Mengembangkan Usaha Waserda dan Unit Simpan Pinjam yang Kompetitif untuk Kemajuan Usaha & Kesejahteraan Anggota
• Cecep Sanjaya Herlambang, SEDirektur Pendidikan & Kajian INKOP RTMM
POLA PIKIR ( OBJECTIVE THINKING )
PEMETAAN KEKUATAN DAN
KELEMAHAN WASERDA &
USP
KONSEP PENGEMBANGAN
WASERDA KOPERASI
STRATEGI SINERGISME
ANTARA WASERDA DENGAN USP
PERMASALAHAN YANG
MELINGKUPI KOPERASI
Permasalahan yang perlu diperhatikan untuk mewujudkan pemberdayaan koperasi dalam menghadapi era perdagangan global dan otonomi daerah, yaitu :
Masih lemahnya daya saing koperasi dan UKM dalam
dunia usaha karena belum didukung basis kegiatan produksi, perdagangan
dan jaringan distribusi yang kuat.
Masih rendahnya kualitas produksi dan jasa yang
dihasilkan oleh koperasi dan UKM
sehingga peningkatan nilai tambah dan
perluasan lapangan kerja belum tercapai dengan maksimal. Belum terciptanya jaringan
distribusi dan perdagangan dikalangan koperasi dan UKM yang
mampu menjamin ketersediaan barang dalam jumlah yang
cukup dan harga yang bersaing.
Diversifikasi usaha yang berorientasi pada
efisiensi dan produktifitas usaha yang
belum merata di kalangan koperasi dan
UKM dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Masih kurangnya sarana dan prasarana untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas kapasitas
produksi dan jasa yang dihasilkan koperasi dan
UKM dalam rangka mengantisipasi pasar
global. Kinerja koperasi dan UKM yang belum optimal dalam mengembangkan kegiatan usahanya sehingga lebih
efisien dan produktif.
Produktivitas usaha yang belum optimal pada
koperasi dan UKM dalam kaitannya dengan
kontribusi pada Pendapatan
Asli Daerah (PAD).
Banyaknya pesaing potensial dari usaha
Waserda maupun USP yang
pengelolaannya dilakukan oleh pihak
eksternalAkses pemasaran, daya
saing,kualitas produk dan jasa yang rendah dan belum kompetitif
yang dihasilkan koperasi dan UKM, serta kualitas SDM yang rendah dan tidak mempunyai jiwa kewirausahaan yang
tangguh.
Lemahnya akses permodalan dan
juga akses kemitraan dengan pengusaha besar.
Skema permodalan dan pengembangan usaha
melalui Lembaga Keuangan Mikro serta penyertaan modal melalui skema
modal ventura dan dana bergulir belum optimal
dimanfaatkan oleh kalangan koperasi dan
UKM.
Skema permodalan dan pengembangan usaha melalui
Lembaga Keuangan Mikro serta penyertaan modal melalui skema modal ventura dan dana bergulir
belum optimal dimanfaatkan oleh kalangan
koperasi dan UKM.
Hypermarket
Supermarket
Dept. Storel
Mini Market
WASERDA
UKURAN BENTUK
3.000 – 5.000 M2
Carrefour Giant Hypermart Club Store
1.000 – 2.000 M2
Hero Superindo Matahari Supermarket Gelael
100 – 200 M2
1.000 – 2.000 M2
Alfamart Indomaret Alfa Express
Matahari Deptstore Yogya Deptstore Ramayana Deptstore
JENIS / MODEL
KEKUATAN
Sebenarnya mempunyai segmen pasar yang sudah captive market yaitu para anggota koperasinya.
Dengan keberadaan Waserda yang ada di lingkungan perkantoran / pabrik, sebenarnya tidak jauh untuk melakukan transaksi bagi anggotanya.Sistem pembayaran yang dapat ditunda (potong gaji akhir atau awal bulan) memungkinkan tidak diperlukannya uang cash setiap saat anggota untuk melakukan transaksi.
1
Sistem promosi yang terencana dan terjadwal di berbagai media menyebabkan masyarakat luas dapat dengan mudah mengetahui produk apa saja yang dijual beserta harganyaLokasi strategis, terlatak di pinggir jalan-jalan utama karena pemilihan lokasi dilakukan melalui perencanaan yang matang.
Pembayaran dengan sistem tunda dengan menggunakan credit card (Master / Visa) memungkinkan customers tidak perlu menyiapkan uang tunai, kalaupun tunai dapat dengan menggunakan mesin debet card.
WASERDA RITEL MODERN
WASERDA RITEL MODERNPengelola Waserda yang hampir mengenal semua siapa saja anggota yang berbelanja, sangat dimungkinkan dilakukan pendekatan “Personal Touching”Sistem pengelolaan yang terkesan on behalf family memungkinkan strategi positioning yang mengakar tanpa perlu strategi promosi yang mahal (sumbangan kematian anggota)Karena tidak ada standar penyerapan jumlah tenaga kerja di Waserda (cenderung padat karya) maka tingkat penyerapan karyawan relatif lebih banyak dibanding dengan mini market yang jumlah tenaga kerjanya terbatas,
Sistem recriutment karyawan yang selektif dan profesional memungkinkan terjadinya chatting / kecurangan pengelolaan jarang terjadi.
KEKUATAN
2
Adanya aggrement / perjanjian pembelian dalam bentuk kontrak dan partai besar, maka riteler modern dimungkinkan mendapatkan barang dengan harga bersaingDengan jaringan yang terorganisir antara riteler dengan pemasok maka ketersediaan barang dapat terjamin tersedia setiap saat.
Tidak mempunyai captive market yang sudah pasti loyal selalu belanja di tokonya, dan terkadang harus menggunakan CRM dengan teknologi yang mahal
Dengan tidak adanya jaringan yang terorganisir antara waserda dengan pemasok maka ketersediaan barang tidak dapat terjamin tersedia setiap saat / continue dan cenderung produknya berganti-ganti.
Karena tidak adanya aggrement / perjanjian pembelian barang dalam jangka panjang dan dalam jumlah partai besar, maka kemungkinan untuk mendapatkan harga bersaing sangatlah kecil bagi waserda.
Lokasi keberadaan Waserda terkadang ada di tempat-tempat yang kurang strategis (di pojok / di belakang lokal perkantoran/ dekat parkir)
Khusus untuk kelas Hypermarket, Supermarket dan Dept Store yang keberadaannya berada di jalan-jalan utama maka untuk ke lokasi diperlukan biaya transportasi untuk menjangkaunya
Dengan sistem pembayaran menggunakan credit card maka customer dikenakan biaya charge tambahan antara 2,5 % - 3 % selain bunga pembayaran tunda setiap bulannya.
KELEMAHAN
1
WASERDA RITEL MODERN
SPG ataupun Sales Counter tidak memungkinkan mengenal siapa-siapa saja yang datang ke tokonya, jadi tidak meungkin ada pendekatan pribadi / personal touching
Karena teknologi yang digunakan masih sangat sederhana ( masih dengan sistem cash register ) maka penerapan POS dengan scanner dan sistem credit card dan debet card masih jauh dari jangkauan.
Kecenderungan untuk merecruit karyawan berdasarkan referensi pengurus / pengelola waserda itu sendiri,& sistem recruitment yang tidak profesional maka cenderung asal terima&mudah terjadi hal-hal yang tidak diharapkan.
Tidak adanya sistem promosi dan cenderung pasif hanya menunggu karyawan / anggota yang membeli maka omzet sangatlah terbatas. Penyerapan tenaga kerja yang
dapat diserap cenderung sedikit mengingat lebih banyak digunakan teknologi dalam penanganan pekerja dan cenderung sistem outsourching / sistem kontrak kerja yang tidak menguntungkan pekerja.
KELEMAHAN
2Karena relationship yang tercipta adalah antara penjual dan pembeli maka kesetiaan serta proses menanamkan image di benak customer (positioning) sangat sulit dibina kecuali dengan sistem undian berhadiah
WASERDA RITEL MODERN
Dana yang digulirkan pada Unit Simpan Pinjam terbatas karena besar pasak daripada tiang
Perhitungan SHU diperhitungkan bukan saja bagi yang meminjamkan tetapi juga bagi yang menyimpan ( tidak semua koperasi )
Seleksi atas suatu permohonan pinjaman daria anggota tidak sesulit pengajuan kredit di perbankan dengan segala persyaratannya ( 5 C)
Setiap anggota diberikan kesempatan pengajuan pinjaman dengan plafond yang tidak didiskriminasi berdasarkan pangkat, jabatan (asalkan persyaratan telah dipenuhi)
Pengelola Unit Simpan Pinjam terkadang lebih banyak memberikan pinjaman kepada anggota dibanding dengan menerima simpanan dari anggotanya.
Tidak dikembangkan sistematika pemberian insentif “lebih” yang nilainya bersaing dengan bunga tabungan ataupun deposito bagi anggota yang menyimpan dananya di USP.
KELEMAHAN
USP
KEKUATAN
Uang yang dapat dipinjamkan USP terkadang terbatas sebab “banyaknya” anggota yang meminjam dalam suatu waktu tertentu.
Pengelolaan USP masih dalam lingkup internal ( meminjamkan / menerima uang dari anggota ) belum membuka peluang untuk dapat dimanfaatkan pihak ekternal.
Anggota dapat mengajukan pinjaman cukup dengan mengisi blanko / form yang sudah dipersiapkan USP dan tidak perlu mengisi aplikasi yang bermacam-macam seperti di bank + agunan
Tidak dikenakannya pajak simpanan sebagimana jika anggota menyimpan di perbankan
Yang potensial menyimpan di USP adalah level Manajer atau bahkan Direksi (yang memang mendapat jabatan khusus sebagai Pembina / Penasehat ) dan mereka jarang tertarik menyimpan di USP.
KELEMAHAN
USP
KEKUATAN
Banyak fasilitas perbankan yang dapat dimanfaatkan untuk menyuntik dana USP dimana prosesnya lebih mudah dibanding anggota masing-masing mengajukan pinjaman
Strategi perang yang diajarkan pakar perang dari jerman
Karl Von Clause Vitz
Provokatif
OfensifDefensif Flanking (menjepit )Harga
Penempatan lokasi gerai
Yang mendekati lokasi pesaing, yang hampir dilakukan oleh pelaku ritel, baik Hypermarket, Supermarket sampai pada level minimarket
WASERDA
Waralaba
1
2
3
4
5
LIMA JENJANG TANGGA KEBUTUHAN(ABRAHAM MASLOW)
KEBUTUHAN DASAR FISIK ( MAKAN, MINUM, SEX)
KEBUTUHAN KEAMANAN
KEBUTUHAN KASIH SAYANG
KEBUTUHAN DIHARGAI
KEB. PRESTASI
WASERDA
RITEL MODERN
Menurut Jean Francois Trehorel( Praktisi Prancis yang bekerja di
Carrefour)
Pewaralaba (franchisor) : Perusahaan yang mempunyai hak atas sistem, trade mark, manajemen
Terwaralaba (franchisee) : Pihak kedua yang diberikan hak pengelolaan terhadap segala sesuatu yang menjadi paten pihak franchisor
Orang/badan hukum yang
mempunyai modal, area, dan tertarik
menjalankan bisnis dengan
potensial tetapi tidak
berpengalaman
Pihak yang bermaksud
mengembangkan usahanya
tetapi modal sendiri yang dimilikinya terbatas
Koperasi Primer Kerjasama dengan sistem waralaba
Koperasi Sekunder ataupun
Tertier
Kopkar, Koppeg, KSU, Primkopad,
Primkopau, Primkoppol dsb
IndomaretAlfamartOmni
Inkopau, Inkopad,Inkopkar
dsbCarrefour MBAU Jln.M.T Haryono
Didasarkan pada sistem kerjasama yang disepakati para pihak
MANAJEMEN SDM
DESAIN TATA LETAK TOKO
SISTEM PASOKAN BARANG
ANALISA LOKASI
PELAYANAN PELANGGAN
Jumlah pendapatan dari para anggota , apakah anggota mempunyai sumber-sumber pendapatan di luar pendapatan resmi, berapa besarnya biaya hidup serta beban keluarga
rata-rata yang ditanggung oleh anggotaPerlu diobservasi toko-toko yang ada di sekitar Waserda, berapa ukuran besar kecilnya toko pesaing perlu dilihat dengan cara mengunjungi toko-toko pesaing tersebut. Kekuatan dari para pesaing dapat dilihat dengan cara
mengobservasi dan menghitung pengunjung yang datang ke toko-toko tersebut pada waktu-waktu yang berbeda
dalam satu hari selama beberapa hari.
Adanya kendaraan beroda empat membuat perjalanan berbelanja jarak jauh menjadi mungkin, meskipun kalau di Jakarta menjadi masalah karena macetnya arus lalu lintas. Sebagai akibatnya para pengecer lebih memilih berkumpul di suatu lokasi yang terpadu, dari pada berdiri sendiri–sendiri di lokasi yang terpencar-pencar.
Kondisi ekonomi
Potensi persaingan.
Arus Lalu Lintas Kendaraan Beroda
2. BAGAIMANA PENGELOLAAN MANAJEMEN SDM WASERDA SEBAIKNYA
?Sebaiknya Kepala Toko tidak menjalankan tugas rangkap seperti menganggarkan nilai pembelian / budget planning, membeli
barang,mempunyai authorisasi pengeluarkan uang, penerimaan barang saat barang datang, control/evaluasi akhir bulan
Memberikan training berkala (internal / eksternal) kepada para pengelola toko. Terutama kepada bagian palayan / pramuniaga untuk ramah dalam pelayanan, rapi dalam penampilan,sopan dalam perkataan sehingga anggota “rajin” berbelanja ke waserda
Kalau bugdet SDM toko waserda sedikit, maka pekerjaan-pekerjaan tertentu dapat dirangkap asalkan sistem kontrol / pengendalian tetap dapat diterapkan. Misalnya bagian kasir merangkap pramuniaga / pelayanan, penerimaan barang merangkap driver/satpamSistem recruitment karyawan waserda hendaknya lebih objektif walaupun tidak perlu terlalu canggih dalam seleksinya, tapi unsur KKN perlu dikesampingkan, kalaupun ada tetap mengarah pada kompetensi dan pengalamannya
Yang penting untuk dilakukan adalah jangan ada anggapan bahwa waserda kita sempit sehingga orang yang berbelanja merasa tidak nyaman saat berbelanja.
Harus diupayakan agar antar bahu pengunjung tidak bersentuhan antara satu dengan yang lainnya.
Jangan sampai ada anggapan kita tidak memperhatikan barang-barang yang ada di display, sehingga kesannya seperti musium
seperti berdebu, tanggal kadaluarsa dilampaui
(berbahaya bagi kesehatan pengguna), penampilan
acak-acakanBarang-barang yang tergolong “ keras ” karena mempunyai efek samping seperti detergen, sabun mandi, alat pembasmi serangga tidak boleh didekatkan dengan jenis makanan atau minuman karena dikuatirkan terjadi kontaminasi.
Posisi kasir sebaiknya berada di dekat pintu masuk / keluar karena dapat berfungsi sebagai pengawas kepada mereka yang datang berbelanja
Jika tidak AC maka agar tidak terlalu pengap sebaiknya jendela dapat dibuka agar sirkulasi udara dapat terjaga ataupun juga dengan menyediakan kipas angin
Posisi Letak Barang
Pemajangan Menurut kelompok Barang
Pemajangan Menurut Ukuran
Pemajangan Menurut Bentuk
Pemajangan Menurut Warna
Pemajangan Menurut Desain Dasar Posisi Penampilan Produk dari Produsen.
Pemajangan Barang Menurut Harga Barang.
1
2
3
4
5
6
Pengelola Waserda dapat “menjemput bola” dengan membuat brosure dengan fotocopy barang-barang apa saja yang tersedia + harga-harganyaDiupayakan memberikan service lebih yaitu dengan cara mengantar barang-barang yang dipesan anggota ke mobil / kendaraan yang ada di pelataran parkir ataupun ke rumahnya - jika dekat dengan kantor / pabrik
Memberikan sumbangan ( walau tidak seberapa ) kepada anggota yang mengalami musibah ( kematian / kecelakaan ) baik anggotanya itu sendiri ataupun kalangan keluarga dekat si anggota.
Berikan uang tip kepada kanvaser yang sering datang ke toko Waserda karena di tangan merekalah info turun naik harga / barang-barang baru yang akan turun / info tentang competitor
Berikan souvenir ( payung, gantungan kunci, jam dinding ) yang berlogokan / bertuliskan nama koperasi kita kepada pembeli yang sering berbelanja dari kalangan masyarakat umum sebagai pengganti “bagian” SHU yang mereka tidak dapatkan
GAMBARAN UMUM JARINGAN DISTRIBUSI DI INDONESIA
STRUKTUR DISTRIBUSI
SIMPUL DISTRIBUSI JALUR DISTRIBUSILokasi yg menjadi tempat transit
komoditi utk didistribusikan ke sasaran berikutnya
Kegiatan pengangkutan komoditi dari simpul distribusi simpul yang lebih besar ke yang
lebih kecil
SIMPUL DISTRIBUSI
PRODUSEN
DISTRIBUTOR
SUB DISTRIBUTOR
GROSIR
PENGECER
PENJAJA KELILING
Pabrikan, Importir / Principal, Petani, Industri kecil, dan lainnya
Pemasaran produk dari hulu, biasanya satu distributor menangani satu produk pabrikan.
Jenjang distribusi pada skala kewilayahan Dati I atau Dati II, sering disebut STAR OUTLET atau AGEN
Jenjang distribusi skala daerah, biasa disebut juga Wholesaler
Simpul distribusi yang terakhir karena melayani penjualan secara eceran. Disebut sebagai Grosir kecil atau Depo di wilayah kecamatan
Simpul penjualan yang menjemput bola biasa disebut asongan.
WASERDA
Idealnya, Waserda dapat memperoleh semua barang yang ada di outletnya berasal dari
Distributor Diupayakan menegosiasikan dengan supplier atau kanvaser yang datang
ke Waserda untuk mendapatkan Term Of Payment (TOP) dengan jangka
waktu yang “cukup” lamaJika memungkinkan untuk
mendapatkan barang-barang konsinyasi / consignment, terutama
barang-barang kebutuhan pokok ( beras, gula, telur dsb )Melakukan pembelian bersama ( buying
coalition ) yang dibentuk sesama koperasi primer yang mempunyai skala
serta kepentingan yang samaMemperluas pangsa pasar yang ada yaitu dengan memperkenankan waserda untuk dapat menjual barang ke masyarakat umum sekitarnya dengan
penerapan harga berbeda
1. Mencari Sumber Informasi Tentang Kebutuhan Konsumen
Mencari informasi sebanyak mungkin dari calon konsumen yang berada di dekat
(relatif) dengan tempat usaha anda.
Informasi ini dapat berupa : - Keinginan-
Pengalaman
- SaranStudi banding ke para pesaing
Melalui data sejarah penjualan barang (bagi toko yang sudah berjalan)
Permintaan konsumen
Keluhan-keluhan pelanggan
Informasi dari pemasok
Informasi dari media cetak dan elektronik
2. Memilih Jenis dan Kelengkapan Barang
Yang dimaksud dengan jenis barang adalah kumpulan
dari sejumlah kelompok-kelompok barang yang
berbeda-beda dalam sebuah toko ritel Kelompok barang itu misalnya adalah : Susu,
Biskuit, sirop, Shampo, Rokok, alat-alat rumah tangga
dsb.
Sedangkan yang di maksud dengan kelengkapan barang
adalah suatu kelompok barang yang berhubungan
satu sama lain, yang berbeda dalam merek,
kemasan maupun ukurannya.
3.Memilih Kelebaran Dan Kedalaman Barang Yang Akan Dijual.Jenis Usaha Kedalaman
(dalam jenis barang )
Kelebaran (dalam merek,
ukuran dan kemasan)
WarungMini MarketSupermarketHypermarket
SempitLuasLuasSangat Luas
DangkalDangkalDalamSangat dalam
a. Tahap Perkenalan (introduction)
Yang dimaksud dengan tahap perkenalan adalah tahapan
dimana barang mulai diperkenalkan ke pasar. Pada
tahap ini barang tersebut belum dikenal, Waserda harus hati-hati
membeli barang tersebut, apalagi jika tidak didukung promosi yang
gencar dari prinsipal b. Tahap Pertumbuhan (growth)
Pada tahap ini barang tersebut mulai dikenal luas oleh konsumen, yang terjadi
pada tahap ini adalah : naiknya omset penjualan
dengan cepat serta keuntungan mencapai
maksimum
4. Mengenal Daur Hidup Produk ( Product Life Cycle )
c. Tahap Kematangan (maturity)
Pada tahap ini pengetahuan tentang barang tersebut telah
dikenal secara meluas oleh masyarakat atau kosumen.
Tingkat permintaan terhadap barang tersebut terus
meningkat, pada umumnya penjualan terus mengalami pertumbuhan, sementara
barang-barang sejenis dari pesaing mulai masuk dan
membanjiri pasar.
d. Tahap Kemunduran (decline)
Dalam posisi ini penjualan barang mulai menurun, baik secara cepat
atau lambat, seiring dengan menguatnya penjualan barang-
barang baru merek lain yang sejenis. Sekali penjualan menurun yang akan terjadi adalah kecenderungan untuk
terus menurun, apalagi bila tidak ada usaha dari produsen untuk
melakukan beberapa perubahan inovasi baru terhadap produk
tersebut.
CHANNELING FASILITAS PINJAMAN
DARI PERBANKAN SPREADING INTEREST /
VARIASI TINGKAT SUKU BUNGA SIMPANAN
KERJASAMA DENGAN LEMBAGA
LEASING
PEMUPUKAN MODAL ANGGOTA
Anggota koperasi tidak semuanya tidak mempunyai “dana lebih”, dalam
kejelian Pengurus harus dapat melakukan identifikasi “siapa-siapa” saja yang berlebih / surplus dalam hal
keuangan
Direksi ataupun mereka yang
levelnya telah mencapai
Manager biasanya akan mau
menanamkan uangnya di
koperasi asal diberikan
jaminan keamanan,
tergantung bagaimana
Pengurus/Pengelola
mengadakan pendekatannya
Memang awalnya susah tapi ketika sudah ada satu orang saja yang mau maka yang lainnya lebi
mudah “ didekakti ”
Pengurus atau Pengelola harus rajin-rajin mencari
informasi tentang skematisasi apa yang ada dan dapat dimanfaatkan
oleh Koperasi dari Perbankan
Account Officer bank biasanya akan mendatangi koperasi-
koperasi yang sudah dianggap “ layak “ untuk di approach /
didekati kemungkinan penjajagan pemanfaatan skem kredit yang
sedang mereka gulirkan
Tetap dengan mengacu pada 5 C ( Character, Capacity, Capability,
Colleteral, Condition ) dan proses prosedural lainnya
Suku bunga pinjaman
Pinjaman Komersial ( renovasi rumah, melunasi
kartu kredit, kebutuhan membeli barang
elektronik/barang mewah lainnya dll )
Pinjaman Sosial ( biaya berobat anggota keluarga, biaya masuk anak sekolah)
Suku Bunga Simpanan
Dapat diberikan suku bunga / interest yang
menarik dimana jumlahnya sedikit lebih
tinggi dengan rate bank-bank pada
umumnya
?
Kendaraan Bermotor Roda Dua atau Empat
Sangat diminati oleh karyawan / pekerja untuk sarana mobilitas ke tempat kerja atau
keperluan keluarga lainnya
?Apakah koperasi menyediakan fasilitas
pinjaman untuk keperluan ini ? Dan
darimana kalau mau tapi tidak tahu
jalannya ?
Koperasi (c.q Unit Simpan Pinjam) dapat menjajaki
kerjasama dengan perusahaan leasing dengan jaminan gaji
pegawai ybs
POLA CONVENTIONAL
t
30 / 31
Si - A
8 25
Berbelanja ke toko Waserda sejumlah Rp. 175.000,-
Dikirim data potongan gaji per masing-masing
karyawan yang berbelanja di waserda ke
Payroll oleh Bagian Keuangan Koperasi
5
Bagian Payroll membayarkan total potongan pegawai /
karyawan yang disetorkan ke rekening
bank milik koperasi?
Bagaimana pihak pengelola Waserda mau membeli
barang-barang lagi untuk di tokonya ?
t
Si - A
8
Berbelanja ke toko Waserda sejumlah Rp.
175.000,-
POLA PENGEMBANGAN
sejumlah dana tersebut agar pembayaran ke Unit waserda dapat dilakukan
secara Cash / TunaiUSP
Fresh Money
Unit WASERDA
Haru
s ad
a si
nerg
ism
e ya
ng
harm
onis
Sebelumnya Si-A berbelanja mengajukan pinjaman ke
Si - A
Mendapat keuntungan berupa SHU akumulasi
akhir tahun dari :
USP
Unit WASERDA
Margin keuntungan dari
setiap unit barang yang dibelinya
Bunga pinjaman yang dihasilkan atas sejumlah pinjaman yang dilakukannya
Hampir rata-rata keaktifan anggota koperasi pada USP
Itupun pada aktifitas pinjaman,
tetapi pada sisi simpanan
?Ternyata masih sangat sedikit / susah diaktifkan
Bagaimana dengan parisipasi anggota
terhadap WASERDA ?
Apa tanggapan anggota berbelanja di
Waserda ?
Harga mahal
Ruangan sempit
tidak bisa one stop
shopping
Tidak ada diskon atau event-event
Turun Harga (TH)
Karena TIDAK ADANYA Sence Of Belonging
Top Related