Elemen Pembentuk Ruang Kota
(urban design)
M215 PEREMAJAAN KOTA DAN PERENCANAAN
KOTA BARU Pertemuan 4
Mata Kuliah Pilihan
2
Tujuan Pertemuan
Mahasiswa mampu mengetahui unsur2 pembentuk ruang kota Mahasiswa mampu memberikan ilustrasi keberadaan unsur/elemen tersebut dalam perancangan suatu kota yang diamati.
Komponen Ruang• Ching (1991) menjelaskan, bahwa semua ruang
dapat dikaji dan dimengerti dengan memperhatikan peran dan fungsi dari unsur-unsur pembentuknya, sebagai berikut:
– Unsur titik, dapat berperan sebagai ujung atau puncak yang mempertemukan beberapa garis atau bidang.
– Unsur garis, dapat berupa sisi-sisi yang terbentuk dari dua bidang yang saling bertemu atau berpotongan.
– Unsur bidang, yang berfungsi sebagai pembatas ruang. Unsur bidang sebagai pembatas ruang menegaskan bahwa suatu ruang memiliki tiga dimensi.
Ruang Memiliki BatasRuang memiliki batas tertentu, baik berupa titik, garis, tiang, maupun bidang.
Titik GarisTiang/ Bidang
Ruang Memiliki Dimensi
Ruang memiliki dimensi tertentu, paling sedikit dua dimensi.
Panjang
Lebar
2 Dimensi 3 Dimensi
Tinggi
Karakteristik FungsiRuang memiliki fungsi, yaitu mewadahi sesuatu didalamnya, baik berupa benda padat, cair, gas, maupun kegiatan.
Ruang kota memiliki fungsi, yaitu mewadahi kegiatan perkotaan dan warga kota.
ELEMEN URBAN DESIGN
Perancangan Kota (Urban design) bertujuan untuk mewujudan proses ruang kota yang berkualitas tinggi dilihat dari kemampuan ruang tersebut di dalam membentuk pola hidup masyarakat urban yang sehat.
Untuk itu maka unsur-unsur arsitektur kota yang berpengaruh terhadap (proses) pembentukan ruang yang dimaksud harus diarahkan serta dikendalikan perancangannya sesuai dengan skenario pembangunan yang telah digariskan.
Unsur-unsur di atas, biasa juga dikenal dengan istilah elemen rancang kota.
Shirvani (1985), 8 elemen urban design sebagai berikut :
1. Tata Guna Lahan ( Land Use)Pada prinsipnya land use adalah • pengaturan penggunaan lahan
untuk menentukan pilihan yang terbaik dalam mengalokasikan fungsi tertentu.• Secara umum dapat
memberikan gambaran keseluruhan bagaimana daerah pada suatu kawasan tersebut seharusnya berfungsi. • Land use bermanfaat untuk
pengembangan sekaligus pengendalian investasi pembangunan. • Pada skala makro, land use lebih
bersifat multifungsi / mixed use.
2. Bentuk dan Massa Bangunan (Building Form and Massing)• Bentuk dan massa bangunan
ditentukan oleh ketinggian atau besarnya bangunan, penampilan bentuk maupun konfigurasi dari massa bangunannya, akan tetapi • Bentuk dan massa bangunan ditentukan juga oleh
besaran selubung bangunan (building envelope), BCR (buillding covered rasio ) “KDB” dan FAR (Floor Area Ratio) “KLB”, ketinggian bangunan, sempadan bangunan, ragam arsitektur, skala, material, warna dan sebagainya.
3. Sirkulasi dan Parkir (Circulation and Parking )• Masalah sirkulasi kota diperlukan pemikiran yang
mendasar; antara prasarana jalan yang tersedia, bentuk struktur kota, fasilitas pelayanan umum dan jumlah kendaraan bermotor yang semakin meningkat.
• Diperlukan suatu manajemen transportasi yang menyeluruh terkait dengan aspek-aspek tersebut.
• Di negara maju sudah dicanangkan atau digencarkan penggunaan moda transportasi umum (mass transport) untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan penghematan BBM
• Membantu pengurangan pencemaran udara kota maupun kebisingan dan bahaya lalu lintas lainnya.
• Kebijakan ini mengarah terciptanya suatu lingkungan kota menuju kondisi minimalisir transportasi (zero transportation).
• Selain kebutuhan ruang untuk bergerak, moda transport juga membutuhkan tempat untuk berhenti (parkir). Kebutuhan parkir semakin meningkat terutama di pusat-pusat kegiatan kota atau Central Bussiness District (CBD).
4. Ruang Terbuka (Open Space)• Ruang terbuka (open space) selalu menyangkut
lansekap. • Elemen lansekap terdiri dari
elemen keras (hardscape seperti : jalan, trotoar, patun, bebatuan dan sebagainya) serta
elemen lunak (softscape) berupa tanaman dan air. Ruang terbuka :lapangan, jalan, sempadan sungai, green belt, taman dan sebagainya.
• Dalam perencanan open space akan senantiasa terkait dengan perabot taman / jalan (street furniture). Street furniture ini bisa berupa lampu, tempat sampah, papan nama, bangku taman dan sebagainya.
5. Area Pedestrian (Pedestrian Area)• Area di tujukan untuk pejalan kaki yang bebas
hambatan• Atraksi untuk mendapatkan suasana saat melakukan
pergerakan, baik statis maupun dinamis• Sistem pedestrian yang baik akan mengurangi
keterikatan terhadap kendaraan di kawasan pusat kota, mempertinggi kualitas lingkungan melalui sistem
• perancangan yang manusiawi, menciptakan kegiatan pedagang kaki lima yang lebih banyak dan akhirnya akan membantu kualitas udara di kawasan tersebut.
7. Pendukung Kegiatan (Activity Support )• Pendukung kegiatan adalah semua fungsi bangunan dan
kegiatan-kegiatan yang mendukung ruang publik suatu kawasan kota.
• Bentuk, lokasi dan karakter suatu kawasan yang memiliki ciri khusus akan berpengaruh terhadap fungsi, penggunaan lahan dan kegiatan-kegiatannya.
• Penciptaan kegiatan pendukung aktifitas kesinambungan antara menyediakan jalan, pedestrian atau plaza, dengan fungsi utama (bangunan dan isinya) dan penggunaan elemen-elemen kota yang dapat menggerakkan aktivitas, misalnya :
– Pusat perbelanjaan, – taman rekreasi, – pusat perkantoran, – perpustakaan dan sebagainya.
8. Konservasi ( Conservation )• Konservasi suatu individual bangunan
harus selalu dikaitkan dengan keseluruhan kota. Konsep tentang konservasi kota memperhatikan beberapa aspek,antara lain: – bangunan-bangunan tunggal, – struktur dan gaya arsitektur, – hal yang berkaitan dengan kegunaan, – umur bangunan atau kelayakan bangunan.
• Beberapa kategori konservasi antara lain – preservasi (preservation), – konservasi (conservation), – rehabilitasi (rehabilitation),– revitalisasi (revitalitation) dan – peningkatan (improvement).
Citra Kota
Trancik (1986), dalam Urban Design penting memperhatikan teori –Figure Ground, –Linkage dan –Place.
Salah satu bentuk keberhasilan pembentuk place untuk desain ruang kota, adalah seperti aturan yang dikemukakan oleh Lynch (1987), meliputi :
a. Legibility (kejelasan)• Sebuah kejelasan emosional suatu kota yang
dirasakan secara jelas oleh warga kotanya. Artinya suatu kota atau bagian kota
• Kawasan bisa dikenali dengan cepat dan jelas mengenai distriknya, landmarknya atau jalur jalannya dan bisa langsung dilihat pola keseluruhannya.
b. Identitas dan susunan• Identitas artinya image orang akan menuntut
suatu pengenalan atas suatu obyek di mana di dalamnya harus tersirat perbedaan obyek tersebut dengan obyek yang lainnya, sehingga orang dengan mudah bisa mengenalinya.
• Susunan artinya adanya kemudahan pemahaman pola suatu blok-blok kota yang menyatu antar bangunan dan ruang terbukanya.
c. Imageability• Artinya kualitas secara fisik suatu obyek yang
memberikan peluang yang besar untuk timbulnya image yang kuat yang diterima orang.
• Image ditekankan pada kualitas fisik suatu kawasan atau lingkungan yang menghubungkan atribut identitas dengan strukturnya.
• Lynch (1987) menyatakan bahwa image kota dibentuk oleh 5 elemen pembentuk wajah kota, yaitu:
Lynch (1987) menyatakan bahwa image kota dibentuk oleh 5 elemen pembentuk wajah kota, yaitu:
1. Paths (area pejalan kaki atau pedestrian way) atau jalan sirkulasi
2. Edges (batas) bentuk masif maupun maya yang membedakan satu kawasan dengan kawasan lain. Bisa dikuatkan dg gateway
3. Districts (wilayah, kawasan) yang memiliki kesamaan citra
4. Nodes (simpul) atau seringkali tempat pertemuan path dan atau tempat landmark, atau ruang utama kegiatan kota
5. Landmark (tetenger, tugu) orientasi utama yang umumnya berupa penandaan vertikal
d. Visual dan symbol conection1. Visual connection adalah hubungan yang terjadi karena
adanya kesamaan visual antara satu bangunan dengan bangunan lain dalam suatu kawasan, sehingga menimbulkan image tertentu.
2. Symbolic connection, ini lebih mencangkup ke non visual atau ke hal yang lebih bersifat konsepsi dan simbolik, namun dapat memberikan kesan kuat dari kerangka kawasan.
Symbolic connection dari sudut pandang komunikasi simbolik dan kultural anthropologi meliputi:
(1) Vitality, melalui prinsip-prinsip sustainance yang mempengaruhi sistem fisik dan safety yang mengontrol perencanaan urban struktur.
(2) Fit, menyangkut pada karakteristik pembangkit sistem fisik dari struktur kawasan yang berkaitan dengan budaya, norma dan peraturan yang berlaku.
Sense seringkali diartikan sebagai sense of place yang merupakan suatu tingkat di mana orang dapat
mengingat tempat yang memiliki keunikan dan karakteristik yang khas.
5 ELEMEN PEMBENTUK RUANG KOTA(Eko Budihardjo)
1. Wisma: Perumahan (Lingkungan Hunian)2. Karya : Tempat Kerja (Lingkungan produksi)3. Marga : Jalan (penghubung antar lingkungan)4. Suka : Rekreasi (Penyeimbang 2 fungsi
utama)5. Penyempurna/Prasarana : infrastruktur dan
fasilitas perkotaan (penggerak berfungsinya 4 elemen lain)
Unsur Pembentuk RuangDalam perwujudannya, ruang dibentuk oleh 4 unsur utama, yaitu: – Sumber Daya Alam (SDA)
Segala bentuk sumber daya yang berasal dari alam, seperti air, flora dan fauna.
– Sumber Daya Buatan (SDB)Segala bentuk sumber daya yang dibuat oleh manusia untuk menunjang aktivitasnya, seperti, generator, bendungan dan infrasturktur.
– Sumber Daya Manusia (SDM)Kekuatan yang bersumber dari kualitas manusia yang mengelola dan memanfaatkan ruang.
– Aktivitas Segala kegiatan yang menyangkut POLEKSOSBUDHANKAM
Top Related