7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
1/170
DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF DASAR
KEPABEANAN DAN CUKAI
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI
2011
Disusun Oleh:Bambang Semedi, S.H. (Widyaiswara Utama)
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
2/170
DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF DASAR
KEPABEANAN DAN CUKAI
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI
2011
Disusun Oleh:Bambang Semedi, S.H. (Widyaiswara Utama)
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
3/170
Pengawasan dan Penindakan Dibidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukaii
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
4/170
Pengawasan dan Penindakan Dibidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukaiii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ..... vii
PETA KONSEP MODUL .... viii
MODUL
PENGAWASAN DAN PENINDAKAN DIBIDANG KEPABEANAN
A. Pendahuluan ... 1
1. Deskripsi Singkat ..................................................... 1
2. Prasyarat Kompetensi ..................................................... 2
3. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) ....................... 2
4. Relevansi Modul ................. 3
B. KEGIATAN BELAJAR ........................................................................... 4
1. Kegiatan Belajar (KB) 1 ..................................................... 4
SEJARAH PERKEMBANGAN WILAYAH TERITORIAL DANYURIDIKSI KEDAULATAN NKRI, PETA GEOGRAFI INDONESIA,
KOORDINAT PETA GEOGRAFI, BATAS WILAYAH PENGAWASANDAN PENINDAKAN KEPABEANAN
Indikator Keberhasilan .. 4
1.1. Uraian dan contoh ......................................................................... 4
A. Sejarah Perkembangan Wilayah Teritorial dan Yuridiksi
Kedaulatan NKRI.......................................................................
1) Peta Negara Kesatuan Republik Indonesia...........
2) Batas Landas Laut Teritorial
a. Zona Pesisir .
b. Zona Laut Indonesia
3) Peta NKRI sebagai Informasi Wilayah Negara
B. Peta Geografi Indonesia
1) Konsep Geografi..................................................................
2) Konsep Kepulauan Indonesia
3) Hakekat Wawasan Nusantara
4
4
8
8
9
13
14
14
15
16
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
5/170
Pengawasan dan Penindakan Dibidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukaiiii
C. Koordinat Peta Geografi .
1) Perairan dan Laut Teritorial Indonesia
a. Jalur Tambahan .
b. Perairan Pedalaman .
c. Perairan Kepulauan
2) Zona Ekonomi Eksklusif
3) Landas Kontinen
a. Daerah Terlarang
b. Daerah Terbatas
c. Lalu Lintas Laut Damai
d. Laut Lepas
D. Batas Wilayah Pengawasan dan Penindakan Kepabeanan.
1) Batas Wilayah Negara
2) Kewenangan Negara Menetapkan Batas Negara
17
17
20
20
20
21
21
22
22
22
23
24
24
26
1.2. Latihan 1 ......... 28
1.3. Rangkuman .... 28
1.4. Tes Formatif 1 .... 33
1.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ........................ 382. Kegiatan Belajar (KB) 2 ..................................................... 39
PENGAWASAN DAN PENINDAKAN KEPABEANAN
Indikator ... 39
2.1. Uraian dan contoh ......................................................................... 39
A. Pengawasan Kepabeanan........................................................
1) Latar Belakang Pengawasan Kepabeanan
2) Perlunya Pengawasan Kepabeanan
B. Penindakan Kepabeanan..........................................................
1) Penghentian Sarana Pengangkut.........................................
2) Penghentian Pembokaran Barang.......................................
3) Pemeriksaan Sarana Pengangkut........................................
4) Pemeriksaan Barang............................................................
5) Pemeriksaan Bangunan atau Tempat yang bukan
merupakan Rumah Tinggal..................................................
6) Pemeriksaan Badan Orang...................................................
39
39
45
49
50
53
53
56
71
75
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
6/170
Pengawasan dan Penindakan Dibidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukaiiv
7) Penegahan dibidang Kepabeanan .......................................
8) Penyegelan
a. Macam Segel...................................................................
b. Nomor Pengawas.............................................................
c. Pelekatan Tanda Pengaman............................................
d. Tata cara Penyegelan......................................................
e. Penyegelan dengan Surat Perintah.................................
f. Penyegelan tanpa Surat Perintah....................................
g. Wewenang Penyegelan...................................................
78
87
88
89
89
91
91
92
92
2.2. Latihan 2 ......... 95
2.3. Rangkuman .... 95
2.4. Tes Formatif 2 .... 97
2.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ........................ 102
3. Kegiatan Belajar (KB) 3 ..................................................... 103
PENGAWASAN DAN PENINDAKAN DALAM KEGIATAN INTELIJEN
DIBIDANG KEPABEANAN, PENYELESAIAN TINDAK PIDANA
KEPABEANAN, PENYIDIKAN DAN PPNS DJBC
Indikator ... 103
3.1. Uraian dan contoh ......................................................................... 103
A. Pengawasan dan Penindakan dalam Kegiatan Intelijen
dibidang Kepabeanan...............................................................
1) Pengertian Intelijen.
2) Yang Melakukan Kegiatan Intelijen
3) Fungsi Intelijen
a. Investigation
b. Pengamanan
c. Penggalangan
d. Azas-Azas Intelijen ....
e. Persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang yang
bertugas di bidang intelijen
f. Siklus Intelijen
B. Pengawasan dan Penindakan dalam Kegiatan Penyelesaian
Tindak Pidana Kepabeanan......................................................
1) Tindak Pidana Penyelundupan............................................
103
103
108
114
114
115
115
116
117
118
123
123
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
7/170
Pengawasan dan Penindakan Dibidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukaiv
a. Pemberantasan Penyelundupan .....................................
b. Patroli daerah perbatasan ...............................................
c. Audit investigasi ..............................................................
d. Operasi intelijen ..............................................................
e. Optimalisasi ship search..................................................
f. Sanksi administrasi .........................................................
2) Barang Hasil Tindak Pidana.................................................
a. Subjek tindak pidana .......................................................
b. Objek tindak pidana ........................................................
3) Kedaluwarsa Tuntutan Pelanggaran Kepabeanan ..............
C. Pengawasan dan Penindakan dalam Kegiatan Penyidikan
dan PPNS DJBC
1) Azas-Azas Hukum dan Upaya Hukum yang digunakan
dalam Penyidikan Tindak Pidana Kepabeanan
2) PPNS DJBC
3) Penyidikan Tindak Pidana Kepabeanan
128
129
129
129
130
130
133
133
134
134
137
137
138
139
3.2. Latihan 3 ......... 140
3.3. Rangkuman ........ 1413.4. Tes Formatif 3 .... 144
3.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ........................ 148
PENUTUP ..... 149
TES SUMATIF ............................................................... 151
KUNCI JAWABAN ( TES FORMATIF DAN TES SUMATIF ) .... 157
DAFTAR PUSTAKA .... 159
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
8/170
Pengawasan dan Penindakan Dibidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukaivi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Halaman
1.1. Klasifikasi Wilayah Laut Menurut Kedalamannya 9
1.2. Pembagian wilayah menurut konservasi hukum laut
PBB Montego, Caracas tahun 1982
10
1.3. Batas Wilayah Laut Indonesia 12
2.1. Ilustrasi Wilayah Daerah Pabean 40
2.2. Perairan Indonesia dan Yuridiksi Nasional Indonesia 45
3.1. Siklus intelijen 119
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
9/170
Pengawasan dan Penindakan Dibidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukaivii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Untuk dapat memahami modul ini secara benar, maka peserta diklat
diharapkan mempelajari modul ini secara urut mulai dari Kegiatan Belajar 1
sampai dengan Kegiatan Belajar 3.
Cara mempelajari setiap kegiatan belajar adalah mengikuti tahap-tahap
berikut ini:
1. Lihat apa yang menjadi target indikator dari kegiatan belajar tersebut;
2. Pelajari materi yang menjadi isi dari setiap kegiatan belajar (dengan cara
membaca materi minimal 3 kali membaca isi materi kegiatan belajar
tersebut);
3. Lakukan review materi secara umum, dengan cara membaca kembali
ringkasan materi untuk mendapatkan hal-hal penting yang menjadi fokus
perhatian pada kegiatan belajar ini;
4. Kerjakanlah Tes Formatif pada kegiatan belajar yang sedang dipelajari;
5. Lihat kunci jawaban Tes Formatif dari kegiatan belajar tersebut yang terletak
pada bagian akhir modul ini.
6. Cocokkan hasil tes formatif dengan kunci jawaban tersebut, apabila ternyata
hasil Tes Formatif peserta diklat memperoleh nilai minimal 67 (jumlah yang
benar x 100/15), maka kegiatan belajar dapat dilanjutkan pada kegiatan
belajar berikutnya, namun apabila diperoleh angka di bawah 67, maka
peserta diklat diharuskan mempelajari kembali kegiatan belajar tersebut agar
selanjutnya dapat diperoleh angka minimal 67.
7. Kerjakan Tes Sumatif apabila semua Tes Formatif dari seluruh kegiatan
belajar telah dilakukan.
8. Lihat kunci jawaban Tes Sumatif yang terletak pada bagian akhir modul ini
9. Cocokkan hasil tes sumatif dengan kunci jawaban tes sumatif, apabila
ternyata hasil tes sumatif peserta diklat memperoleh nilai minimal 67 (jumlah
yang benar x 100/25), maka peserta diklat dapat dinyatakan lulus dari
kegiatan belajar
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
10/170
Pengawasan dan Penindakan Dibidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukaiviii
PETA KONSEP
Dalam mempelajari modul ini, agar lebih mudah dipahami maka disarankan
kepada peserta diklat untuk mempelajari peta konsep modul. Dengan demikian
pola pikir yang sistematik dalam mempelajari modul dapat terjaga secara
berkesinambungan selama mempelajari modul.
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
11/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 1111
PENDAHULUAN
MODUL
PENGAWASAN DAN PENINDAKAN
DIBIDANG KEPABEANAN
1. Deskripsi Singkat
Latar belakang disusunnya modul ruang lingkup pengawasan dan
penindakan kepabeanan dalam rangka memenuhi dan melengkapi siswa atau
peserta didik mengetahui, memahami, melaksanakan pengawasan dan
penindakan kepabeanan untuk mendukung, menunjang tujuan organisasi DJBC
mengoptimalkan penerimaan negara, dan dilaksanakannya/dipatuhinya Undang-
undang Kepabeanan dan peraturan pelaksanaanya. Pelaksanaan pengawasan
dilakukan dalam rangka kegiatan prefentif, yang termasuk ruang lingkup
administrasi kepabeanan, sedangkan penindakan itu sendiri dilakukan dalam
rangka kegiatan represif yang termasuk dalam ruang lingkup perbuatan yang
dilakukan secara fisik.
Dengan demikian diharapkan siswa atau peserta diklat memperbaiki dan
menambah pengetahuan, agar lebih terampil dalam pelaksanaan tugas
kepabeanan yang menjadi sisi sentral dari upaya organisasi untuk menegakkan
citranya di masyarakat. Hukum adalah kaedah-kaedah yang diberlakukan disuatu
masyarakat yang dipatuhi dan bila dilanggar mempunyai sanksi bagi pelakunya.
Hukum sebagai suatu perangkat aturan yang mengatur tata cara hidup
A
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
12/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 2222
bermasyarakat, dari pengertian singkat ini maka istilah pelanggaran hukum
adalah adanya upaya melanggar aturan-aturan yang telah dibuat dan telah
ditetapkan. Berdasarkan Undang-undang Kepabeanan, yang dimaksud dengan
kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan
atas lalu-lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean serta pemungutan
bea masuk dan bea keluar. Dari pengertian tersebut sangat jelas bahwa institusi
bea dan cukai memiliki peranan yang sangat penting bagi Negara Kesatuan
Republik Indonesia ini, yaitu melakukan pengawasan terhadap barang yang
keluar atau masuk ke dan/atau dari daerah pabean Indonesia serta melakukan
pungutan bea masuk, dan pajak dalam rangka impor sebagai penerimaan
negara.
2. Prasyarat Kompetensi
Peserta yang akan ditunjuk untuk mengikuti Diklat Teknis Substantif Dasar
adalah pegawai lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dan pernah bertugas
1. Pegawai DJBC Gol II yang belum pernah mengikuti diklat teknis;
2. Lulusan SLTA atau sederajat;
3. Usia maksimum 50 tahun;
4. Sehat jasmani dan rohani;
5. Memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti diklat;
6. Tidak sedang menjalani atau dalam proses penjatuhan hukuman disiplin;
7. Tidak sedang ditunjuk mengikuti diklat lain;
8. Ditunjuk oleh Sekretaris DJBC.
3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi
Dengan mengetahui, memahami, melaksanakan isi kegiatan
pembelajaran ini, siswa atau peserta didik diharapkan lebih terampil dalam
pelaksanaan tugas yang dimaksudkan oleh modul pengawasan dan penindakan
kepabeanan baik dalam hal ruang lingkup, kewenangan maupun pengawasan
dan penindakan dalam kegiatan intelijen, Tindak Pidana Kepabeanan,
Penyidikan dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai.
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
13/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 3333
Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari modul tentang ruang lingkup pengawasan dan
penindakan kepabeanan ini, siswa atau peserta didik diharapkan .
1. mampu menjelaskan,dan memahami tentang Sejarah Perkembangan
Wilayah Teritorial dan Yuridiksi Kedaulatan Nkri
2. mampu menjelaskan, dan memahami Peta Geografi Indonesia
3. mampu menjelaskan, memahami, menetapkan Koordinat Peta Geografi.
4. mampu menjelaskan, memahami, dan melaksanakan tugas sampai pada
Batas Wilayah Pengawasan dan Penindakan Kepabeanan
5. mampu menjelaskan, dan melaksanakan pengawasankepabeanan
6. mampu melaksanakan pengawasan dan penindakan dalam kegiatan
intelijen di bidang kepabeanan
7. mampu melaksanakan pengawasan dan penindakan dalam kegiatan
penyelesaian tindak pidana kepabeanan
8. mampu memahami pengertian penyidikan, dan PPNS DJBC
9. mampu melaksanakan penindakan kepabeanan
4. Relevansi Modul
Relevansi modul terhadap tugas pekerjaan yang akan dijalanjan peserta diklat
adalah sebagai berikut:
1) Materi modul ini memberikan pengetahuan, wawasan dan pemahaman
mengenai pengawasan dan penindakan di bidang kepabeanan dan cukai.
2) Materi modul ini telah disesuaikan dengan perkembangan instrumen
pengaturan mengenai pengawasan dan penindakan di bidang
kepabeanan dan cukai terkini.
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
14/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 4444
KEGIATAN BELAJAR
1. Kegiatan Belajar (KB) 1
SEJARAH PERKEMBANGAN WILAYAH TERITORIALDAN YURIDIKSI KEDAULATAN NKRI, PETA GEOGRAFI
INDONESIA, KOORDINAT PETA GEOGRAFI, BATASWILAYAH PENGAWASAN DANPENINDAKAN KEPABEANAN
1.1. Uraian dan Contoh
A. Sejarah Perkembangan Wilayah Teritorial dan Yuridiksi
Kedaulatan NKRI
1) Peta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Peta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mengilustrasikan
Negara Kesatuan Republik Indonesia beserta batas-batasnya. Peta ini
memberikan informasi spasial bagi publik tentang Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Peta ini menggambarkan pencapaian hasil berbagai perundingan
BIndikator Keberhasilan :
Setelah mempelajari materi diharapkan siswa::
1. mampu menjelaskan,dan memahami tentang Sejarah Perkembangan Wilayah
Teritorial dan Yuridiksi Kedaulatan Nkri
2. mampu menjelaskan, dan memahami Peta Geografi Indonesia
3. mampu menjelaskan, memahami, menetapkan Koordinat Peta Geografi.4. mampu menjelaskan, memahami, dan melaksanakan tugas sampai pada Batas
Wilayah Pengawasan dan Penindakan Kepabeanan
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
15/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 5555
bilateral, trilateral maupun multilateral sejak Deklarasi Djuanda sampai sekarang.
Dalam peta NKRI juga dicantumkan nama-nama geografis pulau-pulau terluar
milik Indonesia yang berada di sebelah dalam garis pangkal kepulauan
Indonesia, serta digambarkan letak alur laut kepulauan Indonesia (ALKI). Selain
itu peta NKRI juga menggambarkan proyeksi batas menurut hukum Indonesia.
Atas dasar tersebut, maka perlu untuk dinyatakan bahwa peta NKRI bersifat
dinamis dan akan selalu di-update sesuai dengan perkembangan.
Wilayah Indonesia di dalam perkembangannya mengalami pertambahan
luas yang sangat besar. Wilayah Indonesia ditentukan pertama kali dengan
Territoriale Zee en Maritime Kringen Ordonantie (TZMKO) 1939.Selanjutnya
seiring dengan perjalanan NKRI, Pemerintah RI memperjuangkan konsepsi
Wawasan Nusantara mulai dari Deklarasi Djuanda, berbagai perundingan
dengan negara tetangga, sampai pada akhirnya konsep Negara Kepulauan
diterima di dalam Konvensi Hukum Laut PBB 1982 (United Nation Convention on
the Law of the Sea/UNCLOS 82). Berdasarkan konsepsi TZMKO tahun 1939,
lebar laut wilayah perairan Indonesia hanya meliputi jalur-jalur laut yang
mengelilingi setiap pulau atau bagian pulau Indonesia yang lebarnya hanya 3 mil
laut. Sedang kan menurut UUD 1945, wilayah negara Indonesia tidak jelasmenunjuk batas wilayah negaranya. Wilayah negara proklamasi adalah wilayah
negara ex kekuasaan Hindia Belanda, selain itu UUD 1945 tidak mengatur
tentang kedudukan laut teritorial. Produk hukum mengenai laut teritorial baru
dilakukan secara formal pada tahun 1958 dalam Konvensi Geneva. Pada tahun
1957, Pemerintah Indonesia melalui Deklarasi Djuanda, mengumumkan secara
unilateral /sepihak bahwa lebar laut wilayah Indonesia adalah 12 mil. Barulah
dengan UU No. 4/Prp tahun 1960 tentang Wilayah Perairan Indonesia ditetapkan
ketentuan tentang laut wilayah Indonesia selebar 12 mil laut dari garis pangkal
lurus. Perairan Kepulauan ini dikelilingi oleh garis pangkal yang menghubungkan
titik-titik terluar dari Pulau Terluar Indonesia. Semenjak Deklarasi Djuanda,
Pemerintah Indonesia terus memperjuangkan konsepsi Wawasan Nusantara di
dalam setiap perundingan bilateral, trilateral, dan multilateral dengan negara-
negara di dunia ataupun di dalam setiap forum-forum internasional. Puncak dari
diplomasi yang dilakukan adalah dengan diterimanya Negara Kepulauan di
dalam UNCLOS 1982. Melalui UU No.17 tahun 1985,Pemerintah Indonesia
meratifikasi/ mengesahkan UNCLOS 1982 tersebut dan resmi menjadi negara
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
16/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 6666
pihak. Sebagai tindak lanjut dari pengesahan UNCLOS 1982, Pemerintah
Indonesia telah menerbitkan UU No. 6 tahun 1996 tentang Perairan Indonesia
dan Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2002 tentang Daftar Koordinat Geografis
Titik-Titik Garis Pangkal Kepulauan Indonesia. Dua Landasan hukum tersebut,
khususnya PP No.38 tahun 2002, telah memagari wilayah perairan Indonesia
yang sejak dicabutnya UU No. 4 Prp tahun 1960 melalui UU No.6 tahun 1996,
Indonesia tidak memiliki batas wilayah perairan yang jelas. Bagi Indonesia,
UNCLOS 1982 merupakan tonggak sejarah yang sangat penting, yaitu sebagai
bentuk pengakuan internasional terhadap konsep Wawasan Nusantara yang
telah digagas sejak tahun 1957. Khusus mengenai TimorTimur, semenjak
integrasinya pada tahun 1975 sampai dengan merdeka pada 1999 tentunya
membawa perubahan pada wilayah Indonesia baik pada batas darat maupun
batas lautnya. Batas darat Indonesia dengan Republik Demokratik Timor-Leste
(RDTL) didasarkan atas perjanjian antara Pemerintah Hindia Belanda dan
Portugis pada tahun 1904 dan Permanent Court Award (PCA) 1914. Saat ini
telah disepakati oleh Pemerintah Indonesia dan RDTL Provisional Agrreement on
the Land Boundary yang ditandatangani 8 April 2005 oleh Menteri Luar Negeri
kedua negara. Sedangkan batas laut RI-RDTL, sejak periode kolonial tidak adaperjanjian maupun pengaturan yang terkait dengan batas laut antara Portugal
dan Belanda di sekitar P. Timor [Deeley, 2001]. Begitu juga setelah Indonesia
merdeka pada tahun 1945, dan juga setelah Timor Leste menjadi bagian
Indonesia pada tahun 1975, tidak ada perjanjian tentang batas laut antara
Indonesia dengan Portugal. Dan bahkan sampai saat ini batas laut RI-RDTL
yang meliputi laut wilayah, zona tambahan, ZEE dan landas kontinen belum
mulai dirundingkan karena masih menunggu penyelesaian batas darat terlebih
dahulu. Seiring dengan perkembangan, PP No.38/2002 memerlukan
penyempurnaan karena menyisa kan beberapa bagian wilayah Indonesia yang
belum ditetapkan garis pangkalnya, diantaranya adalah di sekitar P.Timor yang
berbatasan dengan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL). Untuk dapat
menetapkan batas perairan pada wilayah yang berbatasan dengan RDTL, selain
menunggu penyelesaian segment batas darat, perlu pula ditetapkan calon-calon
titik dasar sebagai acuan dalam penarikan garis pangkal untuk menetapkan
batas antara kedua negara, disamping memanfaatkan beberapa titik-titik dasar
yang sudah ada di sekitar wilayah tersebut.
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
17/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 7777
Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang
Dasar 1945; Undang-undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan United
Nations Convention on the Law of the Sea (Konvensi Perserikatan Bangsa-
Bangsa tentang Hukum Laut) (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 76,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3319); dasar pengertian yang meliputi,
sebagai berikut :
a) Negara Kepulauan adalah negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau
lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau lain.
b) Pulau adalah daerah daratan yang terbentuk secara alamiah dikelilingi oleh
air dan yang berada di atas permukaan air pada waktu air pasang.
c) Kepulauan adalah suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau, dan
perairan di antara pulau-pulau tersebut, dan lain-lain wujud alamiah yang
hubungannya satu sama lain demikian eratnya sehingga pulau-pulau,
perairan, dan wujud alamiah lainnya itu merupakan satu kesatuan geografi,
ekonomi, pertahanan keamanan, dan politik yang hakiki, atau yang secara
historis dianggap sebagai demikian.
d) Perairan Indonesia adalah laut teritorial Indonesia beserta perairan
kepulauan dan perairan pedalamannya.e) Garis air rendah adalah garis air yang bersifat tetap di suatu tempat
tertentu yang menggambarkan kedudukan permukaan air laut pada surut
yang terendah.
f) Elevasi surut adalah daerah daratan yang terbentuk secara alamiah yang
dikelilingi dan berada di atas permukaan laut pada waktu air surut, tetapi
berada di bawah permukaan laut pada waktu air pasang.
g) Teluk adalah suatu lekukan jelas yang penetrasinya berbanding
sedemikian rupa dengan lebar mulutnya sehingga mengandung perairan
tertutup yang lebih dari sekedar suatu lengkungan pantai semata-mata,
tetapi suatu lekukan tidak merupakan suatu teluk kecuali apabila luasnya
adalah seluas atau lebih luas daripada luas setengah lingkaran yang garis
tengahnya ditarik melintasi mulut lekukan tersebut.
h) Alur laut kepulauan adalah alur laut yang dilalui oleh kapal atau pesawat
udara asing di atas alur laut tersebut, untuk melaksanakan pelayaran dan
penerbangan dengan cara normal semata-mata untuk transit yang terus-
menerus, langsung dan secepat mungkin serta tidak terhalang melalui atau
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
18/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 8888
di atas perairan kepulauan dan laut teritorial yang berdampingan antara
satu bagian laut lepas atau Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia dan bagian
laut lepas atau Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia lainnya.
i) Konvensi adalah United Nations Convention on the Law of the Sea Tahun
1982, sebagaimana telah diratifikasi dengan Undang-undang Nomor 17
Tahun 1985 tentang Pengesahan United Nations Convention on the Law of
the Sea (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut).
j) Negara Republik Indonesia adalah Negara Kepulauan.
2) Batas Landas Laut Teritorial
Dengan demikian batas landas laut teritorial meliputi Zona Pesisir dan
Zona Laut. Yang dimaksud zone itu dapat diartikan daerah atau wilayah, yang
dapat dirinci sebagai berikut :
a. Zona Pesisir
Berdasarkan kedalamannya zona pesisir dapat dibedakan menjadi 4 wilayah
(zona) yaitu:
i. Zona Lithoral, adalah wilayah pantai atau pesisir atau shore. Di wilayah
ini pada saat air pasang tergenang air dan pada saat air laut surut
berubah menjadi daratan. Oleh karena itu wilayah ini sering disebut juga
wilayah pasang surut.
ii. Zona Neritic (wilayah laut dangkal), yaitu dari batas wilayah pasang
surut hingga kedalaman 150 m. Pada zona ini masih dapat ditembus oleh
sinar matahari sehingga wilayah ini paling banyak terdapat berbagai jenis
kehidupan baik hewan maupun tumbuhan-tumbuhan, contoh Jaut Jawa,
Laut Natuna, Selat Malaka dan laut-laut disekitar kepulauan Riau.
Tahukah Anda yang dimaksud zone.
Zone itu dapat diartikan daerah atau wilayah
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
19/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 9999
iii. Zona Bathyal (wilayah laut dalam), adalah wilayah laut yang memiliki
kedalaman antara 150 hingga 1800 meter. Wilayah ini tidak dapat
ditembus sinar matahari, oleh karena itu kehidupan organismenya tidak
sebanyak yang terdapat di zona meritic.
iv. Zona Abysal (wilayah laut sangat dalam), yaitu wilayah laut yang memiliki
kedalaman lebih dari 1800 m. Di wilayah ini suhunya sangat dingin dan
tidak ada tumbuh-tumbuhan, jenis hewan yang hidup di wilayah ini sangat
terbatas.
Untuk lebih memahami penjelasan di atas perhatikan gambar berikut ini
Gambar 1.1.
Klasifikasi wilayah laut menurut kedalamannya
b. Zona Laut Indonesia
Sebagai negara kepulauan yang wilayah perairan lautnya lebih luas dari
pada wilayah daratannya, maka peranan wilayah laut menjadi sangat
penting bagi kehidupan bangsa dan negara.
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
20/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 10101010
1. Batas wilayah laut Indonesia
Luas wilayah laut Indonesia sekitar 5.176.800 km2. Ini berarti luas wilayah
laut Indonesia lebih dari dua setengah kali luas daratannya. Sesuai
dengan Hukum Laut Internasional yang telah disepakati oleh PBB tahun
1982. berikut ini adalah gambar pembagian wilayah laut menurut
konvensi Hukum Laut PBB. Berikut ini adalah gambar pembagian wilayah
laut menurut konvensi hukum laut PBB
Gambar 1.2.
Pembagian wilayah menurut Konvensi Hukum Laut PBB,Montego, Caracas tahun 1982
2. Wilayah perairan laut Indonesia dapat dibedakan tiga macam, yaitu zona
laut Teritorial, zona Landas kontinen, dan zona Ekonomi Eksklusif
i. Zona Laut Teritorial
Batas laut Teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari
garis dasar ke arah laut lepas. Jika ada dua negara atau lebih
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
21/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 11111111
menguasai suatu lautan, sedangkan lebar lautan itu kurang dari 24
mil laut, maka garis teritorial di tarik sama jauh dari garis masing-
masing negara tersebut. Laut yang terletak antara garis dengan garis
batas teritorial di sebut laut teritorial. Laut yang terletak di sebelah
dalam garis dasar disebut laut internal. Garis dasar adalah garis
khayal yang menghubungkan titik-titik dari ujung-ujung pulau.
Sebuah negara mempunyai hak kedaulatan sepenuhnya sampai
batas laut teritorial, tetapi mempunyai kewajiban menyediakan alur
pelayaran lintas damai baik di atas maupun di bawah permukaan
laut. Pengumuman pemerintah tentang wilayah laut teritorial
Indonesia dikeluarkan tanggal 13 Desember 1957 yang terkenal
dengan Deklarasi Djuanda dan kemudian diperkuat dengan Undang-
undang No.4 Prp. 1960
ii. Zona Landas Kontinen
Landas kontinen ialah dasar laut yang secara geologis maupun
morfologi merupakan lanjutan dari sebuah kontinen (benua).
Kedalaman lautnya kurang dari 150 meter. Indonesia terletak pada
dua buah landasan kontinen, yaitu landasan kontinen Asia danlandasan kontinen Australia. Adapun batas landas kontinen tersebut
diukur dari garis dasar, yaitu paling jauh 200 mil laut. Jika ada dua
negara atau lebih menguasai lautan di atas landasan kontinen, maka
batas negara tersebut ditarik sama jauh dari garis dasar masing-
masing negara. Sebagai contoh di selat malaka, batas landasan
kontinen berimpit dengan batas laut teritorial, karena jarak antara
kedua negara di tempat itu kurang dari 24 mil laut. Di selat Malaka
sebelah utara, batas landas kontinen antara Thailand, Malaysia, dan
Indonesia bertemu di dekat titik yang berkoordinasi 98 BT dan 6
LU. Di dalam garis batas landas kontinen, Indonesi a mempunyai
kewenangan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada di
dalamnya, dengan kewajiban untuk menyediakan alur pelayaran
lintas damai. Pengumuman tentang batas landas kontinen ini
dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal 17 Febuari
1969
iii. Zona ekonomi eksklusif lihatlah peta berikut
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
22/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 12121212
Zona Ekonomi Eksklusif adalah jalur laut selebar 200 mil laut ke arah
laut terbuka diukur dari garis dasar. Di dalam zona ekonomi eksklusif
ini, Indonesia mendapat kesempatan pertama dalam memanfaatkan
sumber daya laut. Di dalam zona ekonomi eksklusif ini kebebasan
pelayaran dan pemasangan kabel serta pipa di bawah permukaan
laut tetap diakui sesuai dengan prinsip-prinsip Hukum Laut
Internasional, batas landas kontinen, dan batas zona ekonomi
eksklusif antara dua negara yang bertetangga saling tumpang tindih,
maka ditetapkan garis-garis yang menghubungkan titik yang sama
jauhnya dari garis dasar kedua negara itu sebagai batasnya.
Pengumuman tetang zona ekonomi eksklusif Indonesia dikeluarkan
oleh pemerintah Indonesia tanggal 21 Maret 1980.
Agar Anda lebih jelas tentang batas zona laut Teritorial, zona landas
kontinen dari zona ekonomi eksklusif lihatlah peta berikut.
Gambar 1.3.
Batas wilayah laut Indonesia
Berdasarkan undang-undang nomor: 1 tahun 1973 (1/1973) tanggal: 6
Januari 1973 (Jakarta) sumber: LN 1973/1; TLN No. 2994 tentang: landas
kontinen Indonesia. Negara Republik Indonesia mempunyai kedaulatan atas
kekayaan alam di landas kontinen Indonesia, sebagaimana telah ditegaskan
dalam pengumuman pemerintah Republik Indonesia tanggal 17 Pebruari
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
23/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 13131313
1969; Undang-undang yang mengatur penyelenggaraan usaha pemanfaatan
kekayaan alam termaksud untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dan
negara.
Pengertian yang ada pada ketentuan sebagai dasar hukum landas kontinen
Indonesia, adalah:
Landas Kontinen Indonesia adalah dasar laut dan tanah dibawahnya
diluar perairan wilayah Republik Indonesia sebagaimana diatur dalam
Undang-undang No. 4 Prp. Th.1960 sampai kedalaman 200 meter atau
lebih, dimana masih mungkin diselenggarakan eksplorasi dan
eksploitasi kekayaan alam.
Kekayaan alam adalah mineral dan sumber yang tak bernyawa lainnya
didasar laut dan/atau di dalam lapisan tanah dibawahnya bersama-sama
dengan organisme hidup yang termasuk dalam jenis sedinter yaitu
organisme yang pada masa perkembangannya tidak bergerak baik
diatas maupun dibawah dasar laut atau tak dapat bergerak kecuali
dengan cara selalu menempel pada dasar laut atau lapisan tanah
dibawahnya.
Eksplorasi dan eksploitasi adalah usaha-usaha pemanfaatan kekayaanalam dilandas kontinen sesuai dengan istilah yang digunakan dalam
peraturan perundangan yang berlaku dibidang masing-masing.
Penyelidikan ilmiah adalah penelitian ilmiah atas kekayaan alam
dilandas kontinen.
Penguasaan penuh dan hak eksklusif atas kekayaan alam di Landas
Kontinen Indonesia serta pemilikannya ada pada Negara. Dalam hal
landas kontinen Indonesia, termasuk depresi-depresi yang terdapat di
landas Kontinen Indonesia, berbatasan dengan negara lain, penetapan
garis batas landas kontinen dengan negara lain dapat dilakukan dengan
cara mengadakan perundingan untuk mencapai suatu persetujuan.
3) Peta NKRI Sebagai Informasi Wilayah Negara
Lembaga otoritas survei dan pemetaan nasional, bekerjasama dengan
beberapa instansi terkait (Deplu, Depdagri, , DKP, Ditwilhan, Dishidros TNI AL,
ESDM, Dittop TNI AD) telah menerbitkan Peta Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Tujuan dari penerbitan peta ini adalah agar seluruh masyarakat
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
24/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 14141414
beserta seluruh stake holder dapat memiliki gambaran umum tentang wilayah
NKRI sampai pada saat ini. Peta NKRI merupakan peta ilustrasi wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan eksistensi hak-hak berdaulatnya yang
menginformasikan gambaran secara umum wilayah negara kesatuan Republik
Indonesia darat dan laut beserta informasi batas-batas hak berdaulatnya. Dalam
peta NKRI selain informasi tersebut di atas, juga menyantumkan nama-nama
geografis pulau-pulau milik Indonesia yang berada di sebelah dalam garis
pangkal kepulauan Indonesia baik pulau kecil terluar dan pulaupulau besar
lainnya, alur laut kepulauan Indonesia (ALKI). Mengingat keterbatasan skala peta
yang digunakan (skala 1:5.000.000), tentunya informasi garis batas baik darat
dan laut pada segmen-segmen tertentu tidak tergambar secara detail. Demikian
juga dengan pulaupulau kecil yang jumlahnya sangat banyak tentunya tidak
dapat tergambar secara keseluruhan. Namun demikian nilai dari angka-angka
koordinat batas antar negara yang telah disepakati, koordinat dari titik pangkal
PP 38/tahun 2002 yang terletak pada pulau-pulau kecil terluar dan lain lainnya
telah diplotkan dengan benar. Dengan demikian peta NKRI tersebut telah
memenuhi aspek geometris dan kartometris. Untuk melengkapi informasi spasial
lainnya dari peta NKRI tersebut, maka peta NKRI perlu dilengkapi denganinformasi peta tematik lainnya terutama informasi tentang wilayah perbatasan
darat dan laut pada segmensegmen khusus dengan skala yang memadai atau
lebih besar. Peta NKRI juga dimaksudkan guna menggambarkan hasil Border
Diplomacy, yang menyatakan bahwa Indonesia perlu memiliki peta NKRI yang
menggambarkan batas-batas negara yang telah dicapai sejak Deklarasi Djuanda
sampai sekarang baik yang belum maupun yang sudah disepakti melalui
berbagai perundingan bilateral, trilateral maupun multilateral. Seperti yang telah
dicoba dijabarkan di atas bahwasannya wilayah NKRI memiliki dinamika
perkembangan yang panjang.
B. Peta Geografi Indonesia
1) Konsep Geografi
Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah
wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep
dasar wilayah negara kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
25/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 15151515
Desember 1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa
Indonesia, karena telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang
menyatukan wilayah Indonesia.
Laut Nusantara bukan lagi sebagai pemisah, akan tetapi sebagai
pemersatu bangsa Indonesia yang disikapi sebagai wilayah kedaulatan mutlak
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ada bangsa yang secara eksplisit
mempunyai cara bagaimana ia memandang tanah airnya beserta lingkungannya.
Cara pandang itu biasa dinamakan wawasan nasional. Sebagai contoh, Inggris
dengan pandangan nasionalnya berbunyi: "Brittain rules the waves". Ini berarti
tanah Inggris bukan hanya sebatas pulaunya, tetapi juga lautnya. Tetapi cukup
banyak juga negara yang tidak mempunyai wawasan, seperti: Thailand,
Perancis, Myanmar dan sebagainya. Indonesia wawasan nasionalnya adalah
wawasan nusantara yang disingkat wasantara. Wasantara ialah cara pandang
bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang sarwa nusantara dan
penekanannya dalam mengekspresikan diri sebagai bangsa Indonesia di tengah-
tengah lingkungannya yang sarwa nusantara itu.
Unsur-unsur dasar wasantara itu ialah: wadah (contour atau organisasi),isi, dan tata laku. Dari wadah dan isi wasantara itu, tampak adanya bidang-
bidang usaha untuk mencapai kesatuan dan keserasian dalam bidang-bidang
satu kesatuan wilayah, satu kesatuan bangsa, satu kesatuan budaya, satu
kesatuan ekonomi, satu kesatuan hankam.Jelaslah disini bahwa wasantara
adalah pengejawantahan falsafah Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah negara
Republik Indonesia. Kelengkapan dan keutuhan pelaksanaan wasantara akan
terwujud dalam terselenggaranya ketahanan nasional Indonesia yang senantiasa
harus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman.
Ketahanan nasional itu akan dapat meningkat jika ada pembangunan
yang meningkat, dalam "koridor" wasantara.
2) Konsep Kepulauan Indonesia
Bila diperhatikan lebih jauh kepulauan Indonesia yang duapertiga
wilayahnya adalah laut membentang ke utara dengan pusatnya di pulau Jawa
membentuk gambaran kipas. Sebagai satu kesatuan negara kepulauan, secara
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
26/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 16161616
konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan dalam salah satu doktrin nasional
yang disebut Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas aktif. ,
sedangkan geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan
Nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dengan mengacu pada kondisi
geografi bercirikan maritim, maka diperlukan strategi besar (grand strategy)
maritim sejalan dengan doktrin pertahanan defensif aktif dan fakta bahwa bagian
terluar wilayah yang harus dipertahankan adalah laut. Implementasi dari strategi
maritim adalah mewujudkan kekuatan maritim (maritime power) yang dapat
menjamin kedaulatan dan integritas wilayah dari berbagai ancaman. Nusantara
(archipelagic) dipahami sebagai konsep kewilayahan nasional dengan
penekanan bahwa wilayah negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang
dihubungkan oleh laut. Laut yang menghubungkan dan mempersatukan pulau-
pulau yang tersebar di seantero khatulistiwa.
Sedangkan Wawasan Nusantara adalah konsep politik bangsa Indonesia
yang memandang Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah, meliputi tanah
(darat), air (laut) termasuk dasar laut dan tanah di bawahnya dan udara di
atasnya secara tidak terpisahkan, yang menyatukan bangsa dan negara secarautuh menyeluruh mencakup segenap bidang kehidupan nasional yang meliputi
aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam. Wawasan Nusantara
sebagai konsepsi politik dan kenegaraan yang merupakan manifestasi pemikiran
politik bangsa Indonesia telah ditegaskan dalam GBHN dengan ap.MPR No.IV
Th 1973. Penetapan ini merupakan tahapan akhir perkembangan konsepsi
negara kepulauan yang telah diperjuangkan sejak Dekrarasi Juanda tanggal 13
Desember 1957.
3) Hakekat Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara adalah cara pandang Bangsa Indonesia terhadap
rakyat, bangsa dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi
darat, laut dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial,
Budaya dan Pertahanan Keamanan.
Kepulauan adalah kumpulan dari pulau-pulau. Negara kepulauan dikenal
sebagai Archipelago State yang diakui oleh Konvensi PBB. Republik Indonesia
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
27/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 17171717
merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, disusul kemudian oleh (tidak
urut) Filipina, Jepang, dan Selandia Baru.
Pengertian hakekat wawasan nusantara ini dengan tujuan memberi
kemudahan untuk melakukan perjalanan di wilayah Indonesia dengan
menggunakan perangkat GPS. Dengan bantuan perangkat GPS disamping akan
mempermudah untuk menentukan arah juga akan mecegah atau memperkecil
resiko tersesat maupun kehilangan arah saat dalam perjalanan. Keterbatasan
dan/atau ketidak-tersediaan peta GPS wilayah Indonesia bukanlah suatu
penghalang dalam menggunakan perangkat GPS.
Dengan kerjasama dan saling tukar-menukar informasi akan letak
(kordinat) suatu lokasi, diharapkan akan membantu tercapainya tujuan
perjalanan.(Admin).
C. Koordinat Peta Geografi
1) Perairan dan Laut Teritorial Indonesia
Koordinat peta geografi dan koordinat peta navigasi harus selalu
dipedomani dalam pergerakan atau perjalanan atau pelayaran dan penerbangan
yang dilakukan oleh sarana pengangkut. Koordinat tersebut diwajibkan harus ada
pada setiap sarana pengangkut yang mengangkut barang dan/atau orang dapat
diperoleh di Kantor Departemen Perhubungan atau perwakilannya didaerah, atau
dapat diperoleh di Bagian Topografi-TNI AL atau perwakilannya didaerah.
Pergerakan atau perjalanan atau pelayaran dan penerbangan dilakukan dengan
cara memperhatikan posisi sarana pengangkut dengan memperhatikan GPS
(global position system) yang menggunakan jasa satelit, atau dapat
memperhatikan peta navigasi tersebut. Letak atau posisi sarana pengangkut
ditentukan dengan tanda 0 untuk derajat, untuk menit, dan untuk detik, masing-
masing dari 1.= 60, dan 1=60 .
Pada peta navigasi terdapat garis atau data angka yang sejajar dengan
katulistiwa dinamakan bujur, untuk wilayah Indonesia hanya memiliki daerah
bujur timur (BT), untuk garis atau data angka yang tegak lurus dengan katulistiwa
dinamakan lintang, sedangkan yang berada diatas khatulistiwa disebut lintang
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
28/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 18181818
utara, sedangkan yang berada dibawa katulistiwa disebut lintang selatan.
Walaupun telah ditetapkan koordinat pada peta navigasi namun penindakan
terhadap sarana pengangkut yang diduga melakukan pelanggaran pelayaran,
penerbangan, dan keberangkatan bila tidak sesuai jalur yang ditetapkan belum
optimal karena posisi sarana pengangkut wajib harus dapat diketahui atau
ditetapkan posisinya untuk menentukan menuju keluar daerah pabean Indonesia
atau masuk kedalam daerah pabean Indonesia. Untuk dapat diketahui posisi
sarana pengangkut disamping menggunakan GPS, juga dapat menggunakan
kompas (jenis kompas berupa kompas magnitik, kompas electric, liquit compas
dan sarana lain secara tradisional), kompas berbedoman pada arah utara atau
selatan, misalnya dengan berpedoman pada arah utara dan dengan
memperhatikan posisi haluan sarana pengangkut, arah haluan pada posisi jam
berapa. Misalnya menunjuk angka tiga, berarti posisi haluan sarana pengangkut
adalah disebelah kanan, dalam hal sebelah kanan kita adalah menuju luar
daerah pabean Indonesia, berarti sarana pengangkut tersebut bermaksud
menuju luar daerah pabean Indonesia (kegiatan ekspor barang). Tindak lanjut
dalam kesempatan pertama kordinat dan posisi haluan sarana pengangkut ditulis
pada peta navigasi yang ditandatangani oleh pejabat bea dan cukai yangmelakukan penindakan, nakhoda atau navigator, dan seorang saksi (oleh para
pihak), selanjutnya juga dibuat berita acara yang ditandatangani oleh para pihak,
dan diteruskan kepada penyidik pegawai negeri sipil bea dan cukai.Wilayah Laut
Teritorial, adalah kedaulatan negara pantai atas laut teritorialnya termasuk udara
di atasnya; dan dasar laut dan tanah di bawahnya, dibatasi dengan hak lintas
damai bagi kapal asing, lebar laut teritorial adalah 12 mil laut diukur dari garis
pangkal.
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
29/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 19191919
Gambar 1.4.
Indeks Peta Lingkungan Laut Nasional
Contoh : Pada posisi angka 23 peta lingkungan laut Indonesia, adalah posisi
LU 3 20 40 dan BT 121 15 30
Pada masa ordonansi laut teritorial dan lingkungan maritim stbl 1939 No
442 lebar laut territorial adalah selebar 3 mil; Berdasarkan Deklarasi Juanda
tahun 1962 lebar laut territorial adalah selebar 12 mil; Dan berdasarkan Konvensi
hukum laut 1982 lebar laut territorial adalah selebar 12 mil.
Yang dimaksudkan dengan garis pangkal adalah :
Garis yang digunakan untuk mengukur laut teritorial suatu negara; Garis
yang menghubungkan titik-titik dari pulau terluar, pada saat air rendah.
Konsekwensi dari diberlakukannya laut territorial selebar 12 mil adalah
bahwa di Indonesia tidak ada lagi laut lepas di antara pulau. Hal ini juga
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
30/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 20202020
sebagai konsekwensi logis diakuinya Republik Indonesia sebagai Negara
Kepulauan.
Penentuan batas laut teritorial ditentukan oleh negara yang pantainya
berhadapan dan berdampingan, dengan ketentuan sebagai berikut dihitung
berdasarkan garis tengah, yaitu garis yang titik-titiknya sama jarak dari titik-
titik terdekat pada garis pangkal yang digunakan untuk mengukur lebar
laut teritorial masing-masing negara; Kecuali ada persetujuan lain yang
dibuat antara Negara-negara yang bersangkutan.
a) Jalur Tambahan
Di samping laut territorial tersebut, berdasarkan Konvensi Hukum
Laut tahun 1982 tersebut, dikenal juga adanya jalur tambahan selebar 24
mil yang dihitung dari garis pangkal. Hak negara pantai pada jalur
tambahan adalah :
Melakukan pencegahan atas pelanggaran kepabeanan, imigrasi, fiskal,
pencemaran, dan peraturan lainnya yang berlaku dalam laut
teritorialnya;
Mengenakan hukuman atas pelanggaran ketentuan atau peraturanyang terjadi di dalam wilayah laut teritorial.
b) Perairan Pedalaman
Perairan Pedalaman adalah perairan yang berada pada arah darat
garis pangkal. Di dalam Perairan Pedalaman ini, kedaulatan suatu negara
pada perairan pedalaman tidak disertai dengan keharusan untuk menjamin
hak lintas damai bagi kapal asing.
c) Perairan Kepulauan
Perairan Kepulauan adalah bagian laut yang terletak di antara
kepulauan yang menjadi wilayah Darat Republik Indonesia. Sama halnya
dengan perairan pedalaman, wilayah ini tidak ada keharusan bagi Negara
Republik Indonesia untuk menjamin hak lalu lintas damai bagi kepala
asing.
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
31/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 21212121
2) Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Lebar Zona Ekonomi Eksklusif adalah selebar 200 mil diukur dari garis
pangkal yang digunakan untuk mengukur lebar laut teritorial; ZEE tidak tunduk
kepada kedaulatan negara pantai; hak negara pantai di ZEE hanya menikmati
hak hak berdaulat tetapi tidak berdaulat. Kedaulatan negara pantai pada ZEE
hanya kedaulatan ekonomis sumber daya yang ada dalam zona tersebut;
Di ZEE semua negara berhak berlayar dan terbang di atasnya, bebas
meletakan pipa dan kabel bawah laut, penggunaan sah lainnya yang
berhubungan dengan kebebasan tersebut; Batu karang/pulau yang tidak
mendukung adanya kediaman manusia atau kehidupan tidak berhak memiliki
ZEE;
Hak Negara Republik di Zona Ekonomi Eksklusif adalah melakukan
eksplorasi dan eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan sumber kekayaan alam
di dasar laut dan tanah di bawahnya, serta perairan di atasnya, eksploitasi
ekonomis lainnya, seperti produk energi dari air, arus, dan angin), yurisdiksi atas
pendirian dan penggunaan pulau-pulau buatan, riset ilimiah kelautan, dan
perlindungan lingkungan laut, yurisdiksi atas pulau buatan, instalasi-instalasi, danbangunan-bangunan tersebut berkaitan dengan pelaksanaan perundang-
undangan kepabeanan, fiskal, kesehatan, keselamatan, dan imigrasi, hak untuk
melaksanakan hot persuit terhadap kapal asing yang melakukan pelanggaran
atas ketentuan ZEE, hak untuk menerima dan menolak kegiatan ilmiah
permohonan 4 bulan harus dijawab, bila tidak dijawab dalam waktu 6 bulan,
sejak diterimanya permohonan, yang bersangkutan dapat melakukan riset
kelautan.
3) Landas Kontinen
Pada konvensi jenewa 1958 yang dimaksud dengan Landas Kontinen
(Continental Self) adalah , daerah dasar laut dan tanah di bawahnya yang berada
di luar laut teritorial yang merupakan kelanjutan alamiah dari daratan, daerah
dasar laut sampai kedalaman 200 m atau sampai kedalaman yang masih
memungkinkan dilakukan eksplorasi dan eksploitasi, sedangkan pada konvensi
tentang Dataran Kontinen tahun 1982 diatur sebagai berikut, bila tepian luar
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
32/170
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
33/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 23232323
tentukan Hak Lintas Transit. Lalu Lintas Laut Damai adalah melintasi
perairan pedalaman dari laut bebas ke satu pelabuhan indonesia, atau
sebaliknya, dan laut bebas ke laut bebas, Lalu Lintas Laut Damai harus
mengikuti jalur yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia,
yang telah diumumkan terlebih dahulu ke dunia pelayaran. Kapal
penangkapan ikan diwajibkan menyimpan alat-alat penangkap ikannya
dalam keadaan terbungkus di atas palka Riset ilmiah oleh kapal asing di
perairan pedalaman hanya boleh dilakukan atas izin Presiden Republik
Indonesia. Hak lintas damai bagi kapal perang dan kapal pemerintah asing
yang bukan kapal niaga ditentukan sebagai berikut harus seizin Kasal,
harus melalui jalur yang telah ditetapkan, kapal selam asing harus berlayar
dipermukaan laut, melanggar ketentuan-ketentuan tersebut dan melintasi
perairan pedalaman dianggap bukan lintas damai, dan diwajibkan segera
meninggalkan perairan pedalaman.
d) Laut Lepas
Semua bagian laut yang tidak termasuk ZEE, Laut teritorial, perairan
pedalaman, perairan kepulauan adalah rezim Laut Lepas. Laut lepasterbuka bagi semua negara.Digunakan untuk maksud-maksud damai. Di
wilayah Laut Lepas semua negara bebas untuk berlayar, terbang di
atasnya, meletakan kabel dan pipa di bawah laut, membangun pulau-pulau
buatan dan instalasi lainnya, menangkap ikan, dan melakukan riset ilmiah.
Berdasarkan pembahasan dalam Modul ini maka dapat dirangkum
sebagai berikut batas wilayah negara adalah manifestasi kedaulatan
teritorial suatu negara, batas wilayah ini ditentukan oleh proses sejarah,
politik, dan hubungan antar negara, yang dikulminasikan ke dalam aturan
atau ketentuan hukum nasional maupun hukum internasional, penanganan
masalah dan pengelolaan perbatasan sangat penting saat ini untuk
digunakan bagi berbagai kepentingan dan keperluan, baik oleh pemerintah
maupun masyarakat. Untuk itu diperlukan strategi yang tepat untuk
melakukan pengelolaan wilayah perbatasan nasional Indonesia. Laut
sebagai bagian dari wilayah negara memiliki dua aspek utama, yaitu
keamanan (security) dan kesejahteraan (prosperity). Oleh karena itu
pengelolaan wilayah ini perlu dilakukan melalui kombinasi pendekatan
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
34/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 24242424
ekonomi dan pendekatan pertahanan-keamanan. Disamping
itu,pengelolaan sumber daya kelautan memerlu kan suatu kebijaksanaan
pemerintah yang bersifat makro, terpadu, dan didukung oleh perangkat
peraturan perundang-undangan yang lengkap. Penyempurnaan batas-
batas wilayah dan yurisdiksi negara di wilayah laut dapat menciptakan
tegaknya wibawa Negara Kesatuan Republik Indonesia, terwujudnya rasa
aman bagi segenap bangsa, dan terwujudnya perekonomian yang kuat
melalui pemanfaatan sumber daya alamnya.
D. Batas Wilayah Pengawasan dan PenindakanKepabeanan
1) Batas Wilayah Negara
Pengertian batas wilayah tidak terbatas pada wilayah kedaulatan, akan
tetapi mencakup yurisdiksi negara di bagian-bagian laut yang bukan wilayah
negara. Bagi Indonesia, kepentingan nasional di laut tidak terbatas hanya pada
zona-zona maritim yang merupakan wilayah negara, tetapi juga meliputi bagian-bagian laut di luar wilayah negara di mana Indonesia memiliki hak-hak berdaulat
dan yurisdiksi untuk penggunaannya. Masalah batas wilayah dan yurisdiksi
negara di laut sampai saat ini masih menjadi persoalan sehingga perlu
memperoleh perhatian untuk dijadikan sebagai prioritas dalam penyusunan
legislasi nasional.
Indonesia berbatasan laut langsung dengan 10 negara tetangga, yaitu
Australia, Malaysia, Philipina, Singapura, Thailand, Timor Leste, Papua New
Guinea, Vietnam, India, Palau. Sebagian besar penetapan batas wilayah dan
yurisdiksinya di laut telah berhasil diselesaikan, akan tetapi masih ada beberapa
bagian daerah perbatasan Indonesia yang belum jelas garis batasnya dengan
negara tetangga.
Untuk itu, Indonesia harus membuat skala prioritas dan segera
menyelesaikan seluruh permasalahan batas laut melalui perundingan dengan
negara-negara tetangga untuk menetapkan batas wilayah laut, yang dituangkan
dalam peta dan mendaftarkannya di lembaga PBB sesuai dengan ketentuan
Konvensi Hukum Laut 1982. Di luar laut wilayahnya, Indonesia masih memiliki
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
35/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 25252525
hak-hak berdaulat atas kekayaan alam yang ada di Zona Ekonomi Eksklusif,
Zona Tambahan, dan Landas Kontinen serta mempunyai kepentingan di laut
Bebas. Untuk itu, perlu segera dilakukan hal-hal batas ZEE Indonesia dengan
negara tetangga harus ditetapkan melalui perjanjian. Batas-batas yang telah
disepakati dalam perjanjian harus ditunjukkan dalam peta, atau dengan daftar
koordinat geografis yang disertai data-data geodeticnya. Peta atau daftar
koordinat geografis tersebut harus dipublikasikan secara wajar dan didaftarkan
pada Sekretaris Jenderal PBB.
Zona Tambahan perlu diatur dengan peraturan perundang-undangan
untuk mengawasi dan mencegah pelanggaran imigrasi, kepabeanan, keuangan,
dan karantina kesehatan dalam laut wilayah Indonesia. Peraturan perundang-
undangan ini sangat diperlukan agar pengawasan atas pentaatan ketentuan
imigrasi, bea cukai dan karantina Indonesia dapat dilakukan jauh di luar perairan
nusantara dan laut wilayah Indonesia.
UU No. 1 tahun 1973 tentang Landas Kontinen perlu segera direvisi
karena UU tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan sekarang. Di
samping itu, batas-batas landas kontinen dengan negara-negara tetangga harus
segera diselesaikan melalui perjanjian dan didepositkan pada SekretarisJenderal PBB. Batas-batas yang telah diperjanjikan tersebut harus ditunjukkan
dalam peta atau daftar koordinat geografis yang dipublikasikan. Indonesia sangat
berkepentingan untuk mengelola dan ikut memanfaatkan sumber-sumber
perikanan di laut lepas di luar batas 200 mil ZEEnya, baik untuk pelestarian
sumber-sumber perikanan maupun untuk pemeliharaan lingkungan laut dan laut
bebas itu sendiri.
Indonesia juga perlu melindungi nelayan-nelayan dan pelaut-pelautnya
yang memanfaatkan dan melayari laut bebas tersebut.Pengawasan dan
penindakan kepabeanan di laut dan sistem pengawasan kegiatan di laut harus
lebih dicermati. Kepemilikan laut yang luas dan kaya membawa konsekuensi
akan mengundang pihak asing untuk mencoba mengambil kekayaan yang
terkandung di dalamnya. Di sisi lain fakta menunjukkan bahwa kemampuan
aparat laut dalam pengamanan wilayah, yaitu untuk memonitor, melakukan
pengendalian dan menjaga keamanan yang dilakukan TNI-AL dan POLRI masih
sangat terbatas. Oleh karena itu, untuk melakukan sistem pengamanan di
wilayah laut selain diperlukan dasar hukum yang jelas, juga diperlukan
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
36/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 26262626
peningkatan sarana dan prasarana pertahanan-keamanan laut, seperti armada
kapal patroli dan kapal perang yang memadai serta penambahan anggaran
pemeliharaan kapal.
Sistem Monitoring, Controling and Surveliance (MCS) yang telah
dikembangkan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan belum dimanfaatkan
secara optimal oleh instansi lain yang terkait dengan penegakan hukum di laut.
Oleh karena itu, sistem ini perlu dimanfaatkan secara integral dan terpadu oleh
seluruh stakeholders, sehingga dapat memfasilitasi kegiatan hankam di laut.
Untuk dapat merealisasikan potensi ekonomi di wilayah perbatasan,
khususnya pulau-pulau terluar, perlu dilaksanakan program pembangunan
ekonomi yang berbasis potensi kelautan setempat yang didukung oleh kebijakan
pemerintah yang kondusif bagi investasi di wilayah perbatasan ini. Sebagai suatu
negara kepulauan, Indonesia ditengarai masih inward lookingdalam arti belum
menunjukkan kepedulian terhadap perkembangan di wilayah laut yang berada di
luar yurisdiksi nasional, seperti perikanan di laut lepas dan penambangan di
dasar laut internasional.
Indonesia perlu meningkatkan partisipasinya dalam berbagai Organisasi
Perikanan Regional, dan mulai berpartisipasi dalam penambangan dasar lautinternasional. trategi dan kebijakan pembangunan atau pengembangan kawasan
perbatasan laut yang harus ditempuh Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah
adalah meningkatkan koordinasi yang dilandasi oleh tugas dan tanggung jawab
dalam pembinaan dan pendayagunaan potensi nasional untuk mendukung
pertahanan negara yang meliputi segala kegiatan peningkatan dan pemeliharaan
sumber daya laut secar berkelanjutan.
2) Kewenangan Negara Menetapkan Batas Negara
Wilayah dapat diartikan sebagai ruang dimana manusia yang menjadi
warga negara atau penduduk negara yang bersangkutan hidup serta
menjalankan segala aktifitasnya. Di dalam kondisi dunia yang sekarang ini, maka
sebuah wilayah negara tentunya akan berbatasan dengan wilayah negara
lainnya, dan di dalamnya akan banyak terkait aspek yang saling mempengaruhi
situasi dan kondisi perbatasan yang bersangkutan. Perbatasan negara seringkali
didefinisikan sebagai garis imajiner di atas permukaan bumi yang memisahkan
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
37/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 27272727
wilayah satu negara dengan wilayah negara lainnya. Sejauh perbatasan itu
diakui secara tegas dengan traktat atau diakui secara umum tanpa pernyataan
tegas, maka perbatasan merupakan bagian dari suatu hak negara terhadap
wilayah. Atas dasar itu pula, maka setiap negara berwenang untuk menetapkan
batas terluar wilayahnya. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
berbatasan dengan 10 (sepuluh) negara tetangga. Di darat, Indonesia
berbatasan dengan Malaysia, Papua New Guinea (PNG) dan dengan Timor-
Leste. Sedangkan di laut, Indonesia berbatasan dengan India, Thailand,
Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, Papua Niugini, Australia dan
Timor-Leste. Wilayah darat NKRI terdiri atas semua pulau-pulau milik Indonesia
yang berada di sebelah dalam garis pangkal kepulauan Indonesia. Sedangkan
sebagai negara kepulauan, maka wilayah Indonesia terdiri atas perairan
pedalaman, perairan kepulauan (archipelagic waters), laut wilayah, zona
tambahan, zona ekonomi eksklusif, dan landas kontinen. Pemerintah Indonesia
sampai dengan saat ini masih sangat intens menyelesaikan penataan batas
wilayah NKRI, termasuk di dalamnya adalah melakukan berbagai perundingan
dengan negara tetangga untuk menentukan batas wilayah di segment-segment
yang belum diperjanjikan. Hal ini merupakan bagian dari kewenangan dankewajiban Pemerintah terhadap wilayahnya. Pendepositan titik dasar NKRI
kepada PBB sesuai dengan ketentuan UNCLOS juga merupakan sebuah
kewenangan yang diberikan oleh Hukum Internasional, dimana sebuah negara
dapat menentukan titik dasar wilayahnya. Sedangkan pendepositan itu sendiri
hanyalah merupakan pemenuhan dari asas publisitas yang harus dipenuhi.
Berdasarkan perkiraan tantangan yang akan dihadapi di masa mendatang
yang semakin kompleks, maka penegakan hukum kepabeanan dan cukai akan
senantiasa terkait erat dengan tugas dan fungsi untuk mengamankan potensi
penerimaan keuangan negara (tax collector) dan memfasilitasi perdagangan
internasional (trade facilitator) sehingga diperlukan upaya-upaya adalah
revitalisasi sumber daya manusia,pemanfaatan sistem informasi dan sistem
teknologi, aplikasi manajemen resiko yang handal, peningkatan sistem koordinasi
antar lembaga terkait, kerjasama internasional di bidang kepabeanan.
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
38/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 28282828
1.2. Latihan 1
1). Jelaskan apa saja yang ada hubungannya antara pengawasan dan
penindakan dengan Negara Kepulauan!
2). Jelaskan yang termasuk dalam wilayah perairan laut Indonesia itu apa
saja!
3). Jelaskan peranan wilayah laut Indonesia dan hubungannya dengan
pengawasan dan penindakan kepabeanan yang dilakukan oleh DJBC!
4). Jelaskan geografi Negara Kesatuan Republik Indonesia, kaitannya
dengan wawasan nasional, pengawasan dan penindakankepabeanan!
5). Berdasarkan geografi Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengacu
pada kondisi geografi bercirikan maritim, apakah pengawasan dan
penindakan masih diperlukan? Jelaskan!
6). Jelaskan apa perbedaan dan persamaannya antara peta navigasi dan
peta geografi!
7). Jelaskan apa saja Hak Negara Republik di Zona Ekonomi Eksklusif!
8). Laut sebagai bagian dari wilayah negara memiliki dua aspek utama.Jelaskan apa saja yang dimaksud dengan aspek utama tersebut, dan
bagaimana pengawasan dan penindakan kepabeanannya!
9). Jelaskan apa yang dimaksud wawasan nusantara hubungannya
dengan daerah pabean Indonesia?
10). Jelaskan batas laut teritorial yang ditentukan oleh negara yang
pantainya berhadapan dan berdampingan, dalam rangka pengawasan
dan penindakan kepabeanan?
1.3. Rangkuman
1). Berdasarkan konsepsi TZMKO tahun 1939, lebar laut wilayah perairan
Indonesia hanya meliputi jalur-jalur laut yang mengelilingi setiap pulau
atau bagian pulau Indonesia yang lebarnya hanya 3 mil laut. Pada
tahun 1957, Pemerintah Indonesia melalui Deklarasi Djuanda,
mengumumkan secara unilateral /sepihak bahwa lebar laut wilayah
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
39/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 29292929
Indonesia adalah 12 mil. Barulah dengan UU No. 4/Prp tahun 1960
tentang Wilayah Perairan Indonesia ditetapkan ketentuan tentang laut
wilayah Indonesia selebar 12 mil laut dari garis pangkal lurus. Perairan
Kepulauan ini dikelilingi oleh garis pangkal yang menghubungkan titik-
titik terluar dari Pulau Terluar Indonesia. Luas wilayah laut Indonesia
sekitar 5.176.800 km2. Ini berarti luas wilayah laut Indonesia lebih dari
dua setengah kali luas daratannya. Sesuai Pembagian wilayah
menurut Konvensi Hukum Laut PBB, Montego, Caracas tahun 1982,
Hukum Laut Internasional yang telah disepakati oleh PBB tahun 1982.
Semenjak Deklarasi Djuanda, Pemerintah Indonesia terus
memperjuangkan konsepsi Wawasan Nusantara di dalam setiap
perundingan bilateral, trilateral, dan multilateral dengan negara-negara
di dunia ataupun di dalam setiap forum-forum internasional. Puncak
dari diplomasi yang dilakukan adalah dengan diterimanya Negara
Kepulauan di dalam UNCLOS 1982.
2). Dalam rangka untuk mengetahui pentingnya peta geografi Indonesia,
harus mengetahui bahwa salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki
oleh sebuah negara adalah wilayah kedaulatan, di samping rakyat danpemerintahan yang diakui. Unsur-unsur dasar wawasan nusantara
yang juga disebut wasantara itu ialah wadah (contour atau organisasi),
isi, dan tata laku. Dari wadah dan isi wasantara itu, tampak adanya
bidang-bidang usaha untuk mencapai kesatuan dan keserasian dalam
bidang-bidang satu kesatuan wilayah, satu kesatuan bangsa, satu
kesatuan budaya, satu kesatuan ekonomi, dan satu kesatuan
pertahanan dan keamanan. Mengacu pada kondisi geografi bercirikan
maritim, maka diperlukan strategi besar (grand strategy) maritim
sejalan dengan doktrin pertahanan defensif aktif dan fakta bahwa
bagian terluar wilayah yang harus dipertahankan adalah laut.
Implementasi dari strategi maritim adalah mewujudkan kekuatan
maritim (maritime power) yang dapat menjamin kedaulatan dan
integritas wilayah dari berbagai ancaman. Nusantara (archipelagic)
dipahami sebagai konsep kewilayahan nasional dengan penekanan
bahwa wilayah negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
40/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 30303030
dihubungkan oleh laut. Kondisi geografi Indonesia dimana duapertiga
nya adalah lautan dimungkinkan dikemudian hari akan menjadi negara
maritim yang handal, bahkan maritim sebagai potensi penerimaan
negara dalam mendukung pembangunan nasional Indonesia. Untuk
itu pentingnya pengawasan dan penindakan kepabeanan dalam
penegakan hukum dilaut, dengan demikian siswa atau peserta diklat
diharapkan lebih meningkat pengetahuan dan keterampilannya.
3). Kemudahan-kemudahan untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi
di Landas Kontinen meliputi membangun instalasi-instalasi,
menggunakan kapal-kapal dan/atau alat-alat untuk kepentingan
kegiatan tersebut, dan memelihara instalasi dan alat tersebut.
Walaupun telah ditetapkan koordinat pada peta navigasi namun
penindakan terhadap sarana pengangkut yang diduga melakukan
pelanggaran pelayaran, penerbangan, dan keberangkatan bila tidak
sesuai jalur yang ditetapkan belum optimal karena posisi sarana
pengangkut wajib harus dapat diketahui atau ditetapkan posisinya
untuk menentukan menuju keluar daerah pabean Indonesia atau
masuk kedalam daerah pabean Indonesia. Untuk dapat diketahuiposisi sarana pengangkut disamping menggunakan GPS, juga dapat
menggunakan kompas. Bagi sarana pengangkut yang dilengkapi
dengan peta navigasi dan peta geografi, petugas DJBC yang
melakukan pengawasan dan penindakan dengan mudah dapat
melihat pada peta tersebut arah haluan sarana pengangkut. Dalam hal
tidak dilengkapi dengan peta tersebut maka dapat digunakan Kompas,
dengan cara berbedoman pada arah utara atau selatan, misalnya
dengan berpedoman pada arah utara dan dengan memperhatikan
posisi haluan sarana pengangkut, arah haluan pada posisi jam
berapa. Misalnya menunjuk angka tiga, berarti posisi haluan sarana
pengangkut adalah disebelah kanan, dalam hal sebelah kanan kita
adalah menuju luar daerah pabean Indonesia, berarti sarana
pengangkut tersebut bermaksud menuju luar daerah pabean
Indonesia (kegiatan ekspor barang).
4). Bagi Indonesia, kepentingan nasional di laut tidak terbatas hanya pada
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
41/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 31313131
zona-zona maritim yang merupakan wilayah negara, tetapi juga
meliputi bagian-bagian laut di luar wilayah negara di mana Indonesia
memiliki hak-hak berdaulat dan yurisdiksi untuk penggunaannya.
Masalah batas wilayah dan yurisdiksi negara di laut sampai saat ini
masih menjadi persoalan sehingga perlu memperoleh perhatian untuk
dijadikan sebagai prioritas dalam penyusunan legislasi nasional.
5). Wilayah Indonesia memiliki perkembangan yang sangat pesat
semenjak proklamasi kemerdekaan, Deklarasi Djuanda, Pengesahan
UNCLOS, dan sampai saat ini. Perkembangan itu tidak dapat terlepas
dari perjuangan diplomasi Indonesia di forum-forum internasional.
Wilayah Indonesia tidak dapat dibatasi perkembangannya di masa
lampau, sekarang ataupun di masa datang. Perkembangan yang ada
di dunia dari berbagai sisi, seperti ekonomi, politik, sosial dan budaya
tentunya akan ikut mempengaruhi kewilayahan Indonesia. Semua hal
yang ada di dalam peta NKRI ini akan selalu mengikuti perkembangan
dari wilayah NKRI karena bertujuan untuk memberikan gambaran
umum wilayah Indonesia. Peta NKRI bukanlah barang yang sakral
dari sebuah perubahan. Itulah sebabnya peta NKRI juga disebutsebagai atlas yang dinamis. Pencantuman peta NKRI di dalam sebuah
ketentuan perundangan tentunya akan mempersempit ruang gerak
perkembangan kewilayahan Indonesia, termasuk di dalamnya juga
terkait dengan border diplomacy yang dijalankan oleh pemerintah
Indonesia selama ini. Dengan bantuan perangkat GPS disamping
akan mempermudah untuk menentukan arah juga akan mecegah atau
memperkecil resiko tersesat maupun kehilangan arah saat dalam
perjalanan. Jelaslah disini bahwa wasantara adalah pengejawantahan
falsafah Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah negara Republik
Indonesia. Kelengkapan dan keutuhan pelaksanaan wasantara akan
terwujud dalam terselenggaranya ketahanan nasional Indonesia yang
senantiasa harus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman.
Walaupun telah ditetapkan koordinat pada peta navigasi namun
penindakan terhadap sarana pengangkut yang diduga melakukan
pelanggaran pelayaran, penerbangan atau perjalanan tidak sesuai
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
42/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 32323232
jalur yang ditetapkan belum optimal karena posisi sarana pengangkut
wajib harus dapat diketahui atau ditetapkan posisinya untuk
menentukan menuju keluar daerah pabean Indonesia atau masuk
kedalam daerah pabean Indonesia. Untuk dapat diketahui posisi
sarana pengangkut disamping menggunakan GPS, juga dapat
menggunakan kompas (jenis kompas berupa kompas magnitik,
kompas electric, liquit compas dan sarana lain secara tradisional),
kompas berbedoman pada arah utara atau selatan, misalnya dengan
berpedoman pada arah utara dan dengan memperhatikan posisi
haluan sarana pengangkut, arah haluan pada posisi jam berapa.
Upaya penegakan hukum di bidang kepabeanan dan cukai mutlak
harus dilakukan, hal ini disebabkan oleh karena pelanggaran terhadap
ketentuan kepabeanan dan cukai memiliki dampak yang cukup
signifikan terhadap roda kehidupan suatu bangsa. Pelanggaran
terhadap ketentuan kepabeanan dan cukai memiliki dampak yang
beraspek ekonomis, sosial dan budaya, serta keamanan. Di sisi lain
penegakan hukum di bidang kepabeanan dan cukai tidaklah semudah
membalikan telapak tangan, tidak semudah mengemukan teorinya,oleh karena hambatannya pun tidak kalah beratnya. Sebagai aparat
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai selayaknya kita membekali diri
dengan beragam pengetahuan dan kecakapan guna mendukung
pelaksanaan tugas kelak dengan jujur dan profesional di masa
mendatang. Oleh karenanya, sudah sepantasnya sebagai peserta
didik hendaknya selalu menyimak tatkala mendapat kesempatan
curahan bahagian pengalaman berdinas dari fasilitator, pengajar,
widyaiswara, dosen maupun senior lainnya di lingkungan Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai.
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
43/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 33333333
1.4. Tes Formatif 1
Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling benar dan tepat, dengan cara memberikan
tanda lingkaran pada huruf a, b, c, d untuk tiap Nomor pada soal dibawa ini.
Soal ini bobot nilai nya jumlah 30% untuk tiga puluh soal yang dapat
Saudara kerjakan dan jawabnya benar. (contoh: 1. a b d ).
1). Agar pelaksanaan penindakan menjadi optimal, dilakukan kegiatan....
a. Penegahan
b. penelitian
c. pengawasan
d. penyelidikan
2). Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut yang telah
diratifikasi dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang
Pengesahan United Nations Convention on the Law of the Sea (Konvensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut), yang dikenal dengan
nama ....
a. Laut teritorial
b. Unclos 1982
c. ZEE
d. Landas Kontinen
3). Luas wilayah laut Indonesia sekitar 5.176.800 km2 ini berarti luas wilayah
laut Indonesia lebih dari dua setengah kali luas daratannya. Yang telah
disepakati oleh PBB tahun 1982 yang dikenal dengan disepakatinya ....
a. hukum Laut
b. hukum Laut Internasional
c. laut Teritorial
d. wilayah laut Indonesia.
4). Di dalam garis batas landas kontinen, Indonesia mempunyai kewenangan
untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada di dalamnya, dengan
kewajiban untuk menyediakan alur pelayaran....
c
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
44/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 34343434
a. internasional
b. nasional
c. lintas damai.
d. lintas laut
5). Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia adalah jalur di luar dan berbatasan
dengan laut wilayah Indonesia sebagaimana ditetapkan berdasarkan
undang-undang yang berlaku tentang perairan Indonesia yang meliputi
dasar laut, tanah di bawahnya, diukur dari garis pangkal laut wilayah
Indonesia dan air di atasnya dengan batas terluar adalah ....
a. 3,5 mil laut
b. 5 mil laut
c. 12 mil laut
d. 200 mil laut
6). Barangsiapa di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia melakukan tindakan-
tindakan yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia dan hukum internasional yang
berlaku di bidang penelitian ilmiah mengenai kelautan dan mengakibatkan
kerugian, wajib memikul tanggung jawab dan membayar ganti rugi kepada....
a. pemerintah Republik Indonesia.
b. menteri Keuangan RI
c. DJBC
d. kantor Pabean
7). Konsep politik bangsa Indonesia yang memandang Indonesia sebagai
satu kesatuan wilayah, meliputi tanah (darat), air (laut) termasuk dasar
laut dan tanah di bawahnya dan udara di atasnya secara tidak
terpisahkan, yang menyatukan bangsa dan negara secara utuh
menyeluruh mencakup segenap bidang kehidupan nasional yang meliputi
aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam,adalah....
a. daerah pabean Indonesia
b. kepabeanan
c. wilayah Negara
d. wawasan Nusantara
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
45/170
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
46/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 36363636
Eksklusif Indonesia dan mengakibatkan kerugian, membayar ganti rugi
kepada pemilik pulau-pulau buatan, instalasi-instalasi dan bangunan-
bangunan lainnya tersebut,dan kepada orang yang melakukan
pelanggaran....
a. dihukum
b. dipidana
c. dikenakan sanksi administrasi berupa denda
d. wajib memikul tanggung jawab
13). Bagi Indonesia, UNCLOS 1982 merupakan tonggak sejarah yang sangat
penting, yaitu sebagai bentuk pengakuan internasional yang telah digagas
sejak tahun 1957 terhadap konsep ....
a. Wawasan Nusantara
b. Daerah Pabean Indonesia
c. Kepabeanan
d. Wilayah Negara
14). Wilayah darat NKRI terdiri atas semua pulau-pulau milik Indonesia yang
berada di sebelah dalam garis pangkal....
a. pulau Indonesiab. pepulauan Indonesia.
c. pulau terluar
d. pulau nusantara
15). Negara kepulauan dikenal sebagai Archipelago State yang diakui oleh ....
a. Konvensi PBB.
b. Konvensi meja bundar
c. Deklarasi juanda
d. Konvensi hukum laut
16). Manifestasi kedaulatan teritorial suatu negara adalah ....
a. batas teritorial
b. batas wilayah negara
c. batas ZEE
d. batas Landas kontinen
17). Garis air yang bersifat tetap di suatu tempat tertentu yang
menggambarkan kedudukan permukaan air laut pada surut yang
terendah, adalah ....
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
47/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 37373737
a. garis air tertinggi
b. garis air rendah
c. garis perairan
d. garis laut tertinggi
18). Indonesia terletak pada dua buah landasan kontinen, yaitu landasan
kontinen Australia dan ....
a. landasan kontinen Indonesia
b. landasan kontinen nusantara
c. landasan kontinen Asia
d. landasan kontinen Asia tenggara.
19). Nusantara (archipelagic) dipahami sebagai konsep kewilayahan nasional
dengan penekanan bahwa wilayah negara Indonesia terdiri dari pulau-
pulau yang dihubungkan oleh ....
a. perairan
b. darat
c. daratan
d. laut
20). Wilayah darat NKRI terdiri atas semua pulau-pulau milik Indonesia yangberada di sebelah dalam garis pangkal ....
a. kepulauan Indonesia
b. pulau Indonesia
c. perairan Indonesia
d. laut Indonesia
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
48/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 38383838
1.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkan hasil jawaban dengan kunci yang terdapat di bagian belakang modul
ini. Hitung jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus untuk
mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi.
TP = Jumlah Jawaban Yang Benar X 100%
Jumlah keseluruhan Soal
Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajarimencapai
91 % s.d 100 % : Amat Baik
81 % s.d. 90,00 % : Baik
71 % s.d. 80,99 % : Cukup
61 % s.d. 70,99 % : Kurang
Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81 % ke atas (kategori Baik), maka
disarankan mengulangi materi.
7/28/2019 2011 DTSD Pengawasan Dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
49/170
Pengawasan dan Penindakan Di Bidang Kepabeanan
DTSDTSDTSDTSD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan CukaiD Kepabeanan dan Cukai 39393939
2. Kegiatan Belajar (KB) 2
PENGAWASAN DAN PENINDAKAN KEPABEANAN
2.1. Uraian dan Contoh
A. Pengawasan Kepabeanan
1. Latar Belakang Pengawasan Kepabeanan
Top Related