Download - 2_Tentang BPK 2016

Transcript
  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    1/77

    ORGANISASI PEMERIKSA, PEMERIKSA, KODE ETIKPEMERIKSA, DAN STANDAR PEMERIKSAAN

    Audit Sektor Pemerintahan

    (ASP)

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    2/77

    Agenda

    Organisasi Pemeriksa1.

    Pemeriksa2.

    Kode Etik Pemeriksa3.

    Standar Pemeriksaan4.

    2

    Diskusi dan Permasalahan5.

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    3/77

    ORGANISASI PEMERIKSA

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    4/77

    Organisasi Pemeriksa

    Menurut UU adalah BPK

    RI

    Badan Pemeriksa Keuangan, yang selanjutnya

    disingkat BPK, adalah lembaga negara yang

    bertugas untuk memeriksa pengelolaan dantanggung jawab keuangan negara sebagaimana

    dimaksud dalam Undang Undang Dasar Negara

    Republik Indonesia tahun 1945.

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    5/77

    Sejarah BPK

    Pasal 23 ayat (5) UUD Tahun 1945 menetapkan bahwa untuk

    memeriksa tanggung jawab tentang Keuangan Negara diadakansuatu Badan Pemeriksa Keuangan yang peraturannya ditetapkandengan Undang-Undang. Hasil pemeriksaan itu disampaikan kepadaDewan Perwakilan Rakyat.

    Berdasarkan amanat UUD Tahun 1945 tersebut telah dikeluarkanSurat Penetapan Pemerintah No.11/OEM tanggal 28 Desember

    1946 tentang pembentukan Badan Pemeriksa Keuangan. Pendirian BPK pada tanggal 1 Januari 1947 dan berkedudukan

    sementara di kota Magelang. Pada waktu itu Badan PemeriksaKeuangan hanya mempunyai 9 orang pegawai dan sebagai Ketuapertama adalah R. Soerasno.

    Untuk memulai tugasnya, Badan Pemeriksa Keuangan dengan

    suratnya tanggal 12 April 1947 No.94-1 telah mengumumkankepada semua instansi di Wilayah Republik Indonesia mengenaitugas dan kewajibannya dalam memeriksa tanggung jawab tentangKeuangan Negara, untuk sementara masih menggunakan peraturanperundang-undangan yang dulu berlaku bagi pelaksanaan tugasAlgemene Rekenkamer (Badan Pemeriksa Keuangan HindiaBelanda), yaitu ICW dan IAR.

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    6/77

    Sejarah BPK

    Dalam Penetapan Pemerintah No.6/1948 tanggal 6 November 1948tempat kedudukan Badan Pemeriksa Keuangan dipindahkan dariMagelang ke Yogyakarta. Negara Republik Indonesia yangibukotanya di Yogyakarta tetap mempunyai Badan PemeriksaKeuangan sesuai pasal 23 ayat (5) UUD Tahun 1945; Ketuanyadiwakili oleh R. Kasirman yang diangkat berdasarkan SK Presiden RItanggal 31 Januari 1950 No.13/A/1950 terhitung mulai 1 Agustus

    1949. Dengan dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia Serikat

    (RIS) berdasarkan Piagam Konstitusi RIS tanggal 14 Desember 1949,maka dibentuk Dewan Pengawas Keuangan (berkedudukan diBogor) yang merupakan salah satu alat perlengkapan negara RIS.Sebagai Ketua diangkat R. Soerasno mulai tanggal 31 Desember1949, yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Badan PemeriksaKeuangan di Yogyakarta. Dewan Pengawas Keuangan RIS berkantordi Bogor menempati bekas kantor Algemene Rekenkamer padamasa pemerintah Netherland Indies Civil Administration (NICA).

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    7/77

    Sejarah BPK

    Dengan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia padatanggal 17 Agustus 1950, maka Dewan Pengawas Keuangan RISyang berada di Bogor sejak tanggal 1 Oktober 1950 digabungdengan Badan Pemeriksa Keuangan berdasarkan UUDS 1950 danberkedudukan di Bogor menempati bekas kantor Dewan PengawasKeuangan RIS. Personalia Dewan Pengawas Keuangan RIS diambildari unsur Badan Pemeriksa Keuangan di Yogyakarta dan dari

    Algemene Rekenkamer di Bogor. Pada tanggal 5 Juli 1959 dikeluarkan Dekrit Presiden RI yang

    menyatakan berlakunya kembali UUD Tahun 1945. Dengandemikian Dewan Pengawas Keuangan berdasarkan UUD 1950kembali menjadi Badan Pemeriksa Keuangan berdasarkan Pasal 23(5) UUD Tahun 1945.

    Meskipun Badan Pemeriksa Keuangan berubah-ubah menjadiDewan Pengawas Keuangan RIS berdasarkan konstitusi RIS DewanPengawas Keuangan RI (UUDS 1950), kemudian kembali menjadiBadan Pemeriksa Keuangan berdasarkan UUD Tahun 1945, namunlandasan pelaksanaan kegiatannya masih tetap menggunakan ICWdan IAR.

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    8/77

    Sejarah BPK

    Dalam amanat-amanat Presiden yaitu Deklarasi Ekonomi dan Ambeg

    Parama Arta, dan di dalam Ketetapan MPRS No. 11/MPRS/1960 sertaresolusi MPRS No. 1/Res/MPRS/1963 telah dikemukakan keinginan-keinginan untuk menyempurnakan Badan Pemeriksa Keuangan, sehinggadapat menjadi alat kontrol yang efektif. Untuk mencapai tujuan itu makapada tanggal 12 Oktober 1963, Pemerintah telah mengeluarkan PeraturanPemerintah Pengganti Undang-undang No. 7 Tahun 1963 (LN No. 195Tahun 1963) yang kemudian diganti dengan Undang-Undang (PERPU) No. 6

    Tahun 1964 tentang Badan Pemeriksa Keuangan Gaya Baru. Untuk mengganti PERPU tersebut, dikeluarkanlah UU No. 17 Tahun 1965

    yang antara lain menetapkan bahwa Presiden, sebagai Pemimpin BesarRevolusi pemegang kekuasaan pemeriksaan dan penelitian tertinggi ataspenyusunan dan pengurusan Keuangan Negara. Ketua dan Wakil Ketua BPKRI berkedudukan masing-masing sebagai Menteri Koordinator dan Menteri.

    Akhirnya oleh MPRS dengan Ketetapan No.X/MPRS/1966 Kedudukan BPK

    RI dikembalikan pada posisi dan fungsi semula sebagai Lembaga TinggiNegara. Sehingga UU yang mendasari tugas BPK RI perlu diubah danakhirnya baru direalisasikan pada Tahun 1973 dengan UU No. 5 Tahun 1973Tentang Badan Pemeriksa Keuangan.

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    9/77

    Sejarah BPK

    Dalam era Reformasi sekarang ini, Badan Pemeriksa Keuangan telahmendapatkan dukungan konstitusional dari MPR RI dalam SidangTahunan Tahun 2002 yang memperkuat kedudukan BPK RI sebagailembaga pemeriksa eksternal di bidang Keuangan Negara, yaitudengan dikeluarkannya TAP MPR No.VI/MPR/2002 yang antara lainmenegaskan kembali kedudukan Badan Pemeriksa Keuangansebagai satu-satunya lembaga pemeriksa eksternal keuangan

    negara dan peranannya perlu lebih dimantapkan sebagai lembagayang independen dan profesional.

    Untuk lebih memantapkan tugas BPK RI, ketentuan yang mengaturBPK RI dalam UUD Tahun 1945 telah diamandemen. Sebelumamandemen BPK RI hanya diatur dalam satu ayat (pasal 23 ayat 5)kemudian dalam Perubahan Ketiga UUD 1945 dikembangkanmenjadi satu bab tersendiri (Bab VIII A) dengan tiga pasal (23E, 23F,dan 23G) dan tujuh ayat.

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    10/77

    Dasar Hukum

    Undang-Undang Dasar 1945

    PERUBAHAN KETIGAUNDANG-UNDANG DASAR

    NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

    BAB VIIIABADAN PEMERIKSA KEUANGAN

    Pasal 23E

    (1) Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu BadanPemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri. (2) Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada

    Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sesuaidengan kewenangannya. (3) Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/ataubadan sesuai dengan undang-undang.

    Pasal 23F

    (1) Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikanpertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh Presiden.

    (2) Pimpinan Badan Perneriksa Keuangan dipilih dari dan oleh anggota.

    Pasal 23G

    (1) Badan Pemeriksa Keuangan berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Pemeniksa Keuangan diatur dengan undang-undang.

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    11/77

    Dasar Hukum

    Untuk menunjang tugasnya, BPK RI didukung denganseperangkat Undang-Undang di bidang Keuangan Negara,yaitu;

    UU No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara

    UU No.1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara

    UU No. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan danTanggung Jawab Keuangan Negara

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 TentangBadan Pemeriksa Keuangan sebagai pengganti Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 5 Tahun 1973 Tentang Badan PemeriksaKeuangan

    http://www.bpk.go.id/undang/UU_15_BPK.pdfhttp://www.bpk.go.id/undang/UU_15_BPK.pdfhttp://www.bpk.go.id/undang/UU_15_BPK.pdfhttp://www.bpk.go.id/undang/UU_15_BPK.pdfhttp://www.bpk.go.id/undang/UU_15_BPK.pdf
  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    12/77

    Tugas dan Wewenang

    BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara yang dilakukan oleh

    Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga

    Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik

    Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha MilikDaerah, dan lembaga atau badan lain yang

    mengelola keuangan negara.

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    13/77

    Tugas dan Wewenang

    Dalam melaksanakan tugasnya, BPK berwenang: Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan

    pemeriksaan, menentukan waktu dan metode pemeriksaan sertamenyusun dan menyajikan laporan pemeriksaan;

    Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan olehsetiap orang, unit organisasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,

    Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara,Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga ataubadan lain yang mengelola keuangan negara.

    Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barangmilik negara, di tempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tatausaha keuangan negara, serta pemeriksaan terhadap perhitungan-perhitungan, surat-surat, bukti-bukti, rekening koran,pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang berkaitan denganpengelolaan keuangan negara.

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    14/77

    Tugas dan Wewenang

    Dalam melaksanakan tugasnya, BPK berwenang: Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai

    pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang wajibdisampaikan kepada BPK;

    Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara setelah konsultasidengan Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah yang wajib digunakan

    dalam pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab

    keuangan negara;

    Menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa di luar BPK yangbekerja untuk dan atas nama BPK;

    Membina jabatan fungsional Pemeriksa;

    Memberi pertimbangan atas rancangan sistem pengendalian internPemerintah Pusat/Pemerintah Daerah sebelum ditetapkan olehPemerintah Pusat/Pemerintah Daerah

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    15/77

    Visi dan Misi BPK RIsesuai dengan Rencana Strategis BPK-RI 2011 s.d 2015

    VISIMenjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel denganmenjunjung tinggi nilai-nilai dasar untuk berperan aktif dalam mendorongterwujudnya tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan transparan.

    MISI

    1. Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara;

    2. Memberikan pendapat untuk meningkatkan mutu pengelolaan dan tanggung

    jawab keuangan negara; dan

    3. Berperan aktif dalam menemukan dan mencegah segala bentuk

    penyalahgunaan dan penyelewengan keuangan negara

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    16/77

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    17/77

    PEMERIKSA

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    18/77

    Pemeriksa(Berdasarkan UU nomor 15 tahun 2006)

    Pemeriksa adalah orang yang melaksanakan tugas pemeriksaan

    pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara untuk dan atas

    nama BPK (Pasal 1)

    BPK dalam menjalankan tugas dan wewenangnya dibantu oleh

    Pelaksana BPK, yang terdiri atas Sekretariat Jenderal, unit pelaksana

    tugas pemeriksaan, unit pelaksana tugas penunjang, perwakilan,

    Pemeriksa, dan pejabat lain yang ditetapkan oleh BPK sesuai dengan

    kebutuhan.

    Pemeriksa tersebut merupakan jabatan fungsional (Pasal 34 ayat 2)

    Pemeriksa tersebut bisa berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil atauyang bukan Pegawai Negeri Sipil (Pasal 34 ayat 3)

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    19/77

    Pemeriksa(Berdasarkan UU nomor 15 tahun 2006)

    Pemeriksa tersebut merupakan jabatan fungsional (Pasal 34 ayat 2)

    Ketentuan lebih lanjut tentang jabatan fungsional pemeriksa diatur

    dalam Peraturan BPK-RI Nomor 4 Tahun 2010 tentang Jabatan

    Fungsional Pemeriksa Pada Badan Pemeriksa Keuangan.

    Penjenjangan JFP Pemeriksa Pertama;

    Pemeriksa Muda;

    Pemeriksa Madya; dan

    Pemeriksa Utama.

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    20/77

    Struktur Organisasi Pemeriksa

    Badan

    PenanggungJawab/Wakil

    PengendaliTeknis

    KetuaTim/Ketua

    Subtim

    Anggota Tim

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    21/77

    Struktur Organisasi Pemeriksa

    BPK. BPK atau disebut sebagai Badan atau pemberi tugas terdiri dariKetua, Wakil Ketua, dan Anggota yang memberikan arah dan penugasan

    pemeriksaan kepada pelaksana BPK. Penugasan pemeriksaan dapat

    dikuasakan kepada pejabat yang ditunjuk oleh BPK.

    Penanggung Jawab. Penanggung jawab berperan sebagai pengendali

    mutu dan menandatangani Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). Penanggungjawab pemeriksaan diharapkan merupakan pejabat tertinggi pada unit

    organisasi pemeriksaan, dalam hal ini adalah Auditor Utama (Tortama)

    Keuangan Negara atau pejabat lain yang ditunjuk seperti Kepala

    Perwakilan (Kalan), Kepala Auditorat atau pemeriksa yang memiliki

    keahlian tertentu di bidang pemeriksaan yang diperlukan. Apabila

    diperlukan, penanggung jawab pemeriksaan dapat dibantu oleh wakil

    penanggung jawab.

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    22/77

    Struktur Organisasi Pemeriksa

    Wakil Penanggung Jawab. Wakil penanggung jawab merupakan pejabat setingkatdengan penanggung jawab atau setingkat lebih rendah dari penanggung jawab

    yang tugas dan perannya membantu penanggung jawab dalam tim pemeriksaan.

    Wakil penanggung jawab diperlukan untuk entitas pemeriksaan yang besar atau

    lingkup pemeriksaan yang luas yang memerlukan empat atau lebih pengendali

    teknis.

    Pengendali Teknis. Pengendali teknis bertugas mengendalikan tim pemeriksa agarsecara teknis pemeriksaan dilakukan sesuai dengan program pemeriksaan.

    Pengendali teknis bertanggung jawab kepada penanggung jawab pemeriksaan

    atau kepada wakil penanggung jawab pemeriksaan, apabila wakil penanggung

    jawab ada dalam struktur pemeriksaan. Kebutuhan pengendali teknis di dalam

    susunan tim pemeriksa ditentukan oleh penanggung jawab pemeriksaan

    berdasarkan sifat, lingkup, dan risiko pemeriksaan yang dihadapi tim pemeriksa.

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    23/77

    Struktur Organisasi Pemeriksa

    Ketua Tim. Ketua tim merupakan pemimpin pemeriksaan yangmengorganisasi, mengarahkan, dan mengawasi pemeriksaan dan

    bertanggung jawab kepada pengendali teknis. Apabila diperlukan, ketua

    tim pemeriksaan dapat dibantu oleh ketua subtim.

    Ketua Subtim. Ketua subtim bertugas membantu ketua tim dalam

    melakukan pemeriksaan, apabila penugasan pemeriksaan terdiri daridelapan orang atau lebih anggota tim pemeriksaan.

    Anggota Tim. Anggota tim bertindak sebagai pelaksana pemeriksaan

    sesuai dengan tugas yang diberikan oleh ketua tim atau ketua subtim.

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    24/77

    KODE ETIK

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    25/77

    Kode Etik(UU Nomor 15 Tahun 2006)

    Pasal 9 ayat 1: Salah satu wewenang BPK-RI adalahmenetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dantanggung jawab keuangan negara

    Pasal 29

    BPK wajib menyusun kode etik yang berisi norma-norma yang harus

    dipatuhi oleh setiap anggota BPK dan Pemeriksa selama menjalankantugasnya untuk menjaga martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas

    BPK.

    Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat mekanisme

    penegakan kode etik dan jenis sanksi.

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    26/77

    Kode Etik

    Peraturan BPK

    RI nomor 2 tahun 2011tentang Kode Etik Badan Pemeriksa KeuanganRepublik Indonesia

    Kode etik adalah norma-norma yang harusdipatuhi oleh setiap Anggota BPK, Pemeriksa,dan Pelaksana BPK lainnya selamamenjalankan tugasnya untuk menjaga

    martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitasBPK.

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    27/77

    Kode Etik

    Ketentuan Umum Tujuan dan Ruang Lingkup Kode Etik Implementasi Kode Etik

    Anggota BPK, Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya selakuIndividu dan Anggota Masyarakat

    Anggota BPK, Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya selakuWarga Negara

    Anggota BPK selaku Pejabat Negara Pemeriksa dan Pelaksana BPK Lainnya selaku Aparatur Negara

    Hukuman Kode Etik Ketentuan Peralihan Ketentuan Penutup

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    28/77

    Kode Etik

    Peraturan BPK-RI nomor 1 tahun 2011 tentangMajelis Kehormatan Kode Etik BPK

    Peraturan BPK-RI nomor 1 tahun 2013 tentang

    Perubahan Atas Peraturan BPK-RI nomor 1 tahun

    2011 tentang Majelis Kehormatan Kode Etik BPK

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    29/77

    SPKN

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    30/77

    Standar Pemeriksaan Keuangan Negara

    Dasar: Peraturan BPK

    RI nomor 01 Tahun 2007

    Standar Pemeriksaan adalah patokan untukmelakukan pemeriksaan pengelolaan dantanggung jawab keuangan negara yang meliputi

    standar umum, standar pelaksanaanpemeriksaan, dan standar pelaporan yang wajibdipedomani oleh BPK dan/atau pemeriksa

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    31/77

    SPKN Latar Belakang

    SAP1995

    PERATURAN BPK

    No. 01 TAHUN 2007

    SPKN

    DINAMIKA

    LINGKUNGAN

    UU 15/ 2004

    &

    UU 15/ 2006

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    32/77

    Sistematika SPKN

    Pendahuluan Standar PemeriksaanPSP 01 : Standar Umum

    PSP 02 : Standar Pekerjaan Lapangan Pemeriksaan Keuangan

    PSP 03 : Standar Pelaporan Pemeriksaan Keuang-an

    PSP 04 : Standar Pekerjaan Lapangan Pemeriksaan Kinerja

    PSP 05 : Standar Pelaporan Pemeriksaan Kinerja

    PSP 06 : Standar Pekerjaan Lapangan Dengan Tujuan Tertentu

    PSP 07 : Standar Pelaporan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    33/77

    Sistematika SPKN

    PENDAHULUAN

    UMUM

    PELAKSANAAN

    PEMERIKSAAN

    KEUANGAN

    PELAPORAN

    PEMERIKSAAN

    KEUANGAN

    PELAKSANAAN

    PEMERIKSAAN

    KINERJA

    PELAPORAN

    PEMERIKSAAN

    KINERJA

    PELAKSANAAN

    PEMERIKSAAN

    DENGAN

    TUJUAN TERTENTU

    PELAPORAN

    PEMERIKSAAN

    DENGAN

    TUJUAN TERTENTU

    TUJUH PERNYATAAN STANDAR

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    34/77

    Tujuh Pernyataan Standar

    Pemeriksaan Keuangan Negara (PSPKN)

    PSPKN UTAMA TAMBAHAN

    01 Umum 4 0

    02 Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan 3 5

    03 Pelaporan Pemeriksaan Keuangan 4 6

    04 Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja 4 0

    05 Pelaporan Pemeriksaan Kinerja 4 0

    06 Pelaksanaan Dengan Tujuan Tertentu 2 5

    07 Pelaporan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu 4 5

    TOTAL 25 21

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    35/77

    PSP 01 PSP 03PSP 02

    KOMPETENSI

    INDEPENDENSI

    KEMAHIRAN

    PROFESIONAL

    PENGENDALIAN

    MUTU

    PERENCANAAN DAN

    SUPERVISI

    PEMAHAMAN

    PENGENDALIAN

    INTERN

    BUKTI AUDIT

    KOMUNIKASI

    PEMERIKSA

    PERTIMBANGAN

    PEMERIKSAAN

    SEBELUMNYA

    DETEKSI

    KETIDAKPATUHAN

    PENGEMBANGANTEMUAN PEMERIKSAAN

    DOKUMENTASI

    PEMERIKSAAN

    PERNYATAAN

    PENYAJIAN SESUAI

    PABU

    PENGUNGKAPAN

    INKONSISTENSI

    PENERAPAN PABU

    PENGUNGKAPAN

    KECUKUPAN

    INFORMASI

    OPINI

    PERNYATAAN

    SESUAI DENGAN

    STANDAR

    PEMERIKSAAN

    LAPORAN

    KEPATUHAN

    LAPORAN

    PENGENDALIAN

    INTERN

    TANGGAPAN

    TERPERIKSA

    INFORMASI

    RAHASIA

    DISTRIBUSI

    LAPORAN

    PSP 05PSP 04

    PERENCANAAN

    SUPERVISI

    BUKTI

    PEMERIKSAAN

    DOKUMENTASI

    PEMERIKSAAN

    BENTUK

    LAPORAN

    ISI LAPORAN

    UNSUR

    KUALITAS

    LAPORAN

    DISTRIBUSI

    LAPORAN

    PSP 07PSP 06

    PERENCANAAN DAN

    SUPERVISI

    PEMAHAMAN

    PENGENDALIAN

    INTERN

    KOMUNIKASI

    PEMERIKSA

    PERTIMBANGAN

    PEMERIKSAANSEBELUMNYA

    DETEKSIKETIDAKPATUHAN

    DOKUMENTASIPEMERIKSAAN

    PERNYATAAN

    ASERSI

    SIMPULAN ATAS

    ASERSI

    PENGUNGKAPAN

    KEBERATAN

    PENGUJIAN

    BERDASARKAN

    KRITERIA

    PERNYATAAN

    SESUAI DENGAN

    STANDAR

    PEMERIKSAAN

    LAPORAN

    PENGENDALIAN

    INTERN DAN

    KEPATUHAN

    TANGGAPAN

    TERPERIKSA

    INFORMASI

    RAHASIA

    DISTRIBUSI

    LAPORAN

    PENDAHULUAN PERNYATAAN STANDAR PEMERIKSAAN

    STANDAR PEMERIKSAN KEUANGAN NEGARA

    BUKTI AUDIT

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    36/77

    Pendahuluan Standar Pemeriksaan

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    37/77

    Pengantar

    SPKN memuat pernyataan profesional pemeriksa,mutu pelaksanaan pemeriksaan, dan persyaratan

    laporan pemeriksaan yang profesional

    Tujuan Standar Pemeriksaan adalah untuk menjadi

    ukuran mutu bagi para pemeriksa dan organisasi

    pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan atas

    pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    38/77

    Pengantar

    Dasar penyusunan Pasal 5 UU nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan

    Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

    Pasal 9 ayat (1) huruf e UU nomor 15 tahun 2006 tentang

    Badan Pemeriksa Keuangan

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    39/77

    Landasan dan Referensi

    Landasan Peraturan Perundang-undangan UUD-RI Tahun 1945

    UU Nomor 17 Tahun 2003

    UU Nomor 1 Tahun 2004

    UU Nomor 15 Tahun 2004

    UU Nomor 15 Tahun 2006

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    40/77

    Landasan dan Referensi

    Referensi SAP BPK RI Tahun 1995

    GAGAS 2003 US-GAO

    SPAP 2001

    IAI

    Auditing Standards, INTOSAI

    GAAS 2002 AICPA

    Internal Control Standards 2001

    INTOSAI SPPIA IIA, 2003

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    41/77

    Penerapan

    Berlaku untuk semua pemeriksaan yang dilaksanakanterhadap entitas, program, kegiatan serta fungsi yang

    berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan dan

    tanggung jawab Keuangan Negara

    Berlaku untuk:

    BPK

    Akuntan Publik atau pihak lainnya yang melakukan

    pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab

    Keuangan Negara, untuk dan atas nama BPK

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    42/77

    Pemantauan

    Demi penyempurnaan dan penyesuaiandengan perkembangan kebutuhan maupun

    perkembangan ilmu pemeriksaan, Badan

    Pemeriksa Keuangan akan memantaupenerapan dan perkembangan standar

    pemeriksaan

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    43/77

    Jenis Pemeriksaan

    Pemeriksaan Keuangan Pemeriksaan Kinerja

    Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    44/77

    Jenis Pemeriksaan

    Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan ataslaporan keuangan. Pemeriksaan keuangan tersebut

    bertujuan untuk memberikan keyakinan yang

    memadai (reasonable assurance) apakah laporan

    keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semuahal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi

    yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi

    komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku

    umum di Indonesia.

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    45/77

    Jenis Pemeriksaan

    Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan ataspengelolaan keuangan negara yang terdiri atas

    pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta aspek

    efektivitas. Dalam melakukan pemeriksaan kinerja,

    pemeriksa juga menguji kepatuhan terhadapketentuan peraturan perundang-undangan serta

    pengendalian intern.

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    46/77

    Jenis Pemeriksaan

    Tujuan pemeriksaan yang menilai ekonomi danefisiensi berkaitan dengan apakah suatu entitas telah

    menggunakan sumber dayanya dengan cara yang

    paling produktif di dalam mencapai tujuan program.

    Tujuan pemeriksaan yang menilai hasil dan

    efektivitas suatu program adalah mengukur sejauh

    mana suatu program mencapai tujuannya.

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    47/77

    Jenis Pemeriksaan

    Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu bertujuanuntuk memberikan simpulan atas suatu hal yang

    diperiksa. Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu

    dapat bersifat: eksaminasi (examination), reviu

    (review), atau prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures). Pemeriksaan dengan tujuan

    tertentu meliputi antara lain pemeriksaan atas hal-

    hal lain di bidang keuangan, pemeriksaan investigatif,

    dan pemeriksaan atas sistem pengendalian intern.

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    48/77

    Tanggung Jawab

    Manajemen Entitas yang Diperiksa Pemeriksa

    Organisasi Pemeriksa

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    49/77

    Tanggung Jawab Manajemen Entitas yang Diperiksa

    1. Mengelola keuangan negara secara tertib, ekonomis, efisien, efektif, transparan,

    dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan,

    sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    2. Menyusun dan menyelenggarakan pengendalian intern yang efektif guna

    menjamin: (1) pencapaian tujuan sebagaimana mestinya; (2)

    keselamatan/keamanan kekayaan yang dikelola; (3) kepatuhan terhadap

    ketentuan peraturan perundang-undangan; (4) perolehan dan pemeliharaandata/informasi yang handal, dan pengungkapan data/informasi secara wajar.

    3. Menyusun dan menyampaikan laporan pengelolaan dan tanggung jawab

    keuangan negara secara tepat waktu.

    4. Menindaklanjuti rekomendasi BPK, serta menciptakan dan memelihara suatu

    proses untuk memantau status tindak lanjut atas rekomendasi dimaksud.

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    50/77

    Tanggung Jawab Pemeriksa

    Merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan

    untuk memenuhi tujuan pemeriksaan

    Mengambil keputusan yang konsisten dengan

    kepentingan publik dalam melakukan pemeriksaan Melaksanakan seluruh tanggung jawab

    profesionalnya dengan derajat integritas yang

    tinggi

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    51/77

    Tanggung Jawab Pemeriksa

    Obyektif dan bebas dari benturan kepentingan dalam

    menjalankan tanggung jawab profesionalnya

    Menggunakan pertimbangan profesional dalam

    menetapkan lingkup dan metodologi, menentukan

    pengujian dan prosedur yang akan dilaksanakan,

    melaksanakan pemeriksaan, dan melaporkan hasilnya.

    Pemeriksa bertanggung jawab untuk membantu

    manajemen dan para pengguna laporan hasil pemeriksaan

    lainnya untuk memahami tanggung jawab pemeriksa

    berdasarkan Standar Pemeriksaan dan cakupanpemeriksaan yang ditentukan berdasarkan ketentuan

    peraturan perundang-undangan

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    52/77

    Tanggung Jawab Organisasi Pemeriksa

    Organisasi pemeriksa mempunyai tanggung jawab untuk

    meyakinkan bahwa:

    (1) independensi dan obyektivitas dipertahankan dalam seluruh tahap

    pemeriksaan,

    (2) pertimbangan profesional (professional judgment) digunakan

    dalam perencanaan dan pelaksanaan pemeriksaan dan pelaporanhasil pemeriksaan,

    (3) pemeriksaan dilakukan oleh personil yang mempunyai kompetensi

    profesional dan secara kolektif mempunyai keahlian dan

    pengetahuan yang memadai, dan

    (4)peer-review yang independen dilaksanakan secara periodik danmenghasilkan suatu pernyataan, apakah sistem pengendalian mutu

    organisasi pemeriksa tersebut dirancang dan memberikan

    keyakinan yang memadai sesuai dengan Standar Pemeriksaan.

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    53/77

    PSP 01: Standar Umum

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    54/77

    Standar Umum

    Berkaitan dengan ketentuan mendasar untukmenjamin kredibilitas hasil pemeriksaan.

    Berkaitan dengan persyaratan kemampuan/ keahlian

    pemeriksa, independensi organisasi pemeriksa dan

    pemeriksa secara individual, pelaksanaan kemahiranprofesional secara cermat dan seksama dalam

    pelaksanaan dan pelaporan hasil pemeriksaan, serta

    pengendalian mutu hasil pemeriksaan.

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    55/77

    PSP 01

    KOMPETENSI

    INDEPEN-DENSI

    KEMAHIRAN

    PROFESIONAL

    PENGENDALIAN

    MUTU

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    56/77

    Persyaratan Kemampuan/Keahlian

    Pernyataan standar: Pemeriksa secara kolektif harus memiliki

    kecakapan profesional yang memadai untuk

    melaksanakan tugas pemeriksaan

    Mengapa?

    Agar setiap pemeriksaan dilaksanakan oleh para

    pemeriksa yang secara kolektif memiliki

    pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yangdibutuhkan untuk melaksanakan tugas tersebut

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    57/77

    Persyaratan Kemampuan/Keahlian

    Kemampuan/keahlian apa yang harus dimiliki olehpemeriksa (secara kolektif)?

    Pengetahuan tentang standar pemeriksaan yang sesuaidengan jenis pemeriksaan yang ditugaskan

    Pengetahuan umum tentang lingkungan entitas, program,dan kegiatan yang diperiksa

    Keterampilan berkomunikasi secara jelas dan efektif, baiksecara lisan maupun tulisan

    Keterampilan yang memadai untuk pemeriksaan yang

    dilaksanakan, misalnya sampling statistik, teknologiinformasi dan teknik.

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    58/77

    Persyaratan Kemampuan/Keahlian

    Untuk menjamin/memastikan bahwa pemeriksaandilakukan oleh pemeriksa yang secara kolektifmemiliki pengetahuan, keahlian dan kemampuanyang dibutuhkan, apa yang harus dilakukan olehorganisasi pemeriksa?

    Harus memiliki prosedur rekrutmen, pengangkatan,pengembangan berkelanjutan dan evaluasi atas pemeriksa

    Harus menggunakan tenaga ahli dari luar, jikakemampuan/keahlian yang dibutuhkan tidak dimiliki

    secara internal

    /

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    59/77

    Persyaratan Kemampuan/Keahlian

    Persyaratan Pendidikan Berkelanjutan Setiap 2 tahun harus menyelesaikan minimal 80 jam

    pendidikan yang secara langsung meningkatkan kecakapan

    profesional

    Sedikitnya 24 jam dari 80 jam tersebut dalam hal yangberhubungan langsung dengan pemeriksaan atas

    pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

    Sedikitnya 20 jam dari 80 jam tersebut harus diselesaikan

    dalam 1 tahun dari periode 2 tahun

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    60/77

    Independensi

    Pernyataan Standar Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan

    pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus

    bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan

    pribadi, ekstern dan organisasi yang dapat mempengaruhiindependensinya.

    Mengapa?

    Agar pendapat, simpulan dan pertimbangan atau

    rekomendasi dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakantidak memihak dan dipandang tidak memihak oleh pihak

    manapun

    d d

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    61/77

    Independensi

    Tiga macam gangguan terhadap independensi Gangguan pribadi

    Gangguan ekstern

    Gangguan organisasi

    d d i

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    62/77

    Independensi

    Gangguan pribadi: Memiliki hubungan pertalian darah

    Memiliki kepentingan keuangan

    Pernah bekerja atau memberikan jasa

    Mempunyai hubungan kerja sama

    Terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan obyek

    pemeriksaan Adanya prasangka

    Pada masa sebelumnya mempunyai tanggungjawab dalampengambilan keputusan

    Memiliki tanggung jawab untuk mengatur suatu entitas

    Adanya kecenderungan untuk memihak

    Pernah sebagai pejabat yang menyetujui faktur, daftar gaji, klaim danpembayaran yang diusulkan

    Mencari pekerjaan pada entitas yang diperiksa

    I d d i

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    63/77

    Independensi

    Apa yang harus dilakukan oleh pemeriksa? Pemeriksa harus menghindar dari situasi yang menyebabkan pihak

    ketiga yang mengetahui fakta dan keadaan yang relevanmenyimpulkan bahwa pemeriksa tidak dapat mempertahankanindependensinya sehingga tidak mampu memberikan penilaianyang obyektif dan tidak memihak terhadap semua hal yang terkaitdalam pelaksanaan dan pelaporan hasil pemeriksaan

    Apabila terdapat gangguan independensi yang mempengaruhikemampuan pemeriksa secara individu dalam melaksanakan tugaspemeriksaannya, maka pemeriksa tersebut harus menolakpenugasan pemeriksaan.

    Dalam keadaan pemeriksa yang karena suatu hal tidak dapatmenolak penugasan pemeriksaan, gangguan dimaksud harus

    dimuat dalam bagian lingkup pada laporan hasil pemeriksaan.

    I d d i

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    64/77

    Independensi

    Apa yang harus dilakukan oleh organisasi pemeriksa? Harus mempunyai sistem pengendalian mutu intern yangdapat mengidentifikasi gangguan pribadi dan memastikankepatuhannya terhadap ketentuan independensi yangdiatur dalam Standar Pemeriksaan.

    I d d i

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    65/77

    Independensi

    Apa yang harus dilakukan oleh organisasi pemeriksa? Untuk itu, organisasi pemeriksa antara lain harus:

    Menetapkan kebijakan dan prosedur untuk dapat mengidentifikasigangguan pribadi terhadap independensi, termasuk mempertimbangkanpengaruh kegiatan non pemeriksaan terhadap hal pokok pemeriksaan danmenetapkan pengamanan untuk dapat mengurangi risiko tersebutterhadap hasil pemeriksaan.

    Mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur organisasi pemeriksa kepadasemua pemeriksanya dan menjamin agar ketentuan tersebut dipahamimelalui pelatihan atau cara lainnya.

    Menetapkan kebijakan dan prosedur intern untuk memonitor kepatuhanterhadap kebijakan dan prosedur organisasi pemeriksa.

    Menetapkan suatu mekanisme disiplin untuk meningkatkan kepatuhanterhadap kebijakan dan prosedur organisasi pemeriksa.

    Menekankan pentingnya independensi.

    I d d i

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    66/77

    Independensi

    Jika organisasi pemeriksa mengidentifikasi adanya gangguanpribadi terhadap independensi, apa yang harus dilakukan olehorganisasi pemeriksa? Gangguan tersebut harus diselesaikan secepatnya.

    Dalam hal gangguan pribadi tersebut hanya melibatkan seorangpemeriksa dalam suatu pemeriksaan, organisasi pemeriksa dapat

    menghilangkan gangguan tersebut dengan meminta pemeriksamenghilangkan gangguan tersebut. Misalnya, pemeriksa dapat dimintamelepas keterkaitan dengan entitas yang diperiksa yang dapatmengakibatkan gangguan pribadi, atau organisasi pemeriksa dapattidak mengikutsertakan pemeriksa tersebut dari penugasanpemeriksaan yang terkait dengan entitas tersebut

    I d d i

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    67/77

    Independensi

    Gangguan Ekstern Campur tangan atau pengaruh pihak ekstern yang membatasi atau mengubah

    lingkup pemeriksaan secara tidak semestinya.

    Campur tangan pihak ekstern terhadap pemilihan dan penerapan prosedur

    pemeriksaan atau pemilihan sampel pemeriksaan.

    Pembatasan waktu yang tidak wajar untuk penyelesaian suatu pemeriksaan.

    Campur tangan pihak ekstern mengenai penugasan, penunjukan, dan promosi

    pemeriksa.

    Pembatasan terhadap sumber daya yang disediakan bagi organisasi

    pemeriksa, yang dapat berdampak negatif terhadap kemampuan organisasi

    pemeriksa tersebut dalam melaksanakan pemeriksaan.

    I d d i

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    68/77

    Independensi

    Gangguan Ekstern Wewenang untuk menolak atau mempengaruhi pertimbangan pemeriksa

    terhadap isi suatu laporan hasil pemeriksaan.

    Ancaman penggantian petugas pemeriksa atas ketidaksetujuan dengan isi

    laporan hasil pemeriksaan, simpulan pemeriksa, atau penerapan suatu prinsip

    akuntansi atau kriteria lainnya.

    Pengaruh yang membahayakan kelangsungan pemeriksa sebagai pegawai,

    selain sebab-sebab yang berkaitan dengan kecakapan pemeriksa atau

    kebutuhan pemeriksaan.

    I d d i

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    69/77

    Independensi

    Gangguan Organisasi

    Independensi organisasi pemeriksa dapat dipengaruhi oleh

    kedudukan, fungsi, dan struktur organisasinya. Dalam hal

    melakukan pemeriksaan, organisasi pemeriksa harus bebas

    dari hambatan independensi.

    Pemeriksa yang ditugasi oleh organisasi pemeriksa dapat

    dipandang bebas dari gangguan terhadap independensi

    secara organisasi, apabila melakukan pemeriksaan di luar

    entitas tempat ia bekerja.

    Penggunaan Kemahiran Profesional Secara

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    70/77

    gg

    Cermat dan Seksama

    Pernyataan standar Dalam pelaksanaan pemeriksaan serta penyusunan

    laporan hasil pemeriksaan, pemeriksa wajib menggunakan

    kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama.

    Mengapa? Memungkinkan pemeriksa untuk mendapatkan keyakinan

    yang memadai bahwa salah saji material atau

    ketidakakuratan yang signifikan dalam data akan terdeteksi

    Penggunaan Kemahiran Profesional Secara

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    71/77

    gg

    Cermat dan Seksama

    Dalam hal apa pemeriksa harus menggunakan kemahiranprofesional secara cermat dan seksama?

    Menentukan jenis pemeriksaan yang akan dilaksanakan dan standaryang akan diterapkan terhadap pemeriksaan;

    Menentukan lingkup pemeriksaan,

    Memilih metodologi,

    Menentukan jenis dan jumlah bukti yang akan dikumpulkan,

    Memilih pengujian dan prosedur untuk melaksanakan pemeriksaan.

    Melakukan pengujian dan prosedur,

    Melakukan penilaian dan pelaporan hasil pemeriksaan

    Penggunaan Kemahiran Profesional Secara

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    72/77

    gg

    Cermat dan Seksama

    Kemahiran profesional menuntut pemeriksa untuk melaksanakan

    skeptisme profesional, yaitu sikap yang mencakup pikiran yang selalumempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap buktipemeriksaan. Pemeriksa menggunakan pengetahuan, keahlian danpengalaman yang dituntut oleh profesinya untuk melaksanakanpengumpulan bukti dan evaluasi obyektif mengenai kecukupan,kompetensi dan relevansi bukti. Karena bukti dikumpulkan dan dievaluasi

    selama pemeriksaan, skeptisme profesional harus digunakan selamapemeriksaan.

    Pemeriksa tidak boleh menganggap bahwa manajemen entitas yangdiperiksa tidak jujur, tetapi juga tidak boleh menganggap bahwa kejujuranmanajemen tersebut tidak diragukan lagi. Dalam menggunakan skeptismeprofesional, pemeriksa tidak boleh puas dengan bukti yang kurangmeyakinkan walaupun menurut anggapannya manajemen entitas yang

    diperiksa adalah jujur.

    Pengendalian Mutu

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    73/77

    Pengendalian Mutu

    Pernyataan standar Setiap organisasi pemeriksa yang melaksanakan

    pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan harus

    memiliki sistem pengendalian mutu yang memadai, dan

    sistem pengendalian mutu tersebut harus direviu olehpihak lain yang kompeten (pengendalian mutu ekstern).

    Mengapa?

    Menerapkan dan mematuhi SPKN

    Menetapkan dan mematuhi kebijakan dan prosedurpemeriksaan yang memadai

    Pengendalian Mutu

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    74/77

    Pengendalian Mutu

    Organisasi pemeriksa yang melaksanakanpemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan

    harus direviu paling tidak sekali dalam 5 (lima) tahun

    oleh organisasi pemeriksa ekstern yang kompeten,

    yang tidak mempunyai kaitan dengan organisasipemeriksa yang direviu.

    Pengendalian Mutu

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    75/77

    Pengendalian Mutu

    Persyaratan pereviu: Memiliki keahlian dan pengetahuan yang mutakhir

    Harus independen

    Memiliki pengetahuan mengenai bagaimana

    melaksanakan reviu atas pengendalian mutu pemeriksaan

    Pengendalian Mutu

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    76/77

    Pengendalian Mutu

    Persyaratan pelaksanaan reviu: Menggunakan pertimbangan sehat dan profesional

    Memilih pemeriksaan yang memadai

    Meliputi penilaian kebijakan dan prosedur pengendalian

    mutu, termasuk prosedur pengawasan, pelaporan,dokumentasi, serta wawancara dengan staf profesional

    Cukup komprehensif

    Menyiapkan laporan tertulis

  • 7/26/2019 2_Tentang BPK 2016

    77/77

    TERIMA KASIH