BAB I
PENDAHULUAN
I,1 Latar Belakang
Tubuh makhluk hidup di dunia ini tersusun dari sel-sel yang
pada umumnya memerlukan energi berupa makanan untuk dapat terus
bertahan hidup didalam sel terdapat molekul-molekul penting yang
diperlukan oleh tubuh kita, yaitu karbohidrat, protein, lemak, air, mineral
dan vitamin.
Membran sel ini hampir seluruhnya terdiri dari lapisan lipid
ganda dengan banyak sekali molekul protein yang melayang-layang
pada lipid, banyak yang menembus lapisan ini sampai ke dalam.
Senyawa kimia baik berupa nutrient atau senyawa obat harus
melalui berjuta-juta membrane agar dapat masuk dan keluar sel.
Senyawa obat harus mencapai reseptor agar dapat menimbulkan
aktifitas farmakologik atau mencapai mikroba yang terdapat dalam
jaringan sel tubuh manusia. Senyawa kimia tersebut dapat berbentuk
senyawa organic maupum senyawa anorganik.
Senyawa-senyawa ini masuk ke dalam sel melalui membrane
sel kemudian diabsorbsi oleh tubuh, begitu pula senyawa obat yang
masuk ke dalam tubuh akan mengalami mekanisme transport atau
mekanisme transport obat.dalam fisiologi transport membran hanya
dibedakan dalam 2 bagian yaitu transport pasif (Difusi pasif) dan
transport aktif (Pinositosis).
I.1. Maksud dan Tujuan
I.1.1. Maksud
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk
mengetahui dan memahami transport aktif pada glukosa melalui
mimba.
I.1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk
menentukan transport aktif glukosa pada usus usus ayam dengan
menggunakan infus brotowali 5%, 10 %, 15 % dan infus mimba 5
%, 10 %, 15 %.
I.3. Prinsip percobaan
Adapun prinsip dari percobaan ini adalah penentuan transport
aktif glukosa melalui membrane berdasarkan perendaman usus ayam
dalam Ringer laktat yang telah diisi dengan campuran brotowali 5 %, 10
%, 15 % serta mimba 5 5, 10 %, 15 % pada waktu 5 , 10, 20 menit yang
kemudian diukur absorbansinya secara spektrofotometri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Teori Umum.
Zat glukosa merupakan karbohidrat yang paling penting.
Glukosa disease dan intoleransi laktosa. merupakan bentuk
karbohidrat dalam makanan ang diserap dengan jumlah yang besar ke
dalam darah serta dikonversikan di dalam hati, dan semua jenis
karbohidrat lainnyadapat dibentuk didalam tubuh dari glukosa.
Glukosa merupakan bahan baker utama bagi bagi hewan
mamalia(kecuali hewan pemama-biak) dan bahan baker universal bagi
janin. Unsure ini diubah menjadi bentuk karbohidrat lain yang
mempunyai fungsi yang sangat spesifik misalnya glikogen untuk
menyimpan energi, ribose dalam asam nukleat, galaktosa dalam
laktosa susu, dalam senyawa-senyawa lipid kompleks tertentu, dan
dalam bentuk gabungan dengan protein, yaitu didalam glikoprotein
serta proteoligan. Penyakit yang berhubungan ndengan karbohidrat
mencakupi penyakit diabetes mellitus, galaktosemia, glycogen storage
( Robert K. Murray, 1999 ).
Rintangan atau sawar yang dihadapi zat aktif sebelum
mencapai titik tangkap atau sebelum mengalami perubahan atau
peniadaan, tampaknya berbeda untuk setiap zat aktif. Sawar tersebut
dapat merupakan sejumlah lapisan sel (misalnya kulit), atau hanya
satu sel basal (epitel usus halus), ataupun bahkan yang berukuran
kecil dari sel itu sendiri (membrane antar sel atau pembatas
membrane intraseluler seperti inti atau mitokondria). Namun
sesungguhnya perbedaan tersebut merupakan suatu kesatuan struktur
yang sama pada semua membrane baik manusia, hewan atau
tanaman (Guyot .H, 1982).
Difusi pasif akan bagian terbesar dari proses transmembran
bagi umumnya obat-obat. Tenaga pendorong fusi pasif adalah
perbedaan konsentrasi obat pada kedua sisi membrane sel. Menurut
hukum difusi fick, molekul obat berdifusi dari daerah dengan
konsentrasi obat tinggi ke daerah dengan konsentrasi obat rendah
( Leon.S, 1985).
Oleh karena obat berdifusi secara cepat ke dalam suau volume
yang besar sesudah masuk dalam darah, konsentrasi obat di dalam
darah menjadi sangat rendah dibandingkan terhadap konsentrasi obat
di tempat pemakaian. Sebagai contoh, obat biasanya diberikan
dengan dosis miligram, sedangkan konsentrasi dalam plasma
seringkali menjadi mirogram per mililiter nanogram per mililiter. Apabila
obat diberikan secara oral, maka CGI >Cp, terjadilah perbedaan
konsentrasi yang besar yang berperan sebagai daya penggerak
selama absorpsi ( Leon.S, 1985).
Sebelum glukosa dipakai oleh sel-sel jaringan tubuh, glukosa
harus ditranspor melalui membran sel masuk ke dalam sitoplasma sel.
Akan tetapi, glukosa tidak dapat berdifusi melalui pori-pori sel
membrane sebab berat molekul maksimum [artikel yang dapat
melakukannya adalah sekitar 100, sedangkan glukosa mempunyai
berat molekul 180. namun, glukosa dapat masuk ke dalam sel dengan
derajat kemudahan yang rasional melalui membrane dengan
mekanisme difusi pasif (Guyton dan Hall, 1997).
Mekanisme transport melalui membrane dalam farmakologi
selanjutnya disebut mekanisme absorbsi obat. Absorbsi adalah
perpindahan molekul obat dari tempat absorbsi menuju ke sirkulasi
darah (sirkulasi sistimetik). Dalam fisiologi transport membrane hanya
dibedakan atas transport pasif (difusi pasif) dan transport aktif
(pinositosis) (Anonim, 2007).
Obat pada umumnya adalah senyawa organic bersifat asam
lemah atau basah lemah, dan beberapa anorganik misalnya natrium
klorida, kalium klorida, dalam bentuk infuse. Membrane terdiri dari lipid
yang berpusat ditengah, di lapisi protein luarnya dan mukopolisakarida
paling luar. Bagian luar bersifat hidrofil dan liofob, bagian dalam
benrsifat liofil danhidrofob.asam organic lemah atau basa organic
lemah dalam medium air akan berdisosiasi menjadi bagian molekul
dengan bagian air. Bagian molekul akan larut dalam lipid dan bagian
ion akan larut dalam air (Anonim, 2007).
Selain pada ginjal ,aldosteroen juga meningkatkan reabsorbsi
ion Na pada tempat lain dimana ion Na dieksresi seperti pada
saliva,keringat dan tinja. Bila seseorang melakukan aktivitas fisik pada
lingkungan yang panas,sejumlah besar ion Na akan keluar melalui
keringat. Akibatnya, berkurangnya volume cairan akan mengaktifkan
system renin –angiotensin untuk meningkatkan sekresi aldosteroen
sehingga terjadi retensi Na. setelah itu,untuk beberapa hari keringat
tidak mengandung Na. jadi tidakl perlu menambah pemasukan Na
keringat bila melakukan aktifitas fisik pada lingkungan yang panas.
Yang diperlukan adalah penambahan air untuk mengganti volume air
yang keluar melalui keringat ( Guiton dan Hall, 1997 ).
Transport melalui membrane sel, baik secara langsung melalui
lapisan lipid ganda ataupun melalui protein, terjadi melalui salah satu
dari dua proses, (difusi yang juga disebut transport pasif) atau
transport aktif. Meskipun terdapat banyak variasi pada kedua
mekanisme dasar in, seperti yang akan kita jumpai. Difusi berarti
gerakan acak molekul zat, molekul demi molekul melalui ruang
intramolekular pada membran ataupun melelui kombinasi dengan
protein pembawa. Energi yang menyebabkan difusi adalah energi
gerakan kinetik normal dari molekul. Sebaliknya transport aktif berarti
gerakan ion atau zat lainnya melintasi membrane dengan
berkombinasi dengan protein pembawa tetapi selain itu melawan
gradien energi, yaitu dari tempat yang berkonsentrasi rendah ke
tempat yang berkonsentrasi tinggi, suatu proses yang membutuhkan
sumber energi tambahan di samping energi kinetik ( Guyton dan Hall,
1997).
Difusi zat melarut dalam lapisan lemak dari membrane sel.
Dengan sendirinya zat lipofil lebih lancer penerusnya dari pada zat
hidrofil yang tidak dapat larut dalam lemak, seperti ion anorganis.
Pengecualian adalah ion natrium dan klorida yang sangat mudah
melintasimembran. Difusi merupakan cara transport yang paling lazim (
Tan Hoan Tjay dan Kirana R. 2000).
Pada proses transport pasif, suatu zat berpindah dari tempat
yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah.
Sebaliknya pada ion-ion yang dapat berpindah dari suatu tempat
berkonsentrasi rendah ke tempat berkonsentrasi tinggi. Pada
umumnya orang sependapat bahwa perpindahan suatu zat yang
bertentangan dengan gradient konsentrasi, merupakan proses
perpindahan aktif atau transport aktif dengan menggunakan sejumlah
energi yang diperoleh dari dalam sel. Energi yang digunakan berasal
dari molekul ATP. Dengan demikian apabila pembentukan energi
dalam sel dihambat oleh suatu inhibitor, maka transport aktif secara
tidak langsung ikut terhambat ( Anna P, 1994)
II.2. Uraian bahan
1 Glukosa ( FI III : 268 )
Nama resmi : Glucosum
Nama lain : Glukosa
BM / RM : 198,17 / C6H12O6.H2O
Pemerian : Hablur tidak berwarna,,serbuk mhablur / butiran
putih , tidak berbau , rasa manis
Kelarutan : Mudah larut dalam air,sangat mudah larut dalam
air mendidih , agak sukar larut dalam etanol
( 95%) P , Sukar larut dalam etanol (95%) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai kalorigenikum
2 Larutan Ringer ( FI III : 404 )
Nama resmi : Natrii Chloridi Infundibilum compositum
Nama lain : Larutan ringer
Pemerian : Larutan jernih , tidak berwarna,rasa agak asin
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah dosis tunggal
Kegunaan : Sebagai infuse intravenous
3 NaCl Fisiologis (FI III : 404)
Nama resmi : Natrii Chloridi Infindibilium
Nama lain : Natrium fisiologis
Pemerian : Larutan jernih, tidak berwarna, rasa agak asin.
Penyimpanan : Dalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis
ganda.
Kegunaan : Mempertahankan sel hidup agar tetap segar.
II.3. Uraian tanaman
1. Brotowali ( Tinospora crispa)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermathophyta
Sub divisi : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Polycarpiales.
Genus : Tinospora
Spesies : Tinospora crispa.
2. Mimba ( Azadirachta indica )
Regnum : Plantae
Divisi : Spermathophyta
Sub divisi : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Rutales.
Famili : Meliaceae.
Genus : Azadirachta.
Spesies : Azadirachta indica
II.4. Uraian Hewan Coba :
Ayam ( Gallus gallus domestika )
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata.
Sub phylum : Vertebrata
Class : Aves
Ordo : Galiformes
Familia : Phasianidae
Genus : Gallus
Species : G. gallus
Sub spesies : Gallus gallus domestika
II.4. Prosedur Kerja ( Anonim, 2007).
1) Usus ayam dibersihkan kemudian dibagi masing – masing 3 bagian
sama panjang
2) Ujung salah satu usus diikat dengan benang godam
3) Membuat campuran glukosa 15% dengan larutan infuse daun
paliasa
4) Larutan infuse daun paliasa dimasukkan dalam usus yang telah
dibagi 3 bagian , masing – masing 15 ml kemudian ujung yang satu
lagi diikat dengan benang godam
5) Usus yang telah diikat pada kedua ujungnya direndam dalam larutan
larutan infuse daun paliasa selama 15 menit,30 menit, dan 45 menit
6) Dipipet larutan daun paliasa yang telah direndam dengan usus ayam
kemudian masukkan dalam tabung reaksi
7) Tabung reaksi dimasukkan dalam spektrofotometer kemudian diukur
absorban untuk masing – masing tabung reaksi dan dicatat hasilnya
8) Menghitung konsentrasi sampel dengan membandingkan absorban
sampel dengan absorbansi glukosa
BAB III
METODE KERJA
III.1. Alat dan Bahan
III.1.1. Alat
1. Benang godam
2. Gelas piala 200 ml
3. Gelas piala 100 ml
4. Gelas ukur 10 ml
5. Spoit 10 ml dan 3 ml.
6. Spektrofotometer
7. Tabung reaksi
8. Vial.
9. Kuvet
III.1.2. Bahan
1. Glukosa 10 %
2. Infus brotowali 5 %, 10 %, 15 %.
3. Infus mimba 5 %, 10 %, 15 %.
4. Larutan ringer.
5. NaCl fisiologis.
6. Usus ayam.
III.2. Cara Kerja
A. Penyiapan Bahan :
1. Pembuatan infus daun mimba dan batang brotowali :
- Untuk daun mimba :
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Diambil daun mimba dan dipotong kecil-kecil
c. Timbang berat daun mimba sebanyak 30 gram untuk
konsentrasi 5 %, 10 %, dan 15 %.
d. Dimasukkan daun mimba ke dalam gelas kimia 100 ml
kemudian diisi dengan aquadest sampai batas tanda dan
setelah itu dipanaskan sampai mencapai suhu 90 o C dan
didiamkan sambil diaduk selama 15 menit kemudian disaring
dengan kertas saring.
- Untuk Batang Brotowali :
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Diambil batang brotowali dan dipotong-potong kecil.
c. Timbang berat batang brotowali sebanyak 30 gram untuk
konsentrasi 5 %, 10 %, dan 15 %.
d. Dimasukkan batang brotowali ke dalam gelas kimia 100 ml
kemudian diisi dengan aquadest sampai batas tanda dan
setelah itu dipanaskan sampai mencapai suu 90 o C dan
didiamkan sambil diaduk selama 15 menit kemudian disaring
dengan menggunakan kertas saring.
2. Pembuatan glukosa [ ] 20 ppm :
Untuk pembuatan glukosa 5 % maka ditimbang 50 g dilarutkan
dalam 100 ml dengan konsentrasi 20 ppm yaitu dipipet 40 ml
dalam 100 ml untuk konsentrsi 20 ppm.
B. Perlakuan Terhadap Hewan Coba
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diambil usus ayam lalu dipotong dalam 3 bagian yang sama besar.
3. Dimasukkan campuran infus daun mimba dan batng brotowali lalu
diikat ujungnya, setelah itu direndam dengan RL dengan selang
waktu 5, 10 dan 20 menit,
4. Dan dari hasil rendaman tersebut dituangkan ke dalam vial yang
tersedia kemudian diukur nilai absorbansinya masing-masing
dengan menggunakan spektrpfotometer.
BAB V
PEMBAHASAN
Membran sel adalah bagian terluar dari suatu sel yang membatasi
antara bagian dalam dari sel ( isi sel ) dengan lingkungan luar atau
disekitarnya. Membran sel sebagai struktur yang amat rumit dapat
mempengaruhi waktu dan tingkat dalam reaksi biologis.
Dalam transport membran hanya dibedakan dalam dua bagian, yaiu
transport aktif (pinositosis) dan transport pasif ( difusi pasif). Pada transport
aktif, senyawa yang tidak mudah larut atau kurang larut dalam lipid membran,
agar dapat melewati membrane maka harus ditambah atau direaksikan
dengan senyawa tertentu agar larut lipid membrane sehingga mudah
melewati membrane. Senyawa ini disebut carier yang artinya zat pembawa.
Pada transport pasif , pada dasarnya sama dengan transport aktif tetapi pada
transport senyawa mengalir begitu saja tanpa memerlukan energi dari ATP
seperti yang dilakukan oleh transport aktif.
Dalam percobaan transport aktif kita menggunakan sampel usus ayam
yang mana usus ini dibagi menjadi 3 bagian lalu salah satu ujungnya diikat
dengan benang godam. Kemudian direndam dalam NaCl fisiologis yang
dimaksudkan agar usus ayam tetap segar. Usus ayam yang pertama diisi
dngan campuran infuse mimba dengan glukosa 10 % dengan perbandingan
1 : 1, diikat lagi salah satu ujungnya. Kemudian direndam dalam larutan
ringer,masing – masing selama 5, 10, dan 20 menit. Usus ayam yang kedua
diisi dengan campuran infus brotowali dengan glukosa 10 % dengan
perbandingan 1 : 1 juga, diikat ujung usus yang lain dann direndam dalam
larutan ringer laktat, masing-masing selama 5,10, dan 20 menit. Sedangkan
usus yang ketiga diisi dengan larutan glukosa saja dengan waktu dan cara
perlakuan sama dengan tadi.
Hal tersebut diatas dilakukan tiga kali dengan konsentrasi larutan infus
yang berbeda yaitu 10 % dan 15 %, pada infuse mimba dan brotowali,
dengan pengerjaan yang sama . Diamati selama 5, 10 dan 20 menit dimana
setelah 5 menit pertama dipipet larutan ringer laktatnya dan dimasukkan
dalam vial. Begitu juga paa menit ke 10 dan menit ke 20.
Larutan yang terdapat dalam vial dipindahkan dalam kufet untuk di
ukur dengan menggunakan spektrofotomete. Larutan glukosa memiliki
panjang gelombang 0,006; 0,008; 0,009 pada menit ke 5, 10 ndan 20 secara
berturut-turut. Campuran infuse mimba dengan glukosa 5 % memiliki panjang
gelombang 0,008; 0,005; 0,004 pada menit ke 5, 10, dan 20, untuk 10 %
memiliki panjang gelombang 0,004; 0,003; 0,001 pada menit ke 5, 10, dan
20, untuk 15 %, 0,003; 0,002; 0,001 pada menit yang sama dengan 5 % dan
10 %. Campuran infus brotowali dengan glukosa 5 % memiliki panjang
gelombang 0,004; 0,002; 0,001 dengan waktu 5, 10 dan 20 menit, untuk 10
% memiliki panjang gelombang 0,004; 0,002; 0,001 dan untuk 15 %
0,008;0,004; 0,002.
Pada percobaan ini kita menggunakan usus ayam karena proses
transport aktif glukosa terjadi atau diabsorpsi di usus. Larutan ringer
digunakan karena merupakan cairan fisiologis yang mengandung elektrolit
yang dibutuhkan oleh tubuh misalnya ion K,Na,Mg.Ca, dan lain – lain. Yang
mana ion – ion tersebut bekerja sama dalam proses absorpsi dalam
metabolisme.
Peristiwa penurunan glukosa dapat kita lihat pada penderita diabetes
mellitus. Diabetes mellitus alah suatu keadaan yang timbul karena adanya
defisiensi insulin relative maupun absolut. Hiperglikemia timbul karena
penyerapan glukosa ke dalam sel terhambat serta metabolismenya diganggu.
Dalam keadaan normal kira – kira 50 % glukosa yang dimakan mengalami
metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air. Pada diabetes mellitus semua
proses dapat terganggu ,glukosa tidak dapat masuk kedalam sel ,sehingga
energi terutama diperoleh dari metabolisme lemak dan protein. Yang nyata
berbahaya ialah glikosuria yang timbul ,karena glukosa bersifat diuretik
osmotik,sehingga diuresis sangat meningkat disertai hilangnya berbagai
elektrolit.
Mekanisme kerja brotowali dan mimba yaitu untuk menghambat
transport aktif glukosa / menurunkan kadar glukosa dalam darah. Karena
pada brotowali dan mimba mengandung ion CN , dimana carier sudah
berikatan dengan senyawa lain akan dihambat oleh adanya ion CN yang
dapat merusak protein carier.
Spektrofotometer adalah alat unuk menganalisa dengan dasar
spectrum cahaya , gelombang elektromagnetik dalam hal ini gelombang
elektromagnetik UV, VIS dan infra red. Kerja alat ini adalah suatu radiasi
dikenakan secara bergantian atau simultan melalui sampel dan blangko yang
dapat berupa pelarut atau udara. Sinar yang ditransmisikan oleh sampel dan
blangko kemudian diteruskan ke detektor sehingga perbedaan intensitas di
antara kedua berkas sinar ini dapat memberikan gambaran tentang tentang
fraksi radiasi yang diserap oleh sampel. Apabila cahaya monokromatis atau
bukan monokromatis dilewatkan pada suatu media yan homogen dengan
intensitas cahaya yan dating (Io), maka sebagian dari cahaya tersebut
dipantulkan (Ir) sebagian diabsorpsi (Ia) dan sebagian lagi diteruskan (It).
Detektor alat ini mampu untuk mengubah informasi radiasi ini menjadi sinyal
elektris yang jika diamplifikasikan akan dapat menggerakkan pena pencatat
di atas kertas grafik khusus alat ini.
Dalam melakukan percobaan hasil yang diperoleh kurang sesuai
dengan literatur. Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
1. Usus ayam yang digunakan kurang bersih.
2. Konsentrasi infus kurang tepat.
3. Volume larutan kurang tepat.
4. Waktu pengamatan yang kurang tepat.
BAB VI
PENUTUP
VI.1. Kesimpulan.
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada menit 5 nilai absorbansi glukosa 0,006 sedangkan nilai
absorbansi daun mimba 0,004 (daun mimba menghambat transport
aktif glukosa). Untuk brotowali nilai absorbansinya adalah 0,002
(brotowali menghambat transport aktif glukosa).
2. Pada menit 10 nilai absorbansi glukosa 0,008 sedangkan nilai
absorbansi daun mimba 0,003 (daun mimba menghambat transport
aktif glukosa). Untuk brotowali nilai absorbansinya adalah 0,002
(brotowali menghambat transport aktif glukosa).
3. Pada menit 20 nilai absorbansi glukosa 0,009 sedangkan nilai
absorbansi daun mimba 0,001 (daun mimba menghambat transport
aktif glukosa). Untuk brotowali nilai absorbansinya 0,001 (brotowali
menghambat transport aktif glukosa).
VI.2. Saran
Sebaiknya alat-alat yang digunakan dalam praktikum lebih
dilengkapi agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan data yang
diperoleh lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM,1979.Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan.RI
Hall dan Guyton , 2003 . Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9 . Penerbit Buku Kedokteran ( EGC ) . Jakarta
Poedjadi, Anna, 1994, “ Dasar-dasar Biokimia “ Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Sharger, Leon, 1985, “ Biofarmasetika Dan Farmakokinetika Terapan “, Penerbit Universitas Airlangga.
Guyot, Herman, 1982, “ Biofarmasi Edisi II “, Penerbit Universitas Airlangga.
Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja,2000. Obat – Obat Penting khasiat,penggunaan dan Efek – efek sampingnya. Penerbtik PT.Elex Media Kompuindo : Jakarta
Tim Penyusun Bagian Farmakologi , 1995 . Farmakologi dan Terapi Edisi 4 UI Press,Jakarta
Tim Penyusun Diktat Kuliiah , 2005 , Biologi Umum UMI Press . Makassar
Tim Penyusun , 2007 . Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia . Universitas Muslim Indonesia , Makassar
Top Related