i
ABSTRAK
Andi Rahmat Mardin K, NIM: 11140530000088, Jurusan
Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, di Bawah Bimbingan Muammar Aditya, M.Ak.
Manajemen Risiko Pembiayaan iB Muamalat Multiguna
Akad Murabahah di PT. Bank Muamalat Indonesia Kantor
Cabang Kendari
Untuk menghindari terjadinya risiko, maka PT. Bank
Muamalat Indonesia Kantor Cabang Kendari, memberikan
penilaian terhadap prosedural pembiayaan dan juga mekanisme
penyaluran dana terhadap nasabah. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana PT. Bank Muamalat
Indonesia Kantor Cabang Kendari dalam menerapkan manajemen
risiko terhadap pembiayaan iB Muamalat Multiguna. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif, teknik pengumpulan data
dengan melakukan wawancara, observasi, dan juga dokumentasi.
Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif, yaitu
dengan mengumpulkan data-data terkait dilapangan, kemudian
menganalisanya dan mendapatkan kesimpulan dari penelitian ini.
Dari penelitian ini menunjukan untuk mengantisipasi risiko pada
pembiayaan iB Muamalat Multiguna maka PT. Bank Muamalat
Indonesia melakukan penilaian dari sebelum seseorang itu masih
menjadi calon nasabah sampai ditetapkan menjadi nasabah PT.
Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang Kendari.
Kata Kunci :Manajemen Risiko, Pembiayaan Murabahah
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah segala puja dan puji hanyalah milik Allah
SWT yang telah memberikan berbagai macam nikmat kepada
hamba-Nya sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.
Selanjutnya Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW semoga kelak kita mendapatkan safaatnya di
hari akhir nanti.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua
orang tuaku Bapak H. Andi Muhammad Kamaruddin dan Ibu
Andi Murniati yang selalu menjadi penyemangat dalam penulisan
ini, dengan memberikan dukungan dan doa terhadap penulis,
semoga Allah SWT selalu memberikan kasih sayang-Nya kepada
mereka.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D selaku
Wakil Dekan I Bidang Akademik, Ibu Dr. Raudhonah, MA
selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, dan
Bapak Suhaimi, MA selaku Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
iii
3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Program Studi
Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Bapak Drs. Muhammad Sungaidi, MA selaku dosen
Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan
mengarahkan penulis selama menjadi mahasiswa
5. Bapak Muammar Aditya, M.Ak selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah banyak meluangkan waktunya dalam
membimbing penulis dari awal sampai akhir penelitian skripsi
ini.
6. Seluruh bapak/Ibu Dosen Program Studi Manajemen Dakwah
yang telah memberikan pengajaran dan pembelajaran.
7. Bapak Fitrawan, S.Si selaku pimpinan Bank Muamalat
Kantor Cabang Kendari
8. Bapak Muh Iqbal, S.Si selaku BDM financing dan seluruh
karyawan bagian financing Bank Muamalat Kantor Cabang
Kendari
9. Bapak Candra Rial Pratama, S.Pd yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk penulis wawancarai
10. Lusriadi, Akmal Dhiya Ulhaq, Khoirul Wildan, Ahmad
Taufik, Ichlasul Akmal selaku teman seperjuangan terbaik
yang terus menyemangati penulis setiap harinya, semoga
ilmunya senantiasa diberkahi Allah SWT
11. Keluarga Besar Ikatan Keluarga Alumni Al-Ikhlas Lambuya
yang juga tak henti-hentinya menyemangati penulis untuk
terus bersemangat menyelesaikan penelitian ini
iv
12. Teman-teman KKN Memori 2017 yang juga senantiasa
memberikan dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini
13. Sahabat-sahabat Konsentrasi Manajemen Lembaga Keuangan
Syariah tahun 2014
14. Teman-teman angkatan 2014 Jurusan Manajemen Dakwah
yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu.
Akhirnya penulis menyadari keterbasannya sebagai manusia
biasa, maka apabila dalam penulisan ini masih banyak terdapat
kekeliruan, penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kelengkapan dan kesempurnaan
skripsi ini, serta juga berharap semoga penulisan ini bermanfaat
bagi pembaca. Aamiin.
Ciputat, 13 November 2018
Andi Rahmat Mardin K
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................... i H
KATA PENGANTAR ................................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................. 1
B. Batasan Masalah ........................................................... 6
C. Rumusan Masalah ......................................................... 6
D. Tujuan dan Manfaat ....................................................... 6
E. Review Kajian Terdahulu .............................................. 7
F. Metodologi Penelitian.................................................... 8
G. Sistematika Penulisan ................................................... 16
BAB II LANDASAN TEORI
A. Manajemen Risiko ....................................................... 18
B. Pembiayaan Konsumtif ................................................ 28
C. Akad Murabahah .......................................................... 30
BAB III GAMBARAN UMUM PT. BANK MUAMALAT
INDONESIA KANTOR CABANG KENDARI
A. Sejarah ......................................................................... 36
B. Visi Misi PT. Bank Muamalat Kantor Cabang
Kendari ........................................................................ 38
C. Budaya Kerja PT. Bank Muamalat Kantor
Cabang Kendari ............................................................ 38
D. Produk Bank Muamalat ................................................ 49
E. Struktur Organisasi Bank Muamalat Kantor
Cabang Kendari ............................................................ 48
vi
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Pengertian Produk iB Muamalat Multiguna ................. 49
B. Tujuan dan Sasaran iB Muamalat Multiguna ............... 49
C. Rukun Pembiayaan iB Muamalat Multiguna ............... 50
D. Persyaratan iB Muamalat Multiguna ............................ 51
E. Kriteria Pembiayaan iB Muamalat Multiguna .............. 52
BAB V PEMBAHASAN
A. Prosedur Pembiayaan iB Muamalat Multiguna
Akad Murabahah di Bank Muamalat Indonesia
Kantor Cabang Kendari ................................................ 54
B. Penerapan Manajemen Risiko Pada Pembiayaan
iB Muamalat Multiguna Akad Murabahah di Bank
Muamalat Indonesia Kantor Cabang Kendari .............. 59
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................... 69
B. Saran ............................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 71
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mengelola perusahaan atau organisasi maka orang-
orang yang berada di dalam organisasi tersebut, atau Sumber
Daya Insani (SDI)-nya harus mampu melakukan manajemen
yang baik. Hal tersebut berpedoman kepada firman Allah
Swt. Didalam Al-Qur’an, Allah Swt sangat menganjurkan
agar manusia mengatur pekerjaan atau perbuatannya
sebagaimana dalam Al-Quran surah Ash-Shaff (61:4):
إ ي للاه ن ح ب ال ذ
ي ي نههات ق
و ل
ف نه ي ب سه
ل ي ه ف صه
ها كهب م ه ن أ
يهن ان
و ص ر م ص
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang
dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka
seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”.
Barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu
bangunan yang tersusun kokoh, ini bermaksud bahwa dalam
suatu bidang usaha SDI yang berada dalam lingkup usaha
tersebut harus saling bersinergi dan saling mendukung
sehingga menimbulkan suatu kekuatan untuk mencapai tujuan
yang maksimal.
Perlunya mempelajari manajemen agar sesuatu terlaksana
dengan baik dan tertatur dan tujuan tercapai. Setiap tindakan
atau perbuatan yang dilakukan dengan tujuan tertentu dan
baik, diharapkan hasilnya juga baik. Namun hasil yang
2
diperoleh dimasa yang akan datang tidak diketahui, dengan
kata lain adanya ketidakpastian. Apabila nantinya diperoleh
hasil yang diinginkan berarti sukses dan harus disyukuri.
Dalam hal hasil tidak sesuai dengan yang diharapkan maka
harus telah mempunyai tata cara untuk mengantisipasinya,
untuk itu perlu manajemen risiko.
Ada dua pendekatan yang luas untuk mengkuantifikasi
eksposur risiko yang dihadapi lembaga keuangan. Salah satu
caranya adalah dengan mengukur risiko dengan cara
tersegmentasi (misalnya, GAP analisis untuk mengukur risiko
suku bunga dan Value at Risk (Var) untuk menilai risiko
pasar). Pendekatan lain adalah untuk mengukur risiko dengan
cara konsolidasi dengan menilai risiko keseluruhan tingkat
perusahaan (misalnya, risiko disesuaikan tingkat
pengembalian, RAROC untuk risiko perusahaan level
agregat).
Apabila pengumpulan dana dan penyaluran kredit tidak
dapat dikelola dengan baik maka bank nantinya akan
mengalami kesulitan baik dalam menjaga atau
mempertahankan kelangsungan maupun dalam meningkatkan
pendapatan dikemudian hari. Oleh karena itu, pengelolaan
kredit haruslah dilakukan dengan sebaik-baiknya mulai dari
perencanaan jumlah kredit, penentuan suku bunga, prosedur
pemberian kredit, analisis pemberian kredit sampai kepada
pengendalian kredit macet. Kegiatan pengelolaan ini disebut
juga manajemen risiko. Untuk mengendalikan kredit yang
berisiko diperlukan manajemen risiko kredit yang digunakan
3
untuk mengidentifikasikan, memantau, mengukur, dan
mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha yang
dilakukannya.
Konsumsi adalah kebutuhan individual baik barang
maupun jasa yang tidak dipergunakan untuk tujuan usaha.
Pembiayaan konsumtif ini dikhususkan bagi pegawai
dilingkungan pemerintahan, BUMN, pengusaha, maupun
wiraswasta. Dan biasanya ini bersifat perorangan.1
Berdasarkan kegiatan usahanya maka mikro risiko mencakup;
risiko reputasi, risiko strategis, dan risiko kepatuhan.
1. Risiko kredit muncul ketika bank tidak bias memperoleh
kembali cicilan pokok atau bungan dari pinjaman yang
diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya.
2. Risiko pasar adalah risiko kerugian yang dapat dialami
oleh bank melalui portofolio yang dimilikinya sebagai
akibat pergerakan variabel pasar yang tidak
menguntungkan. Variabel pasar yang di maksud adalah
suku bunga (interest rate) dan nilai tukar (foreign
exchange rate).
3. Risiko likuiditas disebabkan karena bank tidak mampu
memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo.2
1 Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), Edisi 3 h.244. 2 Ferry N. Idrus, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman
Pendekatan 3 Pilar Kesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan
Pelaksanaannya di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008) Cet 1, hal 55.
4
4. Risiko operasional adalah akibat kurangnya sistem
informasi atau sistem pengawasan internal yang akan
menghasilkan kerugian yang tidak diharapkan.
5. Risiko hukum adalah terkait risiko bank yang
menanggung kerugian akibat adanya tuntutan hokum,
kelemahan dalam aspek legal atau yuridis.
6. Risiko reputasi adalah risiko yang timbul akibat adanya
publikasi negative yang terkait dengan kegiatan usaha
bank atau persepsi negative terhadap bank.
7. Risiko strategis timbul karena adanya penetapan dan
pelaksanaan strategi usaha bank yang tidak cepat,
pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat, atau
kurang responsifnya bank terhadap perubahan-perubahan
eksternal.
8. Risiko kepatuhan timbul akibat tidak dipatuhinya atau
tidak dilaksanakannya peraturan atau ketentuan yang telah
ditetapkan baik ketentuan internal maupun ketentuan
eksternal.3
Dalam menghadapi risiko, bank harus menerapkan
kebijakan manajemen risiko yang bertujuan untuk
memastikan risiko-risiko yang timbul dalam kegiatan
usahanya dapat diidentifikasi, diukur, dikelola dan dilaporkan
yang pada akhirnya meberikan manfaat berupa peningkatan
kepercayaan pemegang saham dan masyarakat, memberikan
gambaran lebih akurat mengenai kinerja dimasa yang akan
3 Manajemen risiko bank syariah, oleh Ahmad Selamet dan Hascaryo,
27 Maret 2009.
5
datang termasuk kemungkinan kerugian yang akan terjadi dan
meningkatkan metode dan pengambilan keputusan serta
penilaian risiko dengan adanya ketersediaan informasi yang
kini, yang dengan sendirinya meningkatkan kinerja dan daya
saing bank.4 Aspek terpenting dalam penerapan manajemen
risiko pembiayaan adalah kecukupan prosedur dan
metodologi pengelolaan risiko sehingga kegiatan usaha bank
tetap dapat terkendali.5
Perbankan di Indonesia dihadapkan oleh beberapa risiko
yang semakin kompleks akibat kegiatan usaha bank yang
beragam mengalami perkembangan pesat sehingga
mewajibkan bank untuk meningkatkan kebutuhan akan
penerapan manajemen risiko untuk meminimalisir risiko yang
terkait dengan kegiatan usaha bank6. Dalam dunia perbankan
manajemen risiko sangat penting untung diperhatikan secara
cermat, guna mencapai visi dari perbankan itu sendiri.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis
tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai strategi
manajemen resiko pada perbankan syariah yang ada di bank
Muamalat Indonesia Kantor Cabang Kendari. Oleh karena itu,
penelitian ini penulis buat dengan judul “Manajemen Resiko
Pembiayaan iB Muamalat Multiguna Akad Murabahah di
Bank Muamalat Kantor Cabang Kendari”
4 Veithzal rivai, rifki ismail, Islamic risk manajemen for Islamic
banking, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013), hal. 238 5 Veithzal rivai, 2007, bank and financial instution (Jakarta : PT. Raja
Grando Persada) h. 792 6 Lisa Kartika Sari, “Penerapan Manajemen Risiko pada Perbankan
Indonesia”, www.ejournal.unesa.ac.id accessed March 20, 2018.
6
B. Batasan Masalah
Agar tidak terjadi penyimpangan dalam penulisan skripsi ini,
maka penulis perlu membatasi masalah ini hanya menyangkut
tentang:
1. Pembiayaan akad murabahah di Bank Muamalat Kantor
Cabang Kendari
2. Penerapan manajemen resiko di Bank Muamalat Kantor
Cabang Kendari
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan, maka
penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana prosedur pembiayaan iB Muamalat Multiguna
akad murabahah di Bank Muamalat Indonesia Kantor
Cabang Kendari ?
2. Bagaimana penerapan manajemen risiko pada
pembiayaan iB Muamalat Multiguna akad murabahah di
Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang Kendari ?
D. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan yang ingin
diccapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui dan memahami analisa prosedur
pembiayaan iB Muamalat Multiguna akad murabahah
di Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang Kendari
7
b. Untuk mengetahui dan memahami penerapan
manajemen risiko pada pembiayaan akad murabahah
di Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang Kendari
2. Manfaat Penelitian
Apabila tujuan peneliti sudah dapat dicapai secara baik,
maka diharapkan dapat bermanfaat untuk pihak-pihak
yang berkepentingan baik secara teoritis maupun praktis.
Maka manfaat penelitian ini adalah:
a. Akademis
Semoga dengan penulisan ini dapat memberikan
kontribusi berupa pemikiran secara teoritik dalam
pengembangan teori, dan juga menambah khazanah
keilmuan tentang manajemen risiko pembiayaan
konsumtif di bank syariah.
b. Praktis
Diharapkan dengan penulisan ini dapat memberikan
kontribusi untuk memudahkan bank syariah
khususnya Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang
Kendari mengetahui dan memahami tentang
manajemen risiko pembiayaan konsumtif.
E. Review Kajian Terdahulu
Berdasarkan telaah yang telah dilakukan penulis terhadap
beberapa penelitian terdahulu ditemukan masalah yang
hampir sama, akan tetapi dalam pembahasan dan objek yang
berbeda. Maka untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan maka penulis perlu mempertegas perbedaan
anatara penelitian terdahulu dengan masalah yang sedang
8
dibahas. Berikut ini adalah penelitian-penelitian yang pernah
dilakukan sebagai berikut :
1. Khuzaimah, UIN Suska Riau membahas tentang “Strategi
Mengelola Resiko pada Pembiayaan Konsumtif di PT.
Bank Syariah Mandiri Cabang Dumai Ditinjau dari
Ekonomi Islam”. Dalam penulisan ini membahas tentang
strategi dan kebijakan mengelola risiko pembiayaan
konsumtif ditinjau dari ekonomi Islam.
2. Hanifah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta “Analisis
Manajemen Risiko pada Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun
2008 KBIH Istiqlal Jakarta”. Dalam penulisan ini
membahas tentang Manajemen risiko pada pelaksanaan
ibadah haji tahun 2008 KBIH Istiqlal Jakarta.
3. Lukmanul Hakim, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
“Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah pada Bank
BNI Syariah Cabang Fatmawati”. Dalam penulisan ini
membahas tentang prosedur manajemen risiko
pembiayaan murabahah bermasalah.
Sedangkan penulisan yang ada pada skripsi ini, membahas
tentang analisa prosedur pembiayaan iB Muamalat
Multiguna serta penerapan manajemen risiko guna
mengantisipasi pembiayaan yang bermasalah di Bank
Muamalat Indonesia Kantor Cabang Kendari
F. Metodologi Peneltian
9
Metodologi penelitian adalah suatu pengkajian dalam
mempelajari peraturan yang terdapat dalam penelitian7. Atau
dengan kata lain arti metodologi penelitian yaitu prosedur
atau cara yang ditempuh untuk mendapatkan data dalam
sebuah penelitian. Adapun metode pada penelitian ini adalah:
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam pembahasan dan penelitian ini, penulis
menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan analisis
data secara deskriptif, untuk menggambarkan tentang
manajemen resiko pembiayaan iB Muamalat Multiguna di
Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang Kendari
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat
dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik
atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran)8. Untuk
memahami istilah penelitian kualitatif ini, perlu
dikemukakan teori. Menurut Bodgan dan Taylor
mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati9.
Dengan memilih metode kualitatif ini, penulis
berharap dapat memperoleh data yang lengkap dan akurat.
Ditinjau dari sifat penyajian datanya, penulis
7 Husaini Usman dan Purnomo setiady Akbar, Metodologi Penelitian
Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) Hal. 41 8 Anslem Staurus dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian
Kualitatif, (Surabaya: PT. Bina Ilmu Offset, 2007), Hal. 11 9 Lexi J Moelang, Metodologi Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2000), Cet. 2, Hal. 3
10
menggunakan pendekatan deskriptif yaitu penelitian yang
tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji
hipotesis atau produksi.10
Selanjutnya, dipilihnya
penelitian kualitatif karena metode kualitatif dapat
memberikan rincian yang lebih kompleks apa yang
tersembunyi dibalik fenomena yang sulit untuk diketahui
dan dipahami.
2. Sumber Data
Sumber data adalah salah satu yang paling vital dalam
penelitian. Kesalahan dalam menggunakan atau
memahami sumber data, maka data yang diperoleh juga
akan meleset dari harapan. Oleh karena itu, peneliti harus
mampu memahami sumber data mana yang mesti
digunakan dalam penelitiannya.11
Dalam hal ini sumber
data yang digunakan penulis dibagi dalam dua kategori,
yaitu:
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung
dari Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang
Kendari, untuk memperoleh data primer ini, peneliti
melakukan observasi dan wawancara secara langsung.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari
dokumen-dokumen grafis, foto-foto, film, dan benda-
10
Jalaludin Rahmat, Metodologi Penelitian Komunikasi, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2000), Hal. 24 11
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi,
(Jakarta: Kencana Prenamedia Group, 2013), Hal. 129
11
benda lain yang dapat memperkaya data primer12
.
Data sekunder juga data yang tertulis dan sudah
dipublikasikan baik yang diperoleh melalui studi
kepustakaan dengan cara mempelajarinya, menelaah,
dan mengkaji buku-buku yang erat kaitannya dengan
masalah yang akan dikaji. Dalam penelitian ini,
peneliti melakukan studi kepustakaan dengan cara
mengunjungi beberapa perpustakaan guna
mendapatkan data dari berbagai literatur.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan
skripsi ini, peneliti menggunakan bebrapa teknik
pengumpulan data, diantaranya adalah:
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan (library research), yaitu
membaca dan mengkaji beberapa literature yang ada
di perpustakaan yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian, yaitu mengenai Strategi Manajemen Risiko
Pembiayaan Konsumtif guna merumuskan teori
pendapat, definisi dan lain-lain.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian
yang dilakukan dengan cara terjun langsung ke
lapangan untuk memperoleh data-data yang berkaitan
langsung dengan permasalahan penelitian. Penelitian
12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) Hal. 22
12
ini dilakukan dengan menggunakan metode sebagai
berikut:
1) Observasi
Peneliti melakukan pengamatan langsung di lokasi
Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang Kendari
2) Wawancara
Peneliti melakukan wawancara untuk menggali
data penelitian ini melalui percakapan yang
langsung dengan responden yang mengarah pada
masalah penelitian. Untuk wawancara ini,
digunakan pedoman wawancara guna mengarah
permasalahan sesuai dengan kepentingan
penelitian.
3) Dokumentasi
Pengumpulan data ini berupa dokumen tentang
strategi manajemen risiko pembiayaan
bermasalah, yang diambil dari dokumen-dokumen
yang berupa makalah, internet, brosur, data-data,
dan dokumen lapangan.
4) Teknik Pengolahan Data
Dalam rangka mengolah data yang telah didapat
serta menghasilkan sebuah kesimpulan yang
diharapkan. Setidaknya ada tiga teknik pengolahan
13
data yang digunakan dalam penelitian ini
(penelitian kualitatif).13
Antara lain, yaitu:
a) Reduksi Data (data reduction)
Reduksi data atau yang lebih dikenal dengan
teknik pengolahan data, mulai dari editing,
koding, hingga tabulasi data. Mencakup
kegiatan pengikhtisaran data selengkap
mungkin dan memilah-milahkannya dalam
satuan konsep tertentu.14
b) Penyajian Data (data display)
Setelah data direduksi, saatnya dibuat ke
dalam bentuk tertentu agar terlihat lebih utuh
dan menyatu, semacam pembuatan tabel atau
diagram. Dalam penelitian kuantitatif bisa
berbentuk sketsa, synopsis, matriks, atau
bentuk-bentuk lain. Dalam penelitian ini
penyajian data dilakukan dalam bentuk teks
naratif, dimana peneliti mengembangkan
sebuah deskripsi informasi tersusun untuk
menarik kesimpulan dan pengambilan
tindakan.
13
Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial (Buku Sumber
untuk Penelitian Kualitatif), Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006, Hal. 22 14
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2007), Hal. 70
14
c) Penarikan Kesimpulan (conclusion drawing
and verification)
Pada tahap ini, penulis mencoba mencari arti
dari semua gejala yang ditunjukkan saat
dilakukan display data. Kemudian penulis akan
melakukan verifikasi dari setiap hal yang
ditunjukkan untuk kemudian dilakukan
penarikan kesimpulan.
5) Teknis Analisis Data
Analisa data ini merupakan upaya bagaimana
seorang peneliti dapat memilih kategori-kategori
yang sesuai untuk dijadikan sebuah permasalahan
sehingga dapat diorganisasikan menjadi satu
kesatuan yang dapat dikelola untuk mendapatkan
pemahaman yang sesuai dengan apa yang
dipelajari dalam permasalahan yang diteliti untuk
menganalisa manajemen risiko pembiayaan
konsumtif pada Bank Muamalat Indonesia Kantor
Cabang Kendari. Proses analisa diawali dengan
membaca kembali keseluruhan data yang telah
diperoleh baik melalui wawancara dan
pengamatan maupun dari dokumen, gambar, foto,
data-data dan lain sebagainya. Selanjutnya dibuat
rangkuman ini dan disusun dalam satuan-satuan
informasi yang dipersiapkan untuk dijadikan
sebagai bahan laporan penelitian, namun
sebelumnya diadakan pemeriksaan terhadap
15
keabsahan data, lalu dikembangkan dalam bentuk
penafsiran-penafsiran data dengan melihat
pendekatan yang digunakan, karena peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif maka peneliti
mencoba mendeskripsikan strategi manajemen
risiko pembiayaan bermasalah, yang selanjutnya
setelah diadakan pengujian lebih lanjut menjadi
teori subtantif dan menjadi laporan inti dari
penelitian.
6) Subjek dan Objek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah
PT Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang
Kendari. Sedangkan objek penelitiannya adalah
adalah smanajemen risiko pembiayaan iB
Muamalat Multiguna Akad Murabahah .
7) Lokasi dan Waktu Penelitian
Waktu : Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan
Mei – Agustus 2018.
Lokasi : Penulis melakukan penelitian di Bank
Muamalat Indonesia Kantor Cabang Kendari
8) Teknik Penulisan
Adapun metode penyusunan skripsi ini, penulis
mengacu kepada Keputusan Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Nomor: 507 Tahun 2017
tentang “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
(Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2017”.
16
G. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini mebahas tentang latar belakang
masalah, pembatasan masalah, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review
kajian terdahulu, metodologi penelitian dan
sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Pada bab ini mebahas teori tentang manajemen
risiko, pembiayaan konsumtif, akad murabahah.
Bab III Gambaran Umum Bank Muamalat Indonesia
Kantor Cabang Kendari
Bab Ini Menguraikan Tentang Gambaran Umum
Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang
Kendari, dimana Pembahasannya Meliputi
Tentang Sejarah Bank Muamalat Indonesia
Kantor Cabang Kendari, Visi Dan Misi, Produk
Dan Layanan, Struktur Organisasi Perusahaan,
Kode Etik Insan, Budaya Kerja dan Komitmen
Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang
Kendari
17
Bab IV Data dan Temuan Penelitian
Pada bab ini menguraikan tentang profil produk
pembiayaan iB Muamalat Multiguna akad
Murabahah di Bank Muamalat Indonesia Kantor
Cabang Kendari
Bab V Strategi Manajemen Risiko Pembiayaan iB
Muamalat Multiguna Akad Murabahah di
Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang
Kendari
Bab ini membahas analisis peneliti meliputi
prosedur pembiayaan iB Muamalat Multiguna
akad murabahah di Bank Muamalat Indonesia
Kantor Cabang Kendari, serta penerapan
manajemen risiko pembiayaan iB Muamalat
Multiguna Akad Murabahah guna mengantisipasi
terjadinya pembiayaan bermasalah di Bank
Muamalat Indonesia Kantor Cabang Kendari
Bab VI Penutup
Merupakan bab penutup dari penulisan skripsi ini
yang didalamnya memuat kesimpulan dan saran-
saran dari bab sebelumnya yang kemudian
diakhiri dengan daftar pustaka dan lampiran-
lampiran.
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Manajemen Risiko
1. Pengertian dan Tujuan
Manajemen risiko adalah mengidentifikasi,
mengukur, memantau dan mengendalikan jalannya
kegiatan usaha bank dengan tingkat risiko yang wajar
secara terarah, terintegrasi, dan berkesinambungan.
Dengan demikian, manajemen risiko berfungsi sebagai
filter atau pemberi peringatan dini (early warning system)
terhadap kegiatan usaha bank.1
Menurut Djodjosoedarso manajemen risiko adalah
pelaksanaan fungsi fungsi manajemen dalam
penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh
organisasi/perusahaan, keluarga dan masyarakat. Jadi
mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir,
menyusun, memimpin/megkoordinir, dan mengawasi
(termasuk mengevaluasi) program penanggulangan risiko.
Manajemen risiko merupakan pengetahuan yang
badan teorinya masih muda. Itulah sebabnya kita banyak
menemukan kontradiksi dalam pengertian tentang konsep
risiko. Kontradiksi ini disatu pihak disebabkan oleh kaum
1 Adiwarman A. Karim Bank Islam: Analisis fiqh dan keuangan
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada) 2007 Edisi ke 3, hal. 255
19
teoritis dalam manajemen risiko mencoba meminjam
definisi risiko yang dipergunakan di bidang lain.2
Menurut William T. Thornhill dalam buku yang
disusun oleh ROBERT Tampubolon tujuan dari
manajemen risiko adalah untuk memproteksi asset dan
laba sebuah organisasi dengan mengurangi potensi
kerugian sebelum hal tersebut terjadi, dan pembiayaan
melalui asuransi atau cara lain atas kemungkinan rugi
besar atas kemungkinan bencana alam, keteledoran
manusia, atau karena keputusan pengadilan. Dalam
praktiknya, proses ini mencakup langkah-langkah logis
seperti pengidentifikasian risiko, pengukuran dan
penilaian atas ancaman yang telah diidentifikasi,
pengadilan ancaman tersebut melalui eliminasi atau
pengurangan dan pembiayaan ancaman yang tersisa agar
apabila terjadi kerugian, organisasi dapat terus
menjalankan usahanya tanpa terganggu stabilitas
keuangannya.3
Menurut Ferry N. Idroes dalam bukunya
“manajemen risiko perbankan”. Manajemen risiko
didefinisikan sebagai suatu metode logis dan sistematik
dalam identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap,
menetapkan solusi, serta melakukan monitor dan
2 Herman Darmawi. Manajemen Resiko, (Jakarta: Bumi Aksara,
1994), cet ke 2, Ed 1, hal. 17-18. 3 Robert Tampubolon, Manajemen Risiko: Pendekatan untuk bank
komersil (Jakarta: PT Elek Media Kompurtido) 2004, cet ke 2, h. 34.
20
pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktivitas
atau proses.4
Menurut Mark S. Dorfman dalam bukunya
Introduction to Risk Manajemen and Insurance,
manajemen risiko merupakan pendekatan logis untuk
menangani masalah-masalah yang dihadapi perusahaan
karena terekspos terhadap kemungkinan kerugian.5
Perlunya manajemen risiko adalah dikarenakan
hubungan antara risiko dan hasil secara alami berkorelasi
secara linier negatif. Semakin tinggi hasil yang
diharapkan, dibutuhkan risiko yang semakin besar untuk
dihadapi. Untuk itu, diperukan upaya yang serius agar
hubungan tersebut menjadi kebalikannya, yaitu aktivitas
yang meningkatkan hasil pada saat risiko menurun.6
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari manajemen
risiko itu sendiri adalah:
a. Menyediakan informasi tentang risiko kepada pihak
regulator
b. Memastikan bank tidak mengalami kerugian yang
bersifat unacceptable.
c. Meminimalisasi kerugian dari berbagai risiko yang
bersifat uncontrolled.
d. Mengukur eksposur dan pemusatan risiko
4 Ferry N. Idroes, manajemen risiko perbankan (Jakarta: Rajawali
Pers) 2008, edisi ke 1. Hal 5 5 Santanoe Kartonegoro, Manajemen risiko dan asuransi, (Jakarta:
Toko gunung agung 1996), Cet ke 1, h. 15 6 Ferry N. Idroes, manajemen risiko perbankan (Jakarta: Rajawali
Pers) 2008, edisi ke 1 hal 5
21
e. Mengalokasikan modal dan membatasi risiko.
2. Dasar Hukum Manajemen Risiko Untuk Bank
Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tentang
penerapan manajemen risiko bagi bank umum mengatur
agar masing-masing bank menerapkan manajemen risiko
sebagai upaya meningkatkan efektivitas prudential
banking. Khususnya:7
a. Pasal 35 UU No. 21 Tahun 2008 (1) Bank Syariah dan
UUS dalam melakukan kegiatan usahanya wajib
menerapkan prinsip kehati-hatian.
b. Pasal 38 UU No. 21 Tahun 2008 (1) Bank Syariah dan
UUS wajib menerapkan manajemen risiko, prinsip
mengenal nasahah, dan perlindungan nasabah. (2)
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan peraturan bank Indonesia.
c. PBI pasal 2 ayat 1 No. 9/1/PBI/2007 Bank wajib
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
kehati-hatian dan prinsip syariah dalam rangka
menjaga atau meningkatkan Tingkat Kesehatan bank.
3. Fungsi Manajemen Risiko
Fungsi manajemen risiko secara umum adalah untuk
mengidentifikasikan atau mendiagnosa risiko. Kemudian
risiko itu mesti diukur, dianalisis dan dievaluasi dalam
7 Veithzal Rivai dan Rifki Ismal Islamic Risk Management For
Islamic Bank (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 2013), Hal. 68
22
ukuran frekuensi, keparahan dan variabilitasnya.
Selanjutnya keputusan harus diambil seperti memilih dan
menggunakan metode-metode untuk menangani masing-
masing risiko diidentifikasi itu. Sebagian risiko tertentu
mungkin perlu dihindarkan, sebagian lagi mungkin perlu
ditanggung sendiri, dan yang lainnya mungkin perlu
diasuransikan.8 Fungsi pokok dari manajemen risiko
adalah:9
a. Menetapkan arah dan risk appetite dengan mengkaji
ulang secara berkala dan menyetujui risk exposure
limits yang mengikuti perubahan strategi perusahaan.
b. Menetapkan limit umumnya mencakup pemberian
kredit, penempatan non-kredit, asset liability
management, trading dan kegiatan lain seperti
derivative dan lain-lain.
c. Menetapkan kecukupan prosedur atau prosedur
pemeriksaan (audit)) untuk memastikan adanya
integrasi pengukuran risiko, control sistem pelaporan,
dan kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur yang
berlaku.
d. Menetapkan metodologi untuk mengelola risiko
dengan menggunakan sistem pencatatan dan pelaporan
yang terintegrasi dengan sistem komputerisasi
sehingga dapat diukur dan dipantau sumber risiko
utama terhadap organisasi bank.
8 Herman Darmawi Manajemen Risiko Hal 32 - 33
9 Veithzal Rivai dan Rifki Ismail Loc. Cit, Hal 83
23
4. Proses Manajemen Risiko
Proses manajemen risiko merupakan tindakan dari
seluruh entitas terkait di dalam organisasi.10
Untuk
menerapkan proses manajemen risiko, pada tahap awal
bank harus secara tepat mengenal dan memahami serta
mengidentifikasi risiko, baik yang sudah ada maupun
yang mungkin timbul dari suatu bisnis atau produk baru
bank. Selanjutnya, secara bertahap, bank perlu melakukan
pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko.
Meskipun unsur pokok dari manajemen risiko
meliputi identifikasi, mengukur, memonitor dan
mengelola berbagai risiko, namun semua ini tidak akan
dapat diimplementasikan tanpa disertai dengan proses dan
system yang jelas.11
Keseluruhan proses manajemen risiko
ini harus meliputi seluruh departemen atau divisi kerja
dalam lembaga sehingga terciptanya budaya manajemen
risiko. Berikut ini akan dijelaskan bagaimana proses
manajemen risiko dalam mendukung aktivitas yang
dilakukan oleh bank.12
10
Ferry N Idroes, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman 3 Pilar
Kesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di
Indonesia. H.7 11
Ikhwan Abidin Basri, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan
Syariah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008) Cetakan ke-1, h. 17 12
Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan,
h.260
24
a. Identifikasi Risiko
Proses ini merupakan langkah awal dalam memulai
identifikasi dengan melakukan analisis pada
karakteristik risiko yang melekat pada aktivitas
fungsional dan juga risiko dari produk dan kegiatan
usaha. Salah satu aspek penting dalam identifikasi
risiko adalah membuat daftar risiko yang mungkin
terjadi sebanyak mungkin serta menganalisisnya
secara aktif agar tidak timbul risiko yang berlebihan.
b. Pengukuran Risiko
Setelah melakukan identifikasi risiko, maka tahap
selanjutnya adalah pengukuran risiko dengan cara
melihat potensial terjadinya seberapa besar kerusakan
dan probabilitas terjadinya risiko tersebut. Beberapa
risiko memang mudah untuk diukur, namun sangatlah
sulit untuk memastikan probabilitas suatu kejadian
yang sangat jarang terjadi. Metode pengukuran ini
dapat bersifat kulitatif dan kuantitatif. Sedangkan
model pengukuran risiko yang digunakan harus sesuai
dengan kebutuhan bank, manfaat yang dapat
diperoleh, serta peraturan yang berlaku.
c. Pemantauan Risiko
Pada tahp ini dilakukan dengan cara mengevaluasi
pengukuran risiko yang terdapat pada kegiatan usaha
bank serta pada kondisi efektivitas proses manajemen
risiko. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pemantauan ini adalah melihat kemampuan bank
25
untuk menyerap risiko atau kerugian yang timbul,
serta melihat kemampuan kinerja sumber daya
manusia yang terdapat didalam bank untuk
mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi.13
Selain
itu, bank juga harus menyiapkan sistem dan prosedur
yang efektif untuk mencegah terjadinya gangguan
dalam proses pemantauan risiko agar hasilnya dapat
menyempurnakan proses manajemen risiko yang
terdapat dalam bank tersebut.
d. Pengendalian Risiko
Tahap ini dilakukan untuk melihat kemungkinan
penyempurnaan tahapan analisis risiko yang
diakibatkan oleh perusahaan lingkungan. Langkah
tersebut dilanjutkan dengan penambahan serta
penyempurnaan perencanaan risiko perusahaan. Selain
itu, dengan adanya pengawasan dan pengendalian
risiko bertujuan untuk memastikan bahwa pelaksanaan
pengelolaan risiko berjalan sesuai rencana,
memastikan bahwa pengelolaan risiko cukup efektif,
dan memantau perkembangan terhadap
kecenderungan berubahnya profil risiko. Karena
perubahan ini berpengaruh pada pergeseran peta risiko
dan prioritas risiko.
5. Jenis Risiko
Dalam dunia perbankan terdapat beberapa jenis
resiko, yaitu:
13
Veithzal Rivai, Islamic Risk Management For Islamic Bank, h. 272
26
a. Risiko Kredit (Risiko Pembiayaan)
Risiko kredit atau pembiayaan adalah risiko kerugian
yang mungkin terjadi disebabkan oleh
ketidakmampuan debitur mengembalikan
pinjamannya kepada bank. Apabila pinjaman yang
tidak dapat dikembalikan jumlahnya cukup material,
hal ini dapat menyebabkan turunnya pendapatan,
kinerja maupun tingkat kesehatan Bank.14
b. Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko terjadinya kerugian yang
disebabkan oleh adanya preubahan kondisi pasar,
seperti perubahan tingkat bunga dan perubahan nilai
tukar mata uang. Pendapatan bank berasal dari selisih
antara bunga yang dihasilkan dari sisi aktiva dengan
bunga yang dibayarkan kepada dana pihak ketiga.
Perubahan tingkat bunga dapat menyebabkan
berkurangnya pendapatan tersebut sehingga
menyebabkan kinerja bank menurun.15
c. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan
bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
dari sumber pendanaan arus kas dan aset likuid
14
Veithzal Rivai dan Rifki Ismal Islamic Risk Management for
Islamic Bank (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 2013), Hal. 243 15
Veithzal Rivai dan Rifki Ismal Islamic Risk Management for
Islamic Bank (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 2013) Hal 259
27
berkualitas tinggi yang dapat digunakan, tanpa
mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank.16
d. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko kerugian yang
diakibatkan oleh proses internal yang kurang
memadai, kegagalan proses internal, kesalahan
manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-
kejadian eksternal yang memengaruhi operasional
bank.17
e. Risiko Hukum
Risiko hokum adalah risiko terjadinya kerugian yang
merupakan akibat dari adanya gugatan atau perkara
pengadilan. Risiko ini dapat menyebabkan kerugian
yang diderita bank serta penurunan reputasi bank.18
f. Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya
tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari
persepsi negatif terhadap bank.19
g. Risiko Strategis
16
A. Wangsawidjaja Z Pembiayaan Bank Syariah (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama 2012) Hal 86 17
A. Wangsawidjaja Z Pembiayaan Bank Syariah (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama 2012), hal 87 18
Veithzal Rivai dan Rifki Ismal Islamic Risk Management for
Islamic Bank (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama 2013) , Hal 267 19
A. Wangsawidjaja Z Pembiayaan Bank Syariah (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama 2012) Hal 87
28
Risiko strategis adalah risiko terjadinya kerugian yang
timbul sebagai akibat penetapan strategi yang tidak
tepat sehingga target usaha bank tidak tercapai dan
menyebabkan bank mengalami kerugian.20
h. Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan adalah risiko akibat bank tidak
mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku,
serta prinsip syariah.21
Pada saat ini, manajemen risiko merupakan kunci dari
keseluruhan manajemen bisnis. Tujuan utama manajemen
risiko harus menyokong objektif pengelolaan. Dengan
berjalannya bisnis yang diharapkan mendatangkan
keuntungan, maka meminimalkan risiko untuk mencapai
keuntungan yang memuaskan menjadi sasaran bisnis.22
B. Pembiayaan Konsumtif
1. Pengertian Pembiayaan konsumtif
Secara definitif, konsumsi adalah kebutuhan individual
meliputi kebutuhan baik barang maupun jasa yang tidak
dipergunakan untuk tujuan usaha. Dengan demikian yang
dimaksud pembiayaan konsumtif adalah jenis pembiayaan
20
Veithzal Rivai dan Rifki Ismal Islamic Risk Management for
Islamic Bank (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 2013), hal 268 21
A. Wangsawidjaja Z Pembiayaan Bank Syariah (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama 2012) hal. 87 22
A. Wangsawidjaja Z Pembiayaan Bank Syariah (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama 2012) hal 85
29
yang diberikan untuk tujuan di luar usaha dan umumnya
bersifat perorangan.23
Menurut jenis akadnya dalam
produk pembiayaan syariah, pembiayaan konsumtif dapat
dibagi menjadi (5) bagian, yaitu:
a. Pembiayaan Konsumen Akad Murabahah
b. Pembiayaan Konsumen Akad IMBT
c. Pembiayaan Konsumen Akad Ijarah
d. Pembiayaan Konsumen Akad Istishna’
e. Pembiayaan Konsumen Akad Qard + Ijarah
Dalam menetapkan akad pembiayaan konsumtif, langkah-
langkah yang perlu dilakukan bank adalah sebagai berikut:
a. Apabila kegunaan pembiayaan yang dibutuhkan nasabah
adalah untuk kebutuhan konsumtif semata, harus dilihat
dari sisi apakah pembiayaan tersebut berbentuk
pembeliaan barang dan jasa.
b. Jika untuk pembeliaan barang, factor selanjutnya yang
harus dilihat adalah apakah barang tersebut berbentuk
ready stock atau goods in process. Jika ready stock,
pembiayaan yang diberikan adalah pembiayaan
murabahah. Namun, jika berbentuk goods in process,
yang harus dilihat berikutnya adalah dari sisi apakah
proses barang tersebut memerlukan waktu di bawah 6
bulan atau lebih. Jika di bawah 6 bulan, pembiayaan yang
diberikan adalah pembiayaan salam. Jika proses barang
23
Adiwarman A. Karim Bank Islam: Analisis fiqh dan keuangan
(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada) 2007 Edisi ke 3, hal 244
30
tersebut memerlukan waktu lebih dari 6 bulan,
pembiayaan yang diberikan adalah istishna’.
c. Jika pembiayaan tersebut di maksudkan untuk memenuhi
kebutuhan nasabah di bidang jasa, pembiayaan yang
diberikan adalah iijarah.
C. Akad Murabahah
1. Pengertian Akad Murabahah
Akad murabahah adalah akad jual beli barang
dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan
(margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.24
Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainly
contracts, karena dalam murabahah ditentukan berapa
required rate of profit-nya (keuntungan yang ingin
diperoleh).
Karena dalam definisinya disebut adanya
“keuntungan yang disepakati”. Maka karakteristik
murabahah adalah penjual harus memberi tahu pembeli
tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah
keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut.25
Fatwa DSN tentang murabahah No.04/DSN-
MUI/IV/2000 mengenai ketentuan umum murabahah
24
Adiwarman A. Karim Bank Islam: Analisis fiqh dan keuangan
(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada) 2007 Edisi ke 3, hal 113 25
Ibnu Rusyid, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid, II, Hal
293
31
dalam bank syariah adalah: Bank dan nasabah harus
melakukan akad murabahah yang bebas riba.26
a. Barang yang diperjual belikan tidak diharamkan oleh
syariat Islam.
b. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga
pembelian barang yang telah disepakati klasifikasinya.
c. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas
nama bank sendiri dan pembelian ini harus sah dan
bebas riba.
d. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan
dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan
secara hutang.
e. Bank kemudia menjual barang tersebut kepada
nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga
beli plus keuntungannya, dalam kaitan ini bank harus
memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada
nasabah berikut biaya yang diperlukan.
f. Nasabah membayar harga barang yang disepakati
tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah
disepakati.
g. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau
kerusakan akd tersebut, pihak bank dapat mengadakan
perjanjian khusus kepada nasabah.
h. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk
membeli barang pada pihak ketiga, akad jual beli
26
Muhmmad Rifai, Konsep Perbankan Syariah (Semarang, CV.
Wicaksana, 2002), hal 61
32
murabahah haarus dilakukan setelah barang secara
prinsip menjadi milik bank.
Melalui akad murabahah, nasabah dapat memenuhi
kebutuhannya untuk memperoleh dan memiliki barang
yang dibutuhkan tanpa harus menyediakan uang tunai
terlebih dahulu, dengan kata lain nasabah telah
memperoleh pembiayaan murabahah dari bank untuk
pengadaan barang tersebut.
2. Tujuan/Manfaat Pembiayaan Akad Murabahah27
a. Bagi Bank
Manfaat pembiayaan murabahah bagi bank adalah
sebagai salah satu bentuk penyaluran dana untuk
memperoleh pendapatan dalam bentuk margin.
b. Bagi Nasabah
Manfaat bagi nasabah penerima fasilitas adalah
merupakan salah satu cara untuk memperoleh barang
tertentu melalui pembiayaan dari bank. Nasabah dapat
mengangsur pembayaran dengan jumlah angsuran
yang tidak akan berubah selama masa perjanjian.
c. Landasan Hukum Akad Murabahah
Landasan jual beli ini dihalalkan oleh Allah SWT
dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 275 dan surat
An-Nisa ayat 29 sebagai berikut :
هللا البيع وحرم الربوا وأحل
Artinya :
27
A. Wangsawidjaja Z Pembiayaan Bank Syariah (Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama 2012) Hal 205
33
“…dan Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba…” (Al-Baqarah : 275)28
Dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang
diriwayatkan oleh Ibnu Majah juga mendukung keabsahan
dari jual beli (murabahah) “Dari Suhaib ar Rumi r.a
bahwa Rasulullah SAW bersabda, tiga hal yang
didalamnya terdapat keberkatan : jual beli secara
tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur
gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan
untuk dijual”29
Dalam hadits tersebut Nabi menjelaskan adanya
keberkatan dalam tiga hal salah satunya adalah secara
tangguh, dimana dalam bertransaksi jual beli dengan
memberikan masa tenggang dalam hal pembayaran
(tangguh) karena dalamnya tersirat sifat baik hati,
memberikan kemudahan dan memberikan pertolongan
bagi orang yang membutuhkan dengan cara penundanaan
pembayaran. Sebagaimana diketahui bahwa pembiayaan
murabahah dalam perbankan syariah digunakan untuk
membantu nasabah pembiayaan untuk pengadaan objek
tertentu dimana nasabah tidak memiliki kemampuan
financial yang cukup untuk melakukan pembayaran secara
tunai, akan tetapi pembayaran dapat dilakukan secara
mengangsur atau secara tangguh.
28
Al-Qur’an dan terjemahannya 29
Veithzal Rivai dan Rifki Ismal Islamic Risk Management for
Islamic Bank (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama 2013) , Hal 761
34
d. Jenis-jenis Pembiayaan Murabahah
Jenis-jenis pembiayaan murabahah yang ditawarkan
bank syariah antara lain :30
1) Murabahah Konsumtif Multiguna (MKM)
Murabahah konsumtif multiguna adalah
pembiayaan bagi pegawai/pengusaha dan lain-lain
untuk pembelian berbagai barang yang tidak
bertentangan dengan undang-undang / hukum
yang berlaku serta tidak termasuk kategori yang
diharamkan oleh syariah islam. Dengan besar
pembiayaan diatas Rp. 20 juta sampai dengan Rp.
2 miliar, jangka waktu pembiayaan ini adalah
delapan tahun, dengan jaminan
tanah/apartemen/kendaraan bermotor dengan
dilengkapi bukti-bukti kepemilikan.
2) Murabahah Konsumtif Rumah
Murabahah konsumtif rumah adalah pembiayaan
murabahah yang diberikan untuk pembelian rumah
tinggal disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan
dan kemampuan masing-masing pemohon, dengan
maksimum pembiayaan sebesar Rp. 2 miliar
dengan jangka waktu pembiayaan maksimal 15
tahun. Dalam murabahah konsumtif rumah ini
bank meminta uang muka minimal sebesar 20%
30
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan
Umum, (Jakarta : BI-Tazkia, 1999), hal 146
35
dari haarga beli tanah plus bangunan, jaminan
dalam pembiayaan ini adalah tanah dan bangunan.
3) Murabahah Konsumtif Kendaraan (MKK)
Murabahah konsumtif kendaraan adalah
pembiayaan murabahah yang diberikan untuk
pembeliaan kendaraan motor ataupun mobil yang
disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan dan
kemampuan masing-masing pemohon. Maksimal
MKK ini adalah 80% dari harga kendaraan,
sedangkan untuk motor jangka waktu
pembiayaannya : mobil baru maksimal 5 tahun dan
mobil maksimal 2 tahun. Sedangkan untuk motor
jangka waktu pembiayaannya : motor baru
maksimal 3 tahun dan motor bekas maksimal 2
tahun. Uang muka MKK ini sebesar 20% dari
harga kendaraan dan harus disetorkan sebelum
pembiayaan dilealisir. Objek yang dijadikan
jaminan adalah kendaraan yang dibiayai.
4) Murabahah Konsumtif Karyawan/Pegawai
Murabahah konsumtif karyawan / pegawai ini
yaitu pembiayaan bagi karyawan / pegawai suatu
perusahaan / lembaga / instansi untuk pembeliaan
berbagai barang yang tidak bertentangan dengan
undang-undang atau hukum yang berlaku serta
tidak termasuk kategori yang diharamkan dalam
islam dengan maksimum pembiayaan Rp. 20 juta
jangka waktu pembiayaan 3 tahun. Jaminan dari
36
pembiayaan ini adalah gaji yang bersangkutan
disalurkan melalui rekening tabungan syariah plus
yang dinyatakan dalam surat pernyataan yang
ditanda tangani oleh bendaharawan dan pimpinan
perusahaan / instansi / lembaga.31
31
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan
Umum, (Jakarta : BI-Tazkia, 1999), hal 146
36
BAB III
GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT
KANTOR CABANG KENDARI
A. Sejarah1
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat
Indonesia) memulai perjalanan bisnisnya sebagai Bank
Syariah pertama di Indonesia pada 1 November 1991 atau 24
Rabi’us Tsani 1412 H. Pendirian Bank Muamalat Indonesia
digagas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan
Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan pengusaha
muslim yang kemudian mendapat dukungan dari Pemerintah
Republik Indonesia. Sejak resmi beroperasi pada 1 Mei 1992
atau 27 Syawal 1412 H, Bank Muamalat Indonesia terus
berinovasi dan mengeluarkan produkproduk keuangan syariah
seperti Asuransi Syariah (Asuransi Takaful), Dana Pensiun
Lembaga Keuangan Muamalat (DPLK Muamalat) dan
multifinance syariah (Al-Ijarah Indonesia Finance) yang
seluruhnya menjadi terobosan di Indonesia. Selain itu produk
Bank yaitu Shar-e yang diluncurkan pada tahun 2004 juga
merupakan tabungan instan pertama di Indonesia. Produk
Shar-e Gold Debit Visa yang diluncurkan pada tahun 2011
tersebut mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor
Indonesia (MURI) sebagai Kartu Debit Syariah dengan
teknologi chip pertama di Indonesia serta layanan e-channel
seperti internet banking, mobile banking, ATM, dan cash
1 Www.bankmuamalat.co.id/profil-bank-muamalat
37
management. Seluruh produk-produk tersebut menjadi pionir
produk syariah di Indonesia dan menjadi tonggak sejarah
penting di industri perbankan syariah. Sejak tahun 2015, Bank
Muamalat Indonesia bermetamorfosa untuk menjadi entitas
yang semakin baik dan meraih pertumbuhan jangka panjang.
Dengan strategi bisnis yang terarah Bank Muamalat Indonesia
akan terus melaju mewujudkan visi menjadi “The Best
Islamic Bank and Top 10 Bank in Indonesia with Strong
Regional Presence”.
Berbicara mengenai sejarah singkat PT. Bank
Muamalat Tbk Cabang Kendari tidak terlepas dari PT. Bank
Syariah Muamalat Indonesia Tbk. Di Indonesia, bank yang
pertama kali berlabel syariah (Islam) adalah PT. Bank
Muamlat Indonesia Tbk. Bank muamalat didirikan pada 1
November 1991, yang diprakarsai oleh Majelis Ulama
Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia. Lahirnya Bank
Muamalat juga didukung oleh Ikatan Cendekiawan Muslim
Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim.
Prakarsa pendirian kantor cabang ini mulai digagas
sejak tahun 2003. Akan tetapi, PT. Bank Muamalat
Indonesia Tbk Cabang Kendari baru diresmikan oleh
Menteri Agama Republik Indonesia Bapak Prof. Dr. Said
Agiel Husein Al Munawar dan mulai beroperasi sejak
tanggal 7 januari 2004, di bawah pimpinan Bapak Ir. Doddy
Bachtiar Rachmat.
38
B. Visi Misi PT Bank Muamalat Kantor Cabang Kendari
Visi dan misi Bank Muamalat Kantor Cabang Kendari
adalah2:
1. Visi :
Menjadi bank syariah terbaik dan termasuk dalam10 besar
bank di Indonesia dengan eksistensi yang diakui di tingkat
regional.
2. Misi :
Membangun lembaga keuangan syariah yang unggul
dan berkesinambungan dengan penekanan pada
semangat kewirausahaan berdasarkan prinsip kehati-
hatian, keunggulan sumber daya manusia yang Islami dan
profesional serta orientasi investasi yang inovatif,
untuk memaksimalkan nilai kepada seluruh pemangku
kepentingan.
C. Budaya Kerja Bank Muamalat Kantor Cabang Kendari
Bank Muamalat Indonesia telah menerjemahkan Budaya
Perusahaan sebagai nilai-nilai yang harus dipatuhi serta
menjadi pedoman perilaku sehari-hari. Internalisasinya
dilakukan secara menyeluruh serta rutin melalui kegiatan
sehari-hari yang dekat dengan aktivitas operasional Bank
sehingga menjadi lebih mudah untuk diresapi. Budaya
Perusahaan Muamalat menjadi nilai-nilai yang mencakup
Islami, Modern dan Profesional (IDEAL) :
2 Www.bankmuamalat.co.id/visi-misi
39
1. Islami
a. Menjaga integritas dalam setiap aktivitas sesuai ajaran
Islam, etika dan aturan yang berlaku
2. Modern
a. Tanggap dan inovatif dalam memberikan solusi
b. Berpikir positif dan terbuka terhadap perubahan
3. Profesional
a. Kompeten dan bertanggung jawab terhadap tugas dan
kewajiban
b. Berorientasi pada proses dan layanan prima
D. Produk Bank Muamalat3
1. Pendanaan
a. Giro Muamalat
1) Giro Ultima
Giro syariah dengan akad Mudharabah dalam mata
uang Rupiah dan US Dollar yang memudahkan
semua jenis kebutuhan transaksi bisnis maupun
transaksi keuangan personal Nasabah. Giro ini
diperuntukan bagi Nasabah perorangan institusi
yang memiliki legalitas badan.
2) Giro Attijary
Giro syariah dengan akad wadiah dalam mata uang
Rupiah dan US Dollar yang memudahkan dan
membantu semua jenis kebutuhan transaksi bisnis
maupun transaksi keuangan personal Nasabah.
3 Www.bankmuamalat.co.id/produk-layanan-consumer
40
Giro ini diperuntukan bagi Nasabah perorangan
dan institusi yang memiliki legalitas badan.
b. Tabungan
1) Tabungan iB Muamalat
Tabungan dalam mata uang Rupiah yang dapat
digunakan untuk beragam jenis transaksi,
memberikan akses yang mudah, serta manfaat
yang luas. Tabungan muamalat kini hadir dengan
dua pilihan kartu ATM/Debit yaitu Kartu Shar-E
Reguler dan Shar-E Gold.
2) Tabungan iB Muamalat Dollar
Tabungan dalam denominasi valuta asing US
Dollar (USD) dan Singapore Dollar (SGD)
bertujuan untuk melayani kebutuhan transaksi dan
investasi yang lebih beragam.
3) Tabungan Muamalat iB Haji dan Umrah
Tabungan haji dalam mata uang Rupiah dan valuta
asing US Dollar yang dikhususkan bagi Nasabah
masyarakat muslim Indonesia yang berencana
menunaikan ibadah Haji dan Umrah.
4) Tabungan iB Muamalat Rencana
Tabungan iB Muamalat Rencana merupakan
tabungan berjangka dalam mata uang Rupiah,
memiliki setoran rutin bulanan dan tidak bisa
ditarik sebelum jangka waktu berakhir kecuali
penutupan rekening serta pencairan dana hanya
bisa dilakukan ke rekening sumber dana.
41
Tabungan iB Muamalat Rencana dapat membantu
mewujudkan berbagai rencana Nasabah.
5) Tabunganku iB
Tabungan syariah dalam mata uang Rupiah yang
sangat terjangkau bagi nasabah dari semua
kalangan masyarakat.
6) Tabungan iB Muamalat Prima
Tabungan iB Muamalat Prima merupakan
tabungan yang didesain bagi nasabah yang ingin
mendapatkan bagi hasil maksimal dan kebebasan
bertransaksi.
c. Deposito
1) Deposito Mudharabah
Deposito syariah dalam mata uang Rupiah dan US
Dollar yang fleksibel dan memberikan hasil
investasi yang optimal bagi Nasabah. Deposito
Mudharabah diperuntukan bagi Nasabah
perorangan dan institusi yang memiliki legalitas
badan.
2) Dana Pensiun Muamalat
Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
Muamalat dapat diikuti oleh nasabah yang berusia
minimal18 tahun, atau sudah menikah, dengan
pilihan usia pensiun dan iuran pensiun yang
terjangkau, yaitu minimal Rp20.000,- (dua puluh
ribu rupiah) per bulan dan pembayarannya dapat
didebet secara otomatis dari rekening Bank
42
Muamalat Indonesia atau dapat ditransfer dari
bank lain.
2. Pembiayaan
a. Konsumen
1) KPR iB Muamalat
KPR iB Muamalat adalah produk pembiayaan
yang akan membantu nasabah untuk memiliki
rumah tinggal/apartemen baru (indent/ready stock)
maupun secondary. Pembiayaan ini juga dapat
digunakan untuk pengalihan take over KPR dari
bank lain, pembangunan, dan renovasi rumah
tinggal. Diperuntukan bagi perorangan (WNI)
cakap hukum yang berusia minimal 21 tahun atau
maksimal 55 tahun untuk karyawan, dan 60 tahun
untuk wiraswasta atau profesional pada saat jatuh
tempo pembiayaan. Syarat untuk melakukan
pembiayaan KPR iB Muamalat ini adalah :
a) Nasabah Perorangan
b) Usia minimal 21 tahun saat pengajuan
pembiayaan
c) Usia maksimal saat jatuh tempo pembiayaan
bagi pegawai 55 tahun / belum pensiun dan 60
tahun untuk wiraswasta
d) Tidak termasuk dalam Daftar Pembiayaan
Bermasalah
43
e) Status karyawan tetap (minimal telah bekerja 1
tahun), Karyawan kontrak (minimal telah
bekerja 2 tahun), Wiraswasta/Profesional.
f) Pembiayaan dicover dengan asuransi jiwa.
g) Fasilitas angsuran secara autodebet dari
Tabungan Muamalat.
h) Melengkapi persyaratan administratif
pengajuan
2) iB Muamalat Umroh
Fasilitas bagi para Nasabah dengan tujuan
membiayai perjalanan ibadah umroh.
Diperuntukan bagi perorangan (WNI) cakap
hukum yang berusia minimal 21 tahun atau
maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo
pembiayaan, dengan jangka waktu pembiayaan
sampai dengan 36 bulan.
3) iB Muamalat Koperasi Karyawan
Pembiayaan yang diberikan kepada koperasi
karyawan untuk disalurkan kepada para
anggotanya (pegawai BUMN/PNS/swasta) dengan
tujuan pembelian barang halal. Diperuntukan bagi
para anggota koperasi karyawan dan diajukan
secara berkelompok.
4) iB Muamalat Multiguna
Pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan nasabah
dalam pembelian barang halal (selain tanah,
bangunan, mobil dan emas) serta sewa jasa yang
44
dibolehkan secara syariah (selain pembiayaan haji
dan umroh).Syarat untuk melakukan pembiayaan
iB Muamalat Multiguna ini adalah :
a) Nasabah Perorangan
b) Usia minimal 21 tahun saat pengajuan
pembiayaan
c) Usia maksimal saat jatuh tempo pembiayaan
bagi pegawai 55 tahun / belum pension
d) Terdapat perjanjian kerjasama terkait payroll
dan penyaluran pembiayaan multiguna
e) BI Checking dalam 6 bulan terakhir harus
lancer
f) Status karyawan tetap minimal 3 tahun
termasuk masa kerja sebelum diangkat
sebagai karyawan tetap
g) Melengkapi persyaratan administratif
pengajuan
5) iB Muamalat Pensiun
iB Muamalat Pensiun adalah fasilitas pembiayaan
yang diberikan kepada para pensiunan
PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD/Swasta untuk
pembelian barang konsumtif yang halal (termasuk
rumah tinggal dan kendaraan bermotor) atau sewa
jasa halal (seperti keperluan pendidikan anak,
umroh, wisata, dan lainnya) dengan ketentuan
pembayaran manfaat pensiun wajib dialihkan
melalui Bank Muamalat Indonesia. Syarat untuk
45
melakukan pembiayaan iB Muamalat pension ini
adalah :
a) Pensiunan atau Janda/Duda Pensiunan dari
PNS/TNI/Polri /BUMN/BUMD/Swasta yang
menerima manfaat pensiun bulanan.
b) Usia maksimal 70 tahun saat jatuh tempo
pembiayaan
c) BI Checking dalam 6 bulan terakhir harus
lancar
d) Melengkapi persyaratan administratif
pengajuan
6) Pembiayaan Autoloan (via multifinance)
Pembiayaan yang diberikan kepada end user
dengan tujuan pembelian kendaraan bermotor
(mobil dan motor) melalui perusahaan
multifinance yang bekerja sama dengan Bank
Muamalat Indonesia.
b. Modal Kerja
1) iB Modal kerja SME
Pembiayaan jangka pendek dengan prinsip syariah
yang diberikan kepada Nasabah untuk memenuhi
kebutuhan modal kerja usaha/bisnis dengan tujuan
produktif.
2) iB Rekening Koran Muamalat
Pembiayaan jangka pendek untuk modal kerja
yang bersifat fluktuatif dengan perputaran
transaksi yang cepat dengan penarikan dana yang
46
dapat dilakukan sesuai kebutuhan melalui Cek
atau Bilyet Giro.
3) iB Muamalat Usaha Mikro
Pembiayaan dalam bentuk modal kerja dan
investasi yang diberikan kepada pengusaha mikro
baik untuk perorangan maupun badan usaha non
hukum.
c. Investasi
1) iB Investasi IME
iB Investasi SME adalah pembiayaan yang akan
membantu kebutuhan investasi jangka
menengah/panjang usaha Nasabah guna
membiayai pembelian barang-barang modal dalam
rangka rehabilitasi, modernisasi, perluasan
ataupun pendirian proyek baru sehingga
mendukung rencana ekspansi yang telah disusun
nasabah. Diperuntukkan bagi perorangan (WNI)
pemilik usaha dan badan usaha yang memiliki
legalitas di Indonesia
2) iB Properti Bisnis Muamalat
iB Properti Bisnis Muamalat adalah produk
pembiayaan yang akan membantu usaha Nasabah
untuk membeli, membangun, ataupun merenovasi
properti maupun pengalihan take-over pembiayaan
properti dari bank lain untuk kebutuhan bisnis
Nasabah. Diperuntukkan bagi perorangan (WNI)
47
pemilik usaha dan badan usaha yang memiliki
legalitas di Indonesia.
48
E. Struktur Organisasi PT Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang Kendari
Gambar 3.1
48
49
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Pengertian Produk iB Muamalat Multiguna
Pembiayaan iB Muamalat Multiguna merupakan produk
pembiayaan yang membantu anda untuk memenuhi
kebutuhan barang jasa konsumtif seperti bahan bangunan
untuk renovasi rumah, kepemilikan sepeda motor, biaya
pendidikan, biaya pernikahan dan perlengkapan rumah.1
1. Dapat diajukan oleh pasangan suami istri dengan sumber
penghasilan untuk angsuran diakui secara bersama (joint
income)
2. Pembiayaan dicover dengan asuransi jiwa
3. Fasilitas angsuran secara autodebet dari Tabungan
Muamalat
B. Tujuan dan Sasaran iB Muamalat Multiguna
1. Tujuan
a. Meningkatkan peranan Bank Muamalat Indonesia
dalam pemberian pembiayaan di segmen kecil
b. Meningkatkan pemasaran produk tabungan iB
Muamalat
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan cara
membantu menyediakan kekurangan dana guna
memiliki kebutuhan barang jasa konsumtif seperti
bahan bangunan untuk renovasi rumah, kepemilikan
1 www.bankmuamalat.co.id/pembiayaan-consumer/pembiayaan
-ib-muamalat-multiguna
50
sepeda motor, biaya pendidikan, biaya pernikahan dan
perlengkapan rumah.
d. Meningkatkan pendapatan Bank Muamalat Indonesia
2. Sasaran
Sasaran pembiayaan iB Muamalat Multiguna adalah
ruang pasar pembiayaan konsumtif skala kecil yang masih
potensial bagi warga Negara Indonesia dengan status:
a. Pegawai Negara, pegawai BUMN atau BUMD,
anggota TNI atau POLRI
b. Pegawai perusahaan multinasional
c. Pegawai tetap di perusahaan swasta yang terpercaya
d. Professional
e. Pengusaha atau wiraswasta, dan lain-lain
C. Rukun Pembiayaan iB Muamalat Multiguna
1. Pelaku
Pelaku cakap hokum dan baligh (berakal dan dapat
membedakan), sehingga jual beli dengan orang gila
menjadi tidak sah.
2. Objek Jual Beli harus memenuhi ketentuan :
a. Barang yang diperjualbelikan adalah barang halal
b.Barang yang diperjualbelikan harys dapat diambil
manfaatnya atau memilki nilai
c. Barang tersebut dimiliki oleh penjual
d.Barang tersebut dapat diserahkan tanpa tergantung
dengan kejadian tertentu dimasa depan
51
e. Barang tersebut harus diketahui secara spesifik dan
dapat diidentifikasikan oleh pembeli sehingga tidak ada
gharar
f. Barang tersebut dapat diketahui kuantitasnya dengan
jelas
g.Barang tersebut dapat diketahui kualitasnya dengan jelas
sehingga tidak ada gharar
h.Harga barang tersebut jelas
i. Barang yang diakadkan secara fisik ada ditangan
penjual
D. Persyaratan iB Muamalat Multiguna 2
1. Nasabah Perorangan
2. Usia minimal 21 tahun saat pengajuan pembiayaan
3. Usia maksimal saat jatuh tempo pembiayaan bagi pegawai
55 tahun / belum pension
4. Terdapat perjanjian kerjasama terkait payroll dan
penyaluran pembiayaan multiguna
5. BI Checking dalam 6 bulan terakhir harus lancer
6. Status karyawan tetap minimal 3 tahun termasuk masa
kerja sebelum diangkat sebagai karyawan tetap
7. Melengkapi persyaratan administratif pengajuan: (1)
Formulir permohonan pembiayaan untuk individu; (2)
Fotocopy KTP, KK, Surat Nikah (bila sudah menikah);
(3) Fotocopy NPWP; (4) Asli slip gaji & surat keterangan
kerja; (5) Surat Rekomendari dari HR atau atasan
2 Wawancara Pribadi dengan bapak Candra Rial Pratama, S.Pd selaku
Staf financing PT. Bank Muamalat Indonesia kantor cabang Kendari pada
tanggal 07 agustus 2018 pukul 14:05 WITA
52
langsung; (6) Fotocopy legalitas agunan seperti sertifikat
tanah/rumah, BPKB mobil/motor, asli bilyet deposito
untuk pembiayaan > Rp 50 juta.
E. Kriteria Pembiayaan iB Muamalat Multiguna
1. Institusi kerjasama dengan Bank Muamalat Indonesia
2. Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah
3. Tidak memiliki riwayat pembiayaan golongan 3,4,5
4. Tidak memiliki riwayat pembiayaan golongan 2 dalam 6
bulan terakhir
5. Gaji masih mencukupi (repayment tidak lebih dari 50%
dari gaji untuk payroll)
6. Melengkapi berkasi multiguna
7. Masa kerja minimal 2 tahun untuk payroll, 3 tahun untuk
yang payroll
8. Tidak memiliki riwayat pembiayaan golongan 2,3,4 dalam
2 tahun terakhir
9. Tidak pernah mengalami riwayat pembiayaan golongan 5
10. Untuk jangka waktu pembiayaan dalam pembiayaan iB
Muamalat Multiguna adalah:
a. Untuk yang mempunyai gaji tetap bisa mengajukan
sampai dengan maksimal 8 tahun
b. Untuk yang tidak mempunyai gaji tetap bisa
mengajukan sampai dengan maksimal 5 tahun
11. Besaran uang muka dalam pembiayaan iB Muamalat
Multiguna minimal 10% dari barang yang dibeli. Kecuali,
untuk kendaraan:
a. Mobil baru 30%
53
b. Mobil bekas 35%
c. Motor baru 25%
54
BAB V
PEMBAHASAN
Pada umumnya setiap bank memiliki prosedur tersendiri
dalam hal menetapkan dan menyalurkan pembiayaan ke
nasabahnya untuk meminimalisasi terjadinya resiko, begitu juga
dengan bank muamalat kantor cabang kendari, dalam
menerapkan manajemen resiko di Bank Muamalat Kantor
Cabang Kendari memiliki prosedurnya tersendiri mulai dari
penetapan kriteria calon nasabah, analisis penyebab serta
penanggulangannya
A. Prosedur Pembiayaan iB Muamalat Multiguna akad
murabahah di Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang
Kendari
Dari hasil wawancara yang sudah penulis lakukan di Bank
Muamalat Indonesia Kantor Cabang Kendari dengan Bapak
Candra Rial Pratama, S.Pd selaku Staf Financing PT. Bank
Muamalat Indonesia Kantor Cabang Kendari, maka penulis
mendapatkan beberapa analisis data yang berupa :
1. Persyaratan Pembiayaan iB Muamalat Multiguna
Akad Murabahah1
Dalam melakukan pengajuan pembiayaan iB Muamalat
Multiguna di Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang
Kendari calon nasabah harus memenuhi beberapa
1 Hasil Wawancara dengan bapak Candra Rial Pratama, S.Pd selaku
Staf Financing PT. Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang Kendari 09
agustus 2018 pukul 14:05 WITA
55
persyaratan yang sudah ditentukan oileh Bank Muamalat
Indonesia, persyaratan tersebut meliputi :
a. Warga Negara Indonesia
b. Cakap hokum dan tidak cakap hokum
c. Tidak tercatat dalam pembiayaan bermasalah di bank
Indonesia dan memiliki kolektibilitas lancer selama 6
bulan terakhir
d. Usia minimal 21 tahun dan saat pembiayaan berakhir
maksimal berumur 55 tahun (untuk pegawai) dan 60
tahun (untuk wiraswasta / professional) dengan
pengecualian
e. Karyawan penghasilan tetap
f. Pembelian barang halal
g. Aplikasi pembiayaan
h. KTP Suami/istri
i. Surat nikah atau cerai
j. Kartu keluarga /KK
k. Rekening gaji 3 bulan terakhir
l. Buku tabungan gaji
m. Surat keterangan dari perusahaan (jabatan)
n. Agunan 1 asset (tanpa jaminan apabila gaji di
muamalat, pinjaman maksimal 100 juta)
o. Pinjaman maksimal 500 juta apabila ada jaminan
p. Ketentuan tentang pekerjaan dan penghasilan calon
nasabah
56
2. Proses Pengajuan Pembiayaan iB Muamalat
Multiguna Akad Murabahah2
Tahapan proses atau prosedur pada pembiayaan iB
Muamalat Multiguna di Bank Muamalat Indonesia Kantor
Cabang Kendari adalah :
a. Calon nasabah pembiayaan iB Muamalat Multiguna
datang ke kantor Bank Muamalat Indonesia Cabang
Kendari untuk mengisi formulir dan melengkapi
berkas.
b. Selanjutnya, berkas yang telah diisi diserahkan
kembali ke marketing. Kemudian, dokumen yang
telah lengkap tersebut dan telah selesai diperiksa oleh
marketing kemudian diserahkan ke team prescreen
c. Setelah dianalisasi oleh team prescreen, jika lengkap
dilanjutkan kebagian verifikator untuk diverifikasi.
d. Setelah verifikasi dokumen oleh prescreen, pihak
marketing melakukan kunjungan ke tempat calon
nasabah, mencari informasi mengenai karakter calon
nasabah dan kebenaran tujuan pembiayaan yang akan
diajukan.
e. Kemudian hasil analisa dari pihak marketing
diserahkan ke bagian financing analyst untuk
diverifikasi ulang.
2 Hasil Wawancara dengan bapak Candra Rial Pratama, S.Pd selaku
Staf Financing PT. Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang Kendari pada
tanggal 09 agustus 2018 pukul 14:05 WITA
57
f. Selanjutnya, jika telah direkomendasikan oleh team
financing analyst maka akan ditandatangani oleh
pemutus lain (region head dan RRU)
g. setelah semua dokumen calon nasabah dan informasi
mengenai usaha calon nasabah sudah lengkap maka
diberikan penjadwalan akad.
h. Dana dicairkan dan diserahkan kepada calon nasabah
melalui tabungan iB Muamalat.
55
GAMBAR 5.1
Prosedur Pembiayaan iB Muamalat Multiguna
58
59
B. Penerapan Manajemen Risiko pada Pembiayaan iB
Muamalat Multiguna Akad Murabahah di Bank
Muamalat Indonesia Kantor Cabang Kendari
Manajemen resiko merupakan unsur penting yang
penerapannya sangat perlu diperhatikan khususnya pada bank
sebagai salah satu lembaga keuangan. Manajemen resiko
dapat diartikan suatu pendekatan terstruktur atau metodologi
yang komprehensif untuk menangani suatu kejadian yang
menimbulkan kerugian.
Berdasarkan pada gambar 5.1 tentang prosedur
pengajuan pembiayaan iB Muamalat Multiguna, maka penulis
mengidentifikasi kemungkinan terjadinya risiko sebagai
berikut :
1. Nasabah
Pada dasarnya setiap manusia memiliki karakter dan
kepribadian masing-masing, oleh karena itu Bank
Muamalat harus selektif dalam memilih terhadap calon
nasabah yang mengajukan pembiayaan
2. Tim Prescreen
Unit ini harus professional dalam menerima dan
menganalisa berkas calon nasabah, tidak ada konflik
kepentingan didalam menganalisa, sehingga kemungkinan
terjadinya risiko bagi bank bisa di antisipasi sedini
mungkin
3. Unit Verifikator
Melakukan pengecekan secara mendalam terhadap history
pembiayaan nasabah sebelumnya, tentunya jika ditemukan
60
bahwa history calon nasabah sebelumnya pernah terjadi
pembiayaan yang macet, maka tentunya untuk mencegah
kemungkinan terjadinya risiko, sebaiknya prosedur
pembiayaan tidak dilanjutkan
4. Marketing Pembiayaan
Unit harus objektif, selektif dan professional dalam
melakukan analisis 5C terhadap calon nasabah, dengan
mengumpulkan segala informasi terkait nasabah. Jika
calon nasabah tidak sesuai standar kriteria Bank Muamalat,
dan tetap dipaksakan, maka tentunya menyalahi procedural
dan juga meningkatkan kemungkinan terjadinya risiko
yang dapat merugikan bank.
5. Financing Analyst
Dalam melakukan pengecekan kembali terhadap informasi
calon nasabah, unit ini haruslah menetapkan standar yang
berlaku di Bank Muamalat dalam menetapkan nominal
pembiayaan yang dapat diberikan kepada nasabah, tidak
boleh ada nepotisme dalamnya, sebab hal ini tentu bisa
menjadi peluang terjadinya risiko.
6. Region Head
Bagian ini sebenarnya hanya tinggal menyetujui proposal
pembiayaan yang sebelumnya telah dilakukan analisis oleh
unit yang terkait. Terlepas dari itu, tetap harus memastikan
bahwa semua prosedur yang belaku bagi pembiayaan iB
Muamalat Multiguna berjalan semestinya.
61
7. Customer Service
Penjadwalan akad dan penyaluran, unit harus melakukan
dokumentasi pada saat akad, agar dikemudian hari, jika
ada complain dari nasabah terkait akad, maka bisa
menunjukan semua bukti dokumentasi akad.
Penerapan manajemen resiko bertujuan untuk
menghindari kerugian yang disebabkan terjadinya suatu
resiko atau peristiwa. Manajemen resiko merupakan suatu
proses dimana sebuah bank secara metode menghubungkan
resiko yang melekat pada kegiatannya dengan tujuan untuk
mempertahankan atau memperbesar keuntungan dari setiap
aktivitas dari semua kegiatan. Focus dari manajemen risiko
adalah mengidentifikasi risiko, mengelola risiko, dan
mengendalikan risiko.
Penerapan manajemen risiko yang dilakukan oleh PT
Bank Muamalat Kantor Cabang Kendari dalam usahanya
untuk menanggulangi risiko adalah3 :
a. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko pada PT Bank Muamalat
Indonesia Kantor Cabang Kendari dilakukan oleh pihak
unit risiko. Dalam kegiatan operasional dengan
melakukan beberapa program manajemen risiko dalam
rangka mengantisipasi permasalahan risiko yang dapat
mengganggu operasional perbankan.
3 Hasil Wawancara dengan bapak Candra Rial Pratama, S.Pd selaku
Staf Financing PT. Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang Kendari pada
tanggal 14 agustus 2018 pukul 14:05 WITA
62
Tujuan dilakukannya identifikasi risiko adalah
untuk mengidentifikasi risiko yang melekat pada setiap
aktivitas fungsional yang berpotensi merugikan bank.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan
indentifikasi risiko :
a. Dari sisi nasabah
1) Sikap Nasabah
Karakter ataupun tingkah laku nasabah yang
berubah-ubah haruslah diperhatikan oleh pihak
bank. Adanya perubahan sikap yang terlihat
sebagai bentuk kesengajaan oleh nasabah untuk
menipu bank dengan jalan memberikan informasi
yang tidak valid, atau adanya niatan yang kurang
baik dari sisi nasabah dalam hal membayar
kembali pinjaman yang telah diberikan oleh bank,
walaupun dari sisi nasabahnnya mampu untuk
membayarnya.
2) Kondisi Keuangan Nasabah
Kondisi keuangan dari nasabah merupakan faktor
utama dalam hal pembayaran kembali
pinjamannya. Dalam hal ini misalkan adanya
pemutusan hubungan kerja yang terjadi kepada
nasabah, secara otomatis juga akan berdampak
pada kondisi keuangan nasabah yang tentunya
juga berpengaruh pada kesanggupannya untuk
membayar kewajibannya pada bank.
b. Dari Sisi Bank
63
1) Kurangnya monitoring
2) Kurang tajamnya analisa
3) Adanya kepentingan konflik
4) Kurang paham tentang bisnis nasabah
5) Adanya penyimpangan prosedur yang seharusnya
menjadi acuan.
6) Tidak terpenuhinya persyaratan yang
menyebabkan data kurang akurat dan relevan.
7) Percaya 100% terhadap apa yang diberikan oleh
nasabah tanpa adanya peninjauan yang
komprehensif.
c. Faktor lingkungan
Factor ini sebenarnya berada diluar jangkauan bank
dan juga nasabah. Misalkan terjadi bencana alam,
ataupun kebakaran. Akan tetapi tetap menjadi
perhatian bagi bank, sebab bisa saja mempengaruhi
terhadap kelancaran pembiayaan.
b. Pengukuran Risiko
Pengukuran risiko yang dilakukan oleh PT Bank
Muamalat Indonesia Kantor Cabang Kendari yaitu dengan
melaksanakan program atau prosedur yang telah
ditetapkan. Metode yang digunakan dalam pengukuran
risiko harus dikaitkan dengan jenis, skala, dan
kompleksitas kegiatan usaha, kemampuan system
pengumpulan data, serta kemampuan direksi dan pejabat
eksekutif terkait memahami keterbatasan dari hasil akhir
system pengukuran risiko yang digunakan.
64
Untuk dapat memberikan pembiayaan kepada
calon nasabah harus dipertimbangkan terlebih dahulu
dengan terpenuhinya persyaratan yang dikenal dengan
prinsip 5C sebagaimana menurut buku yang dikemukakan
oleh Ismail dalam bukunya yang berjudul “Perbankan
Syariah” terdiri atas :
a. Character
Menggambarkan watak dan kepribadian calon
nasabah dengan tujuan untuk mengetahui bahwa calon
nasabah mempunyai keinginan untuk memenuhi
kewajiban membayar pinjaman sampai dengan lunas.
Bank ingin meyakini willingness to pay dari calon
nasabah, yaitu keyakinan bank terhadap calon nasabah
bahwa calon nasabah mau memenuhi kewajibannya
sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan.
Cara yang perlu dilakukan oleh Bank untuk
mengetahui karakter calon nasabah adalah dengan
melakukan penelitian yang mendalam tentang calon
nasabah. Cara yang dilakukan yaitu :
1) Bank dapat melakukan penelitian dengan
melakukan BI Checking. Yaitu melakukan
penelitian terhadap calon nasabah dengan melihat
data nasabah melalui computer yang online
dengan Bank Indonesia. Dengan melakukan BI
Checking, maka Bank dapat mengetahui dengan
jelas calon nasabahnya, baik kualitas pembiayaan
65
calon nasabah bila nasabah sudah menjadi nasabah
Bank lain.
2) Dalam hal nasabah masih baru dan belum
memiliki pembiayaan di Bank lain, maka cara
yang efektif ditempuh yaitu dengan meneliti calon
nasabah melalui pihak-pihak lain yang mengenal
dengan baik calon nasabah. Misalnya, tetangga,
teman kerja, atasan langsung, dan rekan usahanya.
Dengan memperoleh informasi dari pihak lain
tentang calon nasabahnya, maka Bank akan lebih
yakin terhadap karaktere calon nnasabah. Karakter
merupakan factor yang sangat penting dalam
evaluasi calon nasabah.
3) Wawancara secara langsung kepada calon nasabah
dan wawancara dengan pihak yang diesebut calon
nasabah sebagai pihak yang dikenal dan tidak
serumah. Bank juga perlu mendapatkan informasi
dari perusahaan dimana nasabah bekerja
b. Capacity
Mengetahui kemampuan calon nasabah dalam
memenuhi kewajibannya sesuai jangka waktu
pembiayan. Bank perlu mengetahui dengan pasti
kemampuan calon nasabah dalam memenuhi
kewajiban apabila bank memberikan kredit.
Kemampuan keuangan calon nasabah sangat penting
karena merupakan sumber utama pembayaran kembali
pembiayaan yang diberikan oleh bank. Semakin baik
66
kemampuan keuangan calon nasabah, maka akan
semakin baik kemungkinan kualitas pembiayaan,
artinya dapat dipastikan bahwa pembiayaan yang
diberikan bank dapat dibayar sesuai dengan jangka
waktu diperjanjikan.
Cara yang dapat ditempuh dalam mengetahui
kemampuan keuangan calon nasabah, antara lain :
1) Melihat laporan keuangan nasabah
2) Memeriksa slip gaji dan rekening tabungan
3) Survey ke lokasi usaha calon nasabah
c. Capital
Capital merupakan jumlah modal yang dimiliki oleh
calon nasabah atau jumlah dana, yang akan disertakan
dalam proyek yang dibiayai oleh calon debitur.
Semakin besar modal yang dimiliki dan disertakan
oleh calon nasabah dalam objek pembiayaan akan
semakin meyakinkan bagi bank akan keseriusan calon
nasabah dalam mengajukan pembiayaan.
Cara yang ditempuh oleh bank untuk mengetahui
capital antara lain :
1) Laporan keuangan nasabah. Dalam hal
pembiayaan adalah perusahaan, maka structural
modal ini penting untuk menilai tingkat debit to
equity ratio.
2) Uang muka yang dibayarkan memperoleh
pembiayaan. Dalam hal calon nasabah merupakan
perorangan, dan tujuan penggunaan kreditnya
67
jelas, misalnya kredit untuk pembelian rumah,
maka analisis capital tersebut dapat diartikan
sebagai jumlah uang muka yang dibayarkan oleh
calon nasabah kepada pengembang. Semakin besar
uang muka yang dibayarkan oleh nasabah untuk
membeli rumah tersebut, semakin meyakinkan
bagi bank bahwa pembiayaan tersebut
kemungkinan akan lancar.
d. Collateral
Merupakan jaminan atau agunan yang diberikan oleh
calon nasabah atas pembiayaan yang diajukan.
Agunan merupakan sumber pembayaran kedua,
artinya apabila nasabah tersebut tidak dapat membayar
angsurannya dan termasuk dalam pembiayaan macet,
maka bank dapat melakukan eksekusi terhadap
agunan. Hasil penjualan agunan digunakan sebagai
sumber pembayaran kedua.
e. Condition Of Economy
Merupakan analisis terhadap kondisi
perekonomian.bank mempertimbangkan sector usaha
calon nasabah dikaitkan dengan kondisi ekonomi,
apakah kondisi ekonomi tersebut akan berpengaruh
pada usaha calon nasabah dimasa yang akan datang.
Beberapa analisis yang perlu dilakukan terkait dengan
condition of economy adalah kebijakan pemerintah.
Apabila kebijakan pemerintah sering berubah, maka hal
68
ini juga akan sulit bagi bank untuk melakukan analisis
condition of economy.4
c. Pengelolaan risiko
Pada umumnya, pengelolaan risiko dapat dilakukan
dengan berbagai cara, seperti penghindaran, ditahan
(retention), diverifikasi, ataupun ditransfer kepihak lain.
Cara yang mudah dan aman adalah dengan menghindari
risiko. Dalam situasi tertentu risiko dapat ditahan atau
ditanggung sendiri. Adapun teknik diverifikasi biasanya
banyak dilakukan untuk menyebarkan risiko kepada
berbagai asset sehingga kemungkinan menghadapi
kerugian dapat diminumkan. Beberapa asset fisik
risikonya ditangguhkan kepada pihak lain (diasuransikan).
Adapun proses pengendalian risiko harus digunakan bank
untuk mengelola risiko tertentu, terutama yang dapat
membahayakan kelangsungan usaha bank. Pengendalian
risiko dapat dilakukan oleh bank antara lain dengan cara
hedging, dan metode mitigasi risiko seperti penerbitan
garansi, sekuritisasi asset, serta penambahan modal bank
untuk menyerap potensi kerugian.
4 Ismail, Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi,
(Jakarta: Kencana, 2010), hlm, 112
69
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Prosedur Pembiayaan iB Muamalat Multiguna Akad
Murabahah di Bank Muamalat Kantor Cabang Kendari
Untuk menghindari terjadinya risiko, maka dalam
prosedur pemberian pembiayaan iB Muamalat Multiguna
akad Murabahah di Bank Muamalat Kantor Cabang
Kendari, sesuai dari hasil penelitian penulis maka
disimpulkan bahwa :
a. Pembuatan kebijakan dalam pembiayaan secara efektif
dan tepat.
b. Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang Kendari
menerapkan prinsip kehati-hatian yaitu dimulai dari
seseorang masih berstatus calon nasabah,
profesionalitas setiap unit yang terlibat dalam
penyaluran pembiayaan sampai kepada monitoring
dan pengumpulan info terkait nasabah yang diberikan
pembiayaan.
2. Penerapan manajemen risiko pada pembiayaan iB
Muamalat Multiguna akad Murabahah di Bank Muamalat
Kantor Cabang Kendari terdiri dari :
a. Pengukuran risiko pada setiap unit dalam prosedur
pengajuan pembiayaan iB Muamalat Multiguna
b. Identifikasi Risiko mulai dari sisi Nasabah, Bank dan
juga lingkungan
70
c. Pengukuran Risiko meiputi Caracter, capacity, capital,
Colleteral, Condition of Economy
B. SARAN
1. Setiap bank dalam melakukan pembiayaan tentunya
mempunyai risiko. Untuk itu diperlukan persiapan
panduan pengelolaan risiko bagi setiap bank syariah agar
melakukan pembelajaraan secara mendalam tentang
strategi dalam menghadapi setiap kemungkinan terjadi
risiko.
2. Dalam memberikan pembiayaan iB Muamalat Multiguna
Bank Muamalat haruslah mengacu dan melaksanakan
sestematika serta tahapan pembiayaan yang menjadi
acuan, serta individu yang terlibat dalamnya haruslah
profesional dalam tugasnya sehingga kemungkinan terjadi
risiko dapat diantisipasi sedini mungkin.
71
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW
Antonio, Muhammad Syafi’I, Bank Syariah Suatu Pengenalan
Umum, Jakarta: BI-Tazkia 1999
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Basri Ikhwan Abidin, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan
Syariah, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008
Bungin, Burhan Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi,
Jakarta: Kencana Prenamedia Group, 2013.
Bungin, Burhan Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2007.
Darmawi Herman, Manajemen Risiko, Jakarta : Bumi Aksara
1994
Idrus, Ferry N Manajemen Risiko Perbankan: pemahaman
pendekatan 3 pilar kesepakatan Basel II Terkait
aplikasi regulasi dan pelaksanaannya di Indonesia,
Jakarta: Rajawali Pers, 2008.
Ismail, Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi,
Jakarta: Kencana 2010
Karim, Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.
Kartonegoro, Santanoe, Manajemen Risiko dan Asuransi, Jakarta:
Toko Gunung Api, 1996
Moelang Lexi J, Metodologi Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2000.
72
Rahmat Jalaludin, Metodologi Penelitian Komunikasi, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2000.
Rifai Muhammad, Konsep Perbankan Syariah, Semarang: CV
Wicaksana 2002
Rivai Veithzal dan Rifki Ismail, Islamic risk manajemen for
Islamic banking, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2013.
Rivai,Veithzal, Bank and Financial Instution, Jakarta : PT. Raja
Grando Persada 2007.
Salim Agus, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial Buku
Sumber untuk Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Tiara
Wacana, 2006.
Sari, Lisa Kartika, “Penerapan Manajemen Risiko pada
Perbankan Indonesia”, www.ejournal.unesa.ac.id
Slamet, Ahmad dan Hascaryo, Manajemen Risiko Bank Syariah,
2009
Staurus Anslem dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian
Kualitatif, Surabaya: PT. Bina Ilmu Offset, 2007.
Tampubolon Robert, Manajemen Risiko : Pendekatan untuk Bank
Komersil Jakarta : PT Elek Media Kompurtido 2004
UU No 3 Tahun 2006 pasal 49 huruf I tentang perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 Tentang
Peradilan Agama.
Usman Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi
Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 2011
Top Related