25
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Penelitian Tindakan Kelas
Permasalahan pokok yang diangkat dalam penelitian ini adalah
meningkatkan kesadaran siswa dalam koperasi pada pembelajaran IPS di kelas
VIII melalui penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Ini berarti bahwa
penelitian ini bertujuan memecahkan permasalahan pembelajaran di kelas. Metode
yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Atas dasar itulah,
penelitian ini bersifat penelitian tindakan.
Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk penelitian yang sifatnya
reflektif yaitu dengan melakukan tindakan-tindakan yang tepat agar dapat
memperbaiki serta menigkatkan proses pembelajaran di kelas secara professional
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Seperti yang dikemukakan oleh
Kasbolah (1999:15), “Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan dalam
bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk
memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran”. Pendapat yang
hampir sama dikemukakan oleh Wiriaatmadja (2005:15) Penelitian Tindakan
Kelas yaitu “Kegiatan sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek
pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri, mereka dapat
mencobakan suatu gagasan perbaiki dalam praktek pembelajaran mereka dan
melihat pengaruh nyata dari upaya itu.
26
Penelitian Tindakan Kelas bersifat reflektif inkuiri. Fokus penelitian
tindakan terletak kepada bagaimana kemapuan guru dalam melakukan tindakan-
tindakan alternatif dalam memecahkan masalah permasalahan-permasalahan yang
menjadi kendala dalam pencapaian hasil pembelajaran. Ini terkait langsung
dengan kemampuan guru dalam merencanakan, menerapkan atau mencoba, dan
mengevaluasi efektifitas tindakan-tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran
selanjutnya.
Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi, maksudkan untuk membantu.
Memecahkan dan merefleksi pembaharuan-pembaharuan dalam tindakan-tindakan
pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang sesuai dengan tujuan. Wibawa
(2003:8) mengemukakan bahwa “Penelitian tindakan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan atau pembelajaran yang diselenggarakan yang
diselenggarakan oleh guru/pengajar-peneliti itu sendiri, yang dampaknya
diharapakan tidak ada lagi permasalahan yang mengganjal di kelas”.
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti dapat menggunakan metode
deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode yang digunakan guru untuk memecahkan
permasalahan pembelajaran yang terjadi dalam praktek pembelajaran sehari-hari
untuk menuju pada situasi dan kondisi belajar yang kondusif. Karakteristik dalam
metode deskriptif adalah: 1) masalah yang diamati adalah masalah yang aktual
sebagaimana adanya pada saat penelitian diadakan, 2) lebih berfungsi untuk
memecahkan masalah praktis pendidikan, 3) pemanfaatan temuan penelitian
berlaku saat itu pula yang belum tentu relevan untuk waktu yang akan datang, 4)
27
hasil pengamatan disusun kesimpulannya dipaparkan, dideskripsikan sebagaimana
yang diamati.
Dalam penelitian ini guru berusaha mencari inovasi-inovasi pembelajaran
dalam melakukan tindakan-tindakan untuk memecahkan permasalahan
pembelajaran yang didapat dari hasil pengamatan pada waktu melakukan proses
pembelajaran berlangsung dengan menjajagi alternatif-alternatif tindakan yang
bisa digunakan untuk meningkatkan kinerja menuju ke arah perbaikan.
3.2 Prosedur Penelitian
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini, mengembangkan
sebagaimana lazimnya dalam penelitian tindakan yaitu berbentuk siklus.
Penelitian tindakan ini terdiri dari tiga siklus bahkan tidak menutupi kemungkinan
bisa lebih. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan ke arah
peningkatan dan perbaikan proses penbelajaran. Sebelum tahap-tahap dalam
setiap siklus dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan studi kelayakan sebagai
penelitian pendahuluan dengan tujuan untuk mengidentifikasikan masalah dan ide
yang tepat dalam pengembangan proses pembelajaran di kelas. Pada kegiatan ini
peneliti dan guru (sebagai mitra kerja) sudah melibatkan diri secara aktif dan
intensif dalam rangkaian kegiatan penelitian.
Model siklus yang digunakan berbentuk spiral seperti yang dikembangkan
oleh Kemmis dan Taggart (Kasbolah, 1999:14), yaitu “momen-momen dalam
bentuk spiral yang meliputi: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi”.
Kemudian pada siklus kedua dan seterusnya jenis kegiatan yang dilakukan
28
peneliti pada dasarnya sama, tetapi ada modifikasi pada tahap perencanaan.
Secara operasional tahap-tahap kegiatan penelitan dalam setiap siklus dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Perencanaan
Refleksi Tindakan/Observasi
Perencanaan
Perencanaan
Refleksi
Tindakan/Observasi
Perencanaan
Perencanaan
Refleksi
Tindakan/Observasi
Perencanaan
Penelitian Tindakan Model Spiral Adaptasi dari Kemmis dan Taggart (1993)
Gambar 3.1
Alur siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas menurut Stephen Kemmis
3.2.1 Perencanaan
Kegiatan perencanaan diawali dengan merencanakan ide penelitian
kemudian ditindaklajuti dengan observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas.
29
Kegiatan ini merupakan kegiatan pendahuluan yang tujuannya untuk
mengidentifikasikan masalah dan menemukan fakta yang terjadi di kelas.
Berdasarkan temuan pada penelitian pendahuluan, peneliti merencanakan
langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan di kelas atau di luar kelas
dalam proses pembelajaran berikutnya. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap
perencanaan adalah :
a. Membuat skenario pembelajaran ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran /RPP).
b. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi pembelajaran di
kelas.
c. Menentukan lokasi atau lingkungan sekitar yang akan dijadikan sumber
belajar atau media dalam pengajaran.
d. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan.
Berdasarkan temuan penelitian pendahuluan selanjutnya merencanakan
langkah-langkah kegiatan tindakan yang dilaksanakan penelitian di kelas, pada
proses pembelajaran selanjutnya.
3.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan perencanaan
yang telah dirumuskan. Jenis tindakan yang dilaksanakan peneliti adalah hasil
rumusan yang telah ditetapkan. Tujuan utama pada tahap ini adalah
mengupayakan inovasi dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk
peningkatan kualitas pembelajaran yang dirasakan kemanfaatanya oleh peneliti
dan para siswa.
30
Upaya perubahan tidak selalu berhasil dalam sekali tindakan, hal itu
dikarenakan ada kendala, kesalahan, atau kekurangan. Hal ini perlu direnungkan
dalam refleksi dari seluruh kegiatan yang telah dilakukan dalam proses
pembelajaran. Modifikasi perlu dilakukan atau tidak, keputusanya diambil pada
diskusi di akhir siklus pertama, sebagai dasar untuk menyusun tindakan
selanjutnya pada siklus berikutnya untuk melaksanakan tahap inovasi sehingga
guru menguasai teknik pembelajaran yang baru atau memperhalusnya untuk
menjaring lebih banyak data penelitian.
3.2.3 Observasi
Kegiatan observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi
( instrumen-instrumen penelitian ) yang telah disiapkan sebelumnya. Hal ini
dilakukan untuk melihat hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilaksanakan.
Hasil observasi merupakan bahan pertimbangan untuk melakukan refleksi dan
revisi terhadap rencana dan tindakan yang telah dilakukan untuk menyusun
rencana dan tindakan yang telah dilakukan untuk menyusun rencana dan tindakan
selanjutnya, yang diharapkan lebih baik dari tindakan yang dilaksanakan
sebelumnya.
3.2.4 Refleksi
Temuan-temuan pada waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran
ditindaklanjuti dengan kegiatan refleksi. Refleksi dilakukan antara peneliti/guru
dengan memperhatikan saran dan pendapat dari observer, karena observer
bertugas sebagai pengamat atau pengawas selama kegiatan barlangsung. Kegiatan
31
refleksi ini merupakan penyusunan rencana tindakan dalam pelaksanaan kegiatan
penelitian berikutnya.
Prosedur yang ditempuh dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3
silkus. Pada setiap siklus terdiri dari 3 kegiatan. Pelaksanaan setiap siklus
disesuaikan dengan perubahan yang ingin dicapai sebagaimana dalam desain yang
telah dibuat tentang faktor yang diselidiki. Hal ini sesuai dalam pendapat yang
dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart ( 1992: 11-15) bahwa tahapan
penelitian tindakan kelas terdiri atas : (1) Perencanaan (2) Pelaksanaan Tindakan
(3) Observasi dan (4) Refleksi dalam siklus, dengan berpatokan pada refleksi
awal.
Langkah-langkah kegiatan dalam penelitian yang dilakukan terbagi ke
dalam tiga tahap diantaranya :
1. Tahap Persiapan Penelitian
Pada tahap persiapan penelitian ada beberapa yang harus dipersiapkan oleh
peneliti diantaranya adalah :
a. Mengidentifikasi masalah penelitian
b. Mempersiapkan media dan sumber belajar yang akan digunakan dalam
pelajaran IPS yaitu mengenai koperasi.
c. Menyusun instrumen penelitian berupa : soal-soal tes untuk setiap siklus
tindak sesuai dengan indikator yang terdapat dalam RPP, pedoman
observasi, dan pedoman wawancara.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan yang harus dipersiapkan oleh peneliti adalah :
32
a. Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan waktu 2 x 40
menit. Dengan kesadaran bagai siswa dalam memelihara kebersihan.
Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut :
1. Peneliti melaksanakan penelitian melalui pelaksanaan pembelajaran IPS
tentang Koperasi di lingkungan sekolah dengan metode demontrasi.
Dalam pelaksanaan pembelajarannya menggunakan rencana
pembelajaran yang telah disusun.
2. Melaksanakan tes pada Siklus I menggunakan soal tes tentang
perkoperasian di lingkungan sekitar.
3. Refleksi, setelah melaksanakan tindakan berupa proses pembelajaran.
Kegiatan selanjutnya merefleksi kegiatan yang telah dilaksanakan
dengan cara menganalisis hasil tes pada Siklus I, serta mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran.
b. Pada Siklus II peneliti melaksanakan pembelajaran masih tentang
Koperasi yang ada di lingkungan sekolah dengan tujuan siswa memahami
tentang perkoperasian. Kegiatan pembelajaran ini waktunya satu kali
pertemuan atau 2 x 40 menit.
Pada Siklus II kegiatan yang dilakukan oleh peneliti diantaranya adalah :
1. Peneliti melaksanakan penelitian melalui pelaksanaan pembelajaran
IPS, masih tentang Koperasi, siswa dibawa keluar kelas untuk melihat
keadaan koperasi yang ada di lingkungan sekolah, selanjutnya siswa
melakukan pengamatan mengenai koperasi dengan menggunakan
33
metode demonstrasi dan diskusi kelompok sesuai rencana pembelajaran
yang telah disusun (RPP terlampir).
2. Melaksanakan tes pada Siklus II, menggunakan soal tes tentang
Koperasi sekolah.
3. Refleksi
Dalam kegiatan ini peneliti bersama dengan observasi melakukan
analisa terhadap hasil tes pada Siklus II dan mengidentifikasi kelebihan
dan kekurangan pembelajaran. Hasil analisis dan identifikasi kelebihan
dan kekurangan menjadi acuan dalam merancang dan melaksanakan
tindakan selanjutnya.
c. Pada Siklus III, peneliti melaksanakan pembelajaran IPS materi Koperasi
sekolah. Kegiatan pembelajaran ini waktunya satu kali pertemuan atau 2 x
40 menit.
Kegiatan yang dilakukan peneliti sebagai berikut :
1. Peneliti melaksanakan penelitian malalui pelaksanaan
IPS,materi meliputi menjelaskan mengenai manfaat koperasi sekolah
bagi siswa. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan likungan
sekitar sebagai sumber belajar, sedangkan metode yang digunakan
adalah metode demonstrasi, diskusi kelompok, dan inkuiri sesuai
rencana pembelajaran yang telah disusun (RPP terlampir).
2. melaksanakan tes siklus III dengan menggunakan soal tentang koperasi
sekolah
34
3. Dalam kegitan ini juga penelitian bersama dengan observasi melakukan
analisis terhadap hasil tes pada siklus III dan mengidentifikasikan
kelebihan dan kekurangan pada pembelajaran yang telaaah di
laksanakan.
Hasil analisis dan identifikasi kelebihan dan kekurangan dalam
pembelajaran siklus III atau tindakan ke III ini menjadi bahan untuk
acuan dalam menyusun kesimpulan dan rekomendasi dari peneliti
tindak ini,
3.3 Lokasi subjek penelitian
Lokasi penelitian di kelas VIII SMPN 1 Cicalengka Kabupaten Bandung.
Yang menjadi dasar pertimbangan penelitian dilaksanakan di SMPN1 Cicalengka,
karena peneliti adalah Guru SMPN1 Cicalengka hal ini akan memudahkan bagi
peneliti dalam mengurusi perizinan.
Yang menjadikan subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelasVIII D
SMPN1 Cicalengka, yang berjumlah 44 orang siswa yang terdiri dari 22 orang
laki-laki dan 22 orang perempuan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Menurut sugiono (2005:59) terdapat dua hal utama yang mempengaruhi
kualitas data hasil penelitan,yaitu:
“kualitas instrumen penelitan, dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti sendiri. Oleh karena itu penelitian sebagai instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh penelitian kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya
35
terjun kelapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian, baik secara akademik meupun logistiknya”.
Dari kajian di atas, peneliti dalam melakukan penelitian terlebih dahulu
harus mempersiapkan segala kemampuan akademik yang berhubungan dengan
bidang yang akan diteliti. Dalam hal ini penelitian yang akan dilakukan adalah
dalam bidang pendidikan khususnya untuk memecahkan permassalahan dalam
pencapaian hasil belajar IPS di SMP.
Berhubungan dengan peneliti sebagai intrumen penelitian, Sugiono
(2005:60), menjelaskan “Sebagai alat peneliti atau peneliti berfungsi menetapkan
fokus penelitian, melakukan pengumpulan data, meneliti kualitas data, analisis
data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuanya”.
Berdasarkan dari kajian di atas, dalam penelitian ini pengumpulan data
yang akan dilakukan berdasarkan teknik pengumpulan data yaitu dilakukan
dengan cara observasi (pengamatan), interview (wawancara), tes hasil belajar, dan
studi dokumentasi. Sesuai dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini
untuk memperoleh dan mengumpulkan data dapat dijelaskan beberapa teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
3.4.1 Observasi
Observasi merupakan suatu teknik untuk mengamati secara langsung
ataupun tidak langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, baik
di sekolah maupun di luar sekolah. Dilihat dari hubungan antara observer dengan
observant ( yang observasi), dapat dibedakan antara observasi partisipatif dan
observasi non partisipatif.
36
Ketika guru sedang melakukan tindakan, karena hatinya menyatu dengan
kegiatan, tentu tidak sempat menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi. Oleh
karena itu, guru mitra penelitian sebagai pengamat berlangsung agar melakukan
“pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika kegiatan berlangsung.
Sambil melakukan pengamatan balik ini guru pelaksana mencatat sedikit demi
sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus
berikutnya. Arikunto (2006: 19).
3.4.2 Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar digunakan untuk menjaring data peningkatan hasil belajar
siswa dalam menguasai materi yang dilakukan melalui evaluasi dari tes awal, tes
akhir, dan tes proses yang diambil dari hasil lembar kerja siswa (LKS) dalam
setiap siklus. Pengumpulan data melalui tes hasil belajar adalah untuk mengetahui
kondisi hasil pembelajaran siswa, dan hasilnya dapat dijadikan acuan dalam
merancang rencana tindakan untuk pembelajaran selanjutnya.
3.4.3 Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu penggunaan dokumen penting berada di lapangan
(sekolah) berupa data-data sekolah, laporan akademik siswa, dan data-data lainnya
yang diperlukan. Moleong (1993: 61), Guba dan Lincoln (1981: 232) mengatakan
bahwa :
“Dokumen sangat berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya yang alamiah, sesuai dengan konteks, lahir, dan berada dalam konteks. Studi dokumen ini diperlukan untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan sekolah yang dijadikan subjek penelitian”.
37
Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian adalah semua data yang
dihasilkan dalam penelitian tindakan kelas ini, baik berupa nilai tes siswa,
aktivitas guru dan siswa.
3.5 Analisi Data
Data yang dikumpulkan melalui teknik pengumpulan data baru bermakna
jika ditafsirkan atau dianalisis pada konteksnya, data hanya jika dianalisis secara
akurat dan seksama untuk diberi makna. Data yang diperoleh melalui observasi,
wawancara, studi literatur, dan studi dokumentasi, selanjutnya direduksi yang
dilakukan dengan jalan menyusun abstraksi.
Moleong (2001: 190) sehubungan dengan proses mereduksi data
mengemukakan :
“Merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah penyusunannya dalam satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dilakukan sambil membuat koding. Tahap akhir dari analisis data ini ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Etelah selesai tahap ini, mulailah kini tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori subtantif dengan menggunakan beberapa metode tertentu”.
Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa langkah awal yang
ditempuh dalam pengolahan dan analisis data adalah membuat abstraksi yang
merupakan rangkuman dari hal-hal yang inti. Selain itu dalam penetapan data
dilakukan triangulasi, artinya memeriksa keabsahan data yang diperoleh dengan
memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan, pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu.
38
Untuk mengetahui hasil belajar siswa dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran data yang terkumpul dan tersusun kemudian dianalisis dan diolah
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
=
Keterangan : = rata-rata hitung n = banyak subjek
= hasil perkalian skor dengan frekuensi skor yang bersangkutan.
3.6 Validasi Data
Dalam proses pengolahan data agar data yang di peroleh akurasi dan
obyektif maka dilakukan validasi data. Merujuk pada Wiriaatmadja, (2005:168-
171) langkah-langkah validasi diantaranya:
1) Member Check
Member Check yaitu mengecek kebenaran dan kesahihan sumber data
untuk dapat mengklarifikasikan apakah data tersebut sesuai atau tidak dengan
yang dimaksud oleh informan. Dalam proses ini, data yang diperoleh
dikonfirmasikan dengan guru kelas melalui kegiatan diskusi balikan pada setiap
akhir pelaksanaan tindakan dan pada akhir seluruh pelaksanaan tindakan.
Dalam pelaksanaan tindakan penerapan media teka-teki silang dalam
pembelajaran ekonomi, kegiatan member check ini dilakukan bersama dengan
kaloborator sebagai peneliti. Data data yang berhasil dikumpulkan akan dibawa
dan dibahas bersama dengan mitra yg telah peneliti ajak untuk berkolaborasi.
39
Kebenaran dari data dikonfirmasi melalui diskusi balikan pada setiap tindakan
penelitian di kelas.
2) Triangulasi
Triangulasi yaitu mengecek kebenaran dan kesahihan data pelaksana
tindakan dengan mengkonfirmasi data yang di peroleh dengan sumber lain.(guru
dan siswa). Informasi yang di dapat oleh guru melalui wawancara di bandingan
dengan hasil yang di peroleh dari data yang bersumber dari siswa berupa jurnal
kesan serta angket.
Kegiatan triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui kegiatan
pengkonfirmasian data kepada guru mata pelajaran ekonomi yang bersangkutan,
juga siswa yang diwawancarai. Selanjutnya data tersebut dibandingkan dengan
data yang terkumpul dari hasil observasi awal dan observasi didalam kelas, serta
kegiatan dokumentasi selama penerapan pembelajaran ekonomi dengan
mengguanakan media teka-teki silang berlangsung.
3) Expert Opinion
Expert Opinion yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan
penelitian kepada para pakar yang profesioanal dibidangnya, seperti dikemukakan
oleh Nasution (Hanifah, 2003:96) yang mengatakan bahwa expert opinion
dilakukan dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan peneliti dengan para ahli.
Dalam kegiatan ini, peneliti mengkonsultasikan hasil temuan penelitian dengan
pembimbing skripsi, pakar atau penghalusan, berdasarkan arahan atau opini, pakar
atau pembimbing selanjutnya akan mengevaluasi, konstruk dan kategori dan pada
40
tahap selanjutnya analisis yang dilakukan oleh peneliti sehingga derajat
kepercayaan akan meningkat.
Top Related