7/25/2019 54d27766b20f6
1/43
I. PENDAHULUAN
.A Latar Belakang
Pendidikan dalam konteks pembangunan nasional mempunyai tugas: (1) pemersatu
bangsa, (2) penyamaan kesempatan, dan (3) pengembangan potensi diri. Pendidikan
diharapkan dapat memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik
ndonesia (NKR), memberi kesempatan yang sama bagi setiap !arga negara untuk
berpartisipasi dalam pembangunan, dan memungkinkan setiap !arga negara untuk
mengembangkan potensi yang dimilikinya se"ara optimal.
#utu pendidikan dipengaruhi oleh mutu proses bela$ar menga$ar% sedangkan mutu
proses bela$ar menga$ar ditentukan oleh berbagai komponen yang saling terkait satu sama
lain, yaitu input peserta didik, kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana
prasarana, dana, mana$emen, dan lingkungan.
Kurikulum merupakan salah satu komponen pendidikan yang sangat strategis
karena merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembela$aran memberikan makna bah!a di dalam kurikulum
terdapat panduan interaksi antara guru dan peserta didik. &engan demikian, kurikulum
ber'ungsi sebagai na'as atau inti dari proses pendidikan di sekolah untuk
memberdayakan potensi peserta didik.
*eiring dengan perubahan pengelolaan pemerintahan, yang memasuki era
desentralisasi, diikuti dengan perubahan pengelolaan pendidikan berupa desentralisasi
pendidikan, otonomi pendidikan, dan otonomi mana$emen sekolah, maka kurikulum yang
si'atnya sentralistik seperti Kurikulum 1++ dan kurikulum-kurikulum sebelumnya, sudah
tidak sesuai lagi dengan era otonomi mana$emen sekolah. &engan Kurikulum 1++ yang
sentralistik, di mana satu kurikulum diberlakukan untuk semua peserta didik dari *abang
sampai #erauke, berarti kemampuan seluruh peserta didik seolah-olah dianggap sama.
Padahal, kenyataannya kemampuan setiap peserta didik berbeda satu sama lain, berbeda
1
7/25/2019 54d27766b20f6
2/43
antara daerah yang satu dengan daerah yang lain, berbeda antara sekolah yang satu dengan
sekolah yang lain% dan yang paling memahami kemampuan setiap peserta didik adalah
guru-guru yang bersangkutan. leh karena itu, yang paling ideal menyusun kurikulum
tingkat satuan pendidikan saat ini adalah para guru yang bersangkutan. /al inilah antara
lain yang mendasari perlunya penyempurnaan kurikulum.
&alam 0P #PR R Nomor #PR1+++ dinyatakan bah!a arah kebi$akan
pembangunan pendidikan nasional antara lain untuk: (1) melakukan pembaharuan sistem
pendidikan termasuk pembaharuan kurikulum, berupa di4ersi'ikasi kurikulum untuk
melayani keberagaman peserta didik, penyusunan kurikulum yang berlaku se"ara nasional
dan lokal sesuai dengan kepentingan setempat serta $enis pendidikan se"ara pro'esional%
dan (2) melakukan pembaharuan dan pemantapan sistem pendidikan nasional berdasarkanprinsip desentralisasi, otonomi keilmuan, dan mana$emen.
*elan$utnya, pada tahun 2553 telah disahkan 6ndang-undang Nomor 25 0ahun
2553 tentang *istem Pendidikan Nasional (66*PN). 66*PN ini memberikan dasar
hukum untuk membangun pendidikan nasional dengan menerapkan prinsip demokrasi,
desentralisasi, otonomi, keadilan, dan men$un$ung tinggi hak asasi manusia. /al ini untuk
men$a!ab gerakan re'ormasi di ndonesia yang se"ara umum menuntut diterapkannya
prinsip demokrasi, desentralisasi, keadilan, dan men$un$ung tinggi hak asasi manusia
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. &alam hubungannya dengan pendidikan,
prinsip-prinsip tersebut akan memberikan dampak yang mendasar pada kandungan, proses,
dan mana$emen sistem pendidikan.
*elain itu, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan memun"ulkan
tuntutan baru dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam sistem pendidikan. 0untutan
tersebut menyangkut pembaharuan sistem pendidikan, di antaranya pembaharuan
kurikulum, yaitu di4ersi'ikasi kurikulum untuk melayani peserta didik dan potensi daerah
yang beragam dan pelaksanaan mana$emen pendidikan berbasis sekolah.
Pembaharuan sistem pendidikan memerlukan strategi tertentu. *trategi
pembangunan pendidikan nasional dalam 66*PN antara lain meliputi: pengembangan dan
pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi dan pelaksanaan otonomi mana$emen
pendidikan. leh karena itu, kurikulum pada semua $en$ang dan $enis pendidikan perlu
2
7/25/2019 54d27766b20f6
3/43
dikembangkan dengan prinsip di4ersi'ikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik.
&engan demikian, setiap satuan pendidikan perlu mengembangkan kurikulum
tingkat satuan pendidikan, yaitu kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
.B Tujuan
0u$uan penyusunan naskah akademik ini adalah agar para pengambil keputusan di
bidang pendidikan maupun para pemangku kepentingan (stake holder)memiliki persepsi
yang sama terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan.
0u$uan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah sebagai pedomanpenyelenggaraan kegiatan pembela$aran untuk men"apai tu$uan pendidikan pada satuan
pendidikan yang bersangkutan.
3
7/25/2019 54d27766b20f6
4/43
II. LANDASAN
A. Landasan Yuridis
rah kebi$akan pembangunan pendidikan nasional antara lain untuk melakukan
pembaharuan sistem pendidikan, termasuk pembaharuan kurikulum berupa di4ersi'ikasi
kurikulum untuk melayani keberagaman peserta didik, berdasarkan prinsip desentralisasi,
otonomi keilmuan, dan mana$emen.
6ndang-6ndang Nomor 25 0ahun 2553 tentang *istem Pendidikan Nasional
(66*PN) Pasal 37 ayat (2) menyatakan bah!a Kurikulum pada semua $en$ang dan $enis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip di4ersi'ikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik. Kemudian ayat (3) menyatakan bah!a Kurikulum
disusun sesuai dengan $en$ang pendidikan dalam kerangka NKR dengan memperhatikan
antara lain: keragaman potensi daerah dan lingkungan% tuntutan pembangunan daerah dan
nasional% tuntutan dunia ker$a% perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni% serta
dinamika perkembangan global. /al ini menun$ukkan bah!a kurikulum harus sesuai
dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah. *elain itu, kurikulum harus
selalu diperbaharui sesuai dengan tuntutan 8aman serta perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Pasal 39 ayat (2) menyatakan bah!a Kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan rele4ansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan
dan komite sekolahmadrasah di ba!ah koordinasi dan super4isi dinas pendidikan
KabupatenKota atau kantor &epartemen gama KabupatenKota untuk pendidikan dasar
dan kantor &epartemen gama Propinsi untuk pendidikan menengah. /al ini
menun$ukkan bah!a yang mengembankan kurikulum bukan lagi Pemerintah, melainkan
kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah. Pemerintah daerah hanya
melakukan koordinasi dan super4isi.
Pada tahun 255 Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 1+
0ahun 255 tentang *tandar Nasional Pendidikan (PP*NP) sebagai pelaksanaan dari
7/25/2019 54d27766b20f6
5/43
66*PN. PP*NP ini men$adi bahan a"uan 'ormal bagi setiap !arga negara Republik
ndonesia, khususnya bagi para pe$abat dan petugas yang menangani pendidikan.
PP*NP pasal 19 ayat (1) menyatakan bah!a Kurikulum tingkat satuan pendidikan
**&;
7/25/2019 54d27766b20f6
6/43
*atuan pendidikan dan komite sekolah diberikan ke!enangan untuk menyusun
sendiri kurikulumnya merupakan per!u$udan dari kebi$akan otonomi mana$emen
pendidikan dalam rangkaschool based management. Namun demikian, penyusunan K0*P
bukan bebas tanpa batas, melainkan harus menga"u pada kerangka dasar kurikulum dan
standar kompetensi lulusan. /al ini men"erminkan kesatuan dalam kebi$akan,
keberagaman dalam pelaksanaan. Kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi
lulusan dikembangkan oleh
7/25/2019 54d27766b20f6
7/43
Pembahasan dalam naskah ini menyangkut ketiga dimensi tersebut tetapi hanya
pada 'okus-'okus tertentu. Kurikulum sebagai ilmu, pembahasan di'okuskan pada model-
model kurikulum yang dapat dikembangkan dalam K0*P% sedangkan kurikulum sebagai
sistem, pembahasan di'okuskan pada mana$emen pengembangan kurikulum yang terkait
dengan K0*P. Kurikulum sebagai ren"ana tidak dibahas tersendiri tetapi bersatu dengan
model-model maupun mana$emen kurikulum.
Kurikulum sebagai ren"ana merupakan dimensi kurikulum yang paling banyak
dikenal dan diketahui orang, baik oleh para pelaksana kurikulum (guru dan pimpinan
satuan pendidikan) maupun masyarakat terutama orang tua. Kurikulum inilah yang akan
dikembangkan oleh kepala sekolah, guru-guru, dan komite sekolah dalam K0*P.
Kurikulum sebagai ren"ana (a plan of action) atau disebut $uga kurikulum tertulis (writtencurriculum) atau kurikulum sebagai dokumen (document curriculum) men$adi a"uan,
pedoman atau pegangan bagi guru-guru dan para pelaksana kurikulum lainnya dalam
implementasi kurikulum. *ebagai suatu a"uan atau pedoman, kurikulum berbentuk
dokumen tertulis yang sering $uga disebut sebagai kurikulum 'ormal (formal curriculum)
atau kurikulum lembaga (official curriculum).
7/25/2019 54d27766b20f6
8/43
mplementasi kurikulum atau kurikulum sebagai akti4itas atau kurikulum sebagai
pengalaman, men"akup proses bela$ar-menga$ar yang berlangsung di kelas, laboratorium,
!orkshopbengkel, studio, perpustakaan, dan di lapangan (kegiatan kurikuler) maupun
kegiatan ko- dan ekstra kurikuler yang dilaksanakan di sekolah dan luar sekolah. #emang
beberapa !aktu yang lalu banyak yang mengartikan kurikulum se"ara sempit, yaitu hanya
men"akup kegiatan kurikuler, atau dokumen tertulis, atau malahan hanya kumpulan dari
mata-mata pela$aran. &e!asa ini kurikulum diartikan lebih luas, yaitu sebagai semua
rancangan yang berfungsi mengoptimalkan perkembangan peserta didik, dansemua
pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik berkat arahan, bimbingan, dan
dipertanggung jawabkan oleh sekolah.
Kurikulum merupakan inti dari pendidikan, sebab selain berisi rumusan tentangtu$uan yang menentukan ke mana peserta didik akan diba!a dan diarahkan, $uga berisi
rumusan tentang isi dan kegiatan bela$ar, yang akan membekali peserta didik dengan
pengetahuan, ke"akapan, ketrampilan serta nilai-nilai yang mereka perlukan dalam
kehidupan dan pelaksanaan tugas peker$aan di masa yang akan datang. Kurikulum
memberikan dasar-dasar bagi pengembangan kepribadian dan kemampuan pro'esional,
yang akan menentukan kualitas insan dan sumber daya manusia suatu bangsa.
2. Konsep dan Model-Model Kurikulum
Pengembangan kurikulum, selain berkenaan dengan pengelolaan pengembangan,
$uga berkenaan dengan konsep dan model-model kurikulum yang dikembangkannya.
#inimal ada empat model kurikulum yang banyak dia"u dalam pengembangan kurikulum,
yaitu model kurikulum: *ubyek kademik, /umanistik, Rekonstruksi *osial, dan
Kompetensi.
#asing-masing model se$alan dengan teori yang mendasarinya bertolak dari asumsi
atau keyakinan dasar yang berbeda, sehingga menimbulkan pandangan yang berbeda pula
tentang kedudukan dan peranan pendidik, peserta didik, isi maupun proses pendidikan.
Keempat model kurikulum tersebut memiliki a"uan teori atau konsep pendidikan yang
berbeda. Kurikulum *ubyek kademik banyak menga"u pada pendidikan Klasik yaitu
Perenialisme dan >sensialisme% kurikulum /umanistik pada Pendidikan Pribadi%
?
7/25/2019 54d27766b20f6
9/43
kurikulum Rekontruksi *osial pada Pendidikan nteraksional% dan kurikulum Kompetensi
pada 0eknologi Pendidikan.
a. Kurikulum Subyek Akademik
Kurikulum subyek akademik, merupakan model konsep kurikulum yang paling tua,
se$ak sekolah yang pertama dulu berdiri, kurikulumnya boleh dikatakan mirip dengan
model ini. *ampai sekarang, !alaupun telah berkembang model-model lain, tetapi
kebanyakan sekolah tidak dapat melepaskan diri dari model ini. Kurikulum ini
menekankan isi atau materi pela$aran yang bersumber dari disiplin ilmu. Penyusunannya
relati' mudah, praktis, dan mudah digabungkan dengan model yang lain.
Kurikulum *ubyek kademis bersumber dari pendidikan Klasik, Perenialisme dan>sensialisme, berorientasi kepada masa lalu. *emua ilmu pengetahuan dan nilai-nilai telah
ditemukan oleh para pemikir masa lalu. @ungsi pendidikan adalah memelihara dan
me!ariskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan nilai-nilai budaya masa lalu kepada generasi
baru. Kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan.
7/25/2019 54d27766b20f6
10/43
dari pribadi guru. 6ngkapan guru adalah yang Bdigugu dan ditiru (diikuti dan di"ontoh)
sesuai dengan konsep ini. Karena kurikulum sangat mengutamakan pengetahuan maka
pendidikannya men$adi lebih bersi'at intelektual. Nama-nama mata pela$aran yang men$adi
isi kurikulum hampir sama dengan nama disiplin ilmu, seperti : matematika, bahasa dan
sastra, ilmu pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan alam, se$arah, geogra'i, biologi, 'isika,
dan sebagainya.
Kurikulum *ubyek kademis tidak berarti terus tetap hanya menekankan pada
materi yang disampaikan, dalam se$arah perkembangannya se"ara berangsur
memperhatikan $uga proses bela$ar yang dilakukan peserta didik. Proses bela$ar yang
dipilih sangat tergantung pada segi apa yang dipentingkan dalam materi pela$aran tersebut.
=erome
7/25/2019 54d27766b20f6
11/43
terdiri atas buku-buku, 'ilm, poster, rekaman, permainan dan perlengkapan kelas lainnya.
Kurikulum ini ditu$ukan untuk mengadakan penyempurnaan dalam pembela$aran ilmu
sosial dan humanitas, dengan pengarahan dan bimbingan dari
7/25/2019 54d27766b20f6
12/43
proses ker$a ilmu, 'enomena alam, atau masalah sosial yang membutuhkan peme"ahan
se"ara ilmiah.
2) #enyatukan kegiatan bela$ar dari beberapa ma"am disiplin ilmu. Kegiatan bela$ar
melibatkan isi dan proses dari satu atau beberapa ilmu sosial atau prilaku yang
mempunyai hubungan dengan tema yang dipilihdiker$akan.
3) #enyatukan berbagai "arametoda bela$ar. Kegiatan bela$ar ditekankan pada
pengalaman konkrit yang bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik serta
disesuaikan dengan keadaan setempat.
Pendekatan ketiga, adalah pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah
'undamentalis. #ereka tetap menga$ar berdasarkan mata-mata pela$aran dengan tekanan
kepada memba"a, menulis, dan meme"ahkan masalah-masalah matematis. Pela$aran-pela$aran lain seperti ilmu kealaman, ilmu sosial dan lain-lain, dipela$ari tanpa
dihubungkan dengan kebutuhan praktis peme"ahan masalah dalam kehidupan.
b. Kurikulum Humanistik
#odel Kurikulum /umanistik menekankan pengembangan kepribadian peserta
didik se"ara utuh dan seimbang, antara perkembangan segi intelektual, a'ekti', dengan
psikomotor. Kurikulum /umanistik menekankan pengembangan potensi dan kemampuan
dengan memperhatikan minat dan kebutuhan peserta didik. Pembela$arannya berpusat pada
peserta didik,student centeredataustudent based teaching, peserta didik men$adi subyek
dan pusat kegiatan. Pembela$aran segi-segi sosial, moral, dan a'ekti' mendapat perhatian
utama dalam model kurikulum ini. #odel kurikulum ini berkembang dan digunakan dalam
pendidikan pribadi.
Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistik,
didasari oleh konsep-konsep pendidikan pribadi(ersonalied !ducation)yaitu =ohn
&e!ey (rogressive !ducation)dan =.=. Rousseau (*omantic !ducation). Konsep ini lebih
memberikan tempat utama kepada peserta didik. #ereka bertolak dari asumsi bah!a anak
atau peserta didik adalah yang pertama dan utama dalam pendidikan. a adalah subyek
yang men$adi pusat kegiatan pendidikan. #ereka per"aya bah!a peserta didik mempunyai
potensi-potensi, punya kemampuan dan kekuatan untuk berkembang sendiri. Para pendidik
12
7/25/2019 54d27766b20f6
13/43
/umanis $uga berpegang kepada konsep Aestalt, bah!a indi4idu atau anak merupakan satu
kesatuan yang menyeluruh. Pendidikan diarahkan kepada membina manusia yang utuh
bukan sa$a segi 'isik dan intelektual tetapi $uga segi sosial dan a'ekti': emosi, sikap,
perasaan, minat, nilai, dan lain-lain.
Pandangan mereka berkembang sebagai reaksi terhadap pendidikan yang lebih
menekankan segi intelektual dengan peran utama dipegang oleh guru. Pendidikan
humanistik menekankan peranan peserta didik. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk
men"iptakan situasi yang permisi', rileks, akrab.
7/25/2019 54d27766b20f6
14/43
#istikisme modern adalah aliran-aliran yang menekankan latihan dan
pengembangan kepekaan perasaan, kehalusan budi pekerti, melalui latihan sensiti4itas
(sensitivity training), yoga, meditasi, dan sebagainya.
c. Kurikulum Rekonstruksi Sosial
Kurikulum rekonstruksi sosial berbeda dengan model-model kurikulum lainnya,
lebih memusatkan perhatiannya pada problema-problema yang dihadapi dalam
masyarakat. Kurikulum ini bersumber pada aliran pendidikan nteraksional. #enurut
mereka pendidikan bukanlah merupakan upaya sendiri, tetapi merupakan kegiatan
bersama, interaksi, ker$asama. Ker$asama atau interaksi bukan hanya ter$adi antara peserta
didik dengan guru, tetapi $uga antara peserta didik dengan peserta didik, peserta didikdengan orang-orang di lingkungannya dan dengan sumber-sumber bela$ar lainnya. #elalui
interaksi dan ker$asama ini peserta didik berusaha meme"ahkan problema-problema yang
dihadapinya dalam masyarakat menu$u pembentukan masyarakat yang lebih baik.
Pandangan rekonstruksi sosial di dalam kurikulum dimulai sekitar tahun 1+25-an.
/arold Rug mulai melihat dan menyadarkan ka!an-ka!annya bah!a selama ini ter$adi
kesen$angan antara kurikulum dengan masyarakat. a menginginkan para peserta didik
dengan pengetahuan dan konsep-konsep baru yang diperolehnya dapat mengidenti'ikasi
dan meme"ahkan masalah-masalah sosial. *etelah itu, diharapkan dapat men"iptakan
masyarakat baru yang lebih stabil.
0heodore
7/25/2019 54d27766b20f6
15/43
tentang pentingnya perubahan sosial. Perubahan sosial tersebut harus di"apai melalui
prosedur demokrasi. Para rekonstruksi sosial menentang intimidasi, menakut-nakuti, dan
kompromi semu. #ereka mendorong agar para peserta didik mempunyai pengetahuan
yang "ukup tentang masalah-masalah sosial yang mendesak ("ru"ial) dan ker$asama atau
bergotong royong untuk meme"ahkannya.
Kurikulum Rekonstruksi *osial memiliki desain kurikulum yang berbeda dengan
model kurikulum lain.
7/25/2019 54d27766b20f6
16/43
dan dibahas se"ara pleno (klasikal). &ari tema utama di$abarkan se$umlah topik yang
dibahas dalam diskusi-diskusi kelompok, latihan-latihan, kun$ungan dan lain-lain.
0opik-topik dengan berbagai kegiatan kelompok ini merupakan $ari-$ari. *emua
kegiatan $ari-$ari tersebut dirangkumkan men$adi satu kesatuan sebagai bingkai atau roda.
7/25/2019 54d27766b20f6
17/43
7/25/2019 54d27766b20f6
18/43
d. Kurikulum Kompetensi
*eiring dengan perkembangan 8aman di mana in'ormasi semakin melimpah, "epat,
dan mudah diperoleh, maka pemilikan kompetensi men$adi suatu kerharusan untuk
menyesuaikan dengan perubahan. Kompetensi dapat dide'inisikan sebagai pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang di!u$udkan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak (&epdiknas, 255). *edangkan menurut *pen"er dan *pen"er (1++3:+)
kompetensi merupakan ke"akapan terbaik seseorang dalam peker$aan atau keadaan.
bad dua puluh ditandai oleh perkembangan teknologi yang sangat pesat.
Perkembangan teknologi mempengaruhi setiap bidang dan aspek kehidupan, termasuk
bidang pendidikan. *e$ak dahulu teknologi telah diterapkan dalam pendidikan, tetapi yang
digunakan adalah teknologi sederhana seperti penggunaan papan tulis dan kapur, pena dantinta, sabak dan grip, dan lain-lain. &e!asa ini sesuai dengan tahap perkembangannya
yang digunakan adalah teknologi ma$u, seperti audio dan 4ideo "asssette, o4erhead
pro$e"tor, 'ilm slide dan motion 'ilm, mesin pembela$aran, komputer, C&-rom, dan
internet.
*e$alan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, di bidang pendidikan
berkembang pula teknologi pendidikan. liran ini ada persamaannya dengan pendidikan
klasik, yaitu menekankan isi kurikulum, tetapi diarahkan bukan pada pemeliharaan dan
penga!etan ilmu tersebut tetapi pada penguasaan kemampuan atau kompetensi. *uatu
kompetensi yang besar diuraikan men$adi kompetensi yang lebih sempitkhsusus dan
akhirnya men$adi perilaku atau kegiatan (performance) yang dapat diamati atau diukur.
Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan khususnya kurikulum adalah dalam dua
bentuk, yaitu bentuk perangkat lunak (software)dan perangkat keras (hardware).
Penerapan teknologi perangkat keras dalam pendidikan dikenal sebagai teknologi alat
(tools technology), sedang penerapan teknologi perangkat lunak disebut $uga teknologi
sistem (system technology).
0eknologi pendidikan dalam arti teknologi alat, lebih menekankan kepada
penggunaan alat-alat teknologis untuk menun$ang e'isiensi dan e'ekti4itas pendidikan. &i
dalam kurikulumnya berisi ran"angan atau desain kurikulum yang ditun$ang oleh
penggunaan media atau alat bantu pembela$aran. &alam arti teknologi sistem, teknologi
1?
7/25/2019 54d27766b20f6
19/43
pendidikan menekankan kepada penyusunan program pembela$aran atau ren"ana
pembela$aran dengan menggunakan pendekatan sistem. Program pembela$aran ini bisa
semata-mata program sistem, bisa program sistem yang ditun$ang dengan alat dan media,
dan bisa $uga program sistem yang dipadukan dengan alat dan media pembela$aran.
Pada bentuk pertama, pembela$aran tidak membutuhkan alat dan media yang
"anggih, tetapi bahan a$ar dan proses pembela$aran disusun se"ara sistem dalam bentuk
satuan pela$aran (lesson unit). lat dan media digunakan sesuai dengan kondisi tetapi tidak
terlalu dipentingkan.
Pada bentuk kedua, pembela$aran disusun se"ara sistem dan ditun$ang dengan
penggunaan alat dan media pembela$aran. Penggunaan alat dan media belum terintegrasi
dengan program pembela$aran, bersi'at Bon-o''B, yaitu bila digunakan alat dan media akanlebih baik, tetapi bila tidak menggunakan alatpun pembela$aran masih tetap ber$alan.
Pada bentuk ketiga program pembela$aran telah disusun se"ara terpadu antara
bahan dan kegiatan pembela$aran dengan alat dan media.
7/25/2019 54d27766b20f6
20/43
2) #etoda
#etoda yang merupakan kegiatan pembela$aran sering dipandang sebagai proses
mereaksi terhadap perangsang-perangsang yang diberikan dan apabila ter$adi respons
yang diharapkan maka respons tersebut diperkuat. 0u$uan-tu$uan pembela$aran telah
ditentukan sebelumnya. Pembela$aran dalam konsep a!alnya bersi'at indi4idual, tiap
peserta didik menghadapi serentetan tugas yang harus diker$akannya, dan ma$u sesuai
dengan ke"epatan masing-masing. Pada saat tertentu ada tugas-tugas yang harus
diker$akan se"ara kelompok. *etiap peserta didik harus menguasai se"ara tuntas tu$uan-
tu$uan dari program pembela$aran (pembela$aran tuntas).
Pelaksanaan pembela$aran mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
a) Penegasan tu$uan. Para peserta didik diberi pen$elasan tentang pentingnya bahanyang harus dipela$ari. *ebagai tanda menguasai bahan mereka harus menguasai
se"ara tuntas tu$uan-tu$uan dari suatu program.
b) Pelaksanaan pembela$aran. Para peserta didik bela$ar se"ara indi4idual melalui
media buku-buku ataupun media elektronik. &alam kegiatan bela$arnya mereka
dapat menguasai keterampilan-keterampilan dasar ataupun perilaku-perilaku yang
dinyatakan dalam tu$uan program. #ereka bela$ar dengan "ara memberikan respons
se"ara "epat terhadap persoalan-persoalan yang diberikan.
") Pengetahuan tentang hasil. Kema$uan peserta didik dapat segera diketahui oleh
peserta didik sendiri, sebab dalam model kurikulum ini umpan balik selalu
diberikan. Para peserta didik dapat segera mengetahui apa yang telah mereka kuasai
dan apa yang masih harus dipela$ari lebih serius.
3) rganisasi bahan a$aran
7/25/2019 54d27766b20f6
21/43
) >4aluasi
Kegiatan e4aluasi dilakukan pada setiap saat, pada akhir suatu pela$aran, suatu unit,
ataupun semester. @ungsi e4aluasi ini berma"am-ma"am, sebagai umpan balik bagi
peserta didik dalam penyempurnaan penguasaan suatu satuan pela$aran (e4aluasi
'ormati'), umpan balik bagi peserta didik pada akhir suatu program atau semester
(e4aluasi sumati'). =uga dapat men$adi umpan balik bagi guru dan pengembang
kurikulum untuk penyempurnaan kurikulum. >4aluasi yang mereka gunakan umumnya
berbentuk penilaian kompetensi. *esuai dengan landasan pemikiran mereka, bah!a
model pembela$arannya menekankan si'at ilmiah, bentuk penilaian ini dipandang yang
paling "o"ok, dapat mengukur perilaku atau per'ormansi.
Program pembela$aran teknologis sangat menekankan e'isiensi dan e'ekti4itas.Program dikembangkan melalui beberapa kegiatan u$i "oba dengan sampel-sampel dari
suatu populasi yang sesuai, dire4isi beberapa kali sampai standar yang diharapkan dapat
di"apai. &engan model pembela$aran ini tingkat penguasaan peserta didik dalam standar
kon4ensional $auh lebih tinggi dibandingkan dengan model-model lain. palagi kalau
digunakan program-program yang lebih berstruktur seperti pembela$aran berprogram,
pembela$aran modul, atau pembela$aran dengan bantuan 4ideo dan komputer, yang
dilengkapi dengan sistem umpan balik dan pembimbingan dari tutor yang teratur dapat
memper"epat dan meningkatkan penguasaan peserta didik.
#eskipun memiliki kelebihan-kelebihan, kurikulum teknologis tidak terlepas dari
beberapa keterbatasan atau kelemahan. #odel ini terbatas kemampuannya untuk
menga$arkan bahan a$aran yang kompleks atau membutuhkan penguasaan tingkat tinggi
(analisis-sintetis, e4aluasi, peme"ahan masalah dan kreati4itas) $uga bahan-bahan a$aran
yang bersi'at a'ekti'.
7/25/2019 54d27766b20f6
22/43
3. Manaemen Kurikulum
#ana$emen kurikulum berkenaan dengan bagaimana kurikulum diran"ang,
diimplementasikan (dilaksanakan), dan dikendalikan (die4aluasi dan disempurnakan), oleh
siapa, kapan, dalam lingkup mana, dan seterusnya. #ana$emen kurikulum $uga
menyangkut kebi$akan: siapa yang diberi tugas, !e!enang dan tanggung $a!ab dalam
meran"ang, melaksanakan dan mengendalikan kurikulum. &ari sudut siapa yang diberi
tugas, !e!enang dan tanggung $a!ab dalam pengembangan kurikulum, se"ara umum
dibedakan antara mana$emen pengembangan kurikulum terpusat (centralied curriculum
development management atau top down curriculum development)dan mana$emen
pengembangan kurikulum tersebar (decentralied curriculum development management
atau bottom upcurriculum development). Kemp dalam
7/25/2019 54d27766b20f6
23/43
a. Manaemen pengembangan kurikulum sentralistik
Pada negara yang bersi'at kesatuan seperti ndonesia sentralisasi ini berada pada
tingkat pemerintah pusat, sedang pada negara 'ederal sentralisasi dapat pada tingkat
pemerintah 'ederal (pusat) atau tingkat negara bagian. &alam mana$emen pengembangan
kurikulum yang terpusat atau sentralistik, selain tugas, !e!enang, dan tanggung $a!ab
pengembangan kurikulum dipegang oleh pe$abat pusat, tetapi $uga inisiati', gagasan,
bahkan model kurikulum yang akan dikembangkan $uga dapat berasal dari pemegang
kekuasaan di pusat. #ana$emen kurikulum sentralistik menghasilkan kurikulum nasional,
satu kurikulum yang berlaku di seluruh !ilayah negara. &alam mana$emen kurikulum
sentralistik, mungkin seluruh perangkat kurikulum, mulai dari landasan atau dasar-dasar
pengembangan kurikulum, struktur dan sebaran mata pela$aran, silabus atau garis besarprogram pembela$aran, rin"ian materi dan kegiatan pembela$aran, buku, media, alat-alat
penun$ang, penilaian hasil bela$ar beserta pedoman-pedoman pelaksanaannya disusun oleh
pusat. &alam mana$emen sentralistik, mungkin $uga yang disusun oleh pusat hanya
landasan atau dasar-dasar penyusunan kurikulum, struktur dan sebaran mata pela$aran,
sedang pen$abarannya lebih lan$ut dalam silabus, satuan pela$aran, rin"ian materi, buku,
media dan alat pembela$aran, dikembangkan oleh daerah atau satuan pendidikan (sekolah).
#ana$emen kurikulum sentralistik memiliki beberapa kelebihan di samping
kekurangan atau kelemahan. Kelebihannya adalah: 1) kurikulum seragam untuk seluruh
daerah dan sekolah, dapat dikembangkan standar kemampuan dan tingkat pen"apaian yang
bersi'at nasional% 2) karena kurikulumnya seragam, maka lebih mudah dalam
pengendalian, atau penga!asan dan e4aluasinya% 3) pembinaan para pelaksana kurikulum
lebih mudah karena pengetahuan dan keterampilan yang dituntut untuk melaksanannya
hampir sama, ) penyediaan media dan sumber bela$ar lebih mudah karena $enisnya sama
untuk setiap daerah dan satuan pendidikan, ) memungkinkan diadakan penilaian hasil
bela$ar yang bersi'at nasional, karena desain atau ran"angan kurikulum dan sasaran
bela$arnya sama untuk seluruh daerah dan satuan pendidikan.
#ana$emen kurikulum sentralistik $uga memiliki beberapa kelemahan atau
kekurangan, di antaranya: 1) !ilayah yang "ukup luas memiliki keragaman dalam kondisi,
kebutuhan dan tingkat kema$uannya, kurikulum yang bersi'at nasional tidak dapat
23
7/25/2019 54d27766b20f6
24/43
7/25/2019 54d27766b20f6
25/43
dan dilaksanakan oleh guru, sebab mereka sendiri yang mengembangkannya, minimal ikut
serta dalam pengembangannya.
Pengembangan kurikulum oleh satuan pendidikan memiliki beberapa kebaikan atau
kelebihan dan $uga beberapa kelemahan dan kekurangan. Kebaikan atau kelebihannya
adalah: 1) kurikulumnya sesuai dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, dan
perkembangan satuan pendidikan dan masyarakat setempat, sehingga satuan pendidikan
se"ara langsung atau tidak langsung dapat membantu perkembangan masyarakat% 2) lebih
mudah dilaksanakan karena desain kurikulum disusun oleh guru-guru sendiri dengan
mempertimbangkan 'aktor-'aktor pendukung pelaksanaannya yang ada di sekolah dan
masyarakat sekitar.
Pengembangan kurikulum oleh satuan pendidikan $uga memiliki beberapakelemahan dan kekurangan : 1) tidak semua guru memiliki keahlian atau ke"akapan dalam
pengembangan kurikulum, atau tidak semua satuan pendidikandaerah memiliki guru atau
orang yang ahli atau "akap dalam pengembangan kurikulum% 2) kurikulum dapat bersi'at
lokal, lulusannya kurang memiliki kemampuan atau daya saing se"ara nasional% 3) desain
kurikulum sangat beragam, dapat menimbulkan kesulitan dalam penga!asan dan e4aluasi
kurikulum dan e4aluasi hasil bela$ar se"ara nasional% ) kepindahan peserta didik dari satu
sekolah atau daerah ke sekolah atau daerah lain dapat menimbulkan kesulitan.
Pengembangan kurikulum oleh satuan pendidikan memiliki beberapa 4ariasi,
*kilbe"k (1+?) menggambarkan 4ariasi tersebut dalam sebuah diagram yang
menggambarkan keterlibatan guru-guru dalam kegiatan pengembangan kurikulum.
!ARA
P"#AKSA$A
Perseorangan Perseorangan
dengan a"uan
Kelompok *eluruh
*ta'
Kreasi +
daptasi
*eleksi
7/25/2019 54d27766b20f6
26/43
Kreasi (creation),kurikulum yang dikembangkan merupakan desain kurikulum
baru yang berbeda dari kurikulum yang ada. daptasi (adaptation),kurikulum baru
merupakan adaptasi atau modi'ikasi dari kurikulum yang ada, sedang seleksi atau
pemilihan(selection), kurikulum baru merupakan hasil pemilihan dari kurikulum-
kurikulum yang ada di daerah atau sekolah lain, diambil tanpa perubahan atau penyesuaian
dengan kebutuhan dan kondisi setempat. Pada sisi keterlibatan sta' atau pelaksana
kurikulum, penyusunan kurikulum ber4ariasi mulai dari melibatkan seluruh sta' atau
pelaksana kurikulum di sekolah, kepada penyusunan kurikulum oleh kelompok atau tim
khusus, oleh indi4idu (perseorangan) dengan a"uan atau kriteria tertentu, sampai pada
pilihan oleh indi4idu tanpa a"uan atau kriteria sama sekali. Penyusunan kurikulum satuan
pendidikan yang paling baik, adalah yang bersi'at kreasi dan melibatkan seluruh sta' (padadiagram terletak pada kotak sudut kanan-atas), dan yang paling kurang baik adalah
pemilihan hanya oleh indi4idu, kepala sekolah, atau seorang guru (kotak sudut kiri
ba!ah).
C. Landasan Emiris
1. Keberagaman %udaya dan Suku %angsa
*ebagai negara kesatuan, ada dua pendekatan dalam upaya men"iptakan karakter
bangsa yang nasionalis dan bersatu.ertama, membangun persatuan melalui
penyeragaman, dan keduamembiarkan perbedaan berkembang sesuai dengan karakteristik
masing-masing dengan aturan-aturan tertentu. Kedua pendekatan tersebut sama-sama
memiliki kekuatan dan kelemahan. Penyeragaman akan memudahkan dalam
mengontrolnya. *ebaliknya, apabila kita membiarkan keberagaman ber$alan dengan
sendiri-sendiri tanpa ada alat kontrol akan mun"ul si'at ego dan saling merasa unggul dari
yang lain.
dealnya, kita perlu membangun kesadaran terhadap keberagaman sebagai alat
pemersatu bangsa melalui penumbuhan rasa bangga terhadap nilai budaya lokal sebagai
aset bangsa yang perlu dipertahankan. /al ini dapat dibangun melalui pengembangan
kurikulum (K0*P) se"ara benar, dengan menga"u kepada standar yang berlaku se"ara
nasional. *ebagai prinsip dalam pengembangan K0*P mengan$urkan agar peserta didik
27
7/25/2019 54d27766b20f6
27/43
dalam pembela$arannya mempela$ari pengetahuan yang dapat diperoleh melalui
keterkaitan antara konsep dan prinsip yang dipela$ari dengan praktik kehidupan nyata di
sekitarnya. /al ini ditekankan agar proses bela$ar yang di$alani peserta didik hendaknya
sekaligus memberikan gambaran yang "ukup autentik tentang penggunaan suatu konsep
ilmu pengetahuan dalam konteks yang nyata untuk menghadapi masalah dalam kehidupan
di kemudian hari.
2. Potensi dan Karakteristik Peserta didik
Potensi peserta didik akan mun"ul sebagai prestasi apabila dikelola se"ara indi4idu,
dengan situasi yang kondusi', dapat dimungkinkan untuk men$adi kreati', dapat bela$ar
sendiri.
7/25/2019 54d27766b20f6
28/43
kegairahan untuk keluar dari $eratan sistemnya. *ebaliknya terdapat peserta didik yang
berasal dari kalangan keluarga yang berorientasikan pada penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi, ber!a!asan luas dan berpikir $auh ke depan.
/al-hal yang dikemukakan di atas akan men$adi salah satu bahan pertimbangan
utama dalam mengembangkan K0*P.
3. Ragam Kualitas Pendidikan di &iap 'aera(
#eran"ang kurikulum untuk hari ini bukanlah peker$aan mudah meskipun
indikator-indikator yang dihadapi $elas dan terukur. 0etapi lebih tidak mudah lagi
meran"ang kurikulum yang dapat men$a!ab tantangan masa depan dalam rentang !aktu
1 hingga 35 tahun lagi di mana disparitas pendidikan di ndonesia amat ta$am. su palingmenon$ol dalam pembangunan pendidikan adalah dalam hal mutu. Ragamnya kualitas
pendidikan di ndonesia antardaerah yang !u$udnya seperti angka partisipasi, pertambahan
gedung sekolah, pengadaan sumber bela$ar (media, alat peragapraktik dsb) pertambahan
guru, kualitas guru, keadaan peserta didik, sistem bela$ar menga$ar, pengelolaan, dan
sebagainya, di samping rendahnya mutu lulusan pendidikan itu sendiri. &an, hal tersebut
merupakan realita. 0er$adinya disparitas pendidikan umumnya disebabkan oleh rendahnya
mobilisasi sumber-sumber kekuatan (smber daya) atas dasar partisipasi masyarakat yang
semakin luas dan "erdas. Kualitas pendidikan adalah karakteristik yang melekat pada
sistem pendidikan itu sendiri. Kemampuan meningkatkan mutu harus dimiliki oleh satuan
pendidikan sebagai suatu sistem yang otonom tanpa tergantung pada atau dikendalikan
oleh pihak luar, termasuk pemerintah. Peningkatan mutu erat kaitannya dengan kreati4itas
pengelola satuan pendidikan dan guru dalam pengembangan kurikulum sekolah (K0*P).
*edangkan kreteria mutu pendidikan perlu disusun se"ara nasional yang berupa standar-
standar (terdapat delapan standar) dan pengukurannya memungkinkan untuk dilakukan
perbandingan antardaerah.
). *lobalisasi
Alobalisasi berarti proses penyebaran hasil karya dan pemikiran seseorang atau
kelompok sehingga membumi dalam budaya seseorang atau kelompok lain di seluruh
2?
7/25/2019 54d27766b20f6
29/43
dunia. Penyebab utama ter$adinya globalisasi adalah adanya kebutuhan, keinginan,
ketidakpuasan, pergaulan, dan persaingan. &an, suka atau tidak suka pada saat ini dan
masa yang akan datang pengaruh globalisasi akan semakin nyata dengan semakin
tersedianya berbagai sarana transportasi, saluran dan sarana komunikasi sebagai salah satu
!u$ud aplikasi teknologi in'ormasi dan komunikasi. Alobalisasi tentunya dapat
memberikan dampak positi' dan dapat pula negati'. Persoalannya ialah bagaimana
pendidikan (termasuk kurikulum) perlu dikembangkan agar bangsa ndonesia di kemudian
hari dapat bersaing (kompetiti') dan berkolaborasi dengan bangsa-bangsa lain di per"aturan
dunia serta bagaimana kurikulum perlu dikemas sehingga dampak negati' globalisasi itu
dapat dikurangi melalui proses pembela$aran.
&engan prinsip bah!a kurikulum harus dinamis, dan dikembangkan sesuai denganperkembangan iptek, pembangunan, perubahan 8aman , dan perkembangan global, maka
K0*P amat memungkinkan untuk dikembangkan oleh satuan pendidikan.
+. Kompetensi Sumber 'aya Manusia
*alah satu esensi 4isi &epartemen &iknas ialah membangun manusia ndonesia
yang "erdas dan kompetetiti'. /arapan ini tentunya perlu diimplementasikan oleh satuan
pendidikan sebagai lembaga pengembang kemampuan peserta didik dalam sistem
pendidikan yang bersi'at massal sebagai yang dituntut dalam perundang-undangan yang
berlaku yang merupakan tantangan yang sangat berat. Peranan pendidikan untuk
men"erdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia ndonesia ditu$ukan
bagi ter!u$udnya masyarakat yang ma$u. *uatu masyarakat yang memiliki kompetensi
yang tidak sama dengan masyarakat tempat peserta didik pada saat itu dibesarkan dan $uga
tidak sama dengan masyarakat pada saat orangtua peserta didik dibesarkan. Pendidikan
harus mampu menghasilkan manusia yang kompeten yaitu manusia yang tidak men$adi
beban tetapi sebaliknya men$adi sumber kekuatan atau sumber penggerak (driving force)
bagi keseluruhan proses pembengunan *. Karenanya, satuan pendidikan perlu diberi
peran untuk mengembangkan 'ungsi sekolah sebagai lembaga pengembang kemampuan
peserta didik yang ber!u$ud kurikulum (yang berbasis kompetensi) se"ara utuh dan
optimal dan bukan sebagai lembaga pemilih dan pemilah, apalagi pemungut. &i mana
2+
7/25/2019 54d27766b20f6
30/43
penekanan pembela$aran peserta didik adalah bela$ar bagaimana bela$ar melalui berbagai
sumber bela$ar guna memperoleh kompetensi seutuhnya baik dalam iptek, keimanannya,
kepribadiannya, dan rasa tanggung$a!abnya sehingga terbentuk karakter peserta didik.
,. Manaemen %erbasis Sekola(
*e$alan dengan kebi$akan pemerintah tentang otonomi daerah dan mana$emen
berbasis sekolah (#
7/25/2019 54d27766b20f6
31/43
kelas, semua dikondisikan dengan aturan yang standar sebagai upaya untuk menumbuhkan
kesadaran bah!a keberagaman perlu dikelola dengan baik sehingga mun"ul suatu
keharmonisan bersama.
&alam kaitan ini, keberadaan K0*P men$adi sangat penting dan strategis untuk
membentuk !atak dan karakter peserta didik yang menun$ukkan tingkat apresiasi budaya
dan semangat nasionalisme. Karenanya, sekolah tidak ubahnya seperti suatu keluarga
besar yang penuh dengan suasana kekeluargaan (happy family). klim yang seperti ini
dalam K0*P dapat di!u$udkan melalui berbagai kegiatan akademik (pembela$aran
berbagai mata pela$aran) maupun kegiatan pengembangan diri, misalnya melalui ekstra
kurikuluer, seperti 'esti'al budaya lokal, lomba kreasi budaya, melibatkan masyarakat
dalam peran"angan tata tertib disiplin dan sebagainya. &engan demikian kurikulumsekolah tidak men$adikan anak terasing dari lingkungannya.
/. 0noasi Pendidikan
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu in4estasi * sehingga dapat
men"iptakan iklim yang memungkinkan untuk setiap satuan pendidikan memberikan andil
dan berperan serta dalam ino4asi pendidikan. gar dapat memberikan kontribusi itu maka
setiap satuan pendidikan harus diberikan payung hukum (yaitu PP No 1+ 0ahun 255
tentang *NP) untuk mengembangkan kurikulum sekolah agar institusinya men$adi
produkti' sehingga dapat lebih bernilai ino4ati'. &engan demikian satuan pendidikan dapat
mengembangkan nilai-nilai produkti4itas * yang ino4ati' melalui pengembangan dua
kemampuan sekaligus.ertama, keterampilan teknis seperti peningkatan penguasaan
ke"akapan, pro'esi dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat dan lapangan
ker$a yang terus berubah.0edua, kemampuan-kemampuan lain dalam kaitan dengan
karakter dan budaya yang mendorong peserta didik untuk men$adi kekuatan penggerak
dirinya dalam kehidupan, seperti !a!asan, penalaran, etos ker$a, orientasi ke depan,
kemampuan bela$ar yang terus menerus, serta sikap, pola perilaku dan atau kebiasaan-
kebiasaan yang positi'.
&i samping itu, dengan mempertimbangkan ketu$uh butir di atas ino4asi kurikulum
persekolahan (K0*P) setiap saat dapat dikembangkan oleh satuan pendidikan.
31
7/25/2019 54d27766b20f6
32/43
III. !U"I!ULU# TIN$!AT SATUAN PENDIDI!AN
7/25/2019 54d27766b20f6
33/43
&alam posisinya ke arah desentralisasi, pengembangan kurikulum dalam K0*P
masih berisi 4ariasi kemungkinan. #enga"u pada rin"ian yang dikemukakan oleh
*killbe"k dapat bergerak dari penyusunan desain kurikulum baru atau penyempurnaan
desain kurikulum yang ada atau memilih desain kurikulum yang telah disusun oleh satuan
pendidikan lain% yang pengembangannya melibatkan seluruh guru, atau kelompok guru,
sampai dengan hanya oleh perseorangan dengan a"uan atau tanpa a"uan. Eang dipandang
baik adalah pengembangan desain baru, minimal penyempurnaan desain kurikulum yang
ada, yang penyusunannya melibatkan seluruh guru, minimal sekelompok guru yang
memiliki keahlian atau pengetahuan dan kepedulian dalam pengembangan kurikulum.
*ebaiknya dihindari penyusunan kurikulum yang hanya mengambil kurikulum yang ada
yang telah disusun oleh sekolah lain. &esain kurikulum yang telah disusun oleh satuanpendidikan lain belum tentu "o"ok untuk sekolah tertentu, karena kondisi, kebutuhan,
perkembangan peserta didik, lembaga pendidikan dan masyarakatnya belum tentu sama.
&alam penyusunannya $uga sebaiknya dihindari yang hanya disusun oleh seseorang,
meskipun yang bersangkutan sangat ahli dalam pengembangan kurikulum.
da beberapa karakteristik utama dari pengembangan kurikulum oleh satuan
pendidikan, yaitu: 1) menekankan partisipasi seluruh guru atau per!akilan guru se"ara
proporsional, 2) pengembangan seluruh komponen dan kegiatan kurikulum, 3) guru dan
pimpinan perlu terus meningkatkan kemampuannya, ) harus selekti', adapti', dan kreati',
) merupakan proses berkelan$utan dan dinamis, 7) ber'okus pada kebutuhan dan
perkembangan peserta didik, 9) memperhatikan kondisi dan perkembangan sosial-budaya
masyarakat, ?) memperhatikan kondisi dan kebutuhan 'aktor-'aktor pendukung
pelaksanaan.
&alam karakteristik di atas sebenarnya ada tiga hal yang mendapatkan perhatian
utama dalam pengembangan kurikulum oleh satuan pendidikan, yaitu kepentingan peserta
didik, kondisi satuan pendidikan dan masyarakat serta peranan para pengembang
kurikulum terutama guru. Peserta didik mendapatkan perhatian utama karena merekalah
subyek dan sasaran pokok pendidikan. *emua upaya pendidikan diarahkan pada
pengembangan peserta didik atau mahapeserta didik se"ara optimal. Pengembangan
seluruh aspek kepribadiannya, baik aspek 'isik-motorik, intelektual, sosial maupun emosi.
33
7/25/2019 54d27766b20f6
34/43
/al kedua yang mendapatkan perhatian dalam pengembangan kurikulum oleh
satuan pendidikan adalah pelaksana kurikulum terutama oleh guru. Auru memegang
peranan kun"i dalam pengembangan kurikulum, baik dalam tahap penyusunan desain,
implementasi, maupun dalam pengendalian kurikulum. *ering dikatakan guru adalah u$ung
tombak pendidikan, yang menentukan keberhasilan atau kekurang berhasilan pendidikan.
&alam hubungan dengan pengembangan kurikulum oleh satuan pendidikan, ada beberapa
tuntutan terhadap guru: 1) Auru beker$a dalam sistem sosial tertentu, dituntut beker$a
sesuai dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat% 2) Pendidikan bersi'at normati',
guru dituntut untuk men$adi "ontoh-teladan, baik dalam penguasaan ilmu dan teknologi
maupun dalam kepribadian% 3) Auru beker$a dalam keterbatasan !aktu, 4ariasi kondisi
peserta didik keragaman tugas dan peran dalam peker$aan, sehingga dia harus mampumengelola diri dan tugas-tugasnya% ) Auru dituntut terus meningkatkan diri se$alan
dengan perkembangan masyarakat, peserta didik dan kelembagaan pendidikan.
Ketiga adalah kondisi sekolah dan masyarakat. Pengembangan kurikulum oleh
satuan pendidikan memiliki makna yang luas, sebab sekolah di sini bukan berarti
lingkungan sekolah yang dibatasi oleh pagar sekolah. *ekolah dalam konteks atau
hubungan dengan masyarakat sekitarnya, mungkin seluas desa atau ke"amatan di mana
sekolah itu berada, tetapi dapat $uga seluas kota atau kabupaten dan propinsi, bahkan untuk
sekolah dapat bersi'at nasional atau internasional. /al itu tergantung pada luas "akupan
asal peserta didik, sebaran lulusan, dan keluasan ker$asama antara sekolah dengan
lembaga-lembaga yang ada di masyarakat. *ekolah bukan hanya penyampai ilmu dan
teknologi, dan pengembang kepribadian peserta didik tetapi $uga merupakan sistem sosial,
yang kaya dengan interaksi sosial, baik antara unsur di dalamnya maupun dengan sistem
sosial lainnya.
7/25/2019 54d27766b20f6
35/43
yang lainnya, dengan lembaga pendidikan lain, lembaga pemerintahan, lembaga sosial,
dunia peker$aan, serta sistem sosial-budaya.
7/25/2019 54d27766b20f6
36/43
&alam model1idelity, implementasi kurikulum harus persis sesuai dengan desain
kurikulum. &esain kurikulumnya bersi'at standar, dokumen kurikulum lengkap, dan
seluruh komponen kurikulum telah di$abarkan se"ara rin"i.
#utual adaptive, implementasi kurikulum memperhatian kondisi, situasi dan
kebutuhan peserta didik yang bela$ar saat itu. Auru mengadakan perubahan atau
penyempurnaan sesuai kondisi dan situasi sekolah dan kebutuhan perkembangan peserta
didik yang bela$ar. &esain kurikulum standar hanya berisi komponen pokok, sebagai
kurikulum inti, pen$abarannya dilakukan oleh guru. #odel!nactment, guru menyusun dan
mengimplementasikan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat, baik kondisi,
kebutuhan, perkembangan peserta didik maupun sekolah dan masyarakat sekitarnya.
#odel 'idelity biasanya diterapkan dalam kurikulum standar yang bersi'at nasional,dapat $uga diterapkan dalam kurikulum satuan pendidikan, asal desain kurikulum tersebut
sudah standar, semua komponen kurikulumnya sudah terumuskan se"ara rin"i dengan
indikator-indikator yang $elas. Para pelaksana kurikulum, yaitu guru tinggal melaksanakan
sesuai dengan desain tersebut. Penyusunan kurikulum standar pada tingkat satuan
pendidikan di ndonesia membutuhkan !aktu, mengingat kondisi dan tahap perkembangan
satuan pendidikan yang ada saat ini sangat beragam. #engingat hal itu, model
implementasi kurikulum yang mungkin lebih banyak dapat digunakan dalam pelaksanaan
K0*P adalah model mutual adapti' danatau ena"tment. Auru dalam
mengimplementasikan desain kurikulum yang telah mereka susun dapat mengadakan
penyesuaian-penyesuaian sesuai kondisi, kebutuhan dan perkembangan peserta didik,
lembaga pendidikan dan masyarakat, tetapi tetap dengan sasaran perkembangan peserta
didik se"ara optimal. &alam implementasi yang bersi'at mutual adapti' dan ena"tment
tersebut, upaya ke arah pengembangan desain kurikulum yang bersi'at standar, perlu terus
dilakukan.
&engan diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 1+ 0ahun 255 tentang
*tandar Nasional Pendidikan, ndonesia akan memasuki babak baru pengembangan
pendidikan standar. Pendidikan ini diarahkan pada pen"apaian atau penguasaan standar
tingkat tinggi, kelas dunia atau kelas nasional, !alaupun dapat sa$a standar kelas lokal.
37
7/25/2019 54d27766b20f6
37/43
Pengembangan pendidikan ini sepertinya mengabaikan keragaman kondisi daerah dan
kemampuan peserta didik.
Pada negara-negara yang telah menerapkan pendidikan standar, keragaman tersebut
diakui adanya, tetapi tidak men$adi penghalang untuk dilaksanakan. Pendidikan standar
atau *tandards-based edu"ation (*) is based on the belie' that all students are "apable
o' meeting high standards (Parkay, @G. et all (2557: 223). #ulai tahun 1++5 merika
*erikat menerapkan pendidikan standar.
7/25/2019 54d27766b20f6
38/43
&alam K0*P, standar isi sudah ditentukan dan dirumuskan dalam standar
kompetensi lulusan, standar kompetensi, dan kompetensi dasar tiap mata pela$aran, dan ini
merupakan standar kompetensi nasional minimal. &engan demikian satuan pendidikan
dapat menambahnya. #engenai standar per'ormansinya tidak dinyatakan dalam ketentuan-
ketentuan K0*P, hal itu berarti sekolah atau daerah dapat menentukan sendiri.
Pengembangan pendidikan standar diarahkan pada realisasi pendidikan se"ara
pro'esional. /al itu sudah dimulai dengan pengembangan pro'esi guru dan dosen menu$u
ter!u$udnya guru dan dosen pro'essional, dengan diundangkannya 6ndang-6ndang
Nomor 1 0ahun 255 tentang Auru dan &osen. Pendidikan yang dilaksanakan se"ara
pro'esional, oleh guru-guru dan dosen pro'esional, akan melahirkan lulusan yang
menguasai isi dan per'ormansi standar dan pro'esional pula.&alam K0*P, untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mata-mata pela$aran
dikelompokkan atas: agama dan akhlak mulia% ke!arganegaraan dan akhlak kepribadian%
ilmu pengetahuan dan teknologi% estetika% $asmani, olah raga, dan kesehatan. Penguasaan
isi dan per'ormansi se"ara standar dalam bidang atau kelompok mata pela$aran agama dan
akhlak mulia% ke!arganegaraan dan akhlak kepribadian% estetika% dan $asmani, olah raga,
dan kesehatan mengarah pada pengembangan lulusan yang memiliki integritas kepribadian
dan komitmen nilai yang tinggi. Penguasaan isi dan per'ormansi se"ara standar dalam
kelompok mata pela$aran ilmu pengetahaun dan teknologi mengarah pada pengembangan
lulusan yang memiliki keunggulan dan daya saing yang tinggi.
Keduanya men$adi landasan dalam pengembangan pro'esionalisme, sebab
pro'esionalisme didasari oleh penguasaan pengetahuan dan kemampuan se"ara standar
(keunggulan dan daya saing), dan berkiner$a se"ara standar (integritas kepribadian dan
komitmen pada nilai). Keduanya berkembang dan dikembangkan melalui pendidikan,
latihan, pengalaman sebelumnya, pembinaan dan pen"iptaan iklim ker$a dalam lingkungan
ker$a saat ini.
.! Ruang #ingkup
Ruang lingkup pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan:
3?
7/25/2019 54d27766b20f6
39/43
.1 Komponen kurikulum
Komponen kurikulum meliputi kurikulum tingkat satuan pendidikan, termasuk di
dalamnya silabus dan ren"ana pelaksanaan pembela$aran.
.2 =alur pendidikan
Kurikulum tingkat satuan pendidikan dikembangkan untuk $alur pendidikan 'ormal.
.3 =enis pendidikan
Kurikulum tingkat satuan pendidikan dikembangkan untuk $enis pendidikan umum,
pendidikan ke$uruan, dan pendidikan khusus.
. =en$ang pendidikan
Kurikulum tingkat satuan pendidikan dikembangkan pada $en$ang pendidikan dasar
dan pendidikan menengah.
. *atuan pendidikan
Kurikulum tingkat satuan pendidikan dikembangkan pada satuan pendidikan dasar
dan menengah, meliputi: *, *#P#0s, *##% *#K#K% *&;
7/25/2019 54d27766b20f6
40/43
I%. !ESI#PULAN DAN SA"AN TINDA! LAN&UT
A. !ESI#PULAN
.7 Kebi$akan &epartemen Pendidikan Nasional tentang pemberlakuan K0*P merupakan
tuntutan pelaksanaan pembaharuan pendidikan yang diamanatkan oleh:
.a 6ndang-6ndang Nomor 25 0ahun 2553 tentang *istem Pendidikan Nasional% dan
.b Peraturan Pemerintah Nomor 1+ 0ahun 255 tentang *tandar Nasional Pendidikan.
.9
7/25/2019 54d27766b20f6
41/43
B. Saran Tindak Lanjut
1. Perlu dilakukan sosialisasi tentang K0*P kepada para
pengambil kebi$akan, baik di tingkat pusat, pro4insi, kabupatenkota, maupun satuan
pendidikan. &alam sosialisasi, karena si'atnya merupakan tahap pengembangan maka
yang bertanggung $a!ab adalah unit penelitian dan pengembangan di lingkungan
&epdiknas%
2. Perlu dilakukan sosialisasi danatau pelatihan tentang
K0*P kepada para pelaksana pendidikan di lapangan, baik di tingkat pusat, pro4insi,
kabupatenkota, maupun satuan pendidikan. &alam sosialisasi danatau pelatihan,
karena si'atnya merupakan tahap pengembangan sekaligus pembinaan maka yang
bertanggung $a!ab adalah unit penelitian dan pengembangan bersama direktorat$enderal yang terkait di lingkungan &epdiknas%
3.
7/25/2019 54d27766b20f6
42/43
DA'TA" PUSTA!A
nderson, ;.G. and Krath!ohl, (ed). (2551).% Taxonomy for earning, Teaching and
%ssessing.Ne! Eork: ddison Gesley ;ongman, n".
usubel, &.P. and Robinson, @.A. (1+7+). 'chool earning. Ne! Eork: /olt, Rinehart and
Ginston,n"
7/25/2019 54d27766b20f6
43/43
Eork: ;ongman
Nunan, &a4id. (1+??). The earner &entered &urriculum. Ne! Eork: Cambridge6ni4ersity Press.
li4a, Peter >. (1++2)./eveloping the &urriculum. Ne! Eork: /arper Collins
Publishers.
Parkay, @orrest G., n"til >ri" =. and /ass, Alen. (2557). &urriculum lanning$ %&ontemporary %pproah.