8/10/2019 Abrasive Materials
1/22
ABRASIVE MATERIALS
MAKALAH
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Teknik Material
Kedokteran Gigi (ITMKG)
Disusun oleh
Ririn Fitri Pebriani
160110130079
\
\
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2014
8/10/2019 Abrasive Materials
2/22
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya makalah yang berjudul Abrasive Materials ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah ITMKG.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih atas bantuan bantuan yang telah diberikan, baik berupa bimbingan,
pengarahan maupun saran.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun bagi
siapapun yang menjadikan makalah ini sebagai bahan referensi dalam pembuatan
makalah lainnya.
Penulis telah berusaha mewujudkan makalah ini dengan sebaik-baiknya, namun
apabila terdapat kesalahan, penulis bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Bandung, 2 Oktober 2014
Penulis
8/10/2019 Abrasive Materials
3/22
8/10/2019 Abrasive Materials
4/22
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Restorasi gigi diselesaikan sebelum dipasang di dalam rongga mulut untuk
mendapatkan tiga manfaat dari perawatan gigi : kesehatan mulut, fungsi, dan
estetika. Restorasi dengan kontur dan pemolesan yang baik akan meningkatkan
kesehatan mulut dengan jalan mencegah akumulasi sisa makanan dan bakteri
patogen. Ini diperoleh melalui reduksi daerah permukaan total dan mengurangi
kekasaran permukaan restorasi. Permukaan yang lebih mulus akan lebih mudah
dijaga kebersihannya dengan tindakan pembersihan preventif yang biasa dilakukan
sehari-hari karena benang gigi dan sikat gigi akan mendapat jalan masuk yang lebih
baik ke semua permukaan dan daerah tepi. Dengan beberapa bahan gigi tertentu,
aktivitas karat dan korosi dapat dikurangi cukup besar jika seluruh restorasi dipoles
dengan baik. Fungsi rongga mulut akan meningkat jika restorasi dipoles dengan baik
karena makanan akan meluncur lebih bebas pada permukaan oklusal dan embrasur
selama mastikasi. Yang lebih penting lagi, daerah kontak restorasi yang halus akan
mengurangi tingkat keausan pada gigi tetangga maupun antagonisnya. Ini khususnya
berlaku untuk bahan restorasi seperti keramik yang mengandung fase yang lebih
keras daripada email gigi dan dentin. Permukaan yang kasar menyebabkan terjadinya
tekanan kontak yang tinggi yang dapat menimbulkan hilangnya kontak fungsional
dan stabilisasi antara gigi-gigi. Akhirnya, kebutuhan estetik dapat membuat dokter
gigi menangani permukaan restorasi yang tampak jelas dengan cara berbeda daripada
permukaan yang sulit dijangkau. Walaupun pemolesan yang mirip cermin diinginkan
8/10/2019 Abrasive Materials
5/22
2
demi alasan di atas, jenis permukaan ini mungkin secara estetik kurang baik karena
tidak cocok dengan gigi-gigi di sebelahnya bila berada di daerah yang mudah
kelihatan seperti permukaan labial dari gigi-gigi aterior atas. Meskipun demikian,
permukaan ini tidak terkena tekanan kontak yang tinggi dan mudah dibersihkan. Ciri
dan corak anatomi yang samar dapat ditambahkan pada daerah ini tanpa
mempengaruhi kesehatan maupun fungsi rongga mulut.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa itu finishing dan polishing?
b.
Bagaimana prinsip dari cutting, grinding, finishing, dan polishing?
c.
Apa itu abrasi dan erosi?
d.
Bagaimana tipe-tipe dari abrasif?
e. Bagaimana desain instrumen abrasif?
f. Bagaimana prosedur finishing dan polishing?
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ilmu Teknik
Material Kedokteran Gigi (ITMKG) mengenai abrasive materials.
8/10/2019 Abrasive Materials
6/22
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi dan Keuntungan Finishing dan Polishing
Finishing adalah prosedur mengurangi kelebihan material restorative,
membentuk kontur yang tepat, menghasilkan permukaan restorasi yang rata.
Polishing merupakan rangkaian prosedur yang berfungsi untuk mengurangi
atau menghilangkan goresan-goresan yang terjadi dari proses pekerjaan sebelumnya.
Pekerjaan ini dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan permukaan
restoratif yang mengkilat.
Keuntungan :
Restorasi dengan kontur dan pemolesan yang baik akan meningkatkan
kesehatan mulut dengan jalan mencegah akumulasi sisa makanan dan bakteri
patogen
diperoleh melalui reduksi daerah permukaan dan mengurangi kekasaran
permukaan restorasi
Permukaan yang lebih halus akan lebih mudah dijaga kebersihannya dengan
tindakan pembersihan preventif yang biasa dilakukan sehari-hari karena
dental flos dan sikat gigi akan mendapat jalan masuk yang lebih baik ke
semua permukaan dan daerah tepi
Fungsi rongga mulut akan meningkat jika restorasi dipoles dengan baik sisa
makanan tidak mudah melekat pada permukaan restorasi selama proses
mastikasi
daerah kontak restorasi yang halus akan mengurangi tingkat keausan (susut
krn tergosok) pada gigi tetangga maupun antagonisnya terjadi pada
8/10/2019 Abrasive Materials
7/22
4
restorasi porselen yang mempunyai kekerasan yang lebih dibanding email
dan dentin
permukaan yang kasar menyebabkan terjadinya tekanan yang tinggi pada gigi
sehingga dapat menimbulkan hilangnya kontak fungsional dan stabilitas antar
gigi.
2.2 Prinsip Cutting, Grinding, Finishing, dan Polishing
Proses penyelesaian (finishing) mengubah bahan dari bentuk kasar ke bentuk
yang lebih rapi. Hasil penyelesaian dapat berarti diperolehnya permukaan akhir atau
diaplikasikannya permukaan tersebut pada bahan. Pemotongan (cutting), pengasahan
(grinding) dan pemolesan (polishing) merupakan serangkaian tahapan yang
dilakukan dalam proses merapikan suatu restorasi. Proses penyelesaian biasanya
menghilangkan bahan-bahan seperti :
1. Noda permukaan dan ketidaksempurnaan.
2. Pembentukan ke bentuk ideal.
3. Permukaan paling luar dari restorasi dibentuk sesuai yang diinginkan.
Pemotongan (cutting) biasanya mengacu pada permukaan instrument yang
berbentuk bilah. Contoh : roda pengasah. Roda ini tidak mempunyai bilah-bilah
individual tetapi bentuknya memungkinkan alat ini digunakan dalam bentuk bilah
berputar untuk mengasah sprue dan bahan stone gigi.
Pengasahan (grinding) adalah menghilangkan partikel-partikel dari substrat
melalui aksi instrument abrasif. Instrumen pengasah mengandung partikel
abrasif yang tersusun acak. Setiap partikel memiliki beberapa ujung tajam yang
berjalan sepanjang permukaan substrat. Karena partikel tersusun secara acak maka
akan menyebabkan suatu goresan . contoh : bur intan.
8/10/2019 Abrasive Materials
8/22
5
Pemolesan (polishing) bertujuan untuk menghasilkan permukaan partikel yang
paling halus dan bekerja pada region permukaan yang sangat tipis. Contoh :
abrasif karet, amplas, pasta poles dengan partikel halus (Anusavice, 2004)
2.3 Abrasi dan Erosi
Abrasi
Keausan material terjadi ketika dua permukaan saling geser atau saling
bergesekan terhadap satu sama lain. Proses finishing melibatkan keausan dari
partikel. Partikel terluar pada permukaan instrumen yang mengelupas disebut sebagai
abrasive. Bahan yang selesai disebut sebagai substrat. Rotasi arah alat berputar
merupakan faktor penting dalam mengendalikan aksi instrumen pada permukaan
substrat. Ketika handpiece dan bur dalam arah yang sama, translasi menghasilkan
permukaan yang kasar dan rotasi bur cenderung lari dari permukaan. Ketika
handpiece dan bur pada permukaan yang terkelupas ditranslasikan dalam berlawanan
arah, permukaan halus dicapai,
8/10/2019 Abrasive Materials
9/22
6
Abrasi dapat berupa two body atau three body. Two body terjadi ketika partikel
abrasif terikat secara kuat pada instrumen abrasif dan tidak ada partikel abrasif lain
yang digunakan. Contoh : diamond bur. Three body terjadi ketika partikel abrasif
bebas untuk bertranslasi dan memutar diantara dua permukaan. Contoh: permukaan
tidak berikat.
Pemotongan dan menggesekkan akan ditingkatkan melalui penggunaan pelumas.
Pada umumnya yang digunakan adalah air, gliserin atau silicon. Air pelumas larut
yang paling disukai. Kelebihan dari pelumas akan menurunkan efisiensi pemotongan.
Erosi
Erosi disebabkan oleh partikel keras yang mempengaruhi permukaan substrat,
dibawa oleh salah satu cairan aliran air atau udara seperti permukaan sandblasting.
Laboratorium gigi menggunakan metode erosif untuk penyelesaian dan pemolesan
bahan. Dua jenis proses erosif adalah erosi kimia dan erosi partikel keras.
8/10/2019 Abrasive Materials
10/22
7
2.4 Tipe-Tipe Abrasif
Arkansas Stone
Merupakan batu yang semi translucent dan merupakan jenis batuan sedimen
yang berada di Arkansas. Sifatnya dense, keras, dan terdiri dari tekstur
mikrocrystaline quartz yang seragam. Batu ini digunakan untuk fine grinding pada
enamel gigi dan metal alloys
Chalk
Merupakan bahan abrasive yag berwarna putih yang mengandung CaCO3. chalk
ini berfungsi sebagai mild abrasive paste untuk polish enamel gigi, gold foil,
amalgam dan plastic material
Corundum
Merupakan mineral putih yang mengandung Al2O3. biasanya bahan ini diganti
dengan synthetic Al2O3 in dental. Digunakan untuk grinding metal alloys
Diamond
8/10/2019 Abrasive Materials
11/22
8
Disebut juga super abrasive karena kemampuannya untuk abrade substansi lain
yang dikenal
Synthetic Diamond Abrasive
Lebih banyak digunakan dibandingkan dengan diamond natural, karena ukuran
dan bentuknya konsisten dan lebih murah.
Emery
Digunakan untuk polishing metal alloy dan akrilik resin material.
Garnet
Mineral yang penting dalam garbet ini yaitu Al, Co, Fe, Mg, dan Mn. Yang biasa
di gunakan dalam kedokteran gigi yaitu yang merah gelap. Berguna untuk grinding
metal alloy dan acrylic resin materials
Pumice
Berguna untuk polishing anamel gigi, gold foil, dental amalgam dan acrylic resni
Quartz
Keras, tanpa warna, kebanyakan merupakan abundand mineral. Untuk finishing
dental alloy bisa juga untuk grinding dental enamel
Sand
Gabungan dari beberapa partikel mineral. Secara predominan oleh silika.
Partikelnya memperlihatkan warna yang beragam, sehingga tampilannya distinc.
Sand ini dilapisi oleh paper disk yang berguna untuk grinding metal alloy dan acrilic
resin material
Tripoli
Light weight, friable siliceous, batuan sedimen. Tripoli bisa berwarna putih, abu,
pink, merah atau kuning. Yang berwarna merah dan abu biasa digunakan dalam
kedokteran gigiuntuk polishing metal alloy dan acrilic resin materials
8/10/2019 Abrasive Materials
12/22
9
Zirconium Silicate
Biasa digunakan sebagai komponen pada prophylactic pastes
Cutle
Biasa disebut cuttlefish atau cuttle bone. Merupakan white calcareous powder
yang terbuat dari bagian dalam kerang yang ada di laut mediterannia. Digunakan
sebagai coated abrasive dan untuk polishing metal margins, dan dental amalgam
restoration
Kiesselguhr
Mengandung aquatic plants yang dikenal sebagai diatoms. Diguankan sebagai
filler atau pengisi pada beberapa dental material, seperti hidrocoloid impression
material
Silicon Carbid
Meruapakan sintetik abrasive yang pertama di produksi, biasanya berwarna
hujau dan biru kehitaman memiliki equivalent physical properties. Silikon carbid
sangat keras, dan brittle, menghasilkan efisiensi pada saat cutting material termasuk
metal alloy, ceramic dan acrylic resin
Alumunium Oxide
Jenis sinthetic kedua yang di produksi. Lebih keras dari corundum (natural
alumina). Sering menggantikan emery dalam hal abrasive. Untuk adjusting dental
enamel, finishing metal alloy, resin based composites, dan ceramic material
Rouge
Merupakan Fe2O3, berwarna merah. Berguna untuk polish high noble metal
alloys.
Tin Oxide
8/10/2019 Abrasive Materials
13/22
10
Mengandung SnO. Berguna untuk piloshing gigi dan matalik restoration. Dapat
di campur dengan air, alcohol, atau glycerin untuk menjadi abrasive pasta
Abrasive Paste
Abrasive pasta yang digunakan biasanya yang mengandung alumina atau
diamond particles. Alumina pasta mengguanakan rotary instrument dan dapat me
ingkatkan jumlah pada air. Diamond abrasiv, digunakan dalam keadaan kering
2.5 Desain Instrumen Abrasif
Abrasive Grits
Abrasive Grits berasal dari bahan-bahan yang telah hancur dan telah melewati
serangkaian mesh screens untuk mendapatkan berbagai ukuran partikel. Dental
Abrasive Grits diklasifikasikan menjadi
Coarse ( Kasar )
Medium coarse
Medium ( Sedang )
Fine (Halus)
Superfine
Pada umumnya, tipe dari abrasive grits menentukan hasil pekerjaan bahan
Bounded Abrasives
Bonded abrasives terbentuk melalui empat metode umum:
1.
sintering,
8/10/2019 Abrasive Materials
14/22
11
2. ikatan vitreous (kaca atau keramik),
3.
resinoid ikatan (biasanya resin fenolik), dan
4.
ikatan karet (lateks-based atau karet silikon berbasis )
Disk abrasif digunakan untuk gross reduction, contouring, finishing, dan
polishing permukaan restorasi. Alumunium oxide abrasive merupakan jenis yang
sering digunakan.
Coated Abrasive Disks and Strips
Coated abrasive dibuat dengan mengamankan partikel abrasif untuk dasar yang
fleksibel bahan (heavyweight paper, logam, atau Mylar) dengan bahan perekat yang
cocok. Abrasive biasanya tersedia dalam disk dan strip finishing. Disks tersedia
dalam diameter yang berbeda dan ketebalan yang berbeda
Nonbonded Abrasives
Polishing pastes merupakan nonbonded abrasive digunakan untuk polishing
akhir. Polishing pastes harus digunakan bersama dengan nonabrasive seperti busa
sintetis, karet, atau kain chamois merasa. Alumunium oksida adalah nonbonded
abrasive paling populer
Abrasives Motion
Abrasive Motion diklasifikasikan sebagai rotary, planar atau reciproral. Pada
umumnya burs dianggap rotary, disk merupakan planar, dan reciprocating
handpieces bergerak siklik. Perbedaan ukuran abrasive mempengaruhi setiap
pergerakan.
8/10/2019 Abrasive Materials
15/22
12
2.6 Prosedur Finishing dan Polishing
Akrilik
Sebelumnya,finishing seharusnya tidak diselesaikan sebelum 24 jam setelah
hasil restorasi dimasukkan,hingga reaksi polymerisasi selesai.
Selama melakukan finishing, operator harus melepaskan pelapis dengan
menggunting atau mengelupasnya dari sisi tepinya,hal itu akan membuatnya
terkelupas dan akan meninggalkan pembuka untuk kebocoran berikutnya.
Untuk pengetriman akan efektif jika menggunakan:
pisau tipis,
disk abrasive,
atau bor
Lalu, dikibaskan dengan halus diatas permukaan.
Permukaan dapat diperhalus menggunakan bor yang tumpul atau disk yang
telah dibasahi dan amplas.
Untuk finishing akhir dapat dilakukan dengan penggunaan :
kapur basah pada buff wheel,
atau dengan pumice basah pada rubber cup.
Pemolesan yang berlebihan harus dihindari untuk mencegah kualitas estetika
dari resin.
Amalgam
Saat sebuah restorasi amalgam sudah termanipulasi secukupnya, amalgam ini
akan mengeras dalam beberapa menit sehingga bisa diukir dengan alat yang
tajam. Pengukuran tepi amalgam harus dilakukan untuk menghilangkan
semua ekses amalgam. Memburnish dengan instrument metal yang memiliki
permukaan luas juga bisa diterapkan untuk menghaluskan permukaan.
8/10/2019 Abrasive Materials
16/22
13
Setelah proses awal pengukiran ini, restorasi harus dibiarkan untuk beberapa
saat sebelum finishing dan polishing dengan instrumen rotasi. Kebanyakan
amalgam bisa dipoles sehari setelah pemasangan. Penundaan waktu akan
membuat amalgam makin kuat. Polishing amalgam dilakukan melalui
aplikasi tahapan yang mencakup penggunaan batu yang baik dan disk abrasif.
Pemolesan akhir dikembangkan dengan pengaplikasian silex yang sangat
baik (extra fine silex), diikuti dengan selapis tipis oksida timah dengansikat
halus berputar (rotating soft brush). Selama proses pemolesan akhir ini,
restorasi harus dijaga kelembabannya untuk mencegah suhu yang terlalu
tinggi (Craig, OBrien, dan Powers, 2006)
Metal Inlay
Cetakan dibersihkan dari sisa pencetakan (oleh air, sikat gigi)
Cetakan direndam/diawetkan dalam hidrochloric acid (HCl) untuk
menghilangkan lapisan oxida.
Kelebihan hasil cetakandihilangkan dgn batu carburundum
Cetakan dipisahkan dari spruedengan menggunakanseparating disk
Hasil ditempatkan pada die
batu carburundum digunakkan dengan
kecepatan rendah, karena untuk menciptakan daerah yang sesuai untuk
permukaan occlusalnya .
Kemudian, dengan batu hijau dapat digunakkan untuk menyelesaikan garis
tepinya dengan memutarkannya dari permukaan inlaynya menuju garis
tepinya. Tujuan untuk membentuk metal sedemikian rupa ,dengan
8/10/2019 Abrasive Materials
17/22
14
membentuknya kearah garis tepi dan membentuk adaptasi yang menyerupai
gigi.
Untuk inlay kelas II ,
finishing garis tepi proximalnya dilakukan dengan cuttle disk
medium.
Perawatan dilakukan untuk menghindari ganguan pada gusi dilakukan
dengan pemolesan.
Permukannya memiliki kekasaran 0.3-0.5 m setelah dilakukan
pemolesan.
Jadi guratan-guratan masih dapat terlihat pada hasil.
Setelah inlay dipasangkan ke gigi, Finishing terakhir dilakukan dengan :
prophylaxis cup atau bristle brush
penggunaan XXX Silex ,
tepung , atau pumice.
Composite
Untuk mengurangi kekasaran digunakan :
diamond,
bor carbide,
finishing disk, atau lembaran alumina.
8/10/2019 Abrasive Materials
18/22
15
Untuk Finishing akhir, baik untuk microhybrid atau microfilled composite,
digunakan :
rubber rag yang berlapiskan bahan abrasive,
atau rubber cup dengan pasta untuk polishing.
Finishing akan diselesaikan pada area yang basah oleh air.
Finishing akhir untuk light-cured composite dapat dimulai segera setelah
light-curing.
Polishing adalah proses terakhir dari finishing dan biasanya dilakukan dengan
aluminium oxide abrasive dengan kenaikan tingkat ukuran bahan
abrasivenya.
Polishing untuk composite penting,karena permukaan yang halus dibutuhkan
untuk mencegah retensi dari plak dan itu diperlukan untuk menjaga
kebersihan mulut.
Ukuran dari kualitas polishing adalah kekasaran permukaannya .
Perbandingan kekasaran permukaan dari composite dicantumkan pada table
dibawah ini.
Tingkat kehalusan dipengaruhi oleh mylar matriksnya.
Bor carbide menghasilkan permukaan yang lebih halus dari bor
diamond,tetapi setelah polishing hasil kekasarannya serupa.
Ceramic
8/10/2019 Abrasive Materials
19/22
16
Permukaan ideal ceramic resoration yakni halus dan permukaan mengkilap
(glaze)
Lapisan kilap/ glaze tidak akan diperoleh pada permukaan halus, jika
permukaan inisial pada ceramic memiliki kekasaran.
Permukaan paling halus dpt diperoleh secara ekstraoral sebelum protesa di
semen
Polishing dapat meng-improve kekuatan yang ada pada permukaan protesa
ceramic karena akan menutup porus dan microcracks.
Cooling/ pendinginan yang adekuat, penting dalam in vivo, ketika mem
finishing dan polishing restorasi ceramic.
Kontak secara kontiny antara restorasi an instrumen rotary, harus di hindari
Silicone carbida (heatless stone) menyediakan reduksi panas dan dapat
digunakan sebagai alternatif
Beberapa peralatan tersedia untuk finishing dan polishing dari restorasi
ceramic.
Instruksi pabrik harus diikuti ketika mengggunakan sistem yang berbeda.
Berdasarkan preferensi dari doker gigi, teknnik generalmya, yakni:
Kontur denganflexible diamond disks, diamod burs, polymer stone
atau dengangreen stone (silicone carbida)
8/10/2019 Abrasive Materials
20/22
17
Finishing dengan white stones atay abrasive-impregnated rubber disk,
cusp dan point. Atau jika dibutuhkan, gunakan diamondpaste dengan
sikat ataufelt wheel
Gunakan overglaze layer, atau natural glaze.
Untuk polishing pada intraoral, gunakan aplikasi intermitten untuk memutar
instrumen dengan jumlah air yang banyak sebagai pendingin.
8/10/2019 Abrasive Materials
21/22
18
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Jadi, bahan abrasive/polishing merupakan suatu bahan untuk meratakan,
menghaluskan dan mengkilapkan. Berbagai macam bahan abrasive
dipergunakan di kedokteran gigi, diantaranya adalah emery yang merupakan
suatu aluminium oxide alam yang sering disebut corundum, aluminium oxide
adalah bahan abrasive murni dari berbentuk emery, garnet dibentuk dari
sejumlah mineral digunakan pada polishing gigi, pumice berupa bubuk abrasive
kedokteran gigi atau bahan polish untuk conservative, zirconium silicate
merupakan bahan yang digunakan sebagai bahan polish konservatif,
diatomaceous earth merupakan bahan abrasive dan polishing tetapi juga sebagai
filer pada beberapa bahan kedokteran gigi, tripolis merupakan bahan yang dipaki
untuk polish ringan, rouge yang merupakan bahan berbentuk padatan yang
mempunyai komposisi iron oxide,iron oxide ini dipergunakan sebagai
bahan polish untuk gigi dan restorasi metal dalam mulut, sand adalah pasir dan
bentuk lain dari quartz, carbides terdiri dari silicon carbides dan boron carbides,
serta diamond yang paling keras dan sangat efektif untuk enamel gigi.
8/10/2019 Abrasive Materials
22/22
19
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, Kenneth J. 2013. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi, Edisi 10.
Jakarta : EGC.
William J,OBrien. Dental Materials and Their Selection. Third Edition. 2002.
Quintessence Pubhlishing.
Top Related