32
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen semu. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang akan
diberikan perlakuan. Penelitian eksperimen menurut Danim (2004) dapat
diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis dan terkontrol untuk
memprediksi atau mengontrol fenomena dan bertujuan untuk menyelidiki
hubungan sebab akibat dengan cara mengekspose satu atau lebih kelompok
eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen yang nantinya hasilnya
dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai
perlakuan
Dalam penelitian eksperimen ini digunakan dua kelompok yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah
kelompok yang akan diberi perlakuan (layanan bimbingan kelompok teknik
homeroom). Kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberi perlakuan
sama sekali. Kelompok kontrol digunakan untuk mengetahui perbedaan yang
mungkin tanpak antara kedua kelompok agar mendapatkan kesimpulan yang
lebih kuat. Sebelum diberi perlakuan baik kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, keduanya diberi tes awal (pretest) dan tes akhir (postest).
Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dipisahkan dalam pemberian
33
perlakuan. Model penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini
digambarkan sebagai berikut:
Keterangan : Y1 = Pre test tentang keterbukaan diri
X = Pemberian layanan bimbingan kelompok menggunakan
teknik permainan simulasi
Y2 = Post test tentang keterbukaan diri
Tes awal (pre test) diberikan untuk mengetahui keterbukaan diri yang
masih kurang antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kemudian
pada kelompok eksperimen dikenai variabel perlakuan X untuk variabel bebas
bimbingan kelompok teknik homeroom dalam jangka waktu tertentu.
Kemudian kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan tes akhir
(post test) untuk mengukur variabel terikat (keterbukaan diri) dan untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan keterbukaan diri setelah kelompok
eksperimen diberi perlakuan.
Untuk mengetahui homogenitas keterbukaan diri pretest antara
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.1. Uji Homogenitas Pretest Kelompok Ekspermen dan Kontrol Ranks
KELOMPOK N Mean Rank Sum of Ranks
NILAI Kelompok
eksperimen 9 7,44 67,00
Kelompok
kontrol 8 10,75 86,00
Total 17
Grup Pre test Treatment Post test
Eksperimen
Kontrol
Y1
Y1
X
-
Y2
Y2
34
Test Statistics(b)
a Not corrected for ties.
b Grouping Variable: KELOMPOK
Pada tabel 3.1. jumlah subjek untuk kelompok eksperimen sebanyak 9 orang
siswa dan jumlah subjek untuk kelompok kontrol sebanyak 8 siswa. Skor ranking rata-
rata untuk kelompok eksperimen= 7,44 dan skor ranking rata-rata untuk kelompok
kontrol=10,75. Sedangkan koefisien Asymp. Sig. (2-tailed) 0,116 >0,05 maka tidak
ada perbedaan yang signifikan antara keterbukaan diri pada kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol, sehingga eksperimen dapat dilanjutkan dengan memberikan
treatmen/perlakuan.
3.2 Subjek Penelitian
Sebelum memberi perlakukan ( bimbingan kelompok teknik
homeroom) terlebih dahulu peneliti menyebarkan skala keterbukaan diri yang
diadaptasi dari teori Brooks dan Emmert (dalam Rahmat,2003) di kelas XI IPS
dan XI IPA SMA Kanisius Ambarawa. Hasil dari perhitungan tersebut
diperoleh dari kelas XI IPS terdapat 6 siswa yang memiliki keterbukaan diri
dengan kategori rendah dan 4 siswa dengan kategori sedang, dan dari kelas XI
IPA terdapat 4 siswa yang memiliki keterbukaan diri dengan kategori rendah
NILAI
Mann-Whitney U 22,000
Wilcoxon W 67,000
Z -1,386
Asymp. Sig. (2-
tailed) ,166
Exact Sig. [2*(1-
tailed Sig.)] ,200(a)
35
dan 3 siswa dengan kategori sedang. Dari hasil perhitungan tersebut maka yang
digunakan untuk subjyek penelitian adalah keterbukaan diri untuk kategori
rendah dan sedang. Dari hasil perhitungan angket maka di bagi untuk
kelompok eksperimen adalah 9 siswa diambil secara acak dari kelas XI IPS dan
XI IPA dengan kategori rendah dan sedang. Dan untuk kelompok kontrol 8
siswa diambil secara acak dari kelas XI IPS dan XI IPA dengan kategori
sedang dan rendah.
3.3 Variabel Penelitian
Ada dua jenis variabel yang paling populer, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat atau variabel terpengaruh. Variabel bebas sering pila disebut
variabel pengaruh atau variabel antiseden dan variabel terikat sering pula
disebut variabel terpengaruh atau konsekuensi (Danim, 2004)
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel tersebut adalah sebagai berikut :
1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. variabel
bebas dalam penelitian ini adalah bimbingan kelompok teknik homeroom
(X).
2. Variabel Terikat adalah Variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel
bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterbukaan diri siswa
(Y)
36
Berikut ini gambaran hubungan antar variabel :
Ek_Group
Ko_Group
3.4 Definisi Operasional
1. Keterbukaan diri adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan terhadap
suatu pesan dengan menggunakan akal pikiran yang baik, mampu
membedakan dan melihat nuansa dengan mudah, menekankan pada isi,
berusaha mencari informasi dari sumber lain, bersifat profisional serta
berusaha mencari informasi dan mampu menerima pesan yang tidak sesuai
gagasannya.
2. Bimbingan kelompok dengan teknik Homeroom adalah Bimbingan yang
didesain untuk membantu siswa mempelajari dan menganalisis dunianya
secara aktif serta terlibat dalam suatu peranan dengan suasana
kekeluargaan.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh dari skala keterbukaan diri sebagai instrumen pengumpulan data
yang diadaptasi dari teori Brooks dan Emeert dan skala ini sudah pernah
digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Dias Rahmawati (2007).
Skala ini dibagikan untuk mengetahui keterbukaan diri siswa sebelum dan
sesudah mengikuti layanan bimbingan kelompok. Skala ini menggunakan
Y1 X Y2
Y1 Y2
37
alternatif jawaban Sangat Setuju : 4, Setuju : 3, Tidak Setuju : 2, Sangat
Tidak Setuju: 1
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Skala Keterbukaan diri
Variabel
Aspek
Indikator
No Item
Keterbukaan
diri
1. Menilai pesan obektif,
dengan menggunakan
data dan ketetetapan
logika
a.Lebih melihat
penilaian secara
obyektif, logis,
cukup bukti
b. Setiap pesan akan
dievaluasi tidak
berdasarkan
desakan dari dalam
individu (dogmatis,
egois, kebiasaan
diri
1,2,3,4
5,6,7,8
2. Membedakan dengan
mudah, terlihat nuansa
a. Berpikir pada
bentuk”antara”
b. Tidak memiliki
pola pikir yang
sederhana
9,10,11, 12
13,14,15,16
3. Berorentiasi pada isi a. Mengacu pada
materi yang sedang
dibicarakan
b. Tidak terikat pada
otoritas yang lain
17,18,19,20
21,22,23,24
4. Memberi informasi
dari berbagai
a. terbuka terhadap
pendapat orang lain
b. menyerap informasi
dari berbagai
sumber
25,26,27,28
29,30,31,32
5. Lebih bersifat
provesional dan
bersedia mengubah
kepercayaannya
a. Mampu membuat
perbandingan dari
beberapa pendapat
menjadi sebuah
kepercayaan baru
akan tetapi tetap
pertimbangkan
nilai-nilai
dimasyarakat
b. Mampu
memberikan
pendapat dari sisi
yang lain
33,34,35,36
37,38,39,40
6. Mencari pengertian a. Mampu memahami 41,42,43,44
38
pesan yang tidak sesuai
dengan rangkaian
kepercayaannya
pesan yang tidak
sesuai dengan
gagasannya atau
penilaiannya
b. Tahan dalam
suasana inkonsisten
45,46,47,48
3.6 Uji Coba Instrument
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji coba
instrumen untuk mengetahui validitas dan reabilitas skala yang digunakan pada
tanggal 18 Desember 2012, pada siswa kelas XI IPS dan XI IPA SMA
Kanisius Ambarawa.
Menurut Arikunto (2006). Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukan tingkat-tingkat kevalidan dan kesalahan suatu instrument. Sebuah
instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dan variabel yang
diteliti secara tepat. Agar suatu instrument dapat memenuhi standar validitas,
maka dalam memenuhi langkah-langkah yang tepat, kalimat-kalimatnya
mudah dipahami, sehingga mempermudah bagi responden dalam
mengungkapkan keadaan dirinya. Menurut Anzwar (2000) batasan valid suatu
item mempunyai koefisien korelasi > 0,3.
Ujicoba dilakukan kepada siswa kelas XI SMA Kanisius Ambarawa
ini dengan dihitung dengan menggunakan program SPSS 11.5 for windows
untuk batas reliabel menuntut pendapat Sudjana (2008), dalam pemberian
interpretasi terhadap koefisien reliabel tes (α) pada umumnya digunakan
patokan sebagai berikut:
39
1. Apabila α sama dengan atau lebih besar daripada 0.70 berarti tes yang
sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang
cukup tinggi (reliable).
2. Apabila α lebih kecil daripada 0,70 berarti tes yang sedang diuji
reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang cukup tinggi
(unreliable).
Hasil dari validitas , 48 item dikatakan valid setelah di uji dengan program
SPSS 11.5 for windows karena nilai koefisien > 0,20. Berdasarkan uji coba
reliabilitas diperoleh koefisien alpha cronbach 0,978 dengan tingkat reliabilitas
sangat tinggi
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisia data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji mann
whitney itu untuk melihat perbedaan nilai test akhir (post test) pada kelompok
eskperimen dan kelompok kontrol. Uji Mann Whitney mensyaratkan skala data
ordinal dalam pengujiannya (Sugiyono, 2007) dan skala data yang digunakan
penulis dalam penelitian ini adalah skala data ordinal.Dalam analisis ini,
penulis dibantu dengan program SPSS 11.5 for windows.
Tabel. 3.3 Outline Rancangan Bimbingan Kelompok Teknik Homeroom
Layanan
Ke
Tujuan Indikator Kegiatan Media
1 a. Siswa dapat
mengungkapk
an tentang
dirinya
melalui
coretan atau
tulisan
b. Siswa dapat
a. Lebih melihat
penilaian secara
obyektif, logis,
cukup bukti
b. Setiap pesan
akan dievaluasi
tidak
berdasarkan
Pentingnya
Keterbukaan Diri
Yang Baik Dalam
Komunikasi
a. Peneliti
membentuk 2
kelompok setiap
anggota
Pulpen
dan kertas
A4
40
membuat
secara bebas
puisi yang
menggambark
an dirinya
desakan dari
dalam individu
(dogmatis, egois
dan kebiasaan
diri)
kelompok ada 5
orang
b. Kemudian
setiap anggota
kelompok wajib
membuat
sebuah coretan
atau tulisan
yang
mengambarkan
dirinya
c. Penulis
menunjuk siswa
secara acak
menyampaikan
hasil kegiatan
d. Penulis
memberikan
materi
e. Penulis
memberikan
suasana
kekeluargaan
f. Minyimpulkan
hasil kegiatan
secara bersama-
sama
2
a. Siswa mampu
mengungkapk
an identitas
dirinya ( latar
belakang,
hobi, dll)
b. Siswa berani
menjelaskan
identitas
dirinya kepada
teman-
temannya
a.
a. Berpikir pada
bentuk
“antara”
b. Tidak
memiliki pola
pikir yang
sederhana
Mengenal identitas
diri.
a. Penulis
memberikan
permainan
siapakah aku
yaitu membuat
lingkaran dan
memperkenalka
n diri (latar
belakang hobi,
dll)
b. Mendiskusikan
dan
menyimpulkan
hasil permainan
c. Penulis
memberikan
materi tips
mengenal
kepribadian.
g. Penulis
Spidol
dan
kertas A
4
41
memberikan
suasana
kekeluargaan
d. Menyimpulkan
hasil kegiatan
3
a. Siswa mampu
mengklasifika
sikan bahwa
komunikasi
akan berjalan
efektif apabila
antar anggota
terjalin
komunikasi
yang baik
b. Siswa mampu
mengidentifik
asi apabila
pesan tidak
jelas, maka
tujuan
kelompok
tidak tercapai
b.
a. Mengacu pada
materi yang
sedang
dibicarakan
b. Tidak terikat
pada otoritas
yang lain
Empat gaya
komunikasi
a. Penulis
memberikan
Permainan
komunikata yaitu
dengan cara
menempel salah
satu kalimat di
kepala salah
satu anggota
kelompok dan
harus ditebak
anggota
kelompok lain
besusaha untuk
membantu
menebak
dengan bantuan
gerakan tubuh.
b. Peneliti
memberikan
materi empat
gaya
komunikasi
c. Siswa saling
berdiskusi dan
menentukan
gaya
komunikasi
seperti apa yang
cocok .
d. Penulis
memberikan
suasana
kekeluargaan
e. Menyimpulkan
hasil diskusi
dengan suasana
menyenangkan.
kertas,
spidol,
dan
rafia
4
a. Siswa dapat
c.
a. Terbuka
Berani
Spidol
42
memberikan
masukan atau
saran kepada
orang yang
mengalami
suatu
permasalahan
pribadi atau
sosial.
.
Siswa mampu
mempraktekan
dalam hal
menerima
saran dari
orang lain
ketika
mengalami
permasalahan
pribadi atau
sosial.
terhadap
pendapat
orang lain
b. Menyerap
informasi
berbagai
sumber
menyampaikan
dan menerima
saran
a. Siswa saling
mensharing
tentang cara
menyampaikan
dan menerima
saran.
b. Penulis
memberikan
materi cara
memberi dan
menerima kritik
dan saran
c. Diskusi dan tanya
jawab bersama
dengan suasana
yang
menyenangkan
d. Penulis
mengkondisikan
suasana
kekeluargaan
e. Memberikan ice
breaking
f. Dmenyimpulkan
hasil diskusi
dan
Kertas
A4
5
a. Siswa dapat
menyampaika
n kondisi diri
kepada orang
lain
b. Siswa dapat
memahami
kondisi orang
lain
c. Siswa mampu
menyimpulka
n betapa
pentingnya
memahami
orang lain dan
kondisi diri.
d.
a. Mampu
membuat
perbandingan
dari beberapa
pendapat
menjadi
sebuah
kepercayaan
baru akan
tetapi tetap
pertimbangka
n nilai-nilai
dimasyarakat
Berani
menyampaikan
kondisi kepada
orang lain
a. Penulis
memberi
kebebasan
siswa untuk
menceritakan
masalahnya.
b. Penulis
memberikan
materi berani
menyampaikan
kondisi diri.
c. Penulis
mengkondisika
n suasana agar
terjalin sifat
kekeluargaan.
Kertas
dan
pulpen
43
d. Siswa bersama
penulis diskusi
dan tanya jawab
membahas
materi.
e. Pemberian ice
breaking agar
suasana lebih
menyenangkan.
f. Menyimpulkan
hasil diskusi
secara bersama-
sama. .
6
a. Siswa dapat
membangun
kualitas
komunikasi
yang baik
dengan orang
lain
b. Siswa dapat
membedakan
contoh kualitas
komuniksi yang
baik dan yang
buruk
e.
a. Mampu
memberikan
pendapat dari
sisi yang lain
Kualitas
komunikasi antar
pribadi.
a. Siswa Sharing
dan berdiskusi
tentang kualitas
komunikasi
b. Penulis
memberikan
kegiatan
bermain peran
dimana siswa
memilih salah
satu temannya
untuk dijadikan
pasangan dan
saling bertanya
atau berbagi
profil diri
kemudian siswa
diminta berganti
peran dengan
menceritakan
profil
temannya.
c. Penulis
memberikan
tips kualitas
komunikasi
antar pribadi
yang bagus.
d. Penulis
memberikan
kebebasan
kepada siswa
untuk
Kertas A4
dan
pulpen
44
menceritakan
pengalaman
e. Penulis
mengkondisika
n suasana
kegiatan seperti
di rumah.
f. Diskusi dan
tanya jawab
bersama-sama
secara bebas.
g. Penulis menjaga
kenyamanan
siswa dalam
kegiatan
h. Menyimpulkan
hasil diskusi .
7
a. Siswa mampu
menjelaskan
permasalahan
pribadi dan
keadaan dirinya
dengan baik.
b. Siswa mampu
mengungkapka
n permasalahan
diri yang
dialami.
f.
a. Mampu
memahami
pesan yang
tidak sesuai
dengan
gagasannya
atau
penilaiannya
Pengungkapan diri
a. Siswa
mensharing
mengapa sulit
untuk
mengungkapkan
diri
b. Penulis mengajak
siswa untuk
bermain ayo
curhat yaitu siswa
diminta
berpasangan ,
kemudian secara
bebas
menceritakan
permasalahan
pribadinya
dengan
pasangannya
secara bergantian.
c. Penulis
megkondisikan
kegiatan dengan
suasana
kekeluargaan.
d. Penulis
memberikan
materi
“Pengungkapan
Diri”
Kertas
A4 ,
spidol
45
e. Penulis
memberikan
kebebasan
kepada siswa
untuk
menceritakan
pengalamannya.
f. Penulis beserta
siswa berdiskusi
dan tanya jawab
dengan suasana
yang bebas.
g. Menyimpulkan
hasil diskusi.
8
a. Siswa mampu
memahami
penyebab
perilaku
keterbukaan diri
rendah
b. Siswa mau
mengatasi
masalah
keterbukaan diri
dari berbagai
sumber
g.
a. Tahan dalam
suasana
inkonsisten
Akibat
Keterbukaan Diri
Rendah
a. Siswa sharing
tentang kesulitan
membuka diri.
b. Penulis bertanya
tentang suasana
kegiatan
bimbingan
kelompok.
c. Penulis
memberikan
materi akibat
ketebukaan diri
rendah.
d. Penulis
memberikan
kebeasan kepada
siswa untuk
menyampaikan
masalah
e. Memberikan ice
breaking agar
suasana
menyenangkan.
f. Diskusi dan tanya
jawab dengan
suasana yang
bebas
g. Menyimpulkan
hasi diskusi
h. Penulis memberi
penguatan
mengenai materi.
Kertas
A4 dan
spidol
Top Related