Download - 3.3 Hasil Pengujian SEM / EDS Substrat e Bond Coat coat · keramik top coat diantaranya yaitu ZrO 2 ... FeO ada dalam jumlah yang sangat sedikit. ... perubahan struktur kristal sehingga

Transcript

Gambar 3.13 Hasil uji SEM dengan perbesaran

5000x pada daerah interfacebond coat dan Substrat sesudah Thermal Fatigue pada T 900oC

Cycle 21

Gambar 3.13 merupakan hasil uji SEM pada spesimen setelah mengalami thermal fatigue. Pada Gambar 3.13 Fasa gelap mempunyai luas relatif sebesar 5,55 % dari luas gambar. Selain itu, pada gambar terlihat adanya porosity tapi dalam jumlah yang sedikit, hal ini disebabkan pada proses pelapisan bond coat sedikit sekali udara yang terperangkap pada bond coat. Sedangkan kemungkinan hilangnya porosity akibat terjadinya pelelehan elemen paduan akibat pemanasan sehingga porosity tertutup dapat dipastikan sulit terjadi karena masing-masing elemen paduan mempunyai titik leleh yang tinggi pada kondisi tunggal.

Setelah melihat Gambar 3.12 dan 3.13 dapat dilihat perbedaan dari kedua spesimen, fasa gelap mengalami kenaikan sebesar 4,65%. Kenaikan fase gelap ini sesuai dengan penelitian Jufti A.H (2008) yang menyatakan terjadi peningkatan fase gelap setelah thermal fatigue.Pemanasan pada spesimen memberi energi pada tiap-tiap unsur untuk bereaksi dengan sekitarnya, Al sebagai unsur yang paling mudah bereaksi, dengan Ni sebagai unsur utama paduan bereaksi sehingga menimbulkan daerah gelap (Ni3Al) menjadi lebih banyak.

3.3 Hasil Pengujian SEM / EDS 3.3.1 Hasil Pengujian SEM/EDS Pada Top coat

Gambar 3.14 Komposisi Area Top coat sebelum pengujian thermal fatigue

Gambar 3.14 merupakan hasil SEM/

EDS untuk lapisan top coat sebelum dilakukan pengujian thermal cyclic, dari gambar diketahui adanya berbagai komposisi massa dari unsure antara lain C sebesar 14,49 %, O sebesar 22,17 %, Fe sebesar 0,68 % dan Zr sebesar 62,65 %. Selain unsure juga terbentuk berbagai senyawa dalam lapisan keramik top coat diantaranya yaitu ZrO2 84,63 % , FeO 0,88 % dan unsur C 14,49 % (% massa). Dari data ini terlihat bahwa senyawa yang paling banyak terbentuk adalah ZrO2 dan sisanya adalah karbon. Sedangkan FeO ada dalam jumlah yang sangat sedikit. Senyawa ZrO2 paling banyak jumlahnya karena memang bahan keramik top coat adalah keramik zirconia yang distabilkan dengan 8 % yttria (8YSZ).

Gambar 3.15 Komposisi Area Top coat setelah pengujian thermal fatigue pada T 900oC Cycle 21

Setelah dilakukan pengujian thermal

cyclic, terjadi perubahan baik massa maupun komposisi penyusun lapisan keramik top coat, seperti terlihat pada Gambar 3.15. Komposisi atom Zr yang semula 36,04% naik menjadi 97,67 % sedangkan massa ZrO2 semula 84,63 % menjadi 98,59 %. Hasil ini sesuai dengan

Bond Coat

porosity

Fasa gelap

Fasa terang

Substrat Interface

Oksida

penelitian yang dilakukan Bagus P (2008) yang mengatakan bahwa terjadi peningkatan komposisi dan massa fase ZrO2 pada top coat setelah dilakukan proses thermal fatigue. Selain itu terlihat adanya senyawa baru yang terbentuk, diantaranya Al2O3 sebesar 0,39%, CoO sebesar 0,3% dan NiO sebasar 0,72%. Kenaikan massa dan komposisi ZrO2 ini menandakan telah terjadi perubahan fase setelah dilakukan pengujian thermal cyclic. Perubahan fase akan menyebabkan perubahan struktur kristal sehingga volum dan komposisi keramik ZrO2 juga berubah.

3.3.2 Hasil Pengujian SEM/EDS Pada Interface Top coat dan Bond coat

Gambar 3.16 Hasil Pengamatan EDS sebelum thermal fatigue

Pada Gambar 3.16 merupakan hasil EDS sebelum thermal fatigue, terlihat adanya berbagai komposisi dari unsure antara lain C sebesar 19, 23 %, O sebesar 20,88 %, Fe sebesar 1,94 % dan Zr sebesar 57,95 %. Selain unsure juga terbentuk berbagai senyawa diantaranya C sebesar 19,23 %, FeO sebesar 2,5% dan ZrO2 sebesar 78,27 %. Dari data ini terlihat bahwa sebagian besar mengandung Zirconia karena merupakan materi dari pembentuk top coat. Adanya unsure O sebesar 20,88 % dikarenakan karena adanya proses oksidasi pada saat penyemprotan.

Gambar 3.17 Hasil Pengamatan EDS sesudah

thermal fatigue pada T 900oC Cycle 21

Setelah dilakukan proses thermal cyclic terjadi perubahan diantara unsure – unsure penyusun di daerah interfaceantara top coat dan bond coat, seperti pada Gambar 3.17. Unsur tersebut antara lain C, dari awalnya sebesar 19,23 % mengalami penurunan denagn komposisi yang sangat kecil sekali sehingga tidak terdeteksi dalam EDS,sedangkan unsure O mengalami peningkatan, dimana O awalnya sebesar 20,88 % menjadi 27,69 %, hal ini dikarenakan karena adanya proses oksidasi selama thermal fatigue. Senyawa ZrO2 sebesar 78,27 % mengalami penurunan menjadi 29,00 %, hal tersebut dikarenakan karena ada sebagian oksigen yang berikatan dengan unsure – unsure pembentuk bond coat untuk membentuk oksida logam. Munculnya unsur – unsur baru yang merupakan hasil oksidasi dari bond coat. unsur tersebut antara lain sebagai berikut. Al sebesar 7,01 %, Cr sebesar 10,57 %, Co sebesar 16,66 %, Ni sebesar 16,61 %, seperti terlihat pada Gambar 3.16.

3.3.3 Hasil Pengujian SEM/EDS Pada Bond coat Gambar 3.18 Hasil pengujian SEM/EDS sebelum

thermal Cycle

Hasil uji SEM/EDS, dari Gambar 3.18 membuktikan bahwa elemen-elemen penyusun bond coat adalah Ni, Co, Cr, Al dan Yttrium, Walaupun komposisi elemen penyusun tidak sama persis. Pada Gambar 3.18 terlihat adanya berbagai komposisi massa dari unsure antara lain Al sebesar 4,14 %, Cr sebesar 15,20 %, Co sebesar 27,88 % dan Ni sebesar 27,13 %. Khusus untuk kandungan Yttrium yang terdeteksi sebenarnya ada, tetapi sangat kecil sekali sehingga tidak muncul saat penembakan unsur dengan SEM/EDS. Hal ini

selain karena disebabkan sedikitnya elemen yttrium, juga bisa dikarenakan pada saat penembakan elemen yttrium terhalangi oleh elemen-elemen lain yang lebih dominan.

Gambar 3.19 Hasil pengujian SEM/EDS setelah specimen mengalami thermal fatigue pada T 900oC

Cycle 21

Pada Gambar 3.19 menunjukan bahwa hampir semua elemen penyusun NiCoCrAlY bond coat mengalami penurunan sesudah dilakukan thermal Cycle, kecuali nikel (Ni) dan cobalt (Co). Penurunan Al dan Cr disebabkan karena elemen-elemen ini membentuk ikatan lebih awal dengan oksigen pada saat pemanasan. Akibatnya sebagian kandungan Al dan Cr membentuk oksida campuran, seperti alumina Al2O3 dan Cr2O3. Tejadinya ikatan dengan oksida pertama kali diprakarsai oleh Al menjadi Al2O3, membentuk TGO layer yang berfungsi sebagai proteksi, kemudian Cr2O3.Penurunan Oksigen disebabkan karena Oksigen berikatan dengan unsur membentuk ikatan lebih awal dengan unsure Al dan Cr membentuk Al2O3 dan Cr2O3 pada saat pemanasan.

Sedikit berbeda dengan Al dan Cr, pada unsur Nikel (Ni) dan Cobalt (Co) mengalami peningkatan persentase komposisinya. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ating K. (2008) yang menyatakan bahwa hampir semua elemen penyusun NiCoCrAlY bond coat mengalami penurunan sesudah dilakukan thermal cycle, kecuali nikel (Ni) namun sedikit berbeda pada unsure Co yang juga mengalami peningkatan. Peningkatan persentase komposisi Ni dan Co ini, bisa disebabkan karena pada saat elemen-elemen lain membentuk ikatan, Ni dan Co belum bereaksi membentuk oksida atau bisa dikatakan pembentukan oksida NiO dan CoO terlambat. Akibatnya Nikel dan Cobalt di bond coat

menampung Ni dan Co dari substrat sebelum membentuk oksida nikel dan Oksida Cobalt yang mengakibatkan fraksi massa Ni dan Co bertambah banyak.

3.3.4 Hasil Pengujian SEM/EDS Pada InterfaceBond coat dan Substrat Gambar 3.20 Hasil pengujian SEM/EDS sebelum

mengalami thermal fatigue Dari Gambar 3.20 dapat dilihat bahwa

unsur paling banyak muncul adalah Nikel (Ni) dengan persen massa 29,92 %. Elemen lainnya berdasar persen massa adalah O (25,46%); Cr (15,95 %); Co (14,98 %); Fe (7,94 %); Mo (2,61 %); Al (2,31 %) dan Mn (0,84 %). Begitu juga dengan adanya elemen Fe yang lebih besar persen massanya daripada Al, hal ini juga bisa dijelaskan karena elemen Fe ini tidak bisa lepas dari paduan meskipun dalam jumlah kurang dari 1% dari paduan super, munculnya Fe yang lebih banyak dari Al dikarenakan uji EDS dilakukan secara lokal sehingga dimungkinkan yang dilihat adalah daerah dengan Fe yang lebih banyak.

Gambar 3.21 Hasil pengujian SEM/EDS setelah mengalami thermal fatigue pada T 900oC Cycle 21

Dari Hasil EDS setelah pemanasan

seperti ditunjukkan pada Gambar 3.21 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kadar Al

sebesar 1,05 % pada interfacebond coat dan substrat, penambahan berarti adanya penurunan kadar Al yang sama pada permukaan interfacebond coat dan topcoat dimana terbentuknya TGO memegang peranan penting dalam menjaga ketahanan sistem TBC terhadap oksidasi temperatur tinggi. Sedangkan kadar Cr mengalami penurunan sebesar 2,02 %, penurunan kadar Cr ini, mungkin terjadi karena adanya unsur Cr yang keluar dari interface untuk berikatan dengan O membentuk senyawa Cr2O3.Sehingga menyebabkan kadar unsur Cr berkurang. Unsur Mn dan Fe menghilang setelah oksidasi dikarenakan adanya pemanasan pada thermal fatigue, sehingga unsur terdifusi dan tidak terbaca oleh mesin uji EDS. Penurunan kadar Ni pada interface sebesar 0,17% menunjukkan adanya pergerakan unsur ini keluar dari interfacebond coat/substrat. 3.4 Hasil Pengujian XRD 3.4.1 Hasil Pengujian XRD Pada Top coat

Gambar 3.22 Hasil XRD Top coat Sebelum dan

Sesudah Pengujian Thermal Cyclic

Hasil uji XRD pada daerah top coat sebelum dan sesudah thermal cyclic ditunjukkan pada Gambar 3.22. Dari hasil analisis XRD untuk lapisan keramik top coat sebelum dilakukan uji thermal fatigue, fase yang terbentuk adalah tetragonal ZrO2 (non transformable), fase kubik ZrO2, dan fase monoklinik ZrO2. Fase monoklinik yang terbentuk jumlahnya sangat sedikit karena intensitas peak XRD sangat rendah seperti yang terlihat pada Gambar 3.22. Ini sesuai dengan diagram fase sistem ZrO2-Y2O3, fase yang terbentuk pada temperatur kamar dengan pendinginan equilibrium untuk komposisi 8% Yttria adalah monoklinik dan kubik, sedangkan untuk pendinginan non equilibrium

akan muncul juga non transformable tetragonal.

Dari hasil analisis diketahui bahwa fase yang terbentuk seselum dan sesudah thermal cyclic adalah ZrO2 dengan bentuk fase tetragonal ZrO2, fase kubik ZrO2, dan fase monoklinik ZrO2. Pada Gambar 3.22 terlihat pada hasil XRD fase yang terbentuk paling banyak adalah fase tetragonal, sedangkan fase cubic dan monoklinik tidak terlalu banyak. Pada Hasil XRD setelah thermal cyclic terlihat ada peningkatan intensitas fase monoklinik pada sudut 2θ sekitar, 28,12o dan 31,44o , akan tetapi kenaikan intensitas puncak fase monoclinic yang terjadi sangat kecil. Pertambahan fase monoklinik ini disebabkan karena adanya transformasi fase tetragonal menjadi monoklinik 3.4.2 Hasil Pengujian XRD Pada InterfaceTop coat dan Bond coat

Gambar 3.23 Hasil XRD Interface Top coat dan Bond coat Sebelum dan Sesudah Pengujian

Thermal Cyclic

Hasil uji XRD pada daerah interface top coat dan bond coat sebelum dan sesudah thermal cyclic ditunjukkan pada Gambar 3.23. Jika di lihat dari hasil XRD pada interface top coat bond coat sebelum dan sesudah thermal cyclic diketahui bahwa fase yang terbentuk adalah fase ZrO2. dengan bermacam – macam bentuk antara lain cubic, tetragonal, monoklinik atau campuran diantara ketiganya. Pada hasil XRD sesudah thermal fatigue fasa monoclinic tidak mengalami kenaikan yang signifikan namun pada fase bentuk tetragonal terjadi kenaikan intensitas, dengan puncak tertinggai berupa fase cubik dan tetragonal pada sudut 2θ sekitar, 30,195o.

3.4.3 Hasil Pengujian XRD Pada Bond coat Gambar 3.24 Hasil XRD Bond coat Sebelum dan

Sesudah Pengujian Thermal Cyclic

Pengujian XRD ini dilakukan pada NiCoCrAlY bond coat pada kedalaman sekitar 400 µm dari keramik top coat. Hasil uji XRD pada daerah bond coat sebelum dan sesudah thermal cyclic ditunjukkan pada Gambar 3.24. Hasil pengujian sebelum pemanasan didapatkan fase yang terbentuk yaitu fasa Ni3Al dan ZrO2. Fase Ni3Al didapatkan pada derajat 2θ sebesar 43,880 yang merupakan puncak tertinggi pertama dan fase ZrO2 diperoleh pada 30,180 yang merupakan puncak tertinggi kedua.

Sedangkan Dari hasil XRD sesudah thermal cyclic diperoleh fase yang sama, yaitu ZrO2 dan Ni3Al. Dari data hasil XRD ini terlihat bahwa pada daerah bond coat setelah thermal cyclic masih dominan ZrO2 dan Ni3Al yang terbentuk masih sedikit. Perbedaan yang dapat kita ketahui dari sebelum dan sesudah pemanasan adalah luasan yang terbentuk dari fase Ni3Al lebih sedikit dari pada fase ZrO2. Hal ini mungkin di sebabkan karena terjadinya kesalahan pada saat dilakukan preparasi spesimen untuk mendapatkan daerah bond coat yang akan dilakukan uji XRD. 3.4.3 Hasil Pengujian XRD Pada Interface Bond coat dan Substrat

Hasil uji XRD pada daerah interface bond coat dan substrat sebelum dan sesudah thermal cyclic ditunjukkan pada Gambar 3.25. Dari hasil XRD sebelum thermal cyclic menunjukkan bahwa fasa dominan adalah

ZrO2 pada sudut 2θ = 30,223o ; 50,219o dan 60,20 o . Munculnya fasa ZrO2 juga telah dilaporkan oleh penelitian yang dilakuakan oleh Chen (2003), ditemukan bahwa ZrO2 muncul sebagai fasa minor setelah fasa Ni3Al dan fasa Ni base.

Gambar 3.25 Hasil XRD Interface Bond coat dan Sustrat Sebelum dan Sesudah Pengujian Thermal

Cyclic

Hasil XRD pada spesimen setelah thermal fatigue ditunjukkan pada Gambar 3.25. Setelah diberikan thermal cyclic selama 21 Cycle terjadi perubahan fasa mayor dari ZrO2 menjadi Ni3Al pada daerah interface bond coat dan substrat. Pada hasil XRD juga terlihat bahwa fasa ZrO2 hanya terdapat sebagian sedangkan fasa Ni3Al cukup dominan yaitu ditunjukkan dengan fasa Ni3Al memiliki puncak tertinggi pada sudut 2θ 43,894 o . Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chen (2003), yang menyatakan bahwa ZrO2 muncul sebagai fasa minor setelah fasa Ni3Al dan fasa Ni base.

4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

1. Fase yang terbentuk pada lapisan keramik ZrO2 sebelum dilakukan pengujian thermal cyclic adalah monoklinik (m), non transformable tetragonal (t’) dan fase kubik (c).

2. Mikrostruktur yang terbentuk pada lapisan keramik ZrO2 sebelum pengujian thermal cyclic terdiri dari terdiri dari butiran yang mencair sempurna, mencair sebagian dan tidak mencair dengan grain size 0,52 µm Perubahan mikrostruktur yang terjadi

setelah pengujian thermal cyclic yaitu pertambahan grain size menjadi 0,53 µm.

3. Penyebab kegagalan (pengelupasan) lapisan keramik zirconium adalah perubahan fase tetragonal ZrO2 menjadi monoklinik ZrO2 yang diikuti perubahan volum sehingga menyebabkan tegangan yang menimbulkan retak pada lapisan keramik ZrO2.

4. Dari hasil SEM/EDS pada daerah topcoat setelah mengalami thermal fatigue terlihat komposisi atom Zr yang semula 36,04% naik menjadi 97,67 % sedangkan massa ZrO2 semula 84,63 % menjadi 98,59 %. Selain itu terlihat adanya senyawa baru yang terbentuk, diantaranya Al2O3, CoO dan NiO.

5. Perlakuan thermal fatigue berpengaruh terhadap fasa dan mikrostruktur interface antara top coat 8YSZ dan bond coat .Untuk perubahan fasa, terbentuknya fasa baru yang dinamakan TGO (Thermal Grown Oxide). Untuk perubahan mikrostruktur, terbentuknya microporosity dan segregasi pada interface top coat dengan bond coat

6. Thermal cyclic dapat menyebabkan kegagalan pada TBC (Thermal Barier Coating) karena membentuk lapisan TGO, internal stress, dan microcrack pada interface top coat dan bond coat

7. Elemen penyusun bond coat setelah thermal fatigue mengalami penurunan komposisi karena digunakan untuk bereaksi dengan oksida-oksidanya, kecuali nikel (Ni) dan cobalt (Co).

8. Struktur mikro yang terbentuk pada interface bondcoat dengan substrat pada spesimen awal mempunyai jumlah porositi yang lebih banyak daripada spesimen oksidasi, sedangkan fasa gelap (Ni3Al) dan oksida bertambah banyak setelah dilakukan thermal cyclic.Dimana fasa gelap mengalami kenaikan sebesar 4,65%.

9. Fasa yang terbentuk pada interface bondcoat dengan substrat adalah Ni3Al, dan tidak terjadi perubahan fasa setelah dilakukan thermal cyclic.

4.2 Saran 1. Diperlukan penelitian lebih lanjut

mengenai pengaruh interdifusi elemen pada interface bondcoat dengan substrat terhadap kegagalan sistem TBC yang difokuskan pada pembentukan lapisan Thermal Ground Oxide (TGO), karena lapisan TGO menjadi faktor kunci terjadinya kegagalan pada sistem TBC.

2. Parameter proses plasma yang sesuai untuk spesimen, sehingga didapatkan spesimen yang proporsional.

3. Pada saat preparasi spesimen guna uji X-RD dan SEM/EDS, perlu dilakukan dengan lebih teliti dan terfokus pada spesimen itu sendiri agar didapatkan hasil benar dan tepat sesuai yang diinginkan.

5. DAFTAR PUSTAKA

Bennert,1986, Materials Science and Technology 2. Chen, J. H. et al., 1997. “Degradation of the

platinum aluminide coating on CMSX4 at 1100 C”. Surface & Coatings Technology 92: 69-77.

Chen, H., Zhou, K., Jin, Z., dan Liu, C., 2003. “Diffusion and Phase Transformation on Interface Between Substrate and NiCrAlY in Y-PSZ Thermal Barrier Coatings”. Journal of Thermal Spray Technology 13(4): 515-520.

Chen, W.R., Wue, X., Marple, B.R., Patnaik, P.C., “Oxidation and crack nucleation/growth in an air-plasma-sprayed thermal barrier coating with NiCrAlY bond coat”. Institute for Aerospace Research, National Research Council of Canada, 1200 Montreal Road, Bldg M-13, Ottawa, Ontario, Canada, K1A 0R6.

DeMasi-Martin J.T. et al,Surf. Coat. Techn, 68 / 69; 1994, 1-9, Protective coatings in the gas turbine engine.

Elsing, R., O. Knotek, and U. Balting. 1990. “Calculation of Residual Thermal Stress in Plasma-Sprayed Coatings”. Surface and Coating Technology. 43-44, 416-425.

Eskner, Mats, 2004. “Mechanical Behaviour of Gas Turbine Coatings”. Department of Materials Science and

Engineering, Royal Institute of Technology, Stockholm, Sweden.

Evans, A.G. et al., 2001. “Mechanisms controlling the durability of thermal barrier coatings”. Prog. Material Science 46: 505-553.

Hesnawi, A. et.al., 2007. Effect of Surface Condition during pre-oxidation behavior of MCrAlY bond coat prepared by EB-PVD. Surface & Coatings Technology, 201 : 6793-6796.

Kristanto, Dimas. 2008. “Studi Fasa dan Mikrostruktur pada Interface Top coat 8YSZ dan Bond coat NiCoCrAlY Akibat Thermal Fatique”. Surabaya: Jurusan Teknik Metalurgi dan Material- Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Kurnia, Ating. 2008. Studi Fasa dan Mikrostruktur Bond Coat NiCoCrAlY Akibat Thermal Fatigue . Surabaya: Jurusan Teknik Metalurgi dan Material- Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Kusharjanto, Martojo, W, Hermawan, B., 2006. “Analisis Kegagalan pada Fuel Burner Turbin Gas Pembangkit Listrik” Teknik Metalurgi FT-Unjani Bandung.

Lee, Kang N, 2005. “Protective Coatings for Gas Turbines”. NASA Glenn Research Center, Cleveland State University.

Lelait. L, S. Alpenin and R. Mevrel, 1992, “Alumina scale growth at zirconia-MCrAlY interface”. : a microstructural study, J. Mater Science, 27, 5-12.

Ogawa . K, Gotoh .N, 2003. “ The influence of thermal barrier top coating on the initiation and growth of thermally cycled thermal barrier coatings”. Sweden : Lund University.

Primadianto, Bagus. 2008. Studi Fasa dan Mikrostruktur Top Coat 8YSZ Akibat Thermal Fatigue. Surabaya: Jurusan Teknik Metalurgi dan Material- Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Quadakkers, W.J., et.al., 2004. “Oxidation characteristics of a platinized MCrAlY bond coat for TBC systems during

cyclic oxidation at 1000 oC”. Surface & Coatings Technology 199: 77-82.

Schütze, M., ed., Corrosion and Environmental Degradation Vol. II, Wiley-vch, London, in Materials Science and Technology series.

Shillington, E. A. G., and D. R. Clarke. 1999 .“Spalling Failure of a Thermal Barrier Coating Associated With Aluminum Depletion in the Bond Coat, Acta Materiala. 47(4), 1297-1305.

Smallman,R.E, Bishop, R.J. 1999. Modern Physical Metallurgy and Materials Engineering. London : Butterworth-Heinemann.

Strangman, T.E., 1985. “Thermal barrier coatings for turbine airfoils”. Thin Solid Films, 127: 93-105.

Sudiro, Toto, dkk., 2008, “ Analisis struktur mikro lapisan bond coat NiAl thermal barrier coating (TBC) pada paduan logam berbasis Co”. Tangerang : Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CAKRAM Vol 2 No.1

Sulistijono, 1998, “ Pelapisan keramik pada sudu turbin gas untuk meningkatka ketahanan korosi pada temperature tinggi “. Surabaya : Jurusan Teknik Mesin – Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Van Vlack, Lawrence H. 2001. Elemen-elemen Ilmu dan Rekayasa Material. Jakarta : Erlangga.

Wells, J., Innogy, R.W.E., 2004. “ Personal Communication”. United States.

Wiley, John dan Sons.Encyclopedia of Chemical Technology.Third Edition.Volume 24. New York.

Witz, et.al. 2007. “Phase Evolution in Yttria-Stabilized Zirconia Thermal Barrier Coatings Studied by Rietveld Refinement of X-Ray Powder Diffraction Patterns”. Journal of American Ceramic Society. 90 [9] 2935– 2940.

Xu, T., Faulhaber, S., Mercer, C., Maloney, M., Evans, A., 2003. “Observations and analyses of failure mechanisms in thermal barrier systems with two phase bond coats based on NiCoCrAlY”. Department of Materials, University of California at Santa Barbara, Santa Barbara, CA 93106-5050, USA.

Yanar, N.M., Pettit, F.S., Meier, G.H., 2006. “Failure Characteristics during Cyclic Oxidation of Yttria Stabilized Zirconia Thermal Barrier Coating Deposited via Electron Beam Physical Vapor Deposition on Platinum Aluminide and on NiCoCrAlY Bond Coats with Processing Modification for Improved Performances”. ProQuest Science Journals. pg. 1563.

Zabaras, N. 2001. Point Defects and Atomic Diffusion Processes. New York: MAE 212.