1
ANALISIS TINGKAT ANSWERED SEIZURE RATIOSENTRAL TELEPON 5ESS
Ir. Jamser Simanjuntak, MT
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas HKBP NommensenJl. Rukun No. 6 Gajahmada Medan 20119, Telp (061)-4153425
e-mail: [email protected]
ABSTRACT
Answered Seizure Ratio ( ASR ) as one measure of quality of service, and isan indicator of the various parameters that affect the level of call success, heavilyinfluenced by the size of the loss calls. The greater the loss calls then the ASR willbe smaller. Loss Calls a distributed on all elements of telecommunicationsequipment and grouped on the originating side, the trunk side and on the side of theterminating call. ASR level is calculated based on the amount of answered callscompared to the amount oppered calls at each side. From the analysis of thecentral 5ESS is evaluated on a trunk group, the ASR level at incoming side andoutgoing side below the target set. This research tries to analyze and attempt tooptimize the level of the ASR in order to improve the performance of the central 5ESS , so that the ASR is expected to meet specified benchmarks.
Keyword: ASR, Loss calls, Performance, Central 5ESS
1. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang
Upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan yang telah dilakukan PT.Telkom antara lain otomasisasi sentral telepon dan digitalisasi sentral analog,sehingga kebutuhan masyarakat pemakai jasa telekomunikasi dapat dipenuhi dandiharapkan dapat memanfaatkan kemudahan - kemudahan yang ditawarkan. Salahsatu sentral telepon digital yang dioperasikan adalah sentral 5ESS (ElectronicSwitching System No. 5) dari AT&T (American Telephone & Telegraph), sentral inimerupakan sentral universal, dapat dipakai sebagai sentral lokal, tandem, combine,trunk dan internasional. Dengan kelebihan arsitektur software yang bersifat modulardengan microprocessor serta teknologi fiber optik.ASR (Answered Seizure Ratio) adalah salah satu ukuran mutu pelayanan danmerupakan salah satu indikator dari berbagai parameter yang mempengaruhi tingkatkeberhasilan pada suatu pembangunan hubungan dan sering digunakan sebagai
2
indikator kualitas jaringan (network) lawan. Untuk itu upaya meningkatkan tingkatASR harus lebih ditingkatkan.
1.2 Perumusan MasalahAnalisis ini dimaksudkan untuk mencari sebab-sebab yang mengakibatkan
rendahnya tingkat ASR pada sentral 5ESS pada sisi incoming dan outgoing padasentral lokal dalam MEA dan SLJJ, sehingga perlu diketahui parameter yangmemberi kontribusi terhadap rendahnya tingkat ASR tersebut. Tujuannya adalahuntuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi jaringan lawan dan diharapkandapat memberi alternatif pemecahannya.
1.3 Tujuan dan KegunaanTujuan dan kegunaan penelitian ini adalah:
a. Tujuannya adalah untuk mendapatkan teori yang tepat untuk proses optimasijaringan digital dengan mengadakan modifikasi pada teori-teori yang ada.
b. Kegunaannya adalah memberikan sumbangan pemikiran kepada pengelola perencanaannetwork, sebagai bahan dalam mengambil suatu keputusan. Dan memberikan dasarpenelitianlebih lanjut tentang masalah yang berhubungan dengan penelitian ini.
1.4 Pembatasan MasalahSentral 5ESS terdiri dari HOST, RSM,dan RISLU. Hubungan yang terjadi
antara HOST dengan RSM serta antara RSM dengan RISLU disebut denganUmbilical, data seluruh pembangunan hubungan dan administrasi terekam padaHOST. Oleh karena itu dalam analisis ini dibatasi pada tingkat ASR antara HOSTdengan sentral EWSD dalam MEA suatu kota dan dengan sentral toll yangterhubung langsung padanya.
2. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Sentral Telepon
Fungsi utama sentral telepon adalah:a. Fungsi Switching
Fungsi utama switching adalah penyambungan/pemutusan hubungan secarasementara antara sistem transmisi dalam hal ini antara dua terminal, yaitu terminalmasukan dan keluaran, sesuai keinginan dan instruksi yang diberikan terminalmasukan kepada sentral telepon.
b. Fungsi Pengendalian PanggilanFungsi pengendalian bekerja atas dasar instruksi pensinyalan.
c. Fungsi Pengoperasian dan PemeliharaanFungsi pengoperasian dan pemeliharaan meliputi fungsi-fungsi yang diperlukanuntuk menjamin agar sentral telepon dapat bekerja secara handal dan optimal.
d. Fungsi pensinyalan intra jaringan dan antar jaringane. Fungsi antar muka
3
Fungsi antar muka dalam kaitannya dengan akses dari pelanggan dan interkoneksidengan jaringan lain dalam konteks multi operator.
f. Fungsi PembebananSentral telepon juga menjalankan fungsi informasi biaya percakapan.
2.2 Perilaku TrafikJumlah pendudukan dalam suatu sistem peralatan telekomunikasi mempunyai
harga yang bervariasi. Variasi tersebut dapat terjadi secara saat demi saat, jam demijam, hari demi hari maupun musim demi musim. Dari data trafik yang bervariasitersebut terdapat pengertian.
1. Jam tersibuk adalah satu jam tersibuk setiap hari dimana trafik tersibuk.2. Jam sibuk adalah satu jam yang diambil dari kurva rata-rata trafik tersibuk.Dilihat dari asal dan tujuannya, trafik dapat dikelompokkan dalam enam macamkategori trafik sesuai rekomendasi CCITT yaitu:a Originating traffic : Trafik yang berasal dari pelanggan yang ada pada suatu
sentral.b. Terminating traffic : Trafik yang menuju pelanggan yang berada pada suatu
sentral.c. Internal traffic: Trafik yang berasal dari suatu pelanggan menuju pelanggan
lainnya pada yang samad. Incoming traffic: Trafik yang masuk ke suatu sentral, yang berasal dari sentral lain
kemanapun tujuannya.e. Outgoing traffic: Trafik yang keluar dari suatu sentral yang menuju sentral lain
kemanapun tujuannya.f. Transit traffic: Trafik yang hanya melewati suatu sentral yang berasal dari sentral
lain dan menuju sentral lainnya
2.3 Distribusi Loss CallDistribusi loss call digunakan untuk mengetahui kegagalan call di setiap
tingkat perangkat dan mengetahui titik lemah dari jaringan. Jenis-jenis Loss Call (kegagalan panggilan):
a. Kegagalan panggilan di sisi pemanggil (loss originating)b. Kegagalan panggilan di jaringanc. Kegagalan penggilan di sisi penerima ( Loss Terminating)
2.4 Grade Of Service (GOS)Panggilan yang masuk ke suatu sentral telepon adalah merupakan trafik yang
diproses oleh sentral. Dalam prosesnya maka trafik dapat dibagi menjadi:a. Call without answer, merupakan trafik dari call yang tidak terjawab.b. Completed calls atau answered calls adalah merupakan trafik yang berhasil
diproses dan sampai ke langganan yang dituju.
4
c. Rejected traffic, merupakan trafik dalam keadaan kongesti, yaitu call yang tidakdiproses dengan sempurna.
d. Calls to busy lines, merupakan trafik yang menuju langganan yang sedang sibuk.Trafik yang terjadi pada sentral dalam memproses permintaan pelayanan telepondapat diuraikan menjadi :
1. Offered traffic yaitu trafik yang ditawarkan pada sebuah grup switch2. Carried traffic yaitu trafik yang dapat dilayani oleh grup switch tersebut.3. Loss traffic yaitu trafik yang tidak dapat dilayani dan merupakan selisih
antara offered traffic dengan carried traffic.
Grade Of Service (GOS) adalah perbandingan antara loss traffic dengan offeredtarffic dari suatu sentral pada jam sibuk.
GOS =
Jika loss trafik dan offered trafik memiliki average holding yang sama maka GOSakan sama dengan perbandingan antara Loss call dengan Offered call. GOS jugasering dikenal sebagai probabilitas sebuah panggilan yang gagal pada jam sibuk padasebuah sentral.
2.5 Parameter Jaringan
a. Answered Seizure Ratio (ASR)
ASR = x 100 %
1. ASR SLJJ- Diukur dari sentral Toll
Seizure Answered
Kota A Kota B
TE : Toll ExchangeLE : Local Exchange
Call seizure adalah out going call dari suatu toll ke arah sentral toll kota lain.- Diukur dari sentral lokal
Seizure Answered
Kota A Kota B
TE TE LE
LE TE LETE
5
2. ASR Lokal
- Diukur di sentral Toll
Seizure Answered
Call seizure adalah outgoing call dari sentral toll ke arah sentral lokal- Diukur di sentral Lokal
Seizure Answered
Call Seizure adalah outgoing call dari suatu sentral lokal ke sentral lokal lainnyadalam suatu MEA.
Dalam analisis dan evaluasi, ASR diukur ke semua jurusan baik lokal maupun SLJJ.Untuk memudahkan penentuan prioritas langkah tindak, maka ASR diperingkat dariyang terbesar ke yang terendah. Pembenahan jaringan diprioritaskan untuk ASRperingkat terendah.
b. Seizure per Circuit per Hour (SCH)
SCH =
SCH digunakan untuk mengetahui kepadatan call di sirkit transmisi atau disirkit junction dalam satu jam sibuk.
c. Mean Holding Time per Seizure (MHTS)
MHTS =
MHTS digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi call di sirkit.Jika MHTS panjang maka call dikatakan efektif atau menghasilkan pulsa.
d. Occupancy circuit (OCC)
OCC = x 100 %
OCC digunakan untuk mengetahui tingkat penggunaan sirkit. Jika occupancytinggi maka penggunaan sirkit tinggi, demikian sebaliknya.
TE LE
LE LE
6
e. Successful Call Ratio (SCR)
SCR = x 100 %
N1 N2 N0
L0 LT
LS1 LS2 LS0
LS = Loss di sentral lokal
N1 = Outgoing call sentral lokal atau seizure call
ASR = x 100 %
= x 100 %
SCR = x x x …… x x 100 % ...... 2.1
= ( 1 - Lo ) ( 1 - LS ) x x …….x x 100 % ..... 2.2
ASR = x x ……. x ( ) x x 100 % ...... 2.3
Dari persamaan 2.2 dan 2.3 diperoleh:SCR = ( 1 – Lo ) ( 1 – Ls )x ASR
Karena lokal call dan SLJJ call mempunyai kemungkinan mendapatkan loss dioriginating dan loss di sentral adalah sama, maka:
SCR lokal MEA = ( 1- Lo ) ( 1 – Ls ) x ASR lokal
SCR SLJJ = ( 1 – Lo) ( 1 – Ls) x ASR SLJJ
SCR internal = ( 1 – Lo ) ( 1 – Ls ) ( 1 – LT )
3. EVALUASI DAN ANALISIS PARAMETER JARINGAN
3.1 UmumSentral telepon digital terdiri dari bermacam jenis sentral, salah satu diantaranya
adalah sentral telepon digital 5 ESS dan mungkin saja sentral tersebut berada di dalamMEA. Data evaluasi trunk group yang berisi kondisi parameter jaringan dapat dimonitorpada dua sisi yaitu pada sisi outgoing trunk dan pada sisi incoming trunk. Pada sentral digitaljenis lainnya, data evaluasi trunk group yang dimonitor adalah pada sisi out going.Dalam mengevaluasi unjuk kerja jaringan digunakan berbagai metoda dan tolok ukur. Tolokukur yang digunakan antara lain:
7
- ASR ( Answered Seizure Ratio )- OCC ( Occupancy )- SCH ( Seizure per Channel per Hour )- MHTS ( Mean Holding Times Seizure )- GOS ( Grade Of Service)- SCR ( Successful Call Ratio )
Pada sentral 5ESS, data evaluasi trunk group yang dimonitor dan direkam adalah ASR,OCC, SCH dan MHTS, dari sentral lawan ( incoming) dan menuju sentral lawan(outgoing).
Rekaman GOS yang ada mencakup seluruh kondisi HOST, RSM dan RISLU,sehingga dalam mengevaluasi kondisi jaringan lawan, diasumsikan bahwa kondisi jaringansama untuk seluruh tujuan. Untuk memperoleh data yang lebih akurat, dilakukan analisiskondisi jaringan berdasarkan data pada rekaman GOS sisi incoming terminate sentral lawan.
3.2 Evaluasi Data
.2.1 ASR ( Answered Seizure Ratio)3.2.1.1 ASR pada sisi outgoinga. ASR SLJJ diukur di sentral lokal
Seizure Answered
Gambar 3.1 ASR SLJJ diukur di LE
ASR = x 100 % ......... 3.1
Sebagai contoh ambil data evaluasi trunk group bulan Mei 2005Call Seizure = 4256 callCall Answered = 1887 call
diperoleh ASR sebesar: ASR = x 100 % = 44,34 %
Dengan cara perhitungan yang sama, diperoleh tingkat ASR seperti tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 ASR SLJJ diukur di sentral local
Bulan April Mei Juni Juli Rat-rata
ASR (%) 43,91 44,34 43,30 46,23 44,44
LE
5ESS
TE
BD1
TE LE
8
b. ASR MEA rata-rata diukur di LE 5ESSSeizure Answered
TGL 1ATRG 1AGGk 1ADGO 1AKPO 1A
SNTTDBRTTDTMRTD
Gambar 3.2 ASR Lokal
Ambil dan evaluasi trunk group SNT1C---OTGL1A bulan Mei 2005Call answered = 2044 callCall seizure = 3774 call
ASR = x 100 % = 54,16 %
Dengan cara perhitungan yang sama, diperoleh tingkat ASR seperti pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 ASR lokal ( % ) diukur di 5ESSTujuan April Mei Juni Juli Rata-rata
KPO1ATGL1ADGO1ABRTTDTMRTDTRG1ASNTTDGGK1A
53,3555,8050,9150,6049,0248,0349,4346,38
56,4754,1655,4550,4951,3248,3850,1737,67
55,4353,4752,7251,4249,5252,7147,6645,90
56,6852,6751,8649,8650,5049,3543,1247,39
55,4854,0252,7450,6050,0949,6247,6044,35
c. ASR MEA total dari sentral 5ESS
ASR total = x 100 % ........... 3.2
Sebagai contoh data evaluasi trunk group 5ESS bulan Mei 2005Total call seizure = 32658 callTotal call answered = 16402 call
ASR total = x 100 % = 50,22 %
Dengan cara perhitungan yang sama, diperoleh tingkat ASR lokal MEA pada bulan Aprilsampai dengan Juli 2005 sebagai berikut:
LE
5ESS
LE
LE
5ESS
LE
9
Tabel 3.3 ASR total MEA dari 5ESS
Bulan April Mei Juni Juli Rata-rata
ASR (%) 50,18 50,22 50,62 48,65 49,92
3.2.1.2 ASR pada Sisi Incominga. ASR lokal diukur dari Toll
A = Data di BD1A B B = Data di 5ESS
Gambar 3.3 ASR diukur dari Toll
Tabel 3.4 ASR ( % ) lokal diukur dari Toll
Tujuan Data April Mei Juni Juli Rata-rata
SNT1C AB
47,1147,74
49,2049,50
44,1746,02
43,4343,74
46,8847,26
b. ASR lokal pada 5ESS diukur dari sentral lainnya.
Seizure Answered
Seizure Answered
Gambar 3.4 ASR lokal diukur dari sentral lain
Pengukuran dapat dilakukan di sentral EWSD dan di sentral 5ESS sisi incomingtrunk groupSebagai contoh:
Evaluasi incoming trunk group SNTTD bulan April 2005Jumlah call attempt = 7456 call
TE
BD1
LE
5ESS
LE 5ESS
LE
TD LE
5ESS
10
Jumlah call answered = 3759 call
ASR = x 100 % = 50,42 %
Statistik panggilan sentral EWSD ( sentral SNTTD) bulan April 2005Jumlah call = 7332 callJumlah answered (CSAG) = 3665 call
ASR = x 100 % = 49,99 %
Dengan cara perhitungan seperti di atas dapat dibuat tabel ASR lokal yang diukur di sentralEWSD (A) dan yang diukur di 5ESS (B) sebagai berikut:
Tabel 3.5 ASR Lokal ( % ) diukur di sentral lawan dan 5ESS
Dari Data April Mei Juni Juli Rata-rata
DGO1A
TGL1A
TMRTD
GGK1A
SNTTD
KPO1A
BRTTD
TRG1A
UBR1A
CJA1A
ABABABABABABABABABAB
53,1353,5552,1652,2637,0153,8453,2353,8449,9950,4247,5149,1948,7248,8549,4349,6349,2849,1446,7446,61
52,7351,6550,5650,8651,1151,9946,2347,0749,8250,8146,7847,3846,2646,5545,7245,7945,4545,5741,0341,13
51,8052,8951,0051,2050,4650,8752,5453,0849,9150,1450,3949,5450,1950,8250,1650,3946,4848,1951,7751,56
46,2750,0244,2851,94-45,0841,3347,4741,2847,7243,7950,5341,3148,6241,8746,7744,5949,1539,0547,38
50,9852,0349,5051,5646,1950-,4448,3450,3647,7549,7747,1249,1646,6248,7146,8048,1446,4548,0144,6546,67
11
Tabel 3.6 Tolok ukur ASR yang ditargetkan
Tahap Target TE-TE (%) TE-LE (%) LE-TE (%)
IIIIIIIVVVI
425053586480
455357616781
404650556070
Target yang ditetapkan saat ini adalah sebesar 60 % untuk hubungan LE-LE dan TE-LE dalam lingkungan MEA, dan 50 % untuk hubungan LE-TE (SLJJ). Data ASR di atasmenunjukkan bahwa tingkat ASR SLJJ, ASR lokal yang dicapai di bawah target yangditentukan. Oleh karena itu evaluasi parameter perlu dilanjutkan3.2.2 Tingkat Occupancy
OCC = x 100 % .......... 3.3
Sebagai contoh perhitungan hubungan SNT1C dengan OTGL1A bulan Mei 2005 adalahsebagai berikut:
Beban trafik = 81,88 erlangSirkit beroperasi = 135 sirkit
OCC =,
x 100 % = 60,65 %
a. Occupancy pada evaluasi outgoing trunk 5ESSDengan cara perhitungan yang sama seperti di atas dan sampel data dari bulan April
sampai dengan Juli 2005, diperoleh tingkat occupancy sebagai berikut:
Tabel 3.7 Tingkat Occupancy Outgoing Trunk Sentral 5ESSSentral Lawan April Mei Juni Juli Rata-rata Jumlah Sirkit
BD 1TGL 1AKPO 1ADGO 1ATRG 1AGGK 1ABRTTDTMRTDSNTTD
62,8060,6953,7362,1866,5963,6374,8276,0654,42
65,3660,6551,2666,7768,0159,8876,7678,1559,97
64,7261,7153,2667,4069,1158,0578,0477,9160,05
69,7764,5751,7071,5075,2161,9080,2293,2174,07
65,6661,9052,4866,9669,7360,8677,4681,3362,13
150135
6060
15060
16550
240
12
b. Occupancy pada incoming trunk 5ESSDengan perhitungan yang sama seperti di atas, diperoleh occupancy incoming trunk
sentral 5ESS seperti tabel 3.8.
Tabel 3.8 Occupancy Incoming Trunk Sentral 5 ESSSentralLawan April Mei Juni Juli Rata-rata
JumlahSirkit
BD 1TGL 1ASNTTDTMRTDBRTTDTRG 1AGGK 1ADGO 1AKPO 1ACJA 1AUBR 1A
49,2052,5650,4251,2648,8549,6353,8453,5549,1946,6149,19
49,5850,8650,8151,9946,5545,7947,0751,6547,3841,1345,57
46,0251,2050,1450,8750,8250,3953,0852,8949,5451,5646,19
43,7451,9447,7245,0848,6246,7747,4750,0250,5347,3849,15
47,1351,6449,7749,8048,7148,1450,3652,0349,1646,6747,52
1201052701201351206090606060
Tolok ukur tingkat occupancy seperti pada tabel 3.9 berikut.
Tabel 3.9 Tolok ukur tingkat Occupancy
Jumlah sirkit TU Keterangan< 20
21 - 5051 - 100
> 100
< 60 %70 %80 %
> 80 %
Beban trafik di sirkit rendah
Beban trafik di sirkit sedangBeban trafik di sirkit tinggi( Penggunaan sirkit efisien)
3.2.3 SCH ( Seizure per Channal per Hour)SCH digunakan untuk mengetahui kepadatan call di sirkit transmisi atau di sirkit
jaringan penghubung dalam 1 jam sibuk.
SCH = ........ 3.4
Sebagai contoh perhitungan, data OBD1 bulan Juli 2005,Jumlah call = 4603Sirkit operasi = 150
SCH =
SCH = 30,69
Dengan cara perhitungan yang sama dari sampel data evaluasi outgoing trunk, diperolehSCH 5ESS bulan April sampai dengan Juli 2005 sebagai berikut:
13
Tabel 3.10 SCH Outgoing Trunk
SentralLawan
April Mei Juni Juli Rata-rata
BD 1TGL 1ASNTTDTMRTDBRTTDTRG 1AGGK 1ADGO 1AKPO 1A
27,7128,9628,4535,5835,5635,1033,3130,7523,14
28,3827,9630,2834,3736,7935,5539,1029,2621,94
29,7329,2031,6136,2737,7833,8232,9032,7123,98
30,6927,3842,1440,6939,2638,6033,6033,1024,43
29,1328,3733,1236,7337,3535,7734,7331,4523,37
Dari sampel data evaluasi incoming trunk sentral 5ESS bulan April sampai dengan Juli2005, diperoleh SCH sebagai berikut:
Tabel 3.11 SCH Incoming Trunk
Sentral Lawan April Mei Juni Juli Rata-rataBD 1TGL 1ASNTTDTMRTDBRTTDTRG 1AGGK 1ADGO 1AKPO 1ACJA 1AUBR 1A
25,2736,8227,6128,3738,6237,7930,6926,8529,4427,3419,62
25,3638,4330,4828,4344,5741,5932,5228,3030,7531,9322,17
26,9839,5330,5730,3344,7838,7930,5030,9829,6227,3021,80
29,6239,3132,0933,7345,5241,4231,3532,6632,7237,9225,50
26,8138,5230,1830,2143,3739,9031,2629,7030,6331,1222,27
Tolok Ukur SCHSCH > 24 : Jumlah seizure di sirkit banyak10 < SCH < 24 : Jumlah seizure di sirkit normalSCH < 10 : Jumlah seizure di sirkit sedikit
3.2.4 MHTS ( Mean Holding Time per Seizure)MHTS digunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas call di sirkit. Jika MHTS
panjang maka call dikatakan efektif atau menghasilkan pulsa.
MHTS = x 60
Sebagai contoh, data evaluasi trunk group sentral 5ESS OBD1 bulan Juli 2005Beban trafik = 104,65 erlang
14
Jumlah call = 4603 call
MHTS =,
x 60 = 1,36 Menit
Dengan cara perhitungan yang sama:Dari data evaluasi outgoing trunk group 5ESS bulan April sampai dengan Juli 2005diperoleh MHTS Outgoing sebagai berikut:
Tabel 3.12 MHTS ( menit) Outgoing Trunk
SentralLawan
April Mei Juni Juli Rata-rata
BD 1TGL 1ASNTTDTMRTDBRTTDTRG 1AGGK 1ADGO 1AKPO 1A
1,361,261,151,281,261,141,151,211,39
1,381,301,191,361,251,150,921,371,40
1,311,271,141,291,241,231,081,241,33
1,361,291,051,371,231,171,101,301,27
1,351,281,131,321,241,171,061,281,35
Dari sampel data incoming trunk group 5ESS bulan April sampai dengan Juli 2005,diperoleh MHTS incoming sabagai berikut:
Tabel 3.13 MHTS ( menit ) Incoming Trunk
SentralLawan
April Mei Juni Juli Rata-rata
BD 1TGL 1ASNTTDTMRTDBRTTDTRG 1AGGK 1ADGO 1AKPO 1ACJA 1AUBR 1A
1,391,121,061,191,101,111,291,301,231,151,19
1,501,141,101,201,071,061,201,231,231,061,15
1,371,141,051,181,171,151,231,281,331,291,24
1,241,111,051,001,141,111,211,221,291,171,20
1,371,131,061,141,121,111,231,261,271,171,17
Tolok Ukur MHTS:MHTS > 2 menit : Waktu pendudukan cukup lama1,5 menit < MHTS < 2 menit : Waktu pendudukan normalMHTS < 1,5 menit : Waktu pendudukan singkat
15
3.2.5 Grade Of Service (GOS)GOS digunakan sebagai ukuran derajat pemenuhan dari suatu perangkat dalam
menyalurkan call pada kondisi yang telah ditetapkan, GOS dinyatakan sebagai probability ofloss.Berdasarkan data rekaman GOS sentral 5ESS, besar GOS dapat dihitung.Sebagai contoh rekaman GOS bulan Mei 2005
Jumlah total seizure = seizure incoming + seizure originating= 46116 call + 98293 call = 144409 call
Jumlah loss originating = 35125 callJumlah loss sentral = 812 callBid sentral = Jumlah total seizure - loss originating
= 144409 - 35125 = 109284 call
GOS = x 100 %
GOS = x 100 % = 0,74 %
Dengan cara perhitungan yang sama diperoleh GOS pada sentral 5ESS dan pada sentrallawan sebagai berikut:
Tabel 3.14 GOS sentral 5ESS
Bulan Mei Juni Juli Rata-rataGOS (%) 0,74 0,78 1,29 0,937
3.2.6 Succesful Call Ratio (SCR)Sebagai salah satu indikator unjuk kerja jaringan, SCR menggambarkan unjuk kerja
jaringan secara keseluruhan, baik jaringan originating, sirkit dan terminating.
SCR = x 100 %
Dari data rekaman GOS 5ESS dan outgoing trunk group, dapat dihitung besarnya SCRyang dihasilkan. Pada perhitungan ini, SCR dihitung dari ASR.
a. SCR SLJJSCR = ( 1 - LO ) ( 1 - LS ) x ASR SLJJ
= ( 1 - 0,3475 ) ( 1 - 0,0056 ) x 44,33 %= 28,81 %
b. SCR MEASCR = ( 1 - LO ) ( 1 - LS) x ASR MEA
= ( 1 - 0,3475 ) ( 1 - 0,0056 ) x 50,22 %= 32,58 %
c. SCR InternalSCR = ( 1 - LO ) ( 1 - LS ) ( 1 - LT )
= ( 1 - 0,3475 ) ( 1 - 0,0056 ) ( 1 - 0,4803 )= 33,72 %
16
Dengan perhitungan loss call seperti terdapat pada bagian 3.3.2 dapat dibuat tabel sebagaiberikut:
Tabel 3.15 Distribusi Loss Call 5ESS
Bulan LO LS LT Outgoing(%) (%) (%) LC(%) LO(%) LT(%) LN(%)
MeiJuniJuli
34,7533,9834,06
0,560,600,98
48,0346,7348,17
2,480,000,03
0,002,502,38
44,7644,6844,20
2,903,233,73
Tabel 3.16 Tingkat SCR sentral 5ESS
BulanASR (%) SCR (%)
SLJJ MEA SLJJ MEA InternalMeiJuniJuli
44,3343,3046,23
50,5151,1150,18
28,8128,5830,19
32,5833,7332,77
33,7234,9633,84
Tabel 3.17 Tolok Ukur SCR dan Distribusi Loss Call
TahapanTarget
SCR
SLJJ
SCR LokalLO%
Loss NetworkLT%
Keterangan
ME%
SE%
SLJJ %ME%
SE %LS%
LC%
IIIIIIIVVVI
303740455070
424750535872
485055576274
202016161510
20 191915155
1199772
554331
272625242015
544331
111111
Hasil perhitungan SCR di atas menunjukkan bahwa tingkat SCR untuk sentral 5ESSdi bawah tolok ukur. Besar dari loss call yang dihasilkan melebihi tolok ukur terutamabesarnya loss originating dan loss terminating.
3.3. Analisis Data Parameter dan Loss Call3.3.1. Analisis Data Parameter
a. Answered Seizure Ratio1) Answered Seizure Ratio SLJJ
Dari evaluasi data ASR SLJJ diketahui ASR rata-rata sebesar 44,44 %, kurang dari ASRtarget yang telah ditetapkan, dengan kata lain perolehan ASR SLJJ di bawah tolok ukur.
2) Answered seizure ratio localASR lokal multi exchange area rata-rata diukur di 5ESS 50,56 %.
17
b. OccupancyOccupancy menunjukkan tingkat penggunaan saluran, dari evaluasi data pada butir
3.2.2 diperoleh bahwa:1. Occupancy pada sisi incoming trunk 5ESS lebih kecil dari 60 %, berarti penggunaan sirkit
kurang efisien dan menunjukkan beban trafik di sirkit rendah.2. Occupancy rata-rata bulan April sampai dengan Juli 1995 pada sisi outgoing trunk 5ESS
adalah sebagai berikut:- OKPO 1 A = 52,49 %Occupancy untuk tujuan sentral di atas lebih kecil dari 60 %, menunjukkan penggunaansirkit kurang efisien.- Occupancy untuk tujuan sentral OBD1, OTGL1A, ODGO1A, OTRG1A, OGGK1A,OBRTTD, OTMRTD dan SNTTD lebih besar dari 60 % dan lebih kecil dari 80 %,menunjukkan penggunaan sirkit cukup efisien atau beban di sirkit cukup.
c. Seizure per Channal per HourSCH rata-rata pada sisi incoming, lebih besar dari 24, menunjukkan jumlah seizure disirkit banyak, kecuali IUBR1A 22,27 yang menunjukkan bahwa jumlah seizure di sirkitnormal. SCH rata-rata pada sisi outgoing trunk lebih besar dari 24, kecuali OKPO1Asebesar 23,37.
d. Mean Holding Time SeizureMenunjukkan lamanya pendudukan sirkit rata-rata per seizure. Dari evaluasi data padaincoming trunk dan outgoing trunk diperoleh MHTS lebih kecil dari 1,5 menit, inimenunjukkan bahwa pendudukan saluran singkat.Analisis data parameter menunjukkan tingkat ASR lebih kecil dari tolok ukur, dan OCCtidak terlalu tinggi. Kedua parameter di atas menunjukkan sesuatu terjadi pad networklokal dan network lawan SLJJ. Dua parameter lainnya yaitu SCH tinggi dan MHTSrendah juga menunjukkan kemungkinan network lokal overload. Overload dapatdisebabkan oleh sentral, gangguan maupun dimensi jaringan. Untuk itu perlu dianalisispenyebab kegagalan panggilan yang mengakibatkan rendahnya ASR.
e. Tingkat GOSTingkat GOS pada sentral 5ESS 0,937 %, berada di atas tingkat GOS untuk sentraltelepon otomat digital yang ditetapkan sebesar 0,1 %. Ini menunjukkan bahwa tingkatkegagalan pada sentral cukup besar. Penyebab kegagalan pada sentral 5ESS terbesaradalah Exchange fault, set up errror dan exchange resources.
3.3.2 Analisis Loss CallAnalisis loss call diperlukan untuk mengetahui lebih pasti letak kegagalan yang
terjadi dan penyebabnya yang diperlukan dalam mengambil langkah tindak meningkatkanASR. Besar kecilnya loss call secara langsung mengakibatkan tinggi rendahnya ASR.
Untuk analisis distribusi loss call digunakan data rekaman GOS 5ESS, rekaman GOS EWSDsentral lawan sisi incoming terminate dan data hasil statistik call sentral EWSD.
18
Dari data rekaman GOS 5ESS bulan Mei 2005 dapat diketahui sebagai berikut:a. Distribusi call untuk Originating call
1. Evaluasi internal call- Carried call originating = 98293 call- Loss originating = 34157 call
No dial = 27142 callIncomplete dial = 4615 callInvalid code = 2400 call
LO = x 100 % = 34,75 %
- Bid ke sentral = Carried call originating - loss originating= 98293 - 34157 = 64136 call
- Loss sentral = 82 callExchange fault = 3 callSet up error = 77 callExchange resources = 2 call
LS = x 100 % = x 100 %
= 0,13 %- Carried call internal = 16447 call
Internal attempt = ( ) x carried call internal
= ( , , ) x 16447
= 1,5356 x 16447 = 25253 call- Loss di sentral ( internal ) = 79 call
Exchange fault = 22 callExchange resources = 57 call
LSinternal = x 100 % = 0,48 %
- Terminating call internal = Carried call internal - loss sentral internal= 16447 - 79 = 16368 call
- Loss terminating ( LT )Karena Subscriber busy= 6173 call
= x 100 % = 37,70 %
Karena Ring No Answered = 1593 call
= x 100 % = 9,73 %
LT = , x 100 %
= 47,45 %2. Originating outgoing call
- Carried call outgoing = 47374
19
Outgoing attempt = ( , , ) x cc outgoing
= , x 47374 = 72747 call
- Loss sentral = 310 callExchange fault = 26 callSet up error = 284 call
LS = x 100 %
= 0,65 %
- Attempt pada Trunk = Carried call - Loss sentral= 48578 ( data )
- Kegagalan pada trunk = 1206 callNo trunk available = 22 callPartial dial, abandon = 902 callPartial dial, timeout = 282 call
LC = x 100 %
= 2,48 %- Pendudukan trunk = Attempt pada trunk - Loss trunk
= 47334 call ( data )
- Busy at network and subscribers = 17111 call
= x 100 % = 36,15 %
- Loss at network = Busy at network and subscriber - subscriber busy pada sisi incomingEWSD lawan ( Lamp. X ) = 36,15 % - 33,25 % = 2,90 %
- Ring No Answered = 5447 call
= x 100 % = 11,51 %
- Loss terminate
LT = x 100 % - Loss network
= 47,66 % - 2,90 % = 44,76 %b. Distribusi loss call untuk Incoming
- Carried call = 46116 call- Loss Originating = 968 call
False start = 59 callPermanent signal = 2 callPartial dial, abandon = 628 callPartial dial, time out = 9 callInvalid call = 269 call
LO = x 100 %= 2,10 %
20
- Bid pada sentral = 46116 – 968 = 45148 call- Loss sentral = 2 call
LS = 0,004 % ≈ 0 %
- Incoming terminate attempt = , x 45106 = 46053 call
- Loss sentral terminate = 340 callExchange fault = 64 callSet up error = 64 callExchange Resources = 212 call
LS = x 100 % =0,75 %
- Terminate call = carried call - loss sentral terminate= 45106 - 340 = 44766 call
- Loss terminating- Subscriber busy = 17583 call
= x 100 % = 39,27 %
- Ring No Answered = 4178 call
= x 100 % = 9,33 %
LT = 48,61 %Dengan cara perhitungan yang sama dengan di atas diperoleh distribusi loss call:
Tabel 3.18 Distribusi Loss call sentral 5 ESS
BulanLO(%)
LS(%)
LT ( % )( Int + Incoming)
Loss lain( % )
MeiJuniJuli
Agustus
34,7533,9834,0633,13
0,560,600,980,77
48,0346,7348,1753,12
0,330,320,600,31
Tabel 3.19 Distribusi Loss Call Pada outgoing 5 ESS
BulanLC
( % )LO
( % )LT ( % )
sub. busy + RNALN
( % )MeiJuniJuli
Agustus
2,480,000,033,70
0,002,502,382,44
44,7644,6844,2043,25
2,873,233,730,86
Tabel 3.19 di atas menunjukkan bahwa loss network memenuhi tolok ukur.
Besar loss terminating dari outgoing originating sentral 5ESS adalah rata-rata besarmenuju sentral lawan, yaitu EWSD, HOST, RSM dan RISLU. Incoming terminate traffic
21
EWSD adalah incoming trafik yang datang dari seluruh sentral yang menuju padanya. Untukmemudahkan masalah, distribusi loss call diasumsikan sama dari sentral 5ESS menujuseluruh sentral lawan dan sama dari seluruh sentral yang menuju sentral EWSD. Evaluasitrunk group outgoing sentral 5ESS menunjukkan kondisi sentral lawan.Untuk mengetahui kegagalan yang terjadi, digunakan data dari incoming terminate sentrallawan dengan asumsi kegagalan merata. Dari data dapat disusun penyebab kegagalanpanggilan rata-rata dari yang terbesar sampai dengan yang terkecil sebagai berikut:
1. Kegagalan panggilan akibat Subscriber busy 36,33 %2. Kegagalan panggilan akibat Ring no answered 9,74 %3. Kegagalan panggilan akibat Exchange unallocated number 1,22 %4. Kegagalan panggilan akibat SN. Busy 0,11 %5. Kegagalan panggilan akibat Technic irreguler 0,08 %6. Kegagalan panggilan akibat old exchange sub busy 0,06 %7. Kegagalan panggilan akibat RER Same destination 0,04 %8. Kegagalan panggilan akibat link failure 0,04 %
Untuk mengetahui unjuk kerja jaringan sentral 5ESS tersebut, dapat dengan menganalisistingkat SCR sentral tersebut, dan menganalisis kondisi distribusi loss call pada sisi incomingterminate dan originate internal. Untuk memperoleh data yang lebih akurat, data sisiincoming terminate dan originating internal sentral 5ESS ( tabel 3.19) dibandingkanterhadap data distribusi loss call sisi outgoing dari sentral lawan, pada statistik call sentrallawan, data yang diperoleh terdistribusi sesuai dengan sentral tujuan.Data statistikal call sentral lawan menunjukkan penyebab kegagalan panggilan mulai dariyang terbesar sampai dengan yang terkecil sebagai berikut:
1. Kegagalan panggilan akibat subscriber busy.2. Kegagalan panggilan akibat Ring No answered.3. Kegagalan panggilan akibat Release pada sisi originating4. Kegagalan panggilan akibat technik irreguler5. Kegagalan panggilan akibat congestion
Data ini menunjukkan gambaran jaringan sentral 5ESS mulai dari sentral sampai keterminal. Dari jenis penyebab kegagalan panggilan di atas diketahui bahwa kegagalanpanggilan terbesar tejadi pada sisi terminating, baik pada sentral 5ESS maupun pada sentrallawan. Loss terminating antara lain subscriber busy, RNA. Hal ini mendukung analisis yangtelah dilakukan pada parameter ASR dan Occupancy. Besarnya kegagalan pada sentral,digambarkan oleh besarnya GOS dari sentral tersebut. Pada 5ESS kegagalan pada sentralterbesar adalah exchange fault, set up error dan exchange resources (lihat butir 3.3.1.e).Data penyebab kegagalan panggilan di atas dapat dianalisa sebagai berikut:1. Pada subscriber busy ( pelanggan yang dipanggil sibuk )
- Langganan yang dihubungi sedang dipakai- Jaringan lokal yang dihubungi sedang dipakai- Jaringan lokal yang dihubungi sedang mengalami gangguan ( short circuit)- Pesawat langganan salah letak.
2. Pada ring no answered- Pelanggan yang dihubungi sedang tidak ada di tempat.- Pelanggan yang dihubungi sedang diisolir- Saluran pelanggan yang dipanggil sedang gangguan (open circuit).
22
3. Gangguan teknikGangguan teknik mengurangi ketersediaan dari peralatan, adanya gangguan teknis
menyebabkan daya tampung trafik berkurang. Gangguan teknik mempengaruhi keberhasilanpanggil secara langsung, karena proses penyambungan hubungan tidak akan berhasil bilamelalui peralatan yang rusak. Gangguan teknik mengakibatkan repeat call attempt akanmeningkat. Gangguan teknik dapat terjadi pada tingkat perangkat sebagai berikut:
- Pesawat telepon- Instalasi rumah- saluran pelanggan- Switching dan transmisi.
Gangguan teknik dapat berupa gangguan perangkat, dapat juga berupa gangguansignalling yang diakibatkan oleh gangguan perangkat. Kegagalan panggilan akibat darisignalling dapat dilihat dengan adanya ketidak teraturan teknik ( Technic irreguler),kegagalan link (link failure ), kesalahan pembangunan ( set up error ) dan kegagalan yangbersumber dari sentral dan secara nyata dapat dilihat dengan besarnya GOS dari sentral.
4. Perilaku pelanggan- Kurang persiapan sebelum memutar nomor yang akan dipanggil, ditunjukkan
dengan besarnya kegagalan akibat incomplete dial release answer, incomplete dial releasetimeout, exchange unallocated number dan premature release.
- Pelanggan kurang sabar, ditunjukkan dengan adanya kegagalan akibat release padasisi originating, old exchange subscriber busy.
5. Dimensi infrastruktur.Yang dimaksud dengan infrastruktur dalam hal ini adalah switching, transmisi dan
sarana lain yang menunjang kelancaran hubungan antar pelanggan. Jika trafik bertambah dandimensi tetap maka kemungkinan kegagalan akan meningkat. SN busy adalah salah satupetunjuk adanya kekurangan dimensi.
4. UPAYA MENINGKATKAN TINGKAT ASR4.1 Umum
Keberhasilan panggilan yang tinggi akan meningkatkan mutu pelayanan kepadapemakai jasa telekomunikasi. Mutu pelayanan yang baik akan menimbulkan rasa puas parapelanggan, dan akan memudahkan operator dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan.Dari analisis pada bagian 3, faktor yang menyebabkan rendahnya ASR adalah besarnyakegagalan panggilan di sisi terminating yaitu kegagalan panggilan akibat subscriber busydan Ring No Answer.
Dan rendahnya SCR adalah akibat besarnya kegagalan panggil di sisi terminatingdan originating.Kegagalan panggil dapat dikelompokkan dalam 2 ( dua ) kelompok yaitu
- Kegagalan karena alasan teknis- Kegagalan karena alasan non teknis.
23
Peningkatan tingkat ASR diutamakan pada penanggulangan penyebabrendahnya tingkat ASR tersebut yaitu kegagalan panggilan terbesar, sehingga dapattepat guna dan lebih efektif.Karena kegagalan dikelompokkan dalam 2 kelompok, maka penanggulangankegagalan ini harus didekati dari kedua sisi tersebut.
4.2 Peningkatan ASR secara Teknis
Langkah –langkah peningkatan ASR yang dapat dilakukan adalah:4.2.1 Pemeliharaan Jaringan Lokal
Jaringan lokal mulai dari MDF sampai terminal sangat rawan terhadapgangguan, hal ini dapat dimengerti karena jaringan local terpasang luas sesuaidengan luasnya cakupan pelayanan jasa telekomunikasi. Gangguan pada jaringanlocal dapat terjadi pada pesawat telepon langganan, saluran dalam rumah, saluranpenanggal langganan, titik bagi ( DP ), kabel sekunder, rumah kabel (RK) dan padakabel primer. Dengan meningkatkan pemeliharaan jaringan lokal, diharapkan dapatmengurangi gangguan dan dapat menjaga kualitas jaringan lokal. Dengan demikian,kondisi subscriber busy dan Ring No Answered akibat gangguan jaringan kabel lokaldapat ditekan sekecil mungkin, dan diharapkan ASR dapat meningkat.
4.2.2 Merevisi/mengganti Jaringan LokalPeningkatan jumlah satuan sambungan telepon terpasang dan semakin
memasyarakatnya pemakaian jasa telekomunikasi, mengakibatkan meningkatnyakapasitas jaringan lokal. Mengingat peningkatan permintaan sambungan teleponterjadi secara bertahap dan tahun-tahun terakhir ini meningkat dengan tajam, makapenambahan jaringan lokal dirasa sangat mendesak, penambahan jaringan kabellokal seringkali mengganggu jaringan yang sudah ada dan dapat mengakibatkanjumlah gangguan meningkat.
Untuk mengantisipasi peningkatan gangguan, perlu memikirkan revisijaringan lokal dengan jaringan berkapasitas besar, berteknologi tinggi dan handal,misalnya dengan teknologi serat optik. Dengan mengganti/merevisi ini maka Qgangguan jaringan lokal akan dapat ditekan dan penyelesaian gangguan dapatdipersingkat. Dengan demikian diharapkan kegagalan panggilan di sisi terminatingdapat ditekan. Dengan kecilnya Q gangguan diharapkan keberhasilan panggil akantinggi dan tingkat ASR akan meningkat.
4.2.3 Pemasangan Automatic Answering Record DeviceDalam melakukan suatu hubungan telepon, mungkin pemanggil tidak dapat
mengadakan pembicaraan dengan yang dipanggil, karena sedang tidak berada ditempat. Hal ini adalah salah satu penyebab kegagalan panggilan karena RNA.Dengan pemasangan Automatic Answering Record Device di rumah pelanggan
24
diharapkan dapat menanggulangi terjadinya RNA dan pemanggil dapatmenyampaikan pesan.
Keuntungan pemasangan alat ini bagi operator adalah mengurangipendudukan jaringan yang sia-sia, dan mengurangi repeat call, kondisi ini akanmengurangi beban sentral. Keuntungan yang diperoleh langganan adalah pelanggantetap menerima pesan walaupun sedang tidak berada di tempat, dengan demikiandiharapkan tingkat ASR akan semakin tinggi.
4.2.4 Pengoperasian AnnouncementPerluasan pengoperasian Announcement yang telah ada, dapat digunakan
untuk informasi pelanggan sibuk, untuk informasi bila terjadi kerusakan maupunputusnya jaringan. Dengan cara ini diharapkan pelanggan tidak melakukanpengulangan panggilan yang akan mengurangi repeat call, dengan demikian bebansentral dapat dikurangi. Cara ini juga diharapkan dapat menekan jumlah pelanggansibuk dan RNA yang pada akhirnya akan meningkatkan ASR.
4.2.5 Pengaktifan Pelayanan TambahanPada sentral telepon digital atau sentral dengan Storage Program Control
(SPC) dapat ditambahkan atau diaktifkan beberapa pelayanan tambahan dengan caramenambah program ( software ) yang diperlukan, beberapa di antaranya adalah:a. Call Diversion ( CD )
Fasilitas Call Diversion ( CD ) ini memungkinkan pelanggan untukmengalihkan panggilan yang masuk ke nomor lain. Nomor tujuan yang diinginkanharus dipesan dan diaktifkan oleh pelanggan. Ada tiga macam CD pada sentral 5ESSyaitu:1. Call Diversion Immediately2. Call Diversion On Busy3. Call Diversion No ReplyDengan diaktifkannya fasilitas ini diharapkan kegagalan panggilan akibat subscriberbusy dapat ditekan, dan ASR diharapkan dapat meningkat.b. Pengaktifan Fasilitas Call Waiting
Pesawat yang memiliki fasilitas call waiting dapat mengetahui panggilanyang masuk kepadanya pada saat pesawat tersebut sedang melakukan pembicaraan (mis. B) dengan pesawat lainnya ( mis. C). Dari tone yang didengar pelanggan Bdapat diketahui bahwa ada pelanggan ( mis. A) sedang mencoba menghubunginya,kemudian pelanggan B dapat melakukan kontrol pembicaraan dengan A dan C.Dengan fasilitas ini diharapkan dapat mengatasi kegagalan panggil yang diakibatkanoleh kondisi pelanggan sibuk.
4.3 Peningkatan ASR secara Non TeknisMengadakan pendekatan terhadap pengguna jasa telekomunikasi secara terus
menerus, sehingga masyarakat pemakai jasa memiliki wawasan yang cukup tentangkondisi perangkat telekomunikasi. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan adalah:a. Customer Education
25
Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan adalah:1. Tatap muka dengan masyarakat, dapat dilakukan dalam periode tertentu, misalnya
saat akan menjadi pelanggan. Tatap muka ini dapat dilakukan sebagai salah satusyarat menjadi pelanggan.
2. Siaran melalui layanan Televisi, mass media cetak dan media lainnya.3. Penerbitan buku telepon dengan cepat dan cermat, selebaran-selebaran dan lain-
lain.Dimaksudkan untuk mengurangi kegagalan akibat perilaku langganan.
Kegagalan akibat perilaku pelanggan sangat besar, ditunjukkan dengan besarnyakegagalan akibat incomplete dial release answer, incomplete dial timeout, prematurerelease yang mengakibatkan besarnya loss originating, exchange unallocated numberdan handset salah letak.Selain itu perlunya pengertian pelanggan akan kewajiban membayar rekeningtagihan untuk memperkecil kegagalan panggilan akibat di isolir. Dengan demikanrendahnya tingkat ASR akibat kegagalan yang diakibatkan oleh perilaku langganandapat ditekan.
b. Meningkakan peranan penerangan 108Rendahnya tingkat ASR akibat dari keragu-raguan pemanggil akan nomor
yang diputar, dapat dilihat dari adanya kegagalan panggilan akibat premature release,old exchange subscriber busy dan un allocated number (UN). Dengan peningkatanperanan penerangan lokal 108, diharapkan pemakai jasa dengan mudah dapatmeyakinkan nomor yang dipanggil melalui bantuan penerangan 108.
5. KESIMPULANDari analisis data parameter yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:1. Tingakt ASR lokal MEA dan ASR SLJJ, lebih kecil dari tolok ukur ASR lokal =
60 % dan ASR SLJJ = 50 %2. Kepadatan call di sirkit dalam satu jam sibuk cukup tinggi3. Waktu pendudukan sirkit singkat4. GOS sentral 5ESS rata-rata = 0,95 %, lebi besar dari 0,1 %5. Tingkat SCR lokal MEA = 33,6 % dan SCR SLJJ = 29,64 %, lebih kecil dari tolok
ukur ( < 50 % )6. Loss terbesar adalah loss terminating rata-rata 49,08 % dan loss originating rata-
rata 33,98 %7. Penyebab kegagalan panggilan dikelompokkan dalam 2 kelompok besar yaitu:
a. Kegagalan akibat alasan teknis antara lain; pada jaringan kabel, perangkatsentral, dan pada perangkat transmisi.
b. Kegagalan karena alasan non teknis sering diakibatkan oleh pelangganantara lain; kurang persiapan sebelum membangun hubungan, salahmemutar nomor, kurang sabar, salah meletakkan handset.
26
DAFTAR PUSTAKAAkimaru, H. & Kawashima, K, 1993, Teletraffic, Theory and Aplications, Springer-verlag,
Germany.Boxma, O.J, J.W. Cohen., H.C. Tjims, 1996, Teletraffic Analysis and Computer
performance evaluation, Elsevier science Publishers B.V., Amsterdam,belanda.
CCITT, 1983, General Network Planning, ITU, Geneva.
Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, 1994, Fundamental Technical Plan,
James R. Boucher, 1988, Voice Teletraffic Systems Engineering, Artech House, Inc
L. Kleinrock, 1976, Queueing System, vol. I, Theory, John Wiley & Sons
L. Kleinrock, 1976, Queueing System, vol. II, Computer Aplications, John Wiley &Sons.
Lansun Lee PH.D., 1996, Telecommunication Network Traffic Engineering
Ramses R. Mina, Teletraffic Engineering, Telephony Publishing Corporation,Chicago.
Sigit Haryadi Ir., Jaringan Telekomunikasi, 1994, PT Dete Elan Kreasi BandungY. Rapp, Planning Research, Ericsson,Stockholm.
Top Related