2014
Laporan Tahunan 2014
Bangga Membangun Negeri
Laporan tahunan ini memuat pernyataan kondisi keuangan, hasil operasi, proyeksi, rencana, strategi, kebijakan, serta tujuan Perseroan. Pernyataan-pernyataan tersebut memiliki prospek risiko, ketidakpastian, serta dapat mengakibatkan perkembangan aktual secara material berbeda dari yang dilaporkan.
Pernyataan-pernyataan prospektif dalam laporan tahunan ini dibuat berdasarkan berbagai asumsi mengenai kondisi terkini dan kondisi mendatang Perseroan serta lingkungan bisnis di mana Perseroan menjalankan kegiatan usaha. Perseroan tidak menjamin bahwa dokumen-dokumen yang telah dipastikan keabsahannya akan membawa hasil-hasil tertentu sesuai harapan.
Laporan tahunan ini memuat kata “Perseroan” dan “Mandiri Tunas Finance” yang didefinisikan sebagai PT Mandiri Tunas Finance yang menjalankan bisnis dalam bidang lembaga pembiayaan. Adakalanya kata “Perusahaan” dan “MTF” juga digunakan atas dasar kemudahan untuk menyebut PT Mandiri Tunas Finance secara umum.
SANGGAHAN DAN BATASAN TANGGUNG JAWAB / DiSclAimer
Laporan Tahunan PT Mandiri Tunas Finance yang berakhir pada 31 Desember 2014 ini
diterbitkan sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas.
Penyebutan satuan mata uang “Rupiah”, “Rp” atau IDR merujuk pada mata uang resmi
Republik Indonesia, sedangkan “Dolar AS” atau USD merujuk pada mata uang resmi
Amerika Serikat. Semua informasi keuangan disajikan dalam mata uang Rupiah sesuai
dengan Standar Akuntasi Keuangan Indonesia.
Laporan Tahunan Mandiri Tunas Finance 2014 disajikan dalam dua bahasa yaitu Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris dalam buku yang berbeda dengan menggunakan jenis
dan ukuran huruf yang mudah dibaca dan dicetak dengan kualitas yang baik. Laporan
Tahunan ini dapat dilihat dan diunduh di website resmi Mandiri Tunas Finance yaitu
www.mtf.co.id.
TeNTANG lAPOrAN TAHUNAN mANDiri TUNAS FiNANce 2014
KeSiNAmBUNGAN TemA lAPOrAN TAHUNANmANDiri TUNAS FiNANce (2013-2014)
Tema yang diangkat dalam laporan tahunan Mandiri Tunas Finance selama 2 tahun terakhir merupakan visualisasi dari rencana, strategi, dan kinerja Perusahaan selama tahun buku berjalan. Setiap tema berkolaborasi dengan konsep yang berkaitan dengan kekayaan alam Nusantara sebagai wujud kecintaan kami terhadap Indonesia.
2013Meningkatnya pertumbuhan industri pembiayaan dan otomotif turut memberikan kontribusi kepada peningkatan jumlah pembiayaan baru Perseroan pada tahun 2013. Berbagai inisiatif strategis telah dijalankan oleh Mandiri Tunas Finance guna mencapai kinerja yang maksimal. Hal ini dilakukan dengan memberikan pelayanan prima dan memuaskan bagi masyarakat luas maupun bangsa. Sejalan dengan Misi Perusahaan, Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya selama tahun 2013 juga berperan aktif dalam memberikan kontribusi kepada Negara untuk mengembangkan perekonomian nasional yang diwujudkan dalam kontribusi pembayaran pajak, pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), serta pembukaan lapangan kerja baru. Dengan peran tersebut, Perseroan telah mengambil satu langkah maju untuk menjadi kebanggaan Indonesia.
Bertujuan untuk menjadi salah satu kebanggaan Indonesia, kami menvisualisasikannya dengan menampilkan hal-hal yang menjadi ciri khas dan kebanggaan Indonesia ke dalam konsep Laporan Tahunan 2013. Dimulai dari stupa Candi Borobudur yang merupakan salah satu keajaiban dunia; kesenian tradisional, seperti Ondel-Ondel, wayang kulit, tari Bali, dan gong; sejumlah satwa asli Indonesia, seperti Orangutan, Harimau Sumatera, Komodo, dan Badak bercula satu; serta rumah-rumah tradisional khas Indonesia.
2014Berbekal keinginan untuk menjadi kebanggaan Indonesia, Perseroan menunjukkan kinerja yang membanggakan dengan rata-rata pertumbuhan di semua lini di atas 30% setiap tahunnya. Perseroan yakin akan mampu meningkatkan pertumbuhan industri pembiayaan dan otomotif yang turut memberikan kontribusi kepada Negara, baik dalam pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) maupun pembukaan lapangan kerja baru. Ini menjadi bukti bahwa Mandiri Tunas Finance bangga membangun negeri.
Sebagai bentuk kebanggaan tersebut, kami mengangkat konsep wayang kulit yang merupakan seni tradisional Indonesia yang telah diakui UNESCO sebagai karya budaya yang mengagumkan dan warisan dunia yang sangat berharga. Cerita narasi yang disuguhkan memiliki nilai seni yang luar biasa.
Adalah Yudistira, tokoh pewayangan tertua di antara Panca Pandawa (lima Pandawa), atau para putera Pandu dengan Dewi Kunti. Siftanya sangat bijaksana, memiliki moral yang sangat tinggi, adil, sabar, jujur, penuh percaya diri, dan berani berspekulasi.
Tokoh Yudistira menggambarkan pencapaian Perseroan atas visinya “Menjadi Perusahaan Pembiayaan yang Terbaik, Terbesar dan Terpercaya di Indonesia pada tahun 2014”. Atas kinerja Perseroan yang sangat progesif, maka di akhir 2014, Perseroan menetapkan visi baru yaitu “To be the Most Progressive and Reliable Multifinance in Indonesia”. Hal ini juga tercermin pada tokoh Yudistira yang merupakan pemimpin Panca Pandawa yang arif dan bijaksana serta menjadi contoh bagi keempat Pandawa lainnya .
daftar isi
SANGGAHAN DAN BATASAN TANGGUNG JAWAB TeNTANG lAPOrAN TAHUNAN mANDiri TUNAS FiNANce 2014
KeSiNAmBUNGAN TemA lAPOrAN TAHUNAN mANDiri TUNAS FiNANce (2013-2014)
KilAS KiNerJA 20148 Ikhtisar Kinerja 2014
10 Ikhtisar Keuangan
13 Ikhtisar Operasional
14 Grafik Ikhtisar Keuangan
16 Grafik Ikhtisar Operasional
18 Keunggulan Kompetitif
19 Strategi Bisnis 2014
20 Kontribusi Kepada Negara
21 Tindakan Korporasi Tahun 2014
22 Peristiwa Penting 2014
24 Penghargaan dan Sertifikasi
lAPOrAN mANAJemeN28 Laporan Dewan Komisaris
34 Laporan Direktur Utama
PrOFil PerUSAHAAN42 Identitas Perusahaan
44 Sekilas tentang Perusahaan
46 Riwayat Perusahaan
47 Logo Mandiri Tunas Finance
48 Visi, Misi dan Nilai Perusahaan
50 Jejak Langkah
52 Testimoni
54 Bidang Usaha
55 Pemeringkatan Perusahaan
56 Struktur Organisasi
57 Manajemen dan Pejabat Senior
58 Struktur Grup Perusahaan
59 Profil Dewan Komisaris
62 Profil Direksi
65 Profil Deputi Direktur
66 Struktur Pemegang Saham
67 Komposisi Pemegang Saham
69 Ikhtisar Obligasi dan Medium Term
Notes
70 Kepemilikan Saham Dewan Komisaris
dan Direksi
70 Kepemilikan Saham Masyarakat
70 Entitas Anak Perusahaan, Perusahaan
Asosiasi atau Perusahaan Publik
70 Kronologis Pencatatan Saham
71 Kronologis Pencatatan Efek Lainnya
dan Peringkat Efek
74 Nama dan Alamat Perusahaan
Pemeringkat Efek
75 Lembaga Profesi Penunjang Pasar
Modal
76 Peta Jaringan dan Alamat Kantor
Cabang
78 Alamat Kantor Cabang
85 Sumber Daya Manusia
91 Teknologi Informasi
ANAliSiS DAN PemBAHASAN mANAJemeN100 Tinjauan Ekonomi
100 Tinjauan Industri Perusahaan
Pembiayaan
103 Tinjauan Operasi Per Segmen
Usaha
105 Analisis dan Pembahasan Kinerja
Keuangan
105 Laporan Posisi Keuangan
110 Laporan Laba Rugi
113 Laporan Arus Kas
116 Likuiditas dan Solvabilitas
117 Tingkat Rasio Kolektibilitas
Piutang Perusahaan
117 Struktur Modal Perusahaan
dan Kebijakan Manajemen atas
Struktur Modal
118 Kebijakan Manajemen atas
Struktur Modal
119 Ikatan Material Untuk Investasi
Barang Modal
119 Perubahan Material atas
Pendapatan
119 Dampak Perubahan Harga
Terhadap Pendapatan Usaha/
Pendapatan Bersih
120 Informasi dan Fakta Material
yang Terjadi Setelah Tanggal
Laporan
120 Prospek Usaha
120 Perbandingan Target dan
Realisasi
122 Proyeksi 2015
122 Rencana Jangka Panjang
122 Aspek Pemasaran
124 Pangsa Pasar
124 Kebijakan Dividen
125 Realisasi Penggunaan Dana Hasil
Penawaran Umum
126 Informasi Material Perusahaan
126 Transaksi Afiliasi dan Transaksi
yang Mengandung Benturan
Kepentingan
128 Perubahan Peraturan
Perundangundangan yang
Berpengaruh Signifikan Terhadap
Perusahaan dan Dampak Terhadap
Laporan Keuangan
128 Ikhtisar Kebijakan Akuntasi Yang
Signifikan
128 Aset dan Liabilitas Keuangan
131 Penjabaran Mata Uang Asing
131 Kas dan Setara Kas
131 Piutang Pembiayaan Konsumen
132 Investasi Neto dalam Sewa
Pembiayaan
132 Cadangan Kerugian Penurunan
Nilai
132 Beban Dibayar Dimuka
132 Aset Tetap dan Penyusutan
133 Perpajakan
133 Imbalan Kerja
133 Saham
133 Dividen
133 Laba Per Saham
134 Surat Berharga yang Diterbitkan
134 Transaksi dengan Pihak-Pihak
Berelasi
134 Pengakuan Pendapatan dan Beban
136 Segmen Operasi
136 Kebijakan Akuntansi yang
Berhubungan dengan Imbalan Kerja
TATA KelOlA PerUSAHAAN140 Implementasi Tata Kelola
Perusahaan
141 Kebijakan Tata Kelola Perusahaan
141 Struktur Tata Kelola Perusahaan
142 Rapat Umum Pemegang Saham
146 Dewan Komisaris
152 Komite-Komite Di Bawah Dewan
Komisaris
152 Komite Audit
159 Komite Nominasi dan Remunerasi
164 Direksi
175 Komite Di Bawah Direksi
176 Sekretaris Perusahaan
180 Kewajiban Penyampaian Data
Hutang Valuta Asing
180 Audit Internal
188 Manajemen Risiko
193 Sistem Pengendalian Intern
194 Perkara Penting yang Dihadapi
Perusahaan
202 Pelaksanaan Tugas dan Fungsi
Kepatuhan
207 Informasi Sanksi Administratif
207 Akuntan Eksternal
208 Kode Etik dan Pakta Integritas
210 Uraian Tentang Program
Kepemilikan Saham oleh
Karyawan atau Manajemen
210 Sistem Pelaporan Pelanggaran
211 Ketaatan sebagai Perusahaan
Pembiayaan
211 Laporan Keuangan Bulanan
Perusahaan Pembiayaan
212 Penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah (Know Your Customer)
dan Pencegahan Praktik
Pencucian Uang
214 Kegiatan UKPN
215 Keanggotaan Organisasi
215 Akses Informasi dan Data
Perusahaan
217 Perkembangan Media Sosial
Perseroan Tahun 2014
218 Penanganan Keluhan Konsumen
224 Pertemua n dengan Institusi Asing
225 Praktik Bad Corporate Governance
225 Kepatuhan Pajak
225 Keberagaman Komposisi Dewan
Komisaris Dan Direksi
TANGGUNG JAWAB SOSiAl PerUSAHAAN228 Filosofi dan Dasar Kebijakan
Tanggung Jawab
228 Tanggung Jawab Sosial Bidang
Ketenagakerjaan, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
230 Tanggung Jawab Sosial Bidang
Lingkungan Hidup
230 Tanggung Jawab Sosial Bidang
Pengembangan Sosial dan
Kemasyarakatan
232 Program Edukasi dan Literasi
Keuangan 2014
233 Tanggung Jawab Sosial Terhadap
Pelanggan
Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris dan DireksiTentang Tanggung Jawab atas laporan Tahunan 2014PT mandiri Tunas Finance
referensi isi laporan Tahunan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
lAPOrAN KeUANGAN
Pada 2014, kinerja industri pembiayaan
nasional mengalami perlambatan. Menghadapi
hal tersebut, Perseroan telah menerapkan
berbagai kebijakan strategis guna mencapai
pertumbuhan kinerja yang maksimal. Upaya
ini berbuah manis dengan realisasi pencapaian
pada akhir tahun berjalan dimana rata-rata
pertumbuhan di semua lini usaha Perseroan
berada di atas 30% setiap tahunnya.
Perkembangan kinerja Perseroan yang semakin
baik juga tercermin dalam meningkatnya daya
saing dibandingkan perusahaan sejenis, di
samping itu kualitas pelayanan yang diberikan
senantiasa semakin baik ditujukan bagi seluruh
pelanggan, mitra kerja, serta seluruh pemangku
kepentingan lainnya.
Pada masa mendatang, Perseroan optimis dapat
meningkatkan pertumbuhan kinerja secara
progresif, sehat dan berkelanjutan (sustainable)
yang pada akhirnya akan berkontribusi terhadap
industri pembiayaan dan otomotif sehingga
turut memberikan kontribusi kepada Negara,
baik dalam pengembangan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) maupun pembukaan
lapangan kerja baru. Seluruh upaya tersebut
merupakan suatu bukti bahwa Perseroan
bangga membangun negeri.
Kebanggaan untuk menciptakan pelayanan
yang berbudi, berkualitas, dan bermutu tinggi
serta senantiasa dijalankan dengan sepenuh
hati. Perseroan bekerja keras mempertahankan
reputasi sebagai perusahaan pembiayaan paling
progresif, dan terpercaya dalam membangun
negeri dengan tekad untuk memenuhi
kebutuhan setiap pelanggan. Setiap langkah
menjadi tonggak sejarah yang membingkai
kinerja Perseroan dalam memberikan pelayanan
terbaik dan berkualitas bagi seluruh pelanggan.
Bangga Membangun Negeri
PT Mandiri Tunas Finance 5Laporan Tahunan 2014
PeN
DA
PATA
N
USA
HA 1,51T
TOTA
l A
SeT 7,42T
lAB
A K
Om
PreH
eNSi
F TA
HU
N B
erJA
lAN 234m
Kilas Kinerja 2014
Kilas Kinerja 2014
PT Mandiri Tunas Finance8Laporan Tahunan 2014
ikhtisar Kinerja 2014
Pembiayaan baru tahun 2014 mencapai Rp14,78 triliun meningkat Rp3,2 triliun atau 27,48% dari tahun 2013 sebesar Rp11,59 triliun.
Total Pendapatan tahun 2014 mencapai Rp1,51 triliun meningkat Rp347,36 miliar atau 29,79% dari tahun 2013 sebesar Rp1,17 triliun.
Nilai Pembiayaan Mobil Baru di tahun 2014 mencapai Rp13,81 triliun atau naik sebesar 37,20% dari tahun 2013 sebesar Rp10,07 triliun.
Piutang Pembiayaan Konsumen Bersih yang dikelola di tahun 2014 mencapai Rp21,16 triliun meningkat Rp5,54 triliun atau 35,41% dari tahun 2013 sebesar Rp15,63 triliun.
Laba Komprehensif Tahun Berjalan tahun 2014 mencapai Rp233,99 miliar meningkat Rp57,7 miliar atau 32,71% dari tahun 2013 sebesar Rp176,31 miliar.
Pembiayaan Baru
Laba Komprehensif Tahun Berjalan
Piutang Pembiayaan Konsumen Bersih yang
dikelola
Total Pendapatan
Nilai Pembiayaan Mobil Baru
1,51triliun
14,78triliun
233,99miliar
21,16triliun
13,81triliun
27,48%
35,41%
29,79%
37,20%
32,71%
PT Mandiri Tunas Finance 9Laporan Tahunan 2014
ikhtisar Kinerja 2014
Jumlah konsumen tahun 2014 mencapai 259.321 konsumen meningkat 49.529 konsumen atau 23,61% dari tahun 2013 sebesar 209.792 konsumen.
Imbal Hasil Ekuitas tahun 2014 mencapai 29,69% meningkat 1,92% dari tahun 2013 sebesar 29,13%.
Total Aset tahun 2014 mencapai Rp7,42 triliun meningkat Rp1,78 triliun atau 31,57% dari tahun 2013 sebesar Rp5,64 triliun.
Jumlah jaringan kantor cabang tahun 2014 sebanyak 88 kantor cabang meningkat 11 kantor cabang atau 14,29% dari tahun 2013 sebanyak 77 kantor cabang.
Imbal Hasil Aset tahun 2014 mencapai 4,74% meningkat 6,52% dari tahun 2013 sebesar 4,45%.
Jumlah Konsumen
Imbal Hasil Aset
Jumlah Jaringan Kantor Cabang
Imbal Hasil Ekuitas
Total Aset
29,69%
7,42triliun
259.321Konsumen
4,74%
88kantor cabang
23,61%
14,29%
1,92%
31,57%
6,52%
PT Mandiri Tunas Finance10Laporan Tahunan 2014
Ikhtisar keuangan tahun 2014, 2013 dan 2012 di bawah ini
diambil dan atau dihitung dari laporan keuangan tahunan yang
berakhir pada 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 yang telah
laporan Posisi Keuangan
Uraian 2014 2013 2012
ASeT
Kas dan setara kas 273.449 191.239 165.770
Piutang pembiayaan konsumen 5.893.135 4.511.545 3.717.616
Investasi neto dalam sewa pembiayaan 766.524 612.154 327.680
Piutang lain-lain
Pihak ketiga 43.921 26.733 11.484
Pihak berelasi 320.326 223.185 111.373
Cadangan kerugian penurunan nilai (794) (813) (979)
Tagihan kelebihan pajak - - 1.926
Aset pajak tangguhan 10.895 7.737 4.570
Aset tetap 74.531 44.006 27.861
Aset lain-lain 37.811 22.863 20.825
TOTAl ASeT 7.419.798 5.639.462 4.388.126
liABiliTAS DAN eKUiTAS
liABiliTAS
Utang usaha 523.518 260.798 292.264
Utang lain-lain
Pihak ketiga 84.605 27.532 19.960
Pihak berelasi 53.799 134.905 46.550
Utang pajak kini 11.037 15.833 15.745
Beban yang masih harus dibayar 94.395 65.711 38.288
Pinjaman bank 4.291.142 3.241.063 2.690.000
Surat berharga yang diterbitkan 1.447.369 1.196.735 749.800
Liabilitas imbalan kerja karyawan 13.308 9.091 6.554
TOTAl liABiliTAS 6.519.173 4.951.668 3.859.161
Dalam jutaan Rupiah
Dalam jutaan Rupiah
ikhtisar Keuangan
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman
& Surja (a member firm of Ernst and Young Global Limited)
dengan pendapat wajar dalam semua hal yang material.
PT Mandiri Tunas Finance 11Laporan Tahunan 2014
Uraian 2014 2013 2012
eKUiTAS
Modal Disetor 250.000 250.000 250.000
Saldo laba
Sudah ditentukan penggunaannya 50.000 50.000 50.000
Belum ditentukan penggunaannya 600.625 387.794 228.965
TOTAl eKUiTAS 900.625 687.794 528.965
TOTAl liABiliTAS DAN eKUiTAS 7.419.798 5.639.462 4.388.126
laporan laba rugi Komprehensif
Uraian 2014 2013 2012
PeNDAPATAN
Pembiayaan konsumen 1.063.442 859.887 637.822
Sewa pembiayaan 87.369 59.897 16.514
Bunga 19.798 7.026 6.626
Lain-lain neto 342.946 239.386 180.107
TOTAl PeNDAPATAN 1.513.555 1.166.196 841.069
BeBAN
Beban keuangan (548.682) (443.492) (312.904)
Gaji dan tunjangan (235.159) (179.317) (138.568)
Beban umum dan administrasi (197.569) (149.541) (112.577)
Penyisihan kerugian penurunan nilai (219.900) (156.743) (121.471)
TOTAl BeBAN (1.201.310) (929.093) (685.520)
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK 312.245 237.103 155.549
BEBAN PAJAK (78.257) (60.791) (39.001)
lABA TAHUN BerJAlAN 233.988 176.312 116.548
TOTAl lABA KOmPreHeNSiF TAHUN BerJAlAN 233.988 176.312 116.548
lABA Per SAHAm DASAr (rupiah penuh) 94 71 47
Dalam jutaan Rupiah
ikhtisar Keuangan
Dalam jutaan Rupiah
Dalam jutaan Rupiah
PT Mandiri Tunas Finance12Laporan Tahunan 2014
rasio-rasio Keuangan Utama
Uraian 2014 2013 2012
PrOFiTABiliTAS
Imbal Hasil Aset 3,58% 3,52% 2,95%
Imbal Hasil Aset* 4,78% 4,73% 3,94%
Imbal Hasil rata-rata Aset* 4,74% 4,45% 4,27%
Imbal Hasil Ekuitas 29,46% 28,98% 24,76%
Imbal Hasil rata-rata Ekuitas 29,69% 29,14% 25,05%
Jumlah Pendapatan / Jumlah Aset 20,40% 20,68% 19,17%
ASeT PrODUKTiF
Piutang Pembiayaan Bersih Kelolaan** 21.161.175 15.627.805 11.443.236
Piutang Pembiayaan-Pembiayaan Bersama** 14.289.451 10.363.212 7.194.643
Piutang Bermasalah Kelolaan 1,15% 1,16% 1,23%
liKUiDiTAS
Jumlah Liabilitas / Jumlah Aset (kali) 0,88 0,88 0,88
Jumlah Liabilitas / Jumlah Ekuitas (kali) 7,24 7,20 7,30
Utang yang Berbunga / Jumlah Ekuitas*** (Kali) 6,37 6,45 6,50
PerTUmBUHAN
Pertumbuhan Pendapatan 29,79% 38,66% 24,06%
Pertumbuhan Laba Tahun Berjalan 32,71% 51,28% 77,20%
Pertumbuhan Aset 31,57% 28,52% 24,79%
Pertumbuhan Liabilitas 31,66% 28,31% 24,33%
Pertumbuhan Ekuitas 30,94% 30,03% 28,26%
rASiO lAiNNYA
Laba Sebelum Pajak Penghasilan / Pendapatan 20,63% 20,33% 18,49%
Laba Komprehensif Tahun Berjalan/ Pendapatan 15,46% 15,11% 13,86%
Rasio Efisiensi Biaya 44,82% 45,48% 45,73%
ikhtisar Keuangan
Keterangan:
* menggunakan perhitungan laba sebelum pajak.
** dalam Jutaan Rupiah.
*** Gearing Ratio.
PT Mandiri Tunas Finance 13Laporan Tahunan 2014
informasi lainnya
Uraian 2014 2013 2012
PemBiAYAAN BArU (Dalam Unit)
Mobil Baru 99.863 71.498 45.073
Mobil Bekas 6.246 13.267 17.599
Sepeda Motor 15.786 17.961 16.550
Alat Berat 43 150 290
JUmlAH PemBiAYAAN BArU 121.938 102.726 79.222
PemBiAYAAN BArU (Dalam Jutaan rupiah)
Mobil Baru 13.815.064 10.069.172 6.457.154
Mobil Bekas 635.173 1.238.611 1.656.494
Sepeda Motor 261.873 282.261 237.280
Alat Berat 63.212 182.120 233.410
JUmlAH PemBiAYAAN BArU 14.775.322 11.590.044 8.350.928
PemBiAYAAN BArU DeNGAN KONTrAK PemBiAYAAN KONSUmeN (Dalam Unit)
120.540 101.699 78.662
PemBiAYAAN BArU DeNGAN KONTrAK PemBiAYAAN KONSUmeN (Dalam Jutaan rupiah)
14.246.001 11.075.234 8.004.897
PemBiAYAAN BArU DeNGAN KONTrAK SeWA PemBiAYAAN (Dalam Unit)
1.398 1.027 560
PemBiAYAAN BArU DeNGAN KONTrAK SeWA PemBiAYAAN (Dalam Jutaan rupiah)
529.321 514.810 346.031
JUmlAH KONSUmeN 259.321 209.792 170.551
JUmlAH KArYAWAN 3.329 2.793 2.371
JUmlAH JAriNGAN USAHA 88 77 68
ikhtisar Operasional
PT Mandiri Tunas Finance14Laporan Tahunan 2014
Rp Juta Rp Juta
Jumlah Aset Jumlah liabilitas
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
0
0
0
4.000.000
400.000
4.000.000
8.000.000
800.000
8.000.000
2.000.000
200.000
2.000.000
6.000.000
600.000
6.000.000
10.000.000
1.000.000
10.000.000
4.388.126
5.639.462
7.419.798
3.859.161
4.951.668
6.519.173
Rp Juta Rp Juta
Jumlah ekuitas Jumlah Pendapatan
0
500.000
1.500.000
100.000
1.000.000
2.000.000
528.965
687.794
900.625
841.069
1.166.196
1.513.555
Rp Juta
laba Komprehensif Tahun Berjalan Jumlah Konsumen
0 0
100.000 150.000
200.000 250.000
50.000 100.000
150.000 200.000
250.000 300.000
116.548
176.312
233.988
170.551
209.792
259.321
Grafik ikhtisar Keuangan
PT Mandiri Tunas Finance 15Laporan Tahunan 2014
Grafik ikhtisar Keuangan
rasio efisiensi Biaya (%)
2012
2012
20122013
2013
20132014
2014
2014
0
20,00%
40,00%
10,00%
30,00%
50,00%
45,73 45,59 44,82
Imbal Hasil Rata-rata Aset* (%)
Imbal Hasil Rata-rata Ekuitas (%)
Pendapatan lain-lainimbal Hasil rata-rata Aset dan imbal Hasil rata-rata ekuitas
0
0 0
100.000
2.50% 15,00%
200.000
3,50% 25,00%
50.000
2,00% 10,00%
150.000
3,00% 20,00%
4,50%
250.000
300.000
4,00%
35,00%
30,00%
180.107
239.386
342.946
*menggunakan perhitungan laba sebelum pajak
4,27
4,45
4,74
25,05
29,14 29,69
Rp Juta
Jumlah Liabilitas / Jumlah Aset (kali)
Jumlah Liabilitas / Jumlah Ekuitas (kali)
likuiditas dan Solvabilitas
2012 2013 2014
0 0
0,83 6,00
0,88 8,00
0,80 5,00
0,85 7,00
0,90 9,00
0,88 0,88 0,88
7,30 7,207,24
PT Mandiri Tunas Finance16Laporan Tahunan 2014
Rp Juta
Jumlah (Rp Juta) Jumlah (Rp Juta)
Unit Unit
Rp JutaUnit Unit
Total Pembiayaan Baru Pembiayaan mobil Baru
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
0 00 0
4.000.000 3.000.00040.000 30.000
8.000.000 6.000.00080.000 60.000
2.000.000 1.500.00020.000 15.000
6.000.000 4.500.00060.000 45.000
10.000.000
12.000.000
14.000.000
7.500.000
9.000.000
10.000.000
100.000
120.000
140.000
75.000
90.000
105.000
6.457.154
45.073
10.069.172
13.815.064
71.498
99.863
8.350.928
11.590.044
14.775.322
79.222
102.726
121.938
Rp Juta
Jumlah (Rp Juta) Jumlah (Rp Juta)
Unit Unit
Rp JutaUnit Unit
Pembiayaan mobil Bekas Pembiayaan Sepeda motor
0 00 0
500.000 150.0005.000 15.000
1.500.000 250.00015.000 25.000
200.000 100.0002.000 10.000
1.000.000 200.00010.000 20.000
2.000.000 300.00020.000 30.000
1.656.494
17.599
1.238.611
635.1726.246
13.267 237.280
16.550
282.261
261.872
17.961
15.786
Grafik ikhtisar Operasional
PT Mandiri Tunas Finance 17Laporan Tahunan 2014
Jumlah KaryawanPiutang Pembiayaan Bermasalah
2012
2012
2012
2012 2013
2013
2013
2013 2014
2014
2014
2014
00
2.0000.80%
3.0001.20%
1.5000.60%
2.5001.00%
3.5001.40%
2.371
2.793
3.329
1,23%
1,16% 1,15%
Jumlah Piutang Pembiayaan Kelolaan
Jumlah Jaringan Usaha
Hasil Pemeringkatan*
2012 2013 2014
0
60
100
40
80
11.443.236
15.627.804
21.161.176
6877
88
idAidAA idAA
Keterangan:* berdasarkan hasil pemeringkatan oleh PT Pefindo
0
5.000.000
15.000.000
1.000.000
10.000.000
20.000.000
25.000.000
Rp Juta
Grafik ikhtisar Operasional
PT Mandiri Tunas Finance18Laporan Tahunan 2014
Sejak diakuisisi oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada 2009,
Perseroan memiliki visi “Menjadi Perusahaan Pembiayaan yang
Terbaik, Terbesar dan Terpercaya di Indonesia pada tahun
2014”. Visi tersebut terealisasi dengan pencapaian sebagai
berikut:
Terbaik
Perseroan dinobatkan sebagai Anak Perusahaan terbaik dalam
grup Bank Mandiri dengan dianugerahkannya “The Most
Progressive Business Growth Mandiri Group” oleh PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk sebagai pemegang saham mayoritas.
Penilaian tersebut berdasarkan pada pertumbuhan kinerja
Perseroan selama 2014, yang dinilai per kuartal oleh jajaran
manajemen PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Terbesar
Perseroan menduduki peringkat ke-3 terbesar dari sisi
pembiayaan mobil berdasarkan data pembiayaan baru
Perusahaan Pembiayaan yang dihimpun oleh Asosiasi
Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI). Pencapaian ini sejalan
dengan target Perseroan di awal tahun dan juga fokus usaha
Perseroan yang konsisten di pembiayaan mobil baru.
Terpercaya
Perseroan mendapat apresiasi dari Majalah Swa dan Institute
for Indonesia Corporate Governance (IICG) sebagai “Trusted
Company” dalam pelaksanaan corporate governance.
Pada 2014, Perseroan kembali merumuskan visi ”To Be The
Most Progressive and Reliable Multifinance in Indonesia”
yang ditujukan untuk menghadapi perkembangan industri
pembiayaan hingga 2020. Langkah awal pencapaian visi ini
ditunjukan dengan perolehan pertumbuhan kinerja sebesar
30% dalam setiap tahunnya. Perseroan optimis dapat
mempertahankan kinerja yang tumbuh sustain dan sehat, guna
menjadi perusahaan pembiayaan yang paling progresif dan
terpercaya di Indonesia.
Keunggulan Kompetitif
PT Mandiri Tunas Finance 19Laporan Tahunan 2014
Strategi Bisnis 2014
1. Fokus pada segmen pembiayaan mobil baru, di mana
Perseroan berhasil meningkatkan portofolio nilai
pembiayaan mobil baru dari 86,8% di tahun 2013 menjadi
93,5% dari total pembiayaan di tahun 2014.
2. Memperluas jaringan kantor cabang untuk penetrasi pasar
dengan membuka 11 (sebelas) kantor cabang baru di
tahun 2014, sehingga jumlah jaringan cabang Perseroan
bertambah menjadi sebanyak 88 kantor cabang di akhir
2014.
3. Memperluas dan mempererat kerja sama dengan Agen
Pemegang Merek (APM) kendaraan bermotor dan
main dealer di seluruh Kantor Cabang Perseroan untuk
meningkatkan kontribusi pembiayaan.
4. Membuat paket-paket pembiayaan yang lebih kompetitif
dan customized untuk memenuhi kebutuhan konsumen,
baik konsumen retail maupun konsumen korporasi.
5. Meningkatkan sinergi dan aliansi strategis, baik dengan
grup PT Bank Mandiri (Persero) Tbk maupun dengan
jaringan dealer PT Tunas Ridean Tbk untuk mengoptimalkan
dukungan pendanaan, ketersediaan unit kendaraan,
akuisisi konsumen baru maupun pemanfaatan infrastruktur
khususnya dalam pemasaran produk-produk pembiayaan
Perseroan.
6. Melakukan inovasi dan pengembangan teknologi mobile
collection untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi
kerja di bidang collection.
7. Mengembangkan program-program customer loyalty yang
memberikan benefit, kenyamanan dan keuntungan bagi
konsumen Perseroan.
PT Mandiri Tunas Finance20Laporan Tahunan 2014
Kontribusi Kepada Negara
Salah satu Misi Perseroan yang utama adalah ikut berkontribusi
positif dalam perekonomian nasional. Sejalan dengan Misi
tersebut, Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya
selama 2014 juga berperan aktif dalam memberikan kontribusi
kepada Negara untuk mengembangkan perekonomian
nasional, antara lain diwujudkan dalam hal-hal berikut:
1. Kontribusi dalam pembayaran pajak
Selama 2014, kontribusi pembayaran pajak oleh Perseroan
kepada Negara sebesar Rp157.491.873.118, sedangkan
pada 2013 sebesar Rp107.793.073.744, atau mengalami
peningkatan 46%. Kontribusi dalam pembayaran pajak terdiri
dari:
Kantor Peraturan Pajak Jumlah (rp)2014
Jumlah (rp)2013
Pusat PPh Badan 82.039.824.245 62.553.500.250
PPN 19.316.518.326 295.740.930
Daerah PPh Withholding 56.092.619.767 44.910.751.859
PBB 42.910.780 33.080.705
TOTAl 157.491.873.118 107.793.073.744
2. Turut mengembangkan segmen Usaha mikro Kecil dan
menengah (UmKm)
Sepanjang 2014, Perseroan telah menyalurkan pembiayaan
kendaraan niaga kepada konsumen UMKM sebanyak 43.548
unit kendaraan jenis Pick Up atau 87,14% dari total jumlah unit
kendaraan niaga yang telah dibiayai oleh Perseroan. Dengan
menyalurkan pembiayaan kendaraan jenis Pick Up tersebut,
dapat lebih menunjang transportasi dan operasional dari bisnis
UMKM yang dimiliki oleh konsumen Perseroan dan diharapkan
dapat mengembangkan bisnis UMKM tersebut.
Tipe Kendaraan Niaga Unit %
Heavy Equipment 43 0,09%
Double Cabin 597 1,19%
Pick Up 43.548 87,14%
Truck 5.784 11,57%
TOTAl 49.972 100,00%
3. membuka lapangan kerja baru
Pada 2014, Perseroan telah membuka 11 kantor cabang
baru yang sebagian besar terletak di Daerah Tingkat II atau
Kabupaten. Dengan dibukanya kantor-kantor cabang baru
tersebut serta seiring dengan peningkatan volume bisnis
pembiayaan Perseroan, jumlah sumber daya manusia yang
dimiliki Perseroan meningkat sebanyak 536 orang dari 2.793
orang pada 2013 menjadi 3.329 orang pada 2014. Ekspansi
bisnis Perseroan tersebut telah membuka lapangan kerja baru
khususnya disekitar lokasi kantor cabang baru Perseroan.
JUmlAH KArYAWAN2013 2014
2.793 3.329
Pick Up: 87,14%
Truck: 11,57%
Double Cabin: 1,19%
Heavy Equipment: 0,09%
PT Mandiri Tunas Finance 21Laporan Tahunan 2014
Tindakan Korporasi Tahun 2014
1. rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
Pada 10 April 2014, Perseroan mengadakan RUPS
Tahunan yang dihadiri oleh seluruh pemegang saham
dengan hasil keputusan, antara lain menyetujui dan
mengesahkan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan
Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada
31 Desember 2013; menyetujui penggunaan laba bersih
Perseroan tahun buku 2013 untuk pembagian dividen tunai
sebesar 12% (dua belas persen) dan untuk laba ditahan
sebesar 88% (delapan puluh delapan persen); menetapkan
Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman dan Surja
(a member firm of Ernst and Young Global Limited) untuk
mengaudit Laporan Keuangan Tahunan per 31 Desember
2014; pemberian tantiem kepada Dewan Komisaris dan
Direksi; memberikan wewenang kepada pemegang saham
mayoritas untuk menetapkan besarnya gaji dan honorarium
bagi Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun 2014
serta memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan
Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan
pemegang saham mayoritas untuk menetapkan besarnya
fasilitas dan tunjangan bagi Direksi dan Dewan Komisaris
tahun 2014, dan persetujuan untuk mengalihkan dan/
atau menjaminkan lebih dari 50% (lima puluh persen)
kekayaan bersih Perseroan sebagai jaminan utang untuk
mendapat pendanaan baru di tahun buku 2015; laporan
penggunaan dana hasil Penawaran Umum Terbatas Obligasi
Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2013; serta dalam rangka
konsolidasi manajemen risiko, memberikan wewenang
kepada pemegang saham untuk memperoleh data atau
melakukan kerja sama pengelolaan manajemen risiko serta
menyusun subsidiary guideline principle bersama dengan
pemegang saham.
2. Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi
Berkelanjutan i mandiri Tunas Finance Tahap ii Tahun
2014
Pada 19 Mei 2014, Perseroan menerbitkan Penawaran
Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas
Finance tahap II Tahun 2014 dengan nilai pokok obligasi
sebesar Rp600.000.000.000 (enam ratus miliar Rupiah)
yang terbagi atas Seri A sebesar Rp425.000.000.000
(empat ratus dua puluh lima miliar Rupiah) dengan tenor 3
tahun dan Seri B sebesar Rp175.000.000.000 (seratus tujuh
puluh lima miliar Rupiah) dengan tenor 4 tahun. Dalam
menerbitkan Obligasi Berkelanjutan ini, Perseroan telah
mendapat hasil pemeringkatan idAA (Double A) dari PT
Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
3. Surat Keputusan Sirkulasi Pemegang Saham
Pemegang saham Perseroan melalui Surat Keputusan
Sirkulasi Pemegang Saham yang telah ditandatangani pada
24 Oktober 2014, telah mengambil keputusan antara lain
memutuskan menerima dan mengukuhkan pengunduran
diri Bapak Anton Herdianto dari jabatannya sebagai Direktur
Perseroan terhitung sejak ditandatangani keputusan
tersebut. Alasan pengunduran diri tersebut dikarenakan
Bapak Anton Herdianto mendapat penugasan kembali di
Bank Mandiri sebagai Group Head Strategy & Performance
Group. Dengan demikian, susunan Direksi Perseroan
terhitung sejak keputusan tersebut adalah sebagai berikut :
Direktur Utama : Ignatius Susatyo Wijoyo
Direktur : Harjanto Tjitohardjojo
Keputusan pemegang saham tersebut telah dituangkan
dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT
Mandiri Tunas Finance No. 41 tanggal 28 Oktober 2014,
dibuat oleh Lenny Janis Ishak, SH, Notaris di Jakarta.
4. Pelunasan Obligasi Vi Seri c Tahun 2011
Perseroan telah melakukan pelunasan Obligasi VI Seri C
Tahun 2011 sebesar Rp350.000.000.000 (tiga ratus lima
puluh miliar Rupiah) pada saat jatuh tempo yaitu 19 Mei
2014.
PT Mandiri Tunas Finance22Laporan Tahunan 2014
Peristiwa Penting 2014
Perayaan HUT ke 5
MTF Luncurkan SO Club 50
RUPS MTF Peresmian Corporate Floor COP and Fleet Surabaya
6 Februari 2014, Perseroan
merayakan hari ulang tahun ke-5
bertempat di Ballroom Graha
Mandiri Jakarta.
Perseroan resmi meluncurkan Sales Officer
Club 50 pada tanggal 6 Maret 2014. Sales
Officer Club 50 beranggotakan 50 orang
sales officer terbaik yang dimiliki Perseroan
sepanjang 2013.
10 April 2014, Perseroan mengadakan Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan untuk tahun buku 2013. RUPS
Tahunan tersebut dihadiri oleh seluruh Pemegang Saham,
Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.
Perseroan semakin memperkuat jaringan bisnisnya di Surabaya.
Hal ini ditandai dengan diresmikannya Corporate Floor COP &
Fleet Mandiri Tunas Finance Surabaya pada Rabu, 16 April 2014.
Family Gathering Mandiri Tunas Finance
8 Juni 2014, seluruh karyawan Perseroan beserta keluarganya di
kantor pusat dan kantor cabang Jabodetabek menghadiri acara family
gathering. Acara ini juga serempak dilakukan di seluruh kantor cabang
Perseroan.
Mandiri Tunas Finance Raih Penghargaan di Indonesia Multifinance Award 2014
Perseroan meraih 9 penghargaan terbaik dalam ajang
Indonesia Multifinance Award (IMA) 2014 yang diadakan oleh
Majalah Business Review di Jakarta pada 2 Juli 2014.
PT Mandiri Tunas Finance 23Laporan Tahunan 2014
Buka Puasa Bersama All Dealer Honda Lampung & Santunan Anak Yatim
MTF Meriahkan IIMS 2014Mandiri Tunas Finance Raih Penghargaan Infobank Multifinance Awards 2014
Media Gathering & Pemaparan Kinerja Mandiri Tunas Finance Semester I
Peresmian Gedung baru kantor cabang Surabaya 1 dan 2
Mandiri Tunas Finance Meriahkan Hari Pelanggan Nasional 2014
10 Juli 2014 , Perseroan mengadakan acara buka puasa
bersama dengan seluruh Dealer Honda Lampung.
Perseroan berpartisipasi dalam Indonesia Internasional
Motor Show (IIMS) tahun 2014 dengan menawarkan paket
pembiayaan yang kompetitif.
19 September 2014 Perseroan berhasil meraih penghargaan sebagai
Multifinance yang berpredikat “Sangat Bagus” dalam kinerja keuangan
selama 2013 untuk kategori perusahaan dengan aset di atas Rp1 Triliun
dari majalah infobank
14 Agustus 2014 Perseroan menggelar Media Gathering yang
dihadiri oleh rekan–rekan media televisi, cetak, dan online di The
Twenty 8 bistro and lounge Jakarta.
Dalam rangka penetrasi bisnisnya di area Jawa Timur dan
sekitarnya, Perseroan meresmikan gedung baru cabang Surabaya
1 dan 2.
4 September 2014 Perseroan memeriahkan Hari Pelanggan Nasional
di Jakarta dan Lampung sebagai bentuk apresiasi kepada pelanggan.
Perseroan memberikan souvenir dan bingkisan istimewa kepada
pelanggan yang melakukan transaksi di kantor cabang Perseroan.
PT Mandiri Tunas Finance24Laporan Tahunan 2014
Penghargaan dan Sertifikasi
Infobank Multifinance Award 2014 – Kriteria Multifinance
“Sangat Bagus” (19 September 2014)
indonesia multifinance Awards 2014 (majalah economic review, 2 Juli 2014)
1. The Best CEO2. Best 1st Overall3. Best 1st Non Listed Company with asset > Rp5 T4. Best 1st GCG5. Best 1st Finance
6. Best 1st Information Technology7. Best 2nd CSR8. Best 2nd Risk Management9. Best 3rd Human Capital
Indonesia Most Trusted Companies Award
2014 – Kategori “Trusted Company”
(Majalah SWA & The Indonesian Institute
for Corporate Governance (IICG), 17
Desember 2014)
PT Mandiri Tunas Finance 25Laporan Tahunan 2014
The Best Subsidiaries Culture Execution Award 2013 (Bank Mandiri, 14 Februari 2014)
“The Most Progressive Business Growth Mandiri Group” (Bank
Mandiri, 2 Desember 2014)
PT Mandiri Tunas Finance26Laporan Tahunan 2014
PT Mandiri Tunas Finance 27Laporan Tahunan 2014
laporan Dewan Komisaris dan Direksi
PT Mandiri Tunas Finance28Laporan Tahunan 2014
ANTON SeTiAWAN
Komisaris Utama
laporan Dewan Komisaris
Di tengah persaingan bisnis dan pertumbuhan perekonomian yang cenderung melambat tersebut, Dewan Komisaris menilai Direksi beserta seluruh jajaran senior manajemen Perseroan mampu memanfaatkan kondisi ini menjadi peluang bisnis sehingga kinerja Perseroan berhasil tumbuh 27,5% dari sisi new disbursement dan 32,7% dari sisi profitabilitas dibandingkan tahun 2013 yang lalu.
PT Mandiri Tunas Finance 29Laporan Tahunan 2014
Memasuki tahun 2014, pada semester I ekonomi Indonesia
tumbuh sebesar 5,2%, lebih lambat bila dibandingkan
dengan pertumbuhan semester I tahun 2013 yang tercatat
sebesar 6,0%. Perlambatan tersebut terutama disebabkan
oleh menurunnya kinerja ekspor dan kondisi politik dalam
negeri terkait penyelenggaraan Pemilu Legislatif. Perlambatan
tersebut terus terjadi sampai dengan akhir tahun 2014, di mana
pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 5,1% melambat
dibandingkan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2013
yang tercatat 5,78%. Namun demikian, inflasi tahun 2014
tetap terkendali pada single digit 8,36% dan lebih baik
dibandingkan inflasi tahun 2013 walaupun di tengah kenaikan
harga BBM bersubsidi, penyesuaian tarif dasar listrik dan tarif
angkutan udara. Tekanan inflasi dan pelemahan Rupiah juga
mendorong peningkatan BI Rate di tahun 2014 dari level 7,50%
menjadi 7,75% yang pada akhirnya mendorong kenaikan
suku bunga kredit beberapa perusahaan pembiayaan. Di
tengah kondisi perekonomian Indonesia yang belum kondusif
tersebut, Dewan Komisaris mencatat Direksi telah bekerja keras
untuk menentukan strategi usaha yang tepat untuk dapat
meningkatkan pertumbuhan kinerja Perseroan di tahun 2014.
Para Pemangku Kepentingan dan Pemegang Saham yang Terhormat
laporan Dewan Komisaris
Penilaian Kinerja manajemen
Sepanjang 2014, persaingan bisnis pembiayaan semakin ketat
seiring dengan diterbitkannya beberapa regulasi di bidang
industri pembiayaan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Di tengah
persaingan bisnis dan pertumbuhan perekonomian yang
cenderung melambat tersebut, Dewan Komisaris menilai
Direksi beserta seluruh jajaran senior management Perseroan
mampu memanfaatkan kondisi ini menjadi peluang bisnis
sehingga kinerja Perseroan berhasil tumbuh 27,5% dari sisi new
disbursement dan 32,7% dari sisi profitabilitas dibandingkan
tahun 2013 yang lalu.
Dewan Komisaris mencatat beberapa pencapaian kinerja
manajemen selama 2014 yang perlu mendapat apresiasi
dimana hal ini dapat terlihat dari indikator kinerja keuangan
Perseroan yang meliputi:
1. Neraca per 31 Desember 2014 ditutup dengan jumlah aset
sebesar Rp7,4 triliun mengalami kenaikan sebesar Rp1,8
triliun atau 32% dibandingkan dengan jumlah aset pada
neraca akhir tahun 2013 dengan jumlah sebesar Rp5,6
triliun.
PT Mandiri Tunas Finance30Laporan Tahunan 2014
2. Nilai pembiayaan baru di tahun 2014 mencapai Rp14,8
triliun, tumbuh sebesar Rp3,2 triliun atau 27,5%
dibandingkan pembiayaan baru di tahun 2013 sebesar
Rp11,6 triliun.
3. Dari pos Laba Rugi tahun 2014, Perseroan memperoleh laba
setelah pajak sebesar Rp234 miliar, tumbuh sebesar Rp58
miliar atau 33% dibandingkan pencapaian laba setelah
pajak tahun 2013 sebesar Rp176 miliar.
4. Piutang pembiayaan yang dikelola oleh Perseroan sepanjang
tahun 2014 mencapai Rp21,2 triliun meningkat 36%
dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp15,6 triliun.
5. Pada akhir 2014, Perseroan berhasil menjaga tingkat kredit
bermasalah (Non Performing Loan) pada tingkat yang
terjaga yaitu sebesar 1,15%.
6. Debt to equity ratio (DER) dapat dipertahankan pada
posisi 6,37 kali di tengah ketatnya likuiditas suku bunga
perbankan sepanjang tahun 2014.
Dengan pencapaian indikator kinerja Perseroan tahun 2014
tersebut, Dewan Komisaris menilai bahwa Direksi telah
menunjukkan kinerjanya yang cukup baik dengan melakukan
berbagai strategi usaha yang mampu meningkatkan performa
Perseroan, antara lain melalui pengembangan jaringan kantor
pemasaran baru, memperluas kerja sama dengan dealer serta
melakukan berbagai improvement, antara lain terkait perbaikan
business process dan pengembangan struktur organisasi.
Dewan Komisaris juga memandang bahwa langkah Direksi
melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi
Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2014 sebesar Rp600 miliar
adalah sebagai salah satu langkah untuk memperkuat struktur
pendanaan bagi modal kerja Perseroan di tahun 2014 di
samping adanya dukungan pendanaan yang konsisten dalam
bentuk joint financing dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
sebagai pemegang saham mayoritas.
Rekomendasi dan saran-saran perbaikan yang telah
disampaikan oleh Dewan Komisaris kepada Direksi juga telah
dijalankan dengan cukup baik. Beberapa penghargaan yang
telah diterima oleh Perseroan baik dari internal Grup Bank
Mandiri maupun dari pihak eksternal sepanjang 2014 juga
menjadi cerminan semakin baiknya kinerja Perseroan.
Tata Kelola Perusahaan
Pelaksanaan pengawasan Dewan Komisaris selama 2014
dilakukan sesuai dengan tugas, wewenang, kewajiban, dan
tanggung jawab Dewan Komisaris sebagaimana diatur dalam
ketentuan anggaran dasar serta peraturan perundangan-
undangan yang berlaku. Pengawasan Dewan Komisaris
bertujuan untuk menciptakan keserasian, kesesuaian, dan
konsistensi dalam pelaksanaan kegiatan usaha Perseroan
dengan target-target yang telah ditetapkan dalam Business
Plan tahun 2014, serta memastikan implementasi prinsip-
prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik atau good corporate
governance pada seluruh lini organisasi dalam menjalankan
aktifitasnya, baik aktivitas yang dilakukan oleh unit-unit
operasional maupun unit pendukung.
Di tahun 2014, dalam rangka pelaksanaan pengawasan
terhadap pengelolaan Perseroan, Dewan Komisaris dan
Direksi senantiasa secara berkala telah melakukan pertemuan
untuk mengevaluasi kinerja keuangan, AR management
maupun rencana-rencana strategis yang akan dijalankan oleh
manajemen. Fokus pengawasan Dewan Komisaris terhadap
Direksi dititikberatkan kepada 4 faktor, yaitu kinerja keuangan,
strategi bisnis, internal control dan peningkatan kualitas dan
integritas sumber daya manusia. Dalam setiap pelaksanaan
evaluasi kinerja, Dewan Komisaris selalu menegaskan kepada
manajemen untuk selalu mengutamakan kualitas kredit
sehingga proses kredit sejak awal harus dijalankan sesuai
laporan Dewan Komisaris
PT Mandiri Tunas Finance 31Laporan Tahunan 2014
dengan prosedur yang berlaku. Di samping itu, Dewan
Komisaris juga selalu mengingatkan kepada Direksi agar tetap
konsisten dalam menjalankan prinsip-prinsip good corporate
governance serta meningkatkan kapatuhan terhadap regulasi
yang berlaku.
Selain melakukan pertemuan berkala dengan Direksi, Dewan
Komisaris juga dibantu Komite Audit melakukan pertemuan
secara rutin dengan Direksi dan jajaran manajemen untuk
melakukan penelaahan laporan keuangan dan proses
pengendalian internal yang dilakukan oleh Perseroan. Komite
Audit telah memberikan catatan dan rekomendasi kepada
Dewan Komisaris untuk selanjutnya disampaikan kepada
Direksi untuk ditindaklanjuti.
Untuk meningkatkan implementasi good corporate
governance, pada akhir tahun 2014 Dewan Komisaris
telah membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi untuk
membantu tugas Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi
nominasi dan remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris,
Direksi dan Anggota Komite penunjang Dewan Komisaris.
Diharapkan dengan adanya Komite Nominasi dan Remunerasi
ini, proses nominasi dan remunerasi pengurus Perseroan dan
organ pelaksana Perseroan lainnya dapat dilakukan secara
transparan dan akuntabel sesuai dengan perkembangan usaha
Perseroan dan pada akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan
pemegang saham dan stakeholders lainnya terhadap
pengelolaan Perseroan.
Selain itu, untuk mengoptimalkan fungsi pengawasan, Dewan
Komisaris setiap kuartal selama tahun 2014 telah membuat
laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris untuk diserahkan
kepada pemegang saham mayoritas.
Pandangan atas Prospek Usaha yang disusun manajemen
Di tahun 2015, pertumbuhan industri otomotif diprediksi
cenderung stagnan berdasarkan proyeksi dari GAIKINDO. Hal
ini dikarenakan kondisi ekonomi dalam negeri masih akan
dibayangi oleh tekanan inflasi, peningkatan nilai tukar dan
suku bunga Bank Indonesia. Perkembangan pasar otomotif
tentunya akan mempengaruhi bisnis Perseroan. Kondisi ini
harus menjadi perhatian bagi manajemen dalam menjalankan
strategi bisnisnya.
Untuk menghadapi persaingan bisnis di tahun 2015 dan
mencapai sustainable growth, Direksi telah menetapkan target
dan strategi bisnis yang akan dicapai dan dilaksanakan di tahun
2015. Prospek usaha telah disusun oleh Direksi sebagaimana
yang tertuang dalam target dan rencana bisnis Perseroan.
Fokus bisnis Perseroan tahun 2015 di pembiayaan mobil
baru yang telah ditetapkan oleh Direksi dinilai tepat dengan
kondisi perekonomian saat ini dan beberapa tahun ke depan.
Dengan adanya konsistensi fokus di pembiayaan mobil baru
ini diharapkan akan dapat lebih meningkatkan market share
Perseroan sehingga menjadi market leader di beberapa merek
kendaraan tertentu. Secara garis besar, Dewan Komisaris
berpandangan bahwa target dan prospek usaha yang telah
disusun Direksi sudah cukup progresif dan mengharapkan
Direksi dapat memanfaatkan setiap peluang bisnis untuk
meningkatkan kinerja Perseroan.
Dewan Komisaris senantiasa mengingatkan kepada Direksi
bahwa dalam menjalankan business plan agar tetap
mempertimbangkan kondisi makro-ekonomi, pertumbuhan
industri otomotif, kapasitas yang dimiliki oleh Perseroan, dan
tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian (prudent financing)
dalam proses kredit agar mendapatkan kualitas pencairan
kredit yang baik.
laporan Dewan Komisaris
PT Mandiri Tunas Finance32Laporan Tahunan 2014
Anton SetiawanKomisaris Utama
Jakarta, Maret 2015
Dewan Komisaris
Selain itu, beberapa hal yang menurut Dewan Komisaris perlu
menjadi perhatian bagi Direksi agar dapat terus meningkatkan
performa Perseroan dan pertumbuhan yang sustainable, antara
lain:
1. Meningkatkan market share pada merek-merek mobil baru.
2. Memastikan Non Performing Loan (NPL) dapat tetap
dikendalikan di bawah target.
3. Mengoptimalkan program aliansi strategis dengan group
Bank Mandiri, dengan memanfaatkan jaringan infrastruktur
yang dimiliki oleh Bank Mandiri untuk memperluas kantor
pemasaran.
4. Senantiasa meninjau dan menyempurnakan kebijakan atas
pengelolaan operasional Perseroan.
5. Memperkuat dan mengoptimalkan peran dan fungsi dari
Manajemen Risiko dan Internal Audit.
6. Meningkatkan kemampuan dan keahlian karyawan melalui
pendidikan dan pelatihan, baik formal maupun non formal,
sehingga memperoleh kompetensi dan skill yang sesuai
dengan kebutuhan yang dapat mendukung pertumbuhan
kinerja Perseroan.
Komposisi Anggota Dewan Komisaris
Selama 2014, berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan yang telah diadakan pada 10 April 2014, tidak
ada perubahan komposisi anggota Dewan Komisaris Perseroan.
Apresiasi
Dewan Komisaris menyampaikan terima kasih kepada seluruh
karyawan Perseroan dan juga kepada konsumen serta mitra
kerja Perseroan atas loyalitas dan kerja sama yang baik selama
ini. Apresiasi juga disampaikan kepada Komite Audit, Komite
Nominasi dan Remunerasi serta Direksi atas pencapaian kinerja
yang diraih di tahun 2014.
Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
juga disampaikan kepada para pemegang saham yang telah
memberikan kepercayaan dan dukungan kepada Dewan
Komisaris untuk melakukan pengawasan atas kebijakan-
kebijakan yang diambil oleh Direksi Perseroan. Dewan Komisaris
berkeyakinan Perseroan dapat segera mewujudkan visi dan misi
Perseroan di masa yang akan datang.
laporan Dewan Komisaris
PT Mandiri Tunas Finance 33Laporan Tahunan 2014
laporan Dewan Komisaris
SArAStri BASKoroKomisaris
Anton SetiAwAnKomisaris Utama
HAnifAH PurnAmAKomisaris Independen
PT Mandiri Tunas Finance34Laporan Tahunan 2014
Di tengah perlambatan laju pertumbuhan industri otomotif dan pembiayaan, Perseroan melakukan berbagai langkah inisiatif strategis penting sebagai bagian dari strategi usaha Perseroan di tahun 2014.
iGNATiUS SUSATYO WiJOYO
Direktur Utama
laporan Direksi
PT Mandiri Tunas Finance 35Laporan Tahunan 2014
laporan Direksi
Perekonomian dalam negeri tahun 2014 yang tumbuh
melambat di level 5,1% dibandingkan tahun 2013 yang
tercatat 5,78%, turut memberikan dampak yang signifikan
terhadap pertumbuhan industri pembiayaan. Hal ini dapat
dilihat pada data dari Bank Indonesia di mana aset Perusahaan
Pembiayaan di tahun 2014 tercatat Rp420 triliun atau hanya
tumbuh 5% dari posisi akhir tahun 2013 atau mengalami
perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun 2013
yang tumbuh 17%. Sedangkan pertumbuhan piutang industri
pembiayaan di tahun 2014 juga hanya meningkat 5% atau
tercatat Rp366 triliun jika dibandingkan dengan tahun 2013
yang tercatat tumbuh 15%. Pertumbuhan piutang pembiayaan
yang melambat tersebut, antara lain dipengaruhi penurunan
piutang pembiayaan sewa guna usaha sebesar 5% seiring
lesunya industri pertambangan dan harga komoditas yang
terus bergejolak sepanjang 2014.
Perkembangan di industri otomotif selama 2014 juga
berpengaruh pada pertumbuhan industri pembiayaan.
Khususnya terkait penjualan mobil baru berdasarkan data
GAIKINDO pada 2014, penjualan mobil baru hanya mencapai
1.208.019 unit atau mengalami penurunan 2% dibandingkan
penjualan mobil baru di tahun 2013 yang tercatat sebanyak
1.229.901 unit.
Dalam menghadapi kondisi tersebut, di tahun 2014 jajaran
Direksi telah melaksanakan berbagai inisiatif strategis. Dalam
kaitan tersebut, kami paparkan dalam laporan tahunan ini,
antara lain pencapaian kinerja, sebagai salah satu wujud
pertanggungjawaban kami kepada pemegang saham, Dewan
Komisaris dan segenap stakeholders, serta sekaligus sebagai
implementasi transparansi Perseroan yang senantiasa berupaya
menjunjung tinggi prinsip-prinsip Good Corporate Governance
(GCG) secara konsisten dan berkesinambungan dalam
menjalankan kegiatan bisnis perusahaan sehari-hari.
Kinerja Perseroan Tahun 2014
Di tengah perlambatan laju pertumbuhan industri otomotif dan
pembiayaan, Perseroan melakukan berbagai langkah inisiatif
strategis penting sebagai bagian dari strategi usaha Perseroan
di tahun 2014, yang meliputi:
1. Fokus kepada segmen pembiayaan mobil baru dengan
meningkatkan market share pada merek-merek mobil
tertentu serta memperluas hubungan kerja sama dengan
dealer-dealer dan Agen Pemegang Merek (APM);
2. Membuka 11 (sebelas) kantor cabang baru di kota-kota
khususnya di Daerah Tingkat II untuk penetrasi market;
Dewan Komisaris dan Pemegang Saham yang Terhormat,
PT Mandiri Tunas Finance36Laporan Tahunan 2014
3. Mengembangkan paket-paket pembiayaan otomotif yang
bersifat customized dan kompetitif untuk dapat memenuhi
kebutuhan konsumen;
4. Mengoptimalkan pembiayaan dalam skala besar (fleet
financing) khususnya dengan menggarap customer
based Bank Mandiri, baik dari segmen corporate maupun
commercial banking, terutama nasabah-nasabah anchor
client dan value chain-nya;
5. Meningkatkan sinergi dan aliansi strategis dengan grup
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Tunas Ridean Tbk
di seluruh Indonesia untuk mengoptimalkan dukungan
infrastruktur khususnya dalam pemasaran produk-produk
pembiayaan Perseroan;
6. Melakukan strategi corporate branding dan product
branding untuk mendukung pencapaian taget pembiayaan;
7. Meningkatkan kerja sama dengan perusahaan asuransi
rekanan untuk memberikan lebih kenyamanan dan
keamanan kepada konsumen Perseroan, seperti program
asuransi perlindungan kredit dan program xtra protection
bagi ahli waris konsumen.
8. Melakukan pengembangan teknologi informasi, antara
lain program mobile collection untuk meningkatkan
produktivitas kerja serta melakukan perubahan struktur
organisasi sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
bisnis Perseroan.
Dengan penerapan strategi usaha tersebut, Perseroan mampu
menghasilkan kinerja keuangan yang terus tumbuh secara
berkelanjutan dan meningkat secara signifikan. Hal ini dapat
dilihat dari pencapaian kinerja Perseroan di tahun 2014 sebagai
berikut:
1. Perseroan menyalurkan pembiayaan baru sebesar Rp14,8
triliun, meningkat 27,5% secara tahunan. Pembiayaan baru
tersebut mencapai 92,3% dari target pembiayaan baru yang
ditetapkan di tahun 2014 yaitu sebesar Rp16 triliun. Belum
tercapainya target pembiayaan tersebut dipengaruhi oleh
aktual penurunan penjualan mobil baru tahun 2014 sebesar
2% yang menyebabkan pasar menjadi stagnan, di mana
pada awalnya GAIKINDO memproyeksikan pertumbuhan
otomotif mencapai 10%. Selain itu dipengaruhi juga oleh
persaingan bisnis perusahaan pembiayaan yang semakin
ketat dan juga faktor ekonomi makro dalam negeri serta
kenaikan suku bunga Bank Indonesia.
2. Piutang pembiayaan yang dikelola oleh Perseroan di
tahun 2014 mencapai sebesar Rp21,2 triliun, meningkat
35,4% dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp15,6 triliun.
Peningkatan tersebut disebabkan adanya peningkatan
volume pembiayaan di tahun 2014. Piutang pembiayaan
yang dikelola tersebut mencapai 105,5% dari target
piutang pembiayaan yang dikelola di tahun 2014 sebesar
Rp20 triliun.
3. Perseroan mencatat total pendapatan di tahun 2014
sebesar Rp1,51 triliun, meningkat 30% dibandingkan total
pendapatan di tahun 2013 sebesar Rp1,16 triliun. Dari
total pendapatan tersebut, pendapatan dari pembiayaan
konsumen di tahun 2014 memberikan kontribusi terbesar
yaitu Rp1 triliun atau meningkat 16% dibandingkan
pendapatan pembiayaan konsumen di tahun 2013
sebesar Rp860 miliar, diikuti sewa guna usaha (sewa
pembiayaan) sebesar Rp87 miliar atau meningkat signifikan
45% dibandingkan pendapatan sewa guna usaha (sewa
pembiayaan) di tahun 2013 sebesar Rp60 miliar, dan
sisanya berasal dari pendapatan bunga dan lain-lain.
4. Perseroan juga berhasil mencatatkan perolehan laba tahun
berjalan sebesar Rp234 miliar, melebihi dari target laba
tahun berjalan yang ditetapkan di awal tahun sebesar
Rp223 miliar atau pencapaian 105%. Pencapaian laba
tahun berjalan ini tumbuh 32,7% dibandingkan laba tahun
berjalan tahun 2013 sebesar Rp176 miliar. Peningkatan
laba tahun berjalan ini seiring dengan peningkatan
pendapatan, baik pendapatan pembiayaan konsumen
maupun pendapatan sewa pembiayaan.
laporan Direksi
PT Mandiri Tunas Finance 37Laporan Tahunan 2014
5. Total aset Perseroan di tahun 2014 tercatat Rp7,4 triliun,
atau tumbuh 31,6% dari tahun 2013 sebesar Rp5,6 triliun.
Pencapaian total aset ini merupakan 99,8% dari target total
aset yang ditetapkan di tahun 2014.
6. Tingkat piutang pembiayaan bermasalah (Non Performing
Loan) Perseroan tahun 2014 dapat dijaga di tingkat yang
wajar di level 1,15%, mengalami perbaikan dibandingkan
tahun 2013 sebesar 1,16%. Tingkat pencapaian NPL ini
109,6% dari target NPL tahun 2014 yang sebesar 1,27%.
Penurunan NPL ini sejalan dengan penerapan manajemen
risiko yang komprehensif dan proses penagihan piutang
bermasalah yang cukup baik.
Selain itu, Perseroan juga berhasil meningkatkan market share
di segmen mobil baru dari 9,2% di tahun 2013 menjadi 12,6%
di tahun 2014 melalui perbaikan proses akuisisi konsumen,
meningkatkan penetrasi market kepada existing dealer maupun
meningkatkan coverage dealer baru, serta melaksanakan
program aliansi strategis dengan grup Bank Mandiri.
Sepanjang 2014, Perseroan menghadapi kendala dan
tantangan usaha, antara lain kenaikan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM), kenaikan suku bunga Bank Indonesia dari
7,50% menjadi 7,75% dan nilai tukar Rupiah yang cenderung
terus melemah hingga mencapai posisi Rp12.440 pada akhir
tahun 2014. Kondisi-kondisi ekonomi makro yang belum stabil
juga berpengaruh pada industri otomotif yang pada akhirnya
memberikan tekanan kepada bisnis pembiayaan. Namun
demikian, kondisi tersebut tidak berpengaruh pada likuiditas
sumber pendanaan Perseroan karena sumber pendanaan
Perseroan sebagian besar berasal dari joint financing dengan PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk. Untuk mengatasi kendala-kendala
tersebut Perseroan melakukan berbagai inisiatif baru, efisiensi
operasional Perseroan, inovasi di bidang teknologi informasi
serta otomatisasi berbagai proses operasional Perseroan
sehingga kinerja Perseroan dapat terus tumbuh di tahun 2014.
Sumber Daya manusia
Pada 2014, Perseroan terus berupaya meningkatkan
kualitas dan kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki.
Pengembangan kompetensi sumber daya manusia dilakukan,
baik melalui pelatihan-pelatihan internal maupun eksternal.
Salah satunya dengan melanjutkan program strategis yaitu
Managers Development Program (MDP) yang untuk pertama
kalinya telah dijalankan sejak tahun 2012. Program MDP di tahun
ke-3 tersebut bertujuan untuk kaderisasi calon-calon manajer
profesional yang pesertanya diseleksi dari internal pegawai
Perseroan untuk mengikuti masa pendidikan dalam jangka
waktu tertentu sehingga pada akhirnya diharapkan mampu
mendukung perkembangan dan kinerja Perseroan ditahun-
tahun mendatang. Selain itu, di tahun 2014 Perseroan juga
membuka program pendidikan Area Manager Development
Program (AMDP) sebagai salah program pengembangan karier
karyawan.
Direksi berkomitmen untuk terus melaksanakan program
pengembangan kemampuan karyawan setiap tahun agar
kompetensi sumber daya manusia dapat terus ditingkatkan
secara berkelanjutan untuk menghasilkan insan-insan
Perseroan yang berkualitas, profesional dan berdedikasi tinggi
untuk memberikan kontribusi yang terbaik kepada Perseroan.
Prospek Usaha
Meskipun pertumbuhan bisnis multifinance di tahun 2015
diprediksi akan berkisar pada angka 5%-10% karena masih
dibayangi kenaikan harga BBM dan BI rate, namun Perseroan
telah menetapkan target yang progresif di awal tahun 2015
yaitu pertumbuhan pembiayaan baru minimal sama dengan
tahun 2014 atau di atas pertumbuhan pasar. Keyakinan
pertumbuhan di atas rata-rata industri ini didukung oleh
peningkatan daya beli masyarakat seiring bertambahnya
populasi keluarga kelas menengah yang akan membutuhkan
kendaraan bermotor serta semakin banyaknya varian kendaraan
bermotor dengan model yang menarik dan harga yang cukup
terjangkau. Selain itu, sektor industri transportasi, distribusi dan
infrastruktur yang terus berkembang sejalan dengan program
pemerintah akan menjadi potensi pembiayaan bagi Perseroan
dalam mengembangkan kinerjanya.
Untuk mencapai target pembiayaan di tahun 2015, selain
menciptakan produk-produk pembiayaan yang makin
kompetitif, Perseroan juga akan memperluas jaringan kantor
pemasaran terutama dengan dukungan jaringan kantor
laporan Direksi
PT Mandiri Tunas Finance38Laporan Tahunan 2014
cabang Bank Mandiri. Perseroan tetap akan fokus pada
pembiayaan mobil baru dengan melakukan diversifikasi pada
pembiayaan multiguna sebagaimana telah diatur oleh Otoritas
Jasa Keuangan. Program efisiensi biaya operasional dan
pengembangan teknologi informasi tetap akan dilanjutkan di
tahun 2015.
Perseroan juga akan lebih mengoptimalkan menggarap
customer based Bank Mandiri, baik untuk segmen passenger
car maupun commercial car. Melalui program aliansi strategis
dengan Bank Mandiri, penetrasi market kepada anchor clients
Bank Mandiri dapat dilakukan lebih efektif. Dengan dukungan
dari grup Bank Mandiri dan Tunas Ridean, Perseroan optimis
memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan kinerjanya di
tahun mendatang. Dengan demikian, prospek usaha Perseroan
dalam industri pembiayaan kendaraan bermotor masih sangat
menjanjikan.
Penerapan Tata Kelola Perusahaan
Direksi meyakini bahwa pencapaian kinerja yang baik dapat
terus dipertahankan secara berkelanjutan dalam jangka
panjang dan mencapai berbagai prospek bisnis yang hendak
diraih jika Perseroan dapat melaksanakan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance (GCG) secara konsisten dengan baik
dan benar. Oleh karena itu, bagi Perseroan, implementasi GCG
merupakan suatu keniscayaan untuk menjaga transparansi
dan akuntabilitas pengelolaan perusahaan kepada publik.
Pengembangan GCG yang selaras dengan kegiatan bisnis
secara berkesinambungan dan implementasi GCG secara
konsisten tidak hanya akan memberikan perlindungan yang
memadai dan perlakuan yang adil kepada para Pemegang
Saham dan pemangku kepentingan lainnya, namun lebih dari
itu, mendorong Perseroan untuk menciptakan nilai tambah
bagi perusahaan secara maksimal.
Direksi dan segenap Karyawan Perseroan senantiasa
berkomitmen untuk mengimplementasikan standar yang
tinggi dalam penerapan prinsip-prinsip GCG. Prinsip-prinsip
tersebut menjadi referensi bagi pengambilan keputusan
yang bertanggung jawab, menghindari konflik kepentingan,
optimalisasi kinerja, dan peningkatan akuntabilitas. Dalam
praktiknya di lingkungan Perseroan, GCG diimplementasikan
melalui Tata Kelola bagi Pemegang Saham, Dewan Komisaris,
Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Direksi,
Manajemen, serta organ-organ pendukung lainnya.
Perseroan berkeyakinan bahwa salah satu cara untuk
mempertahankan keberlangsungan usaha dan meningkatkan
kinerja seluruh unit kerja adalah komitmen yang kuat dalam
menjalankan prinsip-prinsip GCG yang pada akhirnya bertujuan
untuk mencapai visi baru Perseroan yang telah ditetapkan
di akhir tahun 2014, yaitu “To be the most progressive and
reliable multifinance in Indonesia”.
Wujud implementasi GCG yang telah dilakukan Perseroan
selama tahun 2014, antara lain Dewan Komisaris telah
membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi, konsistensi
dalam implementasi GCG Policy dan Corporate Code of
Conduct, self assessment GCG, optimalisasi whistleblowing
system, meningkatkan pelaksanaan kegiatan Corporate Social
Responsibility, edukasi literasi keuangan, serta setiap proses
pengadaan barang dan jasa yang dilakukan secara transparan
dan bertanggung jawab.
Selama 2014, terkait implementasi GCG Perseroan mendapat
apresiasi “The Best GCG” dari Majalah Economic Review dalam
acara Indonesia Multifinance Award 2014 serta Perseroan juga
mendapat penghargaan sebagai “Trusted Company” dalam
implementasi GCG dari Majalah SWA dan The Indonesian
Institute for Corporate Governance (IICG).
Perubahan Komposisi Direksi
Pada periode tahun 2014, terjadi perubahan susunan anggota
Direksi Perseroan di mana Bapak Anton Herdianto telah
mengundurkan diri sebagai Direktur Perseroan per 24 Oktober
2014 dikarenakan adanya penugasan kembali ke Bank Mandiri
sebagai Group Head Strategy & Performance Group dan
pengunduran dirinya tersebut telah disetujui oleh Pemegang
laporan Direksi
PT Mandiri Tunas Finance 39Laporan Tahunan 2014
Saham Perseroan melalui Akta Pernyataan Keputusan
Pemegang Saham PT Mandiri Tunas Finance No. 41 tanggal
28 Oktober 2014 yang dibuat oleh Lenny Janis Ishak, SH,
Notaris di Jakarta. Perubahan Direksi tersebut juga telah
dilaporkan kepada regulator.
Apresiasi
Sebagai rangkaian kata penutup, seluruh jajaran Direksi
mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang tinggi
kepada pelanggan dan mitra bisnis atas dukungan,
kepercayaan dan kerja sama yang telah terjalin dengan
baik selama ini. Penghargaan yang sama juga disampaikan
kepada Pemegang Saham dan kepada Dewan Komisaris
atas segala arahan yang diberikan kepada Direksi. Direksi
juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada
seluruh karyawan yang telah berkarya dengan penuh
dedikasi dan kecintaan dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab masing-masing serta mendukung upaya
untuk mewujudkan Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan secara
bahu membahu tanpa mengenal lelah sehingga Perseroan
dapat mencapai berbagai target peningkatan usaha dan
pertumbuhan kinerja Perusahaan secara berkelanjutan.
laporan Direksi
ignatius Susatyo WijoyoDirektur Utama
Jakarta, Maret 2015
DireksiignAtiuS SuSAtyo wijoyo
Direktur Utama
HArjAnto tjitoHArDjojoDirektur
Anton HerDiAntoDirektur
Profil Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance42Laporan Tahunan 2014
identitas Perusahaan
identitas Perusahaan
Nama perusahaan PT Mandiri Tunas Finance
Bidang Usaha
Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan, kegiatan usaha Perseroan bergerak dalam bidang lembaga
pembiayaan, di mana untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut Perseroan dapat melaksanakan
kegiatan usaha pembiayaan konsumen, sewa guna usaha, anjak piutang dan usaha kartu kredit.
Saat ini, Perseroan hanya melaksanakan kegiatan pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha.
Produk dan JasaPembiayaan kendaraan bermotor kepada retail dan perusahaan meliputi mobil baru, mobil bekas,
sepeda motor, kendaraan niaga dan alat-alat berat.
Status Perusahaan Anak Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Tunas Ridean Tbk.
Tanggal Pendirian 17 Mei 1989 dengan nama PT Tunas Financindo Corporation.
Akte Pendirian
• Akta Pendirian No. 262 Tanggal 17 Mei 1989 dibuat di hadapan Misahardi Wilamarta, S.H, Notaris
di Jakarta.
• Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia C2-4868.HT’89 tanggal 1 Juni 1989.
• Berita Negara Republik Indonesia No. 57, Tanggal 18 Juli 1989, Tambahan No. 1369.
Modal Dasar dan
Modal Disetor
Modal Dasar: Rp1.000.000.000.000
Modal Disetor: Rp250.000.000.000
KepemilikanPT Bank Mandiri (Persero) Tbk 51%
PT Tunas Ridean Tbk 49%
Jumlah Karyawan 3.329 orang
Alamat Kantor Pusat
Graha Mandiri Lt. 3A
Jl. Imam Bonjol No. 61
Jakarta 10310 - Indonesia
Telepon : (62-21) 230 5608
Fax : (62-21) 230 5618
Email : [email protected]
Website : www.mtf.co.id
Jumlah Kantor Cabang
88 kantor cabang tersebar di 27 Propinsi dan kota-kota, seperti Banda Aceh, Medan, Rantau
Prapat, Padang, Bukittinggi, Batam, Pekanbaru, Duri, Jambi, Baturaja, Rokan Hulu, Tanjung Pinang,
LubukLinggau, Muara Bungo, Bengkulu, Palembang, Lampung (7 Cabang), Pangkal Pinang, Cilegon,
Serang, Rangkasbitung, Tangerang (3 Cabang), Jakarta (9 Cabang), Bogor, Cibubur, Cibinong,
Depok, Bekasi (3 Cabang), Sukabumi, Karawang, Bandung (2 Cabang), Tasikmalaya, Garut, Subang,
Cirebon, Semarang, Tegal, Solo, Yogyakarta, Purwokerto, Magelang, Pekalongan, Kudus, Surabaya
(2 Cabang), Malang, Kediri, Jember, Madiun, Tuban, Mojokerto, Gresik, Denpasar (2 Cabang),
Mataram, Pontianak, Balikpapan, Tarakan, Palangkaraya, Samarinda, Banjarmasin, Tanjung,
Banjarbaru, Bontang, Makassar, Parepare, Kendari, Manado, Palu, dan Gorontalo.
PT Mandiri Tunas Finance 43Laporan Tahunan 2014
identitas Perusahaan
Harga Nominal Saham Rp100 per saham
Bursa Pencatatan
ObligasiBursa Efek Indonesia
Kode Efek TUFI
Tanggal Pencatatan
Obligasi
• ObligasiMandiriTunasFinanceVITahun2011:20Mei2011
•ObligasiBerkelanjutanIMandiriTunasFinanceTahapITahun2013:7Juni2013
•ObligasiBerkelanjutanIMandiriTunasFinanceTahapIITahun2014:26Mei2014
Rating Obligasi dan
Rating Perusahaan
PT Pefindo• RatingObligasi:idAA (Double A)• RatingPerusahaan(Nasional):idAA (Double A; Stable Outlook) PT Fitch ratings indonesia•RatingPerusahaan(Nasional):AA(idn);Stable Outlook.
Sekretaris Perusahaan
Hengki Heriandono
Graha Mandiri Lt. 3A
Jl. Imam Bonjol No. 61
Jakarta 10310 – Indonesia
Telepon : (62-21) 230 5608
Fax : (62-21) 230 5618
Email : [email protected]
Pelayanan Pelanggan
dan Waktu Pelayanan
Email : [email protected]
Telepon (Care Center): (62-21) 230 1825
Senin-Jumat: 08.30 – 17.30 WIB
Jaringan Media Sosial
Facebook fanpage: MTFAutoLoan
Twitter: @MTF_AutoLoan
Youtube: MTFAutoLoan
Instagram: MTFAutoLoan
Google Plus: MTFAutoLoan
Identitas Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance44Laporan Tahunan 2014
Sekilas Tentang mandiri Tunas Finance
Sebagai bagian dari Perusahaan Anak PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk, Perseroan dituntut untuk selalu tumbuh
secara progresif dan berkelanjutan serta menjadi
perusahaan pembiayaan yang terpercaya di Indonesia.
Awal didirikan pada tahun 1989 dengan nama PT Tunas Financindo
Corporation yang bergerak di bidang usaha pemberian fasilitas
pembiayaan kendaraan bermotor khususnya bagi konsumen dari
jaringan dealer mobil yang dimiliki oleh Grup Tunas Ridean. Pada tahun 2000,
nama perusahaan diubah menjadi PT Tunas Financindo Sarana. Semenjak tahun
pendirian hingga tahun 2009, seluruh saham Perseroan dimiliki oleh Grup
PT Tunas Ridean Tbk, yang saat ini merupakan grup otomotif independen
terbesar dengan lebih dari 100 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dalam perkembangannya, untuk lebih memperluas bisnis pembiayaan serta
meningkatkan kinerjanya, pada 6 Februari 2009, PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk melakukan akuisisi 51% saham Perseroan dari Grup Tunas Ridean dan
mengubah nama PT Tunas Financindo Sarana menjadi PT Mandiri Tunas Finance
yang juga diikuti dengan perubahan logo perusahaan. Sisa saham 49% tetap
dimiliki oleh PT Tunas Ridean Tbk. Sebagai bagian dari Perusahaan Anak PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk, Perseroan dituntut untuk selalu tumbuh secara progresif
dan berkelanjutan serta menjadi perusahaan pembiayaan yang terpercaya di
Indonesia.
Saat ini, Perseroan melayani jenis pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha
(leasing). Pembiayaan yang diberikan oleh Perseroan meliputi pembiayaan
mobil baru, mobil bekas, sepeda motor termasuk motor besar, kendaraan niaga
dan alat berat. Sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2014, jaringan kantor
cabang Perseroan semakin berkembang luas dari 33 kantor cabang menjadi 88
kantor cabang yang saat ini tersebar di 27 provinsi di Indonesia.
PT Mandiri Tunas Finance 45Laporan Tahunan 2014
Di tahun 2014, Perseroan juga telah menyalurkan pembiayaan baru sebesar Rp14,78 triliun dengan jumlah
piutang pembiayaan yang dikelola sebesar Rp21,16 triliun.
Mulai tahun 2003, Perseroan telah menerbitkan dan
mencatatkan Obligasi I di PT Bursa Efek Surabaya yang saat ini
bernama Bursa Efek Indonesia, hingga tahun 2011, Perseroan
juga telah mencatatkan Obligasi VI di PT Bursa Efek Indonesia.
Kemudian Perseroan juga telah melakukan Penawaran Umum
Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2013
dan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I
Tahap II Tahun 2014.
Hasil pemeringkatan Perseroan juga selalu meningkat sejalan
dengan kinerja Perseroan yang semakin tumbuh. Pada 2003,
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat
idBBB+ (triple B plus) hingga menjadi idAA (double A) pada
tahun 2012, yang kemudian Pefindo menetapkan kembali
rating idAA (double A) pada tahun 2013 dan 2014. Rating efek
yang semakin baik ini diyakini dapat menekan beban biaya
bunga yang dikeluarkan dengan lebih efisien sehingga dapat
memacu kinerja Perseroan lebih optimal.
Di tahun 2014, Perseroan juga telah menyalurkan pembiayaan
baru sebesar Rp14,78 triliun dengan jumlah piutang
pembiayaan yang dikelola sebesar Rp21,16 triliun. Perseroan
telah menguasai 12,6% market share untuk mobil baru di
tahun 2014. Tagline yang diusung Perseroan yaitu Fast and Easy
PT Mandiri Tunas Finance46Laporan Tahunan 2014
riwayat Perusahaan
juga menjadi andalan Perusahaan, sebagai pemacu untuk tetap
memberikan solusi terbaik bagi konsumen yang ingin memiliki
kendaraan bermotor dengan proses yang cepat dan mudah.
Dengan memberikan fasilitas serta solusi pembiayaan mudah,
inovatif dan kompetitif bagi para konsumen dalam membantu
mewujudkan impian memiliki mobil (baru dan bekas), sepeda
motor (khusus daerah tertentu) dan kendaraan niaga, baik
perorangan maupun korporasi dalam bentuk pembiayaan
maupun sewa guna usaha, Perseroan tetap menomorsatukan
pelayanan terhadap konsumen dalam hal memberi kemudahan
apalagi didukung oleh kantor cabang yang tersebar di seluruh
Indonesia dan sumber daya manusia yang berkualitas serta
fasilitas infrastruktur yang memadai.
Di tahun 2015, Perseroan berencana untuk terus
mengembangkan jaringan usaha dengan membuka 32 kantor
satelit yang berlokasi di kantor-kantor cabang Bank Mandiri
serta 6 kantor cabang baru di daerah tingkat II yang potensial
untuk meningkatkan penetrasi market dan meningkatkan
market share. Hal ini seiring dengan target peningkatan
pembiayaan baru sebesar 30% di tahun 2015.
Perusahaan Pembiayaan Otomotif Terbaik, Terbesar, dan TerpercayaSejak 2009, Perseroan mengusung visi Menjadi Perusahaan
Pembiayaan Otomotif Terbaik, Terbesar dan Terpercaya
di Indonesia pada tahun 2014. Perseroan telah mampu
menunjukkan kemampuannya sebagai perusahaan pembiayaan
otomotif terbaik, terbesar dan terpercaya. Hal ini didukung
oleh komitmen serta konsep dan strategis Perseroan dalam
mengembangkan perusahaan untuk selalu lebih maju dan lebih
baik di setiap tahunnya.
Kinerja TerbaikPeningkatan kualitas dan profesionalisme sumber daya
manusia menjadi kunci dalam mencapai target kinerja terbaik.
Untuk itu Perseroan melakukan langkah-langkah untuk
mewujudkan dan membentuk sumber daya manusia terbaik,
antara lain dengan menyelenggarakan program Management
Development Program (MDP) di tahun 2013 dan 2014 di mana
program ini merupakan program pendidikan dan pelatihan
untuk menjaring kandidat terbaik di internal Perseroan serta
meningkatkan kompentensi sumber daya manusia untuk
menjadi Future Leaders Perseroan yang memiliki loyalitas tinggi
serta kapabilitas yang diharapkan. Selain itu, Perseroan juga
melakukan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan sistem
serta prosedur operasional, menjunjung tinggi budaya Perwira
Perseroan, meningkatkan kualitas kredit untuk menurunkan
Non Performing Loan (NPL) serta melakukan berbagai upaya
untuk meminimalisir fraud
Di tahun 2014, Perseroan dinobatkan sebagai Anak Perusahaan
terbaik dalam grup Bank Mandiri dengan dianugerahkan
nya“The Most Progressive Business Growth Mandiri Group”
oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai pemegang saham
mayoritas. Penilaian tersebut didasarkan pada pertumbuhan
kinerja Perseroan selama tahun 2014 yang dinilai per kuartal
oleh jajaran manajemen PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Kinerja Terbesar dan TerpercayaPerseroan secara berkelanjutan terus meningkatkan dan
memperluas kerja sama dengan seluruh Agen Pemegang
Merek (APM) kendaraan bermotor dan jaringan dealer serta
showroom di seluruh wilayah kantor pemasaran Perseroan
untuk meningkatkan pangsa pasar. Saat ini, Perseroan telah
bekerja sama dengan hampir seluruh APM sehingga Perseroan
dapat membiayai seluruh merek kendaraan yang dibutuhkan
oleh konsumen. Hal ini membuktikan tingkat kepercayaan
APM dan dealer yang tinggi kepada Perseroan. Dengan adanya
kerja sama tersebut, Perseroan dapat lebih banyak memberikan
berbagai pilihan jenis kendaraan bermotor kepada konsumen
serta mempermudah penetrasi pasar di berbagai wilayah kantor
pemasaran Perseroan.
PT Mandiri Tunas Finance 47Laporan Tahunan 2014
Riwayat Perusahaan
Perseroan juga terus menambah dan mengembangkan jaringan
kantor pemasaran baru setiap tahun khususnya di Daerah
Tingkat II demi mengoptimalkan potensi pasar yang ada di
daerah tersebut serta untuk lebih mendekatkan diri kepada
konsumen Perseroan. Dengan adanya dukungan penuh dari
seluruh cabang Bank Mandiri di seluruh Indonesia dan program
aliansi strategis yang dijalankan dengan grup Bank Mandiri,
diharapkan target Perseroan menjadi yang terbesar di industri
pembiayaan dapat segera diwujudkan dalam beberapa tahun
ke depan.
Perseroan mengutamakan prinsip kepuasan dan kepercayaan
konsumen serta dealer sebagai prioritas kerja. Untuk itu,
Perseroan senantiasa meningkatkan pelayanan baik kepada
konsumen maupun mitra kerja khususnya jaringan dealer dan
showroom agar dapat terus bersaing dan memiliki competitive
advantage yang lebih dari para kompetitor. Pemberian
kemudahan-kemudahan dan benefit kepada konsumen dalam
produk pembiayaan serta kecepatan dalam setiap penyelesaian
keluhan konsumen menjadi perhatian serius Perseroan. Selalu
membina hubungan baik dengan mitra dealer dan showroom
logo mandiri Tunas Finance
logomark
logotype
makna logo• Logotype dengan huruf kecil memiliki makna ramah dan rendah hati.
• Logomark dalam bentuk gelombang emas cair mencerminkan kesejahteraan yang akan
diperoleh oleh nasabah/konsumen.
• Posisi logomark di atas logotype melambangkan pergerakan maju ke depan dan sekaligus
mencapai kemakmuran.
juga menjadi fokus utama Perseroan. Hal ini dilakukan agar
Perseroan menjadi perusahaan pembiayaan yang terpercaya
bagi konsumen maupun mitra dealer dan showroom.
Pada 2014, Perseroan menduduki peringkat ke-3 terbesar
dari sisi pembiayaan mobil berdasarkan data pembiayaan
baru Perusahaan Pembiayaan yang dihimpun oleh Asosiasi
Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI). Pencapaian ini sejalan
dengan target Perseroan di awal tahun dan juga fokus usaha
Perseroan yang konsisten di pembiayaan mobil baru.
Di akhir tahun 2014, Perseroan mendapat apresiasi dari Majalah
Swa dan Institute for Indonesia Corporate Governance (IICG)
sebagai “Trusted Company” dalam pelaksanaan Corporate
Governance.
Pada akhir tahun 2014, Perseroan mengusung visi baru sejalan
dengan target pertumbuhan hingga tahun 2020 yaitu “To be
the Most Progressive and Reliable Multifinance in Indonesia”.
PT Mandiri Tunas Finance48Laporan Tahunan 2014
Visi
misi
To Be The Most Progressive and
Reliable Multifinance in Indonesia
• Berorientasi kepada Pemenuhan Kebutuhan
kredit masyarakat untuk mensejahterakan
bangsa
• Ikut berkontribusi positif dalam
perekonomian nasional
• Mengembangkan Sumber Daya Manusia
Profesional
• Memberi keuntungan maksimal bagi
stakeholders
Visi, misi dan Nilai Perusahaan
Visi dan Misi tersebut telah mendapat persetujuan Direksi dan Dewan Komisaris melalui rapat internal
tentang tujuan Perseroan.
PT mandiri Tunas Finance48Laporan Tahunan 2014
PT Mandiri Tunas Finance 49Laporan Tahunan 2014
Visi, misi dan Nilai Perusahaan
Nilai PerusahaanBudaya Kerja Perseroan yang selalu dijunjung tinggi oleh seluruh
karyawan adalah PERWIRA, yang merupakan singkatan dari
Kepercayaan, Kewirausahaan dan Kegembiraan yang merupakan 3
(tiga) nilai-nilai dasar yang didalamnya mengandung 9 (sembilan)
perilaku utama yang harus diimplementasikan secara konsisten dan
berkelanjutan oleh setiap karyawan.
KePercayaanSetiap karyawan wajib menjujung tinggi nilai-nilai:
• Jujur dan dapat dipercaya
• Bertanggung Jawab
• Berkomitmen
KeWirausahaanSetiap karyawan wajib mempunyai:
• Rasa Memiliki
• Profesionalisme
• Fokus Kepada Pelanggan
KegembirAanSetiap karyawan harus bekerja:
• Antusias, ulet, dan pantang menyerah
• Bersinergi
• Gembira
Budaya PERWIRA dirumuskan dan dikukuhkan sebagai budaya kerja Perseroan pada 11 Desember 2009 di Bandung. Perseroan
senantiasa menekankan kepada setiap karyawan untuk konsisten dalam memegang teguh dan mengimplementasikan
budaya Perusahaan yaitu budaya kerja PERWIRA dalam aktivitas pekerjaan sehari-hari. Budaya kerja PERWIRA pada awalnya
dirumuskan sendiri oleh karyawan dan kemudian diterima oleh Perseroan sebagai budaya kerja yang menjadi pedoman
berpikir dan berperilaku bagi setiap karyawan.
Pada 14 Februari 2014, Perseroan menerima penghargaan dari Bank Mandiri sebagai “The 1st Best Subsidiaries Culture
Execution Award 2013” yaitu sebuah penghargaan dalam implementasi budaya kerja terbaik di lingkungan Anak Perusahaan
Bank Mandiri.
PT mandiri Tunas Finance 49Laporan Tahunan 2014
PT Mandiri Tunas Finance50Laporan Tahunan 2014
1989 1995 1997
201020092008
Pendirian Perseroan dengan nama
PT Tunas Financindo Corporation
Perseroan membuka 1 (satu)
Kantor Cabang baru yaitu di
Jambi
Perseroan memperoleh Investor
Awards sebagai Perusahaan
Multifinance Terbaik Tahun 2008
untuk kategori Aset di atas Rp2
triliun – Rp4 triliun
Perseroan membuka 2 (dua) Kantor
Cabang yaitu Bandung dan Bogor
Pengambilalihan 51% saham
Perseroan oleh Bank Mandiri
(Persero) Tbk.
Perubahan nama Perseroan
menjadi PT Mandiri Tunas
Finance
Perpindahan Kantor Pusat
Perseroan ke Graha Mandiri
Lantai 3A, Jl. Imam Bonjol No.
61, Jakarta 10310
Perseroan membuka 5 (lima) Kantor
Cabang baru yaitu Bekasi, Tangerang,
Surabaya, Depok, dan Semarang
Perseroan membuka 13 (tiga
belas) Kantor Cabang baru yaitu
bumi Serpong Damai (Tangerang),
Pecenongan (Jakarta Pusat),
Denpasar, Pontianak, Kendari,
Palangkaraya, Parepare (Sulawesi
Selatan), Karawang, Tarakan
(Kalimantan Timur), Kediri, Tegal,
Bengkulu, dan Manado)
Jejak langkah
20072004 2006Perseroan membuka 2 (dua) Kantor
Cabang baru yaitu Kotabumi
(Lampung) dan Kalianda (Lampung)
Perseroan membuka 8 (delapan)
Kantor Cabang baru yaitu di Kelapa
Gading (Jakarta Utara), Tasikmalaya,
Medan, Tanjung Duren (Jakarta
Barat), Surabaya I, Balikpapan,
Samarinda, dan Makassar
Perseroan membuka 9 (sembilan)
Kantor Cabang baru yaitu Metro
(Lampung), Tulang Bawang
(Lampung), Tanggamus (Lampung),
Palembang, Pekanbaru, Fatmawati
(Jakarta Selatan), Matraman
(Jakarta Timur), Purwokerto, dan
Banjarmasin
PT Mandiri Tunas Finance 51Laporan Tahunan 2014
2011 2012 Perseroan membuka 22 (dua puluh dua) Kantor
Cabang baru yaitu Rantau Prapat (Sumatera Utara),
Muara Bungo (Jambi), Padang, Pangkal Pinang,
Banda Aceh, Sukabumi, Serang, Pondok Gede,
Mampang Prapatan (Jakarta Selatan), Kebon Jeruk
(Jakarta Barat), Tuban, Tanjung (Kalimantan Selatan),
Palu, Madium, Jember, Gianyar, Kudus, Magelang,
Mataram, Gorontalo, Bandung 2, dan WTC Mangga
Dua (Jakarta Utara)
Perseroan menerima penghargaan peringkat III Digital
Multifinance Brand dari majalah Infobank dalam acara
Infobank Digital Brand of The year 2011
PT Fitch Ratings Indonesia telah menetapkan peringkat
Perseroan dengan peringkat AA (idn); Stable Outlook
PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) telah
menaikkan peringkat Perseroan beserta surat utang
Obligasi VI Seri B, Seri C, dan Seri D Tahun 2011 yang
semula peringkat idA+ (Single A Plus; Stable Outlook)
menjadi idAA (Double A; Stable Outlook)
Perseroan berhasil mencapai seluruh strategi inisiatif
sebagaimana yang dipersyaratkan oleh pemegang
saham mayoritas yaitu pencapaian target-target
market share, pendapatan, dan laba bersih
Jejak langkah
2013 2014 Perseroan membuka 9 (sembilan) Kantor Cabang
baru yaitu di Batam (Kepulauan Riau), Bukittinggi (Sumatera Barat), Duri (Riau), Baturaja (Sumatera Selatan), Lubuklinggau (Sumatera Selatan), Cibubur (Jawa Barat), Bandarjaya (Lampung), Banjarbaru (Kalimantan Selatan) dan Tangerang 2 (Banten)
Perseroan menerima penghargaan Indonesia Multifinance Award 2013 sebagai “The Best of Good Corporate Governance for Multifinance Indonesia 2013” dari Majalah Business Review
Perseroan menerima penghargaan Anugerah Business Review 2013 dari Majalah Business Review sebagai: The 3rd Best Non Listed Company of the Year
2013 The 3rd Best Finance Performance of the Year
2013 The 4th Best Human Capital of the Year The 5th Best Corporation for Risk
Management of the Year 2013
1. Pemekaran Kantor Wilayah dari 6 Kantor Wilayah menjadi 9 Kantor Wilayah.
2. Perseroan membuka 11 (sebelas) Kantor Cabang baru yaitu di Ujung Batu
(Riau), Tanjung Pinang (Kep. Riau), Bontang (Kalimantan Timur), Cibinong
(Jawa Barat), Rangkasbitung (Banten), Cikarang (Jawa Barat), Garut (Jawa
Barat), Pekalongan (Jawa Tengah), Subang (Jawa Barat), Gresik (JawaTimur)
dan Mojokerto (JawaTimur).
3. Perseroan menerima 9 penghargaan Indonesia Multifinance Award 2014 dari
Majalah Business Review sebagai:
• Best1stOverall
• Best1stNonListedCompanywithasset>Rp5T
• Best1stGCG
• Best1stFinance
• Best1stInformationTechnology
• Best2ndCSR
• Best2ndRiskManagement
• Best3rdHumanCapital
• TheBestCEO
4. Perseroan memperoleh penghargaan sebagai salah satu Multifinance
berpredikat “Sangat Bagus” dari Majalah Infobank di acara Infobank
Multifinance Award 2014.
5. Perseroan memperoleh penghargaan sebagai “Trusted Company” dalam
implementasi Good Corporate Governance dari Majalah Swadan The
Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG).
PT Mandiri Tunas Finance52Laporan Tahunan 2014
Testimoni
Testimoni Konsumen
Pelayanan yang saya dapatkan selama mengambil kredit di MTF sangat baik. Proses diawal pengajuan sangat mudah serta tim Marketing MTF yang ramah dan bersahabat. Usaha saya semakin maju karena MTF memfasilitasi usaha saya sehingga pengiriman barang menjadi terbantu. Terima kasih MTF. Sukses selalu.
Menurut pendapat saya, MTF sangat bagus dan memuaskan. Contoh pada saat saya mau leasing saya tidak perlu datang ke kantor MTF, tapi petugas dari MTF yang datang ke saya. Syarat-syarat dan prosesnya pun mudah, dari segi bunga cukup rendah dan berani bersaing dengan yang lain. Overall, bermitra dengan MTF saya merasa sangat Puas!!!
Bpk. irwandiPemilik usaha Tahta Audio, Pekanbaru
Bpk. H. machmudKadiv. PT multi Santana Baja & Pemilik cV Harapan mulia, cilegon
PT Mandiri Tunas Finance 53Laporan Tahunan 2014
Testimoni Dealer
Bermitra atau bekerja sama dengan PT Mandiri Tunas Finance kami sangat terbantu karena dari total penjualan
mobil kami sekitar 70% hingga 80% adalah kredit. Pelayanan dan koordinasi dengan MTF juga semakin cepat
dan mudah karena kini letak kantor cabang MTF berdekatan dengan kami. Harapan kami semoga kerja sama ini
semakin baik sehingga PT Mandiri Tunas Finance dan PT Astra Daihastu Serang bisa bertumbuh bersama sama.
Kami Bangga bermitra dengan PT Mandiri Tunas Finance. Pelayanan cepat karena jarak kantor PT Mandiri Tunas
Finance yang dekat kantor kami, juga dari Marketing yang sering kunjungan dan support team sales kami. Paket
paket menarik dan ratenya juga bersaing. Sukses terus untuk PT Mandiri Tunas Finance
Bpk. PattonoBranch manager Astra Daihatsu, Serang
Bpk H. YudiBranch manager Suzuki Dwi Perkasa mobiltama, Serang
PT Mandiri Tunas Finance54Laporan Tahunan 2014
Bidang Usaha
Kegiatan Usaha dan Jasa PerusahaanBerdasarkan Anggaran Dasar Perseroan Pasal 3, kegiatan usaha Perseroan bergerak dalam bidang lembaga
pembiayaan, di mana untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha
pembiayaan konsumen, sewa guna usaha, anjak piutang, dan usaha kartu kredit. Namun untuk saat ini, Perseroan
hanya melaksanakan kegiatan pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha.
Dalam menjalankan usahanya, Perseroan telah memperoleh izin untuk melakukan kegiatan usaha di bidang
pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.1021/KMK.13/1989
tanggal 7 September 1989 yang kemudian diperbaharui oleh Surat Keputusan No. 54/KMK-013/1992 tanggal
15 Januari 1992 dan No. 19/KMK.017/2001 tanggal 19 Januari 2001 dan terakhir diubah dengan No. KEP-352/
KM.10/2009 tanggal 29 September 2009.
Produk dan JasaProduk atau jasa yang dihasilkan berupa pembiayaan kendaraan bermotor, baik kepada konsumen retail maupun
perusahaan dalam bentuk pembiayaan konsumen maupun sewa guna usaha. Jenis kendaraan yang dibiayai
meliputi mobil baru, mobil bekas, sepeda motor, kendaraan niaga, dan alat berat.
Dalam menjalankan
usahanya, Perseroan telah
memperoleh izin untuk
melakukan kegiatan usaha
di bidang pembiayaan
dari Menteri Keuangan
Republik Indonesia.
PT Mandiri Tunas Finance 55Laporan Tahunan 2014
Pemeringkatan Perusahaan
1. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) melalui suratnya
No. 332/PEF-Dir/III/2015 tanggal 9 Maret 2015 perihal
Sertifikat Pemantauan Tahunan Pemeringkatan atas Obligasi
Berkelanjutan I PT Mandiri Tunas Finance periode 6 Maret
2015 sampai dengan 1 Maret 2016, yang memutuskan
menetapkan kembali peringkat idAA (Double A) terhadap
Obligasi Berkelanjutan I PT Mandiri Tunas Finance senilai
maksimum Rp1.250.000.000.000 (satu triliun dua ratus
lima puluh miliar Rupiah) untuk periode 6 Maret 2015
sampai dengan 1 Maret 2016.
2. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) melalui suratnya
No. 333/PEF-Dir/III/2015 tanggal 9 Maret 2015 perihal
Sertifikat Pemantauan Tahunan Pemeringkatan atas
Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Seri A dan Seri B Tahun
2013 dan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Seri A dan Seri
B Tahun 2014 PT Mandiri Tunas Finance periode 6 Maret
2015 sampai dengan 1 Maret 2016, yang memutuskan
menetapkan kembali peringkat idAA (Double A ) terhadap
Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Seri A dan Seri B Tahun
2013 dan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Seri A dan
Seri B Tahun 2014 PT Mandiri Tunas Finance senilai
Rp1.100.000.000.000 (satu triliun seratus miliar Rupiah)
untuk periode 6 Maret 2015 sampai dengan 1 Maret 2016.
3. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) melalui suratnya
No. 333A/PEF-Dir/III/2015 tanggal 9 Maret 2015 perihal
Sertifikat Pemantauan Tahunan Pemeringkatan atas
Obligasi VI Seri D Tahun 2011 PT Mandiri Tunas Finance
periode 6 Maret 2015 sampai dengan 19 Mei 2015 yang
memutuskan menetapkan kembali peringkat idAA (Double
A) terhadap Obligasi VI Seri D Tahun 2011 PT Mandiri Tunas
Finance senilai Rp150.000.000.000 (seratus lima puluh
miliar Rupiah) untuk periode 6 Maret 2015 sampai dengan
19 Mei 2015.
4. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) melalui suratnya
No. 334/PEF-Dir/III/2015 tanggal 9 Maret 2015 perihal
Sertifikat Pemantauan Tahunan Pemeringkatan atas PT
Mandiri Tunas Finance periode 6 Maret 2015 sampai dengan
1 Maret 2016, yang memutuskan menetapkan kembali
peringkat idAA (Double A; Stable Outlook) terhadap PT
Mandiri Tunas Finance untuk periode 6 Maret 2015 sampai
dengan 1 Maret 2016.
5. PT Fitch Ratings Indonesia melalui suratnya No. RC94/DIR/
IX/2014 tanggal 29 September 2014 perihal Peringkat
PT Mandiri Tunas Finance, telah menetapkan peringkat
nasional jangka panjang di AA(idn); Outlook Stabil.
PT Mandiri Tunas Finance56Laporan Tahunan 2014
Struktur Organisasi
iNTerNAl AUDiT cOrPOrATe SecreTArY
reGiONAl V mArKeTiNG & PrODUcT DeVelOPmeNT
FiNANce & AccOUNTiNG
leGAl & cOmPliANce reGiONAl i reGiONAl Vi cOP & FleeT BUSiNeSS OPerATiONS
Ar mANAGemeNT reGiONAl ii reGiONAl ViiGeNerAl AFFAirS &
PrOcUremeNTBUSiNeSS eXcelleNce
mANAGemeNT
mANDiri KPmriSK mANAGemeNT reGiONAl iii reGiONAl Viii
iNFOrmATiON TecHNOlOGY
reGiONAl iV reGiONAl iX
HUmAN cAPiTAl
creDiT mANAGemeNT
Unit Kerja PrinsipPengenalan Nasabah (UKPN)
KOmiTe AUDiTKOmiTe NOmiNASi DAN remUNerASi
DireKTUr UTAmA
DeWAN KOmiSAriS
DireKTUr DireKTUr
DePUTi DireKTUr
PT Mandiri Tunas Finance 57Laporan Tahunan 2014
manajemen dan Pejabat Senior
DeWAN KOmiSAriSAnton Setiawan Komisaris Utama
Sarastri Baskoro Komisaris
Hanifah Purnama Komisaris Independen
KOmiTe AUDiTHanifah Purnama Ketua
Rodion Wikanto Njotowidjojo Anggota
Sunardi Edirianto Anggota
KOmiTe NOmiNASi & remUNerASi Hanifah Purnama Ketua
Sarastri Baskoro Anggota
Eka Fitria Anggota
Nenny Lasmanawati Anggota merangkap
Sekretaris
DireKSiIgnatius Susatyo Wijoyo Direktur Utama
Harjanto Tjitohardjojo Direktur
DePUTi DireKTUrAde Cahyo Nugroho Deputi Direktur
Albertus Henditrianto Deputi Direktur
KePAlA WilAYAH & KePAlA DiViSi Ivan Ferdinand Thanta Kapala Wilayah 1
Priyono Teddi Utama Kepala Wilayah 2
Ramdhan Safitri Kepala Wilayah 3
Erick Tandayu Kepala Wilayah 4
Sukandar Kepala Wilayah 5
Puji Biso Santoso Kepala Wilayah 6
Imron Kepala Wilayah 7
Bragent Tambunan Kepala Wilayah 8
Mardi Fahmi Kepala Wilayah 9
Julius Subagyo Kepada Divisi COP &
Fleet Business
Saiful Huda Kepala Divisi Internal
Audit
Hengki Heriandono Kepala Divisi Corporate
Secretary merangkap
Kepala Divisi Legal &
Compliance
Tan Rina Kepala Divisi General
Affair & Procurement
Ferry Tupanno Kepala Divisi Risk
Management
Perana Citra Ketaren Kepala Divisi Finance &
Accounting
Wawan Yuliyanto Kepala Divisi Credit
Management
William Francis Indra Kepala Divisi
Information Technology
merangkap Kepala Divisi
Business Excellence
Management
Nenny Lasmanawati Kepala Divisi Human
Capital
Afri Feder Kepala Divisi Marketing
& Product Development
A Tatep Fathurohman Kepala Divisi AR
Management
Dadan Suhendar Kepala Divisi Operation
Andre Tigor Kepala Divisi Mandiri
KPM
PT Mandiri Tunas Finance58Laporan Tahunan 2014
PT mandiri Tunas Finance
51,00% 49,00%
100,00%99,99%
100,00%
99,99%
93,23%
100,00%
51,00%
60,00%
60,00%
100,00%
100,00%
100,00%
100,00%
100,00%
100,00%
PT Bank mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Syariah mandiri (BSm)
PT mandiri Sekuritas
mandiri international remittance Sendirian
Berhad (mir)
PT Bank Sinar Harapan Bali (BSHB)
Bank mandiri europe limited london
(Bmel)
PT AXA mandiri Financial Services
PT mandiri AXA General insurance
(mAGi)
PT Asuransi JiwainHealth indonesia
PT Tunas ridean Tbk
PT Tunas Dwipa matra
PT Surya mobil megahtama
PT Tunas mobilindo Parama
PT Tunas Asset Sarana
PT Tunas mobilindo Perkasa
PT rahardja eka lancar
PT Surya Sudeco
Struktur Grup Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 59Laporan Tahunan 2014
Profil Dewan Komisaris
Warga Negara Indonesia, kelahiran Jakarta,
23 Februari 1946, berumur 69 tahun. Alumni
Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Perusahaan
Universitas Nusantara, Jakarta (1970).
Kemampuan kepemimpinannya terlihat dari
berbagai macam pengalaman dalam mendirikan
kelompok Tunas Ridean, antara lain PT Tunas
Mobilindo Parama, Tunas Ridean Tbk dan PT
Mandiri Tunas Finance serta pengalaman sebagai
Komisaris dan Komisaris Utama di berbagai
perusahaan.
Menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan
sejak 2010 sampai saat ini. Sebelumnya menjabat
sebagai Anggota Dewan Komisaris Perseroan
(2009-2010). Saat ini juga menjabat sebagai
Komisaris Independen PT Metropolitan Kentjana
Tbk (2009-sekarang), Komisaris Utama PT Tunas
Ridean Tbk (2010-sekarang), Komisaris Utama PT
Tunas Dwipa Matra (2005-sekarang), Komisaris
Utama PT Surya Sudeco (2005-sekarang), Komisaris
Utama PT Surya Mobil Megahtama (2005-sekarang),
Komisaris Utama PT Tunas Andalan Pratama
(2004-sekarang), Komisaris Utama PT Tunas
Asset Sarana (2002-sekarang), Komisaris Utama
PT Tunas Mobilindo Parama (1997-sekarang),
Komisaris Utama PT Tunas Mobilindo Perkasa
(1997-sekarang), Komisaris Utama PT Tunas Ridean
Tbk (2010-sekarang) dan Komisaris Utama PT Raharja
Ekalancar (2012-sekarang).
Pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Tunas
Ridean Tbk (1994-2010). Pada 2006, menerima
penghargaan Ernst & Young Indonesia Entrepreneur
of The Year 2006 untuk Kategori Lifetime
Achievement Award.
Beliau diangkat pertama kali sebagai Komisaris
Utama Perseroan, berdasarkan Akta Berita Acara
Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan
No.59 tanggal 29 Juni 2010 yang dibuat oleh
Emi Susilowati, SH, Notaris di Jakarta, dengan
masa jabatan sampai dengan 6 Februari 2012 dan
diangkat kembali sebagai Komisaris Utama Perseroan
berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang
Saham Perseroan Di Luar Rapat Umum Pemegang
Saham No.01 tanggal 6 Februari 2012, yang dibuat
dihadapan Emi Susilowati, S.H., Notaris di Jakarta,
dengan masa jabatan sampai dengan penutupan
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)
tahun 2017.
Anton SetiawanKomisaris Utama
PT Mandiri Tunas Finance60Laporan Tahunan 2014
Profil Dewan Komisaris
Warga Negara Indonesia, kelahiran Jakarta, 14
September 1960, berumur 54 tahun. Meraih
gelar S1 di York University, Canada (1983) dan
Post Graduate Magister Banking & Finance di
Monash University, Australia (1995). Menjabat
sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2010
sampai saat ini yang sebelumnya menjabat
sebagai Komisaris Utama Perseroan (2009-2010).
Selain itu juga menjabat sebagai Executive Vice
President of Consumer Loans Group PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk sejak tahun 2000 hingga
saat ini.
Pernah menjabat sebagai Consumer Banking Director
PT Bank Papan Sejahtera (1996-1997) dan Assistant
Vice President Credit Cycle Head Citibank Card
Centre (1983-1991).
Beliau diangkat pertama kali sebagai Komisaris
Perseroan, berdasarkan Akta Berita Acara Rapat
Umum Para Pemegang Saham Tahunan No.59
tanggal 29 Juni 2010 yang dibuat oleh Emi Susilowati,
SH, Notaris di Jakarta, dengan masa jabatan sampai
dengan 6 Februari 2012 dan diangkat kembali
sebagai Komisaris Perseroan berdasarkan Akta
Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan
Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham No. 01
tanggal 6 Februari 2012, yang dibuat dihadapan
Emi Susilowati, S.H., Notaris di Jakarta, dengan masa
jabatan sampai dengan penutupan Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun 2017.
Sarastri BaskoroKomisaris
PT Mandiri Tunas Finance 61Laporan Tahunan 2014
Warga Negara Indonesia, kelahiran Jakarta, 10
Oktober 1961, berumur 53 tahun. Meraih gelar
Bachelor of Science in Electrical Engineering di
University of Southern California, Los Angeles
(1984) dan Master of Business Administration di
California State Polytechnic University, Pomona,
(1987), keduanya di Amerika Serikat.
Menjabat sebagai Komisaris Independen dan
Ketua Komite Audit Perseroan sejak 2009 hingga
saat ini. Menjabat Ketua Komite Nominasi dan
Remunerasi Perseroan sejak November 2014.
Pernah menjabat sebagai General Manager PT
International Master Plan Development (2009-
2011), Komisaris Independen PT Tunas Financindo
Sarana (2005-2008), Vice President of Treasury
Operations HSBC Indonesia Management Office
(2002-2003), Operations and Credit Manager PT
HSBC Securities Indonesia (2000-2001), Direktur
Operasi dan Keuangan PT Kharisma Bank (1991-
1998), General Manager PT Tritunggal Duta Perkasa
(1990), Cost Analyst Electronic Plating Service, Inc.
(1988-1989), di Gardena, Amerika Serikat. Memulai
karir sebagai Credit Analyst Wells Fargo Bank N.A
Commercial Banking Group (1987-1988), di Los
Angeles, Amerika Serikat.
Beliau diangkat pertama kali sebagai Komisaris
Independen Perseroan, berdasarkan Akta Berita
Acara No.5 tanggal 23 Desember 2004, kemudian
diangkat kembali sebagai Komisaris Independen
dimana pengangkatan terakhir adalah berdasarkan
Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham
Perseroan Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham
No.01 tanggal 6 Februari 2012, yang dibuat
dihadapan Emi Susilowati, S.H., Notaris di Jakarta,
dengan masa jabatan sampai dengan penutupan
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)
tahun 2017.
Profil Dewan Komisaris
Hanifah PurnamaKomisaris Independen
PT Mandiri Tunas Finance62Laporan Tahunan 2014
Profil Direksi
Warga Negara Indonesia, kelahiran Yogyakarta,
23 Maret 1969, berumur 45 tahun. Meraih gelar
S1 di Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1993) dan
S2 Manajemen Internasional di Prasetya Mulya
(2006).
Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan
sejak 2010 hingga saat ini. Bergabung dengan
Perseroan sebagai Direktur Perseroan (2009-
2010). Pernah menjabat sebagai Senior General
Manager Recovery Asset Management Division
& Recovery Division di PT Adira Dinamika
Multifinance (2006-2009), Operation Division Head
PT Astra Sedaya Finance (2005), Collection & Remedial
Division Head PT Astra Sedaya Finance (2004-2005),
Manager Collection Area Jawa PT Astra Sedaya
Finance (2004), Branch Manager Kelapa Gading
PT Astra Sedaya Finance (2002-2003), Service And
Collection Head Fleet PT Astra Sedaya Finance (2000-
2001), Collection Head Cabang Surabaya PT Astra
Sedaya Finance (1998-1999), Representative Office
Head Tangerang PT Astra Sedaya Finance (1997),
Treasury Assistant Manager PT Astra Sedaya Finance
(1995-1996), Finance Officer PT Astra International
(1994) dan memulai karir sebagai Management
Trainee di PT Toyota Astra Motor (1993).
Beliau diangkat pertama kali sebagai Direktur
Utama Perseroan, berdasarkan Akta Berita Acara
Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan
No.59 tanggal 29 Juni 2010, yang dibuat oleh
Emi Susilowati, SH, Notaris di Jakarta, dengan
masa jabatan sampai dengan 6 Februari 2012 dan
diangkat kembali sebagai Direktur Utama Perseroan
berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang
Saham Perseroan Di Luar Rapat Umum Pemegang
Saham No.01 tanggal 6 Februari 2012, yang dibuat
dihadapan Emi Susilowati, S.H., Notaris di Jakarta,
dengan masa jabatan sampai dengan penutupan
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)
tahun 2017.
ignatius Susatyo WijoyoDirektur Utama
PT Mandiri Tunas Finance 63Laporan Tahunan 2014
Profil Direksi
Warga Negara Indonesia, kelahiran Jakarta,
12 Juni 1968, berumur 46 tahun. Meraih gelar
S1 di Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen,
Universitas Krida Wacana, Jakarta (1991).
Bergabung dengan Perseroan pada 2010 sebagai
Direktur Perseroan. Beliau pernah menjabat
sebagai Vice President Tunas Toyota (2006-
2010), Operation Director Tunas Toyota (2004-
2006), Operation Manager Tunas Toyota (2000-
2004), Kepala Cabang beberapa dealer Tunas
Toyota (1995-2000) dan Sales Manager Toyota
Astra International (1994-1995). Memulai karir
sebagai Sales Supervisor Auto 2000 (1993-1994).
Beliau diangkat pertama kali sebagai Direktur
Perseroan, berdasarkan Akta Berita Acara Rapat
Umum Para Pemegang Saham Tahunan No.59
tanggal 29 Juni 2010, yang dibuat oleh Emi Susilowati,
SH, Notaris di Jakarta, dengan masa jabatan sampai
dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan (RUPST) tahun 2015.
Harjanto TjitohardjojoDirektur
PT Mandiri Tunas Finance64Laporan Tahunan 2014
Anton Herdianto*Direktur
Warga Negara Indonesia, kelahiran Bandung, 23
Agustus 1969, berumur 45 tahun. Meraih gelar
S1 di Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi,
Universitas Padjajaran, Bandung (1993) dan
S2 Magister Akuntansi, Universitas Indonesia,
Jakarta (2001).
Bergabung dengan Perseroan pada 2010 sebagai
Direktur Perseroan. Beliau pernah menjabat di PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai Vice President
Change Management Office Directorate-
Non Organic Growth Project (2007-2010),
Vice President Change Management Office
*) Anton Herdianto telah mengundurkan diri sebagai
Direktur Perseroan per tanggal 24 Oktober 2014
dikarenakan adanya penugasan kembali di Bank Mandiri
sebagai Group Head Strategy & Performance Group
dan pengunduran dirinya telah disetujui oleh Pemegang
Saham Perseroan melalui Akta Pernyataan Keputusan
Pemegang Saham PT Mandiri Tunas Finance No. 41
tanggal 28 Oktober 2014 yang dibuat oleh Lenny Janis
Ishak, SH, Notaris di Jakarta.
Directorate-Loan Disposal Project (2007), Assistant
Vice President Corporate Development Group-
Transaction & Execution Department (2005- 2006)
dan Senior Manager Internal Audit Group (1999-
2005). Selain itu pernah menjabat sebagai Senior
Auditor PT Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero)
(1995-1999). Beliau memulai karir sebagai Auditor
KPMG Akuntan Publik (1993-1994).
Beliau diangkat pertama kali sebagai Direktur
Perseroan berdasarkan Akta Berita Acara Rapat
Umum Para Pemegang Saham Tahunan No.59
tanggal 29 Juni 2010, yang dibuat oleh Emi Susilowati,
SH, Notaris di Jakarta, dengan masa jabatan sampai
dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan (RUPST) tahun 2015.
Profil Direksi
PT Mandiri Tunas Finance 65Laporan Tahunan 2014
Ade cahyo NugrohoDeputi Direktur
Albertus HenditriantoDeputi Direktur
Warga Negara Indonesia, kelahiran Jakarta, 19 Maret 1978, berumur 36 tahun. Meraih gelar S1 di Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Indonesia, Jakarta (2002) dan Master in Business Administration dari Rotterdam School of Management, Erasmus University, Netherland (2011) melalui program beasiswa dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Bergabung dengan Perseroan pada Oktober 2014 sebagai Deputi Direktur. Beliau pernah menjabat berbagai posisi di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yaitu sebagai Department
Warga Negara Indonesia, kelahiran Jakarta, 12 Februari 1969, berumur 46 tahun. Meraih gelar S1 di Fakultas Ekonomi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (1993) .
Menjabat sebagai Deputi Direktur Perseroan sejak Mei 2014 sampai dengan saat ini. Mulai bergabung dengan Perseroan pada 2009 sebagai Kepala Divisi Marketing & Product Development. Sebelumnya beliau pernah bekerja di PT Toyota Astra Financial
Head Decision Support Consumer Finance pada Strategic & Performance Group (2012–2014), Senior Manager Strategic & Performance Group (2007–2010), Manager General Admin & Support – Finance & Strategy Directorate (2005–2007). Karir beliau di Bank Mandiri diawali sebagai peserta Officer Development Program (ODP) pada tahun 2003.
Services sebagai Dealer Relationship Management Department Head (2007-2009). Menjabat sebagai Branch Head merangkap Koordinator Pemasaran area Indonesia Timur di PT Asuransi Astra Buana (2002-2007) dan sebelumnya sebagai Marketing Manager April Fine Paper (1998-2002). Memulai karirnya sebagai Management Trainee di PT Astra Graphia Tbk (1994).
Profil Deputi Direktur
Kiri-Kanan:
Albertus Henditrianto
Harjanto Tjitohardjojo
ignatius Susatyo Wijoyo
Ade cahyo Nugroho
PT Mandiri Tunas Finance66Laporan Tahunan 2014
Struktur Pemegang Saham
PT mandiri Tunas Finance
Ny. Suliawati Tjokro
Jardine Strategic Holdings ltd
Jardine matheson Holdings limited
Bermuda
Public Public
Publicchristian milko SetiawanAnton Setiawan
Negara republikindonesia
Public PT Tunas AndalanPratama
Jardine cycle &carriage, ltd Public
PT Tunas ridean TbkPT Bank mandiri (Persero) Tbk
84%
8% 8% 27%
12,4%43,8%43,8%40%60%
51% 49%
73%
56%
17% 44%
83%
PT Mandiri Tunas Finance 67Laporan Tahunan 2014
Komposisi Pemegang Saham
seluruhnya sebesar Rp62.500.000.000 (enam puluh dua miliar
lima ratus juta Rupiah) dan saham-saham milik PT Tunas Ridean
Tbk sebanyak 650.000.000 (enam ratus lima puluh juta) saham
dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp65.000.000.000
(enam puluh lima miliar Rupiah) kepada PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk dengan nilai transaksi sebesar nilai nominal
tersebut di atas, sebagaimana telah dituangkan dalam Akta Jual
Beli Saham Dalam Rangka Pengambilalihan Perusahaan No.4
tanggal 6 Februari 2009, yang dibuat dihadapan Dr. Amrul
Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, sehingga
dengan adanya jual beli saham tersebut, susunan pemegang
saham Perseroan berubah menjadi sebagai berikut:
Tabel Struktur Kepemilikan Saham Perseroan tahun 2009 – sekarang
Keterangan
Nilai Nominal rp 100 per saham
Persentase (%)Jumlah Saham
Jumlah Nilai Nominal (rp)
Modal Dasar 10.000.000.000 1.000.000.000.000
Pemegang Saham
1. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1.275.000.000 127.500.000.000 51,00
2. PT Tunas Ridean Tbk 1.225.000.000 122.500.000.000 49,00
Jumlah modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
2.500.000.000 250.000.000.000 100,00
Saham Dalam Portepel 7.500.000.000 750.000.000.000
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa Perseroan No.8 tanggal 6 Februari 2009 yang dibuat
dihadapan Dr. Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Notaris
di Jakarta, akta mana telah diberitahukan kepada Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan
Surat Penerimaan Pemberitahuan Data Perseroan No.AHU-
AH.01.10-01575 tanggal 11 Maret 2009, dan didaftarkan
pada Daftar Perseroan No.AHU-0008560.AH.01.09.Tahun
2009, tanggal 11 Maret 2009, para pemegang saham
Perseroan menyetujui penjualan saham-saham kepunyaan dan
atau milik PT Tunas Mobilindo Parama sebanyak 625.000.000
(enam ratus dua puluh lima juta) saham dengan nilai nominal
PT Mandiri Tunas Finance68Laporan Tahunan 2014
Komposisi Pemegang Saham
PT Tunas ridean Tbk
PT Tunas Ridean Tbk berawal dari perusahaan keluarga
dengan nama Tunas Indonesia Motor yang berdiri pada 1967,
kini telah menjadi grup otomotif independen terbesar yang
memiliki 124 outlets yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada
1980, grup mengintegrasikan seluruh bisnis unit ke dalam satu
perusahaan induk PT Tunas Ridean. Kemudian PT Tunas Ridean
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada 1995.
PT Tunas Andalan Pratama dan Jardine Cycle & Carriage Ltd
saat ini adalah pemegang saham utama dari PT Tunas Ridean
Tbk masing-masing dengan 43,8% dari jumlah saham yang
beredar.
Profil Singkat Pemegang SahamPT Bank mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berdiri pada 2 Okober 1998
sebagai bagian dari program restrukturisasi Perbankan yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia, yaitu Bank Bumi Daya,
Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank
Pembangunan Indonesia, bergabung menjadi PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk merupakan
perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Indonesia dan memiliki bidang usaha perbankan dan jasa
keuangan. Pemegang Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
terdiri dari Pemerintah Republik Indonesia (60%) dan Publik
(40%).
Tabel Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sejak Perseroan didirikan sampai dengan Laporan Tahunan
ini diterbitkan adalah sebagai berikut:
Periode Tahun modal Dasar modal Disetor (rp)Pemegang Saham
%Nama Jumlah Saham
Pendirian (1989) -
199310.000.000.000 5.000.000.000
•PTTunasRideanTbk
•PTKharismaSetiaUtama
2.500
2.500
50
50
1993 - 1995 10.000.000.000 5.000.000.000•PTTunasRideanTbk
•PTTunasMobilindoParama
2.500
2.500
50
50
1995 - 1997 100.000.000.000 25.000.000.000•PTTunasRideanTbk
•PTTunasMobilindoParama
22.500
2.500
90
10
1997 - 2002 250.000.000.000 65.000.000.000•PTTunasRideanTbk
•PTTunasMobilindoParama
117.000.000
13.000.000
90
10
2002 - 2007 250.000.000.000 65.000.000.000•PTTunasRideanTbk
•PTTunasMobilindoParama
97.500.000
32.500.000
75
25
2007 - 2009 1.000.000.000.000 250.000.000.000•PTTunasRideanTbk
•PTTunasMobilindoParama
1.875.000.000
625.000.000
75
25
2009 – Saat Ini 1.000.000.000.000 250.000.000.000•PTBankMandiri(Persero)Tbk
•PTTunasRideanTbk
1.275.000.000
1.225.000.000
51
49
Seluruh perubahan struktur permodalan dan pemegang saham tersebut di atas telah dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam
Anggaran Dasar Perseroan dan Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas yang berlaku.
PT Mandiri Tunas Finance 69Laporan Tahunan 2014
ikhtisar Obligasi dan medium Term Notes
ikhtisar Obligasi Tahun
Penerbitan Nama Obligasi Seri Peringkat (*) Jumlah (rp) Tingkat
Bunga Frekuensi Pembayaran
BungaTanggal
PenerbitanTanggal Jatuh
Tempo Keterangan
2003
Obligasi Tunas
Financindo
Sarana I Tahun
2003 dengan
Tingkat Bunga
Tetap
- idBBB+ 500.000.000.000 14.5% p.a setiap 3 (tiga) bulan 4 Juni 2003 29 Mei 2006 Lunas
2004
Obligasi Tunas
Financindo
Sarana II Tahun
2004 dengan
Tingkat Bunga
Tetap
- idBBB+ 350.000.000.000 10.00% p.a setiap 3 (tiga) bulan 15 Juni 2004 22 Juli 2005 Lunas
2005
Obligasi Tunas
Financindo
Sarana III Tahun
2005 dengan
Tingkat Bunga
Tetap
A idA- 150.000.000.000 10.625%
p.a setiap 3 (tiga) bulan 1 Juli 2005 18 Juli 2006 Lunas
B idA- 100.000.000.000 12.825%
p.a setiap 3 (tiga) bulan 1 Juli 2005 8 Juli 2007 Lunas
C idA- 100.000.000.000 13.250%
p.a setiap 3 (tiga) bulan 1 Juli 2005 8 Juli 2008 Lunas
350.000.000.000
2007
Obligasi Tunas
Financindo
Sarana IV Tahun
2007 dengan
Tingkat Bunga
Tetap
A idA- 150.000.000.000 10.00% p.a setiap 3 (tiga) bulan 14 Februari 2007 27 Februari 2008 Lunas
B idA- 100.000.000.000 10.4% p.a setiap 3 (tiga) bulan 14 Februari 2007 22 Februari 2009 Lunas
C idA- 350.000.000.000 11.00% p.a setiap 3 (tiga) bulan 14 Februari 2007 22 Februari 2010 Lunas
600.000.000.000
2008
Obligasi Tunas
Financindo
Sarana V Tahun
2008 dengan
Tingkat Bunga
Tetap
A idA- 350.000.000.000 10.00% p.a setiap 3 (tiga) bulan 12 Februari 2008 27 Februari 2009 Lunas
B idA- 25.000.000.000 10.50% p.a setiap 3 (tiga) bulan 12 Februari 2008 20 Februari 2010 Lunas
C idA- 50.000.000.000 11.00% p.a setiap 3 (tiga) bulan 12 Februari 2008 20 Februari 2011 Lunas
D idA- 175.000.000.000 11.25% p.a setiap 3 (tiga) bulan 12 Februari 2008 20 Februari 2012 Lunas
600.000.000.000
2011
Obligasi Mandiri
Tunas Finance
VI Tahun 2011
dengan Tingkat
Bunga Tetap
A idA+ 48.000.000.000 8.60% p.a setiap 3 (tiga) bulan 10 Mei 2011 23 Mei 2012 Lunas
B idA+ 52.000.000.000 9.60% p.a setiap 3 (tiga) bulan 10 Mei 2011 19 Mei 2013 Lunas
C idA+ 350.000.000.000 10.00% p.a setiap 3 (tiga) bulan 10 Mei 2011 19 Mei 2014 Lunas
D idA+ 150.000.000.000 10.70% p.a setiap 3 (tiga) bulan 10 Mei 2011 19 Mei 2015 -
600.000.000.000
2013
Obligasi
Berkelanjutan I
Mandiri Tunas
Finance Tahap I
Tahun 2013
A idAA 425.000.000.000 7.75% p.a setiap 3 (tiga) bulan 5 Juni 2013 5 Juni 2016 -
B idAA 75.000.000.000 8.80% p.a setiap 3 (tiga) bulan 5 Juni 2013 5 Juni 2017 -
500.000.000.000
2014
Obligasi
Berkelanjutan I
Mandiri Tunas
Finance Tahap II
Tahun 2014
A idAA 425.000.000.000 10.70% p.a setiap 3 (tiga) bulan 19 Mei 2014 23 Mei 2017 -
B idAA 175.000.000.000 10.85% p.a setiap 3 (tiga) bulan 19 Mei 2014 23 Mei 2018 -
600.000.000.000
Jumlah Obligasi Terhutang Sampai Dengan 31 Desember 2014 rp1.250.000.000.000
(*) Berdasarkan pemeringkatan oleh PT Pemeringkat Efek
Indonesia (Pefindo) pada saat penerbitan Obligasi.
PT Mandiri Tunas Finance70Laporan Tahunan 2014
Ikhtisar Obligasi dan Medium Term Notes
Kepemilikan Saham Dewan Komisaris dan DireksiDewan Komisaris dan Direksi Perseroan tidak memiliki
kepemilikan saham di Perseroan.
Kepemilikan Saham masyarakatPerseroan adalah perusahaan tertutup sehingga saham
Perseroan tidak dimiliki oleh masyarakat umum.
ikhtisar medium Term NotesTahun
Penerbitan Nama mTN Jumlah(rp)
Peringkat (*)
Tingkat Bunga
Frekwensi Pembayaran Bunga
Tanggal Penerbitan
Tanggal Jatuh Tempo Keterangan
2012Medium Term Notes (MTN) Mandiri Tunas Finance III Tahun 2012
200.000.000.000 - 9,95% p.a setiap 3 (tiga)
bulan 2 Februari 2012 2 Februari 2015 Lunas
Jumlah mTN Terhutang Sampai Dengan 31 Desember 2014 200.000.000.000
(*) Berdasarkan pemeringkatan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada saat penerbitan MTN.
entitas Anak Perusahaan, Perusahaan Asosiasi atau Perusahaan PublikPerseroan tidak memiliki Anak Perusahaan, Perusahaan Asosiasi
atau Perusahaan Publik lainnya, sehingga informasi terkait hal
ini belum dapat disajikan.
Kronologis Pencatatan SahamPerseroan tidak melakukan penawaran umum saham sehingga
tidak tersedia informasi kronologis pencatatan saham.
PT Mandiri Tunas Finance 71Laporan Tahunan 2014
Perseroan telah beberapa kali menerbitkan obligasi dan medium
term notes yang dananya digunakan seluruhnya oleh Perseroan
untuk kegiatan pembiayaan kendaraan bermotor. Walaupun
Perseroan mendapatkan dukungan penuh atas fasilitas
pendanaan terutama Joint Financing dari PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk, namun Perseroan tetap melakukan diversifikasi
pendanaan untuk menunjang kinerja usaha Perseroan.
Penerbitan Obligasi dan medium term notes antara lain
bertujuan untuk menjaga hubungan baik dengan investor serta
mempertahankan eksistensi Perseroan di Pasar Modal.
Adapun kronologis pencatatan obligasi dan medium term notes
Perseroan yang sampai saat ini masih beredar dan tercatat di
PT Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Pada 10 Mei 2011, Perseroan menerbitkan Obligasi Mandiri
Tunas Finance VI Tahun 2011 dengan tingkat bunga tetap
dengan jumlah pokok sejumlah Rp600.000.000.000 (enam
ratus miliar Rupiah), dengan jangka waktu paling lama 4
(empat) tahun, yang terdiri dari:
Seri A: Dengan jumlah pokok sebesar Rp48.000.000.000
(empat puluh delapan miliar Rupiah), berjangka waktu
370 (tiga ratus tujuh puluh) hari dengan bunga 8,60%
per tahun (jatuh tempo 23 Mei 2012). Pembayaran pokok
Obligasi secara penuh telah dilakukan pada saat jatuh
tempo Obligasi Seri A.
Seri B: Dengan jumlah pokok sebesar Rp52.000.000.000
(lima puluh dua miliar Rupiah), berjangka waktu 2 (dua)
tahun dengan bunga 9,60% per tahun (jatuh tempo 19
Mei 2013). Pembayaran pokok Obligasi secara penuh telah
dilakukan pada saat jatuh tempo Obligasi Seri B.
Seri C: Dengan jumlah pokok sebesar
Rp350.000.000.000,(tiga ratus lima puluh miliar Rupiah),
berjangka waktu 3 (tiga) tahun dengan bunga 10,00%
per tahun (jatuh tempo 19 Mei 2014). Pembayaran pokok
Obligasi secara penuh akan dilakukan pada saat jatuh
tempo Obligasi Seri C.
Kronologis Pencatatan efek lainnya dan Peringkat efek
Seri D: Dengan jumlah pokok sebesar Rp150.000.000.000
(seratus lima puluh miliar Rupiah), berjangka waktu 4
(empat) tahun dengan bunga 10,70% per tahun (jatuh
tempo 19 Mei 2015). Pembayaran pokok Obligasi secara
penuh akan dilakukan pada saat jatuh tempo Obligasi Seri
D.
Obligasi ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang
performing sekurang-kurangnya sebesar 80% dari nilai
pokok obligasi. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga)
bulan di mana pembayaran bunga obligasi pertama kali
pada 19 Agustus 2011, sedangkan pembayaran bunga
obligasi terakhir akan dilakukan pada 19 Mei 2015.
Dalam rangka penerbitan Obligasi ini, Perseroan telah
memperoleh hasil pemeringkatan obligasi dari PT
Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dengan peringkat:
idA+ (Single A plus; Stable Outlook) dan telah dicatatkan di
PT Bursa Efek Indonesia pada 20 Mei 2011.
Dana hasil Obligasi ini telah digunakan 100% untuk
menambah modal kerja dalam rangka pembiayaan
kendaraan bermotor oleh Perseroan. Laporan realisasi
penggunaan seluruh dana telah disampaikan kepada
Bapepam dan LK melalui surat No. 084/MTF-CSC/VII/2011
tanggal 7 Juli 2011.
Penawaran Umum atas Obligasi Mandiri Tunas Finance VI
Tahun 2011 dibantu oleh lembaga dan profesi penunjang
pasar modal, yaitu:
Wali Amanat : PT Bank Mega Tbk
Akuntan Publik : KAP Tanudiredja, Wibisana
dan Rekan (a member firm of
Pricewaterhouse Coopers Global
Network)
Notaris : Fathiah Helmi, SH
Konsultan Hukum : BM & Partners Law Office
Pemeringkat Efek : PT Pemeringkat Efek Indonesia
(PEFINDO)
PT Mandiri Tunas Finance72Laporan Tahunan 2014
Kronologis Pencatatan Efek Lainnya dan Peringkat Efek
Pada 2 November 2012, PT Fitch Ratings Indonesia telah
menetapkan peringkat Perseroan (Corporate Rating)
dengan peringkat AA(idn) (Double AA; Stable Outlook).
Pada tanggal 12 Nopember 2012, PT Pemeringkat Efek
Indonesia (PEFINDO) telah menaikkan peringkat Perseroan
(Corporate Rating) beserta surat utang Obligasi VI Seri
B, Seri C dan Seri D Tahun 2011 yang semula dengan
peringkat idA+ (Single A plus; Stable Outlook) menjadi idAA
(Double A; Stable Outlook). Kemudian pada tanggal 5 Maret
2014, melalui surat PEFINDO No. No. 360/PEF-Dir/III/2014
perihal Sertifikat Pemantauan Tahunan Pemeringkatan atas
Obligasi VI Seri C dan Seri D Tahun 2011 PT Mandiri Tunas
Finance periode 5 Maret 2014 sampai dengan 1 Maret
2015, yang memutuskan menetapkan kembali peringkat
idAA (Double A).
2. Pada 30 Mei 2013, Perseroan menerbitkan Obligasi
Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun
2013 dengan tingkat bunga tetap dengan jumlah pokok
sejumlah Rp500.000.000.000 (lima ratus miliar Rupiah),
dengan jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun, yang
terdiri dari:
Seri A: Dengan jumlah pokok sebesar Rp425.000.000.000
(empat ratus dua puluh lima miliar Rupiah), berjangka
waktu 36 (tiga puluh enam) bulan dengan bunga 7,75%
per tahun (jatuh tempo 5 Juni 2016). Pembayaran pokok
Obligasi secara penuh akan dilakukan pada saat jatuh
tempo Obligasi Seri A.
Seri B: Dengan jumlah pokok sebesar Rp75.000.000.000
(tujuh puluh lima miliar Rupiah), berjangka waktu 48
(empat puluh delapan) bulan dengan bunga 7,80% per
tahun (jatuh tempo 5 Juni 2017). Pembayaran pokok
Obligasi secara penuh akan dilakukan pada saat jatuh
tempo Obligasi Seri B.
Obligasi ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang
performing sekurang-kurangnya sebesar 60% dari nilai
pokok obligasi. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga)
bulan dimana pembayaran bunga obligasi pertama kali
pada 5 September 2013, sedangkan pembayaran bunga
obligasi terakhir akan dilakukan pada 5 Juni 2017.
Dalam rangka penerbitan Obligasi ini, Perseroan telah
memperoleh hasil pemeringkatan obligasi dari PT
Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dengan peringkat:
idAA (Double A) untuk periode 18 Maret 2013 sampai
dengan 1 Maret 2014 dan telah dicatatkan di PT Bursa
Efek Indonesia pada 7 Juni 2013. Kemudian pada 5 Maret
2014, melalui surat PEFINDO No. 359/PEF-Dir/III/2014
perihal Sertifikat Pemantauan Tahunan Pemeringkatan
atas Obligasi Berkelanjutan I PT Mandiri Tunas Finance
periode 5 Maret 2014 sampai dengan 1 Maret 2015, yang
memutuskan menetapkan kembali peringkat idAA (Double
A).
Dana hasil Obligasi ini telah digunakan 100% untuk
menambah modal kerja dalam rangka pembiayaan
kendaraan bermotor oleh Perseroan. Laporan realisasi
penggunaan seluruh dana telah disampaikan kepada
Otoritas Jasa Keuangan melalui surat No. 091/MTF-CSC/
VII/2013 tanggal 8 Juli 2013.
Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I
Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013 dibantu oleh
lembaga dan profesi penunjang pasar modal, yaitu:
Wali Amanat : PT Bank Mega Tbk
Akuntan Publik : KAP Purwantono, Suherman &
Surja (a member firm of Ernst &
Young Global Limited)
Notaris : Fathiah Helmi, SH
Konsultan Hukum : BM & Partners Law Office
Pemeringkat Efek : PT Pemeringkat Efek Indonesia
(PEFINDO)
3. Pada 19 Mei 2014, Perseroan menerbitkan Obligasi
Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap II Tahun
2014 dengan tingkat bunga tetap dengan jumlah pokok
sejumlah Rp600.000.000.000 (enam ratus miliar Rupiah),
dengan jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun, yang
terdiri dari:
PT Mandiri Tunas Finance 73Laporan Tahunan 2014
Kronologis Pencatatan Efek Lainnya dan Peringkat Efek
Seri A: Dengan jumlah pokok sebesar Rp425.000.000.000
(empat ratus dua puluh lima miliar Rupiah), berjangka
waktu 36 (tiga puluh enam) bulan dengan bunga 10,70%
per tahun (jatuh tempo 23 Mei 2017). Pembayaran pokok
Obligasi secara penuh akan dilakukan pada saat jatuh
tempo Obligasi Seri A.
Seri B: Dengan jumlah pokok sebesar Rp175.000.000.000
(serratus tujuh puluh lima miliar Rupiah), berjangka waktu
48 (empat puluh delapan) bulan dengan bunga 10,85%
per tahun (jatuh tempo 23 Mei 2018). Pembayaran pokok
Obligasi secara penuh akan dilakukan pada saat jatuh
tempo Obligasi Seri B.
Obligasi ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang
performing sekurang-kurangnya sebesar 60% dari nilai
pokok obligasi. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga)
bulan dimana pembayaran bunga obligasi pertama kali
pada 23 Agustus 2014, sedangkan pembayaran bunga
obligasi terakhir akan dilakukan pada 23 Mei 2018.
Dalam rangka penerbitan Obligasi ini, Perseroan telah
memperoleh hasil pemeringkatan obligasi dari PT
Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dengan peringkat:
idAA (Double A) untuk periode 5 Maret 2014 sampai
dengan 1 Maret 2015 dan telah dicatatkan di PT Bursa Efek
Indonesia pada 26 Mei 2014.
Dana hasil Obligasi ini telah digunakan 100% untuk
menambah modal kerja dalam rangka pembiayaan
kendaraan bermotor oleh Perseroan. Laporan realisasi
penggunaan seluruh dana telah disampaikan kepada
Otoritas Jasa Keuangan melalui surat: 070/MTF-CSC/
VII/2014 tanggal 14 Juli 2014 perihal Laporan Realisasi
Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Berkelanjutan
Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap II
Tahun 2014 per 30 Juni 2014.
Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I
Mandiri Tunas Finance Tahap II Tahun 2014 dibantu oleh
lembaga dan profesi penunjang pasar modal, yaitu:
Wali Amanat : PT Bank Mega Tbk
Akuntan Publik : KAP Tanudiredja, Wibisana
dan Rekan (a member firm of
Pricewaterhouse Coopers Global
Network)
Notaris : Fathiah Helmi, SH
Konsultan Hukum : BM & Partners Law Office
Pemeringkat Efek : PT Pemeringkat Efek Indonesia
(PEFINDO)
informasi Penerbitan medium Term Notes
Pada 2 Februari 2012, Perseroan menerbitkan Medium Term
Notes (MTN) Mandiri Tunas Finance III Tahun 2012 dengan nilai
nominal sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah),
berjangka waktu 3 (tiga) tahun (jatuh tempo 2 Februari 2015)
dan dengan tingkat bunga sebesar 9,95% per tahun.
Seluruh dana yang diperoleh dari MTN ini telah digunakan
100% untuk menambah modal kerja Perseroan.
Penerbitan MTN III dibantu oleh lembaga dan profesi penunjang
pasar modal, yaitu:
Agen Pemantau : PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Notaris : Lenny Janis Ishak, SH
KonsultanHukum : BM & Partners Law Office
Pemeringkat Efek : PT Pemeringkat Efek Indonesia
(PEFINDO)
Agen Pembayaran : PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
Perseroan telah melunasi MTN ini pada tanggal jatuh tempo
yaitu 2 Februari 2015.
PT Mandiri Tunas Finance74Laporan Tahunan 2014
Nama dan Alamat Perusahaan Pemeringkat efek
PT Pemeringkat efek indonesia (PeFiNDO)Panin Tower Senayan City Lt.17
Jl. Asia Afrika Lot.19 - Jakarta 10270
Telepon : +6221 7278 2380
Faksimile : +6221 7278 2370
Website : http://www.pefindo.com
PT Fitch ratings indonesiaDBS Bank Tower, 24th Floor, Suite 2403
Jl. Prof. Dr. Satrio Kav 3-5, Jakarta 12940
Telepon : +6221 2988 6800
Faksimile : +6221 2988 6822
Website : http://www.fitchratings.co.id
PT Mandiri Tunas Finance 75Laporan Tahunan 2014
lembaga Profesi Penunjang Pasar modal
Akuntan Publik
Purwantono, Suherman, & Surja
(a member firm of Ernst & Young Global Limited)
Indonesia Stock Exchange Building Tower 2, 7th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53Jakarta 12190, IndonesiaTelepon : +6221 5289 5000Faksimile : +6221 5289 4100Website : www.ey.com/idJasa : Pemeriksaan (Audit) laporan keuangan
per 31 Desember 2014 Biaya : Rp390.500.000Periode Penugasan : Januari sampai Desember 2014
Konsultan Hukum
Bm & Partners law Office
Wisma Aldiron Lt. Dasar Suite 15BJl. Gatot Subroto Kav.72 - Jakarta 12780Telepon : +6221 798 1292Faksimile : +6221 790 2539Jasa : Melakukan pemeriksaan segi hukum
atas Perseroan dalam rangka penerbitan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2014.
Biaya : 120.000.000Periode Penugasan : Desember 2013 sampai Mei 2014
Notaris
Fathiah Helmi, SH
Graha Irama Lantai 6CJl. HR. Rasuna Said Blok X-1 Kav 1-2, Kuningan - Jakarta 12950Telepon : +6221 5290 7304 - 5290 7305-6Faksimile : +6221 5261 136Jasa : Pembuatan akta-akta dalam rangka penerbitanPenawaran
Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2014 dan pendaftaran fidusia.
Biaya : Rp78.000.000Periode Penugasan : Januari sampai Mei 2014
Agen Pemantau
PT Bank mandiri (Persero) Tbk
Plaza Mandiri Lt 22 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36-38 - Jakarta 12190Telepon : +6221 52913212Faksimile : +6221 5263428Jasa : Melakukan monitoring terhadap Perseroan berdasarkan perjanjian agen montoring MTN III.Biaya : Rp 35.000.000/tahunPeriode Penugasan : Februari 2012 sampai Februari 2015
Wali Amanat
PT Bank Mega TbkMenara Bank Mega lantai 16Jl. Kapten Tendean Kav 12-14A - Jakarta 12790Telepon : +6221 7917 5000Faksimile : +6221 7918 7100Jasa : Mewakili kepentingan pemegang
obligasi dalam rangka penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2013 dan Tahap II Tahun 2014.
Biaya : Rp50.000.000/tahunPeriode Penugasan : Juni 2013 sampai Juni 2018
PT Mandiri Tunas Finance76Laporan Tahunan 2014
Peta Jaringan dan Alamat Kantor cabang
Sumatera
Kalimantan
Pecenongan
Kelapa Gading
Matraman
Tanjung Duren
Fatmawati
Kebon Jeruk
Mampang Prapatan
Mangga Dua
Pondok Gede
Cilegon
Serang
Pontianak
Banjarmasin
Banjarbaru
Palangkaraya
Samarinda
Balikpapan
Tarakan
Bontang
Serpong (BSD)
Tangerang I
Tangerang II
Rangkasbitung
Bekasi
Karawang
Depok
Bogor
Cibubur
Cibinong
Bekasi 2
Sukabumi
Bandung 1
Bandung 2
Tasikmalaya
Cirebon
Garut
Subang
Tegal
Purwokerto
Semarang
Solo
Kudus
Magelang
Pekalongan
Yogyakarta
Surabaya 1
Surabaya 2
Malang
Kediri
Jember
Madiun
Tuban
Mojokerto
Gresik
Banda Aceh
Medan
Rantau Prapat
Padang
Bukittinggi
Pekan Baru
Duri
Rokan Hulu
Jambi
Muara Bungo
Batam
Tanjung Pinang
Bengkulu
Palembang
Baturaja
Lubuklinggau
Bandar Lampung
Metro
Kalianda
Tulang Bawang
Kotabumi
Tanggamus
Bandarjaya
Pangkal Pinang
Denpasar
Gianyar
Mataram
Jawa
Bali & Nusa Tenggara Barat
PT Mandiri Tunas Finance 77Laporan Tahunan 2014
SulawesiMakassar
Parepare
Kendari
Manado
Palu
Gorontalo
PT Mandiri Tunas Finance78Laporan Tahunan 2014
Alamat Kantor cabang
Provinsi Nama cabang Alamat Terkini Telp Fax
Aceh Banda AcehJl. Prof. Dr. Muhammad Hasan, Desa Blang Cut, Kecamatan Lueng Bata, Banda Aceh, Aceh.
(0651) 635689 - 635685
(0651) 635668
Sumatera Utara
Medan Jl Iskandar Muda No 75 Medan – 20154.(061) 4565915 / 08286103690
(061) 4538781
Rantau PrapatJL. Jend. A. Yani No 38 Rantau Prapat, Kel. Kartini, Kec. Rantau Utara, Labuhan Batu, Sumatera Utara
(0624) 24008 / 23511 (0624) 23546
Sumatera Barat
PadangJL S Parman No 236 A, Kel. Ulak Karang Barat, Kec. Padang Utara, Padang, Propinsi Sumatera Barat
(0751) 4488970 (0751) 4488972
BukittinggiJl. Raya Bukittinggi – Padang Km. 5 Ruko Samping Showroom Elang Perkasa Motor, Kec. Banu Hampu, Kab. Agam, Sumatera Barat
(0752) 7839132 / 7839214
(0752) 7839133
Riau
Pekan BaruJl.Arifin Ahmad, Komplek Platinum Bisnis Center No 25-26, RT 003/RW 011, Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, Provinsi Riau 28294
(0761) 63442 Fax: N/A
DuriJl. Hang Tuah No. 386, DURI , Kelurahan Balai Makam, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau
(0765) 595155 / 082883038595 / 082883038596/ 082883038597
(0765) 92078
Rokan HuluJl. Raya Jenderal Sudirman Ujung Batu, Kelurahan Ujung Batu, Kecamatan Ujung Batu, Kabupaten Rokan Hulu, Propinsi Riau.
(0762) 7363485/ (0762) 7363484
(0762) 7363486
Jambi
JambiJl. Gajah Mada No.85, RT 022/RW 006, Kelurahan Jelutung, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi
(0741) 7550022 / 23 / 24
(0741) 7550025
Muara BungoJl.Lintas Sudirman Rt.14 Rw.05 Kel. Batang Bungo Kec. Pasar Muara Bungo, Kab. Bungo, Muaro Bungo, Jambi.
(0747) 323782 – 23 (0747) 323779
Kepulauan Riau
BatamKomplek Ruko Trikarsa Ekualita Blok A No. 38 Sungai Panas Batam Centre – Batam 29456.
(0778) 464352 / 464354
(0778) 464356
Tanjung PinangRuko Grand Bintan Centre, Jl. DI Panjaitan KM 9, Kelurahan Air Raja, Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kota Tanjungpinang, Propinsi Kepulauan Riau.
(0771) 7335756 (0771) 7335776
Bengkulu BengkuluJl. Pangeran Natadirja KM. 6,5 No. 29 RT. 02 RW. 01 Kelurahan Jalan Gedang, Kecamatan Gading Cempaka, Bengkulu
(0736) 347710 (0736) 347575
Sumatera Selatan
PalembangJl. Veteran Kompleks Ruko Rajawali No. 931-932, Kel. 9 Ilir, Kec. Ilir Timur II, Palembang, Sumatera Selatan
(0711) 378476 / 363999 / 377234
(0711) 370777
BaturajaJl. Dr. Mohammad Hatta, Kelurahan Sukaraya, Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan
(0735) 322024 / 322026
(0735) 323717
LubuklinggauJl. Yos Sudarso RT 006 Kel. Majapahit Kec. Lubuk Linggau Timur I Lubuk Linggau, Sumatera Selatan
(0733) 732 9631 (0733) 732 9633
Lampung
Bandar Lampung
Jl. Pangeran Antasari No.91C, Kel. Kedamaian, Tanjung Karang, Bandar Lampung, Lampung
(0721) 772486 / 773557 / 773614
(0721) 773556 / 772487
MetroJl. AH. Nasution No.123B Rt.25 Rw.07, Yosorejo Metro Timur, Kota Metro Lampung, Lampung
(0725) 7851001 / 7850488
(0725) 7851603
KaliandaJl. Kesuma Bangsa No.127, Kel. Way Urang, Kec. Kalianda, Lampung Selatan, Lampung
(0727) 322487 / 323220
(0727) 322386
PT Mandiri Tunas Finance 79Laporan Tahunan 2014
Provinsi Nama cabang Alamat Terkini Telp Fax
Lampung Tulang BawangJl. Lintas Timur Kampung Dwi Warga Tunggal Jaya, Kec. Banjar Agung, Tulang Bawang, Lampung
(0726) 750570 (0726) 750647
Lampung KotabumiJl. Jend. Sudirman No.88-A, Kel. Tanjung Aman, Kec. Kotabumi, Lampung Utara, Lampung
(0724) 327947 / 24934 (0724) 26124
Lampung TanggamusJl. Jend. A. Yani No.46A Pringsewu (depan BCA) Kab. Pringsewu - Lampung
(0729) 23826 /082880006969 / 082880066969
(0729) 22431
Lampung BandarjayaJl. Proklamator RT 015 RW 006 Lingkungan III, Kelurahan Yukum Jaya, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung
(0725) 529691 (0725) 529690
Kep. Bangka Belitung
Pangkal PinangRuko BB Tower, Jl Soekarno Hatta, Blok A No.7, Kel. Bukit Besar, Kec. Girimaya, Bangka Belitung
(0717) 4256832, 4256830, 4256804
(0717) 4256834
DKI Jakarta PecenonganJl. Sukardjo Wirjo Pranoto No.2/6, Kel. Kebon Kelapa, Kec. Gambir, Jakarta Pusat, DKI Jakarta
(021) 3847288 (021) 3808939
DKI Jakarta Kelapa GadingJl. Boulevard Barat Blok C No.63 A, Plaza Kelapa Gading Inkopal, Kel. Kelapa Gading Barat, Kec. Kelapa Gading, Jakarta
(021) 45851153, 45859263, 45865547, 45865546
(021) 45851157
DKI Jakarta MatramanJl. Jatinegara Timur No. 37 RT 008 RW 04, Kelurahan Balimester, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, DKI Jakarta
(021) 85917920 / 21 / 22 / 23
(021) 8519721
DKI Jakarta Tanjung DurenJL. Prof Dr Latumenten, Komplek Ruko Seasons City Blok A No. 28, Kel. Jembatan Besi, Kec. Tambora, Wilayah Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta
(021) 29618062 / 63 / 64
(021) 29618065
DKI Jakarta FatmawatiJl. RS. Fatmawati, Komplek Pertokoan Duta Mas Blok A1/43, Kel. Cipete Utara, Kec. Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
(021) 72780653 / 72796880
(021) 72780656 / 72780657
DKI Jakarta Kebon JerukRuko Rich Palace Shop House and Sweet Regency Blok B nomor 3, Jl. Raya Meruya Ilir (lapangan Bola) nomor 36-40, Kelurahan Srengseng, Kecamatan Kembangan , Jakarta Barat
(021) 58910034 / 58910035
(021) 58910068
DKI JakartaMampang Prapatan
Jl.Duren Tiga , Nomor 29 A-B, RT 005 / RW 001, Kelurahan Duren Tiga ,Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
(021) 79195795 / 79195796
(021) 79190567
DKI Jakarta Mangga DuaGedung WTC Mangga Dua Lantai 4 Blok AL 001 s/d AL003, Jl. Mangga Dua Raya Nomor 8, Jakarta Utara, DKI Jakarta
(021) 29986250 – 52 ( 021) 29986253
Jawa Barat Pondok GedePondok Gede Plaza Blok A Nomor 34, Desa Jatiwaringin, Kecamatan Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat
(021) 84978710 / 84978731
(021) 84978733
Banten CilegonRuko Cilegon Indah Jaya Blok A II No. 5-6, Jl. Raya Cilegon-Serang, kel. Kedaleman, Kec. Cibeber, Cilegon, Banten
(0254) 374909 / 082818931572
(0254) 397413
Banten SerangRuko Serang City Square Blok A No. 07, Jl. Raya Serang-Cilegon KM.3, Kel. Drangong, Kec. Taktakan, Serang – Banten
082818931561 s/d 570,082818931744 -745
(0254) 210945
Banten Serpong (BSD)Ruko BSD Junctions Blok A39 JL. Pahlawan Seribu Kel. Lengkong Wetan Kec. Serpong Utara BSD CITY Tangerang Selatan
(021) 5382090 (021) 5382091
Banten Tangerang IRukan Tangcity Business Park Blok D60 JL. Jendral Sudirman No.1 Cikokol Tangerang Indonesia 15117
(021) 29676323 (021) 29676324
Alamat Kantor Cabang
PT Mandiri Tunas Finance80Laporan Tahunan 2014
Provinsi Nama cabang Alamat Terkini Telp Fax
Banten Tangerang IIJL. Graha Boulevard Timur, Blok GBVD No. 019, Sek-Graha Gading Serpong, Desa Curugsangereng, Kec. Kelapa Dua, Kab. Tangerang, Banten.
(021) 29418978 (021) 29418971
Banten RangkasbitungJl. Soekarno Hatta By Pass Sumur Buang Cibadak Lebak Rangkasbitung
(0252) 209765 / 082818931934
(0252) 209675
Jawa Barat BekasiRuko Mall Bekasi Square Blok RK-067, RT 001/RW 02, Kel. Pekayon Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Propinsi Jawa Barat
(021) 82436930 / 31 / 32
(021) 82436933
Jawa Barat KarawangRuko Arcadia Blok XII-A, Kavling D 2-3, Galuh Mas, Kel. Sukaharja, Kec. Telukjambe, Karawang, Jawa Barat
(0267) 8457294 (0267) 8457295
Jawa Barat DepokRukan Depok Mall Jl. Raya Margonda Blok B-1 No. 50, Kemirimuka, Beji, Depok, Jawa Barat
(021) 7756733/ 7758948/ 7759144
(021) 7756762
Jawa Barat BogorJl. Siliwangi No. 60 B & B-1 Rt:005/004 Kel.Lawanggintung, Kec.Bogor Selatan - Bogor 16720
(0251) 8371118 / 8370195
(0251) 8332874
Jawa Barat CibuburRuko Cibubur Time Square, Jl. Transyogi Alternatif Cibubur, Blok B4 No. 21, Kel. Jati Karya, Kec. Jati Sampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat
(021) 84300687 (021) 84300667
Jawa Barat CibinongCibinong City Center, Jl. Tegar Beriman Blok D No. 3B, Kelurahan Pakansari, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, 16916.
(021) 29577430 (021) 29577431
Jawa Barat Bekasi 2Ruko ROXY Blok B No.16 Lippo Cikarang, Jalan MH Thamrin Blok B No. 16, Kelurahan Cibatu, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat.
(021) 89903056 (021) 89903180
Jawa Barat SukabumiJl. Otto Iskandar Dinata Nomor 80A, Kelurahan Citamiang, Kecamatan Citamiang, Sukabumi, Jawa Barat
(0266) 6247458 / 62449541
(0266) 6249245
Jawa Barat Bandung 1Kopo Plaza Kav. C10 – 11, Jl. Peta Lingkar Selatan, Bandung, Jawa Barat
(022) 6040119 / 6040120
(022) 6074550
Jawa Barat Bandung 2Jl. Karapitan Nomor 106 B, Kel. Cikawao, Kec. Lengkong, Bandung, Jawa Barat
(022) 4219029 / 4219039
(022) 4209829
Jawa Barat TasikmalayaRuko Tasik Indah Plaza No.29, Jl. H.Z.Mustofa, Tasikmalaya, Jawa Barat
(0265) 344905 / 344906
(0265) 344844
Jawa Barat CirebonRuko Kesambi Regency No. 4, Jl. Raya Kesambi, Kel. Kesambi, Kec. Kesambi, Cirebon, Jawa Barat
(0231) 210285 (0231) 210280
Jawa Barat GarutJl.Pramuka Blok C No. 12, Komplek Ruko IBC, Kelurahan Pakuwon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat
(0262) 544605 (0262) 4890607
Jawa Barat SubangJl. Otista No. 254, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Subang, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat
(0260) 415869 (0260) 415879
Jawa Tengah TegalRuko Komp. Nirmala Square Blok D/2, Jl. Yos Sudarso, Tegal, Jawa Tengah
(0283) 324066 (0283) 340113
Jawa Tengah PurwokertoRuko Eks IAIN Jl. M.T. Haryono Nomor 3A-4A, Pasar Wage, Purwokerto, Jawa Tengah
(0281) 642645 (0281) 642646
Jawa Tengah SemarangRuko Mataram Plaza Blok E No. 1, Jl. MT Haryono No. 427-429, Semarang, Jawa Tengah
(024) 3589007 / 3589008
(024) 3587168
Jawa Tengah SoloRuko Adi Sucipto Jl. Adi Sucipto 67 C RT 003/RW 011 Kelurahan Kerten, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Solo, Jawa Tengah 57143
(0271) 738989 / 723557
(0271) 735038
Alamat Kantor Cabang
PT Mandiri Tunas Finance 81Laporan Tahunan 2014
Provinsi Nama cabang Alamat Terkini Telp Fax
Jawa Tengah KudusJl. Raden Agil Kusumadya No. 8, Desa Jati Kulon, Kec. Jati, Kudus, Jawa Tengah
(0291) 4252070 (0291) 4250271
Jawa Tengah MagelangRuko Grand Viko No.12 A, Jl. Soekarno Hatta, Kel. Rejowinangun Utara, Kec. Magelang Tengah, Magelang, Jawa Tengah
(0293) 312406 / 3218686
(0293) 310536
Jawa Tengah PekalonganJl. Dr. Sutomo Blok B2 No. 10, Komplek Ruko Dupan Square, Kelurahan Baros, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah
(0285) 4420100 N/A
D.I Yogyakarta
YogyakartaRuko Sumber Baru Square Kav.W Jl.Ringroad Utara Jombor Sendangadi Mlati Sleman Yogyakarta (Depan Kampus UTY Jombor)
(0274) 860 9901 / 860 9902
(0274) 446 9718
Jawa Timur Surabaya 1Jl. Raya Tenggilis No. 23 Ruko Tenggilis Square Kav 5 & 6 RT 005 RW 002 Kelurahan Kendangsari, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Surabaya.
(031) 8420450 (031) 8420495
Jawa Timur Surabaya 2Jl. Raya Tenggilis No. 23 Ruko Tenggilis Square Kav 5 & 6 RT 005 RW 002 Kelurahan Kendangsari, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Surabaya.
(031) 8420450 (031) 8420495
Jawa Timur Malang Jl. Letjen Sutoyo No. 55, Malang, Jawa Timur (0341) 486432 (0341) 486429
Jawa Timur KediriJl. Kawi, Ruko Mojoroto Indah Kav. 20, Kel. Mojoroto, Kec. Mojoroto, Kediri, Jawa Timur
(0354) 779239 (0354) 780911
Jawa Timur JemberRuko Gajah Mada Square A9, Jl. Gajah Mada No.187, Kel. Kaliwates, Kec. Kaliwates, Jember, Jawa Timur
(0331) 425959 / 426969
(0331) 483939
Jawa Timur MadiunJl Mayjend Panjaitan Blok A2, Perum Gading Indah, Kel. Pandean, Kec. Taman,Kota Madiun,Propinsi Jawa Timur
(0351) 473176 , 476198,476298/ 08283010067
(0351) 473123
Jawa Timur TubanJl. Diponegoro No.34 C, Kel. Latsari, Kec. Tuban, Tuban, Jawa Timur
(0356) 326381 (0356) 325289
Jawa Timur MojokertoJl. Mojopahit 456, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Propinsi Jawa Timur.
(0321) 329688 (0321) 329611
Jawa Timur GresikRuko Kartini Megah Kav. A10, Jl. RA Kartini No. 150-152 RT 003/RW 007, Kelurahan Sidomoro, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Propinsi Jawa Timur.
(031) 3985189 (031) 3985188
Bali DenpasarJl. Buluh Indah no.53D Kel. Pemecutan Kaja Kec. Denpasar Utara Bali 80118
(0361) 8469893-96 / 8469898
(0361) 8469897
Bali Gianyar Jl. Erlangga No.15 C, Kel. Gianyar, Kec. Gianyar, Gianyar, Bali(0361) 944478 / 944480 / 944488
(0361) 941055
Nusa Tenggara Barat
MataramJl. Panca Usaha No. 9X, Kel. Cilinaya, Kec. Cakranegara, Mataram, Nusa Tenggara Barat 83231
(0370) 645277 / 637100
(0370) 645177
Kalimantan Barat
Pontianak"Jl. Ahmad Yani Komplek Sentra Bisnis Ayani Megamall Blok B No 23 Kecamatan Pontianak Selatan Kota Pontianak 78121 Kalimantan Barat
(0561) 761195 (0561) 6655718
Kalimantan Selatan
BanjarmasinJl Simpang 4 sultan adam , komp ruko STIHSA no 3, Sungai Andai, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
(0511) 4315662 (0511) 4315663
Kalimantan Selatan
BanjarbaruJl. Jend. A.Yani KM.35 Ruko Fortuna No.48 RT 005/RW 001, Kel. Gunung Paikat, Kec. Banjarbaru Selatan, Banjarbaru, Kalimantan Selatan
(0511) 4772067 (0511) 4772063
Alamat Kantor Cabang
PT Mandiri Tunas Finance82Laporan Tahunan 2014
Provinsi Nama cabang Alamat Terkini Telp Fax
Kalimantan Tengah
PalangkarayaJl. Cilik Riwut Km. 3, Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan Raya, Palangkaraya, Kalimantan Tengah
(0536) 3224277 / 087858566000
(0536) 3224677
Kalimantan Timur
SamarindaJl. Wahid Hasyim No. 26 C RT. 011 Kel. Sempaja Selatan,Kecamatan Samarinda Utara, Propinsi Kalimantan Timur
(0541) 7273930 N/A
Kalimantan Timur
BalikpapanJl. Ruhui Rahayu, RT. 101 No. 140 Ring Road I, Balikpapan, Balikpapan, Kalimantan Timur
(0542) 8860744 /8860743
N/A
Kalimantan Timur
TarakanJl Yos Sudarso Rt 14 No 5 Kel Selumit Pantai Kec Tarakan Tengah
(0551) 2029620 / 2029621 / 2029625
0551-2029625
Kalimantan Timur
BontangJl. Samratulangi No. 79, Kelurahan Tanjung Laut Indah, Kecamatan Bontang Selatan, Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur
(0548) 24488 / 24499 (0548) 24441
Sulawesi Selatan
MakassarJl. Veteran Selatan No. 311, Kel. Mamajang Dalam, Kec. Mamajang, Makassar, Sulawesi Selatan
(0411) 832789 / 832567
(0411) 832678
Sulawesi Selatan
ParepareJl. Sultan Hasanuddin No. 16 A, Kelurahan Ujung Sabang, Kecamatan Ujung, Pare-Pare, Sulawesi Selatan
(0421) 28622 / 28623 / 28652
(0421) 28607
Sulawesi Tenggara
KendariKompleks Senapati Land Blok A No. 14, Jl. Brigjend M. Yunus By Pass Kendari, Kel. Bende, Kec. Kadia, Kendari, Sulawesi Tenggara
(0401) 3135093 / 3135094
(0401) 3135085
Sulawesi Utara
ManadoJl. Pierre Tendean Boulevard, Komp. Ruko Marina M. Walk Blok RB No. 49, Kel. Titiwungen Selatan, Kec. Sario, Manado, Sulawesi Utara
(0431) 8820200 / 88820204
N/A
Sulawesi Tengah
PaluJl. Emmy Saelan Nomor 38, Kel. Tatura Utara, Kec. Palu Selatan, Palu, Sulawesi Tengah
(0451) 454139 (0451) 454806
Gorontalo GorontaloJl. Nani Wartabone No 131 , Kelurahan Heledulaa Selatan, Kecamatan Kota Timur, Propinsi Gorontalo
(0435) 822315 (0435) 822314
Alamat Kantor Cabang
PT Mandiri Tunas Finance 83Laporan Tahunan 2014
Kantor cabang Baru di Tahun 2014
Untuk memperluas jaringan pemasaran dan penetrasi pasar
serta meningkatkan kerja sama dengan jaringan dealer,
Perseroan di tahun 2014 telah membuka 11 (sebelas) jaringan
kantor cabang baru sebagaimana telah direncanakan sebagai
bagian dari strategi usaha di awal tahun 2014. Lokasi Kantor
Cabang baru tersebut sebagian besar berlokasi di Daerah
Tingkat II yang merupakan daerah-daerah yang memiliki potensi
untuk perkembangan pembiayaan kendaraan bermotor.
Untuk membuka kantor-kantor cabang baru di tahun 2014,
Perseroan telah terlebih dahulu melakukan studi kelayakan
yang mendalam, menyusun proyeksi bisnis untuk masing-
masing cabang dan mempersiapkan sumber daya manusia dan
anggaran biaya yang dibutuhkan untuk investasi pembukaan
jaringan kantor cabang baru.
Ke 11 (sebelas) Kantor Cabang baru Perseroan tersebut telah
mendapat izin usaha sebagai Kantor Cabang dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). Dari 11 (sebelas) Kantor Cabang baru tersebut,
10 (sepuluh) Kantor Cabang baru telah mulai beroperasi di
semester pertama tahun 2014.
Berikut data lengkap 11 (sebelas) Kantor Cabang baru
Perseroan :
No Pulau Provinsi Nama cabang AlamatNomor Surat
dan Tanggal izin Usaha OJK
1 Sumatera RiauMTF Rokan Hulu, Ujung Batu
Jl. Raya Jenderal Sudirman Ujung Batu, Kelurahan Ujung Batu, Kecamatan Ujung Batu, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau.
KEP-52/NB.111/2014 tanggal 5 Juni 2014
2 KalimantanKalimantan Timur
MTF BontangJalan Samratulangi No. 79, Kelurahan Tanjung Laut Indah, Kecamatan Bontang Selatan, Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur
KEP-60/NB.111/2014 tanggal 5 Juni 2014
3 Jawa Jawa Barat MTF GarutJalan Pramuka Blok C No. 12, Komplek Ruko IBC, Kelurahan Pakuwon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat
KEP-061/NB.111/2014 tanggal 5 Juni 2014
4 Jawa Jawa Barat MTF SubangJalan Otista No. 254, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Subang, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat
KEP-062/NB.111/2014 tanggal 5 Juni 2014
PT Mandiri Tunas Finance84Laporan Tahunan 2014
No Pulau Provinsi Nama cabang AlamatNomor Surat
dan Tanggal izin Usaha OJK
5 JawaJawa Tengah
MTF Pekalongan
Jalan Dr. Sutomo Blok B2 No. 10, Komplek Ruko Dupan Square, Kelurahan Baros, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah
KEP-63/NB.111/2014 tanggal 5 Juni 2014
6 Jawa JawaTimur MTF MojokertoJalan Mojopahit 456, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Provinsi Jawa Timur.
KEP-70/NB.111/2014 tanggal 10 Juni 2014
7 Jawa JawaTimur MTF Gresik
Ruko Kartini Megah Kav. A10, Jalan RA Kartini No. 150-152 RT 003/RW 007, Kelurahan Sidomoro, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur.
KEP-71/NB.111/2014 tanggal 10 Juni 2014
8 SumateraKepulauan Riau
MTF Tanjung Pinang
Ruko Grand Bintan Center, Jl. DI Panjaitan KM 9, Kelurahan Air Raja, Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau.
KEP-72/NB.11/2014 tanggal 10 Juni 2014
9 Jawa Jawa BaratMTF Bogor, Cibinong
Cibinong City Center, Jalan Tegar Beriman Blok D No. 38, Kelurahan Pakansari, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, 16916.
KEP-73/NB.111/2014 tanggal 10 Juni 2014
10 Jawa Jawa BaratMTF Bekasi 2, Cikarang
Ruko Lippo Cikarang, Jalan MH Thamrin Blok B No. 16, Kelurahan Cibatu, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat.
KEP-74/NB.111/2014 tanggal 10 Juni 2014
11 Jawa BantenMTF Lebak, Rangkasbitung
Jalan Bypass Soekarno-Hatta, Desa Kaduagung Timur, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten
KEP-126/NB.111/2014 tanggal 1 Juli 2014
Dengan penambahan 11 (sebelas) jaringan Kantor Cabang
baru tersebut di atas, maka di tahun 2014 jumlah seluruh
Kantor Cabang Perseroan menjadi sebanyak 88 (delapan
puluh delapan) Kantor Cabang yang tersebar di 27 provinsi di
Indonesia.
Kantor Cabang Baru di Tahun 2014
PT Mandiri Tunas Finance 85Laporan Tahunan 2014
Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan hal yang esensial dalam menunjang kinerja dan menjadi aset yang
sangat penting Perseroan. SDM profesional, terpercaya, dan kompeten adalah kunci untuk mencapai visi
Perseroan sebagai Perusahaan pembiayaan otomotif terbaik, terbesar dan terpercaya.
Selama 2014, Perseroan telah menjalankan program rekrutmen dan pengembangan SDM yang dilakukan
guna meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM dalam meraih kesuksesan, dan menjadi kunci dalam
memelihara kinerja Perseroan. Kompetensi SDM yang memadai dan sesuai kebutuhan bisnis Perseroan akan
memungkinkan akselerasi, ekspansi, dan transformasi bisnis Perseroan berjalan dengan baik.
Rekrutmen
Sebagai perusahaan pembiayaan terkemuka di Indonesia, Perseroan senantiasa melakukan akselerasi,
ekspansi, dan transformasi bisnis guna menghadapi dinamika bisnis jasa pembiayaan yang semakin
kompetitif. Untuk mendukung seluruh kegiatan usaha Perseroan tersebut diperlukan SDM yang baik sejalan
dengan bisnis Perseroan.
Proses rekrutmen dilakukan melalui beberapa tahap, antara lain penyeleksian, dan perekrutan, sesuai dengan
Man Power Planning. Proses rekrutmen Perseroan mengedepankan asas-asas keterbukaan, kewajaran dan
kesetaraan berdasarkan kebutuhan dan kompetensi yang dimiliki oleh calon karyawan. Kandidat yang
memenuhi standar administrasi di jaring melalui situs perusahaan, iklan, job fair, serta referensi. Untuk posisi-
posisi tertentu yang membutuhkan kompetensi serta keahlian khusus, Perseroan memprioritaskan aspek
pemahaman dan pengalaman calon karyawan terkait jabatan tersebut.
Selama 2014, Perseroan telah menjalankan program rekrutmen dan pengembangan SDM yang dilakukan guna meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM dalam meraih kesuksesan, dan menjadi kunci dalam memelihara kinerja Perseroan.
PT Mandiri Tunas Finance86Laporan Tahunan 2014
Perseroan menerapkan metode rekrutmen dan seleksi yang
tepat dan cepat dalam menjaring SDM yang berkualitas dan
kompeten di bidangnya. Perseroan mengkualifikasi kompetensi
SDM yang dibutuhkan perusahaan yang mengacu pada rencana
bisnis unit kerja berdasarkan Man Power Planing (MPP). MPP
yang ditetapkan adalah sejalan dengan tujuan dan strategi
bisnis Perseroan, berdasarkan rencana kerja tahunan (Business
Plan) Perseroan sesuai dengan keputusan dari Manajemen.
Dalam MPP juga dijabarkan tentang persyaratan-persyaratan
kompetensi SDM yang akan dipilih melalui proses seleksi yang
transparan, objektif, dan profesional. Perhitungan mengenai
jumlah Manpower Planning (MPP) bersumber dari:
1. Masukan masing-masing Kepala Divisi terhadap target yang
telah ditetapkan Manajemen dan mengacu kepada evaluasi
produktivitas masing-masing divisi/unit kerja.
2. Keputusan budget Man Power Planning (MPP) yang telah
disetujui oleh Manajemen.
Di tahun 2014, Perseroan menyelenggarakan rekrutmen dan
seleksi dengan beberapa cara, antara lain:
1. Internal Perusahaan: dilakukan dengan seleksi karyawan
internal untuk mengisi lowongan jabatan pada suatu unit
kerja sesuai dengan kebutuhan organisasi dan terbuka bagi
karyawan dari unit kerja lain dalam perusahaan.
2. Eksternal Perusahaan: mencari calon karyawan dari eksternal
Perusahaan melalui iklan di media, internet/website/mailing
list, poster/flyer di tempat umum yang representatif,
campus hiring, buku wisuda, referensi karyawan, direct
sourcing, partisipasi bursa tenaga kerja (job fair/career day)
dan walk in interview.
Proses rekrutmen dan seleksi yang diselenggarakan Perseroan
dalam menjaring SDM yang berkualitas dan berkompeten
dalam bisnis jasa pembiayaan meliputi identifikasi kebutuhan
penambahan karyawan, strategi pencarian kandidat, seleksi
calon karyawan, rekomendasi penerimaan karyawan, dan yang
terakhir penerimaan dan penempatan karyawan.
Komposisi
Di tahun 2014, Perseroan memiliki karyawan sebanyak 3.329
orang yang tersebar di seluruh kantor cabang di Indonesia.
Jumlah karyawan Perseroan tersebut telah sesuai dengan
kebutuhan untuk menghadapi persaingan usaha yang semakin
terbuka, interaksi yang semakin kompleks, serta tuntutan
pelayanan yang terbaik bagi pelanggan.
Secara rincian komposisi karyawan Perseroan yang
diklasifikasikan berdasarkan jenjang jabatan, pendidikan, dan
usia serta presentase peningkatannya adalah sebagai berikut:
Tabel Komposisi Karyawan berdasarkan Jabatan
Jabatan31 Desember
2010 2011 2012 2013 2014
Staff 1.374 1.435 1.768 2.100 2.540
Supervisor 316 399 446 528 628
Manager 122 132 151 159 156
Dewan Komisaris dan Direksi 6 6 6 6 5
Jumlah 1.818 1.972 2.371 2.793 3.329
Sumber Daya Manusia
PT Mandiri Tunas Finance 87Laporan Tahunan 2014
Tabel Komposisi Karyawan berdasarkan Pendidikan
Pendidikan31 Desember
2010 2011 2012 2013 2014
Sekolah Dasar - - - - -
SLTP dan sederajat 2 1 1 1 1
SLTA dan sederajat 452 412 418 530 606
Akademi 363 417 518 684 735
Sarjana 1.028 1.142 1.434 1.578 1987
Jumlah 1.818 1.972 2.371 2.793 3.329
Tabel Komposisi Karyawan berdasarkan Status Kepegawaian
Status Kepegawaian31 Desember
2010 2011 2012 2013 2014
Tetap 1.065 1.113 1.578 1.808 2.125
Kontrak 753 859 793 985 1.204
Jumlah 1.818 1.972 2.371 2.793 3.329
Tabel Komposisi Karyawan berdasarkan Usia
Usia31 Desember
2010 2011 2012 2013 2014
< 20 Tahun 11 3 3 4 2
20 – 29 Tahun 852 856 1139 1.270 1.342
30 – 39 Tahun 821 970 1083 1.328 1.740
40 – 49 Tahun 128 137 140 177 223
> 50 Tahun 6 6 6 14 22
Total 1.818 1.972 2.371 2.793 3.329
Sumber Daya Manusia
Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan
Perseroan menyadari bahwa pendidikan, pelatihan, dan
pengembangan kompetensi SDM merupakan aspek penting
yang harus dilakukan agar kinerja Perseroan dapat sesuai dengan
tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Sebagai perusahaan yang
bergerak di bidang jasa pembiayaan konsumen, kebutuhan
SDM yang profesional adalah mutlak. Oleh karena itu, Perseroan
mengembangkan kompetensi SDM sebagai salah satu landasan
Perseroan dalam meraih kesuksesan. Perseroan mengemas
kebutuhan pendidikan, pelatihan, dan pengembangan SDM
melalui training yang bekerja sama dengan lembaga-lembaga
pelatihan dan pengembangan SDM.
Perseroan menjalankan pelatihan untuk karyawan dengan
berbagai jenis pelatihan seperti internal, eksternal, dan
Management Development Program (MDP). Pelatihan internal
terdiri dari peningkatan soft skill dan hard skill karyawan. Untuk
pendidikan dan pelatihan yang sifatnya soft skill, Perseroan
menjalankannya berdasarkan matriks pelatihan yang sudah
disiapkan untuk tiap posisi, baik itu untuk level staf, supervisor
dan manajer. Matriks pelatihan, antara lain:
• Level staf, antara lain Communication Skills dan Service
Excellence.
PT Mandiri Tunas Finance88Laporan Tahunan 2014
• Level supervisor, antara lain Supervisory Skills dan Program
Pembekalan untuk Supervisor
• Level manajer, antara lain Train for Trainer, Leadership
Development, Coaching Technique & Mentoring Program,
Building Effective leadership dan Training Star Integrated
Leadership for Managers.
Untuk pelatihan yang sifatnya hard skill atau technical skill,
secara reguler masing-masing organisasi fungsional Perseroan
juga mengadakan pelatihan dan pendidikan sesuai dengan
fungsinya masing-masing, contohnya:
• Basic Knowledge : Induction Training
• Sales Knowledge : Basic Sales Officer Training, Sales
Force Development Program,
Powerful Presentation Skills
• Credit Knowledge : Credit Analysis for Sales Officer,
Analisa Laporan Keuangan untuk
Supervisor dan Manager, Standar
Penginputan Data Kredit, SOP
• Operations Knowledge : Pelatihan Layanan Prima, BPKB
Insurance
• AR Management Knowledge : Basic AR Management, Risk
Management, Lelang dan Hak
Tanggungan
• Support : Budget Opex, Ketentuan
Perpajakan, Ketentuan
Ketenagakerjaan, KYC
Dalam pelaksanaan pelatihan eksternal selama tahun 2014,
hampir setiap unit kerja atau divisi telah mengirimkan
perwakilannya untuk mengikuti pelatihan eksternal dalam
rangka untuk lebih membuka wawasan, menambah
pengetahuan dan keterampilan serta meningkatkan
profesionalisme. Adapun peserta pelatihan terdiri dari
karyawan-karyawan dari unit kerja/divisi-divisi sebagai berikut:
• Credit Management
• Operations
• Internal Audit
• Risk Management
• AR Management
• Legal & Compliance
• Marketing & Product Development
• Human Resources Development
• Finance & Accounting
• Corporate Secretary
• Information Technology
• General Affair & Procurement
Untuk Management Development Program (MDP), materi yang
diberikan kepada peserta pelatihan, antara lain:
A. Organization Knowledge
• Company Profile
• Corporate Culture
• Service Excellence dan Standar Pelayanan
• Fungsi, Peran dan KPI
B. Multifinance Basic Knowledge
• Usaha Jasa Pembiayaan
• Marketing
• Perkreditan
• Risk Management
• Pendanaan
• Hukum
• AR Management
C. Managerial Development
• Leadership Effectiveness
• Coaching for Perfomance
• Impactful Business Presentation
• Problem Solving & Decision Making
D. Character Building
E. Business Strategy MTF
• Marketing
• Credit
• Operations
• Risk & AR Management
• Perfomance Management
• Budgeting & Profit
• Legal & Compliance
• Fraud & Internal Audit
• HR for Non HR
Sumber Daya Manusia
PT Mandiri Tunas Finance 89Laporan Tahunan 2014
Jenis Pelatihan dan Peserta Pelatihan Tahun 2014
Jenis Pelatihan Jumlah Peserta
Pelatihan Internal 3.137
Pelatihan Eksternal 157
Management Development Program (MDP)
22
Total 3.316
Sedangkan jumlah peserta training dalam 3 tahun terakhir
dapat terlihat melalui grafik berikut:
2012 2013 2014
1000
2000
500
1500
2500
3000
3500
576
1.967
3.316
Total biaya pelatihan yang dikeluarkan pada 2014 mencapai
Rp1.934.696.025. Biaya pelatihan yang dikeluarkan Perseroan
telah sesuai dengan kebutuhan perusahaan akan SDM yang
kompeten dan berkualitas guna menghadapi dinamika
bisnis jasa pembiayaan di Indonesia. Pada 2014, Perseroan
memfokuskan pelatihan pada 4 (empat) program utama, yaitu:
1. Supervisory Skills, program di mana diberikan pelatihan
kepada perwakilan setiap supervisor unit kerja (sales, credit,
operation dan AR management) pada cabang terpilih dari
masing-masing Regional, dan peserta training menjadi
perwakilan Wilayah dalam membagikan pengetahuan dan
ketrampilan yang dibutuhkan kepada setiap unit kerjanya
masing-masing.
2. Service Excellence, program khusus untuk menanamkan
standar pelayanan dari Karyawan baik terhadap pelayanan
internal maupun eksternal. Diharapkan dengan pelayanan
yang prima akan menjadi nilai lebih bagi Perseroan serta
dapat menjawab tantangan dan persaingan yang ada.
3. Leadership Development, program pembekalan
bagi Pemimpin Unit Kerja agar mampu menjalankan
kepemimpinan yang efektif terhadap bawahannya sehingga
akan mampu meningkatkan produktivitas Unit Kerja dalam
rangka pencapaian target perseroan
4. MDP (Manager Development Program), program kaderisasi
kepemimpinan yang bertujuan untuk mempersiapkan
calon-calon manajer profesional dan kompeten yang dipilih
dari internal pegawai Perseroan yang memiliki nilai budaya
perusahaan dan mempunyai kepribadian yang gigih dan
tangguh untuk mau maju dan berkembang bersama dalam
mencapai visi dan misi perusahaan.
Kesejahteraan Karyawan
Perseroan telah memenuhi ketentuan Upah Minimum Regional
(UMR) dalam pembayaran upah dan gaji karyawan sesuai
dengan ketentuan pembayaran upah minimum yang berlaku di
lokasi-lokasi kegiatan usaha Perseroan.
Perseroan senantiasa memberikan perhatian yang besar
terhadap kesejahteraan karyawan melalui penyediaan berbagai
fasilitas, seperti:
a. Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) yang mencakup
Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian serta Jaminan
Hari Tua,
b. Tunjangan makan dan transportasi,
c. Program kepemilikan kendaraan,
d. Tunjangan Hari Raya dan Bonus,
e. Asuransi kesehatan,
f. Fasilitas Pinjaman Karyawan.
g. Kesempatan mendapatkan pelatihan internal maupun
eksternal,
h. Program pendidikan Manager Development Program
(MDP), dan
i. Mengikutsertakan dalam Program Dana Pensiun.
Sumber Daya Manusia
PT Mandiri Tunas Finance90Laporan Tahunan 2014
Penilaian Kinerja Karyawan
Perseroan melakukan penilaian atas kinerja karyawan yang
dilakukan 2 (dua) kali dalam setahun untuk mengevaluasi
tugas dan tanggung jawab dari setiap karyawan. Penilaian
dilakukan pertama kali oleh karyawan masing-masing,
kemudian dilakukan oleh atasan karyawan melalui konseling
yang selanjutnya akan dilakukan penilaian akhir terhadap
karyawan tersebut. Para Penilai akan memberikan pengarahan
kepada karyawan yang dinilai mengenai kinerja yang telah
dilakukannya dan memberikan evaluasi guna meningkatkan
kinerja karyawan tersebut menjadi lebih baik.
Penilaian kinerja tersebut menjadi dasar pemberian pelatihan,
pengembangan karir, serta peningkatan gaji karyawan oleh
Divisi Human Resources Development.
Reward and Punishment
Perseroan senantiasa memberikan penghargaan atau reward
kepada karyawan berupa kebijakan peningkatan remunerasi
yang disesuaikan dengan kondisi keuangan Perseroan
berdasarkan tingkat inflasi, pasar industri pembiayaan, dan hasil
penilaian terhadap indikator kerja masing unit kerja. Pemberian
reward bertujuan untuk memacu produktivitas karyawan yang
akan terus ditingkatkan secara berkala. Reward yang diberikan
kepada karyawan bervariasi, mulai dari insentif hingga reward
trip yang direncanakan setiap tahun.
Perseroan juga memberikan punishment kepada karyawan
yang melakukan pelanggaran terhadap Peraturan Perusahaan,
Standard Operation Procedure (SOP), dan Kode Etik Pegawai.
Perseroan memberikan surat teguran dan pembinaan
kedisiplinan terhadap karyawan yang menyalahi aturan
kepegawaian dan pelanggaran SOP. Sanksi berat berupa
pemutusan hubungan kerja diberikan kepada karyawan yang
melakukan pelanggaran berat atau pelanggaran ringan yang
berulang.
Jenis Sanksi
Karyawan Yang diberikan Sanksi (orang)
2010 2011 2012 2013 2014
Surat Teguran 4 33 29 16 26
Surat Peringatan I 28 81 55 19 57
Surat Peringatan II 10 48 25 40 17
Surat Peringatan III 11 22 31 42 12
Pemutusan Hubungan Kerja
2 18 10 8 1
Jumlah 53 202 151 125 113
Pengembangan Karir
Di tahun 2014, Perseroan telah mulai mengembangkan konsep
karir dengan menggunakan sistem Management Development
Program (MDP) yang telah menjaring sebanyak 22 karyawan.
MDP merupakan program pelatihan yang pesertanya berasal
dari internal Perseroan yang dipilih melalui proses seleksi yang
cukup ketat. Materi yang diberikan meliputi in-house training,
on the job training, project assignment dan outbond training
untuk mengembangkan keterampilan bisnis manaejemen
konseptual dan praktis.
Di masa mendatang, Perseroan akan menyelenggarakan MDP
setiap tahun dengan senantiasa meningkatkan penyempurnaan
materi pelatihan agar dapat menciptakan sumber daya manusia
yang profesional, berintegritas, serta berdedikasi tinggi untuk
menunjang kinerja Perseroan.
Sumber Daya Manusia
PT Mandiri Tunas Finance 91Laporan Tahunan 2014
Teknologi Informasi
Divisi Teknologi Informasi dibentuk untuk memberikan
dukungan penuh pada kegiatan bisnis Perseroan dengan cara
menyediakan solusi dalam bentuk hardware ataupun software
yang tepat guna sebagai media kerja proses bisnis Perseroan.
Dukungan Divisi Teknologi Informasi adalah dalam rangka
memastikan pelaksanaan hal-hal sebagai berikut:
1. Penyediaan pelayanan komputer dan jaringan yang tanpa
interupsi/gangguan kepada unit kerja Perseroan.
2. Kemampuan untuk memulihkan kembali secara efektif dan
efisien dari kejadian yang mengganggu (troubleshooting).
3. Pemeliharaan kerahasiaan, kehandalan, ketersediaan dan
integritas sumber daya informasi Perseroan.
4. Perlindungan aset-aset teknologi informasi Perseroan
termasuk data, piranti lunak dan perangkat keras dari
kemungkinan kerusakan atau kewajiban yang disebabkan
penggunaan fasilitas untuk tujuan yang bertentangan
dengan kebijakan teknologi informasi Perseroan.
5. Penyediaan mekanisme yang efektif untuk merespon
keluhan dan pertanyaan dari pihak internal dan pihak lain
mengenai kemungkinan kejadian penggunaan fasilitas
Teknologi Informasi yang tidak semestinya.
6. Pertanggungjawaban atas perawatan dan
pengimplementasian petunjuk-petunjuk yang berhubungan
dengan Perseroan.
Untuk memberikan kemudahan kepada konsumen dalam
melakukan pembayaran, Perseroan mengembangkan metode
pembayaran dengan cara melakukan debet langsung ke rekening
konsumen. Divisi Teknologi Informasi mengimplementasikan
modul yang terintegrasi dengan bank untuk memberikan
perintah pendebetan langsung rekening konsumen yang
sudah diperjanjikan pada awal penandatanganan kontrak.
Dengan adanya modul ini, diharapkan dapat mengurangi
aktifitas manual pembayaran di kasir dan penginputan data
serta mengurangi risiko adanya uang tunai di kantor cabang
Perseroan.
Semakin berkembangnya bisnis membuat Perseroan memiliki
ketergantungan yang tinggi akan kelangsungan dan
ketersediaan teknologi informasi. Untuk menjaga kelangsungan
operasional, Divisi Teknologi Informasi melakukan desain
dan implementasi Pusat Pemulihan Data atau yang dikenal
sebagai Data Recovery Center. Pusat Pemulihan Data dibangun
dan dikembangkan dengan kondisi serta area yang dianalisa
dan diputuskan berdasarkan beberapa variabel yang umum
digunakan. Pusat Pemulihan data dibangun dan telah
diimplementasikan sejak tahun 2007, terdiri dari serangkaian
server dan peralatan jaringan yang mampu di operasikan pada
saat terjadi kegagalan fungsi pada server dan peralatan jaringan
utama. Secara rutin dalam periode tertentu dilakukan uji coba
yang mensimulasikan kemungkinan terburuk yang terjadi.
Teknologi Informasi merupakan faktor yang penting dalam kegiatan Perseroan. Dukungan teknologi informasi dalam Perseroan menghasilkan data dan analisis akurat yang dapat digunakan dalam mengambil keputusan-keputusan strategis demi kepentingan Perseroan. Sejak awal berdiri hingga kini, Perseroan terus melakukan investasi dan pengembangan yang dianggap perlu guna menggembangkan teknologi informasi.
PT Mandiri Tunas Finance92Laporan Tahunan 2014
Pada periode tahun 1990-an Perseroan mengerti akan
pentingnya teknologi informasi dalam menunjang kegiatan
operasional, dimulai dengan pembuatan sistem yang sederhana
yang terus dikembangkan menjadi sistem yang cukup kompleks,
mampu membantu Perseroan dalam menjalankan operasional
secara baik. Ujian awal Divisi Teknologi Informasi adalah
mengimplementasikan sistem yang digunakan secara online
di beberapa cabang yang ada. Dengan keterbatasan teknologi
jaringan yang ada pada masa itu Divisi Teknologi Informasi
bekerja sama dengan beberapa penyedia jasa telekomunikasi
menghubungkan cabang-cabang dengan kantor pusat.
Cabang-cabang yang berhasil dihubungkan dengan kantor
pusat adalah cabang Surabaya, Semarang, Bandung, Bogor
dan Samanhudi. Krisis Moneter yang melanda Indonesia pada
akhir tahun 90-an mengakibatkan terhentinya perkembangan
teknologi informasi.
Divisi Teknologi Informasi harus melakukan inovasi-inovasi
yang tidak membebankan Perseroan dari sisi keuangan. Pada
1999, Divisi Teknologi Informasi kembali dihadapkan pada
tantangan yang besar yaitu bahaya ancaman yang dikenal
dengan Millenium Bug. Bersama dengan manajemen dan
operasional membuat Businness Contigency Plan sebagai
rencana pemulihan apabila terjadi masalah terutama pada
sistem ketika terjadi peralihan tahun dari 1999 ke tahun 2000.
Di dalam internal Divisi Teknologi Informasi bekerja keras
untuk melakukan review terhadap semua kode program untuk
mengantisipasi Millenium Bug, melakukan perubahan yang
dirasa perlu dan mencatat perubahan yang dilakukan. Semua
kerja keras yang dilakukan berbulan-bulan terbayar, ketika
memasuki 1 Januari 2000, semua sistem mampu beroperasi
secara normal dan sempurna tanpa mengalami kendala yang
berarti.
Divisi Teknologi Informasi pada awal milenium baru menyadari
bahwa sistem yang digunakan saat itu sudah tidak mampu lagi
dikembangkan secara maksimal karena keterbatasan teknologi.
Divisi Teknologi Informasi mulai mencari solusi teknologi baru
yang dianggap bisa menggantikan peran dan fungsi sistem
yang ada saat itu. Sejak akhir tahun 2002, Divisi Teknologi
Informasi bekerja sama dengan penyedia jasa pembuatan
sistem melakukan pemuktahiran sistem menggunakan
teknologi berbasiskan Web yang digunakan untuk menunjang
bisnis Perseroan mulai dari akuisisi account, kustodian hingga
ke collection. Dibuat berdasarkan cetak biru bisnis proses multi
finance yang lengkap, sehingga dapat memimalisasi aktivitas
manual, meningkatkan produktivitas, memastikan konsistensi
data secara aman dan akurat serta menghasilkan laporan-
laporan, termasuk di dalamnya proses persetujuan diproses
secara otomasi terintegrasi ke dalam system. Aplikasi yang
dinamakan e-loan ini telah diimplementasikan sejak akhir 2003
dan hingga kini tetap dikembangkan mengikuti proses bisnis
Perseroan yang dinamis.
Pada 2004, seluruh kantor cabang telah terhubung dengan
kantor pusat melalui media komunikasi yang disediakan oleh
pengelola jasa komunikasi dengan media yang bervariasi.
Hal ini membuat aplikasi yang dikembangkan dapat
diimplementasikan di seluruh kantor cabang guna menunjang
kegiatan operasional secara terpusat.
Perbaikan dan perkembangan secara terus menerus diperlukan
guna memperlancar dan mempermudah operasional Perseroan.
Salah satunya diwujudkan dengan pengembangan kerja sama
dengan salah satu bank terkemuka pada awal tahun 2005. Untuk
memberikan kemudahan kepada konsumen dalam melakukan
pembayaran. Perseroan mengembangkan metode pembayaran
dengan cara melakukan debet langsung ke rekening
konsumen. Divisi Teknologi Informasi mengimplementasikan
modul yang terintegrasi dengan bank untuk memberikan
perintah pendebetan langsung rekening konsumen yang
sudah diperjanjikan pada awal penandatangan kontrak.
Dengan adanya modul ini, diharapkan dapat mengurangi
aktifitas manual pembayaran di kasir dan penginputan data
serta mengurangi risiko adanya uang tunai di kantor cabang
Perseroan. Modul ini diimplementasikan secara terpusat.
Melanjutkan pengembangan dan perbaikan Teknologi
Informasi, pada 2006 Divisi Teknologi Informasi melakukan
pembuatan dan implementasi modul yang mengintegrasikan
aplikasi Perseroan dengan Cash Management System yang
disediakan oleh Bank Mandiri. Modul ini menghilangkan
aktivitas manual pembayaran kepada Dealer dan Showroom
yang bekerja sama dengan Perseroan. Dengan dikembangkan
Teknologi Informasi
PT Mandiri Tunas Finance 93Laporan Tahunan 2014
dan diimplementasikannya modul ini proses pembayaran
kepada rekan kerja Perseroan menjadi lebih cepat, terintegrasi
serta meminimalisasi kemungkinan terjadinya kesalahan
proses dan input data, sehingga komitmen Perseroan dalam
melakukan pembayaran dapat dijaga dengan baik.
Semakin berkembangnya bisnis membuat Perseroan
memiliki ketergantungan yang tinggi akan kelangsungan
dan ketersediaan Teknologi informasi. Untuk menjaga
kelangsungan operasional, Divisi Teknologi Informasi
melakukan desain dan implementasi Pusat Pemulihan Data atau
yang dikenal sebagai Data Recovery Center. Pusat Pemulihan
Data dibangun dan dikembangkan dengan kondisi serta area
yang dianalisis dan diputuskan berdasarkan beberapa variabel
yang umum digunakan. Pusat Pemulihan data dibangun dan
diimplementasikan pada 2007, terdiri dari serangkaian server
dan peralatan jaringan yang mampu di operasikan pada saat
terjadi kegagalan fungsi pada server dan peralatan jaringan
utama. Secara rutin dalam periode tertentu dilakukan uji coba
yang mensimulasikan kemungkinan terburuk yang terjadi.
Kebutuhan atas sumber dana yang beragam untuk membiayai
kredit konsumen, membuat Perseroan mulai melirik skema
pembiayaan bersama (joint finance). Pembiayaan bersama
antara Perseroan dan Bank, membutuhkan perubahan yang
cukup signifikan di dalam aplikasi yang dikelola Divisi Teknologi
Informasi. Mulai tahun 2008, Perseroan mulai menjajaki
pembiayaan bersama dengan beberapa Bank. Divisi Teknologi
Informasi turut aktif dengan memperlajari dan melakukan sistem
desain yang akan digunakan. Dari informasi yang dikumpulkan
mulai didapatkan benang merah bisnis proses pembiayaan
bersama. Berdasarkan informasi yang sudah dikumpulkan,
Divisi Teknologi Informasi bekerja sama dengan unit kerja
terkait secara intensif melakukan perubahan dan pengetesan
pada sistem yang dibuat. Modul baru ini diselesaikan pada
akhir 2008 yang kemudian diimplementasikan pada skema
pembiayaan bersama Perseroan dengan Bank Mandiri pada
awal 2009.
Pengambilalihan 51% saham Perseroan oleh Bank Mandiri pada
awal 2009, merubah struktur Divisi Informasi Teknologi yang
sebelumnya dikelola bersama dengan Divisi Teknologi Informasi
PT Tunas Ridean Tbk. Divisi Teknologi Informasi Mandiri Tunas
Finance di bentuk dengan struktur organisasi yang sederhana
dipimpin oleh satu orang Kepala Divisi dan dibagi menjadi 2
seksi yaitu Software dan Hardware. Tugas Divisi yang baru
berdiri ini dalam waktu yang singkat harus membuat Divisi
Teknologi Informasi berdiri sendiri dan independent sehingga
bisa mengelola segala hal yang berkaitan dengan Teknologi
Informasi Perseroan, tugas-tugas tersebut meliputi:
1. Pembangunan pusat data di kantor pusat yang baru
2. Pembuatan Pusat pemulihan data yang baru
3. Pembuatan jaringan komputer di kantor pusat yangbaru
4. Independensi fungsi Divisi Teknologi Informasi, dan
5. Implementasi modul pembiayaan bersama dengan Bank
Mandiri
Dengan dukungan penuh dari manajemen Perseroan, Divisi
Teknologi Informasi dapat menyelesaikan tugas-tugas tersebut
dengan hasil yang memuaskan, sehingga pada akhir tahun
2009, Divisi Teknologi Informasi sudah dapat beroperasi secara
independent terlepas dari induk Perseroan.
Tahun 2010 merupakan tahun dengan target yang tinggi dan
tuntutan kerja yang tinggi bagi Divisi Teknologi Informasi,
karena pada tahun ini Perseroan melakukan pengembangan
jaringan kantor cabang yang cukup signifikan guna menunjang
target menjualan yang meningkat lebih dari 100 %. Menjalani
tugas dengan target yang tinggi diawali dengan pengembangan
Divisi Teknologi Informasi yang awalnya terdiri dari 2 seksi,
menjadi 2 departemen dengan fungsi yang dibagi secara garis
besar berdasarkan pembagian besar hardware dan software
masing-masing departemen dipimpin oleh kepala departemen
yang bertanggung jawab langsung kepada kepala divisi. Pada
2010, Divisi Teknologi Informasi telah menyelesaikan beberapa
hal antara lain:
1. Standard Operating Procedure (SOP). Untuk mengatur
tugas dan tanggung jawab semua personel, Divisi
Teknologi Informasi mengembangkan dan membuat SOP
yang merupakan petunjuk dan standar yang digunakan
dalam operasional sehari-hari divisi Teknologi Informasi.
2. Budget Control System merupakan suatu aplikasi
pendukung yang terintegrasi dengan e-loan sebagai
aplikasi inti. Aplikasi ini membantu Perseroan dalam
Teknologi Informasi
PT Mandiri Tunas Finance94Laporan Tahunan 2014
melakukan kontrol terhadap penggunaan biaya-biaya
yang sudah direncakan. Semua pengeluaran Perseroan
diproses secara sistematis dari mulai permintaan awal,
persetujuan sampai dengan pembayaran.
3. Procurement System dikembangkan untuk membantu
Departemen General Affairs dalam melakukan kontrol dan
proses pembelian yang sudah direncanakan Perseroan.
Proses dimulai dari permintaan pembelian sampai dengan
persetujuan pembayaran, modul ini diintegrasikan dengan
modul Fixed Asset pada buku besar. Sehingga semua aset
Perseroan dapat dikelola dengan baik.
4. PSAK 50/55 Rev 2006 merupakan regulasi internal yang
mengharuskan Perseroan keuangan melakukan perubahan
dalam hal penyajian laporan keuangan, dibantu oleh
auditor eksternal dan akuntansi. Divisi Teknologi Informasi
mengembangkan modul yang dapat melakukan proses
data dari e-loan menghasilkan journal dan laporan yang
sudah disesuaikan. Perubahan yang dilakukan meliputi
Amortisasi Transaction Cost dan perubahan metode
perhitungan penyisihan dengan menghitung faktor risiko
berdasarkan kerugian yang sudah terjadi. Modul ini
berhasil diimplementasikan pada awal 2010, sehingga
laporan keuangan Perseroan pada Januari 2010 sudah
sesuai dengan regulasi yang ditetapkan.
5. Insurance Paperless dikembangkan berdasarkan kebutuhan
Perseroan, dengan tingkat transaksi yang semakin tinggi,
maka aktifitas manual menjadi tidak efisien lagi. Modul
ini dikembangkan dengan bekerja sama dengan Divisi
Operation dan Perseroan asuransi rekanan sehingga
proses asuransi dari mulai melakukan cover asuransi,
penerimaan polis, penagihan dapat dilakukan dengan
terpusat dan terintegrasi meminimalisasi kesalahan yang
mungkin terjadi.
6. Floor Financing, bekerja sama dengan Bank Mandiri dalam
pemberian modal kerja kepada rekanan Showroom.
Divisi Teknologi informasi mengembangkan aplikasi yang
melakukan pencatatan jaminan terhadap pinjaman modal
kerja yang diberikan Bank Mandiri kepada Showroom.
Perseroan melakukan kontrol dan verifikasi atas jaminan
yang diberikan berupa BPKB.
7. SMS Center dikembangkan menjadi SMS interaktif yang
dapat memberikan informasi singkat kepada manajemen
tentang kondisi operasional Perseroan. Dengan teknologi
sederhana dan biaya yang relatif terjangkau, SMS Center
telah mampu menyajikan kebutuhan manajemen akan
informasi akurat yang real time secara cepat, antara lain
kondisi penjualan dan kondisi kualitas AR. Di masa yang
akan datang SMS Center akan dikembangkan untuk
memaximalkan fungsi-fungsi yang dianggap perlu sebagai
media yang paling mudah dan cepat dalam penyampaian
informasi.
8. GL System menggunakan SUN GL, bekerja sama dengan
MII sebagai pemenenang tender pengadaan GL System,
implementasi dilakukan dengan cepat karena tidak banyak
perubahaan yang dilakukan mengingat sebelumnya
Perseroan sudah menggunakan SUN GL milik PT Tunas
Ridean Tbk. Selesai diimplementasikan pada laporan
keuangan November 2010.
9. Divisi Teknologi Informasi berhasil menjaga uptime semua
jaringan dan server sesuai dengan KPI yang ditetapkan
pada awal tahun 2010.
10. High Availability diperlukan agar kelangsung perangkat-
perangkat teknologi informasi berada pada taraf yang wajar
dan dapat terus mendukung bisnis Perseroan. Pada akhir
2010, Divisi Teknologi Informasi membangun perangkat-
perangkat yang handal dengan sistem clustering yang
mampu berjalan pada saat terjadi gangguan dan tidak
dapat berfungsi dengan baik.
11. Secara rutin melakukan evaluasi terhadap keamanan
infrastruktur teknologi. Evaluasi ini dilakukan untuk
mengurangi risiko kelemahan dan kerawanan terhadap
keamanan infrastruktur teknologi informasi.
Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi informasi yang
cepat dan akurat antar cabang, Perseroan saat ini telah
mengimplementasikan sistem Teknologi Informasi dengan
berbasis internet web yang andal untuk keperluan proses
kredit dan proses transaksi lainnya secara online dengan
konsep single platform. Dengan adanya sistem tersebut semua
transaksi termasuk untuk keperluan pengambilan keputusan
Teknologi Informasi
PT Mandiri Tunas Finance 95Laporan Tahunan 2014
oleh manajemen Perseroan dapat dilakukan dalam waktu yang
singkat, tepat dan aman. Selain itu, Perseroan telah mempunyai
Disaster Recovery Center yang berlokasi di Bandung, untuk
mengantisipasi adanya gangguan yang disebabkan oleh
bencana alam.
Tahun 2011 merupakan tahun dengan target yang lebih tinggi
bagi Divisi Teknologi Informasi, karena Perseroan melakukan
lanjutan pengembangan jaringan kantor cabang dan sekaligus
menambah kapasitas Disaster Recovery Center menjadi 100%.
Pada 2011, Divisi Teknologi Informasi telah
menyelesaikan beberapa pekerjaan, antara lain:
1. Pengkinian Standard Operating Procedure (SOP).
Beberapa hal teknis seperti Proses Backup dan
pengkinian bentuk Form agar lebih efektif.
membantu Perseroan dalam menjalankan operasional
2. Divisi Teknologi Informasi berhasil menambah kapasitas
Disaster Recovery Center menjadi 100% sesuai dengan
yang ditetapkan di awal tahun 2011.
3. Pembuatan Adequate Data Warehouse merupakan suatu
sistem yang mengarsipkan dan menganalisis data historis
seperti data penjualan, tunggakan, dan informasi lainnya dari
operasi harian. Sistem ini akan menghasilkan suatu bentuk
data yang ditujukan guna kepentingan report management.
4. Upgrade Backoffice System, Divisi Teknologi Informasi
berhasil mengupgrade Backoffice System menggunakan
teknologi terbaru dengan tujuan memperkecil
lubang keamanan yang muncul di sistem lama.
5. Data Recovery Test, Divisi Teknologi Informasi
secara rutin melakukan Data Recovery Test dari
lokasi DRC di Bandung dengan hasil yang baik.
6. Printed Matter Inventory, bekerja sama dengan Departemen
General Affair dalam melakukan inventaris barang cetakan.
7. Secara rutin melakukan evaluasi terhadap keamanan
infrastruktur teknologi. Evaluasi ini dilakukan untuk
mengurangi risiko kelemahan dan kerawanan
terhadap keamanan infrastruktur teknologi informasi.
Pada 2012, Divisi Teknologi Informasi melakukan pembenahan
di sisi manajemen. Pengembangan disisi management ini
dilakukan untuk mendukung optimalisasi kebijakan IT yang
sudah berlaku di perseroan.
Berikut ini adalah pekerjaan yang telah diselesaikan Divisi
Teknologi Informasi pada 2012:
1. Desktop Management, Divisi Teknologi Informasi
melakukan pemasangan perangkat yang mampu
mengontrol terhadap semua komputer yang tersambung
dalam jaringan. Perangkat ini membantu agar semua
komputer di Perseroan dalam keadaan prima secara
software sehingga meminimalisasi gangguan yang
mempengaruhi pekerjaan operasional.
2. Bandwidth Management, Divisi Teknologi Informasi
melakukan pembenahan dalam memaksimalkan
penggunaan bandwidth untuk seluruh Kantor Pusat dan
Kantor Cabang. Pemakaian bandwidth diprioritaskan
kepada hal-hal yang penting, sehingga tidak terjadi
gangguan yang mempengaruhi kinerja sistem secara
signifikan.
3. Email Management, Divisi Teknologi Informasi melakukan
pemasangan perangkat yang mampu melakukan filter atas
semua konten dan email yang tidak diinginkan. Tujuannya
adalah agar penggunaan email sebagai penunjang
komunikasi kerja menjadi maksimal.
4. HRIS, Divisi Teknologi Informasi bekerjasama dengan
Divisi HR mengimplementasikan sistem yang mampu
menjalankan beberapa aspek pekerjaan di Divisi HR.
Tujuannya adalah untuk membantu Divisi HR dalam
menerapkan Employee Self Service System.
Pada 2013, dengan target perusahaan yang naik dalam
angka yang besar dibandingkan dengan tahun 2012, Divisi
Teknologi Informasi mengembangkan dukungan bisnis dengan
mengadopsi teknologi nirkabel (wireless technology) dan
juga meng-upgrade kapasitas dari sistem Utama yaitu e-loan
dan juga meng-update teknologi yang digunakan agar bisa
mendukung bisnis dengan baik. Beberapa pekerjaan yang telah
dilakukan di tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Teknologi Informasi
PT Mandiri Tunas Finance96Laporan Tahunan 2014
1. Koneksi Nirkabel di Cabang (Wireless Branch Connectivity),
Divisi Teknologi Informasi telah melakukan penggantian
model jaringan komputer yang ada di cabang dari teknologi
kabel menjadi teknologi nirkabel. Selain menekan biaya
implementasi, teknologi nirkabel juga efektif dalam
mengurangi troubleshoot jaringan komputer di cabang. Hal
ini masih berlangsung hingga 2014 untuk cabang-cabang
yang akan dibuka.
2. Video Conference, Divisi Teknologi Informasi telah
berhasil mengembangkan dukungan bisnis dengan cara
membantu komunikasi antara Head Office–Cabang dengan
menggunakan aplikasi video conference di mana antara
Head Office dan cabang dapat berkumunikasi tatap muka.
Tujuannya untuk menambah kualitas komunikasi dan juga
membantu efisiensi dalam biaya perjalanan dinas.
3. Upgrade Infrastruktur, Divisi Teknologi Informasi melakukan
beberapa upgrade infrastruktur yaitu:
a. Aplikasi inti e-loan mobile, Divisi Teknologi Informasi
telah berhasil melakukan mengembangkan aplikasi inti
pada Mobile Phone. Dengan ini penggunaan aplikasi
inti semakin optomal untuk mendukung perkembangan
bisnis perusahaan yang semakin besar.
b. Upgrade infrastruktur jalur komunikasi cabang-
Head Office yang bertujuan mendukung reliabilitas
performansi aplikasi.
c. Upgrade perangkat server yang bertujuan menambah
performansi layanan dan juga mengganti server yang
sudah berumur 5 tahun.
Pada 2014, Divisi Teknologi Informasi berinisiatif
mengembangkan dukungan bisnis dengan teknologi berbasis
mobile dan juga teknologi berbasis web yang difokuskan untuk
sistem kolaborasi. Beberapa pekerjaan yang akan dilakukan
pada 2014 adalah:
1. Mobile Collection, Divisi Teknologi Informasi
mengembangkan aplikasi yang dipadukan dengan teknologi
mobile phone, geo tagging dan juga EDC (Electronic Data
Capture). Mobile Collection akan memadukan teknologi
smartphone dan EDC untuk menerima pembayaran baik
melalui cash maupun secara debit. Dengan penggunaan
teknologi mobile collection ini, Perseoan menargetkan
perbaikan kualitas di umur piutang 1 sampai 30 hari dan
juga membantu kenaikan produktivitas dari field collector.
Dengan teknologi ini, field collector bisa melakukan
penagihan langsung ke debitur dan melakukan proses
penagihan dan pencetakan kuitansi on the spot di tempat
debitur. Bagi manajemen, teknologi ini membantu
melihat secara real time posisi field collector untuk proses
monitoring.
2. Sistem Pengelolaan Dokumen (Document Management
System), Divisi Teknologi Informasi mengembangkan
teknologi berbasis web yang membantu dalam pengelolaan
dokumen untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi
pengelolaan dokumen, sehingga membantu perusahaan
memiliki pengelolaan dokumen yang terorganisasi dengan
baik.
3. Upgrade Reporting Services, Divisi Teknologi melakukan
upgrade pada Reporting Services yang bertujuan
meningkatkan performansi penyediakan data report
yang lebih baik dan lebih cepat untuk analisis data dan
pengambilan keputusan.
4. Upgrade Infrasuktur, Divisi Teknologi Informasi melakukan
beberapa upgrade pada infrastruktur yakni:
a. Upgrade perangkat Network, bertujuan untuk
meningkatkan performansi aplikasi inti.
b. Penambahan kapasitas perangkat Disaster Recovery
Center yakni melakukan penambahan beberapa server
aplikasi inti dan perangkat jaringan Inti. Tujuannya
agar DRC yang dimiliki cukup memadai dan siap untuk
Teknologi Informasi
PT Mandiri Tunas Finance 97Laporan Tahunan 2014
mengoperasikan sistem informasi perusahaan jika
bencana terjadi atau kerusakan pada Data Center.
c. Virtualisasi Server, cara untuk melakukan efektifitas
pekerjaan dan efisiensi budget, Divisi Teknologi
Informasi akan melakukan virtualisasi untuk beberapa
server pada Data center maupun DRC. Hal ini dilakukan
untuk mempercepat pengembangan sistem serta
efektivitas penggunaan sumber data dan efisiensi
penggunaan budget serta penggunaan listrik.
Pada 2015, Divisi Teknologi Informasi mengintensifikasi
pengembangan teknologi berbasis mobile karena melihat
perkembangan bisnis yang semakin cepat dan membutuhkan
dukungan baik secara on site maupun off site. Implementasi
mobile application yang dilakukan pada 2014 memiliki impact
yang cukup membantu di sisi bisnis di mana Perseroan bisa
mencapai profit yang direncanakan. Pengembangan dari
teknologi mobile collection yang dilakukan tahun 2014 adalah
mobile survey dan mobile marketing.
Pekerjaan yang dilakukan Divisi Teknologi Informasi di Tahun
2015 adalah sebagai berikut:
1. Marketing Mobile Application, Divisi Teknologi Informasi
mengembangkan aplikasi berbasis mobile yang akan
digunakan sales & marketing sebagai alat bantu dalam
melakukan entry data. Entry data bisa dilakukan ditempat
calon debitur maupun di tempat lainnya yang bertujuan
untuk mempercepat proses kredit. Tujuan dari teknologi ini
adalah memperbaiki SLA Kredit yang ada di MTF.
2. Survey Mobile Application, Divisi Teknologi Informasi
mengembangkan aplikasi mobile yang akan digunakan
oleh Divisi Credit untuk membantu dalam melakukan
proses survei. Teknologi ini membantu team sales &
surveyor untuk melakukan proses survei dan pengambilan
dokumen di tempat calon debitur dan langsung terkoneksi
dengan sistem Utama yang ada di kantor pusat. Sama
seperti Mobile marketing, tujuan dari teknologi ini adalah
mempercepat proses kredit di Perseroan. Teknologi ini juga
mengadopsi teknologi geotagging di mana posisi proses
survei akan ditangkap dan dicatat dalam sistem.
3. Dashboard Data Warehouse, Divisi Teknologi Informasi
mengembangkan aplikasi berbasis web yang membantu
menghubungkan semua data yang dimiliki Perseroan,
aplikasi ini bertujuan untuk dikelola menjadi data baru atau
report, mengurangi kesalahan dalam penyajian data dan
mempercepat pembuatan report yang digunakan dalam
pengambilan keputusan ataupun menyusun Business
Strategy.
4. Upgrade Infrastruktur, Divisi Teknologi Informasi melakukan
beberapa upgrade pada infrastruktur yakni:
a. Upgrade Link Internet, bertujuan meningkatkan kualitas
internet yang digunakan untuk VPN dan meng-update
informasi.
b. Penambahan Link SDL ke DRC, bertujuan untuk
jalur replikasi data antara Data Center dengan DRC
agar semua data yang ada pada Data Center dapat
direplikasi dengan baik dan realtime terpisah dengan
link backbone yang dipergunakan untuk operasional
sehingga operasional dan replikasi data tidak terganggu.
Teknologi Informasi
PT Mandiri Tunas Finance98Laporan Tahunan 2014
PT Mandiri Tunas Finance 99Laporan Tahunan 2014
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance100Laporan Tahunan 2014
Perseroan memfokuskan usaha
pada kegiatan pembiayaan mobil
baru yang dapat memberikan
tingkat pengembalian yang
tinggi dengan tingkat risiko yang
terkendali.
TInJAUAn EKonoMIPertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 cenderung
mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2013 dari
5,78% menjadi 5,02% serta terjadi peningkatan volatilitas di
pasar modal dan pasar uang. Perlambatan juga terjadi karena
tekanan dan kinerja harga komoditas dunia dan ekspor nasional
yang relatif stagnan. Namun demikian, inflasi tahun 2014 tetap
terkendali pada single digit 8,36% dan lebih baik dibandingkan
inflasi tahun 2013 walaupun di tengah kenaikan harga BBM
bersubsidi, penyesuaian tarif dasar listrik dan tarif angkutan
udara serta ketidakpastian politik di awal tahun. Tekanan inflasi
dan pelemahan nilai tukar Rupiah 2,1% ke posisi Rp12.440/
USD juga mendorong peningkatan BI Rate di tahun 2014 dari
level 7,50 menjadi ke level 7,75 yang pada akhirnya mendorong
kenaikan suku bunga kredit beberapa perusahaan pembiayaan.
Hingga akhir tahun 2014, perekonomian yang kurang kondusif
serta tekanan likuiditas mempengaruhi kinerja multifinance
dalam hal peningkatan pembiayaan baru serta profitabilitas.
Di tengah kondisi ekonomi yang belum kondusif tersebut,
manajemen Perseroan terus berupaya untuk mencapai
pertumbuhan kinerja sesuai dengan yang telah ditargetkan di
awal tahun.
TInJAUAn InDUSTRI PERUSAhAAn PEMbIAYAAnDampak kondisi perekonomian yang melambat tersebut juga
dapat dirasakan di sektor perusahaan pembiayaan. Hal ini dapat
dilihat pada data dari Bank Indonesia di mana aset Perusahaan
Pembiayaan di tahun 2014 tercatat Rp420 triliun atau hanya
tumbuh 5% dari posisi akhir tahun 2013 atau mengalami
perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun 2013
yang tumbuh 17%. Sedangkan pertumbuhan piutang industri
pembiayaan di tahun 2014 juga hanya meningkat 5% atau
tercatat Rp366 triliun jika dibandingkan dengan tahun 2013
yang tercatat tumbuh 15%. Pertumbuhan piutang pembiayaan
yang melambat tersebut antara lain dipengaruhi penurunan
piutang pembiayaan sewa guna usaha sebesar 5% seiring
lesunya industri pertambangan dan harga komoditas yang
terus bergejolak sepanjang tahun 2014.
2012 2013 2014
Rp Juta
Jumlah Pendapatan
0
500.000
1.500.000
100.000
1.000.000
2.000.000
841.069
1.166.196
1.513.555
Tabel Perkembangan Perusahaan Pembiayaan 2010 - 2014.
KETERANGAN (Rp miliar)
2010 Δ 2011 Δ 2012 Δ 2013 Δ 2014
Total Aset Pembiayaan 230,301 27% 291,383 17% 341,568 17% 400,441 5% 420,315
Total Piutang Pembiayaan 186,354 32% 245,299 23% 302,052 15% 348,027 5% 366,138Sumber: Bank Indonesia
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance 101Laporan Tahunan 2014
Di tengah perlambatan ekonomi tersebut, bisnis multifinance
masih mencatat pertumbuhan yang positif dibanding industri
lainnya. Industri multifinance telah terbukti mampu bertahan
dari gejolak krisis ekonomi sejak terjadi krisis moneter tahun
1997/1998. Untuk tetap mempertahankan pertumbuhan
multifinance yang positif ini, pihak regulator semakin
memperketat pengawasan terhadap industri multifinance
ini serta memperluas bidang usaha multifinance agar dapat
bersaing dan tumbuh dengan sehat.
Perkembangan Industri Mobil di Indonesia
Penjualan nasional mobil baru di Indonesia pada 2014 mencapai
1.208.019 unit atau mengalami penurunan 2% dibandingkan
penjualan mobil baru di tahun 2013 yang tercatat sebanyak
1.229.901 unit. Penurunan ini antara lain disebabkan kenaikan
BBM, kenaikan BI Rate dan melemahnya nilai tukar Rupiah
beberapa waktu yang lalu. Realisasi penjualan mobil di tahun
2014 sedikit di bawah target yang diprediksikan oleh GAIKINDO
yaitu 1,25 juta sampai dengan 1,3 juta unit.
Realisasi penjualan mobil yang melemah di tahun 2014 ini juga disebabkan oleh persaingan yang semakin ketat dan kemampuan
daya beli masyarakat yang cenderung menurun.
Tabel Data Penjualan Mobil per bulan tahun 2013 - 2014
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Total
2013 96.718 103.278 95.996 102.257 99.697 104.268 112.178 77.94 115.974 112.039 111.841 97.961 1.229.901
2014 103.609 111.824 113.067 106.124 96.872 110.614 91.334 96.652 102.572 105.222 91.327 78.802 1.208.019Sumber : Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO)
Selama 2014, berikut 20 merek mobil baru yang paling banyak terjual:
Grafik Penjualan Mobil Nasional 2010-2014 (dalam ribuan unit)
2010 20122011 2013 2014
0
800
1,200
600
1,000
1,400
764894
1,116
1,230 1,208
Sumber : Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO)
No. Merek Mobil Unit Terjual
1 Toyota Avanza 162.070
2 Toyota Agya 67.074
3 Honda Mobilio 65.839
4 Daihatsu Grand Max 57.151
5 Toyota Kijang Innova 56.157
No. Merek Mobil Unit Terjual
6 Suzuki Carry Pickup 49.662
7 Suzuki Ertiga 47.015
8 Daihatsu Xenia 46.710
9 Daihatsu Ayla 40.775
10 Toyota Rush 29.609
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance102Laporan Tahunan 2014
No. Merek Mobil Unit Terjual
11 Mitsubishi T-120 SS Pickup 29.378
12 Honda Bryo Satya 26.683
13 Mitsubishi L-300 Pikap 26.394
14 Honda Jazz 22.329
15 Suzuki APV Pikap 21.221
16 Daihatsu terios 18.774
17 Toyota Fortuner 18.480
18 Datsun Go+ Panca 17.787
19 Toyota Yaris 17.774
20 Suzuki Wagon R 17.068
Sumber : Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO)
Perkembangan Industri Sepeda Motor di Indonesia
Penjualan sepeda motor di pasar domestik sepanjang 2014
mengalami kenaikan sekitar 2% menjadi 7.908.941 unit
dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak 7.771.014 unit.
Pencapaian peningkatan penjualan sepeda motor ini melambat
dibandingkan tahun sebelumnya, namun jauh lebih baik
daripada penurunan yang terjadi pada penjualan sepeda motor
di tahun 2012 sebesar 11%. Peningkatan penjualan sepeda
motor ini dipengaruhi antara lain oleh meningkatnya mobilitas
masyarakat dan sarana transportasi umum yang belum
memadai.
Grafik Perkembangan Industri Sepeda Motor di Indonesia
(dalam ribuan unit)
2010 20122011 2013 2014
0
5,100
7,100
4,100
6,100
8,100
7,1427,771 7,909
7,3998,044
Sumber : Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI)
Sepanjang 2014, berikut 10 tipe sepeda motor yang paling
banyak digemari dan laris dalam penjualan:
No. Type Sepeda Motor Unit Terjual
1 Honda Beat 2.062.745
2 Honda Vario Series 1.454.914
3 Yamaha Mio Series 639.775
4 Yamaha V-Ixion 417.859
5 Honda Revo Series 324.343
6 Honda Scoopy 285.906
7 Yamaha Soul GT 229.722
8 Yamaha GT 125 227.037
9 Honda Supra X Injeksi 222.497
10 Yamaha Jupiter MX 210.088 Sumber: Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI)
Perkembangan bisnis Pembiayaan Perseroan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha dan kondisi
keuangan Perseroan, antara lain kondisi perekonomian,
kompetisi dalam industri pembiayaan dan otomotif, tingkat
suku bunga dan variasi produk baru dari bidang otomotif.
Perseroan berupaya untuk senantiasa dekat dengan konsumen
dan penjual (Dealer) dengan prinsip bahwa kepuasan konsumen
dan Dealer adalah misi utama Perseroan. Adapun cara yang
Perseroan lakukan adalah menambah jaringan operasional
agar lebih dekat dengan konsumen dan Dealer, peningkatan
pelayanan jasa pembiayaan misalnya kecepatan proses kredit,
dan melatih tenaga frontliner yang profesional. Kompetisi
yang ketat dalam industri pembiayaan dan otomotif membuat
kompetitor selalu mengeluarkan berbagai program untuk
menarik konsumen dan dealer. Sehingga Perseroan dituntut
untuk lebih profesional, kreatif dan efisien dalam mengelola
Perseroan agar tetap memiliki competitive advantage yang
lebih dari para kompetitor.
Berikut ini data pembiayaan baru Perseroan dalam 3 tahun
terakhir :
Tahun Unit Jumlah (Rp juta)
2012 79,222 8,350,928
2013 102,726 11,590,044
2014 121,938 14,775,322
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance 103Laporan Tahunan 2014
Volume penjualan sangat dipengaruhi oleh tingkat harga (suku
bunga) dan kecepatan serta kualitas pelayanan karena harga
sangat berpengaruh dalam industri pembiayaan otomotif.
Konsumen cenderung mencari alternatif pembiayaan
dengan suku bunga yang terjangkau sedangkan untuk dapat
memberikan pembiayaan suku bunga yang kompetitif maka
Perseroan harus mendapatkan dukungan dana pembiayaan
dari bank maupun kreditur dengan suku bunga pinjaman yang
lebih kompetitif juga. Untuk itu Perseroan senantiasa mencari
alternatif pendanaan yang terbaik salah satunya adalah
penerbitan surat utang agar tetap dapat berkompetisi di
industri pembiayaan. Selain itu, Perseroan juga dituntut untuk
menjaga profesionalisme dan efisiensi perusahaan dengan
meningkatkan profesionalisme dan produktivitas karyawan.
Semakin banyak variasi produk baru dari otomotif, maka minat
konsumen untuk memiliki produk tersebut juga makin besar
sehingga kebutuhan akan pembiayaan oleh konsumen juga
makin tinggi. Dengan demikian, tercipta pasar pembiayaan
yang makin besar untuk mendorong Perseroan menciptakan
berbagai paket program pembiayaan yang menarik bagi
konsumen. Perseroan berkeyakinan peluang usaha dimana
Perseroan beroperasi akan ikut membaik seiring dengan
adanya peningkatan daya beli masyarakat yang disebabkan
membaiknya perekonomian Indonesia.
Berikut ini data pembiayaan baru Perseroan selama 3 tahun
terakhir untuk jenis mobil baru, mobil bekas, sepeda motor dan
alat berat:
Tabel Data Pembiayaan Mobil baru
Tahun Unit Jumlah (Rp Juta)
2012 45,073 6,457,154
2013 71,498 10,069,172
2014 99,863 13,815,064
Tabel Data Pembiayaan Mobil bekas
Tahun Unit Jumlah (Rp Juta)
2012 17,599 1,656,494
2013 13,267 1,238,611
2014 6,246 635,173
Tabel Data Pembiayaan Sepeda Motor
Tahun Unit Jumlah (Rp Juta)
2012 16,550 237,280
2013 17,961 282,261
2014 15,786 261,873
Tabel Data Pembiayaan Alat berat
Tahun Unit Jumlah (Rp Juta)
2012 290 233,410
2013 150 182,120
2014 43 63,212
TInJAUAn oPERASI PER SEGMEn USAhAPerseroan didirikan dan mulai beroperasi pada 1989. Saat ini,
Perseroan fokus dalam bidang pembiayaan konsumen dan
sewa guna usaha. Dalam menjalankan usahanya Perseroan
memberikan kredit konsumen untuk pembelian berbagai merek
kendaraan bermotor serta alat berat. Perseroan memfokuskan
usaha pada kegiatan pembiayaan mobil baru yang dapat
memberikan tingkat pengembalian yang tinggi dengan tingkat
risiko yang terkendali yaitu terutama merek-merek Toyota,
Daihatsu, Honda, Nissan, Mitsubishi dan Suzuki yang sudah
menguasai lebih dari 80% pangsa pasar otomotif.
Jasa Pembiayaan Konsumen
Semakin banyak variasi produk baru dari otomotif, maka
minat konsumen untuk memiliki produk tersebut juga makin
besar sehingga kebutuhan jasa pembiayaan kendaraan
bermotor oleh konsumen juga semakin meningkat. Dengan
demikian, tercipta pasar pembiayaan yang makin besar serta
mendorong Perseroan untuk menciptakan berbagai paket
program pembiayaan yang menarik bagi konsumen. Kegiatan
pembiayaan diberikan dalam bentuk kredit.
Pemilikan kendaraan bermotor dengan ketentuan pembayaran
kembali secara angsuran tetap setiap bulannya. Perseroan
mengklasifikasikan fasilitas pembiayaannya ke dalam 3 jenis,
yaitu mobil baru, mobil bekas dan sepeda motor. Perseroan
juga menetapkan persyaratan kredit yang berbeda untuk ke 3
jenis usaha tersebut. Secara umum, jangka waktu pembiayaan
ditetapkan 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun dengan jangka waktu
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance104Laporan Tahunan 2014
pembiayaan terbanyak adalah selama 3 (tiga) tahun. Sebagai
agunan untuk kredit tersebut adalah berupa Bukti Pemilikan
Kendaraan Bermotor (BPKB) asli yang di simpan oleh Peseroan.
Dokumen tersebut akan diserahkan kepada konsumen apabila
seluruh kewajibannya kepada Perseroan telah dilunasi.
Kegiatan usaha Perseroan yang bergerak dalam bisnis jasa
pembiayaan kendaran bermotor semakin menunjukan kinerja
yang memuaskan. Dari segmen usaha Jasa Pembiayaan
Konsumen, Perseroan meraih pendapatan sebesar Rp1.063,44
miliar naik 23,53% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar
Rp859,88 miliar. Hal ini disebabkan oleh realisasi pembiayaan
konsumen dan aset kelolaan Perseroan mengalami peningkatan
di tahun 2014. Realisasi pembiayaan baru untuk tahun 2014
adalah sebesar Rp14,25 triliun atau meningkat sebesar Rp3,2
triliun atau 28,63% dari realisasi tahun sebelumnya sebesar
Rp11,1triliun. Adapun total aset kelolaan Perseroan tahun
2014 adalah sebesar Rp20 triliun mengalami kenaikan sebesar
Rp5,4 triliun atau 36% dari tahun 2013. Selain itu, kenaikan
pendapatan pembiayaan konsumen juga disebabkan oleh
peningkatan dari pembiayaan konsumen yang didanai melalui
skema pembiayaan bersama (Joint Financing) without recourse
yang mendominasi total pembiayaan baru selama tahun 2014
(61% dari total pembiayaan baru pembiayaan konsumen tahun
2014).
Sewa Guna Usaha
Perseroan menawarkan pembiayaan leasing bagi perusahaan
untuk memperoleh barang-barang modal untuk operasional
dengan mudah dan cepat. Kegiatan usaha Perseroan dalam
bidang sewa guna usaha (leasing) mencatatkan pendapatan
sebesar Rp87,37 miliar naik dibandingkan dengan tahun
2013 sebesar Rp59,90 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh
peningkatan realisasi pembiayaan baru sebesar Rp14 miliar
atau 2,82% selama tahun 2014 dari sebesar Rp514,81 miliar
pada tahun 2013 menjadi Rp529,32 miliar pada tahun 2014.
Perseroan yakin bahwa di masa mendatang, peluang usaha dari
jasa pembiayaan kendaraaan bermotor akan tetap meningkat.
Hal ini didukung oleh peningkatan daya beli masyarakat yang
disebabkan iklim ekonomi yang semakin baik di Indonesia.
Profitabilitas
Pada 2014, Perseroan mencatat profitabilitas yang secara
umum mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, seperti:
• ImbalHasilRata-rataAset sebesar4,74%meningkatdari
tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 4,45%.• Imbal Hasil Rata-rata Ekuitas sebesar 29,69%meningkat
dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 29,14%.
• Jumlah Pendapatan/Jumlah Aset sebesar 20,40% relatif
stabil dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang
tercatat sebesar 20,68%.
a) Rasio Imbal hasil Rata-rata Aset dan Rasio Imbal hasil
Rata-rata Ekuitas
Pada 31 Desember 2014 dan 2013, rasio imbal hasil rata-rata
aset Perseroan tercatat sebesar 4,74% dan 4,45%. Imbal hasil
rata-rata aset tahun 2014 naik jika dibandingkan dengan
tahun 2013 karena kenaikan realisasi pendapatan pembiayaan
konsumenyang berkontribusi pada kenaikan laba tahun
berjalan sebelum pajak sebagai pengembalian atas total aset
yang dikelola Perseroan.
Rasio imbal hasil modal sendiri dipergunakan untuk mengetahui
kemampuan Perseroan meraih laba dari modal yang ditanamkan
dan dicerminkan dari perbandingan antara Laba Tahun Berjalan
(Laba Bersih) dengan modal sendiri.
Pada 31 Desember 2014 dan 2013, rasio imbal hasil modal
sendiri adalah sebesar 29,69% dan 29,14%. Imbal hasil modal
sendiri tahun 2014 mengalami kenaikan dibandingkan dengan
tahun 2013 karena kenaikan realisasi pendapatan pembiayaan
konsumen mengalami peningkatan yang berkontribusi
terhadap kenaikan Laba Tahun Berjalan (Laba Bersih) Perseroan.
b) Jumlah Pendapatan/Jumlah Aset
Di tahun 2014, jumlah pendapatan/jumlah aset sedikit
mengalami penurunan dari tahun 2013 yang tercatat sebesar
20,68% menjadi 20,40% pada tahun 2014. Hal ini disebabkan
karena rasio pertumbuhan pendapatan Perusahaan lebih kecil
dibandingkan dengan rasio pertumbuhan asetnya. Perseroan
untuk berusaha meraih pasar yang lebih besar untuk mencapai
target menjadi 3 (tiga) besar perusahaan pembiayaan di
Indonesia.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance 105Laporan Tahunan 2014
AnALISIS DAn PEMbAhASAn KInERJA KEUAnGAnAnalisis kinerja keuangan berikut disusun berdasarkan Laporan
Keuangan Perseroan, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst
& Young Global Limited) untuk tahun buku yang berakhir pada
31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013.
1. Laporan Posisi Keuangan
Aset
Posisi per 31 Desember 2014, jumlah aset Perseroan mencapai
Rp7,4 triliun naik 31,57% dibandingkan dengan tahun 2013
sebesar Rp5,6 triliun. Peningkatan tersebut disebabkan oleh
kenaikan portofolio piutang pembiayaan konsumen seiring
dengan peningkatan volume pembiayaan konsumen.
Perseroan di dalam usahanya yang bergerak dalam pembiayaan
konsumen dan sewa guna usaha sesuai dengan PSAK No.1
(revisi 2009 tentang penyajian Laporan Keuangan yang
berlaku secara retrospektif efektif sejak 1 Januari 2011) tidak
menyajikan klasifikasi aset ke dalam kategori aset lancar dan
aset tidak lancar.
a. Kas dan Setara Kas
Di tahun 2014, saldo kas dan setara kas Perseroan tercatat
sebesar Rp273,45 miliar, mengalami peningkatan sebesar
Rp82,21 miliar atau sebesar 43% dibandingkan dengan saldo
kas dan setara kas Perseroan pada 2013 sebesar Rp191,24
miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh
peningkatan kas yang ditempatkan pada bank dari Rp128,29
miliar pada 2013 menjadi Rp209,48 miliar pada tahun 2014.
Peningkatan tersebut dikarenakan kebijakan yang akan
membayar kewajiban obligasi yang jatuh tempo pada Februari
dan Mei 2015.
Tabel Kas dan Setara Kas (dalam juta Rupiah)
Kas dan Setara Kas 2013 2014 Perubahan
Kas 12.929 13.951 7,91%
Kas pada Bank 128.290 209.477 63,28%
Deposito Berjangka 50.021 50.021 0,00%
Jumlah Kas dan Setara Kas 191.239 273.449 42,99%
b. Piutang Pembiayaan Konsumen
Piutang pembiayaan konsumen Perseroan di tahun 2014
tercatat sebesar Rp5,9 triliun mengalami peningkatan sebesar
Rp1,4 triliun atau sebesar 30,62% dibandingkan dengan
saldo piutang pembiayaan konsumen Perseroan di tahun
2013 sebesar Rp4,5 triliun. Peningkatan tersebut terutama
disebabkan oleh kenaikan realisasi pembiayaan baru. Realisasi
pembiayaan baru untuk tahun 2014 adalah sebesar Rp14,2
triliun atau meningkat sebesar Rp3,2 triliun atau 28,63% dari
realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp11,1 triliun.
Piutang pokok pembiayaan bersama (joint financing) meningkat
37,89% dari tahun sebelumnya seiring dengan peningkatan
lending baru joint financing sebesar Rp1,2 triliun atau
15,05% dari tahun 2013 sebesar Rp7,9 triliun menjadi sebesar
Rp9,1 triliun pada 2014. Diikuti piutang pokok pembiayaan
sendiri (non joint financing) meningkat 31,07% dari tahun
sebelumnya seiring dengan peningkatan lending baru non
joint financing sebesar Rp2 triliun atau 53,84% dari tahun
2013 sebesar Rp3,7 triliun menjadi sebesar Rp5,7 triliun pada
2014. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan new lending
Perseroan meningkat cukup baik yang mana didukung dengan
perkembangan industri otomotif yang sangat prospektif.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance106Laporan Tahunan 2014
Tabel Piutang Pembiayaan Konsumen (dalam juta Rupiah, kecuali*)
Piutang Pembiayaan Konsumen 2013 2014 Perubahan
Piutang Pembiayaan Bersama 11.858.993 16.638.656 40,30%
Piutang Pembiayaan Sendiri 5.991.417 8.067.848 34,66%
Total Piutang Pembiayaan Kelolaan 17.850.410 24.706.504 38,41%
Pokok Piutang Pembiayaan Bersama 10.363.212 14.289.451 37,89%
Total Pokok Piutang Pembiayaan Kelolaan 15.008.114 20.377.438 35,78%
Penyisihan Piutang Ragu-Ragu (133.356) (194.852) 46,11%
Piutang Pembiayaan Bersih 4.511.545 5.893.135 30,62%
Piutang Bermasalah * 1,08% 1,01% 6%
c. Investasi bersih Dalam Sewa Pembiayaan
Sejak 2011, Perseroan sudah memulai untuk melakukan
transaksi sewa pembiayaan atau financial lease. Transaksi
ini dikelola oleh Divisi COP and Fleet untuk pembiayaan
kendaraan komersial Perusahaan dan alat berat. Pada
2014, dengan dukungan dari Commercial dan Corporate
Banking Bank Mandiri, Divisi COP and Fleet meningkatkan
fokus pada pembiayaan kendaraan roda empat khususnya
kendaraan penumpang (passenger) karyawan Perusahaan,
dan kendaraan heavy truck untuk industri infrastruktur,
distribusi dan transportasi. Sehingga pada 2014 ini, Perseroan
mengalami peningkatan investasi neto dalam sewa pembiayaan
sebesar Rp207,29 miliar menjadi Rp920,62 miliar pada
2014 dibandingkan dengan saldo investasi neto dalam sewa
pembiayaan tahun lalu yang hanya sebesar Rp713,33 miliar.
Tabel Investasi bersih dalam Sewa Pembiayaan (dalam juta Rupiah)
Investasi bersih Dalam Sewa Pembiayaan 2013 2014 Perubahan
Piutang Sewa Pembiayaan Bruto 713.332 920.620 29,06%
Nilai Sisa yang Terjamin 173.118 236.200 36,44%
Pendapatan Sewa Pembiayaan yang ditangguhkan (93.641) (136.883) 46,18%
Simpanan Jaminan (173.118) (236.200) 36,44%
Penyisihan Piutang Ragu-Ragu (7.537) (17.213) 128,39%
Jumlah Investasi bersih dalam SewaPembiayaan - bersih
612.154 766.524 25,22%
d. Piutang lain-lain
Komposisi saldo piutang lain-lain Perseroan terdiri dari
pihak ketiga dan pihak yang berelasi. Piutang lain-lain pihak
ketiga sebagian besar merupakan tagihan kepada konsumen
sehubungan dengan penutupan asuransi pembiayaan
konsumen, sedangkan piutang lain-lain pihak yang berelasi
adalah transaksi dengan PT Tunas Ridean Tbk sehubungan
operasional Perseroan. Saldo piutang lain-lain dari pihak
ketiga Perseroan pada 2014 adalah sebesar Rp363,45 miliar,
meningkat sebesar Rp113,53 miliar dibandingkan dengan
saldo piutang Perseroan pada 2013 sebesar Rp249,92 miliar.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance 107Laporan Tahunan 2014
Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan
piutang kendaraan jaminan dan kenaikan pengakuan piutang
Joint Financing pada akhir Desember 2014. Saldo kendaraan
jaminan tahun 2014 tercatat Rp12,11 miliar meningkat sebesar
Rp9,09 miliar dibandingkan tahun 2013 atau meningkat
sebesar 301,63%.
e. Aset Tetap
Saldo aset tetap Perseroan pada 2014 tercatat sebesar Rp74,53
miliar, meningkat sebesar Rp30,53 miliar atau sebesar 69,37%
dibandingkan dengan saldo aset tetap Perseroan pada tahun
2013 sebesar Rp44,06 miliar. Peningkatan tersebut terutama
disebabkan oleh penambahan aset berupa tanah, gedung,
perlengkapan dan peralatan kantor serta renovasi bangunan
sewa sejalan dengan ekspansi usaha Perseroan. Penambahan
aset berupa tanah dan gedung yang berlokasi di jalan raya
tenggilis M-24/7 Tenggilis Mejoyo Surabaya senilai Rp11,2
miliar, tanah dan gedung yang berlokasi di Jl. Duren Tiga,
Pancoran, Jakarta Selatan senilai Rp9,6 miliar, tanah dan
gedung yang berlokasi di jalan Siliwangi, Bogor senilai Rp4,2
miliar, pembelian perabot dan peralatan kantor senilai Rp20,74
miliar, renovasi bangunan senilai Rp6,8 miliar dan bangunan
dalam pengerjaan yang senilai Rp16,24 miliar.
f. Aset Pajak Tangguhan
Di tahun 2014, saldo aset pajak tangguhan Perseroan tercatat
sebesar Rp10,90 miliar, meningkat sebesar Rp3,16 miliar
atau sebesar 41% dibandingkan dengan saldo aset pajak
tangguhan Perseroan pada 2013 sebesar Rp7,74 miliar.
Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan pajak
tangguhan atas penambahan koreksi fiskal atas perbedaan
temporer untuk imbalan kerja karyawan dan pencadangan
bonus karyawan.
g. Aset Lain-lain
Saldo aset lain-lain Perseroan di tahun 2014 adalah sebesar
Rp37,81 miliar, meningkat sebesar Rp14.95 miliar atau sebesar
65,38% dibandingkan dengan saldo aset lain-lain operasi
Perseroan pada 2013 sebesar Rp22,86 miliar.Peningkatan
tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan setoran dalam
perjalanan Perseroan (pembayaran angsuran pembiayaan
konsumen melalui kantor pos) sebesar Rp7,78 miliar seiring
bertambahnya aset kelolaan Perseroan dan kenaikan sewa
gedung dimuka sebesar Rp5,59 miliar seiring dengan ekspansi
Perseroan.
LIAbILITAS
Di tahun 2014, utang jangka pendek Perseroan tercatat sebesar
Rp3,3 triliun, meningkat sebesar 31,70% dibandingkan dengan
tahun 2013 sebesar Rp2,5 triliun, sedangkan utang jangka
panjang Perseroan tercatat sebesar Rp3,3 triliun meningkat
sebesar 31,61% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar
Rp2,5 triliun.
Total utang Perseroan di tahun 2013 adalah sebesar Rp6,5
triliun. Nilai ini mengalami kenaikan sebesar 31,66%
dibandingkan dengan tahun 2013 yang tercatat sebesar
Rp5 triliun. Peningkatan tersebut disebabkan oleh pencairan
fasilitas pinjaman bank baru untuk mendukung pertumbuhan
pembiayaan konsumen Perseroan.
Perseroan di dalam usahanya yang bergerak dalam pembiayaan
konsumen dan sewa guna usaha sesuai dengan PSAK No.
1 (revisi 2009 tentang penyajian Laporan Keuangan yang
berlaku secara retrospektif efektif sejak 1 Januari 2011) tidak
menyajikan klasifikasi utang kedalam kategori utang jangka
pendek dan utang jangka panjang.
a. Utang Usaha
Di tahun 2014, jumlah utang usaha Perseroan yang terdiri dari
utang kepada pihak ketiga, baik utang kendaraan maupun
utang asuransi tercatat sebesar Rp523,52 miliar, meningkat
100,74% atau sebesar Rp262,72 miliar dibandingkan dengan
jumlah liabilitas usaha kepada pihak ketiga pada tahun 2013
sebesar Rp260,80 miliar. Kenaikan tersebut disebabkan oleh
peningkatan utang kepada supplier kendaraan dan perusahaan
asuransi seiring pertumbuhan usaha sehubungan dengan
aktivitas pembiayaan konsumen.
b. Utang Lain-lain
Utang lain-lain Perseroan terdiri dari utang kepada pihak
ketiga dan utang kepada pihak berelasi. Pada 2014, jumlah
utang lain-lain kepada pihak ketiga Perseroan sebesar Rp84,61
miliar atau meningkat sebesar Rp57,07 miliar atau sebesar
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance108Laporan Tahunan 2014
207% dibandingkan dengan jumlah utang lain-lain kepada
pihak ketiga pada 2013 sebesar Rp27,53 miliar. Peningkatan
tersebut disebabkan oleh pengakuan kewajiban kepada pihak
ketiga terkait transaksi non operasional Perseroan. Pada 2014,
jumlah utang lain-lain kepada pihak berelasi Perseroan sebesar
Rp53,80 miliar, menurun sebesar Rp81,11 miliar atau sebesar
60,12% dibandingkan dengan jumlah utang lain-lain kepada
pihak berelasi sebesar Rp134,91 miliar pada 2013.
Penurunan tersebut disebabkan oleh menurunnya kewajiban
pembayaran unit kendaraan yang bersumber dari Joint
Financing (Bank Mandiri).
c. Utang Pajak Kini
Pada 2014, jumlah utang pajak Perseroan sebesar Rp11,04
miliar, menurun sebesar Rp4,80 miliar atau sebesar 30,29%
dibandingkan dengan jumlah utang pajak Perseroan pada 2013
sebesar Rp15,83 miliar. Penurunan ini disebabkan angsuran
yang dibayarkan Perseroan pph ps 25 pada tahun 2014 lebih
besar dibandingkan tahun sebelumnya.
d. beban yang Masih harus Dibayar
Pada 2014, jumlah beban yang masih harus dibayar Perseroan
sebesar Rp94,40 miliar, meningkat sebesar Rp28,68 miliar atau
sebesar 43,65% dibandingkan dengan jumlah beban yang
masih harus dibayar Perseroan pada 2013 sebesar Rp65,71
miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan kenaikan
pencadangan biaya promosi Perseroan di tahun 2014.
e. Pinjaman bank
Di tahun 2014, jumlah pinjaman bank Perseroan sebesar
Rp4,3 triliun, meningkat sebesar Rp1,05 triliun atau 32,40%
dibandingkan dengan jumlah pinjaman bank Perseroan tahun
2013 sebesar Rp3,2 triliun. Peningkatan tersebut disebabkan
oleh kenaikan realisasi pembiayaan baru yang didanai dari
pinjaman bank seiring pertumbuhan usaha Perseroan.
f. Surat berharga yang Diterbitkan
Pada 2014, jumlah surat berharga yang diterbitkan Perseroan
sebesar Rp1,45 triliun, menigkat sebesar Rp250,63 miliar atau
sebesar 20,94% dibandingkan dengan jumlah surat berharga
yang diterbitkan Perseroan pada 2013 sebesar Rp1,2 triliun.
Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh penerbitan
Obligasi Berkelanjutan I tahap II sebesar Rp600 miliar oleh
Perseroan.
g. Liabilitas Imbalan Kerja
Pada 2014, jumlah liabilitas imbalan kerja karyawan Perseroan
sebesar Rp13,31 miliar, meningkat sebesar Rp4,22 miliar atau
sebesar 46,39% dibandingkan dengan jumlah liabilitas imbalan
kerja karyawan pada 2013 sebesar Rp9,09 miliar. Peningkatan
tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan total benefit yang
diterima karyawan dan jumlah pegawai tetap Perseroan.
Tabel Liabilitas (dalam juta Rupiah)
Liabilitas 2013 2014 Perubahan
Utang Usaha 260.798 523.518 100,74%
Utang Lain-lain 162.437 138.404 -14,80%
Utang Pajak Kini 15.833 11.037 -30,29%
Beban yang Masih Harus Dibayar 65.711 94.395 43,65%
Pinjaman Bank 3.241.063 4.291.142 32,40%
Surat Berharga yang Diterbitkan 1.196.735 1.447.369 20,94%
Liabilitas Imbalan Kerja 9.091 13.308 46,39%
Jumlah Liabilitas 4.951.668 6.519.173 31,57%
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance 109Laporan Tahunan 2014
EKUITAS
Pada 2014, Perseroan mencatat ekuitas sebesar Rp900,63
miliar, meningkat 30,94% dari tahun 2013 sebesar Rp687,79
miliar atau mengalami kenaikan Rp212,83 miliar. Peningkatan
tersebut disebabkan oleh meningkatnya Laba Komprehensif
Tahun Berjalan (Laba Bersih) Perseroan.
Tabel Ekuitas (dalam juta Rupiah)
Ekuitas 2013 2014 Perubahan
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 250.000 250.000 0,00%
Saldo Laba
- Sudah Ditentukan Penggunaannya 50.000 50.000 0,00%
- Belum Ditentukan Penggunaannya 387.794 600.625 54,88%
Jumlah Ekuitas 687.794 900.625 30,94%
Tabel Posisi Keuangan tahun 2014 dan 2013 (dalam juta Rupiah)
Posisi Keuangan 2013 2014 Perubahan
Aset
Kas dan setara kas 191.239 273.449 42,99%
Piutang pembiayaan konsumen 4.511.545 5.893.135 30,62%
Investasi neto dalam Sewa Pembiayaan 612.154 766.524 25,22%
Piutang lain-lain 249.918 363.453 45,43%
Tagihan Kelebihan Pajak - - -
Aset Pajak Tangguhan 7.737 10.895 40,81%
Aset tetap – Bersih 44.006 74.531 69,37%
Aset lainnya 22.863 37.811 65,38%
Jumlah aset 5.639.462 7.419.798 31,57%
Liabilitas dan Ekuitas
Pinjaman bank 3.241.063 4.291.142 32,40%
Surat Berharga yang Diterbitkan 1.196.735 1.447.369 20,94%
Kewajiban lainnya 513.870 780.662 51,92%
Jumlah Liabilitas 4.951.668 6.519.173 31,66%
Jumlah Ekuitas 687.794 900.625 30,94%
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 5.639.462 7.419.798 31,57%
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance110Laporan Tahunan 2014
2. Laporan Laba Rugi
Pendapatan
a. Pendapatan Pembiayaan Konsumen
Pada 2014, pendapatan pembiayaan konsumen untuk tahun
2014 adalah sebesar Rp1,06 triliun, meningkat 23,67% atau
sebesar Rp203,55 miliar dibandingkan dengan pendapatan
pembiayaan konsumen di tahun 2013 yang mencapai Rp859,87
miliar.
Peningkatan ini disebabkan realisasi pembiayaan baru
mengalami peningkatan di tahun 2014. Realisasi pembiayaan
baru untuk tahun 2014 adalah sebesar Rp14,25 triliun,
meningkat sebesar Rp3,17 triliun atau 28,63% dari realisasi
tahun 2013 sebesar Rp11,1 triliun.
b. Pendapatan Sewa Pembiayaan
Pendapatan sewa pembiayaan pada 2014 adalah sebesar
Rp87,37 miliar, meningkat 45,87% atau sebesar Rp27,47
miliar dibandingkan dengan pendapatan sewa pembiayaan
pada tahun 2013 yang sebesar Rp59,90 miliar. Peningkatan
tersebut disebabkan oleh peningkatan realisasi pembiayaan
baru sebesar Rp529,32 miliar pada 2014 dibandingkan tahun
2013 sebesar Rp514,81miliar atau naik 2,82% sebesar Rp14,51
miliar.
c. Pendapatan bunga
Pendapatan bunga pada 2014 tercatat sebesar Rp19,80 miliar.
Pendapatan bunga pada 2014 naik 181,78% atau sebesar
Rp12,78 miliar dibandingkan dengan pendapatan pada 2013
yang mencapai Rp7,03 miliar.
Peningkatan tersebut disebabkan karena kebijakan Perseroan
yang menempatkan dana pada bank lebih besar dibandingkan
tahun 2013 guna membayar kewajiban obligasi yang jatuh
tempo pada Februari dan Mei 2015.
d. Pendapatan Lain-lain neto
Perseroan mencatat pendapatan lain-lain neto di tahun 2014
sebesar Rp342,95 miliar, meningkat sebesar 43,26% atau
sebesar Rp103,56 miliar jika dibandingkan dengan pendapatan
lain-lain pada 2013 sebesar Rp239,87 miliar. Kenaikan ini
disebabkan meningkatnya fee based income seiring dengan
peningkatan pembiayaan baru Perseroan.
Tabel Laba Rugi Komprehensif (dalam juta Rupiah)
Laporan Laba Rugi Komprehensif 2013 2014 Perubahan
Pendapatan
Pendapatan Pembiayaan Konsumen 859.887 1.063.442 23,67%
Pembiayaan Sendiri 541.983 546.796 0,89%
Pembiayaan Bersama 317.904 516.646 62,52%
Sewa Pembiayaan 59.987 87.369 45,87%
Bunga 7.027 19.798 181,78%
Lain-lain Bersih 239.386 342.946 43,26%
Jumlah Pendapatan 1.166.196 1.513.555 29,79%
beban
Beban Keuangan (443.492) (548.682) 23,72%
Gaji dan Tunjangan (179.317) (235.159) 31,14%
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance 111Laporan Tahunan 2014
Laporan Laba Rugi Komprehensif 2013 2014 Perubahan
Beban Umum dan Administrasi (149.541) (197.569) 32,12%
Biaya Penyisihan Piutang Ragu-agu (156.473) (219.900) 40,29%
Jumlah beban (929.093) (1.201.310) 29,30%
Laba Sebelum Pajak 237.103 312.245 31,69%
Beban Pajak Penghasilan (60.791) (78.257) 28,73%
Laba Setelah Pajak 176.312 233.988 32,71%
Laba per saham dasar (Rupiah penuh) 71 98 38,03%
beban
a. beban Keuangan
Di tahun 2014, beban keuangan Perseroan tercatat sebesar
Rp548,68 miliar, meningkat 23,72% atau sebesar Rp105,19
miliar dibandingkan dengan beban pada 2013 yang mencapai
Rp443,49 miliar. Peningkatan beban ini disebabkan oleh
adanya peningkatan jumlah pinjaman bank sebesar Rp1,05
triliun atau sebesar 32,40% dibandingkan dengan tahun 2013
dalam rangka mendukung pencapaian target pembiayaan
konsumen Perseroan yang dibiayai sendiri.
b.beban Gaji dan Tunjangan
Beban gaji dan tunjangan tahun 2014 sebesar Rp235,16 miliar
meningkat sebesar Rp55,84 miliar atau sebesar 31,14% dari
beban gaji dan tunjangan pada 2013 sebesar Rp179,32 miliar.
Kenaikan tersebut dikarenakan pertambahan jumlah karyawan
dari 2.793 karyawan pada tahun 2013 menjadi 3.329 karyawan
pada tahun 2014 serta adanya penyesuaian gaji dan tunjangan
serta imbalan pasca kerja disetiap tahunnya.
c. beban Umum dan Administrasi
Beban umum dan administrasi Perseroan di tahun 2014 sebesar
Rp197,57 miliar, meningkat 32,12% atau sebesar Rp48,03
miliar dari tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp149,54 miliar.
Peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh kenaikan biaya
operasional dan pemeliharaan infrastruktur kantor cabang
selama tahun 2014 untuk menunjang target pembiayaan
konsumen baru. Biaya operasional meliputi biaya sewa, gedung,
pemeliharaan, utilitas kantor, perjalanan dinas dan pengelolaan
aset (penagihan) kantor cabang untuk menunjang pencapaian
target pembiayaan baru.
Tabel beban Umum dan Administrasi (dalam juta Rupiah)
beban Umum dan Administrasi 2013 2014 Perubahan
Biaya Penagihan 59.179 84.424 42,66%
Sewa 17.505 23.427 33,83%
Jasa Komunikasi 10.254 11.804 15,12%
Penyusutan Aset Tetap 11.002 11.942 8,54%
Perjalanan Dinas 7.417 11.391 53,58%
Keamanan 6.081 7.743 27,33%
Jasa Pihak Ketiga 5.186 7.006 35,09%
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance112Laporan Tahunan 2014
beban Umum dan Administrasi 2013 2014 Perubahan
Alat Tulis dan Cetakan 4.337 5.137 18,44%
Perbaikan dan Pemeliharaan 5.268 7.825 48,55%
Listrik dan Air 3.763 4.849 28,86%
Jasa Profesional 1.805 3.642 101,75%
Jamuan Bisnis 2.906 4.338 49,28%
Rekruitmen dan Pelatihan 3.777 2.701 -28,48%
Iuran OJK - 1.496 100,00%
Lain-lain 11.061 9.844 -11,00%
Total beban Umum dan Administrasi 149.541 197.569 32,12%
beban Penyisihan Kerugian nilai
Perseroan memiliki beban penyisihan kerugian penurunan
nilai tahun 2014 tercatat sebesar Rp219,90 miliar, meningkat
40,29% atau sebesar Rp63,16 miliar dibandingkan dengan
tahun 2013 yang mencapai Rp156,74 miliar. Peningkatan
beban ini terutama disebabkan karena meningkatnya
penyisihan kerugian penurunan nilai (CKPN) dari pembiayaan
konsumen sebesar Rp58,96 miliar atau sebesar 39,27%, dari
Rp150,15 miliar di tahun 2013 menjadi Rp209,11miliar di
tahun 2014. Peningkatan penyisihan kerugian penurunan nilai
dari pembiayaan konsumen lebih disebabkan kenaikan saldo
piutang pembiayaan konsumen sebesar Rp1,44 triliun atau
sebesar 31,07% dari sebesar Rp4,6 triliun per Desember 2014
menjadi Rp6,08 triliun. Secara umum, pada 2014 terdapat
perbaikan kualitas piutang pembiayaan konsumen, namun
demikian Perseroan lebih menjaga rasio kecukupan (coverage)
CKPN Perseroan untuk pembiayaan konsumen dengan
menambah coverage CKPN dari 2,68% pada Desember 2013
menjadi 3,09% pada Desember 2014, di mana peningkatan
tersebut disebabkan Perseroan telah menerapkan metode
perhitungan penyisihan kerugian penurunan nilai yang lebih
konservatif.
Laba Komprehensif Tahun berjalan (Laba bersih)
Laba Komprehensif Tahun Berjalan (Laba Bersih) Perseroan
pada 2014 adalah sebesar Rp233,98 miliar, meningkat sebesar
32,71% jika dibandingkan dengan Laba Komprehensif Tahun
Berjalan (Laba Bersih) Perseroan pada 2013 yang tercatat
sebesar Rp176,31 miliar. Peningkatan Laba Komprehensif
Tahun Berjalan (Laba Bersih) disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain:
• PeningkatanpendapatandarikegiatanutamaPerseroan
yaitu pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan di
tahun 2014 yaitu masing-masing sebesar Rp203,55 miliar
dan Rp27,47 miliar seiring pertumbuhan usaha Perseroan.
• Peningkatanpendapatandarifee based Perseroan di tahun
2014 sebesar Rp103,56 miliar terutama dari pendapatan
asuransi, penalti dan pendapatan penagihan seiring dengan
pertumbuhan usaha dan diversifikasi produk yang dilakukan
Perseroan.Tabel Laporan Laba Rugi (dalam juta Rupiah)
Laporan Laba Rugi 2013 2014 Perubahan
Pendapatan 1.166.196 1.513.555 29,79%
Beban (929.093) (1.201.310) 29,30%
Laba Sebelum Pajak 237.103 312.245 31,69%
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance 113Laporan Tahunan 2014
Laporan Laba Rugi 2013 2014 Perubahan
Beban Pajak (60.791) (78.257) 28,73%
Laba Tahun Berjalan 176.312 233.988 32,71%
3. Laporan Arus Kas
Arus Kas
a. Kas bersih digunakan untuk Aktivitas operasi
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi di tahun
2014 sebesar Rp1,15 triliun, naik 24,35% dari tahun 2013
sebesar Rp926,13 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh adanya
kenaikan penerimaan pendapatan dari pembiayaan konsumen
sebesar Rp2,9 triliun yang dikompensasi dengan kenaikan
pembayaran kepada penyalur kendaraan sebesar Rp3,2 triliun.
Kenaikan kas yang digunakan tersebut dikontribusi juga oleh
peningkatan pembayaran kepada perusahaan asuransi sebesar
Rp468,88 miliar atau 112,5%.
b.Kas bersih digunakan untuk Aktivitas Investasi
Di tahun 2014, kas bersih yang digunakan untuk aktivitas
investasi sebesar Rp42,36 miliar naik 56,97% dibandingkan
dengan tahun 2013 sebesar Rp26,98 miliar. Kas bersih ini
digunakan untuk aktivitas investasi terutama untuk perolehan
aset tetap sehubungan dengan penambahan jaringan usaha
baru terutama pada prasarana, kendaraan, perabotan dan
peralatan kantor dan komputer.
c. Kas bersih diperoleh dari/digunakan untuk Aktivitas
Pendanaan
Di tahun 2014, kas bersih yang diperoleh dari aktivitas
pendanaan adalah sebesar Rp1,28 triliun, meningkat sebesar
30,41% dari tahun 2013 sebesar Rp978,59 miliar. Peningkatan
ini disebabkan oleh adanya kenaikan penerimaan utang obligasi
Rp600 miliar meningkat Rp100 miliar di mana tahun 2013
hanya Rp500 miliar dan peningkatan penerimaan pinjaman
bank untuk pendanaan Consumer Finance dan Financial Lease.
Peningkatan penerimaan utang obligasi tersebut dikompensasi
oleh pembayaran dividen kas sebesar Rp21,16 miliar pada
2014.
Tabel Arus Kas (dalam juta Rupiah)
Arus Kas 2013 2014 Perubahan
Arus Kas Bersih yang Dihasilkan Dari /(Digunakan)untuk Aktivitas Operasi
(926.133) (1.151.646) 24,35%
Arus Kas Bersih yang Dihasilkan Dari /(Digunakan)untuk Aktivitas Investasi
(26.984) (42.357) 56,97%
Arus Kas Bersih yang Dihasilkan Dari /(Digunakan)untuk Aktivitas Pendanaan
978.586 1.276.213 30,41%
Rasio Keuangan
a. Profitabilitas
Rasio imbal hasil rata-rata aset dipergunakan untuk mengetahui
kemampuan Perseroan meraih laba dari seluruh aset yang
diinvestasikan. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, rasio
imbal hasil rata-rata aset adalah sebesar 4,74% dan 4,45%.
Jumlah pendapatan/jumlah aset tahun 2014 relatif stabil dari
sebesar 20,68% pada 2013 menjadi 20,40% pada 2014.
b. Aset Produktif
Aset produktif Perseroan terdiri dari Piutang Pembiayaan
Konsumen Kelolaan, Piutang Bermasalah (Non Performing
Loan), Likuiditas dan Solvabilitas, serta informasi keuangan
lainnya. Secara rinci, perolehan aset produktif adalah sebagai
berikut:
• Komposisi piutang yang tergolong lancar terhadap total
piutang per 31 Desember 2014 adalah sebesar 94,25%,
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance114Laporan Tahunan 2014
relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya sebesar
93,91%. Perseroan senantiasa menjaga kualitas piutang dan
melakukan seleksi yang ketat terhadap pembiayaan yang
ada. Perseroan konsisten melakukan penanganan dalam
pembiayaan yang bermasalah dengan lebih menitikberatkan
prinsip kehati-hatian atau prudent dan menjaga ketaatan
konsumennya untuk melakukan pembayaran tepat waktu
dengan cara mengingatkan, menagih, dan mitigasi risiko.
Berikut ini adalah tabel perkembangan piutang pembiayaan
konsumen berdasarkan jumlah piutang Perseroan.
Tabel Perkembangan Umur Piutang Pembiayaan Konsumen berdasarkan Jumlah Angsuran Piutang Perseroan (dalam
juta Rupiah)
Umur Piutang 2013 % 2014 %
Lancar 16.763.300 93,91% 23.285.103 94,25%
Tunggakan 1-30 hari 649.287 3,64% 802.292 3,25%
Tunggakan 31-60 hari 176.341 0,99% 270.187 1,09%
Tunggakan 61-90 hari 68.060 0,38% 99.477 0,40%
Tunggakan >90 hari 193.422 1,08% 249.445 1,01%
Total Piutang 17.850.410 100,00% 24.706.504 100,00%
• Perbandingan antara jumlah kewajiban dengan modal
sendiri pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah
sebesar 6,37x, dan 6,45x. Perbandingan antara jumlah
kewajiban dengan jumlah aset pada tanggal 31 Desember
2014 dan 2013 adalah masing-masing sebesar 0,88x. Rasio
ini relatif stabil untuk tahun 2014 dan 2013.
Informasi Keuangan Lainnya:
a. Rasio efisiensi biaya
Di tahun 2014, Cost Effiency Ratio (CER) tercatat sebesar
44,82% atau mengalami penurunan dibandingkan dengan
tahun 2013 yang tercatat sebesar 45,48%. Hal ini disebabkan
pertumbuhan pendapatan melebihi pertumbuhan biaya
terutama terkait SDM, pengelolaan aset Perseroan dan biaya
infrastruktur (sewa, dan lain-lain) sehubungan dengan ekspansi
Perseroan di tahun 2014.
Tabel Rasio Efisiensi biaya
Rasio Efisiensi biaya 2013 2014 Perubahan
Rasio Efisiensi Biaya 45,48% 44,82% -0,66%
Rasio Biaya Overhead dibandingkan dengan pendapatan 28,17% 28,56% 0,39%
b. Komposisi beban Pembiayaan
Beban keuangan Perseroan pada 31 Desember 2014 adalah
sebesar Rp548,68 miliar, meningkat 23,72% atau meningkat
sebesar Rp105,19 miliar dibandingkan dengan beban keuangan
Perseroan pada tahun 2013 yang mencapai Rp443,49 miliar.
Hal ini menunjukkan dengan peningkatan pembiayaan sendiri,
Perseroan tetap melakukan efisiensi dalam pengelolaan beban
keuangan.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance 115Laporan Tahunan 2014
Tabel Komposisi beban Pembiayaan (dalam juta Rupiah)
Komposisi beban Pembiayaan 2013 2014 Perubahan
Surat Berharga 94.951 127.011 33,76%
Bank Loan 315.523 382.744 21,30%
Administrasi dan Provisi Bank 29.822 33.205 11,34%
Amortisasi Biaya Emisi Surat Berharga 2.559 3.241 26,65%
Lain-lain 637 2.481 289,48%
Jumlah beban Keuangan 443.492 548.682 41,73%
c. Laba per saham
Perseroan mencatat laba per saham dari Rp71 per lembar
saham pada 2013 menjadi Rp94 per lembar saham pada
2014. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya laba
komprehensif tahun berjalan (Laba Bersih) Perseroan sebesar
Rp233,98 miliar pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013
yang hanya sebesar Rp176,31 miliar, meningkat 32,71% atau
sebesar Rp57,68 miliar.
Tabel Rasio Keuangan 3 tahun terakhir
Rasio Keuangan 2014 2013 2012
PRoFITAbILITAS
Imbal Hasil Aset 3,58% 3,52% 2,95%
Imbal Hasil Aset* 4,78% 4,73% 3,94%
Imbal Hasil rata-rata Aset* 4,74% 4,45% 4,27%
Imbal Hasil Ekuitas 29,46% 28,98% 24,76%
Imbal Hasil rata-rata Ekuitas 29,69% 29,13% 25,05%
Jumlah Pendapatan/Jumlah Aset 20,40% 20,68 % 19,17%
ASET PRoDUKTIF
Piutang Pembiayaan Bersih Kelolaan** 21.161.175 15.627.805 11.443.236
Piutang Pembiayaan-Pembiayaan Bersama ** 14.289.451 10.363.212 7.194.643
Piutang Bermasalah Kelolaan 1,15% 1,16% 1,23%
LIKUIDITAS
Jumlah Liabilitas/Jumlah Aset (kali) 0,88 0,88 0,88
Jumlah Liabilitas/Jumlah Ekuitas (kali) 7,24 7,20 7,30
Utang yang Berbunga/Jumlah Ekuitas*** (kali) 1,15% 1,16% 1,23%
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance116Laporan Tahunan 2014
Rasio Keuangan 2014 2013 2012
PERTUMbUhAn
Pertumbuhan Pendapatan 29,79% 38,66% 24,06%
Pertumbuhan Laba Tahun Berjalan 32,71% 51,28% 77,20%
Pertumbuhan Aset 31,57% 28,52% 24,79%
Pertumbuhan Liabilitas 31,66% 28,31% 24,33%
Pertumbuhan Ekuitas 30,94% 30,03% 28,26%
RASIo LAInnYA
Laba Sebelum Pajak Penghasilan/Pendapatan 20,63% 20,33% 18,49%
Laba Komprehensif Tahun Berjalan/ Pendapatan 15,46% 15,11% 13,86%
Rasio Efisiensi Biaya 44,82% 45,48% 45,73%
Keterangan:* menggunakan perhitungan laba sebelum pajak** dalam Jutaan Rupiah*** Gearing Ratios
LIKUIDITAS DAn SoLVAbILITAS
Likuiditas Perseroan merupakan kemampuan Perseroan untuk
memenuhi liabilitas jangka pendek dengan menggunakan aset
lancar yang dimilikinya. Likuiditas diukur dengan menggunakan
rasio lancar (current ratio), yaitu perbandingan antara aset
lancar dengan liabilitas lancar. Aset lancar terdiri dari aset yang
akan jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Di tahun 2014, likuiditas
Perseroan tercatat sebesar 0,94 kali. Secara rinci, perhitungan
likuiditas tersebut adalah:
Aset Lancar Rp3,1 triliun
Liabilitas Lancar Rp3,3 triliunX 100% X 100% = 0,94 kali
Sedangkan di tahun 2013 likuiditas Perseroan tercatat sebesar
1 kali. Perseroan berhasil menjaga likuiditas Perseroan yang
tercermin dalam rasio lancar selama dua tahun terakhir. Hal
ini menunjukan Perseroan berhasil menerapkan konsep miss
match antara jangka waktu pembiayaan dengan jangka waktu
sumber pendanaan.
Solvabilitas Perseroan merupakan kemampuan Perseroan dalam
memenuhi liabilitas jangka pendek dan jangka panjangnya
yang tercermin dari perbandingan antara jumlah liabilitas yang
mengandung beban bunga dengan modal sendiri dan juga
perbandingan antara jumlah liabilitas yang mengandung beban
bunga dengan total aset. Perbandingan antara jumlah liabilitas
yang mengandung beban bunga dengan modal sendiri pada
31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebesar 6,37 kali dan 6,45
kali. Penurunan rasio tahun 2014 dibandingkan dengan tahun
2013 disebabkan kemampuan Perseroan mengelola aset yang
dimiliki dan memperoleh sumber pendanaan yang lebih efisien
untuk mendanai ekspansi dalam pembiayaan konsumen yang
dilakukan Perseroan tahun 2014.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance 117Laporan Tahunan 2014
Tabel Perkembangan Likuiditas dan Solvabilitas
Likuiditas dan Solvabilitas 2013 2014 Perubahan
Rasio lancar 1,00x 0,94x 6%
Rasio liabilitas terhadap ekuitas 6,45x 6,37x 1,24%
TInGKAT RASIo KoLEKTIbILITAS PIUTAnG PERUSAhAAnPerseroan berhasil meningkatkan piutang lancar dari 93,91%
di tahun 2013 menjadi 94,25% di tahun 2014.
Sedangkan kolektibilitas Perseroan tercatat sebesar 1,15%
ditahun 2014. Secara rinci, perhitungan kolektibilitas tersebut
adalah:
Tunggakan > 90 hari 243,11 miliar
Total Piutang Pokok Kelolaan Rp21,14 triliunX 100% X 100% = 1,15 kali
Perseroan konsisten melakukan penanganan dalam pembiayaan
yang bermasalah dengan lebih menitikberatkan prinsip kehati-
hatian atau (prudent) dan menjaga ketaatan konsumennya
untuk melakukan pembayaran tepat waktu dengan cara
mengingatkan, menagih, dan menarik kendaraan.
Perusahaan juga mempunyai divisi penyelamatan kredit yang
dinamakan Account Receivable Management Division yang
dipimpin oleh seorang Account Receivable Division Head yang
membawahi beberapa orang Account Receivable Department
Head dan setiap Account Receivable Head akan membawahi
beberapa Remedial Head dan Collection Head.
STRUKTUR MoDAL PERUSAhAAn DAn KEbIJAKAn MAnAJEMEn ATAS STRUKTUR MoDALStruktur Modal
Struktur modal merupakan kombinasi dari modal sendiri
(ekuitas) dan utang (liabilitas). Kombinasi Struktur modal
yang optimal akan memaksimalkan nilai perusahaan. Kondisi
struktur modal optimal dicapai dengan modal rata–rata
tertimbang Weighted Average Costof Capital - WACC yang
minimal. Dengan bertambahnya penggunaan utang, akan
meminimalkan WACC karena biaya utang (cost of debt) lebih
murah dari biaya modal sendiri (cost of equity).
Struktur modal Perseroan adalah sebagai berikut (dalam juta Rupiah):
Struktur Modal 2013 % 2014 %
Total Aset Lancar 2.472.703 43,85 3.076.530 41,46
Total Aset Tidak Lancar 3.166.759 56,15 4.343.268 58,54
Total Aset 5.639.462 100 7.419.798 100
Total Liabilitas Lancar 2.469.908 49,88 3.252.929 49,90
Total Liabilitas Tidak Lancar 2.481.760 50,12 3.266.244 50,10
Total Liabilitas 4.951.668 100 6.519.173 100
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance118Laporan Tahunan 2014
Struktur Modal 2013 % 2014 %
Total Liabilitas 4.951.668 87,80 6.519.173 87,86
Total Ekuitas 687.794 12,20 900.625 12,14
Total Liabilitas dan Ekuitas 5.639.462 100 7.419.798 100
Komposisi pendanaan antara pinjaman dan permodalan Perseroan:
2013 2014
Pinjaman Bank-57,5%Surat berharga yang diterbitkan-21,2%
Kewajiban lainnya-9,1%Ekuitas-12,2%
Pinjaman Bank-57,83%Surat berharga yang diterbitkan-19,51%
Kewajiban lainnya -10,52%Ekuitas-12,14%
Komposisi Pendanaan Perseroan di tahun 2014 sebesar 88%
dan 12% adalah berasal dari Ekuitas dan Modal Sendiri.
Komposisi ini relatif sama dengan tahun 2013, komposisi
pinjaman yang berasal dari bank relatif stabil dibandingkan
tahun sebelumnya. Sedangkan surat berharga yang
diterbitkan, menurun 1,71% dibanding tahun sebelumnya.
Hal ini dikarenakan persentase pertumbuhan surat berharga
yang diterbitkan lebih kecil dibandingkan dengan persentase
pertumbuhan modal namun demikian surat berharga yang
diterbitkan mengalami pertumbuhan sebesar 20,94% seiring
dengan meningkatnya pertumbuhan usaha Perseroan.
Kewajiban lainnya meningkat 1,41% di tahun 2014 dibanding
dengan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan terutama oleh
peningkatan utang kepada supplier kendaraan dan perusahaan
asuransi seiring pertumbuhan usaha sehubungan dengan
aktivitas pembiayaan konsumen.
Saldo ekuitas di tahun 2014 sebesar 900,63 miliar atau
naik sebesar 30,94% dibanding tahun 2013. Namun secara
komposisi terhadap total liabilitas dan ekuitas relatif stabil
sebesar 12%. Hal ini menunjukan dengan komposisi pinjaman
dan ekuitas yang relatif sama Perseroan dapat meningkatkan
imbal hasil sebesar 29,16% atau naik sebesar 0,55%
dibandingkan tahun lalu dan peningkatan laba komprehensif
tahun berjalan sebesar 32,71%.
Tujuan Perseroan dalam mengelola permodalannya adalah
menjaga kelangsungan usaha Perseroan untuk dapat
memberikan hasil kepada pemegang saham dan manfaat
kepada pemangku kepentingan lainnya, serta memelihara
optimalisasi struktur permodalan untuk mengurangi biaya
modal (cost of capital).
Dalam rangka memelihara atau menyesuaikan struktur
permodalan, Perseroan dapat menyesuaikan jumlah dividen
yang dibayarkan kepada pemegang saham, imbalan hasil
modal kepada pemegang saham atau menerbitkan saham baru
untuk mengurangi pinjaman.
Konsisten dengan pelaku industri lainnya, Perseroan memonitor
permodalan berdasarkan gearing ratio. Rasio ini dihitung dari
nilai bersih pinjaman (termasuk obligasi dan medium-term
notes) dibagi dengan jumlah modal. Jumlah modal diambil dari
ekuitas yang tercantum dalam laporan posisi keuangan.
KEbIJAKAn MAnAJEMEn ATAS STRUKTUR MoDALBerdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No. 84/PMK.012/2006 tanggal 26 September 2006 tentang
Entitas Pembiayaan, jumlah maksimum gearing ratio adalah
sebesar 10 kali dari total modal.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance 119Laporan Tahunan 2014
Tabel perhitungan gearing ratio Perseroan (dalam juta Rupiah, kecuali*).
Struktur Modal 2013 2014
Pinjaman
Pinjaman yang diterima-neto 3.241.063 4.291.142
Obligasi 996.735 1.247.369
Medium-Term Notes 200.000 200.000
Total Pinjaman 4.437.798 5.738.511
Jumlah Modal 687.794 900.625
Gearing Ratio (kali)* 6,45 6,37
Perseroan melakukan Penempatan deposito pada PT Bank Sinar
Harapan Bali sebesar Rp50 miliar adalah penempatan atas dana
hasil usaha yang berasal dari laba neto Perseroan seperti yang
dipersyaratkan oleh Undang-Undang No. 40 pasal 70 tentang
Perseroan Terbatas yaitu kewajiban Perseroan untuk melakukan
pencadangan atas jumlah tertentu dari laba neto setiap tahun.
Perseroan memiliki kebijakan Dividen yang tertuang pada Akta
Perjanjian Pemegang Saham No.5 tanggal 6 Februari 2009, Pasal
14 ayat 1 yang menyatakan bahwa pembagian dividen dapat
dilakukan jika terdapat saldo laba positif dan sepanjang kondisi
keuangan Perseroan telah memperhitungkan nilai pencadangan
sesuai kebijakan pemegang saham dan telah mencapai target
profit tahunan, dengan besarnya dividen berkisar antara 35%-
40% dari jumlah Laba Bersih TFS (Perseroan) kecuali ditentukan
lain dalam RUPS.
IKATAn MATERIAL UnTUK InVESTASI bARAnG MoDALDi tahun 2014, Perseroan memiliki ikatan material yang
digunakan untuk membeli aset-aset Perseroan berupa hak atas
tanah, bangunan dan prasarana, peralatan kantor, perabotan
dan kendaraan terutama yang berhubungan dengan keperluan
pembukaan cabang-cabang baru. Sumber pendanaan tersebut
diperoleh dari hasil usaha Perseroan yang seluruhnya dalam
mata uang Rupiah.
Pada 2014, pembelian aset tetap adalah sebesar Rp42,47
miliar, naik 55,12% atau sebesar Rp15,09 miliar dibandingkan
tahun 2013 yaitu sebesar Rp27,38 miliar.
Pada 2013, pembelian aset tetap adalah sebesar Rp27,38
miliar, naik 96,54% atau sebesar Rp13,45 miliar dibandingkan
tahun 2012 yaitu sebesar Rp13,93 miliar.
PERUbAhAn MATERIAL ATAS PEnDAPATAnTotal Pendapatan Perseroan di tahun 2014 mencapai Rp1,5
triliun meningkat Rp347 miliar atau 29,79% dari tahun 2013
sebesar Rp1,2 triliun.
Besaran peningkatan atas pendapatan tersebut merupakan
realisasi pembiayaan baru tahun 2014 yang mencapai Rp14,8
triliun meningkat Rp3,8 triliun atau 27,48% dari tahun 2013
sebesar Rp11,6 triliun.
DAMPAK PERUbAhAn hARGA TERhADAP PEnDAPATAn USAhA ATAU PEnDAPATAn bERSIhSelama 2014, Bank Indonesia telah melakukan beberapa kali
kenaikan suku bunga Bank Indonesia yang memicu terjadinya
kenaikan suku bunga pendanaan dari perbankan. Hal ini
mengakibatkan Perseroan menyesuaikan suku bunga jual
pembiayaan baru kepada konsumen namun diiringi dengan
peningkatan suku bunga pinjaman dana dari perbankan.
Dengan demikian, penyesuaian suku bunga ini berdampak
terhadap pendapatan bunga bersih Perseroan di mana
pendapatan bunga bersih Perseroan hanya mencapai 97% dari
bussiness plan 2014.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance120Laporan Tahunan 2014
InFoRMASI DAn FAKTA MATERIAL SETELAh TAnGGAL PELAPoRAnPada tanggal 2 Februari 2015, Perseroan melakukan pelunasan
Medium Term Notes (MTN) III Tahun 2012 dengan tingkat
bunga tetap 9,95% sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus
miliar rupiah). Selain informasi tersebut, tidak ada informasi dan
fakta material lainnya yang terjadi setelah tanggal pelaporan
yang berdampak pada kinerja keuangan Perseroan.
PRoSPEK USAhAMeskipun pertumbuhan bisnis multifinance di tahun 2015
diprediksi akan berkisar pada angka 5%-10% karena masih
dibayangi kenaikan harga BBM dan BI rate, namun Perseroan
telah menetapkan target yang cukup progresif di awal tahun
2015 yaitu pertumbuhan pembiayaan baru di atas 30% atau
mencapai sebesar Rp20 triliun. Keyakinan pertumbuhan di
atas rata-rata industri ini didukung oleh peningkatan daya
beli masyarakat seiring bertambahnya populasi keluarga kelas
menengah yang akan membutuhkan kendaraan bermotor
serta semakin banyaknya varian kendaraan bermotor dengan
model yang menarik dan harga yang cukup terjangkau. Selain
itu, sektor industri transportasi, distribusi dan infrastruktur
yang terus berkembang sejalan dengan program pemerintah
akan menjadi potensi pembiayaan bagi Perseroan dalam
mengembangkan kinerjanya.
Untuk mencapai target pembiayaan di tahun 2015, selain
menciptakan produk-produk pembiayaan yang makin
kompetitif, Perseroan juga akan semakin memperluas jaringan
kantor pemasaran terutama dengan dukungan jaringan
kantor cabang Bank Mandiri. Perseroan tetap akan fokus
pada pembiayaan mobil baru dengan melakukan diversifikasi
pada pembiayaan multiguna sebagaimana telah diatur oleh
Otoritas Jasa Keuangan. Program efisiensi biaya operasional
dan pengembangan teknologi informasi tetap akan dilanjutkan
di tahun 2015.
Perseroan juga akan lebih mengoptimalkan menggarap
customer based Bank Mandiri baik untuk segmen passenger
car maupun commercial car. Melalui program aliansi strategis
dengan Bank Mandiri, penetrasi market kepada anchor clients
Bank Mandiri dapat dilakukan lebih efektif. Dengan dukungan
dari group Bank Mandiri dan Tunas Ridean, Perseroan optimis
memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan kinerjanya di
tahun mendatang. Dengan demikian, prospek usaha Perseroan
dalam industri pembiayaan kendaraan bermotor masih sangat
menjanjikan.
Selain itu, Perseroan optimis ruang pertumbuhan bagi industri
kendaraan bermotor, khususnya mobil penumpang, pada
masa mendatang diperkirakan masih bertumbuh. Indonesia
diyakini masih menjadi pangsa pasar yang cukup menjanjikan.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo)
memprediksi tahun 2015 penjualan mobil akan stagnan sekitar
1,25 juta unit (detik.com).
Dengan dukungan sumber pendanaan yang berkelanjutan,
jaringan kantor cabang yang semakin luas, hubungan yang baik
dengan jaringan dealer nasional dan SDM yang berkualitas,
manajemen berkeyakinan mampu mencapai target di tahun
2015.
Untuk memanfaatkan peluang bisnis di tahun 2015, Perseroan
akan melakukan strategi bisnis guna meningkatkan kinerja
Perseroan untuk tumbuh secara berkelanjutan seperti yang
tercantum dalam pembahasan strategi bisnis dalam aspek
pemasaran.
PERbAnDInGAn TARGET DAn REALISASIDi tahun 2014, Perseroan menargetkan perolehan komponen
substansial dan penting sebagai tolok ukur dalam menilai
kinerja Perseroan. Adapun perbandingan antara target dan
realisasi adalah sebagai berikut:
• Pendapatan
Perseroan menargetkan pendapatan usaha di tahun 2014
adalah sebesar Rp1,50 triliun, sedangkan realisasi pendapatan
usaha yang berhasil dicapai Perseroan di tahun 2014 adalah
sebesar Rp1,513 triliun atau mencapai 101% dari target yang
ditetapkan. Hal ini dikarenakan kenaikan realisasi pendapatan
bunga dan fee based income Perseroan.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance 121Laporan Tahunan 2014
• Laba Komprehensif Tahun Berjalan
Di tahun 2014, Perseroan menargetkan Laba Komprehensif
Tahun Berjalan sebesar Rp223,16 miliar, sedangkan realisasi
Laba Komprehensif Tahun Berjalan yang berhasil dibukukan
oleh Perseroan di tahun 2014 adalah sebesar Rp233,99
miliar atau mencapai 105% dari target yang ditetapkan. Hal
ini dikarenakan peningkatan pendapatan, baik pendapatan
pembiayaan konsumen maupun pendapatan sewa pembiayaan
serta peningkatan dari fee based income Perseroan.
• Pembiayaan Baru
Perseroan telah menetapkan target pembiayaan baru di tahun
2014 mencapai Rp16 triliun, sedangkan realisasi pembiayaan
baru yang berhasil dicapai oleh Perseroan di tahun 2014 adalah
sebesar Rp14,77 triliun atau hanya mencapai 92% dari target
yang ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan semakin ketatnya
persaingan industri pembiayaan seiring dengan peningkatan
suku bunga pendanaan dari perbankan.
• Total Piutang Pembiayaan yang Dikelola
Perseroan telah menetapkan target total piutang pembiayaan
yang dikelola di tahun 2014 mencapai Rp20,07 triliun,
sedangkan realisasi total piutang pembiayaan yang dikelola
yang berhasil dicapai oleh Perseroan di tahun 2014 adalah
sebesar Rp21,16 triliun, atau mencapai 105% dari target yang
ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan lending
selama tahun 2014 yaitu sebesar 27% jika dibandingkan
dengan lending tahun sebelumnya.
• Total Aset
Perseroan telah menetapkan target total aset di tahun 2014
mencapai Rp7,43 triliun, sedangkan realisasi total aset yang
berhasil di capai oleh Perseroan di tahun 2014 adalah sebesar
Rp7,41 triliun atau berhasil mencapai 99,8% dari target yang
ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan adanya kenaikan piutang
pembiayaan Perseroan baik dari pembiayaan konsumen
maupun dari sewa pembiayaan.
Secara rinci, perbandingan antara target dengan realisasi dapat terlihat dari tabel berikut:
Tabel Target dan Realisasi Tahun 2014
Target dan Proyeksi Target/Proyeksi2014 Realisasi 2014 Persentase
Pencapaian (%)
Pendapatan (Rp triliun) 1,50 1,51 101
Laba Komprehensif TahunBerjalan (Rp miliar) 223 234 105
Pembiayaan Baru (Rp triliun) 16,00 14,78 92
Total Piutang Pembiayaan yang Dikelola (Rp triliun) 20,07 21,16 105
Total Aset (Rp triliun) 7,4 7,4 100
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance122Laporan Tahunan 2014
PRoYEKSI 2015Perseroan memiliki beberapa target/proyeksi yang akan dicapai
di tahun 2015, target/proyeksi tersebut meliputi:
Tabel Target dan Proyeksi Tahun 2015
Target dan Proyeksi Realisasi 2014 Target/Proyeksi2015
TargetPertumbuhan
(%)
Pembiayaan Baru (Rp triliun) 14,78 20,00 35
Pendapatan (Rp triliun) 1,51 2,61 73
Laba Komprehensif TahunBerjalan (Rp miliar) 234 295 26
REnCAnA JAnGKA PAnJAnGPerseroan memiliki rencana jangka panjang untuk menjadi
Perusahaan Pembiayaan yang paling progresif pertumbuhan
kinerjanya serta terpercaya di Indonesia sesuai dengan visi
Perseroan.
ASPEK PEMASARAn Strategi Pemasaran
Untuk mengoptimalkan penetrasi market, pada 2014 Perseroan
telah membuka 11 (sebelas) kantor cabang baru yang
berlokasi di Ujung Batu, Tanjungpinang, Bontang, Cibinong,
Rangkasbitung, Cikarang, Garut, Pekalongan, Subang, Gresik
dan Mojokerto. Dengan adanya kantor cabang baru tersebut,
Perseroan telah memperluas kerja sama dengan dealer-dealer
rekanan serta dapat lebih menjangkau calon konsumen di
daerah-daerah tersebut. Selain membuka jaringan kantor
cabang baru, Perseroan melakukan strategi marketing melalui
promosi di beberapa media dan juga melalui berbagai pameran
otomotif baik bekerja sama dengan dealer maupun dengan
Bank Mandiri.
Di tahun 2015, Perseroan menargetkan pembiayaan baru
sebesar Rp20 triliun atau meningkat 35% dibandingkan
pencapaian pembiayaan baru tahun 2014 sebesar Rp14,77
triliun. Untuk mencapai target tersebut, diantaranya Perseroan
akan membuka 32 kantor satelit di kantor-kantor Bank
Mandiri dan juga 6 Kantor Cabang yang berdiri sendiri. Selain
itu, Perseroan akan mengoptimalkan dukungan karyawan
Bank Mandiri di seluruh Indonesia untuk memasarkan dan
mereferensikan nasabah Bank Mandiri untuk melakukan
transaksi pembiayaan kendaraan bermotor melalui Perseroan
dengan paket pembiayaan yang lebih kompetitif di pasar.
Strategi lainnya yang telah dilakukan Perseroan pada 2014 dan
akan dioptimalkan di tahun 2015, meliputi pembuatan MTF
Member Card, peluncuran produk Asuransi GAP (Guaranteed
Auto Protection), Program Aliansi Perseroan dengan Bank
Mandiri, MTF Mobile Service, serta MAZDA Dealer Financing.
MTF MEMbER CARD
MTF Member Card menjadi salah satu nilai tambah yang
diberikan oleh Perseroan kepada setiap konsumen yang
mengambil pembiayaan melalui Perseroan. Selama tahun
2014, PT El John Metropolitan Wisata Travel Care menambah
merchant-merchant baru yang berhubungan dengan wisata
keluarga dan otomotif untuk dapat dinikmati oleh konsumen
Perseroan.
Dalam rangka meningkatkan loyalitas konsumen Perseroan,
dan mengedukasi penggunaaan kartu MTF member card,
maka di tahun 2014 dilaksanakan beberapa aktivitas bersama
konsumen. Aktivitas yang dilakukan, antara lain Nonton Bareng
di Blitz Megaplex Grand Indonesia di awal tahun 2014, Cuci
Mobil bersama, Rekreasi bersama di Lembah Hijau Lampung,
dana Nonton Bareng film Doraemon di akhir tahun 2014.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance 123Laporan Tahunan 2014
PRoGRAM ALIAnSI PERSERoAn DEnGAn bAnK
MAnDIRI
Aliansi Perseroan dengan Bank Mandiri berjalan semakin erat,
dengan berkembangnya bisnis model, referral/jasa keagenan
menjadi satu segmen produk khusus yang ditujukan untuk
nasabah Bank Mandiri. Melalui Mandiri Kredit Kepemilikan Mobil
(Mandiri KPM), Perseroan memberikan fasilitas pembiayaan
kendaraan untuk nasabah Bank Mandiri dengan produk yang
lebih menarik. Hal ini tentu saja didukung oleh peran serta
aktif dari Cabang Bank Mandiri yang memasarkan produk
pembiayaan kendaraan bermotor ini kepada nasabahnya,
sehingga menjadikan cabang Bank Mandiri sebagai one stop
shopping solution bagi nasabah.
Program ini sejalan juga dengan program penggarapan Anchor
Client Bank Mandiri, di mana terjadi aliansi Bank Mandiri dan
anak perusahaan termasuk Perseroan dalam menggarap
anchor-anchor client yang dimiliki oleh Bank Mandiri terutama
dalam pemenuhan kebutuhan kendaraan operasional
Perusahaan.
Perseroan juga beraliansi dengan Bank Mandiri dalam bentuk
pembukaan rekening Bank Mandiri untuk konsumen baru
yang mengambil pembiayaan di Perseroan. Hal ini bertujuan
untuk memberikan kemudahan konsumen dalam melakukan
pembayaran angsuran serta mengurangi resiko tidak bayar
karena dilakkan dalam bentu autodebet. Selain itu juga
mendukung Bank mandiri dalam meningkatkan pengguna
rekening Bank Mandiri.
ASURAnSI XTRA PRoTECTIon
Program Asuransi Xtra Protection adalah Program perlindungan
asuransi Jiwa kepada konsumen Perseroan dengan benefit,
apabila konsumen meninggal dunia/ketidakmampuan tetap
dalam periode pembiayaan baik karena kecelakaan, sakit atau
penyebab lain maka ahli waris konsumen akan mendapatkan
santunan tetap.
Program ini merupakan program yang memberikan nilai
tambah bagi konsumen Perseroan, di mana konsumen dan ahli
waris mendapatkan perlindungan lebih menyeluruh, karena
apabila konsumen mengalami ketidakmampuan tetap, maka
konsumen akan mendapatkan santunan sehingga meringankan
beban konsumen.
Adapun benefit yang dapat diterima adalah sebagai berikut:
Tipe Aset Kondisi nilai Santunan (Rp)
Mobil Meninggal Dunia/Cacat Total krn Sakit.
30.000.000
Meninggal Dunia/Cacat Total krn kecelakaan.
55.000.000
Motor Meninggal Dunia/Cacat Total krn Sakit.
8.000.000
Meninggal Dunia/Cacat Total krn kecelakaan.
10.000.000
ASURAnSI GAP (Guaranteed Auto Protection)
Program pemberian additional benefit berupa perlindungan
dalam bentuk garansi nilai aset kembali ke nilai faktur
pembelian kendaraan.
Produk ini memberikan jaminan terhadap selisih antara jumlah
penggantian yang diterima dari polis asuransi kendaraan
bermotor jika terjadi kerugian total, sebagaimana didefinisikan
dalam polis, termasuk kerusakan, kebakaran atau pencurian,
dengan harga faktur asli kendaraan pada tanggal dimulainya
asuransi ini sampai dengan Harga Pertanggungan di dalam
ikhtisar polis. Untuk saat ini produk asuransi ini hanya berlaku
untuk kendaraan mobil baru passenger.
Produk ini merupakan produk perluasan dari asuransi unit dan
baru pertama kali dipasarkan di Indonesia. Dalam Program ini
Perseroan bekerjasama dengan Mandiri Axa General Insurance.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance124Laporan Tahunan 2014
MTF MobILE SERVICE
Adalah bentuk pelayanan Perseroan kepada konsumen melalui
channel Short Messaging Service (SMS), dimana customer dapat
dengan mudah memperoleh informasi terkait pembiayaan
kendaraan hanya melalui SMS ke 99333. Adapun informasi
yang dapat diperoleh adalah
a. Nilai Angsuran dan tanggal jatuh tempo.
b. Nilai Total Sisa Angsuran.
c. Nilai Total Sisa Angsuran dan Denda
d. Status pembayaran terakhir.
e. Informasi cabang Perseroan terdekat.
MAZDA DEALER FInAnCInG
Perseroan menjadi perusahaan pembiayaan resmi untuk MAZDA
dan Bank Mandiri juga secara resmi memberikan pendanaan
untuk dealer-dealer MAZDA. Hal ini membuka peluang baru
bagi Perseroan untuk melakukan pembiayaan MAZDA secara
captive market dan meningkatkan pembiayaan baru.
PAnGSA PASARBerdasarkan data Registrasi Nomor Polisi nasional (Police
Registration) per 31 Desember 2014 sebanyak 1.130.135 unit,
dengan asumsi market share terhadap mobil baru dihitung
70% dari Police Registration, maka Perseroan memiliki market
share mobil di tahun 2014 di level 12,6% meningkat dibanding
market share tahun 2013 sebesar 9,2%. Di tahun 2015,
Perseroan menargetkan mencapai market share sebesar 15%.
Perseroan berpandangan bahwa meskipun di tahun 2015
pasar otomotif diprediksikan stagnan namun masih memiliki
potensi untuk tumbuh secara positif dan Perseroan dapat lebih
meningkatkan market share serta portofolio pembiayaan mobil
baru. Dalam rangka meraih pangsa pasar, Perseroan terus
menjalin kerja sama dengan hampir seluruh Agen.
KEbIJAKAn DIVIDEnBerdasarkan Akta Perjanjian Pemegang Saham no. 5 tanggal
6 Februari 2009, Pasal 14 ayat 1 yang menyatakan bahwa
pembagian dividen dapat dilakukan jika terdapat saldo laba
positif dan sepanjang kondisi keuangan Perseroan telah
memperhitungkan nilai pencadangan sesuai kebijakan
pemegang saham dan telah mencapai target profit tahunan,
dengan besarnya dividen berkisar antara 35%-40% dari jumlah
Laba Bersih Perseroan kecuali ditentukan lain dalam RUPS.
Perseroan merencanakan untuk membayarkan dividen
sekurang-kurangnya sekali dalam setahun yang dikaitkan
dengan kondisi keuangan Perseroan dalam tahun buku yang
bersangkutan. Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan,
jumlah dividen yang dibayarkan ditetapkan oleh hasil keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan.
Jumlah dividen yang dibayarkan selama 3 (tiga) tahun terakhir
adalah sebagai berikut :
Target dan ProyeksiTahun buku
2013 2012 2011
Laba Bersih (Rp) 176.311.769.806,96 116.548.047.121,56 65.773.000.000
Jumlah Dividen Tunai (Rp) 21.157.412.376,84 17.482.207.068,23 0
Persentase Jumlah Dividen Tunai terhadap Laba Bersih (%) 12% 15% 0%
Jumlah Saham (lembar) 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000
Dividen per saham (Rp) 8,46 6,99 0
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance 125Laporan Tahunan 2014
Target dan ProyeksiTahun buku
2013 2012 2011
Tanggal RUPS Tahunan 10 April 2014 16 Mei 2013 21 Juni 2012
Tanggal Pembayaran Dividen 21 Mei 2014 12 Juni 2013 -
Pada tahun buku 2011, Perseroan tidak membagikan dividen
dikarenakan pemegang saham menyetujui seluruh laba bersih
digunakan untuk memperkuat struktur permodalan Perseroan.
REALISASI PEnGGUnAAn DAnA hASIL PEnAWARAn UMUMPenawaran Umum berkelanjutan obligasi berkelanjutan
I Tahap II Tahun 2014
Sebagai kelanjutan dari Penawaran Umum Berkelanjutan
Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2013 sebesar
Rp500.000.000.000 (lima ratus miliar Rupiah) yang telah
dilakukan oleh Perseroan pada tahun 2013 yang lalu, maka
pada tahun 2014 Perseroan telah menerbitkan Penawaran
Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun
2014 sebesar Rp600.000.000.000 (enam ratus miliar Rupiah)
pada Mei 2014 (PUB I Tahap II).
PUB I Tahap II yang diterbitkan oleh Perseroan tersebut terdiri
dari :
1. Seri A sebesar Rp425.000.000.000 (empat ratus dua puluh
lima miliar Rupiah) berjangka waktu 3 (tiga) tahun dengan
tingkat bunga sebesar 10,70% (sepuluh koma tujuh puluh
persen).
2. Seri B sebesar Rp175.000.000.000 (seratus tujuh puluh lima
miliar Rupiah) berjangka waktu 4 (empat) tahun dengan
tingkat bunga sebesar 10,85% (sepuluh koma delapan
puluh lima persen).
Penerbitan PUB I Tahap II ini telah mendapat pemeringkatan
dari PT Pefindo dengan peringkat idAA (Double A).
Penggunaan Dana
Dari target dana yang dihimpun dari hasil PUB I Tahap II sebesar
Rp600.000.000.000 (enam ratus miliar Rupiah), setelah
dikurangi biaya-biaya emisi sebesar Rp1.386.000.000 (satu
miliar tiga ratus delapan puluh enam juta Rupiah), Perseroan
memperoleh dana bersih sebesar Rp598.614.000.000 (lima
ratus sembilan puluh delapan miliar enam ratus empat belas
juta Rupiah).
Seluruh dana bersih tersebut telah habis digunakan oleh
Perseroan sebagai modal kerja pembiayaan kendaraan
bermotor sesuai dengan tujuan penggunaan dana sebagaimana
tercantum dalam Informasi Tambahan, dengan perincian
sebagai berikut:
a. Pembiayaan kendaraan bermotor untuk tenor 3 tahun
sebesar Rp424.018.250.000 (empat ratus dua puluh empat
miliar delapan belas juta dua ratus lima puluh Rupiah)
b. Pembiayaan kendaraan bermotor untuk tenor 4 tahun
sebesar Rp174.595.750.000 (seratus tujuh puluh empat
miliar lima ratus Sembilan puluh lima juta tujuh ratus lima
puluh ribu Rupiah).
Perseroan telah melaporkan penggunaaan seluruh dana
hasil PUB I Tahap II kepada OJK melalui surat No: 070/MTF-
CSC/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014 perihal Laporan Realisasi
Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Berkelanjutan
Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap II Tahun
2014 per 30 Juni 2014.
Sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No.X.K.4 Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-27/PM/2003
tanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan
Dana Hasil Penawaran Umum, bahwa realisasi penggunaan
dana hasil penawaran umum wajib dipertanggungjawabkan
kepada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Perseroan
akan melaporkan pertanggungjawaban penggunaan dana PUB
I Tahap II dalam RUPS Tahunan Perseroan yang diadakan tahun
2015.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance126Laporan Tahunan 2014
PerubahanPenggunaan Dana
Perseroan tidak melakukan perubahan penggunaan dana hasil PUB I Tahap II. Seluruh penggunaan dana hasil PUB I Tahap II
telah digunakan sebagai modal kerja pembiayaan kendaraan bermotor sesuai dengan rencana penggunaan dana sebagaimana
tercantum dalam Informasi Tambahan dalam rangka penerbitan PUB I Tahap II ini.
InFoRMASI MATERIAL PERUSAhAAnInvestasi, Ekspansi, Divestasi, Penggabungan/Peleburan Usaha, Akuisisi, Restrukturisasi Utang/Modal
Perseroan tidak memiliki aksi korporasi berupa investasi, ekspansi, divestasi, penggabungan/peleburan usaha, akuisisi dan
restrukturisasi utang atau modal yang terjadi di tahun 2014.
TRAnSAKSI AFILIASI DAn TRAnSAKSI YAnG MEnGAnDUnG bEnTURAn KEPEnTInGAnDalam tahun 2014 Perseroan memiliki transaksi dengan pihak terafiliasi atau pihak berelasi sebagai berikut:
no Pihak Terafiliasi Sifat Terafiliasi Istimewa Kewajaran transaksi
1 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Pemegang Saham Mayoritas
Bank Mandiri menyediakan fasilitas pembiayaan bersama (Joint Financing),kredit modal kerjadan kerjasama dalammemasarkan produk-produk Bank Mandiri danPerseroan
2 PT Tunas Ridean Tbk Pemegang Saham Minoritas
PT Tunas Ridean Tbk mengadakan kerjasama pengadaan kendaraan melalui fasilitas pembiayaan konsumen bagi para karyawan dari Perseroan
3 PT Bumi Daya Plaza Dimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bumi Daya Plaza sebagai pemberi sewa kepada Perseroan
4 PT Bank Sinar Harapan Bali Dimiliki sebagian besar oleh pemegang saham mayoritas
PT Bank Sinar Harapan Bali menyediakan fasilitas penempatan deposito atas cadangan laba Perseroan
5 PT AXA Mandiri Dimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT AXA Mandiri menyediakan produk asuransi perlindungan nasabah Perseroan
6 PT Mandiri AXA General Insurance PT Mandiri AXA General Insurance
PT Mandiri AXA General Insurance menyediakan produk asuransi perlindungan unit yang dibiayakan olehPerseroan
7 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Badan Usaha Milik Negara
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menyediakan fasilitas rekening giro kepada Perseroan
8 PT Bank Negara Indonesia(Persero) Tbk Badan Usaha Milik Negara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
menyediakan fasilitas kredit kepada Perseroan
9 PT Bank Tabungan Negara(Persero) Tbk Badan Usaha Milik Negara
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menyediakan fasilitas rekening giro kepada Perseroan
10 PT Asuransi KesehatanIndonesia Badan Usaha Milik Negara PT Asuransi Kesehatan Indonesia menyediakan
produk asuransi kesehatan bagi Perseroan
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance 127Laporan Tahunan 2014
no Pihak Terafiliasi Sifat Terafiliasi Istimewa Kewajaran transaksi
11 PT Indra Karya Badan Usaha Milik Negara PT Indra Karya mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan
12 PT Kertas Letjes Badan Usaha Milik Negara PT Kertas Letjes mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan
13 PT Nindya Karya Badan Usaha Milik Negara PT Nindya Karya mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan
14 PT Tambang Batubara Bukit Asam Badan Usaha Milik Negara
PT Tambang Batubara Bukit Asam mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan
15 Perum PPD Badan Usaha Milik Negara Perum PPD mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan
16 Perum Perhutani Badan Usaha Milik Negara Perum Perhutani mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan
17 PT Jasindo Badan Usaha Milik NegaraPT Jasindo menyediakan produk asuransi perlindungan unit yang dibiayakan olehPerseroan
18 PT ReasuransiInternasional Indonesia Badan Usaha Milik Negara PT Reasuransi Internasional Indonesia
menyediakan produk asuransi bagi Perseroan
19 PT Perikanan Nusantara Badan Usaha Milik Negara PT Perikanan Nusantara mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan
20PT PerusahaanPerdagangan Indonesia (Persero)
Badan Usaha Milik NegaraPT Perusahaan Perdagangan Indonesia mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan
21 PT Pindad (Persero) Badan Usaha Milik Negara PT Pindad (Persero) mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan
22 PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk Badan Usaha Milik Negara
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. Menyediakan fasilitas kredit bagi Perseroan
23 PT Bank DKI Badan Usaha Milik Negara PT Bank Pembangunan DKI Jakarta menyediakan fasilitas kredit kepada Perseroan
24 PT Asuransi KesehatanIndonesia Badan Usaha Milik Negara
PT Asuransi Kesehatan Indonesia sebagai pemegang surat berharga yang diterbitkan oleh Perseroan
25 PT Adhi Karya Badan Usaha Milik Negara PT Adhi Karya mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan
26 PT Jamsostek Badan Usaha Milik Negara PT Jamsostek menyediakan fasilitas asuransi tenaga kerja kepada Perseroan
27 PT. Asuransi Jasa Raharja Putra Badan Usaha Milik NegaraPT Asuransi jasa Raharja Putra menyediakan layanan asuransi perlindungan yang dibiayakan oleh perseroan.
28 PT. Berdikari (Persero) Badan Usaha Milik Negara mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan
29 PT Wahana Optima Permai Dikendalikan oleh Dana Pensiun Bank Mandiri
PT Wahana Optima Permaimenyediakan jasa penyewaan gedung perkantoran kepada Perseroan
30 Personil manajemen kunciGrup
Personil manajemen kunci GrupBank Mandiri
Personil manajemen kunci Grup mendapatkan fasilitas pembiayaan
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance128Laporan Tahunan 2014
PERUbAhAn PERATURAn PERUnDAnG-UnDAnGAn YAnG bERPEnGARUh SIGnIFIKAn TERhADAP PERUSAhAAn DAn DAMPAK TERhADAP LAPoRAn KEUAnGAnSelama tahun 2014, tidak terdapat perubahan peraturan
perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap
proses bisnis dan kinerja Perseroan.
IKhTISAR KEbIJAKAn AKUnTASI YAnG SIGnIFIKAnLaporan keuangan pada tanggal dan tahun yang berakhir
31 Desember 2014 dan 2013 telah disusun dan disajikan
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dan
peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.7 tentang ”Penyajian dan
Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perseroan
Publik” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012.
Kebijakan akuntansi yang signifikan, yang diterapkan dalam
penyusunan laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
adalah sebagai berikut:
ASET DAn LIAbILITAS KEUAnGAn Aset Keuangan
Perseroan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam
kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang,
(iii) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (iv) aset
keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung
dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen
menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal
pengakuannya.
Selama tahun-tahun berjalan dan pada tanggal laporan posisi
keuangan, Perseroan hanya memiliki aset keuangan yang
diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang
sehingga kebijakan akuntansi berkaitan dengan klasifikasi aset
keuangan di luar pinjaman yang diberikan dan piutang tidak
diungkapkan.
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan
non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan
dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:
• yang dimaksudkan oleh Perseroan untuk dijual dalam
waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok
diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal
ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi;
•yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam
kelompok tersedia untuk dijual; atau
• dalam hal Perseroan mungkin tidak akan memperoleh
kembali investasi awal secara substansial, kecuali yang
disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang
diberikan dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan
piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi
dan pendapatan administrasi dan selanjutnya diukur pada
biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode
suku bunga efektif.
Pinjaman yang diberikan dan piutang meliputi piutang
pembiayaan konsumen, investasi neto dalam sewa pembiayaan,
uang muka dan piutang lain-lain.
Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman
yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba
rugi komprehensif dan dilaporkan sebagai ”Pendapatan
pembiayaan konsumen” dan ”Pendapatan sewa pembiayaan”.
Dalam hal terjadi penurunan nilai, cadangan kerugian
penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai
tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang
diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi
komprehensif sebagai “penyisihan kerugian penurunan nilai”.
Pengakuan
Perseroan menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian untuk
kontrak reguler ketika mencatat transaksi aset keuangan.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance 129Laporan Tahunan 2014
Penurunan nilai dari aset keuangan
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perseroan
mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset
keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan
nilai. Kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika,
terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut
sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah
pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan
peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi
arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset
keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Kesulitan keuangan yang dialami debitur, kemungkinan debitur
akan bangkrut, atau kegagalan atau penundaan pembayaran
angsuran dapat dipertimbangkan sebagai indikasi adanya
penurunan nilai atas aset keuangan tersebut.
Perseroan menentukan penurunan nilai secara individual atas
aset keuangan yang signifikan secara individual, dan untuk aset
keuangan yang tidak signifikan secara individual, penentuan
penurunan nilai dilakukan secara kolektif.
Jika Perseroan menentukan tidak terdapat bukti obyektif
mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai
secara individual, maka Perseroan memasukkan aset keuangan
tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki
karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan
nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset keuangan yang
penurunan nilainya dinilai secara individual tidak termasuk
dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang
penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi
berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-
aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa
dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam
Perseroan. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian
disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi
untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh
pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk
menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode
historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.
Ketika suatu piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapus
buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan
nilai. Piutang tersebut dapat dihapus buku setelah semua
prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian
telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan
pinjaman yang diberikan dan piutang diklasifikasikan ke dalam
“cadangan kerugian penurunan nilai”.
Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan
nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan
secara objektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan
nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat piutang debitur),
maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus
dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan kerugian
penurunan nilai. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada
laporan laba rugi komprehensif.
Penerimaan kemudian atas piutang yang telah dihapusbukukan,
dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan
kerugian penurunan nilai.
Liabilitas keuangan
Perseroan mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam
kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur
pada biaya perolehan diamortisasi.
Selama tahun-tahun berjalan dan pada tanggal laporan
posisi keuangan, Perseroan tidak memiliki liabilitas keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi sehingga
kebijakan akuntansi berkaitan dengan klasifikasi ini tidak
diungkapkan.
Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan
diamortisasi
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur
pada biaya perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar
ditambah biaya transaksi.
Setelah pengakuan awal, Perseroan mengukur seluruh liabilitas
keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance130Laporan Tahunan 2014
Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan
diamortisasi antara lain utang usaha, utang lain-lain, beban
bunga yang masih harus dibayar, pinjaman bank dan surat
berharga yang diterbitkan.
Penghentian pengakuan
Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak
kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan
tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah
ditransfer dan secara subtansial seluruh risiko dan manfaat
atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika secara
substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka
Perseroan melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan
berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah
penghentian pengakuan). Liabilitas keuangan dihentikan
pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan
atau kadaluwarsa.
Penghentian pengakuan piutang pembiayaan konsumen yang
mengalami penurunan nilai, akan dilakukan ketika piutang telah
dihapusbukukan. Piutang ragu-ragu akan dihapusbukukan
setelah menunggak lebih dari 180 hari atau pada saat piutang
tersebut diputuskan tidak dapat tertagih. Penghapusbukuan
piutang ragu-ragu ini bukan merupakan hapus tagih, sehingga
upaya penagihan tetap dilakukan. Piutang pembiayaan
konsumen dapat diselesaikan dengan menjual kendaraan yang
dibiayai Perseroan.
Perseroan menerima kendaraan dari konsumen dan membantu
untuk menjual kendaraan tersebut sehingga konsumen dapat
melunasi utang pembiayaan konsumennya.
Konsumen memberi kuasa kepada Perseroan untuk menjual
kendaraan ataupun melakukan tindakan lainnya dalam upaya
penyelesaian piutang pembiayaan konsumen bila terjadi
wanprestasi terhadap perjanjian pembiayaan. Konsumen
berhak atas selisih lebih antara nilai penjualan dengan saldo
piutang pembiayaan konsumen. Jika terjadi selisih kurang,
kerugian yang terjadi dibebankan pada laporan laba rugi
komprehensif tahun berjalan.
Jaminan kendaraan milik konsumen untuk pelunasan piutang
pembiayaan konsumen, dinyatakan sebesar nilai terendah
antara nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen terkait
atau realisasi neto dari jaminan kendaraan milik konsumen
tersebut. Selisih antara nilai tercatat dan nilai realisasi neto
piutang dicatat sebagai cadangan kerugian penurunan nilai
dan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun
berjalan.
Saling hapus
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai
netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan
hanya jika, Perseroan memiliki hak yang berkekuatan hukum
untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui
tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau
untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara
simultan.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah neto hanya jika
diperkenankan oleh standard akuntansi.
Klasifikasi instrumen keuangan
Perseroan mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam
klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan
mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan
tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance 131Laporan Tahunan 2014
Kategori yang didefinisikan oleh PSAK no. 55 (Revisi 2011)
Golongan(ditentukan oleh Perseroan) Sub golongan
Aset keuanganPinjaman yang diberikan dan piutang
Kas dan setara kas- Kas- Kas pada bank- Deposito berjangka
Piutang pembiayaan konsumen Investasi neto dalam sewa pembiayaan
Piutang lain-lain
Aset lain-lain- Piutang karyawan- Piutang bunga- Setoran dalam perjalanan- Uang muka
Liabilitas keuanganLiabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
Utang usaha- Utang kendaraan- Utang asuransi
Utang lain-lain- Kantor pendaftaran fidusia- Premi asuransi- Pembiayaan bersama- Lain-lain
Utang lain-lain- Kantor pendaftaran fidusia- Premi asuransi- Pembiayaan bersama- Lain-lain
Pinjaman bank
Surat berharga yang diterbitkan
PEnJAbARAn MATA UAnG ASInGTransaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang
Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal
transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan
liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan
kurs yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan.
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi
dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas
moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi
komprehensif.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, kurs nilai tukar
yang digunakan kurs tengah Bank Indonesia sebesar Rp12.440
(nilai penuh) (2013: Rp12.189 (nilai penuh)) untuk 1 Dolar
Amerika Serikat (“Dolar AS”).
Analisis dan Pembahasan Manajemen
KAS DAn SETARA KASKas dan setara kas mencakup kas, kas di bank dan deposito
berjangka dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau
kurang, yang tidak dibatasi penggunaannya, tidak digunakan
sebagai jaminan atas pinjaman dan dapat segera dijadikan kas
tanpa terjadi perubahan nilai yang sangat signifikan.
PIUTAnG PEMbIAYAAn KonSUMEnPiutang pembiayaan konsumen diakui pada awalnya dengan
nilai wajar ditambah biaya-biaya transaksi dan dikurangi yield
enhancing income yang dapat diatribusikan secara langsung
dan selanjutnya diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
menggunakan metode tingkat bunga efektif. Piutang
pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagai pinjaman yang
diberikan dan piutang.
PT Mandiri Tunas Finance132Laporan Tahunan 2014
Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen
berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan
konsumen dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif tahun berjalan pada tanggal terjadinya
transaksi.
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui
merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran
angsuran yang akan diterima dari konsumen dengan jumlah
pokok pembiayaan yang akan diakui sebagai penghasilan
sesuai dengan jangka waktu kontrak dengan menggunakan
metode tingkat suku bunga efektif.
Restrukturisasi kredit dapat dilakukan dengan cara pengalihan
kredit, melanjutkan kredit, mengangsur kembali, merubah jatuh
tempo, merubah tenor dan/atau menambah down payment.
Pembiayaan bersama
Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang
setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bersama dimana
risiko kredit ditanggung oleh pemberi pembiayaan bersama
sesuai dengan porsinya (without recourse), pendapatan
pembiayaan yang belum diakui dan cadangan kerugian
penurunan nilai.
Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-
pihak lain dimana masing-masing pihak menanggung risiko
kredit sesuai dengan porsinya (without recourse) disajikan di
laporan posisi keuangan secara bersih. Pendapatan pembiayaan
konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan
bersama without recourse disajikan secara bersih di laporan
laba rugi komprehensif
Dalam pembiayaan bersama without recourse, Perseroan
berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada
pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian
dengan pemberi pembiayaan bersama. Selisihnya merupakan
pendapatan bagi Perseroan dan disajikan sebagai “Pendapatan
Pembiayaan Konsumen”.
InVESTASI nETo DALAM SEWA PEMbIAYAAnInvestasi neto dalam sewa pembiayaan merupakan jumlah
piutang sewa pembiayaan ditambah nilai sisa yang akan
diterima pada akhir masa sewa pembiayaan dikurangi dengan
pendapatan sewa pembiayaan tangguhan, simpanan jaminan
dan cadangan kerugian penurunan nilai. Selisih antara nilai
piutang usaha bruto dan nilai tunai piutang diakui sebagai
pendapatan sewa pembiayaan tangguhan. Pendapatan sewa
pembiayaan tangguhan dialokasikan sebagai pendapatan di
laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan berdasarkan
suatu tingkat pengembalian konstan atas investasi bersih
dengan menggunakan suku bunga efektif.
Penyewa pembiayaan memiliki hak opsi untuk membeli
aset yang disewa-pembiayaan-kan pada akhir masa sewa
pembiayaan dengan harga yang telah disetujui bersama pada
saat dimulainya perjanjian sewa pembiayaan.
Penyelesaian kontrak sebelum masa sewa pembiayaan berakhir
diperlakukan sebagai pembatalan kontrak sewa dan laba atau
rugi yang timbul diakui dalam laporan laba rugi komprehensif
tahun berjalan.
Investasi neto dalam sewa pembiayaan diklasifikasikan sebagai
pinjaman yang diberikan dan piutang.
CADAnGAn KERUGIAn PEnURUnAn nILAIPerseroan melakukan perhitungan cadangan kerugian
penurunan nilai dengan menggunakan metode “incurred
losses”.
bEbAn DIbAYAR DIMUKABeban dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat
masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis
lurus.
ASET TETAP DAn PEnYUSUTAnISAK No. 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak
atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha (“HGU”), Hak Guna
Bangunan (“HGB”) dan Hak Pakai (“HP”) ketika tanah diperoleh
pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah
pada akun “Aset Tetap” dan tidak diamortisasi. Sementara
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance 133Laporan Tahunan 2014
biaya pengurusan atas perpanjangan atau pembaruan legal
hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB dan HP diakui sebagai
bagian dari akun “Beban Ditangguhkan, Neto” pada laporan
posisi keuangan dan diamortisasi sepanjang mana yang lebih
pendek antara umur hukum hak dan umur ekonomik tanah.
Aset tetap diakui sebesar harga perolehan setelah dikurangi
dengan akumulasi penyusutan. Harga perolehan mencakup
semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan
perolehan aset tetap.
Tanah tidak disusutkan
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan
dan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang
bersangkutan pada saat selesai dan siap di gunakan.
Penyusutan aset tetap selain tanah dihitung dengan
menggunakan metode garis lurus sepanjang estimasi masa
manfaatnya sebagai berikut:
GolonganMasa manfaat
(tahun)
Bangunan 20
Perabotan dan peralatan kantor 5
Kendaraan 5
Renovasi bangunan sewa 3-5
Aset tetap kecuali tanah dan bangunan dalam pengerjaan
disusutkan sampai dengan nilai sisanya.
Biaya-biaya setelah pengakuan awal aset diakui sebagai
bagian dari nilai tercatat aset atau sebagai aset yang terpisah,
sebagaimana seharusnya, hanya apabila kemungkinan besar
Perseroan akan mendapatkan manfaat ekonomis di masa depan
berkenaan dengan aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat
diukur dengan handal. Nilai yang terkait dengan penggantian
komponen tidak diakui. Biaya perbaikan dan pemeliharaan
dibebankan ke dalam laporan laba rugi komprehensif selama
periode dimana biaya-biaya tersebut terjadi.
Nilai residu dan umur manfaat aset ditelaah dan disesuaikan,
setiap tanggal laporan posisi keuangan jika diperlukan.
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai
tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan
keuangan dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan
dari penjualan aset tetap diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif.
Apabila nilai tercatat aset tetap lebih besar dari nilai yang
dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset diturunkan menjadi
sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.
Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan
apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang
telah diakui dalam periode sebelumnya mungkin tidak
ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud
ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset
tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam
periode sebelumnya dibalik hanya jika terdapat perubahan
asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah
terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir
diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah
terpulihkannya.
Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba
rugi komprehensif. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan
aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk
mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi
nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur
masa manfaatnya.
PERPAJAKAnBeban pajak terdiri dari pajak kini dan tangguhan. Pajak diakui
dalam laporan laba rugi komprehensif.
Manajemen melakukan evaluasi secara periodik atas posisi yang
diambil dalam surat pemberitahuan pajak apabila terdapat
situasi di mana peraturan perpajakan yang berlaku adalah
subjek atas interpretasi. Perseroan membentuk cadangan, jika
dianggap perlu berdasarkan jumlah yang diestimasikan akan
dibayarkan ke kantor pajak.
Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan
metode balance sheet liability untuk semua perbedaan
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance134Laporan Tahunan 2014
temporer yang muncul antara dasar pengenaan pajak atas aset
dan liabilitas dengan nilai tercatatnya dalam rangka kebutuhan
laporan keuangan pada setiap tanggal pelaporan. Tarif pajak
yang berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan
tangguhan.
Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan
besar bahwa jumlah laba fiskal pada masa datang akan
memadai untuk mengkompensasi aset pajak tangguhan yang
muncul akibat perbedaan temporer tersebut.
Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat
ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan,
pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
IMbALAn KERJAImbalan kerja jangka pendek
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada
karyawan berdasarkan metode akrual.
Imbalan pasca-kerja
Imbalan pasca-kerja, seperti pensiun, uang pisah, uang
penghargaan, dan imbalan lainnya, ditentukan sesuai dengan
Peraturan Perseroan dan Undang-Undang Ketenagakerjaan
No. 13/2003 (“UU 13/2003”).
UU 13/2003 menentukan rumus tertentu untuk menghitung
jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya, program
pensiun berdasarkan UU 13/2003 adalah program imbalan
pasti. Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun
yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang akan diberikan,
biasanya berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia,
masa kerja atau kompensasi.
Liabilitas program pensiun imbalan pasti yang diakui di laporan
posisi keuangan adalah nilai kini liabilitas imbalan pasti pada
tanggal laporan posisi keuangan, serta disesuaikan dengan
keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang
belum diakui. Nilai kini liabilitas imbalan pasti dihitung setiap
tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode
projected unit credit.
Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan
mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan
menggunakan tingkat bunga obligasi Perseroan berkualitas
tinggi dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan
yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih
sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.
Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari
penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalaman, perubahan
asumsi-asumsi aktuarial dan perubahan pada program pensiun.
Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba rugi
komprehensif, kecuali perubahan terhadap program pensiun
tersebut tergantung pada karyawan yang tetap bekerja selama
periode waktu tertentu (periode vesting). Dalam hal ini, biaya
jasa lalu diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode
vesting.
Pesangon pemutusan hubungan kerja
Pesangon pemutusan hubungan kerja terutang ketika
karyawan dihentikan kontrak kerjanya sebelum usia pensiun
normal. Perseroan mengakui pesangon pemutusan hubungan
kerja ketika Perseroan menunjukkan komitmennya untuk
memutuskan hubungan kerja dengan karyawan berdasarkan
suatu rencana formal terperinci yang kecil kemungkinannya
untuk dibatalkan. Pesangon yang akan dibayarkan dalam waktu
lebih dari 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan
didiskontokan untuk mencerminkan nilai kini.
SAhAMSaham biasa diklasifikasikan sebagai ekuitas.
DIVIDEnPembagian dividen final diakui sebagai liabilitas dalam laporan
keuangan pada tanggal dividen tersebut disetujui Rapat Umum
Pemegang Saham Perseroan.
LAbA PER SAhAMLaba per saham dihitung dengan membagi laba tahun berjalan
dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar
pada periode yang bersangkutan.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance 135Laporan Tahunan 2014
SURAT bERhARGA YAnG DITERbITKAnSurat berharga yang diterbitkan meliputi Medium Term
Notes dan utang obligasi. Surat berharga yang diterbitkan
diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur
dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang
dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan
surat berharga dikurangkan dari jumlah surat berharga yang
diterbitkan dan diamortisasi selama jangka waktu surat
berharga yang diterbitkan tersebut dengan menggunakan
metode suku bunga efektif.
TRAnSAKSI DEnGAn PIhAK-PIhAK bERELASIPerseroan mempunyai transaksi dengan pihak berelasi.
Definisi pihak berelasi yang dipakai adalah sesuai dengan
PSAK No. 7 (Revisi 2010) “Pengungkapan Pihak Berelasi”.
Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perseroan jika:
a. Orang atau anggota keluarga dekatnya mempunyai relasi
dengan entitas pelapor jika orang tersebut:
(i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas
entitas pelapor;
(ii) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau
(iii) merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor
atau entitas induk dari entitas pelapor.
b. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi
salah satu hal berikut:
(i) entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari
kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk,
entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi
dengan entitas lainnya).
(ii) satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura
bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau
ventura bersama yang merupakan anggota suatu
kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah
anggotanya).
(iii) kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari
pihak ketiga yang sama.
(iv) satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga
dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas
ketiga.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
(v) entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja
untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor
atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika
entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan
program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi
dengan entitas pelapor.
(vi) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama
oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).
(vii) orang yang diidentifikasi dalam huruf (a)(i) memiliki
pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan
personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk
dari entitas).
PEnGAKUAn PEnDAPATAn DAn bEbAnPendapatan dari pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan
serta beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan
interest bearing diakui sesuai dengan jangka waktu kontrak
berdasarkan metode suku bunga efektif.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan
untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset
keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk
mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama
periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga
yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau
penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari
instrumen keuangan atau jika lebih tepat, digunakan periode
yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari
aset keuangan atau liabilitas keuangan.
Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perseroan
mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh
persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut,
namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa
datang. Perhitungan ini mencakup biaya transaksi dan
pendapatan administrasi.
Pendapatan bunga bank dan denda keterlambatan pembayaran
diakui pada saat terjadinya. Pendapatan bunga bank disajikan
secara bruto pada laporan laba rugi komprehensif.
PT Mandiri Tunas Finance136Laporan Tahunan 2014
Pendapatan dan beban diakui pada saat terjadinya,
menggunakan dasar akrual.
SEGMEn oPERASISebuah segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:
i. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang memperoleh
pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk
pendapatan dan beban yang terkait dengan transaksi
dengan komponen lain dari entitas yang sama);
ii. hasil operasinya dikaji ulang secara berkala oleh kepala
operasional untuk pembuatan keputusan tentang sumber
daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai
kinerjanya; dan
iii. tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
Perseroan menyajikan segmen operasi berdasarkan
informasi yang disiapkan secara internal untuk pengambil
keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional
Perseroan adalah Direksi.
Segmen operasi Perseroan disajikan berdasarkan segmen usaha
yang terdiri dari: fleet dan retail.
KEbIJAKAn AKUnTAnSI YAnG bERhUbUnGAn DEnGAn IMbALAn KERJAJumlah yang diakui pada tanggal laporan posisi keuangan
ditentukan sebagai berikut:
(dalam juta Rupiah):
2014 2013
Nilai kini liabilitas 21.270 11.829
Kerugian aktuarial yang belum diakui (7.716) (2.467)
Biaya jasa lalu yang belum diakui (246) (271)
Liabilitas pada laporan posisi keuangan 13.30 9.091
Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif
adalah sebagai berikut:
(dalam juta Rupiah):
2014 2013
Biaya jasa kini 2.978 1.936
Biaya jasa kini 1.433 817
Biaya jasa lalu yang diakui langsung - vested
25 25
Amortisasi kerugian aktuarial 54 201
4.490 2.979
Biaya pesangon pemutusan hubungan kerja
650 313
Jumlah 5.140 3.292
Mutasi liabilitas imbalan kerja karyawan pada laporan posisi
keuangan adalah sebagai berikut:
(dalam juta Rupiah)
2014 2013
Saldo awal, 1 Januari 9.091 6.554
Penyisihan tahun berjalan
5.140 3.292
Pembayaran tahun berjalan
(923) (755)
Saldo akhir 13.30 9.091
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance 137Laporan Tahunan 2014
Liabilitas imbalan kerja karyawan dihitung oleh aktuaris
independen PT Ricky Leonard Jasatama (dahulu: PT Rileos
Pratama) dengan menggunakan metode projected unit credit
dalam laporan aktuarianya tanggal 15 Januari 2015 (2013: 13
Januari 2014). Asumsi-asumsi dasar yang digunakan aktuaris
independen adalah sebagai berikut
2014 2013
Tingkat diskonto 8,5% per tahun 9% per tahun
Tingkat kenaikan gaji 7% per tahun 7,0% pertahun
Tingkat kematian TMI 3 TMI 3
Tingkat cacat10% dari Tabel mortalita
10% dari
Tingkat pengunduran diri
7% per tahun pada usia sampai dengan 40 tahun dan berkurang hingga 0,00% pada usia 55 tahun
7% per tahun pada usia sampai dengan 40 tahun dan berkurang hingga 0,00% pada usia 55 tahun
Tingkat pensiun100,00% usia pensiun normal
100,00% usia pensiun normal
Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan
perubahan tingkat diskonto, dengan variabel lain dianggap
tetap, terhadap liabilitas imbalan kerja karyawan dan biaya jasa
kini dan biaya bunga pada 31 Desember 2014 dan 2013:
(dalam juta Rupiah)
2014
Liabilitas imbalan kerja
karyawan
biaya jasa kini biaya bunga
Kenaikan suku bunga dalam 100 basis poin
(428) (430)
Penurunan suku bunga dalam100 basis poin
497 496
(dalam juta Rupiah)
2013
Liabilitas imbalan kerja
karyawan
biaya jasa kini biaya bunga
Kenaikan suku bunga dalam 100 basis poin
(297) (297)
Penurunan suku bunga dalam100 basis poin
347 347
Karyawan Perseroan juga diikutsertakan dalam program
iuran pasti sejak bulan Agustus 2012. Kontribusi Perseroan
pada program ini yang dilaporkan dalam laba rugi komprehensif
tahun berjalan adalah sebesar Rp676 juta dan Rp513 juta
untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013.
Pengelolaan program pensiun iuran pasti dilakukan oleh Dana
Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT Mandiri Tunas Finance138Laporan Tahunan 2014
PT Mandiri Tunas Finance 139Laporan Tahunan 2014
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance140Laporan Tahunan 2014
A. IMPLEMEnTASI TATA KELoLA PERUSAhAAn
Perseroan menyadari sepenuhnya penerapan Tata Kelola
Perusahaa yang baik (Good Corporate Governance/GCG)
dalam seluruh kegiatan Perseroan adalah suatu hal yang sangat
penting. Selain sebagai bentuk pertanggungjawaban dan
pengelolaan risiko bisnis Perusahaan, implementasi GCG juga
diarahkan sebagai pedoman bagi manajemen dan karyawan
untuk memberikan nilai tambah kepada seluruh pemakai jasa
dan pemangku kepentingan.
Sebagai perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh
Perusahaan Terbuka, Perseroan selalu berusaha menerapkan
prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dalam setiap
operasional dan kegiatan Perseroan. Implementasi tata kelola
perusahan yang baik telah menjadi komitmen dari segenap
manajemen dan karyawan Perseroan untuk melaksanakan
praktek penyelenggaraan bisnis yang sehat, beretika,
dan bertanggung jawab kepada pemangku kepentingan.
Manajemen berkeyakinan bahwa implementasi tata kelola
perusahaan yang baik akan mendukung pencapaian sasaran
bisnis dalam jangka panjang dan memberikan keunggulan
kompetitif dalam menghadapi persaingan.
Adapun tujuan Perseroan menerapkan prinsip tata kelola
perusahaan yang baik antara lain untuk:
1. Memberikan nilai tambah bagi Perseroan maupun
pemegang saham;
2. Memaksimalkan nilai Perseroan agar memiliki daya
saing yang kuat;
3. Meningkatkan kepatuhan terhadap regulator;
4. Mendorong pengelolaan Perseroan secara
professional, transparan dan efisien serta
memberdayakan fungsi Dewan Komisaris, Direksi,
Komite Audit, Internal Audit dan Sekretaris
Perusahaan;
5. Mendorong agar setiap pengambilan keputusan
atau kebijakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
6. Melindungi Dewan Komisaris dan Direksi dari
kemungkinan adanya tuntutan hukum.
Dalam kinerja Perseroan di tahun 2009, Perseroan selalu
berusaha memberikan yang terbaik baik pemegang saham
dan stakeholders lainnya agar mampu mencapai hasil yang
maksimal.
Pelaksanaan semua kegiatan Perseroan senantiasa selaras
dengan prinsip-prinsip GCG yaitu transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi, kewajaran. Lebih lanjut lagi
manajemen dan karyawan telah mewujudkan komitmen
penerapan GCG melalui penandatanganan pakta integritas
berdasarkan pedoman GCG yang diterapkan di seluruh tingkat
organisasi dan kegiatan operasional Perseroan:
a. Transparansi, yaitu menyelenggarakan komunikasi
dengan pihak yang berkepentingan secara akurat,
tepat waktu, jelas, dan konsisten, termasuk
mengungkapkan informasi material yang relevan
kepada seluruh stakeholders.
b. Akuntabilitas, yaitu menuntut agar masing-masing
pihak bertindak sesuai hak, kewajiban dan wewenang
yang telah ditetapkan. Dengan ditetapkannya prinsip
akuntabilitas ini maka ada kejelasan fungsi, hak,
kewajiban, wewenang dan tangggung jawab antara
pemegang saham, Dewan Komisaris dan Direksi
maupun di setiap bagian dalam Perseroan.
c. Responsibilitas, yaitu mematuhi Standar Prosedur
Operasional dan aturan Perusahaan serta ketentuan
perundangan yang berlaku dengan etika yang baik.
d. Independensi, yaitu bertindak secara mandiri tanpa
mengabaikan kerja sama yang baik.
e. Kewajaran, yaitu selalu mengutamakan keadilan.
Seluruh pemangku kepentingan harus memiliki
kesempatan untuk mendapatkan perlakuan yang adil
dari Perseroan. Pemberlakuan prinsip ini di Perusahaan
dengan sendirinya melarang praktik-praktik tercela
yang dilakukan orang dalam yang merugikan pihak
lain. Perseroan selalu menjaga hubungan baik dengan
karyawan dan menghindari praktik diskriminasi serta
menghormati hak-hak karyawan.
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 141Laporan Tahunan 2014
Untuk menjamin konsisten implementasi GCG, Perseroan telah
mengadakan rangkaian kegiatan perbaikan pedoman Tata
Kelola, board manual, pedoman etika dan perilaku usaha,
pedoman pelaporan pelanggaran serta penyempurnaan organ
GCG guna menunjang implementasi GCG di masa yang akan
datang. Konsistensi assessment dan audit yang komprehensif
secara berkala sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas
tata kelola perusahaan.
b. KEbIJAKAn TATA KELoLA PERUSAhAAn
Komitmen penerapan tata kelola perusahaan merupakan hal
mutlak bagi Perseroan. Hal tersebut dilakukan melalui penguatan
infrastruktur yang dimiliki dan secara berkesinambungan
meningkatkan sistem dan prosedur untuk mendukung
efektivitas pelaksanaan GCG di lingkungan Perseroan.
Selain itu, Perseroan beserta seluruh jajarannya berkomitmen
penuh untuk melaksanakan praktik GCG dalam setiap
pengelolaan Perseroan. Implementasi terus dilakukan dengan
meningkatkan sosialisasi dan internalisasi prinsip-prinsip
GCG di antara semua anggota Dewan Komisaris, Direksi dan
karyawan Perseroan sehingga menjadi suatu tradisi yang harus
diimplementasikan dalam setiap aktivitas bisnis sehari-hari.
Selain menyetujui Pakta Integritas Karyawan, setiap karyawan
Perseroan diwajibkan menandatangani Surat Pernyataan Kode
Etik agar karyawan mengetahui, memahami serta menjalankan
ketentuan-ketentuan yang berlaku di Perseroan dan tidak
melakukan hal-hal yang dilarang oleh Perseroan sehingga
diharapkan dapat meningkatkan integritas setiap karyawan.
Kebijakan lain yang dilakukan Perseroan dalam upayanya
melaksanakan budaya GCG adalah membuat pengumuman
kepada seluruh karyawan untuk tidak meminta, memberikan
atau menerima hadiah dalam segala bentuk baik langsung
maupun tidak langsung kepada karyawan Perseroan. Dukungan
transparansi kerjasama di antara para pihak dibutuhkan dalam
mewujudkan komitmen Perseroan untuk terus meningkatkan
implementasi prinsip GCG dalam berbagai program kerja. Hal
tersebut dilakukan antara lain dengan meningkatkan efektivitas
kerja Komite Audit dan Divisi Internal Audit serta optimalisasi
fungsi Divisi Corporate Secretary. Penerapan GCG bukan
sekedar untuk memenuhi peraturan perundang-undangan,
namun juga Perseroan berkeyakinan bahwa implementasi
tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten dan
berkesinambungan dapat meningkatkan reputasi dan nilai
Perseroan dimata pemangku kepentingan sebagai tindak nyata
pengembangan potensi bisnis Perseroan.
Penerapan GCG bukan sekedar untuk memenuhi peraturan
perundang-undangan, namun juga Perseroan berkeyakinan
bahwa implementasi tata kelola perusahaan yang baik secara
konsisten dan berkesinambungan dapat meningkatkan reputasi
dan nilai Perseroan dimata pemangku kepentingan sebagai
tindak nyata pengembangan potensi bisnis Perseroan.
C. STRUKTUR TATA KELoLA PERUSAhAAn
Struktur tata kelola Perseroan terdiri atas organ Perusahaan
yaitu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris,
dan Direksi. Organ Perseroan tersebut memainkan peranan
masing-masing dalam keberhasilan pelaksanaan GCG. Fungsi
dari Organ Perseroan dijalankan sesuai dengan ketentuan
perundangundangan, Anggaran Dasar Perseroan dan
ketentuan lainnya yang didasari prinsip bahwa masing-masing
organ mempunyai independensi dalam melaksanakan tugas,
fungsi dan tanggung jawabnya untuk kepentingan Perseroan.
Dengan demikian RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi dapat
saling memahami tugas, tanggung jawab dan wewenang
masing-masing sesuai peraturan perundang-undangan dan
Anggaran Dasar Perseroan.
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance142Laporan Tahunan 2014
Transparency Responsibility
ORGAN UTAMA
ORGAN PENDUKUNG
Accountability Independency Fairness
RUPS
Dewan Komisaris
Sekertaris Dewan Komisaris
Corporate Secretary
Direksi Check & Balances
Komite Audit
Komite Nominasi dan Remunerasi
Risk Management
Internal Audit
Legal & Compliance
Komite Kredit
Komite Personalia
Unit Kerja Prinsip Pengenalan Nasabah
D. RAPAT UMUM PEMEGAnG SAhAM (RUPS)
Pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam
organ tata kelola Perseroan yang memiliki wewenang dan tidak
diberikan kepada Dewan Komisaris maupun Direksi. Hal tersebut
diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT). Sesuai
dengan kewenangannya, RUPS dapat mengambil keputusan-
keputusan, antara lain pengangkatan dan pemberhentian
Direksi dan Dewan Komisaris, perubahan Anggaran Dasar
Perseroan, mengesahkan kinerja tahunan Direksi, serta
pengambilan keputusan strategis lainnya yang akan dijalankan
oleh Direksi Perseroan. RUPS diadakan setiap tahunnya sesuai
dengan UUPT, di mana RUPS Tahunan Perseroan diadakan
sebelum batas waktu yang ditentukan oleh UUPT.
Keputusan RUPS
Perseroan menyelenggarakan 1 (satu) kali RUPS dan 1 (satu) kali
Pengambilan Keputusan Pemegang Saham Sirkulasi. Berikut
ini hasil-hasil keputusan RUPS dan pengambilan keputusan
Pemegang Saham Sirkulasi di tahun 2014.
hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan
Perseroan telah mengadakan RUPS Tahunan pada 10 April
2014 di Jakarta yang dihadiri oleh seluruh Pemegang Saham
Perseroan dengan hasil keputusan sebagai berikut:
1. Menyetujui dan menerima Laporan Tahunan Perseroan
untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2013, serta mengesahkan Laporan Keuangan Tahunan
Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2013 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 143Laporan Tahunan 2014
Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of
Ernst & Young, “EY”) sebagaimana ternyata dalam laporan
Auditor Independen Nomor RPC-4726/PSS/2014 tertanggal
24 Januari 2014 dengan pendapat wajar dalam semua
hal material, dengan demikian memberikan pembebasan
dan pelunasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig
acquit et decharge) kepada Dewan Komisaris Perseroan
atas tindakan pengawasan, dan kepada Direksi Perseroan
atas tindakan pengurusan dan pelaksanaan kewenangan,
yang telah dilakukan dalam tahun buku yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2013, sejauh tindakan tersebut
bukan merupakan tindak pidana dan tindakan tersebut
tercermin dalam laporan tahunan dan Laporan Keuangan
Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2013.
2. Menyetujui dan menetapkan Penggunanaan Laba Bersih
Perseroan tahun buku 2013 sebesar Rp176.311.769.806,96
(seratus tujuh puluh enam miliar tiga ratus sebelas juta
tujuh ratus enam puluh sembilan ribu delapan ratus enam
koma sembilan enam Rupiah) sebagai berikut :
a. Membagikan dividen final sebesar 12% dari jumlah laba
bersih Perseroan yang akan dibayarkan oleh Perseroan
kepada Pemegang Saham Perseroan untuk tahun buku
yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 sebesar
Rp21.157.412.376,84 (dua puluh satu miliar seratus
lima puluh tujuh juta empat ratus dua belas ribu tiga
ratus tujuh puluh enan koma delapan empat Rupiah)
atau Rp8,46 (delapan koma empat enam Rupiah) per
lembar saham yang akan dibagikan kepada pemegang
saham secara proporsional yaitu PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk dan PT Tunas Ridean Tbk.
b. Sisa laba bersih tahun 2013 sebesar
Rp155.154.357.430,12 (seratus lima puluh lima miliar
seratus lima puluh empat juta tiga ratus lima puluh tujuh
ribu empat ratus tiga puluh koma satu dua Rupiah) atau
sebesar 88% dari jumlah laba bersih akan dibukukan
sebagai laba ditahan Perseroan (retained earning)
yang akan digunakan untuk memperkuat permodalan
Perseroan.
3. Menetapkan Kantor Akuntan Publik Purwantono,
Suherman dan Surja (a member firm of Ernst and Young
Global Limited) sebagai Kantor Akuntan Publik yang akan
mengaudit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun
buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
dan memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk
menetapkan honorarium dan persyaratan lainnya bagi
Kantor Akuntan Publik tersebut, serta menetapkan Kantor
Akuntan Publik pengganti dalam hal Kantor Akuntan Publik
Purwantono, Suherman dan Surja (a member firm of Ernst
and Young Global Limited) karena sebab apapun tidak
dapat menyelesaikan audit Laporan Keuangan Perseroan
untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2014.
4. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan
Komisaris untuk terlebih dahulu mendapat persetujuan
Pemegang Saham Mayoritas untuk menetapkan besarnya
tantiem yang diberikan kepada anggota Direksi dan Dewan
Komisaris Perseroan untuk tahun 2013.
5. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan
Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan
Pemegang Saham mayoritas untuk menetapkan besarnya
gaji dan honorarium bagi anggota Direksi dan Dewan
Komisaris untuk tahun 2014 dan memberikan wewenang
dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu
mendapat persetujuan Pemegang Saham Mayoritas untuk
menetapkan besarnya fasilitas dan/atau tunjangan bagi
anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun 2014.
6. Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi
Perseroan, dengan persetujuan Dewan Komisaris Perseroan
sejak penutupan rapat ini, untuk mengalihkan dan/atau
menjadikan lebih dari 50% kekayaan bersih Perseroan
sebagai jaminan utang atas nama Perseroan guna
mendapatkan pendanaan baru yang berasal dari sumber
perbankan dan penerbitan obligasi atau surat berharga
dalam 1 transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama
lain maupun tidak, sebesar Rp4.000.000.000.000 (empat
triliun Rupiah) di tahun buku 2015. Di mana untuk setiap
pengalihan dan atau penjaminan kekayaan bersih Perseroan
dengan kelipatan sebesar Rp1.000.000.000.000 (satu
triliun Rupiah) Direksi diwajibkan membuat laporan tertulis
kepada Dewan Komisaris mengenai pelaksanaan tersebut.
7. Tidak ada keputusan dan menerima laporan penggunaan
dana hasil Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi
Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2013 sebagaimana yang
telah disampaikan.
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance144Laporan Tahunan 2014
8. Dalam rangka konsolidasi Manajemen Risiko termasuk
dalam rangka Menjaga Tingkat Kesehatan Perusahaan
Anak, Rapat memberikan wewenang kepada Pemegang
Saham atau pihak yang ditunjuk oleh Pemegang Saham
untuk memperoleh data dan/atau melakukan kerja
sama pengelolaan manajemen risiko, pelaksanaan Audit
Perseroan maupun kegiatan lainnya yang terkait dengan
pengelolaan Perseroan. Pelaksanaan asistensi, kerja sama
pengelolaan manajemen risiko maupun pelaksanaan Audit
Perseroan tidak mengenyampingkan tugas dan wewenang
Direksi dalam melakukan tindakan pengurusan dan tugas
Dewan Komisaris dalam melakukan tindakan pengawasan
perseroan. Perseroan diwajibkan melaporkan setiap
informasi yang relevan dan material kepada pemegang
saham melalui pihak yang ditunjuk atau diberi kuasa oleh
pemegang saham secara berkala serta menyusun subsidiary
guideline principle bersama-sama pemegang saham.
Hasil RUPS Tahunan tersebut di atas telah dituangkan
dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan PT Mandiri Tunas Finance No 24 tanggal 10 April
2014 dibuat oleh Notaris Lenny Janis Ishak, SH, Notaris di
Jakarta.
hasil Keputusan Pemegang Saham Perseroan secara
Sirkulasi
Para Pemegang Saham Perseroan telah mengambil keputusan
secara sirkulasi pada 24 Oktober 2014 dengan hasil keputusan
sebagai berikut:
1. Menerima dan mengukuhkan pengunduran diri Bapak
Anton Herdianto dari jabatannya sebagai Direktur Perseroan
terhitung sejak ditandatangani keputusan tersebut. Dengan
demikian susunan Direksi Perseroan menjadi sebagai
berikut :
Direktur Utama : Ignatius Susatyo Wijoyo
Direktur : Harjanto Tjitohardjojo
2. Memberikan persetujuan kepada Direksi Perseroan untuk
melakukan tindakan-tindakan hukum yang diperlukan
termasuk tetapi tidak terbatas pada menandatangani
dokumen-dokumen yang diperlukan dalam rangka
menjalankan keputusan Sirkulasi Pemegang saham
Perseroan tersebut.
3. Memberikan kuasa kepada Direksi Perseroan dengan
hak substitusi untuk menyatakan seluruh atau sebagian
keputusan tersebut dalam suatu akta notaris tersendiri,
apabila diperlukan dan untuk itu menghadap di mana
perlu, membuat, suruh membuat dan menandatangani
akta dan surat-surat diperlukan, singkatnya melakukan
apapun juga untuk mencapai maksud tersebut tidak ada
yang dikecualikan.
4. Keputusan tersebut mulai berlaku terhitung sejak tanggal
ditandatangani keputusan tersebut secara lengkap.
Hasil Keputusan Pemegang Saham Perseroan secara sirkulasi
tersebut diatas telah dituangkan dalam Akta Pernyataan
Keputusan Pemegang Saham PT Mandiri Tunas Finance No.
41 tanggal 28 Oktober 2014 dibuat oleh Notaris Ibu Lenny
Janis Ishak,SH.
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 145Laporan Tahunan 2014
InFoRMASI PEMEGAnG SAhAM DAn PEnGEnDALI
UTAMA
PT Mandiri Tunas Finance
ny. Suliawati Tjokro
Jardine Strategic holdings Ltd
Jardine Matheson holdings Limited
bermuda
Public Public
PublicChristian Milko SetiawanAnton Setiawan
negara RepublikIndonesia
Public PT Tunas AndalanPratama
Jardine Cycle &Carriage, Ltd Public
PT Tunas Ridean TbkPT bank Mandiri (Persero) Tbk
84%
8% 8% 27%
12,4%43,8%43,8%40%60%
51% 49%
73%
56%
17% 44%
83%
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance146Laporan Tahunan 2014
Perlindungan Pemegang Saham
Implementasi GCG di lingkungan Perseroan senantiasa
melindungi hak-hak pemegang saham dan memfasilitasi
pelaksanaan hak-hak pemegang saham. Bagi Perseroan, hak-
hak dasar Pemegang Saham yang dijunjung tinggi meliputi hak
untuk:
1) Mendapatkan metode pendaftaran kepemilikan;
2) Mengalihkan atau memindahkan saham;
3) Mendapatkan informasi yang relevan dan material tentang
korporasi secara tepat waktu dan teratur;
4) Berpartisipasi dan memberikan suara dalam RUPS;
5) Mengangkat dan memberhentikan Direksi dan Dewan
Komisaris; dan
6) Mendapatkan bagian dalam keuntungan bisnis Perusahaan.
Dengan memperhatikan hak Pemegang Saham tersebut,
kerangka penerapan GCG di lingkungan Perseroan telah
memberikan perlakuan yang setara dari semua pemegang
saham, termasuk pemegang saham non pengendali. Selain itu,
seluruh pemegang saham harus memiliki kesempatan untuk
memperoleh ganti rugi apabila terjadi pelanggaran atas hak-
hak mereka.
E. DEWAn KoMISARIS
Dewan Komisaris merupakan Organ Perusahaan yang bertugas
untuk melaksanakan fungsi pengawasan dan pemberi nasihat
terkait dengan pengelolaan Perusahaan yang dilaksanakan oleh
Direksi khususnya terkait strategi usaha, tata kelola perusahaan,
implementasi pengendalian internal dan kepatuhan perusahaan
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tugas dan Tanggung Jawab
1) Melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada
Direksi terkait pengurusan Perseroan yang dilakukan
Direksi.
2) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan
Komisaris sebagai bagian tidak terpisahkan dari RKAP.
3) Menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang
telah dilakukan selama tahun yang baru lampau kepada
RUPS.
4) Menjalankan fungsi sebagai majelis dimana setiap anggota
dari Dewan Komisaris tidak dapat bertindak secara
individual melainkan berdasarkan keputusan kolektif
Dewan Komisaris.
5) Menyampaikan laporan Triwulan perkembangan realisasi
indikator pencapaian kinerja kepada pemegang saham.
6) Mengajukan calon Auditor Eksternal yang akan mengaudit
Laporan Keuangan Perusahaan untuk ditetapkan dalam
RUPS serta menyampaikan alasan pencalonan Auditor
Eksternal termasuk besarnya imbal jasa yang diusulkan.
7) Memastikan bahwa Auditor Eksternal, Auditor Internal,
Komite Audit serta Komite lainnya memiliki akses terhadap
catatan akuntansi, data penunjang dan informasi yang
diperlukan mengenai Perusahaan untuk melaksanakan
tugasnya.
8) Melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab
sesuai dengan anggaran dasar Perseroan, menjalankan
keputusan-keputusan RUPS Tahunan dan/atau RUPS Luar
Biasa serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pada akhir tahun 2014, Dewan Komisaris melaporkan kepada
pemegang saham atas pertanggungjawaban tugasnya sebagai
pengawas serta pengelolaan Perseroan oleh Direksi dalam
bentuk Laporan Dewan Komisaris di Laporan Tahunan yang
dimintakan persetujuan dalam RUPS Tahunan yang diadakan
setelah tutup buku.
Persyaratan Dewan Komisaris
Anggota Dewan Komisaris Perusahaan wajib memenuhi
seluruh persyaratan kemampuan dan kepatutan, sesuai dengan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 4/POJK.5/2013
tanggal 21 November 2013 tentang Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan bagi Pihak Utama pada Perusahaan Perasuransian,
Dana Pensiun, Perusahaan Pembiayaan, dan Perusahaan
Penjaminan (POJK No.4). Penilaian Kemampuan dan Kepatutan
yang akan dilakukan oleh OJK terhadap Dewan Komisaris
meliputi Kompetensi, Integritas dan Reputasi Keuangan.
Penilaian faktor kompetesi, meliputi kriteria:
a. Pengetahuan yang memadai dan relevan dengan
jabatannya;
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 147Laporan Tahunan 2014
b. Pemahaman tentang peraturan perundang-undangan di
bidang perusahaan pembiayaan dan peraturan perundang-
undangan lain yang berhubungan dengan perusahaan
pembiayaan;
c. pengalaman dan keahlian di bidang perusahaan pembiayaan
dan/atau bidang lain yang relevan dengan jabatannya; dan
d. kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam
rangka pengembangan usaha perusahaan pembiayaan
yang sehat.
Penilaian faktor integritas, meliputi kriteria:
a. tidak pernah melakukan perbuatan tindak pidana
dibidang jasa keuangan dan/atau perekonomian;
b. tidak pernah dihukum karena tindak pidana kejahatan
berdasarkan putusan pengadilan dalam jangka
waktu paling lama 5 (lima) tahun sebelum penilaian
kemampuan dan kepatutan;
c. tidak pernah melanggar komitmen yang telah disepakati
dengan instansi pembina dan pengawas usaha jasa
keuangan;
d. tidak pernah melakukan perbuatan yang memberikan
keuntungan secara tidak wajar kepada Pemegang
Saham, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris,
Pegawai dan/atau pihak lain yang dapat merugikan
Konsumen;
e. tidak pernah melanggar prinsip kehati-hatian dibidang
usaha jasa keuangan;
f. tidak tercantum dalam Daftar Tidak Lulus (DTL) di sektor
Perbankan;
g. tidak pernah melakukan perbuatan yang tidak sesuai
dengan kewenangannya atau diluar kewenangannya;
h. tidak pernah dinyatakan tidak mampu menjalankan
kewenangannya; dan
i. tidak pernah melanggar peraturan perundang-
undangan dibidang Industri Keuangan Non-Bank
(IKNB).
Penilaian faktor reputasi keuangan, meliputi kriteria:
a. tidak memliki kredit macet;
b. tidak pernah dinyatakan pailit dan tidak pernah menjadi
Pemegang Saham, anggota Direksi, anggota Dewan
Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan
suatu Perusahaan dinyatakan pailit berdasarakan
putusan Pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir
sebelum penilaian kemampuan dan kepatutan; dan
c. tidak pernah terlibat dalam tindak pidana pencucian
uang.
Status kelulusan uji kemampuan dan kepatutan anggota Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
nama Dewan Komisaris
JabatanTanggal Lulus Uji
Kemampuan dan KepatuhanKeterangan
Anton Setiawan Komisaris Utama - Telah melakukan uji kemampuan dan kepatutan di Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 22 Januari 2015. Saat ini sedang menunggu hasil uji kemampuan dan kepatutan tersebut.
Sarastri Baskoro Komisaris 17 Desember 2008 Berdasarkan Surat Keputusan ketua BAPEPAM dan LK No. KEP-529/BL/2008
Hanifah Purnama Komisaris Independen
- Telah melakukan uji kemampuan dan kepatutan di Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 22 Januari 2015. Saat ini sedang menunggu hasil uji kemampuan dan kepatutan tersebut.
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance148Laporan Tahunan 2014
Masa Jabatan Dewan Komisaris
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, masa jabatan
Dewan Komisaris adalah sejak RUPS yang mengangkatnya
sampai dengan RUPS Tahunan yang ke 5 (lima) dengan tidak
mengurangi hak dari RUPS untuk sewaktu-waktu dapat
memberhentikan para anggota Dewan Komisaris sebelum
masa jabatannya berakhir dengan menyebutkan alasannya.
Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Komisaris bertanggung
jawab kepada RUPS.
Prosedur, Penetapan, dan Remunerasi Anggota Dewan
Komisaris
Pemberian remunerasi kepada Dewan Komisaris Perseroan
ditentukan dalam RUPS dengan didasarkan pada pertimbangan
lingkup pekerjaan, kondisi Perseroan serta tanggung jawab
masing-masing Dewan Komisaris. Sesuai dengan hasil RUPS
Tahunan tanggal 10 April 2014, pemegang saham telah
memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris
dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan pemegang
saham mayoritas untuk menetapkan besarnya remunerasi
bagi anggota dan Dewan Komisaris untuk tahun 2014. Jumlah
remunerasi yang diterima Dewan Komisaris selama tahun 2014
adalah sebesar Rp3,82 miliar.
Jumlah remunerasi aktual Dewan Komisaris Perseroan dari
tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut:
(dalam Jutaan rupiah)
Jenis Remunerasi
Jumlah Anggota Dewan Komisaris Jumlah Remunerasi (Rp Juta)
2014 2013 2012 2011 2010 2014 2013 2012 2011 2010
Honorium 3 3 3 3 3 1.419 1.270 1.197 1.041 990
Tantiem 3 3 3 3 3 1.044 484 106 500 330
Tunjangan lainnya 3 3 3 3 3 1.356 829 629 714 542
Jumlah 3.819 2.582 1.932 2.255 1.862
Struktur dan Komposisi Dewan Komisaris
Dewan Komisaris diangkat berdasarkan hasil RUPS. Dewan
Komisaris Perseroan terdiri dari 3 (tiga) orang yaitu 1 (satu)
orang Komisaris Utama, 1 (satu) orang Komisaris dan 1 (satu)
orang Komisaris Independen. Komisaris Utama bertanggung
jawab untuk mengkoordinasikan berbagai kegiatan Dewan
Komisaris. Semua tindakan Dewan Komisaris adalah
berdasarkan keputusan yang disepakati bersama-sama sebagai
suatu dewan.
Dewan Komisaris Perseroan yang menjabat pada 2014 adalah
Dewan Komisaris yang diangkat berdasarkan Akta Pernyataan
Keputusan Pemegang Saham PT Mandiri Tunas Finance Di Luar
Rapat Umum Pemegang Saham No. 01 tanggal 6 Februari
2012, dibuat oleh Emi Susilowati, SH, Notaris di Jakarta, dengan
komposisi sebagai berikut:
Tata Kelola Perusahaan
nama Dewan Komisaris
JabatanTanggal
PengangkatanAkhir Masa Jabatan
Jabatan Lain yang Terafiliasi dengan Perseroan
Anton Setiawan Komisaris Utama 6 Februari 2012 RUPST 2017Presiden Komisaris PT Tunas Ridean Tbk*
Sarastri Baskoro Komisaris 6 Februari 2012 RUPST 2017EVP Consumer Loans Group PT Bank Mandiri (Persero) Tbk*
Hanifah Purnama Komisaris Independen 6 Februari 2012 RUPST 2017 -*PT Tunas Ridean Tbk dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah pemegang saham utama Perseroan.
PT Mandiri Tunas Finance 149Laporan Tahunan 2014
Sesuai ketentuan Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia No. 84/PMK.012/2006 tertanggal 29 September
2006 tentang Perusahaan Pembiayaan, anggota Dewan
Komisaris Perusahaan Pembiayaan dilarang menjadi anggota
Dewan Komisaris di lebih dari 2 perusahaan pembiayaan
lainnya atau menjadi anggota Direksi di lebih dari 1 perusahaan
pembiayaan lainnya.
Seluruh anggota Dewan Komisaris Perseroan tidak memiliki
hubungan kepengurusan dan atau kepemilikan di perusahaan
pembiayaan lain.
Independensi Dewan Komisaris
Untuk lebih memberdayakan fungsi pengawasan Dewan
Komisaris, keberadaan Komisaris Independen adalah sangat
diperlukan dan menjadi sangat penting. Komisaris Independen
adalah anggota Dewan Komisaris yang tidak terafiliasi dengan
Direksi, anggota Dewan Komisaris lainnya dan pemegang
saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau
hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya
untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi
kepentingan Perseroan. Keberadaan Komisaris Independen di
Perseroan adalah untuk mendorong diterapkannya prinsip tata
kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) di
dalam Perseroan melalui optimalisasi Dewan Komisaris agar
dapat melakukan tugas pengawasan dan pemberian nasihat
kepada Direksi secara efektif dan lebih memberikan nilai
tambah bagi Perseroan.
Komposisi jumlah Komisaris Independen Perseroan sebesar
33% (tiga puluh tiga persen), telah memenuhi jumlah minimal
yang disyaratkan dalam Peraturan Pencatatan Efek dari PT
Bursa Efek Indonesia yaitu minimal 30% (tiga puluh persen)
dari jumlah keseluruhan anggota Dewan Komisaris.
Tugas dan Tanggung Jawab Komisaris Independen:
1. Menjamin transparansi dan keterbukaan laporan keuangan
Perseroan.
2. Memastikan perlakuan yang adil terhadap stakeholders.
3. Memastikan diungkapkannya transaksi yang mengandung
benturan kepentingan secara wajar dan adil.
4. Memastikan kepatuhan perusahaan pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5. Menjamin akuntabilitas organ-organ Perseroan.
Persyaratan Komisaris Independen
Komisaris Independen yang dimiliki oleh Perseroan telah sesuai
dengan Peraturan Bapepam No. IX.I.5 Lampiran Keputusan
Ketua Bapepam dan LK No. Kep. 643/BL/2012 tanggal
7 Desember 2012 tentang Pembentukan dan Pedoman
Pelaksanaan Kerja Komite Audit, di mana Komisaris Independen
wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai
wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan,
memimpin, mengendalikan, atau mengawasi kegiatan
Perseroan dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir;
2. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak
langsung pada Perseroan;
3. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Perseroan,
anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau Pemegang
Saham Utama Perseroan; dan
4. Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun
tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha
Perseroan.
Kebijakan dan Pelaksanaan Rapat Dewan Komisaris
Sesuai ketentuan dalam anggaran dasar, penyelenggaraan
Rapat Dewan Komisaris dapat dilakukan setiap waktu apabila
dipandang perlu:
1. Oleh seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris;
2. Atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota
Dewan Komisaris; atau
3. Atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih
pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10
(satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara.
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance150Laporan Tahunan 2014
Panggilan Rapat Dewan Komisaris disampaikan dengan surat
tercatat atau dengan surat yang disampaikan langsung kepada
setiap anggota Dewan Komisaris dengan mendapat tanda
terima paling lambat 3 (tiga) hari sebelum rapat diadakan,
dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal
rapat. Panggilan rapat harus mencantumkan acara, tanggal,
waktu, dan tempat Rapat.
Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan di tempat kedudukan
Perseroan atau di tempat kegiatan usaha Perseroan. Apabila
semua anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili, panggilan
terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan Rapat Dewan
Komisaris dapat diadakan dimanapun juga dan berhak
mengambil keputusan yang sah dan mengikat.
Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama dan
dalam hal Komisaris Utama tidak dapat hadir atau berhalangan,
yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, Rapat Dewan
Komisaris dipimpin oleh seorang anggota Komisaris yang dipilih
oleh dan dari antara anggota Komisaris yang hadir. Seorang
anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam Rapat Dewan
Komisaris hanya oleh anggota Komisaris lainnya berdasarkan
Surat Kuasa.
Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil
keputusan yang mengikat apabila lebih dari ½ (satu perdua)
dari jumlah anggota Komisaris hadir atau diwakili dalam Rapat.
Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan
musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak tercapai, maka
keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan
suara setuju paling sedikit lebih dari ½ (satu perdua) dari jumlah
suara yang dikeluarkan dalam Rapat. Apabila suara yang
setuju dan yang tidak setuju berimbang, Ketua Rapat Dewan
Komisaris yang akan menentukan.
Setiap anggota Dewan Komisaris yang hadir berhak
mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara
untuk setiap anggota Dewan Komisaris lain yang diwakilinya.
Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat
suara tertutup tanpa tanda tangan, sedangkan pemungutan
suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan, kecuali
Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada rasa keberatan dari
yang hadir. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap
tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap tidak ada serta tidak
dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.
Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah
tanpa mengadakan Rapat Dewan Komisaris, dengan ketentuan
semua anggota Dewan Komisaris telah diberitahu secara
tertulis dan semua anggota Dewan Komisaris memberikan
persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis
dengan menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan
yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang
sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat
Dewan Komisaris.
Frekuensi dan Tingkat Kehadiran Rapat Dewan Komisaris
Berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris No: KEP.
KOM/002/2013 tanggal 16 Oktober 2013 tentang Pembagian
Tugas dan Wewenang serta Tata Tertib Dewan Komisaris,
Rapat Dewan Komisaris diselenggarakan sekurang-kurangnya
satu kali dalam dua bulan dan setiap saat jika diminta
seseorang atau lebih anggota Dewan Komisaris. Kuorum Rapat
Dewan Komisaris tercapai jika lebih dari setengah anggota
Dewan Komisaris hadir atau diwakilkan dengan kuasa kepada
Komisaris lain. Keputusan rapat membahas hal-hal yang bersifat
strategis dan atau memerlukan keputusan untuk dibahas dan
diselenggarakan dengan cara musyawarah untuk mufakat.
Jika mufakat tidak terjadi, maka dilaksanakan voting di antara
anggota Dewan Komisaris yang hadir atau diwakilkan rapat
dan keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari
setengah jumlah suara yang sah. Jika jumlah suara yang setuju
dan tidak setuju sama, maka usulan yang disampaikan ditolak,
kecuali mengenai diri orang akan diputuskan oleh Ketua Rapat.
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 151Laporan Tahunan 2014
Pada 2014, Dewan Komisaris telah melaksanakan Rapat Dewan Komisaris sebanyak 8 (delapan) kali dengan frekuensi kehadiran
sebagaimana tersaji pada tabel berikut:
nama Dewan Komisaris
Jabatan Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran Tingkat Kehadiran (%)
Anton Setiawan Komisaris Utama 8 8 100%
Sarastri Baskoro Komisaris 8 8 100%
Hanifah Purnama Komisaris Independen 8 8 100%
Tata Kelola Perusahaan
Program Pelatihan
Guna terus meningkatkan kompetensi sejalan dengan
perkembangan bisnis Perseroan, selama 2014, Dewan Komisaris telah mengikuti berbagai seminar/pelatihan/workshop, antara
lain:
nama Jabatan Jenis Pelatihan/Seminar/Workshop Pelaksanaan Penyelenggara biaya (Rp)
Sarastri Baskoro
Komisaris Training Sertifikasi Coach 60 Hours Approved Coach Specific Training Hours
3-7 Maret 2014 Bank Mandiri -
Refreshment Sertifikasi Management Risiko
24 April 2014 Bank Mandiri -
International Seminar Asia Pacific and Indonesia Economic Review (A Seminar for Fit and Proper Refreshment for Director, Commissioner, Controlling Shareholder, Sharia Supervisory Board & Foreign Employee)
23 Mei 2014 Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI)
4.000.000
Leadership Forum VII Tahun 2014 19-22 Juni 2014 Bank Mandiri -
Hanifah Purnama
Komisaris Independen
Diskusi Panel, Kiprah dan Eksistensi Komisaris Independen, Komisaris Utusan dan Direktur Tidak Terafiliasi dalam Meningkatkan Akuntabilitas Perseroan
19 Februari 2014 Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia (LKDI)
1.200.000
A to Z Multifinance Business (An Overview for Fit & Proper Test Preparation)
16 April 2014 Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI)
4.000.000
PT Mandiri Tunas Finance152Laporan Tahunan 2014
Pengawasan dan Rekomendasi Dewan Komisaris
Dalam rangka pencapaian kinerja Perseroan yang lebih baik,
Dewan Komisaris selama tahun 2014 telah menyampaikan
rekomendasi kepada Direksi, antara lain:
1. Melakukan pembiayaan dengan berhati-hati (prudent)
dengan mempertimbangkan risiko bisnis yang terukur.
2. Optimalisasi pencapaian target pembiayaan dengan tetap
menjaga kualitas pembiayaan yang baik.
3. Memperluas jaringan usaha pada daerah-daerah yang
potensial dan dengan perhitungan nilai investasi yang
cermat.
4. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian internal
serta mengutamakan kualitas sumber daya manusia.
5. Meningkatkan efektivitas penerapan prinsip tata kelola
perusahaan yang baik.
Pedoman dan Tata Tertib Dewan Komisaris
Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk memberikan
saran dan masukan yang dibutuhkan kepada Direksi dalam
penyusunan dan pencapaian visi, misi, rencana jangka panjang
serta rencana kerja dan anggaran Perusahaan. Di samping
itu, Dewan Komisaris juga bertanggung jawab melaksanakan
fungsi pengawasan terhadap pengelolaan Perusahaan.
Pelaksanaan tugas Dewan Komisaris mengacu pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar, GCG
Charter Perseroan serta pedoman mengenai Pembagian Tugas
dan Wewenang serta Tata Tertib Dewan Komisaris.
Tata Kelola Perusahaan
F. KoMITE-KoMITE DI bAWAh DEWAn KoMISARIS
Dalam menjalankan fungsi pengawasannya Dewan Komisaris Perseroan dibantu oleh Komite Audit dan Komite Nominasi dan
Remunerasi yang dibentuk dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.
1. KoMITE AUDIT
Profil Komite Audit
Selama 2014, susunan keanggotaan Komite Audit Perseroan tidak mengalami perubahan. Adapun komposisinya, yaitu:
nama Komite Audit Jabatan bidang Keahlian
Hanifah Purnama Ketua Komite Audit Keuangan dan Perbankan
Rodion Wikanto Njotowidjojo Anggota Keuangan dan Perbankan
Sunardi Edirianto Anggota Internal Kontrol dan Perbankan
Susunan, komposisi, keahlian, integritas dan kriteria independensi dari Komite Audit tersebut telah sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia dan peraturan Bapepam dan Lembaga Keuangan yang berlaku. Adapun profil yang mencakup riwayat jabatan dan
pengalaman kerja Komite Audit adalah sebagai berikut:
PT Mandiri Tunas Finance 153Laporan Tahunan 2014
Rodion Wikanto njotowidjojo
Rodion Wikanto njotowidjojohanifah Purnama Sunardi Edirianto
Kiri-Kanan:
Independen di PT Berlian Laju Tanker
Tbk (2014-sekarang).
Pernah menjabat sebagai
Manufacturing Director pada
PT United Can Company (2003-2006).
Pada ADR Group of Companies (1992-
2003), beliau menjabat beberapa posisi
penting, diantaranya President Director
pada PT Bank Eksekutif Internasional
(1993-1998) dan President Director
PT Adrindo Executive Finance (1998-
1999), Vice President pada PT Selamat
Sempurna Tbk (1998-2001), sebagai
Operation Director pada PT Prapat
Tunggal Cipta (1998-2002), dan
sebagai Independent Commissioner
& Head of Audit Committee pada PT
Andhi Chandra Automotive Product
Tbk (2001-2003). Sebagai Bussiness
Development Manager pada PT Inti
Putramodern (1988-1992), Sebagai
Assistant Production Director pada PT
Matahari Alka (1987-1988). Memulai
hanifah Purnama
*Profil Hanifah Purnama telah disajikan
dalam profil Dewan Komisaris.
Rodion Wikanto njotowidjojo
Warga Negara Indonesia, kelahiran
Jakarta, 31 Agustus 1961, berumur
54 tahun. Memiliki latar belakang
pendidikan teknik mesin dari Akademi
Teknik Mesin Industri (ATMI), Solo
(1984) dan memperoleh gelar Master
of Business Administration dari IPWI
Jakarta (1992). Menjabat sebagai
anggota Komite Audit Perseroan sejak
tahun 2009 hingga saat ini.
Beliau juga menjabat sebagai
anggota Komite Audit di berbagai
perusahaan, yaitu PT Indo Kordsa
Tbk (2007-sekarang), PT Tunas
Ridean Tbk (2007-sekarang), dan PT
Sierad Produce Tbk (2009-sekarang),
PT Multi Bintang Indonesia Tbk
(2014-sekarang) serta sebagai Direktur
Rodion Wikanto njotowidjojo -
Anggota Komite Audit
PT Mandiri Tunas Finance154Laporan Tahunan 2014
Sunardi Edirianto - Anggota
Komite Audit
karirnya di PT Cakung Utama Indonesia
sebagai Assistant Factory Manager
(1984-1987).
Sunardi Edirianto
Warga Negara Indonesia, kelahiran
Kuningan, 4 Desember 1953,
berumur 61 tahun. Memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas
Krisnadwipayana jurusan Manajemen
Keuangan pada tahun 1984 dan
menyandang gelar Magister Ilmu
Hukum dari Universitas Diponegoro
pada tahun 2008. Bergabung dengan
Perseroan sebagai anggota Komite
Audit sejak tahun 2009 hingga saat ini.
Beliau pernah menjabat sebagai
Regional Internal Control Manager -
Assistant Vice President PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. Kanwil VII Semarang
(2006- 2009), Pjs. Deputy Regional
Manager PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk. Kanwil VII Semarang (2007-2008),
Senior Team Leader Audit Credit
Department Internal Audit Group PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk (2005-
2006), Senior Team Leader Audit Retail,
Risk Management, Finance & Support
Department Internal Audit Group PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk. (2000-
2004) Senior Relationship Manager
Bank Bumi Daya Cabang Jakarta Duta
Merlin (1998-2000), Internal Control
Bank Bumi Daya Cabang Jakarta Duta
Merlin (1997- 1998), Relationship
Manager Bank Bumi Daya Cabang
Kudus (1992-1997), Kepala Bagian Kas
- Dana Jasa Rupiah & Valas Bank Bumi
Daya Cabang Mataram Lombok - NTB
(1986-1992). Memulai karirnya di Bank
Bumi Daya Kantor Pusat Urusan Kontrol
Kredit sebagai Auditor (1976-1985).
Dasar hukum Penunjukan dan Periode Masa Jabatan
Anggota Komite Audit
Anggota Komite Audit Perseroan memiliki masa jabatan
mulai tanggal 12 Maret 2012 hingga masa jabatan Dewan
Komisaris berakhir pada 2017, dengan tidak mengurangi hak
Dewan Komisaris untuk sewaktu-waktu mengganti anggota
Komite Audit. Komite Audit yang saat ini menjabat diangkat
pertama kali berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris PT
Mandiri Tunas Finance Nomor: Kep.Kom/002/2009 tanggal 15
Oktober 2009, yang selanjutnya seluruhnya diangkat kembali
berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Mandiri
Tunas Finance Nomor: KEP.KOM/001/2012 tanggal 12 Maret
2012.
Frekuensi dan Tingkat Kehadiran Rapat
Komite Audit mengadakan pertemuan berkala untuk
mengevaluasi dan menelaah secara transparan berbagai
aktivitas kegiatan Perseroan dan kinerja laporan keuangan
berkala Perseroan untuk selanjutnya melaporkannya kepada
Dewan Komisaris Perseroan secara obyektif dan independen.
Selama 2014, Komite Audit melaksanakan 4 (empat) kali Rapat
Internal Komite Audit, 11 (sebelas) kali Rapat dengan Dewan
Komisaris dan Direksi serta 2 (satu) kali rapat dengan Eksternal
Auditor. Adapun tingkat kehadiran masing-masing anggota
dalam rapat-rapat Komite Audit adalah sebagai berikut:
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 155Laporan Tahunan 2014
nama Komite Audit Jabatan Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran Tingkat Kehadiran (%)
Hanifah Purnama Ketua Komite Audit 4 4 100%
Rodion Wikanto Njotowidjojo Anggota Komite Audit 4 4 100%
Sunardi Edirianto Anggota Komite Audit 4 4 100%
nama Komite Audit
Jabatan
Rapat Gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi
Rapat Gabungan dengan Dewan Komisaris, Direksi, Eksternal Auditor
Jumlah Rapat
Kehadiran PersentaseJumlah Rapat
Kehadiran Persentase
Hanifah PurnamaKetua Komite Audit
11 11 100% 2 2 100%
Rodion Wikanto Njotowidjojo
Anggota Komite Audit
11 11 100% 2 2 100%
Sunardi EdiriantoAnggota Komite Audit
11 11 100% 2 2 100%
Kegiatan Komite Audit
Dalam melaksanakan fungsi kepengawasan pengelolaan
Perseroan, Komite Audit berperan untuk menunjang kinerja
Dewan Komisaris. Oleh sebab itu dalam menjalankan tugasnya,
Komite Audit bertanggung jawab langsung kepada Dewan
Komisaris.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit
1. Melakukan evaluasi atas laporan keuangan Perseroan
berdasarkan peraturan dan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku.
2. Memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap
laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada
Dewan Komisaris serta mengidentifikasikan hal-hal yang
perlu mendapat perhatian dari Dewan Komisaris.
3. Melaporkan kepada Dewan Komisaris berbagai risiko
yang mungkin dihadapi oleh Perseroan dan pelaksanaan
manajemen risiko oleh Direksi.
4. Menelaah atas lingkup dan kesesuaian audit eksternal,
honorarium audit eksternal serta independensi dan
objektifitas audit eksternal.
5. Melakukan penelaahan atas implementasi dan efektifitas
pengendalian internal Perseroan.
6. Menelaah tingkat kepatuhan Perseroan terhadap Peraturan
Pasar Modal dan peraturan lainnya yang terkait dengan
kegiatan usaha Perseroan.
7. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Dewan
Komisaris, seperti melakukan kunjungan ke kantor-kantor
cabang Perseroan.
Dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit berpedoman
kepada Peraturan Bapepam No. IX.I.5 Lampiran Keputusan
Ketua Bapepam dan LK No. Kep. 643/BL/2012 tanggal
7 Desember 2012 tentang Pembentukan dan Pedoman
Pelaksanaan Kerja Komite Audit serta Piagam Komite Audit
Perseroan tanggal 12 April 2012.
Independensi Komite Audit
Seluruh anggota Komite Audit merupakan anggota yang
professional dan independen dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya tanpa campur tangan dari pihak manapun yang
tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Anggota
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance156Laporan Tahunan 2014
Komite Audit juga tidak terkait dengan Direksi, Dewan
Komisaris, maupun pemegang saham. Komite Audit berasal
dari luar perusahaan yang tidak memiliki kepentingan/latar
kaitan pribadi yang dapat menimbulkan dampak negatif dan
benturan kepentingan (Conflict of Interest) dengan Perseroan.
Komite Audit dalam melaksanakan tugasnya tunduk pada
ketentuan/hukum dan perundang-undangan yang berlaku di
Perseroan.
Rencana Pelaksanaan Rapat Komite Audit Tahun 2015
Pada 2015, Komite Audit merencanakan untuk mengadakan 11 (sebelas) kali rapat yaitu:
no. hari Tanggal
1 Jumat 16 Januari
2 Selasa 17 Februari
3 Rabu 18 Maret
4 Rabu 22 April
5 Rabu 13 Mei
6 Rabu 10 Juni
7 Rabu 28 Juli
8 Selasa 26 Agustus
9 Rabu 23 September
10 Kamis 29 Oktober
11 Kamis 3 Desember
Remunerasi Komite Audit
Perincian Remunerasi yang dibayarkan kepada Komite Audit pada tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut:
Jenis RemunerasiJumlah Anggota Komite Audit
Jumlah Remunerasi Komie Audit (Rp Juta)
2014 2013 2012 2011 2010 2014 2013 2012 2011 2010
Honorium 2 2 2 2 2 144 144 120 102 74
Bonus 2 2 2 2 2 - - - - -
Tunjangan Lainnya 2 2 2 2 2 5,1 5 4 3 1,68
Jumlah 149 149 124 105 76
Remunerasi Komite Audit tersebut di atas tidak termasuk anggota Komite Audit yang merangkap sebagai Dewan Komisaris.
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 157Laporan Tahunan 2014
Laporan Komite Audit Tahun 2014
Komite Audit menjalankan tugas dan fungsinya berdasarkan Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter) yang telah
disetujui oleh Dewan Komisaris pada tanggal 25 September 2013. Piagam Komite Audit telah disusun berdasarkan ketentuan
Badan Pengawas Pasar Modal. Berdasarkan Piagam Komite Audit, Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris dengan tujuan
untuk membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan peran pengawasan terhadap Perseroan. Oleh karenanya, Komite Audit
bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.
Komite Audit selama tahun 2014 telah mengadakan 11 (sebelas) kali pertemuan gabungan bersama Dewan Komisaris, Direksi,
Divisi Internal Audit dan 2 (dua) kali pertemuan dengan Retail Audit Goup Bank Mandiri, dan 2 (dua) kali pertemuan dengan
Eksternal Auditor, serta melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Mendiskusikan hasil pemeriksaan laporan keuangan tahunan serta kualitas laporan keuangan tahunan secara keseluruhan
dengan Eksternal Auditor.
2. Menelaah laporan keuangan triwulanan sebelum dipublikasikan.
3. Melakukan evaluasi bersama manajemen terhadap efektivitas pengendalian internal.
4. Secara berkala setiap satu bulan sekali, membahas temuan-temuan Internal Audit bersama Divisi Internal Audit, Direksi dan
Dewan Komisaris.
5. Menyampaikan Laporan Penelaahan Komite Audit, secara periodik per triwulan kepada Dewan Komisaris Perseroan.
Dari hasil pertemuan-pertemuan tersebut, maka Komite Audit selama menjalankan fungsi pengawasannya di tahun 2014
berpandangan sebagai berikut:
1. Manajemen telah mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Internal dan Eksternal Auditor telah bekerja secara independen dan obyektif dalam melaksanakan tugas auditnya.
3. Tidak terdapat kesalahan yang material terhadap penyajian laporan keuangan Perusahaan.
4. Hasil penilaian audit internal pada tahun 2014 membaik dengan nilai rata-rata rating sebesar 70.14 dengan kategori Fair dalam
skala tinggi, dengan catatan manajemen di tahun 2015 diharapkan dapat menuntaskan kelemahan kontrol pada beberapa Top
Risk Cabang, yang masih didominasi oleh temuan mandatory comply.
Demikian Laporan Komite Audit ini dibuat dan ditandatangani oleh seluruh Anggota Komite Audit.
Jakarta, 17 Februari 2015
HANIFAH PURNAMA RODION WIKANTO NJOTOWIDJOJO SUNARDI EDIRIANTO
Ketua Anggota Anggota
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance158Laporan Tahunan 2014
Pelatihan Komite Audit 2014
Selama 2014, beberapa pelatihan yang diikuti anggota Komite Audit adalah sebagai berikut:
nama JabatanJenis Pelatihan/Seminar/
WorkshopPelaksanaan Penyelenggara biaya (Rp)
Hanifah PurnamaKetua Komite
Audit
Seminar: COSO 2013 - Translating Principles into Actions - Roles of Audit Committee, BOC and BOD
24 April 2014Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI)
1.000.000
Workshop Fundamental Competencies of Audit Committee Professionals
21-22 Agustus 2014
Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI)
3.500.000
Rodion Wikanto Njotowidjojo
Anggota Komite Audit
Learning Experience of Annual Report Awards 2012
Januari 2014
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG)
-
Diskusi Panel, Kiprah dan Eksistensi Komisaris Independen, Komisaris Utusan dan Direktur Tidak Terafiliasi dalam Meningkatkan Akuntabilitas Perseroan
19 Februari 2014
Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia (LKDI)
900.000
Seminar: COSO 2013 - Translating Principles into Actions - Roles of Audit Committee, BOC and BOD
24 April 2014Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI)
1.000.000
Governance & Risk for Crime Cases: Studi Kasus Telkom
April 2014
Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia (LKDI)
-
Workshop Fundamental Competencies of Audit Comitte Professionals
21-22 Agustus 2014
Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI)
3.500.000
Enterprise Risk Management 2014
4-5 Desember 2014
Enterprise Risk Management Academy (ERMA)
-
Sunardi EdiriantoAnggota Komite
Audit
Seminar: COSO 2013 - Translating Principles into Actions - Roles of Audit Committee, BOC and BOD
24 April 2014Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI)
1.000.000
Workshop Fundamental Competencies of Audit Committee Professionals
21-22 Agustus 2014
Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI)
3.500.000
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 159Laporan Tahunan 2014
2. KoMITE noMInASI DAn REMUnERASI
Dasar Pembentukan Komite nominasi dan Remunerasi
Komitmen Perseroan untuk mengimplementasikan prinsip tata
kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)
menjadi elemen penting untuk mendukung Perseroan menjadi
lembaga pembiayaan terbesar, terbaik dan terpercaya di
Indonesia.
Salah satu organ pelaksana tata kelola perusahaan adalah
Dewan Komisaris yang memiliki kewenangan dalam
pengawasan secara umum dan/atau khusus terhadap jalannya
kegiatan usaha Perseroan dan memberi nasihat/masukan/
rekomendasi kepada Direksi. Dengan mengacu pada regulasi
atau ketentuan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, dan sebagai salah satu pengawasan Dewan
Komisaris yaitu menjalankan fungsi nominasi dan remunerasi
bagi anggota Dewan Komisaris, Direksi, Anggota Komite
penunjang Dewan Komisaris, serta kerangka Nominasi dan
Remunerasi pejabat Perseroan dan pegawai secara keseluruhan
maka dibentuk Komite Nominasi dan Remunerasi.
Diharapkan dengan adanya Komite Nominasi dan Remunerasi
ini, proses Nominasi dan Remunerasi pengurus Perseroan dan
organ pelaksana Perseroan lainnya dapat dilakukan secara
transparan dan akuntabel sesuai dengan perkembangan usaha
Perseroan dan pada akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan
pemegang saham dan stakeholders lainnya terhadap
pengelolaan Perseroan.
Persyaratan
Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi wajib memenuhi
persyaratan kemampuan dan pengalaman serta persyaratan
independensi, yaitu:
1. Memiliki integritas, obyektifitas dan etika yang tinggi;
2. Mempunyai pengetahuan yang memadai termasuk
ketentuan dan peraturan serta perundangan yang berlaku;
3. Paling sedikit salah satu dari anggota komite harus memiliki
latar belakang pendidikan dan atau pengalaman kerja
dibidang nominasi, remunerasi pegawai, atau Human
Resource Development;
4. Mampu bersikap independen yaitu mampu melaksanakan
tugas secara profesional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh/tekanan dari pihak manapun;
5. Bersedia meningkatkan kompetensi secara terus menerus
melalui pendidikan dan pelatihan;
6. Bukan merupakan orang dalam Kantor Konsultan Hukum,
Kantor Konsultan Sumber Daya Manusia, Kantor Konsultan
Business Development, atau pihak lain yang memberi jasa
assurance, jasa non-assurance, dan/atau jasa konsultasi lain
kepada Perseroan dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir
sebelum diangkat sebagai anggota komite oleh Dewan
Komisaris.
Pengangkatan dan Pemberhentian Komite nominasi dan
Remunerasi
Komite Nominasi dan Remunerasi, dibentuk berdasarkan Surat
Keputusan Dewan Komisaris dan bertanggung jawab kepada
Dewan Komisaris. Komite Nominasi dan Remunerasi bekerja
secara kolektif dan melaksanakan tugasnya secara independen
terhadap manajemen Perseroan.
Sesuai dengan Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi PT
Mandiri Tunas Finance yang disahkan di Jakarta pada tanggal
29 Oktober 2014, telah diatur bahwa jumlah Komite Nominasi
dan Remunerasi PT Mandiri Tunas Finance paling kurang terdiri
dari 3 (tiga) orang anggota dengan ketentuan satu di antara
anggota Komite merupakan Komisaris Independen, anggota
Komite lainnya dapat berasal dari anggota Dewan Komisaris,
pihak yang menduduki jabatan manajerial di bawah Direksi
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance160Laporan Tahunan 2014
yang membidangi sumber daya manusia dan pihak yang berasal
dari luar Perseroan yang harus memiliki pengalaman terkait
Nominasi dan Remunerasi dan tidak dapat merangkap jabatan
sebagai anggota komite lainnya yang dimiliki Perseroan.
Pengangkatan anggota Komite Nominasi dan Remunerasi PT
Mandiri Tunas Finance diputuskan melalui Surat Keputusan
Dewan Komisaris Nomor KEP.KOM/01/2014 tanggal 26
November 2014.
Anggota Komite diangkat untuk masa jabatan tertentu
dan dapat diangkat kembali. Masa jabatan anggota Dewan
Komisaris yang merangkap sebagai anggota Komite sama
dengan masa kerja penunjukannya sebagai anggota Dewan
Komisaris yang ditentukan oleh Anggaran Dasar Perseroan
atau Rapat Umum Pemegang Saham. Masa jabatan anggota
Komite yang bukan berasal dari anggota Dewan Komisaris
tidak boleh lebih lama daripada masa jabatan Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris dapat memberhentikan sewaktu-waktu
anggota Komite yang bukan anggota Dewan Komisaris, jika
berdasarkan pertimbangan Ketua Komite yang bersangkutan
tidak melaksanakan tugasnya dengan baik.
Jumlah dan Komposisi Komite nominasi dan Remunerasi
Komite diketuai oleh Komisaris Independen. Salah satu anggota
Komite yaitu Angggota Komite dari pihak yang menduduki
jabatan manajerial dibawah Direksi yang membidangi sumber
daya manusia ditetapkan sebagai Sekretaris Komite.
Sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Komisaris KEP.
KOM/01/2014 tanggal 26 November 2014 maka komposisi
Komite Nominasi dan Remunerasi PT Mandiri Tunas Finance
adalah sebagai berikut:
nama Jabatan
Hanifah Purnama Ketua
Sarastri Baskoro Anggota
Eka Fitria Anggota
Nenny Lasmanawati Anggota merangkap Sekretaris
Profil Anggota Komite nominasi dan Remunerasi*Profil Hanifah Purnama dan Sarastri Baskoro telah disajikan dalam profil Dewan Komisaris
Sarastri baskorohanifah Purnama
Kiri-Kanan:
nenny LasmanawatiEka Fitria
PT Mandiri Tunas Finance 161Laporan Tahunan 2014
Eka Fitria - Anggota Komite nominasi dan Remunerasi
Warga Negara Indonesia, 36 tahun, dilahirkan di Medan pada
tanggal 20 Agustus 1978. Menyelesaikan pendidikan S1 di
Fakultas Hukum, Universitas Padjajaran, Bandung pada tahun
2000 dan Master in Business Administration dari IE Business
School, Madrid, Spanyol, pada tahun 2011.
Eka Fitria - Anggota Komite nominasi
dan Remunerasi
Bergabung dengan Perseroan sebagai anggota Komite Nominasi
dan Remunerasi pada bulan Desember 2014. Saat ini beliau
bekerja di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai Department
Head Human Capital Strategy & Policy Group (2014-sekarang).
Sebelumnya beliau pernah menjabat beberapa posisi di PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk yaitu sebagai Chief Dealer Treasury Group
(2012-2013), Senior Manager Treasury Group (2007 -2010),
Manager Treasury Group (2005-2006), Assistant Manager
(2004), dan Officer Development Program (2003). Memulai
karir di Adhyaksa & Co Lawyers sebagai Associate (20012002).
nenny Lasmanawati – Anggota merangkap Sekretaris
Komite nominasi dan Remunerasi
Warga Negara Indonesia, 50 tahun, dilahirkan di Jakarta pada
tanggal 19 Agustus 1964. Menyelesaikan pendidikan S1 di
Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia pada tahun 1990.
nenny Lasmanawati – Anggota merangkap Sekretaris Komite nominasi dan Remunerasi
Menjabat sebagai anggota merangkap Sekretaris Komite
Nominasi dan Remunerasi pada bulan Desember 2014. Saat ini
beliau menjabat sebagai Kepala Divisi Human Capital Perseroan
sejak tahun 2012. Sebelumnya beliau pernah bekerja di PT
Asuransi Bintang Tbk sebagai Group Head Human Resources
(2009-2012). Selain itu pernah bekerja di PT Bank Danamon
Tbk sebagai Assessment Center Manager (2007-2009), PT Data
Dimensi Indonesia sebagai Assessment Center Manager (2000-
2007), dan di PT Bank Bali sebagai Assessment Staf. Memulai
karirnya sebagai Operation Manager di PT Trinindo Cakrabuana
(1990-1995).
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance162Laporan Tahunan 2014
Piagam Charter Komite nominasi dan Remunerasi
Dalam melaksanakan fungsi dan perannya, Komite Nominasi dan
Remunerasi PT Mandiri Tunas Finance telah dilengkapi Piagam
Charter yang ditetapkan pada tanggal 29 Oktober 2014. Pedoman
Kerja Komite Nominasi dan Remunerasi, mengatur beberapa
hal terkait dengan: (a) Tugas dan Tanggung Jawab Komite, (b)
Kewenangan Komite, (c) Rapat Komite dan (d) Organisasi Komite.
Piagam Charter Komite Nominasi dan Remunerasi di review secara
berkala untuk memastikan bahwa cakupan pedoman tersebut selalu
sejalan dengan kebutuhan, dan/atau regulasi lain yang berlaku.
Fungsi, Wewenang dan Tugas Komite nominasi dan
Remunerasi
Fungsi
1. Menyusun, melaksanakan dan menganalisa kriteria dan
prosedur nominasi bagi calon Direksi dan Dewan Komisaris dan
juga prosedur pemberhentian Direksi dan Dewan Komisaris;
2. Mengidentifikasi calon Direksi dan Dewan Komisaris baik dari
dalam maupun dari luar yang memenuhi syarat untuk diajukan/
diangkat menjadi Direktur atau Dewan Komisaris;
3. Menyusun kriteria penilaian kinerja Direksi;
4. Mengusulkan suatu sistem remunerasi yang sesuai bagi Direksi
dan Dewan Komisaris berupa sistem penggajian, pemberian
fasilitas dan tunjangan, opsi yang diberikan serta sistem pensiun;
5. Memastikan pelaksanaan kepatuhan Perseroan terhadap
ketentuan dan atau regulasi OJK, Kementrian Ketenagakerjaan,
dan regulasi terkait lainnya termasuk hal-hal yang menjadi
keputusan RUPS Perseroan; dan
6. Mendukung aktifitas pengembangan sumber daya manusia
yang profesional.
Wewenang
1. Komite dapat mengakses catatan atau informasi tentang
pegawai Perseroan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas
Komite;
2. Dalam melaksanakan wewenang sebagaimana diatur
dalam poin 1 di atas, Komite bekerja sama dengan
mitra kerja diantaranya Sekretaris Dewan Komisaris,
Komite Penunjang Dewan Komisaris, tim terkait di level
manajemen khususnya Human Resources Development
Division, dan unit-unit kerja Perseroan terkait lainnya
(jika diperlukan);
3. Komite mempunyai wewenang berkomunikasi
langsung dengan pegawai, termasuk Direksi dan pihak
yang terkait dengan pelaksanaan tugas Komite;
4. Apabila diperlukan Komite dapat melibatkan tenaga
ahli dan/atau konsultan/pihak independen di luar
Komite atau membentuk ad hoc team yang diperkukan
untuk membantu pelaksanaan tugasnya atas biaya
Perseroan;
5. Komite melakukan kewenangan lain yang diberikan
oleh Dewan Komisaris.
Tugas dan Tanggung Jawab
Tugas dan Tanggung Jawab yang terkait dengan Fungsi
Remunerasi:
1. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi
Perseroan yang meliputi Gaji, Honorarium, Tunjangan
Hari Raya (THR), Benefit (medical, health, loan facility,
dan lainnya), Bonus/Insentif (untuk karyawan), dan
Tantiem (untuk Dewan Komisaris dan Direksi); dan
2. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris
mengenai kebijakan remunerasi bagi anggota Direksi
dan/atau Dewan Komisaris untuk disampaikan ke
RUPS serta kebijaksanaan remunerasi pejabat Eksekutif
dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan
kepada Direksi;
3. Memastikan bahwa kebijakan remunerasi Perseroan
telah sesuai dengan kinerja keuangan Perseroan dan
pemenuhan cadangan sesuai peraturan/regulasi yang
berlaku, evaluasi prestasi kerja individual, kewajaran
peer group didalam maupun diluar Perseroan, dan
strategi pengembangan Perseroan jangka panjang.
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 163Laporan Tahunan 2014
Tugas dan Tanggung Jawab Yang Terkait Dengan Fungsi
Nominasi
1. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris
mengenai komposisi jabatan anggota Direksi dan/atau
Dewan Komisaris;
2. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris
mengenai kebijakan, dan kriteria yang dibutuhkan dalam
nominasi anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris;
3. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris
mengenai nama calon anggota Direksi dan/atau Dewan
Komisaris;
4. Menelaah, dan mengusulkan perencanaan suksesi
(succession plan) anggota Direksi dan/atau Dewan
Komisaris;
5. Melakukan penilaian berdasarkan tolok ukur (benchmark)
yang telah disusun sebagai bahan evaluasi kinerja dan
pengembangan kemampuan Direksi dan/ atau Dewan
Komisaris;
6. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris
mengenai kebijakan evaluasi kinerja bagi anggota Direksi
dan/atau Dewan Komisaris;
7. Memberikan rekomendasi mengenai pihak independen
yang akan menjadi anggota Komite penunjang Dewan
Komisaris.
8. Merekomendasikan persetujuan perubahan struktur
organisasi sampai dengan satu tingkat di bawah Direksi.
Pelaksanaan Tugas Komite nominasi dan Remunerasi
Selama tahun 2014 Komite Nominasi dan Remunerasi telah
melakukan kegiatan antara lain:
1. Melakukan pembahasan Rencana Kerja Komite Nominasi
dan Remunerasi.
2. Melakukan pembahasan usulan benchmark remunerasi dan
grading pegawai.
3. Melakukan pembahasan paket remunerasi pengurus dan
memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.
Tata Kelola Perusahaan
Rapat Komite nomiinasi dan Remunerasi
Sesuai dengan Pedoman Kerja Komite Nominasi dan
Remunerasi, Rapat Komite Nominasi dan Remunerasi
diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan dan penugasan
dari Dewan Komisaris, sekurang kurangnya sekali dalam satu
tahun. Rapat hanya dapat diselenggarakan bila dihadiri paling
kurang 51% (lima puluh satu per seratus) dari jumlah anggota
Komite termasuk kehadiran seorang Komisaris Independen dan
Sekretaris Komite. Rapat dipimpin oleh Ketua Komite. Jika ketua
komite berhalangan hadir maka rapat dapat diselenggarakan
dengan dipimpin oleh anggota komite yang lain berdasarkan
musyawarah mufakat. Sekretaris Komite harus hadir disetiap
rapat dan mencatat jalannya rapat. Apabila sekretaris komite
berhalangan hadir, salah satu pegawai tingkat manajerial
yang membidangi sumber daya manusia dapat menggantikan
sekretaris komite tersebut.
Keputusan rapat Komite dilakukan berdasarkan musyawarah
mufakat. Dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat,
pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara
terbanyak. Hasil rapat Komite wajib dituangkan dalam risalah
rapat yang ditanda tangani oleh seluruh anggota yang hadir
dan didokumentasikan secara baik oleh Sekretaris Komite.
Perbedaan pendapat (dissenting opinions) dalam pengambilan
keputusan yang terjadi dalam rapat Komite wajib dicantumkan
secara jelas dalam risalah rapat beserta alasan perbedaan
pendapat tersebut.
Pelaksanaan fungsi Komite dilakukan secara transparan dan
akuntabel. Komite membuat laporan kepada Dewan Komisaris
atas setiap penugasan yang diberikan dan atau untuk setiap
masalah yang diidentifikasi memerlukan perhatian Dewan
Komisaris.
Frekuensi Rapat dan Tingkat Kehadiran Komite nominasi
dan Remunerasi
Selama tahun 2014, Komite Nominasi dan Remunerasi telah
menyelenggarakan 1 (satu) kali rapat dengan agenda sebagai
berikut:
PT Mandiri Tunas Finance164Laporan Tahunan 2014
Tanggal Rapat hanifah Purnama Sarastri baskoro Eka Fitrianenny
Lasmanawati
10 Desember 2014 √ √ √ √
Frekuensi Kehadiran Komite nominasi dan Remunerasi
Komite nominasi dan Remunerasi
Jumlah Rapat Kehadiran %hadir
Hanifah Purnama 1 1 100%
Sarastri Baskoro 1 1 100%
Eka Fitria 1 1 100%
Nenny Lasmanawati 1 1 100%
Pelatihan Komite nominasi dan Remunerasi Tahun 2014
Komite Nominasi dan Remunerasi Perseroan baru dibentuk
pada 26 November 2014 sehingga belum ada pelatihan yang
diikuti oleh Komite Nominasi dan Remunerasi di tahun 2014.
G. DIREKSI
Secara umum, Direksi bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa seluruh aktivitas pengelolaan Perseroan seperti
operasional, keuangan, hal lain-lain berjalan secara efisien
dan efektif serta sesuai prinsip-prinsip GCG. Direksi senantiasa
melaksanakan pengelolaan usaha sekaligus mengelola dan
melindungi kekayaan perusahaan, strategi, dan rencana
anggaran secara teratur serta merupakan representasi dari
perusahaan baik secara internal maupun eksternal.
Secara khusus, Direksi terus melaksanakan strategi yang telah
ditetapkan dalam upaya mencapai visi dan misi perusahaan
serta memastikan agar seluruh komponen Perseroan bekerja
dalam koridor nilai-nilai perusahaan secara konsisten.
Direksi senantiasa menjalankan tugas kepengurusan Perseroan
dengan memperhatikan keseimbangan kepentingan seluruh
pihak terkait dengan aktivitas bisnis Perseroan. Peran ini dan
tanggung jawab Direksi Perseroan dijabarkan dalam Anggaran
Dasar dan dirinci lebih lanjut dalam Pembagian Tugas dan
Wewenang serta Tata Tertib Direksi sesuai dengan Keputusan
Direksi No.021/SK-DIR/MTF/X/2011 tanggal 20 Oktober 2011.
Tata Kelola Perusahaan
Direksi wajib tunduk kepada ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, Anggaran Dasar serta keputusan
RUPS.
Persyaratan Direksi
Direksi merupakan organ Perseroan yang bertanggung
jawab penuh atas terlaksananya GCG sebagai bagian dari
pengelolaan Perseroan yang konsisten dan berkesinambungan.
Pengangkatan dan pemberhentian Direksi dilakukan melalui
RUPS. Setiap anggota Direksi yang akan diangkat wajib
memenuhi seluruh persyaratan Kemampuan dan kepatutan
sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 4/
POJK.5/2013 tanggal 21 November 2013 tentang Penilaian
Kemampuan dan Kepatutan bagi Pihak Utama pada Perusahaan
Perasuransian, Dana Pensiun, Perusahaan Pembiayaan, dan
Perusahaan Penjaminan (POJK No.4).
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan yang akan dilakukan
oleh OJK terhadap Direksi meliputi Kompetensi, Integritas dan
Reputasi Keuangan.
Penilaian faktor kompetensi, meliputi kriteria:
a. Pengetahuan yang memadai dan relevan dengan
jabatannya;
b. Pemahaman tentang peraturan perundang-undangan di
bidang perusahaan pembiayaan dan peraturan perundang-
undangan lain yang berhubungan dengan perusahaan
pembiayaan;
c. Pengalaman dan keahlian di bidang perusahaan pembiayaan
dan/atau bidang lain yang relevan dengan jabatannya; dan
PT Mandiri Tunas Finance 165Laporan Tahunan 2014
d. kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam
rangka pengembangan usaha perusahaan pembiayaan
yang sehat.
Penilaian faktor integritas, meliputi kriteria:
a. Tidak pernah melakukan perbuatan tindak pidana dibidang
jasa keuangan dan/atau perekonomian;
b. tidak pernah dihukum karena tindak pidana kejahatan
berdasarkan putusan pengadilan dalam jangka waktu
paling lama 5 (lima) tahun sebelum penilaian kemampuan
dan kepatutan;
c. Tidak pernah melanggar komitmen yang telah disepakati
dengan instansi pembina dan pengawas usaha jasa
keuangan;
d. Tidak pernah melakukan perbuatan yang memberikan
keuntungan secara tidak wajar kepada Pemegang Saham,
anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, Pegawai dan/
atau pihak lain yang dapat merugikan Konsumen;
e. Tidak pernah melanggar prinsip kehati-hatian dibidang
usaha jasa keuangan;
f. Tidak tercantum dalam Daftar Tidak Lulus (DTL) di sektor
Perbankan;
Tata Kelola Perusahaan
g. Tidak pernah melakukan perbuatan yang tidak sesuai
dengan kewenangannya atau di luar kewenangannya;
h. Tidak pernah dinyatakan tidak mampu menjalankan
kewenangannya; dan
i. Tidak pernah melanggar peraturan perundang-undangan
dibidang Industri Keuangan Non-Bank (IKNB).
Penilaian faktor reputasi keuangan, meliputi kriteria:
a. Tidak memliki kredit macet;
b. Tidak pernah dinyatakan pailit dan tidak pernah menjadi
Pemegang Saham, anggota Direksi, anggota Dewan
Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
Perusahaan dinyatakan pailit berdasarakan putusan
Pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum
penilaian kemampuan dan kepatutan; dan
c. Tidak pernah terlibat dalam tindak pidana pencucian uang.
Anggota Direksi Perusahaan Pembiayaan wajib memenuhi
seluruh persyaratan kemampuan dan kepatutan, sesuai dengan
POJK No.4. Seluruh anggota Direksi Perseroan telah memenuhi
kelulusan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan yang diadakan
oleh Bapepam dan LK, sebagai berikut:
nama Direksi JabatanTanggal Lulus Uji Kemampuan dan
KepatuhanKeputusan bapepam dan LK nomor
Ignatius Susatyo Wijoyo Direktur Utama 23 Juni 2009 Kep-162/BL/2009
Anton Herdianto* Direktur 22 Juni 2010 Kep-237/BL/2010
Harjanto Tjitohardjojo Direktur 5 Juli 2010 Kep-273/BL/2010*Anton Herdianto telah mengundurkan diri sebagai Direktur Perseroan per tanggal 24 Oktober 2014.
Struktur dan Komposisi Direksi
Para anggota Direksi diangkat dan diberhentikan melalui
keputusan RUPS. Masa jabatan masing-masing anggota Direksi
berakhir pada penutupan RUPS Tahunan yang kelima sejak
tanggal pengangkatan, tanpa mengurangi hak dari RUPS
untuk memberhentikan para anggota Direksi sebelum masa
jabatannya berakhirnya dengan menyebutkan alasannya.
Di tahun 2014 terjadi perubahan Direksi di mana Anton
Herdianto telah mengundurkan diri sebagai Direktur Perseroan
per tanggal 24 Oktober 2014 dikarenakan adanya penugasan
kembali di Bank Mandiri sebagai Group Head Strategy &
Performance Group dan pengunduran dirinya telah disetujui
oleh Pemegang Saham Perseroan melalui Akta Pernyataan
PT Mandiri Tunas Finance166Laporan Tahunan 2014
Keputusan Pemegang Saham PT Mandiri Tunas Finance No. 41 tanggal 28 Oktober 2014 yang dibuat oleh Lenny Janis Ishak, SH,
Notaris di Jakarta. Dengan demikian susunan Direksi Perseroan menjadi sebagai berikut:
nama Direksi Jaba tanTanggal
PengangkatanAkhir Masa Jabatan
Ignatius Susatyo Wijoyo Direktur Utama 6 Februari 2012 RUPS Tahunan Tahun 2017
Harjanto Tjitohardjojo Direktur 29 Juni 2010 RUPS Tahunan Tahun 2015
7. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan tanggung
jawab sosial Perseroan serta mendorong penerapan
prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dalam
Perseroan.
8. Bertanggung jawab secara pribadi apabila bersalah atau
lalai dalam menjalankan tugasnya untuk kepentingan
dan usaha Perseroan.
9. Berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas
nama Direksi serta mewakili Perseroan dan berhak
mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau
kuasanya dengan memberikan kepadanya atau
kepada mereka kekuasaan untuk perbuatan tertentu
sebagaimana diatur dalam Surat Kuasa.
10. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dari Direksi
lainnya.
· harjanto Tjitohardjojo, sebagai Direktur Sales dan
Marketing
1. Memimpin, mengarahkan dan mengkoordinasikan
seluruh bisnis unit dalam mengembangkan dan
memasarkan produk dan aliansi sehingga lebih
marketable dan profitable
2. Mengarahkan dan mensupervisi divisi-divisi dan kepala
wilayah yang berada di bawahnya.
3. Memimpin dan mengarahkan kebijakan dan strategi
yang berhubungan dengan kegiatan bisnis dan
pemasaran untuk jangka panjang, jangka menengah
dan jangka pendek.
4. Membantu Direktur Utama dalam mengarahkan proses-
proses perubahan yang diperlukan untuk memenuhi
tantangan persaingan bisnis dengan mendorong
bisnis unit membuat produk supaya lebih dinamis dan
kompetitif.
Tata Kelola Perusahaan
Seluruh Direksi Perseroan saat ini menetap di Indonesia dan
tidak merangkap jabatan sebagai Direksi pada perusahan
pembiayaan lain ataupun merangkap sebagai anggota
Dewan Komisaris pada perusahaan pembiayaan lainnya sesuai
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indoensia Nomor
84/PMK.012/2006 tanggal 29 September 2006 tentang
Perusahaan Pembiayaan.
Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, anggota Direksi
memiliki tugas dan tanggung jawab khusus yang telah
ditetapkan dalam Rapat Direksi, yaitu:
· Ignatius Susatyo Wijoyo sebagai Direktur Utama
1. Mengkoordinasikan pelaksanaan pengurusan Perseroan
sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan
keputusan RUPS Perseroan dengan memperhatikan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Mengarahkan proses perubahan yang diperlukan
untuk memenuhi tantangan persaingan bisnis dengan
mendorong bisnis unit membuat produk dengan lebih
dinamis dan kompetitif.
3. Mengkoordinasikan kelancaran pelaksanaan tugas-
tugas yang berhubungan dengan Business Unit dan
Supporting Unit agar berjalan lancar, efektif dan efisien.
4. Mengarahkan dan mengontrol divisi-divisi yang berada
dibawahnya.
5. Meningkatkan citra Perseroan dengan membina
hubungan baik dengan semua stakeholder.
6. Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan
tugasnya untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai
maksud dan tujuan.
PT Mandiri Tunas Finance 167Laporan Tahunan 2014
5. Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan
tugasnya untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai
maksud dan tujuan.
6. Bertanggung jawab secara pribadi apabila bersalah atau
lalai dalam menjalankan tugasnya untuk kepentingan
dan usaha Perseroan.
7. Berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama
Direksi serta mewakili Perseroan dalam hal Direktur
Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab
apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan oleh pihak
ketiga.
Pedoman dan Tata Tertib Direksi
Dalam rangka untuk menjamin kelancaran tugas-tugas
Direksi serta tata tertib kerja Direksi dan pembagian tugas
masing-masing, Direksi telah menetapkan Keputusan Direksi
No.021/SKDIR/MTF/X/2011 tanggal 20 Oktober 2011 tentang
Pembagian Tugas dan Wewenang serta Tata Tertib Direksi
Perseroan.
Dalam Keputusan Direksi tersebut telah ditetapkan hal-hal
sebagai berikut: pembidangan tugas masing-masing Direksi,
tanggung jawab dan kewenangan Direksi, etika dan waktu
kerja, dan tata tertib rapat Direksi.
Prosedur dan Penetapan Remunerasi Direksi
Sesuai dengan ketentuan Pasal 96 ayat 1 Undang-undang
Nomor: 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, jumlah
remunerasi para anggota Direksi, yang mencakup gaji dan
tunjangan lainnya ditetapkan berdasarkan Keputusan Rapat
Tata Kelola Perusahaan
Umum Pemegang Saham, dengan ketentuan kewenangan
Rapat Umum Pemegang Saham tersebut dapat dilimpahkan
kepada Dewan Komisaris. Keputusan Remunerasi didasarkan
pada pertimbangan lingkup Perseroan, pencapaian Key
Performance Indicator (KPI) yang ditetapkan pada awal tahun
serta tanggung jawab masing-masing Direksi.
Adapun prosedur penetapan remunerasi bagi Direksi adalah
sebagai berikut:
1. Dewan Komisaris mengusulkan remunerasi Direksi kepada
RUPS.
2. RUPS menetapkan remunerasi bagi Direksi.
Prosedur Remunerasi Direksi dalam tahun 2014 ditetapkan
dalam RUPS Tahunan yang diadakan pada tanggal 10 April
2014 sebagaimana tercantum dalam Akta Berita Rapat Umum
Para Pemegang Saham Tahunan PT Mandiri Tunas Finance
No. 24 dibuat oleh Lenny Janis Ishak, SH., Notaris di Jakarta,
dimana pemegang saham telah menyetujui untuk memberikan
wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih
dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Mayoritas
untuk menetapkan besaran gaji dan honorium bagi anggota
Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun 2013. Pemberian
remunerasi untuk tahun 2013 kepada Direksi memperhatikan
realisasi pencapaian Key Performance Indicator (KPI) pada
tahun 2013. Selama tahun 2014, Direksi Perseroan menerima
remunerasi sebesar Rp10 miliar.
Jumlah aktual remunerasi Direksi Perseroan dari tahun 2010–
2014 adalah sebagai berikut:
Jenis RemunerasiJumlah Direksi
Jumlah Remunerasi Direksi (Rp Juta)
2014* 2013 2012 2011 2010 2014 2013 2012 2011 2010
Honorium 3 3 3 3 3 3.378 3.293 3.016 1.622 2.534
Tantiem 3 3 3 3 3 2.609 1.210 822 1.250 1.170
Tunjangan Lain 3 3 3 3 3 4.024 2.595 2.901 2.028 1.519
Jumlah 10.011 7.098 6.740 5.900 5.223*Satu orang anggota Direksi aktif sampai dengan September 2014
PT Mandiri Tunas Finance168Laporan Tahunan 2014
Remunerasi per orang Anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit
Jumlah Remunerasi per orang dalam 1 tahun
Jumlah Dewan Komisaris (orang)
Jumlah Direksi (orang)Jumlah Komite Audit
(orang)
Di atas Rp2 miliar - - -
Di atas Rp1 miliar s/d 2 miliar - 3 -
Di atas Rp500 juta s/d Rp1 miliar 1 - -
Di bawah Rp500 juta 2 - 3
hubungan Remunerasi Dengan Kinerja Perusahaan
Keputusan remunerasi didasarkan pada pertimbangan lingkup
pekerjaan, pencapaian Key Performance Indicator (KPI) yang
ditetapkan pada awal tahun serta tanggung jawab asing-masing
Direksi. Dalam penerapannya, Dewan Komisaris menentukan
dasar penetapan remunerasi bagi Direksi yang berbasiskan pada
metode balance scorecard dengan menggunakan parameter
yang telah ditentukan.
Rapat Direksi
Rapat Direksi dilakukan oleh seorang atau lebih anggota Direksi
dengan berdasarkan atas permintaan tertulis dari seorang atau
lebih anggota Direksi atau permintaan tertulis dari pemegang
saham yang bersama-sama mewakili sepersepuluh atau lebih
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.
Panggilan Rapat Direksi disampaikan dengan surat tercatat
atau dengan surat yang disampaikan langsung kepada setiap
anggota Direksi dengan mendapat tanda terima paling
lambat tiga hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak
memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
Panggilan rapat harus mencantumkan acara, tanggal, waktu,
dan tempat rapat.
Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama namun apabila
berhalangan untuk hadir dan tidak perlu dibuktikan kepada
pihak ketiga atas ketidakhadirannya, maka Rapat Direksi dapat
dipimpin oleh seorang anggota Direksi yang dipilih oleh dan
dari anggota Direksi yang hadir. Seorang anggota Direksi dapat
diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh anggota Direksi lainnya
berdasarkan Surat Kuasa.
Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan
yang mengikat apabila lebih dari setengah jumlah anggota
Direksi hadir atau diwakili dalam Rapat. Keputusan Rapat Direksi
diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak
tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara
berdasarkan suara setuju paling sedikit lebih dari setengah dari
jumlah suara yang dikeluarkan dalam Rapat. Apabila suara
yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, Ketua Rapat
Direksi yang akan menentukan.
Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan satu
suara dan tambahan satu suara untuk setiap anggota Direksi
lain yang diwakilinya. Pemungutan suara mengenai diri orang
dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda tangan,
sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan
secara lisan, kecuali Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada
rasa keberatan dari yang hadir. Suara blanko dan suara yang
tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap
tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara
yang dikeluarkan.
Direksi dapat mengambil keputusan yang sah tanpa
mengadakan Rapat Direksi, dengan ketentuan sudah adanya
pemberitahuan secara tertulis pada semua anggota Direksi dan
semua anggota Direksi memberikan persetujuan mengenai usul
yang diajukan dengan menandatangani persetujuan tersebut.
Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai
kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan
sah dalam Rapat Direksi.
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 169Laporan Tahunan 2014
Frekuensi dan Tingkat Kehadiran Rapat
Selama 2014, Direksi secara berkala telah melakukan pertemuan sebanyak 12 (dua belas) kali pertemuan. Berikut data rapat-rapat
Direksi beserta kehadirannya:
nama Direksi Jabatan Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran Persentase
Ignatius Susatyo Wijoyo Direktur Utama 12 12 100%
Anton Herdianto Direktur 12 10 83%
Harjanto Tjitohardjojo Direktur 12 12 100%
nama Dewan Komisaris dan Direksi
Jabatan Jumlah Rapat Jumlah KehadiranTingkat
Kehadiran (%)
Anton Setiawan Komisaris Utama 11 11 100%
Sarastri Baskoro Komisaris 11 11 100%
Hanifah Purnama Komisaris Independen 11 11 100%
Ignatius Susatyo Wijoyo Direktur Utama 11 11 100%
Anton Herdianto Direktur 11 10 91%
Harjanto Tjitohardjojo Direktur 11 11 100%
Rapat yang sudah dilakukan tersebut menghasilkan berbagai
keputusan dan kebijakan yang telah dibahas dan diputuskan
bersama dalam Rapat Direksi, antara lain:
1. Evaluasi kinerja operasional dan keuangan setiap bulan.
2. Pengembangan paket-paket produk pembiayaan.
3. Optimalisasi strategi pemasaran terutama untuk
mengoptimalkan captive market yang tersedia.
4. Penyempurnaan kebijakan dan proses kredit.
5. Pengembangan sumber daya manusia dengan
melaksanakan program penilaian karyawan secara
berkala dan pelaksanaan program Managers
Development Program (MDP) untuk meningkatkan
potensi dan kompetensi karyawan Perseroan.
6. Pembahasan hasil temuan-temuan Divisi Internal Audit.
7. Penyempurnaan kebijakan dan prosedur pengelolaan
manajemen risiko.
8. Penyesuaian struktur organisasi sesuai perkembangan
bisnis Perseroan.
9. Rencana pembelian aset gedung kantor cabang baru.
Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi
Pada 2014, Dewan Komisaris mengadakan rapat gabungan
dengan Direksi sebanyak 11 (sebelas) kali rapat dengan tingkat
kehadiran sebagai berikut:
Rapat Gabungan Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite Audit
Di tahun 2014, Perseroan mengadakan rapat gabungan yang terdiri dari Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite Audit sebanyak 11
(sebelas) kali rapat. Secara rinci, dapat disajikan melalui table berikut:
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance170Laporan Tahunan 2014
nama Jabatan Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran Presentase
Anton Setiawan Komisaris Utama 11 9 82%
Sarastri Baskoro Komisaris 11 9 82%
Hanifah Purnama Komisaris Independen 11 11 100%
Ignatius Susatyo Wijoyo Direktur Utama 11 9 82%
Anton Herdianto Direktur 11 7 64%
Harjanto Tjitohardjojo Direktur 11 8 67%
Rodion Wikanto Njotowidjojo
Anggota Komite Audit 11 11 100%
Sunardi Edirianto Anggota Komite Audit 11 11 100%
Program Pelatihan Direksi 2014
Dalam rangka meningkatkan kompetensi seluruh jajaran Direksi, Perseroan menyelenggarakan program pelatihan sebagai berikut:
nama JabatanJenis Pelatihan/
Seminar/WorkshopPelaksanaan Penyelenggara biaya (Rp)
Ignatius Susatyo Wijoyo
Direktur Utama Workshop: Tinjauan Efektivitas “One and Two Tier Boards”
4 November 2014 Bank Mandiri -
International Seminar "Financial Literacy for Women and SME's"
25-26 November 2014
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
-
Sosialisasi Peraturan OJK tentang Perusahaan Pembiayaan
16 Desember 2014 Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
-
Anton Herdianto
Direktur International Seminar Asia Pacific and Indonesia Economic Review (A Seminar for Fit and Proper Refreshment for Director, Commissioner, Controlling Shareholder, Sharia Supervisory Board & Foreign Employee)
23 Mei 2014 Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia
(APPI)
4.000.000
Harjanto Tjitohardjojo
Direktur Integrating Marketing & Finance 2014
20-22 Agustus 2014 Markplus, Inc. 16.500.000
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 171Laporan Tahunan 2014
nama JabatanJenis Pelatihan/
Seminar/WorkshopPelaksanaan Penyelenggara biaya (Rp)
International Seminar on Market Conduct “A New Era of Conduct Supervision: Consequencess, Challenges, and Opportunities”
8-9 Oktober 2014 Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
-
Strategic Marketing Management
8-12 Desember 2014 Chicago Booth School, USA
111.338.500
Kebijakan Perusahaan Tentang Penilaian Terhadap
Kinerja Direksi
Jumlah remunerasi anggota Direksi ditetapkan berdasarkan
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang berdasarkan
atas ketentuan Pasal 96 ayat 1 Undang-undang Nomor
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Remunerasi
diputuskan sesuai dengan pertimbangan lingkup pekerjaan,
pencapaian kinerja secara keseluruhan, kondisi Perseroan,
pencapaian Key Performance Indicator (KPI) yang ditetapkan
pada awal tahun serta tanggung jawab masing-masing Direksi.
Adapun prosedur penetapan bagi Direksi adalah sebagai
berikut:
1. Dewan Komisaris mengusulkan remunerasi Direksi kepada
RUPS.
2. RUPS menetapkan remunerasi bagi Direksi.
Remunerasi Direksi dalam tahun 2014 telah ditetapkan dalam
RUPS Tahunan yang diadakan pada tanggal 10 April 2014
dengan mempertimbangkan hasil rapat Dewan Komisaris.
Selama tahun 2014, Direksi Perseroan menerima remunerasi
sebesar Rp10 miliar.
Perseroan menilai bahwa kebijakan remunerasi terhadap
Direksi telah sejalan dengan pencapaian kinerja yang diberikan
di tahun 2013.
Tata Kelola Perusahaan
hubungan Remunerasi Dengan Kinerja Perusahaan
Keputusan remunerasi didasarkan pada pertimbangan lingkup
pekerjaan, pencapaian Key Performance Indicator (KPI) yang
ditetapkan pada awal tahun serta tanggung jawab masing-
masing Direksi. Dalam penerapannya, Dewan Komisaris
menentukan dasar penetapan remunerasi bagi Direksi
yang berbasiskan pada metode balance scorecard dengan
menggunakan parameter yang telah ditentukan.
Indikator Kinerja
Penilaian kinerja Direksi selama tahun 2014 dilakukan
berdasarkan metode balance scorecard dengan menggunakan
parameter sebagai berikut:
1. Pencapaian kinerja sesuai Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP) yaitu meliputi pencapaian target angka-
angka keuangan seperti volume pembiayaan, profitabilitas,
pembiayaan joint financing, cost efficiency ratio, cost of
credit dan piutang pembiayaan bermasalah.
2. Penyempurnaan dan pengembangan proses bisnis
pembiayaan, meliputi antara lain proses kredit, proses
operasional, proses pemasaran, dan proses collection.
3. Perluasan jaringan usaha dan peningkatan kerjasama
aliansi.
4. strategis dengan Group serta pengembangan kerjasama
dengan dealer dan showroom.
5. Pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan
corporate branding.
PT Mandiri Tunas Finance172Laporan Tahunan 2014
Pemenuhan Syarat Keberlanjutan
Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 4/
POJK.5/2013 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan
bagi Pihak Utama pada Perusahaan Perasuransian, Dana
Pensiun, Perusahaan Pembiayaan, dan Perusahaan Penjaminan,
telah ditentukan di dalam Pasal 21 bahwa tentang Syarat
Keberlanjutan bahwa anggota Direksi dan Dewan Komisaris
Perusahaan Pembiayaan yang lulus dalam penilaian kemampuan
dan kepatutan wajib memenuhi syarat keberlanjutan paling
sedikit 1 (satu) kali dalam jangka waktu 1 (satu) tahun.
Tata Kelola Perusahaan
Terkait dengan pemenuhan ketentuan OJK tersebut di atas, Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang telah lulus dalam uji
kemampuan dan kepatutan telah memenuhi Syarat Keberlanjutan di tahun 2014, dengan data sebagai berikut :
no. nama JabatanPemenuhan Syarat Keberlanjutan
Kegiatan Tanggal Tempat Penyelenggara
1Sarastri Baskoro
KomisarisMengikuti International Seminar Asia Pacific and Indonesia Economic Review.
23-Mar-14 Bali APPI
2Ignatius Susatyo Wijoyo
Direktur Utama
Pengajar AR Management dalam Workshop "How To Be A Good & Qualified Multifinance Branch Manager".
24 - 26 Apr 2014
Bogor APPI
Pengajar dalam Kuliah Umum (Edukasi) "Mengenal Industri Perusahaan Pembiayaan dan Prospek Karirnya"
6-May-14 SamarindaUniversitas
Mulawarman & Perseroan
Pembicara Talkshow Multifinance Industry Seminar: "Mengejar Pertumbuhan Multifinance di Tengah Perlambatan"
1-Oct-14 Jakarta
Majalah Infobank
& Sungard Financial Systems
3Anton Herdianto(*)
DirekturMengikuti International Seminar Asia Pacific and Indonesia Economic Review
23-Mar-14 Bali APPI
4Harjanto Tjitohardjojo
Direktur
Pengajar dalam Kuliah Umum (Edukasi) "Mengenal Industri Perusahaan Pembiayaan dan Prospek Karirnya"
6-May-14 SamarindaUniversitas
Mulawarman & Perseroan
International Seminar on Market Conduct "A New Era of Conduct Supervision : Consequences, Challenges, and Opportunities".
8 - 9 Sept 2014
Bali OJK
Berdasarkan ketentuan tersebut, pemenuhan syarat
keberlanjutan harus dilakukan dengan cara mengikuti atau
melakukan kegiatan di bidang industri keuangan yaitu:
1. Mengikuti seminar, workshop, atau kegiatan lain yang
sejenis;
2. Mengikuti kursus, pelatihan, atau program pendidikan
sejenis;
3. Menulis makalah, artikel, atau karya tulis lain yang
dipublikasikan; atau
4. Menjadi pembicara dalam kegiatan seminar atau workshop,
menjadi pengajar atau menjadi instruktur dalam kegiatan
kursus, pelatihan atau program pendidikan sejenis.
PT Mandiri Tunas Finance 173Laporan Tahunan 2014
no. nama JabatanPemenuhan Syarat Keberlanjutan
Kegiatan Tanggal Tempat Penyelenggara
Keterangan :
*Telah mengundurkan diri pada 24 Oktober 2014.
Penilaian kinerja Direksi secara keseluruhan dilakukan oleh
Dewan Komisaris dan menjadi dasar dalam menentukan
remunerasi Direksi.
Rencana Jadwal Rapat Direksi tahun 2015
no. hari Tanggal
1 Selasa 13 Januari
2 Selasa 10 Februari
3 Selasa 10 Maret
4 Selasa 7 April
5 Selasa 12 Mei
6 Selasa 9 Juni
Tata Kelola Perusahaan
no. hari Tanggal
7 Rabu 7 Juli
8 Selasa 11 Agustus
9 Selasa 8 September
10 Selasa 6 Oktober
11 Selasa 10 Oktober
12 Selasa 8 Desember
Pelaksanaan Keputusan RUPS Tahunan Tahun buku 2014
oleh Direksi
Direksi telah melaksanakan seluruh keputusan yang telah
diambil dalam RUPS Tahunan yang diadakan pada 10 April
2014 di Jakarta.
hASIL KEPUTUSAn RUPS TAhUnAn TAhUn bUKU 2013 DAn REALISASInYA
Agenda hasil Keputusan RUPST Realisasi
Pertama
Menyetujui dan menerima Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, serta mengesahkan Laporan Keuangan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young, “EY”) sebagaimana ternyata dalam laporan Auditor Independen Nomor RPC-4726/PSS/2014 tertanggal 24 Januari 2014 dengan pendapat wajar dalam semua hal material, dengan demikian memberikan pembebasan dan pelunasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et decharge) kepada Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengawasan, dan kepada Direksi Perseroan atas tindakan pengurusan dan pelaksanaan kewenangan, yang telah dilakukan dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, sejauh tindakan tersebut bukan merupakan tindak pidana dan tindakan tersebut tercermin dalam laporan tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.
Terealisasi
PT Mandiri Tunas Finance174Laporan Tahunan 2014
Kedua
Menyetujui dan menetapkan Penggunanaan Laba Bersih Perseroan tahun buku 2013 sebesar Rp176.311.769.806,96 (seratus tujuhpuluh enam miliar tigaratus sebelas juta tujuhratus enampuluh sembilan ribu delapanratus enam koma sembilan enam rupiah) sebagai berikut :a. Membagikan dividen final sebesar 12% dari jumlah laba bersih Perseroan yang akan
dibayarkan oleh Perseroan kepada Pemegang Saham Perseroan untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp21.157.412.376,84 (duapuluh satu miliar seratus limapuluh tujuh juta empatratus duabelas ribu tigratus tujuhpuluh enan koma delapan empat Rupiah) atau Rp8,46 (delapan koma empat enam rupiah) perlembar saham yang akan dibagikan kepada pemegang saham secara proporsional yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Tunas Ridean Tbk.
b. Sisa laba bersih tahun 2013 sebesar Rp155.154.357.430,12 (seratus limapuluh lima miliar seratus limapuluh empat juta tigaratus limapuluh tujuh ribu empatratus tigapuluh koma satu dua rupiah) atau sebesar 88% dari jumlah laba bersih akan dibukukan sebagai laba ditahan Perseroan (retained earning) yang akan digunakan untuk memperkuat permodalan Perseroan.
Terealisasi
Ketiga
Menetapkan Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman dan Surja (a member firm of Ernst and Young Global Limited) sebagai Kantor Akuntan Publik yang akan mengaudit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan honorarium dan persyaratan lainnya bagi Kantor Akuntan Publik tersebut, serta menetapkan Kantor Akuntan Publik pengganti dalam hal Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman dan Surja (a member firm of Ernst and Young Global Limited) karena sebab apapun tidak dapat menyelesaikan audit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014.
Terealisasi
Keempat
Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Mayoritas untuk menetapkan besarnya tantieme yang diberikan kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun 2013.
Terealisasi
Kelima
Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham mayoritas untuk menetapkan besarnya gaji dan honorarium bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun 2014 dan memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Mayoritas untuk menetapkan besarnya fasilitas dan/atau tunjangan bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun 2014.
Terealisasi
Keenam
Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan, dengan persetujuan Dewan Komisaris Perseroan sejak penutupan rapat ini, untuk mengalihkan dan/atau menjadikan lebih dari 50% kekayaan bersih Perseroan sebagai jaminan utang atas nama Perseroan guna mendapatkan pendanaan baru yang berasal dari sumber perbankan dan penerbitan obligasi atau surat berharga dalam 1 transaksi atau lebih, baik yang berkaitan atu sama lain maupun tidak sebesar Rp4.000.000.000.000 (empat triliun rupiah) di tahun buku 2015. Dimana untuk setiap pengalihan dan atau penjaminan kekayaan bersih Perseroan dengan kelipatan sebesar Rp1.000.000.000.000 (satu triliun rupiah) Direksi diwajibkan membuat laporan tertulis kepada Dewan Komisaris mengenai pelaksanaan tersebut.
Terealisasi
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 175Laporan Tahunan 2014
KetujuhTidak ada keputusan dan menerima laporan penggunaan dana hasil Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2013 sebagaimana yang telah disampaikan.
Terealisasi
Kedelapan
Dalam rangka konsolidasi Manajemen Risiko termasuk dalam rangka Menjaga Tingkat Kesehatan Perusahaan Anak, Rapat memberikan wewenang kepada Pemegang Saham atau pihak yang ditunjuk oleh Pemegang Saham untuk memperoleh data dan/atau melakukan kerja sama pengelolaan manajemen risiko, pelaksanaan Audit Perseroan maupun kegiatan lainnya yang terkait dengan pengelolaan Perseroan. Pelaksanaan asistensi, kerjasama pengelolaan manajemen risiko maupun pelaksanaan Audit Perseroan tidak mengenyampingkan tugas dan wewenang Direksi dalam melakukan tindakan pengurusan dan tugas Dewan Komisaris dalam melakukan tindakan pengawasan perseroan. Perseroan diwajibkan melaporkan setiap informasi yang relevan dan material kepada pemegang saham melalui pihak yang ditunjuk atau diberi kuasa oleh pemegang saham secara berkala serta menyusun subsidiary guideline principle bersama sama pemegang saham.
Terealisasi
KoMITE DI bAWAh DIREKSI Komite Personalia
Di awal tahun 2013, Direksi telah membentuk Komite Personalia
berdasarkan Surat Keputusan Nomor 001/SK-DIR/MTF/I/2012
tanggal 2 Januari 2012 tentang Komite Personalia.
Tugas Komite Personalia
1. Menyusun kebijakan Human Resources;
2. Menetapkan status pegawai: promosi, demosi, mutasi, dan
lain-lain;
3. Menetapkan kebijakan Human Resources: pembuatan
Buku Pedoman Perusahaan, Surat Keputusan, dan lain-lain;
4. Menetapkan reward dan penalty untuk pegawai;
5. Membentuk kode etik perusahaan, memastikan terjadinya
sosialiasi kode etik serta pengambilan keputusan terhadap
penyimpangan etika kerja.
Keanggotaan dan Struktur Organisasi:
· Komite Personalia terdiri dari Anggota Tetap dan Anggota
Tidak Tetap.
· Anggota Tetap, adalah anggota yang wajib hadir dalam
setiap rapat komite kecuali dengan ijin Ketua Komite
Personalia.
· Anggota Tidak Tetap adalah peserta undangan pada rapat
Komite Personalia.
Struktur organisasi Komite Personalia terdiri dari:
Ketua (Komite Member):
- Direktur Utama (merangkap anggota komite)
Anggota Tetap (Voting Member):
- Direktur
Sekretaris/Anggota Tetap (Non Voting Member):
- Kepala Divisi Human Resources Development
Anggota Tidak Tetap (Non Voting Member):
- Kepala Divisi/Unit Kerja/Kepala Wilayah
- Pegawai lainnya
Rapat Komite Personalia diadakan secara berkala, setiap 2
(dua) bulan sekali pada minggu pertama atau atas permintaan
Ketua Komite/salah satu anggota Komite Personalia jika ada
sesuatu hal yang mendesak. Rapat dinyatakan korum bila
dihadiri oleh minimal 2 (dua) Anggota Tetap dan Ketua Komite.
Keputusan rapat berupa kebijakan yang bersifat individual
tentang status kepegawaian akan disampaikan oleh Sekretaris
Komite Personalia kepada atasan langsung pegawai yang
bersangkutan untuk dilaksanakan. Sedangkan keputusan rapat
yang berupa kebijakan yang bersifat umum akan ditindaklanjuti
oleh Sekretaris Komite Personalia.
Dalam menjalankan pengelolaan Perseroan, khususnya dalam
penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik,
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance176Laporan Tahunan 2014
Direksi dibantu oleh fungsi Audit Internal dan Sekretaris
Perusahaan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan
Perseroan dan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
Keputusan-keputusan Komite Personalia selama tahun 2014
meliputi:
1. Pembahasan untuk Kebijakan/Ketentuan Cash, Benefit dan
Fasilitas Kepegawaian
a. Surat Keputusan Direksi No. 009A/SK-DIR/MTF/XII/2014
tentang Fasilitas Kesehatan Pegawai.
b. Surat Keputusan Direksi No. 005/SK-DIR/MTF/V/2014
tentang Addendum Atas SK No. 013/SK-DIR/MTF/2012
tentang Fasilitas CAP.
2. Pembahasan tentang Performance, Penugasan, Penempatan
dan Mutasi Pegawai
a. Surat Keputusan Direksi No. 003/SK-DIR/MTF/IV/2014
tentang Penugasan Pegawai.
b. Surat Keputusan Direksi No. 009/SK-DIR/MTF/VIII/2014
tentang Addendum Atas SK No. 003/SK-DIR/MTF/
IV/2014 tentang Penugasan Pegawai.
c. Surat Keputusan Direksi No. 009/SK-DIR/MTF/VIII/2014
tentang Addendum Atas SK No. 003/SK-DIR/MTF/
IV/2014 tentang Penugasan Pegawai.
3. Pembahasan tentang Struktur Organisasi dan Kegiatan
Perusahaan
a. Surat Edaran No. 041/SE/MTF/IX/2014 tentang
Ketentuan Pengunduran Diri Pegawai.
b. Surat Keputusan Direksi No. 004/SK-DIR/MTF/V/2014
tentang Perubahan Struktur Organisasi.
c. Surat Keputusan Direksi No. 006/SK-DIR/MTF/VII/2014
tentang Perubahan Struktur Organisasi Divisi Operations
dan Divisi AR Management.
d. Surat Keputusan Direksi No. 006A/SK-DIR/MTF/VII/2014
tentang Struktur Organisasi Perusahaan.
e. Surat Keputusan Direksi No. 007/SK-DIR/MTF/VIII/2014
tentang Addendum atas SKD 019/SK-DIR/MTF/XII/2013
tentang Perubahan Struktur Organisasi Kantor Wilayah.
f. Surat Keputusan Direksi No. 010/SK-DIR/MTF/X/2014
tentang Addendum atas SKD 006A/SK-DIR/MTF/
VII/2014 tentang Struktur Organisasi Perusahaan.
Tata Kelola Perusahaan
g. Surat Keputusan Direksi No. 011/SK-DIR/MTF/
XII/2014tentang Perubahan Struktur Organisasi Kantor
Pusat PT Mandiri Tunas Finance.
h. Memo Internal No. 068/Memo-HRD/MTF/VII/2014
tentang Perubahan dan Pengalihan Fungsi, Tugas, dan
Tanggung Jawab BMM & BOM
i. Memo Internal No. 076/Memo-HRD/MTF/VIII/2014
tentang Tanggung Jawab atas Kinerja Regional atau
Cabang terkait Mutasi atau Promosi Pejabat Regional
atau Cabang
j. Memo Internal No. 113/Memo-HRD/MTF/XII/2014
tentang Penilaian Pegawai PeriodeTahun 2014
SEKRETARIS PERUSAhAAn Dalam menjalankan fungsi komunikasi kepada pihak eksternal
dan internal, Direksi Perseroan dibantu oleh Sekretaris
Perusahaan atau Corporate Secretary. Keberadaan Corporate
Secretary pada awalnya diatur dalam Peraturan Bapepam
No. IX.I.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep.63/
PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Pembentukan
Sekretaris Perusahaan. Perseroan sebagai salah satu Emiten
Surat Utang yang tercatat di Bursa Efek Indonesia berdasarkan
Peraturan Bapepam No. IX.I.4 tersebut diwajibkan memiliki
fungsi Corporate Secretary yang selain menjalankan fungsi
komunikasi juga diharapkan dapat membantu Direksi dalam
menjalankan good corporate governance dan pelayanan
(government relation) kepada pihak yang berkepentingan
(stakeholders) yang bertujuan untuk menciptakan keterbukaan
dan memelihara goodwill Perseroan di mata regulator sesuai
koridor kepatutan dan etika bisnis .
Selain itu, pelaksanaan program-program kegiatan Perseroan
baik kegiatan bisnis maupun kegiatan untuk memenuhi
tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat juga
menjadi fokus kegiatan dari Corporate Secretary.
Corporate Secretary di Perseroan membawahi Departemen
Corporate and Marketing Communication dan Departemen
Customer Care & Services. Melalui keberadaan Corporate
Secretary, Perseroan dapat memastikan penyampaian informasi
dilakukan secara secara akurat, transparan dan tepat waktu
kepada instansi yang terkait, Pemegang Saham Perseroan
maupun kepada pemangku kepentingan lainnya.
PT Mandiri Tunas Finance 177Laporan Tahunan 2014
Dalam perkembangannya, Otoritas Jasa Keuangan merubah
Peraturan Bapepam No. IX.I.4 tersebut dengan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 35/POJK.04/2014 tanggal
8 Desember 2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau
Tata Kelola Perusahaan
Perusahaan Publik. POJK tersebut bertujuan untuk mendorong
kinerja Perseroan, melindungi kepentingan pemangku
kepentingan dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Profil Sekretaris Perusahaan
hengki heriandono
Warga Negara Indonesia, 43 tahun, dilahirkan di Jakarta, 19
Juni 1971. Menyelesaikan pendidikan Strata satu di Fakultas
Hukum Universitas Indonesia pada tahun 1995. Bergabung
di Perseroan sebagai Kepala Divisi Corporate Secretary pada
tahun 2010 sampai saat ini.
hengki heriandono - Sekretaris
Perusahaan
Pada tahun 1996-1998 bekerja di PT Bhuwanatala Indah Permai
Tbk sebagai Assistant Corporate Legal Manager. Kemudian
menjabat sebagai Corporate Secretary dan Corporate Legal
Manager PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk pada tahun 1998-
2009. Memulai karir di PT BDNI Securities sebagai Corporate
Finance pada tahun 1995-1996. Beberapa pelatihan yang
diikuti selama 2014, antara lain:
Jenis Pelatihan/Workshop/Seminar Waktu Penyelenggara biaya (Rp)
Workshop ”Annual Report Award 2012 dan Korelasi antara Implementasi GCG, Global Reporting Initiatives dan Annual Report Award”.
29 Januari 2014 PT Bursa Efek Indonesia -
Workshop “Penanganan Keluhan Konsumen Multifinance sebagai Amanat POJK No. 1 / 2013”.
26 Maret 2014Asosiasi Perusahaan
Pembiayaan Indonesia (APPI)
3.000.000
Seminar “Indonesia Setelah Pemilu 2014”. 22 Mei 2014PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
-
Sosialisasi “Compliance terhadap Peraturan OJK dan PSAK Baru”.
25 November 2014 Otoritas Jasa Keuangan -
PT Mandiri Tunas Finance178Laporan Tahunan 2014
Jenis Pelatihan/Workshop/Seminar Waktu Penyelenggara biaya (Rp)
Sosialisasi Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP)
2 Desember 2014 PT PEFINDO Biro Kredit -
Training “Awaken Best Performance 2014” . 5 Desember 2014 3B Consulting -
Dasar hukum Penunjukan Sekretaris Perusahaan
Direksi Perseroan telah menunjuk dan mengangkat Hengki
Heriandono sebagai Sekretaris Perusahaan Perseroan terhitung
sejak tanggal 24 April 2010 sebagaimana termaktub dalam
Surat Penunjukan No. 0263/SK-TTP/HRD/IV/2010 tanggal 24
April 2010. Berikut ini adalah informasi tentang Sekretaris
Perusahaan Perseroan:
Nama : Hengki Heriandono
Alamat : Graha Mandiri Lt.3A, Jl. Imam Bonjol 61,
Jakarta 10310
Telpon : (62-21) 2305608
Faks : (62-21) 2305618
E-mail : [email protected];
DEWAN KOMISARIS
DIREKTUR KOMITE AUDIT
KEPALA DIVISICORPORATE SECRETARy
KEPALA DEPARTEMENCORPORATE & MARKETINg
COMMUNICATION
KEPALA DEPARTEMENCUSTOMER CARE & SERVICES
Ket: KoordinasiSupervisi/Pembinaan
Tugas Sekretaris Perusahaan
Selama tahun 2014, Corporate Secretary telah menjalankan
fungsi dan tugasnya sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan (POJK) No. 35/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember
2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan
Publik, antara lain sebagai berikut:
1. Mengkoordinasikan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan dan Corporate Action seperti Penawaran
Umum Obligasi Berkelanjutan I Tahap II tahun 2014.
2. Mengikuti Rapat-Rapat Direksi dan Dewan Komisaris serta
membuat berita acara Rapat-Rapat tersebut.
3. Mengikuti perkembangan regulasi khususnya peraturan-
peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal dengan
mengikuti berbagai seminar, workshop dan pertemuan
yang diadakan oleh OJK, PT Bursa Efek Indonesia, PT
Kustodian Sentral Efek Indonesia, Asosiasi Emiten Indonesia
serta lembaga lainnya.
4. Mempersiapkan Laporan Tahunan dan publikasi laporan
keuangan maupun hasil pemeringkatan surat utang di surat
kabar.
5. Menyampaikan laporan keuangan berkala kepada
regulator.
6. Memberikan masukan kepada Direksi untuk mematuhi
ketentuan yang berlaku antara lain Undang-Undang Pasar
Modal, Undang-Undang Perseroan Terbatas dan peraturan
pelaksanaannya.
7. Sebagai penghubung atau contact person antara Perseroan
dengan pihak ketiga lainnya seperti Pemegang Saham,
media massa, OJK dan Lembaga Keuangan, PT Bursa Efek
Indonesia, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia dan otoritas
Pasar Modal lainnya.
8. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang diadakan oleh
Perseroan.
9. Memastikan bahwa laporan-laporan yang wajib dilaporkan
oleh Perseroan kepada instansi-instansi yang berwenang
dilakukan secara benar dan tepat waktu.
Publikasi Informasi Perusahaan
Informasi mengenai laporan keuangan berkala, hasil Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan dan hasil pemeringkatan
melalui media massa dilakukan Perseroan dalam rangka
keterbukaan informasi serta penyebarluasan informasi sesuai
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 179Laporan Tahunan 2014
dengan jangka waktu yang ditentukan dalam peraturan yang
berlaku. Publikasi informasi yang telah dilakukan Perseroan
selama tahun 2014, adalah:
1. Pengumuman Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba
Rugi Komprehensif atas Laporan Keuangan Tahunan per
31 Desember 2013 (Audited), yang dimuat di Surat Kabar
Harian Investor Daily dan Jakarta Globe pada tanggal 17
Februari 2014.
2. Pengumuman hasil Pemeringkatan Tahunan atas Obligasi
Berkelanjutan I PT Mandiri Tunas Finance yang menetapkan
kembali peringkat idAA (Double A) dan hasil Pemantauan
Pemeringkatan atas Obligasi VI Seri C dan Seri D Tahun
2011 yang memutuskan menetapkan kembali peringkat
idAA (Double A), dari PT Pemeringkat Efek Indonesia
(PEFINDO), yang dimuat di Surat Kabar Harian Investor Daily
pada tanggal 12 Maret 2014.
3. Pengumuman Hasil Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan Perseroan yang telah dilaksanakan pada tanggal
10 April 2014, yang dimuat di Surat Kabar Harian Investor
Daily dan Media Indonesia pada tanggal 14 April 2014.
4. Informasi Tambahan dalam rangka Penawaran Umum
Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2014
yang dimuat di Surat Kabar Harian Investor Daily pada
tanggal 5 Mei 2014.
5. Pengumuman Laporan Posisi Keuangan dan Laporan
Laba Rugi Komprehensif atas Laporan Keuangan Tengah
Tahunan Perseroan per 30 Juni 2014 (Unaudited), yang
dimuat di Surat Kabar Harian Investor Daily pada tanggal
24 Juli 2014.
6. Pengumuman Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba
Rugi Komprehensif atas Laporan Keuangan Tahunan per
31 Desember 2014 (Audited), yang dimuat di Surat Kabar
Harian Investor Daily dan Bisnis Indonesia pada tanggal 16
Februari 2015.
Penyerahan Laporan Keuangan berkalaSesuai dengan Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-346/BL/2011 tanggal
5 Juli 2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala
Emiten atau Perusahaan Publik serta Peraturan Bapepam
Nomor X.K.6 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor Kep-431/BL/2012 tanggal 1 Agustus 2012 tentang
Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten
Atau Perusahaan Publik, pada tahun 2014 Perseroan telah
menyampaikan Laporan Keuangan berkala secara tepat waktu
kepada regulator sebagai berikut:
Tata Kelola Perusahaan
Jenis Laporan Keuangan berkalaTanggal Penyampaian Kepada
otoritas Jasa Keuangan bursa Efek Indonesia
Laporan Keuangan Tahunan per 31 Desember 2013
(Audited)19 Februari 2014 18 Februari 2014
Laporan Keuangan Triwulan per 31 Maret 2014 (Unaudited) 30 April 2014 30 April 2014
Laporan Tahunan 2013 25 Maret 2014 17 April 2014
Laporan Keuangan Tengah Tahunan per 30 Juni 2014
(Unaudited)24 Juli 2014 24 Juli 2014
Laporan Keuangan Triwulan per 30 September 2014
(Unaudited)31 Oktober 2014 31 Oktober 2014
Laporan Keuangan Tahunan per 31 Desember 2014
(Audited)16 Februari 2015 16 Februari 2015
PT Mandiri Tunas Finance180Laporan Tahunan 2014
Selain laporan keuangan berkala tersebut, Perseroan juga
menyampaikan laporan-laporan yang diwajibkan dalam
Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tertanggal
29 September 2006 tentang Perusahaan Pembiayaan, antara
lain laporan keuangan bulanan perusahaan pembiayaan dan
laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Bank
Indonesia
KEWAJIbAn PEnYAMPAIAn DATA hUTAnG VALUTA ASInGBerdasarkan Surat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. S-30/
PM.2/2013 tanggal 7 Februari 2013 dan No. S-124/PM.23/2013
tanggal 27 Februari 2013 perihal Permintaan Data Hutang/
Kewajiban Dalam Valuta Asing, Emiten atau Perusahaan Publik
diminta untuk menyampaikan:
1. Laporan mengenai jumlah hutang/kewajiban dalam valuta
asing;
2. Proyeksi pembayaran hutang/kewajiban dalam valuta asing
per bulan; serta
3. Informasi jatuh tempo hutang/kewajiban dalam valuta
asing.
Dalam hal emiten tidak mempunyai atau memiliki hutang/
kewajiban dalam valuta asing, emiten diminta untuk tetap
melaporkan kepada OJK dengan menggunakan formulir yang
telah ditentukan.
Laporan tersebut di atas wajib disampaikan kepada OJK paling
lambat tanggal 10 setiap bulannya dengan menggunakan
formulir sebagaimanaterlampirdalam surat OJK No. S-30/
PM.2/2013 tanggal 7 Februari 2013 tersebut.
Perseroan selama tahun buku 2014 tidak memiliki hutang atau
kewajiban dalam valuta asing, namun demikian Perseroan
tetap memenuhi kewajibannya memberikan data hutang
dalam valuta asing dengan kondisi nihil kepada OJK dengan
tepat waktu sesuai dengan formulir yang telah ditentukan.
Adapun pelaksanaan pelaporan data hutang dalam valuta
asing kepada OJK selama tahun 2014 adalah sebagai berikut:
Data hutang Valuta Asing
2014Jumlah (Rp)
Tanggal Pelaporan Kepada oJK
Januari Nihil 10 Februari 2014
Februari Nihil 7 Maret 2014
Maret Nihil 8 April 2014
April Nihil 9 Mei 2014
Mei Nihil 6 Juni 2014
Juni Nihil 8 Juli 2014
Juli Nihil 7 Agustus 2014
Agustus Nihil 3 September 2014
September Nihil 7 Oktober 2014
Oktober Nihil 6 November 2014
November Nihil 4 Desember 2014
Desember Nihil 6 Januari 2015
AUDIT InTERnALDalam rangka mengelola Perseroan secara efektif dan efisien
serta sebagai dasar kegiatan operasional yang sehat dan aman,
Perseroan telah menyusun Sistem Pengendalian Intern (SPI).
Penerapan SPI oleh seluruh fungsi dan unit kerja di Perseroan
dinilai secara periodik oleh Divisi Audit Internal. Divisi Audit
Internal merupakan unit independen yang bertanggung jawab
langsung kepada Direktur Utama. Dalam pelaksanaan tugasnya,
divisi ini secara fungsional juga melaporkan kegiatannya kepada
Dewan Komisaris melalui Komite Audit.
Secara umum, fungsi dari Divisi Audit Internal dibagi menjadi 2,
yaitu fungsi assurance dan consulting.
1. Fungsi Assurance
Pelaksanaan fungsi assurance oleh Divisi Audit Internal
bertujuan untuk memastikan bahwa pengendalian internal,
manajemen risiko dan tata kelola telah dilakukan oleh seluruh
unit kerja sesuai dengan kebijakan dan prosedur tertulis di
Perseroan maupun peraturan eksternal. Hasil penilaian tersebut
dilaporkan oleh Divisi Audit Internal secara berkala kepada
Direksi Perseroan dan Dewan Komisaris melalui Komite Audit.
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 181Laporan Tahunan 2014
Dalam melaksanakan fungsi assurance, Divisi Audit Internal
mempergunakan metode audit berbasis risiko atau Risk Based
Audit. Dalam metode tersebut, penentuan unit kerja yang
akan diaudit dan ruang lingkup audit dilakukan berdasarkan
evaluasi risiko yang dilakukan secara periodik. Selama tahun
2014, Divisi Audit Internal telah melaksanakan 57 (lima puluh
tujuh) penugasan audit umum (general audit), terdiri dari
2 (dua) penugasan di Kantor Pusat dan 55 (lima puluh lima)
penugasan di Kantor Cabang serta 6 (enam) penugasan audit
khusus (special audit) di Kantor Cabang.
Dari penugasan audit umum selama tahun 2014, secara umum
terdapat perbaikan kualitas pengendalian internal dari tahun
2013. Hal ini tercermin dari kenaikan rata-rata audit rating
seluruh cabang yang diaudit selama tahun 2014 sebesar 70,14
(55 Cabang) naik dibandingkan rata-rata audit rating tahun
2013 sebesar 68,10 (46 Cabang).
Namun demikian, masih diperlukan adanya peningkatan
disiplin pelaksanaan prosedur dan optimalisasi control oleh
seluruh jajaran pegawai Cabang, serta peran dari unit Supervisi
di Area dan Wilayah sebagai 2nd lines of defense.
Selain penugasan audit umum yang dilakukan secara periodik,
Divisi Audit Audit Internal juga melakukan penugasan audit
khusus (special audit) untuk permasalahan tertentu. Selama
tahun 2014, Divisi Internal Audit telah melaksanakan 6
special audit di Cabang, yang secara umum terkait dengan
penggunaan biaya representasi dengan dealer/showroom serta
proses permohonan kredit.
Setiap penugasan assurance dilaporkan kepada Direksi
Perseroan dan pihak yang diaudit dilengkapi dengan rencana
tindaklanjut perbaikan, termasuk sanksi apabila diperlukan.
Kemajuan tindaklanjut perbaikan harus dilaporkan oleh pihak
yang diaudit kepada Divisi Audit lnternal secara periodik untuk
memastikan bahwa setiap pihak yang diaudit selalu berupaya
melakukan penyempurnaan atau perbaikan.
2. Fungsi Consulting
Pelaksanaan fungsi consulting oleh Divisi Internal Audit
bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses
Perseroan dalam rangka perannya sebagai strategic partner
melalui penelaahan risiko dan kontrol atas suatu proses atau
aktivitas yang akan disusun atau akan dievaluasi oleh Perseroan
dan memberikan saran dan masukan perbaikan proses.
Dalam melaksanakan fungsi consulting, Divisi Audit Internal
melakukan analisa sendiri atau bekerja sama dengan unit kerja
atau Divisi lain. Cakupan kegiatan consulting yang dilakukan
oleh Divisi Audit Internal selama tahun 2014 meliputi evaluasi
atas kegiatan pemasaran melalui satelite office dan penggunaan
biaya dalam rangka membina hubungan baik dengan dealer.
Di tahun 2015, fokus audit diarahkan untuk mengevaluasi
efektivitas pengendalian internal terhadap risiko utama bisnis
yang dihadapi oleh Perseroan sebagai salah satu upaya mitigasi
yang harus dilakukan. Dalam proses prioritisasi risiko-risiko
utama yang akan dievaluasi mitigasinya, Divisi Audit Internal
telah mendapat masukan dari unit kerja terkait dan arahan dari
Direksi Perseroan. Masukan dan arahan tersebut mencakup
risiko utama pada proses bisnis dan proses pendukungnya,
khususnya yang ada di jaringan kantor cabang untuk
mendukung terciptanya pemberian pembiayaan yang lebih
berkualitas dan penurunan AR Loss sesuai target yang telah
ditetapkan oleh perusahaan.
Metode audit yang akan dipergunakan pada tahun 2015
mencakup:
1. General Audit
a. Operational Audit (Branch)
Penugasan audit umum dengan ruang lingkup audit
mencakup risiko-risiko utama yang ada di Cabang
(Branch Top Risks) dengan mengacu kepada masukan-
masukan dari Direksi Perseroan pada saat penyusunan
Rencana Kerja Pemeriksaan Tahunan (Annual Audit
Plan). Targetnya adalah 58% Jaringan Kantor Cabang
atau 50 Cabang.
b. Thematic Audit
Penugasan audit umum dengan ruang lingkup audit
mencakup risiko-risiko spesifik pada proses tertentu
yaitu risiko pada proses pengelolaan dana marketing
dan risiko pada proses funding dan disbursement.
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance182Laporan Tahunan 2014
2. Special Audit
a. Penugasan khusus untuk menindaklanjuti informasi
terkini dari whistleblower system dan Early Detection
System (EDS).
b. Penugasan khusus untuk melakukan review beberapa
business initiative.
3. on Desk Monitoring
Divisi Audit Internal melakukan on desk monitoring atas
data operasional cabang secara berkelanjutan. Indikasi
kelemahan dari hasil on desk akan disampaikan kepada
klien (Branch) setiap bulan sebagai salah satu bentuk early
warning signal dari strategic partner dan dimonitor tindak
lanjutnya.
Hasil on desk juga dikomunikasikan kepada unit kerja
terkait di Kantor Pusat untuk dibahas perbaikannya.
Struktur organisasi & Kedudukan Divisi Audit Internal:
Untuk memenuhi ketentuan dalam Peraturan Bapepam - LK No.
IX.I.7 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam
Unit Audit Internal yang juga diatur dalam Surat Keputusan
Ketua BAPEPAM – LK No. KEP-496/BL/2008 tertanggal 28
Nopember 2008, Perseroan telah membentuk Piagam Unit
Audit Internal yang telah disahkan oleh Direksi dan disetujui
oleh Dewan Komisaris terakhir pada tanggal 1 Juni 2012.
Di dalam Pedoman Unit Audit Internal Perseroan disebutkan
bahwa kedudukan Audit Internal adalah:
1. Audit Internal adalah unit kerja dalam organisasi
Perseroan, yang membantu Direktur Utama dan Dewan
Komisaris melalui Komite Audit untuk menjalankan fungsi
pengawasan dalam mewujudkan visi dan misi Perseroan.
2. Divisi Audit Internal dipimpin oleh Kepala Divisi yang
diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama atas
persetujuan Dewan Komisaris.
3. Kepala Divisi Audit Internal bertanggungjawab langsung
kepada Direktur Utama dan melakukan kordinasi dengan
Komite Audit.
4. Seluruh Auditor dan unit kerja yang berada dalam Divisi
Audit Internal bertanggungjawab kepada Kepala Divisi
Audit Internal.
DEWAN KOMISARIS
DIREKTUR UTAMA KOMITE AUDIT
KEPALA DIVISI
INTERNAL AUDIT
AUDIT DEVELOPMENT &
ASSURANCE DEPT. HEAD
DISTRIBUTION & BUSINESS
AUDIT DEPT. HEAD
DISTRIBUTION & SUPPORT
AUDIT DEPT. HEAD
Ket: Koordinasi Supervisi/Pembinaan
Tugas dan Tanggung Jawab Audit Internal:
1. Audit Internal bertanggungjawab untuk merencanakan,
melaksanakan, mengatur dan mengarahkan audit dengan
penekanan pada bidang/aktivitas yang mempunyai risiko
tinggi serta mengevaluasi prosedur/control system yang
ada untuk memperoleh keyakinan bahwa tujuan dan
sasaran Perseroan dapat dicapai secara optimal dan
berkesinambungan.
2. Menyusun Rencana Kerja Pemeriksaan Tahunan (RKPT)
berikut anggarannya, baik pemeriksaan manajemen
operasional yang bersifat rutin maupun audit khusus
(tematik), yang dilakukan di cabang, unit kerja tertentu
atau divisi tertentu di Kantor Pusat.
3. Memberikan rekomendasi perbaikan dan informasi
yang objective tentang kegiatan yang diperiksa kepada
manajemen serta tindakan yang perlu diambil sebagai
penanganan atas hasil pemeriksaan terbatas pada
pelaporan dan pengungkapan.
4. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan
tersebut secara berkala kepada Direktur Utama dan secara
triwulanan kepada Dewan Komisaris dan Komite Audit.
5. Melakukan perbaikan-perbaikan untuk peningkatan
kualitas audit serta melakukan pengembangan teknik audit
untuk memperkuat pengendalian intern Perseroan.
6. Atas rekomendasi yang diberikan, Audit Internal
bertanggungjawab memantau, menganalisis, dan
melaporkan pelaksanaan tindaklanjut perbaikan yang
telah disarankan dari auditee kepada manajemen. Dalam
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 183Laporan Tahunan 2014
hal auditee tidak menindaklanjuti temuan sebagaimana
rekomendasi audit, maka hal tersebut akan turut dilaporkan
kepada manajemen dan mempengaruhi audit rating
berikutnya.
7. Mengkoordinasikan kegiatannya dengan kegiatan
pemeriksa ekstern sehingga dapat dicapai hasil audit yang
optimal.
8. Melaksanakan investigasi terhadap hal-hal yang diduga
atau terindikasi fraud, dan melaporkannya kepada Direktur
Utama danDewanKomisarismelaluiKomite Audit.
Kewenangan Audit Internal Perseroan
1. Melakukan penugasan audit terhadap kegiatan semua unit
kerja dan cabang dalam organisasi Perseroan.
2. Mendapat akses terhadap semua data dan dokumen
dalam bentuk hardcopy maupun softcopy serta informasi
obyek audit termasuk di dalamnya catatan karyawan dan
sumber daya serta hal-hal lain yang dianggap perlu untuk
menunjang kegiatan audit.
3. Melakukan penelusuran terhadap indikasi kasus/masalah
pada setiap aspek dan unsur kegiatan baik berupa penipuan,
pemalsuan, penggelapan, pencurian, atau hal-hal lainnya
yang dapat menimbulkan kerugian material maupun
immaterial bagi perusahaan. Penelusuran terhadap suatu
kasus/masalah terbatas pada pengungkapan dan pelaporan
kepada manajemen.
4. Melakukan komunikasi secara berkala dengan anggota
Direksi, Dewan Komisaris, dan Komite Audit.
5. Dalam hal komunikasi secara berkala denganDireksi,
Dewan Komisaris, dan Komite Audit dimungkinkan
untuk mengundang pihak lainnya, seperti Audit Internal
Pemegang Saham (PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan/atau
PT Tunas Ridean) maupun pihak ketiga lainnya.
6. Melakukankomunikasiperbaikandengan Divisi lain di Kantor
Pusat untuk mendapatkan tindak lanjut permasalahan yang
disampaikan dalam Laporan Hasil Audit.
7. Dalam hal terdapat kejadian/peristiwa yang berdampak
material dan atau significant bagi Perseroan, maka Kepala
Audit Internal berwenang mengadakan rapat secara
insidentil dengan Direksi, Dewan Komisaris dan Komite
Audit.
8. Dalam hal dilakukan pemeriksaan oleh auditor eksternal
terhadap Perseroan, audit Internal melakukan koordinasi
kegiatannya dengan auditor eksternal.
Kode Etik merupakan dasar profesionalisme auditor internal
dalam pelaksanaan audit. Profesionalisme dari seorang auditor
internal tercermin pada sikap dapat dipercaya, memiliki
integritas, dapat menjaga kerahasiaan dan independen. Kode
Etik Auditor Internal mengacu pada prinsip-prinsip yang relevan
dengan profesi dan kegiatan audit sesuai dengan standar
perilaku The Institute of Internal Auditors (IIA).
Kode Etik mengatur prinsip dasar perilaku Auditor Internal,
yang dalam pelaksanaannya memerlukan pertimbangan yang
seksama dari masing-masing Auditor Internal. Pelanggaran
terhadap KodeEtik merupakan pelanggaran terhadap disiplin
Perseroan yang dapat mengakibatkan Auditor Internal diberi
peringatan, diberhentikan dari tugas di lingkungan Audit
Internal dan atau dikenakan hukuman disiplin sesuai dengan
tingkat pelanggaran yang dilakukan.
Para Auditor Internal harus memegang teguh dan mematuhi
Kode Etik - Standar Perilaku, yaitu sebagai berikut:
1. Berperilaku dan bersikap jujur, obyektif, cermat dan
sungguh-sungguh serta selalu mempergunakan
kemahiran jabatan (Due Professional Care) dalam
melaksanakan tugas.
2. Memiliki integritas dan loyalitas tinggi terhadap profesi,
Perseroan dan Unit Audit Internal
3. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan,
Auditor Internal senantiasa harus mempertahankan sikap
bebas (Independent).
4. Menghindari kegiatan atau perbuatan yang merugikan
atau patut diduga dapat merugikan profesi Audit Internal
atau Perusahaan.
5. Menghindari aktivitas yang bertentangan dengan
kepentingan perusahaan (Conflict Of Interest) atau yang
mengakibatkan tidak dapat melakukan tugas kewajiban
secara obyektif.
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance184Laporan Tahunan 2014
6. Tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun dan
dari siapapun, baik langsung maupun tidak langsung,
termasuk dari obyek penugasan, klien, customer,
pemasok, rekanan dan atau pihak yang berkepentingan
dengan perusahaan yang menggangu atau patut diduga
dapat mengganggu pertimbangan profesional auditor.
7. Mematuhi sepenuhnya standar professional Audit Internal,
kebijakan perusahaan dan peraturan perundangan.
8. Memelihara dan mempertahankan moral, dan martabat
Auditor Internal.
9. Tidak memanfaatkan informasi yang diperoleh untuk
kepentingan atau keuntungan pribadi atau hal lain
dengan alasan yang dapat menimbulkan atau patut
diduga dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan
baik dari sisi financial maupun dari sisi citra Perusahaan.
10. Tidak dibenarkan mengungkapkan informasiapapun yang
dikertahuinya karena menjalankan tugas Audit Internal
kepada siapapun, kecuali melalui ketentuan/prosedur
yang berlaku.
11. Melaporkan semua hasil penugasan yang material dengan
mengungkapkan kebenaran sesuai fakta yang ada
dan tidak menyembunyikan hal yang dapat merugikan
Perusahaan dan atau dapat merupakan pelanggaran
hukum.
Penanggung jawab utama dari penerapan Sistem Pengendalian
lnternal Perusahaan adalah Direksi, khususnya Direktur Utama,
yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh Divisi Audit lnternal
dalam memonitor efektivitasnya.
Tata Kelola Perusahaan
Profil Divisi Audit Internal
Kepala Divisi
Saiful huda - Kepala Divisi Audit
Internal
Kepala Divisi Audit Internal saat ini dijabat oleh Saiful Huda.
Beliau dilahirkan di Semarang pada tahun 1971 dan diangkat
sebagai Kepala Divisi Audit Internal sejak tanggal 26 Maret
2013. Sebelum menjabat sebagai Kepala Divisi Audit Internal
Perseroan, beliau menjabat sebagai Assistant Vice President PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor Pusat dengan pengalaman
di bidang audit operasional dan Perkreditan (Kredit Konsumer,
Kredit Komersial, dan Kredit Korporasi) selama 15 tahun.
Terakhir menjabat sebagai Team Leader, Retail Audit Group,
Direktorat Internal Audit PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Saiful
Huda memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada tahun 1996
dan Master of Business Administration (MBA) pada tahun
2010, keduanya dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Di bidang Audit Internal dan Manajemen Risiko, Saiful Huda
memperoleh sertifikasi Qualified Internal Auditor(QIA) pada
tahun 1998 dan Certificationin Risk Management Assurance
(CRMA) pada tahun 2013.
PT Mandiri Tunas Finance 185Laporan Tahunan 2014
Saiful Huda juga aktif di beberapa asopsiasi profesi Audit
Internal antara lain di Forum Komunikasi Satuan Pengawas
Intern (FKSPI) sejak tahun 2007 sebagai staf Ketua Umum FKSPI
periode 2007-2010, dilanjutkan sebagai Wakil Sekretaris pada
periode kepengurusan 2010-2013 dan terakhir sebagai Ketua
Umum FKSPI periode 2013-2016.
Tata Kelola Perusahaan
Selain di FKSPI, Saiful Huda juga aktif di asosiasi profesi auditor
internal perbankan yaitu Ikatan Auditor Intern Bank (IAIB)
sebagai Wakil Sekretaris Jenderal pada periode kepengurusan
2008-2011 dan periode 2011-2014 serta sebagai Ketua Bidang
Organisasi dan Keanggotaan 2014-2017.
Pelatihan selama tahun 2014 yang pernah diikuti oleh Kepala
Divisi Audit Internal adalah sebagai berikut :
Jenis Pelatihan/Seminar/Workshop Pelaksanaan Penyelenggara biaya
Workshop “Manager As A Coach” 5-6 September 2014 Bank Mandiri -
Seminar Nasional Forum Komunikasi Satuan Pengawas Internal (FKSPI): “Combined Assurance Dalam Menjamin Corporate Sustainability”
17-19 September 2014
Forum Komunikasi Satuan Pengawas Internal (FKSPI)
-
Panel Forum “Harmonisasi Peran Satuan Pengawasan Intern (SPI) dan Komite Audit Untuk Menjaga Kinerja Perusahaan Yang Sustainable dan Prudential”
30 Oktober 2014Forum Komunikasi Satuan Pengawas Internal (FKSPI) Pusat
-
Sharing Session “Ekspektasi CEO terhadap peran Internal Audit” dan “Anti Fraud Program di lingkungan BUMN”
11 Desember 2014
Forum Komunikasi Satuan Pengawas Internal (FKSPI) Komisariat ESDM
-
Deddy ZulfachrieSaiful huda
Kiri-Kanan:
Dayu RasminiAngga Surya Putra
PT Mandiri Tunas Finance186Laporan Tahunan 2014
Jumlah Pegawai Divisi Audit Internal
Sampai dengan akhir Desember 2014,jumlah pegawai Divisi
Audit Internal berjumlah 21 orang, dengan komposisi sebagai
berikut:
Jabatan Jumlah (orang)
Kepala Divisi 1
Kepala Departmen 2
Supervisor 6
Staf 12
Total 21
Jumlah pegawai tersebut merupakan hasil dari identifikasi
dan kajian atas pengelolaan sistem pengendalian internal dan
efektivitas pengawasannya yang dilakukan oleh Manajemen
Perseroan. Adapun rincian pejabat di Divisi Audit Internal
adalah sebagai berikut:
1. Kepala Divisi : Saiful Huda
2. Kepala Departemen : 1. Deddy Zulfachrie
2. Dayu Rasmini3. Angga Surya Putra
Untuk menjaga kualitas proses audit, pejabat di Divisi Audit
Internal telah memiliki sertifikasi Qualified Internal Audit (QIA)
sebanyak 2 orang.
PEnGADAAn bARAnG DAn JASA
Prosedur dan Tata Cara Pengadaan barang
Setiap pelaksanaan pengadaan barang dan jasa harus dilakukan
oleh pihak yang berwenang memproses pengadaan mulai dari
perencanaan, pengadaan, pemilihan/seleksi penyedia Barang
dan Jasa, serta pengawasan pelaksanaan pengadaan dengan
memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:
1. Efisien, berarti pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan
dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas
untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu
sesingkatsingkatnya dan dapat dipertanggung jawabkan.
2. Efektif, berarti pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan
kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran
yang ditetapkan.
3. Terbuka dan Bersaing, berarti pengadaan Barang/Jasa
harus terbuka bagi penyedia Barang/Jasa yang memenuhi
persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat
diantara penyedia Barang/Jasa yang setara dan memenuhi
syarat/criteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur
yang jelas dan transparan.
4. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi
mengenai pengadaan barang/jasa, termasuk syarat teknis
administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi,
penetapan calon penyedia barang/jasa, sifatnya terbuka
bagi peserta penyedia barang/jasa yang berminat serta bagi
masyarakat luas pada umumnya.
5. Adil / Tidak Diskriminatif, berarti memberikan perlakuan
yang sama bagi semua calon penyedia barang/jasa dan
tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak
tertentu, dengan cara dan atau alas an apapun.
6. Akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik,
keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan
tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat
sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku
dalam pengadaan barang/jasa.
Prosedur pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
Dalam melaksanaan pengadaan barang dan jasa, Perseroan
telah menerapkan prosedur sebagai berikut:
a. Pelaksana Pengadaan Terdapat 3 kelompok pelaksana
pengadaan yang dapat memproses pengadaan barang dan
jasa perusahaan, yaitu:
- Departemen Procurement dan General Affair
- Tim pengadaan yang terdiri dari Departemen
procurement dan General Affair ditambah dengan unit
kerja lain yang terkait serta;
- Panitia pengadaan yang terdiri dari Departemen
Procurement dan General Affair dan/atau Divisi terkait
dan Legal untuk melaksanakan proses pengadaan
Barang dan Jasa yang pada dasarnya dilaksanakan
secara Pelelangan Umum/Pelelangan Terbatas atau
Seleksi Umum/Seleksi Terbatas.
b. Dokumen pengadaan:
Setiap pelaksanaan Pengadaan barang dan jasa wajib
didokumentasikan untuk digunakan sebagai bukti otentik
pengadaan Barang dan Jasa.
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 187Laporan Tahunan 2014
c. Daftar Penyedia barang dan jasa:
Penyedia barang dan jasa harus memenuhi kulaifikasi yang
ditetapkan sehingga pengadaan barang dan jasa sesuain
dengan spesifikasi yang ditetapkan.
d. Sistem Penyampaian penawaran:
Cara penyampaian penawaran dapat memilih salah satu
dari ketiga sistem yang telah ditetapkan sebelumnya
didalam dokumen pengadaan yaitu:
- Sistem satu sampul: sistem ini diberlakukan untuk
pengadaan bvv spesifikasi teknis, metode kerjanya dan/
atau produknya dapat dibuat dengan jelas dan pasti.
- Sistem dua sampul: Sistem ini diberlakukan untuk
barang dan jasa tertentu yang memiliki range (koridor)
spesifikasi untuk setiap aspek teknisnya sehingga
siperlukan evaluasi teknis yang mendalam untuk
menjamin kulatisa barang dan jasa tersebut sebelum
dilaksanakan proses evaluasi harga.
- Sistem bertahap: sistem ini hanya diberlakukan untuk
pemgadaan barang dan jasa yang sifatnya kompleks,
berteknologi tinggi, dan nilai pengadaannyan relative
besar serta memerlukan penyesuaian criteria teknis/
kinerja/desain untuk menyetarakan spesifikasi teknis
diantara penyedia barang dan jasa sebagai mana yang
dipersyaratkan dalam dokumen pengadaan.
e. Sistem evaluasi penawaran: dibedakan menjadi 2 bagian
yaitu:
- Sistem evaluasi penawaran untuk pengadaan barang
dan jasa yang terdiri dari sistem gugur, sistem nilai,
sistem penilaian biaya selama umur ekonomis
- Sistem evaluasi penawaran untuk pengadaan jasa
konsultasi yang dibagi menjadi Sistem evaluasi kualitas,
sistem evaluasi kualitas dan biaya, sistem evaluasi biaya
terendah.
f. Bentuk dan jenis ikatan kerja:
- Bentuk ikatan kerja terdiri dari: bukti pembelian barang,
SPK, Kontrak kerja.
- Jenis Ikatan kerja terdiri dari: Ikatan Lumpsum, Ikatan
harga satuan dengan volume, ikatan gabungan
lumpsum dan unit price, ikatan terima jadi., ikatan
harga satuan tanpa volume pemesanan pasti, ikatan
penyerahan bertahap dengan batas volume maksimal,
ikatan cost plus fee, ikatan presentase.
g. Jaminan dalam pengadaan barang dan jasa:
Dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa harus
disadari adanya risiko-risiko yang mungkin Timbul,
diantaranya pengunduran diri dari penyedia barang dan
jasa, wan prestasi, risiko penarikan uang muka, dan risiko
lainnya.
Jenis-jenis pelelangan:
a. Pelelangan Umum, Pelelangan Terbatas
Pelaksanaan metode ini dilaksanakan apabila nilai tender
diperkirakan lebih dari 5 milyar Rupiah dengan ketentuan
pelaksanaan sebagai berikut:
- Pengumuman Prakualifikasi
- Pemasukan Dokumen prakualifikasi
- Evaluasi dokumen prakualifikasi
- Penetapan pengumuman prakualifikasi
- Undangan pengambilan dokumen pengadaaan
- Penjelasan lelang
- Pemasukan dan pembukaan penawaran
- Evaluasi penawaran
- Pembuatan berita acara hasil pelelangan
- Penetapan pemenang lelang
- Pengumuman pemenang lelang
- Sanggahan peserta lelang
- Penandatanganan kontrak
- Pembayaran uang muka
b. Pemilihan Langsung
Tata cara pengadaan barang dan jasa dengan metode
pemilihan langsung dilaksanakan dengan proses sebagai
berikut:
- Undangan kepada penyedia barang dan jasa
- Pemberian penjelasan dokumen pengadaan
- Penyampaian penawaran
- Pembukaan penawaran
- Evaluasi penawaran
- Klarifikasi teknis dan negosiasi
- Penetapan penyedia barang dan jasa terpilih
- Penunjukkan penyedia barang dan jasa
- Penandatanganan konrak
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance188Laporan Tahunan 2014
MAnAJEMEn RISIKo
I. PRInSIP PEnERAPAn MAnAJEMEn RISIKo
Pengelolaan risiko pada Perusahaan dilaksanakan berprinsip
pada azas proaktif early detection yang ditujukan untuk
mendukung pertumbuhan Perusahaan yang cepat, sehat dan
berkesinambungan serta memelihara tingkat risiko dan imbal
balik pada tingkat yang optimal. Pendekatan manajemen
risiko dilakukan oleh Perusahaan secara komprehensif untuk
mengidentifikasi, mengukur, memprioritasikan, mengelola dan
memantau risiko-risiko yang berdampak pada bisnis, operasional
dan organisasi. Manajemen risiko di Perseroan ditujukan untuk
menjaga modal Perusahaan, meningkatkan nilai perusahaan,
mengoptimalkan profil risk-return, mendukung proses
pengambilan keputusan serta melindungi reputasi Perusahaan.
Perseroan, sebagai Perusahaan Anak PT Bank Mandiri
(persero)Tbk telah melakukan Konsolidasi Risiko dengan
Perusahaan induk dimana aktivitas ini merupakan bukti
kepatuhan kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
17/POJK.03/2014 tertanggal 19 November 2014 tentang
Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi
Keuangan, yang mana penerapan manajemen risiko
Perusahaan merupakan pendekatan terpadu dan konsisten
dalam melakukan penelaahan, pengukuran, pemantauan dan
pengelolaan risiko terhadap seluruh komponen kelompok
Perusahaan. Perkembangan konsolidasi ini secara berkala telah
dikomunikasikan Bank Mandiri kepada Regulator dalam forum
diskusi profil risiko ataupun Risk Based Bank Rating.
Konsep konsolidasi manajemen risiko dengan Perusahaan
Induk dibagi menjadi 2 (dua) bagian besar, yaitu:
1. First Line, yang berkaitan dengan pemenuhan ketentuan
POJK Nomor 17/POJK.03/2014 tentang Penerapan
Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi
Keuangan.
2. Second Line, yang lebih merupakan pendekatan kebutuhan
internal Perusahaan secara keseluruhan yang mencakup
perangkat (tools), kesadaran risiko (awareness), tata kelola
perusahaan (governance), dan system informasi manajemen
risiko (system)
Berbagai bentuk aktivitas yang dilakukan dalam rangka
konsolidasi risiko antara lain:
• Annual Risk Consolidation Conference (ARCC) antara
Perusahaan Induk dan seluruh Perusahaan Anak;
• Forum Enterprise Risk Management (FERMA) yang
dilakukan bersama Bank Mandiri setiap triwulan untuk
membahas perkembangan Profil Risiko MTF;
• Risk Awarness Survey (RAWS) setiap tahun untuk
mengetahui perkembangan risk awareness pegawai
dari tahun ke tahun;
• Penetapan profil risiko Perusahaan dengan
menggunakan tools Risk Profile Extended (RPX) yang
dapat diakses secara online oleh responden;
• Penetapandanpemantauantop10OperationalRiskdi
MTF melalui tools Risk Control & Self Assesment (RCSA);
• PengumpulaneventsyangmenyebabkanRisks&Losses
dengan tools MTF Loss Database (MLED);
• Monitoring kondisi likuidas perusahaan secara
mingguan yang juga dilaporkan kepada Perusahaan
Induk sebagai bentuk konsolidasi risiko.
• Pelaksanaan Early Detection System untuk sebagai
bentuk quality assurance proses kerja Perseroan
• Stress Testing kualitas portofolio sebagai bentuk
antisipasi aksi perusahan pada kondisi lingkungan bisnis
yang buruk.
• PerhitunganExpectedLoss/RiskPremiumyangmeliputi
Probalility of Default, Exposure at Default (EAD) dan
Loss Given Default.
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 189Laporan Tahunan 2014
Dalam implentasi manajemen risiko di Perseroan, Perusahaan
bertumpu pada 4 pilar yang diuraikan sebagai berikut:
Pilar 1
Pengawasan Aktif Dewan
Komisaris
Pilar 4
Pengendalian Internal
Pilar 3
Identifikasi, Pengukuran, Pengawasan dan system informasi
manajemen
Pilar 2
Kebijakan dan Penerapan
Batasan
PEnERAPAn MAnAJEMEn RISIKo
Pilar 1. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris
Pengawasan aktif tersebut tercermin sejak perencanaan bisnis
melalui:
• Penetapkan kebijakan dan strategi manajemen risiko
termasuk penetapan otoritas dalam pemberianbatasan
serta tinjauan atas kualitas portofolio secara berkala;
• Evaluasi kebijakan manajemen risiko secara berkala;
• Terdapatnya Komite Audit, Unit Kerja Compliance sertaDivisi
Manajemen Risiko sebagai organ Dewan Komisaris dalam
melaksanakanfungsi pengawasannya;
Pilar 2. Kebijakan dan Penerapan batasan
Perusahaan menyusun kebijakan-kebijakan terkait manajemen
risiko yang diperiksa secara berkala dan selalu disesuaikan
dengan keadaan usaha terkini. Kebijakan tersebut
diterjemahkan ke dalam Standart Operational Procedure dan
Surat Edaran yang disosialisasikan kepada seluruh karyawan.
Perusahaan juga memiliki kebijakan-kebijakan mengenai
batasan persetujuan/otorisasi untuk transaksi kredit maupun
yangbukan transaksi kredit.Kebijakan pencadangan kerugian
piutang Perusahaan juga sejalan dengan kebijakan pencadangan
pada Perusahaan Induk yang sesuai dan patuh terhadap
Peraturan BankIndonesia (selaku regulator Perusahaan Induk).
Pilar 3. Identifikasi, Pengukuran, Pengawasan dan System
Informasi Manajemen
Perusahaan memiliki perangkat untuk mengidentifikasi,
mengukur dan mengawasi risiko 8 risiko Utama di Perseroan
dengan menggunakan system Risk Profile Extended (RPX)
secara berkala setiap triwulan. Delapan Area Risiko Utama
Perseroan tersebut antara lain Risiko Kredit, Risiko Operasional,
Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Kepatuhan, Risiko Hukum,
Risiko Reputasi dan Risiko Strategic.
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance190Laporan Tahunan 2014
Pilar 4. Pengendalian Internal
Perseroan memiliki Unit Audit Internal yang secara independen
melaporkan proses dan hasil pemeriksaannya kepada Dewan
Komisaris dan Direktur Utama. Akuntabilitas dari Unit Audit
Internalmencakup:
• Menyediakan penilaian atas kecukupan dan efektifitas dari
semua proses yang ada di dalam Perusahaan;
• Melaporkan masalah-masalah penting yang terkait dengan
proses pengendalian aktivitas-aktivitas didalam Perusahaan
termasuk perbaikan yang potensial terhadap proses-proses
tersebut; dan
• Koordinasi dengan fungsi pengendali dan pengawasan
lainnya (manajemen risiko, kepatuhan, hukum dan audit
eksternal
II. PEnGELoLAAn RISIKo MELALUI AKTIVITAS
oPERASIonAL
Pengelolaan risiko melalui aktivitas operasional utamanya
ditujukan untuk pengelolaan risiko kredit dan risiko operasional
pada level yang dapat diterima.
1. Pengelolaan Risiko Kredit
Risiko kredit berasal dari aktivitas pemberian kredit.
Pengelolaan risiko kredit bertujuan untuk mengukur,
mengantisipasi, dan meminimalisir kerugian akibat
kegagalan debitur dalam memenuhi kewajibannya.
Kebijakan Kredit
Penjabaran kebijakan kredit secara operasional dituangkan
dalam bentuk Standart Operational Procedure (SOP).
Proses pengelolaan kredit diawali dengan penetapan target
market, melakukan risk assessment dan monitoring atas
pemberian kredit.
Perusahaan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam
pemberian kredit, dimana fungsi analisa kredit dilakukan
oleh unit bisnis dan unit risiko kredit yang independen,
fungsi persetujuan kredit dilakukan secara “4 eyes principle”
Persetujuan Kredit
Dalam menilai aplikasi kredit, Perseroan senantiasa mengacu
pada regulasi dan prinsip kehati-hatian diantaranya
berdasarkan faktor penilaian kemampuan membayar,
prospek usaha dan kinerja debitur.
Proses kredit dan pengelolaan risiko kredit segmen retail
dilakukan melalui proses end-to-end yang terintegrasi dalam
system e-Star. Proses pengambilan keputusan pada segmen
corporate atau fleet dilakukan melalui Rapat Komite Kredit
(RKK). Sedangkan pada segmen retail dilakukan melalui
sistem credit scoring.Model credit scoring secara berkala
dilakukan validasi untuk memastikan keakuratannya.
Untuk mempercepat proses pengambilan keputusan kredit,
perusahaan telah memberikan kewenangan memutus
kredit kepada pejabat yang ditunjuk berdasarkan kualifikasi
tertentu.
Monitoring Kredit
Monitoring kredit pada segmen corporate atau fleet
dilakukan dengan menggunakan metode Watch List.
Watch List merupakan suatu metode standard, terstruktur
dan komprehensif dalam memantau kinerja debitur,
sehingga dapat segera dilakukan penanganan dini untuk
mencegah penurunan kualitas kredit debitur. Monitoring
dilakukan secara harian dengan adanya fungsi kerja khusus
penanganan account bermasalah/berpotensi bermasalah di
unit kerja fleet.
Monitoring untuk kredit retail dilakukan pada tingkat
portofolio melalui analisa portofolio dari berbagai aspek
(kualitas dan kuantitas portofolio dari berbagai sudut
analisa) yang dituangkan dalam monthly portfolio review.
Perusahaan juga melakukan monitoring secara berkala
terhadap pejabat pemegang kewenangan memutus kredit
untuk memantau kualitas keputusan.
Sebagai langkah antisipatif (early warning signal), dilakukan
proses simulasi dan stress testing terhadap portofolio
secara berkala untuk mengetahui perubahan kualitas
portofolioterhadap perubahan makro ekonomi. Hasil
simulasi memberikan panduan bagi Perusahaan untuk
memonitor secara lebih ketat sektor-sektor atau debitur-
debitur yang berpotensi mengalami penuruan kualitas
serta untuk menetapkan langkah-langkah antisipatif guna
mencegah terjadinya dampak yang buruk.
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 191Laporan Tahunan 2014
Credit Collection dan Recovery
Perusahaan secara khusus menjalankan kebijakan
penanganan collection dan recovery yang dibuat secara
lebih terfokus, sistematis, agresif dan terintegrasi
berdasarkan jenis produk dan masing-masing bucket
collection. Kebijakan tersebut didukung oleh Automatic
Collection System yang sifatnya end-to-end dan dilengkapi
dengan collection reports.
2. Pengelolaan Risiko operasional
Risiko operasional dapat disebabkan karena ketidakcukupan
atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,
kegagalan sistem, atau adanya factor eksternal yang
mempengaruhi operasional Perusahaan. Pengelolaan risiko
operasional yang efektif dapat menekan kerugian akibat
risiko operasional. Dalam rangka meningkatkan efektivitas
pelaksanaan pengelolaan risiko operasional, Perusahaan
melakukan hal seperti penyelarasan metodologi Risk Based
Audit melalui sinkronisasi risk library; menyediakan media
komunikasi dengan Direktur Utama yang dinamakan “letter
to CEO” sebagai Whistle Blowing System; dan melakukan
implementasi perangkat yang dinamakan Operational
Risk Management Tools (ORM Tools). ORM Tools yang
dipergunakan untuk pelaksanaan ORM adalah sebagai
berikut:
a. Risk & Control Self Assesment (RCSA)
RCSA dipergunakan untuk identifikasi dan menilai
risiko yang melekat pada aktivitas, dan menilai kualitas
kontrol.
b. MTF Loss Events Database (MLED)
MLED merupakan form yang digunakan untuk mencatat
seluruh kerugian akibat risiko operasional yang terjadi
pada unit kerja. Pencatatan dilakukan oleh setiap unit
kerja setiap bulan secara online/web based.
c. Pool Informasi Debitur (PID)
PID merupakan pengumpulan data bersama oleh Bank
Mandiri dan seluruh Perusahaan Anak terkait: 100
Debitur terbesar pada masing-masing perusahaan,
Debitur-debitur yang pernah ditolak pada proses
akuisisi kredit, debitur-debitur Non Performing Loan
dan debitur-debitur yang pernah direstrukturisasi.
Tata Kelola Perusahaan
d. Risk Profile Extended (RPX)
RPX Merupakan tools yang digunakan untuk membuat
profile risiko perusahaan dengan menilai tingkat risiko
di masing masing area risiko. Up date profil risiko ini
dilakukan setiap kuartal dan dibahas secara khusus
dengan perusahaan induk melalui Forum FERMA.
Dalam hal pengelolaan risiko operasional, unit kerja
Risk Management berperan sebagai second line
of defense dan Internal Audit sebagai third line of
defense. Sedangkan unit kerja bisnis sebagai risk owner
merupakan first line of defense yang bertanggung
terhadap pengelolaan risiko operasional pada unit kerja
masing-masing
business Continuity Management
Selain tools tersebut di atas, untuk menjamin kelangsungan
operasional perusahaan dalam kondisi darurat, Perusahaan
memiliki suatu rencana komprehensif yang berisi langkah-
langkah yang harus diambil sebelum, selama dan setelah
terjadinya suatu keadaan darurat. Kebijakan perusahaan
dalam menjamin kelangsungan operasional bisnis
diatur dalam Business Continuity Plan (BCP). Pada saat
ini, Perusahaan sedang mengembangkan BCP menjadi
Business Continuity Management (BCM) yang mencakup
Business Continuity Plan (BCP), Disaster Recovery Plan (DRP)
dan Emergency Response Procedure (ERP). DRP merupakan
proses Information Technology untuk menduplikasi
database pada saat yang bersamaan di dua lokasi yang
berbeda.
3. Pengelolaan Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas dapat terjadi apabila Perusahaan gagal
menyediakan likuiditas dengan harga yang wajar dan
nyaman secara bisnis. Perusahaan telah mengikat perjanjian
dengan Bank Mandiri dalam hal Pembiayaan Bersama (Joint
Financing) sehingga dihasilkan komitment penyediaan
pendanaan dari Bank Mandiri sepanjang tahun. Selain
pembiayaan bersama, Perusahaan juga telah mendapatkan
komitment pinjaman dari beberapa bank lokal maupun
swasta internasional dengan jangka waktu yang cukup
PT Mandiri Tunas Finance192Laporan Tahunan 2014
panjang dan mengcover tenor pinjaman debitur.Dengan
demikian, baik pendanaan maupun pembiayaan dilakukan
dalam suku bunga fix dengan tenor fix. Hal ini dilakukan
sebagai strategy gapping atau miss match likuiditas.
Seluruh pinjaman diberlakukan pada suku bunga fix dalam
denominasi rupiah sehingga Perusahaan tidak terpapar
pada risiko pasar.
4. Risiko Lain
Disamping risiko-risiko utama, Perusahaan juga menaruh
perhatian pada risiko-risiko lain yang harus dikelola, antara
lain: risiko kepatuhan, hukum, reputasi, strategic, teknologi
informasi, kompetitor, human resources, dan risiko business
interruption. Setiap triwulan keseluruhan risiko tersebut
bersama risiko-risiko utama dinilai dan diukur oleh senior
management melalui system Risk Profile Extended (RPX).
Dalam hal risiko hukum, Perusahaan terus berusaha
meningkatkan pengendalian risiko hukum, antara lain
dengan melengkapi personil legal & compliance group
untuk memastikan setiap kegiatan/transaksi telah
mendapatkan kajian dari sisi hukum, dan setiap proses
persidangan dapat ditangani dengan optimal. Hingga saat
ini, Perusahaan belum pernah mengalami kekalahan dalam
proses persidangan.
Dalam hal risiko strategis, Perusahaan melakukan review
kinerja dan evaluasi kebijakan penyusunan target bisnis
dan melakukan langkah-langkah perbaikan dalam rencana
strategi dan target bisnis dengan mempertimbangkan
kondisi internal dan eksternal, apabila diperlukan.
Dalam hal risiko kepatuhan, Perusahaan memiliki code of
conduct sebagai pedoman berperilaku dan merupakan
bagian budaya perusahaan (corporate culture). Dalam
tahap perencanaan strategis, Perusahaan selalu menilai
kecukupan kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
Tata Kelola Perusahaan
Dalam hal risiko reputasi, Perusahaan telah memiliki unit
kerja customer care yang khusus memfokuskan diri pada
penanganan pengaduan debitur. Perusahaan juga memiliki
Contact Centremelalui berbagai contact points seperti
telepon, website dan media sosial sehingga debitur dapat
langsung menyampaikan keluhan dan inquirymengenai
produk dan layanan Perusahaan. Perusahaan juga secara
aktif melakukan kegiatan Corporate Social Responsibity
yang dilaksanakan di bidang pendidikan, kesehatan,
olahraga, lingkungan hidup dan bantuan korban bencana
alam.
III. DATA PRoFIL KonSUMEn bERDASARKAn
DEMoGRAFI & JEnIS PEKERJAAn
IV.
6.37%
7.10%
7.53%
9.99%
11.49%
11.58%
12.57%
Jabodetabek, Banten
33.39%
Jawa Barat
Sumatera Utara
Sumatera Selatan
Jawa Timur, Bali
Kalimantan
Jawa Tengah
Sulawesi
DISTRIbUSIDEbITUR PERSERoAn 2014
Wiraswasta
58.05%
TNI / POLRI
Profesional
Pendidikan
Pegawai Swasta
Pegawai Negeri
Lain-lain
0.53%0.82%
0.07%
7.44%
0.08%14.79%
DISTRIbUSIPEKERJAAn DEbITUR PERSERoAn 2014
18.22%
Company
PT Mandiri Tunas Finance 193Laporan Tahunan 2014
V. FoKUS DAn InISIATIF PEnGEnDALIAn RISIKo
TAhUn 2014
Focus dan inisiatif pengendalian risiko perusahaan tahun
2014 adalah Risiko Kredit dan Risiko Operasional. Risiko kredit
dilakukan dengan penerapan AR Management yang terkendali
dan terawasi. Salah satu pengendalian yang telah diterapkan
adalah implementasi mobile collection yang bertujuan
memudahkan penagihan serta monitoring hasil penagihan.
VI. FoKUS DAn InISIATIF MAnAJEMEn RISIKo TAhUn
2015
Fokus dan inisiatif manajemen risiko tahun 2015 masih
tetappada Risiko Kredit dan Risiko Operasional. Hal ini terlihat
dalam KPI Perseroan yang sebagian besar fokus pada kualitas
portofolio kelolaan. Dari sisi Risiko Operasional, tahun 2015
merupakan tahun pengimplementasian Key Risk Indicator
(KRI) sebagai Early Warning Systemyang terintegrasi. Selain
itu terdapat inisiatif mobile survey untuk memudahkan proses
survey yang bertujuan mendapatkan kredit dengan kualitas
yang baik.
SISTEM PEnGEnDALIAn InTERn Perseroan memiliki sistem pengendalian intern dengan tujuan
untuk :
1. Menjaga dan mengamankan harta kekayaan Perseroan,
2. Menjamin tersedianya laporan yang lebih akurat,
3. Meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang
berlaku,
4. Mengurangi dampak keuangan/kerugian, penyimpangan
termasuk kecurangan/fraud, dan pelanggaran terhadap
prinsip kehati-hatian, dan
5. Meningkatkan efektivitas organisasi dan efisiensi biaya.
Sebagai proses yang dijalankan oleh seluruh jajaran Perseroan,
maka Sistem Pengendalian Intern diterapkan mulai dari
penetapan sasaran dan strategi di seluruh organisasi,
identifikasi kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang
dapat mempengaruhi sasaran dan strategi dimaksud, dan
pengelolaan risiko agar tetap berada dalam batas toleransi (risk
appetite), untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam
rangka pencapaian tujuan perusahaan.
Tata Kelola Perusahaan
Kerangka kerja sistem pengendalian internal yang menjadi
acuan perseroan adalah kerangka kerja yang telah dipraktekkan
oleh perusahaan-perusahaan terbaik di industri terkait (best
practices) yaitu COSO Internal Control Framework, yang
mencakup komponen-komponen :
1. Lingkungan pengendalian internal dalam perusahaan,
yang terdiri dari integritas, nilai etika dan kompetensi
seluruh pegawai dan Manajemen perusahaan, filosofi
dan gaya kepemimpinan manajemen termasuk cara yang
ditempuh dalam melaksanakan kewenangan dan tanggung
jawabnya, pengorganisasian dan pengembangan sumber
daya manusia serta perhatian dan arahan yang dilakukan
oleh Direksi dan Komisaris.
2. Manajemen risiko, yang mencakup proses identifikasi,
analisa, penilaian dan mitigasi atau respon atas risiko yang
relevan dengan bidang usaha perusahaan.
3. Aktivitas kontrol, mencakup tindakan-tindakan yang
dilakukan agar seluruh proses di perusahaan terkendali
sesuai sasaran yang telah ditetapkan, antara lain aktivitas
yang terkait dengan struktur organisasi mencakup
kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian
atas prestasi kerja, pembagian tugas dan pengamanan aset
perusahaan.
4. Sistem informasi dan komunikasi, mencakup aktivitas yang
terkait dengan penyajian laporan kegiatan perusahaan dan
penyampaiannya kepada pihak terkait, yang antara lain
mencakup informasi dan komunikasi kegiatan operasional,
kegiatan finansial, dan ketaatan atas ketentuan dan
peraturan yang berlaku.
5. Monitoring, mencakup aktivitas atau proses penilaian
terhadap kualitas sistem pengendalian internal termasuk
kualitas fungsi Audit Internal dan kualitas unit kerja di
dalam struktur organisasi perusahaan, sehingga system
pengendalian internal dapat dilaksanakan secara optimal,
dan penyimpangan yang terjadi dilaporkan kepada Direksi
dan Komisaris melalui Komite Audit.
Pengendalian Keuangan dan operasional
Peraturan dan kebijakan perseroan mengharuskan adanya
upaya untuk memelihara catatan dan menyajikan laporan
keuangan sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum, yang mewajibkan pengungkapan seluruh transaksi
PT Mandiri Tunas Finance194Laporan Tahunan 2014
material yang mempengaruhi perubahan nilai asset, kewajiban
dan modal. Hal tersebut dilakukan untuk menghindarkan
dari penyelewengan keuangan. Disamping itu, perseroan
senantiasa memelihara sistem pengendalian internal yang
menjamin keandalan dan kecukupan setiap transaksi.
Penyajian laporan keuangan (neraca, laporan rugi laba,
laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas) pada setiap
tahun buku dilakukan untuk memenuhi kepentingan semua
pihak yang terkait dengan perseroan. Perseroan mempunyai
komitmen untuk mengungkapkan laporan tersebut kepada
semua pihak yang berkepentingan secara adil dan transparan
berdasarkan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia.
Untuk memenuhi semua prinsip di atas, perseroan telah
memiliki kebijakan yang menjamin bahwa transaksi dicatat
dengan segara, akurat dan dilengkapi dengan dokumen
pendukung yang memadai. Transaksi yang tercatat dalam
sistem akuntansi sekurang-kurangnya telah mendapatkan
persetujuan manajemen yang memiliki kewenangan untuk
keperluan tersebut dan dicatat dengan benar. Setiap laporan
keuangan perusahaan secara wajar dan akurat menggambarkan
transaksi yang sebenarnya tanpa sedikitpun adanya upaya
menyembunyikan fakta kepada pembaca laporan. Semua
pihak, baik Direksi, Komisaris dan Karyawan yang bertanggung
jawab atas fungsi-fungsi tersebut, wajib memahami dan
menjalankan kebijakan sistem pengendalian internal dan
prosedur pencatatan akuntansi keuangan perseroan.
Tata Kelola PerusahaanTata Kelola Perusahaan
Perseroan senantiasa memelihara sistem pengendalian internal
yang menjamin keandalan sistem akuntansi keuangan. Sistem
pengendalian internal diberlakukan untuk menjaga asset
terhadap penyalahgunaan dan pengalihan kepemilikan secara
tidak sah, menjaga keabsahan catatan-catatan akuntansi
dan keandalan informasi keuangan yang digunakan di dalam
perusahaan maupun yang dipublikasikan.
Manajemen perseroan senantiasa melakukan penilaian
efektivitas pengendalian internal atas pelaporan keuangan
perseroan. Selain itu, evaluasi atas efektivitas pengendalian
internal atas pelaporan keuangan juga dilakukan oleh Kantor
Akuntan Publik pada saat proses pelaporan keuangan tahunan.
PERKARA PEnTInG YAnG DIhADAPI PERUSAhAAnPokok dan Status Perkara
Sampai dengan akhir tahun 2014, Perseroan memiliki 44
perkara hukum. Perseroan terlibat dalam beberapa perkara
perdata. Perkara-perkara perdata yang dihadapi oleh Perseroan
pada umumnya timbul dalam kaitannya dengan tindakan
Perseroan memperoleh jaminan pelunasan hutang dari para
konsumennya karena adanya kelalaian para konsumen dalam
melakukan kewajiban pembayaran atas fasilitas pembiayaan
kendaraan bermotor yang diberikan Perseroan saat ini adalah
sebagai berikut:
Daftar kasus Posisi Perkara Pidana &
Perdata
no Cabangnomor
Registrasi Perkara
Tanggal Perkara
Posisi Perseroan
Pihak Lawan
Materi Perkara
Putusan Pada Pengadilan
Tingkat Sebelumnya
Satus Perkara
1 Palembang 154/Pdt.G/2011/PN.PLG. Pengadilan Negeri Palembang
1 November 2011
Tergugat II / Penggugat Rekonpensi
Djuanda Adi Patria
Wanprestasi Perseroan menang pada Pengadilan Negeri Palembang. MTF menang pada Tingkat Banding.
Perkara Banding sudah diputus oleh PT Palembang tanggal 21 Agustus 2014, dan diterima oleh kuasa hukum MTF tanggal 25 Nopember 2014; Bahwa sampai dengan Juni 2014 belum terdapat upaya hukum kasasi dari pihak manapun. Case Closed Juni 2014
PT Mandiri Tunas Finance 195Laporan Tahunan 2014
no Cabangnomor
Registrasi Perkara
Tanggal Perkara
Posisi Perseroan
Pihak Lawan
Materi Perkara
Putusan Pada Pengadilan
Tingkat Sebelumnya
Satus Perkara
2 Padang 140/Pdt.G/BPSK/2013/PN.Pdg. Pengadilan Negeri Padang
29 Agustus 2013
Pemohon Keberatan
Romi Putra Permohonan Keberatan
MTF Kalah pada BPSK Padang. MTF menang pada Pengadilan Negeri Padang.
Romi Putra (Termohon Keberatan) tidak mengajukan Banding. Case Close 2014
3 Matraman 335/Pdt.G/2011/PN.JKT.TIM. Pengadilan Negeri Jakarta Timur
8 Juni 2011 Penggugat 1. Rahmat Sori. A. Harahap (Konsumen/ Tergugat 1) 2. Solahudin (Tergugat II)
Wanprestasi MTF Menang pada Pengadilan Negeri Jakarta Timur, MTF Menang pada Pengadilan Tinggi Jakarta
Rahmat S.A.H. (Tergugat) mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung . Masih dalam proses pemeriksaan di MA.
4 Fatmawati 533/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
4 Oktober 2011
Tergugat Ong Tik Gie Perbuatan Melawan Hukum
MTF Kalah pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. MTF menang pada Tingkat Banding.
Ong Tik Gie mengajukan Kasasi. Masih dalam proses pemeriksaan Kasasi di Mahkamah Agung
5 Yogyakarta 179/Pdt.G/2011/PN.Slmn. Pengadilan Negeri Sleman
28 November 2011
Tergugat Ari Murdowo Perbuatan Melawan Hukum
MTF Menang pada Pengadilan Negeri Sleman. MTF Menang pada Pengadilan Tinggi Yogyakarta,
Ari Murdowo (Penggugat) mengajukan Kasasi. Masih dalam proses pemeriksaan Kasasi di Mahkamah Agung.
6 Tasikmalaya 55/Pdt.G/2011/PN.Tsm. Pengadilan Negeri Tasikmalaya
5 Desember 2011
Tergugat 1) Irma Fitriana; 2) Asep Saepul Hidayat
Perbuatan Melawan Hukum
MTF Menang pada Pengadilan Negeri Tasikmalaya. MTF Menang pada Pengadilan Tinggi Jawa Barat.
Irma (Penggugat) mengajukan Kasasi. Masih dalam proses pemeriksaan Kasasi di Mahkamah Agung.
7 Bandung 1 83/Pdt.G/2013/PN.Jkt.Pst. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
25 Februari 2013
Tergugat I Iwan Setiawan
Pembatalan Perjanjian dan Jadwal Ulang Pembayaran Sisa Hutang
MTF Menang pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
Gugatan digugurkan
8 Purwokerto 13/Pdt.G/2013/PN.Clp. Pengadilan Negeri Cilacap
28 Februari 2013
Tergugat Drs. Karim Perbuatan Melawan Hukum
MTF menang pada Pengadilan Negeri Purwokerto (Eksepsi diterima), dibacakan pada tanggal 26 November 2013.
Putusan tersebut telah Inkracht karena pihak lawan tidak mengajukan upaya hukum (Banding)
Tata Kelola PerusahaanTata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance196Laporan Tahunan 2014
no Cabangnomor
Registrasi Perkara
Tanggal Perkara
Posisi Perseroan
Pihak Lawan
Materi Perkara
Putusan Pada Pengadilan
Tingkat Sebelumnya
Satus Perkara
9 Surabaya 164/Pdt.G/2012/PN.Sby. Pengadilan Negeri Surabaya
27 Februari 2012
Tergugat Yanius Perbuatan Melawan Hukum
MTF Menang Pada Pengadilan Negeri Surabaya. MTF Menang Pada Pengadilan Tinggi Surabaya.
Yanius (Penggugat) mengajukan Banding. Risalah Pemberitahuan isi Putusan PT Surabaya tanggal 23 Mei 2014 sampai dengan saat ini tidak ada upaya kasasi dari Yanius. Case Closed Juni 2014
10 Kediri 70/Pdt.G/2012/PN.Kdr. Pengadilan Negeri Kediri
5 November 2012
Tergugat I Ahmad Farid Pembatalan Perjanjian
MTF Menang Pada Pengadilan Negeri Kediri. MTF Menang Pada Pengadilan Tinggi Jawa Timur.
Ahmad Farid (Penggugat) mengajukan Kasasi. Masih dalam proses mengajukan kontra memori kasasi
11 Surabaya 1 528/Pdt. G/2013/PN.Sby. Pengadilan Negeri Surabaya
26 Juni 2013 Tergugat Ngatminah Perbuatan Melawan
Hukum atas Pencantuman Klausula Baku
MTF Menang Pada Pengadilan Negeri Surabaya dan Putusannya adalah Gugatan Penggugat tidak dapat diterima/N.O. (niet ontvankelijke verklaard)
Case Closed Juni 2014
12 Palembang 14/Pdt. G/2013/PN.Bkl. Pengadilan Negeri Bengkulu
15 Juli 2013 Turut Tergugat I
PT Kencana Indah Mandiri
Perbuatan Melawan Hukum
Perkara sudah di putus oleh PN Bengkulu, namun per Bulan Maret 2014 MTF telah melakukan Eksekusi Jaminan Fidusia terhadap ke-5 Unit Kenderaan tersebut
13 Magelang 38/FP/XI/2013, BPSK Kota Magelang
6 November 2013
Teradu Sumarwanto Pengaduan Konsumen di
BPSK
BPSK memutuskan agar Konsumen membayar kepada MTF sebesar Rp. 105 Juta.
Case Closed Januari 2014.
14 Tasikmalaya 051/Pdt.G/2013/PN.TSM, Pengadilan Negeri Tasikmalaya
19 November 2013
Pemohon Keberatan
Deviani Permohonan Keberatan ke Pengadilan
Negeri Tasikmalaya atas Putusan BPSK Kota
Tasikmalaya (atas nama Pengadu Deviani)
MTF Kalah pada BPSK Kota Tasikmalaya. MTF Menang pada Pengadilan Negeri Tasikmalaya.
Deviani mengajukan Kasasi. Masih dalam proses pemeriksaan Kasasi di Mahkamah Agung.
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 197Laporan Tahunan 2014
no Cabangnomor
Registrasi Perkara
Tanggal Perkara
Posisi Perseroan
Pihak Lawan
Materi Perkara
Putusan Pada Pengadilan
Tingkat Sebelumnya
Satus Perkara
15 Padang 9/BPSK/PERKARA/XII/2013 BPSK Kota Bukittinggi
Februari 2014
Teradu Adek Oktavia Pengaduan Konsumen di
BPSK
MTF Kalah pada persidangan di BPSK Bukit Tinggi
MTF mengajukan keberatan atas Putusan BPSK Bukit Tinggi ke PN Bukit Tinggi dan MTF menang, saat ini sedang proses Kasasi.
16 Pekanbaru 36/PDT/EKS-PTS/2013/PN.PBR Pengadilan Negeri Pekanbaru
29 Januari 2014
Turut Termohon Eksekusi
Jhony Putra Permohonan Eksekusi
Permohonan Eksekusi tersebut ditolak oleh Majelis Hakim pemeriksa perkara pada Pengadilan Negeri Pekanbaru
Case Closed Januari 2014.
17 Palembang 17/Pdt. G/2013/PN.LT. Pengadilan Negeri Lahat
Januari 2014 Tergugat Yusmitra Perbuatan Melawan Hukum
MTF Menang di Pengadilan Negeri Lahat
Putusan menggugurkan gugatan Case Closed Juni 2014
18 Padang 48/PDT/EKS-PTS/2014/PN.Pdg., BPSK Kota Padang
September 2014
Termohon Eksekusi
Zakariah Ismail
Permohonan Eksekusi atas Putusan BPSK
MTF kalah pada BPSK Kota Padang
Case Closed September 2014.
19 Pekanbaru 02/Pts/BPSK/II/2014 BPSK Kota Pekanbaru
20 Januari 2014
Teradu Musniarti Binti Muin
Pengaduan Konsumen di
BPSK
BPSK memutuskan bahwa Pengaduan Konsumen ditolak
Case Closed Februari 2014.
20 Pekanbaru 09/BPSK/PKR-SEKT/III/2014 BPSK Kota Pekanbaru
Maret 2014 Teradu Musniarti Binti Muin
Pengaduan Konsumen di
BPSK
MTF belum menerima Risalah Pemberitahuan Putusan BPSK Pekanbaru
MTF belum menerima Risalah Pemberitahuan Putusan BPSK Pekanbaru
21 Kelapa Gading
58/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Ut. Pengadilan Negeri Jakarta Utara
17 Februari 2014
Penggugat Tonny Wanprestasi - Proses persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara masih berjalan dan masih dalam tahap Pembuktian
22 Karawang 015/REG/BPSK-KRW/III/2014 BPSK Karawang
Maret 2014 Teradu Enjen Suhendar
Pengaduan Konsumen di
BPSK
- Proses persidangan di BPSK Karawang sudah terdapat perdamaian, yang dinyatakan dalam Pernyataan Perdamaian (Closed Case Maret 2014)
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance198Laporan Tahunan 2014
no Cabangnomor
Registrasi Perkara
Tanggal Perkara
Posisi Perseroan
Pihak Lawan
Materi Perkara
Putusan Pada Pengadilan
Tingkat Sebelumnya
Satus Perkara
23 Karawang 01/REG/BPSK-KRW/I/2014 BPSK Karawang
Januari 2014 Teradu Kamaludin Pengaduan pihak ketiga
an Puga Baihaqi kepada
BPSK Kab. Karawang terhadap
MTF terkait klaim asuransi Jasindo atas kendaraan
milik konsumen
MTF Cabang Karawang a.n
Kamaludin
BPSK memutuskan bahwa Pengaduan Konsumen ditolak
Case Closed Januari 2014.
24 Cirebon 04/Pdt.Plw/2014/PN.CN. Pengadilan Negeri Cirebon
16 Februari 2014
Penggugat Sosi K & Risnawati
Gugatan Perlawanan
Atas Sita Jaminan
Pengadilan Negeri
Cirebon
- Proses persidangan di Pengadilan Negeri Cirebon masih berjalan dan masih dalam tahap Kesimpulan.
25 Surabaya 129/Pdt. G/2014/PN.Sby. Pengadilan Negeri Surabaya
Maret 2014 Tergugat Siti Mariam Perbuatan Melawan
Hukum atas Pencantuman Klausula Baku
- Pengadilan Negeri Surabaya telah menjatuhkan Putusan terhadap Perkara tersebut dengan amar Gugatan tidak dapat diterima (N.O)
26 Tanggerang 019/BPSK/II/2014 BPSK Kab. Tanggerang
Februari 2014
Teradu Putri Rohana B Bintang
Pengaduan Konsumen
di BPSK Kab. Tanggerang
- Case Closed 10 April 2014
27 Padang 9/BPSK/PERKARA/XII/2013 BPSK Kota Bukittinggi
Februari 2014
Teradu Adek Oktavia Pengaduan Konsumen di
BPSK
MTF Kalah pada persidangan di BPSK Bukit Tinggi
MTF mengajukan keberatan atas Putusan BPSK Bukit Tinggi ke PN Bukit Tinggi
28 Batubara 048/BB/P3K/IV/2014 BPSK Kab. Batubara
April 2014 Teradu Azwar Pengaduan Konsumen di
BPSK
Masih dalam proses negosiasi antara cabang dan debitur
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 199Laporan Tahunan 2014
no Cabangnomor
Registrasi Perkara
Tanggal Perkara
Posisi Perseroan
Pihak Lawan
Materi Perkara
Putusan Pada Pengadilan
Tingkat Sebelumnya
Satus Perkara
29 Gorontalo 30/Pdt.G/2014/PN.Gtlo. Pengadilan Negeri Gorontalo
22 Juli 2014 Tergugat Abd. Rahman Lamanta
Perbuatan Melawan Hukum
Perdamaian Telah terjadi Perdamaian antara MTF dengan Penggugat diluar pengadilan, dan pada tanggal 12 Januari 2015 akan dilakukan pencabutan Gugatan oleh Penggugat pada Persidangan agenda Pembacaan Gugatan.
30 Pekanbaru 09/PTS/BPSK/III/2014/PN.PBR. Pengadilan Negeri Pekanbaru
22 Juli 2014 Termohon Eksekusi
Musniarti Binti Muin
Permohonan Eksekusi
atas Putusan BPSK Kota Pekanbaru
MTF belum menerima Risalah Pemberitahuan Putusan BPSK Pekanbaru sehingga Ketua Pengadilan Negeri Pekanbaru menolak Permohonan Eksekusi tersebut
MTF hingga saat ini belum menerima Risalah Pemberitahuan Putusan resmi dari BPSK Pekanbaru
31 Palangkaraya 119/Pdt.G/2014/PN.Plk. Pengadilan Negeri Palangkaraya
15 Agustus 2014
Tergugat M. Rida Ansari
Perbuatan Melawan Hukum
- Proses persidangan di Pengadilan Negeri Palangkaraya masih berjalan dan masih dalam tahap Mediasi
32 Muara Bungo
70/Pdt.G/2014/PN.Mrb. Pengadilan Negeri Muara Bungo
September 2014
Tergugat Marsono Wanprestasi - Proses persidangan di Pengadilan Negeri Muara Bungo masih berjalan dan agenda selanjutnya adalah Replik
33 Palembang 139/Pdt.G/2014/PN.Plg. Pengadilan Negeri Palembang
September 2014
Tergugat Yusmitra Perbuatan Melawan Hukum
- Masih dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri Palembang dalam Tahap Mediasi
34 Palangkaraya 154/Pdt.G/2014/PN.Plk. Pengadilan Negeri Palangkaraya
21 Oktober 2014
Tergugat Jemi Karter (Hermawan)
Pencantuman Klausula Baku
- Masih dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri Palangkaraya dalam Tahap Jawaban dari MTF
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance200Laporan Tahunan 2014
no Cabangnomor
Registrasi Perkara
Tanggal Perkara
Posisi Perseroan
Pihak Lawan
Materi Perkara
Putusan Pada Pengadilan
Tingkat Sebelumnya
Satus Perkara
35 Jember 132/Pdt.G/2014/PN.Jmr. Pengadilan Negeri Jember
6 November 2014
Tergugat Agus Santoso
Perbuatan Melawan Hukum
- Masih dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri Jember dalam Tahap Mediasi
36 Surabaya 843/Pdt. G/2014/PN.Sby. Pengadilan Negeri Surabaya
6 November 2014
Tergugat Kristono Wanprestasi - Masih dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri Surabaya dalam Tahap Eksepsi dan jawaban
37 Cirebon 64/Pdt.G/2014/PN. Cbr., Pengadilan Negeri Surabaya
8 Desember 2014
Tergugat I Munari Wanprestasi - Masih dalam proses pemanggilan oleh Pengadilan Negeri Cirebon
38 Pekanbaru 212/Pdt. Sus/BPSK/2014/PN.Pbr. Pengadilan Negeri Pekanbaru
24 November 2014
Pemohon Keberatan
Sudirman Pengaduan Konsumen di
BPSK
MTF Kalah pada persidangan di BPSK Kota Pekanbaru
Masih dalam proses pemanggilan oleh Pengadilan Negeri Pekanbaru
39 Pecenongan 47/Pdt.Sus-PKPU/2014/Pn.Niaga.Jkt.Pst., Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
- Kreditur Separatis
Charles A Simbolon
PKPU - Telah adanya kesepakatan perdamaian atas permasalahan ini, yaitu Charles A. Simbolon akan tetap melakukan kewajiban pembayaran angsurannya sesuai tanggal jatuh tempo pada perjanjian
40 Padang 54/P3K/VIII/2014 BPSK Kota Padang
22 Agustus 2014
Teradu Budi Indarto Pengaduan Konsumen
di BPSK Kota Padang
Budi Indarto (Pengadu) telah sepakat untuk berdamai dengan MTF (Teradu) sebagaimana telah tertuang dalam Akta Perdamaian tertanggal 19 September 2014.
Case Closed 24 September 2014
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 201Laporan Tahunan 2014
Tata Kelola Perusahaan
no Cabangnomor
Registrasi Perkara
Tanggal Perkara
Posisi Perseroan
Pihak Lawan
Materi Perkara
Putusan Pada Pengadilan
Tingkat Sebelumnya
Satus Perkara
41 Padang 72/P3K/X/2014. BPSK Kota Padang
20 Oktober 2014
Teradu Afridon Pengaduan Konsumen
di BPSK Kota Padang
BPSK telah memutus bahwa perusahaan asuransi Mandiri Axa General Insurance (MAGI) harus membayar klaim asuransi sebesar Rp.
Masih dalam tenggang waktu untuk mengajukan upaya hukum terhadap putusan BPSK tersebut
42 Padang 76/P3K/X/2014. BPSK Kota Padang
Oktober 2014
Teradu Yul Jasrul Pengaduan Konsumen
di BPSK Kota Padang
BPSK telah memutus bahwa MTF harus mengembalikan unit kendaraan yang telah ditarik dari konsumen, serta konsumen diwajibkan untuk membayar segala tunggakan angsuran dan denda kepada MTF.
Masih dalam tenggang waktu untuk mengajukan upaya hukum terhadap putusan BPSK tersebut
43 Cirebon 17/REG/BPSK/XI/2014. BPSK Kabupaten Cirebon
28 November 2014
Teradu Adep Hidayat
Pengaduan Konsumen
di BPSK Kabupaten
Cirebon
BPSK hanya menegaskan bahwa MTF agar membantu pengembalian angsuran konsumen yang digelapkan oleh marketing sebanyak 1 angsuran
Tercapai Perdamaian dalam mediasi
44 Fleet 59/PDT.SUS-PKPU/2014/PN.NIAGA.JKT.PST., Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
November 2014
Kreditur PT Bakrie Telecom
Permohonan PKPU oleh
PT Netwave Multi Media
- Putusan pada tanggal 9 Desember 2014 menyatakan bahwa PT Bakrie Telecom berdamai dengan para Krediturnya
Dampak Perkara/Gugatan Terhadap Kinerja Perusahaan
Secara umum, Perseroan meyakini bahwa perkara-perkara di
tahun 2014 tidak berdampak material terhadap kegiatan usaha
dan kondisi keuangan Perseroan dan sampai saat ini tidak ada
perkara perdata ataupun pidana yang dihadapi anggota Dewan
Komisaris maupun Direksi Perseroan yang dapat menghalangi
kelangsungan Perseroan.
PT Mandiri Tunas Finance202Laporan Tahunan 2014
PELAKSAnAAn TUGAS DAn FUnGSI KEPATUhAnDalam upaya mencapai tujuan Perseroan pada tahun 2014,
pelaksanaan tugas dan fungsi kepatuhan merupakan salah
satu organ pendukung yang diyakini Manajemen secara terus
menerus telah melakukan tugas dan tanggungjawab dalam
upaya meningkatkan kepercayaan stakeholders’ dan menjadi
nilai tambah bagi pemegang saham.
1. Implementasi Fungsi Kepatuhan
a. Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan
Kegiatan usaha pembiayaan yang terus mengalami
perubahan sejalan dengan perkembangan teknologi
informasi dan integrasi pasar keuangan, telah membuat
kompleksitas bisnis dan eksposur risiko semakin tinggi.
Eksposur risiko yang semakin meningkat, menuntut
Perseroan untuk terus mengikuti dan berhati-hati
terhadap implementasi regulasi terkait perusahaan
pembiayaan.
Fungsi kepatuhan yang dijalankan Perseroan adalah
serangkaian tindakan atau langkah-langkah untuk
memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem, dan
prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh
Perseroan telah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Pelaksanaan tugas dan
tanggungjawab fungsi kepatuhan merupakan salah
satu unsur penting dalam upaya peningkatan ketahanan
Perseroan sebagai perusahaan pembiayaan. Selama
tahun 2014, pelaksanaan tugas dan tanggungjawab
fungsi kepatuhan telah dilaksanakan antara lain
tercermin dalam:
1) Mendukung setiap unit kerja melalui penyediaan
rekomendasi tindakan (advisory services) operasional
dan bisnis serta summary of regulations;
2) Melaksanakan kepatuhan dan prinsip kehati-hatian
mulai dari seluruh unit kerja di kantor pusat sampai
seluruh kantor cabang sehingga jalannya kegiatan
usaha sesuai dengan regulasi OJK dan peraturan
perundangan terkait lainnya;
3) Peningkatan pengetahuan seputar regulasi melalui
knowledge enhancement kepada seluruh karyawan
dan knowledge sharing kepada unit kerja sesuai
regulasi yang berlaku.
4) Pemenuhan terhadap seluruh komitmen kepada
OJK dan otoritas yang berwenang lainnya. Terhadap
pemenuhan komitmen ini, unit kerja kepatuhan
secara terus menerus secara berkala melakukan
pemantauan terhadap seluruh regulatory obligation
yang ada agar disampaikan tepat waktu. Selama
tahun 2014, seluruh komitmen dan regulatory
obligation (reporting dan non-reporting) kepada OJK
dan otoritas berwenang lainnya telah disampaikan
dengan baik dan tepat waktu.
Pelaksanaan fungsi kepatuhan senantiasa menekankan
pada peran aktif dari seluruh elemen organisasi
kepatuhan yang terdiri dari manajemen, satuan kerja
kepatuhan, dan unit kerja pendukung lainnya.
Selama tahun 2014, Perseroan telah berhasil
menjalankan fungsi kepatuhan dengan baik. Hal ini
dibuktikan dengan tidak adanya sanksi administratif
maupun denda yang dikenakan oleh OJK maupun
regulator terkait lainnya kepada Perseroan dalam
menjalankan kegiatan usahanya.
b. Unit Kerja Kepatuhan
Peraturan OJK No. 30 Tahun 2014 tentang Tata Kelola
Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan
mensyaratkan pada bulan November 2015, setiap
perusahaan pembiayaan wajib memiliki satuan kerja
atau pegawai yang melakukan fungsi kepatuhan.
Perseroan telah memenuhi ketentuan ini sebagai bentuk
komitmen Perseroan dan pemegang saham pengendali
untuk tetap menjaga jalannya kegiatan usaha
perusahaan secara sehat dan teratur sesuai regulasi
yang berlaku. Unit kerja kepatuhan merupakan salah
satu pilar governance structure dalam risk management
framework khususnya terhadap pengelolaan risiko
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 203Laporan Tahunan 2014
kepatuhan. Dalam pelaksanaan tugasnya, unit kerja
kepatuhan mendukung manajemen secara aktif untuk
menanamkan compliance culture kepada seluruh
elemen perusahaan.
Tugas dan tanggungjawab unit kerja Kepatuhan
di Kantor Pusat dalam hal menjalankan tugas dan
tanggungjawab kepatuhan antara lain:
1) Melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan,
dan pengendalian terhadap Risiko Kepatuhan
dengan mengacu pada peraturan OJK mengenai
perusahaan pembiayaan;
2) Menilai kesesuaian kebijakan, ketentuan, maupun
prosedur yang dimiliki oleh Perseroan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
3) Melakukan review dan/atau merekomendasikan
pengkinian dan penyempurnaan kebijakan,
ketentuan, maupun prosedur yang dimiliki oleh
Perseroan agar sesuai dengan ketentuan OJK dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
4) Bertindak sebagai liaison officer perusahaan terkait
fungsi kepatuhan kepada OJK dan otoritas terkait
lainnya; dan
5) Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan
Fungsi Kepatuhan.
2. Peraturan Perundang-Undangan
Pada tahun 2014, OJK telah melakukan penyesuaian
regulasi dan kebijakan yang komprehensif di bidang
penyelenggaraan usaha perusahaan pembiayaan, antara
lain mengenai perizinan dan kelembagaan, kegiatan usaha,
tingkat kesehatan, manajemen risiko, sumber pendanaan,
dan tata kelola perusahaan yang baik. Penyesuaian kebijakan
tersebut diharapkan dapat menciptakan pengaturan yang
jelas dan memberikan kepastian hukum, yang dapat
meningkatkan peranan perusahaan pembiayaan. Sampai
dengan akhir tahun 2014, OJK (d/h BAPEPAM-LK) telah
mengatur perusahaan pembiayaan dengan ruang lingkup
regulasi seperti tergambar pada ilustrasi dibawah ini:
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance
Perlindungan Konsumen
PoJK 1/2013
PoJK 1/2014
SEoJK 1/2014
SEoJK 2/2014
SEoJK 12/2014
SEoJK 13/2014
SEoJK 14/2014
IuranoJK
PP 11/2014
PoJK 3/2014
SEoJK 4/2014
Risk based Supervision
PoJK 10/2014
PoJK 11/2014
Kegitan Usaha
PoJK 28/2014
PoJK 29/2014
PoJK 30/2014
PoJK 31/2014
Laporanbulanan
PoJK 3/2013
SEoJK 6/2013
Fit & Proper
Test
PoJK 4/2013
SEoJK 3/2014
P4Mn
PMK30/2010
PER-05/2011
PoJK 17/2014
PoJK 18/2014
Konglomerasi Keuangan
PT Mandiri Tunas Finance204Laporan Tahunan 2014
Perkembangan regulasi yang terjadi selama tahun 2014
dan dampaknya bagi Perseroan adalah sebagai berikut:
a. Regulasi terkait Iuran oJK
Peralihan fungsi pengawasan dan pengaturan lembaga
jasa keuangan non bank dari BAPEPAM-LK ke OJK
diikuti dengan regulasi yang mewajibkan pelaku usaha
jasa keuangan untuk membayar iuran tahunan kepada
OJK. Selama tahun 2014, Perseroan telah membayar
seluruh iuran tahunan tepat waktu sesuai regulasi yang
berlaku.
b. Regulasi terkait Risk based Supervision
Dalam rangka mewujudkan sektor jasa keuangan non-
bank yang sehat dan akuntabel, OJK memerlukan sistem
pengawasan yang efektif dan berbasis risiko yang salah
satunya adalah instrumen penilaian tingkat risiko bagi
lembaga jasa keuangan non-bank untuk menentukan
prioritas dan intensitas pengawasan. Penilaian tingkat
risiko bagi lembaga jasa keuangan non-bank perlu
dilakukan secara berkala sebagai bagian dari manajemen
risiko untuk mengetahui tingkat risiko terkini sebuah
perusahaan beserta langkah-langkah mitigasinya.
Untuk pertama kali berdasarkan regulasi yang berlaku,
Perseroan akan melaporkan hasil penilaian tingkat risiko
perusahaan tahun 2014 pada Februari 2015.
c. Regulasi terkait Konglomerasi Keuangan
Kegiatan usaha jasa keuangan yang tumbuh secara
berkelanjutan memiliki daya saing yang tinggi. Hal
ini memerlukan penerapan tata kelola perusahaan
dan manajemen risiko yang baik dan tepat. Indonesia
memiliki Lembaga Jasa Keuangan yang tergabung dalam
suatu hubungan kepemilikan dan/atau pengendalian di
berbagai sektor jasa keuangan sehingga berdampak
meningkatnya kompleksitas transaksi dan interaksi
antar lembaga jasa keuangan dalam suatu hubungan
konglomerasi keuangan. Untuk mengelola implementasi
tata kelola perusahaan yang terdiri berbagai jenis
usaha jasa keuangan serta mengatur eksposur risiko
atas atas setiap hubungan konglomerasi tersebut, OJK
menetapkan regulasi terkait tata kelola dan manajemen
risiko secara terintegrasi. Perseroan merupakan bagian
dari konglomerasi keuangan yang berada dibawah
pengendalian PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Perseroan
sebagai anak perusahaan telah memberikan masukan
terhadap implementasi tata kelola dan manajemen risiko
terintegrasi yang akan diterapkan oleh PT Bank Mandiri
(Persero), Tbk. selaku entitas Utama kepada seluruh
anak perusahaannya. Selai itu, terhadap kebijakan
konglomerasi keuangan yang nantinya ditetapkan,
Perseroan akan mengikuti dan menjalankan kebijakan
tersebut sesuai ruang lingkup kegiatan usaha Perseroan
sebagai perusahaan pembiayaan.
d. Regulasi terkait Kegiatan Usaha Perusahaan
Pembiayaan
Perusahaan pembiayaan merupakan salah satu
penggerak roda perekonomian nasional melalui produk
dan layanan pembiayaan yang dipasarkan kepada
masyarakat. Kegiatan usaha yang ada sesuai PMK 84
Tahun 2006 tentang Perusahaan Pembiayaan membatasi
kegiatan usaha hanya pada pembiayaan konsumen,
sewa guna usaha, kartu kredit, dan anjak piutang. Pada
tahun 2014, OJK telah melakukan pembaharuan dengan
melakukan penyesuaian kebijakan yang komprehensif di
bidang kelembagaan, penyelenggaraan usaha, dan tata
kelola perusahaan pembiayaan. Penyesuaian kebijakan
tersebut diharapkan dapat menciptakan pengaturan
yang jelas dan memberikan kepastian hukum, yang
dapat meningkatkan peranan Perusahaan Pembiayaan
dalam sistem perekonomian nasional. Unit kerja
kepatuhan bersama-sama dengan unit kerja terkait
telah melakukan secara bertahap untuk melakukan
penyesuaian yang harus dilakukan terhadap aktivitas
operasional dan bisnis Perseroan.
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 205Laporan Tahunan 2014
3. GCG
a. Kebijakan GCG
Perseroan menyadari bahwa salah satu cara untuk
mempertahankan keberlangsungan usaha dan
meningkatkan kinerja seluruh unit kerja terkait adalah
komitmen yang kuat dalam menjalankan prinsip-
prinsip Good Corporate Governance. Komitmen ini
sangat diperlukan dalam upaya mencapai visi Perseroan
menjadi : To be the most progressive and reliable
multifinance in Indonesia.
Pemahaman dan Implementasi Good Corporate
Governance (GCG) memiliki peran penting untuk
memastikan serta menjamin pelaksanaan tugas dan
tanggungjawab manajemen dijalankan dengan baik
sehingga dapat menuntun Perseroan untuk mencapai
visi dan misi yang telah ditetapkan pada awal tahun
2014. Implementasi GCG merupakan usaha Perseroan
untuk memberikan added value kepada para pemangku
kepentingan. Implementasi GCG di Perseroan sejalan
dengan ketentuan dan perundang-undangan yang
berlaku. Sebelum OJK memberlakukan POJK 30 Tahun
2014 tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi
Perusahaan Pembiayaan, Perseroan telah menerapkan
prinsip-prinsip GCG yang dituangkan dalam Kebijakan
Tata Kelola Perusahaan Yang Baik PT Mandiri Tunas
Finance pada tahun 2013 dan peraturan bagi emiten
yang tercatat di BEI. Kedepannya, Perseroan akan
melakukan penyempurnaan terhadap pelaksanaan Tata
Kelola Perusahaan melalui pemenuhan POJK 30 Tahun
2014 tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi
Perusahaan Pembiayaan.
Melalui peran aktif dan dukungan penuh Dewan
Komisaris dan Direksi, Perseroan melakukan
implementasi penerapan prinsip-prinsip GCG pada
setiap aspek bisnis dan pada semua jajaran organisasi,
hal tersebut diwujudkan dalam aspek-aspek sebagai
berikut:
1. Pemegang Saham & Rapat Umum Pemegang
Saham;
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris;
3. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;
4. Pelaksanaan Tugas Komite;
5. Hubungan Dewan Komisaris dan Direksi;
6. Kelengkapan Unit Kerja Pendukung;
7. Penerapan Fungsi Audit Eksternal;
8. Penerapan Informasi & Kerahasiaan Data
Perusahaan.
Dalam menyusun kebijakan Tata Kelola Perusahaan,
Perseroan sebagai anak perusahaan BUMN perbankan
terbesar di Indonesia mengadopsi berbagai ketentuan
eksternal sebagai referensi, antara lain di bidang
perbankan, Perseroan terbatas, Peraturan OJK, serta
pedoman GCG untuk lemabaga jasa keuangan.
Asas-Asas GCG
1) keterbukaan (transparency), yaitu keterbukaan
dalam proses pengambilan keputusan dan
keterbukaan dalam pengungkapan dan penyediaan
informasi yang relevan mengenai perusahaan, yang
mudah diakses oleh Pemangku Kepentingan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan di bidang
pembiayaan serta standar, prinsip, dan praktik
penyelenggaraan usaha pembiayaan yang sehat;
2) akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi
dan pelaksanaan pertanggungjawaban Organ
Perusahaan sehingga kinerja perusahaan dapat
berjalan secara transparan, wajar, efektif, dan
efisien;
3) pertanggungjawaban (responsibility), yaitu
kesesuaian pengelolaan Perusahaan dengan
peraturan perundang-undangan di bidang
Perusahaan dan nilai-nilai etika serta standar, prinsip,
dan praktik penyelenggaraan usaha pembiayaan
yang sehat;
4) kemandirian (independency), yaitu keadaan
Perusahaan yang dikelola secara mandiri dan
profesional serta bebas dari Benturan Kepentingan
dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun
yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan di bidang pembiayaan dan nilai-nilai etika
serta standar, prinsip, dan praktik penyelenggaraan
usaha pembiayaan yang sehat; dan
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance206Laporan Tahunan 2014
5) kesetaraan dan kewajaran (fairness), yaitu
kesetaraan, keseimbangan, dan keadilan di dalam
memenuhi hak-hak Pemangku Kepentingan
yang timbul berdasarkan perjanjian, peraturan
perundang-undangan, dan nilai-nilai etika serta
standar, prinsip, dan praktik penyelenggaraan usaha
pembiayaan yang sehat.
b. Struktur GCG
Dalam upaya mendukung tercapainya visi dan misi
Perseroan, pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan
sehingga menjadi pedoman praktis yang dapat dijadikan
acuan oleh Perseroan dalam melaksanakan GCG.
Perseroan telah menyusun pilar implementasi GCG sesuai
ilustrasi dibawah. Komite-komite yang telah dibentuk
membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan
tugas dan kewajibannya, serta merumuskan kebijakan
sesuai ruang lingkup tugas komite yang bersangkutan.
Manajemen Perseroan juga telah membentuk unit kerja
pendukung untuk mengawal implementasi GCG. Unit
kerja tersebut adalah Corporate Secretary Division,
Internal Audit Division, Compliance Department, Risk
Management Division, serta HRD Division.
Tata Kelola Perusahaan
PILAR I: VISI, MISI & PILAR II: bUDAYA PERUSAhAAn
PILAR III: PEDoMAn GCGPILAR IV: InFRASTRUKTUR PEnDUKUnG
bUDAYA PERWIRA
kePERcayaan kegembiRAan
keWIrausahaan
Menjadi Perusahaan Pembiayaan otomotif Terbaik, Terbesar dan Terpercaya di Indonesia pada tahun 2014
• Berorientasi Kepada Pemenuhan Kebutuhan Pasar dengan Service Excellent
• Ikut Berkontribusi Positif Dalam Perekonomian Nasional• Mengembangkan Sumber Daya Manusia Profesional• Memberi Keuntungan Yang Maksimal Bagi Stakeholders
VISI
MISI
PILAR I
PILAR II
PILAR III
PILAR IV
Transparansi Informasi &
Kinerja
Risk Management
Whistle blower Policy
Code of Conduct
Pedoman GCG
1st Layer
2nd Layer
3rd Layer
• RUPS & Struktur Organisasi Perusahaan• Dewan Komisaris• Komite Audit• Direksi
• Divisi Legal & Compliance• Corporate Secretary• Divisi Risk Management• Divisi Internal Audit• Divisi Human Resources Development
• Kebijakan Prosedur• Assesment• Audit• Keterbukaan Informasi & Kinerja Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 207Laporan Tahunan 2014
Perseroan telah memiliki struktur dan kebijakan
penerapan Tata Kelola Perusahaan dalam bentuk GCG
Policy dan Corporate Code of Conduct. Selain itu,
Perseroan telah memiliki pedoman organisasi Perseroan
dalam menjalankan tugasnya antara lain: tata tertib
Dewan Komisaris, tata tertib Direksi, Piagam Komite
Audit dan Piagam Komite Nominasi & Remunerasi.
Kebijakan dan prosedur tersebut senantiasa dikaji untuk
disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan bisnis
serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Self Assessment GCG
Dalam rangka menerapkan kelima prinsip dasar GCG
tersebut di atas, Perseroan berpedoman pada berbagai
ketentuan dan persyaratan minimum serta pedoman
yang terkait dengan pelaksanaan tata kelola yang
baik dari pemegang saham pengendali. Dalam upaya
perbaikan dan peningkatan kualitas pelaksanaan tata
kelola yang baik, Perseroan sebagai bagian dari salah satu
konglomerasi keuangan di Indonesia selalu berupaya
untuk yang berlaku. Secara rutin setiap tahunnya,
Perseroan Feedback atas hasil Self Assessment segera
dilakukan tindakan-tindakan korektif yang diperlukan.
d. Penghargaan GCG
Selama tahun 2014, penghargaan yang diterima oleh
Perseroan terkait GCG adalah sebagai berikut :
1. Perseroan meraih penghargaan “The Best GCG”
dari Majalah Business Review dalam acara Indonesia
Multifinance Award (IMA) 2014.
2. Perseroan memperoleh penghargaan sebagai
“Trusted Company” dalam implementasi GCG
dari Majalah Swa dan The Indonesian Institute for
Corporate Governance (IICG).
InFoRMASI SAnKSI ADMInSTRATIFSelama tahun 2014, Perseroan tidak menerima sanksi
administratif yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang.
AKUnTAn EKSTERnALUntuk menyajikan laporan keuangan kepada pemegang
saham, Perseroan menggunakan jasa auditor eksternal yang
independen yang pemilihannya dilakukan melalui suatu proses
seleksi pengadaan jasa Auditor Independen untuk mengaudit
Laporan Keuangan Perseroan per 31 Desember 2014. Proses
seleksi dilakukan secara transparan dan independen oleh suatu
tim yang anggotanya terdiri dari Divisi GA & Procurement,
Divisi Finance & Accounting, Divisi Internal Audit, Divisi Risk &
AR Management, Divisi Legal & Compliance, Divisi Operation
dan Divisi Corporate Secretary. Tahapan pengadaan dimulai
dari mengundang 4 (empat) Kantor Akuntan Publik (KAP)
terbesar, penyampaian proposal jasa audit oleh masing-
masing KAP, presentasi masing-masing KAP dan tahap akhir
adalah negosiasi biaya. Hasil Penilaian didasarkan pada
faktor teknis dan faktor finasial. Selanjutnya hasil proses
akhir seleksi berupa penilaian yang dibuat oleh tim pengadaan
diajukan kepada Direksi dan Dewan Komisaris untuk mendapat
persetujuan dan diajukan dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) Tahunan Perseroan.
Pada RUPS Tahunan Perseroan yang diselenggarakan pada
tanggal 10 April 2014, pemegang saham Perseroan telah
menetapkan Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman
& Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited)
untuk mengaudit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun
buku yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
serta memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk
menetapkan honorarium Akuntan Publik dan persyaratan
lainnya bagi Kantor Akuntan Publik dan Auditor tersebut serta
menetapkan Kantor Akuntan Publik pengganti dalam hal
Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman dan Surja (a
member firm of Ernst and Young Global Limited) karena sebab
apapun tidak dapat menyelesaikan audit Laporan Keuangan
Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2014.
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance208Laporan Tahunan 2014
Pertimbangan Perseroan untuk menunjuk Kantor Akuntan
Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of
Ernst & Young Global Limited) adalah selain pernah mengaudit
untuk tahun buku 2012 sampai dengan 2013, Perseroan
menilai kemampuan teknis dari Kantor Akuntan Publik tersebut
telah sesuai dengan yang diharapkan oleh Perseroan dan telah
memenuhi ketentuan Peraturan Bapepam Nomor VIII.A.2
tentang Independensi Akuntan Yang Memberikan Jasa Audit
di Pasar Modal.
Berikut ini daftar nama Kantor Akuntan Publik dan Auditor yang
mengaudit laporan keuangan Perseroan sejak tahun buku 2009 –
2014:
Tata Kelola Perusahaan
Tahun buku nama Kantor Akuntan Publik nama Auditor
2009 Haryanto Sahari & Rekan (PwC) Drs. Irhoan Tanudiredja CPA
2010 Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PwC) Lucy Luciana Suhendra, SE, Ak, CPA
2011 Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PwC) Lucy Luciana Suhendra, SE, Ak, CPA
2012 Purwantono, Suherman, & Surja (EY) Peter Surja, CPA
2013 Purwantono, Suherman, & Surja (EY) Peter Surja, CPA
2014 Purwantono, Suherman, & Surja (EY) Danil Setiadi Handaja, CPA
Adapun biaya untuk jasa audit professional untuk tahun buku
2014 tersebut adalah sebesar Rp390.500.000,- (tigaratus
Sembilan puluh juta lima ratus ribu rupiah). Akuntan Publik
yang mewakili pelaksanaan audit laporan keuangan tahun
buku 2014 (Signing Partner) adalah Danil Setiadi Handaja, CPA.
KoDE ETIK DAn PAKTA InTEGRITASPerseroan telah memiliki panduan Kode Etik Karyawan yang
berlaku bagi karyawan dan manajemen Perseroan. Kode
Etik Karyawan tersebut dicantumkan di lampiran buku
Peraturan Perusahaan periode 2014-2016 yang dibagikan
kepada seluruh karyawan Perseroan agar dapat dipahami dan
diimplementasikan dalam aktifitas kerja sehari-hari.
Pokok-pokok kode etik Perseroan adalah sebagai berikut:
1. Wajib melaksanakan tugas pokok sesuai dengan uraian
pekerjaan dan tugas-tugas lainnya yang ditetapkan oleh
perusahaan.
2. Mencurahkan semua kemampuan diri untuk perusahaan,
tidak bekerja dan mengikatkan diri pada pihak ketiga, baik
perorangan maupun badan usaha atau lembaga lainnya
untuk mendapatkan imbalan, kecuali telah mendapat ijin
tertulis dari Perusahaan.
3. Senantiasa melandasi seluruh tindakan dengan
mengutamakan kepentingan Perseroan, tidak
mengutamakan keuntungan pribadi/organisasi/kelompok
(conflict of interest).
4. Menerima dan memahami imbalan yang diberikan Perseroan
telah sesuai dengan tugas dan tanggung jawab, sehingga
tidak akan meminta atau menerima imbalan dalam bentuk
apapun dari pihak-pihak terkait dengan Perseroan.
5. Menjaga diri untuk bersikap profesional, sehingga
tidak akan melakukan upaya atau tindakan yang dapat
merugikan pihak-pihak terkait dengan Perseroan, termasuk
tidak terbatas pada klien, konsumen, relasi dalam hal-hal
yang dapat melanggar kode etik.
6. Menjaga diri untuk selalu dapat dipercaya dalam bekerja
dan akan selalu menjaga kerahasiaan atas:
a. Semua informasi dan data mengenai Perseroan yang
dapat dikategorikan sebagai rahasia perusahaan.
b. Semua informasi yang telah dipercayakan oleh
konsumen kepada Perseroan.
c. Semua transaksi yang telah dilakukan konsumen melalui
Perseroan.
d. Semua kode rahasia yang telah dipercayakan kepada
karyawan dalam rangka menjalankan tugas.
PT Mandiri Tunas Finance 209Laporan Tahunan 2014
7. Menjaga diri untuk bersikap profesional dalam bekerja
dengan menghindarkan diri dari adanya hubungan keluarga
langsung dengan salah seorang karyawan di Perseroan
(bapak, ibu, suami/istri, kakak, adik dan anak).
8. Selalu mengutamakan tugas-tugas Perseroan, tidak
memakai waktu kerja untuk usaha/bisnis pribadi.
9. Mengenakan Kartu Tanda Pengenal / Kartu Identitas
Karyawan yang diberikan Perseroan selama berada
dilingkungan pekerjaan.
10. Berlaku sopan dan menjaga Suasana persaudaraan serta
keakraban dalam lingkungan kerja. Menghindarkan
diri untuk menggunakan kekerasan fisik, mengancam,
memfitnah ataupun mencemarkan nama baik sesama rekan
kerja, yang dapat mengganggu kelancaran pekerjaan.
11. Memelihara lingkungan kerja yang sehat dan bersih,
serta menjauhkan diri dari penyalahgunaan obat-
obat psikotropika dan obat-obat terlarang, termasuk
dalam hal penggunaan, pengedaran, perdagangan dan
kepemilikannya.
12. Mematuhi peraturan perundang-undangan di bidang
ketenagakerjaan.
13. Mematuhi Prosedur Operasional & Prosedur Administrasi
yang telah digariskan oleh perusahan.
14. Menjunjung tinggi dan menerapkan nilai-nilai budaya
perusahaan.
Setiap karyawan harus menandatangani Surat Pernyataan Kode
Etik Pegawai pada saat menerima buku Peraturan Perusahaan
dan menyerahkannya kepada Divisi Human Resources
Development. Setiap karyawan yang melakukan pelanggaran
terhadap Kode Etik Pegawai akan diberikan sanksi sesuai
dengan Peraturan Perusahaan mulai dari surat teguran sampai
dengan pemutusan hubungan kerja.
Setiap karyawan Perseroan juga diharuskan menandatangani
Pakta Integritas yang berisi antara lain setiap karyawan
harus selalu menjunjung tinggi nilai integritas (kualitas moral
dan akhlak) yang baik dan jujur, tidak akan melakukan
penyalahgunaan wewenang dan mematuhi segala ketentuan
peraturan perusahaan atau kebijakan perusahaan yang telah
atau akan ditetapkan. Jika terjadi pelanggaran atas Pakta
Integritas ini, karyawan akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan
yang berlaku.
Sosialisasi dan Universalitas Kode Etik
Kode Etik berlaku secara universal kepada seluruh jajaran
Dewan Komisaris, Direksi, dan karyawan Perseroan. Sosialisasi
Kode Etik dilakukan dengan mencantumkan pada lampiran
buku Peraturan Perusahaan periode 2014-2016 yang dibagikan
kepada seluruh karyawan Perseroan agar dapat dipahami dan
diimplementasikan dalam aktivitas kerja sehari-hari. Selain
itu internalisasi Kode Etik dilakukan melalui poster-poster,
Email Blast, Induction Program, dan dalam setiap pertemuan-
pertemuan yang diadakan secara berlaku.
Pada saat menerima buku Peraturan Perusahaan, setiap
karyawan harus menandatangani Surat Pernyataan Kode Etik
karyawan dan menyerahkan kepad Divisi Human Resources
Development. Berlaku sanksi bagi setiap pelanggaran Kode
Etik Karyawan yang dilakukan Karyawan. Sanksi sesuai dengan
Peraturan Perusahaan mulai dari surat teguran sampai dengan
pemutusan hubungan kerja.
Untuk menegakkan implementasi kode etik karyawan,
Perseroan telah menyediakan sarana Whitleblowing System
sebagai fasilitas untuk melaporkan atau mengadukan adanya
dugaan pelanggaran kode etik.
Budaya Kerja Perseroan yang selalu dijunjung tinggi oleh
seluruh karyawan adalah PERWIRA, yang merupakan
singkatan dari Kepercayaan, Kewirausahaan dan Kegembiraan
yang merupakan 3 (tiga) nilai-nilai dasar yang didalamnya
mengandung 9 (sembilan) perilaku utama yang harus
diimplementasikan secara konsisten dan berkelanjutan oleh
setiap karyawan.
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance210Laporan Tahunan 2014
budaya Kerja PERWIRA
KePERcayaan Setiap karyawan wajib menjujung tinggi nilai-nilai:• Jujur dan dapat dipercaya • Bertanggung Jawab• Berkomitmen
KeWIrausahaan Setiap karyawan wajib mempunyai:• Rasa Memiliki• Profesionalisme• Fokus Kepada Pelanggan
KegembiRAan Setiap karyawan harus bekerja:• Antusias, ulet, dan pantang menyerah• Bersinergi• Gembira
Perseroan senantiasa menekankan kepada setiap
karyawan untuk konsisten dalam memegang teguh dan
mengimplementasikan budaya Perusahaan yaitu budaya kerja
PERWIRA dalam aktivitas pekerjaan sehari-hari. Budaya kerja
PERWIRA pada awalnya dirumuskan sendiri oleh karyawan
dan kemudian diterima oleh Perseroan sebagai budaya kerja
yang menjadi pedoman berpikir dan berperilaku bagi setiap
karyawan.
URAIAn TEnTAnG PRoGRAM KEPEMILIKAn SAhAM oLEh KARYAWAn ATAU MAnAJEMEnSampai dengan tahun 2014, saham Perseroan tidak dimiliki
oleh karyawan atau manajemen.
SISTEM PELAPoRAn PELAnGGARAn Perseroan telah memiliki dan menerapkan Whistleblowing
System berdasarkan Surat Direksi Nomor: 063/MTF-DIR/
VII/2011 tanggal 20 Juli 2011. Penerapan Whsitleblowing
System ini bertujuan untuk mendukung pelaksanaan prinsip-
prinsip tata kelola perusahaan yang baik, mendeteksi dan
mengantisipasi terjadinya kecurangan atau pelanggaran dalam
Perseroan.
Mekanisme Whistleblowing System diterapkan bagi seluruh
stakeholder untuk mengawasi dan menyampaikan tindakan
yang tidak sesuai dengan kode etik perusahaan dan
Tata Kelola Perusahaan
menyimpang dari prinsip GCG. Secara internal, Whistleblowing
System digunakan pula sebagai media untuk menyampaikan
saran-saran ataupun ide-ide yang konstruktif dari karyawan
untuk kemajuan dan perkembangan Perseroan kedepannya.
Tata Cara Penyampaian dan Pengelolaan Laporan
Mekanisme penyampaian pelaporan maupun penyampaian
saran-saran dapat dilakukan melalui SMS atau telepon melalui
nomor: 0817 0919 103, melalui alamat email: direktur.
[email protected], melalui alamat surat ke kantor pusat
Perseroan ataupun dapat menyampaikan secara langsung
kepada manajemen. Perseroan telah menunjuk Kepala Divisi
Internal Audit dan Kepala Divisi Corporate Secretary untuk
mengelola dan menangani pengaduan yang masuk melalui
Whistleblowing System. Setiap hasil proses penanganan
pengaduan disampaikan kepada Direksi Perseroan.
Perlindungan dan Pengaduan
Perseroan akan menjaga penuh kerahasiaan setiap pelapor yang
menyampaikan pelaporannya agar hal ini dapat memberikan
kenyamanan dan keamanan bagi setiap pelapor.
hasil Laporan Pengaduan
Selama 2014, Whistleblowing System telah dimanfaatkan oleh
karyawan Perseroan untuk menyampaikan pelaporan adanya
dugaan pelanggaran kode etik karyawan dan menyampaikan
ide-ide perbaikan terkait operasional Perseroan. Pelaporan
yang masuk telah ditindaklanjuti melalui Divisi Internal Audit
maupun divisi terkait lainnya.
Berikut rincian pelaporan pelanggaran kecurangan dan
penyampaian ide perbaikan:
Jenis Penyampaian Jumlah
Telah Diselesaikan/
Ditindaklanjuti
Masih Dalam Proses
Dugaan Kecurangan 3 3 -
Keluhan, Saran, Usul 1 1 -
PT Mandiri Tunas Finance 211Laporan Tahunan 2014
KETAATAn SEbAGAI PERUSAhAAn PEMbIAYAAnSebagai Perusahaan pembiayaan yang telah berdiri sejak tahun 1989, Perusahaan senantiasa taat kepada peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Kegiatan usaha perusahaan pembiayaan saat ini diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia No.84/PMK.012/2006 tanggal 19 September 2006 tentang Perusahaan Pembiayaan.
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan tersebut, diantaranya sebagai berikut:
no. Keterangan Regulasi Status Catatan
1 Modal Disetor Minimal Rp. 100 Miliar. Memenuhi ketentuanModal disetor Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah Rp 250 miliar.
2 Modal Sendiri Minimal 50 % dari modal disetor.
Memenuhi ketentuanModal Sendiri Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah Rp900 miliar.
3Pembatasan jabatan untuk Direktur
Tidak merangkap jabatan di perusahaan pembiayaan lain.
Memenuhi ketentuan
Berdasarkan data Perseroan selama tahun 2014 tidak ada Direksi Perseroan yang merangkap jabatan di perusahaan pembiayaan lainnya.
4Pembatasan jabatan untuk Komisaris
Tidak merangkap jabatan di lebih dari 3 (tiga) perusahaan pembiayaan lain.
Memenuhi ketentuan
Berdasarkan data Perseroan selama tahun 2014 tidak ada Komisaris Perseroan yang merangkap jabatan di perusahaan pembiayaan lainnya.
5Jumlah minimum Piutang Pembiayaan
Minimal 40% dari jumlah Aset.
Memenuhi ketentuan
Jumlah piutang pembiayaan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar 89,75% dari jumlah aset.
6Jumlah pinjaman dibanding modal sendiri
Maksimal 10 kali. Memenuhi ketentuan
Jumlah Pinjaman yang dimiliki Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah 6,37 kali dari modal sendiri.
LAPoRAn KEUAnGAn bULAnAn PERUSAhAAn PEMbIAYAAnSesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 3/POJK.05/2013 tentang Laporan Bulanan Lembaga Jasa Keuangan Non
Bank, Perusahaan Pembiayaan wajib mengirimkan Laporan Bulanan kepada OJK paling lambat tanggal 10 setiap bulannya. Dalam
hal pada tanggal 10 jatuh pada hari libur, maka Laporan Keuangan Bulanan disampaikan pada hari kerja berikutnya.
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance212Laporan Tahunan 2014
Selama tahun 2014, Perseroan telah melaporkan kepada OJK
Laporan Keuangan Bulanan secara tepat waktu dan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, sebagai berikut :
Laporan Keuangan bulanan
Tanggal Penyampaian Kepada oJK
Januari 10 Februari 2014
Februari 10 Maret 2014
Maret 10 April 2014
April 9 Mei 2014
Mei 10 Juni 2014
Juni 10 Juli 2014
Juli 8 Agustus 2014
Agustus 9 September 2014
September 7 Oktober 2014
Oktober 10 November 2014
November 9 Desember 2014
Desember 8 Januari 2015
Tata Kelola Perusahaan
PEnERAPAn PRInSIP MEnGEnAL nASAbAh (KnoW YoUR CUSToMER) DAn PEnCEGAhAn PRAKTIK PEnCUCIAn UAnGSesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 30/PMK.010/2010 tanggal 9 Februari 2010 tentang
Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan
Non Bank, serta untuk mencegah terjadinya praktik pencucian
uang (money laundering) melalui jasa perusahaan pembiayaan,
maka Perseroan telah memiliki dan menerapkan Pedoman
Prinsip Mengenal Nasabah yang juga telah disampaikan kepada
Bapepam/Otoritas Jasa Keuangan.
Terkait Pedoman Prinsip Menegenal Nasabah tersebut,
Perseroan membentuk Unit Kerja Prinsip Pengenalan Nasabah
(UKPN) yang berkedudukan di Kantor Pusat dan Petugas
Prinsip Mengenal Nasabah (PMN) yang ada disetiap kantor
cabang Perseroan. Ketua UKPN saat ini dijabat oleh Kepala
Divisi Corporate Secretary dan dibantu oleh Kepala Divisi
Internal Audit dan Unit Kerja Compliance. Sementara PMN
di kantor-kantor cabang dijabat oleh Operation Head yang
bertanggungjawab kepada UKPN dalam melaporkan transaksi-
transaksi keuangan yang mencurigakan.
PT Mandiri Tunas Finance 213Laporan Tahunan 2014
Struktur organisasi UKPn
DEWAN KOMISARIS
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR DIREKTUR
KOMITE AUDIT
DIV. INTERNAL AUDIT UKPN
PMN PMN
Tugas dan Wewenang Unit Kerja Prinsip Pengenalan Nasabah
(UKPN):
a. Tugas
• Menyusun dan memelihara Pedoman Pelaksanaan
Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (P4MN).
• Memastikan adanya sistem informasi dan prosedur
identifikasi Nasabah yang memadai, termasuk
memastikan bahwa formulir yang berkaitan dengan
Nasabah telah mengakomodasi data yang diperlukan
dalam pelaksanaan PMN.
• Memantau Rekening dan pelaksanaan transaksi
Nasabah.
• Melakukan evaluasi terhadap hasil pemantauan dan
analisis transaksi nasabah untuk memastikan ada
tidaknya Transaksi Keuangan Mencurigakan (TKM) dan/
atau Transaksi Keuangan Tunai (TKT).
• Menatausahakan hasil pemantauan dan evaluasi.
• Memantau pengkinian data dan profil Nasabah.
• Menerima dan melakukan analisis atas laporan TKM
dan/ atau laporan TKT yang disampaikan oleh unit-unit
kerja yang ditugaskan.
• Menyusun laporan TKM dan/atau laporan TKT yang
akan dilaporkan kepada PPTAK..
b. Wewenang
• Memperoleh akses terhadap informasi yang dibutuhkan
yang ada di seluruh unit organisasi.
• Melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap
pelaksanaan PMN yang terafiliasi atau memiliki
kepentingan atas suatu TKM dengan Direksi atau
Dewan Komisaris.
• Mengusulkan kepala cabang dan/atau staf pada unit
kerja terkait untuk membantu pelaksanaan PMN.
c. Tanggung Jawab
• Memastikan seluruh kegiatan dalam rangka penerapan
PMN di Perusahaan Pembiayaan terlaksana.
• Menyusun laporan TKM dan/atau laporan TKT yang
akan disampaikan kepada PPATK.
• Memantau, menganalisis, dan merekomendasikan
kebutuhan pelatihan tentang PMN bagi para pejabat
dan karyawan Perusahaan Pembiayaan.
• Menjaga kerahasiaan data Nasabah.
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance214Laporan Tahunan 2014
KEGIATAn UKPnDalam rangka memenuhi ketentuan dalam Pasal 33 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 30/PMK.010/2010 tanggal 9 Pebruari
2010 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank, selama tahun 2014 UKPN Perseroan telah
melakukan 8 (delapan) kali sosialisasi maupun program pelatihan mengenai Prinsip Mengenal Nasabah dan Transaksi Keuangan
Yang Mencurigakan kepada sejumlah karyawan Perseroan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kehati-hatian
karyawan terhadap kemungkinan adanya transaksi keuangan yang mencurigakan.
Berikut kegiatan sosialisasi maupun program pelatihan mengenai Prinsip Mengenal Nasabah dan Transaksi Keuangan Yang
Mencurigakan selama tahun 2014.
no Pelatihan hari/ Tanggal Peserta narasumber Materi
1 Induction Training 2014-Batch 1 dan Batch 2
•Senin,3Februari,2014•Jumat, 11 April 2014
Karyawan yang baru bergabung dengan Perseroan
Rafi Wisesa & Irene Yulita
Know Your Customer (“KYC”) dan Anti Money Laundering(“AML”)
2
Induction Training 2014-Batch 3 dan pelatihan pembekalan AMDP tahun 2014
Jumat, 5 September 2014
Karyawan yang baru bergabung dengan MTF dan pelatihan untuk calon para Area Manager yang akan ditempatkan di kantor cabang
Rafi Wisesa & Irene Yulita KYC dan AML
3 Sharing Session dengan Internal Audit Jumat, 14 Februari 2014
Divisi Internal Audit di Kantor Pusat
Rafi Wisesa & Irene Yulita
Implementasi KYC dan AML di Perusahaan Pembiayaan
4 Pembekalan Outlet Manager Selasa, 18 Februari 2014
Karyawan yang menjabat sebagai Outlet Manager di kantor cabang
Rafi Wisesa & Irene Yulita KYC dan AML
5 Pembekalan Operation Head Rabu, 26 Februari 2014
Karyawan yang menjabat sebagai Operation Head di kantor cabang
Rafi Wisesa & Irene Yulita KYC dan AML
6 Pembekalan Credit Head Jumat, 7 Maret 2014
Karyawan yang menjabat sebagai Credit Head di kantor cabang
Rafi Wisesa & Irene Yulita
KYC dan AML
7Induction Training Kantor Cabang Mojokerto dan Gresik
Selasa, 11 April 2014
Karyawan baru di Kantor Cabang Mojokerto dan Gresik
Rafi Wisesa KYC dan AML
8Service Exellence Training 2014 – Batch 1 s.d Batch 4
• Rabu,11Juni2014• Rabu,18Juni2014• Rabu,25Juni2014• Kamis,3Juli2014
Pelatihan untuk customerservicedikantor cabang
Rafi Wisesa & Irene Yulita
KYC dan AML
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 215Laporan Tahunan 2014
Selama tahun 2014, UKPN Perseroan menemukan adanya
2 (dua) transaksi keuangan yang mencurigakan yang harus
dilaporkan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan (PPATK) sesuai dengan parameter yang telah
ditetapkan oleh Perseroan. Temuan-temuan transaksi keuangan
mencurigakan tersebut telah dilaporkan kepada PPATK sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
KEAnGGoTAAn oRGAnISASISebagai unit usaha pembiayaan yang aktif, Perseroan aktif
dalam keikutsertaan sebagai anggota Asosiasi Perusahaan
Pembiayaan Indonesia (APPI). Selain itu Perseroan juga menjadi
anggota Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) serta aktif berpartisipasi
dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh lembaga-lembaga
tersebut, seperti seminar, pelatihan dan dalam bidang olah
raga.
Tata Kelola Perusahaan
AKSES InFoRMASI DAn DATA PERUSAhAAnUntuk dapat mengakses informasi mengenai Perseroan
maupun produk-produk pembiayaan Perseroan, masyarakat
dapat mengunjungi situs Perseroan dengan alamat situs www.
mtf.co.id. Di dalam situs tersebut, Perseroan menyediakan
informasi antara lain mengenai informasi keuangan, berita-
berita kegiatan Perseroan, simulasi kredit, daftar alamat kantor
cabang, serta kanal untuk menyampaikan keluhan konsumen
ataupun meminta informasi mengenai produk pembiayaan
yang diberikan oleh Perseroan. Melalui situs ini diharapkan
dapat dilakukan penyebaran informasi secara luas berkaitan
dengan operasional Perseroan maupun informasi lainnya secara
lebih komprehensif.
PT Mandiri Tunas Finance216Laporan Tahunan 2014
Berdasarkan data dari Google Analytics, jumlah pengunjung situs perseroan selama tahun 2014 meningkat 60% dibandingkan
tahun 2013. Data pengunjung situs Perseroan selama tahun 2013 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Keterangan 2013 2014 Perubahan
New Visitor 71.480 109.867 53,70%
Returning Visitor 24.699 44.493 80,14%
Total Visitor 96.179 154.360 60,49%
Sumber: Google Analytics
Perkembangan Jumlah Pengunjung Situs Perseroan Tahun 2012-2014
3,961
4,430 6,007
5,811
5,021
6,174
5,145
6,841 7,389 8,571
7,944
8,933
9,794
8,057
8,376
5,374
6,270 7,115
7,539 7,018
8,635 8,832 9,751 9,418
10,403
10,177
12,229
11,252
11,744 12,051
10,875
13,681
13,931
14,455 15,705
17,857
-‐
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
18,000
20,000
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
2012
2013
2014
Sumber: Google Analytics
Perseroan senantias melakukan pengkinian data situs Perseroan maupun melakukan pengembangan atas situs tersebut agar
informasi yang disajikan melalui situs Perseroan dapat lebih lengkap dan terkini serta mudah diakses oleh para stakeholders.
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 217Laporan Tahunan 2014
Tata Kelola Perusahaan
Selain melalui situs tersebut, Perseroan juga memiliki jaringan
social media yaitu facebook fanpage dengan account MTF
AutoLoan, Twitter dengan account @MTF_Autoloan serta
Youtube dengan alamat www.youtube.com/MTFAutoLoan.
Dengan adanya sosial media ini diharapkan dapat lebih
meningkatkan hubungan antara Perseroan dengan
konsumennya maupun stakeholders lainnya.
Jenis Media Keterangan
Website www.mtf.co.id
Facebook Fanpage MTF Autoloan
Twitter @MTF_AutoLoan
Youtubewww.youtube.com/MTFAutoLoan
Email [email protected]
Care Center 021-230 1825
SMS Request on Demand 99333
Perseroan juga selalu menjaga hubungan baik dengan media
massa yang merupakan salah satu stakeholder Perseroan. Oleh
sebab itu dalam setiap aksi korporasinya maupun dalam rangka
promosi produk pembiayaan, Perseroan selalu melibatkan
media massa baik media cetak, media online maupun media
elektronik. Selama tahun 2014, media massa yang digunakan
oleh Perseroan untuk menyampaikan produk atau informasi
mengenai Perseroan adalah Surat Kabar Harian Bisnis
Indonesia, KOMPAS, Investor Daily, Indonesia Finance Today,
Kontan, Majalah Inflight Garuda dan Lion Air, Majalah SWA
serta beberapa surat kabar di daerah Lampung, Jawa Tengah
dan Bali, sedangkan media berita elektronik yang digunakan
adalah detik.com, Indonesiafinancetoday.com, Bisnis Indonesia
Online dan Kontan Online.
PERKEMbAnGAn MEDIA SoSIAL PERSERoAn TAhUn 2014Guna mendekatkan diri kepada konsumen dan masyarakat
luas serta sebagai sarana media promosi dan informasi, sejak
Agustus 2012 Perseroan telah meluncurkan jejaring media
social facebook fanpage dan twitter dan kemudian diikuti
dengan membuat akun Youtube, Google+, dan Instagram.
Dalam perkembangannya jumlah pengakses jejaring media
social facebook fans, Twitter, Youtube, Google+, dan Instagram
yang diberi nama MTF Auto Loan menunjukkan peningkatan
tiap bulannya sampai dengan akhir tahun 2014.
Facebook Fanspage MTF Auto Loan sampai dengan tahun
2014 telah memiliki sebanyak 6.312 fans yang terdiri dari
80% laki-laki dan 20% perempuan.
Untuk saluran YouTube MTF Auto Loan sampai dengan tahun
2014 telah mengunggah 10 video yaitu video new company
profile Mandiri Tunas Finance, Mandiri Tunas Finance company
profile, Aku dan Dirimu - Ari Lasso feat MTF Idol Pipit Yunita,
Mandiri Tunas Finance Peduli Keselamatan Berkendara,
MTF Amazing Track Singapore 2012, 5 Tahun Mandiri
Tunas Finance, Aksi Donor Darah Mandiri Tunas Finance,
Arti Merdeka Mandiri Tunas Finance, MTF Member Card,
MTF Milik Kita. Total penayangan video sebanyak 3.453 kali
dengan estimasi durasi waktu penayangan sebanyak 10.585
menit waktu penayangan. Tayangan video disaksikan melalui
halaman YouTube sebanyak 69% atau 2.376 views, ditautkan
ke website lain yang disambungkan dengan YouTube sebanyak
18% atau 630 views, telepon seluler sebanyak 12% atau 426
views, dan halaman YouTube lainnya sebesar 0,6% atau 21
views.
PT Mandiri Tunas Finance218Laporan Tahunan 2014
Selain Facebook, Twitter, dan YouTube MTF Auto Loan yang
sudah dipublikasikan di tahun 2012, pada pertengahan
tahun 2014 Perseroan juga meluncurkan akun Instagram dan
Google+ sebagai alternative saluran media sosial lain yang
tengah diminati oleh masyarakat dan sebagai upaya untuk terus
mendekatkan diri dan sebagai media promosi dan informasi
Perseroan kepada masyarakat.
Berikut jumlah pengakses media sosial MTF Auto Loan sampai
dengan akhir tahun 2014:
Jenis Media Keterangan Jumlah Pengikut
facebook fanpage MTFAutoLoan 6.312
Twitter MTF_AutoLoan 6.515
YouTube MTFAutoLoan 3.453
Instagram mtf_autoloan 56
Google+ MTFAutoLoan 26
Tata Kelola Perusahaan
PEnAnGAnAn KELUhAn KonSUMEnUntuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada
konsumennya, Perseroan senantiasa memperhatikan setiap
keluhan konsumennya. Penanganan dan penyelesaian keluhan
konsumen dilakukan melalui unit kerja Customer Care &
Services di Kantor Pusat maupun Customer Care & Services
Officer di setiap kantor cabang dengan koordinasi unit
kerja terkait. Konsumen dapat menyampaikan keluhannya
melalui berbagai media yang telah disediakan oleh Perseroan
untuk mempercepat dan mempermudah konsumen dalam
menyampaikan keluhannya, yaitu sebagai berikut :
Jenis Media Keterangan
Website www.mtf.co.id
Facebook Fanpage MTF Autoloan
Twitter @MTF_AutoLoan
Email [email protected]
Care Center 021-230 1825
Yahoo Messenger [email protected]
Berikut data jumlah keluhan konsumen Perseroan per bulan selama tahun 2014 :
Jan
12
60
49
31
1822
16
6358
45
56
17
JulFeb AguMar SepApr OktMei NovJun Des
PT Mandiri Tunas Finance 219Laporan Tahunan 2014
Selama tahun 2014, jumlah keluhan konsumen yang diterima
oleh Perseroan sebanyak 447 keluhan, meningkat hampir 2
kali lipat dibandingkan tahun 2014 sebanyak 299 keluhan.
Peningkatan keluhan tersebut didominasi akibat adanya
keluhan ID BI Checking Konsumen sebanyak 53% dikarenakan
belum terupdatenya data konsumen oleh Bank Mandiri.
Seluruh keluhan di tahun 2014 telah diselesaikan seluruhnya
dengan baik oleh Perseroan.
53%
BI Checking
Asuransi
Lain-lain
Pelayanan
Angsuran
Kontrak
Pendebetan
Collection
KATEGoRI KELUhAn
12%
3%1%
12%
5%7%
7%
Tata Kelola Perusahaan
Dari total keluhan konsumen di tahun 2014, 42% diantaranya
disampaikan melalui layanan telepon care center, 31% melalui
kantor cabang, 10% melalui email, 8% melalui website, 6%
melalui social media dan sisanya melalui walk in, surat ke
HO, Bank Mandiri, Media Cetak dan Media Sosial . Keluhan
yang telah disampaikan oleh konsumen menjadi masukan bagi
Perseroan dalam melakukan perbaikan-perbaikan untuk dapat
lebih memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumennya.
Care Center
Email CS
Sosial Media
Kantor Cabang
Lain-lain
Website
MEDIA PEnYAMPAIAn
KELUhAn
41%
10%
6%
31%
4%8%
hubungan dengan Media MassaSebagai salah satu stakeholders, media massa mempunyai
peranan penting dalam perkembangan usaha Perseroan. Oleh
sebab itu, Perseroan senantiasa menjaga hubungan baik dengan
media massa dengan selalu menjalin komunikasi yang intensif
dan memberikan informasi yang terkini mengenai Perseroan
khususnya mengenai perkembangan kinerja Perseroan dari
waktu ke waktu. Peningkatan hubungan baik dengan media
massa tidak hanya dilakukan di Jakarta namun juga dengan
media massa di daerah-daerah dimana lokasi cabang Perseroan
berada. Penyampaian informasi terkini Perseroan kepada media
massa disampaikan melalui Corporate Secretary ataupun
dapat langsung oleh Direksi Perseroan dalam kesempatan-
kesempatan tertentu.
PT Mandiri Tunas Finance220Laporan Tahunan 2014
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Perseroan di tahun 2014 dalam rangka meningkatkan
hubungan kerjasama yang baik antara Perseroan dengan media massa adalah sebagai berikut :
1. Melakukan kegiatan Media Visit pada tanggal 29 April 2014 ke kantor Redaksi Harian Kontan
dalam rangka meningkatkan hubungan baik dengan Media dan menjelaskan perkembangan
kinerja Perseroan terkini.
2. Mengadakan Media Gathering pada tanggal 14 Agustus 2014 untuk menyampaikan informasi
kepada media cetak, media online maupun media elektronik terkait kinerja usaha Perseroan
semester I tahun 2014.
3. Melakukan Media Visit pada tanggal 22 September 2014 ke kantor Redaksi Otomotif Group dalam
rangka penjajakan kerjasama dan update bisnis dan kinerja Perseroan
4. Mengadakan Media Gathering pada tanggal 30 Oktober 2014 untuk menyampaikan informasi
kepada media cetak, media online maupun media elektronik terkait kinerja usaha Perseroan Kuartal
3 tahun 2014.
Dalam setiap kegiatan maupun dalam rangka promosi produk pembiayaan, Perseroan selalu melibatkan
media massa baik media cetak, media online maupun media elektronik. Selama tahun 2014, kerjasama
peliputan maupun penyajian berita mengenai Perseroan dilakukan melalui berbagai media, antara lain
sebagai berikut:
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 221Laporan Tahunan 2014
Jenis Media nama Media
Media Cetak
Konta, Investor Daily, The Jakarta Post, Kompas, Indopos, Suara Karya, Bisnis Indonesia, Jakarta Globe, Suara Pembaruan, Neraca, Rakyat Merdeka, Sinar Harapan, Koran Jakarta, Jawa Pos, Lampung Pos. Radar Bisnis, Radar Banten, Jurnal Nasional, Majalah Multifinance, Pontianak Post, Garuda Inflight Magazine, Lion Inflight Magazine, Sriwijaya inflight magazine
Media Online
viva.co.id, sindonews.com, gebraknews.com, infosatu.com, ift.co.id, kabarbisnis.com, kontan.co.id, bertuahpos.com, rimanews.com, bisnis.com, bewara.co, antarafoto, kompas.com, detik.com, inilah.com, beritasatu, okezone, tribunnews, infobanknews.com, wartaekonomi.co.id, gatra.com, iqplus.info, Ipotnews.co, cnnindonesia.com, metrotvnews.com, indopos.co.id, koran-jakarta.com, imq21.com, jpnn.com, swa.co.id, agrofarm.co.id, aktual.co.
Media Elektronik Bloomberg TV, Beritasatu TV
Survei Konsumen Tahun 2014Pada 2014, Perseroan melakukan Survei Konsumen yang bertujuan untuk :
1. Mengetahui persepsi konsumen.
2. Mengetahui tingkat kepuasan konsumen.
3. Menunjukkan komunikasi dan komitmen terhadap kualitas pelayanan kepada konsumen.
4. Sebagai pedoman penyusunan rencana dan strategi usaha serta perbaikan proses kerja.
5. Mengevaluasistandarpelayanankepadakonsumen.
Adapun metode dan teknis pelaksanaan Survei Konsumen tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Metode surveiMengajukan beberapa pertanyaan sederhana disertai pilihan jawaban kepada target konsumen responden melalui telepon.
Target konsumen responden Konsumen Perseroan periode Januari – Juni 2014
Kategori konsumen Lancar s/d Overdue 1 - 7 hari
Target jumlah responden 3.000 orang
Periode Survei 3 (tiga) bulan dari 15 September – 28 November 2014
Pelaksana Survei 78 orang Customer Care & Services Officer di Kantor Cabang
Jenis Pertanyaan Survei
1. Dari mana Anda mengetahui Mandiri Tunas Finance?
2. Apa alasan Anda memilih kredit di Mandiri Tunas Finance?
3. Bagaimana pendapat Anda tentang proses pengajuan kredit di Mandiri Tunas Finance?
4. Bagaimana pendapat Anda tentang keseluruhan pelayanan yang diberikan oleh Kantor
Cabang kami?
5. Bagaimana pendapat Anda tentang informasi yang disampaikan oleh marketing Mandiri
Tunas Finance?
6. Bagaimana pendapat Anda tentang petugas penagihan kami baik melalui telepon atau
datang ke rumah?
7. Bagaimana pendapat Anda tentang fasilitas pembayaran angsuran yang kami berikan?
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance222Laporan Tahunan 2014
Hasir Survei Konsumen yang telah dilakukan oleh Perseroan
adalah sebagai berikut :
Jumlah Responden Konsumen : 3.801 orang
Jumlah Cabang Lokasi Survei : 44 Kantor Cabang
Hasil Survei :
1. Sebanyak 56% konsumen responden mengetahui Mandiri
Tunas Finance melalui DEALER, diikuti oleh 19% konsumen
responden mengetahui melalui REFERENSI.
Iklan Koran
Media Sosial
Website
Dealer
Referensi
Lain-lain
Darimana Konsumen
Mengetahui MTF
56%
19%
10% 9%3%
3%
2. Sebanyak 31% konsumen responden memilih Mandiri
Tunas Finance sebagai perusahaan pembiayaan dengan
alasan PROSES KREDIT CEPAT, diikuti 23% konsumen
responden memilih dengan alasan JARINGAN KANTOR
CABANG yang tersebar luas.
Proses Cepat
Bunga Ringan
Jaringan
Kemudahan Pembayaran Angsuran
Pelyanan Prima
Referensi
Lain-lain
Alasan Memilih MTF31%
11%
23%
8%
4%
19%
4%
Tata Kelola Perusahaan
3. Sebanyak 62% konsumen responden menilai proses
persetujuan kredit di Mandiri Tunas Finance sudah CEPAT,
sedangkan 21% konsumen responden menilai proses
persetujuan kredit di Mandiri Tunas Finance CUKUP CEPAT.
Sangat Cepat
Cepat
Cukup Cepat
Lambat
Proses Kredit di MTF
15%
62%
21%
2%
4. Sebanyak 60% konsumen responden menilai pelayanan
Kantor Cabang Mandiri Tunas Finance sudah BAIK, diikuti
27% konsumen responden yang menilai CUKUP BAIK.
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Buruk
Pelayanan Kantor
Cabang
11%
60%
27%
2%
PT Mandiri Tunas Finance 223Laporan Tahunan 2014
Tata Kelola Perusahaan
5. Sebanyak 55% konsumen responden menilai informasi
yang diberikan oleh marketing Mandiri Tunas Finance
sudah LENGKAP, sedangkan 32% konsumen responden
menilai sudah CUKUP LENGKAP.
Sangat Lengkap
Lengkap
Cukup Lengkap
Tidak Lengkap
Informasi yang
diberikan Marketing
MTF
8%
55%
32%
5%
6. Sebanyak 62% konsumen responden menilai pelayanan
petugas penagihan (collector) Mandiri Tunas Finance sudah
CUKUP RAMAH, diikuti 29% konsumen responden yang
menilai sudah RAMAH.
Sangat Ramah
Ramah
Cukup Ramah
Tidak Ramah
Pelayanan Petugas
Penagihan (Collector)
MTF
6%
29%
62%
3%
7. Sebanyak 76% konsumen responden menilai fasilitas
pembayaran angsuran di Mandiri Tunas Finance sudah
BAIK, diikuti 19% konsumen responden yang menilai
sudah CUKUP BAIK.
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang
Fasilitas Pembayaran
Angsuran
2%
76%
19%
3%
Di tahun 2015 Perseroan merencanakan akan melakukan
kembali Survei Konsumen serta Survei Dealer untuk dapat lebih
memahami persepsi Konsumen dan Dealer terhadap Perseroan.
PT Mandiri Tunas Finance224Laporan Tahunan 2014
PERTEMUAn DEnGAn InSTITUSI ASInGSebagai emiten obligasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, dalam rangka implementasi prinsip transparansi sebagai salah satu
prinsip tata kelola Perusahaan yang baik, Perseroan di tahun 2014 melakukan beberapa kali pertemuan dengan institusi asing.
Inisiatif pertemuan tersebut berasal dari pihak institusi asing dan Direksi Perseroan menyambut baik diadakannya pertemuan
tersebut selain untuk menginformasikan kinerja Perseroan juga untuk membantu pihak institusi asing dalam pengumpulan data
mengenai industri otomotif dan industri pembiayaan di Indonesia terkait penelitian atau analisa pasar yang sedang dilakukan
oleh institusi asing tersebut. Seluruh pertemuan dengan institusi asing tersebut dilakukan di kantor pusat Perseroan di Jakarta dan
dihadiri oleh seluruh Direksi Perseroan.
Adapun pertemuan yang dilakukan Perseroan dengan institusi asing selama tahun 2014 adalah sebagai berikut :
Tanggal Pertemuan
nama Institusi AsingAsal
negaranama PIC Tema Pertemuan
16 Juli 2014
Hitachi Research InstituteAlamat :Akihabara Daibiru Building 18 – 13,Sotokanda 1 – chome,Chiyoda-ku, Tokyo, Japanwww.hitachi-hri.com
Jepang
Yuji Fujii (Associate Senior Researcher)Toshihiro Yabuki (Senior Researcher)
Prospek Industri Otomotif dan Perkembangan Jasa Pembiayaan di Indonesia
17 Juli 2014
Mitsubishi UFJ Morgan StanleyAlamat :Mitsubishi Building, 2-5-2, Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyowww.sc.mufg.jp
JepangNobuyaki Saji (Chief Economist Equity Research Dept.)
Indonesia Economy and Implication on Japanese
Economy
29 Agustus 2014
PricewaterhouseCoopers AarataAlamat :Sumitomo Fudosan Shiodome Hamarikyu Building 8-21-1 Ginza,Chuo-ku, Tokyo
Jepang
Dr.Yasuko Nomura (Senior Manager Governance, Risk and Compliance)Yuki Konaka (Governance, Risk and Compliance)
Eco Auto Lease
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 225Laporan Tahunan 2014
PRAKTIK bAD CoRPoRATE GoVERnAnCESelama 2014, Perseroan tidak melakukan segala hal yang berkaitan dengan praktik-praktik bad corporate governance. Praktik
ini cenderung akan merusak sitem tata kelola yang telah dibangun Perseroan. Adapun informasi yang dapat dihimpun Perseroan
mengenai hal ini adalah sebagai berikut:
no Keterangan Praktik
1 Adanya laporan sebagai Perusahaan yang mencemari lingkungan Nihil
2Perkara penting yang sedang dihadapi Perusahaan, entitas anak, Anggota Direksi dan/atau Anggota Dewan Komisaris yang sedang menjabat yang tidak diungkapkan dalam laporan tahunan
Nihil
3 Ketidakpatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan Nihil
4 Ketidakpastian penyajian laporan keuangan dengan PSAK Nihil
KEPATUhAn PAJAK Perseroan senantiasa memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagai kontribusi dan kepatuhan terhadap
negara. Hal ini sejalan dengan semangat Pemerintah untuk meningkatkan pembangunan melalui optimalisasi penerimaan pajak.
KEbERAGAMAn KoMPoSISI DEWAn KoMISARIS DAn DIREKSI Kualitas setiap insan dalam Perusahaan merupakan faktor yang amat signifikan dalam menunjang kemajuan Perusahaan pada
masa mendatang. Kualitas ini dapat dilihat baik dari segi keterampilan, kompetensi maupun etos kerja yang dipandang sebagai
kunci utama keberhasilan dan kemajuan Perusahaan. Kualitas tersebut tentunya dimiliki oleh para pimpinan Perusahaan. Oleh
karenanya, Perusahaan memandang perlu adanya keterampilan yang beragam untuk mendukung peningkatan kompetensi, guna
memenuhi kelengkapan keahlian yang diperlukan dalam jajaran kepemimpinan, khususnya bagi jajaran Dewan Komisaris serta
Direksi.
Pelaksanaan tata kelola perusahaan dirancang untuk menciptakan iklim yang mendorong adanya partisipasi konkret seluruh
pemangku kepentingan serta adanya keberagamanan dalam susunan komposisi Dewan Komisaris maupun Direksi. Keberagaman
ini diwujudkan melalui pembentukan komposisi Dewan Komisaris maupun Direksi yang memenuhi berbagai aspek yang diperlukan
baik dari segi kualifikasi akademis, keterampilan, usia serta atas dasar prinsip anti diskriminasi.
Tata Kelola Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance226Laporan Tahunan 2014
PT Mandiri Tunas Finance 227Laporan Tahunan 2014
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance228Laporan Tahunan 2014
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
A. FILOSOFI DAN DASAR KEBIJAKAN TANGGUNG
JAWAB
Pemanasan bumi, globalisasi, kesenjangan sosial dan ekonomi
serta perkembangan teknologi infomasi mendorong adanya
peningkatan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan
(Corporate Social Responsibility/CSR) bagi masyarakat Indonesia
umumnya, serta lingkungan sekitar Perseroan khususnya.
Di sisi lain, untuk tujuan keberlanjutan bisnis, Perseroan juga
menyadari pentingnya CSR sebagai fondasi dalam membangun
kepercayaan dari para pemangku kepentingan. Prinsip-prinsip
CSR pada dasarnya berlaku umum, tetapi penerapan yang
sukses sangat dipengaruhi oleh strategi bisnis perusahaan
terhadap kepentingan masyarakat tempat Perseroan beroperasi.
Guna tercapainya kondisi perusahaan sebagai Good Corporate
Citizen, Perseroan senantiasa membangun hubungan baik
dengan para stakeholders, masyarakat dan lingkungannya.
Hubungan baik tersebut bukan saja membawa manfaat
kepada stakeholders tetapi juga manfaat jangka panjang bagi
Perseroan.
Dalam menjalankan bisnis, Perseroan senantiasa menyelaraskan
kegiatan-kegiatan CSR Perseroan terhadap kebutuhan
masyarakat dan lingkungan sekitar, dengan menggunakan
strategi CSR yang terintegrasi dengan strategi bisnis Perseroan.
Hal ini bertujuan untuk membentuk kerja sama jangka
panjang serta pertumbuhan yang berkelanjutan. Kegiatan
CSR ini dilaksanakan sebagai wujud kepedulian terhadap
sesama, juga dalam rangka membantu program Pemerintah
untuk meringankan beban masyarakat yang kurang mampu
atau yang sedang tertimpa musibah. Hubungan bersinergi
antara Perseroan dengan masyarakat dan lingkungan hidup
merupakan pola hubungan saling ketergantungan.
Dasar Kebijakan
Secara garis besar, kebijakan umum CSR yang diterapkan
dalam Perseroan adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang RI No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen
2. Undang-Undang RI No 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
3. Undang-Undang RI No 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas
Garis Besar Kegiatan
Selama 2014, program CSR Perseroan yang telah dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Ketenagakerjaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja
2. Lingkungan Hidup
3. Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan.
4. Tanggung jawab Terhadap Nasabah.
Biaya Kegiatan
Sepanjang 2014, biaya yang telah dikeluarkan oleh
Perseroan untuk pelaksanaan aktivitas berkaitan dengan CSR
adalah sebesar Rp344.744.736. Jumlah ini meningkat 49%
dibandingkan dengan biaya CSR tahun 2013. Adapun biaya
CSR yang telah dikeluarkan oleh Perseroan dalam 3 (tiga) tahun
terakhir adalah sebagai berikut:
2012 2013 2014
Biaya CSR Rp157.000.000 Rp.232.122.050 Rp344.744.736
Pada 2015, Perseroan akan lebih meningkatkan program CSR
agar dapat memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat
dengan melakukan berbagai aktivitas sosial.
B. TANGGUNG JAWAB SOSIAL BIDANG
KETENAGAKERJAAN, KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA
Kebijakan
Dalam bidang Ketenagakerjaan, Kesehatan dan Keselamatan
Kerja, Perseroan fokus untuk membentuk lingkungan kerja
yang mendukung pencapaian target yang maksimal. Kondisi
kerja yang baik dapat diwujudkan dengan memberikan
kepastian mengenai jaminan kesehatan dan keselamatan para
pegawai saat bekerja.
Area kerja operasional Perseroan yang pada umumnya dilakukan
di lingkungan perkantoran, memiliki tingkat risiko kerja lebih
PT Mandiri Tunas Finance 229Laporan Tahunan 2014
Di tahun 2014, Perseroan juga telah menyalurkan pembiayaan baru sebesar Rp14,78 triliun dengan jumlah piutang pembiayaan yang dikelola sebesar Rp21,16 triliun.
rendah dibandingkan dengan area kerja sektor industri lainnya.
Namun, hal ini tidak mengurangi upaya Perseroan dalam
memberikan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja.
Kegiatan
Sebagai bentuk jaminan kesehatan dan keselamatan kerja,
seluruh karyawan Perseroan dilindungi dan diikutsertakan
dalam program asuransi kesehatan wajib melalui Program
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan
asuransi kesehatan tambahan melalui Asuransi Kesehatan
Komersial (Non BPJS) serta mendapat bantuan biaya melahirkan
dan bantuan pembelian kacamata. Adapun manfaat yang
diberikan dari Asuransi Kesehatan Tambahan adalah sebagai
berikut:
1. Jaminan Rawat Jalan
2. Jaminan Rawat Inap
3. Tunjangan kecelakaan diri (meninggal dunia dan cacat
tetap total)
4. Santunan duka
Mayoritas kegiatan karyawan berada di dalam gedung
bangunan, maka program Ketenagakerjaan, Kesehatan
dan Keselamatan Kerja Perseroan dijalankan dengan lebih
menitikberatkan pada pelaksanaan program dasar untuk
mencegah risiko kecelakaan kerja dan memastikan kesehatan
pegawai, salah satunya dengan mengadakan latihan evakuasi
dalam keadaan darurat.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance230Laporan Tahunan 2014
Perseroan juga menerapkan program standar keselamatan
kerja di lingkungan perkantoran dengan menyiapkan peralatan
dasar keselamatan yang memadai. Dengan memperhatikan
semua aspek tersebut, membuktikan tidak adanya kecelakaan
kerja yang terjadi sepanjang tahun 2014.
C. TANGGUNG JAWAB SOSIAL BIDANG LINGKUNGAN
HIDUP
Kebijakan
Perseroan berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan
dengan mengimplementasikan beberapa kebijakan untuk
menjaga lingkungan mulai dari lingkungan Perseroan sendiri.
Hal ini dilakukan secara berkelanjutan, dengan harapan dapat
membawa perubahan positif kepada masyarakat luas.
Kegiatan
Karyawan dianjurkan untuk meminimalisasi penggunaan kertas
dan energi sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian
alam. Kegiatan sederhana ini diharapkan mampu mendorong
kesadaran karyawan terhadap lingkungan dan kemudian
menerapkan hal tersebut di wilayah yang lebih besar sehingga
memberikan dampak yang lebih luas.
Pada 2014, Perseroan juga melaksanakan kegiatan CSR
terhadap lingkungan, diantaranya sebagai berikut:
1. Pemberian bantuan pemeliharaan lingkungan disekitar
kantor-kantor cabang Perseroan.
2. Pemberian sumbangan 235 bibit tanaman untuk anak-anak
SD Kartika di Makassar.
3. Melakukan kampanye hemat energy melalui poster di
seluruh kantor cabang Perseroan.
D. TANGGUNG JAWAB SOSIAL BIDANG PENGEMBANGAN
SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
Kebijakan
Perseroan menjalankan program CSR dalam bidang sosial
sebagai respon terhadap kebutuhan masyarakat sekitar.
Program ini meliputi bidang sosial dan kesehatan, keagamaan
serta pendidikan.
Kegiatan
Sebagai bentuk kepedulian sosial Perseroan, baik kepada
karyawan maupun kepada masyarakat sekitar Perseroan,
beberapa program CSR telah dilakukan di sepanjang 2014.
Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance 231Laporan Tahunan 2014
1. Bidang Sosial dan Kesehatan
• Aksi Donor Darah sebanyak 5 kali dengan jumlah
pendonor seluruhnya sebanyak 452 orang.
· Pemberian sumbangan dana untuk korban banjir
Bandang di Manado.
• Pemberian bantuan dana dan kebutuhan bahan
pokok kepada Panti Asuhan di Jakarta, Lampung dan
Pontianak.
· Mengadakan pengobatan massal gratis bagi warga di
Cilegon.
2. Bidang Keagamaan
• Acara bagi-bagi takjil sebanyak 1.725 paket untuk
pengendara kendaraan bermotor yang ada di seputaran
kantor cabang MTF Kebon Jeruk, Tanjung Pinang dan
MTF Pekalongan.
• Kunjungan ke beberapa Panti Asuhan serta pemberian
sumbangan dalam rangka memperingati bulan suci
Ramadhan dan Hari Raya Natal.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
3. Bidang Pendidikan
• Pelaksanaan Program Magang bagi siswa SMU dan
Universitas untuk memberi kesempatan kepada mereka
menggali pengalaman bekerja di Perseroan.
• Pemberian Program Beasiswa setiap tahun bagi anak
karyawan Perseroan yang berprestasi dari tingkat
Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Umum.
• Sumbangan buku pengetahuan dan Genset untuk
membantu pendidikan anak-anak jalanan yang berada
di bawah naungan Sekolah Kolong Pelangi Jakarta.
• Pelaksanaan kuliah umum di Fakultas ilmu Ekonomi
Universitas Mulawarman, Samarinda, Universitas
Lampung dan STIE TRISAKTI, Jakarta, sebagai bagian
partisipasi aktif Perseroan dalam melakukan Edukasi
Literasi Keuangan yang juga merupkan program
nasional Otoritas Jasa Keuangan dengan menghadirkan
pembicara dari jajaran manajemen Perseroan.
Selain aktivitas tersebut, Perseroan dan karyawan Perseroan
juga turut memberikan bantuan donasi bagi karyawan
atau keluarga karyawan yang sedang mengalami sakit atau
kedukaan sebagai wujud solidaritas serta agar dapat membantu
meringankan beban karyawan dan keluarganya.
PT Mandiri Tunas Finance232Laporan Tahunan 2014
PROGRAM EDUKASI DAN LITERASI KEUANGAN 2014
Untuk mendukung Program Nasional Literasi Keuangan
yang diprakarsai oleh Otoritas Jasa Keuangan, Perseroan di
tahun 2014 telah berperan aktif dalam melakukan beberapa
Program Kerja Edukasi untuk meningkatkan literasi keuangan
masyarakat, sebagai berikut:
Pelaksanaan Program Kerja Edukasi untuk meningkatkan
Literasi Keuangan Masyarakat Tahun 2014
No.Tanggal
Pelaksanaan Aktivitas Peserta Kota
Program Literasi Keuangan
Nara Sumber Penyelenggara
1 22-Feb-14Kuliah Umum
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada
JogjakartaPengenalan Produk dan Jasa Perusahaan Pembiayaan
Ign. Susatyo Wijoyo (Direktur Utama)
Perseroan
2 7-Mar-14 Talk ShowPegawai PT Aplikanusa Lintasarta
JakartaPengenalan Produk dan Jasa Perusahaan Pembiayaan
Ign. Susatyo Wijoyo (Direktur Utama)
Perseroan
3 26-Mar-14 Talk Show
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
PalembangPengenalan Produk dan Jasa Perusahaan Pembiayaan
Bragent Tambunan (Regional Manager 2) dan Arief Pramono (Kepala Cabang Palembang)
OJK, APPI dan Perseroan
4 6-May-14Kuliah Umum
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
SamarindaPengenalan Produk dan Jasa Perusahaan Pembiayaan
Ign. Susatyo Wijoyo (Direktur Utama) dan Harjanto Tjitohardjojo (Direktur)
Perseroan
5 13-May-14 Talk Show
UMKM, Dosen, Guru SMU, Mahasiswa, Pelajar SMU dan Ibu Rumah Tangga
JambiPengenalan Produk dan Jasa Perusahaan Pembiayaan
Felix Simatupang (Kepala Cabang Jambi)
OJK Provinsi Jambi
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Realisasi Program Edukasi tahun 2014 ini telah dilaporkan
kepada Otoritas Jasa Keuangan u.p Bidang Edukasi dan
Perlindungan Konsumen OJK pada tanggal 8 Januari 2015
melalui surat Perseroan No. 04/MTF-CSC/I/2015.
PT Mandiri Tunas Finance 233Laporan Tahunan 2014
E. TANGGUNG JAWAB SOSIAL TERHADAP PELANGGAN
Kebijakan
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa pembiayaan
konsumen, Perseroan senantiasa menjadikan konsumen sebagai
bagian terpenting dari mata rantai usaha Perseroan. Perseroan
senantiasa berupaya memperbaiki standardisasi pelayanan
kepada konsumen agar dapat memberikan pelayanan yang
prima kepada seluruh konsumen dan juga meningkatkan
kesadaran semua karyawan untuk memberikan pelayanan
yang ramah dan sopan kepada setiap konsumen.
Kebutuhan informasi konsumen dan calon konsumen menjadi
priotitas bagi Perseroan. Untuk itu, kebutuhan informasi
maupun setiap keluhan konsumen yang disampaikan akan
diproses secara cepat dan tepat dalam rangka memberikan
kelengkapan informasi maupun solusi penyelesaian keluhan.
Kegiatan
Perseroan memberi kemudahan dan perlindungan kepada
konsumen untuk memenuhi kebutuhan informasi maupun
pelayanan dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Setiap karyawan atau unit kerja terkait harus memberikan
informasi yang jelas dan lengkap terkait proses kredit
kepada setiap calon konsumen.
2. Mencantumkan nomor telepon pusat pelayanan (care
centre) maupun alamat situs Perseroan dalam setiap media
promosi produk pembiayaan kendaraan bermotor.
3. Menyediakan pusat pelayanan konsumen dengan nomor
(021) 2301825 atau dapat melalui alamat situs www.mtf.
co.id pada menu hubungi kami, atau dapat melalui email
4. Disetiap kantor cabang Perseroan terdapat Customer Care
& Services Officer yang siap membantu melayani setiap
konsumen.
Selain itu, beberapa kegiatan yang melibatkan konsumen
juga dilakukan Perseroan selama 2014. Kegiatan kepedulian
terhadap konsumen adalah sebagai berikut:
1. Mengadakan kegiatan soalialisasi Safety Riding di
Lampung bekerjasama dengan dealer sepeda Motor
Honda, Kepolisian dan Mahasiswa.
2. Mendukung setiap aksi sosial yang diadakan oleh mitra
bisnis (dealer), contohnya sumbangan untuk korban
bencana alam, dan lain-lain
Dampak Kegiatan
Komitmen Perseroan dalam melindungi hak konsumen telah
memberi dampak yang besar bagi perkembangan bisnis
Perseroan. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Perseroan
semakin meningkat.
Bagi Perseroan, pelanggan merupakan yang utama sehingga
hak konsumen yang terdiri atas hak atas kenyamanan,
keamanan dan keselamatan dalam penggunaan jasa Perseroan;
hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur
serta tidak diskriminatif; hak untuk mendapatkan kompensasi,
ganti rugi dan penggantian; dan lainnya, senantiasa dipenuhi
oleh Perseroan.
Halaman ini sengaja dikosongkan
PT Mandiri Tunas Finance 235Laporan Tahunan 2014
Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Tentang Tanggung Jawab atas Laporan Tahunan 2014 PT Mandiri Tunas Finance
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Mandiri Tunas Finance tahun 2014 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Anton SetiawanKomisaris Utama
Ignatius Susatyo WijoyoDirektur Utama
Harjanto TjitohardjojoDirektur
Hanifah PurnamaKomisaris Independen
Sarastri BaskoroKomisaris
Dewan Komisaris
Direksi
Jakarta, Maret 2015
Halaman ini sengaja dikosongkan
PT Mandiri Tunas F inance Laporan keuangan tangga l 31 Desember 2014 dan untuk tahun yang berakhir pada tangga l tersebut beserta laporan auditor independen/ Financial statements as of December 31, 2014 and for the year then ended with independent auditors’ report
The original financial statements included herein are in Indonesian language
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2014
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
PT MANDIRI TUNAS FINANCE FINANCIAL STATEMENTS
AS OF DECEMBER 31, 2014 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
WITH INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
Daftar Isi Table of Contents
Halaman/ Page Laporan Auditor Independen Independent Auditors’ Report Laporan Posisi Keuangan.............................................. 1-2 .................................... Statement of Financial Position Laporan Laba Rugi Komprehensif ................................. 3 ........................... Statement of Comprehensive Income
Laporan Perubahan Ekuitas .......................................... 4 .................................... Statement of Changes in Equity Laporan Arus Kas .......................................................... 5-6 .............................................. Statement of Cash Flows Catatan atas Laporan Keuangan ................................... 7-93 ............................... Notes to the Financial Statements **************************
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan.
The accompanying notes to the Financial Statements form an integral part of these financial statements
taken as a whole.
1
PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN POSISI KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
As of December 31, 2014 (Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated) 31 Desember/December 31
Catatan/ Notes 2014 2013
ASET ASSETS 2c,2d,2e,2q, Kas dan setara kas 4,24a,25,26 273.449 191.239 Cash and cash equivalents 2c,2f,5,25, Piutang pembiayaan konsumen 26,27 Consumer financing receivables Pihak ketiga 6.080.567 4.639.163 Third parties Pihak berelasi 2q,5,24a 7.420 5.738 Related parties
6.087.987 4.644.901 Dikurangi: cadangan kerugian Less: allowance for penurunan nilai 2h (194.852) (133.356) impairment losses
5.893.135 4.511.545 Investasi neto dalam 2c,2g,6, Net investment in sewa pembiayaan 25,26 financial leases Pihak ketiga 783.737 619.691 Third parties
Dikurangi cadangan kerugian Less: allowance for penurunan nilai 2h (17.213) (7.537) impairment losses
766.524 612.154 Piutang lain-lain 2c,7,25,26 Other receivables Pihak ketiga 43.921 27.546 Third parties Pihak berelasi 2q,7,24a 320.326 223.185 Related parties
364.247 250.731 Dikurangi cadangan kerugian Less: allowance for penurunan nilai 2h (794) (813) impairment losses
363.453 249.918 Aset pajak tangguhan 2k,8c 10.895 7.737 Deferred tax assets Fixed assets Aset tetap (net of accumulated (setelah dikurangi akumulasi depreciation of Rp45,741, penyusutan sebesar Rp45.741, Rp35,858 as of Rp35.858 pada tanggal December 31, 2014 and 31 Desember 2014 dan December 31, 2013, 31 Desember 2013) 2j,9 74.531 44.006 respectively) 2c,2i,2q,10, Aset lain-lain 24a,25,26,27 37.811 22.863 Other assets
TOTAL ASET 7.419.798 5.639.462 TOTAL ASSETS
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan.
The accompanying notes to the Financial Statements form an integral part of these financial statements
taken as a whole.
2
PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan)
Tanggal 31 Desember 2014 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE STATEMENT OF FINANCIAL POSITION (continued)
As of December 31, 2014 (Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated) 31 Desember/December 31
Catatan/ Notes 2014 2013
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY Utang usaha 2c,11,25,26 523.518 260.798 Trade payables Utang lain-lain 2c,12,25,26 Other payables Pihak ketiga 84.605 27.532 Third parties Pihak berelasi 2q,12,24b,26 53.799 134.905 Related parties Utang pajak kini 2k,8a 11.037 15.833 Current tax liabilities Beban yang masih harus dibayar 2c,13,25,26 94.395 65.711 Accrued expenses Pinjaman bank 2c,14,25,26 Bank loans Pihak ketiga 2.394.069 1.937.305 Third parties Pihak berelasi 2q,14,24b 1.911.735 1.318.522 Related parties
4.305.804 3.255.827 Biaya provisi yang belum diamortisasi (14.662) (14.764) Unamortized provision cost
4.291.142 3.241.063
2c,2p, Surat berharga yang diterbitkan 15,25,26 Securities issued Pihak ketiga 1.032.000 839.000 Third parties Pihak berelasi 2q,15,24b 418.000 361.000 Related parties
1.450.000 1.200.000 Beban emisi yang belum diamortisasi (2.631) (3.265) Unamortized issuance cost
1.447.369 1.196.735 Liabilitas imbalan kerja karyawan 2l,16 13.308 9.091 Employee benefits obligation
TOTAL LIABILITAS 6.519.173 4.951.668 TOTAL LIABILITIES
EKUITAS EQUITY Modal saham Share capital Authorized capital - Modal dasar - 10.000.000.000 10,000,000,000 ordinary lembar saham biasa dengan shares with a par value nilai nominal Rp100 (nilai penuh) of Rp100 (full amount) per saham per share Modal ditempatkan dan disetor Issued and fully paid up penuh - 2.500.000.000 lembar capital - 2,500,000,000 saham 2m,17 250.000 250.000 ordinary shares Saldo laba Retained earnings Sudah ditentukan penggunaannya 18 50.000 50.000 Appropriated Belum ditentukan penggunaannya 600.625 387.794 Unappropriated
TOTAL EKUITAS 900.625 687.794 TOTAL EQUITY
TOTAL TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 7.419.798 5.639.462 LIABILITIES AND EQUITY
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan.
The accompanying notes to the Financial Statements form an integral part of these financial statements
taken as a whole.
3
PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME
For the Year ended December 31, 2014
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31
Catatan/ Notes 2014 2013
PENDAPATAN 2r REVENUE Pembiayaan konsumen 2q,19a,24c 1.063.442 859.887 Consumer financing Sewa pembiayaan 19b 87.369 59.897 Financial lease Bunga 2q,19c,24c 19.798 7.026 Interest Lain-lain - neto 2q,19d,24c 342.946 239.386 Others - net
Total pendapatan 1.513.555 1.166.196 Total revenue
BEBAN 2r EXPENSES Beban keuangan 2q,20,24d (548.682) (443.492) Financial Charges Gaji dan tunjangan 2q,21,24d (235.159) (179.317) Salaries and benefits General and administration Beban umum dan administrasi 2q,22,24d (197.569) (149.541) expenses Penyisihan kerugian penurunan nilai: Provision for impairment losses: Pembiayaan konsumen 2c,2h,5 (209.114) (150.153) Consumer financing Sewa pembiayaan 2c,2h,6 (10.805) (6.756) Financial leases Piutang lain-lain 2c,2h,7 19 166 Other receivables
Total beban (1.201.310) (929.093) Total expenses
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK 312.245 237.103 INCOME BEFORE TAX EXPENSE BEBAN PAJAK 2k,8b (78.257) (60.791) TAX EXPENSE
LABA TAHUN BERJALAN 233.988 176.312 INCOME FOR THE YEAR Pendapatan komprehensif lain - - Other comprehensive income
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE TAHUN BERJALAN 233.988 176.312 INCOME FOR THE YEAR
LABA PER SAHAM DASAR BASIC EARNINGS PER SHARE (Rupiah penuh) 2o,23 94 71 (Full amount)
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan.
The accompanying notes to the Financial Statements form an integral part of these financial statements
taken as a whole.
4
PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE STATEMENT OF CHANGES IN EQUITY
For the Year ended December 31, 2014
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Saldo laba yang Saldo laba yang sudah ditentukan belum ditentukan penggunaannya/ penggunaannya/ Catatan/ Modal saham/ Appropriated Unappropriated Total Ekuitas/ Notes Share capital retained earnings retained earnings Total Equity
Saldo 31 Desember 2012 250.000 50.000 228.965 528.965 Balance 31 December 2012 Total laba komprehensif Total comprehensive tahun berjalan - - 176.312 176.312 income for the year Pembayaran dividen kas 2n,18 - - (17.483) (17.483) Payment of cash dividends
Saldo 31 Desember 2013 250.000 50.000 387.794 687.794 Balance 31 December 2013 Total laba komprehensif Total comprehensive tahun berjalan - - 233.988 233.988 income for the year Pembayaran dividen kas 2n,18 - - (21.157) (21.157) Payment of cash dividends
Saldo 31 Desember 2014 250.000 50.000 600.625 900.625 Balance 31 December 2014
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan.
The accompanying notes to the Financial Statements form an integral part of these financial statements
taken as a whole.
5
PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE STATEMENT OF CASH FLOWS
For the Year ended December 31, 2014
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31
Catatan/ Notes 2014 2013
ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROM AKTIVITAS OPERASI OPERATING ACTIVITIES Penerimaan kas dari konsumen: Cash received from customers: Pembiayaan konsumen 17.295.630 14.434.264 Consumer financing Sewa pembiayaan 450.959 282.978 Financial leases Bunga 19.778 6.981 Interest Pendapatan penalti 35.969 36.127 Late payment penalties Penerimaan dari piutang Recovery from yang telah dihapusbukukan 28.967 27.790 written-off receivables Premi asuransi 1.209.037 1.058.100 Insurance premiums Penerimaan atas restitusi pajak - 1.926 Receipt from tax refund Pengeluaran kas untuk: Cash disbursements for: Pembayaran fasilitas pembiayaan bersama dan Repayments of joint penyaluran pemberian kredit financing and channeling without recourse (3.067.045) (3.567.449) without recourse facilities Pembayaran kepada penyalur kendaraan (15.213.263) (11.996.221) Payments to car dealers Pembayaran beban keuangan (540.636) (439.567) Payments for financial charges Pembayaran pajak penghasilan (86.211) (63.871) Payments for income tax Pembayaran gaji dan Payments for tunjangan (223.497) (167.111) salaries and allowances Pembayaran beban Payments for general and umum dan administrasi (175.830) (123.460) administrative expenses Pembayaran kepada perusahaan Payments to insurance asuransi (885.504) (416.620) companies
Kas neto yang digunakan Net cash used in untuk aktivitas operasi (1.151.646) (926.133) operating activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM INVESTASI INVESTING ACTIVITIES Proceeds from sales of Hasil penjualan aset tetap 117 398 fixed assets Pembelian aset tetap 9 (42.474) (27.382) Purchases of fixed assets
Kas neto yang digunakan Net cash used in untuk aktivitas investasi (42.357) (26.984) investing activities
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan.
The accompanying notes to the Financial Statements form an integral part of these financial statements
taken as a whole.
6
PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN ARUS KAS (lanjutan)
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE STATEMENT OF CASH FLOWS (continued)
For the Year ended December 31, 2014
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31
Catatan/ Notes 2014 2013
ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM PENDANAAN FINANCING ACTIVITIES Penerimaan pinjaman bank 8.293.368 5.817.487 Proceeds from bank loans Penerimaan utang obligasi 600.000 500.000 Proceeds from bonds payable Pembayaran pinjaman bank (7.243.391) (5.265.794) Repayment of bank loans Pembayaran utang obligasi Repayment of bonds issued dan Medium-Term Notes (350.000) (52.000) and Medium-Term Notes Pembayaran beban emisi Payment of securities surat berharga (2.607) (3.624) issuance costs Pembayaran dividen kas 18 (21.157) (17.483) Payment of cash dividends
Kas neto yang diperoleh Net cash provided by dari aktivitas pendanaan 1.276.213 978.586 financing activities
Kenaikan neto Net increase kas dan setara kas 82.210 25.469 in cash and cash equivalents Kas dan setara kas pada Cash and cash equivalents awal tahun 191.239 165.770 at beginning of year
Kas dan setara kas pada Cash and cash equivalents akhir tahun 273.449 191.239 at end of year
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
7
1. INFORMASI UMUM 1. GENERAL INFORMATION
PT Mandiri Tunas Finance (“Perseroan”) didirikan dengan nama PT Tunas Financindo Corporation pada tanggal 17 Mei 1989 berdasarkan Akta Notaris Misahardi Wilamarta, S.H., Notaris di Jakarta, No. 262. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-4868.HT.01.01.TH’89 tanggal 1 Juni 1989 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 57, Tambahan No. 1369 tanggal 18 Juli 1989. Pada tanggal 18 Agustus 2000, Perseroan melakukan perubahan nama menjadi PT Tunas Financindo Sarana berdasarkan Akta Notaris Adam Kasdarmadji S.H., M.H., Notaris di Jakarta No. 49. Akta perubahan ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-Undangan melalui Surat Keputusan No. C-21195HT.01.04.TH2000 tanggal 22 September 2000. Pada tanggal 30 November 2007, Perseroan melakukan penyesuaian Anggaran Dasar terhadap Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas berdasarkan Akta Notaris Herawati, S.H., Notaris di Jakarta, No. 94. Akta tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-06708.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 12 Februari 2008. Pada tanggal 26 Juni 2009, Perseroan mengubah nama Perseroan menjadi PT Mandiri Tunas Finance berdasarkan perubahan Anggaran Dasar sesuai dengan Akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H.,Msi., Notaris di Jakarta, No. 181. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir dengan Akta, No. 38 tanggal 21 Juni 2011 yang dibuat dihadapan Emi Susilowati, S.H., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan penghapusan satu ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan. Perubahan ini telah diterima dan dicatatkan dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-24971 tanggal 3 Agustus 2011. Perubahan susunan anggota Dewan Komisaris yang terakhir dilakukan pada tanggal 6 Februari 2012, sebagaimana ternyata dalam Akta No. 01 yang dibuat oleh Emi Susilowati, S.H., Notaris di Jakarta, yang penerimaan pemberitahuan perubahan data Perseroannya telah diterima dan dicatat di dalam database sistem administrasi Badan Hukum di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-20323 tanggal 6 Juni 2012. Perubahan susunan Direksi yang terakhir dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2014, sebagaimana ternyata dalam Akta No. 41 yang dibuat oleh Lanny Janis Ishak, S.H., Notaris di Jakarta, yang penerimaan pemberitahuan perubahan data Perseroannya telah diterima dan dicatat di dalam database sistem administrasi Badan Hukum di Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-37791.40.22.2014 tanggal 28 Oktober 2014.
PT Mandiri Tunas Finance (the “Company”) was incorporated with the name of PT Tunas Financindo Corporation on 17 May 1989 based on Notarial Deed of Misahardi Wilamarta, S.H., Notary in Jakarta, No. 262. The Company’s Articles of Association were approved by the Ministry of Justice in its Decision Letter No. C2-4868.HT.01.01.TH’89 dated 1 June 1989 and were published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 57, Supplement No. 1369 dated 18 July 1989. On 18 August 2000, the Company changed its name to PT Tunas Financindo Sarana based on Notarial Deed of Adam Kasdarmadji S.H., M.H., Notary in Jakarta No. 49. This deed was approved by the Minister of Law and Regulation in its Decision Letter No. C-21195HT.01.04.TH2000 dated 22 September 2000. On 30 November 2007, The Company complied its Articles of Association to The Law Number 40 of 2007 concerning Limited Liability Company based on Notarial Deed Herawati, S.H., Notary in Jakarta, No. 94. This Deed approved by Minister of Law and Human Rights in Decision Letter No. AHU-06708.AH.01.02.Tahun 2008 dated 12 February 2008. On 26 June 2009, the Company changed its name to PT Mandiri Tunas Finance based on the amendment of the Articles of Association by the Notarial Deed of Dr. Irawan Soerodjo, S.H.,Msi., Notary in Jakarta, No. 181. The Articles of Association have been amended from time to time, the latest amendment by the Deed of No. 38 dated 21 June 2011 made before Emi Susilowati S.H., Notary in Jakarta, concerning the removal of one clause in the Company’s Articles of Association. This deed was approved by the Minister of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. AHU-AH.01.10-24971 dated 3 August 2011. The latest change in the composition of the Board of Commissioners as stated on the Deed No. 01 dated 6 February 2012, was made before Emi Susilowati, S.H., Notary in Jakarta, which the notification receipt of the change in corporate data has been received and recorded in the database administration system of legal entity in the Ministry of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia No. AHU-AH.01.10-20323 dated 6 June 2012. The latest change in the composition of Directors conducted on 28 October 2014, as stated on the Deed No. 41, was made before Lanny Janis Ishak, S.H., Notary in Jakarta, which the notification receipt of the change in the corporate data has been received and recorded in the database administration system of legal entity in the Ministry of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia No. AHU-37791.40.22.2014 dated 28 October 2014.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
8
1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued)
Kegiatan komersial Perseroan dimulai pada tahun 1989. Perseroan memperoleh ijin usaha sebagai Perseroan pembiayaan dalam bidang sewa guna usaha, anjak piutang dan pembiayaan konsumen dari Menteri Keuangan berdasarkan Surat Keputusan No. 1021/KMK.013/1989 tanggal 7 September 1989, sebagaimana diubah dengan Surat Keputusan No. 54/KMK.013/1992 tanggal 15 Januari 1992 dan No. 19/KMK.017/2001 tanggal 19 Januari 2001 dan terakhir diubah dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-352/KM.10/2009 tanggal 29 September 2009. Saat ini, Perseroan bergerak dalam kegiatan pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha.
The Company commenced commercial activities in 1989. The Company obtained a business license to operate in leasing, factoring and consumer financing from the Ministry of Finance in its Decision Letter No. 1021/KMK.013/1989 dated 7 September 1989, as amended by the Decision Letter No. 54/KMK.013/1992 dated 15 January 1992 and No. 19/KMK.017/2001 dated 19 January 2001 and the latest amendment by the Ministry of Finance Decision Letter No. KEP-352/KM.10/2009 dated 29 September 2009. Currently, the Company is engaged in consumer financing activities and finance lease.
Perseroan berdomisili di Jakarta Pusat dan mempunyai 88 kantor cabang yang berlokasi di beberapa tempat di Indonesia.
The Company is domiciled in Central Jakarta and has 88 branches throughout Indonesia.
Pada tanggal 6 Februari 2009, PT Tunas Ridean Tbk. dan PT Tunas Mobilindo Parama mengalihkan kepemilikan sahamnya di Perseroan sejumlah masing-masing 650.000.000 lembar saham dan 625.000.000 lembar saham atau sebesar 51% dari total saham ditempatkan dan disetor penuh kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dengan akta notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LL.M., No. 8 tanggal 6 Februari 2009.
On 6 February 2009, PT Tunas Ridean Tbk. and PT Tunas Mobilindo Parama have transferred their ownership in the Company amounting to 650,000,000 shares and 625,000,000 shares, respectively, representing 51% of total issued and fully paid-up shares, to PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. by the Notarial Deed of Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LL.M., No. 8 dated 6 February 2009.
Perseroan menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Mandiri Tunas Finance ke Bursa Efek Indonesia sebagai berikut:
The Company issued and registered Mandiri Tunas Finance Bonds on the Indonesian Stock Exchange as follows:
Obligasi/Bonds Tanggal terbit/Issue date Nilai nominal/Nominal value
I 29 Mei/May 2003 500.000 II 22 Juni/June 2004 350.000 III 8 JuliJuly 2005 350.000 IV 22 Februari/February 2007 600.000 V 20 Februari/February 2008 600.000 VI 6 Mei/May 2011 600.000
Berkelanjutan I tahap I/ Continuing Bonds I Phase I
5 Juni/June 2013 500.000
Berkelanjutan I tahap II/ Continuing Bonds I Phase II
23 Mei/May 2014 600.000
Pada tanggal 20 Mei 2011, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Mandiri Tunas Finance VI tahun 2011 (“Obligasi VI”) ke Bursa Efek Indonesia. Penerbitan Obligasi VI tahun 2011 serta Penunjukan Wali Amanat dilakukan sesuai dengan Perjanjian No. 29 tanggal 25 Februari 2011 jo. Add.1 No. 7 tanggal 5 April 2011, jo. Add II No. 16 tanggal 11 April 2011, jo. Add III No. 1 tanggal 2 Mei 2011 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mega Tbk., yang bertindak selaku Wali Amanat pemegang Obligasi VI.
On 20 May 2011, the Company issued and registered Bonds Mandiri Tunas Finance VI (“Bonds VI”) on Indonesia Stock Exchange. The issuance of Bonds VI 2011 and Trusteeship Agreements No. 29 dated 25 February 2011 jo. Add.1 No. 7 dated 5 April 2011, jo. Add II No. 16 dated 11 April 2011, jo. Add III No. 1 dated 2 Mei 2011 was signed by the Company and PT Bank Mega Tbk., as the Trustee for the Bonds VI holders.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
9
1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued)
Pada tanggal 7 Juni 2013, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2013 (”Obligasi Berkelanjutan I Tahap I”) ke Bursa Efek Indonesia. Penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I ini serta Penunjukan Wali Amanat dilakukan berdasarkan Akta Perjanjian Perwaliamanatan No. 29 tanggal 22 Maret 2013, jo. Addendum I No. 61 tanggal 17 April 2013, jo Addendum II No. 47 tanggal 20 Mei 2013 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mega Tbk., yang bertindak selaku Wali Amanat pemegang Obligasi Berkelanjutan I Tahap I.
On 7 June 2013, the Company issued and registered Mandiri Tunas Finance Continuing Bonds I Phase I Year 2013 (“Continuing Bonds I Phase I”) on the Indonesia Stock Exchange. The issuance of Continuing Bonds I Phase I and Trusteeship Agreements No. 29 dated 22 March 2013, jo. Addendum I No. 61 dated 17 April 2013, jo. Addendum II No. 47 dated 20 May 2013 was signed by the Company and PT Bank Mega Tbk., as the Trustee for the Continuing Bonds I Phase I.
Pada tanggal 26 Mei 2014, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2014 (”Obligasi Berkelanjutan I Tahap II”) ke Bursa Efek Indonesia. Penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II ini serta Penunjukan Wali Amanat dilakukan berdasarkan Akta Perjanjian Perwaliamanatan No. 5 tanggal 2 Mei 2014 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mega Tbk., yang bertindak selaku Wali Amanat pemegang Obligasi Berkelanjutan I Tahap II.
On 26 May 2014, the Company issued and registered Mandiri Tunas Finance Continuing Bonds I Phase II Year 2014 (“Continuing Bonds I Phase II”) on the Indonesia Stock Exchange. The issuance of Continuing Bonds I Phase II and appoinment of Trustee based on Trusteeship Agreements No. 5 dated 2 May 2014 was signed by the Company and PT Bank Mega Tbk., as the Trustee for the Continuing Bonds I Phase II.
Lihat Catatan 15a untuk rincian utang obligasi. Refer to Note 15a for details of bonds payable.
Pada tanggal 24 Januari 2012, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Medium Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance III tahun 2012 di Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”). Penerbitan MTN MTF III tahun 2012 serta Penunjukan agen pemantau dilakukan sesuai dengan Perjanjian No. 09 tanggal 24 Januari 2012 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., yang bertindak selaku agen pemantau pemegang MTN pertama.
On 24 Januari 2012, the Company issued and registered Medium-Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance III 2012 in Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”). The issuance of MTN MTF III 2012 and the appointment of monitoring agent No. 09 dated 24 Januari 2012 was signed by the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., as the monitoring agent for the first MTN holders.
Lihat Catatan 15b untuk rincian MTN. Refer to Note 15b for details of the MTN.
Susunan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
The members of the Company`s Board of Commissioners, Directors and Audit Committee as of 31 December 2014 and 2013 are as follows:
31 Desember/December 31
2014 2013
Dewan Komisaris Board of Commissioners Komisaris Utama Anton Setiawan Anton Setiawan President Commissioner Komisaris Sarastri Baskoro Sarastri Baskoro Commissioner Komisaris Independen Hanifah Purnama Hanifah Purnama Independent Commissioner Direksi Directors Ignatius Susatyo Ignatius Susatyo Direktur Utama Wijoyo Wijoyo President Director Direktur - Anton Herdianto Director Direktur Harjanto Tjitohardjojo Harjanto Tjitohardjojo Director
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10
1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued)
Susunan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut: (lanjutan)
The members of the Company`s Board of Commissioners, Directors and Audit Committee as of 31 December 2014 and 2013 are as follows: (continued)
31 Desember/December 31
2014 2013
Komite Audit Audit Committee Ketua Hanifah Purnama Hanifah Purnama Chairman Anggota Sunardi Edirianto Sunardi Edirianto Member Rodion Wikanto Rodion Wikanto Anggota Njotowidjojo Njotowidjojo Member
Pembentukan Komite Audit Perseroan telah sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK Nomor IX.I.5.
Establishment of the Company’s Audit Committee in compliance with BAPEPAM-LK Regulation Number IX.I.5.
Sekretaris Perusahaan Perseroan dan Kepala Divisi Audit Internal Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
The Company’s Corporate Secretary and the Head of Internal Audit Division as of 31 December 2014 and 2013 are as follows:
31 Desember/December 31
2014 2013
Sekretaris Perusahaan Hengki Heriandono Hengki Heriandono Corporate Secretary Kepala Divisi Audit Internal Saiful Huda Saiful Huda Head of Internal Audit Division
Pembentukan Sekretaris Perusahaan Perseroan telah sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK Nomor IX.I.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-63/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996.
Establishment of the Company’s Corporate Secretary is in compliance with BAPEPAM-LK Regulation Number IX.I.4 Appendix of the Decision Decree of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-63/PM/1996 dated 17 January 1996.
Pembentukan Divisi Audit Internal Perseroan telah sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK Nomor IX.I.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-496/BL/2008 tanggal 28 November 2008.
Establishment of the Company’s Internal Audit Division is in compliance with BAPEPAM-LK Regulation Number IX.I.7 Appendix of the Decision Decree of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-496/BL/2008 dated 28 November 2008.
Pada tanggal 31 Desember 2014, Perseroan memiliki 3.329 karyawan (2013: 2.793 karyawan) (tidak diaudit).
As of 31 December 2014, the Company has 3,329 employees (2013: 2,793 employees) (unaudited).
Entitas induk langsung dan entitas induk terakhir Perseroan adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia.
The direct and ultimate holding entity of the Company is PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, state-owned company owned by the Government of the Republic of Indonesia.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI 2. ACCOUNTING POLICIES
Kebijakan akuntansi yang signifikan, yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Perseroan pada tanggal dan tahun yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
The significant accounting policies, applied in the preparation of the Company’s financial statements as of and years ended 31 December 2014 and 2013 were as follows:
a. Pernyataan Kepatuhan a. Statement of Compliance
Laporan keuangan pada tanggal dan tahun yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.7 tentang ”Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perseroan Publik” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012.
The financial statements as of and years ended 31 December 2014 and 2013 have been prepared and presented in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards as issued by the Indonesian Institute of Accountants and the Bapepam-LK Regulation No. VIII.G.7 regarding “Emiten or Public Company’s Financial Statements Presentation and Disclosure Guidelines” as included in the Appendix of the Decision Decree of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 dated 25 June 2012.
b. Dasar penyusunan laporan keuangan b. Basis of preparation of the financial
statements
Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas, dan menggunakan konsep biaya historis kecuali seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan.
The financial statements have been prepared on the accrual basis, except for the statements of cash flows, and using the historical cost concept of accounting, except as disclosed in the relevant notes herein.
Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, kas pada bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman atau dibatasi penggunaannya.
The statements of cash flows are prepared based on the direct method by classifying cash flows on the basis of operating, investing and financing activities. For the purposes of the statements of cash flows, cash and cash equivalents include cash on hand, cash in banks and time deposits with original maturity of three months or less, as long as they are not being pledged as collateral for borrowings or restricted.
Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: - nilai aset dan liabilitas dilaporkan dan
pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan, dan
- jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.
The preparation of financial statements in conformity with Indonesian financial accounting standards requires the use of estimates and assumptions that affects: - the reported amounts of assets and
liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the financial statements, and
- the reported amounts of revenues and expenses during the reported period.
Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.
Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
12
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
b. Dasar penyusunan laporan keuangan (lanjutan)
b. Basis of preparation of the financial statements (continued)
Mata uang penyajian yang digunakan pada laporan keuangan adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional.
The presentation currency used in the financial statements is Indonesian Rupiah, which is the functional currency.
Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, kecuali dinyatakan secara khusus, dibulatkan menjadi dan disajikan dalam jutaan Rupiah kecuali dinyatakan lain.
Amounts in the financial statements are rounded to and stated in millions of Rupiah unless otherwise stated.
c. Aset dan liabilitas keuangan c. Financial assets and liabilities
Aset Keuangan Financial Assets
Perseroan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (iv) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
The Company classifies its financial assets in the following categories of (i) financial assets at fair value through profit or loss, (ii) loans and receivables, (iii) held-to-maturity financial assets, and (iv) available-for-sale financial assets. The classification depends on the purpose for which the financials assets were acquired. Management determines the classification of its financial assets at initial recognition.
Selama tahun-tahun berjalan dan pada tanggal laporan posisi keuangan, Perseroan hanya memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang sehingga kebijakan akuntansi berkaitan dengan klasifikasi aset keuangan di luar pinjaman yang diberikan dan piutang tidak diungkapkan.
During the years and at the date of statement of financial position, the Company only has financial assets classified as loans and receivables. Therefore, the accounting policies related to classifications other than loans and receivables are not disclosed.
Pinjaman yang diberikan dan piutang Loans and receivables
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than:
• yang dimaksudkan oleh Perseroan untuk
dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
• those that the Company intends to sell immediately or in the short term, which are classified as held for trading, and those that the entity upon initial recognition designates as at fair value through profit or loss;
• yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau
• those that the Company upon initial recognition designates as available for sale; or
• dalam hal Perseroan mungkin tidak akan
memperoleh kembali investasi awal secara substansial, kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.
• those for which the Company may not recover substantially all of its initial investment, other than because of credit deterioration and receivables.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
c. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) c. Financial assets and liabilities (continued)
Aset Keuangan (lanjutan) Financial Assets (continued)
Pinjaman yang diberikan dan piutang (lanjutan) Loans and receivables (continued)
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan pendapatan administrasi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Loans and receivables are initially recognized at fair value plus transaction costs and administration income and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method.
Pinjaman yang diberikan dan piutang meliputi kas dan setara kas, piutang pembiayaan konsumen, investasi neto dalam sewa pembiayaan, piutang lain-lain dan aset lain-lain (piutang karyawan, piutang bunga, setoran dalam perjalanan dan uang jaminan).
Loans and receivables consist of cash and cash equivalent, consumer financing receivables, net investment in finance leases, advances, other receivables and other assets (employee receivables, interest receivables, deposit in transit and security deposit).
Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi komprehensif dan dilaporkan sebagai ”Pendapatan pembiayaan konsumen” dan ”Pendapatan sewa pembiayaan”.
Income from financial assets classified as loans and receivables is included in the statement of comprehensive income and is reported as “Consumer financing income” and “Financial leases income”.
Dalam hal terjadi penurunan nilai, cadangan kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “penyisihan kerugian penurunan nilai”.
In the case of impairment, allowance for impairment losses is reported as a deduction from the carrying value of the financial assets classified as loan and receivables recognized in the statement of comprehensive income as “provision for impairment losses”.
Pengakuan Recognition
Perseroan menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian untuk kontrak reguler ketika mencatat transaksi aset keuangan.
The Company uses settlement date accounting for regular way contracts when recording financial assets transactions.
Penurunan nilai dari aset keuangan Impairment of financial assets
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perseroan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
The Company assesses at each reporting date whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired. Impairment losses are incurred only if there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that occured after the initial recognition of the asset (a “loss event”) and that loss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
c. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) c. Financial assets and liabilities (continued)
Aset Keuangan (lanjutan) Financial Assets (continued)
Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan) Impairment of financial assets (continued)
Kesulitan keuangan yang dialami debitur, kemungkinan debitur akan bangkrut, atau kegagalan atau penundaan pembayaran angsuran dapat dipertimbangkan sebagai indikasi adanya penurunan nilai atas aset keuangan tersebut.
Significant financial difficulties of the debtors, probability that the debtors will enter bankruptcy and default or delinquency in payments are considered as indicators that the financial assets are impaired.
Perseroan menentukan penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual, penentuan penurunan nilai dilakukan secara kolektif.
The Company assesses impairment of financial assets individually for financial assets that are individually significant, and collectively for financial assets that are not individually significant.
Jika Perseroan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, maka Perseroan memasukkan aset keuangan tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dinilai secara individual tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
If the Company determines that no objective evidence of impairment exists for individually assessed financial assets, it includes the financial assets in a group of financial assets with similar credit risk characteristic and collectively assesses them for impairment. Financial assets that are individually assessed for impairment are not included in a collective assessment of impairment.
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam Perseroan. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.
Future cash flows in a group of financial assets that are collectively evaluated for impairment are estimated on the basis of historical loss experience for assets with credit risk characteristics similar to those in the Company. Historical loss experience is adjusted on the basis of current observable data to reflect the effects of current conditions that did not affect the period on which the historical loss experience is based and to remove the effects of conditions in the historical period that do not currently exist.
Ketika suatu piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Piutang tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan pinjaman yang diberikan dan piutang diklasifikasikan ke dalam “cadangan kerugian penurunan nilai”.
When a receivable is uncollectible, it is written off against the related allowance for impairment losses. Such receivables are written off after all the necessary procedures have been completed and the amount of the loss has been determined. Impairment charges relating to loans and receivables are classified into “allowance for impairment losses".
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
c. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) c. Financial assets and liabilities (continued)
Aset Keuangan (lanjutan) Financial Assets (continued)
Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan) Impairment of financial assets (continued)
Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat piutang debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan kerugian penurunan nilai. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
If in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognized (such as an improvement in the debtor’s receivable rating), the previously recognized impairment loss is reversed by adjusting theallowance for impairment losses. The amount of the impairment reversal is recognized in the statement of comprehensive income.
Penerimaan kemudian atas piutang yang telah dihapusbukukan, dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan kerugian penurunan nilai.
Subsequent recoveries of receivable written off are credited to the allowance for impairment losses.
Liabilitas keuangan Financial liabilities
Perseroan mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
The Company classifies its financial liabilities in the category of (i) financial liabilities at fair value through profit or loss and (ii) financial liabilities measured at amortized cost.
Selama tahun-tahun berjalan dan pada tanggal laporan posisi keuangan, Perseroan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi sehingga kebijakan akuntansi berkaitan dengan klasifikasi ini tidak diungkapkan.
During the years and at the date of statement of financial position, the Company does not have financial liabilities at fair value through profit or loss. Therefore, the accounting policies related to this classification are not disclosed.
Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi
Financial liabilities measured at amortized cost
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi.
Financial liabilities at amortized cost are initially recognized at fair value plus transaction costs.
Setelah pengakuan awal, Perseroan mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
After initial recognition, the Company measures all financial liabilities at amortized cost using effective interest rates method.
Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi antara lain utang usaha, utang lain-lain, beban bunga yang masih harus dibayar, pinjaman bank dan surat berharga yang diterbitkan.
Financial liabilities measured at amortized cost are trade payables, other payables, accrued interest expenses, bank loans and securities issued.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
16
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
c. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) c. Financial assets and liabilities (continued)
Penghentian pengakuan Derecognition
Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara subtansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Perseroan melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Financial assets are derecognized when the contractual rights to receive the cash flows from these assets have ceased to exist or the assets have been transferred and substantially all the risks and rewards of ownership of the assets are also transferred (if substantially all the risk and rewards were not transferred, the Company tests control to ensure that continuing involvement on the basis of any retained powers of control does not prevent derecognition). Financial liabilities are derecognized when they have been redeemed or otherwise extinguished.
Penghentian pengakuan piutang pembiayaan konsumen yang mengalami penurunan nilai, akan dilakukan ketika piutang telah dihapusbukukan. Piutang ragu-ragu akan dihapusbukukan setelah menunggak lebih dari 180 hari atau pada saat piutang tersebut diputuskan tidak dapat tertagih. Penghapusbukuan piutang ragu-ragu ini bukan merupakan hapus tagih, sehingga upaya penagihan tetap dilakukan. Piutang pembiayaan konsumen dapat diselesaikan dengan menjual kendaraan yang dibiayai Perseroan.
Consumer financing receivables are derecognized when the receivables have been written-off. Doubtful accounts are written off when they have been overdue for more than 180 days or determined to be not collectible. The write offs of doubtful accounts do not eliminate the right to collect and hence are still to be pursued for collection continuously. Consumer financing receivables could be settled by selling their motor vehicle that financed by Company.
Perseroan menerima kendaraan dari konsumen dan membantu untuk menjual kendaraan tersebut sehingga konsumen dapat melunasi utang pembiayaan konsumennya.
The Company receives motor vehicles from customers and assist them in selling their motor vehicles so that the customers are able to settle their consumer financing payables.
Konsumen memberi kuasa kepada Perseroan untuk menjual kendaraan ataupun melakukan tindakan lainnya dalam upaya penyelesaian piutang pembiayaan konsumen bila terjadi wanprestasi terhadap perjanjian pembiayaan. Konsumen berhak atas selisih lebih antara nilai penjualan dengan saldo piutang pembiayaan konsumen. Jika terjadi selisih kurang, kerugian yang terjadi dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
The customers give the right to the Company to sell the motor vehicles or take any other actions to settle the outstanding consumer financing receivables in the events of default. Customers are entitled to the positive difference between the proceeds from sale of the motor vehicles and the outstanding consumer financing receivables. If difference is negative, the resulting loss is charged to the current year statement of comprehensive income.
Jaminan kendaraan milik konsumen untuk pelunasan piutang pembiayaan konsumen, dinyatakan sebesar nilai terendah antara nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen terkait atau realisasi neto dari jaminan kendaraan milik konsumen tersebut. Selisih antara nilai tercatat dan nilai realisasi neto piutang dicatat sebagai cadangan kerugian penurunan nilai dan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
Motor vehicle collaterals owned by customers for settlement of their consumer financing receivables, presented at the lower of carrying value of the related consumer financing receivables or the net realizable value of motor vehicle collaterals. The difference between the carrying value and the net realizable value of receivables is recorded as allowance for impairment losses and charged to the current year statement of comprehensive income.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
17
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
c. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) c. Financial assets and liabilities (continued)
Saling hapus Offsetting
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Perseroan memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara simultan.
Financial assets and financial liabilities shall be offset and the net amount is presented in the statement of financial position when and only when, the Company has a legal enforceable right to set off the amounts and intends either to settle on a net basis or to realize the asset and settle the liability simultaneously.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah neto hanya jika diperkenankan oleh standard akuntansi.
Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by accounting standards.
Klasifikasi instrumen keuangan Classification of financial instruments
Perseroan mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:
The Company classifies the financial instruments into classes that reflects the nature of information and take into account the characteristic of those financial instruments. The classification can be seen in the table below:
Kategori yang didefinisikan oleh PSAK No. 55 (Revisi 2011)/
Category as defined by SFAS No. 55 (Revised 2011)
Golongan (ditentukan oleh Perseroan)/
Class (as determined
by the Company)
Subgolongan/
Subclasses
Aset keuangan/ Financial assets
Pinjaman yang diberikan dan piutang/Loans and receivables
Kas dan setara kas/Cash and cash equivalents - Kas/Cash on hand - Kas pada bank/Cash in banks - Deposito berjangka/Time deposit Piutang pembiayaan konsumen/Consumer financing receivables Investasi neto dalam sewa pembiayaan/Net investment in financial lease
Piutang lain-lain/Other receivables
Aset lain-lain/Other assets - Piutang karyawan/Employee receivables - Piutang bunga/Interest receivables - Setoran dalam perjalanan/Deposit in transit - Uang jaminan/Security deposit
Liabilitas keuangan/ Financial liabilities
Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi/Financial liabilities at amortized cost
Utang usaha/Trade payables - Utang kendaraan/Vehicle payables - Utang asuransi/Insurance payables Utang lain-lain/Other payables - Kantor pendaftaran fidusia/Fiduciary register office - Premi asuransi/Insurance premium - Pembiayaan bersama/Joint financing - Lain-lain/Others Beban bunga yang masih harus dibayar/Accrued interest expenses Pinjaman bank/Bank loans Surat berharga yang diterbitkan/Securities issued
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
18
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
d. Penjabaran mata uang asing d. Foreign currency translation
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan.
Transactions denominated in a foreign currency are translated into Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of the transaction. At the date of statement of financial position, monetary assets and liabilities in foreign currencies are translated at the exchange rates prevailing at that date.
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Exchange gains and losses arising on transactions in foreign currency and on the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognized in the statements of comprehensive income.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, kurs nilai tukar yang digunakan kurs tengah Bank Indonesia sebesar Rp12.440 (nilai penuh) (2013: Rp12.189 (nilai penuh)) untuk 1 Dolar Amerika Serikat (“Dolar AS”).
As of 31 December 2014 and 2013, the exchange rates used are the Bank Indonesia middle rate of Rp12,440 (full amount) (2013: Rp12,189 (full amount)) for 1 United States Dollar (“US Dollar”).
e. Kas dan setara kas e. Cash and cash equivalents
Kas dan setara kas mencakup kas, kas di bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang, yang tidak dibatasi penggunaannya, tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman dan dapat segera dijadikan kas tanpa terjadi perubahan nilai yang sangat signifikan.
Cash and cash equivalents include cash on hand, cash in banks and time deposits with original maturity of three months or less, which are not restricted and are not pledged as collateral for any borrowing and that are readily convertible to known amounts of cash which are subject to insignificant risk of changes in value.
f. Piutang pembiayaan konsumen f. Consumer financing receivables
Piutang pembiayaan konsumen diakui pada awalnya dengan nilai wajar ditambah biaya-biaya transaksi dan dikurangi yield enhancing income yang dapat diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Consumer financing receivables are recognized initially at fair value, added with directly attributable transactions costs and deducted by yield enhancing income, and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method. Consumer financing receivables are classified as loans and receivables. Refer to Note 2c for the accounting policy for loans and receivables.
Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan pada tanggal terjadinya transaksi.
Early termination is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the current year statement of comprehensive income at the transaction date.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
19
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
f. Piutang pembiayaan konsumen (lanjutan) f. Consumer financing receivables (continued)
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dengan jumlah pokok pembiayaan yang akan diakui sebagai penghasilan sesuai dengan jangka waktu kontrak dengan menggunakan metode tingkat suku bunga efektif.
Unearned consumer financing income is the difference between total installments to be received from customers and the total financing which is recognized as income over the term of the contract using the effective interest rate.
Restrukturisasi kredit dapat dilakukan dengan cara pengalihan kredit, melanjutkan kredit, mengangsur kembali, merubah jatuh tempo, merubah tenor dan/atau menambah down payment.
Credit restructuring can be done by over contract, asset replacement, repay back, change the due date, change the tenor and/or increase the down payment.
Pembiayaan bersama Joint financing
Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bersama dimana risiko kredit ditanggung oleh pemberi pembiayaan bersama sesuai dengan porsinya (without recourse), pendapatan pembiayaan yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai.
Consumer financing receivables are stated net of joint financing receivables where joint financing providers bear credit risk in accordance with its portion (without recourse), unearned consumer financing income and allowance for impairment losses.
Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dimana masing-masing pihak menanggung risiko kredit sesuai dengan porsinya (without recourse) disajikan di laporan posisi keuangan secara bersih. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama without recourse disajikan secara bersih di laporan laba rugi komprehensif.
Joint financing receivables where the Company and joint financing providers bear credit risk in accordance with their portion (without recourse) are presented on a net basis in the statement of financial position. Consumer financing income and interest expenses related to joint financing without recourse are also presented on a net basis in the statement of comprehensive income.
Dalam pembiayaan bersama without recourse, Perseroan berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian dengan pemberi pembiayaan bersama. Selisihnya merupakan pendapatan bagi Perseroan dan disajikan sebagai “Pendapatan Pembiayaan Konsumen”.
For joint financing without recourse, the Company has the right to set higher interest rates to customers than those as stated in the joint financing agreements with joint financing providers. The difference is recognized as the Company’s revenue and disclosed as “Consumer Financing Income”.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
20
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
g. Investasi neto dalam sewa pembiayaan g. Net investment in financial leases
Investasi neto dalam sewa pembiayaan merupakan jumlah piutang sewa pembiayaan ditambah nilai sisa yang akan diterima pada akhir masa sewa pembiayaan dikurangi dengan pendapatan sewa pembiayaan tangguhan, simpanan jaminan dan cadangan kerugian penurunan nilai. Selisih antara nilai piutang usaha bruto dan nilai tunai piutang diakui sebagai pendapatan sewa pembiayaan tangguhan. Pendapatan sewa pembiayaan tangguhan dialokasikan sebagai pendapatan di laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat pengembalian konstan atas investasi bersih dengan menggunakan suku bunga efektif.
Net investment in finance leases represent lease receivables plus the residual value at the end of the lease period and stated net of unearned lease income, security deposits and allowances for impairment losses. The difference between the gross lease receivable and the present value of the lease receivable is recognized as unearned lease income. Unearned lease income is allocated to current year statement of comprehensive income based on a constant rate of return on the net investment using effective interest rates.
Penyewa pembiayaan memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa-pembiayaankan pada akhir masa sewa pembiayaan dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa pembiayaan.
The lessee has the option to purchase the leased asset at the end of the lease period at a price mutually agreed upon at the commencement of the agreement.
Penyelesaian kontrak sebelum masa sewa pembiayaan berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak sewa dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
Early termination is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the current year statement of comprehensive income.
Investasi neto dalam sewa pembiayaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Net investment in finance leases are classified as loans and receivables. Refer to Note 2c for the accounting policy of loans and receivables.
h. Cadangan kerugian penurunan nilai h. Allowance for impairment losses
Perseroan melakukan perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai dengan menggunakan metode “incurred losses”. Lihat Catatan 2c.
The Company calculates the allowance for impairment losses using the incurred losses methodology. Refer to Note 2c.
i. Beban dibayar dimuka i. Prepaid expenses
Beban dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
Prepaid expenses are amortized over the periods benefited using the straight-line method.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
21
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
j. Aset tetap dan penyusutan j. Fixed assets and depreciation
ISAK No. 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha (“HGU”), Hak Guna Bangunan (“HGB”) dan Hak Pakai (“HP”) ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun “Aset Tetap” dan tidak diamortisasi. Sementara biaya pengurusan atas perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB dan HP diakui sebagai bagian dari akun “Beban Ditangguhkan, Neto” pada laporan posisi keuangan dan diamortisasi sepanjang mana yang lebih pendek antara umur hukum hak dan umur ekonomik tanah.
IFAS No. 25 prescribes that the legal cost of land rights in the form of Business Usage Rights (“Hak Guna Usaha” or “HGU”), Building Usage Right (Hak Guna Bangunan or “HGB”) and Usage Rights (“Hak Pakai” or “HP”) when the land was acquired initially are recognized as part of the cost of the land under the “Fixed Assets” account and not amortized. Meanwhile the extension or the legal renewal costs of land rights in the form of HGU, HGB and HP were recognized as part of “Deferred Charges, Net” account in the statements of financial position and were amortized over the shorter of the rights' legal life and land's economic life.
Aset tetap diakui sebesar harga perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan.
Fixed assets are stated at cost less accumulated depreciation.
Harga perolehan mencakup semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan perolehan aset tetap.
Acquisition cost covers all expenditure that is directly attributable to the acquisition of the items.
Tanah tidak disusutkan. Land is not depreciated.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap di gunakan.
Construction in progress is stated at cost and transferred to the respective fixed asset account when completed and ready to use.
Penyusutan aset tetap selain tanah dihitung dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang estimasi masa manfaatnya sebagai berikut:
Depreciation on fixed assets other than land is calculated using the straight-line method over their estimated useful lives as follows:
Masa manfaat (tahun)/ Golongan Useful life (years) Classsification
Bangunan 20 Buildings Perabotan dan peralatan kantor 5 Furniture and office equipment Kendaraan 5 Vehicles Renovasi bangunan sewa 3 - 5 Leasehold improvement
Aset tetap kecuali tanah dan bangunan dalam pengerjaan disusutkan sampai dengan nilai sisanya.
Fixed assets except land and construction in progress are depreciated to their residual value.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
22
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
j. Aset tetap dan penyusutan (lanjutan) j. Fixed assets and depreciation (continued)
Biaya-biaya setelah pengakuan awal aset diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset atau sebagai aset yang terpisah, sebagaimana seharusnya, hanya apabila kemungkinan besar Perseroan akan mendapatkan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur dengan handal. Nilai yang terkait dengan penggantian komponen tidak diakui. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi komprehensif selama periode dimana biaya-biaya tersebut terjadi.
Subsequent costs are included in the asset’s carrying amount or recognized as a separate asset, as appropriate, only when it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the Company and the cost of the item can be measured reliably. Amounts in respect of replaced parts are derecognized. All other repairs and maintenance are charged to the statement of comprehensive income during the period in which they are incurred.
Nilai residu dan umur manfaat aset ditelaah dan disesuaikan, setiap tanggal laporan posisi keuangan jika diperlukan.
The assets’ residual values and useful lives are reviewed, and adjusted if appropriate, at each date of statement of financial position.
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari penjualan aset tetap diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values and the related accumulated depreciation are eliminated from the financial statements and the resulting gain or loss on the disposal of fixed assets is recognized in the statement of comprehensive income.
Apabila nilai tercatat aset tetap lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.
When the carrying amount of an asset is greater than its estimated recoverable amount, it is written down immediately to its recoverable amount.
Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya.
An assessment is made at each reporting period as to whether there is any incication that previously recognized impairment losses recognized may no longer exist or may have decreased. If such indication exists, the recoverable amount is estimated. A previously recognized impairment losess is reversed ony if there has been a change in the assumptions used to determine the asset’s recoverable amount since the last impairment loss was recognized. If that is the case, the carrying amount of the asset is increased to its recoverable amount.
Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur masa manfaatnya.
Reversal of an impairment loss is recognized in the statements of comprehensive income. After such a reversal, the depreciation charge on the said asset is adjusted in future periods to allocate the asset’s revised carrying amount, less any residual value, on a systematic basis over its remaining useful life.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
23
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
k. Perpajakan k. Taxation
Beban pajak terdiri dari pajak kini dan tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
The tax expense comprises current and deferred tax. Tax is recognized in the statements of comprehensive income.
Manajemen melakukan evaluasi secara periodik atas posisi yang diambil dalam surat pemberitahuan pajak apabila terdapat situasi di mana peraturan perpajakan yang berlaku adalah subjek atas interpretasi. Perseroan membentuk cadangan, jika dianggap perlu berdasarkan jumlah yang diestimasikan akan dibayarkan ke kantor pajak.
Management periodically evaluates the positions taken in tax returns with respect to situation in which applicable tax regulation is subject to interpretation. It establishes provisions where appropriate on the basis of amounts expected to be paid to the tax authorities.
Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan metode liability untuk semua perbedaan temporer yang muncul antara dasar pengenaan pajak atas aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya dalam rangka kebutuhan laporan keuangan pada setiap tanggal pelaporan. Tarif pajak yang berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan.
Deferred income tax is determined using the liability method, for all temporary differences arises between the tax bases of assets and liabilities and their carrying values for financial reporting purposes at each reporting date. Currently enacted or substantially enacted tax rates are used to determine deferred income tax.
Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada masa datang akan memadai untuk mengkompensasi aset pajak tangguhan yang muncul akibat perbedaan temporer tersebut.
Deferred tax assets are recognized to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the deferred tax assets arising from temporary differences can be utilized.
Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received or, if appealed against, when the results of the appeal have been decided.
l. Imbalan kerja l. Employee benefits
Imbalan kerja jangka pendek Short-term employee benefits
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual.
Short-term employee benefits are recognized when they accrue to the employees.
Imbalan pasca-kerja Post-employment benefits
Imbalan pasca-kerja, seperti pensiun, uang pisah, uang penghargaan, dan imbalan lainnya, ditentukan sesuai dengan Peraturan Perseroan dan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (“UU 13/2003”).
Post-employment employee benefits, such as pensions, severance pay, service pay, and other benefits are provided in accordance with the Company’s Regulations and Labor Law No. 13/2003 (“Law 13/2003”).
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
l. Imbalan kerja (lanjutan) l. Employee benefits (continued)
Imbalan pasca-kerja (lanjutan) Post-employment benefits (continued)
Karena UU 13/2003 menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya, program pensiun berdasarkan UU 13/2003 adalah program imbalan pasti. Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang akan diberikan, biasanya berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja atau kompensasi.
Since Law 13/2003 sets the formula for determining the minimum amount of benefits, in substance pension plans under this Law 13/2003 represent defined benefit plans. A defined benefit plan is a pension plan that defines an amount of pension benefit to be provided, usually as a function of one or more factors such as age, years of service or compensation.
Liabilitas program pensiun imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan adalah nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan, serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Nilai kini liabilitas imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode projected unit credit.
The liability recognized in the statement of financial position in respect of defined benefit pension plans is the present value of the defined benefit obligation at the date of statement of financial position, together with adjustments for unrecognized actuarial gains or losses and past service cost. The present value of defined benefit obligation is calculated annually by an independent actuary using the projected unit credit method.
Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial neto yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diharapkan.
Actuarial gains or losses are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains and losses at the end of the previous reporting year exceeded 10% of the defined benefit obligation at that date. These gains or losses are recognized on a straight-line method over the expected average remaining working lives of the employees.
Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi Perseroan berkualitas tinggi dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.
The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using interest rates of high quality corporate bonds that are denominated in the currency in which the benefits will be paid, and that have terms to maturity approximating the terms of the related pension liability.
Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalaman, perubahan asumsi-asumsi aktuarial dan perubahan pada program pensiun.
Actuarial gains and losses arise from experience adjustments, changes in actuarial assumptions and amendments to pension plans.
Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba rugi komprehensif, kecuali perubahan terhadap program pensiun tersebut tergantung pada karyawan yang tetap bekerja selama periode waktu tertentu (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode vesting.
Past-service costs are recognized immediately in the statement of comprehensive income, unless the changes to the pension plan are conditional on the employees remaining in service for a specified period of time (the vesting period). In this case, the past-service costs are amortized on a straight-line method over the vesting period.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
l. Imbalan kerja (lanjutan) l. Employee benefits (continued)
Pesangon pemutusan hubungan kerja Termination benefits
Pesangon pemutusan hubungan kerja terutang ketika karyawan dihentikan kontrak kerjanya sebelum usia pensiun normal. Perseroan mengakui pesangon pemutusan hubungan kerja ketika Perseroan menunjukkan komitmennya untuk memutuskan hubungan kerja dengan karyawan berdasarkan suatu rencana formal terperinci yang kecil kemungkinannya untuk dibatalkan. Pesangon yang akan dibayarkan dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan didiskontokan untuk mencerminkan nilai kini.
Termination benefits are payable whenever an employee’s employment is terminated before the normal retirement date. The Company recognizes termination benefits when it is demonstrably committed to terminate the employment of current employment of current employees according to a detailed formal plan and the possibility to withdraw the plan is low. Benefits falling due more than 12 months after statements of financial position’s date are discounted to reflect its present value.
m. Saham m. Share capital
Saham biasa diklasifikasikan sebagai ekuitas. Ordinary shares are classified as equity.
n. Dividen n. Dividends
Pembagian dividen final diakui sebagai liabilitas dalam laporan keuangan pada tanggal dividen tersebut disetujui Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan.
Final dividend distributions are recognized as a liability in the financial statements at the date when the dividends are approved in the Company’s General Meeting of Shareholders.
o. Laba per saham o. Earnings per share
Laba per saham dihitung dengan membagi laba tahun berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
Earnings per share is calculated by dividing income for the year by the weighted average number of ordinary shares outstanding during the year.
p. Surat berharga yang diterbitkan p. Securities issued
Surat berharga yang diterbitkan meliputi Medium Term Notes dan utang obligasi. Surat berharga yang diterbitkan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan surat berharga dikurangkan dari jumlah surat berharga yang diterbitkan dan diamortisasi selama jangka waktu surat berharga yang diterbitkan tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Securities issued consist of Medium-Term Notes and bonds payable. Securities issued are classified as financial liabilities at amortized cost. Incremental costs directly attributable to the issuance of securities are deducted from the amount of securities issued and amortized over the period of the securities issued using the effective interest rate method. Refer to Note 2c for the accounting policy of financial liabilities at amortized cost.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
q. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi q. Transactions with related parties
Perseroan mempunyai transaksi dengan pihak berelasi. Definisi pihak berelasi yang dipakai adalah sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010) “Pengungkapan Pihak Berelasi”.
The Company has transactions with related parties. The definition of related parties used is in accordance with SFAS No. 7 (Revised 2010) “Related Party Disclosures”.
Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perseroan jika:
The Company considers the following as its related parties:
a. Orang atau anggota keluarga dekatnya
mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: (i) memiliki pengendalian atau
pengendalian bersama atas entitas pelapor;
(ii) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau
(iii) merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.
a. a person or a close member of that person's family is related to a reporting entity if that person: (i) has control or joint control of the
reporting entity;
(ii) has significant influence over the reporting entity; or
(iii) is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity.
b. suatu entitas berelasi dengan entitas
pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: (i) entitas dan entitas pelapor adalah
anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi dengan entitas lainnya).
(ii) satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
(iii) kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
(iv) satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
(v) entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.
(vi) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).
(vii) orang yang diidentifikasi dalam huruf (a)(i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
b. an entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies: (i) the entity and the reporting entity are
members of the same group (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others).
(ii) one entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member).
(iii) Both entities are joint ventures of the same third party.
(iv) one entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity.
(v) the entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity is itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity.
(vi) the entity is controlled or jointly
controlled by a person identified in (a).
(vii) a person identified in (a)(i) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or of a parent of the entity).
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
27
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
q. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi (lanjutan)
q. Transactions with related parties (continued)
Seluruh transaksi dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan di catatan atas laporan keuangan.
All transactions with related parties are disclosed in the notes to the financial statements.
r. Pengakuan pendapatan dan beban r. Income and expense recognition
Pendapatan dari pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan, komisi asuransi dan biaya jasa perantara asuransi serta beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing diakui sesuai dengan jangka waktu kontrak berdasarkan metode suku bunga efektif.
Income from consumer financing and finance leases, insurance commission and insurance brokerage fee and expense for all interest bearing financial instruments are recognized over the term of the respective contracts using the effective interest rate method.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.
The effective interest method is a method of calculating the amortized cost of a financial asset or a financial liability and of allocating the interest income or interest expense over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash payments or receipts through the expected life of the financial instrument or, when appropriate, a shorter period to the net carrying amount of the financial asset or financial liability.
Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perseroan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup biaya transaksi dan pendapatan administrasi.
When calculating the effective interest rate, the Company estimates cash flows considering all contractual terms of the financial instrument but does not consider future credit losses. These calculations include transaction costs and administration income.
Pendapatan bunga bank dan denda keterlambatan pembayaran diakui pada saat terjadinya. Pendapatan bunga bank disajikan secara bruto pada laporan laba rugi komprehensif.
Interest income and late payment penalties are recognized upon receipt. Interest income is presented on a gross basis in the statements of comprehensive income.
Pendapatan dan beban diakui pada saat terjadinya, menggunakan dasar akrual.
Income and expense are recognized as incurred on an accrual basis.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
s. Segmen Operasi s. Operating Segment
Sebuah segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:
An operating segment is a component of entity which:
i. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang
memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban yang terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);
ii. hasil operasinya dikaji ulang secara berkala oleh kepala operasional untuk pembuatan keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan,
iii. tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
i. involves with business activities to generate income and expenses (including income and expenses relating to the transactions with other components with the same entity);
ii. operation result is observed regularly by chief decision maker to make decisions regarding the allocation of resources and to evaluate the works; and,
iii. separate financial information is available.
Perseroan menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi yang disiapkan secara internal untuk pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional Perseroan adalah Direksi.
The Company presents operating segments based on the information that is internally provided to the chief operating decision maker. The Company’s chief operating decision-maker is the Board of Directors.
Segmen operasi Perseroan disajikan berdasarkan segmen usaha yang terdiri dari: fleet dan retail (lihat Catatan 28).
The Company discloses the operating segment based on business segment that consists of fleet and retail (refer to Note 28).
3. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING
3. CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES AND JUDGMENTS
Penyusunan laporan keuangan Perseroan mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan atas pendapatan, beban, aset dan liabilitas dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada akhir periode pelaporan.
The preparation of the Company’s financial statements requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the reported amounts of revenues, expenses, assets and liabilities, and the disclosure of contingent liabilities, at the end of the reporting period.
Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.
Uncertainty about these assumptions and estimates could result in outcomes that require a material adjustment to the carrying amount of the asset and liability affected in future periods.
Pertimbangan Judgments
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perseroan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan:
The following judgments are made by management in the process of applying the Company’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the financial statements:
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
29
3. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
3. CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES AND JUDGMENTS (continued)
Pertimbangan (lanjutan) Judgments (continued)
Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Classification of Financial Assets and Financial
Liabilities
Perseroan menetapkan klasifikasi aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perseroan seperti diungkapkan pada Catatan 2c.
The Company determines the classifications of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in SFAS No. 55 (Revised 2011). Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the Company’s accounting policies disclosed in Note 2c.
Sewa Leases
Perseroan mempunyai perjanjian-perjanjian sewa dimana perseroan bertindak sebagai lessee untuk sewa tempat. Perseroan mengevaluasi apakah terdapat risiko dan manfaat yang signifikan dari aset sewa yang diahlikan berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), yang mensyaratkan Perseroan untuk membuat pertimbangan dengan estimasi dari pengalihan risiko dan manfaat terkait dengan kepemilikan aset.
The Company has several leases whereas the Company act as lessee in respect of rental location. The Company evaluates whether significant risks and rewards of ownership of the leased assets are transferred based on SFAS No. 30 (Revised 2011) which requires the Company to make judgment and estimates of the transfer of risks and rewards related to the ownership of assets.
Berdasarkan hasil penelaahan yang dilakukan Perseroan atas perjanjian sewa tempat yang ada saat ini, maka transaksi sewa tersebut diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
Based on the review performed by the Company for the current rental agreement of rental location accordingly, the rent transactions were classified as operating lease.
Sumber utama ketidakpastian estimasi Source of uncertainty in estimates
a. Cadangan kerugian penurunan nilai a. Allowance for impairment losses
Perseroan melakukan review atas piutang yang diberikan pada setiap tanggal laporan untuk melakukan penilaian atas cadangan penurunan nilai yang telah dicatat. Justifikasi manajemen diperlukan dalam menentukan tingkat cadangan yang dibutuhkan.
The Company reviews its receivables at reporting date to evaluate the allowance for impairment losses. Management’s judgment is applied in the estimation when determining the level of allowance required.
Perseroan membentuk cadangan kerugian penurunan nilai kolektif atas eksposur piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto dalam sewa pembiayaan, dimana evaluasi dilakukan berdasarkan data kerugian historis (lihat Catatan 2c).
The Company estimates the collective impairment allowance for its consumer financing receivables and net investment in financial leases based on historical loss experience (refer to Note 2c).
b. Imbalan pasca kerja b. Post-employment benefits
Imbalan pasca kerja ditentukan berdasarkan perhitungan aktuarial. Perhitungan aktuaria menggunakan asumsi-asumsi seperti tingkat diskonto, tingkat pengembalian investasi, tingkat kenaikan gaji, tingkat kematian, tingkat pengunduran diri dan lain-lain. Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat liabilitas imbalan pasca kerja (lihat Catatan 2l).
Post-employment benefits are determined based on actuarial valuation. The actuarial valuation involves making assumptions about discount rate, expected rate of return, on investments, future salary increases, mortality rate, resignation rate and others. Any changes in these assumptions will impact the carrying amount of post-employment benefits obligations (refer to Note 2l).
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
30
3. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
3. CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES AND JUDGMENTS (continued)
Sumber utama ketidakpastian estimasi (lanjutan) Source of uncertainty in estimates (continued)
c. Penyusutan dan estimasi umur manfaat aset
tetap c. Depreciation and estimated useful lives of
fixed assets
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap seperti diungkapkan pada Catatan 2j. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.
The costs of fixed assets are depreciated on a straight-line method over their estimated useful lives. Management properly estimates the useful lives of these fixed assets as disclosed in Note 2j. These are common life expectancies applied in the industries where the Company conducts its businesses. Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, and therefore future depreciation charges could be revised.
4. KAS DAN SETARA KAS 4. CASH AND CASH EQUIVALENTS 31 Desember/December 31
2014 2013
Kas 13.951 12.929 Cash on hand
Kas pada bank Cash in banks Pihak ketiga Third parties Rupiah Rupiah PT Bank Central Asia Tbk. 8.298 9.083 PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Danamon Indonesia Tbk. 139 816 PT Bank Danamon Indonesia Tbk. PT Bank CTBC Indonesia 94 14 PT Bank CTBC Indonesia PT BPR Karyajatnika Sadaya 73 - PT BPR Karyajatnika Sadaya PT Bank CIMB Niaga Tbk. 36 45 PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Bank Panin Tbk. 27 1.468 PT Bank Panin Tbk. Bank of China Limited 25 21 Bank of China Limited PT Bank Mega Tbk. 24 149 PT Bank Mega Tbk. PT Bank Commonwealth 23 22 PT Bank Commonwealth PT Bank OCBC NISP Tbk. 18 31 PT Bank OCBC NISP Tbk. The Hongkong & Shanghai The Hongkong & Shanghai Banking Corporation Limited 14 64 Banking Corporation Limited PT Bank Bukopin Tbk. 11 11 PT Bank Bukopin Tbk. PT Bank UOB Indonesia 4 26 PT Bank UOB Indonesia
8.786 11.750 Dolar AS US Dollars Standard Chartered Bank, Jakarta 61 50 Standard Chartered Bank, Jakarta Pihak berelasi Related parties Rupiah Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 198.441 64.845 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 1.276 876 (Persero) Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 840 549 (Persero) Tbk. PT Bank DKI 31 48 PT Bank DKI PT Bank Sinar Harapan Bali 24 50.127 PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Pembangunan Daerah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. 18 44 Jawa Barat dan Banten Tbk.
200.630 116.489
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31
4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) 4. CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued) 31 Desember/December 31
2014 2013
Deposito berjangka Time deposit Pihak ketiga Third parties Rupiah Rupiah PT Bank Mega Tbk. 18 18 PT Bank Mega Tbk. Pihak Berelasi Related Parties Rupiah Rupiah PT Bank Sinar Harapan Bali 50.000 50.000 PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Tabungan Negara PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 3 3 (Persero) Tbk.
50.003 50.003
273.449 191.239
Tingkat suku bunga deposito berjangka dan giro dalam mata uang Rupiah untuk tahun 2014 dan 2013 berkisar sebagai berikut:
The interest rates for time deposits and current accounts for the years ended 2014 and 2013 are as follows:
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31
2014 2013
Deposito 4,75% - 9,75% 4,25% - 9,25% Time deposits Giro 0,00% - 8,00% 0,00% - 6,25% Current accounts
Penempatan deposito pada PT Bank Sinar Harapan Bali sebesar Rp50.000 adalah penempatan atas dana hasil usaha yang berasal dari laba neto perseroan seperti yang dipersyaratkan oleh Undang-Undang No. 40 pasal 70 tentang “Perseroan Terbatas” yaitu kewajiban perseroan untuk melakukan pencadangan atas jumlah tertentu dari laba neto setiap tahun.
Placement of time deposit at PT Bank Sinar Harapan Bali amounting to Rp50,000 represent the placement of the funds derived from the Company’s net income as required by Law No. 40 article 70 concerning “Limited Liability Companies” whereby the Company shall make a provision for a certain amount of the net income each year.
Lihat Catatan 24a untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi.
Refer to Note 24a for details of balances and transaction with related parties.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32
5. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN 5. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES 31 Desember/December 31
2014 2013
Piutang pembiayaan konsumen - bruto: 24.706.504 17.850.410 Consumer financing receivables - gross: Dikurangi: Less: Piutang pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dan penyaluran pemberian kredit Joint financing and channeling without recourse - bruto: without recourse - gross: Rupiah Rupiah Pihak berelasi (16.638.656) (11.858.993) Related parties
Piutang pembiayaan konsumen - bruto: Consumer financing receivables - gross: Pembiayaan sendiri 8.067.848 5.991.417 Direct financing
Dikurangi: Less: Pendapatan pembiayaan konsumen Unearned income on consumer yang belum diakui: (4.329.066) (2.842.296) financing: Dikurangi: Less: Piutang pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dan penyaluran pemberian kredit Joint financing and channeling without recourse - bruto: without recourse - gross: Rupiah Rupiah Pihak berelasi 2.349.205 1.495.780 Related parties
Pendapatan pembiayaan Unearned income on consumer konsumen yang belum diakui: financing: Pembiayaan sendiri (1.979.861) (1.346.516) Direct financing
Dikurangi: Less: Cadangan kerugian penurunan nilai (194.852) (133.356) Allowance for impairment losses
Neto 5.893.135 4.511.545 Net
Seluruh kontrak pembiayaan yang disalurkan Perseroan adalah untuk kendaraan bermotor.
All consumer financing contracts provided by Company are for motor vehicles.
Jangka waktu kontrak pembiayaan yang disalurkan oleh Perseroan atas kendaraan bermotor berkisar antara 12 - 60 bulan.
The period of consumer financing contracts for motor vehicles ranged between 12 - 60 months.
Angsuran dari saldo piutang pembiayaan konsumen - bruto per 31 Desember 2014 dan 2013 yang akan diterima dari konsumen berdasarkan tanggal jatuh temponya adalah sebagai berikut:
Installments of consumer financing receivables - gross balance as of 31 December 2014 and 2013 which will be received from customers based on the maturity dates are as follows:
31 Desember/December 31
2014 2013
Tahun Year 2014 - 7.868.722 2014 2015 10.303.514 5.640.765 2015 2016 7.615.902 3.067.720 2016 2017 4.677.818 1.097.519 2017 2018 1.877.611 175.244 2018 2019 230.824 440 2019 2020 dan sesudahnya 835 - 2020 and later
24.706.504 17.850.410
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
33
5. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan) 5. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (continued)
Rata-rata suku bunga efektif yang dikenakan kepada konsumen untuk tahun 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
Average effective interest rates charged to customers for the years ended 2014 and 2013 are as follows:
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31
2014 2013
Mobil 15% 13% Car Sepeda Motor 31% 24% Motorcycle
Analisa umur piutang pembiayaan konsumen - bruto adalah sebagai berikut:
The aging analysis of consumer financing receivables - gross are as follows:
31 Desember/December 31
2014 2013
Belum jatuh tempo 23.285.103 16.763.300 Current Lewat jatuh tempo: Overdue: 1 - 90 hari 1.171.956 893.688 1 - 90 days 91 - 120 hari 102.903 73.280 91 - 120 days 121 - 180 hari 130.713 102.920 121 - 180 days > 180 hari 15.829 17.222 > 180 days
24.706.504 17.850.410
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:
The movements in the allowance for impairment losses are as follows:
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31
2014 2013
Saldo awal 133.356 90.777 Beginning balance Penyisihan selama tahun berjalan 209.114 150.153 Provision made during the year Penghapusan piutang ragu-ragu (176.030) (134.864) Receivables written-off Pemulihan kembali piutang Recovery from receivables yang telah dihapusbukukan 28.412 27.290 written-off
Saldo akhir 194.852 133.356 Ending balance
Seluruh piutang pembiayaan konsumen pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dievaluasi secara kolektif terhadap penurunan nilai dan Perseroan telah mencadangkan cadangan kerugian penuruan nilai.
All consumer financing receivables as of 31 December 2014 and 2013 are collectively evaluated for impairment and the Company has provided allowance for impairment losses.
Piutang pembiayaan konsumen yang direstrukturisasi pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar 0,0027% dari saldo piutang pembiayaan konsumen - bruto (2013: 0,0189%).
The balance of restructured consumer financing receivables as of 31 December 2014 was 0.0027% of the consumer financing receivables balance - gross (2013: 0.0189%).
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
34
5. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan) 5. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2014, piutang pembiayaan konsumen yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank yang diterima oleh Perseroan dan utang obligasi seperti yang dijelaskan pada Catatan 14 dan 15 adalah sejumlah Rp4.013.436 (2013: Rp3.997.095).
As of 31 December 2014, total consumer financing receivables pledged as collateral for bank loans and bonds payable as disclosed in Notes 14 and 15 amounted to Rp4,013,436 (2013: Rp3,997,095).
Berdasarkan penelaahan terhadap piutang pembiayaan konsumen pada akhir tahun, manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai tersebut adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen.
Based on a review of the status of consumer financing receivables at the end of the year, the management is of the opinion that the allowance for impairment losses is sufficient to cover any possible losses from uncollectible consumer financing receivables.
6. INVESTASI NETO DALAM SEWA PEMBIAYAAN 6. NET INVESTMENT IN FINANCIAL LEASES 31 Desember/December 31
2014 2013
Investasi neto dalam sewa pembiayaan Net investment in financial leases Pihak ketiga Third parties Rupiah Rupiah Piutang sewa pembiayaan bruto 920.620 713.332 Finance lease receivable - gross Nilai sisa yang terjamin 236.200 173.118 Guaranteed residual value Pendapatan sewa pembiayaan yang ditangguhkan (136.883) (93.641) Unearned leased income Simpanan jaminan (236.200) (173.118) Security deposit
Piutang sewa pembiayaan 783.737 619.691 Finance lease receivable Cadangan kerugian penurunan nilai (17.213) (7.537) Allowance for impairments losses
Neto 766.524 612.154 Net
Jangka waktu kontrak pembiayaan yang disalurkan oleh Perseroan atas kendaraan bermotor berkisar antara 12 - 36 bulan.
The period of consumer financing contracts for motor vehicles ranged between 12 - 36 months.
Piutang sewa pembiayaan - bruto sesuai dengan tanggal jatuh temponya:
Finance leases receivable - gross have the following settlement agreement:
31 Desember/December 31
2014 2013
Tahun Year 2014 - 368.706 2014 2015 458.400 267.864 2015 2016 296.360 64.788 2016 2017 129.785 11.315 2017 2018 35.972 659 2018 2019 dan seterusnya 103 - 2019 and later
920.620 713.332
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
35
6. INVESTASI NETO DALAM SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan)
6. NET INVESTMENT IN FINANCIAL LEASES (continued)
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:
The movements in the allowance for impairment losses are as follows:
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31
2014 2013
Saldo awal 7.537 1.767 Beginning balance Penyisihan selama tahun berjalan 10.805 6.756 Provision made during the year Penghapusan piutang (1.684) (1.486) Receivables written-off Pemulihan kembali piutang yang telah dihapusbukukan 555 500 Recovery of written-off receivables
Saldo akhir 17.213 7.537 Ending balance
Rata-rata suku bunga efektif yang dikenakan kepada konsumen untuk tahun 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
Average effective interest rates charged to customers for the years ended 2014 and 2013 are as follows:
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31
2014 2013
Mobil 16,55% 12,3% Car Alat berat 9,01% 12,3% Heavy Equipment
Analisa umur piutang pembiayaan investasi neto dalam sewa pembiayaan - bruto adalah sebagai berikut:
The aging analysis of net investment in financial leases - gross are as follows:
31 Desember/December 31
2014 2013
Belum jatuh tempo 846.024 664.369 Current Lewat jatuh tempo: Overdue: 1 - 90 hari 42.123 33.347 1 - 90 days 91 - 120 hari 2.983 3.723 91 - 120 days 121 - 180 hari 29.490 1.453 121 - 180 days > 180 hari - 10.440 > 180 days
920.620 713.332
Pada saat transaksi sewa pembiayaan ditandatangani, penyewa pembiayaan memberikan uang jaminan yang akan diperhitungkan dengan nilai jual aset sewa pembiayaan pada saat transaksi berakhir bila penyewa pembiayaan menggunakan hak opsinya untuk membeli aset sewa pembiayaan tersebut. Jika penyewa tidak menggunakan hak opsinya, jaminan tersebut akan dikembalikan kepada penyewa pembiayaan.
At the signing of lease contracts, the lessee is required to pay a security deposit, which will be applied against the selling price of the leased asset at the end of the lease term if the lessee exercises his option to purchase the leased asset. Otherwise, the security deposit will be refunded to the lessee.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
36
6. INVESTASI NETO DALAM SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan)
6. NET INVESTMENT IN FINANCIAL LEASES (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, investasi neto dalam sewa pembiayaan yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank yang diterima oleh Perseroan dan utang obligasi seperti yang dijelaskan pada Catatan 14 dan 15 adalah sejumlah Rp700.175 (2013: Rp100.488).
As of 31 December 2014 and 2013, total net investment in financial lease pledged as collateral for bank loans and bonds payable as disclosed in Notes 14 and 15 amounted to Rp700,175 (2013: Rp100,488).
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang sewa pembiayaan.
Management believes that the existing allowance for impairment losses is adequate to cover possible losses arising from uncollectible finance lease receivable.
7. PIUTANG LAIN-LAIN 7. OTHER RECEIVABLES 31 Desember/December 31
2014 2013
Pihak ketiga Third parties Piutang asuransi 21.729 19.279 Insurance receivables Receivables from sales of collateral Piutang penjualan kendaraan jaminan 12.105 3.014 vehicle Piutang akseptasi klaim 3.499 - Claim acceptance receivables Piutang koperasi 133 152 Receivables from “koperasi” Lain-lain 6.455 5.101 Others
43.921 27.546
Dikurangi: Less: Cadangan kerugian penurunan nilai (794) (813) Allowance for impairment losses
43.127 26.733 Pihak berelasi Related parties PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 283.675 222.565 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) 36.031 - PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) PT Tunas Ridean Tbk 620 620 PT Tunas Ridean Tbk
320.326 223.185
363.453 249.918
Lihat catatan 24a untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi.
Refer to Note 24a for details of balances and transactions with related parties.
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:
The movements in the allowance for impairment losses are as follows:
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31
2014 2013
Saldo awal 813 979 Beginning balance Pembalikan selama tahun berjalan (19) (166) Reversal made during the year
Saldo akhir 794 813 Ending balance
Berdasarkan penelaahan terhadap piutang lain-lain pada akhir tahun, manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang.
Based on a review of the status of other receivables at the end of the year, management is of the opinion that the allowance for impairment losses is sufficient to cover any possible losses from uncollectible receivables.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
37
8. PERPAJAKAN 8. TAXATION
a. Utang pajak kini a. Current tax liabilities 31 Desember/December 31
2014 2013
Pajak penghasilan badan Corporate income tax (lihat Catatan 8b) 4.504 10.656 (refer to Note 8b) Pasal 25 6.533 5.177 Article 25
11.037 15.833
b. Beban pajak b. Tax expense
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31
2014 2013
Kini - final 3.960 1.405 Current - final Kini - non final 77.455 62.553 Current - non final Tangguhan (lihat Catatan 8c) (3.158) (3.167) Deferred (refer to Note 8c)
78.257 60.791
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dengan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak penghasilan dan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
The reconciliation between income tax expense and the theoretical tax amount on the Company’s income before tax expense are as follows:
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31
2014 2013
Laba sebelum beban pajak 312.245 237.103 Income before tax expense Pajak dihitung pada tarif pajak 78.061 59.276 Tax calculated at tax rates Penghasilan bunga dikenakan Interest income subject to pajak final (4.949) (1.757) final tax Beban yang tidak dapat dikurangkan 1.185 1.867 Non-deductible expenses Pajak penghasilan pasal 4 (2) - final 3.960 1.405 Income tax article 4 (2) - final
Beban pajak 78.257 60.791 Tax expense
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
38
8. PERPAJAKAN (lanjutan) 8. TAXATION (continued)
b. Beban pajak (lanjutan) b. Tax expense (continued)
Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak menurut laporan laba rugi komprehensif dengan penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut:
Reconciliation between income before tax expense, as shown in the statements of comprehensive income, and estimated taxable income is as follows:
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31
2014 2013
Laba sebelum beban pajak 312.245 237.103 Income before tax expense
Koreksi fiskal: Fiscal corrections: Beda temporer Temporary differences Penyisihan kerugian penurunan nilai (19) (166) Provision for impairment losses Selisih antara nilai buku aset Difference in net book value tetap komersial dan fiskal (359) 1.842 between commercial and fiscal Penyisihan imbalan kerja karyawan 4.217 2.536 Provision for employee benefits Penyisihan bonus 7.642 8.458 Provision for bonus Penyisihan suspend 1.150 - Provision for suspend
12.631 12.670 Beda tetap Permanent differences Beban yang tidak dapat dikurangkan 4.741 7.467 Non-deductible expenses Penghasilan bunga dikenakan pajak final (19.798) (7.026) Interest income subject to final tax
(15.057) 441 Penghasilan kena pajak 309.819 250.214 Taxable income
Beban pajak 77.455 62.553 Tax expense Dikurangi: Less: Pajak dibayar dimuka Prepaid taxes Pasal 23 (1.567) (205) Article 23 Pasal 25 (71.384) (51.692) Article 25
Utang pajak penghasilan badan 4.504 10.656 Corporate income tax payable
Pendapatan bunga yang Interest income dikenakan pajak final 19.798 7.026 subject to final tax
Pajak penghasilan pasal 4 (2) - final 3.960 1.405 Income tax article 4 (2) - final Dikurangi: Less: Pajak dibayar di muka (3.960) (1.405) Prepaid tax
- -
Perhitungan pajak penghasilan badan tahun 2014 menjadi dasar pada saat Perseroan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Badan tahun 2014.
The corporate income tax calculation for year 2014 will becomes the basis when the Company file its Annual Corporate Income Tax Return year 2014.
Untuk tahun 2013, Perseroan telah menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan sesuai dengan perhitungan di atas.
For year 2013, the Company has submitted its Annual Corporate Income Tax Return in accordance with the above computation.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
39
8. PERPAJAKAN (lanjutan) 8. TAXATION (continued)
c. Aset/(liabilitas) pajak tangguhan - neto c. Deferred tax assets/(liabilities) - net Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif/ Credited (charged) to Statement of 1 Januari/ Comprehensive Penyesuaian/ 31 Desember/ January 2014 income Adjustment December 2014
Cadangan kerugian Allowance for penurunan nilai 203 (5) - 198 impairment losses Selisih antara nilai buku Difference in net book value aset tetap komersial of fixed assets between dan fiskal 397 (90) - 307 commercial and fiscal Penyisihan imbalan Provision for employee kerja karyawan 2.273 1.054 - 3.327 benefits Penyisihan bonus 4.864 1.911 - 6.775 Provision for bonus Penyisihan suspend - 288 - 288 Provision for suspend
7.737 3.158 - 10.895
Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif/ Credited (charged) to Statement of 1 Januari/ Comprehensive Penyesuaian/ 31 Desember/ January 2013 income Adjustment December 2013
Cadangan kerugian Allowance for penurunan nilai 245 (42) - 203 impairment losses Selisih antara nilai buku Difference in net book value aset tetap komersial of fixed assets between dan fiskal (63) 460 - 397 commercial and fiscal Penyisihan imbalan Provision for employee kerja karyawan 1.638 635 - 2.273 benefits Penyisihan bonus 2.750 2.114 - 4.864 Provision for bonus
4.570 3.167 - 7.737
d. Surat ketetapan pajak d. Tax assessment letter
Tahun pajak 2006 Fiscal year 2006
Pada bulan September 2008, Perseroan menerima surat ketetapan pajak yang menyatakan lebih bayar atas pajak penghasilan (PPh) Badan untuk tahun pajak 2006 sebesar Rp6.588 dari sejumlah Rp6.574 yang diklaim oleh Perseroan dan ketetapan kurang bayar atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN), PPh 23 dan PPh 21 sebesar Rp16.026. Perseroan membayarkan sejumlah Rp9.438 setelah mengurangkan dengan kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan pada bulan Oktober 2008. Perseroan tidak menyetujui SKPKB PPN tahun pajak 2006 dan mengajukan keberatan atas sebagian ketetapan ini sebesar Rp16.012 pada tanggal 10 Desember 2008.
In September 2008, the Company received a tax assessment letter for fiscal year 2006 confirming an overpayment of corporate income tax amounting to Rp6,588 out of Rp6,574 claimed by the Company and underpayment of VAT, income tax article 23 and 21 amounting to Rp16,026. The Company paid the amount of Rp9,438 after offsetting with overpayment of corporate income tax in October 2008. The Company did not agree with the tax underpayment of VAT for fiscal year 2006 and submitted an objection against part of these assessments amounting to Rp16,012 on 10 December 2008.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
40
8. PERPAJAKAN (lanjutan) 8. TAXATION (continued)
d. Surat ketetapan pajak (lanjutan) d. Tax Assessment letter (continued)
Tahun pajak 2006 (lanjutan) Fiscal year 2006 (continued)
Pada tanggal 2 Oktober 2009, Perseroan telah menerima Keputusan Kantor Pajak berkaitan dengan pengurangan sanksi administrasi atas PPN untuk tahun pajak 2006 sebesar Rp15.
On 2 October 2009, the Company accepted the Tax Office Decision in relation to the reduction in 2006 VAT administration sanction of Rp15.
Pada tanggal 21 Oktober 2009, Kantor Pajak menolak semua sisa keberatan Perseroan. Perseroan mengajukan banding atas keputusan tersebut ke Pengadilan Pajak pada tanggal 29 Oktober 2009. Pengadilan Pajak mengabulkan banding yang diajukan oleh Perseroan melalui suratnya No. PUT.29774/PP/M/XVII/16/2011 dan PUT.29775/PP/M/XVII/16/2011 tanggal 15 Maret 2011 yang membatalkan koreksi kantor pajak mengenai objek Pajak Pertambahan Nilai atas penjualan kendaraan jaminan dan diskon asuransi, dimana Pengadilan Pajak memutuskan bahwa penjualan kendaraan jaminan dan diskon asuransi bukan merupakan objek Pajak Pertambahan Nilai. Perseroan memperoleh surat restitusi pajak tertanggal 9 Mei 2011 dan menerima pembayaran dari Kantor Pajak sejumlah Rp14.071 dan bunga sebesar Rp6.754.
On 21 October 2009, the Tax Office rejected all of the Company’s remaining objections. The Company submitted an appeal to the tax court on 29 October 2009. The Tax Court accepted the Company’s appeal through its letter No. PUT.29774/PP/M/XVII/16/2011 and PUT.29775/PP/M/XVII/16/2011 dated 15 March 2011 which cancelled the Tax Office’s assessment concerning VAT on sale of repossessed collateral and insurance discount, whereby the Tax Court decided that sale of repossessed collateral and insurance discount were not subject to VAT. The Company obtained a tax refund letter dated 9 May 2011 and then received the tax refund from the Tax Office amounting Rp14,071 and interest of Rp6,754.
Kantor Pajak telah mengajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung pada tanggal 30 Juni 2011. Mahkamah Agung menolak permohonan Peninjauan Kembali dari Kantor Pajak tersebut dengan surat putusan No. 749/B/PK/PJK/2011 tanggal 2 Agustus 2012.
The Tax Office has filed a Judicial Review to the Supreme Court on 30 June 2011. The Supreme Court has rejected the appeal for Judicial Review from the Tax Office with its decision letters No. 749/B/PK/PJK/2011 dated 2 August 2012.
Perseroan memperoleh surat restitusi pajak perihal pengurangan denda untuk tahun pajak 2006 tertanggal 22 Agustus 2013 dan menerima pembayaran dari Kantor Pajak sejumlah Rp1.930.
The Company obtained a tax refund letter regarding deduction of tax penalty for fiscal year 2006 dated 22 August 2013 and then received the tax refund from the Tax Office to a total amount of Rp1,930.
e. Administrasi e. Administration
Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perseroan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang. Direktur Jenderal Pajak ("DJP") dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak dalam jangka waktu tertentu. Untuk tahun pajak 2007 dan sebelumnya, jangka waktu tersebut adalah sepuluh tahun sejak saat terutangnya pajak tetapi tidak lebih dari tahun 2013, sedangkan untuk tahun pajak 2008 dan seterusnya, jangka waktunya adalah lima tahun sejak saat terutangnya pajak.
Under the Taxation Laws of Indonesia, the Company submits tax returns on the basis of self assessment. The Director General of Taxes ("DGT") may assess or amend taxes within a certain period. For the fiscal years of 2007 and before, this period is within ten years from the time the tax becomes due, but no later than 2013, while for fiscal years of 2008 and onwards, the period is within five years from the time the tax becomes due.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
41
9. ASET TETAP 9. FIXED ASSETS 2014
1 Januari/ Penambahan/ (Pengurangan)/ Reklasifikasi/ 31 Desember/ January 1 Additions (Deductions) Reclassifications December 31
Aset tetap Fixed assets Kepemilikan langsung Direct ownership Harga perolehan Cost Tanah 6.261 - - 15.518 21.779 Land Bangunan 8.093 137 9.339 17.569 Buildings Kendaraan - 6 - 6 Vehicles Perabotan dan peralatan kantor 43.961 20.237 (2.066) - 62.132 Furniture and office equipment Renovasi bangunan sewa 12.929 5.857 - - 18.786 Leasehold improvement Bangunan dalam pengerjaan 8.620 16.237 - (24.857) - Construction in progress building
79.864 42.474 (2.066) - 120.272
Akumulasi penyusutan Accumulated depreciation Bangunan (1.830) (432) - - (2.262) Buildings Kendaraan - (1) - - (1) Vehicles Perabot dan peralatan kantor (25.176) (8.015) 2.059 - (31.132) Furniture and office equipment Renovasi bangunan sewa (8.852) (3.494) - - (12.346) Leasehold improvement
(35.858) (11.942) 2.059 - (45.741)
Nilai buku neto 44.006 74.531 Net book value
2013
1 Januari/ Penambahan/ (Pengurangan)/ Reklasifikasi/ 31 Desember/ January 1 Additions (Deductions) Reclassifications December 31
Aset tetap Fixed assets Kepemilikan langsung Direct ownership Harga perolehan Cost Tanah 3.190 - - 3.071 6.261 Land Bangunan 3.470 3.947 (95) 771 8.093 Buildings Kendaraan 480 - (480) - - Vehicles Perabotan dan peralatan kantor 34.689 9.803 (531) - 43.961 Furniture and office equipment Renovasi bangunan sewa 8.722 4.207 - - 12.929 Leasehold improvement Bangunan dalam pengerjaan 3.037 9.425 - (3.842) 8.620 Construction in progress building
53.588 27.382 (1.106) - 79.864
Akumulasi penyusutan Accumulated depreciation Bangunan (1.560) (306) 36 - (1.830) Buildings Kendaraan (304) - 304 - - Vehicles Perabot dan peralatan kantor (19.684) (6.023) 531 - (25.176) Furniture and office equipment Renovasi bangunan sewa (4.179) (4.673) - - (8.852) Leasehold improvement
(25.727) (11.002) 871 - (35.858)
Nilai buku neto 27.861 44.006 Net book value
Rincian bangunan dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:
Details of construction in progress building as of 31 December 2013 are as follows:
31 Desember/December 2013
Estimasi tahun Persentase penyelesaian/ penyelesaian/ Jumlah/ Estimated year Percentage of Amount of completion completion
Renovasi dalam penyelesaian untuk pembukaan jaringan Renovation in progress usaha baru 8.620 2014 75% - 95% for new business networks
8.620
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
42
9. ASET TETAP (lanjutan) 9. FIXED ASSETS (continued)
Seluruh aset tetap kepemilikan langsung kecuali tanah, telah diasuransikan dengan pihak ketiga, PT Asuransi Adira Dinamika dengan jumlah pertanggungan asuransi sebesar Rp98.845 pada 31 Desember 2014 (2013: Rp73.680) yang menurut manajemen cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian karena kebakaran, kebanjiran, huru-hara dan gempa bumi.
Direct ownership fixed assets, except for land, are insured with a third party, PT Asuransi Adira Dinamika, for a sum insured of Rp98,845 as of 31 December 2014 (2013: Rp73,680) which according to the management is sufficient to cover possible losses due to fire, flood, public disorder/riots and earthquake.
Tanah Perseroan berupa sertifikat Hak Guna Bangunan (“HGB”) yang mempunyai masa manfaat selama 20 sampai dengan 30 tahun yang akan jatuh tempo antara 21 Oktober 2017 sampai dengan 24 September 2027. Manajemen berpendapat bahwa HGB tersebut dapat diperbaharui atau diperpanjang pada saat jatuh tempo.
Land is held in the form of certificates of Hak Guna Bangunan (“HGB”) which have useful lives of 20 to 30 years, which will be due ranging from 21 October 2017 to 24 September 2027. Management believes that the HGB can be renewed or extended upon expiration.
Rincian keuntungan atas pelepasan aset tetap adalah sebagai berikut:
Details of gain on disposal of fixed assets are as follows:
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31
2014 2013
Hasil pelepasan aset tetap 117 398 Proceed from disposal of fixed assets Nilai buku aset tetap (7) (235) Book value
Laba atas pelepasan aset tetap 110 163 Gain on disposal of fixed assets
Keuntungan atas pelepasan aset tetap diakui sebagai bagian dari “pendapatan lain-lain” pada laporan laba rugi komprehensif.
Gain on disposal of fixed assets is recognized as part of “other income” in the statement of comprehensive income.
Manajemen berpendapat tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas aset tetap yang dimiliki perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.
Management believes that there is no impairment of Company’s assets as of 31 December 2014 and 2013.
Tidak ada aset tetap yang dijadikan jaminan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.
There were no fixed assets pledged as collateral as of 31 December 2014 and 2013.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
43
10. ASET LAIN-LAIN 10. OTHER ASSETS 31 Desember/December 31
2014 2013
Pihak ketiga Third parties Sewa dibayar dimuka 16.137 11.069 Prepaid rent Setoran dalam perjalanan 12.772 4.989 Deposit in transit Asuransi dibayar di muka 418 102 Prepaid insurance Piutang bunga 241 220 Interest receivable Perbaikan dan pemeliharaan dibayar di muka 138 282 Prepaid service and maintenance Piutang karyawan 119 135 Employee receivables Lain-lain 7.020 5.624 Others
36.845 22.421 Pihak berelasi Related parties Sewa dibayar dimuka 966 442 Prepaid rent
37.811 22.863
Lain-lain merupakan persediaan materai Perseroan dan uang jaminan untuk penggunaan listrik, air dan telepon yang berkaitan dengan sewa gedung.
Others mainly represents the Company’s stamp duty and security deposits for electricity, water and telephone usage related to building rent.
Lihat Catatan 24a untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi.
Refer to Note 24a for details of balances and transactions with related parties.
11. UTANG USAHA 11. TRADE PAYABLES 31 Desember/December 31
2014 2013
Pihak ketiga Third parties Utang kendaraan 436.236 197.815 Vehicle payables Utang asuransi 87.282 62.983 Insurance payables
523.518 260.798
Utang usaha merupakan utang kepada pemasok atas pembiayaan kendaraan bermotor dan utang kepada perusahaan asuransi yang berkaitan dengan pembiayaan kendaraan bermotor.
Trade payables represent payables to suppliers for motor vehicle financing and payables to insurance companies in relation to motor vehicle financing.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
44
12. UTANG LAIN-LAIN 12. OTHER PAYABLES 31 Desember/December 31
2014 2013
Pihak ketiga Third parties Titipan konsumen 37.230 13.565 Customer deposits Liabilitas pajak Tax liabilities Pasal 21 6.043 7.243 Article 21 Pasal 23 924 1.498 Article 23 PPh Final 188 21 Final Tax PPN keluaran 19.292 2 VAT out Lain-lain 20.928 5.203 Others
84.605 27.532
Pihak berelasi Related parties PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 53.559 134.665 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk. 240 240 PT Tunas Ridean Tbk.
53.799 134.905
138.404 162.437
Titipan konsumen terutama berhubungan dengan cicilan pembayaran piutang pembiayaan konsumen yang masih dalam proses identifikasi.
Customer deposits represent installment of consumer financing receivables which are still in identification process.
Lain-lain terutama terdiri dari utang kepada pihak ketiga yang berkaitan dengan biaya notaris, fidusia, dan pembelian aset tetap.
Others mainly consist of payables to third parties related to notary fee, fiduciary, and purchasing of fixed assets.
Lihat Catatan 24b untuk rincian saldo dan transaksi pihak berelasi.
Refer to Note 24b for details of balances and transactions with related parties.
13. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR 13. ACCRUED EXPENSES 31 Desember/December 31
2014 2013
Pihak ketiga Third parties Gaji dan tunjangan 29.068 21.624 Salaries and allowances Bunga yang masih harus dibayar 25.023 20.320 Accrued interest Promosi 28.819 16.419 Promotion Telepon 1.409 1.166 Telephone Perbaikan dan pemeliharaan 833 538 Repairs and maintenance Lain-lain 9.243 5.644 Others
94.395 65.711
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
45
14. PINJAMAN BANK 14. BANK LOANS 31 Desember/December 31
2014 2013
Revolving 199.940 652.976 Revolving Non revolving 4.105.864 2.602.851 Non revolving
4.305.804 3.255.827 Biaya provisi yang belum diamortisasi (14.662) (14.764) Unamortized provision cost
4.291.142 3.241.063
Jumlah fasilitas yang ditarik/ Jumlah pinjaman/ Jatuh tempo fasilitas/ Withdrawn facility amount Loan amount Maturity date of the facility
2014 2013 2014 2013 2014 2013
Revolving Rupiah Pihak ketiga/Third parties PT Bank Danamon Februari/ Indonesia Tbk. - 22.500 - 1.250 - February 2014 Juli/ - 15.000 - 2.917 - July 2014 Juli/ - 13.500 - 2.625 - July 2014 September/ PT Bank Central Asia Tbk. - 250.000 - 229.167 - September 2016 September - 155.000 - 142.083 - September 2016
- 456.000 - 378.042
Pihak berelasi/Related parties PT Bank Negara Oktober/ Indonesia (Persero) Tbk. - 4.174 - 640 - October 2014 Desember/ - 1.054 - 161 - December 2014 Desember/ - 65.599 - 17.566 - December 2014 Desember/ - 478 - 92 - December 2014 Desember/ - 242 - 20 - December 2014 Januari/ Januari/ 17.980 17.980 222 4.977 January 2015 January 2015 Januari/ - 3.646 - 15 - January 2014 Februari/ Februari/ 557 557 12 150 February 2015 February 2015 Maret/ Maret/ 12.576 12.576 394 3.415 March 2015 March 2015 Maret/ - 5.499 - 184 - March 2014 Maret/ Maret/ 3.305 3.305 132 1.014 March 2015 March 2015 Maret/ - 13.024 - 1.109 - March 2014 April/ - 11.139 - 1.499 - April 2014 April/ April/ 2.848 2.848 137 1.049 April 2015 April 2015 April/ - 724 - 63 - April 2014 Mei/ Mei/ 2.496 2.496 172 894 May 2015 May 2015 Juni/ Juni/ 8.287 8.287 1.033 3.487 June 2015 June 2015 Juni/ Juni/ 1.654 1.654 186 771 June 2015 June 2015 Juni/ - 1.174 - 184 - June 2014 Juni/ Juni/ 4.913 4.913 289 1.280 June 2015 June 2015 Juli/ Juli/ 17.244 17.244 1.783 7.197 July 2015 July 2015 Juli/ Juli/ 4.101 4.101 592 1.958 July 2015 July 2015
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
46
14. PINJAMAN BANK (lanjutan) 14. BANK LOANS (continued)
Jumlah fasilitas yang ditarik/ Jumlah pinjaman/ Jatuh tempo fasilitas/ Withdrawn facility amount Loan amount Maturity date of the facility
2014 2013 2014 2013 2014 2013
Revolving (lanjutan/continued) Rupiah (lanjutan/continued) Pihak berelasi (lanjutan)/ Related parties (continued) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Agustus/ Agustus/ (lanjutan/continued) 27.227 27.227 4.491 14.275 August 2015 August 2015 Agustus/ Agustus/ 8.878 8.878 1.502 4.673 August 2015 August 2015 Agustus/ Agustus/ 685 685 116 285 August 2015 August 2015 September/ September/ 22.657 22.657 4.198 12.688 September 2015 September 2015 September/ September/ 13.360 13.360 2.569 7.595 September 2015 September 2015 September/ September/ 16.256 16.256 3.058 8.940 September 2015 September 2015 Oktober/ Oktober/ 24.774 24.774 4.939 13.322 October 2015 October 2015 Oktober/ Oktober/ 20.262 20.262 4.025 11.327 October 2015 October 2015 Oktober/ Oktober/ 3.848 3.848 628 1.744 October 2015 October 2015 Oktober/ Oktober/ 6.937 6.937 1.851 4.342 October 2015 October 2015 November/ November/ 10.007 10.007 2.807 6.282 November 2015 November 2015 November/ November/ 51.635 51.635 11.176 30.720 November 2015 November 2015 April/ April/ 5.529 5.529 1.457 3.844 April 2016 April 2016 Mei/ Mei/ 10.337 10.337 4.401 8.349 May 2016 May 2016 Juni/ Juni/ 1.115 1.115 497 823 June 2016 June 2016 April/ 244 - 18 - April 2015 - Mei/ 624 - 255 - May 2015 - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Desember/ - 98.000 - 98.000 - December 2016 Desember/ 49.000 - 49.000 - December 2017 - Desember/ 49.000 - 49.000 - December 2017 - Desember/ 49.000 - 49.000 - December 2017 -
447.336 504.221 199.940 274.934
Jumlah/Total revolving 447.336 960.221 199.940 652.976
Non revolving Rupiah Pihak ketiga/Third parties April/ PT Bank Central Asia Tbk. - 25.000 - 2.778 - April 2014 Mei/
- 40.000 - 5.556 - May 2014 Mei/ - 25.000 - 3.472 - May 2014 Mei/ - 50.000 - 6.944 - May 2014 Juni/ - 30.000 - 5.000 - June 2014 Juni/ - 40.000 - 6.667 - June 2014 Juni/ - 20.000 - 3.333 - June 2014 Juni/ - 20.000 - 3.333 - June 2014 Juni/ Juni/ 64.000 64.000 10.667 32.000 June 2015 June 2015 Juni/ Juni/ 30.000 30.000 5.000 15.000 June 2015 June 2015 Juli/ Juli/ 25.000 25.000 4.861 13.194 July 2015 July 2015 Juli/ Juli/ 20.000 20.000 3.889 10.556 July 2015 July 2015
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
47
14. PINJAMAN BANK (lanjutan) 14. BANK LOANS (continued)
Jumlah fasilitas yang ditarik/ Jumlah pinjaman/ Jatuh tempo fasilitas/ Withdrawn facility amount Loan amount Maturity date of the facility
2014 2013 2014 2013 2014 2013
Non revolving (lanjutan/continued) Rupiah (lanjutan/continued) Pihak ketiga (lanjutan)/ Third parties (continued) PT Bank Central Asia Tbk. Juli/ Juli/ (lanjutan/continued) 31.000 31.000 6.028 16.361 July 2015 July 2015 Agustus/ Agustus/ 50.000 50.000 11.111 27.778 August 2015 August 2015 September/ September/ 15.000 15.000 3.750 8.750 September 2015 September 2015 Oktober/ Oktober/ 15.000 15.000 4.167 9.167 October 2015 October 2015 Januari/ Januari/ 75.000 75.000 27.083 52.083 January 2016 January 2016 Januari/ Januari/ 25.000 25.000 9.028 17.361 January 2016 January 2016 Februari/ Februari/ 75.000 75.000 29.167 54.167 February 2016 February 2016 Maret/ Maret/ 50.000 50.000 20.833 37.500 March 2016 March 2016 Maret/ Maret/ 75.000 75.000 31.250 56.250 March 2016 March 2016 September/ 250.000 - 145.833 - September 2016 - September/ 155.000 - 90.416 - September 2016 - Maret/ 70.000 - 43.750 - March 2016 - Maret/ Maret/ PT Bank Commonwealth 30.000 30.000 12.500 22.500 March 2016 March 2016 Maret/ Maret/ 35.000 35.000 14.583 26.250 March 2016 March 2016 April/ April/ 65.000 65.000 28.889 50.555 April 2016 April 2016 Juni/ 50.000 - 41.667 - June 2017 - Juni/ 19.000 - 15.833 - June 2017 - Februari/ PT Bank Panin Tbk. - 100.000 - 5.555 - February 2014 Februari/ - 50.000 - 2.778 - February 2014 Maret/ - 75.000 - 6.250 - March 2014 Maret/ - 25.000 - 2.083 - March 2014 Maret/ - 25.000 - 2.083 - March 2014 April/ - 50.000 - 5.556 - April 2014 April/ - 75.000 - 8.333 - April 2014 Agustus/ - 25.000 - 5.556 - August 2014 Agustus/ - 20.000 - 4.444 - August 2014 Agustus/ - 55.000 - 12.222 - August 2014 Oktober/ - 50.000 - 13.889 - October 2014 November/ - 150.000 - 45.833 - November 2014 Februari/ Februari/ 97.000 97.000 5.389 37.722 February 2015 February 2015 Maret/ Maret/ 30.000 30.000 2.500 12.500 March 2015 March 2015 April/ April/ 20.000 20.000 2.222 8.889 April 2015 April 2015 Mei/ Mei/ 53.000 53.000 7.361 25.028 May 2015 May 2015 Agustus/ 38.600 - 12.867 - August 2014 September/ - 21.000 - 7.875 - September 2014 September/ - 13.000 - 4.875 - September 2014 September/ - 13.000 - 4.875 - September 2014 Oktober/ - 16.000 - 6.667 - October 2014 September/ September/ 50.000 50.000 12.500 29.167 September 2015 September 2015
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
48
14. PINJAMAN BANK (lanjutan) 14. BANK LOANS (continued)
Jumlah fasilitas yang ditarik/ Jumlah pinjaman/ Jatuh tempo fasilitas/ Withdrawn facility amount Loan amount Maturity date of the facility
2014 2013 2014 2013 2014 2013
Non revolving (lanjutan/continued) Rupiah (lanjutan/continued) Pihak ketiga (lanjutan)/ Third parties (continued) September/ September/ PT Bank Panin Tbk. (lanjutan) 60.000 60.000 15.000 35.000 September 2015 September 2015 Oktober/ Oktober/ 60.000 60.000 16.667 36.667 October 2015 October 2015 Oktober/ Oktober/ 28.400 28.400 7.889 17.355 October 2015 October 2015 November/ November/ 19.000 19.000 5.806 12.139 November 2015 November 2015 Desember/ Desember/ 27.000 27.000 9.000 18.000 December 2015 December 2015 Desember/ Desember/ 45.000 45.000 15.000 30.000 December 2015 December 2015 Desember/ Desember/ 70.000 70.000 23.333 46.667 December 2015 December 2015 Desember/ Desember/ 11.500 11.500 3.833 7.667 December 2015 December 2015 Desember/ Desember/ 20.000 20.000 10.000 15.000 December 2016 December 2016 Januari/ Januari/ 60.000 60.000 21.667 41.667 January 2016 January 2016 Januari/ Januari/ 25.000 25.000 9.028 17.361 January 2016 January 2016 Januari/ Januari/ 22.500 22.500 8.125 15.625 January 2016 January 2016 Maret/ Maret/ 56.000 56.000 23.333 42.000 March 2016 March 2016 Maret/ Maret/ 50.000 50.000 28.125 40.625 March 2017 March 2017 Maret/ - 15.000 - 3.750 - March 2014 Maret/ Maret/ 85.000 85.000 35.417 63.750 March 2016 March 2016 Maret/ Maret/ 59.000 59.000 24.583 44.250 March 2016 March 2016 Maret/ - 15.000 - 3.750 - March 2014 Mei/ - 20.000 - 8.333 - May 2014 Juni/ Juni/ 10.000 10.000 5.000 8.333 June 2016 June 2016 Juni/ Juni/ 50.000 50.000 25.000 41.667 June 2016 June 2016 Juni/ Juni/ 40.000 40.000 20.000 33.333 June 2016 June 2016 Agustus/ Agustus/ 125.000 125.000 69.444 111.111 August 2016 August 2016 Agustus/ Agustus/ 75.000 75.000 41.667 66.667 August 2016 August 2016 Desember/ Desember/ 10.000 10.000 6.667 10.000 December2016 December 2016 Maret/ 200.000 - 150.000 - March 2017 - Maret/ 190.000 - 142.500 - March 2017 - Maret/ 100.000 - 75.000 - March 2017 - Mei/ 10.000 - 8.055 - May 2017 - Juni/ 80.000 - 66.667 - June 2017 - Juni/ 120.000 - 100.000 - June 2017 - Juni/ 200.000 - 166.667 - June 2017 - Agustus/ 40.000 - 35.555 - August 2017 - September/ 50.000 - 45.833 - September 2017 - Desember/ 200.000 - 200.000 - December 2018 - Desember/ 50.000 - 50.000 - December 2017 - Desember/ 50.000 - 50.000 - December 2017 - Desember/ 70.000 - 70.000 - December 2017 -
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
49
14. PINJAMAN BANK (lanjutan) 14. BANK LOANS (continued)
Jumlah fasilitas yang ditarik/ Jumlah pinjaman/ Jatuh tempo fasilitas/ Withdrawn facility amount Loan amount Maturity date of the facility
2014 2013 2014 2013 2014 2013
Non revolving (lanjutan/continued) Rupiah (lanjutan/continued) Pihak ketiga (lanjutan)/ Third parties (continued) Juni/ PT Bank OCBC NISP Tbk. - 50.000 - 8.333 - June 2014 Juli/ - 30.000 - 5.833 - July 2014 Juli/ - 20.000 - 3.889 - July 2014 Desember/ - 10.000 - 3.333 - December 2014
Februari/ Februari/ 40.000 40.000 2.222 15.556 February 2015 February 2015 Februari/ Bank of China Limited 10.000 - 1.667 - February 2015 - Februari/ 10.000 - 1.667 - February 2015 - Juni/ 8.500 - 6.375 - June 2016 - Oktober/ 22.500 - 18.750 - October 2015 - Oktober/ 30.000 - 25.000 - October 2015 - November/ 69.000 - 63.250 - November 2015 - Desember/ PT Bank CTBC Indonesia 20.000 - 20.000 - December 2017 - Desember// 80.000 - 80.000 - December 2017 -
4.132.400 3.180.000 2.394.069 1.559.263
Pihak berelasi/ Related parties Januari/ PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. - 25.000 - 806 - January 2014 Januari/ - 25.000 - 806 - January 2014 Januari/ - 25.000 - 806 - January 2014 Januari/ - 25.000 - 806 - January 2014 Januari/ - 25.000 - 806 - January 2014 Januari/ - 15.000 - 483 - January 2014 April/ - 12.000 - 1.527 - April 2014 Juli/ - 14.500 - 3.186 - July 2014 September/ - 11.500 - 3.221 - September 2014 Februari/ Februari/ 10.000 10.000 642 4.265 February 2015 February 2015 Mei/ Mei/ 10.000 10.000 1.564 5.076 May 2015 May 2015 Mei/ Mei/ 8.500 8.500 1.330 4.315 May 2015 May 2015 Oktober/ Oktober/ 11.000 11.000 3.375 7.089 October 2015 October 2015 Oktober/ Oktober/ 11.000 11.000 3.358 7.070 October 2015 October 2015 Oktober/ - 3.000 - 1.310 - October 2014 Oktober/ - 4.000 - 1.747 - October 2014 Oktober/ Oktober/ 6.000 6.000 1.832 3.856 October 2015 October 2015 Oktober/ - 1.000 - 437 - October 2014 Oktober/ Oktober/ 70.000 70.000 21.368 44.990 October 2015 October 2015 November/ November/ 28.000 28.000 9.368 18.746 November 2015 November 2015 November/ - 6.000 - 2.873 - November 2014 November/ - 8.000 - 3.830 - November 2014 November/ - 4.600 - 2.202 - November 2014
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
50
14. PINJAMAN BANK (lanjutan) 14. BANK LOANS (continued)
Jumlah fasilitas yang ditarik/ Jumlah pinjaman/ Jatuh tempo fasilitas/ Withdrawn facility amount Loan amount Maturity date of the facility
2014 2013 2014 2013 2014 2013
Non revolving (lanjutan/continued) Rupiah (lanjutan/continued) Pihak berelasi (lanjutan)/ Related parties (continued) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. November/ November/ lanjutan (continued) 22.500 22.500 7.527 15.063 November 2015 November 2015 November/ November/ 7.000 7.000 2.342 4.686 November 2015 November 2015 Desember/ - 10.800 - 5.622 - December 2014 Desember/ Desember/ 64.000 64.000 23.272 44.548 December 2015 December 2015 December/ - 6.000 - 3.123 - December 2014 Desember/ Desember/ 17.300 17.300 6.291 12.042 December 2015 December 2015 Desember/ Desember/ 4.900 4.900 1.782 3.411 December 2015 December 2015 Januari/ Januari/ 10.000 10.000 3.925 7.225 January 2016 January 2016 Maret/ - 16.000 - 4.120 - March 2014 April/ April/ 60.000 60.000 28.666 48.025 April 2016 April 2016 April/ April/ 30.000 30.000 5.349 20.543 April 2015 April 2015 April/ - 10.000 - 3.422 - April 2014 Mei/ Mei/ 23.000 23.000 11.633 18.999 May 2016 May 2016 Mei/ Mei/ 28.000 28.000 6.219 20.303 May 2015 May 2015 Mei/ - 9.000 - 3.837 - May 2014 Mei/ Mei/ 40.000 40.000 20.231 33.041 May 2016 May 2016 Juni/ Juni/ 100.000 100.000 53.357 85.144 June 2016 June 2016 Juni/ Juni/ 50.000 50.000 26.679 42.572 June 2016 June 2016 Juli/ Juli/ 60.000 60.000 33.670 52.600 July 2016 July 2016 Agustus/ Agustus/ 22.500 22.500 13.283 20.304 August 2016 August 2016 Desember/ 98.000 - 68.683 - December 2016 - Januari/ 25.000 - 18.175 - January 2017 - Januari/ 98.000 - 71.245 - January 2017 - Februari/ 49.000 - 36.927 - Feberuary 2017 - Februari/ 49.000 - 36.927 - February 2017 - Februari/ 49.000 - 36.961 - February 2017 - Februari/ 49.000 - 36.961 - February 2017 - Maret/ 49.000 - 38.247 - March 2017 - Maret/ 40.000 - 31.222 - March 2017 - Juni/ 41.000 - 35.106 - June 2017 - September/ 49.000 - 45.528 - September 2017 - September/ 49.000 - 45.528 - September 2017 - September/ 49.000 - 45.528 - September 2017 - September/ 49.000 - 45.528 - September 2017 - Oktober/ 49.000 - 46.697 - October 2017 - Oktober/ 49.000 - 46.697 - October 2017 - November/ 49.000 - 47.849 - November 2017 - November/ 49.000 - 47.849 - November 2017 - November/ 49.000 - 47.849 - November 2017 - November/ 49.000 - 47.849 - November 2017 -
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
51
14. PINJAMAN BANK (lanjutan) 14. BANK LOANS (continued)
Jumlah fasilitas yang ditarik/ Jumlah pinjaman/ Jatuh tempo fasilitas/ Withdrawn facility amount Loan amount Maturity date of the facility
2014 2013 2014 2013 2014 2013
Non revolving (lanjutan/continued) Rupiah (lanjutan/continued) Pihak berelasi (lanjutan)/ Related parties (continued) Maret/ PT Bank DKI - 25.000 - 2.396 - March 2014 Maret/ - 25.000 - 2.396 - March 2014 April/ - 25.000 - 3.180 - April 2014 April/ - 25.000 - 3.180 - April 2014 Mei/ - 25.000 - 3.958 - May 2014 November/ - 50.000 - 16.972 - November 2014 Desember/ - 5.000 - 1.844 - December 2014 Mei/ Mei/ 22.000 22.000 3.462 11.209 May 2015 May 2015 Juni/ Juni/ 23.000 23.000 4.301 12.315 June 2015 June 2015 September/ September/ 35.000 35.000 9.677 21.582 September 2015 September 2015 Desember/ Desember/ 5.000 5.000 1.822 3.484 December 2015 December 2015 Desember/ Desember/ 20.000 20.000 7.279 13.928 December 2015 December 2015 Januari/ Januari/ 30.000 30.000 11.785 21.683 January 2016 January 2016 Juni/ Juni/ 10.000 10.000 5.336 8.514 June 2016 June 2016 Juli/ Juli/ 50.000 50.000 28.104 43.854 July 2016 July 2016 Juli/ Juli/ 40.000 40.000 22.483 35.083 July 2016 July 2016 September/ September/ 100.000 100.000 62.281 92.863 September 2016 September 2016 Januari/ Maret/ 25.000 25.000 18.212 - January 2017 March 2014 Oktober/ 35.500 - 33.825 - October 2017 - Desember/ 30.000 - 30.000 - December 2017 - PT Bank Pembangunan Daerah Oktober/ Jawa Barat dan Banten Tbk. - 20.000 - 5.882 - October 2014 Oktober/ - 20.000 - 6.667 - October 2014 Oktober/ - 20.000 - 6.897 - October 2014 Oktober/ - 20.000 - 7.143 - October 2014 Oktober/ - 5.000 - 1.786 - October 2014 Oktober/ - 15.000 - 5.556 - October 2014 November/ November/ 30.000 30.000 10.000 20.909 November 2015 November 2015 November/ November/ 35.000 35.000 11.667 24.394 November 2015 November 2015 November/ November/ 35.000 35.000 12.031 25.156 November 2015 November 2015 November/ November/ 50.000 50.000 17.188 35.937 November 2015 November 2015 November/ November/ 20.000 20.000 6.875 14.375 November 2015 November 2015 November/ November/ 30.000 30.000 10.313 21.562 November 2015 November 2015 April/ 50.000 - 40.000 - April 2017 - Maret/ 75.000 - 59.559 - March 2017 - April/ 50.000 - 41.176 - April 2017 - Desember/ 100.000 - 100.000 - December 2017 -
2.631.200 1.778.900 1.711.795 1.043.588
Jumlah/Total non-revolving 6.763.600 4.968.900 4.105.864 2.602.851
Jumlah/Total 7.210.936 5.929.121 4.305.804 3.255.827
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
52
14. PINJAMAN BANK (lanjutan) 14. BANK LOANS (continued) Cicilan pinjaman bank sesuai dengan tanggal jatuh temponya.
Bank loans have the following settlement aging profile.
31 Desember/December 31
2014 2013
Tahun Year 2014 - 1.693.163 2014 2015 2.263.581 1.174.240 2015 2016 1.391.936 385.299 2016 2017 600.287 3.125 2017 2018 dan sesudahnya 50.000 - 2018 and there after
4.305.804 3.255.827
Pinjaman bank dalam Rupiah di atas dikenakan bunga antara 8,25% - 12,00% per tahun (2013: 7,80% - 11,25% per tahun).
The bank loans denominated in Rupiah bear interest at rates ranging between 8.25% - 12.00% per annum (2013: 7.80% - 11.25% per annum).
Selama tahun 2014 dan 2013, Perseroan telah melakukan pembayaran cicilan pokok dan bunga pinjaman sesuai jadwal yang ditetapkan.
During year 2014 and 2013, the Company has paid the loan principal and interests installments on schedule.
Pinjaman-pinjaman ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen sejumlah Rp3.088.414 pada tanggal 31 Desember 2014 (2013: Rp3.097.095) dan piutang investasi neto dalam sewa pembiayaan sejumlah Rp645.197 pada tanggal 31 Desember 2014 (2013: Rp100.488).
These loans are secured by consumer financing receivables amounting to Rp3,088,414 as of 31 December 2014 (2013: Rp3,097,095) and net investment in financial leases receivables amounting to Rp645,197 as of 31 December 2014 (2013: Rp100,488).
Fasilitas pinjaman dari beberapa bank tersebut mensyaratkan Perseroan untuk memberikan pemberitahuan tertulis dalam hal pembagian dividen, perubahan modal dan pemegang saham, perubahan susunan direksi dan komisaris, perubahan bisnis utama, investasi dan perolehan pinjaman baru dari bank lain. Dalam perjanjian pinjaman tersebut, Perseroan juga diwajibkan untuk memenuhi persyaratan keuangan seperti rasio jumlah utang bunga terhadap ekuitas tidak melebihi rasio 10:1 dan kewajiban penyampaian laporan lainnya. Perseroan telah memenuhi persyaratan-persyaratan di atas.
The loan facilities from those banks require the Company to provide a written notice in respect of dividend payments, changes of capital and shareholders, changes of directors and commissioners, changes of main business, investment and obtaining new loan facilities from other banks. Under the loan agreements, the Company is also obliged to comply with financial covenants such as gearing ratio not exceeding 10:1 and other reporting obligations.The Company has complied with the above requirements.
Fasilitas-fasilitas pinjaman ini dipergunakan untuk modal kerja kegiatan usaha Perseroan.
The loan facilities are used for the Company’s working capital.
Lihat Catatan 27 untuk perjanjian kerjasama pembiayaan bersama dan penyaluran pemberian kredit.
Refer to Note 27 for joint financing and credit channeling cooperation agreements.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
53
15. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN 15. SECURITIES ISSUED 31 Desember/December 31
2014 2013
Obligasi VI 150.000 500.000 Bonds VI Medium Term Note III 200.000 200.000 Medium-term Notes III Obligasi Berkelanjutan I Tahap I 500.000 500.000 Continuing Bonds I Phase I Obligasi Berkelanjutan I Tahap II 600.000 - Continuing Bonds I Phase II
1.450.000 1.200.000 Dikurangi: Less: Beban emisi yang belum diamortisasi: Unamortized issuance costs: Saldo awal 3.265 2.200 Beginning balance Penambahan 2.607 3.624 Additions Amortisasi (lihat Catatan 20) (3.241) (2.559) Amortization (refer to Note 20)
2.631 3.265
Jumlah 1.447.369 1.196.735 Total
Surat berharga yang diterbitkan sesuai dengan jatuh temponya:
Securities issued have the following maturity profile:
31 Desember/December 31
2014 2013
Tahun Year 2014 - 350.000 2014 2015 350.000 350.000 2015 2016 425.000 425.000 2016 2017 500.000 75.000 2017 2018 dan sesudahnya 175.000 - 2018 and there after
1.450.000 1.200.000
a. Utang obligasi a. Bonds payable
Obligasi VI Bonds VI
Pada tanggal 20 Mei 2011, Perseroan menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Mandiri Tunas Finance VI Tahun 2011 (“Obligasi VI“) ke Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp600.000 yang terdiri atas empat seri:
On 20 May 2011, the Company issued and registered Mandiri Tunas Finance Bonds VI Year 2011 (“Bonds VI”) on the Indonesia Stock Exchange with a nominal value of Rp600,000 which consist of four series:
Tingkat bunga tetap per tahun/ Obligasi/ Nilai nominal/ Fixed interest Jatuh tempo/ Cicilan pokok Obligasi/ Bonds Nominal value rate per annum Due date Bonds principal instalment
Seri/Series A 48.000 8,60% 23 Mei/May 2012
Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.
Seri/Series B 52.000 9,60% 19 Mei/May 2013
Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.
Seri/Series C 350.000 10,00% 19 Mei/May 2014
Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.
Seri/Series D 150.000 10,70% 19 Mei /May 2015
Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
54
15. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN (lanjutan)
15. SECURITIES ISSUED (continued)
a. Utang obligasi (lanjutan) a. Bonds payable (continued)
Obligasi VI (lanjutan) Bonds VI (continued)
Obligasi tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen Perseroan sebesar minimal 80% untuk Obligasi VI dari pokok obligasi terutang. Pada tanggal 31 Desember 2014, piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan adalah sejumlah Rp120.000 (2013: Rp400.000) (lihat Catatan 5). Jika jumlah piutang pembiayaan konsumen kurang dari yang dipersyaratkan, maka akan dipenuhi dari uang tunai yang ditempatkan pada rekening penampungan atas nama Perseroan yang ditunjuk oleh PT Bank Mega Tbk. selaku wali amanat untuk Obligasi VI.
These bonds are secured by the Company’s consumer financing receivables for a minimum amount of 80% of the nominal value of Bonds VI. As of 31 December 2014, the amount of consumer financing receivables that was pledged as security for bonds payable is Rp120,000 (2013: Rp400,000) (refer to Note 5). If the amount of consumer financing receivables is less than the requirement, the Company has to place sufficient cash into an escrow account established by PT Bank Mega Tbk. as trustee for Bonds VI.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Perseroan tidak menempatkan kas pada rekening penampungan dikarenakan jaminan yang ada cukup untuk menutupi utang obligasi.
As of 31 December 2014 and 2013, the Company did not place cash into the escrow account as the security was sufficient to cover the outstanding bonds payable.
Perseroan telah memenuhi batasan-batasan yang diwajibkan dalam perjanjian tersebut diatas.
The Company has complied with the covenants on the trustee agreements.
Sesuai dengan laporan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo) No. 253/PEF-DIR/II/2011 dan No. 254/PEF-DIR/II/2011 tanggal 25 Februari 2011, peringkat obligasi VI adalah idA+ stable outlook.
Based on report No. 253/PEF-DIR/II/2011 and No. 254/PEF-DIR/II/2011 of PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo) dated 25 February 2011. Bonds VI have been rated idA+ stable outlook.
Dalam pemantauan tahunan atas Obligasi VI, PT Pefindo dalam suratnya No. 164/PEF-Dir/I/2012 tanggal 30 Januari 2012 telah menetapkan kembali peringkat idA+ (Single A Plus) terhadap Obligasi VI untuk periode 30 Januari 2012 sampai dengan 1 Februari 2013.
In the annual monitoring for Bonds VI, PT Pefindo, in its letter, No. 164/PEF-Dir/I/2012 dated 30 January 2012 has rated idA+ (Single A Plus) the Bonds VI for period from 30 January 2012 until 1 February 2013.
Dalam Pemantauan Khusus (Special Review), PT Pefindo melalui suratnya No. 1832/PEF-Dir/XI/2012 tanggal 12 Nopember 2012 telah meningkatkan peringkat atas Obligasi VI Seri B, Seri C dan Seri D dari idA+ (Single A Plus) menjadi idAA (Double A) untuk periode 12 Nopember 2012 sampai dengan 1 Februari 2013.
In the Special Monitoring (Special Review), PT Pefindo in its letter No. 1832/PEF-Dir/XI/2012 dated 12 November 2012 has increased the rank VI Bonds Series B, Series C and Series D from idA (Single A Plus) to id AA (Double A) for the period 12 November 2012 to 1 February 2013.
Kemudian dalam Pemantauan Tahunan, PT Pefindo melalui suratnya No. 206/PEF-Dir/II/2013 tanggal 4 Februari 2013 telah menetapkan kembali peringkat Obligasi VI Seri C dan Seri D dengan peringkat idAA (Double A) untuk periode 1 Februari 2013 sampai dengan 1 Februari 2014.
Then in the Annual Monitoring, PT Pefindo through letter No. 206/PEF-Dir/II/2013 dated 4 February 2013 has rated idAA (Double A) the Bonds VI Bonds Series C and Series D for the period 1 February 2013 until 1 February 2014.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
55
15. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN (lanjutan)
15. SECURITIES ISSUED (continued)
a. Utang obligasi (lanjutan) a. Bonds payable (continued)
Obligasi VI (lanjutan) Bonds VI (continued)
Dalam pemantauan kesiapan pembayaran Obligasi VI Seri B Tahun 2011, PT Pefindo melalui suratnya No. 208/PEF-Dir/II/2013 tanggal 4 Februari 2013 telah menetapkan kembali peringkat idAA (Double A) terhadap Obligasi VI Seri B Tahun 2011 untuk periode 1 Februari 2013 sampai dengan 19 Mei 2013.
In the monitoring of payment readiness for Series B Bonds VI in 2011, PT Pefindo in its letter No. 208/PEF-Dir/II/2013 dated February 4, 2013 has rated idAA (Double A) the Series B Bonds VI in 2011 for the period 1 February 2013 until 19 May 2013.
Dalam pemantauan berikutnya, PT Pefindo melalui suratnya No. 529/PEF-Dir/III/2013 tanggal 19 Maret 2013 telah menetapkan kembali peringkat Obligasi VI Seri C dan Seri D Tahun 2011 dengan peringkat idAA (Double A) untuk periode 18 Maret 2013 sampai dengan 1 Maret 2014.
In the monitoring through letter No. 529/PEF-Dir/III/2013 dated March 19, 2013 has rated idAA (Double A) the Bonds VI for Series C and Series D in 2011 for the period March 18, 2013 untill March 1, 2014.
Kemudian dalam Pemantauan Tahunan, PT Pefindo melalui suratnya No. 360/PEF-Dir/III/2014 tanggal 5 Maret 2014 telah menetapkan kembali peringkat Obligasi VI Seri C dan Seri D dengan peringkat idAA (Double A) untuk periode 5 Maret 2014 sampai dengan 1 Maret 2015.
Then in the Annual Monitoring, PT Pefindo through letter No. 360/PEF-Dir/III/2014 dated 5 March 2014 has rated id AA (Double A) the Bonds VI Bonds Series C and Series D for the period 5 March 2014 until 1 March 2015.
Perseroan telah melunasi Utang Obligasi VI seri A, B dan C masing-masing sebesar Rp48.000, Rp52.000 dan Rp350.000 pada tanggal 23 Mei 2012, 17 Mei 2013 dan 19 Mei 2014.
The Company has settled Bonds VI Series A and B amounting to Rp48,000, Rp52,000 and Rp350,000 on 23 May 2012, 17 May 2013 and 19 May 2014, respectively.
Obligasi Berkelanjutan I Continuing Bonds I
Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013
Mandiri Tunas Finance Continuing Bonds I Phase I Year 2013
Pada Tanggal 28 Mei 2013, Perseroan telah memperoleh persyaratan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan melalui surat No. S-144/D.04/ 2013 dalam rangka penawaran umum Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013 (”Obligasi Berkelanjutan I”) dengan nilai nominal Rp500.000 yang terdiri atas dua seri:
On 28 May 2013, the Company received the effective notification from the Financial Services Authority through its letter No S-144/ D.04/2013 in conjunction with continuing public offering of Mandiri Tunas Finance continuing Bonds I Phase I Year 2013 (“continuing Bonds I”) with a nominal value of Rp500,000 which consist of two series:
Tingkat bunga tetap per tahun/ Obligasi/ Nilai nominal/ Fixed interest Jatuh tempo/ Cicilan pokok Obligasi/ Bonds Nominal value rate per annum Due date Bonds principal instalment
Seri/Series A 425.000 7,75% 5 Juni/June 2016
Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.
Seri/Series B 75.000 7,80% 5 Juni/June 2017
Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
56
15. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN (lanjutan)
15. SECURITIES ISSUED (continued)
a. Utang obligasi (lanjutan) a. Bonds payable (continued)
Obligasi Berkelanjutan I (lanjutan) Continuing Bonds I (continued)
Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013 (lanjutan)
Mandiri Tunas Finance Continuing Bonds I Phase I Year 2013 (continued)
Obligasi tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen Perseroan sebesar minimum 60% untuk Obligasi Berkelanjutan I Tahap I dari pokok obligasi terutang. Pada tanggal 31 Desember 2014, piutang pembiayaan konsumen dan piutang sewa pembiayaan yang dijaminkan adalah sejumlah Rp275.792 dan Rp24.208. Pada tanggal 31 Desember 2013, piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan adalah sejumlah Rp300.000 (lihat Catatan 5 dan 6). Jika jumlah piutang pembiayaan konsumen kurang dari yang dipersyaratkan, maka akan dipenuhi dari uang tunai yang ditempatkan pada rekening penampungan atas nama Perseroan yang ditunjuk oleh PT Bank Mega Tbk. selaku wali amanat untuk Obligasi Berkelanjutan I Tahap I.
These bonds are secured by the Company’s consumer financing receivables for a minimum amount of 60% of the nominal value of Continuing Bonds I Phase I. As of 31 December 2014, the amount of consumer financing receivables and financial lease receivables that was pledged as security for bonds payable is Rp275,792 and Rp24,208 As of 31 December 2013, the amount of consumer financing receivables that was pledged as security for bonds payable is Rp300,000 (refer to Note 5 and 6). If the amount of consumer financing receivables is less than the requirement, the Company has to place sufficient cash into an escrow account established by PT Bank Mega Tbk. as trustee for Continuing Bonds I Phase I.
Dalam perjanjian perwaliamanatan juga diatur beberapa pembatasan yang harus dipenuhi oleh Perseroan, antara lain memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen dan rasio jumlah pinjaman terhadap ekuitas tidak melebihi rasio 10:1. Selain itu, selama pokok obligasi belum dilunasi, Perseroan tidak diperkenankan, antara lain melakukan penggabungan usaha kecuali dilakukan pada bidang usaha yang sama serta menjual atau mengalihkan lebih dari 50% aset Perseroan kecuali untuk kegiatan usaha Perseroan sehari-hari.
The trustee agreement provides several negative covenants to the Company, among others, collateral with fiduciary transfer of consumer financing receivables and debt to equity ratio not to exceed 10:1. Moreover, during the year that the bonds principals are still outstanding, the Company is not allowed to, among others, merge unless performed on the same business and to sell or assign more than 50% of the Company’s asset, except for Company’s normal business transactions.
Perseroan telah memenuhi batasan-batasan yang diwajibkan dalam perjanjian tersebut diatas.
The Company has complied with the covenants on the trustee agreements.
PT Pefindo telah menetapkan peringkat idAA (Double A) terhadap obligasi berkelanjutan sesuai suratnya No. 528/PEF-Dir/III/2013 tanggal 19 Maret 2013 untuk periode 18 Maret 2013 sampai dengan 1 Maret 2014.
PT Pefindo has rated idAA (Double A) the Continuing Bonds based on its report No. 258/PEF-Dir/III/2013 dated 19 March 2013 for period 18 March 2013 until 1 March 2014.
Kemudian dalam pemantauan tahunan PT Pefindo melalui suratnya No. 359/PEFDir/III/2014 tanggal 5 Maret 2014 telah menetapkan kembali peringkat idAA (Double A) untuk Obligasi Berkelanjutan I Tahap I untuk periode 5 Maret 2014 sampai dengan 1 Maret 2015.
Then in the Annual Monitoring, PT Pefindo through letter No. 359/PEF-Dir/III/2014 dated 5 March 2014 has rated idAA (Double A) for the Continuing Bonds I Phase I for the period 5 March 2014 until 1 March 2015.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
57
15. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN (lanjutan)
15. SECURITIES ISSUED (continued)
a. Utang obligasi (lanjutan) a. Bonds payable (continued)
Obligasi Berkelanjutan I (lanjutan) Continuing Bonds I (continued)
Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap II Tahun 2014
Mandiri Tunas Finance Continuing Bonds I Phase II Year 2014
Pada Tanggal 23 Mei 2014, Perseroan telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap II Tahun 2014 (”Obligasi Berkelanjutan I Tahap II”) dengan nilai nominal Rp600.000 yang terdiri atas dua seri:
On 23 May 2014, the Company issued Mandiri Tunas Finance Continuing Bonds I Phase I Year 2014 (“Continuing Bonds I Phase II”) with a nominal value of Rp600,000 which consist of two series:
Tingkat bunga tetap per tahun/ Obligasi/ Nilai nominal/ Fixed interest Jatuh tempo/ Cicilan pokok Obligasi/ Bonds Nominal value rate per annum Due date Bonds principal instalment
Seri/Series A 425.000 10,70% 23 Mei/May 2017
Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.
Seri/Series B 175.000 10,85% 23 Mei/May 2018
Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.
Obligasi tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen Perseroan sebesar minimal 60% untuk Obligasi Berkelanjutan I Tahap II dari pokok obligasi terutang. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan adalah sejumlah Rp329.230 (2013:RpNil) dan piutang investasi sewa neto sejumlah Rp30.770 (2013:RpNil) (lihat Catatan 5). Jika jumlah piutang pembiayaan konsumen dan piutang investasi sewa neto kurang dari yang dipersyaratkan, maka akan dipenuhi dari uang tunai yang ditempatkan pada rekening penampungan atas nama Perseroan yang ditunjuk oleh PT Bank Mega Tbk. selaku wali amanat untuk Obligasi Berkelanjutan I Tahap II.
These bonds are secured by the Company’s consumer financing receivables for a minimum amount of 60% of the nominal value of Continuing Bonds I Phase II. As of 31 December 2014 and 2013, the amount of consumer financing receivables that was pledged as security for bonds payable is Rp329,230 (2013:RpNil) and net investment in financial lease receivables Rp30,770 (2013:RpNil) (refer to Note 5). If the amount of consumer financing receivables and net investment in financial lease receivables is less than the requirement, the Company has to place sufficient cash into an escrow account established by PT Bank Mega Tbk. as trustee for Continuing Bonds I Phase II.
b. Medium-Term Notes (MTN) b. Medium-Term Notes (MTN)
Pada tanggal 24 Januari 2012, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Medium Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance III tahun 2012 dengan tingkat bunga tetap 9,95% sebesar Rp200.000 di Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”). Penerbitan MTN MTF III tahun 2012 serta Penunjukan agen pemantau dilakukan sesuai dengan Perjanjian No. 09 tanggal 24 Januari 2012 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., yang bertindak selaku agen pemantau pemegang MTN III.
On 24 January 2012, the Company issued and registered Medium-Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance III 2012 with a 9.95% fixed interest rate, in a principal amount of Rp200,000 in Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”). The issuance of MTN MTF III 2012 and the appointment of monitoring agent No. 09 dated 24 January 2012 was signed by the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., as the monitoring agent for MTN III holders.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
58
15. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN (lanjutan)
15. SECURITIES ISSUED (continued)
b. Medium-Term Notes (MTN) (lanjutan) b. Medium-Term Notes (MTN) (continued)
MTN III tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen perseroan sebesar 100%. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan adalah Rp200.000.
These MTN III are secured by 100% consumer financing receivables. As of 31 December 2014 and 2013, consumer finance receivables pledged as collateral amounted to Rp200,000.
Selama MTN III belum dilunasi, Perseroan tidak diperkenankan antara lain, membayar, membuat atau menyatakan deviden atau distribusi pembayaran lain selama Perseroan lalai dalam melakukan pembayaran jumlah terutang, mentransfer atau mengalihkan harta kekayaan sebesar 50% atau lebih dari aset Perseroan (kecuali untuk kegiatan usaha sehari-hari), perubahan bisnis utama, penurunan modal dasar atau modal ditempatkan dan disetor, penggabungan, konsolidasi atau peleburan, memberikan pinjaman dimana keseluruhan pinjaman melebihi Rp120.000 dan melakukan investasi secara langsung dalam bentuk portofolio saham dari perusahaan lain.
During the period that MTN III is still outstanding, the Company is not allowed to, among others, pay, make or declare any dividends or other distribution payments during the Company fails to make payment of the amount owed, or transferring or diverting assets by 50% or more of the assets of the Company (except for normal business transactions), changes in core business, decrease in authorized capital or issued and paid-up capital, merger, consolidation or amalgamation, making loans with amount greater than Rp120,000 and making direct investment in shares portfolio of other companies.
Perseroan telah memenuhi batasan-batasan yang diwajibkan dalam perjanjian tersebut diatas.
The Company has complied with the covenants on the trustee agreements.
16. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN 16. EMPLOYEE BENEFITS OBLIGATION
Jumlah yang diakui pada tanggal laporan posisi keuangan ditentukan sebagai berikut:
The amounts recognized in the statement of financial position are determined as follows:
31 Desember/December 31
2014 2013
Nilai kini liabilitas 21.270 11.829 Present value of obligations Kerugian aktuarial yang belum diakui (7.716) (2.467) Unrecognized actuarial losses Biaya jasa lalu yang belum diakui (246) (271) Unrecognized past service costs
Liability in the statement of Liabilitas pada laporan posisi keuangan 13.308 9.091 financial position
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
59
16. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan)
16. EMPLOYEE BENEFITS OBLIGATION (continued)
Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif adalah sebagai berikut:
The amounts recognized in the statement of comprehensive income are as follows:
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31
2014 2013
Biaya jasa kini 2.978 1.936 Current service costs Biaya bunga 1.433 817 Interest costs Biaya jasa lalu yang diakui langsung - vested 25 25 Past service costs - vested Amortisasi kerugian aktuarial 54 201 Amortization of actuarial losses
4.490 2.979
Biaya pesangon pemutusan hubungan kerja 650 313 Termination
Jumlah 5.140 3.292 Total
Mutasi liabilitas imbalan kerja karyawan pada laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:
The movements in employee benefits obligation in the statements of financial position are as follows:
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31
2014 2013
Saldo awal, 1 Januari 9.091 6.554 Beginning balance, 1 January Penyisihan tahun berjalan 5.140 3.292 Provisions made during the year Pembayaran tahun berjalan (923) (755) Payment during the year
Saldo akhir 13.308 9.091 Ending balance
Mutasi nilai kini dari imbalan kerja yang diakui pada laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:
The movements of present value of employee benefit obligation in the statements of financial position are as follows:
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31
2014 2013
Saldo awal, 1 Januari 11.829 12.767 Beginning balance, 1 January Biaya jasa kini 2.978 1.936 Current service costs Biaya bunga 1.433 817 Interest costs (Keuntungan)/kerugian pada Actuarial (gains)/losses kewajiban aktuaria 5.030 (3.691) on obligation
Saldo akhir 21.270 11.829 Ending balance
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
60
16. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan)
16. EMPLOYEE BENEFITS OBLIGATION (continued)
Liabilitas imbalan kerja karyawan dihitung oleh aktuaris independen PT Ricky Leonard Jasatama (dahulu: PT Rileos Pratama) dengan menggunakan metode projected unit credit dalam laporan aktuarianya tanggal 15 Januari 2015 (2013: 13 Januari 2014). Asumsi-asumsi dasar yang digunakan aktuaris independen adalah sebagai berikut:
The liability for employee benefits is calculated by independent actuary PT Ricky Leonard Jasatama (formerly: PT Rileos Pratama) which used the projected unit credit method in its report dated 15 January 2015 (2013: 13 January 2014). The principal actuarial assumptions used by the independent actuary were as follows:
2014 2013
Tingkat diskonto 8.5% per tahun/per annum 9% per tahun/per annum Discount rate Tingkat kenaikan gaji 7% per tahun/per annum 7% per tahun/per annum Salary increment rate Tingkat kematian TMI 3 TMI 2 Rate of mortality Tingkat cacat 10% dari/from TMI 3 10% dari/from TMI 2 Rate of disability Tingkat pengunduran diri 7% per tahun pada usia 7% per tahun pada usia Rate of resignations sampai dengan 40 tahun sampai dengan 40 tahun dan berkurang hingga dan berkurang hingga 0,00% pada usia 55 tahun/ 0,00% pada usia 55 tahun/ 7% per annum up to 40 7% per annum up to 40 years old and decrease years old and decrease linearly up to 0,00% at linearly up to 0,00% at 55 years old 55 years old Tingkat pensiun 100,00% usia pensiun 100,00% usia pensiun Rate of retirements normal/ normal/ 100,00% at normal 100,00% at normal retirement age retirement age
Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat diskonto, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap liabilitas imbalan kerja karyawan dan biaya jasa kini dan biaya bunga pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013:
The following table demonstrates the sensitivity to a reasonably possible change in discount rates, with all other variables held constant, of the employee benefits obligation and current service cost and interest cost as of 31 December 2014 and 2013:
2014
Liabilitas Biaya jasa kini imbalan kerja dan biaya bunga/ karyawan/ Current service Employee benefits cost and obligation interest cost Kenaikan suku bunga Increase in interest rate dalam 100 basis poin (428) (430) in 100 basis point Penurunan suku bunga Decrease in interest rate dalam 100 basis poin 497 496 in 100 basis point
2013
Liabilitas Biaya jasa kini imbalan kerja dan biaya bunga/ karyawan/ Current service Employee benefits cost and obligation interest cost Kenaikan suku bunga Increase in interest rate dalam 100 basis poin (297) (297) in 100 basis point Penurunan suku bunga Decrease in interest rate dalam 100 basis poin 347 347 in 100 basis point
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
61
16. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan)
16. EMPLOYEE BENEFITS OBLIGATION (continued)
Karyawan Perseroan juga diikutsertakan dalam program iuran pasti sejak bulan Agustus 2012. Kontribusi Perseroan pada program ini yang dilaporkan dalam laba rugi komprehensif tahun berjalan adalah sebesar Rp676 dan Rp513 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013. Pengelolaan program pensiun iuran pasti dilakukan oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
The employees of the Company are also included in the defined contribution pension plan which was effective in August 2012. The Company’s contribution to the plan which is reported in statement of comprehensive income amounted to Rp676 and Rp513 for the years ended 31 December 2014 and 2013. This pension plan is managed by Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
17. MODAL SAHAM 17. SHARE CAPITAL
Komposisi pemegang saham Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
The composition of the Company’s shareholders as of 31 December 2014 and 2013 are as follows:
Jumlah Persentase saham/ kepemilikan/ Number of Nilai/ Percentage of Pemegang saham shares Value ownership (%) Shareholders
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 1.275.000.000 127.500 51,00 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk. 1.225.000.000 122.500 49,00 PT Tunas Ridean Tbk.
2.500.000.000 250.000 100,00
18. PENGGUNAAN LABA 18. PROFIT DISTRIBUTIONS Cadangan wajib telah dibentuk sesuai dengan Undang-undang No. 40/2007 mengenai Perseroan Terbatas, yang mengharuskan perseroan Indonesia untuk membuat penyisihan cadangan wajib untuk ditentukan penggunaannya sebesar sekurang-kurangnya 20,00% dari jumlah modal Perseroan yang ditempatkan dan disetor penuh. Undang-undang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk mencapai cadangan wajib minimum tersebut. Saldo cadangan wajib pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah Rp50.000.
A general reserve has been established in accordance with the Indonesian Limited Company Law No. 40/2007 which requires Indonesian companies to set up a general reserve amounting to at least 20.00% of the Company’s issued and paid up share capital. There is no set period of time over which this amount should be accumulated. The balance of the general reserve as of 31 December 2014 and 2013 is Rp50,000.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 10 April 2014 memutuskan hal-hal sebagai berikut: - Menyetujui pembagian dividen final tahun 2013
sejumlah Rp21.157 dari laba neto tahun 2013.
The Annual General Shareholders Meeting on 10 April 2014 resolved the following: - Approval of the declaration of 2013 final
dividends amounting to Rp21,157 from the 2013 net income.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 16 Mei 2013 memutuskan hal-hal sebagai berikut: - Menyetujui pembagian dividen final tahun 2012
sejumlah Rp17.483 dari laba neto tahun 2012.
The Annual General Shareholders Meeting on 16 May 2013 resolved the following: - Approval of the declaration of 2012 final
dividends amounting to Rp17,483 from the 2012 net income.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
62
19. PENDAPATAN 19. REVENUE
a. Pembiayaan konsumen a. Consumer financing Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31
2014 2013
Pihak ketiga Third parties Realisasi pendapatan Realized consumer pembiayaan konsumen 474.795 559.019 financing income Amortisasi biaya transaksi dan Amortization of transaction cost yield enhancing income 67.431 (20.882) and yield enhancing income Pendapatan yang masih harus diterima dari piutang Accrued income yang mengalami penurunan nilai 3.312 2.927 on impaired asset Pendapatan dari pembiayaan Income from without bersama without recourse 516.646 317.904 recourse joint financing
1.062.184 858.968
Pihak berelasi Related parties Realisasi pendapatan Realized consumer pembiayaan konsumen 1.258 919 financing income
1.063.442 859.887
b. Sewa pembiayaan b. Financial lease
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31
2014 2013
Pihak ketiga Third parties Realisasi pendapatan Realized consumer pembiayaan konsumen 89.433 60.304 financing income Amortisasi biaya transaksi dan Amortization of transaction cost yield enhancing income (2.064) (407) and yield enhancing income
87.369 59.897
c. Bunga c. Interest
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31
2014 2013
Pihak ketiga Third parties Deposito berjangka Time deposits dan rekening koran 8.457 2.053 and current accounts Pihak berelasi Related parties Deposito berjangka Time deposits dan rekening koran 11.341 4.973 and current accounts
19.798 7.026
Lihat Catatan 24c untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi.
Refer to Note 24c for details of balances and transactions with related parties.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
63
19. PENDAPATAN (lanjutan) 19. REVENUE (continued)
d. Lain-lain - neto d. Others - net Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31
2014 2013
Pihak ketiga Third parties Diskon asuransi 197.734 173.705 Insurance discount Pendapatan penalti 35.969 36.127 Penalty income Pendapatan penagihan 28.196 22.029 Collection income Pendapatan akseptasi klaim 8.453 - Acceptance claim income Keuntungan penjualan aset tetap 110 163 Gains on sales of fixed asset Lain-lain 22.107 7.362 Others
292.569 239.386
Pihak berelasi Related parties Pendapatan akseptasi klaim 50.377 - Acceptance claim income
342.946 239.386
Diskon asuransi merupakan pendapatan premi asuransi yang diterima oleh Perseroan sehubungan dengan kegiatan pembiayaan konsumen. Utang kepada perusahaan asuransi dicatat sebagai utang usaha di laporan posisi keuangan (lihat Catatan 11).
Insurance discount represents insurance premiums income received by the Company in relation to consumer financing activities. The related payables to insurance companies are recorded as trade payables in the statement of financial position (refer to Note 11).
20. BEBAN KEUANGAN 20. FINANCIAL CHARGES Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31
2014 2013
Pihak ketiga Third parties Bunga pinjaman bank 226.635 198.632 Interest on bank loans Bunga surat berharga yang diterbitkan Securities issued interest: Medium-Term Notes 19.900 19.900 Medium-Term Notes Utang obligasi 107.111 75.051 Bonds payable Administrasi dan provisi bank 33.205 29.822 Administration and bank provisions Amortisasi biaya emisi surat Amortization of securities berharga yang diterbitkan: issuance cost: Medium-Term Notes 415 405 Medium-Term Notes Utang obligasi 2.826 2.154 Bonds payable Lain-lain 2.481 637 Others
392.573 326.601 Pihak berelasi Related parties Bunga pinjaman bank 156.109 116.891 Interest on bank loans
548.682 443.492
Lihat Catatan 24d untuk rincian saldo dan transaksi pihak berelasi.
Refer to Note 24d for details of balances and transactions with related parties.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
64
21. BEBAN GAJI DAN TUNJANGAN 21. SALARIES AND BENEFITS EXPENSES Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31
2014 2013
Pihak ketiga Third parties Gaji dan tunjangan 216.133 166.003 Salaries and allowances Imbalan pasca kerja karyawan 4.217 2.536 Post employment benefits Biaya pesangon 979 857 Termination
221.329 169.396 Pihak berelasi Related parties Gaji dan tunjangan 10.177 8.227 Salaries and allowances Tantiem 3.653 1.694 Tantiem
13.830 9.921
235.159 179.317
Lihat Catatan 24d untuk rincian saldo dan transaksi pihak berelasi.
Refer to Note 24d for details of balances and transactions with related parties.
22. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 22. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31
2014 2013
Pihak ketiga Third parties Biaya penagihan 84.424 59.179 Collection fee Sewa 19.911 14.646 Rent Penyusutan aset tetap (Catatan 9) 11.942 11.002 Depreciation of fixed assets (Note 9) Komunikasi 11.804 10.254 Communications Perjalanan dinas 11.391 8.185 Travelling Perbaikan dan pemeliharaan 7.825 5.268 Repairs and maintenance Keamanan 7.743 6.081 Security Jasa pihak ketiga 7.006 5.186 Third parties service Alat tulis dan cetakan 5.137 4.337 Stationaries and printings Listrik dan air 4.849 3.763 Utilities Jamuan bisnis 4.338 2.906 Corporate entertainment Jasa profesional 3.642 1.805 Professional fees Rekrutmen dan pelatihan 2.701 3.777 Recruitment and training Iuran OJK 1.496 - OJK fees Lain-lain 9.844 10.293 Others
194.053 146.682 Pihak berelasi Related parties Sewa 3.516 2.859 Rent
197.569 149.541
Lain-lain merupakan beban legal, perijinan, piknik perayaan, iklan, asuransi, sumbangan, parkir, koran dan majalah.
Others represents legal, corporate event, advertising, insurance expenses, donation, parking, newspaper and magazine.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
65
23. LABA PER SAHAM 23. EARNINGS PER SHARE Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31
2014 2013
Laba tahun berjalan 233.988 176.312 Income for the year
Number of ordinary shares Jumlah saham biasa yang beredar outstanding (in thousands) (dalam ribuan) (lihat Catatan 17) 2.500.000 2.500.000 (refer to Note 17)
Laba per saham dasar Basic earnings per share (nilai penuh) 94 71 (full amount)
24. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK
BERELASI 24. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH
RELATED PARTIES
Sifat hubungan dengan pihak berelasi The nature of relationships with related parties
Sifat hubungan dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut:
The nature of relationships with related parties are as follows:
Sifat hubungan dengan pihak berelasi/ Pihak berelasi/Related parties Nature of relationship with the related parties
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Pemegang saham mayoritas/Controlling shareholder PT Tunas Ridean Tbk. Pemegang saham minoritas/Minority shareholder PT Bumi Daya Plaza Dimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk./ Majority owned by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
PT Bank Sinar Harapan Bali Dimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk./ Majority owned by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
PT AXA Mandiri
Dimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk./ Majority owned by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
PT Mandiri AXA General Insurance Dimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk./ Majority owned by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Badan usaha milik negara/State-owned company PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Badan usaha milik negara/State-owned company PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Badan usaha milik negara/State-owned company PT Asuransi Kesehatan Indonesia Badan usaha milik negara/State-owned company PT Adhi Karya Badan usaha milik negara/State-owned company PT Indra Karya Badan usaha milik negara/State-owned company PT Jamsostek Badan usaha milik negara/State-owned company PT Kertas Letjes Badan usaha milik negara/State-owned company PT Nindya Karya Badan usaha milik negara/State-owned company PT Tambang Batubara Bukit Asam Badan usaha milik negara/State-owned company Perum PPD Badan usaha milik negara/State-owned company Perum Perhutani Badan usaha milik negara/State-owned company PT Jasindo Badan usaha milik negara/State-owned company PT Asuransi Jasa Raharja Putra Badan usaha milik negara/State-owned company PT Reasuransi Internasional Indonesia Badan usaha milik negara/State-owned company PT Perikanan Nusantara Badan usaha milik negara/State-owned company PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) Badan usaha milik negara/State-owned company PT Pindad (Persero) Badan usaha milik negara/State-owned company
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
66
24. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan)
24. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)
Sifat hubungan dengan pihak berelasi (lanjutan) The nature of relationships with related parties
(continued)
Sifat hubungan dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut: (lanjutan)
The nature of relationships with related parties are as follows: (continued)
Sifat hubungan dengan pihak berelasi/ Pihak berelasi/Related parties Nature of relationship with the related parties
PT Berdikari (Persero) Badan usaha milik negara/State-owned company PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
Badan usaha milik daerah/Regional state-owned company
PT Bank DKI Badan usaha milik daerah/Regional state-owned company
PT Bank Jatim PT. Wahana Optima Permai
Badan usaha milik daerah/Regional state-owned company Dikendalikan oleh Dana Pensiun Bank Mandiri /Controled by Bank Mandiri’s Pension Fund
Personil manajemen kunci Grup/Group’s key management personnel
Personil manajemen kunci Group Bank Mandiri/ Key management personnel of Bank Mandiri Group
Dalam kegiatan normal usaha, Perseroan melakukan transaksi dengan pihak berelasi karena hubungan kepemilikan dan/atau kepengurusan. Transaksi dengan pihak berelasi tersebut dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak tidak berelasi.
In normal course of business, the Company enters into certain transactions with parties which are related to the management and/or owned by the same ultimate shareholder. Transactions with related parties were conducted under terms and conditions similar to those granted to third parties.
Saldo dan transaksi dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut:
Balances and transactions with related parties are as follows:
a. Aset a. Assets
31 Desember/December 31
2014 2013
Kas dan setara kas Cash and cash equivalents Kas pada bank (lihat Catatan 4) Cash in banks (refer to Note 4) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 198.441 64.845 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 1.276 876 (Persero)Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 840 549 (Persero)Tbk. PT Bank DKI 31 48 PT Bank DKI PT Bank Sinar Harapan Bali 24 50.127 PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Pembangunan Daerah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. 18 44 Jawa Barat dan Banten Tbk.
200.630 116.489
Deposito berjangka Time deposit PT Bank Sinar Harapan Bali 50.000 50.000 PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Tabungan Negara PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 3 3 (Persero) Tbk.
50.003 50.003
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
67
24. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan)
24. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)
Saldo dan transaksi dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut: (lanjutan)
Balances and transactions with related parties are as follows: (continued)
a. Aset (lanjutan) a. Assets (continued)
31 Desember/December 31
2014 2013
Piutang pembiayaan konsumen Consumer financing receivable Personel manajemen kunci Grup 6.575 5.425 Group’s key management personnel PT Adhi Karya (Persero) Tbk 530 100 PT Adhi Karya (Persero) Tbk PT Berdikari (Persero) 191 - PT Berdikari (Persero) PT Perusahaan Perdagangan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia 95 169 Indonesia PT Perikanan Nusantara 24 32 PT Perikanan Nusantara PT PINDAD (Persero) 5 12 PT PINDAD (Persero)
7.420 5.738
Piutang lain-lain Other receivables (lihat Catatan 7) (refer to Note 7) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 283.675 222.565 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Asuransi Jasa PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) 36.031 - Indonesia (Persero) PT Tunas Ridean Tbk. 620 620 PT Tunas Ridean Tbk.
320.326 223.185
Sewa dibayar di muka (lihat Catatan 10) Prepaid rent (refer to Note 10) PT Bumi Daya Plaza 810 442 PT Bumi Daya Plaza PT Wahana Optima Permai 156 - PT Wahana Optima Permai
966 442
Jumlah aset Total assets associated with kepada pihak berelasi 579.345 395.857 related parties
Persentase terhadap total aset 7,81% 7,02% Percentage to total assets
Piutang lain-lain kepada pihak berelasi kepada PT Tunas Ridean Tbk dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) terutama berhubungan dengan transaksi usaha.
Other receivables from related party to PT Tunas Ridean Tbk and PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) are in respect of trade activities.
Piutang lain-lain kepada pihak berelasi kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. merupakan pembayaran ke dealer untuk porsi pembiayaan bersama yang dibayarkan terlebih dahulu oleh Perseroan.
Other receivables from related party to PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. represent payment to dealers for joint financing portion which was paid in advance by the Company.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
68
24. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan)
24. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)
b. Liabilitas b. Liabilities
31 Desember/December 31
2014 2013
Utang lain-lain (lihat Catatan 12) Other payables (refer to Note 12) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 53.559 134.665 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk. 240 240 PT Tunas Ridean Tbk.
53.799 134.905
Pinjaman bank (lihat Catatan 14) Bank loans (refer to Note 14) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 1.311.419 666.883 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Pembangunan Daerah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. 308.809 176.264 Jawa Barat dan Banten Tbk. PT Bank DKI 238.567 298.441 PT Bank DKI PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 52.940 176.934 (Persero) Tbk.
1.911.735 1.318.522
Surat berharga yang diterbitkan Securities issued PT Taspen (Persero) 160.000 60.000 PT Taspen (Persero) Dana Pensiun Bank Mandiri 81.000 65.000 Dana Pensiun Bank Mandiri BPJS Kesehatan BPJS Kesehatan & Ketenagakerjaan 78.000 138.000 & Ketenagakerjaan PT Bank Jatim 60.000 60.000 PT Bank Jatim PT AXA Mandiri 20.000 20.000 PT AXA Mandiri PT Asuransi Jasa Raharja Putra 8.000 3.000 PT Asuransi Jasa Raharja Putra PT Bumi Daya Plaza 5.000 5.000 PT Bumi Daya Plaza PT Mandiri AXA General Insurance 3.000 3.000 PT Mandiri AXA General Insurance PT Asuransi Jasa PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) 2.000 5.000 Indonesia (Persero) DPLK Bank Mandiri 1.000 - DPLK Bank Mandiri PT Reasuransi Internasional PT Reasuransi Internasional Indonesia - 2.000 Indonesia
418.000 361.000
Jumlah liabilitas kepada pihak Total liabilities associated berelasi 2.383.534 1.814.427 with related parties
Persentase terhadap total liabilitas 36,56% 36,64% Percentage to total liabilities
Pada tahun 2014 dan 2013 utang lain-lain kepada pihak berelasi terutama berhubungan dengan utang angsuran pokok termasuk bunga kepada pemberi pembiayaan bersama.
In 2014 and 2013 other payables to related parties are mainly in respect of payables related with installments including interest to joint financing principals providers.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
69
24. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan)
24. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)
c. Pendapatan c. Revenue
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31
2014 2013
Pembiayaan konsumen Consumer financing (lihat Catatan 19a) (refer to Note 19a) Personil manajemen kunci Grup 1.151 890 Group’s key management personnel PT Adhi Karya (Persero) Tbk 71 10 PT Adhi Karya (Persero) Tbk PT Perusahaan Perdagangan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia 22 2 Indonesia PT Perikanan Nusantara 7 10 PT Perikanan Nusantara PINDAD (Persero) 4 7 PINDAD (Persero) PT Berdikari (Persero) 3 - PT Berdikari (Persero)
1.258 919
Bunga (lihat Catatan 19c) Interest (refer to Note 19c) PT Bank Sinar Harapan Bali 7.832 3.827 PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 3.467 1.094 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Pembangunan Daerah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. 16 13 Jawa Barat dan Banten Tbk. PT Bank DKI 12 9 PT Bank DKI PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 11 10 (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 3 20 (Persero) Tbk.
11.341 4.973
Lain-lain (lihat Catatan 19d) Others (refer to Note 19d) PT Asuransi Jasa PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) 42.865 - Indonesia (Persero) PT Mandiri AXA PT Mandiri AXA General Insurance 7.512 - General Insurance
50.377 -
Jumlah pendapatan dari Total revenue associated pihak berelasi 62.976 5.892 with related parties
Persentase terhadap total pendapatan 4,16% 0,51% Percentage to total revenue
Pendapatan bunga berkaitan dengan penempatan dana kepada pihak berelasi dengan tingkat bunga 0,00% - 9,75% (2013: 0,00% - 9,75%).
Interest income relates to funds placement to related parties with interest rate from 0.00% - 9.75% (2013: 0.00% - 9.75%).
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
70
24. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan)
24. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)
d. Beban d. Expenses
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31
2014 2013
General and Beban umum dan administrasi administrative expenses Beban sewa gedung Building rental expense PT Bumi Daya Plaza 3.389 2.859 PT Bumi Daya Plaza PT Wahana Optima Permai 127 - PT Wahana Optima Permai
3.516 2.859
Beban gaji dan tunjangan Salaries and benefits Kompensasi Dewan Boards of Commisioners and Komisaris dan Direksi Directors compensation Dewan Komisaris Board of Commissioners Imbalan kerja jangka pendek: Short-term employee benefits: Gaji dan tunjangan 2.775 2.247 Salaries and allowances Tantiem 1.044 484 Tantiem Direksi Directors Imbalan kerja jangka pendek: Short-term employee benefits: Gaji dan tunjangan 7.402 5.980 Salaries and allowances Tantiem 2.609 1.210 Tantiem
13.830 9.921
Beban keuangan Financial charges PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 97.680 51.403 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank DKI 25.576 23.338 PT Bank DKI PT Bank Pembangunan Daerah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. 22.221 18.362 Jawa Barat dan Banten Tbk. PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 10.632 23.788 (Persero) Tbk.
156.109 116.891
Jumlah beban kepada pihak Total expenses associated berelasi 173.455 129.671 with related parties
Persentase terhadap total beban 14,44% 13,96% Percentage to total expenses
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT Pendahuluan dan gambaran umum Introduction and overview
Perseroan memiliki eksposur terhadap risiko-risiko sebagai berikut: • Risiko pasar • Risiko kredit • Risiko likuiditas • Risiko operasional
The Company has exposure to the following risks: • Market risk • Credit risk • Liquidity risk • Operational risk
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
71
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Kerangka manajemen risiko Risk management framework
Konsep manajemen risiko Perseroan adalah mengacu dari konsep Enterprise Risk Management (ERM) yang digunakan oleh induk entitas Perseroan yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis dan operasional Perseroan. ERM adalah sebuah proses pengelolaan risiko yang melekat dalam proses bisnis Perseroan, artinya pengelolaan risiko menjadi bagian yang menyatu dalam pengambilan keputusan bisnis Perseroan sehari-hari. Dengan ERM, Perseroan akan memiliki kerangka kerja pengelolaan risiko yang sistematis dan menyeluruh (risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional) dengan menghubungkan pengelolaan modal dan proses bisnis dengan risiko yang dihadapi secara utuh. Tahun ini merupakan kelanjutan dari tahun-tahun sebelumnya terkait dengan “Penerapan Manajemen Risiko secara Konsolidasi bagi Bank yang Melakukan Pengendalian terhadap Entitas Anak”, yang dilaksanakan Perseroan dalam kapasitasnya sebagai Entitas Anak dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, pemegang saham pengendali Perseroan. Kerangka pengelolaan risiko ini mengacu pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Kerangka ini tercantum dalam Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mandiri (KMRBM) agar sejalan dengan rencana penerapan Basel II Accord secara bertahap di Indonesia. Dalam kerangka pengelolaan risiko tersebut diatur berbagai kebijakan agar manajemen risiko berfungsi sebagai business enabler sehingga bisnis dapat tetap tumbuh dalam koridor prinsip kehati-hatian dengan menerapkan proses manajemen risiko yang ideal (identifikasi - pengukuran - pemantauan - pengendalian risiko) pada semua level organisasi.
The concept of risk management of the Company refers to Enterprise Risk Management (ERM) implemented by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (parent company) which were adopted to the needs of business and operational of the Company. ERM is an inherent business risk management process in the Company’s business process, which means, risk management becomes part of daily business decision making. By using ERM, the Company will have systematic and comprehensive framework for risk management (credit risk, market risk and operational risk) by connecting capital management and business risk encountered as whole. This year is a continuation from previous years in term of “Implementation Of Consolidated Risk Management For Bank’s Controlling Subsidiary Companies”, which is implemented by the Company in its capacity as the Subsidiary of PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, the controlling shareholder of the Company. This risk management framework refers to Bank Indonesia regulation (PBI) No 5/8/PBI/2003 dated 19 May 2003 concerning the Application of Risk Management for Commercial Bank as amended by PBI No.11/25/PBI/2009 dated on 1 July 2009 concerning the Amendment on Bank Indonesia Regulation No.5/8/PBI/2003 concerning the Application of Risk Management for Commercial Bank. This framework is included in the Risk Management Policy of Bank Mandiri (KMRBM) in line with the plan to apply Basel II Accord gradually in Indonesia. Within this risk management framework, the Company set up a range of policies in order for risk management to function as a business enabler so that bussines can still grow within the corridor of prudential principle by applying the ideal risk management process (risk identification - measurement - monitoring - management risk) at all level of organization.
Lebih lanjut, kemitraan antara Perseroan dengan Entitas Induk merupakan hal yang sangat penting, mengingat keduanya menghadapi tantangan regional dan global yang sama dalam mengelola pertumbuhan bisnis yang cepat dan dalam suasana kompetisi yang ketat, namun pada saat yang bersamaan Perseroan harus tetap mampu menyelenggarakan praktik bisnis tersebut berdasarkan dan mengacu kepada prinsip kehati-hatian.
Further, the partnership between the Company and the parent company is a very important thing considering both have to faced the same regional and global challenge in managing fast business growth and strict competition, but at the same time the Company must implement such of business practices based on prudential principle.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
72
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Kerangka manajemen risiko (lanjutan) Risk management framework (continued)
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan, manajemen Perseroan memiliki komitmen penuh untuk menerapkan manajemen risiko secara komprehensif yang secara esensi mencakup kecukupan kebijakan, prosedur dan metodologi pengelolaan risiko sehingga kegiatan usaha Perseroan tetap dapat terarah dan terkendali pada batasan risiko yang dapat diterima, serta tetap menguntungkan Perseroan. Divisi Manajemen Risiko yang berperan secara aktif dalam mengkoordinasikan tindakan-tindakan pencegahan, proaktif dan responsif dengan seluruh karyawan dari berbagai tingkatan yang ada di dalam Perseroan untuk mendukung penerapan manajemen risiko ini, karena semua bagian di dalam Perseroan masing-masing akan memainkan peranan penting.
As a company engages in financing activities, the Company’s management is fully committed to implement risk management comprehensively, which essentially covers the adequacy of policies, procedures and risk management methodology; hence, the Company's business activities could remain be directed and controlled at an acceptable risk limit, at the same time the Company can still be profitable. Risk Management Division is playing an active role in coordinating preventive, proactive and responsive actions with all employees from various levels within the Company in order to support the implementation of risk management, because all divisions of the Company will play their respective important roles.
Dalam penerapan manajemen risiko, Perseroan menyadari pentingnya untuk memiliki sebuah mekanisme yang memadai dalam mengakomodasi risiko-risiko yang dihadapi oleh Perseroan. Perseroan memiliki suatu mekanisme yang bertumpu pada 4 (empat) pilar manajemen risiko, yang dapat diuraikan sebagai berikut:
In the implementation of risk management, the Company realizes the importance of having an adequate mechanism to accommodate the risks faced by the Company. The Company has a mechanism that is based upon 4 (four) risk management pillars, which could be described as follows:
Pilar 1: Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi
Pillar 1: Active Supervision by Boards of Commissioners and Directors
Pengawasan aktif tersebut tercermin sejak perencanaan bisnis tahunan, yang mencakup: • Menyetujui dan melakukan evaluasi kebijakan
manajemen risiko secara berkala; • Melakukan evaluasi dan menyetujui aktivitas
yang memerlukan persetujuan dari Dewan Komisaris atau Direksi;
• Menetapkan kebijakan dan strategi manajemen risiko termasuk penetapan otoritas dalam pemberian batasan serta tinjauan atas kualitas portofolio secara berkala;
• Terdapatnya Komite Audit dan sebagai organ Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasannya; dan melalui Surat Edaran No. 030/SE/MTF/VI/2012 membentuk Forum Enterprise Risk Management dengan dikoordinir oleh Direktorat Risk Management PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai bentuk konsolidasi manajemen risiko.
Active supervision is reflected since annual business planning, which includes: • Approving and evaluating risk management
policies on a regular basis; • Evaluating and approving activities that require
approval from the Board of Commissioners or Board of Directors;
• Establishing risk management policies and strategies, which include determining the authorization in limits and reviewing the quality of portfolio on a regular basis;
• The presence of the Audit Committee as an organ of the Board of Commissioners in carrying out their supervisory functions; and through Circular Letter No. 030/SE/MTF/VI/2012 established Enterprised Risk Management Forum coordinated by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Risk Management Directorate in term of implementation of consolidated risk management.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
73
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Kerangka manajemen risiko (lanjutan) Risk management framework (continued)
Pilar 1: Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi (lanjutan)
Pillar 1: Active Supervision by Boards of Commissioners and Directors (continued)
Kerangka konsolidasi manajemen risiko dengan Entitas Induk dibentuk dengan menempatkan wakil dari Entitas Induk sebagai Kepala Divisi yang membawahi fungsi manajemen risiko Perseroan. Kerangka tersebut juga dilaksanakan melalui pemeriksaan kinerja secara berkala oleh Entitas Induk terhadap Perseroan, menyangkut kinerja keuangan, pengawasan sistem informasi akuntansi, serta tingkat kesehatan dan profil risiko dari piutang pembiayaan konsumen.
The consolidated risk management framework with Parent Company is established through assigning representatives from Parent Company as Division Head of Risk Management. The framework is also implemented through regular performance assessment by the Parent Company on the Company, concerning the financial performance, monitoring on accounting information system, as well as the level of soundness and risk profile of the Company’s consumer financing receivables.
Pilar 2: Kebijakan dan Penerapan Batasan Pillar 2: Policy and Implementation of Limits
Perseroan menyusun kebijakan-kebijakan manajemen risiko yang diperiksa secara berkala dan selalu disesuaikan dengan keadaan usaha terkini. Kebijakan tersebut diterjemahkan ke dalam Prosedur Operasi Standar dan Memo Internal yang disosialisasikan kepada seluruh karyawan. Perseroan juga memiliki kebijakan-kebijakan mengenai batasan persetujuan/ otorisasi untuk transaksi kredit maupun yang bukan transaksi kredit.
The Company develops policies related to risk management, which are assessed periodically and aligned constantly to fit the most recent business situation. The policy is translated into Standard Operating Procedures and Internal Memo, which are being socialized to all employees. The Company also has policies regarding limitation on approval/ authorization for both credit and non-credit transactions.
Salah satu contoh kemitraan dalam pengelolaan manajemen risiko antara Perseroan dan Entitas Induk adalah perjanjian kerjasama pemberian kredit without recourse dimana Perseroan bertindak sebagai agen untuk kegiatan seleksi konsumen, penagihan dan pengurusan dokumen administrasi berdasarkan batasan produk ataupun kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh Entitas Induk. Kebijakan penyisihan kerugian penurunan nilai piutang Perseroan juga mengikuti kebijakan penyisihan pada Entitas Induk yang sejalan dan patuh terhadap Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
An example of partnership between the Company and Parent Company in managing risk is joint financing without recourse agreement where the Company acts as an agent to underwrite, collect and administer consumer financing based on limitation of product or pre-determined criteria established by Parent Company. The Company’s policy in relation with allowance for impairment losses on receivables also comply with the Parent Company's policy, which is in line and in compliance with Indonesian Financial Accounting Standards.
Pilar 3: Identifikasi, Pengukuran, Pengawasan dan Sistem Informasi Manajemen
Pillar 3: Identification, Measurement, Monitoring and Management Information System
Perseroan memiliki perangkat untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengawasi risiko terutama risiko kredit dan risiko operasional melalui mekanisme pelaporan dan sistem informasi manajemen yang ada serta melalui pertemuan berkala Forum Enterprise Risk Management (FERMA) dengan Entitas induk. Selain itu, sistem teknologi informasi utama Perseroan mampu menyediakan data/informasi secara cepat dan akurat kepada pihak manajemen, Entitas Induk atau pihak ketiga yang terkait lainnya.
The Company has a set of tools to identify, measure and monitor risks, especially credit risk and operational risk through the existing reporting and management information system mechanism, as well as through the regular meetings of the Company’s Enterprise Risk Management Forum (FERMA) with Parent Company. In addition, the Company’s major information technology system is capable of providing instant and accurate data/information to the management, Parent Company or other related third parties.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
74
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Kerangka manajemen risiko (lanjutan) Risk management framework (continued)
Pilar 3: Identifikasi, Pengukuran, Pengawasan dan Sistem Informasi Manajemen (lanjutan)
Pillar 3: Identification, Measurement, Monitoring and Management Information System (continued)
Kerangka konsolidasi manajemen risiko dengan Entitas Induk terlaksana melalui penyampaian paparan risiko Perseroan yang ada secara berkala kepada Komite Manajemen Risiko Entitas Induk, termasuk penyampaian laporan berkala terkait aspek kepatuhan, hukum dan lainnya kepada Entitas Induk.
The consolidated risk management framework with Parent Company is conducted through the reporting of the Company's risk exposure periodically to Parent Company’s Risk Management Committee, including the periodic reporting in relation to the compliance, legal and other aspects to the Parent Company.
Pilar 4: Pengendalian Internal Pillar 4: Internal Control
Perseroan memiliki Divisi Audit Internal yang secara independen melaporkan proses dan hasil pemeriksaannya kepada Direktur Utama dan melakukan koordinasi dengan Komite Audit secara rutin setiap bulan. Akuntabilitas dari Divisi Audit Internal mencakup: • Menyediakan penilaian atas kecukupan dan
efektivitas dari semua proses yang ada di dalam Perseroan;
• Melaporkan masalah-masalah penting yang terkait dengan proses pengendalian aktivitas-aktivitas di dalam Perseroan, termasuk perbaikan yang potensial terhadap proses-proses tersebut; dan
• Koordinasi dengan fungsi pengendali dan pengawasan lainnya (manajemen risiko, kepatuhan,hukum dan audit eksternal).
The Company has an Internal Audit Division which independently reports on the process and assessment result to the President Director and regularly coordinate with Audit Committee monthly. The accountability of the Internal Audit Division includes: • Providing assessment on the adequacy and
effectiveness of all existing processes within the Company;
• Reporting on important issues related to the control process of activities within the Company, including potential improvements to these processes; and
• Coordinating with other controlling and supervisory functions (risk management, compliance, legal and external audit).
Kerangka konsolidasi manajemen risiko dengan Entitas Induk juga dicerminkan dengan dilaksanakannya audit reguler/audit teknologi informasi/audit terintegrasi atas unit-unit di Perseroan oleh Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) Entitas Induk.
The consolidated risk management framework with Parent Company is also reflected in the mplementation of regular audit/information technology audit/integrated audit on the business units in the Company by Parent Company’s Internal Audit Unit (SKAI).
Guna penguatan pengendalian internal dan proses konsolidasi antara Entitas Induk dengan Entitas Anak, Kepala Divisi Internal Audit perseroan diseleksi dan ditetapkan oleh Entitas Induk sebelum ditempatkan di Perseroan.
For the purpose of strengthening Internal Control and consolidation process between Parent Company and Subsidiary Company, Head of Internal Audit Division is selected and determined by Parent Company before being assigned in the Company.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
75
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) Risiko pasar Market risk Risiko pasar merupakan risiko yang terutama disebabkan karena perubahan tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang Rupiah, harga komoditas dan harga modal atau pinjaman, yang dapat membawa risiko bagi Perseroan. Dalam perencanaan usaha Perseroan, risiko pasar yang memiliki dampak langsung kepada Perseroan adalah dalam hal pengelolaan tingkat bunga.
Market risk is the risk which is primarily caused by the changes in interest rates, exchange rate of Rupiah currency, commodity prices and the price of capital or loans, which could expose to the Company. In the Company's business planning, market risk with direct impact to the Company is in terms of interest rates management.
Perubahan tingkat bunga acuan akan menjadi risiko pada saat perubahannya, terutama ketika tingkat bunga dinaikkan, yang menyebabkan kerugian bagi Perseroan sehingga dapat menyebabkan risiko kredit Perseroan meningkat. Untuk itu, Perseroan menerapkan pengelolaan tingkat bunga tetap secara konsisten dengan menyesuaikan tingkat bunga kredit terhadap tingkat bunga pinjaman dan beban dana.
Changes in interest rates would become a risk at the point of change, especially when the interest rate is raised, which would cause losses to the Company, hence resulting in increased Company's credit risk. Therefore, the Company consistently implements fixed interest rate management by doing adjustment on lending interest rate and cost of funds.
Sumber pendanaan Perseroan yang terbesar berasal dari skema pembiayaan bersama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dengan tingkat bunga tetap dan jangka waktu yang sama dengan piutang pembiayaan konsumen.
The largest source of funding for the Company comes from a joint financing scheme with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. with fixed interest rate and same period with the consumer financing receivables.
Perseroan juga menerbitkan obligasi dan medium-term notes yang sebagian besar mempunyai jangka waktu yang panjang, yaitu 3 (tiga) tahun dengan tingkat bunga tetap serta sejumlah kecil pinjaman dari bank swasta nasional dengan tingkat bunga mengambang.
The Company’s funding source is also from the issuance of bonds and medium-term notes mostly for long-term, i.e. for 3 (three) years, with fixed interest rates and as well as a small number of loans from the national private banks with floating interest rates.
Dengan pola aktivitas usaha yang dijalankan Perseroan saat ini, risiko pasar Perseroan adalah minimal. Perseroan tidak mempunyai kegiatan usaha pembiayaan konsumen dalam mata uang asing.
With the pattern of business activity currently operated by the Company, the market risk of the Company is minimal. The Company does not have consumer financing business in foreign currency.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
76
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) Risiko pasar (lanjutan) Market risk (continued) Tabel berikut menggambarkan rincian aset dan liabilitas keuangan Perseroan yang dikelompokkan menurut mana yang lebih awal antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo kontraktual untuk melihat dampak perubahan tingkat suku bunga:
The following tables summarize the Company’s financial assets and liabilities at carrying amounts, categorized by the earlier of contractual repricing or maturity dates to see the impact of changes in interest rates:
2014
Tingkat bunga tetap/Fixed rate
Lebih dari 1 tahun Bunga Lebih dari 3 sampai 2 Tidak mengambang Kurang dari 1 1 bulan bulan sampai 1 tahun/ Lebih dari dikenakan <3 bulan/ bulan/Less sampai 3 bulan/ tahun/Over 3 Over 1 2 tahun/ bunga/ No Floating Rate < 3 than 1 month months year to 2 Over 2 interest rate Jumlah/ months 1 month to 3 months to 1 year years years charges Total
Aset keuangan Financial assets Kas dan setara kas 259.498 - - - - - 13.951 273.449 Cash and cash equivalents Consumer financing Piutang pembiayaan konsumen - 179.792 363.226 1.599.839 1.875.422 2.069.708 - 6.087.987 receivable Investasi neto dalam Net investment in sewa pembiayaan - 32.984 66.067 277.498 256.751 150.437 - 783.737 financial leases Piutang lain lain - - - - - - 364.247 364.247 Other receivables Aset lain-lain - - - - - - 15.415 15.415 Other assets
Jumlah aset keuangan 259.498 212.776 429.293 1.877.337 2.132.173 2.220.145 393.613 7.524.835 Total financial assets
Liabilitas keuangan Financial liabilities Utang usaha - - - - - - 523.518 523.518 Trade payables Utang lain-lain - - - - - - 98.657 98.657 Other payables Beban bunga yang masih harus dibayar - 25.023 - - - - - 25.023 Accrued interest expenses Pinjaman bank - 202.928 401.210 1.651.743 1.387.242 648.019 - 4.291.142 Bank loans Surat berharga yang diterbitkan - - 199.966 149.884 424.267 673.252 - 1.447.369 Securities issued
Jumlah liabilitas keuangan - 227.951 601.176 1.801.627 1.811.509 1.321.271 622.175 6.385.709 Total financial liabilities
Jumlah selisih penilaian bunga 259.498 (15.175) (171.883) 75.710 320.664 898.874 (228.562) 1.139.126 Total interest repricing gap
2013
Tingkat bunga tetap/Fixed rate
Lebih dari 1 tahun Bunga Lebih dari 3 sampai 2 Tidak mengambang Kurang dari 1 1 bulan bulan sampai 1 tahun/ Lebih dari dikenakan <3 bulan/ bulan/Less sampai 3 bulan/ tahun/Over 3 Over 1 2 tahun/ bunga/ No Floating Rate < 3 than 1 month months year to 2 Over 2 interest rate Jumlah/ months 1 month to 3 months to 1 year years years charges Total
Aset keuangan Financial assets Kas dan setara kas 178.310 - - - - - 12.929 191.239 Cash and cash equivalents Consumer financing Piutang pembiayaan konsumen - 155.548 309.232 1.303.460 1.522.976 1.353.685 - 4.644.901 receivable Investasi neto dalam Net investment in sewa pembiayaan - 26.846 55.598 221.144 242.864 73.239 - 619.691 financial leases Piutang lain lain - - - - - - 250.731 250.731 Other receivables Aset lain-lain - - - - - - 6.180 6.180 Other assets
Jumlah aset keuangan 178.310 182.394 364.830 1.524.604 1.765.840 1.426.924 269.840 5.712.742 Total financial assets
Liabilitas keuangan Financial liabilities Utang usaha - - - - - - 260.798 260.798 Trade payables Utang lain-lain - - - - - - 153.673 153.673 Other payables Beban bunga yang masih harus dibayar - 20.320 - - - - - 20.320 Accrued interest expenses Pinjaman bank - 169.382 326.069 1.189.951 1.168.996 386.665 - 3.241.063 Bank loans Surat berharga yang diterbitkan - - - 349.715 349.277 497.743 - 1.196.735 Securities issued
Jumlah liabilitas keuangan - 189.702 326.069 1.539.666 1.518.273 884.408 414.471 4.872.589 Total financial liabilities
Jumlah selisih penilaian bunga 178.310 (7.308) 38.761 (15.062) 247.567 542.516 (144.631) 840.153 Total interest repricing gap
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
77
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko kredit Credit risk
Pengelolaan risiko kredit perseroan diarahkan untuk meningkatkan keseimbangan antara ekspansi kredit yang sehat dengan pengelolaan kredit secara prudent agar terhindar dari penurunan kualitas atau menjadi Non Performing Loan (NPL), serta mengelola penggunaan modal untuk memperoleh return yang optimal. Dimulai dari proses awal penerimaan aplikasi kredit yang selektif dan ditangani dengan prinsip kehati-hatian, yang mana aplikasi kredit akan melalui proses survey dan analisa kredit sebelum disetujui oleh Komite Kredit. Perseroan juga menerapkan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan No.30/PMK.010/2010 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank dan Peraturan Ketua Bapepam-LK No.PER-05/BL/2011 tentang Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Perseroan Pembiayaan. Tahun 2012, Perseroan juga telah menjalankan aturan uang muka kendaraan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No.43/PMK.010/2012 tentang Uang Muka Pembiayaan Konsumen untuk kendaraan Bermotor Pada Perusahaan Pembiayaan serta Surat Edaran BI No.14/10/DPNP tanggal 15 Maret 2012 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor yang diberlakukan sejak 15 Juni 2012.
The Company’s credit risk management is directed to improve the balance between healthy credit expansion with a prudent credit management to avoid from the decline in the quality or being Non Performing Loan (NPL). It starts from the process of receiving credit applications selectively and handling them with prudence principle, whereby the credit application would go through survey and credit analysis process before being approved by the Credit Committee. The Company also implemented the Manual for Implementation of Know Your Customer Principles as regulated in the Ministry of Finance Regulation No.30/PMK.010/2010 regarding the Implementation of Know Your Customer Principles for Non-Banking Financial Institutions and the Chairman of the Capital Market and Financial Institution Supervisory Board (Bapepam-LK) Regulation No.PER-05/BL/2011 regarding the Manual for Implementation of Know Your Customer Principles for Multifinance Companies. In 2012, the Company also has implemented down payment regulation as regulated in the Ministry of Finance Regulation No.43/PMK.010/2012 concerning Down Payment for Consumer Financing, and Bank Indonesia Cirrcular Letter No.14/10/DPNP dated 15 March 2012 concerning The Application of Bank’s Risk Management on Mortgages and Motor Vehicle Credit effective 15 June 2012.
Untuk setiap kategori aset keuangan, Perseroan harus mengungkapkan eksposur maksimum terhadap risiko kredit dan analisa konsentrasi risiko kredit.
For each financial asset category, the Company should disclose maximum exposure to credit risk and concentration of credit risk analysis.
i. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit i. Maximum exposure to credit risk
Eksposur Perseroan terhadap risiko kredit hampir seluruhnya berasal dari piutang pembiayan konsumen dan investasi neto dalam sewa pembiayaan, dimana eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatat (tanpa memperhitungkan agunan).
The Company’s exposure to credit risk mainly comes from the consumer financing receivables and net investments in financial leases, of which the maximum exposure to credit risk equals to the carrying amount (without taking into account any collateral held).
ii. Analisis konsentrasi risiko kredit ii. Concentration of credit risk analysis
Konsentrasi risiko kredit timbul ketika sejumlah pelanggan bergerak dalam aktivitas usaha yang sama atau aktivitas dalam wilayah geografis yang sama, atau ketika mereka memiliki karakteristik yang sejenis yang akan menyebabkan kemampuan untuk memenuhi kewajiban kontraktualnya sama-sama dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi atau yang lainnya.
Concentrations of credit risk arise when a number of customers are engaged in similar business activities or activities within the same geographic region, or when they have similar characteristics that would cause their ability to meet contractual obligations to be similarly affected by changes in economic or other conditions.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
78
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued)
ii. Analisis konsentrasi risiko kredit (lanjutan) ii. Concentration of credit risk analysis (continued)
Perseroan bergerak di bidang usaha pembiayaan konsumen yang pelanggannya kebanyakan adalah individu dan tidak terkonsentrasi pada wilayah geografis tertentu.
The Company is currently engaged in consumer financing business in which the customers are mainly individuals and they are not concentrated in the specific geographic region.
Tabel berikut menggambarkan jumlah risiko kredit dan konsentrasi risiko aset keuangan konsumen yang dimiliki Perseroan: (bruto)
The following tables set out the total credit risk and risk concentration of financial assets of the Company: (gross)
a. Sektor geografis a. Geographical sector
2014
Lainnya/ Jumlah/ Jawa Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Others Total
Kas dan setara kas 258.753 474 144 127 - 259.498 Cash and cash equivalents Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen: receivables: perorangan 3.845.389 1.484.977 429.830 327.791 - 6.087.987 individual Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan: leases: korporasi 649.051 294 4.138 130.254 - 783.737 corporate Piutang lain-lain 362.459 988 464 336 - 364.247 Other receivables Aset lain-lain 15.684 (341 ) 47 25 - 15.415 Other assets
5.131.336 1.486.392 434.623 458.533 - 7.510.884
2013
Lainnya/ Jumlah/ Jawa Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Others Total
Kas dan setara kas 177.710 401 118 81 - 178.310 Cash and cash equivalents Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen: receivables: perorangan 2.783.608 1.292.806 329.595 238.892 - 4.644.901 individual Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan: leases: korporasi 559.942 517 - 59.232 - 619.691 corporate Piutang lain-lain 250.411 228 11 81 - 250.731 Other receivables Aset lain-lain 6.728 (682 ) 93 41 - 6.180 Other assets
3.778.399 1.293.270 329.817 298.327 - 5.699.813
b. Sektor industri b. Industry sector
2014
Lembaga Keuangan/ Financial Konsumen/ Lain-lain/ Jumlah/ Institution Customers Others Total
Kas dan setara kas 259.498 - - 259.498 Cash and cash equivalents Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen: receivables:
perorangan - 6.087.987 - 6.087.987 individual Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan: leases: korporasi - 783.737 - 783.737 corporate Piutang lain-lain - - 364.247 364.247 Other receivables Aset lain-lain - - 15.415 15.415 Other assets
259.498 6.871.724 379.662 7.510.884
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
79
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued)
ii. Analisis konsentrasi risiko kredit (lanjutan) ii. Concentration of credit risk analysis (continued)
b. Sektor industri (lanjutan) b. Industry sector (continued)
2013
Lembaga Keuangan/ Financial Konsumen/ Lain-lain/ Jumlah/ Institution Customers Others Total
Kas dan setara kas 178.310 - - 178.310 Cash and cash equivalents Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen: receivables:
perorangan - 4.644.901 - 4.644.901 individual Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan: leases: korporasi - 619.691 - 619.691 corporate Piutang lain-lain 222.565 - 28.166 250.731 Other receivables Aset lain-lain - - 6.180 6.180 Other assets
400.875 5.264.592 34.346 5.699.813
c. Berdasarkan kualitas kredit dari aset
keuangan c. Based on quality of financial assets
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 eksposur risiko kredit atas aset keuangan terbagi atas:
As of 31 December 2014 and 2013 credit risk exposure of financial asset is divided into:
2014
Cadangan Jatuh tempo kerugian dan tidak penurunan Belum jatuh tempo dan mengalami Mengalami nilai/ tidak mengalami penurunan penurunan Allowance for penurunan nilai/ Neither nilai/Past due nilai/ impairment Jumlah/ past due nor impaired but not impaired Impaired losses Total
High grade Standard grade
Kas dan setara kas 259.498 - - - - 259.498 Cash and cash equivalent Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen: receivables: perorangan 2.971.623 2.672.709 361.451 82.204 (194.852 ) 5.893.135 individual Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan: leases: korporasi 437.509 281.309 34.738 30.181 (17.213 ) 766.524 corporate Piutang lain-lain 364.247 - - - (794 ) 363.453 Other receivables Aset lain-lain 15.415 - - - - 15.415 Other assets 4.048.292 2.954.018 396.189 112.385 (212.859 ) 7.298.025
2013
Cadangan Jatuh tempo kerugian dan tidak penurunan Belum jatuh tempo dan mengalami Mengalami nilai/ tidak mengalami penurunan penurunan Allowance for penurunan nilai/ Neither nilai/Past due nilai/ impairment Jumlah/ past due nor impaired but not impaired Impaired losses Total
High grade Standard grade
Kas dan setara kas 178.310 - - - - 178.310 Cash and cash equivalent Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen: receivables: perorangan 2.080.847 2.180.820 306.429 76.805 (133.356 ) 4.511.545 individual Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan: leases: korporasi 399.827 176.568 29.361 13.935 (7.537 ) 612.154 corporate Piutang lain-lain 249.918 - - 813 (813 ) 249.918 Other receivables Aset lain-lain 6.180 - - - - 6.180 Other assets 2.915.082 2.357.388 335.790 91.553 (141.706 ) 5.558.107
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
80
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued)
ii. Analisis konsentrasi risiko kredit (lanjutan) ii. Concentration of credit risk analysis (continued)
c. Berdasarkan kualitas kredit dari aset
keuangan (lanjutan) c. Based on quality of financial assets
(continued)
Penjelasan pembagian kualitas kredit yang diberikan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai: - High grade, yaitu tidak terdapat
keraguan atas pengembalian aset keuangan.
- Standard grade, yaitu terdapat pertimbangan tertentu terkait dengan kemampuan nasabah dalam melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo. Namun sampai saat ini belum terdapat keterlambatan dalam pembayaran cicilan pokok dan bunga pada saat jatuh tempo.
The explanation of loan under quality ”neither past due nor impaired” were as follows: - High grade, which is no - doubt over
the repayment of financial asset.
- Standard grade, which is there is - certain consideration related to the ability of the customer in making payment at maturity date, however until now there has not been any delay in payment of principal and interest at maturity date.
Piutang pembiayaan konsumen dan investasi sewa pembiayaan yang pembayaran angsurannya menunggak lebih dari 90 hari diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang mengalami penurunan nilai.
Consumer financing and financing lease receivables which installments are overdue for more than 90 days are classified as impaired financial assets.
Sebagai jaminan atas piutang pembiayaan konsumen yang diberikan, Perseroan menerima jaminan dari konsumen berupa Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (“BPKB”) atas kendaraan bermotor yang dibiayai Perseroan.
As collateral to the consumer financing receivables, the Company receives the Certificates of Ownership (“BPKB”) of the motor vehicles financed by the Company.
Tabel berikut menunjukkan aging analysis terhadap piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto dalam sewa pembiayaan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai.
The following table summarizes the aging analysis of consumer financing receivables and net investment in financial leases which are past due but not impaired.
2014
Jumlah/ 1-30 hari/days 31-60 hari/days 61-90 hari/days Total
Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen: receivables: perorangan 246.688 83.539 31.224 361.451 individual Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan: leases: korporasi 31.098 2.492 1.148 34.738 corporate
277.786 86.031 32.372 396.189
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
81
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued)
ii. Analisis konsentrasi risiko kredit (lanjutan) ii. Concentration of credit risk analysis (continued)
c. Berdasarkan kualitas kredit dari aset
keuangan (lanjutan) c. Based on quality of financial assets
(continued)
2013
Jumlah/ 1-30 hari/days 31-60 hari/days 61-90 hari/days Total
Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen: receivables: perorangan 215.377 65.433 25.619 306.429 individual Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan: leases: korporasi 24.892 538 3.931 29.361 corporate
240.269 65.971 29.550 335.790
Risiko likuiditas Liquidity risk
Risiko likuiditas merupakan risiko, yang mana Perseroan tidak memiliki sumber keuangan yang mencukupi untuk memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo. Mengingat Perseroan memperoleh dukungan keuangan yang kuat dari Entitas Induk melalui skema pembiayaan bersama, maka risiko ini dapat dikelola dengan baik.
Liquidity risk is the risk, whereby the Company does not have sufficient financial resources to discharge its matured liabilities. As the Company receives strong financial support from Parent Company through joint financing scheme, this risk could be managed properly.
Tabel berikut menggambarkan profil perbedaan jatuh tempo atas aset dan liabilitas keuangan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013:
The following table summarizes the maturity gap profile of the Company’s financial assets and liabilities as of 31 December 2014 and 2013:
2014
Tidak Lebih dari 6 mempunyai Kurang dari bulan sampai 1 Lebih dari kontrak jatuh Nilai satu bulan/ 1-6 tahun/ Over than 1 tahun/ tempo/No tercatat/ Less than bulan/ 6 month to Over than contractual Carrying one month months 1 year 1 year maturity value
ASET ASSETS Kas dan setara kas 273.449 - - - - 273.449 Cash and cash equivalents Piutang pembiayaan konsumen 179.792 908.669 1.054.396 3.945.130 - 6.087.987 Consumer financing receivables Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan 32.984 164.411 179.154 407.188 - 783.737 leases Piutang lain-lain 283.675 - - - 80.572 364.247 Other receivables Aset lain-lain - - - - 15.415 15.415 Other assets
Total aset 769.900 1.073.080 1.233.550 4.352.318 95.987 7.524.835 Total assets
LIABILITAS LIABILITIES Utang usaha 523.518 - - - - 523.518 Trade payables Utang lain-lain 98.657 - - - - 98.657 Other payables Beban bunga yang Accrued masih harus dibayar 25.023 - - - - 25.023 interest expenses Pinjaman bank 202.928 987.328 1.065.625 2.035.261 - 4.291.142 Bank loans Surat berharga yang diterbitkan - 349.850 - 1.097.519 - 1.447.369 Securities issued
Total liabilitas 850.126 1.337.178 1.065.625 3.132.780 - 6.385.709 Total liabilities
Total perbedaan jatuh tempo (80.226 ) (264.098 ) 167.925 1.219.538 95.987 1.139.126 Total maturity gap
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
82
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko likuiditas (lanjutan) Liquidity risk (continued) 2013
Tidak Lebih dari 6 mempunyai Kurang dari bulan sampai 1 Lebih dari kontrak jatuh Nilai satu bulan/ 1-6 tahun/ Over than 1 tahun/ tempo/No tercatat/ Less than bulan/ 6 month to Over than contractual Carrying one month months 1 year 1 year maturity value
ASET ASSETS Cash and cash Kas dan setara kas 178.310 - - - 12.929 191.239 equivalents Piutang pembiayaan konsumen 155.548 755.249 857.443 2.876.661 - 4.644.901 Consumer financing receivables Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan 26.846 130.000 146.742 316.103 - 619.691 leases Piutang lain-lain 222.565 - - - 28.166 250.731 Other receivables Aset lain-lain - - - - 6.180 6.180 Other assets
Total aset 583.269 885.249 1.004.185 3.192.764 47.275 5.712.742 Total assets
LIABILITAS LIABILITIES Utang usaha 260.798 - - - - 260.798 Trade payables Utang lain-lain 153.673 - - - - 153.673 Other payables Beban bunga yang Accrued masih harus dibayar 20.320 - - - - 20.320 interest expenses Pinjaman bank 169.382 761.076 754.944 1.555.661 - 3.241.063 Bank loans Surat berharga yang diterbitkan - 349.715 - 847.020 - 1.196.735 Securities issued
Total liabilitas 604.173 1.110.791 754.944 2.402.681 - 4.872.589 Total liabilities
Total perbedaan jatuh tempo (20.904 ) (225.542 ) 249.241 790.083 47.275 840.153 Total maturity gap
Tabel di bawah ini menunjukkan sisa jatuh tempo kontraktual dari liabilitas keuangan berdasarkan pada undiscounted cash flows pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.
The tables below show the remaining contractual maturities of financial liabilities based on undiscounted cash flows as of 31 December 2014 and 2013.
2014
Tidak Lebih dari 6 mempunyai Kurang dari bulan sampai 1 Lebih dari kontrak jatuh Nilai satu bulan/ 1-6 tahun/ Over than 1 tahun/ tempo/No tercatat/ Less than bulan/ 6 month to Over than contractual Carrying one month months 1 year 1 year maturity value
LIABILITAS LIABILITIES Utang usaha 523.518 - - - - 523.518 Trade payables Utang lain-lain 98.657 - - - - 98.657 Other payables Beban bunga yang Accrued masih harus dibayar 25.023 - - - - 25.023 interest expenses Pinjaman bank 240.284 1.147.693 1.202.784 2.206.418 - 4.797.179 Bank loans Surat berharga yang diterbitkan - 404.777 - 1.309.463 - 1.714.240 Securities issued
Total 887.482 1.552.470 1.202.784 3.515.881 - 7.158.617 Total
2013
Tidak Lebih dari 6 mempunyai Kurang dari bulan sampai 1 Lebih dari kontrak jatuh Nilai satu bulan/ 1-6 tahun/ Over than 1 tahun/ tempo/No tercatat/ Less than bulan/ 6 month to Over than contractual Carrying one month months 1 year 1 year maturity value
LIABILITAS LIABILITIES Utang usaha 260.798 - - - - 260.798 Trade payables Utang lain-lain 153.673 - - - - 153.673 Other payables Beban bunga yang Accrued masih harus dibayar 20.320 - - - - 20.320 interest expenses Pinjaman bank 195.158 870.540 849.614 1.662.861 - 3.578.173 Bank loans Surat berharga yang diterbitkan - 367.215 - 998.789 - 1.366.004 Securities issued
Total liabilitas 629.949 1.237.755 849.614 2.661.650 - 5.378.968 Total liabilities
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
83
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko operasional Operational risk
Perseroan juga sangat peduli terhadap risiko operasional, karena permasalahan yang timbul sehubungan dengan risiko ini dapat berdampak dan berpengaruh luas terhadap kinerja Perseroan secara keseluruhan. Secara umum, risiko operasional merupakan risiko yang disebabkan karena kekurangan dan kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan system ataupun permasalahan-permasalahan yang berdampak pada operasi Perseroan. Penanganan risiko operasional dalam Perseroan dilakukan dengan 3 (tiga) langkah, yaitu: - Pengidentifikasian risiko - Pengukuran risiko - Manajemen, pengawasan dan pengendalian
risiko
The Company is also very concerned about the operational risk, because the problems arised in relation with this risk could bring significant impact and affect to the overall Company’s performance. In general, operational risk is the risk caused by shortcomings and failures of internal processes, human errors, system failures or problems that could bring impact to the Company's operations. The operational risks in the Company are handled through 3 (three) steps as follows:
- Risk identification - Risk measurement - Risk management, supervision and control
Ketiga langkah di atas merupakan satu kesatuan proses yang tidak terpisahkan. Langkah di atas telah diterjemahkan Perseroan dalam mekanisme manajemen risiko operasional sebagai berikut:
The three steps above are inseparable unified process. The steps above have been converted to the Company's operational risk management mechanism as follows:
Operational Risk Management System (ORMS) Operational Risk Management System (ORMS)
ORMS merupakan implementasi dari kewajiban Perseroan sebagai Perseroan Anak dari PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. untuk melakukan pengendalian risiko operasional dengan cara melakukan pencatatan kejadian berisiko pada saat terjadinya kejadian berisiko tersebut, seperti yang diatur di dalam Peraturan Bank Indonesia No. 8/6/PBI/2006 tertanggal 30 Januari 2006 perihal “Penerapan Manajemen Risiko secara Konsolidasi bagi Bank yang Melakukan Pengendalian terhadap Perseroan Anak”.
ORMS is an implementation of the obligation of the Company as a Subsidiary of PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. to carry out operational risk control by recording risk event at the time this risk event occurred, as regulated in Bank Indonesia Regulation No. 8/6/PBI/2006 dated 30 January 2006 regarding "Implementation of Consolidated Risk Management for Banks Performing Control on Subsidiary Companies".
ORMS adalah sebuah aplikasi intranet berbasis web yang digunakan sebagai alat bantu pengelola risiko operasional yang dirancang agar pencatatan kejadian berisiko dapat dilakukan pada saat terjadinya kejadian berisiko tersebut dan direkam ke dalam database. Laporan yang terekam melalui menu laporan tersebut kemudian akan dipindahkan ke dalam aplikasi ORMS Entitas Induk sebagai bentuk dari perwujudan konsolidasi Laporan Risiko Operasional Bank.
ORMS is a web-based intranet application that is used as an operational risk management tool and is designed for recording the operational risk event at the time of occurrence of this risk event and stored into database. The report stored through the reporting menu would then be transferred to Parent Company’s ORMS application as the form of the consolidated Bank’s Operational Risk Report.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
84
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Manajemen permodalan Capital management
Tujuan Perseroan dalam mengelola permodalannya adalah menjaga kelangsungan usaha Perseroan untuk dapat memberikan hasil kepada pemegang saham dan manfaat kepada pemangku kepentingan lainnya, dan memelihara optimalisasi struktur permodalan untuk mengurangi biaya modal.
The Company’s objectives when managing capital are to safeguard the Company’s ability to continue as a going concern in order to provide returns for shareholders and benefits for other stakeholders and to maintain an optimal capital structure to reduce the cost of capital.
Dalam rangka memelihara atau menyesuaikan struktur permodalan, Perseroan dapat menyesuaikan jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham, imbalan hasil modal kepada pemegang saham atau menerbitkan saham baru untuk mengurangi pinjaman.
In order to maintain or adjust the capital structure, the Company may adjust the amount of dividends paid to shareholders, return capital to shareholders or issue new shares to reduce debt.
Konsisten dengan pelaku industri lainnya, Perseroan memonitor permodalan berdasarkan gearing ratio. Rasio ini dihitung dari nilai bersih pinjaman (termasuk obligasi dan medium-term notes) dibagi dengan jumlah modal. Jumlah modal diambil dari ekuitas yang tercantum dalam laporan posisi keuangan.
Consistent with other players in the industry, the Company monitors capital on the basis of the gearing ratio. This ratio is calculated as net debt (including bonds payable and medium-term notes) divided by total capital. Total capital is calculated as ‘equity’ as shown in the statements of financial position.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 84/PMK.012/2006 tanggal 26 September 2006 tentang Perusahan Pembiayaan, jumlah maksimum gearing ratio adalah sebesar 10 kali dari total modal.
Based on Minister of Finance of the Republic of Indonesia Regulation No.84/PMK.012/2006 dated 26 September 2006 regarding Multifinance Company, the maximum gearing ratio is 10 times from total capital.
31 Desember/December 31
2014 2013
Pinjaman Debt Pinjaman yang diterima - neto 4.291.142 3.241.063 Borrowings - net Obligasi 1.247.369 996.735 Bonds Payable Medium-Term Notes 200.000 200.000 Medium-Term Notes
Total Pinjaman 5.738.511 4.437.798 Total Debt
Jumlah Modal 900.625 687.794 Total Capital
Gearing Ratio 6,37 6,45 Gearing Ratio
Perseroan senantiasa menjaga jumlah maksimum gearing ratio lebih kecil dari ketentuan yang ditetapkan melalui analisa alternatif pembiayaan baik melalui pinjaman bank, penerbitan obligasi ataupun optimalisasi dana joint financing. Perseroan juga menghitung biaya dana dari alternatif pembiayaan yang dipilih untuk memastikan biaya dana tersebut dapat menghasilkan pendapatan maksimum bagi Perseroan.
The Company always maintains the maximum amount of gearing ratio at smaller level than the applicable regulation by performing an analysis to determine financing alternative whether through the bank loans, bonds issuance or joint financing fund optimization. The Company also calculates the cost of fund of each financing alternative selected by the Company to ensure it could generate a maximum income for the Company.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
85
26. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN
26. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES
Tabel di bawah ini menyajikan nilai tercatat dan nilai wajar dari instrumen keuangan Perseroan:
The following tables set out the carrying amounts and fair values of the Company’s financial instruments:
2014
Biaya perolehan diamortisasi Pinjaman yang lainnya/ diberikan dan Other Nilai tercatat/ piutang/Loans and amortized Carrying Nilai wajar/ receivables cost value Fair value
ASET KEUANGAN FINANCIAL ASSETS Kas dan setara kas 273.449 - 273.449 273.449 Cash and cash equivalents Piutang pembiayaan konsumen 6.087.987 - 6.087.987 6.436.367 Consumer financing receivables Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan 783.737 - 783.737 784.362 leases Piutang lain-lain 364.247 - 364.247 364.247 Other receivables Aset lain-lain 15.415 - 15.415 15.415 Other assets Total aset keuangan 7.524.835 - 7.524.835 7.873.840 Total financial assets LIABILITAS LIABILITIES Utang usaha - 523.518 523.518 523.518 Trade payables Utang lain-lain - 98.657 98.657 98.657 Other payables Pinjaman bank - 4.291.142 4.291.142 4.290.350 Bank loans Beban bunga yang masih harus dibayar - 25.023 25.023 25.023 Accrued interest expenses Surat berharga yang diterbitkan - 1.447.369 1.447.369 1.456.737 Securities issued Total liabilitas - 6.385.709 6.385.709 6.394.285 Total liabilities
2013
Biaya perolehan diamortisasi Pinjaman yang lainnya/ diberikan dan Other Nilai tercatat/ piutang/Loans and amortized Carrying Nilai wajar/ receivables cost value Fair value
ASET KEUANGAN FINANCIAL ASSETS Kas dan setara kas 191.239 - 191.239 191.239 Cash and cash equivalents Piutang pembiayaan konsumen 4.644.901 - 4.644.901 4.906.010 Consumer financing receivables Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan 619.691 - 619.691 617.005 leases Piutang lain-lain 250.731 - 250.731 250.731 Other receivables Aset lain-lain 6.180 - 6.180 6.180 Other assets Total aset keuangan 5.712.742 - 5.712.742 5.971.165 Total financial assets LIABILITAS LIABILITIES Utang usaha - 260.798 260.798 260.798 Trade payables Utang lain-lain - 153.673 153.673 153.673 Other payables Pinjaman bank - 3.241.063 3.241.063 3.201.969 Bank loans Beban bunga yang masih harus dibayar - 20.320 20.320 20.320 Accrued interest expenses Surat berharga yang diterbitkan - 1.196.735 1.196.735 1.095.317 Securities issued Total liabilitas - 4.872.589 4.872.589 4.732.077 Total liabilities
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
86
26. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan)
26. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued)
Metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar adalah sebagai berikut:
The following methods and assumptions are used to estimate the fair values:
Nilai wajar kas dan setara kas, piutang lain-lain, aset lain-lain, utang usaha, beban bunga yang masih harus dibayar dan utang lain-lain mendekati nilai tercatat karena jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut.
The fair value of cash and cash equivalents, other receivables, other assets, trade payables, accrued interest expenses and other payables approximate their carrying amounts largerly due to short-term maturities of these instruments.
Nilai wajar piutang pembiayaan konsumen, investasi neto dalam sewa pembiayaan, pinjaman yang diterima dan surat berharga yang diterbitkan dinilai menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga pasar pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.
The fair value of consumer financing receivables, net investment in financial leases, bank loan and securities issued are determined by discounting cash flows using market interest rate as of 31 December 2014 and 2013.
Perseroan mengukur nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diakui pada nilai wajar dengan menggunakan tingkat hirarki berikut ini: - Tingkat 1: Harga kuotasi di pasar yang aktif
untuk instrumen keuangan yang sejenis, - Tingkat 2: Teknik penilaian berdasarkan input
yang dapat diobservasi, - Tingkat 3: Teknik penilaian yang menggunakan
input signifikan yang tidak dapat diobservasi.
The Company measures fair value for financial instrument recognized at fair values using the following hierarchy level: - Level 1: Quoted market price in an active
market for an identical instrument, - Level 2: Valuation techniques based on
observable inputs, - Level 3: Valuation techniques using significant
unobservable inputs. 27. PERJANJIAN KERJASAMA 27. COOPERATION AGREEMENTS
Pembiayaan bersama Joint financing
Perseroan mempunyai perjanjian kerjasama pembiayaan bersama without recourse dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Perseroan bertindak sebagai agen untuk kegiatan seleksi konsumen, penagihan dan pengurusan dokumen administrasi dan mendapatkan pendapatan atas selisih marjin yang diterima dari konsumen dan yang dibayarkan ke pemberi pembiayaan bersama.
The Company entered into a joint financing without recourse agreement with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. The Company acts as an agent to underwrite, collect and administer consumer financing and earns the spread between the margin received from customers and the interest paid to the joint financing provider.
Dalam perjanjian kerjasama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., porsi fasilitas pembiayaan yang akan diberikan untuk konsumen dari masing-masing pihak adalah minimal 5,00% dari Perseroan dan maksimal 95,00% dari pemberi pembiayaan bersama. Sejak tanggal 20 Desember 2013, porsi fasilitas pembiayaan yang akan diberikan untuk konsumen dari masing-masing pihak adalah minimal 1,00% dari Perseroan dan maksimal 99,00% dari pemberi pembiayaan bersama.
Based on the agreements with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, the amount of funds to be financed by each party is a minimum of 5.00% from the Company and a maximum of 95.00% from joint financing providers. Since 20 December 2013, the amount of funds to be financed by each party is a minimum of 1.00% from the Company and a maximum of 99.00% from joint financing providers.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
87
27. PERJANJIAN KERJASAMA (lanjutan) 27. COOPERATION AGREEMENTS (continued)
Pembiayaan bersama (lanjutan) Joint financing (continued)
Pada tanggal 6 Februari 2009, Perseroan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan total fasilitas pembiayaan bersama sebesar Rp2.000.000, dimana Perseroan menanggung risiko kredit sesuai dengan porsi pembiayaannya (without recourse). Perjanjian ini telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir melalui amandemen Perjanjian Kerjasama Kendaraan Bermotor antara PT Mandiri Tunas Finance dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. tertanggal 4 Desember 2014, yang menaikkan fasilitas pembiayaan bersama menjadi sebesar Rp20.500.000 dengan porsi fasilitas pembiayaan bersama sebesar minimal 1,00% dari Perseroan dan maksimal 99,00% dari pemberi pembiayaan bersama.
On 6 February 2009, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. signed a Joint Financing Agreement with the total joint financing facility in the amount of Rp2,000,000, whereby the Company bears the credit risk in accordance with its financing portion (without recourse). The agreement was amended several times, the latest by the amendment of the Joint Financing agreement between PT Mandiri Tunas Finance and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dated 4 December 2014, which increase the total joint financing facility to Rp20,500,000 with the portion of joint financing facility minimum of 1.00% from the Company and a maximum of 99.00% from joint financing providers.
Pada tanggal 29 Agustus 2013, Perseroan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menandatangani Perjanjian Kerjasama Pengambilalihan Piutang Pembiayaan dengan total fasilitas pembiayaan sebesar Rp1.100.000, dimana Perseroan menanggung risiko kredit sesuai dengan porsi pembiayaannya (without recourse). Perjanjian ini telah diperpanjang dengan jangka waktu sampai dengan sampai dengan tanggal 28 Februari 2015.
On 29 August 2013, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk signed a Consumer Asset Purchase Agreement with the total facility in the amount of Rp1,100,000, whereby the Company bears the credit risk in accordance with its financing portion (without recourse). The agreement was extended with periods up to 28 February 2015.
Jumlah pembiayaan bersama dengan Bank Mandiri yang dikelola oleh Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
Total joint financing amount with Bank Mandiri managed by the Company as of 31 December 2014 and 2013 are as follows:
31 Desember/December 31
2014 2013
Jumlah pembiayaan 14.289.451 10.363.213 Amount financed Rata - rata jangka pembiayaan (tahun) 3 3 Average of financing period (years)
Asuransi Insurance
Dalam menjalankan usahanya, Perseroan bekerja sama dengan PT Asuransi Jasindo, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Jasa Raharja Putera, PT Asuransi Mega, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Bina Dana Artha, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Adira, PT Asuransi AXA, PT Asuransi Cigna dan PT Asuransi Mandiri Axa General Insurance (MAGI), PT Jasindo Life dan PT Asuransi Raksa Pratikara.
In the course of business, the Company entered into insurance agreements with PT Asuransi Jasindo, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Jasa Raharja Putera, PT Asuransi Mega, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Bina Dana Artha, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Adira, PT Asuransi AXA, PT Asuransi Cigna, PT Asuransi Mandiri Axa General Insurance (MAGI), PT Jasindo Life and PT Asuransi Raksa Pratikara.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
88
27. PERJANJIAN KERJASAMA (lanjutan) 27. COOPERATION AGREEMENTS (continued)
Sewa gedung Building rental
Pada tanggal 31 Agustus 2009, Perseroan menandatangani perjanjian sewa ruangan kantor dengan PT Bumi Daya Plaza yang tidak dapat dibatalkan untuk periode lima tahun. Perjanjian tersebut akan berakhir pada tahun 2014 dengan ketentuan pembayaran di muka sebesar Rp507 untuk setiap jangka waktu 3 bulan dan akan ditinjau kembali setiap satu tahun sekali dengan kenaikan tarif maksimal sebesar 5,00% per tahun.
On 31 August 2009, the Company signed an office space rental agreement with PT Bumi Daya Plaza which is non-cancellable for the period of five years and will expire in 2014. The Company is required to pay in advance of Rp507 for each quarter. The tariff will be reviewed on annual basis with a maximum tarif increase of 5.00% per annum.
Pada tanggal 21 Agustus 2014, Perseroan menandatangani pembaruan perjanjian sewa ruangan kantor dengan PT Bumi Daya Plaza yang tidak dapat dibatalkan untuk periode lima tahun. Perjanjian tersebut akan berakhir pada tahun 2019 dengan ketentuan pembayaran di muka sebesar Rp882 untuk setiap jangka waktu 3 bulan pada tahun pertama, Rp988 untuk setiap jangka waktu 3 bulan pada tahun kedua, Rp1.106 untuk setiap jangka waktu 3 bulan pada tahun ketiga, Rp1.239 untuk setiap jangka waktu 3 bulan pada tahun keempat, dan Rp1.388 untuk setiap jangka waktu 3 bulan pada tahun kelima.
On 21 August 2014, the Company signed a renewal of the office space rental agreement with PT Bumi Daya Plaza which is non-cancellable for the period of five years and will expire in 2019. The Company is required to pay in advance of Rp882 for each quarter in the first year, Rp988 for each quarter in the second year, Rp1,106 for each quarter in the third year, Rp1,239 for each quarter in the forth year, and Rp1,388 for each quarter in the fifth year.
Selama tahun 2014, Perseroan mencatat beban sewa sebesar Rp3.389 (2013: Rp2.859) dari sewa ruangan kantor ini.
During 2014, the Company recorded rental expense of Rp3,389 (2013: Rp2,859) from this office space rental.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, pembayaran sewa minimum masa depan dalam sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan berdasarkan perjanjian sewa tersebut adalah sebagai berikut:
As of December 31, 2014 and 2013, the future minimum rental payments under non-cancellable operating leases under these lease agreement are as follows:
31 Desember/December 31
2014 2013
Sampai dengan satu tahun 3.740 1.311 Within one year Lebih dari satu tahun sampai After one year but not more than lima tahun 16.908 - five years
Total 20.648 1.311 Total
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
89
28. SEGMEN OPERASI 28. OPERATING SEGMENT
Segmen operasi Perseroan dibagi berdasarkan kelompok nasabah utama dan produk, sebagai berikut: Fleet dan Retail. Dalam menentukan hasil segmen, beberapa akun aset dan liabilitas serta pendapatan dan biaya yang terkait diatribusikan ke masing-masing segmen berdasarkan kebijakan pelaporan internal manajemen.
The Company’s operating segments represent the key customer and product groups, as follows: Fleet and Retail. In determining the segment results, certain assets and liabilities items and related revenues and expenses are attributed to each segment based on internal management reporting policies.
Ringkasan berikut menjelaskan operasi masing-masing segmen dalam pelaporan segmen Perseroan: - Fleet
Termasuk dalam pelaporan segmen fleet adalah seluruh indikator penilaian segmen operasi yang secara nyata dapat diatribusikan sebagai bagian dari pembiayaan untuk nasabah korporasi.
- Retail Termasuk dalam pelaporan segmen retail adalah seluruh indikator penilaian segmen operasi yang secara nyata dapat diatribusikan sebagai bagian dari pembiayaan konsumen untuk nasabah individu.
- Lain-lain Termasuk dalam pelaporan segmen lain-lain adalah informasi pelaporan segmen operasi terkait dengan aktivitas treasuri dan kantor pusat seperti pendapatan bunga bank dan beban umum dan administrasi yang tidak dapat dialokasikan.
The following summary describes the operations in each of the Company’s reportable segments: - Fleet
Included in the fleet segment reporting are operating segments assessment indicators that can be actually be attributed as part of financing to corporate customers.
- Retail Included in the retail segment reporting are operating segments assessment indicators that can be actually be attributed as part of consumer financing to individual customers.
- Others Included in the other segment reporting is reporting segment information associated with treasury and head office activities such as bank interest income and general and administrative expenses that can’t be allocated.
Informasi mengenai hasil dari masing-masing bisnis segmen disajikan di bawah ini. Kinerja diukur berdasarkan laba segmen sebelum pajak penghasilan, sebagaimana dilaporkan dalam laporan internal manajemen yang ditelaah oleh manajemen Perseroan. Keuntungan segmen digunakan untuk mengukur kinerja dimana manajemen berkeyakinan bahwa informasi tersebut paling relevan dalam mengevaluasi hasil segmen tersebut relatif terhadap entitas lain yang beroperasi dalam industri tersebut.
Information regarding the results of each reportable segment is included below. Performance is measured based on segment profit before income tax, as included in the internal management reports that are reviewed by the Company’s management. Segment profit is used to measure performance of that business segment as management believes that such information is the most relevant in evaluating the results of those segments relative to other entities that operate within these industries.
2014
Retail Fleet
Mobil/ Motor/ Mobil/ Motor/ Lain/ Jumlah/ Information by Informasi segmen usaha Car Motorcycle Car Motorcycle Other Total business segments
Pendapatan Revenue Pembiayaan konsumen 926.682 82.240 53.267 1.253 - 1.063.442 Consumer financing Sewa Pembiayaan 9.465 - 77.904 - - 87.369 Financial Lease Bunga 25 1 - - 19.772 19.798 Interest Lain-lain - neto 302.016 15.512 16.377 95 8.946 342.946 Others - net
Total pendapatan 1.238.188 97.753 147.548 1.348 28.718 1.513.555 Total revenue
Beban Expenses Beban keuangan (429.224 ) (29.354 ) (89.389 ) (715 ) - (548.682 ) Financial charges
Beban gaji dan tunjangan (136.639 ) (17.622 ) (5.558 ) - (75.340 ) (235.159 ) Salaries and benefits Beban umum dan General and administration administrasi (147.092 ) (11.024 ) (3.900 ) - (35.553 ) (197.569 ) expenses Penyisihan kerugian Provision for penurunan nilai (174.945 ) (30.886 ) (14.055 ) (14 ) - (219.900 ) impairment losses
Total beban (887.900 ) (88.886 ) (112.902 ) (729 ) (110.893 ) (1.201.310 ) Total expenses
Laba sebelum beban pajak 350.288 8.867 34.646 619 (82.175 ) 312.245 Income before tax expense Total aset 5.324.962 361.218 1.045.662 8.368 679.588 7.419.798 Total assets Total liabilitas 5.066.250 340.702 922.359 7.136 182.726 6.519.173 Total liabilities
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
90
28. SEGMEN OPERASI (lanjutan) 28. OPERATING SEGMENT (continued) 2013
Retail Fleet
Mobil/ Motor/ Mobil/ Motor/ Lain/ Jumlah/ Information by Informasi segmen usaha Car Motorcycle Car Motorcycle Other Total business segments
Pendapatan Revenue Pembiayaan konsumen 736.465 73.039 49.033 1.350 - 859.887 Consumer financing Sewa Pembiayaan 6.281 - 53.616 - - 59.897 Financial Lease Bunga 20 5 - - 7.001 7.026 Interest Lain-lain - neto 210.305 13.081 15.855 145 - 239.386 Others - net
Total pendapatan 953.071 86.125 118.504 1.495 7.001 1.166.196 Total revenue
Beban Expenses Beban keuangan (351.844 ) (27.222 ) (63.835 ) (591 ) - (443.492 ) Financial charges
Beban gaji dan tunjangan (97.809 ) (15.332 ) (4.318 ) - (61.858 ) (179.317 ) Salaries and benefits Beban umum dan General and administration administrasi (105.075 ) (11.482 ) (2.156 ) - (30.828 ) (149.541 ) expenses Penyisihan kerugian Provision for penurunan nilai (123.116 ) (24.327 ) (9.294 ) (6 ) - (156.743 ) impairment losses
Total beban (677.844 ) (78.363 ) (79.603 ) (597 ) (92.686 ) (929.093 ) Total expenses
Laba sebelum beban pajak 275.227 7.762 38.901 898 (85.685 ) 237.103 Income before tax expense Total aset 4.212.315 325.279 852.153 8.468 241.247 5.639.462 Total assets Total liabilitas 3.711.822 299.156 724.505 7.511 208.674 4.951.668 Total liabilities
Informasi wilayah geografis adalah sebagai berikut: Geographical information are as follows: Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31
2014 2013
Pendapatan Revenue Regional I (Sumatera) 155.224 115.740 Region I (Sumatera) Regional II (Sumatera) 222.307 194.655 Region II (Sumatera) Regional III (Jabodetabek) 194.822 148.312 Region III (Jabodetabek) Regional IV (Jabodetabek) 212.491 171.138 Region IV (Jabodetabek) Regional V (Jawa Barat) 150.360 117.551 Regional V (Jawa Barat) Regional VI Regional VI (Jawa Tengah, Yogyakarta) 91.466 68.095 (Jawa Tengah, Yogyakarta) Regional VII (Jawa Timur) 115.253 77.676 Regional VII (Jawa Timur) Regional VIII (Kalimantan) 101.922 85.503 Regional VIII (Kalimantan) Regional IX (Sulawesi) 92.096 60.527 Regional IX (Sulawesi) Fleet 148.896 119.998 Fleet Lainnya 28.718 7.001 Others
Total pendapatan 1.513.555 1.166.196 Total revenue
Beban Expenses Regional I (Sumatera) (132.322) (104.382) Region I (Sumatera) Regional II (Sumatera) (185.622) (161.473) Region II (Sumatera) Regional III (Jabodetabek) (142.185) (107.052) Regional III (Jabodetabek) Regional IV (Jabodetabek) (136.689) (105.590) Regional IV (Jabodetabek)
Regional V (Jawa Barat) (98.140) (71.874) Regional V (Jawa Barat) Regional VI Regional VI (Jawa Tengah, Yogyakarta) (70.862) (51.740) (Jawa Tengah, Yogyakarta) Regional VII (Jawa Timur) (72.513) (51.292) Regional VII (Jawa Timur) Regional VIII (Kalimantan) (70.694) (61.897) Regional VIII (Kalimantan) Regional IX (Sulawesi) (67.759) (40.907) Regional IX (Sulawesi)
Fleet (113.631) (80.200) Fleet Lainnya (110.893) (92.686) Others
Total beban (1.201.310) (929.093) Total expenses
Laba sebelum beban pajak 312.245 237.103 Income before tax expenses
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
91
28. SEGMEN OPERASI (lanjutan) 28. OPERATING SEGMENT (continued)
Informasi wilayah geografis adalah sebagai berikut: (lanjutan)
Geographical information are as follows: (continued)
31 Desember/December 31
2014 2013
Aset Assets Regional I (Sumatera) 613.481 514.723 Region I (Sumatera) Regional II (Sumatera) 873.142 807.449 Regional II (Sumatera)
Regional III (Jabodetabek) 877.765 701.158 Regional III (Jabodetabek) Regional IV (Jabodetabek) 1.015.322 763.317 Regional IV (Jabodetabek)
Regional V (Jawa Barat) 616.276 457.668 Regional V (Jawa Barat) Regional VI Regional VI (Jawa Tengah, Yogyakarta) 346.127 321.680 (Jawa Tengah, Yogyakarta)
Regional VII (Jawa Timur) 468.188 326.539 Regional VII (Jawa Timur) Regional VIII (Kalimantan) 425.465 340.803 Regional VIII (Kalimantan) Regional IX (Sulawesi) 450.414 308.070 Regional IX (Sulawesi) Fleet 1.054.030 860.621 Fleet Lainnya 679.588 237.434 Others
Total aset 7.419.798 5.639.462 Total assets
Liabilitas Liabilities Regional I (Sumatera) 591.948 453.661 Region I (Sumatera) Regional II (Sumatera) 822.160 729.356 Regional II (Sumatera) Regional III (Jabodetabek) 841.145 627.537 Regional III (Jabodetabek) Regional IV (Jabodetabek) 936.785 655.187 Regional IV (Jabodetabek) Regional V (Jawa Barat) 581.931 400.834 Regional V (Jawa Barat) Regional VI Regional VI
(Jawa Tengah, Yogyakarta) 333.792 280.267 (Jawa Tengah, Yogyakarta) Regional VII (Jawa Timur) 454.314 285.027 Regional VII (Jawa Timur) Regional VIII (Kalimantan) 416.312 306.778 Regional VIII (Kalimantan) Regional IX (Sulawesi) 428.565 272.331 Regional IX (Sulawesi)
Fleet 929.495 732.016 Fleet Lainnya 182.726 208.674 Others
Total liabilitas 6.519.173 4.951.668 Total liabilities
29. LIABILITAS KONTINJENSI 29. CONTINGENT LIABILITIES
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Perseroan tidak mempunyai liabilitas kontinjensi yang signifikan.
The Company does not have any significant contingent liabilities as of 31 December 2014 and 2013.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
92
30. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG DIREVISI
30. REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS
Berikut ini adalah beberapa standar akuntansi yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Perseroan namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan tahun 2014:
The following are several accounting standards issued by the Indonesian Financial Accounting Standards Board (DSAK) that are considered relevant to the financial reporting of the Company but not yet effective for 2014 financial statements:
• PSAK No. 1 (Revisi 2013): Penyajian Laporan
Keuangan, yang diadopsi dari IAS 1, berlaku efektif 1 Januari 2015.
PSAK ini mengubah penyajian kelompok pos-pos dalam Penghasilan Komprehensif Lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi.
• SFAS No. 1 (Revised 2013): Presentation of Financial Statements, adopted from IAS 1, effective 1 January 2015. This SFAS change the grouping of items presented in Other Comprehensive Income. Items that could be reclassified to profit or loss would be presented separately from items that will never be reclassified.
• PSAK No. 24 (Revisi 2013): Imbalan Kerja,
yang diadopsi dari IAS 19, berlaku efektif 1 Januari 2015.
PSAK ini, antara lain, menghapus mekanisme koridor dan pengungkapan atas informasi liabilitas kontinjensi untuk menyederhanakan klarifikasi dan pengungkapan.
• SFAS No. 24 (Revised 2013): Employee Benefits, adopted from IAS 19, effective 1 January 2015. This SFAS, among other, removes the corridor mechanism and contingent liability disclosures to simple clarifications and disclosures.
• PSAK No. 46 (Revisi 2014): Pajak Penghasilan,
yang diadopsi dari IAS 12, berlaku efektif 1 Januari 2015.
PSAK ini memberikan tambahan pengaturan untuk aset dan liabilitas pajak tangguhan yang berasal dari aset yang tidak disusutkan yang diukur dengan menggunakan model revaluasi, dan yang berasal dari properti investasi yang diukur dengan menggunakan model nilai wajar.
• SFAS No. 46 (Revised 2014): Income Taxes, adopted from IAS 12, effective 1 January 2015. This SFAS now provides additional provision for deferred tax asset or deferred tax liability arises from a non-depreciable asset measured using the revaluation model, and those arises from investment property that is measured using the fair value model.
• PSAK No. 48 (Revisi 2014): Penurunan Nilai
Aset, yang diadopsi dari IAS 36, berlaku efektif 1 Januari 2015.
PSAK ini memberikan tambahan persyaratan pengungkapan untuk setiap aset individual (termasuk goodwill) atau unit penghasil kas yang mana kerugian penurunan nilai telah diakui atau dibalik selama periode.
• SFAS No. 48 (Revised 2014): Impairment of Assets, adopted from IAS 36, effective 1 January 2015.
This SFAS provides additional disclosure terms for each individual asset (including goodwill) or a cash-generating unit, for which an impairment loss has been recognized or reversed during the period.
• PSAK No. 50 (Revisi 2014): Instrumen
Keuangan: Penyajian, yang diadopsi dari IAS 32, berlaku efektif 1 Januari 2015.
PSAK ini mengatur lebih dalam kriteria mengenai hak yang dapat dipaksakan secara hokum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan kriteria penyelesaian secara neto.
• SFAS No. 50 (Revised 2014): Financial Instruments: Presentation, adopted from IAS 32, effective 1 January 2015.
This SFAS provides more deep about criterion on legally enforceable right to set off the recognized amounts and criterion to settle on a net basis.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
93
30. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG DIREVISI (lanjutan)
30. REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (continued)
Berikut ini adalah beberapa standar akuntansi yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Perseroan namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan tahun 2014: (lanjutan)
The following are several accounting standards issued by the Indonesian Financial Accounting Standards Board (DSAK) that are considered relevant to the financial reporting of the Company but not yet effective for 2014 financial statements: (continued)
• PSAK No. 55 (Revisi 2014): Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, yang diadopsi dari IAS 39, berlaku efektif 1 Januari 2015.
PSAK ini, antara lain, menambah pengaturan kriteria instrumen lindung nilai yang tidak dapat dianggap telah kedaluarsa atau telah dihentikan, serta ketentuan untuk mencatat instrument keuangan pada tanggal pengukuran dan pada tanggal setelah pengakuan awal.
• SFAS No. 55 (Revised 2014): Financial Instruments: Recognition and Measurement, adopted from IAS 39, effective 1 January 2015. This SFAS, among others, provides additional provision for the criteria of not an expiration or termination of the hedging instrument, and provision to account financial instruments at the measurement date and after initial recognition.
• PSAK No. 60 (Revisi 2014): Instrumen
Keuangan: Pengungkapan, yang diadopsi dari IFRS 7, berlaku efektif 1 Januari 2015.
PSAK ini, antara lain, menambah pengaturan pengungkapan saling hapus dengan informasi kuantitatif dan kualitatif, serta pengungkapan mengenai pengalihan instrumen keuangan.
• SFAS No. 60 (Revised 2014): Financial Instruments: Disclosures, adopted from IFRS 7, effective 1 January 2015. This SFAS, among others, provides additional provision on offsetting disclosures with quantitative and qualitative information, and disclosures on Transfers of financial instruments.
• PSAK No. 68: Pengukuran Nilai Wajar, yang
diadopsi dari IFRS 13, berlaku efektif 1 Januari 2015.
PSAK ini memberikan panduan tentang bagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai wajar disyaratkan atau diizinkan.
• SFAS No. 68: Fair Value Measurement, adopted from IFRS 13, effective 1 January 2015. This SFAS provides guidance on how to measure fair value when fair value is required or permitted.
Perseroan sedang mengevaluasi dampak dari standar akuntansi tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan Perseoran.
The Company is presently evaluating and has not yet determined the effects of these accounting standards on its financial statements.
31. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN 31. COMPLETION OF THE FINANCIAL
STATEMENTS
Manajemen Perseroan bertanggung jawab penuh atas penyusunan laporan keuangan yang disetujui untuk diterbitkan pada tanggal 23 Januari 2015.
The management of the Company is responsible for the preparation of these financial statements which were authorized for issue on 23 January 2015.
PT Mandiri Tunas Finance236Laporan Tahunan 2014
REFERENSI ISI LAPORAN TAHUNAN DENGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)
PT Mandiri Tunas Finance 237Laporan Tahunan 2014
REFERENSI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)
KRITERIA PENJELASAN HALAMAN
I. Umum
Laporan tahunan disajikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dan dianjurkan menyajikan juga dalam bahasa Inggris.
√
Laporan tahunan dicetak dengan kualitas yang baik dan menggunakan jenis dan ukuran huruf yang mudah dibaca.
√
Laporan tahunan mencantumkan identitas perusahaan dengan jelas. Nama Perusahaan dan Tahun Annual Report ditampilkan di:1. Sampul muka;2. Samping; 3. Sampul belakang; 4. Setiap halaman
√
Laporan tahunan ditampilkan di website perusahaan √
II. Ikhtisar Data Keuangan Penting
Informasi hasil usaha perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun.
Informasi memuat antara lain:1. Penjualan/pendapatan usaha2. Laba (rugi)3. Total laba (rugi) komprehensif4. Laba (rugi) per saham
11
Informasi posisi keuangan perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun.
Informasi memuat antara lain:1. Modal kerja bersih2. Jumlah investasi pada entitas asosiasi dan/atau joint venture 3. Jumlah aset4. Jumlah liabilitas5. Jumlah ekuitas
10-12
Rasio keuangan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun.
Informasi memuat 5 (lima) rasio keuangan yang umum dan relevan dengan industri perusahaan. 12
Informasi harga saham dalam bentuk tabel dan grafik. Informasi dalam bentuk tabel dan grafik yang memuat: 1. Jumlah saham yang beredar; 2. Kapitalisasi pasar;3. Harga saham tertinggi, terendah, dan penutupan; dan4. Volume perdagangan untuk setiap masa triwulan dalam 2 (dua)
tahun buku terakhir (jika ada).
N.A
Informasi mengenai obligasi, sukuk atau obligasi konversi yang masih beredar dalam 2 (dua) tahun buku terakhir.
Informasi memuat:1. Jumlah obligasi/sukuk/obligasi konversi yang beredar
(outstanding)2. Tingkat bunga/imbalan3. Tanggal jatuh tempo4. Peringkat obligasi/sukuk
21,69-70
III. Laporan Dewan Komisaris dan Direksi
Laporan Dewan Komisaris Memuat hal-hal sebagai berikut:1. Penilaian atas kinerja Direksi mengenai pengelolaan perusahaan2. Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh
Direksi.3. Perubahan komposisi Dewan Komisaris dan alasan
perubahannya (jika ada)
28-33
Laporan Direksi Memuat hal-hal sebagai berikut:1. Analisis atas kinerja perusahaan, yang mencakup antara lain
kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan
2. Gambaran tentang prospek usaha 3. Penerapan tata kelola perusahaan 4. Perubahan komposisi anggota Direksi dan alasan perubahannya
(jika ada)
34-39
Tanda tangan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Memuat hal-hal sebagai berikut:1. Tanda tangan dituangkan pada lembaran tersendiri2. Pernyataan bahwa Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung
jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan.
3. Ditandatangani seluruh anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi dengan menyebutkan nama dan jabatannya
4. Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari yang bersangkutan dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris atau Direksi yang tidak menandatangani laporan tahunan, atau: penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari anggota yang lain dalam hal tidak terdapat penjelasan tertulis dari yang bersangkutan
233
PT Mandiri Tunas Finance238Laporan Tahunan 2014
REFERENSI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)
KRITERIA PENJELASAN HALAMAN
IV. Profil Perusahaan
Nama dan alamat lengkap perusahaan Informasi memuat antara lain nama dan alamat, kode pos, no. Telp, no. Fax, email, dan website
42
Riwayat singkat perusahaan Mencakup antara lain: tanggal/tahun pendirian, nama, dan perubahan nama perusahaan (jika ada).
44-47
Bidang usaha Uraian mengenai antara lain:1. Kegiatan usaha perusahaan menurut anggaran dasar terakhir;
dan2. Penjelasan mengenai produk dan/atau jasa yang dihasilkan
54
Struktur organisasi Dalam bentuk bagan, meliputi nama dan jabatan paling kurang sampai dengan struktur satu tingkat di bawah direksi
56
Visi dan misi perusahaan Mencakup:1. visi perusahaan;2. misi perusahaan; dan3. keterangan bahwa visi dan misi tersebut telah disetujui oleh
Direksi/Dewan Komisaris
48
Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Dewan Komisaris Informasi memuat antara lain: 1. Nama 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain) 3. Umur 4. Pendidikan 5. Pengalaman kerja 6. Tanggal penunjukan pertama kali sebagai anggota Dewan
Komisaris
59-61
Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Direksi Informasi memuat antara lain:1. Nama2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain)3. Umur4. Pendidikan5. Pengalaman kerja6. Tanggal penunjukan pertama kali sebagai anggota Direksi
62-64
Jumlah karyawan (komparatif 2 tahun) dan deskripsi pengembangan kompetensinya (misal: aspek pendidikan dan pelatihan karyawan)
Informasi memuat antara lain:1. Jumlah karyawan untuk masing-masing level organisasi2. Jumlah karyawan untuk masing-masing tingkat pendidikan3. Pelatihan karyawan yang telah dilakukan dengan mencerminkan
adanya persamaan kesempatan kepada seluruh karyawan4. Biaya yang telah dikeluarkan
13, 86-87
Komposisi pemegang saham Mencakup antara lain:1. Nama pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham2. Nama direktur dan komisaris yang memiliki saham3. Kelompok pemegang saham masyarakat dengan kepemilikan
saham masing-masing kurang dari 5%,dan persentase kepemilikannya
67-68
Daftar entitas anak dan/atau entitas asosiasi Informasi memuat antara lain :
1. Nama entitas anak dan/atau asosiasi2. Persentase kepemilikan saham3. Keterangan tentang bidang usaha entitas anak dan/atau entitas
asosiasi4. Keterangan status operasi entitas anak dan/atau entitas asosiasi
(telah beroperasi atau belum beroperasi)
70
Struktur grup perusahaan Struktur grup perusahaan yang menggambarkan entitas anak, entitas asosiasi, joint venture, dan special purpose vehicle (SPV), atau pernyataan tidak memiliki grup
58
Kronologis pencatatan saham Mencakup antara lain:1. Kronologis pencatatan saham2. Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan
perubahan jumlah saham3. Perubahan jumlah saham dari awal pencatatan sampai dengan
akhir tahun buku4. Nama bursa dimana saham perusahaan dicatatkan
70
PT Mandiri Tunas Finance 239Laporan Tahunan 2014
REFERENSI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)
KRITERIA PENJELASAN HALAMAN
Kronologis pencatatan efek lainnya; Mencakup antara lain:1. Kronologis pencatatan efek lainnya2. Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan
perubahan jumlah efek lainnya3. Perubahan jumlah efek lainnya dari awal pencatatan sampai
dengan akhir tahun buku4. Nama Bursa dimana efek lainnya dicatatkan5. Peringkat efek
71-73
Nama dan alamat lembaga dan atau profesi penunjang pasar modal
Informasi memuat antara lain:1. Nama dan alamat BAE2. Nama dan alamat Kantor Akuntan Publik3. Nama dan alamat Perusahaan Pemeringkat Efek
75
Penghargaan dan/atau sertifikasi yang diterima perusahaan baik yang berskala nasional maupun internasional
Informasi memuat antara lain:1. Nama penghargaan dan/atau sertifikasi2. Tahun perolehan3. Badan pemberi penghargaan dan/atau sertifikasi4. Masa berlaku (untuk sertifikasi)
24-25
Nama dan alamat entitas anak dan/atau kantor cabang atau kantor perwakilan (jika ada)
78-82
V. Analisis dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan operasi per segmen usaha Memuat uraian mengenai:1. Produksi/kegiatan usaha;2. Peningkatan/penurunan kapasitas produksi;3. Penjualan/pendapatan usaha;4. Profitabilitas; untuk masing-masing segmen usaha yang diungkapkan dalam
laporan keuangan (jika ada)
103-104
Uraian atas kinerja keuangan perusahaan Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya (dalam bentuk narasi dan tabel), antara lain mengenai:1. Aset lancar, aset tidak lancar, dan total aset2. Liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka panjang dan total
liabilitas3. Ekuitas4. Penjualan/pendapatan usaha, beban dan laba (rugi), pendapatan
komprehensif lain, dan total laba (rugi) komprehensif5. Arus kas
105-117
Bahasan dan analisis tentang kemampuan membayar utang dan tingkat kolektibilitas piutang perusahaan, dengan menyajikan perhitungan rasio yang relevan
Penjelasan tentang :1. Kemampuan membayar hutang, baik jangka pendek maupun
jangka panjang2. Tingkat kolektibilitas piutang
117
Bahasan tentang struktur modal (capital structure), dan kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policy)
Penjelasan atas:1. Struktur modal (capital structure), dan2. Kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure
policies)117-119
Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal
Penjelasan tentang:1. Tujuan dari ikatan tersebut2. Sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatan-ikatan
tersebut3. Mata uang yang menjadi denominasi4. Langkah-langkah yang direncanakan perusahaan untuk
melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkaitCatatan: apabila perusahaan tidak mempunyai ikatan terkait investasi barang modal, agar diungkapkan
119
Jika laporan keuangan mengungkapkan peningkatan atau penurunan yang material dari penjualan/pendapatan bersih, maka berikan bahasan tentang sejauh mana perubahan tersebut dapat dikaitkan dengan jumlah barang atau jasa yang dijual, dan/atau adanya produk atau jasa baru.
Penjelasan mengenai:1. Besaran peningkatan/penurunan penjualan atau pendapatan
bersih2. Faktor penyebab peningkatan/penurunan material dari penjualan
atau pendapatan bersih yang dikaitkan dengan jumlah barang atau jasa yang dijual, dan/atau adanya produk atau jasa baru.
119
Informasi perbandingan antara target pada awal tahun buku dengan hasil yang dicapai (realisasi), dan target atau proyeksi yang ingin dicapai untuk satu tahun mendatang mengenai pendapatan, laba, struktur permodalan, atau lainnya yang dianggap penting bagi perusahaan
Informasi memuat antara lain:1. perbandingan antara target pada awal tahun buku dengan hasil
yang dicapai (realisasi)2. target atau proyeksi yang ingin dicapai dalam satu tahun
mendatang
120-121
PT Mandiri Tunas Finance240Laporan Tahunan 2014
REFERENSI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)
KRITERIA PENJELASAN HALAMAN
Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan
Uraian kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan termasuk dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa mendatang.
Catatan: apabila tidak ada kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan, agar diungkapkan
120
Uraian tentang prospek usaha perusahaan Uraian mengenai prospek perusahaan dikaitkan dengan industri dan ekonomi secara umum disertai data pendukung kuantitatif dari sumber data yang layak dipercaya
120
Uraian tentang aspek pemasaran Uraian tentang aspek pemasaran atas produk dan/atau jasa perusahaan, antara lain strategi pemasaran dan pangsa pasar
122-124
Uraian mengenai kebijakan dividen dan jumlah dividen kas per saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 (dua) tahun buku terakhir
Memuat uraian mengenai:1. Jumlah dividen kas 2. Jumlah dividen kas per saham 3. Payout ratio untuk masing-masing tahun
Catatan: apabila tidak ada pembagian dividen, agar diungkapkan alasannya
124-125
Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum (dalam hal perusahaan masih diwajibkan menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana)
Memuat uraian mengenai:1. Total perolehan dana,2. Rencana penggunaan dana,3. Rincian penggunaan dana,4. Saldo dana, dan5. Tanggal persetujuan RUPS atas perubahan penggunaan dana
(jika ada)
125-126
Informasi material mengenai investasi, ekspansi, divestasi, penggabungan/peleburan usaha, akuisisi atau restrukturisasi utang/modal.
Memuat uraian mengenai:1. Tujuan dilakukannya transaksi;2. Nilai transaksi atau jumlah yg direstrukturisasi;3. Sumber dana.
Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan
126
Informasi transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan/atau transaksi dengan pihak afiliasi.
Memuat uraian mengenai:1. Nama pihak yang bertransaksi dan sifat hubungan afiliasi;2. Penjelasan mengenai kewajaran transaksi;3. Alasan dilakukannya transaksi;4. Realisasi transaksi pada periode berjalan;5. Kebijakan perusahaan terkait dengan mekanisme review atas
transaksi;6. Pemenuhan peraturan dan ketentuan terkait
Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan
126-127
Uraian mengenai perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap perusahaan
Uraian memuat antara lain: perubahan peraturan perundang-undangan dan dampaknya terhadap perusahaan
Catatan: apabila tidak terdapat perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan, agar diungkapkan
128
Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi Uraian memuat antara lain: perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan keuangan
Catatan: apabila tidak terdapat perubahan kebijakan akuntansi, agar diungkapkan
128
VI. Tata Kelola Perusahaan Yang Baik
Uraian Dewan Komisaris Uraian memuat antara lain:1. Uraian tanggung jawab Dewan Komisaris
2. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi3. Struktur remunerasi yang menunjukkan komponen remunerasi
dan jumlah nominal per komponen untuk setiap anggota Dewan Komisarisrja Dewan Komisaris)
4. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Dewan Komisaris dalam pertemuan
5. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Dewan Komisaris
6. Pengungkapan mengenai Board Charter (pedoman dan tata tertib Dewan Komisaris
146-152
PT Mandiri Tunas Finance 241Laporan Tahunan 2014
REFERENSI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)
KRITERIA PENJELASAN HALAMAN
Uraian Direksi Uraian memuat antara lain:1. Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing
anggota Direksi2. Frekuensi pertemuan3. Tingkat kehadiran anggota direksi dalam pertemuan4. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi
direksi5. Pengungkapan mengenai Board Charter (pedoman dan tata
tertib kerja Direksi)
164-175
Assessment terhadap anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi Mencakup antara lain:1. Proses pelaksanaan assessment atas kinerja anggota Dewan
Komisaris dan/atau Direksi2. Kriteria yang digunakan dalam pelaksanaan assessment atas
kinerja anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi3. Pihak yang melakukan assessment
171
Uraian mengenai kebijakan remunerasi bagi Direksi Mencakup antara lain:1. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi2. Struktur remunerasi yang menunjukkan jenis dan jumlah imbalan
jangka pendek, pasca kerja, dan/atau jangka panjang lainnya untuk setiap anggota Direksi
3. Pengungkapan indikator kinerja untuk mengukur performance Direksi
167
Informasi mengenai Pemegang Saham Utama dan Pengendali, baik langsung maupun tidak langsung, sampai kepada pemilik individu
Dalam bentuk skema atau diagram145
Pengungkapan hubungan afiliasi antara anggota Direksi, DewanKomisaris, dan Pemegang Saham Utama dan/atau Pengendali
Mencakup antara lain:1. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan anggota Direksi
lainnya2. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan anggota Dewan
Komisaris3. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan Pemegang
Saham Utama dan/atau Pengendali4. Hubungan afiliasi antara anggota Dewan Komisaris dengan
anggota Dewan Komisaris lainnya5. Hubungan afiliasi antara anggota Dewan Komisaris dengan
Pemegang Saham Utama dan/atau Pengendali
Catatan: apabila tidak mempunyai hubungan afiliasi dimaksud, agar diungkapkan
149
Komite Audit Mencakup antara lain: 1. Nama dan jabatan anggota komite audit
2. Kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja anggota komite audit
3. Independensi anggota komite audit 4. Uraian tugas dan tanggung jawab5. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan komite audit6. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite audit
152-158
Komite Nominasi dan Remunerasi Mencakup antara lain:1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite
nominasi dan/atau remunerasi2. Independensi anggota komite nominasi dan/atau remunerasi3. Uraian tugas dan tanggung jawab4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite nominasi dan/atau
remunerasi5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite nominasi
dan/atau remunerasi
159-164
Komite-komite lain di bawah Dewan Komisaris yang dimiliki oleh perusahaan
Mencakup antara lain:1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite lain2. Independensi anggota komite lain3. Uraian tugas dan tanggung jawab4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite lain5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite lain
N.A
Uraian tugas dan fungsi Sekretaris Perusahaan Mencakup antara lain:1. Nama dan riwayat jabatan singkat sekretaris perusahaan2. Uraian pelaksanaan tugas sekretaris perusahaan
176-180
Uraian mengenai unit audit internal Mencakup antara lain:1. Nama ketua unit audit internal2. Jumlah pegawai (auditor internal) pada unit audit internal3. Kualifikasi/sertifikasi sebagai profesi audit internal4. Kedudukan unit audit internal dalam struktur perusahaan5. Uraian pelaksanaan tugas6. Pihak yang mengangkat/memberhentikan ketua unit audit
internal
180-186
PT Mandiri Tunas Finance242Laporan Tahunan 2014
REFERENSI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)
KRITERIA PENJELASAN HALAMAN
Akuntan Perseroan Informasi memuat antara lain:1. Jumlah periode akuntan telah melakukan audit laporan keuangan
tahunan2. Jumlah periode Kantor Akuntan Publik telah melakukan audit
laporan keuangan tahunan3. Besarnya fee untuk masing-masing jenis jasa yang diberikan
oleh akuntan publik4. Jasa lain yang diberikan akuntan selain jasa audit laporan
keuangan tahunan
Catatan: apabila tidak ada jasa lain dimaksud, agar diungkapkan
207-208
Uraian mengenai manajemen risiko perusahaan Mencakup antara lain:1. Penjelasan mengenai sistem manajemen risiko2. Penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas efektivitas
sistem manajemen risiko3. Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi perusahaan4. Upaya untuk mengelola risiko tersebut
188-193
Uraian mengenai sistem pengendalian intern Mencakup antara lain:1. Penjelasan singkat mengenai sistem pengendalian intern, antara
lain mencakup pengendalian keuangan dan operasional2. Penjelasan kesesuaian sistem pengendalian intern dengan
kerangka yang diakui secara internasional/COSO (control environment, risk assessment, control activities, information and communication, and monitoring activities)
3. Penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas efektivitas sistem pengendalian intern
193-194
Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan lingkungan hidup
Mencakup antara lain informasi tentang:1. Kebijakan,2. Kegiatan yang dilakukan, dan3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait program lingkungan
hidup yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan, seperti penggunaan material dan energi yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang, sistem pengolahan limbah perusahaan, dan lain-lain
4. Sertifikasi di bidang lingkungan yang dimiliki
230
Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja
Mencakup antara lain informasi tentang:1. Kebijakan,2. Kegiatan yang dilakukan, dan3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait praktik ketenagakerjaan,
kesehatan, dan keselamatan kerja, seperti kesetaraan gender dan kesempatan kerja, sarana dan keselamatan kerja, tingkat turnover karyawan, tingkat kecelakaan kerja, dan lain-lain
228-230
Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan pengembangan sosial dan kemasyarakatan
Mencakup antara lain informasi tentang:1. Kebijakan,2. Kegiatan yang dilakukan, dan3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait pengembangan sosial
dan kemasyarakatan, seperti penggunaan tenaga kerja lokal, pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan, perbaikan sarana dan prasarana sosial, bentuk donasi lainnya, dan lain-lain.
220-221
Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan tanggung jawab kepada konsumen
Mencakup antara lain:1. Kebijakan,2. Kegiatan yang dilakukan, dan3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait tanggung jawab produk,
seperti kesehatan dan keselamatan konsumen, informasi produk, sarana, jumlah dan penanggulangan atas pengaduan konsumen, dan lain-lain
232
Perkara penting yang sedang dihadapi oleh perusahaan, entitas anak, anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang menjabat pada periode laporan tahunan
Mencakup antara lain:1. pokok perkara/gugatan2. status penyelesaian perkara/gugatan3. pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan4. sanksi administrasi yang dikenakan kepada entitas, anggota
Direksi dan Dewan Komisaris, oleh otoritas terkait (pasar modal, perbankan dan lainnya) pada tahun buku terakhir (atau terdapat pernyataan bahwa tidak dikenakan sanksi administrasi)
Catatan: dalam hal tidak berperkara, agar diungkapkan
194-201
PT Mandiri Tunas Finance 243Laporan Tahunan 2014
REFERENSI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)
KRITERIA PENJELASAN HALAMAN
Akses informasi dan data perusahaan Uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data perusahaan kepada publik, misalnya melalui website (dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris), media massa, mailing list, buletin, pertemuan dengan analis, dan sebagainya
215-217
Bahasan mengenai kode etik Memuat uraian antara lain:1. Isi kode etik2. Pengungkapan bahwa kode etik berlaku bagi seluruh level
organisasi3. Upaya dalam penerapan dan penegakannya4. Pernyataan mengenai budaya perusahaan (corporate culture)
yang dimiliki perusahaan
208-210
Pengungkapan mengenai whistleblowing system Memuat uraian tentang mekanisme whistleblowing system antara lain:1. Penyampaian laporan pelanggaran2. Perlindungan bagi whistleblower3. Penanganan pengaduan4. Pihak yang mengelola pengaduan5. Hasil dari penanganan pengaduan
210
VII. Informasi Keuangan
pernyataan direksi dan/atau dewan komisaris tentang tanggung jawab atas laporan keuangan
Kesesuaian dengan peraturan terkait tentang tanggung jawab atas laporan keuangan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Opini auditor independen atas laporan keuangan Laporan Keuangan Konsolidasi
Deskripsi auditor independen di opini Deskripsi memuat tentang:1. Nama & tanda tangan2. Tanggal Laporan Audit3. No. ijin KAP dan nomor ijin Akuntan Publik
Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan yang lengkap Memuat secara lengkap unsur-unsur laporan keuangan:1. Laporan posisi keuangan (neraca)2. Laporan laba rugi komprehensif3. Laporan perubahan ekuitas4. Laporan arus kas5. Catatan atas laporan keuangan6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang
disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya (jika relevan)
Laporan Keuangan Konsolidasi
Pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya
Ada atau tidak ada pengungkapan sesuai dengan PSAK Laporan Keuangan Konsolidasi
Perbandingan tingkat profitabilitas Perbandingan laba (rugi) tahun berjalan dengan tahun sebelumnya Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan arus kas Memenuhi ketentuan sebagai berikut:1. Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas: operasi, investasi,
dan pendanaan2. Penggunaan metode langsung (direct method) untuk
melaporkan arus kas dari aktivitas operasi3. Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan/atau
pengeluaran kas selama tahun berjalan pada aktivitas operasi, investasi dan pendanaan
4. Pengungkapan transaksi non kas harus dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Ikhtisar kebijakan akuntansi Meliputi sekurang-kurangnya:1. Pernyataan kepatuhan terhadap SAK2. Dasar pengukuran dan penyusunan laporan keuangan3. Pengakuan pendapatan dan beban4. Aset Tetap5. Instrumen Keuangan
Laporan Keuangan Konsolidasi
PT Mandiri Tunas Finance244Laporan Tahunan 2014
REFERENSI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)
KRITERIA PENJELASAN HALAMAN
Pengungkapan transaksi pihak berelasi Hal-hal yang diungkapkan antara lain:1. Nama pihak berelasi, serta sifat dan hubungan dengan pihak
berelasi;2. Nilai transaksi beserta persentasenya terhadap total pendapatan
dan beban terkait; dan3. Jumlah saldo beserta persentasenya terhadap total aset atau
liabilitas.
Laporan Keuangan Konsolidasi
Pengungkapan yang berhubungan dengan Perpajakan Hal-hal yang harus diungkapkan:1. Rekonsiliasi fiskal dan perhitungan beban pajak kini;2. Penjelasan hubungan antara beban (penghasilan) pajak dan laba
akuntansi;
3. Pernyataan bahwa Laba Kena Pajak (LKP) hasil rekonsiliasi dijadikan dasar dalam pengisian SPT Tahunan PPh Badan;
4. Rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan untuk setiap periode penyajian, dan jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari jumlah aset atau liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan; dan
5. Pengungkapan ada atau tidak ada sengketa pajak.
Laporan Keuangan Konsolidasi
Pengungkapan yang berhubungan dengan Aset Tetap Hal-hal yang harus diungkapkan:1. Metode penyusutan yang digunakan;2. Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang dipilih antara model
revaluasi dan model biaya;3. Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam
mengestimasi nilai wajar aset tetap (untuk model revaluasi) atau pengungkapan nilai wajar aset tetap (untuk model biaya); dan
4. Rekonsiliasi jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan aset tetap pada awal dan akhir periode dengan menunjukkan: penambahan, pengurangan dan reklasifikasi
Laporan Keuangan Konsolidasi
Kebijakan akuntansi yang berhubungan dengan imbalan kerja Hal-hal yang harus diungkapkan:1. Jenis imbalan kerja yang diberikan kepada karyawan;2. Deskripsi umum mengenai jenis program imbalan pascakerja
yang diselenggarakan oleh perusahaan;3. Kebijakan akuntansi perusahaan dalam mengakui keuntungan
dan kerugian aktuarial; dan4. Pengakuan keuntungan dan kerugian untuk kurtailmen dan
penyelesaian.
Laporan Keuangan Konsolidasi
Pengungkapan yang berhubungan dengan Instrumen Keuangan Hal-hal yang harus diungkapkan:1. Persyaratan, kondisi dan kebijakan akuntansi untuk setiap
kelompok instrumen keuangan;2. Klasifikasi instrumen keuangan;3. Nilai wajar tiap kelompok instrumen keuangan;4. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko;5. Penjelasan risiko yang terkait dengan instrumen keuangan: risiko
pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas; dan6. Analisis risiko yang terkait dengan instrumen keuangan secara
kuantitatif.
Laporan Keuangan Konsolidasi
Penerbitan laporan keuangan Hal-hal yang diungkapkan antara lain:1. Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit; dan2. Pihak yang bertanggung jawab mengotorisasi laporan keuangan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Bangga mem
bangun Negeri
Laporan Tahunan2014
PT Mandiri Tunas Finance
Graha Mandiri Lt. 3AJl. Imam Bonjol No. 61Jakarta 10310Tel. (62-21) 2305608Fax. (62-21) 2305618
www.mtf.co.id
Laporan Tahunan 2014
Top Related