Download - 2 draft art bkad

Transcript
Page 1: 2 draft art bkad

Rancangan ART BKAD 2014

Kecamatan Barambai

1

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) BADAN KERJASAMA ANTAR DESA (BKAD)

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN

KECAMATAN BARAMBAI

KABUPATEN BARITO KUALA, PROPINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I

NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, WILAYAH KERJA DAN JANGKA WAKTU

Pasal 1

1. Organisasi ini bernama Badan Kerjasama Antar Desa, Kecamatan Barambai,

Kabupaten Barito Kuala. Propinsi Kalimantan Selatan yang selanjutnya disingkat

BKAD Kecamatan Barambai.

2. BKAD Kecamatan Barambai., berkedudukan di wilayah Kecamatan Barambai.,

Kabupaten Barito Kuala, Propinsi Kalimantan Selatan.

3. Wilayah kerja lembaga BKAD Kecamatan Barambai adalah wilayah antar desa

dalam satu Kecamatan dan atau antar Kecamatan dalam satu Kabupaten,

Kabupaten Barito Kuala, Propinsi Kalimantan Selatan.

4. Organisasi ini berdiri di Kecamatan Barambai, Kabupaten Barito Kuala, Propinsi

Kalimantan Selatan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

BAB. II

AZAS DAN PRINSIP

Pasal 2

Azas

Azas BKAD Kecamatan Barambai berazaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar

1945.

Pasal 3

Prinsip

BKAD melaksanakan kegiatan berdasarkan prinsip-prinsip Bertumpu pada

pembangunan manusia, Otonomi, Desentralisasi, Berorientasi pada masyarakat miskin,

Partisipasi, Kesetaraan dan Keadilan Gender, Demokratis, Transparansi dan

Akuntabel, Prioritas dan Keberlanjutan.

Page 2: 2 draft art bkad

2

BAB. III

VISI, MISI DAN TUJUAN

Pasal 4

Visi

Visi BKAD Kecamatan Barambai adalah terwujudnya pelestarian dan pengembangan

kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dengan sistem pembangunan partisipatif.

Pasal 5

Misi

1. Melestarikan kelembagaan dan kegiatan yang telah dilakukan Pemberdayaan

Masyarakat sesuai dengan prinsip Bertumpu pada pembangunan manusia,

Otonomi, Desentralisasi, Berorientasi pada masyarakat miskin, Partisipasi Aktif,

Kesetaraan dan Keadilan Gender, Demokratis, Transparansi dan Akuntabel,

Prioritas dan Keberlanjutan.

2. Meningkatkan kemampuan kelembagaan masyarakat dan aparat pemerintah desa

serta kecamatan Barambai dalam memfasilitasi system pembangunan partisipatif

yang berkaitan dengan Pemberdayaan Masyarakat.

3. Memperluas jaringan kerjasama antar desa dengan pihak-pihak lain

Pasal 6

Tujuan

1. Tujuan Umum BKAD :

Mempercepat penanggulangan kemiskinan berdasarkan kemandirian masyarakat

melalui peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan perencanaan

pembangunan partisipatif, mengembangkan bentuk-bentuk kegiatan kerja sama

antar desa, menumbuhkan usaha-usaha pengelolaan aset produktif, serta

mengembangkan kemampuan pengelolaan program-program pengembangan

masyarakat.

2. Tujuan Khusus :

a. Mewakili masyarakat selaku pemilik modal dengan sistem perwakilan dalam hal

membuat keputusan yang berkaitan dengan kepemilikan modal.

b. Menjamin pelestarian dan pengembangan kegiatan Pinjaman yang dihasilkan

oleh Pemberdayaan Masyarakat untuk penyediaan pendanaan kebutuhan

usaha dan sosial dasar masyarakat di wilayah kecamatan Barambai

c. Memperkuat kelembagaan ekonomi yang mendukung kegiatan ekonomi

masyarakat miskin kecamatan Barambai

d. Melembagakan pengelolaan keuangan mikro dalam penyediaan dana

pendukung usaha masyarakat miskin yang tidak dapat dilayani oleh lembaga

keuangan formal.

e. Mensinergikan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat baik keseluruhan ataupun

secara parsial.

Page 3: 2 draft art bkad

3

f. Melakukan Kerjasama Antar Desa dalam bidang peningkatan perekonomian

masyarakat desa, peningkatan pelayanan kesehatan, pendidikan, pemanfaatan

sumberdaya alam dan kelestarian lingkungan, serta sosial budaya.

BAB IV

PEMBENTUKAN DAN KEGIATAN

Pasal 7

Pembentukan

1. BKAD adalah lembaga lintas desa yang dibentuk secara sukarela atas dasar

kesepakatan dua atau beberapa desa di satu wilayah dalam satu kecamatan dan

atau antar kecamatan dengan suatu maksud dan tujuan tertentu.

2. Pembentukan pengurus BKAD dengan sistem perwakilan desa dilakukan dengan

ketentuan sebagai berikut:

a. Sosialisasi ke Desa tentang rekruitmen calon pengurus BKAD

b. Pengajuan nama calon Pengurus BKAD dari Desa hasil Musyawarah Desa ke

Camat

c. Seleksi Calon Pengurus

d. Musyawarah Antar Desa penetapan pengurus BKAD yang dihadiri oleh

perwakilan desa yang terdiri dari unsur-unsur :

Kepala Desa,

Badan Permusyawaratan Desa (BPD),

Wakil Masyarakat (BKD).

e. Jumlah perwakilan minimal 6 orang dan minimal 50 % merupakan dari unsur

perempuan.

f. Wakil masyarakat paling tidak ada unsur masyarakat miskin.

Pasal 8

Kegiatan

Kegiatan BKAD adalah mengembangkan penyediaan/ menjaga kelestarian fasilitas

dan sarana/ prasarana dalam kaitan dengan pengentasan kemiskinan terutama

penyediaan modal usaha dan pendanaan kebutuhan sosial dasar, berupa:

1. Peningkatan perekonomian masyarakat desa;

2. Peningkatan pelayanan pendidikan, Kesehatan, Sosial budaya, ketentraman dan

ketertiban; dan/ atau

3. Pemanfaatan sumber daya alam dan teknologi tepat guna dengan memperhatikan

kelestarian lingkungan.

Page 4: 2 draft art bkad

4

Pasal 9

Kegiatan BKAD bersifat sebagai pelaksana mandat Forum MAD berfungsi sebagai

pengatur hubungan kelembagaan yang ada di masyarakat baik dari program yang

berjalan ataupun program yang akan datang dalam konteks Pemberdayaan

Masyarakat, baik dalam kegiatan Ekonomi, Kesehatan ataupun Pendidikan.

BAB V

PENYALURAN DANA PROGRAM KEMASYARAKATAN

Pasal 10

Dalam melakukan penyaluran dana program kemasyarakatan, pengurus BKAD harus

tunduk dan taat pada ketentuan Forum MAD dan pemilik program yang akan ditentukan

dalam Peraturan MAD.

BAB VI

PENGELOLAAN DANA PROGRAM KEMASYARAKATAN

Pasal 11

Dalam melakukan pengelolaan dana program kemasyarakatan BKAD harus tunduk dan

taat pada ketentuan Forum MAD dan pemilik program yang akan ditentukan dalam

Peraturan MAD.

BAB VII

PENGELOLAAN DANA BERGULIR

Pasal 12

Kegiatan pengelolaan dana bergulir harus tunduk dan taat pada dasar-dasar

pengelolaan dana bergulir dan aturan pokok pengelolaan dana bergulir serta ketentuan

Forum MAD.

Pasal 13

Dasar Dasar Pengelolaan Dana Bergulir

1. Pelestarian Kegiatan Pinjaman adalah dalam melakukan pengelolaan dana bergulir

mempunyai tujuan yaitu:

a. Tersedianya dana pinjaman yang produktif dan bertambah jumlahnya.

b. Tersedianya dana pinjaman sebagai modal usaha bagi masyarakat miskin.

Page 5: 2 draft art bkad

5

c. Penggunaan surplus usaha mengutamakan penambahan modal.

d. Penggunaan Surplus usaha untuk kepentingan lain dapat dilakukan setelah

menghitung resiko pinjaman.

2. Pelestarian prinsip adalah dalam melakukan pengelolaan dana bergulir harus tetap

berdasarkan prinsip-prinsip dan mekanisme terutama transparansi, partisipasi,

keberpihakan rumah tangga miskin dan keberlanjutan.

3. Pelestarian kelembagaan adalah dalam melakukan pengelolaan dana bergulir

tetap menggunakan kelembagaan yang sesuai di Program yang ada di Masyarakat.

4. Pengembangan Kelompok adalah dalam pengelolaan dana bergulir harus

memperhatikan pengembangan kelompok atau pengembangan pemanfaat.

Pasal 14

Aturan Pokok perguliran dana bergulir

1. Pendanaan dana bergulir tidak diperbolehkan untuk memberikan pinjaman secara

individu dan hanya diperbolehkan untuk pendanaan secara kelompok.

2. Pendanaan kepada kelompok harus bersifat langsung tanpa adanya lembaga

perantara.

3. Setiap kelompok yang menerima pendanaan harus telah dilakukan verifikasi oleh

Tim Verifikasi Perguliran.

4. Setiap pendanaan kepada kelompok harus ada perjanjian antara kelompok dan

UPK.

5. Pembebanan jasa pinjaman sesuai dengan bunga pasar yang ditetapkan oleh

Forum MAD atau Tim yang dibentuk Forum MAD.

6. Jadwal angsuran harus sesuai dengan fungsi kelompok dan jenis kelompok.

7. Kelompok dapat diberikan Insentif Pengembalian Tepat Waktu.

8. Tidak diperbolehkan melakukan pembagian jasa pinjaman dan pendapatan

sebelum dikurangi biaya–biaya dan resiko pinjaman.

9. Segala ketentuan tentang pemberian pinjaman diatur lebih lanjut dalam penjelasan

Kredit prosedur manual.

BAB VIII

KEPENGURUSAN BKAD

Pasal 15

1. Pengurus BKAD adalah individu-individu yang terlibat langsung secara

operasional sehari-hari dan bertanggung jawab secara operasional yang terdiri

dari :

a. Seorang Ketua.

b. Seorang Sekretaris.

c. Seorang Bendahara

Page 6: 2 draft art bkad

6

2. Pengurus BKAD Kecamatan Barambai berasal dari warga masyarakat wilayah

Kecamatan Barambai Kabupaten Barito Kuala, Propinsi Kalimantan Selatan yang

dipilih dan diangkat oleh MAD

3. Syarat-syarat Pengurus BKAD adalah sebagai berikut:

a. Mempunyai jiwa pemimpin dan jujur.

b. Pendidikan minimal SMA atau yang sederajat.

c. Memiliki kemampuan dan pengalaman dalam berorganisasi dan

pengembangan ekonomi

d. Memiliki pengalaman dalam bidang Pemberdayaan Masyarakat minimal 2

tahun.

e. Memiliki waktu yang cukup dalam melaksanakan tugasnya.

f. Diusulkan dari desa.

g. Bukan sebagai Kepala Desa, BPD Kecamatan Barambai dan atau Kabupaten

Barito Kuala.

h. Diterima dimasyarakat dan tidak pernah terlibat dalam perkara pidana.

i. Anggota BKAD harian tidak boleh calon tetap Anggota legislatif atau Kepala

Daerah

Pasal 16

Masa Kerja Pengurus BKAD

1. Pengurus BKAD dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali.

2. Pengurus BKAD dapat diberhentikan oleh MAD setiap waktu bila terbukti:

a. Pengurus BKAD melakukan penyelewengan yang merugikan BKAD.

b. Pengurus BKAD tidak lagi mentaati AD/ART BKAD dan peraturan MAD serta

peraturan lainnya.

c. Pengurus BKAD tidak mampu lagi menjalankan tugasnya.

3. Pengurus BKAD yang masa jabatannya telah habis atau diberhentikan maka

penggantiannya harus melalui MAD.

4. Apabila Pengurus BKAD berhalangan tetap atau mengundurkan diri karena sesuatu

hal, maka penggantiannya harus melalui MAD.

Pasal 17

Jumlah Pengurus BKAD

Pengurus BKAD disesuaikan dengan kebutuhan operasional yang dikaitkan dengan

lokasi geografis sekurang-kurangnya terdiri dari 1 (satu) orang.

Page 7: 2 draft art bkad

7

BAB IX

KEWAJIBAN DAN HAK PENGURUS BKAD

Pasal 18

Kewajiban Pengurus BKAD

1. Pengurus BKAD wajib menerima dan memeriksa laporan pengelolaan dari lembaga

operasionalnya.

2. Pengurus BKAD wajib melakukan administrasi untuk setiap laporan yang berkaitan

dengan kegiatan BKAD,

3. Pengurus BKAD wajib membuat laporan kegiatan, laporan keuangan operasional

yang diterima.

4. Pengurus BKAD harus melaksanakan segala ketentuan dalam AD/ART dan

peraturan-peraturan lainnya yang dibuat oleh MAD.

Pasal 19

Hak Pengurus BKAD

1. Pembiayaan Operasional BKAD dialokasikan dari anggaran PEMDA melalui

PERDA yang melindungi BKAD.

2. Pembiayaan operasional diterima dari Desa – Desa yang mengadakan kerjasama

3. Pengurus BKAD berhak atas gaji/ honor, tunjangan lain dari pembagian surplus

kegiatan.

4. Pengurus BKAD berhak menerima hak-hak lain sesuai hasil keputusan MAD.

BAB X

HUBUNGAN BKAD DENGAN LEMBAGA OPERASIONAL

Pasal 20

1. Setiap program yang mempunyai lembaga operasional wajib memberikan laporan

perkembangannya untuk dilakukan evaluasi terhadap segala konsekwensinya.

2. Membantu Lembaga Operasional dalam pelestarian kegiatan melalui BKAD.

3. Setiap Lembaga Operasional harus mempunyai AD/ART dan dilengkapi dengan

penjelasan pelaksanaanya.

4. Pengurus BKAD tidak boleh merangkap dalam Lembaga Pengelola Operasional.

Page 8: 2 draft art bkad

8

BAB XI

HUBUNGAN BKAD DENGAN KELOMPOK PEMANFAAT

Pasal 21

1. Kelompok – kelompok pemanfaat sebagai nasabah dari BKAD, (melalui lembaga

operasionalnya).

2. Kelompok mengajukan kepada BKAD (melalui lembaga operasionalnya) usulan/

proposal kegiatan untuk didanai oleh BKAD.

3. Kelompok mengembalikan pinjaman yang mencakup pokok dan bunga/ jasa,

sesuai dengan jadwal angsuran secara langsung melalui lembaga operasionalnya.

4. Hubungan antara BKAD dan Kelompok mempunyai sifat hubungan langsung.

5. Hubungan BKAD terhadap kelompok bersifat hubungan hukum, hubungan

transaksi keuangan (melalui lembaga operasionalnya) dan hubungan pembinaan.

BAB XII

HUBUNGAN BKAD DENGAN TIM VERIFIKASI

Pasal 22

1. Tim verifikasi adalah kelembagaan yang membantu dalam proses perencanaan

kegiatan.

2. Hubungan pengurus BKAD dan Anggota Tim Verifikasi sebagai mitra kerja dalam

proses verifikasi usulan kelompok yang akan didanai.

3. Pendanaan kegiatan verifikasi oleh Tim Verifikasi, didanai dengan ketentuan sesuai

dengan Keputusan Forum MAD dan kemampuan dana.

Pasal 23

Penilaian (Verifikasi) Perguliran

1. BKAD (melalui lembaga opersionalnya) berhak mengajukan calon – calon Tim

Verifikasi kepada MAD

2. Setiap Usulan Perguliran yang masuk, wajib diverifikasi oleh Tim Verifikasi.

3. Setelah Usulan Perguliran di verifikasi, Tim Verifikasi membuat rekomendasi hasil

kunjungan lapangannya untuk dibahas dalam Forum Musyawarah Pendanaan

Perguliran.

4. Kelompok-kelompok yang memenuhi kriteria, berhak mendapatkan perguliran

dana.

5. Kriteria yang dimaksud adalah:

a. Kelompok miskin produktif;

b. Kelompok Pengusaha ekonomi lemah;

c. Kelompok yang mempunyai keahlian tetapi tidak mempunyai modal.

Page 9: 2 draft art bkad

9

6. Dari Kriteria yang dimaksud untuk Persyaratan Kelompok:

a. Umur kelompok sekurang-kurangnya 1 tahun pada saat akan mengajukan

pinjaman.

b. Pendanaan perguliran;

Kelompok “Pemula” untuk setiap pemanfaat hanya dapat memperoleh

pinjaman maksimal Rp. 1 juta.

Kelompok “Berkembang” untuk setiap pemanfaat diperbolehkan mendapat

pinjaman maksimal Rp. 3 Juta Maksimal 1 kelompok sebesar Rp 75 juta

Kelompok “Matang” untuk setiap pemanfaat dapat memperoleh pinjaman

lebih dari Rp. 3 juta, dengan batas maksimal pinjaman kelompok sebesar

Rp 200 juta.

7. Besarnya pinjaman untuk usaha yang dapat ditentukan sesuai kelayakan keuangan

dan kelayakan usahanya yang mengacu proposal usaha dan pada Berita Acara Tim

Verifikasi (TV).

8. Unit Pengelola Kegiatan (UPK) sebagai Lembaga Operasionalnya, mencairkan

dana usulan kelompok mengacu pada Berita Acara Musyawarah Pendanaan

Perguliran yang diselenggarakan oleh BKAD.

9. Tim penilai bersifat independen dan tidak bisa dicampuri oleh pihak manapun.

10. Proposal yang dipandang perlu perbaikan dikembalikan ke kelompok pengusul

untuk diperbaiki disertai dengan catatan seperlunya yang ditandatangani oleh

semua anggota tim penilai.

11. Hasil Penilaian dibuatkan rekomendasi Layak/ Tidak layak (Tanpa Catatan atau

Dengan Catatan) dan ditandatangani oleh seluruh anggota tim penilai

12. Hasil penilaian tim penilai merupakan rekomendasi yang akan dijadikan bahan

pertimbangan oleh Tim Pendanaan dalam pengambilan keputusan.

13. Rekomendasi dari tim Penilai harus berupa uraian (narasi) yang dapat

menggambarkan secara jelas mulai dari latar belakang sampai kepada

kemungkinan keberhasilan (prospek) dari usaha yang dijalankan kelompok.

Pasal 24

Tim Penilai (Tim Verifikasi) Perguliran

1. Untuk menjamin terciptanya proses yang adil dan obyektif dalam proses verifikasi

usulan maka dibentuklah sebuah Tim Verifikasi.

2. Pembentukan TV dilakukan oleh Ketua BKAD serta Tokoh Masyarakat yang

disahkan oleh Camat.

3. Unsur-unsur Tim Verifikasi harus memiliki:

a. Sikap netral tidak memihak pada satu kelompok/desa tertentu.

b. Pemahaman tentang Tujuan, Azas dan Prinsip-prinsip Pemberdayaan

Masyarakat.

c. Kemampuan dan pengalaman yang sesuai dengan kegiatan yang diusulkan.

d. Berorientasi pada pengembangan ekonomi produksi masyarakat.

e. Masa kerja Tim Verifikasi adalah 3 (tiga) Tahun dengan ketentuan yang sama

dengan ketentuan yang mengatur masa kerja UPK

Page 10: 2 draft art bkad

10

Pasal 25

Unsur Tim Verifikasi

Untuk mendapatkan hasil verifikasi yang obyektif, maka tim verifikasi berunsurkan

sekurang-kurangnya:

1. Masyarakat yang memiliki kompetensi terhadap bidang yang akan diverifikasi.

2. Dinas terkait.

Pasal 26

Aturan Pendanaan Tim Verifikasi

1. Seluruh pembiayaan operasional (termasuk honorarium/ insentif dan tunjangan)

Pengurus Harian dan Anggota TV disusun dalam detail Rencana Kerja (RK) dan

target pemeriksaan berkala (misal triwulan, semester dan tahunan) disertai dengan

Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) terinci.

2. Pengaturan tentang formula perhitungan honorarium dan tunjangan yang dijadikan

acuan/ standar penyusunan RK dan RAB TV diatur dalam dokumen SOP, dengan

mengikuti pola ketentuan pada UPK.

BAB XIII

HUBUNGAN BKAD DENGAN BADAN PENGAWAS

Pasal 27

1. Badan Pengawas adalah lembaga yang bersifat mitra kerja yang bertugas

mengawasi perencanaan, pelaksanaan dan pertanggung jawaban seluruh

kegiatan, termasuk kegiatan pengelolaan keuangan dan pinjaman.

2. Unit Pengelola Kegiatan (UPK ) sebagai Lembaga Operasional, wajib memberikan

laporan kegiatan dan keuangan kepada Badan Pengawas secara periodik.

3. Lembaga Operasional wajib memberikan informasi dan data-data kegiatan serta

keuangan kepada Badan Pengawas pada saat Badan Pengawas melakukan

pemeriksaan dan pengawasan.

4. Badan Pengawas berhak memberikan saran baik secara lisan maupun tertulis

kepada Lembaga Pelaksana Operasional

5. Badan Pengawas berhak memberikan teguran baik secara lisan maupun tertulis

untuk disampaikan kepada BKAD bilamana Badan Pengawas menemukan

pelanggaran AD/ART dan peraturan MAD serta peraturan lainnya.

6. Badan Pengawas berhak memberikan rekomendasi kepada MAD untuk

menonaktifkan sementara Pengurus Lembaga Pelaksana Operasional, bilamana

Pengurus diindikasikan melakukan penyelewengan.

Page 11: 2 draft art bkad

11

Pasal 28

Syarat, Masa Kerja, Struktur Organisasi, dan Proses Pemilihan Badan Pengawas

1. Syarat – syarat untuk menjadi Badan Pengawas adalah sebagai berikut :

a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b. Mempunyal sifat kejujuran dan berprilaku baik

c. Mempunyai wawasan, pengetahuan, dan keterampilan kerja di bidang lembaga

keuangan dalam mengelola manajemen dan organisasi

d. Tidak pernah menjadi anggota terlarang oleh pemerintah dan tidak pernah

dihukum

e. Tokoh masyarakat atau PNS yang memiliki wawasan tentang pongelolaan

keuangan

f. Sebagai tenaga sukarela yang mempunyai komitmen dalam pengembangan

kapasitas masyarakat.

g. Jujur dan bertanggung jawab.

h. Dapat diterima dan dihargai dengan baik oleh anggota masyarakat.

i. Bukan aparat kecamatan dan aparat desa.

j. Berpengalaman dalam administrasi dan pelaporan program.

k. Mempunyai cukup waktu.

l. Tidak pernah terlibat secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan

penyalahgunaan Dana Program Masyarakat.

2. Masa Kerja Badan Pengawas

Badan Pengawas yang dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun dengan ketentuan

yang sama dengan ketentuan yang mengatur masa kerja UPK

3. Struktur Organisasi Badan Pengawas

a. Struktur Organisasi inti adalah Ketua dan Anggota, struktur tersebut dapat

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.

b. Ketua satu orang dan anggota minimal 2 orang dengan jumlah keseluruhan harus

memenuhi bilangan ganjil.

c. Ketua dan anggota dipilih dari masyarakat dengan keputusan MAD dan disahkan

dengan Surat Keputusan Camat.

4. Proses Pemilihan Anggota Badan Pengawas

a. Calon Badan Pengawas diusulkan dan dipilih secara langsung dari masyarakat

baik dari wakil desa, calon pengurus Lembaga pelaksana Operasional, atau

masyarakat lain yang dianggap memenuhi kriteria.

b. Wakil desa yang tidak terpilih sebagai anggota dan ketua forum MAD dan calon

pengurus BKAD yang tidak terpilih sebagai pengurus atau anggota masyarakat

lainnya yang hadir dalam MAD, merupakan bakal calon badan pengawas.

c. Proses Pemilihan sebagai berikut :

Fasilitator pertemuan MAD menyampaikan secara terbuka tugas dan

tanggung jawab Badan Pengawas, kriteria, tata cara pemilihan Badan

Pengawas, dan memfasilitasi kesepakatan jumlah badan pengawas.

Page 12: 2 draft art bkad

12

Fasilitator pertemuan MAD mengumumkan secara tertulis dan terbuka siapa

saja calon-calon Badan Pengawas.

proses pemilihan dengan pemungutan suara secara tertutup dengan setiap

wakil desa memilih 2 nama dalam kertas pemilihan tanpa mencantumkan

identitas .

hasil pemilihan diranking dan dipilih sesuai dengan kesepakatan jumlah

badan pengawas.

masyarakat yang terpilih sebagai pengawas segera berkumpul dan

menentukan ketua badan pengawas.

susunan Badan Pengawas BKAD ditetapkan dengan Surat Keputusan

Camat.

d. Penggantian dan pemberhentian Badan Pengawas diatur dalam kesepakatan

MAD

Pasal 29

Tugas Badan Pengawas

1. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan dan pengelolaan Lembaga

Operasional sekurang-kurangnya 3 ( tiga ) bulan sekali

2. Melakukan pemeriksaan dan evaluasi transaksi, bukti transaksi,dokumen-

dokumen, pelaksanaan administrasi dan pelaporan pengelolaan keuangan dan

pinjaman yang dikelola.

3. Melakukan pengawasan terhadap ketaatan pada prinsip dan mekanisme

Pemberdayaan Masyarakat

4. Melakukan pengawasan ketaatan terhadap aturan-aturan MAD, termasuk aturan

perguliran.

5. Memantau Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Lembaga

Pelaksana Operasional

6. Memantau Realisasi anggaran Lembaga Pelaksana Operasional dan rencana

kerjanya.

7. Memantau Pelaksanaan Tugas Tim Verifikasi terhadap kelayakan verifikasi yang

dilakukan.

8. Memantau Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tim lain yang dibentuk MAD

dalam pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat.

9. Menyampaikan Laporan Pelaksanaan Tugasnya kepada forum MAD

Pasal 30

Wewenang Badan Pengawas

1. Memberikan saran, koreksi dan peringatan kepada pengurus Lembaga Pelaksana

Operasional.

Page 13: 2 draft art bkad

13

2. Merealisasi kebijakan yang diusulkan oleh pengurus Lembaga Pelaksana

Operasional untuk kemajuan dan hasil realisasi ini harus dilaporkan dan disahkan

dalam Forum MAD.

3. Sebagai perwakilan dari Forum MAD yang memiliki hak memberikan kebijakan yang

sangat penting yang membantu kedalam proses kinerja Lembaga Pelaksana

Operasional.

4. Badan Pengawas berwenang memberikan rekomendasi kepada Forum MAD

melalui pengurus BKAD mengenai kinerja pengurus Lembaga Pelaksana

Operasional.

Pasal 31

Aturan Pendanaan Badan Pengawas

1. Seluruh pembiayaan operasional (termasuk honorarium/ insentif dan tunjangan)

Pengurus Harian dan Anggota Tim Pengawas UPK disusun dalam detail Rencana

Kerja (RK) dan target pemeriksaan berkala (misal triwulan, semester dan tahunan)

disertai dengan Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) terinci.

2. Pengaturan tentang formula perhitungan honorarium dan tunjangan yang dijadikan

patokan/standar penyusunan RK dan RAB Tim Pengawas UPK diatur dalam

dokumen SOP, dengan mengikuti pola ketentuan pada UPK.

BAB XIV

HUBUNGAN BKAD DENGAN TIM PENDANAAN

Pasal 32

1. Tim Pendanaan sebagai organisasi yang otonom dibawah BKAD harus memiliki

SOP (yang disetujui dan ditetapkan MAD) yang mengatur seluruh aspek dan

mekanisme kerja organisasi.

2. Tim Pendanaan secara profesional bekerja sebagai mitra dan berdampingan

dengan UPK.

3. Tim Pendanaan Kegiatan harus dapat memastikan bahwa seluruh pendanaan yang

dilakukan oleh UPK sesuai dengan perencanaan dan ketentuan yang telah

ditetapkan BKAD melalui MAD.

4. Kompetensi dan kemampuan Tim Pendanaan Kegiatan meliputi perencanaan

penganggaran, pengambilan keputusan, dapat bersikap independen, teliti dan

konsisten.

Pasal 33

Aturan Pendanaan Tim Pendanaan

1. Seluruh pembiayaan operasional (termasuk honorarium/ insentif dan tunjangan)

Pengurus Harian dan Anggota Tim Pendanaan disusun dalam detail Rencana Kerja

Page 14: 2 draft art bkad

14

(RK) dan target-target pelaksanaan perguliran (triwulan, semester dan tahunan)

disertai dengan Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) terinci.

2. Pengaturan tentang formula perhitungan honorarium dan tunjangan yang dijadikan

acuan/ standar penyusunan RK dan RAB Tim Pendanaan diatur dalam dokumen

SOP, dengan mengikuti pola ketentuan pada UPK.

BAB XV

HUBUNGAN BKAD DENGAN TIM PENYEHATAN PINJAMAN

Pasal 34

1. Tim Penyehatan Pinjaman dibentuk untuk mendorong pelestarian dan

pengembangan dana bergulir melalui penyehatan pinjaman bermasalah.

2. Tim Penyehatan Pinjaman bersifat ad-hoc sesuai dengan kebutuhan untuk

melakukan penyehatan pinjaman melalui pola-pola penyelesaian yang sesuai

dengan kondisi pinjaman bermasalah dan permasalahan kelompok.

3. Tim Penyehatan Pinjaman dibentuk oleh BKAD atau MAD.

Pasal 35

Aturan Pendanaan Tim Penyehat Pinjaman

1. Biaya Insentif penagihan oleh tim penyehatan pinjaman dapat diberikan seluruh

jasa pinjaman yang dapat ditagih untuk pinjaman kategori Kolektibilitas V.

2. Untuk pinjaman lancar s/d Kolektibilitas IV tidak diberikan insentif karena

merupakan tanggung jawab tugas pengurus UPK.

BAB XVI

PENYEHATAN PINJAMAN

Pasal 36

1. Identifikasi pada pada kelompok pada awal penyaluran dan pengembalian beserta

bukti yang melengkapi.

2. Menentukan permasalahan berdasarkan kriteria Permasalahan Kelembagaan,

Permasalahan Microfinance, Permasalahan Penyalahgunaan dana, Permasalahan

Force Majeure.

Pasal 37

Pola Penyehatan

1. Melakukan Penjadwalan Ulang Pinjaman dengan cara Sisa Pinjaman

diperhitungkan dengan suku bunga/ jasa yang baru.

Page 15: 2 draft art bkad

15

2. Melakukan Restrukturisasi pinjaman

3. Melakukan Pengurangan kewajiban dengan cara menghilangkan tunggakan bunga

dan menjadwal ulang sisa pinjaman saja tanpa dikenai bunga pinjaman.

4. Kompensasi harta.

5. Pengajuan perkara ke jalur hukum

6. Melakukan langkah kombinasi Penjadwalan Ulang dengan kompensasi harta yang

akan diatur dalam klausul tersendiri.

7. Seluruh langkah yang ditempuh harus mendapat persetujuan MAD.

8. Mekanisme penentuan pola penyehatan pinjaman diputuskan oleh MAD,

berdasarkan hasil kategorisasi kelompok dan juga memperhatikan ketentuan

pengelolaan dana bergulir

BAB XVII

HUBUNGAN BKAD DENGAN MUSYAWARAH ANTAR DESA

Pasal 38

1. Forum MAD adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam kegiatan BKAD.

2. BKAD adalah lembaga pelaksana mandat Forum MAD untuk mengatur hubungan

kelembagaan yang diputuskan oleh Forum MAD.

3. Forum MAD berhak memilih, mengangkat dan memberhentikan Pengurus BKAD

4. BKAD bertanggung jawab kepada Forum MAD.

BAB XVIII

SUMBER PENDANAAN PROGRAM KEMASYARAKATAN

Pasal 39

Sumber pendanaan untuk kegiatan penyaluran dan pengelolaan program

kemasyarakatan berasal dari pemilik program yang telah bekerjasama dengan Forum

MAD.

Page 16: 2 draft art bkad

16

BAB XIX

SUMBER PENDANAAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR

Pasal 40

Sumber pendanaan

1. Sumber pendanaan pengelolaan dana bergulir berasal dari hibah dana kepada

masyarakat wilayah Kecamatan Barambai Kabupaten Barito Kuala, Propinsi

Kalimantan Selatan yang telah dialokasikan dalam bentuk kegiatan SPP/ UEP.

2. Penambahan modal dari surplus operasional Unit Pengelola Kegiatan (UPK).

3. Dana kerjasama program baik dari pihak pemerintah maupun pihak lain.

Pasal 41

Pengelolaan

1. Modal dana kegiatan SPP/ UEP dan penambahan modal dipergunakan untuk

pengembangan ekonomi masyarakat melalui pengembangan ekonomi kelompok-

kelompok SPP serta kegiatan lain sesuai dengan keputusan MAD.

2. Dana kerjasama program dipergunakan untuk pengembangan dan pemberdayaan

program sesuai dengan keputusan MAD.

3. Dana pinjaman dan penanaman modal dipergunakan untuk pengembangan

ekonomi masyarakat melalui pengembangan ekonomi kelompok-kelompok UEP

dan SPP sesuai dengan keputusan MAD.

BAB XX

JENIS PELAPORAN

Pasal 42

1. Pelaporan Keuangan Unit Pengelola Kegiatan (UPK) dilaporkan setiap bulan

disebut Laporan Bulanan.

2. Pelaporan Keuangan Unit Pengelola Kegiatan (UPK) dalam kaitan tutup buku yang

dilakukan setiap tanggal 31 Desember.

3. Pelaporan Pertanggung Jawaban Unit Pengelola Kegiatan (UPK) yang dibuat oleh

Unit Pengelola Kegiatan (UPK) dalam kaitan pertanggung jawaban seluruh kegiatan

Unit Pengelola Kegiatan (UPK).

4. Pelaporan lain-lain yang dianggap perlu.

Pasal 43

Proses Administrasi Dan Pelaporan Keuangan

1. Tahun Buku dan Pelaporan Keuangan Unit Pengelola Kegiatan (UPK) dimulai dari

1 Januari tahun berjalan sampai dengan 31 Desember tahun berjalan.

Page 17: 2 draft art bkad

17

2. Unit Pengelola Kegiatan (UPK) wajib menyelenggarakan pembukuan sesuai

dengan aturan Pemberdayaan Masyarakat dan prinsip-prinsip pengelolaan

keuangan yang transparan, mempunyai akuntabilitas dan bertujuan untuk

pelestarian.

3. Unit Pengelola Kegiatan (UPK) pada setiap akhir tutup buku wajib mengadakan

perhitungan operasional kegiatan, neraca dan perhitungan hasil kegiatan lainnya

sesuai dengan aturan Pemberdayaan Masyarakat dan prinsip-prinsip akuntansi

Indonesia.

BAB XXI

SURPLUS

Pasal 44

1. Surplus adalah pendapatan setelah dikurangi biaya Unit Pengelola Kegiatan (UPK)

selama jangka waktu satu tahun buku.

2. Pendapatan adalah semua pendapatan Unit Pengelola Kegiatan (UPK) baik

pendapatan operasional, pendapatan non operasional dan pendapatan lain-lain

yang diperoleh Unit Pengelola Kegiatan ( UPK ) selama jangka waktu satu tahun

buku.

3. Biaya adalah semua biaya Unit Pengelola Kegiatan (UPK) baik biaya operasional,

biaya non operasional dan biaya lain-lain yang dikeluarkan Unit Pengelola Kegiatan

(UPK) selama jangka waktu satu tahun buku.

Pasal 45

Penggunaan Surplus

Penggunaan Surplus Operasional UPK tahunan setelah mempertimbangkan risiko

pinjaman (sesuai dengan Laporan Kolektibilitas 4 dan 5) dan alokasi operasional 2%

non SPP mengacu ketentuan sebagai berikut :

1. Perhitungan Surplus Operasional dibuat setelah tutup buku secara tahunan, bagi

UPK yang belum melakukan tutup buku tahunan tidak diperkenankan melakukan

pembagian Surplus Operasional;

2. Batasan pembagian surplus UPK digunakan untuk;

a. Penambahan Modal minimal 50% dari surplus tahun berjalan;

b. Bantuan Langsung RTM (mengacu daftar RTM yang disepakati dalam MAD)

minimal 15% dari surplus tahun berjalan;

c. Pendanaan bagi kelembagaan kegiatan dana bergulir termasuk pemberian

bonus dan peningkatan kapasitas, Maksimal 35% dari surplus tahun berjalan

dengan perincian penggunaan untuk:

Biaya Musyawarah Antar Desa (MAD) dan Rapat Pendanaan;

Biaya Operasional Kelembagaan BKAD;

Page 18: 2 draft art bkad

18

Bonus Kelembagaan BKAD;

Peningkatan Kapasitas Pengurus Kelembagaan BKAD.

3. Besaran anggaran untuk masing masing uraian rencana pembagian surplus harus

telah dirumuskan dalam rapat internal kelembagaan BKAD untuk disampaikan

serta dibahas dalam forum MAD

4. Uraian pembagian surplus harus mendapat persetujuan forum MAD

5. Bila Unit Pengelola Kegiatan (UPK) belum mempunyai surplus berjalan, maka

pendanaan operasional Kelembagaam BKAD untuk sementara disubsidi dari

anggaran biaya operasional Unit Pengelola Kegiatan (UPK).

BAB XXII

PERSELISIHAN

Pasal 46

1. Perselisihan Kerja Sama Antar Desa dalam satu Kecamatan, difasilitasi dan

diselesaikan oleh Camat.

2. Perselisihan Kerja Sama Antar Desa pada kecamatan yang berbeda dalam satu

Kabupaten/ Kota difasilitasi dan diselesaikan oleh Bupati/ Walikota.

3. Penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

dilakukan secara adil dan tidak memihak.

4. Penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

bersifat final.

5. Perselisihan kerja sama desa dengan pihak ketiga dalam satu kecamatan,

difasilitasi dan diselesaikan oleh Camat.

6. Perselisihan kerja sama desa dengan pihak ketiga pada kecamatan yang

berbeda dalam satu Kabupaten/Kota difasilitasi dan diselesaikan oleh

Bupati/Walikota.

7. Apabila pihak ketiga tidak menerima penyelesaian perselisihan sebagaimana

dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6) dapat mengajukan penyelesaian ke

pengadilan.

8. Apabila terjadi perselisihan, penyimpangan dan lain-lain yang dilakukan oleh Unit

Pengelola Kegiatan ( UPK ), Badan Pengawas , Tim Verifikasi, Kelompok serta

Anggota Kelompok akan diselesaikan secara musyawarah, apabila tidak tercapai

kata sepakat maka akan diselesaikan melalui jalur hukum yang berlaku.

Page 19: 2 draft art bkad

19

BAB XXIII

PEMBINAAN

Pasal 47

BKAD berada dibawah pembinaan Camat Kecamatan Barambai, Kabupaten Barito

Kuala, Propinsi Kalimantan Selatan

BAB XXIV

PEMBUBARAN DAN PENYELESAIAN KEWAJIBAN

Pasal 48

1. Yang berhak membubarkan Unit Pengelola Kegiatan (UPK) adalah MAD.

2. Pembubaran dapat dilakukan setelah dilakukan upaya-upaya penyelamatan dan

Unit Pengelola Kegiatan (UPK) dinyatakan pailit.

3. Untuk menyatakan Unit Pengelola Kegiatan (UPK) pailit, maka harus dibentuk Tim

Khusus yang terdiri dari unsur masyarakat dan pemerintah.

4. Harta atau hutang yang masih ada pada saat pembubaran pembagian harta dan

pemenuhan kewajiban hutang akan ditentukan oleh MAD, sesuai dengan peraturan

yang berlaku.

BAB XXV

ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN MAD

Pasal 49

1. MAD menetapkan aturan Peraturan BKAD yang memuat peraturan pelaksanaan

Anggaran Rumah Tangga dan tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Rumah

Tangga.

2. MAD menetapkan Anggaran Rumah Tangga (ART) lembaga pelaksana

Operasional yang dibentuk oleh BKAD yang memuat peraturan pelaksanaan

Anggaran Dasar dan tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.

3. Anggaran Rumah Tangga lembaga yang dibentuk oleh BKAD harus diatur lebih

lanjut secara terperinci terhadap teknis pelaksanaannya.

Page 20: 2 draft art bkad

20

BAB XXVI

ATURAN TAMBAHAN

Pasal 50

1. Ketentuan tentang jenis dan kegiatan yang mempunyai Unit Operasional atau

lembaga pelaksana operasional lainya yang sejenis baik secara keseluruhan atau

sebagian yang dikerjasamakan,akan diatur lebih lanjut dalam lembaran tambahan.

2. Segala keputusan untuk merubah Anggaran Rumah Tangga ini harus melalui MAD.

BAB XXVI

PENUTUP

Pasal 51

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dalam

Peraturan MAD.

Ditetapkan di : Barambai Pada tanggal :

Badan Kerjasama Antar Desa Kecamatan Barambai

AHMAD SUPAWIE Ketua

Mengetahui Camat Barambai

MULIANSYAH, S.IP. M.Si. NIP. 19860222 198602 1 003