Download - 12. SPEK TEKNIS.pdf

Transcript
Page 1: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

1

SPESIFIKASI TEKNIS

1. Pengukuran

8.1 Situasi

Pekerjaan ini merupakan Rehabilitasi Terminal Type B Kab. Aceh Tamiang (Otsus

Aceh)..

1.2 Lingkup Pekerjaan

a. Meliputi pekerjaan-pekerjaan, ahli, bahan, peralatan dan kegiatan-kegiatan yang

diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan sesuai RKS dan gambar-gambar.

b. Pekerjaan pengukuran antara lain :

Penentuan lokasi bangunan, jalan/saluran, lanscaping, dan lain-lain.

Penetuan duga yaitu penetuan elevasi peil bangunan, jalan, saluran, elevasinya dapat

dilihat pada gambar bestek.

1.3 Syarat-syarat

a. Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga yang betul ahli dalam bidangnya dan

berpengalaman.

b. Pemeriksaan : hasil pengukuran segera dilaporkan kepada Direksi/konsultan

pengawas dan dimintakan persetujuan Direksi/konsultan pengawas juga akan

menentukan patok utama sebagai dasar dari gedung , jalan, dan bagunan-bangunan

lainnya.

c. Pengukuran harus diketahui dan disetujui oleh instansi yang berwenang dalam

pengurusan IMB.

1.4 Bahan-bahan dan peralatan

Theodolite, waterpass serta peralatan dan pato-patok yang kuat diperlukan untuk

pengukuran

Semua peralatan ini harus dimiliki pemborong dan harus selalu ada apabila sewaktu-

waktu memerlukan pemeriksaan.

1.5 Tata Kerja

Page 2: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

2

Lokasi, ukuran dan duga gedung, jalan maupun bangunan-bangunan lainnya

ditentukan dalam gambar.

Jika terdapat keragu-raguan supaya menanyakan kepada Direksi/Pengawas.

2. Pekerjaan Tanah/Urugan 9.1 Bahan-bahan dan peralatan

Theodolite, waterpass serta peralatan dan pato-patok yang kuat diperlukan

untuk pengukuran

Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus

diperhitungkan jenis tanah yang dijumpai dilapangan seperti tanah pasir,

gambut, tanah keras (batuan), tanah liat dan lain sebagainya, yaitu :

9.1.1 Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi, saluran keliling

bangunan)

9.1.2 Septictank dan peresapan

9.1.3 Timbunan kembali galian tanah pondasi

9.1.4 Timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran termasuk

pemadatannya.

9.1.5 Perataan tanah sekeliling bangunan

9.1.6 Galian tanah diluar bangunan untuk mendapatkan peil lantai yang di

syaratkan.

9.2 Persyaratan Bahan

Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi.

Untuk timbunan bawah lantai digunakan tanah dan pasir pasang kualitas baik.

9.3 Pedoman Pelaksanaan

9.3.1 Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan

penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Direksi.

Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam

gambar. Apabila ditempat galian ditentukan pipa-pipa pembuangan,

kabel listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka Kontraktor

secepatnya memberitahukan kepada Direksi atau Kepala instansi yang

berwenang untuk mendapat pentunjuk seperlunya. Kontraktor

Page 3: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

3

bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang diakibatkan

pekerjaan galian tersebut.

Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala, maka

kontraktor wajib melaporkannya kepad Pemerintah Daerah setempat.

Galian-galian untuk septictank, saluran air hujan, saluran air kotor dan air

bersih dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkannya dalam gambar

kerja dan gambar detail.

Untuk kondisi tanah yang mudah longsor Kontraktor harus memasang

turap kayu pengaman yang cukup kuat. Turap dddalam bangunan harus

dibongkar setelah pondasi selesai.

9.3.2 Galian diluar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang

disyaratkan dalam gambar. Penggalian tanah ini dimaksudkan untuk

mendapatkan kontur tanah yang disyarat dalam site plan.

9.3.3 Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan

dalam gambar, maka kontraktor harus mengisi kelebihan galian tersebut

dengan pasir urug.

9.3.4 Pengurugan bekas galian pondasi, galian septictank, galian saluran air

hujan, saluran air bersih dan saluran air kotor diurug lapis demi lapis

dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. T iap lapisan dipadatkan

menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuk yang baik.

Setelah lapisan pertama padat kembali seperti diatas. Demikian

seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi tertutup

kembali.

9.3.5 Pengurugan dengan tanah timbunan dibawah lantai dilakukan lapis demi

lapis hingga ketebalan 10 cm di bawah lantai, ditumbuk hinggapadat.

Lapisan-lapisan urugan untuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm. Dan

ditumbuk 5 kali tiap bidang tumbukan pada tiap-tiap lapis tersebut.

9.3.6 Dibawah lantai diurug dengan pasir pasangan dan dipadatkan.

Pengurugan dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga

jenuh, kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk pemadatan.

Hasil akhir harus mendapat persetujuan Direksi atas kesempurnaan

pengurugan dan pemadatan.

Page 4: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

4

9.3.7 Dibawah pondasi, dan dibawah air dengan pasir pasangan setebal 10 cm

dan dipadatkan.

10. Pekerjaan Tanah/Urugan

Pekerjaan penimbunan dan penimbunan kembali terdiri dari pekerjaan penimbunan

tanah serta pemadatannya yang dilaksanakan di daerah-daerah atau bagian-bagian

pekerjaan sesuai ketentuan-ketentuan yang tercantum pada gambar pelaksanaan yang

mencakup kedudukan kemiringan bagian-bagian dan dimensi-dimensi. Penimbunan

harus dilaksanakan dalam bentuk lapisan-lapisan dengan ketebalan maksimum 20 cm,

dan didapatkan sesuai dengan instruksi Direksi. Bahan timbunan harus bebas dari

kotoran-kotoran, tumbuh-tumbuhan, batu-batuan atau bahan lain yang dapat merusak

pekerjaan.

11. Penghamparan dan Pemadatan

Material untuk urugan yang didapat dan dengan macam yang disetujui oleh Konsultan

Pengawas akan dihamparkan pada lapisan-lapisan horizontal dengan tebal yang sama

meliputi lebar yang ditentukan oleh ahli dan sesuai dengan kedudukan kemiringan,

bagian-bagian dan ukuran seperti yang tercantum pada gambar pelaksanaan. Lapisan

dari material lepas selain dari batu-batuan, tebalnya harus tidak lebih dari 20 cm.

Dalam hal ini pemborong tidak dibatasi untuk menghampar dan memadatkan material

bukan batu-batuan dengan tebal lapisan-lapisan yang diinginkan. Kepadatan yang

maksimum, material lepas harus segera dipadatkan hingga dicapai kepadatan seperti

yang ditentukan. Harus diusahakan agar lebar urugan harus dapat menampung lat

pemadatan yang dipergunakan, bila perlu lorong asli urugan tanah lama dipotong

secukupnya.

12. Pekerjaan Pondasi 12.1 Lingkup Pekerjaan

Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :

12.1.1 Pondasi plat tapak beton bertulang

12.1.2 Pondasi Sumuran

12.1.3 Pondasi pasangan batu kali/batu belah

Page 5: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

5

12.1.4 Pondasi batu bata

12.2 Persyaratan Bahan

12.2.1 Untuk pondasi plat beton bertulang digunakan bahan yang memenuhi

persyaratan yang diuraikan dalam pasal beton bertulang. Campuran yang

digunakan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr. Sama halnya denga tiang pancang.

12.2.2 Untuk pondasi batu bata digunakan jenis batu setempat yang berkualitas

baik.

12.2.3 Pondasi batu kali dengan menggunakan spesi 1 PC : 4 Psr, bagian bawah

pondasi dibuat aanstamping dari batu belah kosong yang dipasang berdiri

rapat, setebal 20 cm dengan tidak terdapat batu-batu bertumpuk.

12.3 Pedoman Pelaksanaan

12.3.1 Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-

pengukuran untuk as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan

dimintakan peresetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.

12.3.2 Dibawah dasar pondasi dilapisi dengan pasir pasang setebal 10 cm dan

dipadatkan, sebagai lantai kerja. Diatas pasir dipasang aanstamping,

untuk alat pondasi plat beton bertulang, cyclopen beton dan pondasi batu

kali/batu belah, terdiri dari batu kali dan pasir pasang (pasangan batu

kosong), lapisan ini juga harus dipadatkan, dengan menyiram air

diatasnya, sehingga pasir akan mengisi rongga-rongga batu kali tersebut.

Tebal lapisan dibuat sesuaidengan gambar detail pondasi.

12.3.3 Untuk tanah yang berdaya dukung lebih kecil 0,5 kg/cm2, dibawah

pondasi dipasang cerucuk kayu gelam/kelukup yang ditumbuk hingga

mencapai kedalaman tanah keras.

12.3.4 Untuk pondasi dilaksanakan dengan ukuran sesuai gambar kerja dan

gambar detail. Campuran yang digunakan : P lat tapak beton adukan 1 Pc

: 2 Ps : 3 Kr. Pondasi beton cyclopen dibuat dengan adukan 1 Pc : 3 Ps :

5 Kr yang diisi 30% batu kali. Pondasi batu kali/belah dipasang dengan

perekat 1 Pc : 3 Ps. Pondasi batu bata dipasang dengan perekat 1 Ps : 4 Ps

dan pada bagian sisi diplester kasar/brappen adukan 1 Pc : 3 Ps.

12.3.5 Untuk pondasi plat tapak beton bertulang Pedoman pelaksanaan, adukan

dan pembesian harus memenuhi pedoman pada pasal beton bertulang.

Page 6: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

6

13. Pekerjaan Beton Be rtulang

13.1 Lingkup pekerjaan

Beton bertulang dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr harus dibuat untuk :

13.1.1 Sloof

13.1.2 Sumuran

13.1.3 Kolom-kolom praktis

13.1.4 Ring balok dan balok-balok lantai

13.1.5 Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai dengan

gambar rencana

13.2 Bahan

13.2.1 Semen

Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 tahun 1972 dan

memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portland yang digariskan

oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).

Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalamsatu zak

semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.

Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang

lembab agar semen tidak mengeras. Tempat penyimpanan semen harus

ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 cm. Setiap semen baru

yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian

semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.

13.2.2 Agregat

a. Kualitas agregat harus memnuhi syarat-syarat SNI 03-246-1991 atau

P.B.I 1971. Agregat kasar harus berupa koral atau batu pecah yang

mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan

padat (tidak porous). Kadar lumpur dari pasir beton tidak boleh lebih dari

4% berat.

b. Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 31,5 mm dan tidak

lebih dari seperempat dimensi beton terkecil dari bagian konstruksi yang

bersangkutan.

Page 7: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

7

c. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari

bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.

13.2.3 Air

Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam

alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat

merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air

bersih yang diminum.

13.2.4 Besi Beton

Besi beton yang digunakan adalah besi ulir (ø 16 dan ø 14) dan besi

beton polos (ø 12 dan ø 10) dan behel ø 10, ø 8 dan ø 6. Mutu baja yang

digunakan adalah U-24 (tegangan lebih karakteristik minimum 2400

kg/cm2). Diameter besi yang digunakan harus sesuai dengan gambar

kerja dan mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas. Daya lekat baja

tulanagan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan

bahan lainnya, jika besi tulangan yang diorder tidak ada label spesifikasi

dari pabrik maka harus dilakukan uji tarik, biaya ditanggung kontraktor.

13.2.5 Toleransi besi

diameter, ukuran sisi (jarak antara dua permukaan yang berlawanan),

Dibawah 10 mm variasi dalam berat yang diperuntukkan adalah +/- 7%

dan toleransi diameter adalah +/- 0,4 mm.

Diameter, ukuran sisi (jaraj antara dua permukaan yang berlawanan), 10

mm sampai dengan 16 mm (tapi tidak termasuk diamter 16) variasi

dalam berat yang diperuntukkan adalah +/- 5% dan toleransi diameter

adalah +/- 0,4 mm.

Diameter, ukuran sisi (jarak antara dua permukaan yang berlawanan), 16

mm sampai dengan 28 mm (tapi tidak termasuk diameter 28) variasi

dalam berat yang diperuntukkan adalah +/- 4% dan toleransi diameter

adalah +/- 0,4 mm.

Basi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh

disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.

Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan

batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokan sesuai dengan

Page 8: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

8

gambar dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika

pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang

ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan

diameter yang terdekat dengan catatan harus ada persetujuan D ireksi.

Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak

boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (hal ini yang dimaksud

adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran

diameter besi menjadi tanggung jawab pemborong.

13.2.6 Cetakan dan Acuan

Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik

sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-

batas yang sesuai dengan yang ditujukkan oleh gambar rencana dan

uraian pekerjaan.

Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan

didalam pasal 5/1 SK SNI T-15.1991.03.

13.2.7 Mutu Beton

Mutu beton yang digunakan adalah K – 225 dan perbandingan 1 Pc : 2 Ps

: 3 Kr, jika dalam pengujian tidak mencapai K-225 maka harus diadakan

Mix Design, biaya ditanggung oleh kontraktor.

13.2.8 Pedoman pelaksanaan

Kecuali ditentukan lain dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini, maka

sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1991.03.

13.2.9 Pemborong wajib melakukan secara tertulis pada Direksi apabila ad

perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar

arsitektur.

13.2.10 Pengecoran

Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis

Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan

berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat

yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang tidak

membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut

pada saat beton dicor.

Page 9: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

9

Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat

penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian

pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras

harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang

memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom,

adukan tidak boleh diicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi 1,5 m.

Selama pelaksanaan pengecoran beton harus diadakan/dibuatkan uji

beton dengan pengujian slump test, minimum 7 cm, dan maksimum 12

cm. Cara pengujian adalah sebagai berikut : contoh beton diambil tepat

sebelum dituangkan kedalam cetakan beton (bekisting). Cetakan slump

dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat beton.

Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan

tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi berdiameter 16 mm panjang

30 cm dengan ujung yang bulat. Setelah diatasnya diratakan, segera

cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya (nilai

slump).

Harus menggunakan vibrator untuk pemadatan beton.

13.2.11 Bagian-bagian yang tertanam dalam beton

Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton

bertulang dan dicor pada saat yang bersamaan.

Diperhatikan juga tempat klos-klos untuk kosen atau instalasi

13.2.12 Pekerjaan Coating

Lingkup pekerjaan

Bagian ini meliputi penyediaan bahan dan pemasangan penyekat

air, serta penyediaan tenaga dan peralatan yang berhubungan

dengan pekerjaan ini, sesuai dengan yang dinyatakan dalam

gambar dan dipasang pada plat atap beton.

Persyaratan

- NI – 3 1970

- BS 278 untuk elongation dan membrane strenght

- ASTME 154 untuk puncture resistance

Page 10: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

10

- BS 3177 untuk water vapour permeability

13.2.13 Perawatan Beton

Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban

untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut

ditetapkan cara sebagai berikut :

Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai

penutup beton.

Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil,

permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya

pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang tidak

memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau

seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk selanjutnya diganti

atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.

13.2.14 Perbaikan Permukaan Beton

pada saat pembongkaran bekesting/ mal yang perlu diperhatikan adalah:

Penambahan pada daerah yang kurang sempurna, kropos dengan

campuran adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan

acuan, hanya boleh dilakukan setelah mendapat persetujuan dan

sepengetahuan D ireksi/Pengawas.

Jika ketidaksempurnaan itu tidak diperbaiki unruk menghasilkan

permukaan yang diharapkan dan diterima D ireksi/Pengawas, maka

harus dibongkar dan diganti dengan pembentonan kembali atas

beban biaya kontraktor.

Ketidaksempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak

teratur pecah/retak, ada gelombang udara, kropos, berlubang,

tonjolan dan lainnya yang tidak sesuai dengan bentuk yang

diharapakan/diinginkan.

Hal-hal lain (“Miscellaneous Items”)

Isi lubang-lubang atau permukaan yang tertinggal dibeton bekas

jalan kerja sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu untuk dibuat

Page 11: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

11

bantalan beton untuk pondasi alat-alat mekanik dan elektronik yang

ukuran, rencana, dan tempatnya berdasarkan gambar-gambar

rencana mekanikal dan elektrikal. Digunakan mutu beton seperti

yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.

14. Pekerjaan Quality Control Beton

Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus

dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu :

Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan

Tidak terjadi pembebanan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang

sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton

harus memenuhi tabel 4.4.1 SK SNI T-15.1991.03.

Pengadukan pengecoran harus menggunakan Concrete Mixer

Kontraktor harus memberikan Jaminan atas kemampuannya membuat kualitas

beton dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di lain tempat atau dengan

mengadakan trial-mixer dilaboraturium yang ditunjuk oleh Direksi/pengawas

lapangan.

Kontraktor membuat laporan tertulis atas data-data kualitas yang dibuat dengan

disahkan oleh D ireksi dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai

karakteristik Laporan tertulis tersebut.

Penunjukkan laboraturium harus dapat persetujuan dari Direksi/Pengawas

14.1 Pengujian Dengan menggunakan “Kubus”

sebelum diadakan pekerjaan pengecoran untuk setiap bagian pekerjaan struktur

bangunan (Pondasi, Sloof, Kolom, P lat Lantai dan Balok, pihak kontraktor harus

membuat percobaan test “kubus” minimal 3 (tiga) sampel untuk masing-masing

bagian pekerjaan.

Pelaksanaan percobaan yang dimaksud adalah pengujian mutu beton dengan

kubus terbuat dari plat baja dengan ukuran 20 x 20 x 20 cm, jika dalam

pengetesan laboraturium mutu beton yang diinginkan tidak tercapai maka harus

diadakan job mix design.

14.1.1 Pemeriksaan Mutu Beton

Page 12: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

12

Mutu beton dan mutu pelaksanaan dianggap memenuhi syarat apabila

dipenuhi syarat-syarat sebagi berikut :

Tidak boleh lebih dari nilai 1 diantara 3 nilai hasil pemeriksaan

benda uji berturut-turut

Tidak boleh satu pun nilai rata-rata dari 3 hasil pemeriksaan benda

uji berturut-turut berkurang.

Setiap hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut sepeerti diatas, harus

dipakai sebagai dasar untuk mempertimbangkan apakah perlu diadakan

perubahan dalam campuran beton.

14.2 Pemeriksaan Benda Uji

Adukan beton untuk benda uji harus diambil langsung dari mesin pengaduk

dengan menggunakan ember atau alat lainnya yang tidak menyerap air.

14.2.1 Pada adukan beton encer, adukan beton diisikan kedalam cetakan dalam

3 lapis yang kira-kira sama tebal, dimana masing-masing lapis

ditumbuk 10 kali dengan tongkat baja dengan diameter 26 mm, dan

ujung dibulatkan.

14.2.2 Selanjutnya adukan didalam cetakan harus dipadatkan dengan cara yang

sesungguhnya. Apabila dalam hal ini dipergunakan jarum-jarum

penggetar, maka jarum penggetar tersebut harus dimasukkan sentris

kedalam setiap kubus tanpa menyentuh dasarnya. Penggetaran harus

dilanjutkan sampai permukaan adukan beton nampak mengkilap oleh

air semen. Kemudian jarum penggetar ditarik dan diadukkan.

14.2.3 Kubus-kubus uji harus disimpan ditempat yang bebas dari getaran dan

ditutupi dengan karung basah selam 24 jam.

14.2.4 Sebelum kubus diuji diperiksa kekuatannya, ukurannya harus

ditentukan dengan ketelitian sampai mm. Apabila berat isi dari beton

juga harus ditentukan, maka berat beton harus ditentukan dengan

ketelitian sampai ratusan gram.

14.2.5 Sebagai beban hancur dari kubus berlaku beban tertinggi yang

ditunjukkan oleh pesawat penguji. Pesawat penguji tidak boleh

Page 13: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

13

mempunyai ± 3% pada setiap pembebanan diatas 10% dari kapasitas

maksimum.

15. Poe r Pondasi

15.1 Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan poer pondasi adalah :

a. Pasir alas

b. Beton cor lantai kerja

c. Beton kedap air

d. Plat poer pondasi

15.2 Bahan-bahan dan Peralatan

15.2.1 Bahan-bahan yang diperlukan adalah :

No. Bahan Jenis Spesifikasi

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Semen

Besi Tulanagan D ia ≤

12 mm

Besi Tulangan Dia >

12 mm

Pasir

Kerikil

Batu Gunung

Papan

Type 1 / Andalas

U 24 / Polos

U 32 / U lir

Baik

Baik

Baik/ Keras

Kayu Bekesting

PBI 1971

PBI 1971

PBI 1971

PBI 1971

PBI 1971

PBI 1971

PBI 1971

15.2.2 Peralatan yang diperlukan :

a. Sendok Semen

b. Molen

c. Vibrator

d. Kunci dan Gunting besi

e. Kereta Sorong

15.3 Peraturan dan Syarat-syarat

15.3.1 Peraturan yang harus dipedomani adalah PBI 1971

Page 14: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

14

15.3.2 Plat poer pondasi beton bertulang dibuat dengan mutu beton K – 225

15.3.3 Beton lantai kerja dengan perbandingan 1 PC : 3 PS : 5 KR dengan

ketebalan 10 cm

15.4 Tata cara pelaksanaan

15.4.1 Pembuatan besi plat poer dan persiapan lubang poer pondasi

15.4.2 Persiapan lubang poer pondasi meliputi lapisan pasir alas poer pondasi

setebal 10 cm dan pengecoran lantai kerja setebal 10 cm.

15.4.3 Setelah selesai pembesian dan pembuatan mall/bekesting, dilakukan

pengecoran P lat poer beton pondasi.

15.4.4 Adukan campuran beton dibuat dengan menggunakan molen.

16. Pekerjaan Quality Control Baja

16.1 Bahan logam untuk pekerjaan struktur

16.1.1 Bahan baja ini kecuali ditunjuk atau disyaratkan lain harus sesuai

dengan PUBB 1965.

16.1.2 Semua bagian baja yang digunakan harus dari jenis yang sama

kualitasnya. Dalam hal ini dipakai baja jenis U-24 dengan tegangan

tarik putus baja minimum 2.400 Kg/cm2.

16.1.3 Batang profilharus bebas dari karat, lubang-lubang, bengkok, putiran

dan cacat perubahan lain.

16.1.4 Batang baja disediakan sesuai penampang, bentuk tebal, ukuran, berat

dan detail-detail lainnya sesuai gembar.

16.1.5 Baut-baut atau mur yang digunakan harus baut hitam dengan tegangan

baut dan tegangan las minimum 1400 kg/m2 atau minimal sama dengan

mutu baja yang digunakan.

16.1.6 Elektroda-elektroda las harus diambil dari BPADE A (Best Haevy

Coated Type) diameternya lebih besar atau sama dengan 6 mm (1/4)

dan harus dijaga agar selalu dalam keadaan tetap kering.

16.2 Macam Pekerjaan

Membuat konstruksi kap pada bagunan gedung kantor sesuai gambar. Rangka-

rangka harus rata dan baku dalam satu bidang sesuai dengan gambar.

16.3 Penyambungan dan Pemasangan

Page 15: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

15

16.3.1 Penjelasan harus dilaksanakan dengan hati-hati logam yang dilas harus

bebas dari retak dan cacat yang dapat mengurangi kekuatan sambungan.

Permukaan yang dilas harus sama dan rata serta kelihatan rapi.

16.3.2 Sambungan/pertemuan batang pada plat bahul pada konstruksi kap

adalah sambungan las.

16.3.3 Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan dipasang

dengan hati-hati untuk menghasilkan tampak yag rapi dan tertip. Semua

perlengkapan lain perlu demi kesempurnaan pemasangan walaupun

tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar, harus

diadakan/disediakan.

16.3.4 Pemborong harus mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya ditempat

pekerjaan dan tidak hanya dari gambar-gambar kerja.

16.3.5 Seluruh permukaan baja dicat dengan cat menie baja.

17. Pekerjaan Dinding 17.1 Lingkup Pekerjaan

17.1.1 Dinding bata

Persiapan dinding bata merah setebal ½ bata dilakukan untuk seluruh

pembatas ruangan, bagian saluran keliling emperan bangunan dan

septictank, seperti tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar

detail.

Persyaratan ;

- PUBI – NI 1970 / Peraturan Umum

- NI – 19 1973 / Peraturan Batu Merah sebagai Bahan Bangunan

- NI – 10 1973 / Peraturan

- SNI – 0021 1978 / Standar Industri Indonesia

17.2 Persyaratan Bahan

17.2.1 Bata

Mutu bata yang digunakan dari jenis klas I menurut NI 10 dengan

bentuk standart batu bata adalah prisma empat persegi panjang,

bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak

menampakkan adanya retak-retak yang merugikan. Bata merah dibuat

Page 16: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

16

dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, yang dibakar pada

suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air.

17.2.2 Pasir

Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus

bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca,

seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%

berat.

17.2.3 Semen dan Air

Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang

telah digariskan pada pasal beton bertulang.

17.2.4 Batu Kali/batu belah

Batu kali untuk pondasi harus bersih dari kotoran serta keras dan

memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

17.2.5 Papan yang digunakan bahan kayu kelas II yang tidak cacat, dan utnuk

triplek digunakan produksi dalam negeri.

17.3 Pedoman Pelaksanaan

17.3.1 Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu :

Pasangan kedap air ( 1PC : 3 PS)

Semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai setinggi 20 cm

diatas lantai

Pasangan dinding saluran keliling bangunan

Pasangan dinding WC setinggi 1,50 cm diatas permukaan lantai

Pasangan dinding septictank

Pasangan adukan 1 PC : 3 KPR : 10 PSR berada diatas pasangan

kedap air tersebut.

17.3.2 Persyaratan Adukan

Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak

kayu yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus

dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat

campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis

Page 17: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

17

digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang

baru.

17.3.3 Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh kontraktor secara teliti dan

sesuai gambar, dengan syarat :

Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran

harus dilakukan dengan benang.

Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang

tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.

17.3.4 Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda

stengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan

ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.

17.3.5 Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga

menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian

hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar yang diberi kolom-

kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.

17.3.6 Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang harus ditanam didalam

dinding harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum

diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup

dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna,

dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.

17.3.7 Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu

hujan lebat harus diberi perhitungan dengan sesuatu penutup yang

sesuai (plastik). D inding yang telah terpasang harus diberi perawatan

dengan cara membasahi secara terus menerus paling sedikit 7 hari

setelah pemasangannya.

18. Pekerjaan Plesteran 18.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang,

saluran keliling bangunan dan septictank.

Persyaratan :

- NI 2 – 1971

Page 18: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

18

- NI 3 – 1970

- NI 8 – 1972

18.2 Persyaratan Bahan

Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam

pasal beton bertulang.

18.3 Pedoman Pelaksanaan

18.3.1 Sebelum plesteran dilakukan, maka :

Dinding dibersihkan dari semua kotoran

Dinding dibasahi dengan air

Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm

Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan

plesteran dapat merekat dengan baik.

18.3.2 Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 PC : 2

PS, sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 PC : 4

PSR.

18.3.3 Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya

dan tidak diperbolehkan berkisar 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk

mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan

secara silang dengan menggunakan mistar kayu panajang yang

digerakkan secara horisontal dan vertikal.

18.3.4 Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan

memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang harus diperbaiki

hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi

empat) dan plesteran baru harus dengan sekitarnya.

18.3.5 Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembapannya selama

seminggu sejak permulaan plesteran.

18.3.6 Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup

atap selesai dipasang dan setelah pipa-pipa listrik selesai dipasang.

Page 19: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

19

19. Pekerjaan Dinding Ke ramik/Porselen

19.1 Lingkup Pekerjaan

19.1.1 Dinding KM/WC, dana bak air dilapisi dengan keramik ukuran 20 x 25

cm, atau 10 x 20 cm atau tegel ( ubin kepala basah) warna 20 x 20 cm.

19.1.2 Lantai meja beton dan dinding didepannya setinggi 33 cm dilapisi

dengan keramik 20 x 20 cm, atau 10 x 20 cm atau tegel (ubin kepala

basah) warna 20 x 20 cm.

19.2 Persyaratan Bahan

Bahan keramik atau porselin yang digunakan produksi dalam negeri merk KIA

atau (KW I) sekualitas.

19.3 Pedoman Pelaksanaan

19.3.1 Dinding bata tempat pemasangan keramik atau porselin diplester kasar

dengan campuran 1 PC : 3 PS, kemudian diatas plester tersebut

ditempel keramik atau dengan menggunakanb pasta semen.

19.3.2 Permukaan pasangan keramik atau porselin harus datar, rata alurnya,

harus sama besarnya. Celah-cleah anatr keramik/porselin diisi dengan

semen berwarna sama dengan warna keramik/porselin/ubin kepala

basah

20. Pekerjaan Lantai 20.1 Lingkup Pekerjaan

Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, KM/WC , selasar

depan dan keliling bangunan. Pekerjaan lantai terdiri dari :

20.1.1 Lantai beton tumbuk atau beton rabat atau rabat kerikil pada emperan

samping kiri kanan, belakang dan depan bangunan

20.1.2 Lantai keramik setara Essenza pada se;luruh ruang dan selasar

bangunan.

20.1.3 Keramik kulit jeruk atau tegel wafel/galar pada WC/KM serta urinoir.

20.2 Bahan Yang digunakan

20.2.1 Granit didalam bangunan ukuran 60 x 60 cm (jika diperlukan), 40 x 40

cm Produksi setempat.

Page 20: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

20

20.2.2 Keramik Dinding 20 x 25 produksi dalam negeri merk KIA atau

sekualitas, dan Granit 20 x 40 cm klas II.

20.2.3 Tegel wafel, ukuran 20 x 20 produksi setempat.

20.2.4 Beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr

20.3 Pedoman Pelaksanaan

20.3.1 Dasar Lantai

Dilapisi pasir pasangan setebal 10 cm dan dipadatkan

20.3.2 Pemeriksaan

Sebelum lantai dipasang, Kontraktor harus memeriksa semua pasangan

pipa-pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya yang harus sudah

terpasang dengan baik sebelum pemasangan lantai dimulai.

20.3.3 Adukan

Adukan untuk tegel 1 Pc : 3 Pc

Untuk beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dan diplester 1 Pc : 3 Ps

Adukan untuk keramik semen dicampur air, sehingga didapat

campuran yang plastis.

20.3.4 Pemasangan

Lantai beton tumbuk dipasang dengan ketebalan 7 cm dan diplester

setebal 1 cm. Adukan perekat lantai dipakai 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr

dengan plesteran 1 Pc : 3 Ps

Adukan perekat untuk lantai harus betul-betul padat/penuh agar

tidak terdapat rongga-rongga dibawah ubin yang dapat

melemahkan konstruksi. Sambungan antara ubin dengan ubin harus

sama lebarnya, lurus dan harus diiisi dengan air semen yang

warnanya sesuai dengan warna ubin. Hasil pasangan akhir harus

rata tidak bergelombang dan waterpass.

Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada yang reatk, noda dan

cacat-cacat lainnya. A pabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian

cacat harus dibongkar sampai membentuk bujur sangkar dan

pasanag baru harus rata dengan sekitarnya.

Page 21: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

21

Permukaan pasangan keramik/ubin harus datar dan waterpass pada

lantai KM/WC , permukaan lantainya dimiringkan 1 % ke arah floor

drain.

21. Pekerjaan Rangka Kosen Pintu dan Je ndela 21.1 Lingkup Pekerjaan Kosen Alluminium

Lingkup pekerjaan rangka kosen pintu dan jendela meliputi penyediaan tenaga

kerja, bahan, alat-alat bantu yang diperlukan, sehingga konstruksi pemasangan

selesai dilaksanakan. Bagian pekerjaannya adalah :

21.1.1 Pekerjaan kozen pintu dan jendela, pada bagian dinding luar dan dalam

terbuat dari bahan aluminium dan sesuai dengan petunjuk gambar

kerja/bestek

21.1.2 Daun pintu/jendela dan ventilasi terbuat dari aluminium/kaca sesuai

petunjuk gambar bestek.

21.1.3 Listplank dari bahan papan

Aluminium produksi dalam negeri berkualitas baik, setar produksi

ALCAN warna disesuaikan, teba, bentuk maupun sistim profil sesuai

dengan gambar bestek/kerja.

21.1.4 Komponen lain-lain meliputi kunci-kunci, karet penjepit kaca, karet

peredam pintu dan bahan pelindung aluminium untuk menghindari

noda bekas percikan adukan semen.

Persiapan :

a. periksa semua ukuran digambar kerja dan disesuaikan setiap

kondisi lapangan sebelum dilakukan penyetelan. Setiap terdapat

perbedaan segera diberitahukan kepada pengawas lapangan untuk

mendapatkan perbaikan.

b. Tanda-tanda cacat akibat proses pekerjaan seperti “ rock “ atau “

griper “ pada permukaan aluminium harus diganti.

Pelaksanaan :

Page 22: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

22

- Pekerjaan / pembuatan dan pemasangan kosen aluminium beserta kaca harus dilaksanakan oleh kontraktor aluminium yang ahli dalam bidangnya.

- Untuk mendapatkan ukuran yang tepat, kontraktor aluminium harus datang kelapangan dan melakukan pengukuran ulang.

- Finishing Asesoris sekrup asembling dan engsel-engsel harus terbuat dari bahan stainless steel.

21.2 Pekerjaan Kosen Kayu

21.2.1 Selain bangunan Utama, bangunanlainnya menggunakan K osen yang

terbuat dari kayu.

21.2.2 Kosen-kosen pintu dan jendela harus terbuat dari kayu klas I (

Seumantok ) kualitas baik, dengan bentuk, ukuran dan cara pemasangan

sesuai gambar. Kadar kelembapan maksimu adalah 15 %.

21.2.3 Bentuk dan ukuran sesuai gambar bestek/kerja dan sebelum dibantu

kayu-kayu tersebut harus mendapatkan persetujuan dari

Direksi/Pengawas.

21.2.4 Persyaratan-persyaratan konstruksi harus didasarkan kepada PPKI NI

5/PPKI dan segala sesuatu harus disetujui D ireksi/Pengawas.

21.2.5 Setiap kosen harus dilengkapi dengan anker minimum 4 buah dipasang

dikiri, kanan kosen, untuk kosen pintu ujung bawah dilengkapi dengan

dook dan diangkerkan dalam neut beton.

21.2.6 Setelah kosen terpasang, bidang permukaan kosen harus rata dan tidak

ada bagian-bagian kayu yang gompal-gompal atau cacat-cacat lainnya

dan kemudian dicat sesuai dengan yang ditentukan.

21.2.7 Daun Pintu dan Jendela

Daun pintu dan jendela pada gedung kantor utama menggunakan

bahan dari aluminium yang berkualitas baik.

Bahan aluminium harus yang berkualitas baik, sehingga pada saat

dipasang tidak mudah lentur / bengkok, bahan dalam untuk

mengikat kaca harus dilapisi karet sebagai penguat getaran.

Pembuatan daun pintu / jendela pada bangunan lainnya

menggunanakan papan kayu klas kuat II yang berkualitas baik.

Untuk pint KM/WC daun pintu terbuat dari Fiber.

Page 23: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

23

Semua ketebalan daun jadi, baik panel maupun rangka pintu harus

sama.

Bentuk, ukuran dan konstruksi tercantum didalam gambar kerja

yang aman segalanya harus ditaati, kecuali ada ketentuan lain dari

perencanaan, Konsultan Pengawas atau Pemberi tugas.

21.2.8 Rangka Atap

21.2.8.1 K onstruksi Rangka Baja /Plat

Rangka atap yang digunakan adalah dari konstruksi Baja / P lat yang

telah mendapat rekomendasi. U kuran setiap unit rangka baja yang

digunakan harus sesuai standar Peraturan Konstruksi Baja Indonesia,

dan dimensi baja yang diminta pada gambar kerja supaya diperhatikan

agar tidak terjadi kesalahan yang fatal.

- Bahan baja yang digunakan kecuali ditunjuk atau diisyaratkan lai

harus sesuai dengan PUBB 1965.

- Semua bagian baja yang digunakan harus baru dari jenis yang sama

kualitasnya. Dalam hal ini dipakai baja jenis ST 37 dengan

tegangan tarik putus baja minimum 3.700 kg/cm2.

- Batang baja disediakan sesuai penampang, bentuk, tebal,

ukuran,berat dan detail-detail lainnya sesuai gambar kerja.

- Batang profil harus bebas dari karat, lubang-lubang, bengkok,

puntiran, dan cacat perubahan lainnya.

21.2.9 Macam Pekerjaan :

Membuat konstruksi kap pada bangunan gedung utama sesuai dengan

gambar.

Rangka-rangka harus rata dan baku dalam satu bidang sesuai dengan

gambar.

21.2.10 Penutup Atap

Lingkup pekerjaan :

Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan pekerjaan penutup atap

seperti yang tertera pada gambar kerja/bestek.

Bahan :

Page 24: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

24

Seng Superdeck. Disini warna disesuaikan atau menunggu petunjuk

dari D ireksi/pengawas.

Pedoman Pelaksanaan :

Rangka Penutup atap untuk bangunan gedung diantaranya

- Konstruksi Kuda-kuda baja

- Gording menggunakan konstruksi dari baja

- Jarak serta letak diselesaikan dengan petunjuk gambar

kerja/bestek.

Pemasangan Seng Superdeck harus mengikuti petunjuk dari brosur

yang telah disiapkan. Pemasangan harus rapi dan tidak boleh ada

gelombang yang menakibatkan atap tidak sama rata

21.2.11 L istplank dari bahan kayu lebar sesuai dengan gambar. Pemasangannya

langsung pada ujung bagian luar konstruksi atap baja. Pemasangan

dilapisi papan dengan ukuran tinggi untuk listplank harus sesuai dengan

gambar kerja. Harus rapi dan lurus. Apabila dijumpai pemasangan yang

tidak lurus, maka bagian tersebut harus dibongkar dan diperbaiki

kembali atas beban kontraktor.

22. Pekerjaan Kaca

22.1 Lingkup Pekerjaan Kosen Alluminium

Bahan ini mencakup pengadaan dan pemasangan kaca, seperti yang tertera

dalam gambar perencanaan.

Persyaratan :

22.1.1 Bahan

1) Kaca bening dan berwarna, tebal minimum 5 mm dipasang pada

tempat sesuai dengan gambar perencanaan dan peyunujk D ireksi

Pelaksanaan, kualitas kaca setara dengan produk Asahi Mas.

2) Kaca cermin dari kualitas utama, tebal 6 mm, dipasang sesuai

dengan gambar perencanaan, sekualitas Asahi Mas.

Page 25: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

25

3) Kontraktor Harus memberikan contoh kaca pada D ireksi

pelaksana untuk mendapatkan persetujuan sebelum dilakukan

pemasangan.

Pedoman Pelaksanaan :

Kaca harus dipasang tegak lurus pada alurnya dan di stell di tengah-tengah,

dipasang sesuai dengan persyaratan dari pabrik pembuatnya. Antara kaca dan

bidang aluminium dipisahkan dengan seal karet untuk penyekat dan penahan

getaran. K ontraktor harus mengambil ukuran yang tepat dari lubang/bidang yang

akan dipasang kaca, kesalahan karena ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Setelah terpasang, kaca harus dibersihkan dan kaca yang tergores harus diganti.

23. Pekerjaan Langit-langit

23.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup langit-langit pada seluruh ruang

yang terdapat pada bangunan.

23.2 Lingkup Pekerjaan

Persyaratan Bahan

- NI – 3

- NI – 5

- NI – 0015 – 1976

Bahan :

23.2.1 Bahan yang digunakan adalah kayu lapis (plyw ood) tebal minimum 4

mm dari kualitas terbaik siap pasang/jadi

23.2.2 Diperlukan tenaga pemasang yang benar-benar ahli dibidangnya.

Pedoman Pelaksanaan :

a. Plafond Plyw ood :

- Bahan penutup langit-langit / plafond, dapat dipasang apabila semua

instalasi diatas plafond sudah terpasang dan sudah terpasang dan sudah

diuji coba (test).

Page 26: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

26

- Didalam pemasangan pertemuan bahan plafond harus lurus, saling

tegak lurus dan siku.

- Konstruksi penggantung plafond dibuat dengan memperhatikan faktor

kekuatan perletakan lampu dan lain-lain fixtures yang akan dipasang

pada pertemuan plafond.

- Pemasangan ragak plafond plywood dengan modul polos kecuali bila

dalam gambar dinyatakan lain. Ukuran kayu penggantung adalah 5/7

cm dengan penggantung utama 5/10 cm.

- Pemasangan plafond harus dipasang pada permukaan rangka yang

benar-benar datar ( water pass ). Celah-celah (naad) harus benar-benar

lurus sesuai dengan gambar. Permukaan plafond pada rangka harus

benar-benar rapi dan beraturan letaknya.

- Pengakiran pada bidang dinding dengan list kayu/naad . Demikian pula

sebagai bahan untuk plafondnya digunakan bahan gypsum.

24. Pekerjaan Penutup Atap

24.1 Lingkup Pekerjaan

Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang atap

bangunan.

24.2 Bahan yang digunakan

24.2.1 Penutup atap menggunakan Seng Superdeck atau sekualitas yang telah

disetujui direksi.

24.3 Pedoman Pelaksanaan

24.3.1 Pasangan Seng Superdeck disusun berlapis sesuai dengan bentuk yang

ada. B ubungan ditutup dengan bahan yang sejenis dengan bahan atap.

24.3.2 Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak

mengakibatkan kebocoran. A pabila terjdi kebocoran setelah

pemasangannya, maka bagian yang bocor tersebut harus dibongkar dan

dipasang baru.

25. Pekerjaan Pengunci dan Penggantung

25.1 Lingkup Pekerjaan

Page 27: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

27

Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan

jendela, selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak angin.

Untuk bangunan utam bentuk dari penggantung dan pengunci berhubungan

langsung dengan plat kosen aluminium.

25.2 Persyaratan Bahan

25.2.1 Engsel-engsel dari kuningan sekualitas merek ARCH Nylon ukuran 4 x

3 atau yang setaraf.

25.2.2 Kunci dipasang sekualitas merek Yale 2 ?(dua) slang (dua kali putas)

atau yang setaraf.

25.2.3 Grendel (sloot), tarikan jendela dan hak angin berkualitas baik.

25.3 Pedoman Pelaksanaan

25.3.1 Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slang merk yale, dan

kunci Cyelinder pada pintu yang sesuai dengan rencana dan gambar

kerja, bahan yang didatangkan harus yang berkualitas baik.

25.3.2 Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu.

Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak

dibenarkan melengketkan engsel ke pintu dan kozen dengan

menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukan dengan

memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh batang masuk dan

menempel kaut ke kayu yang dipasang.

25.3.3 Untuk lat-alat tersebut diatas sebelum dipasang Kontraktor wajib

memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persentujuan

Direksi atau Pemberi tugas.

25.3.4 Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan

yang disyaratkan, maka D ireksi berhak untuk menyuruh bongkar

kembali dan diganti dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya

Kontraktor.

25.3.5 Grendel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela.

Pasangan harus rapi dan dapt bekerja dengan baik. Untukmelengketkan

alat tersebut ke daun jendela harus menggunakan mur seperti tersebut

pada ayat 11.3.2 pasal ini.

Page 28: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

28

25.3.6 Expanyolet dipasang pada daun pintu buka dua ( dua lembar daun pintu

dan satu pintu ).

Semua merk dan ukuran harus dilihat pada gambar kerja sehingga tidak

terjadi kesalahan pemasangan ulang.

26. Pekerjaan Pemipaan dan Perle ngkapan Sanitasi

Syarat-syarat umum :

Syarat-syarat umum merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada

beberapa klausul-klausul dari syarat umum yang dituliskan kembali dalam persyaratan

teknis ini, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul dari syarat umum

hanya dianggap tidak berlaku apabila dinyatakan secar tegas dalam persyaratan teknis.

Pemborong harus mempelajari dan memahami kondidi tempat yang ada. Apabila

timbul persoalan pemborong wajib mengajukan suatu penyelesaian paling lambat

seminggu sebelum bagian ini harus dilaksanakan.

Pada waktu akan memenuhi pekerjaan, pemborong harus menyerahkan gambar kerja

(shop draw ing) terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari

Direksi/Pengawas.

26.1 Lingkup Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan meliputi pembuatan Sanitasi Air bersih dan air kotor.

Secara umum bagian-bagian pekerjaan utama yang termasuk dalam persyaratan

Teknis ini adalah sebagai berikut :

a. Sistim pemipaan air bersih dari jaringan utama iar bersih diluar bangunan

sampai ke fixture-fixture dalam bangunan lengkap dengan fixting-

fixtingnya.

b. Sistim pembuangan air kotor ( dari toilet, sarana domestik ) dari seluruh

fixture sampai 1 ( satu ) meter di luar bangunan.

c. Penyedian dan pemasangan semua plumbing fixtures.

26.2 Bahan-bahan yang digunakan

26.2.1 Pipa PVC diameter ½ “ dan diameter ¾ “, untuk keperluan air bersih

digunakan bahan dengan kuat tekanan kerja 7 kg/cm2. Alat

penyambung digunakan dari jenis bahan yang sama dengan bahan

untuk pipa.

Page 29: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

29

26.2.2 Stop kran ¾ “ sekwalitas TOTO.

26.2.3 Kran diameter ½ “ sekwalitas TOTO.

26.2.4 Saringan air kotor/floor drain dari plat galvanis kualitas baik.

26.2.5 Septick tank, dari pasangan bata kedap air dengan tutup dari beton

bertulang, dan resapan dari batu gunung/kali dengan ijuk, ukuran

seperti gambar detail.

26.2.6 Kloset duduk sekualitas TOTO standart atau sekualitas.

26.2.7 Bak penampungan air dari pasangan bata dan dinding keramik. Atau

dari feberglass sekualitas GAPURA.

26.2.8 Wastafel sekualitas TOTO standart.

26.2.9 Bak cuci dari aluminium sekualitas DIAMOND.

26.2.10 Bak kontrol dari pasangan bata diplester dengan tutup dari beton cetak.

26.2.11 Toren air dari besi siku 50.50.5 dan bak air dari fiber glass / plastik anti

lumut kapasitas 3000 liter sekualitas GRAIN atau PINGUIN (sesuai

gambar detail).

26.2.12 Cincin sumur dari beton cetak untuk sumur gali.

26.2.13 Untuk saluran air hujan dugunakan beton cetak ½ diameter 20 cm dan

diameter 20 cm atau pasangan batu bata 1 Pc : 4 Ps dan diplester

dengan adukan yang sama.

26.3 Pedoman Pelaksanaan

26.3.1 Pemasangan pipa-pipa didalam bangunan dipasang didalam dinding ( in

bouw). Pasangan pipa-pipa tersebut harus horisontal dan vertikal, tidak

boleh dipasang miring.

26.3.2 Air diambil dari sumber PDAM. Pengambilan air tersebutdihubungkan

dari pompa ke toren air atau sistim distribusi tertentu sesuai gambar,

memakai pipa PVC diamter ¾ “ dan diteruskan ke bangunan yang

memerlukan tapping air. Dari sini digunakan shock ½” - ¾” untuk

mengubah besaran pipa ke ½”. P ipa ½” ditanam kedalam dinding,

dikeluarkan pada tempat-tempat yang dibutuhkan, dan disini digunakan

kran air diameter ½”. P ipa pengambilan dan pipa distribusi harus

ditanam didalam tanah.

Page 30: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

30

26.3.3 Toren ait dibuat dari konstruksi baja (bentuk sesuai gambar) siku

50.50.5 dengan ikatan perkuatan sambungan menggunakan mur baut

dan pengelasan sehingga konstruksinya kuat. K onstruksi baja tersebut

harus dicat dengan cat dasar/cat meni 1 (satu) kali. Diatas toren

dipasang bak air dari fiber glas dengan ukuran air isi 2 m³ air.

26.3.4 Setelah selesai pemasangan seluruh jaringan iar, harus dilakukan

pengetesan yang disaksikan oleh Kontraktor., Pengawas dan Pemimpin

Bagian Proyek. Pengujian harus menghasilkan tekanan hydraulik

sebesar 10 kg/cm² selama satu jam tanpa penurunan tekanan. Segala

cacat dan kekurangan-kekurangan yang dijumpai dari hasil pengujian

harus diperbaiki dan semua biaya yang timbul akibat kegagalan

pengujian adalah tanggungan Kontraktor.

26.3.5 Air kotor dari KM dialirkan dengan pipa beton diameter ½ - 20 cm

kesaluran terdekat, harga satuan untuk saluran harus termasuk harga

grill didepan jalan masuk.

P ipa-pipa sanitair, bahan kimia digunakan dari pipa PVC (6 kg/cm2)

merek wavin.

Semua cabang harus dibuat dengan Y buatan pabrik wavin.

Semua floor drain dan WC harus diberi “ water trup “ baik yang dibuat,

maupun yang dibuilt - in.

P ipa-pipa dan fitting untuk “ vent “ dibuat dari PVC klas (6 kg/cm2)

merek wavin

26.3.6 Pembuangan air limbah/kotoran dari WC dialirkan dengan pipa PVC

diameter 4” ke septic tank. Pada tempat-tempat tertentu sebelum pipa

dihubungkan ke septictank, harus dipasang satu buah bak kontrol

tergantung dari jarak dan tikungan saluran.

26.3.7 Septictank dibuat dari pasangan transam bata merah adukan 1 PC : 2

PS, dengan sisi dalamnya diplester adukan yang sama dan bagian

atasnya plat beton bertulang 1 PC : 2 PS : 3 KR tebal 8 cm (termasuk

tutup kontrol) serta diberi pipa pembuang udara dari pipa galvanis

diameter 2”.

Page 31: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

31

26.3.8 Segala sesuatunya mengenai bentuk, ukuran maupun kapasitas

septicktank dan sumur peresapannya harus dilaksanakan sesuai gambar

yang bersangkutan. Tata letak sumur peresapan (rembesan) sekurang-

kurangnya 15,00 m dari sumber air tanah (sumur gali) agar tidak terjadi

pencemaran terhadap sumber air tersebut.

26.3.9 Didalam K,/WC dilengkapi satu buah bak air dari pasangan batu bata 1

PC : 2 PS. Bak ini kemudian dilapisi keramik/porselin kualitas baik.

Lubang penguras bak air dipasang pipa khusus yang dilengkapi dengan

penutup khusus yang mempunyai ulir kualitas baik.

26.3.10 Untuk bak air yang menggunakan fiberglas pada bagian luarnya

dipasang bata campuran 1 PC : 2 PS dan dilapisi keramik 20 x 25 cm.

27. Pekerjaan Instalasi Listrik

27.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi di

dalam bangunan, pemasukan arus yang bersumber dari instalsi PLN (Perusahaan

Listrik Negara) atau Genset, penyedian bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC,

tiang listrik, dan sebagainya sehingga listrik menyala. Jumlah titik lampu dan

stop kontak yang harus dipasang disesuaikan dengan jumlah yang tertera dalam

gambar. T itik lampu dan stop kontak mengandung maksud tempat lampu dan

stop kontak yang tealh dipasang kabel-kabel yang diperlukan sehingga arus

listrik sudah berfungsi pada titik tersebut.

27.2 Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang

salingmelengkapi dan seluruh ketentuan yang tercantum dalam gambar kerja dan

spesifikasi bersifat mengikat.

27.3 Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang tidak dilaksanakan harus dikerjakan oleh

kontraktor instalasi listrik yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi yang baik

dan ditunjang oleh tenaga-tenaga yang cakap dan berpengalaman dalam

bidangnya, serta terdaftar sebagai pemegang / rekanan instalatur PLN dengan

kelas minimal “ C “ dan masih berlaku hingga tahun berakhir yang sedang

berjalan.

27.4 Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut Peraturan Umum Instalsi

Listrik (PUIL) di Indonesia/ peraturan PLN setempat edisi terakhir sebagai

Page 32: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

32

petunjuk dan juga peraturan-peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan

standart-standart / “ code-code “ lainnya yang diakui secara internasional (VDE,

DIN, IES, NEMA , BS dan sebagainya).

27.5 Bahan-bahan yang digunakan

27.5.1 Kabel NYWGBY

Kabel dengan 4 inti

Lapisan isolasi PVC melindungi setiap inti. Lapisan metal yang

menyelubungi secara keseluruhan sebagai earting conductor.

27.5.2 Kabel NYM

Kabel dengan 3 inti untuk satu pass

Inti copper dibungkus dengan isolasi PVS

Isolasi 2 lapis menyelubungi inti

27.5.3 Kabel NYA

Isolasi PVC, luas penampang minimum yang boleh digunakan 2, 5

mm².

Kawat BC, kawat tembaga yang telanjang

Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonit kualitas baik.

Bola lampu pijar, TL dan armaturnya adalah produksi Nasional merk

Philips, Toshiba, Tungsram atau yang sekualitas, dengan syarat-syarat

berikut :

Lampu TL :

Body dari plat besi, tebal minimum 0,9 mm, dicat putih didepan, abu-

abu di belakang.

Balast merk S inar atau sejenisnya.

Stater Merek Philips atau sejenisnya.

Fitting :

Bagi TL 20 W/220 V besarnya 2,5 micro F + 10%

Pengabelan di dalam harus disolder.

Kap merek SUN atau sekualitas.

27.5.4 Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group

pemasangan instalasi listrik, Produksi Dalam Negeri (nasional) atau

sekualitas, dengan arde (pertanahan) dari kabel b.c.

Page 33: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

33

27.5.5 Macam-macam switch/outlet yang digunakan untuk tegangan 220 volt

adalah :

Outlet/stop kontak biasa (General Purpose Outlet)

Pole : Phase + Neutral + Earth

Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 Hz

Ranting arus : 3 x 25 ampere

Type : Pemasangan sistem tanam

Bahan : Ebonit warna putih

Plug dan socket 1 phase untuk power

Pole : Phase + Neutral + Earth

Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 Hz

Ranting arus : minimum 25 ampere

Type : Pemasangan di luar diberi landasan kayu

Bahan : Ebonit warna putih

Sekering BOX

Main Panel terdapat pada panel pertama menerima daya dari gardu

induk PLN ataupun genset.

Bahan : Rangka profil 30 mm

Cover : Besi plat 2 mm

Module : minimum (30 x 40) tinggi maksimum 175 cm

Potongan : Puc Standing kuat tidak bergetar

Warna : Abu-abu

27.6 Penggunaan

27.6.1 Kabel NFGBY dipergunakan sebagai penghubung antara lain panel

digardu induk kedistribution panel ditiap-tiap bangunan. Diluar

bangunan dipasang sebagai kabel tanah dengan memperhatikan

peraturan-peraturan yang berlaku.

27.6.2 Kabel NYM dipergunakan sebagai instalasi penerangan di dalam

dinding.

27.6.3 Kabel NYA dipergunakan sebagai instalasi penerangan.

27.6.4

Page 34: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

34

27.7 Pedoman Pelaksanaan

27.7.1 Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta

jenis armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan

gambar instalasi listrik. Sedangkan sistem pemasangan pipa-pipa listrik

pada dinding maupun beton harus ditanam (sistem inbouw) dan

penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafon diikat dengan isolator

khusus dengan jarak 1,00 atau 1,20 m, atau jaringan kabel diatas plafon

tersebut dimasukkan dalam pipa PVC. Khusus untuk instalasi stop

kontak harus dilengkapi kabel arde (pentanahan) sesuai dengan

peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air tanah)

27.7.2 Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen-

komponennya harus disesuaikan dengan sistem tegangan 220 Volt.

27.7.3 Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan listrik, pemborong

boleh menunjuk pihak ketiga (instalatur) yang telah memiliki izin usaha

instalasi listrik atau izin sebagai instalatur yang masih berlaku dari

Perum Listrik Negara (PLN). Pemborong tetap bertanggung jawab

penuh atas pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap

dipergunakan), termsuk biaya pengujian dengan pihak PLN.

27.7.4 Pengujian instalasi listrik harus dilakukan kontraktor pada beban penuh

selam 1 x 24 jam secara terus menerus. Semua biaya yang timbul akibat

pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

27.7.5 Kontraktor berkewajiban memasukkan arus yang bersumber dari

instalasi PLN. Pemasukan arus ini bila harus menambah tiang maka

Kontraktor harus menambah tiang beton pracetak. Baiay penambahan

tiang dan kabel listrik menjadi beban Kontraktor.

Page 35: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

35

Prinsip Distribusi :

distribusi TR (Tegangan Rendah) 220/230 V secara radial dari panel utama

Tegangan Rendah (LVDD) didistribusikan ke panel bagi Bantu (SDP) setiap

bangunan. Panel-panel Daya (PP), Panel Penerangan (LP) melalui kabel

(NYY)

karakteristik Tegangan Rendah 220/380 V, 50 Hz, 3 Fase, 3 kawat dan

Tegangan Rendah 220/230 V, 550 Hz, 3 Fase, 5 kawat . distribusi Daya

untuk penerangan dan perlatan terbagi dari 3 (tiga) sistim suplai daya yaitu :

Suplai sepenuhnya dari PLN

Suplay Genset

Suplai UPS

Flukatsi tegangan yang diizinkan untuk penerangan sekitar 3 % dan

untuk msin-mesin sekitar 3%.

27.7.6 Untuk lebih Rinci dalam hal pemasangan Instalasi Listrik pendekatan

penjelasan dari rekanan instalatur harus dimengerti para pekerja, agar

pemasangan tidak terjadi kesalahan yang tidak mestinya diinginkan.

Dan sebelum dilaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu mendapat

persetujuan dari Direksi /pengawas Instalatur itu sendiri.

27.7.7 Produk

Bahan dan perlatan harus memenuhi spesifikasi.

Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang

setaraf dengan yang dispesifikasikan. Pemborong baru dapat mengganti

bila ada persetujuan dari Direksi/pengawas resmi secara tertulis. Produk

bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :

Page 36: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

36

Bahan/Peralatan Merk/Pembuatan

1. K omponen Panel

2. Pembuatan Panel

3. Kabel

4. K onduit hight inpact

5. Lampu TLD

- F lurescent

- Starter

- Condensator

- F itting

- Ballas Low Los

- Pembuat

Kotak Kontak

Saklar

Metal Conduit

Lasdop

Siemens, Merlin Gerlin, AEG

PT. Industri, AEG Bina, PT.

Mustika Parulindo

Kabel Metal, Kabelindo

Supreme

Ega, Gifflex

Philips

Philips

Philips

Philips

Philips

PT. Industri Candela

Clipsal, Tenby

Clipsal, Tenby

National, Maruichi

3 M, Legrand

28. Pekerjaan Pengecatan

28.1 Lingkup Pekerjaan

28.1.1 Meni kayu untuk bidang kozen yang melekat ke tembok, sambungan-

sambungan konstruksi kayu pada kuda-kuda dan lain-lain.

28.1.2 Meni besi untuk baut-baut dan besi strip.

28.1.3 Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kozen yang nampak, daun pintu

panel dan ventilasi kayu, listplank, dan list eternit, serta dinding papan

yang dapat dibuka dan plafond lambrisering.

28.1.4 Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan

plafond eternit.

28.1.5 Residu/Teer untuk kayu kuda-kuda, gording dan rangka atap.

28.2 Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :

28.2.1 Meni kayu dan besi berkualitas Kuda Terbang, P lanton atau Ftalit.

28.2.2 Cat kayu sekualitas K uda Terbang, P laton atau Ftalit.

Page 37: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

37

28.2.3 Cat tembok sekualitas Kuda Terbang, Polymix, Vinilex, Platon.

28.2.4 Residu kualitas baik tidak luntur.

28.2.5 Politur sekualitas P laton.

28.2.6 Plamur kayu dan dinding sekualitas Kuda Terbang, Polymix, Vinilex,

P laton.

28.3 Pedoman Pelaksanaan

28.3.1 Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafond.

28.3.2 Pekerjaan meni, residu harus betul-betul rata, berwarna sama,

pengecatan minimal 2 (dua) kali.

28.3.3 Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan

memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan.

2 (dua) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar

1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu.

Penghalusan dengan amplas.

Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali.

28.3.4 Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :

Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus,

setelah itu dilap dengan kain basah hingga bersih.

Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Setelah

betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan

kain kering yang bersih.

Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2 (dua)

kali.

Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan

tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.

28.3.5 Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut :

Membersihkan bidang plafond yang akan di cat.

Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang

pengecatan yang merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau

noda-noda mengelupas.

Page 38: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

38

28.3.6 Warna yang digunakan apabila tidak ditentukan lain oleh Pemberi

Tugas maka digunakan warna sebagai berikut :

Dinding dalam/luar digunakan warna Primrose 302 dari daftar warna

cat superpolimyx.

Plafond asbes warna putih (pear white)

Kozen pintu dan jendela digunakan warna Candy Brown 925 dari

daftar warna cat K uda Terbang atau yang sekualitas.

Daun pintu Panel dan plafond lambrisering digunakan warna Candy

Brown 925 dari daftar warna cat Kuda Terbang atau yang sekualitas.

28.3.7 Pelaksanaan Pekerjaan Cat harus sesuai dengan persyaratan yang

tercantum dalam PBI 1961.

28.3.8 Pengetesan tebal pengecatan, kekeringan dsinding, kebersihan dengan

alat test yang digunakan untuk pengecatan harus dipenuhi kontraktor

atas permintaan Direksi/pengawas dan selruh biaya pengetesan tersebut

menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Interior Eksterior

- Plasteran Cat dasar 2 kali Cat Das ar Alkasi

Cat Emulsion 3 KALI CAT EMULSI

- Langit-langit 2 kali cat emulsi 2 kali cat emulsi

- Pintu te ak wood 2 kali Pinotex 2 kali Pinotex

- Peke rjaan B aja - Didesign dengan lapisan

Mordant. Satu lapis cat

29. Pekerjaan Lain-lain 29.1 Lingkup Pekerjaannya adalah pekerjaan Administrasi/dokumentasi, baiaya

Keamanan/jaga malam, obat-obatan/P3K. Pemjelasan masing-masing lingkup

pekerjaan ini telah dijabarkan pada masing-masing pasal diatas, kecuali pekerjaan

administrasi proyek berupa :

a. Laporan berkala mengenai pekerjaan secara keseluruhan dan segala sesuatunya

yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam kontrak.

Page 39: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

39

b. Cacatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan dan

jika diminta oleh DIREKSI PEKERJAA/PEMILIK untuk keperluan

pemeriksaan sewaktu-waktu dapat diserahkan.

c. Dokumen foto :

KONTRAKTOR diwajibkan membuat dokumen foto-foto, sebelum pekerjaan

dimulai sampai pada pekerjaan selesai 100% dan tiap tahap permintaan

angsuran disertai keterangan lokasi, arah pengambilan dan tahap pelaksanaan

pembangunan serta disusun secara rapih dan diketahui oleh DIREKSI

PEKERJAAN/PEMILIK dan Pengelola Teknis.

Syarat-syarat foto dokumentasi :

Tiap Unit Bangunan diambil dari empat arah,

Gambar menyeluruh pandangan dari empat arah,

Sudut pengambilan gambar dari tiap tahap harus tetap pada sudut

pengambilan tersebut pada butir pertama.

Gamabr dimasukkan dalam album diserahkan kepada PEMILIK melalui

DIREKSI PEKERJAAN rangkap 5 (lima).

Biaya dokumen merupakan tanggung jawab Kontraktor, Foto-foto tersebut harus

dibuat dan menjadi lampiran setiap permohonan angsuran pembayaran.

Segala laporan atau cacatan tersebut dalam ayat (a) dan (b) Pasal ini, dibuat

dalam bentuk buku haruan rangkap 5 (lima) diisi pada formulir yang telah

disetujui oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan harus selalu berada di

tempat pekerjaan.

29.2 KONTRAKTOR harus menyerahkan pada PEMILIK as built drawing. As built

drawing adalah gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan

yang harus diselesaikan 4 minggu setelah serah terima pekerjaan untuk pertama

kali dalam bentuk kalkir.

29.2.1 Pembayaran pekerjaan lain-lain ini didasarkan pada unit taksiran

penawaran K ontraktor. Harga taksiran ini sudah mencakup semua

kebutuhan kontraktor sehingga bagian pekerjaan ini berjalan dengan

baik dan sempurna.

Page 40: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

40

29.2.2 Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ini, yang

ternyata pekerjaan tersebut harus ad agar mendapatkan hasil akhir yang

sempurna, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh Kontraktor

atas perintah tertulis Kuasa Pengguna Anggaran.

29.2.3 Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati

oleh Kontraktor dan Kuasa Pengguna Anggaran dalam melaksanakan

pekerjaan ini.

30. PEKERJAAN LAMPU PENERANGAN JALAN SOLAR CELL (5 Unit)

30.1 Komponen lampu Penerangan Jalan Tenaga Surya ( PJU-TS ) LED 2x 100

Wterdiri dari komponen-komponen sebagai barikut :

Lampu Jalan LED Ceramic 24 V DC Volt, berikut Kabel NYAF 2 x 1,5

mm²

Tiang lampu jalan Oktagonal tinggi 9 mtr S ingle Arm + dudukan solar

panel

Box Baterai

Solar Cell daya 100 Wp 24 V DC, berikut Kabel NYAF 2 x 6 mm²

Pengisi Baterai (Battery C harger) 10 Amp 24 V DC, berikut Sun

Switch

Baterai jenis VRLA Deep Cycle PV kap 50 Ah 12V, berikut Kabel

NYAF 2 x 6 mm²

30.2 Solar Modul

Jenis : Polycrysta line atau multicristal silicon cells dengan tempered glass yang transparan dan tahan terhadap kerusakan

Total daya : disesuikan dengan perencanaan

Page 41: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

41

Spefikasi Solar modul : Keterangan DayaPuncak( Pmp) Tegangan nominal ( Vnom ) Tegangan P max (Vmp) Aruss Max (Imp) TeganganTerbuka( Voc) Arus hubungan S ingkat (Isc) Tegangan maksimum

Sistem Solar module sensitiv ity Garansi 12 tahun untuk kapasitas 92 % Junction box Assesories Garansi Pabrikan / Distr ibutor Memiliki sertifikat mutu

: 100 Wp : 12 V : >19,0 VDC : >5,25 A : >22,50 V : > 5,50 A

: 1,000V : ≥ 14.5 % : 25 tahun untu kapasitas 85 %PT. : IP 65 dilengkapi kabel koneksi : Terbuat dar i struktur besilengkap Dengan : minimal 20 tahun : SNI / CE, TUV, IEC

30.3 Baterai

Type : AGM Deep CYCLE Baterai

Kapasitas Efisiensi pada T 50 º C : > 100 %

Cycle life : 1,200 Cycle

Umur pakai dapat mencapai : 5 Tahun

Tegangan nominal : 12 VDC

Kapasitas minimum : 100 Ah

Garansi Pabrikan / D istributor : minimal 2 tahun

Memiliki sertifikat mutu : SNI / Internasional

30.4 Lampu Dan Armature Lampu Led

a. JenisLampu : CREE LED special design Multi Chip

Single module

b. Amarture / Rumahlampu : Casting alumuniun alloy sehingga tahan Ultra

violet, korosi dan merangkaps ebagai Heat Sink pendistribution panas pada

Page 42: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

42

Lampu bekerja sehinggaumur pakai lebih l ama, bagianpenutupbawah harus

mempunyai sifat pengahantar cahaya yang baik Daya Maksimum 50 W.

c. Tegangan kerja : 12 VDC

d. Lumen per watt : 100 lumen

e. Ukuran filament : < 2 (3 x 3 cm.)

f. Angle beam : 124⁰

g. Power Efficiency : 90%

h. Power Factor ( PF ) : 0.95

i. Colour rendering : Ra. >80

j. Color Temperature : 2700 K- 7000K

k. Life time : 50.000 jam

l. TemperaturKerja : - 40⁰ C - +55 ⁰ C

m. Proteksi : IP 65

n. LevelInsulasi : Kelas 1.

o. Rumah Lampu : jadi satu kesatuan dengan lampu

p. Cover terbuat dari kaca hard glass dengan tebal minimum 5 mm.

q. GaransiPabrikan / Distributor : minimal 2 tahun

r. Memiliki sertifikat mutu : Internasional

30.5 Controller

Type : Series PWM, State of Charge (BOC), PWM Boost

and FloatTermasukElektronik Timer

Pemakaian daya sendiri : maksimum 5 mA:

Voltage configuration : 12/24 VDC

Rated solar input : 15 A

Rated load : 15 A

Equalize Charging voltage : 14.6 V

Boost charging voltage : 14.4 V

Load disconnect : 11.10 V

Load reconnect : 12.60 V

Temp.Comp.(mV/°C) : -35⁰ C to 55 ⁰ C :

Enclosure : IP30

Page 43: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

43

Case : ABS

Garansi Pabrikan / Distributor : minimal 2 tahun

Memilik isertifikat mutu : Internasional

30.6 Tiang, Lengan Lampu Dan Penyangga Solar Modul T iang

Bahan : Galvanis

Type tiang : bulat

Tinggi : sesuai kebutuhan

Diameter : Paling bawah 6 Inchi dan paling atas 3 Inchi

Tebal : 3 mm

Komposisi : 5” - 3”

Ukuran plat dasar : 1200 x 500 x 10 mm

Angkur : 22 mm, panjang minimal 1200 mm =Jumlah 4 Buah

Jumlah angkur Besi 12mm : 4 buah

30.7 Lengan Lampu

Bahan : P ipa 2” di cat anti karat

Jarak ke tiang : minimal 2 meter

30.8 Penyangga Solar Modul Dan Penghalang Panjat

Bahan : Besi Galvanized

Penghalang Panjat : ≥ 6 buah besi Runcing sekiling tiang dibawah

kotak baterai

30.9 Kotak Batere Dan Controller

Bahan : P lat besi.

Tebal : 2 mm

Finishing : Powder Coating

Penempatan : di Klem ketiang

Penghalang panjat : besi 6 mm,

Kunci pengaman : Gembok

Ukuran : Disesuaikan

Page 44: 12. SPEK TEKNIS.pdf

Spsesifikasi Teknis

44

Ventilasi : Cukup untuk menjaga temperature dalam kotak batere.

Bagian atap 2 lapis terpisah ,lapis bagian bawah dilubangi

Sebanyak mungkin sehingga ventilasi cukup terbuka

Dan dibuat aman dari air.

30.10 Kabel

Kabel paralel antar panel surya : NYYHY 2 x 2,5 mm

Kabel solar modul ke BCR : NYYHY 2 x4 mm

Kabel BCR ke Batere dan Lampu : NYYHY 2 x 4 mm

Memiliki sertifikat mutu : LMK-SNI / Internasional

30.11 Pondasi

Bahan : Beton

Ukuran : 50x50 cm