Vina faiqotul Himmah

27
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN GAYA BELAJAR MAKALAH Makalah Ini Ditulis Dalam Rangka Memenuhi Tugas Terstruktur Matakuliah Teori Belajar Dan Pembelajaran yang dibimbing oleh Bpk. Dr. Mundir M.Pd. Oleh: Vina Faiqotul Himmah (084 121 166) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) JEMBER

Transcript of Vina faiqotul Himmah

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

GAYA BELAJAR

MAKALAH

Makalah Ini Ditulis Dalam Rangka Memenuhi Tugas Terstruktur

Matakuliah Teori Belajar Dan Pembelajaran yang dibimbing oleh

Bpk. Dr. Mundir M.Pd.

Oleh:

Vina Faiqotul Himmah (084 121 166)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) JEMBER

April, 2015

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana

ia menyerap, kemudian mengatur serta mengolah informasi.

gaya belajar bukan hanya berupa aspek ketika menghadapi

informasi, melihat, mendengar, menulis dan berkata tetapi

juga aspek pemrosesan informasi analitik, global atau otak

kiri otak kanan, aspek lain adalah ketika merespon sesuatu

atas lingkungan belajar (diserap secara abstrak dan

konkret).

Terdapat tiga tipe gaya belajar yang akan dibahas dalam

makalah ini yaitu visual (cenderung belajar melalui apa yang

mereka lihat), auditorial (belajar melalui apa yang mereka

dengar) dan kinestetik (belajar melalui gerak dan sentuhan).

Prestasi belajar masih tetap menjadi indikator untuk menilai

tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar.

Gaya belajar (Learning Styles) dianggap memiliki

peranan penting dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Siswa yang kerap dipaksa belajar dengan cara-cara yang

kurang cocok dan berkenan bagi mereka tidak menutup

kemungkinan akan menghambat proses belajarnya terutama dalam

hal berkonsentrasi saat menyerap informasi yang diberikan.

Pada akhirnya hal tersebut juga akan berpengaruh pada hasil

belajar yang belum maksimal sebagaimana yang diharapkan.

Prestasi belajar yang baik dapat mencerminkan gaya belajar

yang baik karena dengan mengetahui dan memahami gaya belajar

yang terbaik bagi dirinya akan membantu siswa dalam belajar

sehingga prestasi yang dihasilkan akan maksimal.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian gaya belajar?

2. Apa saja macam-macam gaya belajar?

3. Bagaimana pengaruh gaya belajar terhadap prestasi

belajar?

4. Bagaimana dampak gaya belajar terhadap pendidikan?

5. Apa manfaat gaya belajar murid bagi guru?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari gaya

belajar

2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam gaya belajar anak

didik

3. Untuk mengetahui pengaruh gaya belajar terhadap

prestasi belajar

4. Untuk mengetahui dampak gaya belajar terhadap

pendidikan

5. Untuk mengetahui manfaat gaya belajar murid bagi guru

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Gaya Belajar

Gaya belajar terdiri dari dua kata yakni gaya dan belajar.

Dalam hal ini bisa di jabarkan satu-satu terlebih dahulu apa

yang di maksud gaya dan apa yang di maksud dengan belajar.

Adapun bebepara pendapat pengertian dari gaya belajar yaitu:

1.Gaya adalah tingkah laku, gerak gerik dan sikap. Sedangkan

belajar adalah menuntut ilmu. Belajar dapat diartikan

sebagai suatu proses aktif untuk menuju satu arah tertentu

yang dapat meningkatkan perbuatan, kemampuan atau pengertian

baru.1

2.Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh

seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara

mengingat, berfikir dan memecahkan soal.2(Nasution, 2010:

93)

3.Gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam

melakukan kegiatan berfikir, memproses dan mengerti suatu

informasi.3

4.Gaya belajar ialah kebiasaan yang sering kita lakukan dalam

suatu aktuvitas mental/psikis yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

pengetahuan-pemahaman dan nilai sikap yang bersifat secara

relative konstan dan berbekas.4

1 Departemen pendidikan nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: BalaiPustaka, 2001). hlm 267

2 Nasution, Berbagai Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010 ) hlm 933 Adi Gunawan, Genius Learning Strategy Petunjuk Proses Mengajar, (Jakarta: GramediaPustaka Utama, 2004) hlm 64

4 W.S. Winkel SJ, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Gramedia, 1987) hlm 73

5.Gaya belajar adalah perilaku atau cirri seseorang dalam

kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi

dengan lingkungan yang menyangkut kognitif, afektif, dan

psikomotorik.5

6.Gaya belajar merupakan cara yang yang membuat kita nyaman

dalam kegiatan yang berproses dan merupakan unsur

fundamental dalam penyelenggaraan yang menghasilkan

informasi.6

Dari sekian pendapat tentang pengertian gaya belajar maka

dapat disimpulkan bahwa gaya belajar adalah suatu tingkah

laku, sikap dan cirri kebiasaan yang kita sukai atau yang kita

lakukan secara continue dalam proses berinteraksi dengan

lingkungan yang kemudian akan memberikan informasi dan

pemahaman.

B. Macam – Macam Gaya Belajar

Kalangan pendidik telah menyadari bahwa peserta didik

memiliki bermacam cara belajar. Sebagian siswa bisa belajar

dengan sangat baik hanya melihat orang lain melakukannya.

Biasanya, mereka ini menyukai penyajian informasi yang runtut.

Mereka lebih suka menuluskan apa yang dikatakan guru.

Kalangan pendidik juga mencermati adanya perubahan cara

belajar siswa. Selama lima belas tahun terakhir,Schroeder dan

koleganya (1993) telah menerapkan Indikator tipe Myer-Briggs

5Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002) hlm 466 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu Bumi Aksara, 1999)hlm 59

(MBTI) kepada mahasiswa baru. MBTI merupakan salah satu

insrtumen yang paling banyak digunakan dalam dunia usaha masa

kini. Instrument ini sangat berguna untuk memahami fungsi

perbedaan individu dalam proses belajar. Hasilnya menunjukkan

bahwa sekitar 60 persen dari mahasiswa yang masuk memiliki

orientasi praktis ketimbang teoretis terhadap pembelajaran, dan

persentase itu bertambah setiap tahunnya, mahasiswa lebih suka

terlibat dalam pengalaman langsung dan konkret daripada

mempelajari konsep-konsep dasar terlebih dahulu dan baru

kemudian menerapkannya. (Melvin L.Silberman,1996:28)

Kebanyakan orang menunjukkan kelebih sukaan atau

kecendrungan pada satu gaya belajar tertentu dibanding dua

gaya lainnya. Berdasarkan hasil riset kecendrungan tersebut;

29% visual, 34% auditori, dan 37% kinestetik.  Informasi

tambahan menyatakan bahwa saat mencapai usia dewasa

kecendrungan gaya belajar adalah daya visual.

Disamping itu, penelitian terhadap model gaya belajar

dipengaruhi oleh fungsi dasar belahan otak, yakni otak belahan

kiri dan otak belahan kanan. Dibuktikan tipe orang yang

memperoses informasi dengan menggunakan otak kiri lebih

menyukai lingkungan belajar yang sunyi, pencahayaan yang

terang, dan dirancang secara formal, mereka tidak memerlukan

makanan camilan, bisa belajar dengan kondisi terbaik saat

sendiri atau dengan kehadiran figur yang berwenang.

Sebaliknya, orang yang memperoleh informasi dengan

mengunakan otak kanan lebih menyukai pengalihan kebisingan

atau musik, pencahayaan redup, rancangan informal, makanan

camilan, mobilitas dan interaksi dengan orang lain di tempat

kerja, selama belajar atau sedang berkonsentrasi.

Penelitian mengungkapkan adanya perbedaan gaya belajar

diantara murid. Setiap individu lebih suka belajar dengan cara

yang berbeda serta kemampuan menyerap informasi meningkat

secara signifikan ketika orang dapat berpikir, bekerja dan

berkonsentrasi dalam kondisi yang disenanginya.7

Penelitian selama 25 tahun terakhir membuktikan bahwa

manusia mampu mempelajari materi apa pun dengan berhasil

apabila metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan

pembelajaran individu. Artinya, apabila keragaman manusia

dipertimbangkan dan diperhatikan dalam proses pembelajaran,

hasilnya selalu positif; pelajar merasa senang, meraih sesuatu

tanpa stres, mengalami peningkatan motivasi, dan selalu bisa

mengendalikan proses belajar.

Jadi kunci menuju keberhasilan dalam belajar adalah

mengetahui gaya belajar yang unik dari setiap orang, menerima

kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan sebanyak mungkin

menyesuaikan preferensi pribadi dalam setiap situasi

pembelajaran.8

Cara yang kerap disukai banyak siswa adalah medel belajar

yang menempatkan guru tak ubahnya seorang pencerama. Guru

diharapkan bercerita panjang lebar tentang beragam teori

dengan ilustrasinya, sementara para siswa mendengarkan sambil

7 http://www.pontianakpost.com/?mib=berita.detail&id=38110 8 http://www.padepokan-ilmu.co.cc/2010/12/gaya-belajar-siswa.html

mengambarkan isi ceramah itu dalam bentuk yang hanya mereka

pahami sendiri. Adapun cara yang dipilih, perbedaan gaya

belajar itu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap

individu untuk bisa menyerap sebuah informasi dari luar

dirinya.

Apabila kita biasa memahami bagaimana perbedaan gaya

belajar setiap orang, maka kita akan lebih mudah memandu

seseorang untuk mendapatkan gaya belajar yang tepat dan

memberikan hasil yang maksimal bagi dirinya. Sebelum kita

mengerjakannya pada orang lain, langkah terbaik adalah

mengenali gaya belajar kita sendiri, karena kita harus

merasakan pengalaman mendapatkan gaya belajar yang tepat bagi

diri sendiri, sebelum menularkannya pada orang lain.9

Rita Dunn, seorang pelopor di bidang gaya belajar, telah

menemukan banyak variabel yang mempengaruhi cara belajar

orang. Sebagian orang misalnya belajar paling baik secara

kelompok, sedangkan yang lain lagi memilih adanya figur

ptoriter seperti orang tua atau guru yang lain lagi memilih

merasa bahwa bekerja sendirilah yang paling efektif bagi

mereka. Sebagian orang memerlukan musik sebagai latar

belakang, sedang yang lain tidak dapat berkonsentrasi kecuali

dalam ruangan sepi.

Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia

menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Jika

seseorang akrab dengan gaya belajarnya sendiri, seseorang

9 Hamzah B. Uno, Orientasi Dalam Pengembangan Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Aksara,2008). hlm. 180

tersebut akan dapat mengambil langkah-langkah penting untuk

membantu dirinya belajar lebih cepat dan lebih mudah.Jika

seseorang tidak dapat melihat atau mendengar, atau, jika tidak

dapat merasakan tekstur, bentuk, temperatur, atau berat atau

penolakan di lingkungan, berarti seseorang tersebut sama

sekali tidak memiliki gaya belajar.10

Meskipun orang telah mempunyai tujuan tertentu dalam

belajar serta telah memilih sikap yang tepat untuk merealisir

tujuan itu. Namun tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan

sangat dipengaruhi oleh situasi. Setiap situasi dimana pun dan

kapan saja memberi kesempatan belajar kepada seseorang.

Situasi ini ikut menentukan sikap belajar yang dipilih.11

Berikut ini dikemukakan beberapa contoh gaya belajar dalam

beberapa situasi yang sesuai dengan sikap atau perilaku yang

biasa orang lakukan saat belajar yaitu:

1.Visual

Setiap stimulus visual memberi kesempatan bagi seseorang

untuk belajar. Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang

dapat kita pandang, akan tetapi tidak semua pandangan atau

penglihatan kita adalah belajar. Meskipun pandangan kita

tertuju kepada suatu objek visual, apabila dalam diri kita

tidak terdapat kebutuhan, motivasi serta sikap tertentu

untuk mencapai suatu tujuan, maka pandangan yang demikian

tidak termasuk belajar.

10 Boby Deporter dan Mike Hernacki, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman danMenyenangkan. (Bandung: Kaifa, 1999) hlm 109

11 Dalyono, Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2009). hlm 218

Alam sekitar kita termasuk juga sekolah dengan segenap

kesibukannya merupakan objek-objek yang memberi kesempatan

untuk belajar. Apabila kita memandang sesuatu dengan sikap

tertentu untuk mencapai tujuan yang mengakibatkan

perkembangan diri kita maka dalam hal yang demikian kita

sudah belajar.12

Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang

peranan penting adalah mata/penglihatan (visual), dalam hal

ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih

banyak/dititikberatkan pada peragaan/media, ajak mereka ke

obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau

dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa

atau menggambarkannya di papan tulis.

Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat

bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi

pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat

melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-

gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan

menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku

pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual

lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan

informasi.13

a. Ciri-ciri gaya belajar visual :

12 Ibid, hlm. 22013 http://kosegusite.blogspot.com/2011/06/kata-pengantar-alhamdulillah-segala.html

1) Bicara agak cepat karena merasa perlu mendengarkan

esensi pembicaraan.

2) Mementingkan penampilan dalam berpakaian/ presentasi

3) Mudah mengingat dengan asosiasi visual

4) Tidak mudah terganggu oleh keributan

5) Lebih mudah mengingat apa yang dilihat, dari pada yang

didengar

6) Pengeja yang baik kata demi kata

7) Sering menjawab petanyaan engan jawaban singkat ya atau

tidak, sudah atau belum

8) Lebih suka membaca sendiri dari pada dibacakan

9) Pembaca cepat dan tekun, memilki hobi membaca

10)Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi

tidak pandai memilih kata-kata

11)Memilki kemampuan dalam perencanaan dan pengaturan

jangka panjang yang baik

12)Teliti terhadap rincian, hal-hal kecil yang harus

dilakukan

13)Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato

14)Lebih suka seni visual dari pada seni musik

15)Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal

kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan

orang untuk mengulanginya.14

16)Mempunyai kebiasaan rapi dan teratur

14 Suryono dan Haryono, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2011) hlm 151-152

17)Mencorat-coret tanpa arti selama bicara berbicara di

telepon maupun dalam rapat

18)Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain

19)Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan

bersikap waspada sebelum secara mental pasti tentang

suatu masalah atau proyek, terbiasa melakukan check dan

recheck sebelum membuat simpulan.15

20)Suka membaca (menyukai atau menikmati bacaan), suka

menonton televisi, menonton film, menerka teka-teki

atau mengisi TTS

21)Lebih suka memperhatikan ekspresi wajah ketika

berbicara dengan orang lain atau membacakan bacaan

kepadanya, Menyatakan emosi melalui ekspresi muka.

22)Kalau memberi/ menerima penjelasan lebih suka memakai

peta/ gambar.

23)Aktivitas kreatif, menulis, menggambar, melukis,

merancang (mendesain)

24)Saat diam suka melamun atau menatap ke angkasa.

25)Menjalankan bisnis atas dasar hubungan personal

antarwajah. Punya ingatan visual yang sangat bagus,

mudah mengingat dimana meninggalkan sesuatu beberapa

hari yang lalu.

26)Merespons lebih bagus ketika anda memperlihatkan

sesuatu daripada bercerita tentangnya.16

15 Boby Deporter dan Mike Hernacki, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman danMenyenangkan. (Bandung: Kaifa, 1999) hlm 113

16 Colin Rose, Cara Belajar Cepat Abad XXI , (Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia,2002) hlm 136

b. Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :

a) Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram

dan peta konsep atau peta pembelajaran.

b) Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.

c) Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.

d) Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).

e) Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke

dalam gambar. 17

2.Audio

Dalam proses belajar mengajar disekolah sering ada ceramah

atau kuliah dari guru atau dosen. Tugas pelajar atau

mahasiswa adalah mendengarkan. Tidak setiap orang dapat

memanfaatkan situasi ini untuk belajar. Bahkan para pelajar

atau mahasiswa yang diam mendengarkan ceramah itu mesti

belajar. Apabila hal mendengarkan mereka tidak didorong oleh

kebutuhan, motivasi, dan tujuan tertentu maka sia-sialah

tujuan mereka. Tujuan belajar mereka tidak tercapai karena

tidak adanya set-set yang tepat untuk belajar.

Kasus yang demikian terjadi pula dalam situasi diskusi,

seminar, lokakarya, demonstrasi ataupun resitasi. Apabila

dalam situasi ini orang mendengarkan dengan sikap tertentu

untuk mencapai tujuan belajar maka orang itu adalah belajar.

Melalui pendengarannya, ia berinteraksi dengan lingkungan

sehingga dirinya berkembang.18

17 Mulyani dan Syaodih N, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Universitas Terbuka.2007) hlm 9818 Dalyono, Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2009). hlm 219

Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara, berbicara

sedang-sedang saja. Siswa yang bertipe auditori mengandalkan

kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya),

untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya

hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya

belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan

menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru

katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan

melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan

berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis

terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori

mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat

menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan

mendengarkan kaset.19

a. Ciri – ciri gaya belajar audio

1. Suka bicara kepada diri sendiri saat bekerja dan

belajar

2. Penampilan rapi

3. Mudah terganggu oleh keributan dan sukar berkonsentrasi

4. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang

didiskusikan dari pada yang dilihat

5. Senang membaca dengan keras dan mendengarkannya

6. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di

buku ketika membaca

7. Biasanya ia pembicara yang fasih

19 http://kosegusite.blogspot.com/2011/06/kata-pengantar-alhamdulillah-segala.html

8. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada

menuliskannya

9. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik

10.Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang

melibatkan Visual

11.Berbicara dalam irama yang terpola

12.Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama

dan warna suara

13.Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan

sesuatu dengan panjang lebar.

14.Lebih menyukai music dari pada seni lukis atau seni

dengan hasil tiga dimensi.20

15.Meski kesulitan dalam menulis tapi hebat dalam

bercerita.21

16.Suka mendengar radio, musik, sandiwara drama atau

lakon, debat. (anak-anak auditori suka cerita yang

dibacakan kepadanya dengan berbagai ekspresi).

17.Ingat dengan baik nama orang. Bagus dalam mengingat

fakta, suka berbicara dan punya perbendaharaan kata

yang luas.

18.Menerima dan memberikan penjelasan arah dengan kata-

kata (verbal) serta senang menerima instruksi secara

verbal.

20 Suryono dan Haryono, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2011) hlm 152

21 Boby Deporter dan Mike Hernacki, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman danMenyenangkan. (Bandung: Kaifa, 1999) hlm 113

19.Mengungkapkan emosi secara verbal melalui perubahan

nada bicara atau vokal.

20.Menggunakan kata-kata dan ungkapan-ungkapan seperti:

kedengarannya benar, membangkitkan lonceng, mendengar

apa yang anda katakan seperti musik bagi telinga saya,

ceritakan,dengarkan, pesan tersembunyi (tersirat),

lantang dan jelas, omong kosong, alasan/ nalar, lebih

dari cukup, teguran, ungkapkan diri anda, jaga lidah

anda, cara berbicara, memberi perhatian,berkata benar.

21.Aktivitas kreatif: menyanyi, mendongeng (mengobrol apa

saja), bermain musik,membuat cerita lucu, berdebat dan

berfilosofi.

22.Menangani proyek-proyek dengan berpijak pada prosedur,

memperdebatkan masalah, mengatasi solusi verbal.

23.Berbicara dengan kecepatan sedang, suka bicara bahkan

di dalam kelas.

24.Dalam keadaan diam suka bercakap-cakap dengan dirinya

sendiri.atau bersenandung.

25.Suka menjalankan bisnis melalui telepon

26.Merespon lebih baik tatkala mendengar informasi

daripada membaca.

b. Strategi untuk mempermudah proses belajar anak audio:

1) Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik

di dalam kelas maupun di dalam keluarga.

2) Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan

keras.

3) Gunakan musik untuk mengajarkan anak.

4) Diskusikan ide dengan anak secara verbal.

5) Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset

dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.22

6) Mengingat apa yang dramatik, misalnya pakaian warna

pastel, lembut mungkin cantik, namun mungkin tidak

mudah dikenang atau diingat.

7) jika suatu pesan kritis atau sulit, coba baca pesan itu

keras-keras dengan dramatis. Anda dapat menggunakan

action asing atau membisikkannya

8) Memberi tekanan auditori ini pada suatu bahan yang

sedang kita pelajari akan membantu melekatnya pada

pikiran anda.23

3.Kinestetik

Belajar melalui aktifitas fisik dan keterlibatan langsung.

suka “menangani”, bergerak, menyentuh dan merasakan.

a. Ciri-Ciri gaya belajar Kinestetik

1) Berbicara dengan perlahan menanggapi perhatian fisik

2) Menanggapi perhatian fisik

3) Menyentuh orang untuk mendapat perhatian mereka

4) Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang orang

5) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak

6) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat

22 Fokus CM 31, Mengenal Tipe Gaya Belajar, (Jakarta: Wikipedia, 2008)23 Colin Rose, Cara Belajar Cepat Abad XXI , (Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia,2002) hlm 137

7) Belajar melalui memanipulasi (mengembangkan data atau

fakta) dan praktik

8) Tidak dapat duduk diam dengan waktu yang lama

9) Banyak menggunakan isyarat tubuh

10)Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca.24

11)Otot – otot besarnya berkembang

12)Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi

13)Ingin melakukan segala sesuatu

14)Tidak dapat mengingat letak geografi, kecuali jika ia

pernah datang ke tempat tersebut

15)Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot,

mencerminkan aksi dan gerak tubuh saat membaca sebagai

manifestasi penghayatan terhadap apa yang di baca

16)Kemungkinan memilki tulisan yang jelek

17)Menyukai permainan yang membuat sibuk.25

18)Menyukai kegiatan aktif, baik sosial maupun olahraga,

seperti menari dan lintas alam.

19)Mengungkapkan emosi melalui bahasa tubuh, gerak

20)Menggunakan kata dan ungkapan seperti: merasa,

menyentuh menangani, mulai dari awal, meraba, memegang,

memetik, bergandeng tangan, mengatasi dan menahan.

21)Aktifitas kreatif, kerajinan tangan, berkebun, menari,

dan berolahraga.

24 Boby Deporter dan Mike Hernacki, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman danMenyenangkan. (Bandung: Kaifa, 1999) hlm 114-115

25 Suryono dan Haryono, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2011) hlm 152-153

22)Menangani proyek langlah demi langkah, serta suka

menggulung lengan bajunya dan terlibat secara aktif.

23)Berbicara agak lambat.

b. Suka melakukan urusan seraya mengerjakan sesuatu, suka

berjalan-jalan.26

c. Strategi untuk mempermudah proses belajar anak

kinestetik:

1) Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.

2) Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi

lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil

bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar

konsep baru).

3) Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat

belajar.

4) Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting

dalam bacaan.

5) Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.27

6) Eksperimen tentang seberapa banyak anda membutuhkan

suatu elemen fisik bagi cara anda menyerap informasi.28

C. Pengaruh Gaya Belajar Dengan Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang baik pasti ditentukan oleh bagaimana

proses belajar dia untuk menuju hasil prestasi yang baik pula.

Proses atau gaya belajar pasti berbeda-beda dan masing-masing26 Colin Rose, Cara Belajar Cepat Abad XXI , (Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia,2002) hlm 139-14027 http://kosegusite.blogspot.com/2011/06/kata-pengantar-alhamdulillah-segala.html 28 Colin Rose, Cara Belajar Cepat Abad XXI , (Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia,2002) hlm 142

gaya belajar memiliki nilai positif dan negatif begitu juga

dengan dampaknya kepada orang tersebut dan di sekelilingnya.

Memang betul ada pola belajar yang tidak baik dan karena itu

menghasilkan prestasi belajar yang buruk tetapi kalau pola

belajar baik sudah dijamin mendapat hasil yang memuaskan. Mutu

pendidikan pun juga mempengaruhi kelangsungan pola belajar

seorang murid begitu juga dengan lingkungan murid tersebut.

Tetapi yang paling mempengaruhi pola belajar terhadap prestasi

belajar adalah murid itu sendiri. Jika dia punya motivasi yang

tinggi untuk mengembangkan pola belajar maka pola belajar

tersebut akan membaik dan hasil prestasinya pun juga akan

membaik. Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak.

Jika diberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya,

anak dapat berkembang dengan lebih baik. Gaya belajar otomatis

tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang

mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda.

Rahasia keberhasilan pembelajaran terletak pada pengenalan

seseorang terhadap dirinya sendiri, kesesuaian gaya mengajar

dan gaya belajar, potensinya, dan konsekwensi yang

ditimbulkannya. Pengalaman di Swedia dan Selandia Baru,

sekolah yang telah menerapkan gaya belajar menunjukkan

perubahan, antara lain; disiplin membaik, prestasi akademik

meningkat, kerjasama staf juga lebih baik, komunikasi lebih

lancar, minat orang tua dalam pembelajaran meningkat.

Kenyataannya, hampir semua murid yang berprestasi rendah

adalah murid yang gaya belajarnya tidak cocok dengan gaya

mengajar guru di sekolah.29

D. Dampak Gaya Belajar terhadap pendidikan

Dampak gaya belajar kepada pendidikan secara umum terkait

dengan apa yang harus dilakukan guru terhadap materi

pembelajaran (kurikulum), pengajaran, dan penilaian sebagai

tolak ukur keberhasilan pembelajaran. Guru harus

memperhatikan kesesuaian antara metode pengajaran dengan gaya

belajar. Guru wajib menganali gaya belajar setiap siswanya

kemudian dilihat mana gaya belajar yang paling dominan, hal

itulah yang harus disesuaikan dengan metode pengajarannya.

Walaupun kelompok minoritas dari gaya belajar tidak dapat

menyesuaikan gaya belajarnya dengan yang lain diharapkan bisa

mengikuti gaya belajar siswa yang lain dan guru bisa

menerapkan semua metode pembelajran yang tetap membuat anak

merasa nyaman dengan gaya belajarnya. Peranan guru harus

tetap dijaga.

Kurikulum: guru harus memberikan penekanan kepada

intuisi, perasaan, pengindraan, dan imajinasi siswa

sebagai pelengkap dari peningkatan keterampilan

tradisional seperti menganalisis, menalar, dan memecahkan

masalah secara urut.

Pengajaran: guru wajib merencanakan metode

pembelajarannya sesuai dengan berbagai gaya belajar

siswa, menggunakan berbagai kombinasi seperti pengalaman,

29 Suryono dan Haryono, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2011) hlm163

refleksi, konseptualisasi, dan eksperimentasi. Guru dapat

memperkenalkan berbagai unsur pengalaman kedalam kelas

misalnya dengan bunyi-bunyian, music, gambar visual,

gerakan-gerakan, pengalaman dan bahkan percakapan.

Penilaian: guru wajib menerapkan berbagai tekhnik

penilaian yang berfokus kepada pengmbangan kapasitas

totalitas otak dan berbagai gaya belajar yang berbeda-

beda. Dalam tes bahasa misalnya di samping digunakan tes

tulis juga tes lisan serta listening comprehension.30

E. Manfaat Gaya Belajar Murid Bagi Guru

Dengan mengetahui gaya belajar siswa guru dapat

menyesuaikan gaya mengajaranya dengan kebutuhan siswa,

misalnya dengan menggunakan berbagai gaya mengajar sehingga

muri-murid semuanya dapat memperoleh cara yang efektif

baginya. Khususnya jika akan dijalankan pengajaran individual,

gaya belajar murid perlu diketahui. Agar dapat memperhatikan

gaya belajar siswa, guru harus menguasai keterampilan dalam

berbagai gaya mengajar dan harus sanggup menjalankan berbagai

peranan, misalnya sebagai ahli bahan pelajaran, sumber

infrmasi, instruktur, pengatur pelajaran dan evaluator. Ia

harus sanggup menentukan metode mengajar belajar yang paling

serasi, bahan yang sebaiknya dipelajari secara individual

menurut gaya belajar masinga-masing, serta bahan untuk seluruh

kelas.31 30 Suryono dan Haryono, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2011) hlm 163-164

31 Nasution, Berbagai Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010 ) hlm 115

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Gaya belajar adalah suatu tingkah laku, sikap dan cirri

kebiasaan yang kita sukai atau yang kita lakukan secara

continue dalam proses berinteraksi dengan lingkungan yang

kemudian akan memberikan informasi dan pemahaman.

Terdapat tiga tipe gaya belajar yang biasanya sering

menjadi cirri seorang dalam belajar yang mana juga terdapat

strategi bagaimana seorang guru menghadapi tipe gaya belajar

siswa yang berbeda-beda antar individu. Adapaun gaya belajar

tersebut yaitu visual (cenderung belajar melalui apa yang

mereka lihat), auditorial (belajar melalui apa yang mereka

dengar) dan kinestetik (belajar melalui gerak dan sentuhan).

Prestasi belajar masih tetap menjadi indikator untuk menilai

tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar.

Rahasia keberhasilan pembelajaran terletak pada pengenalan

seseorang terhadap dirinya sendiri, kesesuaian gaya mengajar

dan gaya belajar, potensinya, dan konsekuensi yang

ditimbulkannya. Gaya belajar yang berbeda-beda dari masing-

masing individu mempunyai dampak kepada pendidikan secara umum

terkait dengan apa yang harus dilakukan guru terhadap materi

pembelajaran (kurikulum), pengajaran, dan penilaian sebagai

tolak ukur keberhasilan pembelajaran.

Selain hal di atas, dengan mengetahui gaya belajar siswa,

guru dapat menyesuaikan gaya mengajaranya dengan kebutuhan

siswa, misalnya dengan menggunakan berbagai gaya mengajar

sehingga muri-murid semuanya dapat memperoleh cara yang

efektif baginya dan bisa mendpatkan informasi dan pemahaman

yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Boby Deporter dan Mike Hernacki. 1999. Quantum Learning Membiasakan

Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Dalyono. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen pendidikan nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka

Cipta.

Fokus CM 31. 2008. Mengenal Tipe Gaya Belajar, Jakarta: Wikipedia.

Gunawan, Adi. 2004.Genius Learning Strategy Petunjuk Proses Mengajar,

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

http://kosegusite.blogspot.com/2011/06/kata-pengantar-

alhamdulillah-segala.html

http://www.padepokan-ilmu.co.cc/2010/12/gaya-belajar-siswa.html

http://www.pontianakpost.com/?mib=berita.detail&id=38110

Mulyani dan Syaodih N. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Nasution. 2010. Berbagai Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar,

Jakarta: Bumi Aksara.

Rose, Colin. 2002. Cara Belajar Cepat Abad XXI. Bandung: Yayasan Nuansa

Cendekia.

Suryono dan Haryono. 2011. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep

Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syah, Muhibbin. 1999. Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Wacana Ilmu

Bumi Aksara.

Uno, Hamzah B. 2008. Orientasi Dalam Pengembangan Psikologi Pendidikan,

Jakarta: Aksara.

Winkel SJ, W.S. 1987. Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia.