Download - 02 Kinetika Kimia End

Transcript
Page 1: 02 Kinetika Kimia End

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR II

PERCOBAAN 02

KINETIKA KIMIA

Oleh :

NAMA : Galih Nur Iman

NIM : J1D110020

KELOMPOK : 3 (Tiga)

ASISTEN : Randy Saputra

PROGRAM STUDI S-1 FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2010

Page 2: 02 Kinetika Kimia End

PERCOBAAN II

KINETIKA KIMIA

I. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dari percobaan ini adalah mempelajari pengaruh konsentrasi reaktan

terhadap laju reaksi, menentukan orde reaksi, mempelajari pengaruh temperatur

terhadap laju reaksi

II. TINJAUAN PUSTAKA

Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi. Proses

itu ada yang cepat dan ada yang lambat, contoh; bensin terbakar lebih cepat di

banding minyak tanah. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat, seperti membakar

dinamit yang menghasilkan ledakan, dan sangat lambat, seperti besi berkarat. Inilah

yang disebut kinetika kimia (Syukri,1999).

Kinetika kimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari kecepatan reaksi

kimia dan mekanisme reaksi kimia yang terjadi. Pengertian kecepatan reaksi

digunakan untuk melukiskan kelajuan perubahan kimia yang terjadi. Sedangkan

pengertian mekanisme reaksi digunakan untuk melukiskan serangkaian langkah-

langkah reaksi yang meliputi perubahan keseluruhan dari suatu reaksi yang terjadi.

Dalam kebanyakan reaksi, kineika kimia hanya mendeteksi bahan dasar permulaan

yang lenyap dan hasil yang timbul, jadi hanya reaksi yang keseluruhan yang dapat

diamati. Perubahan reaksi keseluruhan yang terjadi kenyataannya dapat terdiri atas

beberapa reaksi yang berturutan, masing-masing reaksi merupakan suatu langkah

reaksi pembentukan hasil-hasil akhir (Sastrohamidjojo, 2001).

Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupun

produk dalam suatu satuan waktu. Laju ssuatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju

berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi, atau laju bertambahnya konsentrasi suatu

produk. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk reaksi fase

gas, satuan tekanan atmosfer, millimeter merkurium, atau pascal, dapat digunakan

sebagai ganti konsentrasi. Satuan waktu dapat detik, menit, jam, hari atau bahkan

tahun, bergantung apakah reeaksi itu cepat attaukah lambat (Keenan, 1984).

Page 3: 02 Kinetika Kimia End

Bila suatu reaksi terjadi dalam beberapa langkah reaksi kemungkinan spesies

perantara dibentuk, dan mereka mungkin tidak dapat dideteksi karena mereka segera

digunakan dalam langkah reaksi berikutnya. Meskipun demikian, dengan mengetahui

beberapa faktor yang mempengaruhinya, kadang-kadang dapat diketahui seberapa

jauh faktor-faktor tersebut berperan dalam mekanisme reaksi (Sastrohamidjojo,

2001).

Pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi berguna dalam

mengontrol kecepatan reaksi sesuai yang diiinginkan. Kadang-kadang kita ingin

reaksi berlangsung cepat, seperti pembuatan amoniak dari nitrogen dan hidrogen,

atau dalam pabrik yang menghasilkan zat tertentu. Akan tetapi kadangkala kita ingin

memperlambat laju reaksi, saperti mengatasi berkaratnya besi, memperlambat

pembusukan makanan oleh bakteri, dan sebagainya. Faktor yang mempengaruhi laju

reaksi dikenal ada empat, yaitu :

1. Sifat Pereaksi

Dalam suatu reaksi kimia terjadi pemutusan ikatan dan pembentukan ikatan

baru. Sehingga kelajuan reaksi harus tergantung pada macam ikatan yang terdapat.

Secara percobaan kecepatan reaksi tergantung pada senyawa-senyawa yang

melakukan reaksi bersama. Sebagai contoh, reaksi ion permanganat dalam larutan

bersifat asam oleh ion ferro, yang terjadi sangat cepat. MnO4- akan lenyap secepat

penambahan larutan ferro sulfat, faktor yang menentukan adalah kecepatan

bercampurnya larutan. Pada keadaan lain, reduksi ion permanganat dalam larutan

yang bersifat asam oleh asam oksalat, H2C2O4, berjalan tidak cepat. Warna ungu

karakteristik dari MnO4- tidak hilang setelah lama larutan-larutan dicampurkan

(Sastrohamidjojo, 2001).

2. Konsentrasi Pereaksi

Dua molekul yang akan bereaksi harus bertabrakan langsung. Jika

konsentrasi pereaksi diperbesar, berarti kerapatannya bertambah dan akan

memperbanyak kemungkinan tabrakan sehingga akan mempercepat reaksi. Akan

tetapi harus diingat bahwa tidak selalu pertambahan konsentrasi pereaksi

meningkatkan laju reaksi.

3. Suhu

Page 4: 02 Kinetika Kimia End

Hampir semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan, karena kalor

yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Akibatnya, jumlah

dan energi tabrakan bertambah besar.

4. Katalis

Laju suatu reaksi dapat diubah (umumnya dipercepat) dengan menambah

zat yang disebut katalis. Katalis sangat diperlukan dalam reaksi zat organik,

termasuk dalam orgainsme. Katalis dalam organisme disebut enzim dan dapat

mempercepat reaksi ratusan sampai puluhan ribu kali.

Salah satu tujuan utama pengkajian kinetika kimia adalah menentukan tiap

tahap reaksi individu yang terlibat dalam pengubahan pereaksi menjadi produk.

Sekali mekanisme ini dari suatu reaksi diketahui, mungkinlah untuk mengubah

kondisi reaksi untuk meningkatkan laju pembentukan dan rendemen dari produk

yang diinginkan. Atau, dimungkinkan untuk mengubah kondisi reaksi untuk

mengurangi laju pembentukan dan rendemen suatu produk yang tak diinginkan.

Salah satu cara untuk mempelajari suatu mekanisme reaksi adalah menetapkan orde

reaksi. Sekali orde reaksi itu diketahui, dapatlah dipilih mekanisme yang sangat

mungkin dan disisihkan mekanisme yang kurang mungkin (Keenan, 1984).

Pembentukan senyawa antara pada katalisme dianalogkan dengan analogi

mekanis seperti jika kita mendorong bola, bola akan menggelinding ke kaki bukit

jika mula-mula didorong ke atas tanggul. Jika tanggul itu sangat tinggi relatif

terhadap lekukan, mungkin diinginkan untuk mula-mula merendahkan tanggul itu

atau barier energi dengan mendorong puncaknya. Dalam reaksi kimia agar suatu zat

dapat bereaksi dengan baik dengan zat lain yang miskin energi maupun yang kaya

energi digunakanlah katalis untuk membentuk senyawa antara. Adsorpsi dari banyak

zat padat yang bertindak sebagai katalis dapat mengikat cukup banyak kuantitas gas

dan cairan pada permukaannya. Katalis tidak boleh mengadsorpsi hasil reaksi dengan

terlalu kuat. Ketika reaksi berlangsung, produk meninggalkan permukaan dan ada

lagi molekul pereaksi yang teradsorpsi (Keenan, 1984).

Orde dari suatu reaksi menggambarkan bentuk matematik dimana hasil

percobaan dapat ditunjukkan. Orde reaksi hanya dapat dihitung secara eksperimen,

dan hanya dapat diramalkan jika suatu mekanisme reaksi diketahui ke seluruh orde

reaksi yang dapat ditentukan sebagai jumlah dari eksponen untuk masing-masing

Page 5: 02 Kinetika Kimia End

reaktan, sedangkan harga eksponen untuk masing-masing reaktan dikenal sebagai

orde reaksi untuk komponen itu (Mansyur, 1990).

III. ALAT DAN BAHAN

3.1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, penangas

air, termometer, pipet tetes, stopwatch, buret, Erlenmeyer.

3.2 Bahan

Bahan – bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah HCl , Na2S2O3 ,

KMnO4, H2C2O4 dan akuades.

IV. PROSEDUR KERJA

I. Menentukan Pengaruh Konsentrasi Reaktan Terhadap Laju Reaksi

a. Pengaruh Konsentrasi HCL

1. Enam buah tabung reaksi disiapkan dengan komposisi sebagai berikut :

No. PereaksiTabung reaksi ke-

1 2 3 4 5 6

1 Na2S2O3 0,1 N 5 mL – 5 mL – 5 mL –

2 HCl 0,1 N – 5 mL – – – –

3 HCl 0,05 N – – – 5 mL – –

4 HCl 0,01 N – – – – – 5 mL

2. Dituangkan:

– Tabung 2 ke tabung 1, dengan cepat dituangkan kembali ke tabung 2.

– Tabung 4 ke tabung 3, dengan cepat dituangkan kembali ke tabung 4.

– Tabung 6 ke tabung 5, dengan cepat dituangkan kembali ke tabung 6.

3. Perubahan warna dan waktu yang diperlukan reaksi dicatat yaitu sampai

tepat mulai terjadi kekeruhan.

b. Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3

Dengan menggunakan pereaksi di bawah ini, dikerjakan seperti prosedur a:

No. PereaksiTabung reaksi ke-

1 2 3 4 5 6

1 HCl 0,1 N 5 mL – 5 mL – 5 mL –

2 Na2S2O3 0,1 N – 5 mL – – – –

3 Na2S2O3 0,05 N – – – 5 mL – –

Page 6: 02 Kinetika Kimia End

4 Na2S2O3 0,01 N – – – – – 5 mL

II. Menentukan Pengaruh Temperatur Terhadap Laju Reaksi

1. Disiapkan 6 buah tabung reaksi dengan komposisi sebagai berikut:

PereaksiTabung reaksi ke...

1 2 3 4 5 6

HCl 0,1 N 5 ml – 5 ml – 5 ml –

Na2S2O3 0,1 N – 5 ml – 5 ml – 5 ml

Suhu Kamar 50C 100C

2. temperatur dari tabung reaksi diatur sesuai tabel dengan menempatkan

tabung reaksi dalam penangas es.

3. Dicampurkan tabung 1 dan tabung 2, tabung 3 dan tabung 4 serta tabung

5 dan tabung 6.

4. Waktu yang diperlukan dicatat mulai dari isi kedua tabung dicampurkan

sampai tepat terjadi perubahan warna.

III. Menentukan Orde Reaksi

1. Buret diisi dengan larutan KMnO4 0,1 N.

2. 5 buah erlenmeyer disiapkan dan diisi dengan H2C2O4 0,1 N dan akuades

(komposisi setiap erlenmeyer sesuai dengan tabel dibawah).

3. KMnO4 ditambahkan ke dalam setiap erlenmeyer dari dari dalam buret

dengan jumlah sesuai tabel berikut :

PereaksiErlenmeyer

1 2 3 4 5

H2C2O4 0,1 N 5 mL 10 mL 15 mL 10 mL 10 mL

KMnO4 0,1 N 2 mL 2 mL 2 mL 3 mL 4 mL

Akuades 13 mL 8 mL 3 mL 7 mL 6 mL

4. Waktu yang diperlukan dicatat mulai dari KMnO4 ditambahkan hingga

warna ungu tepat hilang.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Perhitungan

1. Hasil

Page 7: 02 Kinetika Kimia End

a. Menentukan Pengaruh Konsentrasi Reaktan Terhadap Laju Reaksi

Pengaruh Konsentrasi HCl

Langkah Percobaan Hasil Pengamatan

6 buah tabung reaksi disiapkan dengan

komposisi masing-masing tabung sesuai

dengan tabel.

-

Dituangkan :

Tabung 2 ke tabung 1, lalu dituang kembali ke

tabung 2.

Tabung 4 ke tabung 3, lalu dituang kembali ke

tabung 4.

Tabung 6 ke tabung 5, lalu dituang kembali ke

tabung 6.

Mulai terjadi reaksi pada masing-masing

tabung dan mulai terjadi kekeruhan.

Waktu yang diperlukan dicatat mulai dari isi

kedua tabung dicampurkan hingga tepat

terjadi kekeruhan.

Reaksi tabung 2 dan 1 : 37,5 detik.

Reaksi tabung 4 dan 3 : 46,8 detik.

Reaksi tabung 6 dan 5 : 88,95 detik

Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3

Langkah Percobaan Hasil Pengamatan

6 buah tabung reaksi disiapkan dengan

komposisi masing-masing tabung sesuai

dengan tabel.

-

Dituangkan :

Tabung 2 ke tabung 1, lalu dituang kembali ke

tabung 2.

Tabung 4 ke tabung 3, lalu dituang kembali ke

tabung 4.

Tabung 6 ke tabung 5, lalu dituang kembali ke

tabung 6.

Mulai terjadi reaksi pada masing-masing

tabung dan mulai terjadi kekeruhan.

waktu yang diperlukan dicatat mulai dari isi

kedua tabung dicampurkan hingga tepat

terjadi kekeruhan.

Reaksi tabung 2 dan 1 : 34,2 detik.

Reaksi tabung 4 dan 3 : 69,95 detik.

Reaksi tabung 6 dan 5 : 220,15 detik.

b. Menentukan Pengaruh Temperatur Terhadap Laju Reaksi

Langkah Percobaan Hasil Pengamatan

Disiapkan 6 buah tabung reaksi dengan

komposisi masing-masing tabung sesuai

dengan tabel.

-

Page 8: 02 Kinetika Kimia End

Diatur temperatur dari tabung reaksi sesuai

tabel 1, dimana tabung reaksi ditempatkan di

dalam penangas air.

Tabung 1 dan 2 : Pada suhu kamar.

Tabung 3 dan 4 : Pada suhu 50oC.

Tabung 5 dan 6 : Pada suhu 84oC.

Dicampurkan : tabung 1 dan 2, tabung 3 dan 4

serta tabung 5 dan 6.

Mulai terjadi reaksi pada masing-masing

tabung.

Dicatat waktu yang diperlukan mulai dari isi

kedua tabung dicampurkan hingga tepat

terjadi perubahan warna.

Reaksi tabung 1 dan 2 : 39,5 detik.

Reaksi tabung 3 dan 4 : 16,1 detik.

Reaksi tabung 5 dan 6 : 6,7 detik

c. Menentukan Orde Reaksi

Percobaan Hasil Pengamatan

Buret diisi dengan larutan KMnO4 0,1 N. -

Disiapkan 5 buah erlenmeyer yang diisi dengan

H2C2O4 0,1 N dan akuades.

-

Ditambahkan KMnO4 ke dalam setiap

erlenmeyer dari dalam buret dengan jumlah

sesuai tabel

Mulai terjadi reaksi pada masing-masing

erlenmeyer.

Dicatat waktu yang diperlukan mulai dari

KMnO4 ditambahkan hingga warna ungu tepat

hilang.

Pada erlenmeyer 1 : 933 detik

Pada erlenmeyer 2 : 680,4 detik

Pada erlenmeyer 3 : 452,4 detik

Pada erlenmeyer 4 : 679,8 detik

Pada erlenmeyer 5 : 661,8 detik

2. Perhitungan

Penentuan Orde Reaksi

Diketahui : N H2C2O4 = 0,1 M

N KMnO4 = 0,1 N = 0,1 M

Volume total = 20 ml = 0,020 lt

Penyelesaian :

1. Konsentrasi H2C2O4 pada erlenmeyer 1

[H2C2O4] = mol H2C2O4 V H2C2O4 = 5 ml = 0,005 lt

V total larutan

= V H2C2O4.N H2C2O4

V total larutan

= 0,005 . 0,1

Page 9: 02 Kinetika Kimia End

0,020

= 0,025 M = 2,5 . 10-2 M

Konsentrasi H2C2O4 pada erlenmeyer 2

[H2C2O4] = mol H2C2O4 V H2C2O4 = 10 ml = 0,01 lt

V total larutan

= V H2C2O4.N H2C2O4

V total larutan

= 0,01 . 0,1

0,020

= 0,05 M = 5 . 10-2 M

Konsentrasi H2C2O4 pada erlenmeyer 3

[H2C2O4] = mol H2C2O4 V H2C2O4 = 15 ml = 0,015 lt

V total larutan

= V H2C2O4.N H2C2O4

V total larutan

= 0,015 . 0,1

0,020

= 0,075 M = 7,5 . 10-2 M

Konsentrasi H2C2O4 pada erlenmeyer 4

[H2C2O4] = mol H2C2O4 V H2C2O4 = 10 ml = 0,01 lt

V total larutan

= V H2C2O4.N H2C2O4

V total larutan

= 0,01 . 0,1

0,020

= 0,05 M = 5 . 10-2 M

Konsentrasi H2C2O4 pada erlenmeyer 5

[H2C2O4] = mol H2C2O4 V H2C2O4 = 10 ml = 0,01 lt

V total larutan

= V H2C2O4.N H2C2O4

Page 10: 02 Kinetika Kimia End

V total larutan

= 0,01 . 0,1

0,020

= 0,05 M = 5 . 10-2 M

2. Konsentrasi KMnO4 pada erlenmeyer 1

[KMnO4] = mol KMnO4 V KMnO4 = 2 ml = 0,002 lt

V total larutan

= V KMnO4.N KMnO4

V total larutan

= 0,002 . 0,1

0,020

= 1 . 10-2 M

Konsentrasi KMnO4 pada erlenmeyer 2

[KMnO4] = mol KMnO4 V KMnO4 = 2 ml = 0,002 lt

V total larutan

= V KMnO4.N KMnO4

V total larutan

= 0,002 . 0,1

0,020

= 1 . 10-2 M

Konsentrasi KMnO4 pada erlenmeyer 3

[KMnO4] = mol KMnO4 V KMnO4 = 2 ml = 0,002 lt

V total larutan

= V KMnO4.N KMnO4

V total larutan

= 0,002 . 0,1

0,020

= 1 . 10-2 M

Konsentrasi KMnO4 pada erlenmeyer 4

[KMnO4] = mol KMnO4 V KMnO4 = 3 ml = 0,003 lt

V total larutan

= V KMnO4.N KMnO4

Page 11: 02 Kinetika Kimia End

V total larutan

= 0,003 . 0,1

0,020

= 1,5 . 10-2 M

Konsentrasi KMnO4 pada erlenmeyer 5

[KMnO4] = mol KMnO4 V KMnO4 = 4 ml = 0,004 lt

V total larutan

= V KMnO4.N KMnO4

V total larutan

= 0,004 . 0,1

0,020

= 2 . 10-2 M

3. Harga 1/t untuk :

Erlenmeyer 1

t rata-rata = 933

1/t = 0,001071811

Erlenmeyer 2

t rata-rata = 680,4

1/t = 0,001469723

Erlenmeyer 3

t rata-rata = 452,4

1/t = 0,002210433

Erlenmeyer 4

t rata-rata = 679,8

1/t = 0,00147102

Erlenmeyer 5

t rata-rata = 661,8

1/t = 0,00151103

Tabel Hasil Data Percobaan Penentuan Orde Reaksi :

Erlenmeyer 1 2 3 4 5

Page 12: 02 Kinetika Kimia End

t (detik) 933 680,4 452,4 679,8 661,8

[H2C2O4] 0,025 0,05 0,075 0,05 0,05

[H2C2O4]2 6,25×10-4 2,5×10-3 5,625×10-3 2,5×10-3 2,5×10-3

[H2C2O4]3 1,5625×10-5 1,25×10-4 4,21875×10-4 1,25×10-4 1,25×10-4

[KMnO4] 0,01 0,01 0,01 0,015 0,02

[KMnO4]2 1×10-4 1×10-4 1×10-4 2,25× 10-4 4×10-4

[KMnO4]3 1×10-6 1×10-6 1×10-6 3,375× 10-6 8×10-6

V. PEMBAHASAN

1. Pengaruh Konsentrasi Reaktan Terhadap Laju Reaksi

a. Pengaruh Konsentrasi HCl

Kita telah mengetahui bahwa laju reaksi sangat dipengaruhi oleh 4 faktor,

yaitu sifat pereaksi, konsentrasi, temperature, dan katalis. Pada percobaan kali ini

dilakukan percobaan dengan menggunakan HCl dan Na2S2O3 dengan konsentrasi

yang berbeda-beda untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi.

Secara teori, semakin besar konsentrasi, maka semakin cepat juga reaksi akan

berlangsung.

Dari percobaan ini, masing-masing pereaksi dalam tabung reaksi mengalami

perubahan warna menjaadi putih keruh setelah dicampurkan antara tabung 1 dan 2,

tabung 3 dan 4 serta tabung 5 dan 6.

Page 13: 02 Kinetika Kimia End

Percobaan pertama menggunakan HCl dengan konsentrasi 0,1 N; 0,05 N; dan

0,01 N masing-masing sebanyak 5 ml yang direaksikan dengan Na2S2O3 0,1 N

sebanyak 5 ml. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, reaksi antara HCl 0,1 N

dengan Na2S2O3 0,1 N membutuhkan waktu sebanyak 37,5 detik untuk bereaksi.

Reaksi antara HCl 0,05 N dengan Na2S2O3 0,1 N membutuhkan waktu sebanyak 46,8

detik, sedangkan reaksi antara HCl 0,01 N dengan Na2S2O3 0,1 N membutuhkan

waktu sebanyak 88,9 detik. Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa semakin banyak

konsentrasi pereaktan maka reaksi berlangsung semakin cepat, begitu juga

sebaliknya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari grafik. Hal ini dikarenakan

konsentrasi HCl yang makin besar sehingga mempengaruhi laju reaksi, yaitu apabila

konsentrasinya semakin besar, maka laju reaksi akan berlangsung lebih cepat pula.

b. Pengaruh Konsentrasi Thiosulfat (Na2S2O3)

Pada reaksi antara HCl 0,1 N dengan Na2S2O3 dimana konsentrasi yang

digunakan berbeda, yaitu 0,1 N; 0,05 N; dan 0,01 N, waktu yang diperlukan selama

perubahan warna yang terjadi untuk tabung 2 dan 1 = 34,2 detik, untuk tabung 4 dan

3 = 69,9 detik dan untuk tabung 6 dan 5 = 220,1 detik. Tidak berbeda dengan

percobaan pertama, dari percobaan ini dapat dibuktikan bahwa semakin besar

konsentrasi pereaksi, maka laju reaksi juga semakin cepat.

2. Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Reaksi

Secara teori telah kita ketahui bahwa kenaikan suhu umumnya dapat

mempercepat laju reaksi. Percobaan disini menggunakan HCl 0,1 N dan Na2S2O3 0,1

N masing-masing sebanyak 5 ml dengan 3 kondisi yang berbeda, yaitu kondisi

kamar, kondisi pada suhu 50oC, dan 84oC. Reaksi pada kondisi kamar membutuhkan

waktu sebanyak 39,5 detik, reaksi pada kondisi suhu 50oC membutuhkan waktu 16,1

detik, dan reaksi pada kondisi suhu 84oC membutuhkan waktu hanya 6,7 detik. Hal

ini menunjukkan semakin tinggi temperatur maka semakin cepat reaksinya

berlangsung.

Berdasarkan hasil percobaan dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu yang

digunakan maka semakin cepat pula reaksi yang terjadi, karena jika suhu dinaikkan

maka kalor yang diberikan akan memberikan tambahan energi kinetik bagi partikel

pereaksi. Akibatnya, jumlah dan energi tabrakkan bertambah besar. Hal ini

Page 14: 02 Kinetika Kimia End

membuktikan bahwa temperatur juga menjadi faktor dalam menentukan kecepatan

dari suatu reaksi.

3. Menentukan Orde Reaksi

Percobaan yang terakhir adalah menentukan orde suatu reaktan terhadap

suatu reaksi. Percobaan kali ini menggunakan KMnO4 0,1 N dan H2C2O4 0,1 N.

Dalam percobaan ini terjadi reaksi sebagai berikut :

3 H2C2O4 + 2 KMnO4- 6 CO2 + 3H2O + MnO

Pada erlemayer pertama dicampurkan H2C2O4 sebanyak 5 ml dengan KMnO4

sebanyak 2 ml serta akuades sebanyak 13 ml, waktu yang diperlukan untuk reaksi ini

adalah 933 detik. Pada erlenmayer kedua dicampurkan H2C2O4 sebanyak 10 ml

dengan KMnO4 sebanyak 2 ml serta akuades sebanyak 8 ml, waktu yang diperlukan

untuk reaksi ini adalah 680,4 detik. Pada erlenmayer ketiga dicampurkan H2C2O4

sebanyak 15 ml dengan KMnO4 sebanyak 2 ml serta akuades sebanyak 3 ml, waktu

yang diperlukan untuk reaksi ini adalah 452,4 detik. Pada erlenmayer keempat

dicampurkan H2C2O4 sebanyak 10 ml dengan KMnO4 sebanyak 4 ml serta akuades

sebanyak 6 ml, waktu yang diperlukan untuk reaksi ini adalah 679,8 detik. Pada

erlenmayer kelima dicampurkan H2C2O4 sebanyak 10 ml dengan KMnO4 sebanyak 8

ml serta akuades sebanyak 2 ml, waktu yang diperlukan untuk reaksi ini adalah 661,8

detik.

Dari data tersebut maka dapat diketahui konsentrasi masing-masing

pereaktan. Konsentrasi yang telah diperoleh tersebut dibuat dalam bentuk grafik

dimana grafik tersebut merupakan hubungan konsetrasi pereaktan dengan 1/t (detik).

Dari grafik tersebut, maka dapat diketahui orde reaksi masing-masing

pereaktan. Orde rekasi untuk H2C2O4 adalah 1, sedangkan orde reaksi untuk KMnO4

juga 1. Sehingga didapatkan orde reaksi totalnya adalah 2.

Dalam praktikum kali ini praktikan mengakui adanya kekurangan dan

kesalahan dalam menjalankan prosedur percobaan sehingga hasil yang didapat pada

praktikum kali ini jauh dari yang diharapkan. Praktikum kali ini sangatlah

memerlukan ketelitian dalam melihat perubahan warna, ketepatan dalam menetapkan

waktu yang diperlukan dan kecepatan dalam mencampurkan larutan agar suhu

larutan yang akan dicampur sesuai dengan suhu larutan yang telah ditentukan.

Page 15: 02 Kinetika Kimia End

VI. KESIMPULAN

Kesimpulan dari hasil percobaan ini adalah :

1. Kenaikan suhu akan memberikan energi kinetik bagi partikel pereaksi

sehingga reaksi akan semakin cepat.

2. Konsentrasi pereaksi berpengaruh terhadap laju reaksi, yaitu semakin besar

konsentrasi dari pereaksi yang digunakan maka semakin cepat juga laju reaksi

yang terjadi di antara dua zat yang dicampurkan.

3. Penambahan suatu katalis pada reaksi akan mengakibatkan laju reaksi

semakin cepat. Katalis ini bereaksi hanya sebatas mempercepat laju reaksi

saja tanpa ikut bereaksi secara permanen.

Page 16: 02 Kinetika Kimia End

DAFTAR PUSTAKA.

Keenan. 1984. Kimia untuk Universitas. Erlangga: Jakarta

Mansyur, Umar. 1990. Kimia Fisik dan Soal-soal. UI : Jakarta

Sastrohamidjojo, Hardjono. 2001. Kimia Dasar. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta

Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. ITB : Bandung

Page 17: 02 Kinetika Kimia End

LAMPIRAN

Grafik Hubungan antara Waktu terhadap

Konsentrasi [H2C2O4]

0.001 0.0012 0.0014 0.0016 0.0018 0.002 0.0022 0.00240

0.010.020.030.040.050.060.070.08

f(x) = 41.9236015377656 x − 0.0148475693988611R² = 0.954702700602676

Series2Linear (Series2)

Waktu (1/t)

Kons

entr

asi O

ksal

at (N

)

Grafik Hubungan antara Waktu terhadap

Konsentrasi [H2C2O4]2

0.001 0.0012 0.0014 0.0016 0.0018 0.002 0.0022 0.00240

0.001

0.002

0.003

0.004

0.005

0.006f(x) = 4.36599878907432 x − 0.00400334177133603R² = 0.997998982150741

Series2Linear (Series2)

Waktu (1/t)

Kons

entr

asi O

ksal

at (N

)

Grafik Hubungan antara Waktu terhadap

Konsentrasi [H2C2O4]3

0.001 0.0012 0.0014 0.0016 0.0018 0.002 0.0022 0.00240

0.000050.0001

0.000150.0002

0.000250.0003

0.000350.0004

0.00045

f(x) = 0.366675057789008 x − 0.000404674226083235R² = 0.980913674999339

Series2Linear (Series2)

Waktu (1/t)

Kons

entr

asi O

ksal

at (N

)

Page 18: 02 Kinetika Kimia End

Grafik Hubungan antara Waktu terhadap

Konsentrasi [KMnO4]

0.001 0.0012 0.0014 0.0016 0.0018 0.002 0.0022 0.00240

0.005

0.01

0.015

0.02

0.025

f(x) = − 1.08492767560776 x + 0.0146781698173842R² = 0.00999016321455148 Series2

Linear (Series2)

Waktu (1/t)

Kons

enaa

tras

i Oks

alat

(N)

Grafik Hubungan antara Waktu terhadap

Konsentrasi [KMnO4]2

0.001 0.0012 0.0014 0.0016 0.0018 0.002 0.0022 0.00240

0.000050.0001

0.000150.0002

0.000250.0003

0.000350.0004

0.00045

f(x) = − 0.029757516129935 x + 0.000231029027125338R² = 0.00865106441355312

Series2Linear (Series2)

Waktu (1/t)

Kons

enaa

tras

i Oks

alat

(N)

Grafik Hubungan antara Waktu terhadap

Konsentrasi [KMnO4]3

0.001 0.0012 0.0014 0.0016 0.0018 0.002 0.0022 0.00240

0.0000010.0000020.0000030.0000040.0000050.0000060.0000070.0000080.000009

f(x) = − 0.000633885236702026 x + 3.8554958393405E-06R² = 0.00736118204919467

Series2Linear (Series2)

Waktu (1/t)

Kons

enaa

tras

i Oks

alat

(N)