Download - 03 Problem Solving

Transcript
Page 1: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 1

BERPIKIR

KREATIF

DALAM

BISNIS:

PROBLEM

SOLVING

Page 2: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 2

PENDAHULUAN

Setelah ditunjuk menjadi Pimpinan

Eksekutif di Porsche (salah satu

produsen mobil terkenal), pada tahun

1992, disaat Porsche sedang menuju

jurang kebangkrutan, Wendelin

Wiedeking langsung mengajak

kelompok Shin-Gijutsu, yang

merupakan para ahli teknik yang telah

dikader oleh Toyota untuk mengelola

dan membenahi sistim yang ada di pabrik

Porsche.

Page 3: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 3

PENDAHULUAN

Dengan bantuan dari para ahli teknik Jepang,

waktu untuk melakukan perakitan berhasil

diturunkan dari 120 jam menjadi 72 jam.

Jumlah kesalahan pada setiap pembuatan

mobil turun 50 % menjadi hanya 3 kesalahan

per mobil. Jumlah tenaga kerja menurun

sebesar 19 % menjadi 6.800 orang, dari lebih

dari 8.400 orang di tahun 1992.

Jumlah "line production" telah berhasil

diperpendek . Begitu pula dengan jumlah

inventori yang telah berkurang, membuat

ruang yang digunakan di pabrik menjadi lebih

kecil sebesar 30 %.

Page 4: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 4

PENDAHULUAN

Perubahan-perubahan tersebut di

atas telah membuat Porsche berhasil

memproduksi mobil dengan biaya

yang lebih rendah dibandingkan

sebelumnya.

Dampaknya, pertama kali dalam 4

tahun terakhir, perusahaan

melaporkan keuntungan, setelah

sebelumnya merugi sebesar 300 Juta

Dolar Amerika.

Page 5: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 5

PENDAHULUAN

Cara efektif yang berhasil diterapkan oleh

para ahli teknik Jepang untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapi

oleh Porsche, dan kemudian merubahnya

menjadi sebuah keuntungan.

Secara umum yang dilakukan oleh ahli

teknik Jepang adalah dengan membentuk

kelompok kerja yang berbeda yang

menerapkan prinsip-prinsip pemecahan

masalah secara ilmiah untuk menganalisa

situasi yang terjadi, membuat rencana

perbaikan secara kreatif, dan menerapkan

rencana perbaikan melalui proses

pengawasan kualitas.

Page 6: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 6

PENDAHULUAN

Proses penyelesaian masalah secara

efektif akan dapat membantu sebuah

organisasi keluar dari kemelut

keuangan yang mereka hadapi, dan

merubahnya menjadi sebuah

kesempatan yang menguntungkan.

Tanpa penanganan yang benar saat

itu, bukan tidak mungkin Porsche

mengalami kebangkrutan total, dan

tidak pernah terdengar lagi dalam

industri kendaraan bermotor.

Page 7: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 7

PENDAHULUAN

Peristiwa yang terjadi pada Porshce

bukan tidak mungkin terjadi pada

organisasi lainnya, organisasi tempat

kita bekerja saat ini atau pada diri kita

sendiri.

Kemampuan kita dalam melakukan

pemecahan masalah secara analitis

dan kreatif menjadi salah satu kunci

agar kita dapat keluar dari masalah

yang kita hadapi, dan mencapai

kesuksesan dalam bisnis, maupun

karir kita.

Page 8: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 8

PEMECAHAN MASALAH: DEFINISI

Pemecahan masalah didefinisikan sebagai

suatu proses penghilangan perbedaan

atau ketidaksesuaian yang terjadi antara

hasil yang diperoleh dan hasil yang

diinginkan.

Salah satu bagian dari proses pemecahan

masalah adalah pengambilan keputusan

(decision making), yang didefinisikan sebagai

memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif

yang tersedia.

Pengambilan keputusan yang tidak tepat,

akan mempengaruhi kualitas hasil dari

pemecahan masalah yang dilakukan.

Page 9: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 9

Kemampuan untuk melakukan

pemecahan masalah adalah

keterampilan yang dibutuhkan

oleh hampir semua orang

dalam setiap aspek

kehidupannya.

Jarang sekali seseorang tidak

menghadapi masalah dalam

kehidupannya sehari-hari.

PEMECAHAN MASALAH: DEFINISI

Page 10: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 10

Pekerjaan seorang manajer, secara

khusus, merupakan pekerjaan yang

mengandung unsur pemecahan masalah

di dalamnya.

Bila tidak ada masalah di dalam banyak

organisasi, mungkin tidak akan muncul

kebutuhan untuk mempekerjakan para

manajer.

Untuk itulah sulit untuk dapat diterima

bila seorang yang tidak memiliki

kompetensi untuk menyelesaikan

masalah, menjadi seorang manajer.

PEMECAHAN MASALAH: DEFINISI

Page 11: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 11

Ungkapan di atas

memberikan gambaran yang

jelas kepada kita semua

bahwa sulit untuk

menghindarkan diri kita

dari masalah, karena

masalah telah menjadi

bagian yang tidak

terpisahkan dalam

kehidupan kita, baik

kehidupan sosial, maupun

kehidupan profesional kita.

PEMECAHAN MASALAH: DEFINISI

Page 12: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 12

Untuk itulah penguasaan atas

metode pemecahan masalah

menjadi sangat penting, agar kita

terhindar dari tindakan Jump to

conclusion, yaitu proses penarikan

kesimpulan terhadap suatu masalah

tanpa melalui proses analisa

masalah secara benar, serta

didukung oleh bukti-bukti atau

informasi yang akurat.

PEMECAHAN MASALAH: DEFINISI

Page 13: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 13

Ada kecenderungan bahwa orang-orang,

termasuk para manajer, mempunyai

kecenderungan alamiah untuk memilih

solusi pertama yang masuk akal yang

muncul dalam benak mereka.

Sayangnya, pilihan pertama yang mereka

ambil seringkali bukanlah solusi terbaik.

Secara tipikal, dalam pemecahan

masalah, kebanyakan orang menerapkan

solusi yang kurang dapat diterima atau

kurang memuaskan, dibanding solusi

yang optimal atau yang ideal.

PEMECAHAN MASALAH: DEFINISI

Page 14: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 14

Pemecahan masalah yang tidak optimal ini,

bukan tidak mungkin dapat memunculkan masalah baru

yang lebih rumit bila dibandingkan dengan masalah awal.

PEMECAHAN MASALAH: DEFINISI

Page 15: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 15

PEMECAHAN MASALAH: ANALITIS

•Metode penyelesaian masalah secara

analitis merupakan pendekatan yang

cukup terkenal dan digunakan oleh

banyak perusahaan, serta menjadi inti

dari gerakan peningkatan kualitas

(quality improvement).

•Secara luas dapat diterima bahwa

untuk meningkatan kualitas individu

dan organisasi, langkah penting yang

perlu dilakukan adalah mempelajari

dan menerapkan metode pemecahan

masalah secara analitis

Page 16: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 16

Banyak organisasi besar (misalnya : Ford

Motor Company, General Electric, dll)

menghabiskan jutaan Dolar untuk

mendidik para manajer mereka tentang

metode pemecahan masalah ini sebagai

bagian dari proses peningkatan kualitas

yang ada di organisasi mereka

Pelatihan ini penting agar para manajer

dapat berfungsi efektif, yang salah satu

cirinya adalah pada kemampuannya

untuk memecahkan masalah.

PEMECAHAN MASALAH: ANALITIS

Page 17: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 17

•Manajer yang efektif, seperti halnya

Pemimpin Eksekutif Porsche, Wendelin

Wiedeking, mengetahui cara

mengumpulkan dan mengevaluasi

informasi yang dapat menerangkan

tentang masalah yang terjadi,

mengetahui manfaatnya bila kita

memiliki lebih dari satu alternatif

pemecahan masalah, dan

memberikan bobot kepada semua

implikasi yang dapat terjadi dari

sebuah rencana, sebelum

menerapkan rencana yang

bersangkutan.

PEMECAHAN MASALAH: ANALITIS

Page 18: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 18

A. DEFINISIKAN MASALAH

Langkah pertama yang perlu

dilakukan dengan metode analitis

adalah mendefinisikan masalah yang

terjadi.

Pada tahap ini, kita perlu melakukan

diagnosis terhadap sebuah situasi,

peristiwa atau kejadian, untuk

memfokuskan perhatian kita pada

masalah sebenarnya, dan bukan

pada gejala-gejala yang muncul.

Page 19: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 19

Sebagai contoh: Seorang manajer yang mempunyai masalah dengan staf-

nya yang kerapkali tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya pada waktu

yang telah ditentukan.

Masalah ini bisa terjadi karena cara kerja yang lambat dari staf yang

bersangkutan.

Cara kerja yang lambat,

bisa saja hanya sebuah gejala dari

permasalahan yang lebih mendasar

lagi, seperti misalnya masalah

kesehatan, moral kerja yang rendah,

kurangnya pelatihan atau kurang

efektifnya proses kepemimpinan.

A. DEFINISIKAN MASALAH

Page 20: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 20

Agar kita dapat

memfokuskan perhatian

kita pada masalah

sebenarnya, dan bukan

pada gejala-gejala yang

muncul, maka dalam

proses mendefiniskan

suatu masalah, diperlukan

upaya untuk mencari

informasi yang diperlukan

sebanyak-banyaknya, agar

masalah dapat

didefinisikan dengan tepat.

A. DEFINISIKAN MASALAH

Page 21: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 21

Berikut ini adalah beberapa karakteristik dari pendefinisian masalah yang baik:

• Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi.

Data objektif dipisahkan dari persepsi.

• Semua pihak yang terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi

• Masalah harus dinyatakan secara eksplisit/tegas.

Hal ini seringkali dapat menghindarkan kita dari pembuatan definisi yang tidak

jelas

• Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas adanya ketidak-sesuaian

antara standar atau harapan yang telah ditetapkan sebelumnya dan kenyataan

yang terjadi.

• Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas, pihak-pihak yang terkait

atau berkepentingan dengan terjadinya masalah.

• Definisi yang dibuat bukanlah seperti sebuah solusi yang samar.

Contoh: Masalah yang kita hadapi adalah melatih staf yang bekerja lamban.

A. DEFINISIKAN MASALAH

Page 22: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 22

B. MEMBUAT ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Langkah kedua yang perlu kita lakukan

adalah membuat alternatif penyelesaian

masalah.

Pada tahap ini, kita diharapkan dapat

menunda untuk memilih hanya satu

solusi, sebelum alternatif solusi-solusi

yang ada diusulkan.

Penelitian-penelitian yang pernah

dilakukan dalam kaitannya dengan

pemecahan masalah mendukung

pandangan bahwa kualitas solusi-solusi

yang dihasilkan akan lebih baik bila

mempertimbangkan berbagai alternatif.

Page 23: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 23

• Semua alternatif yang ada sebaiknya diusulkan dan dikemukakan terlebih

dahulu sebelum kemudian dilakukannya evaluasi terhadap mereka.

• Alternatif-alternatif yang ada, diusulkan oleh semua orang yang terlibat dalam

penyelesaian masalah. Semakin banyaknya orang yang mengusulkan

alternatif, dapat meningkatkan kualitas solusi dan penerimaaan kelompok.

• Alternatif-alternatif yang diusulkan harus sejalan dengan tujuan atau kebijakan

organisasi. Kritik dapat menjadi penghambat baik terhadap proses organisasi

maupun proses pembuatan alternatif pemecahan masalah.

• Alternatif-alternatif yang diusulkan perlu mempertimbangkan konsekuensi yang

muncul dalam jangka pendek, maupun jangka panjang.

B. MEMBUAT ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Page 24: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 24

• Alternatif-alternatif yang ada saling melengkapi satu dengan lainnya. Gagasan

yang kurang menarik , bisa menjadi gagasan yang menarik bila

dikombinasikan dengan gagasan-gagasan lainnya. Contoh : Pengurangan

jumlah tenaga kerja, namun kepada karyawan yang terkena dampak diberikan

paket kompensasi yang menarik.

• Alternatif-alternatif yang diusulkan harus dapat menyelesaikan masalah yang

telah didefinisikan dengan baik. Masalah lainnya yang muncul, mungkin juga

penting. Namun dapat diabaikan bila, tidak secara langsung mempengaruhi

pemecahan masalah utama yang sedang terjadi.

B. MEMBUAT ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Page 25: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 25

Langkah ketiga dalam

proses pemecahan masalah

adalah melakukan evaluasi

terhadap alternatif-alternatif

yang diusulkan atau tersedia.

Dalam tahap ini, kita perlu berhati-hati dalam memberikan bobot terhadap

keuntungan dan kerugian dari masing-masing alternatif yang ada, sebelum

membuat pilihan akhir.

C. EVALUASI ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Page 26: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 26

Seorang yang terampil dalam melakukan

pemecahan masalah, akan memastikan

bahwa dalam memilih alternatif-alternatif

yang ada dinilai berdasarkan:

• Tingkat kemungkinannya untuk dapat

menyelesaikan masalah tanpa

menyebabkan terjadinya masalah lain

yang tidak diperkirakan sebelumnya.

• Tingkat penerimaan dari semua

orang yang terlibat di dalamnya

• Tingkat kemungkinan penerapannya

• Tingkat kesesuaiannya dengan batasan-

batasan yang ada di dalam organisasi;

misalnya budget, kebijakan perusahaan,

dll.

C. EVALUASI ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Page 27: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 27

C. EVALUASI ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Berikut adalah karakteristik-karakteristik dari evaluasi alternatif-alternatif

pemecahan masalah yang baik:

• Alternatif- alternatif yang ada dinilai secara relatif berdasarkan suatu

standar yang optimal, dan bukan sekedar standar yang memuaskan

• Penilaian terhadap alternatif-alternatif yang ada dilakukan secara

sistematis, sehingga semua alternatif yang diusulkan akan

dipertimbangkan,

• Alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan kesesuaiannya dengan

tujuan organisasi dan mempertimbangkan preferensi dari orang-orang

yang terlibat didalamnya.

• Alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan dampak yang mungkin

ditimbulkannya, baik secara langsung, maupun tidak langsung

• Alternatif yang paling dipilih dinyatakan secara eksplisit/tegas.

Page 28: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 28

Langkah terakhir dari metode ini

adalah menerapkan dan menindak-

lanjuti solusi yang telah diambil.

Dalam upaya menerapkan

berbagai solusi terhadap suatu

masalah, kita perlu lebih sensitif

terhadap kemungkinan terjadinya

resistensi dari orang-orang yang

mungkin terkena dampak dari

penerapan tersebut.

Hampir pada semua perubahan,

terjadi resistensi.

D. PENERAPAN DAN TINDAK LANJUT

Page 29: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 29

Karena itulah seorang yang piawai

dalam melakukan pemecahan

masalah akan secara hati-hati

memilih strategi yang akan

meningkatkan kemungkinan

penerimaan terhadap solusi

pemecahan masalah oleh orang-

orang yang terkena dampak dan

kemungkinan penerapan

sepenuhnya dari solusi yang

bersangkutan

D. PENERAPAN DAN TINDAK LANJUT

Page 30: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 30

CREATIVE PROBLEM SOLVING: HAMBATAN

1. Hambatan yang dibuat sendiri:

Karena persepsi kita sendiri yang

sifatnya kaku alam berpikir. Terpaku

pada satu jawaban dari pandangan

2. Hambatan untuk tidak berusaha

menantang kenyataan: Menerima

saja, tanpa dicari alasannya lebih

dalam

3. Hambatan mencari jawaban tunggal

dan tepat: Anggapan mengenai

sesuatu yang hanya memilki satu

jawaban tunggal yang kita persepsikan

bahwa itulah yang diminta

Page 31: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 31

4. Hambatan karena kelaziman:

Takut dibilang aneh, jika memberikan

jawaban lain daripada yang lain

5. Hambatan untuk memberi penilaian

terlalu cepat: Dapat mematikan suatu

ide, karena tidak diberi kesempatan

untuk berkembang

6. Hambatan takut dianggap bodoh:

Lebih berdiam diri dan takut diejek

CREATIVE PROBLEM SOLVING: HAMBATAN

Page 32: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 32

CREATIVE PROBLEM SOLVING: CONTOH

Seekor burung masuk ke

dalam sebuah jendela

yang terbuka lebar

memasuki sebuah

ruangan rapat. Burung

tersebut terbang ke sana

ke mari dan mengganggu

peserta rapat.

Bagaimana para peserta

rapat dapat mengusir

burung tersebut keluar?

Page 33: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 33

Evolusi.

Melalui metode ini, ide diperbaiki sedikit demi

sedikit. Perbaikan itu dapat dilakukan berulang

kali. Ide tersebut dapat merupakan perbaikan dari

yang telah ada., gabungan sejumlah ide atau

bahkan ide baru sama sekali.

Dengan perbaikan sedikit demi sedikit, sering kali

diperoleh hasil yang jauh berbeda dengan hasil

sebelumnya.

Contoh nyatanya adalah pada teknologi telepon

genggam. Bila diperhatikan, beda antara tipe yang

baru dengan sebelumnya kadang tidak jauh

berbeda.

CREATIVE PROBLEM SOLVING: METODE

Page 34: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 34

CREATIVE PROBLEM SOLVING: METODE

Page 35: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 35

Sintesa. Dengan metode ini, dua atau

lebih ide dikombinasikan menjadi

sebuah ide baru. Contohnya, telepon

genggam yang dilengkapi kamera.

Revolusi. Metode revolusi mengajak

kita untuk mengungkapkan ide yang

sama sekali baru. Misalnya, beberapa

ratus tahun yang lalu, manusia belum

terbayang untuk menggunakan matahari

sebagai sumber energi. Namun saat ini,

telah diciptakan pembangkit listrik

tenaga matahari.

CREATIVE PROBLEM SOLVING: METODE

Page 36: 03 Problem Solving

CREATIVE THINKING IN BUSINESS – 03 PROBLEM SOLVING / Hal. 36

Reaplikasi. Melihat sesuatu yang sudah

ada, dengan sudut pandang yang baru.

Hindari berpikir bahwa sesuatu hanya

dapat dipakai sesuai kegunaannya.

Ubah cara pandang (Insight). Fokuslah

untuk menyelesaikan inti permasalahan

yang ada, dan jangan terpusat pada

kebiasaan lama dalam menyelesaikan

sesuatu.

CREATIVE PROBLEM SOLVING: METODE