Download - 003_profil Dan Potensi Maritim

Transcript
Page 1: 003_profil Dan Potensi Maritim

PROFIL DAN POTENSI INDUSTRI PERKAPALAN

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN 2007

Page 2: 003_profil Dan Potensi Maritim

KONDISI INDUSTRI PERKAPALAN NASIONAL SAAT INI a. Jumlah Perusahaan : 240 Perusahaan b. Jumlah Fasilitas :

Building berth & Building: 160 Unit Dock untuk bangunan baru

Floating dock, slipway: 210 Unit graving dock, shiplift untuk reparasi kapal c. Fasilitas terbesar :

Building berth/graving dock: s/d. 150.000 DWT untuk bangunan kapal baru dan reparasi kapal (PT. ASL Shipyard Indonesia)

KAPASITAS TERPASANG NASIONAL

Fasilitas untuk Reparasi Fasilitas utk Bangunan Baru

Kapasitas Terpasang/Th Kapasitas Terpasang/Th

No Kelas Fasilitas Jumlah (unit) (GT) (DWT)

Jumlah (unit) (GT) (DWT)

1 2 3 4 5 6

< 500 501 – 1.000 1.001 – 3.000 3.001 – 5.000 5.001 – 10.000 > 10.000

121 45 25 6 7 6

480.000 495.000 455.000 400.000 900.000

1.270.000

720.000 742.500 682.500 600.000

1.350.000 2.905.000

99 27 8 10 11 5

21.000 17.000 10.000 37.000 50.000

130.000

31.500 25.500 15.000 55.500 75.000

197.500 JUMLAH 210 4.000.000 6.000.000 160 265.000 400.000

Catatan :

a Beberapa fasilitas untuk bangunan baru kapal, juga digunakan untuk perbaikan kapal (docking repair) seperti: graving dock di PT. PAL, PT. Dumas, PT. Kodja Bahari, PT. Jasa Marina Indah dan PT. ASL Shipyard Indonesia.

a Jenis fasilitas : slipway, floating dock, graving dock/building dok, shiplift untuk reparasi dan building berth untuk bangunan baru.

Page 3: 003_profil Dan Potensi Maritim

Target Pertumbuhan Industri Perkapalan

2006

2007

1. Pertumbuhan Industri ( % ) 2. Kapasitas Produksi (Trilyun Rp)

a. Bangunan Baru (DWT) b. Reparasi Kapal 3. Realisasi Produksi

a. Bangunan Baru (DWT) b. Reparasi Kapal 3. Ekspor (Milyar US$) 4. Tenaga Kerja (orang) 5. Utilisasi ( % )

7,0

400.0006.000.000

180.0004.800.000

0,3232.600

55

9,5

450.0007.000.000

250.0005.600.000

0,3533.500

65

Page 4: 003_profil Dan Potensi Maritim

SASARAN KUANTITATIF

NO CABANG INDUSTRI

REVISI LAJU PERTUMBUHAN

Th 2006 (%)

REVISI PENAMBAHANTENAGA KERJA

( Orang ) *)

1. Alat Transportasi Darat dan Kedirgantaraan

10,36 20.000

2. Perkapalan 7 11.000

3. Elektronika 10,50 37.000

4. Telematika 10,40 15.000

Target IATT 9,20 83.000

*) Angka Sementara

Page 5: 003_profil Dan Potensi Maritim

Produksi (dalam Rp. milyar)

Volume (GT)

NilaiVolume

(GT)Nilai

Volume (GT)

NilaVolume Volume

i Nilai(GT) (GT)

Nilai

61.100 1.610 76.375 2.200 2,80 juta 550 3,36 juta 770

2005 2006 *)

Kapal Baru 44.250 1.105 47.250 1.175 58,275 1.460 Reparasi Kapal 2,35 juta 405 2,60 juta 445 2,45 juta 465

20042002 2003URAIAN

*) Prognosa

Ekspor (dalam US$ Juta) Sumber : BPS (diolah)

No. U R A I A N 2002 2003 2004 2005 2006*) 1. Kapal 52.11 92.56 47.42 171.3 207.3 2. Komponen Kapal 8.90 7.97 5.33 2.72 3.50 Jumlah 61.01 100.53 52.75 174.02 210.8

*) Prognosa

Import (dalam US$ Juta) Sumber : BPS (diolah) No. U R A I A N 2002 2003 2004 2005 2006*) 1. Kapal 252.47 209.37 203.26 264.28 764.13 2. Komponen Kapal 26.93 48.15 32.79 48.11 39.30 Jumlah 279.40 257.52 236.05 312.39 803.43

*) Prognosa

Page 6: 003_profil Dan Potensi Maritim

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI PERKAPALAN NASIONAL

VISI: INDONESIA MEMILIKI INDUSTRI PERKAPALAN YANG UNGGUL, KUAT, MANDIRI, EFISIEN DAN BERDAYA SAING GLOBAL.

MISI: INDUSTRI PERKAPALAN NASIONAL SEBAGAI PUSAT KEUNGGULAN DIBIDANG MARITIM TERUTAMA RANCANG BANGUN DAN REKAYASA, MANUFAKTUR, PRODUKSI, PEMELIHARAAN KAPAL, UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN DALAM NEGERI DAN LUAR NEGERI SERTA UNTUK MEMBUKA LAPANGAN PEKERJAAN.

Menjadikan pasar dalam negeri sebagai base load pengembangan industri Perkapalan melalui penggunaan produksi barang dan jasa dalam negeri.

Meningkatkan daya saing industri melalui penguatan dan pendalaman struktur industri guna meningkatkan kandungan lokal dan daya saing industri Perkapalan.

Mengembangkan konsep Indonesia Incorporation Meningkatkan kemampuan rancang bangun dan rekayasa kapal

melalui pendirian pusat desain dan rekayasa kapal nasional (Design Center).

Menumbuhkembangkan industri bahan baku dan komponen dalam negeri.

Memperbaiki iklim usaha industri perkapalan nasional. Menggalang komitment nasional dan keberpihakan terhadap

penggunaan produksi dalam negeri. Revitalisasi perusahaan industri galangan kapal Meningkatkan ekspor kapal buatan dalam negeri.

Page 7: 003_profil Dan Potensi Maritim

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI PERKAPALAN NASIONAL

Page 8: 003_profil Dan Potensi Maritim
Page 9: 003_profil Dan Potensi Maritim

SASARAN PENGEMBANGAN

Jangka Pendek s/d 2009

Meningkatnya jumlah dan kemampuan industri galangan kapal nasional dalam pembangunan kapal sampai dengan kapasitas 50.000 DWT.

Meningkatnya produktivitas industri galangan kapal nasional dengan memperpendek delivery time dan docking days kapal.

Jangka Panjang s/d 2020

Industri komponen kapal mampu mensuplai kebutuhan komponen

kapal seperti pompa, rantai kapal, windlass dll Galangan kapal nasional memiliki fasilitas building berth/graving

dock dan mampu membangun kapal s/d kapasitas 100.000 DWT untuk memenuhi kebutuhan di dalam maupun luar negeri (world class industry).

PROGRAM POKOK

1. Standardisasi Pembangunan Kapal Baru dan Standardisasi Kapal

Bekerjasama dengan instansi terkait, lembaga profesi, ship owners dan asosiasi terkait untuk : a. Melakukan standardisasi pembangunan kapal b. Melakukan standardisasi kapal diutamakan sesuai kondisi

perairan Indonesia.

2. Standardisasi Pemeliharaan Kapal Mengembangkan standardisasi perawatan dan pemeliharaan kapal

dengan pola home doctor service untuk kapal-kapal milik Negara, BUMN maupun swasta.

3. Pengembangan Iklim Usaha

a. Pengurangan hambatan impor bahan baku dan komponen kapal dengan mengusulkan prsh galangan tertentu sebagai Entry Port/Bonded Zone/Kawasan Berikat

b. Kemudahan investasi industri perkapalan nasional (perijinan, lahan galangan kapal, dll).

c. Memfasilitasi usulan skema kredit untuk investasi dan modal kerja dengan biaya dan suku bunga kompetitif

Page 10: 003_profil Dan Potensi Maritim

d. Mengusulkan PPN masukan 0% (ditanggung Pemerintah) untuk bahan baku dan komponen kapal untuk pembelian/produksi dalam negeri maupun impor

e. Mengusulkan pembebasan bea masuk untuk bahan baku dan komponen kapal yang belum diproduksi di dalam negeri

f. Sosialisasi Klaster Pengembangan Industri Perkapalan Nasional sebagai alternatif pengembangan industri galangan kapal nasional (peningkatan daya saing)

g. Restrukturisasi dan revitalisasi industri galangan kapal nasional. 4. Pengembangan Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional /

PDRKN (National Ship Design and Engenering Center - NASDEC)

a. Skema Pengembangan

PDRKN/NASDEC(Deprin - ITS)

Lembaga research

Asosiasi profesi

Ship operators (INSA, Pertamina,

dll)

Financial sector (Perbankan,

asuransi)

Asosiasi Industri

R&D perusahaan

industri kapal

Classification society

Perguruan Tinggi

b. Tugas Pusat Desain dan Rekayasa Kapal

Mengembangkan kapal-kapal standard termasuk kapal

tradisional sesuai dengan kondisi perairan Indonesia, Menyiapkan basic design sesuai dengan persyaratan

klasifikasi (class requirement) Menyiapkan spesifikasi teknis (technical specification) Menghitung perkiraan biaya pembangunan kapal,

Page 11: 003_profil Dan Potensi Maritim

Melakukan penelitian dan evaluasi serta pengembangan yg hasilnya mendukung penyempurnaan kualitas desain kapal.

5. Standardisasi Bahan Baku dan Komponen Kapal Bekerjasama dengan instansi terkait (lembaga profesi, perguruan

tinggi, Lembaga Litbang, ship owners, asoasiasi terkait) untuk menstandardisasi bahan baku dan komponen kapal dalam rangka pembangunan kapal yang dibutuhkan.

6. Pengembangan Industri Bahan Baku dan Komponen Kapal Mendorong pengembangan industri bahan baku dan komponen

kapal dalam negeri melalui pemberian insentif investasi. 7. Pemanfaatan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bekerjasama dengan Balai-Balai/Pusdiklat Depperin dan lembaga

profesi yang berkompeten dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia perkapalan.

PENGALAMAN INDUSTRI PERKAPALAN NASIONAL

Pengalaman galangan kapal nasional membangun dan mereparasi kapal berbagai jenis dan ukuran adalah sebagai berikut:

a. Membangun Kapal Baru :

1. Kapal Trailer (ferry Ro-Ro) 19.000 GT pesanan Rederi AB

Gotland (ekspor) / PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari. 2. Kapal Tanker : Oil Tanker 30.000 DWT pesanan Pertamina /

PT. PAL Indonesia 3. LPG Carrier : 5.000 CuFt pesanan Jerman (ekspor) /

PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari 4. Kapal Penumpang s.d. Kapasitas 500 penumpang pesanan PT.

PELNI / PT. PAL Indonesia 5. Kapal Keruk s.d. kapasitas 12.000 ton pesanan PT. Timah /

PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari 6. Trailing Suction Hopper Dredger 1000 m3 pesanan DepHub /

PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari 7. Kapal Barang: - Kapal General Cargo Semi Container s.d. 4.180 DWT (Tipe

Caraka Jaya III) / 9 Galangan Besar

Page 12: 003_profil Dan Potensi Maritim

- Kapal Full Container s.d. 1.600 TEU’S (Tipe Palwo Buono)/PT.PAL INDONESIA

8. Kapal Curah (Bulk Carrier) 50.000 DWT pesanan Jerman, Turki, Italia dan Hongkong (ekspor) / PT. PAL Indonesia

9. Kapal Tarik/Tunda (Ocean Going Tug Boat) s.d. 7.500 HP (ekspor dan lokal) / PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, PT. Dok dan Perkapalan Surabaya, PT. Jasa Marina Indah

10. Kapal Ikan 300 GT / PT. Industri Kapal Indonesia 11. Kapal Penyeberangan (Ferry) s.d. kapasitas 5.000 BRT /

PT. Dok dan Perkapalan Surabaya 12. Kapal Patroli (FPB-57 dan FPB –28) untuk keperluan angkatan

laut, Polisi dan Bea Cukai / PT. PAL Indonesia 13. Kapal Pesiar dan Kapal Olah Raga berbagai jenis dan ukuran /

Galangan Besar dan Kecil.

b. Reparasi Kapal :

1. Mereparasi kapal berbagai jenis dan ukuran (docking repair) s.d. kapasitas 150.000 DWT, (contoh : Kapal Cinta Natomas/Tanker).

KEBUTUHAN KAPAL UNTUK PELAKSANAAN INPRES No. 5 Tahun

2005 (2006-2009) Sumber: Ditlala - Ditjen Hubla

Baru Second-Hand Total Baru Second-Hand

Total

1 General Cargo 1,388 60 531 591 100 700 800

2 Container 107 5 45 50 30 50 80

3 Curah Kering (Bulk) 46 1 11 12 10 20 30

4 Barge 1,408 4 38 42 100 400 500

5 Tug Boat 1,357 - - - 100 400 500

6 Tanker 233 25 214 239 32 100 132

7 Penumpang 229 23 21 44 50 - 50

8 Ro-Ro 60 4 2 6 10 40 50

No. 3,4,5 dan 6 didasarkan pada jumlah kapal asing yang beroperasi di perairan Indonesia.

Kajian Stramindo Rencana PerlaNo. Tipe Kapal

Kondisi Saat Ini Keterangan

Page 13: 003_profil Dan Potensi Maritim

PERMASALAHAN INDUSTRI PERKAPALAN DAN INDUSTRI PELAYARAN NASIONAL

1. Pendanaan untuk Investasi dan Modal Kerja untuk Industri

Perkapalan dan Industri Pelayaran belum mendapat dukungan dari

perbankan :

a Suku bunga yang tinggi

a Keharusan adanya collateral sebesar 135-150%

a Pembiayaan sendiri (self finance) sebesar 35% dari harga kapal

(DER 65 : 35)

2. Kebijakan Pemerintah terhadap pinjaman luar negeri (two step loan)

masih terbebani biaya untuk Foreign Exchange Risk (Country Risk)

kepada Industri Perkapalan dan Industri Pelayaran Nasional sebesar

5,5%.

3. Perpajakan (PPN) kepada perusahaan pelayaran nasional

dibebaskan (PP Nomor 38 Tahun 2003). Namun PPN bahan baku /

komponen kapal untuk industri perkapalan (pembelian) tetap dipungut

sehingga menjadi biaya / cost. Hal ini tetap tidak banyak membantu

industri pelayaran maupun industri perkapalan nasional.

4. Ketergantungan impor komponen kapal yang relatif masih tinggi.

5. Sewa tanah dan perairan untuk industri perkapalan di area

pelabuhan mahal dan sewaktu-waktu dapat digusur (tidak kepastian

berusaha).

Page 14: 003_profil Dan Potensi Maritim

DUKUNGAN LEMBAGA KEUANGAN NASIONAL DALAM PEMBERDAYAAN INDUSTRI PELAYARAN

1. Adanya Lembaga khusus / perbankan maupun non bank untuk

membantu menangani pembiayaan pembangunan kapal baru dan

pembelian kapal bukan baru / bekas.

2. Adanya penyempurnaan kebijakan pemerintah dalam pemberian

kredit atau pemberian dana pinjaman dari bank maupun lembaga non

bank serta insentif fiskal yang dapat mendukung pertumbuhan industri

perkapalan maupun industri pelayaran nasional dengan tingkat suku

bunga yang relatif lebih ringan.

3. Perlu ditetapkan pemerintah terhadap pinjaman luar negeri (two step

loan) dengan mengalihkan beban biaya foreign exchange risk (country

risk) dari perusahaan industri perkapalan maupun industri pelayaran

nasional kepada pemerintah.

4. Mendorong pengembangan industri bahan baku dan komponen

kapal dalam negeri melalui pemberian insentif investasi.

Page 15: 003_profil Dan Potensi Maritim

POTENSI SEKTOR MARITIM INDONESIA

Page 16: 003_profil Dan Potensi Maritim

PERSEBARAN GALANGAN KAPAL