5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 1/50
UJIAN NASIONAL: DAPATKAH MENJADI TOLAK UKUR
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN?
(Hasil Kajian Ujian Nasional Matematika pada Sekolah Menengah Pertama)
Disusun oleh:
YUYUN YUNENGSIH
I MADE AGUS ANA WIDIATMIKA
ASTRID CANDRASARI
Research Department
PUTERA SAMPOERNA FOUNDATION
JAKARTA
2008
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 2/50
i
ABSTRAK
Wajib belajar 9 tahun menjadi kebutuhan mendasar bangsa Indonesia dalam
rangka mencerdaskan bangsa dan kurikulum nasional merupakan standar acuan
untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional dan menentukan arah kebijakan
pengembangan pendidikan. Pemerintah menggunakan Ujian Nasional sebagai
salah satu tolak ukur untuk mengidentifikasi ketercapaian standar pendidikan
nasional. Namun sampai saat ini penelitian mengenai Ujian Nasional sebagai
metode pengukuran ketercapaian standar pendidikan nasional belum pernah
dilakukan, sehingga penelitian ini menjadi sangat penting dan signifikan.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengidentifikasi penyebaran soal Ujian
Nasional Matematika dari aspek topik, 2) mengidentifikasi penyebaran soal Ujian
Nasional Matematika dari aspek kognitif, 3) mengidentifikasi tingkat keterkaitan
Ujian Nasional Matematika dengan standar kurikulum nasional.
Empat topik dalam mata pelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama,
yaitu: 1) Bilangan, 2) Aljabar, 3) Geometri dan 4) Statistika dan Peluang yang
tercakup dalam Ujian Nasional SMP tahun 2005 sampai 2007 dianalisa dengan
menggunakan metode dan prosedur Survey of Enacted Curriculum (SEC). Hasil
analisa menunjukan bahwa empat topik tersebut tidak tersebar merata dalam
aspek-aspek kognitif: 1) Mengingat (fakta, definisi, formula), 2) Penerapan
prosedur dan perhitungan, 3) Mendemonstrasikan konsep, 4) Pembuktian, dan 5)
Problem solving. Hasil penelitian menunjukan bahwa Ujian Nasional belum
merefleksikan ketercapaian standar pendidikan nasional. Beberapa rekomendasi
terhadap implementasi Ujian Nasional menjadi hasil yang penting dari penelitian
ini.
Keywords: Ujian Nasional, Sekolah Menengah Pertama (SMP), Aspek
Kognitif, Kurikulum Nasional.
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 3/50
ii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...........................................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang ........................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................4
1.4 Ruang Lingkup Penelitian ................. ...................................... 6
1.5 Metode Penelitian .......................................... .......... ................ 6
BAB II KAJIAN TEORI...............................................................................8
2.1 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ....................................8
2.2 Survey of Enacted Curriculum ...............................................12
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN……………………...………………..13
3.1. Pemetaan Kurikulum Nasional Mata Pelajaran Matematika
Tingkat SMP/MTs dalam Aspek Topik ..................................14
3.2. Pemetaan Kurikulum Nasional Mata Pelajaran Matematika
Tingkat SMP/MTs ke dalam Aspek Kognitif dengan
menggunakan Survey of Enacted Curriculum (SEC) .............16
3.3. Pemetaan soal-soal UN Mata Pelajaran Matematika
Tingkat SMP/MTs dalam Aspek Topik ..................................18
3.4. Pemetaan soal-soal UN Mata Pelajaran Matematika Tingkat
SMP/MTs ke dalam Aspek Kognitif dengan menggunakan
Survey of Enacted Curriculum (SEC) .....................................19
3.5. Analisis Perbandingan Pemetaan UN Mata Pelajaran
Matematika SMP/MTs dengan Kurikulum Mata Pelajaran
Matematika Tingkat SMP/MTs ...............................................23
3.6. Perbandingan soal-soal UN Mata Pelajaran Matematika
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 4/50
iii
dengan Soal PISA dan TIMSS................................................24
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan ............................................................... ...............35
4.2. Saran ....................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................38
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 5/50
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Wajib belajar 9 tahun menjadi kebutuhan mendasar bangsa Indonesia dalam
rangka mencerdaskan bangsa dan kurikulum nasional merupakan standar dan
acuan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional dan menentukan arah
kebijakan pengembangan pendidikan. Dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional terdapat penjelasan mengenai standar
nasional pendidikan yang mencakup standar isi dan standar kompetensi lulusan.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, pasal 22 ayat 1 menetapkan bahwa
penilaian hasil pembelajaran mencakup aspek kognitif, psikomotorik, dan/atau
afektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.
Pemerintah menggunakan ujian nasional (UN) sebagai instrumen evaluasi
hasil pembelajaran. Ujian nasional adalah kegiatan pengukuran dan penilaian
kompetensi peserta didik secara nasional pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah. Ujian ini bertujuan untuk mengukur kompetensi lulusan pada mata
pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi. Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk pemetaan
mutu pendidikan, seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, serta sebagai
penentuan kelulusan siswa.
UN adalah instrumen pengukur standar kompetensi lulusan dari segi aspek
kognitif. Dalam kaitannya dengan mutu pendidikan, UN hanya melakukan
evaluasi terhadap peserta didik. Padahal, menurut pasal 57 ayat 2 UU Sisdiknas,
mutu pendidikan seharusnya didasarkan pada evaluasi yang mencakup peserta
didik, lembaga, dan program pendidikan.
Salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional yaitu
matematika. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai
disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 6/50
2
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik
mulai dari tingkat sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik
dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan
kompetitif.
Perkembangan teknologi modern yang sangat pesat terjadi di bidang
teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan,
aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan
menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang
kuat sejak dini. Indonesia sebagai negara berkembang tentunya tidak ingin
tertinggal dan harus melakukan banyak perubahan diantaranya dibidang
pendidikan.
Akan tetapi, kenyataan berkata lain. Di era teknologi modern dewasa ini,
penguasaan mata pelajaran matematika oleh para pelajar Indonesia masih sangat
kurang. Rendahnya penguasaan matematika oleh para pelajar Indonesia tercermin
dalam rendahnya prestasi siswa Indonesia baik di tingkat internasional maupul di
tingkat nasional. Prestasi siswa Indonesia di tingkat internasional masih tertinggal
di bandingkan dengan negara-negara lain. Berdasarkan ranking TIMSS 2003,
Indonesia menempati rangking ke 34 dari 45 negara yang berpartisipasi dalam
kompetisi matematika. Sedangkan untuk rangking PISA 2006, Indonesia
menempati rangking 52 dari 57 negara.
Di tingkat nasional, matematika bersama dua mata pelajaran lainnya yakni
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris diujikan dalam ujian nasional (UN) untuk
mengukur kompetensi kelulusan siswa. Pelaksanaan UN dimulai pada tingkat
sekolah menengah pertama (SMP). Rendahnya prestasi kompetensi matematika
siswa Indonesia juga tercermin dari hasil ujian nasional (UN). Selama beberapa
tahun penyelenggaraan, nilai terendah dari hasil UN tingkat SMP/Mts, dicapai
oleh mata pelajaran matematika.
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 7/50
3
Di tahun pertama pelaksanaan UN, yaitu tahun 2003, pemerintah
menetapkan standar minimal nilai kelulusan bagi siswa adalah 3,01 dengan rata-
rata angka kelulusan siswa SMP, SMA dan SMK sebesar 71,55 %. Pada tahun
ajaran 2006/2007, nilai rata-rata untuk UN matematika tingkat SMP/MTs
mengalami penurunan yang signifikan. Nilai terendah UN matematika tingkat
SMP/Mts untuk tahun ajaran 2005/2006 adalah 0,67 dan turun menjadi 0,33 di
tahun ajaran 2006/2007. Pelaksanaan ujian nasional (UN) memasuki tahun
keenam. Lima tahun sudah kebijakan pemerintah ini dijalankan, dan sudah dapat
di lihat capaiannya. Amanat UUD 1945 untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
melalui pendidikan nampaknya masih belum tercapai.
Berdasarkan fakta diatas, departemen riset Putera Sampoerna Foundation
melakukan penelitian guna mengetahui standar kompetensi matematika dari segi
kognitif. Dan dengan fakta tersebut, kami juga mengkaji dapatkah standar
kompetensi lulusan (SKL) dijadikan tolak ukur dalam mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Departemen riset Putera Sampoerna Foundation membentuk tim penelitian
yang melakukan hal – hal sebagai berikut :
1. Mengkaji sebaran soal-soal ujian nasional mulai dari tahun ajaran 2005/2006
hingga tahun ajaran 2006/2007.
2. Tim ini juga mempelajari keterkaitan antara kurikulum nasional dengan UN
yang diharapkan berperan sebagai penilai outcome dari kurikulum. Karena
jika kurikulum nasional tidak sejalan dengan UN maka UN tidak dapat
dikatakan sebagai penilai pencapaian kompetensi lulusan.
3. Identifikasi tingkat kognitif soal UN matematika dan standar isi KTSP untuk
mata pelajaran matematika tingkat SMP/MTs.
Tim riset Putera Sampoerna Foundation berharap, hasil kajian ini dapat
memberi kontribusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 8/50
4
1.2. IDENTIFIKASI MASALAH
Kurikulum nasional merupakan standar dan acuan untuk meningkatkan
mutu pendidikan nasional dan menentukan arah kebijakan pengembangan
pendidikan. Pemerintah menggunakan Ujian Nasional sebagai salah satu tolak
ukur untuk mengidentifikasi ketercapaian standar pendidikan nasional. Namun
sampai saat ini penelitian mengenai Ujian Nasional sebagai metode pengukuran
ketercapaian standar nasional pendidikan belum pernah dilakukan, sehingga
penelitian ini menjadi sangat penting dan signifikan.
Kurikulum seharusnya mencakup tujuan, isi, metode dan proses evaluasi.
Kurikulum nasional tergantung pada guru, metode, dan pemahaman serta
interpretasi dari tujuan, panduan, buku teks dan lainnya (Howson.,et al, 1981,
Hal.2).
IEA melalui studinya dalam TIMSS menganggap bahwa kurikulum
mempunya makna yang luas. Perbedaan tingkatan dalam kurikulum dijelaskan
dalam model IEA seperti ditunjukkan pada gambar 1.1. Oleh IEA model ini diberi
nama intended, implemented and attained curriculum (Robitaille., et al, 1993).
Gambar1.1 Ruang lingkup kurikulum menurut IEA
Gambar 1.1 secara tersirat menggambarkan bahwa kurikulum mata
pelajaran matematika bertujuan untuk pembelajaran siswa dan pengaturan sistem
pendidikan yang baik untuk memfasilitasi pembelajaran. Sistem pendidikan IEA
School, Teacher and
Classroom Context
National, Social and
Educational ContextIntended
curriculum
Implemented
curriculum
Student Outcomes
and CharacteristicsAttained
curriculum
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 9/50
5
juga memfasilitasi pembelajaran di kelas, pengajar, metode pembelajaran dan
pencapaian oleh siswa tentang matematika. (TIMSS, 2006).
The intended curriculum (Kurikulum Kebijakan Nasional) berada pada
tingkat pendidikan nasional. Intended curriculum secara harfiah dapat
diterjemahkan sebagai kurikulum nasional di anggap sebagai kebijakan nasional
dan resmi yang merefleksikan visi pemerintah, rencana pembelajaran, dan sanksi
untuk tujuan pendidikan (Robitaille et al., 1993; Schmidt et al.,). Intended
curriculum yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia adalah kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum yang dikembangkan dari
kurikulum berbasis kompetensi.
The implemented curriculum (Kurikulum Tingkat Pelaksanaan) berada
pada level sekolah. Implemented curriculum adalah kurikulum yang digunakan
dalam buku teks atau kurikulum yang berasal dari strategi pengajaran yang
dilakukan oleh guru (Scmidt et al., 1997).
The attained curriculum (Kurikulum Tingkat Pencapaian) adalah
kurikulum yang berada pada tingkatan siswa dan mengukur pencapaian oleh
siswa. Pemerintah Indonesia menerapkan UN sebagai instrumen pengukur
pencapaian pendidikan. Dengan kata lain, attained curriculum yang di terapkan di
Indonesia di wakili oleh UN.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menetapkan 8 standar
nasional pendidikan. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses,
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari delapan standar nasional
pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan
kurikulum.
Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap (afektif), pengetahuan (kognitif) dan keterampilan
(psikomotorik). UN merupakan instrumen pengukur standar kompetensi lulusan
dari segi aspek kognitif. Dan berdasarkan metode SEC, UN seharusnya dapat
memenuhi seluruh tingkatan dalam aspek kognitif.
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 10/50
6
Berdasarkan penjelasan diatas, ada dua hal utama yang menjadi masalah
dan akan dikaji dalam makalah ini. Pertama, attained curriculum, dalam hal ini
diwakili oleh UN, apakah memiliki keterkaitan dengan intended curriculum
(KTSP). Karena idealnya attained curriculum merupakan instrumen pengukur
pencapaian intended curriculum. Kedua, UN sebagai instrumen evaluasi
kurikulum dapat mengukur aspek kognitif dari kurikulum nasional dalam hal ini
KTSP, dan apakah SKL dapat menjadi tolak ukur dalam pencapaian tujuan
pendidikan nasional.
1.3. TUJUAN
Tujuan dari penelitian adalah:
1. mengidentifikasi penyebaran soal UN matematika dari aspek topik dan
aspek kognitif,
2. mengidentifikasi penyebaran intended curriculum (kurikulum nasional)
matematika dari aspek topik dan aspek kognitif
3. mengidentifikasi keterkaitan antara UN matematika dengan kurikulum
nasional.
1.4. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari penelitian ini dibatasi pada kajian mengenai soal-soal
UN mata pelajaran matematika tingkat SMP/MTs tahun 2005/2006 dan
2006/2007. Pembatasan dilakukan karena terdapat perbedaan kurikulum nasional
yang dipakai oleh pemerintah dari tahun ke tahun. Untuk tahun 2006/2007,
digunakan kurikulum satuan tingkat pendidikan (KTSP). Sedangkan tahun
2005/2006, pemerintah menggunakan kurikulum berbasis kompetensi (KBK).
Pada tahun-tahun sebelumnya, Pemerintah menerapkan kurikulum 1994 dan 2004
yang sangat jauh berbeda dengan KTSP dan KBK.
1.5. METODE PENELITIAN
Tahapan penelitian yang digunakan adalah:
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 11/50
7
1. Pemetaan kurikulum nasional mata pelajaran matematika tingkat SMP/MTs ke
dalam aspek topik.
2. Pemetaan kurikulum nasional mata pelajaran matematika tingkat SMP/MTs ke
dalam aspek kognitif dengan menggunakan metode Survey of Enacted
Curriculum (SEC).
3. Pemetaan soal-soal UN mata pelajaran matematika tingkat SMP/MTs ke
dalam aspek topik.
4. Pemetaan soal-soal UN mata pelajaran matematika tingkat SMP/MTs ke
dalam aspek kognitif dengan menggunakan metode Survey of Enacted
Curriculum (SEC).
5. Analisis perbandingan pemetaan UN mata pelajaran matematika SMP/MTs
dengan kurikulum mata pelajaran matematika SMP/MTs.
6. Membandingkan soal-soal UN berdasarkan kognitif levelnya dengan soal-soal
kompetisi matematika berskala internasional.
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 12/50
8
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan
di masing-masing satuan pendidikan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
mengamanatkan kurikulum nasional pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian
tujuan pendidikan nasional. Delapan standar nasional pendidikan ini antara lain:
1. Standar Isi
2. Standar proses
3. Standar kompetensi lulusan
4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
5. Standar sarana dan prasarana
6. Standar pengelolaan
7. Standar pembiayaan
8. Standar penilaian pendidikan
Dua dari delapan standar nasional pendidikan diatas, yaitu standar isi (SI)
dan standar kompetensi lulusan (SKL) merupakan acuan utama dalam
mengembangkan kurikulum. Standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam
kurikulum menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Mata pelajaran Matematika pada kurikulum satuan pendidikan SMP/MTs meliputi
aspek-aspek sebagai berikut.
1. Bilangan
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 13/50
9
2. Aljabar
3. Geometri dan Pengukuran
4. Statistika dan Peluang
Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran
matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah
terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara
penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu
dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika,
menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya.
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai
dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem).
Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing
untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan
pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya.
2.2. Surveys of Enacted Curriculum
Surveys of Enacted Curriculum (SEC) adalah instrumen yang
menyediakan metode yang praktis dan dapat diandalkan dan dalam
mengumpulkan data, menulis laporan, dan menganalisa data mengenai bagaimana
memetakan kurikulum. SEC didesain untuk memberikan data yang dapat
diandalkan yang dikumpulkan oleh guru dan siswa di kelas. SEC memetakan
kurikulum dan soal evaluasi ke dalam tingkatan aspek kognitif (cognitive
demand). Survei ini dikembangkan oleh The Council of Chief State School
Officers (CCSSO) bermitra dengan Andrew Porter dan John Smithson dari
Wisconsin Center for Education Research (WCER) di Amerika Serikat. Survei ini
dapat diterapkan untuk mata pelajaran bahasa Inggris, Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (sains) pada sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan
sekolah menengah atas.
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 14/50
10
Analisa data dan laporan SEC bertujuan untuk membantu guru,
administrator, pembuat kebijakan, dan pemerintah dalam perencanaan untuk
peningkatan pembelajaran dengan beberapa cara, seperti:
1. Menghubungkan kurikulum dengan standar dan sistem penilaian yang
menyeluruh.
2. Memonitor indikator pembelajaran dan hubungannya dengan prestasi
siswa.
3. Menganalisis perbedaan intruksi dan isi pembelajaran di semua sekolah
dan mengidentifikasi strategi-strategi perbaikan melalui tim-tim pimpinan
sekolah.
4. Mengevaluasi efek inisiatif, seperti pengembangan profesional, dalam
mengubah pelatihan matematika dan ilmu pengetahuan.
Metode SEC telah dikembangkan dengan bantuan dari banyak pendidik
dan peneliti dan instrumen pengumpul datanya telah diuji di ratusan sekolah di
Amerika. Proses penelitian dan pengembangannya pun didukung oleh pemerintah
negara-negara bagian, Yayasan Ilmu Pengetahuan Nasional, dan Departemen
Pendidikan Amerika Serikat.
Metode penelitian makalah ini menggunakan metode SEC untuk
memperlihatkan pola cakupan materi pelajaran yang diujikan pada ujian nasional,
pemetaan kurikulum sebagai standar nasional pendidikan serta pemetaan soal
ujian nasional yang digunakan sebagai alat ukur mutu pendidikan nasional ke
dalam tingkatan aspek kognitif (cognitive demand categories). Evaluasi dan
peningkatan kurikulum juga menjadi acuan penting pada Metode Surveys of
Enacted Curriculum (SEC).
Tingkatan aspek kognitif untuk mata pelajaran matematika dapat dibagimenjadi 5 tingkatan. Tingkatan-tingkatan itu antara lain: Memorize, Perform
procedure, Demonstrate understanding, Conjecture / Generalize / Prove, dan
Solve non-routine problems/make connection. Tabel dari tingkatan aspek kognitif
matematika disajikan dalam lampiran.
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 15/50
11
1. Memorize merupakan tingkatan level kognitif yang pertama. Memorize
mempunyai beberapa kriteria seperti:
recite basic mathematics fact
recall mathematics term and definitions
recall formulas and computational procedure.
Dalam tingkatan yang pertama ini, kognitif yang dicakup masih dalam
level rendah yaitu level mengingat. Diantaranya menyebutkan fakta-fakta dalam
matematika, menyebutkan definisi-definisi dan pola matematika, serta
menyebutkan rumus-rumus dan prosedur perhitungan.
2. Perform procedures adalah tingkatan yang kedua dan mempunyai tujuh
kriteria, yaitu:
use numbers to count, order or denote,
do computational procedure/instructions
follow procedures/instructions
make measurements, do computations
solve equations/formulas, routine word problems
organize or display data, read or produce graphs and tables
execute geometric constructions
Tingkatan ini sudah meliputi perhitungan, pengurutan angka, melakukan
pengukuran untuk mendukung perhitungan, menampilkan grafik atau diagram dari
data yang ada, juga termasuk melakukan perhitungan geometri.
3. Demonstrate understanding adalah tingkatan ketiga dan mempunyai lima
kriteria, seperti:
communicate mathematical ideas
use representations to model mathematical ideas
explain findings and results from data analysis
develop/explain relationships between concepts
explain relationships between models, diagrams, and other
representations
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 16/50
12
Level ini sudah menggunakan ide-ide matematika dalam pemecahan soal,
merepresentasikan ide dalam meginterpretasikan model, menjelaskan hasil dari
analisa data, dan mengembangkan/menjelaskan hubungan antara konsep, model
serta diagram.
4. Conjecture/generalize/prove adalah tingkatan keempat dan melibatkan
tujuh kriteria, yaitu:
determine the truth of a mathematical pattern or proposition
write formal or informal proofs
analyze data
find a mathematical rule to generate a pattern or number sequence
identify faulty arguments or misrepresentations of data
reason inductively or deductively
use spatial reasoning
Level ini sudah mulai menuntut siswa untuk bisa menentukan kebenaran
dari suatu pola, serta menulis pembuktian matematika, menganalisa data, serta
mampu memberikan alasan secara induktif dan deduktif.
5. Solve non-routine problems adalah tingkatan tertinggi dalam aspek
kognitif. Tingkatan ini mempunyai empat kriteria, yaitu:
apply and adapt a variety of appropriate strategies to solve problems
apply mathematics in context outside of mathematics
recognize, generate or crate patterns
synthesize content and ideas from several source
Level ini menuntut siswa untuk bisa mengaplikasikan dan mengadaptasi
permasalahan-permasalahan yang menyangkut problem solving, serta mengenali
dan membuat pola matematika. Di level ini, siswa juga diharapkan dapat
menyelesaikan masalah-masalah yang tidak rutin ditemui sehingga dapat
memperkaya kemampuan siswa dalam mengasah logika, penalaran dan
kemampuan matematisnya.
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 17/50
13
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Ujian nasional mata pelajaran matematika tingkat SMP/MTs berupa tes
tertulis dengan bentuk soal pilihan ganda. Jumlah soal sebanyak 30 soal dengan
alokasi waktu 120 menit.
Kurikulum acuan yang digunakan dalam UN tahun ajaran 2005/2006
adalah kurikulum KBK 2004. Sedangkan kurikulum acuan yang digunakan dalam
UN tahun ajaran 2006/2007 adalah KTSP. Untuk mata pelajaran matematika,
tidak ada perubahan standar isi dan standar kompetensi lulusan untuk kedua tahun
ajaran meskipun kurikulum acuannya berbeda.
Ujian Nasional tahun ajaran 2005/2006 dan 2006/2007, memiliki standar
nilai kelulusan yang berbeda. Di tahun ajaran 2005/2006, standar nilai minimal
kelulusan adalah 4,50 dengan tidak ada nilai pada mata pelajaran apapun yang
dibawah 4,25. Sedangkan untuk tahun ajaran 2006/2007, standar nilai minimal
kelulusannya adalah 5,00 dengan dua pilihan. Pilihan pertama adalah rata-rata
minimal 5,00 dan tidak ada nilai dibawah 4,25. Pilihan kedua adalah
diperbolehkan ada satu mata pelajaran yang mendapatkan nilai 4,00 tetapi dua
mata pelajaran lainnya harus mendapatkan nilai minimal 6. Dengan standar
tersebut, pencapaian UN pada dua tahun ajaran 2005/2006 dan 2006/2007 masih
cukup baik, seperti ditunjukkan oleh tabel 3.1.
Tabel 3.1. Hasil Ujian Nasional SMP
2005/2006 2006/2007
Matematika
Bahasa
Indonesia
Bahasa
Inggris Matematika
Bahasa
Indonesia
Bahas
Inggr
Rata-rata Standar
Minimal Kelulusan4,50 5
Rata-rata Nilai UN 7,08 7,39 6,61 6,92 7,31 6,70
Niai UN Terendah 0,67 0,80 0,80 0,33 0,60 0,40
Nilai UN Tertinggi 10 10 10 10 10 10
Source: Laporan hasil UN, http://puspendik.com
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 18/50
14
Dari tabel diatas, nilai UN terendah dicapai untuk mata pelajaran
matematika meski nilai rata-ratanya cukup baik. Untuk melihat identifikasi
kurikulum dan penyebaran soal UN, tim penulis membagi kajiannya ke dalam dua
aspek yaitu aspek topik dan aspek kognitif.
3.1. Pemetaan Kurikulum Nasional Matematika SMP/Mts Terhadap Aspek
Topik
Kurikulum nasional (KTSP) terdiri atas standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Aspek topik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah standar
kompetensi dalam kurikulum. Kurikulum satuan pendidikan SMP/MTs untuk
mata pelajaran matematika mempunyai aspek-aspek topik sebagai berikut.
1. Bilangan
2. Aljabar
3. Geometri dan Pengukuran
4. Statistika dan Peluang
Standar kompetensi (aspek topik) dan kompetensi dasar dari kurikulum
tingkat satuan pendidikan SMP/Mts untuk mata pelajaran matematika berdasarkan
aspek topiknya disajikan dalam tabel 3.1. Sedangkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar dari KTSP matematika berdasarkan jenjang kelas disajikan
lengkap dalam lampiran.
Tabel 3.1. Standar kompetensi dan kompetensi dasar Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Untuk Mata Pelajaran Matematika SMP/Mts
Topik
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar
Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan
penggunaannya dalam pemecahan masalah
Memahami sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk akar
serta penggunaannya dalam pemecahan masalah sederhana
Bilangan
Memahami sifat-sifat
bilangan, operasi
hitung dan
menggunakannya
dalam pemecahanMemahami barisan dan deret bilangan serta penggunaannya
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 19/50
15
masalah dalam pemecahan masalah
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis
lurus
Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan
linear satu variabel
Menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan
linear satu variabel, dan perbandingan dalam pemecahan
masalah
Aljabar
Memahami bentuk
aljabar dan
menggunakannya
dalam pemecahan
masalah
Menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn dalam
pemecahan masalah
Memahami hubungan garis dengan garis, garis dengan sudut,
sudut dengan sudut, serta menentukan ukurannya
Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan
ukurannya
Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan
masalah
Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya
Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian
bagiannya, serta menentukan ukurannya
Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya
dalam pemecahan masalah
Geometri dan
Pengukuran
Memahami konsep
garis, segitiga,
segiempat, bangun
ruang dan
menggunakannya
dalam pemecahan
masalah
Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta
menentukan ukurannya
Melakukan pengolahan dan penyajian data
Statistika dan
Peluang
Melakukan
pengolahan dan
penyajian data serta
memahami peluang
kejadian sederhana Memahami peluang kejadian sederhana
Penyebaran topik kurikulum matematika tingkat SMP/Mts, disajikan
dalam gambar 3.2. Hasil pemetaan kurikulum matematika tingkat SMP/MTs
menunjukkan bahwa topik geometri mencakup aspek topik paling besar yaitu
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 20/50
16
sebesar 41%. Topik aljabar mencakup 37% dari aspek topik, bilangan 15% dan
statistika dan peluang sebesar 7%.
Aljabar
37%
Bilangan
15%
Statistika dan
Peluang
7%
Geometri41%
Gambar 3.1. Sebaran Topik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Untuk Mata
Pelajaran Matematika SMP/Mts
Pemetaan kurikulum nasional/KTSP mata pelajaran matematika terhadap
aspek topik dapat dikatakan baik. Hal ini dikarenakan seluruh aspek topik dalam
KTSP terpenuhi oleh standar kompetensi.
3.2. Pemetaan Kurikulum Nasional Matematika SMP/Mts Terhadap Aspek
Kognitif
Berdasarkan landasan teori pada bab 2, SEC telah membagi level aspek
kognitif ke dalam 5 kategori, yaitu memorize; perform procedures; demonstrate
understanding; conjecture/generalization/prove dan solve non routine problems.
Penyebaran kurikulum KTSP terhadap aspek kognitif disajikan dalam gambar 3.2.
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 21/50
17
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Aljabar 4 13 5
Bilangan 1 8
Geometri 8 16
Stat istika dan Peluang 3 1
MEMORIZEPERFORM
PROCEDURES
DEMONSTRATE
UNDERSTANDIN
G
CONJECTURE,
GENERALIZE,
PROVE
SOLVE NON-
ROUTINE
PROBLEMS,
Gambar 3.2. Penyebaran Kurikulum Nasional berdasarkan Cognitive Demand Categories
Pengelompokan kurikulum KTSP terhadap aspek kognitif didasarkan atas
kata-kata kunci yang dituangkan dalam kompetensi dasar seperti: menggunakan,
memahami, menggambar, menyelesaikan, pemecahan masalah, melakukan
pengolahan serta menentukan ukuran.
Berdasarkan gambar 3.2, aljabar mencakup tiga aspek kognitif, yaitu:
memorize, perform procedures, dan demonstrate understanding. Sedangkan aspek
conjecture dan solve non-routine problems belum tersentuh oleh kompetensi dasar
pada topik aljabar. Topik bilangan mencakup dua aspek yang terdiri dari
memorize dan perform procedures. Geometri terfokus pada dua aspek, yaitu
memorize dan perform procedures. Dan topik statistika dan peluang terpetakan
pada dua aspek juga yakni perform procedures dan demonstrate understanding.
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 22/50
18
Hasil pemetaan kurikulum matematika terhadap aspek kognitif
menunjukkan bahwa 68% kompetensi dasar dari topik aljabar, bilangan, geometri
dan statistika dan peluang dititikberatkan pada aspek perform procedures. Aspek
memorize mencakup 22% dan hanya 10% kompetensi dasar yang terfokus dalam
aspek demonstrate understanding. Sedangkan aspek conjecture/generalize/prove
dan solve non-routine problems belum dicapai sama sekali.
MEMORIZE
22%
PERFORM
PROCEDURES
68%
DEMONSTRATEUNDERSTANDING
10%
Gambar 3.3. Sebaran aspek kognitif terhadap Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Untuk Mata Pelajaran Matematika SMP/Mts
3.3. Pemetaan Soal Ujian Nasional Matematika Tingkat SMP/Mts Terhadap
Aspek Topik
Penyebaran soal ujian nasional matematika tingkat SMP/Mts terhadap
aspek topik disajikan dalam gambar 3.4. Hasil pemetaan soal ujian nasional
matematika tingkat SMP/MTs menunjukkan bahwa topik geometri mencakup
aspek topik paling besar yaitu sebesar 41%. Topik aljabar mencakup 37% dari
aspek topik, bilangan 15% dan statistika dan peluang sebesar 7%.
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 23/50
19
0
2
4
6
8
10
12
14
Penyebaran Soal Ujian Nasional Matematika SMP/Mts
2006 8 8 12 2
2007 5 10 13 2
Bilangan Aljabar
Geometri
dan
Statistika
dan
Gambar 3.4. Penyebaran soal UN 2005/2006 dan 2006/2007 terhadap aspek topik
Dari gambar 3.4, terlihat bahwa sebaran soal UN matematika cukup
merata. Perbedaan yang muncul hanya pada UN 2005/2006 dan UN 2006/2007,
soal operasi hitung bentuk aljabar tidak muncul. Meski demikian, sebaran yang
cukup merata ini telah menunjukkan konsistensi antara standar isi dalam
kurikulum dan standar kompetensi kelulusan serta UN sebagai instrumen evaluasi.
3.4. Pemetaan Soal Ujian Nasional Matematika Tingkat SMP/Mts Terhadap
Aspek Kognitif
Pemetaan soal UN Matematika tahun pelajaran 2005/2006 dan 2006/2007
berdasarkan aspek kognitif disajikan dalam gambar 3.5. Untuk tahun ajaran
2005/2006, terlihat bahwa soal-soal UN terfokus pada level aspek perform
procedurs. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya lapisan warna pada titik
pertemuan antara aspek perform procedures dan aspek topik. Perform procedurs
adalah tingkatan yang kedua dalam aspek kognitif dan mempunyai tujuh kriteria,
yaitu:
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 24/50
20
use numbers to count, order or denote,
do computational procedure/instructions
follow procedures/instructions
make measurements, do computations
solve equations/formulas, routine word problems
organize or display data, read or produce graphs and tables
execute geometric constructions
Tingkatan ini sudah meliputi perhitungan, pengurutan angka, melakukan
pengukuran untuk mendukung perhitungan, menampilkan grafik atau diagram dari
data yang ada, juga termasuk melakukan perhitungan geometri.
Gambar 3.5 juga menunjukkan bahwa level kognitif penyebaran soal UN
maksimal berada di level pemahaman dan penalaran (demonstrate understanding).
Untuk tingkatan terendah dalam level aspek kognitif yakni memorize, hanya
dipenuhi oleh topik aljabar dan geometri. Sementara, aspek demonstrate
understanding dipenuhi oleh topik geometri untuk tahun ajaran 2005/2006, dan
dipenuhi oleh topik gometri dan statistika dan peluang untuk tahun ajaran
2006/2007. Sedangkan untuk dua aspek lainnya yaitu conjecture/generalize/prove
serta solve non-routine problems sama sekali tidak tersentuh oleh soal ujian
nasional untuk mata pelajaran matematika baik di tahun ajaran 2005/2006 maupun
2006/2007. Padahal dua aspek ini menempati tingkatan tertinggi dalam aspek
kognitif.
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 25/50
MEMORIZE
PERFORM
PROCEDURS
DEMONSTRATEUNDERSTANDIN
G
CONJECTURE,
GENERALIZE,
PROVE
SOLVENON-
ROUTINE
PROBLEMS,
MAKECONNECTIONS
MEMORIZE
PERFORM
PROCEDURS
DEMONSTRATEUNDERSTANDIN
G
CONJECTURE,
GENERALIZE,
PROVE
SOLVENON-
ROUTINE
PROBLEMS,
MAKECONNECTIONS
Gambar 3.5. Penyebaran soal UN 2005/2006 dan 2006/2007 terhadap aspek kognitif
Tahun ajaran 2005/2006 Tahun ajaran 2006/2007
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 26/50
22
memorize
13%
Perform
procedurs
77%
Demonstrate
Understanding
10%
Gambar 3.5. Sebaran UN 2005/2006 dan UN 2006/2007 terhadap aspek kognitif
Gambar 3.5 memperlihatkan bahwa lebih dari 75% soal UN terletak pada
aspek perform procedure. 13% soal ujian nasional mencakup level memorize dan
10% saja yang terpetakan pada level demonstrate understanding. Tidak ada
sebaran soal UN di level conjecture/generalize/prove dan solve non-routine
problems. Penyebaran soal-soal Ujian Nasional 2005/2006 dan 2006/2007
berdasarkan Cognitive Demand Categories disajikan dalam tabel 3.3.
Tabel 3.2. Matriks Penyebaran soal-soal Ujian Nasional 2005/2006 dan
2006/2007 berdasarkan Cognitive Demand Categories
Memorize Perform
Procedure
Demonstrate
Understanding
Conjecture,
Generalize,
Prove
Solve Non-
Routine
Problems,
Make
Connection
TOPIK
2006 2007 2006 2007 2006 2007 2006 2007 2006 2007
Bilangan 0 0 5 5 0 0 0 0 0 0
Aljabar 3 1 7 9 0 0 0 0 0 0
Geometri 1 3 9 9 3 1 0 0 0 0
Statistika dan
Peluang0 0 2 0 0 2 0 0 0 0
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 27/50
23
Hal ini menunjukkan bahwa sebaran soal UN masih sangat kontekstual,
yakni penuh dengan penghitungan. Matematika tanpa berhitung serasa sayur tanpa
garam. Sehingga siswa banyak dituntut melakukuan penghitungan dengan
menerapkan rumus-rumus tanpa menekankan problem solving atau penalaran.
Pembelajaran matematika memang hendaknya dimulai dengan pengenalan
masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan
masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai
konsep matematika. Akan tetapi, untuk tingkat SMP, sebaiknya siswa sudah
diperkenalkan dengan pemecahan masalah ( problem solving). Hal ini bertujuan
agar siswa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam
memecahkan permasalah sehari-hari dengan menggunakan ilmu yang mereka
miliki dan mengasah kemampuan logika dan penalaran mereka.
3.5. Analisis Perbandingan Pemetaan UN Mata Pelajaran Matematika
SMP/MTs Dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata
Pelajaran Matematika Tingkat SMP/MTs
Dari penjelasan di atas mengenai pemetaan soal-soal UN mata pelajaran
matematika dan pemetaan kurikulum nasional/KTSP mata pelajaran matematika
terhadap aspek topik dapat dikatakan konsisten. Artinya standar isi dalam KTSP
untuk mata pelajaran matematika SMP/Mts diukur melalui standar kompetensi
lulusan yang sesuai. Keempat aspek topik dalam KTSP matematika SMP/Mts,
juga terpetakan dalam standar kompetensi lulusan dan akhirnya dipetakan menjadi
soal-soal dalam ujian nasional.
Akan tetapi, jika dilihat dari aspek kognitif, kurikulum nasional dan UN
mata pelajaran matematika tahun pelajaran 2005/2006 dan 2006/2007 juga
terpetakan dalam aspek kognitif yang sama akan tetapi tidak sejalan dengan
undang-undang sisdiknas. Hal tersebut terlihat dari pemetaan UN (lihat tabel 3.2)
dan pemetaan KTSP terhadap aspek kognitif (lihat gambar 3.2) yang hanya
menyebar dalam aspek kognitif memorize, perform procedurs dan demonstrate
understanding. Di sisi lain peraturan pemerintah mengenai KTSP matematika
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 28/50
24
mengisyaratkan lain, yakni terpenuhinya aspek kognitif sebagai salah satu aspek
penting dalam pendidikan.
Apabila dilihat tingkatan kognitifnya, apa yang telah digariskan oleh
pemerintah dirasa ’terlalu tinggi’ dalam realitanya yang tidak diimbangi dengan
kurikulum dan soal-soal UN yang sesuai dengannya. Soal-soal UN dan
kompetensi dasar dalam KTSP masih berada pada level-level kognitif yang
rendah hingga menengah. Baik Soal UN maupun kompetensi dasar KTSP
matematika masih belum tersebar merata kedalam lima aspek kognitif.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa UN belum dapat merefleksikan
attained curriculum. Dan kompetensi dasar dalam KTSP pun masih harus di
tingkatkan karena belum memenuhi seluruh aspek kognitif. Sehingga kurikulum
naional yang diwakili oleh KTSP masih belum memenuhi intended curriculum
seperti yang terjabarkan dalam undang-undang.
Pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa UN belum dapat
merefleksikan attained curriculum dan KTSP masih belum memenuhi intended
curriculum seperti yang terjabarkan dalam undang-undang. Sehingga model
kurikulum dalam studi IEA belum dapat diimplementasikan di Indonesia. Dengan
kata lain, UN masih belum dapat dijadikan tolak ukur pendidikan di Indonesia.
3.6. Perbandingan Soal Ujian Nasional dengan Soal PISA dan TIMSS
The Programme for International Student Assessment (PISA) didesain dan
dikembangkan oleh The Organisation for Economic Co-operation and
Development (OECD) diakhir tahun 1990. PISA adalah kompetisi international
untuk siswa dengan usia 15 tahun ke atas. PISA menyelenggarakan kompetisi
matematika, bahasa Inggris dan Sains (IPA) setiap 3 tahun. Di tahun 2006, 57
negara dari seluruh penjuru dunia berpartisipasi dalam PISA, termasuk Indonesia.
Indonesia menempati rangking ke 52 untuk matematika, rangking 54
untuk sains dan rangking 51 untuk bahasa Inggris. Sebagai lembaga internasional,
OECD menyelenggarakan PISA dengan melibatkan banyak pakar pendidikan
mulai dari pembuatan soal hingga menilai hasil / jawaban dari para peserta.
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 29/50
25
The Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS)
adalah kompetisi matematika dan sains bertaraf internasional yang dikembangkan
oleh International Association for the Evaluation of Educational Achievement
(IEA). TIMSS diselenggarakan empat tahun sekali dan diikuti oleh pelajar di
tingkat 4 (grade 4) atau setara dengan tingkat SD dan pelajar di tingkat 8 (grade
8) setara dengan tingkat SMP. Di tahun 2003, 45 negara dari seluruh dunia
berpartisipasi mengikuti kompetisi TIMSS. Indonesia menempati rangking 34
dari 45 untuk matematika dan untuk sains (IPA) menempati rangking 38 dari 45
negara. Seperti halnya PISA, penyelenggaraan TIMSS juga melibatkan banyak
pakar pendidikan. Baik PISA maupun TIMSS, keduanya banyak digunakan oleh
negara-negara diseluruh dunia untuk membandingkan kualitas para pelajarnya
dengan pelajar dari negara lain. Dengan mengikuti kompetisi ini, pemerintah
dapat mengetahui tingkat kualitas siswa dari suatu negara dan dapat dijadikan
acuan guna memotivasi siswa.
Tingkatan soal-soal PISA dan TIMSS telah tersebar merata dalam aspek
kognitif. Disamping itu, variasi soalnya pun lebih banyak menekankan pada
pemecahan masalah ( problem solving). Oleh karenanya, tim riset Putera
Sampoerna Foundation, juga membandingkan soal-soal UN matematika dengan
soal-soal matematika yang diujikan pada kompetisi PISA dan TIMSS. Hal ini
bertujuan untuk mengidentifikasi sebaran soal matematika yang memenuhi kaidah
aspek-aspek kognitif dalam metode SEC.
Perbandingan soal-soal matematika yang berasal dari Ujian Nasional,
PISA dan TIMSS dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan tingkatan
cognitive demand dari metode SEC. Untuk menjaga orijinalitas dari soal-soal
PISA dan TIMSS, penulis menyajikan soal-soal tersebut dalam versi asli yaitu
dalam versi bahasa Inggris.
I. Memorize
• Ujian Nasional 2006/2007
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 30/50
26
C
A B
Teorema pythagoras yang berlaku adalah...
A. (AB)2
= (AC)2
+ (BC)2
B. (AC)2
= (AB)2
- (BC)2
C. (BC)2
= (AC)2
+ (AB)2
D. (BC)2
= (AB)2
- (AC)2
• PISA 2006
NUMBER CUBES
On the right, there is a picture of two dice.
Dice are special number cubes for which the
following rule applies:
The total number of dots on two opposite faces is always seven.
You can make a simple number cube by cutting,
folding and gluing cardboard. This can be done in
many ways. In the figure below you can see four
cuttings that can be used to make cubes, with dots
on the sides.
Which of the following shapes can be folded together to form a cube that
obeys the rule that the sum of opposite faces is 7? For each shape, circle
either “Yes” or “No” in the table below.
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 31/50
27
ShapeObeys the rule that the sum of
opposite faces is 7?
I Yes / No
II Yes / No
III Yes / No
IV Yes / No
• TIMSS 2003
In the coordinate plane beside, which
point could have coordinates (2,-4)?
A. P
B. Q
C. R
D. S
Meskipun ketiga soal diatas berada pada level memorize, akan tetapi
terlihat bahwa soal PISA 2006 dan soal TIMSS 2003 tingkat kesulitan dan
kreatifitas soalnya lebih tinggi daripada soal UN.
II. Perform Procedures
• Ujian Nasional 2006/2007
Pada sebuah gedung pertunjukkan, banyak kursi pada baris paling
depan adalah 15 buah, banyak kursi pada baris di belakangnya selalu
lebih 3 buah dari baris di depannya. Berapa banyak kursi pada baris
ke-12 dari depan?
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 32/50
28
A. 42 kursi
B. 48 kursi
C. 51 kursi
D. 54 kursi
• PISA 2006:
A farmer plants apple trees in a square pattern. In order to protect the
apple trees against the wind he plants conifer trees all around the
orchard. Here you see a diagram of this situation where you can see the
pattern of apple trees and conifer trees for any number (n) of rows of
apple trees:
Complete the table:
• TIMSS 2003
Which of the following triangle is similar to the
triangle shown above?
n Number of apple trees Number of conifer trees
1 1 8
2 4
3
4
5
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 33/50
29
Meskipun ketiga soal diatas berada pada level perform procedures, akan
tetapi terlihat bahwa soal PISA 2006 dan soal TIMSS 2003 tingkat kesulitan dan
kreatifitas soalnya lebih tinggi daripada soal UN. Tipe soal dalam UN terlihat
umum, sementara tipe soal PISA dan TIMSS terihat tidak umum. Sehingga
kreatifitas soal UN masih kurang dibandingkan dengan soal PISA dan TIMSS.
III. Demonstrate Understanding
• Ujian Nasional 2006/2007
Tabel dibawah menunjukkan data nilai ulangan matematika dari
sekelompok siswa.
Nilai Frekuensi
4 4
5 2
6 6
7 5
8 3
Banyak siswa yang mendapat nilai lebih dari nilai rata-rata adalah...
A. 3 orang
B. 5 orang
C. 8 orang
D. 14 orang
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 34/50
30
• PISA 2006
The following table shows the recommended
Zedland shoe sizes corresponding to various foot
lengths.
Marina’s feet are 163 mm long. Use the table to determine which Zedland
shoe size Marina should try on.
Conversion table for kids shoe sizes in Zedland
From (in
mm)
To (in
mm)
Shoe size
107 115 18
116 122 19
123 128 20
129 134 21
135 139 22
140 146 23
147 152 24
153 159 25
160 166 26
167 172 27
173 179 28
180 186 29
187 192 30
193 199 31
200 206 32
207 212 33
213 219 34
220 226 35
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 35/50
31
• TIMSS 2003
ABCD is a trapezoid.Another trapezoid, GHIJ (not shown),
is congruent (the same size and shape)
to ABCD. Angles G and J each
measure 70º. Which of these could be
true?
A. GH = AB
B. Angle H is a right angle
C. All slides of GHIJ are the same length
D. The perimeter of GHIJ is 3 times the perimeter of ABCD.
E. The area of GHIJ is less than the area of ABCD.
Soal UN, PISA dan TIMSS yang disajikan dalam level ini mempunyai
tingkatan yang sama. Sehingga soal UN yang disajikan sudah cukup baik. Akan
tetapi terlihat bahwa soal PISA masih memiliki keunggulan dalam hal kreatifitas
dibandingkan soal UN maupun TIMSS.
IV. Conjecture, generalization and prove
• Tidak ada soal UN pada level ini
• PISA 2006
The first four numbers of a number pattern are shown below.
89, 78, 67, 56,…
Which rule could be used to find the nth term of the pattern?
A. 11n + 1
B. 11n + 56
C. -11n + 89
D. -11n + 100
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 36/50
32
• TIMSS
The graph shows the number of pens, pencils, rulers, and erasers sold by a
store in one week.
The names of the items are missing from the graph. Pens are the item most often
sold, and fewer erasers than any other item were sold. More pencils than rulers
were sold. How many pencils were sold?
A. 40
B. 80C. 120
D. 140
Untuk level conjecture, generalize and prove, ada 7 kriteria yang menjadi
kunci atas kategori ini, yaitu:
determine the truth of a mathematical pattern or proposition
write formal or informal proofs
analyze data
find a mathematical rule to generate a pattern or number
sequence
identify faulty arguments or misrepresentations of data
reason inductively or deductively
use spatial reasoning
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 37/50
33
Soal PISA 2006 yang disajikan dalam level ini memenuhi kriteria find a
mathematical rule to generate a pattern or number sequence. Sedangkan soal
TIMSS 2003, memenuhi kriteria analyze data.
V. Solve non routine problems
• Tidak ada soal UN pada level ini
• PISA 2006
In a Sprinting event, the ‘reaction time’ is the time interval between the
starter’s gun firing and the athlete leaving the starting block. The
‘final time’ includes both this reaction time, and the running time.
The following table gives the reaction time and the final time of 8
runners in a 100 metre sprint race.
Lane Reaction time (sec) Final time (sec)
1 0.147 10.09
2 0.136 9.99
3 0.197 9.87
4 0.180 Did not finish the race
5 0.210 10.17
6 0.216 10.04
7 0.174 10.08
8 0.193 10.13
Identify the Gold, Silver and Bronze medallists from this race. Fill in
the table below with the medallists' lane number, reaction time and
final time.
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 38/50
34
Medal Lane Reaction time (secs) Final time (secs)
GOLD
SILVER
BRONZE
• TIMSS 2003
Oranges are packed in boxes. The average diameter of the orange is 6
cm.And the boxes are 60 cm long, 36 cm wide, and 24 cm deep. Which of
these is the BEST approximation of the number of oranges that can be
packed in a box?
A. 30
B. 240
C. 360
D. 1920
Kedua soal diatas termasuk dalam kategori solve non-routine
problems. Solve non-routine problems mempunyai empat criteria, yaitu:
apply and adapt a variety of appropriate strategies to solve problems
apply mathematics in context outside of mathematics
recognize, generate or crate patterns
synthesize content and ideas from several source
Level ini menuntut siswa untuk bisa mengaplikasikan dan mengadaptasi
permasalahan-permasalahan yang menyangkut problem solving, sertamengenali dan membuat pola matematika.
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 39/50
35
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil kajian tim riset Putera Sampoerna Foundation, tim penulis
mendapati adanya beberapa penyimpangan dengan digulirkannya UN khususnya
dalam aspek pendidikan. Dalam ilmu kependidikan, kemampuan peserta didik
mencakup tiga aspek, yakni pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik),
dan sikap (afektif). Akan tetapi yang dinilai dalam UN hanya satu aspek
kemampuan saja, yaitu aspek kognitif, sedangkan kedua aspek lain tidak diujikan
sebagai penentu kelulusan.
Mengacu pada PP 19 tahun 2005 dan UU Sisdiknas, UN tidak dapat
memenuhi standar kompetensi lulusan karena hanya menilai dari aspek kognitif
saja. Selain itu, dari hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan diatas, dapat
diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut.
1. Soal-soal UN mata pelajaran matematika tingkat SMP/MTs tahun pelajaran
2005/2006 dan 2006/2007 tidak tersebar merata secara aspek aspek kognitif
meskipun UN telah memenuhi aspek topik. Dalam kaitannya dengan aspek
kognitif, soal-soal tersebut tersebar dalam 3 cognitive demand categories
yang pertama yaitu memorize, perform procedurs dan demonstrate
understanding. Sedangkan tingkatan conjecture, generalization and prove
serta solve non-routine problems evaluate dan generate sama sekali tidak
tersentuh oleh soal-soal UN tersebut.
2. Kurikulum nasional Indonesia tingkat SMP/MTs yang digunakan pada tahun
ajaran 2005/2006 dan 2006/2007 adalah KBK dan KTSP. Keduanya
memiliki standar isi dan kompetensi dasar yang sama. Kedua kurikulum ini
memiliki standar isi dan standar kompetensi lulusan yang tersebar merata
dalam aspek topik. Sehingga keduanya mampu menjaga konsistensi antara
standar isi dan standar kompetensi lulusan. Akan tetapi untuk aspek kognitif,
keduanya masih terpetakan pada 3 cognitive demand categories yang sama
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 40/50
36
dengan UN. Dengan kata lain, kedua kurikulum ini belum mampu
memenuhi aspek kognitif secara keseluruhan.
3. Kelemahan lain dari soal-soal UN matematika tingkat SMP/MTs terletak
pada tingkat kesulitan soal-soal itu sendiri. Soal-soal ini terlalu kontekstual,
dengan didominasi oleh tingkatan kognitif perform procedurs. Hal ini
terlihat jelas dalam perbandingan antara soal-soal UN, dengan soal-soal
yang diujikan di tingkat internasional seperti PISA dan TIMSS. Ini
menunjukkan bahwa siswa hanya diminta untuk melakukan penghitungan
sementara rumus/petunjuk yang diberikan dalam soal sudah cukup jelas
arahannya. Sehingga siswa tidak dilatih untuk menggunakan penalaran,
logika dan kemampuan analisanya. Alasan inilah yang mendasari mengapa
dalam kompetisi internasional siswa Indonesia menemapti posisi rendah,
serta pencapaian UN di tingkat nasional juga rendah. Soal-soal yang
diujikan tidak cukup kreatif dan kurang mengaplikasikan problem solving.
Padahal melalui problem solving, siswa dibimbing untuk menggunakan dan
melatih kemampuan (skill) mereka dalam penalaran, logika dan analisa.
4. UN belum dapat merefleksikan attained curriculum dan KTSP masih belum
memenuhi intended curriculum seperti yang terjabarkan dalam undang-
undang. Sehingga model kurikulum dalam studi IEA maish belum dapat
terimplementasikan dengan sempurna di Indonesia. Dengan kata lain, UN
masih belum dapat dijadikan tolak ukur pendidikan di Indonesia.
B. SARAN
Dari kesimpulan serta hasil kajian terhadap UN mata pelajaran matematika
tingkat SMP/Mts, tim riset Putera Sampoerna Foundation ingin memberikan
beberapa saran untuk perbaikan UN. Saran ini didiharapkan dapat memperbaiki
kualitas UN sebagai instrumen peniliai kelulusan serta juga diharapkan dapat
meningkatan kualitas pendidikan nasional secara umum
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 41/50
37
Dalam kurikulum KTSP, dijelaskan bahwa pendekatan pemecahan
masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup
masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak
tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami
masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan
solusinya. Sehingga disarankan agar UN dapat lebih menekankan problem solving
dibanding soal-soal yang sangat kontekstual. Sehingga siswa dibimbing untuk
menggunakan dan melatih kemampuan (skill) mereka dalam penalaran, logika dan
analisa.
Ujian Nasional sebagai instrumen evaluasi yang baik hendaknya
memenuhi aspek-aspek utama dalam ilmu pendidikan. Aspek topik dan aspek
kognitif adalah standar minimal yang harus dipenuhi. Kekurangan aspek kognitif
yang telah dijabarkan dalam penelitian ini diharapkan dapat diatasi oleh UN di
tahun-tahun berikutnya. Dan alangkah baiknya lagi jika UN dapat memenuhi
aspek topik, kognitif, afektif dan psikomotorik dengan lengkap sehingga UN telah
memenuhi syarat sebagai instrumen evaluasi yang baik serta memenuhi amanat
UU sisdiknas dan PP 19 tahun 2005.
Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran matematika dan agar dapat
bersaing di era teknologi modern, sekolah diharapkan menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya. Hal
ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan (skill) siswa dan sebagai
alternatif metode pembelajaran yang menarik sehingga siswa dapat menguasai
pelajaran matematika dengan lebih baik lagi.
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 42/50
38
DAFTAR PUSTAKA
1. Ari Damari, dkk. 2008. Kumpulan Soal dan Pembahasan: Sukses Ujian
Nasional SMP 2008. Jakarta: WahyuMedia.
2. Howson, G., Keitel, C., & Kilpatrick, J. (1981). Curriculum Development in
Mathematics . Cambridge: Cambridge University Press.
3. Robitaille, D.F., Schmidt, W.H., Raizen, S.A., McKnight, C.C., Britton, E.,
and Nicol, C. (1993). TIMSS monograph no. 1: Curriculum frameworks for
mathematics and science. Vancouver, Canada: Pacific Educational Press
4. Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listyo Prabowo. 2008, Pengembangan Model
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Sekolah dan Madrasah.
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
6. See, Blank, Porter, and Smithson. 2003, New Tools for Analyzing Teaching,
Curriculum and Standards in Mathematics, Language, & Science. CCSSO.
7. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
8. IEA, 2007. TIMSS released set, eight grade. TIMSS and PIRLS international
study centre, Boston College.
9. OECD, 2006. PISA release items, mathematics.
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 43/50
LAMPIRAN
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk mata pelajaran matematika tingkat
SMP/Mts
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas VII, Semester 1
Standar Kompetensi Komptensi Dasar
Bilangan
1. Memahami sifat-sifat
operasi hitung bilangan dan
penggunaannya dalam
pemecahan masalah
• Melakukan operasi hitung bilangan
bulat dan pecahan.
• Menggunakan sifat-sifat operasi hitung
bilangan bulat dan pecahan dalam
pemecahan masalah
Aljabar
2. Memahami bentuk aljabar,
persamaan dan
pertidaksamaan linear satu
variabel
• Mengenali bentuk aljabar dan unsur-
unsurnya
• Melakukan operasi pada bentuk aljabar
Menyelesaikan persamaan linear satu
variabel
• Menyelesaikan pertidaksamaan linearsatu variabel
3. Menggunakan bentuk
aljabar, persamaan dan
pertidaksamaan linear satu
variabel, dan perbandingan
dalam pemecahan masalah
• Membuat model matematika dari
masalah yang berkaitan dengan
persamaan dan pertidaksamaan linear
satu variabel
• Menyelesaikan model matematika dari
masalah yang berkaitan dengan
persamaan dan pertidaksamaan linearsatu variabel
• Menggunakan konsep aljabar dalam
pemecahan masalah aritmetika sosial
yang sederhana
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 44/50
• Menggunakan perbandingan untuk
pemecahan masalah
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas VII, Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Aljabar
4. Menggunakan konsep
himpunan dan diagram
Venn dalam pemecahan
masalah
• Memahami pengertian dan notasi
himpunan, serta penyajiannya
• Memahami konsep himpunan
bagian
• Melakukan operasi irisan,
gabungan, kurang (difference),
dan komplemen pada himpunan
• Menyajikan himpunan dengan
diagram Venn
• Menggunakan konsep himpunan
dalam pemecahan masalah
Geometri
5. Memahami hubungan
garis dengan garis, garis
dengan sudut, sudut
dengan sudut, serta
menentukan ukurannya
• Menentukan hubungan antara dua
garis, serta besar dan jenis sudut
• Memahami sifat-sifat sudut yang
terbentuk jika dua garis
berpotongan atau dua garis sejajar
berpotongan dengan garis lain
• Melukis sudut
• Membagi sudut
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 45/50
6. Memahami konsep segi
empat dan segitiga serta
menentukan ukurannya
• Mengidentifikasi sifat-sifat
segitiga berdasarkan sisi dan
sudutnya
• Mengidentifikasi sifat-sifat
persegi panjang, persegi,
trapesium, jajargenjang, belah
ketupat dan layang-layang
• Menghitung keliling dan luas
bangun segitiga dan segi empat
serta menggunakannya dalam
pemecahan masalah
• Melukis segitiga, garis tinggi,
garis bagi, garis berat dan garis
sumbu
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas VIII, Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Aljabar
1. Memahami bentuk
aljabar, relasi, fungsi, dan
persamaan garis lurus
• Melakukan operasi aljabar
• Menguraikan bentuk aljabar ke
dalam faktor-faktornya
• Memahami relasi dan fungsi
• Menentukan nilai fungsi
• Membuat sketsa grafik fungsi
aljabar sederhana pada sistem
koordinat Cartesius
• Menentukan gradien, persamaan
dan grafik garis lurus
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 46/50
2. Memahami sistem
persamaan linear dua
variabel danmenggunakannya dalam
pemecahan masalah
• Menyelesaikan sistem persamaan
linear dua variabel
• Membuat model matematika dari
masalah yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dua
variabel
• Menyelesaikan model matematika
dari masalah yang berkaitan
dengan sistem persamaan linear
dua variabel dan penafsirannya
Geometri dan
Pengukuran 3.
Menggunakan Teorema
Pythagoras dalam
pemecahan masalah
• Menggunakan Teorema
Pythagoras untuk menentukan
panjang sisi-sisi segitiga siku-siku
• Memecahkan masalah pada
bangun datar yang berkaitan
dengan Teorema Pythagoras
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas VIII, Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Geometri dan
Pengukuran 4.
Menentukan unsur, bagian
lingkaran serta ukurannya
• Menentukan unsur dan bagian-
bagian lingkaran
• Menghitung keliling dan luas
lingkaran
• Menggunakan hubungan sudut
pusat, panjang busur, luas juring
dalam pemecahan masalah
• Menghitung panjang garis
singgung persekutuan dua
lingkaran
• Melukis lingkaran dalam dan
lingkaran luar suatu segitiga
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 47/50
5. Memahami sifat-sifat
kubus, balok, prisma, limas,
dan bagianbagiannya, sertamenentukan ukurannya
• Mengidentifikasi sifat-sifat
kubus, balok, prisma dan limas
serta bagian-bagiannya
• Membuat jaring-jaring kubus,
balok, prisma dan limas
• Menghitung luas permukaan dan
volume kubus, balok, prisma dan
limas
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IX, Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Geometri dan
Pengukuran 1. Memahami
kesebangunan bangun datar
dan penggunaannya dalam
pemecahan masalah
• Mengidentifikasi bangun-bangun
datar yang sebangun dan kongruen
• Mengidentifikasi sifat-sifat dua
segitiga sebangun dan kongruen
• Menggunakan konsep
kesebangunan segitiga dalam
pemecahan masalah2. Memahami sifat-sifat
tabung, kerucut dan bola,
serta menentukan
ukurannya
• Mengidentifikasi unsur-unsur
tabung, kerucut dan bola
• Menghitung luas selimut dan
volume tabung, kerucut dan bola
• Memecahkan masalah yang
berkaitan dengan tabung, kerucut
dan bola
Statistika dan Peluang
3. Melakukan pengolahan
dan penyajian data
• Menentukan rata-rata, median, dan
modus data tunggal serta
penafsirannya
• Menyajikan data dalam bentuk
tabel dan diagram batang, garis,
dan lingkaran
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 48/50
4. Memahami peluang
kejadian sederhana
• Menentukan ruang sampel suatu
percobaan
• Menentukan peluang suatu
kejadian sederhana
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IX, Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Bilangan
5. Memahami sifat-sifat
bilangan berpangkat dan
bentuk akar serta
penggunaannya dalam
pemecahan masalah
sederhana
• Mengidentifikasi sifat-sifat
bilangan berpangkat dan bentuk
akar
• Melakukan operasi aljabar yang
melibatkan bilangan berpangkat
bulat dan bentuk akar
• Memecahkan masalah sederhana
yang berkaitan dengan bilangan
berpangkat dan bentuk akar
6. Memahami barisan dan
deret bilangan serta
penggunaannya dalam
pemecahan masalah
• Menentukan pola barisan
bilangan sederhana
• Menentukan suku ke-n barisan
aritmatika dan barisan geometri
• Menentukan jumlah n suku
pertama deret aritmatika dan
deret geometri
• Memecahkan masalah yang
berkaitan dengan barisan dan
deret
5/9/2018 18_Yuyun Yunengsih, Dkk_ UN dapatkah menjadi tolak ukur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/18yuyun-yunengsih-dkk-un-dapatkah-menjadi-tolak-ukur 49/50
Tabel Cognitive Demand Categories of Surveys of Enacted Curriculum
Method
MemorizePerform
Procedures
Demonstrate
Understanding
Conjecture,
Generalize, Prove
Solve Non-
Routine
Problems, Make
Connections
A B C D E
Recite basic
mathematics
fact
Use numbers to count
order or denote
Communicate
mathematical ideas
Determine the truth
of a mathematical
pattern or proposition
Apply & adapt a
variety of
appropriate
strategies to solve
problems
Recall
mathematics
terms and
definitions
Do computational
procedures or
algorithms
Use representations
to model
mathematical ideas
Write formal or
informal proofs
Apply mathematics
in contexts outside
of mathematics
Recall
formulas and
computatuiona
l procedures
Follow
procedure/instruction
s
Explain fundings
and results from
data analysis
Analyze dataRecoqnize, generate
or create pattern
Make measurements
do computations
Develop/explai
relationship
between concepts
Find a mathematical
rule to generate a
pattern or number
squence
Synthesize content
and ideas from
several sources
Solve
equations/formulas,
routine word
problems
Explain
relationships
between models,
diagram, & other
representations
Identify faulty
arguments or
misrepresentations of
data
Organize or display
data read or
procedure graphs and
tables
Reason inuctively or
deductively
Execute geometrics
constructionsUse spatial reasoning
Top Related