauh lebih asam dari pada jus tomat.
Tingkat keasaman lazim dinyatakan dengan skala pH. Skala pH berkisar dari 0-14 dengan ketentuan sebagai
berikut:
• Larutan asam mempunyai pH < 7.
• Larutan basa mempunyai pH > 7.
• Larutan netral mempunyai pH = 7.
kimia.upi.edu
Jadi, semakin asam suatu larutan semakin kecil pH-nya. Larutan dengan pH=1 memiliki sifat 10 kali lebih asam
dari pada larutan dengan pH=2, larutan dengan pH=1 memiliki sifat 100 kali lebih asam dari pada larutan
dengan pH=3, dan seterusnya.
Tingkat keasaman dapat ditentukan dengan menggunakan indikator pH (indikator universal) atau dengan pH
meter.Indikator universal memberi warna yang berbeda pada rentang pH yang relatif sempit. Adapun indikator
asam basa seperti kertas lakmus, Fenolftaleine tidak dapat menunjukkan pH, karena warnanya sama saja untuk
rentang pH yang cukup lebar.
UJI KEPAHAMANMU
1. Misalkan kamu diberikan sebuah gelas berisi larutan bening, lalu diminta menentukan sifatnya, apakah
asam, basa atau netral. Apa yang kamu lakukan?
2. Hasil pengujian terhadap berbagai zat warna adalah sebagai berikut.
Jenis zat warna
Warnanya dalam Air suling Asam cuka Air kapur
X Merah Merah Kuning Y Kuning Kuning muda Kuning Z Biru Merah Kuning
Diantara zat warna yang diuji, zat warna manakah yang dapat digunakan sebagai indikator asam basa?Jelaskan
jawabanmu.
3. Tentukan sifat larutan dalam daftar berikut.
N0 Larutan Lakmus merah Lakmus biru Sifat larutan
1 A Merah Merah ……………. 2 B Merah Biru …………… 3 C Biru Biru …………… 4 D Biru - ……………. 5 E - biru …………….
4. Suatu larutan tidak mengubah warna kertas lakmus merah. Apakah sifat larutan itu? Jelaskan
jawabanmu.
D. Aplikasi asam basa dalam kehidupan sehari-hari.
1. Asam dalam makanan
Banyak makanan dan minuman yang mengandung asam.Berbagai buah, seperti jeruk, lemon, nanas dan anggur,
semua itu mengandung asam sitrat, sedangkan vitamin C mengandung asam askorbat, saus tomat dan cuka
mengandung asam asetat.Minuman bersoda seperti coca-cola, pepsi dan sprite mengandung asam
karbonat.Minuman seperti itu dibuat dengan melarutkan karbondioksida ke dalamnya.Karbondioksida bereaksi
dengan air membentuk asam karbonat.Ketika botol dibuka, sebagian karbondioksida keluar sebagai gas.
2. Asam dalam tubuh
Jaringan yang melapisi dinding lambung menghasilkan asam klorida, suatu asam yang sangat kuat.Getah
lambung mempunyai pH antara 1-2. Jika sepotong logam zink dimasukkan kedalam asam klorida dengan
kepekatan yang sama dengan kepekatan dalam lambung, ia akan segera larut. Asam klorida dalam lambung ini
berfungsi mematikan bakteri yang terdapat dalam makanan.Juga untuk menciptakan kondisi yang sesuai untuk
memulai pencernaan protein.
3. Asam dalam tanah
pH tanah berkisar antara 4 hingga 8, tetapi kebanyakan antara 6,5 hingga 7, 5. Di daerah tanah kapur, tanah
sedikit bersifat basa, sedangkan didaerah berpasir atau lahan gambut, tanah bersifat asam.Tanah liat biasanya
sedikit bersifat asam.
Untuk lahan pertanian atau kebun, tanah yang baik adalah yang sedikit asam, yaitu pH 6, 5 hingga 7.Hanya
beberapa tanaman yang dapat tumbuh dengan baik pada pH kurang dari 6, 5.Tanah yang terlalu asam dapat
diolah dengan menaburkan batu kapur (kalsium karbonat) atau kapu
4. Asam dilaboratorium
Di laboratorium kimia, misalkan laboratorium sekolah dan laboratorium farmasi sudah pasti terdapat berbagai
jenis asam, seperti asam klorida (HCL), asam sulfat (H
asam asetat (CH3CHOOH). Asam di laboratorium kimia diperlukan untuk membuat suasana asam dalam
larutan, menetralkan larutan yang bersifat basa, atau untuk direaksikan dengan zat lain.
5. Hujan asam
Air hujan biasanya bersifat asam dengan pH sekitar 6.Hal it
dalam udara sebagian larut dalam air hujan menghasilkan asam karbonat.Air hujan yang pH
6 disebut hujan asam.
Hujan asam terjadi karena udara tercemar oleh oksida
(SO2 dan SO3 ) dan oksida nitrogen (NO
khususnya batu bara, dan industri pengolahan logam. Adapun oksida nitrogen berasal dari asap kendaraan
bermotor dan asap industri.
Lambung merupakan kantong berotot yang memulai proses pencernaan.
Saat memasuki lambung, makanan berca
yang dilumatkan melalui kontraksi dinding
biasanya menetap dilambung selama 4 jam. Setelah 4 jam, makanan
tersebut telah berubah bentuk menjadi bubur makanan yang disemburkan
keusus 12 jari. Bagian awal dari usus halus. Saat makanan memasuki
lambung, kelenjar yang berada disepanjang dinding lambung
mengeluarkan suatu enzim yaitu pepsin.
Enzim ini menguraikan protein didalam lambung.Getah lambung
mengandung asam klorida.Jaringan
menghasilkan asam klorida.Kadang kala lambung memproduksi terlalu
banyak asam.Keadaan seperti ini dapat menggangu
pencernaan.Berbagai macam obat tersedia untuk menghilangkan
andluna.wordpress.com
pH tanah berkisar antara 4 hingga 8, tetapi kebanyakan antara 6,5 hingga 7, 5. Di daerah tanah kapur, tanah
sedikit bersifat basa, sedangkan didaerah berpasir atau lahan gambut, tanah bersifat asam.Tanah liat biasanya
tanian atau kebun, tanah yang baik adalah yang sedikit asam, yaitu pH 6, 5 hingga 7.Hanya
beberapa tanaman yang dapat tumbuh dengan baik pada pH kurang dari 6, 5.Tanah yang terlalu asam dapat
diolah dengan menaburkan batu kapur (kalsium karbonat) atau kapur (kalsium hidroksida).
Di laboratorium kimia, misalkan laboratorium sekolah dan laboratorium farmasi sudah pasti terdapat berbagai
jenis asam, seperti asam klorida (HCL), asam sulfat (H2SO4), asam fosfat (H3PO
CHOOH). Asam di laboratorium kimia diperlukan untuk membuat suasana asam dalam
larutan, menetralkan larutan yang bersifat basa, atau untuk direaksikan dengan zat lain.
Air hujan biasanya bersifat asam dengan pH sekitar 6.Hal itu terjadi karena karbon dioksida yang terdapat
dalam udara sebagian larut dalam air hujan menghasilkan asam karbonat.Air hujan yang pH
Hujan asam terjadi karena udara tercemar oleh oksida-oksida yang bersifat asam,
) dan oksida nitrogen (NO2). Oksida belerang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil,
khususnya batu bara, dan industri pengolahan logam. Adapun oksida nitrogen berasal dari asap kendaraan
Lambung merupakan kantong berotot yang memulai proses pencernaan.
Saat memasuki lambung, makanan bercampur dengan cairan lambung
yang dilumatkan melalui kontraksi dinding-dinding lambung. Makanan
biasanya menetap dilambung selama 4 jam. Setelah 4 jam, makanan
tersebut telah berubah bentuk menjadi bubur makanan yang disemburkan
ari usus halus. Saat makanan memasuki
lambung, kelenjar yang berada disepanjang dinding lambung
Enzim ini menguraikan protein didalam lambung.Getah lambung
mengandung asam klorida.Jaringan yang melapisi lambung
menghasilkan asam klorida.Kadang kala lambung memproduksi terlalu
banyak asam.Keadaan seperti ini dapat menggangu
pencernaan.Berbagai macam obat tersedia untuk menghilangkan
pH tanah berkisar antara 4 hingga 8, tetapi kebanyakan antara 6,5 hingga 7, 5. Di daerah tanah kapur, tanah
sedikit bersifat basa, sedangkan didaerah berpasir atau lahan gambut, tanah bersifat asam.Tanah liat biasanya
tanian atau kebun, tanah yang baik adalah yang sedikit asam, yaitu pH 6, 5 hingga 7.Hanya
beberapa tanaman yang dapat tumbuh dengan baik pada pH kurang dari 6, 5.Tanah yang terlalu asam dapat
r (kalsium hidroksida).
Di laboratorium kimia, misalkan laboratorium sekolah dan laboratorium farmasi sudah pasti terdapat berbagai
PO4), asam nitrat (HNO3), dan
CHOOH). Asam di laboratorium kimia diperlukan untuk membuat suasana asam dalam
larutan, menetralkan larutan yang bersifat basa, atau untuk direaksikan dengan zat lain.
u terjadi karena karbon dioksida yang terdapat
dalam udara sebagian larut dalam air hujan menghasilkan asam karbonat.Air hujan yang pH-nya kurang dari 5,
oksida yang bersifat asam, khususnya oksida belerang
). Oksida belerang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil,
khususnya batu bara, dan industri pengolahan logam. Adapun oksida nitrogen berasal dari asap kendaraan
Hujan asam menimbulkan berbagai kerugian, antara lain:
� Merusak tumbuhan (hutan)
Hujan asam dapat mengubah pH tanah sehingga kondisinya tidak sesuai bagi tumbuhan dan mengakibatkan
pohon atau tanaman mati.
� Mengurangi kesuburan tanah
Air hujan yang asam dapat membilas unsur-unsur hara dalam tanah sehingga mengurangi kesuburan tanah.
� Mematikan biota air
Hujan asam juga dapat mengubah pH air sehingga mematikan ikan-ikan dan biota air lainnya.Kematian ikan
juga dapat disebabkan unsur-unsur hara yang terbilas hujan asam dan terbawa oleh air.
� Merusak bangunan
Khususnya yang terbuat dari logam dan batu pualam (karbonat).
6. Basa dalam kehidupan sehari-hari
Beberapa contoh basa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut.
� Soda api (natrium hidroksida) berfungsi untuk melarutkan lemak dan
minyak, sehingga dapat digunakan untuk membuka saluran bak cuci yang
mampat. Soda api juga digunakan untuk membersihkan oven
(pemanggang). Soda api juga dapat menghancurkan selulosa, sehingga
dapat membuka saluran toilet yang tertutup bahan kertas atau tisu.
� Kalsium hidroksida atau kapur (Ca(OH)2) Digunakan untuk kapur sirih
dan sebagai bahan bangunan, yaitu campuran adukan semen.
� Ammonia (larutan NH3) digunakan dalam pembersih kaca.
7. Basa dalam industri
Basa yang paling banyak digunakan dalam industri adalah natrium hidroksida dan kalsium hidroksida.kalsium
hidroksida merupakan basa yang paling murah. Bahan ini digunakan untuk menetralkan tanah pertanian yang
kelebihan asam.Selain itu, kalsium hidroksida juga dapat digunakan untuk membuat pemutih, seperti kaporit
atau kapur klor.Sedangkan Natrium hidroksida digunakan dalam industri sabun, kertas, dan rayon.
Penampilan dari bangunan ini disebabkan
oleh asam dalam air hujan yang mengenai
bangunan itu. Air hujan biasanya bersifat
sedikit asam karena kandungan karbon
dioksida diudara yang bereaksi dengan air
membentuk asam karbonat. Selain itu,
daerah industri menghasilkan polutan
seperti sulfur dioksida yang bereaksi dengan
air dan membentuk asam kuat yang mengikis
bangunan.
Batu kapur merupakan basa
penting yang digali dari
bumi.Batu kapur berasal dari
kalsium karbonat yang terbentuk
berjuta-juta tahun yang lalu dari
cangkang hewan laut dan
kehidupan laut lainnya. Setelah
ditambang, batu kapur
com statesymbolsusa.org
a. Hujan asam menimbulkan berbagai kerugian. Salah satunya, yaitu korosi pada barang-barang yang
terbuat dari logam, khususnya besi. Selain itu, juga merusak hutan dan mematikan biota air. Hujan
asam terutama disebabkan oleh oksida belerang yang berasal dari pembakaran batu bara. Oleh
karena itu, asap buangan dari industri yang membakar batu bara seharusnya disaring dari oksida
belerang penyebab hujan asam tersebut.
1) Berapakah pH dari air hujan, sehingga dapat dikategorikan sebagai hujan asam?
2) Sebutkan beberapa kerugian yang disebabkan hujan asam?
3) Sebutkan salah satu penyebab hujan asam?
b. Cairan lambung kita bersifat asam, sebab mengandung asam klorida. Asam klorida merupakan
asam yang tergolong asam kuat. pH lambung berkisar dari 1-2. Suasana asam tersebut diperlukan
untuk membunuh kuman yang mungkin terdapat dalam makanan dan juga untuk menciptakan
kondisi untuk hidrolisis karbohidrat. Makanan akan masuk ke dalam usus 12 jari setelah suasana
asam dinetralkan oleh getah pankreas. Jika makanan dari lambung terlalu asam, maka pintu usus 12
jari tidak segera membuka dan makanan akan tertahan dalam lambung. Keadaan itu menyebabkan
gagal cerna. Kelebihan asam dalam lambung dapat diatasi dengan obat mag yang merupakan zat-
zat yang bersifat basa. Penderita kelebihan asam lambung sebaiknya menghindari makanan atau
minuman yang bersifat asam, misalkan minuman bergelembung.
1) Sebutkan nama asam yang terdapat dalam lambung.
2) Apa fungsi suasana asam dalam lambung bagi tubuh?
3) Mengapa penderita kelebihan asam lambung dianjurkan untuk menghindari minuman
bergelembung?
depz.blogdetik.com
UJI KEPAHAMANMU
Orang dahulu berfikir bahwa sengat
tawon mengandung
basa.Kenyataanya, sengat tawon
mengandung protein kompleks yang
bersifat basa ataupun asam. Tawon
menusuk kulit dengan alat
sengatannya yang berlubang,
kemudian memasukkan protein
tersebut melalui alat sengat kedalam
Pembentukan gua merupakan reaksi asam-basa
Standar kompetensi :memahami klasifikasi zat.
Kompetensi dasar: mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa dan garam melalui alat dan indikator
yang tepat.
E. TUJUAN
Setelah mempraktekkan praktikum ini, diharapkan siswa dapat membuat selai jeruk sendiri.
F. LANDASAN TEORI
Jeruk atau limau adalah sebuah tumbuhan berbunga anggota marga citrus dari suku rutaceae (suku jeruk-
jerukan). Anggotanya berbentuk pohon dengan buah yang berdaging dengan rasa masam yang segar, meskipun
banyak diantara anggotanya yang memiliki rasa manis. Rasa masam berasal dari kandungan asam sitrat yang
memang menjadi terkandung pada semua anggotanya.
Sebutan “jeruk” kadang-kadang juga disematkan pada beberapa anggota marga lain yang masih berkerabat
dalam suku yang sama. Asal jeruk adalah dari asia timur dan asia tenggara, membentuk sebuah busur yang
membentang dari jepang terus keselatan hingga kemudian membelok kebarat ke arah india bagian timur. Jeruk
manis dan sitrun (lemon) berasal dari asia timur, sedangkan jeruk bali, jeruk nipis dan jeruk purut berasal dari
asia tenggara.
Banyak anggota jeruk dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan pangan, wewangian, maupun industry. Buah
jeruk adalah sumber vitamin C.
Proses pembentukan gua merupakan reaksi asam-basa yang
melibatkan batu kapur dan karbon dioksida. Karbon dioksida
larut dalam air hujan membentuk asam karbonat.
proses pembentukan gua ini bermula dari meresapnya air hujan
kedalam batu kapur digunung kapur. Lambat laun, sedikit demi
sedikit batu kapur terlarut sehingga terbentuk saluran.
Selanjutnya, tetesan air dari dinding atas akan membentuk
stalagtit dan stalagmit. Pembentukan stalagtit dan stalagmit
tersebut terjadi karena air berada dalam keadaan jenuh dengan
INOVASI
CEP
G. ALAT DAN BAHAN
Bahan: Alat:
- 750 cc air jeruk sunkis - Panci
- 300 gram gula pasir - Kompor
- 250 gram pepaya muda parut halus - Pengaduk
- 2 sendok teh asam sitrun
H. CARA KERJA
• Masak semua bahan hingga mengental sambil diaduk. Tambahkan kulit jeruk aduk dan masak
sebentar.
• Masukkan dalam botol selai yang telah bersih.
PETUNJUK PRAKTIKUM
PEMBUATAN SABUN COLEK
A. TUJUAN
Setelah mempraktekkan praktikum ini, diharapkan siswa dapat membuat sabun colek sendiri.
B. LANDASAN TEORI
Sabun colek adalah salah satu contoh dari basa. Sabun merupakan garam logam alkali (biasanya disebut garam
natrium) dari asam lemak dan minyak dari bahan alam yang disebut trigliserida. Lemak dan minyak
mempunyai dua jenis ikatan, yaitu ikatan jenuh dan ikatan tak jenuh dengan atom karbon 8-12 yang diberikatan
ester dengan gliserin. Secara umum, reaksi antara kaustik dengan gliserol menghasilkan gliserol dan sabun yang
disebut dengan saponifikasi. Setiap minyak dan lemak mengandung asam-asam lemak yang berbeda-beda.
Perbedaan tersebut menyebabkan sabun yang terbentuk mempunyai sifat yang berbeda. Minyak dengan
kandungan asam lemak rantai pendek dan ikatan tak jenuh akan menghasilkan sabun cair. Sedangkan rantai
panjang dan jenuh mengahasilkan sabun yang tak larut pada suhu kamar.
Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau lemak alami. Surfaktan mempunyai
struktur bipolar. Bagian kepala bersifat hidrofilik dan bagian ekor bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah sabun
mampu mengangkat kotoran (biasanya lemak) dari badan dan pakaian. Jika dilihat dari harga, sabun colek ini
harganya lebih murah dibanding sabun cair.
C. ALAT DAN BAHAN
BAHAN-BAHAN YANG DIPERLUKAN
� Caustik soda 45gr
� Air 150cc
� STTP 45gr
� Soda ash 150gr(ditambah air 150cc dan CMC 30gr)
� ABS 300gr
� Parfum 3cc
� Serpuhan pewarna 1cc
D. CARA KERJA
8. Caostik soda, air dingin, bahan pewarna dicampur dan diaduk-aduk sampai merata.
9. Campurkan STTP dan air dingin, campuran ini terpisah dari campuran pertama tadi. Pengadukan
agak lama karena STTP sulit larut.
10. Campuran ketiga adalah Soda Ash dan air diaduk sampai larut kemudian bubuhkan CMC sambil
terus diaduk-aduk hingga menjadi seperti bubur agar-agar.
11. Campuran pertama dan kedua dicampurkan dan terus diaduk-aduk hingga merata, setelah merata
masukkan campuran ketiga dan aduk terus.
12. Tuangkan ABS pada campuran tersebut lalu diaduk, pengadukkan harus tekun,teliti, dan sempurna.
Oleh reaksi kimia cairan tersebut berubah menjadi cream.
13. Setelah cream menjadi dingin, bubuhkan parfum sambil diaduk agar wanginya merata ke seluruh
cream yang di buat.
14. Sabun Deterjen siap untuk dikemas dan dipakai.
1. Asam mempunyai rasa asam, sedangkan basa mempunyai rasa pahit. Namun begitu, tidak disarankan
mengenali asam dan basa dengan cara mencicipi, sebab banyak diantaranya yang bersifat korosif atau
beracun.
2. Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan indikator asam-basa, yaitu indikator universal,
indikator alami dan indikator buatan.
3. Asam bersifat korosif, dapat melarutkan berbagai jenis logam.
4. Asam terdapat di rumah, di laboratorium, dalam tanah dan juga dalam tubuh kita.
5. Hujan asam adalah hujan yang pH-nya kurang dari 5, 6. Hujan asam disebabkan oleh gas buang
kendaraan bermotor dan industri, khususnya oksida belerang dan oksida nitrogen.
6. Basa adalah zat yang dapat menetralkan asam. Basa yang larut dalam air disebut alkali.
7. Basa kuat bersifat kaustik dan korosif.
RANGKUMAN
DAFTAR ISTILAH
1. Asam: bahan kimia yang dalam air menghasilkan ion H+.
2. Asam anorganik: asam yang berasal dari makhluk tidak hidup.
3. Asam organik: asam yang berasal dari makhluk hidup.
4. Basa: bahan kimia yang dalam air menghasilkan ion OH-.
5. Garam: zat hasil reaksi antara asam dengan basa.
6. Indikator: zat yang dapat menunjukkan sifat asam atau basa suatu larutan karena perubahan warnanya
dalam larutan tersebut.
7. Lakmus: kertas berwarna biru kemerah-merahan, menjadi merah dalam suasana asam dan biru dalam
basa.
8. Organoliptik: suatu uji bahan melalui rasa.
9. pH: derajat keasaman pada suatu bahan.
SOAL-SOAL
I. PILIHAN GANDA
1. Asam bromida (HBr) didalam air akan terurai menjadi….
i. H+ dan Br-
j. H2O dan Br-
k. H3O+ dan Br-
l. H+, OH- dan Br-
2. Zat asam dapat menghantarkan arus listrik karena adanya ion….
m. Hidrogen
n. Hidronium
o. Hidroksida
p. Natrium
3. Warna kertas lakmus dalam larutan yang bersifat asam adalah….
e. Merah
f. Biru
g. Hijau
h. Kuning
4. Suatu larutan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru. Dapat disimpulkan bahwa….
m. Larutan bersifat asam
n. Larutan bersifat basa
o. Larutan bersifat netral
p. Sifat larutan belum dapat dipastikan
5. Suatu indikator berwarna merah dalam air kapur. Indikator itu akan berwarna merah juga dalam….
e. Asam cuka
f. Air jeruk
g. Air sabun
h. Coca cola
6. Zat atau bahan berikut ini bersifat asam, kecuali….
e. Air abu
f. Air hujan
g. Minuman bergelembung
h. Getah lambung
7. Bahan-bahan berikut yang bersifat basa, kecuali….
m. Sabun cuci
n. Cuka dapur
o. Cairan karbol
p. Sabun mandi
8. Tanah yang bersifat asam dapat dinetralkan dengan menambahkan…
m. Kalsium hidroksida
n. Natrium hidroksida
o. Ammonium hidroksida
p. Magnesium hidroksida
9. Zat-zat berikut ini yang mempunyai pH paling tinggi adalah….
m. Asam sitrat
n. Asam sulfat
o. Asam nitrat
p. Asam klorida
10. Larutan NaOH jika ditetesi kunyit akan berwarna….
e. Hijau
f. Kuning
g. Merah
h. Biru
11. Hujan asam mempunyai pH……..
e. Lebih rendah dari 7
f. Antara 5,6 – 7
g. Lebih rendah dari 5,6
h. Lebih tinggi dari 5,6
12. Penggunaan abu gosok untuk mencuci piring antara lain karena abu gosok bersifat…….
m. Asam
n. Basa
o. Netral
p. Mudah berbuih
13. Penambahan kapur pada lahan gambut dimaksudkan untuk…….
e. Menambah kesuburan tanah
f. Menaikkan pH tanah
g. Menurunkan pH tanah
h. Mengeraskan tanah
14. Alkali adalah basa yang……..
i. Dapat menetralkan asam
j. Bereaksi dengan asam
k. Larut dalam air
l. Merupakan senyawa logam dengan oksigen
15. Alat pengukur pH yang paling akurat adalah…….
m. Perasan kunyit
n. pH meter
o. Kertas lakmus
p. Fenolftalein
II. ESSAY
1. Jelaskan perbedaan sifat antara larutan asam dengan basa?
2. Apa saja buah yang mengandung zat asam? Sebutkan jenis zat asam yang ada dalam buah-buahan
tersebut.
3. Apa saja bahan-bahan yang bersifat basa? Sebutkan.
4. Sebutkan beberapa jenis basa dan rumus kimianya?
5. Sebutkan kegunaan zat asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari?
6. Sebutkan beberapa indikator alami dan perubahan warnanya dalam asam dan basa?
7. Salin dan lengkapilah kalimat berikut:
Asam mempunyai pH ….dari 7 dan mengubah warna lakmus…. Menjadi……..,sedangkan basa mempunyai
pH….. dari 7 dan mengubah warna lakmus…….menjadi……..
8. Ditinjau dari segi sifat asam basa, mengapa abu gosok digunakan untuk mencuci piring?
9. Sebutkan kegunaan zat basa dalam kehidupan sehari-hari?
10. Apa saja kerugian yang ditimbulkan hujan asam?
DAFTAR PUSTAKA
Bayoesunaryo.wordpress.com sarikartika99.wordpress.com dwimaya.blogspot.com cmelor.blogspot.com kimia.upi.edu
andluna.wordpress.com ishma.files.wordpress.com ayobertani.wordpress.com mediaindonesia.com yos-blokimia.blogspot.com
Seseorang yang tidak
pernah membuat
kesalahan pasti tidak
pernah mencoba sesuatu
yang baru.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Atik Himmatul Afifah
Tempat /Tanggal Lahir : Kendal, 26 Oktober 1988
NIM : 063711008
Alamat : Purworejo RT 02/RW 04 Kec. Bonang
Kab. Demak
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Jenjang Pendidikan Formal
1. Taman Kanak-Kanak Purwokencono 3 Kec. Bonang Kab. Demak Lulus
Tahun 1994
2. Sekolah Dasar Purworejo Negeri 3 Kec. Bonang Kab. Demak Lulus
Tahun 2000
3. SMP N 1 Bonang Kec. Bonang Kab. Demak Lulus Tahun 2003
4. MA N 1 Demak Lulus Tahun 2006
5. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Jurusan Tadris Kimia
Tahun 2011
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya dan semoga
dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Top Related