Tulangan Geser
Transcript of Tulangan Geser
X - 1
BAB X
PERENCANAAN GESER UNTUK BETON PRATEGANG
X.1. Pendahuluan
Bab ini membahas prosedur untuk desain penampang beton
prategang yang harus menahan gaya-gaya geser yang diakibatkan
oleh beban luar. Karena kekuatan beton dalam menahan tarik
sangat jauh lebih kecil daripada kuat tekan, maka desain untuk
geser menjadi hal yang penting pada semua jenis struktur
beton.
Perilaku balok beton prategang pada saat gagal akibat geser
ataupun gabungan geser dan torsi sangat berbeda dengan
perilaku lentur, balok tersebut gagal secara tiba-tiba tanpa
adanya peringatan sebelumnya yang memadai, dan retak diagonal
yang terjadi sangat jauh lebih besar dari pada retak lentur.
Gaya geser dapat menimbulkan tegangan geser yang dapat
menimbulkan tegangan tarik utama di penampang kritis yang
dapat melebihi kuat tarik beton.
Tegangan geser pada balok biasa disebabkan oleh kombinasi
momen dan beban eksternal, bukan akibat geser langsung ataupun
torsi murni. Hal ini akan menimbulkan tarik diagonal atau
tegangan geser lentur di komponen struktur tersebut.
X.2. Perilaku Balok Homogen yang Mengalami Geser
Tinjaulah dua elemen yang sangat kecil A1 dan A2 dari balok
persegi panjang dalam Gambar X.1.(a) yang terbuat dari
material homogen, isotropis dan elastis linier. Gambar X.1.(b)
menunjukkan distribusi tegangan lentur dan tegangan geser di
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MTBETON PRATEGANG
X - 2
seluruh tinggi penampang. Tegangan normal tarik ft dan tegangan
geser v adalah nilai-nilai di elemen A1 pada bidang a1-a1 pada
jarak y dari sumbu netral.
(a)
(b)
Gambar X.1. Distribusi Tegangan pada Balok Persegi Panjang
Homogen
Sehingga diperoleh persamaan tegangan normal f dan tegangan
geser v untuk elemen A1 adalah :
............................... (X-1)
dan
............................... (X-2)
dimana :
M : Momen lentur pada potongan a1 - a1
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MTBETON PRATEGANG
X - 3
V : Gaya geser pada potongan a1 - a1
A : Luas bagian penampang di bidang yang melelui pusat
berat elemen A1
y : Jarak dari elemen yang ditinjau ke sumbu netral
: Jarak titik ke titik pusat A ke sumbu netral
I : Momen inersia penampang
Q : Momen statis bagian penempang di atas atau di bawah
level yang ditinjau ke sumbu netral
b : Lebar balok
(a) Kondisi Tegangan di Elemen A1
(b) Representasi Lingkaran Mohr, Elemen A1
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MTBETON PRATEGANG
X - 4
(c) Kondisi Tegangan di Elemen A2
(d) Representasi Lingkaran Mohr, Elemen A2
Gambar X.2. Kondisi Tegangan pada Elemen A1 dan A2
Gambar X.2 menunjukkan tegangan internal yang bekerja di
elemen kecil A1 dan A2. Dengan menggunakan lingkaran Mohr dalam
Gambar X.2.b, tegangan utama untuk elemen A1 di zona tarik di
bawah sumbu netral adalah
; tarik
utama ............................... (X-3a)
; tekan
utama ............................... (X-3b)
dan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MTBETON PRATEGANG
X - 5
............................... (X-3c)
X.3. Perilaku Balok Beton sebagai Penampang Nonhomogen
Tegangan tekan fc di elemen A2 dalam Gambar X.2.b di atas sumbu
netral mencegah retak, karena tegangan utama maksimum di
elemen tersebut berupa tegangan tekan. Untuk elemen A1 yang
terletak di bawah sumbu netral, tegangan utama maksimum adalah
tarik sehingga retak dapat terjadi. Untuk penampang yang
semakin mendekati tumpuan, momen lentur dan tegangan ft
berkurang, yang diikuti dengan bertambahnya tegangan geser.
Tegangan utama ft(maks) tarik bekerja pada bidang sekitar 45o
terhadap normal penampang di dekat tumpuan seperti terlihat
pada Gambar X.3. Karena kuat tarik beton rendah, maka retak
diagonal timbul di bidang yang tegak lurus dengan bidang tarik
utama, itu sebabnya retak tersebut disebut retak tarik
diagonal. Untuk mencegah terbukanya retak tersebut, penulangan
tarik diagonal khusus harus digunakan.
Jika ft di dekat tumpuan dalam Gambar X.3 diasumsikan sama
dengan nol, maka elemennya akan mendekati keadaan geser murni
dan tegangan tarik utama akan sama dengan tegangan geser v di
bidang 45o. Tegangan tarik diagonal inilah yang menimbulkan
retak miring.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MTBETON PRATEGANG
X - 6
Gambar X.3. Trajektori Tegangan Utama pada Balok Isotropik
Homogen
(garis putus = trajektori tarik, garis penuh = trajektori
tekan)
X.4. Balok Beton Tanpa Penulangan Tarik Diagonal
Di daerah dengan momen lentur besar, retak terjadi dengan arah
hampir tegak lurus terhadap sumbu balok, dan disebut retak
lentur. Sedangkan di daerah dengan geser besar akibat tarik
diagonal, retak miring terjadi sebagai kelanjutan dari retak
lentur, dan disebut retak geser lentur. Gambar XI.4
menunjukkan jenis-jenis retak yang dapat terjadi pada balok
beton bertulang tanpa atau dengan penulangan tarik diagonal
yang memadai.
Gambar X.4. Kategori Retak
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MTBETON PRATEGANG
X - 7
Pada balok prategang, hampir semua penampangnya mengalami
tekan pada kondisi beban kerja. Dari Gambar X.2.c dan d,
tegangan utama untuk elemen A2 adalah
; tarik
utama ............................... (X-4a)
; tekan
utama............................... (X-4b)
dan
............................... (X-4c)
X.5. Ragam Kegagalan Balok tanpa Penulangan Tarik Diagonal
Kelangsingan suatu balok, yaitu rasio bentang geser terhadap
tinggi, menentukan ragam kegagalan balok tersebut. Gambar X.5
menunjukkan secara skematis pola kegagalan untuk berbagai
rasio kelangsingan.
(a). Kegagalan Lentur
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MTBETON PRATEGANG
X - 8
(b). Kegagalan Tarik Diagonal (Geser Lentur)
(c). Kegagalan Tekan Geser (Geser Badan)
Gambar X.5. Pola Kegagalan sebagai Fungsi dari Kelangsingan
Balok
Bentang geser a untuk beban terpusat adalah jarak antara titik
tangkap beban dan muka tumpuan. Untuk beban terbagi rata,
bentang geser Ic adalah bentang balok bersih.
Pada dasarnya ada tiga ragam kegagalan yang dapat terjadi,
yaitu kegagalan lentur, kegagalan tarik diagonal dan kegagalan
tekan geser (kegagalan web). Semaikin langsing suatu balok,
semakin besar kemungkinan balok tersebut berperilaku lentur.
X.6. Tegangan Utama dan Tegangan Geser di Balok Prategang
Geser lentur di balok beton prategang meliputi efek gaya
prategang tekan eksternal yang harus dimiliki oleh balok beton
bertulang. Komponen vertikal gaya tendon prategang mengurangi
gaya geser vertikal yang diakibatkan oleh gaya transversal
eksternal dan beban transversal netto yang dialami suatu balok
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MTBETON PRATEGANG
X - 9
jauh lebih kecil pada balok prategang dibandingkan dengan
balok beton bertulang.
Selain itu, gaya tekan dari tendon prategang, bahkan di dalam
tendon lurus, sangat mengurangi efek tegangan lentur tarik,
sehingga besarnya retak lentur di komponen struktur beton
prategang berkurang. Dengan demikian, gaya geser dan tegangan
utama yang dihasilkannya pada balok prategang sangat jauh
lebih kecil dari pada tegangan dan gaya geser pada balok beton
bertulang. Gambar X.6. mengilustrasikan kontribusi komponen
gaya vertikal gaya tendon pada bagian penyeimbang atau
sebagian besar dari gaya vertikal V yang ditimbulkan oleh
beban transversal eksternal. Gaya geser netto Vc yang dipikul
oleh beton adalah
............................... (X-5)
Tegangan geser netto v pada setiap kedalaman penampang adalah
............................... (X-6)
Distribusi tegangan serat tekan fc akibat momen lentur
eksternal adalah
............................... (X-7)
dan tegangan tarik utama adalah
............................... (X-8)
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MTBETON PRATEGANG
X - 10
Gambar X.6. Beban Penyeimbang untuk Melawan Geser Vertikal
(a). Balok dengan Tendon Berbentuk Harped; (b) Balok dengan
Tendon Berbentuk Drapped; (c). Vektor geser Internal akibat
Gaya Prategang, P;
(d) Vektor geser Internal akibat Gaya Eksternal, w
X.7. Kekuatan Geser Lentur Vci
Untuk mendesain terhadap geser, perlu ditentukan apakah geser
lentur atau geser badan menentukan pemilihan kuat geser beton
Vc. Retak miring yang stabil pada jarak d/2 dari retak lentur
yang terjadi pada taraf beban retak pertama secara geser
lentur ditunjukkan dalam Gambar X.7.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MTBETON PRATEGANG
X - 11
Gambar X.7. Pertumbuhan Retak Geser Lentur
(a). Jenis dan Pola Retak; (b). Diagram Geser Akibat Beban
Eksternal dengan Ordinat Gaya Geser Friksi Vcr di potongan 2;
(c). Diagram Momen dengan Ordinat Momen Retak Pertama Mcr di
potongan 2
Jika tinggi efektif adalah dp, maka tinggi dari serat tekan ke
pusat berat baja prategang longitudinal, maka perubahan momen
antara potongan 2 dan 3 adalah :
............................... (X-9a)
Atau
............................... (X-9b)
dimana :
V adalah geser di penampang yang ditinjau
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MTBETON PRATEGANG
X - 12
Jadi, geser vertikal total yang bekerja di bidang 2 dalam
Gambar X.7 adalah
............................
... (X-10)
dimana : Vd adalah geser vertikal akibat berat sendiri.
Komponen vertikal Vp dari gaya prategang karena kecilnya
diabaikan dalam persamaan (X-10)di sepanjang bentang dimana
tendon prategang tidak terlalu curam
Nilai V dalam persamaan (X-10) merupakan gaya geser terfaktor
Vi di penampang yang ditinjau akibat beban eksternal yang
terjadi secara simultan dengan momen maksimum MmaXI yang
terjadi di tengah penampang tersebut, yaitu :
.............................
.. (X-11)
dimana :
Nilai dp diambil terbesar dari dp dan 0.8 h.
fce : Tegangan tekan di beton sesudah terjadinya semua
kehilangan di serat ekstrim penampang dimana beban
eksternal menyebabkan terjadinya tegangan tarik fce menjadi
untuk tegangan di pusat berat penampang
Vd : Gaya geser di penampang akibat beban mati tak terfaktor
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MTBETON PRATEGANG
X - 13
Vci : Kuat geser nominal yang diberikan oleh beton pada saat
terjadi retak tarik diagonal akibat gabungan gaya geser
vertikal dan momen
Vi : Gaya geser terfaktor di penampang akibat beban eksternal
yang terjadi secara simultan dengan Mmaks
Persamaan untuk Mcr, yaitu momen yang menyebabkan retak lentur
akibat beban eksternal, dinyatakan dengan
............................... (X-12)
dimana :
fce : Tegangan tekan beton akibat tekanan efektif sesudah
terjadinya kehilangan di serat ekstrim penampang dimana
tegangan tarik ditimbulkan oleh beban eksternal, dalam
satuan psi. Di pusat beton
fd : Tegangan akibat beban mati tak terfaktor di serat
ekstrim penampang yang ditimbulkan oleh berat sendiri
saja dimana tegangan tarik diakibatkan oleh beban
eksternal, psi
yt : Jarak dari sumbu berat ke titik ekstrim
Mcr : Bagian dari momen akibat beban hidup yang bekerja
yang menimbulkan retak. Untuk mudahnya, Ic/Iy dapat
digantikan dengan Sb
X.8. Kuat Geser-Badan (Vcw)
Retak geser badan pada balok prategang disebabkan oleh
tegangan tak tertentu yang dapat dengan baik dievaluasi dengan
menghitung tegangan tarik utama di bidang kritis. Tegangan
geser vc dapat didefinisikan sebagai tegangan geser badan vcw
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MTBETON PRATEGANG
X - 14
dan mencapai maksimum di dekat pusat berat penampang cgc
dimana retak diagonal aktual terbentuk.
Adapun persamaan yang digunakan untuk menghitung kuat geser
nominal Vcw yang diberikan oleh beton apabila terjadi retak
diagonal yang diakibatkan tegangan tarik utama di badan adalah
............................... (X-
13)
dimana :
fpc : Tegangan tekan pada beton (setelah memperhitungkan
semua kehilangan prategang) pada titik berat penampang
yang menahan beban luar atau pada pertemuan antara badan
dan flens, jika titik berat terletak pada flens.
Vp : Komponen vertikal dari prategang efektif di penampang
yang berkontribusi dalam menambahkan kekuatan lentur
dp : Jarak dari serat tekan ekstrim ke pusat berat baja
prategang atau 0.8h manapun yang terkecil
X.9. Penulangan Geser Badan
Untuk mencegah terjadinya retak diagonal pada komponen
struktur prategang, apakah akibat aksi geser badan atau geser
lentur, penulangan harus digunakan. Penulangan geser pada
dasarnya melakukan empat fungsi utama, yaitu :
1. Penulangan tersebut memikul sebagian gaya geser terfaktor
eksternal Vu
2. Penulangan tersebut membatasi perambatan retak diagonal
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MTBETON PRATEGANG
X - 15
3. Penulangan tersebut menahan posisi batang tulangan utama
longitudinal agar dapat memberikan kapasitas pasak yang
dibutuhkan untuk memikul beban lentur
4. Penulangan tersebut memberikan pengekangan terhadap beton
di daerah tekan jika sengkang yang digunakan adalah
sengkang tertutup
X.10. Pembatasan Ukuran dan Jarak Sengkang
Agar setiap retak diagonal potensial dapat ditahan oleh
sengkang vertikal, maka pembatasan jarak maksimum untuk
sengkang vertikal harus diterapkan sebagai berikut :
1. smaXI ¾ h 600 mm, dimana h adalah tinggi total penampang
2. Jika , jarak maksimum di (a) harus dibagi 2
3. Jika , perbesar penampang
4. Jika , luas minimum tulangan geser harus
digunakan
Luas ini dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
Jika gaya prategang efektif Pe sama atau lebih besar
daripada 40% dari kuat tarik penulangan lentur, maka
persamaan
Yang menghasilkan luas minimum perlu Av yang lebih kecil,
dapat digunakan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MTBETON PRATEGANG
X - 16
5. Agar efektif, penulangan badan harus mampu memberikan
panjang penyaluran penuh yang dibutuhkan. Ini berarti bahwa
sengkang atau jaring tulangan harus masuk ke daerah tekan
dan tarik, dikurangi persyaratan selimut bersih beton dan
dibengkokkan 90o atau 135o pada sisi tekan
X.11. Prosedur Desain Penulangan Badan Terhadap Geser
Berikut ini adalah rangkuman urutan langkah desain yang
disarankan
1. Tentukan nilai kuat geser nominal yang dibutuhkan
pada jarak dari muka tumpuan.
2. Hitunglah kuat geser nominal Vc yang dimiliki badan dengan
menggunakan salah satu dari dua metode berikut :
(a). Metode Alternatif
fpe > 0.4 fpu
dimana dan dan Vu
dihitung pada penampang yang sama dimana Mu ditinjau.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MTBETON PRATEGANG
X - 17
(b). Analisis lebih rinci, dimana nilai Vc diambil nilai
terkecil diantara Vci (retak geser akibat lentur) dan Vcw
(retak geser badan )
dimana :
Nilai dp diambil terbesar dari dp dan 0.8 h.
Vi : Gaya geser terfaktor di penampang akibat beban
eksternal yang terjadi secara simultan dengan Mmax
fce : Tegangan tekan di beton sesudah terjadinya semua
kehilangan di serat ekstrim penampang dimana beban
eksternal menyebabkan terjadinya tegangan tarik fce
menjadi untuk tegangan di pusat berat penampang
3. Jika , tulangan sengkang tidak dibutuhkan.
Jika , gunakan tulangan minimum.
Jika dan , desain baja
tulangan sengkang.
Jika atau jika ,
besarkan penampang
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MTBETON PRATEGANG
X - 18
4. Hitunglah penulangan badan minimum. Jaraknya adalah s
0.75 h atau 600 mm, diambil nilai terkecil
(konservatif)
Jika fpe ≥ 0.4 fpu, nilai Av minimum yang lebih konservatif
adalah nilai yang terkecil diantara :
Dimana dp ≥ 0.8 h, dan
5. Hitunglah ukuran penulangan sengkang yang dibutuhkan dan
jaraknya.
Jika , maka jarak sengkang s adalah
yang dibutuhkan berdasarkan rumus desain dalam langkah 6.
Jika , maka jarak sengkang s adalah
setengah dari jarak yang dibutuhkan oleh rumus desain dalam
langkah 6.
6.
dimana dari langkah 4
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MTBETON PRATEGANG
X - 20
Gambar X.8. Bagan Alir untuk Penulangan Geser Badan
Contoh Soal
Desainlah balok prategang pasca tarik seperti terlihat dalam
gambar, agar aman terhadap kegagalan geser!
Adapun data-data yang digunakan adalah :
fpu = 1860 MPa
fy = 400 MPa
fpe = 1070 MPa
= 35 MPa
Aps = 13 tendon 7 kawat berdiameter ½ inchi
= 13 x 0.153 inchi = 1.989 inchi2 = 1283.22 mm2
As = 4 D19 = 1134.115 mm2
Panjang bentang, L = 20 m
WL kerja = 16 kN/m
WSD kerja = 1.5 kN/m
WD kerja = 5.75 kN/m
h = 1016 mm
dp = 918.464 mm
d = 955.04 mm
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MTBETON PRATEGANG
X - 21
bw = 152.4 mm
ec = 381 mm
ee = 317.5 mm
Ic = 2.943 x 1010 mm4
Ac = 243225.32 mm2
= 120998.92 mm2
cb = 478.54 mm
ca = 537.46 mm
Pe = 1371.19 kN
Penyelesaian :
Beban terfaktor, Wu = 1.2 D + 1.6 L = (1.2 x (1.5 + 5.75)) +
(1.6 x 16)
= 34.3 kN/m
Gaya geser di muka tumpuan, kN
Vn yang dibutuhkan = kN
Kuat geser nominal pada daerah kritis ( dari muka
tumpuan)
mm
kN
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MTBETON PRATEGANG
X - 22
Vu di : kN
Cek :
dapat menggunakan metoda Alternatif dan Rinci
METODA ALTERNATIF
dp = 918.464 mm
0.8 h = 0.8 x 1016 = 812.8 mm
Karena dp > 0.8 h, maka digunakan dp = 918.464 mm
Momen ultimit di
Mu = kNm
> 1, maka
digunakan
Syarat batas Vc
kN
kN
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MTBETON PRATEGANG
X - 23
Maka :
kN > kN
digunakan : Vc = Vcmax = 331.239 kN
Cek :
436.328 kN > 165.619 kN → Tulangan geser badan
dibutuhkan
kN
kN > Vs
= 105.089 kN
Tinggi penampang sudah memadai
Tulangan Badan Minimum
Karena fpe > 0.4 fpu, maka :
→
mm2/mm
dan
→
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MTBETON PRATEGANG
X - 24
mm2/mm
Maka digunakan mm2/mm (diambil terkecil)
Tulangan Badan yang dibutuhkan
mm2/mm
Digunakan diameter sengkang D10
As = 0.25 x x 102 = 78.54 mm2
mm < 600 mm < (0.75 x 1016) mm
Cek :
kN
Jadi s/2 tidak perlu digunakan
Maka tulangan badan yang digunakan adalah D10-500 mm
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MTBETON PRATEGANG
X - 25
METODA RINCI
Retak geser akibat lentur (Vi)
dimana :
Eksentrisitas tendon di adalah :
mm
sehingga :
N
Beban mati tidak terfaktor akibat berat sendiri adalah
WD = 5.75 kN/m
kNm
Tegangan akibat beban mati tak terfaktor di serat beton
ekstrim, dimana tegangan tarik ditimbulkan akibat beban
eksternal adalah :
N
Sehingga :
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MTBETON PRATEGANG
X - 26
kNm
Gaya geser akibat berat sendiri di adalah
kN
Diketahui beban kerja tambahan :
WL kerja = 16 kN/m
WSD kerja = 1.5 kN/m
kN/m
Gaya geser terfaktor di penampang tersebut akibat beban
eksternal yang bekerja secar simultan dengan Mmaks adalah :
kN
kNm
Maka :
Retak geser badan (Vcw)
MPa
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MTBETON PRATEGANG
X - 27
Vp = Komponen vertikal gaya prategang di penampang
kN
Maka :
kN
Nilai Vc diambil sebagai nilai terkecil diantara Vci dan Vcw
Dalam hal ini, nilai retak geser lebih menentukan, sehingga
Vc = Vcw = 494.07 kN
Jika dibandingkan dengan metoda alternatif, dimana Vc =
331.239 kN, maka metoda rinci lebih konservatif hasilnya.
Cek : → tulangan geser badan
dibutuhkan
kN → digunakan
tulangan geser minimum
Tulangan Badan Minimum
Karena fpe > 0.4 fpu, maka :
→
mm2/mm
dan
→
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MTBETON PRATEGANG
X - 28
mm2/mm
Maka digunakan mm2/mm (diambil terkecil)
Tulangan Badan yang dibutuhkan
mm2/mm
Digunakan diameter sengkang D10
As = 0.25 x x 102 = 78.54 mm2
mm < 600 mm < (0.75 x 1016) mm
Cek :
kN
Jadi s/2 tidak perlu digunakan
Maka tulangan badan yang digunakan adalah D10-500 mm
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MTBETON PRATEGANG