Download - 4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara

Transcript
Page 1: 4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara

Penyakit Non Infeksius 1: Defisiensi Hara

Sat Rahayuwati

Page 2: 4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara

• Penyakit non infeksius adalah penyakit yang tidak disebabkan oleh agen penyakit seperti cendawan, bakteri, virus, protozoa, nematoda dll

• Penyakit non infeksius disebabkan oleh1. Defisiensi hara (nutritional disorders)2. Cekaman pindah tanam (transplanting shock)3. Kelainan genetik4. Kekeringan dan kebakaran

Page 3: 4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara

Unsur yang diperlukan tanaman untuk tumbuh normal

Sumber soils.wisc.edu

• Hara Makro: unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah banyak

• Hara Mikro: unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit

• Tidak berarti hara makro lebih penting dan sebaliknya

Page 4: 4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara

1. Defisiensi N (Yellow frond)Gejala1. Terjadi pada tanaman di pembibitan, TBM, TM12. Warna daun hijau pucat kemudian kekuningan dan

jaringan daun yang sangat kekurangan N menjadi nekrosis3. Pelepah daun sangat kurang N menghasilkan anak daun

warna kuning4. Tulang anak daun dan helaian anak daun mengecil serta

tergulung ke dalam5. Gejala menguning terlihat mulai pada daun tua6. Pembentukan daun terhambat sehingga memperlambat

indeks luas daun optimum

Page 5: 4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara

Gejala Defisiensi Hara NGejala defisiensi N ringan Gejala defisiensi N sedang

Gejala defisiensi N beratFoto PPKS 1997

Page 6: 4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara

Gejala kekurangan unsur NFoto PPKS 1997

Page 7: 4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara

Penyebab Defisiensi N1. Tanaman mendapat kompetisi dengan gulma alang-alang

(Imperata cylindrica) dan gulma Mikania micrantha2. Tanah dengan drainase jelek dan akar tergenang3. Hara N tersedia dalam tanah sangat rendah4. Lapisan tanah dangkal, berbukit dan tumbuh pada tanah

yang berbatu-batu5. Pemupukan N tidak mencukupi

Pencegahan6. Pemindahan hati-hati tanaman dari pembibitan ke

lapangan.7. Dilakukan pemupukan N sehingga kadar N di daun 2,5-

2,8%8. Perbaikan sistem drainase tanah jenuh air

Page 8: 4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara

Tindakan Agar Tanaman Tidak Defisiensi N1. Tanaman baru pindah di lapangan menunjukkan sedikit

gejala defisiensi N tetapi tidak memerlukan perlakuan khusus

2. Tanaman 2-3 tahun dipupuk dosis ½ -1 ½ kg urea/p/t3. Tanaman 5-10 tahun dipupuk 2-3 kg urea/p/t4. Dosis pupuk harus disesuaikan dengan hasil analisis daun

dan hasil inspeksi tajuk tanaman5. Kelebihan N memungkinkan gejala white stripe dan

defisiensi B6. Ledakan ulat pemakan daun diduga berkaitan dengan

pemupukan N berlebihan7. Pemupukan urea cenderung hilang karena volatilisasi,

karena itu penaburan urea pada saat tanah kering tidak dianjurkan

Page 9: 4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara

2. Yellow Palm (Drainase jelek)GejalaBerbeda dengan gejala defisiensi N yg biasanya terjadi pada pelepah daun tua, daun tanaman yang menguning karena drinase jelek terjadi pada semua pelepah daun.

Lokasi Kejadian1. Gejala ini dapat terjadi secara berkelompok di suatu

blok tanaman pada tanah mineral2. Tanah gambut jika muka air tanah dibiarkan terlalu

dekat dengan permukaan tanah3. Tanah sulfat masam yang muka air tanah dibiarkan

turun. Mineral jerosit mengalamai oksidasi sehingga pH tanah menjadi sangat rendah

Page 10: 4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara

Yellow palm• Gangguan sistem drainase dapat menyebabkan pelepasan

N dari pupuk dan bahan organik terhambat. • Kondisi drainase jelek juga menyebabkan kehilangan N

oleh proses denitrifikasi. • Kondisi anaerobik di sekitar tanaman dapat menurunkan

efisiensi penyerapan hara oleh akar

Foto PPKS 1997

Page 11: 4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara

Pencegahan1. Sistem drainase yang memadai harus dibangun sebelum

penanaman2. Selanjutnya dilakukan pengaturan sistem manajemen air

yang baik3. Parit drinase secara rutin dipelihara terutama dalam

keadaan banjir4. Air dalam parit drainase harus mengalir bebas mulai dari

parit kebun ke parit pengumpul, parit utama, kanal dan sungai.

5. Alat berat yang digunakan dalam operasi di lapangan harus dilengkapi dengan ban apung (floation tyres) untuk mencegah pemadatann atanah

Page 12: 4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara

Usaha Menanggulangi Yellow Palm1. Mineralisasi N cukup nyata akan terjadi setelah dilakukan

perbaikan sistem drainase tanah2. Tidak perlu dilakukan perbaikan dengan pemupukan N3. Tanah-tanah yang padat dapat direhabilitasi dengan cara

memecah lapisan padat dengan traktor pemecah tanah bawah (a tractor drawn sub-soiler)

Page 13: 4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara

3. Kekurangan Unsur P

Gejala defisiensi P pada kelapa sawit sebenarnya tidak mudah terlihat. Acuan untuk mengenali kekurangan unsur P dengan melihat kondisi kelapa sawit, kacangan dan gulma di sekitarnya yaitu: 1. Jika di lapangan ditemukan batang tanaman berbentuk

piramid, kerdil, dan pelepah yang pendek.2. Kacangan penutup tanah Pueraria phaseoloides

mempunyai daun kecil3. Melastoma malabathricum dan imperata cylindrica

dengan daun warna keungu-unguan

Page 14: 4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara

Foto Thomas Fairhust

Batang bentuk piramida, tanaman kerdil dan pelepah pendek

Alang-alang daun warna keunguan

Daun kacangan kecil-

kecil

Page 15: 4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara

Defisiensi P terjadi karena:1. Kadar P tersedia di dalam tanah sangat rendah < (15 mg

P/kg)2. Kelapa sawit ditanam di lahan yang sudah tererosi

terutama di puncak-puncak bukit3. Dosis P yang diberikan tidak mencukupi untuk menunjang

produktivitas tanaman yang tinggi

Pencegahan4. Analisa daun rutin di lab uk mengetahui kadar P (rendah <

0,15%) dan ketidak seimbangan N dan P (> 20:1)5. Pembuatan tunggul-tunggul erosi akan mengurangi

kehilangan pupuk P yang ditabur di atas tanah6. Jika P diberikan dengan jumlah cukup maka

perkembangan akar akan meningkat dan memperbaiki serapan N, Mg, dan K

Page 16: 4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara

Perlakuan1. Tanah-tanah yang bereaksi masam, pupuk fostat alam

dengan dosis umum dapat digunakan untuk keperluan tanaman

2. Jka dijumpai gejala defisiensi pada tanaman penutup tanah, gulma lain maka diperlukan pemupukan P pada kelapa sawit dengan dosis lebih tinggi lagi yakni 1-2 kg TSP/SP

Page 17: 4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara

4. Defisiensi K (confluent orange spotting COS)

Gejala5. Bercak-bercak warna oranye mengkilat dapat meneruskan

cahaya6. Bercak berukuran kecil, dimulai dari bentuk segi. Mula-

mula bercak warna hijau pucat di helaian daun kemudian berkembang menjadi warna oranye cerah.

7. Bercak kadang berkembang menjadi nekrosis akibat invasi patogen

8. COS dapat dibedakan dari bercak warna oranye sifat genetis tanaman dan bercak karena algae dengan pemeriksaan daun menggunakan cahaya matahari kuat. Bercak akibat COS dapat meneruskan cahaya

Page 18: 4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara

Foto Thomas Fairhusrt

Defisiensi K, bercak daun oranye dapat meneruskan cahaya

Page 19: 4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara

Defisiensi K terjadi karena1. Kadar K tertukarkan (exchangeable) di dalam tanah sangat

rendah (<0,15 cmol/kg)2. Kelapa sawit ditanam pada lahan gambut, tanah berpasir

dengan bahan induk granit dan pada tanah dengan nilai KTK (nilai tukar kation) rendah

3. Pemupukan K tidak mencukupi untuk menunjang produktivitas tanaman yang tinggi

Pencegahan Respon tanaman sawit terhadap pemupukan K sangat

nyata. Cara mendeteksi kurang hara K dengan analisis daun COS dapat timbul jika K daun < 1,0% atau pada serangan

berat K daun hanya < 0,75%

Page 20: 4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara

Perlakuan1. Kelapa sawit menderita berat COS memerlukan

pemupukan koreksi sebanyak 3-4 kg KCl/pohon/th2. Enam bulan setelah pemupukan KCl harus dilakukan

analisa daun dan inspeksi tajuk tanaman untuk mengetajui apakah gejala defisiensi K sudah hilang

3. Jika pupuk K cukup diberikan, maka gejala defisiensi daun yang baru berkembang tidak akan dijumpai sejak aplikasi pupuk K diberikan

4. Aplikasi dosis lebih tinggi diperlukan pada tanah gambut dan areal tanam ulang yang sebelumnya dipupuk K dengan dosis rendah

Page 21: 4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara

Defisiensi K parah berkembang menjadi Mid Crown Yellowing (MCY) Tanaman menderita MCY memerlukann koreksi 3-4 kg

KCl/pohon/tahun. Diikuti inspeksi tajuk dan analisa daun enam bulan sesudah aplikasi pemupukan

MCYCOSFoto PPKS 1997

Page 22: 4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara

Daftar PustakaFairhurst TH. 1997. Gejala Defisiensi Hara dan Kelainan pada Tanaman Kelapa Sawit, alih bahasa Taryo Adiwiganda. Pusat Penelitian Kelapa Sawit: Medan

Fairhurst TH. 2002. Nutrient Management. International Plant Nutrition Institut (IPNI): Gerogia USA. www.ipni.net/ppiweb/gseasia.nsf/

Purba RY. 2009. Penyakit-Penyakit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian Kelapa Sawit: Medan.

Uexkuell HR. Fairhurst TH. 1999. Some Nutritional Disorders in Oil Palm. Better Crops International Vol 13 No 1.