7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi
1/21
FLU BABI
OLEH : SGD 5
Putu Hena Pramonia Cita (0902105009)
Putu Rudi Mahardikaputra (0902105023)
Luh Komang Ratna Pertiwi (0902105024)
Dewa Ayu Pradnyani Prabawati (0902105042)
Nyoman Agus Jagat Raya (0902105043)
Made Maetri Pradnyayanthi (0902105058)
Ni Wayan Sinta Wahyuni (0902105059)
I Kadek Dwipayana (0902105075)
Komang Yuliani (0902105076)
Ni Made Dwi Kusumayanti (0902105082)
Ayu Selly Fajarini (0902105093)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2011
7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi
2/21
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengertian / definisi
Flu babi adalah penyakit saluran pernafasan akut pada babi yang disebabkan oleh virus
influensa tipe A. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), secara
umum penyakit ini mirip influenza dengan gejala demam, batuk, pilek, sesak nafas, nyeri
tenggorokan, lesu, letih dan mungkin disertai mual, muntah dan diare. kasus flu babi yang
terjadi pada manusia saat ini sudah bersifat pandemic (penyakit sudah tersebar ke
mancanegara). Menurut situs Center for Control and Prefention (CDC) AS, normalnya
virus flu babi hanya berjangkit pada babi dengan kematian rendah. Namun secara
sporadic terjadi infeksi pada manusia.
Varian baru ini dikenal dengan nama virus H1N1 yang merupakan singkatan dari dua
antigen utama virus yaitu hemagglutinin tipe 1 dan neuraminidase tipe 1.
Flu babi adalah influensa babi adalah penyakit saluran pernafasan akut pada babi yang
disebabkan oleh virus influensa tipe A. Gejala klinis penyakit ini terlihat secara
mendadak, yaitu berupa batuk, dispnu, demam dan sangat lemah. Penyakit ini dengan
sangat cepat menyebar ke dalam kelompok ternak dalam waktu 1 minggu, umumnya
penyakit ini dapat sembuh dengan cepat kecuali bila terjadi komplikasi dengan
bronchopneumonia, akan berakibat pada kematian (FENNER et al., 1987).
2. Etiologi
Penyebab flu babi adalah virus influenza tipe A subtype H1N1 dari familia
orthomyxoviridae. Flu atau influenza ada 2 type :
Type A : Menular pada unggas (ayam, itik, dan burung) serta babi
Type B dan type C : Menular pada manusia
Virus influenza tipe A yang termasuk family orthomyxoviridae, erat kaitannya dengan
penyabab swine flu, equine flu, dan avian influenza (fowl plaque). Ukuran virus tersebut
berdiameter 80120 nm. Selain influenza A, terdapat influenza B dan influenza C yang juga
sudah dapat di isolasi dari babi. Sedangkan 2 tipe influenza pada manusia adalah tipe A dan
7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi
3/21
B. kedua tipe ini diketahui sangat progresif dalam perubahan antigenic yang sangat dramatic
sekali (antigenik shift).
3. Epidemiologi
Penyebaran virus influensa dari babi ke babi dapat melalui kontak moncong babi, melalui
udara atau droplet. Faktor cuaca dan stres akan mempercepat penularan. Virus tidak akan
tahan lama di udara terbuka. Penyakit bisa saja bertahan lama pada babi breeder atau babi
anakan. Penyebabnya adalah virus influensa tipe A, subtipe: H1N1 (H1N2, H3N1, H3N2).
Identifikasi pertama kali pada tahun 1931. Kasus infeksi sudah dilaporkan pada pekerja di
kandang babi di Eropa dan di Amerika Utara.
Pada spesies babi memiliki kemampuan sangat menular dengan angka kesakitan tinggi dan
angka kematian 1-4%. Insiden penyakit ini terjadi sepanjang tahun, puncaknya pada musim
gugur dan dingin.
Manusia dapat terkena penyakit influensa secara klinis dan menularkannya pada babi.
Transmisi kepada babi yang dikandangkan atau hampir diruangan terbuka dapat melalui
udara seperti pada kejadian di Perancis dan beberapa wabah penyakit di Inggris. Babi
sebagai karier penyakit klasik di Denmark, Jepang, Italy dan kemungkinan Inggris telah
dilaporkan. Kejadian luar biasa flu babi diketahui pernah terjadi di Amerika Utara &
Selatan, Eropa (Inggris, Swedia, Italia) , Afrika (Kenya) dan beberapa daerah di Asia
Timur (Cina dan Jepang)
Flu babi pertama kali diidentifikasi di Indonesia pada 15 April 2009 dan dinyatakan
pandemi: 11Juni 2009 denagn Case Fatality Rate, sampai dengan 11 Juni 2009 sebesar
0,5%. Gejala klinis yang terjadi sebagian besar ringan, yaitu demam (87-94%), Batuk (87-
92%), Sakit tenggorokan (48-82% ), Gangguan pencernaan (25%).
Influenza A H1N1 di Provinsi Bali pertama kali diidentifikasi pada 12 Mei 2009, kasus
pertama yang dirawat yang dicurigai influenza H1N1 adalah seseorang
berkewarganegaraan Belanda. Dua minggu berikutnya warga negara Jepang, keduanya
dinyatakan negatif H1N1 oleh Litbangkes. Hingga Tanggal 21 Juni 2009 diidentifikasi
seorang warga negara Inggris, dan dinyatakan positif H1N1 dan tanggal 24 Juni 2009
Menkes menyatakan Indonesia Positif kasus H1N1 (kasus pertama di Indonesia).
7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi
4/21
4. Patofisiologi
Pada penyakit influensa babi klasik, virus masuk melalui saluran pernafasan atas
kemungkinan lewat udara. Virus menempel pada trachea dan bronchi dan berkembang
secara cepat yaitu dari 2 jam dalam sel epithel bronchial hingga 24 jam pos infeksi. Hampir
seluruh sel terinfeksi virus dan menimbulkan eksudat pada bronchiol. Infeksi dengan cepat
menghilang pada hari ke 9 . Lesi akibat infeksi sekunder dapat terjadi pada paruparu karena
aliran eksudat yang berlebihan dari bronkhi. Lesi ini akan hilang secara cepat tanpa
meninggalkan adanya kerusakan.
Pembentukan eksudat pada bronchiol menyebabkan suplai oksigen menurun, paru-paru
akan meningkatkan kerjanya sehingga menimbulkan sesak nafas. Karena suplai oksigen
terganggu, orang yang terinfeksi akan mengalami hipoksia dan kesadaran juga dapat
menurun. Selain itu, metabolisme tubuh pun dapat terganggu dalam pembentukan energi
sehingga orang dengan flu ini akan cepat merasa lelah. Virus flu babi juga dapat masuk ke
dalam saluran cerna yaitu lambung dan usus. Virus yang masuk ke dalam lambung akan
meningkatkan produksi HCl yang dapat menimbulkan perasaan mual dan penurunan nafsu
makan. Sedangkan virus yang masuk ke dalam usus akan meningkatkan kerja peristaltik,
dengan demikian orang akan mengalami diare.
5. Klasifikasi
Klasifikasi flu babi berdasarkan derajat keparahannya flu babi dibedakan menjadi yaitu:
a) Ringan
ILI (influenza like illness)
Tidak Sesak
Tidak nyeri dada
Tidak ada pneumonia
Tidak termasuk kelompok risiko tinggi (Asma, DM, PPOK, Obesitas, kurang
Gizi, Penyakit kronis lainnya)
Usia muda
b) Sedang
ILI (influenza like illness) dengan komorbid
7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi
5/21
Sesak napas
Pneumonia
Usia tua
Hamil
Keluhan mengganggu: diare, muntah-muntah
c) Berat
Pneumonia luas
Gagal napas
Sepsis
Syok
Kesadaran menurun
ARDS
Gagal multiorgan
(Sudoyo, 2006)
6. Tanda dan Gejala
a) Pada Manusia
Manifestasi flu babi sama dengan influenza musiman. Klien datang dengan gejala
penyakit respirasi akut, termasuk minimal 2 dari gejala berikut :
- Demam, dapat hingga menggigil
- Batuk
- Nyeri tenggorokan
- thSakit kepala
- Rasa lemas dan letih
- Diare dan muntah (mungkin dapat terjadi)
Berdasarkan Center for Disease Control and Prevention (CDC), gejala flu babi pada
manusia sama dengan influenza pada umumnya. Gejala meliputi demam, batuk, nyeri
tenggorokan, body aches, sakit kepala, menggigil dan lemas/letih. Beberapa klien juga
dilaporkan memiliki gejala diare dan muntah. Oleh karena gejala-gejala ini tidak spesifik
untuk flu babi, diagnosis banding dari kemungkinan flu babi tidak hanya dari gejala
namun juga kecenderungan tinggi flu babi tersebut berdasarkan riwayat klien saat ini.
7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi
6/21
b) Pada Babi
- apatis
- sangat lemah
- enggan bergerak atau bangun karena gangguan kekakuan otot dan nyeri
otot
- eritema pada kulit
- anoreksia
- demam sampai 41,8oC
- Batuk sangat sering terjadi apabila penyakit cukup hebat dibarengi dengan
muntah eksudat lendir
-bersin
- dispneu diikuti kemerahan pada mata dan terlihat adanya cairan mata
- Beberapa babi akan terlihat depresi dan terhambat pertumbuhannya.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Umum
Laboratorium: pemeriksaan darah rutin (Hb, leukosit, trombosit, hitung jenis
leukosit), spesimen serum Pemeriksaan apusan (aspirasi nasofaring atau bilasan/ aspirasi hidung)
Kalau tidak bisa dengan cara di atas maka dengan kombinasi apusan hidung dan
orofaring
Pada pasien dengan intubasi dapat diambil secara aspirasi endotrakeal
Pemeriksaan kimia darah: albumin, globulin, SGOT, SGPT, ureum, kreatinin,
analisis gas darah
Pemeriksaan radiologik: PA dan lateral Pemerikaan CT-Scan toraks (bila diperlukan)
b. Khusus
Pemeriksaan laboratorium virologi
Untuk mendiagnosis konfirmasi influenza A (H1N1) dengan cara :
7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi
7/21
Real time (RT)PCR
Kultur virus
Peningkatan 4 kali antibodi spesifik influenza A
8. Penatalaksanaan
TERAPI
1) Pasien dengan ILI akan dievaluasi apakah termasuk kelompok dengan gejala klinis
ringan, sedang atau berat.
2) Kelompok dengan gejala klinis ringan dipulangkan dengan diberi obat simptomatis dan
KIE untuk waktu istirahat di rumah.
3) Kelompok gejala klinis sedang dirawat di ruang isolasi dan mendapat oseltamivir 2 x 75
mg.
4) Untuk kelompok dengan gejala klinis berat dirawat di ICU.
5) Pemeriksaan laboratorium sesuai jadwal yang sudah ditentukan.
6) Di ruang rawat inap : dilakukan evaluasi keadaan umum, kesadaran, tanda vital, pantau
saturasi oksigen.
7) Terapi suportif.
MEDIKAMENTOSA
Oseltamivir merupakan pro drug dari metabolit aktif Oseltamivir Karboksilat. Metabolit
aktif ini merupakan penghambat selektif enzim neuramidase virus influenza yang
glycoproteinnya ditemukan di permukaan virion. Oseltamivir karboksilat menghambat
neuramidase influenza A dan B secara in vitro. Oseltamivir yang diberikan secara oral
menghambat replikasi dan pathogenicity virus influenza A dan B secara in vivo pada
binatang percobaan yang terinfeksi influenza yang sama bila terjadi pada manusia dengan
pemberian dosis 75 mg dua kali sehari.
INDIKASI
1) Terapi influenza (khususnya influenza A) pada anak usia satu tahun keatas yang
menderita gejala influenza. Efikasi ditunjukkan jika terapi diberikan dalam 2 hari setelah
timbul gejala.
7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi
8/21
2) Pencegahan influenza pada dewasa dan dewasa muda 13 tahun keatas setelah kontak
dengan penderita influenza ketika influenza telah menyebar.
3) Tamiflu tidak dapat menggantikan vaksinasi influenza.
DOSIS
1) Terapi influenza.
a) Dewasa dan dewasa muda 13 tahun ke atas: 75 mg oseltamivir 2 kali sehari selama 5
hari.
b) anak di atas 1 tahun sampai 13 tahun dapat digunakan Tamiflu suspensi dua kali sehari
selama 5 hari dengan dosis sesuai berat badan sebagai berikut:
- 5 kg 30 mg
- 15- 23 kg 45 mg,
- > 23 kg sampai 40 kg 60 mg,
- > 40 kg, dapat diberikan dosis dewasa 75 mg
2) Pencegahan influenza
a) Dewasa dan dewasa muda 13 tahun keatas 75 mg sekali sehari selama 7 hari. Terapi
diberikan sesegera mungkin setelah terpapar secara individual.
b) Selama terjadi epidemi influenza: 75 mg sehari sampai dengan 6 minggu.
c) Keamanan dan efektifitas oseltamivir pada anak usia dibawah 12 tahun belum dapatdibuktikan.
3) Pada gangguan fungsi hati tidak ada penyesuaian dosis
4) Pada gangguan fungsi ginjal
Dosis terapi:
- Penderita dengan creatinin clearens 10 - 30 ml/menit : 75 mg tiap 2 hari.
- Tidak dianjurkan pada penderita dengan creatinin clearens 10 ml/menit dan pasien
dialisa.
Dosis pencegahan:
- Pada creatinin clearens 10 30 ml/ menit: 75 mg tiap 2 hari atau 30 mg suspensi sekali
sehari.
- Tidak dianjurkan pada penderita dengan creatinin clearens 10 ml/menit dan pasien
yang mengalami dialisa.
7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi
9/21
5) Manula tidak ada penyesuaian dosis kecuali jika ada kerusakan ginjal parah
9. Pencegahan
1. Jagalah kesehatan dengan pola makan yang seimbang, jika perlu dapat mengkonsumsi
multi vitamin A, C, D, E, Zink dan suplemen imunomodulator (contoh: stimuno, imunos)
untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
2. Jagalah kebersihan diri dan lingkungan sekitar Cuci tangan menggunakan air mengalir
dan sabun sesering mungkin, terutama setelah batuk, bersin dan memegang sarana umum.
3. Minimalkan kontak dengan orang sakit atau orang yang baru bepergian dari Negara
terjangkit. Jika rencana pergi ke luar negri, cek kesehatan ke dokter (jika perlu anda dapat
divaksinasi influenza, atas permintaan atau dilakukan tindakan khusus dengan pemberian
obat.)
4. Etiket saat Batuk Pada saat batuk atau bersin gunakanlah tissue atau masker penutup
mulut di tempelkan ke mulut atau hidung, dan jangan batuk atau bersin kea rah orang
lain.
o Bila ada gejala batuk dan bersin kenakanlah masker penutup mulut.
o Bila waktu batuk dan bersin tutuplah mulut dengan tissue dan lain-lainnya.
o Bila waktu batuk dan bersin jangan langsung berhadapan muka/wajah dengan
orang-orang sekeliling anda.5. Pencegahan juga dilakukan melalui sosialisasi intensif ke sejumlah puskesmas di
Ibu Kota. Pengenalan flu babi sejak dini diharap akan meningkatkan kewaspadaan
masyarakat terhadap bentuk penularannya
Masyarakat dianjurkan untuk melakukan pencegahan guna mengantisipasi penularan virus
flu burung, yaitu dengan memperhatikan beberapa hal berikut :
1. Gunakan pelindung (Masker, kacamata renang, sarung tangan) setiap berhubungan
dnegan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas
2. Setiap hal yang berasal dari saluran cerna unggas seperti sekresi harus ditanam/dibakar
supaya tidak menular kepada lingkungan sekitar
3. Cuci alat yang digunakan dalam peternakan dengan desinfektan
4. Kandang dan Sekresi unggas tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan
7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi
10/21
5. Memasak daging ayam dengan benar pada suhu 80 derajat dalam 1 menit dan
membersihkan telur ayam serta dipanaskan pada suhu 64 derajat selama 5 menit.
6. Menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri.
10. WOC
A. Konsep Asuhan Keperawatan
1. PENGKAJIAN
Tahap pengkajian terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pengumpulan data, pengelompokkan
data dan perumusan diagnosis keperawatan. (Lismidar, 1990)
A. Pengumpulan Data
Pengkajian secara umum yang dapat dilakukan pada pasien dengan flu babi adalah :
1) Identitas :
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnosa medis.
2) Keluhan utama :
Biasanya keluhan utama klien dengan flu babi adalah demam, batuk dan sakit
tenggorokan.
3) Riwayat penyakit sekarang :
Menjelaskan riwayat penyakit yang dialami biasanya klien dengan flu babi seperti
demam, batuk dan sakit tenggorokan, nyeri otot, sakit kepala, tidak nafsu makan.
4) Riwayat penyakit dahulu :
Adanya riwayat penyakit yang pernah diderita.
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya penyakit serupa atau penyakit lain yang diderita oleh keluarga.
Pengkajian Pola Fungsi Kesehatan
7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi
11/21
a. Aktivitas/istirahat
b. Makanan/Cairan
c. Pola eliminasi
d. Neurosensori
e. Nyeri/Kenyamanan
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
GCS :
Tanda vital : nadi, suhu tubuh, tekanan darah, dan pernafasan.
Review of sistem :
a. Sistem kardiopulmonal
Hidung berair (rhinorea), terdapat eksudat, oklusi/sumbatan, peningkatan
RR, batuk,Takikardi,
b. Sistem pencernaan
Peristaltic usus meningkat, mual, muntah, penurunan nafsu makan
c. Sistem muskoloskletal
Nyeri otot dan tulang
2. Analisa data
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
1 DS:
Pasien mengeluh
badannya panas
DO:
Suhu tubuh pasien:
Flu babi
Inflamasi
Pengeluaran mediator
Hipertermia
7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi
12/21
> 380 C
Kulit pasien teraba
hangat
Kulit pasieng
tampak kemerahan
kimia
Peningkatan suhu
tubuh
Hipertermia
2 DS:
Pasien mengeluh
batuk
Pasien mengeluh
pilek
DO:
Terdengar suara
napas tambahan
RR > 20 X/menit
Pasien tampak
gelisah
Flu babi
Inflamasi
Pengeluaran mediator
kimia
Eksudat
Bersihan jalan
napas tidak efektif
Bersihan jalan napas
tidak efektif
3 DS:
Pasien mengeluh
nyeri pada sendinya.
Pasien mengatakan
nyeri dirasakan pada skala >
5 (0 10)
Pasien mengatakan
nyerinya hilang timbul.
DO:
Pasien tampak
meringis
Flu babi
Inflamasi
Pengeluaran mediator
kimia
Merangsang reseptor
nyeri
Nyeri akut
7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi
13/21
BP: > 110/70
120/80mmHg
HR: > 100 x/menit
RR: > 20 X/menit
Nyeri akut
4 DS:
Pasien mengeluh
mual
Pasien mangatakan
merasa asam di mulut
DO
Pasien tampak
tidak nafsu makan.
Pasien hanya
mampu menghabiskan
porsi makanannya
Flu babi
Replikasi RNA pada
tubuh hospes
Masuk ke saluran cerna
Peningkatan produksi
HCl
Mual
Nausea
Nausea
5 DS:
Pasien mengeluh
cepat lemas
Pasien mangatakan
cepat mengantuk
DO
Pasien tampak
lemah.
Pasien tampak
lebih banyak tidur
Flu babi
Penurunan
pembentukan energi
Pasien mudah lemas
Keletihan
Keletihan
6 DS:
Pasien selalu
bertanya mengenai
Flu babi
Pasien bertanya tanya
Kurang pengetahuan
7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi
14/21
penyakitnya dan kondisinya.
Pasien mengatakan
takut dengan penyakitnya
DO: -
tentang penyakitnya
Kurang pengetahuan
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa berdasarkan prioritas:
1. Hipertermi berhubungan dengan penyakit (flu babi) ditandai dengan pasien mengeluhbadannya panas, suhu tubuh pasien >380 C, kulit pasien teraba hangat dan kulit pasien
tampak kemerahan.
2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan eksudat ditandai dengan pasien
mengeluh batuk, pasien mengeluh pilek, terdengar suara napas tambahan, RR > 20
X/menit dan pasien tampak gelisah.
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cegera fisik (inflamasi) ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri pada sendinya, pasien mengatakan nyeri dirasakan pada skala > 5 (0
10), pasien mengatakan nyerinya hilang timbul, pasien tampak meringis, BP: > 110/70
120/80mmHg, HR: > 100 x/menit dan RR: > 20 X/menit.
4. Nausea berhubungan dengan iritasi lambung (peningkatan produksi HCl) ditandai dengan
pasien mengeluh mual, pasien mangatakan merasa asam di mulut, pasien tampak tidak
nafsu makan dan pasien hanya mampu menghabiskan porsi makanannya.
5. Keletihan berhubungan dengan perubahan dalam metabolisme ditandai dengan klien
melaporkan mudah lelah, kekurangan energi, ketidakmampuan mempertahankan rutinitas
biasa, kelemahan otot.
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi ditandai dengan
klien tampak bertanya-tanya tentang penyakitnya, klien mengungkapkan tidak
mengetahui mengenai penyebab, faktor risiko, komplikasi dan tindakan pencegahan
penyakit.
7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi
15/21
7. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi ditandai dengan pasien
mengeluh sesak napas, RR >20 X/menit, pasien tampak menggunakan otot bantu
pernapasan.
8. Diare berhubungan dengan inflamasi ditandai dengan pasien mengeluh BAB > 3 X/hari
dengan konsistensi cair, pasien mengeluh nyeri abdomen, bising usus hiperaktif.
9. Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan pasien mengeluh lemas, kulit
pasien terlihat pucat, CRT > 2 detik.
10. Resiko perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke
serebral
11. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai
oksigen ditandai dengan pasien melaporkan kelelahan, kelemahan, sesak, dan terjadi
peningkatan nadi , RR dan tekanan darah saat beraktivitas.
12. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan klien
mengatakan cemas dan takut dengan penyakitnya, klien tampak gelisah.
13. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan dalam mencerna makanan (mual, muntah) ditandai dengan klien
melaporkan penurunan nafsu makan, BB klien menurun, konjungtiva pucat.
14. Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai dengan
diare terus menerus, konsistensi feses encer, Turgor kulit menurun, Kulit terlihat
kering ,Nadi meningkat, TD menurun, dan peningkatan suhu tubuh
15. PK : Penurunan Kesadaran
16. Resiko berduka berhubungan dengan kematian orang terdekat
4. INTERVENSI
1. Dx. Kep : Hipertermi berhubungan dengan penyakit (flu babi) ditandai dengan
pasien mengeluh badannya panas, suhu tubuh pasien >380 C, kulit pasien teraba
hangat dan kulit pasien tampak kemerahan.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama X 24 jam diharapkan diharapkan
suhu tubuh pasien kembali normal dengan kriteria hasil:
Suhu tubuh pasien normal ( 36,50 C 37,50 C)
7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi
16/21
Kulit pasien tidak teraba hangat
Kulit pasien tidak tampak kemerahan
No. INTERVENSI RASIONAL
1 Monitor suhu minimal tiap 2 jam. Untuk mengetahui perubahan suhu yang
terjadi.
2 Monitor warna dan suhu kulit Untuk mengetahui ada tidaknya tanda-tanda
infeksi
3 Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
Dapat membantu mengganti cairan tubuh
yang hilang
4 Lakukan kompres hangat pada
lipat paha dan aksila
Dapat membantu mengurangi demam
5 Kolaborasi pemberian antipiretik Digunakan untuk mengurangi demam dengan
aksi sentral nya di hypothalamus.
2. Dx. Kep : Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan eksudat
ditandai dengan pasien mengeluh batuk, pasien mengeluh pilek, terdengar suara
napas tambahan, RR > 20 X/menit dan pasien tampak gelisah.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama X 24 jam diharapkan diharapkan
diharapkan jalan napas pasien paten dengan kriteria hasil:
RR normal (16 20 X/menit)
Pasien mampu mengeluarkan sekret
Tidak terdengar suara napas tambahan.
INTERVENSI RASIONAL
1 Auskultasi dada bagian anterior Untuk mengetahui adanya penurunan atau
tidaknya ventilasi dan bunyi napas tambahan.
2 Anjurkan pasien untuk minum
dengan air hangat
Untuk mengencerkan sputum.
3 Ajarkan teknik batuk efektif dan
napas dalam
Napas dalam memudahkan ekspansi
maksimal paru-paru dan teknik batuk efektif
dapat membantu pengeluaran sputum.
4 Kolaborasi dengan berikan obat Untuk menurunkan spasme bronkus dengan
7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi
17/21
sesuai indikasi: mukolitik,
ekspektoran dan bronkodilator
mobilisasi secret.
3. Dx. Kep : Nyeri akut berhubungan dengan agen cegera fisik (inflamasi) ditandai
dengan pasien mengeluh nyeri pada sendinya, pasien mengatakan nyeri dirasakan
pada skala > 5 (0 10), pasien mengatakan nyerinya hilang timbul, pasien tampak
meringis, BP: > 110/70 120/80mmHg, HR: > 100 x/menit dan RR: > 20 X/menit.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama X 24 jam diharapkan nyeri pasien
terkontrol dengan kriteria hasil:
Nyeri pasien berkurang
TTV dalam batas normal (BP: 110/70 120/80 mmHg, HR 60
100 X/menit, RR 16 20 X/menit)
Pasien tidak tampak meringis.
INTERVENSI RASIONAL
1 Kaji lokasi dan skala nyeri Untuk menentukan rencana yang tepat
2 Monitoring TTV Untuk mengetahui perkembangan kondisi
pasien.
3 Ajarkan teknik manajemen nyeri
non-farmakologis seperti relaksasi,
guide imagery dll.
Untuk mengurangi nyeri dan mengalihkan
perhatian pasien terhadap nyeri.
4 Monitoring perubahan
karakteristik nyeri
Perubahan dapat mengindikasikan
komplikasi.
5 Kolaborasi pemberian anlgesik
sesuai indikasi
Membantu mengurangi nyeri
4. Dx Kep : Nausea berhubungan dengan iritasi lambung (akibat peningkatan
produksi HCL) ditandai dengan klien melaporkan rasa mual, klien mengatakan nafsumakan klien menurun, klien hanya mampu menghabiskan porsi makannya.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama X 24 jam diharapkan klien nausea
klien teratasi dengan kriteria hasil :
7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi
18/21
klien melaporkan mual berkurang
klien melaporkan terjadi peningkatan nafsu makan
klien mampu menghabiskan porsi makannya.
INTERVENSI RASIONAL
1. Monitor vital sign
2. Berikan makan sedikit tapi sering
3. Sajikan makanan dalam porsi
hangat
4. Jauhkan dari benda-benda yang
berbau tajam
KolaborasiPemberian obat anti emetik
1. Untuk mengetahui status/kondisi
klien
2. Mempertahankan nutrisi agar tetap
adekuat
3. Makanan hangat dapat mengurangi
rasa mual dan meningkatkan nafsu
makan
4. Benda-benda berbau tajam dapatmenimbulkan rasa mual
Kolaborasi
Pemberian therapy untuk mengurangi mual
5. Dx Kep: Keletihan berhubungan dengan perubahan dalam metabolisme ditandai dengan
klien melaporkan mudah lelah, kekurangan energi, ketidakmampuan mempertahankan
rutinitas biasa, kelemahan otot.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama X 24 jam diharapkan klien tidak
mengalami keletihan dengan kriteria hasil :
klien melaporkan tidak mudah lelah,
klien melaporkan klien mampu mempertahankan rutinitas biasa
tidak terjadi kelemahan otot.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri:
1. Jelaskan penyebab keletihan pada
klien.
2. Atur kegiatan klien yang mudah
dicapai.
Mandiri:
1. Pengetahuan klien mengenai penyebab
keletihan, akan meningkatkan
partisipasi klien dalam pengobatan
2. Kegiatan yang mudah dicapai akan
meningkatkan toleransi klien terhadap
7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi
19/21
3. Jelaskan keuntungan fisiologis dan
psikologis olah raga pada klien.
keletihan yang dialaminya.
3. Kegiatan fisik akan meningkatkan
semangat klien untuk melawan
keletihannya.
6. Dx. Kep : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi ditandai
dengan Klien tampak bertanya-tanya tentang penyakitnya, Klien mengungkapkan tidak
mengetahui mengenai penyebab, faktor risiko, komplikasi dan tindakan pencegahan
penyakit.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama X 24 jam diharapkan klien dapat
mengetahui mengenai proses penyakit dengan kriteria hasil:
Klien familiar dengan proses penyakit.
Klien dapat mendiskripsikan faktor penyebab.
Klien dapat mendiskripsikan faktor resiko.
Klien dapat mendiskripsikan komplikasi.
Klien dapat mendiskripsikan pencegahan.
INTERVENSI RASIONAL
1. Mengobservasi kesiapan klien untuk
mendengar informasi (mental,
kemampuan untuk melihat, mendengar,
kesiapan emosional, bahasa dan budaya).
2. Menentukan tingkat pengetahuan
klien sebelumnya mengenai penyakit.
3. Menjelaskan proses penyakit
(pengertian, penyebab, faktor resiko,
komplikasi dan pencegahan).
4. Mendiskusikan tentang perubahan
gaya hidup yang bisa untuk mencegah
komplikasi atau mengontrol proses
penyakit.
1. Agar mengetahui keadaan klien
dalam pemberian informasi.
2. Untuk mengetahui pengetahuan
klien tentang penyakitnya.
3. Klien mengetahui mengenai proses
penyakit (pengertian, penyebab, faktor
resiko, komplikasi dan pencegahan).
4. Dengan gaya hidup yang baik dapat
mengontrol proses penyakit dan
mencegah komplikasi.
7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi
20/21
5. Anjurkan pada pasien untuk
mencegah atau meminimalkan efek
samping.
6. Diskusikan mengenai pilihan terapi
atau peralatan
7. Menanyakan kembali pada klien
mengenai informasi penyakit yang telah
diinformasikan untuk menilai
pemahaman klien tentang penjelasan
yang diberikan.
5. Dapat meminimalkan efek samping
yang terjadi.
6. Dengan mendiskusikan hal tersebut
dapat membuat terapi medikasi menjadi
teratur.
7. Untuk mengevaluasi pemahaman
klien tentang penyakitnya setelah
diberikan informasi oleh perawat.
DAFTAR PUSTAKA
7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi
21/21
Price, Sylvia Anderson, Lorraine McCarty Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Jakarta : EGC
Aru W. Sudoyo. 2006.Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Unoversitas Indonesia.
Corwin, Ellizabetz. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Doengoes. 1999.Perencanaan Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
http://beingmom.org/index.php/2006/12/08/penjelasan-imunisasi, di akses 14 juli 2011
http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=15HI, di akses 14 juli 2011
http://www.klikpdpi.com/swine%20flu/penanganan%20flu%20babi/penanganan.htm
http://beingmom.org/index.php/2006/12/08/penjelasan-imunisasihttp://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=15HIhttp://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=15HIhttp://beingmom.org/index.php/2006/12/08/penjelasan-imunisasiTop Related