Download - (2) Anatomi & fisiologi sistem pencernaan

Transcript
Page 1: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Moh. Wildan, SST, MPd., MM.(Kes) Jl. Kepodang 45-B Bintoro, Patrang, Jember Prodi Kebidanan Jember - Poltekkes Kemenkes Malang Pendiri & Pengelola Akbid & Stikes dr. Soebandi Jember.

0331-421970 - 08124990108 [email protected]

17/10/20141Kuliah IT Dlm Keperawatan; Stikes dr.Soebandi ; Moh. Wildan

Page 2: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

ANATOMI & FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

Oleh : Moh.Wildan, SST,MPd,MM.(Kes.)

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan2

Page 3: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

QUADRAN ABDOMEN

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan3

Page 4: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

QUADRAN ABDOMEN1. Kuadran Kanan Atas 2. Kuadran Kiri Atas

Hati, kantung empedu, paru, esofagus

Hati, jantung, esofagus, paru, pankreas, limfa, lambung

3. Kuadran Kanan Bawah 4. Kuadran Kiri Bawah

Usus 12 jari (duo denum), usus besar, usus kecil, kandung kemih, rektum, testis, anus

Anus, rektum, testis, ginjal, usus kecil, usus besar

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan4

Page 5: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

REGIO ABDOMEN

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan5

Page 6: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

REGIO ABDOMEN 1.Regio hypochondrium/hypochondriaca

dexter 2.Regio hypochondrium/hypochondriaca

sinister 3.Regio epigastrium/epigastrica

4.Regio lumbalis/lateralis dexter 4.Regio lumbalis/lateralis dexter 5.Regio lumbalis/lateralis sinister 6.Regio umbilicalis 7.Regio inguinalis/iliaca dexter 8.Regio inguinalis/iliaca sinister 9.Regio hypogastrium/suprapubic

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan6

Page 7: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Sistem Pencernaan & Aksesoris Lainnya

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan7

Page 8: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Rongga Mulut / Cavom Oris

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan8

Page 9: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Rongga Mulut / Cavum Oris

Mulut (bucca, lingua)papillae

Gigimastikasi

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan9

mastikasidentinpulpgingiva

Page 10: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Fungsi rongga mulut

Mengunyah : pemecahan partikel besar menjadi kecilbesar menjadi kecil

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan10

Page 11: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

LINGUA/lidah

Papilla lingualis Papilla lingualis

sircumvalata Papilla lingualis fungiformis Papilla lingualis fungiformis

Tonsila lingualis

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan11

Page 12: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

DENTS / Gigi

Arcus maxillaris (atas) Arcus mandibularis (bawah)

Gigi depan untuk menggigit dan merobek Gigi belakang untuk mengunyah dan menggiling

Gigi

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan12

Gigi decidua - shedding Primer - 20 gigi Permanen - 32 gigi

Page 13: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

DENTS

Dents permanen Dents decidua Dents insicivusDents insicivus Dents caninus Dents premolar Dents molar

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan13

Superiordextra

Superiorsinistra

Inferiordextra

Inferiorsinistra

Page 14: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Rongga Mulut / Cavum Oris Palatum, durum dan mole bolus

Pharynx Uvula Esophagus

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan14

Esophagus Epiglottis

Page 15: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Kelenjar saliva

Sekresi mukus ke dalam mulut Fungsi membasahi & melumas partikel makanan

sebelum di telansebelum di telan Disekresi 3 kelenjar eksokrin

a. Parotisb. Submandibularisc. Sublingualis

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan15

Page 16: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Saliva

Mengandung enzim pencernaana. Lipase lingual : di sekresi kel. Ebner lidah

- Aktif di lambung, mencerna 30% lemak makanan

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan16

b. Ptialin/amilase saliva ( di sekresi kel. Saliva) - Mencerna tepung, ph 6,7, - Dihambat asam lambung

Page 17: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Kandungan saliva

Musin : bahan organik jika bercampur air membentuk larutan kental ( viskous)

Mukus

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan17

MukusAnorganik : Na, K, Cl, bokarbonat1500 cc saliva / hari99,5% air, 0,5% protein & elektrolit

Page 18: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Fungsi salivaMemudahkan proses menelanMembasahi mulut, membantu proses bicaraMelarutkan molekul yang merangsang reseptor

kecap

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan18

kecap Anti bakteriMempertahankan Ph mulut ( 7,0)

Page 19: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Esophagus

kerongkogan chyme

cardiac, atau bawah cardiac, atau bawah esophageal atau gastroesophageal sphincter

17/10/201419Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 20: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Faring & esofagusTidak ikut serta dalam proses pencernaan Jalur masuk makanan & minuman ke

lambungMotilitas segmen ini berkaitan dengan

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan20

Motilitas segmen ini berkaitan dengan proses menelan, karena perangsangan reseptor dinding faring oleh bolus.

Page 21: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Lambung / Gaster/ Ventriculus

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan21

Page 22: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Lambung / Gaster/ Ventriculus

Corpus /Body, fundus pylorus rugae

Fundus

Body

Sphincter pyloricum

17/10/201422Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 23: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

LAMBUNG / GASTER

Kantung muskuler terletak antara esofagus & usus

Bagian korpus & fundus ( berdinding tipis) Bagian korpus & fundus ( berdinding tipis) Sekresi mukus, asam HCL, proenzim

pepsinogen, faktor instrinsik ( castle) Bagian bawah lambung : antrum mempunyai otot

lebih tebal Sekresi hormon gastrin

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan23

Page 24: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Kelenjar lambung (HCL)

Memecah partikel makanan Membentuk larutan molekul yang disebut

KIMUSTidak mampu memecah protein & lemak

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan24

Tidak mampu memecah protein & lemakMemusnahkan bakteri yang masuk lambung

( tidak efektif 100%)

Page 25: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Fungsi lambungMenyimpan , melarutkan & mencerna

parsial makanan yang masuk lambung.Meneruskan makanan ke usus untuk di

absorbsi secara maksimal

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan25

absorbsi secara maksimalProduksi enzim pepsin : memecah ikatan

peptida

Page 26: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Sel mukosa lambung

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan26

Page 27: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Usus Halus

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan27

Page 28: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Usus halus

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan28

Page 29: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Internal Usus halus

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan29

Page 30: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Usus Halus Diameter ± 4 cm Mulai dari lambung sampai usus besar Panjang 275 cm 3 segmen : duodenum, jejenum, ileum

Mempunyai banyak lipatan/ vili

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan30

Mempunyai banyak lipatan/ vili

Page 31: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Fungsi usus halus Absorbsi bahan makanan Berlangsung terutama di duodenum & jejenum Absorbsi cairan elektrolit

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan31

Page 32: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

vili

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan32

Page 33: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Vilus Pusat vilus berisi pembuluh limfe yang buntu Lakteal, kapiler merupakan cabang arteriola serta bermuara

ke venula Setiap 5 hari diganti

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan33

Page 34: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Absorbsi usus halus Karbohidrat Hasil akhir pencernaan : monosakarida ( glukosa,galaktosa,

fruktosa)

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan34

Transfort aktifTidak perlu insulin

Page 35: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Kelenjar usus halus Mukosa usus halus terdapat kelenjar Brunner ( duodenum) Hasilkan mukus Melindungi mukosa duadenum dari iritasi HCl & pepsin Kelenjar intestinal/ crypte Lieberkuh

Produksi enzim, cairan isotonik

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan35

Produksi enzim, cairan isotonik

Page 36: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

1. Mukosa Mulai dari lambung Mukosa : sel epitel : sekresi mukus & hormon Invaginasi jaringan epitel kedalamnya membentuk kelenjar

eksokrin Kelenjar eksokrin : sekresi asam, enzim, ion-ion kedalam

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan36

Kelenjar eksokrin : sekresi asam, enzim, ion-ion kedalam lumen

Page 37: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Sistem Pencernaan

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan37

Page 38: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Lamina Propia Di bawah lapisan epitel Jaringan ikat : dilalui pembuluh darah kecil, serat saraf &

saluran limfe

Lamina propria dipisahkan jaringan ikat di bawahnya oleh

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan38

Lamina propria dipisahkan jaringan ikat di bawahnya oleh suartu lapisan tipis otot polos yaitu muskularis mukosa

Page 39: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

2. Sub Mukosa Jaringan ikat kedua dibawahnya Lapisan ini dilalui pembuluh darah & limfe lebih besar,

cabangnya menembus lapisan mukosa diatas &lapisanotot di bawahnya

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan39

Terdapat jala saraf disebut pleksus sub mukosa ( meissner)

Page 40: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

3. Muskularis Eksterna Jaringan otot polos Kontraksinya menimbulkan gaya mendorong &

memindahnkan isi saluran GI

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan40

Page 41: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

3. Muskularis Eksterna Terdiri 2 lapisan

a. Otot sirkuler : sebelah dalam, tebal, kelilingi lumen, jika kontraksi lumen menyempit

b. Otot longitudinal : sebelah luar , lebih tipis, bila kontraksi

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan41

b. Otot longitudinal : sebelah luar , lebih tipis, bila kontraksi saluran GI memendek

Page 42: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan42

Page 43: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

3. Muskularis Eksterna Diantara kedua otot polos terdapat pleksus saraf lain yang

lebih eksentif yaitu:a. Pleksus mienterikus (AUERBACH)b. Pleksus sub mukosac. Pleksus mienterikus/ intramural

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan43

c. Pleksus mienterikus/ intramurald. Neuron lain di Saluran GI membentuk sistem saraf enterik

Page 44: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

4. Serosa

Selapis jaringan ikat , diliputi sel gepeng , mengelilingi permukaan luar saluran GI

Sekresi cairan serosa, untuk membasahi & mencegah gesekan

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan44

Sekresi cairan serosa, untuk membasahi & mencegah gesekan dengan organ lain

Lembar jaringan ikat tipis2 ( Mesenterium,), hubungkan serosa ke dinding abdomen, menopang segmen GI ke rongga abdomen

Page 45: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

HATI / Hepar (Organ aksesoris Pencernaan)

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan45

Page 46: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

HEPAR

17/10/201446Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 47: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Fungsi Menghasilkan empedu glucose - glycogen Menimbun vitamin, B12, A, D, E, K erythrocytolysis (pigmen dilepas dieliminasi dalam empedu

Hati / Hepar / liver

erythrocytolysis (pigmen dilepas dieliminasi dalam empedudisebut bilirubin)

bilirubin membuat warna tinja khas /gelap Mengeluarkan toxin dari darah Membuat protein darah

17/10/201447Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 48: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

SEL HATI

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan48

Page 49: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Kandung empedu

Kandung empedu

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan49

Page 50: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Kelenjar empedu

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan50

Page 51: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Kantong empedu Seperti buah pear – berbentuk kantong dibawah

hati chole berarti empedu Cyste berarti kantong atau saccus Cyste berarti kantong atau saccus Kantong empedu berkontraksi mendorong

empedu keluar melelui ductus cysticus kedalam ductus biliverus communis

17/10/201451Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 52: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Empedu Empedu adalah getah pencernaan – bertindak mengemulsi

lemak menjadi way bahwa enzyme dapat mencerna lemak Berjalan melalui ductus hepaticus ke ductus cysticus ke

kantong empedu dimana dia ditimbun Empedu mengandung air, garam-garam empedu,

cholesterol, dan bilirubin (suatu zat warna hasil dari cholesterol, dan bilirubin (suatu zat warna hasil dari pemecahan hemoglobin)

bilirubin mebuat warna empedu kuning atau orange

17/10/201452Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 53: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

SALURAN EMPEDU DAN PANKREAS

Ductus hepaticus sinistra Ductus hepaticus dextra Ductus hepaticus

communiscommunis Ductus sisticus Ductus choleducus Ductus pancreaticus Ampula vateri

17/10/201453Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 54: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

PANKREAS

17/10/201454Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 55: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Kelenjar pencernaan yang dialirkan ke usus halus

Liur Pankreas Empedu: Liur usus halus

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan55

Liur usus halus

Page 56: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Kelenjar eksokrin GI Kelenjar Saliva Hati Pankreas

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan56

Page 57: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Kelenjar Pankreas 1500 cc / hari bikarbonat, elektrolit: Na,K,Cl,enzim Pengaturan sekresi melalui pengendalian hormon

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan57

Page 58: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Empedu Air 97%, garam empedu 0,7%, pigmen empedu ( 0,2%),

kolesterol, garam anorganik, as. Lemak, lesitin, fosatase alkalis

Fungsi memudahkan pencernaan & absorbsi lemak Aktikan lipase

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan58

Aktikan lipase

Page 59: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

ProteinHasil akhir pencernaan protein : as. Amino Transort aktif

Lemak

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan59

Lemak

Hasil akhir pemecahan lemak: asam lemak bebas, gliserol, monogliserioda

Page 60: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

USUS BESAR

USUS BESAR

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan60

USUS BESAR

Page 61: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Colon ascenden Flexura hepatica transversum Flexura splenicum descenden descenden

Sigmoid Rectum Anus

17/10/201461Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 62: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Fungsi Usus besar

Menyerap air & elektrolitMenyimpan bahan feses saat deekasi

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan62

Page 63: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Usus besar

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan63

Page 64: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

ANUS

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan64

Page 65: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

FISIOLOGI SISTEMPENCERNAAN

17/10/201465Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 66: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Fungsi Saluran Cerna

Secara umum berfungsi : Jalan makanan Timbun makanan Cerna makanan Cerna makanan Absorbsi zat makanan Ekskresi sisa makan

17/10/201466Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 67: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Pergerakan saluran Cerna Anatomi : Mulut Faring Oesofagus Lambung Lambung Usus halus Usus besar Rektum Anus

17/10/201467Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 68: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

17/10/201468Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 69: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Pergerakan saluran cerna Histologi : Lapisan serosa : paling luar Lapisan otot memanjang : membantu

perpanjang dan perpendek saluran cerna saat peristaltik

Lapisan otot melingkar : perkecil dan Lapisan otot melingkar : perkecil dan perbesar penampang salurana cerna saat peristaltik

Lapisan submukosa : kaya akan pembuluh darah

Lapisan mukosa : terdiri dari vili dan kripti untuk perluas permukaan untuk penyerapan

17/10/201469Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 70: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

17/10/201470Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 71: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Pengaturan Saluran Cerna Pengaturan mekanik saluran cerna

dilakukan oleh : Sistem Saraf Sist Saraf terdiri atas: Sist Saraf Pusat:

Volunter : gerakan saluran cerna dapat diperintah dalam alam sadar, seperti mengunyah, menelan, buang dalam alam sadar, seperti mengunyah, menelan, buang air besar.

Involunter : Diluar kendali kesadaran, seperti peristaltik saluran cerna

Sist Saraf otonom : Simpatis Parasimpatis

17/10/201471Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 72: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Pengaturan saluran cerna Persarafan di saluran cerna terdiri: Pleksus Mientrikus <Auerbach> Berada antara lapisan otot Fungsi : Pergerakan usus

Pleksus Submukosa <Meissner> Berada di Submukosa Berada di Submukosa Fungsi :

Pengaturan sekresi Aliran darah Sensorik (reseptor regangan )

17/10/201472Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 73: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Pengaturan saluran cerna Pengaturan sekresi saluran cerna oleh

Sistem hormon Kolesistokinin kontraksi kantong empedu Sekretin dll dll

17/10/201473Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 74: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Gerakan Dasar Saluran Cerna Campur : Kontraksi peristaltik Kontraksi konstriktif lokal dari segmen usus

Mendorong Kontraksi peristaltik menimbulkan

rangsangan distensirangsangan distensi Menimbulkan pergerakan massa makanan

sepanjang usus

17/10/201474Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 75: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

17/10/201475Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 76: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Mekanisme Pencernaanmakanan Mengunyah akan melibatkan : Gigi : insisifus, kaninus, geraham Lidah : membolak balik dan mencampur

makanan Reflek mengunyah Reflek mengunyah Jaga keseimbangan sehingga gigi tidak melukai

lidah atau organ lunak lainnya

17/10/201476Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 77: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Mekanisme Pencernaanmakanan Menelan : Merupakan proses yang kompleks Tahap: Volunter : dengan bantuan lidah makanan secara

sadar di dorong ke belakang rongga mulut Faringeal : otomatis makanan masuk ke esofagus Faringeal : otomatis makanan masuk ke esofagus Esofageal : gerakan peristaltik, makanan terdorong

ke lambung Pengaturan reflek menelan Dimulai dengan adanya makan yang terdorong ke

belakang mulut.

17/10/201477Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 78: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

17/10/201478Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 79: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Mekanisme Pencernaanmakanan Sfingter gastroesofageal Batas esofagus dengan lambung Normal selalu berkontraksi Peristaltik akan berelaksasi kalua gagal

relaksasi akan terjadi Akalasia (pelebaran esofagus)esofagus)

Fungsi utama : Cegah refluk (kembalinya makanan ke arah esofagus)

17/10/201479Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 80: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

17/10/201480Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 81: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Mekanisme Pencernaanmakanan Lambung :

Anatomi terdiri dari: Fundus Korpus AntrumFungsi motorik sebagai : Fungsi motorik sebagai : Tempat penyimpanan makanan Tempat pencampuran makanan

17/10/201481Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 82: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Mekanisme Pencernaanmakanan Fungsi penyimpanan lambung Reflek vagal tonus berkurang akan

menambah ruang sehingga makanan lebih banyak bisa masuk

Penonjolan lambung kearah luar secara Penonjolan lambung kearah luar secara progresif memungkinkan volumenya jadi bertambah

Volume : 1 liter

17/10/201482Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 83: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Mekanisme Pencernaanmakanan Pencampuran dan propulsi: Gelombang campur tiap 20 detik Pengaturan gelombang listrik dasar akan

menimbulkan gerakan mendorong isi lambung kearah antrum.lambung kearah antrum.

Makanan yang sudah bercampur dengan sekresi lambung disebut CHYME

Kontraksi lapar : kontraksi ritmit yang terjadi pada lambung jika lambung dibiarkan kosong dalam jangka waktu lama

17/10/201483Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 84: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Mekanisme Pencernaan makanan Pengosongan lambung Peran pilorus Tertutup lemah air/ciran lewat Peran peristaltik antrum Pompa pilorus

Atur pengosongan : Atur pengosongan : Sinyal saraf Hormon gastrin

17/10/201484Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 85: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Mekanisme Pencernaanmakanan Pengosongan lambung Faktor lambung yang berpengaruh : Volume makanan di lambung Hormon gastrin percepat pengosongan lambung

Faktor duodenum Hambat pengosongan lambung Hambat pengosongan lambung Reflek enterogastrik :

Regangangan dudenum yang meningkat Iritasi dudenum Keasaman-osmolalitas chyme yang berlebihan Pemecahan bahan makanan yang tidak sempurna

17/10/201485Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 86: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Mekanisme Pencernaanmakanan Gerak usus halus : Kontraksi segmentasi : memungkinkan

terjadinya perpindahan makanan ditengah lumen ke tepi lumen usus

Kontraksi pendorong : makan bergerak ke Kontraksi pendorong : makan bergerak ke arah distal

Peran katup ileosaekal Mencegah fekal balik ke usus halus Pengaturan umpan balik

17/10/201486Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 87: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

17/10/201487Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 88: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

17/10/201488Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 89: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Mekanisme Pencernaanmakanan Pergerakan kolon : Fungsi : Tempat pnyerapan air Tempat penumpukan feses

GerakGerak Pencampur – haustral pendorong

17/10/201489Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 90: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

ABSORBSI ZAT MAKANAN

17/10/201490Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 91: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Mekanisme Pencernaanmakanan Rektum Defekasi Reflek defekasi : dimulai adanya regangan didinding

rektum oleh masa feses Dorong masa feses ke rektum

Bila keadaan telah memungkinkan spinter ani Bila keadaan telah memungkinkan spinter ani akan relaksasi defekasi

17/10/201491Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 92: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

17/10/201492Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 93: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

HUBUNGAN SISTEM PENCERNAAN DENGAN SISTEM REPRODUKSI WANITA

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan93

Page 94: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

1. Mulut Gusi hiperemi, berongga, dan membengkak. Gusi cenderung

mudah berdarah karena kadar estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan vaskularitas selektif dan poliferasi jaringan ikat (gingivitis tidak spesifik). Tidak ada peningkatan sekresi saliva. Namun, wanita mengeluhkan ptialisme (kelebihan saliva) perasaan ini diduga akibat wanita secara (kelebihan saliva) perasaan ini diduga akibat wanita secara tidak sadar jarang menelan saat merasa mual

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan94

Page 95: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

2. Gigi

Wanita hamil memerlukan sekitar 1,2 g kalsium dan fosfor dalam jumlah yang kira-kira sama setyiap hari selama ia hamil. Kebutuhan kalsium dan fosfor ini lebih tinggi sekitar 0.4 g daripada kebutuhan saat ia tidak hamil. Diet yang seimbang memenuhi kebutuhan ini. Namun, defisiensi diet seimbang memenuhi kebutuhan ini. Namun, defisiensi diet yang berat dapat mengurangi simpanan unsur-unsur ini di dalam tulang, tetapi tidak menarik kalsium dari giginya. Demineralisasi gigi tidak terjadi selama masa hamil. Oleh karena itu, pepatah kuno yang mengatakan “satu gigi untuk setiap anak” tidaklah benar. Hygiene gigi yang burukj selama masa hamil atau pada setiap waktu dan gingivitis dapat menimbulkan karies gigi yang dapat menyebabkan gigi hilang.

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan95

Page 96: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

3. Nafsu Makan

Nafsu makan berubah selama ibu hamil. Pada trimester pertama sering terjadi penurunan nafsu makan akibat mual (nausea) dan / atau muntah (vomitus). Mual dan muntah adalah masalah umum selama awal kehamilan. Banyak wanita yang merasa mual yang menyatakan keletihan. Wanita yang yang merasa mual yang menyatakan keletihan. Wanita yang merasa mual sering mengatakan keletihan daripada mereka yang tidak mual, namun wanita yang merasa mual berat mengatakan keletihan yang lebih berat. Gejala ini muncul pada sekitar setengah jumlah kehamilan dan merupakan akibat perubahan pada saluran cerna dan peningkatan kadar hCG dalam darah. Pada trimester kedua, nausea dan vomitus lebih jarang dan nafsu makan meningkat. Peningkatan nafsu makan ini memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan janin.17/10/2014

Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan96

Page 97: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

4. Esofagus, Lambung, dan Usus Halus Pada sekitar 15% sampai 20% wanita hamil, heniasi bagian atas

lambung (hiatus hernia) terjadi setelah bulan ke tuijuh atau ke delapan kehamilan. Keadaan ini disebabkan pergeseran lambung keatas, yang menyebabkan hiatus diafragma melebar. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita multi para, wanita yang gemuk, atau wanita yang lebih tua.

Peningkatan produksi estrogen menyebabkan penurunan sekresi Peningkatan produksi estrogen menyebabkan penurunan sekresi asam hydrochloride. Peningkatan produksi progesterone menyebabkan tonus dan motilitas otot polos menurun, sehingga terjdi regergitasiesofagus, peningkatan waktu pengosongan lambung, dan peristalsis balik. Akibatnya, wanita “tidak mampu mencerna asam” atau mengalami nyeri ulu hati (pirosis). Sebagai respons terhadap peningkatan kebutuhan selama masa hamil, besi siap di absorpsi di usus halus.

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan97

Page 98: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Pada umumnya, jika individu kekurangan besi, absorpsi meningkat. Peningkatan progesterone yang menyebabkan kehilangan tonus otot dan penurunan peristaltis menyebabkan absorpsi air di usus besar meningkat sehingga dapat terjadi konstipasi. Selain itu, konstipasi merupakan akibat hiperistalsis (perlambatan usus), pilihan makanan yang tidak lazim, kurang cairan, distensi abdomen akibat kehamilan, dan pergeseran khusus akibat kompresi. khusus akibat kompresi.

Hemoroid (varises vena di rectum dan anus) dapat semakin menonjol keluar atu berdarah saat buang air besar. Kebiasaan buang air tipe khas tinja terbentuk pada awal kehidupan. Variasi akan diperhatikan dan dapat dipersepsikan sebagai proses penyakit. Ileus yang melemah (melambat, pergerakan menurun) setelah melahirkan, kehilangan cairan setelah melahirkan dan rasa tidak nyaman di perineum menyebabkan konstipasi berlanjut 17/10/2014

Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan98

Page 99: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

5. Kandung Empedu dan Hati

Kandung empedu cukup sering distensi akibat penurunan tonus otot selama masa hamil. Peningkatan waktu pengosongan dan pengentalan empedu biasa terjadi. Gambaran ini, bersama hiperkolesterolemia ringan akibat peningkatan kadar progesterone, dapat menyebabkan peningkatan kadar progesterone, dapat menyebabkan pembentukan batu empedu selama masa hamil.

Fungsi hati sulit di nilai selama masa hamil, hanya sedikit perubahan fungsi hati yang terjadi selama masa hamil. Gejala-gejala yang mengganggu ini mereda segera setelah wanita melahirkan

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan99

Page 100: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

6. Rasa Tidak Nyaman di Abdomen

Perubahan pada abdomen yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman meliputi panggul berat atau tertekan, flatulen (pembentukan gas berlebihan dalam lambung), distensi dan kram usus, serta kontraksi uterus. Selain pergeseran usus, tekanan akibat pembesaran uterus meningkatkan tekanan vena di tekanan akibat pembesaran uterus meningkatkan tekanan vena di dalam panggul. Walupun kebanyakan rasa tidak nyaman diabdomen yang merupakan konsekuensi perubahan maternal yang normal, petugas kesehatan harus secara konstan waspada terhadap kemungkinan gangguan, seperti obstruksi usus atau proses peradangan.

Apendistis mungkin sulit didiagnosa. Apendiks bergeser ke atas dank e arah lateral, ke tempat yang tinggi dank ke kanan

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan100

Page 101: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

PATOLOGI SISTEMPENCERNAAN

17/10/2014101Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 102: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Patologi - Ulcer Gastric ulcer Peptic ulcer Ulcerative Colitis

17/10/2014102Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 103: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Patology - Hernia Diaphragmatica Hiatal, Gastroesophageal Inguinal Umbilical

17/10/2014103Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 104: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Sumbatan usus Volvulus Ischemia Necrosis Peritonitis

Intussuscepsi Intussuscepsi

17/10/2014104Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 105: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Hemorrhoid (wasir) Internal External Hemorrhoidectomy

17/10/2014105Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 106: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Gangguan Liver Kuning - jaundice, icterus Hepatitis Type A - fecal, oral Type B - parenteral, sexual, perinatal Type C - parenteral ke darah , produk darah Type C - parenteral ke darah , produk darah

17/10/2014106Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 107: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Diverticulosis Diverticulitis obstipasi diverticulectomy

17/10/2014107Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 108: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Oncologi Neoplasma dari lapisan epitelial Adenocarcinoma lambung Carcinoma esofagus Carcinoma hepatoseluler Carcinoma pankreas Carcinoma pankreas

17/10/2014108Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 109: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Istilah Diagnostic, Symptomatic, Therapeutic Aerophagia anorexia appendicitis ascites

borborygmus borborygmus bulimia

17/10/2014109Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 110: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Istilah Diagnostic, Symptomatic, Therapeutic cachexia cholelithiasis cleft palate Crohn’s disease

cirrhosis cirrhosis colic

17/10/2014110Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 111: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Istilah Diagnostic, Symptomatic, Therapeutic deglutition dysentery dysphagia eructation

fecalith fecalith flatus gastroesophageal reflux disease

17/10/2014111Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 112: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Istilah Diagnostic, Symptomatic, Therapeutic Halitosis hematemesis irritable bowel syndrome leukoplakia

malabsorption syndrome malabsorption syndrome melena obstipation

17/10/2014112Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 113: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Istilah Diagnostic, Symptomatic, Therapeutic Peristalsis pyloric stenosis regurgitation steatorrhea

visceroptosis visceroptosis

17/10/2014113Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan

Page 114: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

SIROSIS HEPATIS

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan114

Page 115: (2) Anatomi &  fisiologi sistem pencernaan

Terima kasihMatur NuwunSekalangkong

17/10/2014Kuliah D.III Kebidanan Stikes dr Soebandi, Oleh : Moh. Wildan115

SekalangkongTankYou