Download - 15 ma mbs_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain

Transcript
Page 1: 15 ma mbs_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain

PENGUKURAN KINERJA BANK SYARIAH

Berbicara tentang bank syariah tentu tidak lepas dari yang namanya kinerja bank

syariah itu sendiri. Kinerja Banks syariah yang kita kenal ada Bank Muamalat, bahkan

beberapa bank konvensional kini telah membuka Bank syariah baru seperti Bank

Syariah Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah, BCA Syariah, Bank Mega Syariah, dan

lain sebagainya. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia ini pada dasarnya tidak

terlepas dari kinerja daripada karyawan ataupun pegawai bank syariah tersebut. Namun

dalam perkembangannya ada sesuatu yang harus ditinjau kembali terkait dengan kinerja

bank syariah yang ada saat ini.

Sebagaimana pengukuran kinerja bank syariah yang ada hanya didasarkan pada

pengukuran kinerja bank konvensional. Seperti pengukuran kinerja tradisional ataupun

balance scorecard. Nah, kalau sudah seperti itu apa bedanya bank syariah dengan bank

konvensional lainnya? Walaupun seiring berkembangnya zaman, pengukuran kinerja

bank syariah sudah mulai bermunculan, seperti CAMEL, Intellectual Capital ini masih

belum mampu untuk menjelaskan dan mengungkapkan kinerja dari Bank Syariah itu

sendiri. Karena metode-metode di atas saya rasa hanya disarkan pada angka-angka saja,

hanya di dasarkan pada kepentingan pemilik modal saja.

Namun kita juga harus memperhatikan ada indikator lain yang harus diukur dalam

penilaian kinerja bank syariah itu sendiri. Saya rasa bahwa kinerja bank syariah juga

harus bisa memperhatikan “kesejahteraan karyawan”. “kesejahteraan” di sini bukanlah

sejahtera dalam hal materi, namun juga dalam hal non materi. Contohnya kebahagiaan

karyawan ataupun nasabah yang menabung ataupun yang melakukan pembiayaan di

Bank Syariah. Karena kita tahu bahwa orang yang bekerja di Bank itu seperti kerja rodi.

Turun pagi, pulangnya malam. Nah di sini kita lihat bahwa orang yang hidupnya selalu

dipacu untuk kerja, kerja, dan bekerja ini akan mengalami tingkat kejenuhan yang

cukup signifikan. Kita tak tahu apa yang dirasakan oleh para karyawan ataupun pegawai

bank syariah di sini. Apalagi pegawai bank syariah dituntut untuk bisa mencapai target,

baik itu target jangka panjang maupun jangka pendek. Target untuk mendapatkan

nasabah yang melakuakan pembiayaan ataupun yang mau menabung di bank syariah.

Dari tuntutan demi tuntutan target demi target, akhirnya bank syariahpun melakukan

hal-hal yang tidak sesuai lagi dengan prinsip bank syariah.

Back to Penilaian Kinerja........

Intinya bahwa dalam hal penilaian kinerja bank syariah haruslah memperhatikan

hal-hal yang non materi juga. Karena terkadang hal-hal yang bersifat non materi itu

sifatnya substansial. Namun memang pada dasarnya untuk merumuskan sebuah konsep

penilaian kinerja bank syariah itu sendiri memang tidaklah mudah seperti membolak-

balikan tangan, merumuskan konsep pengukuran kinerja bank syariah membutuhkan

usaha yang lebih keras lagi. Saya di sini mencoba menawarkan sebuah konsep untuk

penilaian kinerja bank syariah. Saya beri nama dengan “JAMAL” (Jujur, Amanah.

Muamalah, Adil, dan Lemah Lembut).