Instrumen Fungsi-Fungsi Manajemen Keperawatan
A. Fungsi Perencanaan Manajemen Keperawatan
1. Visi dan Misi Organisasi
a. Visi dan Misi Rumah Sakit
Visi RSUD Wlingi:
“Unggul dalam pelayanan kesehatan yang bermutu terjangkau
dengan mengutamakan kepuasan pelanggan”
Misi RSUD Wlingi:
1. Menyelenggarakan pelayanan yang professional
2. Mewujudkan SDM yang berkualitas
3. Memberi perlindungan kepada pelanggan
4. Meningkatkan kerjasama yang harmonis antara karyawan,
pemilik, pemasok, dan pihak ketiga lainnya
5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
6. Member kepuasan kepada pelanggan
Rumah Sakit Umum Daerah Wlingi sebagai rumah sakit tipe B
di daerah Kecamatan Wlingi diharapkan mampu menjadi rumah
sakit yang bisa menjangkau seluruh kalangan dan tetap unggul
dalam pelayanannya. Yang bertanggung jawab untuk mewujudkan
harapan tersebut adalah seluruh komponen yang ada di dalam
rumah sakit dan di sekitar lingkungan rumah sakit. Visi dan misi
RSUD Wlingi telah menjelaskan tujuan mendasar yang merupakan
ciri khas rumah sakit tersebut.
Visi dan Misi RSUD Wlingi juga telah mengidentifikasi jangkauan
operasi Rumah Sakit tersebut dalam jasa pelayanan kesehatan
yang ditawarkan
b. Visi dan Misi Keperawatan
Visi Ruang Bougenville:
“Terwujudnya pelayanan keperawatan yang mengacu pada standar
profesi global pada tahun 2005 dan memuaskan pelanggan.”
Misi Ruang Bougenville:
1. Memberikan asuhan keperawatan sesuai standar pelayanan
keperawatan
2. Memberikan pelayanan keperawatan
3. Cepat dan tanggap terhadap keluhan klien serta kritis di dalam
mengatasi permasalahan klien
4. Memberikan kemudahan di dalam pelayanan keperawatan
efektif dan efisien
c. Keterikatan Visi dan Misi Keperawatan dengan Rumah sakit
Visi dan misi keperawatan merupakan suatu rumusan yang
dibuat dan harus diwujudkan demi terwujudnya visi dan misi rumah
sakit. Pada visi misi ruang Bougenville terdapat poin-poin yang
merupakan usaha untuk mewujudkan visi misi rumah sakit, apabila
visi misi ruang bougenville dapat dicapai dengan baik maka akan
terwujud pelayanan keperawatan yang professional sehingga
harapan Rumah Sakit untuk memberikan pelayanan kesehatan
yang unggul dapat tercapai
2. Filosofi Organisasi
a. Filosofi Rumah Sakit
b. Filosofi Keperawatan
1. Perawat ruang bougenville meyakini bahwa semua pasien
harus mendapatkan perawatan yang sama
2. Perawat ruang bougenville meyakini bahwa tujuan pelayanan
keperawatan adalah membantu pasien untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal
3. Perawat ruang bougenville meyakini bahwa semua staf
keperawatan harus memotivasi keluarga pasien untuk dapat
melakukan keperawatan mandiri dan tidak tergantung orang
lain
4. Perawat ruang bougenville meyakini bahwa pendidikan
berkelanjutan adalah komponen penting untuk
mengembangkan pelayanan keperawatan
Filosofi yang dimiliki ruang bougenville memiliki peranan
penting dalam mewujudkan visi misi rumah sakit. Apabila seluruh
perawat meyakini filosofi tersebut maka dapat terwujud visi misi
rumah sakit dengan baik. Misalnya pada poin 4 filosofi ruangan
yaitu Perawat ruang bougenville meyakini bahwa pendidikan
berkelanjutan adalah komponen penting untuk mengembangkan
pelayanan keperawatan, filosofi tersebut memiliki keterkaitan
dengan salah satu misi rumah sakit yaitu mewujudkan Sumber
Daya Manusia yang berkualitas. Begitu pula dengan filosofi yang
lainnya.
3. Tujuan Organisasi
a. Tujuan Rumah Sakit
c. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu
dijangkau oleh pelanggan
d. Memberikan pelayanan yang cepat dan tepat
e. Mewujudkan pelayanan yang ramah dan santun
f. Mewujudkan sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, aman
dan nyaman
g. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
Tujuan tersebut sudah merumuskan apa yang akan diselesaikan,
dan kapan akan diselesaikan dan sebaiknya dapat diukur
Pencapaian tujuan rumah sakit merupakan hasil dari penyelesaian
misi rumah sakit
b. Tujuan Keperawatan
1. Memberikan asuhan keperawatan yang paripurna kepada
semua klien yang memerlukan pelayanan kesehatan sesuai
dengan sistem kesehatan nasional
2. Melibatkan klien dalam perencanaan dan pelaksanaan
pelayanan kesehatan
3. Memberikan pelayanan yang cepat dan tepat serta
meminimalkan cidera/kecacatan yang berkelanjutan
4. Mengembangkan standar asuhan keperawatan
5. Mengevaluasi asuhan keperawatan yang selalu berubah serta
menjamin ketersediaan sumber
6. Meningkatkan citra keperawatan secara terus menerus
7. Memberikan kesempatan kepada semua perawat untuk
mengembangkan pengetahuan secara terus-menerus
8. Meningkatkan hubungan yang kondusif dengan profesi
kesehatan lain
c. Keterkaitan tujuan keperawatan dengan tujuan rumah sakit
Tujuan keperawatan memiliki keterikatan yaung erat dengan tujuan
rumah sakit, perumusan tujuan keperawatan merupakan penjabaran
dari tujuan rumah sakit. Tujuan rumah sakit adalah suatu bentuk
umum target yang akan dicapai dengan melaksanakan tujuan khusus
yaitu tujuan keperawatan.
4. Kebijakan dan Prosedur Organisasi
a. Kebijakan dan prosedur rumah sakit
b. Kebijakan dan prosedur terkait dengan keperawatan
Ada beberapa kebijakan dan prosedur rumah sakit yang terkait
dengan keperawatan, hal tersebut tercipta dikarenakan bagian
rumah sakit membuat aturan serta langkah-langkah dalam
melaksanakan pelayanan keperawatan
5. Peraturan Organisasi
a. Peraturan rumah sakit
b. Peraturan yang terkait dengan keperawatan
6. Perencanaan Strategis
a. Rencana strategis rumah sakit
b. Rencana operasional
Rencana operasional merupakan rencana jangka pendek rumah sakit
dan terkait dengan keperawatan
Rencana operasional telah mewujudkan strategi & kebijakan dalam
tindakan melalui pengembangan program, anggaran, & prosedur
c. Keterlibatan staf keperawatan dalam perencanaan
Staf keperawatan memiliki keterlibatan dalam perencanaan
strategis, karena staf keperawatan merupakan pendukung
terwujudnya tujuan yang ada dalam perencanaan strategis. Staf
keperawatan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas
pelayanan keperawatan bertanggung jawab dalam perencanaan
strategis rumah sakit yang bertujuan untuk mewujudkan pelayanan
kesehatan yang professional.
Koor. Almed
Dyah Untari, AMK
Koor PKMRS
Tulus G, S.kep.Ns
Koor ketertiban
& kebersihan
Suprapti
Koor data &
dokumentasi
Noerodin,A
MK
Koor Inventari
s
Anang M
Mustofa
Koor Mutu
Askep
Dian R. Skep.Ns
Koor PIN
Yuyun y. AMK
Koor Obat ICU
Qunik Z. AMK
Koor. Almed
Dyah Untari, AMK
Koor PKMRS
Tulus G, S.kep.Ns
Koor ketertiban
& kebersihan
Suprapti
Koor data &
dokumentasi
Noerodin,A
MK
Koor Inventari
s
Anang M
Mustofa
Koor Mutu
Askep
Dian R. Skep.Ns
Koor PIN
Yuyun y. AMK
Koor Obat ICU
Qunik Z. AMK
B. Fungsi Pengorganisasian
1. Struktur organisasi
a Struktur organisasi keperawatan
KEPALA RUANGAN
Roby Kurniawan, AMK
WAKIL KEPALA RUANGAN
M. Zainal Arifin, AMK
Koor. Almed
Dyah Untari, AMK
ADMINISTRASI
Dwi Retnowati
Koor PKMRS
Tulus G, S.kep.Ns
Koor ketertiban
& kebersihan
Suprapti
Koor data &
dokumentasi
Noerodin,A
MK
Koor Inventari
s
Anang M
Mustofa
Koor Mutu
Askep
Dian R. Skep.Ns
Koor PIN
Yuyun y. AMK
Koor Obat ICU
Qunik Z. AMK
a. Kepala Ruangan
Job description
1. Membuat perencanaan untuk kebutuhan
perawatan yang dibutuhkan diruangan baik dari segi
jumlah, jenis, maupun kualitas2. Membuat perencanaan untuk pemeliharaan
sarana dan prasarana3. Membuat perencanaan kebutuhan tenaga di
ruangan baik dari segi kualitas, maupun kuantitas.
4. Membuat rencana untuk pengembangan untuk
staff perawatan sesuai dengan kebutuhan
pelayanan di ruangan.5. Membuat rencana dan melaksanakan orientasi
kepada tenaga baru dan praktikan6. Membuat perencanaan untuk jadwal pertemuan
berkala dengan para staf di ruangan
7. Merencanakan peningkatan kenyamanan kerja
di ruangan8. Membuat perencanaan tentang metode
pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan situasi di
ruangan9. Menyusun daftar dinas
10. Mengatur dan mengkoordinasikan kegiatan
pelayanan di ruangan11. Memberi orientasi kepada pasien dan keluarga
tentang peraturan dan tata tertib serta fasilitas yang
disediakan di rumah sakit12. Melaksanakan pertemuan berkala atau
sewaktu-waktu dengan staff dan tenaga lain
diruangan13. Memberi kesempatan atau izin kepada staff
ruangan untuk mengikuti kegiatan ilmiah atau
pelatihan.14. Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-
obatan sesuai kebutuhan ruangan
15. Mengatur dan mengkoordinasikan
pemeliharaan alat agar selalu dalam keadaan siap
pakai16. Mengelompokkan pasien dan mengatur
penempatannya diruangan sesuai tingkat
kegawatan, infeksi, non infeksi untuk kelancaran
pemberian asuhan keperawatan17. Mengendalikan system pencatatan dan
pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain
secara tepat dan benar18. Memberi motifasi kepada petugas dalam
memelihara kebersihan lingkungan ruangan19. Menyimpan status perawatan dalam masa
perawatan diruangan20. Membuat laporan harian mengenai
pelaksanaan asuhan keperawatan diruangan.21. Melakukan serah terima pada saat pergantian
dinas22. Mengendalikan dan menilai pelaksanaan
asuhan keperawatan di ruangan23. Melakukan penilaian kinerja staff di ruangan
24. Mengawasi, mengendalikan, dan menilai
pendayagunaan tenaga keperawatan, peralatan dan
obat-obatan.25. Mengawasi dan menilai asuhan keperawatan
sesuai prosedur ketat (SOP)
Total nilai
b. Kor. Mutu askep
No Aspek yang dinilai Dilakukan Tidak
1 Membimbing PP pada implementasi MPKP. Kegiatan
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Bersama dengan PP memvalidasi setiap
diagnosis keperawatan yang sudah ditetapkan
PP. CCM menganalisis data klien berdasarkan
dokumentasi, bila perlu CCM melakukan
pemerikasaan langsung kepada klien atau
bertemu dengan keluarga klien. Beberapa
pertangaan yang perlu dipikirkan:
Apakah diagnosis sudah sesuai
dengan kondisi klien?
Apakah ada diagnosis yang belum
diidentifikasi?
Apakah tindakan keperawatan yang
diidentifikasi PP sudah tepat? Baca
setiap tindakan yang ada pada
renpra terkait diagnosis tersebut?
Apakah ada tindakan keperawatan
tamabahan? Hasil penelitian?
√
√
√
√
2 Memberikan masukan pada diskusi kasus yang
dilakukan PP dan PA.
√
3 Mempresentasikan isu-isu baru terkait dengan
asuhan keperawatan.
√
4 Mengidentifikasi fakta dan temuan yang memerlukan
pembuktian.
√
5 Mengidentifikasi masalah penelitian, merancang
usulan dan dan melakukan penelitian.
√
6 Menerapkan hasil-hasil penelitian dalam memberi
asuhan keperawatan.
√
7 Bekerjasama dengan kepala ruangan dalam hal:
melakukan evaluasi tentang mutu asuhan
keperawatan, mengkoordinasi, mengarahkan dan
mengevaluasi mahasiswa praktik, serta membahas
dan mengevaluasi tentang implementasi MPKP.
√
8 Mengevaluasi pendidikan kesehatan yang dilakukan
PP dan memberi masukan untuk perbaikan.
√
9 Merancang pertemuan ilmiah untuk membahas hasil
evaluasi/penelian tentang asuhan keperawatan.
√
10 Mengevaluasi implementasi MPKP dengan
menggunakan instrumen evaluasi implementasi
MPKP oleh CCM.
√
Total nilai 46,15% 53,85%
b. Kor PKMRS
Job Description Selalu Kadang-kadang
Tidak pernah
1. Mengkoordinir PKMRS √
2. Membuat SAP √
3. Membuat jadwal
penyuluhan
√
4. Menyiapkan SOP
tindakan yang dibacakan pada
saat pre conference
√
Total 100%
c. Kor. Data dan dokumentasi
Job Description Selalu Kadang-kadang
Tidak pernah
1. Mengoordinir dan melaporkan
dokumen Askep
√
2. Mengecek kelengkapan dokumen
askep masing-masing pasien
√
3. Menyediakan format Askep dan discharge planning√
Total nilai 100%
d. Kor alkes
e. Kor inventaris
Job Description Selal
u
Kadang-
kadang
Tidak
pernah
1. Menginventaris alat-alat linen setiap √
Job Description Selalu Kadang-kadang
Tidak pernah
1. Menginventaris alat-alat medis
setiap operan jadwal
√
2. Mengecek persediaaan bahan habis
pakai
√
3. Inventaris alat medis setiap bulan
sekali
√
4. Membuat rencana kebutuhan bahan
habis pakai
√
Total nilai 50% 25% 25%
operan jadwal2. Bila pasien pulang selimut segera
diambil dan diletakkan di gudang
√
3. Menghitung inventaris linen kotor
dan yang sudah dicuci
(keluar/masuk)
√
Total nilai 33,33%
66,67%
f.administrasi
Job Description Selalu Kadang-kadang
Tidak pernah
1. Merapikan, menyetorkan
status, sensus harian, laporan
kegiatan ruangan
√
2. Menulis atau menyalin sensus
harian√
3. Mengambil bon-bonan √
4. Mengurus pembayaran √
Total 75% 25%
g. Tugas pekarya
Job Description Selalu Kadang-kadang
Tidak pernah
Memelihara kerapian dan kebersihan ruangan antara lain :
a. Menyapu,
membongkar dan menata kembali
ruangan atau kamar penderita,
membersihkan kaca jendela/ pintu,
tempat cuci tangan, meja dan
lemari penderita
√
b. Membersihkan, menyiapkan tempat
tidur penderita
√
c. Menjaga kebersihan kamar
mandi/WC
√
d. Memelihara kebersihan,
menyimpan kembali alat-alat
keperawatan seperti urinal, spatum
pot, perlak, kateter, dll
√
e. Memelihara kebersihan, keindahan
lingkungan di sekitar ruang
perawatan
√
Terhadap penderita, antara lain
a. Membantu perawat dan perawatan,
kebersihan jasmani penderita yaitu :
memandikan, menyisir rambut,
menggosok gigi, menyuap,
memotong kuku, mencukur,
membantu membalut,
membersihkan pispot dan urinal
√
b. Membantu
mengubah posisi tidur penderita
√
c. Menyiapkan
keperluan huknah
√
d. Mengganti baju
penderita
√
e. Menimbang BB
dan mengukur temperature
√
f. Mengantar
penderita konsul dan keperluan
lainnya
√
g. Membantu menjaga tata tertib
ruangan/ lingkungan
√
Membantu pengurusan sarana perawatan, antara lain:
a. Membantu
pengurusan makan penderita
√
b. Membantu pengurusan bon obat √
dan alat-alat.
Total nilai 27,8% 14,26%57,14%
Keterangan:
Tugas dikerjakan dengan kurang baik 0-49%; baik : >49%-77%; sangat baik: > 77%
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa:
• Kepala ruangan melakukan tugasnya 84% (sangat baik)
• Koor pengendalian mutu melakukan tugasnya 46,15% (kurang baik)
• Koor PKMRS melakukan tugasnya 100% (sangat baik)
• Koor data dan dokumentasi melakukan tugasnya 100% (sangat baik)
• Koor alkes melakukan tugasnya 50% (baik)
• Koor inventaris melakukan tugas 33,3% (kurang baik)
• Administrasi melakukan tugasnya 75% (baik)
• koor kebersihan (pekarya) melakukan tugasnya 27,8% (kurang baik)
Jadi dapat disimpulkan bahwa pegawai ruang bougenvil telah melaksanakan tugas sesuai tugasnya dengan baik hanya saja dalam pengendalian mutu, koor inventaris dan koor kebersihan perlu adanya peningkatan kinerja.
2. Uraian tugas
Tugas kepala ruangan Metode Primer
- Menyusun rencana harian kerja
- Melakukan pembagian tugas pelayanan
- Memimpin operan
- Memimpin conference
- Member pengarahan kepada ketua tim
- Member motifasi dan supervise kegiatan pelayanan
- Melakukan audit dokumentasi
- Melakukan evaluasi pelayanan keperawatan
- Membuat laporan harian karu
- Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer.
- Orientasi dan merencanakan kerjawan baru.
- Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten.
PP 1 PP 2 PP 3 PP 4
Pasien
Pasien
Pasien
Pasien
- Evaluasi kerja.
- Merencanakan/menyelenggarakan pengembangan staf.
- Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang terjadi.
Tugas CCM
- Membimbing PP pada implementasi MPKP. Kegiatan yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
- Bersama dengan PP memvalidasi setiap diagnosis keperawatan yang
sudah ditetapkan PP. CCM menganalisis data klien berdasarkan
dokumentasi, bila perlu CCM melakukan pemerikasaan langsung
kepada klien atau bertemu dengan keluarga klien. Beberapa pertangaan
yang perlu dipikirkan:
- Apakah diagnosis sudah sesuai dengan kondisi klien?
- Apakah ada diagnosis yang belum diidentifikasi?
- Apakah tindakan keperawatan yang diidentifikasi PP sudah tepat?
Baca setiap tindakan yang ada pada renpra terkait diagnosis
tersebut?
- Apakah ada tindakan keperawatan tamabahan? Hasil penelitian?- Memberikan masukan pada diskusi kasus yang dilakukan PP dan PA.- Mempresentasikan isu-isu baru terkait dengan asuhan keperawatan.- Mengidentifikasi fakta dan temuan yang memerlukan pembuktian.- Mengidentifikasi masalah penelitian, merancang usulan dan dan
melakukan penelitian.- Menerapkan hasil-hasil penelitian dalam memberi asuhan keperawatan.- Bekerjasama dengan kepala ruangan dalam hal: melakukan evaluasi
tentang mutu asuhan keperawatan, mengkoordinasi, mengarahkan dan
mengevaluasi mahasiswa praktik, serta membahas dan mengevaluasi
tentang implementasi MPKP.- Mengevaluasi pendidikan kesehatan yang dilakukan PP dan memberi
masukan untuk perbaikan.- Merancang pertemuan ilmiah untuk membahas hasil evaluasi/penelian
tentang asuhan keperawatan.- Mengevaluasi implementasi MPKP dengan menggunakan instrumen
evaluasi implementasi MPKP oleh CCM.
Tugas perawat primer:
- Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.
PP 1 PP 2 PP 3 PP 4
Pasien
Pasien
Pasien
Pasien
- Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
- Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas.
- Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain
maupun perawat lain.
- Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
- Menerima dan menyesuaikan rencana.
- Menyiapkan penyuluhan untuk pulang.
- Melakukan rujukan kepada pekarya sosial, kontak dengan lembaga sosial di
masyarakat.
- Membuat jadwal perjanjian klinis.
- Mengadakan kunjungan rumah.
Tugas perawat asosiet
- Memberikan ASKEP
- Mengikuti timbang terima
- Melaksanakan tugas yang didelegasikan
Mendokumentasikan tindakan keperawatan.
3. Pengorganisasian perawatan pasien
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan metode pemberian asuhan keperawatan di ruang Bougenvville di RSU Ngudi Waluyo menggunakan metode primer modifikasi fungsional
Kepala
Ruangan
CCM
PP 1
PA
PA
PP 2 PP 3 PP 4
PA
PA
PA
PA
PA
PA
Tim Medis
Sarana Prasarana
Pasien
Pasien
Pasien
Pasien
Kelebihan dari metode ini adalah :
• Bersifat kontinuitas dan komprehensif
• Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan
memungkinkan pengembangan diri.
• Keuntungan yang dirasakan oleh pasien, perawat, dokter dan RS
Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa dimanusiawikan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu, asuhan yang diberikan bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi.
Dokter juaga merasakan kepuasan dengan model primer karena senantiasa mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu diperbarui dan komprehensif.
Kelemahan dari metode ini adalah:
• Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang
memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan mengambil keputusan yang
tepat, menguasai keperawatan klinis, akuntabel, serta mampu berkolaborasi dengan
berbagai disiplin ilmu.
Konsep dasar metode primer:
• Ada tanggung jawab dan tanggung gugat
• Ada otonomi
• Ketertiban pasien dan keluarga
Berdasarkan analisa kelompok pelaksanaan metode pemberian asuhan keperawatan secara primer modifukasi fungsional di ruangan ini sudah berjalan dengan cukup baik. Pembahasan mengenai ini akan dibahas secara detail pada point “metod”.
4. Klasifikasi pasien
Berdasarkan pengamatan dan sesuai hasil praktek kami selam tiga hari di ruang bougenvil, klasifikasi tingkat ketergantungan pasien sebagai berikut:
No Hari ke Klasifikasi tingkat ketergantungan Total
pasien Total Parsial Mandiri
1 Pertama 1 13 0 14
2 Kedua 2 17 0 19
3 Ketiga 2 13 0 15
Instrument penilaian yang digunakan untuk menilai tingkat ketergantungan pasien adalah sebagai berikut:
Kriteria KetergantunganKriteria Klien
Ya Tidak
Perawatan Minimal (1-2 jam/24 jam)
1. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian
dilakukan sendiri
2. Makan dan minum dilakukan sendiri
3. ambulasi dengan pengawasan
4. Observasi TTV dilakukan setiap shift
5. Pengobatan minimal, status psikologi
stabil
6. Perawatan luka sederhanaPerawatan Partial (3-4 jam/24 jam)
1. Kebersihan diri dibantu, makan dan
minum dibantu
2. Observasi TTV setiap 4 jam
3. Ambulasi dibantu pengobatan lebih dari
sekali
4. Folley kateter intake output dicatat
5. klien dengan pasang infuse
6. Persiapan pengobatan memerlukan
prosedurPerawatan total
1. segalanya diberi bantuan
2. posisi yang diatur, observasi TTV setiap
2 jam
3. makan memerlukan NGT
4. pengobatan intravena “perdrip”
5. Pemakaian suction
6. gelisah/disorientasi
7. perawatan luka kompleks
Jumlah total pasien Perhari
5. Pendokumentasian proses keperawatan:
No Aspek Yang Dinilai Dilakukan Tidak
A PENGKAJIAN
1 Mencatat data yang dikaji dengan pedoman
pengkajian
√
2 Data dikaji sejak pasien masuk sekarang √
3 Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan
antara status kesehatan dengan norma dan
pola fungsi kehidupan
√
TOTAL 33,3% 66,7%
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
4 Diagnose keperawatan berdasarkan masalah
yang telah dirumuskan
√
5 Diagnose keperawatan actual/potensial √
6 Merumuskan diagnose keperawatan
actual/potensial
√
TOTAL 33,3% 66,7%
C RENCANA TINDAKAN
7 Berdasarkan diagnose keperawatan √
8 Disusun menurut urutan prioritas √
9 Rumusan tujuan mengandung komponen
pasien/subjek perubahan , perilaku, kondisi
pasien dan atau criteria
√
10 Rencana tindakan mengacu pada tujuan
dengan kalimat perintah, terinci dan jelas dan
atau melibatkan pasien atau keluarga
√
11 Rencana tindakan menggambarkan kerjasama
tim kesehatan lain
√
TOTAL 60% 40%
D TINDAKAN
12 Tindakan dilaksanakan sesuai rencana √
13 Perawat mengobservasi respon pasien
terhadap tindakan keperawatan
√
14 Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi √
15 Semua tindakan yang telah dilaksanakan
dicatat ringkas dan jelas
√
TOTAL 50% 50%
E EVALUASI
16 Evaluasi mengacu pada tujuan √
17 Hasil evaluasi dicatat √
TOTAL 100%
F CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN
18 Menulis pada format yang baku √
19 Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan
yang dilaksanakan
√
20 Setiap melakukan tindakan perawat
mancantumkan paraf/nama jelas dan tanggal
jam dilakukan tindakan
√
21 Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
√
TOTAL NILAI 50% 50%
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa Pendokumentasian pengkajian 3,3%, Pendokumentasian diagnose 3,3% dikatakan belum optimal. Sedangkan pendokumentasian yang lainya sudah optimal namun perlu ditingkatkan.
6. System penghitungan tenaga keperawatan
Penghitungn tenaga keperawatan di ruang Bougenvile sudah ada format dan buku yang harus diisi setiap harinya. Namun perhitungan ini tidak dilakukan secara rutin. Terutama pada kebutuhan tiap perawat primer 1,2,3, dan 4. Rumus penghitungan tenaga keperawatan menggunakan rumus Gillies seperti dibawah ini:
Jumlah kebutuhan tenaga per hari
=
Jumlah kebutuhan tenaga per shift
- Pagi = 47% x jumlah kebutuhan tenaga per hari
- Sore = 35% x jumlah kebutuhan tenaga per hari
- Malam = 17% x jumlah kebutuhan tenaga per hari
Sedangkan rumus yang seharusnya digunakan untuk rumah sakit pemerintah adalah rumus Depkes 2002. Seperti dibawah ini. Untuk penghitungannya secra terinci di tampilkan dalam pokok bahasan Man
Rumus Depkes 2002 :
Analisis Perhitungan Kebutuhan Tenanga
a, Kebutuhan tenaga = Jumlah jam perawatan perhari
Jam kerja efektif
b. Loss day = (Jumlah hari minggu dalam satu tahun + cuti + hari besar)
Jumlah hari kerja efektif pertahun
c. Tugas non Keperawatan =
Kebutuhan tenaga
(Kebutuhan Tenaga + Loss Day) x 25%
d. Jumlah kebutuhan tenaga =
Kebutuhan tenaga + Faktor koreksi (Loss Day + Tugas non Keperawatan)
7. Jadual/ shift dinas
a Penanggung jawab shift
Penanggung jawab shift diruang bougenvil ini adalah wakil kepala ruangan. Sesuai teori metode pemberian asuhan keperawatan secara primer pembuatan jadwal shift dilakukan oleh seorang kepala ruangan, namun di ruangan ini tugas pembagian shift diwakilkan pada wakaru.
b Pendistribusian tenaga setiap sift
Pendistribusian tenaga dibagi secara merata antara PNS dan tenaga kontrak. Setiap petugas mendapatkan satu kali libur dalam seminggu. Dalam artian petugas mempunyai 6 hari kerja.
c Keterlibatan perawat pelaksana dalam pembuatan jadual
Dalam pembuatan jadwal shift perawat pelaksana tidak dilibatkan. Semua petugas menerima hasil akhir dari jadwal yang dibuat oleh wakaru.
8. Ketenagaan
a Rencana kebutuhan tenaga
Dibahas lebih lanjut pada” man”. Dalam ruang bougenvil menggunakan rumus penghitungan Gillies. Namun dalam pelaksanaannya penghitungan ini tidak dilakukan secara rutin, meskipun sudah disediakan buku khusus untuk menghitung jumlah kebutuhan tenaga per hari dan jumlah kebutuhan tenaga pada tiap kelompok perawat primer
b Recruitment pegawai baru
Berdasarkan permintaan dari pegawai ruangan, kemudian karu melaporkan pada pihak rumah sakit, dari pihak rumah sakit mengadakan recruitmen pegawai baru
c System seleksi
Sesuai hasil interview system seleksi di ruang bougenvil dilakukan secara Langsung (ditentukan oleh pihak rumah sakit)
d Penempatan
Berdasarkan hasil wawancara penempatan ketenagaan baru dilakukan berdasarkan prioritas kebutuhan ruangan yang benar-benar membutuhkan pegawai baru
e Orientasi ruangan
Setiap pegawai yang baru masuk, di orientasikan terlebih dahulu terhadap tugas dan ruangan serta semuan pegawai yang sudah menjadi seperti keluarga besar
f Pengembangan staf pendidikan dan pelatihan
Semua pegawai boleh mengikuti pendidikan dan pelatihan, namun kendalanya pada biaya, kebanyakan pegaiwai dapat izin dari karu untuk mengikuti pelatihan namun mengundurkan diri karena biaya.
C. Fungsi Pengarahan dan Pengawasan
1. Komunikasi
a. Arah komunikasi
Kepala ruang melakukan pengarahan secara terbuka, tenaga perawat dan kepala
ruang saling menghormati sehingga masukan, saran, dan kritik juga diterima dengan
baik, kepala ruang juga cenderung mengajak perawat lain berdiskusi jika terjadi
masalah.
Arah komunikasi yang digunakan di ruang Bougenvile adalah komunikasi dua arah
dimana terdapat proses feedback, biasanya bersifat informative, dan atau persuasive.
Pola komunikasi yang digunakan di ruang Bougenvile adalah pola komunikasi
menyeluruh dimana seluruh anggota memiliki kesempatan yang sama untuk
menyampaikan pesan.
b. Jadwal pertemuan
Rapat diadakan 1 kali dalam sebulan setiap akhir bulan. Rapat membahas tentang
evaluasi kinerja setiap bagian coordinator masing-masing, dalam rapat juga dibahas
tentang motivasi, peningkatan kinerja, reward dan punishment.
c. Faktor penghambat komunikasi
Dari hasil pengamatan selama 3 hari, Kesalahpahaman individu dalam
memahami pesan pernah terjadi hal ini dikarenakan nilai-nilai kepercayaan,
temperamen dan tingkat stres pengirim pesan dan penerima pesan. Persepsi yang
berbeda antar bagian juga menyebabkan hambatan komunikasi dalam organisasi
dikarenakan kesalahpahaman individu dalam memahami pesan.
2. Motivasi
a. Cara memotivasi individu dan kelompok
Pemberian reward dilakukan untuk meningkatkan motivasi kerja anggota. Selain itu
juga sering disampaikan oleh kepala ruang kata-kata yang membangun semangat
disetiap kali kesempatan, baik pada saat rapat maupun pada saat tidak rapat.
b. Sistem reward dan punishment
Reward yang diberikan biasanya berupa pujian oleh kepala ruangan, pemberian poin
pada buku raport sebagai kebijakan untuk meningkatkan pangkat dan golongan, dan
mengikutkan anggota pada pelatihan-pelatihan. Punishment yang diberikan dapat
berupa teguran, dan pengurangan poin pada buku raport yang nantinya hasilnya
dilaporkan ke IRNA.
3. Supervisi
a. Mekanisme supervise terhadap staf.
Supervise dilakukan secara langsung oleh kepala ruang kepada perawat anggota,
kepala ruang juga melakukan penilaian kinerja kepada perawat anggota dan hasil
penilaian dimasukkan ke dalam raport yang hasilnya akan diserahkan ke IRNA.
b. Mekanisme supervise terhadap asuhan keperawatan.
Supervisi dilakukan secara tidak langsung oleh CCM terkait dengan
pendokumentasian askep, tetapi masih banyak askep yang didokumentasikan tidak
sesuai dengan petunjuk teknis.
c. Faktor penghambat supervise
Beban kerja supervisor yang berat menyebabkan supervisor tidak sempat
melakukan supervise secara menyeluruh dan terfokus.
4. Pendelegasian
a. Mekanisme pendelegasian
Kepala ruang mendelegasikan tugas sesuai dengan orang yang memiliki
pengetahuan, kemampuan dan sesuai dengan uraian tugasnya. Kepala ruang juga
memperhatikan tugas yang diberikan harus sesuai dengan kompetensi yang dimiliki
oleh penerima delegasi.
b. Uraian tugas pendelegasian
1. Kepala ruang mendelegasikan tugas saat tidak ada ditempat kepada
wakil kepala ruang.
2. Bila PP cuti,tugas dan tanggung jawab PP dapat didelegasikan kepada
PA senior (wakil PP pemula yang ditunjuk) tetapi, tetap di bawah pengawasan
kepala ruang rawat dan CCM.
3. Bila PP cuti/libur, tugas-tgas PP didelegasikan pada PA yang telah
ditunjuk (wakil PP) dengan bimbingan kepala ruang rawat atau CCM.
4. Dalam pemberian tugas PP ke PA dalam tindakan keperawatan, PP
menjelaskan tindakan yang harus dilakukan.
5. Mekanisme penyelesaian masalah: manajemen konflik
Apabila terjadi konflik atau masalah, kepala ruangan cenderung mengajak perawat lain
berdiskusi bersama sehingga strategi pemecahan konflik yang dilakukan kepala
ruangan adalah strategi pemecahan masalah.
SWOT
Strenght Weakness Opportunity Threat• Arah
komunikasi yang
• Supervise
secara langsung
• Pemberian
reward
Adanya tes CPNS di
daerah lain sehingga
digunakan di
ruang
Bougenvile
menggunakan
komunikasi dua
arah.
• Pemberian
motivasi juga
sering dilakukan
oleh kepala
ruang.
• Pemberian
reward dan
punishment
diberikan secara
tegas oleh
kepala ruang.
maupun tidak
langsung sudah
dilakukan, tetapi
belum optimal
karena kesibukan
beban kerja
supervisor.
• Kesalahpaha
man individu
dalam memahami
pesan terkadang
juga terjadi
dikarenakan
tingkat stress
pengirim dan
penerima pesan.
berdasarkan
peninkatan poin
pada raport
sebagai indikasi
kenaikan pangkat
dan golongan
merupakan
kebijakan dari
RSUD Wlingi dan
pemerintah.
memotivasi tenaga
honorer untuk pindah
tempat kerja.
D. Fungsi Pengendalian
1. Penampilan Kinerja
a. Penilaian penampilan kinerja
Penilaian penampilan kinerja penting dalam fungsi pengendalian. Penilaian penampilan
kinerja berguna untuk mengetahui sejauh mana kinerja anggota dapat mencapai tujuannya.
Dengan mengevaluasi kinerja maka penampilan kinerja dapat diketahui sejauh mana
perkembangannya.
b. Alat penilaian kinerja
Alat ukur penilaian kinerja berupa format evaluasi penilaian kinerja yang berisi unsur-
unsur yang dievaluasi dalam kinerja. Unsur-unsur tersebut menjelaskan pekerjaan apa saja
yang dilakukan oleh anggota
FORMAT EVALUASI PENILAIAN KINERJA
Unsur-Unsur Evaluasi Penilaian Kinerja Dilakukan Tidak dilakukan
Pemberian umpan balik pada penampilan kinerja anggota √Pemberian kesempatan untuk merefleksikan kinerjanya √Adanya dorongan dan masukan untuk peningkatan kinerja √Memberi reward pada anggota yang berprestasi √Mengukur sikap yang ditunjukkan sesuai dengan tugas dan wewenangnya
√
Adanya dokumen legal pada penilaian kinerja √Melibatkan seluruh lapisan struktur organisasi √Penggunaan metode esay (adanya penilaian kelebihan dan kekurangan anggota oleh KaRu)
√
Penggunaan Metode Komparasi (membandingkan kinerja staf satu dengan staf lain)
√
Penggunaan Metode Daftar Periksa (cecklist) √Penggunaan Penilaian langsung √Penggunaan Penilaian Perilaku √Penggunaan Penilaian Efektivitas √Adanya Buku Catatan Penilaian Personel √Adanya buku absensi staf √Penilaian unsur-unsur Penilaian Kerja:
- Kesetiaan- Prestasi Kerja- Tanggung Jawab- Ketaatan- Kejujuran- Kerjasama- Prakarsa- Kepemimpinan
√
Adanya dokumentasi hasil penilaian kinerja √Total 8 9
PresentaseRata-rata
47.05% 52,94%
c. Hasil penilaian kinerja
Setelah dilakukan penilaian penampilan kinerja dengan menggunakan alat ukur maka
didapatkan sebanyak unsur-unsur 52,94% penilaian kinerja yang tidak dilakukan.
Ilyas Yaslis, Kinerja : Teori, Penilaian, dan Penelitian (edisi ke-3).Jakarta : Pusat Kajian
Ekonomi Kesehatan FKMUI.2002
Manajemen Bangsal Keperawatan.Editor Arwani,Heru Supriyatno.Jakarta: EGC.2006
Marquis, B.L., & Hustin, C.J. Leadership roles and management finctions in nursing: theory &
application (3rd ed). Philadelphia: Lippincot. 2000
2. Pengendalian Mutu
a. Kegiatan Pengendalian Mutu
Kegiatan pengendalian mutu terus dilakukan demi terwujudnya visi dan misi rumah sakit
serta ruangan.
FORMAT EVALUASI PENGENDALIAN MUTU
Unsur Evaluasi Pengendalian Mutu Dilakukan Tidak Dilakukan
Adanya pelaksanaan sensus harian √Adanya laporan setiap bulan yang ditulis oleh KaRu √Pengembangan solusi pada masalah indikator pengendalian mutu yang timbul
√
Adanya Pembuatan Juknis/SOP pengendalian mutu √Penerapan sesuai Juknis/SOP pengendalian mutu yang berlaku √Adanya pelatihan dan upgrade skill secara berkala √Penilaian dan pelaporan angka infeksi luka operasi √Penilaian dan pelaporan angka komplikasi pasca bedah √Penilaian dan pelaporan jumlah operasi bersih/hari √Rendahnya angka infeksi luka operasi √Rendahnya angka komplikasi pasca bedah √Tingginya jumlah operasi bersih/hari √TotalPresentaseRata-rata
1083,33%
216,67%
b. Indikator Pengendalian Mutu
Indikator pengendalian mutu apabila unsur pengendalian mutu dilakukan sebanyak 50%
lebih dari seluruh unsur pengendalian mutu yang ada
c. Keberhasilan pengendalian Mutu
Keberhasilan pengendalian mutu dapat dilihat dari semakin baiknya pelayanan yang
diberikan oleh ruangan
3. Pengembangan Standar
a. Standar askep
Standar askep dapat diwujudkan dengan mematuhi dan melaksanakan tindakan
keperawatan sesuai standar operasional prosedur yang sudah ditentukan
b. Standar Kinerja
Standar kinerja dapat ditingkatkan dengan perbaikan kualitas sumber daya manusia
FORMAT EVALUASI PENGEMBANGAN STANDART
Unsur Evaluasi Pengembangan Standart Dilakukan Tidak Dilakukan
Pengidentifikasian SDM yang perlu dilakukan pembinaan √Menentukan kriteria pemberian kompensasi √Perbaikan kualitas pelaksanaan kinerja √Perencanaan program manajemen SDM (seminar dan workshop) √Pelaksanaan proses keperawatan sesuai SOP yang berlaku √Membandingkan dokumentasi keperawatan dengan juknis yang ada
√
Adanya evaluasi SOP dan Juknis secara berkala √Pengadaan program workshop Pemberian Askep secara berkelanjutan
√
Total PresentaseRata-rata
562,5%
337,5%
Top Related