2.1 Teori Stimulus Organisme Response (S-O-R)
Teori S-O-R adalah teori yang berasal dari teori psikologi yang
bisa juga
diapakai oleh komunikasi karena mempunyai objek material yang sama
yaitu
manusia sendiri. Yang dimana manusia memiliki komponen – komponen
sikap,
opini, perilaku, kognisi, afektif, dan konasi (Effendy, 2000,
p.255). Prinsip dari
teori ini merupakan prinsip yang sederhana, dimana manusia akan
merespon suatu
hal yang mereka dapat dengan komponen – komponen yang sudah
disebutkan di
definisi diatas, yang mempengaruhi pada perubahan sikap yang
ditunjukan oleh
manusia.
diterima atau mungkin tidak. Komunikasi akan berlangsung jika ada
perhatian
dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan
komunikan
inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan
mengolahnya dan
menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap
(Effendy, 2000,
p.256).
Menurut Secord & Backman (1964) didalam buku Sikap Manusia yang
di
tulis oleh Azwar (dalam Azwar, 2013, p.6) mendefinisikan sikap
sebagai
Stimulus
Organisme:
-perhatian
- pengertian
- penerimaan
Response
keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran
(kognisi), dan
perdisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di
lingkungan
sekitarnya. Defnisi lain yaitu afek atau penilaian positif atau
negatif terhadap
suatu objek Brehm & Kassin (1990). Menurut Azwar (dalam Azwar,
2013, p.89)
Sikap yang tidak memihak atau netral tetap disebut sikap juga
walaupun arahnya
tidak positif dan tidak negatif. “Sikap juga dikatakan sebagai
suatu respons
evaluative, dimana respons hanya akan timbul apabila individu
digadapkan pada
suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi individual” (Azwar,
2013, p.6).
Dan juga sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan
mendukung atau
memihak (favourable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak
memihak
(unfavourable) pada objek tersebut (Berkowitz, 1972) dalam buku
Sikap Manusia
Saifuddin Azwar (dalam Azwar, 2013, p.6).
2.2.1 Struktur dan Pembentukan Sikap
Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang
yang
dimana ketiga komponen itu adalah: komponen kognitif, komponen
afektif,
komponen konatif. (Azwar, 2013, p.24)
1. Komponen Kognitif: komponen yang berisi tentang
kepercayaan
seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi
objek
sikap. Jika dikaitkan dengan peenelitian ini adalah, para
peserta
mengetahui atau tidak mengenai program program CSR Akademi
Komunitas PT.PJB.
subjektif terhadap suatu objek sikap. Jika dikaitkan dengan
penelitian
ini adalah, para peserta menyukai apa tidak program program
CSR
Akademi Komunitas PT.PJB.
3. Komponen Konatif: komponen yang ada di dalam struktur sikap
yang
menunjukan bagaimana perilaku atau kecendrungan berperilaku
yang
ada di dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang
dihadapinya. Jika dikaitkan dengan penelitian ini adalah, para
peserta
bersikap sesuai atau sebaliknya dari program CSR Akademi
Komunitas PT.PJB
pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting,
media massa,
institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor
emosi dalam
diri individu (Azwar, 2013, p.30).
1. Pengalaman Pribadi: sesuatu yang sedang atau sudah dialami akan
ikut
mengambil bagian dalam membentuk dan mempengaruhi penghayatan
terhadap stimulus sosial. Contoh: Jika di waktu sedang sangat
lapar
dan badan sedang sangat lelah, kita memasuki sebuah restoran
dan
yang kita harapkan adalah pelayanan yang ramah, tetapi hal
yang
sebaliknya yang terjadi, pegawai restoran tidak menyambut
dengan
ramah dan menunjukan mimik wajah yang sedang tidak enak hati.
Maka otomatis hal tersebut dapat meninggalkan memori negative
terhadap restoran tersebut, dan berdampak kepada sikap yang
kita
lakukan kedepanya dengan tidak mendatangi restoran tersebut
kembali
karena pelayananya yang buruk.
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting: orang lain disekitar
kita
merupakan salah-satu diantara komponen sosial yang ikut
mempengaruhi sikap kita. Contoh: pengaruh orang tua yang dari
kecil
ditanamkan kepada anaknya akan jarang sekali menang terhadap
pengaruh pergaulan anak tersebut pada waktu remaja. Karena
diwaktu
masa remaja pengakuan dari teman sebayalah yang dianggap
lebih
penting daripada pengakuan dari orang tua.
3. Pengaruh kebudayaan: kebudayaan dimana kita hidup dan
bertumbuh
sangat berpengaruh terhadap pembentukan sikap kita. Seperti
contoh:
kebudayaan orang tionghua yang sangat rajin menabung akan diturun
-
menurunkan oleh anak cucunya agar anak cucunya mengikuti
jejak
yang sama yaitu rajin menabung.
4. Media massa: sebagai sarana komunikasi, media yang
mempunyai
berbagai macam bentuk seperti televisi, radio, suratkabar, majalah,
dan
lain lain. Mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap opini
dan
kepercayaan orang. Seperti contoh : pemberitaan di surat kabar
factual
yang seharusnya disampaikan secara objectif kepada masyarakat
tetapi
17
media massa tersebut.
lembaga agama meletakkan dasar pengertian dan konsep moral
dalam
diri individu. Karena keagamaan adalah suatu kepercayaan dimana
jika
orang tersebut sudah percaya terhadap suatu lembaga maka
tidaklah
mengehrankan konsep dari lembaa tersebut ikut berperan dalam
menentukan sikap individu terhadap suatu hal.
6. Pengaruh faktor emosional: terkadang tidak semua bentuk
sikap
ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi
seorang.
Terkadang, satu bentuk sikap merupakan pernyataan yang
didasari
oleh emosi yang berfungsi semacam penyaluran frustasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
2.3 Public Relations
Menurut Seitel (2011, p.36) dalam bukunya The Practice of
Public
Relations memaparkan definisi public relations yaitu “public
relations is a
planned process to influence public opinion, through sound
character and proper
performance, based on mutually satisfactory two- way
communication”.
Menurut Cutlip dalam bukunya Effective Public Relations (2006,
p.4)
menyatakan bahwa: “public relations is the management function
which evaluates
public attitudes, identifies the policies and procedures of an
individual or an
organization with the public interest, and plans and executes a
program of action
to earn public understanding and acceptance”.
Dari dua definisi public relations diatas terlihat jelas bahwa
public
relations ada di dalam suatu organisasi untuk dapat menjadi
jembatan bagi
organisasi itu sendiri dengan publicnya. Dan selain itu public
relations juga
dibutuhkan organisasi untuk mempengaruhi opini dari public terhadap
organisasi
itu sendiri dengan dasar komunikasi. Komunikasi antara organisasi
dan public
18
bersifat dua arah dan saling menguntungkan, sehingga dapat membantu
suatu
organisasi dalam mencapai tujuanya. Banyak cara untuk sebuah
organisasi
melakukan komunikasi dua arah terhadap public - nya salah satunya
bisa melalui
program CSR yang dibuat oleh public relations tersebut.
2.3.2 Tugas Public Relations
mendukung suatu organisasi dalam mencapai tujuanya antara lain
(Jefkins, 2005,
p.10):
1. Menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik dan tepat
atas
organisasinya baik itu yang berkenaan dengan kebijakan, produk,
jasa,
maupun dengan para personelnya.
dengan citra, kegiatan, reputasi maupun
kepentingan-kepentingan
organiasasi, dan menyampaikan setiap informasi yang penting
ini
langsung kepada pihak manajemen atau pimpinan puncak untuk
ditanggapi atau ditindak lanjuti.
berbagai masalah komunikasi yang penting, berikut berbagai
teknik
untuk mengatasinya.
menjangkau pengertian kahlayak.
dibuatnya untuk menggandeng masyarakat agar turut serta dalam
kegiatan
tersebut. James E. Grunig menyatakan bahwa kegiatan public
relations di bagi
menjadi 3 bagian yaitu events, campaign, dan program (Putra, p.13
199). Yang
dimana Events adalah acara yang ditujukan oleh publik yang terpilih
dengan satu
tujuan tertentu dan dalam kurun waktu yang tidak panjang.
Campaigns
19
Universitas Kristen Petra
merupakan acara yang hampir sama dengan events tetapi memiliki
kurun waktu
lebih panjang dan didalam satu campaign bisa terdapat banyak event
di dalamnya,
Sedangkan program biasanya terdiri dari berbagai event yang
biasanya diadakan
secara berkesinambungan mengikuti kehidupan sebuah organisasi atau
institusi.
Dalam sebuah program selalu terdiri aktivitas didalamnya.
Penelitian ini mengacu
pada aktivitas dari sebuah program CSR Akademi Komunitas.
Menurut
wawancara Fibrina menyebutkan ada dua aktivitas utama yang
dilakukan didalam
program CSR PT.PJB, yaitu proses perkuliahan di kampus PENS dan
studi
lapangan. Proses belajar mengajar berlangsung dua kali dalam kurun
waktu empat
bulan, yang dimana ada jurusan elektronika pembangkitan, mesin
pembangkitan,
dan instrumentasi pembangkitan. Sedangkan studi lapangan
berlangusng dua kali
dalam kurun waktu dua bulan yang kegiatanya meliputi menulis
laporan dan
presentasi hasil laporan di kampus PENS (Fibrina, assistant officer
CSR, personal
communication, 6 Mei 2015).
Sebuah perusahaan memiliki tanggung jawab sosial (corporate
social
responsibility) yang harus diambil dalam menjalankan perusahaanya,
dibutuhkan
seorang public relations untuk mencari cara dalam memenuhi
kebutuhan
perusahaan tersebut, dalam memenuhi kebutuhanya tersebut public
relations
sendiri mengimplementasikan dalam program dan kegiatan (Iriantara
2007, p.47).
Dalam buku Iriantara (dalam Iriantara, 2007, p. 61) menyatakan
bahwa
konsep tanggung jawab sosial (CSR) yang salah satunya
diimplementasikan
berkenaan dengan keterlibatan korporat dengan komunitasnya,
mendorong
praktisi public relations untuk bekerja bersama-sama dengan
komunitasnya demi
kepentingan bersama. Hubungan dengan komunitas ini sendiri
semata-mata tidak
hanya sekedar sumbangan atau melakukan kegiatan sponsorship,
melainkan bisa
dalam bentuk keterlibatan dalam program maupun kegiatan dalam
pengembangan
masyarakat.
20
CSR sendiri mempunyai definisi yang dikemukakan oleh McWilliams
dan
Siegel (2011, p.11) dalam bukunya Banerjee (dalam Banerjee, 2007,
p.25) yaitu
“Actions that appear to further some social good beyond the
interests of the firm
and that which is required by law”. Yang berarti suatu aksi yang
muncul untuk
kebaikan sosial melampaui ketertarikan dari perusahaan tersebut
yang dibutuhkan
oleh hukum. Selain dari definisi tersebut didalam buku Banerjee
(2007, p.25)
menuliskan definisi lain dari CSR “The commitment of business to
contribute to
sustainable economic development working with employees, their
families, the
local community and society at large to improve their quality of
life”. (World
Business Council, 2005) yang dimana definisi tersebut mengartikan
bahwa CSR
adalah suatu komitment bisnis untuk berkontribusi untuk
meningkatkan kualitas
hidup pekerja, keluarga dari pekerja, komunitas lokal, dan
masyarakat secara
berkelanjutan. Definisi lain menurut Combs (Combs, 2012, p.19) “CSR
is the
voluntary actions that a corporation implements as it pursues its
mission and
fulfills its perceived obligations to stakeholders, including
employees,
communities, the environment, and society as a whole”.
Ada tiga hal yang menjadi konsentrasi dari CSR yang disebut
triple
bottom line dikemukakan oleh Elkington (1994) di dalam buku
Organizational
Communication and Sustainable Development (2010, p.82) yaitu
people, planet,
profit. Yang dimana suatu perusahaan tidak hanya berkonsentrasi
kepada
keuntungan saja (profit) namun juga harus menjaga kelestarian
lingkungan
(planet) dan kesejahteraan masyarakat (people).
21
Sumber: Prayudi (2012, p.46)
CSR tidak hanya memberikan manfaat terhadap lingkungan
sekitarnya,
tetapi program ini juga ikut memberi dampak manfaat kepada
organisasi itu
sendiri. Menurut Kotler dalam bukunya Corporate Social
Responsibility (2005,
p.10 – 11) memaparkan enam manfaat diadakanya program CSR bagi
perusahaan
yaitu:
1. Increased sales and market share: Program CSR dapat
meningkatkan
penjualan dan presentase penjualan dalam suatu wilayah.
2. Strengthened brand positioning: Program CSR berdampak juga
kepada
memperkuat brand yang sudah dipunyai oleh satu organisasi.
3. Enhanced corporate image and clout: Meningkatkan image
dari
perusahaan dan pengaruh daripada image tersebut.
4. Increased ability to attract, motivate, and retain employees:
Program
CSR bisa memotivasi, menarik, dan memperhatankan para
pekerja,
22
karena para pekerja bisa merasa bangga bahwa tempat dia
bekerja
melakukan kegiatan tanggung jawab sosial.
5. Decreased operating costs: Mengurangi biaya operasional
dalam
sebuah perusahaan.
daya tarik kepada para inventaris atau penganalisa keuangan.
Manfaat diatas antara lain menambah penjualan, menguatkan brand
pada
perusahaan tersebut, meningkatkan image perusahaan dan
pengaruhnya,
meningkatan kemampuan untuk memotivasi pekerja, mengurangi
biaya,
meningkatkan daya tarik kepada investor dan analis financial.
Sehingga dari
manfaat ini terlihat bahwa program CSR memeberi manfaat kepada dua
arah yaitu
lingkungan perusahaanya sendiri dan perusahaan tersebut.
2.6.2 Sistematika Tahapan Corporate Social Responsibility
Wibisono (2007, p.28) menyebutkan terhadap tahapan CSR yang
Sistematis dan kompleks yang dapat ditempuh melalui langkah
berikut:
1. Dimulai dengan melihat dan menilai sebuah kebutuhan
masyarakat
sekitar. Hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi masalah
atau
problem yang teradi di masyarakat dan lingkunganya, setelah
itu
mencari solusi yang terbaik bagi masyarakat dan lingkunganya.
2. Membuat rencana aksi, beserta dengan anggaran, jadwal
waktu,
indikator untuk mengevaluasi dan sumber daya manusia.
3. Monitoring, yang dapat dilakukan melalui survey maupun
kunjungan
langsung, Evaluasi dilakukan secara terus menerus dan
dilaporkan,
agar menjadi panduan untuk strategi atau pegembangan program
selanjutnya. Disamping itu, perlu juga diadakannya audit sosial
(social
audit) secara objektif terhadap pelaksanaan program, untuk
melihat
apakah program telah tepat sasaran, serta dirasakan manfaatnya
oleh
masyarakat, sesuai dengan tujuan pelaksanannya.
23
2.6.3 Jenis Program Corporate Social Responsibility
Menurut Kotler dan Lee (2005, p.23) ada 6 kategori program CSR
dalam
pelaksanaan sebuah program CSR yaitu:
1. Cause Promotions
perusahaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap
suatu
kegiatan sosial atau untuk mendukung pengumpulan dana
partisipasi
dari masyarakat atau perekrutan tenaga sukarela untuk
kegiatan
tertentu.
komitmen untuk menyumbangkan presentasi tertentu dari
pengahsilanya untuk suatu kegiatan sosial berdasarkan
besarnya
penjualan produk. Kegiatan ini biasanya didasarkan pada
penjualan
produk tertentu, untuk jangka waktu tertentu serta aktivitas
tertentu.
3. Corporate Social Marketing
perilaku masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan
keselamatan publik, menjaga kelestarian lingkungan hidup
serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
4. Corporate Philantrophy
sumbangan langsung dalam bentuk derma untuk kalangan
masyarakat
tertentu. Sumbangan tersebut biasanya berbentuk pemberian
uang
secara tunai, bingkisan paket, bantuan atau pelayanan secara
cuma-
cuma.
mendorong para karyawan, rekan pedagang eceran, atau para
pemegan
franchise agar menyisihkan waktu mereka secara sukarela guna
24
menjadi sasaran program.
Dalam aktivitas CSR ini, perusahaan melaksanakan aktivitas
bisnsis
melampaui aktivitas bisnis yang diwajibkan oleh hukum serta
melaksanakan investasi yang mendukung kegiatan sosial dengan
tujuan meningkatkan kesejahteraan aktivitas dan memelihara
lingkungan hidup. Dalam hal ini yang dimaksud komunitas
adalah
karyawan perusahaan, pemasok, distributor, organisasi –
organisasi
nirlaba yang menjadi mitra perusahaan serta masyarakat secara
umum.
2.7 Evaluasi Program Corporate Social Responsibility
Sebagai satu program, CSR membutuhkan pemantauan dan evaluasi
dalam rangka perbaikan di masa depan, dan sekaligus menentukan
tingkat capaian
kinerja akrivitas sosial yang telah dilakukan. Evaluasi
pelakasanaan CSR
dilakukan dalam rangka untuk mencapai tujuan (Hadi, 2011,
p.147):
1. Memperoleh temuan masukan untuk perencanaan program atau
kegiatan yang dilaksanakan
pengambilan keputusan, layak atau tidak layak program CSR
untuk
dilanjutkan
yang sedang dilaksanakan
5. Memperoleh temuan untuk perbaikan
6. Memperoleh rekomendasi dan pelaporan terhadap penyandang
dana
2.8 Lima Pilar Aktivitas Corporate Social Responsibility
Penelitian ini menggunakan indikator lima pilar implementasi CSR
dari
Prince of Wales International Business Forum Wibisono (2007,
p.119).
1. Human Capital, adalah pemberdayaan manusia yaitu berkaitan
dengan
internal perusahaan untuk menciptakan sumber daya manusia
yang
25
pemberdayaan masyarakat.
sekitarnya.
dengan masyarakat sekitarnya agar tidak timbul kecemburuan
sosial
ataupun konflik.
di dalam bidang ekonomi, diharapkan lingkungan yang telah
diberdayakan tidak lagi tergantung dengan pihak lain.
5. Good Corporate Governance, merupakan tata pengelolaan
perusahaan
yang baik, perusahaan harus memperhatikan berkelanjutan
(sustainability) agar tercipta keseimbangan antara lingkungan
dan
pembangunan perusahaan karena kegiatan operasional perusahaan
menghasilkan dampak yang harus ditanggung stakeholders karena
itu
wajar bila perusahaan juga memperhatikan kepentingan dan
nilai
tambah bagi stakeholders-nya.
yang dimaksutkan disini adalah kumpulan individu yang mendami
lokasi disekitar
organisasi yaitu disekitar Unit Pembangkit PT.PJB.
Carol Anne Ogdin (1998) menunjukan beberapa alasan yang
menyebabkan komunitas berbeda dari kumpulan manusia lain seperti
kerumunan
atau kelompok manusia. Ada 5 faktor yang bisa membedakan komunitas
dari
kelompok-kelompok individu lain yaitu (Iriantara, 2004,
p.24):
1. Pembatasan dan eksklusivitas yag berdasarkan hal ini bisa
dirumuskan
siapa yang menjadi anggota dan bukan anggota komunitas
tersebut.
2. Tujuan yang merupakan landasan keberadaan komunitas.
26
komunitas, termasuk ancaman disingkirkan untuk yang
berperilaku
melangar aturan itu.
terhadap orang lain yang berada dalam komunitas yang sama,
atau
setidaknya ada tanggung jawab bagi individu terhadap
komunitas
secara keseluruhan.
yang dilakukan dengan cara memasuki komunitas.
2.10 Komunitas Alumni Mahasiswa
komunitas alumni Akademi Komunitas dari angkatan 2011 hingga 2014
yaitu
berjumlah 3 angkatan. Yang dimana jumlah keseluruhan mahasiwa
adalah 120
orang. Alasan mengapa memilih alumni Akademi Komunitas sebagai
komunitas
CSR PT.PJB, karena mereka berasal dari daerah sekitar Unit
Pembangkit yang di
miliki oleh PT.PJB, dan juga mereka dianggap sebagai komunitas
karena mereka
memiliki kepentingan dengan PT.PJB yaitu karena mereka telah
mendapatkan
beasiswa yang dimana mereka berpartisipasi dalam kegiatan yang
diadakan oleh
PT.PJB, karena menurut Hallahan komunitas memiliki keterkaitan
dalam
kelompok kultur (keyakinan, nilai, ritual, tradisi, artefak,
bahasa), kegiatan
berwacana, partisipasi, dan identitas bersama (Iriantara, 2004,
p.23).
2.11 Nisbah Antar Konsep
dari public relations membuat program yaitu program CSR sebagai
bentuk
tanggung jawab sebuah perusahaan. karena menurut undang – undang
untuk
perseroan terbatas no.40 tahun 2007 pasal 74 ayat 1 yang berbunyi :
“Perseroan
yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan
dengan sumber
daya alam, wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan.”
Dalam diadakanya program ini tentu saja perusahaan memerlukan
sebuah
masukan di dalam program yang diadakanya. Masukan tersebut bisa
melalui sikap
27
dari komunitas atau peserta yang telah mengikuti program CSR
perusahaan
tersebut, agar sikap dari peserta atau komunitas ini dapat menjadi
tolak ukur
penilaian untuk program yang sudah diadakan. Menurut teori S-O-R
manusia
akan merespon suatu hal yang mereka dapat dengan komponen –
komponen
kognitif, afektif, konatif, yang mempengaruhi pada perubahan sikap
yang
ditunjukan oleh manusia.
Salah satu definisi dari sikap yaitu seseorang terhadap suatu objek
adalah
perasaan mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan
tidak
mendukung atau tidak memihak (unfavourable) pada objek tersebut
Maka sikap
sendiri dipakai untuk mengukur dengan menggunakan indikator sikap
kognitif,
konatif, afektif. Dalam pembuatan program CSR akan berujung pada
timbulnya
sikap dari pada para peserta yang mengikutinya, dan hal ini
diperuntukan untuk
melihat penilaian mereka terhadap program CSR yang telah diadakan,
yang secara
langsung berdampak pada penereimaan mereka terhadap CSR
PT.PJB.
Untuk melaksanakan sebuah program CSR, tentunya organisasi
harus
melihat terlebih dahulu apa yang menjadi kebutuhan masyarakat
disekitar
organisasi atau isu apa yang sedang terjadi, sehingga membuat
organisasi tersebut
harus merencanakan aksi tanggung jawab untuk mengatasi hal
tersebut,
dibutuhkanya bantuan dari seorang public relations untuk melakukan
perencanaan
yang baik. Sama halnya dengan PT.PJB, dari hasil wawancara dengan
Fibrina
selaku Assistant Officer CSR PT. PJB mengatakan juga bahwa
banyaknya
lapangan kerja yang di sediakan oleh PT. PJB namun masih belum
banyak sumber
daya manusia yang kompeten dalam bidang kelistrikan tersebut
(Fibrina, assistant
officer CSR, personal communication, 12 maret 2015).
CSR yang diadakan oleh PT. PJB adalah Akademi Komunitas
PT.PJB,
program ini berkonsentrasi kepada pendidikan dan pemberdayaan
masyarakat
sekitar dengan memberi pendidikan kepada warga sekitar UP hingga
Diploma 1
dengan kriteria yang sudah ditentukan oleh PT.PJB setelah lulus
para mahasiswa
Akademi Komunitas di beri lapangan pekerjaan di UP atau biasa di
sebut Unit
Pembangkit. PT.PJB memiliki komunitas yang sudah ditentukan
sebelumnya,
Komunitas PT. PJB disini adalah warga di sekitar UP yang dimiliki
PT. PJB yang
ada.
28
Universitas Kristen Petra
2.12 Kerangka Pemikiran
Teori S-O-R adalah teori yang berasal dari teori psikologi yang
bisa juga diapakai oleh komunikasi
karena mempunyai objek material yang sama yaitu manusia sendiri.
Yang dimana manusia
memiliki komponen – komponen sikap, opini, perilaku, kognisi,
afektif, dan konasi. (Effendy,
p.255, 2003)
Sikap juga dikatakan sebagai suatu respon evaluatif, dimana respon
hanya akan timbul apabila
individu digadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya
reaksi individual.(Azwar, p. 6,
2013)
meningkatkan kualitas hidup pekerja, keluarga dari pekerja,
komunitas lokal, dan masyarakat
secara berkelanjutan. (Banerjee, p. p.25, 2007)
Corporate Social Responsibility Akademi Komunitas PT.PJB adalah
program yang berkonsentrasi
kepada pendidikan dan pemberdayaan masyarakat sekitar dengan member
pendidikan kepada
warga sekitar UP dengan kriteria yang sudah ditentukan oleh PT.PJB
setelah lulus para mahasiswa
Akademi Komunitas di pekerjakan di UP atau biasa di sebut Unit
Pembangkit.
Komponen sikap
- Kognitif : pemikiran
- Konatif : tindakan
-Afektif: perasaan
- Economic Strength : pemberdayaan dalam kemandirian ekonomi
- Good Corporate Governance : tata pengelolaan perusahaan
(Prince Wales Bussiness Forum Wibisono, 2007, p.28)
Sikap Alumni AK mengenai aktivitas csr Akademi Komunitas
Sikap positif Sikap negatif Netral
master index: