Download - 02. Transmisi Agen Infeksius

Transcript
Page 1: 02. Transmisi Agen Infeksius

TRANSMISI AGEN INFEKSIUSTRANSMISI AGEN INFEKSIUSTRANSMISI AGEN INFEKSIUSTRANSMISI AGEN INFEKSIUS

Oleh :

Ns. MUBARAK, M. Sc

Home and Office : Jln. Chairil Anwar Lrg. SDN 21 Mandonga BTN. Citra Indah Regency Blok A. 17 Kel. Watulondo Kec. PuwatuuEmail L;: [email protected]

Page 2: 02. Transmisi Agen Infeksius

TUJUAN SESITUJUAN SESI

Tujuan :

1.Memahami beberapa definisi yang berkaitan dengan infeksi

2.Mengetahui rantai penularan infeksi

3.Mengetahuai berbagai cara penularan (transmisi) agen infeksi

4.Memahami cara pencegahan dan pengendalian infeksi

Page 3: 02. Transmisi Agen Infeksius

PENDAHULUANPENDAHULUAN

• Penyakit infeksi merupakan masalah penting, terutama di negara berkembang

• Rantai infeksi, meliputi 3 hal utama:1) Kuman penyebab (mikroorganisme)

2) Pejamu/inang (host)

3) Lingkungan

• Menurut asalnya:1) Infeksi berasal dari komunitas

2) Infeksi berasal dari RS

Page 4: 02. Transmisi Agen Infeksius

SEGITIGA INFEKSISEGITIGA INFEKSI

LingkunganLingkungan

Pejamu(Host)

Pejamu(Host)

Kuman PenyebabKuman

Penyebab

Page 5: 02. Transmisi Agen Infeksius

PENDAHULUAN PENDAHULUAN (2)(2)

• Pengetahuan mengenai rantai penularan sangat penting pencegahan infeksi

• Perilaku petugas yang sesuai prosedur, sangat berperan dalam pencegahan infeksi (rumah sakit)

Page 6: 02. Transmisi Agen Infeksius

DefinisiDefinisiDefinisiDefinisi

Kolonisasi:

- suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi, dimana organisme tersebut hidup,

tumbuh dan berkembang biak, tetapi tanpa disertai adanya respon imun atau gejala klinik

- Pasien atau petugas kesehatan bisa mengalami kolonisasi dengan kuman patogen tanpa

menderita sakit, tetapi dapat menularkan kuman tersebut ke orang lain “Carrier”

Kolonisasi:

- suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi, dimana organisme tersebut hidup,

tumbuh dan berkembang biak, tetapi tanpa disertai adanya respon imun atau gejala klinik

- Pasien atau petugas kesehatan bisa mengalami kolonisasi dengan kuman patogen tanpa

menderita sakit, tetapi dapat menularkan kuman tersebut ke orang lain “Carrier”

Page 7: 02. Transmisi Agen Infeksius

• Infeksi: suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi (organisme), terdapat respon imun, tetapi tidak disertai gejala klinik

• Penyakit infeksi: suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi yang disertai adanya respon imun dan gejala klinik

• Penyakit menular atau infeksius: penyakit(infeksi) tertentu yang dapat berpindah dari satu orang ke orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.

• Infeksi: suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi (organisme), terdapat respon imun, tetapi tidak disertai gejala klinik

• Penyakit infeksi: suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi yang disertai adanya respon imun dan gejala klinik

• Penyakit menular atau infeksius: penyakit(infeksi) tertentu yang dapat berpindah dari satu orang ke orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.

DefinisiDefinisi (2)(2)

Page 8: 02. Transmisi Agen Infeksius

DefinisiDefinisi (3)(3)

• Vehikulum : Bahan yang dapat berperan dalam mempertahankan

kehidupan kuman penyebab sampai masuk (tertelan atau terokulasi) pada pejamu yang rentan

Contoh : air, darah, serum, plasma, tinja, makanan

• Vektor : Artropoda (umumnya serangga) atau binatang lain yang

dapat menularkan kuman penyebab dengan cara menggigit pejamu yang rentan atau menimbun kuman penyebab pada kulit pejamu atau makanan

Contoh : nyamuk, lalat, pinjal/kutu, binatang pengerat

Page 9: 02. Transmisi Agen Infeksius

Inflamasi (radang atau perdangan lokal ):

merupakan bentuk respon tubuh terhadap suatu agen (tidak hanya infeksi, dapat berupa trauma, pembedahan atau luka bakar),

yang ditandai dengan adanya: sakit/nyeri(dolor), panas (calor), kemerahan (rubor), pembengkakan (tumor) dan

gangguan fungsi

Inflamasi (radang atau perdangan lokal ):

merupakan bentuk respon tubuh terhadap suatu agen (tidak hanya infeksi, dapat berupa trauma, pembedahan atau luka bakar),

yang ditandai dengan adanya: sakit/nyeri(dolor), panas (calor), kemerahan (rubor), pembengkakan (tumor) dan

gangguan fungsi

DefinisiDefinisi (4)(4)

Page 10: 02. Transmisi Agen Infeksius

“Systemic Inflammatory Respons Syndrome” (SIRS): sekumpulan gejala klinik atau kelainan laboratorium yang merupakan respon tubuh (inflamasi) yang bersifat sistemik

SIRS dapat disebabkan karena infeksi atau non-infeksi karena infeksi disebut “Sepsis” Kriteria SIRS bila ditemukan > 2 keadaan berikut : (1) hipertermi/hipotermi atau suhu tubuh yang tidak stabil,(2) takikardi (sesuai usia), (3) takipnea (sesuai usia), serta (4) leukositosis atau leukopenia (sesuai usia) atau pada

hitung jenis leukosit jumlah sel muda (batang) > 10%.

“Systemic Inflammatory Respons Syndrome” (SIRS): sekumpulan gejala klinik atau kelainan laboratorium yang merupakan respon tubuh (inflamasi) yang bersifat sistemik

SIRS dapat disebabkan karena infeksi atau non-infeksi karena infeksi disebut “Sepsis” Kriteria SIRS bila ditemukan > 2 keadaan berikut : (1) hipertermi/hipotermi atau suhu tubuh yang tidak stabil,(2) takikardi (sesuai usia), (3) takipnea (sesuai usia), serta (4) leukositosis atau leukopenia (sesuai usia) atau pada

hitung jenis leukosit jumlah sel muda (batang) > 10%.

DefinisiDefinisi (5)(5)

Page 11: 02. Transmisi Agen Infeksius

DefinisiDefinisi lama lamaDefinisiDefinisi lama lama

• Infeksi nosokomial = Hospital acquired infection

infeksi terjadi atau didapat di rumah sakit :

- saat masuk RS tidak ada tanda/gejala

- saat masuk RS tidak dalam masa inkubasi

- terjadi 3 X 24 jam setelah perawatan

- infeksi pada lokasi sama tetapi mikroorganisme

penyebab berbeda dari m.o. pada saat masuk RS

atau m.o penyebab sama tetapi lokasi berbeda

• Infeksi nosokomial = Hospital acquired infection

infeksi terjadi atau didapat di rumah sakit :

- saat masuk RS tidak ada tanda/gejala

- saat masuk RS tidak dalam masa inkubasi

- terjadi 3 X 24 jam setelah perawatan

- infeksi pada lokasi sama tetapi mikroorganisme

penyebab berbeda dari m.o. pada saat masuk RS

atau m.o penyebab sama tetapi lokasi berbeda

Page 12: 02. Transmisi Agen Infeksius

Permasalahan :

1. Fokus infeksi di rumah sakit

Bagaimana kalau terjadi di fasilitas kesehatan

selain rumah sakit ?

Home-care semakin berkembang !

2. Fokus infeksi pada pasien

Bagaimana kalau infeksi terjadi pada petugas?

Page 13: 02. Transmisi Agen Infeksius

Perkembangan terbaru

Infeksi nosokomial =

Healthcare - associated Infections

(HAIs)

Page 14: 02. Transmisi Agen Infeksius

““Healthcare-associated infectionsHealthcare-associated infections” ” (HAIs) :(HAIs) :

An infection occurring in a patient during the process

of care in a hospital or other healthcare facility

which was not present or incubating at the time of

admission. This includes infections acquired in the

hospital but appearing after discharge, and also

occupational infections among staff of the facility

Page 15: 02. Transmisi Agen Infeksius

Tujuan Pengendalian InfeksiTujuan Pengendalian Infeksi

• Melindungi pasien dari infeksi rumah sakit a.l ISK, Infeksi Luka Infus (ILI), pneumonia (HAP, VAP), bakteremia (sepsis)

• Melindungi pasien dari infeksi lain yang mungkin didapat sebagai akibat terjadinya kontak dengan pasien lain atau tenaga kesehatan yang memiliki koloni atau terinfeksi kuman menular lain.

• Melindungi tenaga kesehatan, pengunjung dan yang berada di lingkungan rumah sakit dari risiko infeksi yang tidak perlu terjadi

Page 16: 02. Transmisi Agen Infeksius

Port of entryPort of entry Mean of transmission

Mean of transmission

Port of exitPort of exit

Rantai InfeksiRantai Infeksi

INFEKSIINFEKSI

Reservoir/Source

Reservoir/Source

Susceptible host

Susceptible host

MicroorganismMicroorganism

Page 17: 02. Transmisi Agen Infeksius

Agen infeksi Agen infeksi (infectious agent)(infectious agent)

• Mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksiMikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi

• Pada manusia: bakteri , virus, ricketsia, jamur dan Pada manusia: bakteri , virus, ricketsia, jamur dan parasitparasit

• Tiga faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi:Tiga faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi: patogenitaspatogenitas virulensi virulensi jumlah (dosis)jumlah (dosis)

Page 18: 02. Transmisi Agen Infeksius

18

KUMAN PENYEBAB KUMAN PENYEBAB (AGEN INFEKSI)(AGEN INFEKSI)

• Bakteri

• Virus

• Jamur

• Parasit

Page 19: 02. Transmisi Agen Infeksius

ReservoirReservoir

• Tempat dimana agen infeksi dapat hidup, tumbuh, berkembang biak dan siap ditularkan kepada orang

• Reservoir yang paling umum: manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, tanah,

air dan bahan-bahan organik lainnya

• Pada manusia: permukaan kulit, selaput lendir saluran nafas atas, usus dan vagina

Page 20: 02. Transmisi Agen Infeksius

Port of exit Port of exit ( Pintu keluar)( Pintu keluar)

• jalan darimana agen infeksi meninggalkan reservoir

• Pintu keluar meliputi :

saluran pernafasan

saluran pencernaan

saluran kemih dan kelamin

kulit dan membrana mukosa

darah serta cairan tubuh lain

transplasenta

Page 21: 02. Transmisi Agen Infeksius

Transmisi Transmisi (cara penularan)(cara penularan)

• mekanisme bagaimana transport agen infeksi dari reservoir ke penderita (yang suseptibel)

• Ada beberapa cara penularan yaitu :

(1) kontak : langsung dan tidak langsung

(2) droplet

(3) airborne

(4) melalui vehikulum (makanan, air, darah)

(5) melalui vektor (serangga dan hewan pengerat)

Page 22: 02. Transmisi Agen Infeksius

Rantai PenularanRantai PenularanRantai PenularanRantai Penularan

Alat kesehatan

Alat kesehatan

PetugaskesehatanPetugas

kesehatan

Pasien 2 *Pasien 2 *Pasien 1Pasien 1

LingkunganLingkungan Pengunjung/Keluarga

Pengunjung/Keluarga

* Selanjutnya seperti pasien 1

Page 23: 02. Transmisi Agen Infeksius

Cara Penularan (Transmisi) Cara Penularan (Transmisi) (1)(1)Cara Penularan (Transmisi) Cara Penularan (Transmisi) (1)(1)

• Contact transmission: - Direct / Langsung:

kontak badan ke badan

transfer kuman penyebab secara fisik

pemeriksaan fisik, memandikan pasen

- Indirect / Tidak langsung: paling sering !!!

kontak melalui objek (benda/alat) perantara

melalui instrumen, jarum, kasa

tangan yang tidak dicuci

• Contact transmission: - Direct / Langsung:

kontak badan ke badan

transfer kuman penyebab secara fisik

pemeriksaan fisik, memandikan pasen

- Indirect / Tidak langsung: paling sering !!!

kontak melalui objek (benda/alat) perantara

melalui instrumen, jarum, kasa

tangan yang tidak dicuci

Page 24: 02. Transmisi Agen Infeksius

Cara Penularan (Transmisi) Cara Penularan (Transmisi) (2)(2)

• Droplet transmission : - partikel droplet > 5 μm

- melalui batuk, bersin, bicara

- jarak sebar pendek,

tdk bertahan lama di udara

- “deposit” pada mukosa

konjungtiva, hidung, mulut

- contoh :

Difteria, Pertussis, Mycoplasma Haemophillus influenza type b (Hib)

Virus Influenza, mumps, rubella

Page 25: 02. Transmisi Agen Infeksius

Cara Penularan (Transmisi) Cara Penularan (Transmisi) (3)(3)

• Airborne transmission : - partikel kecil ukuran < 5 μm - bertahan lama di udara - jarak penyebaran jauh - dapat terinhalasi - contoh : Mycobacterium tuberculosis virus campak Varisela (cacar air) spora jamur

Page 26: 02. Transmisi Agen Infeksius

Vehikulum :– Makanan: Salmonella – Darah: Hepatitis B, Hepatitis C, HIV– Air: Hepatitis A, Typhoid, Cholera, Dysentri

Vektor–Nyamuk: Demam berdarah, malaria–Lalat makanan–Tikus: leptospirosis

Cara Penularan (Transmisi) Cara Penularan (Transmisi) ((44))

Page 27: 02. Transmisi Agen Infeksius

Port of entry Port of entry (Pintu masuk)(Pintu masuk)

• Tempat dimana agen infeksi memasuki pejamu (yang suseptibel)

• Pintu masuk bisa melalui: saluran pernafasan saluran pencernaan saluran kemih dan kelamin selaput lendir serta kulit yang tidak utuh (luka)

Page 28: 02. Transmisi Agen Infeksius

FAKTOR PEJAMU (FAKTOR PEJAMU (HOSTHOST))

Ada 3 macam pertahanan tubuh:1) Mekanis2) Kimiawi 3) Biologi

Pejamu rentan adalah:orang yang tidak memiliki daya tahan tubuh yang cukup untuk melawan kuman penyebab, atau mencegah infeksi atau penyakit~ faktor risiko

Page 29: 02. Transmisi Agen Infeksius

Pejamu (host)Pejamu (host)

• Faktor yang mempengaruhi: umur, status gizi, status imunisasi, penyakit

kronis, luka bakar yang luas, trauma atau pembedahan, pengobatan dengan imunosupresan

• Faktor lain: jenis kelamin, ras atau etnis tertentu, status ekonomi, gaya hidup, pekerjaan dan herediter

Page 30: 02. Transmisi Agen Infeksius

PERTAHANAN TUBUH SECARA MEKANIS

• Efektif sebagai pertahanan pertama mencegah invasi kuman kedalam tubuh dengan

cara menahan masuknya, menghancurkan, ataupun mengeluarkan kuman yang sudah masuk melalui lubang tertentu

• Contoh:– Kulit – Sistem pencernaan– Sistem saluran kencing– Sistem respirasi

Page 31: 02. Transmisi Agen Infeksius

PERTAHANAN TUBUH SECARA KIMIAWI

• Bahan-bahan kimiawi yang membantu tubuh mengatasi infeksi

• Contoh :– Asam lambung– Lysosim: menghancurkan kuman dengan merusak

dinding selnya, terdapat pada air mata, air liur, dan lain-lain

• Pemberian antibiotika, imunoglobulin dan imunisasi termasuk pertahanan kimiawi eksogen

Page 32: 02. Transmisi Agen Infeksius

PERTAHANAN TUBUH SECARA BIOLOGI

• Mekanisme untuk mengisolasi, melumpuhkan atau membunuh kuman yang berhasil masuk dan mencapai jaringan tubuh

• Terbagi atas 2 mekanisme:1) Humoral:

antibodi dan komplemen1) Seluler:

sel darah putih: limfosit, granulositsel makrofag (jaringan)

Page 33: 02. Transmisi Agen Infeksius

Jenis Infeksi Jenis Infeksi (1)(1)

Berdasarkan lokasi :Berdasarkan lokasi :

• Infeksi saluran kemihInfeksi saluran kemih• Infeksi luka operasiInfeksi luka operasi• Infeksi karena jarum infusInfeksi karena jarum infus• BakteremiaBakteremia• PneumoniaPneumonia

Page 34: 02. Transmisi Agen Infeksius

APAKAH PENYEBAB TERSERING APAKAH PENYEBAB TERSERING DARI INFEKSI DI RS?DARI INFEKSI DI RS?

Page 35: 02. Transmisi Agen Infeksius

Jenis Infeksi Jenis Infeksi (2)(2)

• Lain-lain :Lain-lain :

- Gastroenteritis- Gastroenteritis

- - Hepatitis B dan CHepatitis B dan C

- HIV / AIDS- HIV / AIDS

- SARS- SARS

Page 36: 02. Transmisi Agen Infeksius

36

BAGAIMANA CARA TERJADINYA BAGAIMANA CARA TERJADINYA INFEKSI YANG DIDAPAT DI RS?INFEKSI YANG DIDAPAT DI RS?

Page 37: 02. Transmisi Agen Infeksius

Faktor Risiko Faktor Risiko “Healthcare-associated infections“Healthcare-associated infections” (HAIs)” (HAIs)

• Umur : neonatus dan lansia lebih rentan

• Status imun terganggu (imuno-kompromais)

penderita dengan penyakit kronik, penderita

keganasan, obat-obat imunosupresan

• Interupsi barier anatomis

• Implantasi benda asing

• Perubahan mikroflora normal

Page 38: 02. Transmisi Agen Infeksius
Page 39: 02. Transmisi Agen Infeksius

Prinsip Pencegahan InfeksiPrinsip Pencegahan Infeksi

• Peningkatan daya tahan pejamu

• Inaktivasi agen penyebab infeksi

• Memutus rantai penularan

• Tindakan pencegahan paska pajanan

(“Post Exposure Prophylaxis” / PEP)

Page 40: 02. Transmisi Agen Infeksius

Cara Pencegahan InfeksiCara Pencegahan Infeksi

• Cuci tangan dengan cara yang benar• Penerapan kewaspadaan isolasi (Isolation

Precaution) • Pengelolaan bahan & alat infektif secara

tepat• Pembersihan kain yang tercemar bahan

infektif• Pembersihan lingkungan yang terinfeksi• Tindakan isolasi jika perlu• Imunisasi atau tindakan profilasksis paska

pajanan jika perlu

Page 41: 02. Transmisi Agen Infeksius

HISTORY OF GUIDELINES FOR ISOLATION PRECAUTIONS HISTORY OF GUIDELINES FOR ISOLATION PRECAUTIONS IN HOSPITALS*IN HOSPITALS*

1970 Isolation Techniques for Use in Hospitals, 1st ed.

Introduced seven isolation precaution categories with color-codedcards: Strict, Respiratory, Protective, Enteric, Wound and Skin,Discharge, and Blood

1975 Isolation Techniques for Use in Hospitals, 2nd ed.

Same conceptual framework as 1st edition

1983 CDC Guideline for Isolation Precautions in Hospitals

Provided two systems for isolation: category-specific and disease specific

1985 Universal Precautions (UP) Developed in response to HIV/AIDS epidemicDictated application of Blood and Body Fluid precautions to all patients, regardless of infection status

1987 Body Substance Isolation (BSI)

Emphasized avoiding contact with all moist and potentially infectiousbody substances except sweat even if blood not presentShared some features with UP

1996 Guideline for Isolation Precautions in Hospitals

Prepared by the Healthcare Infection Control Practices AdvisoryCommittee (HICPAC), CDCMelded major features of UP and BSI into Standard Precautions to be used with all patients at all times

* Derived from Garner ICHE 1996

Page 42: 02. Transmisi Agen Infeksius

NEW GUIDELINES !NEW GUIDELINES !

Guideline for Isolation Precautions:Guideline for Isolation Precautions:

Preventing Transmission of Infectious AgentsPreventing Transmission of Infectious Agents

In Healthcare Settings 2007In Healthcare Settings 2007

Siegel JD, Rhinehart E, Jackson M, Chiarello L, and the Siegel JD, Rhinehart E, Jackson M, Chiarello L, and the

Healthcare Infection Control Practices Advisory Committee, 2007 Healthcare Infection Control Practices Advisory Committee, 2007

Guideline for Isolation Precautions: Preventing Transmission of Guideline for Isolation Precautions: Preventing Transmission of

Infectious Agents in Healthcare Settings, Infectious Agents in Healthcare Settings, June 2007June 2007

http://www.cdc.gov/ncidod/dhqp/pdf/isolation2007.pdfhttp://www.cdc.gov/ncidod/dhqp/pdf/isolation2007.pdf

Page 43: 02. Transmisi Agen Infeksius

What is new ?What is new ?

The term The term “nosocomial infections“ “nosocomial infections“

is replaced by is replaced by

““healthcare-associated infections” (HAIs)healthcare-associated infections” (HAIs)

to reflect the changing patterns in to reflect the changing patterns in healthcare delivery healthcare delivery

and and

difficulty in determining the geographic site of difficulty in determining the geographic site of exposure to an infectious agent and/or exposure to an infectious agent and/or

acquisition of infectionacquisition of infection

Page 44: 02. Transmisi Agen Infeksius

What is new ? (cont’d)What is new ? (cont’d)

New additions to the 1996 Standard Precautions are New additions to the 1996 Standard Precautions are Respiratory Hygiene/Cough Etiquette Respiratory Hygiene/Cough Etiquette and and

safe injection practicessafe injection practices,,

including including the use of a maskthe use of a mask when performing certain when performing certain high-risk, prolonged procedureshigh-risk, prolonged procedures

involving spinal canal puncturesinvolving spinal canal punctures

(e.g., myelography, epidural anesthesia)(e.g., myelography, epidural anesthesia)

Page 45: 02. Transmisi Agen Infeksius

PREVENTION IS PRIMARY!

PREVENTION IS PRIMARY!

Protect patients…protect healthcare workers…

promote quality healthcare!

Page 46: 02. Transmisi Agen Infeksius