SKENARIO PEMBELAJARAN
Skenario Ringkas Fototropisme
1. Mengamati
Guru meminta siswa untuk mengamati arah pertumbuhan tanaman yang ada di taman
sekolah, mengenai warna daun, arah tumbuh tanaman, tinggi tanaman dan ciri-ciri
tumbuhan lainnya yang dapat diamati melalui kegiatan observasi.
2. Menanya
Siswa diminta untuk menanyakan apa saja terkait dengan pengamatan yang baru saja
diamati, misalnya mengapa tenaman yang berada di tempat gelap lebih tinggi
dibandingkan tanaman yang berada di tempat terang.
3. Mengeksperimenkan / megumpulkan informasi
a) Siswa di bagi dalam beberapa kelompok untuk melakukan eksperimen
fototropisme.
b) Menjelaskan bahan dan alat yang dibutuhkan untuk kegiatan praktikum.
c) Menjelaskan langkah kerja yang akan dilakukan dalam praktikum yaitu biji
kacang hijau di letakkan pada kapas yang telah di basahi, kapas tersebut di
letakkan dalam gelas plastik. Kemudian siswa menyiapkan 3 gelas plastic yang
telah di tanami biji kacang hijau dan member tanda pada setiap gelas plastic
dengan huruf A untuk gelas pertama, B untuk gelas kedua, C untuk gelas
ketiga. Salah satu gelas tersebut di letakkan dalam kotak kardus untuk
memberikan perlakuan dalam keadaan gelap, misal gelas A di letakkan dalam
kardus. Gelas B di letakkan pada tempat terang yang sumber cahanya dating
dari atas dan gelas C di letakkan pada tempat terang yang sumber cahanya
dating dari samping. Siswa mengamti eksperimen tersebut selama satu minggu
hari. Data yang diperoleh adalah warna daun, arah tumbuh tanaman, tinggi
tanaman dan ciri-ciri tumbuhan lainnya.
d) Membimbing siswa dalam kegiatan praktikum.
4. Mengasosiasi
Siswa membandingkan warna daun, tinggi tanaman, arah tumbuh tanaman dan ciri
tumbuhan lainnya antara tanaman yang di letakkan pada kotak kardus (tempat gelap)
dengan tanaman yang di letakkan di tempat terang.
5. Mengomunikasikan
Siswa menyajikan hasil percobaan dalam bentuk laporan.
RANGKUMAN MATERI
GERAK
A. Definisi Gerak
Sebuah benda yang sedang mengalami perpindahan tempat disebut bergerak. Gerak
adalah perubahan posisi suatu benda terhadap titik acuan. Titik acuan sendiri didefinisikan
sebagai titik awal atau titik tempat pengamat. Perpindahan tempat, perubahan kecepatan,
waktu yang diperlukan tanpa menghubungkannya dengan penyebab gerak tersebut atau sifat-
sifat benda yang bergerak tersebut, maka termasuk dalam mekanika yang disebut kinematika.
Sebuah benda yang bergerak dapat berputar sambil berpindah tempat, seperti sebuah roda
yang menggelinding dan dapat pula bergetar (melakukan vibrasi). Gerak suatu benda sebagai
gerak benda yang sangat kecil disebut partikel (benda titik) (R Hamron. 1973: 11). Macam-
macam gerak antara lain:
1. Gerak semu adalah gerak yang sifatnya seolah-olah bergerak atau tidak sebenarnya
(ilusi). Contoh: Benda-benda yang ada diluar mobil kita seolah bergerak padahal
kendaraanlah yang bergerak.
2. Gerak ganda adalah gerak yang terjadi secara bersamaan terhadap benda-benda
yang ada di sekitarnya. Contoh: Seorang bocah kecil yang kurus dan dekil
melempar puntung rokok dari atas kereta rangkaia listrik saat berjalan di atap krl
tersebut. Maka terjadi gerak puntung rokok terhadap kereta KRL, bocah kecil yang
kurus dan dekil, tanah / bumi.
3. Gerak lurus adalah gerak pada suatu benda yang melalui lintasan garis lurus.
Contoh: seperti gerak jatuhnya buah apel dari pohonnya.
4. Gerak parabola adalah gerak yang lintasannya berbentuk parabola. Contoh:
gerakan bola basket yang dilemparkan ke dalam keranjang.
5. Gerak melingkar adalah gerak yang lintasannya berbentuk lingkaran. Contoh:
gerak jarum jam, gerak roda.
Lintasan benda tidak perlu garis lurus, tetapi selama gerak tersebut setiap titik pada
benda menempuh perpindahan yang sama. Dengan menggambarkan gerak dari satu titik pada
benda itu, maka dapat menggambarkan gerak benda itu keseluruhannya, karena itu dapat
dianggap sebagai gerak partikel (R Hamron. 1973: 11-12).
B. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak yang paling sederhana ialah gerak lurus yang kecepatannya sama setiap saat.
Kecepatan rata-ratanya pun sama untuk setiap selang waktu. Gerak yang kecepatannya tetap
disebut gerak beraturan (I Nyoman, Kertiasa. 1977: 131-132). Gerak lurus beraturan adalah
benda yang bergerak lurus dengan kecepatan tetap, percepatannya nol dan gaya yang bekerja
padanya nol atau tidak ada. Alat untuk mengukur kecepatan disebut speedometer (Peter,
Soedojo. 1986: 13). Pada gerak luru beraturan, berlaku persamaan:
Keterangan:
s = jarak yang ditempuh (m)
v = kecepatan (m/s)
t = waktu lamanya benda telah bergerak (s)
(I Nyoman, Kertiasa. 1977: 133).
Jika kecepatan konstan, dengan demikian percepatannya a=0, maka gerak partikel
disebut gerak lurus beraturan. Dalam gerak lurus beraturan ini kecepatan sesaat sama dengan
kecepatan rata-rata, jadi menurut persamaan:
Jika saat t1 dianggap sebagai saat mula, t1 = t0 = 0 dan x1 adalah kedudukan mula-mula
yang ditulis dengan symbol xo ; t2 diambil saat sembarang t dan x2 kedudukan pada saat t
ditulis x, maka persamaan di atas dalam bentuk umum menjadi:
x = xo + vt (R Hamron. 1973: 15).
Apabila dibuat dalam bentuk grafik antara kecepatan v dengan waktu t merupakan
garis lurus yang sejajar dengan sumbu t. Dalam grafik menyatakan bahwa kecepatan tidak
berubah terhadap waaktu atau dengan kata lain kecepatannya tetap (I Nyoman, Kertiasa.
1977: 134).
C. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Geral lurus berubah beraturan yaitu bila percepatan a konstan, gerak ini disebut Gerak
lurus berubah ( dipercepat) beraturan. Dalam hal ini percepatan sesaat sama dengan
percepatan rata-rata (R. Harmon, 1973: 16).
Bila kecepatan suatu benda berubah, maka gerak benda itu disebut gerak berubah atau
disebut juga gerak dipercepat. Kata dipercepat disini tidak selalu berarti kecepatanya
bertambah (I Nyoman, 1977: 134).
Gerak lurus dengan percepatan tetap disebut gerak lurus berubah beraturan (glbb).
Contoh gerak lurus berubah beraturan adalah gerak vertical suatu benda karena grafitasi bumi
saja (sumadji, 1973: 30).
Ketika percepatan konstan , percepatan rata-rata dan percepatan sesaaat adalah sama.
Disini v0 adalah kecepatan pada saat t= 0 dan v adalah kecepatan pada saat t
setelahnya. Kita dapat mengulang persamaan ini menjadi
Sebagai pemeriksaan , perhatikan bahwa persamaan ini mensyaratkan v=v0 untuk t=0
sebagai keharusan . untuk pemeriksaan lebih lanjut, ambil turunan dari persamaan diatas , dan
dapat dihasilakan dv/dt= a, yaitu definisi dari a.
Lalu,
Dimana adalah posisi dari partikel pada t=0 dan adalah kecepatan rata-rata
antara t=0 dan setelah waktu t.
Untuk fungsi kecepatan linier , kecepatan rata-rata selama interval waktu ( katakanlah
dari t=0 sampai waktu t setelahnya ) adalah rata-rata dari kecepatan awal (= )dan kecepatan
akhir (=v). untuk interval waktu dari t=0 sampai waktu t setelahnya, kecepatan rata-rata
adalah
Dengan mengganti v dibagian kanan dan sedikit pengaturan ulang, diperoleh
Akhirnya, dengan memasukkan persamaan diperoleh
Grafik Percepatan Terhadap Waktu
Percepatan konstan, sama dengan kemiringan konstan
Grafik Kecepatan Terhadap Waktu pada GLBB yang dipercepat
Kecepatan v(t) tiap titik diperoleh dari kemiringan kurva x(t).
Grafik posisi x(t) dari suatu partikel yang bergerak dengan percepatan konstan
(Halliday, 2010: 23)
HUKUM NEWTON
A. Hukum Newton I
Pada zaman dahulu, orang percaya bahwa alam ini bergerak dengan sendirinya. Tidak
ada sesuatu pun yang menggerakkannya. Mereka menyebutnya dengan gerak alami. Di lain
sisi, untuk benda yang jelas-jelas digerakkan, mereka menamakan gerak paksa. Teori yang
dipelopori oleh Aristoteles ini terbukti salah saat Galileo dan Newton mengemukakan
pendapat mereka.
Galileo mematahkan teori Aristoteles dengan sebuah percobaan sederhana. Ia
membuat sebuah lintasan lengkung licin yang digunakan untuk menggelindingkan sebuah
bola. Satu sisi dari lintasan tersebut diubah-ubah kemiringannya. Setelah mengamati, Galileo
menyatakan “ Jika gaya gesek pada benda tersebut ditiadakan, maka benda tersebut akan terus
bergerak tanpa memerlukan gaya lagi.
Hukum Pertama Newton tentang gerak sering pula di sebut hukum kelembaman,
kelembaman adalah sifat dasar dari sebuah benda. Yaitu benda akan mempertahankan
kedaannya. Hukum pertama Newton berbunyi :
“Jika tidak ada gaya eksternal, saat dilihat dari kerangka acuan inersia, maka sebuah
benda benda yang berada dalam keadaan diam akan tetap diam dan benda yang bergerak akan
terus bergerak dengan kecepatan tetap (yaitu dengan kelajuan tetap sepanjang suatu garis
lurus) (Serway,2009:173).
Hukum newton tentang gerak sering juga dituliskan
Berdasarkan hukum I Newton, dapatlah Anda pahami bahwa suatu benda cenderung
mempertahankan keadaannya. Benda yang mula-mula diam akan mempertahankan keadaan
diamnya, dan benda yang mulamula bergerak akan mempertahankan geraknya. Oleh karena
itu, hukum I Newton juga sering disebut sebagai hukum kelembaman atau hukum inersia.
Ukuran kuantitas kelembaman suatu benda adalah massa. Setiap benda memiliki
tingkat kelembaman yang berbeda-beda. Makin besar massa suatu benda, makin besar
kelembamannya. Saat mengendarai sepeda motor Anda bisa langsung memperoleh kelajuan
besar dalam waktu singkat. Namun, saat Anda naik kereta, tentu memerlukan waktu yang
lebih lama untuk mencapai kelajuan yang besar. Hal itu terjadi karena kereta api memiliki
massa yang jauh lebih besar daripada massa sepeda motor.
Setiap hari Anda mengalami hukum I Newton. Misalnya, saat kendaraan yang Anda
naiki direm secara mendadak, maka Anda akan terdorong ke depan dan saat kendaraan yang
Anda naiki tiba-tiba bergerak, maka Anda akan terdorong ke belakang.
B. Hukum Newton Ke II
Hukum I Newton menyatakan bahwa jika tidak ada gaya total yang bekerja pada
sebuah benda, maka benda tersebut akan tetap diam, atau jika sedang bergerak, akan bergerak
lurus beraturan (kecepatan konstan). Selanjutnya, apa yang terjadi jika sebuah gaya total yang
diberikan benda tersebut?
Newton berpendapat bahwa kecepatan akan berubah. Suatu gaya total yang diberikan
pada sebuah benda mungkin menyebabkan lajunya bertambah. Akan tetapi, jika gaya total itu
mempunyai arah yang berlawanan dengan gerak benda, gaya tersebut akan memperkecil laju
benda. Jika arah gaya total yang bekerja berbeda arah dengan arah gerak benda, maka arah
kecepatannya akan berubah (dan mungkin besarnya juga). Karena perubahan laju atau
kecepatan merupakan percepatan, berarti dapat dikatakan bahwa gaya total dapat
menyebabkan percepatan.
Hubungan antara percepatan dan gaya tersebut selanjutnya dikenal sebagai Hukum II
Newton, yang bunyinya sebagai berikut:
“Percepatan suatu benda (laju perubahan kecepatan) sama dengan resultan semua
gaya-gaya yang bereaksi pada partikel, di bagi dengan massanya, dan arahnya sama dengan
arah resultan gaya tersebut” (Sears,1993:92).
Secara lebih jelasnya bunyi hukum Newton II dapat di artikan sebagai berikut,
“percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan
berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang
bekerja padanya". Berikut ini adalah pernyataan matematis hukum kedua newton untuk
gerak :
Contoh hukum newton II pada kehidupan sehari hari, misal pada mobil yang bergerak
pada kecepatan 20 km/jam kemudian digas maka mobil tersebut akan melaju dengan lebih
cepat. Hal ini terjadi karena adanya gaya dorong yang lebih besar dihasilkan oleh mesin saat
digas.
C. Hukum Newton Ke-3 Tentang Gerak
Hukum II Newton menjelaskan secara kuantitatif bagaimana gaya-gaya memengaruhi
gerak. Tetapi kita mungkin bertanya, dari mana gaya-gaya itu datang? Berdasarkan
pengamatan membuktikan bahwa gaya yang diberikan pada sebuah benda selalu diberikan
oleh benda lain. Sebagai contoh, seekor kuda yang menarik kereta, tangan seseorang
mendorong meja, martil memukul/ mendorong paku, atau magnet menarik paku. Contoh
tersebut menunjukkan bahwa gaya diberikan pada sebuah benda, dan gaya tersebut diberikan
oleh benda lain, misalnya gaya yang diberikan pada meja diberikan oleh tangan.
Newton menyadari bahwa hal ini tidak sepenuhnya seperti itu. Memang benar tangan
memberikan gaya pada meja, tampak seperti pada gambar di atas. Tetapi meja tersebut jelas
memberikan gaya kembali kepada tangan. Dengan demikian, Newton berpendapat bahwa
kedua benda tersebut harus dipandang sama. Tangan memberikan gaya pada meja, dan meja
memberikan gaya balik kepada tangan.
Hal ini merupakan inti dari Hukum III Newton, yaitu:
"Jika dua benda berinteraksi, gaya F12 yang dikerjakan oleh benda 1 pada benda 2 besarnya
sama dan berlawanan arahnya dengan gaya F21 yang dikerjakan oleh benda 2 pada benda 1
(Serway,2009:181)."
Hukum III Newton ini kadang dinyatakan sebagai hukum aksi-reaksi, “untuk setiap
aksi ada reaksi yang sama dan berlawanan arah”. Untuk menghindari kesalahpahaman, sangat
penting untuk mengingat bahwa gaya “aksi” dan gaya “reaksi” bekerja pada benda yang
berbeda.
Konsep fisika dari aksi reaksi adalah sebagai berikut:
Pasangan aksi reaksi ada bila dua benda berinteraksi
Aksi reaksi bekerja pada dua benda yang berbeda
Aksi reaksi sama besar tetapi berlawanan arah
contoh pasangan gaya aksi reaksi adalah:
seorang anak memakai skate-board dan berdiri mengahadap tembok. Jika anak
tersebut mendorong tembok(Faksi), maka tembok akan mendorong tangan dengan
besar gaya yang sama tetapi berlawanan (Freaksi)sehingga anak tersebut terdorong ke
belakang.
Saat palu besi memukul ujung paku berarti palu mengerjakan gaya pada ujung
paku(Faksi) maka paku akan memberikan gaya pada palu(Freaksi)
Ketika kaki atlit renang menolak dinding tembok kolam renang(Faksi) maka tembok
kolam renang kan mengerjakan gaya pada kaki perenang(Freaksi) sehingga perenang
terdorong ke depan
Gerak pada Tumbuhan
Gerak pada tumbuhan terjadi karena proses tumbuh atau karena rangsangan dari luar.
Walaupun tidak memiliki alat indra, tumbuhan peka terhadap lingkungan sekitarnya.
Tumbuhan memberi tanggapan terhadap rangsangan yang berasal dari cahaya, gaya tarik
bumi, dan air. Ada pula tumbuhan yang peka terhadap sentuhan dan zat kimia. Tanggapan
tumbuhan terhadap rangsangan-rangsangan tersebut di atas disebut daya iritabilitas atau daya
peka terhadap rangsangan (Sumarwan,2004:36).
Gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu gerak endonom, gerak
higroskopis, dan gerak esionom.(Tim Penulis. 2014:2).
a. Gerak Endonom
Gerak pertumbuhan daun dan gerak rotasi sitoplasma (siklosis) pada sel-sel daun
Hydrilla verticillata dapat diketahui dari gerak sirkulasi klorofildi dalam sel. Gerak ini terjadi
secara spontan dan tidak diketahui penyebabnya, atau tidak memerlukan rangsang dari luar.
Gerak yang demikian disebut gerak endonom. Rangsang pada gerak endonom diduga berasal
dari dalam tumbuhan itu sendiri.
b. Gerak Higroskopis
Gerak higroskopis adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh perubahan
kadar air di dalam sel sehingga terjadi pengerutan yang tidak merata. Contoh-contoh dari
gerak higroskopis antara lain merekahnya kulit buah-buahan yang sudah kering pada
tumbuhan polong-polongan, membukanya dinding sporangium (kotak spora) paku-pakuan,
membentang dan menggulungnya gigi-gigi peristoma pada sporangium.
c. Gerak Esionom
Gerak esionom atau eksonom adalah gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya
rangsangan dari lingkungan sekitar. Berdasarkan jenis rangsangannya, gerak esionom dapat
dibedakan menjadi gerak tropisme, gerak taksis, dan gerak nasti (Tim Penulis. 2014:4-5).
1) Gerak Tropisme
Gerak tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi arah datangnya rangsang dari luar
disebut tropisme. Jika arah gerak tumbuhan mendekati rangsang disebut gerak tropisme
positif, tetapi jika arah gerak tumbuhan menjauhi rangsang disebut gerak tropisme negatif.
Berdasarkan jenis rangsangannya, gerak tropisme dibagi menjadi geotropisme
(gravitropisme), hidrotropisme, tigmotropisme, kemotropisme, dan fototropisme
(heliotropisme).
a). Gerak Fototropisme
Menunjukkan pengaruh rangsang cahaya terhadap arah tumbuh batang tumbuhan. Gerak
tropisme tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan cahaya disebut gerak fototropisme atau
heliotropisme. Contohnya adalah gerakan ujung batang bunga matahari yang membelok
menuju ke arah datangnya cahaya (fototropisme positif).
b). Gerak Geotropisme
Pada kecambah tanaman, arah gerak akar selalu menuju pusat bumi dan arah gerak
tumbuh batangnya selalu tegak ke atas menjauhi pusat bumi. Arah gerak bagian tumbuhan
baik akar maupun batang tersebut karena pengaruh gravitasi. Gerak tumbuhan yang demikian
disebut geotropisme atau gravitropisme.
c ). Gerak Kemotropisme
Gerak tropisme tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan bahan kimia disebut
kemotropisme. Contohnya adalah gerak akar mendekati pupuk dan menjauhi racun atau
peptisida.
d). Gerak Hidrotropisme
Pertumbuhan akar yang selalu menuju ke sumber air disebut gerak hidrotropisme.
Hidrotropisme adalah gerak tropisme tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan air.
e). Gerak Tigmotropisme
Tigmotropisme adalah gerak tropisme yang diakibatkan oleh rangsang berupa sentuhan
dengan rambatannya baik berupa benda mati atau tumbuhan lain. Gerak membelitnya ujung
batang atau ujung sulur kacang panjang dan mentimun pada tempat rambatannya disebut
gerak tigmotropisme (Prowel SP,2010: 148).
2) Gerak Taksis
Gerak taksis adalah gerak pindah tempat seluruh bagian tumbuhan yang arahnya
dipengaruhi oleh sumber rangsangan. Gerak taksis biasanya dilakukan oleh organisme bersel
satu atau makhluk tingkat rendah. Berdasarkan jenis rangsangannya, taksis dapat dibedakan
menjadi kemotaksis dan fototaksis.
a). Kemotaksis adalah gerak taksis tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan berupa
bahan kimia. Gerak spermatozoid menuju sel telur pada archegonium tumbuhan lumut dan
tumbuhan paku yang bergerak karena tertarik oleh zat gula atau protein yang dihasilkan oleh
archegonium disebut gerak kemotaksis.
b). Fototaksis adalah gerak taksis tumbuhan yang dipengaruhi rangsang berupa cahaya.
Gerak kloroplas ke sisi sel yang memperoleh cahaya disebut gerak fototaksis
(Dwidjoseputro,1978:174).
3) Gerak Nasti
Nasti adalah gerak sebagian tubuh tumbuhan akibat rangsangan dari luar, tetapi arah
geraknya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang. Berdasarkan jenis rangsangannya
gerak nasti dibedakan menjadi niktinasti, fotonasti, dan tigmonasti atau seismonasti.
a). Gerak Niktinasi
Menguncupnya daun tumbuhan Leguminosae (kacang-kacangan) menjelang petang
akibat perubahan tekanan turgor pada tangkai daun disebut gerak niktinasti. Niktinasti adalah
gerak nasti tumbuhan akibat rangsangan dari lingkungan yang terjadi pada malam hari.
b). Gerak Fotonasti
Mekarnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) pada sore hari disebut gerak fotonasti.
Fotonasti adalah gerak nasti tumbuhan akibat rangsangan cahaya.
c). Gerak Seismonasti
Gerak menutupnya daun putri malu (Mimosa pudica) saat disentuh disebut gerak
seismonasti. Seismonasti atau tigmonasti adalah gerak nasti tumbuhan yang dipengaruhi oleh
getaran atau sentuhan.
d). Gerak Termonasti
Bunga tulip selalu mekar di musim semi. Mekarnya bunga tulip tersebut disebabkan
oleh suhu udara pada musim semi lebih hangat dari musim dingin. Gerak mekarnya bunga
tulip pada musim semi disebut gerak termonasti. Termonasti adalah gerak nasti tumbuhan
dipengaruhi oleh rangsangan yang berupa suhu (Prowel SP,2010:149).
e). Gerak Nasti Kompleks
Contoh gerak tumbuhan lainnya seperti gerakan membuka dan menutupnya stomata
karena pengaruh kadar air, cahaya, suhu, dan zat kimia (protein dan gula) adalah contoh gerak
nasti kompleks. Nasti kompleks adalah gerakan tumbuhan akibat rangsangan yang diterima
lebih dari satu macam (Tim Penulis,2014:9)
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputra. 1978. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Penerbit PT Gramedia.
Halliday, resnik. 2010. Fisika dasar edisi 7 jilid 1. Jakarta: Erlangga.
I Nyoman Kertiasa. 1977. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdikbud.
Peter, Soedojo. 1986. Azaz-azaz Ilmu Fisika. UGM Press: Yogyakarta.
Prowel, SP. 2010. Mudah dan Cepat Menghafal Biologi. Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher.
R. Harmon. 1973. Fisika Dasar. Bandung: ITB.
Sears, francis,W. Dkk.1993.Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga.
Serway, Jewett.2009.Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Salemba Teknika.
Sumardji. 1973. Energy Gelombang Medan. Yogyakarta: Depdikbud.
Sumarwan. Dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tim Penulis. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdikbud.
Top Related