Download - A2- Difteri

Transcript

PowerPoint Presentation

Difteri Kelompok A2:Nadia Dita 102009109Herywijaya Sixtaputra 102012443Evalin Aldora Tasane 102012053Ezra Elian Yonatan 102012104Cecilia Yuniati 102012173Christin Doko Rehi 102012256Michael Laban 102012285Atvionita Sinaga 102012369Maria Alberta 102012438Grandy Talanila 102012432

AnamnesisKeluhan Utama: sesak napas sejak 1 hari yang laluRPS: Pasien tidak mau makanRPD: 1 minggu yang lalu pasien batuk pilek, 2 hari yang lalu pasien demam disertai nyeri menelanRPK:-RP: Imunisasi tidak lengkapRL:-Pemeriksaan FisikKU: Sakit berat, sesak & agitasiKesadaran: compos mentisRR: 50/minHR: 130/minT: 40CStridor (+)Leher membesar & kerasTonsil membesar ditutupi selaput keabu-abuanUsap tenggorok: Batang gram positifAgeHeart Rate (beats/min)Blood Pressure (mm Hg)Respiratory Rate (breaths/min)Premature120-170 *55-75/35-4540-700-3 mo100-150 *65-85/45-5535-553-6 mo90-12070-90/50-6530-456-12 mo80-12080-100/55-6525-401-3 yr70-11090-105/55-7020-303-6 yr65-11095-110/60-7520-256-12 yr60-95100-120/60/7514/2212 > yr55-85110-135/65/8512-18REFERENCE:

Kliegman, RM, et al. Nelson Textbook of Pediatrics. 19th ed. Philadelphia: Saunders, 2011.* From Dieckmann R, Brownstein D, Gausche-Hill M (eds): Pediatric Education for Prehospital Professionals. Sudbury, Mass, Jones & Bartlett, American Academy of Pediatrics, 2000, pp 43-45. From American Heart Association ECC Guidelines, 2000.

Grading Pembesaran Tonsil

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan darah Hemoglobin, leukosit ?Pemeriksaan Lab Spesimen langsung - Methylen blue - Pewarnaan gram - immunoflouresensSchick test Antitoxin difteri (+/- ) Butuh waktu pemeriksaan

Kultur :Media teluritMedia loffler Untuk pertumbuhan koloni Corynebacterium DiphtheriaePemeriksaan Penunjang

Working Diagnosis Difteri tonsilerEt/Corynebacterium diphtheriaeG/Pseudomembran keabu-abuan, mudah berdarah

Differential DiagnosisAbses retrofaringEt/pecahnya limfadenitis purulen retrofaringG/stridor & leher hiperekstensi, hipersalivasi, regurgitasiTh/insisi

Differential DiagnosisAbses peritonsilerEt/streptococcus atau staphilococcus, kelanjutan tonsilitis akutG/febris, nyeri saat buka mulut, trismusTh/insisi, drainage, antibiotik

Corynebacterium diphtheriaeBasil gram positifNon-sporaClub-formGranula metakromatis di dekat ujung4 Biotipe: gravis, mitis, intermedius, belfanti

Corynebacterium diphtheriaeBila Corynebacterium diphtheriae nontoxigenik diinfeksi bacteriophage yang membawa gen tox+, akan menjadi lisogenik & toxigenikHal ini selanjutnya herediter

Toxin DifteriPolipeptida tidak tahan panasLetal pada dosis 0,1 g/kgFragmen B (BM 38.000): domain reseptor dan domain translokasiFragmen A menghambat elongasi rantai (ada NAD)melalui inaktivasi faktor elongasi EF-2

Patofisiologi

Produksi toxin menjadi optimal pada kadar 0,14 g besi per mililiter mediumToxin difteri diabsorpsi membran mukosa destruksi epitel & respon inflamasi superfisial pseudomembranManifestasi KlinisDifteri tonsil/faringMalaise, demam, nyeri tenggorok ringan1-2 hari membran, meluas, abu-abuPernapasan bau busukBull neck

Manifestasi KlinisDifteri laringeal Membran meluas kebawah faringSerak, stridorObstruksi berpotensi kematian

KomplikasiSaluran pernafasan : obstruksi jalan nafas, Kardiovaskuler: akibat toxin yang dibentuk oleh bakteri ini miokarditisSusunan saraf , mengenai system susunan saraf terutama system motorik gangguan gerak dan kesadaran Paralisis / paresis palatum mole kesukaran menelan.Paralisis/ paresis otot-otot muka sehingga dapt mengakibatkan strabismus, gangguan akomodasi,Paralisis umum Kelainan dapat mengenai otot muka, leher anggota gerak dan yang paling berbahaya bila mengenai otot pernafasan.\PenatalaksanaanAntitoxin - Anti Diptheriar Serum (ADS) diberikan sesegera mungkin, dosis sesuai perkiraan jumlah toxinAntibiotik - Eritromisin 40 mg/kg/hari, maksimal 2 gram/hari, terbagi setiap 6 jam, diberikan peroral selama 14 hariKortikosteroid : mencegah timbulnya komplikasi miokarditis. Indikasi untuk difteri berat dan sangat berat - prednisone 2 mg/kgbb/hari selama 3

PencegahanMemberikan kekebalan pada anak dengan cara: Imunisasi DPT - Dasar: 3-4-5 bulan - boster: pada 1 tahun & 5 tahun Imunisasi DT (diphtheria toxoid) - Pada anak usia 7 tahun ke atas2. Hindari kontak langsung dengan penderita difteri3. Jaga kebersihan dan sanitasi lingkungan

PenutupDifteri disebabkan kuman Corynebacterium diphtheriaeTerbentuknya eksudat, akan menjadi pseudomembran putih-abuPrevalensi berkurang karena imunisasi DPT