221'2/11c1 Is
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
PENYEBAB KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN BMT
(Studi Kasus pada Beberapa BMT Masjicl Jakarta)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarj ana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh:
INDRIYATI
NIM: 103046128264
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAY ATULLAH
JAKARTA
1428 H / 2007 M
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB l(EBERHASILAN DAN
KEGAGALAN BMT
(Studi Kasus pada Beberapa BMT Masjid Jakarta)
bing I
SKRIP SI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarj ana Ekonomi Islam
Oleh:
INDRIYATI NIM. 103046128264
Di Bawah Bimbingan
Drs. H. Hasanuddin, M.Ag NIP. l 50. 275. 289
Muzazin, SE, M.Ag
KONSENTRASI PERBANKAN SY ARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOJ.YII ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H/2007 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi be1judul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN BMT (STUD! KASUS PADA BEBERAPA BMJ MASJID .JAKARTA) telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatuJlah Jakarta pada 21 November 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satt'.1 syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Islam (SE!) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 21 November 2007
Mei:igesahkan,
I. Ketua : Prof.DR.I·!. Muhammad Amin Suma,SI·LMA.MM ( ..
2. Sekretaris
NIP. 150 210 422
: Ah. Azharuddin lathif, M.Ag NIP.150318308
3. l'cmbimbing I : Drs. H. Hasanuddin, M.Ag NIP. 150 275 289
4. Pcmbimbing II : Muzazin, SE, M.Ag
5. l'e11guji I
6. Pcnguj i II
: Dedi Nursyamsi, SH, M.HUM NIP. 150 264 001
: Ah. Azharuddin lathif, M.Ag NIP. 150 318 308
~::. ........... )
( ..
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya rnenyatakan bahwa :
1. Skripsi ini rnerupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan mernperoleh gelar strata I di Universitas Islam
Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Senma surnber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlak di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (lJIN) Syarif
1-Jidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2 I Nopember 2007
ABSTRAK
Latar belakang penulis memilih judul m1 yaitu karena tingkah laku ekonomi yang belum mengacu kepada Syariah, padahal pada zaman Rasulullah SAW telah dikenal ekonomi syariah, pada zaman Rasulullah SAW Rasulullah dipercaya menyimpan segala macam barang titipan (deposit). Dan saat ini tempat penitipan segala macam barang titipan atau uang disebut lembaga keuangan baik bank, ataupun lembaga keuangan resmi lainnya dan salah satunya adalah BMT. BMT dikembangkan di tengah ketidak percayaan masyarakat kepada instansi koperasi, jumlah BMT saat ini lebih dari 3000 BMT dan 1300 diantaranya sudah memiliki badan hukum koperasi. Kondisi BMT di Indonesia masih sangat labil, dari sekian banyak BMT yang ada, BMT yang tetap eksis jumlahnya masih terbatas. Sedangkan sisanya muncul dan tenggelam. Hal ini dikarenakan antara lain: manajemen amburadul, pengelola kurang amanah dan kurang professional, juga kekurangan modal, oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat judul ini karena ingin mengetahui lebih dalam lagi apa saja faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan BMT.
Setelah dilakukan penelitian, maka diketahui faktor-faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan BMT. Faktor-faktor penyebab keberhasilan BMT adalah memiliki kinerja keuangan yang baik, memiliki kelembagaan dan manajemen yang baik, tingkat kepercayaan masyarakat yang sangat tinggi, dan adanya dukungan serta partisipasi dari banyak pihak. Adapun faktor-faktor penyebab kegagalannya adalah kredit macet, kualitas SDM yang masih kurang, kesulitan modal, kurangnya rasa memiliki (peduli) pengurus BMT terhadap BMT, kurangnya pelatihan yang diberikan kepada para SDM BMT dalam meningkatkan kualitas pangetahuan dan keterampilan mereka dalam mengembangkan usaha BMT. SS@1egi Pengembangan yang dilakukan oleh BMT adalah : Meningkatkan SDM pengeroJaBMT dengan cara melakukan pelatihan pelatihan dengan menghadirkan trainer yang ahli di bidang Perbankan Syariah dari Bank Muarnalat. Melakukan peningkatan pengawasan terhadap pengelola/manajemen secara ·periOtltk yang berfungsi untuk memberikan masukan-masukan atau arahan-arahan serta evaluasi ke1ja demi untuk menjaga dan meningkatkan kualitas manajemen dan pelayanan BMT. Merapikan tata ruang kantor. Mengadakan kegiatankegiatan sosial, seperti mengadakan khitanan massal, memberikan santunan dan bantuan untuk para nasabah BMT yang tergolong dhuafa (berupa dana pendidikan, bantuan perobatan dan lain-lain), serta memberikan bantuan terhadap korban bencana alam. Dalam rangka untuk menunjang program penghimpunan dana, manajemen BMT terus melakukan promosi produk-produk BMT yaitu melalui partisipasi dalam event atau kegiatan dengan menjadi sponsor kegiatan tersebut baik dalam bentuk dukungan dana maupun dalam bentuk pembuatan atribut yang berisi pesan sponsor spanduk.
Kata kunci : BMT, Kesehatan BMT, Syariah
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji hanya milik Allah Yang Maha Kuasa, Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana. Dengan Taufiq dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan diniatkan untuk beribadah karena Allah.
Skripsi ini dengan judul "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN BMT" (Studi Kasus pada Beberapa BMT
Masjid Jakarta). Di susun untuk memenuhi persyaratan mencapai Gelar Smjana pada
Jurusan Mum11alat (Ekonomi Islam), Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islm11
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Niat yang baik diiringi dengan lm1gkah penuh keikhlasan, kesabarfil1,
ketenangan serta tawakkal dengfil1 mengaharap ridha Allah, rahmat Allah serta
syafaat Rasulullah dari dunia sampai akhirat, akhirnya dapat dirampungkan dengan
baik. Karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini,
terutama kepada yang terhormat :
I. Bapak Prof. Dr. H. Muhfil11mad Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ibu Euis Amalia, M.Ag dan Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, selaku Ketua
dan Sekretaris Program Studi Muamalat.
3. Bapak Ors. H. Hasmmddin, M.Ag dan Bapak Muzazin, SE, M.Ag, selaku Dosen
Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II, yang terus membimbing penulis di
tengah kesibukan beliau, sehingga penyelesaian skripsi ini rnenjadi mungkin dan
menjadi lebih baik dan sempurna.
4. Bapak Abdul Haris I-I dan Bapak Drs. I-I. Ishak Ismail selaku Dewan Manager dan
Dewan Pengawas Syariah BMT At-Taqwa yang telah menyediakan data-data dan
me! uangkan waktunya kepada penulis untuk mclakukan wawancara dan
rnembirnbing penulis dalam menyelesaikan skripsi sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
5. Bapak Syamsul Bahri selaku Manager BMT Masjid Al-Azhar yang telah
menyecliakan data-data dan meluangkan waktunya kepacla penulis untuk
melakukan wawancara.
6. Bapak Gato! Sukoco selaku Manager BMT At-Taqwa Mandiri yang telah
menyediakan data-data dan meluangkan waktunya kepacla penulis untuk
melakukan wawancara.
7. Segenap pengurus dan pegawai perpustakaan Fakultas Syari'ah clan I-Iukum dan
perpustakaan utama UfN SyarifHidayatullah Jaka1ia, perpustakaan umum Islam
Iman Jama Jakarta, yang telah membantu dan melayani penulis dalam memproses
literatur-literatur yang penulis butuhkan sebagai sumber data untuk mendapatkan
referensi yang mendukung penyelesaian skripsi ini.
8. Bapak dan !bu Dosen atau staf pengajar di lingkungan Jurusan Muamalat Fakultas
Syariah clan Hukum UIN yang telah memeberikan ilmu pengetahuan yang sangat
berarti kepada penulis selama ini.
9. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan khusus kepacla keclua orang tua
penulis Ayahancla Jaenuclclin clan Ibuncla Fatimah yang selalu memberi clukungan
baik moril maupun materil, perhatian, kasih sayang, clan cloa yang tak pernah
henti-hentinya di berikan kepacla Anancla. Tak acla sesuatu apapun di clunia ini
yang clapat membayar segala pengorbanan Ayah clan Bunda buat Nanda hanya
cloa clan bakti Nanda semoga Ayah clan Bunda selalu diberkahi oleh Allah.
10. Aclik-aclikku tercinta, Yulia Fitriani, Faisal Bagus, Nur Kamilah dan Zalu·ah
Salsabila yang senantiasa memberikan semangat kepacla penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Terima kasih banyak kepada Kakakku Nano yang telah memberikan motivasi clan
dukungan sepenuhnya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, terima
kasih atas segala waktu clan masukan-masukan yang terbaik buat Penulis.
12. Teman-teman Jurusan Muamalat Perbankan Syariah angkatan 2003, khususnya
teman-teman di kelas B, yang telah memberikan support kepacla penulis, clan
khusus buat Lala lathifah terima kasih atas segala clukungannya. Serta semua
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis berharap clan berdo'a kepacla Allah SWT, semoga amal baik mereka
dibalas oleh Allah SWT clengan pahala yang berlipat ganda. Dan Semoga skripsi ini
clapat bermanfaat clan menjadi sumbangan positif bagi banyak. pihak.
Jakarta, 21Nopember2007 M 11 Dzulqoiclah 1428 I-I
Penulis
DAFTARISI
KATA PENGANTAR
DAFTARISI
DAFT ART ABEL
BAB! PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
c. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Kaj ian Pustaka
E. Metode Penelitian
F. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN UMUM TENT ANG BMT, KEGAGALAN
dan KEBERHASILAN BMT
A. Konsep BMT (Bait al-Maal wat Tamwil)
B. Produk-Produk BMT
1. Musyarakah
2. Mudharabah
3. Murabahah
4. Salam
5. Isti~hna
6. Qardhul Hasan
7. Titipan Zakat, Infaq dan $.hadaqah
C. Konsep Kegagalan dan Keberhasilan BMT
IV
Vil
IX
7
8
9
12
14
16
18
18
19
20
20
21
21
22
24
BAB III GAMBARAN UMUM BEBERAPA BMT MASJID JAKARTA
1. Profil BMT Masjid Al-Azhar
2. Profil BMT At-Taqwa
3. Profil BMT At-Taqwa Mandiri
4. Profil BMT Karsa Cendikia
BAB IV ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN
clan KEGAGALAN BMT MASJID di JAKARTA
43
45
48
49
A. Analisis Tingkat Keberhasilan dan Kegagalan BMT 57
B. Faktor-faktor Penyebab Keberhasilan clan Kegagalan BMT 59
C. Strategi Pengembangan terhadap Faktor-faktor Keberhasilan
BMT At-Taqwa dan BMT Masjid Al-Azhar
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPI RAN
65
67
79
70
DAFT AR T ABEL DAN GRAFIK
1. Tahel 1 Ringkasan lndikatar dan Kampanen Kinerja
Keuangan BMT 34
2. Tabel 2 Pembabatan Indikatar dan Kampanen dari Kine1ja
Keuangan BMT 40
3. Tabel 3 Tingkat Kesehatan Kine1ja Keuangan BMT 41
4. Tabel 4 Rasia Keuangan BMT Masjid Al-Azhar 2005 dan 2006 52
5. Grafik 1 Rasia Keuangan BMT Masjid Al-Azhar 2005 clan 2006 53
6. label 5 Prediksi Tingkat Kesehatan Kine1ja Keuangan BMT Masjid
Al-Azhar Tahun 2006 54
7. Tabel 6 Rasia Keuangan BMT At-Tagwa 2005 dan 2006 55
8. Grafik 2 Rasia Keuangan BMT At-Tagwa 2005 dan 2006 55
9. Tabel 7 Prediksi Tingkat Kesehatan Kinerja Keuangan BMT At-Tagwa 56
10.Tabel 8 Peralehan Laba BMT At-Tagwa Mandiri dalam Menjalankan
Usahanya Tahun 2005 dan 2006 57
I I .Tabel 9 Peralehan Laba BMT Karsa Cendikia dalam Menjalankan
Usahanya 58
12.Grafik 3 Peralehan Laba BMT Karsa Cendikia dalam Menjalankan
Usahanya 58
BABI
PENDAI-IULUAN
A. Latar Belalrnng Masalah
Agama Islam adalah agama yang sangat menekankan keseimbangan.
Segala sesuatu di dunia ini di ciptakan secara seimbang, sehi.ngga tata nilai dalam
sistim yang membentulmya menjadi sesuatu yang pokok. Tuhan menciptakan
bumi dan seisinya berpasang-pasangan juga merupakan bagian clari konsep
keseimbangan, serta keaclilan sebuah hukum alam.
Ticlak hanya itu, Islam juga mengatur hal-hal yang cliperbolehkan dan ha!-
ha! yang clilarang. Lanclasan syariah adalah kebijaksanaan clan kebahagiaan
manusia di dunia clan akhirat, kesejahteraan ini terletak pada keaclilan, kasih
sayang, kesejahteraan, clan kebijaksanaan. Sementara apapun yang bergeser clari
keaclilan akan menjacli keticlakaclilan, kasih sayang menjacli penindasan,
kesejahteraan menjacli kesengsaraan, dan kebijaksanaan menjacli keboclohan.
Sebenarnya ticlak acla sangkut pautnya clengan syariah. Tujuan Syariah yang
paling dasar aclalah memajukan kesejahteraan manusia yang terletak pacla jaminan
atas keyakinan, intelektual, masa clepan dan harta milik 1•
Tingkah laku ekonomi yang tidak menunjang, apalagi yang menghalangi
terwujuclnya keaclilan clikutuk keras, bahkan agaknya tidak ada kutukan kitab suci
1 M. U mer Chapra, al-Qur 'an Menuju Sistem Mone/er yang Adil, (Y ogyakarta : Dana Bakti Prima Vasa, 1997), h. I
2
yang lebih keras daripada kutukan kepada para pelaku ekonomi yang tidak adil,
dapat dirasakan dalam, antara lain ekspresi surat al-Takatsur dan al-Humazah.
Namun suatu kutukan kepada sikap ekonomi yang tidak produktif dan egois
dengnjelas dinyatakan dalam surat al-Taubah ayat 34-35.
Dalam konsep ekonomi Islam al-Qur'an juga melarang manusia untuk
mengeksploitasi harta secara berlebihan. Islam mengajarkan agar manusia
memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki seperlunya. Sehingga tidak te1jadi
kerusakan-kerusakan yang timbul setelah pemanfaatan tersebut. Dan mengenai
harta kekayaan, Islam melarang akumulasi hmia pada golongan tertentu di
kalm1gan masyarakat. Karenanya, Islam mengingatkan kepada orang-orang yang
mempunyai harta tentang perlunya tanggung jawab sosial, yakni kepedulian
terhadap rnasyarakat sekitar, bahkan manusia secara umum.
Perwujudannya adalah dengan redistribusi yang adil, yang bukan
mendistribusikan asset fisik/riil dalam artian sempit, bukan pula membagi
bagikan kegiatan bisnis para konglomerat baik yang seclang sekarat ataupun yang
suclah bangkrut, bukan pula merupakan alat untuk meminclahkan aset fisik clan
kesempatan memperoleh rente ekonomi clari aktor barn. Reclistribusi asset clapat
cliartikan sebagai usaha memberikan kekuasaan clan kesempatan yang aclil bagi
pengusaha kecil/menengah clan koperasi untuk melakukan kegiatan ekonomi clan
bisnis, climana selama ini kesempatan bisnis hanya clikuasai oleh orang-orang
yang clekat clengan kekuasaan.
3
•
Dalam dunia Islam, aktifitas lembaga keuangan baik institusi bank
nrnupun non lx111k scpcrli kopcrasi lclah dimulai scjak zaman Rasulullah SJ\ W.
Ini di perlihatkan dalam salah satu bukti sejarah pe~jalanan nabi SAW. Ketika itu,
sebelum Nabi SAW diutus menjadi rasul, ia telah dikenal sebagai seorang al-
Amin yang artinya yang terpercaya, karena kejujuran itulah, Nabi Muhammad
SAW pernah dipercaya untuk menyimpan segala macam barang ti ti pan (deposit)
milik para penduduk. Begitu amanahnya beliau dalam menjaga deposit tersebut
sehingga pada saat terakhir sebelum rasul hijrah ke madinah, beliau melantik Ali
untuk mengembalikan sega!a deposit itu kepada pemiliknya.
Deposit telah dikenal sejak zaman Rasulullah dan saat ini menjadi salah
satu jasa pelayanan bank, antara lain bank syariah. Bank syariah telah berdiri di
Indonesia sejak tahun 1992 clan saal ini pcrkernbangannya makin mcningkal.
Perkembangan bank-bank syariah clalam beberapa tahun terakhir m1
tampaknya telah memicu berdirinya lembaga-lembaga keuangan keagamaan
lainnya seperti : Asuransi Syariah, Badan Amil Zakat (BAZ), Unit Simpan
Pinjam Syariah (USPS), BMT, serta lembaga lainnya yang tentunya akan semakin
memurnikan sistem perekonomian kita2•
BMT merupakan !embaga keuangan syariah non bank yang cukup
potensial untuk dikembangkan, di tengah keticlak percayaan masyrakat kepada
institusi koperasi yang dianggap sebagai perwujudan dari lembaga "koperasi"
2 I(arnaen A. Perwataatmadja, Men1b111nikan Ekonon-1i Jslan1 di lndonesia, (Depok: Usaha Kami, 1996), h. 3
4
yaitu lembaga yang keuntungannya selalu habis oleh para pengurus yang tak
bertanggung jawab.
/Jaitul ma/ wat tamwil adalah lcmbaga ekonomi atau kcuangan syariah
non perbankan yang sifatnya informal. Disebut informal karena lembaga ini
didirikan oleh kelompok swadaya masyarakat (KSM) yang berbeda dengan
lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan formal lainnya3.
Secara kelembagaan BMT didampingi atau didukung oleh Pusat Inkubasi
Bisnis Usaha Kecil (PINBUK). PINBUK sebagai lembaga primer karena
mengemban misi yang lebih luas, yalmi mengentaskan usaha kecil. Dalam
prakteknya, PINBUK menetaskan BMT, dan pada gilirannya BMT menetaskan
usaha kecil. Keberadaan BMT merupakan representasi dari kehidupan masyaralrnt
dimana BMT itu berada, dengan jalan ini BMT mampu mengakomodir
kepentingan ekonomi masyaralrnt4•
Menurut M. Hidayat, saat ini jumlah BMT di Indonesia mencapai lebih
dari 3000. Dari jumlah tersebut yang sudah memiliki Badan Hukum Koperasi
baru sebesar 1.300 unit. Jaringan BMT tersebut sebenarnya dapat dimanfaatkan
sebagai perpanjangan pihak Bank Umum Syariah untuk menjangkau layanan
pembiayaan kepada usaha kecil dan mikro, Melalui program lingkage5. Tujuan
berdirinya BMT adalah meningkatkan kualitas usaha ekonomi bagi kesej ahteraan
3 I-!. A. Djazuli dan Yadijanuari, Lembaga-Lembaga Perekonomian ummat (Sebuah Pengen/an), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2002), cet ke I, h. 183
4 Karnaen A. Perwataatmadja, Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia, h. 96 5 Berita, "Pembiayaan Sektor Usaha Mikro dan Keci/", artikel cliakses pada 22 November
2005 dari http://www.muamalat.com.22 november 2005)
5
anggota, yang merupakanjamaah masjid lokasi BMT berada pada ldrnsusnya dan
masyarakat pada umumya. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan ekonomi
ummat, maka sudah seharusnya memanfaatkan dan memberdayakan BMT
sebagai lembaga yang menghimpun masyarakat ekonomi lemah dengan
mengembangkan iklim usaha dalam lingkungan sosial ekonomi yang sehat. Untuk
itu sesungguhnya BMT di masjid-masjid, dapat diberdayakan menjadi wadah
untuk rnenghirnpun dan rnenyalurkan dana sedekah secarn profesional, sehingga
clapat mengembangkan ekonomi ummat. Pemberclayaan tersebut clilakukan
clengan menggancleng lembaga-lembaga pemerintahan daerah, organisasi
kernasyarakatan, dunia usaha, clan lembaga Perbankan Syariah, dalam sebuah
bentuk kemitraan berupa pembinaan manajerial, bantuan pengernbangan
perangkat clan sistem keuangan mikro, serta ke1jasama pengelolaan pengurnpulan
clan penyaluran seclekah kepacla ummat6•
Di Jakarta juga telah berdiri beberapa BMT yang saat ini be1jumlah
kurang lebih (±38) BMT dan BMT yang berada di masjid Jakarta be1jumlah
kurang lebih (±8) BMT7•
BMT merupakan salah satu model lembaga keuangan syariah yang paling
sederhana yang saat ini banyak yang muncul dan tenggelam di Indonesia,
sayangnya gairah munculnya begitu banyak BMT di Indonesia tidak didukung
6 Merza Gama!, "Sedekah dalam Perspektif Pemberdayaan Ekonomi Ummat", artikel diakses pada 21Maret2007 darihttp://www.kabarindonesia.com/2007/03.
7 Ishak Ismail, Daftar Baitul Maal Wat tamwil (EMT) se-JABODETABEK, (Jakarta : BMT At-taqwa, 2007)
6
oleh faktor-faktor pendukung yang memungkinkan BMT untuk terns berkembang
dan be1jalan dengan baik. Fakta yang ada di lapangan menunjukkan banyaknya
BMT yang lenggclarn clan bubar yang discbabkan olch bcrbag.ai rnacam hal antara
lain : manajemennya yang amburadul, pengelola yang tidak amanah dan
profesional, tidak dipercaya masyarakat, kesulitan modal, dan lain-lain.
Akibatnya, citra yang timbul di masyarakat sangat jelek, BMT identik dengan
jelek, tidak dapat dipercaya, dan sebagainya.8
' Suatu BMT dikatakan berhasil adalah bagaimana BMT tersebut bisa
meraih kepercayaan dari :nasyarakat dan mengenali nasabah secara intens dan
cepat, ini dimungkinkan karena transaksi dilakukan secara harian. Selain itu ada
keseimbangan antara jumlah nasabah penabung dengan yang membutuhkan
pembiayaan.
Walaupun banyaknya BMT yang tenggelam dan bubar, namun masih ada
sebagian dari BMT yang masih tetap eksis sampai saat ini, ha! ini disebabkan oleh
masih tingginya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap BMT tersebut, dan lain
sebagainya. Itu merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan dari sebuah
BMT, dan BMT yang masih tetap eksis dan berhasil menjalankan usahanya
sarnpai saat ini adalah BMT At-Taqwa dan BMT Masjid Al-Azhar, namun
disamping ada faktor keberhasilan tentunya ada juga faktor kegagalan yang
clialami BMT clalam menjalankan usahanya sehingga BMT tersebut gaga! dalam
menjalankan usahanya, dan BMT yang mengalami kegagalan dalam menjalankan
8 Ibid
7
usahanya adalah BMT At-taqwa Mandiri dan BMT Karsa Cendikia. Oleh sebab
itu penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi apa faktor-faktor pcnyebab
keberhasilan clan kegagalan yang clialami BMT Masjicl, clan hal-hal yang
clilakukan BMT tersebut clalam mengatasi masalah-masalah yang te1jadi sehingga
BMT tersebut masih tetap eksis sampai saat ini. Oleh karena itu penulis tertarik h
untuk mengangkat tema ini menjacli sebuah skripsi dengan juclul : " Analisis
Faktor-Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan BMT " Pembatasan
clan Perumusan Masalah v 1. Pembatasan Masalah
Untuk memfokuskan penulisan dan memudahkan analisa maka
permasalahan akan dibatasi pada analisa faktor-faktor penyebab keberhasilan
dan kegagalan BMT Masjid clengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masjid yang dimaksud adalah sebagai tempat sekretariat saja
2. Pcrumusan Masalah
Dari batasan masalah yang telah disebutkan di atas, akan dibahas lebih
lanjut clalam beberapa identifikasi masalah meliputi:
a. Bagaimanakah tingkat keberhasilan BMT At-Taqwa dan BMT Masjid Al-
Azhar clan bagaimanakah tingkat kegagalan BMT At-Taqwa Mandiri dan
BMT Karsa Cendikia?
b. Apa saja faktor-faktor penyebab keberhasilan BMT At-Tra dan BMT
Masjid Al-Azhar dan apa saja faktor-faktor penyebab keJigalan BMT At-
8
Taqwa Mandiri dan BMT karsa cendikia?
c. Apa saja Strategi Pengembangan dan Solusi Pemecahan terhadap Faktor
Faktor Keberhasilan dan Kegagalan yang ada di BMT?
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui Bagaimanakah tingkat keberhasilan BMT At-Taqwa
dan BMT Masjid Al-Azhar dan bagaimanakah tingkat kegagalan BMT
At-Taqwa Mandiri dan BMT Karsa Cendikia.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan
BMT.
c. Untuk mengetahui strategi pangembangan dan Solusi Pemecahan terhadap
F aktor-faktor Keberhasilan dan Kegagalan BMT.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi teori dalam dunia akademik, serta turut mengernbangkan
wacana ekonomi islam dalam aplikasi didalam kehidupan.
b. Manfaat Praktis
Basil Karya ilmiah ini dapat dipergunakan sebagai rujukan untuk
para pengelola BMT Masjid dalam menjalankan tugas dan usahanya
rnenuju BMT yang profesional sebagai lembaga keuangan syariah non-
9
bank yang dapat memberikan banyak manfaat untuk ummat Islam baik di
sekitar BMT maupun dalam skala nasional dan internasional.
C. Kajian Pustaka
Penelitian terdahulu pertama dilakukan oleh Rosidah (2005) mangenai
Analisis SWOT Strategi BMT dalam Peningkatan Usaha Kecil Menengah. (studi
kasus BMT al-Munawwarah) Penelitian tersebut dilakukan terhadap BMT al-
Munawwarah.
Analisis strategi BMT dalam peningkatan usaha kecil menengah dengan
menggunakan analisis SWOT 9. Basil Penelitian menunjukkan bahwa BMT al-
Munawwarah saat ini merupakan salah satu BMT yang sukses, ha! tersebut
didukung faktor eksternal dan internal yang baik. Faktor internal yang dimiliki
BMT clapat dilihat dari kekuatan dan kelemahan. BMT memiliki kekuatan berupa
BMT terorganisir clan mancliri, sistem prosedur dan pembiayaan yang mudah,
menerapkan sistem syariah, sehingga BMT al-Munawwarah mempunyai
keunggulan clibanclingkan lembaga keuangan Iainnya, seperti Bank Konvensional
clan rentenir. Kelemahan yang clirasakan BMT berupa kondisi nasabah yang
masih belum faham tentang ekonomi syariah, masih terbatas dan belum maksimal
tenaga pengelola, adanya kelalaian nasabah sehingga menimbulkan kreclit macet
clan lokasi BMT al-Munawwarah yang Ietaknya kurang strategis.
9 Rosidah, "Anal is is SWOT Strategi BMT dalam Peningkatan Uisaha Kecil Menengah (studi kasus BMT a!-Munawwarah) ",Skripsi di Fakultas Syariah dan Hukum,, (Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta,2005), h. 63-81, t.d.
10
Tabel IFAS10
I Kekuatan II Kelemahan
I. BMT terorganisir dan mandiri l.Nasabah belum fabam ten tang
2. Sistem prosedur yang mudah sistem Ekonmi Syariah
3. Menerapkan sistem Syariah 2. Tenaga pengelola masih terbatas
4. Memiliki pendukung operasional 3. Adanya kredit macet
4. Lokasi kurang strategis
Tabel EFAS 11
Peluang Ancaman
1. Meningkatkan kemampuan I. Ban yak pesaing dari
anggota lembaga kcuangan
2. Membuka kesempatan ke1ja
dan mengembangkan usaha konvensional
3. Terhindar dari rentenir 2. Politik di Indonesia
4. Terealisirnya permintaan menentu
berclasarkan syariah Islam
5. Membantu pengusaha kecil 3. kenaikan harga
untuk bersaing clalam
persaingan pasar
10 IF AS : Faktor-Faktor Strategis Internal Suatu Perusahaan (Internal Strategi Factors Analysis Summary)
tidak
11 EFAS : Faktor-Faktor Strategi Eketernal Suatu Perusahaan (Eksternal Strategi Factors Analysis Summary)
I
I
11
Menjawab tantangan era globalisasi, strategi BMT aclalah meningkatkan
manajemen pengelolaan perusahaan, meningkatkan investasinya pacla sektor riil
clan meningkatkan kerjasama clengan lembaga lain, cliikuti clengan promosi clan
peningkatan fasilitas/ pelayanan clengan teknologi yang marak dipakai kalangan
bisnis sekarang ini baik media cetak clan elektronik, sehingga masyarakat yang
ticlak tahu menjacli tahu, sehingga mamilih procluk BMT.
Penelitian terclahulu keclua clilakukan oleh Siti Maesunah (2006) mengenai
jV1engukur Kine1ja BMT al-Munawwarah clengan Balanced Scorecard. Penelitian
tersebut clilakukan terhaclap BMT al- Munawwarah Pamulang. Analisa terhaclap
pengukuran kine1ja di BMT al-Munawwarah clengan Balanced Scorecarcl 12.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa konsep pengukuran kinerja clengan
mempergunakan Balanced Scorecard memperhatikan empat perspektif yaitu
keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran clan petumbuhan.
Dalam perspektif pelanggan acla lima ha! yang menjacli to!ak ukurnya
yaitu pangsa pasar, kepuasan pe!anggan, kemampuan mempertahankan pelanggan
lama, kemampuan menarik pelanggan baru, serta pelanggan yang
menguntungkan.
Pangsa Pasar BMT al-Munawwarah
Segmen pasar clan mitra-bina BMT al-Munawwarah clapat clilihat clalam 3
segmen, yaitu :
12 Siti Maesunah," Mengukur Kiner} a BMT al-A1una1vwarah dengan Balanced scorecard (studi kasus BMT al-Munawwarah Pamulang) ", Skripsi di fakultas Sayriah dan Hukum,. (Jakmta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta,2006), h .... ., t.d.
12
I. Didasarkan pada sektor usaha/ekonomi yaitu Perdagangan, Jasa, lndustri
Rumah Tangga, Swasta dan PNS.
2. Didasarkan pada Pengguna Dana yaitu Modal Kerja, Investasi dan
konsumtif.
Didasarkan pada Golongan Debitur yaitu Perorangan, Perusahaan,
Koperasi, Yayasan, Kelompok dan lain-lain.
D. Metode Penelitian
1. .Jenis Penelitian
Jenis penelitian dapat juga disebut berdasarkan cara pengumpulan
datanya. Dalam ha! ini penulis menggunakan jenis penelitian sebagai berikut:
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yakni d.engan mengumpulkan,
membaca dan menganalisa sejumlah buku dan bahan-bahan yang ada
kaitannya dengan permasalahan ini, khususnya yang berkaitan dengan
teori-teori dan konsep yang berhubungan dengan BMT. Disamping itu,
penulis juga menggunakan bahan-bahan dokumen yang ada di BMT.
b. Penelitian Lapangan (Field Research), yakni penulis te1jun langsung ke
lokasi penelitian yaitu BMT Masjid Al-Azhar, BMT At-Taqwa, BMT At
Taqwa Mandiri clan BMT Karsa Cenclikia.
2. Jcnis Data dan Sumber Data.
Penelitian ini menganalisis faktor-faktor penyebab keberhasilan clan
kegagalan BMT Masjid. Data yang dihimpun clalam penelitian ini aclalah
13
data-data kuantitatif dan kualitatif. Jenis data yang digunakan adalah data
primer, yaitu data yang cliperoleh melalui wawancara clengan pihak pengelola
BMT, serta data sekunder yang diperoleh melalui data yang telah diteliti dan
dikumpulkan oleh pihak lain berkaitan dengan permasalahan penelitian ini13.
Sumber data dari penelitian ini adalah subjek penelitian yaitu pengurus dan
pengelola BMT Masjid Al-Azhar, BMT At-Taqwa, BMT At-Taqwa Mandiri
clan BMT Karsa Cendikia.
3. Tehnik Pengumpulan data
Sedangkan tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini melalui :
a. Wawancara
Penulis menggunakan tehnik wawancara untuk memperoleh informasi
yang berkenaan dengan hal-hal yang berkaitan dengan data-data tentang
faktor-faktor keberhasilan dan kegagalan BMT di lokasi objek
penelitian,clata-clatanya dalam bentuk laporan keuangan atau profil BMT.
Pelaksanaan dilakukan terhadap pengelola BMT Masjid Al-Azhar, BMT
At-Taqwa, BMT At-Taqwa Mandiri, dan BMT Karsa Cendikia.
4. Tehnik Pengambilan Sampel
Tehnik pengambilan sampel ini dengan menggunakan metocle
pengambilan sampel yang bersifat ticlak acak clalam bentuk Pw7Josive
!J Masri Singarin1bun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta, LP3ES), h. l 1
14
Sampling, dimana sampel dipilih bardasarkan pertimbangan-pe1iimbangan
tertentu 14.
5. Tchnik Analisa dan Interpretasi data
Dalam analisa data, penulis menggunakan metode sebagai berikut :
a. Metode deskriptif yaitu dengan memaparkan data-data yang cliperoleh di
lapangan apa adanya.
b. Metode analitis yaitu dimulai clari membaca, menelaah dan mempelajari
data-data tersebut secara seksama kemudian dianalisa.
Selanjutnya dari proses analisa tersebut penulis mengambil suatu
kesimpulan dari masalah yang bersifat umum kepada yang bersifat khusus
( clecluktif).
6. Tchnik Pcnulisan Laporan
Sedangkan tehnik penulisan laporan dalam penelitian ini, penulis mengacu
atau berpecloman pada tehnik penulisan yang berlaku di Fakultas Syariah clan
Hukum UIN SyarifHiclayatullah Jakarta tahun 2007.
E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan ini, penyusun membagi kepacla beberapa
bab yakni:
BAB I Pendahuluan. Bagian ini menjelaskan tentang latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan clan kegunaan penelitian,
kajian pustaka, metode penelitian serta sistematika penulisan.
14 Ibid., h. 155
15
BAB II Landasan Teori. Bab ini berisikan tentang teori-teori yang
berkaitan tentang masalah penelitian, teori Baitul Mall Wat Tamwil, teori tentang
Kegagalan dan Keberhasilan BMT.
BAB III Gambaran Umum Beberapa BMT Masjicl Jakarta. Bab ini
mendeskripsikan tentang sejarah pembentukan, visi dan misi BMT, tanggal
pendirian, produk-produk BMT, struktur organisasi.
BAB IV Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keberhasilan clan
Kegagalan BMT Masjid Jakarta. Bab ini berisikan tentang analisis tingkat
keberhasilan dan kegagalan BMT, faktor-faktor penyebab keberhasilan dan
kegagalan BMT, strategi pengembangan dan solusi pemecahan terhadap faktor
faktor keberhasilan dan kegagalan BMT.
Bab V Penutup. Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang
diperoleh penulis melalui hasil dari penelitian.
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG BMT, KEGAGALAN DAN
KEBERHASILAN BMT
A. Konsep BMT (Baitul Mal wat Tamwil)
Bait a/-lvfaa/ berasal dari dua kata yakni, bait yang berarti adalah rumah,
dan a/-maa/ yang berarti harta, kalau kedua kata itu digabungkan mempunyai arti
yang tidak jauh berbeda dari penggalan-penggalan katanya yaitu rumah harta atau
perbendaharaan harta. Banyak ahli berbeda pendapat tentang fungsi dari bait al
Maal serta siapa yang pe1iama kali mendirikan al-A1aal.
Mannan membagi bait al-Maal kepada tiga macam : Pertama, Bait al
Maal al-lkhlas, adalah perbendaharaan kerajaan atau dana rahasia, dengan sumber
pendapatan clan unsur pengeluaran sencliri. Pengeluaran-pengeluaran itu antara
lain pengeluaran pribadi khalifah, istana pensiun anggota keluarga raja, pegawai
istana, clan hacliah clari para khalifah kepacla pangeran asing. Keclua, Bait al-maal,
adalah sejenis bank negara untuk kerajaan. lni tidak berarti bahwa ia memiliki
semua fungsi bank sentral dewasa ini, karena Kerajaan Islam sangat terpusat, baik
pacla tingkat provinsi maupun tingkat pusat, maka aclministrasi Bait al-maal selalu
beracla dalam tangan satu orang. Pacla tingkat propinsi kepala te1iinggi Bait a/
Maal ac!alah gubernur propinsi. Dia bertugas mengumpulkan clan mengelola
penclapatan. Bait al-Metal betempat di kantor besar propinsi. Pusat Bait al-Maal di
ibukota kerajaan sehingga ia langsung di bawah pengawasan khalifah. Ketiga,
17
Bait al-mactl al-lslamin, adalah perbendaharaan kaum muslim, yang sebenarnya
adalah tidak hanya untuk kaum muslim tetapi untuk seluruh kesejahteraan
masyarakat kerajaan Islam tanpa memanclang kasta, warna kulit, dan
kcyakinannya. Fungsi Bait al-Maal ini tcrdiri clari memelihara pekerjaan unrnm,
jalan-jalan, jembatan, masjid, gereja, dan kesejahteraan serta persediaan untuk si
miskin. Bait al-maa/ ini berpusat di masjicl utama dan pacla tingkat pusat clikelola
oleh Qadi ', seclangkan di tingkat provinsi oleh rekan-rekan Qadi '. Unsur
pendapatannya diperoleh dari zakat, infak/shaclaqah, ghanimah, fai, kharaj, clan
jizyah. Tugas Khalifah aclalah menjaga agar semua penerimaan ini terpisah satu
sama lainnya clalam perbenclaharaan, karena masing-masing hal mempunyai
kekhususan clan harus clikelola menurut peraturannya sencliri. 1
Aclapun pengertian Baitul Maa/ aclalah lembaga ekonomi berorientasi
sosial-keagamaan yang kegiatan utamanya menampung haiia masyarakat clari
berbagai surnber terrnasuk zakat, infaq clan 11haclaqah, clan menyalurkannya untuk
tujuan mewujuclkan kemaslahatan umat dai1 bangsa clalam aiii seluas-luasnya.2
Aclapun secara harfiah Bait al-Tamwil tercliri clari chm kata yakni Bait yang
berarti rurnah clan al-Tamwil yang bera1ii pengemba11gan harta. Jadi penge1iian
Bait a/-Tamwil aclalah lembaga ekonomi yang melakukan kegiatan
pengernbangan usaha-usaha produktif clan investasi dalam meningkatkan kualitas
1 Muhammad Abdul Mannan, Ekonomi Islam : Teori dan Praktek (Dasar-dasar Ekonomi Islam), Te1jemahan Polan ArifHarahap, (Jakarta, PT Jntermasa, 1992), h. 180
2 Makhalul Ilmi. SM, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, (Yogyakarta, UJJ Press, 2002), h. 66-67
18
ekonorni pengusaha rnikro dan keeil terutarna dengan mendorong kegiatan
menabung dan menunjang pembiayan kegiatan ekonominya.3
Maka pengertian BMT (Baitul Maal wat Tamwi[) adalah suatu lembaga
keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh
kembangkan bisnis usaha mikro dan kecil, dalam rangka mengangkat derajat dan
martabat serta membela kepentingan kaum fakir mi skin. 4
B. Produk-Produk BMT
Jenis-jenis usaha BMT sebenarnya dimodifikasi dari produk perbankan
Islam. Oleh karena itu, usaha BMT dapat dibagi kepada dua bagian utama, yaitu
mernobilisasi simpanan dari anggota dan usaha pembiayaan. 5
Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BMT
sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan
berlandaskan syariah. Dan produk-produk BMT antara lain sebagai berikut :
Musyarakah!Syirkah, Jvfudharabah, Murabahah, Salam, Jstishna, Qardhul
Hasan6. Titipan zakat, infaq, dan 2hadaqah (ZIS)7.
I. Musyarakah
Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah (Syirkah atau
syarikah). Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang
3 M. Amin Aziz, Buku Saku Tata Cara Pendirian BMT, (Jakarta, PKES, 2006), hal. I ·1 Ibid., h. I 5 H. A. Djazuli dan Yadijanuari, Lembaga-Lembaga Perekonomian ummat (Sebuah
Pengenalan}, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,2002), eel ke I, h. 191 6 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Deskripsi dan 1/ustrasi},
(Yogyakarta, EKONISIA, 2003), h. 96 7 Djazuli dan Yadi, Lembaga-Lembaga Perekonomian ummat, h. 191
19
bekerj a sama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara
bersama-sama. Semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih
dimana rncrcka sccara bcrsarna-sarna rncrnadukan seluruh bcntuk surnbcr
daya baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Secara spesifik bentuk
kontribusi dari pihak yang beke1jasama dapat berupa dana, barang
perdagangan (trading asset), kewiraswastaan (interpreneurship), kepandaian
(skill), kepemilikan (property), perlatan (equipment), atau intangible asset
(seperti hak paten atau goodwill), kepercayaan/ reputasi (credit worthiness)
dan barang-barang laim1ya yang dapat dinilai dengan uang. 8
2. Mudharabah
Mudharabah adalah bentuk ke1jasama antara dua atau lebih pihak
dimana pemilik modal (shahib al-maal) mempercayakan sejumlah modal
kepacla pengelola (mudharib) dengan suatu pe1janjian keuntungan. Bentuk ini
menegaskan ke1jasama dalam paduan kontribusi I 00% modal kas clari shahib
al-maa/ clan keahlian dari mudharib.
Perbedaan yang esensial dari musyarakah dan mudharabah terletak
pacla besarnya kontribusi atas manajemen dan keuangan atau salah satu
diantara itu. Dalam mudharabah, modal hanya berasal dari satu pihak,
seclangkan clalam musyarakah modal berasal dari dua pihak atau lebih.
lvfu.syarakah clan mudharabah dalam literatur fiqh berbentuk pe1janjian
8 Adiwannan Karim, Bank Islam (Ana/is is Fiqh dan Keuangan), (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2004 ), h. 92.
20
kepercayaan (uqud al-amanah) yang menuntut tingkat kejujuran yang tinggi
dan menjujung keadilan. Oleh karena itu keduanya harus menjaga kejujuran
dan keadilan untuk kepentingan bersama tanpa ada yang melakukan
kecurangan di salah satu pihak.
3. Muraba!talz
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
Dimana BMT bertindak sebagai penjual, sedangkan nasabah sebagai pembeli.
1-Iarga jual adalah harga beli bank dari pemasok di tam bah keuntungan Karena
dalam definisi yang telah disebutkan diatas "keuntungan yang disepakati'',
oleh karena itu karakreristik murabahah adalah si penjual harus memberi tahu
pembeli tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah keuntungan
yang clitambahkan pada biaya tersebut. Misalnya, si A membeli mobil seharga
80 juta rupiah, biaya-biaya yang clikeluarkan sebesar 3 juta rupiah, maka
ketika menawarkan mobilnya untuk dijual, ia mengatakan: "Saya jual mobil
ini seharga 90 juta rupiah, dan saya mengambil keuntungan dari penjualan ini
sebesar 7 juta rupiah.". Murabahah selalu clilakukan dengan cara pembayaran
cicilan (bi tsaman ajil, atau muajja/). Dalam transaksi ini barang diserahkan
segera setelah akad, seclangkan pembayaran dilakukan secara tangguh.
4. Salam
Salam adalah transaksi jual beli climana barang yang dipe1jualbelikan
belum ada. Oleh karena itu barang diserahkan secara tangguh sedangkan
21
pembayaran dilakukan tunai. BMT bertindak sebagai pembeli, sedangkan
nasabah sebagai penjual. Dalam prakteknya, ketika barang telah diserahkan
kepada BMT, maka BMT akan menjualnya kepada rekanan nasabah atau
kepada nasabah itu sendiri secara tunai atau secara cicilan. Harga jual yang
ditetapkan oleh BMT adalah harga beli BMT dari nasabah ditambah
keuntungan. Dalam ha! BMT menjualnya secara tunai biasanya disebut
pembiayaan talangan (bridging financing). Sedangkan dalam ha! BMT
menjualnya secara cicilan, kedua pihak harus menyepakati harga jual dan
jangka waktu pembayaran.
5. lstiif./ma'
Produk istiif_hna' menyerupai produk salam, tapi dalam Jstiif_hna'
pembayarannya dapat dilakukan oleh BMT dalam beberapa kali (termin)
pembayaran. Ketentuan um um pembiayaan Jstiif_hna' adalah spesifikasi barang
pesanan harus jelas seperti jenis, macam ukuran, mutu dan jumlahnya.
6. Qardlzul Hasan
Menurut Syafi'i Antonio (1999), qardh adalah pemberian harta kepada
orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain
meminj amkan tan pa mengharap imbalan.
Menurut Bank Indonesia (1999), qardh adalah akad pinjaman dari bank
(muqridh) kepada pihak teretntu (muqtaridh) yang wajib dikembalikan
clengan jumlah yang sama sesuai pinjaman
22
Dali! al-Qu'an tentang al-Qardh : "Siapakah yang mau meminjamkan
kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan me/ipatgandakan
(balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memeperoleh pahala yang
banyak." (QS.AL-Hadid: I)
7. Titipan Zakat, Infaq dan §.hadaqah
Adapun pengertian dari zakat, infaq dan 2hadaqah aclalah sebagai berikut :
a. Pcngertian Zakat
Zakat berasal clari kata "zaka" yang artinya berkah, tumbuh, bersih dan
baik. Zakat berarti suci, tumbuh, berkah, terpuji, bertambah dan subur.
Seclangkan menurut istilah syariah (syara') zakat berarti sejumlah harta
tertentu yang cliwajibkan oleh Allah diserahkan kepacla orang-orang yang
berhak,9 yaitu mereka yang dijelaskan olch Allah dalarn finmm-Nya
dalam QS. Al-Taubah (9) : 60, sebagai berikut:
" Sesungguhnya, zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang faqir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallafyang dibujuk
hatinya untuk (memerdekakan budak), orang-orang yang berhutang,
untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan,
sebagai ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana"
9 Makhalul, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, h. 67-68
23
b. Pcngcrtian Infaq dan ~hadaqah
Kata infaq berarti mendermakan atau memberikan rizeki (karunia
Allah) atau menafkahkan sesuatu kepada orang lain berdasarkan rasa
ikhlas dan karena Allah semata. 10 Pengertian ini diam bi! berdasarkan
firman Allah SWT, sebagai berikut :
" Kitab Al-Qur 'an itu tidak ada keraguan di dalamnya; Dia menjadi
petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Yaitu orang-orang yang
percaya kepada hal-hal yang gaib, mendirikan shalat dan mendermakan
(mengiJ?faqkan) sebagian dari apa yang Kami karuniakan kepada
1nereka'~.
Secara ringkas dapat di rumuskan bahwa infaq adalah pengeluaran
derma setiap kali seorang muslim menerima rezeki (karunia) dari Allah
sejumlah yang di kehendaki dan di relalcannya. Bedanya dengan zakat
adalah, ia tidak ditentukan jenisnya, jumlah dan kadarnya, serta waktu
penyerahannya. Sebagian ulama berpendapat bahwa hukum
rncngeluarkannya adalah wajib sebagaimana zakat, berdasarkan firman
Nya ini:
" ... dan tetaplah kamu beril?faq untuk agama Allah, dan janganlah kamu
meriferumuskan diri dengan tanganmu sendiri kelembah kecelakaan
(karena menghentikan infak itu) ".
'0 Ibid, h. 68-69
24
Turunnya ayat tersebut adalah untuk memberikan penegasan bagi
lrnum Anshar Madinah yang ragu berinfaq dengan telah diwajibkannya
zakat pada tahun ke 2 hijrah (2 I-I). Mereka mengira, bahwa dengan
wajibnya zakat Allah membebaskan mereka untuk berinfaq membantu
pe1juangan Rasulullah.
Kcrnuclian yang climaksucl 2haclaqah (seclekah) aclalah keseluruhan
amal kebajikan yang clilakukan setiap pribadi muslim untuk menciptakan
kesej ahteraan sesama umat manusia, termasuk untuk kelestarian
lingkungan hiclup dan alam semesta ciptaan Allah guna memperoleh
hiclayah clan ridho Allah SWT.
C. Konsep Kegagalan dan Kcbcrhasilan BMT
Kegagalan dalam berusaha cliartikan clengan suatu tinclakan ekonomi yang
ticlak mencapai titik impas, bahkan kurang, clengan bahasa lain clikatakan sebagai
suatu kerugian usaha. Husein Syahatah mengutip penclapat Ibnu Manzur
mengartikan rugi secara bahasa adalah hancur, binasa, dan hilang, seperti halnya
clikatakan, "si pedagang itu merugi clalam perdagangannya" Berarti kehilangan
atau lepas. Dalam bahasa al-Qur'an-nya adalah khasarah yaitu berkurangnya
modal pokok. 11
11 Husein Syahatah, Pokok-Pokok Pikiran Akuntansi Islam, terjemahan Khusnul Fatarib, (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2001), h. 149.
25
Dalam al-Qur'an ada beberapa ayat yang cliclalamnya terclapat lafal
khasarah. Berikut kutipan ayat yang berkaitan clengan muamalah maaliyah
(keuangan), seperti firman Allah berikut ini dalam QS. al-Muthaffifin (83):1-3
Artinya : "Celakalah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang
apabila menerima takaran clari orang lain, mereka minta clipenuhi, dan apabila
mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi".
Dan dijelaskan pula clalam surat QS. al-Syu'ara (26): 181
Artinya : "Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang yang
merugikan".
Dan clalam QS. al-Rahman (55): 9
Artinya : "Dan tegakkanlah timbangan it11 clengan aclil, dan janganlah kamu
mengurangi neraca itu".
Tiga ayat tersebut menjelaskan bahwa rugi itu adalah kekurangan pada
timbangan, takaran maupun uang. Namun ada juga ayat al-Qur'an yang
mengandung lafal khasarah dengan pengertian hancur, hilang, kurang, binasa
seperti yang termaktub dalam QS. al-kahfi : 103-104
Artinya : "Katakanlah : Apakah akan kami beritahukan kepaclamu tentang orang
orang yang paling merugi perbuatannya, yaitu orang-orang yang telah sia-sia
perbuatannya dalam kehiclupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa
mereka berbuat sebaik-baiknya".
Jacli clapat disimpulkan bahwa pengertian khasarah (rugi) dalam bidang
usaha menurul al-Qur'an ialah kehancuran, kehilangan, kekurangan, serta
26
kebinasaan, baik didunia maupun diakhirat. Adapun dalam bidang muamalah,
khasarah berarti kekurangan atau penyusutan pada modal pokok, atau kekurangan
timbanngan atau takaran.
Bisnis yang merugi dalam Islam menurut DR. Mustaq ahmad disebabkan
oleh tiga faktor, yaitu ; investasi, modal yang jelek, keputusan yang tidak sehat,
clan perilaku jahat. Menurutnya investasi modal yang jelek adalah menanamkan
modal pacla bisnis-bisnis yang bertolak belakang dengan syariat, seperti menjual
diri mereka untuk hal-hal yang bersifat sihir. Keputusan yang tidak sehat diartikan
oleh Mustaq clengan mementingkan kehiclupan dunia daripada akhirat, menyukai
hal-hal yang khabits, menyanclarkan pada harta dan kekuasaan, dan bukannya
pada kebenaran dan keaclilan. Perilaku jahat clipaparkan olehnya adalah
mempraktekkan riba, melibatkan diri dalam minuman keras dan judi,
mengkhianati amanah dan kepercayaan. Kesemuanya itu aktivitas larangan Allah
clan menjerumuskan pelakunya dalam kerugian. 12
Seorang muslim sejati hams menumbuhkan etos ke1ja, semangat dalam
beke1ja, bersikap serta mempunyai persepsi terhadap nilai ke1ja. Bukanlah ke1ja
merupakan suatu fitrah, dan sekaligus merupakan salah satu iclentitas manusia,
sehingga beke1ja yang didasarkan pada prinsip-prinsip Iman dan Tauhid, bukan
saja menunjukan fitrah seorang muslim, tetapi sekaligus menunjukan martabat
clirinya sebagai "abclullah" (hamba Allah) yang mengelola seluruh alam sebagai
bentuk clari cara dirinya mensyukuri kenilm1atan clari Allah Rabb al-' Alamin.
12 Mustaq, Etika Bisnis dala1n Islan1, h. 44
27
Apabila bekerja adalah fitrah manusia, maka jelaslah bahwa manusia yang
enggan beke1ja, malas dan tidak mau mendayagunakan seluruh potensi cliri untuk
dinyatakan clalam bentuk amal kreatif, sesungguhnya dia itu melawan fitrah
dirinya sendiri, menurunkan clerajat iclentitas dirinya sebagai manusia, untuk
kemuclian runtuh clalam kecluclukan yang lebih hina clari binatang. 13
Adapun konsep keberhasilan adalah senantiasa dikaitkan clengan nilai-
nilai moral. Dr. Monzer Kahfmengutip penclapat M.N. Siddiqi mengatakan:
Keberhasilan terletak clalam kebaikan. Dengan perilaku manusia yang semakin
sesuai clengan pembakuan-pembakuan moral clan semakin tinggi kebaikannya,
maka clia semaldn berhasil selama hiclupnya, pacla setiap fase keberaclaan, pada
setiap langkah, incliviclu Muslim berusaha berbuat selaras dengan nilai-nilai
moral. 14
Kebaikan, dalam peristilahan Islam, berarti sikap positif terhadap
kehiclupan clan orang lain.
Dr. Monzer kahf kembali mengutip penclapat Dr. Siddiqi mengatakan :
Manusia dilahirkan clengan kebutuhan-kebutuhan yang tidak terhitung; berusaha
memenuhinya aclalah wajar. Semakin baik kebutuhan-kebutuhan ini clipenuhi
semakin baik pulalah clia. Kehidupan yang clipersiapkan secara baik menjamin
keclamaian jiwa, kepuasan dan rasa aman. Dan konclisi jiwa semacam itulah yang
menopang terbinanya suasana yang sehat, bermoral clan bercorak spiritual. Ticlak
13 Toto Tasmara, Etas Kerja Pribadi Muslim, (Yogyakmta: DEW, 1995), h. 2 14 Monzer Kahf, Ekonomi Islam (I'elaah Analitik terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam).
Te1je111ahan Machnun Husein, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1995), h.18.
28
satu kemajuan material dan pembangunan ekonomi yang dalam dirinya sendiri
bertentangan dengan kemajuan moral spiritual. Betapapun juga semua kemajuan
semacam itu, bila diperoleh dengan cam yang baik dan dipertahankan, rnerupakan
surnbangan terhadap moralitas yang sehat dan spiritualitas yang benar. Dengan
demikian upaya untuk mendapatkan kemajuan ekonomik bukan kejahatan
menurut pandangan Islam. Bahkan sebenarnya ia menjadi salah satu kebaikan bila
ia bisa diseimbangkan dan diniatkan untuk mendapatkan kebaikan. 15
Keberhasilan atau kegagalan suatu BMT dapat diukur juga dengan
melakukan penilaian tingkat kesehatan BMT. Dan tingkat kesehatan BMT adalah
kinerja dan kualitas BMT dilihat dari faktor-faktor penting yang sangat
berpengaruh bagi kelancaran, keberlangsungan, dan keberhasilan usaha BMT,
baik untuk jangka pendek maupun untuk keberlangsungan kehidupannya dalam
jangka panjang. 16 Penilaian tingkat kesehatan BMT sangat bermanfaat untuk
memberikan gambaran mengenai kondisi aktual BMT kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, terutama bagi nasabah dan pengelola. Selain itu dengan
mengetahui tingkat kesehatannya akan membantu pihak-pihak tertentu dalam
pengambilan keputusan sehingga terhindar dari kesalahan pengambilan
keputusan. 17
15 Ibid, h. 18-20 16 M. Amin Aziz, Pedoman Penilaian Tingkat Kesehatan EMT, (Jakarta, PINBUK) h. I, t.th. 17 Zaenal A, STP, "Menilai Tingkat Kesehatan EMT dari Aspek Manajemen ", artikel diakses
pada 12 Mei 2006 dari http://www.trimudilah.Wordpress.com/2006/12/05/bmt.
29
Keberlangsungan hidup dan berfungsinya clengan baik sebuah BMT
sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah/mikro
sangat ditentukan oleh tingkat kesehatan BMT. BMT yang sehat aclalah: 18
1. BMT yang Aman, karena :
• Dananya akan terpelihara dengan baik, dan tidak akan hilang, atau
clibawa Iari.
• BMT memiliki legalitas hukum sebagai I) KSM yang bernaung cli
bawah program PHBK Bank Indonesia, 2) KSP (Koperasi Simpan
Pinjam)berclasar syariah, 3) KSU (Koperasi Serba Usaha) berclasar
syariah.
• Sitem kelembagaan dan manajemen pengelolaan clana BMT telah
lcrlala dcngan baik.
• Pengawasan internal di dalam BMT dari Pengurns terhaclap Pengelola
telah te1iata clengan system yang baik.
2. BMT yang Dipercaya, karena :
• Telah cliusahakan memilih pengelola dan pengurus yang amanah.
• Diusahakan untuk menerapkan nilai-nilai Islami dan sistem Syariah
dalam pengelolaan BMT.
18 An1in Aziz, Pedotnan Penilaian Tingkat Kesehatan BA1T, h. l-2
30
3. BMT yang Bermanfaat, karena :
• Berperan sebagai lembaga penghubung antara pemilik yang menyimpan di
BMT dengan pengusaha kecil bawah/mikro yang membutuhkan modal untuk
pengembangan usaha.
• Berperan sebagai lembaga yang memberi peluang saling menguntungkan
anlara pemilik dana clan pengusaha kecil bawah/mikro.
• Memberikan peluang meningkatkan keterampilan berusaha pengusaha
bawah/mikro.
• Membentuk dana meningkatkan jaringan komunikasi untuk informasi dan
pemasaran produk dari pengusaha kecil bawah/mikro.
• Dapat berperan untuk mencari clan memperkenalkan teknologi barn sehingga
dapat meningkatkan nilai tambah pengusaha kecil bawah/mikro.
• Dapat mempersempit kesenjangan sosial-ekonomi di antara anggota
masyarakat.
• Mempraktekan dalam kehidupan nyata ibadah ubudiah dan ibadah muamalah.
BMT yang tidak atau kurang sehat menunjukkan bahwa ada sesuatu yang
salah dalam pengelolaannya selain dari aspek manajemen, kelembagaan, tetapi
juga dari aspek Syariah. Apabila tidak segera diantisipasi maka BMT yang kurang
sehat akan mengalami banyak kesulitan dalam menjalankan usahanya sebelum
akhirnya terpuruk dan merugi, yang juga mengakibatkan citra negatif pada
31
pengembangn dan eksistensi BMT khususnya, dan lembaga Keuangan Syariah
pada umumnya.
Pada Dasarnya aspek kesehatan BMT dapat dibagi menjadi dua yaitu Aspek
Jasadiyah dan Aspek Ruhiyah. 19 Aspek kesehatan BMT adalah faktor-faktor yang
menjadi bahan penilaian kesehatan dan keberhasilan usaha BMT. Dua aspek
utama kesehatan yang dinilai a. Aspek Jasadiyah yang meliputi : Kinerja
Keuangan, Kelembagaan dan Manajemen , dan b. Aspek Ruhiyah yang meliputi :
Visi dan Misi BMT, Kepekaan Sosial, Rasa Memiliki,. Pelaksanaan Prinsip
Prinsip Syariah.
1). Aspek Jasadiyah Kesehatan BMT meliputi :
a). Kine1:ja Keuangan
adalah aspek kemampuan BMT dalam melakukan penataan, pengaturan,
pembagian dan penempatan dana (uang) dengan baik, teliti, cerdik, dan
benar. Sehingga menjamin keberlangsungan lancarnya ams dana di dalam
mengelola kegiatan simpan pinjam BMT dan terns maningkatkan
keuntungan baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang.
b). Kelembagaan dan Manajemen
Y aitu aspek kesiapan BMT untuk melakukan operasinya dilihat dari sisi
kelengkapan aturan-aturan dan mekenisme organisasi dalam perencanaan,
pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan, SDM, permodalan, sarana dan
prasarana kerja. Aspek manajemen lebih menekan pada kesiapan BMT
19 Ibid.,h. 3-21
32
dalam sistem dan prosedur ke1ja sehari-hari yang dijalankan oleh
pengelola BMT.
2). Aspek Ruhiyah Kesehatan BMT yang dimaksud clalam ha! ini meliputi :
a). Visi clan Misi BMT
Yaitu sejauh mana para pendiri, pengurus, clan seluruh anggotanya
memiliki komitmen, ghirah perjuangan dan ruhul jihad terhadap usaha
peningkatan harkat martabat (kualitas hidup) ummat Islam. Martabat
tersebut sesuai dengan yang dikehendaki ("diperintahkan") Allah untuk
"memakmurkan bumi dan penghuninya", menciptakan khaira ummah:
ummat terbaik terbaik diantara manusia, mewujudkan insan kamil di
dalam keluarga bahagia mawaddah wa rahmah, dengan sistem jamaah
(terorganisir dengan jaringan yang rapi) dan dilandasi oleh rasa ukhuwah
Jslamiyah.
b ). Kepekaan Sosial
Yaitu sejauh mana para pendiri, pengurus, pengelola dan seluruh
anggotanya memiliki kepekaan yang sangat tajam dan dalam, responsif,
proaktif terhadap nasib para anggota clan nasib (kualitas hidup) ummat
Islam senyatanya di dalam masyarakat di sekitar BMT itu. Sehingga
secara naluriah akan memunculkan kesadaran-kesadaran yang sangat
tinggi untuk membela kepentingan bersama kaum kita yang te1iinggal itu.
Nasib kehidupan ekonomi ummat kita kadang hanya bisa kita rasakan
getirnya saja, tetapi kita kurang sadar bahwa nasib kehidupan kita ini
33
memang ditindas oleh suatu struktur yang telah mencekam kita sepanjang
sejarah sejak bangsa kita dijajah secara resmi dan kemudian "dijajah" oleh
suatu sistem kapitalisme internasional yang kita tidak mampu
menghindarinya. Bahkan kita tidak mampu memengertikannya. Rasa
kebersamaan dan aksi-aksi kebersamaan sesuai dengan kondisi lingkungan
perlu diprakarsai agar dapat menimbulkan rasa kebersamaan dalam
kepekaan sosial itu. Di sini diperlukan sikap tawakkal penuh clengan ide
icle cerclik, bijak, tapi sederhana clan clapat clilaksanakan dalam bentuk
kebersamaan, seperti selamatan, gotong royong beribaclah, dan berbagai
macam kegiatan sosial lainnya yang mampu menimbulkan soliclaritas clan
rasa ukhuwah untuk menclorong kine~ja prestatif clan produktif atas dasar
iman yang bcnar.
c ). Rasa Memiliki
Yaitu aclanya rasa memiliki dan perhatian yang besar terhaclap maJu
mundurnya BMT dari para pencliri, pengurus, pengelola dan seluruh
anggota. Rasa memiliki itu hanya mungkin tumbuh dan berkembang kalau
BMT itu menunjuldrnn prestasi-prestasi yang bermanfaat bagi masyarakat
banyak clan membela kepentingan masyarakat banyak. Disamping itu
diperlukan kegiatan-kegiatan sesuai traclisi dan konclisi lingkungan
setempat untuk secara bertahap menuju kepada rasa pemilikan yang lebih
kuat terhadap BMT.
34
d). Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Syariah
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Yaitu memberlakukan aturan-aturan dalam operasi BMT sesuai dengan
kaidah syar 'iyyah (al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW).
Penilaian aspek kinerja keuangan meliputi 5 (lima) indikator berisi
8 ( delapan) komponen (rasio) keuangan, yang dapat dilihat pada Tabel I.
Tabel 1
Ringkasan Indikator dan Komponen
Kinerja Keuangan BMT
INDIKATOR KOMPONEN
Struktur Permodalan l.Rasio Total Modal terhadap Simpanan Sukarela BMT (TotMod/SimSuka) -
Aktiva Produktif 2. Rasio Total Pembiayaan Bermasalah (Pembiayaan Bermasalah) terhadap Total Pembiayaan yang diberikan
(YaMas/TotYa) 3. Rasio Cadangan Penghapusan Pembiayaan
terhadap Pembiayaan Bermasalah (CadPusYa/YaMas}
Likuiditas 4. Rasio Total Pembiayaan terhadap Dana yang diterima dari anggota (TotYa/DaMa)
Efisiensi J
5. Rasio Biaya operasional terhadap Pendapatan Operasional (BiaOp/PatOp)
6. Rasio Nilai Inventaris terhadap Total Modal (lnven/TotMod)
Rentabilitas 7. Rasio Laba Bersih terhadap Total Asset/harta (Laba/TotTa)
8. Rasio Laba Bersih terhadap Total Modal (Laba/TotMocl)
35
I. Struktur Pemodalan
Yaitu jumlah modal tertentu secara aman dan seimbang yang harus dimiliki BMT
dibandingkan dengan dana yang harus siap untuk tiba-tiba dikeluarkan apabila
ada penarikan dana yang akan ditarik segera. Dengan kata lain, makin besar porsi
modal sendiri dibandingkan dengan simpanan pihak ketiga/anggota yang dapat
ditarik segera (simpanan sulrnrela) akan lebih baik struktur permodalannya, begitu
pula sebaliknya. Makin besar jumlah modal BMT dibandingkan dengan jumlah
simpanan sukarela maka tingkat keamanan dana anggota semakin terjamin, dilihat
dari sisi permoclalan BMT situasi itu dimiliki clalam kondisi sehat.
Penilaian Struktur Permodalan
RASIO (TotMod/SimSuka) NIL AI
<5% I
6 %- 15 % 2
16 %-25 % 3
>25 % 4
2. Kualitas Aktiva Produktif
Yaitu kualitas kekayaan BMT yang dapat menghasilkan pendapatan/bagi basil
dihubungkan dengan pembiayaan bermasalah. Dalam menilai Aktiva Produktif ini
Pembiayaan Bermasalah dapat dianalisis melalui dua cara : I) terhadap total
pembiayaan yang diberikan, clan 2) tersedianya dana penghapusan pembiayaan
terhadap pembiayaan bermasalah.
36
Pertarna, makin kecil pernbiayaan bennasalah terhadap total pernbiayaan
yang diberikan berarti makin baik kualitas kekayaan produktif BMT dalarn
rnenghasilkan pendapatan. Kedua, makin besar dana cadangan penghapusan
pembiayaan yang dapat diakumulasikan dari keuntungan/pendapatan dari
masa ke masa terhadap pembiayaan bermasalah maka pembiayaan
bermasalah makin mudah dapat diatasi, kekayaan aktiva produktif BMT
akan semakin baik.
Yang dimaksud dengan pembiayaan bermasalah (YaMas) ialah pembiayaan
yang telah tertunggak Gumlah rupiah menunggak dari anggota perninjam),
rnelampaui masa akad perjanjian pengembaliannya sesuai dengan jenis
pembiayaan.
Penilaian Kualitas Aktiva Produktif Pertama
RASIO (YaMas/TotYa) NIL AI
< 10 % I
6 %- 10 % 2
3 %-5 % 3
>3% 4
37
Penilaian Kualitas Aktiva Produktif Kedua
-RASIO (CadPusYaNaMas) NILA I
0 %-25 % 1
26 %- 50 % 2
57 %- 75 % 3
76%-100% 4
3. Likuiditas
Yaitu kemampuan BMT dalam menyediakan dana lancar setiap diperlukan untuk
mengantisipasi penarikan tabungan sukarela/jangka pendek anggota.
BMT dinilai sehat bila memiliki dana dalam jumlah yang aman, tidak terlalu kecil
sehingga tidak mencukupi kalau ada yang menarik dana, dan tidak juga terlalu
besar sehingga mubazir karena tidak terputarkan dalam pembiayaan usaha-usaha
pengusaha kecil.
Penilaian Likuiditas
RASIO (TotYa/DaMa) NILAI
<71%dan>94% 1
71 - 74 % dan 91 - 94 % 2
75-80 %dan86-90% 3
81 - 85 % 4
--
38
4. Efisiensi
Yaitu kemampuan BMT dalam mengendalikan pengeluaran biaya operasional,
sehingga semakin kecil pengeluaran dana operasional terhadap pendapatan
operasional, dan semakin kecil nilai inventaris terhadap besarnya jurnlah modal
BMT sernakin baiklah efisiensi BMT. Dengan dernikian rnakin sehatlah BMT.
BMT dinilai efisien bila dapat rnenekan pengeluaran operasional.
Penilaian Efisiensi Pertama
RASIO (BiaOp/PatOp) NILA.I
>90% I
76 %- 90 % 2
60 %-75 % 3
<60% 4
Penilaian Efisiensi Kedua
RASIO (Inven/Totmod) NIL AI
>50% 1
41%-50% 2
31 %-40% " .)
<30% 4
5. Rentabilitas
Yaitu menunjukkan kernarnpuan BMT dalam menghasilkan
keuntungan/pendapatan. Kemarnpuan tersebut bisa ditunjuk oleh dua cara :
Pertama, rnakin besar perbandingan laba bersih terhaclap semua asset/kekayaan
39
BMT berarti prestasi BMT makin baik; kedua, makin besar perbandingan laba
bersih terhadap jumlah semua modal BMT juga rncnunjukkan keberhasilan
BMT memperoleh pendapatan. Yang dimaksud dengan Asset adalah Total
Harta (TotTa) semua jumlah kekayaan yang dimiliki BMT, yang bisa
diperhatikan pada Laporan Neraca BMT yang bersangkutan.
Penilaian Rentabilitas Pertama
RASIO (Laba/TotTa) NI LAI
>3% 4
2%-3 % 3
1 %-1,9% 2
> 1 % I
Penilaian Rentabilitas Kedua
RASIO (Laba/TotMod) NILAI
>5% 1
5 %- 15 % 2
16%-25% 3
>25 % 4
Mendapatkan Skor Kinerja Keuangan BMT
Skor Kine1ja tiap Komponen = Nilai Rasio tiap Komponen X Bobot
Komponen yang bersangkutan
40
Tabel 2
Pcmbobotan Indilrntor dan Komponcn dari Kincrja Kcuangan
BMT
NO INDIKATOR KOMPONEN BO BOT TOTAL 1%) 1%)
1. Struktur Rasia Modal terhadap 20 25 Permoclalan Simpanan Sukarela
(TotMocl/SimSuka) 2. Aktiva Procluktif a. Rasio 25 35
(pem biayaan pembiayaan bermasalah Bermasalah) terhadap total
pembiayaan diberikan (YaMas/TotYa)
b. Rasia cadangan 5 penghapusan pembiayaan terhadap pembiayaan bermasalah (CadPus Ya/Y aMas)
3. Likuiditas Rasia pembiayaan terhadap 20 15 dana diterima (TotYa/DaMa)
4. Efisiensi a. Rasio biaya 5 JO operasional terhadap pendapatan operasional (BiaOp/PatOp)
b. Rasia inventaris 5 terhadap Total modal (lnv/TotMocl)
5. Rentabilitas a. Rasia laba terhadap 13 15 asset/total hatia (Laba/TotTa)
b. Rasio laba terhadap 7 total modal ILaba/TotMocl)
Total Skor = Predikat Kesehatan Kine1ja Keuangan BMT
41
Tabel 3
Tingkat Kesehatan Kinerja Keuangan BMT
~ SKOR PREDIKAT
3,50-4,00 SEHAT 2,5 - 3,49 CUKUPSEHAT 1,50 - 2,49 KURANGSEHAT
I < 1,50 TIDAKSEHAT
Adapun indikator-indikator keberhasilan suatu BMT adalah sebagai
berikut :20
a. Memiliki kinerja keuangan yang baik, dalam ha] ini BMT memiliki kemampuan
dalam melakukan penataan, pengaturan, pembagian, dan penempatan dana (uang)
dengan baik, teliti, cerdik, dan benar. Sehingga keberlangsungan lancarnya arus
dana di dalam mengelola kegiatan simpan pinjam BMT dan terns meningkatkan
keuntungan baik untukjangka pendek maupun untukjangka panjang.
b. Memiliki kelembagaan dan manajemen yang baik, dalam ha! ini BMT memiliki
kesiapan dalam melakukan operasinya dilihat dari sisi kelengkapan aturan-aturan
dan mekanisme organisasi dalam perencanaan, pelaksanaan, pembinaan dan
pengawasan yang baik, SDM yang berkualitas, permodalan yang mencnkupi, dan
memiliki sarana dan prasarana yang memadai.
c. Adanya rasa memiliki dan perhatian yang besar terhadap maju mundurnya BMT
dari para pendiri, pengurus, pengelola dan seluruh anggota.
20 Ibid., h. 3-5
42
d. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap BMT semakin besar.
Dan indikator-indikator kegagalan suatu BMT adalah sebagai berikut :
a. SOM (pengelola) kurang memiliki pengetahuan ataupun keterampilan dalam
mengelola BMT terutama dalam perguliran pembiayaan.
b. Banyaknya pembiayaan yang tak tertagih (kredit mace!).
c. Kurangnya rasa memiliki (peduli) pengurus BMT terhadap BMT.21
d. Tidak adanya kepercayaan dari masyarakat.
e. Pengelola yang tidak amanah dan professional.
f. Kesulitan modal.
g. Memiliki manajemen yang tidak baik22
21 ibid., h. i 22 Zaenal A, "'Meni/ai Tingkat Kesehatan BMT dari Aspek Manajemen '".
BAB III
GAMBARAN UMUM BEBERAPA BMT MAS.HD JAKARTA
A. Profil BMT Masjid Al-Azhar
1. Nama
2. Alamat
3. Visi
4. Misi 1
: BMT Masjid Al-Azhar
: Kompleks Masjid Al-Azhar JI. Mujair No. 24 Rawa
Bambu Pasar Minggu Jakarta Selatatan Telp : 7802650
Fax: 78844740
: Visi KS-BMT Masjid Al-Azhar adalah Sebagai suatu
lembaga atau koperasi jasa keuangan yang berlandaskan
Syariah dalam upaya meningkatkan kuantitas maupun
kualitas kehidupan sosial ekonomi ummat secara umum,
khususnya masyarakat disekitar BMT
: a. Membangun konsep Islam dalam masyarakat luas.
b. Menciptakan potensi masyarakat (SDM) yang
berkualitas dan berakhlaq mulia, agar professional
dalam berusaha, sehingga meningkatkan asset usahanya
semakin berkembang.
c. Memberikan kesadaran kepada aghniya untuk
mengeluarkan ZIS.
5. Tanggal Pendirian: 26 Agustus 1995
6. Produk-Produk : a. Produk Simpanan
(Amanah, Pendidikan,
Tabungan Khusus).
b. Produk pembiayaan :
1 Profil BMT Masjid Al-Azhar, September, Jakarta, 2007
Simpanan Mudharabah
Hari Raya Walimah, Haji,
Pembiayaan Murabahah,
44
Mudharabah, Qardhul Hasan, Muqayyadah, Ijarah
7. Riwayat Singkat BMT:
Baitul Maal Wattamwil Masjid Al-azhar didirikan pada tahun 1995
oleh beberapa tokoh masyarakat yaitu Bapak Ali Muiz, Bapak Aziz
Luthfi, clan Bapak Arifin clengan nama BMT Masjicl Al-Azhar clan bentuk
legalitas aclalah KSM (Kelompok Swaclaya Masyarakat) clibawah binaan
PINBUK - ICMI clan BMI (Proyek PHBK-BI) clengan Sertifikat Operasi
No. 090030065/PINBUK/II/99, sejak tanggal 14 September 1999 berubah
menjacli ber-Badan Hukum Koperasi Syariah
No.357/BH/KDK.9.4/IX/1999.Latar belakang berdirinya BMT Masjid Al-
Azhar adalah clilatar belakangi oleh para pengurus masjicl yang mengelola
pangaj ian arisan, dan dana tabungan. Mereka berpikir daripacla uang
tersebut clisimpan clirumah saja clan tidak clapat menghasilkan sesuatu atau
tidak memberikan manfaat kepacla orang lain, akhirnya para pengurus
masjid berpikir bagaimana untuk mengoptimalkan dana arisan dan
tabungan pengajian ini, maka mereka berniat untuk menclirikan BMT
dalam upaya penitipan/penyimpanan untuk clikelola secara produktif clan
profitable clalam bcintuk tabungan (simpanan) maupun bagi masyarakat
yang membutuhkan modal kerja atau investasi guna mengembangkan
usahanya dalam bentuk pembiayaan clengan skema bagi hasil, jual beli clan
Qardhul Hasan. Setelah persiapan clan perencanaan yang matang clan ilmu
yang clidapat telah mencukupi untuk menclirikan BMT, maka didirikanlah
45
BMT Masjid Al-Azhar dengan mengalokasikan dana arisan dan tabungan
penganjian sebagai setoran pertama nasabah yang berasal dari kalangan
ibu-ibu pengajian masjid Al-Azhar.
8. Struktur Organisasi BMT Masjid Al-Azhar
PEN GURUS
KETUA
SEKRETARIS
ANGGOTA
PENGAWAS
KE TUA
ANGGOTA
PEN GELO LA
MANAGER
: I-I. Moh. Ali Moe'is
I-I.A. Supiansuri, S.Sos
I-I.A. Hasan
DR. H. Mas'ud Saiful Alam
I. H. Djumhana
2. H. Towilun
Syamsul Bahri, SE
B. Profil BMT At-Taqwa2
1. Nama : BMT At-Taqwa
2. Alamat
3. Visi
: JI. Sakti IV no.8 Komplek Pajak Kemanggisan Jakmia Baral.
Sebagai suatu lembaga atau koperasi jasa keuangan yang
berlandaskan Syariah dalam upaya meningkatkan kuantitas
maupun kualitas kehidupan sosial ekonomi ummat secara
umum, khususnya masyarakat disekitar BMT.
2 Profile BMT At-Taqwa 2006
4. Misi
46
: a. Menjadikan BMT sebagai lembaga atau jasa keuangan yang
dapat bersaing dalam ha!:
1 ). Sehat diukur dari segi jasa keuangan syariah
2). Profitable, usaha yang menguntungkim
3). Memiliki jaringan kerja dengan kapasitas usaha yang lebih
luas
4). Tempat yang potensial bagi pengembangan sumber daya
insani bagi karyawannya.
b. Menjadikan BMT At-Taqwa Sebagai Pilar
Ekonomi Ummat, Yang meliputi:
I). BMT At-Taqwa sebagai bagian dari syiar Islam dalam
bidang ekonomi
2). Memberikan keuntungan yang wajar bagi pihak-pihak
yang memiliki akses langsung maupun tidak langsung pada
BMT
3). Mengusahakan pertumbuhan BMT seoptimal mungkin
4). Memberikan kontribusi positif bagi tm1mat Islam
5. Tanggal Pendirian: Agustus 1994
6. Produk-Produk : a. Produk Pembiayaan: Mudharabah, Murabahah,
Musyarokah, Qardhul Hasan
b. Produk Simpanan : Simpanan Mudharabah, Simpanan At
Taqwa, Simpanan Be1jangka Iman
7. Riwayat Singkat BMT At-Taqwa
Baitul maal Wattamwil At-Taqwa didirikan pada tahun 1994 oleh
beberapa Pengurus Yayasan Taqwa Bhakti dengan nama BMT At-Taqwa dan
berbadan hokum resm1 pada tanggal I Desember 2004, dengan
No.Kep.386/BH/MENEG.I/XII/2004. BMT At-Taqwa lahir sebagai solusi dari
47
pembagian dana Zakat khususnya masyarakat di seldtar masjid At-Taqwa, dalam
upaya penitipan/penyimpanan untuk dikelola secara produktif dan profitable
dalam bcntuk tabungan (simpanan) maupun bagi masyarakat yang membutuhkan
modal kerja atau investasi guna mengembangkan usahanya dalam bentuk
pembiayaan dengan skema bagi hasil, jual beli dan Qardhul Hasan.
BMT At-Taqwa sejak awal berdirinya, clan berdasarkan hasil rapat
Yayasan Taqwa Bhakti, JOO% modal BMT At-Taqwa adalah milik Masjid At
Taqwa (Yayasan Taqwa Bhakti).
8. Struktur Organisasi BMT At-Taqwa
Dewan Pengawas Keuangan :
Drs. I-I. Imran I-Iasyim
Ketua
Drs. I-IM. Ridwan
Anggota
Drs. I-I. Maryanto
Anggota
Drs. I-I. Rusli Achmad
Anggota Aktif
J>cmbina Manajcmc11 :
!wan Ridwan, SE
Ketua
Donny M. Iskandar, SE
Anggota
Ir. Anton Fahleie
Anggota
Dewan Pengawas Syariah
Drs. I-I. Djamaluddin G.
Ketua
Drs. I-I. Ishak Ismail
Anggota
Dewan Manajcr
Abdul haris I-I.
General Manajer
Azhar Ahmad
Aianajer Pemasaran
48
Aries Kartono
Auditor Internal
C. Profil BMT At-Taqwa Mandiri
I. Nama
2. Alamat
3. Visi
4. Misi 3
: BMT At-Taqwa Mandiri
: JI. Daksinapati Raya No.I Rawamangun Jakarta Timur
13220. Telp. (021) 9243021, 4702586
: Visi BMT At-Taqwa Mandiri adalah Sebagai suatu
lembaga atau koperasi jasa keuangan yang berlandaskan
Syariah dalam upaya meningkatkan ekonomi ummat
: a. Memaksimalkan nilai tanggung jawab sosial yang
sesuai dengan syariat Islam dan Ridho allah SWT
b. Menciptakan dan menyediakan layanan yang sebaik
baiknya sesuai dengan peraturan pemerintah dan
tuntunan syariah
c. Pembinaan terhadap usaha kecil dan menengah agar
lebih maju dan berkembang
5. Tanggal Pendirian: 30 Maret 2001
6. Produk-Produk : a. Produk Simpanan Simpanan (Mudharabah
Pendidikan, Hari Raya, Walimah, Be1jangka)
b. Produk pembiayaan :
Mudharabah, Qardhul
Ijarah, Musyarakah
7. Riwayat Singkat BMT:
Pembiayaan Murabahah,
Hasan, Bai' Bitsaman Ajil,
BMT At-Taqwa Mandiri berdiri pada tanggal 30 Maret 2001 di bawah
naungan Yayasan At-Taqwa dan binaan PINBUK yaitu sebuah LPSM yang
dibentuk oleh BMI, MUI dan ICMI. Bekerjasama dengan BAZIS DKI
3 Brosur J;!MT At-Taqwa Mandiri
49
Jakarta, LSM dan lembaga-lembaga social lainnya. Berbadan Hukum
Koperasi Tanggal: 20 April 2001 No :21/BH/KDK.9/JT/IV/2001.
8. Struktur Organisasi BMT At-Taqwa Mandiri
Ketua
Sekretaris
Benclahara
: Gatot Sukoco, Spd
: Peny Indahati
: Evi Aryani
D. Profil BMT Karsa Cendikia
I. Nama
2. Alamat
3. Visi
4. Misi 4
: BMT Karsa Cenclikia
: JI. Ibnu Khalclun 1 No. 22 A komplek IAIN Ciputat
: Visi BMT Karsa Cenclikia meningkatkan kualitas ibaclah
anggota BMT KC sehingga berperan sebagai wakil
pengabcli Allah memakmurkan kehiclupan anggota pacla
khususnya, clan ummat manusia pada umumnya.
Membangun dan mengembangkan tatanan perekonomian
pengusaha kecil dan menciptakan struktur masyarakat
madani yang aclil berkemakmuran berlanclaskan syariah
dan riclha Allah SWT.
5. Tanggal Penclirian : 7 Juli 1996
6. Prociuk-Prociuk : a. Prociuk Simpanan Simpanan (Amanah,
Muclharabah Penclidikan, Bari Raya, Walimah,
Be1jangka)
b. Prociuk pembiayaan : Pembiayaan Murabahah,
Mudharabah, Qarclhul Hasan, Bai' Bitsaman Ajil,
Musyarakah
4 Profil BMT Karsa Cendilda
50
7. Riwayat Singkat BMT:
BMT Karsa Ccnclikia (BMT KC) adalah unit usaha simpan pinjam
dcngan pola Bagi Hasil yang bertujuan untuk membantu menungkatkan usaha
sector riel di kalangan pengusaha kecil Ciputat clan sekitarnya, clibentuk oleh
pengurus ICMI Orsat Ciputat clan beroperasi clikantor secretariat ICMI di jl.
Ibnu Khalclun I No. 22 A Komplek IAIN Ciputat. BMT KC clibentuk
berclasarkan surat keputusan pengurus ICMI Orsat ciputat No.
I 01 A/I CMI/Orsat. C/IV /1996 tentang pembentukan Panitia Persia pan
Penclirian BMT Karsa Cenclikia (PPP-BMT KC) pacla tanggal 4 Mei 1996,
lalu clitetapkanlah tahun penclirian oleh pengurus clan pcngelola yakni pacla
tanggal 7 Juli 1996 dengan investor yang terkumpul sebanyak 28 orang clan
modal penyertaan Rp. 3.870.000 satu tahun kemudian diperoleh Sertifikat
Operasi Semcntara clari PINBUK dengan No. 1014014/PINBUK/XII/96, yang
berlaku sampai dengan April 1997, serta Sertifikat Operasi pacla tahun
berikutnya dengan No. 1014014/PINBUKNI/97, yang berlaku sampai 1 Juni
1998.
8. Struktur Organisasi BMT Karsa Cendikia
Dewan Penasehat Syariah : Prof. DR. H. M. Ardani
DR. H. Amin Suma, SH
H. Ahmad Sukarja
Komisaris : H. Hilman Indra
Pen gurus : Ketua : DR. Ir. H. Murasa Sarlcaniputra
51
Sekretaris : Euis Amalia, SAg
Pengelola : Ketua : Ir. I-Iery Santoso
Pengelola : Kamarusdiana, Sag
Sopian, Sag
Nur Rakhmawati I-Iarini, Amd
Ahmad Mashuri, SAg
BAB IV
ANALISIS FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN dan
KEGAGALAN BMT MASJID JAKARTA
A. Analisis Tingkat Keberhasilan dan Kegagalan BMT
Berikut akan dibahas tentang tingkat keberhasilan BMT dengan
menggunakan penilaian tingkat kesehatan BMT pada dua BMT masjid Jakarta
yang penulis jadikan objek penelitian yaitu BMT Masjid Al-Azhar, dan BMT At-
Taqwa.
Tabel 4
Rasio Keuangan BMT Masjid Al-Azlrnr 2005 chrn 2006 1
----ASP EK RASIO
Standar 2005 2006 CAR 8,00% 14,7% 14,6 % BDR Max 10 % 19,3 % 13,0 % Kecukupan PP AP 100,00 % 28,7 % 20,5 % LDR 80-85 % 77,3 % 71,7% -BO/PO 70 sd 80 % 43,3 % 45,3 % Aktiva Tetap/Modal max 30% 37,I % 24,4%
ROA 3,00% 2;8% 3,6% ROE Min 35 % 23,4% 31,7 %
' Poltlc BMT Masjid Al-Azhar, 2007
90 80 ;
70
60
Grafik 1
Graflk Raslo Kcuangan BMT Masjld Al-Azhar Tatum 2.005 dan 2006
17,J IU
10 JG
-= o~
"'
Asp ck
:111ahun2005 Dtahun2006
53
Jl,7
iJ o'"
"'
Tabel 4 dan grafik I diatas memperlihatkan informasi tentang ras10
keuangan BMT Masjid Al-Azhar. Tabel dan grafik tersebut menunjukkan bahwa
CAR pada tahun 2005 sebesar 14,7 % dan mengalami penurunan pada tahun 2006
sebesar 14,6 %. BDR pada tahun 2005 sebesar 19,3 % dan pada tahun 2006
mengalami penurunan sebesar 13,0 %. Kecukupan PPAP pada tahun 2005 sebesar
28.7 % dan mengalami penurunan pada tahun 2006 sebesar 20,5 %. LDR pada tahun
2005 sebesar 77,33 % dan pada tahun 2006 sebesar 71,7%. BO/PO pada tahun 2005
sebesar 43,3 % dan pada tahun 2006 sebesar 45,3 %. Aktiva Tetap/Modal pada tahun
2005 sebesar 37,1 % dan pada tahun 2006 sebesar 24,4 %. ROA pada tahun 2005
sebesar 2,8 % dan meningkat pada tahun 2006 menjadi sebesar 3,6 %. ROE pada
tahun 2005 sebesar 23,4 % dan pada tahun 2006 sebesar 31,7 %.
54
Tabel 5
Prediksi Tingkat Kesehatan Kincrja Keuangan BMT Masjid
Al-Azhar Tahun 2006
NO. KOMPONEN RASIO NILAI BO BOT SKOR O/o
1. Struktur Permodalan 14,6 % 2 20 0,40 (CAR)
2. Kualitas Aktiva Produktif -BDR 13,0% " 25 0,75 ~
- Keculrnpan PP AP 20,5 % I 5 0,05 3. Likuiditas (LDR) 71,7 % 2 20 0,40 4. Efisiensi
-BO/PO 45,3 % 4 5 0,20 - Aktiva Tetap/Modal 24,4% 4 5 0,20
5. Rentabilitas -ROA 3,6 % 3 13 0,39 -ROE 31,7 % 4 7 0,28 ------
JUMLAHSKOR 2,67 --
Tabel 5 diatas memberikan informasi tentang prediksi tingkat kesehatan
kinerja keuangan BMT Masjid Al-Azhar tahun 2006. Tabel tersebut memperlihatkan
bahwa jumlah skor tingkat kesehatan kinerja keuangan BMT Masjid Al-Azhar
sebesar 2,67. Skor 2,67 tersebut menunjukkan predikat BMT Masjid Al-Azhar adalah
Cukup Sehat, dengan berpedomankan pada Tabel 3 pada bab II.
55
Tabel 6
Rasio Keuangan BMT At-Taqwa 2005 dan 20062
ASP EK RASIO Standar 2005 2006
CAR 8,00 % 5,44% 6,61 % BDR Max 10% 4,93 % 6,98 % Kecukupan PP AP 100,00 % 100,60 % 49,66 % LDR 80-85 % 83,10 % 71,13 % BO/PO 70 sd 80 % 86,17 % 88,27 % Aktiva Tetap/Modal max 30 % 37,43 % 76,57 %
ROA 3,00 % 2,53 % 2,13 % ROE Min 35 % 45,13 % 45,31 %
Grafik2
Grafik Rasio Keuangan BMT At~Taqwa Tahun 2005 dan 2006
110 100,6
100 66~?.27 90 . 83,1
76,57 80 ,13 70 60 . ,66 454§,31
lit1ahun 2005 -i ,!
50 ; Clahun2000
40 ; 37,4
~ 30 20
5.J.i.61 4.9~,98 10 2,5'!, 13 0 lillCl ""'° ~
OM ''" KECUl\UPAN ''" 80PO MODAL 90A ROE
""" Aspek
Tabel 6 dan grafik 2 diatas memperlihatkan informasi tentang ras10
keuangan BMT At-Taqwa. Tabel dan grafik tersebut menunjukkan bahwa CAR pada
tahun 2005 sebesar 5,44 % dan mengalami peningkatan pada tahun 2006 sebesar 6,61
2 Pofi\e BMT At-Taqwa 2006
56
%. BDR pada tahun 2005 sebesar 4,93 % dan pada tahun 2006 mengalami
peningkatan sebesar 6,98 %. Kecukupan PPAP pada tahun 2005 sebesar 100,60 %
dan mengalami penurunan pada tahun 2006 sebesar 49,66 %. LDR pada tahun 2005
sebesar 83,10 % dan pada tahun 2006 sebesar 71,13%. BO/PO pada tahun 2005
sebesar 86, l 7 % dan pada tahun 2006 sebesar 88,27 %. Aktiva Tetap/Modal pada
tahun 2005 sebesar 37,43 % dan pada tahun 2006 sebesar 76,57 %. ROA pada tahun
2005 sebesar 2,53 % dan menurun pada tahun 2006 menjadi sebesar 2,13 %. ROE
pada tahun 2005 sebesar 54,13 % dan pada tahun 2006 sebesar 45,31 %.
Tabel 7
Prediksi Tingkat Kesehatan Kinerja Keuangan BMT At-Taqwa
Tahun 2006
NO. KOMPONEN RASIO NILAI BO BOT SKOR %
1. Struktur Permodalan 6,61 % 2 20 0,40 (CAR)
2. Kualitas Aktiva Produktif -BDR 6,98 % 2 25 0,50 - Kecukunan PP AP 49,66 % 2 5 0,10
3. Likuiditas (LDR) 71,13 % 2 20 0,40 4. Efisiensi
-BO/PO 88,27 % 2 5 0,10 - Aktiva Tetan/Modal 76,57 % I 5 0,50
5. Rentabilitas -ROA 2,13 % " 13 0,39 J
-ROE 45,31 % 4 7 0,28 JUMLAHSKOR 2,67
57
Tabel 7 diatas memberikan informasi tentang prediksi tingkat kesehatan
kinerja keuangan BMT At-Tagwa tahun 2006. Tabel tersebut memperlihatkan
bahwa jumlah skor tingkat kesehatan kine1ja keuangan BMT At-Tagwa sebesar
2,67. Skor 2,67 tersebut menunjukkan predikat BMT At-Tagwa adalah Cukup
Sehat, clengan berpeclomankan pada Tabel 3 pada bab II.
Selanjutnya akan dibahas tingkat kegagalan BMT At-Tagwa Mandiri dan
BMT Karsa Cenclikia clalam menjalankan usahanya yang tcrlihat dalnm label dan
grafik berikut ini.
Tabel 8
Perolehan Laba BMT At-Tagwa Mandiri dalam Menjalankan Usahanya
Tahun 2005 dan 20063
Aspck 2005 2006
LABA 5.386.560.00 970.589.77
Tabel 8 diatas memberikan informasi bahwa perolehan laba BMT At
Tagwa Mandiri pada tahun 2005 sebesar 5.386.560.00 dan mengalami penurunan
yang sangat signifikan pacla tahun 2006 sebesar 970.589.77.
3 Neraca Keuangan BMT At-Taqwa Mandiri 2006
Tabel 9
Perolehan Laba BMT Karsa Cendikia dalam Menjalankan Usahanya4
ASP EK
-ROI
ROE
ROA
0
~ -0,5 fl w ~ ~ -1
-1,5
Tahun I Tahun II
- 0,37 % -1.37 %
-0,24 % -1,13 %
-0,05 % -0,23 %
"-
Grafik3
Grafik Perolehan Laba BMT Karsa Cendikia
-1,37 -1,28
Tahun
Tahun III
-0,87 %
-1,28 %
-0,81 %
lllROI
lllROE
DROA
58
Tabel 9 dan Grafik 3 diatas menunjukkan bahwa perolehan ROI BMT
Karsa Cendikia pada tahun I sebesar -0,37 %, tahun II sebesar -1,37 % dan tahun Ill
sebesar -0,87 %. Perolehan ROE pada tahun I sebesar -0,24 %, tahun II sebesar -1, 13
% dan tahun Ill sebesar - l ,28 %. Perolehan ROA pada tahun I sebesar -0,05 %, tahun
II sebesar -0,23 %, dan tahun III sebesar -0,81 %.
" Laporan Keuangan BMT Karsa Cendikia
59
B. Faktor-Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan BMT
Dari data yang ada di PINBUK PUSAT, sampai dengan Juni 2006 saat ini
jurnlah BMT yang ada di seluruh lndoneisa sudah mencapai 3.200 BMT di
Indonesia. Ini menunjukkan peningkatan dari 3.000 BMT per Desember 2005
lalu.5 Dari BMT yang telah tumbuh dan berkembang ternyata ada juga yang
tumbang, gaga!, rugi dan kemudian mati, tidak be1jalan lagi. Namun ada juga
BMT yang berhasil menjalankan usahnya sampai saat ini, tentunya keberhasilan
dan kegagalan suatu BMT ditunjang oleh beberapa faktor-faktor yang
111e111 pen garuhi n ya.
I. Faktor-Faktor Penyebab Keberhasilan BMT
Indikator-indikator keberhasilan BMT adalah sebagai berikut :6
a. Memiliki kine1ja keuangan yang baik, dalam ha! ini BMT memiliki
kemampuan dalam melakukan penataan, pengaturan, pembagian, dan
penempatan dana (uang) dengan baik, teliti, cerdik, dan benar. Sehingga
keberlangsungan lancarnya arus dana di dalam mengelola kegiatan simpan
pinjam BMT dan terns meningkatkan keuntungan baik untuk jangka
pendek maupun untukjangka panjang.
b. Memiliki kelembagaan dan manajemen yang baik, dalam ha! ini BMT
memiliki kesiapan dalam melakukan operasinya dilihat dari sisi
kelengkapan aturan-aturan dan mekanisme organisasi dalam perencanaan,
5 Aslichan Burhan, "EMT Harus Saling Menguatkan", artikel diakses pada 28 Oktober 2007 dari http://www. icm i.or.id/2007110
6 M. Amin Aziz, Pedoman Peni/aian Tingkat Kesehatan EMT, (Jakarta, PINBUK), h. 3-5
60
pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan yang baik, SDM yang
berkualitas, permodalan yang mencukupi, dan memiliki sarana dan
prasarana yang memadai.
c. Adanya rasa memiliki dan perhatian yang besar terhadap maju mundurnya
BMT dari para pendiri, pengurus, pengelola dan seluruh anggota.
d. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap BMT semakin besar.
Berdasarkan indikator-indikator keberhasilan BMT yang telah dijelaskan
diatas, berikut faktor-faktor penyebab keberhasilan BMT yang akan penulis
bahas dengan kasus bisnis pada BMT Masjid Al-Azhar clan BMT At-Taqwa.
Merujuk pada penilaian tingkat kesehatan BMT diatas, basil penilaian
tingkat kesehatan BMT pada kedua BMT ini yaitu BMT Masjid Al-Azhar clan
BMT At-Taqwa, keduanya mendapatkan skor sebesar 2,67, angka ini
menunjukan bahwa predikat kedua BMT ini adalah Cukup Sehat, dengan
kata lain kedua BMT ini telah berhasil menjalankan usahanya dengan baik,
clan faktor-faktor penyebab keberhasilannya adalah sebagai berikut :
1). Kine1j a Keuangan yang Baik
Dari data dilapangan, peneliti melihat bahwa kine1ja keuangan BMT At
Taqwa dan BMT Masjid Al-Azhar sudah baik, ha! ini terbukti dengan
kemampuan BMT dalam melakukan penataan, pengaturan, pembagian,
clan penempatan dana (uang) dengan baik, teliti, cerdik, clan benar, dan
menghasilkan laba yang terus meningkat dari tahun ketahun. Seperti BMT
61
At-Taqwa labanya pada tahun 2004 sebesar 67.390.000 dan meningkat
pada tahun 2005 menjadi sebesar 93.110.000. Dan pada BMT Masjid Al
Azhar labanya pada tahun 2004 sebesar 31.034.602 dan meningkat pada
tahun 2005 sebesar 74.349.809.
2). Kelembagaan dan Manajemen yang Baik
Dari data lapangan, peneliti menemukan teknis usaha Kedua BMT ini
yaitu BMT Masjid Al-Azhar dan BMT At-Taqwa merupakan kegiatan
yang terorganisir yaitu adanya para pengelola yang tersusun dari suatu
struktur organisasi dan tugas-tugas terinci dalam susunan tugas dan
wewenang Uob discription). Oleh karena itu secara teknis kedua BMT ini
terlihat proporsional dan tidak menyimpang dari visi, misi serta tujuan
awal kcdua BMT itu sencliri. Aclanya Dewan Pcngawas Syariah yang
selalu mengawasi kinerja pengelola BMT dalam me11jalankan usahanya.
Kedua BMT ini juga memiliki modal yang besar, sehingga pengelola
BMT ticlak merasa khawatir jika terjadi rush yang dilakukan para nasabah
secara tiba-tiba. Kedua BMT ini juga telah memiliki kantor sendiri untuk
melakukan aktivitas usahanya, juga dilengkapi sislem komputerisasi
clalam megoperasionalkan usahanya.
3 ). Tingkat Kepercayaan Masyarakat
Dari data lapangan peneliti menemukan bahwa tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap kedua BMT ini semakin meningkat, ha! ini terbukti
62
dari hasil laporan keuangan kedua BMT ini yang menunjukkan semakin
bertambahnya jumlah nasabah kedua BMT ini. Pada BMT At-Taqwa
jumlah nasabah pada tahun 2005 sebanyak 1.953 nasabah dan mengalami
peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2006 sebanyak 3.182
nasabah. Dan pada BMT Masjid Al-Azhar jumlah nasabah pada tahun
2005 sebanyak 3.821 nasabah dan mengalami peningkatan pada tahun
2006 sebanyak 4.389 nasabah. Penambahan jumlah nasabah berpengaruh
signifikan pada meningkatnya dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun
kedua BMT ini. Bertambahnya jumlah DPK turut memberikan kontribusi
meningkatnya jumlah pembiayaan yang diberikan.
4 ). Adanya Dukungan dan Partisipasi dari Ban yak Pihak
Segala keberhasilan dan segala hasil yang telah dicapai oleh kedua BMT
ini merupakan hasil kerja keras yang dilakukan dengan maksimal, semua
itu bisa tercapai karena adanya dukungan dan partisipasi penuh dari pihak
manajemen dan pengelola (manajer dan seluruh karyawan ), pihak
pengawas dalam memonitor dan memberikan masukan selama tahtm buku
beijalan, serta dengan adanya dukungan dan partisipasi penuh dari seluruh
anggota dan unsur-unsur lainnya.
63
2. Faktor-faktor Penyebab Kegagalan BMT
Walaupun acla BMT yang berhasil clalam rnenjalankan usahanya, ada juga BMT
yang gaga\ clalam menjalankan usahanya. Berikut indikator-inclikator kegagalan
BMT:
a. SDM (pengelola) kurang memiliki pengetahuan ataupun keterampilan dalam
mengelola BMT terutama clalam pergu!iran pembiayaan.
b. Banyaknya pembiayaan yang tak tertagih (kreclit macet).
c. Kurangnya rasa memiliki (peduli) pengurus BMT terhaclap BMT.7
cl. Ticlak aclanya kepercayaan clari masyarakat.
e. Pengelola yang ticlak amanah clan professional.
f. Kesulitan modal.
g. Merniliki manajemen yang tidak baik8
Kegagalan-kegagalan yang BMT At-Taqwa Mandiri clan BMT Karsa
Cenclikia alami clalam menjalankan usahanya tak luput dari faktor-faktor
penyebab kegagalannya. Berikut faktor-faktor penyebab kegagalannya :
l J. Kreclit macet
Menurut PINBUK kredit macet merupakan penyebab terbesar dari gagalnya
usaha BMT. Kreclit macet pada BMT ini disebabkan olch Tcrgusurnya pasar
dimana para peclagang dipasar ini meminjam uang pacla keclua BMT ini.
Keaclaan ini menyulitkan pengelola BMT untuk melakukan penagihan karena
7 Ibid., h. i 8 Zaenal A, STP, "Menilai Tingkat Kesehatan BMT dari Aspek Manajemen", artikel diakses
pada 12 Mei 2006 dari htt12:/lwww.trimudilah.Wordpress.com/2006/12105/bmt.
64
para pedagang itu telah pergi entah kernana dan lari dari tanggung jawab,
ironinya lagi pengelola BMT tidak rnengetahui alamat tempat tinggal para
pcdagang scbcnarnya. Schingga banyak pcmbiayaan yang tak lcrlagih clan
karena perekonomian Indonesia yang tidak bagus pulalah banyak peminjam
yang tidak mampu melakukan pengembalian pembiayaan ke BMT dan
mereka lari dari tanggung jawab. Dan kemudian dibarengi dengan
pengambilan besar-besaran tabungan nasabah pcnabung (rush).
2). SDM
Kemampuan kepegawaian yang kurang ekspansif dalam masalah pembiayaan
dan jumlah SDM yang terdapat di BMT At-Taqwa Mandiri masih minim
sekali, sehingga mereka kesulitan dalam mengurusi masalah pembiayaan.
Pengetahuan dan keterampilan SDM BMT masih kurang sekali dalam
menjalankan usaha BMT.
3 ). Kesulitan Modal
Tidak adanya dana cadangan untuk mengantisipasi jika terjacli penarikan
besar-besaran yang dilakukan nasabah secara tiba-tiba dan hanya
menganclalkan clana dari nasabah penyimpan. Juga sulitnya mendapatkan
pinjaman untuk menambah modal clan mengembangkan usaha dari instansi
instansi lain.
4). Kurangnya rasa memiliki (peduli) pengurus BMT terhaclap BMT, hal 1111
te1j adi pad a BMT Karsa Cendikia.
65
5). Kurangnya pelatihan yang diberikan kepada para SDM BMT dalam
rneningkatkan kualitas pangetahuan clan keterampilan mereka c\alam
mengembangkan usaha BMT.
C. Strategi Pengembangan terhac\ap Faktor-Faktor Keberhasilan BMT
Berikut aclalah strategi yang c\ilakukan oleh BMT clalarn mengembangkan
usahanya.
l. Strategi Pengembangan yang clilakukan oleh BMT ac\alah :
a. Meningkatkan SDM pengelola BMT c\engan earn melakukan pelatihan
pelatihan c\engan menghac\irkan trainer yang ahli di bic\ang Perbankan
Syariah clari Bank Muamalat.
b. Melakukan peningkatan pengawasan terhac\ap pengelola/manajemen
secara perioclik yang berfungsi untuk memberikan masukan-masukan atau
arahan-arahan serta evaluasi kerja demi untuk me1"\iaga clan meningkatkan
kualitas manajemen clan pelayanan BMT.
c. Merapikan tata ruang !cantor.
cl. Mengac\akan kegiatan-kegiatan sosial, seperti mengaclakan khitanan
massal, memberikan santunan clan bantuan untuk para nasabah BMT yang
tergolong c\huafa (berupa c\ana penc\iclikan, bantuan perobatan clan lain
lain), serta memberikan bantuan terhac\ap korban bencana alam.
e. Dalam rangka untuk menunjang program penghimpunan clana, manajemen
BMT terus melakukan promosi procluk-procluk BMT yaitu melalui
66
partisipasi dalam event atau kegiatan dengan menjadi sponsor kegiatan
tersebut baik dalam bentuk dukungan dana maupun dalam bentuk
pembuatan atribut yang berisi pesan sponsor spancluk.
A. Kesimpulan
BABY
PENUTUP
BMT merupakan salah satu lembaga keuangan syariah yang paling
seclerhana yang saat ini banyak muncul clan tenggelam di Indonesia. Sayangnya,
gairah munculnya begitu banyak BMT di Indonesia ticlak cliclukung oleh faktor
faktor penclukung yang memungkinkan BMT untuk terus berkembang clan
berjalan clengan baik. Oleh karena itu suatu BMT tetap harus memenuhi kriteria
kriteria layaknya sebuah bank syariah besar dengan beribu-beribu nasabalmya.
Salah satu alasan yang seclerhana adalah sebuah lembaga yang mengelola uang
masyarakat, tentunya harus kreclibel, clapat clipercaya oleh masyarakat. Tentunya
semua itu kita kembalikan lagi kepada BMT, apakah BMT tersebut ingin berhasil
clan terus maju mengembangkan usahanya atau tenggelam bersama dengan
kegagalan-kegagalan dalam menjalankan usahanya. Karena kegagalan atau
keberhasilan sebuah BMT berada di tangan pengelola BMT itu sendiri.
Berdasarkan uraian clalam bab sebelumnya, penulis clapat rnenyimpulkan hal
hal berikut, cliantaranya yaitu :
1. BMT Masjicl Al-Azhar clan BMT At-Taqwa merupakan clua BMT yang
sukses saat ini. Dan faktor-faktor penyebab keberhasilannya aclalah sebagai
berikut : Dari data clilapangan, peneliti melihat bahwa kine1ja keuangan BMT
At-Taqwa clan BMT Masjicl Al-Azhar suclah baik. BMT yang tersusun clalam
68
suatu struktur organisasi yang terorganisir clengan aclanya para pengelola clan
tugas-tugas terinci clalam susunan tugas clan wewenang (job discription),
SDM yang berkualitas, kecukupan modal, tingkat kepercayaan masyarakat
terhaclap keclua BMT ini semakin tinggi, aclanya clukungan clan patiisipasi clari
banyak pihak. Faktor-faktor penyebab kegagalan BMT At-Taqwa Mandiri
clan BMT karsa Cenclikia ini aclalah Masalah ekonomi yang kurang bagus,
kreclit macet, SDM, yaitu kemampuan kepegawaian yang kurang ekspansif
clalam masalah pembiayaan, kurangnya rasa memiliki (pecluli) pengelola
BMT terhaclap BMT, Kesulitan modal.
2. Untuk mengembangkan segala keberhasilan yang telah clicapai clalam
menjalankan usahanya, BMT At-Taqwa clan BMT Masjid Al-Azhar
mempunym strategi dalam rnengembangkan usahanya. Strategi yang
clilakukan kedua BMT ini dalam rnengembangkan usahanya adalah
Meningkatkan SDM pengelola BMT dengan cara rnelakukan pelatihan
pelatihan dengan menghadirkai1 trainer yang ahli di biclang Perbat1kan Syariah
dari Bank Muamalat, melakukan peningkatan pengawasan terhadap
pengelola/manajemen secara periodik, merapikan tata ruai1g kantor,
mengadakan kegiatan-kegiatan sosial, dalam rangka untuk menunjang
program penghimpunan dana, manajemen BMT terns melakukan promosi
produk-procluk BMT yaitu melalui partisipasi dalam event atau kegiatan
69
dengan menj adi sponsor kegiatan terse but baik dalam bentuk dukungan dana
maupun dalam bentuk pembuatan atribut yang berisi pesan sponsor spanduk.
B. Saran-Saran
I. Untuk meningkatkan mutu pelayanan pada BMT dengan menyediakan sumber
daya manusia yang lebih banyak dan dan lebih berkualitas.
2. Perlu diselenggarakannya pembinaan kepada SDM BMT secara formal oleh
BMT dengan mengadakan pelatihan-pelatihan mengenai Perbankan Syariah.
3. Perlu dilakukan evaluasi secara intens terhadap hasil-hasil yang dicapai kedua
BMT ini dalam menjalankan usahanya, dalam rangka memperbaiki kualitas
BMT ini.
4. BMT barns mcmiliki cara yang tcrbaik agar dapat mcngatasi masalah kredit.
macet
Demikian kcsimpulan dan saran-saran yang dapat penulis kemukakan, dengan
harapan semoga skripsi ini dapat lebih membuka cakrawala berpikir kita untuk
lebih giat melakukan bisnis/usaha Islami. Sehingga masyarakat mengerti dan
sadar bahwa syariat Islam lebih sesuai dengan hati nurani (keadilan dan
kejujuran).
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur'an al-Karim
A, Djazuli, I-!, dan Yadi januari, Lembaga-Lembaga Perekonomian ummat (Sebuah Pengenlan), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2002, Cet. I
A, Perwataatmadja, karnaen, Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia, Depok : U saha Kami, 1996
A, Zaenal, STP, Menilai Tingkat Kesehatan EMT dari Aspek Manqjemen, http://www.trimudilah.Wordpress.com/2006/12/05/bmt.
Afzalurrahman, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang, terjemahan Dewi Nurjulianti, Jakarta: Yayasan Swarna Bhumy, 1997 Cet.II
Ahmad, Mustaq, Etika Bisnis dalam Islam, terjemahan Samson Rahman, Jakarta : Pustaka al-kautsar,2001
Ahmad, Mustaq, Etika Bisnis dalam Islam, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001
Arifin, Zainul, Memahami bank Syariah : Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek, Jakarta : Alvabet, 1999
Azis, M. Amin, Mengembangkan Bank Islam di Indonesia, Jakarta : Penerbit Bangkit
----------------------Pedoman Penilaian Tingkat Kesehatan EMT, Jakarta PINBUK, 1997
---------------------Buku Salcu Tata Cara Pendirian EMT, Jakarta: PKES, 2006
Berita, Pembiayaan Sektor Usaha }vfikro http://www.muamalat.com,22 november 2005
Burhan, Aslichan, "EMT Harus Saling Menguatkan", http://www.icmi.or.id/2007 /I 0
BMT At-Taqwa, Profil, 2006
BMT At-Taqwa Mandiri, Brosur, 2006
dan Kecil,
71
BMT Masjid Al-Azhar, Profil, 2007
Chapra, M, Umer, al-Qur 'an Menuju Sistem Maneter yang Adil, Yogyakarta : Dana Bakti Prima Y asa, 1997
De Porter, Bobbi, et. All, Quantum Bussiness: Membiasakan Bisnis Secara Etis dan Sehat, Bandung : Kaifa, 2000, Cet. IV
Dhuafa, Dompe!, BMT, http://www.dompetdhuafa.org/2007/03.
Gama!, Merza, Sedekah dalam Perspektif Pemberdayaan Ekonomi Ummat, http://www.kabarindonesia.com/2007/03.
Harahap, Sofyan Syafri, Dr, Pedaman Manajemen Masjid Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Ummat, Jakarta: Pustaka Quantum Prima, 2001
Ilmi, Makhalul, SM, Teari dan Praktek Lembaga Milera Keuangan Syariah, Y ogyakarta, UII Press, 2002
Karim, Adiwarman, Bank Islam (Analisis Fiqh dan Keuangan), Jakarta,PT Raja Grafindo Persada, 2004
Kahf, Manzer, Dr, Ekanami Islam (Telaah Analitik terhadap Fungsi Sistem Ekanami Islam), Te1jemahan Machnun Husein, Y ogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1995
Mannan, M. Abdul, M . A, Ph. D., Teari dan Praktek Ekanami Islam, te1jemahan Drs. Nastangin, Yogyakaiia: Dana Bhakti Wakaf, 1993
Singarimbun, Masri, dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survai, Jakarta : LP3ES, 1995
Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Deslcripsi dan Jlustrasi), Yogyakarta: EKONISIA, 2003
Syahatah, Husein, DR, Pokok-Pokok Pikiran Akuntansi Islam, te1jemahan Khusnul Fatai·ib, Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2001
Tasmara, Toto, Etas Ke1ja Pribadi Muslim, Yogyakmia: DEW, 1995
LAMP IRAN
SI SY~~l'AH n:u19;~
BMT BAITUL MAAL WATTAMWIL
MASJID AL-AZHAR
SURAT KETERANGAN No. 001/SKT/MGR/BMT-ALZ/X/07
/ahirrohmanirrohim,
Office : Masjid Jami Al-Azhar
JI. Mujair I RI. 003/09 Rawabambu Pasar Minggu
Jakarta 12520 Telp. : 7802650
Fax.: 78844740
bertanda tangan dibawah ini Manager KS-BMT Masjid Al-Azltar Pasar Minggu Jakarta n, dengan ini menerangkan bahwa :
Perguruan Tinggi as I Jurusan
t/Tempat Tinggal
Indriyati UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Syariah dan Hukum I Perbankan Syariah 103046128264 JI. Masjid Jami Al-Fallah No.3 Rt.006/01 Kamal Kalideres Jakarta Barat 11810
melakukan Penelitian sebagai persyaratan pengajuan Skripsi di KS-BMT Masjid Al-Azltar Minggu pada tanggal 14 September 2007.
ianlah surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya dan untuk dapat dipergunakan .imana mestinya.
t, 24 Oktober 2007
VfT Masjid Al-Azlzar ·--·--::L.Zo..
BAITUL MAAL WAT-TAMWIL AT-TAQWA JI. Sakti IV No. 8 Kompleks Pajak Kemanggisan Jakarta Baral 11480
Telp. 535-9435, 532-8243 Fax. 532-8244
SURAT KETERANGAN PENELITIAN SKRIPSI
Yang bertandatangan di bawab ini Manajer Badan Pengelola BMT AT-TAQWA
menerangkan nama tersebut dibawah ini :
Nanm Mabasiswi
NIM
Fakultas/Jurusan
Semester
: Indriyati
: 103046128264
: Syariab dan Hnkum I Perbankan Syariab
: IX (Sembilan)
Telab melaknkan penelitian skripsi di BMT AT-TAQWA mulai bnlan Juli s/d
September 2007 dengan judul penelitian :
"Analisis Faktor-Faktor Penycbab Kcberhasilan dan Kegagalan BMT (Studi
Kasus Pada Bcberapa BMT Masjid Jakarta)"
Demikian surat keterangan ini kami buat untnk digunakan dengan semestinya.
• I,''
Jakarta, 24 Oktober 2007
BMT AT-TAQWA
•1 •1 .J;\ada1l1P,11ngelola
ro .. (\n7:,. ,,,t.
.. ~f\A "'·A.i;<l~iii~ns H":__~...::...+----
Mauajer
.</Jai/ul c!ffaal UJ{d.Yw1uL1tl f.</Jc4t.Y7 AT.TA Q w A MA ND IR I cs;B.c1:rtm1cr <..,';,fh11hcr11gut1 GKmH1181rw1 Badan Hukum: No, 21/BH/KOK.9/JT/IV/2001 JL Oaksinapr:iti Raya No. 1 Rawamangun Jakarta Timur 13220 Telp. {021) 9243021, 4702586 E-mail : atrn [email protected]
SURAT KETERANGAN PENELITIAN SKRil'SI
Yang bertanda tangan di bawah ini Manajer Badan Pengelola BMT At-Taqwa Mandiri
n1encrangkan nama tersebut di bawah ini :
Nan1a Mahasis\.Vi ; !ndriyati
NIM ; l 03046128264
Fakultas/Jurusan : Syariah dan Hukum I Perbankan Syariah
Sen1ester : IX (sembilan)
Telah 111elakukan pcnclitian skripsi di BM1~ At-1~aqwa Mandiri pacla tanggal 5 Dcscmbcr
2007 dcngan judul pcnelitian :
"Analisis faktor-faktor Penyebab Keberhasilan uan Kegagalan BMT (Studi Kasus
Pacla Bcbcrapa BMT Masjid Jakarta)"
De1nikian surat keterangan ini ka1ni buat untuk digunakan dengan se1nestinya.
Jakarta, 5 Desember 2007
BMT At-Taqwa Mandiri
NamaBMT
Narasumber
Hari dan Tanggal Wawancara
Pertanyaan :
HASIL WA WANCARA
: BMT At-Taqwa
: Abdul haris H
: Selasa, 10 Juli 2007
I. Bagaimana sosialisasi yang dilakukan pengurus BMT At-Taqwa pada awal
berdirinya, sebagai langkah untuk memperkenalkan BMT?
Jawaban : sosialisasi yang dilakukan pengnrus BMT At-Taqwa pada awal
berdirinya, sebagai langkah untuk memperkenalkan BMT adalah dengan
memanfaatkan masjid, seperti mengadakan kegiatan dengan mengundang tokoh,
ahli perbankan, RT sampai Camat untuk memperkenalkan BMT.
2. Bagaimana respon masyarakat terhadap berdirinya BMT?
Jawaban : respon masyarakat terhadap berdirinya BMT pada saat itu baik,
bahkan masyarakat menganggap BMT sebagai Bank Muamalat, namun setelah
dijelaskan, masyarakat barn tahu kalau BMT bukanlah Bank Muamalat.
3. Apa saja kesulitan atau hambatan-hambatan yang dialami BMT At-Taqwa dalam
menjalankan usaha?
Jawaban : kesulitan atau hambatan-hambatan yang clialami BMT At-Taqwa
dalam menjalankan usaha adalah :
a. Internal
- Kurangnya Pemahaman SDM tentang BMT
- Modal yang terbatas
b. Eksternal
- Pola pilcir masyarakat yang masih konvensional
4. Dan bagaimana solusi yang dilakukan pengelola BMT dalam menangani segala
kesulitan atau hambatan dalam menjalankan usaha?
Jawaban : solusi yang dilakukan BMT dalam menangani segala kesulitan atau
hambatan dalam menj alankan usalia adalah dengan mengadakan pelatihan
pelatihan mengenai BMT bagi SDM BMT, dan memberi pengarahan kepada
masyaralcat tentang apa itu BMT dan manfaat apa saj a yang bis a didapat dari
BMT.
5. Hal apa saja yang dilakukan pengelola BMT dalam mengembangkan BMT?
J awaban : langkah yang dilalcnkan pengelola BMT dalam mengembangkan
usahanya adalah :
a. Internal
- Meningkatkan SDM pengelola BMT dengan cara melakukan pelatihan
pelatihan dengan menghadirkan trainer yang ahli di bidang Perbankan
Syariah dari Bank Muamalat.
b. Eksternal
Mengadakan kegiatan-kegiatan sosial, salah satunya adalah khitanan
mass al.
HASIL WA WANCARA
NamaBMT : BMT Masjid Al-Azhar
Narasumber : Syamsul Bahri
Hari dau Tanggal Wawancara : Jum'at, 14 September 2007
Pertanyaan :
1. Bagaimana sosialisasi yaug dilakukan pengurus BMT Masjid Al-Azhar pada awal
berdirinya, sebagai langkah untuk memperkenalkan BMT?
Jawaban : sosialisasi yaug dilakukan pengurus BMT Masjid Al-Azhar pada awal
berdirinya, sebagai langkah untuk memperkenalkan BMT adalah dari jamaah
masjid, kemudian melakukau sosialisasi ke warga sekitar, melalui spanduk-
spanduk, Alim Ulama dari masjid ke masjid.
2. Bagaimaua respon masyarakat terhadap berdirinya BMT?
Jawaban : respon masyarakat terhadap berdirinya BMT pada saat itu baik,
mereka mendukung sepenulmya pendirian BMT ini.
3. Apa saja kesulitau atau hambatan-harnbatau yang dialami BMT Masjid Al-Azhar
dalam menjalankan usaha?
Jawaban : kesulitan atau harnbatau-hambatan yang dialami BMT Masjid Al-
Azhar dalarn menjalankan usaha adalah kesulitaimya dari modal, karena tidak ada
link dari BMT lain, dan tingkat pemaharnan masyarakat tentang Ekonomi Islam
masih rendah sekali.
4. Dan bagaimana solusi yang dilakukan pengelola BMT dalam menangani segala
kesulitan atau hambatan dalam menjalankan usaha?
Jawaban : solusi yang dilakukan BMT dalam menangani sc:gala kesulitan atau
hambatan dalam menjalankan usaha adalah dengan mengandalkan dana dari para
anggota BMT.
5. Hal apa saja yang dilakukan pengelola BMT dalam mengembangkan BMT?
Jawaban : langkah yang dilakukan pengelola BMT dalam mengembangkan
usahanya adalah :
a. Merapikan tata ruang kantor
b. Merapikan IT
c. Meng- up grade SDM
NamaBMT
Narasumber
Hari dan Tanggal Wawancara
Pertanyaan :
HASIL WA WANCARA
: BMT At-Taqwa Mandiri
: Gatot Sukoco
: Rabu, 5 Desember 2007
!. Bagaimana sosialisasi yang dilakukan pengurus BMT At-Taqwa Mandiri pada
awal berdirinya, sebagai langkah untuk memperkenalkan BMT?
Jawaban : sosialisasi yang dilakukan pengurus BMT At-Taqwa Mandiri pada
awal berdirinya, sebagai langkah untuk memperkenalkan BMT adalah dengan
memanfaatkan masjid.
2. Bagaimana respon masyarakat terhadap berdirinya BMT?
J awaban : respon masyarakat terhadap berdirinya BMT pacla saat itu baik
3. Apa saja kesulitan atau hambatan-hambatan yang clialami BMT At-Taqwa Mandiri
dalam menjalankan usaha?
Jawaban : kesulitan atau hambatan-hambatan yang dialami BMT At-Taqwa
Mandiri dalam menjalankan usaha aclalah kekurangan modal, sosialisasi program,
penyadaran masyarakat lingkungan, SDM.
Top Related