BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fisiologi adalah cabang dari ilmu biologi yang
mempelajari tentang fungsi normal dari suatu organisme
mulai dari tingkat sel, jaringan, organ, sistem organ hingga
tingkat organisme itu sendiri. Adapun fungsi yang dipelajari
adalah fungsi kerja yang meliputi fungsi mekanik, fisik dan
biokimia dari makhluk hidup.
Fisiologi eksperimental diawali pada abad ke-17,
ketika ahli anatomi William Harvey menjelaskan adanya
sirkulasi darah. William Harvey (1 April 1578 – 3 Juni 1657)
ialah dokter yang mendeskripsikan sistem peredaran darah
yang dipompakan sekeliling tubuh manusia oleh jantung.
Ini mengembangkan gagasan René Descartes yang dalam
Deskripsi Tubuh Manusianya bahwa arteri dan vena ialah
pipa dan membawa makanan ke sekeliling tubuh. Namun
sebenarnya ia hanya mengembangkan gagasan ilmu
kedokteran muslim awal khususnya karya Ibnu Nafis, yang
telah menyusun asas, arteri dan vena besar di abad ke-13.
Menyatakan bahwa berdasarkan pada metodologi ilmiah
darah dipompa ke seluruh tubuh oleh jantung sebelum
kembali ke jantung dan diedarkan kembali dalam sistem
yang tertutup. Hal ini bertentangan dengan pendapat lama
yang sudah diterima sebelumnya yang berasal dari Galen,
dimana ia mengidentifikasi darah vena (merah gelap) dan
arteri (lebih terang dan lebih encer), masing-masing
dengan fungsi berbeda dan terpisah. Darah vena dianggap
berasal dari hati dan darah arteri di hati; darah mengalir
dari organ-organ itu ke seluruh bagian tubuh di mana
dikonsumsi. Walaupun demikian, Herman Boerhaave yang
sering disebut sebagai bapak fisiologi karena karyanya
berupa buku teks berjudul Institutiones Medical (1708) dan
cara mengajarnya yang cemerlang di Leiden.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan antara work dan recovery ?
2. Bagaimanakah membedakan antara Rp, KE, Y untuk
kerja berat dan ringan ?
1.3. Tujuan Praktikum
a. Tujuan Umum
1. Dapat melakukan pengukuran kerja, berdasarkan
kriteria fisiologi.
2. Memberikan pemahaman bahwa cara kerja atau
beban kerja dapat mempengaruhi aspek fisiologi
manusia.
3. Menentukan besar beban kerja, berdasarkan kriteria
fisiologi.
4. Dapat melakukan perancangan sistem kerja dengan
memanfaatkan hasil pengukuran kerja dengan
metode fisiologi.
b. Tujuan Khusus
1. Dapat mengoprasikan pulsemeter sebagai alat ukur
kerja dengan metode fisiologi.
2. Mampu membuat grafik yang menghubungkan
antara intensitas beban kerja (lari dengan kecepatan
tertentu menempuh jarak tertentu) dengan heart rate
dan lama waktu pemulihan (recovery period).
3. Mampu membuat persamaan antara heart rate
dengan energy ekspenditure.
4. Dapat menghitung besar energy ekspenditure pada
suatu pekerjaan tertentu berdasarkan intensitas
heart rate.
5. Mampu menentukan besar beban kerja untuk
pekerjaan tertentu.
6. Mampu menghitung waktu istirahat (rest period).
1.4. Manfaat Praktikum
Manfaat yang didapat dari praktikum fisiologi kerja ini yaitu
:
1. Praktikan mampu melakukan pengukuran beban kerja
saat kerja ringan.
2. Praktikan mampu melakukan pengukuran beban kerja
saat kerja berat.
3. Praktikan dapat memahami konsep estimasi dan
mampu memperkirakan interval dari parameter-
parameter pengukuran beban kerja.
4. Praktikan dapat memahami dan mampu melakukan
pengujian hipotesis sebagai sarana pengambilan
keputusan
5. Praktikan dapat memahami kegunaan dan penerapan
dari hasil pengukuran beban kerja.
1.5. Batasan Masalah dan Asumsi
1.5.1. Batasan Masalah
1. Alat yang digunakan adalah Treadmill, Stop watch.
2. Metode pengambilan data dengan menggunakan
cara pengukuran.
3. Lokasi praktikum yaitu di Laboratorium
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Program
Studi Teknik Industri UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
1.5.2. Asumsi
1. Parameter lain sebagai pendukung dianggap tetap
atau diabaikan.
2. Kecepatan dinyatakan dalam km/jam.
3. Pengukuran detak jantung manusia dengan satuan
bit/menit.
4.Kecepatan pengukuran dibedakan menjadi 4, yaitu
: 2,5 km/jam, 3,5 km/jam, 7,5 km/jam, dan 8,5
km/jam.
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam sistem kerja, manusia berperan sebagai sentral
yaitu sebagai perencana, perancang, pelaksana, pengendali, dan
pengevaluasi sistem kerja, sehingga untuk dapat menghasilkan
rancangan sistem kerja yang baik perlu dikenal sifat‐sifat,
keterbatasan, serta semua kemampuan yang dimiliki manusia.
Ergonomi adalah ilmu yang sistematis dalam
memanfaatkan informasi mengenai sifat, kemampuan, dan
keterbatasan manusia untuk merancang sistem kerja. Dengan
ergonomi, penggunaan dan penataan/fasilitas dapat lebih efektif
serta memberikan kepuasan kerja.
Dilihat dari sisi rekayasa, informasi hasil penelitian
ergonomi dapat dikelompokkan dalam lima bidang penelitian,
yaitu :
1. anthropometri
2. biomekanika
3. fisiologi
4. penginderaan
5. lingkungan fisik kerja
Faktor yang mempengaruhi hasil kerja manusia, secara
garis besar dapat digolongkan menjadi 2 kelompok, yaitu :
1. Faktor – faktor intern terdiri dari : sikap, sistem, nilai,
karakteristik, fisik, motivasi, usia, jenis kelamin,
pendidikan, pengalaman, dan lain ‐ lain.
2. Faktor – faktor situasional/eksternal : lingkungan fisik,
mesin, peralatan, metode kerja, dan lain‐lain.
2.1 Pengukuran Kerja dengan Metode Fisiologi.
Lehmann (1995) mendefinisikan kerja sebagai semua
aktivitas yang secara sengaja dan berguna dilakukan
manusia untuk menjamin kelangsungan hidupnya, baik
sebagai individu maupun sebagai umat manusia secara
keseluruhan.
Secara umum jenis kerja dibedakan menjadi dua
bagian yaitu kerja fisik (otot) dan kerja mental. Pada kerja
mental pengeluaran energi relatif kecil dibandingkan dengan
kerja fisik dimana pada kerja fisik ini manusia akan
menghasilkan perubahan dalam konsumsi oksigen, heart
rate, temperatur tubuh dan perubahan senyawa kimia dalam
tubuh. Kerja fisik ini dikelompokkan oleh Davis dan Miller
menjadi tiga kelompok besar, sebagai berikut :
1. Kerja total seluruh tubuh. Merupakan aktivitas kerja yang
menggunakan sebagian besar otot, biasanya melibatkan
dua pertiga, tiga per empat kerja otot tubuh.
2. Kerja otot yang membutuhkan energy ekspenditure
karena otot yang dipergunakan lebih sedikit.
3. Kerja otot statis, otot digunakan menghasilkan gaya
tetapi tanpa kerja mekanik membutuhkan kontraksi
sebagian otot yang lain dan posisi tubuh berada pada
keadaan statis (diam).
Sampai saat ini, metode pengukuran kerja fisik
dilakukan dengan menggunakan standar sebagai berikut:
1. Konsep Horses Power oleh Taylor, tetapi tidak
memuaskan.
2. Tingkat konsumsi energi untuk mengukur pengeluaran
energi.
3. Perubahan tingkat kerja jantung dan konsumsi oksigen.
Triffin mengemukakan kriteria yang dapat digunakan
untuk mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap manusia
terhadap suatu sistem kerja. kriteria tersebut antara lain :
1. Kriteria Faali meliputi, kecepatan denyut jantung,
konsumsi oksigen, tekanan darah, tingkat penguapan,
temperatur tubuh, komposisi kimia dalam darah dan air
seni. Kriteria faali digunakan untuk mengetahui
perubahan fungsi alat‐alat tubuh.
2. Kriteria Kejiwaan melipui, pengujian tingkat kejiwaan
pekerja, seperti tingkat kejenuhan, emosi, motivasi, sikap
dan lain‐lain. Kriteria kejiwaan digunakan untuk
mengetahui perubahan kejiwaan yang timbul saat
bekerja.
3. Kriteria Hasil Kerja meliputi, hasil kerja yang diperoleh
dari pekerja. Kriteria ini dipergunakan untuk mengetahui
pengaruh seluruh kondisi kerja dengan melihat hasil kerja
yang diperoleh dari pekerja tersebut.
2.2 Kerja Fisik dan Mental.
Kerja fisik adalah kerja yang membutuhkan energy fisik
otot manusia sebagai sumber tenaganya ( power ). Kerja fisik
disebut juga ‘manual operation‘ dimana performans kerja
tergantung sepenuhnya pada manusia sebagai sumber
tenaga. Dalam kerja fisik konsumsi energi merupakan faktor
utama yang dijadikan penentu berat ringannya suatu
pekerjaan. Kegiatan manusia dapat digolongkan menjadi
kerja fisik dan kerja mental.
Kerja fisik akan mengakibatkan perubahan fungsi pada
alat‐alat tubuh, yang dapat diketahui melalui :
1. Konsumsi oksigen (oxygen consumption)
Konsumsi oksigen diartikan sebagai banyaknya oksigen
yang diperlukan tubuh manusia, yang dinyatakan dalam
liter per menit.
2. Laju denyut jantung (heart rate)
Dalam kondisi normal atau istirahat, laju detak jantung
manusia berkisar diantara 70 bit setiap menitnya. Ketika
sedang dalam kondisi bekerja, rata‐rata laju detak jantung
mengalami kenaikan menjadi sekitar 110 bit setiap
menitnya.
Terdapat beberapa definisi denyut jantung menurut
Muller (1962) antara lain yaitu :
1. Denyut jantung selama istirahat (resting pulse) adalah
rata‐rata denyut jantung sebelum pekerjaan dimulai.
2. Denyut jantung selama bekerja (working pulse) adalah
rata‐rata denyut jantung selama melakukan pekerjaan.
3. Denyut jantung untuk kerja (work pulse) adalah selisih
antara denyut jantung selama bekerja dan istirahat.
4. Denyut jantung selama istirahat total (total recovery atau
recovery cost) adalah jumlah total aljabar denyut jantung
setelah selesai bekerja sampai denyut jantung berada
pada posisi istirahatnya.
5. Denyut jantung total (total work pulse atau cadilac pulse)
adalah jumlah denyut jantung dari dimulainya suatu
pekerjaan sampai denyut jantung berada pada kondisi
istirahatnya (resting level).
Untuk merumuskan hubungan antara energi dengan
kecepatan jantung, dapat dicari pendekatan kuantitatif
hubungan antara energi dengan kecepatan jantung dengan
analisis regresi. Bentuk regresi hubungan antara energi
dengan kecepatan jantung adalah regresi kuadratis.
Proses metabolisme adalah proses dalam rangka untuk
menghasilkan energi yang diperlukan untuk kerja fisik. Dalam
proses ini zat‐zat makanan akan bersenyawa dengan oksigen
yang dihirup, terbakar dan menghasilkan panas serta energy
mekanik.
Besarnya energi yang dihasilkan atau dikonsumsi
dinyatakan dalam bentuk kilo kalori (Kcal) atau kilo joule (KJ).
Energi untuk gerakan otot didapat dari ATP yang berubah
menjadi ADP. ATP terbentuk kembali dari energi yang berasal
dari glukosa. Agar kandungan glukosa darah tidak turun
akibat direspirasi untuk menghasilkan ATP maka cadangan
glikogen akan menjadi glukosa.
Adrenalin
glycogen >>> lactacidogen >>> glucose + asam laktat
Asam laktat akan dialirkan ke Hepar untuk dijadikan
glukosa. Timbunan asam laktat di otot akan menimbulkan
rasa lelah, pegal, bahkan kejang.
Konversi satuan :
1. 1 Kcal = 4,2 KJ selanjutnya 1 liter 2 O = 4,8 Kcal = 20 KJ
Dari hasil tentang penelitian fisiologi kerja diperoleh
kesimpulan bahwa 5,2 Kcal per menit merupakan energi
maksimum yang dikonsumsi untuk melakukan pekerjaan
fisik yang berat. Selanjutnya energy yang dihasilkan atau
dikonsumsi dapat dinyatakan dengan daya (Watt).
2. 5,2 Kcal per menit = 1,08 liter 2 O = 21,48 KJ per menit =
364 Watt
Kemudian setelah diketahui besarnya konsumsi energi
yang diperlukan dapat dicari dapat dicari lama waktu yang
diperlukan untuk beristirahat setelah melakukan kerja fisik
yang berat.
Kelelahan adalah proses penurunan efisiensi,
performans kerja dan berkurangnya kekuatan fisik tubuh
untuk melakukan pekerjaan yang harus dilakukan. Kelelahan
tersebut jika tidak diatasi akan terakumulasi dari berbagai
macam faktor sehingga akan menyebabkan ketegangan
(stress) atau lelah kronis yang dialami oleh tubuh manusia.
Kelelahan yang disebabkan oleh tidak optimalnya dalam
pemilihan metode kerja akan membawa dampak psikologis
maupun fisiologis.
Untuk merumuskan hubungan antara energy
expenditure dengan kecepatan heart rate (denyut jantung),
dilakukan pendekatan kuantitatif hubungan antara energy
expediture dengan kecepatan denyut jantung dengan
menggunakan analisa regresi. Bentuk regresi hubungan
energi dengan kecepatan denyut jantung secara umum
adalah regresi kuadratis dengan persamaan sebagai berikut :
Dimana:
Y : Energi (kilokalori per menit)
X : Kecepatan denyut jantung (denyut per menit)
Setelah besaran kecepatan denyut jantung disetarakan
dalam bentuk energi, maka konsumsi energi untuk kegiatan
kerja tertentu bisa dituliskan dalam bentuk matematis
sebagai berikut :
KE = Et – Ei
Dimana :
KE : Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu
(kilokalori/menit)
Et : Pengeluaran energi pada saat waktu kerja tertentu
(kilokalori/menit)
Ei : Pengeluaran energi pada saat istirahat
(kilokalori/menit)
Terdapat tiga tingkat energi fisiologi yang umum :
istirahat, limit kerja aerobik, dan kerja anaerobik. Pada tahap
istirahat pengeluaran energi diperlukan untuk
mempertahankan kehidupan tubuh yang disebut tingkat
metabolisis basah. Hal tersebut mengukur perbandingan
oksigen yang masuk dalam paru-paru dengan karbondioksida
yang keluar. Berat tubuh dan luas permukaan adalah faktor
penentu yang dinyatakan dalam kilokalori/area
permukaan/jam. Rata-rata manusia mempunyai berat 65 kg
dan mempunyai area permukaan 1,77 meter persegi
memerlukan energi sebesar 1 kilokalori/menit.
Kerja disebut aerobik bila pasokan oksigen pada otot
sempurna, sistem akan kekurangan oksigen dan kerja menjadi
anaerobik. Hal ini dipengaruhi oleh aktivitas fisiologi yang
dapat ditingkatkan melalui latihan. Aktivitas dan tingkat
energi dan klasifikasi beban kerja dan reaksi fisiologis terlihat
pada tabel 1 dan 2 di bawah ini:
Tabel 1. Aktivitas Dan Tingkat Energi
ENERGI
(Kkal/
menit)
1 2.5 5 7.5 10
DETAK
JANTUNG
(per menit)
60 75 100 125 150
OKSIGEN
(liter/menit)0.2 0.5 1 1.5 2
Metaboli
s
me
basah
Kerja
ringan
Jalan
(6.5kph)
Kerja
berat
Naik
Pohon
Istirahat Duduk
Angkat
roda 100
kg
Membu
at
tungku
Tidur
Menge
ndarai
Mobil
Bekerja
ditamb
ang
Jalan di
Bulan
Tabel 2. Klasifikasi Beban Kerja Dan Reaksi Fisiologis
Tingkat Pekerjaan
Energy ExpenditureDetak
JantungKonsumsi
EnergiKkal/ menit
Kkal / 8jamDetak / menit
Liter / menit
Undully Heavy
>12.5 >6000 >175 >2.5
Very Heavy10.0 – 12.5
4800 – 6000
150 – 175 2.0 – 2.5
Heavy7.5 – 10.0
3600 – 4800
125 – 150 1.5 –2.0
Moderate 5.0 – 7.5 2400 – 100 – 125 1.0 – 1.5
3600Light
2.5 – 5.01200 – 2400
60 – 100 0.5 – 1.0
Very Light < 2.5 < 1200 < 60 < 0.5
2.3 Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen
terukur
Konsumsi energi dapat diukur secara tidak langsung
dengan mengukur konsumsi oksigen. Jika satu liter oksigen
dikonsumsi oleh tubuh, maka tubuh akan mendapatkan 4,8
kcal energi.
T(B – S)
Dimana :
R : Istirahat yang dibutuhkan dalam menit (Recovery)
T : Total waktu kerja dalam menit
B : Kapasitas oksigen pada saat kerja (liter/menit)
S : Kapasitas oksigen pada saat diam (liter/menit)
2.4 Konsumsi energi berdasarkan denyut jantung (heart
rate)
Jika denyut nadi dipantau selama istirahat, kerja dan
pemulihan, maka recovery (waktu pemulihan) untuk
beristirahat meningkat sejalan dengan beban kerja. Dalam
keadaan yang ekstrim, pekerja tidak mempunyai waktu
istirahat yang cukup sehingga mengalami kelelahan yang
kronis. Murrel membuat metode untuk menentukan waktu
istirahat sebagai kompensasi dari pekerjaan fisik :
Dimana :
R : Istirahat yang dibutuhkan dalam menit (Recovery)
B – 0,3R =
T : Total waktu kerja dalam menit
W: Konsumsi energi rata-rata untuk bekerja dalam
kkal/menit
S : Pengeluaran energi rata-rata yang direkomendasikan
dalam kkal/menit
2.5 Menentukan Waktu Standar Dengan Metode Fisiologis
Pengukuran fisiologi dapat dipergunakan untuk
membandingkan cost energy pada suatu pekerjaan yang
memenuhi waktu standar, dengan pekerjaan serupa yang
tidak standard, tetapi perbandingan harus dibuat untuk orang
yang sama, hasilnya mungkin beberapa orang yang memiliki
performansi 150% hingga 160% menggunakan energi
expenditure sama dengan orang yang performansinya hanya
110% sampai 115%. Waktu standar ditentukan untuk tugas,
pekerjaan yang spesifik dan jelas definisinya. Dr. Lucien
Brouha telah membuat tabel klasifikasi beban kerja dalam
reaksi fisiologi, untuk menentukan berat ringannya suatu
pekerjaan, seperti terlihat pada tabel 3.
Tabel 3. Jenis Pekerjaan Dengan Konsumsi Oksigen
WORK LOAD
OXYGEN CONSUMPTI
ON (Liter/Minut
e)
ENERGY EXPENDITURE
(Calories/minute)
HEART RATE DURING WORK
(Beats per minute)
Light 0.5 – 1.0 2.5 – 5.0 60 – 100Moderate 1.0 – 1.5 5.0 – 7.5 100 – 125Heavy 1.5 – 2.0 7.5 – 10.0 125 – 150Very Heavy 2.0 – 2.5 10.0 – 12.5 150 - 175
2.6 Fatigue
Fatigue adalah suatu kelelahan yang terjadi pada
syaraf dan otot-otot manusia sehingga tidak berfungsi lagi
sebagaimana mestinya. Kelelahan dipandang dari sudut
industri adalah pengaruh dari kerja pada pikiran dan tubuh
manusia yang cenderung untuk mengurangi kecepatan kerja
mereka atau menurunkan kualitas produksi, atau kedua-
duanya dari performansi optimum seorang operator. Cakupan
dari kelelahan, yaitu :
1. Penurunan dalam performansi kerja
Pengurangan dalam kecepatan dan kualitas output yang
terjadi bila melewati suatu periode tertentu, disebut
Industry fatigue.
2. Pengurangan dalam kapasitas kerja
Perusakan otot atau ketidakseimbangan susunan saraf
untuk memberikan stimulus, disebut Fungsional fatigue.
3. Laporan-laporan subyektif dari pekerja
Berhubungan dengan perasaan gelisah dan bosan,
disebut Psychologis fatigue.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi fatigue
adalah besarnya tenaga yang dikeluarkan, kecepatan, cara
dan sikap melakukan aktivitas, jenis kelamin dan umur.
Fatigue dapat diukur dengan :
Mengukur kecepatan denyut jantung dan pernapasan,
mengukur tekanan darah, peredaran udara dalam paru-paru,
jumlah oksigen yang dipakai, jumlah CO2 yang dihasilkan,
temperatur badan, komposisi kimia dalam urin dan darah.
Untuk mengukur kelelahan dapat menggunakan alat uji
kelelahan Riken Fatigue.
BAB III
PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Pengumpulan Data
Berdasarkan pengamatan dan pengukuran langsung
terhadap praktikum fisiologi maka didapatkan data
sebagai berikut :
Pengamatan 1
Pengukuran Saat Bekerja Kecepatan
2,5 Km/
Jam
Kecepatan
3,5 Km/
Jam
Denyut Jantung Saat Berjalan 100 m 138 96
Denyut Jantung Saat Berjalan 200 m 109 105
Denyut Jantung Saat Berjalan 300 m 124 118
Setelah berjalan sejauh 300 m di treadmill operator
istirahat dan dilakukan pengukuran maka didapat hasil
sebagai berikut :
Pengukuran Saat Istirahat Kecepatan
2,5 Km/
Jam
Kecepatan
3,5 Km/
Jam
Denyut Jantung Saat Istirahat menit
ke-1
180 167
Denyut Jantung Saat Istirahat menit
ke-3
132 141
Denyut Jantung Saat Istirahat menit
ke-5
108 123
Pengamatan 2
Pengukuran Saat Bekerja Kecepatan
7,5 Km/
Jam
Kecepatan
8,5 Km/
Jam
Denyut Jantung Saat Berjalan 100 m 185 89
Denyut Jantung Saat Berjalan 200 m 129 129
Denyut Jantung Saat Berjalan 300 m 110 116
Setelah berjalan sejauh 300 m di treadmill operator
istirahat dan dilakukan pengukuran maka didapat hasil
sebagai berikut :
Pengukuran Saat Istirahat Kecepatan
7,5 Km/
Jam
Kecepatan
8,5 Km/
Jam
Denyut Jantung Saat Istirahat menit
ke-1
163 180
Denyut Jantung Saat Istirahat menit
ke-3
117 134
Denyut Jantung Saat Istirahat menit
ke-5
109 106
3.2 Pengolahan Data
Perhitungan
Bentuk dari hubungan energi dengan kecepatan
denyut jantung adalah regresi kuadratis, maka untuk
perhitungan menggunakan persamaan sebagai berikut :
Dimana: Y = Energi (kilo kalori/menit)
X = Kecepatan denyut jantung( denyut/menit)
3.2.1Pengolahan Pengamatan 1 (kerja ringan)
A. Pada Saat Bekerja
Jumlah Y =
32,97
Rata-rata Y =5,495
Konsumsi energi yang digunakan
KE = Yn – Yo
Dimana :
KE : Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu
(kilokalori/menit)
Et : Pengeluaran energi pada saat waktu kerja tertentu
(kilokalori/menit)
Ei : Pengeluaran energi pada saat istirahat
(kilokalori/menit)
Jumlah K = 15,33
Rata – rata K = 2,555
Rp1 =Rest Periode kerja ringan
Rest Periode (Rp1) =
Dimana :
Rp : Istirahat yang dibutuhkan dalam menit (Recovery)
t : Total waktu kerja dalam menit
W : Konsumsi energi rata-rata untuk bekerja dalam
kkal/menit
S : Pengeluaran energi rata-rata yang direkomendasikan
dalam kkal/menit
38,41
B. Pada Saat Recovery
Jumlah 49,99
Rata-rata 8,33
Konsumsi energi yang digunakan
KE = Yn – Yo
Dimana :
KE : Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu
(kilokalori/menit)
Et : Pengeluaran energi pada saat waktu kerja tertentu
(kilokalori/menit)
Ei : Pengeluaran energi pada saat istirahat
(kilokalori/menit)
Jumlah K = 32,35
Rata – rata K = 5,39
3.2.2Pengolahan Pengamatan 2 (kerja berat)
A. Pada Saat Bekerja
Jumlah 41,1
Rata-rata 6,85
Konsumsi energi yang digunakan
KE = Yn – Yo
Dimana :
KE : Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu
(kilokalori/menit)
Et : Pengeluaran energi pada saat waktu kerja tertentu
(kilokalori/menit)
Ei : Pengeluaran energi pada saat istirahat
(kilokalori/menit)
Jumlah K = 23,46
Rata – rata K = 3,91
Rp2 =Rest Periode kerja berat
Rest Periode (Rp2) =
Dimana :
Rp2 : Istirahat yang dibutuhkan dalam menit (recovery)
t : Total waktu kerja dalam menit
W : Konsumsi energi rata-rata untuk bekerja dalam
kkal/menit
S : Pengeluaran energi rata-rata yang direkomendasikan
dalam kkal/menit
41,39
B. Pada Saat Recovery
Jumlah 45,92
Rata-rata 7,65
Konsumsi energi yang digunakan
KE = Yn – Yo
Dimana :
KE : Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu
(kilokalori/menit)
Et : Pengeluaran energi pada saat waktu kerja tertentu
(kilokalori/menit)
Ei : Pengeluaran energi pada saat istirahat
(kilokalori/menit)
Jumlah K = 28,28
Rata – rata = 4,71
Regresi Linear Sederhana
A. Kerja RinganCorrelations
Kecepatan Bekerja IstirahatPearson Correlation Kecepatan 1,000 -,635 ,074
Bekerja -,635 1,000 ,052Istirahat ,074 ,052 1,000
Sig. (1-tailed) Kecepatan . ,088 ,445Bekerja ,088 . ,461Istirahat ,445 ,461 .
N Kecepatan 6 6 6Bekerja 6 6 6
Istirahat 6 6 6
Hipotesis :
H0 : antara ketiga variabel tidak ada korelasi
H1 : antara ketiga variabel ada korelasi
Dasar pengambilan keputusan :
jika nilai signifikansinya > 0,05 maka H0 diterima
jika nilai signifikansinya < 0,05 maka H0 ditolak
Untuk tabel correlation didapat hasil sebagai berikut :
1. Pearson Correlation Kecepatan
a. Pada bekerja = - 0,635
b. Pada istirahat = 0,074
2. Sig. (1-tailed) kerja didapat nilai 0,088 pada bekerja dan
nilai 0,445 pada istirahat ( H0 diterima)
3. Untuk nilai N seluruhnya memiliki nilai yang sama yaitu
6
ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.1 Regression ,623 2 ,312 1,066 ,447(a)
Residual ,877 3 ,292Total 1,500 5
a Predictors: (Constant), Istirahat, Bekerjab Dependent Variable: Kecepatan
Hipotesis :
H0 : model korelasi tidak bisa digunakan untuk
memprediksi.
H1 : model korelasi bisa digunakan untuk memprediksi.
Dasar pengambilan keputusan :
Ho diterima jika signifikansi > 0,05
Ho ditolak jika signifikansi < 0,05
Setelah melihat tabel ANOVA diatas dapat hasil sebagai
berikut :
Pada model regression :
Sum of Squares = 0,623
Df = 2
Mean squares = 0,312
Pada model residual :
Sum of Squares = 0,877
Df = 3
Mean squares = 0,292
Dan nilai total :
Sum of Squares = 1,5
Df = 5
Dan didapat hasil dari F hitung = 1,066, dengan nilai sig. =
0,477
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta B Std. Error1 (Constant) 3,895 2,208 1,764 ,176
Bekerja -,024 ,016 -,641 -1,450 ,243Istirahat ,002 ,009 ,107 ,243 ,824
a Dependent Variable: Kecepatan
Coefficient Correlations(a)
Model Istirahat Bekerja1 Correlations Istirahat 1,000 -,052
Bekerja -,052 1,000Covariances Istirahat 7,95E-005 -7,55E-006
Bekerja -7,55E-006 ,000a Dependent Variable: Kecepatan
Hipotesis:
H0 = koefisiensi regresi tidak signifikan
H1 = Koefisien regresi signifikan
Dasar pengambilan keputusan
Ho diterima jika signifikansi > 0,05
Ho ditolak jika signifikansi < 0,05
Setelah melihat table diatas maka didapat nilai sebagai
berikut :
Dari Tabel coefficients diperoleh persamaan regresi
linear:
Y = 3,895 + (-0,052) X
Nilai Konstanta sebesar 3,895
Koefisien regresi memiliki nilai = - 0,052
Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel
dependent (Kecepatan) didapatkan nilai t hitung 1,764
dengan nilai signifikansi 0.176
Normality Plot
Berdasarkan gambar Normality Plot di atas, maka dapat
dilihat bahwa nilai-nilai sebaran berada di antara garis lurus dan
dapat dinyatakan data-data berada di antara sekeliling garis.
B. Kerja BeratCorrelations
Kecepatan Bekerja IstirahatPearson Correlation Kecepatan 1,000 -,508 ,186
Bekerja -,508 1,000 ,129Istirahat ,186 ,129 1,000
Sig. (1-tailed) Kecepatan . ,152 ,362Bekerja ,152 . ,404Istirahat ,362 ,404 .
N Kecepatan 6 6 6Bekerja 6 6 6Istirahat 6 6 6
Hipotesis :
H0 : antara ketiga variabel tidak ada korelasi
H1 : antara ketiga variabel ada korelasi
Dasar pengambilan keputusan :
jika nilai signifikansinya > 0,05 maka H0 diterima
jika nilai signifikansinya < 0,05 maka H0 ditolak
Untuk tabel correlation didapat hasil sebagai berikut :
1. Pearson Correlation Kecepatan
a. Pada bekerja = - 0,508
b. Pada istirahat = 0,186
2. Sig. (1-tailed) kerja didapat nilai 0,152 pada bekerja
dan nilai 0,362 pada istirahat ( H0 diterima)
3. Untuk nilai N seluruhnya memiliki nilai yang sama yaitu
6
ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.1 Regression ,484 2 ,242 ,714 ,557(a)
Residual 1,016 3 ,339Total 1,500 5
a Predictors: (Constant), Istirahat, Bekerjab Dependent Variable: Kecepatan
Hipotesis :
H0 : model korelasi tidak bisa digunakan untuk
memprediksi.
H1 : model korelasi bisa digunakan untuk memprediksi.
Dasar pengambilan keputusan :
Ho diterima jika signifikansi > 0,05
Ho ditolak jika signifikansi < 0,05
Setelah melihat tabel ANOVA diatas dapat hasil sebagai
berikut :
Pada model regression :
Sum of Squares = 0,484
Df = 2
Mean squares = 0,242
Pada model residual :
Sum of Squares = 1,016
Df = 3
Mean squares = 0,339
Dan nilai total :
Sum of Squares = 1,5
Df = 5
Dan didapat hasil dari F hitung = 0,714, dengan nilai sig. =
0,557
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta B Std. Error1 (Constant) 2,040 1,466 1,392 ,258
Bekerja -,009 ,008 -,541 -1,130 ,341Istirahat ,005 ,009 ,255 ,533 ,631
a Dependent Variable: Kecepatan
Coefficient Correlations(a)
Model Istirahat Bekerja1 Correlations Istirahat 1,000 -,129
Bekerja -,129 1,000Covariances Istirahat 7,41E-005 -9,02E-006
Bekerja -9,02E-006 6,59E-005a Dependent Variable: Kecepatan
Hipotesis:
H0 = koefisiensi regresi tidak signifikan
H1 = Koefisien regresi signifikan
Dasar pengambilan keputusan
Ho diterima jika signifikansi > 0,05
Ho ditolak jika signifikansi < 0,05
Setelah melihat table diatas maka didapat nilai sebagai
berikut :
Dari Tabel coefficients diperoleh persamaan regresi
linear:
Y = 2,040 + (-0,129) X
Nilai Konstanta sebesar 2,040
Koefisien regresi memiliki nilai = -0,129
Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan
variabel dependent (Kecepatan) didapatkan nilai t
hitung 1,392 dengan nilai signifikansi 0.258
Normality Plot
Berdasarkan gambar Normality Plot di atas, maka dapat
dilihat bahwa nilai-nilai sebaran berada diantara garis lurus dan
dapat dinyatakan data-data berada di antara sekeliling garis.
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Data
4.1.1 Regresi Linear Sederhana
Setelah melihat hasil pengolahan data dengan
menggunakan SPSS diatas maka dapat ditarik analisa
sebagai berikut :
a. Korelasi
Bahwa antara ketiga variabel tidak memiliki
keterhubungan
Tingkat signifikansi koefisien > 0,05, maka
dinyatakan bahwa tidak ada korelasi (H0 diterima).
Jika melihat dari energi ekspendeture dan recovery
sebenarnya memiliki suatu hubungan yang sangat
erat. Akan tetapi setelah melihat hasil dari korelasi
pada praktikum ini hal itu tidak dapat membuktikan
saling ada hubungan antara keduanya. Mungkin hal
ini disebabkan karena adanya kesalahan yang
dilakukan oleh praktikan pada saat melakukan
pengukuran.
b. Anova
Setelah melihat pengolahan data dari uji ANOVA
regresion, maka dapat dinyatakan bahwa model
korelasi tidak dapat dijadikan sebagai pedoman
untuk memperkirakan recovery.
c. Koefisien
Setelah melihat pengolahan data dari uji koefisien,
maka H0 diterima dan dapat dikatakan koefisiensi
regresi tidak signifikan.
d. Grafik
Setelah melihat grafik di atas dapat dikatakan bahwa
data sudah berdistribusi normal karena sebagian
besar data sudah berada di sekitar garis.
4.1.2Perbandingan Kerja Berat dan Kerja Ringan
A. Kerja Ringan
Pada saat Kerja
Setelah melihat hasil dari pengambilan data
langsung dan pengolahan data untuk mendapatkan
hasil dari Y dapat menggunakan rumus :
Dan didapat hasil dari Yo = 2,94, untuk
mendapatkan hasil dari Y1 hingga Y6 menggunakan
rumus yang sama untuk mencari Y0 dan didsapat hasil
untuk Y1 = 7,63; untuk Y2 = 4,91; untuk Y3 = 6,21; untuk
Y4 = 3,95; untuk Y5 = 4,6; untuk Y6 = 5,67. setelah
mendapatkan hasil dari Y1 hingga Y6 maka untuk
langkah selanjutnya adalah mancari jumlah total Y
dengan cara menjumlahkan Y1 + Y2 + Y3 + Y4 + Y5 + Y6
dan didapat kan hasil total 32,97 setelah mendapat
hasil dari jumlah Y maka untuk tahap selanjutnya adalah
mencari rata – rata Y, dengan cara Y/6 maka didapat
hasil 5,495.
Sedangkan untuk nilai konsumsi energi rumus
yang digunakan adalah :
KE = Yn – Yo
Maka didapat hasil dari K1 hingga K6 untuk K1 =
4,69; untuk K2 = 1,97; untuk K3 = 3,27; untuk K4 = 1,01;
untuk K5 = 1,66; untuk K6 = 2,73. Setelah mendapatkan
hasil dari K1 hingga K6 maka untuk langkah selanjutnya
adalah mancari jumlah total K dengan cara
menjumlahkan K1 + K2 + K3 + K4 + K5 + K6 dan
didapatkan hasil total 15,33, setelah mendapat hasil
dari jumlah K maka untuk tahap selanjutnya adalah
mencari rata – rata K, dengan cara K/6 maka didapat
hasil 2,555.
Pada saat Recovery
Setelah melihat hasil dari pengambilan data
langsung dan pengolahan data pada saat recovery
untuk mendapatkan hasi dari Y rumus yang digunakan
tetap- sama yaitu :
Dan didapat hasil dari Yo tetap sama yaitu 2,94,
untuk mendapatkan hasil dari Y1 hingga Y6
menggunakan rumus yang sama untuk mencari Y0 dan
didsapat hasil untuk , untuk , untuk
, untuk , untuk , untuk .
Setelah mendapatkan hasil dari hingga maka
untuk langkah selanjutnya adalah mencari jumlah total
dengan cara menjumlahkan + + + + +
dan didapat kan hasil total 49,99, setelah mendapat
hasil dari jumlah maka untuk tahap selanjutnya
adalah mencari rata – rata , dengan cara /6 maka
didapat hasil 8,33.
Sedangkan untuk nilai konsumsi energi rumus
yang digunakan adalah :
KE = Yn – Yo
Maka didapat hasil dari K1 hingga K6 untuk K1 =
10,02; untuk K2 = 4,06; untuk K3 = 1,89; untuk K4 =
8,19; untuk K5 = 5,01; untuk K6 = 3,18. setelah
mendapatkan hasil dari K1 hingga K6 maka untuk
langkah selanjutnya adalah mancari jumlah total K
dengan cara menjumlahkan K1 + K2 + K3 + K4 + K5 + K6
dan didapat kan hasil total 32,35, setelah mendapat
hasil dari jumlah K maka untuk tahap selanjutnya
adalah mencari rata – rata K, dengan cara K/6 maka
didapat hasil 5,39.
Setelah mendapat hasil keseluruhan dari pada
saat kerja dan pada saat recovery maka untuk mencari
Rp1 =Rest Periode kerja ringan dapat menggunakan
rumus sebagai berikut :
Rest Periode (Rp1) =
Maka setelah dilakukan penghitungan didapat
hasil 38,41. Untuk itu setelah melihat pengolahan data
dan analisa di atas dapat ditarik suatu pembahasan
yang berisi yaitu:
1. Setelah melihat Pengolahan dan analisa Perhitungan
diatas maka didapat bahwa perbandingan rata-rata Y
dengan bernilai 5,495 : 8,33.
2. Setelah melihat Pengolahan dan analisa Perhitungan
diatas maka didapat nilai perbandingan dari rata-rata
nilai KE dengan adalah 2,555 : 5,39 .
3.Setelah melihat pengolahan dan analisa perhitungan
nilai Rp1 yang mempunyai nilai 38,41.
B. Kerja Berat
Pada saat Kerja
Setelah melihat hasil dari pengambilan data
langsung dan pengolahan data untuk mendapatkan hasi
dari Y dapat menggunakan rumus :
Dan didapat hasil dari Yo = 2,94, untuk
mendapatkan hasil dari Y1 hingga Y6 menggunakan
rumus yang sama untuk mencari Y0 dan didsapat hasil
untuk Y1 = 13,71; untuk Y2 = 6,7; untuk Y3 = 4,99; untuk
Y4 = 3,5; untuk Y5 = 6,7; untuk Y6 = 5,5. Setelah
mendapatkan hasil dari Y1 hingga Y6 maka untuk
langkah selanjutnya adalah mancari jumlah total Y
dengan cara menjumlahkan Y1 + Y2 + Y3 + Y4 + Y5 + Y6
dan didapatkan hasil total 41,1 setelah mendapat hasil
dari jumlah Y maka untuk tahap selanjutnya adalah
mencari rata – rata Y, dengan cara Y/6 maka didapat
hasil 6,85.
Sedangkan untuk nilai konsumsi energi rumus
yang digunakan adalah :
KE = Yn – Yo
Maka didapat hasil dari K1 hingga K6 untuk K1 =
10,77; untuk K2 = 3,76; untuk K3 = 2,05; untuk K4 =
0,56; untuk K5 = 3,76; untuk K6 = 2,56. Setelah
mendapatkan hasil dari K1 hingga K6 maka untuk
langkah selanjutnya adalah mancari jumlah total K
dengan cara menjumlahkan K1 + K2 + K3 + K4 + K5 + K6
dan didapatkan hasil total 23,46, setelah mendapat
hasil dari jumlah K maka untuk tahap selanjutnya
adalah mencari rata – rata K, dengan cara K/6 maka
didapat hasil 3,91.
Pada saat Recovery
Setelah melihat hasil dari pengambilan data
langsung dan pengolahan data pada saat recovery
untuk mendapatkan hasil dari Y rumus yang digunakan
tetap sama yaitu :
Dan didapat hasil dari Yo tetap sama yaitu 2,94,
untuk mendapatkan hasil dari Y1 hingga Y6
menggunakan rumus yang sama untuk mencari Y0 dan
didsapat hasil untuk 10,6; untuk ; untuk
; untuk ; untuk ; untuk .
Setelah mendapatkan hasil dari hingga maka
untuk langkah selanjutnya adalah mancari jumlah total
dengan cara menjumlahkan + + + + +
dan didapat kan hasil total 45,92, setelah mendapat
hasil dari jumlah maka untuk tahap selanjutnya
adalah mencari rata – rata , dengan cara /6 maka
didapat hasil 7,65.
Sedangkan untuk nilai konsumsi energi rumus
yang digunakan adalah :
KE = Yn – Yo
Maka didapat hasil dari K1 hingga K6 untuk K1 =
7,66; untuk K2 = 2,64; untuk K3 = 1,97; untuk K4 =
10,02; untuk K5 = 4,26; untuk K6 = 1,73. Setelah
mendapatkan hasil dari K1 hingga K6 maka untuk
langkah selanjutnya adalah mancari jumlah total K
dengan cara menjumlahkan K1 + K2 + K3 + K4 + K5 + K6
dan didapat kan hasil total 28,28, setelah mendapat
hasil dari jumlah K maka untuk tahap selanjutnya
adalah mencari rata – rata K, dengan cara K/6 maka
didapat hasil 4,71.
Setelah mendapat hasil keseluruhan pada saat
kerja dan pada saat recovery maka untuk mencari Rp2
=Rest Periode kerja berat dapat menggunakan rumus
sebagai berikut :
Rest Periode (Rp2) =
Maka setelah dilakukan penghitungan didapat
hasil 41,39. Untuk itu setelah melihat pengolahan data
dan analisa di atas dapat ditarik suatu pembahasan
yang berisi yaitu :
1. Setelah melihat Pengolahan dan analisa Perhitungan
diatas maka didapat bahwa perbandingan rata-rata
Y dengan bernilai 6,85 : 7,65.
2. Setelah melihat Pengolahan dan analisa Perhitungan
diatas maka didapat nilai perbandingan dari rata-
rata nilai KE dengan adalah 3,91 : 4,71
3. Setelah melihat pengolahan dan analisa perhitungan
nilai Rp2 yang mempunyai nilai 41,39.
4.2Analisa Data Ukur
Faktor-faktor yang mempengaruhi pekerjaan manusia
terhadap suatu sistem kerja adalah sebagai berikut :
a. Faktor psikologis
Praktikan / operator sebelum melakukan praktikum ini
agar dilihat pekerjaan apakah yang dilakuklan sebelum
memulai praktikum ini. Dalam praktikum ini faktor
psikologis akan sangat mempengaruhi berlangsungnya
praktikum ini. Disini praktikan / operator sebelum
melakukan praktikum ini melakukan kegiatan seperti yang
dia lakukan biasanya hanya saja praktikan / operator
setelah melakukan praktikum ini memiliki urusan yang
penting yang tidak dapat ditunda, oleh sebab itu mungkin
hal tersebut yang mempengaruhi praktikan sehingga data
yang diambil pada awal memulai praktikum tidak memiliki
hubungan yang signifikan.
b. Faktor alat
Untuk faktor alat dalam praktikum ini juga dapat
mempengaruhi dari data yang diambil ketika melakukan
praktikum, seperti masih kurang pahamnya melakukan
penyetelan alat sebelum praktikum sehingga ketika
melakukan pengambilan data terdapat data yang
seharusnya sudah muncul ternyata tidak muncul. Sebagai
contoh data pulse dalam layar yang ada tidak bisa di
tampilkan terus menerus, sehingga praktikan tidak bisa
mengambil data secara tepat dan akurat.
c. Faktor fisik
Dalam praktikum ini terdapat beberapa data yang
melenceng terlalu besar. Data-data yang melenceng
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pada pengamatan 1, pengukuran saat bekerja pada
kecepatan 2,5 km/jam = 138 bit/menit lalu kemudian
turun dan kemudian naik pada saat berjalan 300 m
pada pengukuran akhir.
2. Pada pengamatan 2, pengukuran saat bekerja pada
kecepatan 8,5 km/jam = 89 bit/menit lalu kemudian
naik dan kemudian turun pada saat berjalan 300 m
pada pengukuran akhir.
4.3 Grafik Pengamatan
1. PENGAMATAN KERJA RINGAN
A. Pada Saat Bekerja Ringan
Pada kecepatan 2,5 km/jam terjadi penurunan
garis grafik pada pengukuran saat berjalan dari 100 m
ke 200 m, kemudian terjadi kenaikan grafik pada akhir
pengukuran. Pada kecepatan 3,5 km/jam terjadi
kenaikan garis grafik karena karena data yang
didapatkan dari praktikum adalah selalu bertambah
besar, tidak ada data yang menurun.
B. Pada Saat Recovery Kerja Ringan
Pada hasil grafik ini di dapatkan bahwa semua
data turun. Pada kecepatan 2,5 km/jam terjadi
penurunan garis grafik karena data yang didapatkan
dari praktikum adalah selalu menurun. Pada kecepatan
3,5 km/jam terjadi penurunan garis grafik karena data
yang didapatkan dari praktikum adalah selalu menurun.
2. PENGAMATAN KERJA BERAT
A. Pada Saat Bekerja Berat
Pada kecepatan 7,5 km/jam terjadi penurunan
garis grafik karena data yang didapatkan dari praktikum
adalah selalu menurun. Penurunan grafik secara
signifikan terjadi pada awal pengukuran. Pada
kecepatan 8,5 km/jam terjadi kenaikan garis grafik,
kemudian garis grafik mengalami penurunan pada akhir
pengukuran.
B. Pada Saat Recovery Kerja Berat
Pada hasil grafik ini di dapatkan bahwa terjadi
suatu data yang menurun. Pada kecepatan 7,5 km/jam
terjadi penurunan garis grafik karena data yang
didapatkan dari praktikum adalah selalu menurun. Pada
kecepatan 8,5 km/jam terjadi penurunan garis grafik
karena data yang didapatkan dari praktikum adalah
selalu menurun. Hasil akhir pada kedua pengukuran
mendekati sama, sehingga garis grafik berhimpitan
pada akhir pengukuran.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1. Kesimpulan
1. Setelah melihat hasil dari pengolahan data dan analisa
data maka dapat disimpulkan bahwa tidak adanya
hubungan antara variabel kecepatan, kerja / work dan
istirahat hal ini dapat dilihat dari pengambilan data, dan
dapat dipaparkan sebagai berikut :
a. Jika pada saat kerja maka pengukuran denyut
jantung akan fluktuatif bisa naik maupun turun
bergantung pada kondisi fisik objek pengukuran.
b. Jika pada saat istirahat maka pengukuran denyut
jantung akan selalu menurun dari data yang diambil
sebelumnya atau data pengukuran akan selalu
mengecil terus menerus.
2. Setelah melihat hasil dari pengolahan data dan analisa
data maka dapat disimpulkan bahwa untuk
membedakan antara Rp, KE, Y adalah sebagai berikut :
a. Untuk membedakan nilai Rp adalah nilai Rp pada
kerja ringan harus lebih kecil dari pada nilai Rp pada
kerja berat.
b. Untuk membedakan nilai KE adalah terdapat pada
nilai rata – rata KE pada kerja ringan harus lebih
kecil dari pada nilai rata – rata KE pada kerja berat.
c. Untuk membedakan nilai Y adalah terdapat pada nilai
rata – rata Y pada kerja ringan harus lebih kecil dari
pada nilai rata – rata Y pada kerja berat.
5. 2. Saran
Agar pada saat praktikum dilakukan tempat
praktikum jangan terlalu ramai karena akan mengganggu
konsentrasi operator dalam menghitung denyut jantung,
dan agar alat yang digunakan untuk praktek dirawat
validitas parameter pengukurannya agar dalam melakukan
pengukuran praktikan dapat mengetahui langsung tidak
perlu menunggu nilai pulse muncul dan data yang
ditampilkan valid.
DAFTAR PUSTAKA
Farihah, Tutik. 2008. Buku Panduan Pengenalan SPSS. Jurusan
Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi. UIN Sunan
Kalijaga, Yogyakarta.
Nurmianto, Eko. 2008. Ergonomi, Konsep Dasar Dan Apikasinya.
Guna Widya, Surabaya.
Tim Asisten APK. 2009. Modul Praktikum Analisis Perancangan
Kerja dan Ergonomi. UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Wahid, Sulaiman. 2002. Jalan Pintas Menguasai SPSS. Penerbit
Andi, Yogyakarta.
LAMPIRAN
Gambar 1. Peralatan Treadmill untuk pengukuran fisiologis
ABSTRAK
Fisiologi adalah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari
tentang fungsi normal dari suatu organisme mulai dari tingkat
sel, jaringan, organ, sistem organ hingga tingkat organisme itu
sendiri. Adapun fungsi yang dipelajari adalah fungsi kerja yang
meliputi fungsi mekanik, fisik dan biokimia dari makhluk hidup.
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui metode pengukuran
kerja berdasarkan kriteria fisiologi. Percobaan dilakukan dengan
menggunakan objek mahasiswa laki-laki dengan berjalan di atas
treadmill. Percobaan ini dibedakan menjadi 2 penggolongan
kerja. Pengukuran kerja ringan dengan kecepatan tread mill 2,5
km/jam dan 3,5 km/jam; dan pengukuran kerja berat dengan
treadmill 2,5 km/jam dan 3,5 km/jam. Metode pengukuran kerja
dilanjutkan dengan pengukuran denyut jantung ketika objek
beristirahat pada menit pertama, ketiga, dan kelima. Rata-rata
energi yang dibutuhkan untuk kerja ringan 5,495 dan untuk
kerja berat 6,85. Konsumsi energi untuk kerja ringan 2,555 dan
untuk kerja berat 3,91. Rata-rata energi yang dibutuhkan untuk
kerja ringan pada saat istirahat 8,33 dan untuk kerja berat pada
saat istirahat 7,65. Konsumsi energi untuk kerja ringan pada saat
istirahat 5,39 dan untuk kerja berat pada saat istirahat 4,71. Rest
period untuk kerja ringan 38,41 menit dan untuk kerja berat
41,39 menit. Perbedaan beban kerja yang ditanggung oleh
seseorang dapat mempengaruhi kondisi fisiologisnya.
Kata Kunci : Fisiologi, Kerja berat, Kerja ringan, Konsumsi energi,
Rest period, Work, Recovery.
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................i
ABSTRAK...............................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................2
1.3 Tujuan Praktikum....................................................................2
1.4 Manfaat Praktikum.................................................................3
1.5 Batasan Masalah dan Asumsi.................................................3
1.5.1 Batasan Masalah...........................................................3
1.5.2 Asumsi...........................................................................3
BAB II LANDASAN
TEORI..................................................................5
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN
DATA...................................15
3.1 Pengumpulan Data...........................................................15
3.2 Pengolahan Data.............................................................16
BAB IV ANALISA DAN
PEMBAHASAN.................................................. 29
BAB V KESIMPULAN DAN
SARAN.......................................................40
5.1 Kesimpulan....................................................................40
5.2 Saran...........................................................................41
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR REVISI
LAMPIRAN