1
METODE PELAKSANAAN
I. PEKERJAAN UMUM
Pekerjaan ini terdiri dari :
1. Pekerjaan Ini meliputi Mobilisasi Peralatan Kerja,
2. Pembuatan Shop Drawing, dan pembersihan lokasi dari sampah yang menghambat
pekerjaan.
3. Pembersihan lokasi dari dari semak dilaksanakan pada lokasi pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
4. Dalam pelaksanaan pekerjaan penyedia fasilitas‐ fasilitas yang berfungsi dapat
mendukung terlaksananya dan kelancaran kegiatan proyek mutlak diperlukan. Oleh
karena itu alat‐alat berat digunakan sebagai salah satu fasilitas dalam pekerjaan
dapat menunjang kelancaran dan terlaksananya kegiatan pelaksanaan pekerjaan di
lokasi proyek, mulai dari tahap pelaksanaan sampai akhir tahap pelaksanaan.
II. PEKERJAAN PENDAHULUAN
Pekerjaan pendahuluan merupakan pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan proyek. Sebelumnya segala izin yang dibutuhkan sudah diurus,
timeschedule telah dibuat, dan kontraktor telah memiliki Shop Drawing. Pekerjaan
pendahuluan yang dilakukan dalam proyek ini meliputi :
1. Pekerjaan Pembersihan Lokasi
Sebelum Pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan lokasi. Pembersihan
lokasi bertujuan untuk membebaskan tanah dari rumput‐rumput, pohon‐pohon,
sampah, dan unsur‐unsur lain yang bisa membusuk. Unsur‐unsur yang dapat
membusuk seperti tumbuh‐tumbuhan dan sampah dapat mengganggu kestabilan tanah,
karena sewaktu‐waktu unsur itu dapat berubah ataupun menghilang karena
pembusukan hingga menyebabkan kepadatan tanah berkurang. Pembersihan lahan
konstruksi dilakukan menyeluruh sesuai lahan yang akan dipakai untuk pembangunan.
2
Mempertahankan pohon‐pohon besar yang memiliki letak strategis (mempunyai jarak
yang cukup dari rencana lokasi bangunan) untuk memberikan keteduhan pada area
tapak.
Sampah‐sampah yang dihasilkan dari pekerjaan ini dikumpulkan disuatu tempat yang
telah disetujui oleh pengawas, kemudian baru diangkut untuk dibuang ke tempat
pembuangan sampah akhir.
2. Pekerjaan Pengkuran Dan Pemasangan Bouwplank
Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok kayu persegi
5/7cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat. Untuk menentukan ketinggian papan
bouwplank secara rata bagian atasnya dari papan bowplank harus di waterpass
(horizontal dan siku), sedangkan untuk mengukur dari titik As ke As antar ruangan
digunakan meteran. Setiap titik pengukuran ditandai dengan paku dan dicat dengan cat
merah dan ditulis ukuran pada papan bouwplank agar mudah di cek kembali.
Pemasangan papan bowplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari As sekeliling
bangunan dan dipakukan pada patok‐patok yang terlebih dahulu ditancapkan kedalam
tanah.
Adapun metode pelaksanaan dalam pembuatan bouwplank adalah sebagai berikut :
a. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan.
b. Siapkan kayu untuk pembatas.
c. Ukur bagian yang akan dikerjakan.
d. Tancapkan kayu pertama dengan menggunakan palu.
e. Pasang kayu penahan kayu utama dengan menggunakan paku.
f. Ukur ketinggian batas bouwplank menggunakan meteran.
g. Pasang kayu pada bagian pojok‐pojok bidang yang akan dikerjakaan dengan
menggunakn unting‐unting supaya tegak.
h. Pasang tali pada batas bouwplank tadi sampai kayu berikutnya.
i. Sambungkan tali‐tali tadi sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
j. Periksa kembali ketinggian tali‐tali tadi agar pas dengan batas.
3
Bouwplank harus lurus dan sejajar dengan permukaan laut. Bila permukaan tanahnya
turun atau naik maka ketinggian bouwplank harus disesuaikan sehingga cara
menaikkan atau menurunkannya. Bouwplank yang saling berseberangan harus sejajar
pada seluruh tapak bangunan.
Apabila ada ketidaksesuaian antara gambar dan lokasi, Kontraktor tidak berhak
merubah sendiri rencana tanpa persetujuan Perencana, dan Kontraktor wajib member
laporan kepada Pihak Perencana untuk dicarikan penyelesaiannya.
3. Pembuatan Papan Nama Kegiatan
Seiring pembersihan lokasi, dibuatlah papan nama proyek, papan nama proyek ini
dipasang pada tempat yang mudah dilihat dengan mencantumkan data‐data proyek
antara lain nama proyek, pekerjaan, lokasi, nilai proyek, waktu pelaksanaan, pengawas
pelaksana proyek, dll.
III. PEKERJAAN PONDASI
1. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi
Sebelum Pekerjaan galian dilakukan, seluruh areal yang akan dipakai untuk tempat
kerja harus dibersihkan dari pohon, tanggul kayu, semak, bekas‐bekas bangunan, dan
benda‐benda yang tidak diperlukan sebelum memulai pekerjaan. Kontraktor harus
memeriksa dengan teliti mengenai posisi bangunan untuk mengamankan patok‐patok
sumbu bangunan sebelum memulai pekerjaan pondasi khususnya penentuan patok‐
patok untuk galian pondasi.
Sebelum penggalian dimulai, Pengawas dan Pelaksana supaya memeriksa dimensi dan
elevasi kedalaman galian (disesuaikan dengan gambar ). Pelaksana harus membuat
papan bouwplank yang kuat untuk membuat garis benang posisi dan batas tanah yang
akan digali. Pemberian benang harus mudah dibuka dan dipasangkan kembali supaya
tidak menganggu pekerjaan galian.
Lubang galian harus digali dengan kemiringan yang seperlunya untuk keperluan
stabilitas lereng galian, atau ditentukan lain oleh Engineer.
Pelaksana harus mengatur metode pengalian, pembuangan dan penumpukan tanah.
Penumpukan tanah galian tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk mengurangi
resiko runtuhan tanah masuk kembali ke dalam galian pondasi .
4
2. Pekerjaan Cerucuk Pondasi
Secara konstruksi, pelaksanaan pekerjaan pemasangan cerucuk terdiri atas :
• Perkuatan tanah dasar, dilakukan penggantian tanah dasar dengan menimbun tanah
baru yang lebih stabil, dilakukan dengan menguruk tanah pada lokasi yang sudah
direncanakan.
• Penancapan kayu cerucuk, dilakukan dengan menancapkan kayu terhadap lokasi
pondasi yang akan dikerjakan, Pelaksanakan disesuaikan dengan jarak antar titik
kayu dan kedalaman yang direncanakan.
• Pemasangan kepala cerucuk. Dilakukan dengan menyatukan ujung kepala kayu yang
sudah ditanamkan dengan membuat ikatan antar kepala kayu dan dibuat bidang
datar sebagai penempatan pondasi konstruksi yang direncanakan.
Pemasangan cerucuk berfungsi untuk perkerasan. Adapun cerucuk yang digunakan
dengan panjang cerucuk 4 meter dan berdiameter 10/12 cm. Cerucuk diletakkan sesuai
dengan gambar yang telah direncanakan.
3. Urugan Pasir
Urugan pasir dibuat sebagai landasan untuk lantai kerja agar permukaannya rata.
Adapun metode pelaksanaan pekerjaan urugan pasir adalah sebagai berikut :
• Urugan pasir dilaksanakan untuk pekerjaan urugan dibawah pondasi sesuai ukuran
yang telah ditentukan dalam gambar.
• Tebal lapisan pasir urug yaitu 10 cm padat. Pemadatan harus dilaksanakan sehingga
dapat menerima beban yang bekerja.
• Urugan pasir dilaksanakan lapis‐demi lapis, dengan tebal yang disesuaikan dengan
gambar rencana yang telah dibuat dan tiap lapis harus ditumbuk serta diairi
sampai padat sebelum lapis berikutnya dipasang.
• Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadat dengan alat
pemadat yang disetujui konsultan Pengawas. Pemadatan dilakukan hingga
mencapai tidak kurang dari 98% dari kepadatan optimum Laboratorium.
Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang memadai agar dapat hasil
5
kepadatan yang baik. Kondisi galian tersebut harus dipertahankan sampai
pekerjaan pemadatan selesai dilakukan. Pemadatan harus diulang kembali jika
keadaan tersebut di atas tidak memenuhi.
• Jika air tanah ternyata menggenangi lokasi pemadatan, maka Kontraktor wajib
menyediakan pompa dan dasar galian harus kering sebelum pasir urug diletakkan.
Kontraktor harus membuat rencana yang benar, agar air tanah dapat dialirkan
kelokasi yang lebih rendah dari dasar galian, misalnya dengan membuat sumpit
pada tempat tertentu.
• Kontraktor harus menjaga agar tanah disekitar lokasi tidak tercampur dengan pasir
urug. Jika pasir urug tersebut tercampur dengan tanah lainnya, maka Kontraktor
wajib mengganti pasir urug tesebut dengan bahan lainnya yang bersih.
• Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan tersebut sudah
mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas
4. Lantai Kerja
Setelah tanah digali dan urugan pasir selesai dilakukan, selanjutnya yaitu pembuatan
lantai kerja dengan mutu beton K‐100. Sebelum campuran beton diletakkan, dasar
tanah diratakan terlebih dahulu. Tujuan pembuatan lantai kerja ini untuk memperbaiki
kondisi tanah, apalagi jika tanahnya berlumpur, sehingga pada saat pengecoran pondasi,
dasar (landasan) tempat pondasi di cor dalam keadaan keras. Pada umumnya lantai
kerja ini tidak perlu ada pembesian. Adukan lantai kerja ini terdiri dari bahan pasir
beton, semen, dan batu pecah uk. 1 – 2 cm. Setelah campuran selesai proses
pengadukannya, barulah kemudian campuran dihampar pada tempat yang telah
direncanakan. Pekerjaan lantai kerja ini tebalnya 5 cm.
5. Pondasi Plat Beton Bertulang Mutu K175
Adapun metode pelaksanaan plat pondasi adalah sebagai berikut :
Tahap pertama titik pondasi plat digali sesuai dengan gambar baik kedalaman
maupun besarnya dan pemancangan cerucuk pondasi.
Urugan Pasir dan lantai kerja untuk dudukan plat beton, agar besi beton tidak
bertumpu pada tanah dan tidak kotor karena tanah.
6
Pasang pembesian pada lantai kerja yang telah disediakan, di plot supaya benar‐
benar tepat pada titik yang telah ditentukan.
Setelah besi terpasang maka segera di pasang bekisting.
Setelah bekisting terpasang maka dapat dilakukan pengecoran, dan bekisting dapat
dilepas setelah 12 jam.
Pondasi ini menggunakan campuran beton dengan mutu K.175.
6. Pekerjaan Kolom Pondasi
Adapun metode pelaksanaan kolom adalah sebagai berikut :
a. Marking sepatu kolom sebagai tempat batas bekisting.
b. Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
c. Pasang besi kolom ke dalam stek besi yang sudah ada.
d. Kencangkan besi kolom dan stek besi dengan menggunakan sengkang.
e. Pasang bekisting kolom tempatkan sesuai dengan marking yang ada.
f. Atur kelurusan bekisting kolom denga memutar push pull.
g. Lakukan pengecoran dengan menggunakan bucket dan dihubungkan dengn pipa
tremi, lakukan pemadatan dengan vibrator.
h. Bongkar bekisting kolom dan pasang kepalaan kolom.
7. Urugan Kembali Tanah Pondasi
Timbunan tanah dilakukan secara manual hanya dengan menggunakan alat bantu.
Tanah diurug dengan menggunakan alat bantu kemudian dipadatkan. Tahapan
timbunan tanah ini dilakukan setelah tahapan pekerjaan pondasi selesai dilakukan.
8. Pekerjaan Balok Sloof
Balok sloof yang digunakan pada pekerjaan ini yaitu balok sloof dengan uk. 15/40 cm.
Untuk pekerjaan balok sloof, menggunakan campuran beton dengan mutu beton K.175,
untuk membuat balok sloof ini diperlukan tulangan dan bekisting. Dalam proses
7
pembuatan balok, harus dipastikan cetakan balok beton telah dipasang dan diikat
dengan baik sehingga pada saat campuran beton dituang, cetakan ini tidak bergerak.
Penulangan balok dapat dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan bekisting selesai.
Balok berfungsi untuk mendukung beban vertikal yang meliputi berat sendiri balok,dan
beban‐beban lain yang mendukungnya (diantaranya termasuk beban pelat dan
dinding ). Balok juga menahan beban horisontal yang ditimbulkan oleh beban gempa dan beban
angin, kemudian meneruskannya ke kolom. Selain itu, balok juga berfungsi untuk
menghubungkan antar kolom agar portal dapat berfungsi dengan kuat dan kokoh. Balok
juga direncanakan untuk menerima lentur, geser, dan torsi.
IV. PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG
1. Pekerjaan Lantai Tumbuk
a. Pekerjaan Cerucuk Pondasi
Secara konstruksi, pelaksanaan pekerjaan pemasangan cerucuk terdiri atas :
• Perkuatan tanah dasar, dilakukan penggantian tanah dasar dengan menimbun
tanah baru yang lebih stabil, dilakukan dengan menguruk tanah pada lokasi yang
sudah direncanakan.
• Penancapan kayu cerucuk, dilakukan dengan menancapkan kayu terhadap lokasi
pondasi yang akan dikerjakan, Pelaksanakan disesuaikan dengan jarak antar titik
kayu dan kedalaman yang direncanakan.
• Pemasangan kepala cerucuk. Dilakukan dengan menyatukan ujung kepala kayu
yang sudah ditanamkan dengan membuat ikatan antar kepala kayu dan dibuat
bidang datar sebagai penempatan pondasi konstruksi yang direncanakan.
Pemasangan cerucuk berfungsi untuk perkerasan. Adapun cerucuk yang digunakan
dengan panjang cerucuk 2 meter dan berdiameter 8/10 cm. Cerucuk diletakkan sesuai
dengan gambar yang telah direncanakan.
b. Pekerjaan Urugan Pasir
8
Urugan pasir dibuat sebagai landasan untuk lantai kerja agar permukaannya rata.
Adapun metode pelaksanaan pekerjaan urugan pasir adalah sebagai berikut :
• Urugan pasir dilaksanakan untuk pekerjaan urugan dibawah lantai sesuai
ukuran yang telah ditentukan dalam gambar.
• Tebal lapisan pasir urug yaitu 10 cm padat. Pemadatan harus dilaksanakan
sehingga dapat menerima beban yang bekerja.
• Urugan pasir dilaksanakan lapis‐demi lapis, dengan tebal yang disesuaikan
dengan gambar rencana yang telah dibuat dan tiap lapis harus ditumbuk serta
diairi sampai padat sebelum lapis berikutnya dipasang.
• Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadat dengan alat
pemadat yang disetujui konsultan Pengawas. Pemadatan dilakukan hingga
mencapai tidak kurang dari 98% dari kepadatan optimum Laboratorium.
Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang memadai agar dapat hasil
kepadatan yang baik. Kondisi galian tersebut harus dipertahankan sampai
pekerjaan pemadatan selesai dilakukan. Pemadatan harus diulang kembali jika
keadaan tersebut di atas tidak memenuhi.
• Jika air tanah ternyata menggenangi lokasi pemadatan, maka Kontraktor wajib
menyediakan pompa dan dasar galian harus kering sebelum pasir urug
diletakkan. Kontraktor harus membuat rencana yang benar, agar air tanah dapat
dialirkan kelokasi yang lebih rendah dari dasar galian, misalnya dengan
membuat sumpit pada tempat tertentu.
• Kontraktor harus menjaga agar tanah disekitar lokasi tidak tercampur dengan
pasir urug. Jika pasir urug tersebut tercampur dengan tanah lainnya, maka
Kontraktor wajib mengganti pasir urug tesebut dengan bahan lainnya yang
bersih.
• Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan tersebut
sudah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas
c. Pekerjaan Beton K100
Untuk pekerjaan lantai mengunakan mutu beton K‐100 dengan tebal 8 cm. sebelum
dilakukan pengecoran dilakukan pengurugan pasir terlebih dahulu dan disiram dengan
9
air terus menerus hingga padat. Setelah itu baru diberi wiremash dan dilakukan
pengecoran beton dan dibantu dengan tali nylon untuk acuan rata/datar.
Pada saat adukan beton dituang pada cetakkannya, tusuk‐tusuklah beton dengan
menggunakan batang baja tulangan atau alat lain yang menyerupai untuk
memampatkan dan memastikan tidak ada gelembung‐gelembung udara yang tertinggal
dalam adukan yang akan mengurangi kekuatan beton. Adukan beton makin lama akan
mengeras dan harus dijaga kelembabannya dalam keadaan agak basah (damp) selama
mungkin. Biarkan cetakan rangka paling tidak selama 21 hari untuk menjaga
kelembapannya. Tutupi bagian‐bagian dari cetakan tersebut yang terbuka dengan
kantong semen,dsb. Dan tetaplah jaga kelembapannya karena beton yang terlalu cepat
kering bukanlah beton yang baik.
9. Pekerjaan Kolom Beton, Kolom Beton Teras Dan Kolom Praktis
Kolom dibuat dengan mutu beton K‐175. Setelah pengerjaan tulangan pada kolom selesai
maka pemasangan cetakan/bekisting kolom yang terbuat dari papan dapat dilaksanakan.
Pastikan bagian dalam cetakan (bekisting) dengan ketinggian tepat dibawah ketinggian
balok beton/ring balok.
Periksa garis vertikal kolom dengan bandul atau waterpass untuk memastikan kolom
tegak lurus, kemudian ikat sekeliling cetakan (bekisting) tersebut dengan kawat dan
kuatkan (gunakan paku bila perlu). Pastikan kedudukan bekisting telah kuat dan tidak
bergeser pada saat semen dituang, gunakan penguat (stood) yang terbuat dari sisa
papan bekisting setiap kurang lebih 40‐50cm. Setelah cetakan (bekisting) selesai
dikerjakan, pasang batang ikat tembok (tie bars/wall tie) pada kerangka kolom. Pada
pekerjaan ini digunakan kolom beton dengan uk. 15/15 cm dan kolom beton teras
dengan uk. 15/50 cm. sedangkan kolom praktisny menggunakan uk. 10/10 cm.
10. Pekerjaan Ring Balok Praktis
Pada pekerjaan ini digunakan ring balok praktis dengan uk. 10/15. Ukuran Ring balok
yang akan dibuat disesuaikan dengan gambar. Hal yang terpenting adalah semua beton
yang dicor itu harus berada dalam satu ikatan, yang berarti proses pengecoran pelat
dan balok harus serempak selesainya dan beton pun akan kering bersamaan, sehingga
kekuatannya pun dalam satu ikatan. Begitu juga pengerjaan lantai berikutnya,
10
prosesnya pun sama dengan sebelumnya. Dan selama proses pengecorannya pun juga
harus dirojok, sehingga cor beton penuh mengisi bekisting.
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan hal‐hal sebagai
berikut :
1. Pemeriksaan bekisting meliputi ukuran bekisting,pemeriksaan elevasi dan
kelurusan bekisting serta pemeriksaan sambungan pada bekisting.
2. Pengecekan elevasi bekisting, setelah pemasangan bekisting selesai dilaksanakan,
kemudian dilakukan pengecekan elevasi dengan menggunakan waterpass dan pada
posisi as balok dengan alat theodolit. Pengecekan elevasi bekisting balok adalah
sebagai berikut :
a. Pengecekan elevasi balok dilakukan dengan menempatkan alat waterpass
dimana tinggi alat adalah setinggi marking pada kolom (1,00 m dari permukaan
lantai)
b. Bak ukur ditempatkan pada bagian bawah bekisting balok
c. Oleh pelaksana pengukuran ketepatan elevasi bagian bawah bekisting dicek
dengan alat waterpass.
V. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
1. Pekerjaan Dinding Batako Dan Batako Pagar
Semua pekerjaan pasangan harus dipasang tegak dan mengikuti garis. Pekerjaan
pasangan harus dipasang seragam. Satu bagian tidak boleh dipasang lebih dari 1 meter
diatas bagian bawahnya. Batako sebelum dipasang harus dibasahi terlebih dahulu dan
bersih dari kotoran. (direndam dalam air sehingga buihnya habis).
Batako harus dipasang tegak lurus dengan bentangan benang yang sifatnya datar.
Pemasangan batako dilakukan dengan adukan 1Pc:4 Ps. Semua ujung‐ujung dinding,
sudut‐sudut, pinggiran, lubang dan beton dilakukan dengan adukan 1 Pc : 3 Ps.
Pasangan dinding batako dilaksanakan secara bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 24 lapis setiap hari, diikuti dengan cor kolom praktis. Semua angker, pipa‐
pipa, peralatan dan lain‐lain akan ditanam dalam dinding batako harus dipasangan
pada saat pekerjaan pasangan batako. Setiap pertemuan tegak lurus dari dinding
bataco harus dicor kolom praktis beton bertulang. Semua bagian atau dinding batako
harus diakhiri dengan ring balok sesuai dengan ukuran pada gambar rencana.
11
2. Plesteran Dinding Batako, Plesteran Sloof Tebal 1,5 cm Dan Plesteran Tebing
Layar
Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana bidang yang akan dikerjakan telah
disetujui oleh pengawas. Dan dalam melaksanakan pekerjaan ini harus mengikuti pula
semua petunjuk dalam gambar arsitektur, terutama pada gambar detail dan gambar
potongan mengenai ukuran tebal/tinggi peil dan bentuk profilnya.
Semua jenis adukan tersebut, masing‐masing harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum mengering. Untuk plesteran dinding
batako dan kolom harus betul‐betul rata dan rapi, untuk rangka kayu/kosen yang kena
plesteran harus diberi paku yang rapat untuk menghindari keretakan plesteran. Tebal
plesteran satu sisi minimal 1,5 cm. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga
pengeringan berlangsung wajar dan tidak telalu tiba‐tiba, dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dri terik panas matahari
langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.
3. Pekerjaan Keramik
Keramik disusun dari tengah ruangan dengan menggunakan bantuan benang yang
dibentangkan dari dinding ke dinding yang berseberangan agar hasil penyusunan
keramik lurus. Berilah jarak pada bagian pinggir area lantai sekeliling ruangan untuk
memberikan ruang bagi pergerakan keramik (pemuaian, dsb). Adapun keramik yang
digunakan pada pekerjaan ini yaitu keramik lantai uk. 20 x 20 cm.
Sambungan atau celah‐celah antar keramik harus lurus, rata, seragam, dan saling
tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6 mm, kecuali bila ditentukan
lain. Adukan harus rapi dan tidak keluar dari celah sambungan. Pemotongan keramik
harus dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu sisi. Pada pemasangan khusus
seperti pada sudut‐sudut pertemuan, pengakhiran, dan bentuk‐bentuk yang lainnya,
harus dikerjakan serapi dan sesempurna mungkin. Siar antar ubin keramik dicor
dengan semen pengisi yang berwarna sama dengan warna keramiknya atas persetujuan
pengawas lapangan. Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh
12
garis‐garis siar. Setelah semen pengisi cukup mengeras, bekas‐bekas pengecoran segera
dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.
Setelah pemasangan selesai, permukaan keramik harus benar‐benar bersih dan tidak
ada cacat. Permukaan keramik harus diberi perlindungan, misalnya dengan sabun
antikarat atau cara lain yang diperbolehkan tanpa merusak permukaan ubin.
VI. PEKERJAAN ATAP
1. Rangka Atap Baja Ringan
Bahan rangka atap menggunakan rangka atap baja ringan dengan bahan penutup atap
yang digunakan adalah atap genteng prima tebal 0.25. Rangka kuda‐kuda dipasang
sesuai dengan gambar kerja dan ukuran truss disesuaikan dengan gambar kerja.
Sebelum melakukan pemasangan atap, semua material untuk pekerjaan atap yang
digunakan, terlebih dahulu harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas
lapangan.
Pemasangan rangka atap harus benar‐benar rapi dan tidak bergelombang. Hasil
pemasangan harus datar, dengan kelandaian yang cukup agar tidak terjadi kebocoran.
2. Atap Genteng Metal Type Prima 0.25
Pada pekerjaan ini digunakan atap genteng metal type prima 0.25. Adapun metode
pelaksanaan pekerjaan pemasangan genteng adalah sebagai berikut :
• Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangan genteng sebelumnya disiapkan diatas atap (disusun)
pada titik‐titik tertentu.
• Genteng dipasang secarah horisontal terlebih dahulu pada bagian atas.
• Setelah pada bagian paling atas terpasang diteruskan pada bagian bawahnya secara horizontal.
Dengan cara pemasangan genteng pada bagian atas diangkat atau diungkit setelah itu
dimasukan genteng pada bagian bawahnya.
• Pertemuan dengan jurai genteng dipotong dengan bentuk segitiga agar rapi.
3. Listplank Papan Kayu Klas I
Adapun metode pengerjaan lisplank adalah sebagai berikut :
• Papan lisplank dipaku pada rangka listplank
13
• Pada sambungan papan lisplank dibuat sambungan bibir lurus.
• Setelah selesai pemasangan tahap berkutnya yaitu dilakukan pendempulan dan
pengecatan.
4. Pekerjaan Perabung + Jurai
Pemasangan perabung mengunakan perabung yang berkualitas dan pemasangannya
harus dengan teliti, kebocoran‐kebocoran yang diakibatkan
ketidaksempurnaan pelaksanaan pekerjaan maupun bahan merupakan
kewajiban panitia pembangunan untuk mengulang kembali /memperbaiki pekerjaan
tersebut. Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau framework
yang disebut jurai. Jurai dibedakan menjadi jurai dalam dan jurai luar.
VII. PEKERJAAN PLAFOND
1. Rangka plafond besi hollow
Rangka plafond yang digunakan pada pekerjaan ini beupa rangka plafond dengan besi
hollow. Rangka plafon papan gypsum dari metal furing atau hollow umumnya
menggunakan sistem suspended ceiling. Sistem ini menghasilkan kisi‐kisi dari metal
yang digantung dibawah atap atau dak beton dengan menggunakan rangkaian kawat.
Kisi‐kisi ini kemudian ditutup dengan menggunakan papan gypsum. Sistem suspended
ceiling terbagi menjadi dua yaitu sistem ekspos (exposed grid) yang menonjolkan kisi‐
kisi rangka plafon dan sistem tanpa sambungan (concealed grid) yang menghasilkan
penampilan yang mulus dan bersih.
Memasang rangka plafon dari metal furing atau hollow sebenarnya tidak terlalu sulit,
hanya butuh ketelitian, bahan dan alat yang benar serta teknik pemasangan yang benar.
Pada dasarnya pemasangan rangka plafon dari metal furing atau hollow dapat diurai
menjadi beberapa langkah yaitu:
1. Sebelum pekerjaan rangka plafon dilakukan, terlebih dahulu seluruh item pekerjan
di atas plafon harus sudah diselesaikan.
14
2. Langkah pertama dan terpenting dari pemasangan rangka adalah mengukur garis
ketinggian plafon sekeliling ruangan yang hendak dipasang rangka. Anda dapat
menggunakan pengukur waterpas pada beberapa titik di sekeliling ruangan.
Gambar garis untuk menyatukan titik‐titik tersebut.
3. Rangka dipasang dengan arah vertikal dan horizontal.
4. Langkah selanjutnya yaitu kita membuat “cakotan” pada rangka besi tersebut. Hal
tersebut dilakukan untuk menopang gysum dan memperkecil bentang pada besi
hollow.
2. Plafond GRC
Pemasangan plafond GRC board pada rangka besi hollow adalah dengan cara disekrup
atau rivet/viser. Kelebihan penggunakan plafond GRC yaitu pengerjaannya mudah,
harga lebih murah dari triplek, mudah diperbaiki dan diganti, relative ringan serta
tahan terhadap api dan air.
VIII. PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN VENTILASI
1. Pekerjaan Kusen Kayu
Material kusen, pintu, jendela dan ventilasi adalah material yang berkaitan erat dengan
arsitekturnya dan termasuk material halus, finishing yang perlu diperhatikan
prosedurnya baik mulai dari pemasangan sampai pemeliharaannya. Untuk menghindari
resiko salah pemasangan, ukuran dan material kosen maupun accesoriesnya, untuk itu
penyedia memperhatikan hal‐hal sebagai berikut, yaitu mengadakan pemeriksaan
pengukuran di lapangan, agar ukuran kosen yang dipasang telah disesuaikan dengan
ukuran di lapangan.
Baik rangka (kusen) pintu maupun jendela dipasang mengikuti gambar kerja yang telah
dibuat. Sesuaikan ukuran rangka tersebut dengan keadaan di lapangan. Rangka (kusen)
pintu/jendela ini pada daerah yang terlindung (memiliki atap). Kerangka (kusen)
pintu/jendela ini pada saat pemasangan menggunakan penguat (penahan) sementara
pada bagian bawahnya untuk memastikan bahwa letaknya sudah benar dan tidak
bergeser lagi pada saat dipasang. Rangka (kusen) yang dipakai dalam pekerjaan ini
yaitu kusen kayu klas II uk. 5/10.
15
2. Pekerjaan Pintu
Untuk menghindari kerusakan pada pintu, hindari memasang daun pintu sebelum
bangunan selesai, hanya rangka (kusen) pintu/jendela saja yang dipasang. Pintu yang
digunakan pada pekerjaan ini yaitu pintu panel double kayu klas II, pintu panel kayu
klas II, pintu wc pvc Kw 1. Semua pintu dibuat dari bahan yang berkualitas baik,
haluskan dahulu permukaan kayu untuk rangka pintu/jendela dan daun pintu dengan
amplas sebelum dipasang. Semua sistem mekanis pada pintu (pegangan pintu, gerendel,
sekrup, baut, engsel, dsb) harus menggunakan kualitas yang baik dan gunakan sekrup
kayu pada pemasangannya.
3. Pekerjaan Jendela
Jendela yang digunakan adalah jendela jungkit+kaca serta jendela kaca mati. Gunakan
dempul untuk menutupi area‐area yang terlihat kurang baik.
4. Pekerjaan Ventilasi
Pada pekerjaan ini menggunakan ventilasi untuk pintu dan jendela dengan kisi‐kisi 7 x
20 cm. Ventilasi dibuat dari papan klas II diketam halus serta dipasang dengan rapi.
IX. PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG
Pada pekerjaan pengunci dan penggantung ini dilakukan pemasangan kunci tanam
biasa, pemasangan engsel pintu dan jendela, pemasangan kait angin, pemasangan
handle jendela, serta pemasangan slot pintu dan jendela. Adapun banyaknya titik yang
dipasang disesuaikan dengan gambar kerja dan koordinasi dengan Direksi. Semua
sistem mekanis pada pekerjaan pintu ini harus menggunakan kualitas yang baik pada
pemasangannya.
X. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Pada pekerjaan instalasi listrik ini dilakukan pekerjaan instalasi titik lampu dan stop
kontak, pemasangan lampu SL 18 Watt, pemasangan stop kontak, pemasangan saklar
ganda, pemasangan saklar tunggal serta pemasangan MCB 2 group (lengkap). Adapun
16
banyaknya titik yang dipasang disesuaikan dengan gambar kerja dan koordinasi dengan
Direksi.
Secara garis besar metode pelaksanaan instalasi listrik adalah sebagai berikut :
a. Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa harus diusahakan tidak tampak
dari luar (tertanam).
b. Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran. Pemasangan sparing‐
sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton harus dipasang terlebih
dahulu sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasukkan bersamaan dengan
pemasangan sparing.
c. Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran
dan acian dikerjakan.
d. Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah
dicapai untuk perbaikan (perawatan).
e. Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan
baik sehingga tidak tersentuh.
f. Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk
memudahkan penarikan kabel).
g. Jaringan arde harus dipasang tersendiri / terpisah dengan arde penangkal petir.
• tidak boleh ada sambungan
• dihubungkan dengan elektroda pentanahan
• ditanam sampai minimal mencapai air tanah
h. Pada hantaran di atas langit‐langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok
atau pada balok kayu rangka langit‐langit.
i. Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus
diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak).
j. Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar
dipasang setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya).
Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
k. Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.
17
Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi didalam
bangunan, pemasukan arus yang bersumber dari instalasi PLN (Perusahaan Listrik
Negara) atau Genset, penyediaan bola lampu, kabel‐kabel, pipa‐pipa PVC dan
sebagainya sehingga listrik menyala. Jumlah titik lampu dan stop kontak yang harus
dipasang disesuai dengan jumlah yang tertera dalam gambar. Titik lampu dan stop
kontak mengandung maksud tempat mata lampu dan stop kontak yang telah dipasang
kabel‐kabel yang diperlukan sehingga arus listrik sudah berfungsi pada titik tersebut.
XI. PEKERJAAN SANITASI
Pada pekerjaan ini digunakan kloset jongkok, bak air batako finishing keramik 20x25
cm, floor drain, kran air stainless stell serta beerfoot.
Pada bak air, menggunakan keramik uk. 20 x 25cm. Lantai untuk toilet lebih rendah
daripada lantai ruangan, sementara untuk pemasangan kloset jongkok, lantai
ditinggikan 150 mm (dari ketinggian lantai toilet) dengan menggunakan adukan beton.
Dengan adanya kenaikan ketinggian lantai menyebabkan kedalaman pipa pembuangan
limbah padat dapat dikurangi (tidak terlalu dalam). Setiap toilet jongkok memiliki pipa
saluran pembuangan menuju septic tank sendiri‐sendiri. Hal ini untuk memudahkan
perawatan jika terjadi penyumbatan. Kemiringan pipa pembuangan dari toilet ke septic
tank minimum 5⁰ (dengan menggunakan perbandingan 1:60; setiap 60cm mengalami
penurunan minimal 1cm).
Untuk pengerjaan keramik pada bak yaitu sebagai berikut :
• Siapkan peralatan dan bahan – bahan yang akan digunakan.
• Pahami gambar kerja, pola pemasangan dan lain – lain.
• Sortir keramik agar menghasilkan keseragaman :
ukuran / dimensi.
presisi.
warna
18
• Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air ( ember ) selama 1 jam.
• Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan /
tatakan keramik, setelah pro ses perendaman.
• Membuat garis‐garis sipatan waterpas pada dinding bak keramik keliling +/‐ 1m
untuk menentukan ketinggian dan kedataran pemasangan keramik.
• Membuat lot pada dinding di tiap pojok bak dan kesikuannya serta garis
pertengahan dinding bak untuk pembagian keramik.
• Mengukur jarak‐jarak dinding bak untuk lebar dan tinggi bak, serta bagian‐bagian
yang terpasang pada bak tersebut.
• Berdasarkan data – data pengukuran kemudian membuat gambar kerja untuk
pembagian pemasangan keramik dinding bak tersebut.
• Ukuran pemasangan keramik mengikuti gambar yang sudah dibuat sebelumnya
sebagai acuan kerja.
• Pada pelaksanaan pekerjaan keramik dinding bak, sebaiknya keramik lantai belum
terpasang sehingga nantinnya mendapat nut yang segaris antara dinding dan lantai.
• Pemasangan keramik harus padat dan rata sehingga tidak ada keramik dengan spesi
kosong
• Membuat kepalaan keramik baik secara horisontal maupun vertikal mengikuti garis
sipatan dan lot ketegakan yang telah dibuat sebelumnya.
• Sebelum keramik dipasang sebelumnya dinding dibasahi terlebih dahulu dengan air.
PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH
Pekerjaan instalasi air bersih pada pekerjaan ini menggunakan pipa PVC. Penggunaan
lem pada sambungan pipa PVC memakai bahan yang baik.
Pipa‐pipa ini disambung dengan asesories yang sejenis dan dilem dengan baik. Semua
pembuangan air bersih menggunakan system gravitasi maka perlu
diperhatikan baik kemiringan dan arah buangan. Semakin jauh air tersebut
mengalir maka akan semakin banyak endapan dalam air buangan tersebut.
PEKERJAAN INSTALASI AIR KOTOR
19
Pekerjaan sanitasi pada pekerjaan ini yaitu instalasi untuk saluran air kotor, pada
pekerjaan instalasi air kotor menggunakan pipa PVC. Penggunaan lem pada sambungan
pipa PVC memakai bahan yang baik.
Pipa‐pipa ini disambung dengan asesories yang sejenis dan dilem dengan baik. Semua
pembuangan air kotor menggunakan system gravitasi maka perlu
diperhatikan baik kemiringan dan arah buangan. Semakin jauh air tersebut
mengalir maka akan semakin banyak endapan dalam air buangan tersebut
Pemasangan instalasi air kotor adalah konekting dari dalam bangunan yang
akan dibuang ke pembuangan akhir berupa septic tank atau resapan. Dalam
penyambungan pipa‐pipa dan kemiringan perlu diperhatikan, jangan sampai ada
bagian pipa yang tidak tertanam karena kedalaman septic tank tidak tercapai. Sebelum
eksekusi perlu pengukuran kedalaman septic tank sehingga dicapai optimal
kemiringan dari pipa pembuang tersebut.
XII. PEKERJAAN PENGECATAN
Persiapan adalah kunci keberhasilan dalam pengecatan untuk mendapatkan hasil yang
baik pada permukaan apapun. Untuk itu penting untuk mempersiapkan permukaan
dimana proses pengecatan akan dilakukan. Bagian permukaan yang akan dicat harus
dibersihkan, dicuci, dan diratakan dengan amplas sebelumnya. Bersihkan debu dan
kotoran dengan air bersih. Perbaiki keadaan permukaan yang rusak sebelum dicat.
Tambal bagian‐bagian dinding yang berlubang atau retak hingga mendapatkan
permukaan yang rata. Pada permukaan kayu ratakan paku‐paku yang muncul, serta beri
dempul pada bagian‐bagian yang berlubang.
Gunakan selalu dan kuas (jenis yang biasa maupun yang berbentuk roll) yang baik
mutunya dan terjangkau harganya. Bersihkan kuas setelah digunakan. Jika
menggunakan cat berbahan dasar air (emulsion) gunakan air bersih untuk
membersihkan kuas, jika menggunakan cat minyak (oil paint) gunakan larutan
terpentine (thinner) untuk membersihkan kuas. Pengecatan dapat dilakukan dengan
menggunakan rangka tumpuan maupun tangga. Pada pekerjaan ini menggunakan cat
tembok dan cat kilat.
20
Demikian Metode Pelaksanaan ini secara garis besar yang dapat kami sampaikan
sebagai usulan tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan. Metode pelaksanaan yang
lebih detail akan dibuat pada saat pelaksanaan nanti. Tentu saja di dalam
pelaksanaannya nanti dapat timbul ide‐ide baru, yang disesuaikan dengan dokumen
dan gambar‐gambar dalam tender. Hal‐hal yang lebih terinci lagi akan dibuat lebih
lanjut sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan nanti. Mudah‐mudahan uraian ini
dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang langkah‐langkah yang akan
dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
Sungai Raya, 11 Agustus 2014 CV. SRI WAHYU
M. ADEL MUSLIM Direktur
Top Related