Download - 4). Pengembangan Waserda & USP

Transcript
Page 1: 4). Pengembangan Waserda & USP

Mengembangkan Usaha Waserda dan Unit Simpan Pinjam yang Kompetitif untuk Kemajuan Usaha & Kesejahteraan Anggota

• Cecep Sanjaya Herlambang, SEDirektur Pendidikan & Kajian INKOP RTMM

Page 2: 4). Pengembangan Waserda & USP

POLA PIKIR ( OBJECTIVE THINKING )

PEMETAAN KEKUATAN DAN

KELEMAHAN WASERDA &

USP

KONSEP PENGEMBANGAN

WASERDA KOPERASI

STRATEGI SINERGISME

ANTARA WASERDA DENGAN USP

PERMASALAHAN YANG

MELINGKUPI KOPERASI

Page 3: 4). Pengembangan Waserda & USP

Permasalahan yang perlu diperhatikan untuk mewujudkan pemberdayaan koperasi dalam menghadapi era perdagangan global dan otonomi daerah, yaitu :

Masih lemahnya daya saing koperasi dan UKM dalam

dunia usaha karena belum didukung basis kegiatan produksi, perdagangan

dan jaringan distribusi yang kuat.

Masih rendahnya kualitas produksi dan jasa yang

dihasilkan oleh koperasi dan UKM

sehingga peningkatan nilai tambah dan

perluasan lapangan kerja belum tercapai dengan maksimal. Belum terciptanya jaringan

distribusi dan perdagangan dikalangan koperasi dan UKM yang

mampu menjamin ketersediaan barang dalam jumlah yang

cukup dan harga yang bersaing.

Diversifikasi usaha yang berorientasi pada

efisiensi dan produktifitas usaha yang

belum merata di kalangan koperasi dan

UKM dalam rangka meningkatkan

pertumbuhan ekonomi. Masih kurangnya sarana dan prasarana untuk

meningkatkan kualitas dan kuantitas kapasitas

produksi dan jasa yang dihasilkan koperasi dan

UKM dalam rangka mengantisipasi pasar

global. Kinerja koperasi dan UKM yang belum optimal dalam mengembangkan kegiatan usahanya sehingga lebih

efisien dan produktif.

Page 4: 4). Pengembangan Waserda & USP

Produktivitas usaha yang belum optimal pada

koperasi dan UKM dalam kaitannya dengan

kontribusi pada Pendapatan

Asli Daerah (PAD).

Banyaknya pesaing potensial dari usaha

Waserda maupun USP yang

pengelolaannya dilakukan oleh pihak

eksternalAkses pemasaran, daya

saing,kualitas produk dan jasa yang rendah dan belum kompetitif

yang dihasilkan koperasi dan UKM, serta kualitas SDM yang rendah dan tidak mempunyai jiwa kewirausahaan yang

tangguh.

Lemahnya akses permodalan dan

juga akses kemitraan dengan pengusaha besar.

Skema permodalan dan pengembangan usaha

melalui Lembaga Keuangan Mikro serta penyertaan modal melalui skema

modal ventura dan dana bergulir belum optimal

dimanfaatkan oleh kalangan koperasi dan

UKM.

Skema permodalan dan pengembangan usaha melalui

Lembaga Keuangan Mikro serta penyertaan modal melalui skema modal ventura dan dana bergulir

belum optimal dimanfaatkan oleh kalangan

koperasi dan UKM.

Page 5: 4). Pengembangan Waserda & USP

Hypermarket

Supermarket

Dept. Storel

Mini Market

WASERDA

UKURAN BENTUK

3.000 – 5.000 M2

Carrefour Giant Hypermart Club Store

1.000 – 2.000 M2

Hero Superindo Matahari Supermarket Gelael

100 – 200 M2

1.000 – 2.000 M2

Alfamart Indomaret Alfa Express

Matahari Deptstore Yogya Deptstore Ramayana Deptstore

JENIS / MODEL

Page 6: 4). Pengembangan Waserda & USP

KEKUATAN

Sebenarnya mempunyai segmen pasar yang sudah captive market yaitu para anggota koperasinya.

Dengan keberadaan Waserda yang ada di lingkungan perkantoran / pabrik, sebenarnya tidak jauh untuk melakukan transaksi bagi anggotanya.Sistem pembayaran yang dapat ditunda (potong gaji akhir atau awal bulan) memungkinkan tidak diperlukannya uang cash setiap saat anggota untuk melakukan transaksi.

1

Sistem promosi yang terencana dan terjadwal di berbagai media menyebabkan masyarakat luas dapat dengan mudah mengetahui produk apa saja yang dijual beserta harganyaLokasi strategis, terlatak di pinggir jalan-jalan utama karena pemilihan lokasi dilakukan melalui perencanaan yang matang.

Pembayaran dengan sistem tunda dengan menggunakan credit card (Master / Visa) memungkinkan customers tidak perlu menyiapkan uang tunai, kalaupun tunai dapat dengan menggunakan mesin debet card.

WASERDA RITEL MODERN

Page 7: 4). Pengembangan Waserda & USP

WASERDA RITEL MODERNPengelola Waserda yang hampir mengenal semua siapa saja anggota yang berbelanja, sangat dimungkinkan dilakukan pendekatan “Personal Touching”Sistem pengelolaan yang terkesan on behalf family memungkinkan strategi positioning yang mengakar tanpa perlu strategi promosi yang mahal (sumbangan kematian anggota)Karena tidak ada standar penyerapan jumlah tenaga kerja di Waserda (cenderung padat karya) maka tingkat penyerapan karyawan relatif lebih banyak dibanding dengan mini market yang jumlah tenaga kerjanya terbatas,

Sistem recriutment karyawan yang selektif dan profesional memungkinkan terjadinya chatting / kecurangan pengelolaan jarang terjadi.

KEKUATAN

2

Adanya aggrement / perjanjian pembelian dalam bentuk kontrak dan partai besar, maka riteler modern dimungkinkan mendapatkan barang dengan harga bersaingDengan jaringan yang terorganisir antara riteler dengan pemasok maka ketersediaan barang dapat terjamin tersedia setiap saat.

Page 8: 4). Pengembangan Waserda & USP

Tidak mempunyai captive market yang sudah pasti loyal selalu belanja di tokonya, dan terkadang harus menggunakan CRM dengan teknologi yang mahal

Dengan tidak adanya jaringan yang terorganisir antara waserda dengan pemasok maka ketersediaan barang tidak dapat terjamin tersedia setiap saat / continue dan cenderung produknya berganti-ganti.

Karena tidak adanya aggrement / perjanjian pembelian barang dalam jangka panjang dan dalam jumlah partai besar, maka kemungkinan untuk mendapatkan harga bersaing sangatlah kecil bagi waserda.

Lokasi keberadaan Waserda terkadang ada di tempat-tempat yang kurang strategis (di pojok / di belakang lokal perkantoran/ dekat parkir)

Khusus untuk kelas Hypermarket, Supermarket dan Dept Store yang keberadaannya berada di jalan-jalan utama maka untuk ke lokasi diperlukan biaya transportasi untuk menjangkaunya

Dengan sistem pembayaran menggunakan credit card maka customer dikenakan biaya charge tambahan antara 2,5 % - 3 % selain bunga pembayaran tunda setiap bulannya.

KELEMAHAN

1

WASERDA RITEL MODERN

Page 9: 4). Pengembangan Waserda & USP

SPG ataupun Sales Counter tidak memungkinkan mengenal siapa-siapa saja yang datang ke tokonya, jadi tidak meungkin ada pendekatan pribadi / personal touching

Karena teknologi yang digunakan masih sangat sederhana ( masih dengan sistem cash register ) maka penerapan POS dengan scanner dan sistem credit card dan debet card masih jauh dari jangkauan.

Kecenderungan untuk merecruit karyawan berdasarkan referensi pengurus / pengelola waserda itu sendiri,& sistem recruitment yang tidak profesional maka cenderung asal terima&mudah terjadi hal-hal yang tidak diharapkan.

Tidak adanya sistem promosi dan cenderung pasif hanya menunggu karyawan / anggota yang membeli maka omzet sangatlah terbatas. Penyerapan tenaga kerja yang

dapat diserap cenderung sedikit mengingat lebih banyak digunakan teknologi dalam penanganan pekerja dan cenderung sistem outsourching / sistem kontrak kerja yang tidak menguntungkan pekerja.

KELEMAHAN

2Karena relationship yang tercipta adalah antara penjual dan pembeli maka kesetiaan serta proses menanamkan image di benak customer (positioning) sangat sulit dibina kecuali dengan sistem undian berhadiah

WASERDA RITEL MODERN

Page 10: 4). Pengembangan Waserda & USP

Dana yang digulirkan pada Unit Simpan Pinjam terbatas karena besar pasak daripada tiang

Perhitungan SHU diperhitungkan bukan saja bagi yang meminjamkan tetapi juga bagi yang menyimpan ( tidak semua koperasi )

Seleksi atas suatu permohonan pinjaman daria anggota tidak sesulit pengajuan kredit di perbankan dengan segala persyaratannya ( 5 C)

Setiap anggota diberikan kesempatan pengajuan pinjaman dengan plafond yang tidak didiskriminasi berdasarkan pangkat, jabatan (asalkan persyaratan telah dipenuhi)

Pengelola Unit Simpan Pinjam terkadang lebih banyak memberikan pinjaman kepada anggota dibanding dengan menerima simpanan dari anggotanya.

Tidak dikembangkan sistematika pemberian insentif “lebih” yang nilainya bersaing dengan bunga tabungan ataupun deposito bagi anggota yang menyimpan dananya di USP.

KELEMAHAN

USP

KEKUATAN

Page 11: 4). Pengembangan Waserda & USP

Uang yang dapat dipinjamkan USP terkadang terbatas sebab “banyaknya” anggota yang meminjam dalam suatu waktu tertentu.

Pengelolaan USP masih dalam lingkup internal ( meminjamkan / menerima uang dari anggota ) belum membuka peluang untuk dapat dimanfaatkan pihak ekternal.

Anggota dapat mengajukan pinjaman cukup dengan mengisi blanko / form yang sudah dipersiapkan USP dan tidak perlu mengisi aplikasi yang bermacam-macam seperti di bank + agunan

Tidak dikenakannya pajak simpanan sebagimana jika anggota menyimpan di perbankan

Yang potensial menyimpan di USP adalah level Manajer atau bahkan Direksi (yang memang mendapat jabatan khusus sebagai Pembina / Penasehat ) dan mereka jarang tertarik menyimpan di USP.

KELEMAHAN

USP

KEKUATAN

Banyak fasilitas perbankan yang dapat dimanfaatkan untuk menyuntik dana USP dimana prosesnya lebih mudah dibanding anggota masing-masing mengajukan pinjaman

Page 12: 4). Pengembangan Waserda & USP

Strategi perang yang diajarkan pakar perang dari jerman

Karl Von Clause Vitz

Provokatif

OfensifDefensif Flanking (menjepit )Harga

Penempatan lokasi gerai

Yang mendekati lokasi pesaing, yang hampir dilakukan oleh pelaku ritel, baik Hypermarket, Supermarket sampai pada level minimarket

WASERDA

Waralaba

Page 13: 4). Pengembangan Waserda & USP

1

2

3

4

5

LIMA JENJANG TANGGA KEBUTUHAN(ABRAHAM MASLOW)

KEBUTUHAN DASAR FISIK ( MAKAN, MINUM, SEX)

KEBUTUHAN KEAMANAN

KEBUTUHAN KASIH SAYANG

KEBUTUHAN DIHARGAI

KEB. PRESTASI

WASERDA

RITEL MODERN

Page 14: 4). Pengembangan Waserda & USP

Menurut Jean Francois Trehorel( Praktisi Prancis yang bekerja di

Carrefour)

Pewaralaba (franchisor) : Perusahaan yang mempunyai hak atas sistem, trade mark, manajemen

Terwaralaba (franchisee) : Pihak kedua yang diberikan hak pengelolaan terhadap segala sesuatu yang menjadi paten pihak franchisor

Orang/badan hukum yang

mempunyai modal, area, dan tertarik

menjalankan bisnis dengan

potensial tetapi tidak

berpengalaman

Pihak yang bermaksud

mengembangkan usahanya

tetapi modal sendiri yang dimilikinya terbatas

Page 15: 4). Pengembangan Waserda & USP

Koperasi Primer Kerjasama dengan sistem waralaba

Koperasi Sekunder ataupun

Tertier

Kopkar, Koppeg, KSU, Primkopad,

Primkopau, Primkoppol dsb

IndomaretAlfamartOmni

Inkopau, Inkopad,Inkopkar

dsbCarrefour MBAU Jln.M.T Haryono

Didasarkan pada sistem kerjasama yang disepakati para pihak

Page 16: 4). Pengembangan Waserda & USP

MANAJEMEN SDM

DESAIN TATA LETAK TOKO

SISTEM PASOKAN BARANG

ANALISA LOKASI

PELAYANAN PELANGGAN

Page 17: 4). Pengembangan Waserda & USP

Jumlah pendapatan dari para anggota , apakah anggota mempunyai sumber-sumber pendapatan di luar pendapatan resmi, berapa besarnya biaya hidup serta beban keluarga

rata-rata yang ditanggung oleh anggotaPerlu diobservasi toko-toko yang ada di sekitar Waserda, berapa ukuran besar kecilnya toko pesaing perlu dilihat dengan cara mengunjungi toko-toko pesaing tersebut. Kekuatan dari para pesaing dapat dilihat dengan cara

mengobservasi dan menghitung pengunjung yang datang ke toko-toko tersebut pada waktu-waktu yang berbeda

dalam satu hari selama beberapa hari.

Adanya kendaraan beroda empat membuat perjalanan berbelanja jarak jauh menjadi mungkin, meskipun kalau di Jakarta menjadi masalah karena macetnya arus lalu lintas. Sebagai akibatnya para pengecer lebih memilih berkumpul di suatu lokasi yang terpadu, dari pada berdiri sendiri–sendiri di lokasi yang terpencar-pencar.

Kondisi ekonomi

Potensi persaingan.

Arus Lalu Lintas Kendaraan Beroda

Page 18: 4). Pengembangan Waserda & USP

2. BAGAIMANA PENGELOLAAN MANAJEMEN SDM WASERDA SEBAIKNYA

?Sebaiknya Kepala Toko tidak menjalankan tugas rangkap seperti menganggarkan nilai pembelian / budget planning, membeli

barang,mempunyai authorisasi pengeluarkan uang, penerimaan barang saat barang datang, control/evaluasi akhir bulan

Memberikan training berkala (internal / eksternal) kepada para pengelola toko. Terutama kepada bagian palayan / pramuniaga untuk ramah dalam pelayanan, rapi dalam penampilan,sopan dalam perkataan sehingga anggota “rajin” berbelanja ke waserda

Kalau bugdet SDM toko waserda sedikit, maka pekerjaan-pekerjaan tertentu dapat dirangkap asalkan sistem kontrol / pengendalian tetap dapat diterapkan. Misalnya bagian kasir merangkap pramuniaga / pelayanan, penerimaan barang merangkap driver/satpamSistem recruitment karyawan waserda hendaknya lebih objektif walaupun tidak perlu terlalu canggih dalam seleksinya, tapi unsur KKN perlu dikesampingkan, kalaupun ada tetap mengarah pada kompetensi dan pengalamannya

Page 19: 4). Pengembangan Waserda & USP

Yang penting untuk dilakukan adalah jangan ada anggapan bahwa waserda kita sempit sehingga orang yang berbelanja merasa tidak nyaman saat berbelanja.

Harus diupayakan agar antar bahu pengunjung tidak bersentuhan antara satu dengan yang lainnya.

Jangan sampai ada anggapan kita tidak memperhatikan barang-barang yang ada di display, sehingga kesannya seperti musium

seperti berdebu, tanggal kadaluarsa dilampaui

(berbahaya bagi kesehatan pengguna), penampilan

acak-acakanBarang-barang yang tergolong “ keras ” karena mempunyai efek samping seperti detergen, sabun mandi, alat pembasmi serangga tidak boleh didekatkan dengan jenis makanan atau minuman karena dikuatirkan terjadi kontaminasi.

Posisi kasir sebaiknya berada di dekat pintu masuk / keluar karena dapat berfungsi sebagai pengawas kepada mereka yang datang berbelanja

Jika tidak AC maka agar tidak terlalu pengap sebaiknya jendela dapat dibuka agar sirkulasi udara dapat terjaga ataupun juga dengan menyediakan kipas angin

Page 20: 4). Pengembangan Waserda & USP

Posisi Letak Barang

Pemajangan Menurut kelompok Barang

Pemajangan Menurut Ukuran

Pemajangan Menurut Bentuk

Pemajangan Menurut Warna

Pemajangan Menurut Desain Dasar Posisi Penampilan Produk dari Produsen.

Pemajangan Barang Menurut Harga Barang.

1

2

3

4

5

6

Page 21: 4). Pengembangan Waserda & USP

Pengelola Waserda dapat “menjemput bola” dengan membuat brosure dengan fotocopy barang-barang apa saja yang tersedia + harga-harganyaDiupayakan memberikan service lebih yaitu dengan cara mengantar barang-barang yang dipesan anggota ke mobil / kendaraan yang ada di pelataran parkir ataupun ke rumahnya - jika dekat dengan kantor / pabrik

Memberikan sumbangan ( walau tidak seberapa ) kepada anggota yang mengalami musibah ( kematian / kecelakaan ) baik anggotanya itu sendiri ataupun kalangan keluarga dekat si anggota.

Berikan uang tip kepada kanvaser yang sering datang ke toko Waserda karena di tangan merekalah info turun naik harga / barang-barang baru yang akan turun / info tentang competitor

Berikan souvenir ( payung, gantungan kunci, jam dinding ) yang berlogokan / bertuliskan nama koperasi kita kepada pembeli yang sering berbelanja dari kalangan masyarakat umum sebagai pengganti “bagian” SHU yang mereka tidak dapatkan

Page 22: 4). Pengembangan Waserda & USP

GAMBARAN UMUM JARINGAN DISTRIBUSI DI INDONESIA

STRUKTUR DISTRIBUSI

SIMPUL DISTRIBUSI JALUR DISTRIBUSILokasi yg menjadi tempat transit

komoditi utk didistribusikan ke sasaran berikutnya

Kegiatan pengangkutan komoditi dari simpul distribusi simpul yang lebih besar ke yang

lebih kecil

SIMPUL DISTRIBUSI

PRODUSEN

DISTRIBUTOR

SUB DISTRIBUTOR

GROSIR

PENGECER

PENJAJA KELILING

Pabrikan, Importir / Principal, Petani, Industri kecil, dan lainnya

Pemasaran produk dari hulu, biasanya satu distributor menangani satu produk pabrikan.

Jenjang distribusi pada skala kewilayahan Dati I atau Dati II, sering disebut STAR OUTLET atau AGEN

Jenjang distribusi skala daerah, biasa disebut juga Wholesaler

Simpul distribusi yang terakhir karena melayani penjualan secara eceran. Disebut sebagai Grosir kecil atau Depo di wilayah kecamatan

Simpul penjualan yang menjemput bola biasa disebut asongan.

Page 23: 4). Pengembangan Waserda & USP

WASERDA

Idealnya, Waserda dapat memperoleh semua barang yang ada di outletnya berasal dari

Distributor Diupayakan menegosiasikan dengan supplier atau kanvaser yang datang

ke Waserda untuk mendapatkan Term Of Payment (TOP) dengan jangka

waktu yang “cukup” lamaJika memungkinkan untuk

mendapatkan barang-barang konsinyasi / consignment, terutama

barang-barang kebutuhan pokok ( beras, gula, telur dsb )Melakukan pembelian bersama ( buying

coalition ) yang dibentuk sesama koperasi primer yang mempunyai skala

serta kepentingan yang samaMemperluas pangsa pasar yang ada yaitu dengan memperkenankan waserda untuk dapat menjual barang ke masyarakat umum sekitarnya dengan

penerapan harga berbeda

Page 24: 4). Pengembangan Waserda & USP

1. Mencari Sumber Informasi Tentang Kebutuhan Konsumen

Mencari informasi sebanyak mungkin dari calon konsumen yang berada di dekat

(relatif) dengan tempat usaha anda.

Informasi ini dapat berupa : - Keinginan-

Pengalaman

- SaranStudi banding ke para pesaing

Melalui data sejarah penjualan barang (bagi toko yang sudah berjalan)

Permintaan konsumen

  Keluhan-keluhan pelanggan

Informasi dari pemasok

Informasi dari media cetak dan elektronik

Page 25: 4). Pengembangan Waserda & USP

2. Memilih Jenis dan Kelengkapan Barang

Yang dimaksud dengan jenis barang adalah kumpulan

dari sejumlah kelompok-kelompok barang yang

berbeda-beda dalam sebuah toko ritel Kelompok barang itu misalnya adalah : Susu,

Biskuit, sirop, Shampo, Rokok, alat-alat rumah tangga

dsb.

Sedangkan yang di maksud dengan kelengkapan barang

adalah suatu kelompok barang yang berhubungan

satu sama lain, yang berbeda dalam merek,

kemasan maupun ukurannya.

Page 26: 4). Pengembangan Waserda & USP

 3.Memilih Kelebaran Dan Kedalaman Barang Yang Akan Dijual.Jenis Usaha Kedalaman

(dalam jenis barang )

Kelebaran (dalam merek,

ukuran dan kemasan)

WarungMini MarketSupermarketHypermarket

SempitLuasLuasSangat Luas

DangkalDangkalDalamSangat dalam

 

Page 27: 4). Pengembangan Waserda & USP

a. Tahap Perkenalan (introduction)

Yang dimaksud dengan tahap perkenalan adalah tahapan

dimana barang mulai diperkenalkan ke pasar. Pada

tahap ini barang tersebut belum dikenal, Waserda harus hati-hati

membeli barang tersebut, apalagi jika tidak didukung promosi yang

gencar dari prinsipal b. Tahap Pertumbuhan (growth)

Pada tahap ini barang tersebut mulai dikenal luas oleh konsumen, yang terjadi

pada tahap ini adalah : naiknya omset penjualan

dengan cepat serta keuntungan mencapai

maksimum

4. Mengenal Daur Hidup Produk ( Product Life Cycle )

Page 28: 4). Pengembangan Waserda & USP

 c. Tahap Kematangan (maturity)

Pada tahap ini pengetahuan tentang barang tersebut telah

dikenal secara meluas oleh masyarakat atau kosumen.

 Tingkat permintaan terhadap barang tersebut terus

meningkat, pada umumnya penjualan terus mengalami pertumbuhan, sementara

barang-barang sejenis dari pesaing mulai masuk dan

membanjiri pasar.

 d. Tahap Kemunduran (decline)

  Dalam posisi ini penjualan barang mulai menurun, baik secara cepat

atau lambat, seiring dengan menguatnya penjualan barang-

barang baru merek lain yang sejenis. Sekali penjualan menurun yang akan terjadi adalah kecenderungan untuk

terus menurun, apalagi bila tidak ada usaha dari produsen untuk

melakukan beberapa perubahan inovasi baru terhadap produk

tersebut.

Page 29: 4). Pengembangan Waserda & USP

CHANNELING FASILITAS PINJAMAN

DARI PERBANKAN SPREADING INTEREST /

VARIASI TINGKAT SUKU BUNGA SIMPANAN

KERJASAMA DENGAN LEMBAGA

LEASING

PEMUPUKAN MODAL ANGGOTA

Page 30: 4). Pengembangan Waserda & USP

Anggota koperasi tidak semuanya tidak mempunyai “dana lebih”, dalam

kejelian Pengurus harus dapat melakukan identifikasi “siapa-siapa” saja yang berlebih / surplus dalam hal

keuangan

Direksi ataupun mereka yang

levelnya telah mencapai

Manager biasanya akan mau

menanamkan uangnya di

koperasi asal diberikan

jaminan keamanan,

tergantung bagaimana

Pengurus/Pengelola

mengadakan pendekatannya

Memang awalnya susah tapi ketika sudah ada satu orang saja yang mau maka yang lainnya lebi

mudah “ didekakti ”

Page 31: 4). Pengembangan Waserda & USP

Pengurus atau Pengelola harus rajin-rajin mencari

informasi tentang skematisasi apa yang ada dan dapat dimanfaatkan

oleh Koperasi dari Perbankan

Account Officer bank biasanya akan mendatangi koperasi-

koperasi yang sudah dianggap “ layak “ untuk di approach /

didekati kemungkinan penjajagan pemanfaatan skem kredit yang

sedang mereka gulirkan

Tetap dengan mengacu pada 5 C ( Character, Capacity, Capability,

Colleteral, Condition ) dan proses prosedural lainnya

Page 32: 4). Pengembangan Waserda & USP

Suku bunga pinjaman

Pinjaman Komersial ( renovasi rumah, melunasi

kartu kredit, kebutuhan membeli barang

elektronik/barang mewah lainnya dll )

Pinjaman Sosial ( biaya berobat anggota keluarga, biaya masuk anak sekolah)

Suku Bunga Simpanan

Dapat diberikan suku bunga / interest yang

menarik dimana jumlahnya sedikit lebih

tinggi dengan rate bank-bank pada

umumnya

?

Page 33: 4). Pengembangan Waserda & USP

Kendaraan Bermotor Roda Dua atau Empat

Sangat diminati oleh karyawan / pekerja untuk sarana mobilitas ke tempat kerja atau

keperluan keluarga lainnya

?Apakah koperasi menyediakan fasilitas

pinjaman untuk keperluan ini ? Dan

darimana kalau mau tapi tidak tahu

jalannya ?

Koperasi (c.q Unit Simpan Pinjam) dapat menjajaki

kerjasama dengan perusahaan leasing dengan jaminan gaji

pegawai ybs

Page 34: 4). Pengembangan Waserda & USP

POLA CONVENTIONAL

t

30 / 31

Si - A

8 25

Berbelanja ke toko Waserda sejumlah Rp. 175.000,-

Dikirim data potongan gaji per masing-masing

karyawan yang berbelanja di waserda ke

Payroll oleh Bagian Keuangan Koperasi

5

Bagian Payroll membayarkan total potongan pegawai /

karyawan yang disetorkan ke rekening

bank milik koperasi?

Bagaimana pihak pengelola Waserda mau membeli

barang-barang lagi untuk di tokonya ?

Page 35: 4). Pengembangan Waserda & USP

t

Si - A

8

Berbelanja ke toko Waserda sejumlah Rp.

175.000,-

POLA PENGEMBANGAN

sejumlah dana tersebut agar pembayaran ke Unit waserda dapat dilakukan

secara Cash / TunaiUSP

Fresh Money

Unit WASERDA

Haru

s ad

a si

nerg

ism

e ya

ng

harm

onis

Sebelumnya Si-A berbelanja mengajukan pinjaman ke

Page 36: 4). Pengembangan Waserda & USP

Si - A

Mendapat keuntungan berupa SHU akumulasi

akhir tahun dari :

USP

Unit WASERDA

Margin keuntungan dari

setiap unit barang yang dibelinya

Bunga pinjaman yang dihasilkan atas sejumlah pinjaman yang dilakukannya

Page 37: 4). Pengembangan Waserda & USP

Hampir rata-rata keaktifan anggota koperasi pada USP

Itupun pada aktifitas pinjaman,

tetapi pada sisi simpanan

?Ternyata masih sangat sedikit / susah diaktifkan

Bagaimana dengan parisipasi anggota

terhadap WASERDA ?

Apa tanggapan anggota berbelanja di

Waserda ?

Harga mahal

Ruangan sempit

tidak bisa one stop

shopping

Tidak ada diskon atau event-event

Turun Harga (TH)

Karena TIDAK ADANYA Sence Of Belonging