Penyakit Non Infeksius 1: Defisiensi Hara
Sat Rahayuwati
• Penyakit non infeksius adalah penyakit yang tidak disebabkan oleh agen penyakit seperti cendawan, bakteri, virus, protozoa, nematoda dll
• Penyakit non infeksius disebabkan oleh1. Defisiensi hara (nutritional disorders)2. Cekaman pindah tanam (transplanting shock)3. Kelainan genetik4. Kekeringan dan kebakaran
Unsur yang diperlukan tanaman untuk tumbuh normal
Sumber soils.wisc.edu
• Hara Makro: unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah banyak
• Hara Mikro: unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit
• Tidak berarti hara makro lebih penting dan sebaliknya
1. Defisiensi N (Yellow frond)Gejala1. Terjadi pada tanaman di pembibitan, TBM, TM12. Warna daun hijau pucat kemudian kekuningan dan
jaringan daun yang sangat kekurangan N menjadi nekrosis3. Pelepah daun sangat kurang N menghasilkan anak daun
warna kuning4. Tulang anak daun dan helaian anak daun mengecil serta
tergulung ke dalam5. Gejala menguning terlihat mulai pada daun tua6. Pembentukan daun terhambat sehingga memperlambat
indeks luas daun optimum
Gejala Defisiensi Hara NGejala defisiensi N ringan Gejala defisiensi N sedang
Gejala defisiensi N beratFoto PPKS 1997
Gejala kekurangan unsur NFoto PPKS 1997
Penyebab Defisiensi N1. Tanaman mendapat kompetisi dengan gulma alang-alang
(Imperata cylindrica) dan gulma Mikania micrantha2. Tanah dengan drainase jelek dan akar tergenang3. Hara N tersedia dalam tanah sangat rendah4. Lapisan tanah dangkal, berbukit dan tumbuh pada tanah
yang berbatu-batu5. Pemupukan N tidak mencukupi
Pencegahan6. Pemindahan hati-hati tanaman dari pembibitan ke
lapangan.7. Dilakukan pemupukan N sehingga kadar N di daun 2,5-
2,8%8. Perbaikan sistem drainase tanah jenuh air
Tindakan Agar Tanaman Tidak Defisiensi N1. Tanaman baru pindah di lapangan menunjukkan sedikit
gejala defisiensi N tetapi tidak memerlukan perlakuan khusus
2. Tanaman 2-3 tahun dipupuk dosis ½ -1 ½ kg urea/p/t3. Tanaman 5-10 tahun dipupuk 2-3 kg urea/p/t4. Dosis pupuk harus disesuaikan dengan hasil analisis daun
dan hasil inspeksi tajuk tanaman5. Kelebihan N memungkinkan gejala white stripe dan
defisiensi B6. Ledakan ulat pemakan daun diduga berkaitan dengan
pemupukan N berlebihan7. Pemupukan urea cenderung hilang karena volatilisasi,
karena itu penaburan urea pada saat tanah kering tidak dianjurkan
2. Yellow Palm (Drainase jelek)GejalaBerbeda dengan gejala defisiensi N yg biasanya terjadi pada pelepah daun tua, daun tanaman yang menguning karena drinase jelek terjadi pada semua pelepah daun.
Lokasi Kejadian1. Gejala ini dapat terjadi secara berkelompok di suatu
blok tanaman pada tanah mineral2. Tanah gambut jika muka air tanah dibiarkan terlalu
dekat dengan permukaan tanah3. Tanah sulfat masam yang muka air tanah dibiarkan
turun. Mineral jerosit mengalamai oksidasi sehingga pH tanah menjadi sangat rendah
Yellow palm• Gangguan sistem drainase dapat menyebabkan pelepasan
N dari pupuk dan bahan organik terhambat. • Kondisi drainase jelek juga menyebabkan kehilangan N
oleh proses denitrifikasi. • Kondisi anaerobik di sekitar tanaman dapat menurunkan
efisiensi penyerapan hara oleh akar
Foto PPKS 1997
Pencegahan1. Sistem drainase yang memadai harus dibangun sebelum
penanaman2. Selanjutnya dilakukan pengaturan sistem manajemen air
yang baik3. Parit drinase secara rutin dipelihara terutama dalam
keadaan banjir4. Air dalam parit drainase harus mengalir bebas mulai dari
parit kebun ke parit pengumpul, parit utama, kanal dan sungai.
5. Alat berat yang digunakan dalam operasi di lapangan harus dilengkapi dengan ban apung (floation tyres) untuk mencegah pemadatann atanah
Usaha Menanggulangi Yellow Palm1. Mineralisasi N cukup nyata akan terjadi setelah dilakukan
perbaikan sistem drainase tanah2. Tidak perlu dilakukan perbaikan dengan pemupukan N3. Tanah-tanah yang padat dapat direhabilitasi dengan cara
memecah lapisan padat dengan traktor pemecah tanah bawah (a tractor drawn sub-soiler)
3. Kekurangan Unsur P
Gejala defisiensi P pada kelapa sawit sebenarnya tidak mudah terlihat. Acuan untuk mengenali kekurangan unsur P dengan melihat kondisi kelapa sawit, kacangan dan gulma di sekitarnya yaitu: 1. Jika di lapangan ditemukan batang tanaman berbentuk
piramid, kerdil, dan pelepah yang pendek.2. Kacangan penutup tanah Pueraria phaseoloides
mempunyai daun kecil3. Melastoma malabathricum dan imperata cylindrica
dengan daun warna keungu-unguan
Foto Thomas Fairhust
Batang bentuk piramida, tanaman kerdil dan pelepah pendek
Alang-alang daun warna keunguan
Daun kacangan kecil-
kecil
Defisiensi P terjadi karena:1. Kadar P tersedia di dalam tanah sangat rendah < (15 mg
P/kg)2. Kelapa sawit ditanam di lahan yang sudah tererosi
terutama di puncak-puncak bukit3. Dosis P yang diberikan tidak mencukupi untuk menunjang
produktivitas tanaman yang tinggi
Pencegahan4. Analisa daun rutin di lab uk mengetahui kadar P (rendah <
0,15%) dan ketidak seimbangan N dan P (> 20:1)5. Pembuatan tunggul-tunggul erosi akan mengurangi
kehilangan pupuk P yang ditabur di atas tanah6. Jika P diberikan dengan jumlah cukup maka
perkembangan akar akan meningkat dan memperbaiki serapan N, Mg, dan K
Perlakuan1. Tanah-tanah yang bereaksi masam, pupuk fostat alam
dengan dosis umum dapat digunakan untuk keperluan tanaman
2. Jka dijumpai gejala defisiensi pada tanaman penutup tanah, gulma lain maka diperlukan pemupukan P pada kelapa sawit dengan dosis lebih tinggi lagi yakni 1-2 kg TSP/SP
4. Defisiensi K (confluent orange spotting COS)
Gejala5. Bercak-bercak warna oranye mengkilat dapat meneruskan
cahaya6. Bercak berukuran kecil, dimulai dari bentuk segi. Mula-
mula bercak warna hijau pucat di helaian daun kemudian berkembang menjadi warna oranye cerah.
7. Bercak kadang berkembang menjadi nekrosis akibat invasi patogen
8. COS dapat dibedakan dari bercak warna oranye sifat genetis tanaman dan bercak karena algae dengan pemeriksaan daun menggunakan cahaya matahari kuat. Bercak akibat COS dapat meneruskan cahaya
Foto Thomas Fairhusrt
Defisiensi K, bercak daun oranye dapat meneruskan cahaya
Defisiensi K terjadi karena1. Kadar K tertukarkan (exchangeable) di dalam tanah sangat
rendah (<0,15 cmol/kg)2. Kelapa sawit ditanam pada lahan gambut, tanah berpasir
dengan bahan induk granit dan pada tanah dengan nilai KTK (nilai tukar kation) rendah
3. Pemupukan K tidak mencukupi untuk menunjang produktivitas tanaman yang tinggi
Pencegahan Respon tanaman sawit terhadap pemupukan K sangat
nyata. Cara mendeteksi kurang hara K dengan analisis daun COS dapat timbul jika K daun < 1,0% atau pada serangan
berat K daun hanya < 0,75%
Perlakuan1. Kelapa sawit menderita berat COS memerlukan
pemupukan koreksi sebanyak 3-4 kg KCl/pohon/th2. Enam bulan setelah pemupukan KCl harus dilakukan
analisa daun dan inspeksi tajuk tanaman untuk mengetajui apakah gejala defisiensi K sudah hilang
3. Jika pupuk K cukup diberikan, maka gejala defisiensi daun yang baru berkembang tidak akan dijumpai sejak aplikasi pupuk K diberikan
4. Aplikasi dosis lebih tinggi diperlukan pada tanah gambut dan areal tanam ulang yang sebelumnya dipupuk K dengan dosis rendah
Defisiensi K parah berkembang menjadi Mid Crown Yellowing (MCY) Tanaman menderita MCY memerlukann koreksi 3-4 kg
KCl/pohon/tahun. Diikuti inspeksi tajuk dan analisa daun enam bulan sesudah aplikasi pemupukan
MCYCOSFoto PPKS 1997
Daftar PustakaFairhurst TH. 1997. Gejala Defisiensi Hara dan Kelainan pada Tanaman Kelapa Sawit, alih bahasa Taryo Adiwiganda. Pusat Penelitian Kelapa Sawit: Medan
Fairhurst TH. 2002. Nutrient Management. International Plant Nutrition Institut (IPNI): Gerogia USA. www.ipni.net/ppiweb/gseasia.nsf/
Purba RY. 2009. Penyakit-Penyakit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian Kelapa Sawit: Medan.
Uexkuell HR. Fairhurst TH. 1999. Some Nutritional Disorders in Oil Palm. Better Crops International Vol 13 No 1.
Top Related