RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE
1
Perkembangan maintenance
Sejak tahun 1930-an, perkembangan maintenance dapat dibagi ke dalam 3 generasi:
1. The First Generation2. The Second Generation2. The Second Generation3. The Third Generation
2
Growing expectations of maintenance
Third Generation Higher plant availability
and reliability Greater safety Better product quality
First Generation Fix it when it broke
Second Generation Higher plant
availability Longer equipment life Lower cost
Better product quality No damage to the
environment
Longer equipment life Greater cost effectiveness
1940 1950 1960 1970 1980 1990 2000Year
3
4
SIX PATTERN OF FAILURE
BBathtub CurveBathtub Curve - High infant mortality, then a low level of random failure, then a wear out zone
A Traditional ViewTraditional ViewRandom Failure then a wear out zone
Slow AgingSlow Aging - Steady increase in the
2 %
4 %11%11%
Some Age Some Age Related FailureRelated Failure
No Age Related No Age Related FailureFailure
Numbers based on research at United Airlines
FWorst NewWorst NewHigh infant mortality then random failure
CSlow AgingSlow Aging - Steady increase in the probability of failure
D Best NewBest New - Sharp increase in the probability of failure then random failure
E Constant Random FailureConstant Random FailureRandom - No age related failure pattern
5 %
7 %
14 %
68 %
89%89%
5
PATTERN A
Konstan atau sedikit meningkat tingkat kemungkinan kegagalannya, kemudian WEAR OUT
Cocok dengan peralatan mekanik seperti Cocok dengan peralatan mekanik seperti pompa, Valve dan perpipaan (erosi)
6
PATTERN B
Biasa dikenal dengan bathtub curve, dimulai dengan tingkat insiden kegagalan yang tinggi (dikenal infant mortality)
Diteruskan dengan tingkat kegagalan yang Diteruskan dengan tingkat kegagalan yang konstan, kemudian WEAR OUT
Alat mekanik yang kompleks yang mengalami kerusakan premature, seperti gearbox, transmisi dll
7
PATTERN C
Kemungkinan terjadinya kegagalan meningkat secara pelan, tetapi tidak teridentifikasi adanya WEAR OUT
Kelelahan pada strukturKelelahan pada struktur
8
PATTERN D
Terjadi peningkatan kemungkinan kegagalan ketika peralatan masih baru atau baru keluar dari shop, kemudian meningkat cepat sampai pada level yang meningkat cepat sampai pada level yang konstan
Kelelahan atau creep pada struktur
9
PATTERN E
Tingkat kemungkinan kegagalan relatif konstan selama beroperasi
Peralatan elektro-mekanikal yang kompleks tanpa adanya mode kegagalan kompleks tanpa adanya mode kegagalan yang dominan
Atau peralatan yang mengalami pembebanan sangat besar
10
PATTERN F
Mulai dengan tingkat kemungkinan kagagalan insiden yang cukup tinggi (infant mortality), kemudian turun sampai pada kondisi konstan atau peningkatan pada kondisi konstan atau peningkatan yang sangat rendah
Komponen elektronik dan PLC
11
Changing maintenance techniques
Third Generation Condition monitoring
(predictive maintenance) Design for reliabilty and
maintainability
First Generation Fix it when it broke
Second Generation Scheduled overhauls
(preventive maintenance) Systems for planning
and controlling work Big, slow computers
maintainability Hazards study Small, fast computers Failure modes and effects
analysis Multiskilling and teamwork
1940 1950 1960 1970 1980 1990 2000Year 12
Maintenance and RCM to maintain means
cause to continue (Oxford Dictionary) to keep in an existing state (Webster Dictionary) preserving (protect) something
Maintenance : ensuring that physical assets continue to do what their users want them to do (menjamin agar suatu aset/sistem terus berfungsi sesuai dengan yang diharapkan)
Reliability : the capability of an asset to continue to perform Reliability : the capability of an asset to continue to perform its intended function (kemampuan suatu aset/item untuk bekerja sesuai fungsi yang diinginkan)
Reliability-Centered Maintenance (RCM) : a process used to determine what must be done to ensure that any physical asset continues to do what its users want it to do in its present operating context (suatu proses yang digunakan untuk menentukan apa yang harus dikerjakan untuk menjamin setiap aset fisik tetap bekerja sesuai yang dinginkan) atau (suatu process untuk menentukan maintenance yang efektif)
13
DEFINISI RCM
Suatu pendekatan maintenance (pemeliharaan) yang mengkombinasikan praktek dan strategi dari mengkombinasikan praktek dan strategi dari
preventive maintenance, predictive maintenance dan reactive maintenance (RTF) untuk memaksimalkan umur (life time) dari fungsi aset/sistem/equipment
dengan biaya minimal (minimum cost)
14
RCM Memaksimalkan
Minimum cost
Fungsi aset
Preventive maintenance
RCM Memaksimalkan umur asetmaintenance
Predictive maintenance
Reactive maintenance (RTF)
15
PRINSIP-PRINSIP UTAMA RCM
1. RCM is concerned with maintaining system functionality(RCM memelihara fungsional sistem) Bukan sekedar memelihara suatu sistem/alat agar beroperasi
tetapi memelihara agar fungsi sistem / alat tersebut sesuai dengan harapan
2. RCM is System Focused RCM lebih fokus kepada fungsi sistem dari pada fungsi suatu
komponen tunggal. Ada pertanyaan : Apakah sistem masih dapat menjalankan
fungsi utama jika suatu komponennya fail? (pada contoh ini, jika jawabannya YA, maka komponen tersebut diijinkan run to failure)
16
PRINSIP-PRINSIP UTAMA RCM (lanjutan.. )3. RCM is Reliability Centered Maintenance
(RCM adalah maintenance berpusat pada kehandalan) Reliability (kehandalan) adalah kemampuan suatu sistem/
equipment untuk terus beroperasi sesuai dengan fungsi yang diinginkan.
4. RCM recognizes Design Limitations (RCM mengakui 4. RCM recognizes Design Limitations (RCM mengakui adanya keterbatasan dalam desain) RCM bertujuan menjaga agar kehandalan fungsi sistem tetap
sesuai dengan kemampuan yang didesain untuk sistem tersebut
5. RCM is driven by safety first, then economics RCM mengutamakan keselamatan (safety), baru kemudian
masalah ekonomi17
PRINSIP-PRINSIP UTAMA RCM (lanjutan..)
6. RCM defines failures as an unsatisfactory condition RCM mendefinisikan kegagalan (failure) sebagai kondisi yang
tidak memuaskan (tidak memenuhi harapan yang diinginkan) Ukurannya adalah berjalannya fungsi sesuai performance
standard yang ditetapkan Failure : ketidakmampuan suatu sistem / aset untuk beroperasi Failure : ketidakmampuan suatu sistem / aset untuk beroperasi
sesuai yang diharapkan
7. RCM tasks must produce a tangible results RCM task harus memberikan hasil-hasil yang nyata / jelas Task yang dikerjakan harus dapat menurunkan jumlah failure atau
paling tidak menurunkan tingkat kerusakan akibat failure (kegagalan)
18
RCM : The Seven Basic QuestionsDalam RCM ada 7 pertanyaan terhadap sistem yang direview:
1. What are the functions and associated performance standards of the assets in its present operating context? (fungsi dan standard unjuk kerja)
2. In what ways does it fail to fulfil its functions? (Functional failures = kegagalan fungsi)failures = kegagalan fungsi)
3. What causes each functional failure? (Failure mode)4. What happens when each failure occurs? (Failure Effects)5. In what way does each failure matter? (Failure Consequences)6. What can be done to predict or prevent each failure?
(Proactive: preventive and predictive maintenance)7. What should be done if a suitable proactive task cannot be
found (Default actions : failure finding, RTF, Redesign)19
7 STEPS RCM PROCESS7 STEPS RCM PROCESS7 STEPS RCM PROCESS7 STEPS RCM PROCESS
1System Selectionand Information
Collection
2System Boundary
Definition
3System Description& Functional Block 7
10% effort
15% effort
10% effort
Identified by Quality or Maintenance Management Data (CMMS)
Facilitator
Products: CD Tasks (PdM) TD Tasks FF Tasks RTF Decisions Item of Interest System & Process Training Short, Medium & Long Range Implementable items
& Functional Block Diagram
4System Functions
& Functional Failures
5Failure Modes and
Effects Analysis(FMEA)
6Logic Tree Analysis
(LTA)
7Maintenance Task
Selection
20% effort
30% effort
15% effort
FacilitatorEngineering Supervisor
Craftsman
Operations Supervisor
OperatorExternal Specialist
(if needed)
RCM Team
20
First Question:1. Functions and performance standard1. Functions and performance standard
21
1. Functions and Performance Standard
Function (fungsi) adalah definisi performance (unjuk kerja) yang diharapkan oleh suatu sistem untuk dapat beroperasi
Untuk mendefinisikan suatu fungsi diperlukan beberapa element yaitu :
Function Statements (pernyataan fungsi) Performance standard (standard unjuk kerja) Operating context (konteks operasi) Primary and secondary functions (fungsi utama dan sekunder)
22
1.1. Function statement (pernyataan fungsi) Suatu pernyataan fungsi terdiri dari sebuah kata
kerja, sebuah obyek dan suatu performance standard Contoh :
Untuk memompa air dari tangki X ke tangki Y tidak kurang dari 800 liter per menit(lpm)
X
Ypump
23
2. Performance standards
Performance standard menjelaskan kemampuan fungsi minimum suatu sistem/aset beroperasi yang dapat diterima.
Performance standard dapat ditentukan dengan 2 cara:2 cara: Desired performance (what the user wants
the asset to do) (unjuk kerja yang diinginkan atau apa yang diinginkan oleh user)
Built in capacity (what it can do) (kemampuan awal atau kemampuan yang dapat dikerjakan oleh sistem / aset)
24
Contoh Suatu pompa digunakan untuk memompa air dari tanki X ke
dalam tanki Y dimana dari tanki Y tsb kemudian dikeluarkan 800 liter/menit. Salah satu proses yang menyebabkan pompa mengalami kegagalan adalah impeller wear. Pertanyaannya, berapa cepat laju wearnya agar tetap dapat memenuhi 800 lpm. Hal-hal yang menyebabkan deterioration ini harus dipertimbangkan
Untuk menjamin agar yang diinginkan tetap tercapai, designer harus menentukan pompa yang mempunyai kemampuan awal lebih besar dari 800 lpm (misalnya dalam hal ini dipilih 1000 lpm)
X
Y
800 lpm
Pump can deliver water up to 1000 lpm
25
Performance standard
INITIAL Capability (What it can do)
MARGIN for deteriorationNote :
Initial capability is
Desired Performance (What its users want it to do)
P
E
R
F
O
R
M
A
N
C
E
Initial capability is established by its design
Maintenance can only restore to this initial level
26
A maintainable asset
INITIAL Capability (What it can do)
The objective of maintenance is to
ensure that capability stays
Maintenance CANNOT raise
the capability of
So maintenance achieves its
objectives by maintaining the capability of the
Desired Performance (What its users want it to do)
P
E
R
F
O
R
M
A
N
C
E
capability stays above this level
the capability of the asset above
this level
capability of the asset in this zone
27
Jenis-jenis performance standarsa. Multiple performance standardb. Quantitative performance standardc. Qualitative performance standardd. Absolute performance standardd. Absolute performance standarde. Variable performance
28
a. Multiple performance standard
Banyak pernyataan fungsi yang melibatkan lebih dari satu performance standard
Misalnya : suatu fungsi dari suatu reaktor kimia adalah : Untuk memanaskan suatu produk X sebanyak 500 kg
dari suhu kamar ke suhu penguapan 125 oC dalam dari suhu kamar ke suhu penguapan 125 C dalam waktu 1 jam
(dalam hal ini, berat produk, range temperatur dan waktu, semuanya menunjukkan performance standard)
29
b. Quantitative performance standard Usahakan untuk menyatakan performance
standard secara kuantitatif (karena lebih presisi dibandingkan dengan kualitatif)
Contoh : Untuk memanaskan suatu produk X sebanyak
500 kg kuantitatif500 kg kuantitatif Untuk memanaskan suatu produk X sebanyak
mungkin kualitatif (tidak jelas dan tidak berarti, sehingga tidak mungkin menentukan secara eksak kapan sistem tersebut fail)
30
c. Qualitative performance standard
Kadang-kadang tidak mungkin menyatakan performance standard secara kuantitatif, sehingga dinyatakan dalam kualitatif
Contoh : fungsi utama dari warna adalah to look acceptable (if not attractive). Acceptable dapat acceptable (if not attractive). Acceptable dapat bermakna sangat luas, sehingga perlu share pengertian antara user dan maintainer terhadap statement acceptable.
31
d. Absolute performance standard
Suatu function statement yang tidak mengandung performance standard disebut absolut
Contoh : untuk menampung cairan X. Dalam hal ini, tidak adanya suatu performance standard menunjukkan bahwa sistem harus menampung menunjukkan bahwa sistem harus menampung semua cairan X dan jika ada kebocoran berarti fail.
32
e. Variable performancePerformance expectationskadang-kadang bervariasi.Contoh : suatu truk digunakan untuk deliver suatu produk. Berat produk yang dibawa bervariasi antara 0 dan 5 ton, dengan
INITIAL CAPABILITY
Maintenance must ensure that
capability stays above this
Worst case antara 0 dan 5 ton, dengan rata-rata 2,5 ton. Untuk mengijinkan adanya deterioration, truk tsb harus mampu menahan lebih besar dari keadaan worst case yaitu 5 ton. Sehingga maintenance program harus dapat menjamin agar truk dapat beroperasi pada beban 5 ton.
L
O
A
D
minimum
Worst case
Mean
Desired
perfo
rman
ce
33
3. Operating Context Operating context adalah secara ringkas menjelaskan
bagaimana system/aset tersebut digunakan Faktor-faktor yang tercakup dalam operating context :
a. Batch and Flow Processb. Redundancyb. Redundancyc. Quality Standardsd. Environmental Standardse. Safety Hazardsf. Shift Arrangement
34
a. Batch and Flow Process
Dalam manufacturing plants type process adalah sangat penting (yaitu flow process operations atau batch/jobbing operations)
Dalam flow process, kegagalan suatu equipment/aset dapat menghentikan keseluruhan proses atau menurunkan output secara significant.menurunkan output secara significant.
Dalam batch or jobbing plants, kegagalan suatu mesin/aset hanya menyebabkan kegagalan pada mesin tsb. Konsekuensi dari kegagalan ini adalah terganggunya antrian produk/material pada proses berikutnya.
35
b. Redundancy The presence of redundancy or alternative means of
production is a feature of operating context which must be considered in details when defining the functions of any asset.
Contoh : different operating context
A B C
Stand alone Duty Stand-by
36
c. Quality Standards contoh : identical milling stations on two transfer
machines might have the same basic function to mill a workpiece. However, depth of cut, cycle time, flatness tolerance and surface finish specifications might all be different. This could lead to quite different conclusions about their maintainnace requirements.
d. Environmental Standards
Adanya peningkatan kesadaran dunia terhadap environmental issues
Ketika me-maintain aset, kita harus memenuhi dua hal : users dan society (dalam konteks lingkungan)
37
e. Safety hazard
Formal standard concerning acceptable level of risk
f. Shift Arrangement Shift arrangement profoundly affect the operating context Some plants operate eight hours per day five days a week Others operate continuously for seven days a week etc
38
JENIS FUNCTION (FUNGSI) Ada 2 kategori fungsi yaitu:
Primary Function Secondary Function
Primary Function (fungsi primer) Adalah fungsi yang muncul sebagai alasan mengapa Adalah fungsi yang muncul sebagai alasan mengapa
alat tersebut ada (exist). Misalnya : absorber CO2removal berfungsi untuk memisahkan CO2 dari synthesis gas pada proses amonia.
Biasanya mengandung aspek-2 seperti speed, storage capacity, product quality, customer service
39
Secondary Function (fungsi skunder) Adalah fungsi tambahan dari fungsi utama, biasanya
kegagalan secondary function tidak begitu kelihatan dibanding kegagalan fungsi utama.
Biasanya meliputi control, safety, kenyamanan (comfort), protection system, environmental regulation, dll
JENIS FUNCTION (FUNGSI)
protection system, environmental regulation, dll
Contoh : untuk memberikan tanda (warning signal) pada kondisi abnormal (misal : light sensor).
40
Suatu spesifikasi fungsi yang ditulis secara baik/ sempurna, akan menjamin setiap orang yang terlibat di dalamnya memahami secara tepat apa yang diharapkan, dan juga menjamin maintenance activities fokus pada kebutuhan rill dari user.
How Functions Should be Listed
fokus pada kebutuhan rill dari user
Function ditulis pada kolom sebelah kiri dari RCM Information Worksheet. Function diberi nomor urut danprimary function ditulis lebih dulu
41
Contoh functions dari exhaust system suatu gas turbine
RCMINFORMATION WORKSHEET@Kaltim 2 Ltd
SYSTEM : 5 MW
SUB-SYSTEM : Exhaust System (sistem gas buang)
FUNCTION
1. Untuk menghubungkan exhaust gas yang panas dari turbin kesuatu titik yang berjarak 10 meter dari atap rumah turbinsuatu titik yang berjarak 10 meter dari atap rumah turbin(tanpa hambatan).
2. Untuk menurunkan level noise sampai ke level 30 (standard ISO) pada jarak 150 meter.
3. Untuk menjamin suhu permukaan ducting tidak melebihi 60oC
4. Untuk mengijinkan ducting dapat bergerak bebas sebagai respon terhadap perubahan suhu.
42
2. The second Question in RCM process is:In what ways does it fail to fulfil its functions?
(Functional failures = kegagalan fungsi)(Functional failures = kegagalan fungsi)
43
2.1. Failure
Failure adalah ketidakmampuan suatu sistem/aset untuk beroperasi sesuai yang diharapkan
Functional Failure : inability of an item of equipment to fulfil one or more of its function (ketidakmampuan suatu item atau alat untuk memenuhi salah satu atau lebih fungsinya
What the asset can do
What the User wants it to do
P
E
R
F
O
R
M
A
N
C
E
Figure 2.1The general failed statefailed state = functional failure
44
Contoh Suatu pompa digunakan untuk memompa air dari tanki
X ke dalam tanki Y dimana dari tanki Y tsb dikeluarkan 800 liter/menit.
Jika pompa tersebut ternyata tidak mampu memompa sebanyak 800 lpm, maka pompa tersebut tidak mampu menjaga agar tanki Y tetap full, sehingga dikatakan failed, (Gambar 2.2)
X
Y
800 lpm
Pump cannot deliver water up to 800 lpm
Gambar 2.2
45
2.2. Functional Failures (kegagalan fungsi) Functional Failures (kegagalan fungsi) didefinisikan sebagai
ketidakmampuan dari suatu alat/sistem/aset untuk memenuhi performance standar yang diharapkan
Setiap aset/sistem dapat mempunyai lebih dari satu fungsi yang berbeda.
Contoh :Contoh :Pompa pada Gambar 2.3 di samping, mempunyai paling tidak 2 fungsi yaitu
- Memompa air minimal 800 lpm (primary function) dan
- kemampuan mengisi / tidak ada kebocoran (secondary function)
X
Y
800 lpm
Gambar 3.3
Example: Pump can deliver water up to 1000 lpm
46
Capability
Desired Performance
P
E
R
F
O
R
M
A
N
C
E
Aspek-aspek functional failures (kegagalan fungsi):1. Partial and total failure2. Upper and lower limits
2.2.1. Aspek-aspek Functional FailuresP
E
R
F
O
R
M
A
N
C
E
Gambar 2.4. Functional failure
2. Upper and lower limits3. Gauges and indicators4. The operating contex
47
a. Partial and total failure
Partial failure jika aset / sistem masih berfungsi tetapi tidak dapat memenuhi performance standarnya (the asset still functions, but performs outside acceptable limits)
Total failure : complete loss of function Contoh : pada gambar 2.3 :
pompa gagal memompa air (complete loss of function)Memompa air kurang dari 800 lpm
Jika ada deterioration dari asset/alat tetapi masih dapat memenuhi performance yang diharapkan, maka hal itu bukan termasuk partial failure
48
Partial and total failure (contd)
Desired Performance
Initial Capability
P
E
R
F
O
R
M
A
N
C
E
Margin of deterioration
Actual deterioration
Example : Pompa pada Gambar 2.3. Pompa mampu
1000 lpmDesired Performance
P
E
R
F
O
R
M
A
N
C
E
Gambar 2.5. Asset masih OK meskipun mengalami sedikit deterioration
memompa 1000 lpm, tetapi deterioration akibat impeller wear tidak terhindarkan. Selama kapasitasnya tidak turun di bawah 800 lpm, berarti pompa masih belum fail
49
b. Upper and lower limit
Upper and lower limit pada performance standard berkaitan dengan upper and lower limit pada functional failure
Dalam hal ini asset dikatakan fail (gagal) jika performancenya di atas upper limit atau di bawah lower limit.
Contoh : suatu mesin untuk packing suatu product. Function statement : untuk mem-packing 2501 gram ke dalam kantong statement : untuk mem-packing 2501 gram ke dalam kantong plastik dengan laju minimum 75 kantong per menit. Mesin dikatakan fail/gagal jika: Jika mesin macet Jika ada kantong dengan isi lebih dari 251 gram Jika ada kantong dengan isi kurang dari 249 gram Jika laju packing kurang dari 75 kantong per menit
50
c. Gauges and indicators
Upper and lower limit juga dapat diterapkan pada gauges, indicators, protection and control
Contoh : function statement dari pengukuran temperature dinyatakan : untuk mendisplay temperatur dari process X, 2% dari actual process temperature. Alat ukur temperatur tersebut dapat mengalami 3 macam functional failure :
1. Fail/gagal total mendisplay temperature process2. Mendisplay temperure lebih tinggi 2% dari suhu actual process3. Mendisplay temperature lebih rendah 2% dari suhu actual
process
51
d. Functional failures and operating context Definisi eksak dari failure atau kegagalan suatu aset/sistem sangat
tergantung pada operating context-nya Hal ini berarti seharusnya kita tidak men-generalisir fungsi-fungsi
dari aset/sistem yang identik Contoh : pompa pada Gambar 2.3 dikatakan fail jika tidak mampu
memompa 800 lpm. Tetapi jika pompa yang sama atau yang identik digunakan untuk mengisi tanki lain dimana air dalam tanki akan dialirkan sebanyak 900 lpm, maka dikatakan fail jika tidak mampu memompa sebanyak 900 lpm, maka dikatakan fail jika tidak mampu memompa sebanyak 900 lpm.
X
Y
800 lpm
Gambar 2.3
Example: Pump can deliver water up to 1000 lpm
52
What should set the standard?
Suatu issue yang memerlukan pertimbangan hati-hati ketika mendefinisikan functional failure adalah the user.
Umumnya banyak program maintenance disusun oleh maintenance people saja. Orang maintenance ini umumnya memutuskan sendiri apa yang dimaksud dengan failed.
dalam praktek, sering muncul pandangan orang maintenance berbeda dengan user.
53
What should set the standard?
Contoh : salah fungsi dari pompa hidrolik adalah untuk mengisi oli. Standard baiknya pompa hidrolik dapat dilihat dari banyak sudut pandang, misalnya : Production manager : menganggap kebocoran hidrolik
dikatakan failure jika bocornya sangat banyak sehingga dapat menghentikan prosesmenghentikan proses
Maintenance manager : kebocoran hidrolik merupakan failure jika kebocoran tersebut menyebabkan konsumsi oli yang berlebihan pada periode tertentu
Safety officer : menganggap kebocoran hidrolik merupakan failure jika terjadi genangan oli di lantai sehingga orang dapat terpeleset jatuh atau menyebabkan kebakaran
54
What should set the standard?
FAILED says safety officerPOOL OF OIL
Leak starts
Leak deterioration
FAILED says maintainerHIGH CONSUMPTION
C
o
n
d
i
t
i
o
n
FAILED says production manager
FAILED says maintainer
EQUIPMENT STOPS WORKING
Time
C
o
n
d
i
t
i
o
n
Gambar 2.6. Pandangan yang berbeda terhadap failure 55
Performance standard digunakan untuk mendefinisikan functional failure
Banyak waktu dan energi dapat dihemat jika performance standard ditetapkan secara jelas sebelum terjadinya failure/kegagalanfailure/kegagalan
Performance standard digunakan untuk mendefinisikan failure/kegagalan harus di-set oleh operation people dan maintenance people bekerja sama dengan orang-orang yang mempunyai legitimasi untuk mengatakan bagaimana aset/alat tersebut seharusnya bekerja.
56
How Functional Failures should be listedRCM. INFORMATION WORKSHEET@2006 MSPPI Ltd
SYSTEM : 5 MW Turbine
SUB-SYSTEM : Exhaust System
FUNCTION FUNCTIONAL FAILURE1. Untuk menghubungkan exhaust gas yang
panas dari turbin ke suatu titik yang berjarak 10 meter dari atap rumah turbin(tanpa hambatan).
A Sama sekali tidak dapat menyalurkan gas buang
B Aliran gas terhambat
C Ducting tidak terisi gas D Gagal menyalurkan gas D Gagal menyalurkan gas
buang sampai berjarak 10 m2. Untuk menurunkan level noise sampai ke
level 30 (standard ISO) pada jarak 150 meter.
A Level noise melebihi 30 pada jarak 150 m
3. Untuk menjamin suhu permukaan ducting tidak melebihi 60oC
A Suhu ducting melebihi 60 oC
4. Untuk mengijinkan ducting dapat bergerak bebas sebagai respon terhadap perubahan suhu.
A dst
57
3 dan 4. The third and fourth question in RCM process are:process are:
What causes each functional failure? (Failure mode)What happens when each failure occurs? (Failure Effects)
58
3.1. What is a Failure Mode
Failure mode (cause of failure) adalah suatu kejadian (event) yang menyebabkan functional failure.
Cara terbaik untuk menunjukkan hubungan dan perbedaan antara failed states dan failure mode perbedaan antara failed states dan failure mode adalah membuat list functional failures terlebih dulu, kemudian menuliskan failure mode yang dapat menyebabkan setiap functional failure.
59
Figure 3.1. failure mode of a pumpRCM. INFORMATION WORKSHEET@2006 MSPPI Ltd
SYSTEM : Cooling water pumping systemSUB-SYSTEM :
FUNCTION FUNCTIONAL FAILURE (Loss of Function)FAILURE MODE
(Cause of failure)1 Untuk memompa air
dari tangki X ke tangki Y tidak kurang dari 800 liter
A Sama sekali tidak dapat memompa air
1 Bantalan aus2 Impeller comes adrift
3 Impeller jammed by kurang dari 800 liter per minute
3 Impeller jammed by foreign object
4 Motor burns out5 Inlet valve jams closed6 etc
B Memompa air kurang dari 800 lpm
1 Impeller worn
2 Partially blocked suction lineetc 60
Failure mode dideskripsikan dengan suatu pernyataan, minimal dengan suatu noun (kata benda) dan verb (kata kerja)
Contoh : impeller comes a drift impeller comes a drift Motor listrik terbakar Katup inlet terhambat dst
61
3.2. Why Analyse Failure Modes?
Failure in a single machine / item
Dalam mesin/item tunggal : kegagalan karena sebab/cause tunggal atau jamak (puluhan sebab)
Dalam suatu group mesin / system : Dalam suatu group mesin / system : kegagalan karena sebab/cause yang jumlahnya sampai ratusan sebab
Dalam suatu group of system / plant : kegagalan karena sebab/cause yang jumlahnya sampai ribuan sebab
Gambar 3.2. 62
3.3. Categories of Failure Modes
Failure mode dapat dikelompokkan ke dalam tiga group :1. When capability falls below desired performance (jika
kemampuan aset turun hingga di bawah performance yang diinginkan)
2. When desired performance rises above initial capability (jika performance yang diinginkan naik melebihi kemampuan awal)
3. Initial incapability (jika aset tidak mampu melaksanakan apa yang diinginkan)
63
1. Falling capability (penurunan kemampuan)
Desired Performance
Initial Capability (what it can do)
P
E
R
F
O
R
M
A
N
C
E
Penyebab utama penurunan capability (kemampuan) ada 5 :a. Deteriorationb. Lubrication failures
P
E
R
F
O
R
M
A
N
C
E
Gambar 3.3. Failure mode category 1
Capability drops below desired performance after the asset enters service
c. Dirtd. Disassemblye. Capability reducing by human errors
64
Deterioration mencakup semua bentuk wear and tear : Fatigue Corrosion Erosion Evaporation Degradation of insulation Degradation of insulation
65
Human errors yang menurunkan capability Disebabkan oleh human error (kesalahan yang dilakukan oleh manusia) Contoh :
Katup yang dioperasikan secara manual, terlambat di ONkan sehingga process terganggu
Bagian dari mesin yang dipasang secara tidak benar Setting sensor yang tidak benar, sehingga mesin terganggu
Jika failure mode ini diketahui terjadi, maka perlu dicatat dalam FMEA Perlu diperhatikan pada saat mencatat, what went wrong (kesalahan
apa yang terjadi) BUKAN who caused it (siapa penyebabnya)(menghindari penggunaan who)
Contoh : cukup menuliskan katup pengatur di-set terlalu tinggi dan BUKANKatup pengatur di-set terlalu tinggi oleh operator instrumen 66
2. Increased in desired performance (performance yang diinginkan melebihi kemampuan awal)
DESIRED PERFORMANCE
Initial Capability
P
E
R
F
O
R
M
A
N
C
E
Categori ini dapat menyebabkan failure dalam 2 cara:
1. Tidak terpenuhinya perfomance standard-nya aset
P
E
R
F
O
R
M
A
N
C
E
Gambar 3.4. Failure mode category 2
Desired performance rises above capability after the asset enters service
aset
atau
2. Kenaikan stress yang menyebabkan kenaikan laju deterioration
67
Failure mode kategori 2 (Gambar 3.3) dapat terjadi karena 4 hal :
a. Aset/sistem sengaja dioperasikan overloading secara berkelanjutan
b. Aset/sistem beroperasi overloading yang b. Aset/sistem beroperasi overloading yang berkelanjutan secara tidaksengaja
c. Aset/sistem tiba-tiba beroperasi secara overloading secara tidak sengaja
d. Incorrect process or packaging materials68
3. Initial incapability
Jika desired performance melebihi initial capability
Desired Performance
Desired performance above initial capability from the outset
Initial Capability
P
E
R
F
O
R
M
A
N
C
E
Gambar 3.5. Failure mode category 3
from the outset
69
3.4. How much Detail? Failure mode sebaiknya didefinisikan secara cukup (enough detail)
sehingga memungkinkan memilih failure management policy Tetapi tidak perlu berlebihan karena akan menyita terlalu banyak
waktu dalam analisis proses Hal ini menjadi tidak mudah untuk menentukan tingkat / level yang
dianggap tepat (appropriate) dari failure mode list Failure mode dapat disusun berdasarkan kemungkinannya Failure mode dapat disusun berdasarkan kemungkinannya
(frekuensinya)
ENOUGH DETAIL of
failure mode list
If too much detail : it will need longer time
If too little detail : it will lead to dangeraous analysis
70
Cara menetukan failure mode :
Failure mode yang sudah pernah muncul pada alat atau similar equipment
Failure mode yang belum pernah muncul tetapi Failure mode yang belum pernah muncul tetapi dimungkinkan muncul karena masih dapat dicegah oleh preventive maintenance yang ada
Failure mode yang belum pernah muncul tetapi dipertimbangkan dapat muncul
71
4. Failure Effects (dampak) Tahap ke-4 dalam RCM adalah :
What happens when each failure mode occurs? Known as failure effects
Failure effects describe what happens when a failure mode occurs.
Failure effect menjelaskan akibat/dampak yang terjadi Failure effect menjelaskan akibat/dampak yang terjadi akibat failure mode.
Failure effect adalah menjawab pertanyaan What happens?
Pernyataan dari failure effect akan digunakan sebagai taksiran dalam menentukan tingkat dampak baik lokal, sistem maupun plant
72
4.1. Secondary damage
Jika failure mode menyebabkan equipment/ sistem lain terjadi kerusakan serius, maka effectnya harus dimasukkan dan di catat
4.2.Source of Information about Modes and Effects
Sumber-sumber informasi untuk menyusun FMEA adalah anta lain :
The manufacturer or vendor of the equipment Generic list of failure modes Other users of the same equipment Technical history records People who operate and maintain the equipment 73
The RCM Information worksheetRCM. INFORMATION WORKSHEET@2006 MSPPI Ltd
SYSTEM : 5 MW Turbine
SUB-SYSTEM : Exhaust System
FUNCTION FUNCTIONAL FAILUREFAILURE MODE (Cause
of Failure)FAILURE EFFECT (What happens when it
fails)1 Untuk
menghubungkan exhaust gas yang panas dari turbin ke suatu titik
A Sama sekali tidak mengalirkan gas
1 Sambungan Silencer terkorosi
Rangkaian Silencer roboh. Back pressure causes the turbine to surge violently and shut down on high exhaust gas temp.
B Aliran gas terhambat
1 Part of silincer lepas karena fatigue
Ducting yang terhambat akan menaikkan suhu, sehingga turbin dapat shut down. Debris could damage parts the turbine. Down time to repair silencer 4 weeks
C Fails to contain the 1 Flexible joint holed Etcsuatu titik yang berjaraak 10 meter dari atap rumah turbin (tanpa hambatan).
C Fails to contain the gas
1 Flexible joint holed by corosion
Etc
2 Gasket in ducting improperly fitted
Gas escape into turbine hall and ambient temperature rises. Downtime to repair up to 4 days. Etc
3 Upper belows holed by corrosion
Etc
2 Untuk menurunkan level noise sampai ke level 30 (standard ISO) pada jarak 150 meter.
A Noise level exceeds ISO Noise rting 30 at 150 m
1 Silencer material retaining mesh corroded away
Most of the material would be blown out, but some might fall to the bottom of stack and obstruct the turbine outlet, etc
74
5. The fifth question in RCM process is:In what way does each failure matter?
(Failure consequences)
75
Failure effects (dampak kegagalan) describe what happens when each failure occurs ?
Failure consequences (konsekuensi kegagalan) describe How and how much it matters? menjelaskan tingkat konsekuensi dari kegagalan
Setelah failure mode dan failure effect diidentifikasi sesuai dengan
5.1. INTRODUCTION
Setelah failure mode dan failure effect diidentifikasi sesuai dengantingkat / levelnya, maka tahap berikutnya dalam RCM adalahmenentukan failure consequences dari setiap failure mode tsb.
Failure mode : suatu kejadian yang menyebabkanfunctional failure (kegagalan fungsi)
Failure effect : akibat atau dampak yang terjadi darifailure mode
76
Sumber informasi utama dalam menentukan failure consequences adalah deskripsi dari failure effect
Failure consequences menjelaskan konsekuensiyang diakibatkan oleh functional failure dansetiap failure mode harus ditentukan
5.1. INTRODUCTION (lanjutan)
setiap failure mode harus ditentukankonsekuensinya.
Berdasarkan konsekuensi ini akan ditentukanjenis maintenance task yang dipilih
77
Setiap terjadi kegagalan (failure) dapat : berpengaruh ke organisasi yang menggunakan asset Beberapa kegagalan berpengaruh kepada output, kualitas
produk atau pelayanan pelanggan (customer service). Membahayakan keselamatan dan lingkungan Menaikkan biaya operasi (misalnya naiknya konsumsi energi)
Jika kegagalan ini tidak dicegah, maka waktu dan usaha yangdiperlukan untuk mengatasi kegagalan tsb juga berpengaruh
5.1. INTRODUCTION (lanjutan)
Jika kegagalan ini tidak dicegah, maka waktu dan usaha yangdiperlukan untuk mengatasi kegagalan tsb juga berpengaruhpada organisasi, karena perbaikan terhadap kegagalan tsbmemerlukan resources yang banyak (yang mungkin dapatdigunakan untuk yang lain).
Sifat dan tingkat dari dampak kegagalan (failure effect)tersebut menentukan consequences dari kegagalan tersebut.
Jika dampak dari kegagalan (failure effect) berkurang maka konsekuensinya juga akan berkurang.
78
Ada empat kategori konsekuensi kegagalan :1. Hidden and evident failures consequences2. Safety and environmental consequences3. Operational consequences
5.2. CONSEQUENCES CATEGORIES (kategori konsekuensi)
3. Operational consequences4. Non-operational consequences
79
Hidden failure (kegagalan tersembunyi) adalah kegagalan (failure)yang kemunculannya tidak diketahui, sampai terjadinya kegagalanlain atau kejadian abnormal (abnormal event) yang lain
Evident failure adalah kegagalan yang kemunculannya terlihatjelas, misalnya adanya perubahan flow, pressure, lampu alarm,sistem shutdown, dll
Metode RCM dalam mengevaluasi failure consequences dimulaidengan memisahkan hidden failure dari evident failure, karenapenanganan hidden failure memerlukan special care (perlakuan
5.2.1. Hidden and Evident Failures consequences
dengan memisahkan hidden failure dari evident failure, karenapenanganan hidden failure memerlukan special care (perlakuankhusus)
Evident failure dikelompokkan menjadi tiga kategori menuruttingkat urgensinya :
1. Safety and environmental consequences2. Operational consequences3. Non-operational consequences
80
Untuk hidden failures, suatu proactive task dikatakanbermanfaat (worth doing) jika proactive task tersebutdapat menurunkan probabilitas dari multiple failuresampai pada level yang dapat ditoleransi.
5.2.1. Hidden and Evident Failures consequences (lanj.. )
5.2.2. Safety and environmental consequences
Suatu failure mode mempunyai safety consequences jikafailure tersebut dapat melukai (injure) seseorang ataumenyebabkan kematian (kill)
Suatu failure mode mempunyai environmentalconsequences jika failure tersebut menyebabkankerusakan (damage) sehingga melanggar aturan danstandar lingkungan (environmental standar or regulation)baik standar internal, nasional, regional atau internasional81
5.2.2. Safety and environmental consequences (lanjt)
Cate-gory
Description Definition Acceptable PoF (per
year)I Catastropic multiple fatalities of company or
associated personnel Severe injury, illness, or fatalities of
< 10-5
Tabel 5.1. Konsekuensi safety dan environment
one or more members of the community, serious impact on public safety
Catastropic environmental impact
II Major Death of one company or associated person
Severe injury or illness of multiple plant personnel, limited impact on public safety
Major reportable environmental incident
10-5 10-4
82
5.2.2. Safety and environmental consequences (lanjt)
Cate-gory
Description Definition Acceptable PoF (per year)
III Moderate Medical treatment for personnel Minor reportable environmental
incindent
10-4 10-3
IV Minor Minor medical treatment or first 10-3 10-2
Tabel 5.1. Konsekuensi safety dan environment (lanjutan )
IV Minor Minor medical treatment or first aid for plant personnel
Non reportable environmental incident
10-3 10-2
V Insignificant No safety or environmental consequences > 10
-2
PoF : Probability of Failure83
Untuk failure modes yang mempunyai safety andenvironmental consequences, suatu proactivemaintenance hanya bermanfaat (worth doing) jika dapatmenurunkan probabilitas kegagalan sampai suatu levelyang dapat ditoleransi
Safety dan proactive maintenance
84
Fungsi utama (primary function) dari asset atau peralatan diindustri dan perdagangan, umumnya berhubungan dengankebutuhan untuk memperoleh pendapatan (revenue)
Failure yang mempengaruhi fungsi utama ini akanberpengaruh pada kemampuan organisasi dalam memperolehpendapatan
5.2.3. Operational consequences
Umumnya failures berpengaruh pada operasi dalam empatcara :
Berpengaruh pada total output Berpengaruh pada kualitas produk Berpengaruh pada pelayanan pelanggan Menaikkan biaya operasi karena adanya biaya repair/
perbaikan 85
Jika suatu evident failure tidak membahayakan safety danlingkungan, maka proses RCM fokus pada operationalconsequences of failure.
Suatu kegagalan mempunyai operational consequences jikaia mempunyai dampak langsung yang merugikankemampuan operasional
Karena konsekuensi ini cenderung bersifat ekonomi, makaperlu mengevaluasinya dari sudut pandang ekonomi.
5.2.3. Operational consequences (lanjutan.)
perlu mengevaluasinya dari sudut pandang ekonomi. Dalam praktek dampak ekonomi dari failure yang mempunyai
operational consequences tergantung pada dua faktor yaitu :1. Berapa biaya yang diperlukan setiap terjadi
kegagalan (terkait dengan kemampuan operasionaldan biaya repair dari kegagalan termasukkerusakan sekunder)
2. Frekuensi kegagalan.86
Untuk failure mode dengan operational consequences,suatu proactive task menjadi bermanfaat (worth doing)jika pada suatu periode waktu, biaya proactive tasktersebut lebih rendah daripada biaya operationalconsequences ditambah biaya repair kegagalan yangakan dicegah
5.2.3. Operational consequences (lanjutan.)
87
5.2.3. Operational consequences (lanjutan.)
Cate-gory
Description Definition Acceptable PoF (per
year)I Catastropic Major production loss
Financial impact at corporate level (USD 10.000.000 USD 100.000.000)
< 10-5
Tabel 5.2. Konsekuensi Bisnis / operasi
100.000.000)II Major Significant loss production capacity (50 100%) for short term (< 48
hours) Loss of production capacity ( 48 hours) Financial impact at a facility level
(USD 1.000.000 USD 10.000.000)
10-5 10-4
88
5.2.3. Operational consequences (lanjutan
Cate-gory
Description Definition Acceptable PoF (per year)
III Moderate Significant loss production capacity (10 50%) for short term (< 48 hours)
Loss of production capacity (48 hours)
10-4 10-3
Tabel 5.2. Konsekuensi bisnis / operasi (lanjutan )
for long term (>48 hours) Financial impact at a unit level (USD
100.000 USD 1.000.000)IV Minor Minor loss of production capacity (5<
10%) for short term (< 48 hours) Financial impact at facility level (USD
10.000 USD 100.000)
10-3 10-2
V Insignificant Process capability not impacted (< USD 10.000) > 10
-2
89
Non-Operational consequences adalah konsekuensidari suatu evident failure yang TIDAK mempunyaidampak negatif langsung terhadap safety, environmentatau kemampuan operasi (operational capability)
Konsekuensi yang hanya terkait dengan kegagalan iniadalah direct cost of repair, sehingga konsekuensi ini
5.2.4. Non-Operational consequences
juga bersifat ekonomis Untuk failure mode dengan non-operational
consequences, suatu pro-active task dikatakanbermanfaat (worth doing) jika pada suatu periode waktu,biaya pro-active task tsb lebih rendah daripada biayauntuk me-repair kegagalan.
90
6. The Sixth question in RCM process is:6. The Sixth question in RCM process is:What can be done to predict or prevent each failure?
91
Tindakan yang dapat dilakukan terkait dengan failures dapat dibagi menjadi 2 yaitu :1. Proactive task : task ini dilakukan sebelum failure
terjadi, untuk mencegah suatu item/asset mengalami failure.Dalam konteks maintenance tradisional dikenal predictivedan preventive maintenance. Dalam RCM digunakan istilah
Scheduled restoration
Scheduled discard
On-condition maintenance - predictive
6.1. INTRODUCTION
Preventive maintenance
On-condition maintenance - predictivemaintenance
2. Default actions task: task ini berkaitan dengan failedstate dan dipilih ketika tidak mungkin mengidentifikasi suatuproactive task yang efektif. Default actions meliputi :
Failure-finding
Redesign
Run-to-failure92
Kategori di atas untuk menjawab pertanyaan no 6 dan 7dari tahapan RCM
6. What can be done to predict or prevent eachfailure? (PRO-ACTIVE MANTENANCE TASK)
7. What if a suitable predictive or preventive taskcannot be found (DEFAULT ACTIONS)
6.1. INTRODUCTION (lanjutan .)
RCM mempunyai tujuan menentukan maintenance taskyang applicable dan effective berdasarkan identifikasifailure mode suatu equipment/system dankonsekuensinya.
Hal ini berarti maintenance task yang dilakukan harusdapat menurunkan risk dan dampak akibat kegagalan.
93
Preventive maintenance disebut juga plannedmaintenance (maintenance yang direncanakan) yaitumaintenance yang dilakukan pada interval tertentutanpa melihat kondisi equipment tersebut.
Sifat dari task ini adalah untuk mencegah functionalfailure agar tidak terjadi/muncul
Maintenance task ini dilakukan apabila on-condition
6.2. PREVENTIVE MAINTENANCE
Maintenance task ini dilakukan apabila on-conditiontask (predictive) tidak dapat dipilih dan karakteristikfailure mode -nya adalah pada wear-out region.
On condition (predictive task) adalah scheduled task(task yang terjadwal) untuk mendeteksi adanya potensikegagalan (Potential Failure PF) sehingga dapatdilakukan action / tindakan untuk mencegah terjadinyafunctional failure
94
Preventive maintenance dapat dibagi menjadi 2 yaitu : Restoration Task yaitu tindakan untuk
mengembalikan kemampuan alat seperti kondisi awal(initial capability) sesuai dengan performance standardpada atau sebelum batas umur yang ditentukan (specifiedlimit age)
Discard Task yaitu mengganti suatu equipment atau
6.2. PREVENTIVE MAINTENANCE (lanjutan )
Discard Task yaitu mengganti suatu equipment ataukomponen pada atau sebelum batas umur tertentu(specified age limit) dengan yang baru tanpamemperhatikan kondisinya. Sifat dari task ini adalah untukmencegah functional failure agar tidak terjadi/muncul
Kedua task ini jika dilihat failure characteristicnya : adahubungan antara umur dan kegagalan sehingga kondisikegagalan pada wear-out region
95
6.2. PREVENTIVE MAINTENANCE (lanjutan )
Useful LIFEWear-
out zone
C
o
n
d
i
t
i
o
n
a
l
p
r
o
b
a
b
i
l
i
t
y
o
f
f
a
i
l
u
r
e
Karakteristik wear-out sebagian besar terjadi karenaadanya kontak langsung antara equipment dan produk,misalnya disebabkan oleh oksidasi, korosi atau fatigue.
Operating timeCo
n
d
i
t
i
o
n
a
l
p
r
o
b
a
b
i
l
i
t
y
o
f
f
a
i
l
u
r
e
Gambar 6.1. Kegagalan pada wear-out zone
96
Interval Planned Maintenance Frekuensi restoration task dan discard task ditentukan
oleh umur dimana item atau component menunjukkansuatu kenaikan cepat dari probabilitas kegagalan
RCM mengenal 2 jenis life limit : Safe life limit (batas umur aman)
6. PREVENTIVE MAINTENANCE (lanjutan )
Safe life limit (batas umur aman) Jika kegagalan mempunyai konsekuensi safety
Economic life limit (batas umur ekonomis) / useful life Jika kegagalan TIDAK mempunyai konsekuensi
safety
97
6.2. PREVENTIVE MAINTENANCE (lanjutan )
Age to start failure
Wear-out
zone
C
o
n
d
i
t
i
o
n
a
l
p
r
o
b
a
b
i
l
i
t
y
o
f
f
a
i
l
u
r
e
Safe life limit
Gambar 6.2. safe life limit
Operating timeCo
n
d
i
t
i
o
n
a
l
p
r
o
b
a
b
i
l
i
t
y
o
f
f
a
i
l
u
r
e
98
6.3. ON CONDITION TASK (PREDICTIVE MAINTENANCE)
Tidak semua kegagalan (failure mode) berhubungandengan umur, tetapi beberapa kasus menunjukkanbahwa peralatan itu memberikan tanda bahwasedang dalam proses menuju kegagalan
Jika suatu potensi kegagalan mulai muncul danterdeteksi (di antara titik P dan F) maka adaterdeteksi (di antara titik P dan F) maka adakemungkinan perlu mengambil tindakan untukmencegah functional failure atau meminimalkan efekyang terjadi.
On condition task adalah task yang ditujukan untukmendeteksi potential failure.
99
6.3. ON CONDITION TASK (PREDICTIVE MAINTENANCE)Titik dimana kegagalan berawal
Titik dimana kegagalan dapat dideteksi (Potential Failure)
P
C
o
n
d
i
t
i
o
n
Functional failure
Gambar 6.3. Gambar P-F Diagram
F
C
o
n
d
i
t
i
o
n
Suatu Potential failure adalah suatu kondisi yang dapat dideteksi yang menunjukkan bahwa suatu functional failure akan terjadi atau dalam proses sedang terjadi
100
6.3. ON CONDITION TASK (lanjutan)
Aplikasi On condition task Hal-hal yang harus dipertimbangkan agar on condition
task dapat diterapkan dan efektif : Ada parameter terukur/jelas yang dapat mendeteksi kondisi
potential failure P-F interval harus konsisten sehingga dapat dipastikan bahwa
tindakan perbaikan tidak terlalu dini atau jangan sampai tindakan perbaikan tidak terlalu dini atau jangan sampai kegagalan terjadi sebelum tindakan perbaikan dilakukan
Interval on condition task yang praktis untuk dilakukan Tersedianya Periode peringatan yang cukup untuk melakukan
tindakan perbaikan Task yang dilakukan dapat mengurangi probability of failure
pada tingkatan yang diterima
101
6.3. ON CONDITION TASK (lanjutan)
Teknik On condition task terdiri dari : Condition monitoring (monitoring kondisi) Primary Effect Monitoring (monitoring dampak utama) Product Quality Variation (variasi kualitas produk) The Human Sense (rasa)
Condition Monitoring : Teknik condition monitoring didesain untuk
mendeteksi efek kegagalan seperti perubahan karakteristik vibrasi, perubahan temperatur, adanya partikel pada pelumas, adanya kebocoran, dll dengan menggunakan special equipment
102
6.3. ON CONDITION TASK (lanjutan)
Primary Effect Monitoring Monitoring terhadap primary effect, contoh : speed,
flow rate, pressure, temperature, power, current, dll Monitoring dengan :
Pengukuran dan merekam secara manual Dengan komputer Process control system Dengan komputer Process control system Rekaman dalam bentuk grafik
Product Quality VariationSalah satu sumber potential failure adalah quality
managementFailure mode dapat berpengaruh pada kualitas barang
hasil produksiKualitas produk dapat untuk mendeteksi potential failure103
6.3. ON CONDITION TASK (lanjutan)
Human senses Berdasar panca indera manusia :
Penglihatan (sight), Pendengaran (hearing) Penciuman/bau (smell), Rasa (taste) Sentuhan (dengan kulit) Sentuhan (dengan kulit)
Kerugian monitoring dengan human sense : Pada saat potential failure terdeteksi, proses kerusakan
sudah lama terjadi, sehingga waktu P-F interval pendek sampai terjadi kegagalan
subyektif
104
6.3. ON CONDITION TASK (lanjutan)
Human senses (lanjutan) Keuntungan
Kemampuan manusia umumnya serba guna (dapat mendeteksi banyak hal sekaligus)
Secara cost lebih murah jika monitoring dilakukan sekaligus oleh operator di sekitar alat tsb
Manusia dapat menggunakan keputusannya tentang tingkat severity dari potential failure sehingga tindakan cepat dapat segera diambil. Sedangkan alat monitoring hanya membaca dan mengirimkan sinyal.
105
6.3. ON CONDITION TASK (lanjutan)
Interval on-condition task Untuk menentukan interval suatu on-
condition task diperlukan data-data yang dapat diperoleh dari beberapa sumber Field data Field data Manufacturer recommendation Generic P-F interval data Current task interval Team experience
106
6.3. ON CONDITION TASK (lanjutan)
P-F Interval
Untuk menentukan frekuensi suatu on-condition task, maka P-F interval harus diketahui
P-F interval : periode di antara titik dimana potensi kegagalan (potential failure = P) dapat dideteksi dan titik dimana potential failure tsb berubah menjadi functional failure = F.
Periode P-F juga disebut warning period
107
6.3. ON CONDITION TASK (lanjutan)
P
P-F interval
F
P-F interval
108
6.3. ON CONDITION TASK (lanjutan)P-F interval
7 week
Nett P- F interval6 week
Inspection interval 1 week
F
Net P- F intervalTime
Net PF interval adalah interval minimum antara penemuan potential failure dan kejadian functional failure
109
6.3. ON CONDITION TASK (lanjutan)
Keuntungan On Condition Task Adanya warning akan terjadinya suatu kegagalan
memungkinkan untuk mengurangi atau menghindari konsekuensi :
Downtime Perbaikan dapat direncanakan pada waktu yang tidak
menganggu operasimenganggu operasi Repair cost
Tindakan dapat diambil untuk mengeliminasi kerusakan tambahan yang disebabkan oleh kegagalan yang tidak terantisipasi
Safety Adanya tanda kegagalan akan memberikan waktu untuk
shutdown atau action lainnya
110
6.3. ON CONDITION TASK (lanjutan)
Dalam RCM Decision Diagram, on condition task dipertimbangkan sebagai task pertama untuk dilakukan karena on condition task: secara periodik memberikan informasi tentang kondisi
potential failure Dapat dilakukan tanpa harus memindahkan peralatan dari
posisinyaposisinya Mengidentifikasi kondisi potential failure secara fisik
sehingga aktifitas maintenance dapat dilakukan dengan perencanaan yang lebih baik dan memfokuskan perhatian dimana dibutuhkan
Dapat menghindari kegagalan alat secara tidak terencana dan meminimalkan downtime
Bisa menaikkan availability system111
6.4. THE TASK SELECTION PROCESS
Apakah On condition taskfeasible dan bermanfaat
Lakukan On condition task
Apakah scheduled
restoration taskfeasible dan bermanfaat
Apakah scheduled discard task feasible dan bermanfaat DEFAULT
ACTION
YA
YA
TDK
TDK
TDKcondition task
dg interval kurang dari PF
intervalLakukan Scheduled restoration Taskdg interval kurang dari age limit
Lakukan scheduled Discard task dg interval kurang dari age limit
ACTION TERGANTUNG PADA KONSEKUENSI KEGAGALAN
YA
YA
112
7. The Seventh question in RCM process is:What should be done if suitable proactive task cannot be
found?found?(Apa yang seharusnya dilakukan jika proacktive task yang
sesuai tidak dapat ditemukan?(DEFAULT ACTIONS)
113
INTRODUCTION
Default task digunakan ketika tidak ada kemungkinan untuk menerapkan proactive task yang efektif.
Default action task dikenal juga sebagai breakdown, atau fix when broken.
Default action terdiri dari 3 task yaitu Default action terdiri dari 3 task yaitu Failure finding
Redesign
Run to failure
114
7.1. FAILURE FINDING TASK
Failure finding bertujuan untuk mengatasi kegagalan yang tidak terdeteksi pada kondisi operasi yang normal.
Hal ini disebabkan oleh adanya hidden failure, dimana jika maintenance task yang tepat tidak dilakukan maka akan terjadi multiple failures dan akhirnya terjadi multitple consequences yang merugikan
Failure finding adalah dilakukan dengan memeriksa Failure finding adalah dilakukan dengan memeriksa hidden failure suatu equipment pada interval tertentu untuk menemukan apakah equipment tersebut masih bekerja sesuai fungsinya atau tidak
Misalnya : Standby pump gagal distart pada saat primary pump mengalami kegagalan. Hal ini menunjukkan bahwa standby pump sudah gagal lebih dulu
115
7.1. FAILURE FINDING TASK (lanjutan .) Failure finding task dipilih jika tidak ada
proactive yang efektif dapat mereduksi multiple failure yang berhubungan dengan hidden failure pada tingkatan yang dapat ditoleransi/diterima.
Karakteristik failure finding adalah No overhauling No overhauling
No replacing
No repairing
pengecekan secara sederhana untuk mengetahui equipment masih beroperasi
116
7.1. FAILURE FINDING TASK (lanjutan .) Aspek teknis dalam melakukan failure finding adalah
Failure finding task tidak harus mendeteksi semua failure mode yang memiliki kemungkinan besar menyebabkan kegagalan protective device
Secara prosedural pemeriksaan item (functional check) harus dapat dilakukan tanpa merusaknya
Meminimalkan resiko ketika task dilakukan Meminimalkan resiko ketika task dilakukan
Frekuensi pemeriksaan harus praktis
Untuk mengetahui kelayakannya, failure finding task harus memenuhi kondisi-kondisi sebagai berikut:
Failure finding memungkinkan untuk dilakukan
Failure finding task tidak meningkatkan resiko multiple failure
Praktis untuk melakukan failure finding task pada interval yang ditentukan 117
7.2. REDESIGN Redesign dilakukan apabila tidak ditemukan maintenance task
yang efektif dalam mereduksi kegagalan. Redesign dilakukan dengan cara :
Redesign atau modifikasi pada equipment/system Operational improvement
Redesign effective dilakukan apabila failure yang terjadi diakibatkan oleh :diakibatkan oleh :
Faulty design/material Kesalahan fabrikasi/instalasi Kesalahan operasi Kesalahan maintenance
Karakteristik kegagalan yang memerlukan redesign adalah krakteristik kegagalan pada wear-in region
118
7.3. RUN TO FAILURE
Run to Failure adalah suatu failure management strategyyang memperbolehkan suatu equipment dioperasikan sampai mengalami kegagalan / kerusakan kemudian diperbaiki.
Maintenance task seperti ini dapat diterima apabila konsekuensi kegagalan tidak berdampak terhadap masalah safety dan environment.
Dapat juga dikatakan jika risk yang terjadi adalah acceptable jika dilakukan tanpa maintenance task, dalam hal ini yang dipertimbangkan adalah cost effective
119
TERIMA KASIH.TERIMA KASIH.
120
Top Related